EFEK PEMBERITAAN ISLAMPHOBIA DI OKEZONE.COM …

144
EFEK PEMBERITAAN ISLAMPHOBIA DI OKEZONE.COM TERHADAP TINGKAT KETAKUTAN MAHASISWA UNIKA ATMA JAYA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Linda Fazria NIM: 1113051000001 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Transcript of EFEK PEMBERITAAN ISLAMPHOBIA DI OKEZONE.COM …

EFEK PEMBERITAAN ISLAMPHOBIA DI OKEZONE.COM TERHADAP

TINGKAT KETAKUTAN MAHASISWA UNIKA ATMA JAYA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Linda Fazria

NIM: 1113051000001

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

i

ii

iii

ABSTRAK

Linda Fazria, NIM: 1113051000001, Efek Pemberitaan Islamphobia Di

Okezone.com Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa UNIKA Atma Jaya,

di bawah bimbingan Artiarini Puspita Arwan, M.Psi.

Berita merupakan laporan berupa fakta atau ide yang benar-benar dapat

menarik perhatian para pembaca. Berita juga diartikan sebagai informasi baru

yang disajikan dalam pembacaan atau penulisannya yang jelas, aktual dan

menarik. Salah satunya mengenai pemberitaan terkait keagamaan yaitu

Islamphobia yang menjadi perbincangan masyarakat luar negeri. Islamphobia

merupakan rasa takut yang tidak wajar terhadap agama Islam. Banyaknya

pemberitaan yang meng-expose tentang kekerasan dan mengakibatkan munculnya

ketakutan serta persepsi buruk tentang agama Islam yang terlihat dari tragedi-

tragedi kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang yang menganut agama Islam.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka muncul pertanyaan peneliti.

Pertama, Apakah pemberitaan Islamphobia di Okezone.com berpengaruh terhadap

tingkat ketakutan mahasiswa non Muslim Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya?. Kedua, seberapa besar tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya setelah membaca pemberitaan Islamphobia?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori uses and

effect yang dikemukakan oleh Sven Windalh (1979). Uses and effect menjelaskan

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakter individu,

harapan dan persepsi terhadap media, serta akan membawa indidvidu kepada

keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media. Penulis

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan kuesioner sebagai

alat pengumpulan data.

Penulis menggunakan One-Group Pretest dan Posttest sebagai desain dari

penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling insidental

menggunakan rumus Slovin. Uji normalitas menggunakan Komogorov-Smirnov

untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.

Dan hasil kuesioner kemudian diolah menggunakan Paired Sample T-Test untuk

mencari perbandingan mean perbedaan tingkat ketakutan mahasiswa Universitas

Katolik Indonesia Atma Jaya setelah terpapar berita Islamphobia di Okezone.com.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tidak ada

perbedaan tingkat ketakutan yang signifikan sebelum dan setelah terpapar berita

Islamphobia. Hal tersebut terlihat dari hasil uji Paired Samples T-Test

menggunakan SPSS 16 dan mendapatkan hasil nilai thitung sebesar -2.301 dengan

sig 0.023 dan probabilitas sig < 0.05. Dan dapat disimpukan bahwa Ho diterima

dan Ha ditolak.

Kata Kunci : Islamphobia, Okezone.com, Uses and Effect.

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT.

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Terpaan

Pemberitaan Islamphobia Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari dalam skripsi ini

masih terdapat kekurangan karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis

memiliki. Namun berkat adanya dorongan semangat dan bantuan dari berbagai

pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis

ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.Ag.

2. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil

Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Roudhonah

M. Ag, dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan

Kerjasama Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Dr.Suhaimi, M.Si.

v

3. Ketua Konsesntrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis Ridho, M. Si dan

Sekertaris Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,

MA.

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Artiarini Puspita Arwan, M.Psi yang telah

begitu sabar membimbing penulis menyelesaikan skirpsi di tengah

kesibukannya yang sangat padat.

5. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Fatmawati, MA yang telah

memberikan bimbingan untuk memilih judul skripsi penulis.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Pimpinan dan para staf perpustakaan Fakultas FDIK dan petugas

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ayahanda Nasir Sugiar S.Sos dan Ibunda Enan Sulastri kedua orang tua

yang tidak pernah berhenti memberikan banyak kasih sayang, dukungan,

serta doa bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Teman- teman Jurnalistik Angkatan 2013 atas segala dukungan, semangat

dan do’a nya. Atul, Devi, Fatimah, Ika, Muharromah, Amira, Tiffany,

Putri, Lilis, Mia, Ana, Eva, Arief, Rheza, Sisil, Aldi, Cempaka, Ayu,

Melinda, Sri, Atika, Laras, Chintia dan yang namanya tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

vi

10. Keluarga besar DEMA FIDKOM 2013 yang telah memberikan banyak

pengalaman di bidang organisasi bagi penulis.

11. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Komfakda Cabang Ciputat yang telah

memberikan pengalaman yang sangat berkesan untuk penulis.

12. KKN Jamu De Chika, Kharim, Kamil, Yulia, Mutia, Fajar, Alam, Dhea,

Nurul dan Nia, terimakasih telah menjadi keluarga baru bagi penulis

selama melaksanakan KKN.

13. LSO (Lembaga Seni Otonom) Klise Fotografi tempat dimana penulis

dapat menyalurkan hobinya dibidang Fotografi.

14. Kakak-kakak yang telah membantu memberikan semangat, do’a dan

dukungan saat penulisan skripsi ini.

15. Triya Hermalis yang telah meminjamkan laptopnya untuk membantu

penulis dalam kesulitan mengerjakan skripsi.

16. Teman-teman seperjuangan Shandy Andhika, Fadli Muhammad Zen

(Jarwo), Aya Aisyah, Ayu Retno, Oktaviani (Kokom), Prawita Hartati

(Prau), Indah Juanita (Caca), Firdha Fauziah, Vita Renita, Taufiq Alwan

(Bombom), Nurul Andani (Yuyun), Noor Rachmawaty (Bogel), Ahmad

Abdul Fathir, Khalida Silva, A.A Wijaya (Kidjun), Deba Hibatullah,

Luqman Noor Hakim (Lukem), Mela Veronika, Tiara Nur Fauzia (Tiong),

Lala Aryani Farah Fawziah (Mpah), Diah Ayuningtyas dan Adam Al-

Hadi.

vii

Demikian kata pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan

penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah penulis dapati dan

semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya

hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT

membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan

yang berilipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya

bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, September 2017

Linda Fazria

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

ABSTRAK................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan masalah............................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 8

D. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 9

E. Sistematika Penulisan........................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Berita

1. Definisi Berita................................................................................... 14

2. Nilai-Nilai Berita.............................................................................. 16

3. Jenis-Jenis Berita.............................................................................. 19

ix

B. Media Massa

1. Definisi Media Massa..................................................................... 21

2. Definisi Media Online.................................................................... 24

3. Efek Media Massa.......................................................................... 26

4. Terpaan Media................................................................................ 29

C. Islamphobia

1. Definisi Islamphobia...................................................................... 34

2. Sejarah Islamphobia....................................................................... 36

D. Ketakutan

1. Definisi Ketakutan.......................................................................... 38

2. Tingkat dan Jenis Ketakutan.......................................................... 40

4

4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 48

B. Paradigma Penelitian............................................................................. 48

C. Pendekatan Penelitian........................................................................... 49

D. Metode Penelitian................................................................................. 49

E. Subjek dan Objek Penelitian................................................................. 51

F. Populasi dan Sampel............................................................................. 51

G. Tekhnik Pengumpulan Sampel.............................................................. 54

H. Variabel Penelitian............................................................................... 55

I. Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................. 56

x

J. Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................. 59

K. Desain Penelitian................................................................................... 60

L. Instrumen Penelitian.............................................................................. 66

M. HipotesisPenelitian................................................................................ 71

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya............... 72

B. Gambaran Umum Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu

Komunikasi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya........................

77

C. Profil Okezone.com............................................................................... 81

BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Validitas dan Reliabilitas...................................................................... 84

B. Karakteristik Data Responden ............................................................. 88

C. Penguna Media Online Okezone.com..................................................

D. Deskriptif Data Responden...................................................................

90

91

E. Hasil dan Analisi Data..........................................................................

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................

B. Saran......................................................................................................

C. Daftar Pustaka.......................................................................................

LAMPIRAN

92

xi

DATA TABEL

Tabel 1 Populasi Mahasiswa UNIKA Atma Jaya...................................... 53

Tabel 2 Definisi Operasional Variabel Penelitian....................................... 56

Tabel 3 Skala Likert.................................................................................... 62

Tabel 4 Blue Print Pretest Sebelum Uji Validasi........................................ 67

Tabel 5 Blue Print Posttest Sebelum Uji Validasi...................................... 68

Tabel 6 Uji Reliabilitas Pretest................................................................... 70

Tabel 7 Uji Reliabilitas Posttest.................................................................. 70

Tabel 8 Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu

Komunikasi UNIKA Atma Jaya....................................................

80

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Pretest.............................................................. 84

Tabel 10 Hasil Uji Validitas Posttest............................................................ 86

Tabel 11 Uji Reliabilitas Pretest................................................................... 87

Tabel 12 Uji Reliabilitas Posttest.................................................................. 88

Tabel 13 Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu

Komunikasi Berdasarkan Angkatan..............................................

88

Tabel 14 Data Responden Berdasarkan Usia................................................ 89

Tabel 15 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................ 89

Tabel 16

Tabel 17

Rata-Rata Waktu Dalam Membaca Okezone.com Selama Satu

Minggu...........................................................................................

Interpretasi Data Responden..........................................................

90

91

Tabel 17 One-Sample Kolmogorov Smirnov Test....................................... 92

xii

Tabel 18 Test of Homogeneity of Variances................................................ 93

Tabel 19 Paired Sampel Satatistic................................................................. 94

Tabel 20 Paired Sampel Correlation............................................................. 94

Tabel 21 Paired Sampel Test........................................................................ 95

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Teori Uses and Effect............................................................... 45

Gambar 2 One-Group Pretest-Posttest...................................................... 60

Gambar 3 Penelitian Menggunakan One-Group Pretest-Posttest............. 61

Gambar 4 Logo UNIKA Atma Jaya......................................................... 75

Gambar 5 Logo Okezone.com.................................................................. 81

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah Islamphobia sudah digunakan sejak tahun 1980 dan mulai

didefinisikan pada tahun 1997 sebagai rasa takut dan benci terhadap Islam

dan berdampak kepada mendiskriminasikan orang Islam dengan

mengasingkan mereka dari kegiatan ekonomi, sosial dan kehidupan

masyarakat.

Islamphobia adalah ketakutan terhadap segala sesuatu tentang

Islam. Islamphobia saat ini telah mewabah di negara-negara Barat seperti

di benua Amerika dan Eropa. Islamphobia dikenal dengan kejadian-

kejadian teror yang menyita perhatian dunia yang sebagian besar

dilakukan oleh kelompok Islam radikal atau disebut ISIS (State of Iraq

and Syiah) dari negara-negara yang berbasis menganut Islam yang cukup

besar di dunia, contoh tragedi WTC (World Trade Center) di Amerika

pada tanggal 11 september 2001, bom bunuh diri di Inggris pada tanggal

07 Juli 2005, bom bunuh diri di Spanyol pada tanggal 11 Maret 2004 ,

pembunuhan terhadap sutradara Theo Van Ghogh di Belanda oleh seorang

muslim 02 November 2004, pembunuhan politikus Belanda, dan

penghinaan terhadap Islam juga dilakukan oleh Paus Benediktus XVI dan

2

karikatun satu tahun lalu dan beberapa penghinaan yang membawa

keburukan bagi umat Islam. 1

Kasus terorisme yang menyeret nama agama Islam juga terjadi di

Indonesia seperti bom bunuh pada tahun 2002 di kawasan Kuta Bali. Bom

meledak di dua club malam Paddy’s yang banyak dikunjungi oleh tursi

asing mancanegara dan menewaskan sebanyak 202 orang dan 209 lainnya

luka-luka yang kebanyakan berasal dari negara Australia. Tragedi ini

menyeret Abu Bakar Ba’asyir selaku pemimpin organisasi Jemaah

Islamiyah, yang memiliki keterlibatan dalam pengeboman yang meledak

pada pukul 23:05.2

Secara umum Islamphobia merupakan rasa ketakutan yang

berlebih-lebihan terhadap Islam dan tidak memiliki dasar berfikir yang

kuat tentang Islam bahkan bisa disebut dengan mengada-ngada sehingga

menimbulkan persepsi-persepsi yang buruk dan terus menerus ditanamkan

kepada diri seseorang bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan

kekerasan, kebencian, egoisme, tidak toleran, dan membatasi pemeluknya

dengan aturan-aturan yang ketat.3

Pelecehan terhadap agam Islam telah mengakibatkan pembicaraan

tentang banyak hal seperti berbagai stigma tentang Islam. Sebab-sebab

pelecehan terhadap Rasullulah SAW dengan berbagai cara seperti

1 Firdaus, Islamofobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam dari Umat dan

Dunia (Bandung : Rosdakarya, 2011), h. 20. 2 http://www.detiknews.com/read/2008/11/09/015608/1033710/1033710/10/kronologi-

bom-bali-eksekusi-mati-amrozi-cs Pada Pukul 03:01AM. 3 Firdaus, Islamofobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam dari Umat dan

Dunia, h. 24.

3

menyebarkan buku-buku garis kanan, selain itu munculnya isu

pemberitaan karakter negatif kepada umat Islam yang berlangsung cukup

lama memalui perang media yang dikuasai oleh Barat.4

Banyaknya persepsi bahwa Islam adalah agama perusak dan penuh

dengan kekerasan ini dilontarkan oleh negara Barat sedemikian rupa agar

masyarakat dunia tidak mengenal Islam apalagi memeluknya. Kebencian

mereka akan Islam telah dibuktikan dengan usaha dan kerja keras sehingga

membentuk sebuah kehidupan dunia baru yang menjadikan Islam sebagai

agama yang harus dijauhi atau ditinggalkan dari segi pelaksanaan

ibadahnya maupun menggunakan atribut yang biasa digunakan oleh

pemeluk agama Islam. Berbagai macam jenis-jenis kebencian

dikumandangkan untuk mempersempit gerak Islam dalam menyiarkan

agama dan hukumnya. Target dan sasarannya adalah kelompok-kelompok

atau orang-orang yang masih tetap menggengam erat agama Islam.

Dalam ajaran agama Islam sendiri, agama Islam merupakan agama

yang sangat menjungjung tinggi terhadap keadilan. Begitu juga dengan

toleransi dalam beragama. Agama Islam melarang keras berbuat zalim

dengan agama selain Islam. Syaikh Abdurrahman bin Nashr As-Sa’diy

Rahimahullah menafsirkan, Allah tidak melarang kalian untuk berbuat

baik, menyambung silahturrahmi, membalas kebaikan, berbuat adil kepada

4Muhammad Qobidi’Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa, (Yogyakarta: Deepublish,

2014), h.12.

4

orang-orang musyrik, baik dari keluarga kalian dan orang lain.5 Hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT. dalam surat al-Mumtahah ayat delapan :

ن م م وك رج ي والا ن ي د ل ا ف م وك ل ت ا قا ي لا نا ي لذ ا ن عا له ل ا م اك ها ن ي ا لا

يا ط س ق م ل ا ب ي ها ل ل ا ن إ م ه لاي إ وا ط س ق ت وا م وه ر ب ا ت ا أان م رك ياا د

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap

orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)

mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang berlaku adil” (QS. Al-Mumtahanah:8)

Terkait dengan Islamphobia di beberapa negara banyak yang

melihat agama Islam sebagai agama kekerasan dan menjadi phobia agama

Islam, salah satu faktor tersebesarnya adalah media masa yang meng-

expose secara berlebihan. Terlebih lagi di media masa sendiri banyak

pihak-pihak yang memojokan dan menyalahgunakan agama Islam, contoh

tentang beredarnya berita-berita tentang Islamphobia yang terbit di media

online. Salah satu berita yang telah dibeberkan tentang Islamphobia adalah

“Identitas Muslim Perempuan yang Dibakar di Amerika Serikat” bukan

hanya itu saja, banyak informasi terkait bahkan merubrik berita terkait

dengan Islamphobia yang telah dipublikasikan oleh okezone.com seperti

“Tolak Lepas Jilbab, Penerjemah Pengungsi di Jerman Dipecat”.

5Dar Ibnu Hazm, Taisir Karimir Rahman, (Beirut, 1424H), Cet. Ke-1, h. 819.

5

Pada dasarnya media massa belakangan ini memiliki peran yang

begitu penting bagi kehidupan manusia. Bukan hanya sebagai objek untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak tapi berkembang sebagai

pemenuhan kebutuhan manusia, seperti informasi terkini seputar hal-hal

yang terjadi, sampai hiburan yang diberikan oleh media itu sendiri.

Manusia saat ini hampir tidak bisa lepas dari peran media dalam

kehidupan sehari-hari, selain berfungsi memenuhi kebutuhan manusia

akan informasi melalui berita-berita yang disiarkan dan hiburan-hiburan

yang ditayangkan dan media juga telah menjadi bagian gaya hidup

masyarakat.6

Di era sekarang ini media masa berperan untuk mendorong

masyarakat mempercayai suatu isu dimana dalam kasus tersebut membuat

banyak bermacam-macam perspektif atau pandangan khalayak tentang

pemberitaan tersebut. Seperti kasus tentang kekerasa oleh penganut agama

Islam yang mengakibatkan banyak kerugian dan nilai-nilai negatif yang

melihat bahwa agama Islam merupakan agama kekerasan dan menjadi

phobia Islam.

