EDISI 1

4
-- 1 -- Policy Brief Perwakilan BkkbN Provinsi Jawa Timur Jl. Airlangga No.31-33 Surabaya 60017 Edisi 1 Tahun 2012 KONTRIBUSI PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK DALAM PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TIMUR Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah selama ini telah banyak membawa kemajuan. Namun pembangunan itu sendiri juga menyisakan berbagai persoalan baru seperti kesenjangan sosial, kualitas hidup penduduk, kesempatan kerja, hak asasi manusia, keterbukaan, penegakan hukum, lingkungan hidup dan masih banyak lagi. Pelaksanaan pembangunan selama ini lebih mengedepankan pada pembangunan fisik, infrastruktur dan ekonomi, dimana indikatornya yang kasat mata. Untuk mengeliminasi agar kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di sebuah wilayah tidak berjalan timpang dan malah hanya melahirkan berbagai kesenjangan, maka pembangunan harus menempatkan penduduk sebagai subyek yang utama. Penduduk benar-benar ditempatkan sebagai titik pusat dari segenap gerak pembangunan, sekaligus pula sebagai modal dasar, faktor dominan serta sasaran utama. Pembangunan Manusia Menurut UNDP, penduduk adalah kekayaan nyata suatu bangsa. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa konsep pembangunan manusia sebagai suatu upaya pembangunan (formation) kemampuan diri manusia, yang mengandung empat unsur, yaitu produktivitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan (sustainability), dan pemberdayaan (empowerment). Hal ini dapat dicapai melalui program pembangunan yang menitik-beratkan pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya derajat kesehatan, berupa umur panjang dan hidup sehat, mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif serta mendapat penghasilan yang mencukupi dengan daya beli yang layak. Berdasarkan konsep diatas, membangun manusia berarti meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam arti yang luas meliputi aspek jasmani dan rohani, material dan spiritual dalam skala individu maupun sosial yang pada akhirnya harus mampu menjadi sumber daya pembangunan secara komprehensif. Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengetahui sejauh mana pembangunan yang dilaksanakan mampu meningkatkan kualitas hidup manusia (penduduk) sebagai obyek pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Walaupun tidak semua aspek pembangunan manusia dapat diukur melalui penghitungan IPM mengingat sangat luasnya dimensi pembangunan manusia, tetapi paling tidak IPM dapat menggambarkan hasil pelaksanaan pembangunan manusia menurut tiga komponen indikator kemampuan manusia yang sangat

description

-

Transcript of EDISI 1

Page 1: EDISI 1

-- 1 --

Policy Brief

Perwakilan BkkbN Provinsi Jawa Timur

Jl. Airlangga No.31-33 Surabaya 60017

Edisi 1 Tahun 2012

KONTRIBUSI PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK

DALAM PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

DI PROVINSI JAWA TIMUR

Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah selama ini telah

banyak membawa kemajuan. Namun pembangunan itu sendiri juga menyisakan

berbagai persoalan baru seperti kesenjangan sosial, kualitas hidup penduduk,

kesempatan kerja, hak asasi manusia, keterbukaan, penegakan hukum, lingkungan

hidup dan masih banyak lagi.

Pelaksanaan pembangunan selama ini lebih mengedepankan pada

pembangunan fisik, infrastruktur dan ekonomi, dimana indikatornya yang kasat

mata. Untuk mengeliminasi agar kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di

sebuah wilayah tidak berjalan timpang dan malah hanya melahirkan berbagai

kesenjangan, maka pembangunan harus menempatkan penduduk sebagai subyek

yang utama. Penduduk benar-benar ditempatkan sebagai titik pusat dari segenap

gerak pembangunan, sekaligus pula sebagai modal dasar, faktor dominan serta

sasaran utama.

Pembangunan Manusia

Menurut UNDP, penduduk adalah kekayaan nyata suatu bangsa. Secara

ringkas dapat dikatakan bahwa konsep pembangunan manusia sebagai suatu upaya

pembangunan (formation) kemampuan diri manusia, yang mengandung empat

unsur, yaitu produktivitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan

(sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).

