Edisi 7

28
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 2 2 2 2 2 2007 2008 2009 2010 2011 Ongkos Naik Haji 2007 - 2011 dalam Dollar AS Tahun: E M B A R K A S I Laporan Utama: Halaman 4 - 6 OKTOBER 2011 EDISI 7 SUARA KEADILAN Terdepan dalam Reformasi Parlemen FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS www.fpks.or.id Fraksi PKS DPr ri @FPKSDPrri Ikuti Kami Politisi PKS Hidayat Nur Wahid, mengecam leda- kan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Minggu 25 September 2011. Terorisme Melanggar Ajaran Islam Bulog Gesit Impor Dari- pada Serap Beras Lokal Pemerintah Kurang Serius Sahkan RUU BPJS Badan Urusan Logistik (Bulog) kem- bali mengimpor 300 ribu ton beras dari Thailand yang masuk pada bu- lan Oktober 2011. Langkah menuju pengesahan RUU BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial) yang diharapkan akan ter- laksana pada akhir masa sidang DPR, yakni pada akhir Oktober 2011, kembali terhalang. Halaman 7 Halaman 11 Halaman 23

description

Tabloid Suara Keadilan Edisi 7

Transcript of Edisi 7

Page 1: Edisi 7

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

2

2

2

2

2

 

2007

2008

2009

2010

2011

Ongkos Naik Haji 2007 - 2011dalam Dollar AS

Tahun:

E M B A R K A S I

Laporan Utama: Halaman 4 - 6

OKTOBER

2011

EDISI 7

SUKA | Edisi 1 / I / 2010

JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI lantang memilih opsi C hasil rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century. Artinya, proses penyelamatan Bank Century melalui bail-out dinilai sarat pealanggaran.

“Opsi C adalah relevan dan terbaik untuk perbaikan sektor keuangan dan perbankan dalam upaya penegakan hukum,” kata juru bicara FPKS Ecky Awal Mucharam yang membacakan sikap fraksi Rabu, 3 Maret 2010.

Sontak, teriakan “Allahu Akbar, Allahu Akbar” bergemuruh di tengah arena ruang sidang yang dihadiri hampir seluruh anggota DPR.

Pandangan ini merupakan penegasan dan penguatan fraksi PKS yang telah disampaikan

Allahu Akbar! Bergemuruh di Paripurna

DPR

sidang-sidang Pansus terdahulu. Sikap tersebut tak berubah sampai mendekati penghujung paripurna yang hingga larut malam. Meski sempat diselingi insiden dan tarik ulur lobi, paripurna DPR akhirnya mengakhiri sidangnya lewat voting terbuka.

Opsi C, yang menyatakan proses “bail out” bank Century bermasalah dipilih oleh 325 anggota dari 537 anggota yang hadir. Sedangkan opsi A, yang menyatakan proses prosedur bailout tidak bermasalah, dipilih oleh 212 anggota DPR. Marzuki Ali sebagai pimpinan sidang paripurna akhirnya mengetuk palu sebagai tanda paripurna DPR secara bulat memilih opsi C.

Opsi C lainnya adalah, patut diduga telah terjadi berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan oleh otoritas

Fraksi PKS Lantang Pilih Opsi ‘C’

SUARA KEADILAN

moneter dan fiskal, mulai dari (a) operasional Bank CIC (b) proses akuisisi Bank Danpac dan Bank Pikko oleh Chinkara Capital, merger Bank CIC, Bank Danpac, dan Bank Pikko menjadi Bank Century, operasional Bank Century (c) pemberian FPJP, dan (d) PMS sampai kepada (e) mengucurnya aliran dana.

Opsi C juga menyebut, diduga telah terjadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pihak otoritas moneter dan fiskal dengan mengikutsertakan pemegang saham pengendali, pengurus, dan manajemen Bank CIC, dan Bank Century, debitur dan nasabah terkait, sehingga terindikasi merugikan keuangan negara.

--- Pandangan Fraksi PKS dapat dilihat selengkapnya di : www.fpks-dpr.or.id

Terdepan dalam Reformasi Parlemen

Dalam pandangan akhirnya soal Century, semua fraksi di DPR kompak berucap bahwa ke-benaran itu benar dan kesalahan itu tetap harus salah. Bila kita tengok perspektif agama, bahwa kebenaran yang hakiki hanya satu yaitu yang ses-uai dengan “ma ‘indallah”, kebenaran yang ada

di sisi Allah. Tentu hanya Dia yang tahu. Adapun masing-masing fraksi dan opsi hanya berikhtiar mencapai kebenaran. Agama memuji ikhtiar yang berkualitas, yaitu yang secara spiritual mengede-pankan kejujuran dan memosisikannya sebagai imam. Kejujuran yang menggariskan konsistensi antara tujuan (ghayah) mencari kebenaran, mo-tif (niat) meraih reward dari Allah, dengan proses (kaifiat) yang ditempuh juga harus benar, baik prosedur formil maupun metodologis.

Di atas garis lurus konsistensi tersebut, integri-tas dapat dihadirkan, ketaqwaan dipertahankan, kredibilitas dihasilkan, kemudian insya Allah pa-hala dariNya telah dijanjikan. Masing-masing opsi memenangkan pahala itu antara satu atau dua. Jika opsi yang dipilih sesuai dengan yang benar di sisi Allah maka mendapat dua pahala, sebagai

imbalan kebenaran dalam berikhtiar dan imbalan akurasi/persisi; sedang jika opsinya tidak sesuai dengan yang benar menurut Allah tetap mem-peroleh satu pahala sebagai imbalan atas ikhtiar yang benar, sebab ikhtiar yang benar bagian dari amal saleh.

Sesungguhnya yang lebih penting, bukan apa opsinya tapi bagaimana prosesnya. Dari perspektif kualitas proses atau ‘mujahadah’ menuju kebena-ran maka posisi orang akan beragam.

Ada yang menempuh prosedur dengan benar, menggunakan metodologi yang benar kemudian berpenampilan ekspresif dan komunikatif yang baik. Hasilnya insya Allah baik disertai reward ilahi dan out comenya adalah kemaslahatan bagi masyarakat. Ada pula yang melakukan kesalahan di aspek formil sehingga melukai komunikasi in-

ter personal atau inter institusional, merusak mu’amalah yang menimbulkan dosa. Terlebih jika ditambah kesalahan dalam metodologi yang men-gakibatkan misleading. Misalnya, untuk mencari suatu kebenaran objektif-faktual metode yang ha-rus digunakan adalah induktif. Mendasarkan pada data dan fakta yang relevan serta komprehensif, tidak boleh ada kesimpulan yang mendahului, sebab mozaik data dan faktalah yang akan mem-buat kesimpulan. Kejujuran sebagai basis integritas penyelidik kebenaran mewajibkannya menempuh proses induksi secara utuh dan tidak memberi celah bagi suatu pesan deduktif untuk menyusup (masuk angin).

“Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah men-getahui apa yang ada dalam dirimu, maka waspadalah”. (AlBaqarah:235 )

KebenaranOleh : Dr. K.H. Surahman Hidayat

Refleksi

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS

www.fpks.or.id

Fraksi PKS DPr ri

@FPKSDPrri

Ikuti Kami

Politisi PKS Hidayat Nur Wahid, mengecam leda-kan  bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Minggu 25 September 2011.

Terorisme MelanggarAjaran Islam

Bulog Gesit Impor Dari-pada Serap Beras Lokal

Pemerintah Kurang Serius Sahkan RUU BPJS

Badan Urusan Logistik (Bulog) kem-bali mengimpor 300 ribu ton beras dari Thailand yang masuk pada bu-lan Oktober 2011.

Langkah menuju pengesahan RUU BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial) yang diharapkan akan ter-laksana pada akhir masa sidang DPR, yakni pada akhir Oktober 2011, kembali terhalang.

Halaman 7 Halaman 11 Halaman 23

Page 2: Edisi 7

Edisi OKTOBER 2011Editorial

PenanggungJawab: H. Mustafa Kamal, SS | Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Dedi Supriadi | Redaktur Pelaksana: Tourmalina | Redaktur: Khairurrizqo, Santi Susanti, Lisda

Astuti | Design/Layout: Farid-Barragraphia | Kartunis: Fauzi | Sekretaris Redaksi: Zakaria M. Alif Alamat: Komplek Gedung MPR/DPR/DPD - RI, Nusantara I Lantai 3, Jakarta

Email: [email protected] | Telepon: 021-5785 7024 - 23

Diterbitkan dua bulan sekali oleh Humas Fraksi PKS DPR - RI dan dibagikan secara gratis Bahan-bahan: 1. Liputan; 2. Kutipan media personal atau media massa

TABLOID SUARA KEADILAN

Edisi ke 7 Bulan Oktober 2011

Dari Redaksi Surat Pembaca

Editorial

Foto cover: ZAKArIA & DoK IstImewA

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Foto-foto di bawah ini cukup menunjukkan bahwa kantor bagi Humas, adalah sebuah organisasi, dan bukan sekedar tempat melakukan kerja-kerja rutin. Kantor juga adalah tempat diskusi, tukar pikiran, konsultasi, sekaligus ‘war room’ untuk perencanaan komunikasi lembaga tersebut.

Terimakasih kepada Anggota Fraksi PKS yang menyempatkan diri mampir ke ruang Humas, berdiskusi, memberikan informasi dan juga masukan. Apresiasi kami juga untuk para Tenaga Ahli yang rajin bertukar pikiran tentang isu terkini, yang dapat dilontarkan ke publik lewat media. Atau sejawat Humas PKS yang tidak canggung berkunjung untuk sekedar berbagi pengalaman dengan Humas FPKS DPR.

Jangan lupa bagi teman-teman yang mendapatkan Tabloid Suara Keadilan dalam format softcopy (.pdf ) untuk memberi masukan demi peningkatan bobot Tabloid ini di masa mendatang.

Selamat menikmati edisi ke-7 Tabloid Suara Keadilan!

Redaksi

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah saat ini saya sudah membaca Tabloid Suara Keadilan yang dikirim ke DPW PKS Sumut. Kami berharap dapat dikirimkan dalam ben-tuk soft-copy ke email saya, agar lebih mudah diforward kepada kader lainnya.Jazakumullah Khair, Wassa-lam

Satrya Yudha WibowoSekum DPW PKS Sumut

Redaksi : Insya Allah Pak, nanti kami te-ruskan dalam bentuk soft copy-nya.

Allahu Akbar, jazakallah atas kiriman Tabloid-nya.Mohon Maaf Lahir Bathin, Sa-lam 3 Besar

Ibnu HayatHumas DPD PKS Pamekasan Madura, Jatim

Redaksi :Terima kasih kembali Pak Ibnu, alhamdulillah jika Tabloidnya su-dah sampai Madura. Mohon Maaf Lahir dan Bathin juga dari Tim Redaksi Tabloid Suara Keadilan.

Kami mengapresiasi terbitnya Tabloid Suara Keadilan FPKS DPR RI, yang dengan objek-

tif menginformasikan kiprah para Anggota FPKS di DPR RI. Berkenaan dengan hal itu, ke depan perlu menjadi per-timbangan, Tabloid ini tidak hanya terbit menjelang reses Anggota DPR RI saja, tetapi bisa dalam kurun waktu bula-nan.

Neng Siti Kholis, Kader PKS Ka-bupaten Kuningan, Jabar.

Redaksi :Terimakasih Bu Neng atas apre-siasi sekaligus masukannya, Redaksi akan mempertimbang-kannya sesuai dengan kebutuhan dan segmentasi pembaca Tabloid Suara Keadilan.

Apakah kita sepakat bahwa tidak boleh ada lembaga yang tidak bisa diawasi di

negeri ini? Bukankah kita yakini bahwa anak bangsa ini sepakat untuk menurunkan Jenderal (Purn) Soeharto dari jabatan-nya sebagai presiden selama 32 tahun, karena lembaga kepresi-denan telah menjadi lembaga yang antikritik dan berkekuatan super? Demikian juga yang ter-jadi dengan KH Abdurrahman Wahid yang berencana membu-barkan parlemen. Bahkan dulu Tentara dan Rakyat menurunkan Soekarno juga karena alasan yang sama.

Adagium klasik Lord Acton, “Power tends to corrupt, Abso-lute power corrupt absolutely”, hingga kini masih dipercaya ma-syarakat dunia. Itu sebabnya nyaris seluruh negeri di dunia mengarah pada suatu sistem, di-mana ada kesetimbangan kekua-tan antarlembaga yang bertugas sebagai penyelenggara negara. Dan kita menyebutnya sebagai Sistem Demokrasi. Istilah ini be-rasal dari Bahasa Yunani, yaitu ‘demos’ yang artinya ‘rakyat’ dan ‘kratos’ yang artinya ‘kekuasaan’, atau bila digabung menjadi ‘ke-kuasaan rakyat’.

Rasulullah Muhammad saw, hingga jelang wafatnya tidak per-nah secara spesifik menyebutkan peristilahan penyelenggaraan negara. Oleh karenanya, setelah Rasul tiada, para sahabat bersepa-kat untuk mengangkat seorang pemimpin negara dengan sebu-tan ‘Khilafah’. Pemimpin pertama

umat Islam setelah Rasul wafat, Abu Bakar ra., juga menjaga kese-timbangan kekuasaan dengan menjaga sistem musyawarah. Itu sebabnya ia sangat menjaga sahabat-sahabat utama dan para penghafal Al-Qur’an, untuk ti-dak ikut berperang agar ia bisa selalu bermusyawarah tentang penyelenggaraan negara. Dalam pidato pelantikannya, ia bahkan mengingatkan agar siapapun dipersilakan mengkritiknya bila menyimpang dari pedoman penyelenggaraan negara, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Argumentasi bahwa tidak boleh ada lembaga negara yang memiliki kekuatan super dan tidak bisa dikritik memanglah sukar un-tuk ditolak. Maka kecaman atas se-buah wacana akademik dari seo-rang Fahri Hamzah tentang tujuan utama keberadaan Komisi Pem-berantasan Korupsi (KPK) semes-tinya ditanggapi secara akademik pula. Namun yang kita kerap lihat di media adalah upaya-upaya emosional untuk mematikan ide dengan menyerang kepribadian orang tersebut dan tidak menco-ba berdialog, adu pendapat dan adu argumentasi.

Memang ada faktor gaya komunikasi, yang secara hiper-bolik dijadikan landasan atas ke-caman-kecaman tersebut. Dalam kerangka itu, bahkan organisasi tempat bernaung seseorang ti-dak bisa dan tidak mungkin men-gubahnya. Style komunikasi ada-lah kumpulan dari pengalaman, pendidikan dan pengaruh ling-kungan alam dimana seseorang

tumbuh. Kita tahu, orang pesisir pantai dengan orang yang bera-sal dari pedesaan agraris memiliki kultur dan gaya berbicara yang berbeda. Sejak kapan pula kita, bangsa Indonesia, membedakan perlakuan atas seseorang hanya karena gaya berbicara yang ber-beda? Itu sama saja membunuh ke-bhinneka-an yang menjadi asas berbangsa sejak dahulu kala, yang justru membuat kita bang-ga dan kaya sebagai bagian dari masyarakat bangsa ini.

PKS mengambil risiko menja-di tidak populer sementara wak-tu, karena anggapan mendukung ide pembubaran KPK –yang juga salah kaprah ditangkap. Drama-tisasi itu memunculkan dugaan lain, bahwa ini adalah sebuah operasi tersendiri terhadap PKS, mengingat yang menyampaikan ide redefinisi posisi KPK di antara lembaga-lembaga negara juga adalah pimpinan Komisi III DPR dari unsur partai-partai lain. Bah-kan Ketua Komisi III yang berasal dari partai penguasa bersuara lebih keras, dengan menyebut KPK sebagai ‘teroris baru’. Namun suara dari kader PKS-lah yang direspon paling ’keras’ dan cen-derung bombastis.

Saatnya semua unsur ter-kait berdialog dengan lebih ar-gumentatif dan fair. Seluruh un-sur penyelenggaraan negara ini harus transparan, terawasi, tidak kebal hukum dan tidak antikritik. Agar keberlangsungan kehidu-pan berbangsa dan bernegara ini lebih sehat dan mampu untuk lebih baik, dan makin baik.

Antara Substansi dan Gaya Komunikasi

Page 3: Edisi 7

Edisi OKTOBER 2011 Stop Press

Partai Keadilan Se-jahtera (PKS) meng-gelar Rapat Pimpi-

nan Nasional (Rapimnas) pada tanggal 14-15 Ok-tober 2011 di Hotel Sahid, Jakarta. Rapimnas yang dibuka langsung oleh Pre-siden PKS, Luthfi Hasan Ishaq ini, mengangkat tema “Konsolidasi dan Pengukuhan Kinerja untuk Indonesia”. Sebanyak 354 peserta, yang terdiri dari pimpinan DPP, pimpinan DPW se-Indonesia yang diwakili oleh Ketua dan

Galang Konsolidasi, PKS Gelar Rapimnas

Sekretarisnya, dan seluruh Anggota DPR dari Fraksi PKS ini, menyampaikan pandangannya terhadap isu politik terkini, termasuk masalah reshuffle yang tengah digodok Presiden Susilo Bambang Yudhoy-ono. Berbagai pandangan yang disampaikan akan digunakan sebagai bahan masukan bagi kebijakan partai ke depan, setelah dirumuskan oleh Majelis Syuro PKS.

Banyaknya media yang meliput jalannya

Rapimnas, membukti-kan bahwa publik tengah menunggu sikap PKS ter-hadap perkembangan po-litik yang ada. Untuk sela-

njutnya, hasil Rapimnas ini akan diserahkan kepada Presiden SBY sebagai si-kap resmi partai.

1. Forum Rapimnas telah melakukan evaluasi perjalanan koalisi yang didasarkan pada kompilasi atas dokumen, pola interaksi dan komunikasi dengan mitra koalisi. Ber-bagai catatan evaluasi telah dihasilkan, baik hal-hal yang sudah sesuai harapan maupun indikasi inkonsistensi dan penyimpangan yang terjadi.

2. Dalam merespon rencana reshuffle;a. Sikap politik PKS dalam koalisi tetap berbasis pada

kontrak politik yang telah disepakati baik yang bersifat normatif, code of conduct (piagam koalisi) maupun kesepakatan-kesepakatan khusus lain yang tercan-tum dalam perjanjian antara PKS dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

b. Reshuffle adalah hak prerogatif Presiden RI, karena itu segala implikasi kebijakan tersebut merupakan tanggung jawab Presiden RI sepenuhnya dan bukan tanggung jawab mitra koalisi atau yang lainnya.

c. PKS berasumsi bahwa reshuffle kabinet dilakukan berdasarkan pertimbangan obyektif kenegarawanan, profesionalisme dan transparansi. Reshuffle juga dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja kabi-net dalam menghadapi persoalan-persoalan yang membelit pemerintahan akhir-akhir ini dan asumsi tantangan yg akan datang. Dan hal itu akan sangat mempertaruhkan kredibilitas Presiden.

d. PKS akan merespon langkah-langkah reshuffle ter-sebut secara proporsional pada forum Majelis Syuro, berdasarkan opsi-opsi dan masukan-masukan Ra-pimnas ini.

3. Seluruh Jajaran Pimpinan PKS dari Pusat hingga Daerah serta kader-kadernya selalu siap bekerja untuk Indonesia dalam situasi apapun.

Hasil Rapimnas

Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq memberikan keterangan pers sesaat setelah pembukaan Rapimnas.

Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq bersiap memukul gong tanda dibukanya Rapimnas.

Bukhori Yusuf membacakan ayat-ayat Al Quran pada acara pembukaan Rapimnas

Page 4: Edisi 7

Laporan Utama Edisi OKTOBER 2011

tentang penyelenggaraan iba-dah haji, dinyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji berasas keadilan, profesiona-litas dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba. Maksud dari “asas keadilan” adalah bahwa penyelenggaraan ibadah haji berpegang pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak me-mihak, dan tidak sewenang-wenang dalam penyelengga-raan ibadah haji.

Adapun yang dimaksud dengan “asas profesionali-tas” adalah bahwa penye-lenggaraan ibadah haji harus dilaksanakan dengan mem-pertimbangkan keahlian para penyelenggaranya. Se-mentara itu, yang dimaksud dengan “asas akuntabilitas dengan prinsip nirlaba” ada-lah bahwa penyelenggaraan ibadah haji dilakukan secara terbuka dan dapat dipertang-gungjawabkan secara etik dan hukum dengan prinsip tidak untuk mencari keuntungan.

Pelayanan HajiSudahkah penyeleng-

garaan haji berjalan dengan profesional dan akuntabel? Bagaimana jika dikaitkan dengan antusiasme masyara-kat Indonesia yang tinggi? Dalam pandangan anggota Komisi VIII DPR RI sekaligus Anggota Tim Pengawas Haji, Rahman Amin, masih ada beberapa kekurangan yang harus segera dibenahi oleh Kementerian Agama. Hal yang krusial misalnya adalah dalam pola penggunaan dana.

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan salah satu bentuk layanan

konsumen terbesar di Indo-nesia. Dengan jumlah jamaah haji yang terus bertambah, serta daftar antrian pem-berangkatan yang panjang, pelayanan haji harus sede-mikian optimal. Penyelengga-raan ibadah haji merupakan tugas nasional karena jumlah jamaah haji Indonesia yang sangat besar, melibatkan ber-bagai instansi dan lembaga, baik dalam negeri maupun luar negeri, dan berkaitan dengan berbagai aspek, an-tara lain bimbingan, transpor-tasi, kesehatan, akomodasi, dan keamanan.

Di samping itu, penye-lenggaraan ibadah haji dilaks-anakan di negara lain dalam waktu yang sangat terbatas yang menyangkut nama baik dan martabat bangsa Indone-sia di luar negeri, khususnya di Arab Saudi. Di sisi lain, adanya upaya untuk mela-kukan peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji merupakan tuntutan reforma-si dalam penyelenggaraan pe-merintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut, penyelenggaraan ibadah haji perlu dikelola secara profesional dan akun-tabel dengan mengedepan-kan kepentingan jamaah haji dengan prinsip nirlaba.

Sesuai dengan pasal 2 Un-dang-undang Republik Indo-nesia Nomor 13 Tahun 2008

Berkaitan dengan eva-luasi penyelenggaraan haji di periode sebelumnya, Rah-man menyayangkan masih banyaknya keteledoran dari Kementerian Agama akibat tidak profesionalnya petugas pelayanan ibadah haji. Me-nurut Rahman, sebenarnya sederhana saja untuk men-gukur keberhasilan haji yaitu dari sisi keselamatan (safety) dan kenyamanan. Jika 2 sisi ini terpenuhi, maka sesung-guhnya pelayanan ibadah haji juga dianggap memuaskan. Tapi sebaliknya, jika kese-lamatan saja belum terpenuhi, tentu saja kenyamanan masih jauh dari harapan.

“Haji itu hanya dua, pertama dari sisi keamanan (safety), kedua kenyamanan. Apabila dua ini sudah bisa dirasakan, haji itu berhasil. Catatan kemarin, 480 orang meninggal dunia ketika haji. Dan yang saya kecewak ke-tika bertanya dengan Sekjen dan Eselon I yang terkait dengan banyaknya orang me-ninggal, jawabannya tidak memuaskan. Mereka bilang ‘Itu karena banyak yang ingin meninggal di sana’. Tentu ini jawaban yang sangat tidak memuaskan dan terkesan tidak mau bertanggung ja-wab,“ sesalnya.

