EFEK PEMBERITAAN ISLAMPHOBIA DI OKEZONE.COM …
Transcript of EFEK PEMBERITAAN ISLAMPHOBIA DI OKEZONE.COM …
EFEK PEMBERITAAN ISLAMPHOBIA DI OKEZONE.COM TERHADAP
TINGKAT KETAKUTAN MAHASISWA UNIKA ATMA JAYA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Linda Fazria
NIM: 1113051000001
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
iii
ABSTRAK
Linda Fazria, NIM: 1113051000001, Efek Pemberitaan Islamphobia Di
Okezone.com Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa UNIKA Atma Jaya,
di bawah bimbingan Artiarini Puspita Arwan, M.Psi.
Berita merupakan laporan berupa fakta atau ide yang benar-benar dapat
menarik perhatian para pembaca. Berita juga diartikan sebagai informasi baru
yang disajikan dalam pembacaan atau penulisannya yang jelas, aktual dan
menarik. Salah satunya mengenai pemberitaan terkait keagamaan yaitu
Islamphobia yang menjadi perbincangan masyarakat luar negeri. Islamphobia
merupakan rasa takut yang tidak wajar terhadap agama Islam. Banyaknya
pemberitaan yang meng-expose tentang kekerasan dan mengakibatkan munculnya
ketakutan serta persepsi buruk tentang agama Islam yang terlihat dari tragedi-
tragedi kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang yang menganut agama Islam.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka muncul pertanyaan peneliti.
Pertama, Apakah pemberitaan Islamphobia di Okezone.com berpengaruh terhadap
tingkat ketakutan mahasiswa non Muslim Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya?. Kedua, seberapa besar tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya setelah membaca pemberitaan Islamphobia?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori uses and
effect yang dikemukakan oleh Sven Windalh (1979). Uses and effect menjelaskan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakter individu,
harapan dan persepsi terhadap media, serta akan membawa indidvidu kepada
keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media. Penulis
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data.
Penulis menggunakan One-Group Pretest dan Posttest sebagai desain dari
penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling insidental
menggunakan rumus Slovin. Uji normalitas menggunakan Komogorov-Smirnov
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.
Dan hasil kuesioner kemudian diolah menggunakan Paired Sample T-Test untuk
mencari perbandingan mean perbedaan tingkat ketakutan mahasiswa Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya setelah terpapar berita Islamphobia di Okezone.com.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tidak ada
perbedaan tingkat ketakutan yang signifikan sebelum dan setelah terpapar berita
Islamphobia. Hal tersebut terlihat dari hasil uji Paired Samples T-Test
menggunakan SPSS 16 dan mendapatkan hasil nilai thitung sebesar -2.301 dengan
sig 0.023 dan probabilitas sig < 0.05. Dan dapat disimpukan bahwa Ho diterima
dan Ha ditolak.
Kata Kunci : Islamphobia, Okezone.com, Uses and Effect.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT.
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Terpaan
Pemberitaan Islamphobia Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari dalam skripsi ini
masih terdapat kekurangan karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis
memiliki. Namun berkat adanya dorongan semangat dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis
ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.Ag.
2. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Roudhonah
M. Ag, dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan
Kerjasama Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr.Suhaimi, M.Si.
v
3. Ketua Konsesntrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis Ridho, M. Si dan
Sekertaris Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,
MA.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Artiarini Puspita Arwan, M.Psi yang telah
begitu sabar membimbing penulis menyelesaikan skirpsi di tengah
kesibukannya yang sangat padat.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Fatmawati, MA yang telah
memberikan bimbingan untuk memilih judul skripsi penulis.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Pimpinan dan para staf perpustakaan Fakultas FDIK dan petugas
perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ayahanda Nasir Sugiar S.Sos dan Ibunda Enan Sulastri kedua orang tua
yang tidak pernah berhenti memberikan banyak kasih sayang, dukungan,
serta doa bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Teman- teman Jurnalistik Angkatan 2013 atas segala dukungan, semangat
dan do’a nya. Atul, Devi, Fatimah, Ika, Muharromah, Amira, Tiffany,
Putri, Lilis, Mia, Ana, Eva, Arief, Rheza, Sisil, Aldi, Cempaka, Ayu,
Melinda, Sri, Atika, Laras, Chintia dan yang namanya tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
vi
10. Keluarga besar DEMA FIDKOM 2013 yang telah memberikan banyak
pengalaman di bidang organisasi bagi penulis.
11. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Komfakda Cabang Ciputat yang telah
memberikan pengalaman yang sangat berkesan untuk penulis.
12. KKN Jamu De Chika, Kharim, Kamil, Yulia, Mutia, Fajar, Alam, Dhea,
Nurul dan Nia, terimakasih telah menjadi keluarga baru bagi penulis
selama melaksanakan KKN.
13. LSO (Lembaga Seni Otonom) Klise Fotografi tempat dimana penulis
dapat menyalurkan hobinya dibidang Fotografi.
14. Kakak-kakak yang telah membantu memberikan semangat, do’a dan
dukungan saat penulisan skripsi ini.
15. Triya Hermalis yang telah meminjamkan laptopnya untuk membantu
penulis dalam kesulitan mengerjakan skripsi.
16. Teman-teman seperjuangan Shandy Andhika, Fadli Muhammad Zen
(Jarwo), Aya Aisyah, Ayu Retno, Oktaviani (Kokom), Prawita Hartati
(Prau), Indah Juanita (Caca), Firdha Fauziah, Vita Renita, Taufiq Alwan
(Bombom), Nurul Andani (Yuyun), Noor Rachmawaty (Bogel), Ahmad
Abdul Fathir, Khalida Silva, A.A Wijaya (Kidjun), Deba Hibatullah,
Luqman Noor Hakim (Lukem), Mela Veronika, Tiara Nur Fauzia (Tiong),
Lala Aryani Farah Fawziah (Mpah), Diah Ayuningtyas dan Adam Al-
Hadi.
vii
Demikian kata pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan
penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah penulis dapati dan
semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT
membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan
yang berilipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, September 2017
Linda Fazria
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
ABSTRAK................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan masalah............................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 8
D. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 9
E. Sistematika Penulisan........................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Berita
1. Definisi Berita................................................................................... 14
2. Nilai-Nilai Berita.............................................................................. 16
3. Jenis-Jenis Berita.............................................................................. 19
ix
B. Media Massa
1. Definisi Media Massa..................................................................... 21
2. Definisi Media Online.................................................................... 24
3. Efek Media Massa.......................................................................... 26
4. Terpaan Media................................................................................ 29
C. Islamphobia
1. Definisi Islamphobia...................................................................... 34
2. Sejarah Islamphobia....................................................................... 36
D. Ketakutan
1. Definisi Ketakutan.......................................................................... 38
2. Tingkat dan Jenis Ketakutan.......................................................... 40
4
4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 48
B. Paradigma Penelitian............................................................................. 48
C. Pendekatan Penelitian........................................................................... 49
D. Metode Penelitian................................................................................. 49
E. Subjek dan Objek Penelitian................................................................. 51
F. Populasi dan Sampel............................................................................. 51
G. Tekhnik Pengumpulan Sampel.............................................................. 54
H. Variabel Penelitian............................................................................... 55
I. Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................. 56
x
J. Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................. 59
K. Desain Penelitian................................................................................... 60
L. Instrumen Penelitian.............................................................................. 66
M. HipotesisPenelitian................................................................................ 71
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya............... 72
B. Gambaran Umum Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu
Komunikasi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya........................
77
C. Profil Okezone.com............................................................................... 81
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Validitas dan Reliabilitas...................................................................... 84
B. Karakteristik Data Responden ............................................................. 88
C. Penguna Media Online Okezone.com..................................................
D. Deskriptif Data Responden...................................................................
90
91
E. Hasil dan Analisi Data..........................................................................
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
C. Daftar Pustaka.......................................................................................
LAMPIRAN
92
xi
DATA TABEL
Tabel 1 Populasi Mahasiswa UNIKA Atma Jaya...................................... 53
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel Penelitian....................................... 56
Tabel 3 Skala Likert.................................................................................... 62
Tabel 4 Blue Print Pretest Sebelum Uji Validasi........................................ 67
Tabel 5 Blue Print Posttest Sebelum Uji Validasi...................................... 68
Tabel 6 Uji Reliabilitas Pretest................................................................... 70
Tabel 7 Uji Reliabilitas Posttest.................................................................. 70
Tabel 8 Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu
Komunikasi UNIKA Atma Jaya....................................................
80
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Pretest.............................................................. 84
Tabel 10 Hasil Uji Validitas Posttest............................................................ 86
Tabel 11 Uji Reliabilitas Pretest................................................................... 87
Tabel 12 Uji Reliabilitas Posttest.................................................................. 88
Tabel 13 Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu
Komunikasi Berdasarkan Angkatan..............................................
88
Tabel 14 Data Responden Berdasarkan Usia................................................ 89
Tabel 15 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................ 89
Tabel 16
Tabel 17
Rata-Rata Waktu Dalam Membaca Okezone.com Selama Satu
Minggu...........................................................................................
Interpretasi Data Responden..........................................................
90
91
Tabel 17 One-Sample Kolmogorov Smirnov Test....................................... 92
xii
Tabel 18 Test of Homogeneity of Variances................................................ 93
Tabel 19 Paired Sampel Satatistic................................................................. 94
Tabel 20 Paired Sampel Correlation............................................................. 94
Tabel 21 Paired Sampel Test........................................................................ 95
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Teori Uses and Effect............................................................... 45
Gambar 2 One-Group Pretest-Posttest...................................................... 60
Gambar 3 Penelitian Menggunakan One-Group Pretest-Posttest............. 61
Gambar 4 Logo UNIKA Atma Jaya......................................................... 75
Gambar 5 Logo Okezone.com.................................................................. 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah Islamphobia sudah digunakan sejak tahun 1980 dan mulai
didefinisikan pada tahun 1997 sebagai rasa takut dan benci terhadap Islam
dan berdampak kepada mendiskriminasikan orang Islam dengan
mengasingkan mereka dari kegiatan ekonomi, sosial dan kehidupan
masyarakat.
Islamphobia adalah ketakutan terhadap segala sesuatu tentang
Islam. Islamphobia saat ini telah mewabah di negara-negara Barat seperti
di benua Amerika dan Eropa. Islamphobia dikenal dengan kejadian-
kejadian teror yang menyita perhatian dunia yang sebagian besar
dilakukan oleh kelompok Islam radikal atau disebut ISIS (State of Iraq
and Syiah) dari negara-negara yang berbasis menganut Islam yang cukup
besar di dunia, contoh tragedi WTC (World Trade Center) di Amerika
pada tanggal 11 september 2001, bom bunuh diri di Inggris pada tanggal
07 Juli 2005, bom bunuh diri di Spanyol pada tanggal 11 Maret 2004 ,
pembunuhan terhadap sutradara Theo Van Ghogh di Belanda oleh seorang
muslim 02 November 2004, pembunuhan politikus Belanda, dan
penghinaan terhadap Islam juga dilakukan oleh Paus Benediktus XVI dan
2
karikatun satu tahun lalu dan beberapa penghinaan yang membawa
keburukan bagi umat Islam. 1
Kasus terorisme yang menyeret nama agama Islam juga terjadi di
Indonesia seperti bom bunuh pada tahun 2002 di kawasan Kuta Bali. Bom
meledak di dua club malam Paddy’s yang banyak dikunjungi oleh tursi
asing mancanegara dan menewaskan sebanyak 202 orang dan 209 lainnya
luka-luka yang kebanyakan berasal dari negara Australia. Tragedi ini
menyeret Abu Bakar Ba’asyir selaku pemimpin organisasi Jemaah
Islamiyah, yang memiliki keterlibatan dalam pengeboman yang meledak
pada pukul 23:05.2
Secara umum Islamphobia merupakan rasa ketakutan yang
berlebih-lebihan terhadap Islam dan tidak memiliki dasar berfikir yang
kuat tentang Islam bahkan bisa disebut dengan mengada-ngada sehingga
menimbulkan persepsi-persepsi yang buruk dan terus menerus ditanamkan
kepada diri seseorang bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan
kekerasan, kebencian, egoisme, tidak toleran, dan membatasi pemeluknya
dengan aturan-aturan yang ketat.3
Pelecehan terhadap agam Islam telah mengakibatkan pembicaraan
tentang banyak hal seperti berbagai stigma tentang Islam. Sebab-sebab
pelecehan terhadap Rasullulah SAW dengan berbagai cara seperti
1 Firdaus, Islamofobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam dari Umat dan
Dunia (Bandung : Rosdakarya, 2011), h. 20. 2 http://www.detiknews.com/read/2008/11/09/015608/1033710/1033710/10/kronologi-
bom-bali-eksekusi-mati-amrozi-cs Pada Pukul 03:01AM. 3 Firdaus, Islamofobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam dari Umat dan
Dunia, h. 24.
3
menyebarkan buku-buku garis kanan, selain itu munculnya isu
pemberitaan karakter negatif kepada umat Islam yang berlangsung cukup
lama memalui perang media yang dikuasai oleh Barat.4
Banyaknya persepsi bahwa Islam adalah agama perusak dan penuh
dengan kekerasan ini dilontarkan oleh negara Barat sedemikian rupa agar
masyarakat dunia tidak mengenal Islam apalagi memeluknya. Kebencian
mereka akan Islam telah dibuktikan dengan usaha dan kerja keras sehingga
membentuk sebuah kehidupan dunia baru yang menjadikan Islam sebagai
agama yang harus dijauhi atau ditinggalkan dari segi pelaksanaan
ibadahnya maupun menggunakan atribut yang biasa digunakan oleh
pemeluk agama Islam. Berbagai macam jenis-jenis kebencian
dikumandangkan untuk mempersempit gerak Islam dalam menyiarkan
agama dan hukumnya. Target dan sasarannya adalah kelompok-kelompok
atau orang-orang yang masih tetap menggengam erat agama Islam.
Dalam ajaran agama Islam sendiri, agama Islam merupakan agama
yang sangat menjungjung tinggi terhadap keadilan. Begitu juga dengan
toleransi dalam beragama. Agama Islam melarang keras berbuat zalim
dengan agama selain Islam. Syaikh Abdurrahman bin Nashr As-Sa’diy
Rahimahullah menafsirkan, Allah tidak melarang kalian untuk berbuat
baik, menyambung silahturrahmi, membalas kebaikan, berbuat adil kepada
4Muhammad Qobidi’Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa, (Yogyakarta: Deepublish,
2014), h.12.
4
orang-orang musyrik, baik dari keluarga kalian dan orang lain.5 Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT. dalam surat al-Mumtahah ayat delapan :
ن م م وك رج ي والا ن ي د ل ا ف م وك ل ت ا قا ي لا نا ي لذ ا ن عا له ل ا م اك ها ن ي ا لا
يا ط س ق م ل ا ب ي ها ل ل ا ن إ م ه لاي إ وا ط س ق ت وا م وه ر ب ا ت ا أان م رك ياا د
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil” (QS. Al-Mumtahanah:8)
Terkait dengan Islamphobia di beberapa negara banyak yang
melihat agama Islam sebagai agama kekerasan dan menjadi phobia agama
Islam, salah satu faktor tersebesarnya adalah media masa yang meng-
expose secara berlebihan. Terlebih lagi di media masa sendiri banyak
pihak-pihak yang memojokan dan menyalahgunakan agama Islam, contoh
tentang beredarnya berita-berita tentang Islamphobia yang terbit di media
online. Salah satu berita yang telah dibeberkan tentang Islamphobia adalah
“Identitas Muslim Perempuan yang Dibakar di Amerika Serikat” bukan
hanya itu saja, banyak informasi terkait bahkan merubrik berita terkait
dengan Islamphobia yang telah dipublikasikan oleh okezone.com seperti
“Tolak Lepas Jilbab, Penerjemah Pengungsi di Jerman Dipecat”.
5Dar Ibnu Hazm, Taisir Karimir Rahman, (Beirut, 1424H), Cet. Ke-1, h. 819.
5
Pada dasarnya media massa belakangan ini memiliki peran yang
begitu penting bagi kehidupan manusia. Bukan hanya sebagai objek untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak tapi berkembang sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia, seperti informasi terkini seputar hal-hal
yang terjadi, sampai hiburan yang diberikan oleh media itu sendiri.
Manusia saat ini hampir tidak bisa lepas dari peran media dalam
kehidupan sehari-hari, selain berfungsi memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi melalui berita-berita yang disiarkan dan hiburan-hiburan
yang ditayangkan dan media juga telah menjadi bagian gaya hidup
masyarakat.6
Di era sekarang ini media masa berperan untuk mendorong
masyarakat mempercayai suatu isu dimana dalam kasus tersebut membuat
banyak bermacam-macam perspektif atau pandangan khalayak tentang
pemberitaan tersebut. Seperti kasus tentang kekerasa oleh penganut agama
Islam yang mengakibatkan banyak kerugian dan nilai-nilai negatif yang
melihat bahwa agama Islam merupakan agama kekerasan dan menjadi
phobia Islam.
Efek dari media massa juga dapat menimbulkan perubahan status
sosial masyarakat seperti masyarakat menjadi konsumtif dan serba praktis.
Soekanto, mengatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat di dunia ini merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya
6Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 210), h. 83.
