ED 2

download ED 2

of 39

description

a

Transcript of ED 2

DISFUNGSI EREKSI

DISFUNGSI EREKSIDEFINISIDisfungsi ereksi (DE) didefinisikan sebagai ketidakmampuan menetap untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk kinerja seksual yang memuaskan. INSIDENSIAngka kejadianDiperkirakan pada 1995, terdapat lebih dari 152 juta pria di seluruh dunia yang menderita DE.

Proyeksi pada 2025 menunjukkan prevalensi sekira 322 juta pria, artinya akan terjadi penambahan sebanyak 170 juta penderita DE dalam kurun waktu 30 tahun.

Anatomi penisSistem reproduksi pria terdiri atas testis, saluran kelamin, kelenjar tambahan, dan penis.Penis adalah organ seks utama yang letaknya di antara kedua pangkal paha. Penis mulai dari arcus pubis menonjol ke depan berbentuk bulat panjang.Panjang penis adalah sekitar 9 sampai 12 cm. Pada saat ereksi yang penuh, penis akan memanjang dan membesar sehingga menjadi sekitar 10 cm sampai 14 cm. Pada orang barat (caucasian) atau orang Timur Tengah lebih panjang dan lebih besar yakni sekitar 12,2 cm sampai 15,4 cm.

KlasifikasiFase Flaksid

Fase Pengisian LatenFase TumesensPeningkatan tekanan intrakavernosa

Fase Ereksi Penuh

Fase Ereksi Kaku

Fase TransisiFase DetumescenceETIOLOGI DE

PATOFISIOLOGI DEHipogonadisme merupakan temuan yang tidak jarang pada populasi impoten. Androgen mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan saluran reproduksi pria dan karakteristik seks sekunder; pengaruhnya terhadap libido dan perilaku seksual. Biasanya disebabkan oleh kelainan kongenital atau tumor.Hiperprolaktinemia, baik dari adenoma hipofisis atau obat, mengakibatkan disfungsi kedua reproduksi dan seksual. Gejala mungkin termasuk kehilangan libido, disfungsi ereksi, galaktorea, ginekomastia, dan infertilitas.Diabetes mellitus, meskipun gangguan endokrinologik paling umum, menyebabkan DE melalui vaskuler, komplikasi neurologis, endotel, dan psikogenik. Diabetes mellitus dapat menyebabkan penurunan pengeluaran NO untuk vasodilatasiPenyakit vaskular dan jantung (terutama yang berhubungan dengan hiperlipidemia, diabetes, dan hipertensi) berkaitan erat dengan disfungsi ereksi. Adanya aterosklerosis pada pembuluh darah menyebabkan penurunan blood flow sehingga kemampuan ereksi berkurang.Obat anti hipertensi khususnya diuretik dan central acting agents dapat menyebabkan DE. Begitu pula digoksin dan thiazidesNikotin pada rokok menurunkan aktivitas NO (Nitric Oxide) menyebabkan gangguan relaksasi otot polos sehingga kemampuan ereksi berkurang.ANAMNESISPemeriksaan Fisik

Pemeriksaan penunjangGRADING EREKSI

PENATALAKSANAAN

1. Terapi lini pertamaTerapi lini pertama yaitu memberi oral pada pasien. Sildenafil (viagra), Tadalafil (Cialis) dan Vardenafil (Levitra). Ketiga jenis obat ini merupakan obat untuk menghambat enzim Phosphodiesterase-5 (PDE-5), suatu enzim yang terdapat di organ penis dan berfungsi untuk menyelesaikan ereksi penis.

EFEK SAMPING OBATPRIAPISMUS

Priapismus adalah suatu keadaan yang jarang terjadi dimana penis terus menerus ereksi dan sangat sakit.

Priapismus adalah keadaan medis yang sangat nyeri dan berbahaya dimana penis yang ereksi tidak kembali ke fase flaksid, meskipun tidak ada rangsangan fisik dan psikologis, dalam waktu 4 jam. Priapismus dipertimbangkan sebagai kegawatdaruratan medis yang harus segera ditangani.

Terapi lini kedua

Suntikan intrakavernosa dan pemberian alprostadil melalui uretra.

Terapi suntikan intrakarvenosa yang digunakan adalah penghambat adrenoreseptor dan prostaglandin.

Terapi lini ketiga

Implantasi prosthesis pada penis. Pada kasus gagal terapi medikamentosa atau pada pasien yang menginginkan solusi permanen untuk masalahdisfungsi ereksi.

Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT)

Daftar PustakaAlan J Wein, Md, PhD (Hon) Professor and Chair, Division of Urology. University of Pennyslyvania School of Medicine. Campbell-wash Urology 9 th Edition. 2007. Saunders Elsevier.

Basuki B Purnomo. 2003. Dasar-Dasar Urologi. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

THANK YOU!