ebook-wisata-candi-di-blitar1.pdf
-
Upload
haryo-armono -
Category
Documents
-
view
121 -
download
30
Transcript of ebook-wisata-candi-di-blitar1.pdf
Page | i
Wisata Candidi Blitar
Menjelajah waktumenyusuri peninggalan
kerajaan-kerajaanbesar Nusantara
diBLITAR
Page | ii
didedikasikan untukkemajuan pariwisata Blitar
Wisata Candidi Blitar
Page | iii
Ngapain Nyandi??
Nyandi atau maen ke candi memang masih dipandang sebelah
mata bagi beberapa kalangan. Pertanyaan yang sering muncul ketika
ada ajakan nyandi adalah ”Mau ngapain??” atau ”Ngapain liat batu??”.
Eit jangan salah.. Nyandi engga cuma liat batu doank lho.. Banyak yang
bisa diperoleh dari aktivitas ini.
Ditilik dari aspek wisata, berwisata adalah kegiatan yang
dilakukan perorangan atau kelompok untuk memperoleh kepuasan dan
experience. Nah.. Candi mampu memberikan kepuasan dan experience
tersebut. Kepuasan berwisata dapat diwujudkan dengan berbagai cara.
Misalnya: Dengan suasana dan arsitektur candi yang khas, seorang
wisatawan dapat memperoleh kepuasan dari bidikan-bidikan
kameranya; Dengan mengunjungi candi, seseorang akan memperoleh
pengetahuan mengenai sejarah masa lampau; Dengan melihat
kemegahan arsitektur candi, seseorang dapat terpacu untuk
menghasilkan suatu maha karya; Dan bagi wisatawan lokal,
mengunjungi candi dapat memupuk nasionalisme dan cinta terhadap
bangsanya. Selain hal-hal tersebut, masih banyak experience lain yang
bisa diperoleh dari nyandi.
Page | iv
Salah satu keunikan dari wisata candi di Blitar adalah adanya
perananan juru pelihara. Juru pelihara adalah seseorang yang bertugas
menjaga dan merawat candi. Juru pelihara ini biasanya menjadi
tumpuan wisatawan untuk memperoleh informasi terkait candi. Meski
terkadang informasi yang diberikan hanyalah folklore, namun hal
tersebut cukup memberikan wawasan bagi wisatawan. Di sela-sela
ceriteranya, seorang juru pelihara biasanya menyisipkan wejangan-
wejangan hidup. Dari situ akan terjalin sebuah ikatan antara wisatawan
dan juru pelihara, sehingga wisatawan akan betah berlama-lama di
candi.
Demikianlah bagaimana candi dan suasana di sekitarnya
mampu memberikan experience bagi wisatawan. Experience yang
ditawarkan tidak hanya berupa material saja, melainkan juga experience
batiniah. Bagaimana?? Apakah masih memandang nyandi sebelah
mata??
₪
Page | v
Selayang PandangCandi-Candi di Blitar
Asal Usul Keberadaan Candi di Blitar
Blitar begitu kaya akan peninggalan kebudayaan masa lampau.
Hal ini berkaitan erat dengan lokasi Blitar yang diapit dua kekuatan
besar di nusantara kuno. Kekuatan tersebut adalah Kerajaan Kadiri
(sekarang Kediri) dan Kerajaan Singosari (sekarang Malang). Kerajaan
Kadiri yang berdiri lebih dahulu pada 1042 – 1222 M banyak meletakkan
dasar-dasar pembangunan candi di Blitar. Setelah Kadiri runtuh,
pembangunan dan pemanfaatan candi-candi dilanjutkan oleh Singosari
(1222 – 1292 M) dan Majapahit (1293 – 1528 M).
Page | vi
Selain disebabkan oleh unsur legitimasi, kelanjutan
pembangunan candi-candi di Blitar juga didasarkan pada kondisi
geografis, terutama keberadaan gunung dan sungai. Gunung dianggap
sebagai tempat tinggal para dewa, sedangkan sungai dianggap sebagai
sumber kehidupan, keduanya merupakan unsur penting dalam
pembangunan candi. Secara geografis Blitar memiliki banyak gunung
dan sungai. Oleh karenanya tidak mengherankan jika banyak candi yang
didirikan di kawasan ini.
Sebaran Candi-Candi di Blitar
Blitar memiliki sebaran benda cagar budaya (BCB) yang cukup
merata. Hampir setiap kecamatan di Blitar memiliki BCB baik berupa
candi maupun situs lainnya. Sayangnya, tidak semua BCB siap untuk di
wisatakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penghambat
seperti: akses, infrastruktur, keamanan, dan kelayakan BCB itu sendiri.
Berikut ini ditampilkan data sebaran candi/situs di blitar yang telah siap
diwisatakan:
Kecamatan DokoCandi Plumbangan
Kecamatan GandusariCandi Kotes, Candi Rambut Monte, Candi Sumberagung,Komplek Candi Gunung Gedang
Page | vii
Kecamatan KademanganCandi Simping, Kekunaan Jimbe
Kecamatan KanigoroKelompok Arca Gaprang, Komplek Candi Sawentar
Kecamatan KesambenCandi Selotumpuk, Candi Tepas
Kecamatan NglegokCandi Gambar Wetan, Komplek Candi Penataran
Kecamatan PonggokCandi Kalicilik, Candi Sumbernanas
Kecamatan SanankulonArca Ganesa Boro
Kecamatan SrengatKekunaan Mleri
Kecamatan SutojayanCandi Bacem
Kecamatan WlingiCandi Sirah Kencong
Karakteristik Candi di Blitar
Sebagian besar candi-candi di Blitar merupakan candi langgam
Jawa Timur. Candi-candi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda
jika dibandingkan dengan Candi Borobudur, Candi Mendut, maupun
Candi Pawon yang tergolong dalam candi langgam Jawa Tengah. Berikut
Page | viii
akan dipaparkan perbedaan karakteristik antara candi-candi di Blitar
yang tergolong candi langgam Jawa Timur dengan candi langgam Jawa
Tengah.
