Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses...
Transcript of Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk Mengurangi Waktu ... · pada akhirnya dilakukan suatu proses...
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-1
ISBN 978-623-92050-0-3
Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk
Mengurangi Waktu Proses dan Gerakan
Repetitif
(Studi Kasus: Industri Pengolahan Tahu
Tradisional Kampung Krajan Surakarta)
1st Anindya Ratna Lakhsita
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
2nd Rahmaniyah Dwi Astuti
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia [email protected]
3rd Bambang Suhardi
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
Abstrak—Industri Tahu Sari Murni merupakan
salah satu industri tahu di Surakarta. Proses produksi
tahu di industri ini menggunakan alat tradisional untuk
menjaga kualitas dari tahu. Salah satu proses dari
keseluruhan proses produksi mengandung beberapa
gerakan repetitif yaitu pada proses pemotongan tahu.
Selain itu, tingginya jumlah gerakan repetitif
menyebabkan tingginya waktu proses pemotongan.
Maka dari itu diperlukan adanya perancangan alat
pemotong tahu yang bertujuan untuk mengurangi
waktu proses pemotongan dan gerakan repetitif yang
dihasilkan. Penelitian ini menggunakan perhitungan
waktu baku untuk menghitung waktu yang diperlukan
pada proses pemotongan menggunakan alat saat ini,
penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool untuk
menilai faktor risiko yang menjadi fokus kebutuhan
perancangan alat, serta analisis gerakan menggunakan
peta tangan kiri dan tangan kanan. Berdasarkan
penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool, faktor
risiko pengulangan, pergerakan lengan, serta kecepatan
kerja menunjukkan pada level risiko medium.
Sedangkan faktor risiko tekanan, postur lengan, dan
postur genggaman tangan menunjukkan pada level
risiko tinggi. Peta tangan kiri dan tangan kanan
menunjukkan adanya beberapa gerakan yang tidak
efektif dan berulang pada proses pemotongan tahu.
Perancangan alat pemotong tahu menggunakan metode
NIDA (Need, Idea, Decision, and Action) menghasilkan
alat pemotong tahu yang dapat memenuhi kebutuhan
pada proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari
Murni.
Keywords—Gerakan Repetitif, Perhitungan Waktu
Baku, Assessment of Repetitive Tasks (ART) Tool, Peta
Tangan Kiri dan Tangan Kanan, NIDA (Need, Idea,
Decision, and Action)
I. PENDAHULUAN
Tahu merupakan makanan yang terbuat dari kedelai. Tahu sebagai salah satu produk olahan dari kedelai merupakan sumber protein yang sangat baik sebagai bahan substitusi bagi protein susu, daging, dan telur karena jumlah protein yang dikandungnya serta daya cernanya yang tinggi [1]. Tahu merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Terdapat peningkatan jumlah konsumsi tahu perkapita pada setiap tahunnya. Untuk 3 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2016 sejumlah 0,151 kg, pada tahun 2017 sejumlah 0,157 kg, dan pada tahun 2018 sejumlah 0,158 kg [2]. Peningkatan permintaan tahu memicu perkembangan industri tahu di Indonesia.
Industri Tahu Sari Murni merupakan salah satu produsen tahu yang bertempat di Kampung Krajan, Kecamatan Mojosongo, Kota Surakarta. Proses produksi tahu bersifat sederhana sehingga alat yang digunakan bersifat manual dan tradisional untuk menjaga kualitas tahu yang dihasilkan.
Gerakan repetitif adalah aktivitas yang diulang
setiap 15 detik dan lebih dari 4 kali per menit yang
terjadi dalam lebih dari 50% dari waktu kerja
keseluruhan [3]. Proses pemotongan tahu merupakan
salah satu proses produksi tahu yang menghasilkan
jumlah gerakan repetitif yang tinggi. Dengan
menggunakan pisau potong dan penggaris kayu, maka
proses pemotongan menghasilkan gerakan repetitif
sejumlah 18 kali untuk memotong 1 loyang tahu.
