kedaulatan atas wilayah

45
 HUKUM INTERNASIONAL KEDAULATAN ATAS WILAYAH (Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional) Disusun oleh : Armi Anggara 110110080085 Liely Noor Qadarwati 110110080092 Lasma Natalia H. P. 110110080096 Mayang Kemulandari Yamin 110110080122 Vicky Veronika Aruan 110110080128 Gita Santika Amalia 110110080131 Trie Nurul Widia W. 110110080134 Saskia Wahyu Riani 110110080135 Mulyana 110110080138 Pembimbing : FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJAJARAN 2010

Transcript of kedaulatan atas wilayah

Page 1: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 1/45

 

HUKUM INTERNASIONAL

KEDAULATAN ATAS WILAYAH

(Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional)

Disusun oleh :

Armi Anggara 110110080085

Liely Noor Qadarwati 110110080092

Lasma Natalia H. P. 110110080096

Mayang Kemulandari Yamin 110110080122

Vicky Veronika Aruan 110110080128

Gita Santika Amalia 110110080131

Trie Nurul Widia W. 110110080134

Saskia Wahyu Riani 110110080135

Mulyana 110110080138

Pembimbing :

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2010

Page 2: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 2/45

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Putusan Mahkamah Internasional, International Court of Justice  (ICJ)

tanggal 17 Desember 2002 yang telah mengakhiri rangkaian persidangan

sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan antara Indonesia dan

Malaysia mengejutkan berbagai kalangan. Betapa tidak, karena keputusan

ICJ mengatakan kedua pulau tersebut resmi menjadi milik Malaysia.

Disebutkan dari 17 orang juri yang bersidang hanya satu orang yangberpihak kepada Indonesia. Hal ini telah memancing suara-suara sumbang

yang menyudutkan pemerintah khususnya Deplu dan pihak-pihak yang

terkait lainnya. Dapat dipahami munculnya kekecewaan di tengah-tengah

masyarakat, hal ini sebagai cermin rasa cinta dan kepedulian terhadap tanah

air.

Pasca-kehilangan Sipadan-Ligitan, perhatian publik dan Pemerintah

Indonesia pada nasib pulau-pulau terluar lainnya meningkat pesat.

"Pencaplokan" dua pulau di sisi timur Pulau Kalimantan itu oleh Malaysia jadi

pelajaran penting bagi Pemerintah Indonesia, yang dituding tak sanggup

menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.

Tak jarang trauma Sipadan-Ligitan membuat isu pencaplokan pulau

terluar bergerak bak bola liar. Inilah yang terjadi pada isu pencaplokan Pulau

Miangas oleh Filipina yang beredar di publik sepanjang pekan lalu. Desakan

agar pemerintah bertindak cepat dan tegas pun mengemuka dari banyak

kalangan, mulai wakil rakyat, pengamat politik, hingga masyarakat.

Kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan yang

dipersatukan oleh lautan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa telah

melahirkan suatu budaya politik persatuan dan kesatuan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Dalam usaha mencapai kepentingan, tujuan dan

Page 3: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 3/45

 

cita-cita nasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan, ancaman,

hambatan dan gangguan yang harus ditanggulangi. Salah satu bentuk

ancaman tersebut adalah masalah perbatasan NKRI yang mencuat beberapa

pekan terakhir ini yaitu klaim Negara Philipina atas pulau Miangas yang

secara posisi geografis kedudukannya lebih dekat dengan negara tetangga

yang diindikasikan memiliki keinginan memperluas wilayah.

Hal-hal yang pada dasarnya melatarbelakangi terjadinya tindakan

klaim wilayah Indonesia oleh Negara lain pada dasarnya dilatar belakangi

oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Letak geografis di persimpangan jalan antara Samudra Pasifik dengan

Samudra Hindia dan Benua Asia dan Australia sehingga sering dilewatipelayaran Internasional.

2. Struktur negeri yang berbentuk kepulauan dengan panjang pantai lebih

dari 80.000 km terpanjang didunia yang pada umumnya terbuka di

kawasan sekitar 8 juta km 2 yang tersebar secara tidak teratur yang

didiami oleh penduduk secara tiadak merata bahkan masih banyak pulau-

pulau yang tak berpenduduk.

3. Isu-isu globalisasi terutama yang menyangkut demokratisasi hak asasi

manusia ,liberalisasi ekonomi dan informasi telah meningkatkan

kerawanan-kerawanan di daerah perbatasan.

4. Masih ada batas-batas laut negara yang sudah dirundingkan dan

disepakati secara bilateral ,belum memiliki pengakuan secara

Internasional dikarenakan batas-batas laut tersebut belum didepositkan di

PBB.

Kedaulatan territorial sangat penting bagi suatu negara, karena

sebagaimana memiliki arti yaitu kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara

dalam melaksanakan jurisdiksi eksklusif di wilayahnya. Didalam wilayah inilah

negara memiliki wewenang untuk melaksanakan hukum nasionalnya.1 

1Hans Kelsen, Principles of International Law, New York : Rinehart & Co .,1956, hlm.212. Dikutip dari

Huala Adolf  Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional ; Jakarta,2002,hlm 111.

Page 4: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 4/45

 

Hakim Huber dalam kasus yang terkenal The Island of Palmas 

mengungkapkan bahwa dalam kaitannya dengan wilayah ini, kedaulatan

mempunyai dua ciri yang sangat penting :2 

1. Kedaulatan merupakan prasyarat hukum untuk adanya suatu negara

2. Kedaulatan menunjukan negara tersebut merdeka yang sekaligus

 juaga merupakan fungsi dari suatu negara.

Sehingga apabila kita melihat pentingnya kedaulatan yang ada di suatu

negara menjelaskan bahwa suatu negara tidak dapat melaksanakan

yurisdiksi eksklusifnya keluar dari wilayahnya yang dapat mengganggu

kedaulatan wilayah negara lain. Hal inilah yang membuat kami tertarik untuk

mencari dan memahami teori-teori yang berkaitan dengan kedaulatan,terutama kedaulatan territorial perairan.

Wilayah kedaulatan suatu negara mencakup pula ruang udara diatas

wilayahnya, juga meliputi ruang angkasa. Hal ini menjadi penting sebab,

sering terjadi pelanggaran-pelanggara terhadap kedua hal tersebut, seperti

masuknya pesawat udara ke dalam suatu negara tanpa izin ke dalam

wilayahnya, karena alasan itulah negara-negara menjadi semakin sadar akan

peranan ruang udara dan ruang angkasa terhadap setiap pelanggaran

terhadap kedua hal tersebut. Hal ini dapat berakibat fatal bagi negara

tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam membuat makalah ini, kami membatasi rumusan masalah yang

menjadi kajian landasan teori dan pembahasan kelompok kami yaitu pada

hal-hal berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan kedaulatan atas wilayah :

a. Laut territorial

b. Zona tambahan

c. Zona Ekonomi Ekslusif

2 Op…cit. hlm 112 

Page 5: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 5/45

 

d. Laut Lepas

e. Antartica dan Artic

2. Apakah yang dimaksud dengan kedaulatan atas ruang udara dan

angkasa?

3. Apakah hubungan antara teori kedaulatan dan cara pendudukan

wilayah jika dihubungkan dengan kasus :

a. Island of Palmas Case (1928)

b. Western Sahara Case (1975)

1.3. Tujuan pembahasan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional 

2. Untuk dapat mengetahui dan memahami teori – teori mengenai : 

Kedaulatan atas wilayah 

Kedaulatan atas ruang udara dan angkasa 

Hubungan antara teori-teori kedaulatan tersebut dengan

kasus Island of Plamas Case (1928) & kasus Western 

Sahara Case (1975). 

Page 6: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 6/45

 

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Kedaulatan Atas Wilayah Laut

Laut Teritorial

Pasal 2 konvensi menentukan bahwa kedaulatan negara pantai

meliputi laut teritorialnya , termasuk ruang udara diatasnya dab dasar laut

serta tanah dibawahnya. Dalam hukum laut baru ini pun kedaulatan negara

tetap dibatasi dengan hak lintas damai bagi kapal asing (Pasal 7 dst).Disamping ketentuan mengenai garis pangkal untuk mengukur lebar

laut territorial (garis air rendah, garis pangkal lurus dan garis penutup)

sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, konvensi memuat ketentuan

yang lebih terperinsi mengenai beberapa keadaan khusus yang dapat

memengaruhi penetapan garis pangkal, seperti instalasi pelabuhan, tempat

berlabuh di tengah laut dan elevasi surut (pasal 11,12, dan 13).

Dalam hal ini adalah adanya kenyataan dimana telah dicapai

kesepakatan mengenai batas terluar laut territorial , yaitu 12 mil laut diukur

dari garis pangkal (pasal 4) . dengan demikian, hal ini merupakan

pemecahan terhadap suatu masalah yang belum terselesaikan pada

konferensi hukum laut. Yang pertama dan kedua , yang diadakan pada tahun

1958 dan 1960. Untuk beberapa negara tertentu , batas 12 mil ini merupakan

perluasan laut teritorialnya, sedangkan untuk beberapa negara lainnya hal ini

diartikan sebagai kegagalan konvensi untuk mengesahkan tuntutan mereka

yang lebih luas. Belanda termasuk kelompok pertama dan peraturan

perundang-undangan yang memperluas laut teritorialnya hingga 12 mil telah

disahkan dan mulai berlaku pada tahun 1958

Lebih jauh lagi , lebar laut territorial 12 mil ini mengakibatkan beberapa

selat yang menurut hukum laut klasik termasuk pengaturan laut lepas, kini

Page 7: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 7/45

 

tunduk pada pengaturan laut territorial; kebebasan berlayar yang dahulu

dinikmati di laut lepas kini tidak diperoleh lagi di selat-selat tersebut .

menegani hal ini , konvensi mencanntumkan beberapa ketentuan khusus

untuk selat-selat tertentu , dimana hak lintas damai dianggap tidak

mencukupi lagi . hal ini akan dibahas lebih lanjut secara terinci dalam

hubungannya dengan rezim hukum tentang pelayaran.

Akhirnya , konvensi memuat ketentuan-ketentua untuk penetapan

batas laut territorial antara negara-negara yang pantainya berhadapan dan

berdampingan , apabila tidak ada persetujuan yang menyatakan sebaliknya,

tidak satu negarapun yang berhak menetapkan batas laut teritorialnya

melebihi garis tengah , yaitu suatu garis yang titik-titiknya sama jarak darititik-titik terdekat pada garis-garis pangkal yang digunakan untuk mengukur

lebar laut territorial masing-masing negara.

