EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN...

189
EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM KEGIATAN PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU DI KELURAHAN RENGAS KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh : HARUM AULIA RAHMAWATI 1111101000070 PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017/1438 H

Transcript of EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN...

Page 1: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN

DAN KETERAMPILAN DALAM KEGIATAN PENIMBANGAN BALITA

PADA KADER POSYANDU DI KELURAHAN RENGAS

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

HARUM AULIA RAHMAWATI

1111101000070

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017/1438 H

Page 2: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2017

Harum Aulia Rahmawati

Page 3: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Juni 2017

HARUM AULIA RAHMAWATI, NIM 1111101000070

EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM KEGIATAN

PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU DI

KELURAHAN RENGAS KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN

2017

xix + 119 Halaman, 10 Tabel, 3 Bagan, 1 Gambar, vii Lampiran

ABSTRAK

Kurang berfungsinya posyandu disebabkan karena kemampuan kader di

posyandu yang masih rendah. Maka dari itu, sering ditemukannya penurunan

kinerja posyandu, keterhambatan dalam proses penyampaian informasi dan pesan-

pesan gizi, penurunan jumlah balita yang datang serta ketidak akuratan data pada

proses pelaksanaan kegiatan. Di Puskesmas Rengas sendiri, sebanyak 46,7%

kader berpengetahuan rendah dan sebanyak 53,3% kader kurang terampil.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

Eksperimental Sungguhan (True Experimental) yakni penelitian dengan

melakukan intervensi kepada kader posyandu (sampel) dengan kelompok

pembanding (kontrol). Jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 44 orang yang

dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing berisi 22 orang. Adapun perlakuan

yang diberikan pada kelompok sampel yakni pemberian pelatihan dengan media

berupa audiovisual, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan

apapun.

Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan pada kelompok

perlakuan. Hal ini dapat membuktikan bahwa pelatihan mampu memberikan efek

terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu. Setelah

diberikan intervensi, peneliti berharap pihak puskesmas bisa melakukan refresh

dan mengaplikasikan media audiovisual pada proses pelatihan selanjutnya.

Kata Kunci: Pelatihan, Kader Posyandu, Audio-visual, Pengetahuan,

Keterampilan

Daftar Bacaan: 78 (1956-2014)

Page 4: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

iv

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

SPECIALISATION NUTRITION

Undergraduated, Juni 2017

HARUM AULIA RAHMAWATI, NIM 1111101000070

THE EFFECT OF TRAINING TO IMPROVE KNOWLEDGE AND

SKILL IN THE ACTIVITIES OF CHILDREN WEIGHING FOR

POSYANDU CADRES AT RENGAS SOUTH OF TANGERANG IN

2017

xix + 119 Pages, 10 Tables, 3 Charts, 1 Image, vii Attachments

ABSTRACT

Lack of a functioning Posyandu is because the ability of cadres in

Posyandu are still low. Therefore, often finding of decreased performance

posyandu, delays in the delivery of information and messages of nutrition,

decreased the number of children who come and inaccurate data in the process of

implementation. In Rengas Health Center's, as much as 46.7% lower cadre of

knowledgeable and 53.3% less skilled cadres.

This study is a quantitative research with pre-experimental research

designs True Experimental that studies by intervening to cadres Posyandu

(sample) with control group. The sample in this study as many as 44 people were

divided into two groups each containing 22 people. The treatment given to a

sample group that is providing training with media audiovisual, while the control

group was not given any treatment.

The results of the analysis conducted it is known that there are significant

differences between before and after training in the treatment group. It is can

proved that the training can have an effect on increasing the knowledge and skills

of posyandu cadres. After the intervention, the researcher hopes that the public

health center can refresh and apply audiovisual media in the next training process.

Keywords: Training, Posyandu Cadres, Audio-visual, Knowledge, Skills

Reading List: 78 (1956-2014)

Page 5: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Page 6: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

vi

Page 7: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

vii

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua

Orang Tua saya Tercinta. Terimakasih untuk

seluruh perjuangan Bapak dan Ibu dalam

mendidik kami selaku anak kalian selama ini.

Dan untuk para sahabat saya, terimakasih

untuk tidak pernah membiarkan saya berjuang

sendirian.

Page 8: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI :

Nama : HARUM AULIA RAHMAWATI

Tempat, tgl lahir : Tangerang, 02 Februari 1994

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Berat Badan : 52 Kg

Tinggi Badan : 157 Cm

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Pendidikan No. 20 Rt. 001/006 Ciputat

Kota Tangerang Selatan 15411

No. Telp/ Hp : 0856-9533-6142 / 0822-9840-5494

E-mail : [email protected]

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN :

2000 – 2006 : Sekolah Dasar Negeri Lumpang 1 Parungpanjang

2006 – 2009 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Parungpanjang

2009 – 2011 : Sekolah Menengah Atas PGRI 56 Tangerang Selatan

2011 – 2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat

PENGALAMAN BEKERJA

2011

2013

2014

:

:

:

Karyawati di Warnet ARYA COMPUTER Ciputat

Internship di Klinik Pelayanan Kesehatan Masyarakat

(KPKM) Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

- Internship di UPT Puskesmas Pamulang Barat Kota

Tangerang Selatan membahas tentang Penyakit

Demam Berdarah Dengue di Pamulang Barat Tahun

2014

- Tim Peneliti Gambaran Perilaku Diet dan Faktornya

pada Siswa/i SMAN 34 Jakarta Tahun 2014

- Volunteer Kegiatan Donor Darah bersama PMI Pusat

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014.

- Volunteer Kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat

Page 9: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

ix

2015

2016

:

:

Bencana bersama ACT dan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Tahun 2014.

- Volunteer Kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat

Bencana bersama ACT dan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Tahun 2014.

- Internship di bagian Perbaikan Gizi bagi pasien Klinik

Terpadu Poli Paru dan Nutritionist di Klinik Gizi di

UPT Puskesmas Rengas Kecamatan Ciputat Timur

Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

- Enumerator penelitian “Hubungan antara jenis

kelamin, genetik, durasi tidur, frekuensi sarapan pagi,

asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein,

asupan lemak, asupan serat, aktivitas fisik, sedentary

behaviour dan tingkat stress dengan kejadian obesitas

siswa SLTA di Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat

Tahun 2015.”

- Enumerator penelitian Program Magister Gizi Kesmas

Universitas Indonesia di Jakarta Utara Tahun 2015

- Enumerator penelitian Program Magister Gizi Kesmas

Universitas Indonesia di Depok Tahun 2015

- Enumerator penelitian Program Magister Gizi Kesmas

Universitas Indonesia di Bogor Tahun 2015

- Enumerator Project SEAMEO RECFON (Southeast

Asian Ministers of Education Organization Regional

Center of Food and Nutrition) yang berjudul

“Nutrition in Adolescence Issues in 2015”

- Koordinator Lapangan Penelitian Doktoral yang

berjudul “Intervensi Edukasi Gizi Berbasis Android

Untuk Meningkatkan Konsumsi Zat Gizi Cegah

Anemia Pada Remaja Puteri di SMP Muhammadiyah

se-Depok Tahun 2016”

- Volunteer Kegiatan Digital Qurban bersama BAZNAS

di Wilayah Jakarta Selatan tahun 2016

- Enumerator penelitian Pengabdian Dosen Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “ISO

9001 in Public Health Center (Puskesmas) Design,

Control and Quality Improvement in Order to Increase

Community Health in South of Tangerang”

Page 10: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang

atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasul tercinta yang

telah membawa kebenaran yaitu Islam dan telah menjadi suri tauladan bagi umat-

Nya.

Skripsi ini disusun dengan berbekal pengetahuan, pengarahan serta

bimbingan yang diperoleh selama proses perkuliahan serta sebagai salah satu

syarat guna menggapai gelar Sarjana. Pada kesempatan ini penulis mencoba

menyusun Skripsi yang berjudul “Efek Pelatihan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Keterampilan Dalam Kegiatan Penimbangan Balita Pada

Kader Posyandu Di Kelurahan Rengas Kota Tangerang Selatan Tahun

2017”.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati

bahwa Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT dan Bapak, Ibu tercinta beserta Adik tersayang (Andini

Fadhilatunnisa) yang selalu memberikan kasih sayang beserta

dorongan dan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis untuk

menyelesaikan Skripsi ini.

Page 11: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xi

2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM., MKM., Ph.D selaku ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Yuli Amran, SKM., MKM selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak membantu penulis dari mulai awal pembinaan sampai akhir

penulisan Skripsi ini.

4. Ibu Ratri Ciptaningtyas, SKM., MHS selaku dosen pembimbing II

yang telah banyak membantu penulis dari mulai awal pembinaan

sampai akhir penulisan Skripsi ini.

5. Ibu Raihana Nadra, MKM selaku dosen penguji pada saat seminar

proposal yang telah banyak memberikan masukan pada saat penulisan

Skripsi ini.

6. Ibu Narila Mutia Nasir, MKM, Ph.D selaku dosen Penguji I yang telah

banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis.

7. Ibu Dela Aristi, MKM selaku dosen Penguji II yang telah banyak

meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis.

8. Ibu DR. Hera Nurlita, M.Kes selaku dosen Penguji III yang telah

banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis.

9. Ibu Dra. Hj. Neneng Komariah selaku orang tua yang telah banyak

membantu penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

10. Bapak Drs. Herry Sumardih, M.Si, DR.H. Ma’rifat, MA, dan DR. Dien

Samsudin, MA yang telah banyak membantu penulis.

Page 12: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xii

11. Bapak Drs. H. Amas Rachmadi (Om H. Gatot) dan Drs. H. Suhardy

(Papah Andien) yang telah banyak memberikan dorongan dan

membantu penulis.

12. Bapak KH. Djamhari Abduljalal, LC selaku pimpinan Ponpes

Darunnajah II Cipining – Bogor dan Bapak H. Trimo, S.Ag selaku

Staff Pendidik di Ponpes Darunnajah II Cipining – Bogor yang telah

banyak memberikan dorongan dan membantu penulis.

13. Seluruh Staff UPT. Puskesmas Rengas Kota Tangerang Selatan yang

telah banyak membantu penulis dalam penyediaan data dan fasilitas.

14. Saudari Dwi Rahmawati, Renita Pertiwi, Alvina Yarra Putri dan

Latanza Shima Dayyana yang selalu sabar dan memberikan semangat

kepada penulis.

15. Teman – teman seperjuangan Gizi UIN 2011 (PANCI) yang senantiasa

memberikan semangat yang berapi-api dan juga informasi kepada

penulis dalam proses penulisan Skripsi ini.

16. Saudara Yusuf Ronny Silalahi, Jodi Prasetyo, Novi Lestari dan Ahmad

Nur Huda yang telah banyak membatu dan senantiasa menyemangati

penulis dengan setulus hati.

17. Saudari Ratu Aryumi Chaerunnisa dan Sutinah yang selalu sabar

mendengarkan keluh kesah penulis serta selalu menyemangati dengan

penuh kasih sayang.

18. Kakak Yunita Kurniawati, S.Pd, Abang Abdul Haris, Abang

Hariyansyah, Abang Novi Hamdani, Amd dan Abang Rivqi yang

Page 13: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xiii

senantiasa membantu penulis dalam penyediaan fasilitas pada proses

penulisan Skripsi ini.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu selama proses penulisan Skripsi ini.

Terimakasih atas segala semangat serta bantuan baik yang tersirat maupun

tersurat. Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah diberikan. Penulis

menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena

ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dimasa

mendatang penulis dapat menyempurnakan dan menyusun Skripsi yang lebih baik

lagi.

Tangerang Selatan, Juni 2017

Penulis

Page 14: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................ ii

ABSTRAK ......................................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xvii

DAFTAR BAGAN ........................................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7

1.3. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 7

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7

1.5. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 9

Page 15: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 11

2.1. Pengetahuan .................................................................................................... 11

2.2. Keterampilan ................................................................................................... 20

2.3. Pelatihan .......................................................................................................... 21

2.4. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pelatihan ..................................... 30

2.5. Narasumber/Trainee ....................................................................................... 33

2.6. Kader ............................................................................................................... 35

2.10. Kerangka Teori ............................................................................................... 41

BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................................... 42

3.1. Kerangka Konsep ............................................................................................ 42

3.2. Definisi Operasional ....................................................................................... 44

3.3. Hipotesis ......................................................................................................... 45

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 46

4.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 46

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 47

4.3. Populasi dan Sample Penelitian ...................................................................... 48

4.4. Intervensi/Perlakuan ....................................................................................... 51

4.5. Jenis Data ........................................................................................................ 61

4.6. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 61

4.7. Cara Pengukuran Variabel .............................................................................. 67

Page 16: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xvi

4.8. Pengolahan Data ............................................................................................. 68

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 73

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................................. 73

5.2. Gambaran Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Sebelum Dan Sesudah

Diberikan Intervensi .......................................................................................... 75

5.3. Karakteristik Individu Kader Posyandu ............................................................ 77

5.4. Efek Pelatihan Kader Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan

Keterampilan Kader ........................................................................................... 78

5.5. Pengaruh Variabel Perancu Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Keterampilan

Kader Setelah Diberikan Pelatihan .................................................................... 81

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................................ 83

6.1. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 83

6.2. Efek Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kader ............................... 84

6.3. Efek Pelatihan Terhadap Peningkatan Keterampilan Kader ............................. 94

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 105

7.1. Kesimpulan ................................................................................................... 105

7.2. Saran ............................................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 109

LAMPIRAN .................................................................................................................... 119

Page 17: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kelompok Media Intruksional ................................................................. 29

Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian ............................................................... 44

Tabel 4.1. Matriks Proses Pelatihan .......................................................................... 56

Tabel 4.2. Pembagian Jumlah Sampel ...................................................................... 60

Tabel 4.3. Materi Pada Media Modul ........................................................................ 63

Tabel 5.1. Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Rengas .......................... 73

Tabel 5.2. Gambaran Pengetahuan dan Keterampilan Kader Sebelum dan Sesudah

Pelatihan ................................................................................................... 75

Tabel 5.3. Karakteristik Individu .............................................................................. 77

Tabel 5.4. Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Sebelum dan Sesudah

dilakukan Intervensi pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol .................. 79

Tabel 5.5. Pemodelan Multivariat Variabel Perancu Terhadap Pengetahuan dan

Keterampilan ............................................................................................ 82

Page 18: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Teori ....................................................................................... 41

Bagan 3.1. Kerangka Konsep .................................................................................... 43

Bagan 4.1. Proses Pelatihan ...................................................................................... 58

Page 19: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Denah Proses Pelatihan ........................................................................ 59

Page 20: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan sektor kesehatan di Indonesia diarahkan untuk

memperluas jangkauan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

dasar terutama bagi ibu dan anak. Salah satu bentuk kegiatan untuk

memperluas jangkauan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

adalah posyandu (Rust, dkk 2009 dalam Hida 2011). Posyandu

merupakan ujung tombak dan salah satu upaya kesehatan yang berbasis

masyarakat yang memiliki peran amat penting dalam mendekatkan upaya

promotif dan preventif kepada masyarakat, terutama terkait dengan upaya

peningkatan status gizi masyarakat serta kesehatan ibu dan anak. Salah

satu penyebab terjadinya gizi buruk pada masyarakat adalah kurang

berfungsinya posyandu sehingga berakibat pada pemantauan gizi pada

anak dan ibu hamil tidak berjalan sebagaimana mestinya (Sukiarko,

2007).

Masalah kurang gizi ini menjadi tantangan bagi semua pihak

khususnya petugas pelayanan kesehatan. Menurut data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan pada

tahun 2013, prevalensi balita yang mengalami masalah gizi di Indonesia

secara garis besar adalah sebesar 19,6 % (Kemenkes, 2013). Provinsi

Banten sendiri memiliki prevalensi masalah gizi sebanyak 12,9 %.

Page 21: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

2

Kemudian mengerucut kembali pada daerah Tangerang Selatan pada

tahun 2012 tercatat sebanyak 3,1 % dari jumlah balita yang mengalami

masalah gizi. Masalah gizi pada anak balita dijadikan sebagai indikator

adanya masalah gizi di masyarakat setempat. Oleh sebab itu, data status

gizi anak balita amat diperlukan untuk melihat gambaran masalah di

tingkat masyarakat. (Kemenkes, 2013).

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, masih

ditemukan banyaknya masalah antara lain kelengkapan sarana,

keterampilan kader yang belum memadai, data kader dan strata posyandu

(Kemenkes RI, 2013). Kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu

faktor penting dalam upaya peningkatkan kualitas kesehatan penduduk.

Menurut Sukiarko (2007), kurang berfungsinya posyandu disebabkan

karena kemampuan kader di posyandu yang masih rendah. Maka dari itu,

sering ditemukannya penurunan kinerja posyandu, keterhambatan dalam

proses penyampaian informasi dan pesan-pesan gizi, penurunan jumlah

balita yang datang serta ketidak akuratan data pada proses pelaksanaan

kegiatan.

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama

program perbaikan gizi yang menitikberatkan pada upaya pencegahan

dan peningkatan keadaan gizi balita. Secara teknis, sering ditemui

kesalahan menggunakan timbangan yang tidak layak dan tidak

dikalibrasi serta kesalahan dalam pemasangan timbangan dan pembacaan

hasil. (Kemenkes RI, 2000)

Page 22: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

3

Tingkat kemampuan, ketelitian dan akurasi data yang dikumpulkan

kader masih rendah, pada penelitian yang dilakukan oleh Sukiarko pada

tahun 2007 menggambarkan bahwa sebanyak 90% (31 Orang) kader

membuat kesalahan. Salah satu kesalahan kader yang paling sering

dijumpai adalah teknik penimbangan yang kurang tepat. Lebih jauh lagi,

hanya 40,7% kader yang tahu manfaat Kartu Menuju Sehat (KMS) yang

sekarang berubah menjadi buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk

konseling gizi. Serupa dengan hasil studi yang dilaksanakan Bidan desa

Brekat pada tahun 2008, dari 25 kader yang menimbang bayi dan balita

dapat dikatakan bahwa sebagian besar (60%) kader tidak melakukan

penimbangan sesuai dengan prosedur pengukuran antropometri

(Sukiarko, 2007).

Kemudian pada tahun 2009 diperoleh data 68% kader tidak

melakukan penimbangan sesuai dengan prosedur pengukuran

antopometri pada bayi dan balita, sehingga hasil pengukuran

antropometri yang diperoleh kurang akurat. Hal ini dapat

menggambarkan keterampilan kader posyandu di daerah tersebut dalam

pengukuran antropometri masih rendah karena standar pengukuran

antropometri yang seharusnya dilakukan kader yakni mencapai 80%.

Peningkatan jumlah kader yang melakukan kesalahan dari tahun 2008

sampai tahun 2009 juga menjadi salah satu keadaan yang harus di

perhatikan (Hida, 2011).

Page 23: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

4

Penelitian yang dilakukan oleh Hida pada tahun 2011 menyatakan

bahwa sebanyak 25 kader posyandu dinilai keterampilannya, yang

meliputi 38 langkah-langkah pengukuran antropometri (berat badan dan

tinggi badan). Hasil penilaian pre-test untuk keterampilan kader sebelum

diberi perlakuan (intervensi), menunjukkan sebesar 20% kader memiliki

keterampilan pengukuran antropometri dalam kategori tinggi, sebesar

12% kader memiliki keterampilan pengukuran antropometri dalam

kategori sedang, dan sebesar 68% kader memiliki keterampilan

pengukuran antropometri dalam kategori rendah. Hal ini menunjukan

tidak adanya perubahan dari tahun 2009 hingga tahun 2011 (Hida, 2011).

Sementara itu, di wilayah kerja Puskesmas Rengas Kota Tangerang

Selatan menunjukan bahwa sebanyak 41 orang (45,1%) kader yang

memiliki pengetahuan tentang kegiatan gizi di posyandu yang kurang dan

sebanyak 56% dari total keseluruhan kader di Wilayah Kerja Puskesmas

Rengas sebanyak 91 orang hanya mengikuti pelatihan < 3 kali dalam

setahun (Syafei, 2011).

Keterampilan kader kesehatan salah satu diantaranya meliputi

kemampuan melakukan tahapan-tahapan penimbangan, kader kesehatan

biasanya melakukan kegiatan penimbangan di posyandu belum sesuai

dengan prosedur-prosedur pengukuran antropometri, sehingga hasil yang

diperoleh dari penimbangan kurang tepat. (Rufiat, 2011).

Page 24: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

5

Berdasarkan hasil uji t tidak berpasangan yang dilakukan oleh

Rufiat, dkk (2011) diperoleh hasil bahwa nilai p (0,0001), hal ini berarti

bahwa terdapat pengaruh pelatihan dengan metode permainan Find your

mate terhadap peningkatan pengetahuan kader posyandu tentang

posyandu lansia di posyandu Kelurahan Panggung Kota Tegal. Untuk

dapat meningkatkan mutu pendidikan maka seorang pendidik harus dapat

mengelola pembelajaran dengan baik dalam berbagai aspeknya, antara

lain dari segi pemilihan metode, media, pendekatan dan teknik mengajar.

Seiring dengan berkembangnya arus teknologi dan komunikasi, maka

perlu dilakukan inovasi pendidikan agar teknologi dapat dimanfaatkan

dalam proses mencetak sumber daya manusia dengan memperhatikan

penggunaan media pembelajaran yang relevan (Aliya, 2008).

Seperti yang kita ketahui, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Syafei (2011) yang mengatakan bahwa sebanyak 56% kader hanya

mengikuti pelatihan < 3 kali dalam setahun dan sebanyak 41 orang

(45,1%) kader yang memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini selaras

dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas pelaksana gizi

di Puskesmas Rengas yang mengatakan bahwa kader masih sangat butuh

pelatihan yang rutin agar tetap atau bahkan lebih terampil. Dalam proses

wawancara yang dilakukan kepada kader dapat dikatakan bahwa kader

memang masih butuh pelatihan sebagai bentuk penyegaran terkait

pengetahuan yang selama ini di dapat. Dari hasil wawancara tersebut,

peneliti merasa penting untuk membahas tentang efek pelatihan kader

Page 25: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

6

guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dilihat dari

peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya pada posyandu

dalam kegiatan penimbangan pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Rengas tahun 2017.

Susanto (2010) mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar akan

lebih efektif dan mudah apabila dibantu dengan sarana visual, dimana

11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan

83% lewat indera penglihatan. Disamping itu dikemukakan juga bahwa

kita hanya dapat mengingat sekitar 20% dari apa yang kita dengar,

namun dapat mengingat sebanyak 50% dari apa yang kita lihat dan

dengar. Penggunaan media audio visual merupakan salah satu usaha

untuk mengajak peserta belajar kreatif sehingga pemenuhan kebutuhan

psikologis mereka tercapai (Susanto, 2010).

Selama ini telah dilakukan berbagai pelatihan kader tetapi hasilnya

tidak begitu memuaskan. Alternatif lain dari metode serta media yang

rutin sekarang ini perlu dicari. Pelatihan kader dengan menggunakan

media audio visual ini dikembangkan sebagai inovasi serta jawaban

terhadap kebutuhan untuk memberikan pelatihan secara sistematis

kepada para kader posyandu dengan berfokus pada peningkatan

pengetahuan dan keterampilan.

Page 26: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

7

1.2. Rumusan Masalah

Sebanyak 46,7% memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan

sebanyak 53,3% memiiki keterampilan yang rendah dan tidak melakukan

penimbangan dengan baik sesuai dengan prosedur. Oleh sebab itu,

peneliti menganggap penting untuk meneliti efek pelatihan terhadap

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan penimbangan

balita pada kader posyandu di Kelurahan Rengas Kota Tangerang Selatan

pada tahun 2017.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pengetahuan dan keterampilan kader terhadap

kegiatan pemantauan status gizi balita di Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Rengas pada tahun 2017 sebelum dan sesudah diberikan

pelatihan?

2. Bagaimana efek pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan

keterampilan kader dalam kegiatan penimbangan balita di Kelurahan

Rengas Kota Tangernag Selatan Pada Tahun 2017?

3. Bagaimana pengaruh variabel perancu terhadap pengetahuan dan

keterampilan kader setelah diberikan pelatihan?

1.4. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan

sumbangan atau referensi ilmiah bagi Program Studi Kesehatan

Masyarakat, khususnya di bidang Gizi Kesehatan Masyarakat

Page 27: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

8

mengenai efek pelatihan kader guna meminimalisir terjadinya

ketidak akuratan data serta kesalahan pada proses penimbangan

balita.

1.5.2. Manfaat Praktis

- Secara praktis, pelatihan yang dilakukan pada kader diharapkan

mampu meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya

pada pemantauan status gizi. Penelitian ini diharapkan pula dapat

menjadi masukan dan memberi gambaran terhadap metode –

metode promosi kesehatan yang bisa diterapkan di posyandu

untuk mengatasi keterhambatan pada proses berjalannya program

gizi.

- Memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam hal metode untuk

kegiatan pelatihan kader posyandu dalam pengelolaan pelayanan

Posyandu.