Pekerjaan dengan gerakan berulang dapat menimbulkan kebosanan. Kebosanan yang terjadi
pada waktu singkat tidak memberikan pengaruh
namun kemungkinan buruk yang terjadi adalah bila
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-2
ISBN 978-623-92050-0-3
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini
dapat menyebabkan stress bagi karyawan dan
berdampak pada penurunan kinerja [4]. Hal tersebut
ditandai dengan adanya ketidakseragaman hasil
potongan tahu. Tingginya gerakan repetitif juga
mengakibatkan tingginya waktu proses yang
dibutuhkan saat pemotongan.
Pekerjaan manual repetitif dalam industri dapat menimbulkan gangguan pada anggota tubuh bagian atas [5]. Assessment of Repetitive Tasks Tool diterapkan untuk menilai risiko yang ditimbulkan dari gerakan berulang terhadap anggota tubuh bagian atas [6]. Assessment of Repetitive Tasks Tool tepat digunakan untuk pekerjaan yang melibatkan gerakan pada anggota tubuh bagian atas, berulang setiap beberapa menit, dan diulang setiap 1-2 jam per hari atau per shift. Analisis studi gerak dan waktu juga diterapkan dalam penelitian ini. Analisis studi gerak dan waktu merupakan analisis yang tepat untuk mengurangi gerakan berulang dan untuk menghitung rata – rata waktu yang diperlukan pekerja untuk menyelesaikan tugas [7]. Studi gerakan digunakan untuk menganalisis beberapa gerakan badan pekerja/operator dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan gerakan – gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau dihilangkan, sehingga dapat menghemat waktu kerja dan pemakaian fasilitas yang digunakan dalam pekerjaannya [8]. Peta tangan kiri-tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk mengetahui gerakan – gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dalam melakukan pekerjaan yang biasanya adalah proses perakitan [9]. Sedangkan studi waktu bertujuan untuk menentukan waktu yang diperlukan pekerja dengan tugasnya untuk menyelesaikan pekerjaan secara normal [10].
Untuk mengurangi waktu proses dan menyederhanakan pekerjaan dapat menggunakan alat bantu produksi [11]. Alat bantu produksi yang dirancang yaitu alat pemotong tahu. Dengan adanya alat pemotong tahu, maka dapat mempercepat proses pemotongan tahu dan hasil potongan tahu menjadi seragam. Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai perancangan alat pemotong tahu. Penelitian oleh Siboro et al menghasilkan alat pemotong tahu secara fisik [12]. Alat yang dihasilkan dapat meringkas gerakan dari proses pemotongan tahu dari 22 gerakan menjadi 2 gerakan sehingga dapat mempercepat proses pemotongan tahu. Penelitian oleh Wibowo et al menghasilkan alat pemotong tahu secara fisik yang dapat meningkatkan produktivitas industri tahu [13]. Serta penelitian oleh Izzhati yang menghasilkan rancangan alat pemotong tahu yang dirancang berdasarkan analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment) [14].
Metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode NIDA. Metode NIDA terdiri dari 4 tahap (Need, Idea, Decision, dan Action). Tahap pertama yaitu seorang perancang menetapkan
dan mengidentifikasi kebutuhan, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide yang akan melahirkan alternatif untuk memenuhi kebutuhan lalu dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternative yang ada, sehingga perancang dapat memutuskan suatu alternatif yang terbaik. Dan pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan [15]
