EDISI III (JULI - SEPTEMBER 2019) Beradat BUTON SELATAN...BUTON SELATAN BERADAT Diterbitkan Oleh:...

32
eradat MATA BIRU Jejak Sejarah Bangsa Portugis di Buton Selatan EDISI III (JULI - SEPTEMBER 2019) Budidaya Rumput Laut di Buton Selatan Untuk Kesejahteraan Nelayan Diskominfo Bakal Luncurkan Website Pemda Buton Selatan Remaja Albino di Buton Selatan BUTON SELATAN B BULETIN DINAS KOMUNIKASI & INFORMATIKA KABUPATEN BUTON SELATAN

Transcript of EDISI III (JULI - SEPTEMBER 2019) Beradat BUTON SELATAN...BUTON SELATAN BERADAT Diterbitkan Oleh:...

  • 1BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    eradat

    MATA BIRUJejak Sejarah Bangsa Portugis

    di Buton Selatan

    EDISI

    III (J

    ULI -

    SEPT

    EMBE

    R 201

    9)

    Budidaya Rumput Laut di Buton Selatan Untuk Kesejahteraan Nelayan

    Diskominfo Bakal Luncurkan Website Pemda Buton Selatan

    Remaja Albino di Buton Selatan

    BUTON SELATANBBULETIN DINAS KOMUNIKASI & INFORMATIKA

    KABUPATEN BUTON SELATAN

  • 2 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    DAFTAR ISI

    BUTON SELATAN

    BERADATDiterbitkan

    Oleh:Dinas Komunikasidan Informatika

    KabupatenButon Selatan

    Jl. Gajah MadaKelurahan LaompoKecamatan Batauga

    Kabupaten Buton SelatanSulawesi Tenggara

    93752

    Sidang Paripurna HUT ke 5 Buton Selatan 4 -H. La Ode Arusani Beberkan Keberhasilan

    10 Kantor OPD Resmi Dibangun 2019 7-Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan Kantor Bupati dan DPRD H. La Ode Arusani : Setelah Kantor OPD Rampung 9

    Kominfo Sosialisasikan KIM-Pentingnya Cek dan Ricek Informasi di Media Sosial 10

    4000 Sambungan Rumah dan 60 Kilometer Jaringan 12Perpipaan, Target PDAM Buton Selatan 2019

    BPPSPAM Kementerian PUPR Beri Pendampingan 13PDAM Buton Selatan

    Dinsos Buton Selatan Gelar FGD, 14Efektifkan KUBE Guna Tekan Angka Kemiskinan

    Diskominfo Bakal Luncurkan 15Website Pemda Buton Selatan

    DKP Buton Selatan Bakal Beri Bantuan Perahu 16dan Jaring ke Nelayan DKP Buton Selatan Genjot Pengembangan 17Rumput Laut Genjot Kemampuan Petani dan Nelayan,Dinas Pertanian Gelar Mimbar Sarasehan KTNA 18

    265 Pelaut Terampil Siap Terapkan Ilmu 20dari BP2IP

    GJI Warnai HUT RI Ke-74 21 di Buton Selatan

    Remaja Albino di Buton Selatan 22di Buton Selatan Terakreditasi Mata Biru 24Jejak Sejarah Bangsa Portugis di Buton Selatan

  • 3BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

  • 4 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    DPRD Buton Selatan menggelar sidang paripurna mendengarkan pidato pengantar Bupati Busel dalam rangka Hari Ulang Tahun Busel ke 5 tahun 2019.

    Sidang ini dipimpin Ketua DPRD Busel La Usman didampingi unsur pimpinan lain di aula Lamaindo. Hadir kourum sejumlah anggota DPRD, Senin (22/7).

    Plt Bupati Busel Arusani mengatakan, memperingati HUT

    Busel ke 5 secara filosofis bermakna retrosfektif yaitu dengan sebuah peringatan HUT berupaya untuk menengok masa lalu. Sebagai sebuah mata rantai sejarah dan sebuah masa lalu adalah fondasi yang sangat bernilai sebagai referensi, menapaki masa kini dan masa depan.

    Lanjut kedua introsfektif artinya peringatan HUT jadikan sebagai sarana mawas diri atau introspeksi diri. Dengan demikian setiap etape perjalanan kehidupan ini selalu bermakna karena

    mampu memberikan jawaban atas persoalan kekinian serta responsif dengan tantangan ke depan.

    "Prosfektifartinya melalui perayaan HUT kita berupaya mendesain atau merancang sebuah formula masa depan berlandaskan realita dan dinamika kekinian tanpa melupakan nilai-nilai dan peristiwa bersejarah di masa lalu," ujarnya dalam sidang paripurna.

    Ia mengajak seluruh elemen masyarakat dan ASN untuk

    Sidang Paripurna HUT ke 5 Buton Selatan -H. La Ode Arusani Beberkan Keberhasilan

  • 5BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    membuat perenungan sebagai refleksi menoleh lembaran sejarah 5 tahun Kabupaten Buton Selatan. Di mana terpampang ragam keberhasilan sekaligus terbentang sejumlah tantangan dan persoalan yang harus menjadi catatan dan perhatian semua pihak khususnya Pemkab.

    Kata dia, rentang sejarah 5 tahun pemerintahan Kabupaten Buton Selatan, tentunya bukanlah waktu yang cukup untuk mewujudkan impian semua masyarakat Buton Selatan. Yang

    ingin berada dalam keadaan yang menyenangkan, tersedia berbagai fasilitas, tercukupkan kebutuhan sandang pangan dan papan serta jauh dari cengkeraman kekurangan.

    "Disadari atau tidak, masyarakat kita semakin maju dan cerdas. Hal ini selain sebagai buah dari dinamika pembangunan, juga merupakan dampak langsung dari keterbukaan informasi yang benar-benar terbuka dan mendunia. Masyarakat kita cepat belajar dan mengetahui dari apa yang terjadi di daerah lain. Hal-hal yang positif tentang penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan sehingga tidak mustahil masyarakat menuntut agar kemajuan itu dapat segera diterapkan dan diwujudkan," imbuhnya.

    Ia mengaku tentunya tuntutan dan harapan itu membutuhkan respon yang sangat cepat dari seluruh stakeholder didaerah dalam memberdayakan dan mengembangkan seluruh potensi daerah.

    Sejalan dengan semangat peringatan HUT Ke-5Kabupaten Buton Selatan dengan tema îDengan Hari Jadi ke-5 Kabupaten Buton Selatan Tahun 2019, Kita Tingkatkan Produktifitas Kinerja

    dan Pelayanan Menuju Kabupaten Buton Selatan Berdaya Saingî,

    "Sesungguhnya esensi tema tersebut merupakan pesan moril ajakan kepada kita semua selaku anak negeri yang berasal dari beragam suku, budaya dan agama agar mari kita bergandengan tangan membangun negeri yang sama-sama kita cintai ini.Layaknya sebuah benih pohon yang kita tanami saat ini, buahnya mungkin tidak dapat kita nikmati, namun anak dan cucu kitalahyang akan menikmati hasil dari apa yang kita tanam saat ini," harapnya.

    Ia menjelaskan kondisi pembangunan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir di Kabupaten Buton Selatan. Terbagi kedalam 3 (tiga) segmen yaitu :

    Segmen pertama Perencanaan Daerah. Dalam penyelengaaraan Musrenbang Tingkat Provinsi tahun 2019 lalu, Kabupaten Buton Selatan merupakan satu-satunya DOB yang masuk dalam 5 (lima) besar kabupaten penerima penghargaan perencanaan daerah terbaik tingkat provinsi.

    "Kami harap ditahun mendatang presetasi ini dapat ditingkatkan sehingga kita mampu

    Sidang Paripurna HUT ke 5 Buton Selatan -H. La Ode Arusani Beberkan Keberhasilan

  • 6 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    menghasilkan perencanaan daerah yang berkualitas," ujarnya.

