e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan...

151
i LAPORAN PENELITIAN MODEL PENANGGULANGAN DBD MELALUI PENDEKATAN KELUARGA DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG Lasbudi P. Ambarita (No. Anggota APKESI : 20150110648) Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja RAHASIA

Transcript of e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan...

Page 1: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

i

LAPORAN PENELITIAN

MODEL PENANGGULANGAN DBD MELALUI

PENDEKATAN KELUARGA DI KOTA METRO

PROVINSI LAMPUNG

Lasbudi P. Ambarita

(No. Anggota APKESI : 20150110648)

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Baturaja

RAHASIA

Page 2: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

ii

SK PENELITIAN

Page 3: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

iii

Page 4: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

iv

Page 5: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

v

Page 6: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

vi

SUSUNAN TIM PENELITI

No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan

dalam Tim Uraian Tugas

1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua Pelaksana Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek

penelitian

2 Yulian Taviv, SKM, M.Si. Entomologi dan Parasitologi /

S2

Peneliti Bertanggung jawab terhadap aspek entomologi

penelitian

3 Santoso, SKM, M.Sc. Parasitologi / S2 Peneliti Bertanggung jawab terhadap pengumpulan

data KAP

4 Yahya, SKM, M.Si. Entomologi dan Parasitologi /

S2

Peneliti Bertanggung jawab terhadap kegiatan

pelatihan kader jumantik

5 Anif Budiyanto, SKM, M.Epid. Epidemiologi / S2 Peneliti Bertanggung jawab terhadap aspek promosi

kesehatan dalam penelitian

6 Indah Margarethy, S.Sos., M.Si. Sosiolog / S2 Peneliti Bertanggung jawab terhadap pengumpulan

data kualitatif penelitian

7 Milana Salim, S.Si., M.Sc. Penyakit Tropis / S2 Peneliti Membantu tim entomologi dan pengumpulan

data penelitian

8 Hotnida Sitorus, SKM, M.Sc. Penyakit Tropis / S2 Peneliti Bertanggung jawab terhadap

9 R. Irpan Pahlepi, SKM Entomologi dan Parasitologi /

S2

Peneliti Membantu tim entomologi dan pengumpulan

data penelitian

10 Yanelza Supranelfy, S.Si. Penyakit Tropis / S2 Peneliti Membantu tim KAP dan pengumpulan data

penelitian

11 Rika Mayasari, S.Si. Statistik / S1 Peneliti Bertanggung jawab dalam manajemen dan

analisis data penelitian

12 drh. Nungki Hapsari Dokter Hewan / S1 Peneliti Membantu tim promosi kesehatan dan

pengumpulan data penelitian

Page 7: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

vii

13 drh. I Gede Wempi Permadi Dokter Hewan / S1 Peneliti Membantu tim KAP dan pengumpulan data

penelitian

14 Febriyanto, SKM, M.Biomed. Parasitologi / S2 Peneliti Membantu tim KAP dan pengumpulan data

penelitian

15 Ritawati, S.Si. Geografi / S1 Peneliti Membantu kegiatan manajemen dan analisis

data dan pengumpulan data penelitian

16 Tri Wurisastuti, S.Stat. Statistik / S1 Peneliti Membantu kegiatan manajemen dan analisis

data penelitian

17 Maya Arisanti, SKM Kesehatan Masyarakat / S1 Peneliti Membantu tim promosi kesehatan dan

pengumpulan data penelitian

18 Tanwirotun Ni’mah, S.Si. Biologi / S1 Peneliti Membantu tim entomologi dan pengumpulan

data penelitian

19 Vivin Magdalena, S.Si. Biologi / S1 Peneliti Membantu tim entomologi dan pengumpulan

data penelitian

20 Rizki Nurmaliani, SKM Kesehatan Masyarakat / S1 Peneliti Membantu tim promosi kesehatan dan

pengumpulan data penelitian

21 Marini, S.Si. Biologi / S1 Peneliti Membantu tim entomologi dan pengumpulan

data penelitian

22 Betriyon, SKM Kesehatan Masyarakat / S1 Teknisi Membantu pengumpulan data penelitian

23 Deriansyah Eka Putra, AMKL Analis Kesehatan / D3 Teknisi Membantu pengumpulan data penelitian

24 Desy Asyati, SKM Kesehatan Masyarakat / S1 Teknisi Membantu pengumpulan data penelitian

25 Nur Inzana, SKM Analis Kesehatan / D3 Teknisi Membantu pengumpulan data penelitian

26 Ade Verientic, SKM Analis Kesehatan / D3 Teknisi Membantu pengumpulan data penelitian

27 Rahayu Hasti K, SKM Kesehatan Masyarakat / S1 Teknisi Membantu pengumpulan data penelitian

28 Surakhmi, SKM Kesehatan Masyarakat / S1 Teknisi Membantu pengumpulan data penelitian

Page 8: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

viii

29 Katarina Sri Rahayu SMA Litkayasa Membantu pengumpulan data penelitian

30 Henri Erwadi SMA Litkayasa Membantu pengumpulan data penelitian

31 Zamriyadi SMA Administrasi Mengadministrasi kegiatan penelitian

32 Sutiman SMA Administrasi Mengadministrasi kegiatan penelitian

33 Agus Setiawan SMA Administrasi Mengadministrasi kegiatan penelitian

34 Dian Agustin SMA Administrasi Mengadministrasi kegiatan penelitian

35 Tien Febriyati, SE S1 Administrasi Mengadministrasi kegiatan penelitian

Page 9: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

ix

SURAT PERSETUJUAN ETIK

Page 10: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

x

Page 11: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala berkat dan rahmatNya laporan penelitian dengan judul “Model

Pengendalian Demam Berdarah Dengue Melalui Pendekatan Masyarakat di

Provinsi Lampung” dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun

2018 dengan sumber anggaran dari DIPA Balai Litbangkes Baturaja.

Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa masalah kesehatan

merupakan tanggung jawab pemerintah, termasuk juga masalah penanggulangan

demam berdarah dengue (DBD). Padahal masyarakat memiliki potensi besar

untuk turut berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan diri dan keluarga.

Oleh karena itu pada Laporan Penelitian ini akan dikupas indikator-indikator yang

berkaitan erat dengan faktor potensi masyarakat (rumah tangga), karena masalah

DBD penanganan dan intervensi yang akan dilakukan menggunakan prinsip

pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Masyarakat memiliki kemampuan

untuk mengenal dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi dengan

menggunakan sumberdaya yang dimiliki.

Laporan Akhir Penelitian ini mengupas informasi Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku masyarakat di Kota Metro, Lampung, serta langkah-langkah inovasi

sederhana pengendalian DBD melalui pendekatan keluarga. Dalam penelitian

ini dikenalkan inovasi pengendalian vektor DBD yang dinamakan sticky trap.

Stiky trap merupakan perangkap nyamuk sederhana sehingga diharapkan masing-

masing rumahtangga dapat membuat sendiri tanpa kesukaran sehingga setiap

rumah tangga pada akhirnya dapat berperan aktif menurunkan populasi vektor

yang pada akhirnya akan menurunkan kasus DBD di wilayahnya.

Diharapkan inovasi in dapat digunakan sebagai pilot project /percontohan

keberhasilan pengendalian DBD yang dapat dilakukan di daerah lain yang juga

mempunyai permasalahan yang sama. Peran serta masyarakat dalam upaya

pengendalian vektor ini tentunya perlu didukung dan kerjasama petugas

kesehatan dan jajarannya dalam bentuk monitoring dan evaluasi ataupun

penghargaan.

Akhir kata penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala

Balai Litbangkes Baturaja dan Kepala Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat Badan

Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan atas dukungan yang diberikan mulai

dari perencanaan penelitian hingga terbitnya laporan akhir penelitian ini.

Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan

terima kasih yang sebesar besarnya, kepada :

Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro beserta jajaran yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini, secara khusus ucapan terima kasih kepada Kepala

Seksi Pengendalian Penyakit Bapak Yohanes Jatmiko, SKM dan ibu Nurvita,

AMK yang turut mendampingi selama pengumpulan data di lokasi penelitian.

Page 12: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xii

Ibu Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes. selaku Ketua Panitia Pembina

Ilmiah (PPI) Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat Badan Litbang Kesehatan.

Kepada Dra. Shinta, Msi dan Tin Afifah, SKM, MKM, selaku Pembina

Peneliti Badan Litbangkes Baturaja yang telah memberikan pembinaan

terhadap penelitian ini.

Anggota tim penelitian yang terdiri dari Yulian Taviv, SKM, M.Si., Santoso,

SKM,, M.Sc., Anif Budiyanto, SKM, M.Epid., Hotnida Sitorus, SKM, M.Sc.,

Yahya, SKM, M.Si., Milana Salim, M.Sc., Yanelza Supranelfy, M.Sc., Indah

Margarethy, S.Sos., M.Si., R. Irpan Pahlepi, SKM, Ritawati, S.Si., Deriansyah

Eka Putra, SKM, Betriyon, SKM, drh. Nungki Hapsari, drh. I Gede Wempi

Surya Permadi, Rika Mayasari, S.Si., Tri Wurisastuti, S.Si., Maya Arisanti,

SKM, Tanwirotun Ni’mah, S.Si., Vivin Mahdalena, S.Si., Rizki Nurmaliani,

SKM, Marini, S.Si., Nur Inzana, SKM, Ade Verientic, SKM, Rahayu Komari,

SKM, Surahmi Oktavia, SKM, Katarina Sri Rahayu, Henri Erwadi,

Zamriyadi, Sutiman, Tien Febriyeti, Himawan Sutanto dan Dian Agustin

Verawati atas partisipasi dan kerja keras yang dilakukan selama penelitian

berlangsung.

Rekan-rekan pegawai Balai Litbangkes Baturaja atas segala dukungan yang

diberikan.

Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka yang

ditinjau, penulis menyadari bahwa laporan akhir penelitian ini masih banyak

kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut agar benar benar bermanfaat.

Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar laporan

penelitian ini lebih sempurna serta sebagai masukan bagi penulis untuk penelitian

dan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis

berharap informasi dalam laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua

terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia.

Baturaja, Desember 2018

Penulis

Page 13: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

MODEL PENANGGULANGAN DBD MELALUI PENDEKATAN

KELUARGA DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG

Lasbudi P. Ambarita, Yulian Taviv, Santoso, Anif Budiyanto, Hotnida Sitorus,

Yahya, Milana Salim, Yanelza Supranelfy, Indah Margarethy, R. Irpan Pahlepi,

Ritawati, Deriansyah Eka Putra, Betriyon, Nungki Hapsari, I Gede Wempi Surya

Permadi, Rika Mayasari, Tri Wurisastuti, Maya Arisanti, Tanwirotun Ni’mah,

Vivin Mahdalena, Rizki Nurmaliani, Marini, Nur Inzana, Ade Verientic, Rahayu

Komari, Surahmi Oktavia, Katarina Sri Rahayu, Henri Erwadi, Zamriyadi,

Sutiman, Tien Febriyeti, Himawan Sutanto dan Dian Agustin Verawati

Provinsi Lampung yang terdiri dari 15 kabupaten/kota memiliki angka

kejadian penyakit (incidence rate) tahun 2010-2015 yang fluktuatif (secara

beruntun 22,9; 20,0; 68,4; 58,1; 16,8 dan 36,9 per 100.000 penduduk). Kota Metro

merupakan salah satu endemis di Provinsi Lampung dimana angka incidence rate

5 tahun terakhir 2013-2017 berturut-turut sebesar 283,1, 95,8, 173,4, 145,0 dan

50,9 per 100.000 penduduk sedangkan angka CFR berturut-turut sebesar 1,16%,

2,74%, 0,4%, 0,9% dan 1,2%. Penularan DBD secara epidemiologi terjadi karena

hadirnya faktor-faktor risiko penularan DBD seperti adanya manusia sebagai host,

vektor, agent, maupun lingkungan yang berperan penting bagi kehidupan dan

perkembangbiakan vektor. Tempat penampungan air (TPA) kebutuhan rumah

tangga seperti bak, drum, tempayan, dan gentong merupakan habitat yang sangat

potensial bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembangbiak karena relatif selalu

terisi dengan air, disamping habitat non-TPA juga berkontribusi menjadi habitat

tambahan. Diperlukan penanganan terhadap setiap tempat penampungan air agar

terbebas dari perkembangbiakan vektor DBD.

Pengendalian penyakit DBD melalui kegiatan pengendalian vektor

sepenuhnya tidak akan efektif apabila tidak didukung oleh perilaku masyarakat

untuk menghindarkan tempat-tempat penampungan air menjadi habitat vektor

pradewasa. Dari beberapa studi menunjukkan pengetahuan, sikap dan perilaku

masyarakat memiliki keterkaitan yang erat dengan keberadaan jentik maupun

berhubungan dengan kejadian penyakit DBD. Pengamatan atau surveilens vektor

merupakan bagian dari program pengendalian vektor, seperti pengamatan jentik

berkala baik oleh petugas kesehatan maupun jumantik. Selain melalui pengamatan

langsung, penggunaan alat atau perangkap vector dapat menjadi alternatif untuk

Page 14: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xiv

mengetahui keberadaan vector. Perangkap sticky-trap merupakan perangkap

vector stadium dewasa yang menggunakan perekat sehingga nyamuk yang

hinggap akan menempel dalam perangkap tersebut. Perangkap ini selain dapat

dimanfaatkan sebagai surveilens vector juga dapat dimanfaatkan untuk

mengurangi populasi vektor. Kementerian Kesehatan saat ini tengah menjalankan

program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga. Program ini bertujuan

mendekatkan masyarakat kepada fasilitas kesehatan melalui tenaga kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model penanggulangan DBD melalui

pendekatan keluarga di Kota Metro.

Penelitian ini dilaksanakan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Metro

Pusat yang berlokasi di Kelurahan Hadimulyo Barat dan Imopuro dan Kecamatan

Metro Timur di Kelurahan Iringmulyo dan Yosodadi. Di masing-masing

kelurahan berada di lima RT (rukun tetangga) sehingga total terdapat 20 RT

sebagai lokasi penelitian. Intervensi yang diberikan dalam penelitian ini adalah

promosi kesehatan, pemeriksaan jentik rutin oleh kader jumantik dan pemasangan

perangkap sticky-trap. Variabel yang diamati antara lain pengetahuan, sikap dan

perilaku masyarakat, indeks jentik, kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap

di sticky-trap, serta variabel kualitatif yaitu penerimaan masyarakat terhadap

intervensi yang diberikan, perspektif pengelola DBD dan lintas sektor terhadap

permasalahan DBD di wilayahnya.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada

aspek pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sebelum dan sesudah

intervensi. Indeks jentik juga menunjukkan perbedaan indeks jentik antara

sebelum dan sesudah intervensi antara lain house index 33,2% menjadi 21,6%,

breteau index 84,4 kontainer per 100 rumah menjadi 28,3 kontainer per 100

rumah dan container index 12,5% menjadi 6,7%. Kepadatan nyamuk Aedes yang

terperangkap di sticky-trap menunjukkan pola penurunan dengan rincian

pengamatan I 0,5 nyamuk/perangkap, pengamatan II 0, 47 nyamuk/perangkap,

pengamatan III 0,33 nyamuk/perangkap dan pengamatan IV 0,35

nyamuk/perangkap. Menanggapi pelaksanaan intervensi penelitian, masyarakat

memberikan respons positif dan antusias terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

Perspektif pengelola DBD terhadap permasalahan DBD yaitu Perilaku masyarakat

Page 15: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xv

yang positif adalah kunci keberhasilan penanggulangan DBD dan oleh karenanya

memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan banyak aktor.

Perspektif lintas sektor terhadap permasalahan DBD bahwa penanggulangan

penyakit demam berdarah tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan

namun memerlukan peran multisektor.

Pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi permasalahan DBD menjadi

satu komponen penting dalam program pengendalian DBD yang terintegrasi

dengan metode pengendalian lainnya. Pendekatan kepada masyarakat melalui

pemberdayaan kader jumantik masih penting untuk dilakukan karena penularan

penyakit demam berdarah sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat itu

sendiri. Untuk itu pelaksanaan program 1 rumah 1 jumantik sebagai program baru

pemerintah perlu direncanakan dengan baik. Pada level masyarakat diperlukan

komitmen bersama dari seluruh komponen masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh

agama, PKK, dasawisma, dan masyarakat itu sendiri) agar program 1R1J dapat

berkesinambungan.

Page 16: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xvi

ABSTRAK

Perilaku masyarakat sangat berkaitan erat dengan penularan DBD,

terutama perilaku yang berhubungan dengan berkembangbiaknya vektor DBD

pada tempat-tempat penampungan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dampak pemicuan melalui promosi kesehatan, pemeriksaan jentik oleh kader

jumantik, serta aplikasi perangkap nyamuk (sticky-trap) terhadap kepadatan

vector. Lokasi penelitian adalah Kota Metro Provinsi Lampung, dan berada di 2

kecamatan endemis yang dipilih secara purposif. Pendekatan keluarga dalam

penelitian ini adalah dengan memberdayakan anggota keluarga sebagai jumantik

keluarga dalam melakukan upaya pencegahan penularan DBD. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimental semu. Variabel yang diukur adalah

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat, indeks jentik serta kepadatan

nyamuk Aedes yang terperangkap sebelum dan sesudah intervensi. Hasil

penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada aspek

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sebelum dan sesudah intervensi.

Indeks jentik juga menunjukkan perbedaan indeks jentik antara sebelum dan

sesudah intervensi antara lain house index 33,2% menjadi 21,6%, breteau index

84,4 kontainer per 100 rumah menjadi 28,3 kontainer per 100 rumah dan

container index 12,5% menjadi 6,7%. Kepadatan nyamuk Aedes yang

terperangkap di sticky-trap menunjukkan pola penurunan dengan rincian

pengamatan I 0,5 nyamuk/perangkap, pengamatan II 0, 47 nyamuk/perangkap,

pengamatan III 0,33 nyamuk/perangkap dan pengamatan IV 0,35

nyamuk/perangkap. Masyarakat memberikan respons positif dan antusias terhadap

kegiatan yang dilaksanakan. Perilaku masyarakat yang positif adalah kunci

keberhasilan penanggulangan DBD dan oleh karenanya memerlukan pendekatan

yang komprehensif dan melibatkan banyak aktor. Perspektif lintas sektor terhadap

permasalahan DBD bahwa penanggulangan penyakit demam berdarah tidak dapat

diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan namun memerlukan peran multisektor.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pendekatan keluarga

dalam mencegah perkembangbiakan vektor melalui anggota keluarga dapat

berkontribusi kepada penurunan kepadatan vektor DBD di lingkungan dan

menurunkan risiko penyebaran virus dengue.

Kata kunci : Model, demam berdarah, sticky-trap, Metro

Page 17: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xvii

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ..................................................................................... i

SK PENELITIAN ............................................................................................ ii

SUSUNAN TIM PENELITI ............................................................................ vi

PERSETUJUAN ETIK .................................................................................... ix

PERSETUJUAN ATASAN ............................................................................. x

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................... xiii

ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ............................................................................... 1

1.2. Perumusan masalah ....................................................................... 4

1.3. Tujuan penelitian .......................................................................... 4

1.4. Manfaat penelitian ........................................................................ 5

II. METODE PENELITIAN

2.1. Kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional .................. 6

2.2. Tempat dan waktu penelitian ........................................................ 7

2.3. Jenis penelitian .............................................................................. 8

2.4. Populasi dan sampling .................................................................. 8

2.5. Instrumen pengumpul data ........................................................... 11

2.6. Bahan dan prosedur pengumpulan data ........................................ 12

2.7. Pengolahan dan analisis data ........................................................ 18

III. HASIL .................................................................................................. 20

IV. PEMBAHASAN .................................................................................. 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 67

LAMPIRAN ................................................................................................ 69

Comment [H1]: DO belum muncul apa itu :

1.Pengentahuan

2.sikap 3.perilaku

4.KLB

5.dll..

Page 18: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi operasional variabel penelitian 7

Tabel 2 Populasi penelitian di Kota Metro 9

Tabel 3 Angka incidence rate dan case fatility rate DBD di Kota Metro

tahun 2013-2017

21

Tabel 4 Karakteristik responden KAP saat pra intervensi dan paska

intervensi di Kota Metro

22

Tabel 5 Pengetahuan responden tentang aspek-aspek yang berkaitan

dengan penyakit DBD

24

Tabel 6 Sikap responden tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan

penyakit DBD

26

Tabel 7 Perilaku masyarakat tentang aspek-aspek yang berkaitan

dengan penyakit demam berdarah

28

Tabel 8 Hasil uji bivariat tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku

sebelum dan sesudah intervensi

30

Tabel 9 Karakteristik kader jumantik 30

Tabel 10 Pengetahuan kader jumantik tentang penyakit demam berdarah 31

Tabel 11 Sikap kader jumantik 33

Tabel 12 Perilaku kader jumantik 35

Tabel 13 Nilai Indeks larva di Empat kelurahan sebelum dan sesudah

intervensi

37

Tabel 14 Genus nyamuk yang terperangkap pada sticky-trap

selama empat periode pengamatan

39

Tabel 15 Kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap dalam sticky-trap 40

Page 19: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka konsep penelitian 6

Gambar 2 Alur kegiatan penelitian 18

Gambar 3 Peta Kota Metro 21

Gambar 4 Fluktuasi kepadatan nyamuk Aedes yang tertangkap per sticky-

trap

41

Page 20: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Maret 2016

menyebutkan bahwa telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah

dengue (DBD) di 11 provinsi. Total kasus DBD yang terjadi di Indonesia dalam

kurun waktu 1 bulan (Januari – Februari) sebanyak 608 kasus dengan 34

kematian. Secara nasional pada bulan tersebut terdapat 8.487 penderita dengan

jumlah kematian 108 orang.1 Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit DBD

masih merupakan ancaman nyata bagi masyarakat.

