Edisi 07 | Desember 2017 Media Komunikasi BPSDM ... · diprioritaskan karena mempunyai pengaruh...

36
Buletin Media Komunikasi BPSDM Kementerian PUPR Edisi 07 | Desember 2017 Kapusdiklat SDA dan Konstruksi: Wujudkan Pelayan Publik yang Kompeten, Inovatif, dan Berintegritas Kapusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman dan PIW Insan PUPR, Kembangkan Karir melalui Peningkatan Kompetensi Kerja Bersama Bangun Infrastruktur Strategis: SInergi Ketepatan dan Kompetensi Kerja Bersama Bangun Infrastruktur Strategis: SInergi Ketepatan dan Kompetensi

Transcript of Edisi 07 | Desember 2017 Media Komunikasi BPSDM ... · diprioritaskan karena mempunyai pengaruh...

Buletin

Media Komunikasi BPSDM Kementerian PUPREdisi 07 | Desember 2017

Kapusdiklat SDA dan Konstruksi: Wujudkan Pelayan Publik yang Kompeten, Inovatif, dan Berintegritas

Kapusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman dan PIW Insan PUPR, Kembangkan Karir melalui Peningkatan Kompetensi

Kerja Bersama Bangun Infrastruktur Strategis:SInergi Ketepatan dan Kompetensi

Kerja Bersama Bangun Infrastruktur Strategis:SInergi Ketepatan dan Kompetensi

2 Buletin | 2017

26

Wacana28 Penilaian Kinerja: Amanat, Tantangan, dan

Solusi

SELInGan32 Terowongan Jalan Terpanjang

Menembus Gunung

Q & a34 Seputar Assessment Center dan

Surat Pembaca

PARAMPARA adalah buletin/majalah internal Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan diharapkan menjadi salah satu alat/media komunikasi yang dapat menjembatani kebutuhan informasi dan komunikasi di lingkungan SDM-PUPR.

daftar isi10

18

bErIta utama04 Sinergi Ketepatan Strategi dan

Kompetensi

06 Pembangunan Infrastruktur Dorong Kebangkitan Ekonomi

di Tapal Batas Negeri

08 Kontribusi Terbaik Anak Bangsa di Kawasan Strategis Nasional

12 Wujudkan Pelayan Publik yang Kompeten, Inovatif, dan Berintegritas

15 Insan PUPR, Kembangkan Karir melalui Peningkatan Kompetensi

Info baLaI10 Balai Pendidikan dan Pelatihan PUPR Wilayah VI Surabaya

LEnSa KIta18 Gerakan Peduli Mitigasi

Bencana

19 Lomba Mewarnai Tingkat TK dan SD

taHuKaH anDa?20 Napak Tilas Djoko Kirmanto

motIVaSI22 LDR Tidak Selamanya

Menyeramkan

InSPIratIf24 Achmad Zulkarnain, Fotografer Tanpa Tangan

Insipirasi Dunia!

KomunItaS26 Komunitas ZUMBA di PUPR

24

04

32

Edisi No. 07 Desember | 2017 3

editorial

SemAngAt Pagi!“Kerja bersama”, itulah tema yang diambil pada tahun ketiga

pemerintahan Presiden Joko Widodo. Tema ini merepresentasikan semangat gotong royong untuk membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Tahun 2017 ini pemerintah fokus pada kebijakan pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memfokuskan pembangunan infrastruktur di Kawasan Strategis Nasional (KSN).

Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Salah satu KSN prioritas adalah di kawasan perbatasan, yang mempunyai pengaruh penting terhadap pertahanan dan keamanan negara. Selain itu, sesuai dengan salah satu unsur dalam Nawacita, yaitu membangun dari pinggiran, pembangunan di kawasan perbatasan juga untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan ekonomi yang berkeadilan.

Untuk mengetahui kerja keras insan PUPR dalam melaksanakan pembangunan di KSN khususnya di kawasan perbatasan, maka Buletin Parampara Edisi ke-7 ini bertema “Kerja Bersama Membangun Infrastruktur Strategis”, yang mencoba membahas pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan insan PUPR di kawasan perbatasan di NTT, serta membahas kebijakan dan strategi yang dilaksanakan oleh BPSDM dalam mendukung pembangunan infrastruktur tersebut.

Selain informasi utama mengenai pembangunan infrastruktur di kawasan strategis tersebut, pada Buletin Parampara Edisi ke-7 ini kami juga akan membahas mengenai Menteri PU periode 2004-2014 Djoko Kirmanto dalam rubrik Tahukah Anda, tips menjalani LDR dengan keluarga dalam Motivasi, kisah Achmad Zulkarnain fotografer yang tak kenal menyerah dalam rubrik Inspiratif, informasi mengenai Balai Diklat dalam Info Balai, Komunitas Zumba PUPR dalam Komunitas, serta wacana mengenai Penilaian Kinerja dalam rubrik Wacana.

Terakhir, dalam bulan yang berbahagia ini kami ucapkan Selamat Hari Bakti PU ke-72, Selamat Natal 2017, dan Selamat Tahun Baru 2018.

Tim Redaksi Buletin Parampara

DewAN reDAKsIKETUA :

A. HasanudinWAKIL KETUA :

Chitra Mardi. RANGGOTA :

K. M. ArsyadS. Bellafolijani Adimiharja

Nicodemus Daud

PEmImPIN REDAKsIKETUA : Yunaldi

WAKIL KETUA : Lisniari Munthe

REDAKTUR PELAKsANARetno Indarwati

Wicah Hardhika PutraIndra Gunawan

KONTRIBUTORRismawati

Rizza KumalasariEndah Prihatiningtyas

ALAmAT REDAKsIKementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan rakyatGedung Heritage Lt.2,

Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta selatan

Buletin

Media Komunikasi BPSDM Kementerian PUPREdisi 07 | Desember 2017

Kapusdiklat SDA dan Konstruksi: Wujudkan Pelayan Publik yang Kompeten, Inovatif, dan Berintegritas

Kapusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman dan PIW Insan PUPR, Kembangkan Karir melalui Peningkatan Kompetensi

Kerja Bersama Bangun Infrastruktur Strategis:SInergi Ketepatan dan Kompetensi

Kerja Bersama Bangun Infrastruktur Strategis:SInergi Ketepatan dan Kompetensi

4 Buletin | 2017

Berita Utama

grounDbreAKIng bendungan yang terletak Kabupaten Kupang ini diresmikan oleh Presiden pada 20 Desember 2014 lalu. Tepatnya, berada di daerah aliran sungai Noel Puames. Bendungan raknamo dirancang sebagai bendungan serbaguna atau multifungsi yang menyediakan beragam manfaat bagi masyarakat Kupang dan sekitarnya, antara lain menjadi sumber air bagi irigasi yang akan melayani area seluas hingga mencapai sekitar 1.250 Ha, sumber air baku sebesar 100 liter/detik, sumber energi primer bagi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), sebagai pengendali banjir, serta sebagai objek wisata alam bagi masyarakat Kupang dan sekitarnya. Keberadaan bendungan sebagai objek wisata ini diharapkan dapat menumbuhkan geliat pariwisata Kupang sekaligus perekonomian daerah. realisasiHingga 23 september 2017, progres Bendungan raknamo sudah mencapai 95,92%. Dengan progres tersebut,

bendungan ini ditargetkan akan

memasuki tahap impounding

(penggenangan

Bendungan Raknamo adalah satu dari tujuh bendungan yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

air bendungan) pada Desember 2017. sebelum impounding, akan dilaksanakan sertifikasi pengisian terlebih dahulu, lalu dilakukan penutupan.

Pembangunan bendungan yang lebih cepat 2 tahun dari target yang ditetapkan menjadi sebuah pencapaian tersendiri dalam sejarah pembangunan infrastruktur nasional. Keberhasilan ini tak terlepas dari kerja keras seluruh pihak, terutama para petugas yang terjun langsung di lapangan. Untuk percepatan pembangunan, Pemerintah melakukan penambahan peralatan dan jam kerja.

“Ada instruksi langsung untuk menambah jam kerja. Dalam seminggu, 7 hari kerja dengan dua shift kerja, siang dan malam,” jelas Kepala satker Pembangunan Bendungan Bws Nusa Tenggara II, Marthen Tella, s.T., M.si.

Faktor cuaca juga sangat mendukung pelaksanaan pembangunan. Marthen menambahkan selama 8 bulan NTT mengalami musim kemarau sehingga membantu kelancaran pekerjaan tanah. sementara, Davianto F.B. welkis, s.T. (Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembangunan Bendungan I) menyebutkan bahwa percepatan pekerjaan konstruksi ini tak terlepas juga dari kemudahan dan kelancaran terkait ketersediaan lahan.

“selain masyarakat yang memang menerima dengan tangan terbuka, dukungan juga kami dapatkan dari pemerintah daerah, baik pemkab maupun pemprov.

Sinergi Ketepatan Strategi dan Kompetensi

Marthen Tella, ST., M.Si,Kasatker Pembangunan Bendungan BWS Nusa Tenggara II

Edisi No. 07 Desember | 2017 5

Yang utama adalah penggunaan lahan milik perhutanan sebesar 90% yang telah dialihkan peruntukannya menjadi Areal Penggunaan Lain (APL),” jelas Davianto.

Namun, Davianto menegaskan, bahwa percepatan pelaksanaan ini bukan dengan mengabaikan prosedur-prosedur pelaksanaan yang ditetapkan. Pembangunan tetap dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan tahapan yang harus dilakukan.

membangun Kompetensisalah satu tantangan yang cukup berarti dalam pelaksanaan pembangunan Bendungan raknamo adalah ketersediaan sDM yang mumpuni dari sisi kompetensi dan keahlian. Dari sisi keterampilan, sDM lokal masih dalam kondisi terbatas. Namun, keterbatasan tersebut dapat terbantu dengan adanya sDM-sDM dari luar NTT yang memiliki bekal keahlian dan kompetensi yang lebih baik. Marthen berharap, dalam kondisi tersebut, dapat berlangsung proses alih teknologi.

“sebetulnya, untuk sDM ini, kami berharap putra-putra daerah

bisa menjadi penopang utama pembangunan daerahnya. Periode 2013—2014 lalu, satker Bendungan mendapat penambahan 3 orang tenaga ahli dan ketiganya berasal dari Jakarta. Kami memang masih membutuhkan tenaga tambahan di sini. Karenanya, kami membuat analisis kebutuhan pegawai,” tambah Marthen.

Hal senada disampaikan Davianto. sDM-sDM yang bekerja di lokasi pembangunan harus lebih dipertajam kompetensi tekniknya. Namun, kompetensi tersebut juga harus didukung oleh pengalaman yang didapat dari jam terbang di lapangan.

“Pekerja teknis di sini, kebanyakan berlatarbelakang pendidikan sLTA/sTM. Meskipun begitu, banyak dari mereka yang sudah memiliki pengalaman sehingga mereka pun tahu, paham, dan melaksanakan tugasnya sesuai

prosedur teknis yang berlaku. Nantinya, dalam pelaksanaannya, akan dibantu dan diawasi oleh enjinirnya,” lanjut Davianto.

Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan di daerah hendaknya diiringi dengan pengembangan sDM. “Kita tidak bisa hanya dengan mengejar sertifikat saja. Sertifikat itu hanya di atas kertas. Kompetensi lah yang sesungguhnya dibutuhkan dan untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Karena itu, sebaiknya, sertifikat tidak dikeluarkan begitu saja, tetapi harus benar-benar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki sDM,” imbuh Davianto.

Untuk meningkatkan keahlian ini, memang dibutuhkan upaya-upaya pengembangan kompetensi sDM, khususnya sDM teknik di lapangan. Baik Marthen maupun Davianto, memandang on the job training (OJT) sebagai cara terbaik, tepat, efisien, dan efektif untuk membekali sDM dengan kompetensi dan keahlian teknik. selain itu, Kementerian PUPr juga menjalin kerja sama dengan Politeknik Negeri Kupang untuk Program D3 dan D4. Program pendidikan yang dikerjasamakan tersedia untuk bidang PUPr.

Dengan demikian, pembangunan infrastruktur di daerah

diharapkan tak hanya membangun daerah. Melainkan, juga dapat membangun kompetensi putra-putri daerah yang akan menjadi penopang

pembangunan daerahnya.

Sum

ber:

Dok

. Kom

pu SD

A

Pembangunan Bendungan Raknamo, Kupang, NTT

Davianto F.B. Welkis, ST,PPK Kegiatan Pembangunan Bendungan I

6 Buletin | 2017

Berita Utama

SAlAH SAtunyA, pembangunan jalan nasional di perbatasan Indonesia—Timur Leste yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

NTT merupakan salah satu provinsi yang berbatasan darat dengan negara tetangga, yakni Timor Leste. wilayah perbatasan yang disebut sabuk Merah ini dibagi menjadi sektor Timur dan sektor Barat. Kementerian PUPr melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga telah melakukan pembangunan sektor timur sejak tahun 2015. Pembangunan jalan nasional dan jembatan di perbatasan NTT—Timor Leste ini pun dikenal dengan istilah sabuk Merah sektor Timur. Jalan nasional di sabuk Merah sektor Timur akan dibangun sepanjang 176,19 km yang menghubungkan PLBN Motaain dan PLBN Motamasin.

