ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

14
EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS ISAK No. 07 20 Oktober 2009 (Revisi 2009) IKATAN AKUNTAN INDONESIA Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 17 Desember 2009 oleh Dewan Stan- dar Akuntansi Keuangan

Transcript of ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Page 1: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

EX

POSU

RE

DR

AFT

EXPOSURE DRAFTINTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

ISAK No. 07 20 Oktober 2009(Revisi 2009)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Exposure draft ini diterbitkan olehDewan Standar Akuntansi Keuangan

Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 17 Desember 2009 oleh Dewan Stan-dar Akuntansi Keuangan

Page 2: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ED No.

07

Hak cipta © 2009, Ikatan Akuntan Indonesia

INTERPRETASISTANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

Diterbitkan olehDewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan IndonesiaJalan Sindanglaya No. 1MentengJakarta 10130Telp: (021) 3190-4232Fax : (021) 724-5078 Email: [email protected]

(revisi 2009)

Oktober 2009

Page 3: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

ED 7.iiiHak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Pengantar

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui Exposure Draft ISAK 7 (revisi 2009) tentang Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus dalam rapatnya tanggal 20 Oktober 2009 untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif SAK, Dewan Pengurus Nasional IAI, perguruan tinggi dan individu/organisasi/lembaga lain yang berminat.

Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan secara jelas dan alternatif saran yang didukung dengan alasan.

Exposure Draft ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertu-juan Khusus merevisi ISAK 7 (2004): Entitas Bertujuan Khusus. Exposure Draft ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertu-juan Khusus merupakan adopsi dari SIC 12 (2009): Consolidation - Special Purpose Entities.

Exposure Draft ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan doku-men dalam majalah Akuntan Indonesia, homepage IAI: www.iaiglobal.or.id

Jakarta, 20 Oktober 2009Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga KetuaAgus Edy Siregar AnggotaEtty Retno Wulandari AnggotaMerliyana Syamsul AnggotaRoy Iman Wirahardja AnggotaMeidyah Indreswari AnggotaRiza Noor Karim AnggotaSetiyono Miharjo AnggotaSaptoto Agustomo AnggotaJumadi AnggotaFerdinand D. Purba AnggotaIrsan Gunawan AnggotaBudi Susanto AnggotaLudovicus Sensi Wondabio AnggotaEddy R. Rasyid AnggotaLiauw She Jin AnggotaSylvia Veronica Siregar Anggota

Page 4: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ED 7.iv Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

Permintaan Tanggapan

Ketentuan Transisi

Apakah Anda setuju ED ISAK 7 (revisi 2009) tidak mengatur ketentuan transisi?

ED ISAK 7 (revisi 2009) tidak mengecualikan program kom-pensasi berbasis saham. Oleh karena itu, jika ada program kompensasi berbasis saham yang merupakan entitas bertujuan khusus dan memenuhi persyaratan dalam ED ISAK 7 (revisi 2009), maka program tersebut harus dikonsolidasikan. Jika tidak diatur secara khusus dalam SAK, maka perubahan per-lakuan tersebut diterapkan secara retrospektif.

Page 5: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

ED 7.vHak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Ikhtisar Ringkas

ED ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus merevisi ISAK 7 (2004): Interpretasi atas Paragraf 5 dan 19 PSAK No.4 tentang Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus.

ED ISAK 7 (revisi 2009) dikeluarkan sebagai akibat dikelu-arkannya ED PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Kon-solidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri yang merevisi PSAK 4 (1994): Laporan Keuangan Konsolidasi.

Secara umum, perbedaan antara ED ISAK 7 (revisi 2009) dengan ISAK 7 (2004) adalah sebagai berikut:

Perihal ED ISAK 7 (revisi 2009) ISAK 7 (2004)Referensi - PSAK 4 (revisi 2009): Laporan

Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

- PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja

- PSAK 50 (revisi 2006): Instru-men Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan

- PSAK 53 (revisi 2009): Pem-bayaran Berbasis Saham

- Kerangka Dasar Penyusu-nan dan Penyajian Laporan Keuangan

- PSAK 1 (1998): Penyajian Laporan Keuangan

- PSAK 4 (1994): Laporan Keuangan Konsolidasi

R u a n g lingkup

Tidak berlaku untuk:- Program imbalan pascakerja- Program imbalan kerja jangka

panjang lainnya

Tidak berlaku untuk:- Program imbalan pasca

kerja- Program kompensasi ber-

basis saham

Page 6: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ED 7.vi Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

PERBEDAAN

ED ISAK 7 (revisi 2009) mengadopsi SIC 12 Consolida-tion—Special Purpose Entities per 1 Januari 2009, kecuali untuk paragraf terkait dengan tanggal efektif.