Zona Tambahan

Pada suatu jalur yang lebarnya tidak melebihi 24 mil dari garis pangkal

yang digunakan untuk mengukur lebar laut territorial, negara pantai dapat

berusaha mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan pada wilayahnya atau pada laut teritorialnya sekaligus dapat

menerapkan hukumnya (pasal 33). Dengan demikian, lebar jalur tambahan

ini juga telah diperluas apabila dibandingkan dengan jalur tambahan ini juga

telah diperluas apabila dibandingkan dengan jalur tambahan menurut hukum

laut klasik. Dalam pasal 33 yang dibandingkan dengan pasal 24 konvensi

1958), menentukan bahwa negara pantai dalam zona tersebut dapat

melaksanakan pengawasan yang diperlukan guna mencegah pelanggaran

peraturan perundang-undangannya menyangkut bea cukai, fiscal, imigrasi,

dan saniter di dalam wilayahnya atau laut teritorialnya , dan menghukum

Page 8: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 8/45

 

setiap pelanggran demikian. Namun demikian , zona tambahan tidak boleh

melebihi 24 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut territorial diukur .3 

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zee diartikan sebagai suatu daerah diluar laut territorial yang lebarnya

tidak boleh melebihi 200 mil diukur dari garis pangkal yang digunakan untuk

mengukur lebar laut territorial (pasal 55 dan 57). Menurut pengertian pasal

56, negara pantai di zee dapat menikmati beberapa hal berikut.4 

1. Hak-hak berdaulat untuk melakukan eksploitasi , konservasi , dan

pengelolaan segala sumber kekayaan alam di dasar laut dan tanahdibawahnya serta pada perairan di atasnya. Demikian pula terhadap

semua kegiatan untuk tujuan eksploitasi secara ekonomis dari zona

tersebut (seperti produksi energy dari air, arus, dan angin).

2. Yurisdiksi, sebagaimana yang ditetapkan dalam konvensi ini, atas

pendirian dan penggunaan pulau-pulau buatan, riset ilmiah kelautan,

serta perlindungan laut.

3. Hak-hak dan kewajiban lain sebagaimana yang ditetapkan dalam

konvensi.

Indonesia meratifikasi konvensi Hukum laut internasional (UU nomor 17

tahun 1985) 5:

Sebagian merupakan terkodifikasi ketentuan-ketentuan hukum di laut

lepas dan hak lintas damai laut internasional.

Sebagian merupakan pengembangan hukum laut yang sudah ada ,

misalnya ketentuan mengenai lebar laut territorial menjadi maksimum

12 mil laut dengan kriteria landas kontinen.

3 J.G Starke “Pengantar Hukum Internasional” Sinar grafika, jakarta 1997. Hal. 351

4 Hlm.11 Heru Prijanto “Hukum Laut Internasional” Bayumedia publishing. 2007 Malang…

5 P Joko Subagyo ,SH.“ Hukum laut Indonesia “ 1993, jakarta halm. 58 

Page 9: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 9/45

 

Sebagian merupakan rejim-rejim hukum baru , seperti asas negara

kepulauan , ZEE dan penambangan di dasar laut internasional.

Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)6 

Wilayah perekonomian yang merupakan zoa laut dengan kewenangan

sebatas di bidang perekonomian saja masing-masing memberikan

kemudahan-kemudahan lain sepanjang berkaitan dengan lintas damai.

ZEEI sebagai perkembangan pengaturan maslaah kelautan yang erat

kaitannya dengan pembudidayaan dan pengawasan sumber daya alam

hayati maupun non hayati.

Lahirnya UU No. 5 tahun 1983 tentang ZEEI merupakan realisasi juridis perluasan wilayah laut utamanya yang menyangkut keadaan ekonomi

dalam pengelolaan , pengawasan dan pelestariannya, sehingga upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan bangsa dengan cara memanfaatkan sumber

daya alam laut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

ZEE peraturan yang dalam UU No. 5 tahun 1983, sebagai tibdak lanjut

atas peluang yang diberikan oleh konvensi tahun 1982 dimana rejim hukum

laut dan rejim hukum negara kepulauan telah mendapatkan pengakuan

secara internasional. Rejim hukum internasional tentang ZEEI yang telah

dikembangkan oleh masyarakat internasional dimaksudkan untuk :

1. Melindungi negara pantai dari bahaya kemungkinan dihabiskannya

sumber daya alam hayati di dekat pantainya oelh kegiatan negara-

negara lain dalam mengelola perikanan berdasarkan rejim laut bebas.

2. Melindungi kepentingan-kepentingan negara pantai di bidang

pelestarian lingkunagn laut serta penelitian ilmiah kelautan dengan

upaya pemanfaatan sumber daya alam di zona tersebut.

Definisi ZEE dalam pasal 55 dan 57 sebagai suatu wilayah diluar dan

beradampingan dengan laut territorial, yang tidak melebihi jarak 200 mil laut

6 P Joko Subagyo; “Hukum…., Op.cit.. Hlm 62  

Page 10: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 10/45

 

dari garis pangkal darimana lebar laut territorial diukur (yaiut , 200 mil laut

yang diukur dari batas laut terluar dari laut territorial).

Kedua di dalam zona ini, negara yang berdampingan tidak mempunyai

kedudukan yang sama dengan kedaulatan territorial , tetapi hak-hak

berdaulat untuk tujuan eksplorasi.

Laut Lepas

Ketentuan mengenai laut lepas dalam konvensi Jenewa 1958 berlaku

pada semua bagian laut yang tidak termasuk Zona ekonomi ekslusif, laut

territorial, perairan pedalaman, maupun perairan kepulauan (pasal 86) .Dengan demikian ketentuan ini menunjukan bahwa zee tidak termasuk rezim

laut lepas . Namun demikian, pasal 86 juga mengatakan bahwa ketentuan ini

tidak mempengaruhi beberapa kebebasan yang dinikmati oleh negara-negara

di zee sesuai dengan pasal . Oleh karena itu , hal ini tampaknya bukan

merupakan alasan yang cukup untuk menegaskan bahwa zee membentuk

bagian dari laut lepas . Sebagaimana dinyatakan sebelumnya bahwa

mungkin lebih baik jika zee dianggap sebagai rezim yang sui generis, dimana

hanya beberapa aspek tertentu saja dari kebebasan di laut lepas yang

diterapkan . Selain itu, peristilahan laut lepas diartikan sebagai perairan yang

berada diluar batas 200 mil laut zee.

Laut lepas terbuka bagi semua negara, baik negara yang berpantai

maupun yang tidak berpantai. Kebebasan dilaut lepas ini antara lain (a)

kebebasan berlayar ; (b) kebebasan untuk terbang diatasnya ; (c) kebebasan

meletakan kabel dan pipa di bawah laut ; (d) Kebebasan membuat pulau-

pulau buatan dan instalasi-instalasi lainnya. ; (e) Kebebasan menangkap ikan

dan (f) kebebasan melakukan riset ilmiah.

Kebebasan-kebebasan ini harus dilaksanakan oleh negara-negara

dengan mempertmbangkan kepentingan-kepentingan negara lain, serta hak-

hak yang tercantum dalam konvensi mengenai eksploitasi kawasan dasar

Page 11: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 11/45

 

laut dalam (pasal 87) . Laut lepas harus digunakan hanya untuk maksud-

maksud damai dan tidak ada satu negara pun dapat menyatakan

kedaulatannya terhadap bagian dari laut lepas ini ( pasal 88 dan 89)

Secara material konvensi hukum laut tahun 1982 dengan konvensi

sebelumnya ada beberapa perbedaan:7 

Tentang landas kontinen

Dimana pada konvensi hukum laut di Jenewa tahun 1958 dalam

penentuan landas kontinen adalah kedalaman air 200 meter atau

kemampuan dalam melakukan eksplorasi , sedang dalam konvensi

hukum laut tahun 1982 dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Jarak sampai 200 mil laut , jika tepian laut kontinen tidak tercapai jarak 200 mil laut.

2. Kelanjutan alamiah wilayah daratan di bawah laut hingga tepian luar

kontinen yang lebarnya tidak boleh melebihi 350 mil laut, diukur dari

garis dasar laut territorial jika diluar 200 mil laut masih terdapat daerah

dasar laut yang merupakan kelanjutan alamiah dari wilayah daratan.

Dan jika memenuhi kriteria kedalaman sendimentasi yang ditetapkan

dalam konvensi.

3. Tidak boleh melebihi 100 mil laut dari garis kedalaman (isobat) 2500

meter.

Tentang laut territorial

Dalam konvensi hukum laut tahun 1958 dan tahun 1960 tidak

dapat memcahkan persoalan lebar laut territorial yang dapat

digunakan sebagai patokan secara umum karena tidak ada

keseragaman penentuan lebar laut territorial dan masing-masing

negara memperhatikan kepentingannya sendiri ,, sedang dalam

konvensi hukum laut tahun 1982 ditentukan lebar laut territorial

7 P Joko Subagyo; “Hukum…., Op.cit.. Hlm 60

Page 12: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 12/45

 

maksimum 12 mil laut dan untuk tambahan maksimum 24 mil laut yang

diukur dari garis dasar territorial.

Tentang laut lepas

Dalam konvensi Jenewa tahun 1958 wilayah laut lepas dimulai

dari batas terluar laut territorial , sedangkan dalam konvensi tahun

1982 bahwa laut lepas tidak mencakup zee, laut territorial perairan

pedalaman dan perairan kepualauan . dalam konvensi tahun 1958

masalah ekses negara tanpa pantai diatur dalam salah satu passal

sdangkan dalam konvensi tahun 1982 diatur lebih terinci dalam satu

bab tersendiri.Mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban serta kebebasan –

kebebasan yang melekat di laut lepas. Demikian pula masalah

konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan hayati di laut lepas.

Dengan adanya konvensi hukum laut III tahun 1982 selain mempunyai

dampak positif terutama bagi negara-negara yang memperoleh

kepentingan dari konvensi tersebut, juga mempunyai dampak negative

bagi negara yang berunding dengan konvensi tersebut untuk negara-

negara yang tidak berpantai. Mengingat konvensi ini bersifat

internasioanal, keberadaan maupun berlakunya telah menjadi

kesepakatan oleh negara-negara yang hadir pada konvensi itu , maka

segala konsekuensi yang timbul dengan segala dampaknya menjadi

tanggung jawab bersama.

Antartica dan Artic

a. Antartica

Antartica atau Kutub Selatan banyak diperebutkan oleh negara-negara

yang mengklaim kedaulatannya atas wilayah ini. Antartika adalah wilayah

Page 13: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 13/45

 

yang luas dan tidak ada penduduk aslinya. Berbagai landasan yang

digunakan dalam mengklaim :

Pendudukan(Occupation)

Kontiguitas (Contiguity)

Suatu kedaulatan negara dibenarkan untuk menduduki suatu wilayah

karena negara tersebut adalah negara yang secara geografis berada

paling dekat dengan wilayah yang diklaimnya itu.