    Lanjut dia dari Indikator Pembangunan Manusia (IPM) khususnya indikator makro dasar dapat merealisasikan beberapa target pekerjaan. Dalam bidang pemenuhan air bersih, dari target 15.000 sambungan pipa ke rumah (SR), yang sudah terealiasasi mencapai ± 8.000 SR dan tahun ini di targetkan penambahan sekitar 3.800 SR.

    "Alhamdulillah beberapa hari yang lalu kita dianugerahkan pula sebagai pengelola PDAM kategori sehat oleh BPKP RI Perwakilan Sulawesi Tenggara," jelasnya.

    Arusani mengaku dalam bidang infrastruktur jalan, telah dilakukan pekerjaan dan perbaikan sepanjang 152,893 km atau mencapai 50,50 persen dari total panjang jalan 302,148 km. Dalam bidang pendidikan telah menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer secara kontinyu serta perbaikan dan penambahan

    RKB di beberapa sekolah.

    Pembukaan akses jalan dari perumahan penduduk ke sekolah akan tingkatkan di tahun depan. Dalam bidang kesehatan, telah menyelenggarakan Universal Health Coverage (UHC) yaitu penjaminan ke masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan secara gratis.

    "Insya Allah tahun depan kita akan memulai membangun Rumah Sakit Daerah yang representatif.Begitupun pencapaian sektor lain seperti rasio elektrifikasi kita tingkatkan dan sektor kegiatan lain yang terus kita dorong untuk mendongkrak perekonomian daerah," harapnya.

    Sambung dia, sisi pencapaian dalam evaluasi pengelolaan pertanggungjawaban keuangan daerah. Tahun ini atas kerjasama semua Kabupaten Buton Selatan mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit oleh BPK RI perwakilan Sulawesi Tenggara. Dimana tahun-tahun sebelumnya

    kita masih berkutat pada opini penilaian Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

    "Tentunya ditahun mendatang, kami harapkan ke semua OPD agar dalam pengelolaan keuangan benar-benar sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku," harapnya.

    Ia mengakui meskipun sudah mencapai beberapa pencapaianseperti diatas, tapi juga masih mempunyai beberapa kekurangan dan kendala. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi bersama agar kegiatan yang sudah direncanakan dapat direalisasikan tepat waktu, tepat sasaran dan tepat pertanggungjawaban keuangan.

    "Oleh karena itu, sumbangan pemikiran, ide dan gagasan yang bersifat membangun sangat kami harapakan kepada semua pihak demi kebaikan dan kemajuan daerah yang kita cintai," tutupnya

  • 7BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    10 unit kantor Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Buton Selatan resmi dibangun di lahan Area Peruntukan Lain (APL) di Kelurahan Masiri, Senin (12/8).

    Pembangunan 10 unit kantor OPD itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan kantor Satuan

    Polisi Pamong Praja Busel oleh imam dilanjutkan Plt Bupati Busel H La Ode Arusani. Kemudian disusulSekda Busel La Siambo, Asisten I Setda LM Muslim Taangi, Asisten II Maharudin.

    Peletakan batu pertama kantor OPD ini disaksikan sejumlah kepala OPD, pejabat

    eselon III Kabupaten Busel. Dilanjutkan dengan doa bersama dilokasi pembangunan kantor OPD tersebut.

    10 unit kantor OPD yang dibangun diatas lahan APL di Kelurahan Masiri, Kecamatan Batuaga disiapkan 12 hektar. Total luas lahan kawasan perkantoran yang dibangun untuk 32 OPD seluas 27 hektar. Anggaran pembangunan 10 unit kantor itu bersumber dari APBD Busel tahun 2019 sekitar Rp 11 miliar.

    10 unit kantor OPD skala prioritas yang dibangun tahun 2019 yakni Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Badan

    Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM),

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan (Discapilduk), Satuan Polisi Pamong Praja (SatpolPP), Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) dan Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol).

    Plt Bupati Busel H La Ode Arusani mengaku bersukur momentum pasca idul adha meletakan batu pertama pembangunan kantor OPD. Ini juga menjadi target Pemkab Busel

    10 Kantor OPD Resmi Dibangun 2019-H. La Ode Arusani Letakan Batu Pertama

  • 8 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    memprioritaskan pembangunan 32 kantor OPD.

    "Saya merasa bersukur dan bangga karena Bupati defenitif saya yang meletakan batu pertama pondasi pembangunan 10 kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD)," ujar H La Ode Arusani.

    Kata dia, untuk tahap pertama pembangunan kantor OPD 10 unit. Tahun 2020 ditambah 10 kantor OPD lagi. Dilanjutkan tahun 2021 sisa kantor OPD yang belum terbangun. Ditargetkan tahun 2021 sudah selesai semua pembangunan kantor OPD.

    Ia menjelaskan, seluruh dokumen sertifikat lahan, analisis dampak lingkungan (Amdal) dan proses admnistrasi lain juga sudah

    selesai.

    "Sebelum Desember 2019 ini 10 kantor OPD ini sudah selesai semua di bangun," harap Ketua DPC PDIP Busel ini.

    Ia menambahkan, sedangkan untuk pembangunan Kantor Bupati dan DPRD akan direncanakan pasca rampung semua kantor pembangunan kantor OPD. Namun itu sifatnya masih bisa berubah sesuai kondisi keuangan daerah.

    Kata dia, namun pembangunan kantor OPD yang diprioritaskan lebih dulu sehingga pelayanan kepada masayrakat lebih maksimal lagi. Ia berharap dari tiga DOB pihaknya akan mengupayakan Busel yang

    terdepan dari daerah lain.

    "Kami memimpin daerah ini fokus kami bekerja, bekerja dan bekerja untuk membangun daerah. Kami mengabdi untuk daerah dan rakyat karena jabatan ini amanah. Dan akan kami pertanggungjawabkan dunia akhirat," ujarnya.

    Arusani menargetkan, seluruh kantor OPD akan rampung 2021. Direncanakan baru dilanjut dengan pembangunan kantor Bupati dan DPRD.

    "Karena DPRD masih ada kantor yang lebih representatif begitupun dengan kantor Bupati. Kita manfaatkan dulu kantor yang ada," tutupnya

  • 9BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Rencana pembangunan kantor Bupati dan DPRD Buton Selatan direncanakan pasca rampungnya pembangunan seluruh kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    Menurut Plt Bupati Busel H La Ode Arusani pembangunan kantor Bupati dan DPRD setelah rampungnya seluruh kantor OPD yang dibangun secara bertahap.

    "Kita bangun dulu kantor OPD biar para pegawai kita nyaman bekerja, kalau kantor Bupati dan DPRD kita pakai yang ada dulu, masih representatif," ujarnya saat ditemui Buton Pos usai peletakan batu pertama pembangunan 10 kantor OPD di lahan Area Peruntukan Lain (APL) di Masiri beberapa waktu lalu.

    Dikatakan, pembangunan kantor Bupati dan DPRD Busel rencananya akan dibangun di lahan APL di Kelurahan Laompo. Dari dua kantor itu rencananya akan disiapkan lahan 10 hektar. Kantor Bupati dan DPRD masing-

    masing memakai lahan 5 hektar. Lahan kantor Bupati dan DPRD ini juga tuntas pematanganya. Begitupun ruas jalan menuju kantor Bupati dan DPRD Busel sudah tuntas. Hanya saja untuk ruas jalan yang menghubungkan pembangunan kawasan kantor OPD belum dibuka. Jalan penghubung masih menggunakan jalan poros utama Batauga.

    Pembangunan kantor Bupati dan DPRD ini akan disesuaikan dengan anggaran daerah. Jika memungkinkan akan direalisasikan secepatnya. Namun jika belum direncanakan secara bertahap. "Kalau kantor Bupati dan DPRD kita akan bangun di APL Laompo. Tapi nanti setelah ada anggaranya," katanya.