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni Mojosongo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kamera smartphone untuk merekam proses pemotongan tahu, Perhitungan Waktu Baku menggunakan Stopwatch Time Study untuk menentukan waktu standar yang diperlukan dalam proses pemotongan tahu, Peta Kerja: Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan untuk menggambarkan proses pekerjaan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan pekerja secara detail dalam melakukan proses pemotongan tahu, Assessment of Repetitive Tasks Tool untuk menilai risiko dari anggota tubuh bagian atas yang diakibatkan oleh gerakan repetitif serta memperoleh informasi bagian yang mempunyai level risiko tinggi yang digunakan untuk menentukan kebutuhan rancangan alat, Wawancara dengan pemilik dan pekerja di Industri Tahu Sari Murni untuk menentukan kebutuhan rancangan alat, metode NIDA (Need, Idea, Decision, dan Action) sebagai metode perancangan alat, dan software Autodesk Inventor untuk merancang desain alat pemotong tahu. Objek dari penelitian ini yaitu aktivitas pada proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni. Sedangkan responden dari penelitian ini yaitu pemilik dan pekerja di Industri Tahu Sari Murni. Diagram alir penelitian ditunjukkan pada Gambar. 1 sebagai berikut:
Mulai
Studi Lapangan
Penilaian Resiko Gerakan Repetitif pada
Aktivitas Pemotongan berdasarkan ART tool
Skor ART 12
Perhitungan Waktu Baku Proses
Pemotongan Tahu
Pengumpulan Data
Perancangan Peta Kerja: Peta Tangan Kiri
dan Tangan Kanan Aktivitas Pemotongan
Tahu
Perancangan Usulan Fasilitas Kerja:
Penyusunan Konsep Perancangan Tahapan NIDA:
1. Identifikasi Kebutuhan (Need)
2. Pembangkitan Ide (Idea)
3. Pengambilan Keputusan Rancangan (Decision)
4. Pembuatan Rancangan Fasilitas Kerja (Action)
Kesimpulan
Selesai
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-3
ISBN 978-623-92050-0-3
Gambar. 1. Diagram Alir Penelitian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu berupa waktu proses pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut:
TABEL I. WAKTU PROSES PEMOTONGAN TAHU
Pengamatan
Ke-
Waktu
(s)
Pengamatan
Ke- Waktu (s)
1 21 11 25
2 21 12 25
3 21 13 26
4 21 14 27
5 22 15 30
6 22 16 32
7 23 17 32
8 23 18 33
9 24 19 34
10 24 20 34
Data waktu proses pemotongan tahu sejumlah 20
data dibagi menjadi 10 subgroup. Setelah pengumpulan data waktu proses
pemotongan tahu, lalu dilakukan uji keseragaman dan uji kecukupan data. Berikut adalah perhitungan uji keseragaman dan uji kecukupan data.
1) Uji Keseragaman Data: Uji keseragaman data
dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh sudah seragam, yang ditandai dengan tidak
adanya data keluar dari batasan (out of control) [16].
Gambar. 2 menunjukkan grafik hasil uji keseragaman
data.
Gambar. 2. Grafik Uji Keseragaman Data
Berdasarkan uji keseragaman data, data pengamatan yang telah diambil telah seragam.
2) Uji Kecukupan Data: Uji kecukupan data
dilakukan untuk menguji apakah data pengataman
telah mencukupi atau tidak [16].
𝑁′ = [40√𝑁 ∑ 𝑋𝑗
2− (∑ 𝑋𝑗)
2
∑ 𝑋𝑗
] (1)
𝑁′ = 7,1 Nilai dari N > N’, maka data pengamatan yang
diperoleh telah mencukupi.
B. Perhitungan Waktu Baku
Perhitungan waktu baku dilakukan untuk menentukan waktu standar dalam proses pemotongan 1 loyang tahu. Berikut adalah perhitungan waktu baku dari proses pemotongan tahu.
Waktu Siklus
𝑊𝑠 =∑ 𝑋𝑖
𝑁 (2)
𝑊𝑠 = 26,0 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Waktu Normal
𝑊𝑛 = 𝑊𝑠 𝑥 𝑝 (3)
Dengan nilai penyesuaian = 1,25
𝑊𝑛 = 32,5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Waktu Baku
𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 𝑥100%
100%−𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒% (4)
𝑊𝑏 = 43,9 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dengan faktor kelonggaran yang dijabarkan pada Tabel 2 berikut:
TABEL II. FAKTOR KELONGGARAN
No Faktor Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan 6%
2 Sikap kerja 1%
3 Gerakan kerja 0%
4 Kelelahan mata 2%
5 Keadaan suhu tempat kerja 10%
6 Keadaan atmosfer 5%
7 Keadaan lingkungan yang baik 2%
Total 26%
Pada tenaga yang dikeluarkan termasuk dalam kategori sangat ringan, sikap kerja dengan berdiri di atas dua kaki, gerakan kerja yang normal, kelelahan mata termasuk dalam kategori pandangan yang terputus-putus, keadaan suhu tempat kerja yang tinggi, keadaan atmosfer yang cukup, serta siklus kerja yang berulang antara 0-5 detik.
C. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta tangan kiri dan tangan kanan dilakukan untuk menunjukkan gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri
20.00
22.00
24.00
26.00
28.00
30.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Uji Keseragaman Data
Xbar BKA BKB
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-4
ISBN 978-623-92050-0-3
dan tangan kanan secara detail. Peta tersebut ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini:
TABEL III. PETA TANGAN KIRI-TANGAN KANAN
PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN
PEKERJAAN: MEMOTONG TAHU
SEKARANG USULAN
DIPETAKAN OLEH: ANINDYA RATNA L
Tangan
kiri
Jarak
(cm)
Waktu
(s)
Lam-
bang
Waktu
(s)
Jarak
(cm)
Tangan
kanan
Menun
ggu -
3
D RE
3
60 Menja
ngkau
Menun
ggu - D G -
Meme
gang
Memeg
ang 60 M M -
Memb
awa
Tangan
kiri
Jarak
(cm)
Waktu
(s)
Lam-
bang
Waktu
(s)
Jarak
(cm)
Tangan
kanan
Menga
rahkan 55
2
P M
2
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 55
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 55
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 50
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 50
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 45
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 45
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 40
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 40
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 35
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 35
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30 1 P M 1 -
Memb
awa
Memeg
ang - H P 25
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 25
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 20
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 20
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 15
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 15
2
P M
2
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - 1 H U 1 -
Memo
tong
Menga
rahkan 30
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30 1 P M 1 -
Memb
awa
Tangan
kiri
Jarak
(cm)
Waktu
(s)
Lam-
bang
Waktu
(s)
Jarak
(cm)
Tangan
Kanan
Memeg
ang -
1
H P
1
30 Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30 P M -
Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30
1
P M
1
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Menga
rahkan 30
1
P M 0,5
0,5
2
- Memb
awa
Memeg
ang - H P 30
Menga
rahkan
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-5
ISBN 978-623-92050-0-3
Memeg
ang - H U -
Memo
tong
Memba
wa - 1 M M 1 -
Memb
awa
Memin
dahkan 30
1
M M
1
- Memb
awa
Menun
ggu 0 D RL -
Meleta
kkan
TOTAL 700 30 30 645
Pada peta tangan kiri dan tangan kanan di atas, lambang D menunjukkan delay, lambang RE menunjukkan reach, lambang G menunjukkan grasp, lambang M menunjukkan move, lambang H menunjukkan hold, lambang P menunjukkan position, lambang U menunjukkan use, dan lambang RL menunjukkan release.
Berdasarkan peta tangan kiri dan tangan kanan, proses pemotongan tahu menggunakan alat yang digunakan saat ini menghasilkan gerakan repetitif dan gerakan yang tidak efektif pada kedua tangan. Gerakan yang tidak efektif tersebut meliputi position sebanyak 18 kali, delay sebanyak 3 kali, dan hold sebanyak 35 kali. Selain itu, jarak yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan tidak seimbang.
D. Assessment of Repetitive Tasks Tool
Assessment of Repetitive Tasks Tool (ART Tool) bertujuan untuk menilai risiko pada anggota tubuh bagian atas (tangan dan lengan) yang ditimbulkan dari gerakan repetitif. Gambar. 3 menunjukkan form penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool.
Gambar. 3. Form Penilaian Assessment of Repetitive Tasks Tool
Form tersebut digunakan untuk menilai risiko dari tangan kiri dan tangan kanan pada postur proses pemotongan tahu. Gambar. 4 menunjukkan gambar
postur kerja dari proses pemotongan tahu untuk dinilai menggunakan ART Tool.
Gambar. 4. Postur Kerja Proses Pemotongan Tahu
Postur kerja tersebut kemudian dianalisis menggunakan Assessment of Repetitive Tasks Tool. Pada Tabel 4 menunjukkan hasil penilaian risiko penilaian berdasarkan Assessment of Repetitive Tasks Tool.
TABEL IV. HASIL PENILAIAN ASSESSMENT OF REPETITIVE TASKS
TOOL
Lembar Penilaian
Faktor Risiko Tangan Kiri Tangan Kanan
A1 Pergerakan lengan A3 A3
A2 Pengulangan A3 A3
B Tekanan R8 R8
C1
Postur
Kepala/Leher G0 G0
C2 Postur Punggung G0 G0
C3 Postur Lengan R4 R4
C4
Postur
Pergelangan G0 G0
C5
Postur
Genggaman
Tangan R2 G0
D1 Istirahat G0 G0
D2 Kecepatan Kerja A1 A1
D3 Faktor Lain G0 G0
Skor Aktivitas 21 19
D4 Pengali Durasi X 0,75 X 0,75
Exposure Score 15,75 14,25
Nilai akhir yang diperoleh dari penilaian tersebut lalu diinterpretasikan berdasarkan Gambar. 5 di bawah ini:
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-6
ISBN 978-623-92050-0-3
Gambar. 5. Interpretasi Nilai Akhir Assessment of Repetitive
Tasks Tool
Berdasarkan interpretasi nilai akhir, maka proses pemotongan tahu dengan alat yang saat ini digunakan menghasilkan level risiko medium pada kedua tangan.