Salah satu kritik menda-sar DPR terhadap pengelola-an haji adalah peran Kemen-terian Agama yang dianggap masih jauh dari maksimal. Pe-layanan haji seharusnya bisa lepas dari proses birokrasi

yang berbelit, dan seharusnya bisa lebih profesional dengan standar yang berkualitas.

“Ke depan, kita berharap reformasi birokrasi kemen-terian agama sudah harus mulai, saya melihat carut-marut Kementerian Agama dari dulu belum banyak pe-rubahan. Jangan lupa, pelaya-nan haji bersifat nirlaba dan bukan untuk mengambil ke-untungan. Untuk itu Kemen-terian Agama harus profe-sional, baik dalam pelayanan maupun akuntabilitas,” tegas Rahman.

Menurut Rahman, DPR dalam hal ini PKS telah lama mengusulkan dibentuknya lembaga khusus yang me-nangani penyelenggaraan haji. Misalnya semacam Ba-dan Layanan Umum (BLU) atau bahkan Kementerian Haji. Hal ini agar aturan mengenai pendanaan bisa le-bih transparan dan akuntabel, serta pelayanan bisa jauh le-bih profesional karena target-target tertentu.

“Untuk haji ke depan, kita berharap semakin baik, ada pemikiran dari kalangan ang-gota, kalau memungkinkan untuk haji dibuat kemente-rian tersendiri atau dibuat BLU, semacam lembaga sen-diri yang khusus mengelola haji, seperti zakat. Tapi zakat pun masih bermasalah, ma-sih BAZNAS, kita minta BLU pun ditolak. Kenapa? Karena banyak dana yang dikelola oleh haji, sehingga dari sana kita berharap haji akan se-makin bagus dan masyarakat akan lebih nyaman,” ungkap Anggota DPR dari Daerah Pe-milihan Kalimantan Barat ini.

Biaya & Kualitas Penyeleng-garaan

Rahman menegaskan, bahwa dalam setiap peng-gunaan dana haji, Kemente-rian Agama harus mampu menjelaskan kepada publik setiap bentuk penggunaan dana operasional haji. Hal ini, menurut Rahman, agar jamaah haji merasakan kese-

Pelayanan Ibadah Haji :

Ongkos Naik Haji 2007 - 2011

Antara Harapan dan Kenyataan

Tahun Embarkasi

Banda Aceh

Medan Batam Padang Palembang Jakarta Surakarta SurabayaBanjar­masin

Makassar Balikpapan

2007 2822,8 2822,8 2822,8 2822,8 2925,9 2925,9 2925,9 2925,9 3053,6 3053,6 3053,6

2008 3258 3292 3292 3258 3430 3379 3430 3379 3517 3517 3517

2009 3243 3333 3376 3329 3377 3444 3407 3512 3508 3544 3575

2010 3147 3237 3325 3233 3280 3364 3327 3432 3440 3474 3505

2011 3285 3377 3460 3369 3417 3589 3549 3612 3720 3736 3795

Dalam Dollar AS

Rahman Amin

Page 5: Edisi 7

Edisi OKTOBER 2011 Laporan Utama

suaian antara dana yang dikeluarkan jamaah dan pelayanan dari pemerin-tah.

“Dari beberapa te-muan kemarin itu ada hal yang masih menjadi pertanyaan kita. Misal-nya mengenai dana 30% dari haji yang dikeluar-kan tanpa kesepakatan DPR, sementara sesuai undang-undang dan peraturan yang ada ba-hwa setiap dana haji selalu dikonsultasikan dan dibicarakan dengan Komisi VIII, itu yang pa-ling penting untuk harus dibenahi,” kata Rahman.

Masih berkaitan dengan penggunaan dana dalam pelayanan Ibadah Haji, Rahman secara khusus juga me-nyoroti temuan Indone-

sian Corruption Watch (ICW) yang menemu-kan beberapa indikasi penyimpangan dalam penyelenggaraan Ibadah Haji. Dalam temuannya, ICW merilis pelang-garan yang dilakukan Kementerian Agama, dengan membebankan biaya dan pengeluaran petugas haji pada calon jamaah haji bukan pada pos anggaran di APBN atau APBD

Diketahui, dalam usulan Biaya Penyel-enggaraan Ibadah Haji (BPIH) oleh Kemente-rian Agama, biaya tidak langsung yang diguna-kan untuk kepentingan haji senilai Rp 859,4 miliar. Dalam laporan-nya, menurut ICW, biaya tersebut terdiri

atas biaya penerbangan petugas Rp 16,6 miliar, pelayanan petugas Rp 5,1 miliar, biaya opera-sional petugas di Arab Saudi Rp 355,8 miliar, biaya operasionaldalam negeri Rp 477,5 miliar serta petugas keamanan Rp 4,1 miliar. Menurut ICW, semua biaya tidak langsung ini ditanggung oleh calon jamaah haji melalui bunga dari seto-ran awal.

Menurut Rahman Amin, jika data ini benar adanya, maka penggu-naan uang calon jamaah untuk kepentingan pegawai Kementerian Agama bertentangan dengan UU No 13 Tahun 2008 tentang penyeleng-garaan Ibadah Haji. Dalam pasal 11 ayat 4

disebutkan bahwa, bi-aya operasional panitia penyelenggara ibadah haji dan petugas opera-sional pusat serta daerah dibebankan pada APBN dan APBD.

“Kalau untuk ang-gota DPR tentu melihat, menyetujui dan menga-wasi anggaran yang dikeluarkan dari APBN yaitu dari dana indi-rect cost, berapa untuk mereka. Karena kalau sekian orang berangkat, pendamping itu harus dibayar, yang bayar APBN. Jadi jangan berpi-kir, orang haji itu bilang bahwa yang membe-rangkatkan petugas haji adalah saya, padahal tidak, tetapi APBN yang membiayai dari indirect cost. Dan dana yang

keluar sekarang hampir sekitar Rp 50 milyar un-tuk 10000 tetapi indirect cost bukan biaya haji. Untuk tiket, orang yang haji bayar, tapi untuk passport pendamping, nantinya dari APBN,” ungkap Rahman.

Ke depan, men-urut Rahman, Fraksi PKS akan mendorong pengawasan yang lebih ketat terhadap penyel-enggaraan ibadah haji. Selain itu, pemerintah, dalam hal ini Kemente-rian Agama seharusnya mempunyai bargain-ning position terhadap pemerintah Arab Saudi. Posisi tawar Indone-sia dinilai kuat karena jumlah Jamaah Haji asal Indonesia merupakan yang terbesar.

“Kementerian aga-ma tentu saja harus lebih serius lagi, artinya di lapangan mereka harus menjaga dan memberi-kan pelayanan terbaik untuk masyarakat yang berhaji. Kemudian mere-ka harus paham bahwa mereka melayani tamu-tamu Allah sehingga mereka harus banyak sa-bar. Kemudian, mereka harus ingat bahwa dana haji ini adalah dana yang diberikan oleh APBN sehingga untuk per-tanggungjawaban harus jelas. Untuk itu baik dana dari APBN mau-pun dari jamaah haji ini harus dikelola sebaik mungkin agar tidak ter-jadi penyelewengan, itu yang paling penting,” pungkas Rahman

Bukan tanpa alasan jika penyelengga-raan haji selama

ini tak pernah lepas dari kritik berbagai pihak. Ke-nyataannya, dari sekian kali penye lenggaraan ibadah haji, pemerintah tidak pernah serius mem-benahi berbagai keku-rangan yang terjadi dari tahun ke tahun. Sebagai sebuah institusi yang me-layani pelaksanaan iba-dah dengan biaya publik yang besar, seharusnya Kementerian Agama da-pat melakukan perbaikan dalam hal pelayanan, pertanggungjawaban anggaran dan evaluasi untuk pelaksanaan haji di tahun berikutnya.

Salah satu kritik men-dasar dalam penyeleng-garaan ibadah haji oleh Kementerian Agama adalah tertutup dalam perencanaan maupun penggunaan anggaran. Karena itu, penyelengga-raan haji kerap diwarnai oleh praktek korupsi. Da-lam rentang tahun 2002 hingga 2005, misalnya, Badan Pengawasan Keu-angan dan Pembangu-nan menemukan banyak penyimpangan yang berakibat negara dirugi-kan kurang lebih Rp 700 milyar.

Pada penyelengga-

raan ibadah haji periode 2009 – 2010, Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan terjadi prak-tik korupsi senilai Rp 428 miliar. Korupsi itu terkait dengan pembeba-nan kegiatan operasional petugas haji dari seto-ran bunga jamaah haji. Potensi korupsi dalam pengelolaan ibadah haji, menurut ICW makin me-luas, tidak hanya terjadi pada Dana Abadi Umat (DAU) dan Biaya Penyel-enggaraan Ibadah Haji (BPIH) terutama dalam pengadaan transportasi, pemondokan dan kate-ring saja, melainkan juga di setoran bunga jamaah haji (Jawa Pos, 24 Juni 2010).

Masih pada rentang tahun yang sama, KPK juga melakukan kajian yang hasilnya ditemukan 48 titik lemah yang ren-tan akan tindak pidana korupsi dalam sistem penyelenggaraan ibadah haji. Ke-48 temuan terse-but terbagi dalam empat kelompok, yakni regu-lasi, kelembagaan, tata laksana, dan manajemen sumber daya manusia (SDM).

Dalam aspek regulasi antara lain, belum ada-nya Peraturan Pelaksana (PP) Undang Undang

(UU) No 13 tahun 2008 dan tidak jelasnya kom-ponen waktu penyeto-ran dan format laporan sisa biaya operasional penyelenggaran ibadah haji yang disetor ke Dana Abadi Umat (DAU).

Sementara dari aspek kelembagaan antara lain, terdapat beberapa keti-daksesuaian antara tu-poksi dan kegiatan aktual yang dilakukan oleh be-berapa unit kerja di ling-kungan Ditjen Penyelen-ggaraan Haji dan Umrah. Sedangkan untuk aspek tata laksana, ditemukan antara lain, tidak adanya standar operasional pro-sedur dan standar pe-layanan minimum dalam pelayaanan haji. Terakhir dalam aspek manajemen SDM, temuannya antara lain, minimnya petugas haji yang berpengalaman dalam komposisi petugas haji di Arab Saudi.

Dalam pandangan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ahmad Zainuddin, titik pangkal masalah pelayanan ibadah haji adalah pada aturan dan institusi. Menurutnya, dalam UU No 13 Tahun 2008 tentang Penyeleng-garaan Ibadah Haji dite-tapkan bahwa pemerin-tah dalam hal ini Kemen-terian Agama bertindak

sebagai regulator, seka-ligus juga operator. “Ini menjadi masalah, karena pemerintah yang mene-tapkan aturan-aturannya (regulator) sekaligus juga pelaksananya. Lalu siapa yang kemudian bisa memberikan sanksi jika Kementerian Agama melanggar aturan terse-but?” tanya Zainuddin retoris saat ditemui Suara Keadilan di Kantor DPP PKS, Jum’at (30/9).

Sebenarnya dalam UU tersebut juga sudah diatur mengenai adanya Komisi Pengawas Iba-dah Haji (KPIH). Namun menurut Zainuddin, komisi ini hanya bertu-gas dalam pengawasan semata, dan sepanjang pelaksanaannya dimo-nopoli oleh satu pihak, yakni Kementerian Aga-ma. Dan terbukti, kebe-radaan pengawas semata tidaklah cukup. Dengan demikian, diperlukan pula lembaga yang me-mang secara profesional mengurus ibadah haji sebagai layanan publik yang bersifat nirlaba.

“Untuk itu harus di-pisahkan antara pemerin-tah sebagi regulator dan operator. Kami pernah mengusulkan agar di-bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

atau Badan Layanan Umum (BLU) sebagai operator dengan penga-wasan publik. Apalagi dana jamaah haji ini kan besar dan tidak masuk di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN),” jelas Zainuddin.

Biaya Haji, Bisakah Le-bih Murah?

Tahun ini pemerin-tah menetapkan biaya haji sebesar Rp 30.771.900 atau dalam Dolar sebesar USD 3.537. Pemerintah berdalih, harga saat ini justru turun Rp 300 ribu dari pelaksaanaan sebe-lumnya, namun tidak de-mikian dengan DPR. “Se-benarnya kalau ditelisik lagi, ongkos haji tahun ini sebenarnya naik, bu-kan turun. Karena yang menjadi standarnya do-lar, bukan rupiah. Kalau dari sisi dolar kan lebih mahal, dari 3.342 US Dol-lar menjadi 3.537 US Do-lar. Dikonversi ke rupiah memang menjadi lebih

murah, tapi kurs ini kan fluktuatif, maka jamaah haji yang kuota tamba-han akan bayar lebih mahal saat dolar sedang naik,” papar Zainuddin menambahkan.

Dalam pandangan Zainuddin, jika pemerin-tah serius untuk men-ekan biaya penyelengga-raan ibadah haji, ada be-berapa komponen biaya yang masih bisa ditekan, di antaranya yang paling signifikan adalah kompo-nen biaya penerbangan dan pemondokan.

Dari komponen biaya penerbangan, dalam kal-kulasi DPR mencakup hampir 51% dari total biaya penyelenggaraan haji seluruhnya. Seharus-nya, lanjut Zainuddin, Kementerian Agama bisa melakukan mekanisme penawaran harga teren-dah dengan terlebih da-hulu menetapkan standar kualitas layanan pener-bangan. Bukan dengan menunjuk seperti yang

Mencari Alternatif

Biaya Haji Terjangkau Sekaligus Berkualitas

Ahmad Zainuddin

Page 6: Edisi 7

Laporan Utama Edisi OKTOBER 2011

NO KOMPONEN DIRECT COST BPIH

E M B A R K A S I

ACEH MEDAN BATAM PADANG PALEMBANG JAKARTA SOLO SURABAYA BANJARMASIN BALIKPAPAN MAKASSAR

1 BIAYA PENERBANGAN HAJI *) $ 1.772 $ 1.864 $ 1.947 $ 1.856 $ 1.904 $ 2.076 $ 2.036 $ 2.099 $ 2.207 $ 2.223 $ 2.282

a. Indonesia - Arab Saudi $ 1.758 $ 1.800 $ 1.883 $ 1.842 $ 1.890 $ 2.012 $ 2.022 $ 2.035 $ 2.193 $ 2.209 $ 2.268

b. Biaya Surcharge landing Madinah $ - $ 50 $ 50 $ - $ - $ 50 $ - $ 50 $ - $ - $ -

c. Biaya Airportax di Arab Saudi $ 14 $ 14 $ 14 $ 14 $ 14 $ 14 $ 14 $ 14 $ 14 $ 14 $ 14

2 BIAYA PEMONDOKAN MAKKAH DAN MADINAH $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008 $ 1.008

a. Pemondokan Makkah $ 847 $ 847 $ 847 $ 847 $ 847 $ 847 $ 847 $ 847 $ 847 $ 847 $ 847

b. Pemondokan Madinah $ 161 $ 161 $ 161 $ 161 $ 161 $ 161 $ 161 $ 161 $ 161 $ 161 $ 161

3 GENERAL SERVICE FEE UNTUK KERAJAAN SAUDI ARABIA $ 100 $ 100 $ 100 $ 100 $ 100 $ 100 $ 100 $ 100 $ 100 $ 100 $ 100

4 LIVING ALOWANCE $ 405 $ 405 $ 405 $ 405 $ 405 $ 405 $ 405 $ 405 $ 405 $ 405 $ 405

TOTAL $3.285 $3.377 $3.460 $3.369 $3.417 $3.589 $3.549 $3.612 $3.720 $3.736 $3.795

dilakukan sekarang.“Fraksi PKS di Ko-

misi VIII mendorong adanya persaingan sehat antar maskapai yang pu-nya efek kepada pening-katan kualitas pelayanan. Karena kalau sudah di-monopoli, maka tidak ada persaingan harga dan akhirnya pemerintah hanya ikut pada tawaran Garuda Indonesia. Ini semata-mata agar biaya penerbangan bisa lebih terjangkau lagi,” jelas Zainuddin memberikan alasan.

Transportasi meru-pakan komponen vital dan terbesar dalam pem-biayaan haji. Namun sayangnya, penunjukan pelaksana transportasi hanya ditentukan oleh kebijakan menteri. Peng-gunaan Garuda sebagai satu-satunya flag carrier nasional dalam pengang-kutan jamaah haji menga-kibatkan tidak adanya kompetisi harga. Masih menurut Zainuddin, se-mestinya kesempatan pengangkutan haji ini juga dapat diberikan ke-pada perusahaan pener-bangan nasional lainnya untuk ikut serta bersaing menawarkan kualitas pe-layanan dan tingkat tarif yang rasional melalui proses yang adil, profe-sional dan transparan.

Dalam beberapa kali kesempatan Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian Agama, PKS selalu mendesak pe-merintah untuk tidak ser-ta merta menetapkan Ga-ruda Indonesia dan Saudi

Arabian Airlines sebagai maskapai resmi haji. Menurut Zainuddin, PKS mencoba mencari alter-natif terbaik agar penyel-enggaraan haji bisa lebih terjangkau, salah satunya dengan mengkaji terlebih dahulu penawaran dari maskapai lain yang siap dan bersedia memenuhi standar pelayanan haji.

Intinya, lanjut Zai-nuddin, bukan pada harga rendah dan kua-litasnya yang kemudian memburuk. Tapi jika ada proses persaingan seperti tender misalnya, maka maskapai akan berkom-petisi memberikan harga terbaik dan kompetetitif. Di situlah DPR dan Ke-menterian Agama bisa menemukan maskapai yang memberikan harga murah, tetapi siap mem-berikan pelayanan sesuai standar.

“PKS selalu mem-perjuangkan agar jangan hanya melihat penawa-ran dari satu maskapai, tapi bisa juga dari bebe-rapa maskapai yang cost-nya lebih rendah dari Garuda dan relatif siap menyediakan pelayanan haji. Dengan begitu biaya haji dapat ditekan, dan dalam temuan kami bisa mencapai 1 sampai 1,5 juta rupiah. Angka ter-sebut cukup signifikan,” ungkap Zainuddin.

Komponen selanjut-nya adalah wisma atau pemondokan jamaah. Menurut Zainuddin, komponen ini bisa jauh berkurang jika pemerin-tah serius dan profesional

dalam mengelola sewa pemondokan dengan mengatur strategi peng-hematan biaya. Berdasar-kan pengalaman dari tim pengawas, biaya pemon-dokan bisa jauh lebih berkurang jika disewa langsung untuk 2 sampai 3 tahun ke depan. Kenya-taannya pemerintah, da-lam hal ini Kementerian Agama, justru menyewa pemondokan ketika hari pelaksanaan haji sudah dekat. Wajar kalau ke-mudian harganya sudah jauh lebih mahal.

“Dalam kajian Fraksi PKS di Komisi VIII, ka-lau biaya pemondokan ditekan, ongkos haji akan dapat banyak dipangkas. Pemondokan itu bisa di-sewa sekaligus untuk 2 sampai 3 tahun, toh kita punya dana itu. Dana haji yang akan berangkat 3 atau 5 tahun yang akan datang bisa digunakan sewa itu. Kalau dirasa su-lit, penyewaan juga bisa dilakukan di awal tahun. Jangan seperti sekarang, dekat-dekat pelaksanaan baru disewa, dan jelas harganya mahal,” keluh Zainuddin.

Karenanya, Zainud-din menyesalkan keti-dakmampuan penyelen-ggara dalam mempero-leh harga yang lebih mu-rah untuk pemondokan. Padahal evaluasi untuk hal tersebut sudah dila-kukan beberapa kali dan dari tahun ke tahun, dan ternyata pola pemerintah dalam menetapkan dan membayar biaya sewa masih sama saja. Wajar

kalau harganya dari ta-hun ke tahun tidak per-nah turun signifikan.

“Ini yang menjadi catatan kita mengenai profesionalitas penyel-enggaraan Ibadah Haji. Seharusnya masukan-masukan dan evaluasi, bisa dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Sementara untuk pemon-dokan saja, masalahnya masih sama dari tahun ke tahun,” sesalnya.

Menurut Zainuddin yang juga salah satu Ke-tua DPP PKS ini, pangkal dari permasalahan kom-ponen biaya sebenarnya ada di UU No 13 Tahun 2008. Untuk itu, Kelom-pok Komisi (Poksi) VIII Fraksi PKS terus mendo-rong revisi atas UU terse-but. Perubahan yang di-ajukan misalnya, adalah mekanisme penentuan maskapai dan pihak ke-tiga lainnya dengan pro-ses tender dan bukan lagi penunjukan langsung. UU No 13 tahun 2008 tentang penyelenggaran haji tersebut tidak men-gatur hal-hal yang bisa menghemat pembiayaan haji. Jika saja diatur UU bahwa penyelenggaraan haji harus melalui tender, bisa jadi pengelolaan bi-aya haji akan lebih baik. Kalau melalui mekanis-me tender, atau minimal bukan penunjukan langs-ung, maka pembiayaan haji akan lebih transpa-ran dan terkontrol, selain karena banyak pihak yang dilibatkan terutama untuk hal-hal yang me-mang harus diselesaikan

di tanah suci seperti pe-mondokan dan katering. “Berdasar pengalaman di lapangan, yang sudah terjadi adalah kurangnya kontrol, maka kita do-rong terus revisi atas UU ini,” imbuhnya.

Pelayanan Maksimal, Ibadah Berkah

Kualitas penyeleng-garaan ibadah haji sangat penting mengingat haji bukan sekedar layanan publik, tapi di dalamnya terdapat nilai ibadah. Semakin baik pelayanan, maka korelasinya ibadah haji dapat dilakukan le-bih khusyuk. Menurut Ahmad Zainuddin, as-pek ini justru kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

“Haji itu yang utama adalah sahnya ibadah. Sedangkan pelayanan adminstratif, pelayanan akomodasi, dan pelaya-nan perlindungan kea-manan, merupakan fak-tor penunjang. Penting bagi jamaah haji untuk mendapatkan pelayanan terbaik, karena akan ber-korelasi positif dengan kualitas ibadah haji dari jamaah yang bersangku-tan,” tuturnya.

Komisi VIII DPR pun masih menemukan ba-nyak kekurangan dalam penyelenggaraan haji sebelumnya. Dari aspek pra-pelaksanaan seperti bimbingan haji misalnya, banyak jamaah yang ti-dak memahami haknya untuk mendapatkan 14 kali bimbingan yang masuk dalam komponen

BPIH. Bahkan, DPR juga menemukan kasus dima-na pembimbing jamaah haji yang ternyata belum naik haji, dan hanya me-mahami lewat buku Fiqh Haji.

“Kalau kita melaku-kan pengawasan ke dae-rah, terdapat temuan ba-hwa banyak jamaah yang tidak paham dengan 14 kali bimbingan dari BPIH itu. Kenapa, karena mung kin pembimbing-nya tidak tersertifikasi, ada pembimbing yang hanya ngobrol mence-ritakan yang ghaib-ghaib, jadi tidak sampai subtan-si. Temuan lainnya misal di Sumatera Barat yang memberikan manasik haji adalah seorang yang belum naik haji, hanya karena dia seorang us-tadz yang membaca Fiqh Haji. Padahal antara teori dan praktek di lapangan itu seringkali berbeda,” tutur Zainuddin.

