Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak...

108
1 Edisi Januari 2021 KINERJA DAN FAKTA Edisi Januari 2021 APBN KITA Kaleidoskop 2020

Transcript of Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak...

Page 1: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

1

Edisi Januari 2021

K I N E R J A D A N F A K T A

Edisi Januari 2021

APBN KITA

Kaleidoskop 2020

Page 2: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

2

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Scan dan UnduhAPBN KITA

Page 3: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

3

Edisi Januari 2021

“Belanja pemerintah pusat tahun 2020 lebih tinggi dari tahun lalu. Ini menunjukkan APBN berusaha bekerja luar biasa dan harus kita jaga ke depan. Inilah yang menjadi desain konsolidasi, tetapi tetap mendukung perekonomian agar betul-betul pulih”

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Page 4: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

4

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Ringkasan Eksekutif 2 2Postur APBN 2020 3 0Perkembangan Ekonomi Makro 4 0Laporan Khusus 4 4Penerimaan Pajak 6 0

Penerimaan Bea dan Cukai Penerimaan Negara Bukan Pajak

7 2

7 8

Belanja Pemerintah Pusat 8 6

Transfer Daerah dan Dana Desa 9 4Pembiayaan Utang 1 0 2

Daftar Isi

Page 5: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

5

Edisi Januari 2021

Diterbitkan oleh: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Pelindung: Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. Pengarah: Pimpinan Unit Eselon I Kementerian Keuangan Penanggung Jawab: Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko selaku Sekretaris Komite Asset-Liability Committee Kementerian Keuangan. Pemimpin Redaksi: Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro. Dewan Redaksi: Tim Deputies Asset-Liability Committee Kementerian Keuangan. Tim Redaksi: Tim Kehumasan & Tim Teknis Asset-Liability Committee Kementerian Keuangan Desain Grafis, Layout dan Foto: Biro KLI Kementerian Keuangan. Alamat Redaksi: Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta.

www.kemenkeu.go.id/apbnkita

Page 6: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

6

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Direktorat Jenderal Anggaran

Sebagai respon atas dampak pandemi Covid-19, Pemerintah melakukan dua kali penyesuaian postur APBN yakni melalui Perpres Nomor 54 Tahun 2020 tanggal 3 April 2020, yang selanjutnya disesuaikan lagi melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2020 tanggal 24 Juni 2020. Perubahan tersebut menampung biaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) serta realokasi anggaran/refocusing kegiatan pada belanja K/L untuk mendukung kebijakan PC-PEN.

Penanganan dampak pandemi melalui program PEN di berbagai sektor, yaitu Kesehatan, Perlindungan Sosial, Sektoral K/L dan Pemda, UMKM, Pembiayaan Korporasi, dan Insentif usaha, yang dilakukan melalui penetapan dasar hukum, konsultasi dengan DPR, kerjasama dengan aparat penegak hukum dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Reformasi Penganggaran melalui pelaksanaan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) dalam perencanaan APBN 2021. RSPP merupakan pembaharuan dari segi penggunaan nomenklatur program yang bermanfaat untuk (1) menunjukkan hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output

dan outcome sehingga informasi kinerja lebih mudah dipahami; (2) meningkatkan sinergi antarunit kerja eselon I dan antarKL maupun program belanja pusat dan daerah dalam mencapai sasaran pembangunan; (3) efisiensi belanja; (4) integrasi sistem IT perencanaan dan penganggaran; (5) efisiensi organisasi.

RELAKSASI PNBP

Dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional, PNBP melalui fungsi pengaturan (regulerend) berkontribusi memberikan relaksasi dalam bentuk pengaturan jenis dan tarif PNBP tertentu. Adapun bentuk relaksasi yang digulirkan tahun ini meliputi pengenaan tarif sampai dengan nol Rupiah, pemberian keringanan, dan pengaturan jatuh tempo. Terkait insentif pengenaan tarif sampai dengan nol Rupiah hingga 31 Desember 2020 telah disetujui sebesar Rp30,26 miliar untuk lebih dari 15.529 Wajib Bayar yang berasal dari badan usaha pemohon layanan perdagangan (SKA), orang WNI pemohon layanan administrasi luar negeri dan UMKM penggunaan ruang bandar udara serta wisudawan di Kemenperaf. Adapun pemberian insentif PNBP berupa penundaan

Page 7: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

7

Edisi Januari 2021

pembayaran PNBP hingga 31 Desember 2020 telah diberikan senilai Rp161,65 miliar untuk antara lain jasa pelayanan, telekomunikasi, transportasi, dan kepolisian. Selain penundaan PNBP dimaksud, juga terdapat penundaan/penjadwalan pembayaran dividen BUMN dari 6 perusahaan dividen sebesar Rp10,83 triliun yang sampai saat ini seluruhnya sudah dilunasi

KEBIJAKAN PENURUNAN HARGA GAS TERTENTU

Pemerintah juga menerbitkan kebijakan penetapan harga gas bumi tertentu berdasarkan paket kebijakan stimulus ekonomi sebagai implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Kebijakan penetapan harga gas bumi tertentu ini dilaksanakan melalui penerbitan beberapa Keputusan/Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu Permen ESDM No.08 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri, Kepmen ESDM No.89K/12/MEM/2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu

Di Bidang Industri (Plant Gate) untuk 7 (tujuh) sektor industri tertentu yaitu pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Selain itu, Pemerintah juga menerbitkan Permen ESDM No.10 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permen ESDM No.45 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pembangkit Tenaga Listrik yang mengatur PT PLN (Persero) dan Badan Usaha Pembangkitan Tenaga Listrik (BUPTL) dapat membeli Gas Bumi melalui pipa dengan harga Gas Bumi di pembangkit tenaga listrik (plant gate) paling tinggi USD6 per MMBTU.

Pemberian insentif penurunan harga gas bumi kepada industri ditujukan agar memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Insentif tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksinya, meningkatkan investasi, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Adapun besaran insentif yang diterima oleh dunia usaha dari penetapan harga gas bumi tertentu ini mulai bulan April 2020 s.d. 31 Desember 2020 mencapai US$680 juta.

Kaleidoskop 2020

Page 8: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

8

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

23 Januari 2020

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memasuki era baru layanan digital dengan adanya Single Login pada situs web pajak.go.id. Log masuk terintegrasi ini memberikan kemudahan kepada wajib pajak sehingga wajib pajak tidak perlu membuka banyak laman untuk mendapatkan layanan digital DJP. Cukup dengan mengeklik tombol Login di sisi kanan atas laman beranda situs web pajak.go.id.

5 Februari 2020

Pemerintah Republik Indonesia dan Singapura mencapai kesepakatan untuk membarui perjanjian pajak (Tax Treaty) antara kedua negara. Perjanjian pajak yang selama ini ada telah berumur 30 tahun lebih. Pembaruan disesuaikan dengan lanskap perpajakan internasional. Terutama pembaruan soal pertukaran informasi berdasarkan model terkini yaitu Model OECD 2017.

5 Maret 2020

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat rekor pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan melalui e-Filing secara serentak yang melibatkan 1500 Aparatur Sipil Negara Banyuasin, Sumatera Selatan. Pengisian SPT secara serentak yang diinisiasi

oleh DJP—dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sekayu --merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia.

16 Maret 2020

Mengantisipasi penyebaran wabah Covid-19, untuk pertama kalinya dalam sejarah DJP menutup sementara pelayanan perpajakan yang dilakukan di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di seluruh Indonesia mulai tanggal 16 Maret s.d. 5 April 2020. Namun, wajib pajak masih mendapatkan layanan perpajakan secara daring melalui kanal-kanal yang tersedia seperti situs web, surat elektronik, telepon, dan chat. Sebagian pegawai bekerja dari rumah (Work from Home).

27 April 2020

Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo menyampaikan kebijakan perpajakan dalam kondisi pandemi Covid-19 di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, BNPB, Jakarta.

Kebijakan perpajakan itu berupa pemberian fasilitas pajak, kepabeanan, dan cukai terhadap barang dan jasa yang diperlukan dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 Selain itu, DJP juga memberikan

Direktorat Jenderal Pajak

Page 9: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

9

Edisi Januari 2021

relaksasi penyampaian SPT Tahunan tahun pajak 2019.

15 Juni 2020

Dalam Kenormalan Baru, DJP membuka kembali layanan perpajakan melalui tatap muka dengan berbagai protokol kesehatan. Termasuk di dalamnya hal baru seperti keharusan membuat perjanjian terlebih dahulu untuk masyarakat yang hendak mendapatkan layanan tersebut.

1 Juli 2020

Mulai berlakunya pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen atas pemanfaatan (impor) produk digital dalam bentuk barang tidak berwujud maupun jasa oleh konsumen di dalam negeri. PPN dipungut oleh Pemungut PPN Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)

yang telah sesuai dengan kriteria dan ditunjuk oleh Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Pajak.

9 Juli 2020

Untuk memperkuat kapasitas DJP khususnya dalam bidang regulasi perpajakan, Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo dan pejabat lembaga riset International Bureau of Fiscal Documentation (IBFD) Victor van Kommer  menandatangani nota kesepahaman (MoU) secara daring.

14 Juli 2020

Dalam upacara peringatan Hari Pajak Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo mengajak masyarakat yang terdampak COVID-19 agar memanfaatkan insentif pajak yang diberikan pemerintah.

30 Juli 2020

Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo dan Ketua Asosiasi Tax Center Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (ATPETSI) Darussalam menandatangani kesepakatan bersama mengenai pembinaan dan pengembangan tax center di seluruh Indonesia.

Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan

Kaleidoskop 2020

Page 10: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

10

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap hak dan kewajiban perpajakannya serta menceritakan makna penting dan manfaat pajak kepada masyarakat.

1 Agustus 2020

Wajib pajak dapat menyampaikan permohonan keberatan secara daring melalui e-Objection yang ada di dalam sistem DJP. Penyampaian surat keberatan secara elektronik dan daring ini memudahkan wajib pajak dan dapat dilakukan dalam jangka waktu 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dengan menggunakan standar Waktu Indonesia Barat.

17 Agustus 2020

Empat bank badan usaha milik negara yang tergabung dalam Himbara dapat melakukan validasi dan pendaftaran NPWP nasabah atau calon nasabah secara daring melalui sistem penyedia jasa aplikasi perpajakan. Integrasi layanan ini mempermudah proses administrasi bagi masyarakat, khususnya mereka yang belum memiliki NPWP, untuk membuka rekening bank maupun mengajukan kredit. Validasi secara daring itu tidak lagi bergantung pada keberadaan kartu fisik dan dilakukan secara langsung ke sistem yang ada di DJP.

1 September 2020

DJP menyediakan aplikasi antrean daring untuk masyarakat yang hendak mendapatkan pelayanan tatap muka secara langsung di kantor pajak. Masyarakat mengambil nomor tiket antrean dengan membuka laman https://kunjung.pajak.go.id sesuai dengan jadwal yang dikehendaki. Selain itu untuk mengurangi risiko penularan Covid-19, wajib pajak juga diminta untuk mengisi menu penilaian kesehatan mandiri.

Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik yang dibuat melalui sistem informasi DJP sehingga meringankan beban administrasi dan memberikan

kemudahan kepada wajib pajak.

1 Oktober 2020

Pengimplementasian e-Faktur 3.0 secara nasional melalui aplikasi yang menyederhanakan proses administrasi pelaporan SPT Masa PPN sehingga memberi kemudahan bagi pengguna terutama Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam pelaporannya. Sebelumnya, PKP harus menginput data secara manual, kini tidak perlu melakukannya lagi karena data pajak masukan telah tersedia secara sistem.

12 Oktober 2020

Perubahan data wajib pajak berupa nomor telepon, nomor telepon genggam, alamat email, dan atau alamat domisili (dalam satu wilayah kerja KPP yang sama) dapat dilakukan melalui telepon ke 1500200 dan saluran live chat Kring Pajak di www.pajak.go.id.

17 November 2020

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengukuhkan dan membekali Tim Pelaksana Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) sekaligus meluncurkan logo PSIAP di Aula Cakti Buddhi Bhakti, Gedung Mar’ie Muhammad, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta. Tim Pelaksana PSIAP yang beranggotakan 169 orang dibentuk untuk mengawal proses Reformasi Perpajakan terutama mendukung pelaksanaan strategi

Page 11: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

11

Edisi Januari 2021

dalam pembaruan administrasi perpajakan di bidang teknologi informasi, basis data, dan proses bisnis.

1 Desember 2020

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menetapkan LG CNS-Qualysoft Consortium sebagai pemenang pengadaan sistem informasi DJP senilai Rp1,2 triliun termasuk pajak dan PT Deloitte Consulting sebagai pemenang pengadaan Jasa Konsultansi Owner’s Agent-Project Management and Quality Assurance dengan nilai kontrak Rp110,3 miliar termasuk pajak.

3 Desember 2020

DJP menyelenggarakan Konferensi Nasional Perpajakan 2020 sebagai bentuk apresiasi kepada para akademisi dan masyarakat umum yang telah berpartisipasi dalam

Call for Paper Perpajakan 2020. Call for Paper Perpajakan tahun ini berfokus pada tema kepatuhan perpajakan, peraturan perpajakan, teknologi informasi perpajakan, edukasi perpajakan, layanan perpajakan, penegakan hukum perpajakan, proses bisnis perpajakan serta sdm dan organisasi.

10 Desember 2020

DJP bersama LG CNS-Qualysoft Consortium dan PT Deloitte Consulting menandatangani kontrak dan pakta integritas untuk pekerjaan pembaruan sistem inti DJP.

22 Desember 2020

DJP memperoleh penghargaan Top Digital Implementation 2020 dan Top Leader on Digital Implementation 2020 dalam acara Top Digital Award 2020 yang diselenggarakan oleh majalah It Works di Hotel Rafless, Jakarta. Apresiasi ini diberikan kepada perusahaan dan instansi pemerintahan yang dinilai berhasil dalam mengimplementasikan dan memanfaatkan teknologi digital sepanjang 2020.

Kaleidoskop 2020

Page 12: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

12

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Sepanjang tahun 2020, dunia harus berhadapan dan melawan pandemi Covid-19. Virus ini berhasil membuat seluruh sektor babak belur, bahkan membuat ekonomi global maupun nasional tumbuh di zona negatif termasuk perekonomian Indonesia.

Pelemahan ekonomi global berdampak langsung pada aktivitas perdagangan Indonesia baik dari sisi supply side maupun demand side. Pelemahan permintaan global, pada semester pertama 2020 mengakibatkan penurunan harga komoditas, sehingga mempengaruhi kinerja ekspor-impor nasional yang mengalami tekanan.

Impor nasional yang tertekan, berdampak pada kinerja penerimaan Bea Masuk (BM) yang tertekan. Sejak awal tahun kinerja penerimaan BM sudah lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, kecuali di Maret saat kurs Rupiah terdepresiasi cukup dalam.

Dalam rangka antisipasi dampak pandemi, pemerintah membuat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutama untuk melindungi kesehatan, masyarakat, dan ekonomi. Bea cukai turut serta dalam program

tersebut, salah satunya melalui fasilitas pembebasan BM.

Faktor-faktor sebagaimana disampaikan di atas, mempengaruhi kinerja penerimaan BM sepanjang tahun 2020. Realisasi BM hingga akhir tahun tercatat sebesar Rp32,30 triliun memang melampaui target yang diamanatkan pada APBN Perpres 72 tahun 2020, namun capaian tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan realisasi tahun 2019 atau tumbuh negatif 13,93 persen.

Penerimaan Bea Keluar (BK) sempat terpukul situasi pandemi yang menekan volume perdagangan sekaligus melemahkan harga komoditas dunia. Kontributor utama penerimaan BK berasal dari komoditas mineral (tembaga) dan hasil kelapa sawit (CPO). Produksi tembaga di awal tahun atau kuartal I masih belum bergairah, dampak rendahnya permintaan global, akan tetapi penerimaan BK tembaga rebound di kuartal II didorong mulai pulihnya industri Tiongkok yang merupakan tujuan utama ekspor.

Penerimaan BK CPO sempat menjanjikan di kuartal I, namun terus melemah dampak

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Page 13: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

13

Edisi Januari 2021

pelemahan permintaan negara tujuan ekspor utama (India dan Tiongkok). Titik balik penerimaan BK CPO mulai terjadi pada kuartal IV, saat harga CPO dunia mulai naik akibat mulai pulihnya permintaan dunia. Kebijakan lockdown negara eksportir CPO lainnya (Malaysia), menjadi windfall bagi ekspor CPO Indonesia dan penerimaan BK.

Peningkatan kinerja yang signifikan kedua komoditas andalan BK, menjadi game changer penerimaan BK. Penerimaan yang sempat seret di awal tahun, berubah 180 derajat di akhir periode tahun 2020 dengan capaian melebihi target sekaligus tumbuh 20,23 persen dibandingkan capaian BK tahun lalu.

Hal serupa juga terjadi pada penerimaan Cukai, yang ditutup dengan pertumbuhan positif 2,25 persen jika dibandingkan penerimaan pada tahun 2019. Penerimaan cukai, dikontribusi oleh cukai Hasil Tembakau (HT) yang tumbuh 3,26 persen sepanjang tahun 2020.

Penerimaan cukai HT di 2 bulan pertama tahun 2020, tumbuh sangat tinggi akibat limpahan penerimaan dari 2019 sebesar

Rp17,4 triliun (efek PMK 57). Namun setelah itu, kinerja penerimaan HT terus melambat hingga akhir tahun meskipun masih dalam teritori positif. Selain itu, tumbuhnya penerimaan HT juga disebabkan efek penyesuaian tarif di tahun ini.

Kinerja penerimaan cukai HT meskipun tumbuh, mengalami tantangan sepanjang tahun 2020. Tantangan terbesar adalah penurunan produksi, yang sudah terdampak kebijakan penyesuaian tarif diperberat dengan situasi pandemi. Alhasil, produksi HT sepanjang tahun mengalami penurunan hampir 10 persen, dengan penurunan terdalam terjadi di bulan Mei.

Penerimaan cukai Etil Alkohol (EA), secara nominal tidak signifikan terhadap total penerimaan kepabeanan dan cukai. Namun demikian, cukai EA tumbuh hampir 100 presen dibandingkan penerimaan pada tahun sebelumnya dengan realisasi mencapai 156 persen dari target APBN Perpres 72 tahun 2020. Permintaan EA sebagai bahan baku produk sanitasi/desinfektan, yang tumbuh tinggi menjadi pendorong utama penerimaan cukai EA.

Kaleidoskop 2020

Page 14: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

14

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Penerimaan cukai MMEA sepanjang tahun 2020 tercatat negatif 21,52 persen (yoy) dengan realisasi hanya 81,13 persen dari targetnya. Kebijakan PSBB, anjuran untuk tidak berkerumun, serta prosedur protokol kesehatan untuk penutupan pada tempat-tempat wisata, menjadi penyebab utama penurunan konsumsi sekaligus penerimaan cukai MMEA.

Dinamika yang terjadi sepanjang tahun 2020 memang memberikan tantangan bagi penerimaan kepabeanan dan cukai. Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan apresiasi tinggi kepada seluruh jajaran Bea Cukai yang tetap bekerja keras serta bersemangat tinggi meskipun dalam situasi pandemi. Para pejuang garda

depan yang persisten dan militan, memberikan pelayanan terbaik, fleksibel dan responsif baik dalam pemberian insentif penanggulangan dampak pandemi, serta pengawasan yang tidak kenal lelah.

Realisasi penerimaan tahun 2020 yang melebihi target sebesar Rp212,85 triliun, menjadikan bea cukai kembali mempertahankan tradisi surplus target penerimaan untuk yang ke-4 kali secara berturut-turut. Semoga bea cukai dapat terus mempertahankan kinerja tersebut dengan kerja keras dan kerja cerdas, serta kerjasama yang solid seluruh jajaran. Karena kerja belum selesai, dan tantangan yang lebih berat telah menunggu di tahun depan.

Page 15: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

15

Edisi Januari 2021

Awal tahun 2020 dibuka dengan inovasi pengelolaan Dana BOS dan Dana Desa. Dana BOS yang sebelumnya disalurkan dari RKUN ke RKUD, kini dilakukan simplifikasi prosesnya melalui penyaluran langsung dari RKUN ke rekening sekolah. Senada dengan hal tersebut, penyaluran Dana Desa di tahun 2020 juga dipercepat melalui mekanisme penyaluran dari RKUN ke RKD, melalui RKUD.