- Sebagai bagian dari tugas peneliti dalam kegiatan di bidang

pendidikan serta pengabdian kepada masyarakat dan dapat

menjadi informasi dan masukan bagi penelitian lain yang ingin

melakukan penelitian tentang efek pelatihan kader posyandu

terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam

kegiatan pemantauan status gizi di Posyandu.

Page 28: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

9

1.5. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui efek pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan

keterampilan kader dalam kegiatan penimbangan balita di

Kelurahan Rengas Kota Tangernag Selatan Pada Tahun 2017.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan keterampilan kader

terhadap kegiatan pemantauan status gizi balita di Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Rengas pada tahun 2017 sebelum dan

sesudah diberikan pelatihan?

2. Diketahuinya efek pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan

dan keterampilan kader dalam kegiatan penimbangan balita di

Kelurahan Rengas Kota Tangernag Selatan Pada Tahun 2017?

3. Diketahuinya pengaruh variabel perancu terhadap pengetahuan

dan keterampilan kader setelah diberikan pelatihan.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang efek pelatihan terhadap

peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam kegiatan

penimbangan balita yang dilakukan oleh Mahasiswa semester Genap

Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun desain penelitian yang digunakan yaitu Eksperimental

Page 29: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

10

Sungguhan (True Eksperimental), yakni dengan memberikan perlakuan

atau intervensi kepada responden (kader posyandu) dengan kelompok

pembanding dan menggunakan analisis data berupa Uji t dependen, yang

hasilnya akan diukur melalui hasil pre-test dan post-test. Perlakuan yang

diterapkan kepada responden yakni berupa penyuluhan serta penggunaan

media audio-visual berupa video tentang tata cara menimbang dan

mengukur tinggi/panjang badan balita, sedangkan pada kelompok

pembanding diberikan perlakuan berupa pelatihan dengan media visual

saja. Penelitian ini dimulai sejak Februari sampai selesai di Wilayah

Kerja Puskesmas Rengas Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017.

Page 30: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Krathwohl (2002) mengatakan bahwa, ada empat macam

pengetahuan, yaitu: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif. Jenis-jenis

pengetahuan ini sesungguhnya menunjukkan penjenjangan dari yang

sifatnya konkret (faktual) hingga yang abstrak (metakognitif). Dalam

taksonomi yang dipaparkan beberapa tahun silam, pengetahuan

metakognitif belum dicantumkan sebagai jenis pengetahuan yang juga

harus dipelajari siswa.

A. Pengetahuan Faktual (Factual knowledge): pengetahuan yang

berupa potongan-potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur

dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan

faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua

macam pengetahaun faktual, yaitu pengetahuan tentang terminologi

(knowledge of terminology) dan pengetahuan tentang bagian detail

dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element).

1. Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology):

mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik

yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap disiplin ilmu

biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk

disiplin ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang

Page 31: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

12

terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang

istilah ilmiah dan pengetahuan tentang simbol dalam peta.

2. Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur

(knowledge of specific details and element): mencakup

pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain

yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan

tentang bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan

tentang nama tempat dan waktu kejadian, pengetahuan tentang

produk suatu negara dan pengetahuan tentang sumber informasi.

Oleh karena fakta sangat banyak jumlahnya, pendidik perlu

memilih dan memilah fakta mana yang sangat penting dan fakta

mana yang kurang penting.

B. Pengetahuan konseptual: pengetahuan yang menunjukkan saling

keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar

dan semuanya berfungsi bersama-sama. Pengetahuan konseptual

mencakup skema, model pemikiran dan teori baik yang implisit

maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu

pengetahaun tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang

prinsip dan generalisasi dan pengetahuan tentang teori, model dan

sruktur.

1. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup

pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian atau susunan yang

Page 32: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

13

berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang

klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat

penting sebab pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi siswa

dalam mengklasifikasikan informasi dan pengetahuan. Tanpa

kemampuan melakukan klasifikasi dan katagorisasi yang baik

siswa akan kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh

pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: pengetahuan

tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang masa

geologi dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan.

2. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup

abstraksi hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip

atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan abstraksi

dari sejumlah fakta, kejadian dan saling keterkaitan antara

sejumlah fakta. Prinsip dan generalisasi biasanya cenderung

sulit untuk dipahami siswa apabila siswa belum sepenuhnya

menguasai fenomena-fenomena yang merupakan bentuk yang

“teramati” dari suatu prinsip atau generalisasi. Beberapa contoh

pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: pengetahuan

tentang hukum Mendel, pengetahuan tentang seleksi alamiah

dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar.

3. Pengetahuan tentang teori, model dan struktur: mencakup

pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dan saling

keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan

Page 33: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

14

terhadap suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang

teori, model dan struktur merupakan jenis pengetahuan yang

sangat abstrak dan rumit. Beberapa contoh pengetahuan tentang

teori, model dan struktur: pengetahuan tentang teori evolusi,

pengetahuan tentang model DNA dan pengetahuan tentang

model atom.

C. Pengetahuan prosedural: pengetahuan tentang bagaimana

mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru.

Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau

tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu.

1. Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan

dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang

algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus

yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau

tentang algoritme yang harus ditempuh untuk menyelesaikan

suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan yang

termasuk hal ini, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan

menimbang, pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan

dalam beker gelas dan pengetahuan tentang memipet.

2. Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan

dengan suatu bidang tertentu: mencakup pengetahuan yang

pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian atau

Page 34: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

15

aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan

tentang teknik dan metode lebih mencerminkan bagaimana

ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan

masalah yang dihadapi. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini

misalnya, pengetahuan tentang metode penelitian yang sesuai

untuk suatu permasalahan sosial dan pengetahuan tentang

metode ilmiah.

3. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu

prosedur tepat untuk digunakan: mencakup pengetahuan

tentang kapan suatu teknik, strategi atau metode harus

digunakan. Siswa dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik

atau metode tetapi juga dapat mempertimbangkan teknik atau

metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan

mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu.

Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan

tentang kriteria untuk menentukan jenis-jenis tulisan,

pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai untuk

memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode

statistika yang sesuai untuk mengolah data.

D. Pengetahuan metakognitif: mencakup pengetahuan tentang

kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.

Penelitian-penelitian tentang metakognitif menunjukkan bahwa

Page 35: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

16

seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar

akan pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi dan

apabila siswa bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik

lagi dalam belajar.

1. Pengetahuan strategik: mencakup pengetahuan tentang strategi

umum untuk belajar, berpikir dan memecahkan masalah.

Pengetahuan jenis ini dapat digunakan bukan hanya dalam suatu

bidang tertentu tetapi juga dalam bidang-bidang yang lain.

Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan

bahwa mengulang-ulang informasi merupakan salah satu cara

untuk mengingat dan pengetahuan tentang strategi perencanaan

untuk mencapai tujuan.

2. Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk di dalamnya

pengetahuan tentang konteks dan kondisi yang sesuai:

mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang

diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan

strategi kognitif yang sesuai dalam situasi dan kondisi tertentu.

Beberapa contoh pengetahaun jenis ini misalnya: pengetahuan

bahwa buku pengetahuan lebih sulit dipahami dari pada buku

populer dan pengetahuan bahwa meringkas bisa digunakan

untuk meningkatkan pemahaman.

3. Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan

tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar.

Page 36: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

17

Salah satu syarat agar siswa dapat menjadi pembelajar yang

mandiri adalah kemampuannya untuk mengetahui dimana

kelebihan dan kekurangan serta bagaimana mengatasi

kekurangan tersebut. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini

misalnya: pengetahuan bahwa seseorang yang ahli dalam suatu

bidang belum tentu ahli dalam bidang lain, pengetahuan tentang

tujuan yang ingin dicapai dan pengetahuan tentang kemampuan

yang dimiliki dalam mengerjakan suatu tugas.

Menurut Mubarak, dkk (2007) pengukuran pengetahuan dapat

dinilai melalui wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yakni:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima

informasi dan pada akhirnya semakin banyak juga pengetahuan

yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, maka akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai

yang diperkenalkan.

Page 37: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

18

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat mejadikan seseorang memperoleh

pengalaman atau pengetahuan baik secara langsung ataupun

tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi

perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan

pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan.

Pertama, perubahan ukuran, lalu kedua, perubahan proporsi dan

ketiga hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri

baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang

dan dewasa.

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan

berusaha untuk melupakan namun jika pengalaman terhadap

Page 38: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

19

obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan

timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam

emosi kejiwaannya dan akhirnya dapat pula membentuk sikap

positif dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila

dalam suatu wilayah memiliki budaya untuk menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan

lingkungan karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

g. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

Dari penelitian yang dilakukan Wahyutomo (2010) terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dapat

diartikan tahu atau mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami

atau diajar). Pengetahuan kader dapat meningkat seiring dengan lama

manjadi kader, pengalaman di lapangan dalam menangani kasus dan

pelatihan-pelatihan yang telah diikuti. Dengan pengetahuan yang

Page 39: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

20

bertambah diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik

kepada masyarakat. Green (1956) juga berpendapat bahwa pengetahuan

merupakan faktor predisposisi yang menentukan perilaku seseorang.

Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi, dkk (2013) menyebutkan bahwa

sebelum diberikan pembelajaran dengan metode PBL, 76,9%

mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang pre-eklampsia dan

eklampsia dengan kategori cukup. Setelah peneliti bersama tim

memberikan materi tentang pre-eklampsia dan eklampsia dengan

metode pembelajaran PBL, pengetahuan mahasiswa kelas NRA

meningkat menjadi kategori baik 61,5% dan berkategori cukup 38,5%.

Variabel pengetahuan akan diukur dengan menggunakan kuesioner.

2.2. Keterampilan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Menurut

buku yang ditulis oleh Purnawanto (2008), keterampilan adalah

perilaku yang menunjukan kemampuan individu dalam melakukan

tugas mental atau fisik tertentu yang dapat diobservasi. Seringkali

keterampilan diasosiasikan dengan kemampuan atau keterampilan fisik

atau gerak (motorik). Tommy (2009) mengatakan bahwa

keterampilan/skill adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan

pengetahuan kedalam praktik sehingga tercapai hasil kerja yang

diinginkan

Page 40: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

21

Peningkatan keterampilan salah satunya yakni dengan

melaksanakan pelatihan, dengan pelatihan diharapkan pengetahuan

tentang kesehatan yang lebih baik yang dapat berpengaruh terhadap

perilakunya. Semakin banyak pelatihan yang diterima, diharapkan akan

lebih meningkatkan keterampilan untuk dapat di aplikasikan untuk

dirinya dan disebarkan untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya

(Kemenkes RI, 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan Hida (2011) menunjukkan dengan

uji Wilcoxon diperoleh nilai p= 0,0001. Nilai (p<0,05) berarti ada

perbedaan yang bermakna dari nilai keterampilan pada saat pre-test dan

post-test. Hal ini berarti menunjukkan ada perbedaan keterampilan

kader posyandu dalam pengukuran antropometri sebelum dan sesudah

pelatihan di wilayah kerja Puskesmas Tarub, Kabupaten Tegal. Variabel

keterampilan akan diukur dengan menggunakan metode observasi

dengan indikator kemampuan secara motorik dalam menerapkan hasil

pengaplikasian pengetahuan dan pengalaman (Hida, 2011).

2.3. Pelatihan

2.3.1. Definisi Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu komponen penting dalam

pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada sebuah institusi

penyelenggaraan program pelatihan diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif SDM

Page 41: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

22

yang merupakan aset penting dalam sebuah institusi. Pelatihan

merupakan pengalaman belajar yang sengaja dirancang agar dapat

membantu peserta dalam menguasai kompetensi yang tidak

dimiliki sebelumnya. Hasil penyelenggaraan program pelatihan

adalah penguasaan kompetensi, keterampilan, pengetahuan dan

sikap yang sebelumnya tidak dikuasai oleh peserta. (Pribadi, 2014).

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih

menekankan pada praktek dari pada teori yang dilakukan seseorang

atau kelompok dengan menggunakan pelatihan orang dewasa dan

bertujuan meningkatkan kemampuan dalam satu atau beberapa

jenis keterampilan tertentu. Sedangkan pembelajaran merupakan

suatu proses interaksi antara peserta dengan lingkungannya yang

mengarah pada pencapaian 38 tujuan pendidikan dan pelatihan

yang telah ditentukan terlebih dahulu (Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Kesehatan, 2002).

Menurut Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974 yang ditulis

oleh Sedarmayanti tahun 2007, pelatihan adalah bagian dari

pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan

meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku,

dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih

mengutamakan praktek dari pada teori (Sedarmayanti, 2007).

2.3.2. Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan adalah agar individu dalam situasi kerja

dapat memperoleh kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas

Page 42: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

23

atau pekerjaan tertentu secara memuaskan. Sementara itu, Wexley

dan Letham (2002) mengatakan bahwa program pelatihan dan

pengembangan memiliki satu atau lebih tujuan-tujuan seperti

berikut ini:

a. Meningkatkan kesadaran diri individu.

b. Meningkatkan keterampilan individu dalam satu bidang

keahlian atau lebih.

c. Meningkatkan motivasi individu untuk melaksanakan

tugas atau pekerjaannya secara memuaskan.

Kemudian Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa

pelatihan memiliki tujuan penting untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan

program kesehatan secara keseluruhan. Tujuan umum pelatihan

kader posyandu adalah meningkatkan kemampuan kader posyandu

dalam mengelola dan menyampaikan pelayanan kepada masyarakat

(Tim Penggerak PKK Pusat, 1999). Sedangkan tujuan khususnya

adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan kader sebagai

pengelola posyandu berdasarkan kebutuhan sasaran di

wilayah pelayanannya.

b. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam

berkomunikasi dengan masyarakat.

Page 43: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

24

c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan kader untuk

menggunakan metode media diskusi yang lebih partisipatif.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh Moses

(2011) dengan menggunakan teknik analisis statistik regresi

melalui program komputer SPSS, maka persamaan regresi sesuai

persamaan Y = a + b x. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa

peningkatan pelatihan akan meningkatkan kinerja, kemudian dapat

dikatakan pula bahwa dengan adanya pelatihan sebesar 1 % akan

meningkatkan prestasi sebesar 59%. Hasil uji analisis dengan nilai

koefisien (r) = 0,93 menunjukkan tingkat hubungan yang sangat

tinggi antara kedua variabel yang diteliti.

2.3.3. Metode Pelatihan

Wagonhurst (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu pelatihan adalah

pemilihan metode pelatihan yang tepat. Pemilihan metode belajar

perlu memperhatikan besarnya kelompok peserta. Pemilihan

metode pelatihan tergantung pada tujuan, kemampuan

pelatih/pengajar, besar kelompok sasaran, kapan/waktu pengajaran

berlangsung dan fasilitas yang tersedia. Perdue dkk (2002) yang

dikutip oleh Aqmala (2007) menambahkan bahwa penelitian

mengenai metode pelatihan digunakan oleh manajer untuk meraih

tujuan tertentu masih jarang dilakukan. Dalam penelitiannya

Perdue (2002) menyatakan terdapat 16 alternatif metode yang dapat

Page 44: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

25

dipilih meliputi : studi kasus, video-tape, lecture, one-to-one, role

play, games, computer simulations, paper and pencil, audio tapes,

self assessment, movies/films, multi-media, audio, computer, video

conferencing dan sensitivity training.

Dalam pelaksanaannya, pelatihan perlu memanfaatkan

metode dan media pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi

proses belajar siswa sehingga mampu mencapai kompetensi yang

diperlukan. Beragam media cetak (printed), suara (audio), gambar

diam (visual), gambar bergerak (video), multimedia dan jaringan

(internet dan web) memiliki karakteristik spesifik yang dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk membantu peseta program

pelatihan dalam mencapai tujuan atau kompetensi yang akan perlu

dikuasai.

Beragam metode pembelajaran juga dapat digunakan oleh

instruktur agar dapat membantu berlangsungnya proses

pembelajaran peserta. Setiap ragam metode pembelajaran-

presentasi, diskusi simulasi, demonstrasi, bermain peran,

pemecahan masalah dan permainan memiliki keunggulan tersendiri

yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi atau materi sebuah

program pelatihan. Tidak semua metode dan media pembelajaran

dapat digunakan untuk memfasilitasi pencapaian semua kompetensi

program pelatihan. Setiap metode dan media pembelajaran

memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai untuk digunakan

Page 45: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

26

secara efektif dalam mengajarkan kompetensi yang spesifik.

Metode demonstrasi misalnya cocok untuk digunakan dalam

aktivitas belajar yang menekakan pada penguasaan keterampilan

(skill).

Pemanfaatan media video juga dapat dikombinasikan untuk

memperkaya pengalaman peserta program pelatihan dalam

mempelajari kompetensi yang akan dilatihkan. Kombinasi

pemanfaatan metode dan media pembelajaran yang tepat akan

membantu tugas instruktur dalam memfasilitasi pencapaian tujuan

program pelatihan oleh peserta. (Pribadi, 2014)

2.3.4. Media Pembelajaran pada Proses Pelatihan

Pada hakikatnya, proses belajar mengajar adalah proses

komunikasi yang melibatkan penyampai pesan (materi) dari

pengantar ke penerima. Proses pengubahan pesan berupa

materi/bahan ajar menjadi simbol komunikasi baik verbal maupun

nonverbal disebut encoding, sedangkan penafsiran simbol

komunikasi tersebut oleh peserta didik disebut decoding. Namun

pada kenyataannya, penafsiran dalam memahami apa yang

didengar, dibaca, dilihat atau diamati ada kalanya berhasil dan ada

kalanya tidak. Kegagalan atau hambatan dalam proses komunikasi

ini disebut barrier atau noise. Untuk meminimalkan kegagalan

proses komunikasi, media sangat diperlukan sebagai perantara

komunikasi. Gerlach dan Ely (1971) yang dikutip oleh Arsyad

Page 46: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

27

(2011) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Bovee (1997) yang dikutip oleh

Simamora (2007) mengemukakan bahwa media adalah alat yang

berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran itu

sendiri merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik,

pendidik dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa

bantuan sarana penyampaian pesan atau media.

Bentuk stimulus yang dapat digunakan sebagai media

adalah hubungan atau interaksi manusia, realita, gambar yang

bergerak atau tidak bergerak Dan tulisan serta suara yang direkam.

Bentuk stimulus ini tepat digunakan bagi peserta didik yang sedang

mempelajari hal-hal asing. Adapun peran atau fungsi dari pada

media pembelajaran itu sendiri diantaranya adalah:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya

indera.

c. Menimbulkan semangat belajar, interaksi langsung antara

peserta didik dan sumber belajar.

d. Memungkinkan peserta belajar mandiri sesuai dengan bakat

dan kemampuan visual, auditori serta kinestetiknya.

Page 47: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

28

e. Memberi stimulus yang sama, membandingkan pengalaman

dan menimbulkan persepsi yang sama.

Belajar merupakan proses internal dalam diri manusia,

pengajar/pendidik bukan merupakan satu-satunya sumber belajar,

namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang

disebut individu. AECT (Assosiation for Educational

Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber

belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:

a. Pesan. Mencakup kurikulum dan mata pelajaran.

b. Individu. Mencakup pendidik, orang tua, tenaga ahli dan

sebagainya.

c. Bahan. Merupakan suatu format yang digunakan untuk

menyimpan pesan pembelajaran seperti buku paket, buku

teks, modul, program video, film, OHT (over head

transparency), slide, alat peraga.

d. Alat. Merupakan sarana (piranti, hardware) untuk

menyajikan bahan mencakup proyektor OHP, slide, film

tape recorder.

e. Teknik. Merupakan cara (prosedur) yang digunakan

pendidik dalam memberikan pembelajaran guna mencapai

tujuan pembelajaran, seperti ceramah, permainan/simulasi,

tanya jawab dan sosiodrama (roleplay).

Page 48: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

29

f. Latar (setting) atau lingkungan. Mencakup pengaturan

ruang, pencahayaan dan sebagainya.

Media pembelajaran ini berupa perangkat lunak (software) dan

perangkat keras (hardware) yang bertujuan untuk meningkatkan

efektifitas proses belajar mengajar. Berikut ini daftar kelompok

media instruksional yang dikemukanan oleh Anderson (1976)

dalam Simamora (2009):

Tabel. 2.1 Kelompok Media Instruksional

Kelompok Media Media Intruksional

Audio Pita audio

Piringan audio

Radio

Cetak Buku tes terprogram

Buku pegangan/manual

Buku tugas

Audio Cetak Buku latihan dilengkapi

kaset

Gambar/poster (dilengkapi

audio)

Visual diam Film bingkai (slide)

Film rangkai (berisi pesan

herbal)

Audio – visual diam Film bingkai (slide) suara

Film rangkai suara

Visual gerak Film bisu dengan judul

(caption)

Audio – visual gerak Film suara

Video/VCD/DVD

Objek Benda nyata

Model tiruan (mock up)

Computer Media berbasis computer;

CAI (computer assisted

instructional) dan CMI

(computer managed

instructional)

Page 49: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

30

2.4. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pelatihan

Donald dan James Kirkpatrick (2007) yang dikutip oleh Pribadi

(2014) mengemukakan beberapa persyaratan yang diperlukan untuk

dapat menciptakan sebuah program pelatihan yang efektif, yaitu:

1. Program pelatihan didasarkan kepada kebutuhan atau masalah yang

dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau institusi tersebut.

2. Program pelatihan didasarkan pada tujuan atau kompetensi yang

perlu dimiliki oleh peserta program pelatihan.

3. Jadwal penyelenggaraan program pelatihan tersusun dengan baik.

4. Latar belakang peserta program sesuai dengan kompetensi program

yang akan dilatihkan.

5. Instruktur memiliki kualifikasi baik dan kompeten dalam bidang

yang dilatihkan.

6. Pelatihan dilaksanakan ditempat yang nyaman dengan dilengkapi

fasilitas pendukung yang memadai.

7. Program pelatihan menggunakan metode dan media yang relevan

dengan kompetensi yang diperlukan.

8. Program pelatihan harus dapat memberi rasa puas kepada peserta

program.

9. Program pelatihan perlu di evaluasi secara berkesinambungan.

Selain dari pada itu, Rivai (2004) menjelaskan faktor-faktor yang

menunjang kearah keberhasilan suatu pelatihan antara lain:

Page 50: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

31

1. Materi yang dibutuhkan

Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan, kebutuhan

dalam bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan

pengetahuan yang dibutuhkan.

2. Metode yang digunakan

Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan jenis pelatihan

yang akan dilaksanakan.

3. Kemampuan instruktur pelatihan

Mencari sumber-sumber informasi yang lain yang mungkin

berguna dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.

4. Sarana atau prinsip-prinsip pembelajaran

5. Pedoman agar proses belajar akan berjalan lebih efektif.

6. Peserta pelatihan

Sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis

pekerja yang akan dilatih.

7. Evaluasi pelatihan

Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi hasil yang

didapat dalam pelatihan dengan memperhitungkan tingkat reaksi,

tingkat belajar, tingkat tingkah laku kerja, tingkat organisasi dan

nilai akhir.

Sedangkan, menurut Depkes (2004), suatu keberhasilan pelatihan

dapat dilihat dari :

Page 51: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

32

1. Masukan (input) mencakup tiga kelompok yaitu: 1) perangkat

keras berupa sarana dan prasarana yang meliputi tempat belajar,

alat bantu, laboratorium dan perpustakaan yang dibutuhkan

dalam proses pembelajaran. 2) perangkat lunak adalah

rancangan proses pembelajaran yang terdiri dari kurikulum,

proses pembelajaran, jadwal kegiatan, bahan belajar/modul; 3)

sumber daya manusia diklat yang terdiri dari peserta pelatihan,

pelatih dan penyelenggaraan pelatihan.

2. Proses adalah proses pembelajaran yang berjalan selama

pelatihan dilakukan, yaitu dari awal sampai berakhirnya

kegiatan pelatihan.

3. Luaran yaitu pencapaian tingkat kompetensi sesuai dengan

tujuan pelatihan.

4. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi akibat adanya

intervensi melalui pelatihan.

5. Evaluasi adalah penilaian dari seluruh komponen dan sub

komponen masukan, proses, luaran dan dampak dari suatu

kegiatan pelatihan.

6. Lingkungan yaitu hal-hal yang mempengaruhi pelatihan.

Penelitian yang dilakukan oleh Zaciewski pada tahun 2011

mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelatihan

yakni karakteristik dari individu itu sendiri seperti umur, jenis kelamin,

motivasi, sikap, keterampilan (kemampuan dasar). Lain halnya dengan

Page 52: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

33

penelitian yang dilakukan oleh Haslindan dan Mahyuddin (2009) yang

mengatakan bahwa motivasi, pegalaman dan teknik pelatihan yang

seharusnya menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan yang diinginkan dari sebuah pelatihan. Sedangkan

Quesada, dkk (2011) mengatakan bahwa komponen yang paling sangat

berpengaruh ialah bagaimana kemampuan dari seorang leader (pelatih)

dalam menyampaikan dan menerangkan apa yang seharusnya

disampaikan.