    Ia menambahkan, pembangunan kantor Bupati dan DPRD ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Karenanya untuk realisasi pembangunanya menunggu rampungnya pembangunan OPD.

    Rencana pembangunan OPD ini ditargetkan dari 32 OPD dibangun secara bertahap 10 unit tahun 2019, 10 unitnya lagi dibangun tahun 2020 sedangkan sisanya tahun 2021 mendatang.

    "Kita targetkan selesai 2022 selesaimi semua kantor OPD, kita berfikir lagi untuk pembangunan kantor Bupati dan DPRD," katanya.

    Ia menambahkan, akan berupaya bekerja mengoptimalkan seluruh OPD untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Sehingga Busel lebih maju dari daerah lain.

    "Harapan kita semoga Busel lebih maju dari daerah lain, saya yakin semua bisa terwujud jika kita semua serius membangun daerah ini," harapnya.

    Arusani berharap seluruh pembangunan kantor OPD dan menyusul kantor Bupati dan DPRD nanti sesuai target yang sudah direncanakan

    Pembangunan Kantor Bupati dan DPRD H. La Ode Arusani : Setelah Kantor OPD Rampung

  • 10 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Buton Selatan menyelenggarakan sosialisasi dan pembinaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) pada masyarakat Kecamatan Sampolawa di gedung Tuani, Kamis (22/8).

    KIM merupakan lembaga yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat secara khusus sebagai layanan informasi masyarakat terhadap isu-isu pembangunan yang sesuai dengan kebutuhannya.

    Menurut Kadis Kominfo Busel Muhammad Al Ichsan tujuan kegiatan ini adalah sebagai media penyampai informasi masyarakat dalam wahana diseminasi informasi dan pemberdayaan masyarakat Busel.

    Tujuan KIM sebagai mitra pemerintah dalam penyebarluasan, sosialisasi dan diseminasi informasi pembangunan kepada masyarakat. Sebagai mediator komunikasi informasi pembangunan secara timbal balik dan berkesinambungan serta menjadi forum media untuk pelayanan komunikasi dan informasi pemerintah dan pembangunan.

    Rencana tiap desa di Busel akan dibentuk KIM."Harapan kami dengan terbentuknya KIM ini ditiap desa di Buton Selatan menjadi ujung tombak informan dari pemerintah ke masyarakat. Begitu pula sebaliknya.Anggota KIM menjadi katalisator informasi yang berkembang di masyarakat utama infomasi yang tidak benar atau hoax," harapnya.

    Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan kemampuan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Dalam mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing supaya terjalin komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.

    Antar masyarakat dengan lingkungannya secara timbal balik dan berkesinambungan. Sehingga keberadaan KIM diharapkan dapat menekan penyebaran hoax ditengah-tengah masyarakat.

    KIM merupakan kelompok yang penting dalam pelayanan informasi kepada masyarakat. Dengan adanya KIM, diharapkan banyak lahir anggota masyarakat yg cerdas dan bijak dalam

    Kominfo Sosialisasikan KIM-Pentingnya Cek dan Ricek Informasi di

    Media Sosial

  • 11BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    mengelola informasi.

    "KIM juga sebagai wadah informasi dan komunikasi dalam mendukung pemberdayaan anggota dan masyarakat sekitarnya di berbagai bidang usaha. Untuk itulah, KIM perlu disosialisasikan dan dibentuk di tengah-tengah masyarakat," harapnya.

    Dikatakan, lembaga komunikasi pedesaan adalah Kelompok Informasi Masyarakat atau kelompok sejenis lainnya, yang dibentuk oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat secara mandiri dan kreatif yang aktivitasnya melakukan kegiatan pengelolaan informasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai tambah.

    "KIM dibentuk untuk menemukan masalah bersama, melaksanakan diskusi anggota kelompok, mengenali cara pemecahan masalah, membuat keputusan bersama,

    melaksanakan keputusan dengan kerjasama dan mengembangkan jaringan informasi untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan," jelas Ichsan.

    Untuk itu, disetiap kecamatan, desa/kelurahan perlu dibentuk KIM yang berfungsi sebagai wahana informasi dan komunikasi antara anggota KIM dengan pemerintah atau sebaliknya. Juga sebagai mitra dialog dengan pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik serta sebagai sarana peningkatan pemberdayaan masyarakat dibidang informasi.

    Ia menjelaskan, perkembangan teknologi informasi dan media cukup signifikan belakangan ini. Informasi bisa diterima masyarakat kapanpun dan dimanapun. Melalui beragam media pula. Mulai media sosial maupun media online lainnya. Namun akurasi berita yang tersebar di media sosial patut dipertanyakan. Perlu informasi

    pembanding untuk mendapatkan informasi yang akurat dan tepat.

    Karena itu lanjut dia, butuh peran berbagai pihak untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya cek dan ricek sebuah informasi yang diterima. Termasuk peran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).

    KIM diharap dapat menyuguhkan informasi yang tepat dan akurat sebagai salah satu pembanding. Hal itu dapat digali dari sudut pandang masyarakat paling bawah. Tentu butuh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Peningkatan SDM KIM untuk mengelola informasi terus dilakukan melalui Dinas Kominfo selaku pembina.

    “Peran dan kemampuan KIM dalam berpartisipasi terus dioptimalkan untuk mengelola informasi. Kegiatan ini salah satu cara untuk mewujudkannya,” jelasnya

  • 12 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Untuk memenuhi target penyelesaian proyek hibah daerah untuk program hibah air minum perkotaan, PDAM Buton Selatan (Busel) kejar target. Dalam sehari rata-rata memasang 67 sambungan rumah (SR).

    Kabag Teknik PDAM Busel, Jasmin ST mengatakan sesuai agenda proyek, deadline pemasangan SR hingga akhir September. ìHarus siap mengalir 4000 SR selama dua bulan ini. Jadi rata-rata sehari 67 SR,î ujarnya.

    Pemasangan SR, kata dia, dilakukan di Kecamatan Batauga, Sampolawa, Siompu, Kadatua, dan Batu Atas. Untuk Lapandewa

    sudah selesai dua tahun diselesaikan. Sekarang dilakukan pembenahan jaringan.

    Bukan hanya SR, pihak PDAM juga membangun jaringan distribusi sepanjang 60 KM. Sehari rata-rata harus tuntas dikerjakan sejauh 1 KM.

    Apakah mampu dikerjakan? Jasmin optimis. Akan dioptimalkan tenaga lapangan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

    Seperti diketahui, Pemkab Busel keciprat dana raksasa. Nilainya menembus angka Rp 11 miliar lebih.

    4000 Sambungan Rumah dan 60

    Kilometer Jaringan Perpipaan, Target

    PDAM Buton Selatan 2019

    Berdasarkan dokumen yang dikirimkan Direktur PDAM Busel, Tamrin Tamim SPd ST MT kepada koran ini, sumber dananya berasal dari hibah daerah untuk program hibah air minum perkotaan dari sumber dana penerimaan dalam negeri tahun anggaran 2019. Dari 138 daerah penerima, Busel tercatat berada pada urutan ke-18.

    Pencapaian tersebut menggambarkan kepedulian tinggi Plt Bupati Busel, H La Ode Arusani terhadap rakyatnya. Apalagi air minum termasuk kebutuhan dasar dan vital bagi warganya

  • 13BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Kepala Bagian Dukungan Teknis Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian PUPR RI, Ir Desrah MT mengatakan, untuk menunjang capaian kinerja yakni kesiapan SDM PDAM Busel dalam menerima bantuan dari pusat. Karena itu dibutuhkan kreiterianya sehingga bisa terbangun manajemen yang baik. Bila diterima, PDAM harus ada tata kelola yang baik sehingga nantinya tidak menjadi sia-sia.