Selanjutnya, pandemi Covid-19 yang merebak pada awal Maret di Indonesia, membutuhkan respons yang extraordinary melalui penyesuaian kebijakan TKDD di tahun 2020. Kebijakan TKDD diarahkan dan lebih difokuskan pada penanganan dampak kesehatan, perlindungan sosial, dan ekonomi yang timbul dari pandemi Covid-19. Respons Pemerintah yang cepat, tepat, dan terukur diwujudkan melalui realokasi dan refocusing anggaran maupun relaksasi persyaratan penyaluran dan penggunaan dana transfer.

Lebih lanjut, Pemerintah memberikan apresiasi kepada para tenaga kesehatan di daerah yang turun langsung menangani Covid-19 dengan memberikan insentif tenaga kesehatan sebesar Rp4,65 triliun. Insentif bagi tenaga

kesehatan tersebut ditujukan bagi para dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi, bidan dan perawat, serta tenaga kesehatan lainnya.

Dalam rangka mendukung program PEN sebagai dampak Covid-19, Pemerintah mengalokasikan Cadangan DAK Fisik sebesar Rp8,7 triliun. Cadangan DAK Fisik ini ditujukan untuk mendanai kegiatan yang memiliki daya dukung tinggi terhadap pemulihan perekonomian daerah, mendukung ketahanan pangan, dan mendukung pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional.

Dorongan untuk mempercepat pemulihan di daerah juga dilakukan melalui pemberian DID Tambahan bagi Pemerintah Daerah yang berkinerja baik dalam menangani penyebaran Covid-19 di wilayahnya dan menciptakan inovasi terbaik dalam penyiapan dan pelaksanaan tatanan normal baru yang produktif dan aman dari Covid-19.

Pemerintah juga mengalokasikan Hibah Pariwisata untuk mendorong pemulihan sektor pariwisata yang sangat terdampak dengan adanya Covid-19. Hibah Pariwisata dialokasikan sebagai pre-kondisi untuk reaktivasi

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kaleidoskop 2020

Page 16: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

16

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

pariwisata nasional melalui pemberian safety net bagi industri wisata (hotel dan restoran) dan bantuan kepada pemda. Sasaran dari pemberian Hibah Pariwisata adalah Industri pariwisata (supply side), wisatawan nusantara (demand side), dan Pemda dengan kriteria: (i) 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan 5 Destinasi Super Prioritas, (ii) Daerah Destinasi Branding Pariwisata, (iii) Daerah dengan kegiatan yang termasuk dalam 100 Calendar of Event, (iv) Daerah dengan 15% PAD TA 2019 yang berasal dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran, dan (v) Ibukota Provinsi.

Selain itu, Pemerintah bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) juga menyediakan Pinjaman PEN Daerah yang dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai alternatif pembiayaan dalam rangka menggerakkan roda perekonomian daerah di tengah kondisi pandemi ini. Sumber dana Pinjaman PEN daerah terbagi atas 2 jenis yaitu dari APBN

sebanyak Rp10 triliun dan dari PT SMI sebanyak Rp5 triliun. Sedikit perbedaan antara Pinjaman PEN Daerah ini dengan pinjaman daerah pada umumnya adalah adanya relaksasi persyaratan dan kemudahan prosedur dalam pengajuan pinjaman, serta ditujukan bagi daerah terdampak Covid-19 dan mempunyai program pemulihan ekonomi untuk mendukung PEN.

Untuk menjaga ketahanan ekonomi masyarakat pedesaan, Pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa yang dananya berasal dari Dana Desa. BLT Desa diberikan sebesar Rp600.000/bulan/KPM di kuartal II dan Rp300.000/bulan/KPM di kuartal III dan IV. Kriteria keluarga penerima manfaat BLT Desa adalah penduduk desa yang tidak mampu atau kehilangan mata pencahariannya, serta belum menerima bantuan sosial lainnya dari Pemerintah Pusat.

Page 17: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

17

Edisi Januari 2021

Tahun 2020 merupakan tahun yang cukup menantang bagi masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Kondisi perekonomian global yang semula diprediksi membaik ternyata terus dibayangi ketidakpastian yang cukup tinggi. Di awal tahun, Pemerintah sukses menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua mata uang asing, yaitu US-Dollar dan Euro masing-masing sebesar USD1,2 miliar untuk tenor 10 tahun, USD0,8 miliar untuk tenor 30 tahun, dan EUR 1 miliar dengan tenor 7 tahun. Berkat kinerja APBN dan utang Pemerintah yang terkendali, pada dua bulan pertama tahun 2020, Japan Credit Rating Agency (JCR) menaikkan peringkat kredit Indonesia dari BBB/positif menjadi BBB+/stabil, serta Fitch dan Moodys mengafirmasi peringkat kredit Indonesia, masing-masing pada level BBB/stabil dan Baa2/stabil.

Menginjak bulan Februari, dunia mulai digemparkan oleh kasus Covid-19 yang semakin menyebar dengan luas dan cepat, serta menimbulkan dampak yang sangat signifikan di beberapa negara di dunia. Puncaknya, pada awal Maret 2020, Presiden untuk pertama kalinya mengumumkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia, hingga pada tanggal 12 Maret 2020

WHO telah menetapkan status Covid-19 sebagai pandemi. Untuk mengatasi efek domino yang ditimbulkan pandemi Covid-19, Pemerintah mengambil kebijakan extraordinary dengan memutuskan relaksasi defisit APBN di atas 3% melalui Perppu 1/2020 dan diperkuat dengan UU 2/2020. Selain itu, Pemerintah mengupayakan percepatan penanganan Covid-19 serta melindungi masyarakat dan dunia usaha agar dapat bangkit dan pulih melalui alokasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp695,2 triliun. Untuk mengurangi beban APBN, Pemerintah mendapat dukungan yang sangat besar dari Bank Indonesia melalui SKB I di mana BI berperan sebagai stand by buyer di pasar perdana SBN, dan SKB II tentang pembagian beban (burden sharing) antara Pemerintah dan BI. Semua hal tersebut dilakukan dengan tetap menjaga independensi Bank Sentral serta mengedepankan prinsip kehati-hatian dan fleksibel.

Sebagai konsekuensi logis dari penambahan kebutuhan belanja yang meningkat, defisit anggaran dan porsi pembiayaan juga meningkat. Namun demikian, prinsip kehati-hatian dan fleksibilitas pembiayaan tetap menjadi prioritas utama

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

Kaleidoskop 2020

Page 18: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

18

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Pemerintah dalam mengelola pembiayaan.

Di tengah pandemi, Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang menerbitkan SUN denominasi US Dolar dengan total nominal sebesar USD4,3 miliar pada 6 April 2020 dengan tenor 10, 30 dan 50 tahun yang terserap dengan cepat di pasar, dan memperoleh penghargaan Best Sovereigns, Supranationals and Agencies (SSA) Bond dari Global Capital.

Selanjutnya pada bulan Juni, Pemerintah kembali memasuki pasar internasional dengan penerbitan Global Sukuk denominasi US Dolar dengan tenor 5, 10, dan 30 tahun yang banyak diminati oleh investor, sebesar USD 16,66 miliar dari target penerbitan hanya sebesar USD2,5 miliar dan kemudian disusul penerbitan Samurai Bonds sebesar 100 miliar Yen Jepang pada bulan Juli yang juga menjadi penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk tahun 2020 disamping merupakan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah pandemi. Keberhasilan Pemerintah menerbitkan SBN dengan mata uang asing dalam kondisi pasar keuangan dan perekonomian global yang volatile, menunjukkan besarnya kepercayaan investor

terhadap kemampuan Pemerintah dalam mengelola keuangan negara secara prudent.

Sepanjang tahun 2020, Pemerintah telah menerbitkan 6 SBN ritel online (e-SBN), antara lain: SBR-009 pada bulan Februari, SR-012 pada bulan Maret, ORI-017 pada bulan Juni-Juli, SR-013 pada bulan Agustus, ORI-018 pada bulan Oktober, dan ST-007 yang merupakan green instrument pada bulan November, serta Cash Waqf Linked Sukuk Ritel yang diterbitkan pertama kali pada bulan Oktober-November dengan sistem offline.

Meskipun diterbitkan di tengah pandemi dan ketidakpastian yang cukup tinggi, nyatanya e-SBN ritel mampu menarik animo yang tinggi dari masyarakat, khususnya generasi milenial. Sebelumnya, jumlah investor milenial di setiap penerbitan SBN Ritel hanya berkisar antara 6 sampai 20 persen, sejak diterbitkan secara online pada tahun 2018, jumlah investor milenial pun melonjak drastis rata-rata hampir mencapai 50 persen, dan partisipasi generasi Z kian meningkat. Sepanjang tahun 2020, partisipasi generasi milenial selalu mendominasi pembelian SUN Ritel (SBR009, ORI017, dan ORI018), rata-rata mencapai 43,1% dari total investor dan data pembelian SBSN Ritel

Page 19: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

19

Edisi Januari 2021

(SR012, SR013 dan ST007) rata-rata mencapai 38,4%. Selain itu, keberhasilan penjualan SBN Ritel ditunjukkan melalui seri ORI017 dan SR013 yang meraih capaian penjualan terbesar dan investor terbanyak sepanjang penerbitan SBN Ritel Online sejak tahun 2018.

Penerbitan SBN Ritel yang disambut baik oleh masyarakat terutama generasi milenial ini juga berperan sebagai pendalaman pasar SBN domestik, terutama saat pandemi ini sebagai alternatif investasi yang aman karena dijamin oleh UU dan terhindar dari risiko gagal bayar dan menguntungkan dengan kupon/imbal hasil yang bersaing. Milenial dan generasi setelahnya adalah generasi “gadget”, sehingga sistem SBN ritel online yang sekarang digunakan ini sangat relevan dan sesuai dengan karakteristik generasi milenial yaitu mudah dan dapat dibeli kapanpun dan dimanapun, serta dengan nilai minimal yang sangat terjangkau yaitu hanya Rp1 juta.

Filosofi penerbitan SBN Ritel adalah SBN Ritel bersifat partisipatif, yaitu sebagai wadah kontribusi masyarakat untuk membangun negeri. Masyarakat dan Pemerintah bersinergi dan gotong royong untuk mewujudkan tujuan bangsa melalui SBN

Ritel karena hasil penerbitannya digunakan untuk menyejahterakan masyarakat melalui APBN. Ke depannya, Pemerintah optimis bahwa SBN akan terus menjadi instrumen yang kian diminati masyarakat, terutama generasi milenial dan generasi Z, seiring dengan peningkatan literasi keuangan dan investasi masyarakat, serta kesadaran untuk berpartisipasi membangun negeri.

Kemudian, sarana pembiayaan yang dikelola Pemerintah selain SBN berasal dari Pinjaman. Salah satu pinjaman yang diterima oleh Pemerintah akibat pandemi Covid-19 ini adalah pinjaman program “Covid-19 Active Response and Expenditure Support (CARES)”. Program CARES merupakan suatu kerangka pinjaman program yang dikoordinasikan oleh Asian Development Bank (ADB) berupa pinjaman bersama (co-financing) dengan beberapa donor lainnya yang bertujuan untuk memberikan dukungan atas paket stimulus pemerintah yang ditujukan untuk penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional, terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana medis, peningkatan ekonomi, dan bantuan terarah untuk kelompok rentan. Sepanjang tahun 2020, Pemerintah telah menandatangani 6 (enam)

Kaleidoskop 2020

Page 20: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

20

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

perjanjian dalam kerangka program CARES ini, antara lain dengan Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Japan Internasional Cooperation Agency (JICA), Pemerintah Jerman (KfW) tahap I dan tahap II, serta dengan Pemerintah Australia. Bantuan ini menunjukkan bukti solidaritas antar negara untuk mencapai tujuan yang sama untuk pemulihan dan penguatan ekonomi, sekaligus mengingatkan kembali bahwa kita tidak mungkin dapat pulih sendirian di tengah pandemi Covid-19 ini.

Tidak terpaku hanya melalui pembiayaan SBN dan pinjaman untuk menutup defisit APBN, pembiayaan kreatif dan inovatif juga tetap menjadi fokus Pemerintah dalam pembangunan terutama pembangunan infrastruktur meski di masa pandemi. Pembangunan infrastrukur diharapkan dapat menjadi jump start perekonomian setelah pandemi sekaligus merupakan kunci utama keberhasilan Indonesia untuk lulus dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Hingga saat ini, 21 proyek KPBU telah ditandatangani dengan total nilai investasi sebesar Rp272 T. Sebanyak 9 proyek telah mulai

beroperasi termasuk Palapa Ring dan beberapa ruas jalan tol seperti Batang-Semarang dan Malang-Pandaan, 9 proyek dalam tahap konstruksi, dan sisanya masih dalam proses financial close.

Setelah masa awal pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi dunia mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal III, begitupun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III yang menunjukkan angka -3,49% (yoy), semakin membaik dari kuartal sebelumnya yang mencapai -5,32% (yoy). Perbaikan ini menunjukkan proses pemulihan dan pembalikan arah (turning point) aktivitas ekonomi nasional menuju ke zona positif, terutama didorong oleh peran stimulus fiskal dalam menangani pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berbagai sinyal positif seperti menurunnya tendensi risiko geopolitik pasca pemilihan Presiden Amerika Serikat dan perkembangan vaksin Covid-19, pemulihan ekonomi Tiongkok sebagai mitra dagang utama Indonesia dan pengesahan UU Cipta Kerja (Omnibus Law) yang mendorong perbaikan iklim usaha turut manambah optimisme Pemerintah di kuartal IV ini, tahun 2021, dan tahun-tahun selanjutnya.

Page 21: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

21

Edisi Januari 2021

Selama tahun 2020, kenaikan tajam terjadi hampir di seluruh capaian target kinerja DJKN. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian/Lembaga (K/L) terus meningkat, pengelolaan aset berhasil memberi dampak ekonomi secara luas. Total keseluruhan realisasi PNBP senilai Rp6,4 triliun*. Bersinergi dengan Badan Pertanahan Nasional, DJKN juga berhasil melakukan pensertifikatan tanah negara sebanyak 7.861 bidang. Pengelolaan Piutang Negara menghasilkan penerimaan negara sebesar Rp425 miliar, serta Pelaksanaan lelang mencapai Rp26,2 triliun yang berasal dari lima jenis lelang.

Untuk mendukung percepatan pemulihan pelayanan publik kepada masyarakat dan meminimalisir beban APBN dalam proses pemulihan aset negara pasca bencana, DJKN selaku pengelola barang telah menginisiasi pengasuransian BMN K/L. Terhitung sejak Desember 2020, sebanyak 101.780 unit bangunan dengan nilai total Rp187,6 triliun yang terdiri atas gedung kantor, gedung kesehatan, dan gedung pendidikan telah dilindungi asuransi bencana

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan dukungan pembiayaan berupa investasi pemerintah (IP) kepada lima BUMN dalam rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada Tahun 2020 dengan total IP PEN sebasar Rp19,65 triliun. BUMN yang mendapatkan pembiayaan IP PEN adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero)/ “PTPN”, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), dan Perum Perumnas. Pemberian dukungan IP PEN ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pelaksanaan investasi antara Kementerian Keuangan RI yang diwakili oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rahmatarwata dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), PT Sarana Multigriya Finansial (PT SMF) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (“LPEI”) sebagai pelaksana investasi kepada kelima BUMN.

Kemenkeu menugaskan PT SMI sebagai Pelaksana Investasi untuk melakukan IP PEN kepada Krakatau Steel sebesar Rp3 triliun dan Garuda Indonesia sebesar Rp8,5 triliun dalam bentuk penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK), sedangkan Kereta Api Indonesia sebesar Rp3,5 triliun dalam bentuk pinjaman jangka panjang. Penugasan LPEI sebagai Pelaksana Investasi dalam rangka IP PEN kepada PTPN III sebesar Rp4 triliun dalam bentuk Subordinated Term Loan Facility, dan Penugasan PT SMF sebagai Pelaksana Investasi untuk melakukan IP PEN kepada Perum Perumnas sebesar Rp650 miliar dalam bentuk surat utang jangka panjang yang diterbitkan melalui penawaran terbatas Perum Perumnas Tahun 2020.

Kaleidoskop 2020

*realisasi PNBP per tanggal 30 Desember 2020

Page 22: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

22

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Ringkasan Eksekutif

Page 23: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

23

Edisi Januari 2021

Ringkasan EksekutifRingkasan Eksekutif

Kinerja ekonomi global 2020 menunjukkan adanya pelemahan yang dipengaruhi oleh

penyebaran pandemi Covid-19 ke seluruh dunia. Respon kebijakan pembatasan interaksi manusia yang dilakukan oleh hampir seluruh negara untuk menghambat penyebaran virus mengakibatkan pelemahan aktivitas masyarakat. Pelemahan aktivitas ini berpengaruh terhadap moblilitas, mengganggu rantai pasokan produksi, dan penurunan permintaan. Beberapa lembaga internasional memproyeksi bahwa perekonomian global akan mengalami kontraksi sepanjang tahun 2020.

Respon kebijakan eskpansi fiskal dan pelonggaran moneter yang dilakukan di beberapa negara diharapkan mampu menahan kontraksi ekonomi. Hingga

akhir 2020, perkembangan kasus Covid-19 belum berhenti, namun pengembangan vaksin memberikan harapan positif terhadap kondisi kedepan. Hal ini meningkatkan sentimen positif terhadap percepatan pemulihan aktivitas ekonomi global kedepan. Volatilitas pasar keuangan global menurun, penguatan harga komoditas, dan tren penguatan aktivitas manufaktur global menunjukkan perbaikan aktivitas ekonomi global.

Perkembangan kondisi global yang positif mendorong pergerakan capital flow ke emerging market, termasuk Indonesia. Stabilitas ekonomi nasional tetap terus terjaga dan perbaikan sisi permintaan hingga akhir tahun diyakini akan memberikan pondasi bagi pemulihan ekonomi nasional kedepan. Aktivitas sektor manufaktur nasional

Page 24: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

24

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

juga mengalami perbaikan. Upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi, terutama melalui optimalisasi penyerapan belanja APBN 2020 dan belanja daerah mampu mendukung penanganan pandemi Covid-19, menjaga daya beli masyarakat, perlindungan sosial, serta menahan keterpurukan aktivitas dunia usaha. Selain itu, komitmen Pemerintah menyiapkan vaksin gratis bagi seluruh warga memberikan harapan perbaikan ekonomi.

Hingga tutup tahun 2020, realisasi sementara Pendapatan Negara dan Hibah tercatat telah mencapai Rp1.633,59 triliun atau 96,10 persen dari target pada APBN Perpres 72/2020. Capaian tersebut secara nominal lebih rendah Rp327,05 triliun dibandingkan tahun 2019 yang lalu. Dari sisi pertumbuhannya, realisasi sementara Pendapatan Negara dan Hibah masih menunjukkan kontraksi dengan tumbuh negatif 16,68 persen (yoy). Secara nominal, realisasi sementara komponen penerimaan yang bersumber dari Perpajakan mencapai Rp1.282,77 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp338,53 triliun, dan realisasi Hibah mencapai Rp12,29 triliun. Pertumbuhan realisasi penerimaan Perpajakan dan PNBP berturut-turut sebesar negatif 19,71 persen (yoy) dan negatif 17,23 persen (yoy). Berdasarkan capaian realisasi sementara terhadap APBN

Perpres 72/2020, penerimaan dari Perpajakan, PNBP, dan Hibah masing-masing mencapai 91,33 persen, 115,09 persen, dan 945,76 persen.