E. Perancangan Alat Pemotong Tahu: Metode NIDA
Metode NIDA meliputi 4 tahap, yaitu perancangan kebutuhan, pembangkitan ide, penentuan desain alternatif, dan pembuatan alat.
1) Tahap 1: NEED: Pada tahap ini perancang
menentukan kebutuhan dari rancangan alat.
Kebutuhan tersebut diperoleh dari wawancara dengan
pemilik dan pekerja di Industri Tahu Sari Murni dan
faktor risiko dengan level medium dan tinggi
berdasarkan penilaian ART Tool. Tabel 5
menunjukkan hasil kebutuhan dari rancangan.
TABEL V. PENENTUAN KEBUTUHAN RANCANGAN
FASILITAS KERJA
Wawancara
dengan
Operator
Pemotongan
Penilaian Risiko dengan Assessment of
Repetitive Tasks Tool
Tangan Kiri Tangan Kanan Simbol
Warna
Alat pemotong
tahu yang
dapat
meminimalkan
waktu proses
pemotongan.
- Pengulangan
- Pergerakan
Lengan
- Kecepatan
Kerja
- Pengulangan
- Pergerakan
Lengan
- Kecepatan
Kerja
Alat pemotong
tahu yang
dapat
menghasilkan
potongan tahu
dengan ukuran
yang
diharapkan.
- Tekanan
- Postur
Lengan
- Postur
Genggaman
Tangan
- Tekanan
- Postur
Lengan
2) Tahap 2: IDEA: Pada tahap ini perancang
mengembangkan ide yang didapatkan dari kebutuhan
yang telah ditentukan. Ide dari rancangan alat ini
didapatkan dari kebutuhan serta penelitian terdahulu
mengenai perancangan alat pemotong tahu. Tabel 6
menunjukkan hasil ide yang dikembangkan.
TABEL VI. PENGEMBANGAN IDE RANCANGAN
BERDASARKAN KEBUTUHAN
Kebutuhan Fitur Alat
Alat pemotong tahu yang dapat
meminimalkan waktu proses
pemotongan.
Penggabungan fungsi pisau
potong dan penggaris
dengan jumlah dan ukuran
yang disesuaikan dengan
ukuran potongan tahu.
Alat pemotong tahu yang dapat
menghasilkan potongan tahu
dengan ukuran yang diharapkan.
Kisi – kisi antarplat
pemotong diberi jarak
sesuai dengan ukuran
potongan.
Alat pemotong tahu yang dapat
mengurangi jumlah gerakan
berulang.
Alat pemotong tahu didesain dengan menggabungkan fungsi pisau potong dan penggaris sehingga mempersingkat gerakan menjadi 1 kali gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan secara bersamaan.
Alat pemotong tahu yang dapat
mengurangi frekuensi dari
pergerakan lengan kanan dan
lengan kiri.
Alat pemotong tahu yang mudah
digunakan untuk semua pekerja.
Alat pemotong tahu
didesain sederhana.
Alat pemotong tahu tidak
memerlukan tekanan berlebih.
Tinggi dari alat pemotong
tahu disesuaikan dengan
tebal tahu papan.
Alat pemotong tahu yang saat
digunakan, postur lengan tidak
menjauhi badan pekerja.
Rancangan alat dilengkapi
dengan handle dengan
jarak yang tidak berjauhan
dengan badan pekerja.
Kebutuhan Fitur Alat
Alat pemotong tahu yang saat
digunakan tidak membentuk
postur “pinch or wide finger grip”
saat menggunakannya.
Rancangan alat dilengkapi
dengan handle yang
disesuaikan dengan
antropometri Indonesia
sehingga postur menjadi
“power grip”.