Efek dari media massa juga dapat menimbulkan perubahan status

sosial masyarakat seperti masyarakat menjadi konsumtif dan serba praktis.

Soekanto, mengatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di

masyarakat di dunia ini merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya

6Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 210), h. 83.

6

menjalar cepat ke bagian-bagian dunia lainnya berkat munculnya

komunikasi yang semakin modern.7

Bukti-bukti itu menunjukkan bahwa pengaruh media massa yang

cukup besar dan bagaimana media massa menentukan agenda kemudian

menonjolkan isu-isu tertentu dan membingkai pesan dengan satu tujuan

membentuk opini publik. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Mc Combs

dan D. Shaw seperti yang telah dikutip dan membuktikan pengaruh media

massa pada saat itu dalam membentuk opini serta persepsi publik.8

Jika dilihat dari fungsi media massa sendiri memiliki empat fungsi,

pertama, menyebarluaskan informasi bagi khalayak. Kedua, memberikan

edukasi bagi khalayak. Ketiga, sebagai media entertaiment bagi khalayak.

Keempat, sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.9 Peran media massa dalam menyampaikan informasi dalam

pemberitaan Islamphobia pada bulan Februari 2016 ini menjadi kuat.

Berbagai media, baik cetak maupun elektronik atau media-media online

banyak menyoroti kasus tersebut ke hadapan publik baik di dalam negeri

maupun di luar negeri.

Salah satu media online yang merubrik berita mengenai

Islamphobia yang terjadi di negara barat pada bulan Februari 2016 adalah

Okezone.com. Portal berita Okezone.com merupakan media online yang

memberitakan hal-hal umum seperti politik, peristiwa, internasional,

7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 83.

8Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2012), h.101-102. 9Zaenudin, HM. The Journalist, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,2011), h.9-10.

7

ekonomi, lifestyle dan lainnya. Portal media online ini dimiliki oleh PT.

Media Nusantara Citra (MNC) perusahaan yang juga mengelola beberapa

bisnis media lainnya seperti televisi, media cetak dan jaringan radio.

Peneliti tertarik karena okezone.com merupakan salah satu media online

yang merubrik berita-berita terpopuler yang di kemas secara ringan namun

berisi, sehingga segmentasi pembaca dari kalangan manapun.

Peneliti mengambil objek penelitian yaitu di Universitas Katolik

Indonesia (UNIKA) Atma Jaya karena Universitas tersebut merupakan

kampus yang mayoritas mahasiswa dan mahasiswinya menganut agama

Katolik. Agama Katolik memiliki keterikatan agama yang cukup kental

dibandingkan dengan Kristen lainnya. dilihat dari cara beribadah serta

peraturan-peraturan yang dimiliki penganut agama Katolik. Maka dari itu

peneliti ingin mengetahui apakah terdapat efek yang mengakibatkan

ketakutan setelah terpapar pemberitaan Islamphobia di media online

Okezone.com.

Berdasarkan pemikiran dan pemaparan masalah di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. “Efek

Pemberitaan Islamphobia Di Okezone.com Terhadap Tingkat

Ketakutan Mahasiswa UNIKA Atma Jaya”

8

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan masalah yang akan diteliti

lebih jelas, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan

masalah, adapun pembatasan masalah tersebut adalah:

a. Penelitian ini meneliti untuk mencari tahu apakah terdapat

tingkat ketakutan mahasiswa UNIKA Atma Jaya setelah

terpapar pemberitaan Islamphobia di media online

Okezone.com.

b. Hanya memakai portal berita online Okezone.com yang

menjadi objek penelitian. Peneliti meneliti rubrik berita dengan

topik Islamphobia dengan alasan ingin mengetahui efek yang

ditimbulkan sebelum dan setelah terpapar pemberitaan

Islamphobia di Okezone.com.

c. Penelitian ini dibatasi hanya mengambil sampel mahasiswa/i

UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2013-

2015.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

9

d. Apakah pemberitaan Islamphobia di Okezone.com berpengaruh

terhadap tingkat ketakutan mahasiswa non Muslim Universitas

Katolik Indonesia Atma Jaya?

e. Seberapa besar tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya terhadap Agama Islam sebelum dan setelah

terpapar pemberitaan Islamphobia?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis tingkat

ketakutan mahasiswa/i Univeristas Katolik Indonesia Atma Jaya setelah

terpapar pemberitaan Islamphobia yang dipublikasikan oleh media online

Okezone.com.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai sumbangan

wawasan keilmuan dan tambahan referensi dan peningkatan

pengetahuan, khususnya tentang teori Uses and Effect.

b. Manfaat Akademis

1. Dapat dijadikan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya

mahasiswa komunikasi konsentrasi jurnalistik terkait

10

perkembangan jurnalisme seperti siaran-siaran berita didominasi

oleh TV, media cetak maupun media online.

2. Untuk menambah ilmu dan referensi bagi para mahasiswa/i

dibidang ilmu komunikasi atau konsentrasi jurnalistik.

3. Menambah wawasan bagi para teoritis dan praktis di bidang

jurnalistik atau ilmu komunikasi.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam proses penyusunan penelitian ini, peneliti mengawali proses

penelitian dengan mengkaji dan mengoreksi skripsi-skripsi yang telah ada

agar tidak terjadi kesamaan judul ataupun kesamaan isi.

1. Skripsi dari Fiqriarifah, Universitas Hasanudin Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional (2013), “Pengaruh Islamphobia Eropa

Terhadap Perkembangan Agama Islam di Belanda 2005-2010”.

Skripsi ini ingin mengetahui dan menjelaskan pengaruh yang

ditimbulkan oleh banyaknya orang Eropa yang anti Islam atau yang

dikenal dengan Islamphobia yang mempengaruhi perkembangan

Agma Islam khususnya di negara Belanda yang kemudian banyak

menimbukan konflik maupun kejadian-kejadian yang dilakukan

oleh sekelompok orang yang anti Islam tersebut. Metode penelitian

yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan

pengumpulan data studi pustaka yang bersumber dari buku jurnal,

dokumen, website yang valid. Sedangkan untuk menganalisis data,

11

penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dan secara

keseluruhan dalam penulis ini, penulis menggunakan teknik

penulisan deduktif.10

2. Skripsi dari Wentiza Fadhilia, Univeristas Riau Pekanbaru Jurusan

Ilmu Politik, “Upaya ICNA (Islamic Circle of North America)

Dalam Melawan Islamphobia di Amerika Serikat”, Skripsi ini

mengkaitkan media-media massa yang mempublikasikan

Islamphobia berupa propaganda pemahaman yang salah terhadap

nilai-nilai Islam melalui media-media yang mengakibatkan

menambahnya jumlah individu yang berpotensi Islamphobia.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori propaganda yang

berasal dari Harold Lasswell. Peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan model eksplanasi dan menggunakan

teknik pengumpulan data yaitu teknik library research (riset

perpustakaan). 11

3. Skripsi dari Avissa Suseno (1112051100042), mahasiswa

Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

(FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

“Islamofobia Dalam Kampanye Donald Trump (Analisis Wacana

Berita Pernyataan Donald Trump Terhadap Islam Pada Media

Online Merdeka.com)”. Penelitian yang menggunakan kualitatif ini

10

Skripsi Fiqriarifah, Pengaruh Islamphobia Eropa Terhadap Perkembangan Agama

Islam di Belanda 2005-2010, Universitas Hasanudin Jurusan Ilmu Hubungan Internasional 2013. 11

Skripsi Wentiza Fadhilia, Upaya ICNA (Islamic Circle of North America) Dalam

Melawan Islamphobia di Amerika Serikat, Univeristas Riau Pekan Baru Jurusan Ilmu Politik,

2013.

12

melihat bagaimana Donald Trump setelah kemenangannya menjadi

presiden Amerika Serikat dan sempat menegaskan bahwa agama

Islam dilarang memasuki negaranya. Berita tersebut diedarkan di

media online Merdeka.com. Dari penelitian tersebut, penulis

menggunakan teori hegemoni dan motode kualitatif dan

pengumpulan data dengan cara melakukan observasi dan

wawancara, dengan mempelajari berbagai tulisan seperti buku,

majalah,jurnal, internet atau instansi lain untuk dijadikan analisis.12

Berdasarkan hasil penelusuran yang telah diteliti, penulis

menemukan beberapa penelitian yang memiliki kemiripan terhadap tema

besar yang diambil yaitu Islamphobia. Perbedaan antara skripsi penulis

dengan tinjauan pustaka yaitu, penulis menggunakan metode kuantitatif

dan pengumpulan data dengan cara melakukan menyebarkan kuesioner.

Penulis mengambil subjek penelitian yaitu mahasiswa Univeritas Katolik

Indonesia Atma Jaya. Sedangkan objek penelitiannya yaitu media Online

Okezone.com. Penulis menggunakan teori uses and effectdari Sven

Windahl (1979) yang merupakan sintesis dari teori use and gratifications.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka digunakanlah

sistematika penulisan. Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan

12

Skripsi Avissa Suseno, Islampfobia Dalam Kampanye Donald Trump (Analiss Wacana

Berita Pernyataan Donald Trump Terhadap Islam Pada Media Online Merdeka.com), Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, 2014.

13

pemahaman terkait penelitian ini. Maka dari itu, penulisan membagi ke

dalam enam bab.

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian I ini membahas latar

belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodelogi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori serta sistematika

penulisan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab II akan menguraikan

mengenai landasan teori yang digunakan yaitu teori Uses and Effect yang

dikemukakan oleh Sven Windahl (1979) yang merupakan pecahan dari

teori Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G.

Blumer dan Michael Gurevitch. Pengertian dari berita, media massa, efek

media massa, terpaan media (media exposure), Islamphobia, definisi takut

(Fear) serta konsep efektifitas.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada bagian III akan

menguraikan metode penelitian yang teridri dari tempat dan wktu

penelitian, paradigma dan pendektan penelitian, jenis penelitian, metode

penelitian, populasi, sampel, teknik penarikan sampel, macam dan sumber

data, teknik pengumpulan data berupa angket, operasional konsep dan

pengukuran, teknik pengumpulan data, calidasi, reliabilitas, dan analisis

data.

14

BAB IV GAMBARAN UMUM. Pada bagian IV akan

menguraikan mengenai sejarah singkat Universitas Katolik Atma Jaya

Fakultas Psikologi dan sejarah media online Okezone.com beserta visi

misnya.

BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA. Pada bagian V

merupakan bagian inti dari penelitian, karena pada bagian ini membahas

mengenai hasil data yang didapatkan serta uji instrumental menggunakan

SPSS 16 dan Ms.Excel, berbagai temuan serta analisis yang didapatkan

akan dibahas pada bagian ini.

BAB VI PENUTUP. Pada bagian ini merupakan bagian penutup,

penulis mencoba menarik kesimpulan dari temuan dan analisis penelitian

yang didapatkan serta memberikan saran sebagai masukan bagi penulis.

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Berita

1. Definisi Berita

Berita merupakan informasi baru atau informasi yang sedang

terjadi saat ini dan dapat disajikan dalam bentuk media cetak, internet,

siaran langsung, atau face to face. Informasi yang disajikan oleh berita

adalah bersifat fakta, lugas,singkat,netral, menarik atau sesuatu yang

penting yang nantinya akan disampaikan untuk masyarakat melalui

media massa. Berita juga mempunyai unsur penting yaitu 5W 1H

terdiri dari what, who, when, where, why dan how.1

Charles Dana (1996) dalam buku “Broadcasting Journalism

Techniques of Radio and TV News” mengemukakan, “When a dog

bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, that is

news”. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah berita,

tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam definisi

ini Charles mengemukakan batasan berita secara filosofis, bahwa

segala sesuatu yang di luar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah

difinisi dari berita. 2

1 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2006), h.82. 2Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, h.83.

16

Freda Morris dalam buku yang sama mengemukakan, “News is

immediate, the important, the things that have impact on our lives”.

Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat

memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Eric C. Hepwood

(1996) mendefinisikan bahwa berita adalah laporan pertama dari

kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum.

Definisi tersebut mengngkapkan tiga unsur berita yakni aktual, penting

dan menarik. Sementara itu JB. Wahyundi mendefinisikan berita

adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai

penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan

dipublikasikan secara luas melalui media masa periodik. Peristiwa atau

pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui

media massa periodik. 3

Jika diteliti secara bahasa dan diartikan perkata “news”

merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata “new”

yang berarti baru, kata baru tersebut di sini bukan mengartikan segala

sesuatu yang baru, melainkan bahan informasi yang baru yang berguna

bagi semua publik. Dengan kata lain, segala sesuatu yang baru

merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada khalayak

dalam bentuk berita (news).4

3Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi (Teknik Memburu dan Menulis Berita Televisi),

(Jakarta: PT Indeks,2005), h.3-4. 4Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalistik, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h.102-

103.

17

Dalam buku “Here’s the News” yang dikemukakan oleh Paul

De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang

kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang

berpengaruh pada para pendengarnya serta relavan dan layak dinikmati

oleh publik. Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur yang

diantaranya adalah :5

a. Baru dan penting,

b. Bermakna dan berpengaruh,

c. Menyangkut hidup orang banyak,

d. Relavan dan menarik.

2. Nilai-Nilai Berita

Kriteria umum nilai berita (news value) adalah acuan yang dapat

digunakan para jurnalis, yaitu reporter dan editor dalam memutuskan

berita tersebut agar layak dipublikasikan. Berita mempunyai kriteria-

kriteria nilai, diantaranya adalah6 :

a. Aktual (Timeliness)

Berita yang sedang atau baru saja terjadi. aktual terbagi menjadi

dua, yaitu objektif dan subjektif. Aktual secara objektif berkaitan

dengan peristiwa yang benar-benar baru saja terjadi. sementara

aktual secara subjektif berkaitan dengan waktu pembaca membaca.

5 Helena Olii, Berita dan Informasi, ( Jakarta: PT. Indeks, 2007), h. 24.

6Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.78-80.

18

b. Keluarbiasaan (Unusualness)

Berita adalah peristiwa yang langka atau di luar kelaziman yang

berkaitan dengan berita yang peristiwa-peristiwanya di luar nalar

atau tidak biasanya.

c. Akibat (Impact)

Berita adalah peristiwa yang diberitakan mempunyai pengaruh yang

besar bagi masyarakat luas.

d. Kedekatan (Proximity)

Berita adalah peristiwa yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini

bisa dapat bersifat geografis dan emosional.

e. Informasi (Information)

Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi

adalah hal yang bisa menghilangkan ketidakpastian.

f. Konflik (Conflict)

Berita adalah peristiwa yang menyajikan dua pihak yang saling

beradu kekuatan baik fisik maupun tidak dan menimbulkan efek

dramatis di masyarakat.

g. Orang yang penting (Public figure)

Berita adalah tentang orang-orang penting yang menjadi figure

public, sehingga apa yang terjadi pada dirinya menarik perhatian

publik untuk tahu.

19

h. Kejutan (Surprising)

Berita adalah kejutan, yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan, saat

sebelumnya hampir tidak mungkin terjadi.

i. Kertetarikan (Human Interest)

Berita adalah peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi

pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar

biasa.

j. Seks (Sex)

Berita adalah seks dan seks adalah berita. Informasi seputar seks

yang terkait dengan perempuan. Berita ini biasanya dengan sebuah

skandal hubungan.

k. Tenar (Prominence)

Berita adalah peristiwa yang menyangkut orang atau tokoh,

lembaga institusi, atau temapt yang amat dikenal oleh masyarakat

luas.

l. Waktu (Timeliness)

Berita adalah peristiwa yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi,

atau baru dikemukakan.

m. Dampak (Impact)

Berita adalah peristiwa yang diberitakan yang punya pengaurh yang

besar bagi masyarakat luas.

20

3. Jenis-Jenis Berita

Menurut Rivers di dalam penulisan berita, banyak terdapat

ragam yang ada di penulisan berita. Berita yang ditulis pun

mencangkup pelaporan berita langsung (straight news), berita

mendalam (depth news). Berita intermediate mencangkup pelaporan

berita interpretative (interpretative news) dan pelaporan karangan khas

(feature story news), dan untuk pelaporan penyelidikan (investigative

news).7

a. Straight News

Straight News atau berita langsung adalah jenis berita yang

ditulis secara to the point, lugas, dan ringkas serta berisi informasi

tentang peristiwa terkini atau terbaru, terhangat, dan juga menarik.

Berita staright news dibagi menjadi dua yaitu hard news dan soft

news. Hard news adalah berita penting yang sangat ter-update ataupun

terbaru (aktual) dan sangat penting untuk segera disampaikan kepada

masyarakat sedangkan soft news adalah berita lunak atau ringan yang

memberikan informasi mengenai latar belakang atau kisah-kisah

manusia.

b. Depth News

Depth News adalah laporan yang berbeda dengan straight news.

Di dalam depth news dikaji dengan cara menghimpun informasi yang

7 As Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), 2008

),h. 69.