Provinsi Lampung yang terdiri dari 15 kabupaten/kota memiliki angka

kejadian penyakit (incidence rate) tahun 2010-2015 yang fluktuatif (secara

beruntun 22,9; 20,0; 68,4; 58,1; 16,8 dan 36,9 per 100.000 penduduk). Angka

bebas jentik pada tahun 2015 di Provinsi lampung kurang dari 95%.2 Kota Metro

merupakan salah satu endemis di Provinsi Lampung dimana angka incidence rate

tahun 2012-2014 berturut-turut sebesar 268,09; 283,12 dan 95,78, sedangkan

angka CFR berturut-turut sebesar 1,03%; 1,16% dan 2,74%.3

Penularan DBD secara epidemiologi terjadi karena hadirnya faktor-faktor

risiko penularan DBD seperti adanya manusia sebagai host, vektor, agent,

maupun lingkungan yang berperan penting bagi kehidupan dan

perkembangbiakan vektor. Aedes aegypti sebagai vektor utama penularan DBD

memiliki habitat yang sangat dekat atau dapat dikatakan tanpa batas dengan

manusia. Tempat penampungan air (TPA) sebagai kebutuhan rumah tangga misal;

bak, drum, tempayan, dan gentong dapat berfungsi sebagai habitat

perkembangbiakan yang potensial bagi nyamuk Aedes aegypti karena relatif selalu

terisi air. Disamping habitat TPA ada pula habitat non TPA yang berkontribusi

menjadi habitat tambahan. Diperlukan penanganan terhadap setiap tempat

penampungan air agar tidak berfungsi sebagai penyedia tempat

perkembangbiakan vektor DBD. Hasil penelitian di Sumatera Selatan4,

Banjarmasin5 dan Kupang

6 menunjukkan bahwa TPA utama seringkali justru

berfungsi sebagai habitat perkembangbiakan utama bagi vector DBD.

Page 21: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

2

Peringatan hari kesehatan sedunia (world health day) tahun 2014 memiliki

tema tentang mencegah penyakit tular-vektor dengan slogan gigitan kecil,

ancamannya besar (“small bite, big threat”). Badan Kesehatan Dunia (WHO)

memberi tema ini berdasarkan masih tingginya morbiditas dan mortalitas penyakit

tular vektor antara lain malaria, DBD, leishmaniasis dan lain sebagainya yang

diakibatkan oleh vektor penyebab penyakit antara lain nyamuk, lalat, kutu dan

serangga lainnya. Menurut WHO saat ini terdapat 40% populasi penduduk di

dunia yang berisiko tertular virus dengue, dan diperkirakan terdapat 1,3 juta kasus

baru leishmaniasis setiap tahunnya.7

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki Program Indonesia

Sehat yang tertuang dalam Nawa Cita agenda ke-5 yaitu meningkatkan kualitas

hidup manusia Indonesia.Program ini direncanakan melalui Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, dan menjadi program utama

pembangunan kesehatan.Indonesia memiliki tujuan pembangunan kesehatan yaitu

meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

terwujud.Sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan, maka Program

Indonesia Sehat dijalankan melalui pendekatan keluarga sebagai unit terkecil dari

masyarakat. Apabila keluarga menjadi sadar, mau dan mampu hidup sehat maka

akan menciptakan masyarakat yang sehat pula.8

Pengendalian penyakit DBD melalui kegiatan pengendalian vektor

sepenuhnya tidak akan efektif apabila tidak didukung oleh perilaku masyarakat

untuk menghindarkan tempat-tempat penampungan air menjadi habitat vektor

pradewasa. Dari beberapa studi menunjukkan pengetahuan, sikap dan perilaku

masyarakat memiliki keterkaitan yang erat dengan keberadaan jentik9 maupun

berhubungan dengan kejadian penyakit DBD.10

Dengan memiliki pengetahuan

yang benar tentang penularan DBD, masyarakat diharapkan memiliki sikap yang

positif terhadap penanggulangan DBD dan diterapkan melalui perilaku hidup

bersih, sehat dan terbebas dari keberadaan jentik di lingkungannya. Di Vietnam

sebagai Negara endemis DBD, kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat

tentang DBD cukup gencar dilakukan melalui IEC (information, education,

Page 22: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

3

communication) dan berdampak kepada meningkatnya pengetahuan dan sikap

masyarakat, namun tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan perilaku.11

Kegiatan utama dalam program pengendalian vektor DBD adalah menekan

populasi vector terutama pada saat meningkatnya kasus penyakit. Pengamatan

atau surveilens vector merupakan bagian dari program pengendalian vector,

seperti pengamatan jentik berkala baik oleh petugas kesehatan maupun jumantik.

Selain melalui pengamatan langsung, penggunaan alat atau perangkap vector

dapat menjadi alternatif untuk mengetahui keberadaan vector. Perangkap sticky-

trap merupakan perangkap vektor stadium dewasa yang menggunakan perekat

sehingga nyamuk yang hinggap akan menempel dalam perangkap tersebut.

Perangkap ini selain dapat dimanfaatkan sebagai surveilens vector12,13,14

juga

dapat dimanfaatkan untuk mengurangi populasi vector.15,16

Gerakan tiga M (menguras, menutup dan menimbun) telah cukup lama

menjadi slogan bagi upaya untuk mencegah perkembangbiakan vector DBD

dimana saat ini telah berubah menjadi tiga M plus. Masyarakat diharapkan

berperan aktif pada level keluarga, dimana kebiasaan tiga M plus ini dapat

menjadi gaya hidup sehat seluruh anggota keluarga. Namun pada kenyataannya

keberadaan maupun kepadatan vektor pra dewasa (jentik) di masyarakat belum

mencapai taraf yang diinginkan Kementerian Kesehatan yaitu ABJ belum

mencapai 95%. Kondisi ini diperlihatkan dari beberapa hasil penelitian10,17,4,18

Kementerian Kesehatan saat ini tengah menjalankan program Indonesia

Sehat melalui pendekatan keluarga. Program ini bertujuan mendekatkan

masyarakat kepada fasilitas kesehatan melalui tenaga kesehatan. Melalui program

ini diharapkan terciptanya paradigma sehat di tengah-tengah masyarakat dan

sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan yaitu menciptakan masyarakat

yang sadar, mau dan mampu hidup sehat secara mandiri. Kesadaran untuk

melaksanakan upaya tiga M perlu senantiasa digalakkan terkait dengan realita

keberadaan jentik vector di pemukiman. Melalui peningkatan kesadaran melalui

penyuluhan yang efektif serta pemanfaatan perangkap sticky-trap sebagai

perangkap nyamuk di masyarakat khususnya di level keluarga diharapkan menjadi

pemicu terjadinya perubahan paradigma sehat khususnya dalam pencegahan

berkembangbiaknya nyamuk penular DBD. Berdasarkan latar belakang tersebut,

Page 23: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

4

maka penelitian ini ingin membuat model pengendalian DBD melalui pendekatan

keluarga.

1.2. Perumusan masalah

Jumlah kejadian DBD di Indonesia masih tergolong tinggi dan setiap tahun

selalu dijumpai kasus kematian. Berbagai metode pengendalian DBD telah

banyak dilaksanakan oleh pengelola program namun pada kenyataannya jumlah

kasus DBD belum dapat ditekan dengan maksimal. Upaya untuk menekan jumlah

kasus DBD sangat memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Keluarga

sebagai komponen masyarakat, perlu memahami, menyadari dan melaksanakan

gerakan yang senantiasa disosialisasikan oleh pemerintah yaitu gerakan tiga M.

Pada kenyataannya masyarakat pada level keluarga belum memahami penularan

DBD dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jikalau pun paham tapi tidak

diwujudnyatakan dalam bentuk perilaku hidup agar terbebas dari penularan DBD.

Kunci penting dalam mengendalikan penyakit demam berdarah dengue adalah

keterlibatan aktif masyarakat sampai tingkat keluarga untuk berperilaku positif

mencegah penularan DBD melalui pelaksanaan kegiatan tiga M. Perilaku positif

didasari oleh kemauan yang kuat untuk terhindar dari penularan penyakit, dan

kemauan timbul dari kesadaran yang terpicu dari pengetahuan yang diterima.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Diperolehnya model penanggulangan DBD melalui pendekatan keluarga di Kota

Metro Provinsi Lampung

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Menilai perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum dan sesudah

penyuluhan serta aplikasi perangkap sticky-trap diberikan.

b. Menilai indeks jentik sebelum dan sesudah penyuluhan serta aplikasi sticky-

trap diberikan?

c. Menilai kepadatan nyamuk yang tertangkap pada perangkap sticky-trap

setelah penyuluhan diberikan?

Page 24: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

5

d. Mengetahui penerimaan masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan yang

disertai aplikasi perangkap sticky-trap?

e. Mengetahui perspektif pengelola program DBD terhadap kejadian DBD dan

aspek pencegahannya?

f. Mengetahui perspektif lintas sektor terhadap permasalahan DBD di

wilayahnya?

1.4. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Mendapatkan informasi dan wawasan mengenai model pemberdayaan

masyarakat dalam pengendalian DBD.

Dapat menjadi model atau metode alternatif bagi pengelola program

pengendalian DBD dan terintegrasi dengan metode pengendalian lainnya

Masyarakat atau keluarga di lokasi penelitian menjadi paham, sadar dan

mampu melaksanakan upaya preventif secara mandiri agar terhindar dari

penularan DBD

Page 25: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

6

BAB II

METODE

2.1. Kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional

2.1.1. Kerangka konsep

Gambar 1

Kerangka konsep penelitian

Keluarga merupakan komponen terkecil dari masyarakat. Pada level

keluarga ini peranannya begitu vital dalam mendukung terciptanya kesehatan

masyarakat. Terjadinya penularan DBD dipengaruhi oleh beberapa faktor dan

salah satunya adalah keberadaan jentik di tempat penampungan air rumah tangga.

Melalui penyuluhan diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang benar

kepada masyarakat, menimbulkan kesadaran untuk hidup sehat dan terbebas dari

gigitan nyamuk vektor, serta terciptanya perubahan perilaku ke arah yang positif.

Melalui penyuluhan terhadap anggota keluarga diharapkan mereka menjadi agent

of change bagi keluarganya sehingga informasi DBD dan faktor-faktor penularnya

dapat dipahami dan diterapkan oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu

pengenalan masalah atau factor risiko penularan DBD di wilayahnya diharapkan

dapat memicu terjadinya perubahan kesadaran dan perilaku hidup bersih bebas

dari keberadaan vector DBD. Penggunaan perangkap sticky-trap diharapkan dapat

semakin menanamkan pemahaman mengenai upaya pencegahan DBD yang

diperoleh saat penyuluhan dan memicu terjadinya perubahan pengetahuan, sikap

Pengetahuan

Sikap

Perilaku

Pengetahuan

Sikap

Perilaku

Indeks Jentik : House index

Breteau index

Container index

Indeks Jentik : House index

Breteau index

Container index

Promosi kesehatan

Kunjungan kader

Aplikasi

Perangkap

Sticky-Trap

Penerimaan

masyarakat

Perspektif nakes

& lintas sektor

Page 26: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

7

dan perilaku tentang pencegahan DBD dan berdampak kepada penurunan

kepadatan vector DBD.

2.1.2. Hipotesis

Hipotesis yang diambil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan rerata

tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku antara sebelum dan sesudah intervensi

diberikan.

2.1.3. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang diamati (bebas dan terikat) ditampilkan

pada Tabel 1.

Tabel 1

Definisi operasional variabel penelitian

Variabel Uraian Metode

pengukuran

Skala

ukur

Pengetahuan

Sikap

Perilaku

House index

Breteau index

Container

index

House pupae

index

Container

pupae index

Pupa per orang

Segala sesuatu yang diketahui responden

tentang aspek penularan dan pencegahan

penyakit DBD

Tanggapan responden mengenai

penanggulangan DBD

Kebiasaan responden yang berkaitan dengan

penularan DBD dan tindakan pencegahannya

Jumlah rumah yang ditemukan jentik dibagi

seluruh rumah yang diperiksa dikalikan seratus

persen

Jumlah container ditemukan jentik dibagi

jumlah seluruh rumah yang diperiksa dikalikan

seratus.

Jumlah container ditemukan jentik dibagi

jumlah seluruh container (mengandung air)

yang diperiksa.

Jumlah rumah ditemukan pupa dibagi jumlah

seluruh rumah yang diperiksa dikalikan seratus

persen.

Jumlah kontainer ditemukan pupa dibagi

jumlah seluruh kontainer yang diperiksa

dikalikan seratus persen.

Jumlah pupa yang ditemukan (ekor) dibagi

jumlah seluruh anggota rumah tangga dari

seluruh rumah/bangunan yang diperiksa

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Survei jentik

Survei jentik

Survei jentik

Survei jentik

Survei jentik

Survei jentik

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

2.2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Metro Provinsi Lampung, tepatnya di

Kecamatan Metro Pusat dan Metro Timur. Di Kecamatan Metro Pusat, lokasi

Page 27: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

8

penelitian berada di Kelurahan Imopuro dan Hadimulyo Barat, sedangkan di

Kecamatan Metro Timur dilaksanakan di Kelurahan Iring Mulyo dan Yosodadi.

Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Maret hingga Nopember 2018.

2.3. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah eksperimental semu dengan desain sebelum dan sesudah

(before and after) intervensi tanpa kelompok pembanding (kontrol).

Kelompok eksperimen : O1 X1 O2

Keterangan :

O1 : Pre test sebelum dilakukan intervensi penyuluhan untuk

mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat serta

indeks jentik

O2 : Post test untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku

masyarakat serta indeks jentik

X1 : Intervensi melalui kegiatan penyuluhan (informasi, edukasi dan

komunikasi) dan aplikasi sticky-trap

2.4. Populasi dan Sampel

2.4.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah masyarakat di Kota Metro Provinsi

Lampung, yang terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Metro Pusat dan

Metro Timur. Di Kecamatan Metro Pusat berada di Kelurahan Hadimulyo Barat

dan Imopuro, sedangkan di Kecamatan Metro Timur berada di Kelurahan Iring

Mulyo dan Yosodadi. Di masing-masing kelurahan populasi penelitian berada di

5 RW dan di masing-masing RW berada di 1 RT dengan rincian lokasi sebagai

berikut :

Page 28: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

9

Tabel 2

Populasi penelitian di Kota Metro

No. Kecamatan Kelurahan RW RT

1. Metro Pusat

Imopuro

02 12

06 32

05 27

01 04

04 22

Hadimulyo Barat

06 27A

08 32

09 35B

09 23

03 12

2. Metro Timur

Iring Mulyo

13 28

12 26

01 01

04 08

08 17

Yosodadi

04 09

09 23

05 12

03 02

01 03

2.4.2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kader jumantik, berusia lebih atau sama dengan 20 tahun, sehat jasmani dan

rohani, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Jumantik keluarga adalah satu orang anggota rumah tangga yang sehat

jasmani dan rohani dan ditunjuk sebagai jumantik bagi keluarga atau tempat

tinggalnya.

Responden penelitian adalah jumantik keluarga atau anggota rumah tangga

lainnya yang sehat secara jasmani dan rohani, dapat berkomunikasi dengan

baik dan berumur ≥ 17 tahun.

Sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini adalah :

Kader jumantik, jumantik keluarga dan responden penelitian menolak untuk

dilibatkan dalam penelitian, dalam kondisi sakit ataupun tinggal kurang dari 3

bulan

Page 29: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

10

2.4.3. Besar Sampel

Penentuan besar sampel dihitung menggunakan rumus sample size WHO

(hypothesis test for two population proportion) sebagai berikut :

Zα : derajat kemaknaan 95%

Zβ : power test 95%

p1 : antisipasi proporsi populasi 1 (0,5)

p2 : antisipasi proporsi populasi 2 (0,05)

Sampel penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang terdapat pada

seluruh RT yang diteliti. Dengan prediksi 50-60 rumah tangga per RT dari 20 RT

yang menjadi lokasi penelitian maka, total rumah tangga atau responden yang

akan diwawancarai berjumlah 1.000 hingga 1.200 rumah tangga.

2.4.4. Cara Pemilihan Sampel

- Lokasi penelitian merupakan dua kecamatan endemis DBD yang ditentukan

berdasarkan data kasus/kejadian DBD yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan

Kota Metro atau berdasarkan pertimbangan setelah berdiskusi dengan

pengelola program pengendalian DBD Dinas Kesehatan Kota Metro. Pada

setiap kecamatan dipilih dua kelurahan endemis DBD berdasarkan riwayat

kejadian DBD dan selanjutnya pada masing-masing kelurahan ditentukan 5

RW (rukun warga) dimana dari masing-masing RW ditetapkan 1 RT (rukun

tetangga) sebagai lokasi pengumpulan data.

- Pada setiap rumah tangga di masing-masing RT ditentukan satu orang

jumantik keluarga yang ditentukan oleh kepala keluarga.

- Untuk mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku responden masyarakat

(jumantik keluarga) pada setiap rumah tangga dilakukan pada seluruh populasi

di lokasi penelitian (20 RT).

Page 30: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

11

- Sampel kader jumantik dipilih berdasarkan prinsip dasawisma, dimana 1

orang kader akan memantau 10 - 15 bangunan/rumah. Kader jumantik

merupakan perekrutan baru saat penelitian ataupun memanfaatkan kader

jumantik yang sudah ada di daerah penelitian

2.5. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner, materi penyuluhan, alat survey

jentik, formulir pemeriksaan jentik, formulir indepth interview, formulir diskusi

kelompok terarah (DKT) serta sticky-trap.

Cara pengumpulan data :

- Data primer

Pengumpulan data dilakukan 2 tahap yaitu sebelum intervensi dan setelah

intervensi. Kegiatan yang dilakukan sebelum intervensi dilakukan terdiri dari dua

tahapan yaitu pertama kali dilakukan pendataan jumantik keluarga dari setiap

rumah tangga yang berada di lokasi penelitian, dan kegiatan yang kedua adalah

melakukan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur tentang karakteristik

responden, pengetahuan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan penularan

DBD. Setelah wawancara dilakukan, dilanjutkan dengan pemeriksaan kontainer

yang menampung air (TPA dan non-TPA) baik di dalam maupun luar rumah dan

hasil pemeriksaan ditulis pada formulir pemeriksaan jentik.

Kegiatan intervensi penelitian yaitu promosi kesehatan dalam bentuk

pensyuluhan. Yang menjadi sasaran penyuluhan adalah jumantik keluarga yang

sudah ditentukan atau ditunjuk oleh masing-masing rumah tangga. Penyuluhan

yang diberikan dalam bentuk distribusi informasi, edukasi dan komunikasi.

Metode penyuluhan yaitu ceramah (1 arah), diskusi (2 arah) dan demo pengenalan

vector DBD (telur, larva, pupa dan dewasa) dan demo pembuatan sticky-trap dari

bahan-bahan bekas atau yang mudah didapat yang disertai dengan praktek

pembuatan secara mandiri oleh peserta penyuluhan. Kegiatan intervensi

berikutnya adalah penempatan sticky-trap pada setiap rumah tangga di lokasi

penelitian.

Setelah penyuluhan dan penempatan sticky-trap dilaksanakan, dilakukan

monitoring terhadap keberadaan dan kepadatan jentik di lokasi penelitian selama

kurun waktu 4 bulan. Pengamatan keberadaan jentik pada tempat-tempat yang

Page 31: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

12

menampung air dilakukan secara rutin setiap 2 minggu begitu juga terhadap

sticky-trap dimana bagian perekat dalam sticky-trap diambil dan diganti dengan

perekat yang baru. Di akhir penelitian (paska intervensi) dilakukan kembali

wawancara mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku responden termasuk

pemeriksaan jentik, serta pengumpulan data kualitatif melalui indepth interview

dan focus group discussion.

- Data sekunder

Data sekunder berupa data kasus DBD diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kota Metro termasuk data demografi penduduk di lokasi penelitian.

2.6. Bahan dan Prosedur Pengumpulan Data

2.6.1. Bahan

Kuesioner, materi penyuluhan, alat survey jentik, formulir pemeriksaan

jentik, formulir/panduan indepth interview, formulir/panduan diskusi kelompok

terarah serta bahan-bahan keperluan pembuatan ovitrap.

2.6.2. Prosedur kerja

2.6.2.1. Tahap persiapan

Terdiri dari penyempurnaan protokol dan pengesahannya oleh PPI Pusat Upaya

Kesehatan Masyarakat, pengurusan etik penelitian, pengadaan alat dan bahan

penelitian.