Untuk itu Zainud-din kembali menegaskan komitmen PKS yang sangat concern terhadap perbaikan-perbaikan dalam penyelenggaraan haji. Bagi PKS, pelaya-nan akan suatu ibadah yang sudah disyariatkan dalam Islam, dan harus dijalankan dengan sung-guh-sungguh. Kesalahan, baik yang sengaja mau-pun yang tidak, harus dievaluasi dan diperbaiki di tahun-tahun selanjut-nya. “Jika pelayanan maksimal, Insya Allah hajinya pun akan ber-kah,” tutup Zainuddin.

Catatan : *) Harga maksimal per embarkasi sesuai Kesimpulan Raker Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama, Menteri Perhubungan, dan Direktur Utama PT. Garuda Indonesia tanggal 19 Juli 2011Sumber : Raker Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama RI, Kamis 21 Juli 2011

BpiH Tahun 1432 H/ 2011 M per Embarkasi

Page 7: Edisi 7

Hukum & PemerintahanEdisi OKTOBER 2011

Anggaran Alutsista Naik,

Bangun Kekuatan PertahananTerorisme Melanggar Ajaran Islam

Jakarta, Suara Keadilan - Kenaikan pengajuan anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) hingga 29,5% dari tahun sebelumnya dianggap masih belum optimal. Hal ini karena pengang-garan yang direncanakan belum memenuhi target percepatan pemenu-han Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) se-suai dengan Minimum Essential Force/ Kebutu-han Anggaran Minimal (MEF). Demikian disam-paikan Anggota Komisi Pertahanan DPR, M. Sy-ahfan Badri Sampurno, di Jakarta, Jum’at (23/9).

Berdasarkan lapo-ran Menteri Pertahanan (Menhan) dalam penga-juan anggaran dan Ren-cana Awal Kerja Pemerin-tah Tahun 2012, Kemhan dan Tentara Nasional In-donesia (TNI) mendapat alokasi anggaran Rp 61,5 triliun atau naik sekitar 29,5% dari sebelumnya Rp 47,5 triliun. Namun dari kenaikan tersebut sebagian besar diguna-kan untuk belanja opera-

sional seperti gaji pega-wai dan belanja barang operasional. Sedangkan program pemenuhan Alutsista MEF tahun 2012 baru dianggarkan Rp 6 triliun. “Sesuai Rencana Strategis Pembangunan TNI, Pemenuhan Alat Utama MEF tahun 2012 seharusnya bisa menca-pai Rp 12 triliun, namun dari laporan Menteri Pertahanan ternyata baru dianggarkan Rp 6 triliun. Ini masih jauh dari opti-mal,” jelas Syahfan.

Karenanya Syahfan mendesak pemerintah agar lebih serius menja-lankan komitmen untuk membangun kekuatan utama pertahanan nega-ra. Dalam hal ini, Syahfan mendukung peningkatan anggaran pemenuhan Alutsista MEF untuk komponen utama dan memperkecil porsi belan-ja operasional dan barang. “Meski memang kemam-puan anggaran kita ter-batas, namun komitmen tetap harus dilaksanakan. Selain itu, Menhan juga harus meningkatkan efi-

siensi anggaran dengan memperbesar porsi pe-menuhan Alustista MEF, dibandingkan dengan belanja operasional dan barang-barang lainnya,” tegas legislator dari Frak-si PKS ini.

Syahfan juga menyo-roti permasalahan yang sering muncul di Kem-han dalam hal penga-daan Alutsista. Dalam pandangannya, penga-daan Alustsista biasanya memakan waktu cukup lama, minimal 6 bulan, apalagi jika diimpor dari luar negeri bisa menca-pai 18-24 bulan. Lama-nya waktu pemesanan juga menjadikan proses

ini rentan melanggar peraturan perundang-undangan dan sistem manajemen pengangga-ran negara, karena akan melewati tahun anggaran yang berjalan.

“Pemerintah harus memberikan kebijaksana-an untuk mengakomodir pengadaan Alutsista agar bisa dilaksanakan secara lintas tahun anggaran. Payung hukumnya bisa dibuat dengan memasuk-kan klausul di Undang-undang atau dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN),” tutup Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Beng-kulu ini.

Jakarta, Suara Keadi-lan - Politisi PKS Hi-dayat Nur Wahid, mengecam ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Ming-gu 25 September 2011. Menurutnya tindakan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam. “Jangan sampai bom bunuh diri ini men-ghadirkan permusu-han antarumat bera-gama. Kalau terjadi permusuhan antaru-mat beragama, maka para teroris berhasil, karena permusuhan dan sikap saling curiga inilah yang diinginkan oleh para teroris,” ujar Nur Wahid di sela-sela Asia Parliamentary Assembly (Konferensi Parlemen Asia) di Solo, Selasa (27/9).

Mantan Ketua MPR yang kini menja-bat Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu menamba-hkan, teror-teror bom b u n u h diri se-

perti itu harus diwas-padai. “Disadari atau tidak, terorisme me-langgar ajaran agama itu sendiri. Islam tidak mengajarkan tindakan untuk menyerang tem-pat ibadah agama lain. Apalagi tindakan bom bunuh diri, jelas dila-rang,” tegasnya.

Oleh sebab itu, Nur Wahid menekan-kan, terorisme jangan sampai dicampura-dukkan dengan ajaran agama Islam. Karena sangat berbeda antara pemahaman terorisme dengan pemahaman Islam itu sendiri. “Jangan setiap tinda-kan terorisme dile-katkan dengan Islam. Sangat jauh dan tidak masuk akal,” ingatnya.

Hidayat Nur Wa-hid sendiri pada tang-gal 26-28 September 2011 berada di Solo un-tuk memimpin pelaks-anaan Sidang Asian Parliamentary As-sembly. Menurutnya aksi bom yang terjadi

sehari sebelumnya tidak menyurutkan niat para delegasi dari berbagai ne-gara Asia itu untuk menghadiri sidang

di kota Solo.

Hidayat Nur Wahid

Kewenangan Tidak Jelas,

Intelijen Berpotensi Jadi Alat Politik PenguasaGamari, dalam kegiatan-nya selama ini intelijen harusnya justru sering terlibat dalam kegiatan eksekusi, bukan sekedar memberi informasi. “In-telijen Negara harusnya bukan lembaga pemerin-tah. Karena kalau men-jadi lembaga pemerintah maka akan berpotensi dimanfaatkan oleh pen-guasa,” kata Gamari di DPR, Kamis (15/9).

Menurut Legislator PKS ini, persoalan sta-tus lembaga intelijen itu telah muncul sejak pe-merintah mengajukan

RUU Intelijen pada 2011 lalu. Namun sejumlah usulan yang tetap men-jadikan intelijen sebagai lembaga pemerintah mendapat penolakan pu-blik dan baru saat ini ada kemajuan soal substansi RUU tersebut.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah III ini mengakui bahwa saat ini masih ada 21 rumusan yang belum final termasuk di antaranya soal isu ke-wenangan, penyada-pan, pemeriksaan in-tensif, serta fungsi ko-

ordinasi dan operasional. “Soal penyadapan, peme-riksaan intensif, serta soal koordinasi dan operasi masih belum diputuskan karena akan sangat kru-sial menentukan nasib lembaga intelijen di masa d e p a n , ” tutup Ga-mari.

Aboe Bakar

Syahfan Badri Sampurno

Jakarta, Suara Keadilan - Meski pembahasan Ran-cangan Undang-Undang (RUU) Intelijen Negara dijadwalkan selesai akhir tahun ini, persoalan mengenai apakah status Lembaga Intelijen men-jadi milik negara atau milik pemerintah masih menjadi polemik.

Anggota Komisi I DPR Gamari Sutrisno, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab rusaknya citra intelijen adalah tidak jelasnya kewenangan lembaga tersebut. Apalagi, lanjut

Meski memang kemampuan anggaran kita terbatas, namun komitmen tetap harus dilaksanakan.

Gamari Sutrisno

Hakim Agung Terpilih Harus Jaga Independensi

Jakarta, Suara Keadilan - Hakim Agung terpilih diminta tetap bisa men-jaga independensinya. Karena di tangan para Hakim Agung itulah mata rantai penegakan

hukum dipertaruhkan serta keadilan disandar-kan. “Saya berpesan agar para hakim agung yang terpilih keukeh menjaga integritas, moral, keju-juran, profesionalisme dan independensi,” tegas Anggota Komisi III DPR RI Aboebakar Al Habsy, Jumat (30/9), di Jakarta.

Seperti diberitakan, enam Hakim Agung yang terpilih di Rapat Pleno Pemilihan dan Penetapan Hakim Agung di Komisi

III DPR RI, Kamis (29/9) malam, antara lain Su-hadi menempati urutan pertama meraih 51 suara. Di posisi kedua, ada Gayus Lumbuun dengan perolehan 44 suara. Di posisi ketiga berteng-ger Nurul Elmiyah yang memeroleh 42 suara. Ke-mudian, posisi keempat Andi Samsan yang me-meroleh 42 suara, diik-uti posisi kelima Dudu Duswara 34 suara serta keenam Hary Jatmiko

dengan raihan 28 suara. Aboe mengingatkan, ke-enam hakim agung yang terpilih juga bisa mengu-asai dua kompetensi hu-kum agar bisa bersikap adil. “Kemampuan dasar berupa hukum acara dan filsafat hukum benar-benar harus dikuasai dengan mahir oleh para hakim agung,” tegas Ke-tua DPP PKS Bidang Ad-vokasi dan Hukum itu.

Menurut dia, pengu-asaan hukum acara sang-

at penting untuk membe-rikan kepastian hukum. Maka dari itu, lanjut Aboe, hukum acara ha-rus benar-benar dikuasai para hakim agung yang telah diberikan kepercay-aan. Sedangkan filsafat hukum, tegasnya kem-bali, sangat diperlukan untuk menggali keadilan dan kekosongan hukum. “Nah, penguasaan atas dua kompetensi itu diha-rapkan akan membawa mereka layak untuk di-

sebut para wakil tuhan di bumi,” jelas Aboe.

Lebih jauh dia mengakui, bahwa enam Hakim Agung terpilih merupakan putra ter-baik bangsa dari bebe-rapa kandidat yang ada. Namun, tegasnya, seba-gai manusia tentu memi-liki kekurangan. “Saya berharap mereka akan melakukan pembelajaran cepat untuk menutupi kekurangan tersebut,” tegasnya.

Page 8: Edisi 7

Hukum & Pemerintahan Edisi OKTOBER 2011

Mahfudz Shiddiq

Agoes Poernomo

Jakarta, Suara Keadilan - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, menya-takan kekecewaannya atas sikap tidak konsisten pemerintah Indonesia terkait dukungan ter-hadap Palestina untuk menjadi anggota tetap di PBB. Sebab di saat Presi-den Palestina Mahmoud Abbas belum menyam-paikan pidato resminya untuk meminta penga-kuan kemerdekaan dan dapat diterima menjadi bagian keanggotaan ne-gara yang berdaulat di

PBB, justru Indonesia melalui Menteri Luar Ne-geri Marty Natalegawa menawarkan opsi lain, yaitu menawarkan agar Palestina menjadi negara peninjau dalam keang-gotaan di PBB. ”Ini ibarat tinju, baru berhadapan, sudah down dulu,” ujar Mahfudz, Sabtu (24/9).

Wasekjen PKS ini me-nyesalkan sikap Menlu tersebut, yang diang-gapnya merupakan si-kap mundur pemerintah Indonesia. Karenanya Komisi I DPR akan

mempertanyakan sikap pemerintah Indonesia itu apakah merupakan sikap resmi atas arahan dari Presiden SBY atau merupakan kebijakan sepihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). ”Dalam raker dengan Komisi I nantinya, DPR jelas akan mempertanya-kan sikap mundur yang ditunjukkan pemerintah Indonesia ini, atas dasar apa hal itu dilakukan. Karena rakyat Indonesia jelas menginginkan Pa-lestina dapat masuk men-jadi bagian anggota tetap di PBB, bukan sekedar sebagai negara peninjau yang tidak memiliki hak penuh,” ujarnya.

Menurut Mahfudz, terungkapnya sikap In-donesia yang mena-warkan opsi alterna-tif pada Palestina ka-rena memang Komi-si I DPR mengirimkan perwakilannya untuk menghadiri sidang

umum PBB, guna menga-wal dan menyaksikan se-cara dekat sikap sesung-guhnya Pemerintah Indonesia dalam forum tersebut. ”Kami mengi-rimkan delegasi yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi I, TB Hasanuddin dan anggota diantaranya Tantowi Ya-hya, untuk mengawal pemerintah Indonesia yang seharusnya bisa mendukung penuh Pa-lestina untuk mendapat pengakuan sebagai ang-gota di PBB ini,” pung-kas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa B a r a t VIII ini.

Soal Kemerdekaan Palestina,

Mahfudz Desak Pemerintah Konsisten Mekanisme Kontrol KPU Perlu DiperbaikiJakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi II DPR RI Hermanto, m e m p e r t a n y a k a n mekanisme check and balance institusi Ko-misi Pemilihan Umum (KPU) dalam menye-lesaikan sengketa pe-milu yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Carut marut-nya hasil pemilu 2009 dapat tergambar dari ketidaksiapan dan juga lemahnya meka-nisme kontrol ditubuh penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU,” ujar Hermanto di Ge-dung DPR Jakarta, Ka-mis (15/9).

Menurut politisi PKS yang juga anggota Panitia Kerja (Panja) Mafia Pemilu ini, pi-haknya mensinyalir perangkat hukum yang digunakan KPU untuk menyelesaikan seng-keta pemilu sangat terbatas dengan bukti-bukti materilnya. Pa-dahal bukti materil ini dikuasai oleh penyel-enggara pemilu. Di samping itu, KPU juga sering menafsirkan se-cara berbeda Undang-Undang Pemilu yang akhirnya kesalahan tersebut berulang kali diluruskan oleh MK.

Lebih lanjut, po-litisi Dapil I Sumbar ini mengungkapkan beberapa hal krusial mengenai pro-ses rekapi-tulasi hasil suara yang menyebab-kan pen-g u r a n g a n atau peng-gelembungan suara, s e -

hingga merugikan peserta pemilu. Hal ini merupakan sejarah kelam yang menggam-barkan tidak profe-sionalnya KPU dalam menyelenggarakan pe-milu 2009. “Mencuat-nya kasus surat palsu MK dan juga kasus kursi haram DPR sebe-narnya terjadi karena mekanisme kontrol internal KPU sebagai penyelenggara pemilu tidak berjalan dengan baik,” sesalnya.

Dalam temuan Hermanto, kasus peng-aduan pemilu yang masuk ke Komisi II hingga Juli 2011 sekitar 21 kasus yang terdiri dari 9 kasus DPRD, 8 kasus DPR RI dan 4 ka-sus Pemilukada. Kasus yang diadukan oleh masyarakat tentang pelanggaran pemilu tersebut berupa pe-langgaran administrasi pemilu, pidana, kode etik penyelenggara dan kode etik perang-kat hukum penyele-saian sengketa pemilu.

Untuk itu Komisi II mendesak KPU un-tuk menyiapkan se-gala bahan dan materi penjelasan yang lebih lengkap, agar dalam pertemuan dengan DPR selanjutnya da-pat transparan dan lebih jelas lagi duduk persoalan tentang pro-

ses penyelesaian sengketa pemi-

lu.

Usulan Pemilihan Calon Pimpinan KPKJakarta, Suara Keadilan - Usulan pemilihan calon pimpinan (capim) KPK yang tidak melibatkan DPR seperti dilontarkan Ketua KPK Bu-syro Muqod-das, dinilai tidak tepat. Yang harus diubah bu-kan pemilih v o -

tingnya, melainkan me-kanisme fit and proper test terhadap para capim KPK. ”Tidak bisa, voting harus tetap di DPR, me-kanismenya yang harus-nya diubah,” tegas ang-

gota Komisi III DPR Nasir Djamil, Sabtu (8/10).

Menurut Nasir, DPR memi-

liki fungsi pengawa-

san ang-

garan dan dalam hal ini, DPR memiliki tanggung jawab untuk memilih pi-hak-pihak yang nantinya akan menggunakan ang-garan tersebut dengan tepat. Yang dimaksud yakni para pimpinan KPK. ”Karena kami pu-nya fungsi anggaran, kami sendiri harus bisa memastikan orang yang dipilih dan yang akan menggunakan anggaran tersebut, adalah orang yang tepat,” jelas politisi PKS ini.

Korupsi Bukan Alasan Mengubah Mekanisme PemilukadaJakarta, Suara Keadilan - Maraknya tindak pidana korupsi yang melibatkan kepala daerah, tidak bisa dijadikan dasar untuk mengubah mekanisme Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) dari pemilihan langsung oleh masyarakat menjadi melalui perwakilan oleh DPRD.

“Kalau masalah ko-rupsi itu kan sebenarnya persoalan bagaimana dia memimpin,” ujar ang-gota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Agoes Poernomo di Kompleks

langsung dilema demo-krasinya itu nanti siapa funding yang mendanai calon,” ujarnya lugas.

Pengepul dana un-tuk calon,, menurut Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan DIY ini, ujung-ujungnya sarat dengan korupsi dan ko-lusi. Karena para peng-umpul dana untuk calon ini umumnya menging-inkan kempensasi dan kepala daerah akhir-nya terbebani dengan hutang dan timbal balik.”Kepemimpinan yang harus dibenahi, serta usaha untuk men-

Parlemen, Jakarta, Senin (5/9).

Namun demikian, Agoes membenarkan bahwa memang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) tidak disebutkan harus melalui meka-nisme pemilihan langs-ung oleh masyarakat tetapi hanya disebutkan dipilih secara demokra-tis. Sementara itu, terkait penghematan anggaran negara, dia berpendapat pelaksanaan Pemilukada serentak jauh lebih efi-sien. “Jadi memang itu dilema demokrasi, saya kira kalau pemilihan

jaga dari upaya korupsi. Solusinya jelas bukan pe-rubahan mekanisme, tapi aktor yang ada di dalam-nya” pungkas anggota dewan yang akrab disapa Gus Pur ini.

Lebih lanjut, Nasir menilai usulan pemili-han capim KPK tanpa melibatkan DPR tidak bisa dibenarkan. Men-urutnya, yang harus di-perbaiki adalah kualitas fit and proper test yang dilakukan DPR terhadap para capim KPK. ”Yang diperlukan adalah fit and proper test yang berkuali-tas,” ucap Nasir.

Menurut Nasir, me-kanisme fit and proper test yang sebelumnya dilakukan oleh DPR

kurang efektif. Dimana dalam satu hari DPR biasa menjadwalkan fit and proper test bagi 4 atau 5 capim sekaligus. ”Sebenarnya yang diing-inkan adalah kualitas fit and proper test yang harus ditingkatkan. Kalau bisa dalam satu hari, satu ca-pim, kan bisa didalami. Benar-benar bisa digali,” terangnya.

Ditambahkan Nasir, perbaikan mekanisme ini perlu dilakukan demi menghindari kejadian-

kejadian yang menimpa pimpinan KPK sebelum-nya. Selain itu, DPR juga bisa mengundang tokoh-tokoh dan pakar-pakar hukum dalam fit and pro-per test. ”Atau bisa juga DPR mengundang to-koh-tokoh dan kalangan profesional untuk meng-kritisi para capim KPK. Sehingga, DPR bahkan akan terbantu oleh pakar di bidangnya masing-masing,” tutup Anggota DPR dari Daerah Pemili-han Provinsi Aceh I ini.

Hermanto

Nasir Djamil

Page 9: Edisi 7

Hukum & PemerintahanEdisi OKTOBER 2011

CAT System

Pintu Masuk Reformasi Birokrasi Fit and Proper Test Hakim Agung, Komisi III Tambah Waktu WawancaraJakarta, Suara Keadilan - Fit and Proper Test (FPT) ca-lon Hakim Agung diharapkan dapat menjadi salah satu momentum perbaikan sistem peradilan di In-donesia. Hal ini disam-paikan oleh Wakil Ke-tua Komisi III DPR RI Fahri Hamzah, di DPR, Selasa (20/9).

Untuk memasti-kan bahwa calon yang diseleksi benar-benar berkualitas, Komisi III melakukan perubahan dalam proses seleksi dengan menambah du-rasi waktu wawancara untuk masing-masing calon. “Selama ini proses wawancara di Komisi III berlangsung hanya 1 jam untuk satu orang kandidat, padahal jum-lah anggota Komisi yang hendak bertanya menca-pai lima puluhan orang, ini jelas kurang efektif,” alasan Fahri.

Tidak tanggung-tanggung, dalam proses seleksi kali ini Komisi III mengalokasikan waktu 3 jam untuk mewawan-carai satu orang kandi-dat saja. “Waktu yang lebih panjang ini di-perlukan untuk meneliti lebih seksama masing-masing calon,” tambah Fahri. Praktis, untuk 18 orang calon diperlukan waktu kurang lebih 7 hari, jauh lebih lama dari proses seleksi periode sebelumnya.

Menurut politisi muda PKS ini, upaya tersebut ditempuh mengingat proses se-leksi bukan sekedar mengisi kekosongan posisi hakim Agung, tapi juga mencari ha-kim agung yang memiliki integri-tas, kompetensi dan sesuai dengan

kebutuhan MA. Seperti diketahui, Ma-hkamah Agung (MA) juga menerbitkan tiga Surat Keputusan Ketua MA tentang pember-lakuan sistem kamar di MA yang mulai efektif per tanggal 1 Oktober 2011. Dalam sistem kamar tersebut, Ketua MA membagi para Hakim Agung ke dalam lima kamar ber-dasarkan kompetensi masing-masing; yaitu (1) pidana, (2) perdata, (3) militer, (4) agama, dan (5) Tata Usaha Ne-gara (TUN). Ke depan, hakim-hakim di setiap kamar diutamakan ha-nya menangani perkara yang masuk ke kamar perkara mereka saja.

Fahri yang meru-pakan Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengapre-siasi langkah tersebut sebagai itikad baik dari MA untuk melakukan pembenahan di internal lembaganya. Selama ini, menurut Fahri, ketidak-sesuaian antara kom-petensi Hakim Agung yang ada dengan jenis perkara yang ditanga-ni, menjadi salah satu penyebab masih ber-masalahnya kualitas dan konsistensi putu-san MA. “Oleh karena itu, proses seleksi ini diharapkan akan dapat membawa perubahan optimal ke arah per-baikan di MA,” tutup

Fahri.

UU Penyelenggaraan Pemilu Harus Tingkatkan Kualitas PengawasanJakarta, Suara Keadilan - DPR akhirnya menge-sahkan Undang-undang Penyelenggaraan Pemilu sebagai perubahan atas UU No 22 Tahun 2007, dalam rapat paripurna Selasa (20/9). Men-urut Anggota Komisi II DPR Aus Hidayat Nur, dengan UU baru ini diha-rapkan kualitas penyel-enggaraan pemilu 2014 dan seterusnya berjalan jauh lebih baik, terutama dalam hal pengawasan. Demikian disampaikan Aus di DPR, Selasa (20/9) sesaat setelah pengesa-han UU tersebut.