Langgam Jawa Timur Langgam Jawa Tengah
Bentuk bangunan ramping Atapnya merupakan
perpaduan tingkatan Puncaknya berbentuk
kubus
Bentuk bangunan tambun Atapnya nyata berundak-
undak Puncaknya berbentuk ratna
atau stupa
Page | ix
₪
*) Soekmono. 2010. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Cetakan ke- 26.Kanisius. Yogyakarta
Terdapat kala di atas relungdan pintunya
Reliefnya timbul sedikitsaja dan lukisannyasimbolis menyerupaiwayang kulit
Gawang pintu danrelungnya berhiaskan kalamakara
Reliefnya timbul agak tinggidan lukisannya naturalis
Candi induk berada dibagian belakang halaman
Kebanyakan menghadap kebarat
Kebanyakan tersusun daribata
Candi induk di tengahhalaman
Kebanyakan menghadap ketimur
Kebanyakan tersusun daribatu andesit *
Page | x
Daftar Isi
Page
Ngapain Nyandi ?? .................................................................... iiiSelayang Pandang Candi-Candi di Blitar ...................................... vDaftar Isi .....................................................................................xCandi-Candi di Blitar ................................................................... 1Candi Plumbangan ............................................................................ 2Candi Kotes ....................................................................................... 6Candi Rambut Monte ........................................................................ 9Candi Sumberagung ........................................................................ 12Komplek Candi Gunung Gedang ..................................................... 14Candi Simping ................................................................................. 19Kekunaan Jimbe .............................................................................. 22Kelompok Arca Gaprang ................................................................. 25Komplek Candi Sawentar ................................................................ 27Candi Selotumpuk ........................................................................... 31Candi Tepas ..................................................................................... 33Candi Gambar Wetan ..................................................................... 35Komplek Candi Penataran .............................................................. 39Candi Kalicilik .................................................................................. 44Candi Sumbernanas ........................................................................ 47Arca Ganesa Boro ........................................................................... 49Kekunaan Mleri ............................................................................... 52Candi Bacem ................................................................................... 56Candi Sirah Kencong ....................................................................... 58Situs-Situs Marginal di Blitar ..................................................... 60Glosarium ................................................................................ 62D’Travellers ............................................................................. 63
Page | 1
CANDI-CANDI DI BLITAR
Page | 2
CCaannddii PPlluummbbaannggaann
Page | 3
CCaannddii PPlluummbbaannggaannDimensi : 4.09 x 2.27 x 5.6 mJarak : 19.4 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Hadi WinotoKoordinat : 8° 4' 27.98" S 112° 20' 22.21" ERute : Blitar – Pasar Wlingi – Kawedanan Wlingi – Desa
Tembalang – Desa PlumbanganTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Plumbangan secara administratif terletak di Desa
Plumbangan, Kecamatan Doko. Lokasinya berada di tengah pemukiman
penduduk dan dikelilingi jalan desa. Kondisi jalan tersebut sudah
memadai, sehingga dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda
empat.
Candi Plumbangan merupakan gapura bergaya paduraksa yang
tersusun dari batu andesit. Gapura ini menghadap ke barat dan
memiliki atap berbentuk kubus. Selain bangunan gapura, dijumpai pula
tinggalan lepas berupa batu candi, prasasti Panumbangan, dan yoni.
Kondisi bangunan gapura beserta tinggalan lepas di sekitarnya masih
baik dan terawat. Tinggalan-tinggalan tersebut ditata pada sebuah
taman sehingga tampak rapi dan indah.
Ditinjau dari kurun waktunya, peresmian Candi Plumbangan
tidaklah bersamaan dengan peresmian prasasti Panumbangan.
Kronogram terkait bangunan Candi Plumbangan terpahat pada ambang
Page | 4
pintu gapura. Kronogram tersebut menunjukkan tarik 1312 Saka atau
1390 Masehi yang merupakan era Kerajaan Majapahit. Sementara itu,
prasasti Panumbangan justru berasal dari era yang lebih awal, yakni dari
Kerajaan Kadiri masa pemerintahan Bameswara (1115 – 1130 M).
Prasasti ini diresmikan pada tahun 1042 Saka atau 1120 Masehi. Isi
Prasasti Panumbangan berkaitan dengan anugrah swatantra yang
diberikan raja kepada penduduk Panumbangan.
Pada halaman Candi Plumbangan dapat dijumpai beberapa
yoni. Yoni merupakan simbol Dewi Parwati, salah satu dewa dalam
agama Hindu. Yoni pada Candi Plumbangan memiliki ragam hias yang
Page | 5
unik, di mana bagian ceratnya berbentuk makara yang disangga seekor
singa.
₪
Page | 6
CCaannddii KKootteessDimensi : ◦ Batur 3.50 x 2.40 x 1.40 m
◦ Candi 7.40 x 5.30 x 1.00 mJarak : 14.2 km dari pusat BlitarJuru pelihara : SupriyanoKoordinat : 8° 3' 1.98" S 112° 17' 15.85" ERute : Blitar – Garum – Talun – Sukosewu (Gandusari)Tiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Kotes secara administratif terletak di Desa Sukosewu,
Kecamatan Gandusari. Keadaan candi ini terawat dengan baik. Area di
sekelilingnya dihias dengan taman sederhana yang ditumbuhi aneka
Page | 7
tanaman. Untuk menambah estetika, tanaman-tanaman tersebut
dipangkas dengan bentuk aneka satwa.
Candi Kotes terdiri dari dua bangunan utama, yakni bangunan
batur dan candi induk. Candi induk menghadap ke barat dan
menempati posisi paling belakang dari komplek percandian. Kondisi
bangunan tersebut telah runtuh dan terdapat sisa-sisa umpak di
atasnya. Bangunan batur terletak di kanan depan candi induk. Di
atasnya terdapat dua buah altar dan sebuah miniatur candi.
Selain bangunan batur dan
candi induk, dijumpai pula beberapa
tinggalan lepas terkait Candi Kotes.
Tinggalan-tinggalan tersebut berupa
batu candi, miniatur candi,
potongan arca, dan yoni. Miniatur
candi terletak di depan bangunan batur, sedangkan tinggalan lainnya
ditata di belakang candi induk.