Di 2017, ada beberapa paket pekerjaan jalan dan jembatan yang dilaksanakan Ditjen Bina Marga di kawasan perbatasan. Kepala satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) wilayah II NTT, Nikolaus Botha, sT., MT., memaparkan jenis pekerjaannya, yaitu pembangunan jalan ruas Motaain—Haekesak panjang 25,2 km; pembangunan ruas jalan Motamasin—Dafala panjang 24,5 km; pembangunan ruas jalan Dafala—Nualain panjang 34,2 km; serta pembangunan ruas jalan Haikesak—Henes panjang 20 km. selain jalan, Ditjen Bina Marga juga melaksanakan pekerjaan jembatan. Di sektor timur, total kebutuhan jembatan adalah sebanyak 27 jembatan. Untuk tahun ini, baru akan dilaksanakan 4 paket pekerjaan jembatan, yaitu pembangunan Jembatan Haliwen panjang 120 m, Jembatan Fatumatak panjang 45 m, Jembatan

Untuk menjadikan kawasan perbatasan negara sebagai teras depan negeri ini, Pemerintah melaksanakan pembangunan secara masif di wilayah terluar negeri ini.

Motamasin panjang 35 m, dan Jembatan sungai Pos Lookeu panjang 45 m.

“Dari total jalan sepanjang sekitar 108 km tersebut, sampai dengan 25 Oktober 2017 lalu, sudah rampung sekitar 87%. Targetnya bisa diselesaikan seluruhnya pada 31 Desember 2017,” ujar PPK 4.5 Pembangunan Perbatasan NTT yang bertugas di satker PJN wilayah II Provinsi NTT, Muhamad edwin, s.T., M.T.

edwin menambahkan, dari total 108 km tersebut, sepanjang 12 km adalah aspal 2 lapis dan sisanya masih berupa perkerasan dari urukan pilihan. “Konsep pembangunan di sektor timur ini, sebenarnya, lebih kepada ‘membuka jalan’. Idealnya, memang jalan aspal. Namun, untuk saat ini, yang utama adalah terbuka dan terkoneksi dulu agar lalu lintas masyarakat juga menjadi lebih mudah,” imbuh Nikolaus.

sementara itu, pembangunan sabuk Merah sektor Barat yang berada di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) masih dalam perencanaan dan ditargetkan akan berjalan konstruksinya di 2018 mendatang. Pada sektor barat ini, akan dibangun jalan sepanjang 132 km dan 12 jembatan sedang sepanjang 384 m.

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di tapal batas negeri ini bukan hanya berdampak terhadap perekonomian setempat.

Pembangunan Infrastruktur Dorong Kebangkitan Ekonomidi Tapal Batas Negeri

Nikolaus Botha, ST., MT,Kasatker PJN Wilayah II NTT

Muhamad Edwin, ST., MT,PPK 4.5 Pembangunan Perbatasan NTT

Melainkan, juga berkaitan dengan keamanan negara. Menurut Nikolaus, pembangunan di wilayah timur negeri ini berbeda dengan pembangunan yang dilaksanakan di wilayah barat.

“Di wilayah barat Indonesia, pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. sedangkan, di sini (timur Indonesia), pembangunan infrastruktur adalah untuk memunculkan ekonomi. Diharapkan, mampu mengurangi kemiskinan dan pengangguran,” lanjut Nikolaus.

tantanganTantangan menjadi sesuatu yang lazim dalam pelaksanaan pembangunan. Di antara tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur di perbatasan NTT ini adalah keberadaan situs adat dan hutan lindung di Kabupaten Belu, yang berada tepat di lokasi pembangunan. Karenanya, harus dilakukan peralihan ruang dari desain ruas jalan yang dikerjakan tahun ini. Hal tersebut, tentu saja, akan berdampak pada waktu pelaksanaan.

Tantangan berikutnya, terkait dengan sumber daya manusianya. Menurut Nikolaus, satker yang dalam pembangunan infrastruktur berfungsi manajemen, dari segi kuantitas sudah memadai. “Kita hanya memastikan konsultan dan kontraktor bekerja dengan benar”, ungkap Nikolaus. sementara, konsultan dan kontraktor dari sisi kualitas, masih terdapat celah-celah kompetensi yang perlu ditingkatkan lagi. “Jadi, kapasitas kompetensi sDM di sini masih variatif. Ada yang bagus sekali, ada yang masih kurang. Di celah-celah inilah, kami (sebagai manajemen) harus

masuk”, ujar Nikolaus. Ini perlu untuk menjaga kualitas infrastruktur yang dibangun. Karena itu dirasa sangat perlu peningkatan kualitas kompetensi sDM PUPr untuk mengawasi pekerjaan konsultan dan kontraktor tersebut.

Untuk peningkatan kompetensi, baik Nikolaus maupun edwin, memilih cara on the job training (OJT). OJT memungkinkan pegawai yang harus ditingkatkan kompetensinya untuk melihat langsung kondisi di lapangan sehingga bisa berdiskusi dan menetapkan solusi. “Jika diklatnya langsung dilakukan di lokasi kerja, bisa dilakukan studi kasus. Bagaimana kita menghadapi kasus? Atau bagaimana kita harus mengambil rekomendasi dan keputusan?” tambah edwin.

“Ilmu dan teknologi ini terus berkembang. Kita harus mempelajari itu. Namun, pekerjaan di lapangan seperti ini, buku sucinya hanya satu, yaitu spesifikasi. Jadi, kami mengawasi dengan referensi spesifikasi. Saat terjadi sengketa atau beda pendapat, kami harus selesaikan dengan rekomendasi spesifikasi,” tambah Nikolaus. Adapun satker pembangunan di wilayah II Nusa Tenggara ini dimotori oleh 12 PNs dan 16 staf pengawas di lapangan dari latar belakang yang beragam. sebagian besar pegawai berasal dari jenjang sekolah Menengah Atas (sMA) dengan bidang teknik dan hanya sebagian kecil yang lulusan s1, apalagi s2.

Kendati demikian, setiap elemen dalam satker ini bahu-membahu dan saling mendukung dalam menyukseskan pembangunan infrastruktur di jalur perbatasan NTT.

“Bekerja di lapangan seperti ini, tentunya ada suka dukanya. Namun, di sini, kami harus menghadapinya dengan bersyukur karena kami masih diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas pembangunan oleh negara,” ujar Nikolaus. “Yang tak kalah penting, kami harus dapat memberikan yang terbaik dalam tugas tersebut. Untuk bisa memberikan yang terbaik, kuncinya adalah bekerja dengan ikhlas dan sepenuh hati,” tegasnya.

segala tantangan bekerja di lapangan itu pun bisa teratasi karena selalu ada motivasi dan perhatian dari Pusat dan juga pimpinan. “Mereka (Pusat dan pimpinan) itu luar biasa. Cipta Karya, Bina Marga, maupun sDA, itu responnya luar biasa. Jika ada masalah, pimpinan eselon 1 maupun eselon 2 selalu turun. Kami sangat berterima kasih untuk itu karena hal tersebut menjadi motivasi dan semangat bagi kami yang bekerja di lapangan,” aku Nikolaus.

Dengan kerja sama dan koordinasi yang baik dari seluruh elemen PUPr, pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pembangunan tersebut diharapkan dapat mendorong tercapainya kebangkitan ekonomi di daerah yang akan berujung pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

8 Buletin | 2017

Berita Utama

Kontribusi Terbaik Anak Bangsa di Kawasan Strategis NasionalPembangunan kawasan perbatasan telah diamanahkan oleh pimpinan negeri ini melalui Inpres No. 6 tahun 2015.

DAlAm rAngKA mengembangkan potensi sumber daya untuk membangkitkan perekonomian di kawasan perbatasan tersebut, Pemerintah membangun infrastruktur berupa tujuh Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu. Adapun ketujuh pos perbatasan tersebut yaitu di entikong, Nanga Badau, dan Aruk di Prov. Kalimantan Barat. Kemudian, wini, Motamasin, dan Motaain di Prov. NTT. sedangkan, satu PLBN lainnya berada di skouw, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Pembangunan yang dilaksanakan sejak 2015 lalu ini diharapkan dapat mengubah kawasan perbatasan menjadi titik baru pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perbatasan. Keberhasilan pembangunan kawasan perbatasan ini, tak terlepas dari sentuhan “tangan-tangan dingin” anak bangsa. Hingga akhirnya, perbatasan bertransformasi menjadi pintu gerbang nan cantik yang siap menyambut ramah setiap tamu negara yang singgah.Tak hanya mengubah wajah negeri ini, pembangunan kawasan perbatasan juga menghadirkan kisah dan pengalaman tersendiri bagi para motor penggerak pembangunan.

“Yang kami bangun adalah pos exit-entry atau Pos Lintas Batas Negara (PLBN). PLBN ini merupakan pelabuhan darat (dry-port) yang fungsinya sama dengan pelabuhan dan bandara. Pembangunan di kawasan perbatasan ini menggunakan metode design

and build, dengan tetap mengutamakan ketepatan waktu dan kualitas. Untuk itu, kami memiliki konsultan manajemen, direksi lapangan, dan pengawas lapangan. Kehadiran pengawas dan direksi lapangan ini sangat membantu pekerjaan kami dalam memantau pekerjaan di lapangan,” papar Ir. Manaek sihombing, M.sc – Kasatker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) strategis.

salah satu tantangan yang dihadapi adalah persoalan pembebasan lahan, terkait dengan ketepatan waktu pembayaran kompensasi lahan. Namun, dengan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat, masalah nonteknis ini bisa diatasi karena pada dasarnya masyarakat dan pemda sangat mendukung pembangunan ini.

selain membangun PLBN, ke depan, Pemerintah dapat membangun infrastruktur potensial lainnya, seperti rumah sakit, sekolah, dan pasar. Terutama, di perbatasan Motamasin. Dengan begitu, masyarakat Timor Leste bisa memanfaatkan fasilitas rumah sakit dan sekolah karena, pada wilayah yang berbatasan dengan Motamasin, Timor Leste belum memiliki fasilitas tersebut.

Ditambah lagi, dengan adanya pasar, akan meningkatkan frekuensi dan intensitas kegiatan keluar masuk di perbatasan ini. “Dengan begitu, kami berharap, bisa mendorong kegiatan ekonomi di kawasan perbatasan yang, tentunya, akan berdampak pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya,” jelas Manaek.

PPK Pembangunan PLBN Andy Hakim Arrasyid, S.T., M.Sc., meninjau pembangunan PLBN Motaain

Kasatker PKP Strategis Ir. Manaek Sihombing, M.Sc., mendampingi Dirjen Cipta Karya meninjau pembangunan PLBN Wini

Edisi No. 07 Desember | 2017 9

Keterbatasan SDmTantang berikutnya yang dihadapi adalah terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia (sDM). Di lokasi pembangunan ini, masih diperlukan penambahan sDM, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas sDM—dalam hal ini, tentunya peningkatan kompetensi dan keahlian sDM. Untuk itu, perlu diadakan pelatihan dan pendidikan, baik yang bersifat teknis maupun nonteknis.

Hal ini disampaikan Andy Hakim Arrasyid, s.T., M.sc., PPK Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Keterbatasan sDM dengan kompetensi dan keahlian yang andal dan mumpuni merupakan tantangan besar dalam pembangunan di kawasan perbatasan. Karenanya, diperlukan diklat-diklat untuk mengembangkan kompetensi sDM-nya. Misalnya saja diklat konstruksi dan diklat dasar perencanaan.

Namun, diklat ini tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus diiringi dengan pendampingan, seperti dari BPKP dan Itjen. Kemudian, yang tak kalah penting adalah transfer ilmu dalam bentuk pembinaan yang baik, terutama yang dilakukan oleh senior kepada juniornya. Transfer ilmu ini bisa sangat efektif apabila dilakukan saat pelaksanaan pekerjaan.

“Kendati, dalam keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten, kami tetap berusaha secara maksimal untuk memberikan yang terbaik. Disamping itu, apresiasi yang diberikan Presiden Joko widodo saat peresmian PLBN, menjadi motivasi, semangat, sekaligus kebanggaan tersendiri

bagi kami—para pelaksana di lapangan,” ujar Andy.

Komitmen dan Keseriusanruang lingkup perbatasan itu ada dua, yaitu pos lintas itu sendiri dan kawasan permukiman yang ada di perbatasan. saat ini, pembangunan PLBN sudah menyelesaikan tahap satu dari dua tahap yang direncanakan. Tahap satu ini berupa pembangunan Zona Inti, yaitu zona yang mengintegrasikan semua fungsi CIQs (Custom, Immigration, Quarantina, security). Pembangunan PLBN ini merujuk pada standar yang digunakan oleh Amerika serikat.

