EDISI 207 . JANUARI 2017...

25
UNSYIAH PEDULI PIDIE JAYA Unsyiah Warta INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA HIKMAH DI BALIK MUSIBAH SUBUH YANG RUNTUH KONSELING TRAUMA DI TENGAH BENCANA EDISI 207 . JANUARI 2017 ISSN 0215-2916 www.humas.unsyiah.ac.id

Transcript of EDISI 207 . JANUARI 2017...

Page 1: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

UNSYIAHPEDULIPIDIE JAYA

UnsyiahWarta

INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA

HIKMAHDI BALIK MUSIBAH

SUBUHYANG RUNTUH

KONSELING TRAUMADI TENGAH BENCANA

EDISI 207 . JANUARI 2017IS

SN 0

215

-29

16www.humas.unsyiah.ac.id

Page 2: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

3

TEPAT pada tanggal 7 Desember 2016, Aceh kembali dilanda gempa bumi yang membawa duka mendalam bagi masyarakat Aceh dan rakyat Indonesia. Gempa yang berpusat di Kabupaten Pidie Jaya turut dirasakan hingga ke Kabupaten Pidie dan Bireuen. Gempa bukan hanya merusak beragam fasilitas dan rumah warga, tetapi juga berdampak secara psikologis. Sebab tidak dapat dipungkiri, peristiwa dua belas tahun silam gempa dan tsunami masih teringat jelas dalam pikiran masyarakat Aceh. Terlebih bencana gempa Pidie Jaya hanya berselang beberapa minggu dari peringatan gempa tsunami Aceh, 26 Desember 2016.

Bencana sering sekali dikonotasikan sebagai sesuatu yang buruk. Tetapi, bagi seorang muslim seyogyanya bencana dapat dimaknai dan diyakini sebagai wujud intropeksi diri agar dapat mengambil hikmah dan pelajarannya. Dalam pikiran kita mungkin sempat terlintas, mengapa bencana tidak ditimpakan saja kepada mereka yang sering berbuat kerusakan dan kekufuran di muka bumi. Mengapa bencana ditimpakan kepada manusia yang taat beribadah dan memiliki banyak amalan baik. Sebagai umat muslim, kita harus memahami jika ada tiga kategori musibah yang diturunkan Allah Swt kepada hambanya.

Pertama, musibah sebagai ujian yang diberikan kepada orang-orang beriman dan beramal saleh. Musibah ini untuk menguji iman dan keyakinan mereka. Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi manusia dengan rasa syukur dan sabar, maka Allah

Swt akan mengangkat derajatnya.

Kedua, musibah sebagai peringatan. Hal ini ditimpakan kepada orang-orang baik, tetapi masih lalai dalam menjalankan kewajibannya. Jika orang yang menghadapi musibah ini tetap

sabar, maka musibah tersebut bisa menjadi penghapus dan pengampun dosanya.

Ketiga, musibah sebagai azab yang ditimpakan bagi golongan durhaka seperti kaum kafir, musyrik, murtad, fasik, munafik, zalim, dan mereka yang suka bermaksiat. Musibah tersebut merupakan ganjaran yang diberikan langsung di dunia, di samping azab akhirat yang kelak akan diterima nanti.

Sebagai lembaga pendidikan, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memaknai bencana gempa bumi sebagai sumber untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Banyak pakar dari Unsyiah turun langsung ke lokasi bencana untuk meneliti penyebab terjadinya gempa sekaligus melihat titik potensi gempa selanjutnya. Unsyiah bukan hanya terlibat dalam pencarian informasi, tetapi turut aktif dalam masa tanggap darurat. Ini dibuktikan Unsyiah dengan mengirimkan berbagai pakar, antara lain pakar struktur bangunan, pakar kesehatan, pakar psikologi, dan beberapa pakar lainnya. Unsyiah berusaha untuk selalu hadir di tengah masyarakat bukan hanya di bidang pendidikan, tetapi juga dalam mengemban misi kemanusiaan. Tujuannya hanya satu, memberikan yang terbaik bagi masyarakat Aceh. (Redaksi)

Memaknai Musibah

HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

IFTITAH

Page 3: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

5

IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI

PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKTUREDITORPEWARTA

FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGANLOGISTIKSIRKULASIWEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)

Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Reza Fahlevi, S.I.PMuarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.EIbnu Syahri Ramadhan, S.E. | Alvi Chairiah, S.Pd | Cut Dini Syahrani, S.SiSyahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinRika Marlia, S.E., M.M.Munawar, S.H.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom

WARTA UNSYIAHEDISI 207 . JANUARI 2017

ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN

DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA

REDAKSI WARTA UNSYIAH

[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOKUniversitas Syiah [email protected]

Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (500-600 kata)

WARTAUnsyiah peduli Pidie Jaya

POLEMDuka Pijay, duka tanyoe mandumSA

GO

E P

OLE

M

IFTITAH 3MEMAKNAI MUSIBAH

EDUKASI 8-9KONSELING TRAUMA DI TENGAH BENCANA

MAHASISWA 10-11MERAYAKAN MAULID BERSAMA KORBAN GEMPA

FOKUS 12-19UNSYIAH PEDULI PIDIE JAYAENAM PROGRAM PRIORITAS DI MASA PEMULIHAN

PROFIL 20-21NYAMAN MENJADI AKADEMISI

PENGABDIAN 22-23IAKU UNTUK NEGERIKU

RELIGIA 24-25HIKMAH DI BALIK BENCANA

PERSPEKTIF 26-27MENGENAL HBA1C

RISET 28-29KEGAGALAN STRUKTUR BANGUNAN DI KAWASAN RAWAN GEMPA

KREATIF 30-31SUBUH YANG RUNTUH

FAKULTAS 36-37GEDUNG BARU UNTUK TIGA FAKULTAS

ENGLISH 38-39DISASTER JOURNALISTIC WORKSHOP HELD BY SYIAH KUALA UNIVERSITY

ASPIRASI 46-47TANGGAPAN UNSYIAHPEDULI PIDIE JAYA

2036

28

4

WARTA UNSYIAH

DAFTAR ISIREDAKSI

Page 4: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

6

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

7

MASJID QUBA, PANGWA, TRIENGGADENG, PIDIE JAYA

Page 5: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

8

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

9

Kondisi Pidie Jaya pasca gempa 6,5 SR pada tanggal 7 Desember 2016 memberikan dampak besar bagi

masyarakat. Bencana yang terjadi saat Subuh itu menimbulkan kepanikan dahsyat. Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial, banyak masyarakat berlarian

menyelamatkan diri. Seketika bangunan rubuh dan korban jiwa berjatuhan. Kepanikan semakin menjadi-jadi saat masyarakat Pidie Jaya mendengar kabar jika tsunami datang. Beruntung ini hanya isu.

Kendati demikian, rusaknya material fisik bangunan seperti rumah, bangunan, gedung pemerintahan, dan

KONSELING TRAUMADI TENGAH BENCANA

masyarakat secara psikologis.Setiap orang dapat mengalami trauma tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Semua korban bencana dapat mengalaminya, baik itu anak-anak, remaja, hingga kaum tua. Banyak bantuan yang datang saat masa tanggap darurat bencana, tetapi sedikit yang fokus pada pemulihan trauma pascabencana. Menyadari ini, Tim Bimbingan Konseling Unsyiah yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan dosen turun ke lapangan membantu pemulihan trauma korban. Mereka menyebut bantuan ini sebagai konseling trauma.

Tim Bimbingan Konseling Unsyiah turun ke lapangan sejak tanggal 8 Desember 2016. Mereka hadir di beberapa lokasi seperti di Mesjid Tringgadeng dan Meunasah Kuta Pangwa. Kegiatan yang sama juga berlangsung di beberapa lokasi, seperti di Desa Hagu, Desa Kedeu, Desa Meunasah Tuha, Desa Meunasah Balek, Desa Rhing Krueng,

Desa Puuk, Desa Cubo, dan beberapa desa terpencil lainnya.

Emosional korban dapat dilihat dari perubahan tingkah laku sebelum dilakukan terapi. Perubahan itu terlihat dari kesulitan warga dalam berkomunikasi, takut gelap, takut sendirian, takut masuk rumah, nafsu makan berkurang, was-was, cemas-cemas, emosi tidak stabil, pucat, psikosomastis, tatapan mata kosong, dan beberapa sikap lainya.