Kronogram terkait Candi Kotes dapat dijumpai pada pipi tangga
candi induk dan altar. Kronogram tersebut menunjukkan tarik 1222 dan
1223 Saka atau 1300 dan 1301 Masehi. Kurun waktu tersebut sezaman
dengan masa pemerintahan Kertarajasa Jayawardhana, raja pertama
Majapahit.
Page | 8
Di sebelah timur laut, dapat
dijumpai situs lain yang berkaitan
dengan Candi Kotes. Situs tersebut
adalah Situs Sukosewu. Pada situs
ini terdapat beberapa tinggalan
lepas seperti altar dan miniatur
candi. Untuk menuju lokasi situs, wisatawan harus menyusuri jalan
setapak yang terletak 200 m di utara candi. Jalan setapak tersebut
mengarah ke area persawahan di belakang Candi Kotes. Situs Sukosewu
terletak di area persawahan yang dimaksud.
₪
Page | 9
CCaannddii RRaammbbuutt MMoonnttee
Page | 10
CCaannddii RRaammbbuutt MMoonntteeDimensi : 3.75 x 2.90 mJarak : 27.1 km dari pusat BlitarJuru pelihara : KasenoKoordinat : 7° 57' 44.49" S 112°22'6.28"ERute : Blitar – Wlingi – Semen – KrisikTiket masuk : Rp 3.000,-Trayek MPU : ◦ Blitar – Wlingi
◦ Wlingi – Semen – Krisik
Kondisi Candi Rambut Monte telah runtuh dan bentuk aslinya
tidak diketahui lagi. Candi yang dijumpai saat ini merupakan susunan
baru dari batu-batu candi yang masih tersisa. Di antara susunan
tersebut, dapat dijumpai beberapa ragam hias seperti: fragmen kepala
naga, kala, dan ukiran padma (teratai). Sayangnya, tidak dijumpai
kronogram apapun terkait candi ini, sehingga asal usulnya belum dapat
dipastikan. Berdasarkan mitos yang berkembang, candi ini dipercaya
sebagai petilasan Eyang Rsi Rambut Monte, seorang rsi dari Majapahit.
Candi Rambut Monte berada di Kawasan Wisata Rambut
Monte, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari. Lokasinya cukup strategis,
karena berada tidak jauh dari jalur alternatif Blitar – Batu. Selain itu,
rambu penunjuk arah ke kawasan wisata juga telah terpasang dengan
jelas, sehingga lokasinya cukup mudah ditemukan.
Kawasan Wisata Rambut Monte mengusung konsep wisata
terpadu yang menggabungkan unsur alam dan sejarah. Unsur alam
Page | 11
diwakili oleh adanya telaga alami, sedangkan unsur sejarah diwakili oleh
keberadaan candi. Keberadaan kedua unsur tersebut saling melengkapi
dan membuat kawasan wisata ini menarik untuk dikunjungi.
Telaga Rambut Monte memberikan daya tarik tersendiri bagi
wisatawan yang berkunjung. Di balik panoramanya yang indah, telaga
ini juga dihuni spesies ikan langka yang tidak dijumpai di tempat lain.
Ikan tersebut dikeramatkan dan dikenal sebagai Ikan Sengkaring.
₪
Page | 12
CCaannddii SSuummbbeerraagguunnggDimensi : belum diketahuiJarak : 13.6 km dari pusat BlitarJuru pelihara : RohmiatunKoordinat : 8° 3' 4.02" S 112° 16' 19.74" ERute : Blitar – Garum – Talun – Sumberagung (Gandusari)Tiket masuk : -Trayek MPU : -
Candi Sumberagung dikenal juga dengan nama Candi Kali Putih.
Candi ini terletak di aliran Kali Putih, Desa Sumberagung, Kecamatan
Gandusari. Kondisi candi telah runtuh, yang tersisa hanyalah bagian kaki
candi dengan sedikit ragam hias. Sebagian candi juga masih terpendam,
sehingga dimensinya belum bisa diketahui.
Page | 13
Di tengah candi terdapat sumuran berbentuk persegi. Sumuran
memiliki fungsi yang berbeda pada tiap candi. Sumuran bisa berfungsi
sebagai media upacara pembakaran, bisa pula sebagai tempat
peletakan kotak peripih.
₪
Page | 14
KKoommpplleekkCCaannddii GGuunnuunngg GGeeddaanngg
Komplek Candi Gunung Gedang adalah gugusan percandian
yang terletak di kaki Gunung Gedang, Desa Gadungan, Kecamatan
Gandusari. Komplek percandian ini masih sulit untuk dituju karena
berada di dalam hutan. Akses jalan menuju lokasi juga sulit untuk dilalui
karena berupa jalan tanah.
Komplek Candi Gunung Gedang terdiri dari beberapa bangunan
kuno yang tersebar pada area seluas ± 3 ha. Bangunan-bangunan
tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I disebut Candi
Wringin Branjang, sedangkan kelompok II disebut Situs Gadungan.
Page | 15
CCaannddii WWrriinnggiinn BBrraannjjaannggDimensi : 4.00 x 3.00 x 5.00 mJarak : 17.4 km dari pusat BlitarJuru pelihara : SumantriKoordinat : 8° 0' 10.68" S 112° 16' 54.85" ERute : Blitar – Garum – Talun – Gadungan (Gandusari)Tiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Wringin Branjang memiliki bentuk yang tidak lazim.
Tubuhnya berbentuk kubistis dan atapnya berbentuk limas. Bentuk
yang demikian membuat candi ini terlihat seperti rumah modern.
Saat pertama kali ditemukan, candi ini merupakan bangunan
tunggal. Namun setelah ditemukannya struktur lain di sekitar candi,
Page | 16
baru diketahui bahwa Candi Wringin Branjang merupakan bagian dari
komplek percandian. Komplek percandian tersebut menghadap ke
selatan dan berorientasi pada Gunung Kelud di sebelah utara. Candi
Wringin Branjang menempati bagian paling muka sehingga dapat
disimpulkan bahwa candi ini bukanlah candi induk. Struktur bangunan
yang ditengarai sebagai candi induk kini dikenal sebagai Situs
Gadungan, yang berada 200 m di utara Candi Wringin Baranjang.