21

berupa fakta-fakta mengenai peristiwa guna pengembangan informasi

tambahan peristiwa yang akan dijadikan berita.

c. Interpretative News

Interpretative news adalah jenis berita yang merupakan

perkembangan dari straight news. Perkembangan disini maksudnya

adalah dengan adanya penambahan informasi latar belakang,

wawancara dengan berbagai sumber dan pengamat, serta menambah

data-data terkait, sehingga dapat menghasilkan berita baru yang lebih

detail, dan lebih lengkap.

d. Investigative News

Investigative news adalah liputan penyelidikan. Berita yang

dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai

sumber. Investigative news hampir sama dengan depth news bedanya,

depth news hanya melaporkan peristiwa secara mendalam sedangkan

investigative news dilakukan karena adanya dugaan dan pelanggaran

merugikan kepentingan umum.

e. Features

Features adalah sebuah jenis tulisan yang ditulis oleh wartawan

berbeda dengan straight news, depth news, dan interpretative news.

Features ditulis dengan menjelaskan sebuah peristiwa dengan gaya

tulisan yang khas. Tulisan ini lebih leluasa memamparkan sebuah

peristiwa dengan bahasa yan dapat menarik perhatian khalayak.

22

B. Media Massa

1. Definisi Media Massa

Perkembangan media massa dari tahun ke tahun memang tidak

dapat dipungkiri sebagai dampak utama berlangsungnya

perkembangan perubahan jaman. Perubahan dalam hal era kecepatan

teknologi dan ketepatan pemberitaan menjadi peran penting untuk

diperhatikan saat ini. Media massa merupakan sesuatu yang sangat

potensial untuk bisa mempengaruhi publik atau bisa membuat

seseorang atau kelompok memiliki kepribadian, pemikiran atau sikap

tertentu.

Media massa pada fungsi awalnya merupakan alat untuk

meyebarkan luaskan kabar atau berita ke khalayak yang lebih luas.

Dengan berjalannya waktu media massa menjadi sangat praktis dengan

penemuan-penemuan teknologi baru berupa telepon dan internet yang

penyampaian pesan menjadi lebih mudah, cepat dan luas. Namun pada

perkembangannya, fungsi ini berubah sejalan dengan perkembangan

tuntutan masyarakat dan permintaan jaman. Perubahan ini sebagai

akibat dari persaingan antar media massa serta kemunculan iklan.

Penting sekali bagi sebuah media massa untuk mendapat perhatian

banyak pemirsa. Akibatnya, media massa bukan jadi tempat

penyampaian pesan yang idea dan tak berpihak, media massa

berkembang menjadi sebuah ajang komesialitas demi keuntungan yang

lebih besar. Sehingga bisa disimpulkan media massa menjadi cerminan

23

masyarakat yang merekam dan menyajikan minat dan ketertarikan

pada masyarakat.

Media massa merupakan singkatan dari Mass Media of

Communication atau Media of Mass Communication yang berarti

media massa adalah komunikasi dengan menggunakan sarana atau

peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area

yang seluas-luasnya.8

Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat

komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala

terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di

masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Media massa mengacu

kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun dan tetap

dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio,

televisi, dan Internet. 9

Media massa memiliki sifat atau karateristik yang mampu

menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (Universality of

Reach), yang bersifat publik dan mampu memberikan popularitas

kepada siapa saja yang muncul di media massa. Dari perspektif

budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan

definisi-definisi terhadap suatu perkara, dan media massa memberikan

gambaran atas realitas sosial. Media massa juga menjadi perhatian

8Dennis McQuail, Teori Komunikasi, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 102.

9 Morrissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet.Ke-2, h. 2.

24

utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan

lingkungan budaya bersama bagi semua masyarakat. 10

Media massa memiliki beberapa karateristik sebagaimana

diungkapkan oleh (Cangara, 2003:134) sebagai berikut11

:

a. Bersifat Melembaga

Pihak yang mengelola media teridiri atas banyak orang, yakni

mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada tahap

penyajian informasi.

b. Bersifat Satu Arah

Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya

dialog antara pengirim dengan penerima. Misalnya terjadi reaksi

atau umpan balik maka biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

c. Meluas dan Serentak

Media massa dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena

memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simulta, dimana

informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat

yang sama.

d. Memakai Peralatan Teknis atau Mekanis

Media massa banyak menggunakan pelaralatan seperti radio,

televisi, surat kabar, dan semacamnya.

10

Denis McQuail, Teori Komunikasi, h.4. 11

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2002), h. 56.

25

e. Bersifat Terbuka

Pesan dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa

mengenal usia, gender, agama, dan suku. Beberapa bentuk dari

media massa itu sendiri meliputi alat-alat komunikasi mekanis.

2. Definisi Media Online

Media yang perkembangannya terus meningkat seiring dengan

perkembangan jaman saat ini media semakin pesat sejak munculnya

internet. Awal kehadiran media dengan memanfaatkan internet sangat

melonjak tinggi dengan munculnya WWW (World Wide Web).

Pertumbuhan web sebagai media online menjadi semakin pesat

dikarenakan teknologi yang sudah menyebar dalam jumlah besar di

masyarakat seperti komputer dan handphone. Media online yang

sangat praktis dan bisa di akses dimana saja dan kapan saja selama

mempunyai jaringan internet atau disebut dengan online merupakan

perubahan baru dalam dunia Jurnalistik.

Media online atau digital media merupakan media yang tersaji

secara online yang menggunakan perangkat internet. Media online

merupakan salah satu jenis media yang baru dan tergolong memiliki

pertumbuhan yang tidak terduga. Sekalipun internet tidak sepenuhnya

dimanfaatkan sebagai media massa, tetapi keberadaan media online

sudah diperhitungkan oleh banyak orang sebagai alternatif dalam

26

memperoleh informasi dan berita. Adapun keunggulan dari media

online adalah sebagai berikut12

:

a. Up to date

Media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan)

suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja,

tidak selalu menggunkana bantuan dari komputer, tetapi

menggunakan fasilitas teknologi pada handphone (telepon

genggam) atau lebih spesifiknya dengan kata smart phone. Hal ini

terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi

dan berita yang lebih mudah dan sederhana.

b. Real Time

Media online dapat langsung menyajikan informasi dan

berita saat peristiwa dan berita berlangsung (Live). Sebagian besar

wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke

meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan fasilitas seperti internet E-

Mail dan lainnya.

c. Praktis

Media online terbilang praktis karena kemudahannya untuk

mendapatkan berita dan informasinya. Bisa digunakan dimana saja

serta didukung oleh fasilitas teknologi internet seperti handphone

dan komputer dengan terhubung jaringan internet.

12

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, h. 46.

27

3. Efek Media Massa

Efek media massa merupakan suatu kesan yang ditimbulkan

oleh khalayak terhadap suatu proses penyampaian pesan melalui media

massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya. Efek media

massa juga merupakan perubahan perilaku manusia setelah mendapat

terpaan oleh sebuah pesan di media massa.

Menurut Donald F. Robert karena terlalu fokusnya terhadap

pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan

media massa tersebut. Efek media juga di artikan sebagai dampak dari

kehadiran sosial yang dimiliki oleh media sehingga menyebabkan

perubahan, pengetahuan, sikap dan tingkah laku manusia yang

diakibatkan oleh terpaan media atau media exposure.13

Efek yang

disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak merupakan

akibat dari perubahan psikologis. Efek-efek tersebut yaitu meliputi

efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif atau efek behavior.

a. Efek Kognitif Media Massa

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri

komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek

kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat

membantu khalayak dalam memperlajari informasi yang bermanfaat

dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Contoh: Dengan

meilihat acara kriminal di televisi, kita cenderung mengatakan

13

Dennis McQuail, Teori Komunikasi, h. 87.

28

bahwa di sekitar kita sudah tidak aman lagi dan harus lebih berhati-

hati.

Dengan demikian informasi tersebut dapat meonjolkan situasi

atau orang tertentu di atas situasi atau orang yang lain. Media massa

melaporkan dunia yang selektif dan media massa akan

mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang

dan tidak cermat. 14

b. Efek Afektif Media Massa

Efek afektif lebih berkaitan dengan perasaan khalayak yang

diharapkan dapat turut merasakan perasaan seperti iba, terharu,

sedih, gembira, marah dan sebagainya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi rangsangan emosional pesan media antara lain,

suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan,

predisposisi individual dan faktor indentifikasi khalayak dengan

tokoh dalam media massa.15

1) Suasana Emosional

Suasana emosional dapat dikatakan bahwa respon

khalayak pada film, sandiwara televisi, atau surat kabar akan

dipengaruhi oleh suasana emosional khalayak. Menonton

sinetron di televisi atau membaca novel akan dipengaruhi oleh

suasana emosinal. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan

14

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1999), h.

234. 15

Onong Ucjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti,

2003), h. 319.

29

tertawa terbahak-bahak bila menontonya dalam keadaan

senang.

2) Predisposisi Individual

Predisposisi individual mengacu pada karateristik khas

dari individu sendiri. orang yang melankolis cenderung

menanggapi tragedi lebih emosional daripada orang yang

periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-

adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis.

3) Faktor Indetifikasi

Faktor indetifikasi atau identifkasi khalayak

menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh

yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan indetifikasi,

penonton, pembaca, dan pendengar menempatkan dirinya

dalam posisi tokoh tersebut. Misalnya pertandingan sepak bola

antara Indonesia dengan Malaysia. Tim dari Indonesia

memenangkan pertandingan melawan Malaysia dan penggemar

tanah air merasa ikut gembira.

c. Efek Konatif Media Massa

Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha

yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena

berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggungkan efek konatif

sering disebut juga dengan efek behavioral.16

16

Onong Ucjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 319.

30

Efek konatif timbul bukan dari terpaan media massa,

melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan

kata lain efek konatif akan timbul setelah munculnya efek kognitif

dan efek afektif. Misalnya adegan kekerasan di televisi membuat

masyarakat menjadi kriminal atau siaran memasak di televisi

membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan menjadi lebih kreatif.

Efek tersebut timbul karena adanya efektivitas komunikasi

yang dapat ditinjau dari dua aspek yaitu isi komunikasi dan pesan

yang disampaikan. Seseorang komunikator yang bermaksud

menyampaikan pesan persuasif untuk mengetahui apakah

komunikasi harus mempertimbangkan suatu komunikasi yang

emosional akan lebih efektif daripada suatu komunikasi rasional,

atau sebaliknya. Komunikasi dipertimbangkan apakah suatu pesan

yang membangkitkan kekhawatiran (fear-arousal) akan lebih

efektif dibandingkan dengan pesan yang tidak berisi unsur

pembangkit pada ketakutan.

4) Terpaan Media (Media Exposure)

Terpaan media dapat diartikan sebagai kegiatan seperti

mendengar, melihat, dan membaca suatu pesan di media yang

mempunyai pengalaman serta perhatian terhadap pesan tersebut yang

dapat terjadi kepada individu atau kelompok. Terpaan media di dalam

komunikasi massa tidak hanya menyangkut apakah seseorang telah

31

merasakan kehadiran media massa, tetapi juga apakah seseorang

benar-benar terbuka terhadap pesan yang disampaikan oleh media

tersebut.

Terpaan media (media exposure), menurut Rosengren (1974),

dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam

berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai

hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang

dikonsumsi atau dengan media keseluruhan (Rakhmat, 2001: 66).17

Bove dan Arens mengatakan, media exposure berkaitan dengan

beberapa banyak orang melihat program yang ditayangkan di suatu

media (Bove and Arens, 1992: 445).18

Biasanya yang menjadi kendala

dalam media exposure ini adalah, hanya sejumlah orang saja dari

keseluruhan pemirsa, pendengar, ataupun pembaca yang berkenan

untuk melihat atau mendengar isi pesan yang ada. Seringkali khalayak

membaca hanya pada satu artikel di majalah maupun media lainnya

dan kemudian tidak pernah membaca lagi serta melewatkan halaman-

halaman berisi iklan.19

Berikut ini merupakan teori yang terkait dengan terpaan media

adalah sebagai berikut.

17

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.

209. 18

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 209.

19 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 209.

32

1. Teori Uses and Gratification

Menurut Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael

Gurevitch uses and gratification merupakan kebutuhan secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari

media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola

terpaan media yang berlainan atau keterlibatan pada kegiatan lain,

dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lainnya.

Uses and gratification menurut pandangan komunikasi khususnya

media massa tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak.

Inti dari teori uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya

menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu.

Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak, jika motif

tersebut akan terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi.

Pada akhirnya, media tersebut mampu memenuhi kebutuhan

khalayak disebut media yang efektif.20

Elemen pola terpaan media yang berlainan pada teori uses

and gratification berkaitan dengan media exposure atau terpaan

media, karena mengacu pada kegiatan menggunakan media.

Adapun batasan exposure menurut Shore :

“Exposure is more complicatd than access because it’s deal not

only with what a person is whitin physically (range of the

particular mess medium) but also wether a person is actually

exposure no message. Exposure is hearing, seeing, reading or most

generally, experiencing, with at least a minimal amount of interest,

20

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h, 203-204.

33

the mass media massage. This exposure might occure at an

individual or group level” (Shore, 1985: 26).21

Exposure tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara

isik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi

apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan

media massa, akan tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka

terhadap pesan-pesan media massa tersebut. Exposure merupakan

kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media

massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap

pesan tersebut yang terjadi pada individu atau kelompok. 22

2. Teori Uses and Effect

Teori uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven

Windahl (1979) teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses

and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep dari

“uses” merupakan bagian yang sangat penting. Karena pengetahuan

yang mengenai penggunaan media yang menyebabkan jalan bagi

pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses

komunikasi massa.23

Pengunaan media massa dapat memiliki banyak arti dan di

artikan sebagai exposure yang semata mata menunjukan pada

tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut

21

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 208. 22

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 207-208. 23

Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT,2002), h. 41.

34

dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks dimana isi terkait

harapan-harapan tertentu untuk dapat terpenuhi.24

Jika pada teori sebelumnya mengenai uses and

gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh

kebutuhan dasar individu. Sedangkan uses and effects kebutuhan

hanyalah salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya penggunaan media atau menekankan bagaimana

penggunaan media menghasilkan banyak efek terhadap suatu

individu. Karateristik individu, harapan dan persepsi terhadap

media, dan tingkat akses terhadap media akan membawa individu

mengambil keputusan untuk menggunakan media atau tidak.

Hasil dari proses komunikasi massa yang berkaitan dengan

penggunaan media akan membawa pada bagian terpenting dari

teori uses and effect, hubungan antara pengguna dan hasil, dengan

tetap memperhatikan isi media yang memiliki beberapa bentuk

yang berbeda, diantaranya:25

1. Karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil.

Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai

faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan

efek.

24

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),

cet ke-6,h. 291. 25

Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, h. 216.

35

2. Penggunaan media terhadap karateristik isi media dapat

mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya, seperti

konsekuensi psikologis yang mengakibatkan ketergantungan

pada media tertentu.

3. Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara

serempak dan akan menerima efek dan konsekuensi.

Dari teori yang dipakai dengan permasalahan yang diteliti, Teori

uses and effect menjelaskan tentang dampak media massa terhadap

audiens. Dampak tersebut membentuk karakteristik yang berbeda-beda,

karakteristik tersebut terdiri dari kebutuhan atau kepentingan audiens yang

dapat menimbulkan harapan dan persepsi terhadap media. Dengan

demikian, audiens akan mempunyai keputusan sendiri untuk

menggunakan isi media. Sehingga dari penggunaan media akan timbul

pada hasil akhir yaitu terkenanya efek yang disebabkan oleh media.

Efek dari suatu media akan timbul kepada individu-individu dan

akan menunjukkan perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan dari

media massa. Efek dari media massa tersebut akan membentuk dan

mengubah citra persepsi seseorang atau gambaran tentang realitas yang

tidak selalu sesuai dengan realitas, serta akan timbul adanya perubahan

yang dirasakanoleh individu dan berhubungan langsung dengan emosi,

perasaan, sikap (attitude), disenangi atau dibenci oleh khalayak. Adapun

penjelasan di atas, berikut ini merupakan gambar teori uses and effect

terhadap pengguna media dengan memperhitungkan isi media.

36

Gambar1 Teori Uses and Effect

Hubungan teori uses and effect dengan terpaan pemberitaan

Islamphobia di Okezone.com terhadap tingkat ketakutan mahasiswa non

Muslim menjadi tujuan utama penelitian ini. Banyaknya pemberitaan

mengenai kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam di beberapa negara

luar yang mengakibatkan timbulnya banyak persepsi dan pemikiran yang

berbeda-beda tentang Islam.

Karakteristik audiens termasuk

kebutuhan dan kepentingan individu

Harapan dan persepsi terhadap isi

media dengan komunikator

Keputusan untuk

menggunakan alternatif

fungsional

Keputusan untuk

menggunakan media dan isi

Media dan karakteristik

Penggunaan media:

Jumlah isi yang digunakan, jenis isi

yang digunakan, hubungan dengan

isi yang digunakan dan cara

mengkonsumsi

Hasil pada tataran individu:

1. Efek yang disebabkan oleh

media/ karakteristik isi

2. Konsekuensi, terutama

disebabkan oleh pengguna

media

3. Conseffect yang disebabkan

sekaligus oleh isi dan

penggunaan media

Hasil pada tataran lainnya

37

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel

independen (X), dan variabel dependen (Y).Variabel bebas (X) merupakan

variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah terpaan berita Islamphobia di

media online Okezone.com, dimana dari variabel ini dioperasionalkan

menjadi dua dimensi yaitu isi media, dan penggunaan media. Adapun dari

dimensi pengguna media tersebut terdapat frekuensi, durasi, dan atensi.

Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya. Dimensi yang digunakan dalam variabel terikat ini

adalah sikap, perasaan, emosi, dan perilaku sosial. Dalam penelitian ,

variabel (Y) terdiri faktor timbul diantaranya:

a. Faktor dari dalam. Faktor tersebut meliputi timbulnya persepsi

atau harapan terhadap audiens terhadap isi dari suatu media.

b. Faktor motif sosial. Faktor tersebut meliputi menggerakan

kepada perilaku seseorang.

c. Faktor emosi. Faktor tersebut meliputi perasaan, sikap

(attitude) disenangi atau dibenci oleh khalayak.

38

C. Islamphobia

1. Definisi Islamphobia

Pengaruh Islamphobia sangat dirasakan oleh kaum minoritas

yang berada di Negara Amerika dan Eropa. Banyaknya opini bahwa

Islam merupakan agama yang membawa kelompok fundametalis,

ekstrimis, dan teroris tersebut menimbulkan banyak orang yang berada

di Negara Barat tersebut takut akan keberadaan Islam dan menjadikan

Islam sebagai ancaman bagi kehidupan mereka. Terlebih lagi

banyaknya terpaan media yang memberitakan kekerasan yang

dilakukan oleh Islam itu sendiri dan menimbulkan banyaknya perepsi

serta opini dan juga mengakibatkan citra Islam serta status sosial yang

semakin terusik di Negara Eropa dan Amerika.

Islamphobia adalah perasaan ketakutan atau kebencian

terhadap Islam, orang-orang Islam (Muslim) maupun budaya Islam.

Istilah Islamphobia muncul pertama kali pada tahun 1922 dalam

sebuah essai seorang orientalis bernama Etienne Dinet dalam karyanya

yang berjudul L’Orient vu del’Occident. Islamphobia kemudian

menjadi sebuah istilah yang umum digunakan pada tahun 1990an

untuk mendefinisikan perlakuan diskriminasi yang diterima oleh umat

Islam di Eropa Barat.26

Meskipun begitu definisi mengenai Islamphobia masih ramai

diperdebatkan oleh para ahli. Namun, semuanya mengarah pada

26

Muhammad Qobidl‟Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa (Menguak Eksitensi

Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keangotaan Turki), (Yogyakarta: Deepublish,2004).h.1

39

sebuah kesamaan tentang terbentuknya ideologi ketakutan yang tidak

rasional ( irrational fear ) terhadap Islam. Dari perasaan takut inilah

muncul keyakinan bahwa setiap Muslim merupakan penganut fanatik

ajaran agamanya, mempunyai tendensi untuk melakukan kekerasan

terhadap orang-orang non-Muslim dan meyakini pula bahwa Islam

menolak nilai-nilai seperti kesetaraan, toleransi, dan demokrasi.27

Islamphobia muncul dari berbagai kalangan, termasuk dari

kalangan menengah keatas. Mulai dari mereka yang mencela maupun

yang mengkritik Islam sebagai Islamphobia, ditunjukkan dari setiap

kalangan dan mendukung kebencian tersebut dengan mengatas

namankan pembenaran ideologi. Akibatnya, ekspresi tersebut dianggap

oleh mereka sebagai pembenaran dalam pemahaman mereka. 28

Pengertian Islamphobia yang pernah di kemukakan oleh Trust

Runnymede Komisi Anti Semitisme dari Inggris tentang Islamphobia

yang secara luas diterima oleh masyarakat sebagai definisi

Islamphobia yang legal, yaitu :

“Islamphobia is the shorthand way of referring to dread or hatred of

Islam-and, therefore, to fear or dislike of all or most Muslims”

Yang artinya, Islamphobia adalah cara singkat yang mengacu

kepada ketakutan atau kebencian terhadap Agama Islam dan oleh

karena itu, ketakutan atau ketidak sukaan ditunjukkan kepada semua

umat Muslim.29

27

Muhammad Qobidl‟Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa (Menguak Eksitensi

Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keangotaan Turki), h.1. 28

Firdaus, Islamophobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam Dari Umat dan

Dunia, (Bandung : Rosdakarya, 2011), h.54. 29

Firdaus, Islamophobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam Dari Umat dan

Dunia, h. 69.

40

2. Sejarah Islamphobia

Dimulai dari peristiwa W.T.C (World Trade Center) pada

tanggal 11 September sembilan tahun yang lalu. Otak dibalik

penyerangan gedung kembar pencakar langit yang merupakan lambang

kejayaan ekonomi Amerika dan juga gedung Pentagons sebagai

kekuatan pertahanan militer Osaman bin Laden yang mengawali

kuatnya persepsi dan keyakinan masyarakat Barat tentang

Islamphobia, serta dipertegas dengan sikap kaum Muslim yang

menurut mereka tidak tertib dalam beribadah misalnya, ketika kaum

Muslim melakukan Shalat Juma‟at, mereka tidak tertib dalam

memarkirkan kendaraan mereka seolah memperkuat asumsi mereka

bahwa Agama Islam tidak memiliki etika dan menyebabkan anggapan

miring tersebut tentang Islam yang ditunjukkan kepada semua umat

Muslim. Islamphobia juga banyak digunakan sebagai salah satu cara

untuk menarik perhatian masyarakat khususnya di Negara Barat

dengan banyaknya politisi non-Muslim yang menggunakan cara ini

untuk mendapatkan suara atas dukungan seperti pada pemilihan-

pemilihan umum.30

Dalam memahami atau menjelaskan fenomena yang telah

memiliki dampak yang dramatis dalam ruang yang relatif singkat dan

melibatkan banyak masyarakat dan yang paling banyak bertanggung

jawab atas hal tersebut adalah Media. Media yang merupakan alat

30

Moeslim Abdurahman , Islam Pribumi (Mendialogkan Agama Islam Membaca

Realitas), (Jakarta: Erlangga, 2003), h.224.

41

informasi kesetiap tempat maupun kalangan, membuat banyak orang

yang Phobia terhadap Islam karena informasi yang diterima tidak

dinyatakan dengan benar, kebanyakan didalamnya mengandung unsur

propaganda dan menyusulnya kasus 11 September yang mempertegas

ketakutan mereka. Kurangnya informasi tentang kebenaran Islam yang

diterima dan yang diinformasikan oleh banyak orang terutama media

yang mengakibatkan kesimpangsiuran tentang kebenaran Islam, dan

untuk mendefinisikan Islamphobia, yang merupakan sesuatu serius

yang nantinya adalah kembali kepada keyakinan diri pribadi.31

D. Ketakutan (Fear)

1. Definisi Ketakutan (Fear)

Takut (Fear) merupakan suatu hal yang tidak nyata dan

memiliki perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang

sebenarnya sama sekali tidak mengancam. Ketakutan juga adalah suatu

kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan

perasaan tegang atau khawatir yang dihayati secara sadar serta bersifat

subjektif.

Seligman (1975) dan Schwartz (1989) (Gleitman, 1991: 128)

mengungkapkan bahwa ketakutan adalah kondisi emosional yang

berasal dari obyek spesifik. Pendapat tersebut diperkuat dengan

pendapat Gerrig dan Zimbardo (2002) yang menyatakan bahwa

31

Muhammad Qobidl‟Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa (Menguak Eksitensi

Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keangotaan Turki), h.5.

42

ketakutan adalah reaksi yang rasional manusia saat

mengidentifikasikan bahaya eksternal secara obyektif yang dapat

membuat seseorang merasa diserang untuk mempertahankan dirinya.

Ketakutan juga merupakan emosi dasar manusia yang akan selalu ada

pada setiap individu. Respon fight or flight yang terdapat pada sistem

syaraf simpatetik mengijinkan individu untuk merespon secara cepat

ketika menghadapi beberapa ancaman yang akan hadir. Ketakutan

secara subjektif juga bisa berubah seketika dari ketakutan yang normal

menjadi ketakutan yang sangat kuat (Carson, 2002: 160).32

Ketakutan mempunyai tiga komponen. Komponen pertama

adalah kognitif atau subyektif yang terjadi saat seseorang mengatakan

bahwa dirinya takut. Komponen kedua adalah fisiologis yang bisa

ditunjukkan dengan detak jantung yang meningkat atau nafas yang

berat. Komponen ketiga adalah perilaku yang ditunjukkan dengan

keinginan kuat untuk melarikan diri (Lang dalam Carson, 2000: 160).

Ketiga komponen tersebut bisa muncul secara tidak bersamaan,

maksudnya adalah bahwa seseorang mungkin hanya memperlihatkan

indikator ketakutan secara fisiologis dan perilaku tanpa

memperlihatkan komponen yang subjektif.33

32

Gleitman dan Henry, Psycology Third Edition, (New York: W.W Norton Company,

1991), h.56. 33

Stanley Rachmat,The Meaning of Fear,(Canada: Penguin Modern Psychology, 1974),

h.50.

43

Rasa takut yang muncul dalam diri seseorang mempunyai dua

sisi. Pertama, sisi positif. Rasa takut menyebabkan seseorang

melindungi dirinya dari ancaman luar. Contohnya, takut pada harimau.

Ketakutan terhadap harimau itu merupakan suatu mekanisme

pertahanan diri untuk tidak mendekati harimau, yang kapan saja bisa

menerkam. Kedua, sisi negatif. Rasa takut menyebabkan seseorang

memiliki perasaan-perasaan menegangkan yang membuat tidak

nyaman. Contoh, ketakutan pada harimau itu dibawa sampai ke alam

bawah sadar, yang mungkin akan membuat menjadi terlalu obsesif

untuk membunuh semua harimau di hutan.34

Jika dilihat pada gender seseorang, wanita dan pria memiliki

tingkat ketakutan yang berbeda. Dalam sebuah sampel psikiatri yang

dipelajari oleh Lawliss dapat dimati bahwa, wanita lebih

mengekspresikan ketakutannya terhadap objek atau situasi dan mereka

juga menunjukkan tingkat ketakutan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan pria. Faktor utama yang menyebabkan wanita lebih banyak

memiliki rasa takut dibandingkan dengan pria yaitu pada situasi-situasi

tertentu misalnya, ketakutan akan hal-hal kecil seperti ketakutan akan

serangga, ular, laba-laba, tikus atau ketakutan lainnya yang menyakut

tentang situasi sosial seperti penolakan, penghinaan, dan kehilangan.35

34

Rantri Sunar Astuti, Mendampingi Anak Menghadapi Rasa Takut, (Yogyakarta:

Kanisius, 2008), h.12. 35

Stanley Rachmat,The Meaning of Fear, h.59.

44

1. Jenis-Jenis dan Tingkat Ketakutan

Ketakutan mempunyai jenis dan tingkatan yaitu ketakutan yang

tidak wajar (abnormal fear), ketakutan akan kegagalan (fear of

failure), dan ketakutan akan kematian (fear of death).36

a. Abnormal Fear

Rasa takut dalam batas-batas normal sering terjadi pada

diri seseorang namun, bagaimana rasa takut tersebut menjadi

sesuatu yang tidak wajar apabila rasa takut tersebut sering

muncul sehingga menghalangi fungsi kepribadian seseorang

secara normal. Misalnya, ketakutan abnormal (abnormal fear)

atau ketakutan patologis (fobia).

Ketakutan patologis atau fobia pada umumnya

didefinisikan sebagai reaksi ketakutan yang berlebihan. Fobia

merupakan rasa takut yang irasional terhadap objek atau situasi

tertentu yang disebabkan oleh hal-hal yang lebih khusus atau

esklusif. Para pengidap fobia tidak bisa menjelaskan mengapa

ia melihat suatu objek yang ditakutinya sebagai sesuatu yang

mengerikan, besar, menjijikan, bahkan bisa mengancamnya.

Ada berbagai istilah fobia yang sesuai dengan sumber atau

objek rasa takutnya. Misalnya, acrophobia (ketakutan pada

36

Stanley Rachmat,The Meaning of Fear, h.56.

45

ketinggian), brontophobia (takut pada kilat).37

Secara umum

dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki fobia apabila

orang tersebut memiliki gejala-gejala sebagai berikut38

:

1. Perasaan panik, takut, ngerih, merasa tercengkam, atau

terancam yang sangat besar.

2. Menganggap sesuatu sebagai menakutkan yang diluar

batas-batas kewajaran dan ancaman bahaya yang

sebenarnya.

3. Reaksi yang bekerja secara otomatis dan diluar kendali

dirinya, yang mengambil alih pikiran bawah alam sadar.

4. Reaksi-reaksi fisik yang berkaitan dengan rasa takut yang

amat sangat. Contohnya, detak jantung yang cepat, nafas

yang terengah-engah, gemetaran, dan dorongan yang

sangat kuat untuk menghindar.

b. Fear of Failure

Fear of failure adalah bentuk penghindaran yang

disebabkan oleh emosi negatif dari dalam diri individu untuk

mengantisipasi kemungkinan gagal yang akan menyebabkan

rasa malu, menurunnya konsep diri, serta pengaruh sosial dan

37

Rantri Sunar Astuti, Mendampingi Anak Menghadapi Rasa Takut, h.24. 38

Stanley Rachmat,The Meaning of Fear, h.59.

46

biasanya berkaitan dengan ketidakmampuan dalam upaya-

upaya pencapaian keberhasilan.39

Elliot & Thrash, (2004) mengatakan bahwa fear of

failure adalah sebuah bentuk penghindaran yang didasarkan

pada pencapaian prestasi atau keberhasilan.40

Atkinson (dalam

Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) juga mendefinisikan bahwa fear

of failure merupakan sebuah bentuk dorongan untuk

menghindari kegagalan terutama konsekuensi negatif

kegagalan berupa rasa malu, menurunnya konsep diri individu,

dan hilangnya pengaruh sosial.41

c. Fear of Death

Ketakutan terhadap kematian merupakan hal yang

sangat umum. Sepanjang sejarah manusia, kematian dan ajal

merupakan hal-hal yang telah menjadi perhatian dan menyita

banyak orang. Munculnya pikiran mengenai kematian atau ajal

disebabkan oleh beberapa hal termasuk usia, agama, tingkat

kecemasan, pengalaman yang berkaitan dengan seseorang, dan

lain-lain. Pada umumnya, ketakutan tersebut muncul lebih

39

Elliot, A J & Thrash, T M. The Intergenerational Transmission of Fear of Failure.

(New York: PSPB Journal.Vol. 30 , 2004), h. 8. 40

Elliot, A J & Thrash, T M. The Intergenerational Transmission of Fear of Failure, h. 8. 41

Conroy, D.E., Kaye, M.P., & Fifer, A.M, Cognitive Links Between Fear of Failure and

Perfectionism. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, (Canada: PSPB

Journal.Vol. 30 ,2007), h. 239-240.

47

besar pada orang-orang di usia 35-55 tahun yang lebih

cenderung memiliki rasa takut akan kematian.42

Menurut filsuf eksitensialis Jean-Paul Sartre, kematian

dapat menjadi sumber ketakutan seseorang, lebih tepatnya

karena kematian adalah hal yang datang pada diri manusia dari

„dunia luar‟ dan mengubah manusia menjadi bagian dari „dunia

luar‟ tersebut. Oleh karena, itu proses kematian menjadi

gambaran dimensi paling asing yang dapat dibayangkan oleh

manusia. Seperti yang Sarte katakan, kematian berpotensi

membawa kembali tubuh manusia ke alam ruh, alam

permulaan sebelum ruh bersatu dengan tubuh.43

Seperti yang sudah dijelaskan pada pengertian dari takut (fear),

jenis ataupun tingkat ketakutan dapat disimpulkan bahwa rasa takut adalah

emosi yang sangat normal. Rasa takut pada diri seseorang menyebabkan

seseorang tersebut memiliki perasaan-perasaan negatif dan tidak

menyenangkan yang membuat dalam diri seseorang menjadi tidak

nyaman. Efek dari ketakutan tersebut menyebabkan suatu mekanisme

pertahanan diri, dimana dalam konteks tersebut seseorang yang terkena

Islamphobia akan cenderung menjaga jarak dari umat Islam.

42

Bruce, A., Schreiber, R., Petrovskaya, O., & Boston, P, Longing for Ground in a

Ground(less) World: a Qualitative Inquiry of Existential Suffering. (New York: PSPB Journal.Vol.

30 ,2011), h.236. 43

Sartre dan Jean-Paul, Being and Nothingness, (New York: Philosophical Library,

1956), h. 545.

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2013,2014, dan 2015 yang

terletak di Jalan Jendral Sudirman No.51, Rt.5/Rw.4, Karet Semanggi,

Setia Budi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12930. Penulis membatasi

waktu penelitian mulai dari 03 Februari 2017-30 September 2017.

B. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah sebagai pola berfikir yang

menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti dan sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu diketahui

melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,

jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang digunakan.1

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivisme.

Positivisme melahirkan pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial di

mana objek penelitian dilihat memiliki beberadaan yang naturalistik,

empiris, dan behavioristik, yang dimana semua objek penelitian harus

dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu

mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang

1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2014),Cet. Ke-20,h.42.

48

49

tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan menentang sikap yang

subjektif karena paradigma positivisme memandang proses komunikasi

ditentukan oleh pengirim (source oriented). Berhasil atau tidaknya sebuah

proses komunikasi bergantung pada upaya yang dilakukan oleh pengirim

dalam mengemas pesan, menarik perhatian penerima maupun

memperlajari sifat dan karateristik penerima untuk menentukan strategi

penyampaian pesan.2

C. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan paradigma dan pemaparan di atas peneliti

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian

yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya

dapat digeneralisasikan dan merupakan representasi dari seluruh populasi.3

Di dalam penelitian kuantitatif penulis harus menjaga sifat objektif maka

dalam analisis datanya pun penulis tidak boleh mengikutsertakan analisis

interpretasi yang bersifat subjektif, oleh karena itu digunakan uji statistik

untuk menganalisis data.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei adalah

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

2Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo,2012), Cet.