Disisi lain, Perdue, dkk (2002) yang dikutip oleh Aqmala (2007)

mengatakan bahwa output atau indikator yang dapat diukur dari sebuah

pelatihan yakni ada 3 hal: (1) Peningkatan pengetahuan atau

kemampuan peserta latih, (2) Kemampuan peserta untuk mengingat isi

pelatihan, (3) Kemampuan peserta mempraktikkan materi pelatihan.

2.5. Narasumber/Trainee

Narasumber adalah orang yang memberi (mengetahui secara jelas

atau menjadi sumber) informasi. Narasumber ini memiliki fungsi

sebagai sumber informasi yang akurat dan terpecaya. Narasumber

merupakan seseorang yang dipandang memiliki pengetahuan yang lebih

terhadap sesuatu yang dibicarakan atau diperbincangkan. Oleh karena

itu dalam suatu diskusi terdapat satu atau beberapa orang narasumber

yang diminta pendapatnya atau apa yang diketahuinya tentang

permasalahan yang sedang diperbincangkan sehingga dapat diambil

Page 53: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

34

suatu keputusan atau tindakan yang tepat tentang hal tersebut (Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, 2009).

Pelatih/instruktur adalah orang yang menangani proses pelatihan.

Selanjutnya ”pelatih adalah orang yang memberi latihan; orang yang

melatih”. Maka dapat disimpulkan bahwa pelatih/instruktur adalah

seseorang yang mengelola/melatih sekelompok/seseorang untuk

mencapai keberhasilan tertentu. Pelatih/instruktur yang profesional

harus sadar akan kenyataan yang terjadi di lapangan kadang tidak sesuai

dengan yang dikehendaki sehingga ia harus dapat benar-benar

mempengaruhi dan membentuk watak dan kepribadian peserta dalam

hal tertentu, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat

terminimalisasi akan terjadi. Pengaruh-pengaruh yang diberikan pelatih

kepada peserta adalah pengaruh yang positif.

Tugas – tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih/

instruktur:

a. Mengadakan pemanduan untuk mewujudkan peserta yang

unggul.

b. Menyusun materi latihan untuk jangka panjang maupun jangka

pendek.

c. Menyusun strategi dan pendekatan dalam menyampaikan materi

latihan sehingga peserta dapat dengan mudah memahami dan

melakukan pembelajaran yang diterima selama proses pelatihan.

d. Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan.

Page 54: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

35

e. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori

maupun praktek dalam bidang atau materi yang dilatihnya.

f. Menyusun laporan latihan sesuai materi yang disampaikan oleh

pelatih/instruktur.

2.6. Kader

Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota

masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela (Kemenkes RI,

2011). Kader adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang mau

bekerja sama secara suka rela dan ikhlas, mau dan sanggup

menggerakkan masyarakat dalam penanganan berbagai penyakit. Kader

juga sebagai penggerak masyarakat dalam hal membantu serta

mendukung keberhasilan pemerintah dibidang kesehatan dan tidak

mengharapkan imbalan berupa gaji dari pemerintah, melainkan bekerja

secara sukarela (Trisnawati dan Rahayuningsih, 2008).

Kader posyandu merupakan sumber daya manusia yang berperan

penting dalam pelaksanaan posyandu. Pengetahuan kader yang kurang

menyebabkan pelayanan yang diberikan tidak optimal. Peningkatan

pengetahuan kader posyandu dapat dilakukan dengan pendidikan

kesehatan. Metode pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan

metode individual (perorangan), kelompok dan massa (publik). Kader

posyandu merupakan sekelompok orang sehingga metode pendidikan

Page 55: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

36

kesehatan yang diberikan adalah metode pendidikan kelompok (Rufiati,

2011).

Tugas-tugas mereka meliputi pelayanan kesehatan dan

pembangunan masyarakat, tetapi hanya terbatas pada bidang-bidang

atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada mereka. Mereka harus

benar-benar menyadari tentang keterbatasan yang mereka miliki.

Mereka tidak diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah yang

di hadapinya. Namun, mereka diharapkan mampu dalam menyelesaikan

masalah umum yang terjadi di masyarakat dan mendesak untuk

diselesaikan (Safrudin dan Hamidah, 2009).

Perlu diketahui bahwa para kader kesehatan masyarakat itu tidak

bekerja dalam sistem yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan

sebagai seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, kader harus

dibina, dituntun serta didukung oleh pembimbing yang terampil dan

berpengalaman. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya

memiliki karakteristik tertentu, misalkan latar belakang pendidikan

yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis

dan menghitung secara sederhana (Safrudin dan Hamidah, 2009).

Adapun beberapa kategori yang termasuk kedalam karakteristik secara

individu dari kader tersebut yakni sebagai berikut:

2.6.1. Umur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, umur merupakan

lama waktu hidup atau ada yang terhitung sejak dilahirkan atau

Page 56: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

37

diadakan. Iqbal (2006) mengatakan bahwa semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang pada

orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai

akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Produktivitas

menurun dengan bertambahnya umur, hal ini disebabkan karena

keterampilan-keterampilan fisik seperti kecepatan, kelenturan,

kekuatan dan koordinasi, akan menurun dengan bertambahnya

umur. Dalam suatu lembaga, karyawan yang sudah lama bekerja di

sebuah sistem artinya sudah bertambah tua, bisa mengalami

peningkatan karena pengalaman dan lebih bijaksana dalam

pengambilan keputusan (Iqbal dkk, 2006).

Pertambahan umur seseorang mempengaruhi perubahan

pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis

atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa

(Mubarak, 2010). Variabel umur akan diukur dengan menggunakan

indikator lamanya waktu hidup, terhitung sejak dilahirkan hingga

saat pengisian kuesioner.

2.6.2. Jenis Kelamin

Menurut Siti Mutmainah (2006) yang dikutip oleh

Normadewi (2012) Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang

Page 57: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

38

digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan

perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial,

budaya, maupun psikologis. Pengaruh dari perbedaan jenis kelamin

terhadap penilaian etis dapat dikatakan sangat kompleks dan tidak

pasti. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara perempuan maupun laki-laki dalam

menyikapi perilaku etis maupun skandal etis yang terjadi di dalam

profesi akuntansi.

Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (sex) adalah

perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak

seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan

perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara

perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu

untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan

fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan

diantara keduanya dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan

perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi.

2.6.3. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

20 Tahun 2003 Pasal I tentang sistem pendidikan nasional,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Page 58: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

39

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah suatu proses

yang bertujuan menambah keterampilan, pengetahuan dan

meningkatkan kemandirian maupun pembentukan kepribadian

seseorang (Arfida, 2003).

Wahyutomo (2010), mengungkapkan bahwa pendidikan

diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga

makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangannya sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Tingkat

pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon

yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon

yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan

berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin mereka peroleh

dari gagasan tersebut. Variabel tingkat pendidikan akan diukur

Page 59: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

40

dengan menggunakan kuesioner dengan indikator yang

dipertanyakan adalah lamanya pendidikan formal yang di tempuh.

2.9.3. Lama Mengabdi/Lama menjadi kader

Lama pengabdian merupakan lamanya waktu seseorang

mulai menjadi seorang kader hingga saat ini. Menurut Gochman

(1998) dalam Pratiwi (2012) menyatakan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah faktor kognisi yang

mempengaruhi pemikiran seseorang dalam mengorganisasikan dan

mengevaluasi pengalaman-pengalamannya sehingga dapat melatih

keterampilannya. Variabel lama kerja akan diukur dengan

menggunakan kuesioner, bila variabel lama bekerja menjadi kader

memiilki distribusi data tidak normal, maka nilai yang digunakan

yakni nilai median sebagai titik potong kategorinya. Tetapi jika

memiliki data normal maka memakai mean untuk menentukan titik

potong kategorinya.

Page 60: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

41

2.10. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Gerlach & Ely (1971), Zaciewski (2001), Haslinda dan Mahyuddin (2009),

Quesada, dkk (2011)

Karakteristik Individu

Pengetahuan

Keterampilan

Jenis kelamin

Umur

Pendidikan

Lama Mengabdi

Media

Kualitas Isi media

dan Metode

pelatihan

Sarana dan Prasarana

Pelatih/trainee

Peningkatan

Pengetahuan dan

Keterampilan

Page 61: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

42

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu

teori yang diadopsi dari beberapa penelitian yakni Zaciewski (2001),

Haslinda dan Mahyuddin (2009) serta Quesada, dkk (2011) dalam faktor-

faktor yang mempengaruhi pelatihan sehingga berdampak kepada

perubahan pengetahuan serta keterampilan kader. Namun, dalam

penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak digunakan atau

diteliti. Hal ini dikarenakan variabel yang akan digunakan dalam

penelitian telah disesuaikan dengan kondisi setempat dan kebutuhan

penelitian.

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan

ialah karakteristik peserta latih, pelatih, sarana dan prasarana serta teknis

atau metode yang digunakan pada saaat pelaksannaan pelatihan. Untuk

faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan bisa di kategorikan lagi

menjadi dua kubu yakni faktor individu dan faktor lingkungan. Dimana

yang masuk kedalam faktor individu adalah umur, jenis kelamin,

pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk variabel

yang tidak diteliti dalam faktor individu adalah jenis kelamin. Alasan

peneliti tidak meneliti variabel jenis kelamin dikarenakan sampel yang

didapatkan homogen yakni berjenis kelamin sama yaitu perempuan.

Page 62: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

43

Dari segi faktor lingkungan, yang termasuk didalamnya adalah

sarana dan prasarana yang ada dilokasi termasuk didalamnya adalah tim

pelatih. Pada penelitian ini, peneliti tidak meneliti seluruh variabel yang

termasuk kedalam faktor lingkungan. Alasan peneliti tidak meneliti

variabel tersebut antara lain: (1) sarana dan prasarana yang tersedia sama

pada setiap lokasi termasuk didalamnya alat dan bahan yang sudah

memadai karena memang di subsidi oleh pemerintah setempat. (2)

pelatih yang menjadi narasumber pada proses pelatihan juga merupakan

seorang yang ahli dalam bidang gizi yang sudah di training dan layak

untuk memberikan pelatihan.

Dari penjelasan yang telah dikemukakan tersebut, maka

terbentuklah sebuah kerangka konsep berdasarkan variabel yang akan

diteliti seperti dibawah ini:

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

- Pengetahuan

- Keterampilan Pelatihan

Variabel Perancu

- Umur

- Pendidikan

- Lama Mengabdi

Page 63: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

44

3.2. Definisi Operasional

Tabel. 3.1 Definisi Operasional Penelitian

N

o

Variabel Definisi

Operasional

Alat

Ukur

Cara Ukur Skala Hasil Ukur

1 Pengetahuan Pemahaman

responden

terkait proses

penimbangan

dan

pengukuran

status gizi

balita

Pre-test

dan Post-

test

Responden

mengisi

lembar pre-

test dan post-

test

Rasio Skor nilai

2 Keterampilan Kegiatan

praktik yang

dilakukan oleh

responden pre

dan pra

pemberian

intervensi

Observasi Observasi

langsung dan

pengisian

daftar tilik

Rasio Skor nilai

3 Umur Adalah masa

hidup

responden

yang dihitung

sejak ia lahir

sampai dengan

saat ia menjadi

responden

Kuesioner Responden

mengisi

kuesioner

dan

menjawab

satu item

pertanyaan

yang

terdapat

pada

kuesioner

Ordinal 1 = < 50 tahun

2 = > 50 tahun

(Pratiwi, 2012)

4 Pendidikan Lama

pendidikan

formal yang

ditempuh oleh

responden.

Kuesioner Responden

mengisi

kuesioner

dan

menjawab

satu item

pertanyaan

yang

terdapat

pada

kuesioner

Ordinal 1 = Rendah <

Tamat SMP

2 = Cukup >

Tamat SMP

(Depkes RI, 1990)

5 Lama

Mengabdi/La

ma menjadi

Lama kerja

responden

sebagai kader.

Kuesioner Responden

mengisi

kuesioner

Nomin

al

1 = Baru < 5 tahun

2 = Lama > 5

tahun

Page 64: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

45

kader dan

menjawab

satu item

pertanyaan

yang

terdapat

pada

kuesioner

(Wahyutomo,

2010)

3.3. Hipotesis

1. Ada efek pelatihan kader dalam peningkatan pengetahuan serta

keterampilan kader posyandu dalam kegiatan penimbangan balita.

2. Ada pengaruh variabel perancu (umur, pendidikan, lama pengabdian)

terhadap pengetahuan dan keterampilan kader posyandu sebelum dan

sesudah diberikan intervensi.

Page 65: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

46

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Eksperimental Sungguhan (True Experimental). Rancangan

Eksperimental Sungguhan adalah rancangan yang digunakan untuk

mengungkapkan sebab dan akibat dengan cara melibatkan kelompok

kontrol disamping kelompok eksperimen yang dipilih dengan

menggunakan teknik acak. (Sukardi, 2003) Sedangkan pada penelitian ini

dengan melakukan intervensi kepada kader posyandu (sampel) dengan

kelompok pembanding (kontrol). Data yang dikumpulkan pada sebelum

dan sesudah intervensi dengan wawancara berupa kuesioner dan

observasi berupa praktik setelah intervensi. Adapun perlakuan yang

diberikan pada kelompok sampel yakni pemberian pelatihan dengan

media berupa video, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan

pelatihan apapun. Adapun desain yang digunakan yakni sebagai berikut:

O1 ______________ (x) _____________ 02

O3 ______________ (-) _____________ 04

O1 = pre-test pada kelompok 1

O2= post-test pada kelompok 1

Page 66: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

47

O3 = pre-test pada kelompok 2

O4 = post-test pada kelompok 2

(x) = Perlakuan/Intervensi dengan video

(-) = Tanpa Perlakuan

O1 dan O3 merupakan pengukuran pengetahuan awal (pre-test)

yang dilakukan sebelum intervensi pada dua kelompok, setelah itu

diberikan intervensi berupa pelatihan. (X) adalah pemberian intervensi

terkait proses pemantauan status gizi pada balita dengan menggunakan

metode ceramah disertai dengan media berupa video, sedangkan (-)

adalah sample tanpa perlakuan. Kemudian dilakukan pengukuran

pengetahuan akhir O2 dan O4 (post-test) yang dilakukan setelah adanya

proses intervensi. Setelah diketahui hasil skor pre-test dan post-test maka

dapat diketahui selisih skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah

diberikan intervensi dengan menggunakan metode ceramah yang disertai

media berupa video.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rengas

yang bertempatan di Jl. Kenari I Sektor 2 Bintaro – Ciputat Timur.

Waktu penelitian yang digunakan yakni sejak Bulan Januari sampai

dengan selesai.

Page 67: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

48

Sumber: Lemeshow, 1997

4.3. Populasi dan Sample Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader

posyandu yang masih aktif dan yang berasal dari seluruh posyandu

yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Rengas, baik yang telah

mendapatkan pelatihan pemantauan status gizi pada balita maupun

yang belum pernah.

4.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah kader posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Rengas yang memenuhi kriteria. Adapun

kriteria yang ditetapkan yakni kader yang masih aktif, bersedia

menjadi sampel dan diajak mengikuti pelatihan, bisa dihubungi dan

bisa membaca serta menulis.

Estimasi besar sample untuk penelitian ini menggunakan

rumus estimasi untuk satu populasi yakni sebagai berikut:

Rumus :

( )

( )

Page 68: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

49

Ket :

n = besar sampel minimum

= standar deviasi skor pengetahuan = 1.612 (Isnaini, dkk,

2011)

= rata-rata skor pengetahuan sebelum diberikan intervensi =

11 (Isnaini, dkk, 2011)

= rata-rata skor pengetahuan setelah diberikan intervensi =

14 (Isnaini, dkk, 2011)

= derajat kemaknaan 5 % = 1.64

= kekuatan uji 95% = 1.96

Dari hasil perhitungan rumus diatas dengan memakai

derajat kemaknaan sebesar 5% dan kekuatan uji sebesar 95%

maka didapatkan sampel minimum pada penelitian ini adalah 7

orang pada masing-masing kelompok (total sample 14 orang).

Namun berdasarkan pertimbangan peneliti, untuk lebih

menggambarkan hasil penelitian maka jumlah sampel yang akan

menjadi responden pada penelitian ini adalah seluruh populasi

yang mendapatkan intervensi dengan metode ceramah dan

media audiovisual. Adapun total populasi pada wilayah tersebut

sebanyak 76 orang yang akan di bagi menjadi 38 orang pada

kelompok perlakuan dan 38 orang pada kelompok

Page 69: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

50

kontrol/pembanding. Setelah peneliti melihat kondisi di

lapangan, total sampel yang akan di pakai menjadi 22 orang

pada kelompok intervensi dan 22 orang pada kelompok kontrol.

Namun, secara keseluruhan jumlah sampel yang dipakai ini

masih mencukupi dari total sampel minimal yang dibutuhkan

oleh peneliti. Adapun cara pembagian sampel yang

mendapatkan perlakuan dan sampel yang menjadi kontrol yakni

dengan cara random sampling. Adapun langkah-langkahnya

yakni:

1. Peneliti membuat kertas undian bertuliskan 0 (mendapatkan

pelatihan dengan media video) dan 1 (menjadi kelompok

kontrol/pembanding).

2. Kertas tersebut digulung kecil kemudian dimasukkan

kedalam gelas atau wadah yang atasnya di tutup dengan

kertas kemudian diberi lubang untuk celah keluar gulungan

kertas tersebut (semacam seperti kocokan arisan).

3. Peneliti menyiapkan daftar nama dari responden kemudian

peneliti mulai mengeluarkan gulungan kertas tersebut. Bagi

responden yang mendapatkan gulungan kertas bertuliskan 0

maka responden tersebut mendapatkan pelatihan dengan

media video, sedangkan bagi responden yang mendapatkan

kertas bertuliskan 1, berarti responden tersebut menjadi

kelompok kontrol/pembanding.

Page 70: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

51

4.4. Intervensi/Perlakuan

The Health Communication Process Model merlibatkan tujuh fase

dalam proses perencanaan komunikasi kesehatan, begitu pula dengan

penelitian ini:

Fase 1: Melibatkan identifikasi masalah kesehatan dan

mempertimbangkan pesan dan teknik memungkinkan yang akan

memengaruhi audiens sasaran. Pada penelitian ini, diketahui bahwa

sebanyak 45,1% kader memiliki pengetahuan yang rendah mengenai

kegiatan gizi di posyandu serta sebanyak 56% kader memiliki frekuensi

pelatihan < 3 kali dengan metode konvensinal dalam setahun menjadi

salah satu sebab keterhambatan dalam proses berjalannya program gizi di

posyandu, khususnya proses pemantauan status gizi.

Lalu kemudian setelah dilakukan pengukuran ulang beserta

observasi, sebanyak 46,7% kader memiliki tingkat pengetahuan yang

rendah dan sebanyak 53,3% memiiki keterampilan yang rendah dan tidak

melakukan penimbangan dengan baik sesuai dengan prosedur. Hal ini

diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada pihak puskesmas,

promkes dan ketua kader itu sendiri yang mengatakan bahwa kader

memang butuh penyegaran atau pelatihan secara rutin.

Fase 2: mengharuskan pemilihan/pemasukan responden, responden

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kader posyandu yang mampu

membaca dan menulis dengan baik. Adapun yang dibutuhkan oleh para

Page 71: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

52

responden ini antara lain sebuah pengulangan materi dengan output yang

diharapkan ialah peningkatan pengetahuan serta keterampilan yang sudah

dimiliki. Hal ini bukan hanya di putuskan secara sepihak oleh peneliti,

melainkan karena kerjasama antara peneliti dengan pihak puskesmas

melalui wawancara dan pengumpulan pendapat.

Fase 3: setelah mengidentifikasi masalah dan memilih responden

dengan tepat, maka tahap yang dilakukan selanjutnya yakni pemilihan

strategi. Strategi dalam penelitian ini berupa strategi primer yang

berfokus kepada pemberian informasi untuk memengaruhi keputusan

individu guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

sebelumnya.

Fase 4: penyusunan pesan untuk responden, pesan yang akan

disebarkan adalah poin-poin yang disusun berdasarkan kebutuhan

responden. Pesan yang akan disebarkanpun sudah diperhitungkan sesuai

dengan karatkeristik dari pesan itu sendiri. Adapun karakteristik yang

terdapat pada pesan tersebut yakni bermutu, pesan yang mengungkap

fakta yang sebenarnya tentang proses penimbangan balita yang masih

banyak mengalami kesalahan. Pesan yang telah disusun juga akan

disebarkan melalui sumber yang terpercaya yakni pemegang program

promosi kesehatan dan petugas gizi di puskesmas tersebut. Selain dari

pada itu, pesan yang disusun juga sudah memperhatikan faktor internal

dan faktor eksternal dari responden, yang dimaksud dengan faktor

internal yakni faktor yang berhubungan dengan responden, seperti

Page 72: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

53

pengetahuan dan keterampilan awal, pesan dibuat dengan sesederhana

mungkin sehingga mudah untuk dipahami oleh para responden.

Sedangkan faktor eksternal yang diperhatikan adalah adanya dukungan

dari keluarga, teman dan instansi terkait.

Fase 5: setelah menyusun pesan dengan sebaik mungkin, penetapan

lingkungan penyampaian pesan juga perlu dipikirkan, karena intervensi

ini berfokus kepada peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader

dalam proses pemantauan status gizi balita maka lingkungan

penyampaian pesan yang sekiranya sesuai yakni antara tempat pelayanan

kesehatan atau balai masyarakat. Hal ini disesuaikan dengan metode serta

materi yang nantinya akan disampaikan kepada responden.

Fase 6: penetapan saluran peyampaian pesan dalam lingkungan.

Pesan yang telah dipertimbangkan serta disusun dengan sebaik mungkin

tentunya perlu disebarkan kepada sasaran yang tepat dengan saluran

penyampaian yang baik pula. Seiring berkembangnya sebuah teknologi,

penelitian ini mencoba untuk menyampaikan pesan melalui saluran

teknologi berupa video (audio-visual), yang memiliki harapan bahwa

pengetahuan dan keterampilan responden akan bertambah jauh lebih baik

dari sebelumnya.

Fase 7: penetapan metode dan materi komunikasi, metode

komunikasi kesehatan yang digunakan yakni berupa pelatihan dengan

materi pendukung berupa audiovisual (video).

Page 73: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

54

Penelitian ini dilaksanakan dengan cara memberikan intervensi

berupa pelatihan pada kader kesehatan yang akan dilaksanakan di

Wilayah Kerja Puskesmas Rengas sebagai bentuk dari partisipasi

pelayanan kesehatan terhadap masalah kesehatan di wilayah tersebut.

Intervensi ini dilakukan dengan menjalani beberapa tahap pada waktu

yang berbeda. Alat yang digunakan pada saat pelaksanaan intervensi

yakni berupa alat-alat yang digunakan untuk memantau status gizi balita

diantaranya adalah alat ukur berat badan, tinggi badan serta alat ukur

lingkar kepala. Sedangkan untuk instrumen yang digunakan berupa

kuesioner yang merangkap lembar pre-test dan post-test serta form

pemantauan.

Intervensi yang akan diberikan kepada reponden yakni hanya satu

kali yang kemudian akan langsung diukur hasilnya pada saat itu juga .

Adapun materi yang digunakan berupa modul pelatihan yang mengacu

pada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan metode

pelatihan berupa pemberian penyuluhan didalam ruangan yang berisi 24-

30 orang setiap kelasnya dengan durasi 1 x JPL (Jam Pelajaran) (1 JPL =

45 Menit) untuk proses pengisian post-test dan ceramah/pemutaran video

kemudian dilanjut dengan praktik dan pengisian soal post-test yang

berdurasi 2 x JPL (1 JPL = 45 Menit), kader juga diizinkan untuk

melontarkan pertanyaan seputar kegiatan yang sedang berlangsung.

Penanggung jawab dari proses pelaksanaan pelatihan ini adalah

peneliti yang berkerja sama dengan pihak Puskesmas. Adapun pelatih

Page 74: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

55

serta pemantau kegiatan pada saat pelaksanaan intervensi yakni seorang

ahli yang bergerak dalam bidang pemantauan status gizi balita yang di

sediakan oleh Puskesmas yakni TPG atau bagian Promkes. Perlakuan

yang digunakan pada tahap pertama yakni melihat karakteristik individu

dan mengukur pengetahuan kader mengenai pemantauan status gizi pada

balita di posyandu sebelum dilakukan intervensi (pelatihan) yaitu dengan

memberikan soal pre-test kepada kader serta mengukur keterampilan

awal dengan form pemantauan. Lalu perlakuan selanjutnya yaitu

pelaksanaan pelatihan kader dengan membiarkan kader mengikuti

kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir. Pelatihan yang akan dilakukan

berupa pemberian video tentang tata cara pemantauan status gizi yang

harus dilakukan oleh kader posyandu.