6
menjalar cepat ke bagian-bagian dunia lainnya berkat munculnya
komunikasi yang semakin modern.7
Bukti-bukti itu menunjukkan bahwa pengaruh media massa yang
cukup besar dan bagaimana media massa menentukan agenda kemudian
menonjolkan isu-isu tertentu dan membingkai pesan dengan satu tujuan
membentuk opini publik. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Mc Combs
dan D. Shaw seperti yang telah dikutip dan membuktikan pengaruh media
massa pada saat itu dalam membentuk opini serta persepsi publik.8
Jika dilihat dari fungsi media massa sendiri memiliki empat fungsi,
pertama, menyebarluaskan informasi bagi khalayak. Kedua, memberikan
edukasi bagi khalayak. Ketiga, sebagai media entertaiment bagi khalayak.
Keempat, sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.9 Peran media massa dalam menyampaikan informasi dalam
pemberitaan Islamphobia pada bulan Februari 2016 ini menjadi kuat.
Berbagai media, baik cetak maupun elektronik atau media-media online
banyak menyoroti kasus tersebut ke hadapan publik baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.
Salah satu media online yang merubrik berita mengenai
Islamphobia yang terjadi di negara barat pada bulan Februari 2016 adalah
Okezone.com. Portal berita Okezone.com merupakan media online yang
memberitakan hal-hal umum seperti politik, peristiwa, internasional,
7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 83.
8Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2012), h.101-102. 9Zaenudin, HM. The Journalist, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,2011), h.9-10.
7
ekonomi, lifestyle dan lainnya. Portal media online ini dimiliki oleh PT.
Media Nusantara Citra (MNC) perusahaan yang juga mengelola beberapa
bisnis media lainnya seperti televisi, media cetak dan jaringan radio.
Peneliti tertarik karena okezone.com merupakan salah satu media online
yang merubrik berita-berita terpopuler yang di kemas secara ringan namun
berisi, sehingga segmentasi pembaca dari kalangan manapun.
Peneliti mengambil objek penelitian yaitu di Universitas Katolik
Indonesia (UNIKA) Atma Jaya karena Universitas tersebut merupakan
kampus yang mayoritas mahasiswa dan mahasiswinya menganut agama
Katolik. Agama Katolik memiliki keterikatan agama yang cukup kental
dibandingkan dengan Kristen lainnya. dilihat dari cara beribadah serta
peraturan-peraturan yang dimiliki penganut agama Katolik. Maka dari itu
peneliti ingin mengetahui apakah terdapat efek yang mengakibatkan
ketakutan setelah terpapar pemberitaan Islamphobia di media online
Okezone.com.
Berdasarkan pemikiran dan pemaparan masalah di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. “Efek
Pemberitaan Islamphobia Di Okezone.com Terhadap Tingkat
Ketakutan Mahasiswa UNIKA Atma Jaya”
8
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan masalah yang akan diteliti
lebih jelas, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan
masalah, adapun pembatasan masalah tersebut adalah:
a. Penelitian ini meneliti untuk mencari tahu apakah terdapat
tingkat ketakutan mahasiswa UNIKA Atma Jaya setelah
terpapar pemberitaan Islamphobia di media online
Okezone.com.
b. Hanya memakai portal berita online Okezone.com yang
menjadi objek penelitian. Peneliti meneliti rubrik berita dengan
topik Islamphobia dengan alasan ingin mengetahui efek yang
ditimbulkan sebelum dan setelah terpapar pemberitaan
Islamphobia di Okezone.com.
c. Penelitian ini dibatasi hanya mengambil sampel mahasiswa/i
UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2013-
2015.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
9
d. Apakah pemberitaan Islamphobia di Okezone.com berpengaruh
terhadap tingkat ketakutan mahasiswa non Muslim Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya?
e. Seberapa besar tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya terhadap Agama Islam sebelum dan setelah
terpapar pemberitaan Islamphobia?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis tingkat
ketakutan mahasiswa/i Univeristas Katolik Indonesia Atma Jaya setelah
terpapar pemberitaan Islamphobia yang dipublikasikan oleh media online
Okezone.com.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai sumbangan
wawasan keilmuan dan tambahan referensi dan peningkatan
pengetahuan, khususnya tentang teori Uses and Effect.
b. Manfaat Akademis
1. Dapat dijadikan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa komunikasi konsentrasi jurnalistik terkait
10
perkembangan jurnalisme seperti siaran-siaran berita didominasi
oleh TV, media cetak maupun media online.
2. Untuk menambah ilmu dan referensi bagi para mahasiswa/i
dibidang ilmu komunikasi atau konsentrasi jurnalistik.
3. Menambah wawasan bagi para teoritis dan praktis di bidang
jurnalistik atau ilmu komunikasi.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam proses penyusunan penelitian ini, peneliti mengawali proses
penelitian dengan mengkaji dan mengoreksi skripsi-skripsi yang telah ada
agar tidak terjadi kesamaan judul ataupun kesamaan isi.
1. Skripsi dari Fiqriarifah, Universitas Hasanudin Jurusan Ilmu
Hubungan Internasional (2013), “Pengaruh Islamphobia Eropa
Terhadap Perkembangan Agama Islam di Belanda 2005-2010”.
Skripsi ini ingin mengetahui dan menjelaskan pengaruh yang
ditimbulkan oleh banyaknya orang Eropa yang anti Islam atau yang
dikenal dengan Islamphobia yang mempengaruhi perkembangan
Agma Islam khususnya di negara Belanda yang kemudian banyak
menimbukan konflik maupun kejadian-kejadian yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang anti Islam tersebut. Metode penelitian
yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan
pengumpulan data studi pustaka yang bersumber dari buku jurnal,
dokumen, website yang valid. Sedangkan untuk menganalisis data,
11
penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dan secara
keseluruhan dalam penulis ini, penulis menggunakan teknik
penulisan deduktif.10
2. Skripsi dari Wentiza Fadhilia, Univeristas Riau Pekanbaru Jurusan
Ilmu Politik, “Upaya ICNA (Islamic Circle of North America)
Dalam Melawan Islamphobia di Amerika Serikat”, Skripsi ini
mengkaitkan media-media massa yang mempublikasikan
Islamphobia berupa propaganda pemahaman yang salah terhadap
nilai-nilai Islam melalui media-media yang mengakibatkan
menambahnya jumlah individu yang berpotensi Islamphobia.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori propaganda yang
berasal dari Harold Lasswell. Peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan model eksplanasi dan menggunakan
teknik pengumpulan data yaitu teknik library research (riset
perpustakaan). 11
3. Skripsi dari Avissa Suseno (1112051100042), mahasiswa
Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
(FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
“Islamofobia Dalam Kampanye Donald Trump (Analisis Wacana
Berita Pernyataan Donald Trump Terhadap Islam Pada Media
Online Merdeka.com)”. Penelitian yang menggunakan kualitatif ini
10
Skripsi Fiqriarifah, Pengaruh Islamphobia Eropa Terhadap Perkembangan Agama
Islam di Belanda 2005-2010, Universitas Hasanudin Jurusan Ilmu Hubungan Internasional 2013. 11
Skripsi Wentiza Fadhilia, Upaya ICNA (Islamic Circle of North America) Dalam
Melawan Islamphobia di Amerika Serikat, Univeristas Riau Pekan Baru Jurusan Ilmu Politik,
2013.
12
melihat bagaimana Donald Trump setelah kemenangannya menjadi
presiden Amerika Serikat dan sempat menegaskan bahwa agama
Islam dilarang memasuki negaranya. Berita tersebut diedarkan di
media online Merdeka.com. Dari penelitian tersebut, penulis
menggunakan teori hegemoni dan motode kualitatif dan
pengumpulan data dengan cara melakukan observasi dan
wawancara, dengan mempelajari berbagai tulisan seperti buku,
majalah,jurnal, internet atau instansi lain untuk dijadikan analisis.12
Berdasarkan hasil penelusuran yang telah diteliti, penulis
menemukan beberapa penelitian yang memiliki kemiripan terhadap tema
besar yang diambil yaitu Islamphobia. Perbedaan antara skripsi penulis
dengan tinjauan pustaka yaitu, penulis menggunakan metode kuantitatif
dan pengumpulan data dengan cara melakukan menyebarkan kuesioner.
Penulis mengambil subjek penelitian yaitu mahasiswa Univeritas Katolik
Indonesia Atma Jaya. Sedangkan objek penelitiannya yaitu media Online
Okezone.com. Penulis menggunakan teori uses and effectdari Sven
Windahl (1979) yang merupakan sintesis dari teori use and gratifications.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka digunakanlah
sistematika penulisan. Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan
12
Skripsi Avissa Suseno, Islampfobia Dalam Kampanye Donald Trump (Analiss Wacana
Berita Pernyataan Donald Trump Terhadap Islam Pada Media Online Merdeka.com), Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, 2014.
13
pemahaman terkait penelitian ini. Maka dari itu, penulisan membagi ke
dalam enam bab.
Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian I ini membahas latar
belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodelogi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori serta sistematika
penulisan
BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab II akan menguraikan
mengenai landasan teori yang digunakan yaitu teori Uses and Effect yang
dikemukakan oleh Sven Windahl (1979) yang merupakan pecahan dari
teori Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G.
Blumer dan Michael Gurevitch. Pengertian dari berita, media massa, efek
media massa, terpaan media (media exposure), Islamphobia, definisi takut
(Fear) serta konsep efektifitas.
BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada bagian III akan
menguraikan metode penelitian yang teridri dari tempat dan wktu
penelitian, paradigma dan pendektan penelitian, jenis penelitian, metode
penelitian, populasi, sampel, teknik penarikan sampel, macam dan sumber
data, teknik pengumpulan data berupa angket, operasional konsep dan
pengukuran, teknik pengumpulan data, calidasi, reliabilitas, dan analisis
data.
14
BAB IV GAMBARAN UMUM. Pada bagian IV akan
menguraikan mengenai sejarah singkat Universitas Katolik Atma Jaya
Fakultas Psikologi dan sejarah media online Okezone.com beserta visi
misnya.
BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA. Pada bagian V
merupakan bagian inti dari penelitian, karena pada bagian ini membahas
mengenai hasil data yang didapatkan serta uji instrumental menggunakan
SPSS 16 dan Ms.Excel, berbagai temuan serta analisis yang didapatkan
akan dibahas pada bagian ini.
BAB VI PENUTUP. Pada bagian ini merupakan bagian penutup,
penulis mencoba menarik kesimpulan dari temuan dan analisis penelitian
yang didapatkan serta memberikan saran sebagai masukan bagi penulis.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Berita
1. Definisi Berita
Berita merupakan informasi baru atau informasi yang sedang
terjadi saat ini dan dapat disajikan dalam bentuk media cetak, internet,
siaran langsung, atau face to face. Informasi yang disajikan oleh berita
adalah bersifat fakta, lugas,singkat,netral, menarik atau sesuatu yang
penting yang nantinya akan disampaikan untuk masyarakat melalui
media massa. Berita juga mempunyai unsur penting yaitu 5W 1H
terdiri dari what, who, when, where, why dan how.1
Charles Dana (1996) dalam buku “Broadcasting Journalism
Techniques of Radio and TV News” mengemukakan, “When a dog
bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, that is
news”. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah berita,
tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam definisi
ini Charles mengemukakan batasan berita secara filosofis, bahwa
segala sesuatu yang di luar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah
difinisi dari berita. 2
1 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2006), h.82. 2Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, h.83.
16
Freda Morris dalam buku yang sama mengemukakan, “News is
immediate, the important, the things that have impact on our lives”.
Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat
memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Eric C. Hepwood
(1996) mendefinisikan bahwa berita adalah laporan pertama dari
kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum.
Definisi tersebut mengngkapkan tiga unsur berita yakni aktual, penting
dan menarik. Sementara itu JB. Wahyundi mendefinisikan berita
adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai
penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan
dipublikasikan secara luas melalui media masa periodik. Peristiwa atau
pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui
media massa periodik. 3
Jika diteliti secara bahasa dan diartikan perkata “news”
merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata “new”
yang berarti baru, kata baru tersebut di sini bukan mengartikan segala
sesuatu yang baru, melainkan bahan informasi yang baru yang berguna
bagi semua publik. Dengan kata lain, segala sesuatu yang baru
merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada khalayak
dalam bentuk berita (news).4
3Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi (Teknik Memburu dan Menulis Berita Televisi),
(Jakarta: PT Indeks,2005), h.3-4. 4Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalistik, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h.102-
103.
17
Dalam buku “Here’s the News” yang dikemukakan oleh Paul
De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang
kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang
berpengaruh pada para pendengarnya serta relavan dan layak dinikmati
oleh publik. Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur yang
diantaranya adalah :5
a. Baru dan penting,
b. Bermakna dan berpengaruh,
c. Menyangkut hidup orang banyak,
d. Relavan dan menarik.
2. Nilai-Nilai Berita
Kriteria umum nilai berita (news value) adalah acuan yang dapat
digunakan para jurnalis, yaitu reporter dan editor dalam memutuskan
berita tersebut agar layak dipublikasikan. Berita mempunyai kriteria-
kriteria nilai, diantaranya adalah6 :
a. Aktual (Timeliness)
Berita yang sedang atau baru saja terjadi. aktual terbagi menjadi
dua, yaitu objektif dan subjektif. Aktual secara objektif berkaitan
dengan peristiwa yang benar-benar baru saja terjadi. sementara
aktual secara subjektif berkaitan dengan waktu pembaca membaca.
5 Helena Olii, Berita dan Informasi, ( Jakarta: PT. Indeks, 2007), h. 24.
6Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.78-80.
18
b. Keluarbiasaan (Unusualness)
Berita adalah peristiwa yang langka atau di luar kelaziman yang
berkaitan dengan berita yang peristiwa-peristiwanya di luar nalar
atau tidak biasanya.
c. Akibat (Impact)
Berita adalah peristiwa yang diberitakan mempunyai pengaruh yang
besar bagi masyarakat luas.
d. Kedekatan (Proximity)
Berita adalah peristiwa yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini
bisa dapat bersifat geografis dan emosional.
e. Informasi (Information)
Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi
adalah hal yang bisa menghilangkan ketidakpastian.
f. Konflik (Conflict)
Berita adalah peristiwa yang menyajikan dua pihak yang saling
beradu kekuatan baik fisik maupun tidak dan menimbulkan efek
dramatis di masyarakat.
g. Orang yang penting (Public figure)
Berita adalah tentang orang-orang penting yang menjadi figure
public, sehingga apa yang terjadi pada dirinya menarik perhatian
publik untuk tahu.
19
h. Kejutan (Surprising)
Berita adalah kejutan, yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan, saat
sebelumnya hampir tidak mungkin terjadi.
i. Kertetarikan (Human Interest)
Berita adalah peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi
pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar
biasa.
j. Seks (Sex)
Berita adalah seks dan seks adalah berita. Informasi seputar seks
yang terkait dengan perempuan. Berita ini biasanya dengan sebuah
skandal hubungan.
k. Tenar (Prominence)
Berita adalah peristiwa yang menyangkut orang atau tokoh,
lembaga institusi, atau temapt yang amat dikenal oleh masyarakat
luas.
l. Waktu (Timeliness)
Berita adalah peristiwa yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi,
atau baru dikemukakan.
m. Dampak (Impact)
Berita adalah peristiwa yang diberitakan yang punya pengaurh yang
besar bagi masyarakat luas.
20
3. Jenis-Jenis Berita
Menurut Rivers di dalam penulisan berita, banyak terdapat
ragam yang ada di penulisan berita. Berita yang ditulis pun
mencangkup pelaporan berita langsung (straight news), berita
mendalam (depth news). Berita intermediate mencangkup pelaporan
berita interpretative (interpretative news) dan pelaporan karangan khas
(feature story news), dan untuk pelaporan penyelidikan (investigative
news).7
a. Straight News
Straight News atau berita langsung adalah jenis berita yang
ditulis secara to the point, lugas, dan ringkas serta berisi informasi
tentang peristiwa terkini atau terbaru, terhangat, dan juga menarik.
Berita staright news dibagi menjadi dua yaitu hard news dan soft
news. Hard news adalah berita penting yang sangat ter-update ataupun
terbaru (aktual) dan sangat penting untuk segera disampaikan kepada
masyarakat sedangkan soft news adalah berita lunak atau ringan yang
memberikan informasi mengenai latar belakang atau kisah-kisah
manusia.
b. Depth News
Depth News adalah laporan yang berbeda dengan straight news.
Di dalam depth news dikaji dengan cara menghimpun informasi yang
7 As Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), 2008
),h. 69.
21
berupa fakta-fakta mengenai peristiwa guna pengembangan informasi
tambahan peristiwa yang akan dijadikan berita.
c. Interpretative News
Interpretative news adalah jenis berita yang merupakan
perkembangan dari straight news. Perkembangan disini maksudnya
adalah dengan adanya penambahan informasi latar belakang,
wawancara dengan berbagai sumber dan pengamat, serta menambah
data-data terkait, sehingga dapat menghasilkan berita baru yang lebih
detail, dan lebih lengkap.
d. Investigative News
Investigative news adalah liputan penyelidikan. Berita yang
dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai
sumber. Investigative news hampir sama dengan depth news bedanya,
depth news hanya melaporkan peristiwa secara mendalam sedangkan
investigative news dilakukan karena adanya dugaan dan pelanggaran
merugikan kepentingan umum.
e. Features
Features adalah sebuah jenis tulisan yang ditulis oleh wartawan
berbeda dengan straight news, depth news, dan interpretative news.