“saat ini, kami sudah memasuki tahap kedua yang direncanakan dari tahun 2017-2018 dengan kegiatan pembangunan Zona sub Inti dan Zona Pendukung. Zona sub Inti adalah zona yang terdiri dari mess karyawan, wisma Indonesia sebagai ruang meeting, pasar perbatasan untuk aktivitas ekonomi, serta perumahan untuk TNI dan Polri,” papar M. Bayu Moelyantoro, s.T. M.M., PPK Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan. selain pembangunan PLBN, di wilayah perbatasan satker Pengembangan Kawasan Permukiman strategis juga melaksanakan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP). PIP ini bertujuan untuk memperbaiki kawasan permukiman. Mengingat, kondisi permukiman di perbatasan yang belum memenuhi standar pelayanan minimum, seperti terdapat banyak jalan yang rusak, belum tersedianya air bersih, sistem/infrastruktur pengelolaan sampah dan limbah, serta tersedianya ruang Terbuka Hijau (rTH).

Bekerja di lapangan, tentunya, tak bisa terlepas dari berbagai tantangan. selain pembebasan lahan, keberadaan satker di Jakarta—sementara, lokasi proyek di daerah—membuat rentang kendalinya panjang. Untuk itu, satker PKP strategis menggandeng teman-teman satker Pengembangan Permukiman yang ada di provinsi sebagai Direksi Teknis atau Direksi Lapangan. Hal ini sekaligus sebagai wujud koordinasi yang baik antara pusat, provinsi, kabupaten.

“Menariknya, hampir semua kegiatan di perbatasan ini dikunjungi dan diresmikan oleh Presiden Joko widodo. Perhatiannya membuat kami yang berada di kawasan perbatasan ini, tidak merasa sendiri. Hal tersebut menjadi semangat dan motivasi bagi kami untuk bekerja semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik untuk negeri ini,” ungkap Bayu.

Memang, pembangunan perbatasan ini membutuhkan effort dan biaya yang tidak sedikit. Namun, Bayu menegaskan, hal tersebut tergantung pada komitmen dan keseriusan dalam menangani kawasan perbatasan. Dengan pembangunan yang sudah berjalan saat ini, masyarakat harus berbangga bahwa kawasan perbatasan telah menjadi halaman depan yang layak untuk merepresentasikan keindahan Indonesia. Adanya pembangunan PLBN berdampak pada terangkatnya ekonomi masyarakat di sekitarnya. wilayah, yang awalnya begitu sepi, lambat laun, mulai menampakkan geliat masyarakat di perbatasan.

10 Buletin | 2017

Info Balai

Balai Pendidikan dan Pelatihan PUPR Wilayah VI surabaya merupakan salah satu dari 12 Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang dimiliki Badan Pengembangan sumber Daya manusia (BPsDm) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

DAlAm PerAturAn Menteri PUPr Nomor 20/PrT/M/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan rakyat, Balai Pendidikan dan Pelatihan PUPr wilayah VI surabaya memiliki tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dan memiliki cakupan wilayah kerja Propinsi Jawa Timur, Propinsi Bali, Propinsi NTB dan Propinsi NTT.

secara umum Balai Pendidikan dan Pelatihan PUPr wilayah VI surabaya mempunyai tugas menyusun rencana, program dan anggaran pelaksanaan

Gedung Rio Susilo

pendidikan dan pelatihan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, pelaksanaan sistem informasi pendidikan dan pelatihan serta diseminasi/sosialisasi, pelayanan sarana pendidikan dan pelatihan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta penyusunan laporan, pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, perlengkapan, pengelolaan barang milik dan Negara, pengelolaan penerimaan Negara bukan pajak serta urusan rumah tangga Balai dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Balai Pendidikan dan Pelatihan PUPR Wilayah VI Surabaya

Edisi No. 07 Desember | 2017 11

Nomor 04/PrT/M/2009 dengan menjungjung tinggi nilai – nilai kerjasama, professional, efektif, komitmen dan integritas. selain penerapan sistem manajemen mutu yang berpedoman pada Permen PU, Balai Diklat PUPr wilayah VI Surabaya juga telah bersertifikat ISO 9001:105 dari lembaga sertifikasi IrQAO di bidang Pendidikan dan Pelatihan.

Untuk tenaga pengajar, Balai Diklat PUPr wilayah VI surabaya memiliki tenaga pengajar yang kompeten. Terdiri dari widyaiswara Kementerian PUPr dan praktisi dari pejabat dan tenaga ahli yang berpengalaman, baik yang berasal dari lingkungan Kementerian PUPr, maupun dari instansi seperti dari perguruan tinggi, lembaga

Untuk itu, dengan Visi “Terwujudnya Balai Diklat PUPr wilayah VI surabaya sebagai tempat pendidikan dan pelatihan yang terdepan dalam pengembangan sumber daya manusia (sDM) bidang ke-PUPr-an”, seluruh jajaran Balai Diklat PUPr wilayah VI surabaya bertekad untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan diklat dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu untuk mewujudkan sumber daya aparatur yang kompeten.

Dalam penerapan sistem Manajemen Mutu, Balai Diklat PUPr wilayah VI surabaya tetap mengacu kepada pedoman yang telah digariskan dalam sistem Manajemen Mutu Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Permen PU

pendidikan ataupun instansi lainnya.Dan untuk mendukung pelaksanaan pelatihan dan pendidikan, Balai PUPr wilayah VI surabaya yang terletak di jalan Gayung Kebonsari 48, surabaya ini juga telah didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, diantaranya 7 Unit ruang Kelas dengan kapasitas @ 25 – 100 orang, 103 Kamar Asrama dengan kapasitas @2 orang, 18 Unit Guest House dengan kapasitas @ 2 orang, 2 Aula, kapasitas dengan kapasitas @ 150 dan 100 orang, 1 Laboratorium Komputer dengan kapasitas 33 orang, 2 ruang Makan dengan kapasitas 100 orang, 1 ruang Perpustakaan dengan koleksi 1.230 judul buku, 1 ruang widyaiswara, 1 ruang Laktasi, 1 ruang Karaoke, 1 Mesjid As salam dengan kapasitas 250 orang, sarana Olahraga, dan Poliklinik.

Aula 2

Gym

Masjid As Salam

Asrama Perpustakaan

12 Buletin | 2017

Berita Utama

untuK Itu, BPsDM Kementerian PUPr secara berkesinambungan memperbaiki kualitas sDM melalui pengembangan dan peningkatan kompetensi sDM PUPr, baik di pusat maupun di daerah. Hal ini dikarenakan pembangunan infrastruktur tidak hanya bertumpu pada pusat saja, melainkan juga membutuhkan peran aktif aparat daerah dalam pembangunan.

Kualitas Pelayan PublikDari tahun ke tahun, sDM PUPr menunjukkan adanya peningkatan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Peningkatan kualitas ini dibuktikan dengan tercapainya target-target kinerja pembangunan infrastruktur yang dicanangkan Pemerintah. Misalnya, pelaksanaan pembangunan yang lebih cepat dan lebih tinggi dari target capaiannya.

sebut saja, bidang sumber Daya Air dan Konstruksi yang mampu membangun lebih banyak

bendungan dan embung serta menyelesaikan rehabilitasi jaringan irigasi yang lebih baik. Begitu pun dengan Bina Marga

yang mampu mempercepat pembangunan jalan tol.

Terkait dengan kualitas sDM tersebut, ada

tiga hal utama yang menentukan,

Keberhasilan pembangunan infrastruktur di berbagai sektor PUPR, tak terkecuali bidang sumber Daya Air dan Konstruksi, menjadi salah satu indikator kualitas sumber

Daya manusia (sDm) PUPR yang semakin baik.

yaitu kompetensi, kualifikasi pendidikan, dan kinerja. Ketiganya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Karenanya, ketiga hal itulah yang harus dimiliki oleh AsN PUPr maupun AsN bidang lainnya. Hal tersebut telah tertuang dalam PP No. 11 tahun 2017.

AsN yang memiliki kompetensi unggul, tapi tidak menjalankan tugas dengan baik, secara otomatis akan membuat kinerjanya rendah. sebaliknya, AsN dengan kinerja tinggi, tetapi tidak demikian dengan kompetensinya, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Kemudian, faktor berikutnya yang tak kalah penting adalah kualifikasi yang merupakan persyaratan jabatan.

Selain ketiga hal tersebut (kompetensi, kualifikasi pendidikan, dan kinerja), PP No. 11 tahun 2017 juga mensyaratkan tiga kompetensi yang harus dipenuhi oleh PNs, yaitu kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosio-kultural. Namun, di lingkungan PUPr, AsN PUPr harus memiliki satu kompetensi tambahan, yaitu kompetensi inti. Kompetensi Inti ini mencakup integritas, kerja sama, berorientasi pada pelayanan, serta ketaatan pada organisasi.

“Insan PUPr yang berkualitas itu, kata kuncinya adalah pelayan publik yang mumpuni, inovatif, serta berpegang teguh pada prinsip integritas, kerja sama, dan kemitraan. Jadi, yang diharapkan itu memang

Ir. K.M. Arsyad, M.Sc, Kapusdiklat Sumber Daya Air dan Konstruksi

Kepala Pusdiklat sumber Daya Air dan Konstruksi:

Wujudkan Pelayan Publik yang Kompeten, Inovatif, dan Berintegritas

Edisi No. 07 Desember | 2017 13

AsN haruslah menjadi seorang pelayan publik,” jelas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan sumber Daya Air dan Konstruksi BPsDM Kementerian PUPr, Ir. K.M. Arsyad, M. sc.

Karenanya, untuk mewujudkan AsN yang kompeten sebagai pelayan publik dan berkinerja unggul, BPsDM senantiasa memfasilitasi AsN PUPr untuk meningkatkan kualitas dari sisi kompetensi dan pendidikannya. Fasilitas tersebut berupa kesempatan untuk mengikuti beragam pelatihan atau pendidikan di bidang PUPr. Bukan hanya itu, BPsDM pun telah menganggarkan kegiatan-kegiatan pendidikan kedinasan bagi AsN di Pusat maupun daerah guna meningkatkan kualifikasi pendidikan AsN yang nantinya akan menjadi persyaratan jabatan.

Strategi PusdiklatMenurut pria yang biasa disapa Arsyad ini, Pusdiklat sDA dan Konstruksi memiliki strategi tersendiri dalam upayanya mengembangkan kompetensi AsN PUPr, khususnya bidang sDA dan Konstruksi. strategi yang pertama adalah menyelenggarakan pelatihan dengan memerhatikan kebutuhan sektor. Untuk itu, Pusdiklat sDA dan Konstruksi menggali kebutuhan sektor di bidang sDA dan Konstruksi sehingga pengembangan kompetensi bisa dilaksanakan sesuai kebutuhan tersebut.

strategi kedua adalah menyiapkan pelatihan-pelatihan untuk penerapan hasil riset dan teknologi (ristek). “Pelatihan-pelatihan ini, sebenarnya, bukan hanya untuk mengisi gap kompetensi. Melainkan, juga untuk selalu

update dengan pengetahuan-pengetahuan baru. Karena itu, kami juga mempunyai jenis pelatihan untuk penerapan hasil ristek,” papar Arsyad.

strategi berikutnya adalah menyiapkan metode pelatihan yang berbasis teknologi informasi. Dalam hal ini, Pusdiklat telah menyiapkan beberapa materi pelatihan dengan konsep e-learning. Dengan demikian, AsN bisa mengikuti pelatihan tanpa harus datang ke tempat pelatihan karena materi dapat diakses dengan lebih cepat dan lebih murah melalui e-learning. strategi keempat adalah melaksanakan assessment terhadap kompetensi AsN, khususnya kompetensi teknis. sebagai tindak lanjut dari assessment tersebut, Pusdiklat pun menggelar pelatihan-pelatihan untuk mengisi gap kompetensi yang terjadi. Pelatihan yang digelar ini terfokus pada standar kompetensi untuk jabatan seseorang yang sudah disepakati bersama.

selanjutnya, strateginya adalah mengakomodasi kebutuhan diklat dari AsN PUPr di Balai Diklat wilayah karena balai diklat tersebut memiliki jejaring kerja di daerah. Balai Diklat wilayah menjaring kebutuhan diklat dari para aparat di daerah.

“walaupun tugas utama Pusat II adalah mengembangkan kompetensi sDM PUPr Pusat, kami menyadari bahwa PNs daerah juga berkontribusi dalam pencapaian pembangunan sehingga kami harus menampung kebutuhan daerah. Karenanya, kami harus mengemas pengembangan kompetensi ini sedemikian rupa agar pelatihan/pendidikan yang kami laksanakan

dapat mengakomodasi kebutuhan BPsDM Pusat sekaligus BPsDM daerah,” papar Arsyad.