Hal ini dapat dicapai melalui program pembangunan yang menitik-beratkan

pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya derajat

kesehatan, berupa umur panjang dan hidup sehat, mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang memadai agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi

dalam kegiatan ekonomi produktif serta mendapat penghasilan yang mencukupi

dengan daya beli yang layak.

Berdasarkan konsep diatas, membangun manusia berarti meningkatkan

sumber daya manusia (SDM) dalam arti yang luas meliputi aspek jasmani dan

rohani, material dan spiritual dalam skala individu maupun sosial yang pada

akhirnya harus mampu menjadi sumber daya pembangunan secara komprehensif.

Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pembangunan yang dilaksanakan mampu meningkatkan kualitas hidup manusia

(penduduk) sebagai obyek pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia

(IPM). Walaupun tidak semua aspek pembangunan manusia dapat diukur melalui

penghitungan IPM mengingat sangat luasnya dimensi pembangunan manusia,

tetapi paling tidak IPM dapat menggambarkan hasil pelaksanaan pembangunan

manusia menurut tiga komponen indikator kemampuan manusia yang sangat

Page 2: EDISI 1

-- 2 --

mendasar yaitu; derajat kesehatan, kualitas pendidikan serta akses terhadap sumber

daya ekonomi berupa pemerataan tingkat daya beli masyarakat.

IPM dan Penentu IPM di Jawa Timur

Kondisi IPM Provinsi Jawa Timur mengalami fluktuatif bila diukur mulai

sebelum krisis sampai tahun 2010. Pada tahun 1996 IPM Provinsi Jawa Timur

sebesar 65,5, pada tahun 1999 mengalami penurunan menjadi 61,8.

Kemudian pada tahun 2002 kembali

mengalami kenaikan menjadi 62,64

dan pada tahun 2005 meningkat lagi

menjadi 65,89 dimana posisi ini

hampir sama dengan kondisi

sebelum krisis ekonomi. Selanjutnya

IPM tahun 2008 sebesar 70,38 dan

tahun 2010 menjadi 71,55.

Peningkatan IPM Provinsi Jawa

Timur dari tahun 2002 sampai 2010

ini menunjukkan bahwa stabilitas

ekonomi dan pembangunan manusia

sudah mulai menunjukkan tanda-

tanda membaik dan tentu saja tidak

terlepas dari kontribusi komponen

penentunya, yaitu angka melek

huruf, daya beli masyarakat dan

derajat kesehatan masyarakat (usia

harapan hidup).

IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah wilayah dalam 3 dimensi dasar

pembangunan manusia:

hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat

kelahiran

Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang

dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar ,

menengah dan atas (bobot satu per tiga).

standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk

domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.

Kontribusi Upaya Pengendalian Kuantitas Penduduk dalam IPM

Upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui fertilitas dan KB turut

serta menyumbang peningkatan indikator IPM ini, baik kesehatan, pendidikan

maupun ekonomi (Gambar 1).

Dalam kaitan dengan kesehatan, peran program KB dalam pencegahan

kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan dengan resiko tinggi serta

perawatan kehamilan, kelahiran dan perawatan pasca melahirkan akan

menyelamatkan beberapa nyawa ibu dari kematian maternal. Perawatan prenatal

dan kemampuan mencegah resiko tinggi untuk melahirkan akan membantu

mencegah kematian bayi dan anak. Anak anak dari keluarga besar cenderung

kurang mendapatkan perawatan kesehatan dan anak anak yang lahir dari kehamilan

yang tidak diinginkan memiliki resiko kematian lebih tinggi dibandingkan dengan

anak anak dan kehamilan yang direncanakan.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota

di Jawa Timur Tahun 2010

Sumber : BPS, 2010

Page 3: EDISI 1

-- 3 --

Penggunaan kontrasepsi akan memperkecil jumlah keluarga dan

memperpanjang jarak kelahiran. Kedua hal tersebut akan meningkatkan investasi

keluarga untuk kesehatan dan nutrisi sehingga akan menurunkan angka kemiskinan

dan kelaparan. Dalam kaitan dengan ekonomi. Pada tingkat makro bahwa

penurunan kelahiran akan mempercepat perkembangan sosial dan ekonomi suatu

negara.