Ketua tim, Hetti Zuliani, S.Pd., M.Pd., CHT., CI., menjelaskan, penanganan korban dilakukan secara bertahap dengan sistem rolling setiap minggunya sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Mahasiswa melakukan penanganan reaksi trauma sejak dini agar para korban tidak mengalami trauma berkelanjutan yaitu PTSD (Post Traumatic Stress Disorder),” jelasnya.

sarana ibadah dapat diperbaiki dengan mudah. Tetapi, memperbaiki trauma psikis korban bencana membutuhkan waktu lama dan berkelanjutan. Apalagi banyak masyarakat yang masih didera ketakutan dan enggan kembali ke rumah. Kondisi itu diperparah dengan gempa susulan yang tak henti-henti. Keadaan ini memberikan dampak buruk bagi

Hetti menambahkan jika penanganan reaksi awal ini sangat berpengaruh pada perubahan yang dimunculkan oleh korban baik orang tua maupun anak-anak. Setelah diberikan terapi dalam beberapa kali pertemuan konseling, terlihat perubahan sikap dari para korban.“Seperti tidur yang lebih berkualitas, emosi lebih stabil, menurunnya rasa takut terhadap bangunan dan gempa susulan, nafsu makan lebih meningkat, serta sudah berani masuk ke rumah. Selain itu, anak-anak juga tampak lebih ceria,” kata dosen Bimbingan dan Konseling FKIP, Unsyiah itu.

Hetti berharap pemerintah dan lembaga terkait dapat mendukung dan menindaklanjuti kegiatan tersebut agar berkelanjutan, “Mengingat ada banyak korban yang belum mendapatkan bantuan psikologis khususnya di daerah-daerah pedalaman,” tambahnya.

Gejala trauma bisa dirasakan lebih dalam dan sulit dihilangkan jika tanpa dilakukan pemulihan secara berkelanjutan. Adanya Satgas Pemulihan Gempa Pidie Jaya Unsyiah yang telah terbentuk, diharapkan tidak hanya fokus pada pembangunan semata, tetapi juga membangun jiwa-jiwa yang sempat trauma saat bencana. Karena seyogyanya, hidup manusia tidak hanya makan dan minum, tetapi sentuhan psikologis juga dibutuhkan. Agar suasana batinnya kembali pulih sehingga memberikan dampak positif bagi kehidupan selanjutnya. (mr)

EDUKASIEDUKASI

Page 6: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

10

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

11

m

Gempa Pidie Jaya pada tanggal 7 Desember 2016 membuat banyak pihak tergugah untuk membantu meringankan

beban para korban, tidak terkecuali Universitas Syiah Kuala. Hampir seluruh civitas akademika baik dari kalangan dosen, pegawai, pejabat universitas maupun mahasiswa turut membantu dengan berbagai cara. Salah satunya adalah himpunan mahasiswa English Student Association (ESA) Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah.

Kepedulian yang ditunjukkan oleh ESA FKIP Unsyiah ini merupakan wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Maka atas dasar pengabdian dan memanfaatkan momentum hari kelahiran Nabi Muhammad Saw, ESA FKIP Unsyiah memperingati maulid nabi bersama korban gempa Pidie Jaya. Mereka juga turut menyumbangkan satu ekor sapi dari hasil penggalangan dana selama tiga hari di Banda Aceh.

“Sekitar 30 orang yang berangkat ke sana. Alhamdulillah kami difasilitasi satu bus dari Dinas Pariwisata Aceh,” sambung mahasiswa angkatan 2012 tersebut.

Selama di lokasi bencana, mereka melakukan berbagai kegiatan seperti mengajar bahasa Inggris untuk anak-anak di tenda pengungsian, dan beberapa program pemulihan pasca gempa. Selain itu, mereka juga melaksanakan bakti sosial seperti membersihkan tempat pengungsian serta membantu persiapan maulid bersama warga.

Kehadiran ESA FKIP Unsyiah disambut baik oleh pejabat setempat. Rizal mengatakan jika anak-anak korban gempa sangat antusias mengikuti rangkaian acara yang mereka lakukan. Bahkan banyak di antara anak-anak pengungsian tidak mengizinkan mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris tersebut kembali ke Banda Aceh.

“Kami menyadari bahwa sekecil apa pun bantuan yang kami berikan dapat membuat mereka senang dan itu membuat kami bangga,” ungkapnya.

Selain itu, Munawir selaku Keuchik Desa Pangwa mengungkapkan, jika masyarakat setempat merasa terharu dan senang terhadap upaya mahasiswa yang telah menggalang dana demi menyumbangkan seekor sapi. Menurutnya, sumbangan ini sangat berarti mengingat kondisi masyarakat yang sedang dilanda musibah. Kehadiran mahasiswa setidaknya meringankan kesedihan masyarakat setempat.

“Terima kasih kepada mahasiswa ESA FKIP Unsyiah, sumbangan ini merupakan kegiatan yang sangat berarti bagi masyarakat Pangwa. Semoga menjadi amal yang baik,” ujar Munawir.

Sementara itu koordinator lapangan kegiatan, Ikhsan, berharap masyarakat korban gempa Pidie Jaya dapat kembali bangkit dan menata kembali kehidupannya.

“Semoga apa yang telah dilakukan ESA Unsyiah dapat meringankan beban para korban gempa,” harapnya.Bagi ESA, sudah sepatutnya mahasiswa

harus responsive terhadap masalah yang terjadi di dalam masyarakat. Sebab mahasiswa tidak hanya dituntut untuk fokus dalam menempuh studi, tetapi juga harus peka terhadap isu yang melibatkan masyarakat sekitar.

Tidak ada manusia yang dapat memprediksi datangnya bencana. Tetapi, musibah dapat menjadi berkah apabila kita dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Maka gempa Pidie Jaya bukan hanya menjadi pelajaran bagi masyarakat di lokasi bencana, tetapi juga menjadi tolak ukur nilai kemanusiaan bagi kita semua. (ac)

MERAYAKAN MAULID BERSAMA KORBAN GEMPA

“Sumbangan sapi ini bukanlah mutlak dari mahasiswa FKIP Unsyiah saja. Sumbangan juga berasal dari seluruh masyarakat Aceh. ESA Unsyiah hanyalah tali penghubung untuk menyerahkan bantuan ini,” ujar Ketua Umum ESA, Muhammad Rizal.

Tim ESA FKIP Unsyiah berangkat ke Pidie Jaya pada hari Minggu, 11 Desember 2016. Mereka menghabiskan satu hari di Desa Dayah Pangwa, Kecamatan Trieng Gadeng, Kabupaten Pidie Jaya.

ENGLISH STUDENT ASSOCIATION (ESA) UNSYIAH Terima kasih kepada mahasiswa ESA FKIP Unsyiah, sumbangan ini merupakan kegiatan yang sangat berarti bagi masyarakat Pangwa. Semoga menjadi amal yang baik

MUNAWIRKEUCHIK DESA PANGWA, PIDIE JAYA

MAHASISWAMAHASISWA

Page 7: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

12

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

13

UNSYIAHPEDULI

PIDIE JAYA

FOKUSFOKUS

Page 8: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

14

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

15

Gempa berkekuatan 6,5 SR mengguncang Pidie Jaya menjelang subuh, 7 Desember 2016 lalu. Getarannya terasa

sampai ke kota Banda Aceh. Sontak masyarakat pun terkejut. Trauma tsunami 12 tahun silam rasanya hadir kembali. Sebab gempa dangkal dengan kedalaman hanya 15 Km itu terasa cukup lama. Pagi itu, banyak yang mengira-ngira di manakah pusat gempa tersebut? Adakah masyarakat yang menjadi korban? Dan beberapa menit kemudian, foto-foto korban gempa bertebaran di dunia maya.

Menurut informasi yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di darat yaitu 2 Km sebelah utara Meureudu, Pidie Jaya. Meski tidak berpotensi tsunami karena merupakan gempa darat, tetapi bencana ini tetap memakan korban sebanyak 114 jiwa yang tersebar di tiga kabupaten; Bireuen, Pidie, dan Pidie Jaya. Selain itu, banyak rumah, ruko, dan masjid yang runtuh akibat gempa dengan total kerugian mencapai Rp. 1,9 Triliun.