Kontinuitas (Continuity)

Suatu pendudukan di suatu wilayah (antartica) dibenarkan guna

memperluas kedaulatan negara yang mendudukinya sepanjang

diperlukan untuk pengembangan alam dan keamanannya Teori Sektor

Teori ini mirip dengan teori kontiguitas , tetapi teori ini khusus

diterapkan untuk wilayah kutub . Menurut teori ini negara yang terletak

dekat dengan wilayah kutub memiliki hak untuk mengklaim kedaulatan

atas wilayah tersebut.8 

Wilayah Antartica diklaim oleh Argentina, Australia,Inggris, dan Chili,

Perancis,Selandia Baru, dan Norwegia.

Menghadapi banyaknya klaim tsb, atas inisiatif Amerika Serikat,

negara-negara yang berkepentingan dengan antartica mengadakan

perjanjian Antartica tahun 1959. Perjanjian ini telah diratifikasi oleh semua

negara yang berkepentingan langsung dengan antartica. Ada tiga prinsip

yang mendasari perjanjian Antartica :9 

1. Bahwa segala kegiatan yang dilakukan di Antartica hanya untuk

maksud-maksud damai saja (pasal 1)—antartica shall be used for 

 peacefull purpose only” .

8Parry and Grant, Encyclopedia Dictionary of International Law , New York : Oceana,1986,hlm 360.

Dikutip dari Huala Adolf  Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional ; Jakarta,2002,hlm 157.9

Huala Adolf  Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional ; Jakarta,2002,hlm 159.

Page 14: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 14/45

 

2. Berlakunya kebebasan untuk melekukan penelitian dan kerjasama

ilmiah di antartica (pasal 2).

3. Pemeliharan lingkungan antartica (pasal 9)

Selain itu para pihak juga sepakat tidak menggunakan antartica untuk

maksud-maksud militer, didalamnya dilaang segala macam peledakan bom

nuklir dan pembuangan sampah-sampah radioaktiff . Perjanjian inipun tidak

mengakui klaim-klaim kedaulatan terhadap antartica.

b. Artic (Kutub Utara)

Artic adalah Kutub Utara , dimana sebagaimana mempunyai

kesamaan dengan kutub selatan , sehingga teori yang digunakan sama

sebagaimana teori-teori yang dijelaskan di atas , artic diklaim antara lain oleh

Uni Soviet dan Kanada.

Kutub Utara memiliki berbagai keunikan, dan kekayaan alam yang

diperebutkan , terutama yang secara jelas menginginkannya adalah Rusia

yang pada tahun 2007 yang lalu menyatakan ingin menguasai wilayah

Kutub Utara. Pada kedalaman sekitar empat kilometer di bawah Kutub

Utara, ditanam bendera Rusia dan Rusia juga mengambil contoh tanah

wilayah itu. Menurut pakar hukum laut Belanda Alex Oude Elferink,

tuntutan Rusia ini tidak banyak berarti. Menurut Amerika Serikat,

menanam bendera di dasar laut sama sekali tidak ada artinya. Selama ini

sudah ada prosedur mengenai tata-cara pengakuan wilayah laut, yang

terletak di luar zone 200 mil negara yang bersangkutan.

Menurut teori, dasar laut Kutub Utara mengandung kekayaan

berlimpah: minyak, gas dan berbagai bahan tambang lainnya. Dengan

demikian, pengakuan Rusia sebagai pemilik kekayaan tersebut, tentu saja

membuat marah banyak pihak. Beberapa waktu lalu, telah terjadi tarik-

Page 15: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 15/45

 

menarik geo-politik untuk memperebutkan minyak dan gas di Kaukasus dan

Asia Tengah.

c. Kasus Klaim Artic dan Antartica

Berapa bulan teraknir, media massa internasional membicarakan

tentang klaim berbagai negara terhadap Kutub Utara maupun Kutub Selatan

(Antartika). Isu ini mencuat ketika Rusia melakukan ekspedisi ke Kutub Utara

pada bulan Juli-Agustus 2007. Rusia memberangkatkan puluhan ilmuwannya

ke Kutub Utara untuk melakukan penelitian perihal klaimnya atas wilayah ―tak

bertuan‖ ini, termasuk menempatkan kapsul dengan bendera Rusia di dasar

laut.

Aksi yang dilakukan oleh Rusia ini tentu saja menimbulkan reaksi yangberagam. Sebagian besar menilai bahwa tindakan ini merupakan langkah

kontroversial. Sementara itu, keempat negara Kutub Utara lainya yaitu

Denmark, Kanada, Norwegia dan tentu Saja Amerika Serikat tidak

ketinggalan. Kanada bahkan sudah menyatakan niatnya untuk mengklaim

sebagian wilayah dasar laut Kutub Utara.

Sementara itu untuk Antartika, Australia sudah menyatakan klaimnya

tahun 2004. Kini Inggris dan Argentina juga menyusul dengan keingingannya

untuk mengusai sebagian dasar laut Antartika. Tidak ketinggalan, Chile pun

meununjukkan niat yang sama. Beberapa negara memang sedang berlomba-

lomba untuk menguasai Kutub Utara dan Antartika.

Reaksi yang muncul dari berbagai kalangan terutama di luar negara

yang melakukan klaim bisa diduga, umumnya tidak setuju. Cukup masuk akal

 jika mereka tidak membiarkan Kutub Utara dan Antartika menjadi milik

beberapa negara saja. Reaksi negatif muncul di mana mana, terutama di

Amerika. Misalnya, ada yang memprediksi ini adalah langkah nyata dari

Rusia untuk membangun kembali kejayaannya. Apakah memang benar ini

akan berujung pada perang dingin seperti masa lalu? Apapun alasannya,

satu hal yang bisa disimpulkan bahwa sumberdaya alam laut merupakan

Page 16: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 16/45

 

alasan utama klaim ini. Dugaan cadangan migas di Kutub Utara yang

berlimpah salah satu motivasi bagi negara-negara ini.

Apa sesungguhnya yang terjadi dengan klaim wilayah ini? Benarkah

seperti yang diberitakan media bahwa beberapa negara tersebut memang

mengklaim Kutub Utara dan Antartika? Jika ya, apakah ini benar-benar

adalah tindakan expansif dan tanpa dasar atau didasari atas keserakahan

semata? Mari kita lihat duduk perkaranya dari sudut pandang yang lain.

Apa yang sedang dibicarakan di berbagai media, terutama luar negeri,

adalah klaim yurisdiksi maritim oleh suatu negara pantai yang diatur dalam

Konvensi PBB tentang Hukum Laut atau United Nations Conventions on the

Law of the Sea (UNCLOS) 1982. Sampai saat ini terdapat 154 negara pantai(termasuk Indonesia) dan satu Uni Eropa yang meratifikasi UNCLOS 1982.

Dalam UNCLOS dinyatakan bahwa negara pantai berhak atas laut territorial

(12 mil laut, M), zona tambahan (24 M), zona ekonomi eksklusif (200 M) dan

landas kontinen (LK). LK adalah wilayah dasar laut yang padanya sebuah

negara berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya alam (hak

berdaulat, sovereign right), tetapi tidak menguasai secara penuh (kedaulatan,

sovereignty).

Setiap negara pantai berhak atas LK hingga ujung terluar tepian

kontinennya (continental margin) atau hingga 200 M diukur dari garis pangkal

(biasanya garis pantai) jika ujung terluar tepian kontinen tidak mencapai 200

M. Selain itu, UNCLOS (pasal 76) juga memberi peluang bagi negara pantai

untuk memberlakukan hak berdaulatnya terhadap LK lebih dari 200 M dari

garis pangkal yang dikenal juga dengan landas kontinen ekstensi (LKE).

Untuk ini negara pantai tersebut harus mengajukan batas terluar LK kepada

Commission on the Limits of Continental Shelf (CLCS) dengan semua data

pendukung. Dengan kata lain, LK melebihi 200 mil laut perlu mendapat

rekomendasi dari Komisi PBB sebelum ditetapkan oleh sebuah negara yang

akhirnya bersifat tuntas dan mengikat. Komisi ini terdiri dari 21 orang ahli di

bidang geodesi, geologi, hydrografi, dan geofisika yang keanggotaannya

Page 17: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 17/45

 

merupakan representasi negara anggota UNCLOS yang terdisitribusi adil

secara geografis. Anggota terbaru CLCS terpilih bulan Juni 2007 lalu.

Pengajuan LKE ini tentu saja bukan hal yang mudah. Klaim yang

memenuhi syarat harus menyertakan setidaknya data yang menunjukkan

posisi kaki lereng dasar laut (foot of the continental slope) dan ketebalan

batuan endapan (sedimentary rock thickness) di dasar laut yang dimaksud.

Tepi terluar landas kontinen yang diajukan harus mengikuti ketebalan

sediment 1% dari kaki lereng atau mengikuti garis berjarak 60 mil laut dari

kaki lereng. Selain itu, UNCLOS juga menyatakan bahwa tepi terluar ini tidak

boleh melebihi jarak 350 mil laut dari garis pangkal atau tidak boleh melebihi

 jarak 100 mil laut dari garis kedalaman 2500 meter isobath. Gambar 1mungkin bisa membantu pembaca dalam memahami ini secara teknis.

Bagi yang tidak menekuni bidang keilmuan terkait, mungkin tidak

mudah memahami ini. Meski demikian, setidaknya bisa dimengerti bahwa

untuk bisa mengajukan LKE, diperlukan pembuktian yang tidak sederhana.

Menancapkan bendera titanium di dasar laut jelas tidak ada kaitannya

dengan penguasaan atas LK, walaupun bukan berarti tidak boleh dilakukan.

Hal ini sama halnya dengan pengibaran bendera Amerika di Bulan Tahun

1969 yang tidak serta merta berarti Amerika memiliki Bulan.

Bagi yang tidak menekuni bidang keilmuan terkait, mungkin tidak

mudah memahami ini. Meski demikian, setidaknya bisa dimengerti bahwa

untuk bisa mengajukan LKE, diperlukan pembuktian yang tidak sederhana.

Menancapkan bendera titanium di dasar laut jelas tidak ada kaitannya

dengan penguasaan atas LK, walaupun bukan berarti tidak boleh dilakukan.

Hal ini sama halnya dengan pengibaran bendera Amerika di Bulan Tahun

1969 yang tidak serta merta berarti Amerika memiliki Bulan.

Kembali ke kasus kasus Klaim atas Kutub Utara dan Antartika, negara-

negara itu, dalam perspektif UNCLOS, sedang mencoba mengajukan LKE.

Secara legal, usaha ini memang dibenarkan oleh UNCLOS. Rusia sendiri

sudah pernah melakukan pengajuan tahun 2001 tetapi nampaknya tidak

Page 18: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 18/45

 

mendapat rekomendasi positif dari CLCS karena dianggap tidak memenui

ketentuan UNCLOS. Sementara itu, pengajuan LKE juga sudah dilakukan

oleh Brazil; Australia; Irlandia; Selandia Baru; Norgwegia; Prancis dan

pengajuan bersama oleh Inggris, Irlandia Utara, Prancis dan Spanyol.