Capaian realisasi sementara Perpajakan dikontribusi oleh penerimaan Pajak dan Kepabeanan dan Cukai, dimana secara lebih rinci realisasi penerimaan Pajak mencapai 89,25 persen terhadap APBN Perpres 72/2020. Penerimaan Pajak tersebut tumbuh negatif 19,71 persen (yoy). Penerimaan Pajak secara nominal utamanya berasal dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas dan Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN/PPnBM). Lebih rinci, penerimaan PPh Nonmigas secara nominal masih ditopang oleh penerimaan PPh 25/29 Badan, PPh 21, dan PPh Final. Dari sisi pertumbuhannya, PPh Nonmigas tercatat tumbuh negatif 21,38 persen (yoy). Pertumbuhan beberapa komponen penerimaan PPh Nonmigas menunjukkan masih mengalami kontraksi, namun komponen penerimaan PPh 26 dan PPh 25/29 OP pertumbuhannya tercatat masih positif yaitu sebesar 15,90 persen (yoy) dan 3,21 persen (yoy). Lebih lanjut, realisasi penerimaan Pajak dari PPN/PPnBM secara nominal ditopang utamanya oleh penerimaan PPN, khususnya PPN Dalam Negeri (PPN DN). Secara kumulatif pertumbuhan PPN/PPnBM tercatat negatif

Page 25: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

25

Edisi Januari 2021

15,65 persen (yoy). Pertumbuhan penerimaan Pajak yang masih terkontraksi tersebut menunjukkan masih adanya tekanan terhadap kinerja perekonomian Indonesia akibat dampak Covid-19 yang menyebabkan terjadi perlambatan ekonomi yang terjadi sepanjang tahun 2020.

Sementara itu, penerimaan Perpajakan yang bersumber dari Kepabeanan dan Cukai, realisasinya hingga akhir Desember 2020 mencapai 103,48 persen terhadap APBN Perpres 72/2020, dengan pertumbuhan yang terkontraksi sebesar negatif 0,29 persen (yoy). Secara nominal, penerimaan Kepabeanan dan Cukai utamanya didukung oleh penerimaan dari Cukai, khususnya Cukai Hasil Tembakau (CHT). Dari sisi pertumbuhannya, komponen penerimaan dari Cukai dan Bea Keluar (BK) mampu tumbuh berturut-turut 2,25 persen (yoy) dan 20,23 persen (yoy). Lebih rinci, penerimaan Cukai yang bersumber dari penerimaan CHT dan Cukai Etil Alkohol (EA) tercatat masing-masing tumbuh 3,26 persen (yoy) dan 97,33 persen (yoy), sedangkan cukai MMEA dan cukai lainnya tercatat masih tumbuh negatif. Realisasi sementara CHT masih didorong oleh dampak kebijakan tarif dan pelunasan pita CHT, serta upaya penindakan rokok ilegal sepanjang tahun 2020. Sementara untuk Cukai EA pertumbuhannya didorong oleh permintaan alkohol sebagai bahan baku keperluan medis selama masa

pandemi Covid-19. Sementara, pertumbuhan komponen penerimaan Kepabeanan dan Cukai yang berasal dari BM masih mengalami kontraksi sebesar negatif 13,93 persen (yoy). Pertumbuhan pajak perdagangan internasional banyak dipengaruhi oleh aktivitas impor yang masih tertekan, dan aktivitas ekspor serta harga komoditas yang mulai mengalami peningkatan di akhir tahun 2020.

Realisasi sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama tahun 2020 mencapai Rp338,53 triliun atau 115,09 persen terhadap target Perpres 72/2020 atau tumbuh negatif sebesar 17,23 persen (yoy) jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Lebih tingginya realisasi PNBP 2020 dari target Perpres 72/2020, utamanya diakibatkan peningkatan harga komoditas dari asumsi yang ditetapkan, adanya penerimaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, serta kenaikan pungutan ekspor pada BLU Sawit.

Sementara itu, menurunnya realisasi sementara tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya terutama berasal dari penurunan realisasi sementara PNBP SDA sebesar 36,84 persen. Hal ini terjadi karena menurunnya harga komoditas dan lifting minyak bumi sebagai penopang utama penerimaan SDA akibat dari pandemi Covid-19. Selain itu, pertumbuhan negatif PNBP pada

Page 26: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

26

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

tahun 2020 juga terjadi pada PNBP dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) dan PNBP Lainnya masing-masing negatif sebesar 18,14 persen dan 11,32 persen. Hal ini disebabkan antara lain menurunnya pendapatan surplus BI, deviden BUMN, pendapatan PHT dan DMO.

Realisasi sementara Belanja Negara sampai akhir tahun 2020 mencapai Rp2.589,9 triliun (94,55 persen dari pagu Perpres APBN 72/2020), meningkat 12,15 persen (yoy) jika dibandingkan realisasi tahun 2019. Realisasi sementara Belanja Negara tersebut meliputi realisasi sementara Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.827,36 triliun dan realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp762,53 triliun. Secara nominal, realisasi sementara Belanja Pemerintah Pusat tahun 2020 tumbuh sebesar 22,12 persen (yoy) dari tahun sebelumnya. Peningkatan kinerja realisasi Belanja Pemerintah Pusat tersebut antara lain dipengaruhi oleh realisasi sementara bantuan sosial yang mencapai Rp205,06 triliun atau sekitar 120,14 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020. Realisasi bansos tersebut tumbuh 82,30 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya terutama karena adanya perluasan penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19.

Realisasi sementara belanja subsidi sampai dengan akhir Desember 2020 mencapai Rp196,21 triliun atau 102,18 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020. Realisasi sementara subsidi energi sampai dengan akhir Desember 2020 mencapai Rp108,84 triliun atau 113,84 persen melebihi pagu APBN Perpres 72/2020. Hal ini disebabkan oleh kebijakan penanganan Covid-19 dengan memberikan diskon listrik kepada masyarakat miskin dan penerapan PSBB yang mengakibatkan menurunnya konsumsi BBM dan meningkatnya konsumsi LPG rumah tangga. Realisasi belanja subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg mencapai Rp47,73 triliun, atau 116,11 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020. Sementara itu, realisasi belanja subsidi listrik mencapai Rp61,10 triliun atau 112,13 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020. Secara umum, persentase realisasi subsidi energi terhadap pagu APBN Perpres 72/2020 dapat dikatakan lebih tinggi dari target. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya realisasi ICP (rata-rata US$40,45/barel) dibandingkan dengan asumsi dalam APBN Perpres 72/2020 (US$33/barel).. Realisasi sementara subsidi nonenergi sampai dengan akhir Desember 2020 mencapai Rp87,37 triliun atau 90,62 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020. Realisasi sementara subsidi pupuk mencapai Rp34,23 triliun, atau 139,59 persen dari pagu

Page 27: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

27

Edisi Januari 2021

APBN Perpres 72/2020. Realisasi subsidi pupuk yang melebihi 100 persen (dari alokasi) tersebut disebabkan adanya penambahan volume pupuk sekitar 1 juta ton pada Oktober 2020 dan juga terdapat pembayaran kurang bayar pupuk pada tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain, realisasi sementara PSO sebesar Rp4,74 triliun (97,18 persen dari APBN Perpres 72/2020), subsidi kredit program sebesar Rp31,08 triliun (56,45 persen dari APBN Perpres 72/2020) dan subsidi pajak sebesar Rp14,93 triliun (125,02 persen dari APBN Perpres 72/2020). Rendahnya persentase realisasi PSO dan kredit program antara lain dipengaruhi oleh lambatnya penagihan dan proses verifikasi yang menjadi dasar pembayaran subsidi. Sedangkan tingginya persentase realisasi subsidi pajak disebabkan oleh adanya percepatan realisasi selama tahun 2020.

Realisasi sementara Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sampai dengan Desember 2020 mencapai Rp762,53 triliun atau 99,82 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020, yang meliputi Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp691,43 triliun (99,81 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020) dan Dana Desa Rp71,10 triliun (99,87 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020). Secara lebih rinci, realisasi TKD terdiri dari Dana Perimbangan Rp652,10 triliun (99,81 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020), Dana Insentif

Daerah Rp18,46 triliun (99,76 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020), serta Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DIY Rp20,88 triliun (100,00 persen dari pagu APBN Perpres 72/2020).

Capaian realisasi sementara TKDD sampai dengan Desember 2020 lebih rendah Rp50,44 triliun atau 6,20 persen (yoy) apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Secara lebih rinci, realisasi DBH lebih rendah Rp10,07 triliun atau 9,69 persen (yoy), realisasi DAU lebih rendah Rp39,30 triliun atau 9,34 persen (yoy), realisasi DAK Fisik lebih rendah Rp13,99 triliun atau 21,80 persen (yoy), realisasi DAK Nonfisik lebih tinggi Rp4,17 triliun atau 3,41 persen (yoy), realisasi DID lebih tinggi Rp8,76 triliun atau 90,37 persen (yoy), realisasi Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY lebih rendah Rp1,30 triliun atau 5,88 persen (yoy), serta Dana Desa lebih tinggi Rp1,29 triliun atau 1,84 persen (yoy). Secara umum, capaian realisasi sementara TKDD tahun 2020 cukup terkontraksi namun demikian masih didukung dengan membaiknya kinerja pertumbuhan DAK Nonfisik, DID, dan Dana Desa.

Capaian kinerja TKDD selama tahun 2020 juga dipengaruhi oleh kejadian luar biasa dampak global pandemi Covid-19 yang menyebabkan melambatnya perekonomian nasional maupun regional. Pemerintah telah merespons melalui kebijakan

Page 28: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

28

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

extraordinary salah satunya dengan mendorong pemanfaatan TKDD oleh Pemda secara maksimal untuk penanganan pandemi Covid-19 dan implementasi PEN di daerah terutama melalui refocusing dan realokasi belanja TKDD. Dukungan pendanaan TKDD tersebut antara lain melalui DAK, DID, Dana Desa, Hibah ke Daerah, dan Pinjaman ke Daerah.

Realisasi sementara defisit APBN hingga akhir tahun 2020 mencapai Rp956,30 triliun (6,09 persen PDB), lebih rendah dari target defisit pada APBN Perpres 72/2020. Realisasi sementara pembiayaan anggaran tahun 2020 mencapai Rp1.190,9 triliun, terutama bersumber dari pembiayaan utang sebesar Rp1.226,8 triliun. Pembiayaan utang utamanya dilakukan

untuk mendukung penanganan dampak Covid-19 dan program PEN sebagaimana dilakukan di berbagai negara. Pemerintah juga telah melakukan pembiayaan investasi di tahun 2020 dengan realisasi sementara sebesar negatif Rp104,7 triliun yang ditujukan untuk mendukung UMKM/korporasi (dunia usaha) serta pengembangan SDM (DPPN, Dana Abadi Penelitian, Dana Abadi Kebudayaan, Dana Abadi Perguruan Tinggi). Pembiayaan anggaran senantiasa dikelola secara hati-hati (prudent), fleksibel dan terukur, dan dengan mengoptimalkan sumber pembiayaan yang paling efisien.

Page 29: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

29

Edisi Januari 2021

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 30: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

30

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Postur APBN 2020

Page 31: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

31

Edisi Januari 2021

POSTUR APBNPOSTUR APBN

T ahun 2020 diawali dengan optimisme bahwa akan terjadi perbaikan perekonomian

dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, optimisme tersebut memudar dengan cepat seiring dengan merebaknya pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Pandemi Covid-19 telah mengubah drastis arah pembangunan global dari optimisme pemulihan ekonomi pada awal 2020, menjadi krisis perekonomian yang memengaruhi kehidupan sosial, kesejahteraan, dan finansial.

Sampai dengan akhir tahun 2020, pandemi Covid-19 masih terus eskalatif secara global dengan kematian mencapai milestone 1,7 juta dan masih meningkat. Meskipun perkembangan vaksin sangat positif, namun adanya virus strain baru dengan tingkat

penularan jauh lebih tinggi menjadi tantangan bagi seluruh negara memasuki tahun 2021.

Di tengah kasus Covid-19 yang masih tinggi, optimisme program vaksinasi membawa tren penguatan ekonomi global yang terus berlanjut, tercermin pada kinerja manufaktur global. Kondisi ini didorong oleh membaiknya kegiatan perekonomian yang terjadi di negara maju serta di beberapa negara besar Asia. Pemulihan ekonomi global diproyeksikan akan terus berlangsung terutama didukung oleh stimulus di berbagai negara serta mulainya program vaksinasi. Kondisi ini diharapkan dapat menjadi momentum pemulihan di akhir tahun 2020 untuk memasuki tahun 2021.

Kinerja Perekonomian

Pandemi Covid-19 telah

Page 32: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

32

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Tabel 1. Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2020

Page 33: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

33

Edisi Januari 2021

menyebabkan perlambatan pertumbuhan pada awal tahun 2020 hingga mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen (yoy) pada triwulan II tahun 2020. Namun, sinyal pemulihan perekonomian domestik mulai terlihat pada triwulan III tahun 2020 yang mampu tumbuh 5,05 persen (qtq) atau mengalami kontraksi sebesar 3,49 persen (yoy). Sinyal perbaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2020 berpotensi untuk tetap dipertahankan dimana pertumbuhan pada triwulan IV diproyeksikan berada pada kisaran negatif 2,9 persen sampai dengan negatif 0,9 persen (yoy). Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 diprakirakan akan berada pada kisaran negatif 2,2 persen hingga negatif 1,70 persen. Perbaikan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2020 tersebut diharapkan akan menjadi titik balik pemulihan ekonomi nasional di tahun berikutnya dengan dukungan kebijakan fiskal yang ekspansif konsolidatif.

Tingkat inflasi tahun 2020 berada pada level yang relatif lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,68 persen (yoy). Rendahnya inflasi tahun 2020 tersebut terutama dipengaruhi oleh melemahnya permintaan domestik akibat pandemi Covid-19. Kenaikan inflasi yang mulai terjadi di bulan Oktober, setelah mengalami deflasi di bulan Juli hingga September, menunjukkan sinyal mulai adanya

perbaikan tingkat permintaan dan konsumsi yang berpengaruh positif pada perekonomian domestik.

Sebagai upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya. Turunnya suku bunga acuan tersebut mengakibatkan tingkat suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2020 mencapai 3,19 persen, atau lebih rendah dibandingkan dengan asumsi dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020 yang sebesar 4,5 persen.

Rata-rata nilai tukar Rupiah(JISDOR) terhadap dolar Amerika Serikat pada tahun 2020 mencapai Rp14.577 per US$. Kembali stabilnya volatilitas pasar keuangan yang mendorong pulihnya aliran modal ke pasar keuangan domestik, peningkatan PMI manufaktur yang menandai terjadinya pemulihan ekonomi, perkembangan neraca perdagangan, dan optimisme perkembangan vaksin di dalam negeri turut menjadi sentimen positif pasar keuangan domestik yang menopang nilai tukar Rupiah. Meskipun demikian, Rupiah masih terdepresiasi 1,51 persen dibandingkan nilai tukar awal tahun 2020.

Kebijakan pembatasan mobilitas manusia atau lockdown oleh berbagai negara dunia turut berpengaruh terhadap

Page 34: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

34

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

melemahnya perdagangan dan kinerja perekonomian global, yang berimbas pada penurunan harga komoditas dunia, termasuk ICP. Setelah sempat mengalami penurunan yang cukup tajam hingga mencapai kisaran US$20 per barel pada bulan April 2020, harga minyak perlahan-lahan mengalami peningkatan seiring dengan tanda-tanda pemulihan ekonomi dan perdagangan negara-negara mitra dagang Indonesia, serta sentimen positif ketersediaan vaksin dan kebijakan OPEC yang mengatur produksi hingga triwulan I tahun 2021. Sehingga, rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) pada tahun 2020 mencapai US$40 per barel.

Sejalan dengan dampak pandemi Covid-19 yang memengaruhi kinerja demand dan supply, lifting migas Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Lifting migas tahun 2020 diperkirakan mencapai 1.688 ribu barel setara minyak per hari, yang terdiri atas lifting minyak sebesar 705 ribu barel per hari dan lifting gas sebesar 983 ribu barel setara minyak per hari.

Selain berdampak terhadap kinerja fundamental ekonomi Indonesia, pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap pencapaian target indikator kesejahteraan masyarakat. Perbaikan indikator kesejahteraan masyarakat yang selama ini berhasil dicapai oleh

Pemerintah kembali menghadapi tantangan besar dengan terjadinya peningkatan pengangguran dan tingkat kemiskinan. Tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2020 mencapai 7,07 persen atau mengalami peningkatan dibandingkan periode Agustus 2019 yang sebesar 5,28 persen. Sementara itu, tingkat kemiskinan per Maret 2020 naik menjadi 9,78 persen dari 9,41 persen pada Maret 2019 serta tingkat ketimpangan atau rasio gini juga meningkat dari 0,380 per September 2019 menjadi 0,381 pada Maret 2020.

Kinerja Pelaksanaan APBN Tahun 2020

Peran APBN tahun 2020 dalam mengendalikan perekonomian dapat berjalan secara efektif sebagai instrumen countercyclical dalam menjaga pertumbuhan ekonomi domestik. Pemerintah pada tahun 2020 telah melakukan kebijakan fiskal yang ekspansif dengan mengalokasikan stimulus ekonomi yang komprehensif, salah satunya berfokus pada jaringan pengaman sosial (social safety net). Hal ini dilakukan agar daya beli masyarakat miskin dan rentan meningkat, yang berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik. Kebijakan ekspansif dilakukan secara terkendali tersebut menjadikan defisit anggaran hingga akhir tahun 2020 mencapai 6,09 persen terhadap PDB, atau tetap terjaga tidak melebihi target yang ditetapkan

Page 35: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

35

Edisi Januari 2021

dalam APBN Perpres 72 tahun 2020 sebesar 6,34 persen terhadap PDB.

Realisasi sementara pendapatan negara mencapai Rp1.633,59 triliun (96,10 persen dari target APBN Perpres 72 tahun 2020), jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2019, pendapatan negara mengalami kontraksi 16,68 persen. Realisasi pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan sebesar Rp1.282,77 triliun (91,33 persen dari target APBN Perpres 72 tahun 2020), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp338,53 triliun (115,09 persen dari APBN Perpres 72 tahun 2020), dan penerimaan hibah Rp12,29 triliun.

Capaian realisasi penerimaan perpajakan terkontraksi 17,03 persen dibandingkan realisasi tahun 2019 sebagai dampak perlambatan ekonomi dan pemanfaatan stimulus perpajakan oleh dunia usaha. Realisasi penerimaan perpajakan terdiri atas penerimaan pajak serta penerimaan kepabeanan dan cukai. Realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.069,98 triliun (89,25 persen dari target APBN Perpres 72 tahun 2020) atau mengalami kontraksi 19,71 persen dibandingkan realisasi tahun 2019. Tekanan terhadap penerimaan pajak antara lain dipengaruhi oleh perlambatan perekonomian akibat dampak Covid-19 dan pemanfaatan insentif pajak untuk dunia usaha. Meskipun masih

berada dalam zona kontraktif namun penerimaan pajak mulai menunjukkan tren perbaikan terutama pada triwulan IV seiring dengan membaiknya aktivitas dunia usaha dan sosial-ekonomi di masyarakat.

Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp212,79 triliun (103,46 persen dari target APBN Perpres 72 tahun 2020), terkontraksi 0,32 persen dibandingkan realisasi tahun 2019. Capaian penerimaan kepabeanan dan cukai terutama ditopang oleh kinerja penerimaan cukai yang tumbuh 2,26 persen sebagai dampak kebijakan tarif efektif cukai hasil tembakau dan pemberantasan rokok ilegal. Selain itu, penerimaan bea keluar juga tumbuh 19,52 persen didukung oleh peningkatan harga komoditas tembaga dan kelapa sawit. Sementara itu, kinerja bea masuk masih mengalami kontraksi 14,03 persen sejalan dengan penurunan aktivitas impor.

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp338,53 triliun (115,09 persen dari target APBN Perpres 72 tahun 2020). Realisasi PNBP yang melampaui target tersebut dipengaruhi oleh realisasi Penerimaan SDA Migas dan Nonmigas melebihi target terutama didukung pergerakan harga komoditas (minyak dan batu bara) yang mengalami tren peningkatan meskipun masih lebih rendah dari tahun 2019.

Page 36: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

36

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Namun, belum normalnya aktivitas ekonomi global dan domestik baik dari sisi supply dan demand menyebabkan PNBP mengalami penurunan 17,23 persen dibandingkan realisasi tahun 2019.