Salah satu perubahan mendasar dalam penga-wasan, kata Aus adalah adanya Dewan Kehor-matan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang ber-tugas menangani pelang-garan kode etik penyel-

enggara pemilu dan merupakan satu kesatu-an fungsi penyelenggar-aan pemilu. Unsur dalam DKPP meliputi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Partai politik yang ada di DPR, pe-merintah dan perwakilan masyarakat. “Integrasi ini menjadi poin penting agar pengawasan pemilu dapat berjalan maksimal, tidak seperti pemilu se-belumnya,” ingatnya.

Selain itu, lanjut po-litisi PKS ini, UU Penye-lenggaraan Pemilu juga mengubah persyaratan calon anggota KPU, KPU provinsi dan KPU kabupa-ten/kotamadya. Persyara-tan yang ada di UU yang baru antara lain pendidi-kan minimal sarjana strata satu (S-1) dan pada saat pendaftaran tidak men-

jadi anggota partai politik. Bagi calon yang awalnya anggota partai politik ha-rus dibuktikan dengan surat keterangan dari pen-gurus partai politik yang bersangkutan. “Dengan peluang masuknya unsur parpol, maka pengawasan juga harus semakin diper-ketat,” jelas Aus yang juga merupakan Anggota Pa-nitia Kerja (Panja) Peruba-han UU Penyelenggaraan Pemilu ini.

Perubahan penting lainnya, lanjut Aus, ada-lah proses penghitungan dan rekapitulasi suara, dimana Panitia Pemun-gutan Suara (PPS) kem-bali memiliki wewenang untuk melakukan reka-pitulasi perolehan suara yang berasal dari Tempat Pemun-gutan Suara (TPS) di wilayah

bersangkutan. Hal ini di-maksudkan agar kontrol perolehan suara di setiap tingkatan dapat lebih di-pantau.

“Saya berharap un-dang-undang ini akan memberikan warna baru dan harus mampu me-ningkatkan kualitas dan integritas penyeleng-garaan pemilu sehingga meningkatkan kualitas pemilihan umum. Selain itu, pengawasan juga ha-rus lebih optimal,” tegas Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Kaliman-t a n Timur ini.

Jakarta, Suara Keadi-lan - Hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi II DPR RI dengan Kementerian Pember-dayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Kepegawaian Na-sional (BKN), Lembaga Administrasi Negara (LAN), dan Arsip Nasio-nal Republik Indonesia (ANRI), akhirnya memu-tuskan Computer Assisted Test (CAT) System di-anggarkan pada Angga-ran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2012 dan harus siap pa-kai pada 2013 di seluruh Indonesia. Implikasinya, pemerintah pusat mela-lui BKN harus mengang-garkan biaya pengadaan peralatan seperti kompu-ter beserta sistemnya.

“Sebagai wujud ko-mitmen kita terhadap reformasi birokrasi, saya dan teman-teman di Ko-

misi II menuntut agar CAT System dianggarkan pada APBN 2012 dan siap digunakan pada 2013. Jadi jangan abaikan tuntutan ini,” demikian disampai-kan Al Muzzammil Yusuf, anggota Komisi II DPR da-lam RDP tersebut, Kamis (15/9).

Sistem ini menurut Muzzammil adalah tero-bosan dalam proses se-leksi penerimaan CPNS yang akan diberlakukan di seluruh Indonesia. Sis-tem ini merupakan tahap pertama untuk membe-rikan kesempatan bagi para calon PNS yang ter-baik untuk masuk dalam tahap seleksi selanjutnya. Sehingga sistem ini bu-kan satu-satunya taha-pan, karena ada tahapan lain seperti wawancara dan psikotest. “Jadi sis-tem ini merupakan salah satu metode ujian dengan menggunakan aplikasi

komputer untuk mens-eleksi PNS. Tidak hanya itu, system ini juga dapat digunakan untuk ujian promosi jabatan bagi pe-jabat PNS,” papar politisi PKS ini.

Cara kerja sistem ini menurut Muzzam-mil sangat efisien. Setiap calon peserta CPNS mengerjakan soal dengan cara komputeri-sasi dengan urutan soal yang berbeda. Setelah selesai mengerjakan soal, mereka mengetahui be-rapa nilai mereka secara langsung. Skor tertinggi berhak untuk melanjut-kan pada tahap seleksi berikutnya. “Sistem ini sudah diterapkan dan berhasil di Filipina. Di Indonesia, Badan Kepe-gawaian Daerah (BKD) Jawa Timur sudah me-nerapkan CAT System. Jadi tidak ada alasan bagi BKN untuk tidak

mengaplikasikan sistem ini secara nasional,” kata Muzzammil.

Menurutnya, jika sistem ini tidak ditinda-klanjuti oleh BKN, maka praktek mafia CPNS di tingkat pusat sampai daerah akan terus ber-langsung. “Kabar adanya mafia penerimaan CPNS yang sengaja mengham-bat sistem ini sempat kami dengar. Makanya teman-teman Komisi II sudah berkomitmen un-tuk merealisasikan sistem ini segera,” tutup Muz-zammil.

Al Muzammil Yusuf

Bogor, Suara Keadilan - Tidak sedikit rumah sakit pemerintah yang masih kekurangan tenaga kese-hatan (dokter) spesialis. Hal ini dikarenakan ma-halnya biaya pendidikan kedokteran, beban aka-demis yang cukup tinggi, dan masih minimnya du-kungan Pemerintah Dae-rah untuk program terse-

but. Pada kenyataannya di lapangan, cukup ban-yak dokter yang berminat melanjutkan studi spesia-lis, akan tetapi terkendala oleh pendanaan. Selain karena biaya yang tinggi, kelangkaan dokter spe-sialis ini juga diakibatkan oleh adanya aturan yang melarang seorang dokter yang sedang menempuh

pendidikan untuk menja-lankan praktek.

Menanggapi feno-mena tersebut, Anggota Komisi II DPR TB So-enmandjaja mendesak kepada Pemerintah khu-susnya Menteri Pendaya-gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, untuk berkoordinasi dengan Kementerian

Kesehatan dan Pendidi-kan Nasional untuk men-cari solusi secepat dan setepat mungkin agar masalah ini dapat segera diselesaikan. “Pemerin-tah Daerah harus proak-tif mendorong anggaran agar Rumah Sakit Daerah terfasilitasi infrastruktur maupun sumber daya manusianya,” tutur So-

enman dalam kunjungan kerjanya Ke Rumah Sakit Ciawi, Bogor, Jum’at (30/8).

Politisi PKS dari Daerah Pemilihan Bogor Jawa Barat ini juga menyo-roti tentang perlu ada-nya program beasiswa khusus dari Pemerintah Daerah untuk pendidi-

Pembangunan RSUD Minim Dukungan Pemerintah Daerah

TB Soenmandjaja

kan kedokteran. Karena menurut Soenman, pro-fesi dokter sebenarnya sama khususnya dengan profesi guru dan dosen.

Aus Hidayat Nur,

Fahri Hamzah

Page 10: Edisi 7

Hot Issue Edisi OKTOBER 2011

Jakarta, Suara Keadi-lan - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendo-rong Pemerintah mela-kukan pendekatan per-suasif dalam menanga-ni teror bom. Pemerin-tah diimbau mengajak kelompok Islam moderat untuk menuntaskan m a s a l a h sosial ini. “ K o n s e p -nya kelom-pok Islam m o d e r a t h a r u s l e -

bih responsif dalam menyebarkan keaga-maan yang moderat dan terbuka,” ujar Se-kjen PKS, Anis Matta, Senin (26/9/2011).

Menurut Anis, munculnya pemaha-man Islam garis keras

ini akibat melemah-nya Islam moderat

dalam pemaha-man masyara-kat. Pemerintah perlu melaku-kan pendeka-tan kultural menuntaskan

m a s a l a h ini. “Pe-m e r i n -

t a h p e r -

lu melibatkan Islam moderat dalam meny-ebarkan keagamaan. Pendekataran persuasif seperti ini tidak kalah efektif dari pendekatan security,” tandasnya.

Beberapa aksi teror merebak kembali belakangan ini. Belum lama, bom meledak di halaman Gereja Kepun-ton Solo pada Minggu (25/9) siang. Pelaku yang melakukan bom bunuh diri tewas di tempat, sejumlah je-maat gereja mengalami luka-luka. Sedang leda-kan di Cirebon terjadi pada April di tahun yang sama.

Perlu Pendekatan Persuasif untuk Antisipasi Teror Bom

Luthfi Hasan Ishaaq

Anis Matta

Jakarta, Suara Keadi-lan - Tingginya angka kecelakaan transportasi tidak bisa dipisahkan dari rendahnya budaya keselamatan dalam ke-biasaan berkendara. Hal itu terjadi bukan hanya di kalangan peng-guna kendaraan pribadi namun juga di kalangan pilot dan nakhoda kapal. Demikian dikemukakan Anggota Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia di Jakarta, Selasa (4/10) mengomentari tinggi-nya angka kecelakaan di Indonesia. Untuk itu Kementerian Perhu-bungan harus bekerja keras melakukan penya-daran pentingnya ke-selamatan berkendara. “Diperlukan gerakkan masif untuk mengubah kebiasaan dan budaya yang abai terhadap kese-lamatan,” ingat Yudi.

Yudi mencontohkan masih banyaknya pilot, nakhoda, ataupun pihak pengawas yang tidak mengecek ulang kondisi pesawat atau kapal sebe-lum berangkat. Pengece-kan banyak yang dila-kukan hanya formalitas di atas kertas, bukan pada obyek operasional.

Belum lagi sikap pener-bang atau nakhoda keti-ka cuaca buruk menerpa dimana pesawat atau kapal sudah menga-rungi setengah perjala-nan, misalnya. “Seha-rusnya kalau mengikuti prosedur, jika cuaca sangat membahayakan ya jangan diterjang atau tetap meneruskan per-jalanan. Faktanya tidak sedikit yang memilih nekat melanjutkan per-jalanan,” sesal Anggota DPR dari Daerah Pemili-han Jawa Barat IV ini.

Yudi menambah-kan, rendahnya kesada-ran akan keselamatan berkendara semacam itu tak lepas dari minimnya gerakan penyadaran mau-pun pengawasan yang tegas dari pi-hak terkait, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.

Dalam hal penga-wasan, Yudi menya-rankan ada tes psi-kologi rutin, misal setiap dua tahun, untuk para pilot dan nakhoda. Kemudian dila-kukan audit dua tahunan terkait

kelayakan pesawat atau kapal, disamping penga-wasan rutin lainnya. “Bahkan setiap periode tertentu, Pilot diberi jadwal refreshing untuk menghilangkan kejenu-han akibat rutinitas,” usul Yudi.

Angka kecelakaan transportasi di Indo-nesia memang sangat mengkhawatirkan. Ber-dasarkan data Kemen-terian Perhubungan, hingga 31 Agustus 2011 telah terjadi 2.998 ke-celakaan transportasi yang mengakibatkan 490 orang tewas dan 811

orang luka berat serta

2 . 0 2 7 o r a n g l u k a ringan.

Penyadaran Minim, Angka Kecelakaan Terus Meningkat

Yudi Widiana Adia

Jakarta, Suara Keadi-lan – Dalam merespons reshuffle Kabinet Indone-sia Bersatu II, sikap PKS tetap berpegang kuat pada kontrak politik yang d i s e p a k a t i bersama Pre-siden Susilo B a m b a n g Yudhoyono, baik yang

bersifat normatif maupun kesepakatan khusus. De-mikian disampaikan Pre-siden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Sabtu (15/10/).

Luthfi mengatakan, Forum Rapat Pimpi-nan Nasional (Ra-pimnas) PKS yang digelar pada tanggal 14-15 Oktober yang

lalu, telah melakukan evaluasi perjalanan

koalisi yang dida-sarkan pada pola interaksi antara Presi-den dengan mitra koalisi. R a p i m n a s juga me-r e s p o n r e n c a n a reshuffle.

“Res -h u f f l e

adalah hak prerogatif Presiden. Karena itu, segala implikasi kebija-kan tersebut merupakan tanggung jawab Presi-den, dan bukan tang-gung jawab mitra koalisi atau yang lainnya,” ingat Luthfi usai membuka Ra-pimnas.

Namun Luthfi juga menegaskan, bahwa PKS tetap akan merespon langkah-langkah reshuffle secara proporsional pada Forum Majelis Syuro ber-dasarkan masukan Ra-pimnas. “Apapun hasil-nya, insya Allah seluruh jajaran pimpinan pusat hingga pengurus daerah termasuk seluruh kader PKS, selalu siap bekerja untuk Indonesia dalam situasi apapun,” tutup Luthfi.

Rapimnas PKS : Selalu Siap Bekerja untuk Indonesia

Ahmad Rilyadi

Jakarta, Suara Keadilan - Fraksi PKS DPR menolak rencana pemerintah me-naikkan tarif dasar list-rik rata-rata sebesar 10 persen per 1 April 2012. Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Achmad Rilyadi, di Jakarta, Jumat (16/9), mengatakan pe-merintah masih mempu-nyai opsi lain menutupi peningkatan subsidi listrik. “Kuncinya cuma satu yakni pemerintah punya niat kuat dan mau bekerja keras untuk men-gurangi biaya listrik PT PLN (Persero),” katanya.

Menurut Anggota DPR dari Daerah Pemi-lihan DKI III ini, opsi menutupi kenaikan beban subsidi listrik yang bisa dilakukan pe-merintah diantaranya menyediakan pasokan gas sebesar 400 Triliun British Thermal Unit (TBTU). Volume gas itu 27,5 TBTU lebih tinggi dibandingkan usulan pemerintah yang disam-paikan dalam Nota Keu-angan Rencana Angga-ran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun

2012 sebesar 372,5 TBTU. “Ambilah harga rata-rata gas dengan tingkat cu-kup maksimal yakni U$ 8,2, maka berdasarkan hitungan kami akan ada penghematan subsidi sebesar Rp 9,22 triliun,” ujar Achmad Ril yadi memberikan alasan.

Sebelumnya, pada rapat dengar penda-pat antara Komisi VII DPR dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Kete-nagalistrikan Kemente-rian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) awal September lalu, pemerintah secara resmi mengajukan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 10 persen per 1 April 2012. Melalui kenaikan TDL itu, pe-merintah menghitung ada penghematan sub-sidi sebesar Rp 9 triliun. Kalau tidak ada kenai-kan listrik 10 persen di 2012, maka angka subsidi yang dalam nota keu-angan diusulkan Rp 45 triliun akan ber-tambah menjadi Rp 54 triliun.

Dalam pan-

dangan Achmad Rilyadi, opsi lain yang masih bisa dilakukan pemerintah agar TDL tidak perlu naik dan berakibat pada keresahan masyarakat, adalah konsisten mene-rapkan harga batu bara acuan untuk keperluan domestik sesuai Indo-nesian Coal Index (ICI). Menurutnya, dengan memakai patokan ICI, harga batu bara yang di-beli PLN menjadi lebih murah. Dengan kebutu-han batu bara PLN sebe-sar 48,1 juta ton di 2012, maka diperkirakan akan ada penghematan seki-tar Rp2-3 triliun. “Jadi,

rencana kenaikan TDL masih bisa dihin-dari,” pung-k a s n y a m e m b e r i

solusi.

FPKS Tolak Rencana Kenaikan Listrik

Page 11: Edisi 7

Infrastruktur, Agraria & TransportasiEdisi OKTOBER 2011

Tawarkan Hutan Rusak Pada Investor,

Hutan yang Masih Bagus Bisa HilangJakarta, Suara Keadilan - Berkaitan dengan ren-cana pemerintah untuk menawarkan kawasan hutan rusak kepada in-vestor, anggota Komisi IV DPR RI Nabiel Al-musawa, meminta pe-merintah untuk cermat dan berhati-hati. Bila tidak, hutan yang masih bagus bisa hilang. “Hal ini bisa terjadi karena di dalam atau di dekat ka-wasan hutan rusak itu masih terdapat hutan alam yang masih ba-gus. Dengan dimiliki-nya ijin pengelolaan ka-wasan hutan yang rusak itu, bisa saja selanjutnya direkayasa dengan berbagai macam dalih,

untuk ‘melahap’ hutan alam yang masih baik,” kata Nabiel di Senayan, Jumat (16/9).

Praktek semacam ini ditemukan saat kun-jungan reses ke Dapil Kalimantan Selatan. “Ijinnya mengelola hu-tan yang rusak tetapi prakteknya membabat hutan alam. Setelah kayu dari hutan alam itu habis, lalu ditinggalkan. Alih-alih mengelola hu-tan rusak, yang terjadi luas hutan rusak justru semakin bertambah,” ungkap politisi PKS ini.

“Kayu-kayu yang berasal dari hutan alam saat ini sudah langka. Karena langka,

maka nilainya menjadi tinggi, sehingga pihak-pihak yang tidak ber-tanggungjawab akan mencari celah untuk menguasainya,” imbuh Nabiel mengingatkan.

Secara umum, legis-lator dari Daerah Pemili-han Kalimantan Selatan II ini mendukung ren-cana pemerintah yang akan mempromosikan cadangan kawasan hutan produksi seluas 35,41 juta hektar di Kon-ferensi Hutan Indonesia pada 27 September 2011 mendatang. Menurut Nabiel, promosi kawa-san 35,41 juta ha terse-but dapat menjadi satu langkah konkret mewu-

judkan target pertum-buhan ekonomi sebesar 7%, serta penurunan emisi sebesar 26% pada 2020.

“Konsepnya bagus namun sering terjadi penyimpangan dalam implementasinya. Bah-kan tidak jarang, im-plementasi bertolak belakang dengan kon-sepnya. Konsepnya pengelolaan hutan les-tari, tetapi dalam imple-mentasi ternyata hutan menjadi gundul. Maka dalam kasus ini, pe-merintah harus memi-liki antisipasi, agar hal yang dikhawatirkan tidak terjadi,” pungkas Nabiel mengingatkan.

Bulog Gesit Impor Daripada Serap Beras Lokal

kan alokasi anggaran untuk ketahanan pangan mencapai total Rp 41,9 triliun. “Rasanya hampir sepanjang tahun Bulog melakukan impor beras, bahkan di masa panen raya. Kesalahan Bulog adalah memahami fungsi stabilisator sebatas fungsi impor,” sindir Rofi’.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Da-pil) VII Jawa Timur ini menekankan, bahwa Bulog perlu mendalami kebijakan pemerintah Thailand saat ini seba-

Jakarta, Suara Keadilan - Badan Urusan Logistik (Bulog) kembali meng-impor 300 ribu ton beras dari Thailand yang ma-suk pada bulan Oktober 2011. Hal ini menambah deretan angka impor beras yang sebelumnya juga telah dilakukan oleh Bulog pada akhir bu-lan Juli 2011, sebesar 500 ribu ton yang didatang-kan dari Vietnam.

Anggota Komisi IV DPR RI Rofi’ Munawar, memandang Bulog terla-lu sering melakukan im-por beras dengan meng-gunakan tolok ukur per-

hitungan yang seringkali tidak sesuai dengan data dari Badan Pusat Statisti-ka (BPS) ataupun Kemen-terian Pertanian. “Bulog sangat lambat menyerap beras petani, namun sangat gesit dalam impor beras. Jika hanya mampu mengimpor, apa bedanya Bulog dengan importir atau pedagang biasa?” ungkap Rofi’ di kantor-nya di DPR, Jum’at (9/9).

Dalam pandangan legislator PKS ini, ke-bijakan impor sendiri sesungguhnya tidak kon-sisten dengan Instruksi Presiden (Inpres) menge-nai surplus 10 juta ton be-ras hingga tahun 2015. Kebijakan ini seharus-

nya dapat dijalankan dengan baik, dengan cadangan beras yang mengandalkan ke-mampuan domestik.

Sebagai cata-tan, dalam R A P B N t a h u n 2012 di-rencana-

gai bahan pembanding. Negara pengekspor beras terbesar di dunia ini membentuk komite pelaksana program pe-merintah untuk membeli hasil panen petani di atas rata-rata harga pasar. Pe-merintah Thailand beren-cana membayar 15.000 baht per ton untuk beras wangi atau 40% di atas harga pasar. “Seharus-nya Bulog dapat belajar dari kebijakan Thailand tersebut. Kenyataannya justru sangat jauh dari harapan,” ujar Rofi’.

Target Swasembada Pangan  

Harus TerukurJakarta, Suara Keadilan - Target swasembada pan-gan berkelanjutan adalah upaya Kementerian Per-tanian yang perlu diapr-esiasi, namun juga harus terukur dan perlu dipas-tikan keberlanjutannya. Apalagi dikaitkan den-gan berbagai tantangan ke depan, seperti peruba-han musim, ketersediaan lahan, serangan hama serta variabel eksternal lainnya.

Hal ini disampaikan Akbar Zulfakar, anggota Komisi IV DPR RI, di Senayan Jakarta (21/9), sebagai tindak lanjut ha-sil Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian mem-bahas Rencana Angga-ran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2012. “Jangan sampai, target swasembada pangan hanya menjadi program mercusuar yang capaiannya tidak dapat dinikmati keberlangs-ungannya oleh rakyat,” kata Akbar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementeri-an Pertanian menarget-kan lima komoditas pan-gan utama, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi, yang men-jadi target swasembada berkelanjutan. Padi dan Jagung telah ditargetkan menjadi swasembada berkelanjutan, sedan-gkan kedelai, gula dan daging sapi baru ditargetkan menjadi swasembada di ta-hun 2014 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Akbar m e m p e r t a n -yakan indikator tercapainya tar-get swasembada

mengingat beberapa komoditas pangan ma-sih diimpor oleh In-donesia dalam jumlah besar. “Pemerintah ha-rus menjelaskan langkah strategis dan taktis yang ditempuh untuk men-capai target program swasembada dengan ca-paian terukur di setiap langkahnya,” lanjut poli-tisi dari Daerah Pemili-han Sulawesi Tengah ini.

Politisi muda dari PKS ini juga memper-tanyakan program pen-ingkatan produksi 39 komoditas unggulan na-sional yang direncanakan pemerintah hingga tahun 2014. Dalam pandangan Akbar, program ini perlu disesuaikan dengan ke-cenderungan semakin sempitnya lahan perta-nian produktif, terutama di Pulau Jawa. “Apa strategi yang ditempuh pemerintah dengan se-makin menyempitnya lahan pertanian di sentra produksi pangan di Pu-lau Jawa sekarang, harus ada langkah antisipasi mengenai hal seperti ini,” ingat Akbar.

Konsepnya bagus namun sering terjadi

penyimpangan dalam implementasinya.

Nabiel Al Musawwa

Akbar Zulfakar

Jangan sampai, target swasembada pangan hanya menjadi program mercusuar

Rofi Munawar

Page 12: Edisi 7

Infrastruktur, Agraria & Transportasi Edisi OKTOBER 2011

Anggaran Keselamatan Minim, Komisi V Kritik Kemenhub

badan yang memiliki tugas berat dalam pen-carian, pertolongan dan penyelamatan musibah ini hanya mendapat alo-kasi anggaran sebesar Rp 971,7 miliar dari penga-juan kebutuhan sebesar

Rp 1,7 triliun.Menurut Anggota

DPR dari Daerah Pemili-han Lampung II ini, pe-netapan pagu indikatif di BMKG dan Basarnas yang jauh dibawah pagu kebutuhan tersebut akan berdampak pada kinerja mereka dalam pemberi-an informasi cuaca yang akurat dan penyelama-tan. “Untuk operasi penyelamatan Basarnas membutuhkan angga-ran Rp1,7 triliun. Tapi yang diberi pemerintah hanya Rp 971,7 miliar. Bagaimana bisa opti-mal melakukan operasi

penyelama-tan jika seli-sih anggar-annya terla-lu tinggi?” ujar Hakim retoris.