Kemudian, strategi yang terakhir adalah menyiapkan materi dan menyelenggarakan pelatihan secara fokus sehingga, nantinya, dapat dilakukan uji kompetensi dengan sertifikat keahlian dari asosiasi profesi. Dengan demikian, AsN PUPr tidak hanya dibekali dengan keterampilan dan ilmu pengetahuan saja. Melainkan, keterampilannya diakui di sektor konstruksi karena memenuhi standar kompetensi yang berlaku di pasar sehingga tercipta kesetaraan antara penyedia jasa dan pengguna jasa.

Bahkan, sertifikasi keahlian ini juga telah disyaratkan bagi pengguna jasa dan telah diamanatkan dalam Undang-undang Jasa Konstruksi. Sertifikasi keahlian ini dilakukan oleh asosiasi profesi yang, kemudian, akan mengeluarkan sertifikat keahlian yang diakui oleh pasar usaha jasa konstruksi. Untuk itu, BPsDM menyiapkan AsN-AsN PUPr untuk menjadi pengguna jasa yang memiliki keahlian di bidangnya.

Disamping itu, sertifikasi keahlian ini memiliki dua fungsi bagi AsN PUPr, baik di saat mereka masih aktif sebagai PNs maupun setelah pensiun. saat masih aktif sebagai PNs, dengan berbekal keahlian yang tersertifikasi, mereka dapat berkomunikasi secara teknis dengan baik terhadap penyedia jasa.

Kemudian, ketika memasuki masa pensiun, sertifikat keahlian tersebut bisa menjadi bekal mereka untuk mengikuti pekerjaan di industri. “Jadi, akan ada dua sertifikat yang diperoleh PNs saat mereka

14 Buletin | 2017

Berita Utama

mengikuti pelatihan di Pusdiklat SDA dan Konstruksi, yaitu sertifikat kompetensi secara PNs yang dikeluarkan oleh Pusdiklat dan sertifkat keahlian yang dikeluarkan dan diakui oleh asosiasi profesi,” ujar Arsyad.

On The Job TrainingDari sejumlah program pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan Pusdiklat sDA dan Konstruksi, diklat pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu program unggulan yang banyak diminati oleh PNs. Hal ini dikarenakan pengadaan barang dan jasa merupakan proses bisnis yang berlaku secara umum di dunia bisnis.

Kemudian, program unggulan lainnya adalah diklat-diklat yang bersifat keahlian dan juga pendidikan kedinasan. “Di Pusdiklat sDA dan Konstruksi, kami memiliki program pelatihan, antara lain pelatihan bendungan dan perencanaan bendungan. sedangkan, pendidikan kedinasan menjadi salah satu yang diminati teman-teman di pusat maupun daerah,” imbuh Arsyad.

Tak hanya menyelenggarakan pengembangan kompetensi yang

kelas selama 3 hari. sedangkan, 9 hari lainnya, mengikuti ritme kerja di Bendungan selorejo.

“Mereka mengoperasikan dan memelihara bendungan sekaligus melakukan survei, mengumpulkan data, dan mengolahnya. Jadi, tujuan O dan P di bendungan itu tercapai melalui penugasan mereka langsung di lapangan,” ujar Arsyad.

Untuk dapat melaksanakan OJT, Arsyad menuturkan bahwa diperlukan kerja sama yang baik dengan lokus atau lokasi yang menjadi objek magang karena proses magang ini akan berpengaruh terhadap pekerjaan para petugas pemilik lokus. Maka, BPsDM pun senantiasa menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan lokus.

“Dalam waktu dekat, kami merencanakan OP Bendungan di Jatiluhur. sifatnya lebih besar jika dibandingkan di selorejo. Di mana, instrumennya lebih lengkap dan, tentunya, pola operasinya pun berbeda. Kami akan melakukan OJT-OJT ini secara bertahap,” ungkapnya.

Dengan berbagai program yang diusung BPsDM, khususnya Pusdiklat sDA dan Konstruksi, dan partisipasi aktif BPsDM dalam pengembangan kompetensi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas UNOr dan AsN PUPr. Untuk itu, dibutuhkan koordinasi dan kerja sama yang baik dengan UNOr sehingga setiap program diklat dapat berjalan semakin baik dan mampu membawa perubahan-perubahan positif di lingkungan PUPr.

terprogram untuk mengetahui standar kompetensi dan memenuhi persyaratan kompetensi jabatan, Pusdiklat sDA dan Konstruksi juga melakukan pengembangan kompetensi yang bersifat insidentil, yang terkadang dialami Unit Organisasi (UNOr).

Arsyad menyebutkan bahwa “diklat insidentil” ini dapat menjadi studi kasus sekaligus sebagai proses magang bagi AsN-AsN yang sedang ataupun telah mengikuti pelatihan. Dengan begitu, AsN dapat mengetahui kondisi di lapangan dan menanganinya secara langsung di lapangan. sebagai contoh, saat terjadi kerusakan konstruksi di tahun 2017 dan kegagalan longsor lereng, UNOr akan turun untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan. Begitu pula dengan BPsDM, yang akan menjadikan lokasi tersebut untuk memfasilitasi pelatihan sebagai proses on the job training (OJT).

Konsep OJT ini mulai digalakkan di tahun 2017, terutama untuk pelatihan-pelatihan yang sifatnya pengawasan. Arsyad memberikan contoh Pelatihan OP Bendungan yang diselenggarakan Balai Diklat surabaya. Dalam pelatihan tersebut, peserta hanya mengikuti materi di

Kunjungan Lapangan Pelatihan Pengawasan Bendungan

Sum

ber:

Dok

. Bal

ai D

ikla

t VI S

urab

aya

Edisi No. 07 Desember | 2017 15

Berita Utama

Kepala Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan PIw

Insan PUPR, Kembangkan Karir melalui Peningkatan Kompetensi

Pembangunan infrastruktur memiliki peran vital sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta peningkatan daya saing bangsa di kancah global.

untuK Itu, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia (sDM) PUPr yang memadai dari sisi kuantitas dan mumpuni dari sisi kualitas. Maka, pengembangan sDM PUPr pun menjadi salah satu prioritas Kementerian PUPr yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur wilayah (Pusat 3).

Pengembangan Kompetensisaat ini, Kementerian PUPr dimotori oleh Aparatur sipil Negara (AsN) PUPr yang berjumlah 23.518 orang. Dari total jumlah AsN tersebut, kurang dari 60% merupakan tenaga teknik yang terdiri dari pejabat struktural dan pejabat fungsional. selebihnya, adalah tenaga-tenaga kerja nonteknik. Padahal, keberadaan sDM dengan keahlian di bidang teknik yang profesional dan produktif sangat diperlukan guna mewujudkan pembangunan infrastruktur yang andal.

Karenanya, Kementerian PUPr pun telah menetapkan target

komposisi sumber Daya Manusia (sDM) PUPr, yaitu sebesar 80% dari total AsN PUPr adalah sDM teknik. Pemenuhan sDM PUPr bidang teknik tersebut akan dilakukan sejak proses rekruitmen, dengan porsi sDM teknik lebih besar dibandingkan nonteknik. Kemudian, yang tak kalah penting adalah pengembangan kompetensi AsN sesuai dengan standar kompetensi jabatan dan rencana pengembangan karir.

setiap PNs memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan

kompetensi, dengan memerhatikan hasil penilaian kinerja dan penilaian kompetensi PNs yang

bersangkutan. Menurut PP No. 11 tahun 2017, pengembangan kompetensi menjadi dasar

pengembangan karir dan menjadi salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan.

sementara itu, kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi ditetapkan oleh PPK. Adapun cakupan dari kebutuhan dan rencana

tersebut didasarkan pada (1) jenis kompetensi yang

perlu dikembangkan, (2) target PNs yang akan dikembangkan

kompetensinya, (3) jenis dan jalur pengembangan kompetensi, (4) penyelenggara

Ir. Siti Bellafolijani Adimihardja, M.Eng., Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, BPSDM Kementerian PUPR

16 Buletin | 2017

Berita Utama

pengembangan kompetensi, (5) jadwal/waktu pelaksanaan, (6) kesesuaian pengembangan kompetensi dengan standar kurikulum dari instansi pembina kompetensi, serta (7) anggaran yang dibutuhkan.

Kebutuhan organisasi & IndividuDi lingkungan PUPr, pengembangan kompetensi didasari pada kebutuhan organisasi dan kebutuhan individu. Berdasarkan kebutuhan organisasinya, Kementerian PUPr telah menetapkan target dan sasaran capaian infrastruktur yang berpedoman pada rencana strategis (renstra) Kementerian PUPr 2015—2019.

“sebagai contoh, dalam memenuhi cakupan air minum 100%, Pusat 3 mengembangkan sDM—khususnya PNs Direktorat Pengembangan sistem Penyediaan Air Minum guna mendukung Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya

dalam mewujudkan 100% cakupan. Untuk itu, Pusat 3 perlu mengenali kebutuhan Unit organisasinya, termasuk kebutuhan akan bentuk pelatihan yang sesuai kebutuhan,” papar Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur wilayah, BPsDM Kementerian PUPr, Ir. siti Bellafolijani Adimihardja, M.eng.

Maka, menurut wanita yang akrab disapa Yenny ini, Pusat 3 melakukan pemetaan kompetensi organisasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan organisasi. Pemetaan tersebut berfungsi untuk melihat gap kompetensi organisasi. selain pemetaan, Pusat 3 juga menyusun kurikulum modul sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

sebagian besar dari kurikulum modul tersebut akan digunakan oleh para pejabat fungsional (jafung) sehingga para jafung diharapkan dapat lebih

mengkhususkan pada keahlian di bidang tertentu. Di sisi lain, Pusat 3 juga harus menyusun kamus dan standar kompetensi jabatan struktural maupun kesatkeran. Hal ini sesuai dengan amanat dalam UU No. 5 tahun 2014 dan PP No. 11 tahun 2017.

Dalam UU dan PP tersebut, diatur pula tentang karir PNs. Dalam hal ini, pengembangan karir yang tidak terlepas dari pengembangan kompetensi AsN. Pengembangan kompetensi inilah yang menjadi salah satu tugas Pusdiklat. Pengembangan kompetensi AsN, hendaknya, sesuai dengan kebutuhan pengembangan karirnya.

Program unggulanPengembangan kompetensi yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan karir tersebut meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural. Kompetensi teknis itu sendiri

gambar Komposisi Pegawai Kementerian PuPr

Edisi No. 07 Desember | 2017 17

terdiri dari kompetensi teknis dan kompetensi fungsional. Adapun pengembangan kompetensi teknis dilaksanakan melalui jalur pelatihan. Tepatnya, pelatihan teknis guna mencapai persyaratan standar kompetensi jabatan dan pengembangan karir.

“Pelatihan teknis ini menjadi program unggulan yang banyak diminati, baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Pelatihan teknis yang diselenggarakan difokuskan pada dua kategori, yaitu pelatihan teknis wajib dan pelatihan teknis pilihan,” jelas Yenny.

Pelatihan teknis wajib merupakan salah satu persyaratan untuk menduduki jabatan struktural dan kesatkeran. Pelatihan teknis wajib terdiri dari Pelatihan Teknik Dasar 2 yang diperuntukkan bagi calon pejabat Pengawas, Pelatihan Teknis Lanjutan untuk calon pejabat Administrator, serta Pelatihan Pejabat Inti satuan Kerja (PIsK) bagi PPK dan Kasatker.

sementara itu, pelatihan teknis pilihan merupakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi AsN dalam bidang tertentu. Ada 4 bidang yang dikembangkan, yaitu Bidang Jalan, Bidang Cipta Karya, Bidang Pembiayaan Perumahan; serta Bidang Penyediaan Perumahan. Pelatihan teknis di bidang Jalan, terdiri dari Pelatihan Spesifikasi Umum dan Pelatihan Perhitungan Biaya Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

Kemudian, di bidang Cipta Karya, pelatihan teknisnya meliputi Pelatihan Pengelolaan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan Pelatihan Penanganan

Permukiman Kumuh Perkotaan. Pada Bidang Pembiayaan Perumahan, pelatihan teknis berupa Pelatihan Pembiayaan Mikro Perumahan dan Pelatihan Pembiayaan Proyek Perumahan. sedangkan di Bidang Penyediaan Perumahan, Pemeliharaan dan Perawatan rusunawa serta Pendataan rumah Tidak Layak Huni.

Disamping peningkatan kompetensi teknis melalui pelatihan teknis, untuk memenuhi pengembangan kompetensi pejabat administrasi dan fungsional, BPsDM juga telah mengembangkan metode pelatihan klasikal dan nonklasikal.

Metode nonklasikal ditawarkan kepada Unit Organisasi untuk mengatasi keterbatasan waktu dari PNs yang akan mengembangkan potensinya. Dengan demikian, PNs tersebut diharapkan bisa meningkatkan kompetensi secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan unit kerjanya.