Selanjutnya, realisasi belanja negara mencapai Rp2.589,89 triliun (94,55 persen dari Pagu APBN Perpres 72 tahun 2020), atau meningkat 12,15 persen dari realisasi tahun 2019, sejalan dengan strategi kebijakan countercyclical yang diambil Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah berlangsungnya dampak pandemi Covid-19. Selain itu, selama periode tahun 2020 belanja negara masih tetap diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional antara lain meningkatkan kualitas SDM terutama di bidang kesehatan, penyediaan infrastruktur, peningkatan perlindungan sosial dalam rangka pengurangan kemiskinan dan pengangguran, menjaga daya beli masyarakat di tengah dampak pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, serta pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas jaringan distribusi logistik dengan tetap menjaga efisiensi untuk mendukung daya saing, ekspor, dan investasi.

Realisasi belanja Pemerintah Pusat mencapai Rp1.827,36 triliun (92,51 persen dari pagu APBN Perpres 72 tahun 2020), atau meningkat 22,12 persen

dari realisasi tahun 2019. Realisasi belanja Pemerintah Pusat meliputi realisasi belanja K/L mencapai Rp1.055,03 triliun (126,14 persen dari APBN Perpres 72 tahun 2020), lebih tinggi 20,79 persen dari realisasi tahun 2019. Beberapa faktor yang memengaruhi realisasi tersebut antara lain, dilakukan realokasi dan refocusing belanja K/L sebagai upaya untuk mendukung program penanganan dampak Covid-19, serta perubahan kebijakan terkait dengan pemberian Gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya. Terdapat tambahan pagu belanja K/L yang bersumber dari realokasi cadangan yang utamanya dalam rangka penanganan Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di bidang kesehatan, perlindungan sosial, sektoral K/L, dan juga bantuan pelaku UMKM. Tambahan belanja di bidang kesehatan utamanya untuk biaya perawatan pasien Covid-19, insentif nakes, serta dukungan sarana dan prasarana di Rumah Sakit. Di bidang perlindungan sosial utamanya untuk bantuan upah pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta, bantuan upah guru honorer, serta bantuan pembelajaran jarak jauh. Selain itu, penambahan pagu juga dilakukan dalam rangka dukungan pelaksanaan Pilkada serentak.

Realisasi belanja non-K/L mencapai Rp772,33 triliun (67,82 persen dari pagu APBN Perpres 72 tahun 2020), meningkat 23,99 persen apabila dibandingkan

Page 37: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

37

Edisi Januari 2021

realisasinya tahun 2019, antara lain terdiri dari pembayaran bunga utang Rp314,08 triliun, meningkat 14,00 persen dari tahun 2019 dan subsidi sebesar Rp196,21 triliun atau turun 2,77 persen dari tahun 2019. Realisasi subsidi antara lain dipengaruhi oleh lebih rendahnya realisasi asumsi ekonomi makro, kebijakan subsidi tetap solar, dan volume barang bersubsidi. Selain itu, realisasi tersebut juga dipengaruhi oleh pelaksanaan program stimulus di bidang subsidi, seperti pembebasan/diskon listrik, subsidi bunga UMKM dan stimulus KUR, serta insentif perumahan.

Selain itu, belanja non-K/L juga dimanfaatkan dalam mendukung penanganan kesehatan dan PEN antara lain melalui bantuan iuran JKN bagi kelompok Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) kelas III, insentif dalam pembayaran listrik, serta pelaksanaan program Kartu Prakerja.

Realisasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) tahun 2020 mencapai Rp762,53 triliun (99,82 persen dari pagu APBN Perpres 72 tahun 2020), lebih rendah 6,20 persen dibandingkan realisasi tahun 2019. Realisasi TKDD tersebut antara lain dipengaruhi oleh tambahan alokasi kurang bayar Dana Bagi Hasil, peningkatan kinerja daerah dalam memenuhi persyaratan penyaluran Dana Transfer Khusus, dan pemanfaatan Dana Desa

untuk pemberian BLT Desa.

Pemerintah terus melakukan perbaikan dalam penyaluran dan penggunaan TKDD untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran TKDD di daerah. Sebagai akibat dari adanya pandemi Covid-19 pada tahun 2020, maka dilakukan kebijakan relaksasi percepatan penyaluran TKDD dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi di daerah, diantaranya melalui penggunaan anggaran infrastruktur yang diatur minimal 25 persen dari dana transfer umum (DTU) direlaksasi untuk dapat digunakan dalam pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19, relaksasi persyaratan dan tahapan penyaluran DAK Fisik dari semula bertahap menjadi disalurkan secara sekaligus sebesar nilai kontrak kegiatan, relaksasi persyaratan penyaluran DAU Formula bulan Februari sampai dengan Desember, serta penyederhanaan proses penyaluran Dana Desa dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dan transfer dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD) pada waktu yang bersamaan.

Berdasarkan realisasi pendapatan negara dan belanja negara tersebut, terdapat defisit anggaran sebesar Rp956,30 triliun (6,09 persen terhadap PDB) lebih rendah Rp82,92 triliun dari yang direncanakan dalam APBN Perpres 72 tahun 2020.

Page 38: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

38

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Page 39: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

39

Edisi Januari 2021

Pembiayaan anggaran tahun 2020 berperan sebagai upaya untuk menutup defisit anggaran dan percepatan target pembangunan. Realisasi pembiayaan anggaran pada tahun 2020 sebesar Rp1.190,95 triliun (114,60 persen dari APBN Perpres 72 tahun 2020). Realisasi tersebut diantaranya terdiri atas realisasi pembiayaan utang pada tahun 2020 secara neto sebesar Rp1.226,83 triliun (100,52 persen dari APBN Perpres 72 tahun 2020) dan realisasi pembiayaan investasi pemerintah sebesar Rp104,74 triliun (40,74 persen dari target APBN Perpres 72 tahun 2020). Realisasi pembiayaan utang tersebut juga sebagai bentuk dukungan bagi upaya pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19. Selain itu, sumber-sumber pembiayaan juga diarahkan untuk kegiatan yang mendukung program PEN, sebagaimana diatur dalam PP Nomor 23 Tahun 2020 yang telah diubah menjadi PP Nomor 43 Tahun 2020, antara lain melalui penyertaan modal negara kepada BUMN terutama untuk percepatan pembangunan infrastruktur, pemberdayaan UMKM, dan mendukung ekspor nasional.

Lebih lanjut, pembiayaan investasi pemerintah juga bertujuan untuk meningkatkan leverage BUMN sebagai agen pembangunan. Selain melalui penyertaan modal negara, Pemerintah juga memberikan dukungan pinjaman modal kerja kepada beberapa BUMN, pinjaman kepada Pemerintah Daerah, penempatan dana di perbankan, serta penjaminan kredit modal kerja.

Dengan posisi realisasi defisit dan pembiayaan anggaran tahun 2020 tersebut, terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp234,65 triliun. SiLPA tersebut dapat dipergunakan Pemerintah sebagai fiscal buffer dalam APBN TA 2021, antara lain sebagai salah satu sumber pembiayaan program vaksinasi. Tahun 2020 ditutup dengan optimis seiring perkembangan vaksin yang memberikan harapan di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang masih memerlukan penanganan serius. Momentum perbaikan ekonomi yang sedang berjalan perlu dijaga dan dilanjutkan di tahun 2021 dengan tetap fokus pada upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga kredibilitas pengelolaan APBN dan kepercayaan

masyarakat.

Page 40: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

40

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Perkembangan Ekonomi Makro

Page 41: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

41

Edisi Januari 2021

PERKEMBPERKEMBANGAN ANGAN EKONOMI MAKROEKONOMI MAKRO

Hingga akhir 2020, perbaikan aktivitas ekonomi memperlihatkan proses

yang kuat dan terus berlanjut setelah proses pembalikan arah (turning point) yang terjadi di triwulan III 20202. Hal ini terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia yang terus melanjutkan level ekspansi dan lebih kuat dimana meningkat dari 50,6 di November menjadi 51,3 di Desember 2020, merupakan level tertinggi dalam 10 bulan terakhir. PMI sebagai leading indicator menggambarkan kondisi produksi, permintaan, dan penjualan, yang terus menunjukkan peningkatan. Peran Pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi mampu membantu masyarakat, dunia usaha, dan pembangunan nasional. Belanja perlinsos efektif dalam membantu konsumsi masyarakat miskin dan rentan.

Bantuan pemerintah untuk sektor UMKM terdampak dapat memberikan bantalan terhadap penurunan kegiatan usaha UMKM.

Perkembangan harga di tingkat konsumen pada Desember 2020 melajutkan tren inflasi tercatat sebesar 0,45% (mtm) yang terutama dipengaruhi oleh tekanan inflasi pangan. Sehingga, inflasi hingga sepanjang 2020 mencapai 1,68 persen (yoy). Perkembangan inflasi Desember 2020 ini mencerminkan adanya perbaikan permintaan masyarakat meskipun masih terbatas di masa pandemi Covid-19. Dilihat dari per komponen, volatile food mengalami peningkatan yang signifikan karena adanya kenaikan permintaan terhadap komoditas pangan. Laju inflasi inti kembali melanjutkan tren menurun karena penurunan harga komoditas nonpangan dan jasa. Sementara

Page 42: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

42

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

itu, komponen administered price mengalami penurunan meskipun terdapat tekanan inflasi dari komponen tarif angkutan udara. Secara umum, dalam tahun 2020, laju inflasi mengalami tren penurunan akibat dari pelemahan permintaan dampak dari pandemi Covid-19. Namun, tren peningkatan sejak September 2020 memperlihatkan adanya proses pemulihan sisi permintaan di tengah naiknya harga pangan. Ke depan, Pemerintah akan terus berupaya mengendalikan inflasi untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Tren nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada periode akhir tahun 2020 mengalami penguatan seiring dengan sentimen positif di pasar keuangan karena perkembangan positif pengembangan vaksin. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada 30 Desember 2020 berada pada posisi Rp14.051/USD. Dengan demikian, rata-rata nilai tukar Rupiah sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp14.576,8/USD. Disisi lain, cadangan devisa Indonesia berada pada level yang stabil dan cukup tinggi pada Desember 2020, yakni sebesar USD135,9 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran

utang luar negeri pemerintah. Posisi ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor dan diyakini akan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan kedepan.

Kinerja sektor pariwisata nasional merupakan sektor yang paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Sektor pariwisata dan sektor terkait seperti restoran, hotel, dan trasnportasi pendukung masih mengalami penurunan dibeberapa negara, termasuk Indonesia. Kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke Indonesia hingga November 2020 masih mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia November 2020 mengalami penurunan dalam sebesar 86,31 persen dibanding jumlah kunjungan pada November 2019. Namun jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia meningkat sebesar 13,9 persen. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia secara kumulatif hingga November 2020 mencapai 3,89 juta kunjungan atau turun 73,6 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun

Page 43: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

43

Edisi Januari 2021

2019 yang berjumlah 14,73 juta kunjungan. Kondisi penurunan kunjungan wisman ini secara langsung berdampak pada sektor perhotelan. Data sektor perhotelan pada November 2020 menunjukkan bahwa Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang mencapai rata-rata 40,14 persen atau turun 18,44 poin dibandingkan

dengan TPK November 2019 yang tercatat sebesar 58,58 persen. Jika dibandingkan dengan TPK Oktober 2020, TPK November 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 2,66 poin. Kondisi ini menggambarkan adanya perbaikan aktivitas ekonomi di sektor perhotelan meskipun masih terbatas dibandingkan bulan sebelumnya.

Page 44: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

44

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

D itengah pemenuhan kebutuhan penanganan dampak Pandemi Covid-19, Pemerintah melalui

Belanja Pemerintah Pusat (BPP) terus mengupayakan agar pelayanan publik tetap berjalan dengan baik, yang dapat dilihat dari capaian output strategis di berbagai bidang, yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Capaian output strategis di bidang perlindungan sosial sampai dengan 31 Desember 2020 telah terealisasi antara lain, Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 10,0 juta KPM, Bantuan Pangan (Kartu Sembako) kepada 19,4 juta KPM, Bantuan Sembako Jabodetabek kepada 2,2 juta KPM, Bansos Tunai Non Jabodetabek kepada 9,2 juta KPM, Bantuan Tunai peserta Sembako Non-PKH kepada 9 juta KPM, Bantuan Beras

peserta PKH kepada 10 juta KPM, Bantuan Upah kepada 12,4 juta karyawan, 2,0 Juta guru honorer Kemdikbud, 619rb guru honorer Kemenag, dan Kartu Prakerja kepada 5,6 juta penerima. Pada bidang subsidi, terdapat capaian output strategis antara lain Diskon Listrik/Pembebasan Biaya pada 32,1 juta pelanggan, Subsidi Bunga UMKM kepada 19,1 juta debitur, Insentif perumahan untuk 240,8 ribu unit rumah, dan subsidi pupuk sebanyak 8,6 juta ton.

Capaian output strategis di bidang kesehatan antara lain penyaluran PBI-JKN kepada 96,7 juta jiwa, PBPU/BP Penerima Bantuan Iuran kepada 53 juta jiwa, Insentif Nakes Pusat kepada 684 ribu nakes, dan Pembayaran 183,9 ribu pasien Covid-19.

Meskipun terjadi perlambatan pelaksanaan kegiatan, capaian output strategis K/L di bidang

Laporan Khusus

Belanja Pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Page 45: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

45

Edisi Januari 2021

Page 46: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

46

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

infrastruktur dan bidang pendidikan masih relatif on track terhadap target outputnya.Capaian output strategis di bidang infrastruktur, antara lain pembangunan jaringan irigasi 280,84 km, pembangunan jalan baru sepanjang 280,18 km, jembatan sepanjang 7.669,6 m, rel kereta api sepanjang 452,3 km’sp, pemasangan jargas sebanyak 135.286 SR (Sambungan Rumah) di 23 Kab/Kota, dan 45 bendungan (rata-rata fisik 53,61 persen).

Sementara itu, capaian output strategis di bidang pendidikan antara lain, penyaluran bantuan pendidikan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk 16,18 juta siswa, Bidik Misi/KIP Kuliah kepada 845,36 ribu mahasiswa, dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kemenag bagi 8,72 juta siswa, Subsidi kuota internet sebanyak 35,6 juta penerima melalui Kemdikbud dan 6,7 juta penerima melalui Kemenag.

Page 47: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

47

Edisi Januari 2021

B elanja negara dalam periode 2016 sampai dengan 2020 diarahkan untuk ekspansif namun

terarah dan terukur, dimana selain dimanfaatkan untuk pendanaan pembangunan, juga didesain untuk mengantisipasi ketidakpastian dinamika perekonomian. Namun demikian, dengan adanya kejadian pandemi Covid-19 di tahun 2020, belanja negara mengalami penyesuaian dalam mengantisipasi dampak yang ditimbulkan, yang lebih dititikberatkan pada upaya penanganan masalah kesehatan dan pemulihan dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan. Meskipun dari sisi pendapatan negara mengalami shortfall yang cukup signifikan, khususnya dari penerimaan perpajakan, namun dari dari sisi belanja negara, khususnya belanja pemerintah pusat tetap dipertahankan

stabil dan bahkan lebih besar melebihi target yang ditetapkan dalam APBN 2020, mengingat Pemerintah berkomitmen untuk melakukan langkah intervensi berupa kebijakan countercyclical dari sisi belanja selama sektor swasta mengalami kelesuan ekonomi. Realisasi belanja negara di tahun 2020 sebesar Rp2.589,9 triliun atau naik 12,2 persen dari realisasi 2019 yang didukung oleh kebijakan refokusing/realokasi belanja K/L dan TKDD yang diarahkan untuk mendukung penanganan Covid-19 dan dampaknya terhadap masyarakat dan dunia usaha .

Berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan kebijakan belanja negara yang dilaksanakan pada tahun 2020, antara lain dapat diinformasikan bahwa : (i) refokusing dan realokasi belanja Pemerintah Pusat dan

Laporan Khusus

Evaluasi Kinerja Anggaran 2020

Page 48: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

48

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

TKDD sangat membantu untuk melaksanakan program PEN yang membutuhkan pendanaan besar untuk penanganan kesehatan dan memberikan perlindungan bagi masyarakat dan UMKM/dunia usaha, (ii) refokusing juga membawa pola baru belanja operasional K/L yang lebih efisien menuju adaptasi kebiasaan baru (new normal), dan (iii) peningkatan belanja negara sangat efektif untuk membantu: penanganan Covid-19, menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi dampak kenaikan kemiskinan dan pengangguran.

Melalui Belanja K/L

Bila ditinjau dari sisi kebijakan per jenis belanja, pada tahun 2020, realisasi bulanan belanja pegawai relatif stabil dari bulan per bulan. Realisasi belanja pegawai K/L lebih rendah dari tahun 2019, terutama yang berasal dari pos tunjangan kinerja, karena perubahan kebijakan pemberian THR dan gaji ke-13. Salah satu kebijakan yang akan didorong pada tahun 2021 dan 2022 adalah pengendalian jumlah pegawai seiring perubahan pola kerja dan proses bisnis, dengan tetap menjaga kesejahteraan aparatur dan menciptakan birokrasi yang efektif, tangkas, dan melayani.

Dari sisi belanja barang, mengalami penurunan tersebut utamanya disebabkan adanya kebijakan realokasi dan refokusing anggaran belanja terutama pada

belanja barang yang dilakukan Pemerintah untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19. Namun demikian, dalam pelaksanaannya, hasil realokasi dan refocusing tersebut sebagian besar dialokasikan kembali melalui belanja barang dan terdapat pula pergeseran anggaran yang berasal dari anggaran BUN untuk mendukung pelaksaan kegiatan pemulihan kesehatan, PEN dan kegiatan strategis lainnya, maka dapat dikatakan belanja barang menjadi penopang kinerja realisasi belanja K/L tahun 2020. Kebijakan pada tahun 2021 dan 2022 masih sama, yaitu tetap mengedepankan aspek efektifitas dan efisiensi dan mendukung kegiatan yang bersifat intervensi pada bidang-bidang prioritas.

Untuk belanja modal, masih cenderung sebagai investasi pemerintah, dimana masih adanya pergeseran belanja modal menjadi belanja barang berupa belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat/Pemerintah Daerah. Dari sisi pemanfaatan yang lain, kinerja belanja modal nampak dari : (i) belanja jalan, irigasi dan jaringan, gedung dan bangunan, modal lainnya, dan BLU yang tumbuh negatif dari tahun 2019 karena adanya kebijakan refokusing dan restrukturisasi proyek dalam rangka penanganan Covid-19 serta pembatasan sosial, (ii) belanja peralatan dan mesin tumbuh positif dari tahun 2019 karena dioptimalkan untuk kegiatan pengadaan alutsista,

Page 49: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

49

Edisi Januari 2021

almatsus, alat material kesehatan untuk penanganan Covid-19, dan belanja modal tanah meningkat cukup signifikan yang disebabkan adanya realisasi pengandaan tanah PSN LMAN di akhir tahun.

Hal lain yang patut mendapat perhatian ke depan adalah masih rendahnya alokasi belanja modal menjadi tantangan bagi Pemerintah dalam upaya menutup infrastructure gap yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan peer countries (Realizing Indonesia’s Economic Potential, IMF 2017). Setiap tahunnya, Indonesia hanya mampu mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar 2,5-2,7 persen PDB, sementara masih terdapat gap investasi sebesar 4,7-5,1 persen PDB. Daya saing 2019 menurut Global Competitiveness Report juga mengalami penurunan dari peringkat 45 ke 50, sehingga konsistensi penguatan infrastruktur perlu didorong agar berkontribusi terhadap peningkatan daya saing.