Ke-1, h.27. 3Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup,2009), Cet. Ke-4,h.55.

50

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.4 Penulis

menggunakan metode survei karena penelitian ini mengambarkan

fenomena sosial dalam penggunaan media massa.

Dalam metode survei proses pengumpulan data dan analisis data

sosial bersifat sangat mendetai melalui kuesioner-kuesioner yang menjadi

salah satu instrumen utama yang mendapatkan informasi dari sejumlah

responden yang diasumsikan mewakili populasi yang secara spesifik. Oleh

karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan

kualitas dari penelitian.5

E. Jenis Penelitian

Dari berbagai jenis penelitian yang ada, peneliti menggunakan

jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan dengan

memberikan gambaran yang lebih detai mengenai suatu gejala atau

fenomenal.6 Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskiptif

secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat

populasi atau objek tertentu.7

Penulis menggunakaan jenis penelitian deskriptif untuk

menggambarkan tingkat ketakutan mahasiswa non muslim terhadap

terpaan pemberitaan Islamphobia di media online Okezone.com dan

setelah itu penulis ingin mengetahui apakah terdapat tingkat ketakutan

4Masri Singarambun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,2011),h.3.

5Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.59.

6Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitaif Teori dan

Aplikasi,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005).h.42. 7Rachmad Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunika, h.67.

51

mahasiswa non muslim terhadap terpaan pemberitaan Islamphobia di

media online Okezone.com.

F. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek adalah responden yang memahami objek penelitian sebagai

pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian, sedangkan

objek merupakan sasaran dalam penelitian.8 Adapun subjek dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2013,2014,dan 2015.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah tingkat ketakutan

mahasiwa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi setelah dan

sebelum terpapar pemberitaan Islamphobia di media online Okezone.com.

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris yang population, yang

berarti jumlah penduduk. Dalam metodologi penelitian populasi

digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang

menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

8Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,2010), Cet. Ke-4,h.76.

52

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup,

sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.9

Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat

dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.10

a. Populasi homogen adalah keseluruhan individu yang menjadi

anggota populasi dan memiliki sifat-sifat yang relatif satu sama

lainnya. Jadi inti dari populasi homogen yaitu, tidak ada perbedaan

hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda.

b. Populasi heterogen adalah keseluruhan individu anggota populasi

relatif memiliki sifat-sifat individual, dimana sifat tersebut

membedakan individu anggota populasi yang satu dengan lainnya.

Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jurusan Ilmu

Komunikasi Angkatan 2013-2015 yang berjumlah 1.364 Mahasiswa.11

Penulis memilih mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

sebagai populasi karena dianggap memiliki latar belakang agama yaitu

agama Katolik yang menjadi salah satu target utama dalam penelitian

tersebut, dan untuk jurusan ilmu komunikasi karena dianggap memiliki

latar belakang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan media massa,

sehingga responden diharapkan dapat menjelaskan kebutuhan mereka

dalam menggunakan media massa terutama internet. Selain dibidang ilmu

9Burhan Bungin, Metodelogi Penelitin Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), h.109. 10

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitin Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), h.110. 11

Forlap.ristekdikti.go.idprodi.

53

pengetahuan, penulis menganggap responden yang memiliki latar

belakang mahasiswa yang terjun di dunia jurnalistik dapat memahami dari

isi berita di Okezone.com.

Tabel 1 Populasi Mahasiswa Atma Jaya

Jurusan Ilmu Komunikasi

Angkatan Jumlah Mahasiswa

Komunikasi 2013 349

Komunikasi 2014 463

Komunikasi 2015 552

Jumlah Keseluruhan 1.364

Sumber: Forlap.ristekdikti.go.idprodi

2. Sampel

Sampel atau sampling adalah bagian dari populasi yang telah

diambil melalui cara-cara tertentu, secara jelas dan lengkap yang

dianggap bisa mewakili populasi. Sampel merupakan proses memilih

sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian

terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karateristiknya

akan membuat peneliti dapat menggeneralisasikan sifat atau

karateristik tersebut pada elemen populasi.12

Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin

sebagai berikut:

12

Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Imiah,

(Jakarta: Kencana, 2011),h.148

54

Keterangan :

ƞ = Jumlah sampel yang dicari

N = Jumlah populasi

e = Nilai persisi (10 %)

Berdasarkan rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sampel

sebagai berikut :

Jadi, sampel yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 93

mahasiswa.

H. Teknik Pengumpulan Sampel

Teknik pengumpulan sampel merupakan cara untuk pengambilan

sampel. Teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua jenis yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling

merupakan sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang

bsama untuk terpilih sebagai sempel. Sedangkan non probability sampling

55

merupakan unsur yang terdapatdalam populasi tidak memiliki kesempatan

atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sempel, bahkan probability

anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui.13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis non probability

sampling yaitu dengan pengambilan sampel yang tidak memberi peluang

atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk

dipilih sebagai sempel. Jenis sempel yang digunakan penulis adalah

sampling insidental.

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel yang

berdasarkan kebetulan.14

Siapa saja yang ditemui dan masuk kedalam

kategori populasi, dapat diinterview sebagai sempel atau responden. Pada

penelitian ini penulis memilih teknik sampel insidental pada mahasiswa

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi

Angkatan 2013,2014,dan 2015 dengan cara kebetulan.

I. Variabel Penelitian

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk

(constructs) atau sifat yang akan dipelajari dan diberikan contoh misalnya,

tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin,

golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger

juga mengemukakan bahwa variabel dapat dikatakan sebgai suatu sifat

13

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta:

PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013), h.31-33. 14

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitin Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), (Jakarta: Kencana,2005),Cet.ke-2, h.126.

56

yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different value). Dengan

demikian variabel merupakan suatu hasil yang bervariasi.15

Berdasarkan pengertian diatas dapat bahwa variabel adalah suatu

sifat atau nilai dari seseorang atau dari objek yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di

tarik menjadi kesimpulan.

J. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan konsep, maka dibuat operasional

variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian

dan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Table 2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Terpaan Media

Artikel Islamphobia sumber dari

Okezone.com

Variabel Terikat (Y)

Tingkat Ketakutan

1. Khawatir dan Takut

2. Panik dan Gelisah

3. Rasa Ingin Menghindar

15

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2014),Cet.ke-20, h.38.

57

Definisi operasional merupakan atau bentuk operasional yang

terdiri dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi

operasional berisi tentang teori konseptual, indikator dan subindikator

yang digunakan, alat ukur dan penilaian alat ukur yang digunakan.16

Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas (X) Terpaan Media

Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain.

Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan

variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik pada

penelitian.17

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebasnya

yaitu artikel berita Islamphobia yang bersumber dari media online

Okezone.com.

2. Variabel Terikat (Y) Tingkat Ketakutan

Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas (X). Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu

tingkat ketakutan responden terhadap artikel yang dimuat di media

online Okezone.com

16

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Perhitungan Manual dan SPSS),

(Jakarta: Kencana , 2013),h.111. 17

Burgan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media,

2005), h. 57.

58

Ketakutan (fear) merupakan suatu reaksi atau tanggapan

sebuah emosi terhadap ancaman. Munculnya rasa takut disebabkan

karena seseorang kurang akan pengertian, pengetahuan, dan

pengalaman atas peristiwa baru. Dengan bertambahnya suatu

pengetahuan dan pengertian, maka seseorang terhadap sesuatu yang

baru tersebut, mereka akan memiliki kemampuan untuk membedakan

ketakutan yang wajar dan ketakutan yang tidak wajar. Berikut

variabel dari tingkat ketakutan adalah sebagai berikut:

a. Khawatir dan Takut

Rasa khawatir dan tidak menyenangkan. Seberapa besar terpaan

pemberitaan Islamphobia di Okezone.com membuat pembaca

merasa khawatir dan menimbulkan kegelisahan dan kepanikan

kepada pembaca.

b. Panik dan Gelisah

Seberapa besar terpaan pemberitaan Islamphobia di Okezone.com

yang menimbulkan kegelisahan dan kepanikan pembaca.

c. Rasa Ingin Menghindar

Seberapa besar terpaan pemberitaan Islamphobia di Okezone.com

yang menimbulkan pembaca menghindari masyarakat muslim.

Misalnya, semakin takut terhadap pemberitaan Islamphobia

sehingga masyarakat non Muslim menghindari dari lingkungan

masyarakat Muslim.

59

K. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara menggumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam

sebuah penelitian kualitas pengumpulan data merupakan unsur penting

karena berkitan dengan ketepatan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data.18

Penelitian ini menggunakan dua teknik

pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah menggunakan

kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket merupakan teknik

pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden dengan haparan memberikan respons

atas daftar pertanyaan tersebut. daftar pertanyaan dapat bersifat

terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti

dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah ditentukan

sebelumnya oleh peneliti.19

2. Data Sekunder

Dalam menyusun penelitian ini, penulis juga mengumpulkan

data dari berbagai literatur yang dijadikan sebagai data sekunder. Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan

18

Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Imiah,

(Jakarta: Kencana, 2011),h.138. 19

Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Imiah,

(Jakarta, Kencana, 2011),h.139.

60

dengan mempelajari sumber bacaan yang diperoleh dari buku, jurnal,

dan karya ilmiah.

L. Desain penelitian

Desain penelitian yang akan diambil oleh peneliti yaitu one-

grouppretest-posttest design. Pada desain ini terdapat pretest, sebelum

diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih

akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi

perlakuan dan setelah di beri perlakuan. Desain ini dapat digambarkan

sebagai berikut20

:

Gambar 2 One-Group Pretest-Posttest

M.

Keterangan :

X : Treatment yang diberikan (variabel independen)

O : Observasi (variabel dependen)

O1: Nilai pretest (sebelum diberikan artikel Islamphobia)

O2 : Nilai posttest (sesudah diberikan artikel Islamphobia)

Jadi, pengaruh artikel pemberitaan Islamphobia terhadap tingkat

ketakutan mahasiswa Unika Atma Jaya = (O2 - O1). Adapun cara

20

Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung,

Alfabeta: 2014), Cet.Ke-2. h.74

O1 x O2

61

pengammbilan data menggunakan One Group Pretest-Posttest adalah

sebagai berikut:

Gambar 3 Penelitian Menggunakan One Group Pretest-Posttest

PRETEST

Tingkat

Ketakutan

Mahasiswa Atma

Jaya

TREATMENT

Artikel

Islamphobia di

Okezone.com

ORGANISM

Mahasiswa

UNIKA Atma

Jaya

POSTTEST

Tingkat

Ketakutan

Pengaruh Terpaan

Pemberitaan

Islamphobia

Terhadap Tingkat

Ketakutan

Mahasiswa Non

Muslim

62

M. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis hasil penelitian, metode yang digunakan

adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan objek penelitian berupa

tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2013,2014,dan 2015 terhadap

pengaruh terpaan berita Islamphobia di media online Okezone.com. Untuk

menggambarkan tingkat ketakutan mahasiswa non Muslim dilakukan

dengan skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang

sesuatu objek sikap. Objek sikap telah ditentukan secara spesifik dan

sistematik oleh peneliti. Indikator – indikator dari variabel sikap terhadap

suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertnyaan atau

pernyataan yang harus diisi oleh responden.21

Adapun skala likert ini

menggunakan empat kategori penilaian yang masing-masing kategori

tersebut diberi bobot nilai atau skor.

Tabel 3 Skala Likert

Kategori Favorable Unfavorable

Tidak Setuju (TS) 4 1

Kurang Setuju (KS) 3 2

Setuju (S) 2 3

Sangat Setuju (SS) 1 4

21

Rachmad Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta: Kecana Prenada Media

Grup,2009),Cet.Ke-4,h.138

63

Keuntungan dari skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat

pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai

akibat penggunaan skala 1-4 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar

pertanyaan, memungkinkan responden mengekpresikan tingkatan

pendapat mereka. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan tersebut

memiliki kendala yang lebih baik dibandingkan dengan dua tingkatan “ya”

atau “tidak”.22

Penelitian deskriptif ini menggunakan pernyataan yang terstruktur

atau sistematis kepada banyak orang dan kemudian seluruh jawaban yang

diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu

dengan menggunakan metode analisis yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data yang

berwujud angka. Analisis meliputi perhitungan skor, perbandingan mean,

standar deviasi, dan compare means.

1. Menghitung Rata – Rata atau Mean

Mean adalah nilai rata–rata dari beberapa data. Mean diperoleh

dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudian

dibagi dengan banyaknya data. Uji atas kedua mean tersebut

22

Krisyanidayati, (Perbandingan Kepuasaan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Terhadap Program Berita di Tv One dan Metro Tv).(Skripsi Program Studi

Jurnlaistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta,2014),h.57.

64

dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata tingkat ketakutan yang

dicari. Adapun rumus mean untuk data kelompok adalah:23

Keterangan :

X = Rata – rata

𝑓𝑖.𝑥𝑖 = Jumlah perkalian antara jumlah data sampel dengan tanda

angkatan

𝑓𝑖 = Frekuensi pengamatan

2. Standar Deviasi

Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

penyimpangan data terhadap nilai pusatnya. Standar deviasi didalam

penelitian ini digunakan untuk mengukur uji compare means.

Berikut rumus standar deviasi (SD)24

:

23

W.wiratna Surjaweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta:

Graha Ilmu,2012),h.25. 24

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada

Media,2005),h.179.

X = Σ

SD : √

65

Keterangan :

SD = Standar Deviasi

Σ𝑥² = Jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat

N = Jumlah individu

3. Uji Paired-Sample T-Test

Paired-Sample T-Test adalah analisis yang melibatkan dua

pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau

perlakuan tertentu. Apabila suatu perlakuan tidak memberi

pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol. Adapun dasar

penggunaan uji t sampel berpasangan ialah observasi atau

penelitian untuk masing-masing pasangan harus dalam kondisi

yang sama. Perbedaan rata-rata harus berdistribusi normal. Varian

untuk masing-masing variabel dapat sama atau tidak sama. Untuk

melakukan uji t diperlukan data yang berskala interval atau rasio

yang dalam SPSS disebut scale.25

N. Instrument Penelitian

Pengertian instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang dapat

digunakan untuk memperoleh, mengolah data dan menginterpretasikan

informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan

menggunakan pola ukur yang sama.26

25

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif: Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.45. 26

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif: Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 46

66

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket

atau kuesioner yang diberikan kepada Mahasiswa/i UNIKA Atma Jaya

Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2013,2014, dan 2015.

1. Uji Validitas

Validasi alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang

diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Validasi

alat ukur sama pentingnya dengan rehabilitas alat ukur itu sendiri. Ini

artinya alat ukur haruslah memiliki akurasi yang baik terutama apabila

alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkan

bobot kebenaran data yang akan diteliti.27

Untuk mencapai tingkat validitas alat ukur, yang perlu

diperhatikan adalah isi dan kegunaan alat ukur yang dipakai. Oleh

karena itu, harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: unsur-unsur

apa saja yang terdapat dalam suatu alat ukur, untuk apa alat ukur itu

diciptakan, dan apakah telah tercapai tujuan penciptaan itu, serta

apakah alat ukur itu sesuai dengan konsep dan variabel yang ingin

diukur.28

27

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana,2009),Cet.ke-4,

h.97-98. 28

Burhan Bungin, Metodoligi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2013), h. 279.

67

Uji kualitas pada instrumen yang dipakai untuk mengukr

varibel penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah.

Menurut Arikunto, ada beberapa langkah pengujian validitas yaitu:29

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan

diukur.

2. Melakukan uji coba alat ukur terebut pada sejumlah responden

3. Menghitung nilai korelasi antara dua data pada masing-masing

pernyataan dan nilai total dengan memakai rumus product

moment menggunakan bantuan Ms.Excel.

Jika uji instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan

batas minimum suatu instrumen atau angket dinyatakan valid dan

memenuhi kofisien r = 0,361.

Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba terhadap 30

responden bayangan, yakni responden yang memiliki kriteria yang

sama untuk dijadikan sampel. Responden bayangan yang peneliti pilih

merupakan mahasiswa UNIKA Atma Jaya dengan jumlah 30

responden. Sebelum uji coba validasi terdapat 36 butir pernyataan,

setelah uji validitas terdapat satu pernyataan yang tidak valid dan

menghasilkan 35 pernyataan yang valid.

Berikut ini adalah hasil uji validitas yang diolah dengan

menggunakan Ms.Excel:

29

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008).h.279.

