Eeell

17
Tinjauan Pustaka 1. Definisi Vertigo berasal dari bahasa yunani yang artinya vertere yang artinya memutar. Penamaan tersebut sesuai dengan sensasi yang dirasakan oleh orang yang mengalaminya, bahwa sekeliling ataulingkungan mereka terasa berputar, padahal badan mereka tidak bergerak. 1 Vertigo adalah ilusi gerak, ada yangmengatakan halusinasi gerak. Penderita merasa dan melihatsekelilingnya berputar meskipun sebenarnya tetap diam atau merasadirinya berputar meskipun juga sebenarnya tidak. 2 Vertigo juga merupakan setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau obyek– obyek di sekitar penderita yang bersangkutan dengan kelainan sistem keseimbangan. 3 2. Klasifikasi Vertigo dapat terjadi karena adanya gangguan keseimbangan baik perifer pada telinga maupun otak. Ada dua tipe vertigo sesuai dengan penyebabnya yaitu : 1 a. Vertigo perifer terjadi apabila terdapat masalah pada telinga bagian dalam yang mengendalikan keseimbangan, yaitu labirin vestibular atau saluran setengah lingkaran (semicircular canals) atau saraf vestibular (vestibular nerve) yang menghubungkan telinga

description

lll

Transcript of Eeell

Page 1: Eeell

Tinjauan Pustaka

1. DefinisiVertigo berasal dari bahasa yunani yang artinya vertere yang artinya

memutar. Penamaan tersebut sesuai dengan sensasi yang dirasakan oleh orang

yang mengalaminya, bahwa sekeliling ataulingkungan mereka terasa berputar,

padahal badan mereka tidak bergerak.1 Vertigo adalah ilusi gerak, ada

yangmengatakan halusinasi gerak. Penderita merasa dan melihatsekelilingnya

berputar meskipun sebenarnya tetap diam atau merasadirinya berputar

meskipun juga sebenarnya tidak.2 Vertigo juga merupakan setiap gerakan atau

rasa gerakan tubuh penderita atau obyek–obyek di sekitar penderita yang

bersangkutan dengan kelainan sistem keseimbangan.3

2. Klasifikasi

Vertigo dapat terjadi karena adanya gangguan keseimbangan baik perifer

pada telinga maupun otak. Ada dua tipe vertigo sesuai dengan penyebabnya

yaitu :1

a. Vertigo perifer terjadi apabila terdapat masalah pada telinga bagian

dalam yang mengendalikan keseimbangan, yaitu labirin vestibular

atau saluran setengah lingkaran (semicircular canals) atau saraf

vestibular (vestibular nerve) yang menghubungkan telinga ke otak.

Vestibular adalah alat keseimbangan, yang bereseptor sensorisnya

berada di dalam telingan. Reseptor pada sistem vestibular meliputi

kanalis semisirkularis (semicircular canals), utrikulus, serta sakulus.

Reseptor dari system sensoris ini disebut dengan sistem kecepatan

perubahan sudut. Vertigo yang berhubungan dengan telinga bagian

dalam dapat disebabkan oleh benign positional vertigo atau disebut

juga benign paroxysmal positional vertigo.

b. Vertigo sentral terjadi apabila terdapat masalah di dalam otak,

terutama dalam batang otak atau belakang otak (cerebellum). Vertigo

yang berhubungan dengan batang otak dikarenakan adanya penyakit

pembuluh darah, obat-obatan (seperti antikonvulsan, aspirin),

konsumsi alcohol, migraine, multiple sclerosis (penyakit yang

Page 2: Eeell

menyerang sistem saraf pusat) dan walau jarang terjadi, kondisi

kejang dapat memicu vertigo.

Tabel Tipe Gangguan Keseimbangan 4,5

Perifer Sentral

Perasaan berputar

Serangan

Intensitas

Lamanya

Hubungan dengan

posisi kepala

Gejala sistem otonom

(mual/muntah)

Gangguan dengar

Gangguan kesadaran

Gangguan neurilogis

lain

Jelas

Paroksismal

Sering berat

Kurang dari 1 menit

sampai beberapa minggu

Sering

Jelas

Sering ada

Biasanya tidak ada

Biasanya tidak ada

Kurang jelas

Jarang paroksismal

Biasanya tidak

berat

Lebih lama

Jarang

Jarang

Biasanya tidak ada

Sering ada

Sering ada

3. Etilogi

Penyebab vertigo dibagi berdasarkan jenis vertigo yaitu:

a. Vertigo jenis perifer ini dapat disebabkan karena adanya

neurolotisvestibuler, vertigo posisional benigna (jinak), penyakit

meniere, trauma, fisiologis (seperti mabuk kendaraan), obat-obatan

dan tumor di fossa posterior dasar tengkorak (misalnya neuroma

akustik). Jenis benign positional vertigo adalah suatu keadaan ketika

vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 detik.2

Gangguan ini diakibatkan perubahan posisi kepala biasanya terjadi

ketika penderita berbaring, bangun, berguling di atas tempat tidur atau

menoleh ke belakang.1

b. Vertigo sentral ini dapat disebabkan karena adanya stroke batangotak,

TIA vertebrobasiler, kanker, migrainbasiler, trauma, perdarahan di

Page 3: Eeell

otak kecil, infark batang otak atau cerebellum dan degenerasi

spinoserebellar.2

4. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala utama pada vertigo adalah sensasi pada tubuh atau