ϰ
SSiittuuss GGaadduunnggaannDimensi : ◦ Gapura : 1.50 x 2.55 m
◦ Undak : 3.05 x 2.85 x 0.41 (tiga undakan) mJarak : 17.6 km dari pusat Blitar
Page | 17
Juru pelihara : Pujo UtomoKoordinat : 8° 0' 05.90" S 112° 16' 54.85" ERute : Blitar – Garum – Talun – Gadungan (Gandusari)Tiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Situs Gadungan terdiri dari struktur gapura (pure*), struktur
bangunan berundak (sanggar*), struktur pendopo (sepen*), dan
beberapa tinggalan lepas. Struktur bangunan berundak diperkirakan
merupakan bangunan utama, sebab lokasinya berada di teras tertinggi
dan di atasnya terdapat beberapa miniatur candi dan lapik arca.
Bangunan ini tidak memiliki tubuh candi dan terlihat seperti punden
berundak. Bentuk seperti ini lazim dijumpai pada candi-candi era akhir
Majapahit. Biasanya bangunan seperti ini memiliki tiga teras. Memang,
jika dikaitkan dengan Candi Wringin Branjang, didapati bahwa Komplek
Percandian Gunung Gedang memiliki tiga teras. Pada teras pertama
terdapat Candi Wringin Branjang, teras ke dua terdapat struktur gapura,
dan teras ke tiga terdapat struktur bangunan berundak dan pendopo.
Kronogram terkait situs ini dapat dijumpai pada salah satu
miniatur candi. Kronogram tersebut bertarik 1330 Saka atau 1408
Masehi. Kurun waktu tersebut sezaman dengan masa akhir kekuasaan
Majapahit.
*) penyebutan setempat
Page | 18
Latar belakang keagaman
Komplek Candi Gunung Gedang
adalah agama Hindu. Hal ini
didasarkan atas adanya yoni di
antara tinggalan lepasnya. Ada pun
fungsi dari bangunan ini
kemungkinan adalah sebagai karsyan, yakni tempat yang diperuntukan
bagi rsi dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian
dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi.
₪
Page | 19
CCaannddii SSiimmppiinnggDimensi : 6.00 x 7.50 mJarak : 7.6 km dari pusat BlitarJuru pelihara : SusiloKoordinat : 8° 9' 51.49" S 112° 8' 46.14" ERute : Blitar – Kademangan – SumberjatiTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : Blitar – Kademangan – Gawang
Candi Simping secara administratif terletak di Desa Sumberjati,
Kecamatan Kademangan. Lokasinya mudah untuk dijangkau kerena
berada tidak jauh dari jalur wisata Pantai Tambakrejo. Untuk menuju
Page | 20
lokasi sudah tersedia infrastruktur jalan dan rambu penunjuk arah yang
memadai.
Kondisi Candi Simping telah runtuh, namun jika dicermati akan
tampak keindahan yang istimewa pada candi ini. Keistimewaan itu
terlihat pada pahatan reliefnya yang indah dan keberadaan ragam motif
kala yang unik.
Pada bagian tengah candi terdapat sebuah batu persegi yang
bereliefkan kura-kura dililit naga. Relief tersebut kemungkinan
menggambarkan ritual Samodramanthana, di mana kura-kura dililit
Naga Basuki dalam rangka membantu para dewa dan asura untuk
memperoleh tirta amerta.
Page | 21
Candi Simping merupakan salah satu bukti pentingnya kawasan
Blitar bagi raja-raja Majapahit. Candi ini tercatat dalam Kitab Negara
Krtagama sebagai tempat pendarmaan raja pertama Majapahit, dan
pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk. Raja pertama Majapahit, Sri
Kertarajasa Jayawardhana wafat pada tahun Matryaruna 1231 Saka
(1309 M) dan diarcakan sebagai Harihara (perpaduan Siwa-Wisnu). Sri
Kertarajasa merupakan kakek dari Hayam Wuruk, raja terbesar
Majapahit.
₪
Page | 22
KKeekkuunnaaaann JJiimmbbeeJarak : 7.6 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Hadi PurnomoKoordinat : 8° 8' 5.86" S 112° 7' 34.64" ERute : Blitar – Kademangan – JimbeTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : Blitar – Tulungagung
Kekunaan Jimbe secara administratif terletak di Desa Jimbe,
Kecamatan Kademangan. Kekunaan ini cukup terkenal di kalangan
wisatawan yang menggandrungi dunia kejawen. Pada umumnya
wisatawan mengunjungi kekunaan ini untuk melakukan ritual kebatinan
Jawa.
Page | 23
Bangunan utama pada Kekunaan Jimbe merupakan bangunan
baru dengan bentuk rumah modern. Di dalam bangunan tersebut
tersimpan beberapa BCB seperti: potongan arca, batu candi, inskripsi,
lesung, nandi, dan pecahan yoni. Berdasarkan adanya nandi dan yoni,
diperkirakan bahwa latar belakang keagamaan Kekunaan Jimbe adalah
Hindu. Nandi adalah kendaraan Dewa Siwa yang berupa lembu jantan
berwarna putih, sedangkan yoni merupakan penggambaran Dewi
Parwati. Inskripsi terkait situs ini menunjukkan angka tahun 1208 Saka
atau 1286 Masahi. Ditilik dari angka tahun tersebut diketahui bahwa
Kekunaan Jimbe berasal dari era Singosari.
Page | 24
Mitos mengenai Kekunaan Jimbe dapat dijumpai dalam cerita
rakyat Blitar. Mitos tersebut terkait dengan perjalanan Empu Supa di
suatu hutan di Blitar selatan untuk mencari keris raja Majapahit yang
hilang. Dalam pencariannya itu, Empu Supa dihadang oleh Raja Jin
bernama Omyang Jimbe. Pertikaian pun tak terelakkan dan berujung
pada kekalahan Omyang Jimbe. Setelah mengaku kalah, Omyang Jimbe
diperintahkan oleh sang empu untuk mengisi keris yang akan diberikan
kepada raja sebagai pengganti keris yang hilang.