Terkait dengan belanja bantuan sosial (bansos), belanja bansos 2020 sangat dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Sebagai respon awal terhadap pandemi, Pemerintah menaikkan besaran bantuan Kartu Sembako dan PKH serta memperluas cakupan penerimanya. Seiring dengan semakin meluasnya dampak Covid-19, terdapat beberapa bansos tambahan yang diberikan untuk menjaga konsumsi rumah tangga miskin dan rentan antara

lain bansos tunai bagi 9 juta KPM di luar Jabodebatek dan bansos sembako bagi 1,9 juta KPM di Jabodetabek. Pada awalnya pemberian bansos direncanakan diberikan selama 3 bulan (April-Juni 2020) namun kemudian diperpanjang menjadi 9 bulan (April-Desember 2020) dengan besaran bantuan yang disesuaikan (Rp600.000/ bulan menjadi Rp300.000/bulan). Selain itu, masih terdapat tambahan bantuan beras untuk KPM PKH sebanyak 15 kg/bulan untuk 3 bulan dan tambahan bansos tunai sebesar Rp500.000 untuk KPM Sembako Non PKH. Seluruh Bansos terealisasi secara baik, kecuali untuk Bansos di Badan penanggulangan Bencana Nasional yang tercatat masih diangka realisasi 62 persen(angka sementara).

Untuk tahun 2021, belanja bansos masih diarahkan untuk mendukung pemulihan paska pandemi Covid-19 yang diproyeksikan dampaknya masih terus dirasakan setidaknya hingga pertengahan tahun. Untuk tahun 2022, kebijakan belanja bansos adalah melanjutkan agenda refomasi jangka menengah perlindungan sosial, antara lain transformasi subsidi listrik RT dan LPG ke bansos dan diintegrasikan dengan Kartu Sembako, melanjutkan integrasi PIP dan PKH serta menguatkan bansos untuk lansia dan penyandang disabilitas.

Page 50: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

50

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Melalui Belanja Subsidi

Untuk realisasi belanja subsidi menunjukkan tren kenaikan dalam periode tahun 2016–2019. Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh (1) depresiasi nilai Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP); (2) penyesuaian besaran subsidi tetap minyak solar; dan (3) pembayaran kurang bayar subsidi atas utang subsidi tahun-tahun sebelumnya. Memasuki tahun 2020, pelaksanaan pengelolaan subsidi menghadapi beberapa tantangan, seperti fluktuasi harga minyak mentah dunia dan harga produk LPG (CP Aramco), depresiasi nilai tukar Rupiah, serta upaya penanganan dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian, antara lain melalui : (1) pembebasan tarif listrik untuk pelanggan 450 VA dan diskon tarif 50 persen untuk pelanggan 900 VA subsidi yang bertujuan untuk

menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan; (2) memberikan insentif perumahan untuk MBR; dan (3) memberikan subsidi bunga untuk UMKM yang terdampak Covid-19.

Selanjutnya rencana kebijakan subsidi pada tahun 2021 dan 2022 akan diarahkan untuk : (i) melakukan implementasi penyesuaian HJE LPG tabung 3 Kg secara bertahap, disertai upaya transformasi subsidi LPG dan Mitan sinergi dengan bansos dan transformasi subsidi listrik disertai dengan penerapan kebijakan penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan non subsidi, dan (ii) melakukan implementasi kartu tani secara keseluruhan di Jawa, Madura, Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi, sehingga pada daerah-daerah tersebut kartu tani diharapkan dapat digunakan 100 persen untuk penebusan pupuk bersubsidi.

Page 51: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

51

Edisi Januari 2021

S alah satu kebijakan extraordinary yang dikeluarkan Pemerintah dalam menghadapi kejadian

extraordinary akibat pandemi Covid-19 adalah mengalokasikan sejumlah Rp695,2 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Program PEN bertujuan untuk menggerakkan perekonomian, melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha, baik di sektor riil maupun sektor keuangan, termasuk kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Sampai dengan akhir Desember 2020, realisasi program penanganan Covid-19 dan PEN telah mencapai Rp579,78 triliun atau 83,4 persen dari pagu. Alokasi program PEN untuk public goods

dikelompokkkan ke dalam sektor kesehatan, perlindungan sosial, serta kegiatan sektoral K/L dan Pemda. Sementara itu, sebagai wujud pemberian dukungan kepada dunia usaha, Pemerintah juga mengalokasikan pembiayaan untuk kelompok non-public goods yang dikategorikan ke dalam sektor insentif usaha, pembiayaan korporasi, dan dukungan UMKM.

Di sektor kesehatan, Program PEN telah terealisasi sejumlah Rp63,51 triliun, utamanya digunakan untuk insentif tenaga kesehatan serta belanja intervensi penanganan Covid-19, termasuk penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, biaya klaim, dan vaksin. Sedangkan sisanya, sebanyak Rp47,02 triliun akan digunakan untuk program vaksinasi di tahun 2021. Selanjutnya, dalam rangka memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat terdampak dan

Laporan Khusus

Peran PEN untuk Penanganan Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Page 52: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

52

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

kelompok rentan, Pemerintah telah merealisasikan Rp220,39 triliun, utamanya untuk menekan laju kemiskinan dan ketimpangan sosial. Di sektoral K/L dan Pemda, Pemerintah telah merealisasikan Rp66,59 triliun untuk mendukung kegiatan K/L dan pemulihan ekonomi daerah, termasuk memberikan dukungan pariwisata, padat karya K/L, DID Pemulihan, DAK Fisik serta Food Estate.

Selain itu, untuk mendukung keberlanjutan dunia usaha, realisasi program PEN untuk UMKM telah tercapai sebesar Rp112,44 triliun, sedangkan sebesar Rp3,87 triliun akan digunakan untuk pendanaan dukungan UMKM dan korporasi di

tahun 2021. Bantuan Pemerintah kepada UMKM ditujukan untuk menopang permodalan dan cashflow UMKM agar dapat bertahan, pulih dan bangkit di tengah tekanan pandemi. Pemerintah juga memberikan dukungan kepada korporasi, utamanya korporasi padat karya melalui penyertaan modal negara BUMN dan penjaminan kredit modal kerja. Realisasi sampai akhir tahun mencapai Rp 60,73 triliun, terdiri dari PMN untuk 6 BUMN dan 2 Lembaga (LPEI dan LPI/INA), serta pinjaman untuk 5 BUMN. Dukungan Pemerintah kepada dunia usaha juga ditunjukkan dari realisasi pemberian insentif usaha, yaitu sebesar Rp56,12 triliun.

Page 53: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

53

Edisi Januari 2021

M enteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi

Sadikin mengapresiasi kesigapan Bea Cukai Soekarno-Hatta dalam memfasilitasi masuknya vaksin Covid-19 tahap kedua, sebanyak 1.800.852 vial satu dosis. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan program vaksinasi masyarakat yang telah digencarkan oleh pemerintah sejak penghujung tahun 2020.

PT Biofarma (Persero) yang berperan sebagai importir, merupakan perusahaan yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan untuk mendatangkan vaksin tahap II setelah berhasil pada kedatangan vaksin tahap I pada awal Desember lalu. Adapun fasilitas yang didapatkan yaitu pelayanan

segera rush handling, dan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI).

Layanan rush handling atau pelayanan segera adalah pelayanan yang diberikan atas barang impor tertentu yang karena karakteristiknya memerlukan pelayanan segera untuk dikeluarkan dari kawasan pabean atau bandara. Selain fasilitas rush handling, terhadap vaksin ini juga diberikan fasilitas fiskal, antara lain pembebasan bea masuk, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan dibebaskan dari pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22.

Turut mengawal kedatangan vaksin tersebut, Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Dodik Wijanarko, Pangdam Jaya Mayor

Laporan Khusus

Kesigapan dan Fasilitasi Bea Cukai Dalam Proses Importasi Vaksin Covid-19 dan Penindakan Upaya Penyelundupan Narkotika di Akhir Tahun 2020.

Page 54: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

54

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Jenderal Dudung Abdurrachman, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol. Istiono, Asisten Operasi Kapolri Irjen Polisi Imam Sugianto, Direktur Pemasaran PT. Bio Farma Sri Rahayu, beserta jajaran pimpinan komunitas Bandara Soekarno-Hatta (Kombatta).

Menutup tahun 2020, Bea Cukai juga berhasil menggagalkan berbagai upaya penyelundupan narkotika. Upaya penyelundupan tersebut berhasil digagalkan oleh Kantor Bea Cukai Tanjung Perak, Bea Cukai Tarakan, dan Bea Cukai Jayapura.

Bea Cukai Tanjung Perak berhasil menggagalkan penyelundupan narkotika jenis Methamphetamine/sabu sebanyak 13 kali dengan berat total barang bukti mencapai 48,40 kg. Bila asumsi pengguna narkoba menggunakan rata-rata 0,2 gram tiap orang, maka jumlah tegahan ini mampu menyelamatkan lebih dari 242 ribu masyarakat Indonesia. Selama tahun 2020, dari total 13 kasus penindakan 10 di antaranya dengan barang bukti 41,598 kg sabu.

Modus penyelundupan narkotika yang digunakan para penyelundup lebih variatif, yaitu sekitar 9 modus yang berhasil diungkap. Modus yang dilakukan mulai dari modus lama seperti disembunyikan dalam kaleng cat/compound,

hingga modus baru seperti disembunyikan dalam sereal, power bank, mainan anak, hingga dispenser.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan bentuk sinergi apik yang selama ini telah dirajut bersama Bea Cukai Tanjung Perak, Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan instansi lain di Pelabuhan Tanjung Perak.

Selain itu, Bea Cukai Tarakan, bersinergi bersama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Utara berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis Methamphetamine dari Malaysia di Perairan Tarakan, di Dermaga Tengkayu II pada Sabtu 5 Desember 2020.

Dari penindakan narkotika tersebut, tim gabungan berhasil mengamankan barang bukti berupa sebuah tas hitam yang berisi sabu sejumlah dua paket dengan berat kurang lebih 2.000 gram berbentuk serbuk kristal dengan kemasan teh.

Kemudian, Bea Cukai Jayapura dan Satgas Pamtas Yonif MR 413/Bremoro berhasil menggagalkan pemasukan narkotika jenis mariyuana/ganja di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota

Page 55: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

55

Edisi Januari 2021

Jayapura, Kepala Kantor Bea Cukai Jayapura, Albert Simo menyampaikan bahwa narkotika tersebut diselundupkan dalam tas berisi lima paket ganja dengan total 220 gram ganja.

Dalam sinergi antara Bea Cukai Jayapura dan Satgas Pamtas Yonif MR 413/Bremoro selama tahun 2020 ini telah berhasil

mengamankan narkotika jenis ganja seberat 1,5 kg yang seluruhnya berasal dari perbatasan RI-PNG. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat penyelundupan narkotika cukup intens di perbatasan, sehingga membutuhkan pengawasan ekstra dan sinergi antar instansi mutlak diperlukan untuk meningkatkan efektifitas pengawasan.

Page 56: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

56

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Dalam sebuah laporan bertajuk Economic Openness: Indonesia Case Study yang dirilis tahun 2019 oleh Legatum Institute, disebutkan bahwa selama tahun 2009-2019 Indonesia berhasil mempersingkat waktu pelaporan pajak dari 259 jam menjadi 208 jam per tahun.

Menariknya, durasi yang diperlukan wajib pajak Indonesia untuk melaporkan pajak di tahun 2019 hanya satu jam lebih lama bila dibandingkan wajib pajak di China. Kemajuan yang diraih selama satu dekade ini menunjukkan keseriusan Kementerian Keuangan terutama Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam memberikan kemudahan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak.

Faktor utama yang mendorong hal tersebut adalah Reformasi Perpajakan Jilid II yang terjadi di tahun 2009-2014 dilanjutkan dengan Reformasi Perpajakan Jilid III yang berlangsung hingga saat ini. Reformasi Perpajakan Jilid

III mengamanatkan pembaruan dalam sistem administrasi perpajakan yang terdiri dari lima pilar.

Tiga dari lima pilar tersebut yakni perbaikan proses bisnis, penggunaan teknologi informasi dan basis data, serta regulasi yang mendukung, terbukti mampu menambah efektivitas dan efisiensi dalam pelaporan pajak serta secara signifikan mengubah perilaku wajib pajak.

Tak berhenti sampai di situ, Kementerian Keuangan khususnya DJP memastikan akan selalu mengawal proses reformasi dan terus berinovasi. Salah satunya dengan unifikasi pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPh).

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Perdirjen) Nomor PER-23/PJ/2020 yang berlaku sejak 28 Desember 2020, SPT Masa PPh unifikasi adalah SPT Masa yang digunakan oleh

Laporan Khusus

SPT PPh Unifikasi, Lapor Pajak Kini Tak Ribet Lagi

Page 57: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

57

Edisi Januari 2021

wajib pajak untuk melaporkan kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan PPh, penyetoran atas pemotongan dan/atau pemungutan PPh, dan/atau penyetoran sendiri atas beberapa jenis PPh dalam satu Masa Pajak.

Ada lima jenis PPh yang dilaporkan dalam SPT ini, yaitu PPh Pasal 4 Ayat (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 26. Menurut peraturan tersebut, SPT PPh Masa Pasal 21 tidak termasuk yang dilaporkan dalam SPT PPh unifikasi. PPh Pasal 21 memang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis PPh lainnya, terutama pada format pelaporan di akhir tahun.

Adapun yang wajib membuat SPT Masa PPh unifikasi adalah Pemotong dan/atau Pemungut PPh selain instansi pemerintah yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diwajibkan untuk melakukan pemotongan dan/atau pemungutan PPh serta telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Pemotongan dan/atau pemungutan PPh ini dilakukan dengan membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan unifikasi. Ada dua bentuk Bukti Pemotongan/Pemungutan yaitu formulir kertas atau dokumen elektronik yang dibuat dan

disampaikan melalui aplikasi e-Bupot unifikasi.

Pemotong dan/atau Pemungut PPh yang masih diperbolehkan melapor secara manual adalah yang membuat tidak lebih dari dua puluh Bukti Pemotongan/Pemungutan unifikasi dalam satu masa pajak dan yang membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan unifikasi dengan dasar pengenaan PPh (DPP) tidak lebih dari Rp100 juta untuk tiap Bukti Pemotongan/Pemungutan unifikasi dalam satu masa pajak. Apabila salah satu kriteria tersebut tidak terpenuhi maka wajib melapor secara elektronik.

Selain itu, kriteria yang wajib elektronik adalah yang membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan unifikasi untuk objek pajak PPh Pasal 4 ayat (2) atas bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia, giro, dan transaksi penjualan saham; telah menyampaikan SPT Masa elektronik; atau terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, KPP di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, atau KPP Madya.

Pelaksanaan pelaporan SPT Masa unifikasi ini sebelumnya telah dilakukan secara bertahap

Page 58: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

58

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

sejak tahun 2020 di beberapa perusahaan BUMN dengan dasar hukum Perdirjen Nomor PER-20/PJ/2019. Peraturan ini kemudian dicabut dengan terbitnya Perdirjen Nomor PER-23/PJ/2020 untuk implementasi yang lebih luas.

Tantangan dan Optimisme

Meluasnya penggunaan sistem pelaporan SPT Masa unifikasi terutama melalui sistem elektronik menimbulkan tantangan tersendiri apabila dilihat dari dua sisi. Pertama, dari sisi DJP yang harus mampu menyediakan aplikasi dan perangkat teknologi yang mumpuni dalam melayani para pengguna.

Kedua, dari sisi wajib pajak yang perlu beradaptasi dengan format Bukti Pemotongan/Pemungutan, pemahaman regulasi baru, dan kemampuan dalam menguasai teknologi. Selain itu, kondisi pandemi yang masih terjadi dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat akan makin mendorong penggunaan sistem pelaporan elektronik.

Sebagai antisipasi, otoritas pajak perlu menyediakan saluran khusus sebagai wadah komunikasi dan asistensi teknis secara daring yang mudah diakses wajib pajak. Hal ini penting sekali untuk mencegah terjadinya penurunan jumlah pelaporan pajak apabila sistem tidak dipersiapkan secara matang

Terlepas dari tantangan di atas, sistem pelaporan SPT PPh unifikasi mengandung sejumlah optimisme dari kemudahan yang ditawarkan. Waktu yang diperlukan wajib pajak untuk melaporkan PPh akan makin berkurang secara signifikan.

Selain itu, muncul optimisme berkurangnya kuantitas wajib pajak dalam mengakses aplikasi akan memperingan beban kerja peladen (server) sistem DJP. Harapannya, tak banyak terjadi galat (error) dalam proses pelaporan elektronik. Dan yang paling penting, pelaporan PPh kini sudah tak ribet lagi.

Page 59: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

59

Edisi Januari 2021

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 60: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

60

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Pendapatan Negara

Realisasi Penerimaan Pajak 2020 Rp1.070 Triliun, Capaian 89 Persen dari Target APBN

Page 61: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

61

Edisi Januari 2021

Penerimaan PajakPenerimaan Pajak

P embaca setia APBN KiTa, tidak terasa tahun 2020 telah kita lalui bersama. Sebagaimana

disampaikan Menteri Keuangan dalam konferensi pers tanggal 6 Januari silam, tahun 2020 merupakan tahun yang extraordinary, di luar kewajaran. Dampak pandemi Covid-19 begitu masif dirasakan di seluruh belahan dunia tanpa terkecuali. Bank Dunia dalam publikasi Global Economic Prospects (Januari 2021) mengestimasi perekonomian global pada tahun 2020 telah mengalami kontraksi hingga 4,3 persen (yoy). Sebagai perbandingan, krisis finansial global sebelumnya mengakibatkan kontraksi yang lebih rendah terhadap perekonomian dunia, yakni sebesar 2 persen (yoy)pada tahun 2009.

Bagi otoritas perpajakan,

dampak pandemi global ini sangat nyata. Terkontraksinya perekonomian sebagai basis pemajakan (tax base) serta terbatasnya kegiatan operasional akibat penerapan pembatasan sosial merupakan tantangan utama yang harus dihadapi. Di sisi lain, peranan penerimaan pajak menjadi semakin penting dalam mendukung kebijakan fiskal countercyclical, di samping sebagai administrator pemberian insentif perpajakan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Bila kita ingat kembali, outlook perpajakan pada awal tahun 2020 sesungguhnya cukup optimistis. Setelah mengalami perlambatan pada tahun 2019 akibat bayang-bayang perang dagang, konflik geopolitik, serta pelemahan perdagangan internasional, perekonomian global saat itu

Page 62: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

62

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Grafik 1 – Penerimaan pajak tahun 2020, bulan-demi-bulan : penerimaan pajak berangsur pulih seiring recovery ekonomi.

Grafik 2 - rasio Kepatuhan Wajib Pajak

Page 63: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

63

Edisi Januari 2021

diperkirakan akan membaik, dengan proyeksi pertumbuhan tahun 2020 di level 3,4 persen (yoy). Ekonomi Indonesia sendiri ditargetkan mampu tumbuh 5,3 persen (yoy) dalam asumsi dasar makroekonomi APBN 2020. Berkaca pada kinerja penerimaan pajak sampai dengan triwulan pertama (Q1) 2020, optimisme ini cukup beralasan. Kinerja PPN & PPnBM terus menunjukkan peningkatan, tumbuh 2,47 persen (yoy). PPN Dalam Negeri sendiri tumbuh double digit 10,27 persen (yoy). Beberapa jenis pajak utama PPh Non-Migas seperti PPh Pasal 26 dan PPh Final juga menunjukkan kinerja menggembirakan, masing-masing tumbuh 24,59 dan 9,75 persen (yoy), mengindikasikan perbaikan konsumsi dan aktivitas ekonomi yang makin sehat. Kondisi ketenagakerjaan pun cukup solid, terlihat dari kinerja PPh Pasal 21 yang stabil tumbuh 4,94 persen (yoy).

Namun, meminjam istilah Ibu Sri Mulyani, “COVID ini game changer”. Indonesia mencatatkan kasus positif pertama pada tanggal 2 Maret 2020, sementara badan kesehatan dunia WHO sendiri baru menyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Namun efek pandemi tersebut segera terlihat. Penerimaan mulai menunjukkan perlambatan pada bulan April, dan mencatatkan kontraksi yang cukup dalam pada bulan Mei, 38,19 persen terhadap Mei 2019.

Setelah menempuh upaya-upaya penanggulangan Covid-19, kondisi berangsur-angsur membaik. Indonesia memasuki fase new normal dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Hal ini tercermin pada realisasi penerimaan pajak yang terus menunjukkan tren membaik, seiring dengan mulai pulihnya (recovery) ekonomi –meski masih terbatas– sepanjang Q3 dan Q4 2020 (lihat Grafik 1).