Pengajuan LKE yang hingga Kutub Utara dan Antartika, secara ilmiah dan

teknis harus didukung dengan data dan bukti yang memadai. Peran ilmu

kebumian (geodesi, geofisika, geologi dan hidrografi) sangat penting dalam

hal ini. Intinya, negara-negara tersebut harus berhasil menunjukkan bukti

seperti yang dijelaskan sebelumnya. Meski demikian, tentu saja masih ada

hal lain yang harus dipertimbangkan seperti adanya ketentuan hukum

tertentu seperti Traktat Antartika, misalnya, yang tidak memungkinkan suatunegara melakukan klaim.

Seperti halnya berbagai negara yang ingin melebarkan wilayah

maritimnya hingga Kutub Utara dan Selatan, Indonesia pun berpeluang untuk

memberluas landas kontinennya di beberapa wilayah. Tenggat waktu untuk

Indonesia adalah 13 Mei 2009. Sementara itu, isu klaim atas Kutub Utara dan

Antartika setidaknya merangsang kesadaran di kalangan politisi Amerika

untuk segera menandatangani UNCLOS. Amerika memang belum

meratifikasi UNCLOS. Walaupun Bill Clinton dan George W. Bush telah

menyetujui ratifikasi ini, Senat belum merestui. Seorang senator yang

menyetujui ide ratifikasi, Richard Lugar, menyatakan bahwa dengan menjadi

anggota UNCLOS, setidaknya Amerika, akan bisa berkata ?gtidak?h secara

legal atas klaim yang dipandang eksesif oleh negara lain.

Manuver berbagai negara yang menginginkan Kutub Utara dan

Antartika ini, dalam beberapa hal, bisa memotivasi Indonesia untuk

mempercepat pengajuan dokumen kepada PBB. Meskipun tidak untuk

menunjukkan kejayaan, setidaknya ada potensi ekonomi dan penegasan hak

berdaulat bagi Indonesia di masa depan yang menjadi pertimbangan. Kita

tunggu apa yang akan terjadi. (Penulis: I Made Andi Arsana. Sumber:

www.beritaiptek.com) 

Page 19: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 19/45

 

2.2. Kedaulatan atas Ruang Udara dan Ruang Angkasa

Kedaulatan Negara atas Ruang Udara

Wilayah kedaulatan negara mencakup pula ruang udara diatas

wilayahnya. Sebelum abad ke-19, perhatian negara terhadap wilayah praktis

belum ada sama sekali. Namun, setelah berhasil ditemukannya pesawat

terbang oleh Wright, ruang udara mulai diperhitungkan dalam masyarakat

internasional. Pada masa permulaan perkembangannya, wilayah udara

belum begitu penting. Pada masa sekarang pun, konsep kedaulatan negara

di ruang udara belum begitu penting. Pesawat-pesawat terbang yang cukup

banyak pada waktu itu, yaitu balon-balon udara, bebas diterbangkan dari satunegara dan mendarat di negara lain atau kemana saja pesawat tadi

kebetulan terbawa oleh angin. Misalnya, seorang penerbang bangsa

Perancis, yaitu Bleroit yang telah melakukan penerbangan yang

menggemparkan pada tahun 1909, Bleroit dari Perancis menyebrang melalui

selat Calais untuk kemudian mendarat di Inggris tanpa adanya keberatan

apapun dari pihak Inggris.

Namun, pada waktu meletusnya Perang Dunia I yang melibatkan pula

pesawat-pesawat udara dengan teknik yang lebih maju, pesawat ini telah

membuat keamanan negara terancam melalui pemboman udara dan

spionase oleh musuh. Karena itu pula, negara-negara secara sepihak mulai

menerapkan kedaulatannya di ruang udara diatas wilayahnya. Tindakan-

tindakan negara ini ditegaskan dalam pasal 1 Konvensi Paris (Convention 

Relating to the Regulation of Aerial Navigation) yang ditandatangani tanggal

13 Oktober 1919 yang memberikan kepada suatu negara ―kedaulatan komplit

dan eksklusif‖ di atas wilayahnya, termasuk perairan teritorialnya. Pasal 1

Konvensi Paris 1919 itu berbunyi sebagai berikut :

“The High Contracting States recognise that every Power has complete and 

exclusive sovereignty over the air space above its territory…and the territorial 

waters adjacent thereto” 

Page 20: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 20/45

 

Konvensi Paris tahun 1919 ini diganti oleh konvensi Chicago tahun

1944 (Convention on International Civil Aviation) yang diterima secara

universal. Dalam pasal 1 konvensi ini ditegaskan kembali bahwa setiap

negara memiliki juridiksi eksklusif dan wewenang untuk mengontrol ruang

udara diatas wilayahnya. Kapal-kapal negara lain, baik pesawat sipil ataupun

militer tak punya hak untuk memasuki ruang udara atau mendarat di

wilayahnya tanpa persetujuannya. Pada waktu itu, negara-negara telah

masuk dalam Perang Dunia II. Dalam masa itu, negara-negara menyaksikan

serangan-serangan pesawat udara, salah satunya adalah pemboman nuklir

melalui pesawat-pesawat bomber Amerika Serikat atas Hiroshima dan

Nagasaki pada tahun 1945. Sejak peristiwa itu, negara-negara menjadisemakin sadar akan peranan ruang udara terhadap setiap pelanggaran

terhadapnya, seperti masuknya pesawat udara tanpa izin ke dalam

wilayahnya. Hal ini dapat berakibat fatal. Sebagai contoh adalah ditembaknya

pesawat-pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat RB-47 oleh Uni Soviet

pada Juli 1960 diaas daerah lepas pantai sejauh 3 mil dari pantai Uni Soviet

sebelah utara.

Hal yang cukup penting diutarakan disini yaitu diaturnya tentang

adanya hak lintas damai (The right of innocent passage) sebagaimana diatur

dalam pasal 5 Konvensi Chocago 1944. Akan tetapi, ketentuan itu tidak

diterima oleh banyak negara, karena sensitifnya wilayah ruang udara yang

dari hari ke hari dengan kemajuan teknologi pesawat udara, wilayah udara

menjadi sasaran peka dari pihak lawan. Namun demikian, masuknya

pesawat asing tanpa izin kedalam wilayah suatu negara tidak selalu bersifat

fatal, jika masuknya pesawat asing tersebut disebabkan karena kehabisan

bahan bakar, kerusakan mesin, cuaca buruk atau karena adanya

pembajakan, maka hal tersebut biasanya tidak membawa masalah

keamanan atau pelanggaran yang signifikan.

Di Konverensi Chicago tahun 1944, beberapa negara mengusulkan

memasukkan ―lima kebebasan udara‖ (Five Freedoms of The Air) di dalam

Page 21: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 21/45

 

konvensi. Namun, usul ini ditolak oleh beberapa negara. Oleh sebab itu, ada

dua perjanjian yang ditandatangani di Chocago pada 7 Desember 1944, yaitu

International Air Services Transit Agreement  dan International Air Transport 

Agreement . Kelima kebebasan udara tersebut diatur dalam perjanian yang

kedua, kelima kebebasan tersebut adalah sebagai berikut :

Fly across foreign territory without landing atau terbang melintasi wilayah

negara asing tanpa mendarat

Land for non-traffic purpose atau mendarat untuk tujuan komersial

Disembark in a foreign country traffic orginating in the state of origin of the

aircraft atau menurunkan penumpang di wilayah negara asing yang

berasal dari negara asal pesawat udara Pick-up in a foreign country traffic destined for the state of origin of the

aircraft atau mengangkut penumpang pada lalu-lintas negara asing yang

bertujuan ke negara asal pesawat udara

Carry traffic between two foreign countries atau mengangkut angkutan

udara dua negara asing

Perjanjian yang pertama, yaitu International Air Services Transit 

Agreement  hanya memasukkan kebebasan pada pin a dan b saja. Pada

kenyataannya, praktek negara-negara menunjukkan bahwa hanya sedikit

negara yang mau menerapkan kebebasan ini. Negara-negara lebih suka

untuk mengadakan perjanjian bilateral atau perjanjian khusus dengan

negara-negara lain.

Kedaulatan Negara atas Ruang Angkasa

Meskipun Konvensi Paris 1915 dan Konvensi Chocago 1944 mengatur

tentang kedaulatan negara di ruang udara, namun batasan ruang udaranya

serta ketinggiannya tidaklah dapat ditentukan. Beberapa sarjana

mendefinisikan ruang udara sebagai bagian dari ruang yang berada diatas

permukaan bumi yang berisi udara untuk mengangkat pesawat udara.

Sarjana lainnya mendefinisikan ruang udara sebagai ruang udara yang berisi

Page 22: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 22/45

 

gas. Ada pula sarjana lainnya yang tidak memberikan batasannya karena

kesulitan praktis dalam menetapkan batas atap ruang udara. Akibatnya,

batas-batas antara ruang udara dan ruang angkasa tidak berhasil ditentukan.

Sekedar untuk membedakannya saja, definisi ruang angkasa adalah ruang

yang berada diatas ruang udara. Satelit pertama Sputnik diluncurkan pada 4

Oktober 1957. Sejak saat itu, ruang angkasa menjadi subur untuk satelit-

satelit lainnya, terutama milik Amerika Serikat dan Uni Soviet. Samapai tahun

1985, tercatat bahwa 12000 satelit telah diluncurkan.

Dewasa ini, frekuensi peluncuran-peluncuran satelit semakin

meningkat. Negara-negara bersaing keras meluncurkan satelit-satelit ke

angkasa. Indonesia dengan bantuan Amerika Serikat telah meluncurkansatelit komunikasi pertamanya, yaitu PALAPA A-1 pada tahun 1970-an. Hal

ini menandakan bahwa Indonesia sejak tahun 1970-an telah turut serta

dalam era serta pemanfaatan ruang angkasa.