Features ditulis dengan menjelaskan sebuah peristiwa dengan gaya
tulisan yang khas. Tulisan ini lebih leluasa memamparkan sebuah
peristiwa dengan bahasa yan dapat menarik perhatian khalayak.
22
B. Media Massa
1. Definisi Media Massa
Perkembangan media massa dari tahun ke tahun memang tidak
dapat dipungkiri sebagai dampak utama berlangsungnya
perkembangan perubahan jaman. Perubahan dalam hal era kecepatan
teknologi dan ketepatan pemberitaan menjadi peran penting untuk
diperhatikan saat ini. Media massa merupakan sesuatu yang sangat
potensial untuk bisa mempengaruhi publik atau bisa membuat
seseorang atau kelompok memiliki kepribadian, pemikiran atau sikap
tertentu.
Media massa pada fungsi awalnya merupakan alat untuk
meyebarkan luaskan kabar atau berita ke khalayak yang lebih luas.
Dengan berjalannya waktu media massa menjadi sangat praktis dengan
penemuan-penemuan teknologi baru berupa telepon dan internet yang
penyampaian pesan menjadi lebih mudah, cepat dan luas. Namun pada
perkembangannya, fungsi ini berubah sejalan dengan perkembangan
tuntutan masyarakat dan permintaan jaman. Perubahan ini sebagai
akibat dari persaingan antar media massa serta kemunculan iklan.
Penting sekali bagi sebuah media massa untuk mendapat perhatian
banyak pemirsa. Akibatnya, media massa bukan jadi tempat
penyampaian pesan yang idea dan tak berpihak, media massa
berkembang menjadi sebuah ajang komesialitas demi keuntungan yang
lebih besar. Sehingga bisa disimpulkan media massa menjadi cerminan
23
masyarakat yang merekam dan menyajikan minat dan ketertarikan
pada masyarakat.
Media massa merupakan singkatan dari Mass Media of
Communication atau Media of Mass Communication yang berarti
media massa adalah komunikasi dengan menggunakan sarana atau
peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area
yang seluas-luasnya.8
Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat
komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala
terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di
masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Media massa mengacu
kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun dan tetap
dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio,
televisi, dan Internet. 9
Media massa memiliki sifat atau karateristik yang mampu
menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (Universality of
Reach), yang bersifat publik dan mampu memberikan popularitas
kepada siapa saja yang muncul di media massa. Dari perspektif
budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan
definisi-definisi terhadap suatu perkara, dan media massa memberikan
gambaran atas realitas sosial. Media massa juga menjadi perhatian
8Dennis McQuail, Teori Komunikasi, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 102.
9 Morrissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet.Ke-2, h. 2.
24
utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan
lingkungan budaya bersama bagi semua masyarakat. 10
Media massa memiliki beberapa karateristik sebagaimana
diungkapkan oleh (Cangara, 2003:134) sebagai berikut11
:
a. Bersifat Melembaga
Pihak yang mengelola media teridiri atas banyak orang, yakni
mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada tahap
penyajian informasi.
b. Bersifat Satu Arah
Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya
dialog antara pengirim dengan penerima. Misalnya terjadi reaksi
atau umpan balik maka biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
c. Meluas dan Serentak
Media massa dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena
memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simulta, dimana
informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat
yang sama.
d. Memakai Peralatan Teknis atau Mekanis
Media massa banyak menggunakan pelaralatan seperti radio,
televisi, surat kabar, dan semacamnya.
10
Denis McQuail, Teori Komunikasi, h.4. 11
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), h. 56.
25
e. Bersifat Terbuka
Pesan dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa
mengenal usia, gender, agama, dan suku. Beberapa bentuk dari
media massa itu sendiri meliputi alat-alat komunikasi mekanis.
2. Definisi Media Online
Media yang perkembangannya terus meningkat seiring dengan
perkembangan jaman saat ini media semakin pesat sejak munculnya
internet. Awal kehadiran media dengan memanfaatkan internet sangat
melonjak tinggi dengan munculnya WWW (World Wide Web).
Pertumbuhan web sebagai media online menjadi semakin pesat
dikarenakan teknologi yang sudah menyebar dalam jumlah besar di
masyarakat seperti komputer dan handphone. Media online yang
sangat praktis dan bisa di akses dimana saja dan kapan saja selama
mempunyai jaringan internet atau disebut dengan online merupakan
perubahan baru dalam dunia Jurnalistik.
Media online atau digital media merupakan media yang tersaji
secara online yang menggunakan perangkat internet. Media online
merupakan salah satu jenis media yang baru dan tergolong memiliki
pertumbuhan yang tidak terduga. Sekalipun internet tidak sepenuhnya
dimanfaatkan sebagai media massa, tetapi keberadaan media online
sudah diperhitungkan oleh banyak orang sebagai alternatif dalam
26
memperoleh informasi dan berita. Adapun keunggulan dari media
online adalah sebagai berikut12
:
a. Up to date
Media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan)
suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja,
tidak selalu menggunkana bantuan dari komputer, tetapi
menggunakan fasilitas teknologi pada handphone (telepon
genggam) atau lebih spesifiknya dengan kata smart phone. Hal ini
terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi
dan berita yang lebih mudah dan sederhana.
b. Real Time
Media online dapat langsung menyajikan informasi dan
berita saat peristiwa dan berita berlangsung (Live). Sebagian besar
wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke
meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan fasilitas seperti internet E-
Mail dan lainnya.
c. Praktis
Media online terbilang praktis karena kemudahannya untuk
mendapatkan berita dan informasinya. Bisa digunakan dimana saja
serta didukung oleh fasilitas teknologi internet seperti handphone
dan komputer dengan terhubung jaringan internet.
12
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, h. 46.
27
3. Efek Media Massa
Efek media massa merupakan suatu kesan yang ditimbulkan
oleh khalayak terhadap suatu proses penyampaian pesan melalui media
massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya. Efek media
massa juga merupakan perubahan perilaku manusia setelah mendapat
terpaan oleh sebuah pesan di media massa.
Menurut Donald F. Robert karena terlalu fokusnya terhadap
pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan
media massa tersebut. Efek media juga di artikan sebagai dampak dari
kehadiran sosial yang dimiliki oleh media sehingga menyebabkan
perubahan, pengetahuan, sikap dan tingkah laku manusia yang
diakibatkan oleh terpaan media atau media exposure.13
Efek yang
disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak merupakan
akibat dari perubahan psikologis. Efek-efek tersebut yaitu meliputi
efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif atau efek behavior.
a. Efek Kognitif Media Massa
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri
komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek
kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam memperlajari informasi yang bermanfaat
dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Contoh: Dengan
meilihat acara kriminal di televisi, kita cenderung mengatakan
13
Dennis McQuail, Teori Komunikasi, h. 87.
28
bahwa di sekitar kita sudah tidak aman lagi dan harus lebih berhati-
hati.
Dengan demikian informasi tersebut dapat meonjolkan situasi
atau orang tertentu di atas situasi atau orang yang lain. Media massa
melaporkan dunia yang selektif dan media massa akan
mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang
dan tidak cermat. 14
b. Efek Afektif Media Massa
Efek afektif lebih berkaitan dengan perasaan khalayak yang
diharapkan dapat turut merasakan perasaan seperti iba, terharu,
sedih, gembira, marah dan sebagainya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi rangsangan emosional pesan media antara lain,
suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan,
predisposisi individual dan faktor indentifikasi khalayak dengan
tokoh dalam media massa.15
1) Suasana Emosional
Suasana emosional dapat dikatakan bahwa respon
khalayak pada film, sandiwara televisi, atau surat kabar akan
dipengaruhi oleh suasana emosional khalayak. Menonton
sinetron di televisi atau membaca novel akan dipengaruhi oleh
suasana emosinal. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan
14
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1999), h.
234. 15
Onong Ucjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003), h. 319.
29
tertawa terbahak-bahak bila menontonya dalam keadaan
senang.
2) Predisposisi Individual
Predisposisi individual mengacu pada karateristik khas
dari individu sendiri. orang yang melankolis cenderung
menanggapi tragedi lebih emosional daripada orang yang
periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-
adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis.
3) Faktor Indetifikasi
Faktor indetifikasi atau identifkasi khalayak
menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh
yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan indetifikasi,
penonton, pembaca, dan pendengar menempatkan dirinya
dalam posisi tokoh tersebut. Misalnya pertandingan sepak bola
antara Indonesia dengan Malaysia. Tim dari Indonesia
memenangkan pertandingan melawan Malaysia dan penggemar
tanah air merasa ikut gembira.
c. Efek Konatif Media Massa
Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha
yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena
berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggungkan efek konatif
sering disebut juga dengan efek behavioral.16
16
Onong Ucjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 319.
30
Efek konatif timbul bukan dari terpaan media massa,
melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan
kata lain efek konatif akan timbul setelah munculnya efek kognitif
dan efek afektif. Misalnya adegan kekerasan di televisi membuat
masyarakat menjadi kriminal atau siaran memasak di televisi
membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan menjadi lebih kreatif.
Efek tersebut timbul karena adanya efektivitas komunikasi
yang dapat ditinjau dari dua aspek yaitu isi komunikasi dan pesan
yang disampaikan. Seseorang komunikator yang bermaksud
menyampaikan pesan persuasif untuk mengetahui apakah
komunikasi harus mempertimbangkan suatu komunikasi yang
emosional akan lebih efektif daripada suatu komunikasi rasional,
atau sebaliknya. Komunikasi dipertimbangkan apakah suatu pesan
yang membangkitkan kekhawatiran (fear-arousal) akan lebih
efektif dibandingkan dengan pesan yang tidak berisi unsur
pembangkit pada ketakutan.
4) Terpaan Media (Media Exposure)
Terpaan media dapat diartikan sebagai kegiatan seperti
mendengar, melihat, dan membaca suatu pesan di media yang
mempunyai pengalaman serta perhatian terhadap pesan tersebut yang
dapat terjadi kepada individu atau kelompok. Terpaan media di dalam
komunikasi massa tidak hanya menyangkut apakah seseorang telah
31
merasakan kehadiran media massa, tetapi juga apakah seseorang
benar-benar terbuka terhadap pesan yang disampaikan oleh media
tersebut.
Terpaan media (media exposure), menurut Rosengren (1974),
dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam
berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai
hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang
dikonsumsi atau dengan media keseluruhan (Rakhmat, 2001: 66).17
Bove dan Arens mengatakan, media exposure berkaitan dengan
beberapa banyak orang melihat program yang ditayangkan di suatu
media (Bove and Arens, 1992: 445).18
Biasanya yang menjadi kendala
dalam media exposure ini adalah, hanya sejumlah orang saja dari
keseluruhan pemirsa, pendengar, ataupun pembaca yang berkenan
untuk melihat atau mendengar isi pesan yang ada. Seringkali khalayak
membaca hanya pada satu artikel di majalah maupun media lainnya
dan kemudian tidak pernah membaca lagi serta melewatkan halaman-
halaman berisi iklan.19
Berikut ini merupakan teori yang terkait dengan terpaan media
adalah sebagai berikut.
17
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.
209. 18
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 209.
19 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 209.
32
1. Teori Uses and Gratification
Menurut Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael
Gurevitch uses and gratification merupakan kebutuhan secara
psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola
terpaan media yang berlainan atau keterlibatan pada kegiatan lain,
dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lainnya.
Uses and gratification menurut pandangan komunikasi khususnya
media massa tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak.
Inti dari teori uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya
menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu.
Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak, jika motif
tersebut akan terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi.
Pada akhirnya, media tersebut mampu memenuhi kebutuhan
khalayak disebut media yang efektif.20
Elemen pola terpaan media yang berlainan pada teori uses
and gratification berkaitan dengan media exposure atau terpaan
media, karena mengacu pada kegiatan menggunakan media.
Adapun batasan exposure menurut Shore :
“Exposure is more complicatd than access because it’s deal not
only with what a person is whitin physically (range of the
particular mess medium) but also wether a person is actually
exposure no message. Exposure is hearing, seeing, reading or most
generally, experiencing, with at least a minimal amount of interest,
20
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h, 203-204.
33
the mass media massage. This exposure might occure at an
individual or group level” (Shore, 1985: 26).21
Exposure tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara
isik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi
apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan
media massa, akan tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka
terhadap pesan-pesan media massa tersebut. Exposure merupakan
kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media
massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap
pesan tersebut yang terjadi pada individu atau kelompok. 22
2. Teori Uses and Effect
Teori uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven
Windahl (1979) teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses
and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep dari
“uses” merupakan bagian yang sangat penting. Karena pengetahuan
yang mengenai penggunaan media yang menyebabkan jalan bagi
pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses
komunikasi massa.23
Pengunaan media massa dapat memiliki banyak arti dan di
artikan sebagai exposure yang semata mata menunjukan pada
tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut
21
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 208. 22
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 207-208. 23
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT,2002), h. 41.
34
dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks dimana isi terkait
harapan-harapan tertentu untuk dapat terpenuhi.24
Jika pada teori sebelumnya mengenai uses and
gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh
kebutuhan dasar individu. Sedangkan uses and effects kebutuhan
hanyalah salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya penggunaan media atau menekankan bagaimana
penggunaan media menghasilkan banyak efek terhadap suatu
individu. Karateristik individu, harapan dan persepsi terhadap
media, dan tingkat akses terhadap media akan membawa individu
mengambil keputusan untuk menggunakan media atau tidak.
Hasil dari proses komunikasi massa yang berkaitan dengan
penggunaan media akan membawa pada bagian terpenting dari
teori uses and effect, hubungan antara pengguna dan hasil, dengan
tetap memperhatikan isi media yang memiliki beberapa bentuk
yang berbeda, diantaranya:25
1. Karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil.
Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai
faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan
efek.
24
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),
cet ke-6,h. 291. 25
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, h. 216.
35
2. Penggunaan media terhadap karateristik isi media dapat
mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya, seperti
konsekuensi psikologis yang mengakibatkan ketergantungan
pada media tertentu.
3. Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara
serempak dan akan menerima efek dan konsekuensi.
Dari teori yang dipakai dengan permasalahan yang diteliti, Teori
uses and effect menjelaskan tentang dampak media massa terhadap
audiens. Dampak tersebut membentuk karakteristik yang berbeda-beda,
karakteristik tersebut terdiri dari kebutuhan atau kepentingan audiens yang
dapat menimbulkan harapan dan persepsi terhadap media. Dengan
demikian, audiens akan mempunyai keputusan sendiri untuk
menggunakan isi media. Sehingga dari penggunaan media akan timbul
pada hasil akhir yaitu terkenanya efek yang disebabkan oleh media.
Efek dari suatu media akan timbul kepada individu-individu dan
akan menunjukkan perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan dari
media massa. Efek dari media massa tersebut akan membentuk dan
mengubah citra persepsi seseorang atau gambaran tentang realitas yang
tidak selalu sesuai dengan realitas, serta akan timbul adanya perubahan
yang dirasakanoleh individu dan berhubungan langsung dengan emosi,
perasaan, sikap (attitude), disenangi atau dibenci oleh khalayak. Adapun
penjelasan di atas, berikut ini merupakan gambar teori uses and effect
terhadap pengguna media dengan memperhitungkan isi media.
36
Gambar1 Teori Uses and Effect
Hubungan teori uses and effect dengan terpaan pemberitaan
Islamphobia di Okezone.com terhadap tingkat ketakutan mahasiswa non
Muslim menjadi tujuan utama penelitian ini. Banyaknya pemberitaan
mengenai kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam di beberapa negara
luar yang mengakibatkan timbulnya banyak persepsi dan pemikiran yang
berbeda-beda tentang Islam.
Karakteristik audiens termasuk
kebutuhan dan kepentingan individu
Harapan dan persepsi terhadap isi
media dengan komunikator
Keputusan untuk
menggunakan alternatif
fungsional
Keputusan untuk
menggunakan media dan isi
Media dan karakteristik
Penggunaan media:
Jumlah isi yang digunakan, jenis isi
yang digunakan, hubungan dengan
isi yang digunakan dan cara
mengkonsumsi
Hasil pada tataran individu:
1. Efek yang disebabkan oleh
media/ karakteristik isi
2. Konsekuensi, terutama
disebabkan oleh pengguna
media
3. Conseffect yang disebabkan
sekaligus oleh isi dan
penggunaan media
Hasil pada tataran lainnya
37
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel
independen (X), dan variabel dependen (Y).Variabel bebas (X) merupakan
variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah terpaan berita Islamphobia di
media online Okezone.com, dimana dari variabel ini dioperasionalkan
menjadi dua dimensi yaitu isi media, dan penggunaan media. Adapun dari
dimensi pengguna media tersebut terdapat frekuensi, durasi, dan atensi.
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya. Dimensi yang digunakan dalam variabel terikat ini
adalah sikap, perasaan, emosi, dan perilaku sosial. Dalam penelitian ,
variabel (Y) terdiri faktor timbul diantaranya:
a. Faktor dari dalam. Faktor tersebut meliputi timbulnya persepsi
atau harapan terhadap audiens terhadap isi dari suatu media.
b. Faktor motif sosial. Faktor tersebut meliputi menggerakan
kepada perilaku seseorang.
c. Faktor emosi. Faktor tersebut meliputi perasaan, sikap
(attitude) disenangi atau dibenci oleh khalayak.