Pada hari itu juga, Unsyiah langsung bergerak cepat. Unsyiah mendirikan

Posko Terintegrasi Peduli Gempa Pidie Jaya di Mereudu yang dipimpin langsung oleh Dr. Khairul Munadi, Ketua Satgas Unsyiah untuk Gempa Pidie Jaya. Tujuan pendirian posko ini untuk membantu korban gempa pada masa tanggap darurat. Sejumlah bantuan yang bersumber dari civitas akademika Unsyiah serta donatur luar tersalurkan melalui posko ini.

Selain itu, Unsyiah juga menurunkan tenaga medis yang terdiri dari 28 dokter spesialis dan 50 dokter umum dari Fakultas Kedokteran Unsyiah. Selain mengobati luka, para dokter juga

terlibat dalam operasi tulang karena banyak korban gempa yang mengalami patah tulang akibat tertimpa runtuhan bangunan.

“Fokus kerja kita adalah meringankan beban korban gempa, khususnya korban yang mengalami luka-luka,” ujar Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas Unsyiah, Dr. Nazamuddin, MA.

Sementara untuk mengatasi trauma, Unsyiah menurunkan 25 psikolog dari Program Studi Psikologi. Mereka terjun ke beberapa lokasi pengungsian untuk pendampingan psikososial, khususnya bagi anak-anak. Sebab perasaan takut karena gempa bumi adalah salah satu penyebab meningkatnya jumlah titik pengungsi. Apalagi gempa susulan masih terus terjadi.

Oleh sebab itu, relawan dari TDMRC Unsyiah langsung melakukan survei

kaji cepat (Rapid Assessment) terhadap dampak gempa dan karakteristik seismiknya. Sebab salah satu pertanyaan yang belum terjawab tuntas adalah lokasi pusat gempa dan jalur patahan aktif di wilayah Pidie Jaya dan sekitarnya.

“Di sisi lain, jalur gempa sangat penting diidentifikasi guna mengurangi risiko gempa dalam proses pembangunan kembali di kawasan terdampak,” ujar Dr. Syamsidik, peneliti dari TDMRC Unsyiah.

Bencana gempa Pidie Jaya ini memang cukup mengejutkan. Banyak pihak merasa terpanggil untuk peduli. Hal ini terlihat dari tingginya antusias masyarakat untuk membantu. Ketika Unsyiah membuka rekening untuk korban gempa, hanya dalam 24 jam dana yang terkumpul sudah mencapai ratusan juta rupiah.

Oleh karena itu, Unsyiah terus berupaya

PARA PUSTAKAWAN UNSYIAH MERAPIKAN BUKU DI PERPUSTAKAN KABUPATEN PIDIE JAYA

PEMERIKSAAN KESEHATAN DI POSKO IAKU (IKATAN ALUMNI KEDOKTERAN UNSYIAH)

menerjunkan segenap sumber daya yang ada selama masa tanggap darurat. Sumber daya tersebut juga harus terkoordinasi dengan baik. Sebab menolong korban gempa ini tidak bisa sendiri-sendiri, tetapi harus terintegrasi agar semuanya berjalan efektif.

Apalagi menurut Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, beberapa waktu lalu Panglima TNI secara langsung meminta dukungan Unsyiah untuk mengatasi korban gempa. Karena Panglima TNI menilai, permasalahan gempa ini belum mampu diatasi oleh pihak BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) secara maksimal.

“Unsyiah Insya Allah siap, kita punya banyak mahasiswa dan SDM yang dapat diterjunkan untuk meringankan masalah gempa yang telah menjadi bencana daerah ini,” pungkas Rektor. (ib)

Unsyiah Insya Allah siap, kita punya banyak mahasiswa dan SDM yang dapat diterjunkan untuk meringankan masalah gempa yang telah menjadi bencana daerah ini.

PROF. DR. IR. SAMSUL RIZAL, M.ENGREKTOR UNSYIAH

FOKUSFOKUS

Page 9: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

16

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

17FOKUSFOKUS

Page 10: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

18

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

19

ENAM PROGRAMPRIORITAS DI MASAPEMULIHAN

Rapat Konsolidasi Satgas Unsyiah untuk Gempa Pidie Jaya dipercepat. Pasalnya, Gubernur Aceh meminta pandangan

Unsyiah terkait bencana ini dalam rapat bersama BNPB di Jakarta. Tim Satgas Unsyiah untuk Gempa Pidie Jaya lalu berkumpul di Balai Senat Unsyiah, Selasa siang, 13 Desember 2016. Masing-masing melaporkan hasil kerjanya kepada Rektor Unsyiah.

Pada rapat tersebut tidak hanya membahas evaluasi kerja tim satgas, tetapi juga membahas wacana pembentukan task force untuk masa pemulihan.

“Namanya bisa apa saja, seperti Unsyiah for Pidie Jaya Earthquake Recovery,” ucap Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama dan Humas Unsyiah, Dr. Nazamuddin, MA.

Menurut Nazamuddin, fungsi task force selain menyusun konsep master plan pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa, juga bekerja sama dengan beberapa universitas

mengalami dampak bencana terparah. Melalui program ini, tim Unsyiah memberikan layanan konsultasi bagaimana mendirikan bangunan yang aman dan tahan gempa. Kedua, membantu pemulihan layanan di bidang kesehatan melalui pembangunan rumah sakit kontainer. Akibat gempa, banyak ruang pelayanan di RSUD Pidie Jaya yang rusak. Hal ini dapat berpengaruh terhadap status akreditasi rumah sakit tersebut karena menurunnya kualitas pelayanan. Maka Unsyiah bersama Dinas Kesehatan Provinsi Aceh berupaya merevitalisasi kembali rumah RSUD agar bisa beroperasi optimal.

Ketiga, melakukan pemetaan patahan aktif di Aceh. Pemetaan ini penting dilakukan sebab Aceh merupakan daerah yang aktifitas tektoniknya sangat tinggi di dunia. Gempa-gempa di Aceh dapat berasal dari berbagai sumber, seperti dari zona subduksi, ridge, patahan Sumatera, dan patahan-patahan sekunder (seperti patahan Batee, Seulimeum, Tripa, dan lain-lain).

Keempat, membantu pemulihan bidang pendidikan yaitu melalui program KKN Tematik. Mahasiswa Unsyiah turut membantu proses belajar-mengajar dan operasional di sekolah yang terkena dampak. Mereka diwajibkan melakukan aktivitas penanganan musibah gempa selama 30 hari. Program ini telah Unsyiah laksanakan pada 10 Januari lalu.

Kelima, mendirikan Rumoh Pembelajaran Gempa. Aceh merupakan daerah dengan frekuensi gempa cukup tinggi. Maka sepatutnya Aceh memiliki pusat pembelajaran gempa bagi masyarakat.

Keenam, penyusunan naskah akademik Qanun Pendidikan Kebencanaan di Aceh. Penanganan bencana di Aceh selama ini dinilai belum optimal, sehingga perlu ada mekanisme yang jelas terkait upaya pengurangan resiko bencana. Salah satu caranya dengan menyusun Qanun Pendidikan Kebencanaan. Qanun ini diharapkan masuk ke dalam sistem pendidikan formal dan nonformal.

“Unsyiah akan menginisiasi penyusunan naskah akademik Qanun Pendidikan Kebencanaan dan mengawal proses legislasinya,” ujar Rektor.

Gempa yang mengguncang Pidie Jaya memang harus menjadi pelajaran bagi semua orang. Jumlah korban yang besar serta banyaknya bangunan yang hancur adalah bukti bahwa Aceh masih belum siap dalam menghadapi bencana. Ada begitu banyak hal yang harus dievaluasi oleh pemangku kebijakan di provinsi ini.

Oleh sebab itu, upaya Unsyiah untuk membantu Pidie Jaya tidak cukup hanya di masa tanggap darurat saja. Tetapi, harus berlanjut pada masa pemulihan dengan menawarkan enam program prioritas. Inilah momen yang tepat untuk menyadarkan kembali masyarakat akan pentingnya pemahaman mitigasi bencana di tanah Serambi Mekkah ini. (ib)

dan lembaga dalam maupun luar negeri. Selain itu juga menjembatani pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, lembaga donor, dan pihak terkait lainnya.