PBB adalah badan yang berkepentingan serta berperan banyak dalam

perkembangan hukum angkasa. Melalui organnya, yaitu Majelis Umum PBB

telah mengembangkan bidang hukum angkasa ini dengan dibentuknya

Komisi Pemanfaatan Damai Ruang Angkasa (Committee on Peaceful Uses of 

Space). Hasil karya penting dari Majelis Umum PBB adalah dikeluarkannya

Resolusi Nomor 1962 (XVIII) pada tanggal 13 Desember 1963 yang diterima

oleh negara-negara dengan suara bulat. Resolusi ini mengandung beberapa

prinsip penting dalam pemanfaatan ruang angkasa. Prinsip-prinsip tersebut

adalah sebagai berikut :

Eksplorasi dan pemanfaatan ruang angkasa untuk semua umat manusia

berdasarkan kesamaan (equality)

Benda-benda ruang angkasa tidak dapat dimiliki oleh sesuatu negara

Setiap kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan ruang angkasa harus sesuai

dengan Hukum Internasional dan Piagam PBB

Negara bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan ruang angkasa, baik

negara-negara sponsor ataupun sebaliknya

Page 23: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 23/45

 

Pelaksanaan yuridiksi terhadap pesawat ruang angkasa adalah oleh

negara tempaat pesawat itu didaftarkan

Kewajiban negara-negara untuk menolong dan menyelamatkan astronot

yang berada dalam keadaan bahaya

Majelis Umum juga mengeluarkan Resolusi Nomor 1884 (XVIII) pada

tanggal 17 Oktober 1962 yang melarang penempatan senjata nuklir di

pesawat angkasa. Resolusi penting lainnya yaitu Resolusi Majelis Umum

Nomor 2222 (XXI) pada tanggal 14 Desember 1966 yang melahirkan suatu

perjanjian terpenting dalam Hukum Angkasa yang ditandatangani secara

serentak di London, Moscow, dan Whashington pada tanggal 27 Januari

1967. Perjanjian yang dimaksud adalah Perjanjian tentang Prinsip-Prinsiptentang Kegiatan-Kegiatan Negara dalam Eksplorasi dan Pemanfaatan

Ruang Angkasa, termasuk Bulan dan Benda-Benda Angkasa Lainnya (Treaty 

on Principles Governing The Activities of States in The Exploration and Use 

of Outer Space, Including the Moon and other Celestial Bodies) . Perjanjian ini

memuat 17 pasal. Pasal-pasal terpenting dari perjanjian tersebut adalah

sebagai berikut :

Pasal 1, menyatakan bahwa eksplorasi dan pemanfaatan ruang angkasa

harus menguntungkan dan untuk kepentingan semua negara. Ruang

Angkasa bebas untuk dieksplorasi dan dimanfaatkan oleh semua negara,

tanpa memandang tingkat perkembangan ekonominya.

Pasal 2, menyatakan bahwa benda-benda angkasa tidak untuk dimiliki oleh

suatu negara.

Pasal 3, menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan ruang angkasa harus sesuai

dengan hukum internasional dan Piagam PBB, serta harus selalu memelihara

perdamaian dan keamanan internasional dan memajukan kerja sama dan

saling pengertian internasional.

Pasal 4 membatasi pasal-pasal diatas, yaitu bahwa negara-negara dilarang

untuk menempatkan senjata-senjata nuklir di pesawat atau stasiun ruang

Page 24: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 24/45

 

angkasa. Disebutkan pula bahwa bulan dan benda-benda angkasa lainnya

harus dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan damai saja.

Pasal 6 dan pasal 7, menetapkan bahwa negara peluncur dan negara

sponsor bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan di angkasa dan

setiap kerusakan yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.

Perjanjian ini diikuti dan dilengkapi oleh perjanjian Internasional lainnya.

Kelima perjanian itu adalah sebagai berikut :

  Rescue Agreement tahun 1968

  Liability Convention tahun 1972

  Registration Convention tahun 1975

  Moon Agreement tahun 1980

Page 25: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 25/45

 

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Island of Palmas Case (1928)

Pulau Miangas ini adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang

memiliki luas 3, 15 km2 dan masuk dalam desa Miangas, Kecamatan Nanusa

Kabupaten Talaud Propinsi Sulawesi Utara. Palmas atau yang biasa dikenal

sebagai Pulau Miangas, adalah sebuah pulau yang bernilai ekonomis dan

berlokasi strategis. Pulau ini memiliki panjang 2 mil, dengan lebar ¾ mil, dan

berpopulasi sekita 750 jiwa pada saat keputusan arbitrase mengenaisengketa perebutan pulau ini diturunkan. Pulau ini terletak diantara

Mindanao, Filipina dan yang paling utara yaitu pulau Nanusa.

Pada tahun 1898, Spanyol menyerahkan Filipina ke Amerika Serikat

dalam sebuah Perjanjian Paris (1898) dan Palmas ikut diserahkan ke

Amerika Serikat. Pertikaian perebutan status kepemilikan pulau ini muncul

pada tahun 1906 antara Amerika Serikat dan Belanda. Amerika Serikat

beranggapan bahwa pulau tersebut merupakan bagian dari Kepulauan

Filipina (the Phillippine Archipelago ) yang diserahkan oleh Spanyol

kepadanya berdasarkan perjanjian Paris tersebut seusai pengakhiran perang

kedua negara. Sedangkan pihak Belanda mengklaim kepemilikan atas pulau

tersebut berdasarkan pendudukan atau pelaksanaan otoritas (pemerintahan)

yang terus menerus, berlangsung lama dan selama itu tidak ada gangguan

atau klaim dari pihak lain.

Demi menyelesaikan kasus ini, kedua pihak setuju untuk tunduk

kepada keputusan arbitrase yang mengikat pada 23 Januari 1928. Arbitrator

dalam kasus ini adalah Max Huber, seseorang yang berwarga Negara Swiss.

Persoalan yang ingin diselesaikan oleh arbitrator adalah untuk

menyelesaikan apakah Pulau Miangas secara keseluruhan merupakan

bagian dari wilayah Amerika Serikat atau Belanda.

Page 26: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 26/45

 

Masalah hukum yang hadir adalah apakah wilayah tersebut dimiliki

oleh si Penemu pertama walaupun mereka tidak menjalankan wewenangnya

atas wilayah tersebut atau dimiliki oleh Negara yang secara nyata

menjalankan kedaulatan atas Negara tersebut.

Proses Arbitrase

Amerika dalam argumennya menyatakan Pulau Palmas adalah

miliknya berdasarkan perjanjian yang sah dari ―penemu pertamanya‖ yakni

Spanyol. Amerika Serikat menyatakan bahwa Spanyol memiliki wewenang

yang sah atas Palmas karena Palmas ditemukan oleh Spanyol ketika pulau

tersebut dalam keadaan terra nullius yaitu wilayah yang tidak dikuasai olehpihak manapun. Spanyol menyatakan memiliki wewenangnya atas pulau

tersebut dikarenakan pulau tersebut adalah bagian dari Filipina dan telah

diserahkan kepada Amerika Serikat dalam Perjanjian Paris (1898) setelah

Spanyol kalah dalam Perang antara Spanyol dan Amerika. Arbitrator

mencatat bahwa tidak ada hukum internasional yang baru yang menyatakan

tidak berlakunya penyerahan legal suatu wilayah dengan cara penyerahan.

Bagaimanapun juga, arbitrator mencatat bahwa Spanyol tidak dapat

memberikan apa yang tidak ia miliki dan Perjanjian Paris kepada Amerika

Serikat jika Spanyol tidak memiliki wewenang yang sah atasnya. Arbitrator

menyimpulkan bahwa Spanyol sebagai pihak penemu memiliki kedaulatan

sah atas pulau Palmas bahkan dengan cara yang sederhana seperti sekedar

menancapkan benderanya di pantai. Akan tetapi klaim yang diberikan

Spanyol atas Palmas memang merupakan klaim yang lemah karena ia tidak

pernah mengelola pulau tersebut, hanya menemukannya saja.

Argument kedua dari Amerika Serikat adalah ia menyatakan bahwa

dirinya memiliki wewenang atas Palmas karena letak Palmas lebih dekat

dengan Filipina (yang saat itu dimiliki oleh Amerika Serikat) daripada dengan

Indonesia (yang saat itu dijajah Belanda). Max Huber menyatakan bahwa

tidak ada satupun hukum positif Internasional pada saat itu yang mendukung

Page 27: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 27/45

 

pendekatan terra firma  yang didkemukakan Amerika Serikat, dimana status

kepemilikan suatu pulau/wilayah diberikan kepada daerah yang terdekat

dengan pulau/wilayah tersebut.

Di lain pihak, Belanda dalam pendiriannya menyatakan memiliki

kedaulatan atas Palmas Karena ia telah menjalankan kewenangannya di

pulau tersebut semenjak tahun 1677. Belanda berhasil membuktikan bahwa

Dutch East India Company  telah melakukan negosiasi dengan Pemimpin

Lokal pulau tersebut sejak abad ke-17 atas kedaulatannya termasuk dalam

bentuk mengembangkan agama Protestan dan melarang kebangsaan lain di

pulau tersebut. Arbitrator mencatat bahwa Amerika gagal membuktikan

kedaulatan Spanyol atas pulau tersebut kecuali dokumen yang secaraspesifik menyebutkan bahwa Spanyol adalah pihak penemu tersebut.

Keputusan Arbitrase

Akhirnya, menurut kajian Weter (1979), DR. Max Huber

memperkenalkan konsep ―hukum intertemporal‖ dalam menangani sengketa

dimana kaidah-kaidah hukum internasional diterapkan berdasarkan periode

dan kasus tertentu, yaitu klaim dari pihak lawan harus dinyatakan sesuai

dengan hukum yang berlaku ketika wilayah tersebut di temukan. Dalam hal

ini bukanlah menyangkut pilihan hukum melainkan karena tidak adanya

penerapan secara historis.

Arbitrator, Max Huber. Mendukung posisi Belanda dan menyatakan

bahwa Pulau Palmas secara nyata adalah milik Belanda. Untuk alasan ini,

arbitrator sesuai dengan Pasal 1 dari Sebuah Perjanjian Khusus pada

tanggal 23 Januari 1928 memutuskan bahwa Pulau Palmas atau Miangas

secara keseluruhan adalah bagian dari wilayah

Kasus Island of Palmas saat ini Negara Belanda.

Page 28: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 28/45

 

Sengketa Indonesia dengan Filipina adalah perairan laut antara P.

Miangas (Indonesia) dengan pantai Mindanao (Filipina) serta dasar laut

antara P. Balut (Filipina) dengan pantai Laut Sulawesi yang jaraknya kurang

dari 400 mil. Disamping itu letak P. Miangas (Indonesia) di dekat perairan

Filipina, dimana kepemilikan P. Miangas oleh Indonesia berdasarkan

Keputusan Peradilan Arbitrage di Den Haag tahun 1928. Setelah Indonesia

merdeka, kehidupan di Kepulauan Nanusa ini tidak berubah. Di masa

Soekarno menjadi Presiden, hampir tak ada pembangunan di daerah itu.

Terutama untuk fasilitas umum, seperti sekolah. Sekolah di pulau-pulau ini

paling banyak dijalankan Yayasan Pendidikan Kristen. daerah perbatasan

tampaknya selalu berarti wilayah terisolasi, tertinggal. Ini merupakan dampakkebijakan pembangunan nasional di masa lalu. Potensi sumber daya laut

yang dapat menjadi sumber kemakmuran masyarakat kepulauan, tidak

mendapat perhatian. Sebanyak 16 pulau di Talaud sendiri telah membentuk

kabupaten. Dari jumlah itu, sembilan pulau belum didiami dan tujuh pulau

lainnya sudah berpenghuni. Pembentukan kabupaten ini tidak lepas lantaran

rendahnya tingkat pengembangan daerah perbatasan selama ini.