Kebijakan Perpajakan di Masa Pandemi

Di tengah kondisi ketidakpastian, respon kebijakan yang cepat dari Pemerintah menjadi sangat penting. Di bidang perpajakan, Pemerintah telah menyesuaikan target penerimaan pajak sebanyak dua kali, pertama dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54/2020 pada 3 April 2020, yang merevisi target penerimaan pajak menjadi sebesar Rp1.254,11 triliun. Besaran target ini kembali direvisi melalui Perpres Nomor 72/2020 pada 24 Juni 2020, dengan menyesuaikan target penerimaan pajak menjadi sebesar Rp1.198,82 triliun. Penyesuaian ini tidak hanya mempertimbangkan tekanan atas perekonomian yang mengakibatkan menyusutnya basis pemajakan, namun juga merefleksikan peran yang akan dijalankan oleh administrasi perpajakan dalam turut menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dan mengawal Pemulihan Ekonomi Nasional, terutama dalam bentuk pemberian insentif perpajakan.

Page 64: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

64

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Tabel 1 – Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2020

Tabel 2: Penerimaan Jenis-Jenis Pajak Utama

Page 65: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

65

Edisi Januari 2021

Insentif yang diberikan berupa PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah, pembebasan PPh Pasal 22 Impor, pembebasan PPN Impor untuk kebutuhan penanggulangan pandemi Covid-19, penurunan tarif PPh Badan, pengurangan angsuran PPh Pasal 25, PPh Final Ditanggung Pemerintah untuk Wajib Pajak UMKM, serta fasilitas restitusi dipercepat untuk menjaga likuiditas Wajib Pajak.

Di sisi lain, otoritas perpajakan juga tetap berkomitmen mengamankan penerimaan negara dengan menggali sumber-sumber penerimaan alternatif. Memperhatikan pesatnya akselerasi digital selama masa pandemi yang mengakibatkan peningkatan konsumsi produk-produk digital, penerapan pemungutan PPN atas Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) dirasa sangat tepat waktunya. Pemungutan ini diterapkan atas barang dan jasa digital dari luar negeri yang dijual kepada pelanggan di Indonesia, bukan bentuk pemungutan pajak atas kegiatan belanja online sebagaimana kadang salah dipahami. Pemungutan PPN atas PMSE ini juga memiliki tujuan yang penting dalam jangka panjang, yakni dalam rangka menciptakan keadilan (level playing field) bagi penyedia produk digital dalam negeri, sehingga dapat bersaing dengan para pelaku luar negeri yang seringkali didukung pendanaan jauh lebih besar.

Dari sisi operasional, Direktorat Jenderal Pajak juga mengakselerasi pemanfaatan teknologi dalam jaringan (daring/on-line) serta meminimalisasi pelayanan tatap muka demi mencegah penularan Covid-19. Penerapan teknologi informasi berperan penting dalam mendukung pelaksanaan tugas bagi pegawai yang bekerja dari rumah (work from home), seperti penggunaan virtual private network (VPN), teleconference, remote desktop, Naskah Dinas Elektronik, dan sebagainya. Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, secara output akselerasi tersebut sejauh ini cukup efektif. Pasca mengadopsi serangkaian teknologi teleworking tersebut, tingkat kepatuhan pada tahun 2020 ternyata tidak terimbas negatif. Bahkan, rasio kepatuhan tahun 2020 justru mengalami peningkatan. Jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh yang diterima pada tahun 2020 sebanyak 14,76 juta SPT, atau 78 persen dari jumlah Wajib Pajak yang wajib memasukkan SPT, naik dari 73 persen pada tahun 2019 (lihat Grafik 2).

Kebijakan jangka panjang pun tetap mendapat perhatian serius, yang ditandai dengan terbitnya dua Undang-Undang di bidang perpajakan. Pertama, pada tanggal 26 Oktober 2020, disahkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai. Undang-Undang ini menggantikan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

Page 66: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

66

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Grafik 3 – PPh Pasal 21 JHT/UTP/Pesangon: naik di Q3,

normalisasi di Q4

Grafik 5 – Kinerja penerimaan sektor-sektor utama

Grafik 4 – Ekspor- Impor terus membaik

Page 67: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

67

Edisi Januari 2021

1985 yang telah berlaku selama 35 tahun dan tidak pernah mengalami perubahan sama sekali. Kedua, pada tanggal 2 November 2020 disahkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Undang-Undang ini lebih dikenal sebagai Omnibus Law selama masa pembahasannya, dikarenakan cakupannya yang luas yang merevisi beberapa Undang-Undang sekaligus, salah satunya Undang-Undang perpajakan.

Kinerja Penerimaan Pajak 2020

Sampai dengan akhir tahun 2020, penerimaan pajak yang tercatat masuk ke Kas Negara adalah sebesar Rp1.069,98 triliun (lihat Tabel 1). Sebagaimana disampaikan di atas, dampak pandemi Covid-19 serta pemberian insentif perpajakan memberikan tekanan yang cukup signifikan terhadap penerimaan pajak. Bila dibandingkan penerimaan tahun lalu, penerimaan pajak terkontraksi sebesar 19,71 persen (yoy). Pemanfaatan insentif perpajakan sendiri berkontribusi sebesar 22,1 persen terhadap penurunan penerimaan ini. Mengingat kondisi yang extraordinary, capaian ini dirasa cukup positif, dengan realisasi sebesar 89,25 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp1.198,82 triliun. Bahkan, capaian realisasi ini lebih tinggi dibandingkan capaian realisasi tahun 2019, yakni 84,48 persen dari target.

Penerimaan pada dua kelompok

pajak mampu melampaui target yang ditetapkan, yakni PPh Migas (realisasi 104,14 persen) dan PBB Sektor P3 (realisasi 155,88 persen). Membaiknya kinerja PPh Migas tidak lepas dari kembali membaiknya harga minyak dunia pada Q3 dan Q4 2020, setelah sempat mengalami tekanan yang cukup dalam pada bulan April. Bahkan harga minyak West Texas Intermediate crude (WTI) sempat mencatatkan harga minyak negatif pertama kalinya dalam sejarah. Demikian pula PBB Sektor P3 yang kinerjanya ditopang oleh jenis pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi sebagai kontributor utama.

Untuk jenis-jenis pajak utama, capaian yang menggembirakan kembali dicatatkan PPh Orang Pribadi. Realisasi penerimaan PPh Orang Pribadi mampu melebihi target, dengan capaian sebesar 112,92 persen (lihat Tabel 2). PPh Orang Pribadi merupakan satu-satunya jenis pajak utama yang masih mampu tumbuh positif 3,22 persen (yoy) di tengah pandemi. Hal ini tidak lepas dari resiliensi usaha dan tetap terjaganya tingkat kepatuhan sukarela (voluntary compliance) Wajib Pajak Orang Pribadi.

Selain PPh Orang Pribadi, penerimaan dua jenis pajak lain melampaui target, yakni PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 26. Kinerja PPh Pasal 21 sepanjang tahun 2020 cukup solid, dengan tingkat kontraksi yang cukup moderat

Page 68: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

68

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

sebesar -5,20 persen (yoy) dan realisasi mencapai 104,59 persen dari target, terutama mengingat adanya fasilitas insentif PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah. Kontraksi terutama diakibatkan terganggunya pasar tenaga kerja akibat pandemi Covid-19. Ini juga tercermin dari meningkatnya jenis setoran PPh Pasal 21 atas pesangon, pensiun, dan tunjangan/jaminan hari tua, mengindikasikan peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun kenaikan tersebut terbatas pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan selanjutnya pada Q4 2020 telah kembali menunjukkan normalisasi (lihat Grafik 3). Sedangkan PPh Pasal 26 terkontraksi tipis 2,87 persen (yoy), dengan realisasi mencapai 107,37 persen. Kinerja ini menunjukkan masih stabilnya tingkat transaksi dengan mitra dagang luar negeri (gaji, bunga, dividen, royalti dan sejenisnya), selain juga didorong oleh peningkatan pembayaran ketetapan pajak (SKP).

Penerimaan PPh Final relatif cukup baik, dengan realisasi mencapai 98,01 persen. Kontraksi masih relatif terjaga di level 10,80 persen (yoy), yang utamanya diakibatkan rendahnya tingkat suku bunga. BI 7-day reverse repo rate saat ini berada pada level 3,75 persen, level terendah dalam empat tahun terakhir. Selain itu, pemberian insentif PPh Final Ditanggung Pemerintah untuk Wajib Pajak UMKM juga turut berpengaruh. Capaian penerimaan cukup baik sebesar 90,53 persen juga

dicatatkan oleh jenis pajak PPN Dalam Negeri. Kontraksi masih terkendali di level 13,24 persen (yoy), yang terutama dipicu peningkatan restitusi akibat pemanfaatan insentif restitusi dipercepat. Apabila restitusi dikeluarkan dari perhitungan, kontraksi PPN Dalam Negeri secara bruto sebenarnya lebih moderat, yakni di angka 6,75 persen (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa penurunan konsumsi dalam negeri sesungguhnya relatif terkendali di tengah kondisi pembatasan sosial masyarakat. Namun demikian, meskipun berdasarkan data secara umum tren penerimaan PPN Dalam Negeri menunjukkan recovery, kondisi masih cukup volatil sehingga gangguan (shock) seperti peningkatan jumlah kasus Covid-19 atau penerapan PSBB/pengetatan pembatasan sosial dapat memberikan tekanan yang cukup signifikan.

Di sisi lain, PPh Badan dan pajak atas impor terkontraksi cukup dalam. Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan PPh Badan terkontraksi hingga 37,80 persen (yoy). Pertama, melambatnya profitabilitas badan usaha pada tahun 2019, yang merupakan dasar perhitungan pajak tahun 2020. Kedua, pemberian insentif perpajakan berupa potongan angsuran sebesar 30 persen, yang selanjutnya ditingkatkan menjadi 50 persen. Ketiga, penurunan tarif PPh Badan dari 25 persen menjadi 22 persen sebagaimana

Page 69: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

69

Edisi Januari 2021

diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020. Sedangkan pajak atas impor terkontraksi 25,84 persen (yoy), terutama pada jenis pajak PPh Pasal 22 Impor yang terkontraksi 49,51 persen (yoy). Tekanan ini diakibatkan salah satunya karena pemanfaatan insentif perpajakan berupa pembebasan PPh Pasal 22 Impor oleh wajib pajak. Sebagai perbandingan, PPN Impor yang tidak menerapkan insentif serupa (fasilitas pembebasan PPN Impor hanya diberikan untuk kebutuhan medis penanggulangan Covid-19) mengalami kontraksi yang lebih rendah, 19,43 persen (yoy). Angka tersebut kurang lebih in-line dengan data BPS yang menyebutkan nilai impor periode Januari–November 2020 turun 18,91 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Disisi lain, kontraksi ini juga disebabkan masih terganggunya rantai produksi dan distribusi global akibat pandemi Covid-19, serta masih berlanjutnya perang dagang antarnegara ekonomi besar. Namun demikian, tren kinerja ekspor-impor Indonesia, termasuk net export, terus menunjukkan recovery pada Q3 dan Q4, dengan turning point terjadi pada bulan Juni 2020 (lihat grafik 4).

Beralih ke perspektif sektoral, seluruh sektor-sektor utama mengalami kontraksi pada tahun 2020 (lihat Grafik 5). Akan tetapi, seiring dengan

aktivitas ekonomi yang mulai pulih, penerimaan sektoral cenderung membaik pada Q4 pada sebagian besar sektor dominan penerimaan pajak. Tekanan pada Sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan berasal dari melambatnya impor dan tingkat konsumsi masyarakat. Sektor Jasa Keuangan tertekan oleh penurunan tingkat suku bunga, peningkatan Non-performing Loan (NPL), serta perlambatan serapan kredit yang berakibat pada penurunan profitablitas. Cenderung terbatasnya kegiatan konstruksi dan penjualan properti menjadi sumber tekanan utama sektor Konstruksi & Real Estat pada tahun 2020. Sementara itu, sedikitnya penggunaan sarana transportasi akibat pembatasan sosial, dan perlambatan pembangunan sarana penunjang, masih menggerus penerimaan sektor Transportasi & Pergudangan.

Memandang ke Depan

Sebagaimana disampaikan, meski masih menunjukkan kontraksi dibanding tahun sebelumnya, perkembangan penerimaan pajak terus menunjukkan tren recovery. Optimisme tetap perlu kita jaga dalam menyongsong 2021. Bank Dunia memperkirakan ekonomi global dapat tumbuh 4 persen (yoy), sedangkan Indonesia sendiri ditargetkan dapat tumbuh 5 persen (yoy) pada tahun 2021. Dunia juga masih menanti arah kebijakan administrasi

Page 70: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

70

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

pemerintahan baru di Washington, yang diharapkan dapat setidaknya mengurangi tensi perang dagang yang belum kunjung berakhir. Bagi Indonesia, program Pemulihan Ekonomi Nasional yang efektif serta kesuksesan program vaksinasi Covid-19 akan berperan penting dalam satu tahun ke depan. Usaha ke arah ini telah melalui milestone krusial, dimana pada hari Rabu tanggal 13 Januari Presiden Joko Widodo telah melakukan vaksinasi Covid-19 perdana di Istana Negara, Jakarta. Kesuksesan kita sebagai bangsa dalam menanggulangi pandemi ini bergantung pada dukungan dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat dalam menyukseskan program vaksinasi tersebut.

Menutup tulisan ini, Direktur Jenderal Pajak menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh wajib pajak atas kontribusinya selama tahun 2020. Pajak yang anda bayarkan menjadi tulang punggung utama pembangunan bangsa, utamanya dalam upaya kita bersama untuk melawan pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Selamat menyongsong tahun 2021 dengan penuh semangat dan harapan. Salam sehat, pajak yang kuat untuk Indonesia maju!

Page 71: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

71

Edisi Januari 2021

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 72: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

72

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

S ampai dengan 31 Agustus 2020, penerimaan pajak telah terkumpul sebesar Rp676,93 triliun dari target tahun 2020 sebesar Rp1.198,82 triliun.

Dengan demikian, realisasi penerimaan pajak sampai dengan bulan Agustus adalah 56,47 persen. Bila dibandingkan tahun lalu, penerimaan pajak mengalami kontraksi sebesar 15,64 persen (YoY). Hal ini tidak lepas dari masih melambatnya perekonomian Indonesia dan transaksi perdagangan internasional akibat pandemi COVID-19. Di sisi lain, penerimaan beberapa jenis pajak seperti PPh Pasal 21, PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 25/29 dan PPN Dalam Negeri cukup terpengaruh efek pemberian fasilitas perpajakan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Namun demikian, meski secara umum masih menunjukkan kontraksi, penerimaan beberapa jenis pajak kembali menunjukkan perbaikan di bulan Agustus, setelah mengalami tekanan yang cukup signifikan pada bulan Juli lalu.

Penerimaan Per Jenis Pajak

Bila kita lihat lebih dalam, secara kumulatif PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi merupakan satu-satunya jenis pajak utama yang masih mampu tumbuh positif. Untuk periode Januari – Agustus 2020 PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi telah terkumpul sebesar Rp9,13 triliun, tumbuh 2,46 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan masih adanya ruang optimalisasi penerimaan pajak melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Penerimaan PPN Dalam Negeri Januari – Agustus 2020 sebesar Rp157,83 triliun, atau

Pendapatan Negara

Neraca Perdagangan Indonesia selama bulan Desember 2020 surplus sebesar USD2,10 miliar atau USD21,74 miliar sepanjang periode Januari hingga Desember 2020. Surplus bulan ini tercatat sebagai surplus 8 kali berturut-turut sejak Mei 2020.

Page 73: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

73

Edisi Januari 2021

Kepabeanan dan CukaiKepabeanan dan Cukai

N eraca Perdagangan (NP) Indonesia bulan Desember 2020 kembali tercatat surplus USD2,10

miliar, menjadikan NP surplus dalam 8 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Surplus bulan Desember didorong tingginya surplus neraca nonmigas, sedangkan defisit neraca migas relatif rendah. NP di bulan Desember dalam 3 tahun terakhir defisit, Namun pada 2020 kembali mencatat surplus.

Akumulasi NP Januari s.d Desember 2020 surplus USD21,74 miliar, didorong surplus nonmigas terutama ekspor hasil kelapa sawit dan logam dasar mulia, serta rendahnya defisit migas terutama impor BBM dampak penurunan konsumsi BBM selama pandemi.

Kinerja ekspor bulan Desember 2020 tumbuh positif 14,63

persen (yoy) sebagai akibat dari meningkatnya ekspor dari sektor manufaktur terutama tembaga dan CPO yg tumbuh 19,14 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan pertumbuhan dari bulan sebelumnya yang jika dibandingkan bulan November masih tumbuh 8,39 persen (mtm) didorong peningkatan ekspor nonmigas seperti hasil kelapa sawit dan tembaga seperti bulan sebelumnya.

Perbaikan kinerja ekspor terhadap diikuti oleh kinerja dari sisi impor untuk periode yang sama dimana tercatat tumbuh 14,0 persen (mtm), didorong kenaikan impor. Impor sektor bahan baku, seperti besi dan baja dasar, BBM dan peralatan komunikasi tumbuh 14,15 persen (mtm). Sedangkan importasi bawang putih, apel dan daging menjadi faktor dominan yang menyebabkan pertumbuhan impor atas barang konsumsi bulan

Page 74: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

74

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Realisasi penerimaan Kepabeanan dan cukai

Page 75: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

75

Edisi Januari 2021

Desember tumbuh sebesar 31,89 persen (mtm)

Kenaikan harga tembaga, CPO dan batubara di pasar global menjadi salah satu faktor pendorong naiknya devisa ekspor Indonesia. Batubara misalnya, kenaikan harga dipengaruhi peningkatan konsumsi di Eropa yang memasuki musim dingin. Kenaikan harga CPO di pasar global yang dipengaruhi produksi CPO Malaysia bulan November yang anjlok, dan harga soybean oil yang naik juga turut menjadi faktor naiknya devisa ekspor.

Realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai hingga tanggal 31 Desember 2020, mencapai Rp212,85 triliun atau 103,48 persen dari target pada Perpres 72. Capaian tersebut didorong kinerja penerimaan cukai yang masih tumbuh 2,25 persen (yoy), dan kinerja penerimaan BK yang tumbuh signifikan.

Realisasi atas penerimaan pajak dalam rangka impor (PDRI) lainnya, yang pemungutannya dilakukan oleh DJBC per 31 Desember 2020 adalah Rp170,35 triliun atau tumbuh melambat 25,87 persen bila dibandingkan dengan penerimaan PDRI tahun 2019. Alhasil, total penerimaan negara yang telah dikumpulkan oleh DJBC per 31 Desember adalah mencapai Rp383,20 triliun.

Berdasarkan komponen penerimaan yang terdiri dari Bea Masuk (BM), Bea Keluar (BK) dan

Cukai, sejak awal hingga akhir tahun 2020 masih dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal. Meskipun terjadi peningkatan aktivitas ekspor di bulan Juli 2020 yang kembali melambat di bulan Agustus, namun secara kumulatif kegiatan ekspor-impor masih berada di zona negatif. Hal ini disebabkan faktor eksternal yang belum pulih, lesunya perdagangan global, hingga meluasnya efek pandemi virus corona.

Faktor internal, seperti kebijakan pembatasan ekspor Nikel yang diterapkan sejak akhir tahun 2019 berdampak pada penurunan penerimaan BK. Faktor lain seperti masih baru pulihnya PMI manufaktur domestik maupun global, serta penyesuaian tarif cukai yang diumumkan pada Desember ini, turut memengaruhi penerimaan.

Penerimaan BM hingga akhir Desember 2020 mencapai Rp32,30 triliun atau 101,46 persen dari target pada APBN Perpres 72 tahun 2020. Penerimaan BM mengalami tekanan sejak awal tahun, terdampak oleh aktivitas impor nasional yang melambat hingga 18,91 persen (yoy). Alhasil, kinerja penerimaan BM pun mengalami pertumbuhan negatif sebesar 13,93 persen (yoy).