Perlakuan setelahnya yaitu mengukur tingkat pengetahuan kader

tentang pemantauan status gizi pada balita (setelah pelatihan) dengan

memberikan soal post-test kepada kader. Kemudian perlakuan

selanjutnya yakni mengukur keterampilan kader dengan memberikan

praktik pemantauan status gizi pada balita setelah dilakukan pelatihan.

Berbeda halnya dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan

sama sekali tentang kegiatan pemantauan satus gizi balita. Adapun

matriks pelatihan yang akan dilaksanakan yakni sebagai berikut:

Page 75: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

56

Tabel 4.1 Matriks Proses Pelatihan

Nama Pelatihan Pelatihan Kader Posyandu

Analisis Kebutuhan

1. Pengetahuan

2. Keterampilan pada proses

pengukuran

Tujuan Pelatihan

Meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan kader posyandu

dalam pemantauan status gizi

Lama Pelatihan

3 x 45 menit (Ceramah 1 x 45

menit | Demontrasi/Praktek 2 x

45 menit)

Peserta Kader posyandu

Pelatih TPG / Promkes

Waktu dan Tempat Februari 2017, Aula Gedung

Kelurahan Rengas

Metode Pelatihan Ceramah, Film/video playing

Pengukuran Presentasi Ujian tertulis (pre-test dan post-

test)

MATRIKS PELATIHAN

Output Topik Isi Input

1. Meningkatnya

pengetahuan

kader tentang

tata cara

pengukuran

status gizi

balita (proses

penimbangan

berat badan,

pengukuran

tinggi badan

dan Lingkar

Kepala)

Tata cara

penimbangan

berat badan

balita dan

mengukur

tinggi/panjang

badan balita

dengan benar

berdasarkan

usia balita.

Pemberian

meteri

(ceramah) serta

video yang

berisi tentang

tata cara

penimbangan

berat badan

balita dan

mengukur

tinggi/panjang

badan balita

dengan benar

berdasarkan

usia balita.

Penggunaan

media video

tentang tata

cara

menimbang

berat badan

balita dan

mengukur

tinggi/panjang

badan balita

dengan benar

berdasarkan

usia balita.

2. Meningkatnya

keterampilan

kader tentang

tata cara

pengukuran

status gizi

balita (proses

penimbangan

berat badan,

Tata cara

penimbangan

berat badan

balita dan

mengukur

tinggi/panjang

badan balita

dengan benar

berdasarkan

Pemberian

meteri

(ceramah) serta

video yang

berisi tentang

tata cara

penimbangan

berat badan

balita dan

Praktek/demo

tata cara

menimbang

berat badan

balita dan

mengukur

tinggi/panjang

badan balita

dengan benar

Page 76: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

57

pengukuran

tinggi badan

dan Lingkar

Kepala)

usia balita. mengukur

tinggi/panjang

badan balita

dengan benar

berdasarkan

usia balita.

berdasarkan

usia balita.

Adaptasi Wexley & Letham. Developing and Training Human Resources in

Organizations. 2002 dan

http://www.fao.org/docrep/006/ad424e/ad424e02.htm

Page 77: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

58

Bagan 4.1 Diagram Proses Pelatihan

Kegiatan Durasi Waktu

Mulai

Waktu

Selesai

Alat

Pembukaan 10 Menit 07.30 07.40 Speaker

Pre-test 60 Menit 07.40 08.40 Kuesioner

Ceramah / Pembekalan

Pengetahuan

45 Menit 08.40 09.25 Modul &

Slide

Demontrasi/Praktek 45 Menit 09.25 10.10 Alat

Pengukuran

Peer Group / Belajar

Kelompok

45 Menit 10.10 10.55 Alat

Pengukuran

Istirahat 5 Menit 10.55 11.00 Musik

Relaksasi

Post-test 60 Menit 11.00 12.00 Kuesioner

Penutup 5 Menit 12.00 12.05 Speaker

TOTAL 270 Menit (4,5 x 60 Menit)

Pembukaan

Pre-test

Pembekalan Kemampuan

1. Pengukuran BB menggunakan dacin

2. Pengukuran BB menggunakan

Timbangan digital

3. Pengukuran BB menggunakan babyscale

4. Pengukuran TB Anak

5. Pengukuran Panjang Bayi

6. Pengukuran LK Bayi

Media: Audiovisual

Metode: Ceramah

Demonstrasi/Praktek Peer Group/Belajar Kelompok Posttest Keterampilan

Posttest Pengetahuan Penutup

Page 78: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

59

Gambar 4.1

Denah Proses Pelatihan

PINTU MASUK/KELUAR

SOUND

SYSTEM 2

SOUND

SYSTEM 1

SOUND

SYSTEM 3

SOUND

SYSTEM 4

LAYAR

Keterangan:

Alat Pengukuran

Kursi Peserta

Pelatih

Page 79: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

60

Tabel 4.2 Pembagian Jumlah Sample

No Nama Posyandu

Jumlah Sampel

Intervensi Non Intervensi

1 Posyandu Delima Merah I 2 2

2 Posyandu Delima Merah II 2 2

3 Posyandu Delima Merah III 2 1

4 Posyandu Delima Merah IV 1 1

5 Posyandu Delima Merah V 1 1

6 Posyandu Apel I 1 2

7 Posyandu Apel II 2 2

8 Posyandu Kartini I 1 -

9 Posyandu Kartini II 1 2

10 Posyandu Kartini III - -

11 Posyandu Kartini IV - 2

12 Posyandu Wortel I 2 2

13 Posyandu Wortel II 1 1

14 Posyandu Tomat I 1 2

15 Posyandu Tomat II 2 2

16 Posyandu Tomat III - -

17 Posyandu Mandala 3 -

JUMLAH 22 22

Page 80: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

61

4.5. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan model data kuantitatif dimana yang

menjadi acuan adalah frekuensi dan persentasenya. Sedangkan jenis

data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Untuk memperoleh data primer pada penelitian ini,

digunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Kuesioner berisi

pertanyaan tertutup tentang variabel-variabel yang akan diteliti.

Sedangkan untuk data sekunder (gambaran umum Puskesmas, jumlah

kader dan asal posyandu tiap-tiap kader) diperoleh dari UPT Puskesmas

Rengas.

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Aziz pada tahun 2007 bahwa kuesioner merupakan

alat ukur berupa kuesioner dengan beberapa pertanyaan didalamnya

yang disusul dengan soal pre-test dan post-test. Alat ukur ini digunakan

bila responden dalam jumlah besar dan dengan kriteria bisa membaca

atau mendengar dengan baik sehingga dapat mengungkapkan hal-hal

yang bersifat rahasia. Kuesioner pada penelitian ini berupa pre-test dan

post-test untuk melihat pengetahuan dengan mencantumkan beberapa

pertanyaan yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

Pada penelitian ini, karakteristik individu yang meliputi umur,

pendidikan serta lama kerja tercantum pada A1 sampai dengan A4.

Page 81: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

62

Sedangkan untuk faktor selanjutnya yakni pengetahuan tercantum pada

nomor B1 dimana terdapat 35 pertanyaan yang ada didalamnya. Untuk

observasi atau pengukuran keterampilan menggunakan lembar

observasi di C yang meliputi 9 point proses penimbangan bayi dengan

menggunakan dacin, D yang meliputi 7 point proses penimbangan

balita dengan menggunakan timbangan injak, lalu kemudian E

sebanyak 6 point proses penimbangan balita dengan menggunakan

timbangan bayi (baby scale), setelah itu F yang meliputi 11 point untuk

pengukuran panjang balita dengan menggunakan infantometer, lalu G

yang meliputi 10 point tata cara pengukuran tinggi badan dengan

menggunakan microtoise dan yang terakhir yakni H yang meliputi 8

point penting dalam proses pengukuran lingkar kepala.

Selain kuesioner, media audio-visual berupa video dan modul yang

berisi tentang tata cara penimbangan berat badan dan tinggi badan serta

pengukuran lingkar kepala juga menjadi instrumen pada penelitian ini.

Materi yang terkandung didalam modul juga diperoleh dari sumber

yang terpercaya serta di rancang dengan menyesuaikan faktor eksternal

responden seperti tulisan yang dibuat lebih besar agar responden tidak

kesulitan untuk membacanya serta bahasa yang disederhanakan agar

responden mudah untuk menangkap materi tersebut. Adapun isi dari

pada modul peatihan tersebut yakni sebagai berikut:

Page 82: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

63

Tabel 4.3 Materi pada Media Modul

No Materi Isi Keterangan

1 Pokok Bahasan 1

Pengukuran BB

dengan

menggunakan

dacin

Durasi Video:

00:01:21

Persiapan:

1. Gantung dacin pada tempat yang

kokoh seperti penyangga kaki tiga

(tripod) atau pelana rumah/kosen

pintu/dahan pohon yang kuat.

2. Atur posisi batang dacin sejajar

dengan mata penimbang

3. Pastikan bandul geser berada pada

angka NOL dan posisi paku tegak

lurus.

4. Pasang sarung/celana/kotak timbang

yang kosong pada dacin.

5. Seimbangkan dacin dengan memberi

kantung plastik berisikan

pasir/batu/beras yang diletakkan di

ujung batang dacin, sampai kedua

jarum tegak lurus.

Pelaksanaan:

1. Masukkan balita ke dalam sarung

timbang dengan pakaian seminimal

mungkin dan geser bandul sampai

paku tegak lurus

2. Baca berat badan balita dengan

melihat angka di ujung bandul geser

3. Catat hasil penimbangan dengan benar

di kertas/buku bantu dalam kg dan ons

4. Kembalikan bandul ke angka nol dan

keluarkan balita dari

sarung/celana/kotak timbang

Modul

dilengkapi

dengan

gambar

ilustrasi dan

pertanyaan

terkait

dengan

materi yang

diberikan

agar

memudahak

n peserta

untuk

berusaha

mengingat.

2 Pokok Bahasan 2

Pengukuran BB

dengan

menggunakan

timbangan injak

Durasi Video:

00:01:50

PERSIAPAN:

1. Letakkan alat timbang pada lantai

yang datar

2. Aktifkan timbangan dengan cara

menekan timbangan. Mula-mula akan

muncul angka 8,88 dan tunggu sampai

muncul angkan 0,00 berarti timbangan

sudah siap digunakan.

PELAKSANAAN:

1. Lepaskan jaket, sepatu dan penutup

kepala sebelum anak ditimbang.

Modul

dilengkapi

dengan

gambar

ilustrasi dan

pertanyaan

terkait

dengan

materi yang

diberikan

agar

memudahak

Page 83: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

64

2. Anak diminta naik ke alat timbang

dengan posisi kaki tepat di tengah alat

tim-bang tetapi tidak menutupi jendela

baca.

3. Perhatikan posisi kaki anak harus

tepat di tengah alat timbang, sikap

tenang (JANGAN BERGERAK-

GERAK) dan kepala tidak menunduk

(memandang lurus kedepan).

4. Angka di kaca jendela alat timbang

akan muncul dan tunggu sampai

angka tidak berubah (STATIS).

5. Catat angka hasil penimbangan.

n peserta

untuk

berusaha

mengingat.

3 Pokok Bahasan 3

Pengukuran BB

dengan

menggunakan

timbangan bayi

Durasi Video:

00:01:43

PERSIAPAN:

1. Letakan alat timbang pada lantai yang

datar, rata dan kuat.

2. Beri Selimut tipis atau tisu lebar

sebagai alas.

3. Pastikan jarum timbang berada pada

angka NOL (0)

4. Pengukur berdiri di depan skala

timbangan

PELAKSANAAN:

1. Lepaskan alas kaki, baju, topi atau

tutup kepala bayi (bayi sebaiknya

ditim-bang tanpa pakaian)

2. Letakkan bayi di timbangan dan

tunggu sampai jarum timbangan tidak

bergerak-gerak lagi.

3. Hitung hasil ukur berat badan bayi

sampai 0,1 kg terdekat.

4. Catat berat badan sampai dengan 0,1

terdekat

Modul

dilengkapi

dengan

gambar

ilustrasi dan

pertanyaan

terkait

dengan

materi yang

diberikan

agar

memudahak

n peserta

untuk

berusaha

mengingat.

4 Pokok Bahasan 4

Pengukuran PB

dengan

menggunakan

infantometer

Durasi Video:

00:03:57

PERSIAPAN:

1. Letakan pengukur panjang badan pada

meja atau tempat yang rata. Bila tidak

ada meja, alat dapat diletakkan di atas

tempat yang datar (misalnya, lantai).

2. Letakkan alat ukur dengan posisi

panel kepala di sebelah kiri dan panel

penggeser di sebelah kanan pengukur.

Panel kepala adalah bagian yang tidak

bisa digeser.

3. Tarik/geser bagian panel yang dapat

digeser sampai diperkirakan cukup

Modul

dilengkapi

dengan

gambar

ilustrasi dan

pertanyaan

terkait

dengan

materi yang

diberikan

agar

memudahak

Page 84: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

65

panjang untuk menaruh bayi/anak.

PELAKSANAAN:

1. Baringkan bayi/anak dengan posisi

terlentang, diantara kedua siku dan

kepala bayi/anak menempel pada

bagian panel yang tidak dapat digeser.

2. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut

bayi/anak sampai lurus dan menempel

pada meja/tempat menaruh alat ukur.

Tekan telapak kaki bayi/anak sampai

membentuk siku, kemudian geser

bagian panel yang dapat digeser

sampai persis menempel pada telapak

kaki bayi/anak.

3. Setelah pengukuran selesai, kemudian

bayi/anak diangkat

4. Bacalah panjang badan bayi/anak

pada skala kearah angka yang lebih

besar. Misalkan: 67,5 cm.

n peserta

untuk

berusaha

mengingat.

5 Pokok Bahasan 5

Pengukuran TB

dengan

menggunakan

microtoise

Durasi Video:

00:03:08

PERSIAPAN:

1. Minta anak melepaskan alas kaki

(sandal/sepatu), topi (penutup kepala).

2. Pastikan alat ukur/microtoise berada

diposisi atas.

PELAKSANAAN:

1. Anak diminta berdiri tegak, persis di

bawah alat ukur

2. Posisi kepala dan bahu bagian

belakang, lengan, bokong (pantat) dan

tumit menempel pada dinding tempat

microtoise di pasang.

3. Pandangan lurus ke depan dan tangan

dalam posisi tergantung bebas.

4. Gerakan alat ukur/microtoise sampai

menyentuh bagian atas kepala anak.

Pasti-kan alat ukur/microtoise berada

tepat di tengah kepala anak. Dalam

keadaan ini bagian belakang alat

ukur/microtoise harus tetap menempel

pada dinding

5. Baca angka tinggi badan pada jendela

baca ke arah angka yang lebih besar

(ke bawah) Pembacaan dilakukan

Modul

dilengkapi

dengan

gambar

ilustrasi dan

pertanyaan

terkait

dengan

materi yang

diberikan

agar

memudahak

n peserta

untuk

berusaha

mengingat.

Page 85: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

66

tepat di depan angka (skala) pada

garis merah, se-jajar dengan mata

petugas.

6 Pokok Bahasan 6

Pengukuran LP

dengan

menggunakan pita

lingkar kepala

Durasi Video:

00:01:48

PERSIAPAN:

1. Lepaskan penutup kepala, topi atau

hiasan rambut karena dapat

mengganggu proses pengukuran dan

hasil ukur.

2. Letakkan bayi dekat dengan asisten

pengukur atau ibu bayi

3. Pengukur berdiri di sisi ibu atau

asisten pengukur yang memegang

bayi.

PELAKSANAAN:

1. Letakkan pita lingkar kepala di bagian

kepala bayi. Posisikan pita pada bagi-

an tengkorak kepala bagian depan,

sedikit berada diatas alis, tegak lurus

dan sejajar dengan wajah, posisikan

pita diatas telinga, dan pada bagian

belakang diletakkan di bagian

tengkorak kepala bagian belakang

yang paling menonjol.

2. Asisten pengukur membantu dengan

memposisikan pita dengan benar di

sisi lain kepala.

3. Setelah pita diposisikan dengan benar,

tarik ketat untuk menekan rambut dan

kulit. Hati-hati! Jangan menarik pita

terlalu ketat dan menyebabkan cedera

pada bayi terutama pada bayi yang

baru lahir. Jauhkan sedikit tangan dan

jari untuk mempermudah pengukur

membaca hasil.

4. Baca hasil pengukuran 1mm terdekat

dan lepaskan pita dari kepala bayi.

5. Catat hasil pengukuran dengan ukuran

cm pada tempat yang telah disediakan.

Modul

dilengkapi

dengan

gambar

ilustrasi dan

pertanyaan

terkait

dengan

materi yang

diberikan

agar

memudahak

n peserta

untuk

berusaha

mengingat.

Adaptasi Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu. 2002. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Page 86: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

67

4.7. Cara Pengukuran Variabel

- Variabel Umur, jika variabel umur memiliki distribusi data normal,

maka menggunakan nilai mean untuk penentuan titik potong

kategori, jika distribusi data tidak normal menggunakan median

untuk menentukan titik potongnya. Kategori: a) < 50 tahun b) > 50

tahun dan skala pengukuran : Ordinal

- Variabel Tingkat Pendidikan, Cara mengukur : diperoleh dari

keterangan responden melalui wawancara dengan menggunakan

kuesioner dengan menanyakan jumlah tahun mengikuti pendidikan

formal. Pengkategoriannya adalah: a) Rendah < Tamat SMP b)

Cukup > Tamat SMP

- Variabel Lama Pengabdian/Lama menjadi kader, variabel lama kerja

akan diukur dengan menggunakan kuesioner, bila variabel lama

bekerja menjadi kader memiilki distribusi data tidak normal, maka

nilai yang digunakan yakni nilai median sebagai titik potong

kategorinya. Tetapi jika memiliki data normal maka memakai mean

untuk menentukan titik potong kategorinya. Berikut kategorinya: a)

Baru < 5 tahun b) Lama > 5 tahun.

- Variabel Pengetahuan diukur melalui wawancara dengan

menggunakan kuesioner dan responden diminta menjawab

pengetahuan tentang pemantauan status gizi yang wajib dilakukan

oleh kader meliputi beberapa item pertanyaan. Jika jawaban

responden benar diberikan nilai 1 (satu) dan jika salah diberikan nilai

Page 87: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

68

0 (nol). Jika variabel pengetahuan memiliki distribusi data normal,

maka menggunakan nilai mean untuk penentuan titik potong

kategori. Pada pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala

rasio yakni dihitung melalui skor nilai berdasarkan jawaban yang

dipilih oleh responden.

- Variabel Keterampilan diukur melalui observasi dengan

menggunakan daftar tilik dan responden diminta mempraktekkan

tata cara pengukuran yang sudah diajarkan. Dari hasil praktek

responden tersebut diperoleh total skornya adalah jika variabel

pemantauan status gizi balita memiliki distribusi data normal, maka

menggunakan nilai mean untuk penentuan titik potong kategori.

Pada pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala rasio yakni

dihitung melalui skor nilai berdasarkan hasil praktek yang dilakukan

oleh responden.

4.8. Pengolahan Data

4.8.1. Menejemen Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data yang pada

tahap selanjutnya akan mengalami proses analisis data. Proses

pengolahan data diantaranya adalah:

1. Editing

Proses penyuntingan data yang masuk atau yang diterima dari

proses pengumpulan data melalui kuesioner, setelah

Page 88: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

69

dikumpulkan kemudian peneliti melakukan pemeriksaan

terhadap jawaban yang telah diberikan dan memastikan bahwa

tidak ada pertanyaan yang tidak terisi.

2. Coding

Proses peng-kode-an atau peng-klasifikasi-an data atau

jawaban menurut kategorinya masing-masing. Adapun variabel

yang dilakukan coding antara lain:

a. Umur : 1 = ≤ 50 tahun dan 2 = > 50 tahun

b. Pendidikan : 1 = Rendah (≤ SMP) dan 2 = Cukup

(> SMP)

c. Lama Pengabdian : 1 = Baru (< 5 tahun) dan 2 = Lama

(>5 tahun)

3. Entry Data

Setelah melakukan editing dan coding guna kelengkapan data

yang dibutuhkan, penulis melakukan tahap selanjutnya yakni

proses memasukkan data dari kuesioner kedalam komputer

untuk kemudian diolah dengan menggunakan bantuan

perangkat lunak komputer.

4. Cleaning

Proses pengecekan kembali dan pemeriksaan pada data yang

sudah dimasukkan untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan

data yang telah dikumpulkan.

Page 89: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

70

4.9.2. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian ini berupa distribusi frekuensi dan persentase pada

setiap variabel meliputi usia, pendidikan terakhir,

pengetahuan kader serta keterampilan kader sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan suatu analisis untuk melihat

hubungan antara variabel dependen dan independen. Uji yang

dilakukan pada penelitian ini, untuk melihat perbedaan

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol, maka uji yang

digunakan yakni uji T. Hastono (2007) mengatakan bahwa uji

T digunakan untuk menguji perbedaan mean antara dua

kelompok data yang dependen yang memiliki syarat; (1) Data

yang digunakan harus berdistribusi normal (2) Kedua

kelompok data dependen/pair (3) Jenis Variabel yang

digunakan yakni Numerik dan Kategorik (dua kelompok).

Analisis ini digunakan untuk melihat perbedaan hasil pre-test

dengan post-test pengetahuan serta keterampilan kader

sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Pada analisis ini

Page 90: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

71

digunakan Uji Beda Dua Mean Dependen (Paired Sample)

dengan rumus:

Ket:

d = rata-rata deviasi / selisisih sampel 1 dengan

sampel 2

S_d = standar deviasi dari deviasi / selisih sampel 1 dan

sampel 2

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk menghubungkan

beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen

pada waktu yang bersamaan. Dari analisis multivariat kita

dapat mengetahui variabel independen mana yang paling

besar pengaruhnya terhadap variabel dependen. Kemudian

bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen berhubungan dengan variabel dependen

dipengaruhi variabel lain atau tidak. Pada penelitian ini,

analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh

variabel perancu terhadap peningkatan pengetahuan dan

keterampilan kader setelah diberikan perlakuan (intervensi)

dengan menggunakan analisis regresi linear yang digunakan

Page 91: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

72

untuk menganalisis hubungan satu variabel atau beberapa

variabel independen dengan variabel dependen kategorik

yang bersifat dikotom/bionary.

Page 92: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

73

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rengas Kota

Tangerang Selatan. UPT Puskesmas Rengas meliputi satu kelurahan dan

terletak di wilayah Kelurahan Rengas yang mempunyai luas wilayah 183

ha/km2 dengan jumlah posyandu sebanyak 17 buah. Letak antar

posyandu yang satu dengan yang lainnya cukup berjauhan dan sangat

sulit dijangkau dengan kendaraan umum, jadi harus menggunakan

kendaraan pribadi seperti kendaraan roda dua untuk mencapai posyandu

tersebut adapun nama-nama posyandu yang terletak di Wilayah Kerja

Puskesmas Rengas yakni sebagai berikut:

Tabel. 5.1 Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Rengas

No Nama Posyandu Jumlah Kader

1 Posyandu Delima Merah I 5

2 Posyandu Delima Merah II 5

3 Posyandu Delima Merah III 5

4 Posyandu Delima Merah IV 4

5 Posyandu Delima Merah V 4

6 Posyandu Apel I 4

7 Posyandu Apel II 5

8 Posyandu Kartini I 5

Page 93: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

74

9 Posyandu Kartini II 4

10 Posyandu Kartini III 4

11 Posyandu Kartini IV 4

12 Posyandu Wortel I 5

13 Posyandu Wortel II 4

14 Posyandu Tomat I 4

15 Posyandu Tomat II 6

16 Posyandu Tomat III 4

17 Posyandu Mandala 5

JUMLAH 77

Setiap posyandu beranggotakan 4 sampai 6 orang kader dengan

usia, tingkat pendidikan dan lama kerja yang bervariasi. Pada penelitian

ini, kader dalam satu posyandu menerima perlakuan yang berbeda, ada

yang mendapatkan perlakuan menjadi grup intervensi dan ada juga yang

dijadikan sebagai grup kontrol. Grup intervensi diberikan intervensi

berupa pelatihan dengan menggunakan video yang disertai modul

sedangkan grup kontrol tidak diberikan perlakuan sama sekali.

Berdasarkan hasil observasi, seluruh posyandu yang berada di daerah

tersebut memiliki sarana dan prasaraan yang serupa yakni timbangan

dacin, timbangan injak (digital), timbangan bayi (baby scale), pengukur

panjang badan bayi (infantometer), alat ukur tinggi badan pada balita

(microtoise) dan alat pengukur lingkar kepala berupa pita ukur. Setiap

posyandu dipilih secara random sebanyak 1 – 4 orang untuk menjadi

Page 94: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

75

responden pada penelitian ini. Dengan jumlah total responden 44 orang,

peneliti merasa sudah cukup untuk memenuhi sampel minimun sebanyak

14 orang yang sebelumnya telah diperhitungkan dan cukup dapat

menggambarkan hasil penelitian.