Analisis Kasus

Salah satu kriteria utama dari kedaulatan adalah dimilikinya suatu

wilayah yang dapat diidentifikasikan dengan jelas. Wilayah yang dimiliki oleh

negara sehingga secara ekslusif tata aturan dan tindakan kepemerintahan

lainnya dapat dijalankan. Melihat dari kasus Island of Palmas, maka ada

beberapa istilah-istilah berikut yang berhubungan dengan cara-cara

tradisional mendapatkan wilayah Palmas melaui sengketa yang terjadi antara

Amerika Serikat dan Belanda.

Occupation/Pendudukan

Page 29: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 29/45

 

Occupation adalah cara memperoleh suatu wilayah yang tidak pernah

dikuasai oleh negara lain atau ditelantarkan oleh penguasa sebelumnya.

Untuk itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:

1. Wilayah tersebut harus terra nullius, yaitu wilayah yang tidak dikuasai

oleh pihak manapun. Pada masa kolonialisme, penguasa asli

seringkali diabaikan sehingga penguasa di sini lebih diartikan sebagai

bangsa Eropa saja

2. Kekuasaan terhadap wilayah tersebut harus berada dalam posisi

―terbuka, terus menerus, efektif dan damai‖. Lihat kasus Island of

Palmas Case (1928) 2 RIAA 829. Disebutkan pula bahwa kekuasaan

terhadap wilayah tersebut haruslah aktual/nyata dan bukan hanyanominal/klaim saja.

3. Negara yang menduduki wilayah tersebut harus menunjukkan adanya

niatan untuk melakukan penguasaan atau animus occupandi (the 

intention and will to act as sovereign). Hal ini biasanya ditunjukkan

dengan melakukan tindakan-tindakan administratif terhadap wilayah

tersebut. Lihat the Legal Status of Eastern Greenland Case (1933)

PCIJ Reports, Series A/B, No. 53 disebutkan bahwa:

―A claim to sovereignty based ...upon a continued display of authority,

involves two elements each of which must be shown to exist; the 

intention and will to act as a sovereign; and some actual exercise or 

display of such authority ‖.

Dari sisi lain, bagi negara yang merelakan wilayahnya diambil oleh

negara lain harus menunjukkan animus relinquendi (with intention to 

return).

Prescription/Preskripsi

Metode ini adalah proses perolehan wilayah yang tadinya dikuasai oleh

negara lain namun karena satu dan lain hal maka penguasaan tersebut

Page 30: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 30/45

 

menjadi tidak efektif atau daluwarsa. Ada dua cara untuk memperoleh

wilayah melalui metode ini:

1. Immemorial Possession: dimana negara mendapatkan kedaulatannya

atas suatu wilayah setelah menguasainya sampai sangat lama

sehingga penguasa sebelumnya tidak bisa diketahui lagi.

2. Adverse Possession : kondisi dimana penguasa sebelumnya diketahui

namun, karena penguasa baru telah secara efektif melakukan

pemerintahannya sehingga penguasa lama seperti telah kehilangan

kekuasaan untuk menjalankan fungsinya di wilayah tersebut.

Penguasa baru dalam hal ini harus mendapatkan semacam

―pembiaran‖ atas tindakan dan kebijakan yang dilakukan daripenguasa sebelumnya. (acquiescence principle ). Hal ini terjadi dalam

kasus Palmas. Akan tetapi dalam praktek sangat susah membedakan

antara occupation dan prescription sehingga biasanya hanya

mengandalkan putusan yang dikeluarkan oleh badan arbitrasi atau

badan pengadilan internasional lainnya.

Cession  

Metode ini adalah pengalihan kedaulatan suatu wilayah dari satu

negara ke negara lainnya dengan melalui suatu perjanjian. Dalam perjanjian

itu disebutkan secara tegas, adanya satu negara sebagai pihak yang

melepaskan kedaulatan dan pihak negara lainnya menerima kedaulatan atas

suatu wilayah tertentu. Jika akibat dari penyerahan kedaulatan tersebut

berimbas kepada pihak ketiga, maka hak yang selama ini dinikmati oleh

pihak ketiga harus dipertahankan sampai kemudian terjadi perjanjian baru

antara pihak ketiga dan pihak penguasa baru tersebut. Contoh Cession yaitu

penyerahan atas Palmas Island dari Spanyol ke Amerika Serikat melalui

perjanjian Paris (1898).

Page 31: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 31/45

 

 

Doktrin ―Intertemporal Law‖

Dalam Island of Palmas Arbitration (1928) menyatakan bahwa klaim

dari pihak lawan harus dinyatakan sesuai dengan hukum yang berlaku ketika

wilayah tersebut di temukan. 

Melalui kasus Palmas tersebut, maka 3 aturan utama dalam

menyelesaikan perkara sengketa wilayah dalam Hukum Internasional adalah:

1. Klaim wilayah berdasarkan jarak dekat suatu wilayah dengan wilayah

lain tidak memiliki legal standing di hukum Internasional.2. Klaim wilayah atas dasar penemuan (discovery) hanyalah suatu

kedaulatan yang tidak lengkap.

3. Klaim wilayah berdasarkan wewenang nyata yang dijalankan lebih

kuat daripada hanya berdasarkan dasar penemuan.

3.2. Western Sahara Case (1975)

Sahara Barat merupakan sebuah daerah di bagian barat laut Afrika di

tepi pantai Atlantik. Wilayah Sahara Barat adalah bekas wilayah koloni

Spanyol yang berbatasan dengan Aljazair di sebelah timur laut, Maroko di

sebelah utara dan dengan Mauritania di sebelah timur dan selatan. Luas

wilayah Sahara Barat adalah 284.000 km2. Tanahnya kaya akan fosfat

terutama di Bou Craa. Penduduk asli daerah ini menamakan diri Sahrawi.

Daerah ini menjadi sengketa antara tiga Negara tetangganya, Maroko,

Aljazair, dan Mauritania, sementara rakyat Sahrawi sendiri melalui gerakan

pembebasan Polisario berjuang untuk mendirikan Negara merdeka dan

independen.

Seperti wilayah lain di benua Afrika, konflik Sahara Barat atau Western

Sahara juga dianalisa sebagai masalah peninggalan kolonialisme. Sahara

Barat adalah kasus decolonisasi yang terakhir di Afrika, namun sampai saat

Page 32: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 32/45

 

ini peace-building, peace-making, dan peace-keeping masih menjadi wacana

yang terus diperjuangkan sehubungan dengan territorial dispute atas wilayah

tersebut yang belum menemukan titik akhir. Territorial Dispute adalah konflik

yang terjadi ketika kedua belah pihak/negara/kelompok mengklaim

wilayahnya atau bagian dari wilayahnya, biasanya berdasarkan sejarah atau

kepentingan geografis, seperti keamanan nasional. Territorial dispute atas

Sahara Barat melibatkan tiga pihak yaitu Maroko, Aljazair, dan front Polisario.

Polisario dideklarasikan pada 10 Mei tahun 1973. Organisasi ini

adalah gerakan pembebasan Sahara Barat yang bertujuan untuk

memperjuangkan kemerdekaan kawasan Sahara Barat dari koloni Spanyol.

Gerakan polisario mendapat dukungan yang sangat besar dari rakyatsetempat. Kuatnya dukungan masyarakat atas organisasi ini menyebabkan

tentara Spanyol angkat kaki dari Sahara Barat dua tahun berikutnya, yaitu

tahun 1975. Pada Desember 1975, Spanyol mengumumkan untuk

meninggalkan Sahara Barat, daerah jajahannya sejak tahun 1884. Dengan

demikian, berakhir sudah perjuangan kaum gerilyawan Sahara Barat yang

tergabung dalam gerakan pembebasan Polisario. Polisario kemudian

memproklamirkan berdirinya Republik Demokratik Arab Sahara atau

Sahrawi(SADR). Sahara Barat sebagai territorial dispute antara Maroko,

Aljazair, dan front Polisario Dengan berdirinya SADR, ternyata belum

mengakhiri masalah yang harus dihadapi Sahara Barat. Sebab dalam masa-

masa genting itu, rezim diktator Spanyol mengadakan kesepakatan rahasia

dengan tetangga koloni yang ditinggalkan. Spanyol yang telah terusir dari

Sahara Barat menyerahkan koloni tersebut pada Maroko dan Mauritania

dengan imbalan tertentu termasuk mengeksploitasi ikan di lepas pantai dan

menambang fosfat. Rakyat yang tidak mau bergabung dengan Maroko

kemudian terpaksa mengungsi di area yang dikuasai Polisario, tentara gerilya

pengungsi. Mereka adalah orang-orang Sahrawi. Penduduk asli yang selama

puluhan tahun menjadi warga kelas dua di tanahnya sendiri. Kesepakatan

rahasia tersebut menjadi alasan Maroko menganeksasi Sahara Barat dan

Page 33: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 33/45

 

mengklaim bahwa kawasan itu adalah bagian dari wilayahnya. Meskipun

Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda, menyatakan bahwa invasi

Maroko itu melanggar hukum, namun Maroko tetap tidak bersedia mundur

dari wilayah itu. Akhirnya kembali pecah perang di Sahara Barat. Puluhan

ribu orang melarikan diri dari kekerasan perang. Bahkan 170 ribu orang

Sahrawi, sampai kini masih tinggal di kamp pengungsi di Aljazair dalam

kondisi buruk. Pada 1991, sebagian besar kawasan ini dikuasai oleh kerajaan

Maghribi(Maroko), dan SADR di bagian-bagian yang lain. Kemudian apakah

daerah ini merupakan bagian dari Maroko atau milik Republik Demokratis

Arab Sahrawi masih dipertentangkan. Saat ini Sahara Barat diduduki oleh

Maroko, namun klaim ini tidak diakui secara global. Organisasi pembebasanPolisario masih berjuang untuk kemerdekaan daerah ini. Adapun Mauritania,

akibat tekanan sejumlah pihak luar menarik diri dari Sahara Barat pada tahun

1979. Sedangkan Aljazair yang juga tertarik atas Sahara Barat mulai melihat

kemungkinan intervensi ketika banyaknya pengungsi daerah itu yang

mengungsi ke wilayah Aljazair. Aljazair memberikan dukungan pada SADR

namun tetap menghindari konflik dengan Maroko, Walaupun selanjutnya

hubungan Aljazair dan Maroko menjadi cukup tegang.

Upaya resolusi konflik, misi perdamaian dan kemanusiaan

Tahun 1991, PBB datang menengahi konflik antara Maroko dan Polisario,

dan kedua pihak sepakat untuk menyerahkan nasib kawasan Sahara Barat

pada sebuah referendum. Akan tetapi, kesepakatan itu juga tidak bisa

diimplementasikan karena kedua pihak berselisih pendapat secara tajam

mengenai syarat-syarat peserta referendum. Hingga kini, referendum itu

masih belum bisa dilaksanakan. Status Sahara Barat pun masih

mengambang, meskipun sejumlah besar negara mengakui kemerdekaan

Sahara Barat dan menyebut Polisario sebagai representasi sah rakyat di

kawasan itu.