ruangan yang terasa bergerak atau berputar. Tanda dan gejala lainnya dari

vertigo antara lain kesulitan untuk menelan, penglihatan ganda, masalah pada

gerakan mata, kelumpuhan di daerah wajah, bicara tak jelas dan tungkai terasa

lemah. Pada beberapa orang, sensasi berputar dapat memicu mual dan muntah,1

serta klien mengeluhkan nyeri kepala pada pagi hari, muntah dan kadang

gangguan penglihatan khasnya adalah pandangan visual kabur.6 Adapun tanda

dan gejala lainnya adalah gangguan keseimbangan, rasa tidak stabil,

disorientasi ruangan, rasa mual dan muntah, biasanya gejala ini lebih dominan

pada vertigo perifer.7

5. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) dengan

apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Informasi yang berguna untuk

keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan

proprioseptik. Reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu

lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil

kontribusinya adalah proprioseptik.8

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi

alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan

proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam

keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul

berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan

bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap

lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral

dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang

aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,

akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping itu, respons

Page 4: Eeell

penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal

yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan, dan

gejala-gejala lainnya.9

Beberapa teori mengenai mekanisme terjadinya vertigo diantaranya

adalah:

a. Teori rangsang berlebihan(overstimulation).

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan

menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis, akibatnya akan timbul

vertigo, nistagmus, mual, dan muntah.

b. Teori konflik sensorik.

Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang

berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer, yaitu antara mata,

vestibulum, dan proprioseptik. Atau karena ketidakseimbangan

masukan sensoris dari sisikiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut

menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul

respons yang dapat berupa nistagmus,ataksia, rasa melayang, berputar.

c. Teori neural mismatch.

Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik.

Menurut teoriini otak mempunyai memori tentang pola gerakan

tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang tidak

sesuai dengan pola gerakanyang telah tersimpan, timbul reaksi dari

susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan

berulang-ulang akan terjadimekanisme adaptasi, sehingga berangsur-

angsur tidak lagi timbul gejala.

d. Teori otonomik.

Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom

sebagaiusaha adaptasi perubahan posisi. Gejala klinis timbul jika

sistem simpatisterlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistem

parasimpatis mulai berperan.5.Teori neurohumoral.Di antaranya teori

histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl), dan teoriserotonin (Lucat),

yang masing-masing menekankan perananneurotransmiter tertentu

Page 5: Eeell

dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yangmenyebabkan

timbulnya gejala vertigo.

e. Teori sinaps.

Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau

perananneurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang

terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan

menimbulkanstres yang akan memicu sekresi CRF (Corticotropin

Releasing Factor). Peningkatan kadar CRF selanjutnya akan

mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan

mekanisme adaptasi berupameningkatnya aktivitas sistim saraf

parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang

sering timbul berupa pucat, berkeringatdi awal serangan vertigo akibat

aktivitas simpatis, kemudian berkembangmenjadi mual, muntah, dan

hipersalivasi setelah beberapa saat akibatdominasi aktivitas susunan

saraf parasimpatis.

6. Diagnosis

a. Anamnesis

Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya, melayang, goyang,

berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui

juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo. Perubahan posisi

kepala dan tubuh, keletihan dan ketegangan. Profil waktu, apakah timbulnya

akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksismal, kronik, progresif atau

membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang

karakteristik. Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya

menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis.

Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat,

antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan

adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,

hipotensi, penyakit paru dan kemungkinan trauma akustik. 10,11

Page 6: Eeell

b. Pemeriksaan Fisik

Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan

sistemik, otologik atau neurologik-vestibuler atau serebeler, dapat berupa

pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola

mata/nistagmus dan fungsi serebelum. Pendekatan klinis terhadap keluhan

vertigo adalah untuk menentukan penyebab, apakah akibat kelainan sentral

yang berkaitan dengan kelainan susunan saraf pusat (korteks serebrim

serebelum, batang otak atau berkaitan dengan sistim vestibuler/otologik,

selain itu harus dipertimbangkan pula faktor psiikologik/psikiatrik yang

dapat mendasari keluhan vertigo tersebut.12,13

Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi

jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi.

Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan bentuk

vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan

terapi kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.12,13

Pemeriksaan Fisik Umum

Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab

sistemik, tekanan darah diukur dalam posisi berbaring, duduk dan

berdiri, bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi

perifer juga perlu diperiksa.

Pemeriksaan Neurologis 10,14

1) Fungsi vestibuler/serebeler

a) Uji Romberg

Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-

mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan

pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan

bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya

dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada

elainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita

akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali

lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.