Selain dari kebutuhan, ide dikembangkan dari penelitian terdahulu mengenai perancangan alat pemotong tahu. Penelitian oleh Izzhati (2010) merancang alat pemotong tahu dengan mempertimbangkan RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Alat pemotong tahu oleh Izzhati (2010) menggunakan tuas pada ujung alat. Dengan adanya tuas, saat pemotong diturunkan maka bagian alat pemotong di dekat tuas akan merusak hasil potongan tahu. Penelitian oleh Wibowo et al (2016) merancang alat pemotong tahu secara fisik yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas industri tahu. Namun dimensi alat pemotong tahu oleh Wibowo et al (2016) yang besar memerlukan area pemotongan yang luas. Selain itu, penelitian oleh Siboro et al (2017) merancang alat pemotong tahu yang dapat mempersingkat waktu pemotongan serta. Namun dengan menggunakan alat tersebut, maka proses
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-7
ISBN 978-623-92050-0-3
pemotongan masih menghasilkan gerakan repetitif yaitu 2 kali pemotongan secara horizontal dan vertikal.
Berdasarkan studi literatur tersebut, maka didapatkan gagasan prinsip kerja alat pemotong tahu yaitu dengan menggabungkan fungsi penggaris dan pisau. Rancangan fasilitas kerja terdiri dari plat dengan dimensi disesuaikan dengan dimensi tahu papan dan potongan tahu yang disusun secara vertikal dan horizontal. Rancangan fasilitas kerja digunakan dengan cara memposisikan alat terhadap tahu papan lalu menekan alat terhadap tahu papan.
3) Tahap 3: DECISION: Pada tahap ini
perancang memberikan alternatif rancangan alat
pemotong tahu lalu diputuskan rancangan yang
terpilih. Keputusan rancangan ditentukan oleh pekerja
di Industri Tahu Sari Murni sebagai operator
pemotongan tahu. Tabel 7 menunjukkan alternatif
desain alat pemotong tahu.
TABEL VII. ALTERNATIF DESAIN ALAT PEMOTONG TAHU
Desain 1 Desain 2
Desain 1
1. Desain alat pemotong tahu
dibuat sesuai dengan data
kebutuhan, yaitu
pengulangan.
2. Proses pemotongan dapat
dilakukan dalam satu kali
proses tanpa menggunakan
pisau dan penggaris.
3. Dapat menghasilkan tahu
dengan ukuran 52mm x
52mm.
4. Berbahan stainless steel
sehingga alat pemotong
bersifat kokoh dan hasil
pemotongan tepat sesuai
dengan ukuran yang
diharapkan.
5. Terdapat handle yang dapat
memudahkan dan memberi kenyamanan pada pekerja
dalam menggunakan alat.
6. Berbahan stainless steel
yang bersifat food grade
sehingga dapat menjaga
higienitas dan kualitas dari
tahu.
7. Kelemahan pada desain ini
yaitu pembuatannya yang
cukup rumit.
Desain 2
1. Desain alat pemotong tahu
dibuat sesuai dengan data
kebutuhan, yaitu
pengulangan.
2. Proses pemotongan dapat
dilakukan dalam satu kali
proses tanpa menggunakan
pisau dan penggaris.
3. Dapat menghasilkan tahu
dengan ukuran 52mm x
52mm.
4. Terdapat handle yang
dapat memudahkan dan
memberi kenyamanan
pada pekerja dalam
menggunakan alat.
5. Material yang digunakan
untuk alat bagian luar dan
handle yaitu kayu
sedangkan pemotong
berbahan senar nilon
sehingga biaya yang
dikeluarkan untuk
pembuatan alat pemotong
ini lebih murah.
6. Kelemahan pada desain ini
yaitu material yang terbuat
dari kayu sehingga dapat
mempengaruhi kebersihan
dan higienitas tahu. Selain
itu, pemotong tahu
menggunakan senar nilon,
sedangkan senar nilon
bersifat lentur sehingga
tahu yang dipotong
memungkinkan untuk
tidak terpotong secara
sempurna.
Berdasarkan wawancara terhadap pemilik dan operator pemotongan tahu di Industri Tahu Sari Murni, terpilih desain 1 sebagai rancangan alat pemotong tahu. Karena desain 1 berbahan stainless steel sehingga alat dapat digunakan dalam jangka panjang dan lebih kuat.