Setelah pertemuan selesai, Unsyiah segera menyiapkan enam program prioritas yang dapat menjadi rujukan pemerintah untuk masa pemulihan. Program ini disampaikan langsung oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, dalam konferensi pers di gedung Rektorat Unsyiah. Keenam program tersebut adalah:

Pertama, pendampingan proses pembangunan fisik bangunan dan infrastruktur di tiga kabupaten yang

Membantu pemulihan bidang pendidikan melalui program KKN Tematik. Mahasiswa Unsyiah turut membantu proses belajar-mengajar dan operasional di sekolah yang terkena dampak.

FOKUSFOKUS

Page 11: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

20

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

21

t

PROFIL

Saat gempa mengguncang Pidie Jaya, Taufiq Saidi bersama mahasiswanya langsung menuju lokasi bencana pada hari kedua.

Di sana, ia banyak menemukan bangunan runtuh. Uniknya, walau berada di lokasi yang sama tidak semua bangunan runtuh akibat gempa.

“Ada satu lokasi yang berdekatan, satu gedung rusak sementara sebelahnya tidak,” ungkap dosen jurusan Teknik Sipil, Unsyiah ini.

Sebagai seorang akademisi yang sekian tahun mendalami ilmu struktur, Taufik pun mencari tahu penyebabnya. Ia menilai ada kesalahan kontruksi dalam bangunan di sana. Selain itu kualitas materialnya juga kurang baik termasuk komposisi materialnya.

“Tentu yang pertama kita lihat kulitas materialnya, di sana nampak sekali kekuatan betonnya berkurang. Kita lihat di beberapa masjid juga demikian,” ujar Doktor lulusan Hokaido University, Jepang ini.

Meski demikian, Taufiq mencoba untuk memahami mengapa kesalahan kontruksi seperti ini bisa terjadi. Salah satu penyebabnya adalah faktor tukang. Sebab bangunan di Pidie Jaya seperti masjid dibangun oleh masyarakat. Nah, para tukang ini membangun dengan ilmu yang mereka pelajari secara otodidak atau dari ilmu yang mereka dapat secara turun-temurun.

Proses penurun ilmu inilah yang menurut Taufiq berjalan tidak comprehensive, sehingga hasil

bangunannya menjadi tidak optimal. Padahal, orang-orang dulu jika membuat bangunan selalu bagus. Seperti rumah-rumah Aceh yang mampu bertahan saat tsunami datang. Kekeliruan inilah yang menurut Taufiq menjadi tanggung jawab universitas serta pemerintah untuk membenahinya.

“Kita harus memberdayakan tukang. Kita mulai dengan apa yang mereka pahami selama ini, misalnya mereka sering membuat rumah dari beton bertulang, jadi kita perbaiki itu dulu,” ucap pria kelahiran Samalanga, 22 September 1963.

Oleh sebab itu, ketika Taufiq menjabat sebagai Anggota Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Aceh (LPJKP), ia menggagas untuk melakukan sertifikasi para tukang yang layaknya SIM pada pengendara motor.

“Karena idealnya para kontraktor untuk proyek pemerintah, tukangnya harus bersertifikat,” tegasnya.Sebagai seorang akademisi, Taufik menilai bahwa kesalahan kontruksi

seperti ini tidak akan terjadi jika kita memiliki kepribadian yang baik, “Itulah pentingnya pendidikan berkarakter,” ujarnya. Sebagai contoh, semestinya para kontraktor harus bangga dengan bangunan yang mereka buat, sehingga mereka sepenuh hati dalam mengerjakannya.

Hal inilah yang diajarkan Taufiq kepada mahasiswanya. Mendidik mereka untuk selalu berpikiran terbuka dan bertanggungjawab. Budaya diskusi pun menjadi hal yang lazim baginya. Keterbukaan seperti ini pula yang membuat Taufiq nyaman menjadi seorang akademisi. Hal yang sulit terjadi jika bekerja di pemerintahan. Sebab menurutnya, orang yang bekerja di pemerintahan terus diperintah sementara akademisi terbiasa berdebat sehingga pikiran lebih terbuka.

“Ya, lebih nyaman sebagai akademisi. Mungkin karena kita enggak bekerja tempat lain. Jadi lebih terbuka kalau ada yang kritik, biasa saja,” ucapnya.

Taufiq masih ingat, ketika jurnal pertamanya terbantahkan oleh

jurnal orang lain. Saat itu Profesornya mengatakan, “Ya, tidak masalah. Jurnal kamu benar pada saatnya. Makanya kamu harus terus belajar,” kenang Taufiq.

Pengalaman tersebut membuat Taufiq kian semangat untuk terus belajar. Apalagi sebagai dosen, ia masih memiliki impian yang belum tercapai yaitu menjadi Guru Besar.

“Kalau untuk sekolah sudah cukup, yang terbebani sekarang menjadi Guru Besar, ha...ha...” ucapnya sambil tertawa.

Namun, impian Taufiq bukan semata ambisi pribadinya. Ia mencoba melihat lebih luas yaitu demi kemaslahatan kampus. Sebab menurutnya itu sudah menjadi kewajiban bagi seorang dosen. Sementara bagi universitas itu menjadi poin penting demi peningkatan nilai akreditasi. Apalagi Taufiq menanamkan prinsip dalam hidupnya untuk menjadi pribadi yang bermanfaat di mana saja.

“Makanya terkadang, kami perlu ditegur juga biar lebih disiplin menjadi Guru Besar,” ucap ayah dari empat orang anak ini. (ib)

DR. IR. TAUFIQ SAIDI, M. ENGKETUA LABORATORIUM

PENELITIAN TERPADU UNSYIAH

NYAMANMENJADIAKADEMISI

PROFIL

Page 12: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

Pengabdian yang dilakukan keluarga besar Unsyiah tidak hanya berlangsung di lingkungan kampus saja. Ia dapat dilakukan

kapan saja dan di mana saja, tidak terkecuali oleh para alumni. Inilah yang dilakukan Ikatan Alumni Kedokteran Unsyiah (IAKU) yang ikut terlibat dalam masa tanggap darurat di Kabupaten Pidie Jaya.

Para alumni Fakultas Kedokteran

Unsyiah tersebut merasa terpanggil ketika mengetahui Pidie Jaya diguncang gempa bumi. Melalui musyawarah singkat dan terbatas, IAKU mengambil keputusan untuk segera membantu para korban gempa.

Berbagai kegiatan berupa pelayanan medis dilakukan di lokasi bencana. Mulai dari menyediakan mobile clinic, pengobatan massal gratis, mengobati korban gempa di kamp-

kamp pengungsian, mendirikan posko penanganan medis, serta mengunjungi wilayah pedalaman di Pidie Jaya yang sulit diakses.

“Setiba kami di Pidie Jaya pada tanggal 10 Desember 2016 lalu, kami langsung diserbu masyarakat untuk berobat,” ujar dr. Nasrul Musadir, Sp.S selaku Ketua IAKU.

Padahal awalnya, tim IAKU berencana terjun ke kamp pengungsian untuk mengobati korban gempa. Tetapi, di hari pertama membuka posko kesehatan, mereka langsung kedatangan masyarakat yang ingin berobat. Maka di hari pertama, tim IAKU memilih siaga di posko untuk melayani masyarakat. Baru di hari kedua mereka turun ke lapangan secara bergiliran.

“Kami sudah sampai ke pelosok-pelosok yang mungkin orang Pidie Jaya sendiri jarang ke tempat itu. Nama daerahnya Desa Alue Demam. Untuk sampai ke sana kita harus melewati

IAKU UNTUKNEGERIKU

jalan bebatuan yang menanjak, bahkan harus melewati sungai. Masyarakatnya lumayan terisolir karena jauh dari kehidupan pusat kota di Pidie Jaya,” ungkapnya.

IAKU juga berupaya agar para korban gempa tidak berlama-lama di kamp pengungsian. Para pengungsi diupayakan untuk segera kembali ke rumah masing-masing atau ke tempat yang lebih layak.

“Lama-lama di pengungsian tidak baik bagi kesehatan. Jadi, IAKU berusaha untuk memfungsikan kembali puskesmas-puskesmas agar pelayanan kesehatan terpusat di sana,” lanjutnya.