    Menurut Desrah, meski PDAM Busel memuncaki urutan pertama se Sultra sebagai PDAM sehat versi audit BPKP Sultra, namun masih banyak catatan dari BPPSPAM Kementerian PUPR. Meskipun mendapatkan apresiasi, tapi nilai prestasi PDAM sehat yang dicapai baru 2,84. Nilai itu sudah masuk kategori sehat. Pasalnya, standar nilai kategori sehat 2,8. Capaian PDAM Sehat Busel masih diangka paling rawan turun kembali.

    Harapan BPPSPAM pada tahun 2024 nanti, semua PDAM di Indonesia masuk kategori sehat. Untuk itu pihaknya mewanti-wanti jangan justru sebaliknya, PDAM Busel turun lagi kinerjanya. Sebab, jika anjlok maka harus

    kembali star nol. Untuk itu Desrah berharap agar semua potensi yang dimiliki bersinergis terhadap bantuan dari pemerintah pusat, sehingga SR yang dihasilkan bisa mencapai 100 persen pelayanan di wilayah PDAM.

    Dikatakan Desrah bahwa RPJMN, tahun 2020 PDAM diharapkan tidak hanya mengelolah air bersih, tapi juga air siap minum, aman untuk dikonsumsi. Ini yang diharapkan PDAM Busel dapat memberikan sumbangsi 75 persen air minum aman di Indonesia.

    Untuk bantuan teknis air minum zona aman ini lanjut Desrah, masih ditargetkan di RPJMN sampai 2024. Karena ada 17 PDAM yang menjadi target. Dari 17 PDAM itu nantinya kemungkinan salah satunya PDAM Busel. ìMemang ini menjadi target nasional kita,î imbuhnya.

    Soal bantuan teknis BPPSPAM ke PDAM Busel, Pemkab Busel diminta bersurat untuk menyampaikan usulan ke Kementerian PUPR sehingga dapat merespon menurunkan tenaga teknis ke lapangan untuk menyiapkan segala sesuatunya. Bantuan BPPSPAM secara teknis

    2018 belum ada. Untuk tahun 2019 ini BPPSPAM menempatkan tenaga ahli di PDAM Busel selama lima bulan.

    “Mereka ini bertugas harus mengawal keinginan kami menyehatkan PDAM bukan pada nilai 2,84. Secara mandiri kami mengambil nilai 3,4. Tapi lebih baik lagi sampai pada angka 4. Sehingga kinerja PDAM tidak rawan turun lagi. Karena angka di bawah 2,8 itu sudah masuk kategori tidak sehat lagi.

    Desrah juga berpesan agar PDAM Busel menekan rasio jumlah pegawai dengan pendapatan. Sebab hingga kini PDAM Busel belum memiliki setoran PAD kepada daerah. PDAM Busel juga segera menyusun bisnis planing, sehingga nantinya tercermin rencana program dalam mencapai cakupan pelayanan untuk menunjang cakupan nasional. Kinerja empat aspek bisa dipenuhi lebih dari sekedar angka 2,8.

    “Kita berharap kerja keras dan semangat dari karyawan PDAM Busel. Dan komitmenya dapat diterapkan di tahun 2019 dan lima tahun ke depan,” harapnya.

    BPPSPAM Kementerian PUPR Beri Pendampingan PDAM Buton Selatan

  • 14 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Pemerintah Kabupaten Buton Selatan (Busel) kini sedang gencar-gencarnya menangani masalah kemiskinan di Buton Selatan melalui berbagai macam program yang melekat disetiap OPD.

    Misalnya di Dinas Sosial (Dinsos) Buton Selatan (Busel) melalui Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanganan Kemiskinan, Perlindungan dan Jaminan Sosial serta Rehabilitasi sosial

    Diketahui tercatat angka kemiskinan di Busel kurang lebih 15,99 persen dari populasi jumlah penduduknya.

    Kepala Dinas Sosial Busel Kostantinus Bukide, SH MSi mengatakan saat Buton Selatan kedatngan peneliti dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehateraan Sosial Yogyakarta yang dipimpin oleh Gunawan dan Akhmad Purnama

    Para peneliti ini melakukan penelitian serta mengevaluasi efektifitas program pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama

    (KUBE) di Indonesia, sejak tahun 2015 hingga tahun 2018

    "Di Sultra satu-satunya yang dikunjungi hanya Kabupaten Busel, untuk di Busel dimulai tanggal 13 sampai dengan 20 September 2019 ini,î kata Kostantinus Bukide melalui pers realisnya.

    Dikatakan, sejak tanggal 14 September tim langsung turun ke lokasi, diantaranya di Kecamatan Batauga. Yakni di Desa Lampanairi memiliki dua KUBE. Di Kecamatan Sampolawa Desa Gunung Sejuk juga memiliki dua KUBE, sementara Desa Lipumangau memiliki satu KUBE.

    Kunjungan terakhirnya di Kecamatan Siompu, Desa Lapara yakni KUBE Siola yang menjadi Juara III lomba KUBE tingkat Nasional.

    Setelah menemui sejumlah KUBE dilokasi tersebut, Tim menemukan ada beberapa KUBE yang kurang aktif. Hal ini dikarenakan beberapa faktor.

    "Diantaranya faktor pendidikan rendah, usaha yang

    dijalankan sifatnya tradisional seperti jual beli sembako dalam skala kecil. Jual beras dan ternak kambing yang kebanyakan dikelola ibu-ibu," bebernya

    Kemudian tim ini diundang Dinsos Busel dalam Forum Group Discussion (FGD). Melibatkan beberaapa stake holder diantaranya, beberapa kepala OPD, Camat, Kades, Dunia usaha, tokoh masyarakat, TKSK dan pendamping KUBE.

    Turut hadir hadir Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Busel MZ Amril Tamim, Kadis Capilduk diwakili Kasubag Kepegawaiannya.

    Dalam forum itu sejumlah pihak banyak memberikan masukan untuk mensinergikan program pemberdayaan penanganan kemiskinan melalui KUBE dengan UKM-UKM yang dibina Disperindag, dapat mengenjot dan mengaktifkan kembali perekonomian masyarakat

    “Dalam FGD itu narasumber yang dihadirkan dari pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahtraan Sosial Yogyakarta dua orang, Kadis Sosial Busel,” kata Haryadi yang juga moderator FGD.

    Sementara, Kadis Perindag Busel Amril Tamim menyampaikan akan mendukung KUBE ñ KUBE lain yang membutuhkan Kemasan produk unggulanya seperti KUBE Siola. Hal ini untuk mendongkrak harga serta menarik konsumen membeli produk-produk KUBE

    "Sinergitas antara KUBE dan UKM yang dibina Disperindag ini diharapkan dapat memicu semangat saling mendukung," tutupnya

    Dinsos Buton Selatan Gelar FGD, Efektifkan KUBE Guna TekanAngka Kemiskinan

  • 15BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Buton Selatan (Busel) akan meluncurkan website versi terbaru, hal ini untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi dan layanan publik serta dapat menunjang kinerja OPD se-Busel

    Kepala Diskominfo Busel, Muhammad Al Ichsan mengatakan website Pemda Busel dalam waktu dekat akan diluncurkan. Kemungkinan peluncurannya bertepatan dengan memperingati

    HUT Busel ke-5 yang akan digelar tanggal 24 Juli mendatang.