2.6.2.2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

Survei Pendahuluan dan Perizinan

Persiapan penelitian

Pengumpulan data penelitian

Pengolahan data, analisis data dan pembuatan laporan

2.6.2.2.1. Survei Pendahuluan dan Perizinan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam survei pendahuluan adalah sebagai

berikut :

Page 32: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

13

1. Pengurusan perijinan ke Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Badan

Kesbangpol Provinsi Lampung.

2. Pengurusan perijinan ke Dinas Kesehatan Kota Metro dan Badan Kesbangpol

Kota Metro.

3. Pengumpulan data kasus DBD dan data kegiatan jumantik di dinas kesehatan

Kota Metro

4. Identifikasi media penyuluhan yang ideal untuk mendukung penyampaian

pesan penyuluhan.

5. Mengumpulkan data rumah tangga dari kelurahan atau Rukun Tetangga yang

akan dimanfaatkan untuk menentukan sampel secara acak.

6. Mengidentifikasi kader jumantik yang ada di masing-masing daerah.

Mengumpulkan nama kader jumantik yang aktif untuk dilibatkan dalam

penelitian

7. Uji coba kuesioner

2.6.2.2.2. Persiapan penelitian

1. Penentuan daerah intervensi

Ditentukan dua kecamatan endemis dan selanjutnya pada masing-masing

kecamatan ditentukan dua kelurahan endemis. Selanjutnya dari masing-masing

kelurahan ditentukan lima RW, dimana dari masing-masing RW ditentukan satu

RT sebagai lokasi penelitian.

2. Pembentukan tim pelatih kader jumantik dan tim penyuluh masyarakat

Tim pelatih jumantik merupakan merupakan anggota dari tim penelitian

(peneliti) yang telah diberikan pembekalan sehingga memiliki kesamaan persepsi

diantara anggota pelatih. Penyuluh kesehatan kepada masyarakat merupakan

kader jumantik yang dilatih oleh tim pelatih jumantik. Satu orang kader jumantik

akan memberikan penyuluhan kepada 10-15 orang jumantik keluarga yang

menjadi tanggung jawab pengawasan jumantik. Penyuluhan dengan cara ceramah

dan diskusi menggunakan modul (tentang pencegahan DBD) yang dibagikan

kepada seluruh peserta penyuluhan. Selain modul, peserta penyuluhan juga akan

diberikan kalender (tahun berjalan) yang bertemakan tentang upaya pencegahan

Page 33: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

14

penularan demam berdarah (kegiatan tiga M plus). Kalender ini bertujuan sebagai

media promosi kesehatan bagi anggota keluarga lainnya.

3. Pendataan jumantik keluarga

Jumantik keluarga merupakan satu orang yang ditunjuk oleh kepala

keluarga yang nantinya akan diberikan penyuluhan dan pelatihan pembuatan

sticky-trap. Setelah dilatih diharapkan jumantik keluarga berperan sebagai

jumantik yaitu melaksanakan kegiatan pengamatan tempat-tempat yang

menampung air dan mengajak anggota keluarga lain untuk melaksanakan kegiatan

tiga M.

4. Pembuatan media/materi penyuluhan dan pelatihan

Tahapan berikutnya adalah membuat media atau bahan yang akan

dipergunakan dalam kegiatan pelatihan jumantik maupun penyuluhan kepada

masyarakat. Media penyuluhan dirancang sesuai dengan kebutuhan, setelah

memperoleh gambaran di lapangan pada saat survei pendahuluan. Salah satu

pertimbangan yang diambil saat pembuatan media penyuluhan adalah penggunaan

bahasa pada media tersebut. Apabila struktur masyarakat di tempat penelitian

homogen, penggunaan bahasa lokal (setempat) memiliki keuntungan, dimana

informasi promosi kesehatan dapat lebih mengena pada masyarakat, namun jika

komponen masyarakat lebih heterogen maka penggunaan bahasa yang lebih

umum yaitu bahasa nasional yang akan digunakan.

Demikan halnya dengan kegiatan pelatihan kader jumantik. Materi

pelatihan yang disampaikan adalah aspek-aspek yang terkait penyakit demam

berdarah dengue seperti tindakan pencegahan, pencarian pengobatan, penularan

dan lain sebagainya. Selain itu juga pada saat pelatihan kader, tim peneliti akan

menampilkan spesimen larva/pupa dan nyamuk Ae. aegypti hidup serta stadium

telur.

5. Pelatihan tenaga surveyer dan pewawancara

Agar kualitas data yang akan dikumpulkan maksimal maka sebelum

kegiatan pengumpulan data dimulai maka dilakukan terlebih dahulu pelatihan

tenaga pengumpul data. Fokus pelatihan adalah kegiatan survei jentik/larva pada

berbagai kemungkinan habitat perkembangbiakan serta teknik mewawancarai

responden dengan baik, benar dan tidak melanggar etika penelitian.

Page 34: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

15

2.6.2.2.3. Pengumpulan data penelitian

1. Pengukuran PSP kader (pengetahuan, sikap dan perilaku) Pra-Intervensi

Kegiatan pengukuran PSP kader jumantik dilakukan saat pra-intervensi

kepada kader jumantik yang terpilih dengan metode wawancara menggunakan

kuesioner terstruktur. Wawancara juga dilakukan kepada responden rumah tangga

dalam hal ini adalah jumantik keluarga.

2. Pelatihan kader jumantik

Pelatihan kader jumantik menggunakan metode ceramah dan diskusi.

Media yang digunakan untuk menyampaikan materi adalah modul pelatihan,

media presentasi (menggunakan proyektor) serta praktek/demontrasi

pengumpulan jentik. Tujuan pelatihan ini adalah agar kader jumantik dapat

memantau keberadaan jentik di rumah-rumah penduduk khususnya di rumah

tangga yang menjadi tanggung jawab pengawasan jumantik. Disamping itu, kader

jumantik diharapkan dapat sebagai penyampai pesan penyuluhan kepada

masyarakat di lingkungannya baik pada saat pengamatan jentik dilakukan maupun

dalam kehidupan kesehariannya.

3. Promosi kesehatan

Penyuluhan terhadap jumantik keluarga dilakukan oleh kader jumantik

dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di awal kegiatan dan di tengah-tengah

pelaksanaan pengamatan jentik oleh jumantik. Kegiatan penyuluhan yang kedua

selain bertujuan untuk menyegarkan kembali pengetahuan jumantik keluarga, juga

sebagai bentuk evaluasi oleh kader jumantik terhadap hasil pengamatan jentik

yang sudah dilakukan sebelumnya. Harapan dari evaluasi ini adalah menggugah

kesadaran jumantik keluarga untuk semakin kuat membangun kesadaran anggota

keluarga lainnya untuk mau berpatisipasi aktif melakukan kegiatan tiga M.

4. Survei larva/pupa dan wawancara masyarakat Pra-intervensi

Kegiatan survei larva dan wawancara pra-intervensi bertujuan untuk

mengetahui indeks larva sebelum kegiatan intervensi dilakukan di semua lokasi

penelitian Sebelum survei dimulai, terlebih dahulu dilakukan pemilihan acak

sederhana (simple random sampling) responden berdasarkan daftar nama

Page 35: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

16

masyarakat yang diperoleh dari ketua RT di lokasi penelitian. Yang menjadi

responden adalah jumantik keluarga yang sebelumnya telah ditetapkan oleh

masing-masing rumah tangga.

Survei larva dilakukan menggunakan metode single larva dan mengacu

kepada pedoman survei entomologi DBD. Pada setiap kontainer yang ditemukan

jentik, maka maksimum 5 jentik untuk setiap kontainer positif akan diambil

dengan cidukan (gayung plastik) atau menggunakan pipet panjang jentik sebagai

sampel, untuk pemeriksaan spesies jentik (identifikasi). Jentik yang diambil

ditempatkan dalam botol kecil/botol vial dan diberi label sesuai dengan nomor tim

survei, nomor lembaran formulir berdasarkan nomor rumah yang disurvei dan

nomor kontainer dalam formulir. Pemeriksaan adanya kontainer pada setiap

rumah dimulai dari beranda/halaman depan apakah ada pot bunga, pot tanaman

air, tatakan pot yang berair, tempat minum burung, dilanjutkan ke ruang tamu,

ruang tengah, dapur, kamar mandi dan WC. Pemeriksaan adanya kontainer

dilanjutkan ke luar rumah untuk memeriksa apakah ada tempat minum ternak

yang ada jentiknya serta kontainer alamiah (pelepah daun, lubang pohon, pangkal

bambu, dan lain-lain).

Larva atau pupa yang berhasil diperoleh di lapangan selanjutnya dibawa

ke laboratorium untuk diidentifikasi spesiesnya. Larva/pupa yang akan

diidentifikasi terlebih dahulu direndam dalam larutan alkohol 70%. Pedoman

identifikasi larva menggunakan kunci entomologi.

5. Survei larva oleh kader jumantik dan pengambilan sampel nyamuk pada

sticky-trap

Kegiatan survei larva oleh jumantik dilakukan di daerah perlakuan. Survei

jentik dilakukan setiap minggu selama masa intervensi. Metode yang digunakan

saat survei jentik oleh kader jumantik adalah pengamatan secara visual tanpa

mengambil larva/pupa pada kontainer. Pengamatan larva/pupa secara visual dan

pencatatan dilakukan menggunakan formulir survei jumantik. Selama proses

pengamatan larva/pupa, kader jumantik diharapkan memberikan penyuluhan atau

informasi yang benar kepada responden terutama bagi rumah tangga yang

ditemukan larva/pupa pada kontainernya.

Page 36: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

17

6. Koleksi nyamuk pada sticky-trap

Pengambilan nyamuk yang terperangkap pada sticky-trap dilakukan

selama 4 tahapan pengamatan dengan interval 3 minggu sekali. Kertas berperekat

pada sticky-trap baik yang ada nyamuk yang terperangkap maupun yang tidak

diambil dan diganti dengan yang baru. Nyamuk yang terperangkap pada kertas

selanjutnya dilakukan identifikasi menurut genus dan dihitung jumlahnya.

7. Survei larva/pupa dan wawancara paska intervensi

Setelah kegiatan intervensi selesai dilakukan, maka selanjutnya

dilaksanakan pengukuran indeks larva dan wawancara paska intervensi. Kegiatan

yang dilakukan sama dengan kegiatan survei larva/pupa sebelum intervensi yaitu

melakukan pemeriksaan pada seluruh kontainer yang menampung air baik di

dalam maupun di luar rumah dan selanjutnya melakukan wawancara kepada

jumantik keluarga. Wawancara juga dilakukan terhadap kader jumantik

8. Pengumpulan data kualitatif

Pengumpulan data kualitatif dilakukan sebagai pelengkap dan memberikan

penjelasan terhadap proses yang terjadi mulai dari pra intervensi, intervensi

hingga hasil penelitian (kuantitatif) diperoleh. Pengumpulan data kualitatif dalam

bentuk wawancara mendalam terhadap Ketua RT, pengelola program DBD

Puskesmas dan Dinas Kesehatan, lintas sektor (Kominfo, Bapeda, Diknas), serta

diskusi kelompok terarah (DKT) terhadap masyarakat/jumantik keluarga serta

kader jumantik.

Page 37: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

18

Alur kegiatan

Gambar 2

Alur kegiatan penelitian

2.7. Pengolahan dan Analisis Data

Pengawasan kualitas data dilakukan melalui pelatihan wawancara, survey

jentik dan pengisian formulir pemeriksaan. Uji coba kuesioner juga dilakukan

untuk memastikan instrument (kuesioner) telah tepat dan data yang dihasilkan

akan valid dan reliabel. Selama penelitian berlangsung proses pengumpulan data

2 Kecamatan endemis DBD

4 Kelurahan endemis DBD

20 RT

Monitoring jentik oleh kader :

Memotivasi

Sharing pengalaman

Evaluasi keberadaan

jentik di lingkungan

(memicu kesadaran)

Survei KAP Survei jentik

Intervensi

Promosi

kesehatan :

Pengenalan

masalah

Identifikasi

solusi

Praktek

pembuatan

ST

Aplikasi Sticky-trap

(ST)

Kader (koordinator)

jumantik

Monitoring nyamuk pada ST

Paska intervensi

Survei KAP Survei jentik Pengumpulan data kualitatif :

Page 38: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

19

dan temuan penelitian dicatat dalam logbook penelitian ketua dan anggota tim.

Proses manajemen data terdiri dari pemeriksaan kelengkapan isian formulir

pemeriksaan, kuesioner di lapangan, pengkodean, editing serta entri data.

Data yang dikumpulkan dari lapangan selanjutnya diinput, diolah dan

ditampilkan dalam bentuk tabulasi data dan selanjutnya dianalisis secara univariat

(deskriptif) dan bivariat. Proses manajemen data terdiri dari pemeriksaan

kelengkapan isian kuesioner di lapangan dan formulir pemeriksaan jentik,

pengkodean, editing serta entri data. Data hasil survei jentik selanjutnya diolah

untuk mendapatkan indeks larva (house index, breteau index, container index dan

angka bebas jentik) sebagai berikut :

Jumlah rumah dengan jentik

House Index (HI) = x 100%

Jumlah rumah diperiksa

Jumlah kontainer dengan jentik

Container Index (CI) = x 100%

Jumlah kontainer diperiksa

Jumlah kontainer dengan jentik

Breteau Index (BI) = x 100

Jumlah rumah yang diperiksa

Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Uji bivariat

menggunakan uji T menggunakan perangkat lunak SPSS. Data kualitatif hasil dari

wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dianalisis melalui tahapan

antara lain merangkum laporan atau hasil pengumpulan data, menyusun secara

sistematis berdasarkan kategori dan klasifikasi tertentu, membandingkan data satu

sama lain dan menganalisisnya, menyajikan temuan serta menarik kesimpulan.

Page 39: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

20

BAB III

HASIL

3.1. Gambaran Kota Metro

Kota Metro yang merupakan salah satu kabupaten/kota di Provinsi

lampung terletak antara 5⁰ 6’ - 5⁰ 8’ Lintang Selatan dan antara 105⁰

17’−105⁰ 19’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut :

Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur

Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur

Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah

Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur

Kota Metro memiliki luas 68,74 km2, dengan rata-rata ketinggian yaitu

52,5 meter di atas permukaan laut dan secara administratif memiliki 22 kelurahan

yang terletak di lima kecamatan yaitu :

Kecamatan Metro Pusat terdiri dari lima Kelurahan yaitu Metro, Imopuro,

Hadimulyo Barat, Hadimulyo Timur dan Yosomulyo

Kecamatan Metro Barat terdiri dari empat kelurahan yaitu Mulyojati,

Mulyosari, Ganjaragung dan Ganjarasri

Kecamatan Metro Timur terdiri dari lima kelurahan yaitu Iringmulyo,

Yosodadi, Yosorejo, Tejoagung dan Tejosari.

Kecamatan Metro Selatan terdiri dari 4 kelurahan yaitu Sumbersari,

Rejomulyo, Margodadi dan Margorejo.

Kecamatan Metro Utara terdiri dari empat kelurahan yaitu Banjarsari,

Purwosari, Purwoasri dan Karangrejo.

Kecamatan Metro Utara memiliki wilayah administratif yang paling luas di Kota

Metro sebesar 29% dari total luas wilayah, sedangkan kecamatan dengan luas

wilayah administratif terkecil adalah Kecamatan Metro Barat (16% dari total luas

wilayah). Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Metro cukup lengkap, dan

menurut data pada tahun 2017 terdapat 4 rumah sakit, 2 rumah bersalin, 11

Puskesmas, 156 Posyandu, 12 klinik/balai kesehatan dan 22 polindes. Kasus

penyakit terbanyak di wilayah ini pada tahun 2017 didominasi oleh hipertensi

Page 40: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

21

primer/essensial diikuti oleh infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) tidak spesifik,

nasofaringitis akut, dyspepsia dan faringitis akut tidak spesifik.19

Gambar 3

Peta Kota Metro

3.2. Gambaran Penyakit Demam Berdarah di Kota Metro

Situasi kasus demam berdarah (incidence rate) di Kota Metro lima tahun

terakhir menunjukkan penurunan, sedangkan angka CFR (case fatality rate) lebih

fluktuatif. Pada tahun 2017 angka incidence rate (IR) di Kota Metro sebesar 50,9

per 100.000 penduduk dengan CFR sebesar 1,2%. Angka incidence rate dan CFR

lima tahun terakhir di Kota Metro ditampilkan pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3

Angka incidence rate dan case fatility rate DBD di Kota Metro

tahun 2013-2017

No. Tahun Incidence rate (IR) Case Fatality Rate (CFR)

1.

2.

3.

4.

5.

2013

2014

2015

2016

2017

283,1

95,8

173,4

145,0

50,9

1,16

2,74

0,40

0,90

1,20 Sumber data : Profil Dinas Kesehatan Kota Metro 2017

Kab. Lampung Timur

Kab. Lampung Tengah

Kota Metro

Page 41: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

22

3.3. Pengetahuan, sikap dan perilaku

3.3.1. Karakteristik masyarakat

Karakterisitk responden KAP pada Tabel 4 menunjukkan karakteristik

responden yang diwawancarai saat pra-intervensi dan paska intervensi. Pada

setiap komponen karakteristik didominasi oleh kelompok yang sama seperti

kelompok umur 36 – 50 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan tamat SMA

atau sederajat, pekerjaan ibu rumah tangga, status istri, jumlah anggota keluarga <

5 orang, lama menetap ≥ 5 tahun, dan mayoritas tidak mengikuti aktivitas

kemasyarakatan/sosial di wilayahnya.

Tabel 4

Karakteristik responden KAP saat pra intervensi dan paska intervensi

di Kota Metro

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Umur (tahun)

176 28,9 179 29,4

36 – 50 238 39,1 237 38,9

51 – 65 152 25,0 150 24,6

43 7,1 43 7,1

Jenis Kelamin

laki laki 160 26,3 166 27,3

perempuan 449 73,7 443 72,7

Pendidikan

tidak sekolah 17 2,8 15 2,5

tidak tamat SD 61 10,0 47 7,7

tamat SD 117 19,2 120 19,7

tamat SMP 153 25,1 126 20,7

tamat SMA 198 32,5 232 38,1

Tamat Perguruan Tinggi 63 10,3 69 11,3

Pekerjaan

tidak bekerja 51 8,4 40 6,6

pelajar/mahasiswa 12 2,0 12 2,0

ibu rumah tangga 269 44,2 260 42,7

PNS/TNI/POLRI 20 3,3 27 4,4

BUMN/BUMD 0 0 1 0,2

pegawai swasta 22 3,6 24 3,9

wirausaha/pedagang 156 25,6 173 28,4

Petani/pekebun 0 0,0 1 0,2

buruh (buruh tani, tukang,dsb) 64 10,5 57 9,4

lainnya 15 2,5 2142 2,3

Page 42: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

23

Tabel 4 (lanjutan)

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Status dalam keluarga

kepala RT 177 29,1 187 30,7

istri 348 57,1 336 55,2

anak 53 8,7 63 10,3

menantu 10 1,6 5 0,8

cucu 0 0,0 1 0,2

orangtua/mertua 5 0,8 5 0,8

pembantu rumah tangga/sopir 7 1,1 6 1,0

famili lain 8 1,3 5 0,8

lainnya 1 0,2 1 0,2

Jumlah anggota keluarga

< 5 492 80,8 505 82,9

5-10 116 19,0 99 16,3

> 10 1 0,2 5 0,8

Lama menetap (tahun)

> 5 146 24,0 149 24,5

≤ 5 463 76,0 460 75,5

Aktivitas sosial

arisan 96 15,8 65 10,7

kader posyandu 8 1,3 5 0,8

kader dasa wisma 15 2,5 7 1,1

pengajian 97 15,9 93 15,3

lainnya, sebutkan 31 5,1 46 7,6

tidak mengikuti 330 54,2 309 50,7

lebih dari satu 32 5,3 84 13,8

3.3.2. Pengetahuan masyarakat

Pengetahuan responden tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan

penyakit demam berdarah (Tabel 5) secara umum menunjukkan kenaikan

persentase dari pra intervensi ke paska intervensi seperti pengetahuan gejala DBD

(meningkat 7,5%), DBD sebagai penyakit berbahaya (meningkat 2,6%), DBD

dapat disembuhkan (meningkat 2,7%), DBD dapat menular (meningkat 10,8%),

cara penularan (meningkat 1,4%), ciri nyamuk penular (meningkat 13,8%), waktu

nyamuk DBD menggigit (meningkat 14,8%), tempat nyamuk DBD

berkembangbiak (meningkat 2,3%), wujud sebelum menjadi nyamuk (meningkat

6,5%), waktu menguras tempat penampungan air (meningkat 0,8%), baik

meskipun pada beberapa aspek belum menunjukkan persentase yang tinggi seperti

DBD dapat menular (65,8%), ciri nyamuk DBD (58,5%), dan waktu nyamuk

DBD mengigit (38,3%).