Penerimaan cukai per 31 Desember 2020 mencapai Rp176,31 triliun atau 102,39 persen dari targetnya. Penerimaan cukai yang terdiri atas cukai

Page 76: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

76

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Hasil Tembakau (HT), Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA), dan Etil Alkohol (EA), tumbuh 2,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penerimaan cukai merupakan kontributor terbesar penerimaan kepabeanan dan cukai, dan pertumbuhannya menjadi yang tertinggi kedua setelah pertumbuhan penerimaan BK.

Pertumbuhan cukai atas EA menjadi yang tertinggi di antara komponen cukai lainnya yaitu 97,33 persen. Penerimaan cukai EA yang tumbuh signifikan ini didorong oleh peningkatan permintaan bahan dasar pembuatan produk disinfektan yang terjadi sejak pertengahan April 2020.

Penerimaan cukai HT mempunyai porsi terbesar dalam penerimaan cukai, yang hingga 31 Desember 2020 terkumpul Rp170,24 triliun atau tumbuh 3,26 persen (yoy). Pertumbuhan penerimaan cukai

HT, didorong oleh pergeseran penerimaan dari tahun 2019 (PMK 57) serta kebijakan penyesuaian tarif cukai.

Penerimaan cukai MMEA sepanjang tahun ini sebesar Rp5,76 triliun atau tumbuh negatif 21,52 persen (yoy). Penurunan penerimaan cukai MMEA disebabkan oleh penurunan produksi yang terjadi sejak kuartal II, akibat kondisi pandemi yang memukul sektor pariwisata nasional.

Penerimaan BK hingga akhir Desember mencapai Rp4,24 triliun atau 256,48 persen dari target pada APBN Perpres 72 tahun 2020. Kinerja BK akhirnya berada di area positif dengan pertumbuhan 20,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan harga komoditas ekspor, terutama tembaga dan hasil kelapa sawit, menjadi pendorong utama kinerja BK.

Page 77: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

77

Edisi Januari 2021

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 78: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

78

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Pendapatan Negara

Di tengah penurunan perekonomian global dan domestik, PNBP tahun 2020 masih menunjukkan kinerja yang positif dalam menopang Pendapatan Negara

Page 79: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

79

Edisi Januari 2021

Penerimaan Negara Penerimaan Negara Bukan PajakBukan Pajak

P andemi Covid-19 dirasakan hampir seluruh lapisan masyarakat. Kondisi perekonomian

terguncang, kehidupan masyarakat juga semakin terpuruk. Pemerintah telah mengupayakan berbagai langkah untuk membantu masyarakat dan dunia usaha agar segera pulih dan bangkit kembali. Kebijakan yang komprehensif digulirkan Pemerintah mulai program penanganan Covid-19, memperkuat perlindungan sosial kepada masyarakat, penambahan alokasi belanja sektoral kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah terkait pemulihan ekonomi, bantuan kepada UMKM dan pembiayaan korporasi, serta pemberian insentif usaha.

Di sisi pendapatan negara, penerimaan Perpajakan mengalami

penurunan signifikan sebagai dampak pelemahan ekonomi. Adapun PNBP juga mengalami penurunan sejalan dengan penurunan harga komoditas dan terbatasnya aktivitas masyarakat. Namun, kenaikan beberapa harga komoditas menjelang akhir tahun 2020 menjadi penopang realisasi PNBP melebihi target yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020.

Di tengah penurunan perekonomian global, PNBP pada tahun 2020 masih menunjukkan kinerja yang positif dalam menopang pendapatan negara. Realisasi sementara penerimaan PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 mencapai Rp338,53 triliun. Capaian ini telah melampaui target sebesar Rp44,39 trilun dari yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp294,14 triliun (tercapai 115,09

Page 80: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

80

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

RealisasiPenerimaan Negara Bukan Pajak

Page 81: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

81

Edisi Januari 2021

persen). Namun, capaian ini mengalami penurunan sebesar 17,23 persen apabila dibandingkan dengan penerimaan pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp408,99 triliun. Realisasi sementara tahun 2020 ini juga menunjukkan terjadi penurunan porsi PNBP terhadap Pendapatan Negara sebesar 20,72 persen (tahun 2019 sebesar 20,86 persen). Belum normalnya aktivitas ekonomi global dan domestik, baik dari sisi supply maupun demand mengakibatkan kontraksi pada Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), Pendapatan Kekayaan Negara yang Dipisahkan, dan PNBP Lainnya.

Pada Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 mencapai Rp97,84 triliun atau 123,71 persen dari target dalam Perpres 72/2020. Namun demikian, realisasi ini mengalami kontraksi sebesar 36,84 persen (yoy) dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2019. Penerimaan SDA tersebut terdiri dari realisasi Penerimaan SDA Migas sebesar Rp69,71 triliun yang mengalami kontraksi sebesar 42,43 persen (yoy) dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, dan realisasi Penerimaan SDA Nonmigas sebesar Rp28,12 triliun yang juga mengalami kontraksi sebesar 16,81 persen.

Penerimaan SDA Migas

menunjukkan perbaikan yang signifikan. Realisasi Penerimaan SDA Migas hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp69,71 triliun atau 130,80 persen dari target dalam Perpres 72/2020. Faktor utama kenaikan Penerimaan SDA Migas ini disebabkan realisasi rata-rata ICP lebih tinggi dibandingkan Perpres 72/2020 dan adanya pengendalian cost recovery. Rata-rata ICP periode Januari–Desember 2020 sebesar US$40.39/barel, sedangkan asumsi ICP yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020 sebesar US$33.00/barel. Namun demikian, Penerimaan SDA Migas mengalami kontraksi sebesar 42,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Adapun pengendalian cost recovery sebesar US$8.1 miliar (asumsi Perpres 72/2020 sebesar US$8.8 miliar) turut menyumbang kenaikan realisasi Penerimaan SDA Migas.

Realisasi Penerimaan SDA Nonmigas hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp28,12 triliun atau 109,04 persen dari target dalam Perpres 72/2020 (surplus Rp2,33 triliun). Sektor Pertambangan Minerba menjadi kontributor utama dalam pencapaian penerimaan SDA Nonmigas ini, selain penerimaan dari sektor kehutanan, sektor panas bumi, dan sektor perikanan.

Pada sektor Pertambangan Minerba, realisasi hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp21,16

Page 82: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

82

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

triliun atau 109,35 persen dari target yang utamanya ditopang oleh tren positif Harga Batubara Acuan (HBA). Setelah sempat mencapai titik terendah pada bulan September 2020 (US$49.42/ton) Harga Batubara Acuan mencapai kenaikan signifikan sebesar US$59.65/ton pada bulan Desember 2020. Kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar global antara lain dari Jepang, Korea Selatan dan India, serta penandatanganan kesepakatan peningkatan ekspor batubara Indonesia ke China. Meningkatnya realisasi volume produksi batubara menjadi sebesar 557,54 juta ton (target 424 juta ton) juga mendorong peningkatan penerimaan sektor Pertambangan Minerba. Kenaikan penerimaan dari beberapa mineral juga memberikan sumbangan positif terhadap realisasi penerimaan pertambangan minerba, antara lain dipengaruhi oleh tingginya harga emas dan perak. Harga emas Desember 2020 mencapai US$1891.82/ounce, jauh lebih tinggi dibandingkan dari harga emas Desember 2019 (US$1484.03/ounce). Adapun harga perak pada bulan Desember 2020 mencapai US$24.36/ounce, lebih tinggi dari harga Desember 2019 US$17.49/ounce. Selain itu, terdapat juga kenaikan PNBP dari nikel yang disebabkan adanya kenaikan tarif yang diberlakukan pada PP Nomor 81 tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Terobosan pemerintah berupa penggalian potensi PNBP melalui joint program minerba turut berperan meningkatkan penerimaan dari sektor Pertambangan Minerba ini.

Realisasi penerimaan sektor Kehutanan hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp4,40 triliun atau 104,82 persen dari target dalam Perpres 72/2020. PNBP Penggunaan Kawasan Hutan memberikan kontribusi positif dengan persentase capaian sebesar 130,60 persen (Rp1,92 triliun) dari target sebesar Rp1,47 triliun. Kontribusi positif PNBP Penggunaan Kawasan Hutan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah perusahaan tambang yang mengajukan ijin penggunaan kawasan hutan, didorong oleh mulai naiknya Harga Batubara Acuan (HBA). Selain itu, terdapat pembayaran pokok dan denda PNBP Penggunaan Kawasan Hutan tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp350 miliar.

Penerimaan sektor Panas Bumi sampai dengan bulan Desember 2020 telah mencapai Rp1,96 triliun atau 146,22 persen dari target Perpres 72/ 2020 sebesar Rp1,34 triliun dalam. Adanya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) selama pandemi covid-19 menyebabkan penundaan kegiatan operasi panas bumi utamanya kegiatan drilling ke tahun berikutnya. Penundaan

Page 83: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

83

Edisi Januari 2021

kegiatan tersebut menyebabkan berkurangnya pembebanan biaya pada tahun berjalan sehingga menambah setoran bagian Pemerintah.

Sektor Perikanan masih menunjukkan kinerja yang positif pada bulan Desember 2020. Realisasi penerimaan sektor Perikanan sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp599,94 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 66,63 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 (Rp521,94 miliar). Kemudahan dan percepatan proses pengajuan perijinan perikanan tangkap yang dilakukan secara online melalui Sistem Informasi Izin Layanan Cepat (SILAT) dari semula 14 hari menjadi 1 jam dan penambahan jumlah verifikator perikanan mendorong pelaku usaha sektor perikanan tangkap mengajukan perijinan berdampak positif bagi penerimaan sektor perikanan.

Sementara itu, realisasi penerimaan dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp66,08 triliun. Realisasi ini telah melampaui target sebesar 101,66 persen dalam Perpres 72/2020 yang ditetapkan Rp65,00 triliun. Namun, realisasi ini mengalami penurunan sebesar 18,14 persen terhadap realisasi pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp80,73 triliun. Hal ini disebabkan adanya penurunan pendapatan dari sisa surplus

Bank Indonesia pada tahun 2020 dan turunnya setoran dividen BUMN (akibat dampak pandemi Covid-19). Tidak tercapainya target yang harus dipenuhi beberapa BUMN disebabkan antara lain karena kebijakan untuk menambah porsi laba ditahan sebagai antisipasi dampak pandemic covid-19. Selain itu, adanya kebijakan holding bidang asuransi juga berdampak terhadap tidak tercapainya setoran dividen BUMN bidang Keuangan nonbank.

Adapun realisasi penerimaan dari PNBP Lainnya hingga tanggal 31 Desember 2020 mencapai Rp110,41 triliun atau 110,35 persen dari target dalam Perpres 72/2020. Capaian ini mengalami penurunan sebesar 11,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan PNBP Lainnya disebabkan penurunan Pendapatan Penjualan Hasil Tambang Batubara sebesar 27,48 persen dan penurunan Pendapatan Minyak Mentah (DMO) sebesar 87,18 persen. Sedangkan untuk penerimaan dari PNBP K/L meski terkontraksi 4,09 persen, realisasinya lebih besar Rp11,34 triliun dari target yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020. Terlampauinya target ini utamanya berasal dari Akumulasi Iuran Pensiun (AIP), penerimaan kembali tahun anggaran yang lalu (TAYL), premium obligasi, dan pendapatan dari penggunaan spektrum radio.

Selanjutnya, Pendapatan Badan

Page 84: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

84

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Page 85: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

85

Edisi Januari 2021

Layanan Umum (BLU) sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 menunjukkan adanya peningkatan kinerja yang cukup signifikan. Pendapatan dari BLU ini merupakan jenis PNBP yang hingga 31 Desember 2020 masih menunjukkan kinerja (pertumbuhan) positif. Pendapatan dari BLU mengalami pertumbuhan sebesar 31,38 persen dengan realisasi sebesar Rp64,21 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp48,87 triliun. Realisasi ini telah mencapai 128,41 persen atau

lebih besar Rp14,20 triliun dari target yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020, yang utamanya didukung faktor kenaikan harga CPO dan kinerja Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS), serta pendapatan layanan kesehatan.

Page 86: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

86

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Postur APBN 2019Belanja Negara

Realisasi sementara Belanja Pemerintah Pusat (BPP) tahun 2020 tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya dimanfaatkan untuk penanganan pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional.

Page 87: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

87

Edisi Januari 2021

Belanja Belanja Pemerintah PusatPemerintah Pusat

R ealisasi sementara Belanja Pemerintah Pusat (BPP) mencapai Rp1.827,36 triliun (92,51 persen

dari pagu APBN Perpres 72 tahun 2020), atau tumbuh 22,12 persen dari realisasinya di tahun 2019. Peningkatan realisasi ini menggambarkan upaya Pemerintah dalam rangka menangani dampak pandemi Covid-19 di sektor kesehatan, perlindungan sosial bagi masyarakat/UMKM/dunia usaha terdampak, maupun pemulihan ekonomi nasional. Kinerja tersebut dicapai ditengah kebijakan refokusing dan realokasi belanja Pemerintah Pusat yang sangat membantu untuk melaksanakan program PEN yang membutuhkan pendanaan besar. Kebijakan refokusing juga membawa pola baru belanja operasional K/L yang lebih efisien menuju adaptasi

kebiasaan baru new normal.

Belanja K/L

Realisasi sementara Belanja K/L mencapai Rp1.055,03 triliun dan mengalami pertumbuhan sebesar 20,79 persen (yoy) dibandingkan tahun 2019. Pertumbuhan belanja K/L ini dipengaruhi oleh peningkatan realisasi pada seluruh komponen belanja K/L, kecuali belanja pegawai. Belanja pegawai terealisasi sebesar Rp244,64 triliun, turun 1,83 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan belanja pegawai dibanding tahun sebelumnya sejalan dengan upaya pengendalian belanja pegawai untuk mendukung penanganan Covid-19 dengan tetap menjaga daya beli aparatur pemerintah. Kebijakan yang diambil adalah pemberian THR dan Gaji ke-13 yang tidak termasuk komponen tunjangan kinerja.

Page 88: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

88

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Page 89: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

89

Edisi Januari 2021

Realisasi Bantuan Sosial sampai dengan 31 Desember 2020 mencapai Rp205,06 triliun atau sekitar 120,14 persen dari pagu APBN Perpres 72 tahun 2020. Realisasi bansos tersebut tumbuh 82,30 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya terutama karena didorong adanya perluasan penyaluran bantuan sosial agar dapat maksimal dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Peningkatan realisasi bantuan sosial sampai dengan 31 Desember 2020 tersebut juga terlihat pada tumbuhnya serapan Kementerian/Lembaga yang melaksanakan bansos secara year-on-year pada periode yang sama, seperti Kementerian Sosial yang tumbuh 138,46 persen, Kementerian Kesehatan tumbuh 35,91 persen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tumbuh 67,69 persen dan Kementerian Agama yang tumbuh 5,91 persen. Tumbuhnya serapan bansos pada beberapa kementerian tersebut dipengaruhi oleh pelaksanaan program-program bansos yang mendukung PEN, seperti penyaluran bantuan PKH, bantuan program Kartu Sembako, penyaluran bantuan sosial sembako Jabodetabek, penyaluran bantuan sosial tunai di wilayah non-Jabodetabek, penyaluran bansos beras dan bantuan sosial tunai penerima Program Kartu Sembako non penerima PKH, serta program bansos regular seperti pembayaran premi iuran JKN,

penyaluran bantuan KIP Kuliah, penyaluran bantuan PIP bagi siswa kurang mampu.

Sementara itu, realisasi Belanja Barang sampai dengan 31 Desember 2020 mencapai Rp416,50 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 24,73 persen (yoy) terhadap periode yang sama tahun 2019. Pertumbuhan tersebut antara lain disebabkan oleh penyaluran pada program-program yang mendukung penanganan dampak pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, seperti pembayaran bantuan UMKM, pembayaran bantuan upah/gaji, dan di sektor kesehatan (antara lain penbayaran insentif dan pembayaran santunan bagi tenaga kesehatan, penggantian klaim RS rujukan, serta pengadaan alat/sarpras kesehatan). Selain itu, terdapat faktor lain yang mendukung percepatan realisasi belanja barang, yaitu realisasi yang cukup signifikan pembayaran selisih harga biodiesel BLU Kelapa Sawit. Apabila dilihat dari realisasi belanja barang menurut K/L dalam periode yang sama, nampak realisasi belanja barang yang relatif besar pada beberapa K/L, yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama antara lain untuk (1) pembayaran bantuan pelaku

Page 90: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

90

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Grafik. 1 Realisasi Belanja 15 Kementerian/Lembaga Dengan Pagu Terbesar s.d. Desember, TA 2019-2020 (Triliun Rupiah)

Page 91: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

91

Edisi Januari 2021

usaha mikro, (2) pembayaran bantuan subsisi upah/gaji, (3) bantuan subsidi upah bagi PTK Non PNS, (4) pembayaran insentif tenaga kesehatan di Pusat dan di Daerah, (5) pembayaran santunan tenaga kesehatan, (6) pembayaran pasien Covid-19 yang dirawat, (7) pengadaan alat-alat dan/atau sarana dan prasarana kesehatan, (8) subsidi kuota internet untuk siswa, (9) pogram padat karya, (10) pembangunan/habilitasi sekolah dasar/menengah, dan (11) rehabilitasi jaringan irigasi. Namun di sisi lain, dampak kebijakan refocusing/realokasi anggaran belanja K/L, pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB),serta penerapan mekanisme kerja melalui working from home/flexible working space berhasil mengefisienkan belanja barang, sehingga sangat berpengaruh pada menurunnya realisasi belanja jasa dan belanja perjalanan dinas yang mengalami tumbuh negatif (yoy) dari tahun 2019.

Selanjutnya, realisasi Belanja Modal tahun 2020 diperkirakan mencapai Rp188,84 triliun atau 137,45 persen terhadap pagu APBN Perpres 72 tahun 2020, naik 6,18 persen (yoy). Kenaikan realisasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kegiatan untuk mendukung penanganan Covid-19, Program PEN, serta pengadaan tanah atas proyek strategis nasional (PSN) oleh LMAN di akhir tahun. Apabila dilihat berdasarkan akun, belanja modal yang

mengalami pertumbuhan positif adalah Belanja Modal Peralatan dan Mesin serta Belanja Modal Tanah. Belanja tersebut antara lain digunakan untuk pengadaan sarana prasana kesehatan di rumah sakit Pemerintah (Kemenkes/TNI/POLRI) dalam rangka penanganan Covid-19, pengadaan alutsista/almatsus, serta pengadaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional oleh LMAN. Sementara itu, Belanja Modal yang terkontraksi adalah Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan, Belanja Modal Gedung dan Bangunan, Belanja Modal lainnya, dan Belanja Modal BLU. Hal tersebut terutama disebabkan karena adanya kebijakan refokusing dan restrukturisasi proyek serta pembatasan sosial dalam rangka penanganan Covid-19. Meskipun demikian, Kemen PUPR dan Kemenhub yang merupakan K/L dengan alokasi belanja modal tertinggi tetap dapat merealisasikan proyek-proyek infrastruktur untuk mendukung konektivitas dan pelayanan dasar.

Dari perspektif organisasi, peningkatan realisasi belanja K/L sampai dengan 31 Desember 2020 secara umum didorong oleh K/L yang berfokus pada penanganan dampak pandemi COVID-19 terutama di bidang perlindungan sosial dan kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan Selain K/L bidang perlindungan sosial, Kementerian Tenaga Kerja turut mendorong peningkatan

Page 92: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

92

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Belanja K/L dengan menyalurkan bantuan gaji/upah bagi pekerja buruh serta Kemen KUKM dengan memberikan bantuan permodalan bagi Koperasi dan UMKM sebagai bagian dari penanganan Covid-19. Sementara itu, belanja bidang infrastruktur mengalami perlambatan yang tercermin dari lebih rendahnya nilai realisasi kontrak, terutama pada Kementerian PUPR dan Kemenhub, sebagai akibat pergeseran fokus belanja menjadi penanganan Covid-19. Sementara itu, realisasi K/L lainnya secara umum tumbuh negatif sebagai dampak realokasi dan refocusing kegiatan akibat pandemi Covid-19.