5.2. Gambaran Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Intervensi

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan serta

keterampilan kader tentang tata cara pemantauan status gizi pada anak

balita. Tabel dibawah akan menjelaskan bagaimana gambaran

pengetahuan dan keterampilan kader posyandu sebelum dan sesudah

diberikan pelatihan.

Tabel. 5.2 Gambaran Pengetahuan dan Keterampilan Kader

Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Variabel

Sebelum Sesudah

Mean SD Min-

max Mean SD

Min-

max

Pengetahuan

Intervensi

Kontrol

24,23

24,32

3,477

2,784

18-30

20-28

28,95

24,86

3,798

2,475

18-33

20-28

Keterampilan

Intervensi

Kontrol

26,68

28,32

3,872

8,571

20-32

16-48

46,82

29,27

2,822

8,730

39-50

16-48

Dari hasil penilaian jawaban benar pada kuesioner pengetahuan,

diketahui bahwa kader pada kelompok intervensi memiliki rata-rata skor

pengetahuan sebelum diberikan perlakuan adalah 24,23 dengan standar

deviasi 3,477 dan memiliki skor terendah yakni 18 sebanyak 1 orang,

Page 95: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

76

untuk skor tertinggi yakni 30 sebanyak 1 orang juga. Sama halnya

dengan skor pada kelompok kontrol yang memiliki nilai rata-rata sebesar

24,32 dengan standar deviasi 2,784 dan skor tertinggi yakni 20 sebanyak

2 orang serta skor tertinggi yakni 28 sebanyak 3 orang.

Kemudian, setelah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi,

didapatkan rata-rata skor pengetahuan setelah diberikan perlakuan adalah

28,95 dengan standar deviasi 3,798 dan memiliki skor terendah yakni 18

sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi yakni 33 sebanyak 4 orang. Lain

halnya dengan skor pada kelompok kontrol yang memiliki nilai rata-rata

sebesar 24,86 dengan standar deviasi 2,475 dan skor tertinggi yakni 20

sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 28 sebanyak 3 orang.

Dari hasil pemantauan pada lembar observasi untuk menilai skor

keterampilan, diketahui bahwa kader pada kelompok intervensi memiliki

rata-rata skor keterampilan sebelum diberikan perlakuan adalah 26,68

dengan standar deviasi 3,872 dan memiliki skor terendah yakni 20

sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi yakni 32 sebanyak 1 orang juga.

Tidak jauh berbeda dengan skor pada kelompok kontrol yang memiliki

nilai rata-rata sebesar 28,32 dengan standar deviasi 8,571 dan skor

tertinggi yakni 16 sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 48

sebanyak 1 orang.

Selanjutnya setelah diberikan perlakuan dan dipantau kembali

melalui lembar observasi, diketahui bahwa kader pada kelompok

Page 96: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

77

intervensi memiliki rata-rata skor keterampilan setelah diberikan

perlakuan adalah 46,82 dengan standar deviasi 2,822 dan memiliki skor

terendah yakni 39 sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi yakni 50

sebanyak 3 orang. Lain halnya dengan skor pada kelompok kontrol yang

memiliki nilai rata-rata sebesar 29,27 dengan standar deviasi 8,730 dan

skor tertinggi yakni 16 sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 48

sebanyak 1 orang.

5.3. Karakteristik Individu Kader Posyandu

Tabel 5.3 Karakteristik Individu Responden

Variabel

INTERVENSI KONTROL

Mean

n=22 % n=22 %

Umur

≤ 50 Tahun

> 50 Tahun

20

2

90,9

9,1

19

3

86,4

13,6

40,14

Pendidikan

≤ SMP

˃ SMP

13

9

59,1

40,9

9

13

40,9

59,1

2,52

Lama Jadi Kader

< 5 Tahun

≥ 5 Tahun

10

12

45,5

54,5

5

17

22,7

77,3

7,02

Berdasarkan hasil univariat variabel umur diketahui bahwa rata-

rata umur kader yang mengikuti pelatihan ini adalah 40,14 tahun. Umur

kader yang terendah yakni 27 tahun sedangkan umur yang tertinggi

adalah 65 tahun. Dimana lebih dari separuh responden (83%) berusia <

50 tahun dan sisanya sebanyak (17%) berusia >50 tahun.

Page 97: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

78

Distribusi tingkat pendidikan kader posyandu di kelurahan Rengas

sangat bervariasi berdasarkan pendidikan formal yang diikuti. Adapun

jumlah kader pada setiap pendidikannya yakni Sekolah Dasar (SD)

sebanyak 2 orang, lalu kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sebanyak 20 orang, selanjutnya Sekolah Menengah Atas (SMA)

sebanyak 19 orang dan terakhir yakni menempuh pendidikan Perguruan

Tinggi sebanyak 3 orang. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

sebanyak 59,1% pada kelompok intervensi memiliki tingkat pendidikan

yang kurang dan sebanyak 40,9% memiliki tingkat pendidikan yang baik.

Adapun distribusi pendidikan pada kelompok non intervensi yang

memiliki tingkat pendidikan yang kurang yakni sebanyak 40,9% dan

selebihnya sebanyak 59,1% memiliki status pendidikan yang baik..

Lanjut kepada variabel lama jadi kader, dari hasil analisis yang

dilakukan, rata-rata responden 54,5 % pada kelompok intervensi yang

memiliki lama pengabdian >5 tahun dan sebanyak 77,3% pada kelompok

non intervensi yang memiliki lama pengabdian >5tahun.

5.4. Efek Pelatihan Kader Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Dan Keterampilan Kader

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan serta

keterampilan kader tentang tata cara pemantauan status gizi pada anak

balita dengan cara memberikan perlakuan kepada kader. Tabel dibawah

akan menjelaskan bagaimana perbedaan pengetahuan dan keterampilan

kader posyandu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Page 98: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

79

Tabel. 5.4 Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan Kader

Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi pada Kelompok

Perlakuan dan Kontrol

Variabel

Intervensi

Kontrol

Mean SD P

Value N Mean SD

P

Value N

Pengetahuan

Pretest

Posttest

24,23

28,95

3,477

3,798 0,000 22

24,32

24,86

2,784

2,475 0,090 22

Keterampilan

Sebelum

Sesudah

26,68

46,82

3,872

2,822 0,000 22

28,32

29,27

8,571

8,730 0,125 22

Dari hasil tabel diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor

pengetahuan sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok intervensi

adalah 24,23 dengan standar deviasi 3,477. Sedangkan rata-rata skor

pengetahuan sesudah dilakukan intervensi yakni 28,95 dengan standar

deviasi 3,798. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (Pvalue)

sebesar 0,000 yang berarti bahwa pada alpha 5% dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor pengetahuan

responden tentang pemantauan status gizi balita sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi pada kelompok intervensi. Hal ini juga dapat

menyatakan bahwa pelatihan mampu memberikan efek terhadap

peningkatan pengetahuan kader.

Berbeda dengan hasil yang telah di paparkan sebelumnya, pada

tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor pengetahuan sebelum

Page 99: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

80

dilakukan intervensi pada kelompok kontrol adalah 24,32 dengan standar

deviasi 2,784. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan sesudah dilakukan

intervensi yakni 24,86 dengan standar deviasi 2,475. Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai probabilitas (P value) sebesar 0,090 yang berarti

bahwa pada alpha 5% tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-

rata skor pengetahuan responden tentang pemantauan status gizi balita

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok non intervensi.

Selanjutnya untuk hasil keterampilan, dapat diketahui bahwa rata-

rata hasil keterampilan sebelum dilakukan intervensi pada kelompok

intervensi adalah 26,68 dengan standar deviasi 3,872. Sedangkan rata-

rata hasil keterampilan sesudah dilakukan intervensi yakni 46,82 dengan

standar deviasi 2,822. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas

(P value) sebesar 0,000 yang berarti bahwa pada alpha 5% dapat

dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata hasil

keterampilan responden tentang pemantauan status gizi balita sebelum

dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi. Hal ini juga

dapat menyatakan bahwa pelatihan mampu memberikan efek terhadap

peningkatan keterampilan pada kader.

Lain halnya dengan hasil yang dipaparkan sebelumnya, dari hasil

tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata skor keterampilan sebelum

dilakukan intervensi pada kelompok non intervensi adalah 28,32 dengan

standar deviasi 8,571. Sedangkan rata-rata skor keterampilan sesudah

Page 100: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

81

dilakukan intervensi yakni 29,27 dengan standar deviasi 8,730. Dari hasil

uji statistik diperoleh nilai probabilitas (P value) sebesar 0,125 yang

berarti bahwa pada alpha 5% tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada rata-rata skor keterampilan responden tentang pemantauan status

gizi balita sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok non

intervensi.

5.5. Pengaruh Variabel Perancu Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan

Keterampilan Kader Setelah Diberikan Pelatihan

Selain untuk melihat perubahan pengetahuan dan keterampilan

antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan, penelitian ini juga

menilai pengaruh dari variabel perancu terhadap peningkatan

pengetahuan dan keterampilan yang dialami oleh kader setelah

pemberian perlakuan. Adapun hasil analisis multivariat dari variabel-

variabel perancu tersebut yakni:

Page 101: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

82

Tabel 5.5 Pemodelan Multivariat Variabel Perancu terhadap

Pengetahuan dan Keterampilan

Variabel Nilai R

Square Model I Model II Model III Model IV

Pengetahuan

Kelompok Pelatihan

Umur

Pendidikan

Lama Jadi Kader

0,452

0,000

0,354

0,156

0,291

0,000

-

0,148

0,144

0,000

-

-

0,076

0,000

-

-

-

Keterampilan

Kelompok Pelatihan

Umur

Pendidikan

Lama Jadi Kader

0,879

0,000

0,239

0,239

0,794

0,000

0,172

0,206

-

0,000

0,138

-

-

0,000

-

-

-

Dari tabel diatas didapatkan nilai R Square pada variabel

pengetahuan sebesar 0,452 yang artinya perlakuan yang diberikan dapat

menjelaskan proses peningkatan pengetahuan sebesar 45,2% dan nilai R

Square pada variabel keterampilan yakni 0,879 yang berarti perlakuan

yang diberikan dapat menjelaskan proses peningkatan keterampilan

sebanyak 87,9%. Langkah selanjutnya adalah pemodelan multivariat

untuk melihat variabel mana yang paling berpengaruh dalam proses

peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader. Setelah dilakukan

analisis dengan cara mengeluarkan satu per-satu variabel yang memiliki

nilai P> 0,05 didapatkan hasil bahwa tidak ada satupun variabel yang

memiliki nilai P>0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa ketiga variabel

perancu tersebut tidak mempengaruhi proses peningkatan pengetahuan

dan keterampilan pada responden setelah diberikan pelatihan.

Page 102: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

83

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

6.1.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Februari tahun

2017, pada bulan Februari merupakan musim penghujan,

akibatnya ada beberapa responden yang tidak hadir dalam proses

pelatihan ini. Kemudian pada saat proses pengisian pretest dan

posttest berlangsung di ruangan Aula Kelurahan dengan tempat

yang terbatas, sehingga tidak menutup kemungkinan ada beberapa

responden yang berdiskusi kecil dengan responden lainnya. Tidak

jauh berbeda dengan pada saat observasi atau pengukuran tingkat

keterampilan responden, ada beberapa responden juga yang

sempat berdiskusi atau bertanya pada responden sebelahnya, ada

juga yang melihat ke kanan dan ke kiri. Akan tetapi peneliti

berusaha untuk mengontrol hal tersebut.

Kemudian pada saat praktek/simulasi, peneliti tidak bisa

menghadirkan anak-anak/balita secara langsung karena terkendala

cuaca dan pihak puskesmas juga yang tidak bisa menyediakan

anak-anak tersebut. Maka dari itu proses pengukuran dilakukan

dengan memakai boneka/bayi tiruan yang dapat menyebabkan

proses pengukuran tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan

(pada saat pelaksanaan posyandu). Penelitian ini juga hanya

Page 103: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

84

dilakukan satu kali, hal ini yang dapat menyebabkan

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader lebih cepat

namun yang ditakutkan tidak akan bertahan lama apabila tidak

dilakukan pengukuran ulang atau penyegaran.

6.2. Efek Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kader

Krathwohl (2002) mengatakan bahwa, ada empat macam

pengetahuan, yaitu: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif. Jenis-jenis

pengetahuan ini sesungguhnya menunjukkan penjenjangan dari yang

sifatnya konkret (faktual) hingga yang abstrak (metakognitif).

Pengetahuan juga merupakan komponen pembentuk suatu perilaku baru

terutama pada orang dewasa. Dengan pengetahuan, seseorang dapat

mempertimbangkan untuk bersikap dan bertindak (Benjamin S Blom,

1956). Lain halnya dengan Sudijono (1998) yang mengatakan bahwa

pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses

sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan

umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004). Sudijono (1998)

Page 104: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

85

berpendapat bahwa pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia

sebagai hasil penggunaan panca inderanya.

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. Pengetahuan sebelum

intervensi adalah hal-hal yang diketahui responden tentang tata cara

pemantauan status gizi balita melalui pengukuran pada balita sebelum

dilakukan intervensi (pretest). Sedangkan pengetahuan sesudah

intervensi adalah pengetahuan yang diukur setelah dilakukannya

intervensi tentang pemantauan status gizi pada balita yang dinilai

berdasarkan kemampuan menjawab benar pertanyaan yang sama pada

kuesioner (posttest).

Berdasarkan hasil kuesioner dengan skor penilaian 1-35 poin

diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan

intervensi pelatihan dengan media audiovisual pada kelompok intervensi

adalah 24,23 dengan standar deviasi 3,477 dan memiliki skor terendah

yakni 18 sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi yakni 30 sebanyak 1

orang juga. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata

sebesar 24,32 dengan standar deviasi 2,784 dan skor tertinggi yakni 20

sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 28 sebanyak 3 orang.

Pada saat proses pretest, kebanyakan responden yang menjawab

salah dari soal pertanyaan pretest yang diajukan sebanyak 88,3%

responden menjawab salah pada pertanyaan tentang pemantauan tumbuh

Page 105: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

86

kembang anak sampai usia 1 tahun. Kemudian sebanyak 80,6%

responden menjawab salah pada pertanyaan tentang “Setiap selesai

penimbangan buku KIA disimpan oleh kader”. Lalu sebanyak 79,4%

kader mejawab pertanyaan yang salah pada pertanyaan tentang “Kader

tidak dapat memantau status gizi dan tumbuh kembang balita dan Status

gizi dihasilkan dari pengukuran tinggi badan saja.” Dari pernyataan

diatas, dapat diketahui bahwa kelompok intervensi dan kelompok kontrol

memiliki kesamaan pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

peneliti, yakni sama-sama banyak menjawab pertanyaan dengan salah.

Namun, setelah dilakukan intervensi berupa pelatihan dengan

menggunakan media audiovisual pada responden yang mendapatkan

perlakuan, terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Dari hasil

penilaian jawaban benar pada kuesioner, diketahui bahwa kader pada

kelompok intervensi memiliki rata-rata skor pengetahuan setelah

diberikan perlakuan adalah 28,95 dengan standar deviasi 3,798 dan

memiliki skor terendah yakni 18 sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi

yakni 33 sebanyak 4 orang. Lain halnya dengan skor pada kelompok

kontrol setelah dilakukan pengukuran kedua yang memiliki nilai rata-rata

sebesar 24,86 dengan standar deviasi 2,475 dan skor tertinggi yakni 20

sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 28 sebanyak 3 orang.

Pada penelitian ini, responden diberikan intervensi berupa pelatihan

dengan audiovisual dengan menggunakan kelompok pembanding yang

sama sekali tidak diberikan intervensi. Pada kelompok intervensi, terlihat

Page 106: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

87

bahwa emosi responden ikut terpengaruh dengan apa yang dilihat dan

didengarnya. Hal ini dibuktikan dengan seruan-seruan yang dilontarkan

oleh para responden pada saat proses pelatihan berlangsung. Ada

beberapa responden juga yang melontarkan beberapa pertanyaan seputar

video yang ditayangkan.

Kemudian setelah dilakukan uji statistik pada penelitian ini, dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor

pengetahuan responden tentang pemantauan status gizi balita sebelum

dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi. Sedangkan

pada kelompok kontrol, setelah dilakukan uji statistik, dapat dikatakan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor

pengetahuan responden tentang pemantauan status gizi balita sebelum

dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok non intervensi. Hal ini

juga dapat menyatakan bahwa pelatihan mampu memberikan efek

terhadap peningkatan pengetahuan kader.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) juga berkata

demikian bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Evita (2013) juga

mengatakan bahwa dari hasil uji statistik menunjukan bahwa kader yang

mendapatkan pelatihan dengan media audiovisual cenderung mengalami

peningkatan pengetahuan yang cukup bermakna dibandingkan dengan

kader yang menjadi kelompok pembanding. Hasil uji statistik

menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai mean pretest

Page 107: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

88

dan mean posttest pengetahuan kader setelah diberikan pelatihan. Pada

penelitiannya Evita juga mengatakan bahwa dengan pelatihan standar

pemantauan pertumbuhan balita, pengetahuan dan keterampilan kader

meningkat secara bermakna dibandingkan dengan yang hanya diberikan

modul.

Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukiarko

(2007) mengatakan bahwa untuk nilai rerata skor pengetahuan pada saat

postes 2 yaitu setelah 2 bulan pelatihan, untuk kelompok BBM adalah

sebesar 85,22 dan kelompok Konvensional sebesar 72,68, uji statistik

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sulistyanto (2005) mengatakan bahwa telah terjadi

peningkatan 1,8 kali pada nilai pengetahuan kader dengan pelatihan

kader yang menggunakan media audio-visual setelah dilakukan penilaian

1 bulan setelah pelatihan.

Pada penelitian ini, perubahan skor pengetahuan pada kelompok

intervensi diduga karena telah terjadinya penyerapan informasi yang

diakibatkan oleh pemberian pelatihan dengan media audiovisual.

Sebagaimana yang telah di katakan sebelumnya bahwa penyerapan

informasi dengan melibatkan banyak indera akan lebih cepat dan lebih

bertahan lama. Peningkatan skor pengetahuan ini juga diduga karena

pemberian pengalaman baru dengan metode serta media yang baru untuk

diterima oleh responden. Pada salah satu sesi dalam pelatihan, kader

diminta untuk melakukan langsung teknik penimbangan balita yang

Page 108: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

89

sudah diajarkan sesuai dengan prosedurnya, kader juga di minta untuk

bekerja sama dalam menyelesaikan proses pengukuran tersebut. Hal ini,

merupakan pengalaman atau hal yang baru yang diterima responden,

dengan adanya praktek/simulasi ini, kader akan lebih mengingat apa

yang sudah dikerjakan sendiri.

Hal tersebut di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Krikpatrick dalam Khaidir (2005) yang mengatakan bahwa pelatihan

merupakan upaya meningkatkan pengetahuan, merubah perilaku dan

mengembangkan keterampilan. Sama halnya dengan Krikpatrik,

penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2011) juga mengatakan bahwa

ada perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan setelah

pelatihan dengan media audiovisual (Pvalue = 0,000). Purniawan (2016)

juga berkata bahwa setelah dilakukan analisis, terdapat perbedaan

pengetahuan responden tentang TB Paru sebelum dan sesudah dilakukan

penyuluhan dengan media audio visual (video) p value (0,000). Secara

garis besar, dapat disimpulkan bahwa pelatihan dengan menggunakan

audiovisual dapat menaikan pengetahuan kader secara bermakna

dibandingkan dengan responden yang tidak diberikan perlakuan. Namun

hal tersebut sangat bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sulistyanto (2005) yang mengatakan bahwa dari hasil uji regresi

yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa tidak adanya perbedaan yang

signifikan pada kedua kelompok penelitian saat kurun waktu antara

pretes dan postest.

Page 109: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

90

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2012) menunjukkan

bahwa intervensi pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan singkat

akan berdampak positif dalam meningkatkan pengetahuan seseorang.

Tingkat pengetahuan seseorang sangat berhubungan dengan pendidikan

atau pelatihan yang diperolehnya. Hal ini karena pada dasarnya

pendidikan atau pelatihan merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (Sunaryo, 2004). Kenaikan

skor yang terjadi pada kelompok intervensi merupakan hasil dari

pemberian informasi yang telah terjadi pada saat proses pelatihan,

dimana ada sesi ceramah dengan menggunakan media audio-visual

(video) dan juga sesi tanya jawab yang memungkinkan responden

mendapatkan perluasan informasi setelahnya.

Seperti yang kita ketahui, informasi atau pesan penyuluhan yang

disampaikan dengan menggunakan media atau alat bantu pendidikan ini

membantu pendidik dalam menyampaikan pesan tersebut agar lebih

terlihat menarik perhatian pada sasaran pendidikan (Notoatmojo, 2003).

Dengan demikian fungsi dari media dapat berfungsi untuk mempertinggi

daya serap dan retensi seseorang terhadap materi pembelajaran (Usman,

2002). Pada penelitian ini, media audiovisual dipilih sebagai salah satu

solusi untuk melengkapi proses pelatihan yang akan diberikan pada

kader. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa semakin banyak indera yang

digunakan dalam proses penangkapan informasi, maka semakin mudah

Page 110: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

91

juga informasi yang akan diterima oleh kader dengan jangka waktu yang

lama.

Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang

mengatakan bahwa alat peraga/alat bantu yang digunakan pada proses

pendidikan berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada

manusia diterima dan ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak

indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak

dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh.

Selanjutnya, guna melihat apakah ada pengaruh variabel perancu

pada pelatihan yang dilakukan, maka dilakukan analisis lanjutan dan

pada penelitian ini, setelah dilakukan analisis multivariat didapatkan nilai

p=0,354 pada variabel umur terhadap pengetahuan, hal tersebut

menyatakan bahwa variabel umur bukanlah variabel yang dapat

mempengaruhi peningkatan pengetahuan kader setelah diberikan

pelatihan. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi

(2012) yang menunjukan nilai P= 0,305 (P>0,05) yang dapat diartikan

bahwa umur tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan kader setelah

diberikan intervensi.

Namun, berdasarkan hasil uji statistik yang dilakuan oleh

Munfarida (2012) diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara umur dengan tingkat pengetahuan kader posyandu. Hal ini dapat

dikatakan bahwa semakin tua umur kader posyandu maka semakin baik

Page 111: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

92

tingkat pengetahuannya, demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat

menjelaskan bahwa saat semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hasil

penelitian ini juga tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh Sulistyanto

(2005) yang menyatakan bahwa umur mempengaruhi tingkat

pengetahuan kader setelah dilakukan intervensi dengan media

audiovisual.

Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007)

yang mengatakan bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik. Namun pada penelitian ini tidak demikian adanya, hal

ini bisa disebabkan oleh faktor luar yang mungkin dapat mempengaruhi

seperti adanya diskusi kecil yang dilakukan oleh kader pada saat

pengukuran berlangsung dan juga faktor fisik yang dapat menghambat

proses belajar pada orang dewasa sehingga membuat penurunan pada

suatu waktu dalam kekuatan berfikir dan bekerja.

Kemudian untuk variabel pendidikan, pada penelitian ini

didapatkan hasil nilai p=0,148 yang berarti bahwa variabel tingkat

pendidikan tidak mempengaruhi proses peningkatan pengetahuan kader

setelah diberikan intervensi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Munfarida (2012) yang mengatakan bahwa berdasarkan

hasil uji statistik, diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara

Page 112: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

93

pendidikan dengan tingkat pengetahuan kader posyandu yang berarti

semakin tinggi tingkat pendidikan kader posyandu maka semakin baik

pula tingkat pengetahuannya.

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandang orang tersebut,

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki dan sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

pekembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan (Nursalam dan Pariani, 2001 dalam Munfarida, 2012).

Namun, pada penelitian ini tidak demikian adanya, responden dengan

latar belakang pendidikan tinggi belum tentu mendapatkan skor

pengetahuan yang tinggi juga. Hal ini disebabkan, kebanyakan responden

yang berlatar belakang tinggi memiliki frekuensi lama kerja yang baru,

maka dari itu responden memiliki tingkat pengetahuan yang minim

tentang tata cara pemantauan status gizi balita walaupun berpendidikan

tinggi.

Pada penelitian ini, didapatkan hasil nilai p=0,076 yang berarti

bahwa variabel lama jadi kader tidak mempengaruhi proses peningkatan

pengetahuan kader setelah diberikan intervensi. Hal ini tidak sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2009) yang

mengatakan bahwa lama pengabdian mempengaruhi keterampilan kader

setelah diberikan intervensi. Hal ini dapat menyimpulkan semakin lama

responden menjadi kader maka kader tersebut akan semakin

Page 113: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

94

berpengalaman, sehingga keterampilan dalam melakukan pekerjaan

kader akan semakin baik. Namun pada penelititan ini tidak demikian

adanya, semakin lama responden menjadi kader maka semakin

bertambah pula usia kader, dengan pertambahan usia tersebut membuat

daya ingat responden juga ikut terpengaruh dalam menerima informasi.