Page 43: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

24

Tabel 5

Pengetahuan responden tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan

penyakit DBD

Komponen pengetahuan Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tahu gejala DBD ya 495 81,3 550 90,3 tidak tahu 114 18,7 59 9,7 DBD merupakan penyakit berbahaya ya 560 92,0 583 95,7 tidak tahu 49 8,0 26 4,3 DBD dapat disembuhkan ya 562 92,3 581 95,4 tidak 7 1,1 7 1,1 tidak tahu 40 6,6 21 3,4 DBD dapat menular ya 391 64,2 465 76,4 tidak 146 24,0 95 15,6 tidak tahu 72 11,8 49 8,0 Cara penularan DBD lewat ludah 2 0,3 6 1,3 gigitan nyamuk 318 52,2 401 86,2 bersentuhan dengan penderita 19 3,1 11 2,4 lewat keringat 3 0,5 6 1,3 lewat udara 19 3,1 21 4,5 lainnya 32 5,3 20 4,3 Ciri ciri nyamuk DBD warna coklat bintik bintik putih 2 0,3 6 1,5 warna hitam tanpa bintik putih 21 3,4 7 1,7 warna hitam berbintik-bintik putih 193 31,7 282 70,3 tidak tahu 62 10,2 82 20,4 lainnya 40 6,6 24 6,0 Waktu nyamuk DBD menggigit pagi hingga sore hari 120 19,7 230 57,4 malam hari 7 1,1 6 1,5 pagi hari saja 106 17,4 114 28,4 tidak tahu 31 5,1 23 5,7 lainnya 54 8,9 28 7,0 Cara mencegah gigitan nyamuk memakai kelambu saat tidur 16 5,0 33 8,2 menggunakan repelen 84 26,4 66 8,2 memasang kawat kasa ventilasi 6 1,9 6 1,5 menggunakan obat nyamuk cair/bakar 67 21,1 84 13,8 memakai baju/celana panjang 2 0,6 1 0,2 memakai obat nyamuk bakar 43 13,5 0 0,0 lainnya 9 2,8 25 6,9 lebih dari satu 91 28,6 181 45,1 Tidak tahu 0 0,0 5 1,2 Tempat nyamuk DBD berkembang biak bak 128 40,3 127 31,7 drum 18 5,7 23 5,7 rawa-rawa 1 0,3 2 0,5 tidak tahu 12 3,8 9 2.2 lainnya 77 24,2 56 14,0 lebih dari satu 82 25,8 184 45,9

Page 44: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

25

Tabel 5 (lanjutan)

Komponen pengetahuan Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Wujud sebelum menjadi nyamuk jentik 492 80,8 541 88,8 ulat 17 2,8 7 1,1 kecebong 0 0,0 1 0,2 tidak tahu 71 11,7 46 7,6 lainnya 29 4,8 14 2,3 Mendengar gerakan 3M/3M plus pernah 553 90,8 546 89,7 belum pernah 56 9,2 63 10,3 Waktu menguras bak mandi yang benar sekali sebulan 1 0,2 2 0,4 dua minggu sekali 7 1,3 6 1,1 seminggu sekali 128 23,1 119 21,8 lebih dari 1 kali dalam seminggu 405 73,2 413 75,5 tidak tahu 5 0,9 5 0,9 lainnya 7 1,3 1 0,2

Cara menguras bak mandi yang benar hanya membuang air saja 55 9,9 30 5,5 menguras disertai menyiram air

panas

3 0,5 0 0,0 menguras disertai menyikat dinding

bak

491 88,8 504 92,3 lainnya 4 0,7 12 2,2

Tindakan agar tempat penampungan air bebas jentik diberi serbuk larvasida 248 44,8 289 51,2 diberik ikan pemakan jentik 10 1,8 20 3,7 tidak tahu 291 52,3 156 29,9 Lainnya (tawas, antiseptik, dsb) 2 0,3 41 7,5

3.3.3. Sikap masyarakat

Sikap responden seperti halnya pengetahuan menunjukkan peningkatan

yang positif dari pra intervensi ke paska intervensi (Tabel 6). Peningkatan tersebut

antara lain responden setuju terhadap pernyataan antara lain DBD merupakan

penyakit yang berbahaya (meningkat 1,9%), pencegahan melalui gerakan 3M plus

(meningkat 0,6%), larvasida efektif membunuh jentik (meningkat 3,3%), gerakan

3M wajib dilakukan seluruh masyarakat (meningkat 0,9%), pakaian bekas yang

digantung dapat menjadi tempat nyamuk beristirahat (meningkat 1,3%), ikan

cupang efektif memangsa jentik (meningkat 8,8%), kunci keberhasilan

pemberantasan DBD melalui 3M plus (meningkat 2,3%), serta perlu ditunjuk 1

orang di setiap rumah tangga untuk mengawasi keberadaan jentik (meningkat

5,7%). Untuk responden yang menyatakan tidak setuju terhadap penunjukan 1

orang di setiap rumah tangga dalam rangka pengawasan jentik, secara eksplisit

mereka menyatakan setuju hanya saja menurut mereka seluruh anggota keluarga

Page 45: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

26

harus turut aktif mengawasi lingkungan rumahnya agar bebas dari

perkembangbiakan jentik nyamuk DBD.

Sikap mayoritas tidak setuju responden (dalam makna yang positif) juga

ditunjukkan pada pernyataan lebih baik mengandalkan fogging ketimbang 3M

plus (meningkat 6,7%) serta pemberantasan DBD hanya merupakan tanggung

jawab pemerintah (meningkat 3,6%).

Tabel 6

Sikap responden tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan penyakit DBD

Komponen sikap Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

DBD merupakan penyakit berbahaya setuju 588 96,6 597 98,0 tidak tahu 17 2,8 8 1,3 tidak setuju 4 0,7 4 0,7 Cara efektif mencegah berkembangbiaknya nyamuk DBD melalui 3M Plus setuju 580 95,2 590 96,9 tidak tahu 25 4,1 18 3,0 tidak setuju 4 0,7 1 0,2 Larvasida membunuh jentik dengan efektif dan tidak berbahaya bagi manusia

setuju 477 78,3 506 83,1

tidak tahu 91 14,9 78 12,8

tidak setuju 39 6,4 25 4,1

Pemberantasan sarang nyamuk (3M plus) wajib dilakukan seluruh masyarakat

setuju 591 97,0 596 97,9

tidak tahu 17 2,8 11 1,8

tidak setuju 1 0,2 2 0,3

Menggantung pakaian bekas pakai di rumah dapat menjadi tempat bagi nyamuk

untuk hinggap/beristrahat

setuju 564 92,6 568 93,3

tidak tahu 13 2,1 14 2,3

tidak setuju 32 5,3 27 4,4

Fogging lebih baik dilakukan dibandingkan melaksanakan gerakan 3M Plus

setuju 164 26,9 154 25,3

tidak tahu 69 11,3 51 8,4

tidak setuju 376 61,7 404 66,3

Ikan cupang efektif untuk memakan jentik pada tempat penampungan air

setuju 462 75,9 520 85,4

tidak tahu 109 17,9 74 12,2

tidak setuju 38 6,2 15 2,5

Keberhasilan pemberantasan DBD bergantung perilaku masyarakat dalam

melaksanakan 3M plus

setuju 580 95,2 593 97,4

tidak tahu 26 4,3 14 2,3

tidak setuju 3 0,5 2 0,3

Page 46: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

27

Tabel 6 (lanjutan)

3.3.4. Perilaku masyarakat

Komponen perilaku masyarakat yang ditampilkan pada Tabel 7

menunjukkan adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi diberikan

diantaranya kebiasaan menguras bak mandi ≥ 4 kali (meningkat 5,9%) serta ada

upaya khusus agar tempat penampungan air terbebas dari jentik (meningkat

8,3%). Perilaku responden terhadap pakaian yang sudah dipakai, perilaku

menggantung pakaian bekas pakai menurun sebesar 17,1%. Upaya yang

dilakukan agar tempat penampungan air terbebas dari jentik nyamuk, terdapat

peningkatan persentase sebesar 9,5%, pada paska intervensi 25,1% responden

menyatakan melakukan upaya khusus menggunakan larvasida (82,9%) dan ikan

pemangsa jentik (17,1%). Penggunaan larvasidanya sendiri pada saat paska

intervensi 74,9% responden dari pengguna larvasida telah menggunakannya lebih

dari 3 bulan yang lalu dan larvasida yang digunakan responden mayoritas

diperoleh dari petugas kesehatan (69,1%).

Hasil observasi memperlihatkan penggunaan kelambu antara pra intervensi

dan paska intervensi tidak jauh berbeda termasuk pemasangan kassa pada

ventilasi maupun pembuatan perangkap nyamuk. Untuk penempatan tanaman

pengusir nyamuk terjadi peningkatan pada saat intervensi (meningkat 9%),

peningkatan juga terjadi pada upaya mengeringkan tempat-tempat yang dapat

menampung air di luar rumah (meningkat 17,9%).

Komponen sikap Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Pemberantasan DBD merupakan tanggung jawab pemerintah

setuju 110 18,1 106 17,4

tidak tahu 27 4,4 7 1,1

tidak setuju 472 77,5 496 81,4

Perlu ditunjuk 1 orang di setiap rumah untuk mengawasi tempat penampungan air

setuju 510 83,7 542 89,0

tidak tahu 20 3,3 10 1,6

tidak setuju 79 13,0 57 9,4

Page 47: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

28

Tabel 7

Perilaku masyarakat tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan penyakit

demam berdarah

Komponen perilaku Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Menguras tempat penampungan air rumah tangga 1 bulan terakhir 1 kali 12 2,0 3 0,5

2 kali 20 3,3 9 1,5

3 kali 22 3,6 9 1,5

4 kali 73 12,0 89 14,6

>4 kali 469 77,0 489 80,3

tidak pernah menguras 4 0,7 3 0,5

tidak punya TPA 9 1,5 7 1,1

Upaya khusus untuk mencegah jentik nyamuk berkembang biak dalam bak mandi ada 99 16,3 154 25,3

tidak ada 510 83,7 455 74,7

Terakhir kali menggunakan lavasida 3 bulan terakhir 22 24,2 31 24,0

> 3 bulan yang lalu 69 75,8 98 76,0

Perolehan larvasida

dibeli sendiri 26 28,6 18 14,9

diberi oleh petugas kesehatan 58 63,7 95 69,1

diberi oleh saudara/tetangga/ Pak RT 7 7,7 9 9,7

Jawaban lebih dari 1 0 0,0 7 5,4

Perolehan ikan pemakan jentik

dibeli sendiri 9 90,0 32 100,0

diberi oleh saudara/tetangga/ Pak RT 1 10,0 0 0,0

Pengelolaan barang bekas

dikumpulkan di dalam rumah 106 17,4 103 16,9

dikumpulkan di luar rumah 125 20,5 122 20,0

langsung dibakar 23 3,8 26 4,3

didaur ulang 2 0,3 4 0,7

langsung dibuang ke sungai/gorong

gorong 6 1,0 1 0,2

dibuang ke tempat penampungan sampah 283 46,5 254 41,7

lainnya 47 7,7 49 8,0

jawaban > 1 17 2,8 50 8,2

Kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk dalam rumah pukul 6 pagi sampai sore ya 79 13,0 49 8,0

tidak 530 87,0 560 92,0

Kebiasaan menyimpan pakaian yang sudah dipakai digantung 257 42,2 157 25,8

disimpan dalam lemari 15 2,5 13 2,1

langsung dicuci 255 41,9 404 66,3

Lainnya (tempat penampungan) 82 13,5 7 1,1

jawaban > 1 0 0 28 4,6

Page 48: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

29

Tabel 7 (lanjutan)

Komponen perilaku Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

OBSERVASI

Menggunakan kelambu saat tidur pagi sampai sore hari

ya 66 10,8 73 12,0

tidak 439 72,1 287 47,1

tidak berlaku 104 17,1 249 40,9

Memasang kassa pada ventilasi

ya 199 32,7 206 33,8

tidak 389 63,9 366 60,1

tidak berlaku 21 3,4 37 6,1

Membuat perangkap nyamuk

ya 10 1,6 8 1,3

tidak 562 92,3 561 93,4

tidak berlaku 37 6,1 40 6,6

Menempatkan tanaman pengusir nyamuk ya 30 4,9 78 12,8

tidak 509 83,6 457 75,0

tidak berlaku 70 11,5 74 12,2

Membersihkan/mengeringkan tempat-tempat yang dapat menampung air di luar

rumah ya 360 59,1 472 77,5

tidak 230 37,8 120 19,7

tidak berlaku 19 3,1 17 2,8

Menutup lubang pada pohon atau tanaman yang dapat menampung air ya 40 6,6 34 5,6

tidak 189 31,0 103 16,9

tidak berlaku 380 62,4 472 77,5

Mengganti air pada vas bunga atau tempat minum burung seminggu sekali ya 184 30,2 150 24,6

tidak 93 15,3 50 8,2

tidak berlaku 332 54,5 409 67,2

3.3.5. Uji bivariat tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku antara sebelum

dan sesudah intervensi

Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku responden menunjukkan

peningkatan persentase antara sebelum dan sesudah intervensi. Peningkatan

tertinggi terlihat pada aspek sikap dimana responden dengan kategori baik antara

sebelum dan sesudah intervensi mengalami kenaikan sebesar 67% (21,3%

menjadi 88,3%). Penurunan justru ditemukan pada aspek perilaku meskipun

dengan persentase yang kecil. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat perbedaan

rata-rata yang bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi untuk seluruh

komponen KAP (pengetahuan, sikap dan perilaku).

Page 49: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

30

Tabel 8

Hasil uji bivariat tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum dan

sesudah intervensi

Karakteristik pra intervensi paska intervensi p-

value* baik sedang buruk baik sedang buruk

pengetahuan 39,9 41,7 18,4 52,2 22,2 25,6 0,000

sikap 21,3 75,4 3,3 88,3 10 1,6 0,000

perilaku 1,1 15,9 82,9 0,7 26,3 73,1 0,000 Keterangan :

*tingkat kepercayaan 95%

3.3.6. Karakteristik kader jumantik

Karakteristik kader jumantik pada Tabel 9 menunjukkan mayoritas kader

jumantik berusia pada kisaran 36-50 tahun, jenis kelamin perempuan (96,1%),

pendidikan tamat SMA/sederajat (64,1%), serta pekerjaan sebagai ibu rumah

tangga (63,1%). Karakteristik lama menetap kader jumantik mayoritas ≤ 5 tahun

(98,1%) dan hanya 11,7% yang tidak mengikuti aktivitas sosial di wilayahnya.

Tabel 9

Karakteristik kader jumantik

Karakteristik Jumlah Persentase

(Umur (tahun 18 20,7

36 - 50 55 63,2

51 - 65 11 12,6

3 3,4

Jenis Kelamin

laki laki 2 2,3

perempuan 85 97,7

Pendidikan

tidak tamat SD 2 2,3

tamat SD 7 8,0

tamat SMP 16 18,4

tamat SMA 56 64,4

Tamat Perguruan Tinggi 6 6,9

Page 50: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

31

Tabel 9 (lanjutan)

Karakteristik Jumlah Persentase

Pekerjaan

tidak bekerja 2 2,3

pelajar/mahasiswa 1 1,1

ibu rumah tangga 55 63,2

pegawai swasta 5 5,7

wirausaha/pedagang 19 21,8

petani/berkebun 2 2,3

buruh (buruh tani, tukang,dsb) 2 2,3

lainnya 1 1,1

kepala RT 3 2,9

istri 97 94,2

anak 3 2,9

Jumlah anggota keluarga

< 5 69 79,3

5 18 20,7

Aktivitas sosial

arisan 21 24,1

kader posyandu 13 14,9

kader dasa wisma 5 5,7

pengajian 6 6,9

lainnya, sebutkan 1 1,1

tidak mengikuti 9 10,3

jawaban > 1 32 36,8

3.3.7. Pengetahuan kader jumantik

Pengetahuan kader jumantik yang ditampilkan pada Tabel 10

menunjukkan jika tingkat pengetahuan kader sebelum intervensi sudah cukup

baik. Beberapa aspek pengetahuan yang lebih rendah dibanding aspek lainnya

antara lain waktu nyamuk DBD menggigit (52,1%), ciri-ciri nyamuk DBD

(67,6%), serta tindakan agar TPA bebas dari jentik nyamuk (67,3%). Setelah

intervensi keempat aspek ini menunjukkan peningkatan yang signifikan secara

statistik.

Tabel 10

Pengetahuan kader jumantik tentang penyakit demam berdarah

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tahu gejala DBD

ya 83 95,4 86 98,9

tidak tahu 4 4,6 1 1,1

DBD merupakan penyakit berbahaya ya 84 96,6 86 98,9

tidak tahu 3 3,4 1 1,1

Page 51: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

32

Tabel 10 (lanjutan)

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

DBD dapat disembuhkan ya 73 83,9 85 97,7 tidak 2 2,3 1 1,1 tidak tahu 12 13,8 1 1,1 DBD dapat menular ya 73 83,9 85 97,7 tidak 11 12,6 1 1,1 tidak tahu 3 3,4 1 1,1 Cara penularan DBD gigitan nyamuk 65 89,0 81 96,4 bersentuhan dengan penderita 5 6,8 1 1,2 ludah 3 4,1 2 2,4

Ciri ciri nyamuk DBD warna coklat bintik bintik putih 1 1,5 0 0,0 warna hitam tanpa bintik bintik putih 13 20,0 0 0,0 warna hitam dengan bintik putih 43 66,2 78 96,3 tidak tahu 4 6,2 1 1,2 lainnya 4 6,2 2 2,5 Waktu nyamuk DBD menggigit pagi hingga sore hari 34 52,3 66 81,5 pagi hari saja 15 23,1 10 12,3 tidak tahu 3 4,6 0 0,0 lainnya 13 20,0 5 6,2 Cara mencegah dari gigitan nyamuk memakai kelambu kalau tidur 7 10,8 0 0,0 menggunakan repellan 15 23,1 6 7,4 menggunakan obat nyamuk cair/bakar 5 7,7 3 3,7 lainnya 4 6,2 2 2,5 tidak tahu 2 3,1 0 0,0 Jawaban benar lebih dari satu 32 49,2 70 86,4 Tempat nyamuk DBD berkembang biak bak 32 49,2 11 13,6 drum 1 1,5 1 1,2 tempat minum burung 1 1,5 0 0,0 rawa-rawa 1 1,5 1 1,2 lainnya sebutkan 8 12,3 6 6,9 Jawaban benar lebih dari satu 22 33,8 62 76,5 Wujud nyamuk DBD jentik 83 95,4 86 98,9 ulat 3 3,4 0 1,1 tidak tahu 1 1,1 1 0,0 Mendengar gerakan 3M atau 3M (plus) pernah 86 98,9 87 100 belum pernah 1 1,1 0 0,0 Menguras bak mandi yang baik dua minggu sekali 1 1,2 0 0,0 seminggu sekali 31 36,0 26 29,9 lebih dari 1 kali dalam seminggu 53 61,6 60 69,0 tidak tahu 1 1,2 0 0,0 lainnya 0 0,0 1 1,1

Page 52: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

33

Tabel 10 (lanjutan)

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

jumlah persentase jumlah persentase

Cara menguras bak mandi Menguras disertai menyiram air panas 7 8,1 19 21,8

menguras disertai menyikat dinding

bak 78 90,7

68 78,2

lainnya sebutkan 1 1,2 0 0,0

Tindakan agar tempat penampungan air bebas jentik diberi serbuk abate 59 68,6 56 64,4

diberik ikan pemakan jentik 2 2,3 3 3,4

dikuras 11 12,8 0 0,0

tidak tahu 10 11,6 1 1,1

lainya sebutkan 4 4,7 4 4,6

Jawaban benar lebih dari 1 0 0,0 23 26,4

3.3.8. Sikap kader jumantik

Sikap kader jumantik yang ditampilkan Tabel 11 menunjukkan sikap

mayoritas responden cukup positif terhadap berbagai aspek yang ditanyakan.

Aspek sikap yang persentasenya lebih rendah dibandingkan mayoritas aspek

lainnya antara lain tidak setuju jika fogging lebih diprioritaskan dibandingkan

kegiatan 3M plus (78,6%) dan setuju jika ikan cupang efektif memangsa jentik

pada tempat penampungan air (72,8%). Setelah intervensi diberikan kedua aspek

tersebut menunjukkan peningkatan persentase menjadi 90,7% dan 98,9%.