38
C. Islamphobia
1. Definisi Islamphobia
Pengaruh Islamphobia sangat dirasakan oleh kaum minoritas
yang berada di Negara Amerika dan Eropa. Banyaknya opini bahwa
Islam merupakan agama yang membawa kelompok fundametalis,
ekstrimis, dan teroris tersebut menimbulkan banyak orang yang berada
di Negara Barat tersebut takut akan keberadaan Islam dan menjadikan
Islam sebagai ancaman bagi kehidupan mereka. Terlebih lagi
banyaknya terpaan media yang memberitakan kekerasan yang
dilakukan oleh Islam itu sendiri dan menimbulkan banyaknya perepsi
serta opini dan juga mengakibatkan citra Islam serta status sosial yang
semakin terusik di Negara Eropa dan Amerika.
Islamphobia adalah perasaan ketakutan atau kebencian
terhadap Islam, orang-orang Islam (Muslim) maupun budaya Islam.
Istilah Islamphobia muncul pertama kali pada tahun 1922 dalam
sebuah essai seorang orientalis bernama Etienne Dinet dalam karyanya
yang berjudul L’Orient vu del’Occident. Islamphobia kemudian
menjadi sebuah istilah yang umum digunakan pada tahun 1990an
untuk mendefinisikan perlakuan diskriminasi yang diterima oleh umat
Islam di Eropa Barat.26
Meskipun begitu definisi mengenai Islamphobia masih ramai
diperdebatkan oleh para ahli. Namun, semuanya mengarah pada
26
Muhammad Qobidl‟Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa (Menguak Eksitensi
Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keangotaan Turki), (Yogyakarta: Deepublish,2004).h.1
39
sebuah kesamaan tentang terbentuknya ideologi ketakutan yang tidak
rasional ( irrational fear ) terhadap Islam. Dari perasaan takut inilah
muncul keyakinan bahwa setiap Muslim merupakan penganut fanatik
ajaran agamanya, mempunyai tendensi untuk melakukan kekerasan
terhadap orang-orang non-Muslim dan meyakini pula bahwa Islam
menolak nilai-nilai seperti kesetaraan, toleransi, dan demokrasi.27
Islamphobia muncul dari berbagai kalangan, termasuk dari
kalangan menengah keatas. Mulai dari mereka yang mencela maupun
yang mengkritik Islam sebagai Islamphobia, ditunjukkan dari setiap
kalangan dan mendukung kebencian tersebut dengan mengatas
namankan pembenaran ideologi. Akibatnya, ekspresi tersebut dianggap
oleh mereka sebagai pembenaran dalam pemahaman mereka. 28
Pengertian Islamphobia yang pernah di kemukakan oleh Trust
Runnymede Komisi Anti Semitisme dari Inggris tentang Islamphobia
yang secara luas diterima oleh masyarakat sebagai definisi
Islamphobia yang legal, yaitu :
“Islamphobia is the shorthand way of referring to dread or hatred of
Islam-and, therefore, to fear or dislike of all or most Muslims”
Yang artinya, Islamphobia adalah cara singkat yang mengacu
kepada ketakutan atau kebencian terhadap Agama Islam dan oleh
karena itu, ketakutan atau ketidak sukaan ditunjukkan kepada semua
umat Muslim.29
27
Muhammad Qobidl‟Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa (Menguak Eksitensi
Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keangotaan Turki), h.1. 28
Firdaus, Islamophobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam Dari Umat dan
Dunia, (Bandung : Rosdakarya, 2011), h.54. 29
Firdaus, Islamophobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam Dari Umat dan
Dunia, h. 69.
40
2. Sejarah Islamphobia
Dimulai dari peristiwa W.T.C (World Trade Center) pada
tanggal 11 September sembilan tahun yang lalu. Otak dibalik
penyerangan gedung kembar pencakar langit yang merupakan lambang
kejayaan ekonomi Amerika dan juga gedung Pentagons sebagai
kekuatan pertahanan militer Osaman bin Laden yang mengawali
kuatnya persepsi dan keyakinan masyarakat Barat tentang
Islamphobia, serta dipertegas dengan sikap kaum Muslim yang
menurut mereka tidak tertib dalam beribadah misalnya, ketika kaum
Muslim melakukan Shalat Juma‟at, mereka tidak tertib dalam
memarkirkan kendaraan mereka seolah memperkuat asumsi mereka
bahwa Agama Islam tidak memiliki etika dan menyebabkan anggapan
miring tersebut tentang Islam yang ditunjukkan kepada semua umat
Muslim. Islamphobia juga banyak digunakan sebagai salah satu cara
untuk menarik perhatian masyarakat khususnya di Negara Barat
dengan banyaknya politisi non-Muslim yang menggunakan cara ini
untuk mendapatkan suara atas dukungan seperti pada pemilihan-
pemilihan umum.30
Dalam memahami atau menjelaskan fenomena yang telah
memiliki dampak yang dramatis dalam ruang yang relatif singkat dan
melibatkan banyak masyarakat dan yang paling banyak bertanggung
jawab atas hal tersebut adalah Media. Media yang merupakan alat
30
Moeslim Abdurahman , Islam Pribumi (Mendialogkan Agama Islam Membaca
Realitas), (Jakarta: Erlangga, 2003), h.224.
41
informasi kesetiap tempat maupun kalangan, membuat banyak orang
yang Phobia terhadap Islam karena informasi yang diterima tidak
dinyatakan dengan benar, kebanyakan didalamnya mengandung unsur
propaganda dan menyusulnya kasus 11 September yang mempertegas
ketakutan mereka. Kurangnya informasi tentang kebenaran Islam yang
diterima dan yang diinformasikan oleh banyak orang terutama media
yang mengakibatkan kesimpangsiuran tentang kebenaran Islam, dan
untuk mendefinisikan Islamphobia, yang merupakan sesuatu serius
yang nantinya adalah kembali kepada keyakinan diri pribadi.31
D. Ketakutan (Fear)
1. Definisi Ketakutan (Fear)
Takut (Fear) merupakan suatu hal yang tidak nyata dan
memiliki perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang
sebenarnya sama sekali tidak mengancam. Ketakutan juga adalah suatu
kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan
perasaan tegang atau khawatir yang dihayati secara sadar serta bersifat
subjektif.
Seligman (1975) dan Schwartz (1989) (Gleitman, 1991: 128)
mengungkapkan bahwa ketakutan adalah kondisi emosional yang
berasal dari obyek spesifik. Pendapat tersebut diperkuat dengan
pendapat Gerrig dan Zimbardo (2002) yang menyatakan bahwa
31
Muhammad Qobidl‟Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa (Menguak Eksitensi
Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keangotaan Turki), h.5.
42
ketakutan adalah reaksi yang rasional manusia saat
mengidentifikasikan bahaya eksternal secara obyektif yang dapat
membuat seseorang merasa diserang untuk mempertahankan dirinya.
Ketakutan juga merupakan emosi dasar manusia yang akan selalu ada
pada setiap individu. Respon fight or flight yang terdapat pada sistem
syaraf simpatetik mengijinkan individu untuk merespon secara cepat
ketika menghadapi beberapa ancaman yang akan hadir. Ketakutan
secara subjektif juga bisa berubah seketika dari ketakutan yang normal
menjadi ketakutan yang sangat kuat (Carson, 2002: 160).32
Ketakutan mempunyai tiga komponen. Komponen pertama
adalah kognitif atau subyektif yang terjadi saat seseorang mengatakan
bahwa dirinya takut. Komponen kedua adalah fisiologis yang bisa
ditunjukkan dengan detak jantung yang meningkat atau nafas yang
berat. Komponen ketiga adalah perilaku yang ditunjukkan dengan
keinginan kuat untuk melarikan diri (Lang dalam Carson, 2000: 160).
Ketiga komponen tersebut bisa muncul secara tidak bersamaan,
maksudnya adalah bahwa seseorang mungkin hanya memperlihatkan
indikator ketakutan secara fisiologis dan perilaku tanpa
memperlihatkan komponen yang subjektif.33
32
Gleitman dan Henry, Psycology Third Edition, (New York: W.W Norton Company,
1991), h.56. 33
Stanley Rachmat,The Meaning of Fear,(Canada: Penguin Modern Psychology, 1974),
h.50.
43
Rasa takut yang muncul dalam diri seseorang mempunyai dua
sisi. Pertama, sisi positif. Rasa takut menyebabkan seseorang
melindungi dirinya dari ancaman luar. Contohnya, takut pada harimau.
Ketakutan terhadap harimau itu merupakan suatu mekanisme
pertahanan diri untuk tidak mendekati harimau, yang kapan saja bisa
menerkam. Kedua, sisi negatif. Rasa takut menyebabkan seseorang
memiliki perasaan-perasaan menegangkan yang membuat tidak
nyaman. Contoh, ketakutan pada harimau itu dibawa sampai ke alam
bawah sadar, yang mungkin akan membuat menjadi terlalu obsesif
untuk membunuh semua harimau di hutan.34
Jika dilihat pada gender seseorang, wanita dan pria memiliki
tingkat ketakutan yang berbeda. Dalam sebuah sampel psikiatri yang
dipelajari oleh Lawliss dapat dimati bahwa, wanita lebih
mengekspresikan ketakutannya terhadap objek atau situasi dan mereka
juga menunjukkan tingkat ketakutan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pria. Faktor utama yang menyebabkan wanita lebih banyak
memiliki rasa takut dibandingkan dengan pria yaitu pada situasi-situasi
tertentu misalnya, ketakutan akan hal-hal kecil seperti ketakutan akan
serangga, ular, laba-laba, tikus atau ketakutan lainnya yang menyakut
tentang situasi sosial seperti penolakan, penghinaan, dan kehilangan.35
34
Rantri Sunar Astuti, Mendampingi Anak Menghadapi Rasa Takut, (Yogyakarta:
Kanisius, 2008), h.12. 35
Stanley Rachmat,The Meaning of Fear, h.59.
44
1. Jenis-Jenis dan Tingkat Ketakutan
Ketakutan mempunyai jenis dan tingkatan yaitu ketakutan yang
tidak wajar (abnormal fear), ketakutan akan kegagalan (fear of
failure), dan ketakutan akan kematian (fear of death).36
a. Abnormal Fear
Rasa takut dalam batas-batas normal sering terjadi pada
diri seseorang namun, bagaimana rasa takut tersebut menjadi
sesuatu yang tidak wajar apabila rasa takut tersebut sering
muncul sehingga menghalangi fungsi kepribadian seseorang
secara normal. Misalnya, ketakutan abnormal (abnormal fear)
atau ketakutan patologis (fobia).
Ketakutan patologis atau fobia pada umumnya
didefinisikan sebagai reaksi ketakutan yang berlebihan. Fobia
merupakan rasa takut yang irasional terhadap objek atau situasi
tertentu yang disebabkan oleh hal-hal yang lebih khusus atau
esklusif. Para pengidap fobia tidak bisa menjelaskan mengapa
ia melihat suatu objek yang ditakutinya sebagai sesuatu yang
mengerikan, besar, menjijikan, bahkan bisa mengancamnya.
Ada berbagai istilah fobia yang sesuai dengan sumber atau
objek rasa takutnya. Misalnya, acrophobia (ketakutan pada
36
Stanley Rachmat,The Meaning of Fear, h.56.
45
ketinggian), brontophobia (takut pada kilat).37
Secara umum
dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki fobia apabila
orang tersebut memiliki gejala-gejala sebagai berikut38
:
1. Perasaan panik, takut, ngerih, merasa tercengkam, atau
terancam yang sangat besar.
2. Menganggap sesuatu sebagai menakutkan yang diluar
batas-batas kewajaran dan ancaman bahaya yang
sebenarnya.
3. Reaksi yang bekerja secara otomatis dan diluar kendali
dirinya, yang mengambil alih pikiran bawah alam sadar.
4. Reaksi-reaksi fisik yang berkaitan dengan rasa takut yang
amat sangat. Contohnya, detak jantung yang cepat, nafas
yang terengah-engah, gemetaran, dan dorongan yang
sangat kuat untuk menghindar.
b. Fear of Failure
Fear of failure adalah bentuk penghindaran yang
disebabkan oleh emosi negatif dari dalam diri individu untuk
mengantisipasi kemungkinan gagal yang akan menyebabkan
rasa malu, menurunnya konsep diri, serta pengaruh sosial dan
37
Rantri Sunar Astuti, Mendampingi Anak Menghadapi Rasa Takut, h.24. 38
Stanley Rachmat,The Meaning of Fear, h.59.
46
biasanya berkaitan dengan ketidakmampuan dalam upaya-
upaya pencapaian keberhasilan.39
Elliot & Thrash, (2004) mengatakan bahwa fear of
failure adalah sebuah bentuk penghindaran yang didasarkan
pada pencapaian prestasi atau keberhasilan.40
Atkinson (dalam
Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) juga mendefinisikan bahwa fear
of failure merupakan sebuah bentuk dorongan untuk
menghindari kegagalan terutama konsekuensi negatif
kegagalan berupa rasa malu, menurunnya konsep diri individu,
dan hilangnya pengaruh sosial.41
c. Fear of Death
Ketakutan terhadap kematian merupakan hal yang
sangat umum. Sepanjang sejarah manusia, kematian dan ajal
merupakan hal-hal yang telah menjadi perhatian dan menyita
banyak orang. Munculnya pikiran mengenai kematian atau ajal
disebabkan oleh beberapa hal termasuk usia, agama, tingkat
kecemasan, pengalaman yang berkaitan dengan seseorang, dan
lain-lain. Pada umumnya, ketakutan tersebut muncul lebih
39
Elliot, A J & Thrash, T M. The Intergenerational Transmission of Fear of Failure.
(New York: PSPB Journal.Vol. 30 , 2004), h. 8. 40
Elliot, A J & Thrash, T M. The Intergenerational Transmission of Fear of Failure, h. 8. 41
Conroy, D.E., Kaye, M.P., & Fifer, A.M, Cognitive Links Between Fear of Failure and
Perfectionism. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, (Canada: PSPB
Journal.Vol. 30 ,2007), h. 239-240.
47
besar pada orang-orang di usia 35-55 tahun yang lebih
cenderung memiliki rasa takut akan kematian.42
Menurut filsuf eksitensialis Jean-Paul Sartre, kematian
dapat menjadi sumber ketakutan seseorang, lebih tepatnya
karena kematian adalah hal yang datang pada diri manusia dari
„dunia luar‟ dan mengubah manusia menjadi bagian dari „dunia
luar‟ tersebut. Oleh karena, itu proses kematian menjadi
gambaran dimensi paling asing yang dapat dibayangkan oleh
manusia. Seperti yang Sarte katakan, kematian berpotensi
membawa kembali tubuh manusia ke alam ruh, alam
permulaan sebelum ruh bersatu dengan tubuh.43
Seperti yang sudah dijelaskan pada pengertian dari takut (fear),
jenis ataupun tingkat ketakutan dapat disimpulkan bahwa rasa takut adalah
emosi yang sangat normal. Rasa takut pada diri seseorang menyebabkan
seseorang tersebut memiliki perasaan-perasaan negatif dan tidak
menyenangkan yang membuat dalam diri seseorang menjadi tidak
nyaman. Efek dari ketakutan tersebut menyebabkan suatu mekanisme
pertahanan diri, dimana dalam konteks tersebut seseorang yang terkena
Islamphobia akan cenderung menjaga jarak dari umat Islam.
42
Bruce, A., Schreiber, R., Petrovskaya, O., & Boston, P, Longing for Ground in a
Ground(less) World: a Qualitative Inquiry of Existential Suffering. (New York: PSPB Journal.Vol.
30 ,2011), h.236. 43
Sartre dan Jean-Paul, Being and Nothingness, (New York: Philosophical Library,
1956), h. 545.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2013,2014, dan 2015 yang
terletak di Jalan Jendral Sudirman No.51, Rt.5/Rw.4, Karet Semanggi,
Setia Budi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12930. Penulis membatasi
waktu penelitian mulai dari 03 Februari 2017-30 September 2017.
B. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah sebagai pola berfikir yang
menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti dan sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu diketahui
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,
jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang digunakan.1
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivisme.
Positivisme melahirkan pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial di
mana objek penelitian dilihat memiliki beberadaan yang naturalistik,
empiris, dan behavioristik, yang dimana semua objek penelitian harus
dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu
mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang
1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2014),Cet. Ke-20,h.42.
48
49
tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan menentang sikap yang
subjektif karena paradigma positivisme memandang proses komunikasi
ditentukan oleh pengirim (source oriented). Berhasil atau tidaknya sebuah
proses komunikasi bergantung pada upaya yang dilakukan oleh pengirim
dalam mengemas pesan, menarik perhatian penerima maupun
memperlajari sifat dan karateristik penerima untuk menentukan strategi
penyampaian pesan.2
C. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan paradigma dan pemaparan di atas peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian
yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya
dapat digeneralisasikan dan merupakan representasi dari seluruh populasi.3
Di dalam penelitian kuantitatif penulis harus menjaga sifat objektif maka
dalam analisis datanya pun penulis tidak boleh mengikutsertakan analisis
interpretasi yang bersifat subjektif, oleh karena itu digunakan uji statistik
untuk menganalisis data.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
2Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo,2012), Cet.