Komisi V Sesalkan Rendahnya Anggaran BMKG dan Basarnas

Menurut Chairul, in-dikasi kurangnya perha-tian terhadap keselama-tan transportasi dapat terlihat dari alokasi ang-garan Tahun 2012 untuk program keselamatan transportasi di Kemen-hub. Seperti di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) misalnya, yang hanya mengalokasikan Rp 72,9 milyar untuk manajemen keselamatan transpor-tasi dari total anggaran sebesar Rp 2,937 triliun. “Belum lagi ada direkto-rat lain yang tidak men-galokasikan anggaran untuk keselamatan trans-portasi seperti Dirjen Per-hubungan Laut. Padahal akhir-akhir ini masih sering terjadi kecelakaan pelayaran,” ungkap po-

litisi PKS asal Daerah Pe-milihan Riau I ini.

Dalam pandangan Chairul, keselamatan transportasi seharusnya menjadi perhatian serius Kemenhub karena sudah menjadi Rencana Stra-tegis untuk Tahun 2010-2014. Disamping itu, la-njutnya, angka kematian akibat kecelakaan trans-portasi jumlahnya masih sangat besar. Chairul merujuk data dari Kepo-lisian yang menunjukkan bahwa kematian akibat kecelakaan pada Tahun 2010 telah mencapai 31.234 jiwa. Kenyataan ini sesuai dengan data dari Asian Develop-ment Bank (ADB) yang menunjukkan bahwa kinerja penyelenggaraan keselamatan jalan Indo-

nesia berada di urutan 9 dari 10 negara di Asia Tenggara. “Belum lagi jika dihitung kerugian akibat kecelakaan lalu lintas di jalan yang dip-erkirakan mencapai 2,9 sampai 3,1% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” tegas Ketua DPP PKS Wilayah Sumatera ini.

Chairul menging-atkan, bahwa perma-salahan keselamatan transportasi sepenuhnya adalah tanggung jawab pemerintah. Oleh kare-na itu, Kemenhub harus menambah alokasi ang-garan untuk program keselamatan, keamanan dan kenyamanan t r a n s p o r t a s i . “Kami mende-sak Kemenhub

untuk menambah alokasi anggaran untuk program keselamatan transpor-tasi, karena hal ini sudah menjadi amanah konsti-tusi,” tutupnya.

Jakarta, Suara Keadi-lan - DPR pertanyakan minimnya anggaran ke-selamatan transportasi yang diajukan oleh Ke-menterian Perhubungan (Kemenhub). Padahal, keselamatan transportasi

seharusnya menjadi prio-ritas dalam setiap penyel-enggaraan kebijakan perhubungan. Demikian disampaikan Anggota Komisi V DPR Chairul Anwar, di Jakarta, Kamis (22/9).

Jakarta, Suara Keadi-lan - Komisi V DPR menyesalkan rendahnya anggaran untuk Badan Meteorologi, Klima-tologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan SAR Nasional (Basarnas) pada Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Ne-gara (RAPBN) Tahun 2012. Padahal, kedua badan ini mengem-ban tugas berat dalam penyelamatan dan men-cegah banyaknya kor-ban jiwa dalam berbagai musibah.

Anggota Komisi V DPR Abdul Hakim, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pem-bahasan RAPBN 2012 dengan BMKG dan Ba-sarnas di DPR, Selasa (13/9), mengaku kecewa dengan sikap pemerin-tah yang kurang mem-perhatikan program-program yang terkait dengan penyelamatan jiwa manusia. Hal itu terbukti dengan peneta-pan anggaran di BMKG dan Basarnas yang jauh dibawah kebutuhan yang diajukan.

“Saya heran dengan Bappenas dan Kemen-terian Keuangan yang tidak peduli dengan BMKG serta Basarnas. Padahal kedua badan ini punya tugas berat dalam menyelamatkan jiwa anak bangsa. Seha-rusnya anggaran untuk

p r o g r a m -p r o g r a m penyelamatan d i d u k u n g dan dibiayai oleh pemerin-tah dengan optimal, apal-agi karena un-dang-undang mengatur hal itu,” sesal Abdul Hakim yang juga Se-kretaris Fraksi PKS DPR ini.

S e p e r t i d i k e t a h u i , dalam Ren-cana Kerja Anggaran-Kementerian Lembaga (RKA-KL) RAPBN 2012 yang diajukan pemerin-tah kepada DPR, BMKG mendapat alokasi ang-garan sebesar Rp1,341 triliun. Sementara penga-juan kebutuhan anggaran badan ini mencapai Rp 1,413 triliun. Akibatnya, kebutuhan peralatan se-bagai dampak dari Inpres Nomor 5/2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim sebesar Rp 72,380 miliar, tidak terpenuhi dalam APBN 2012. Karena itu, BMKG meminta dukungan Ko-misi V untuk menambah anggaran BMKG sebesar Rp 72,380 miliar.

Selisih anggaran ter-besar dialami Basarnas. Dalam RKA-KL 2012,

Saya heran dengan Bappenas dan

Kementerian Keuangan yang tidak peduli dengan

BMKG serta Basarnas.

Abdul Hakim

Kemenhub harus menambah alokasi

anggaran untuk program keselamatan, keamanan dan

kenyamanan transportasi.

Chairul Anwar

Anggaran Melimpah, BPLS Harus Bekerja Lebih OptimalJakarta, Suara Keadi-lan - Komisi V menilai Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) seharusnya sudah mela-kukan langkah antisipatif terhadap meningkatnya volume semburan lum-pur Sidoarjo yang terjadi beberapa hari terakhir. Hal ini dikarenakan BPLS selalu diberikan anggaran untuk kegiatan perenca-naan operasi luapan lum-pur, yang nilainya mele-bihi Rp 1 miliar per tahun. Penilaian ini disampaikan Anggota Komisi V DPR Sigit Soesiantomo, di Ja-karta, Kamis (22/9). “Jadi sangat mengherankan jika di media muncul berita kondisi tanggul terancam jebol, sementara BPLS me-nyatakan sedang mengu-payakan dana tambahan untuk menanganinya,” sesal Sigit.

Lebih jauh, Anggota DPR dari Daerah Pemili-han Jawa Timur I ini me-nyatakan bahwa BPLS termasuk dalam lembaga yang tingkat penyerapan anggarannya terendah di tahun 2011. Hingga akhir semester I tahun 2011 ini, kata Sigit, BPLS hanya mampu menyerap 12,8% dari total anggaran Rp 1,286 triliun. “Sehingga terasa amat janggal jika ada pernyataan bahwa BPLS sedang mengu-payakan untuk men-cari tambahan dana guna mengantisipasi

kemungkinan jebolnya tanggul kolam. Terlebih, pembahasan APBN-P tahun 2011 yang menam-bah anggaran BPLS pun sudah disahkan,” ung-kapnya.

Mengingat tugas BPLS adalah untuk men-goptimalkan manfaat yang diterima masyara-kat, politisi PKS ini me-minta agar Kepala BPLS meningkatkan kinerja seluruh staf yang dipim-pinnya. Menurut Sigit, penyerapan yang rendah menunjukkan prosentase volume pekerjaan yang dikerjakan belum maksi-mal. Untuk itu ke depan-nya, penggunaan ang-garan yang ada mestinya dapat optimal digunakan untuk mengantisipasi masalah ancaman jebol-nya tanggul tersebut. “Kinerja BPLS dalam penanganan masalah yang terjadi di Sido-arjo belakangan ini akan menjadi catatan penting dalam pertimbangan per-setujuan anggaran APBN 2012 nanti,“ ujar Sigit

menging-atkan.

Sigit Sosiantomo

Page 13: Edisi 7

Edisi OKTOBER 2011 Infrastruktur, Agraria , Transportasi & Hukum

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Par-tai Keadilan Sejahtera Ma’mur Hasanudin, me-nilai kelaparan yang me-landa sejumlah tempat di Nusa Tenggara Timur (NTT) akhir-akhir ini di-nilai sudah sangat akut. “Pemerintah pusat yang membidangi masalah pangan perlu segera tu-run tangan secara serius mengurai masalah ke-laparan ini hingga NTT benar-benar terbebas dari masalah kelapa-ran,” ujarnya di Jakarta, Senin (12/9/).

Menurut Ma’mur, kejadian kelaparan di NTT bukan sekali dua kali ini saja. Di tahun 2005, ketika pemerin-tah menggelontorkan dana Rp 11 miliar untuk mengatasi kelaparan pada saat itu, ternyata hanya sebuah kebijakan instan belaka. “Perlu so-lusi yang sistemik untuk mengatasi kelaparan di NTT, sehingga setiap menghadapi musim ke-marau NTT tidak perlu risau dengan kerawanan pangan. Jangan jadikan NTT ini Afrika-nya

Indonesia,” ingat legis-lator PKS dari daerah pemilihan Jawa Barat II itu.

Ma’mur juga me-nyayangkan kebijakan impor beras tahun 2011, yang hingga Bulan Juli telah mencapai 1,56 juta ton dan menelan dana negara sebesar Rp 7,1 triliun, ternyata belum menyentuh penanga-nan kelaparan di NTT. “Bukti nyatanya, di-temukan warga yang untuk meneruskan ke-langsungan hidupnya, memakan biji asam sebagai bahan pangan. Enam tahun lalu, warga makan bunga dan buah bakau serta kacang hu-tan untuk menyambung hidup. “Lalu siapa yang menerima manfaat beras impor pemerintah ter-sebut?” tanya Ma’mur retoris.

Jaminan Produk Halal Hak Setiap Warga NegaraJakarta, Suara Keadilan - Setelah melalui proses harmonisasi, pembu-latan dan pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang Jami-nan Produk Halal (RUU JPH) di Badan Legislasi (Baleg) DPR, maka ra-pat pleno memutuskan bahwa Baleg akan me-nyerahkan pembahasan RUU JPH kepada Komisi VIII selaku pengusul, dengan memperhatikan beberapa catatan yang telah diberikan oleh tiap fraksi di DPR.

Dalam pandangan Fraksi PKS, jaminan halal adalah hak konstitu-sional setiap penduduk yang harus dipenuhi oleh negara. “Setiap warga ne-gara Republik Indonesia dijamin hak konstitusio-nalnya seperti hak asasi manusia, hak beragama, hak mendapat perlin-dungan hukum serta ter-masuk di dalamnya hak untuk memperoleh ke-hidupan yang layak. Ter-masuk hak untuk meng-

konsumsi pangan dan menggunakan produk lainnya, yang dapat men-jamin kualitas hidup dan kehidupan manusia,” papar anggota Komisi III sekaligus anggota Baleg DPR RI Bukhori Yusuf, dalam kesempatan me-nyampaikan pandangan Fraksi PKS terhadap draft harmonisasi RUU JPH di ruang Baleg DPR, Senin (26/9).

Menurut Bukhori, pemerintah harus menja-min halalnya suatu pro-duk yang beredar di ma-syarakat dengan aturan komprehensif, konsisten, sistemik, serta mampu memberikan kepastian hukum bagi adanya ja-minan halal pada setiap pangan dan produk lainnya. Hal ini, lanjut Bukhori, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perlindungan dan ja-minan warga negara da-lam menjalankan ibadah.

Untuk itu, masih menurut Bukhori, RUU JPH harus dapat membe-

rikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat atas produk makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimia/biologi, dan pro-duk rekayasa genetik yang beredar di masyara-kat. “Dengan demikian perlu diatur pemberian sanksi bagi produsen makanan dan minuman yang melanggar keten-tuan produk halal, tanpa menimbulkan dampak negatif bagi pertumbu-han dan perkembangan dunia usaha terutama Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),” tegas Anggota Legislatif dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II ini.

B u k h o r i mengingatkan pula, bahwa RUU JPH juga harus m e n g a t u r dan men-g u a t k a n k e l e m b a -gaan yang

memberikan sertifikasi, registrasi dan labelisasi produk halal. Hal ini agar tidak terjadi tum-pang tindih kewenangan yang berakibat penyelen-ggaraan jaminan produk halal menjadi tidak efek-tif. “Dalam pandangan kami, Majelis Ulama Indonesia (MUI) seha-rusnya menjadi lem-baga yang berwenang mengeluarkan sertifi-kasi halal tersebut karena LPH (Lembaga Peme-riksa Halal) berada di ba-wah koordinasinya,” ujar

Bukhori.

RUU Penanganan Konflik Bukan Untuk Darurat Militer

Segera Atasi Kelaparan di NTT

Jakarta, Suara Keadilan – Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Penanganan Konflik So-sial telah disetujui men-jadi RUU usul inisiatif De-wan Per-waki lan Rakyat . Menurut

Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Penanga-nan Konflik Sosial Adang Daradjatun, RUU ini nantinya tidak identik dengan darurat militer, keadaan bahaya, mau-pun keadaan perang. “Penanganan konflik so-sial dalam RUU ini ma-sih dalam batas darurat sipil, demokratis, meli-

batkan masyara-kat, DPR dan DPRD,” terang Adang di Ja-karta, Rabu (14/9).

Mantan Wakil Kepala Kepolisian RI ini berharap, melalui RUU Penanganan Konflik Sosial akan terben-tuk suatu lembaga khusus bernama Komisi Penyele-saian Konflik Sosial. “Pe-ran serta masyarakat da-lam Komisi Ad Hoc akan dilibatkan. Semuanya termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan unsur lainnya akan masuk dalam komisi tersebut,” jelasnya.

Menurut Legisla-tor dari Fraksi PKS ini, penanganan konflik so-sial dengan RUU ini akan

lebih diarahkan pada fungsi preventif. “Selama ini, kita hanya berlaku memadamkan kebaka-ran; setelah konflik ter-jadi baru bertindak. Ke depan, dengan RUU ini kita berharap mampu meredam terlebih dahulu dengan solusi preventif, misalnya dengan meli-batkan tokoh agama dan juga tokoh adat setempat dalam forum dialog,” pa-par Adang.

Di samping itu, Ang-gota DPR dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta III ini menilai bahwa keane-

karagaman budaya yang ada di Indonesia membu-tuhkan konsep UU yang komprehensif. “Semen-tara perlunya UU ini ada-

lah sebagai alasan yuridis, agar tidak terjadi dualisme maupun duplikasi dalam menangani konflik sosial,” tutupnya.

PKS Ingatkan Pemerintah Konsisten Rampungkan RUU BPJSJakarta, Suara Keadilan - Partai Keadilan Sejah-tera (PKS) melalui Wakil Ketua Pansus RUU BPJS Zuber Safawi, menging-atkan pemerintah un-tuk bersikap konsisten menuntaskan RUU BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). “Tak boleh ada alasan apapun lagi. BPJS harus disahkan sebelum masa sidang I berakhir, atau tepatnya Oktober besok. Apa-lagi pembahasan RUU BPJS ini sudah melewati tiga kali masa sidang,”

ujarnya di DPR, Jumat (22/08).

Politisi Senior PKS ini mengingatkan, da-lam UU Nomor 27/2009 tentang MPR, DPR dan DPRD, mengatur tentang pembahasan RUU dila-kukan paling lama dua kali masa sidang dengan masa perpanjangan wak-tu satu kali masa sidang.

“Menkeu sebenarnya sudah sepakat dengan adanya transformasi menyeluruh ke empat BUMN menjadi BPJS. Akan tetapi, Menneg

BUMN masih tidak se-tuju. Kemudian kesepa-katan yang sudah dibuat pada 28 Mei lalu, diubah lagi. Jadi, saya ingatkan pemerintah untuk ber-sikap konsisten,” tegas Anggota Komisi V DPR RI ini.

Ia kemudian men-sinyalir ada beberapa pihak yang masih ber-sikeras mempertahan-kan keberadaan empat BUMN. Oleh karena itu, pemerintah patut dide-sak untuk memberikan rumusan serta desain

transformasi 4 BUMN menjadi BPJS.

Bukhori Yusuf

Zuber Safawi

Ma’mur Hasanudin

Adang Daradjatun

Page 14: Edisi 7

Galeri Foto Edisi OKTOBER 2011

Focus Group Discussion (FGD) antara pimpinan KPK dengan anggota DPR RI dari Fraksi PKS, diadakan di Kantor DPP PKS Jakarta, Selasa (9/8). Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua KPK Busyro Muqoddas didampingi Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) Sudjanarko, dan sejumlah

pimpinan Fraksi PKS diantaranya Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal, Bendahara Fraksi Ecky Awal Muharram, dan beberapa anggota legislatif FPKS lainnya. Dalam diskusi ini dibahas mengenai peranan kerjasama institusi KPK dalam penguatan kelembagaan DPR RI.

Seperti tahun-tahun sebelumnya di Bulan Ramadhan, Fraksi PKS DPR RI mengadakan kegiatan Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Fraksi PKS DPR RI, acara tersebut dilangsungkan di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI Gedung Nusantara I Lantai 1, Selasa (16/8) silam. Hadir seluruh Pimpinan

FPKS DPR RI, juga sebagian Anggota FPKS DPR RI serta Assisten Pribadi dan sejumlah Tenaga Ahli Anggota dan Tenaga Ahli Fraksi. Acara ini juga diisi dengan ceramah menjelang berbuka puasa oleh KH. Bukhori Yusuf yang juga Anggota Komisi III DPR RI-Fraksi PKS.

Pimpinan Fraksi PKS DPR RI mengadakan Rapat Koordinasi bersama Tenaga Ahli Poksi (Kelompok Komisi) dan Tenaga Ahli Fraksi guna mendapatkan isu terkini dalam rangka Reformasi Parlemen yang dicanangkan oleh Fraksi

PKS DPR RI, Jum’at (9/9) di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI Gedung Nusantara I Lantai 3. Wakil Ketua Fraksi PKS Agus Purnomo memimpin jalannya diskusi yang didampingi oleh Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim.

FGD Fraksi dengan KPK tentang Penguatan Kelembagaan

Jalin Kebersamaan dengan Buka Puasa Bersama

Kelompok Komisi (POKSI) X Fraksi PKS DPR RI menyelenggarakan Diskusi Interaktif tentang Pendidikan Nasional yang mengangkat Tema “Mau Dibawa Kemana Pendidikan Nasional Kita?”, Kamis (13/10) bertempat di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI Gedung Nusantara I Lantai 3, Senayan Jakarta.

Hadir dalam diskusi tersebut, Direktur Institute For Education Reform Utomo Dananjaya (kedua kanan), Pengamat Pendidikan Darmaningtyas (kedua kiri) dan Anggota Komisi X DPR RI Rohmani (kiri). Menurut salah seorang panitia, acara ini direncanakan akan diadakan secara berkala.

Fraksi Gelar Diskusi Pendidikan Nasional

Raokr Pimpinan dan Tenaga Ahli Fraksi tentang RAPBN 2012

Page 15: Edisi 7

Galeri FotoEdisi OKTOBER 2011

Pimpinan Fraksi PKS DPR RI mengadakan Rakor (Rapat Koordinasi) bersama Tenaga Ahli Poksi (Kelompok Komisi) dan Tenaga Ahli Fraksi guna mendapatkan isu terkini dalam rangka Reformasi Parlemen yang

dicanangkan oleh Fraksi PKS DPR RI, Jum’at (9/9) di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI Gedung Nusantara I Lantai 3. Wakil Ketua Fraksi PKS Agus Purnomo memimpin jalannya diskusi yang didampingi oleh Sekretaris Fraksi

Pimpinan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI menyelenggarakan Diskusi Kebangsaan bersama Sekretaris Jenderal DPP PKS yang juga Wakil Ketua DPR RI M. Anis Matta, Selasa (13/9) di Ruang Rapat Pleno FPKS Gedung Nusantara I Lantai 3. Acara berformat dialog interaktif ini berlangsung selama 3 jam, dalam

diskusi rutin ini disinggung terkait masalah kondisi kekinian bangsa, mulai dari isu tentang Reshuffle sampai dengan isu Pemberantasan Korupsi. Dalam diskusi ini juga dihadiri oleh sejumlah Pimpinan Fraksi PKS, seperti Ketua FPKS Mustafa Kamal, Sekretaris FPKS Abdul Hakim dan Wakil Ketua Fraksi Agus Purnomo.

Diskusi Kebangsaan bersama Sekjen DPP PKS M. Anis Matta

Rakor Pimpinan Fraksi bersama Tenaga Ahli Tentang Reformasi Parlemen

Belum selesainya proses penetapan Pimpinan KPK, Poksi III FPKS DPR RI mengadakan Diskusi bertema Mencari Pimpinan KPK Ideal, Jum’at (30/9) yang berlangsung di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR RI Gedung Nusantara I Lantai 3, Senayan Jakarta. 2 (dua) orang Profesor yang pakar dalam bidang

hukum kenegaraan hadir dalam acara diskusi ini , Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH (kedua kiri) dan Prof. Dr. Saldi Isra (kanan). Acara yang dimoderatori Abdul Rozaq ini memberikan pemahaman tentang calon pemimpin KPK yang saat ini masih menjadi polemik di Komisi III DPR RI.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kedua kanan) menyampaikan paparannya terkait perkembangan Koperasi di Jawa Barat pada acara Seminar Nasional tentang Koperasi, yang diadakan oleh Poksi VI FPKS DPR RI, Rabu (28/9) di Ruang KK Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan Jakarta.

Turut hadir Ketua Perhimpunan BMT Indonesia Awalil Rizky (paling kiri), Deputi Menteri Koperasi & UKM RI Untung Basuki, Anggota Komisi VI DPR RI Ecky Awal Mucharam, Moderator IBP Angga Antagia, dan Pengamat Koperasi dari IPB DR. Lukman M. Baga (paling kanan).

Seminar Koperasi Indonesia “Mencari Format Koperasi Ideal”

Round Table Discussion “Mencari Pimpinan KPK Ideal”

Page 16: Edisi 7

Edisi OKTOBER 2011Galeri Foto Rapimnas

Dua Srikandi Parlemen dari Fraksi PKS DPR RIKini, sepeninggal Almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh, praktis Fraksi PKS DPR RI hanya memiliki dua orang srikandi di Parlemen Pusat, Ledia Hanifa Amaliah (kiri) dan Herlini Amran (kanan).

Do’a KemenanganDipandu oleh Calon Gubernur Banten Jazuli Juwaini dihadapan sekitar 300-an Pimpinan PKS se-Indonesia.

Konferensi PersSejumlah awak media terlihat antusias menyimak penjelasan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq terkait diadakannya Rapat Pimpinan Nasional ( Rapimnas ) 2011 kali ini.

Pemukulan GongPresiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq didampingi Sekjen PKS Anis Matta, Bendahara PKS Mahfudz Abdurrahman, Ketua DSP PKS Surahman Hidayat, dan Ketua MPP PKS Untung Wahono, melakukan pemukulan gong sebanyak 3 kali, tanda dimulainya rangkaian acara Rapimnas yang berlangsung di Hotel Sahid Jakarta, Jum’at (14/10).