Koordinator Posko Kesehatan IAKU, dr. M. Ariz Candra, mengaku jika timnya menyediakan dua mobile clinic agar dapat bergerak ke semua titik. Upaya ini dilakukan agar pengobatan tidak hanya berlangsung di posko pengungsian, tetapi juga di daerah pedalaman. IAKU juga menurunkan sejumlah

dokter umum untuk masa tanggap darurat dan pasca tanggap darurat jika memungkinkan.

“Kita terus mendampingi para korban gempa. Lalu membantu pengaktifan pelayanan kesehatan di Pidie Jaya seperti normalisasi puskesmas,” sebutnya.

IAKU tidak hanya melibatkan para alumni, mereka juga melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsyiah dalam kegiatan ini. Keterlibatan mahasiswa dianggap penting agar mereka mengetahui ada banyak hal yang dapat dilakukan setelah menyelesaikan kuliahnya. Dalam kesempatan sama, IAKU turut menyalurkan bantuan korban gempa salah satunya dari Universitas Negeri Solo.

Sebelum terlibat dalam masa tanggap darurat gempa Pidie Jaya, IAKU juga telah merintis program pembinaan desa di seluruh Aceh yang membutuhkan pendampingan demi peningkatan kompetensi. Salah satunya di Desa Blangtingkeum, Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar.

IAKU merupakan lembaga yang telah berdiri sejak tahun 1994 dan memiliki anggota sebanyak 2.851 alumni. Tujuan ikatan ini untuk menjadi kekuatan bagi bangsa dan masyarakat dalam menghadapi daya saing tinggi. IAKU memiliki Tri Bhakti Alumni, yaitu bhakti kepada almamater, bhakti kepada masyarakat Indonesia, dan bhakti kepada keluarga besar alumni. Pengabdian tulus dari IAKU semoga menjadi inspirasi bagi kita semua sekaligus menjadi amal jariyah di sisi Allah Swt. (rz)

Kita terus mendampingi para korban gempa. Lalu membantu pengaktifan pelayanan kesehatan di Pidie Jaya seperti normalisasi puskesmas.

dr. M. ARIZ CANDRAKOORDINATOR POSKO KESEHATAN IAKU

22 PENGABDIAN 23PENGABDIAN

Page 13: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

Setiap orang mempunyai pemahaman berbeda mengenai bencana. Tetapi, sebagai muslim yang taat tentu kita percaya

bahwa selalu ada hikmah di balik suatu musibah atau bencana. Umat Islam melihat dari kaca mata yang berbeda terhadap sebuah kejadian atau fenomena alam yang ada. Bagi seorang muslim, sisi-sisi ilahiyah tidak bisa dipisahkan dengan sisi kehidupan manusia. Semua perkara pasti tidak terlepas dari campur tangan Allah Swt.

Oleh sebab itu, musibah yang menimpa masyarakat Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen pada tanggal 7 Desember 2016 pun diyakini sebagai kehendak dari Allah Swt. Di balik musibah gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter tersebut ada pelajaran yang harus dipetik. Umat Islam memang diperintahkan agar selalu mengintropeksi diri untuk menuju sosok insan kamil.

Allah Swt berfirman dalam surat At-Taghabun ayat 11 yang artinya,

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Setiap bencana memiliki arti yang dalam bagi masing-masing orang. Bencana juga sangat berhubungan dengan kadar amalan seseorang. Oleh karena itu, ada tiga hikmah yang dapat dipetik pada setiap bencana, yaitu ujian, teguran atau musibah, dan azab.

Muncul pertanyaan, golongan mana yang pantas dimasukkan dalam kategori ujian, teguran atau musibah, maupun azab. Berbicara tentang ujian, semua umat Islam tahu bahwa tiada nabi dan rasul yang tidak mengalami ujian atau cobaan. Bahkan di antara para rasul ada mendapat gelar khusus sebagai ulul azmi karena berhasil melewati ujian yang amat berat. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Ahqaf ayat 35 yang artinya, “Maka bersabarlah kamu seperti rasul-rasul ulul azmi.”

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ujian hanya diberikan kepada orang-orang pilihan yang akan diangkat derajatnya di sisi Allah Swt. Ibaratnya, seorang siswa tidak bisa mendapat ijazah kalau tidak bisa lulus pada ujian akhir sehingga tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Sama halnya dengan seseorang yang ingin ditinggikan maqam-nya di sisi Allah Swt, maka senantiasa harus melewati kepahitan dan ujian terlebih dahulu untuk memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Allah Swt.

Namun, ujian yang diberikan Allah Swt disesuaikan dengan kadar keimanan dan kemampuan seseorang sebagai jalan untuk menambahkan pahala bagi orang-orang yang bersabar. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Rasulullah Saw menjawab, “Para nabi, kemudian orang-orang soleh, kemudian yang sesudah mereka secara berurutan berdasarkan tingkat kesolehannya. Seseorang akan diberikan ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan baginya. Kalau

ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun.” (HR Bukhari).

Lantas bagaimana yang disebut dengan musibah atau teguran ketika bencana melanda? Posisi ini biasanya dialami oleh orang-orang yang biasa atau awam. Musibah atau teguran umumnya ditimpakan kepada mereka yang lupa atau lalai dengan perintah Allah Swt. Bencana yang menimpa mereka umumnya bertujuan agar mereka kembali ke jalanNya. Orang yang masih menjaga ibadahnya sembari melakukan kemaksiatan maka akan mendapat teguran dari Allah Swt agar meninggalkan perbuatan jahatnya. Sebenarnya musibah yang diberikan tersebut juga ulah dari perbuatan manusia sendiri. Contoh sederhananya seperti penebangan dan perusakan hutan yang berakhir pada terjadinya banjir dan longsor. Lalu pergaulan bebas yang berujung pada terjangkitnya virus HIV/AIDS.

Allah Swt berfirman, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah SWT memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura ayat 30).

Kemudian manakala menyinggung tentang azab, maka ia sangat jauh berbeda dengan ujian dan musibah. Azab diberikan kepada orang-orang yang membangkang dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt. Ia bukan hanya tidak mengindahkan perintah

HIKMAHDI BALIKBENCANA

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah SWT memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

ASY-SYURA AYAT 30

24 25RELIGIARELIGIA

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

Allah Swt dan rasulNya, tetapi juga melakukan perlawanan. Kisah-kisah pembangkangan terhadap Allah Swt di antaranya telah diabadikan dalam Alquran, seperti kisah raja Fir’aun dan Abu Lahab. Selain itu, masih banyak kisah-kisah umat terdahulu yang telah mendapatkan azab dari Allah Swt. Di antara mereka ada yang mendustakan kenabian utusan Allah Swt, melakukan zina, bahkan ada yang menjalin hubungan sesama jenis seperti yang dilakukan oleh kaum sodom pada masa nabi Luth As.

Dapat disimpulkan, azab lebih mengarah kepada bentuk siksaan Allah Swt kepada hamba yang dimurkaiNya. Teguran-teguran yang pernah diberikan Allah Swt tak dihiraukan, sehingga berujung kepada bala bencana berupa azab.

Akan tetapi, dari ketiga poin tersebut, hanya Allah Swt dan pribadi masing-masing yang dapat menilai kedudukan masing-masing. Kita patut berkaca sudah sejauh mana kadar amalan ibadah dan keimanan kita. Sudah pantaskah kita diuji atau bahkan kita bagian dari orang-orang yang mendapat azab Allah Swt? Na’uzubillahi min zalik.

Kita berharap segala bencana yang terjadi di negeri ini merupakan bagian dari ujian atau teguran dari Allah Swt. Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Semoga korban gempa bumi di Pidie Jaya yang telah tiada mendapat rahmat dan rahim dari Allah Swt sehingga termasuk ke dalam husnul khatimah. Amin ya rabbal ‘alamin. (rz)

Page 14: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita diabetes di

Indonesia akan terus melonjak hingga 21,3 juta orang pada tahun 2030. Tetapi, yang lebih mengkhawatirkan 70% orang Indonesia justru tidak sadar terserang diabetes. Fenomena ini dirasakan penting untuk segera mendeteksi diri sejak dini.

Sampai saat ini, pemeriksaan glukosa darah merupakan pemeriksaan yang dikenal untuk skrining dan diagnosis diabetes. Namun, beberapa studi terbaru menemukan adanya pemeriksaan yang lebih efektif untuk deteksi dini serta mencegah komplikasi, yakni pemeriksaan HbA1c (Hemoglobin A1c).

Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. HbA1c disebut sebagai glikosilasi atau hemoglobin glikosilasi atau glycohemoglobin. HbA1c yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel darah merah dan akan terurai bertahap dengan berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari).

Semakin tinggi kadar gula darah, maka jumlah hemoglobin yang mengikat gula juga semakin banyak.

Penemuan hemoglobin terglikasi pertama kali ditemukan tahun 1960 melalui proses tes darah yang dilakukan untuk memeriksa tipe-tipe hemoglobin dalam darah (elektroforesis hemoglobin). Awal tahun 1962, Huisman dan Dozy menemukan peningkatan fraksi hemoglobin pada penderita diabetes. Ketertarikan terhadap HbA1c semakin meningkat pada tahun 1968, saat Rahbar kembali menemukan peningkatan fraksi hemoglobin pada penderita diabetes. Meski metode pemeriksaan belum

handal dan tervalidasi, studi klinis dipublikasikan sehubungan temuan erat antara nilai Hba1c dan kontrol diabetes.

Penggunaan Hba1c untuk pemantauan derajat kontrol metabolisme glukosa pasien diabetes pertama kali diajukan pada tahun 1976. Pada tahun 1990-an diadopsi dalam praktek klinik sebagai alat monitoring derajat kontrol diabetes mellitus. Komite ahli dari the American Diabetes Association (ADA) dan the European Association for the Study of Diabetes (EASD) kemudian merekomendasi penggunaan HbA1c untuk diagnosis diabetes mellitus dan pada tahun 2010 ADA memasukkan

HbA1c ke dalam kriteria diagnosis diabetes.

Bagi orang yang sehat alias tanpa diabetes, nilai normal HbA1c antara 4%-5,6%. Kadar HbA1c antara 5,7% sampai 6,4% mengindikasikan peningkatan risiko diabetes, dan kadar 6,5% atau lebih tinggi mengindikasikan diabetes. Oleh karena itu, penting mengevaluasi apakah pengobatan yang diberikan selama ini berhasil atau tidak dengan cara pemeriksaan HbA1c. Target nilai HbA1c untuk pasien diabetes adalah kurang dari 7%. Korelasi antara nilai A1c dengan perkiraan rata-rata glukosa plasma adalah kadar HbA1c 6% sama dengan konsentrasi glukosa rata-rata 126 mg/dl. Setiap peningkatan kadar HbA1c 1% sama dengan peningkatan kadar glukosa rata-rata 29 mg/dl.

Beberapa faktor yang menjadi alasan utama yang mendukung penggunaan HbA1c sebagai alat untuk skrining, diagnosis, dan pengobatan diabetes adalah:1. Tidak perlu puasa dan dapat

diperiksa kapan saja.2. Dapat memperkirakan keadaan

MENGENAL

HBA1Cglukosa darah dalam waktu yang lebih lama serta tidak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup jangka pendek.

3. Pemeriksaan HbA1c telah terstandarisasi dan keakuratannya dapat dipercaya.

4. Relatif tidak dipengaruhi oleh gangguan akut (misalnya stres atau penyakit yang relevan).

5. Lebih stabil dalam suhu kamar.6. Kurang dipengaruhi oleh obat-obat

yang mempengaruhi metabolisme glukosa.

7. Satu pemeriksaan yang dapat digunakan diagnosis dan penilaian kontrol glikemik.

Selain beberapa kelebihan, HbA1c juga memiliki beberapa keterbatasan antara lain, pada kondisi tertentu HbA1c tidak dapat mencerminkan kontrol glukosa darah yang dapat menyebabkan under atau over treatment karena nilai HbA1c terlalu tinggi atau rendah palsu. Nilai Hba1c tinggi palsu pada kondisi pasien dengan anemia defisiensi besi, konsumsi alkohol berlebihan, splenektomi, anemia aplastic, dan penggunaan salisilat dosis tinggi.

Nilai Hba1c rendah palsu didapatkan pada kondisi setelah transfusi darah, thalassemia, penyakit ginjal, hemolysis dan perdarahan gastrointestinal, penyakit hati, penggunaan opiod jangka panjang, penggunaan antioksidan dan infeksi HIV. Nilai HbA1c menunjukkan peningkatan seiring bertambahnya usia, akan tetapi besarnya perubahan dan pengaruh usia belum terlalu jelas dalam diagnosis.

Dari penjelasan yang telah diuraikan, HbA1c dipandang perlu sebagai pemeriksaan standar dalam skrining, diagnosis dan pengobatan diabetes. Walau harga HbA1c relatif mahal dibandingkan pemeriksaan gula darah, tetapi efisiensinya jauh lebih baik jika digunakan sejak awal. Selain itu, HbA1c merupakan prediktor yang lebih kuat dalam menentukan risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular dibanding glukosa puasa. Dengan ditetapkannya HbA1c sebagai salah satu standar dalam skrining dan diagnosis diabetes, diharapkan deteksi dini dan tindakan pencegahan yang efektif dapat dilakukan. (syr)

Ns. NUR RAMADHAN, S.Kep

ALUMNI FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNSYIAH, BEKERJA  DI LOKA LITBANG

BIOMEDIS ACEH

Kadar HbA1c antara 5,7% sampai 6,4% mengindikasikan peningkatan risiko diabetes, dan kadar 6,5% atau lebih tinggi mengindikasikan diabetes.

26 27PERSPEKTIFPERSPEKTIF

Page 15: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

Gempa Pidie Jaya yang terjadi pada Rabu, 7 Desember 2016, pada pukul 05:03 WIB merupakan gempa

sesar geser (strike slip). Gempa ini berkekuatan Mw 6.5 berpusat di wilayah Meureudu, Pidie Jaya. Lokasi gempa terletak di laut berdekatan dengan patahan Samalanga, tetapi agak sedikit ke bagian barat. Berdasarkan mekanisme gempa, arah strike dari gempa diperkirakan mengarah ke barat laut. Dari peta model elevasi permukaan bumi terlihat ada patahan berdekatan dengan patahan Samalanga dan gempa terletak di sepanjang patahan tersebut.

Jumlah gempa susulan dengan magnitudo di atas Mb 2.5 menunjukkan adanya pengurangan yang signifikan dari 48 kali gempa pada Rabu (7

Desember 2016) menjadi 17 kali gempa pada Kamis (8 Desember 2016), dan 7 kali gempa pada Minggu (11 Desember 2016). Ini mengindikasikan jika energi telah dikeluarkan dalam jumlah besar.

Tim Geohazard TDMRC Unsyiah langsung turun ke lapangan melakukan rapid assessment untuk mengkaji tingkat kerusakan di wilayah yang berdampak gempa. Hal sama turut dilakukan Satgas Pemulihan Pascagempa Pidie Jaya Unsyiah yang melakukan proses rehabilitasi dan rekontruksi. Salah satunya dengan melakukan pemasangan stiker status bangunan publik setelah gempa. Stiker tersebut terdiri dari tiga warna, yaitu warna merah untuk bangunan rusak berat, warna kuning untuk rusak sedang, dan warna hijau untuk

rusak ringan. Bangunan rusak berat merupakan bangunan yang tidak layak digunakan lagi. Rusak sedang adalah bangunan yang perlu perbaikan sebelum digunakan kembali, dan warna hijau berarti bangunan layak digunakan kembali.

Ada beberapa dampak kerusakan bangunan akibat gempa, seperti kerusakan di bagian struktur bangunan, dan juga kerusakan non-struktural bangunan. Kerusakan struktural bangunan merupakan dampak yang dapat menyebabkan korban jiwa dan kerugian secara ekonomi yang besar.

Beberapa bangunan yang rubuh merupakan bangunan publik seperti bangunan sekolah/dayah, perguruan tinggi, masjid-masjid, ruko (rumah

toko), pasar, serta fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Kecamatan Trienggadeng merupakan daerah yang mengalami kerusakan paling parah.