Kompetensi nonteknikTak hanya kompetensi teknis yang sesuai jabatannya, AsN hendaknya juga memiliki keahlian nonteknik (soft skill). Keahlian nonteknik ini mencakup, pertama, adalah Kompetensi Inti. “Yang dimaksud Kompetensi Inti adalah integritas, berorientasi pada pelayanan, kerja sama, serta komitmen terhadap organisasi,” imbuh Yenny.

Kedua, AsN harus memiliki Kompetensi Manajerial, yakni memiliki kemampuan analisis strategis, kepemimpinan strategis, serta dapat mengambil keputusan strategis. Dengan Kompetensi Manajerial, AsN juga akan mampu mengarahkan atau memberi perintah, merencanakan dan melakukan pengorganisasian, serta—pada akhirnya—mampu mengembangkan orang lain.

Keahlian nonteknik berikutnya, yang juga harus dikuasai AsN, adalah Kompetensi sosial Kultural, yaitu mampu tanggap terhadap pengaruh budaya, suku, dan agama. “selain kompetensi-kompetensi tersebut, AsN juga harus memenuhi kualifikasi pendidikan tertentu serta pengalaman kerja sehingga dapat memperkuat dan memperkaya kompetensinya,” ujar Yenny.

Yenny juga menambahkan bahwa untuk meningkatkan kualitas sDM PUPr, Kementerian PUPr telah mengambil langkah konkret berupa penilaian potensi, kualifikasi dan kompetensi sDM, serta analisis kebutuhan diklat. Dengan demikian, AsN PUPr diharapkan bisa menjadi insan-insan PUPr yang berkualitas, profesional, dan berintegritas sehingga mampu menjadi motor penggerak pembangunan infrastruktur nasional dan siap menghadapi persaingan global.

Kunjungan Lapangan Pelatihan Penanganan Longsoran pada Struktur Jalan

18 Buletin | 2017

Lensa Kita

Gerakan Peduli Mitigasi BencanaPalu, 28 November 2017

Singkawang, 28 November 2017

Kepala BPSDM, Ir. Lolly Martina Martief, MT., melakukan penanaman pohon dalam rangka Gerakan Peduli Mitigasi Bencana di Palu

Sekretaris BPSDM, Dr. A. Hasanudin, ME., melakukan penanaman pohon dalam rangka Gerakan Peduli Mitigasi Bencana di Singkawang

Edisi No. 07 Desember | 2017 19

Lomba Mewarnai Tingkat TK dan SDdalam rangka Hari Bakti PU ke-72

Jakarta, 26 November 2017

20 Buletin | 2017

Djoko Kirmanto lahir di Pengging, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah pada tanggal 5 Juli 1943.

Napak Tilas DJoKo KIrmAnto

belIAu ADAlAH salah satu tokoh dalam dunia pembangunan di Indonesia, karena beliau didaulat untuk memimpin Departemen Pekerjaan Umum yang kini dikenal dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat selama 2 (dua) periode. Djoko begitu para orang terdekat menyapanya, dipercaya untuk mengemban tugas besar yakni pada tanggal 21 Oktober 2004 menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu oleh Presiden susilo Bambang Yudhoyono. Kemudian ditunjuk kembali sebagai Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Indonesia Bersatu II pada tanggal 22 Oktober 2009.

Djoko menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, lulus

tahun 1969. Kemudian meneruskan pasca sarjananya di Land and water Development (IHe-Delft) Belanda pada tahun 1977. setelah lulus kuliah, Djoko menjadi site engineer pada proyek Departemen Pekerjaan Umum (DPU): Pembangunan Pondasi Jembatan Karangsemut di Yogyakarta. Proyek inilah yang menjadi awal langkah Djoko menapak karier birokrasi di DPU.

saat bergabung dengan DPU, Djoko menangani berbagai proyek penting departemen tersebut. Antara

Tahukah Anda?

Foto Atas : Groundbreaking Underpass CibuburFoto Bawah : Kunjungan ke lokasi pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi- Kertosono

Edisi No. 07 Desember | 2017 21

tahun 1970-1974, ia menjadi Asisten Perencana pada Proyek Irigasi sadang, sulawesi selatan. Pada Proyek Pekalen di Jawa Timur (1976-1980), dia sudah menjadi Deputi Teknik. setelah itu dia kembali menjadi Deputi Kepala staf Proyek Irigasi IDA di Jakarta (1980-1983). sampai akhir tahun 1980-an itu, pria 69 tahun ini masih beberapa kali ditugaskan dalam berbagai proyek pembangunan yang melibatkan DPU.

Pada 1991 Djoko menjabat sebagai Inspektorat wilayah. Dalam satu dekade kemudian, dia sudah menjadi Direktur Jenderal Pengembangan Permukiman Departemen Pengembangan wilayah. selama 32 tahun lebih, Djoko mendedikasikan pengabdiannya di Pekerjaan Umum, sebelum akhirnya mengakhiri karir PNs sebagai sekjen Departemen Kimpraswil pada November 2003. Atas pengabdiannya, selama tiga kali beliau memperoleh penghargaan satyalencana dari pemerintah.

riwayat kariernya di pekerjaan umum dapat dibilang cukup lengkap. Jabatan diberbagai bidang PUPr pernah beliau emban. Bahkan setelah pensiun, Djoko masih sempat mengabdi sebagai Dewan Pengawas (Dewas) di Perum Perumnas.

Karena itu tidak heran baru satu tahun dia menjalani masa pensiun, Djoko diminta Presiden susilo Bambang Yudhoyono memimpin dan menghidupkan kembali Departemen Pekerjaan Umum, departemen yang sebelumnya terpisah menjadi satu kembali.

Tugas yang beliau emban cukup

berat. setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi dan infrastruktur sangat tertinggal untuk bersaing dengan negara lain, pembangunan infrastruktur dan permukiman menjadi program prioritas. Keterbatasan dana pemerintah mengharuskan keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur. Karena itu beberapa infrastruktur ditawarkan pemerintah Indonesia kepada investor asing untuk membantu pembiayaannya, antara lain berupa pembangunan jalan tol dan air bersih di 24 lokasi di Indonesia.

Dalam kariernya, dia sangat perhatian pada sektor perumahan, serta merupakan salah satu yang mendorong pembangunan perumahan secara horisontal di kota-kota besar sebagai upaya mengurangi permukiman kumuh. Djoko dalam salah satu pertemuan dengan wartawan pernah mengatakan, timbulnya permukiman kumuh ditengah kota disebabkan warga yang ingin tinggal tidak jauh dari lokasi tempatnya bekerja. Akhirnya mereka membangun rumah di areal yang dilarang seperti bantaran kali karena harganya jauh lebih murah.Djoko Kirmanto selalu berpegang teguh atas prinsip hidup yang diajarkan oleh ayahnya, Pak Djumadi. Bahwa dalam hidup, senantiasa berpegang pada tiga hal ini; manembah, ibadah, dan sedekah. Manembah berarti menyembah hanya kepada Tuhan Yang Maha esa dan senantiasa bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya. Ibadah dalam hal ini dimaksudkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan manusia dipandang sebagai ibadah, bahkan keberhasilan dalam karier pun tidak perlu disikapi dengan besar kepala.

Yang terakhir, sedekah. sedekah diartikan dengan berbagi kepada sesama manusia baik ilmu maupun materi. Karena kedua hal tersebut saling berkesinambungan dan bermanfaat lebih kekal terhadap sesamanya. Filosofi hidup tersebut selalu tertanam dan dia ajarkan kepada anak cucunya.

Kesan yang dimiliki oleh orang-orang di sekitar Djoko Kirmanto bahwasannya beliau merupakan salah satu pribadi yang memiliki jiwa leadership yang baik, demokratis, ramah, tidak ambisius serta tidak membuat gap dengan staf-nya, low profile meskipun telah menduduki jabatan yang tinggi di birokrasi. Hal itu yang membuat beliau menjadi salah satu pemimpin idola di kalangan karyawan. Djoko Kirmanto adalah contoh pemimpin yang baik, tidak hanya menjalankan kewajiban beliau sebagai Menteri tetapi beliau pun peduli dengan tim yang membantu kinerjanya.

‘‘Kalau Pak Jokowi bilang kerja, kerja, kerja. saya menambahkan dengan keras, keras, keras’’, ucap Djoko Kirmanto pada sambutan sekaligus pidato perpisahannya di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum. Djoko kini digantikan oleh Basuki Hadimuldjono sebagai menjadi Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan rakyat pada tahun 2014 lalu.

Sumber: - Dari Pengging ke Pattimura (Penulis:

Sarwono Hardjomuljadi, Hadi Sucahyono, Save Dagun, Djoko Karsono)

- https://economy.okezone.com/read/2014/10/27/320/1057678/djoko-kirmanto-kembali-ke-keluarga-selepas-jadi-menpu

- https://id.wikipedia.org/wiki/Djoko_Kirmanto

22 Buletin | 2017

Motivasi

rajin-rajinlah berdoa untuk keluarga kita agar selalu dalam lindungan-Nya. Memohon dengan hati yang tulus kepada-Nya di saat dekat ataupun jauh. efek berdoa akan menimbulkan rasa tenang dan tentram, seperti kata pepatah ‘walaupun pasangan jauh di mata akan terasa dekat di hati’.

2. menjadi Support System Dukungan antar pasangan ditambah dengan

buah hati sungguhlah sangat membantu akan permasalahan jarak ini. Karena jika tidak saling mendukung, konflik akan lebih mudah muncul. Apalagi jika kedua belah pihak adalah orang yang bekerja. Karena permasalahan tidak hanya timbul di dalam rumah melainkan di lingkungan bekerja. Terkadang ada beberapa oknum yang suka berkomentar negatif akan hubungan LDr, lalu menimbul pikiran yang tidak baik pula. Bukannya

LDRtIDAK SelAmAnyA menyerAmKAn

nAmun, kali ini kami akan membahas hubungan jarak jauh pada pasangan yang sudah berkeluarga, baik karena alasan tugas belajar ataupun pekerjaan. Tentu problematikanya lebih kompleks. Dengan kelapangan hati dan komitmen bersama, jarak seharusnya tak perlu jadi kendala berarti.

Dulu, sebuah pernikahan disebut ideal ketika pasangan tinggal seatap dan tidur di tempat tidur yang sama. Namun kini, seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi, pasangan memiliki pilihan (atau terpaksa) untuk tinggal berjauhan demi memiliki kehidupan yang lebih baik. Berikut beberapa cara agar tetap bahagia di saat menjalani LDr dengan pasangan:1. Saling mendoakan Tanpa seijin Tuhan Yang Maha esa, mau sebaik

apapun komunikasi yang dibangun antar kedua belah pihak tentu saja akan muncul hambatan.

Long Distance Relationship atau yang biasa disebut hubungan jarak jauh merupakan fenomena yang dialami tidak hanya oleh remaja karena ‘Lelah Disiksa Rindu’.

Edisi No. 07 Desember | 2017 23

mendukung, namun waktunya habis untuk mencurigai pasangan. waste of time. Dukungan dari pasangan membuat kita tidak merasa sendiri sewaktu harus menghadapi hal-hal yang tidak mengenakkan dalam kehidupan kita.

3. Komunikasi Yak! Ini sangat penting. Jika

komunikasi tidak berjalan lancar sebagaimana mestinya, akan membahayakan bagi hubungan Anda. Fortunately, di era serba teknologi, kebutuhan berkomunikasi sangat didukung dari berbagai sisi. Banyak aplikasi yang memiliki fitur berkomunikasi via video call. seperti skype, whatsApp Video Call, Line Video dll. sehingga bisa sedikit melepas rasa rindu meskipun tidak bisa bertemu langsung. Komunikasi dua arah adalah kunci dalam suatu hubungan. Dan seharusnya tidak ada alasan untuk susah berkomunikasi karena sudah banyak media pendukung. Karena sibuk atau tidak itu hanya masalah prioritas.

4. tanamkan rasa Percaya sungguhlah bahaya jika rasa

kepercayaan tidak dimiliki antar pasangan. Apalagi sudah dalam komitmen rumah tangga. Bisa menjadi bom waktu bagi diri kita sendiri. Logika saja, kita tidak bisa menjaga pasangan kita 24 jam non-stop meskipun tidak dalam kondisi LDr. Dan hal ini justru membuat hidup kita menjadi tidak tenang. Dalam berkegiatan pun menjadi tidak fokus. Kepercayaan merupakan modal utama dalam menjalin suatu hubungan. Kepercayaan akan ada jika setiap pasangan bisa menjaga kejujuran dan saling terbuka satu sama lain.