Sholat dan Do’aDalam setiap aktivitas dan kesempatan, tidak ada batasan tempat untuk melakukan ibadah, dan ini yang selalu dilakukan oleh seluruh kader PKS .

Do’a Duka Cita untuk Almarhum Aryo JudhokoDilantukan pula oleh Salah Seorang Anggota Majelis Syuro PKS KH. DR. Muslih Abdul Karim, MA .

Sambutan Pembuka Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) 2011Presiden Luthfi Hasan Ishaaq memberikan orasi pembuka Rapimnas 2011 yang juga diliput sejumlah media nasional.

Page 17: Edisi 7

Kunjungan KerjaEdisi OKTOBER 2011

Medan, Suara Keadilan – Muham-mad Idris Lutfi anggota Komisi VII DPR RI melaksanakan Kunjungan Kerja pada Seminar Program Pro-teksi dan Keselamatan Radiasi di Bidang Radiodiagnostik dan Intervensional serta Pembinaan Keselamatan Radiasi dalam Bi-dang Industri, Jumat (09/09) di Medan Sumatera Utara. Beliau mengungkapkan, sikap Komisi VII DPR RI terhadap pemanfaatan te-

naga nuklir sangat jelas bahwa kita ingin memanfaatkan tenaga nuklir sebesar-besarnya untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indone-sia. Lebih lanjut Anggota Legisla-tif Fraksi PKS ini menyampaikan, Komisi VII telah meminta kepada BAPETEN agar melakukan in-ventarisasi peralatan, penyediaan fasilitas alat uji, serta ketersediaan SDM yang berkualifikasi.

Hulu Sungai Tengah, Suara Keadilan - Silaturrahim dan serap aspirasi bersama Tokoh Masyara-kat, Kyai Muhtar di Pondok Pe-santren Ibnul Amin, Senin (15/8), di Desa Pamangkih, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Pada kesempatan ini hadir Bupati, Wa-kil Bupati, dan beberapa Pejabat Pemkab HST, Ketua DPRD, Ang-gota DPRD HST, Anggota DPRD Kalimantan Selatan, dan beberapa

tokoh masyarakat lainnya.Para tokoh menyampaikan

persoalan penonaktifan Bupati setempat, Fakih Jarjani, karena beliau adalah sosok bersih, oleh karenanya mereka mendukung proses pengajuan Peninjauan Kembali atas perkara yang sedang dihadapinya. Pada kesempatan tersebut Bupati juga meminta ma-sukan profil pengganti Bupati bila tetap terjadi penggantian.

Paser, Suara Keadilan - Rom-bongan Anggota DPR RI Komisi IX yang dipimpin Abdul Aziz Suseno berkunjung ke Kabu-paten Paser, Kamis (14/7) dan diterima di Pendopo oleh Plt. Asisten I Bidang Pemerintahan Heriansyah Idris bersama ketua DPRD Paser dan sejumlah peja-bat di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Paser. Kunjungan

ini terkait dengan sengketa la-han eks Transmigrasi di Desa Padang Pengrapat dan Desa Jone, Kecamatan Tanah Grogot, Paser Kalimantan Timur. Abdul Aziz menyampaikan, banyak manfaat yang bisa dipetik dari adanya program transmigrasi, kemajuan dan perkembangan wilayah jauh lebih cepat. Ang-gota Fraksi PKS ini pun berharap

agar konflik perbatasan diantara kedua desa ini segera selesai dan Komisi IX akan memanggil pi-hak terkait, seperti Kementrian Transmigrasi dan Tenaga Kerja dan juga Badan Pertanahan Na-sional untuk dapat segera mela-kukan koordinasi agar mem-percepat penyelesaian sengketa lahan tersebut.

Sikka Maumere, Suara Keadilan - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ahmad Zai-nuddin, memberikan sambutan dalam pelaksanaan Geladi Lapangan Penang-gulangan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang berlangsung di Patisomba, Sikka Maumere Nusa Tenggara Timur, Rabu (28/9), Geladi ini juga merupakan puncak kegiatan dari Geladi Penanggu-langan Bencana Gempa Bumi dan Tsu-nami yang dimulai sejak Sabtu (24/9). Sebagai daerah yang memiliki potensi bencana gempa tsunami, Maumere ter-pilih menjadi tuan rumah. Geladi ini di-maksud untuk meningkatkan kewaspa-

daan dan kesiapsiagaan bagi masyarakat, aparat pemerintah dan non pemerintah pada semua tingkatan khususnya ka-bupaten dan Provinsi NTT terhadap ancaman gempa tsunami. Terlepas dari segala kekurangan, simulasi nasional ini paling tidak memiliki dampak baik bagi masyarakat yang terlibat. Simulasi yang berjalan ditengah teriknya mentari disaksikan sejumlah masyarakat, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, sejumlah anggota DPR RI dari Komisi VIII, serta tamu undangan lainnya dari Pemerintah Pusat, Pemprov dan Kabupaten Sikka.

Tenaga Nuklir Untuk Kemakmuran Rakyat

Silaturrahim dan Serap Aspirasi Masyarakat Hulu Sungai Tengah

Geladi Penanggulangan Bencana Gempa di Sikka Maumere NTT

Penyelesaian Sengketa Lahan eks Transmigrasi di Tanah Grogot Kalimantan Timur

Diolah dari berbagai sumber

Page 18: Edisi 7

Ekonomi, Industri & Teknologi Edisi OKTOBER 2011

Pemerintah Jangan Reaktif Tanggapi RIM

Pentingnya Roadmap Pengelolaan BUMN

Mendesak Pembenahan Infrastruktur untuk

Mendukung Investasi

‘Aku Cinta Indonesia’ Jangan Hanya Slogan

Jakarta, Suara Keadi-lan - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di-desak untuk segera menyampaikan Ren-cana Kerja (Roadmap) Pengelolaan BUMN. Hal ini agar masyara-kat dapat menilai dan memberikan masukan sehingga diharapkan muncul BUMN-BUMN yang dapat berperan secara signifikan dalam menggerakkan sektor ekonomi dalam negeri. Hal ini disampaikan anggota Komisi VI DPR Mahfudz Abdur-rahman, di Jakarta, Jum’at (16/9). “Peng-elolaan BUMN saat ini masih belum tertata dengan baik sehingga menimbulkan banyak persoalan, mulai dari penurunan tingkat pro-duksi yang signifikan sampai BUMN yang terus merugi,” terang Mahfudz.

Bahkan dalam te-muan legislator PKS ini, masih banyak BUMN yang harus disuntik oleh pemerin-tah dengan meka-nisme pembiayaan dari Anggaran Penda-patan Belanja Negara (APBN), sehingga oto-matis menjadi bagian dari beban negara.

Persoalan-persoalan tersebut, lanjut Mah-fudz, menunjukkan bahwa Kementerian BUMN belum memiliki pola baku dalam peng-elolaan badan usaha yang ada, sehingga penanganan permasa-lahan yang ada selama ini hanya bersifat reak-tif semata tanpa peren-canaan matang.

Dalam pandangan Mahfudz, kalau saja Kementerian BUMN memiliki rencana kerja yang jelas dan terbuka tentang pengelolaan BUMN, tentunya se-mua persoalan-perso-alan di atas atau per-soalan lain yang ber-potensi akan muncul dapat diperkirakan dan bisa langsung dipersi-apkan antisipasinya. “Roadmap itu penting agar Kementerian Ne-gara BUMN dapat lebih fokus mengelola dan mengatur BUMN yang jumlahnya tidak ku-rang dari 141. Sehingga kerja yang dilakukan bukan reaktif melain-kan preventif dan te-rencana,” tandas Ang-gota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat

VI ini.

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi VI DPR RI Mustafa Kamal, men-desak pemerintah segera membenahi infrastruk-tur, khususnya pelabu-han, untuk mendukung

rencana investasi sejum-lah investor asing di da-lam negeri. “Pembenahan ini harus menjadi priori-tas dalam pembangunan karena menjadi modal untuk menarik investor melakukan investasi di Indonesia,” ujarnya di Gedung DPR Jakarta, Ka-mis (15/9).

Menurut Kamal yang juga Ketua Fraksi PKS DPR ini, jika pembangu-nan pelabuhan baru memakan waktu lama dan membutuhkan bi-aya yang sangat besar,

hal utama yang bisa dilakukan adalah

membenahi pe-labuhan yang

sudah ada.

Seperti diberitakan sebelumnya lima princi-pal otomotif dari Jepang dan China yang terdiri atas Toyota Motor Cor-poration, Daihatsu Motor Co Ltd, Suzuki Motor Corporation, Nissan motor company, dan Zhejiang Geely Holding group (Geely Automobi-le Holding ltd) berencana berinvestasi di Indonesia dalam jangka panjang. Secara khusus, Toyota Motor Corporation (TMC) akan menjadikan Indonesia sebagai basis industri untuk mema-sok kebutuhan di Asia. Untuk meningkatkan kapasitas TMC memiliki komitmen untuk men-anamkan modal US$388 juta atau sekitar Rp 3,1

Triliun, dari 100.000 unit menjadi 200.000

unit. TMC juga akan me-nambah investasi hingga US$ 312,5 juta atau Rp 2,5 triliun. Investasi ini akan meningkatkan jaringan penjualan dari 210 gerai menjadi 350 gerai.

Mustafa Kamal me-negaskan, rencana in-vestasi tersebut harus didukung oleh pemerin-tah karena akan berpe-ran dalam pertumbu-han dan perkembangan industri dalam negeri. “Iklim investasi harus ditumbuh-kembangkan di negara kita sehingga bisa mendorong pertum-buhan industri, apalagi komitmen investasi me-reka ini terbilang cukup besar (sebesar Rp 17 tri-liun atau sekitar US$ 2,12 miliar),” kata politisi PKS dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I ini.

Jakarta, Suara Keadilan - Pemerintah diminta ti-dak reaktif menanggapi keputusan Research In Motion (RIM) selaku pro-dusen BlackBerry, yang memilih membangun pabrik di Malaysia ke-timbang di Indonesia. Menurut anggota Komisi VI DPR RI Ecky Awal Mucharam, pemerintah seharusnya introspeksi mengapa RIM lebih me-milih berproduksi di Ma-laysia padahal basis pa-sarnya di Indonesia. Hal ini disampaikan Ecky di DPR, Kamis (8/9).

Dalam pandangan-nya, pilihan RIM tersebut diambil karena penilaian mereka terhadap iklim in-vetasi di Indonesia yang dianggap belum kondu-sif. Efeknya, lanjut Ecky, walaupun dekat dengan

pasar namun tetap tidak mampu mengkompen-sasi buruknya infrastruk-tur serta biaya tinggi per-ekonomian di Indonesia, yang disebabkan oleh bu-daya korupsi dan suap di kalangan birokrasi. “Pe-merintah jangan selalu menggunakan pende-katan kekuasaan untuk menyelesaikan masalah, apalagi terhadap dunia bisnis. Karena pebisnis itu pasti punya hitung-hitungan, RIM memilih Malaysia karena fasilitas infrastruktur dan iklim ekonominya lebih baik,” terang Ecky.

Menurut politisi PKS itu, seharusnya pemerin-tah fokus memperbaiki masalah infrastruktur dan birokrasi serta tidak bersikap reaktif. Selain itu, Ecky juga menekan-

kan agar pemerintah berhati-hati menetapkan pajak dan tarif lainnya, agar konsumen RIM di Indonesia tidak dirugi-kan. “Pembebanan tarif perdagangan tertentu juga tidak bisa dilakukan karena Indonesia terikat

dengan perjanjian perda-gangan bebas. Pengenaan pajak tertentu juga harus dikaji lagi, jangan sampai nanti malah merugikan konsumen BlackBerry di Indonesia. Kalau permin-taan BlackBerry inelastik, maka efek pajak sebagian besarnya akan ditang-gung oleh konsumen kita,” tutupnya.

seharusnya pemerin-tah fokus memperbaiki masalah infrastruktur

dan birokrasi serta tidak bersikap reaktif

Iklim investasi harus ditumbuh-kembangkan di negara kita sehingga bisa mendorong pertumbuhan

industri

Mustafa Kamal

Ecky Awal Muharram

Jakarta, Suara Keadilan - Gerakan Aku Cinta Indo-nesia (ACI) sudah berta-hun-tahun dicanangkan. Namun hingga saat ini, gerakan tersebu t seolah hanya menjadi slogan yang menempel di span-duk, sandaran kursi pesa-wat, dan fasilitas umum lainnya. “Kita harus menggalakkan kembali ‘Aku Cinta Indonesia’. Program yang dirancang pun harus tepat sasaran, jangan hanya membuat slogan-slogan tapi tidak memberikan pengaruh

kepada produk dalam negeri,” ujar anggota Ko-misi VI DPR RI Refrizal, di Jakarta, Jumat (16/9).

Lebih jauh politisi Partai Keadilan Sejahtera ini menyesalkan, gerakan yang diharapkan mampu mendorong minat masy-arakat membeli produk dalam negeri, justru kian pupus. Hal ini juga dip-engaruhi membanjirnya produk impor di Tanah Air. “Bagaimana masy-arakat mau membeli pro-duk dalam negeri, kalau pilihan di pasar ternyata

lebih banyak barang im-por dengan harga lebih murah dan kualitas lebih baik,” tambahnya.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Suma-tera Barat II ini menyata-kan perlu ada keseriusan, terutama dari Kemente-rian Perindustrian dan Perdagangan sebagai pembuat kebijakan da-lam menyusun serta mengalokasikan dana untuk program ACI ini. “Harus ada semacam kerja yang konstruktif untuk membangkitkan

produksi dan konsumsi pada produk dalam ne-geri, dan sudah sewajar-nya Pemerintah menjadi fasilitator utama dalam upaya ini,” usul Re-frizal.

Refrizal

Mahfudz Abdurrahman

Page 19: Edisi 7

Ekonomi, Industri & TeknologiEdisi OKTOBER 2011

Distribusi Bermasalah, Subsidi BBM Kembali BobolJakarta, Suara Keadi-lan - Direktur Perta-mina Karen Agustia-wan, memperkirakan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan melampaui kuota yang ditanggung Anggaran Pendapatan Belanja N e g a r a - P e r u b a h a n (APBN-P) Tahun 2011. Hal disebabkan ada-nya pertumbuhan realisasi konsumsi 5 tahun terakhir untuk premium sebesar 8% per tahun dan per-tumbuhan konsumsi solar 6% per tahunnya. Salah satu faktornya, menurut Karen, adalah rata-rata pertumbuhan kendaraan yang men-capai 14,73% per tahun (dari tahun 2000-2009). Karen menyampaikan hal tersebut dalam Ra-pat Dengar Pendapat (RDP) bersama ang-gota Komisi VII DPR Kamis (8/9).

Menanggapi hal tersebut, Anggota Ko-misi VII DPR Sohibul Iman, menilai ada yang salah dalam cara pe-merintah melakukan pendistribusian BBM Bersubsidi, mengenda-likan laju pertumbuhan kendaraan dan pembe-nahan sistem transpor-tasi massal. “Sejauh ini kita sepakat bahwa alokasi BBM Bersubsidi itu salah sasaran, kare-na rakyat miskin justru lebih sedikit menerima subsidi BBM,” ujarnya di Jakarta, Jum’at (9/9).

Menurut Sohibul Iman, pemerintah ha-rus mengambil lang-kah yang lebih strate-gis dalam mengatasi

bobolnya subsidi BBM dan tidak hanya mem-bebankan pada APBN. Peraih gelar Dok-tor di Japan Advanced Insitute of Science and Technology (JIST) Ishi-kawa Jepang ini meng-ingatkan, bila terjadi tambahan kuota BBM Bersubsidi maka beban keuangan negara akan semakin berat karena dana subsidi di APBN Tahun 2011 akan mem-bengkak, dari semula 38,5 juta kiloliter (se-tara Rp.95,9 trilyun menjadi 40,5 juta kilo-liter (setara Rp.117 tri-lyun), dan saat ini akan dinaik kan lagi menjadi 41,8 juta kiloliter.

Dalam pandangan Legislator Fraksi PKS dari Daerah Pemilihan DKI II ini, di awal ta-hun 2011 pemerintah sebenarnya sudah me-miliki program pengen-dalian dengan mem-batasi konsumsi BBM Bersubsidi hanya untuk kendaraan roda dua, kendaraan umum dan kendaraan pengangkut barang/usaha kecil. Alat pengendalinya pun sudah tinggal disem-purnakan, diantaranya RFID (Radio Frequency Identification), sistem Barcode dan juga smart card. “Kalau memang serius dengan kekhawa-tiran membengkaknya subsidi, maka pe-merintah harus segera melakukan pengaturan distribusi BBM sub-sidi. Lampu hijau dari DPR sudah ada, tek-nologi pengaturannya pun ada, jadi tunggu apa lagi?” tegas Sohibul Iman.

Pansel KPPU

Jangan Menyalahi Undang-UndangJakarta, Suara Keadilan - Klausul dilarangnya anggota partai politik mencalonkan diri men-jadi anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) diperta-nyakan Komisi VI DPR. Hal ini dikarenakan ke-tentuan tersebut tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, yang menjadi dasar hukum terbentuknya KPPU. Demikian diung-kap anggota Komisi VI Tossy Aryanto, usai Ra-pat Kerja dengan KPPU, Kamis (15/9). “Dalam syarat yang ada di Pani-tia Seleksi (Pansel), ada ketentuan tidak terdaftar sebagai anggota partai politik. Partai Politik yang sah saat ini kan bu-kan organisasi terlarang, jadi tidak ada salahnya anggota partai mencalon-kan diri sebagai anggota KPPU,” tegas Tossy.

Tossy yang merupa-kan Legislator dari Fraksi

PKS ini, merujuk pada Pasal 32 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Monopoli dan Praktek Persaingan Usaha, yang menyebutkan bahwa per-syaratan anggota komisi adalah : warga negara Republik Indonesia, be-rusia sekurang-kurang-nya 30 (tiga puluh) tahun dan setinggi-tingginya 60 (enam puluh) tahun pada saat pengangkatan; setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Da-sar 1945; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; jujur, adil, dan berkelakuan baik; bertempat tinggal di wilayah negara Re-publik Indonesia; berpe-ngalaman dalam bidang usaha atau mempunyai pengetahuan dan keah-lian di bidang hukum dan atau ekonomi; tidak pernah dipidana; tidak pernah dinyatakan pai-lit oleh pengadilan; dan tidak terafiliasi dengan

suatu badan usaha.“Kalaupun ada

penambahan persyara-tan jangan sampai mem-persempit ruang pilihan bagi calon yang memang memiliki kapasitas me-madai. Toh, DPR tetap akan melakukan fit and proper test terhadap ca-lon yang diajukan oleh Pansel KPPU nantinya,” tegas politisi dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII ini.

Seperti diketahui sebelumnya, Panitia Se-leksi (Pansel) Calon Anggota KPPU telah dibentuk

oleh Presiden melalui Ke-putusan Presiden Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan Panitia Seleksi Pemilihan Calon Anggota KPPU pada 14 Juli 2011. Pansel ini dibentuk sehubungan dengan masa jabatan Anggota KPPU periode

2006 – 2011 yang akan s e g e r a berakhir.

Izin Ekspor TPPI

Bisa Rusak Tata Niaga Dalam NegeriJakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Su-gihono Karyosuwondo, meminta pemerintah membatalkan model re-strukturisasi utang PT Trans Pacific Petrochemi-cal Indotama (TPPI) ka-rena diduga merupakan praktek ijon yang berpo-tensi merugikan negara. “Restrukturisasi ini ha-nya semacam praktik ijon yang merugikan negara saja. Sebaiknya, pemerin-tah membatalkannya,”

katanya di Jakarta, Senin (12/9).

Menurut Sugihono, melalui sistem ijon ini TPPI akan meminjam dana satu miliar dolar AS dari Deutsche Bank dan kemudian memperoleh keuntungan berlipat-lipat. Ditambah lagi, sete-lah proses restrukturisasi, kilang TPPI akan tetap menjadi milik Honggo Wendratmo, bukan mi-lik pemerintah, BP Mi-gas ataupun Pertamina. “Pemberian izin ekspor

membeli seluruh aset TPPI, sehingga asetnya akan menjadi milik ne-gara dan bisa jauh lebih bermanfaat untuk masya-rakat,” saran Sugihono.

ke TPPI dikhawatirkan akan merusak tata niaga elpiji dalam negeri,” jelas-nya.

Dalam pandangan Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Jawa Tengah VII ini, opsi ter-baik yang harus segera diambil adalah Perta-mina mengambil alih aset perusahaan dengan membeli kilang TPPI, sehingga akan menjadi aset negara. “Jauh lebih baik jika Pertamina yang meminjam uang untuk Sugihono Karyosuwondo

Sohibul Iman

Tossy Aryanto

Kenaikan TDL Dinilai Tak LogisJakarta, Suara Keadilan - Komisi VII DPR masih belum sepakat dengan rencana pemerintah me-naikan Tarif Dasar List-rik (TDL) sebesar 10% untuk pelanggan di atas 450 VA. Menurut salah satu Anggota Komisi VII DPR Zulkieflimansyah, pengecualian kenaikan listrik bagi pelanggan 450 VA dinilai tidak riil. Ka-rena pada saat ini, justru sudah banyak pelanggan listrik yang berada di ke-las 900 VA. “Kalau naik-kan listrik 10% kecuali 450 VA itu menurut saya hanya akal-akalan. Kare-na sekarang yang paling

kecil justru orang hanya pakai yang 900 VA. Mun-gkin kalau yang 900 VA tidak dinaikkan, itu akan terasa lebih fair,” ung-kapnya di Jakarta, Kamis (29/9).

Politisi PKS ini me-lanjutkan, sebaiknya pemerintah menghapus saja rencana tersebut. Ka-rena hal itu dinilai tidak efektif. Pelanggan listrik 450 VA untuk saat ini sudah lebih sedikit dan terkesan ‘langka’, karena sudah banyak yang me-makai 900 VA. “Jelas saat ini kenyataannya lebih banyak yang mengguna-kan listrik di kelas 900

VA, ini akal-akalan PLN yang arahnya sudah bisa ditebak.” Jelas Zul, pang-gilan akrab Zulkiefliman-syah.

Menurutnya, dengan naiknya tarif listrik, dam-pak sosial yang terjadi akan sangat mahal. Akan muncul aksi demonstra-si, yang membuat pihak kepolisian harus dike-rahkan untuk membuat amannya situasi. “Ini (ke-naikan TDL) juga besar pengaruhnya terhadap industri. Industri kera-mik misalnya, industri keramik kita itu ma-sih kalah bersaing. Jadi kalau saya,

tidak sependapat jika kenaikan listrik ini tidak berpengaruh besar ke-pada sektor manufaktur. Saya juga tidak yakin, ka-rena kenaikan listrik ini akan beri pengaruh juga kepada UKM (Usaha Kecil Menengah),” jelas Anggota DPR dari Dae-

rah Pemili-han Banten II ini.