    Pembuatan website pemda Busel ini merupakan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

    "Jadi ada dua item program yang akan dilouching tahun ini, yakni website dan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)," ucap Muhammad Al Ichsan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/7)

    Diskominfo Bakal LuncurkanWebsite Pemda Buton Selatan

    Dikatakannya, keberadaan website tersebut diharapkan akan mempermudah masyarakat untuk akses segala informasi yang berkaitan dengan pemerintahan daerah. Namun dalam peluncurannya, tidak langsung semua OPD lingkup Busel tampil, namun baru beberapa OPD dan akan terus diperbaharui atau diupdate

    Bukan hanya itu, didalam website Pemda akan dibuatkan ruang e-lapor. E-lapor sendiri akan memberikan ruang kepada masyarakat luas untuk memberikan masukan dan saran kepada Pemda Busel

    Dalam HUT Busel ke-5, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Busel,diketahui akan menampilkan programnya yakni tanda tangan elektronik. Tanda tangan elektronik berfungsi untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat, artinya walau kepala OPDnya berada diluar daerah, ia dapat memberikan pelayanan tanda tangan secara eletronik

    Ditambahkannya, harapan Plt Bupati Buton Selatan, kata Al Ichsan dalam kegiatan HUT Busel ke-5, OPD lingkup Busel agar mengupayakan mengekspose program-program terbaik atau capaian yang telah dikerjakan, kepada masyarakat

    "Itu penting, mengekspose program-program dan capaian kinerja OPD, kepada masyarakat sebagai bentuk keterbukaan informasi publik," tukasnya

  • 16 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Dinas Kelautan dan Perikanan akan menyalurkan bantuan berupa perahu nelayan, jaring kepada nelayan di Buton Selatan. Tentunya nelayan harus memeneuhi persyarat untuk mendapatkannya

    "Untuk mendapatkan bantuan tersebut sesuai mekanisme nelayan harus memiliki kartu nelayan dan tergabung dalam kelompok nelayan, dari situ mereka membuat proposal, apa yang dipinta," ucap Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Busel, Subhan saat ditemui di ruangannya belum lama ini

    Kata dia, tahun 2019 ini melalui anggaran DAK, bantuan perahu untuk 1 Gross Ton (GT) sebanyak 33 unit dan 3 GT sebanyak 10 unit. Sejauh ini pengadaan perahu tersebut masih dalam tahap pembuatan dan akan dibagikan secara resmi ketika

    pembuatan perahu tersebut telah selesai di bulan Oktober tahun ini

    Selain itu, pihaknya sebelumnya telah menyerahkan jaring purse seine dan jaring ikan terbang kepada kelompok nelayan. Sementara jaring insang dan jaring tangkap tuna akan disalurkan pada bulan Nomber mendatang bersamaa dengan perahu

    "Target secara resmi bantuan perahu dan jaring itu akan disalurkan semuanya kepada kelompok nelayan dibulan November tahun ini," tuturnya

    Pihaknya beraharap dengan bantuan tersebut nantikan dapat dimanfaatkan serta dapat meningkatkan ekonomi nelayan. Sebagai bagian dari pemerintah daerah, DKP dalam memberikan bantuan tersebut akan sangat selektif, misalnya apakah dia

    DKP Buton Selatan Bakal Beri Bantuan Perahu dan Jaring ke Nelayan

    memiliki kartu nelayan, dikuatkan dengan KTP berstatus nelayan serta tambahann persayaratannya dengan melampirkan kartu keluarga.

    "Sehingga tidak salah-salah barang itu ke penerima, impian kami dalam perikanan tangkap kepan, bagaimana Buton Selatan mempunyai wajah sebagai percontohan pengelolaan perikanan se Sultra," ucapnya

    Ia menambahkan, bantuan sarana dan prasarana alat tangkap nelayan tersebut bertujuan bertambahnya jumlah perahu seiring dengan hasil tangkapan yang bertambah

    "Harapan kami, bantuan ini mampu meningkatkan aktifitas melaut bagi nelayan Busel," tukasnya

  • 17BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Dinas kelauatan dan Perikanan (DKP) Buton Selatan (Busel) terus menggenjot pengembangan budidaya rumput laut

    Diketahui Busel yang sebagian besar wilayahnya dikeliling perairan, hal ini tentu memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan budidaya rumput laut yang berkelanjutan. Ditahun 90an, sebelum jatuhnya harga rumput laut baik dipasar regional, hasil produk rumput laut diperairan Busel cukup besar dan menjanjikan nilai ekonomi masyarakat nelayan rumput laut pada saat itu. Namun setelah harganya jatuh, nelayan rumput laut banyak yang gulung tikar

    Untuk mengembalikan masa kejayaan produksi rumput laut di perairan selatan jazirah Buton yang kini disebut Buton Selatan. Pemerintah Buton Selatan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan perlahan melakukan upaya pengembangan budidaya rumput laut dengan mengambil dari Balai Budidaya Air Payau Takalar yang merupakan bibit rumput laut jenis baru melalui kutur jaringan

    Kepala Dinas Kelauatan dan Perikanan Busel H La Ode Taatlan melalui Bidang Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya Muhammad Dafis Kasri

    mengatakan jenis bibit rumput laut tersebut cocok digunakan diwilayah perairan Buton Selatan. Ditahun 2019, kelompok nelayan rumput laut di wilayah Sampolawa mendapat bantuan bibit jenis baru ini dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui DAK DKP Pemprov Sultra sebanyak lima paket dan dari dua paket dari BBAP Takalar yang akan turun dalam waktu dekat

    Kata dia, bibit rumput laut dari Balai Budidaya Air Payau Takalar memiliki keunggulan, tahan terhadap penyakit, perkembangan dan pertumbuhannya cepat serta memiliki cabang yang cukup banyak sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi. Namun ada sebagian wilayah perairan Buton Selatan misalnya di Kecamatan Batauga masih menggunakan bibit lama yang awal mulanya didatangkan di Buton ditahun 80an

    Dipilihnya wilayah perairan Sampolawa sebagai pilot projek lokasi budidaya dan pengembangan rumput laut jenis baru ini, kata Dafis Karsi karena wilayah perairan Sampolawa memiliki perairan yang cukup strategis atau lautnya cukup tenang dalam periode setahun

    "Baik musim barat dan musim timur lautnya cukup

    tenang, dan sangat strategis untuk mengembangan rumput laut berkelanjutan, dan berbeda dengan perairan wilayah pesisir Batauga, karena diwaktu musim barat lautnya cukup bergelombang dan ini sangat riskan untuk rakit rumput laut dan hanya dapat berproduksi dimusim timur," tuturnya

    Sementara, di perairan Batauga, masyarakat nelayan masih menggunakan bibit rumput laut dari La Sori, Buton Tengah yang belum terkontamisasi dengan pupuk.

    Lanjutnya, jumlah total produksi rumput laut nelayan rumput laut se-Busel pada semester pertama tahun 2018 sebanyak 275 ton dan meningkat disemester pertama tahun 2019 sebanyak 362 ton atau meningkat 27 persen.

    Kedepan, bibit rumput jenis baru ini yang saat ini dalam proses pengembangan berkelanjutan diperairan Sampolawa dan masih terbatas, dapat berkembang pesat dan dapat mensuplai seluruh kebutuhan nelayan rumput laut se-Busel. Bahkan mimpi DKP Busel akan mengembalikan kejayaan produksi rumput laut yang cukup tinggi dimasa lampau.

    Bukan cuma perairan Sampolawa dan Batauga sebagai wilayah yang memproduksi rumput laut tetapi wilayah kepulauan seperti Kadatua, Siompu dan Batuatas serta Lapandewa ikut andil dalam pengembangan budidaya rumput laut tersebut

    "Kita harapkan bibit rumpuit laut jenis baru ini yang dibudidayakan diperairan Sampolawa dapat berkembang pesat dan dapat menjadi penyuplai bibit rumput laut se-Busel," tukasnya

    DKP Buton Selatan Genjot Pengembangan Rumput Laut

  • 18 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    M e n i n g k a t k a n kemampuan Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Dinas Pertanian Kabupaten Buton Selatan (Busel) menggelar Mimbar Sarasehan KTNA tingkat Kabupaten Busel Tahun 2018.