5. Sarana belajar Belajar arti kesetiaan, kesabaran,

kesepian, belajar merasakan begitu berharganya waktu kebersamaan. Bagi masing-masing pasangan, LDr dapat menjadi sarana belajar kemandirian maupun motivasi tersendiri. Misalnya, jika kita terpisah karena tugas belajar, kita jadi termotivasi untuk cepat menyelesaikan studi agar segera berkumpul kembali dengan keluarga. Jika kita selalu berusaha menanamkan pikiran positif maka hasilnya pun akan baik pula. Perlu diingat bahwa alasan LDr karena kondisi yang memaksa, bukan atas keinginan

mereka. Mungkin bagi beberapa pihak ada yang risau dengan biaya, tetapi justru di situlah dibutuhkan pengorbanan. Mungkin alokasi keuangan rumah tangga bisa disisihkan untuk bertemu sebagai reward atas perjuangan masing-masing dalam berdamai dengan jarak.

7. Hindari godaan Hal terakhir inilah yang biasanya

sangat memperkeruh suatu hubungan. Dalam kondisi jarak yang jauh, otomatis masing-masing pasangan tidak akan dapat memantau secara pasti dengan siapa kita berinteraksi dalam kesehariannya. Terkadang, ada beberapa orang di sekitar yang suka iseng memanfaatkan keadaan. Lebih baik hindari, jangan lantas karena merasa kesepian sehingga larut dalam fantasi imajiner yang nantinya akan merusak hubungan Anda. Godaan bisa datang dari mana saja, selama kita yakin jika pasangan kita yang nun jauh di sana menunggu kehadiran kita. Maka, semua akan baik-baik saja. Manfaatkan waktu luang kita untuk senantiasa memperbaiki diri agar pasangan merasa lebih bahagia ketika bertemu kembali. LDr tidak selalu buruk, ada banyak alasan logis mengapa LDr pantas disebut sebagai hubungan yang realistis. Perjuangan, romansa, dan masa depan semua ada di dalamnya.

semoga beberapa tips di atas bisa dapat sedikit membantu bagi para pembaca yang sedang terjebak dalam hubungan jarak jauh dengan keluarganya. semangat ya para pejuang LDr!

“Together forever, never apart.

sometimes in distance, but never in heart.”

(Anonymous)sendiri. sehingga dalam hati kita akan berusaha menerima keadaan dan mencoba menyikapinya dengan bijak.

6. Jadwalkan Pertemuan Bagi yang LDr karena tugas

belajar, mungkin momen liburan semester sangat dinanti. Apalagi jika mengambil studi di luar negeri, biasanya rentang waktu liburnya lebih lama. sehingga ada cukup waktu untuk mengobati rindu dengan bertemu satu sama lain. Bertemu secara fisik bagi pasangan menikah adalah wajib, tentunya tidak cukup hanya ditemani foto atau suara, terlebih jika telah memiliki anak. Pasti sosok ayah dan ibu secara fisik sangat diperlukan bagi perkembangan psikis

24 Buletin | 2017

AcHmAD ZulKArnAIn adalah sosok dari segelintir orang yang mampu menyikapi ketidaksempuranaan menjadi motivasi dalam meraih kesuksesan. Terlahir dengan tangan dan kaki yang tak sempurna, tak menghentikan Zoel-begitu Achmad Zulkarnain akrab dipanggil- melakukan sesuatu yang merupakan passionnya. Tanpa jemari di tangan dan tanpa kaki yang dapat membawanya melangkah dengan normal, Zoel begitu cekatan mengoperasikan kamera hanya dengan bantuan wajah dan mulutnya. selain pintar memotret dengan angle yang pas, Zoel juga ahli memberikan sentuhan akhir pada sebuah foto. Dengan bakat yang dimilikinya, bersama empat rekannya, kini memiliki dan mengelola sebuah studio foto bernama “DZOeL”.

Kemampuan fotografi mumpuni Zoel tidak didapat secara instan. Berawal dari hobi foto, selepas lulus sMA dengan bermodal kamera pinjaman dari tetangganya, Zoel mengawali kariernya di dunia fotografi sebagai tukang foto KTP di desanya. Dari hasil pekerjaan selama empat tahun inilah ia sisihkan untuk membeli kamera sLr dengan cara mencicil selama 18 bulan.

Pemotretan pre-wedding menjadi proyek pertama Zoel setelah membeli kamera sLr, namun hasil pemotretan ini masih dirasa kurang sempurna. Mendapat hasil yang tak sempurna tak membuatnya patah semangat, justru memotivasi Zoel untuk terus meningkatkan kemampuannya.

Inspiratif

Memiliki keterbatasan fisik mungkin bagi sebagian orang merupakan akhir dari segalanya, dengan keterbatasan fisik bisa menjadi alasan seseorang untuk terus mengeluh serta mengubur impian dan berhenti mengejar cita – cita.

Ikut dalam komunitas fotografi adalah pilihan Zoel untuk meningkatkan kemampuan fotografinya. Dalam komunitas fotografi, Zoel dapat bertemu dengan orang –orang ahli di bidang fotografi dan dapat mengambil banyak pelajaran dan bertukar ilmu. Bersama komunitas fotografinya, Zoel sering diajak hunting foto, baik menggunakan model atau pemandangan sebagai objek fotonya. Dari sederet objek foto Zoel mengaku memotret pemandangan merupakan favoritnya, karena mempunyai tantangan tersendiri.

Berjuang dengan keterbatasan sebenarnya sudah Zoel rasakan semenjak lahir. Lahir dari pasangan suwandi dan Uliyah 25 tahun silam, sang ibu Uliyah mengaku sempat ingin memasukan Zoel kedalam tas plastik dan membuangnya saat mengetahui bayinya terlahir cacat. Namun niatan itu ia urungkan setelah dapat dicegah oleh ibu angkatnya, yang kemudian menjadi ibu asuh Zoel selama 1 tahun.

Masa kecil Zoel memang berbeda dari anak – anak lain sebayanya, walau Zoel kecil mengenyam pendidikan Sekolah Dasar umum, perbedaan fisik baru disadari Zoel ketika menginjak kelas 6 sD, ini sempat membuat dirinya tak mempunyai rasa percaya diri dan sempat berpikir untuk bunuh diri.

setelah lulus sD, Zoel memilih bersekolah di sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (sMPLB). Di sMPLB ini

Achmad Zulkarnain,

Fotografer Tanpa Tangan Insipirasi Dunia!

Achmad Zulkarnain, percaya diri dan optimis meraih masa depan

sum

ber d

ok: A

l Jaz

eera

Engl

ish

Edisi No. 07 Desember | 2017 25

lah selain mendapat pendidikan formal, Zoel juga mendapat pelajaran hidup sebagai seseorang yang terlahir dengan keterbatasan fisik. Di SMPLB Zoel bisa turut berperan aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat.

Perlakuan diskrimanitif kembali Zoel rasakan ketika memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke sMA umum. Banyak yang memandangnya sebelah mata, bahkan cenderung memperlakukan dan berkata kasar. Namun perlakuan diskriminatif ini Zoel jadikan cambuk untuk dapat berprestasi dan berkarya seperti orang normal kebanyakan, hal ini ia buktikan dengan turut berperan aktif di dunia teater. Bahkan dengan kegigihannya, Zoel mendapatkan penghargaan dari Tokoh Teater Indonesia, Dedi Petet sebagai siswa Terbaik di Jenjang Pelatihan Teater pada 2010 Tingkat Jawa Timur. setelah sukses menjadi fotografer profesional bukan berarti ia melupakan pendidikan, sebagai

buktinya ia kini tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Hukum di Universitas 17 Agustus Banyuwangi.

setelah melewati masa – masa diskriminatif yang ia alami, kini Zoel menjelma menjadi sosok yang percaya diri, berani dan optimis dalam meraih masa depan. Dengan menjadikan keterbatasan sebagai sebuah motivasi yang kuat untuk menjadi orang sukses, kini Zoel menjadi salah satu fotografer handal yang patut diperhitungkan di wilayah Banyuwangi. Kedepan Zoel berharap dapat mengasah kemampuannya sebagai seorang fotografer profesional, bukan hanya di Banyuwangi tapi juga tingkat nasional bahkan internasional.

selain menjadi fotografer, Zoel juga kini juga sering diundang untuk memberikan motivasi berbagi pengalaman di sMPLB serta dibeberapa kampus di wilayah Jawa Timur. Zoel berharap dengan berbagi pengalaman, dapat turut berbagi semangat kepada semua

orang terutama kaum disabilitas sepertinya untuk terus berkarya dan berprestasi apapun kondisinya dan berharap tidak mengalami diskriminasi dan bisa mendapatkan akses terutama untuk pendidikan.

Dari cerita hidup Zoel ini lah, sepatutnya turut memotivasi dan menginspirasi kita yang terlahir dengan fisik yang sempurna agar dapat berkarya dan berprestasi. Dan satu hal yang juga dapat kita petik dari kisah Zoel ini adalah bahwa kesuksesan pada hakikatnya adalah milik semua orang yang mau untuk berusaha dan bekerja keras apapun kondisinya. (rsm)

Sumber: - https://www.dream.co.id/your-story/

achmad-zulkarnain-fotografer-tanpa-lengan-insipirasi-dunia-1710040.html

- http://regional.kompas.com/read/2015/08/20/07010091/tanpa.tangan.dan.Kaki.Dzuel.gigih.tekuni.Dunia.Fotografi

- http://www.kabarbanyuwangi.info/ahmad-zulkarnaen-disabilitas-fotografer-dan-mahasiswa-ilmu-hukum.html

sum

ber d

ok: In

stag

ram

: @ba

ngdz

oel_

Salah satu karya Achmad Zulkarnain

26 Buletin | 2017

Ingin berolahraga tapi bosan dengan gerakan senam yang itu-itu saja? Nah, pernah dengar tentang Zumba? sepertinya olahraga ini sangat cocok bagi Anda yang dinamis dan aktif baik di kantor maupun di rumah.

Komunitas

sedikit cerita bahwa Zumba awal mulanya diciptakan oleh instruktur aerobik dari Columbia bernama Alberto ”Berto” Perez pada tahun 1990. Zumba populer tahun 2003 di Amerika dan diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 2009 , namun mulai diminati oleh masyarakat Indonesia baru sejak awal tahun 2012. Gerakan dalam Zumba merupakan gabungan musik dan tarian latin dengan aerobik, maka gerakan-gerakan yang dilakukan merupakan gabungan gaya dari tarian samba, Cumbia, Merengue, salsa, reggae, Hip-hop, Mambo, rumba, Flamenco, dan Calypso. Oleh karena itu, gerakan yang terbentuk terasa lebih fun.

Peminat Zumba pada mulanya hanya 5 orang, seiring dengan berjalannya waktu anggotanya pun bertambah hingga 20 orang. sejauh ini, peralatan yang digunakan

Komunitas

di PUPR

KArenA olAHrAgA ini memiliki gerakan yang menyenangkan dan didukung oleh alunan musik yang riang. Dan ternyata, di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat pun memiliki komunitas Zumba lho. Digawangi oleh duo srikandi dari Direktorat Jenderal Cipta Karya yakni evi savitri rahmadani dan Angelita Aimee suprapto.

Berawal dari kesukaan mereka terhadap tari modern, kemudian evi savitri yang akrab disapa evi memiliki ide untuk membangun komunitas Zumba dua tahun yang lalu. Ditemani oleh rekannya, Lita. serta dukungan penuh dari Yaya supriyatna sumadinata selaku sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Maka, terbentuklah Zumba.

ZUMBA

Edisi No. 07 Desember | 2017 27

masih swadaya karena belum ada anggaran khusus untuk cabang olahraga ini. Namun, direncanakan pada tanggal 8 Desember 2017 nanti, bertepatan dengan senam bersama yang rutin diadakan tiap hari Jumat. Komunitas Zumba akan dikenalkan secara resmi, agar peminatnya bertambah dan makin banyak yang tergerak untuk olahraga. Karena kesehatan itu mahal harganya, terlebih jika sudah disibukkan dengan rutinitas di kantor, terjebak macet di jalan, tugas ke luar kota dan hambatan lainnya untuk melakukan olahraga. Tentu akan sulit bagi beberapa orang untuk meluangkan waktunya pergi ke sarana olahraga seperti tempat gym di luar kantor. Oleh karena itu, melalui komunitas Zumba ini dapat ikut serta menumbuhkan keinginan berolahraga dengan cara yang lebih menyenangkan.

Lokasi basecamp-nya ada di lantai dasar ruang gym Direktorat Jenderal sumber Daya Air, dan biasanya mereka berlatih pada hari rabu dan Jumat selepas pulang kantor, pukul 17.30 wIB. Instruktus Zumba mereka ambil dari sanggar senam di luar PUPr, bernama Fillemon atau mas emon. Di tempat latihan tersebut pun ada loker yang disediakan untuk menyimpan barang bawaan bagi yang akan

berlatih. Karena belum ada tempat khusus, sehingga latihan Zumba-nya masih menyatu dengan tempat fitness.