68

Tabel 4Blue Print Pretest Sebelum Uji Validitas

No

Dimensi

Item

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Khawatir dan Takut 1,2,3 4,5,6 6

2 Panik dan Gelisah 7,8,9 10,11,12 6

3 Rasa Ingin menghindar 13,14,15 16,17,18 6

Jumlah 18

Tabel 5 Blue Print Posttest Sebelum Uji Validitas

No

Dimensi

Item

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Khawatir dan Takut 3,6,7 13,16,18 6

2 Panik dan Gelisah 5,8,17 4,10,11 6

3 Rasa Ingin

Menghindar

2,14,15 1,9,12 6

Jumlah 18

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesesuain alat ukur dengan yang diukur

sehingga alat ukur dikatakan dapat dipercaya. Jika alat ukur

dinyatakan valid, lalu reliabilitasnya menunjukkan pada suatu

69

instrumen dapat dipercaya untuk mengarahkan responden memilih

jawaban-jawaban tertentu.30

Uji reabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran agar tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

pengukuran yang sama.31

Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpul data. Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya

reliabilitas alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya yang menunjukkan

pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dan dapa

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data dan tidak

bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk memilih

jawaban-jawaban tertentu.32

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan

data dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dapat dikatkan

reliabel atau handal jika jawaban seseorng terhadap pertanyaan adalah

konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha>

0,60 maka data tersebut mempunyau kehandalan yang tinggi.33

Metode

cronbach alpha digunakan untuk menghintung reabilitas suatu tes yang

tidak mempunyai pilihan „benar‟ atau „salah‟ maupun „ya‟ atau „tidak‟,

30

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008).h.96. 31

Syofian Siregar, Metode Penelitin Kuantitatif Perhitungn Manual dan SPSS, (Jakarta:

Kencana, 2013).h.55. 32

R.Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, (Yogyakarta:

Graha Ilmu,2005),h.89. 33

R.Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariente dengan Program SPSS, (Yogyakarta:

Graha Ilmu,2005),h.89.

70

melainkan digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang

mengukur sikap atau perilaku.34

Berikut merupakan hasil uji reliabilitas pretest dan posttest

diolah dengan menggunakan Ms.Excel:

Tabel 6 Uji Reliabilitas Pretest

Cronbach’s

Alpha

N

of Items

.917

17

Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 16

Tabel 7 Uji Reliabilitas Posttest

Cronbach’s

Alpha

N

of Items

.905

17

Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 16

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kedua variabel dengan

menggunakan program SPSS 16 dengan ini nilai Cronbach Alpha

masing-masing variabel adalah 0,917 nilai Cronbach Alpha untuk

pretest dan 0,905 nilai Cronbach Alpha untuk posttest.

O. Hipotesis Penelitian

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa yang perlu

diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak

34

Syofian Siregar, Metode Penelitin Kuantitatif Perhitungn Manual dan SPSS, (Jakarta:

Kencana, 2013),h.56.

71

adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau, variabe

independen tidak mempengaruhi variabel dependen dan harus disertai pula

dengan hipotesis alntenative (Ha), hipotesis tersebut menyatakan adanya

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan dependen.

Adapun hipotesis penelitian ini adalah35

:

Ho: μD ≤ 0

Ha: μD ≥ 0

Ho : (Tidak terdapat perbedaan terhadap tingkat ketakutan Mahasiswa

Universitas Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar pemberitaan

Islamphobia di Okezone.com)

Ha : (Terdapat perbedaan terhadap tingkat ketakutan Mahasiswa Universitas

Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar pemberitaan Islamphobia di

Okezone.com)

35

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada

Media,2005),h.80.

72

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika

Atma Jaya)

1. Sejarah Singkat Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

(UNIKA Atma Jaya)

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya atau disingkat (Unika

Atma Jaya) merupakan sebuah perguruan tinggi swasta yang terletak

di Jakarta dan didirikan oleh Yayasan Atma Jaya pada tanggal satu

Juni 1960. Kampus utama Unika Atma Jaya teletak di Jalan Jendral

Sudirman No.51,Rt.5/Rw.4, Karet Semanggi, Setia Budi, Kota Jakarta

Selatan, 12930 dan beberapa kampus lainnya terletak di daerah Pluit,

Jakarta Utara.1

Para pendiri Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika

Atma Jaya) percaya bahwa umat Katolik di Indonesia harus

memberikan sumbangsi yang sangat berarti dalam upaya

pembangunan bangsa dalam bidang pendidikan tinggi sekaligus

memperlihatkan secara nyata nilai-nilai Gereja dan Katolik. Keyakinan

tersebut diungkapkan oleh Pro Ecclesia et Patria “Untuk Gereja dan

Bangsa”2.

1 www.atmajaya.ac.id diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 13:34 WIB.

2 www.atmajaya.ac.id diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 13:58 WIB.

73

Awal mula berdirinya Unika Atma Jaya, hanya memiliki dua

Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dengan

jumlah 149 mahasiwa. Pada tahun 2005 Unika Atma Jaya telah

memiliki delapan Fakultas dengan 15 Program Sarjana (S1), tiga

program magister (S2) dan atu program Doktor (S3) yang didalamnya

terdapat 12.080 mahasiswa, 398 pengajar, 2670 mahasiswa baru, dan

2155 mahasiswa yang diluluskan3.

Saat ini Unika Atma Jaya memiliki delapan Fakultas Program

Sarjana (S1) diantaranya adalah Fakultas Ekonomi, Fakultas Imu

Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Pendidikan dan

Bahasa, Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi,

Fakultas Kodekteran, dan Fakultas Teknobiologi. Sementara Program

Magister (S2) diantaranya adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Fakultas Pendidikan dan Bahasa, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu

Hukum, dan Fakultas Ilmu Teknik. Unika Atma Jaya mempunyai

Program Doktor (S3) yaitu Fakultas Pendidikan dan Bahasa pada

program studi Linguistik Terapan Bahasa Inggris.

Seiring dengan pertumbuhannya, Unika Atma Jaya juga

membangun jaringan dan kerjasama dengan institusi nasional dan

internasional. Di antara Universitas-Universitas Katolik Indonesia,

Unika Atma Jaya merupakan anggota aktif Dari Association of

Southeast and East Asian Catholic Universitas (IFCU). Di samping

3 www.uajy.ac.id/tentang-uajy/sekilas-uajy/ diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul

14:00 WIB.

74

itu, Unika Atma Jaya juga menggalang kerjasama dan program

pertukaran dengan berbagai organisasi internasiona, LSM, Universitas

dan lembaga-lembaga penelitian, seperti badan-badan PBB,

Universitas Leuven, Nijmegen Catholic University, Max Plank

Institute, dan Katolischer Akademischer Auslaender Dienst (KAAD)4.

2. Visi dan Misi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

a. Visi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya)

Universitas mempunyai visi menjadi perguruan tinggi

terkemuka yang memiliki keunggulan akademik dan professional di

tingkat nasional dan internsional yang secara konsisten mewujudkan

perpaduan antara Iman Kristiani, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

serta budaya Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan

bangsa.

b. Misi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya)

Unika Atma Jaya mengembangkan misi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi untuk

pengembangan ilmu, profesinalisme, dan karakter peserta didik.

2. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan untuk

kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya

(IPTEKS).

4http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1339/Katolik-Indonesia-Atmajaya-

Universitas-Unika diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 14:58 WIB.

75

3. Mendarmabaktikan keahlian dalam bidang IPTEKS untuk

kepentingan masyarakat.

4. Mengelola pendidikan tinggi secara efektif dan efisien dalam

suasana akademik yang beretika dan bermartabat.

3. Logo Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya)

Gambar 4 Logo Unika Atma Jaya

Filosofi Logo Unika Atma Jaya5:

1. Warna burung merpati sama seperti salib dan lingkaran

cahaya adalah putih. Hal tersebut melambangkan misi yang

ikhas dan suci. Merpati yang berada dalam aureol yang

memancarkan sinar terang berpancar tujuh melambangkan

Roh Yang Maha Kudus.

5 www.atmajaya.ac.id diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 15:58 WIB.

76

2. Tujuh pancar sinar mengandung arti masing-masing yaitu

sinar anugerah budi, kebijaksanaan, Ilmu pengetahuan,

firman, conta kasih, kekuatan, dan ketakwaan kepada Tuhan.

3. Warna dasar hijau di prisai logo ATMA JAYA

melambangkan Indonesia, sebuah untaian zamrud pada

khatulistiwa.

4. Perisai Garuda Pancasila memperlihatkan komitmen

nasional.

5. Salib, merupakan lambang kekatolikan.

6. Warna nama ATMA JAYA, bundaran, bingkai lingkaran

cahaya serta sinarnya, dan bingkai perisai adalah kuning-

jingga, melambangkan semangat yang memancarkan sinar

karya pengabdian yang bermutu tinggi.

4. Kultur Mahasiswa Muslim Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya

Unika Atma Jaya didirikan pada tanggal satu Juni 1960 oleh

para cendekiawan katolik, salah satunya adalah Drs. FX Frans Seda.

Masyarakat mungkin menganggap bahwa Unika Atma Jaya adalah

sebuah Universitas yang dikhususkan untuk mahasiswa yang beragama

katolik saja. Ketika memasuki Hall di gedung C salah satu hall terbesar

yang ada di Unika Atma Jaya, akan disambut patung Yesus Kristus

77

yang tertempel di tembok hall sehingga menimbulkan kesan religius

yang tinggi terhadap agama Katolik.

Unika Atma Jaya lebih dari sekedar Universitas Katolik. Bagi

pemeluk agama lain, seperti Agama Islam, tidak ada peraturan khusus

yang mengikat pemeluk agama tertentu. Salah satu contoh adalah

setiap mahasiswa Unika Atma Jaya yang beragama Muslim jika

mendapatkan jadwal kelas yang bertepatan dengan ibadah shalat

Jum’at diperbolehkan untuk memotong kelas agar dapat menunaikan

ibadah shalat Jum’at dan hal tersebut tidak akan memperngaruhi

penilaian akademis di mata kuliah tersebut.

Di dalam wilayah akademis, semua mahasiswa/i Unika Atma

Jaya diwajibkan untuk mengambil salah satu mata kuliah umum, yaitu

pendidikan agama Katolik. Namun, untuk para mahasiswa yang

memeluk agama lain tidak akan terdoktrinisasi oleh materi yang

disampaikan karena materi tersebut hanyalah bersifat umum layaknya

ajaran-ajaran di agama lain.

B. Gambaran Umum Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu

Komunikasi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma

Jaya).

1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu

Komunikasi Universitas Katolik Indonesian Atma Jaya (Unika

Atma Jaya)

78

Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya berada di

satu tempat dengan Ilmu Administrasi Bisnis. Pada tahun 1960

Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Unika Atma Jaya Jakarta berasal

dari Fakultas Sosial Politik (Sospol) yang didirikan pada tanggal 11

Juli 1960, dan mengelola sebuah jurusan yakni Jurusan General and

Personnel Management. Pada tahun 1970, nama Fakultas Sosial Politik

dirubah menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (FIPK),

yang hingga tingkat Sarjana lengkap memperoleh status disamakan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No.035/0/1980, pada tanggal 29 Januari 1980 dan

dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI No.0295/0/1980 tanggal 30 Desember 1980 tentang

penetapan kembali status disamakan bagi PTS Unit PTS di Kopertis

wilayah II.6

Nama Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dengan program Studi

Administrasi Niaga ialah nama baru sejak tahun akademik 1985/1986

melalui Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan

No.0333/0/1985 tanggal 27 Juli 1985 tentang “Penyesuaian jalur

jenjang dan program pendidikan serta penataan kembali nama unit

Jurusan atau program studi status disamakan pada Perguruan Tinggi

Swasta dalam lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta

Wilayah III”. Sesuai dengan pengesahan nama tersebut, kurikulum

6 https://www.atmajaya.ac.id/web/InfoFakultas.aspx?gid=info-fakultas&cid=sejarah-

fakultas&ou=fiabikom diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 18:12 WIB.

79

fakultas telah dikembangkan berdasarkan kurikulum inti yaang telah

ditetapkan oleh Depdikbud dengan Surat Keterangan

No.22/DJ/Kep/1983 pada tanggal 27 April 1983.

Fakultas Ilmu Administrasi Unika Atma Jaya memperoleh

peringkat akreditasi A selama tiga periode berturut-turut sejak 1998

yaitu berdasarkan Keputusan BAN-PT Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor: 001/BAN-PT/Ak-I/VIII/1998 pada tanggal 11

Agustus 1998 dan peringkat akreditasi tersebut dipertahankan

berdasarkan Keputusan BAN-PT Departemen Pendidikan Nasional

No.019/BAN-PT/Ak-VII/S1/VIII/2003 pada tanggal 20 Agustus 2003,

dan berdasarkan Keputusan BAN-PT Departemen Pendidikan

Nasional No.035/BAN-PT/Ak-XI/S1/1/2009 pada tanggal 10 Januari

2009.7

Tahun ajaran 2009/2010 Fakultas Ilmu Administrasi telah

menambahkan satu program studi S-1 yaitu Ilmu Komunikasi

berdasarkan SK DITJEN DIKTI DEPDIKNAS No.887/D/T/2009 pada

tanggal 11 Juni 2009, tentang izin penyelenggaraan Program Studi

Ilmu Komunikasi (S1). Tahun ajaran 2010/2011 Fakultas Ilmu

Administrasi telah menambah satu program studi S-1 baru yaitu

Program Study Hospitality (S1) yang berdasarkan Surat Keterangan

7 https://www.atmajaya.ac.id/web/InfoFakultas.aspx?gid=info-fakultas&cid=sejarah-

fakultas&ou=fiabikom diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 18:24 WIB.

80

DITJEN DIKTI DEPDIKNAS No.78/D/O/2010 pada tanggal 9 Juni

2010, tentang izin penyelenggaraan Program Studi Hospitality (S1).8

Dengan demikian, Fakultas Ilmu Administrasi mengelola tiga

program studi, Yakni Program Studi Ilmu Administrasi Niaga,

Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Studi Hospitality.

2. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu

Komunikasi Unika Atma Jaya

Tabel 8 Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis

dan Ilmu Komunikasi

Dekan Dr. Eko Widodo

Wakil Dekan Rosdiana Sijabat, Ph.D.

Kepala Bidang Kemahasiswaan Agnes Harnadi, ST.,M.Bus

Kepala Bidang Administrasi

dan Keuangan

Paulus Kurnadi

Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi

Dr. Vincentius Racmadi

Parmono

Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi

Dr. Y. M. Dorien

Kartikawangi, M.Si.

8 https://www.atmajaya.ac.id/web/InfoFakultas.aspx?gid=info-fakultas&cid=sejarah-

fakultas&ou=fiabikom diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 19:33 WIB.

81

Ketua Program Studi

Hospitality

Astuti Kusumawicitra L.,Ph.D

C. Profil Okezone.com

1. Sejarah Okezone.com

Gambar 5 Logo Okezone.com

Okezone.com merupakan media online dan hiburan yang

dimiliki oleh PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC), perusaan yang

juga mengelola beberapa bisnis di bidang media contohnya televisi

seperti RCTI, MNCTV, Global TV, iNews TV, media cetak seperti

Koran Sido, Tabloid Genie, Tabloid Mom and Kiddie, Majalah

HighEnd, dan Sindo Weekly. Selain itu MNC juga mempunyai

jaringan radio seperti Sindo Trijaya FM, Global Radio, Radio

Dangdut Indonesia, V Radio serta sejumlah bisnis media lainnya yaitu

Mobile VAS dan Manajemen Artis.9

Okezone.com resmi diluncurkan (Commercial Launch) pada

tanggal satu Maret 2007 yang merupakan bisnis online pertama yang

dimiliki oleh PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Namun pada

9 http://management.okezone.com/ diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 19:44

WIB.

82

tanggal satu Mei 2012, Okezone.com resmi berada di bawah bendera

PT. Linktone Indonesia yang merupakan salah satu pecahan dari

perusahaan PT. Media Nusantara Cintra Tbk yang bergerak di bidang

content provide. Alasan Okezone.com dipindahkan ke PT. Linktone

Indonesia adalah PT. MNC ingin menggabungkan seluruh perusahaan

yang berada di bidang digital seperti mobile, web, dan mobile

application menjadi satu.10

Okezone.com memiliki beragam konten dari berita seperti

politik, peristiwa, internasional, ekonomi, lifestyle, selebritis, sports,

bola, auto, teknologi, dan lainnya. okezone.com memiliki prosedure

pelaporan paling lambat 20 menit sampai dengan satu jam dari lokasi

kejadian dan mendapatkan kunjungan lebih dari 100 juta pageviews

setiap bulannya.11

Pada bulan April 2013, Okezone.com mendapatkan peringkat

ke-20 dari Top 100 webside terpopuler di Indonesia. Peringkat ini terus

naik yang disebabkan semakin banyak pengunjung situs yang

mengakses Okezone.com setiap harinya. Konten dari berita

Okezone.com sendiri ditulis secara tajam, singkat, padat, dan dinamis

sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat yang semakin efisien

dalam membaca berita. Selain itu konsep dari berita online juga

10

About us - okezone.com diakses pada tanggal 18 Meil 2017 pada pukul 20:00 WIB. 11

"okezone.com Site Info". Alexa Internet diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul

20:15 WIB.

83

semakin menjadi pilihan masyarakat karena sifatnya yang up-to-date

dan melaporkan kejadian secara instant pada saat itu juga.12

2. Visi dan Misi Okezone.com

Visi Okezone.com:

Menjadi portal berita dan hiburan terfavorit, telengkap dan

tercepat di Indonesia.

Misi Okezone.com :

a. Memberikan sajian berita dan informasi secara cepat, tepat,

ringkas, mudah, dan praktis dalam bentuk multimedia

convergence, mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di

Indonesia maupun Luar Negeri.

b. Memberikan kontribusi pembangunan budaya ber-internet yang

mendidik bagi masyarakat.

c. Mengajak masyarakat untuk berperan aktif menyampaikan

berita dan informasi kepada publik, termasuk memberikan

kesempatan untuk para pembaca menyampaikan pendapatnya.

d. Menjadi media online yang responsif terhadap perkembangan

Information and Communication Technology (ICT).

12

Skripsi Dwi Agus Prasetiyo, Kontruksi Pemberitaan Kontroversi Pencalonan Angel

Lelga dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik 2013, h.61.

