EEdisi 09, disi 09, MMaret - April 2015aret - April 2015 ... 5.pdf · ha untuk dipasok ke PG...

1
Manajer Kebun Kendenglembu, Dwi Basuki Setijadi, mengemukakan, be- berapa afdeling di kebun tersebut akan dimanfaatkan untuk penanaman tebu seluas 579 ha, diantaranya tahun ini menanam 300 ha dengan anggaran Rp6,6 miliar. ”Kami sebelumnya telah menanam tebu 200 ha dengan protas 800 kuintal/ ha untuk dipasok ke PG Semboro de- ngan jarak 90 km. Kami meyakini keun- tungan memasok tebu ke PG Glenmore yang lebih dekat bisa lebih tinggi, apala- gi pabriknya baru maka proses gilingnya akan lancar,” ujarnya. Kebun Kalikempit pun cukup dekat dengan lokasi PG Glenmore yakni hanya 5 km, dan kebun yang mengusahakan komoditas kakao bulk, kakao edel, dan karet itu tahun ini menetapkan RKAP penana- man tebu seluas 556 ha. Se- belumnya sudah menanam tebu 200 ha dengan protas 800 kuintal/ha yang dipasok ke PG Prajekan, PG Panji, dan PG Semboro. Total areal konsesi Ke- bun Kalikempit seluas 1.900 ha, sebagian areal yang ada tanaman kakao dan karet tahun tanam 1997 segera dibongkar dan diganti tebu. Ada pula lahan bekas KSU jagung dan tembakau. “Kendati risiko dan per- lakuan menanam tebu den- gan tanaman keras ham- pir sama, tetapi menanam tebu harus fokus, maka harus ada tenaga khusus. Kami menyiapkan 2 asisten tanaman (astan) tebu,” papar Harso Wibowo, Manajer Kebun Kalikempit. Jumlah astan tebu di Kebun Kalirejo bahkan mencapai 5 orang, masing-ma- sing mengelola 300 ha. Mandor-mandor tanaman tebu pun sudah disiapkan, dan sudah memperoleh pembekalan dari konsultan. Maklum, kebun tersebut memperoleh tugas penanaman tebu paling luas, dimana RKAP tahun ini ditetapkan 1.238,11 ha dan akan diper- luas hingga 1.704 ha. “Hasil dari penanam tebu memberikan harapan tinggi, apalagi lokasi kebun kami berdampingan dengan PG Glenmore. Ibaratnya, tebu-tebu yang telah ditebang tinggal dilempar saja ke PG Glenmore. Biaya TMA-nya sangat rendah,” ujar Ery Warman, Manajer Kebun Kalirejo. Dia menargetkan hingga akhir De- sember tahun ini akan tuntas penana- man tebu seluas 1.266,57 ha varietas PS862 dan PS881 (masak awal), masak tengah PSJK922, PSJT941, PS851 dan untuk masak akhir PS84 dan BL. Un- tuk itu, akan dikonversi tanaman kakao edel, kakao bulk, karet, kayu tahun tana- man 1982 – 1997. Konversi tanaman kakao edel dan kakao bulk serta kayu juga dilakukan Ke- bun Jatirono, yang tahun ini harus mena- nam tebu seluas 563 ha yang tersebar di 6 afdeling. “Kami saat ini telah menanam seluas 520 ha tebu varietas PSJK922, BL, PS851, PS852, diantaranya meng- gunakan sistem swakelola. Kami sudah memiliki kebun benih dasar (KBD) sel- uas 3 ha,” tutur Bambang SP, Manajer Kebun Jatirono. Menurut dia, untuk memperluas tanaman tebu didrop sarana produksi dan herbisida dari Kandir PTPN XII. Kerja keras capai protas 1.000 kuintal Areal penanaman tebu di kebun 5K 1J umumnya berupa tanah tegalan yang ter- golong lahan tadah hujan dan tidak didu- kung jaringan irigasi. Sebagian lahannya berbukit-bukit. Di sana-sini terdapat sisa bongkahan/bonggol kayu karet, kakao, aneka kayu, bahkan bonggol pohon ke- lapa yang ukurannya lebih besar. Bonggol-bonggol itu memakan areal hingga 10% dari luasan lahan dan tidak mudah didongkel. Sesudah didongkel pun membutuhkan tempat cukup luas, karena tidak laku dijual, sehingga men- jadi problem dalam menggenjot volume tebangan tebu. Dalam kondisi demikian, para manajer kebun tetap optimis bisa mencapai pro- tas tebu 1.000 kuintal/ha. Semangat itu dimiliki Mulyadib, meskipun tebangan tebu varietas PS851 dan BL di Kebun Ka- lisepanjang tahun lalu hanya menghasil- kan protas 600 kuintal/ha. “Walaupun topograkebun kami merupakan tanah tegalan, tetapi curah hujan cukup tinggi berkisar 2.700 – 3.000 mm per tahun. Tipe iklim A cende- rung B, kebutuhan air untuk tanaman tebu tidak menjadi masalah,” ujar Mulya- dib, yang memprogramkan penanaman tebu 961,60 ha. SDM yang berkeahlian menanam tebu pun telah siap, setelah mengikuti bimbingan teknis dengan PG yang ber- mitra dengan Kebun Kalisepanjang. Soal bonggol-bonggol kayu akan disingkirkan menggunakan alat berat, guna mening- katkan populasi tebu per hek- tarnya. “Dari segi teknis no pro- blem, kami optimis bisa meng- hasilkan protas tebu 1.000 kuintal/ha untuk tebangan pada Juni 2016,” tandas Muly- adib penuh keyakinan. Kebun Kalitelepak pun menyatakan kesiapannya menghasilkan protas 1.000 kuintal/ha pada 2016 dengan melakukan land clearing guna membersihkan tong- gak-tonggak sisa konversi tanaman keras. Biaya land clearing yang melibatkan pi- hak ketiga Rp7,3 juta/ha. Sebelumnya, protas tebu di kebun tersebut 553 kuintal/ ha pola KSU. “Pola tanam sistem KSU belum sem- purna, kini kami menggunakan konsultan dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang terus mengawal perlakuan tanaman tebu. Kami siap beru- paya keras demi tercapainya protas 1.000 kuintal/ha,” tandas Mulyono Basuki. Demikian halnya dengan Kebun Kendenglembu siap menggapai protas 1.000 kuintal/ha, setelah berhasil men- capai 800 kuintal/ha dalam pola swake- lola. Para personil di bidang pertebuan telah diikutkan kursus dan bimtek di P3GI. Mekanisasi dilakukan untuk ke- giatan land clearing, pengolahan tanah dan pembuatan embung (kolam air) melibatkan pihak ketiga. “Rencananya kami mau beli traktor,” kata Dwi Basuki. Masalah yang sama dihadapi Kebun Edisi 09, Edisi 09, Maret - April 2015 Maret - April 2015 Laporan Utama 05-buletin ptpn12 Proses pendongkelan bonggol pohon kelapa di Kebun Kalitelepak. (foto: Dok. Humas) Bersambung ke Hal 11