Gambar 1. Peran KB dalam Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

Dalam kaitan dengan pendidikan, keluarga dengan anak sedikit dan jarak

kelahiran yang lebar akan memungkinkan mereka berinvestasi untuk pendidikan

anaknya. Hal itu akan memberikan keuntungan khusus bagi anak perempuan

karena umumnya anak perempuan memperoleh prioritas yang rendah dibandingkan

anak laki-laki. Anak perempuan yang keluar dari sekolah (DO) umumnya lebih

rendah aksesnya terhadap pelayanan KB.

Dalam bidang ekonomi, adanya program pengendalian penduduk melalui

“keluarga berencana” akan dapat meningkatkan public saving, Private saving dan

mutu tenaga kerja sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan perekonomian

suatu daerah/bangsa. Public saving dapat terjadi karena dengan adanya jumlah

penduduk yang terkendali maka dengan sendirinya akan mengurangi beban

keuangan daerah untuk biaya pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kebutuhan per

penduduk lainnya, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang besar/tidak

terkendali. Pengendalian penduduk juga dapat meningkatkan Private saving karena

dengan jumlah anggota keluarga yang kecil maka pengeluaran keluarga untuk

pemenuhan kebutuhan anggota keluarganya semakin sedikit sehingga relatif lebih

bisa menabung. Selain itu, pengendalian penduduk juga dapat berperan pada

peningkatan mutu tenaga kerja karena dengan jumlah penduduk yang relatif kecil

atau terkendali maka pemenuhan kebutuan penduduk akan pendidikan dan

kesehatan akan semakin baik. Dengan kondisi pendidikan dan kesehatan yang

terpenuhi dengan baik maka pada gilirannya akan meningkatkan mutu penduduk

(tenaga kerja) sehingga menjadi lebih produktif. Ketiga hal ini akan mampu

meningkatkan perekonomian penduduk, lebih khusus lagi pada daya beli

penduduk.

Kesimpulan

Jumlah penduduk yang besar diyakini dapat menjadi penghalang bagi peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Daerah dengan jumlah penduduk yang relatif

sedikit tentu akan dapat meningkatkan kualitas dari sumber daya manusianya

Page 4: EDISI 1

-- 4 --

dengan baik pula, atau dapat lebih fokus kepada pembangunan manusianya sendiri.

Jika jumlah penduduk tidak dikendalikan maka akan dapat menjadi bencana yang

berimplikasi pada penyediaan kebutuhan dasar penduduk, seperti pelayanan

kesehatan, pendidikan, perumahan, pangan, lapangan pekerjaan dan lain

sebagainya, dan barangkali kita akan semakin jauh tertinggal dari provinsi lain

untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Rekomendasi

Memperhatikan peran pengendalian penduduk pada peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia, sudah saatnya pemerintah daerah untuk merevitalisasi

program Keluarga Berencana yang kini sudah sayup-sayup atau hampir tak

terdengar. Revitalisasi KB mesti dibarengi pembuatan desain kependudukan yang

baik, juga kemauan politik yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah untuk

secara sungguh-sungguh melaksanakan program pengendalian penduduk.

Referensi Pemerintah Propinsi Jatim dan BPS Jatim. 2002. Analisis Indikator Makro Sosial dan Ekonomi

Jawa Timur 1998-2002.

Pemerintah Propinsi Jatim dan BPS Jatim. 2005. Data Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur

2001-2005

Pemerintah Propinsi Jatim dan BPS Jatim. 2011. Data Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur

2006-2010

Salim, Lutfi Agus. 2011. Analisis Dampak Kependudukan Terhadap Pembangunan Sosial Ekonomi

di Jawa Timur. Makalah Semiloka Kependudukan di Sun City Sidoarjo. 5-6 Juli 2011