Page 7: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

ED 7.viiHak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

DAFTAR ISI

Paragraf

PENDAHULUAN ............................................... 01-07

ReferensiLatar Belakang .................................................... 01-05Ruang Lingkup.................................................... 06-07

INTERPRETASI ................................................. 08-10

LAMPIRAN

Page 8: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

ED 7.1Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 7 (REVISI 2009)

KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

PENDAHULUAN

Referensi

- PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

- PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja- PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian

dan Pengungkapan- PSAK 53 (revisi 2009): Pembayaran Berbasis Saham

Latar Belakang

01. Suatu entitas dapat didirikan untuk mencapai suatu tujuan khusus yang terbatas (misalnya untuk melakukan sewa, kegiatan riset dan pengembangan atau sekuritisasi aset keuan-gan). Suatu entitas bertujuan khusus (EBK) atau special pur-pose entities (SPE) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan, fi rma atau entitas yang tidak berbentuk badan hukum. EBK umumnya dibentuk dengan ketentuan kontraktual yang menga-tur secara ketat atau memberikan batasan tetap atas kewenan-gan pimpinan, wali amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai pengoperasian EBK. Ketentuan ini sering kali menjelaskan bahwa kebijakan dalam mengoperasikan EBK tidak dapat dimodifi kasi atau diubah (beroperasi dengan autopilot), kecuali mungkin oleh pendiri atau sponsornya.

02. Sponsor (entitas yang diwakili EBK) sering kali mengalihkan atau menjual asetnya ke EBK, memperoleh hak pemakaian aset yang dikuasai oleh EBK, atau memberikan jasa untuk EBK, sementara pihak lain (“penyedia modal”) mungkin menyerahkan dana kepada EBK. Entitas yang bertransaksi

Page 9: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ED 7.2 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

dengan EBK (sering kali adalah pendiri atau sponsor) mungkin secara substansi mengendalikan EBK.

03. Hak (benefi cial interest) dalam suatu EBK, misalnya, dapat berupa instrumen utang, instrumen ekuitas, hak partisipasi, hak residual, atau sewa. Beberapa hak, mungkin memberikan tingkat pengembalian yang tetap atau pasti kepada pemegangnya, sementara yang lain memberikan akses terhadap keuntungan ekonomi di masa depan dari kegiatan EBK. Dalam banyak hal, pendiri atau sponsor (atau entitas yang menjadi alasan pembentukan EBK atau yang diwakili) memperoleh manfaat utama dari kegiatan EBK, walaupun ia hanya memiliki sebagian kecil ekuitas EBK atau bahkan tidak memiliki sama sekali.

04. PSAK 4 mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikendalikan oleh entitas pelapor. Akan tetapi, PSAK 4 tidak memberikan aturan yang eksplisit mengenai konsolidasi EBK.

05. Permasalahannya adalah dalam kondisi bagaimana suatu entitas mengonsolidasi suatu EBK.

Ruang Lingkup

06. Interpretasi ini tidak berlaku untuk program imbalan pascakerja dan program imbalan kerja jangka panjang lainnya di mana diterapkan PSAK 24.

07. Pengalihan aset dari suatu entitas ke suatu EBK mungkin dapat dikategorikan sebagai penjualan oleh entitas tersebut. Meskipun pengalihan tersebut memang benar meru-pakan penjualan, ketentuan dalam PSAK 4 dan Interpretasi ini mensyaratkan entitas untuk mengonsolidasikan EBK tersebut. Interpretasi ini tidak membahas hal-hal yang terkait dengan pengakuan penjualan atau eliminasi atas konsekuensi penjualan tersebut dalam konsolidasi.

Page 10: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

ED 7.3Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

INTERPRETASI

08. Suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengen-dalian EBK oleh entitas tersebut.

09. Dalam konteks EBK, kendali dapat timbul melalui perumusan terlebih dulu atas kegiatan EBK tersebut (berop-erasi dengan autopilot) atau dengan cara lainnya. PSAK 4 paragraf 10 menjelaskan beberapa situasi di mana kendali dapat diperoleh, bahkan pada kasus di mana entitas memiliki hak suara 50% atau kurang pada entitas lain. Sejalan dengan itu, suatu entitas mungkin memperoleh kendali atas suatu EBK meskipun entitas tersebut hanya memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki modal EBK. Penerapan konsep pengendalian membutuhkan adanya pertimbangan atas semua faktor yang relevan untuk tiap-tiap kasus.