Transcript of EEdisi 09, disi 09, MMaret - April 2015aret - April 2015 ... 5.pdf · ha untuk dipasok ke PG...

Manajer Kebun Kendenglembu, Dwi Basuki Setijadi, mengemukakan, be-berapa afdeling di kebun tersebut akan dimanfaatkan untuk penanaman tebu seluas 579 ha, diantaranya tahun ini menanam 300 ha dengan anggaran Rp6,6 miliar.

”Kami sebelumnya telah menanam tebu 200 ha dengan protas 800 kuintal/ha untuk dipasok ke PG Semboro de-ngan jarak 90 km. Kami meyakini keun-tungan memasok tebu ke PG Glenmore yang lebih dekat bisa lebih tinggi, apala-gi pabriknya baru maka proses gilingnya akan lancar,” ujarnya.

Kebun Kalikempit pun cukup dekat dengan lokasi PG Glenmore yakni ha nya 5 km, dan kebun yang mengusahakan komoditas kakao bulk, kakao edel, dan karet itu tahun ini menetapkan RKAP penana-man tebu seluas 556 ha. Se-belumnya sudah menanam tebu 200 ha dengan protas 800 kuintal/ha yang dipasok ke PG Prajekan, PG Panji, dan PG Semboro.

Total areal konsesi Ke-bun Kalikempit seluas 1.900 ha, sebagian areal yang ada tanaman kakao dan karet tahun tanam 1997 segera dibongkar dan diganti tebu. Ada pula lahan bekas KSU jagung dan tembakau.

“Kendati risiko dan per-lakuan menanam tebu den-gan tanaman keras ham-pir sama, tetapi menanam tebu harus fokus, maka harus ada tenaga khusus. Kami menyiapkan 2 asisten tanaman (astan) tebu,” papar Harso Wibowo, Manajer Kebun Kalikempit.

Jumlah astan tebu di Kebun Kalirejo bahkan mencapai 5 orang, masing-ma-sing mengelola 300 ha. Mandor-mandor tanaman tebu pun sudah disiapkan, dan sudah memperoleh pembekalan dari konsultan. Maklum, kebun tersebut memperoleh tugas penanaman tebu paling luas, dimana RKAP tahun ini ditetapkan 1.238,11 ha dan akan diper-luas hingga 1.704 ha.