Zulkieflimansyah

Page 20: Edisi 7

Kartun Edisi OKTOBER 2011

(Tidak) Anti Kritik

Page 21: Edisi 7

InfoEdisi OKTOBER 2011

Page 22: Edisi 7

Kesejahteraan Rakyat Edisi OKTOBER 2011

Namun pada kenyataan-nya, standar minimum pelayanan saja saat ini belum banyak dipenuhi sekolah. “Kemendiknas jangan salah membuat prioritas anggaran. Ke-wajiban UU harus di-d a h u l u k a n , baru program-pro-gram yang

RUU Pengelolaan Zakat

Dengarkan Masukan PublikKasus SMA 6,

Pemerintah Kurang Serius Wujudkan Pendidikan Karakter

Jakarta, Suara Keadilan - Rencana pelaksanaan uji publik Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengelolaan Zakat harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk dapat mendapatkan masukan dari masyarakat. Ka-rena nantinya, RUU ini dinilai akan berdampak luas bagi kemaslahatan umat. “Menurut saya uji publik harus dimanfaat-kan dengan baik, karena RUU ini berimplikasi terhadap masyarakat dan lembaga-lembaga non pemerintah yang selama ini telah menjalankan fungsinya sebagai amil dalam pengumpulan dan

pengelolaan zakat,” kata Anggota DPR dari Komi-si VIII Iskan Qolba Lubis, di Jakarta, Kamis (6/10).

Selama ini, Pengelo-laan Zakat telah diatur oleh UU No 38 Tahun 1999, di mana lembaga amil zakat adalah diben-tuk dan disahkan oleh Pemerintah. Namun menurut Iskan, seiring dengan berjalannya waktu, mulai bermun-culan lembaga-lembaga di luar pemerintah yang bertindak sebagai peng-umpul zakat; menerima dan mengelola zakat dari masyarakat. Kemunculan lembaga ini, lanjut Iskan, membawa dampak po-

sitif namun juga negatif karena ada juga lem-baga yang melakukan penyimpangan dalam pengelolaan zakat. “Ga-gasan bahwa UU 38 Ta-hun 1999 dianggap tidak bisa mengimbangi per-kembangan pengelolaan zakat di masa yang akan datang, menjadi alasan dibahasnya RUU Peng-elolaan Zakat yang baru ini,” jelas Iskan.

Dalam pandangan Legislator PKS ini, RUU Zakat mencakup hal-hal yang krusial di anta-ranya, perkembangan pengelolaan zakat, po-tensi zakat yang besar dan zakat sebagai pen-gurang pajak. “Walau telah diatur oleh UU ter-dahulu, namun pelaks-anaan zakat sebagai pengurang pendapatan kena pajak tidak berjalan sebagaimana mestinya. Selama ini selain mem-bayar pajak, masyarakat Muslim juga tetap berke-wajiban untuk membay-ar zakat,” terang Iskan.

Iskan yakin bahwa RUU ini dapat menga-komodir setiap pihak yang berkepentingan

dan dapat memberikan hasil yang optimal bagi kesejahteraan masyara-kat Indonesia. Untuk itu, Fraksi PKS dalam hal ini Kelompok Komisi VII, telah melakukan berba-gai pertemuan dengan pihak-pihak terkait da-lam pembahasan RUU ini. “PKS telah berupaya merumuskan titik temu pengelolaan zakat ideal, sehingga potensi zakat di Indonesia dapat terea-lisasi dengan optimal,” tutup Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Suma-tera Utara II ini.

ghapal nama-nama provinsi. “Jelas sekali bahwa kebijakan ini justru telah mencip-takan perilaku yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri,” tegas Raihan.

Karena itu, Ang-gota DPR dari Fraksi PKS ini memperta-nyakan keseriusan pe-merintah, mengingat pendidikan karakter sudah menjadi tujuan penyelenggaraan pen-didikan sebagaimana tercantum dalam pa-sal 3 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pen-didikan Nasional. Seharusnya, menurut Raihan, pendidikan karakter bangsa men-jadi salah satu priori-tas dalam RKP 2012 bidang pendidikan, karena menjadi esensi dari penyelenggaraan pendidikan.

Dalam pandangan Raihan, kasus yang terjadi di SMA 6 atas hanyalah ekses dari desain kebijakan pen-didikan yang tidak sesuai dengan tu-juan penyelenggaraan pendidikan tersebut. “Tawuran antarpe-lajar, berbagai kasus moral yang melibatkan guru, kasus korupsi yang melibatkan se-jumlah pejabat, adalah akibat dari rancangan kebijakan pendidikan yang tidak menem-patkan pendidikan karakter tersebut se-bagai prioritas,” tutup Legislator dari Daerah Pemilihan Aceh II ini.

Selama ini selain membayar pajak,

masyarakat Muslim juga tetap berkewajiban untuk

membayar zakat

Raihan Iskandar

Kemdiknas Diminta Fokus Jamin Layanan Pendidikan DasarJakarta, Suara Keadilan - Setiap warga negara wa-jib mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya. Demikian UUD 1945 mengamanatkan ke-pada pemerintah terkait dengan pemenuhan hak warga negara. Pernyata-an jaminan akses layanan pendidikan dasar sudah tertulis dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) 2010-2014 dan juga dalam Ren-cana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012.

Dalam pandangan Anggota Komisi X DPR Nurhasan Zaidi, 65 per-sen anggaran pendidikan terdistribusi di daerah dan justru lebih besar untuk gaji guru. Di sisi lain, Kemendiknas ha-nya mengelola Rp 57,8 trilyun atau sekitar 20 persen dari anggaran pendidikan dan hanya 4 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Ne-gara (APBN). “Ironisnya, porsi terbesar anggaran pendidikan bukan untuk pemenuhan hak pendi-

dikan dasar gratis sesuai amanat UU, tapi justru untuk gaji pegawai,” kata Nurhasan prihatin.

Politisi PKS ini mem-pertanyakan mengapa jaminan layanan pendi-dikan dasar tidak masuk dalam kategori belanja mengikat, tetapi masuk dalam belanja investasi dan pengembangan. Ha-nya 2 program saja yang mendukung pencapaian pendidikan dasar gratis, yaitu subsidi siswa misk-in dan rehabilitasi ruang belajar SD dan SMP. “Ini adalah kebiasaan buruk Kemendiknas selama ini, banyak membuat pro-gram yang terkesan wah, tetapi kewajiban dasar-nya tidak ditunaikan yaitu penyelenggaraan pendidikan dasar gratis,” ungkapnya.

Menurut Nurha-san Zaidi, pemenuhan pendidikan dasar gratis sesungguhnya merupa-kan konsep yang mudah dan sederhana. Berda-sarkan Standar Nasional Pendidikan, setiap seko-lah bisa direncanakan pe-menuhan kebutuhannya.

Jakarta, Suara Keadi-lan - Kasus kericuhan yang melibatkan Pe-lajar SMA Negeri 6 Jakarta dan sejumlah wartawan menunjuk-kan bahwa Pemerintah belum serius mewu-judkan pendidikan yang berkarakter. Kritik ini disampai-kan Anggota Komisi X DPR RI Raihan Is-kandar, di Senayan, Rabu (21/9). “Selama ini, pemerintah sering kali menggaungkan pendidikan karakter ini, tetapi justru tidak menjadikannya seba-gai sasaran dan pro-gram kerja terpadu,” sesalnya.

Raihan mencon-tohkan, dalam Ren-cana Kerja Pemerin-tah (RKP) tahun 2012 misalnya, sama sekali tidak menempatkan pendidikan karakter ini sebagai prioritas. Sebaliknya, tambah Raihan, pemerintah justru lebih fokus kepada pencapaian berupa angka-angka (kuantitatif), seperti pencapaian angka Par-tisipasi Kasar (APK) SD dan SMP. Lebih pa-rah lagi, lanjutnya, Pe-merintah malah lebih serius mengejar target kelulusan dalam Ujian Nasional yang justru menciptakan berba-gai macam persoalan; seperti kecurangan, contek massal yang dilakukan baik oleh guru maupun siswa, dan kasus pemukulan guru terhadap siswa yang tak bisa men-

sifatnya pengembangan,” tandas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat IX ini.

Nurhasan Zaidi

Iskan Qolba Lubis

Page 23: Edisi 7

Edisi OKTOBER 2011

Jakarta, Suara Keadi-lan - Pelaksanaan Haji tahun 1432 H/ 2011 M mendapat tamba-han kuota sebesar 10 ribu jamaah. Dengan penambahan kuota dari Pemerintah Arab Saudi ini, Kementerian Agama (Kemenag) hendaknya memak-simalkan pelayanan pada para jamaah haji. Jangan sampai masa-lah yang terjadi pada tahun lalu terjadi pada tahun ini mengingat dari segi fasilitas dan lokasi semua sudah dipenuhi dengan baik.

Anggota Komisi VIII DPR R, Herlini Am-ran, mengungkapkan hal tersebut saat hendak mengikuti konsinyering Komisi VIII DPR RI dengan empat mitra kerja di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Jumat (16/9). “Pemondokan yang dekat dengan Ma-sjidil Haram dan kuota haji yang sudah ditam-bah, saya kira tidak ada alasan lagi bagi Keme-nag untuk mentoleransi segala macam masalah pelayanan. Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin,” ingat-nya.

Berdasarkan peng-awasan tahun lalu, ma-salah kesehatan paling banyak mendapat cata-tan. Mulai dari petugas kesehatan yang tidak seimbang dengan jum-lah jamaah, kurang-nya persediaan obat, hingga jamaah haji yang berusia lanjut dan jamaah haji yang hamil tua. Dengan masalah tersebut, menyebab-kan angka kematian

jamaah haji tahun 2010 lebih banyak dari ta-hun sebelumnya.

“Ada jamaah haji yang usianya sudah sangat sepuh, ada yang ternyata sedang ha-mil tua dan akhirnya melahirkan. Masalah tersebut harusnya menjadi prioritas agar tidak terulang kembali pada tahun ini. Kita se-mua berharap jamaah haji Indonesia dapat melaksanakan hajinya dengan baik dan bisa pulang dengan se-lamat,” harap Herlini.

Untuk meminima-lisir masalah, Herlini yang juga anggota Tim Pengawas Haji DPR RI ini meminta, agar Kemenag bisa memak-simalkan peran Kantor Misi Haji Indonesia (KMHI) di Arab Saudi. Dengan anggaran yang besar, KMHI diharap-kan bisa meminimali-sir segala kekurangan yang ada. “KMHI di Arab Saudi sudah di-anggarkan sejak tahun lalu sebesar Rp 5 mi-liar. Tahun ini kurang lebih jumlahnya sama. KMHI bisa mengambil hikmah dari pelaks-anaan haji tahun sebe-lumnya, dan harusnya sudah bisa memetakan sekaligus memperbaiki masalah yang ada,” te-gasnya.

Dana PPID Bukan Untuk Program Teknis

untuk membereskan pe-kerjaan rumah yang ter-sisa,” ingat Ledia.

Ledia lantas meminta pemerintah untuk tidak lagi membuang-buang waktu dalam menyele-saikan pembahasan DIM ini. “Ini bukan kali perta-ma pemerintah nampak mengulur-ulur waktu pembahasan, tapi saya berharap menjadi yang terakhir. Jangan sampai rakyat jadi marah karena masa sidang usai semen-tara pembahasan tidak selesai untuk mengesah-kan RUU ini. Karena itu target pengesahan RUU pada 27 Oktober menda-tang harus sama-sama diusung agar tercapai,” tandas Ledia tegas.

Jakarta, Suara Keadilan - Langkah menuju peng-esahan RUU BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial) yang diharapkan akan terlaksana pada akhir masa sidang DPR, ya-kni pada akhir Oktober 2011, kembali terhalang. Untuk kesekian kalinya, rapat kerja antara DPR dan pemerintah soal BPJS yang telah dijadwalkan berlangsung pada Rabu malam, 5 Oktober, ha-rus dibatalkan akibat tidak hadirnya wakil pe-merintah dalam hal ini Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Kepastian tidak hadirnya wakil pe-merintah ini baru dike-tahui pihak DPR sekitar pukul 18 petang. Alasan yang diberikan pemerin-tah adalah karena keti-daksiapan bahan presen-tasi.

“Rapat yang semes-tinya berlangsung Rabu malam itu diagendakan untuk mendengarkan presentasi pihak pe-merintah mengenai si-mulasi transformasi BPJS, namun setelah waktu ra-pat hampir tiba, barulah

datang kabar dari pihak pemerintah soal pemba-talan rapat dengan alasan ketidaksiapan bahan,” terang Ledia Hanifa, sa-lah seorang anggota Pa-nitia Khusus BPJS, Rabu (5/10).

Anggota Pansus dari Fraksi PKS ini menyesal-kan kejadian itu dan me-lihat hal tersebut sebagai wujud ketidakseriusan dari pemerintah. “Kese-pakatan untuk mempre-sentasikan simulasi ini sudah dibuat sejak rapat kerja tanggal 29 Sep-tember yang lalu. Dan kemudian pada raker 4 Oktober, pihak pemerin-tah telah menegaskan kembali kesiapan mereka untuk melakukan pre-sentasi. Karena itu pem-batalan rapat semalam memunculkan pertany-aan, apakah pemerintah benar-benar serius ingin bersegera mewujudkan jaminan sosial bagi rakyat Indonesia? Nampaknya tidak. Mendekati masa akhir sidang dimana kita sama berharap RUU ini bisa disahkan, pemerin-tah justru menunjukkan

ketidakseriusannya,” ke-cam Ledia.

Memang pada Ka-mis, 6 Oktober, akan dilangsungkan pula rapat kerja antara DPR dan pemerintah untuk membahas DIM (Daftar Inventaris Masalah) yang tidak terkait dengan soal transformasi. Namun masalah transformasi ini, menurut aleg dari daerah pemilihan Jawa Barat 1 ini, tetap akan menjadi ganjalan.

Masih menurut Le-dia, sampai saat ini masih ada pekerjaan rumah ter-kait 41 DIM yang belum selesai, yaitu soal trans-formasi BPJS dan tata cara pemilihan seleksi Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. “Dengan waktu yang semakin pendek, pemerintah sudah se-harusnya membuktikan kepada masyarakat soal keseriusannya mewu-judkan jaminan so-sial, diantaranya dengan bers-ungguh-sung-guh meman-faatkan waktu yang tersisa

Ledia Hanifah

Pemerintah Kurang Serius

Sahkan RUU BPJS Kemenag Harus Maksimalkan Peran Kantor Misi Haji di Arab Saudi

Herlini Amran

Martri Agoeng

Subsidi BBM Tidak Pro RakyatJakarta, Suara Keadilan - Wakil Ketua Banggar DPR RI Tamsil Linrung mengatakan, usulan pe-merintah tentang kebija-kan subsidi energi dalam RAPBN 2012 sangat tidak pro rakyat, khususnya dari sisi distribusi dan penerima subsidi BBM. “Banggar menemukan data dan fakta di la-pangan yang sangat tidak pro rakyat secara khusus, dan efisiensi ekonomi nasional secara umum dan jangka panjang,” je-las Tamsil d a l a m R a p a t Banggar

DPR RI di Senayan, Rabu (12/10).

Tamsil menjelaskan, ada tiga fakta pendu-kung mengapa subsidi BBM tidak pro rakyat. Pertama, jika dilihat dari jenis BBM bersubsidi maka persentase terbesar terdapat pada jenis BBM premium, yaitu sebesar 60 persen dari jenis BBM bersubsidi. Kedua, lanjut Tamsil, jika dilihat dari sasaran penerima subsidi berdasarkan data pen-ghasilan (pengeluaran) yang bersumber data dari Susenas (Survei So-sial Ekonomi Nasional) 2008 dan penelitian Bank Dunia 2010 mengenai persentase kelompok rumah tangga penerima

s u b s i d i , terdapat 25 persen

k e l o m p o k

rumah tangga dengan penghasilan (berdasar pengeluaran) per bulan tertinggi menerima alo-kasi subsidi sebesar 77 persen. Sementara itu, 25 persen kelompok rumah tangga dengan penghasi-lan (berdasar pengelua-ran) per bulan terendah hanya menerima subsidi sekitar 15 persen.

Ketiga, jika dilihat dari sektor pengguna khususnya premium, akan terlihat sekitar 89 persen digunakan oleh transportasi darat, di-mana mobil pribadi menggunakan sebesar 53 persen, motor 40 persen, mobil barang 4 persen dan angkutan umum 3 persen.

“Dan selanjutnya, jika dilihat konsumsi pre-mium per wilayah, akan terlihat wilayah Jawa dan

Bali sebagai pengguna terbesar yaitu sebesar 59 persen, kemudian diikuti oleh Sumatera sebesar 18 persen, Kalimantan se-kitar 5 persen, NTB dan NTT sekitar 2 persen, dan sisannya kawasan lain di Indonesia yang rata-rata sekitar 1 persen per Pro-vinsi,”, ungkap Anggota DPR RI Dapil Sulsel II ini.

“Sangatlah jelas, terdapat ketimpangan terutama dari sisi pene-rima subsidi dan wilayah yang menikmati subsidi tersebut. Dengan kata lain, yang menikmati kebijakan subsidi BBM khususnya premium adalah orang yang me-miliki mobil pribadi dan berdomisili di wilayah Jawa-Bali, yang notabene adalah kalangan eko-nomi menengah atas,” tutup Tamsil.

Tamsil Linrung

Transmigrasi. Anggaran sebesar 500 Milliar da-lam proyek ini, seharus-nya tidak dialokasikan untuk program teknis. Demikian disampai-kan Anggota Komisi IX Badan Anggaran DPR Martri Agoeng, di Jakar-ta, Senin (12/9).

Menurut Martri, ka-rena bukan anggaran untuk program teknis, maka anggaran tersebut bukan di bawah Kemen-terian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemena-kertrans) yang dipimpin Muhaimin Iskandar, me-lainkan di bawah Kemen-

terian Keuangan yang dipimpin Menteri Agus Martowardojo. “Karena itulah mengapa saya dan anggota Komisi IX lain-nya tidak mengetahui hal itu,” imbuh Anggota DPR dari Daerah Pemili-han Jawa Tengah IV ini.

Martri menegaskan,

pihaknya beserta dua anggota Banggar dari Komisi IX DPR lain-nya; Nova Riyanti Yusuf (Fraksi PD) dan Chusnu-nia (Fraksi PKB) hanya memunculkan angka Rp 50 miliar untuk dana tersebut. “Karena itu-lah kami justru bingung dengan pengajuan seba-nyak itu,” ujar politisi PKS ini.

Jakarta, Suara Keadi-lan - DPR menduga ada oknum dari Badan Ang-garan (Banggar) Komisi IX yang bermain dalam kasus korupsi Dana Per-cepatan Pembangunan

Infrastruktur Daerah (PPID) Kementerian Tenaga Kerja dan

Page 24: Edisi 7

Kesejahteraan Rakyat Edisi OKTOBER 2011

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rohma-ni, mengingatkan Ke-menterian Pemuda Olah Raga (Kemenpora) agar transparan dalam mela-kukan proses penunju-kan langsung pengadaan barang dan jasa pelaks-anaan South East Asian Games (Sea Games) XXVI 2011. “Bila presiden se-tuju pengajuan usulan adendum Kemenpora terhadap Perpres menge-nai pengadaan barang dan jasa tanpa melalui proses lelang, maka ha-rus ada transparansi dan kontrol dari publik,” kata Rohmani.

Politisi PKS ini juga mendorong agar proses penunjukan ini dibuka seluas-luasnya ke publik,

terutama pihak-pihak terkait seperti Badan Pe-meriksa Keuangan (BPK) dan lembaga negara lain yang memiliki hubungan dengan pengawasan keu-angan negara. Rohmani juga meminta Kemenpo-ra membuat tata laksana penunjukan langsung tersebut dan dibicarakan dengan DPR.

Kemudian, lanjut Legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah X ini, Kemenpora juga harus membuat kriteria perusahaan yang mene-rima pekerjaan. “Prinsip-nya, kami tidak ingin ada penyimpangan disini, ini uang rakyat senilai 1,2 triliun. Kriteria perusa-haan penerima pekerjaan itu harus jelas, terutama asal usul dan track record-nya,” ingat Rohmani.

Untuk itu Rohmani juga akan memastikan agar penerima peker-jaan tersebut dikerjakan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Roh-mani tidak mentolelir pe-kerjaan yang telah dibe-rikan, di sub-kontrakkan lagi kepada pihak lain. Bila ini yang terjadi, maka potensi penyimpangan besar kemungkinan akan terjadi. “Harus ditekan-kan bahwa perusahaan penerima pekerjaan ha-rus yang sudah berpen-galaman dalam bidang bersangkutan,” tegasnya.

Dalam penentuan perusahaan penerima pekerjaan, Kemenpora juga harus melakukan verifikasi. Rohmani mengusulkan tim verifikasi ini me-libatkan banyak

pihak. “Tim verifikasi ini harus melibatkan Kemenpora, Kemen-keu, organisasi profesi, media dan LSM. Kalau ini bisa terwujud, saya yakin akan ada kontrol yang baik. Dan kita bisa menghindari keuangan negara dijarah,” tutup Rohmani.

Pengadaan Barang dan Jasa SEA Games Harus Transparan

Segera Terbitkan PP Penanganan Fakir Miskin

fakir miskin dalam me-ningkatkan kualitas hidupnya,” ungkap Ja-zuli.

Jazuli menegaskan bahwa pemerintah da-lam hal ini Kementerian Sosial (Kemensos) perlu segera mempersiapkan hal-hal pendukung yang berkaitan dengan imple-mentasi UU Fakir Miskin. “Jangan sampai imple-mentasi UU yang sangat penting ini berhenti se-perti halnya UU lain; se-telah disahkan kemudian terlupakan. Pemerintah harus segera menyusun Peraturan Pemerintah (PP) terkait penanganan fakir miskin,” kata Jazuli mengingatkan.

Untuk itu, menurut politisi PKS ini, Kemensos sebaiknya berkoordinasi dengan 19 instansi yang selama ini menangani fakir miskin, sehingga PP yang akan dihasilkan nantinya memuat peme-taan dan indikator ten-tang fakir miskin yang jelas dan menyeluruh. “Tahun 2011 ini juga sebaiknya PP tersebut sudah keluar, agar berba-gai kegiatan penanganan fakir miskin dengan lan-dasan hukum yang kuat berupa Undang-undang dan Peraturan Pemerin-tah, dapat dimulai secara terintegrasi dan terko-ordinasi dengan baik,” pungkas Jazuli.

bahwa DPR telah menge-sahkan Rancangan Un-dang-undang Penanga-nan Fakir Miskin menjadi Undang-undang pada ra-pat paripurna DPR 21 Juli lalu. Undang-undang ini merupakan inisiatif DPR sebagai implementasi Pa-sal 34 UUD 1945. Namun menurut Jazuli, pengesa-han ini bukanlah akhir dari perjuangan untuk mengentaskan kemisk-inan di Indonesia.

“UU Fakir M i s k i n h a r u s l a h

menjadi awal yang baik dan m e m b e r i k a n harapan bagi

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi VIII DPR Jazuli Juwaini, di sela-sela kunjungan kepada konstituennya di Banten, Rabu (14/9), menyampaikan

Anggaran Kesehatan

Belum Memihak Pada MasyarakatJakarta, Suara Keadi-lan - Anggaran yang diajukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dianggap belum me-mihak kepada masya-karat luas, khususnya kalangan tak mampu. Demikian disampai-kan Anggota Komis IX DPR Ansory Siregar, di DPR, Kamis (22/9).