Ke-1, h.27. 3Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup,2009), Cet. Ke-4,h.55.
50
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.4 Penulis
menggunakan metode survei karena penelitian ini mengambarkan
fenomena sosial dalam penggunaan media massa.
Dalam metode survei proses pengumpulan data dan analisis data
sosial bersifat sangat mendetai melalui kuesioner-kuesioner yang menjadi
salah satu instrumen utama yang mendapatkan informasi dari sejumlah
responden yang diasumsikan mewakili populasi yang secara spesifik. Oleh
karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan
kualitas dari penelitian.5
E. Jenis Penelitian
Dari berbagai jenis penelitian yang ada, peneliti menggunakan
jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan dengan
memberikan gambaran yang lebih detai mengenai suatu gejala atau
fenomenal.6 Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskiptif
secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau objek tertentu.7
Penulis menggunakaan jenis penelitian deskriptif untuk
menggambarkan tingkat ketakutan mahasiswa non muslim terhadap
terpaan pemberitaan Islamphobia di media online Okezone.com dan
setelah itu penulis ingin mengetahui apakah terdapat tingkat ketakutan
4Masri Singarambun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,2011),h.3.
5Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.59.
6Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitaif Teori dan
Aplikasi,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005).h.42. 7Rachmad Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunika, h.67.
51
mahasiswa non muslim terhadap terpaan pemberitaan Islamphobia di
media online Okezone.com.
F. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek adalah responden yang memahami objek penelitian sebagai
pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian, sedangkan
objek merupakan sasaran dalam penelitian.8 Adapun subjek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2013,2014,dan 2015.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah tingkat ketakutan
mahasiwa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi setelah dan
sebelum terpapar pemberitaan Islamphobia di media online Okezone.com.
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris yang population, yang
berarti jumlah penduduk. Dalam metodologi penelitian populasi
digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang
menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan
(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
8Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana,2010), Cet. Ke-4,h.76.
52
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup,
sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.9
Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat
dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.10
a. Populasi homogen adalah keseluruhan individu yang menjadi
anggota populasi dan memiliki sifat-sifat yang relatif satu sama
lainnya. Jadi inti dari populasi homogen yaitu, tidak ada perbedaan
hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda.
b. Populasi heterogen adalah keseluruhan individu anggota populasi
relatif memiliki sifat-sifat individual, dimana sifat tersebut
membedakan individu anggota populasi yang satu dengan lainnya.
Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jurusan Ilmu
Komunikasi Angkatan 2013-2015 yang berjumlah 1.364 Mahasiswa.11
Penulis memilih mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
sebagai populasi karena dianggap memiliki latar belakang agama yaitu
agama Katolik yang menjadi salah satu target utama dalam penelitian
tersebut, dan untuk jurusan ilmu komunikasi karena dianggap memiliki
latar belakang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan media massa,
sehingga responden diharapkan dapat menjelaskan kebutuhan mereka
dalam menggunakan media massa terutama internet. Selain dibidang ilmu
9Burhan Bungin, Metodelogi Penelitin Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), h.109. 10
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitin Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), h.110. 11
Forlap.ristekdikti.go.idprodi.
53
pengetahuan, penulis menganggap responden yang memiliki latar
belakang mahasiswa yang terjun di dunia jurnalistik dapat memahami dari
isi berita di Okezone.com.
Tabel 1 Populasi Mahasiswa Atma Jaya
Jurusan Ilmu Komunikasi
Angkatan Jumlah Mahasiswa
Komunikasi 2013 349
Komunikasi 2014 463
Komunikasi 2015 552
Jumlah Keseluruhan 1.364
Sumber: Forlap.ristekdikti.go.idprodi
2. Sampel
Sampel atau sampling adalah bagian dari populasi yang telah
diambil melalui cara-cara tertentu, secara jelas dan lengkap yang
dianggap bisa mewakili populasi. Sampel merupakan proses memilih
sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian
terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karateristiknya
akan membuat peneliti dapat menggeneralisasikan sifat atau
karateristik tersebut pada elemen populasi.12
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut:
12
Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Imiah,
(Jakarta: Kencana, 2011),h.148
54
Keterangan :
ƞ = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
e = Nilai persisi (10 %)
Berdasarkan rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sampel
sebagai berikut :
Jadi, sampel yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 93
mahasiswa.
H. Teknik Pengumpulan Sampel
Teknik pengumpulan sampel merupakan cara untuk pengambilan
sampel. Teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua jenis yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling
merupakan sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang
bsama untuk terpilih sebagai sempel. Sedangkan non probability sampling
55
merupakan unsur yang terdapatdalam populasi tidak memiliki kesempatan
atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sempel, bahkan probability
anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui.13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis non probability
sampling yaitu dengan pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk
dipilih sebagai sempel. Jenis sempel yang digunakan penulis adalah
sampling insidental.
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel yang
berdasarkan kebetulan.14
Siapa saja yang ditemui dan masuk kedalam
kategori populasi, dapat diinterview sebagai sempel atau responden. Pada
penelitian ini penulis memilih teknik sampel insidental pada mahasiswa
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi
Angkatan 2013,2014,dan 2015 dengan cara kebetulan.
I. Variabel Penelitian
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari dan diberikan contoh misalnya,
tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin,
golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger
juga mengemukakan bahwa variabel dapat dikatakan sebgai suatu sifat
13
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta:
PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013), h.31-33. 14
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitin Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), (Jakarta: Kencana,2005),Cet.ke-2, h.126.
56
yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different value). Dengan
demikian variabel merupakan suatu hasil yang bervariasi.15
Berdasarkan pengertian diatas dapat bahwa variabel adalah suatu
sifat atau nilai dari seseorang atau dari objek yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di
tarik menjadi kesimpulan.
J. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan konsep, maka dibuat operasional
variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian
dan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Table 2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
Terpaan Media
Artikel Islamphobia sumber dari
Okezone.com
Variabel Terikat (Y)
Tingkat Ketakutan
1. Khawatir dan Takut
2. Panik dan Gelisah
3. Rasa Ingin Menghindar
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2014),Cet.ke-20, h.38.
57
Definisi operasional merupakan atau bentuk operasional yang
terdiri dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi
operasional berisi tentang teori konseptual, indikator dan subindikator
yang digunakan, alat ukur dan penilaian alat ukur yang digunakan.16
Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Bebas (X) Terpaan Media
Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain.
Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan
variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik pada
penelitian.17
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebasnya
yaitu artikel berita Islamphobia yang bersumber dari media online
Okezone.com.
2. Variabel Terikat (Y) Tingkat Ketakutan
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas (X). Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu
tingkat ketakutan responden terhadap artikel yang dimuat di media
online Okezone.com
16
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Perhitungan Manual dan SPSS),
(Jakarta: Kencana , 2013),h.111. 17
Burgan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2005), h. 57.
58
Ketakutan (fear) merupakan suatu reaksi atau tanggapan
sebuah emosi terhadap ancaman. Munculnya rasa takut disebabkan
karena seseorang kurang akan pengertian, pengetahuan, dan
pengalaman atas peristiwa baru. Dengan bertambahnya suatu
pengetahuan dan pengertian, maka seseorang terhadap sesuatu yang
baru tersebut, mereka akan memiliki kemampuan untuk membedakan
ketakutan yang wajar dan ketakutan yang tidak wajar. Berikut
variabel dari tingkat ketakutan adalah sebagai berikut:
a. Khawatir dan Takut
Rasa khawatir dan tidak menyenangkan. Seberapa besar terpaan
pemberitaan Islamphobia di Okezone.com membuat pembaca
merasa khawatir dan menimbulkan kegelisahan dan kepanikan
kepada pembaca.
b. Panik dan Gelisah
Seberapa besar terpaan pemberitaan Islamphobia di Okezone.com
yang menimbulkan kegelisahan dan kepanikan pembaca.
c. Rasa Ingin Menghindar
Seberapa besar terpaan pemberitaan Islamphobia di Okezone.com
yang menimbulkan pembaca menghindari masyarakat muslim.
Misalnya, semakin takut terhadap pemberitaan Islamphobia
sehingga masyarakat non Muslim menghindari dari lingkungan
masyarakat Muslim.
59
K. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara menggumpulkan data
yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam
sebuah penelitian kualitas pengumpulan data merupakan unsur penting
karena berkitan dengan ketepatan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data.18
Penelitian ini menggunakan dua teknik
pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket merupakan teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden dengan haparan memberikan respons
atas daftar pertanyaan tersebut. daftar pertanyaan dapat bersifat
terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti
dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah ditentukan
sebelumnya oleh peneliti.19
2. Data Sekunder
Dalam menyusun penelitian ini, penulis juga mengumpulkan
data dari berbagai literatur yang dijadikan sebagai data sekunder. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan
18
Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Imiah,
(Jakarta: Kencana, 2011),h.138. 19
Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Imiah,
(Jakarta, Kencana, 2011),h.139.
60
dengan mempelajari sumber bacaan yang diperoleh dari buku, jurnal,
dan karya ilmiah.
L. Desain penelitian
Desain penelitian yang akan diambil oleh peneliti yaitu one-
grouppretest-posttest design. Pada desain ini terdapat pretest, sebelum
diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan dan setelah di beri perlakuan. Desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut20
:
Gambar 2 One-Group Pretest-Posttest
M.
Keterangan :
X : Treatment yang diberikan (variabel independen)
O : Observasi (variabel dependen)
O1: Nilai pretest (sebelum diberikan artikel Islamphobia)
O2 : Nilai posttest (sesudah diberikan artikel Islamphobia)
Jadi, pengaruh artikel pemberitaan Islamphobia terhadap tingkat
ketakutan mahasiswa Unika Atma Jaya = (O2 - O1). Adapun cara
20
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung,
Alfabeta: 2014), Cet.Ke-2. h.74
O1 x O2
61
pengammbilan data menggunakan One Group Pretest-Posttest adalah
sebagai berikut:
Gambar 3 Penelitian Menggunakan One Group Pretest-Posttest
PRETEST
Tingkat
Ketakutan
Mahasiswa Atma
Jaya
TREATMENT
Artikel
Islamphobia di
Okezone.com
ORGANISM
Mahasiswa
UNIKA Atma
Jaya
POSTTEST
Tingkat
Ketakutan
Pengaruh Terpaan
Pemberitaan
Islamphobia
Terhadap Tingkat
Ketakutan
Mahasiswa Non
Muslim
62
M. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis hasil penelitian, metode yang digunakan
adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan objek penelitian berupa
tingkat ketakutan mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2013,2014,dan 2015 terhadap
pengaruh terpaan berita Islamphobia di media online Okezone.com. Untuk
menggambarkan tingkat ketakutan mahasiswa non Muslim dilakukan
dengan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang
sesuatu objek sikap. Objek sikap telah ditentukan secara spesifik dan
sistematik oleh peneliti. Indikator – indikator dari variabel sikap terhadap
suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertnyaan atau
pernyataan yang harus diisi oleh responden.21
Adapun skala likert ini
menggunakan empat kategori penilaian yang masing-masing kategori
tersebut diberi bobot nilai atau skor.
Tabel 3 Skala Likert
Kategori Favorable Unfavorable
Tidak Setuju (TS) 4 1
Kurang Setuju (KS) 3 2
Setuju (S) 2 3
Sangat Setuju (SS) 1 4
21
Rachmad Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta: Kecana Prenada Media
Grup,2009),Cet.Ke-4,h.138
63
Keuntungan dari skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai
akibat penggunaan skala 1-4 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar
pertanyaan, memungkinkan responden mengekpresikan tingkatan
pendapat mereka. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan tersebut
memiliki kendala yang lebih baik dibandingkan dengan dua tingkatan “ya”
atau “tidak”.22
Penelitian deskriptif ini menggunakan pernyataan yang terstruktur
atau sistematis kepada banyak orang dan kemudian seluruh jawaban yang
diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu
dengan menggunakan metode analisis yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data yang
berwujud angka. Analisis meliputi perhitungan skor, perbandingan mean,
standar deviasi, dan compare means.
1. Menghitung Rata – Rata atau Mean
Mean adalah nilai rata–rata dari beberapa data. Mean diperoleh
dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudian
dibagi dengan banyaknya data. Uji atas kedua mean tersebut
22
Krisyanidayati, (Perbandingan Kepuasaan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Terhadap Program Berita di Tv One dan Metro Tv).(Skripsi Program Studi
Jurnlaistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta,2014),h.57.
64
dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata tingkat ketakutan yang
dicari. Adapun rumus mean untuk data kelompok adalah:23
Keterangan :
X = Rata – rata
𝑓𝑖.𝑥𝑖 = Jumlah perkalian antara jumlah data sampel dengan tanda
angkatan
𝑓𝑖 = Frekuensi pengamatan
2. Standar Deviasi
Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
penyimpangan data terhadap nilai pusatnya. Standar deviasi didalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur uji compare means.
Berikut rumus standar deviasi (SD)24
:
23
W.wiratna Surjaweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2012),h.25. 24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada
Media,2005),h.179.
X = Σ
SD : √
65
Keterangan :
SD = Standar Deviasi
Σ𝑥² = Jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat
N = Jumlah individu
3. Uji Paired-Sample T-Test
Paired-Sample T-Test adalah analisis yang melibatkan dua
pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau
perlakuan tertentu. Apabila suatu perlakuan tidak memberi
pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol. Adapun dasar
penggunaan uji t sampel berpasangan ialah observasi atau
penelitian untuk masing-masing pasangan harus dalam kondisi
yang sama. Perbedaan rata-rata harus berdistribusi normal. Varian
untuk masing-masing variabel dapat sama atau tidak sama. Untuk
melakukan uji t diperlukan data yang berskala interval atau rasio
yang dalam SPSS disebut scale.25
N. Instrument Penelitian
Pengertian instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang dapat
digunakan untuk memperoleh, mengolah data dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama.26
25
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.45. 26
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 46
66
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket
atau kuesioner yang diberikan kepada Mahasiswa/i UNIKA Atma Jaya
Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2013,2014, dan 2015.
1. Uji Validitas
Validasi alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang
diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Validasi
alat ukur sama pentingnya dengan rehabilitas alat ukur itu sendiri. Ini
artinya alat ukur haruslah memiliki akurasi yang baik terutama apabila
alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkan
bobot kebenaran data yang akan diteliti.27
Untuk mencapai tingkat validitas alat ukur, yang perlu
diperhatikan adalah isi dan kegunaan alat ukur yang dipakai. Oleh
karena itu, harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: unsur-unsur
apa saja yang terdapat dalam suatu alat ukur, untuk apa alat ukur itu
diciptakan, dan apakah telah tercapai tujuan penciptaan itu, serta
apakah alat ukur itu sesuai dengan konsep dan variabel yang ingin
diukur.28
27
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana,2009),Cet.ke-4,
h.97-98. 28
Burhan Bungin, Metodoligi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), h. 279.
67
Uji kualitas pada instrumen yang dipakai untuk mengukr
varibel penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah.
Menurut Arikunto, ada beberapa langkah pengujian validitas yaitu:29
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan
diukur.
2. Melakukan uji coba alat ukur terebut pada sejumlah responden
3. Menghitung nilai korelasi antara dua data pada masing-masing
pernyataan dan nilai total dengan memakai rumus product
moment menggunakan bantuan Ms.Excel.
Jika uji instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan
batas minimum suatu instrumen atau angket dinyatakan valid dan
memenuhi kofisien r = 0,361.
Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba terhadap 30
responden bayangan, yakni responden yang memiliki kriteria yang
sama untuk dijadikan sampel. Responden bayangan yang peneliti pilih
merupakan mahasiswa UNIKA Atma Jaya dengan jumlah 30
responden. Sebelum uji coba validasi terdapat 36 butir pernyataan,
setelah uji validitas terdapat satu pernyataan yang tidak valid dan
menghasilkan 35 pernyataan yang valid.
Berikut ini adalah hasil uji validitas yang diolah dengan
menggunakan Ms.Excel:
29
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008).h.279.
68
Tabel 4Blue Print Pretest Sebelum Uji Validitas
No
Dimensi
Item
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Khawatir dan Takut 1,2,3 4,5,6 6
2 Panik dan Gelisah 7,8,9 10,11,12 6
3 Rasa Ingin menghindar 13,14,15 16,17,18 6
Jumlah 18
Tabel 5 Blue Print Posttest Sebelum Uji Validitas
No
Dimensi
Item
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Khawatir dan Takut 3,6,7 13,16,18 6
2 Panik dan Gelisah 5,8,17 4,10,11 6
3 Rasa Ingin
Menghindar
2,14,15 1,9,12 6
Jumlah 18
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesesuain alat ukur dengan yang diukur
sehingga alat ukur dikatakan dapat dipercaya. Jika alat ukur
dinyatakan valid, lalu reliabilitasnya menunjukkan pada suatu
69
instrumen dapat dipercaya untuk mengarahkan responden memilih
jawaban-jawaban tertentu.30
Uji reabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran agar tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
pengukuran yang sama.31
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data. Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya
reliabilitas alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya yang menunjukkan
pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dan dapa
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data dan tidak
bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu.32
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dapat dikatkan
reliabel atau handal jika jawaban seseorng terhadap pertanyaan adalah
konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha>
0,60 maka data tersebut mempunyau kehandalan yang tinggi.33
Metode
cronbach alpha digunakan untuk menghintung reabilitas suatu tes yang
tidak mempunyai pilihan „benar‟ atau „salah‟ maupun „ya‟ atau „tidak‟,
30
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008).h.96. 31
Syofian Siregar, Metode Penelitin Kuantitatif Perhitungn Manual dan SPSS, (Jakarta:
Kencana, 2013).h.55. 32
R.Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2005),h.89. 33
R.Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariente dengan Program SPSS, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2005),h.89.