    Plt Bupati Busel H La Ode Arusani diwakili Sekda Drs La Siambo sebelum membuka kegiatan tersebut mengatakan pembangunan pertanian secara luas di Busel mesti diarahkan pada peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, sehingga dalam pengelolaan dan memanfaatan sumberdaya alam

    yang tersedia dilakukan secara baik dan optimal

    "Forum ini akan ada proses timbal-balik antara pelaku pertanian dan pemangku kebijakan sehingga melahirkan solusi-solusi yang terjadi dilapangan," ucap La Siambo di aula Dinas Pertanian, Kecamatan Batauga, Kamis (19/7)

    Lanjutnya, keberhasilan pembangunan pertanian pada hakekatnya ditentukan oleh peran serta dan kemampuan pelaku utama yakni para petani dan nelayan serta didukung oleh

    Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang berkompeten

    Memang tidak dipungkiri Busel merupakan daerah baru dan tidak dipungkiri masih banyak potensi sumberdaya alam pertanian yang belum maksimal dikelola seperti daerah lain yang lebih dulu maju. Namun pemerintahan Busel bersama masyarakat khususnya petani dan nelayan terus berupaya untuk mengejar ketertinggalan dengan inovasi

    "Saya melihat di Dinas Pertanian sudah memiliki alat

    Genjot Kemampuan Petani dan Nelayan,Dinas Pertanian Gelar Mimbar Sarasehan KTNA

  • 19BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    pertanian modern seperti traktor dan lainnya. Kedepan dengan menggunakan teknologi ini dapat menggenjot tumbuh kembangnya pembangunan dibidang pertanian yang akan sejalan dengan kesejahteraan masyarakat petani dan nelayan," tukasnya

    Sementara, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindag Busel, Drs Amril Tamim selaku pemateri mengatakan program Dinas Koperasi UKM dan Perindag memiliki banyak keterkaitan beberapa program dengan Dinas Pertanian untuk saling mengisi. Misalnya mendorong hadirnya

    Genjot Kemampuan Petani dan Nelayan,Dinas Pertanian Gelar Mimbar Sarasehan KTNA

    koperasi petani dan nelayan, pengadaan pasar modern sebagai wadah transaksi jual beli hasil pertanian di Busel dan lain sebagainya

    Menjawab pertanyaan berbagai kalangan pelaku pertanian dan nelayan terkait pasar di Buton Selatan guna meningkatkan transaksi jual beli hasil pertanian dan nelayan. Pihaknya telah melalukan berbagai upaya salah satunya membangun pasar modern dan higenis di Bandar Batauga melalui anggaran pusat

    Kata dia, memang saat ini pasar di Bandar Batauga belum dimanfaatkan karena masih ada beberapa pertanyaan dari kalangan masyarakat terkait ketersediaan listrik dan air bersih serta akses jalan dan pelaku pasar masih mendiami pasar Laompo yang saat ini sudah tidak representatif sebagai wadah transaksi pelaku pasar, karena telah mengganggu pengguna jalan

    "Insya Allah jika tidak ada halangan, akhir tahun Pasar Bandar Batauga sudah bisa

    ditempati, karena sejumlah fasilitas penunjang telah dituntaskan. Air sudah masuk begitu juga listrik, tinggal menunggu pelebaran akses jalan, setelah itu rampung pelaku pasar sudah bisa menempatinya," tuturnya

    Kemudian terkait adanya infomasi, di wilayah kelurahan Lawele ada kelompok masyarakat yang telah melakukan kegiatan swadaya pengolahan biji jambu mete hingga puluhan ton, namun kesulitan dalam pemasarannya serta belum adanya teknologi pengupasan kulit jambu mete serta pengemasan yang modern dengan label Busel. Kata Amril Tamim, pihaknya akan melakukan meninjau dan membantu pengadaan alat pengupas kulit jambu mete modern

    "Kami akan cek terkait informasi ini, sehingga ada solusi permasalahan," tukasnya

    Kegiatan Mimbar Sarasehan tersebut dihadiri perwakilan kelompok Tani dan Nelayan di tujuh kecamatan Buton Selatan, serta sejumlah penyuluh pertanian dan pelaku usaha.

  • 20 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    265 orang nelayan se-Kabupaten Buton Selatan (Busel) telahikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pemberdayaan masyarakat khusus nelayan. Calon pelaut terampil itu merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buse dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong Makassar sejak 2018 lalu.

    Plt Bupati Busel, H La Ode Arusani pun sudah menyerahkan sertifikat Diklat Pemberdayaan Masyarakat dari BP2IP Barombong Makassar itu ke perwakilan masyarakat Sampolawa, Lapandewa, Siompu,

    Siompu Barat dan Kadatua. Sertifikat yang diberikan itu mulai dari kategori safety training, safety ewornes training, advant faer fighting.

    Kata dia, sejak perjanjian kerja sama tentang diklat pemberdayaan masyarakat dengan BP2IP Barombong Makassar diteken 2018 lalu itu, sampai saat ini telah menghasilkan 265 orang calon pelaut terampil yang tersebar di tujuh kecamatan yang ada di Busel.

    Diharapkan, Diklat pemberdayaan masyarakat ini menghasilkan pelaut yang terampil, tangguh, profesional dan berdaya saing. Sehingga para

    265 Pelaut Terampil Siap Terapkan Ilmu dari BP2IP

    nelayan dapat terus terpacu untuk peningkatan kesejahteraanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Busel, H La Ode Taatlan mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dengan BP2IP Barombong pada 8 Juli lalu. Tindak lanjut itu, 44 nelayan diberangkatkan ke BP2IP Barombong pada 24 Juli lalu.

    “Biaya sepenuhnya dibiayai oleh Politeknik Pelayaran Barombong Makassar. Pengiriman peserta Diklat tersebut akan berlanjut pada 30 Juli mendatang,” ungkap Taatlan.

  • 21BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Lomba Gerak Jalan Indah (GJI) tingkat SD, SMP, SMA dan umum se-Kabupaten Buton Selatan (Busel), dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke -74 tahun 2019, Kamis (15/8(

    Hadir pada panggung kehormatan, Plt Bupati Busel H La Ode Arusani, Asisten I Setda Muslim T, Asisten II Maharudin, Asisten III La Asari, Wakil ketua I DPRD Busel Pomili Womal, Wakil Ketua II DPRD Busel Aliadi, anggota DPRD La Hijira, serta kepala OPD lingkup Busel

    Gerak jalan indah yang

    diikuti sedikitnya 77 regu terdiri dari SD 28 regu, SMP 18 regu, SMA 14 regu, karang taruna 11 regu dan PKK 6 regu. Para peserta GJI memulai star dari SD 1 Laompo dan berakhir di Mako Kompi Brimob Batauga

    Setiap peserta dalam lomba GJI dituntut terampil dalam baris berbaris, menyuguhkan koreografi yang memadukan antara gerak dan yel-yel. Hal ini dilakukan agar peserta mampu menarik perhatian penonton maupun dewan juri

    Konstum setiap regu, misalnya dari karang taruna sangat beragam. Konstentan yang

    GJI Warnai HUT RI Ke-74 di Buton Selatan

    mampu menampilkan koreografi dan yel-yel menarik, disambut tepukan meriah dari penonton yang memadati sisi jalan raya poros Batuaga

    Lomba GJI ini merupakan kegiatan tahunan dalam menyambut HUT RI yang saat ini telah berusia 74 tahun. Tujuannya untuk meningkatkan disiplin, semangat dan patriotisme serta mengingatkan generasi muda, pada jasa-jasa pejuang dalam kemerdekaan RI yang telah mendahului. Hal itu dikatakan panitia GJI yang juga selaku Kepala Dinas Pendidikan La Makiki

    Selain itu lomba GJI ini juga diharapkan menjadi wadah bagi generasi penerus bangsa dalam berkreasi

    "kegiatan ini ditahun berikutnya agar lebih ditingkatkan dan peran aktif masyarakat khususnya generasi muda sangat dibutuhkan untuk menegahkan dan menjaga keutuhan NKRI," pungkasnya (*)

  • 22 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Remaja Albino di Buton Selatan

    Sudah menjadi agenda rutin tahunan masing-masing daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) memamerkan pakaian adat daerahnya dalam kegiatan Karnaval budaya menyambut Hari Jadi Sultra. Di usianya yang kelima tahun, Buton Selatan (Busel) menjadi sorotan. Bagaimana tidak, saat itu, Kabupaten Berjuluk Bumi Gajahmada itu menampil Sejumlah remaja albino lalu mengenakan pakaian adat Buton. Para remaja albino itu berjalan dengan wajah berseri sebagai wakil dari Kabupaten Buton Selatan. Mereka berjalan dengan penuh rasa bangga.

