Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gigi Bercampur

download Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gigi Bercampur

of 6

description

Journal Translate

Transcript of Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gigi Bercampur

  • 5/23/2018 Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gig...

    http:///reader/full/efek-kecepatan-ekspansi-maksila-terhadap-jalan-napas-nasofari

    Efek kecepatan ekspansi maksila terhadap jalan napas nasofaring pada periode

    gigi bercampur

    ABSTRAK

    Tujuan: Untuk menilai efek kecepatan ekspansi maksila terhadap jalan napas nasofaring

    pada periode gigi bercampur. Bahan dan Metode:Tiga kelompok pasien dirawat masing-

    masing menggunakan semi-rapid maxillary expansion (SRME), rapid maxillary expansion

    (RME), dan piranti lepasan tanpa ekspansi (kelompok kontrol). Nilai rata-rata usia yaitu 8,63

    1,09 tahun untuk kelompok SRME (18 pasien: 11 perempuan dan 7 laki-laki), 8,78 1,21

    tahun untuk kelompok RME (17 pasien: 11 perempuan dan 6 laki-laki), serta 10,5 1,01

    tahun untuk kelompok kontrol (16 pasien: 6 perempuan dan 10 laki-laki). Aktivasi skrup

    dilakukan dua seperempat putaran per hari untuk perawatan kelompok RME. Urutan aktivasi

    yang sama digunakan untuk kelompok SRME untuk minggu pertama, diikuti dengan

    seperempat putaran per hari setiap 2 hari. Perbandingan dalam kelompok dinilai dengan

    menggunakan paired samples t-test dan perubahan antar kelompok dianalisa menggunakan

    analisis variansi (ANOVA). Perbandingan Post-hoc multiple dilakukan menggunakan

    Tukeys Honestly Significance Difference (HSD) test. Hasil:Untuk kelompok SRME dan

    RME, perubahan pada pengukuran aerial dan total jalan napas signifikan dibandingkan

    dengan kelompok kontrol (SRME vs kontrol: P = 0,049 pada aerial, P = 0,038 total jalan

    napas; RME vs kontrol: P = 0,048 pada aerial, P = 0,011 total jalan napas). Saat kedua

    kelompok perawatan dibandingkan, tidak ada perbedaan signifikan pada pengukurannya.

    Kesimpulan: SRME dan RME memiliki efek signifikan terhadap ukuran jalan napas

    kraniofasial jika dibandingkan dengan nilai awal atau nilai kelompok kontrol yang tidak

    dirawat. Perubahan ukuran jalan napas sama pada kelompok SRME dan RME.

    Kata kunci:Ukuran jalan napas, kecepatan ekspansi, periode gigi bercampur

    Pendahuluan

    Defisiensi transversal maksila, yang merupakan salah satu masalah tulang yang paling sering

    terjadi pada daerah kraniofasial yang berhubungan dengan masalah fungsional, estetik, dan

    oklusal termasuk crossbite dental, mengurangi permeabilitas hidung akibat stenosis hidung

    dan pembesaran turbinate (conchae nasal) yang menyebabkan berkurangnya ukuran jalan

    napas hidung. Jalan napas nasofaring (NA) merupakan pipa berbentuk kerucut yang

    mengandung otot dan mukosa. Ini juga termasuk jaringan limfa adenoid yang terletak di

    daerah posterior.

  • 5/23/2018 Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gig...

    http:///reader/full/efek-kecepatan-ekspansi-maksila-terhadap-jalan-napas-nasofari

    Rapid maxillary expansion (RME) telah digunakan sebagai prosedur umum dalam

    ortodontik, dengan tujuan utamanya untuk ekspansi rahang atas pada pasien muda yang

    mengalami defisiensi transversal maksila diikuti dengan crossbite posterior dan crowding.

    Skrup ekspansi yang diaktivasi setiap hari, dan tekanan yang dihasilkannya (0,9 4,5 kg)

    menyebabkan sutura midpalatal terbuka dan tulang maksila terpisah satu sama lain. Zimring

    dan Isaacson menunjukkan bahwa terdapat beban residual pada aktivasi piranti dua kali

    sehari. Selain tekanan ekspansi pada sutura intermaksila, tekanan tinggi terbentuk pada

    bagian yang berbeda pada kompleks kraniofasial. Dilaporkan bahwa ekspansi yang lebih

    lambat menyebabkan resistensi jaringan yang lebih sedikit pada kompleks nasomaksila tapi

    memiliki hasil yang lebih stabil.