70
melainkan digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang
mengukur sikap atau perilaku.34
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas pretest dan posttest
diolah dengan menggunakan Ms.Excel:
Tabel 6 Uji Reliabilitas Pretest
Cronbach’s
Alpha
N
of Items
.917
17
Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 16
Tabel 7 Uji Reliabilitas Posttest
Cronbach’s
Alpha
N
of Items
.905
17
Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 16
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kedua variabel dengan
menggunakan program SPSS 16 dengan ini nilai Cronbach Alpha
masing-masing variabel adalah 0,917 nilai Cronbach Alpha untuk
pretest dan 0,905 nilai Cronbach Alpha untuk posttest.
O. Hipotesis Penelitian
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa yang perlu
diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak
34
Syofian Siregar, Metode Penelitin Kuantitatif Perhitungn Manual dan SPSS, (Jakarta:
Kencana, 2013),h.56.
71
adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau, variabe
independen tidak mempengaruhi variabel dependen dan harus disertai pula
dengan hipotesis alntenative (Ha), hipotesis tersebut menyatakan adanya
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan dependen.
Adapun hipotesis penelitian ini adalah35
:
Ho: μD ≤ 0
Ha: μD ≥ 0
Ho : (Tidak terdapat perbedaan terhadap tingkat ketakutan Mahasiswa
Universitas Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar pemberitaan
Islamphobia di Okezone.com)
Ha : (Terdapat perbedaan terhadap tingkat ketakutan Mahasiswa Universitas
Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar pemberitaan Islamphobia di
Okezone.com)
35
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada
Media,2005),h.80.
72
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika
Atma Jaya)
1. Sejarah Singkat Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
(UNIKA Atma Jaya)
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya atau disingkat (Unika
Atma Jaya) merupakan sebuah perguruan tinggi swasta yang terletak
di Jakarta dan didirikan oleh Yayasan Atma Jaya pada tanggal satu
Juni 1960. Kampus utama Unika Atma Jaya teletak di Jalan Jendral
Sudirman No.51,Rt.5/Rw.4, Karet Semanggi, Setia Budi, Kota Jakarta
Selatan, 12930 dan beberapa kampus lainnya terletak di daerah Pluit,
Jakarta Utara.1
Para pendiri Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika
Atma Jaya) percaya bahwa umat Katolik di Indonesia harus
memberikan sumbangsi yang sangat berarti dalam upaya
pembangunan bangsa dalam bidang pendidikan tinggi sekaligus
memperlihatkan secara nyata nilai-nilai Gereja dan Katolik. Keyakinan
tersebut diungkapkan oleh Pro Ecclesia et Patria “Untuk Gereja dan
Bangsa”2.
1 www.atmajaya.ac.id diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 13:34 WIB.
2 www.atmajaya.ac.id diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 13:58 WIB.
73
Awal mula berdirinya Unika Atma Jaya, hanya memiliki dua
Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dengan
jumlah 149 mahasiwa. Pada tahun 2005 Unika Atma Jaya telah
memiliki delapan Fakultas dengan 15 Program Sarjana (S1), tiga
program magister (S2) dan atu program Doktor (S3) yang didalamnya
terdapat 12.080 mahasiswa, 398 pengajar, 2670 mahasiswa baru, dan
2155 mahasiswa yang diluluskan3.
Saat ini Unika Atma Jaya memiliki delapan Fakultas Program
Sarjana (S1) diantaranya adalah Fakultas Ekonomi, Fakultas Imu
Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Pendidikan dan
Bahasa, Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi,
Fakultas Kodekteran, dan Fakultas Teknobiologi. Sementara Program
Magister (S2) diantaranya adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Fakultas Pendidikan dan Bahasa, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu
Hukum, dan Fakultas Ilmu Teknik. Unika Atma Jaya mempunyai
Program Doktor (S3) yaitu Fakultas Pendidikan dan Bahasa pada
program studi Linguistik Terapan Bahasa Inggris.
Seiring dengan pertumbuhannya, Unika Atma Jaya juga
membangun jaringan dan kerjasama dengan institusi nasional dan
internasional. Di antara Universitas-Universitas Katolik Indonesia,
Unika Atma Jaya merupakan anggota aktif Dari Association of
Southeast and East Asian Catholic Universitas (IFCU). Di samping
3 www.uajy.ac.id/tentang-uajy/sekilas-uajy/ diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul
14:00 WIB.
74
itu, Unika Atma Jaya juga menggalang kerjasama dan program
pertukaran dengan berbagai organisasi internasiona, LSM, Universitas
dan lembaga-lembaga penelitian, seperti badan-badan PBB,
Universitas Leuven, Nijmegen Catholic University, Max Plank
Institute, dan Katolischer Akademischer Auslaender Dienst (KAAD)4.
2. Visi dan Misi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
a. Visi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya)
Universitas mempunyai visi menjadi perguruan tinggi
terkemuka yang memiliki keunggulan akademik dan professional di
tingkat nasional dan internsional yang secara konsisten mewujudkan
perpaduan antara Iman Kristiani, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
serta budaya Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa.
b. Misi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya)
Unika Atma Jaya mengembangkan misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi untuk
pengembangan ilmu, profesinalisme, dan karakter peserta didik.
2. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan untuk
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya
(IPTEKS).
4http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1339/Katolik-Indonesia-Atmajaya-
Universitas-Unika diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 14:58 WIB.
75
3. Mendarmabaktikan keahlian dalam bidang IPTEKS untuk
kepentingan masyarakat.
4. Mengelola pendidikan tinggi secara efektif dan efisien dalam
suasana akademik yang beretika dan bermartabat.
3. Logo Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya)
Gambar 4 Logo Unika Atma Jaya
Filosofi Logo Unika Atma Jaya5:
1. Warna burung merpati sama seperti salib dan lingkaran
cahaya adalah putih. Hal tersebut melambangkan misi yang
ikhas dan suci. Merpati yang berada dalam aureol yang
memancarkan sinar terang berpancar tujuh melambangkan
Roh Yang Maha Kudus.
5 www.atmajaya.ac.id diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 15:58 WIB.
76
2. Tujuh pancar sinar mengandung arti masing-masing yaitu
sinar anugerah budi, kebijaksanaan, Ilmu pengetahuan,
firman, conta kasih, kekuatan, dan ketakwaan kepada Tuhan.
3. Warna dasar hijau di prisai logo ATMA JAYA
melambangkan Indonesia, sebuah untaian zamrud pada
khatulistiwa.
4. Perisai Garuda Pancasila memperlihatkan komitmen
nasional.
5. Salib, merupakan lambang kekatolikan.
6. Warna nama ATMA JAYA, bundaran, bingkai lingkaran
cahaya serta sinarnya, dan bingkai perisai adalah kuning-
jingga, melambangkan semangat yang memancarkan sinar
karya pengabdian yang bermutu tinggi.
4. Kultur Mahasiswa Muslim Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya
Unika Atma Jaya didirikan pada tanggal satu Juni 1960 oleh
para cendekiawan katolik, salah satunya adalah Drs. FX Frans Seda.
Masyarakat mungkin menganggap bahwa Unika Atma Jaya adalah
sebuah Universitas yang dikhususkan untuk mahasiswa yang beragama
katolik saja. Ketika memasuki Hall di gedung C salah satu hall terbesar
yang ada di Unika Atma Jaya, akan disambut patung Yesus Kristus
77
yang tertempel di tembok hall sehingga menimbulkan kesan religius
yang tinggi terhadap agama Katolik.
Unika Atma Jaya lebih dari sekedar Universitas Katolik. Bagi
pemeluk agama lain, seperti Agama Islam, tidak ada peraturan khusus
yang mengikat pemeluk agama tertentu. Salah satu contoh adalah
setiap mahasiswa Unika Atma Jaya yang beragama Muslim jika
mendapatkan jadwal kelas yang bertepatan dengan ibadah shalat
Jum’at diperbolehkan untuk memotong kelas agar dapat menunaikan
ibadah shalat Jum’at dan hal tersebut tidak akan memperngaruhi
penilaian akademis di mata kuliah tersebut.
Di dalam wilayah akademis, semua mahasiswa/i Unika Atma
Jaya diwajibkan untuk mengambil salah satu mata kuliah umum, yaitu
pendidikan agama Katolik. Namun, untuk para mahasiswa yang
memeluk agama lain tidak akan terdoktrinisasi oleh materi yang
disampaikan karena materi tersebut hanyalah bersifat umum layaknya
ajaran-ajaran di agama lain.
B. Gambaran Umum Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu
Komunikasi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma
Jaya).
1. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu
Komunikasi Universitas Katolik Indonesian Atma Jaya (Unika
Atma Jaya)
78
Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya berada di
satu tempat dengan Ilmu Administrasi Bisnis. Pada tahun 1960
Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Unika Atma Jaya Jakarta berasal
dari Fakultas Sosial Politik (Sospol) yang didirikan pada tanggal 11
Juli 1960, dan mengelola sebuah jurusan yakni Jurusan General and
Personnel Management. Pada tahun 1970, nama Fakultas Sosial Politik
dirubah menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (FIPK),
yang hingga tingkat Sarjana lengkap memperoleh status disamakan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No.035/0/1980, pada tanggal 29 Januari 1980 dan
dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.0295/0/1980 tanggal 30 Desember 1980 tentang
penetapan kembali status disamakan bagi PTS Unit PTS di Kopertis
wilayah II.6
Nama Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dengan program Studi
Administrasi Niaga ialah nama baru sejak tahun akademik 1985/1986
melalui Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
No.0333/0/1985 tanggal 27 Juli 1985 tentang “Penyesuaian jalur
jenjang dan program pendidikan serta penataan kembali nama unit
Jurusan atau program studi status disamakan pada Perguruan Tinggi
Swasta dalam lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta
Wilayah III”. Sesuai dengan pengesahan nama tersebut, kurikulum
6 https://www.atmajaya.ac.id/web/InfoFakultas.aspx?gid=info-fakultas&cid=sejarah-
fakultas&ou=fiabikom diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 18:12 WIB.
79
fakultas telah dikembangkan berdasarkan kurikulum inti yaang telah
ditetapkan oleh Depdikbud dengan Surat Keterangan
No.22/DJ/Kep/1983 pada tanggal 27 April 1983.
Fakultas Ilmu Administrasi Unika Atma Jaya memperoleh
peringkat akreditasi A selama tiga periode berturut-turut sejak 1998
yaitu berdasarkan Keputusan BAN-PT Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor: 001/BAN-PT/Ak-I/VIII/1998 pada tanggal 11
Agustus 1998 dan peringkat akreditasi tersebut dipertahankan
berdasarkan Keputusan BAN-PT Departemen Pendidikan Nasional
No.019/BAN-PT/Ak-VII/S1/VIII/2003 pada tanggal 20 Agustus 2003,
dan berdasarkan Keputusan BAN-PT Departemen Pendidikan
Nasional No.035/BAN-PT/Ak-XI/S1/1/2009 pada tanggal 10 Januari
2009.7
Tahun ajaran 2009/2010 Fakultas Ilmu Administrasi telah
menambahkan satu program studi S-1 yaitu Ilmu Komunikasi
berdasarkan SK DITJEN DIKTI DEPDIKNAS No.887/D/T/2009 pada
tanggal 11 Juni 2009, tentang izin penyelenggaraan Program Studi
Ilmu Komunikasi (S1). Tahun ajaran 2010/2011 Fakultas Ilmu
Administrasi telah menambah satu program studi S-1 baru yaitu
Program Study Hospitality (S1) yang berdasarkan Surat Keterangan
7 https://www.atmajaya.ac.id/web/InfoFakultas.aspx?gid=info-fakultas&cid=sejarah-
fakultas&ou=fiabikom diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 18:24 WIB.
80
DITJEN DIKTI DEPDIKNAS No.78/D/O/2010 pada tanggal 9 Juni
2010, tentang izin penyelenggaraan Program Studi Hospitality (S1).8
Dengan demikian, Fakultas Ilmu Administrasi mengelola tiga
program studi, Yakni Program Studi Ilmu Administrasi Niaga,
Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Studi Hospitality.
2. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu
Komunikasi Unika Atma Jaya
Tabel 8 Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis
dan Ilmu Komunikasi
Dekan Dr. Eko Widodo
Wakil Dekan Rosdiana Sijabat, Ph.D.
Kepala Bidang Kemahasiswaan Agnes Harnadi, ST.,M.Bus
Kepala Bidang Administrasi
dan Keuangan
Paulus Kurnadi
Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi
Dr. Vincentius Racmadi
Parmono
Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi
Dr. Y. M. Dorien
Kartikawangi, M.Si.
8 https://www.atmajaya.ac.id/web/InfoFakultas.aspx?gid=info-fakultas&cid=sejarah-
fakultas&ou=fiabikom diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 19:33 WIB.
81
Ketua Program Studi
Hospitality
Astuti Kusumawicitra L.,Ph.D
C. Profil Okezone.com
1. Sejarah Okezone.com
Gambar 5 Logo Okezone.com
Okezone.com merupakan media online dan hiburan yang
dimiliki oleh PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC), perusaan yang
juga mengelola beberapa bisnis di bidang media contohnya televisi
seperti RCTI, MNCTV, Global TV, iNews TV, media cetak seperti
Koran Sido, Tabloid Genie, Tabloid Mom and Kiddie, Majalah
HighEnd, dan Sindo Weekly. Selain itu MNC juga mempunyai
jaringan radio seperti Sindo Trijaya FM, Global Radio, Radio
Dangdut Indonesia, V Radio serta sejumlah bisnis media lainnya yaitu
Mobile VAS dan Manajemen Artis.9
Okezone.com resmi diluncurkan (Commercial Launch) pada
tanggal satu Maret 2007 yang merupakan bisnis online pertama yang
dimiliki oleh PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Namun pada
9 http://management.okezone.com/ diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 19:44
WIB.
82
tanggal satu Mei 2012, Okezone.com resmi berada di bawah bendera
PT. Linktone Indonesia yang merupakan salah satu pecahan dari
perusahaan PT. Media Nusantara Cintra Tbk yang bergerak di bidang
content provide. Alasan Okezone.com dipindahkan ke PT. Linktone
Indonesia adalah PT. MNC ingin menggabungkan seluruh perusahaan
yang berada di bidang digital seperti mobile, web, dan mobile
application menjadi satu.10
Okezone.com memiliki beragam konten dari berita seperti
politik, peristiwa, internasional, ekonomi, lifestyle, selebritis, sports,
bola, auto, teknologi, dan lainnya. okezone.com memiliki prosedure
pelaporan paling lambat 20 menit sampai dengan satu jam dari lokasi
kejadian dan mendapatkan kunjungan lebih dari 100 juta pageviews
setiap bulannya.11
Pada bulan April 2013, Okezone.com mendapatkan peringkat
ke-20 dari Top 100 webside terpopuler di Indonesia. Peringkat ini terus
naik yang disebabkan semakin banyak pengunjung situs yang
mengakses Okezone.com setiap harinya. Konten dari berita
Okezone.com sendiri ditulis secara tajam, singkat, padat, dan dinamis
sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat yang semakin efisien
dalam membaca berita. Selain itu konsep dari berita online juga
10
About us - okezone.com diakses pada tanggal 18 Meil 2017 pada pukul 20:00 WIB. 11
"okezone.com Site Info". Alexa Internet diakses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul
20:15 WIB.
83
semakin menjadi pilihan masyarakat karena sifatnya yang up-to-date
dan melaporkan kejadian secara instant pada saat itu juga.12
2. Visi dan Misi Okezone.com
Visi Okezone.com:
Menjadi portal berita dan hiburan terfavorit, telengkap dan
tercepat di Indonesia.
Misi Okezone.com :
a. Memberikan sajian berita dan informasi secara cepat, tepat,
ringkas, mudah, dan praktis dalam bentuk multimedia
convergence, mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di
Indonesia maupun Luar Negeri.
b. Memberikan kontribusi pembangunan budaya ber-internet yang
mendidik bagi masyarakat.
c. Mengajak masyarakat untuk berperan aktif menyampaikan
berita dan informasi kepada publik, termasuk memberikan
kesempatan untuk para pembaca menyampaikan pendapatnya.
d. Menjadi media online yang responsif terhadap perkembangan
Information and Communication Technology (ICT).
12
Skripsi Dwi Agus Prasetiyo, Kontruksi Pemberitaan Kontroversi Pencalonan Angel
Lelga dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik 2013, h.61.
84
BAB V
HASIL DAN ANALISI DATA
A. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Untuk mengetahui validitas dari tiap butir peryataan, peneliti
melakukan uji coba terhadap 30 responden bayangan. Yaitu responden
yang memiliki kriteria yang sama. Kriteria tersebut yaitu mahasiswa
non Mulim untuk dijadikan sampel bayangan. Peneliti menggunakan
One Group Pretest-Posttest menggunakan artikel Islamphobia di
Okezone.com. Responden bayangan yang diteliti merupakan
mahasiswa angkatan 2013 sampai 2015 Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya yang berjumlah 30 responden dengan jurusan yang
berbeda-beda.