Belanja Non-K/L

Realisasi Belanja Non-K/L hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp772,33 triliun, tumbuh 23,99 persen (yoy) dibandingkan realisasinya pada periode yang sama tahun 2019, yang digunakan antara lain untuk pembayaran bunga utang, subsidi, dan belanja lain-lain. Realisasi Pembayaran Bunga Utang sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp314,08 triliun, naik 14,00 persen (yoy), sejalan dengan tambahan penerbitan utang yang dilakukan untuk menutup peningkatan defisit APBN 2020 dan peningkatan pengeluaran pembiayaan.

Sementara itu, realisasi Subsidi sampai dengan 31 Desember 2020 turun sebesar 2,77 persen (yoy), dengan realisasi mencapai

Rp196,21 triliun, terdiri dari: (a) subsidi energi sebesar Rp108,84 triliun, mencakup subsidi BBM dan LPG serta subsidi listrik termasuk diskon listrik; dan (b) subsidi non energi sebesar Rp87,37 triliun, antara lain untuk Subsidi Pupuk, PSO, Subsidi Bunga Kredit Program, dan Subsidi Pajak. Realisasi Subsidi tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh realisasi ICP, CP Aramco, nilai tukar, dan volume konsumsi/penyaluran barang bersubsidi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh kebijakan subsidi tetap solar Rp1.000/liter (tahun 2019 Rp2.000/liter).

Belanja Subsidi digunakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung UMKM melalui program PEN. Sampai dengan 31 Desember 2020, penyaluran volume BBM bersubsidi mencapai 14,5 juta kilo liter dan penyaluran LPG 3 kg mencapai 7,13 metrik ton. Realisasi penyaluran volume BBM bersubsidi tersebut turun apabila dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan dampak dari kebijakan PSBB akibat adanya Pandemi Covid-19. Sedangkan untuk realisasi volume LPG tabung 3 kg tahun 2020 justru mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat di rumah akibat Pandemi Covid-19. Selain itu, manfaat subsidi listrik juga diberikan kepada 32,1 juta pelanggan rumah tangga 450 VA, 900 VA dan UMKM dalam bentuk pembebasan/diskon listrik dengan realisasi anggaran mencapai Rp11,45 triliun.

Page 93: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

93

Edisi Januari 2021

Selanjutnya, di bidang subsidi non energi, sampai dengan Desember 2020, penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 8,63 juta ton, Subsidi Bunga KUR diberikan kepada 5,80 juta debitur dengan total penyaluran KUR Rp186,34 triliun, dan Bantuan Perumahan kepada 240,79 unit rumah (termasuk FLPP). Di samping itu, dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19, Pemerintah juga memberikan dukungan terhadap UMKM dan masyarakat terdampak melalui Subsidi Bunga KUR 7,51 juta debitur, Subsidi Bunga Non KUR kepada 11,62 juta debitur, dan insentif perumahan bagi 90,4 ribu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dari berbagai program stimulus tersebut, realisasi sampai dengan Desember 2020 untuk Subsidi Bunga UMKM mencapai Rp7,82 triliun, stimulus KUR sebesar Rp4,98 triliun, dan insentif perumahan sebesar Rp0,48 triliun.

Realisasi sementara belanja lain-lain sampai dengan 31 Desember 2020 mencapai Rp119,24 triliun, tumbuh 919,17 persen dibandingkan tahun 2019.

Tingginya peningkatan realisasi belanja lain-lain utamanya dipengaruhi oleh realisasi kompensasi Pemerintah atas selisih Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan Harga Jual Eceran (HJE) BBM sebesar Rp91,08 triliun. Selain itu, pertumbuhan tersebut juga disumbang oleh penyaluran Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh Pemerintah, yakni: (i) Bantuan Iuran JKN bagi peserta PBPU/BP kelas III sebesar Rp4,12 triliun untuk 53 juta jiwa; (ii) Program Kartu Prakerja sebesar Rp19,22 triliun dengan total penerima 5,6 juta orang; dan (iii) Bantuan Selisih Pemakaian Riil dengan Rekening Minimum dan Bantuan Pembebasan Biaya Beban atau Abonemen Tagihan Listrik sebesar Rp1,69 triliun. Adapun penyerapan belanja lain-lain terhadap pagunya relatif rendah, yaitu 26,46 persen. Hal ini karena sebagian besar pagu belanja lain-lain awalnya dialokasikan untuk mengakomodasi ketidakpastian (cadangan) dan dalam tahun berjalan direalokasi pemanfaatannya ke belanja K/L maupun belanja BA BUN yang lain.

Page 94: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

94

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Postur APBN 2019Postur APBN 2019Belanja Negara

Lawan Dampak Covid-19, Persentase Realisasi Penyaluran TKDD Tahun 2020 Meningkat Dibanding Tahun Lalu.

Page 95: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

95

Edisi Januari 2021

Transfer Ke Daerah Transfer Ke Daerah Dan Dana DesaDan Dana Desa

H ingga 31 Desember 2020, Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah disalurkan sebesar

Rp762,53 triliun atau 99,82 persen dari pagu Perpres 72/2020. Meskipun secara nominal terlihat menurun sebesar 5,99 persen (yoy), namun secara persentase realisasi, terdapat peningkatan dibanding tahun 2019 yang hanya sebesar 98,10 persen. Hal ini disebabkan oleh kebijakan relaksasi percepatan penyaluran TKDD dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi di daerah.

DANA PERIMBANGAN

Realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) sampai dengan akhir Desember 2020 adalah sebesar Rp93,91 triliun atau 108,66 persen dari pagu Perpres 72/2020. Realisasi ini terdiri atas

penyaluran DBH TA 2020 sebesar Rp54,34 triliun dan penyaluran KB DBH sebesar Rp39,56 triliun, mengalami penurunan sebesar 9,69 persen (yoy). Capaian tersebut sejalan dengan turunnya pagu DBH akibat penyesuaian proyeksi pendapatan negara.

Dana Alokasi Umum (DAU) hingga 31 Desember 2020 telah disalurkan sebesar Rp381,61 triliun atau 99,28 persen dari pagu Perpres 72/2020, yang terdiri atas DAU Formula sebesar Rp377,76 triliun dan DAU Tambahan sebesar Rp3,85 triliun. Angka tersebut memperlihatkan adanya penurunan sebesar 9,34 persen (yoy) yang disebabkan oleh perubahan alokasi DAU Formula TA 2020 dalam Perpres 72/2020 atau turun sebesar 8,94 persen dari alokasi DAU Formula TA 2019. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian dengan

Page 96: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

96

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Page 97: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

97

Edisi Januari 2021

penurunan Pendapatan Dalam Negeri Neto dalam APBN TA 2020 dan belum terserapnya DAU Tambahan dengan maksimal karena Pemerintah Daerah yang tidak memenuhi persyaratan penyaluran sesuai PMK Nomor 8/PMK.07/2020 tentang Tata Cara Penyaluran DAU Tambahan TA 2020.

Jumlah realisasi DAU Formula tersebut turut dipengaruhi oleh relaksasi penyaluran DAU bulan Desember terhadap daerah yang belum memenuhi ketentuan persyaratan penyaluran sesuai dengan amanat PMK Nomor 101/PMK.07/2020 tentang Penyaluran dan Penggunaan TKDD TA 2020 untuk Mendukung Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Sementara itu, realisasi DAU Tambahan terdiri atas DAU Tambahan Bantuan Pendanaan Kelurahan sebesar Rp2.773,01 miliar yang telah disalurkan tahap I kepada 399 daerah dan tahap II kepada 370 daerah serta DAU Tambahan Bantuan Penyetaraan Siltap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebesar Rp1.075,52 miliar yang telah disalurkan tahap I kepada 65 daerah dan tahap II kepada 59 daerah penerima alokasi.

Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang telah disalurkan sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp50,18 triliun atau 93,29 persen dari pagu alokasi, naik secara persentase realisasi dibanding tahun 2019

yang sebesar 92,56 persen. Hal ini disebabkan oleh adanya percepatan penyaluran DAK Fisik sebagaimana diatur dalam PMK No. 101/PMK.07/2020. Beberapa output DAK Fisik tahun 2020 di antaranya 54 paket pembangunan puskesmas baru, 1,65 juta paket pengadaan bahan habis pakai/obat, pengadaan 2.334 unit alat bantu bagi anak, lansia, dan penyandang disabilitas, serta rehabilitasi 15.959 hektar jaringan irigasi.

Di sisi lain, penyaluran DAK Nonfisik hingga akhir Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp126,40 triliun atau 98,16 persen dari pagu Perpres 72/2020, mengalami kenaikan sebesar 5,02 persen (yoy). Kenaikan tersebut utamanya disebabkan oleh tingkat kepatuhan Pemerintah Daerah yang semakin baik dalam menyampaikan laporan sebagai syarat penyaluran melalui aplikasi DAK Nonfisik. Beberapa output DAK Nonfisik di tahun 2020 di antaranya pemberian Bantuan Operasional Sekolah untuk 44,2 juta siswa pada 216,5 ribu sekolah, pembayaran Tunjangan Profesi Guru bagi 1,15 juta guru, serta Bantuan Operasional Kesehatan bagi 9.298 puskesmas.

Dana Insentif Daerah (DID)

DID per 31 Desember 2020 telah disalurkan sebanyak Rp18,45 triliun atau 99,76 persen dari pagu Perpres 72/2020, mengalami pertumbuhan sebesar 90,37

Page 98: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

98

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

REALISASI TKDD TAHUN ANGGARAN 2019 DAN 2020 Tanggal: 1 – 31 Desember 2020 (dalam miliar Rupiah)

Page 99: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

99

Edisi Januari 2021

persen (yoy). Pertumbuhan capaian ini salah satunya disebabkan Alokasi DID Kelompok Kategori Bidang Kesehatan disalurkan sekaligus 100 persen pada tahap I sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 19/PMK.07/2020 tentang Penyaluran dan Penggunaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Insentif Daerah TA 2020 dalam rangka Penanggulangan Covid-19. Selain itu, DID TA 2020 untuk kategori lainnya juga dilakukan relaksasi syarat salur dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.07/2020 tentang Penyaluran dan Penggunaan TKDD TA 2020 untuk Mendukung Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Selanjutnya, Pemerintah Pusat mengalokasikan DID Tambahan sebesar Rp5 triliun kepada Pemerintah Daerah dalam 3 periode untuk membantu meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menangani pandemi Covid-19 serta dalam rangka pemulihan ekonomi di daerah.

Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan D.I. YOGYAKARTA

Sejalan dengan tahun sebelumnya, Dana Otsus telah disalurkan seluruhnya sebesar Rp19,56 triliun sampai dengan 31 Desember 2020. Percepatan penyaluran Dana Otsus di 2020 disebabkan adanya

relaksasi penyaluran Dana Otsus Tahap II yang tanpa syarat dan dilakukan pada bulan Agustus 2020.

Dana Keistimewaan Provinsi DI Yogyakarta (DIY) juga telah disalurkan seluruhnya sebesar Rp1,32 triliun, mengalami kenaikan sebesar 10,00 persen (yoy). Capaian ini sejalan dengan meningkatnya alokasi Dana Keistimewaan DIY tahun 2020 sebesar Rp120,00 miliar (setara 10,00 persen) dari tahun sebelumnya.

Dana Desa

Penyaluran Dana Desa hingga akhir Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp71,10 triliun atau 99,87 persen dari pagu Perpres 72/2020. Jumlah tersebut menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan dengan penyaluran Dana Desa yang telah diterima Rekening Kas Desa (RKD) di periode yang sama tahun 2019 yaitu sebesar 98,87 persen dari pagu alokasi.

Perbaikan tersebut tak lepas dari upaya yang dilakukan Pemerintah dengan mengubah kebijakan penyaluran Dana Desa melalui penyederhanaan proses penyaluran Dana Desa. Pada tahun 2020, penyaluran Dana Desa dilaksanakan oleh KPPN melalui mekanisme pemindahbukuan Dana Desa dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dan pemindahbukuan

Page 100: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

100

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD) pada waktu yang bersamaan, sehingga Dana Desa lebih cepat diterima oleh desa dan nilainya lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Selain itu, sebagai respons atas pandemi Covid-19 dilakukan juga penyesuaian terhadap kebijakan pengelolaan Dana Desa sebagaimana diatur dalam Perpres 72/2020, PMK Nomor 101/PMK.07/2020, dan PMK Nomor 205/PMK.07/2019 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan PMK Nomor 156/PMK.07/2020 tentang Perubahan Ketiga atas PMK Nomor 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa, antara

lain (i) penyesuaian pagu Dana Desa menjadi Rp71,9 triliun dari semula Rp72 triliun; (ii) refocusing penggunaan Dana Desa untuk BLT Desa dengan ketentuan BLT Desa yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat sebesar Rp600.000,00/bulan untuk 3 bulan pertama dan Rp300.000,00/bulan untuk 6 bulan berikutnya; dan (iii) redesign penyaluran Dana Desa untuk mendukung pelaksanaan BLT Desa berupa simplifikasi prosedur penyaluran, relaksasi persyaratan penyaluran, dan relaksasi mekanisme penyaluran sehingga berdampak pada tersedianya Dana Desa untuk BLT Desa.

Page 101: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

101

Edisi Januari 2021

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 102: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

102

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Postur APBN 2019Pembiayaan Negara

Defisit APBN terjaga, terutama dipenuhi pembiayaan utang tahun 2020 sebagai alat pengungkit guna memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Page 103: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

103

Edisi Januari 2021

Pembiayaan Pembiayaan UtangUtang

K inerja APBN sebagai alat countercyclical untuk merespon dampak pandemi sampai dengan akhir

tahun terkendali. Realisasi defisit anggaran tahun 2020 mencapai Rp956,3 triliun (6,09% dari PDB), lebih rendah dari target Perpres 72/2020 yang sebesar 6,34% dari PDB.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan defisit anggaran dan untuk mendukung pelaksanaan program PEN, Pemerintah mengelola pembiayaan anggaran secara prudent dan terukur, serta memperkuat sinergi dengan Bank Indonesia. Realisasi pembiayaan anggaran pada tahun 2020 tercatat mencapai Rp1.226,8 triliun, terdiri dari realisasi Surat Berharga Negara (Neto) sebesar Rp1.177,2 triliun dan realisasi Pinjaman (Neto) sebesar Rp49,7 triliun.

Realisasi penerbitan SBN melalui lelang telah terpenuhi 100%, termasuk total pembelian SBN oleh BI sesuai SKB I sebesar Rp75,86 triliun (SBSN Rp33,78 triliun dan SUN Rp42,07 triliun) dan pembiayaan Public Goods sesuai SKB II juga terpenuhi 100% sebesar Rp397,56 triliun. Dukungan Bank Indonesia sesuai skema SKB I dan II tersebut akan dimaksimalkan untuk penanganan Covid-19 dan PEN, termasuk pengadaan vaksin, di tahun 2020 dan 2021. Pemerintah juga telah merealisasikan pengeluaran pembiayaan investasi yang diberikan kepada BUMN, BLU, dan lembaga, serta badan lainnya sebagai bagian dari upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Selama bulan Desember 2020, Pemerintah telah menandatangani dua pinjaman bilateral, lima perjanjian pinjaman multilateral,

Page 104: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

104

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Page 105: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

105

Edisi Januari 2021

dan empat belas perjanjian pinjaman KSA/LPKE dengan rincian sebagai berikut:

Dua perjanjian pinjaman bilateral dari Unicredit Bank Austria untuk perbaikan RSAU Mohammad Sutomo Pontianak dan RSAL dr. Ramelan Surabaya, bertindak sebagai Executing Agency Kementerian Pertahanan

Lima perjanjian pinjaman multilateral terdiri dari (i) pinjaman “Promoting Innovative Finansial Inclusion Program-Subprogram 1 (PIFIP)” dari ADB untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam memperluas akses keuangan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah, serta kelompok marjinal seperti perempuan dan kaum muda; (ii) pinjaman “Indonesia Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM) Project under the Multiphase Programmatic Approach-Phase 1” dari Green Climate Fund (GCF); dan (iii) tiga perjanjian “Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units Project” dari IsDB. Proyek GREM bertujuan untuk menyediakan fasilitas pembiayaan dan mitigasi risiko atas kegiatan eksplorasi panas bumi, baik yang akan dilakukan oleh pengembang sektor publik (BUMN) maupun sektor swasta (Badan Usaha). Dengan berkurangnya risiko di tahap ini, maka akan mendorong kegiatan eksplorasi semakin masif dan selanjutnya meningkatkan minat investor untuk berpartisipasi

di sektor panas bumi. Sementara itu, tiga perjanjian dari IsDB dengan Executing Agency Kementerian Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui penataran enam RS Rujukan Nasional dan Unit Teknis Vertikal yang tersebar di lima provinsi di Indonesia.

Sisanya, empat belas perjanjian KSA/LPKE diberikan kepada POLRI dan Kementerian Pertahanan untuk pengadaan almatsus dan alutsista.

Komposisi utang Pemerintah terjaga di tengah pandemi

Posisi utang Pemerintah per akhir Desember 2020 berada di angka Rp6.074,56 triliun dengan rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 38,68 persen. Secara nominal, posisi utang Pemerintah Pusat mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, hal ini disebabkan oleh pelemahan ekonomi akibat Covid-19 serta peningkatan kebutuhan pembiayaan untuk menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional.

Komposisi utang Pemerintah tetap dijaga dalam batas tertentu sebagai pengendalian risiko sekaligus menjaga keseimbangan makro ekonomi, di mana UU No. 17/2003 mengatur batasan maksimal rasio utang Pemerintah adalah 60%.

Page 106: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

106

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Sejalan dengan kebijakan umum dan strategi pengelolaan utang, Pemerintah senantiasa mengupayakan kemandirian pembiayaan, ditunjukkan dengan komposisi utang Pemerintah pusat yang semakin didominasi utang dalam bentuk SBN, hingga akhir Desember 2020 mencapai 85,96% dari total komposisi utang. Sementara itu, dari sisi mata uang, utang Pemerintah pusat semakin didominasi utang dalam mata uang Rupiah, yaitu mencapai 66,47% dari total komposisi utang pada akhir Desember 2020. Dominasi mata uang Rupiah ini seiring kebijakan pengelolaan utang yang memprioritaskan sumber domestik dan penggunaan valas sebagai pelengkap untuk mendukung pengelolaan risiko utang valas. Portofolio utang Pemerintah dikelola dengan hati-hati dan terukur, Pemerintah Indonesia melakukan diversifikasi

portofolio utang secara optimal untuk meningkatkan efisiensi utang (biaya dan risiko minimal), baik dari sisi instrumen, tenor, suku bunga, dan mata uang.

Di penghujung tahun 2020, Japan Credit Rating (JCR) mengafirmasi peringkat kredit Indonesia pada peringkat BBB+ dengan outlook stabil. Hal ini mencerminkan terjaganya keyakinan stakeholder internasional terhadap ketahanan perekonomian Indonesia di tengah tekanan pandemi. Selain itu, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pengelolaan utang Pemerintah yang terkendali turut menambah keyakinan global terhadap Indonesia. Peringkat kredit ini adalah bukti pengakuan atas kesungguhan kerja Pemerintah dalam menyehatkan dan memulihkan ekonomi Indonesia.

Page 107: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

107

Edisi Januari 2021

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 108: Edisi Januari 2021 APBN KITA...Selain itu, mulai 1 September 2020, seluruh pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23/26 wajib menggunakan e-Bupot. E-Bupot adalah bukti pemotongan elektronik

108

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

R ealisasi Pembiayaan Utang hingga akhir Agustus 2020 mencapai Rp693,61 triliun, terdiri dari

realisasi Surat Berharga Negara (Neto) sebesar Rp671,65 triliun dan realisasi Pinjaman sebesar Rp21,96 triliun. Realisasi pinjaman terdiri dari penarikan pinjaman dalam negeri sebesar 1,07 triliun, penarikan pinjaman luar negeri sebesar Rp72,03 triliun dan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp51,13 triliun. Peningkatan realisasi pembiayan utang

utamanya disebabkan oleh peningkatan kebutuhan belanja prioritas untuk penanganan masalah kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

Selama bulan Agustus 2020, Pemerintah telah melakukan penandatanganan dua perjanjian pinjaman multilateral, satu perjanjian pinjaman bilateral, dan satu pinjaman tunai bilateral, yang terdiri dari:

Pinjaman multilateral World