Tabel 11

Sikap kader jumantik

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

DBD merupakan penyakit berbahaya

setuju 100 100 85 97,7

tidak tahu 0 0,0 2 2,3

tidak setuju 0 0,0 0 0,0

Cara efektif mencegah berkembangbiaknya jentik nyamuk DBD melalui 3M Plus setuju 100 100 86 98,9

tidak tahu 0 0,0 1 1,1

tidak setuju 0 0,0 0 0,0

Serbuk larvasida dapat membunuh jentik nyamuk dengan efektif dan tidak berbahaya bagi

manusia setuju 80 92,0 82 94,3

tidak tahu 1 1,1 0 0,0

tidak setuju 6 6,9 5 5,7

Page 53: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

34

Tabel 11 (lanjutan)

3.3.9. Perilaku kader jumantik

Perilaku responden pada saat pra intervensi (Tabel 12) menunjukkan

mayoritas responden memiliki kebiasaan yang positif dalam hal menguras tempat

penampungan air utama dimana 87,3% menyatakan menguras penampungan air ≥

4 kali seminggu. Sebanyak 43,7% menyatakan melakukan upaya khusus agar

tempat penampungan air terbebas dari jentik-jentik nyamuk, dimana mayoritas

menggunakan larvasida (93,3%) serta ikan (6,7%). Penggunaan anti nyamuk pada

siang hari (pagi hingga sore hari) hanya dilakukan oleh 18,4% responden,

sedangkan kebiasaan menggantung pakaian yang sudah dipakai dilakukan oleh

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dalam bentuk 3M plus wajib dilakukan oleh

seluruh masyarakat tanpa terkecuali setuju 87 100 87 100

tidak tahu 0 0 0 0,0

tidak setuju 0 0

Menggantung pakaian di rumah dapat menjadi tempat bagi nyamuk untuk

hinggap/beristrahat setuju 85 97,7 86 98,9

tidak tahu 0 0 0 0,0

tidak setuju 2 2,3 1 1,1

Fogging lebih baik dilakukan dibandingkan melakukan kegiatan 3M Plus setuju 15 17,2 5 5,8

tidak tahu 3 3,4 3 3,5

tidak setuju 69 79,3 78 90,7

Ikan cupang efektif untuk memakan jentik pada tempat penampungan air

setuju 62 71,3 86 98,9

tidak tahu 13 14,9 1 1,1

tidak setuju 12 13,8 0 0,0

Kunci keberhasilan pemberantasan DBD adalah perilaku masyarakat melakukan kegiatan

3M plus setuju 87 100 87 100

tidak tahu 0 0 0 0,0

tidak setuju 0 0 0 0,0

Pemberantasan DBD merupakan tanggung jawab pemerintah setuju 7 8,0 5 5,7

tidak tahu 3 3,4 1 1,1

tidak setuju 77 88,5 81 93,1

Perlu ditunjuk 1 orang di setiap rumah tangga yg bertugas mengamati tempat yang

menampung air setuju 75 86,2 86 98,9

tidak tahu 4 4,6 0 0,0

tidak setuju 8 9,2 1 1,1

Page 54: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

35

35,9% responden. Setelah intervensi diberikan mayoritas aspek perilaku

menunjukkan peningkatan persentase, meskipun pada beberapa aspek justru

menunjukkan penurunan.

Tabel 12

Perilaku kader jumantik

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Menguras TPA rumah tangga 1 bulan terakhir 1 kali 3 3,4 0 0,0

2 kali 1 1,1 2 2,3

3 kali 1 1,1 2 2,3

4 kali 13 14,9 16 18,4

>4 kali 62 71,3 65 74,7

tidak punya TPA 7 8,0 2 2,3

Upaya mencegah jentik berkembang biak dalam bak mandi ada 41 47,1

tidak ada 46 52,9

Terakhir kali menggunakan lavasida 3 bulan terakhir 19 50,0 10 34,5

> 3 bulan yang lalu 19 50,0 19 65,5

Perolehan larvasida dibeli sendiri 2 5,3 5 17,2

diberi oleh petugas kesehatan 35 92,1 23 79,3

diberi oleh saudara/tetangga/ Pak RT 1 2,6 1 3,4

Perolehan ikan pemakan jentik dibeli sendiri 3 100 6 100

Pengelolaan barang bekas dikumpulkan di dalam rumah 25 28,7 26 29,9

dikumpulkan di luar rumah 6 6,9 29 33,3

langsung dibakar 6 6,9 2 2,3

didaur ulang 3 3,4 2 2,3

dibuang ke sungai/gorong gorong 20 23,0 0 0,0

dibuang ke penampungan sampah 8 9,2 23 26,4

lainnya 10 11,5 5 5,7

jawaban > 1 9 10,3 0 0,0

Kebiasaan menggunakan anti nyamuk dalam rumah pukul pagi sampai sore ya 16 18,4 15 17,2

tidak 71 81,6 72 82,8

Page 55: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

36

Tabel 12 (lanjutan)

Karakteristik Pra intervensi Paska intervensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Kebiasaan menyimpan pakaian yang sudah dipakai digantung 31 35,6 14 16,1

disimpan dalam lemari 6 6,9 4 4,6

langsung dicuci 48 55,2 65 74,7

lainnya 2 2,3 4 4,6

OBSERVASI

Menggunakan kelambu saat tidur pagi sampai sore hari

ya 3 3,4 8 9,2

tidak 3 3,4 43 49,4

tidak berlaku 81 93,1 36 41,4

Memasang kassa pada ventilasi ya 6 6,9 27 31,0

tidak 3 3,4 54 93,1

tidak berlaku 78 89,7 6 6,9

Membuat perangkap nyamuk ya 0 0,0 18 20,7

tidak 1 1,1 65 74,7

tidak berlaku 86 98,9 4 4,6

Menempatkan tanaman pengusir nyamuk ya 0 0,0 19 21,8

tidak 1 1,1 58 66,7

tidak berlaku 86 98,9 10 11,5

Mengeringkan tempat-tempat yang dapat menampung air di luar rumah ya 67 77,0 78 89,7

tidak 6 6,9 7 8,0

tidak berlaku 14 16,1 2 2,3

Menutup lubang pada pohon atau tanaman yang dapat menampung air ya 31 35,6 6 6,9

tidak 10 11,5 12 13,8

tidak berlaku 46 52,9 69 79,3

Mengganti air pada vas bunga atau tempat minum burung seminggu sekali ya 30 34,5 27 31,0

tidak 8 9,2 4 4,6

tidak berlaku 49 56,3 56 64,4

3.4. Indeks larva sebelum dan sesudah intervensi diberikan

Tabel 13 menunjukkan statistik hasil pemeriksaan vektor DBD pra dewasa

di lokasi penelitian. Jumlah premis atau bangunan yang diperiksa terbanyak di

Kelurahan Hadimulyo Barat sedangkan yang paling sedikit di Kelurahan Imopuro.

Adanya perbedaan jumlah premis yang diperiksa sedikit banyak mempengaruhi

angka atau nilai komponen lainnya dari hasil pemeriksaan jentik. Jumlah rumah

yang positif jentik/pupa di paska intervensi memperlihatkan penurunan

dibandingkan saat pra intervensi, begitu juga dengan jumlah premis dengan pupa,

Page 56: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

37

jumlah container dengan jentik/pupa, jumlah container dengan pupa, dan jumlah

pupa.

Nilai house index menunjukkan penurunan tertinggi terjadi di Kelurahan

Iringmulyo menjadi 17,1% (menurun 19,1%), sedangkan penurun terendah di

Kelurahan Yosodadi menjadi 29,5% (menurun 0,5%). Nilai breteau index

menunjukkan penurunan tertinggi di Kelurahan Iringmulyo menjadi 17,1

kontainer per 100 rumah dan yang terkecil penurunannya adalah Kelurahan

Imopuro menjadi 36,3 kontainer per 100 rumah (menurun 29,3 kontainer per 100

rumah). Variabel container index menunjukkan penurunan tertinggi terjadi di

Kelurahan Hadimulyo Barat menjadi 5,6% (menurun 8,8%), dan penurunan

terkecil pada Kelurahan Imopuro menjadi 7,9% (menurun 4,4%).

Pupa yang dihitung dalam penelitian ini berasal dari container yang dapat

dijangkau (terkecuali sumur, tandon air, dsb). Jumlah pupa yang ditemukan

menunjukkan penurunan pada saat paska intervensi di seluruh lokasi penelitian.

Nilai pupa per orang yang paling besar penurunannya terjadi di Kelurahan

Iringmulyo menjadi 0,08 pupa per orang (menurun 0,79) dan penurunan terkecil

di Kelurahan Imopuro menjadi 0,32 pupa per orang (menurung 0,01).

Tabel 13

Nilai Indeks larva di Empat kelurahan sebelum dan sesudah intervensi

Statistik Pra intervensi Paska intervensi

jumlah persentase jumlah persentase

Kelurahan Hadimulyo Barat

- Jumlah premis 320 285

- Jumlah penghuni premis 1008 1080

- Jumlah premis (+) larva/pupa 112 35 48 16,8

- Jumlah premis (+) pupa 39 12,2 15 5,3

- Jumlah kontainer (dengan air) 1.643 1.372

- Jumlah kontainer (+) larva/pupa 237 14,4 77 5,6

- Jumlah kontainer (+) pupa 52 3,2 11 0,8

- Jumlah pupa (ekor) 467 145

- House index (%) 35 16,8

- Breteau index 74,1 27,0

- Container index (%) 14,4 5,6

- Pupa per orang 0,46 0,13

Comment [H2]: usahakan tabel tidak terputus halamannya, padatkan kalimat-kalimat di atasnya

Page 57: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

38

Tabel 13 (lanjutan)

Statistik Pra intervensi Paska intervensi

jumlah persentase jumlah persentase

Kelurahan Imopuro

- Jumlah premis 215 179

- Jumlah penghuni premis 679 532

- Jumlah premis (+) larva/pupa 68 31,6 41 22,9

- Jumlah premis (+) pupa 20 9,3 21 11,7

- Jumlah kontainer (dengan air) 1.144 827

- Jumlah kontainer (+) larva/pupa 141 12,3 65 7,9

- Jumlah kontainer (+) pupa 33 2,9 23 2,8

- Jumlah pupa (ekor) 222 171

- House index (%) 31,6 22,9

- Breteau index 65,6 36,3

- Container index (%) 12,3 7,9

- Pupa per orang 0,33 0,32

Kelurahan Iring Mulyo

- Jumlah premis 235 211

- Jumlah penghuni premis 901 788

- Jumlah premis (+) larva/pupa 85 36,2 36 17,1

- Jumlah premis (+) pupa 28 11,9 5 2,4

- Jumlah kontainer (dengan air) 2.275 750

- Jumlah kontainer (+) larva/pupa 238 10,5 36 17,1

- Jumlah kontainer (+) pupa 83 3,6 5 0,7

- Jumlah pupa (ekor) 781 60

- House index (%) 36,2 17,1

- Breteau index 101,3 17,1

- Container index (%) 10,5 4,8

- Pupa per orang 0,87 0,08

Kelurahan Yosodadi

- Jumlah premis 247 258

- Jumlah penghuni premis 1.193 1.309

- Jumlah premis (+) larva/pupa 74 30,0 76 29,5

- Jumlah premis (+) pupa 32 13,0 12 4,7

- Jumlah kontainer (dengan air) 1.840 1.028

- Jumlah kontainer (+) larva/pupa 238 12,9 85 8,3

- Jumlah kontainer (+) pupa 85 4,6 13 1,3

- Jumlah pupa (ekor) 580 72

- House index (%) 30,0 29,5

- Breteau index 96,4 32,9

- Container index (%) 12,9 8,3

- Pupa per orang 0,49 0,06

Page 58: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

39

3.5. Nyamuk yang terperangkap pada sticky-trap

3.5.1. Nyamuk yang terperangkap menurut spesies

Genus nyamuk yang terperangkap pada sticky-trap (Tabel 14)

menunjukkan terdapat 4 genus nyamuk yang berhasil diperoleh yaitu Culex,

Aedes, Anopheles dan Armigeres. Culex merupakan genus yang terbanyak

tertangkap di seluruh kelurahan dengan persentase 65,3% hingga 78,3%,

sedangkan genus Aedes terbanyak kedua dengan persentase berkisar 20,4%

hingga 34,5%. Total nyamuk Aedes yang tertangkap dari seluruh lokasi penelitian

selama empat kali pengamatan sebanyak 3.113 ekor, dengan jumlah terbanyak di

Kelurahan Hadimulyo Barat sebesar 1.173 ekor dan yang terkecil adalah

Kelurahan Imopuro sebanyak 593 ekor nyamuk.

Tabel 14

Genus nyamuk yang terperangkap pada sticky-trap

selama empat periode pengamatan

No. Kelurahan/Genus

Jumlah nyamuk tertangkap

(tahap) Total Persentase

1 2 3 4

1 Kelurahan Hadimulyo Barat Culex 984 1.019 1.031 726 3.760 76,0 Aedes 369 280 275 249 1.173 23,7 Anopheles 1 7 3 1 12 0,2

Armigeres 0 0 0 0 0 0,0 Sub total 1.354 1.306 1.309 976 4.945 100,0 2 Kelurahan Imopuro

Culex 306 430 215 170 1.121 65,3 Aedes 205 190 104 94 593 34,5 Anopheles 0 2 0 0 2 0,1

Armigeres 0 1 1 0 2 0,3 Sub total 511 623 320 264 1.718 100,0 3 Kelurahan Iring Mulyo

Culex 717 663 629 572 2.581 78,3 Aedes 183 219 135 157 694 21,1 Anopheles 13 5 1 0 19 0,6

Armigeres 0 0 1 0 1 0,2 Sub total 913 887 766 729 3.295 100,0 4 Kelurahan Yosodadi

Culex 760 546 551 640 2.497 77,9 Aedes 181 181 128 163 653 20,4 Anopheles 3 31 17 3 54 1,7

Armigeres 2 1 0 0 3 0,1 Sub total 946 759 696 806 3.207 100,0

Comment [H3]: buat tabel tidak terpotong

Page 59: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

40

3.5.2. Kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap

Kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap dalam sticky-trap seperti

yang ditampilkan pada Tabel 15 menunjukkan jumlah perangkap sticky-trap

terbanyak diaplikasikan di Kelurahan Hadimulyo Barat dan nyamuk yang

terperangkap dari seluruh pengamatan (total) terbanyak diperoleh juga di

Kelurahan Hadimulyo Barat. Berdasarkan nilai kepadatan Aedes yang

terperangkap (per sticky-trap) di awal pengamatan (pengamatan 1) diperoleh nilai

tertinggi di Kelurahan Imopuro (0,64 ekor/sticky-trap), sedangkan untuk akhir

pengamatan (pengamatan 4) diperoleh nilai indeks terendah juga di Kelurahan

Imopuro (0,28 nyamuk/sticky-trap).

Tabel 15

Kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap dalam sticky-trap

No. Kelurahan Jumlah

ST*

Jumlah Aedes

terperangkap

Kepadatan

Aedes per ST

1 Hadimulyo Barat

Pengamatan 1 624 369 0,59

Pengamatan 2 630 280 0,44

Pengamatan 3 648 275 0,42

pengamatan 4 632 249 0,39

2 Imopuro

Pengamatan 1 318 205 0,64

Pengamatan 2 341 190 0,56

Pengamatan 3 332 104 0,31

pengamatan 4 332 94 0,28

3 Iringmulyo

Pengamatan 1 440 183 0,42

Pengamatan 2 436 219 0,50

Pengamatan 3 421 135 0,32

pengamatan 4 398 157 0,39

4 Yosodadi

Pengamatan 1 524 181 0,35

Pengamatan 2 508 181 0,36

Pengamatan 3 506 128 0,25

pengamatan 4 503 163 0,32 Keterangan :

*ST : sticky-trap

Fluktuasi kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap menunjukkan pola

yang berbeda-beda di wilayah penelitian (Gambar 4). Kelurahan Hadimulyo Barat

dan Imopuro menunjukkan pola fluktuasi yang hampir sama dimana terjadi

Page 60: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

41

penurunan nilai kepadatan nyamuk yang terperangkap secara konsisten,

sedangkan di Kelurahan Iringmulyo dan Yosodadi menunjukkan pola yang sama

namun berbeda bila dibandingkan dua kelurahan sebelumnya dimana di dua

kelurahan ini polanya adalah naik turun.

Gambar 4

Fluktuasi kepadatan nyamuk Aedes yang tertangkap per sticky-trap

3.6. Tanggapan masyarakat terhadap tugas kader jumantik dan perangkap

sticky-trap

3.6.1. Tanggapan tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

Ketua RT di empat RT terpilih di lokasi penelitian. Menurut informan kegiatan

yang dilakukan pada penelitian ini cukup positif dan memberikan manfaat bagi

masyarakat diantaranya menambah pengetahuan tentang penyakit DBD dan

memicu kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungannya termasuk dalam

kegiatan kolektif dalam bentuk gotong royong. Masyarakat di lokasi penelitian

menurut informan juga berpendapat serupa dan menambahkan agar cakupan

kegiatan ini dapat diteruskan dan diperluas.

0.59

0.44 0.42

0.39

0.64

0.56

0.31 0.28

0.42

0.50

0.32

0.39 0.35 0.36

0.25

0.32

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

kep

ad

ata

n A

edes

per

ST

kelurahan / pengamatan ke-

Page 61: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

42

…kalo saya tangkap dan bicara dengan masyarakat di lingkungan saya,

membantu sekali karna selama ini kan mereka tidak tahu…selama ini kan

mereka nggak tau, hanya taunya DBD hanya istilahnya tutup apa namanya

air bak segala macem, nah sekarang ini kan dia orang sudah tau oh begini

kalo cara-cara apa menanggulangi jentik-jentik nyamuk segala macem tuh

udah kami ini kan semua, ya Alhamdulillah ya sampe saat ini belum ada

keluhan dari masyarakat malah mereka ya bersyukur gitu loh dengan

adanya pengaderisasian dari pusat (Ketua RT A)

Terhadap kegiatan fogging untuk memberantas nyamuk DBD, menurut

informan sebagian besar warganya menerima dan bahkan meminta apabila

terdapat kasus maupun kematian akibat DBD namun pandangan informan fogging

lebih tidak perlu dilakukan karena selain bau yang tidak mengenakkan, nyamuk

menjadi semakin ganas dan hilang hanya sementara. Untuk itu menjaga kondisi

lingkungan bersih dan menyingkirkan tempat-tempat yang dapat menjadi tempat

nyamuk berkembangbiak.

kalau kata saya tidak sebenernya, ya fogging itu hanya sementara, setelah

selesai asepnya ilang akan meninggalkan masalah, kalo saya pribadi

baunya nggak enak, ya mungkin membuat kita sesak nafas ya kita

contohkan aja binatang lain aja kalo kena asep itu mati, nah apalagi kita

yang menghirup udara nya kan, itu kan belum tentu satu atau sepuluh menit

abis itu (Ketua RT B)

ya untuk yang lebih baiknya memang satu ya bersih bersih dan lingkungan

itu memang air tidak tergenang, bak mandinya harus dibersihkan atau

saluran saluran istilahnya drainase, paretan, apa segala macem ya itu yang

yang harus kita bersihkan kalo hanya untuk meng fogging atau apa segala

macem kayaknya tidak, tidak menyelesaikan masalah itu aja (Ketua RT A)

Terkait dengan kegiatan gotong royong, masih ada wilayah yang sulit

untuk mengajak warganya bergotong royong karena aktivitas warga yang bekerja

sebagai pedagang sehingga solusinya pamong harus rajin mengingatkan untuk

membersihkan rumah masing-masing.

…kalo masalah kegiatan gotong royong apa segala macem yaa untuk itu ya

sulit karena kita tinggal di perkotaan karena mereka aktivitas mereka

sehari-hari di pasar, ya mau nggak mau ya pamong lah yang kerja gitu loh

kalo kita yang nggak ra kalo kita yang tidak rewel, kita yang tidak duluan

ya mereka ya cuek-cuek aja (Ketua RT B)

Adanya pengumuman tentang hasil pemeriksaan jentik di setiap rumah

tangga yang ditempatkan di tempat-tempat strategis (masjid, warung, dsb),

Page 62: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

43

menurut informan tidak perlu diterapkan dan untuk menjaga perasaan warga, dan

sebaiknya pembagian larvasida yang perlu dilakukan.

Nah untuk menurut saya, saya tidak perlu diumumkan. Saya harus menegur

orang itu dan memberi Abate ini. Abate itu asalnya dari Puskes, itu juga

saya minta gratis. Saya diberi itu. Memang saya sudah sering kali minta

abate itu di Puskes Yoso Mulyo, karna Puskes saya Yoso Mulyo. Kalau

memang betul itu ada banyak nyamuk, saya beri abate agar yang jentik

nyamuk itu diberi abate, gitu aja (Ketua RT B)

Upaya lain yang perlu dilakukan untuk memberantas jentik di lingkungan

rumah, informan menyatakan perlu dilakukan secara rutin untuk memberikan

penyuluhan kepada masyarakat. Selain itu pendekatan secara langsung ke

masyarakat (door to door) dengan pendekatan komunikasi yang santai (guyon)

dapat dilakukan agar penularan DBD tidak terjadi lagi. Terhadap sticky-trap yang

diletakkan di rumah-rumah warga, informan menanggapi jika masyarakat tidak

berkeberatan dan bahkan berterima kasih untuk perangkap yang dipasang tersebut,

selain itu sudah dilakukan pelatihan dan supaya kader dapat mensosialisasikan ke

ibu-ibu anggota PKK maupun dasawisma.