₪
Page | 25
KKeelloommppookk AArrccaa GGaapprraannggJarak : 3.4 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Agus SunariyantoKoordinat : 8° 7' 4.36" S 112° 11' 18.82" ERute : Blitar – GaprangTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : Blitar – Lodoyo
Kelompok Arca Gaprang adalah sebuah situs bersejarah yang
terletak di Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro. Lokasinya cukup
berdekatan dengan SDN Gaprang 2. Di timur SD tersebut terdapat
sebuah perempatan. Situs ini terletak 50 m di selatan perempatan yang
dimaksud.
Page | 26
Seperti namanya, Kelompok Arca Gaprang terdiri dari kumpulan
arca. Arca-arca yang dapat dijumpai antara lain: sebuah dwarapala
(reco pentung), sebuah arca tokoh, dan dua buah arca yang
menggambarkan sosok laki-laki dan wanita. Di antara kesemuanya, arca
laki-laki dan wanita ini lah yang paling fenomenal, sebab dianggap
sebagai perwujudan manusia pertama dalam mitologi kuno.
Selain arca, pada situs ini juga dapat dijumpai beberapa
komponen penyusun candi. Komponen-komponen tersebut terdiri dari
kemuncak, kala, dan makara.
₪
Page | 27
KKoommpplleekk CCaannddii SSaawweennttaarr
Page | 28
KKoommpplleekk CCaannddii SSaawweennttaarrDimensi : 7.00 x 7.00 x 10.56 mJarak : 7.7 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Sugeng AhmadiKoordinat : 8° 5' 56.05" S 112° 14' 6.24" ERute : Blitar – Garum – SPBU Bence – SawentarTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Sawentar secara administratif terletak di Dusun Centong
Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro. Lokasi candi ini agak jauh dari
jalan raya dan tidak dilalui trayek kendaraan umum. Kendaraan umum
terdekat hanya melewati SPBU Bence di ruas jalan raya Blitar – Malang.
Selebihnya, dari SPBU hingga candi belum tersedia kendaraan umum.
Keadaan Candi Sawentar masih utuh dan terawat. Sebagian
atapnya yang runtuh juga telah dipugar. Hanya saja bagian
kemuncaknya belum disusun secara sempurna.
Candi ini sangat minim akan
relief. Relief yang biasanya berada
di dinding selasar digantikan
dengan ragam hias berbentuk belah
ketupat. Sedangkan pada pipi
tangganya hanya dijumpai pahatan
menyerupai sayap burung.
Page | 29
Candi Sawentar telah tertimbun tanah dalam waktu yang cukup
lama dan baru digali kembali pada tahun 1915 sampai 1920. Pada tahun
1999 ditemukan gugusan candi lain di sebelah selatan pasar desa, dekat
Candi Sawentar. Berdasarkan temuan baru tersebut, diketahui bahwa
Candi Sawentar merupakan komplek percandian.
Candi Sawentar dan candi yang baru ditemukan diperkirakan
dibangun pada masa yang berbeda. Pada Candi Sawentar utara
memang tidak ditemukan angka tahun pendirian, namun mitos
setempat mengisahkan bahwa candi tersebut didirikan untuk Raja
Anusapati dari era Kerajaan Singosari. Memang jika ditinjau dari sudut
Page | 30
kebudayaan, bangunan Candi Sawentar utara memperlihatkan
persamaan arsitektur serta ornamentik dengan bangunan candi zaman
Singosari, yaitu dengan Candi Kidal*. Sedangkan candi baru (Candi
Sawentar II / Candi Sawentar Kidul) merupakan kumpulan monumen
perang paregreg pada masa Wikramawardhana di era Kerajaan
Majapahit. Pendirian monumen ini berlangsung pada masa
pemerintahan Suhita, putri Wikramawardhana**. Sebenarnya lintasan
sejarah Candi Sawentar tidak hanya terpaku pada dua peristiwa
tersebut. Di dalam Kitab Negara Krtagama dikisahkan bahwa
rombongan Hayam Wuruk sempat singgah di Sawentar setelah
berkunjung ke Candi Penataran.
₪
*) Bernet Kempers. 1959. Ancient Indonesian Art. Harvard University Press**) TjahjonB.D. 2009. Relief Pada Candi Sawentar Kidul Karya Seni Kriya Abad Ke-15
yang Sarat Makna. hp://www.purbakala.jawatengah.go.id/detail_berita.php?act=view&idku=35
Page | 31
CCaannddii SSeelloottuummppuukkDimensi : 5.00 x 4.00 x 0.75 mJarak : 24.0 km dari pusat BlitarJuru pelihara : SutajiRute : Blitar – Garum – Talun – Wlingi – Kesamben –
PagerwojoTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Selotumpuk adalah reruntuhan bangunan kuno yang
berada di puncak Gunung Batok, Desa Pagerwojo, Kecamatan
Kesamben. Keberadaan sebuah bangunan kuno di puncak gunung
sering diidentifikasikan sebagai bangunan pemujaan kepada dewa.
Page | 32
Dalam mitologi kuno puncak gunung sering dianggap sebagai kediaman
para dewa.
Nama candi ini sesuai dengan kondisinya yang lebih terlihat
seperti tumpukan batu. Selo berarti batu, sehingga Selotumpuk berarti
batu yang ditumpuk. Meskipun telah runtuh, keindahan seni pahat pada
Candi Selotumpuk masih dapat dinikmati, misalnya saja pahatan pada
antefik candi, kala, maupun relief dinding candi. Dari relief yang tersisa,
terlihat adegan dua tokoh yang saling duduk berhadapan.
₪
Page | 33
CCaannddii TTeeppaassDimensi : 11.20 x 11.20 x 4.60 mJarak : 24.6 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Darno S.Rute : Blitar – Garum – Talun – Wlingi – Kesamben –
Pagerwojo – TepasTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Secara administratif Candi Tepas terletak di Desa Tepas,
Kecamatan Kesamben. Kondisi candi ini telah runtuh dan hanya
menyisakan bagian kaki candi. Batu-batu penyusun tubuh candi yang
tidak dapat disusun ditata di sekitar kaki candi. Sebagian besar batuan
penyusunnya telah aus sehingga seakan-akan candi ini tersusun dari
Page | 34
batu yang lonjong. Pada sebagian dinding candi yang masih untuh tidak
dijumpai adanya relief maupun ragam hias apapun.