Ansory menconto-hkan, pada Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak misalnya, anggaran-nya mencapai Rp 2,046 triliun. Namun optima-lisasi anggaran tersebut dipertanyakan oleh Anshory, mengingat pada tahun 2010 saja ada 43 ribu lebih anak usia balita menderita gizi buruk yang terse-bar di berbagai daerah. “Seharusnya anggaran tersebut bisa dioptimal-kan untuk menyele-saikan permasalahan di atas, karena Direktorat ini bersentuhan langs-ung dengan masyara-kat,” ungkap politisi PKS ini.

Permasalahan lain-nya, menurut Ansory

adalah mengenai akses kesehatan yang belum merata dirasakan oleh masyarakat miskin. Padahal, lanjutnya, bila kita mengacu pada Undang-Undang No.36 Tahun 2009 ten-tang Kesehatan Pasal 5 Ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam mempero-leh akses atas sumber daya di bidang kese-hatan. Selain itu pada Ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang juga mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. “Ke-nyataannya masih banyak kita jumpai kasus-kasus yang me-nyedihkan, dari gizi buruk sampai pelaya-nan rumah sakit yang tidak menyenangkan terhadap masyarakat kalangan tak mampu, lantas dimana perun-tukan anggaran itu?” tanya Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara III ini retoris.

Anshory Siregar

Atasi Kisruh Freeport Pemerintah Diminta Turun TanganJakarta, Suara Keadi-lan - DPR menyayang-kan berlarutnya konflik antara PT Freeport In-donesia dengan Serikat Pekerja Freeport. Dengan kondisi yang semakin tidak menentu dari hari ke hari, seharusnya pe-merintah turun tangan sebagai pihak ketiga dan berinisiatif untuk segera menyelesaikan masalah. Demikian disampaikan Anggota Komisi IX Arif Minardi di Jakarta, Selasa (11/10). “Guna mencari jalan tengah yang bisa mengatasi kebuntuan,

pemerintah sebaiknya membentuk tim yang ka-pabel untuk mendorong renegosiasi antara peru-sahaan dan pihak Serikat Pekerja PT Freeport, “ kata Arif.

Arif menekankan ba-hwa sebelum perunding-an antara kedua belah pihak dan pemerintah dimulai dan memasuki substansi pembahasan isi, masing-masing pi-hak sebaiknya mengkla-rifikasi atau menjelas-kan mengenai tuntutan yang mereka inginkan. “Dengan begitu, konflik

ini tidak berlarut dan pe-merintah tetap berpihak pada kepentingan nasio-nal yang lebih luas,” ujar Arif.

Sebagai komisi yang bertanggung ja-wab mengadvokasi ke-pentingan pekerja, Arif mendukung sepenuhnya langkah-langkah Serikat Pekerja Freeport sepan-jang mengikuti peraturan perundangan yang ber-laku dan memahami tu-gasnya sebagai Corporate Watch. “Serikat pekerja sangat berkepentingan terhadap kelangs-

ungan hidup perusahaan dan mencegah tindakan menajemen yang mengo-rupsi aset perusahaan,” tegas Politisi PKS yang juga dikenal sebagai Ak-tivis Buruh ini.

Rohmani

Arif Minardi

Jazuli Juwaini

Page 25: Edisi 7

Muhibah - SilaturahimEdisi OKTOBER 2011

Komisi I DPR RI menyelenggarakan Diskusi Publik yang bertema Tan-tangan Palestina untuk menjadi Anggota PBB, Jum’at (23/9) di Ru-ang Press Room Gedung Nusantara III Lantai I, Senayan Jakarta. Hadir dalam diskusi tersebut Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Shiddiq yang juga

Anggota FPKS DPR RI sebagai Key-

note Speech, Dubes Palestina untuk RI Fariz Mehdawi, Wakil Menlu RI Triyono Wibowo, Dosen Ilmu Politik UIN Jakarta Ali Mun Hanif dan Ang-gota Komisi I DPR RI Muhammad Najib.

Anggota Komisi IX Fraksi PKS DPR RI Martri Agoeng, menerima sejumlah rombongan Komite Aksi Jaminan Sosial yang dipimpin oleh Sekretaris Komite Aksi Said Iqbal, Rabu (21/9) di Ruang Rapat Pleno FPKS Gedung Nusantara I Lantai 3,

Senayan Jakarta. Dalam pertemu-an tersebut KAJS meminta kepada FPKS DPR RI untuk segera Mencari Alternatif Transformasi BPJS dalam pengesahan RUU BPJS yang saat ini masih tertunda untuk disahkan.

Audiensi Komite Aksi Jaminan Sosial ( KAJS ) dengan Poksi IX FPKS DPR RI

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS Fahri Hamzah, menemui konstituen-nya yang berwadah Komite Pem-bentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP3S) NTB, Rabu (12/10). Dalam au-diensi yang dihadiri sekitar 60 orang

tersebut Fahri Hamzah yang juga Wakil Rakyat dari daerah pemilihan NTB ini menyampaikan, Fraksi PKS mendukung pembentukan tersebut yang saat ini sedang dalam proses administrasi di Komisi II DPR RI.

Audiensi Komite Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP3S)

Diskusi Publik Komisi I terkait Kemerdekaan Palestina di PBB

Rombongan Fraksi PKS DPR RI yang dipimpin oleh Ketua FPKS DPR RI Mustafa Kamal, melakukan Kunjungan Media ke Harian Seputar Indonesia, Selasa (13/9) di MNC Tower, Jakarta. Rombongan di terima langsung oleh

Jajaran Redaksi Harian SINDO Army Dian Kurniawan, Chamadhojin dan Ahmad Baidowi. Turut hadir dalam kunjungan ini, Wakil Ketua FPKS DPR RI Agoes Poernomo dan Sekretaris FPKS DPR RI Abdul Hakim.

Kunjungan F-PKS DPR RI Ke Koran Seputar Indonesia ( SINDO )

Page 26: Edisi 7

Keuangan, Perbankan & Perencanaan Pembangunan Edisi OKTOBER 2011

Jakarta, Suara Keadilan - Beberapa bulan terakhir perpolitikan Indonesia diguncang dengan ka-sus-kasus korupsi. Tak tanggung-tanggung, ka-sus-kasus korupsi yang mencuat ke permukaan terbilang besar dan me-libatkan pejabat tinggi di kementerian tertentu. Mencermati fenomena tersebut, Anggota Komisi XI DPR Memed Sosia-wan, menyatakan bahwa korupsi di lembaga ne-gara terjadi, akibat le-mahnya kontrol internal Pemerintah atau mun-gkin justru terjadinya pembiaran mulai dari awal perencanaan ke-giatan di masing-masing Kementerian/Lembaga. “Lemahnya kontrol in-ternal menjadi peyebab awal dan yang paling utama dalam setiap ka-sus korupsi di beberapa lembaga. Kuncinya tentu saja ada pada kontrol a n g g a - ran yang

Jakarta, Suara Keadilan - Pemerintah seharusnya mempunyai langkah-langkah strategis agar mampu mengantisipasi penyimpangan terhadap penggunaan hutang negara. Selain itu, pe-merintah juga harus mempunyai perencanaan yang baik, pengelolaan hutang yang handal serta pertanggungjawaban kepada publik atas peng-elolaan keuangan negara, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Surahman Hi-dayat, di Jakarta, Selasa (20/9).

“Dengan adanya langkah-langkah terse-but, penggunaan hutang untuk mengatasi defisit anggaran belanja negara dapat diarahkan kepada hal-hal yang bersifat produktif, guna mem-buka lapangan kerja baru bagi seluruh masyarakat Indo-

nesia,” jelas Surahman.Terkait dengan ke-

bijakan penerusan pin-jaman (Subsidary Loan Agreement/ SLA) yang wewenangnya diberikan oleh pemerintah pusat kepada beberapa BUMN dan pemerintah daerah, menurut Surahman harus melalui kajian yang men-dalam mengingat bunga dan biaya pinjamannya sangat tinggi. “Pemerin-tah perlu melakukan ka-jian terhadap usulan agar SLA dialihkan kepada Pusat Investasi Pemerin-tah. Harus diperhitung-kan dengan matang karena bunga dan biaya pinjaman SLA sangat tinggi,” ingat Anggota

DPR dari D a e r a h P e m i -l i h a n

Jakarta, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Keadi-lan Sejahtera (F-PKS), Andi Rahmat, mengu-sulkan Subsidiary Loan Agreement (SLA) tidak lagi menjadi andalan pendanaan untuk kepen-tingan pemerintah dae-rah. Alasannya, bunga SLA dinilia tinggi karena melebihi bunga swata. ”Sebaiknya mekanisme pendanaan diubah dari SLA ke pendanaan yang dimotori oleh Pusat In-vestasi Pemerintah (PIP), agar pemda tidak terbe-bani APBD-nya karena bunganya yang tinggi,” katanya dalam rapat dengar pendapat Komisi XI dengan Pemerintah

Kota Bogor, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali, Walikota Sa-wahlunto dan Pemkab Muara Enim dengan agenda membahas pene-rusan pinjaman SLA, di DPR, Kamis (8/9).

Menurut Andi, pe-merintah dan DPR harus berani memutus lingka-ran setan SLA yang dari tahun ke tahun terus terjadi. ”Dari temuan hasil audit BPK, setiap tahunnya potensi keru-gian negara akibat SLA ini sebesar Rp 15 triliun. Untuk itu SLA harus dip-ertimbangkan kembali,” ungkap Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan ini.

Apalagi, lanjut Andi,

proses agreement SLA selalu memakan waktu lama, sehingga pe-merintah daerah harus menunggu sementara proyek sudah harus dija-lankan. ”Karenanya, ne-geri ini sering melakukan pekerjaan yang seharus-nya selesai hanya dalam satu bulan, tetapi terlam-bat menjadi berbulan-bulan hingga tahunan karena proses pinjaman,” ujarnya.

Dalam kesempatan RDP tersebut, Pemda DKI mengajukan SLA Rp 390 miliar yang akan dialoka-sikan untuk pembangu-nan MRT, Pemda Sa-wahlunto mengajukan Rp 19,5 miliar untuk pembangunan pasar,

Pemkot Bogor Rp 85 mi-liar untuk pengadaan air bersih PDAM, Pemkab Kapuas mengajukan SLA Rp 39 miliar untuk pembangunan PDAM , Morowali Rp 19,1 mi-liar untuk pembangunan TPI, dan Pemda Muara Enim sebesar Rp 34 mi-liar untuk pembangunan PDAM. Sementara, Pem-da Aceh t i d a k hadir.

Memed Sosiawan

Surahman Hidayat Kemal Azis Stamboel

Andi Rahmat

rubahan yang signifikan “Pemerintah harus se-gera memperbaiki sistem manajemen anggaran, karena waktu yang ter-sedia tinggal 2 bulan lagi hingga akhir tahun 2011 ini. Sudah saatnya untuk memotong rantai biro-krasi yang tidak perlu agar proses lebih efektif dan efisien,” imbuh Ang-gota DPR dari Daerah P e m i l i - han Su-l a w e s i Teng-g a r a ini.

Yan Herizal

Perbaiki Manajemen

Penyerapan Anggaran

Bunga Terlalu Tinggi, Hentikan Pinjaman SLA

Batasi Belanja Pegawai dan Barang Demi Sehatnya APBN

Korupsi MarakKarena Lemahnya Pengawasan Internal

Anggaran Defisit, Pemerintah Jangan Andalkan Utang

Jakarta, Suara Keadilan - Hingga saat ini janji pe-merintah untuk melaku-kan penyerapan APBN secara optimal belum terwujud. Hal ini tercer-min dari rendahnya rea-lisasi belanja modal pada anggaran Kementerian/ Lembaga. Menurut Ang-gota Komisi XI DPR Yan Herizal, penyerapan be-lanja modal yang masih rendah merupakan per-masalahan yang dapat menghambat percepatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini disampaikan Yan di Senayan, Jum’at (9/9).

Yan menekankan bahwa seharusnya pe-merintah belajar dari ke-gagalan tahun 2010 lalu, dimana penyerapan be-

lanja modal hanya men-capai 84,49 persen atau sekitar Rp 80,29 triliun dari alokasi sebesar Rp 95,02 triliun. Anehnya, lanjut Yan, dalam Angga-ran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2011, pemerintah justru meningkatkan alokasi belanja modal menjadi sebesar Rp140,95 trili-un. “Hasilnya, realisasi penyerapan belanja mo-dal hingga awal Septem-ber 2011 hanya mencapai 26,9 persen dari alokasi dalam APBN Perubahan 2011. Realisasi itu lebih rendah nilainya diban-dingkan penyerapan belanja modal periode yang sama tahun lalu, ya-kni sebesar 27,9 persen,”

ungkap Yan.Dalam pandangan

Politisi PKS ini, salah satu penyebab rendah-nya penyerapan belanja modal tersebut karena kementerian yang mendapat alokasi angga-ran cukup besar, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, Kemente-rian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Kementerian Per-tahanan tidak mampu membelanjakan anggar-annya secara optimal. Se-lain itu kualitas penyera-pan juga buruk, karena umumnya menumpuk pada akhir tahun. Hal ini selalu berulang setiap tahunnya tanpa ada pe-

Jakarta, Suara Keadilan - Beban belanja pegawai dan belanja barang se-makin tinggi dan telah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini telah menurunkan peran anggaran publik dalam penciptaan ke-sejahteraan rakyat dan mendorong pertum-buhan ekonomi. “Ke-cenderungan ini meng-khawatirkan, karena kenaikan penerimaan perpajakan serta transfer ke daerah menjadi tidak bermakna karena habis ditelan kenaikan belanja untuk birokrasi,” jelas Anggota Komisi XI DPR RI Kemal Azis Stamboel.

Kemal menilai, pe-

gawai pemda secara proporsional melalui muatan revisi UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, saya kira harus didalami seca-ra serius,” tandas Kemal.

merintah perlu serius mengimplementasikan moratorium penerimaan PNS serta menerapkan kebijakan capping (pem-batasan) terhadap belanja pegawai dan belanja barang, baik di pusat maupun di daerah. “Su-rat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri ter-kait moratorium secara selektif yang berlaku 1 September 2011 harus dijalankan secara konsis-ten, baik oleh pusat mau-pun pemda. Idealnya ke depan, agar APBN kita sehat, total belanja pega-wai dan belanja barang dibatasi paling tinggi 30 persen dari total belanja pemerintah pusat dan pa-

ling tinggi 50 persen dari total belanja pemerintah daerah,” kata Kemal.

Menanggapi semakin meningkatnya anggaran dana transfer ke daerah yang mencapai Rp 464,4 triliun tahun 2012, Kemal memandang, selain ke-bijakan moratorium dan capping belanja pegawai serta belanja modal, di-perlukan juga kebijakan standarisasi tunjangan untuk pejabat daerah. “Sehingga alokasi be-lanja untuk infrastruktur dan pembangunan laya-nan bagi masyarakat bisa meningkat. K e m u n g k i n a n pemerintah untuk membatasi belanja pe-

kuat,” tegas Memed di Jakarta, Selasa (4/10).

Lebih lanjut Anggota Legislatif dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII tersebut menyata-kan bahwa, seharus-nya Pemerintah dapat mengantisipasi sejak dini untuk dapat mencegah kasus tersebut terulang. Apalagi di masing-ma-sing kementerian sudah ada Inspektorat Jende-ral (Irjen) yang bertugas mengawasi dan membe-rikan evaluasi terhadap potensi penyelewengan. “Pengawasan internal bisa melalui optimalisasi peran Inspektor Jende-ral, atau melalui kontrol yang kuat dari menteri yang bersangkutan mela-lui mekanisme internal yang kuat,” jelasnya.

Untuk itu, poltisi PKS ini mendesak Menteri Perencanaan Nasional sekaligus Ketua Badan Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Bappenas) melakukan pengawasan di tingkat perencanaan program agar tidak ter-jadi pembelokan arah.

Di sisi lain, lanjut Me-med, Menteri Keu-angan dapat melaku-kan pengawasan di tingkat pengangga-ran sedini mungkin.

Page 27: Edisi 7

Edisi OKTOBER 2011 Info

Konsisten dalam bersikap, teguh dalam keyakinan, serta ulet dalam bekerja. Itulah potret kehidupan Aryo Judhoko. Pria yang lahir di Jakarta, 31 Juli 1969, adalah kader muda PKS yang konsisten menekuni bi-dang perburuhan. Mengenyam pendidikan di Universitas In-donesia, Jurusan Ilmu Komuni-kasi, ia menikah dengan Helman Riyanti dan dikarunia 5 orang anak; Sarah Fadilah Nurlail, Muh. Abdul Azis, Muh. Kholid Syaifuloh, Asma Sabrina Nu-rain, dan Muh. Amr Zuhud.

Pergulatannya dengan du-nia perburuhan tercermin dari berbagai kegiatan dan kepen-gurusan dalam aktivitas per-buruhan, diantaranya; peserta dalam International Conference on Migration Management in South Asia, FES and IPS Sri-langka 2010, International Trade Union Confederation Asia Paci-fic (ITUC AP), Regional Review Workshop on ITUC AP Policy

and Action on Migrant Labor Kuala Lumpur, Golden Forum on Migrant and Development Filipina, Ketua Badan Pengurus Indonesia Labour Foundation, dan juga Wakil Sekjen ASPEK Indonesia.

Salah satu bentuk kecinta-annya terhadap dunia perburu-han juga ia wujudkan dengan bergabung di DPP PKS Bidang Perburuhan. Semasa hidupnya, Aryo Judhoko pernah menjadi staf pribadi Andi Salahudin, SE, anggota DPR RI Komisi IX FPKS, dan terakhir, menjadi tenaga ahli untuk Ir. Arif Minardi, ang-gota DPR RI Komisi IX FPKS.

Aktivis buruh tak kenal le-lah itu, kini telah menghadap Sang Pencipta. Di tengah kesi-bukannya mempersiapkan Jambore Buruh Nasional yang sedianya akan di-langsungkan pada 28 Oktober 2011, Aryo di-kabarkan mengalami serangan jantung.

Pada tengah malam Hari Kamis 15 Oktober 2011, kader muda penuh dedikasi itu berpulang ke haribaan-Nya.

Selamat jalan akhuna Aryo Judhoko. Semoga letih perju-angannya di dunia, berbuah Surga di akhirat.

In memoriam Aryo Judhoko

Formasi Kembali Lengkap, Lahirkan Energi Baru

Kabar duka lainnya datang dari keluarga Anggota Komisi X DPR RI Nurhasan Zaidi, yang juga Ketua PUI (persatuan Ummat Islam). Nurhasan dan istri-nya, Herliani, belum lama kehilangan putra bungsu-nya, Harun Abdul Ghafur, yang baru berusia satu tahun. Harun, anak ketujuh dari tujuh bersaudara ini meninggal dunia pada Senin sore tanggal 10 Oktober 2011.

Selamat jalan ananda Harun. Semoga menjadi pela-pang Surga bagi kedua orang tuanya.

Kabar Duka

Pelantikan PAW

Jakarta, Suara Keadilan - Kekosongan kursi tiga orang Anggota Legislatif Fraksi PKS DPR RI kini terisi dengan dilantiknya nama-nama baru peng-ganti anggota dewan sebelumnya. Seperti diketahui anggota DPR dari PKS periode 2009-2014 Arifinto dan Mis-bakhun mengundurkan diri dari keanggotan DPR RI beberapa bulan lalu. Sementara seorang ang-gota lainnya, yaitu Ustz. Yoyoh Yusroh meninggal dunia dalam kecelakaan mobil pada Bulan Juni 2011 lalu.

Pelantikan Anggota DPR dalam Pergantian Antar Waktu (PAW) dilaksanakan di Gedung

Nusantara IV DPR RI pada Rabu (19/10) lalu, dihadiri oleh sejumlah anggota dewan.

Anggota dewan pengganti tersebut ada-lah Dr. Mardani, M.Eng., berasal dari Daerah Pemi-lihan (Dapil) Jawa Barat VII yang menggantikan Arifinto, sedangkan In-dra menggantikan almar-humah Yoyoh Yusroh dari Dapil Banten 3. Se-mentara itu, Misbakhun yang berasal dari Dapil II Jawa Timur digantikan oleh Dr. Muhammad Fir-daus.

Pelantikan ketiga orang tersebut disambut gembira oleh Ketua Frak-si PKS Mustafa Kamal. Menurutnya, ketiga ang-

gota dewan yang baru dilantik tersebut akan segera menunaikan tugas di posisi yang selama be-berapa waktu ini sempat kosong. “Tentunya, kami sangat bergembira. Se-telah proses PAW yang memakan waktu lama, akhirnya mereka dilan-tik,” ujar Kamal.

Fraksi PKS, menurut Kamal rencananya akan menempatkan Mardani di Komisi II, Indra di Ko-misi IX dan Muhammad Firdaus di Komisi VIII. Dengan pelantikan yang dilakukan oleh Ketua DPR Marzuki Ali terse-but, kini anggota Fraksi PKS kembali dalam for-masi lengkap yaitu 57 anggota. Kamal menam-

bahkan, kehadiran ketiga anggota baru tersebut adalah energi baru bagi Fraksi dalam melaksana-kan tugas-tugas sebagai wakil rakyat. Dia yakin

kehadiran ketiganya akan memberikan sumbangsih yang besar kepada rakyat dan negara ini. “Kami yakin kehadiran mereka di panggung DPR akan

Sosok muda tapi senior di kalangan kader Partai Keadilan Sejahtera. Saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Humas DPP PKS Periode 2011-2015. Sebelumnya ia adalah Anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP). Suami dari Siti Oniah dan ayah dari 4 putra dan 5 orang putri ini menempuh pendidikan sampai jenjang Doktor di Universitas Teknologi Malaysia pada bidang Mechanical Engineering. Menggantikan Arifinto, Pria kelahiran 9 April 1968 ini ditugaskan FPKS di Komisi V yang membawahi perhubungan dan infrastruktur.

DR. Mardani Ali Sera, M. Eng

Doktor lulusan Malaya University Malaysia ini tercatat sebagai staf pengajar di Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi dan Pascasarjana Universitas Trisakti Jakarta. Selain itu Suami dari Anifa Izzah dan ayah dari seorang putra dan dua orang putri ini juga dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi Penelitian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menggantikan Misbakhun, oleh Fraksi PKS ia ditempatkan di Komisi  X yang membawahi bidang-bidang pendidikan dan kepemudaan.

Dikenal sebagai aktivis muda yang concern pada advokasi buruh. Suami dari Fatimah Nur dan ayah 2 putra ini banyak terlibat dalam aktivitas perburuhan di antaranya sebagai Managing Partner Law Office Priority, kemudian Direktur Eksekutif ILF (Indonesia Labour Foudation) dan juga Kepala Divisi Hukum dan Advokasi Asosiasi Pekerja Indonesia (ASPEK). Saat ini Indra sedang mengambil studi pascasarjana di Unversitas Gajah Mada, Yogyakarta. Indra akan menempati posisi Almh. Ustzh Yoyoh Yusroh di Komisi I DPR.

DR. Muhammad Firdaus, MA

Indra, SH

mengoptimalkan kinerja fraksi selama ini, tak hanya di DPR tapi bagi daerah pemilihan mereka masing-masing,” pung-kas Kamal.

Page 28: Edisi 7