10. Sebagai tambahan untuk kondisi yang dijelaskan dalam PSAK 4 paragraf 10, kondisi-kondisi berikut ini, misalnya, mungkin mengindikasikan hubungan di mana entitas mengen-dalikan EBK dan konsekuensinya mengonsolidasi EBK tersebut (panduan rinci ada dalam Lampiran atas Intepretasi ini):(a) secara substansi, kegiatan dari EBK dijalankan untuk mewakili

suatu entitas sesuai dengan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari operasi EBK;

(b) secara substansi, entitas mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan EBK, atau dengan cara membuat mekanisme autopilot, entitas telah mendelegasikan kekua-saan dalam pengambilan keputusan ini;

(c) secara substansi, entitas mempunyai hak untuk mem-peroleh sebagian besar manfaat dari EBK dan oleh karena itu, juga menanggung risiko dari aktivitas EBK; atau

(d) secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak re-sidual dan menanggung risiko kepemilikan yang terkait dengan EBK atau asetnya untuk memperoleh manfaat dari aktivitas EBK yang bersangkutan.

Page 11: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ED 7.4 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

LAMPIRAN

Lampiran ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari, ISAK 7

Indikasi Adanya Pengendalian terhadap EBK

Contoh dalam paragraf 10 Interpretasi ini dimaksudkan un-tuk menunjukkan jenis kondisi yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi perencanaan tertentu sesuai dengan prinsip substansi mengungguli bentuk. Petunjuk dalam Interpretasi dan Lampiran ini tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai “daftar uji (checklist) yang menyeluruh” dari kondisi yang dipenuhi seluruhnya oleh EBK untuk memenuhi ketentuan konsolidasi.

(a) Kegiatan

Kegiatan EBK, secara subtansi, dilakukan atas nama entitas pelapor, yang secara langsung dan tidak langsung membentuk EBK sesuai dengan kebutuhan khusus bisnisnya.

Misalnya:- EBK pada dasarnya terkait dengan penyediaan sumber

modal jangka panjang kepada entitas atau pendanaan untuk mendukung jalannya operasi utama entitas atau operasi sentral entitas; atau

- EBK memberikan pasokan barang atau jasa yang konsisten dengan operasi utama entitas atau operasi sentral entitas yang, jika tanpa adanya EBK, harus dipenuhi sendiri oleh entitas.

Ketergantungan ekonomi dari suatu entitas pada entitas pelapor (seperti hubungan pemasok dengan pelanggan utama) tidak dengan sendirinya, mengarah pada pengendalian.

(b) Pengambilan keputusan

Entitas pelapor, secara substansi, memiliki kemampuan dalam

Page 12: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

ED 7.5Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

pengambilan keputusan untuk mengendalikan atau untuk memperoleh pengendalian atas EBK atau asetnya, termasuk kemampuan dalam pengambilan keputusan setelah pembentu-kan EBK. Kemampuan dalam pengambilan keputusan tersebut mungkin telah didelegasikan dengan pembentukan mekanisme “autopilot”.

Misalnya:- kekuasaan untuk membubarkan EBK secara sepihak;- kekuasaan untuk mengubah ketentuan/aturan dalam

EBK; atau- kemampuan untuk memveto usulan perubahan ketentuan

atau aturan dalam EBK.

(c) Manfaat

Entitas pelapor, secara substansi, mempunyai hak untuk mem-peroleh manfaat yang besar dari kegiatan EBK melalui undang-undang, kontrak, perjanjian, aturan tertentu, atau skema lain, dalam bentuk perencanaan atau perangkat aturan. Hak untuk memperoleh manfaat dalam EBK menunjukan adanya pengen-dalian ketika hal ini dikhususkan untuk entitas yang melakukan transaksi dengan EBK dan entitas tersebut memperoleh manfaat tersebut dari kinerja keuangan EBK.

Misalnya:- hak atas sebagian besar manfaat ekonomis yang

didistribusikan oleh entitas dalam bentuk arus kas neto di masa depan, laba, aset neto dan manfaat ekonomi lain; atau

- hak atas sebagian besar kepentingan residual dalam distribusi residual terjadual atau dalam likuidasi EBK.

(d) Risiko

Indikasi adanya pengendalian dapat diperoleh dengan men-gevaluasi risiko dari masing-masing pihak yang bertransaksi dengan EBK. Sering kali, entitas pelapor menjamin tingkat

Page 13: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ED 7.6 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

pengembalian atau perlindungan kredit baik secara langsung atau tidak langsung melalui EBK ke investor luar yang mem-berikan modal secara substansial ke EBK. Sebagai hasil dari penjaminan, entitas menanggung risiko residual atau risiko kepemilikan dan investor substansinya hanya sebagai pemin-jam karena kerentanan mereka atas keuntungan dan kerugian terbatas.

Misalnya:- penyedia modal tidak memiliki kepentingan yang

signifi kan atas aset EBK;- penyedia modal tidak memiliki hak atas manfaat ekonomi

EBK di masa depan;- penyedia modal tidak secara substantif rentan pada risiko

yang melekat atas aset neto atau operasional EBK; atau- substansinya, penyedia modal menerima pembayaran

yang setara dengan tingkat pengembalian para kreditur atau bunga atas modal.

Page 14: ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ED ISAK No. 7

ED 7.7Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

123456789

1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738