Ada banyak penyebab kegagalan struktur bangunan akibat gempa yang dapat dirangkum dari hasil pengamatan cepat di lapangan. Kegagalan struktur bangunan terjadi jika kolom jauh lebih lemah dibandingkan balok bangunan sehingga kehancuran terjadi pada daerah kolom, sedangkan balok bangunan masih terlihat utuh. Kolom sebagai bagian dari bangunan yang menahan bangunan agar tetap berdiri, harus diperhatikan desainnya dengan seksama. Pada beberapa pengamatan di lapangan, terdapat penyimpangan detail sambungan kolom dengan

KEGAGALANSTRUKTUR BANGUNANDI KAWASAN RAWAN GEMPA

struktur bangunan lainnya seperti balok dan pondasi. Sambungan antar tulangan besi kolom dan pondasi tepat berada di daerah kritis kolom yaitu di daerah kira-kira sepanjang lebar kolom. Dan dikebanyakan kolom, terutama kolom-kolom di bagian terluar, terlihat penanaman pipa-pipa untuk pembuangan air (talang air) yang berada di daerah inti kolom. Di beberapa daerah kerusakan kolom terlihat besi tulangan membengkok tidak wajar akibat beban lateral. Hal yang sama akan terjadi apabila mutu beton juga sangat rendah.

Di beberapa tempat terlihat penurunan tanah dasar yang mengakibatkan dinding lantai rumah pecah. Di daerah Meunasah Balek kecamatan Meureudu,

terjadi likuifaksi di mana lumpur keluar dari daerah retakan tanah. Hal sama juga didapati di sela-sela lantai serta dinding rumah warga.

Kompleksitas jalur gempa (sesar) yang ada di Aceh perlu dilakukan upaya penelitian yang intensif. Saat ini, tim Geohazards TDMRC Unsyiah bekerjasama dengan berbagai pihak memasang sejumlah seismometer untuk pemetaan gempa bumi yang lebih baik di Aceh. Ada sekitar 28 titik seismometer yang saat ini dipasang hingga tiga bulan ke depan. Patahan di wilayah Pidie dan Pidie Jaya belum sepenuhnya diketahui sehingga masih memerlukan kajian yang lebih mendalam dengan menggunakan berbagai metode. (cds)

SATUAN TUGAS PEMULIHAN GEMPA PIDIE JAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

LAPORAN KAJI CEPATUNIVERSITAS SYIAH KUALA

Di beberapa tempat terlihat penurunan tanah dasar yang mengakibatkan dinding lantai rumah pecah. Di daerah Meunasah Balek kecamatan Mereudu, terjadi likuifaksi di mana lumpur keluar dari daerah retakan tanah. Hal sama juga didapati di sela-sela lantai serta dinding rumah warga.

28 29RISETRISET

Page 16: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

Subuh ini kita dibangunkan oleh bumiDiayun sesar Samalanga Sipopok dari Pidie JayaAyahku tengah menghidupkan mesin motornyaIbu khidmat dengan kompor dan adonan kueAku berwudu saat atap rumah bergetar hebatDan jerit adikku adalah kejut bawah sadarIni gempa!

Kita terbiasa pada getar alamTapi takpernah lagi sefajar ini, ‘kan?Selain dulu, hari-hari setelah air bah menyapu daratan iniSaat kita lena diayun bumi saban hariSelain dulu, hari-hari setelah air bah merenggut nyawa-nyawaSaat kita lupa cara mengeringkan air mataHingga Allah kirim lorong damai bagi tanah Iskandar Muda

SUBUHYANG RUNTUH

Getar bumi subuh iniJadi tanda yang kentaraBetapa subuh kita sering durjanaAllah sajikan di antara mimpi yang takselesaidan azan yang akan dikumandangkan Lekas kita komat-kamitMerapal rateb tanpa aturan sebab kalut jadi tajwid

Pada subuh yang getar iniKita menerka air bah datang lagiRupanya laut tenangSirine penanda amuk lautan tak terdengarOmbak tak berhasrat memeluk daratanBenar. Ini bukan subuh yang basahTapi,Ini subuh yang runtuhKubah-kubah rubuh ke pualam sujudPilar-pilar masjid rebah ke tanahCorong-corong meunasah taksempat basah oleh nafas bilal

Berita kehilangan sampai ke lorong-lorong nadiSeperti aroma pagi rabu iniAnyir darah dibawa anginKe meja-meja warung kopi yang mendadak sepiKe mana jasad harus dicariSelain di bawah puing masjid dan toko sepanjang retak bumi

ERNITA HANDAYANI, S.Pd

ALUMNUS JURUSAN PBSI FKIP UNSYIAH. PEGIAT DI FLP WILAYAH ACEH

Ada yang taksempat menjadi pengantinLelaki itu lebih dulu diakadkan IzrailPadahal wanitanya telah berinai di depan pelaminAda bayi dalam dekap jasad seorang ibuMenjerit lantang di balik puing-puing istana merekaAgar dunia tahu nafasnya masih adaMeski ibunya telah tiada

Kabar duka sampai jua ke telinga massaGetar bumi getarkan hati merekaRupiah dikutip di simpang-simpang IndonesiaBersama debu jalanan dan kardus bernama ‘Peduli Gempa Pidie Jaya’Aceh ditangisi lagiAceh dikasihani lagi

Dan aku bertanya tentang maklumat lara ini Apakah ini tanda yang gagal kita bacaBahwa dunia begitu renta atau Tuhan begitu murkaIa hancurkan rumahNya Yang kita bangun di sana sini untuk ditertawakan sunyi Sebab saf hanya hitungan jari

Lalu aku berhenti di lempeng hatiku sendiriTakperlu ada tanya selain muhasabahTakperlu ada getar selain taubatBangunkan anak-anak, pemuda-pemuda, wanita-wanita kitaAgar subuh taklagi runtuhAgar suluh iman benderang lagi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

30 31KREATIFKREATIF

Page 17: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar workshop jurnalisme kebencanaan bersama wartawan Kompas, Ahmad Arif, di Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah.

Universitas Terbuka (UT) Kota Banda Aceh menyumbangkan dana bantuan sebesar Rp. 47.576.000 untuk korban gempa Kabupaten Pidie Jaya (Pijay). Dana tersebut diserahkan

oleh Kepala Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ)-UT Banda Aceh, Drs. Enang Rusyana, M.Pd kepada Wakil Rektor IV Unsyiah, Dr. Nazamuddin, SE .MA., di gedung Rektorat Unsyiah.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Unsyiah, Dr. Hizir, menyerahkan cinderamata kepada Ketua Majelis Pendidikan Daerah Kota Subulussalam, Jaminuddin S.Pd, usai acara Seminar Persiapan Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU) bersama Pemerintah Kota Subulussalam di Balai Senat Unsyiah.

Peresmian Atsiri Research Center (ARC) disertai dengan

penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara

Unsyiah dengan Korean Intellectual Property Office (KIPO), Korea

Invention Promotion Association (KIPA), Aceh Patchouli Forum,

dan Bappeda Aceh. MoU ini bertujuan untuk mendukung dan

memperkuat agroindustri di Aceh.

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

32 33GALERIGALERI

Page 18: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

Sebanyak 1.916 mahasiswa Universitas Syiah Kuala mengikuti pembekalan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di ruang event hall gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah. Pembekalan ini sebagai persiapan bagi mahasiswa KKN sebelum diturunkan ke lapangan di Kabupaten Bener Meriah.

Panitia Komisi Pemilihan Raya (KPR) Unsyiah mengarahkan mahasiswa untuk memasukan surat suara. Pemira kali ini untuk memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unsyiah periode 2016-2017.

Universitas Syiah Kuala melakukan diseminasi 131 hasil penelitian dan

pengabdian yang berlangsung selama tahun 2016. Kegiatan

tersebut diadakan mulai 19-23 Desember 2016 di gedung AAC

Dayan Dawood Unsyiah.

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

34 35GALERIGALERI

Page 19: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

Beberapa staf Project Implementation Unit (PIU) 7in1Unsyiah berdiri sigap di depan gedung Kantor Pusat Administrasi.

Mereka sedang menunggu tamu dari Arab Saudi. Sesekali para staf tampak bertegur sapa sambil tetap awas memandang jalan raya di depan gedung. Sekejap kemudian, mobil pengawal polisi memasuki halaman gedung Kantor Pusat Administrasi. Sigap, Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, menyambut dua tamu Arab Saudi yang merupakan perwakilan dari The Saudi Fund for Development (SFD). Kehadiran mereka untuk meninjau sekaligus berdiskusi terkait proses pembangunan gedung baru bagi tiga fakultas di Unsyiah.