Oh gini, ada kendala memang ada.. si yang punya rumah itu tidak ada di

tempat, itu aja kendalanya. Jadi untuk meneliti rumah tersebut, ee jadi

terhambat. Itu aja. Tapi kalo ada rumah tersebut penghuninya, mungkin dia

tidak keluar tidak tergembok rumah itu mungkin lancar-lancar aja (Ketua

RT A)

Program 1 rumah 1 jumantik (1R1J) yang saat ini sedang dijalankan

pemerintah, informan menyatakan setuju dengan program ini dan seluruh anggota

keluarga dapat berperan sebagai jumantik meskipun yang lebih adalah ibu rumah

tangga itu sendiri. Namun untuk pelaksanaan program ini informan menyatakan

perlu penyuluhan atau sosialisasi agar masyarakat menjadi lebih paham.

Kayaknya nggak ada kendala lo bu ya kenapa kalau satu rumah satu kader

kita ambil itu kayaknya nggak ada kendala sama sekali…itu kalau orang

luar nggak mungkin tahu di bagian ujung sana ada kaleng, kalau orang

mana mungkin tahu di pojokan ujung sana ada kaleng tuh ada air kan

enggak tahu, kalau ibu-ibu dia positif nyapu bersih penting bunyi ya kan o

ini ada kaleng liat dulu ada aer ada kan apa… (Ketua RT A)

Page 63: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

44

3.6.2. Tanggapan masyarakat

Tanggapan masyarakat terhadap penelitian ini secara umum menunjukkan

antusiasme masyarakat yang positif terhadap kegiatan yang dilakukan selama

penelitian berlangsung dengan dua kegiatan utama yaitu pemeriksaan jentik secara

rutin oleh kader jumantik dan pemasangan perangkap nyamuk sticky-trap.

Dampak positif lainnya adalah memicu kesadaran masyarakat terutama pamong

setempat untuk menggalakkan membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya.

Dalam perspektif mereka (peserta FGD), kepadatan nyamuk menjadi berkurang

sejak dipasangnya perangkap di rumah-rumah mereka, dan berharap jika kegiatan

ini masih terus berlanjut.

Yah, saya sih pribadi yah kalo bisa, diteruskan itu, kenapa survei itu ke

rumah-rumah setiap bulan, ato seminggu sekali, karna gini, kalo di tempat

daerah saya itu kalo gak ada survei kayak gitu, para ibu-ibu gak ada

kegiatan, tapi kalo ada penelitian seperti ini, dia sering bersih-bersih,

sering bersih-bersih, tapi kalo gak ada, dia biasa-biasa aja, kalo bisa

diteruskan, jadi bersih itu rumah-rumah. (Informan F)

Ya, kalo menurut saya bagus yah, kita bisa punya pengalaman, tahu, trus

punya ilmunya sedikit masalah DBD… (Informan D)

Kalo saya malah seneng karena di setiap rumah dia pasti bersih bersih

itukan di awal saya bilang saya malah seneng kegiatan ini diterusin jadi

rumah ke rumah tu bersih. Ayo nanti ada jentik nyamuk, ya udah bli ibu

ibunya bersih bersih, tapi kalo nggak ya nggak, sekarang didiemin kan, gak

bersih bersih, ya udah diemin aja, tapi kalo ada ada tamu, penyuluhan, ya

udah bersih bersih semuanya (tertawa), kalo bisa diteruskan kami senang,

jadi rumah-rumah tu bersih (Informan F)

Bagus kami juga nyaman sama perangkap nyamuk itu, gak ada gangguan

nyamuk, rumah bersih (Informan C)

Riwayat kasus DBD di wilayah informan, menurut mereka sudah

berkurang drastis, hanya satu informan yang menyatakan pernah ada 1 kasus di

tahun yang lalu dan pernah ada penderita DBD di wilayah mereka meskipun

sudah lama terjadi.

Sekitar tahun dua ribu...pokoknya dari 2011 itu banyak yang, sampe yang

ninggal, sampe yang keluar darah dari hidung, itu sering gitu loh, cuman

karna ada penelitian ini, sama sekali gak ada kasus. Cuman sekali waktu

Page 64: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

45

tahun kemaren, mba dian itu ada, sdh itu gak lagi. Terakhir, sudah itu aja.

(Informan A)

Pelaksanaan gotong-royong menjaga lingkungan terutama kaitannya

dengan pencegahan penularan DBD sudah dilaksanakan di wilayah informan.

Pamong setempat menjadi penggerak pelaksanaan gotong royong yang

diinformasikan lewat rumah ibadah ataupun langsung mengunjungi rumah warga

memberitahukan rencana gotong royong. Respons warga terhadap pelaksanaan

gotong royong cukup baik, meskipun salah satu informan menyatakan warga tidak

banyak terlibat saat gotong royong yang kebanyakan diikuti oleh penduduk asli

dan bukan pendatang.

Ya biasanya ada sih diumumkan dari lewat masjid kan masyarakat hari ini

bersih bersih rumah masing-masing, kaleng kaleng itu airnya dibuang

dikubur, sampah sampahnya kan, yang punya rongsok rongsokan tu

dibersihin lingkungannya ya gitu aja…Oo nggak paling paling sebulan

sekali gitu (Informan C)

Emh, kalo masyarakat kami sulit. Harus diajak disuruh gotong royong aja

kadang ngelimpir dia orang, kalo yang bener bener, bener bener mau kerja

tu masyarakat yang lama yang warga asli orang situ, situ kan rata rata

banyakan pendatang jadi kalo pendatang kan kalo dapet bantuan baru mau,

kalo gak dapet bantuan sama sekali gak ada yang mau gotong royong

(Informan A)

Sebagian besar informan belum ada pajanan fogging di 3 tahun terakhir

ini, menurut informan fogging bukan merupakan cara yang efektif untuk

membunuh nyamuk karena nyamuk bisa bertambah banyak, tidak mematikan

jentik, dan repot karena efek racunnya. Akan tetapi ada informan yang menerima

kegiatan fogging karena demi kesehatan.

Sempat kemaren pada gak mau loh.. Pada gak mau disemprot.. Entah napa,

katanya, nambah nyamuknya nambah banyak.. Begitu dah disemprot pasti

nyamuk nambah banyak, itu aja (Informan A)

Yah sebenarnya yah tidak menganggu sih, sewaktu dia datang kita tutupin

semua, kan ya itukan demi kesehatan untuk mem iniin penyakit nyamuknya

itu, kalo saya tidak terganggu (Informan C)

Pernah dulu, tapi waktu masih jamannya sekolah.. Iya, udah ada sepuluh

tahun lebih…Kalo saya, ganggu sih, soalnya kan yang kena cuman untuk

nyamuk gede nya aja yang kecil gak kena, jentik-jentiknya juga gak

Page 65: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

46

kena…Iya, soalnya kek mana, udah barusan masak, kena asepnya gitu

(Informan E)

Sebagian informan menyatakan perlu pendekatan secara personal (oleh

pamong setempat) terhadap bangunan atau rumah tangga yang masih atau sering

ditemukan jentik DBD menginformasikan dan mengedukasi pemilik atau

penghuni rumah. Model pemicuan kesadaran dan perubahan perilaku melalui

pengumuman di tempat-tempat strategis seperti rumah ibadah tentang hasil

pemeriksaan jentik menurut informan tidak tepat dan kurang etis karena dapat

mempermalukan warga atau rumah tangga yang ditemukan jentik.

Kalo saya mah gak perlu diomongin kayak gitu sih, jadi kan nanti kalo

diomongin malah malu, jadi diomongin apa individu aja. Kalo aku mah

mungkin dikontrol aja dikontrol tiap hari, yang pertamanya seminggu sekali

didatengin tiap hari ngontrol cek gitu aja (Informan E)

Sama kalo saya ya mungkin kayak mbak diana ya nggak usah diomongin

kita kan nanti malu, harusnya didatengin aja tu rumah yang mengidap

jentik nyamuk, dikasih saran ya pokoknya dikasih penyuluhanlah supaya

jentik supaya jentiknya tu gak ada lagi, kan misalnya diomongi misalkan

dikasih daftar rumah si A nyamuk tu banyak nyamuk ya gak etis lah bu gitu

loh (Informan D)

Mengenai topik tentang upaya lain yang dapat dilakukan untuk membasmi

jentik di lingkungan, informan pada umumnya menyatakan upaya membersihkan

lingkungan rumah secara mandiri adalah cara utama yang diperlukan agar

terhindar dari keberadaan jentik DBD. Informan lainnya menyatakan penyuluhan

dapat dilakukan ke masyarakat seperti pada saat kegiatan posyandu, dasawisma

atau PKK dan melalui kader jumantik yang rutin mengingatkan warga terutama

saat musim penghujan.

Yah cukup bersih-bersih aja sih, bersih-bersih rumah trus tempat

penampungan itu aja. Kalo tempat aku mah Cuman pake itu bak jadi sekali

abis aja ya mungkin diadakan itu ya apa, kegiatan rutin yang itu hukumnya

wajib satu bulan sekali gitu dilakukan gitu ya dari RT nya ajak gotong

royong, bersih-bersih terus di apa ada ada acara penyuluhannya tu jangan

jangan pas ada orang yang terkena DBD gitu nggak buk maksudnya rutin

lah satu bulan sekali atau dua bulan sekali harus diadakan penyuluhan

tentang DBD itu sendiri (Informan E)

Page 66: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

47

Yah kalo pendapat kami sih sama aja sih sama bu Diana yah, cuman

bersih-bersih sendiri kita wajib lah pokoknya, rumah harus bersih, selokan

sama parit itu harus dibersihkan minimal seminngu sekali, terus terutama di

kamar mandi sama di genangan-genangan air itu rajin dibersihkan, kayak

paret itu di sapu-sapu pake sapu lidi, kayak bak mandi juga rajin dikuras,

seminngu sekali, yah tergantung ama kita sendirilah, kalo kita kotor, kita

jorok yah pasti nyamuk pada deketin sendiri, tapi kalo kita sendiri,

berusaha hidup sehat, hidup rajin, bersih ya Insya Alloh nyamuk juga gak

ada (Informan C)

3.7. Perspektif pengelola program DBD terhadap kejadian DBD dan aspek

pencegahannya

Bagian ini menampilkan hasil indepth interview terhadap pengelola

program DBD tingkat puskesmas. Untuk melengkapi informasi yang diperoleh

agar lebih komprehensif maka selain ditampilkan perspektif pengelola DBD juga

ditambahkan dengan perspektif kepala puskesmas dari puskesmas yang sama.

Program pengendalian penyakit DBD di wilayah kerja puskesmas selain

dilaksanakan secara mandiri oleh Puskesmas juga melibatkan masyarakat.

Pemeriksaan jentik oleh kader yang ditunjuk telah berjalan meskipun

pelaksanaannya tidak setiap minggu, selain itu juga diberdayakan anak sekolah

sebagai kader pemantau jentik di lingkungan sekolahnya. Promosi kesehatan

tentang pencegahan penularan DBD dilakukan melalui pemanfaatan mobil

keliling puskesmas yang menyampaikan dalam bentuk oral (pesan melalui

pengeras suara) ataupun dengan membagikan leaflet dan menempatkan banner di

tempat-tempat strategis seperti posyandu dan kelurahan. Di tingkat kelurahan

forum kesehatan kelurahan, kegiatan paguyuban kader, paguyuban pamong juga

menjadi sasaran penyebaran informasi tentang pencegahan demam berdarah yang

dilakukan oleh bidan poskeskel (pos kesehatan keluarga).

…yang jelas promosi kesehatan itu melaksanakan yang pertama KIE ke

masyarakat melalui kesempatan yang ada misalkan forum masyarakat

kesehatan, pokeskel, permusyawaratan kelurahan, kemudian yang kedua

melalui kegiatan kegiatan paguyuban, paguyuban kader, paguyuban

pamong…yang kedua tentang woro woro langsung masyarakat melalui

mobil pusling itu yang dari puskemas dan juga dari dinas kerja sama

dengan puskemas, keliling ke setiap kelurahan dan terutama melewati lokus

lokus yang biasanya daerah tersebut RT RW tersebut endemis…kita

memberdayakan jumantik yang ada di semua posyandu…kemudian ke

sekolah sekolah kita juga ada jumantik siswa pemantau jentik sismantik kita

Page 67: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

48

kasih pembekalan edukasi dan juga ke pihak guru penanggung jawab UKS

nya. Kemudian yang jelas kalau ke masyarakat kita hampir setiap bulan

mulai forum kesehatan keluarahan kita mesti sampaikan itu terutama musim

penghujan ya seperti itu (pengelola DBD puskesmas A)

Saya ada disini sudah ada, iya forum kesehatan kelurahan, itu dibentuknya

oleh lurah berisi di situ ada ketuanya, alhamdulillah kerjasama antara

puskes dan forum kesehatan kelurahan ini bagus. Salah satu kemaren yang

menunjang kita terakreditasi paripurna dari forum kesehatan kelurahan

karena peran serta mereka luar biasa bagus, semua kegiatan terutama yang

lebih lintas sektor mereka pasti hadir, terus memberi masukan terkait

dengan pelaksanaan program-program UKM puskesmas (Kepala

Puskesmas B)

Peran serta masyaraka juga dilibatkan dalam kelompok kerja (pokja) DBD

baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan. Di tingkat Kota Metro, gerakan

Gertak DBD dicanangkan oleh Walikota Metro dalam bentuk surat edaran yang

menekankan kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk dengan

melibatkan semua lintas sektor dan masyarakat.

Gertak DBD kalo gak salah, iya, gertak DBD, kayaknya akhir tahun

kayaknya, lupa saya. Bersih-bersih lingkungan, memberantas sarang

nyamuk, semua kita lakukan serentak. Dari walikota bahwa hari itu, kita

serentak bersih-bersih dalam rangka itu (Kepala Puskesmas B)

Respons masyarakat yang nampak terhadap program yang dijalankan oleh

Puskesmas cukup dinamis. Sebagian besar masyarakat mendukung kegiatan

penanggulangan DBD salah satunya turut aktif dalam gotong royong di

lingkungannya. Di tingkat sekolah, institusi pendukung turut concern dengan

menjalankan atau melaksanakan pemantauan jentik di lingkungan sekolah oleh

jumantik. Namun di sisi lain sebagian warga lainnya tidak menunjukkan respon

yang antusias terhadap program yang ada namun apabila terdapat penderita DBD

di wilayahnya maka akan meminta program DBD dijalankan di wilayah mereka.

kalau secara umum bisa diambil dua kelompok yang pertama yang sudah

terpapar dan sudah lebih paham ya sebenernya kalau bisa cukup bersih

bersih itu yang kita temukan di lapangan ya gak usalah difogginglah rumah

saya, ya nanti bersihin sendiri, nyemprot sendiri ya walaupun tetap secara

kaidah yang bener ya seharusnya tetep difogging, yang kedua kadang

walaupun disitu PE nya ya negatif tetep, tetep ada sebagian masyarakat ini

udah DBD, ini harus difogging itulah dua kelompok yang berbeda tetapi

beberapa tahun terakhir ini khususnya 2017 2018 ini hal-hal yang seperti

Page 68: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

49

itu Alhamdulillah sudah sangat-sangat berkurang seperti pada tahun ini

ada sembilan kasus yang fogging baru tiga, istilahnya bener bener PE nya

positif nah jadi itulah yang kita tindaklanjuti dengan fogging fokus kalau

sebelum-sebelumnya tetangga nya DBD gimana caranya fogging walaupun

belum tentu disitu PE nya positif seperti itu. Padahal kalo PE nya negatif

kan cukup dengan bersih bersih lingkungan, pemberantasan sarang nyamuk

dan larvasidasi seperti itu. Seperti itu mungkin kelompok masyarakat yang

terkait fogging (pengelola DBD puskesmas A)

Masyarakat ini kalo DBD ini kan kalo belum kena ya masih biasa, kalo

udah kena baru kubek minta yang ini yang itu baru dia mau PSN segala

macam kalo sudah kena, biasanya gitu, apalagi sebenernya kan kalo

misalnya kayak DBD ini siklusnya jelas gitu, udah kayak gini kita sudah

keliling menggunakan ambulans, woro-woro, hati-hati DBD nih segala

macem gitu ya masih tetep biasa saja, tapi kalau sudah ada yang kena satu

baru mereka kubek untuk misalnya mau PSN. (Kepala Puskesmas B)

Kendala yang ditemui Puskesmas dalam melaksanakan program DBD

adalah keterbatasan SDM dan beban kerja yang rangkap. Beban tanggung jawab

juga dirasakan pada kader jumantik yang harus mengawasi banyak rumah

sehingga dapat mempengaruhi kualitas yang dihasilkan. Pada level masyarakat

kendala yang dihadapi di salah satu wilayah adalah rendahnya peran serta

masyarakat karena kultur yang sudah mengarah ke perkotaan, kebiasaan maupun

sosial ekonomi yang sebagian besar bekerja sebagai pedagang. Untuk mengatasi

masalah tersebut solusi yang diambil yaitu dengan melibatkan lintas program

dalam menjalankan program DBD, serta berupaya menambah jumlah kader

jumantik dan terus memberikan motivasi. Pendekatan kepada masyarakat

dilakukan dengan menjadikan Ketua RT sebagai koordinator kesehatan di

wilayahnya. Selain itu secara teknis, kendala yang ditemui di lapangan khususnya

pada saat akan dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) adalah alamat yang

kurang jelas atau tidak lengkap sehingga menyulitkan petugas untuk melacak

alamat kasus (penderita DBD)

Nah terus kita dari Puskesmas baru kita melacak ke lapangan, jadi

langsung ini ya kita cari alamatnya, cuma kendalanya kita disini kadang

alamatnya itu nggak lengkap itu yang agak ini ya agak kesulitan kita dalam

PE itu (pengelola DBD Puskesmas A)

Ee..yang jelas kan dulu kita bentuk kader jumantiknya cuma sedikit ya kita

mungkin memantapkan kembali program terbaru apa namanya inovasi

menambah kader kalau saya lihat dari pukesmas saja sedikir kadernya

Page 69: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

50

nggak bisa untuk dia harus berkeliling jadi yang jelas memantapkan

kembali kepada kader ini kalau bisa memang dia harus ada pelatihan

khusus untuk update ilmunya mungkin yang terbaru tu kayaknya perlu

banget ke rumah rumah bahkan mungkin dia harus megang satu kader

berapa rumah mungkin sepuluh rumah lebih bagus kalau jatuhnya satu

kader dua puluh rumah mungkin dia berat kalau sepuluh rumah lebih ini

kalau kita buat kayak dasawisma (Kepala puskesmas B)

Menurut Kepala Puskesmas lintas sektor memiliki peran penting terutama

pihak kelurahan dan kecamatan yang secara administratif bertanggung jawab

terhadap masyarakat di wilayahnya. Kerja sama lintas sektor tersebut

diwujudnyatakan dalam loka karya mini dengan mengundang kelurahan dan

kecamatan maupun lintas sector lainnya seperti Kementerian Agama, sektor

pendidikan, BKKBN melalui PLKB (petugas lapangan keluarga berencana),

kepolisian, serta Babinkamtibmas untuk membahas permasalahan kesehatan di

wilayah kerja puskesmas. Pengelola program DBD menyatakan jika kerja sama

lintas sector itu sangat penting dan perlu ditingkatkan karena tidak akan dapat

menyelesaikan permasalahan sendiri tanpa peran serta sektor lainnya.

Sangat penting, kalau kita mau kerja sendiri tidak akan teratasi ya. Penting

itu. Dan harus lebih ditingkatkan (pengelola DBD Puskesmas A)

Kalo menurut saya (lintas sector) penting sekali karena kalau masalah itu

hanya diselesaikan oleh kesehatan tidak tidak akan bisa, terus yang punya

masyarakat itu kan pemerintah dalam negeri dalam hal ini mungkin dari

mulai Lurah sampai dengan RT, ketika kita turun ke masyarakat tanpa ada

persetujuan atau pendampingan dari mereka tentu akan sulit untuk bisa

berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat. (Kepala Puskesmas A)

Harapannya selain pemangku wilayah (kecamatan dan kelurahan), lintas

sektor yang erat hubungannya dengan keamanan dan ketertiban masyarakat

seperti kepolisian, babinkamtibmas maupun polisi pamong praja diharapkan turut

berperan dalam mengingatkan warga khususnya pertokoan untuk menjaga

kebersihan lingkungan agar terbebas dari habitat perkembangbiakan vektor DBD.

Selain itu dinas kominfo diharapkan dapat menjadi corong ke masyarakat akan

penyebaran informasi tentang kesehatan khususnya demam berdarah.