    Berdasarkan frekuensi aktivasi dan jenis piranti, prosedur ekspansi yang berbeda digunakandalam literatur. Iseri dan Ozsoy mengurangi kecepatan ekspansi untuk memperlambat

    ekspansi maksila segera setelah pemisahan sutura intermaksila oleh RME dan memberi nama

    prosedur ini sebagai semi-rapid maxillary expansion (SRME) yang berbeda dari prosedur

    SRME yang pertama kali ditunjukkan oleh Mew.

    Samoglu dan Sari merawat pasien mereka saat periode gigi bercampur menggunakan

    prosedur RME dan SRME dan melaporkan bahwa RME menyebabkan gerakan inferior

    posterior nasal spine (PNS) lebih banyak, yang merupakan titik yang biasa digunakan dalam

    pengukuran NA. Untuk tujuan ini, hipotesis nihil menganggap bahwa tidak ada perbedaan

    yang signifikan pada ukuran NA pada pasien periode gigi bercampur yang dirawat dengan

    SRME dan RME.

    Bahan dan Metode

    Penelitian terdiri dari tiga kelompok: SRME, RME dan kontrol. Kelompok SRME terdiri dari

    17 pasien (11 perempuan dan 6 laki-laki), sementara kelompok RME terdiri dari 18 pasien

    (11 perempuan dan 7 laki-laki) yang menjalani perawatan di Departemen Ortodontik Selcuk

    University. Kelompok kontrol terdiri dari 16 pasien (6 perempuan, 10 laki-laki) yang

    menjalani perawatan di Departemen Ortodontik Erciyes University. Usia rata-rata untuk

    SRME, RME, dan kelompok kontrol masing-masing yaitu 8,63 1,09; 8,78 1,21; dan 10,5

    1,01 tahun. Kriteria inklusi untuk kelompok ekspansi maksila yaitu terdapat crossbite

    fungsional posterior unilateral atau bilateral tergantung pada defisiensi transversal dan

    masalah tulang sagital. Semua orang tua menandatangani formulir informed consent.

    Piranti dan aktivasi

  • 5/23/2018 Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gig...

    http:///reader/full/efek-kecepatan-ekspansi-maksila-terhadap-jalan-napas-nasofari

    Penelitian ini menggunakan piranti RME tipe splint modifikasi penyangga gigi dan jaringan.

    Aktivasi dilakukan setengah putaran per hari untuk minggu pertama, selanjutnya seperempat

    setiap 2 hari untuk kelompok SRME. Waktu perawatan rata-rata yaitu 57,16 21,52 hari.

    Pada kelompok RME, aktivasi dilakukan setengah putaran per hari dan waktu perawatan rata-

    rata yaitu 21,23 8,36 hari. Pembukaan sutura midpalatal diawasi pada akhir minggu dengan

    radiografi oklusal. Skrup direkatkan menggunakan kawat ligatur, dan piranti yang sama

    dipakai sebagai retainer cekat selama 14 hari dan dilepaskan setelah itu. Piranti lepasan yang

    dibuat pada kunjungan ini dipakai sebagai piranti retentif.

    Kelompok kontrol dipilih dari pasien yang tidak memiliki defisiensi sagital atau transversal

    dan menjalani terapi piranti lepasan untuk crossbite satu atau dua gigi anterior. Waktu rata-

    rata catatan sebelum dan sesudah perawatan yaitu 227,8 58,12 hari.

    Pencatatan dan pengukuran

    Gigi dalam posisi oklusi sentrik dan bibir tertutup. Metode Handlman dan Osborne

    digunakan untuk menilai daerah total, adenoidal dan aerial pada foto radiografi sefalometri

    lateral oleh salat satu peneliti (MAO). Hubungan referensi metode ini yaitu dataran palatal

    (ANS-PNS), dataran basion (Ba)-nasion (Na), dan dua garis tegak lurus terhadap dataran

    palatal: satu melewati PNS sementara yang lain melewati titik anterior atlas vertebra. Bentuk

    trapezoid yang dihasilkan dibagi secara geometri menjadi dua daerah (aerial dan adenoid).

    Total daerah aerial dan adenoidal dicatat sebagai daerah total (Gambar 1).