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Pretest
No Pernyataan r-hitung r-tabel Hasil
Instrumen
1 Saya merasa tidak takut dan
khawatir dengan orang Muslim.
0,53617 0,361 VALID
2 Saya merasa tidak takut dan
khawatir untuk berteman dengan
orang Muslim.
0,73425 0,361 VALID
3 Saya merasa tidak takut dan
khawatir makan bersama dengan
orang Muslim.
0,6771 0,361 VALID
4 Saya merasa takut dan khawatir
untuk menyapa orang Muslim.
0,59529 0,361 VALID
5 Saya merasa takut dan khawatir
berjabat tangan dengan orang
Muslim.
0,54819 0,361 VALID
84
85
No Pernyataan r-hitung r-tabel Hasil
Instrumen
6 Saya merasa takut untuk
bersosialisasi dengan orang
Muslim
0,78767 0,361 VALID
7 Saya tidak merasa gelisah dan
panik jika melihat orang Muslim
memakai pakaian yang mencolok
seperti gamis dan cadar.
0,58457 0,361 VALID
8 Saya tidak merasa gelisah dan
panik jika saya tinggal serumah
dengan orang Muslim.
0,73672 0,361 VALID
9 Saya tidak merasa gelisah dan
panik jika saya sedang berada
disekitar orang-orang Muslim.
0,59056 0,361 VALID
10 Saya merasa panik dan gelisah
jika saya duduk dengan orang
Muslim.
0,68367 0,361 VALID
11 Saya merasa panik dan gelisah
jika saya diajak berbicara dengan
orang Muslim.
0,70842 0,361 VALID
12 Saya merasa panik dan gelisah
jika ada orang Muslim yang
bertanya kepada saya.
0,70073 0,361 VALID
13 Saya tidak menjaga jarak dengan
orang Muslim.
0,74251 0,361 VALID
14 Saya tidak pindah dari lingkungan
yang mayoritas beragama Muslim.
0,69344 0,361 VALID
15 Saya tidak menghindar jika di
kelas/di kantor saya mayoritas
bergama Muslim
0,58673 0,361 VALID
16 Saya hanya berteman dengan
orang-orang yang memiliki agama
sama dengan saya.
0,6598 0,361 VALID
17 Saya hanya memilih berdiskusi
dengan orang-orang yang
memiliki agama yang sama
dengan saya.
0,62861 0,361 VALID
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.
86
Tabel 10 Hasil Uji Validitas Posttest
No Pernyataan r-hitung r-tabel Hasil
Instrumen
1 Saya tidak pindah dari lingkungan
yang mayoritas beragama
Muslim.
0,62297 0,361 VALID
2 Saya merasa tidak takut dan
khawatir makan bersama dengan
orang Muslim.
0,690892 0,361 VALID
3 Saya merasa panik dan gelisah
jika saya diajak berbicara dengan
orang Muslim.
0,692677 0,361 VALID
4 Saya tidak merasa gelisah dan
panik jika saya sedang berada
disekitar orang-orang Muslim.
0,567576 0,361 VALID
5 Saya merasa tidak takut dan
khawatir dengan orang Muslim.
0,704235 0,361 VALID
6 Saya merasa tidak takut dan
khawatir untuk berteman dengan
orang Muslim
0,604887 0,361 VALID
7 Saya tidak merasa gelisah dan
panik jika saya tinggal serumah
dengan orang Muslim.
0,596077 0,361 VALID
8 Saya hanya berteman dengan
orang-orang yang memiliki agama
sama dengan saya.
0,658003
0,361 VALID
9 Saya merasa panik dan gelisah
jika saya diajak berbicara dengan
orang Muslim.
0,744348
0,361 VALID
10 Saya merasa panik dan gelisah
jika ada orang Muslim yang
bertanya kepada saya.
0,515511 0,361 VALID
11 Saya hanya ingin berdiskusi
dengan orang-orang yang
memiliki agama yang sama
dengan saya.
0,639407 0,361 VALID
12 Saya merasa takut dan khawatir
untuk menyapa orang Muslim.
0,663476 0,361 VALID
13 Saya tidak menjaga jarak dengan
orang Muslim.
0,813426 0,361 VALID
14 Saya tidak menghindar jika di
kelas/di kantor saya mayoritas
bergama Muslim.
0,614602 0,361 VALID
87
No Peryataan r-hitung r-tabel Hasil
Instrumen
15 Saya merasa takut dan khawatir
berjabat tangan dengan orang
Muslim
0,701534 0,361 VALID
16 Saya tidak merasa gelisah dan
panik jika melihat orang Muslim
memakai pakaian yang mencolok
seperti gamis dan cadar
0,687511 0,361 VALID
17 Saya merasa takut untuk
bersosialisasi dengan orang
Muslim
0,431122 0,361 VALID
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.
2. Reliabilitas
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang telah
dinyatakan valid, lalu di uji reliabilitasnya dengan menggunakan
program SPSS 16. Jika hasil dari Cronbach Alpha>0,60 maka butir
pernyataan kuesioner dapat dikatakan reliabel. Berikut ini adalah hasil
uji reliabilitas pretest dan posttest terhadap variabel tingkat ketakutan
mahasiswa UNIKA Atma Jaya angkatan 2013,2014, dan 2015.
Tabel 11 Uji Reliabilitas Pretest
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
N
of Items
.917
17
Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16
88
Tabel 12 Uji Reliabilitas Posttest
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
N
of Items
.905
17
Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 16, 22 Agustus 2017.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kedua variabel dengan
menggunakan program SPSS 16 dengan ini nilai Cronbach Alpha masing-
masing variabel adalah 0,917 nilai Cronbach Alpha untuk pretest dan
0,905 nilai Cronbach Alpha untuk posttest. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut mempunyai
kehandalan yang tinggi untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran
dalam penelitian ini.
B. Karakteristik Data Responden
1. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu
Komunikasi Berdasarkan Angkatan
Tabel 13 Data Responden Berdasarkan Angkatan
No Angkatan Jumlah Presentase
1 Komunikasi/ 2013 20 21%
2 Komunikasi/ 2014 40 45%
3 Komunikasi/ 2015 33 34%
Jumlah 93 100%
Sumber: Hasil Pengolah Data, 22 Agustus 2017.
89
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
angkatan menjadi responden penelitian dengan jumlah 93 responden
yang tergabung dalam dalam satu lingkup. Pada angkatan tahun 2013
berjumlah 20 orang dengan presentase 21%, pada angkatan tahun 2014
berjumlah 40 orang dengan presentase 45%, dan pada angkatan tahun
2015 berjumlah 33 orang dengan presentase 34%.
2. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu
Komunikasi Berdasarkan Usia.
Tabel 14 Data Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase
1 18-21 Tahun 54 61%
2 22-24 Tahun 38 38%
3 25-27 Tahun 1 1%
Jumlah 93 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata-rata usia yang
menjadi responden penelitian dengan jumlah 93 responden pada
mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi. Pada usia 18
sampai 21 tahun berjumlah 54 orang dengan nilai presentase sebesar
61%. Pada usia 22 sampai 24 tahun berjumlah 38 orang dengan
presentase sebesar 38% dan untuk usia 25 sampai 27 tahun berjumlah
satu orang dengan presentase sebesar 1%.
90
3. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu
Komunikasi Berdasarkan Jenis Kelamin.
Tabel 15 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 40 45%
2 Perempuan 53 55%
Jumlah 93 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 22 Agustus 2017.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata-rata jenis kelamin
yang menjadi responden penelitian dengan jumlah 93 responden yang
tergabung dalam satu lingkup yaitu kampus UNIKA Atma Jaya Jurusan
Ilmu Komunikasi. Pada jenis kelamin laki-laki sejumlah 40 orang dengan
presentase 45% dan jenis kelamin perempuan 53 orang dengan presentase
55 %.
C. Penguna Media Online Okezone.com
1. Data Responden Mahasiswa UNIKA Atma Jaya Jurusan Ilmu
Komunikasi Berdasarkan Waktu Dalam Membaca Okezone.com
Tabel 16 Rata-Rata Waktu Dalam Membaca Okezone.com Selama
Seminggu
No Minat Membaca Media
Online Okezone.com
Jumlah Presentase
1 1 kali 45 46%
2 2 kali 20 25%
91
No Minat Membaca Media
Online Okezone.com
Jumlah Presentase
3 3 kali 16 17%
4 4 kali 12 12%
5 5 kali 0 0%
6 6 kali 0 0%
7 7 kali 0 0%
Jumlah 93 100
Sumber : Hasil Pengolah Data, 22 Agustus 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, dari 93 responden
yang membaca media online Okezone.com dalam satu minggu satu kali
dalam seminggu berjumlah 45 orang dengan presentase 46%, responden
yang membaca media online Okezone.com selama dua kali dalam
seminggu sebanyak 20 orang dengan presentase 25%, responden yang
membaca media online Okezone.com selama tiga kali dalam seminggu
sebanyak 16 orang dengan presentase 17%, responden yang membaca
media online Okezone.com selama empat kali dalam seminggu sebanyak
12 orang dengan presentase 12%, sedangkan responden yang membaca
media online Okezone.com selama lima, enam dan tujuh kali dalam
seminggu sebanyak 0 orang dengan presentase 0%.
92
D. Deskripsi Data Responden
Tabel 17 Interperasi Data Responden
Nilai Tingkat Hubungan Jumlah
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
12
79
8
1
0
Pada hasil analisis terpaan berita Islamphobia terhadap tingkat
ketakutan mahasiswa non Muslim dapat diinterpretasikan bahwa data
responden terhadap mahasiswa UNIKA Atma Jaya tergolong memiliki
nilai rendah. Hal tersebut terlihat pada tabel 20 Paired Samples Statistic
yang memiliki nilai rata-rata (Mean) pretest 0,288 dan postest memiliki
rata-rata 0,2984. maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai
pretest dan posttest memiliki kenaikan namun tidak signifikan.
93
E. Hasil dan Analisis Data
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Tabel 17 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp.Sig. (2-tailed)
93
.0000000
4.20935357
.049
.045
-.049
.494
.968
Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16
Berdasarkan tabel uji normalitas kolmogorov-smirnov dapat
diketahui bahwa nilai signifikan dari uji normalitas adalah sebesar 0,968.
Nilai tersebut lebih besar dari alpha 0,05 maka data dinyatakan
terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek
yang diteliti mempunyai varian yang sama. Hasli perhitungan ini,
dapat dilihat berikut ini:
Tabel 18 Uji Homogenitas of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.733 19 71 .050
Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16
94
Dari tabel test of homogeneity of variances terlihat pada bagian
(Sig.). Tabel tersebut memperlihatkan bahwa signifikansi = 0,050.
Berdasarkan hasil tersebut, maka 0.050 lebih dari 0,05 (0.050 > 0,50),
berarti varian dari dua kelompok sampel data mempunyai varian yang
sama.
3. Pretest dan Posttest Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim
Menggunakan Paired – Sample T-Test
Tabel 19 Paired Samples Statistics
Mean
N
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Pair 1 Pretest
Posttest
28.80
29.84
93
93
8.164
8.641
.816
.864
Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16
Pada ouput pertama yaitu paired sample statistic, dapat dilihat
dari rata-ratanya bahwa memiliki nilai yang tinggi pada nilai posttest
atau sesudah diberikan artikel Islamphobia Okezone.com yaitu sebesar
29,8. N menunjukkan banyaknya data yaitu sebelum dan sesudah
sebanyak 93 responden, standar deviasi yang menunjukkan
keheterogenan yang terjadi dalam data sebelum dan sesudah diberikan
artikel Islamphobia adalah 8.165 dan 8.641 dan standard error of
mean sebelum dan sesudah diberikan artikel Islamphobia adalah 0,816
95
dan 0,864, standard error of mean menggambarkan seberapa dari rata-
rata sampel terhadap rata-rata keseluruhan sampel.
Tabel 20 Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest dan
Posttest
93 .857 .000
Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16
Pada output kedua yaitu paired samples correlation,
menunjukkan apakah ada hubungan antara rata-rata sebelum dan
sesudah diberikan artikel Islmaphobia terlihat bahwa nilai sig (000) >a
(0,05) maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan
sebelum dan sesudah diberikan artikel Islamphobia Okezone.com.
dapat juga dilihat kekuatan korelasinya menunjukkan korelasi yang
sangat kuat dan signifikan yaitu 0,857.
Tabel 21 Paired Samples Test
Paired Differences
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std
deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Differences
Lower Upper
Pair1 Pretest-
Posttest
-1.040 4.519 .452 -1.937 -.143 -2.301 99 .023
Sumber: Hasil Pengolah Data Menggunakan SPSS 16
96
Pada data output ketiga paired samples test dapat diinterpretasikan
seperti berikut ini :
1. Hipotesis
Ho : (Tidak terdapat perbedaan terhadaptingkat ketakutan
Mahasiswa Universitas Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar
pemberitaan Islamphobia di Okezone.com).
Ha: (Terdapat perbedaan terhadaptingkat ketakutan Mahasiswa
Universitas Atma Jaya sebelum dan sesudah terpapar
pemberitaan Islamphobia di Okezone.com).
2. Uji Statistik
Nilai thitung adalah sebesar -2.301 dengan sig 0.023. Karena sig
< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya rata-rata pretest dan posttest adalah sama atau
tidak berbeda.
97
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Terpaan Pemberitaan
Islamphobia Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim ini,
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Pada penelitian pengaruh terpaan berita Islamphobia terhadap tingkat
ketakutan mahasiswa non Muslim dapat disimpulkan, bahwa tidak
terdapat perbedaan ketakutan yang signifikan sebelum dan sesudah
setelah terpapar artikel Islamphobia di Okezone.com dengan
menggunakan uji One-Group Pretest-Posttest. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penghitungan menggunakan Paired Samples T-Test
menggunakan SPSS 16 dan mendapatkan hasil nilai thitung sebesar -
2.301 dengan sig 0.023. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan Ho
diterima dan Ha ditolak.
2. Besarnya ketakutan Mahasiswa Katolik Indonesia (UNIKA) Atma
Jaya terhadap berita Islamphobia di media online Okezone.com
memiliki tingkat yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari Paired
Samples Statistic. Pada nilai rata-rata pretest yaitu 0,288 dan posttest
0,2984. Maka dapat disimpulkan nilai pretest dan posttest mengalami
kenaikan namun tidak signifikan dan tergolong rendah
97
98
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan
pengamatan, berikut adalah saran-saran untuk penelitian ini yaitu :
1. Saran Akademis
a. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang
ada pada peneliian ini. Peneliti berharap pada peneliti berikutnya
untuk dapat mengkaji dan mempelajari fenomena yang ada
dimasyarakat. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti suatu
masalah dengan masalah yang sama, diharapkan agar mendapat
tinjauan pustaka atau referensi dengan teori-teori yang lebih
lengkap. Selain itu, pada subjek yang ingin digunakan bisa lebih
bervariasi. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan lebih
memperhatikan alat ukur yang digunakan sehingga tidak terjadi
kesalahan saat proses pengambilan dan penghitungan data. Peneliti
juga menyarankan dalam pencarian dua variabel tidak hanya
mencari pengaruhnya saja, tetapi menjelaskan secara detail seperti
apa pengaruhnya.
2. Saran Praktis
a. Kepada portal media online Okezone.com agar tidak terlalu meng-
expose berita yang berkaitan dengan tragedi kekerasan yang
dilakukan oleh masyarakat negara barat terhadap umat Muslim.
Sehingga dapat mempengaruhi untuk membentuk paradigma-
paradigma yang ada di masyarakat. Okezone.com juga harus lebih
99
memberikan kualitas terbaik bagi para pembaca agar pembaca
mendapatkan berita dan informasi yang lebih positif dan
bermanfaat.
b. Bagi para khalayak sebagai pembaca media online agar lebih
cermat dan lebih teliti dalam menyaring sebuah informasi. Serta
lebih peka terhadap keadaan dan perkembangan yang ada di media
massa pada zaman ini.
100
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Moeslim, Islam Pribumi Mendialogkan Agama Islam Membaca
Realitas, Jakarta: Erlangga, 2003.
Arif, Ainul Muhammad Qobidi, Politik Islamophobia Eropa,Yogyakarta:
Deepublish, 2014.
Baksin, Askurifai, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2006.
Bruce, Schreiber, Petrovskaya dan Boston. Longing for ground in a ground(less)
world: a qualitative inquiry of existential suffering, New York: PSPB
Journal.Vol. 30, 2011.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013.
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002.
Conroy, Kaye dan Fifer. Cognitive Links Between Fear of Failure and
Perfectionism. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy,
Canada: PSPB Journal.Vol. 30, 2007.
Elliot, dan Thrash. The Intergenerational Transmission of Fear of Failure, New
York: PSPB Journal.Vol. 30, 2004.
Firdaus, Islamofobia Agenda Ideologi Barat Melucuti Aqidah Islam dari Umat
dan Dunia, Bandung : Rosdakarya, 2011.
Hamz, Ibunu Dar, Taisir Karimir Rahman, Beirut, 1424 H.