6.3. Efek Pelatihan Terhadap Peningkatan Keterampilan Kader

Tommy (2009) mengatakan bahwa keterampilan/skill adalah suatu

kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan kedalam praktik

sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Sama halnya dengan yang

dikatakan oleh Purnawanto (2008) yang berpendapat bahwa keterampilan

adalah perilaku yang menunjukan kemampuan individu dalam

melakukan tugas mental atau fisik tertentu yang dapat diobservasi.

Seringkali keterampilan diasosiasikan dengan kemampuan atau

keterampilan fisik atau gerak (motorik). Tidak jauh beda dengan yang

dikatakan oleh Azwar (2007) yakni keterampilan adalah kemampuan

seseorang untuk menjalankan upaya yang menyangkut perilaku yang

diharapkan.

Peningkatan keterampilan salah satunya yakni dengan

melaksanakan pelatihan, dengan pelatihan diharapkan pengetahuan

tentang kesehatan yang lebih baik yang dapat berpengaruh terhadap

perilakunya. Semakin banyak pelatihan yang diterima, diharapkan akan

lebih meningkatkan keterampilan untuk dapat di aplikasikan untuk

Page 114: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

95

dirinya dan disebarkan untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya

(Kemenkes RI, 2008).

Dari hasil pemantauan pada lembar observasi, diketahui bahwa

kader pada kelompok intervensi memiliki rata-rata skor pengetahuan

sebelum diberikan perlakuan adalah 26,68 dengan standar deviasi 3,872

dan memiliki skor terendah yakni 20 sebanyak 1 orang, untuk skor

tertinggi yakni 32 sebanyak 1 orang juga. Tidak jauh berbeda dengan

skor pada kelompok kontrol yang memiliki nilai rata-rata sebesar 28,32

dengan standar deviasi 8,571 dan skor tertinggi yakni 16 sebanyak 2

orang serta skor terendah yakni 48 sebanyak 1 orang.

Pada responden yang mendapatkan intervensi, kebanyakan kader

tidak melakukan prosedur sebagai mana mestinya, seperti pada saat

penimbangan balita dengan menggunakan dacin, sebanyak 80,8% kader

tidak memposisikan batang dacin sejajar dengan mata kader dan

sebanyak 85,2% bandul geser tidak berada pada angka nol pada saat akan

dilakukan penimbangan. Hampir semua kader (95,7%) melakukan

kesalahan yang sama yakni tidak memasukkan balita kedalam dacin

dengan pakaian seminimal mungkin, kebanyakan balita ditimbang

dengan menggunakan pakaian yang cukup mempengaruhi berat badan

seperti jaket, celana berbahan jeans dan sandal.

Setelah proses penimbangan selesaipun, sebanyak 81,3% kader

tidak mengembalikan bandul kembali ke angka nol. Hal ini yang

menyebabkan sering terjadinya kecelakaan seperti kepala kader atau

Page 115: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

96

orangtua dan bahkan balita terbentur bandul dacin yang masih berada di

posisi ujung dacin. Namun setelah diberikan pelatihan, semua kader yang

melakukan kesalahan-kesalahan tersebut melakukannya sesuai prosedur

yang diharuskan walaupun masih saja ada 1 orang (3,7%) yang belum

melakukannya sesuai dengan prosedur.

Pada prosedur penimbangan balita dengan menggunakan

timbangan injak juga didapatkan beberapa prosedur yang tidak

dilaksanakan seperti, melepaskan jaket, penutup kepala dan alas kaki.

Lalu kemudian posisi anak yang ditimbang, seharusnya tegak lurus dan

tidak melihat kebawah. Hasil observasi menunjukan bahwa seluruh kader

tidak melakukan prosedur ini. Anak ditimbang dengan pakaian lengkap

beserta sepatu yang dikenakan, lalu posisi peimbangan juga anak

menunduk kebawah bahkan ada juga yang jongkok. Namun setelah

diberikan pelatihan, kader yang melakukan kesalahan prosedur diatas

100% sudah melakukan prosedur dengan baik.

Untuk prosedur penimbangan berat badan bayi dengan

menggunakan timbangan bayi (baby scale), sebanyak 92,6% kader

melakukan kesalahan pada saat penimbangan yakni tidak dilepaskannya

aksesoris bayi seperti topi/bando dan sepatu bayi. Para kader juga sedikit

kesulitan dalam hal pembulatan pada saat pembacaan hasil akhir, 59,3%

kader melakukan kesalahan yakni membaca hasil yang searusnya Ons

menjadi Kg. Setelah dilakukan pelatihan, mengalami peningkatan yang

Page 116: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

97

sangat baik yakni sebanyak 100% kader tidak melakukan kesalahan

diatas.

Berlanjut pada prosedur selanjutnya yakni mengukur pajang badan

bayi dengan menggunakan infantometer, kader melakukan kesalahan

pada poin 2, 4, 7, dan 11 yakni tidak melepaskan penutup kepala/kaus

kaki sebelum dilakukan pengukuran pada bayi, posisi pengukur tidak

pada tempatnya, pengukur yang seharusnya berdiri diarea kepala malah

berdiri diarea badan bayi, lalu tidak meluruskan tungkai bayi sebelum

dilakukan pegukuran, melainkan membiarkannya menekuk. Hampir

seluruh kader (98,2%) tidak melakukan prosedur tersebut dengan benar,

namun setelah dilakukan pelatihan, kader mengalami peningkatan.

Selanjutnya pada pengukuran tinggi badan anak dengan

menggunakan microtoise. Kader juga melakukan beberapa kesalahan

yakni sebanyak 100% dari total keseluruhan yang mendapatkan

intervensi tidak melepaskan hiasan kepala dan memposisikan kaki anak

dengan benar pada saat proses pengukuran. Sebanyak 96,3% kader tidak

memposisikan badan anak dengan lurus sejajar dengan microtoise dan

tidak menempel pada dinding. Namun, setelah dilakukan pelatihan,

terdapat perubahan, yakni sebanyak 77,7% melakukan prosedur

melepaskan hiasan kepala dengan benar dan sebanyak 66,6% kader

memposisikan kaki anak dengan benar.

Prosedur pengukuran yang terakhir adalah pengukuran lingkar

kepala bayi, berdasarkan hasil observasi, sebanyak 85,2% kader tidak

Page 117: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

98

melakukan prosedur dengan benar, yakni tidak memposisikan pita ukur

dengan benar. Kader meletakkan pita dengan miring dan sebanyak 96,3%

yang bertindak sebagai asisten pengukur tidak membantu memposisikan

pita ukur dengan benar. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya

kesalahan pengukuran dan catatan hasil akhir yang akan dilaporkan.

Setelah dilakukan pelatihan, sebanyak 100% kader melakukan

pengukuran lingkar kepala dengan benar dan sesuai prosedur.

Pada kelompok kader yang tidak mendapatkan pelatihan juga

mengalami sedikit perubahan. Ada yang sedikit menurun skor

keterampilannya, ada juga yang sedikit meningkat hasil skor

pengetahuannya. Hal ini diduga karena kondisi fisik kader yang sedang

tidak sehat pada saat observasi dan juga terjadinya diskusi kecil yang

dilakukan oleh sesama kader pada saat pemantauan.

Pada penelitian ini, pengukuran ketermpilan juga dilakukan dua

kali, ketika sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.

Hal ini dilakukan untuk melihat efek daripada perlakuan yang diberikan

kepada responden. Dari hasil pemantauan pada lembar observasi yang

dilakukan setelah pemberian perlakuan/intervensi, diketahui bahwa kader

pada kelompok intervensi memiliki rata-rata skor pengetahuan setelah

diberikan perlakuan adalah 46,82 dengan standar deviasi 2,822 dan

memiliki skor terendah yakni 39 sebanyak 1 orang, untuk skor tertinggi

yakni 50 sebanyak 3 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki

nilai rata-rata sebesar 29,27 dengan standar deviasi 8,730 dan skor

Page 118: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

99

tertinggi yakni 16 sebanyak 2 orang serta skor tertinggi yakni 48

sebanyak 1 orang.

Dari pernyataan diatas, setelah dilakukan uji statistik dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan skor keterampilan pada responden

yang mendapatkan pelatihan ketika sebelum diberikan pelatihan dengan

sesudah diberikan pelatihan. Dapat disimpulkan bahwa responden yang

telah diberikan pelatihan mengalami peningkatan skor keterampilan.

Berbeda halnya dengan kelompok kontrol, dari hasil uji statistik

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-

rata skor keterampilan responden tentang pemantauan status gizi balita

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok non intervensi.

Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hida

pada tahun 2011 yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap hasil keterampilan sebelum dilakukan pelatihan

dengan setelah dilakukan pelatihan. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pratiwi (2012) yang mengatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap hasil keterampilan sebelum dan

sesudah diberikan pelatihan.

Sulastyawati (2011) mengatakan bahwa pada hasil penelitian yang

dilakukan didapatkan 73,3% memiliki keterampilan penyuluhan yang

cukup sebelum dilakukan pelatihan, 20% adalah kurang dan 6,7% adalah

baik. Sedangkan setelah dilakukan pelatihan didapatkan hasil 53,3%

memiliki keterampilan yang cukup dan 46,7% memiliki keterampilan

Page 119: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

100

yang baik. Lopez (2004) mengatakan pada penelitian yang telah ia

lakukan bahwa secara statistik hasil posttest menunjukkan ada perbedaan

yang bermakna, rerata nilai keterampilan pada kelompok video,

kelompok folder dan kelompok kontrol.

Perubahan skor pengetahuan yang dialami oleh kader merupakan

sebuah hasil dari apa yang diterima sebelumnya. Pada responden yang

masuk kedalam kelompok intervensi diberikan sebuah perlakuan yakni

berupa ceramah dengan media audio-visual (Video) yang didalamnya

juga terdapat sesi tanya jawab. Setelah diberikan perlakuan berupa

pemberian materi, kader juga diminta untuk mempraktekkan apa yang

telah didapatkannya dari sesi sebelumnya yakni pengukuran berat badan,

tinggi badan dan lingkar kepala dengan berbagai macam alat yang

disesuaikan dengan umur balita.

Hasil penelitian Sukiarko (2007) juga berpendapat bahwa

berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang

bermakna antara kedua kelompok. Hal tersebut diatas sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Krikpatrick dalam Khaidir (2005) yang

mengatakan bahwa pelatihan merupakan upaya meningkatkan

pengetahuan, merubah perilaku dan mengembangkan keterampilan.

Peningkatan nilai keterampilan sesuai dengan pendapat Tjahjowati, dkk

dalam Lopez (2004) yang mengatakan bahwa perubahan perilaku kader

tergantung dari cara atau metode yang digunakan dalam menyampaikan

pesan atau program.

Page 120: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

101

Perubahan skor keterampilan pada kelompok intervensi diduga

karena telah terjadinya penyerapan informasi yang diakibatkan oleh

pemberian pelatihan dengan media audiovisual. Sebagaimana yang telah

di katakan sebelumnya bahwa penyerapan informasi dengan melibatkan

banyak indera akan lebih cepat dan lebih bertahan lama. Peningkatan

skor keterampilan ini juga diduga karena pemberian praktek/simulasi

pada salah satu sesi dalam pelatihan, kader diminta untuk melakukan

langsung teknik penimbangan balita yang sudah diajarkan sesuai dengan

prosedurnya. Selain itu, kader juga diberikan sesi Trainee of Traineer

(TOT) dimana kader dimasukkan kedalam satu kelompok yang

didalamnya memiliki karakteristik yang bervariasi, seperti hasil

pengetahuan dan keterampilan yang berbeda pada tiap individunya.

Dengan adanya praktek/simulasi ini, kader akan lebih mengingat apa

yang sudah dikerjakan sendiri.

Selanjutnya, guna melihat apakah ada pengaruh variabel perancu

pada pelatihan yang dilakukan, maka dilakukan analisis lanjutan dan

pada penelitian ini, setelah dilakukan analisis multivariat untuk pengaruh

umur terhadap peningkatan tingkat keterampilan didapatkan nilai

p=0,138, yang berarti bahwa variabel umur bukanlah variabel yang dapat

mempengaruhi peningkatan tingkat keterampilan kader setelah diberikan

pelatihan. Hasil uji statistik yang dilakukan oleh Munfarida (2012) antara

umur dengan keterampilan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara umur dengan keterampilan kader, tetapi semakin

Page 121: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

102

tua umur kader posyandu maka semakin baik tingkat keterampilan kader

posyandu (Munfarida, 2012). Hal ini dapat menjelaskan bahwa saat

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja tetapi ada faktor fisik yang dapat

menghambat proses belajar pada orang dewasa sehingga membat

penurunan pada suatu waktu dalam kekuatan berfikir dan bekerja.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh

Fieraningtyas (2009) dan Handayani (2011), Menurut Fieraningtyas

(2009), kelompok kader yang berusia lebih muda, memiliki keterampilan

yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kader yang lebih tua.

Sama halnya dengan hasil uji statistik pada penelitian yang dilakukan

oleh Pratiwi (2012) yang tidak tidak sejalan dengan Munfarida (2012).

Dari hasil analisisnya dapat diartikan bahwa umur mempengaruhi

keterampilan kader setelah diberikan intervensi.

Sedangkan untuk pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat

keterampilan pada penelitian ini didapatkan nilai p=0,206 yang berarti

bahwa variabel tingkat pendidikan tidak mempengaruhi proses

peningkatan keterampilan setelah diberikan intervensi. Hal ini serupa

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyanto (2005) yang

mengatakan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuan

setelah dilakukan intervensi dengan media audiovisual. Namun berbeda

dengan yang dikatakan oleh Pratiwi (2012) hasil analisis statistik yang

dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

Page 122: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

103

keterampilan kader setelah diberikan intervensi. Hal ini juga bisa

dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan kader posyandu

maka semakin baik tingkat keterampilan kader posyandu demikian juga

sebaliknya (Munfarida, 2012)

Sedangkan untuk pengaruh lama jadi kader terhadap tingkat

keterampilan pada penelitian ini didapatkan nilai p=0,794 yang berarti

bahwa variabel tingkat pendidikan tidak mempengaruhi proses

peningkatan keterampilan kader setelah diberikan intervensi. Hal ini

sejalan dengan yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) yang mengatakan

bahwa lama pengabdian tidak mempengaruhi tingkat keterampilan kader

setelah diberikan intervensi. Berbeda dengan hasil analisis Pratiwi (2012)

yang menunjukkan bahwa lama pengabdian mempengaruhi keterampilan

kader setelah diberikan intervensi.

Akan tetapi, menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007)

semakin lama menjadi kader posyandu diharapkan akan semakin banyak

pengalaman dan pengetahuannya sehingga akan dapat melayani

masyarakat yang datang ke pelayanan posyandu dengan baik dan

bermutu. Dari sisi lain dengan masa kerja yang lama otomatis umur

kader posyandu juga semakin menjadi tua. Pada usia tua terjadi proses

degeneratif yang berdampak pada kemampuan pemanfaatan sarana di

posyandu juga menurun.

Hal ini sebenarnya dapat menyimpulkan bahwa semakin lama

responden menjadi kader posyandu maka akan semakin baik pula

Page 123: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

104

pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, namun kembali lagi

kepada keadaan dilapangan yang dapat mengatakan bahwa semakin lama

responden menjadi kader, maka akan semakin bertambah juga umur yang

sedang ditempuh oleh kader pada saat itu. Hal tersebut memungkinkan

kader dengan lama pengabdian yang cukup lama memiliki tingkat

pengetahuan dan juga keterampilan yang rendah karena faktor fisiologis

yang dialaminya.

Page 124: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

105

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti mengenai efek pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan

keterampilan kader dalam kegiatan penimbangan balita di Kelurahan

Rengas Kota Tangernag Selatan pada Tahun 2017, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran pengetahuan dan keterampilan responden sebelum dan

sesudah diberikan pelatihan:

a. Pengetahuan Kelompok Intervensi: Rata-rata skor pengetahuan

responden sebelum diberikan intervensi pelatihan dengan media

audiovisual pada kelompok intervensi adalah sebesar 24,23 dan

setelah dilakukan intervensi berupa pelatihan dengan

menggunakan media audiovisual, hasil skor pengetahuan pada

kelompok intervensi meningkat menjadi 28,95.

b. Pengetahuan Kelompok Kontrol: Rata-rata skor pengetahuan

responden pada kelompok kontrol yakni sebesar 24,32 setelah

dilakukan posttest rata-rata skor pengetahuan kelompok kontrol

sebesar 24,86.

c. Keterampilan Kelompok Intervensi: Dalam proses penilaian

keterampilan sebelum diberikan pelatihan, responden yang

Page 125: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

106

mendapatkan pelatihan memiliki rata-rata skor keterampilan

26,68. Setelah diberikan pelatihan, responden yang

mendapatkan pelatihan memiliki rata-rata skor keterampilan

46,82.

d. Keterampilan Kelompok Kontrol: Rata-rata kelompok yang

tidak medapatkan pelatihan (kontrol) memiliki rata-rata skor

keterampilan sebesar 28,32 dan setelah dilakukan pemantauan

akhir didapatkan rata-rata skor keterampilan sebesar 29,27.

2. Efek pelatihan kader posyandu terhadap peningkatan pengetahuan

dan keterampilan kader:

a. Setelah dilakukan pelatihan, terdapat perubahan pada skor akhir

yang diperoleh responden, dari hasil uji statistik diperoleh P=

0,000 pada kelompok intervensi dan P= 0,090 pada kelompok

kontrol yang berarti bahwa pada alpha 5% dapat dikatakan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor

pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok

kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata

skor pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi. Hal ini juga dapat menyatakan bahwa pelatihan

mampu memberikan efek terhadap peningkatan pengetahuan

kader.

Page 126: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

107

b. Sama halnya dengan pengetahuan, setelah dilakukan pelatihan,

terdapat perubahan pada skor akhir yang diperoleh responden,

dari hasil uji statistik diperoleh P= 0,000 pada kelompok

intervensi dan P= 0,125 pada kelompok kontrol yang berarti

bahwa pada alpha 5% dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan pada rata-rata skor keterampilan responden

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok

intervensi dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

rata-rata skor keterampilan responden sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi pada kelompok kontrol. Hal ini juga dapat

menyatakan bahwa pelatihan mampu memberikan efek terhadap

peningkatan keterampilan kader.

3. Dari hasil analisis multivariat, diketahui bahwa ketiga variabel

perancu memiliki nilai P value >0,05, umur (p=0,354 dan p=0,138)

lalu kemudian tingkat pendidikan (p=0,148 dan p=0,206) dan lama

jadi kader (p=0,076 dan p=0,794). Hal ini dapat mengartikan bahwa

ketiga variabel tersebut tidak mempengaruhi proses peningkatan

pengetahuan dan keterampilan setelah dilakukan intervensi.

7.2. Saran

A. Bagi tim Puskesmas khususnya petugas gizi, Pembina PKK, LSM dan

institusi pembina Posyandu lainnya diharapkan dapat mengadopsi

media audiovisual pada metode pelatihan yang akan dilakukan

Page 127: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

108

selanjutnya secara bertahap, guna meningkatkan kapasitas kader

posyandu.

B. Bagi tim Puskesmas agar dapat melakukan refreshing secara rutin

guna mempertahankan kemampuan dan keterampilan kader

posyandu dalam proses penimbangan dan pengukuran status gizi

balita.

C. Bagi peneliti lain agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan metode

dan media yang paling terbaru dan diberikan retensi waktu untuk

mengukur pengetahuan dan keterampilan setelah diberikan pelatihan.

Diharapkan juga untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan

evaluasi agar bisa melihat efektivitas dari metode pelatihan yang

digunakan.

Page 128: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

109

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R.. A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta: PT.

Grasindo. Hlm. 14

Aqmala, Diana. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Pelatihan Penjualan dan Kompetensi Relasional Untuk Meningkatkan

Kinerja Tenaga Penjualan. Program Studi Magister Manajemen

Universitas Diponegoro Semarang. Tesis

Arfida BR. 2003. Ekonomi sumber daya manusia. Ghalia Indonesia:Jakarta (b)

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan

Keahlian Auditor dalam Bidang Auditing. Falkultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia. Yogyakarta. Skripsi.

Aziz, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba

Medika

Bloom, B. S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., &Krathwohl, D. R.

(1956). Taxonomy ofEducational Objectives: The Classification of

Educational Goals. Handbook 1 Cognitive Domain. New York: David

McKay.

Chumea, Cameron., Onyango, Adelheid., dkk. 2012. Anthropometry Handbook

The International Fetal and Newborn Growth Consortium; Intergrowth

21st. England. Oxford University.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Page 129: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

110

Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Panduan Pelatihan Kader Posyandu.

Jakarta: Dirjen Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Djamarah, Syaiful Bahri., Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Rineka Cipta. Hlm. 120

Dodo. D. 2009. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader

Dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Kelurahan. Jurnal Pangan,

Gizi dan Kesehatan. Tahun 1, Vol 1, No 1 April 2009

Evita, Dewanti. 2013. Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengetahuan, Keterampilan,

Kepatuhan Kader Posyandu Dalam Menerapkan Standar Pemantauan

Pertumbuhan Balita Di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Gizi dan Diet

Etik Vol 1 No. 1 Tahun 2013: 15:21

Fauziah, 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi Prakonsepsi

Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Konsumsi Makanan

Sehat Wanita Pranikah. Tesis. Universitas Indonesia

Fieraningtyas, Rahayuarti. 2009. Pengaruh Pelatihan Engenai Pengisian KMS

Untuk Memamtau Pertumbuhan Balita Terhadap Perubahan Pengetahuan

Dan Keterampilan Kader Posyandu Di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru

Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2009. Skripsi. Universitas

Indonesia

Handayani, Novita. 2011. Pengetahuan dan Sikap Kader dalam Implementasi

Kelurahan Siaga Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Kota Bandar

Lampung Tahun 2011. Skrpisi. Universitas Indonesia

Page 130: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

111

Haslinda, A. and Mahyuddin, M.Y. (2009). “The Effectiveness of Training in the

Public Service”, American Journal of Scientific Research, 6 (2009), pp.

39-51.

Hastono, S. P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehetan Masyarakat

Universitas Indonesia

Heru S., Adi. 1995. World Health Organization; Kader Kesehatan Masyarakat

Ed. 2. Jakarta: EGC

Hida Fitri M., Mardiana. 2011. Pelatihan Terhadap Keterampilan Kader

Posyandu. Jurnal Kesehatan Masyarakat No. 7 Vol. 1 Hal. 22-27

Hilal, N., 1998. Penggunaan Media Video Pada Metode Ceramah-Tanya Jawab

Sebagai Upaya Ntuk Meningkatkan Pemilikkan Dan Penggunaan Jamban

Keluarga Di Daerah Binaan Akademi Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

Tesis Tidak Di Publikasikan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Grasindo

Isnani. 2011. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pekerja

Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Tesis. Universitas Indonesia

Iswarawanti Dwi., Nastiti. 2010. Kader Posyandu: Peran dan Tantangan

Pemberdayaannya Dalam Usaha Peningkatan Gizi Anak di Indonesia.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vo. 13 No. 04 Hal. 169-173

Kementerian Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan Tahun

2007. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Page 131: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

112

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Pemantauan Status

Gizi (PSG) dan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu Tahun

2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader

Posyandu Tahun 2012. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Khaidir. 2005. Pengaruh Pelatihan Berdasarkan Kompetensi Terhadap

Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Gizi Dalam Pengelolaan Kegiatan

Posyandu Di Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Utara.

Program Studi Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat. UGM. Tesis

tidak dipublikasikan.

Krathwohl, D. R. (2002). A revision of Bloom’s taxonomy: An overview. Theory

into Practice, 41(4), 212-218.

Moses., Melmambessy. 2011. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan

Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Koperasi UKM Kota

Jayapura. Jurnal Analisis Manajemen Vol. V No. 2 Desember 2011. ISSN

: 14411-1799

Mubarak, W.I., dkk. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar

Mengajar dalam Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta

Mubarak, W.I., et al. 2010, Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta

Page 132: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

113

Munfarida, Siti. Adi, Anis Catur. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingkat Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Posyandu. Media Gizi

Indonesia Vol. 2 No. 9 Tahun 2012. Hal. 1458-1466

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES). 2007.