84

BAB V

HASIL DAN ANALISI DATA

A. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Untuk mengetahui validitas dari tiap butir peryataan, peneliti

melakukan uji coba terhadap 30 responden bayangan. Yaitu responden

yang memiliki kriteria yang sama. Kriteria tersebut yaitu mahasiswa

non Mulim untuk dijadikan sampel bayangan. Peneliti menggunakan

One Group Pretest-Posttest menggunakan artikel Islamphobia di

Okezone.com. Responden bayangan yang diteliti merupakan

mahasiswa angkatan 2013 sampai 2015 Universitas Katolik Indonesia

Atma Jaya yang berjumlah 30 responden dengan jurusan yang

berbeda-beda.

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Pretest

No Pernyataan r-hitung r-tabel Hasil

Instrumen

1 Saya merasa tidak takut dan

khawatir dengan orang Muslim.

0,53617 0,361 VALID

2 Saya merasa tidak takut dan

khawatir untuk berteman dengan

orang Muslim.

0,73425 0,361 VALID

3 Saya merasa tidak takut dan

khawatir makan bersama dengan

orang Muslim.

0,6771 0,361 VALID

4 Saya merasa takut dan khawatir

untuk menyapa orang Muslim.

0,59529 0,361 VALID

5 Saya merasa takut dan khawatir

berjabat tangan dengan orang

Muslim.

0,54819 0,361 VALID

84

85

No Pernyataan r-hitung r-tabel Hasil

Instrumen

6 Saya merasa takut untuk

bersosialisasi dengan orang

Muslim

0,78767 0,361 VALID

7 Saya tidak merasa gelisah dan

panik jika melihat orang Muslim

memakai pakaian yang mencolok

seperti gamis dan cadar.

0,58457 0,361 VALID

8 Saya tidak merasa gelisah dan

panik jika saya tinggal serumah

dengan orang Muslim.

0,73672 0,361 VALID

9 Saya tidak merasa gelisah dan

panik jika saya sedang berada

disekitar orang-orang Muslim.

0,59056 0,361 VALID

10 Saya merasa panik dan gelisah

jika saya duduk dengan orang

Muslim.

0,68367 0,361 VALID

11 Saya merasa panik dan gelisah

jika saya diajak berbicara dengan

orang Muslim.

0,70842 0,361 VALID

12 Saya merasa panik dan gelisah

jika ada orang Muslim yang

bertanya kepada saya.

0,70073 0,361 VALID

13 Saya tidak menjaga jarak dengan

orang Muslim.

0,74251 0,361 VALID

14 Saya tidak pindah dari lingkungan

yang mayoritas beragama Muslim.

0,69344 0,361 VALID

15 Saya tidak menghindar jika di

kelas/di kantor saya mayoritas

bergama Muslim

0,58673 0,361 VALID

16 Saya hanya berteman dengan

orang-orang yang memiliki agama

sama dengan saya.

0,6598 0,361 VALID

17 Saya hanya memilih berdiskusi

dengan orang-orang yang

memiliki agama yang sama

dengan saya.

0,62861 0,361 VALID

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.

86

Tabel 10 Hasil Uji Validitas Posttest

No Pernyataan r-hitung r-tabel Hasil

Instrumen

1 Saya tidak pindah dari lingkungan

yang mayoritas beragama

Muslim.

0,62297 0,361 VALID

2 Saya merasa tidak takut dan

khawatir makan bersama dengan

orang Muslim.

0,690892 0,361 VALID

3 Saya merasa panik dan gelisah

jika saya diajak berbicara dengan

orang Muslim.

0,692677 0,361 VALID

4 Saya tidak merasa gelisah dan

panik jika saya sedang berada

disekitar orang-orang Muslim.

0,567576 0,361 VALID

5 Saya merasa tidak takut dan

khawatir dengan orang Muslim.

0,704235 0,361 VALID

6 Saya merasa tidak takut dan

khawatir untuk berteman dengan

orang Muslim

0,604887 0,361 VALID

7 Saya tidak merasa gelisah dan

panik jika saya tinggal serumah

dengan orang Muslim.

0,596077 0,361 VALID

8 Saya hanya berteman dengan

orang-orang yang memiliki agama

sama dengan saya.

0,658003

0,361 VALID

9 Saya merasa panik dan gelisah

jika saya diajak berbicara dengan

orang Muslim.

0,744348

0,361 VALID

10 Saya merasa panik dan gelisah

jika ada orang Muslim yang

bertanya kepada saya.

0,515511 0,361 VALID

11 Saya hanya ingin berdiskusi

dengan orang-orang yang

memiliki agama yang sama

dengan saya.

0,639407 0,361 VALID

12 Saya merasa takut dan khawatir

untuk menyapa orang Muslim.

0,663476 0,361 VALID

13 Saya tidak menjaga jarak dengan

orang Muslim.

0,813426 0,361 VALID

14 Saya tidak menghindar jika di

kelas/di kantor saya mayoritas

bergama Muslim.

0,614602 0,361 VALID

87

No Peryataan r-hitung r-tabel Hasil

Instrumen

15 Saya merasa takut dan khawatir

berjabat tangan dengan orang

Muslim

0,701534 0,361 VALID

16 Saya tidak merasa gelisah dan

panik jika melihat orang Muslim

memakai pakaian yang mencolok

seperti gamis dan cadar

0,687511 0,361 VALID

17 Saya merasa takut untuk

bersosialisasi dengan orang

Muslim

0,431122 0,361 VALID

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.

2. Reliabilitas

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang telah

dinyatakan valid, lalu di uji reliabilitasnya dengan menggunakan

program SPSS 16. Jika hasil dari Cronbach Alpha>0,60 maka butir

pernyataan kuesioner dapat dikatakan reliabel. Berikut ini adalah hasil

uji reliabilitas pretest dan posttest terhadap variabel tingkat ketakutan

mahasiswa UNIKA Atma Jaya angkatan 2013,2014, dan 2015.

Tabel 11 Uji Reliabilitas Pretest

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

N

of Items

.917

17

Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16

88

Tabel 12 Uji Reliabilitas Posttest

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

N

of Items

.905

17

Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 16, 22 Agustus 2017.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kedua variabel dengan

menggunakan program SPSS 16 dengan ini nilai Cronbach Alpha masing-

masing variabel adalah 0,917 nilai Cronbach Alpha untuk pretest dan

0,905 nilai Cronbach Alpha untuk posttest. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut mempunyai

kehandalan yang tinggi untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran

dalam penelitian ini.

B. Karakteristik Data Responden

1. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu

Komunikasi Berdasarkan Angkatan

Tabel 13 Data Responden Berdasarkan Angkatan

No Angkatan Jumlah Presentase

1 Komunikasi/ 2013 20 21%

2 Komunikasi/ 2014 40 45%

3 Komunikasi/ 2015 33 34%

Jumlah 93 100%

Sumber: Hasil Pengolah Data, 22 Agustus 2017.

89

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata

angkatan menjadi responden penelitian dengan jumlah 93 responden

yang tergabung dalam dalam satu lingkup. Pada angkatan tahun 2013

berjumlah 20 orang dengan presentase 21%, pada angkatan tahun 2014

berjumlah 40 orang dengan presentase 45%, dan pada angkatan tahun

2015 berjumlah 33 orang dengan presentase 34%.

2. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu

Komunikasi Berdasarkan Usia.

Tabel 14 Data Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Presentase

1 18-21 Tahun 54 61%

2 22-24 Tahun 38 38%

3 25-27 Tahun 1 1%

Jumlah 93 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata-rata usia yang

menjadi responden penelitian dengan jumlah 93 responden pada

mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi. Pada usia 18

sampai 21 tahun berjumlah 54 orang dengan nilai presentase sebesar

61%. Pada usia 22 sampai 24 tahun berjumlah 38 orang dengan

presentase sebesar 38% dan untuk usia 25 sampai 27 tahun berjumlah

satu orang dengan presentase sebesar 1%.

90

3. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu

Komunikasi Berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel 15 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Presentase

1 Laki-laki 40 45%

2 Perempuan 53 55%

Jumlah 93 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata-rata jenis kelamin

yang menjadi responden penelitian dengan jumlah 93 responden yang

tergabung dalam satu lingkup yaitu kampus UNIKA Atma Jaya Jurusan

Ilmu Komunikasi. Pada jenis kelamin laki-laki sejumlah 40 orang dengan

presentase 45% dan jenis kelamin perempuan 53 orang dengan presentase

55 %.

C. Penguna Media Online Okezone.com

1. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu

Komunikasi Berdasarkan Waktu Dalam Membaca Okezone.com

Tabel 16 Rata-Rata Waktu Dalam Membaca Okezone.com Selama

Seminggu

No Minat Membaca Media

Online Okezone.com

Jumlah Presentase

1 1 kali 45 46%

2 2 kali 20 25%

91

No Minat Membaca Media

Online Okezone.com

Jumlah Presentase

3 3 kali 16 17%

4 4 kali 12 12%

5 5 kali 0 0%

6 6 kali 0 0%

7 7 kali 0 0%

Jumlah 93 100

Sumber : Hasil Pengolah Data, 22 Agustus 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, dari 93 responden

yang membaca media online Okezone.com dalam satu minggu satu kali

dalam seminggu berjumlah 45 orang dengan presentase 46%, responden

yang membaca media online Okezone.com selama dua kali dalam

seminggu sebanyak 20 orang dengan presentase 25%, responden yang

membaca media online Okezone.com selama tiga kali dalam seminggu

sebanyak 16 orang dengan presentase 17%, responden yang membaca

media online Okezone.com selama empat kali dalam seminggu sebanyak

12 orang dengan presentase 12%, sedangkan responden yang membaca

media online Okezone.com selama lima, enam dan tujuh kali dalam

seminggu sebanyak 0 orang dengan presentase 0%.

92

D. Deskripsi Data Responden

Tabel 17 Interperasi Data Responden

Nilai Tingkat Hubungan Jumlah

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

12

79

8

1

0

Pada hasil analisis terpaan berita Islamphobia terhadap tingkat

ketakutan mahasiswa non Muslim dapat diinterpretasikan bahwa data

responden terhadap mahasiswa UNIKA Atma Jaya tergolong memiliki

nilai rendah. Hal tersebut terlihat pada tabel 20 Paired Samples Statistic

yang memiliki nilai rata-rata (Mean) pretest 0,288 dan postest memiliki

rata-rata 0,2984. maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai

pretest dan posttest memiliki kenaikan namun tidak signifikan.

93

E. Hasil dan Analisis Data

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tabel 17 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

Normal Parametersa Mean

Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute

Positive

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp.Sig. (2-tailed)

93

.0000000

4.20935357

.049

.045

-.049

.494

.968

Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16

Berdasarkan tabel uji normalitas kolmogorov-smirnov dapat

diketahui bahwa nilai signifikan dari uji normalitas adalah sebesar 0,968.

Nilai tersebut lebih besar dari alpha 0,05 maka data dinyatakan

terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek

yang diteliti mempunyai varian yang sama. Hasli perhitungan ini,

dapat dilihat berikut ini:

Tabel 18 Uji Homogenitas of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.733 19 71 .050

Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16

94

Dari tabel test of homogeneity of variances terlihat pada bagian

(Sig.). Tabel tersebut memperlihatkan bahwa signifikansi = 0,050.

Berdasarkan hasil tersebut, maka 0.050 lebih dari 0,05 (0.050 > 0,50),

berarti varian dari dua kelompok sampel data mempunyai varian yang

sama.

3. Pretest dan Posttest Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim

Menggunakan Paired – Sample T-Test

Tabel 19 Paired Samples Statistics

Mean

N

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Pair 1 Pretest

Posttest

28.80

29.84

93

93

8.164

8.641

.816

.864

Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16

Pada ouput pertama yaitu paired sample statistic, dapat dilihat

dari rata-ratanya bahwa memiliki nilai yang tinggi pada nilai posttest

atau sesudah diberikan artikel Islamphobia Okezone.com yaitu sebesar

29,8. N menunjukkan banyaknya data yaitu sebelum dan sesudah

sebanyak 93 responden, standar deviasi yang menunjukkan

keheterogenan yang terjadi dalam data sebelum dan sesudah diberikan

artikel Islamphobia adalah 8.165 dan 8.641 dan standard error of

mean sebelum dan sesudah diberikan artikel Islamphobia adalah 0,816

95

dan 0,864, standard error of mean menggambarkan seberapa dari rata-

rata sampel terhadap rata-rata keseluruhan sampel.

Tabel 20 Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest dan

Posttest

93 .857 .000

Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16

Pada output kedua yaitu paired samples correlation,

menunjukkan apakah ada hubungan antara rata-rata sebelum dan

sesudah diberikan artikel Islmaphobia terlihat bahwa nilai sig (000) >a

(0,05) maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan

sebelum dan sesudah diberikan artikel Islamphobia Okezone.com.

dapat juga dilihat kekuatan korelasinya menunjukkan korelasi yang

sangat kuat dan signifikan yaitu 0,857.

Tabel 21 Paired Samples Test

Paired Differences

t

df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std

deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Differences

Lower Upper

Pair1 Pretest-

Posttest

-1.040 4.519 .452 -1.937 -.143 -2.301 99 .023

Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16

96

Pada data output ketiga paired samples test dapat diinterpretasikan

seperti berikut ini :

1. Hipotesis

Ho : (Tidak terdapat perbedaan terhadaptingkat ketakutan

Mahasiswa Universitas Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar

pemberitaan Islamphobia di Okezone.com).

Ha: (Terdapat perbedaan terhadaptingkat ketakutan Mahasiswa

Universitas Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar

pemberitaan Islamphobia di Okezone.com).

2. Uji Statistik

Nilai thitung adalah sebesar -2.301 dengan sig 0.023. Karena sig

< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya rata-rata pretest dan posttest adalah sama atau

tidak berbeda.

97

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Terpaan Pemberitaan

Islamphobia Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim ini,

peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Pada penelitian pengaruh terpaan berita Islamphobia terhadap tingkat

ketakutan mahasiswa non Muslim dapat disimpulkan, bahwa tidak

terdapat perbedaan ketakutan yang signifikan sebelum dan sesudah

setelah terpapar artikel Islamphobia di Okezone.com dengan

menggunakan uji One-Group Pretest-Posttest. Hal ini dapat dilihat

dari hasil penghitungan menggunakan Paired Samples T-Test

menggunakan SPSS 16 dan mendapatkan hasil nilai thitung sebesar -

2.301 dengan sig 0.023. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan Ho

diterima dan Ha ditolak.

2. Besarnya ketakutan Mahasiswa Katolik Indonesia (UNIKA) Atma

Jaya terhadap berita Islamphobia di media online Okezone.com

memiliki tingkat yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari Paired

Samples Statistic. Pada nilai rata-rata pretest yaitu 0,288 dan posttest

0,2984. Maka dapat disimpulkan nilai pretest dan posttest mengalami

kenaikan namun tidak signifikan dan tergolong rendah

97

98

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan

pengamatan, berikut adalah saran-saran untuk penelitian ini yaitu :

1. Saran Akademis

a. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang

ada pada peneliian ini. Peneliti berharap pada peneliti berikutnya

untuk dapat mengkaji dan mempelajari fenomena yang ada

dimasyarakat. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti suatu

masalah dengan masalah yang sama, diharapkan agar mendapat

tinjauan pustaka atau referensi dengan teori-teori yang lebih

lengkap. Selain itu, pada subjek yang ingin digunakan bisa lebih

bervariasi. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan lebih

memperhatikan alat ukur yang digunakan sehingga tidak terjadi

kesalahan saat proses pengambilan dan penghitungan data. Peneliti

juga menyarankan dalam pencarian dua variabel tidak hanya

mencari pengaruhnya saja, tetapi menjelaskan secara detail seperti

apa pengaruhnya.

2. Saran Praktis

a. Kepada portal media online Okezone.com agar tidak terlalu meng-

expose berita yang berkaitan dengan tragedi kekerasan yang

dilakukan oleh masyarakat negara barat terhadap umat Muslim.

Sehingga dapat mempengaruhi untuk membentuk paradigma-

paradigma yang ada di masyarakat. Okezone.com juga harus lebih

99

memberikan kualitas terbaik bagi para pembaca agar pembaca

mendapatkan berita dan informasi yang lebih positif dan

bermanfaat.

b. Bagi para khalayak sebagai pembaca media online agar lebih

cermat dan lebih teliti dalam menyaring sebuah informasi. Serta

lebih peka terhadap keadaan dan perkembangan yang ada di media

massa pada zaman ini.

100

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Moeslim, Islam Pribumi Mendialogkan Agama Islam Membaca

Realitas, Jakarta: Erlangga, 2003.

Arif, Ainul Muhammad Qobidi, Politik Islamophobia Eropa,Yogyakarta:

Deepublish, 2014.

Baksin, Askurifai, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006.

Bruce, Schreiber, Petrovskaya dan Boston. Longing for ground in a ground(less)

world: a qualitative inquiry of existential suffering, New York: PSPB

Journal.Vol. 30, 2011.

Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2013.

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002.

Conroy, Kaye dan Fifer. Cognitive Links Between Fear of Failure and

Perfectionism. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy,

Canada: PSPB Journal.Vol. 30, 2007.

Elliot, dan Thrash. The Intergenerational Transmission of Fear of Failure, New

York: PSPB Journal.Vol. 30, 2004.

Firdaus, Islamofobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam dari Umat

dan Dunia, Bandung : Rosdakarya, 2011.

Hamz, Ibunu Dar, Taisir Karimir Rahman, Beirut, 1424 H.