Banyak sekali manfaat positif yang didapat dari Zumba. Meski terkesan santai, namun tetap tidak dilakukan secara asal. Tarian Zumba dapat membakar kalori jauh lebih banyak secara cepat, sekaligus membentuk otot tubuh. Karena gerakan-gerakan tersebut selain membakar kalori juga menguatkan kerja jantung. seperti hal tari lainnya, Zumba juga harus diiringi musik yang beritme cepat dan lambat secara berkesinambungan untuk mengikuti setiap gerakan yang ada. Porsi gerakan yang diadopsi oleh olahraga ini; 70% dansa dan 30% fitness. Saat melakukan Zumba, kita tidak akan diajarkan gerakannya terlebih dulu, melainkan langsung mengikuti gerakan instruktur. Hal tersebut tak perlu dijadikan masalah karena dalam Zumba yang terpenting adalah enjoy the music.

sebenarnya belum ada struktur organisasi khusus untuk komunitas ini, karena Person In Charge Zumba di PUPr ini hanya evi dan Lita. Mereka melakukan promosi melalui mulut ke mulut, dan menempel beberapa poster kecil di tempat yang sekiranya banyak orang lewat. selain itu, setiap yang akan berlatih

dikenakan biaya rp 50.000,- per kedatangan. Dan alokasi dananya digunakan untuk membayar pelatih serta nantinya untuk maintenance alat-alat yang digunakan karena memang belum dianggarkan khusus dari pusat.

Meski dapat dilakukan oleh sebagian besar orang dari berbagai usia dan tingkat kebugaran tubuh, namun seperti olahraga lain, senam Zumba tetap harus dilakukan dengan tahapan dan cara yang tepat untuk meminimalisasi cedera. Hal yang perlu disiapkan antara lain, sebelum mulai melakukan Zumba, berkonsultasilah kepada dokter, terutama jika Anda memiliki penyakit tertentu. Olahraga ini tidak disarankan untuk ibu hamil karena banyak melibatkan gerakan melompat dan mengubah gerakan dengan cepat. Pastikan ikut melakukan pemanasan sebelum dan pendinginan sesudah Zumba. Kenakan pakaian dan sepatu yang nyaman untuk bergerak karena Zumba melibatkan banyak gerakan berputar. Hindari dehidrasi dengan mengonsumsi air saat jeda.

‘‘saya sih berharap ke depannya fasilitas lebih memadai, karena soundsystem kita masih seadanya nih. Tapi biarpun begitu, semangat teman-teman yang rajin datang berlatih biarpun mereka sibuk patut kita apresiasi karena membuat suasana latihan jadi makin asyik’’, imbuh evi saat ditemui di sela-sela latihannya.

Bagi yang ingin mengetahui info lebih lanjut tentang Komunitas Zumba ini para pembaca dapat menghubungi evi maupun Angelita di Ditjen. Cipta Karya subdit Pengelolaan rumah Negara di nomor kontak 081287981989. (rz)

Evi Savitri Rahmadani, salah satu penggagas Komunitas Zumba Kementerian PUPR

28 Buletin | 2017

Wacana

Penilaian kinerja PNs bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNs yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.

AmAnAt lugAS ini dituturkan UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur sipil Negara (AsN) dalam Pasal 75. Ada pun Pasal 76 ayat (1) mengartikulasikan bahwa penilaian kinerja PNs dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNs. Lebih lanjut pasal 76 ayat (2) mengutarakan bahwa penilaian kinerja PNs dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

Terkait hal ini, PP 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNs khususnya pasal 163 ditegaskan bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan manajemen karier PNs adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja PNs. Ada pun sasaran penyelenggaraan manajemen karier PNs berdasarkan pasal 164 adalah tersedianya pola karier nasional dan panduan penyusunan pola karier Instansi Pemerintah; serta meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah.

Memenuhi amanat terkait penilaian kinerja dalam praktiknya tidaklah semudah menjentikkan jari tangan. Tidak sedikit tantangan yang menghadang. Untuk memahami hal ini, kita sepatutmya menelaah gatra dan dimensi sehubungan penilaian (evaluasi) kinerja ini.

Identifikasi Tantangan Tantangan demi tantangan terjadi dalam proses dan aktivitas penilaian kinerja secara individu maupun organisasi di instansi pemerintah. Meski terasa berat dan pahit, kita perlu mengidentifikasi dan menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan baik serta cermat.Tantangan pertama, evaluasi/penilaian kinerja terasa masih sebagai formalitas dan belum dianggap prioritas utama. Jika kita telaah, secara de jure dan de facto penilaian kinerja untuk individu pegawai memang telah dilakukan melalui gabungan/kombinasi penilaian DP3 dan sasaran Kerja Pegawai (sKP) di berbagai instansi pemerintah.

Berdasarkan realitas yang ada, diakui atau pun tidak, nuansa implementasi penilaian kinerja di instansi pemerintah cenderung baru sebatas formalitas dan sekadar menggugurkan/mengerjakan kewajiban saja, serta masih menitikberatkan pada disiplin kehadiran/absensi belaka. Indikatornya antara lain adalah belum ada feedback (umpan balik) yang bernas dari pimpinan pada bawahan dalam penilaian kinerja ini. Padahal, adanya feedback yang tepat dan jelas dari seorang pimpinan dapat menginformasikan bawahan guna melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Penilaian Kinerja:

Amanat, Tantangan, dan Solusioleh : abdur rahman S, Pegawai biro Humas bKn

Edisi No. 07 Desember | 2017 29

Dalam buku Merekonstruksi Indonesia: sebuah Perjalanan Menuju Dynamic Governance, Azhar Kasim mengartikulasikan bahwa secara umum prosedur pelayanan yang berbelit-belit dan membutuhkan waktu lama merupakan ciri khas layanan kantor pemerintah. Hal ini diperparah dengan kurangnya koordinasi antar-sektor terkait, sehingga proses pelayanan publik berlangsung tumpang tindih.

Lebih lanjut guru besar ilmu administrasi di Universitas Indonesia

cenderung melaporkan perihal yang baik dan menyembunyikan yang buruk (2015: 228). Dengan demikian, kita kerap ‘mempertanyakan’ kredibilitas berbagai kegiatan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja instansi pemerintah dan raihan/predikat yang disandang suatu instansi pemerintah. Hal ini antara lain mencakup LAKIP, Opini wajar Tanpa Pengecualian (wTP) dari BPK, serta implementasi wilayah Bebas dari Korupsi (wBK) dan Zona Integritas. Mengapa patut diragukan? Karena beberapa pejabat tinggi dicokok Komisi

ini mengutarakan bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dibuat oleh pejabat tinggi di masing-

masing instansi pemerintah bersifat bias dan tidak obyektif. Hal ini dikarenakan LAKIP bersifat evaluasi diri, sehingga tiap instansi

Pemberantasan Korupsi tidak berapa lama setelah instansi yang dipimpinnya meraih Opini wTP atau pun mencanangkan wBK.

gambar. 1. model 7S manajemen organisasi mc. Kinsey

Berdasarkan realitas yang ada, diakui atau

pun tidak, nuansa implementasi penilaian

kinerja di instansi pemerintah cenderung

baru sebatas formalitas dan sekadar

menggugurkan/mengerjakan

kewajiban saja

30 Buletin | 2017

Wacana

Tantangan kedua adalah bias-bias terhadap penilaian kinerja individu/pegawai masih “dilestarikan”.

‘Dipertahankan’ dalam artian tidak ada upaya secara sistematis dan serius oleh semua pihak terkait untuk menghilangkannya, baik oleh individu maupun secara organisasi. sebagaimana dituturkan oleh Dessler dalam buku Human resouce Management, bias /penyimpangan penilaian kinerja ini antara lain adalah recency, Central, dan Leniency. Dalam recency, seorang pejabat menilai kinerja pegawai hanya berpatokan pada waktu (bulan-bulan) terakhir seseorang bekerja. Jadi, cenderung mengabaikan kinerja pegawai pada saat awal atau pun pertengahan setelah kontrak kerja. Dalam Central, seorang pejabat menilai kinerja pegawai hanya memberikan “nilai tengah” atau rata-rata kepada para bawahan/stafnya. Dengan demikian, tidak ada perbedaan yang berarti antara mereka yang berprestasi baik, biasa saja, atau pun berkinerja buruk. sementara, dalam Leniency seorang pejabat amat mudah memberikan nilai bagus, bahkan terkesan mengobralnya, dalam melakukan penilaian kinerja pada para pegawai yang menjadi bawahannya.

Tantangan ketiga adalah penilaian kinerja masih bersifat sebagai kegiatan terpisah/parsial. Penilaian kinerja belum secara sistematis dan terintegrasi dihubungkan dengan tunjangan kinerja pegawai dan peningkatan jenjang karier, serta aspek-aspek lain pengelolaan dan pengembangan sDM.

Padahal, berdasarkan Pasal 77 ayat 5 UU Nomor 5 tahun 2014 ditegaskan bahwa hasil penilaian

kinerja PNs digunakan untuk menjamin objektivitas dalam pengembangan PNs, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Ada pun ayat 6-nya mengungkapkan bahwa PNs yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tantangan keempat adalah diklat sebagai salah satu sarana pendongkrak kinerja masih sering disalahpahami. Merujuk pada pasal 21 UU Nomor 5 tahun 2014, salah satu hak PNs adalah memperoleh: pengembangan kompetensi. Ada pun pasal 22 menyatakan bahwa Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK) berhak memperoleh: pengembangan kompetensi. Namun, sebagian instansi pemerintah atau pun pegawai melihat diklat dengan ‘persepktif negatif’. Diklat dinilai sebatas kegiatan rutin belaka guna optimalisasi penyerapan anggaran. selain itu, lahir pula sebutan pegawai spesialis diklat, yang dipilih karena faktor kedekatan atau karena dikenal oleh seorang pimpinan.

Acapkali diklat diikuti pegawai yang tidak tepat karena tidak langsung berkaitan terhadap tugas dan fungsinya. sementara di masa-masa sebelumnya, aktivitas diklat atau lembaga diklat di instansi pemerintah adalah instrumen untuk ‘menyingkirkan’ pegawai yang tidak produktif atau tidak sejalan dengan kebijakan pimpinan. Padahal seharusnya diklat merupakan pengejawantahan kesungguhan dalam investasi sDM.

Solusi IntegratifBerkaitan dengan sejumlah tantangan dalam mengejawantahkan penilaian kinerja yang telah dielaborasi dalam pemaparan diatas, berikut ini beberapa solusi yang penulis tawarkan. solusi-solusi ini hendaknya dapat dicermati secara komprehensif sebelum diimplementasikan sesuai konteks masing-masing organisasi. solusi pertama dan utama guna menghadapi berbagai tantangan memacu kinerja yang lebih baik lagi adalah menciptakan awareness (kesadaran) terhadap pentingnya kinerja dan evaluasi secara menyeluruh di kalangan PNs sebagai bagian dari keluarga besar Aparatur sipil Negara. Untuk itu, seluruh pegawai dan pejabat harus terlibat, menjadi subyek

merujuk pada pasal 21 UU Nomor 5

tahun 2014, salah satu hak PNs adalah

memperoleh: pengembangan

kompetensi. Ada pun pasal 22 menyatakan

bahwa Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK) berhak memperoleh:

pengembangan kompetensi.

Edisi No. 07 Desember | 2017 31

sekaligus obyek dalam proses ini. PNs sebagai subyek dalam artian merekalah yang menjadi aktor yang proaktif dalam menciptakan awareness bagi diri sendiri tentang proses dan tujuan penilaian kinerja. PNs sebagai obyek dalam artian mereka yang belum menjadi aktor proaktif perlu diberikan ‘pencerahan’ oleh atasan atau rekan kerjanya, terkait awareness tentang proses dan tujuan penilaian kinerja.

solusi kedua adalah membangun komitmen tinggi segenap pegawai dan pejabat sehingga tercipta konsistensi antara tutur kata dengan tingkah laku dalam konteks evaluasi kinerja. Tanpa komitmen yang tinggi, semua program dan kesadaran yang ditanamkan pada pegawai dan pejabat tentang pentingnya kinerja akan sia-sia serta sebatas formalitas saja. Untuk itu,hendaknya pimpinan terlebih dahulu membuktikan komitmennya dalam sikap dan perilaku yang konsisten, antara lain dengan memberikan feedback yang obyektif dan terukur terkait kinerja bawahan. Hal ini agar para pegawai melihat dan menyadari komitmen para pejabat benar-benar nyata dan terasa, tidak sekadar ucapan lisan semata.

solusi ketiga adalah menciptakan sistem, infrastruktur, budaya organisasi, dan Manajemen sDM yang terintegrasi dan mendukung kinerja secara optimal. Agar komitmen dan kesadaran yang ada mendukung kinerja dan evaluasi jelas dibutuhkan sistem, infrastruktur, budaya organisasi, dan Manajemen sDM yang terintegrasi amat dibutuhkan.