Candi Tepas mengahadap ke arah barat sebagaimana candi-
candi langgam Jawa Timur pada umumnya. Sekitar 15 meter disekeliling
bangunan terdapat struktur batu bata yang terpendam. Diduga struktur
tersebut merupakan pagar candi.
₪
Page | 35
CCaannddii GGaammbbaarr WWeettaannDimensi : belum diketahuiJarak : 15.6 km dari pusat BlitarJuru pelihara : KasajuliKoordinat : 7° 58' 5.37" S 112° 14' 17.08" ERute : Blitar – Nglegok – Kali Bladak – Perkebunan Gambar –
Candi Gambar WetanTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Gambar Wetan terletak di lereng Gunung Kelud, Desa
Sumberasri, Kecamatan Nglegok. Lokasinya cukup terpencil karena
berada di dalam hutan. Hanya tersedia jalan macadam untuk menuju
lokasi tersebut.
Page | 36
Meski lokasinya cukup terpencil, candi ini tetap menarik untuk
dikunjungi. Selain suasananya yang syarat dengan kekunaan, Candi
Gambar Wetan juga menyuguhkan pemandangan alam yang eksotis.
Dari sekitar lokasi candi, wisatawan dapat menikmati keindahan
pemandangan Kali Bladak yang merupakan kantong lahar Gunung
Kelud. Sembari menikmati pemandangan tersebut, wisatawan juga akan
dimanjakan oleh suasana taman yang asri.
Bangunan Candi Gambar Wetan terletak di atas sebuah bukit.
Untuk menuju ke lokasi bangunan, terdapat struktur tangga yang
tersusun dari batu andesit. Di sekitar struktur tangga terdapat beberapa
Page | 37
arca dwarapala. Arca pertama terletak di kaki tangga, arca kedua di
ujung tangga, dan arca ketiga terpisah agak jauh di selatan tangga.
Kronogram terkait candi ini terdapat di kaki arca dwarapala
kedua. Kronogram tersebut menunjukkan tarik 1360 Saka atau 1438
Masehi. Kronogram tersebut sezaman dengan era Majapahit masa
pemerintahan Suhita.
Candi Gambar Wetan telah runtuh dan tampak disusun
sekedarnya saja. Bentuk keseluruhannya masih belum diketahui secara
pasti. Berdasarkan ekskavasi yang dilakukan pada Mei 2012, berhasil
diketahui adanya struktur bangunan candi yang masih terpendam.
Page | 38
Struktur tersebut kini dikubur kembali untuk menunggu penelitian lebih
lanjut.
₪
Page | 39
KKoommpplleekk CCaannddii PPeennaattaarraannJarak : 10.4 km dari pusat BlitarKoordinat : 8° 0' 58.64" S 112° 12' 32.08" ERute : Blitar – Nglegok – PenataranTiket masuk : Rp. 3.000,-Trayek MPU : Blitar – Penataran
Komplek Candi Penataran terletak di Desa Penataran,
Kecamatan Nglegok. Komplek percandian ini pertama kali dilaporkan
oleh Raffles dalam History of Java di mana disebutkan bahwa pada
tahun 1815 Dr. Horsfield menemukan reruntuhan candi Hindu di
Penataran. Dari sisa-sisa struktur yang ada di komplek candi, diketahui
Page | 40
bahwa komplek ini terdiri dari beberapa bangunan yang pendiriannya
tidak serempak. Pembangunannya bertahap dan dilakukan sejak era
Kadiri hingga Majapahit.
Komplek Candi Penataran berfungsi sebagai tempat pemujaan,
hal ini didasarkan dari isi prasasti Palah yang menyatakan bahwa Raja
Srengga dari Kadiri sering mengadakan pemujaan di candi ini.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh keterangan dari Negara
Krtagama yang menyatakan bahwa bangunan suci Palah merupakan
bangunan Dharma Ipas, yakni bangunan suci para rsi Siwa-Sugata yang
didirikan sebagai tempat pemujaan.
Page | 41
Komplek Candi Penataran adalah komplek percandian terbesar
di Blitar. Komplek ini menempati lahan seluas 180 x 130 m dan terbagi
menjadi tiga halaman. Pada halaman I terdapat enam buah bangunan,
yakni: bale agung, batur pendopo, tiga miniatur candi, dan candi angka
tahun. Pada candi angka tahun terdapat kronogram bertarik 1291 Saka
atau 1369 Masehi. Kronogram ini sezaman dengan era Majapahit masa
pemerintahan Hayam Wuruk. Pada halaman II terdapat bangunan candi
naga. Candi ini berbentuk bujur sangkar dengan relief naga yang melilit
pada bangunan. Pada halaman III dapat dijumpai candi induk berdenah
32.5 x 29.5 x 7.2 m. Di sudut belakang candi tersebut terdapat jalan
setapak menuju ke petirtaan.
Page | 42
Komplek Candi Penataran telah dikelola secara terpadu. Selain
candi sebagai daya tarik utama, obyek ini juga menawarkan berbagai
sarana rekreasi tambahan seperti: waterboom dan Museum Penataran
yang memamerkan koleksi BCB dari antero Blitar.
Pada Komplek Candi Penataran juga sering dilakukan berbagai
atraksi budaya seperti pagelaran Purnama Seruling Penataran dan
prosesi Tumpeng Agung Nusantara. Purnama Seruling Penataran
merupakan pagelaran kesenian yang biasa digelar pada malam
purnama, sedangkan prosesi Tumpeng Agung Nusantara adalah prosesi
Page | 43
pengarakan tumpeng dari Situs Umpak Balekambang menuju Komplek
Candi Penataran.
Perlu diketahui bahwa di sekitar Komplek Candi Penataran
dapat dijumpai situs-situs lain yang kemungkinan masih berkaitan satu
sama lain. Situs-situs tersebut adalah: Candi Pemandian Penataran yang
terletak di timur pintu masuk Kawasan Wisata Penataran; Situs Umpak
Balekambang dan Situs Arca Warak yang terletak di Desa Modangan
(2.km di timur kawasan wisata).