Harapannya kegiatan-kegiatan ini didukung tidak hanya kader tetapi

dengan lintas sektor terkait misalkan pamong itu harapannya punya

Page 70: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

51

masalah secara langsung dibawah istilahnya… (pengelola DBD Puskesmas

A)

Sepertinya yang perlu sekali supaya kita nggak kena DBD lagi ya karena

wilayah metro ini pertokoan, nah saya khawatirnya.. mungkin sekarang

baik gitu nanti namanya pertokoan kan bisa aja bisa berubah kepemilikan

punya orang gitu jadi ke kalo bisa jadi itunya apa kebersihan

lingkungannya jadi buruk mungkin, mungkin ke depannya, saya sih nggak

berharap seperti itu. Jadi saya harap mungkin untuk lintas sektor terutama

untuk yang berwenang ke situ selalu tidak bosan bosan untuk memantau

atau atau memberi tegaslah kepada mereka itu bahwa kebersihan

lingkungan itu penting. Jadi sehingganya mereka tu nggak lupa nggak

nggak terlena gitu. (Kepala Puskesmas B)

Program 1 rumah 1 jumantik (1R1J) masih sebatas sosialisasi dan

disampaikan pada saat loka karya mini. Untuk pelaksanaan program 1R1J ini

kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain rapat pembahasan di tingkat internal,

penetapan tupoksi, kerangka acuan serta penetapan surat keputusan (SK). Harapan

terhadap program ini perlunya persiapan yang matang baik secara teknik maupun

pelaksanaannya, perlu dilakukan supervisi dan monitoring terhadap kinerja kader

dan peningkatan anggaran untuk reward dan pelatihan kader sebagai koordinator

tiap rumah tangga.

ya pokoknya hanya menjelaskan apa ini apa ini itu kegiatan satu rumah

satu jumantik terus kegiatan bentuknya gimana, yang melakukan siapa,

yang menjadi koordinator siapa, yang penting itu sudah, cuma maksudnya

kalo kita eh kita belajar ngisi formulir ini ya itu belom pernah (pengelola

DBD Puskesmas A)

Kalau sosialisasi sebenernya sudah kita gulirkan mulai pertengahan tahun

2018. Malah kadang waktu triwulan pertama itu begitu ada guliran one R

one J sudah, cuma pengaplikasian di masyarakat untuk secara baku formal

belum tetapi secara non formalnya sebenernya sudah karena begitu

jumantik itu dah jalan itukan sekaligus mensosialisasikan supaya mereka

minimal di rumah itu ada loh yang harus mantau rumah ini dengan

swadaya itu entah anaknya ibuknya atau bapaknya untuk memantau

jentiknya. Cuma secara formalnya ini belum tapi secara non formal nya

sebenarnya sebagian sudah dijalankan oleh kader jumantik kalau

konsepnya sendiri kan nanti kader jumantik itu sebagai monitor aja, rumah

rumah itu sudah nantinya ada ceklistnya kan mereka yang bikin list seperti

itu kurang lebihnya tapi rencana nanti kita akan mulai coba di 2019

(pengelola DBD Puskesmas B)

Page 71: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

52

3.8. Perspektif lintas sektor terhadap permasalahan DBD di wilayahnya

Lintas sektor yang menjadi sumber informasi pengumpulan data kualitatif

penelitian ini adalah dinas komunikasi dan informasi, badan perencanaan

pembangunan daerah, dinas pendidikan, kecamatan dan kelurahan. Mengenai

topik penyakit DBD sebagai salah satu prioritas kesehatan di Kota Metro,

informan menyatakan dari sudut pandang mereka DBD merupakan salah penyakit

yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Informan dari salah satu lintas

sektor menyatakan DBD merupakan salah satu aspek yang disampaikan (dalam

bentuk promosi kesehatan) ke masyarakat dengan berbagai cara. Ketersediaan

anggaran dalam pengandalian DBD juga menjadi bentuk bentuk kewaspadaan

agar penyakit ini tidak merebak. Informan lainnya menyatakan DBD bukan

merupakan hal baru di wilayah mereka, meskipun demikian penyakit ini masih

menjadi prioritas terutama pada saat musim penghujan.

Kita kan ada istilahnya PPID ya, PPID itu pejabat pengelola informasi dan

dokumentasi, setiap perangkat daerah itu ada yang namanya PPID

pembantu. Tugas mereka adalah memberikan informasi mereka kan sebagai

badan publik ya, mereka bertugas memberikan informasi kepada

masyarakat gitu kan, kalo ada keluhan kita kan di web ada namanya kontak

kami ya kalo ada yang mengeluhkan terkait dengan DBD ada yang

melaporkan tentang DBD, ya kita arahkan ke PPID pembantu di dinas

kesehatan. Nanti merekalah yang berhak untuk menjawab semua

pertanyaan yang ada… Jadi kita fasilitator .. fungsinya fasilitator cuma

tetep pertanyaan kaitannya dengan dinas teknis tetep kita serahkan kepada

yang berwenang (Lintas Sektor A)

…karna penyakit DBD saya rasa sudah dari dulu gitu, jadi bukan hal yang

baru bagi kita di sini, di bawah ini, bukan hal yang baru yang namanya

DBD, sudah lama sudah ada jadi, kita sudah seperti ruti rutinitas aja kan

DBD di bawah itu, gitu. (Lintas Sektor B)

Jadi ya masalahnya di DBD itulah kalo musim hujan aja, seandainya tak

ada musim hujan ato kebanjiran tuh kayaknya gak ada masalah sih …

(Lintas Sektor C)

Kerja sama lintas sektor pada prinsipnya disesuaikan dengan tugas pokok

dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Kerjasama Bappeda dengan Dinas

Kesehatan adalah koordinasi dan perencanaan anggaran, yang tercover dalam

program pencegahan penyakit menular salah satunya terkait dengan penanganan

DBD, artinya bukan terfokus pada masalah DBD tapi multi program sektor,

Page 72: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

53

seperti program PHBS yang juga bisa mengatasi DBD. Kerjasama Kominfo

dengan Dinas Kesehatan adalah menyebarkan informasi tentang DBD melalui talk

show di program Sai Wawae pada radio pemerintah, web pemerintah daerah, dan

surat kabar terkait DBD. Kerja sama lintas sektor lebih intens dengan lintas sektor

pemangku wilayah seperti kecamatan dan kelurahan karena secara administratif

bertanggung jawab terhadap masyarakat yang berada di wilayahnya.

Sai Wawae itu bahasa Lampung ya kan, gak ngerti ya... Sai Wawae tu Satu

Kebaikan, Sai tu kan satu ya Wawae kan baik ya Satu Kebaikan…Tentang

Sai Wawae gitu kan jadi masing-masing dari kelurahan itu memberikan

gambaran terkait dengan program kegiatan yang ada di kelurahan, bentuk-

bentuk pelayanan yang ada di kelurahan dan kecamatan seperti itu, dari

dinas-dinas juga sama. Intinya mereka memaparkan ya tentang program-

program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun berjalan. (Lintas

Sektor A)

itu kegiatan puskes bekerja sama ya dengan lintas sektor, ada pelaporan

misalnya kelurahan ini ada sekian sekian gitu loh..yang ada kasus misalnya

kan seperti itu…ya..sepertinya dateng sih (lokakarya mini), kita banyak

juga mengundang sekolah jadi pembahasannya bukan satu aja ya, banyak

yang dibahas kan gitu, itu kegiatan puskes sih ya jadi mereka banyak

program ya sih, banyak yang disampaikan…nggak fokus ke DBD aja,

banyak yang dibahas (Lintas Sektor B)

…untuk penanggulangan DBD itu emang masuk dalam program dan

kegiatan, jadi kalo untuk program dan kegiatan kan kemudian dijabarkan

ke dalam rencana kerja pemerintah itu di tingkat kota ya, kemudian di

tingkat SKPD itu ada kegiatannya masuk di Dinas Kesehatan, jadi untuk di

Dinas Kesehatan sendiri ada program dan kegiatan secara khusus

nanganin DBD, meskipun sih sebenernya, artinya lintas sektor ya,

maksudnya lintas program itu ga cuman fokus di DBD nya cuman ada juga

program yang kaya PHBS, itu kan salah satunya untuk apa, bisa menangani

juga ya DBD terus kita juga ada apa, kegiatan yang terkait dengan

pemberdayaan kader,kader posyandu, terus untuk jumlah antek nya juga

ada, maksudnya kegiatan seputar itu, jadi untuk DBD sendiri kita garapnya

engga cuman satu atau dua kegiatan, tapi multi, multi program sektor juga

sih (Lintas Sektor D)

Terkait dengan pengendalian DBD di Kota Metro, proses pelaksanaan

kegiatan tiap lintas sektor (Bappeda dan Kominfo) disesuaikan dengan aturan

main masing-masing instasi, kalau Bappeda menekankan pada koordinasi dan

perencanaan anggaran yang dimulai dari musrenbang di tingkat kelurahan,

kemudian kecamatan, lalu tingkat kota sampai dengan akhirnya menentukkan

Page 73: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

54

prioritas program di OPD. Kalau Kominfo berfungsi sebagai fasilitator, dimana

tiap OPD baik itu Dinas Kesehatan mempunyai pejabat pengelola informasi dan

dokumentasi (PPID) pembantu yang bertugas memberi informasi kepada publik

terkait DBD. Penggunaan media atau aplikasi di telepon seluler seperti whatsapp

juga dimanfaatkan untuk memobilisasi masyarakat terkait DBD sepert gotong

royong/jum’at bersih, juga menghimbau masyarakat melalui pertemuan seperti

lokakarya mini yang diselenggarakan puskesmas tiap tri bulanan dan rakor

kecamatan yang diselenggarakan sebulan sekali.

…kita punya grup WA (whatsapp) gitu yah kita himbau melalui WA tapi

kalo, ketika perkumpulan RT RW kita himbau juga, trus ada pertemuan juga

bagi RT RW trus PKK nya mungkin ibu-ibunya kita himbau kan juga (Lintas

Sektor C)

iya kegiatan itu kan kita, kita buat surat sih mbak edarannya, kalo

edarannya sebenarnya sudah lama sudah nggak perlu edaran lagi ya kalo

kita semacam jumat bersih, itu sudah nggak butuh edaran lagi ya karna

sudah melekat di masyarakat itu…namanya kan edaran berlaku selamanya

sebelum ada surat edaran yang baru. Cuma kalo mengingatkan oo minggu

depan kita jumat bersih baru kita buat surat lagi ke kelurahan (Lintas

Sektor B)

Hambatan dan kendala terkait kerjasama lintas sektor, terkait anggaran

OPD masih melihat bahwa usulan perencanaan anggaran masih berdasarkan

keinginan bukan kebutuhan. Artinya program pengendalian DBD yang

seharusnya menjadi prioritas masalah di suatu wilayah belum tentu dianggap

penting pada saat musrenbang karena ada wilayah yang lebih urgency masalah

DBD-nya. Sedangkan Dinas Kesehatan sampai saat ini belum ada laporan untuk

menyebarkan informasi terkait DBD melalui Kominfo. Untuk tingkat kecamatan

dan kelurahan, yang menarik disini bahwa masih ada kurangnya koordinasi antara

puskemas dengan kecamatan/kelurahan untuk masalah kesehatan salah satunya

DBD, sedangkan masalah di masyarakat adalah masih ditemui kesulitan untuk

mengajak masyarakat bergotong royong pada kegiatan jum’at bersih yang

disebabkan terkait kesibukan atau pekerjaan karena masih di hari kerja.

ada proses di mereka jadi kalo yang tingkat paling bawah itu kan biasanya

ketua RT, ketua RW ya itu nanti dia ada semacam musyawarah rembug

desalah kalo itu di masing-masing RW itu nanti kumpulanlah, kumpulan

Page 74: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

55

kemudian ya itu mereka mulai diskusi ya kira-kira untuk diwilayah kita ini

apasih yang jadi keperluan, bukan sekedar keinginan ya, jadi emang untuk

masyarakat banyak (Lintas Sektor D)

Kalau kendalanya, kalau kendala tu sebenarnya gini ya pak ya karena kita

masyarakatnya itu banyak istilahnya, kalo untuk jumat, jumat itu kan bukan

hari kerja ya, jadi masyarakatnya itu banyak yang masih bekerja atau

gimana gitu ya, untuk itu ya mungkin antisipasi untuk hari libur, gitu aja sih

sebenarnya. Kalau pekerjaan yang namanya gotong royong itu sudah

runut-rutin ya (Lintas Sektor B)

Belum berjalan, kan barusan September kemarin kita launching ya masalah

peran PPID itu, jadi sampe sekarang belum-belum ada yang memberikan

laporan, hanya mereka baru mengirim yang namanya daftar informasi

publik, daftar informasi publik yang akan dipublish di web kami, baru itu

yang diberikan sama mereka. Jadi bisa saya simpulkan untuk sementara ya

belum ada pemohon informasi yang ke PPID, baru satu kasus itu aja yang

dari dinas PU, baru satu kok. Kita baru sih, kita sudah sosialisasi mbak

masih kita gencarkan terus... (Lintas Sektor A)

Terkait kendala yang dihadapi dalam menjalankan tupoksi yang berkaitan

dengan lintas sektor, secara umum solusi ataupun tindak lanjut yang diambil

dalam dua bentuk yaitu secara pasif maupun aktif. Secara pasif maksudnya

koordinasi dilakukan melalui rapat (formal) maupun diskusi bersama lintas sector

yang berkepentingan, sedangkan secara aktif dengan berkunjung langsung ke

OPD yang menjadi sasaran untuk dilakukan koordinasi.

ya sering sering ini apa rapat ya, artinya kadang BAPPEDA itu seharian...

rapatnya bisa sampe tiga kali, nah ini misalnya tadi pagi rapat nah nanti

ooh itu kan rapat terkait anggaran, nanti ada lagi rapat kayak apa misalnya

di dinas sosial, kita juga...sering diundang untuk rapat misalnya kaya

penyusunan mereka menyusun perwali, apalah itu kan, mereka juga

ngundang BAPPEDA karna biar apa dapat masukan gak Cuma cukup

sosial tapi mungkin ada usul ya usul kesehatan juga dia bisa kita kasi

masukan. Jadi kalo solusi ya lebih intens untuk ini, apa, ketemu dalam

bentuk tentang rapat, entah kita yang datang ke OPDnya entah OPDnya

yang kita apa minta datang kesini. Jadi kadang gak cuma sekedar kita yang

ini ya kita yang manggil OPDnya kesini, gak, kadang kita dateng juga

kesana (Lintas Sektor D)

Pandangan tentang peran lintas sektor dalam penanggulangan DBD

ataupun permasalahan lainnya (non kesehatan) sangat penting untuk dimanfaatkan

dan diterapkan. Permasalahan satu sector tidak akan dapat diselesaikan tanpa

adanya kerja sama dengan sector lain. Dalam perspektif pemerintah, OPD yang

Page 75: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

56

ada merupakan satu kesatuan dan tidak dapat berdiri sendiri meskipun tetap

berada pada koridor yang disesuaikan dengan tupoksi masing-masing. Lintas

sektor dengan peran pemangku wilayah justru memiliki peran yang cukup krusial

terhadap program atau kegiatan yang dilakukan sektor lain yang bersentuhan

langsung dengan masyarakat. Selain berperan sebagai fasilitator, pemangku

wilayah juga berperan memonitor terkait program ataupun permasalahan yang ada

di wilayahnya.

…kita kan koordinasinya harus lebih apa ya multi, multi sektoral

gitu..kegiatan itu sebenernya oo misalnya di bidang kesehatan itu

sebenarnya tidak berdiri sendiri bidang kesehatan aja kan itu tanggung

jawab pemerintah, itu ada, disitu juga ada pendidikan…(Lintas Sektor D)

Seharusnya, kita ni kan namanya bicara pemerintah daerah itu kita satu

kesatuan tidak bisa kita semua berdiri sendiri sendiri ya walopun tetep pada

koridor tugas dan pokok fungsi masing-masing dinas ya, Saya yakin fungsi

kominfo ke depan nggak hanya sekedar publiKasi ya ataupun sekedar

menyebarkan informasi kepada masyarakat (Lintas Sektor A)

Page 76: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

57

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sebelum dan sesudah

intervensi

Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan

perilaku masyarakat antara pra intervensi dan paska intervensi. Perubahan yang

terjadi diyakini sebagai dampak dari intervensi yang diberikan yaitu promosi

kesehatan, pemeriksaan rutin oleh kader serta aplikasi sticky-trap, dan diperkuat

dengan analisis statistik yang menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hasil

wawancara menunjukkan pada beberapa aspek KAP masih terlihat rendah

persentasenya sehingga penelitian ini memberikan umpan balik kepada pengelola

DBD tentang aspek-aspek yang dipandang perlu untuk diberikan penekanan pada

saat melakukan promosi kesehatan tentang penyakit DBD.

Perilaku masyarakat untuk mencegah nyamuk berkembangbiak pada

tempat penampungan air sudah cukup baik terutama kebiasaan menguras bak

mandi, namun perilaku yang bertentangan justru ditemukan terhadap kebiasaan

mengumpulkan barang bekas atau sampah (non organik) di luar rumah yang dapat

terkena hujan dan menampung air. Program 3M plus telah cukup lama

disosialisasikan dengan gencar baik oleh sektor kesehatan maupun non-kesehatan

dan kenyataan yang diperoleh dari penelitian ini menyiratkan jika masyarakat

masih belum “menjiwai” program ini. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas

responden yang menyatakan jika demam berdarah adalah penyakit yang

berbahaya namun pernyataan ini tidak “terlihat” pada aspek perilakunya.

Beberapa penelitian menyatakan tidak terdapat korelasi antara tingkat

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dengan kejadian DBD karena

terdapat faktor-faktor lain yang juga berperan. Namun apabila tingginya tingkat

KAP yang diwujudnyatakan dalam perilaku 3M plus, tentunya sedikit banyak

akan mengurangi risiko tersebut kaitannya dengan meminimalisir produktivitas

nyamuk Aedes dari lingkungan rumah.

Rendahnya perilaku masyarakat dalam melaksanakan gerakan 3M plus di

lingkungan padat penduduk disertai tingginya mobilitas manusia maupun barang

Page 77: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

58

dan kondisi lingkungan yang menunjang distribusi virus dengue, akan

berkontribusi kepada makin tingginya risiko penularan.20

4.2. Indeks jentik sebelum dan sesudah intervensi

Indeks jentik yang diperoleh saat paska intervensi (house index, breteau

index dan container index) menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan

saat pra intervensi. Perubahan yang terjadi pada nilai house index (HI) di empat

kelurahan tersebut masih berada pada nilai density figure dengan kategori

kepadatan sedang. Angka house index lebih memberikan gambaran mengenai

sebaran atau distribusi sebaran nyamuk pra-dewasa di suatu wilayah dan tidak

memperhitungkan kontainer yang diperiksa. Nilai house index yang diperoleh

belum mencapai angka yang diharapkan pemerintah yaitu <5% atau angka bebas

jentik (ABJ) >95%. Nilai container index menurut density figure menunjukkan

perubahan yang terjadi masih pada kategori kepadatan sedang namun sudah

mendekati kategori kepadatan rendah. Nilai breteau index empat kelurahan pada

saat pra intervensi menunjukkan kepadatan yang tinggi dan pada saat paska

intervensi menunjukkan penurunan manjadi kategori sedang. Breteau index

merupakan index yang relatif lebih bermakna untuk menentukan tingkat resiko

penularan di suatu wilayah karena merupakan perpaduan data premis dan

kontainer.

Apabila dilihat rentang pemeriksaan jentik setiap minggu atau 7 hari maka

akan ada kemungkinan jika pada pemeriksaan berikutnya ditemukan jentik atau

bahkan pupa karena telur dapat menetas hingga 2 hari setelah terendam air,

sehingga peluang untuk ditemukannya jentik pada interval pemeriksaan

berikutnya (1 minggu) berpeluang untuk ditemukan jentik atau larva. Indikator

keberadaan pupa sebaliknya dapat menjadi salah satu indikator pelaksanaan

kegiatan 3M di rumah tangga khususnya membersihkan atau menguras tempat

penampungan air. Focks et al. menyatakan Rasio pupa per orang dapat digunakan

dengan justifikasi sebagai berikut21

:

Pupa dapat dihitung jumlahnya pada kebanyakan lingkungan domestik

Pupa Stegomyia pada container mudah dipisahkan dan dibedakan dengan

genera lain dan dapat diidentifikasi baik saat stadium pupa maupun dewasa

Page 78: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

59

Tingkat mortalitas pupa sangat rendah sehingga jumlah pupa sangat

berkorelasi dengan jumlah nyamuk stadium dewasa

Nilai pupa per orang dapat dihubungkan dengan risiko penularan dan

menghasilkan data tentang target intervensi yang dibutuhkan dalam program

pengendalian vektor.

Nilai pupa per orang saat pra intervensi berkisar 0,33 – 0,87 pupa/orang,

sedangkan paska intervensi berkisar 0,06 - 0,32 pupa/orang. Penelitian tentang

indeks pupa di lima wilayah DKI Jakarta pada bulan Desember 2006 hingga

Januari 2007 memperlihatkan nilai indeks pupa per orang berkisar 0,17 – 1,5

pupa/orang.22

Program 1 rumah 1 jumantik disertai aplikasi perangkap nyamuk

sticky-trap dengan pengawasan (monitoring dan evaluasi) puskesmas maka

diharapkan akan terjadi penurunan nilai kepadatan pupa. Monitoring dan evaluasi

(monev) penting dilakukan agar program dapat dievaluasi dan diberikan umpan

balik untuk optimalisasi program di lapangan.

4.3. Kepadatan nyamuk pada sticky-trap sebelum dan sesudah intervensi

Genera nyamuk yang berhasil tertangkap pada sticky-trap ada empat yaitu

Culex, Aedes, Anopheles dan Armigeres. Metro merupakan wilayah administratif

tingkat II dengan status kota. Meskipun statusnya kota namun wilayah Kota Metro

cukup didominasi oleh areal persawahan sehingga nyamuk Anopheles yang

cenderung ditemui di wilayah rural juga diperoleh pada sticky-trap, oleh karena

itu ada kemungkinan sticky-trap ini dapat juga digunakan sebagai metode untuk

menurunkan populasi nyamuk vektor malaria di daerah endemis.