Terkait langkah ini, kita bisa merujuk pada model 7s dari Mc.Kinsey

tentang manajemen organisasi, yang mencakup structure, strategy, skills, staff, style, systems, and shared Values. Ketujuh aspek ini harus diinterkoneksikan bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, termasuk dalam penilaian kinerja.

Langkah keempat adalah memacu dukungan penuh dari segenap stakeholders (pemangku kepentingan) terkait, untuk kinev yang optimal. selama ini terjadi stigmatisasi/penjulukan oleh sebagian masyarakat terhadap PNs bahwa PNs berkinerja rendah, melakukan praktik KKN, dan tidak berintegritas. Hal ini dapat berimbas pada semangat kerja dan kinerja PNs. Jika stigmatisasi ini berlanjut terus, hal ini berimplikasi negatif terhadap kinerja dan motivasi kerja PNs secara

keseluruhan. Untuk itu, masyarakat dan media massa seharusnya melaporkan penyimpangan/ kinerja yang buruk ke Ombudsman atau pun whistle Blower system yang ada.

Sense of UrgencyKita akui bahwa di instansi pemerintah semangat perubahan dan perbaikan yang berkelanjutan sudah eksis, yang antara lain agar kinerja dan evaluasi kinerja PNs diupayakan agar berlangsung obyektif, sistematis, dan adil dengan Manajemen sDM Kepegawaian secara terintegrasi dan komprehensif. Meskipun pada saat yang sama, dalam praktiknya implementasi kinerja dan penilaian kinerja ‘masih jauh panggang dari api’. Artinya implementasi kinerja dan penilaian kinerja memang masih belum memenuhi harapan masyarakat, amanat UU No 5 tahun 2014 dan PP Nomor 11 tahun 2017. Melihat hal ini, segenap kalangan pegawai dan pejabat perlu terus bersinergi dan meningkatkan sense of urgency tentang kinerja dan penilaian kinerja. Dengan demikian, kita menikmati setiap detik episode dalam the long and winding road (jalan panjang dan berliku) guna mengejawantahkan asa masyarakat dan spirit membangun Merah-Putih tercinta. Hal ini senada dengan tuturan sebuah adagium, rome was not built in a day ….

Daftar Pustaka1. Dessler, gary (2013). Human resource

management. new Jersey: Pearson.2. Kasim,Azhar (2015). merekonstruksi

Indonesia: Sebuah Perjalanan menuju Dynamic governance. Jakarta: Kompas.

3. undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil negara.

4. Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen PnS.

Kita akui bahwa di instansi pemerintah

semangat perubahan dan perbaikan yang berkelanjutan sudah

eksis, yang antara lain agar kinerja dan evaluasi kinerja PNs

diupayakan agar berlangsung obyektif,

sistematis, dan adil dengan manajemen sDm Kepegawaian

secara terintegrasi dan komprehensif.

32 Buletin | 2017

Selingan

terbesar di Norwegia, yaitu Oslo (ibu kota) dan Bergen (di pantai barat). Terowongan ini dikenal sebagai terowongan jalan terpanjang dengan keunikan memiliki kelokan-kelokan lembut yang didesain untuk mencegah para pengemudi supaya tidak mengantuk serta mempermudah menentukan jarak kendaraan lain yang melaju dari arah yang berlawanan. Tak hanya itu, di terowongan ini para pengemudi dapat memutar balik kendaraan mereka karena ada tempat memutar bagi mobil setiap 500 meter dan 15 lokasi yang memungkinkan kendaraan yang lebih besar untuk berputar haluan. Terowongan Laerdal dilengkapi dengan sarana dan prasarana berteknologi tinggi, seperti sistem antena radio bagi para pengemudi, sistem penghitungan dan pemotretan yang memonitor semua lalu lintas keluar-masuk terowongan, serta adanya pencahayaan khusus dengan cahaya kuning atau hijau di lantainya dan cahaya biru di atas, memberi ilusi masuknya cahaya terang dan matahari terbit. selain itu, terowongan ini memiliki sekitar 100 telepon darurat dan hampir 400 alat pemadam kebakaran. wOw!!!

teroWongAn JAlAn terPAnJAng menembuS gunung

meSKI di era digital ini manusia bisa “berteleportasi” melalui dunia maya, namun tetap saja pembangunan sarana dan prasarana fisik yang mempermudah akses mobilitas transportasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya terus ditingkatkan. Tak hanya melalui pembangunan jembatan, manusia juga membuat terowongan bagi jalur kereta api serta kendaraan yang ada di bawah tanah, bahkan di bawah laut hingga membelah gunung. Nah, pada edisi ini mari kita bersama-sama menelusuri terowongan jalan mana saja yang dibangun dengan membelah gunung maupun pegunungan yang ada di dunia.

1) lAerDAlStunnelen, norWegIA Laerdalstunnelen atau Terowongan Laerdal di

Norwegia hingga saat ini masih memegang rekor sebagai terowongan jalan terpanjang di dunia yang menembus perut pegunungan yang cadas dengan tinggi lebih dari 1.000 meter sepanjang 24,5 kilometer! Terowongan yang dibangun pada tahun 1995 dan resmi digunakan lima tahun kemudian ini merupakan penghubung utama antara dua kota

Kebutuhan manusia dalam jalur transportasi kian meningkat.

Sum

ber:

skys

crap

ercit

y.com

Laerdalstunnelen, Norwegia

Edisi No. 07 Desember | 2017 33

2) ZHongnAnSHAn tunnel, SHAAnXI, cHInA Terowongan yang membentang sepanjang 18,04 km

ini adalah dua tabung terowongan jalan terpanjang di dunia melintasi bawah Gunung Zhongnan di Provinsi shaanxi, Cina. Terowongan ini dibuka pada awal tahun 2007 yang merupakan bagian dari jalan raya Xi’an-Ankang antara kabupaten Chang An dan Zhashui. Terowongan ini memiliki kedalaman maksimum tertanam adalah 1.640 meter.

3) HSueHSHAn tunnel/SnoW mountAIn tunnel, tAIWAn

Terowongan Hsueshan atau yang lebih sering disebut snow Mountain Tunnel ini merupakan terowongan dalam gunung terpanjang kedua di Asia dan menduduki peringkat kelima terpanjang di dunia. Melalui terowongan sepanjang 12,9 km ini, kita bisa menembus perut gunung dengan durasi perjalanan sekitar 1 jam dari Kota Taipei menuju Provinsi Yilan. Terowongan ini yang dibangun sekitar tahun 1993 ini hanya bisa dilewati oleh mobil atau bus saja lho.

4) mont blAnc tunnel, AlPen Mont Blanc Tunnel merupakan sebuah terowongan

jalan di Pegunungan Alpen, persisnya di bawah Gunung Mont Blanc, yang menghubungkan wilayah Chamonix, di Haute-savoie, Perancis dengan wilayah Courmayeur, di Aosta Valley, Italia, Terowongan ini adalah salah satu rute utama trans-Alpine, khususnya bagi Italia yang mengandalkan terowongan ini untuk mengangkut sepertiga kargonya ke eropa bagian utara. Pembangunan terowongan Mont Blanc dimulai pada tahun 1957 dan selesai pada tahun 1965, yang memiliki panjang 11,6 kilometer panjang, dengan lebar jalan 8,6 meter, dan ketinggian 4,35 meter. Terowongan ini memiliki keunikan karena dibangun tidak horisontal, melainkan sedikit melengkung dan membentuk huruf “V”. Terowongan ini melewati hampir persis di

bawah puncak Aiguille du Midi (salah satu gunung dari pegunungan Mont Blanc), dimana tepat di titik ini memiliki kedalaman 2.480 meter di bawah permukaan, sehingga menjadikan terowongan ini sebagai terowongan terdalam kedua di dunia.

5) eISenHoWer-JoHnSon memorIAl tunnel, colorADo

Terowongan einsenhower_Johnson Memorial terletak di Clear Creek Country, Colorado. Terowongan ini dibuka pada tahun 1973 dan memiliki panjang total sekitar 5,45 km berada di bawah gunung Pegunungan rocky, Corolado. Terowongan eisenhower berada pada ketinggian 11.158 kaki, menjadikannya salah satu terowongan tertinggi di dunia serta juga merupakan terowongan gunung terpanjang di Amerika serikat.

Itu tadi adalah 5 terowongan jalan terpanjang di dunia dengan keunikan masing-masing. Indonesia pun akan segera memiliki terowongan jalan terpanjang yang menembus perut pegunungan Utara Cadas Pangeran, sumedang.

Ya, beberapa tahun ke depan Kota Bandung dan sumedang akan terhubung dengan jaringan tol Cileunyi-sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Terowongan ini merupakan bagian dari pembangunan jalan tol total sepanjang 60 kilometer bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang berada di Jawa Barat menghubungkan daerah Cileunyi-sumedang-Dawuan atau Jalan Tol Padaleunyi dengan Jalan Tol Palimanan-Kanci. Pembangunan jalan tol Cisumdawu merupakan salah satu Proyek strategis Nasional (PsN) yang terus dikebut pekerjaan konstruksinya agar dapat beroperasi seluruhnya pada tahun 2019. Apabila sudah terbangun, untuk sementara terowongan ini bakal menjadi terowongan jalan raya terpanjang di Indonesia dengan sepanjang 0,5 km. (enD)

Sum

ber:

chin

a.or

g.cn

Sum

ber:

codo

t.gov

Zhongnanshan Tunnel, Shaanxi, China

Eisenhower-Johnson Memorial Tunnel, Colorado

34 Buletin | 2017

1. Yth Redaksi Buletin Parampara,

Apa itu Assessment Center?

-------

Assessment Center atau lebih dikenal dengan istilah Asesmen, merupakan metode terstandar untuk menilai atau mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan PNs dalam suatu jabatan dengan menggunakan

alat ukur (diantaranya Psikotes, simulasi, kuesioner kompetensi, wawancara kompetensi) berdasarkan kompetensi jabatan yang dipersyaratkan.

2. Yth Redaksi Buletin Parampara,

Komponen apa sajakah yang diukur dalam assessment center Kementerian PUPR?

-------

Tanya Jawab Seputar Assessment Center dan Surat Pembaca

Edisi No. 07 Desember | 2017 35

• Komponen – komponen yang diukur dalam assessment center Kementerian PUPr meliputi potensi, kompetensi inti manajerial, dan kompetensi teknis.

• Potensi merupakan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. singkat kata potensi adalah kekuatan terpendam yang belum dimanfaatkan atau keberhasilan yang belum diraih padahal sejatinya mempunyai kekuatan untuk mencapai keberhasilan tersebut. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 tahun 2011 tentang Pedoman Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri sipil, untuk mengetahui kecenderungan potensi kecerdasan serta preferensi Asesi yang dapat dijadikan sebagai salah satu prediksi keberhasilan pegawai dalam suatu pekerjaan maka digunakanlah berbagai alat tes Psikologi terstandar (Psikotes).

• Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri sipil pasal 171 ayat (1), kompetensi merupakan informasi mengenai kemampuan PNs dalam melaksanakan tugas jabatan. Dalam Pasal 1 ayat (13), (14), dan (15) diatur tentang 3 (tiga) kategori kompetensi yaitu:1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan.

2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.

3. Kompetensi sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai – nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.

• Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa potensi dan kompetensi merupakan dua hal yang berbeda tetapi memiliki suatu keterkaitan erat dalam metode assessment center.

Apabila ada pertanyaan terkait sumber daya manusia Kementerian PUPR dapat dikirimkan ke email : [email protected]

3. Yth Redaksi Buletin Parampara,

Apakah peserta dapat dipanggil kembali untuk mengikuti kegiatan assessment center, padahal masa berlaku hasil penilaian yang sebelumnya belum mencapai 2 (dua) tahun?

-------

Peserta dapat dipanggil kembali untuk mengikuti kegiatan penilaian assessment center meskipun hasil penilaian yang pernah diikuti sebelumnya belum genap 2 (dua) tahun. Hal ini dikarenakan:a. Adanya perbedaan tujuan dari penyelenggaraan

kegiatan penilaian potensi dan kompetensi menggunakan metode assessment center yang pernah diikuti. Misalnya: kegiatan penilaian yang pernah diikuti sebelumnya bertujuan untuk pemetaan pegawai yang bersangkutan. Lalu beberapa bulan atau satu tahun kemudian, diundang kembali untuk mengikuti kegiatan penilaian potensi dan kompetensi menggunakan metode assessment center dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk promosi jabatan.

b. Adanya perbedaan indikator potensi dan kompetensi yang dinilai/dipersyaratkan. Misalnya: indikator potensi dan kompetensi yang dinilai/dipersyaratkan untuk jabatan satker mandiri (Ka. satker dan PPK), berbeda dengan indikator potensi dan kompetensi yang dinilai/dipersyaratkan untuk jabatan struktural.

c. Peserta belum mengikuti kegiatan penilaian potensi dan kompetensi menggunakan metode assessment center secara utuh dari awal hingga akhir, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat memberikan gambaran secara lengkap.

36 Buletin | 2017