₪
Page | 44
CCaannddii KKaalliicciilliikk
Page | 45
CCaannddii KKaalliicciilliikkDimensi : 6.80 x 6.80 x 8.30 mJarak : 11.5 km dari pusat BlitarJuru pelihara : BasirKoordinat : 7° 59' 53.58" S 112° 8' 25.08" ERute : Blitar – Sanankulon – Srengat – Perempatan Poluhan
– Ponggok – CandirejoTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Kalicilik bukanlah satu-satunya candi bata yang ada di
Blitar, namun setidaknya candi bata ini masih berdiri dengan kokoh.
Bata memang tak sekuat batu andesit, sehingga hanya sedikit candi
bata yang dapat bertahan. Keberadaan candi bata memang selalu
memberikan kekaguman bagi wisatawan, terutama perihal
penyusunannya. Tidak seperti pada candi batu andesit yang disusun
dengan sistem batu kunci, candi bata disusun dengan menggosokkan
bata agar tercipta bubuk bata, bubuk tersebut kemudian diperciki air
agar dapat melekat.
Tidak banyak ragam hias yang tersisa pada Candi Kalicilik.
Atapnya telah runtuh dan kakinya telah dipugar, sehingga ragam hias
yang masih dapat dijumpai hanyalah relief sulur pada tubuh candi.
Ragam hias lainnya adalah kala yang terletak pada ambang pintu dan
relung, serta relief surya pada langit-langit bilik candi.
Page | 46
Candi Kalicilik secara administratif terletak di Desa Candirejo,
Kecamatan Ponggok. Kronogram terkait candi ini dapat dijumpai di atas
ambang pintu. Kronogram tersebut bertarik 1271 Saka atau 1349 M.
Kronogram tersebut sezaman dengan era Majapahit masa
pemerintahan Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwardhani.
₪
Page | 47
CCaannddii SSuummbbeerrnnaannaassDimensi : 7.60 x 7.40 mJarak : 10.5 km dari pusat BlitarJuru pelihara : WakiniKoordinat : 8° 0' 44.47" S 112° 8' 35.73" ERute : Candi Kalicilik – Kantor Desa Candirejo – RejosoTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Candi Sumbernanas pertama kali ditemukan pada tahun 1919,
saat tanah di sekitar candi longsor akibat letusan Gunung Kelud.
Keadaan bangunanya telah runtuh dan berantakan, hanya tersisa
Page | 48
bagian pondasi candi. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menyebut
Candi Sumbernanas dengan sebutan Candi Bubrah (berantakan).
Pada Candi Sumbernanas pernah ditemukan arca Siwa
Mahadewa dan Brahma. Berdasarkan temuan tersebut diduga candi ini
merupakan candi yang bernafaskan agama Hindu.
₪
Page | 49
AArrccaa GGaanneessaa BBoorroo
Page | 50
AArrccaa GGaanneessaa BBoorrooJarak : 5.0 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Robby MarwanayaKoordinat : 8° 8' 20.15" S 112° 8' 46.45" ERute : Blitar – Jl. Cemara – Tuliskriyo – Arca Ganesa Boro
(utara Jembatan Kademangan)Tiket masuk : sukarelaTrayek MPU : Blitar – Kademangan
Arca Ganesa Boro secara administratif terletak di Dusun Boro,
Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sanankulon. Arca ganesa ini cukup unik
karena pada bagian belakangnya terpahat wujud mahakala. Di bagian
bawah arca terpahat kronogram berbunyi hana gana hana bumi.
Kronogram tersebut jika ditulis menggunakan angka arab menjadi 1611.
Namun karena kronogram yang terpahat adalah tahun Saka, maka
harus dibaca dari kanan menjadi 1161 Saka. Berdasarkan kronogram
tersebut diketahui bahwa arca ini berasal dari era Singosari masa
pemerintahan Anusapati.
Ganesa adalah salah satu dewa dalam agama Hindu. Ganesa
selain dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, juga dikenal sebagai
dewa penghalau rintangan, sehingga sering diletakkan pada
perempatan jalan, di tempat-tempat angker, dan di pinggiran sungai.
Oleh karenanya, sangat masuk akal apabila arca ganesa ini diletakkan di
pinggiran Sungai Brantas.
Page | 51
Page | 52
KKeekkuunnaaaann MMlleerriiJarak : 9.7 km dari pusat BlitarJuru pelihara : SunarmiKoordinat : 8° 3' 21.98" S 112° 5' 6.04" ERute : Blitar – Srengat – BagelenTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Kekunaan Mleri terletak di kaki Gunung Pegat, Desa Bagelen,
Kecamatan Srengat. Pada kekunaan ini dapat dijumpai berbagai BCB
bercorak Hindu, seperti : antefik, batu candi, kala, lingga, panil berrelief,
prasasti, swastika, dan yoni. BCB-BCB tersebut ditata sedemikian rupa
sehingga menyerupai komplek pemakaman Islam. Mungkin setelah
Page | 53
pengaruh Hindu-Budha di tanah Jawa memudar, kekunaan ini
mengalami akulturasi dengan kebudayaan Islam.
Kronogram terkait kekunaan ini dapat dijumpai di balik arca
Durga. Kronogram tersebut bertarik 1102 Saka atau 1180 Masehi.
Berdasarkan kronogram tersebut, diketahui bahwa Kekunaan Mleri
telah didirikan sejak era Kerajaan Kadiri masa pemerintahan
Aryyeswara. Aryyeswara memerintah dari tahun 1170 sampai 1180
Masehi dengan lambang atau lancana kerajaan berupa ganesa. Lancana
ganesa Aryyeswara terpahat pada salah satu prasasti di Kekunaan
Mleri.
Page | 54
Mitos setempat menyatakan bahwa Kekunaan Mleri merupakan
tempat pendharmaan Ranggawuni atau Sri Jaya Wisnuwardhana, raja
ke tiga Singosari. Mitos ini berkembang karena adanya kemiripan nama
antara Mleri dengan Waleri. Waleri merupakan tempat pendharmaan
Wisnuwardhana. Di Waleri ia dicandikan sebagai Siwa. Selain di Waleri
ia juga di dharmakan di Jajaghu (sekarang Candi Jago, Malang) sebagai
Budha Amoghapasa.