Minurso adalah misi perdamaian pertama dibawah PBB yang masuk

ke Sahara Barat. The United Nations Mission for the Referendum in Western

Page 34: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 34/45

 

Sahara (MINURSO) atau misi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk

Referendum di Sahara Barat (MINURSO) dibentuk oleh resolusi Dewan

Keamanan no.690 pada 29 April 1991, saat pertama kali PBB masuk ke

Sahara Barat guna menengahi sengketa antara Maroko dan front Polisario

atas Sahara Barat. Kedatangan PBB dan MINURSO atas undangan kedua

pihak yang bertikai yang menginginkan penyeleseian konflik secara damai

disamping misi perdamaian dan kemanusiaan PBB sendiri Mandat yang

diemban MINURSO di Sahara Barat antara lain :

Mengawasi berjalannya gencatan senjata

Melakukan verifikasi atas kesepakatan pengurangan pasukan Maroko

di wilayah sengketa Mengawasi pembatasan pasukan Maroko dan Polisario di lokasi-lokasi

yang telah ditentukan

Memastikan pelepasan tahanan-tahanan politik Sahara Barat

Mengatur pertukaran tawanan perang yang ditentukan oleh

International Commetee of The Red Cross (ICRC)

Memulangkan pengungsi-pengungsi Sahara Barat

mengidentifikasi dan mendaftarkan penduduk Sahara Barat untuk

persiapan referendum

mengorganisir dan memastikan sebuah referendum adil dan bebas

dan mengumumkan hasilnya

mengurangi ancaman dari ranjau-tambang serta ranjau dan artileri-

artileri yang belum meledak.

Dalam masalah Sahara Barat, terdapat pihak asing yang juga ikut

mempengaruhi kelanjutan nasib wilayah tsb. Terkait dengan upaya

penyelesaian konflik beberapa negara seperti Perancis, Spanyol, AS,

Italia, meksiko dan Portugal telah mendukung upaya mencari solusi dari

konflik berkepanjangan itu dalam kerangka kerja PBB. Negara besar

seperti Amerika Serikat memainkan peran yang cukup penting dibalik misi

Page 35: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 35/45

 

perdamaian yang dibawa bersama PBB. Apapun itu, PBB atau pihak

asing yang masuk ke Sahara Barat menyerukan kepada kedua pihak

yang bertikai untuk mengatasi konflik secara diplomatik. SADR mendapat

dukungan dari 45 negara dan Kesatuan Afrika, sementara Maroko

didukung oleh 25 negara, termasuk Liga Arab.

Sejak masuknya PBB dan dalam masa gencatan senjata telah

dilakukan beberapa perundingan yang belum mampu membuahkan hasil

yang berarti. Namun semangat dan keinginan penyeleseian konflik secara

damai tidak pernah padam. Di tahun 2007, dibawah kontrol PBB diadakan

perundingan lagi yang berlangsung di Manhasset, New York, AS. Dalam

putaran kelima perundingan Manhasset tsb, Maroko mengajukan usulanyaitu rencana untuk memberikan otonomi luas kepada Sahrawi atau

Sahara Barat (West Sahara). Maroko menegaskan rencana itu

merupakan salah satu upaya menyelesaikan perselisihan panjang yang

terjadi antara Aljazair dan Maroko secara damai dan politik. Usulan

otonomi itu termasuk ―win-win solution‖. Pemerintah Maroko tidak

memberikan kemerdekaan dan tidak pula memaksakan integrasi. Dalam

usulan Maroko itu, Sahara Barat boleh membentuk pemerintahan mandiri

lengkap dengan parlemen yang dipilih rakyat. Amerika Serikat (AS) dan

Prancis mendukung usulan pemerintah Maroko ini. Pemerintah AS

berharap Front Polisario dapat menerima usulan otonomi luas bagi

wilayah Sahara Barat sesuai usulan pemerintah Kerajaan Maroko guna

mengakhiri konflik yang telah terjadi selama 32 tahun di wilayah tersebut.

Namun, Aljazair dan Polisario menolak usulan otonomi dan tawaran

negosiasi Maroko. Sejauh ini, Maroko bersikeras pada pendiriannya

bahwa Sahara Barat berstatus otonom di bawah pemerintahan Maroko. Di

lain sisi, Aljazair yang mendukung front Polisario bersikeras untuk

diadakannya referendum apakah memilih Maroko atau independen.

Sehingga untuk saat ini gencatan senjata masih menjadi pilihan terbaik.

Page 36: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 36/45

 

 

Analisis Kasus

Dari beberapa artikel yang kami temukan, artikel tersebut secara nyata

mengungkapkan bahwa Maroko tidak menyetujui dan tetap bersikukuh

menyatakan Sahara Barat adalah bagian dari Negara mereka. Dalam hukum

Internasional, kedaulatan Negara untuk dapat dinyatakan berdaulat harus

memiliki faktor territorial dan yuridiksi. Maroko melihat sisi historis Negara

mereka pada saat sebelum kolonisasi Spanyol, Sahara Barat adalah wilayah

Maroko. Untuk menguji kedaulatan secara yuridiksi yang dimiliki Maroko,

Maroko mengutip pada saat penjajahan Spanyol, beberapa suku Sahrawidibayar untuk setia kepada tahta Maroko

Atas dasar ini, Maroko mengklaim bahwa bukan Spanyol yang memiliki klaim

yang sah untuk kedaulatan atas wilayah Sahara Barat. Selain itu mengkalim

bahwa prinsip possidetis iuris ISK yang menyatakan batas colonial tidak

dapat diubah pada kemerdekaan atau dekolonisasi, berlaku untuk wilayah

tersebut.

Mahkamah Internasional telah mempelajari dokumen yang diserahkan

Maroko, Mauritania, Spanyol dan Aljazair namun, Sahrawis tidak dijinkan

untuk muncul karena Mahkamah Internasional (ICJ) hanya dapat mendengar

bukti dari serikat. Dan pada hasilnya, Mahkamah Internasional memutuskan

bahwa Sahara Barat tidak nullius tera saat Spanyoln menyatakan prorektorat

di atasnya pada tahun 1884 karena dihuni oleh orang-orang Nomaden,

secara sosial dan politik terorganisir dalam suku dan dibawah pimpinan yang

kompeten mewakili mereka. Dan pengadilan member kesimpulan mengenai

hubungan hukum antara Sahara barat, Maroko dan Mauritania:

Material dan informasi yang disajikan tidak membuat atau menjelaskan

kedaulatan territorial Sahara Barat kepada Maroko atau Maurtitania.

Pengadilan tidak menemukan hubungan hukum seperti alam sebagai mana

mungkin mempengaruhi aplikasi resolusi 1514 (XV) dalam dekolonisasi

Page 37: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 37/45

 

Sahara Barat dan khususnya, prinsip penentuan nasib sendiri melalui

ekspresi bebas dan asli dari kehendak bangsa-bangsa yang ada pada

wilayah tersebut. Jadi, keputusannya adalah populasi Sahrawi berhak untuk

menentukan nasib sendiri dalam batas-batas dari entitas colonial yang ada.

Maka dari itu, keputusan ICJ adalah penolakan atas klaim kedaulatan Maroko

atas Sahara Barat. Namun demikian, upaya perdamaian yang diajukan yang

awalnya disetujui Maroko melalui OAU-PBB yang mana member referendum

atas pemberian hak kepada populasi Sahrawi untuk menentukan nasib

sendiri dengan cara yang bebas dan adil ternyata prosesnya rapuh. Hal ini

dikarenakan pihak Maroko yang sepertinya tetap tidak rela atas keputusan

Mahkamah Internasional. Hak masyarakat untuk menentukan nasib sendiritertuang dalam deklarasi PBB dan organisasi Kesatuan Afrika. Putusan

Mahkamah Internasional ditegakkan bahwa orang-orang Sahrawi berhak

untuk melaksanakan hak ini. Oleh karena itu, invasi dan pendudukan Sahara

Barat sejak 1975 adalah pelanggaran terhadap hukum internasional.

Sayangnya, agresi maroko tidak menarik masyarakat internasional untuk

menghadapinya, sama halnya dengan invasi Irak ke Kuwait atau perang di

Kosovo.

Apa yang dilakukan Mahkamah Internasional dan putusannya untuk

membebaskan Sahara Barat untuk menentukan nasib sendiri dan tidak

menyetujui klaim Maroko atas wilayah territorial Sahara Barat sangatlah

penting dan sangat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Namun

demikian, usaha tersebut telah gagal dalam usahanya karena kurangnya

kekuatan utama di masyarakat internasional politik dan terbuka mendukung

referendum. Hal ini bertolak belakang dengan apaa yang pernah terjadi di

Indonesia mengenai referendum pembebasan Timor timur, yang telah

memetik manfaat dari keterlibatan actor regional maupun internasional.

Rencana perdamaian Sahara belum menarik perhatian masyarakat

Internasional. Kecuali ada tekanan internasional di Maroko, yang

memungkinkan referendum di Sahara Barat menjadi sangat tipis.

Page 38: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 38/45

 

Hingga saat ini kontroversi atas perdamaian Sahara Barat masih

dipermasalahkan dan belum menemukan titik terang. Semakin banyaknya

pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi. Setiap laporan tahunannya,

Amnesty Internasional mencatat bahwa beberapa anggota pasukan

keamanan Maroko di Sahara Barat yang terlibat dalam beberapa kasus

penyiksaan ditangkap dan diadili. Namun, organisasi juga mencatat bahwa

dalam sebagaian besar kasus investigasi yang baik tidak dibuka ke

pengadilan dan adanya dukungan penyiksaan atau dibuka tapi dipecat tanpa

investigasi yang memadai. Sejumlah Sahrawis pun disiksa dan ditangkap

oleh pihak pemerintahan Maroko karena mereka mendukung aksi

perdamaian. Para penjajah telah menyerang rakyat, mencuri kekayaan alamnegeri tersebut serta memisahkan banyak keluarga dengan membangun

tempok pasir sepanjang 2700 km. dan disekitar tembok tersebut terdapat

ranjau dan pos tentara. Dan banyak orang-orang dinyatakan hilang karena

melawan pemerintahan Maroko karena memilih untuk mendukung aksi

referendum perdamaian yang mulanya telah dijadwalkan.

Hingga saat ini diperlukannlah tugas masyarakat internasional untuk

memastikan proses dekolonisasi abadi dan hasil dicapai di Sahara Barat.

Sangat diperlukannya alternative solusi damai akan kembalinya permusuhan

dan destabilisasi seluruh wilayah, sesuatu yang populasi Sahwaris ingin

hindari. Bagaimana cara mendorong rasa kepercayaan bagi bangsa

Sahwaris untuk berani menentukan masa depan mereka sendiri.