Tiga gedung baru yang akan dibangun adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), dan Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP). Turut hadir dalam diskusi ini antara lain Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng; Wakil Dekan Bidang Akademik Unsyiah, Dr. Hizir; tim  PIU 7in1 Unsyiah; dekan dari ketiga fakultas, dan konsultan.     

Perwakilan SFD, M. Abdullah M.

Al-Shoaibi, mengaku sangat senang dapat membantu Unsyiah dalam menjalankan tugasnya di bidang pendidikan. Terlebih lagi Unsyiah memiliki banyak mahasiswa. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi SFD dalam membantu kampus terbesar di Aceh ini. Bahkan, pihak SFD menganjurkan kepada Unsyiah untuk mengajukan proposal jika ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Nantinya, pihak SFD akan mempelajari sekaligus mengirimkan tim untuk meninjau langsung ke lapangan.

“Jika sesuai, SFD akan mengalokasikan dana untuk itu,” kata Abdullah.Sementara itu, dalam sambutannya

Rektor Unsyiah menyampaikan masih banyak yang harus dibangun di Unsyiah, salah satunya fasilitas asrama. Asrama mahasiswa saat ini belum mampu menampung seluruh mahasiswa Unsyiah. Sehingga pada tahap awal, asrama Unsyiah hanya mampu menampung 7.000 mahasiswa saja.

“Semoga kekurangan ini mendapat perhatian khusus dari SFD,” harap rektor.

Dr. Abdullah, salah satu penanggung jawab proyek, mengatakan pembangunan gedung baru di tiga fakultas akan dilaksanakan secara baik. Gedung yang dibangun

GEDUNG BARUUNTUK TIGA FAKULTAS

dipastikan aman dari bencana seperti gempa dan tsunami.

“Semua bangunan ini dibangun atas tiga konsep, yaitu monumental building, locality, dan modernity,” jelas dosen Fakultas Teknik Unsyiah itu.

Dr. Abdullah juga menambahkan, meski yang dibangun hanya gedung FMIPA, FKH, dan FKP, tim ahli dari Fakultas Teknik Unsyiah juga ikut terlibat dalam pembangunan ini. 

Setelah pertemuan, seluruh peserta meninjau langsung ke lokasi proyek pembangunan. Peninjauan pertama dilakukan di FMIPA. Pohon besar yang berdiri kokoh sejak kampus FMIPA didirikan pada tanggal 22 Oktober 1993 menyambut kehadiran perwakilan

SFD. Di kampus para saintis ini, Shoaibi dan tim berkeliling melihat gedung lama. Bagi pihak SFD, kampus FMIPA sangat layak untuk mendapatkan bantuan. Usai mengunjungi kampus FMIPA, rombongan meninjau FKP dan FKH. Berdasarkan maket yang telah disiapkan, pembangunan tiga gedung ini tidak serampangan. Ada komitmen besar dengan mengutamakan keindahan dan kualitas gedung.

Setelah meninjau tiga kampus, perwakilan SFD juga mengunjungi Masjid Jamik dan asrama mahasiswa Unsyiah. Semoga bantuan ini dapat memberikan kenyamanan dalam proses belajar mengajar di kampus Unsyiah. (mr)

Semua bangunan ini dibangun atas tiga konsep, yaitu monumental building, locality, dan modernity.

DR. ABDULLAH

SALAH SATU PENANGGUNGJAWAB PROYEK

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

36 37FAKULTASFAKULTAS

Page 20: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017

Before the dawn on Friday, 7 December 2016, a 6.5 RS earthquake has destroyed the land of Pidie Jaya regency in Aceh.

The strong earthquake not only killed thousands of people but also changed lots of buildings and public facilities into ruins. Lots of information from several media has arisen to report the latest condition of this massive disaster. Certainly, media always participate in helping the society by broadcasting positive news in order to attract people to give their aids. Yet, there are many media broadcast the negative news to scare the society day by day.

Syiah Kuala University (Unsyiah) also involve actively in broadcasting the accurate information about the development and reconstruction after the earthquake in Pidie Jaya. In the case of that, Syiah Kuala University compelled to train the skill of news writer in order to keep the quality of disaster information. Therefore, on Thursday, 29 December 2016, Syiah Kuala University held a disaster journalistic workshop with Kompas journalist Ahmad Arif in the Office

of Administration Center (KPA) Syiah Kuala University.

The journalist that focus in the field of disaster elaborated that media has also a role in reducing the risk of disaster by the way of information submission. The information can also build the readiness among the society in facing the disaster. But, this program is not well running yet. He thought that media in Indonesia still focus on the political issue, economic and corruption and put aside the matter of disaster.

He added that, generally, the annunciation of disaster in Indonesia still focuses on the amount of victims and the exploitation of sadness. However, the annunciation of disaster has a wide dimension. We are often to see that the news is so excessive in presenting the sadness or the condition of victims that does not deserve to be presented anymore and many things that are not appropriate with the applied norms.

The media is also expected to attend in every phase, whether it is in pre-disaster phase, in disaster, and post-

disaster phase. It should pay attention to the media for sorting which news is worthy to publish or not worthy to. Therefore, it will educate as well as to grow strong mental for the society. Disaster is the best moment for recalled the importance of disaster mitigation, then planning back the reconstruction of safety house and simulation in handling a disaster.

The Indonesian media should learn more from international media that have already applied the news points like in Japan. He stated that the media in Japan broadcast the disaster by avoiding the sadness and negative story in order to build up the strong mental for society.in addition, every news about the damage is always followed by the positive information. Besides, every night on Japanese TV, the channel of disaster simulation is always broadcasted regularly when the disaster happens or not.

On the occasion, Ahmad Arif invited the community and media actors to change their mindsets in order not to put aside the issue of disaster. One of the ways is to actively write about disasters in the media and social media. Then educate and media workers to aware of the importance of disaster risk or create a rival media in disaster issue if it needed.

In the end, we always hope that media in Indonesia can change into a better influencer that spread not only actual news but also spirit and hope. Perhaps, the credible media will exist for the better Indonesia. (ac)

DISASTERJOURNALISTIC

WORKSHOP HELDBY SYIAH KUALA UNIVERSITY

NAMEINDRA SYAHPUTRA S.Pd

PLACE/ DATE OF BIRTHKUALA SIMPANG, 4 AGUSTUS 1993

EDUCATIONAL BACKGROUNDENGLISH DEPARTMENT AT TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY, SYIAH KUALA UNIVERSITY

BATCH : 2011 SOCIAL MEDIASFB : INDRA SYAHPUTRAIG : SIR.SYAHPUTRAEMAIL : INDRA.KSIMPANG@GMAIL. COM ACHIEVEMENTSENGLISH LECTURER AT APIKES YSB BANDA ACEH AND ECCELS

IND

RA

SYA

HP

UTR

A S

.Pd

EDISI 207 . JANUARI 2017

38 39ENGLISHENGLISH

Page 21: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

UNIVERSITAS SYIAH KUALA (Unsyiah) memprioritaskan enam program pemulihan jangka panjang pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Pidie Jaya. Program tersebut meliputi pendampingan proses pembangunan fisik bangunan dan infrastruktur pada tiga kabupaten terdampak, membantu pemulihan layanan bidang kesehatan melalui pembangunan rumah sakit kontainer, melakukan pemetaan patahan aktif di Aceh, membantu pemulihan bidang pendidikan, mendirikan rumah pembelajaran gempa, dan menyusun naskah akademik Qanun Pendidikan Kebencanaan di Aceh.

Sebelumnya, dalam masa tanggap darurat Unsyiah telah mendirikan Posko Terintegrasi di Meureudu. Posko ini berperan menyalurkan bantuan yang bersumber dari civitas akademika Unsyiah serta para donatur di luar Unsyiah. Selain itu, Unsyiah juga telah membentuk Satgas Pemulihan Pasca Gempa Pidie Jaya.

MASJID QUBA, PANGWA, TRIENGGADENG, PIDIE JAYA

40 41GALERIGALERI

Page 22: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

42 43GALERIGALERI

Page 23: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

44 45GALERIGALERI

Page 24: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 207 . JANUARI 2017

46 47ASPIRASIASPIRASI

Page 25: EDISI 207 . JANUARI 2017 Unsyiahhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Warta-Unsyiah-Edisi...Apakah ia benar-benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini dihadapi