4) Tahap 4: ACTION: Pada tahap ini perancang
menentukan spesifikasi alat pemotong tahu untuk
dilakukan perancangan alat yang terpilih pada tahap
sebelumnya. Gambar. 6 menunjukkan desain alat
pemotong tahu yang terpilih.
Gambar. 6. Alat Pemotong Tahu
Spesifikasi alat pemotong:
1. Berbahan Stainless steel 304 yang bersifat food
grade.
2. Berukuran 531 x 531 x 1 mm.
3. Tinggi alat pemotong 50mm, dengan dimensi
30mm ke bawah dipipihkan agar bersifat
tajam.
4. Plat pemotong sebanyak 9 lembar sisi
horizontal dan 9 lembar sisi vertikal.
Desain dari handle alat pemotong tahu
ditunjukkan pada Gambar. 7 di bawah ini:
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-8
ISBN 978-623-92050-0-3
Gambar. 7. Handle Alat Pemotong Tahu
Spesifikasi handle:
Terbuat dari besi hollow dan plat stainless steel 304.
Besi hollow berbentuk round sehingga memudahkan genggaman tangan pekerja dalam menggunakan alat.
Dimensi dari lebar handle didapatkan dari dimensi lebar tangan berdasarkan data Antropometri Indonesia dengan persentil 95 (dimensi ruang).
Terdapat allowance 10mm untuk lebar handle.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis gerakan menggunakan Assessment of Repetitive Tasks Tool menunjukkan bahwa pekerjaan dengan gerakan berulang menimbulkan risiko pada anggota tubuh bagian atas. Proses pemotongan tahu dengan alat yang digunakan saat ini, yaitu penggaris kayu dan pisau potong, menimbulkan gerakan repetitif yang tinggi serta berisiko pada beberapa bagian tubuh. Faktor risiko yang memiliki level risiko medium yaitu pada pengulangan, pergerakan lengan, dan kecepatan kerja. Sedangkan tekanan, postur lengan, dan postur genggaman tangan berada pada level risiko tinggi. Peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan adanya ketidakseimbangan gerakan dan jarak yang dilakukan oleh kedua tangan operator saat melakukan proses pemotongan. Waktu baku yang diperlukan oleh operator dalam melakukan proses pemotongan yaitu 43,9 detik. Untuk menurunkan nilai risiko dan waktu proses pemotongan tahu, maka dilakukan adanya perancangan alat pemotong tahu. Dengan menggunakan metode NIDA diperoleh rancangan alat
pemotong tahu yang disesuaikan dengan kebutuhan di Industri Tahu Sari Murni.
DAFTAR PUSKTAKA
[1] Suhaidi, I. "Pengaruh Lama Perendaman Kedelai Dan Jenis Zat Penggumpal Terhadap Mutu Tahu." Sumatra Utara:
Universitas Sumatra Utara, 2003. [Online]. Available:
luk.tspili.ugm.ac.id. [Accessed July. 23, 2019]
[2] Badan Pusat Statistik. (2019, Juli 8). Rata-Rata Konsumsi per
Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting, 2007-2018 [Online]. Available: Badan Pusat Statistik,
https://bps.go.id. [Accessed July. 23, 2019]
[3] A.J. Roodbandi, A. Choobineh, V. Feyzi, “The investigation of intra-rater and inter-rater agreement in Assessment of
Repetitive Task (ART) as an ergonomic method”, Occup Med Health Aff, vol. 3, no. 5, p. 1-5, 2015. [Online]. Available:
Research Gate, www.researchgate.net. [Accessed July. 23,
2019
[4] H. Leksono, A. U. M. C. Malang, “Kebosanan Kerja:
Peningkatan Stres dan Penurunan Kinerja karyawan dalam Spesialisasi Pekerjaan”, Jurnal JI Beka, vol. 8, no. 2, 2014.
[Online]. Available: https://lp2m.asia.ac.id. [Accessed July.
23, 2019]
[5] J. M. Muggleton, R. Allen, P. H. Chappell, “Hand and Arm Injuries Associated with Repetitive Manual Work in Industry:
A Review Of Disorders, Risk Factors and Preventive Measures”, Ergonomics, vol. 42, no. 5, p. 714-739, 1999.