Dalam menangani penyalahgunaan hak asasi manusia yang terjadi di Sahara

Barat, beberapa diplomat menyatakan bahwa Dewan keamanan PBB

mungkin akan mengubah mandate MINURSO yang didalamnya mencakup

pengawasan hak asasi manusia.

Namun, pada akhir desemberr 2009, sekjen PBB beserta Menteri Luar

Negeri Amerika Serikat bermaksud mengadakan kembali referendum

perdamaian untuk Maroko dan Sahara barat. Hal ini dimaksudkan untuk

Page 39: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 39/45

 

member kemerdekaan Sahara Barat dari kecaman politik pemerintahan

Maroko. Semoga saja, titik terang ini berbuah manis untuk Sahara barat. 

Walaupun kasus Western Sahara diatas belum selesai hingga saat ini,

namun dapat kita lihat lagi-lagi tindakan klaim wilayah terjadi. Biasanya

alasan yang mendasar yang menunjang terjadinya tindakan klaim wilayah

adalah dikarenakan factor sejarah ataupun letak territorial yang dekat.

Meskipun begitu mendapat banyak tekanan dari Mauritania, Maroko, dan

Aljazair, termasuk Spanyol yang kerap berusaha menduduki penuh wilayah

Sahara Barat, namun masyarakat melalui gerakan Front Polisario tidak

gentar berusaha untuk kemudian memproklamirkan berdirinya Republik

Demokratik Arab Sahara atau Sahrawi (SADR).Self Determination  yang merupakan salah satu prinsip dalam

Declaration of principles of international law concerning friendly relations and

cooperation among state in accordance with the charter of united nations

(PERNYATAAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP HUKUM INTERNASIONAL

TENTANG HUBUNGAN FRIENDLY DAN CO-OPERASI DI ANTARA

NEGARA sesuai dengan Piagam OF THE UNITED NATIONS) merupakan

hak dan kewajiban Setiap Negara untuk mempromosikan, melalui tindakan

bersama dan terpisah, realisasi dari prinsip persamaan hak dan penentuan

nasib sendiri rakyat, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Piagam, dan

untuk memberi bantuan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam

melaksanakan tanggung jawab dipercayakan kepadanya oleh Piagam

mengenai pelaksanaan prinsip, dalam rangka:

(a) Untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara

Serikat; dan

(b) Untuk membawa cepat mengakhiri kolonialisme, setelah memperhatikan

dengan kehendak bebas dari orang-orang yang bersangkutan;

Hal diatas terlihat jelas dalam tindakan yang diambil masyarakat

Syahrawi demi mendapatkan kemerdekaan atas negaranya yang independen

Page 40: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 40/45

 

tanpa ada tekanan dari Negara manapun. Namun hingga saat ini Sahara

masih berjuang mempertahankan negaranya dari Maroko. Sebab meskipun

rakyat Sahara tunduk dan percaya pada pemerintahan SADR namun Maroko

tetap tidak mau meninggalkan wilayah tersebut yang telah berusaha

didudukinya sejak lama. Dan pengakuan dari Negara-negara lain belum

cukup untuk menyelesaikan perkara ini.

Page 41: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 41/45

 

 

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Kedaulatan wilayah atas laut merupakan hal yang penting, terutama

untuk negara Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara kepulauan.

Sebagaimana ketentuan dalam kedaulatan wilayah laut yang sudah

dijelaskan sebelumnya, perlulah kiranya kita menjaga kekayaan laut dengan

kedaulatan yang dimiliki sehingga negara lain tidak dapat dengan mudahmengklaim wilayah perairan Indonesia yang terkenal kaya sebagai negara

Zamrud khatulistiwa.

Kedaulatan wilayah atas ruang udara dan ruang angkasa dirasa

sangat penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan, pelanggaran yang

menyangkut kedaulatan wilayah atas ruang udara dan ruang angkasa akan

berakibat fatal bagi negara itu sendiri. Oleh sebab itu, setiap negara memberi

pengaturnnya mengenai ruang udara dan ruang angkasa.

4.2. Saran

Masalah klaim bagian wilayah oleh Negara lain hendaknya disikapi

serius, mengingat kerentanan dan kompleksitas tantangan yang ada. Untuk

mencegah terjadinya kehilangan wilayah Indonesia seperti Sipadan-Ligitan,

dan demi memperkuat kedudukan dan kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia maka diperlukan :

1. Sekolah Menegah Atas dan Sekolah Kejuruan. Hal ini dimaksudkan

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Potensi Akademi

Maritim Indonesia di Bitung dan Sekolah Tinggi Kelautan dan

Perikanan di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan harus

ditingkatkan dengan membuka kelas bagi para pelajar dan siswa-

Page 42: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 42/45

 

siswa di daerah perbatasan. Hal ini telah menjadi Program Menteri

Negara PPKTI (Kabinet Pemerintahan yang lalu) dalam membuka

sekolah kejuruan di Perbatasan NTT –Timor Leste demikian juga

Sarana Perpustakaan Budaya dan Pengetahuan yang akan

dikembangkan di Sekolah-Sekolah Perbatasan Papua dan Papua New

Guinea. Di samping itu, di wilayah Barat terutama di Batam

rencananya akan dibangun Universitas Maritim Indonesia yang

berkelas internasional dengan 16 program studi tentang kelautan,

navigasi, hukum laut dan sebagainya. Hal ini belum terlihat di bagian

Timur Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan usaha

Departemen Kelautan dan Perikanan, Kementerian PembangunanDaerah Tertinggal dan Pemda Kabupaten Kepulauan Talaud untuk

merealisasi hal tersebut, setidaknya pembangunan Sekolah

Menengah Umum dan Sekolah Kejuruan Maritim.

2. Kebijakan regulasi yang tumpang-tindih harus diwaspadai sebagai

kelemahan hukum nasional. Apabila terjadi perbenturan Undang-

Undang Perairan Nasional dengan Undang-Undang Otonomi Daerah

tentang hak Pemerintah Daerah Kota atau Kabupaten tentang

pengelolaan wilayah laut sejauh 12 mil maka disarankan kepada DPR

Kabupaten Talaud untuk membuat Ranperda dan nantinya dijadikan

Perda diantaranya mengatur tentang hak-hak nelayan lokal di daerah

perbatasan laut dan di wilayah ZEE. Hal ini berfungsi ganda yakni

sebagai kekuatan politis-administratif dan yurisdiksi pengamanan di

laut. Mengapa hal ini berfungsi sebagai kekuatan politis-administratif?

Dalam konteks pengelolaan pemerintahan di daerah perbatasan,

harus diberlakukan asas efektivitas  dan uti-posidetis .  Sebagaimana

kasus Pulau Sipadan-Ligitan, Mahkamah Hukum Internasional lebih

menerima klaim Malaysia berdasarkan pemberlakuan kewenangan

dan pengelolaan terus menerus sehingga walaupun Indonesia

berpatokan pada 13 peta kuno tentang wilayah tersebut, tetap klaim

Page 43: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 43/45

 

Malaysia yang dimenangkan. Hal lainnya adalah yurisdiksi keamanan

di laut, apabila telah disusun Peraturan Daerah Tentang Pemanfaatan

dan Pengelolaan Lingkungan Laut, maka akan lebih mudah

menertibkan nelayan asing dan meningkatkan kebutuhan ekonomi

nelayan lokal.

3. Pembangunan landasan pacu saat ini pada tahap pembayaran ganti

rugi kepada hak tanah adat dan tanah milik rakyat. Apabila

pembangunan instalasi pendukung militer ini selesai, apakah akan

membawa peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat?

Sesungguhnya, penyediaan sarana-prasarana umum sangat

dibutuhkan masyarakat daerah tersebut berupa dermaga untukmenunjang lalu-lintas jasa kapal dan tempat penjualan hasil bumi.

Disarankan apabila dibangun sarana militer sebaiknya didahului oleh

sarana fasilitas umum berupa Tempat Pelelangan Ikan, Jalur Jasa

Laut dan moda angkutan laut. Hal ini untuk menjaga kesenjangan

sosial yang nanti akan timbul manakala pembangunan dilaksanakan

dan rakyat tak dapat menikmati pertumbuhan ekonomi sesudahnya.

4. Sebagai kawasan transit point  yang diduga menjadi jalur kelompok

teroris, satuan pengamanan di laut harus ditingkatkan dengan

mengadakan tindakan polisional berupa sweeping  laut. Hal ini harus

didukung oleh sarana yang canggih berupa satelit yang mampu

memancarkan sonar ke radar yang mendeteksi kapal-kapal asing atau

lokal yang secara khusus telah dipasang pin untuk pelayaran

internasional. Hal demikian telah dilakukan dalam pemantauan satelit

di Kepulauan Arafura. Apabila sistem penginderaan jarak jauh tersebut

berfungsi maka alasan ketersediaan kapal patroli akan berkurang

karena dengan mengetahui titik kapal yang melewati batas perairan

tanpa ijin, dokumen tidak lengkap dan tidak memiliki pin register, akan

dengan mudah dapat ditangkap berdasarkan hukum yang berlaku.

5. Penyediaan fasilitas militer di perbatasan dapat didukung dengan

Page 44: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 44/45

 

Pembentukan Koramil di Pulau Miangas dan Marore mengingat pada

hasil Sidang Sub Komite antara Delegasi Indonesia dan Delegasi

Filipina pada 27-30 September 2004 di Hotel Gran Puri Manado,

dalam Sidang Sub. Komite A banyak membahas tentang Pos Lintas

Batas (PLB) dan Patroli selain kegiatan intelejen. Penempatan fasilitas

militer tersebut sangat strategis mengingat situasi dan kondisi Pulau

Marore dengan Tabukan Utara tempat kedudukan Koramil 1301-07

sekitar 69 mil dengan jarak tempuh angkutan laut sekitar 7 s/d 8 jam.

Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa tempat kedudukan

Koramil 1301-15/Nanusa sekitar 75 mil, dengan jarak tempuh

angkutan laut sekitar 8 s/d 9 jam.6. Koordinasi pengamanan di laut hendaknya ditingkatkan. Menyangkut

pengelolaan dan pemanfaatan hasil laut dilakukan oleh pihak

berwenang sesuai undang-undang, maupun kewenangan menjaga

yurisdiksi dan kedaulatan di laut demi tegaknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Page 45: kedaulatan atas wilayah

5/17/2018 kedaulatan atas wilayah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kedaulatan-atas-wilayah-55ab59b351407 45/45

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://bennysetianto.blogspot.com/2006/04/kedaulatan-wilayah.html.  

http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/1881037-sengketa-pulau

miangas-bagian/. 

http://imran.ngeblogs.com/2009/12/20/544/.  

http://www.sulutlink.com/mar%2028d.htm.  

www.wikipedia.com