E2 Penanggulangan Gizi Buruk

download E2 Penanggulangan Gizi Buruk

If you can't read please download the document

description

Gizibur

Transcript of E2 Penanggulangan Gizi Buruk

3E2- Pencegahan & Penanggulangan Gizi BurukLAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK(PENYULUHAN DAN PEMBERIAN MAKANAN SEHAT)LATAR BELAKANG Gizi buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Diketahui sampai tahun 2012 ini ada sekitar 1 juta anak dari 240 juta penduduk di Indonesia yang mengalami gizi buruk, kebanyakan berada di daerah timur Indonesia seperti di daerah NTT dan Maluku. Salah satu faktor penyebabnya karena letak geografisnya seperti jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan anak mengalami gizi buruk yaitu faktor ekonomi atau factor kesediaan pangan, dalam hal ini berhubungan dengan jual beli seperti tidak tersedianya pangan yang cukup. Faktor perilaku, misalnya di daerah tersebut para penduduk tidak memberikan ASI eksklusif, kurang kesadaran tentang menimbang anak Balita setiap bulan, kebutuhan vitamin yang kurang akibat salah pengolahan bahan baku makanan sehingga vitamin yang terkandung dalam makan menghilang, pangannya tersedia tapi cara pemberian atau pengolahannya tidak benar seperti anak baru 1 bulan sudah diberi pisang. Faktor ketidaktahuan orang tua mengenai pemberian gizi yang baik bagi anak, dan faktor penyakit bawaan pada anak, seperti jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernafasan dan diare. Faktor pendidikan, kurangnya edukasi dimasyarakat. Akibat ketidak tauan tersebut diatas mengakibatkan bermunculan Gizi Buruk yaitu Kwarshiorkor, Marasmus, dan Marasmus-kwarshiokor. Asupan gizi yang cukup seharusnya sudah dilakukan pada masa kehamilan hingga usia balita (periode emas), karena kekurangan gizi bisa mempengaruhi kecerdasan dan pertumbuhan anak. Salah satu solusi jangka panjang yang bisa diberikan adalah masyarakat harus mendapat penyuluhan mengenai pentingnya gizi dan cara mengolah makanan yang benar. Serta edukasi mengenai pemberian ASI eksklusif terhadap anak selama 2 tahun dengan menjelaskan keuntungan dan kerugian tanpa pemberian ASI, menyarankan agar menimbangkan balitanya setiap bulan, menganjurkan makan manakan sayur dan buah agar terpenuhi kebutuhan vitamin secara alami serta pemberian edukasi tentang kebersihan, sanitasi yang baik harus diupayakan sesuai dengan kemampuan ekonomi.PERMASALAHAN DI MASYARAKAT: Pada tahun 2011 atau tahun ini di Makassar ditemukan 75 kasus gizi buruk kategori gizi buruk berat dan gizi buruk ringan. Kasus gizi buruk yang banyak terungkap selama ini adalah kasus gizi buruk berat. Gizi buruk berat harus segera mendapat penanganan medis, sedangkan gizi buruk ringan masih bisa ditangani di rumah penderita. Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya gizi buruk dan faktor tersebut saling berkaitan. Secara langsung, anak kurang mendapat asupan gizi seimbang dalam waktu cukup lama, dan anak menderita penyakit infeksi. sehingga asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat penyakit infeksi tersebut. Secara tidak langsung penyebab terjadinya gizi buruk yaitu tidak cukupnya persediaan pangan di rumah tangga, pola asuh kurang memadai dan sanitasi/kesehatan lingkungan kurang baik serta akses pelayanan kesehatan terbatas. Akar masalah tersebut berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan,tingkat pendapatan dan kemiskinan keluarga.PEMILIHAN INTERVENSI Dalam mengatasi masalah gizi buruk dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan harus dilakukan secara komprehensif serta menyeluruh. Cara dan strategi yang dapat dilakukan berupa dini di posyandu dengan melakukan penimbangan balita serta melalui KMS (Kartu Menuju Sehat) sehingga bisa diketahui grafik pertumbuhannya. Upaya pemulihan gizi dengan mengadakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu terutama dalam memberi asupan gizi kepada anak. MT-P, gizi buruk dengan pemberian makanan bergizi lainnya seperti beras, kacang hijau, telur, vitamin. Jangka pemantauan perkembangan dan perbaikan gizi pasien dilakukan oleh petugas setiap kunjungan bulan berikutnya. PELAKSANAANKunjungan dilakukan terhadap kelurahan yang banyak penduduk memiliki anak Batita dan Balita. Para peserta dikumpulkan di Rumah Kader untuk dilakukan penimbangan secara rutin, pemantauan kartu KMS, pemeriksaan pada peserta yang mengalami sakit, pemberian bubur kacang hijau. EVALUASIBerdasarkan data anak tersebut yaitu umur 26 bulan, BB 7,0 kg, TB 70 cm, maka status gizi anak tersebut tergolong: Gizi Buruk, menurut standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak perempuan umur 0-60 bulan dengan Z-score (-3 SD) yaitu dengan Berat Badan di bawah 8,4 kg.Sangat Pendek, menurut standar Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) anak perempuan umur 24-60 bulan dengan Z-score (-3 SD) yaitu dengan Tinggi Badan di bawah 77,5 cm.Kurus, menurut standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) anak perempuan umur 24-60 bulan dengan Z-score (-3 SD s/d