Anthropometry Procedures Manual

Normadewi., Berliana. 2012. Analisis Pengaruh Jenis Kelamin Dan Tingkat

Pendidikan Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Dengan Love

Money Sebagai Variabel Intervening. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Diponegoro. Skripsi

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta,

Jakarta

Notoatmodjo., S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta

Notoatmodjo., S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Pennysilvania Departemen of Health; Division of Woman, Infant and Children

(WIC). 2010. Antrophometry Training Manual

Pertiwi, Kirana Dewi., dkk. 2013. Keefektifan Pembelajaran Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Pengetahuan Mahasiswa Pada Mata Ajar

Asuhan Kebidanan IV Dengan Topik Pre-eklampsia dan Eklampsia di

Page 133: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

114

Politeknik Kesehatan Surakarta. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara

Forikes Vo. IV No. 2. April 2013 ISSN: 2089-3098

Pratiwi, Nita. 2012. Pengaruh pelatihan gizi seimbang terhadap peningkatan

pengetahuan dan keterampilan kader posyandu lansia di kecamatan

grogol petamburan jakarta barat tahun 2011. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. Skripsi

Pribadi, Benny A. 2014. Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis

kompetensi: Implementasi model ADDIE Ed. Pertama. Jakarta. Prenada

Media Grup.

Pujangkoro, Sugih Arto. 2004. Analisis Jabatan (Job Analysis). Jurnal Jurusan

Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Purnawanto., 2008. Budi. Menejemen SDM Berbasis Proses: Pola Pikir Baru

Mengelola SDM pada Era Knowledge Economy. Jakarta: Grasindo

Purniawan, Agitya Eka. 2016. Efektifitas Media Poster Dan Audio Visual (Video)

Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Tb Paru (Studi Di Desa Winong

Kecamatan Pati Kabupaten Pati). Universitas Muhammadiyah

Semarang. Skripsi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan, 2002. Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Jabatan Fungsional Widyaiswara, Pusdiklat, Jakarta. Ng

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB).

http://pusdiklat.bnpb.go.id/home/?page_id=269 Diakses 4 Desember 2014

Pukul 03:15

Page 134: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

115

Quesada, C., Pilar P.H. and Berta, E. (2011). “Evaluating the Efficiency of

Leadership Training Programmes in Spain”, Procedia - Social and B

ehavioral Sciences, 30 (2011), pp. 2194-2198

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari

Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Roberts. Albert R., Greene. Gilbert J. 2009. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 2.

Jakarta: Gunung Mulia

Rufiat, AM., Bambang Budi Raharjo. Fitri Indrawati. 2011. Pengaruh metode

permainan Find Your Mate Terhadap Pengetahuan Kader Posyandu.

Jurnal Kesehatan Masyarakat No. 6 Vol. 2. Hal 113-119

Sadiman, Arief S., dkk. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan Dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Hlm. 6

Safrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Saputra, Nazarwin. 2011. Perbedaan Pengaruh Pendidikan kesehatan HIV AIDS

dengan metode curah pendapat dan ceramah menggunakan media audio

visual terhadap pengetahuan siswa SMAN 4 Tangerang Selatan. Program

Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

Sedarmayanti, 2007, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju.

Simamora, Roymond. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:

EGC

Sriyono, 2001. Pendidikan Kesehatan melalui Metode Diskusi Kelompok dan

Ceramah Menggunakan Media Audiovisual untuk Meningkatkan

Page 135: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

116

Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Menemukan

Tersangka Tuberculosis Paru. Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

Tesis.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito hal. 245

Sudijono A. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Suiraoka, I Putu., Supariasa, I Dewa Nyoman. 2012. Media Pendidikan

Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara

Sukiarko., Edy. 2007. Pengaruh Pelatihan Dengan Metode Belajar Berdasarkan

Masalah Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Gizi Dalam

Kegiatan Posyandu. Magister Gizi Masyarakat Pascasarjana Universitas

Diponegoro. Tesis

Sulistyanto, A. 2005. Pengaruh Pelatihan kader dengan media audio-visual

terhadap pengetahuan, sikap, serta perilaku kader posyandu di kecamatan

Sintang propinsi Kalimantan Barat. Tesis Tidak Dipublikasikan. UGM

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Hal. 25-26. Jakarta: EGC

Susanto, Erman. 2010. Media Audiovisual Akuatik untuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran. Jurnal Paedagogia Jilid 13, No. 1, Februari 2010. FKIP

UNS

Page 136: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

117

Susilana, Rudi., Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan dan penilaian. Bandung: CV. Wacana

Prima

Syafei, Abdullah. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi

Kader Dalam Kegiatan Gizi Di Posyandu Di Kelurahan Rengan,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selaran Tahun 2010. Program

Studi Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

Tjetjep Syarif Hidayat dan Abas Basuni Jahari. 2011. Perilaku Pemanfaatan

Posyandu Hubungannya Dengan Status Gizi Dan Morbiditas Balita. Pusat

Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Departemen

Kesehatan RI. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 40, No. 1, Maret, 2012:

1 – 10

Tommy, Suprapto. 2009. Pengantar Teori & Menejemen Komunikasi.

Yogyakarta: Media Pressindo

Trisnawati, A. G. dan F. B. Rahayuningsih. 2008. Pelatihan Peningkatan

Kemampuan Kader Kesehatan Dalam Penanganan Tuberkulosis (TBC) di

Wilayah Kerja Puskesmas Gemolong II Dragen. Warta 11: (20): 150-158.

Wagonhurst, Carole, 2002, “Developing Effective Training Programs”, The

Journal of Research Administration, Volume XXXIII, Number II

Wahit Iqbal, Bambang Adi, Khoirul, Siti Patonah. 2006. Ilmu Keperawatan

Komunitas 2. Jakarta : CV. Sagung Seto

Page 137: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

118

Wahyutomo., Ahmad Hernowo. 2010. Hubungan Karakteristik dan Peran Kader

Posyandu Dengan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita di Puskesmas

Kalitidu – Bojonegoro. Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas

Sebelas Maret Semarang. Tesis

Wexley, K. N., Latham, G. P. 2002. Developing and training human resources in

organizations. 3rd

Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall

Yuniarti. Susanti., Nur. 2011. Analisis Problem Structuring Secara Bertingkat

Program Revitalisasi Posyandu Di Kecamatan Wonokerto Kabupaten

Pekalongan. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan. Artikel

Penelitian

http://journal.unikal.ac.id/index.php/lppm/article/viewFile/110/47

Zaciewski, R.D. (2001). “Measuring Training’s Effectiveness”, Quality Progress,

34(6), pp. 36-42

Page 138: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

119

LAMPIRAN

Page 139: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

i

LAMPIRAN I

MODUL PELATIHAN KADER POSYANDU

Page 140: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

ii

Page 141: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

iii

Page 142: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

iv

Page 143: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

v

Page 144: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

vi

Page 145: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

vii

Page 146: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

viii

Page 147: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

ix

Page 148: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

x

Page 149: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

vi

LAMPIRAN II

ANGKET PENILAIAN MEDIA

ANGKET PENILAIAN MEDIA

EFEK PELATIHAN KADER POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM KEGIATAN PEMANTAUAN

STATUS GIZI BALITA DIWILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS RENGAS TAHUN

2017

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya Harum Aulia Rahmawati, mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Peminatan Gizi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya

sedang melakukan penilaian media pembelajaran yang akan digunakan dalam tugas akhir

(Skripsi). Saya mengajukan pertanyaan yang tidak akan mempengaruhi norma atau nilai atas

kinerja anda. Atas perhatian dan kerjasama saudara saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Page 150: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

vii

Angket penilaian Media “Modul Pelatihan”

Nama :

No. HP :

Status Kerja :

Email :

Isilah kolom keterangan dengan tanda silang (X) pada kolom YA atau TIDAK sesuai

dengan pengetahuan yang pernah anda ketahui sebelumnya.

*jika mengisi kolom TIDAK, harap mengisi kolom SARAN

No Pertanyaan Keterangan

Saran Ya Tidak

1 Apakah anda mengerti

informasi yang ada di dalam

media?

2 Apakah informasi yang ada

didalam media memberikan

pengetahuan bagi anda?

3 Apakah pertanyaan yang

dituliskan dalam media

memberikan

kesinambungan dengan

informasi?

4 Apakah ada kata-kata yang

sulit dipahami?

5 Apakah bahasa yang

digunakan didalam media

cukup jelas?

6 Apakah anda mengalami

kesulitan dalam membaca

informasi di media?

7 Apakah hurufnya membuat

anda nyaman?

8 Apakah gambar pada media

mudah terlihat?

9 Apakah gambar yang

ditampilkan terlalu banyak?

10 Apakah warna-warni dalam

media menarik bagi anda?

11 Apakah penempatan teks

dan gambar sudah sesuai?

12 Apakah pertanyaan setelah

uraian media membantu

anda mengingat?

Page 151: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

viii

LAMPIRAN III

KUESIONER PENELITIAN

EFEK PELATIHAN KADER POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM KEGIATAN PEMANTAUAN

STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENGAS KOTA

TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

Peneliti : Harum Aulia Rahmawati, Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi Masyarakat

PENJELASAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pelatihan kader Posyandu terhadap

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pemantauan status gizi balita di

wilayah kerja Puskesmas Rengas Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017. Bentuk kegiatan

yang akan dilaksanakan adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk

mengetahui data karakteristik individu (umur, tingkat pendidikan, lama kerja) dan

pengetahuan serta keterampilan kader dalam pemantauan status gizi balita. Apabila saudari

bersedia menjadi responden, isi dan hasil jawaban akan kami rahasiakan.

FORMULIR PERSETUJUAN

Setelah mendengar dan membaca penjelasan tersebut diatas, maka saya yang bertanda tangan

dibawah in:

Nama :

Alamat :

Menyatakan “SETUJU” untuk menjadi responden pada penelitian ini:

Peneliti

(Harum Aulia Rahmawati)

Tangerang Selatan, 2017

Responden

( )

Mengetahui,

Kepala UPT Puskesmas Rengas

(Hj. Sri Badriyani, S.ST)

Page 152: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

ix

KUESIONER PENELITIAN

EFEK PELATIHAN KADER POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM KEGIATAN PEMANTAUAN

STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENGAS KOTA

TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

Nama Lengkap

Alamat

No. Tlp/HP

RT/RW

Asal Posyandu

Tanggal :

:

:

:

:

:

:

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…../…..

………………………………………………………………………

……./……./2017

Nomor Responden: Kategori Responden:

No

VARIABEL PERNYATAAN CODING

(diisi oleh

Peneliti) A KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Umur

2. Pendidikan Terakhir

3. Status Pekerjaan

4. Lama pengabdian/Lama jadi kader

:

:

:

:

……….. Tahun (Atau Tahun Lahir)

1. SD 3. SLTA/SMA

2. SMP 4. Akademi/PT

1. Bekerja 2. Tidak Bekerja

............ Tahun

[ ]

[ ]

[ ]

[ ]

Page 153: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

x

B PENGETAHUAN Benar Salah Skor

(diisi oleh

peneliti)

1. Buku KIA Merupakan program

secara internasional yang berisi

catatan dan informasi tentang

kesehatan ibu dan anak

2. Tumbuh kembang adalah

bertambahnya berat dan

kemampuan anak

3. Status gizi dihasilkan dari

pengukuran tinggi badan saja

4. Buku KIA merupakan program

secara nasional berbeda dengan

KMS.

5. Ukuran berat badan adalah

gram

6. Gangguan pertumbuhan

ditandai dengan tidak naiknya

berat badan

7. Gangguan perkembangan

ditandai dengan tubuh anak

yang terlihat kecil.

8. Dari buku KIA dapat

mendeteksi secara dini adanya

gangguan/masalah kesehatan

ibu dan anak

9. Pada kegiatan Posyandu buku

KIA digunakan untuk

memantau tumbuh kembang

balita

10. Setiap balita mempunyai 1

buku KIA

Page 154: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xi

11. Pada anak kembar, maka ibu

akan tetap mendapatkan satu

buku KIA

12. Pada kegiatan Posyandu buku

KIA digunakan untuk

memantau status gizi dan

tumbuh kembang balita

13. Kader bisa memantau

kesehatan ibu sejak hamil,

bersalin dan nifas sampai anak

berumur lima tahun.

14. Buku KIA bermanfaat sebagai

KIE (Komunikasi, Informasi

dan edukasi) antara ibu,

keluarga, kader dan tenaga

kesehatan.

15. Kader tidak dapat memantau

status gizi dan tumbuh

kembang balita.

16. Sasaran harus membawa buku

KIA setiap datang ke posyandu

17. Pemantauan tumbuh kembang

sampai anak berusia 1 tahun

18. Kader posyandu harus

memahami hasil penimbangan

dan pemantauan tumbuh

kembang setiap selesai

pelayanan posyandu

19. Kader harus mengajak ibu

melaksanakan pesan-pesan

yang ada di dalam buku KIA

20. Yang perlu dicatat setelah

melakukan penimbangan

Page 155: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xii

adalah: identitas keluarga,

identitas anak

21. Setiap selesai penimbangan

buku KIA diserahkan dan

disimpan oleh kader.

22. Bandul geser berada pada

angka SATU dan posisi paku

tegak lurus.

23. Masukkan balita ke dalam

sarung timbang dengan

pakaian seminimal mungkin

dan geser bandul sampai paku

tegak lurus

24. Lepaskan Jaket, Sepatu dan

penutup kepala sebelum anak

ditimbang.

25. Memperhatikan posisi kaki

responden tepat di samping alat

timbang, sikap santai

(BERGERAK-GERAK) dan

kepala menunduk (memandang

kebawah).

26. Letakan alat timbang pada

lantai yang datar, rata dan kuat.

27. Beri Selimut tebal atau karpet

sebagai alas.

28. Catat berat badan bayi dalam

ukuran cm

29. Letakan pengukur panjang

badan pada kasur yang lembut

dan halus

30. Letakkan alat ukur dengan

posisi panel kepala di sebelah

kiri dan panel penggeser di

sebelah kanan pengukur. Panel

kepala adalah bagian yang

tidak bisa digeser.

31. Pastikan alat geser/microtoise

berada diposisi atas.

32. Posisi kepala dan bahu bagian

belakang, lengan, pantat dan

Page 156: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xiii

tumit tidak harus menempel

pada dinding tempat microtoise

di pasang.

33. Letakkan pita lingkar kepala di

bagian kepala bayi.

34. Asisten pengukur mengajak

bayi bercanda agar tenang

35. Setelah pita diposisikan dengan

benar, tarik ketat untuk

menekan rambut dan kulit.

-Selamat Mengerjakan dan Terimakasih Atas Partisipasinya-

Page 157: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xiv

LAMPIRAN IV

FORM PEMANTAUAN

KETERAMPILAN KADER DALAM KEGIATAN PEMANTAUAN STATUS GIZI

BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENGAS KOTA TANGERANG

SELATAN TAHUN 2017

Nama Lengkap

Alamat

RT/RW

Posyandu

Tanggal :

:

:

:

:

:

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

…../…..

………………………………………………………………………

……./……./2017

C. Mengukur Berat Badan Menggunakan Dacin Dilakukan Tdk

Dilakukan

1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti

penyangga kaki tiga (tripod) atau pelana

rumah/kosen pintu/dahan pohon yang kuat.

2. Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata

penimbang.

3. Pastikan bandul geser berada pada angka NOL dan

posisi paku tegak lurus

4. Pasang sarung/celana/kotak timbang yang kosong

pada dacin

5. Seimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik

berisikan pasir/batu/beras yang diletakkan di ujung

batang dacin, sampai kedua jarum tegak lurus

6. Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan

pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai

paku tegak lurus

7. Baca berat badan balita dengan melihat angka di

ujung bandul geser.

8. Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku

bantu dalam kg dan ons

9. Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan

balita dari sarung/celana/kotak timbang

Page 158: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xv

D. Mengukur Berat Badan Menggunakan Timbangan

Injak

Dilakukan Tdk

Dilakukan

1. Letakan alat timbang pada lantai yang datar

2. Aktifkan timbangan dengan cara menekan

timbangan. Mula-mula akan muncul angka 8,88 dan

tunggu sampai muncul angkan 0,00 berarti

timbangan sudah siap digunakan

3. Lepaskan Jaket, Sepatu dan penutup kepala

sebelum anak ditimbang

4. Anak diminta naik ke alat timbang dengan posisi

kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak

menutupi jendela baca

5. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah

alat timbang, sikap tenang (JANGAN

BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak

menunduk (memandang lurus kedepan).

6. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul

dan tunggu sampai angka tidak berubah (STATIS)

7. Catat angka hasil penimbangan.

Page 159: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xvi

E. Mengukur Berat Badan menggunakan Timbangan

Bayi

Dilakukan Tdk

Dilakukan

1. Mempersiapkan alat (letakkan timbangan pada alas

yg rata dan kuat, beri selimut tipis, pastikan jarum

ada pada angka nol)

2. Lepaskan alas kaki, baju dan topi bayi (bayi

sebaiknya ditimbang tanpa pakaian)

3. Pengukur berdiri di depan skala timbangan

4. Letakkan bayi di timbangan dan tunggu sampai

jarum timbangan tidak bergerak-gerak lagi.

5. Hitung ukuran bb bayi sampai 0,1 kg terdekat

6. Mencatat berat badan sampai dengan 0,1 kg

terdekat

Page 160: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xvii

F. Mengukur Panjang Bayi Dilakukan Tdk

Dilakukan

1. Mempersiapkan alat infantometer (bagian kepala

yg tidak bisa digerakkan, bagian kaki yang bisa

digerakkan), letakkan dibagian yang rata, beri

alas selimut

2. Lepaskan tutup kepala, kaus kaki bayi

3. Pengukur 1 berdiri di daerah skala pengukur

4. Pengukur 2 berdiri di daerah kepala

5. Letakkan bayi pada bagian kepala (headboard),

pastikan kepala lurus sejajar dengan infatometer

6. Luruskan tubuh hingga sejajar dengan

infantometer

7. Luruskan tungkai bayi dengan cara

menahan/menekan lutut bayi kebawah dengan

lembut

8. Tarik footboard untuk mengukur panjang badan

bayi hingga menempel pada kaki bayi (posisi jari

menghadap keatas)

9. Baca ukuran panjang badan anak sampai 0,1 cm

terdekat

10. Bisa dilakukan dengan satu kaki atau dua kaki

bayi

11. Usahakan ibu berdiri ditempat yang bisa dilihat

oleh anak agar anak lebih tenang

Page 161: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xviii

G. Mengukur Tinggi Badan Anak menggunakan

microtoise

Dilakukan Tdk

Dilakukan

1. Persiapkan alat (mikrotoise di gantung 2 m dr

bawah lantai)

2. Lepaskan tutup kepala (topi/hiasan rambut), sepatu

dan kaos kaki

3. Anak berdiri tegak dengan kaki agak sedikit

terbuka

4. Belakang kepala, punggung, pantat, betis dan tumit

harus menempel pada dinding

5. Hadapkan kepala anak lurus

6. Petugas 1 menggerakkan mikrotoise ke bawah

hingga menyentuh kepala bagian atas anak

7. Petugas 2 mempertahankan posisi anak

8. Dorong pelan perut anak agar anak berdiri tegak

9. Bila anak lebih besar mintalah untuk

mengempiskan perut atau tarik napas dalam

10. Baca hasil pengukuran hingga 0,1 cm terdekat

Page 162: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xix

H. Mengukur Lingkar Kepala Bayi Dilakukan Tdk

Dilakukan

1. Lepaskan penutup kepala, topi atau hiasan rambut

karena dapat mengganggu proses pengukuran dan

hasil ukur

2. Letakkan bayi dekat dengan asisten pengukur atau

ibu bayi

3. Pengukur berdiri di sisi ibu atau asisten pengukur

yang memegang bayi

4. Letakkan pita lingkar kepala di bagian kepala bayi.

Posisikan pita pada bagian tengkorak kepala bagian

depan, sedikit berada diatas alis, tegak lurus dan

sejajar dengan wajah, posisikan pita diatas telinga,

dan pada bagian belakang diletakkan di bagian

oksipital yang paling menonjol

5. Asisten pengukur membantu dengan memposisikan

pita dengan benar di sisi lain kepala

6. Setelah pita diposisikan dengan benar, tarik ketat

untuk menekan rambut dan kulit. Hati-hati, jangan

menarik pita terlalu ketat dan menyebabkan cedera

pada bayi terutama pada bayi yang baru lahir.

Jauhkan sedikit tangan dan jari untuk mempermudah

pengukur membaca hasil

7. Baca hasil pengukuran 1mm terdekat dan lepaskan

pita dari kepala bayi

8. Catat hasil pengukuran pada tempat yang telah

disediakan

Page 163: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xx

LAMPIRAN V

FORM PENILAIAN PELATIH/INSTRUKTUR

PELATIHAN KADER POSYANDU

Nama Pelatih :

Jabatan :

Pemeriksa

(………………………)

No Penilaian Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Membuka presentasi

2 Memberi salam kepada peserta

3 Menjelaskan konteks dan maksud

presentasi

4 Menjelaskan sistematika dan

struktur presentasi

5 Menjelaskan tujuan presentasi

6 Menjelaskan isi presentasi

7 Menjawab pertanyaan yang

diajukan peserta

8 Mengajukan pertanyaan untuk

memeriksa pemahaman peserta

terhadap materi yang

dipresentasikan

9 Memberi umpan balik terhadap

jawaban yang dikemukakan oleh

peserta

10 Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

11 Menyimpulkan presentasi

12 Mengucapkan terima kasih salam

kepada peserta

Page 164: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxi

LAMPIRAN VI

OUTPUT HASIL ANALISIS DATA

1. ANALISIS UNIVARIAT

A. Hasil Skor Pretest Pengetahuan Kelompok Intervensi dan Kontrol

Statistics

Hasil Pretest Responden Kelompok

Intervensi

N Valid 22

Missing 0

Mean 24,23

Std. Error of Mean ,741

Median 25,00

Std. Deviation 3,477

Minimum 18

Maximum 30

Hasil Pretest Responden Kelompok Intervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 4,5 4,5 4,5

19 1 4,5 4,5 9,1

20 3 13,6 13,6 22,7

21 2 9,1 9,1 31,8

23 2 9,1 9,1 40,9

25 3 13,6 13,6 54,5

26 3 13,6 13,6 68,2

27 3 13,6 13,6 81,8

28 3 13,6 13,6 95,5

30 1 4,5 4,5 100,0

Total 22 100,0 100,0

Statistics

Hasil Pretest Responden Kelompok

Kontrol

N Valid 22

Missing 0

Mean 24,32

Std. Error of Mean ,594

Median 25,00

Page 165: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxii

Std. Deviation 2,784

Minimum 20

Maximum 28

Hasil Pretest Responden Kelompok Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 2 9,1 9,1 9,1

21 3 13,6 13,6 22,7

22 2 9,1 9,1 31,8

23 3 13,6 13,6 45,5

25 3 13,6 13,6 59,1

26 2 9,1 9,1 68,2

27 4 18,2 18,2 86,4

28 3 13,6 13,6 100,0

Total 22 100,0 100,0

B. Hasil Skor Posttest Pengetahuan Kelompok Intervensi dan Kontrol

Statistics

Hasil Posttest Responden Kelompok

Intervensi

N Valid 22

Missing 0

Mean 28,95

Std. Error of Mean ,810

Median 30,00

Std. Deviation 3,798

Minimum 18

Maximum 33

Hasil Posttest Responden Kelompok Intervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 4,5 4,5 4,5

21 1 4,5 4,5 9,1

25 1 4,5 4,5 13,6

27 2 9,1 9,1 22,7

28 3 13,6 13,6 36,4

29 2 9,1 9,1 45,5

30 5 22,7 22,7 68,2

31 1 4,5 4,5 72,7

Page 166: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxiii

32 2 9,1 9,1 81,8

33 4 18,2 18,2 100,0

Total 22 100,0 100,0

Statistics

Hasil Posttest Responden Kelompok

Kontrol

N Valid 22

Missing 0

Mean 24,86

Std. Error of Mean ,528

Median 25,00

Std. Deviation 2,475

Minimum 20

Maximum 28

Hasil Posttest Responden Kelompok Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 1 4,5 4,5 4,5

21 2 9,1 9,1 13,6

22 2 9,1 9,1 22,7

23 2 9,1 9,1 31,8

25 5 22,7 22,7 54,5

26 3 13,6 13,6 68,2

27 4 18,2 18,2 86,4

28 3 13,6 13,6 100,0

Total 22 100,0 100,0

C. Hasil Skor Keterampilan Sebelum Perlakuan Kelompok Intervensi dan Kontrol

Statistics

Hasil Keterampilan Sebelum

Intervensi (Kelompok Intervensi)

N Valid 22

Missing 0

Mean 26,68

Std. Error of Mean ,825

Median 27,00

Std. Deviation 3,872

Minimum 20

Page 167: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxiv

Maximum 32

Hasil Keterampilan Sebelum Intervensi (Kelompok Intervensi)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 1 4,5 4,5 4,5