“Hasil dari penanam tebu memberikan harapan tinggi, apalagi lokasi kebun kami berdampingan dengan PG Glenmore. Ibaratnya, tebu-tebu yang telah ditebang tinggal dilempar saja ke PG Glenmore. Biaya TMA-nya sangat rendah,” ujar Ery Warman, Manajer Kebun Kalirejo.

Dia menargetkan hingga akhir De-sember tahun ini akan tuntas penana-

man tebu seluas 1.266,57 ha varietas PS862 dan PS881 (masak awal), masak tengah PSJK922, PSJT941, PS851 dan untuk masak akhir PS84 dan BL. Un-tuk itu, akan dikonversi tanaman kakao edel, kakao bulk, karet, kayu tahun tana-man 1982 – 1997.

Konversi tanaman kakao edel dan kakao bulk serta kayu juga dilakukan Ke-bun Jatirono, yang tahun ini harus mena-nam tebu seluas 563 ha yang tersebar di 6 afdeling. “Kami saat ini telah menanam seluas 520 ha tebu varietas PSJK922, BL, PS851, PS852, diantaranya meng-gunakan sistem swakelola. Kami sudah memiliki kebun benih dasar (KBD) sel-uas 3 ha,” tutur Bambang SP, Manajer Kebun Jatirono.

Menurut dia, untuk memperluas tanaman tebu didrop sarana produksi dan herbisida dari Kandir PTPN XII.

Kerja keras capai protas 1.000 kuintal

Areal penanaman tebu di kebun 5K 1J umumnya berupa tanah tegalan yang ter-golong lahan tadah hujan dan tidak didu-kung jaringan irigasi. Sebagian lahannya berbukit-bukit. Di sana-sini ter dapat sisa bongkahan/bonggol kayu karet, kakao, aneka kayu, bahkan bonggol pohon ke-lapa yang ukurannya lebih besar.

Bonggol-bonggol itu memakan areal hingga 10% dari luasan lahan dan tidak mudah didongkel. Sesudah didongkel pun membutuhkan tempat cukup luas, karena tidak laku dijual, sehingga men-jadi problem dalam menggenjot volume tebangan tebu.

Dalam kondisi demikian, para manajer kebun tetap optimis bisa mencapai pro-tas tebu 1.000 kuintal/ha. Semangat itu

dimiliki Mulyadib, meskipun tebangan tebu varietas PS851 dan BL di Kebun Ka-lisepanjang tahun lalu hanya menghasil-kan protas 600 kuintal/ha.

“Walaupun topografi kebun kami merupakan tanah tegalan, tetapi curah hujan cukup tinggi berkisar 2.700 – 3.000 mm per tahun. Tipe iklim A cende-rung B, kebutuhan air untuk tanaman tebu tidak menjadi masalah,” ujar Mulya-dib, yang memprogramkan penanaman tebu 961,60 ha.

SDM yang berkeahlian menanam tebu pun telah siap, setelah mengikuti bimbingan teknis dengan PG yang ber-mitra dengan Kebun Kalisepanjang. Soal bonggol-bonggol kayu akan disingkirkan menggunakan alat berat, guna mening-

katkan populasi tebu per hek-tarnya.

“Dari segi teknis no pro-blem, kami optimis bisa meng-hasilkan protas tebu 1.000 kuintal/ha untuk tebangan pada Juni 2016,” tandas Muly-adib penuh keyakinan.

Kebun Kalitelepak pun menyatakan kesiapannya menghasilkan protas 1.000 kuintal/ha pada 2016 de ngan melakukan land clearing guna membersihkan tong-gak-tonggak sisa konversi tanaman keras. Biaya land clearing yang melibatkan pi-hak ketiga Rp7,3 juta/ha.

Sebelumnya, protas tebu di kebun tersebut 553 kuintal/

ha pola KSU.“Pola tanam sistem KSU belum sem-

purna, kini kami menggunakan konsultan dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang terus me ngawal perlakuan tanaman tebu. Kami siap beru-paya keras demi tercapainya protas 1.000 kuintal/ha,” tandas Mulyono Basuki.

Demikian halnya dengan Kebun Kendenglembu siap menggapai protas 1.000 kuintal/ha, setelah berhasil men-capai 800 kuintal/ha dalam pola swake-lola. Para personil di bidang pertebuan telah diikutkan kursus dan bimtek di P3GI. Mekanisasi dilakukan untuk ke-giatan land clearing, pengolahan tanah dan pembuatan embung (kolam air) melibatkan pihak ketiga.

“Rencananya kami mau beli traktor,” kata Dwi Basuki.

Masalah yang sama dihadapi Kebun

Edisi 09, Edisi 09, Maret - April 2015Maret - April 2015 Laporan Utama

05-buletin ptpn12

Proses pendongkelan bonggol pohon kelapa di Kebun Kalitelepak. (foto: Dok. Humas)

Bersambung ke Hal 11