    Analisis statistik

    Semua analisa statistik dilakukan menggunakan Statistical Package for Social Sciences

    (SPSS), versi 13.0 untuk Windows (SPSS Inc., Chicago, IL, USA). Pada data ini digunakan

    Tes normalitas Shapiro-Wilk dan tes homogenitas varians Levene. Data terbagi normal, dan

    homogenitas varians terlihat antara tiap kelompok. Paired sample t-test digunakan untuk

    perbandingan dalam kelompok, analisa varians (ANOVAs) digunakan untuk menganalisa

    perubahan antar kelompok. Perbandingan post-hoc multipel dinilai menggunakan Tukeys

    Honestly Significance Difference (HSD) test. Test statistik dinyatakan signifikan jika nilai P

    lebih rendah dari 0,05. Sepuluh foto radiografi dipilih secara acak dan di-trace kembali 8

    minggu setelah pengukuran pertama oleh peneliti yang sama untuk mengontrol kemungkinan

    kesalahan yang berhubungan dengan pengukuran radiografi. Metode Bland dan Altman

    digunakan untuk menilai pengulangan. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara

    pengukuran pertama dan kedua.

  • 5/23/2018 Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gig...

    http:///reader/full/efek-kecepatan-ekspansi-maksila-terhadap-jalan-napas-nasofari

    Hasil

    Untuk perbandingan nilai sebelum perawatan kelompok SRME dan RME, kelompok yang

    dirawat sama, tapi kelompok kontrol memiliki daerah aerial dan adenoidal yang lebih besar

    (Tabel 1).

    Pada kelompok SRME, perubahan yang signifikan ditemukan pada pengukuran jalan napas

    daerah aerial (P = 0,006) dan daerah total (P = 0,009) setelah perawatan. Pada kelompok

    RME, pengukuran setelah perawatan menunjukkan perbedaan signifikan pada pengukuran

    jalan napas di daerah aerial (P = 0,008) dan daerah total (P = 0,007). Pada kelompok kontrol,

    tidak terdapat perubahan signifikan pada pengukuran. (Tabel 2).

    Setelah ekspansi pada kedua kelompok, perubahan pada pengukuran jalan napas aerial dan

    total signifikan secara statistik jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (SRME vs

    kontrol: P = 0,049 aerial, P = 0,038 total jalan napas; RME vs kontrol: P = 0,048 aerial, P =

    0,011 total jalan napas). Tidak terdapat perbedaan signifikan saat kedua kelompok perawatan

    dibandingkan (Tabel 3).

    Diskusi

    Terdapat hubungan antara fungsi pernafasan dan pola pertumbuhan maksila dan mandibula.

    Terdapat hubungan signifikan antara ruang jalan napas dan morfologi wajah; juga ruang jalannapas dapat dipengaruhi oleh keadaan seperti pergeseran fungsional rahang ke anterior,

    hubungan tulang sagital dan vertikal. Untuk alasan ini, pasien yang tidak memiliki masalah

    tulang sagital dipilih dalam penelitian ini.

    Lopatiene dan Babarska melaporkan kecenderungan sumbatan hidung lebih tinggi pada

    pasien dengan crossbite posterior. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok

    SRME dan RME saat pengukuran sebelum perawatan dibandingkan; namun, daerah aerial

    lebih besar daripada kelompok kontrol. Ini mungkin karena perbedaan transversal maksila

    pada kelompok perawatan. Tujuan penelitian ini yaitu membandingkan perbedaan aerial,

    total, dan adenoidal antara kelompok perawatan dan kelompok kontrol. Saat kelompok

    SRME-kontrol dan RME-kontrol dinilai, ditemukan bahwa nilai daerah aerial dan total

    meningkat pada kelompok perawatan, tapi nilai daerah adenoidal tidak berubah.

    Keterbatasan yang penting mengenai penelitian sefalometri ini yaitu penggunaan teknik dua

    dimensi yang tidak mewakili secara pasti ruang NA, yang membutuhkan tiga dimensi cone-

    beam computed tomography (CBCT) dan pengukuran dinamis yang lebih kompleks. Foto

    radiografi sefalometri lateral telah digunakan untuk memeriksa struktur dentofasial, jalan

  • 5/23/2018 Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gig...

    http:///reader/full/efek-kecepatan-ekspansi-maksila-terhadap-jalan-napas-nasofari

    napas hidung, dan daerah yang berkaitan. Malkoc,dkk menyatakan bahwa foto sefalometri

    dapat diandalkan dan dapat diulang dalam menentukan ukuran jalan napas. Saat computed

    tomography, magnetic resonance imaging (MRI) dan foto sefalometri dibandingkan, terdapat

    hubungan positif yang signifikan antara ukuran NA pada foto sefalometri dengan ukuran

    volumetric sebenarnya seperti yang ditentukan dari CBCT atau MRI pada remaja. Penelitian

    ini dilakukan menggunakan foto sefalometri untuk menilai hanya daerah jalan napas faring,

    bukan kapasitas aliran jalan napas.