[Online]. Available: Taylor and Francis Online,
https://www.tandfonline.com. [Accessed July. 23, 2019]
[6] Health and Safety Executive. (2014). Assessment of Repetitive
Tasks of The Upper Limbs (The ART Tool). [Online]. Available: http://www.hse.gov.uk/pubns/indg438.pdf.
[Accessed May. 23, 2019]
[7] S. Nallusamy, S. Muthamizhmaran, “Enhancement of Productivity and Overall Equipment Efficiency Using Time
and Motion Study Technique-A Review”, Advanced Engineering Forum , Vol. 14, p. 59-66, 2016. [Online].
Available: Research Gate, www.researchgate.net. [Accessed
July. 23, 2019]
[8] Y. Herlambang, A. B. Sriwarno, M. I. Drsas, “Penerapan
Micromotion Study Dalam Analisis Produktivitas Desain Peralatan Kerja Cetak Saring”, Jurnal Teknologi Informasi
dan Komunikasi (Tematik), vol. 2, no. 2, p. 26-34, 2015. [Online]. Available: Academia, www.academia.edu.
[Accessed July. 23, 2019]
[9] I.W.Sukania, “Perbaikan Metode Perakitan Steker Melalui Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan”, Karya Ilmiah Dosen
Teknik Industri, 2014. [Online]. Available: UNTAR Repository, http://repository.untar.ac.id/. [Accessed July. 23,
2019]
[10] A.T. Bon, D. Daim, “Time Motion Study In Determination Of Time Standard In Manpower Process”, 3rd Engineering
Conference on Advancement in Mechanical and Manufacturing for Sustainable Environment, p. 1-6, April
2010. [Online]. Available: CORE, https://core.ac.uk.
[Accessed July. 23, 2019]
[11] M. D. Singh, K. Shah Saurabh, B. Patel Sachin, B. Patel Rahul, P. Pansuria Ankit, “To Improve Productivity By Using
Work Study & Design A Fixture In Small Scale Industry”, International Journal on Theoretical and Applied Research in
Mechanical Engineering, vol. 1, no. 2, p. 75-81, 2012. [Online]. Available: Research Gate, www.researchgate.net.
[Accessed July. 23, 2019]
[12] B. A. H. Siboro, R. A. Siregar, A. Purbasari, “Perancangan Alat Pemotong Tahu Untuk Mengurangi Gerak dengan
Metode Motion Time Measurement (MTM)-Motion Time Study (Studi Kasus Pabrik Tahu Pak Joko)”, PROFISIENSI,
vol. 5, no. 2, 2018. [Online]. Available: Jurnal UNRIKA,
https://www.journal.unrika.ac.id. [Accessed July. 23, 2019]
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM ER-9
ISBN 978-623-92050-0-3
[13] Y. M. Wibowo, R. R. P. Zendrato, B. I. A. Wicaksana, “Perancangan Alat Pemotong Tahu dan Rekayasa
Pemanfaatan Limbah Cair untuk Meningkatkan Produktivitas Industri Tahu”, Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan
Informasi, vol. 5, no. 1, p. 52-57, November 2016. [Online]. Available: TEKINFO, http://setiabudi.ac.id/tekinfo/.
[Accessed July. 23, 2019]
[14] D. N. Izzhati, “Pengembangan alat pemotong tahu yang ergonomis dengan menggunakan metode RULA”, Prosiding
SNST Fakultas Teknik, vol. 1, no. 1, 2010. [Online]. Available: Publikasi Ilmiah UNWAHAS,
https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/. [Accessed July.
23, 2019]
[15] M. Andriani, D. Dewiyana, E. Erfani, “Perancangan Ulang
Egrek yang Ergonomis Untuk Meningkatkan Produktivitas Pekerja Pada Saat Memanen Sawit”, JISI: Jurnal Integrasi
Sistem Industri, vol. 4, no. 2, p. 119-128, 2018. [Online]. Available: Jurnal UMJ, https://jurnal.umj.ac.id/. [Accessed
July. 23, 2019]
[16] A.L. Setyabudhi, “Perancangan Sistem Kerja Kompor Ekonomis Dengan Bahan Bakar Oli Bekas”, Jurnal Teknik
Ibnu Sina JT-IBSI, vol. 2, no. 1, 2017. [Online]. Available: Jurnal Online STT Ibnu Sina Batam, https://ojs.stt-
ibnusina.ac.id/. [Accessed July. 23, 2019]