22 5 22,7 22,7 27,3

23 1 4,5 4,5 31,8

25 1 4,5 4,5 36,4

26 2 9,1 9,1 45,5

27 2 9,1 9,1 54,5

28 1 4,5 4,5 59,1

29 1 4,5 4,5 63,6

30 3 13,6 13,6 77,3

31 4 18,2 18,2 95,5

32 1 4,5 4,5 100,0

Total 22 100,0 100,0

Statistics

Hasil Keterampilan Sebelum

Intervensi (Kelompok Kontrol)

N Valid 22

Missing 0

Mean 28,32

Std. Error of Mean 1,827

Median 28,50

Std. Deviation 8,571

Minimum 16

Maximum 48

Hasil Keterampilan Sebelum Intervensi (Kelompok Kontrol)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 16 2 9,1 9,1 9,1

19 1 4,5 4,5 13,6

20 2 9,1 9,1 22,7

22 2 9,1 9,1 31,8

23 1 4,5 4,5 36,4

26 1 4,5 4,5 40,9

27 2 9,1 9,1 50,0

30 2 9,1 9,1 59,1

Page 168: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxv

31 4 18,2 18,2 77,3

32 1 4,5 4,5 81,8

36 1 4,5 4,5 86,4

42 1 4,5 4,5 90,9

43 1 4,5 4,5 95,5

48 1 4,5 4,5 100,0

Total 22 100,0 100,0

D. Hasil Skor Keterampilan Setelah Perlakuan Kelompok Intervensi dan Kontrol

Statistics

Hasil Keterampilan Sesudah

Intervensi (Kelompok Intervensi)

N Valid 22

Missing 0

Mean 46,82

Std. Error of Mean ,602

Median 47,00

Std. Deviation 2,822

Minimum 39

Maximum 50

Hasil Keterampilan Sesudah Intervensi (Kelompok Intervensi)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 39 1 4,5 4,5 4,5

40 1 4,5 4,5 9,1

45 2 9,1 9,1 18,2

46 4 18,2 18,2 36,4

47 4 18,2 18,2 54,5

48 4 18,2 18,2 72,7

49 3 13,6 13,6 86,4

50 3 13,6 13,6 100,0

Total 22 100,0 100,0

Page 169: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxvi

Statistics

Hasil Keterampilan Sesudah

Intervensi (Kelompok Kontrol)

N Valid 22

Missing 0

Mean 29,27

Std. Error of Mean 1,861

Median 30,00

Std. Deviation 8,730

Minimum 16

Maximum 48

Hasil Keterampilan Sesudah Intervensi (Kelompok Kontrol)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 16 2 9,1 9,1 9,1

19 1 4,5 4,5 13,6

20 1 4,5 4,5 18,2

22 2 9,1 9,1 27,3

23 1 4,5 4,5 31,8

26 1 4,5 4,5 36,4

27 2 9,1 9,1 45,5

30 3 13,6 13,6 59,1

31 2 9,1 9,1 68,2

32 1 4,5 4,5 72,7

33 1 4,5 4,5 77,3

36 1 4,5 4,5 81,8

40 1 4,5 4,5 86,4

42 1 4,5 4,5 90,9

43 1 4,5 4,5 95,5

48 1 4,5 4,5 100,0

Total 22 100,0 100,0

E. Karakteristik Individu Responden

Statistics

Umur Responden

N Valid 44

Missing 0

Mean 40,14

Std. Error of Mean 1,269

Page 170: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxvii

Median 38,00

Minimum 27

Maximum 65

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 27 1 2,3 2,3 2,3

28 1 2,3 2,3 4,5

30 2 4,5 4,5 9,1

31 2 4,5 4,5 13,6

32 1 2,3 2,3 15,9

34 2 4,5 4,5 20,5

35 5 11,4 11,4 31,8

36 4 9,1 9,1 40,9

37 1 2,3 2,3 43,2

38 4 9,1 9,1 52,3

39 1 2,3 2,3 54,5

40 3 6,8 6,8 61,4

41 2 4,5 4,5 65,9

42 1 2,3 2,3 68,2

43 4 9,1 9,1 77,3

45 2 4,5 4,5 81,8

47 1 2,3 2,3 84,1

48 1 2,3 2,3 86,4

50 1 2,3 2,3 88,6

56 3 6,8 6,8 95,5

58 1 2,3 2,3 97,7

65 1 2,3 2,3 100,0

Total 44 100,0 100,0

Statistics

Umur Responden Kelompok

Intervensi

N Valid 22

Missing 0

Mean ,09

Std. Error of Mean ,063

Median ,00

Page 171: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxviii

Minimum 0

Maximum 1

Umur Responden Kelompok Intervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 50 Tahun 20 90,9 90,9 90,9

> 50 Tahun 2 9,1 9,1 100,0

Total 22 100,0 100,0

Statistics

Umur Responden Kelompok Kontrol

N Valid 22

Missing 0

Mean ,14

Std. Error of Mean ,075

Median ,00

Minimum 0

Maximum 1

Umur Responden Kelompok Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 50 Tahun 19 86,4 86,4 86,4

> 50 Tahun 3 13,6 13,6 100,0

Total 22 100,0 100,0

Statistics

Status Pendidikan

N Valid 44

Missing 0

Mean ,50

Std. Error of Mean ,076

Median ,50

Minimum 0

Maximum 1

Pendidikan Kategorik Baru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <SMP 22 50,0 50,0 50,0

>SMP 22 50,0 50,0 100,0

Total 44 100,0 100,0

Page 172: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxix

Statistics

Pendidikan Kelompok Intervensi

N Valid 22

Missing 0

Mean ,41

Std. Error of Mean ,107

Median ,00

Minimum 0

Maximum 1

Pendidikan Kelompok Intervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <SMP 13 59,1 59,1 59,1

>SMP 9 40,9 40,9 100,0

Total 22 100,0 100,0

Statistics

Pendidikan Kelompok Kontrol

N Valid 22

Missing 0

Mean ,59

Std. Error of Mean ,107

Median 1,00

Minimum 0

Maximum 1

Pendidikan Kelompok Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <SMP 9 40,9 40,9 40,9

>SMP 13 59,1 59,1 100,0

Total 22 100,0 100,0

Statistics

Lama Menjadi Kader

N Valid 44

Missing 0

Mean 7,02

Std. Error of Mean ,814

Median 5,00

Minimum 1

Page 173: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxx

Maximum 22

Lama Menjadi Kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 4,5 4,5 4,5

2 3 6,8 6,8 11,4

3 8 18,2 18,2 29,5

4 2 4,5 4,5 34,1

5 9 20,5 20,5 54,5

6 6 13,6 13,6 68,2

7 1 2,3 2,3 70,5

9 2 4,5 4,5 75,0

10 4 9,1 9,1 84,1

12 1 2,3 2,3 86,4

13 1 2,3 2,3 88,6

18 3 6,8 6,8 95,5

22 2 4,5 4,5 100,0

Total 44 100,0 100,0

Statistics

Lama Jadi Kader Kelompok

Intervensi

N Valid 22

Missing 0

Mean ,55

Std. Error of Mean ,109

Median 1,00

Minimum 0

Maximum 1

Lama Jadi Kader Kelompok Intervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 5 Tahun 10 45,5 45,5 45,5

> 5 Tahun 12 54,5 54,5 100,0

Total 22 100,0 100,0

Page 174: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxi

Statistics

Lama Jadi Kader Kelompok Kontrol

N Valid 22

Missing 0

Mean ,77

Std. Error of Mean ,091

Median 1,00

Minimum 0

Maximum 1

Lama Jadi Kader Kelompok Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 5 Tahun 5 22,7 22,7 22,7

> 5 Tahun 17 77,3 77,3 100,0

Total 22 100,0 100,0

2. ANALISIS BIVARIAT

A. Hasil Pengetahuan Kelompok Intervensi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Hasil Pretest Responden 24,23 22 3,477 ,741

Hasil Posttest Responden 28,95 22 3,798 ,810

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Hasil Pretest Responden &

Hasil Posttest Responden 22 ,682 ,000

Page 175: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxii

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Hasil Pretest

Responden - Hasil

Posttest

Responden

-

4,727 2,914 ,621 -6,019 -3,435 -7,608 21 ,000

B. Hasil Pengetahuan Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Hasil Pretest Responden 24,32 22 2,784 ,594

Hasil Posttest Responden 24,86 22 2,475 ,528

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Hasil Pretest Responden &

Hasil Posttest Responden 22 ,857 ,000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Hasil Pretest

Responden - Hasil

Posttest

Responden

-,545 1,438 ,307 -1,183 ,092 -

1,779 21 ,090

Page 176: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxiii

C. Hasil Keterampilan Kelompok Intervensi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Hasil Keterampilan Sebelum

Intervensi 26,68 22 3,872 ,825

Hasil Keterampilan Sesudah

Intervensi 46,82 22 2,822 ,602

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Hasil Keterampilan Sebelum

Intervensi & Hasil Keterampilan

Sesudah Intervensi

22 ,225 ,313

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Hasil

Keterampilan

Sebelum

Intervensi - Hasil

Keterampilan

Sesudah

Intervensi

-

20,13

6

4,246 ,905 -22,019 -18,254

-

22,24

4

21 ,000

D. Hasil Keterampilan Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Hasil Keterampilan Sebelum

Intervensi 28,32 22 8,571 1,827

Page 177: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxiv

Hasil Keterampilan Sesudah

Intervensi 29,27 22 8,730 1,861

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Hasil Keterampilan Sebelum

Intervensi & Hasil

Keterampilan Sesudah

Intervensi

22 ,948 ,000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Hasil

Keterampilan

Sebelum

Intervensi - Hasil

Keterampilan

Sesudah

Intervensi

-,955 2,803 ,598 -2,197 ,288 -1,597 21 ,125

3. ANALISIS MULTIVARIAT

A. Pengaruh Variabel Perancu Terhadap Pengetahuan

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Delta_Pengetahuan -2,64 3,104 44

Kelompok Studi ,50 ,506 44

Umur Responden 40,14 8,418 44

Pendidikan Terakhir Responden 2,52 ,698 44

Lama Menjadi Kader 7,02 5,398 44

Page 178: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxv

Correlations

Delta_Penget

ahuan

Kelompok

Studi

Umur

Responden

Pendidikan

Terakhir

Responden

Lama

Menjadi

Kader

Pearson

Correlation

Delta_Pengetahuan 1,000 ,682 ,174 -,036 ,370

Kelompok Studi ,682 1,000 ,005 ,230 ,260

Umur Responden ,174 ,005 1,000 -,095 ,348

Pendidikan Terakhir

Responden -,036 ,230 -,095 1,000 -,139

Lama Menjadi Kader ,370 ,260 ,348 -,139 1,000

Sig. (1-tailed) Delta_Pengetahuan . ,000 ,129 ,408 ,007

Kelompok Studi ,000 . ,486 ,066 ,044

Umur Responden ,129 ,486 . ,269 ,010

Pendidikan Terakhir

Responden ,408 ,066 ,269 . ,184

Lama Menjadi Kader ,007 ,044 ,010 ,184 .

N Delta_Pengetahuan 44 44 44 44 44

Kelompok Studi 44 44 44 44 44

Umur Responden 44 44 44 44 44

Pendidikan Terakhir

Responden 44 44 44 44 44

Lama Menjadi Kader 44 44 44 44 44

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Lama Menjadi

Kader, Pendidikan

Terakhir

Responden, Umur

Responden,

Kelompok Studib

. Enter

2

. Umur Responden

Backward

(criterion:

Probability of F-to-

remove >= ,050).

Page 179: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxvi

3

.

Pendidikan

Terakhir

Responden

Backward

(criterion:

Probability of F-to-

remove >= ,050).

4

. Lama Menjadi

Kader

Backward

(criterion:

Probability of F-to-

remove >= ,050).

a. Dependent Variable: Delta_Pengetahuan

b. All requested variables entered.

Model Summarye

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,735a ,540 ,493 2,210 ,540 11,459 4 39 ,000

2 ,728b ,530 ,495 2,206 -,010 ,878 1 39 ,354

3 ,710c ,504 ,480 2,237 -,026 2,172 1 40 ,148

4 ,682d ,464 ,452 2,298 -,040 3,307 1 41 ,076

a. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi

b. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Kelompok Studi

c. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Kelompok Studi

d. Predictors: (Constant), Kelompok Studi

e. Dependent Variable: Delta_Pengetahuan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 223,781 4 55,945 11,459 ,000b

Residual 190,401 39 4,882

Total 414,182 43

2 Regression 219,494 3 73,165 15,032 ,000c

Residual 194,688 40 4,867

Total 414,182 43

3 Regression 208,921 2 104,461 20,866 ,000d

Residual 205,260 41 5,006

Total 414,182 43

4 Regression 192,364 1 192,364 36,423 ,000e

Residual 221,818 42 5,281

Total 414,182 43

a. Dependent Variable: Delta_Pengetahuan

Page 180: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxvii

b. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden,

Kelompok Studi

c. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Kelompok Studi

d. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Kelompok Studi

e. Predictors: (Constant), Kelompok Studi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standa

rdized

Coeffici

ents

t Sig.

95,0% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part

Tolera

nce VIF

1 (Constant) -5,029 2,142 -2,348 ,024 -9,361 -,697

Kelompok

Studi 4,203 ,721 ,685 5,830 ,000 2,745 5,661 ,682 ,682 ,633 ,854 1,171

Umur

Responden ,040 ,043 ,109 ,937 ,354 -,047 ,127 ,174 ,148 ,102 ,870 1,149

Pendidikan

Terakhir

Responden

-,734 ,507 -,165 -1,447 ,156 -1,761 ,292 -,036 -,226 -,157 ,904 1,106

Lama Menjadi

Kader ,075 ,071 ,131 1,070 ,291 -,067 ,218 ,370 ,169 ,116 ,783 1,277

2 (Constant) -3,518 1,408 -2,499 ,017 -6,363 -,673

Kelompok

Studi 4,146 ,717 ,676 5,781 ,000 2,697 5,596 ,682 ,675 ,627 ,860 1,163

Pendidikan

Terakhir

Responden

-,746 ,506 -,168 -1,474 ,148 -1,770 ,277 -,036 -,227 -,160 ,905 1,106

Lama Menjadi

Kader ,098 ,066 ,171 1,491 ,144 -,035 ,232 ,370 ,229 ,162 ,891 1,123

3 (Constant) -5,398 ,603 -8,951 ,000 -6,616 -4,180

Kelompok

Studi 3,852 ,699 ,628 5,513 ,000 2,441 5,263 ,682 ,652 ,606 ,933 1,072

Lama Menjadi

Kader ,119 ,065 ,207 1,819 ,076 -,013 ,251 ,370 ,273 ,200 ,933 1,072

4 (Constant) -4,727 ,490 -9,648 ,000 -5,716 -3,738

Kelompok

Studi 4,182 ,693 ,682 6,035 ,000 2,783 5,580 ,682 ,682 ,682 1,000 1,000

a. Dependent Variable: Delta_Pengetahuan

Page 181: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxviii

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant)

Kelompok

Studi

Umur

Responden

Pendidikan

Terakhir

Responden

Lama Menjadi

Kader

1 1 4,236 1,000 ,00 ,02 ,00 ,00 ,01

2 ,404 3,237 ,00 ,84 ,01 ,01 ,00

3 ,295 3,791 ,00 ,06 ,00 ,03 ,76

4 ,049 9,265 ,02 ,09 ,27 ,68 ,22

5 ,015 16,538 ,97 ,00 ,72 ,28 ,01

2 1 3,314 1,000 ,00 ,03 ,01 ,02

2 ,363 3,022 ,02 ,91 ,01 ,02

3 ,292 3,366 ,01 ,02 ,04 ,82

4 ,031 10,409 ,96 ,04 ,94 ,14

3 1 2,453 1,000 ,04 ,06 ,05

2 ,346 2,663 ,08 ,91 ,23

3 ,201 3,493 ,88 ,03 ,72

4 1 1,707 1,000 ,15 ,15

2 ,293 2,414 ,85 ,85

a. Dependent Variable: Delta_Pengetahuan

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig.

Partial

Correlation

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Minimum

Tolerance

2 Umur Responden ,109b ,937 ,354 ,148 ,870 1,149 ,783

3 Umur Responden ,113c ,961 ,342 ,150 ,871 1,148 ,812

Pendidikan Terakhir

Responden -,168

c -1,474 ,148 -,227 ,905 1,106 ,860

4 Umur Responden ,171d 1,535 ,133 ,233 1,000 1,000 1,000

Pendidikan Terakhir

Responden -,204

d -1,804 ,079 -,271 ,947 1,056 ,947

Lama Menjadi Kader ,207d 1,819 ,076 ,273 ,933 1,072 ,933

a. Dependent Variable: Delta_Pengetahuan

b. Predictors in the Model: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Kelompok Studi

Page 182: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xxxix

c. Predictors in the Model: (Constant), Lama Menjadi Kader, Kelompok Studi

d. Predictors in the Model: (Constant), Kelompok Studi

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -4,73 -,55 -2,64 2,115 44

Residual -5,273 4,727 ,000 2,271 44

Std. Predicted Value -,989 ,989 ,000 1,000 44

Std. Residual -2,294 2,057 ,000 ,988 44

a. Dependent Variable: Delta_Pengetahuan

B. Pengaruh Variabel Perancu Terhadap Pengetahuan

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Delta_Keterampilan -10,55 10,333 44

Kelompok Studi ,50 ,506 44

Umur Responden 40,14 8,418 44

Pendidikan Terakhir Responden 2,52 ,698 44

Lama Menjadi Kader 7,02 5,398 44

Correlations

Delta_Ketera

mpilan

Kelompok

Studi

Umur

Responden

Pendidikan

Terakhir

Responden

Lama Menjadi

Kader

Pearson Correlation Delta_Keterampilan 1,000 ,939 -,074 ,289 ,193

Kelompok Studi ,939 1,000 ,005 ,230 ,260

Umur Responden -,074 ,005 1,000 -,095 ,348

Pendidikan Terakhir

Responden ,289 ,230 -,095 1,000 -,139

Lama Menjadi Kader ,193 ,260 ,348 -,139 1,000

Sig. (1-tailed) Delta_Keterampilan . ,000 ,317 ,029 ,105

Kelompok Studi ,000 . ,486 ,066 ,044

Umur Responden ,317 ,486 . ,269 ,010

Pendidikan Terakhir

Responden ,029 ,066 ,269 . ,184

Lama Menjadi Kader ,105 ,044 ,010 ,184 .

N Delta_Keterampilan 44 44 44 44 44

Page 183: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xl

Kelompok Studi 44 44 44 44 44

Umur Responden 44 44 44 44 44

Pendidikan Terakhir

Responden 44 44 44 44 44

Lama Menjadi Kader 44 44 44 44 44

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Lama Menjadi

Kader, Pendidikan

Terakhir

Responden, Umur

Responden,

Kelompok Studib

. Enter

2

. Lama Menjadi

Kader

Backward

(criterion:

Probability of F-to-

remove >= ,050).

3

.

Pendidikan

Terakhir

Responden

Backward

(criterion:

Probability of F-to-

remove >= ,050).

4

. Umur Responden

Backward

(criterion:

Probability of F-to-

remove >= ,050).

a. Dependent Variable: Delta_Keterampilan

b. All requested variables entered.

Model Summarye

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,945a ,893 ,881 3,557 ,893 80,948 4 39 ,000

2 ,945b ,892 ,884 3,516 ,000 ,069 1 39 ,794

3 ,942c ,888 ,882 3,543 -,004 1,651 1 40 ,206

4 ,939d ,882 ,879 3,597 -,006 2,289 1 41 ,138

a. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi

b. Predictors: (Constant), Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi

Page 184: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xli

c. Predictors: (Constant), Umur Responden, Kelompok Studi

d. Predictors: (Constant), Kelompok Studi

e. Dependent Variable: Delta_Keterampilan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4097,387 4 1024,347 80,948 ,000b

Residual 493,522 39 12,654

Total 4590,909 43

2 Regression 4096,508 3 1365,503 110,477 ,000c

Residual 494,401 40 12,360

Total 4590,909 43

3 Regression 4076,100 2 2038,050 162,313 ,000d

Residual 514,809 41 12,556

Total 4590,909 43

4 Regression 4047,364 1 4047,364 312,742 ,000e

Residual 543,545 42 12,942

Total 4590,909 43

a. Dependent Variable: Delta_Keterampilan

b. Predictors: (Constant), Lama Menjadi Kader, Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok

Studi

c. Predictors: (Constant), Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi

d. Predictors: (Constant), Umur Responden, Kelompok Studi

e. Predictors: (Constant), Kelompok Studi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standard

ized

Coefficie

nts

t Sig.

95,0% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order

Parti

al Part

Tolera

nce VIF

1 (Constant) -18,967 3,448

-

5,500 ,000 -25,943 -11,992

Kelompok Studi 18,961 1,161 ,928

16,33

8 ,000 16,614 21,309 ,939 ,934 ,858 ,854 1,171

Umur

Responden -,083 ,069 -,067

-

1,196 ,239 -,222 ,057 -,074 -,188 -,063 ,870 1,149

Page 185: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xlii

Pendidikan

Terakhir

Responden

,978 ,817 ,066 1,197 ,239 -,674 2,630 ,289 ,188 ,063 ,904 1,106

Lama Menjadi

Kader -,030 ,114 -,016 -,264 ,794 -,260 ,200 ,193 -,042 -,014 ,783 1,277

2 (Constant) -18,979 3,408

-

5,569 ,000 -25,866 -12,091

Kelompok Studi 18,866 1,090 ,923

17,31

2 ,000 16,663 21,068 ,939 ,939 ,898 ,946 1,057

Umur

Responden -,089 ,064 -,072

-

1,389 ,172 -,218 ,040 -,074 -,215 -,072 ,990 1,010

Pendidikan

Terakhir

Responden

1,019 ,793 ,069 1,285 ,206 -,584 2,621 ,289 ,199 ,067 ,938 1,067

3 (Constant) -16,243 2,682

-

6,056 ,000 -21,660 -10,826

Kelompok Studi 19,191 1,068 ,939

17,96

2 ,000 17,033 21,348 ,939 ,942 ,939 1,000 1,000

Umur

Responden -,097 ,064 -,079

-

1,513 ,138 -,227 ,033 -,074 -,230 -,079 1,000 1,000

4 (Constant)

-20,136 ,767

-

26,25

4

,000 -21,684 -18,589

Kelompok Studi 19,182 1,085 ,939

17,68

5 ,000 16,993 21,371 ,939 ,939 ,939 1,000 1,000

a. Dependent Variable: Delta_Keterampilan

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant)

Kelompok

Studi

Umur

Responden

Pendidikan

Terakhir

Responden

Lama Menjadi

Kader

1 1 4,236 1,000 ,00 ,02 ,00 ,00 ,01

2 ,404 3,237 ,00 ,84 ,01 ,01 ,00

3 ,295 3,791 ,00 ,06 ,00 ,03 ,76

4 ,049 9,265 ,02 ,09 ,27 ,68 ,22

5 ,015 16,538 ,97 ,00 ,72 ,28 ,01

2 1 3,520 1,000 ,00 ,03 ,00 ,00

2 ,404 2,951 ,00 ,94 ,01 ,01

3 ,061 7,622 ,01 ,03 ,25 ,66

Page 186: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xliii

4 ,016 15,009 ,99 ,00 ,74 ,33

3 1 2,594 1,000 ,01 ,05 ,01

2 ,385 2,595 ,01 ,94 ,02

3 ,021 11,216 ,98 ,01 ,98

4 1 1,707 1,000 ,15 ,15

2 ,293 2,414 ,85 ,85

a. Dependent Variable: Delta_Keterampilan

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig.

Partial

Correlation

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Minimum

Tolerance

2 Lama Menjadi Kader -,016b -,264 ,794 -,042 ,783 1,277 ,783

3 Lama Menjadi Kader -,029c -,497 ,622 -,078 ,812 1,231 ,812

Pendidikan Terakhir

Responden ,069

c 1,285 ,206 ,199 ,938 1,067 ,938

4 Lama Menjadi Kader -,055d -,996 ,325 -,154 ,933 1,072 ,933

Pendidikan Terakhir

Responden ,076

d 1,414 ,165 ,216 ,947 1,056 ,947

Umur Responden -,079d -1,513 ,138 -,230 1,000 1,000 1,000

a. Dependent Variable: Delta_Keterampilan

b. Predictors in the Model: (Constant), Pendidikan Terakhir Responden, Umur Responden, Kelompok Studi

c. Predictors in the Model: (Constant), Umur Responden, Kelompok Studi

d. Predictors in the Model: (Constant), Kelompok Studi

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -20,14 -,95 -10,55 9,702 44

Residual -9,045 6,136 ,000 3,555 44

Std. Predicted Value -,989 ,989 ,000 1,000 44

Std. Residual -2,514 1,706 ,000 ,988 44

a. Dependent Variable: Delta_Keterampilan

Page 187: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xliv

LAMPIRAN VII

DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 188: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xlv

Page 189: EFEK PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36641/1/Harum... · DAN KETERAMPILAN . DALAM KEGIATAN . PENIMBANGAN BALITA PADA KADER POSYANDU

xlvi