    Keterbatasan lain penelitian ini yaitu kewajiban untuk memilih kelompok kontrol untuk

    membedakan efek pertumbuhan normal dari efek perawatan, sementara waktu perawatan

    ekspansi terlalu sedikit untuk dipengaruhi pertumbuhan. Untuk alasan etis, tidak ada data

    yang bisa diambil dari pasien yang mengalami konstriksi maksila. Karena keterbatasan ini,catatan pasien yang menjalani terapi piranti lepasan dan memiliki foto sefalometri sebelum

    dan sesudah perawatan diambil dari arsip. Catatan setelah perawatan kelompok kontrol

    diambil 277,8 58,12 hari setelah kunjungan awal, yang hampir lima kali lebih lama

    daripada kelompok SRME (57,16 21,52 hari) dan hampir 12 kali lebih lama daripada

    kelompok RME (21,23 8,36 hari). Namun, interval catatan sebelum dan sesudah lebih

    lama, sementara tidak terdapat perbedaan statistik pada kelompok kontrol.

    Piranti RME tipe splint modifikasi penyangga gigi dan jaringan, dengan penutupan akrilik

    digunakan untuk mencegah tipping dan ektrusi gigi posterior maksila, interkuspasi oklusal,

    dan kontrol efek vertikal ekspansi.

    Ekspansi maksila merupakan prosedur perawatan universal untuk konstriksi maksila dan

    diskrepansi panjang lengkung. Konsep RME dan SRME telah meluas ke rongga hidung dan

    struktur wajah, seperti penelitian sebelumnya yang menyarankan bahwa ekspansi membantu

    pernafasan dan peningkatan lebar dan volume hidung. Sokucu,dkk menilai dan

    membandingkan efek RME dan RME tipe kipas pada ukuran jalan napas hidung

    menggunakan acoustic rhinomanometry, dan melaporkan bahwa ukurannya meningkat

    setelah RME. Banyak peneliti dengan jelas menunjukkan bahwa sumbatan hidung menurun

    secara signifikan setelah RME. Pada penelitian ini, daerah aerial membesar oleh RME.

    Temuan ini juga mendukung penelitian klinis mengenai efek daerah cross-sectional dan

    ukuran volume hidung. Pada penelitian sebelumnya; lebar lower nasal yang membesar dan

    pergerakan ke depan tulang wajah atas yang kecil, tapi signifikan, sedikit peningkatan tinggi

    wajah dilaporkan dengan menggunakan prosedur SRME. Ramoglu dan Sari menilai dan

    membandingkan SRME dan RME pada pasien dalam periode gigi bercampur dan

  • 5/23/2018 Efek Kecepatan Ekspansi Maksila Terhadap Jalan Napas Nasofaring Pada Periode Gig...

    http:///reader/full/efek-kecepatan-ekspansi-maksila-terhadap-jalan-napas-nasofari

    menunjukkan bahwa kedua prosedur menghasilkan peningkatan lebar rongga hidung dan

    pergerakan ke bawah PNS yang lebih besar pada RME. Namun, titik PNS merupakan salah

    satu titik yang menentukan daerah nasal, adenoidal, dan total, dan tidak terdapat perbedaan

    signifikan pada NA antara kelompok SRME dan RME dalam penelitian ini.

    Penelitian ini tidak menilai rongga hidung, menilai NA. Efek SRME dan RME terhadap

    ukuran jalan napas pada pasien periode gigi bercampur dinilai pada penelitian retrospektif

    sefalometri ini. SRME dan RME meningkatkan ukuran total dan aerial jalan napas secara

    signifikan, tapi tidak terdapat efek signifikan pada daerah adenoidal, jika dibandingkan

    dengan kelompok kontrol. Tapi tidak terdapat perbedaan dalam jumlah pembesaran antara

    kedua metode ini. Menurut temuan saat ini, dalam hal ini hipotesis nihil ditolak.

    Kesimpulan

    Dengan keterbatasan penelitian ini, temuan menunjukkan bahwa SRME dan RME memiliki

    efek yang sama dan signifikan terhadap ukuran jalan napas kraniofasial.

    Gambar 1. Dataran Basion (Ba)-nasion (Na), dataran palatal (ANS-PNS), dan dua garis

    tegak lurus terhadap dataran palatal: satu melewati titik anterior atlas vertebra dan yang lain

    melewati PNS yang digunakan untuk menentukan daerah nasofaring; adenoidal, aerial, dandaerah total; yang merupakan gabungan daerah adenoidal dan aerial.

    Tabel 1: ukuran sebelum perawatan dan perbandingan antar kelompok

    Tabel 2: Perbandingan ukuran sebelum dan sesudah perawatan

    Tabel 3: Perbandingan multipel perubahan perawatan untuk semua kelompok