  • 23BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Tidak hanya mereka yang hadir alam kegiatan itu yang terpaku melihat rombongan Albino asal Busel itu. Namun jagat Maya juga ikut diramikan dengan foto dan Vedio yang beredar disejumlah situs.

    Salah satunya datang dari bloger ternama yang juga peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), Yusran Darmawan. Dalam laman Facebook nya, ia menggoreskan sejumlah kalimat bangga akan hal itu. Ia tak menyangka bila di selatan pulau Buton terdapat prevelensi albino yang cukup besar. "Hati saya basah melihat keceriaan dan kebahagiaan para remaja albino itu. Selama ini, saya hanya mengetahui ada kampung albino di Ciburuy, Jawa Barat. Ternyata, ada kampung yang prevalensi albino cukup besar di Pulau Siompu, Buton Selatan," tulis Yusran Darmawan di laman FB nya.

    Pria yang juga berdarah Buton ini mengaku pernah membaca liputan National Geographic mengenai kisah orang albino di Afrika. Banyak di antara mereka yang dibunuh dengan kejam karena dianggap tukang sihir. Mereka terbunuh karena tulangnya dianggap bisa jadi jimat. Mereka yang hidup harus menerima risiko di-bully dalam

    aktivitas sehari-hari.

    Menurut Laporan Under the Same Sun (UTSS), organisasi yang fokus pada masalah diskriminasi menjelaskan, anak-anak albino di seluruh dunia rentan pada bully atau perundungan. Dalam laporan yang dibuat untuk PBB, disebutkan, anak-anak albino sering dihina dan diejek, serta diintimidasi karena dianggap berbeda. Mereka terisolasi oleh stigma, mitos, dan prasangka kultural.

    Tak hanya di luar negeri, di Indonesia yang notabenenya tanah yang religius dan pancasilais ini pun juga banyak orang yang masih mem-bully mereka. "Saya membaca beberapa laporan media tentang anak albino di Ciburuy yang malu ke sekolah karena diolok-olok rekannya karena dianggap berbeda. Mereka di-bully atas sesuatu yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir," ungkapnya. Tapi di Buton Selatan, lanjutnya, para remaja albino itu justru mendapat kehormatan yang setinggi-tingginya. Mereka menjadi bagian dari komunitas yang dilindungi dan dikasihi sebagaimana keluarga lainnya. Malah, mereka mendapat kehormatan untuk mewakili seluruh kabupaten di acara

    karnaval budaya.

    "Di tengah parade karnaval yang menampilkan pakaian terindah dan para duta budaya dan model lokal, para remaja albino itu ikut tampil dengan penuh rasa percaya diri serta mendapatkan tepuk sorak kebanggaan dari banyak orang. Betapa saya amat bangga dengan penerimaan dan kebesaran hati itu," tambahnya.

    Dalam pantauannya disalah satu media, wakil dari pemerintah Buton Selatan menjelaskan kalau penyebar Islam di Buton yakni Syaik Abdul Wahid punya seorang pengikut yakni Hatibi Bula yang merupakan orang albino. Di Buton, Hatibi adalah sebutan lokal untuk khatib, orang yang berceramah di masjid. Demi mengenang Hatibi Bula, salah satu pembawa syiar Islam di Buton Selatan, maka para remaja albino itu diajak dalam kegiatan karnaval budaya. Para remaja itu pun antusias sebab mereka diapresiasi, dihargai, dan diajak terlibat untuk membawa nama daerah di pentas budaya tingkat provinsi.

    Menurut ilmu medis yang pernah dibacanya, orang albino tak bisa bertahan lama di bawah sengatan matahari. Ada risiko kesehatan yang harus dipertimbangkan saat mereka beraktivitas di bawah sinar matahari. Namun Di Buton Selatan, ia menemukan cerita tentang kebesaran hati untuk menumbuhkan potensi semua orang, cerita tentang indahnya penerimaan pada perbedaan, juga cerita tentang kecintaan pada spirit budaya dan komunitas.

    Pada senyum remaja albino itu, ia melihat indahnya dukungan komunitas yang serupa tanah gembur bagi semua tumbuhan untuk menjadi kuat dan kokoh dan kelak dahannya menjangkau mega-mega

  • 24 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

  • 25BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    BANGSA Portugis telah memasuki laut Nusantara jauh sebelum bangsa lain sebenuanya datang melempar sauh dan berlabuh. Merekalah manusia kulit putih Eropa yang paling mula melakukan ekspedisi ke timur untuk mencapai dan mengeksploitasi tanah kaya Nusantara terutama sesudah penaklukan atas Malaka oleh Alfonso de Albuquerque. Pendudukan Malaka mendekatkan mereka ke Maluku, daerah yang kaya hasil bumi khas negeri timur dimana segala rempah tumbuh dan berpusat.

    Komune turunan Portugis kemudian kini††ditemukan jejaknya ìtercecerî di Lamno, Nangroe Aceh Darussalam dan pada suku Lingon (Lingon Treble) di Halmahera Timur kepulauan Maluku. Di dua daerah itu, para turunan Portugis tampaknya berciri sama yaitu rambut pirang, kulit langsat (putih) dengan††bola mata yang biru dalam balut rupa khas Kaukasoid.††

    Di Buton, para komune mata biru turunan Portugis ternyata juga ditemukan ada, mereka tinggal di daerah periveral yang jauh dari sentrum kuasa. Sumber-sumber dari tradisi lisan menyebutkan bahwa mereka itu adalah buah dari perkawanan yang menaik menjadi hubungan perkawinan antara para puteri bangsawan Buton dengan beberapa pimpinan armada Portugis yang menyinggahi Buton dalam pelayaran mereka menuju negeri rempah di Maluku.

    SEBUAH naskah anonim di Wolio menulis dengan detail perihal hubungan paling mula

    antara Buton dengan bangsa kulit putih Eropa dalam paruh pertama abad ke enam belas. Adalah Farantugisi atau dalam kata yang lain Parantugisi, atau juga Porotugisi, disebut sebagai bangsa kulit putih pertama yang membuang sauh berlabuh di pelabuhan Baubau dan mengunjungi pulau Buton.

    Para manusia kulit putih dari Eropa itu disebut sebagai bangsa beradab dan terdidik yang datang dengan sepenuh penghormatan ke hadapan sultan Buton memohon perkawanan. Mesiu dan bedil, juga beberapa meriam dikeluarkan dari lambung kapal mereka, lalu diangkut ke††istana sebagai hadiah untuk ìmengambil hatiî sultan Buton.

    Perkawanan yang dekat itu kemudian membawa ke hubungan perkawinan, seorang puteri bangsawan dari Buton__disebutkan adalah turunannya La Ode Saumpula (Bonto pertama di Siompu) menikah dengan seorang pimpinan armada Portugis, darinyalah ini pangkal muasal turunan para mata biru di Buton.

    Jejak bangsa Portugis di nusantara kini rupanya††tidak hanya ditemukan di daerah Lamno, Nanggroe Aceh Darussalam dan pada suku Lingon di pedalaman Halmahera Timur, kepulauan Maluku. Di Pulau Siompu, tepatnya di Dusun Waindawula, Desa Kaimbulawa, Kecamatan Siompu Timur, Kabupaten Buton Selatan, beberapa orang dengan paras berciri Kaukasoid hidup dengan berkebun jeruk.