Tidak jauh dari Kekunaan Mleri, terdapat situs lain yang disebut
sebagai Candi Petapan. Lokasi candi tersebut terletak di salah satu
puncak Gunung Pegat. Candi ini merupakan peninggalan dari seorang
Page | 55
yang dikenal dengan sebutan buyut
di Makudutan. Ia adalah sesepuh
dari desa-desa disekitarnya seperti
Waleri, Pandyasan, Lwapandak,
Padlegan pinggir ing tasik (Desa
Pikatan, Wonodadi), dan Hajiran.
Prasasti yang mengulas mengenai candi ini bertarik 1120 Saka atau
1198 Masehi. Kurun waktu tersebut sezaman dengan berkuasanya Raja
Srengga dari Kerajaan Kadiri. Ada pun mitos yang berkembang, candi ini
dipercaya sebagai tempat pertapaan Dewi Kilisuci, tokoh mitologi yang
identik dengan Sanggramawijaya Tunggadewi putri Airlangga.
₪
Page | 56
CCaannddii BBaacceemmDimensi : ◦ Candi perwara 3.50 x 3.50 x 1.50 m
◦ Candi induk 5.50 x 5.50 x 1.50 mJarak : 13.8 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Sugeng SuryawanKoordinat : 8° 11' 41.63" S 112° 14' 38.71" ERute : Blitar – Sutojayan – Lodoyo – BacemTiket masuk : sukarelaTrayek MPU : -
Secara administratif Candi Bacem terletak di Dusun Cungkup,
Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan. Lokasi candi ini berada di belakang
SDN Bacem 3. Lokasinya cukup terpencil dan berada di antara
rerimbunan bambu.
Page | 57
Candi Bacem terdiri dari sebuah candi induk dan sebuah candi
perwara. Kondisi kedua candi tersebut telah runtuh sehingga hanya
terlihat seperti tumpukan batu bata saja. Di atas reruntuhan candi
dapat dijumpai kemuncak dan sejumlah umpak yang terbuat dari batu
andesit. Secara keseluruhan terdapat 13 umpak di kedua candi
tersebut. Berdasarkan adanya umpak diduga tubuh Candi Bacem
berbentuk balai dengan atap dari genting. Hal tersebut didukung
dengan adanya pecahan genting disekitar candi induk.
₪
Page | 58
CCaannddii SSiirraahh KKeennccoonnggDimensi : 3.00 x 3.00 x 2.15mJarak : 31.6 km dari pusat BlitarJuru pelihara : Hari SucionoKoordinat : 7° 58' 47.94" S 112°25'40.19"ERute : Blitar – Wlingi – Semen – Sirah KencongTiket masuk : -Trayek MPU : -
Candi Sirah Kencong terletak di lereng Gunung Kawi pada
ketinggian 1200 mdpl. Lokasinya berada di area perkebunan Bantaran
PTPN XII, Dusun Sirah Kencong, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi.
Akses menuju lokasi ini masih sulit karena belum tersedia infrastruktur
jalan yang memadai.
Page | 59
Candi Sirah Kencong ditemukan pada tahun 1967 oleh para
pekerja perkebunan. Ketika ditemukan, kondisi fisik candi telah runtuh
dan tidak utuh lagi. Candi ini terdiri dari tiga bangunan yang menghadap
ke arah Barat. Pada masing-masing bangunan dipahatkan relief yang
sangat tipis. Relief bangunan I mengisahkan tentang Bubuksah-
ganggangaking. Relief bangunan II mengisahkan tentang
Samodramanthana. Relief bangunan III mengisahkan Bima yang mencari
Tirthamanthana. Filosofi dari relief-relief tersebut adalah tentang
penyucian diri. Filosofi ini banyak dianut oleh umat Hindu, khususnya
sekte Saiwasiddhanta.
Daya tarik Candi Sirah Kencong tidak
hanya terletak pada bangunannya,
melainkan juga pada lingkungan di
sekitarnya. Candi ini terletak di tengah area
kebun teh. Dari sekitar candi, wisatawan
dapat menikmati indahnya hamparan kebun
teh yang eksotis. Sedikit bergeser ke timur
laut, dapat dijumpai sebuah air terjun. Air
terjun ini di kenal dengan sebutan Air Terjun Wanatirtakencana.
Lokasinya tersembunyi di dalam hutan dengan jalur yang menantang.
₪
Page | 60
SITUS-SITUS MARGINALDI BLITAR
Selain candi-candi yang telah
dipaparkan sebelumnya, Blitar
masih menyimpan begitu banyak
benda cagar budaya. Sayang
keberadaannya banyak yang
termarginalkan
Page | 61
Page | 62
GlosariumAntefikUnsur bangunan yang berfungsi sebagai hiasanbagian luar. Sering ditemukan pada bangunan candidalam bentuk segitiga meruncing.
KalaHiasan berbentuk kepala raksasa dengan ekspresimenakutkan. Hiasan ini pada umumnyaditempatkan di tengah bingkai bagian atas pintumasuk candi.
KemuncakBagian puncak bangunan candi
LinggaSimbol laki-laki
UmpakKomponen penyangga tiang pada bangunan candimaupun pendopo.
YoniSimbol aspek wanita, juga dianggap sebagaipenggambaran Parwati. Pada bagian atas yoniterdapat sebuah lubang berbentuk segi empatuntuk meletakkan lingga. Lubang ini dihubugkanpada sebuah cerat.
Page | 63
Sri Maharaja
Achmad Wahyu Rizky W.
Page | 64
Bathara Panca Prabu
Bathara i Sanankulon (Galy) Bathara i Kanigoro (Meitika)
Bathara i Kademangan (Pristiko)
Bathara i Sananwetan (Riezta) Bathara i Sukorejo (Yulangga)
Kritik dan saran:
: http://www.facebook.com/groups/travellers2009/
: http://travellers2009.wordpress.com/
: 085746142500 (Riezta) atau 085743119984 (Galy)
Page | 65
TTiippss ::Gunakan koordinat yang termuat dalam ebook ini untuk menemukan
lokasi candi-candi di Blitar. Masukkan koordinat pada kotak pencarian
Google Map dan dapatkan detail lokasinya.