Page 7: Eeell

Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan

bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata

tertutup.

b) Tandem gait.

Penderita berjalan dengan tumit kaki kiri/kanan

diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.

Pada kelainan vestibuler, perjalanannya akan menyimpang

dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.

c) Uji Unterberger

Berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke depan

dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi

mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi

penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan

gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan

berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi

dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.

Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah

lesi.

d) Past-ponting test (Uji Tunjuk Barany).

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan

penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian

diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.

Hal ini dilakukan berulangulang dengan mata terbuka dan

tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan

lengan penderita ke arah lesi.

e) Uji Babinsky-Weil (Gb. 8)

Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima

langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama

setengan menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral,

pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.

Page 8: Eeell

2) Pemeriksaan Khusus Oto – Neurologi13,14,15

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak

lesinya di sentral atau perifer.

a) Fungsi Vestibuler

Uji Dix Hallpike

Perhatikan adanya nistagmus, lakukan uji ini ke

kanan dan kiri. Dari posisi duduk di atas tempat tidur,

penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat, sehingga

kepalanya menggantung 45° di bawah garis horizontal,

kemudian kepalanya dimiringkan 45° ke kanan lalu ke

kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan

nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya

perifer atau sentral.

Perifer, vertigo dan nistagmus timbul setelah periode

laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit,

akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang

beberapa kali (fatigue). Sentral, tidak ada periode laten,

nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila

diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).

Tes Kalori

Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30°,

sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi

vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air

dingin (30°C) dan air hangat (44°C) masing-masing

selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus

yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi

sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150

detik).

Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis

atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan.

Canal paresis adalah jika abnormalitas ditemukan di satu

Page 9: Eeell

telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air

dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika

abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di

masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi

perifer di labarin atau n.VIII, sedangkan directional

preponderance menunjukkan lesi sentral.

Elektronistagmogram

Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit,

dengan tujuan untuk merekam gerakan mata pada

nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat

dianalisis secara kuantitatif.

b) Fungsi Pendengaran

Tes Garpu Tala

Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif

dan tuli perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan

Schwabach. Pada tuli konduktif, tes Rinne negatif, Weber

lateralisasi ke yang tuli dan schwabach memendek.

Audiometri

Ada beberapa macam pemeriiksaan audiometri

seperti Ludness Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry,

Tone Decay. Pemeriksaan saraf-saraf otak lain meliputi:

acies visus, kampus visus, okulomotor, sensorik wajah,

otot wajah, pendengaran dan fungsi menelan. Juga fungsi

motorik (kelumpuhan ekstremitas), fungsi sensorik

(hipestesi, parestesi) dan serebelar (tremor, gangguan cara

berjalan)

c. Pemeriksaan Penunjang 10,16

1) Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain

sesuai indikasi.

2) Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).

Page 10: Eeell

3) Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG),

Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP).

4) Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).

7. Terapi

Pengobatan farmakologis yaitu pengobatan dengan obat seperti

antihipertensi, tranquilizer, antidepresan, sedative dapat menimbulkan efek

samping berupa vertigo serta gangguan keseimbangan. Beberapa pengobatan

hanya diberikan untuk jangka pendek untuk gejala-gejala vertigo Pengobatan

untuk vertigo yang disebut juga pengobatan suppresant vestibular yang

digunakan adalah golongan benzodiazepine (diazepam, clonazepam) dan

antihistamine (meclizine, dipenhidramin). Benzodiazepines dapat mengurangi

sensasi berputar namun dapat mengganggu kompensasi sentral pada kondisi

vestibular perifer. Antihistamine mempunyai efek supresif pada pusat

muntahsehingga dapat mengurangi mual dan muntah karena motion sickness.

Harus diperhatikan bahwa benzodiazepine dan antihistamine dapat

mengganggu kompensasi sentral pada kerusakan vestibular sehingga

penggunaannya diminimalkan. Adapun pengobatan selain farmakologi yaitu

pengobatan tanpa obat (non farmakologi).17

Pengobatan non farmakologi untuk gangguan keseimbangan (pada

telinga), yaitu rehabilitasi/fisioterapi dalam hal ini latihan gerakan kepala dan

badan. Ada beberapa latihan yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT)/Epley

manouver, Rolling/Barbeque maneuver, Semont Liberatory maneuver dan

Brand-Darroff exercise. Beberapa latihan ini terkadang memerlukan seseorang

untuk membantunya tetapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri

(Jurnal/pengobatan gangguan keseimbangan (vertigo) penyakit telinga hidung

tenggorok). Pengobatan non farmakologi ini atau senam keseimbangan Canalit

Reposition Treatment (CRT) merupakan latihan gerak tubuh dengan kepala

leher mata dalam posisi tetap. Mata dan kepala bergerak mengikuti obyek

penglihatan yang bergerak. Latihan dengan alat sejenis pembangkit

nistagmus.18