Harahap, Arifin, Jurnalistik Televisi (Teknik Memburu dan Menulis Berita
Televisi), Jakarta: PT Indeks, 2005.
Hendry dan Gleitman, Psycology Third Edition, New York: W.W Norton
Company, 1991.
Kriyantono, Rachamat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010.
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi, Jakarta: Erlangga, 2005.
Morrissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
101
Noor, Juliansyah, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Imiah, Jakarta: Kencana, 2011.
Olii, Helena, Berita dan Informasi, Jakarta: PT Indeks, 2007.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitaif
Teori dan Aplikasi,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1999.
Rantri Sunar Astuti, Mendampingi Anak Menghadapi Rasa Takut, Yogyakarta:
Kanisius, 2008.
Sartre, dan Jean-Paul. Being and Nothingness, New York: Philosophical Library,
1956.
Sendjaya, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta: UT, 2002.
Singarambun, Masri, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 2011.
Siregar Syofian, Metode Penelitian Kuantitaif Perhitungan Manual dan SPSS,
Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013.
Stanley Rachmat, TheMeaningofFear, Canada: Penguin Modern Psychology,
1974.
Sudarmanto, Gunawan, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2014.
Suhandang, Kustandi, Pengantar Jurnalistik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2004.
Sumadina, Haris, Jurnalistik Indonesia ,Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2008
Surjaweni, W.wiratna Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012.
Suryawati, Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Tamburaka, Apriadi, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.
Ucjana, Onong, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003.
102
Zaenudin, The Journalist, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
Karya Ilmiah
Krisyanidayati, (Perbandingan Kepuasaan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Terhadap Program Berita di Tv One dan Metro
Tv).(Skripsi Program Studi Jurnlaistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014).
Skripsi Dwi Agus Prasetiyo, Kontruksi Pemberitaan Kontroversi Pencalonan
Angel Lelga dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik 2013.
Website
www.atmajaya.ac.id
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1339/Katolik-Indonesia-
Atmajaya-Universitas-Unika
http://management.okezone.com/
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul “Pengaruh
Terpaan Berita Islamphobia Terhadap Tingkat Ketakutan Mahasiswa Non Muslim
Tentang Islam”. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk menjadi responden
penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini secara jujur dan
apa adanya. Peneliti akan menjamin kerahasiaan dan identitas responden. Atas
bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Linda Fazria (1113051000001)
Konsentrasi Jurnalistik
No.Responden :
Nama samaran :
Tanggal Pengisian :
Jurusan :
Angkatan :
A. DATA RESPONDEN (Pilihlah Jawaban yang sesuai dengan identitas anda
!)
Umur : ......... Tahun
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
B. PENGGUNAAN MEDIA
Apakah anda pernah membaca media online Okezone.com? jika “Ya”
isi data dibawah ini, jika “Tidak” lanjut ke lembar selanjutnya.
1. Jenis content apa yang paling menarik perhatian ada di media online
Okezone.com? (berilah tanda () pada tabel kosong di bawah ini)
No
Jenis Content
Penilaian Responden
Sangat
Tertarik
Tertarik Kurang
Tertarik
Tidak
Tertarik
1 Berita Umum
2 Politik
3 Peristiwa
4 International
5 Ekonomi
6 Lifestyle
7 Selebriti
8 Sport
9 Teknologi
10 Warung Kopi
1. Sebarapa seringkah anda membuka situs Okezone.com ? ( berapa hari
rata-rata dalam satu minggu (1-7), berilah tanda () pada tabel kosong
di bawah ini)
1 2 3 4 5 6 7
2. Berapa rata-rata yang dihabiskan untuk membaca Okezone.com dalam
sehari ?
a. <30 menit b.30-60 menit c.>60 menit
2. TINGKAT KETAKUTAN
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh kemungkinan
jawabannya .
2. Lingkarilah dan berikan tanda silang (X), pada alternatif jawaban
(1,2,3,4) yang paling sesuai menurut anda.
3. Berikan tanda check list (√), pada tabel penilaian yang paling sesuai
menurut anda.
Keterangan :
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
4. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyn agar dijawab dan tidak
ada yang terlewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.
5. Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, tidak ada
jawaban yang salah, karena itu mohon dijawab dengan
sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.
PRETEST
No
Pernyataan
Penilaian Responden
TS KS S SS
1 Saya merasa tidak takut dan khawatir
dengan orang Muslim.
2 Saya merasa tidak takut dan khawatir
untuk berteman dengan orang Muslim.
3 Saya merasa tidak takut dan khawatir
makan bersama dengan orang Muslim.
4 Saya merasa takut dan khawatir untuk
menyapa orang Muslim.
5 Saya merasa takut dan khawatir
berjabat tangan dengan orang Muslim.
6 Saya merasa takut untuk bersosialisasi
dengan orang Muslim.
7 Saya tidak merasa gelisah dan panik
jika melihat orang Muslim memakai
pakaian yang mencolok seperti gamis
dan cadar.
8 Saya tidak merasa gelisah dan panik
jika saya tinggal serumah dengan
orang Muslim.
9 Saya tidak merasa gelisah dan panik
jika saya sedang berada disekitar
orang-orang Muslim.
No
Pernyataan
Penilaian Responden
TS KS S SS
10 Saya merasa panik dan gelisah jika
saya duduk dengan orang Muslim.
11 Saya merasa panik dan gelisah jika
saya diajak berbicara dengan orang
Muslim.
12 Saya merasa panik dan gelisah jika
ada orang Muslim yang bertanya
kepada saya.
13 Saya tidak menjaga jarak dengan
orang Muslim.
14 Saya tidak pindah dari lingkungan
yang mayoritas beragama Muslim.
15 Saya tidak menghindar jika di kelas/di
kantor saya mayoritas bergama
Muslim.
16 Saya hanya berteman dengan orang-
orang yang memiliki agama sama
dengan saya.
17 Saya hanya memilih berdiskusi
dengan orang-orang yang memiliki
agama yang sama dengan saya.
ARTIKEL III
*Bacalah artikel di bawah ini dengan teliti*
Dicurigai ISIS, Keluarga Muslim Diturunkan dari Pesawat
(Rabu, 24 agustus 2016)
LONDON – Satu keluarga muslim yang terdiri dari seorang pria dan dua saudara
perempuannya diturunkan dari pesawat tujuan Naples karena dicurigai sebagai
teroris. Barang bawaan mereka dibongkar dan diperiksa ketat saat transit di
Bandar Udara London. Berangkat dari Stanstead, Kanada, ketiga bersaudara ini
tidak dipermasalahkan. Namun saat tiba di London, seorang penumpang yang
rasis melaporkan mereka kepada petugas. Dia bilang kalau Sakina Dharas dan
kedua saudaranya tadi sempat mendapat pesan, seperti propaganda ISIS di
ponselnya. Gara-gara tuduhan itu, mereka diminta turun dari pesawat dan
dibawa menghadap petugas kontra-terorisme. Seperti dilansir Express, Rabu
(24/8/2016), ponsel yang dimaksud lantas diperiksa. Hasil pemeriksaan petugas
menunjukkan tidak ada sedikit pun jejak bahwa mereka terlibat kegiatan teroris
maupun menjadi simpatisan ISIS. Satu-satunya hal yang mungkin memicu
kecurigaan pelapor adalah aplikasi Alquran berbahasa Arab di ponselnya. Akan
tetapi, Sakina menjelaskan dia bahkan tidak membukanya selama di perjalanan.
Akhirnya, setelah ditahan kurang lebih sejam, kakak beradik ini boleh
melanjutkan penerbangannya. Sakina menyayangkan, penumpang rasis itu tidak
ikut diperiksa oleh petugas. Orang itu bahkan tetap dibiarkan berada dalam
pesawat setelah memfitnah keluarganya. “Hal yang membuat saya kecewa
adalah si penuduh tidak dibawa keluar dari pesawat dan ditanyai pada saat itu
juga,” ujar Sakina.Juru bicara easyJet membenarkan adanya insiden tersebut.
Mereka juga sudah meminta maaf kepada para penumpang atas
ketidaknyamanan ini. Meski begitu, sang jubir menjelaskan, isu keamanan
bagaimanapun tetap menjadi prioritas mereka.“Keselamatan dan keamanan para
penumpang dan kru adalah prioritas tertinggi kami. Itu berarti, setiap ada
masalah keamanan yang dilaporkan, kami harus menyelidikinya,” terang jubir
easyJet
POSTTEST
No
Pernyataan
Penilaian Responden
TS KS S SS
1 Saya tidak pindah dari lingkungan
yang mayoritas beragama Muslim.
2 Saya merasa tidak takut dan khawatir
makan bersama dengan orang Muslim
3 Saya merasa panik dan gelisah jika
saya diajak berbicara dengan orang
Muslim.
4 Saya tidak merasa gelisah dan panik
jika saya sedang berada disekitar
orang-orang Muslim.
5 Saya merasa tidak takut dan khawatir
dengan orang Muslim.
6 Saya merasa tidak takut dan khawatir
untuk berteman dengan orang Muslim.
7 Saya tidak merasa gelisah dan panik
jika saya tinggal serumah dengan
orang Muslim.
8 Saya hanya berteman dengan orang-
orang yang memiliki agama sama
dengan saya.
No
Pernyataan
Penilaian Responden
TS KS S SS
9 Saya merasa panik dan gelisah jika
saya diajak berbicara dengan orang
Muslim.
10 Saya merasa panik dan gelisah jika
ada orang Muslim yang bertanya
kepada saya.
11 Saya hanya ingin berdiskusi dengan
orang-orang yang memiliki agama
yang sama dengan saya.
12 Saya merasa takut dan khawatir untuk
menyapa orang Muslim.
13 Saya tidak menjaga jarak dengan
orang Muslim.
14 Saya tidak menghindar jika di kelas/di
kantor saya mayoritas bergama
Muslim.
15 Saya merasa takut dan khawatir
berjabat tangan dengan orang Muslim.
16 Saya tidak merasa gelisah dan panik
jika melihat orang Muslim memakai
pakaian yang mencolok seperti gamis
dan cadar.
17 Saya merasa takut untuk bersosialisasi
dengan orang Muslim
LAMPIRAN III
DATA STATISTIK
1. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.917 17
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha N of Items
.905 17
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 93
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 4.20935357
Most Extreme Differences Absolute .049
Positive .045
Negative -.049
Kolmogorov-Smirnov Z .494
Asymp. Sig. (2-tailed) .968
a. Test distribution is Normal.
3. Uji Homogenitas
4. PAIRED SAMPLES T-TEST
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 28.80 93 8.165 .816
Posttest 29.84 93 8.641 .864
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.733 19 71 .050
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest & Posttest 93 .857 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Pretest – Posttest
-1.040 4.519 .452 -1.937 -.143 -2.301 99 .023
LAMPIRAN IV
Identitas Muslim Perempuan yang Dibakar di Amerika
Serikat (selasa,13 september 2016)
MANHATTAN – Muslim perempuan yang dibakar depan butik papan atas di
Manhattan, New York City, Amerika Serikat malam sebelum peringatan tragedi
9/11 teridentifikasi berasal dari Skotlandia. Di kota asalnya, Glasgow, dia
berprofesi sebagai dokter gigi. Meski begitu, namanya hingga kini tidak
dipublikasikan oleh kepolisian New York (NYPD).
Kejadian tidak terduga dia alami saat berjalan-jalan ke Negeri Paman Sam.
Seorang pria tak dikenal tiba-tiba menyulutkan api ke pakaian perempuan yang
menginap di Hotel Manhattan itu.
Untungnya, perempuan itu sadar sejak detik pertama api membakar lengan
bajunya. Segera, dia menepuk bajunya hingga si jago merah padam. Demikian
seperti dilansir dari BBC, Selasa (13/9/2016).
Sementara pelakunya kabur, lubang sebesar koin 25 sen membekas di lengan baju
korbannya. Polisi saat ini sedang memburu pemuda yang merokok dan
menyundutkan pemantik apinya sembarangan itu. Kasus ini diselidiki sebagai
kejahatan yang didasarkan pada kebencian (hate crime).
CCTV jalan sempat merekam sosok tersangka. NYPD lantas memburu pelaku
berdasarkan rekaman tersebut. Selain itu, polisi juga mencari saksi mata kejadian.
Serangan yang tidak memakan korban jiwa ini kemudian sampai ke telinga
Dewan Hubungan Amerika Serikat-Islam (CAIR). Direktur Eksekutif CAIR di
New York, Afaf Nasher segera mendiskusikan kasus ini dengan wali kota
setempat.
“Kami jelas-jelas melihat kasus ini sebagai penyerangan terhadap individu
pemeluk agama Islam dan institusi Islam di New York dan di seluruh negeri ini.
Sudah selayaknya ini menjadi perhatian bagi seluruh warga negara AS. Sudah
waktunya bagi wali kota dan NYPD untuk mengedepankan kepentingan
menginvestigasi kasus serupa dan mencegah serangan seperti ini terjadi pada
komunitas muslim,” ujarnya.
Tolak Lepas Jilbab, Penerjemah Pengungsi di Jerman
Dipecat (sabtu, 27 agustus 2016)
LUCKENWALDE – Penerjemah magang asal Palestina di Jerman dipecat
karena menolak melepaskan jilbabnya di ruang publik, saat banyak mata lelaki
memandangnya. Ia dikeluarkan setelah hari pertamanya bekerja.
Wali Kota Luckenwalde, Elisabeth Herzog-von der Heide menyatakan, berhijab
adalah bentuk pelanggaran terhadap prinsip netral yang dianut Jerman.
Menurutnya, larangan itu sama sekali bukan diskriminasi karena salib dan simbol
keagamaan lainnya juga tidak diizinkan.
“Kerudung (jilbab) yang dipakai perempuan Muslim adalah bentuk ungkapan
(ekspresi) pandangan keagamaan seseorang,” terangnya, seperti dilansir
dari Independent, Sabtu (27/8/2016).
Perempuan 48 tahun itu mulanya mendaftarkan diri jadi penerjemah untuk
„Perspectives for Refugees‟ di negara bagian Bradenburg. Jasanya disewa untuk
enam pekan ke depan. Akan tetapi, dia berakhir dipecat karena dianggap tidak
bisa beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.
Meskipun menuai kecaman setelahnya, keputusan dewan kota Luckenwalde yang
terbilang kontroversial dipuji oleh anggota parlemen sayap kanan Partai Alternatif
untuk Jerman (AfD). Dua serikat hukum berpengaruh di Jerman juga setuju
melarang penggunaan atribusi keagamaan apapun sesuai prinsip netral yang
dianut negara tersebut.
Hal senada juga diucapkan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Ia bahkan
menyebut, perempuan yang berpakaian tertutup tidak memiliki kesempatan untuk
menjadikan dirinya warga negara Jerman.
Pernyataan ini menimbulkan polemik. Sebagian masyarakat Jerman mengkritik
larangan itu sebagai pengalihan isu sebenarnya dalam masalah pengungsian, yakni
peningkatan radikalisasi dan terorisme. Seharusnya pemerintah lebih memikirkan
Dicurigai ISIS, Keluarga Muslim Diturunkan dari
Pesawat (rabu, 24 agustus 2016)
LONDON – Satu keluarga muslim yang terdiri dari seorang pria dan dua saudara
perempuannya diturunkan dari pesawat tujuan Naples karena dicurigai sebagai
teroris. Barang bawaan mereka dibongkar dan diperiksa ketat saat transit di
Bandar Udara London.
Berangkat dari Stanstead, Kanada, ketiga bersaudara ini tidak dipermasalahkan.
Namun saat tiba di London, seorang penumpang yang rasis melaporkan mereka
kepada petugas. Dia bilang kalau Sakina Dharas dan kedua saudaranya tadi
sempat mendapat pesan, seperti propaganda ISIS di ponselnya.
Gara-gara tuduhan itu, mereka diminta turun dari pesawat dan dibawa menghadap
petugas kontra-terorisme. Seperti dilansirExpress, Rabu (24/8/2016), ponsel yang
dimaksud lantas diperiksa.
Hasil pemeriksaan petugas menunjukkan tidak ada sedikit pun jejak bahwa
mereka terlibat kegiatan teroris maupun menjadi simpatisan ISIS. Satu-satunya
hal yang mungkin memicu kecurigaan pelapor adalah aplikasi Alquran berbahasa
Arab di ponselnya. Akan tetapi, Sakina menjelaskan dia bahkan tidak
membukanya selama di perjalanan.
Akhirnya, setelah ditahan kurang lebih sejam, kakak beradik ini boleh
melanjutkan penerbangannya. Sakina menyayangkan, penumpang rasis itu tidak
ikut diperiksa oleh petugas. Orang itu bahkan tetap dibiarkan berada dalam
pesawat setelah memfitnah keluarganya.
“Hal yang membuat saya kecewa adalah si penuduh tidak dibawa keluar dari
pesawat dan ditanyai pada saat itu juga,” ujar Sakina.
Juru bicara easyJet membenarkan adanya insiden tersebut. Mereka juga sudah
meminta maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan ini. Meski begitu,
sang jubir menjelaskan, isu keamanan bagaimanapun tetap menjadi prioritas
mereka.
“Keselamatan dan keamanan para penumpang dan kru adalah prioritas tertinggi
kami. Itu berarti, setiap ada masalah keamanan yang dilaporkan, kami harus
menyelidikinya,” terang jubir easyJet.