    Sumber-sumber dari

    naskah di Buton mengisahkan bahwa Kesultanan Buton dalam paruh kedua abad ke enam belas telah membangun hubungan paling mula dengan para pelaut Eropa dari Portugis, hubungan perkawanan Buton dengan bangsa kulit putih itu bahkan kemudian menaik menjadi hubungan perkawinan dimana ceceran dan jejak tinggalannya masih terlihat hingga kini yang tersebar di beberapa daerah di Buton.

    Jalan menuju ke Kaimbulawa

    Awal Juni Tahun 2006, kali pertama saya datang di desa Kaimbulawa Kecamatan Siompu Timur, Kabupaten Buton Selatan untuk Penelitian Pemetaan Bahasa yang dilakukan oleh Pusat Bahasa (kini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Kementerian Pendidikan Nasional. Saya bertemu gadis kecil itu dalam usianya yang masih belia, mungkin waktu itu masih enam tahun. Ia tampak pemalu dan segera menunduk††begitu ia tahu aku memerhatikannya.

    Anak ini lain dari anak-anak lainnya, tampak berparas kaukasoid, tidak terlihat berwajah weddoid apalagi rupa mongoloid sebagaimana ciri††penduduk lokal di Pulau Siompu dan umumnya orang Buton. Di antara hal unik dalam dirinya adalah bola matanya yang biru dan rambutnya ikal yang pirang, sayang sekali pertemuan dengannya pada sepuluh tahun lalu itu tak terabadikan dalam gambar sebab saya tak membawa kamera. Pertemuan dengannya itu menyimpan kesan mendalam.

    Mata BiruJejak Sejarah Bangsa Portugis

    di Buton Selatan Penulis : La Yusrie

  • 26 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    Awal Agustus 2016, saya kembali datang di desa Kaimbulawa untuk keperluan inventarisasi benteng dan peninggalan budaya. Tak banyak yang berubah dari desa kecil ini setelah sepuluh tahun berlalu, listrik dari negara masih belum masuk, apa lagi jaringan seluler tak sampai menjangkau desa-desa di gunung, batu-batunya masih cadas, hawanya pun masih panas, bahkan dalam kemarau begini matahari bisa melelehkan panas mencapai††48 derajat celcius.

    Hawa yang panas begitu merontangkan savana dan belukar yang tumbuh rimbun di antara padang sepanjang desa Biwinapada sampai ke Kaimbulawa. Disela kerja inventarisasi peninggalan budaya itu saya menemui si gadis mata biru itu di rumahnya dengan diantar oleh seorang warga lokal bernama Umar. Sekali ini saya beruntung karena sekaligus bertemu dengan orang tuanya yang juga bermata biru, darinyalah sebagian cerita mengenai trah mereka saya dapatkan.

    Orang tuanya bernama La Dala, matanya biru dengan muka serupa ìbuleî. Sejak saat lahirnya, kakek nya yang renta dan berpenglihatan kuat secara batin sudah memberi pesan ke ibu bapaknya: ìJaga baik-baik anak kalian ini, kasihi dan sayangi dia terus-terus sebab dalam padanya ada roh ìorang jalanî (maksudnya pendatang/orang singgah/pengelana) yang menurun dari kakek nenek moyang leluhur. Karena terkait dengan roh ìorang jalanî itulah anak itu dinamailah La Dala. Dalam Bahasa lokal Kaimbulawa di Siompu kata ìLa Dalaî berarti ìOrang Jalan/Berjalan, atau orang singgah/pendatangî yang merujuk kepada para pelaut Portugis.

    Saya dengan Pak La Dala

    Dari kisah lisan turun temurun yang diceritakan orang tuanya, silsilah mereka bertaut menurun dari darah para pelaut Portugis yang singgah di Buton dalam pelayaran mereka mengais rempah di kepulauan Maluku. Sejak Fernando de MagelhaensóSeorang yang juga berbangsa Portugis††menemukan jalur selatan sebagai jalan pintas yang paling cepat dan aman dalam pelayaran ke Maluku, Buton yang posisinya tepat berada dalam lalulintas lajur selatan itu menjadilah daerah bandar yang ramai dilalui dan dikunjungi para pelayar dari Eropa.

    Yang paling mula datang dan singgah††di Buton adalah para pelaut berbangsa Portugis dengan dipimpin oleh seorang yang oleh orang Buton menamainya Felengkonele. Sumber-sumber dalam tradisi lisan di Wolio menyebutkan bahwa Felengkonele menikahi seorang puteri bangsawan Wolio yang kemudian dari sinilah pangkal muasal turunan para mata biru di Buton.

    Jika di Lamno Nangroe Aceh Darussalam dan suku Lingon di Halmahera Timur, Maluku Utara, para mata biru turunan Portugis ini adalah bekas pelarian dan tawanan perang atau sekelompok pelaut Portugis yang selamat dari kapal dagang mereka yang karam dalam ekspedisi mengangkut rempah dari Maluku ke Malaka. Di Buton, para mata biru ini adalah sebenarnya trah terhormat yang mendapatkan tempat tinggal ekslusif dalam benteng keraton. Mereka para mata biru di Buton sebenarnya adalah para ìdarah biruî

    Pak La Dala, salah seorang mata biru di Kaimbulawa

    Sampai suatu saat ketika BelandaóButon membangun kongsi yang sangat erat dalam apa yang dinamai kerja sama selamanya sebagai ìsekutu abadiî, segalanya pun dengan cepat segera berubah. Belanda yang melihat Portugis sebagai bangsa Eropa saingannya segera memaksa Buton untuk ìMengusirnyaî keluar dari keraton, seluruhnya yang terkait dengan Portugis, bahkanpun juga para bangsawan lokal yang menikah dengan

  • 27BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    beberapa orang††Portugis ikut pula terkenai getah pengusiran itu.

    Sesudah pengusiran itu sukses berhasil, Belanda dengan sepihak kemudian melayangkan stigma yang buruk dengan menyebar desus bahwa para mata biru merupakan kelompok orang yang ìdikutukî sehingga mereka ìtidak bisa dipercayaî, tidak lagi bisa diberi amanah. Stigma dan desus buruk yang disebar Belanda itu menjadikan para mata biru kemudian tersisih dari ruang ìkelas satuî dalam trah

    aristokrasi bangsawan di Buton, jauh lebih buruk bahkan mereka kemudian mengalami pengucilan dan marginalisasi yang membawa mereka tersuruk jatuh dalam dekadensi mental yang akut.

    Stereotype pengucilan yang merendahkan dan tentu mengecilkan itu begitu sangat kuatnya berpengaruh sehingga membentuk generasi para mata biru yang lahir belakangan sebagai bermental inlander (terjajah), minder, introver, inferior, rendah diri, pemalu, dan bahkan telah avoidant, semacam gangguan akut kepribadian yang mengarah pada

    pola hubungan sosial yang terbatas seumur hidup dan keengganan untuk masuk ke dalam interaksi sosial.

    Setelah ìterusirî keluar dari keraton itu,††melanglang berkelanalah mereka dengan menyebar ke Kaimbulawa di Pulau Siompu, Tira dan Mambulu di Sampolawa, Dongkala Pasarwajo, bahkan sampai ke Liya di Wakatobi yang simpul turunannya menaut dalam darah trah Lakina Liya yang ke-29 bernama La Ode Taru yang memerintah dalam tahun 1916-1940.

  • 28 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    DERMAGA BATUATAS

  • 29BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

  • 30 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    MENYELAM BERSAMA PENYU HIJAU, BATUATAS

  • 31BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

  • 32 BUSEL BERADAT Edisi III (Juli - September)

    BUTON SELATAN BERADAT

    Diterbitkan Oleh:Dinas Kominfo Kabupaten Buton Selatan