Harahap, Arifin, Jurnalistik Televisi (Teknik Memburu dan Menulis Berita

Televisi), Jakarta: PT Indeks, 2005.

Hendry dan Gleitman, Psycology Third Edition, New York: W.W Norton

Company, 1991.

Kriyantono, Rachamat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2010.

McQuail, Dennis, Teori Komunikasi, Jakarta: Erlangga, 2005.

Morrissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.

101

Noor, Juliansyah, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Imiah, Jakarta: Kencana, 2011.

Olii, Helena, Berita dan Informasi, Jakarta: PT Indeks, 2007.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitaif

Teori dan Aplikasi,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1999.

Rantri Sunar Astuti, Mendampingi Anak Menghadapi Rasa Takut, Yogyakarta:

Kanisius, 2008.

Sartre, dan Jean-Paul. Being and Nothingness, New York: Philosophical Library,

1956.

Sendjaya, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta: UT, 2002.

Singarambun, Masri, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 2011.

Siregar Syofian, Metode Penelitian Kuantitaif Perhitungan Manual dan SPSS,

Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013.

Stanley Rachmat, TheMeaningofFear, Canada: Penguin Modern Psychology,

1974.

Sudarmanto, Gunawan, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS,

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2014.

Suhandang, Kustandi, Pengantar Jurnalistik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2004.

Sumadina, Haris, Jurnalistik Indonesia ,Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2008

Surjaweni, W.wiratna Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2012.

Suryawati, Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Tamburaka, Apriadi, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2012.

Ucjana, Onong, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya

Bakti, 2003.

102

Zaenudin, The Journalist, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2011.

Karya Ilmiah

Krisyanidayati, (Perbandingan Kepuasaan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Terhadap Program Berita di Tv One dan Metro

Tv).(Skripsi Program Studi Jurnlaistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014).

Skripsi Dwi Agus Prasetiyo, Kontruksi Pemberitaan Kontroversi Pencalonan

Angel Lelga dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik 2013.

Website

www.atmajaya.ac.id

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1339/Katolik-Indonesia-

Atmajaya-Universitas-Unika

http://management.okezone.com/

LAMPIRAN

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul “Pengaruh

Terpaan Berita Islamphobia Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim

Tentang Islam”. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk menjadi responden

penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini secara jujur dan

apa adanya. Peneliti akan menjamin kerahasiaan dan identitas responden. Atas

bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Linda Fazria (1113051000001)

Konsentrasi Jurnalistik

No.Responden :

Nama samaran :

Tanggal Pengisian :

Jurusan :

Angkatan :

A. DATA RESPONDEN (Pilihlah Jawaban yang sesuai dengan identitas anda

!)

Umur : ......... Tahun

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

B. PENGGUNAAN MEDIA

Apakah anda pernah membaca media online Okezone.com? jika “Ya”

isi data dibawah ini, jika “Tidak” lanjut ke lembar selanjutnya.

1. Jenis content apa yang paling menarik perhatian ada di media online

Okezone.com? (berilah tanda () pada tabel kosong di bawah ini)

No

Jenis Content

Penilaian Responden

Sangat

Tertarik

Tertarik Kurang

Tertarik

Tidak

Tertarik

1 Berita Umum

2 Politik

3 Peristiwa

4 International

5 Ekonomi

6 Lifestyle

7 Selebriti

8 Sport

9 Teknologi

10 Warung Kopi

1. Sebarapa seringkah anda membuka situs Okezone.com ? ( berapa hari

rata-rata dalam satu minggu (1-7), berilah tanda () pada tabel kosong

di bawah ini)

1 2 3 4 5 6 7

2. Berapa rata-rata yang dihabiskan untuk membaca Okezone.com dalam

sehari ?

a. <30 menit b.30-60 menit c.>60 menit

2. TINGKAT KETAKUTAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh kemungkinan

jawabannya .

2. Lingkarilah dan berikan tanda silang (X), pada alternatif jawaban

(1,2,3,4) yang paling sesuai menurut anda.

3. Berikan tanda check list (√), pada tabel penilaian yang paling sesuai

menurut anda.

Keterangan :

TS : Tidak Setuju

KS : Kurang Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

4. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyn agar dijawab dan tidak

ada yang terlewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.

5. Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, tidak ada

jawaban yang salah, karena itu mohon dijawab dengan

sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.

PRETEST

No

Pernyataan

Penilaian Responden

TS KS S SS

1 Saya merasa tidak takut dan khawatir

dengan orang Muslim.

2 Saya merasa tidak takut dan khawatir

untuk berteman dengan orang Muslim.

3 Saya merasa tidak takut dan khawatir

makan bersama dengan orang Muslim.

4 Saya merasa takut dan khawatir untuk

menyapa orang Muslim.

5 Saya merasa takut dan khawatir

berjabat tangan dengan orang Muslim.

6 Saya merasa takut untuk bersosialisasi

dengan orang Muslim.

7 Saya tidak merasa gelisah dan panik

jika melihat orang Muslim memakai

pakaian yang mencolok seperti gamis

dan cadar.

8 Saya tidak merasa gelisah dan panik

jika saya tinggal serumah dengan

orang Muslim.

9 Saya tidak merasa gelisah dan panik

jika saya sedang berada disekitar

orang-orang Muslim.

No

Pernyataan

Penilaian Responden

TS KS S SS

10 Saya merasa panik dan gelisah jika

saya duduk dengan orang Muslim.

11 Saya merasa panik dan gelisah jika

saya diajak berbicara dengan orang

Muslim.

12 Saya merasa panik dan gelisah jika

ada orang Muslim yang bertanya

kepada saya.

13 Saya tidak menjaga jarak dengan

orang Muslim.

14 Saya tidak pindah dari lingkungan

yang mayoritas beragama Muslim.

15 Saya tidak menghindar jika di kelas/di

kantor saya mayoritas bergama

Muslim.

16 Saya hanya berteman dengan orang-

orang yang memiliki agama sama

dengan saya.

17 Saya hanya memilih berdiskusi

dengan orang-orang yang memiliki

agama yang sama dengan saya.

ARTIKEL I

ARTIKEL II

ARTIKEL III

*Bacalah artikel di bawah ini dengan teliti*

Dicurigai ISIS, Keluarga Muslim Diturunkan dari Pesawat

(Rabu, 24 agustus 2016)

LONDON – Satu keluarga muslim yang terdiri dari seorang pria dan dua saudara

perempuannya diturunkan dari pesawat tujuan Naples karena dicurigai sebagai

teroris. Barang bawaan mereka dibongkar dan diperiksa ketat saat transit di

Bandar Udara London. Berangkat dari Stanstead, Kanada, ketiga bersaudara ini

tidak dipermasalahkan. Namun saat tiba di London, seorang penumpang yang

rasis melaporkan mereka kepada petugas. Dia bilang kalau Sakina Dharas dan

kedua saudaranya tadi sempat mendapat pesan, seperti propaganda ISIS di

ponselnya. Gara-gara tuduhan itu, mereka diminta turun dari pesawat dan

dibawa menghadap petugas kontra-terorisme. Seperti dilansir Express, Rabu

(24/8/2016), ponsel yang dimaksud lantas diperiksa. Hasil pemeriksaan petugas

menunjukkan tidak ada sedikit pun jejak bahwa mereka terlibat kegiatan teroris

maupun menjadi simpatisan ISIS. Satu-satunya hal yang mungkin memicu

kecurigaan pelapor adalah aplikasi Alquran berbahasa Arab di ponselnya. Akan

tetapi, Sakina menjelaskan dia bahkan tidak membukanya selama di perjalanan.

Akhirnya, setelah ditahan kurang lebih sejam, kakak beradik ini boleh

melanjutkan penerbangannya. Sakina menyayangkan, penumpang rasis itu tidak

ikut diperiksa oleh petugas. Orang itu bahkan tetap dibiarkan berada dalam

pesawat setelah memfitnah keluarganya. “Hal yang membuat saya kecewa

adalah si penuduh tidak dibawa keluar dari pesawat dan ditanyai pada saat itu

juga,” ujar Sakina.Juru bicara easyJet membenarkan adanya insiden tersebut.

Mereka juga sudah meminta maaf kepada para penumpang atas

ketidaknyamanan ini. Meski begitu, sang jubir menjelaskan, isu keamanan

bagaimanapun tetap menjadi prioritas mereka.“Keselamatan dan keamanan para

penumpang dan kru adalah prioritas tertinggi kami. Itu berarti, setiap ada

masalah keamanan yang dilaporkan, kami harus menyelidikinya,” terang jubir

easyJet

POSTTEST

No

Pernyataan

Penilaian Responden

TS KS S SS

1 Saya tidak pindah dari lingkungan

yang mayoritas beragama Muslim.

2 Saya merasa tidak takut dan khawatir

makan bersama dengan orang Muslim

3 Saya merasa panik dan gelisah jika

saya diajak berbicara dengan orang

Muslim.

4 Saya tidak merasa gelisah dan panik

jika saya sedang berada disekitar

orang-orang Muslim.

5 Saya merasa tidak takut dan khawatir

dengan orang Muslim.

6 Saya merasa tidak takut dan khawatir

untuk berteman dengan orang Muslim.

7 Saya tidak merasa gelisah dan panik

jika saya tinggal serumah dengan

orang Muslim.

8 Saya hanya berteman dengan orang-

orang yang memiliki agama sama

dengan saya.

No

Pernyataan

Penilaian Responden

TS KS S SS

9 Saya merasa panik dan gelisah jika

saya diajak berbicara dengan orang

Muslim.

10 Saya merasa panik dan gelisah jika

ada orang Muslim yang bertanya

kepada saya.

11 Saya hanya ingin berdiskusi dengan

orang-orang yang memiliki agama

yang sama dengan saya.

12 Saya merasa takut dan khawatir untuk

menyapa orang Muslim.

13 Saya tidak menjaga jarak dengan

orang Muslim.

14 Saya tidak menghindar jika di kelas/di

kantor saya mayoritas bergama

Muslim.

15 Saya merasa takut dan khawatir

berjabat tangan dengan orang Muslim.

16 Saya tidak merasa gelisah dan panik

jika melihat orang Muslim memakai

pakaian yang mencolok seperti gamis

dan cadar.

17 Saya merasa takut untuk bersosialisasi

dengan orang Muslim

LAMPIRAN III

DATA STATISTIK

1. Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.917 17

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha N of Items

.905 17

2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 4.20935357

Most Extreme Differences Absolute .049

Positive .045

Negative -.049

Kolmogorov-Smirnov Z .494

Asymp. Sig. (2-tailed) .968

a. Test distribution is Normal.

3. Uji Homogenitas

4. PAIRED SAMPLES T-TEST

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 28.80 93 8.165 .816

Posttest 29.84 93 8.641 .864

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.733 19 71 .050

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Posttest 93 .857 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

Pretest – Posttest

-1.040 4.519 .452 -1.937 -.143 -2.301 99 .023

LAMPIRAN IV

Identitas Muslim Perempuan yang Dibakar di Amerika

Serikat (selasa,13 september 2016)

MANHATTAN – Muslim perempuan yang dibakar depan butik papan atas di

Manhattan, New York City, Amerika Serikat malam sebelum peringatan tragedi

9/11 teridentifikasi berasal dari Skotlandia. Di kota asalnya, Glasgow, dia

berprofesi sebagai dokter gigi. Meski begitu, namanya hingga kini tidak

dipublikasikan oleh kepolisian New York (NYPD).

Kejadian tidak terduga dia alami saat berjalan-jalan ke Negeri Paman Sam.

Seorang pria tak dikenal tiba-tiba menyulutkan api ke pakaian perempuan yang

menginap di Hotel Manhattan itu.

Untungnya, perempuan itu sadar sejak detik pertama api membakar lengan

bajunya. Segera, dia menepuk bajunya hingga si jago merah padam. Demikian

seperti dilansir dari BBC, Selasa (13/9/2016).

Sementara pelakunya kabur, lubang sebesar koin 25 sen membekas di lengan baju

korbannya. Polisi saat ini sedang memburu pemuda yang merokok dan

menyundutkan pemantik apinya sembarangan itu. Kasus ini diselidiki sebagai

kejahatan yang didasarkan pada kebencian (hate crime).

CCTV jalan sempat merekam sosok tersangka. NYPD lantas memburu pelaku

berdasarkan rekaman tersebut. Selain itu, polisi juga mencari saksi mata kejadian.

Serangan yang tidak memakan korban jiwa ini kemudian sampai ke telinga

Dewan Hubungan Amerika Serikat-Islam (CAIR). Direktur Eksekutif CAIR di

New York, Afaf Nasher segera mendiskusikan kasus ini dengan wali kota

setempat.

“Kami jelas-jelas melihat kasus ini sebagai penyerangan terhadap individu

pemeluk agama Islam dan institusi Islam di New York dan di seluruh negeri ini.

Sudah selayaknya ini menjadi perhatian bagi seluruh warga negara AS. Sudah

waktunya bagi wali kota dan NYPD untuk mengedepankan kepentingan

menginvestigasi kasus serupa dan mencegah serangan seperti ini terjadi pada

komunitas muslim,” ujarnya.

Tolak Lepas Jilbab, Penerjemah Pengungsi di Jerman

Dipecat (sabtu, 27 agustus 2016)

LUCKENWALDE – Penerjemah magang asal Palestina di Jerman dipecat

karena menolak melepaskan jilbabnya di ruang publik, saat banyak mata lelaki

memandangnya. Ia dikeluarkan setelah hari pertamanya bekerja.

Wali Kota Luckenwalde, Elisabeth Herzog-von der Heide menyatakan, berhijab

adalah bentuk pelanggaran terhadap prinsip netral yang dianut Jerman.

Menurutnya, larangan itu sama sekali bukan diskriminasi karena salib dan simbol

keagamaan lainnya juga tidak diizinkan.

“Kerudung (jilbab) yang dipakai perempuan Muslim adalah bentuk ungkapan

(ekspresi) pandangan keagamaan seseorang,” terangnya, seperti dilansir

dari Independent, Sabtu (27/8/2016).

Perempuan 48 tahun itu mulanya mendaftarkan diri jadi penerjemah untuk

„Perspectives for Refugees‟ di negara bagian Bradenburg. Jasanya disewa untuk

enam pekan ke depan. Akan tetapi, dia berakhir dipecat karena dianggap tidak

bisa beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.

Meskipun menuai kecaman setelahnya, keputusan dewan kota Luckenwalde yang

terbilang kontroversial dipuji oleh anggota parlemen sayap kanan Partai Alternatif

untuk Jerman (AfD). Dua serikat hukum berpengaruh di Jerman juga setuju

melarang penggunaan atribusi keagamaan apapun sesuai prinsip netral yang

dianut negara tersebut.

Hal senada juga diucapkan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Ia bahkan

menyebut, perempuan yang berpakaian tertutup tidak memiliki kesempatan untuk

menjadikan dirinya warga negara Jerman.

Pernyataan ini menimbulkan polemik. Sebagian masyarakat Jerman mengkritik

larangan itu sebagai pengalihan isu sebenarnya dalam masalah pengungsian, yakni

peningkatan radikalisasi dan terorisme. Seharusnya pemerintah lebih memikirkan

penanggulangan terorisme daripada mengasingkan dan menyebar kebencian

terhadap umat Islam.

Dicurigai ISIS, Keluarga Muslim Diturunkan dari

Pesawat (rabu, 24 agustus 2016)

LONDON – Satu keluarga muslim yang terdiri dari seorang pria dan dua saudara

perempuannya diturunkan dari pesawat tujuan Naples karena dicurigai sebagai

teroris. Barang bawaan mereka dibongkar dan diperiksa ketat saat transit di

Bandar Udara London.

Berangkat dari Stanstead, Kanada, ketiga bersaudara ini tidak dipermasalahkan.

Namun saat tiba di London, seorang penumpang yang rasis melaporkan mereka

kepada petugas. Dia bilang kalau Sakina Dharas dan kedua saudaranya tadi

sempat mendapat pesan, seperti propaganda ISIS di ponselnya.

Gara-gara tuduhan itu, mereka diminta turun dari pesawat dan dibawa menghadap

petugas kontra-terorisme. Seperti dilansirExpress, Rabu (24/8/2016), ponsel yang

dimaksud lantas diperiksa.

Hasil pemeriksaan petugas menunjukkan tidak ada sedikit pun jejak bahwa

mereka terlibat kegiatan teroris maupun menjadi simpatisan ISIS. Satu-satunya

hal yang mungkin memicu kecurigaan pelapor adalah aplikasi Alquran berbahasa

Arab di ponselnya. Akan tetapi, Sakina menjelaskan dia bahkan tidak

membukanya selama di perjalanan.

Akhirnya, setelah ditahan kurang lebih sejam, kakak beradik ini boleh

melanjutkan penerbangannya. Sakina menyayangkan, penumpang rasis itu tidak

ikut diperiksa oleh petugas. Orang itu bahkan tetap dibiarkan berada dalam

pesawat setelah memfitnah keluarganya.

“Hal yang membuat saya kecewa adalah si penuduh tidak dibawa keluar dari

pesawat dan ditanyai pada saat itu juga,” ujar Sakina.

Juru bicara easyJet membenarkan adanya insiden tersebut. Mereka juga sudah

meminta maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan ini. Meski begitu,

sang jubir menjelaskan, isu keamanan bagaimanapun tetap menjadi prioritas

mereka.

“Keselamatan dan keamanan para penumpang dan kru adalah prioritas tertinggi

kami. Itu berarti, setiap ada masalah keamanan yang dilaporkan, kami harus

menyelidikinya,” terang jubir easyJet.