Culex merupakan nyamuk yang sangat berhubungan erat dengan habitat

yang kotor atau berpolutan karena mengandung banyak bahan organik sebagai

sumber makanan yang disukai. Untuk daerah perkotaan Cx. quinquefasciatus

merupakan salah satu spesies yang dominan dan berperan sebagai vektor utama

filariasis perkotaan (Wuchereria bancrofti), avian malaria, western equine

encephalomyelitis dan St. Louis encephalitis. Dengan demikian sticky-trap dengan

atraktan rendaman jerami cukup efektif menurunkan populasi nyamuk Culex.23

Atraktan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil fermentasi

tanaman padi (bahan kering) yang mengandung bahan organik maupun mikroba

Page 79: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

60

yang menjadi sumber pakan bagi larva. Kandungan senyawa kimiawi yang

terkandung dalam atraktan rendaman jerami dan berperan menjadi daya tarik bagi

nyamuk untuk datang dan bertelur antara lain ammonia 3,74 mg/l, CO2 total 23,5

mg/l, asam laktat 18,2 mg/l, octenol 1,6 mg/l dan asam lemak 17,1 mg/l.24

Penelitian yang dilakukan oleh Polson et al. di Kamboja menyimpulkan ovitrap

yang menggunakan atraktan rendaman jerami lebih sensitif mendeteksi

keberadaan dan jumlah Aedes aegypti dibandingkan ovitrap dengan air.25

Penelitian yang dilakukan oleh Sant’ana dkk yang menguji potensi beberapa jenis

rumput-rumputan memperoleh hasil jika rumput benggala (Panicum maximum)

memiliki daya tarik terhadap nyamuk Ae. aegypti dibandingkan jenis rumput

lainnya seperti Cynodon plectosa, Pennisetum purpureum dan C. dactylon.26

Hasil observasi langsung pada nyamuk yang terperangkap menunjukkan

tidak hanya nyamuk betina saja yang terperangkap namun juga nyamuk jantan

meskipun proporsinya lebih banyak nyamuk betina, selain itu nyamuk yang

terperangkap tidak hanya nyamuk yang gravid (siap bertelur) dan fed (kenyang

darah) namun termasuk juga nyamuk unfed (tidak kenyang darah) dari keempat

genera yang terperangkap. Fenomena ini mengindikasikan bahwa perangkap

sticky-trap ini berpotensi memerangkap nyamuk yang resting namun belum

memasuki proses pematangan telur dan masih akan melakukan aktivitas

menghisap darah, serta kemungkinan lainnya adalah nyamuk yang baru keluar

dari pupa (emerge) sebelum memasuki fase kawin akan mencari tempat resting.

Proses pencarian tempat untuk meletakkan telur (oviposisi) dipengaruhi berbagai

macam faktor dan salah satunya adalah kandungan bahan kimia yang terkandung

dalam suatu habitat. Atraktan yang terdapat dalam perangkap nyamuk akan

mengeluarkan sinyal kimiawi yang ditangkap nyamuk sehingga akan mengalihkan

nyamuk untuk bertelur pada tempat penampungan air.

Kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap memperlihatkan dua pola

yang berbeda. Di Kelurahan Hadimulyo Barat dan Kelurahan Imopuro, kepadatan

nyamuk Aedes yang terperangkap memperlihatkan penurunan sedangkan di

kelurahan Iringmulyo dan Yosodadi lebih fluktuatif (naik-turun). Hipotesa yang

dapat diambil dari angka kepadatan ini bahwa tinggi rendahnya angka kepadatan

akan dipengaruhi oleh kepadatan nyamuk dewasa. Hasil pemeriksaan jentik rutin

Page 80: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

61

oleh kader menunjukkan fluktuasi rumah yang positif jentik di setiap pengamatan,

dan rumah yang masih ditemukan jentik tentunya akan mempengaruhi keberadaan

nyamuk di lingkungannya dan akan mempengaruhi kepadatan nyamuk yang

terperangkap pada sticky-trap.

Konsep perangkap nyamuk sticky-trap merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk mengendalikan vektor dan terintegrasi dengan metode

pengendalian lainnya. Gerakan 1 rumah 1 jumantik apabila dilaksanakan secara

kolektif oleh masyarakat dalam jangka panjang akan berdampak kepada

menurunnya populasi vektor, selanjutnya kepadatan vektor akan semakin rendah

karena peran dari sticky-trap. Sticky-trap merupakan alat yang sederhana karena

mudah dibuat, ramah lingkungan karena dapat memanfaatkan barang bekas

(mendukung 3M plus dalam hal mendaurulang) dan tidak menimbulkan resistensi

vektor. Penelitian ini menempatkan sticky-trap sebanyak 2 buah untuk setiap

rumah dimana penempatannya di ruangan yang sering ditempati bersama

(berkumpul) seperti ruang tamu, ruang keluarga ataupun ruang makan atau dapur.

Informasi mengenai kepadatan nyamuk vektor berdasarkan ruangan tempat

pemasangan tidak dikumpulkan sehingga dapat dikaji pada penelitian berikutnya.

4.4. Penerimaan masyarakat terhadap kegiatan pemeriksaan jentik dan

pemasangan sticky-trap

Secara umum penerimaan masyarakat selama penelitian berlangsung

khususnya pada saat intervensi kegiatan (promosi kesehatan, pemeriksaan jentik

setiap minggu dan pemasangan sticky-trap) cukup baik meskipun juga ditemui

penolakan untuk diperiksa jentik maupun dipasang sticky-trap namun jumlahnya

sangat sedikit. Salah satu hal penting dan perlu diperhatikan dalam melaksanakan

pendekatan kepada masyarakat terkait program yang dilaksanakan, bahwa

masyarakat harus dijadikan sebagai subjek dan bukan objek dari kegiatan

sehingga mereka sepatutnya dilibatkan dalam kegiatan termasuk dalam proses

perencanaan program atau sosialisasi.

Masyarakat merasakan beberapa manfaat dari intervensi yang diberikan,

selain edukasi, rasa aman (gigitan nyamuk berkurang) serta menambah wawasan.

Masyarakat juga merasa malu jika hasil pemeriksaan ditemukan jentik di

Page 81: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

62

rumahnya. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang diinisiasi di awal

penelitian melalui kegiatan promosi kesehatan akan menggugah kesadaran

masyarakat untuk menyadari secara kolektif terhadap permasalahan yang ada di

wilayahnya (angka bebas jentik) kaitannya dengan penularan demam berdarah.

Pemicuan kesadaran dan perubahan perilaku selanjutnya dilakukan oleh kader

jumantik yang rutin melakukan pemeriksaan jentik setiap minggu.

Perubahan perilaku di dalam masyarakat dapat terjadi bila ada faktor

pendorong baik dari luar masyarakat maupun faktor dari dalam yang mendorong

untuk melakukan tindakan atau perbuatan. Perubahan juga dapat terjadi karena

adanya perubahan struktur, sebagai contoh, bila dahulu masalah pengendalian

vektor DBD merupakan masalah Pemerintah, akan tetapi pada saat ini masalah

tersebut bisa diselesaikan di keluarga dalam masyarakat. Hal ini tentu perlu

dukungan total dari Stake holder maupun pimpinan dari Pemerintah.

Perubahan perilaku secara perlahan akan berkembang menjadi perubahan

Budaya. Perubahan budaya yang ingin ditimbulkan disini adalah ketika individu

dalam masyarakat sadar akan adanya unsur-unsur yang harus dilakukan dalam

mencapai kehidupan yang lebih sehat. Pada kasus ini, dimana kejadian DBD di

lingkungan masyarakat kota Metro, Lampung adalah tinggi, maka masyarakat

diajak untuk melakukan kegiatan pro aktif mengendalikan jentik dan nyamuk

vektor DBD dengan suatu alat yang sederhana dan murah serta dapat dibuat

sendiri. Kegiatan penyuluhan (informasi, edukasi dan komunikasi) dan aplikasi

sticky-trap agaknya dapat meningkatkan kesadaran akan potensi rumahtangga

untuk bisa berperan dalam pengendalian DBD. Perubahan tersebut belum cukup

besar, terbukti dari nilai density figure dan indeks entomologi yang masih

dikisaran sedang. Hal ini merupakan tantangan bagi provider setempat, terutama

dari Dinas Kesehatan dan jajarannya untuk melakukan monitoring dan evaluasi

serta pendekatan kepada masyarakat. Perubahan tidak instan tetapi proses ini

sudah dimulai.

4.5. Perspektif pengelola program DBD terhadap kejadian DBD dan aspek

pencegahan

Program pengendalian DBD yang dilaksanakan Puskesmas mengacu

kepada program yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Program pengendalian

Page 82: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

63

DBD memberikan fokus kepada pencegahan penularan dan bersinggungan

langsung dengan masyarakat. Oleh karenanya masyarakat merupakan faktor

penting sekaligus menjadi sasaran program. Selain sebagai sasaran, masyarakat

dapat diberikan peran yang turut membantu jalannya kegiatan melalui program

pemberdayaan. Kader jumantik merupakan merupakan bentuk pemberdayaan

yang sudah cukup lama dijalankan walaupun dalam pelaksanaannya belum

maksimal (terkait jumlah kader, cakupan pemeriksaan, waktu pelaksanaan).

Berbagai kendala ditemui selama menjalankan program di level

masyarakat, namun kendala tersebut tidak menjadi penghambat untuk meneruskan

program dengan mencari solusi yang sifatnya solutif. Kerja sama lintas sektor

yang erat terutama dengan sektor pemangku wilayah menjadi cukup krusial.

Camat maupun lurah sebagai pimpinan pemerintah di kecamatan dan kelurahan

serta sebagai penanggung jawab pemerintahan, pembangunan dan masyarakat

menjadi pihak atau lintas sector kunci dalam menjalankan kerja sama lintas

sektor. Sinergi menjadi kata kunci penting agar program pengendalian DBD dapat

terlaksana, tepat sasaran, efektif dan efisien. Dari aspek teknis, kendala dalam

pelacakan alamat penderita untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi

sepatutnya bukan menjadi masalah lagi, karena dapat dikomunikasikan dengan

baik kepada lintas program. Keberhasilan komunikasi di dalam suatu lembaga

atau organisasi ditentukan oleh adanya kesamaan pemahaman antara orang yang

terlibat dalam kegiatan komunikasi.

Di wilayah penelitian program 1 rumah 1 jumantik telah dijalankan namun

baru sebatas penetapan surat keputusan dan sosialisasi (dinas kesehatan maupun

puskesmas). Program 1R1J telah dilaunching pemerintah pada tahun 2016 dan

Kementerian Kesehatan sendiri sudah melakukan evaluasi namun masih dalam

bentuk adanya SK di tiap kabupaten/kota. Pelaksanaan program kesehatan

membutuhkan perencanaan yang tepat dan cermat karena dalam pelaksanaannya.

4.6. Perspektif lintas sektor terhadap permasalahan DBD di wilayahnya

Kota Metro merupakan salah satu wilayah endemis di Provinsi Lampung.

Beberapa tahun sebelumnya kasus DBD menjadi momok di Kota Metro dan pada

tahun-tahun tersebut Kota Metro menjadi kabupaten/kota tertinggi angka

incidence rate nya. Seluruh informan lintas sektor menyatakan DBD menjadi

Page 83: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

64

permasalahan yang cukup serius dan hal ini diduga berhubungan dengan riwayat

DBD di wilayah ini. Kerjasama lintas sector menurut para informan mutlak

diperlukan dan selama ini telah dijalankan dengan berbagai dinamika. Organisasi

perangkat daerah (OPD) pada dasarnya merupakan bagian dari pemerintah

kabupaten atau kota, sehingga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya

tidak akan maksimal apabila dikerjakan sendiri. Kemitraan dan kerja sama lintas

sektor juga sangat penting untuk melaksanakan berbagai program terutama yang

bersentuhan langsung dengan masyarakat agar implementasinya semakin

mendekati dari target atau sasaran yang diinginkan.

Musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) di kecamatan atau

kelurahan ataupun lokakarya mini di puskesmas merupakan wadah yang dapat

dimanfaatkan mensosialisasikan suatu program, mengevaluasi serta mencari

tindak lanjut atau solusi terhadap permasalahan atau kendala yang ditemui dari

program yang dijalankan. Pemerintah dan masyarakat memiliki tanggung jawab

yang sama untuk membangun wilayahnya. Masyarakat seharusnya turut

berpartisipasi karena ini merupakan kesempatan untuk secara bersama

menentukan masa depan wilayah. Masyarakat juga harus memastikan

pembangunan yang dilakukan pemerintah sesuai dengan kebutuhan.

Page 84: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh serta pembahasan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Terdapat perbedaan rata-rata yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan,

sikap dan perilaku masyarakat dan kader jumantik sebelum dan sesudah

intervensi diberikan.

b. Indeks jentik pada saat sebelum intervensi yaitu house index 33,2%, breteau

index 84,4 kontainer per 100 rumah, dan container index 12,5%, sedangkan

sesudah intervensi house index 21,6%, breteau index 28,3 kontainer per 100

rumah dan container index 6,7%.

c. Kepadatan nyamuk Aedes yang terperangkap mulai dari pengamatan I hingga

IV berturut-turut dengan rerata sebesar 0,50, 0,47, 0,33 dan 0,35

ekor/perangkap.

d. Masyarakat menunjukkan antusiasme yang positif terhadap intervensi yang

diberikan (promosi kesehatan, pemeriksaan jentik dan pemasangan perangkap

sticky-trap)

e. Perilaku masyarakat yang positif adalah kunci keberhasilan penanggulangan

DBD dan oleh karenanya memerlukan pendekatan yang komprehensif dan

melibatkan banyak aktor.

f. Perspektif lintas sektor terhadap permasalahan DBD bahwa penanggulangan

penyakit demam berdarah tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor

kesehatan namun memerlukan peran multisektor.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dan pembahasan antara lain :

a. Perangkap sticky-trap perlu dimodifikasi kembali agar efektifitasnya semakin

baik dan secara estetika tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.

Page 85: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

66

b. Pada level masyarakat, pelaksanaan program 1 rumah 1 jumantik memerlukan

komitmen bersama dari seluruh komponen (tokoh masyarakat, tokoh agama,

PKK, dasawisma, dan masyarakat itu sendiri) agar dapat berkesinambungan.

c. Kesinambungan program (sustainability) merupakan salah satu isu kunci

terhadap program baru yang akan dijalankan. Selain perencanaan dan

sosialisasi yang baik, fungsi monitoring dan evaluasi (monev) program

menjadi cukup krusial untuk dilaksanakan dan umpan balik yang diberikan

akan menjadi masukan penting untuk kesempurnaan program ke depannya.

Oleh karena itu kesinambungan anggaran untuk mendukung keseluruhan

rangkaian dari program 1 R 1 J perlu menjadi komitmen para pengambil

kebijakan.

Page 86: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

67

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Wilayah KLB DBD ada di 11 provinsi.

http://www.depkes.go.id/article/print/16030700001/wilayah-klb-dbd-ada-

di-11-provinsi.html. Published 2016. Accessed January 1, 2017.

2. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Profil Kesehatan Provinsi Lampung

Tahun 2015.; 2016.

3. Subdit Pengendalian Arbovirosis. Data Kasus Demam Berdarah Dengue

(DBD) per Bulan Tahun 2012-2014.

4. Ambarita L, Sitorus H, Komaria R. Habitat Aedes pradewasa dan indeks

entomologi di 11 kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan. BALABA.

2016;12(2):111-120.

5. Zubaidah T, Setiadi G, Akbari P. Kepadatan jentik Aedes sp pada kontainer

di dalam dan di luar rumah di Kelurahan Surgi Mufti Banjarmasin tahun

2014. J Buski. 2014;5(2):95-100.

6. Wanti, Darman M. Tempat penampungan air dan kepadatan jentik Aedes

sp di daerah endemis dan bebas Demam Berdarah Dengue. Kes Mas.

2014;9(2):171-178.

7. World Health Organization. WHO global health days. World Health Day

2014: small bite, big threat. http://www.who.int/campaigns/world-health-

day/2014/en/. Accessed January 1, 2016.

8. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat

Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta; 2016.

9. Ekaputra I, Ani L, Suastika K. Analisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Puskesmas III Denpasar

Selatan. Public Heal Prev Med. 2013;1(2):189-197.

10. Purnama SG, Baskoro T. Maya index dan kepadatan larva Aedes aegypti

terhadap infeksi dengue. MAKARA. 2012;16(2):57-64.

11. Nerlander L, Chau T, Nguyen T. Study on Knowledge, Attitudes and

Practices of Community Members in Tien Gang and Ho Chi Minh City with

Regards to Dengue Fever and Climate Change. Hanoi; 2011.

http://www.ifrc.org/docs/Appeals/annual11/MAAVN001-Final-KAP-

report-DF-CC-0611.pdf.

12. Chadee D, Ritchie S. Oviposition behaviour and parity rates of Aedes

aegypti collected in sticky traps in Trinidad, West Indies. Acta Trop.

2010;116:212-216.

13. Santos E, Melo-Santos M, Oliveira C, Correia J, Albuquerque C.

Evaluation of a sticky trap (AedesTraP), made from disposable plastic

bottles, as a monitoring tool for Aedes aegypti populations. Parasit

Vectors. 2012;5:195.

14. Velo E, Kadriaj P, Mersini K, et al. Enhancement of Aedes albopictus

collections by ovitrap and sticky adult trap. Parasit Vectors. 2016;9(1):223.

doi:10.1186/s13071-016-1501-x.

15. de Resende MC, de Ázara TMF, Costa IO, et al. Field optimisation of

mosquiTRAP sampling for monitoring Aedes aegypti Linnaeus (Diptera:

Culicidae). Mem Inst Oswaldo Cruz. 2012;107(3):294-302.

doi:10.1590/S0074-02762012000300002.

Page 87: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

68

16. Facchinelli L, Valerio L, Pombi M, Reiter P, Costantini C, Della Torre A.

Development of a novel sticky trap for container-breeding mosquitoes and

evaluation of its sampling properties to monitor urban populations of Aedes

albopictus. Med Vet Entomol. 2007;21(2):183-195. doi:10.1111/j.1365-

2915.2007.00680.x.

17. Lestari E, Sianturi C, Hestiningsih R, Wuryanto M. Kepadatan jentik

vektor demam berdarah dengue (DBD) Aedes sp. di daerah endemis,

sporadis dan potensial Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. BALABA.

2014;10(2):71-76.

18. Hodijah ’ DN, Prasetyowatil H, Marina R. TEMPAT

PERKEMBANGBIAKAN AEDES SPP. SEBAGAI PENULAR VIRUS

DENGUE PADA BERBAGAI TEMPAT DI KOTA SUKABUMI. J Ekol

Kesehat. 2015;14(1).

19. Badan Pusat Statistik Kota Metro. Kota Metro Dalam Angka. Metro

Municipality in Figures 2018. Metro; 2018.

20. Dhimal M, Aryal KK, Dhimal ML, et al. Knowledge, attitude and practice

regarding dengue fever among the healthy population of highland and

lowland communities in Central Nepal. PLoS One. 2014;9(7).

doi:10.1371/journal.pone.0102028.

21. Focks DA, Brenner RJ, Hayes J, Daniels E. Transmission thresholds for

dengue in terms of Aedes aegypti pupae per person with discussion of their

utility in source reduction efforts. Am J Trop Med Hyg. 2000;62(1):11-18.

doi:10.4269/ajtmh.2000.62.11.

22. Shinta, Sukowati S. Penggunaan Metode Survei Pupa Untuk Memprediksi

Risiko Penularan Demam BerdarahDengue di Lima Wilayah Endemis di

DKI Jakarta. Media Litbang Kesehat. 2013;23(1):31-40.

23. The Walter Reed Biosystematic Unit. Culex (Cux.) quinquefasciatus.

http://www.wrbu.org/mqID/mq_medspc/AD/CXqui_hab.html.

24. Dwinata dkk. Autocidal Ovitrap Atraktan Rendaman Jerami Sebagai

alternatid Pengendalian Vektor DBD Di Kab. Gunungkidul. Media Kesehat

Masy Indones. 2015:125-131. doi:10.1016/S0377-0427(00)00404-0.

25. Polson KA, Curtis C, Seng CM, Olson JG, Chantha N, Rawlins SC. The

use of ovitraps baited with hay infusion as a surveillance tool for Aedes

aegypti mosquitoes in Cambodia. Dengue Bull. 2002;26:178-184.

26. Santana AL, Roque R a, Eiras AE. Characteristics of grass infusions as

oviposition attractants to Aedes (Stegomyia) (Diptera: Culicidae). J Med

Entomol. 2006;43(2):214-220. doi:Doi 10.1603/0022-

2585(2006)043[0214:Cogiao]2.0.Co;2.

Page 88: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

69

LAMPIRAN

Page 89: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

70

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU RESPONDEN TENTANG

DEMAM BERDARAH DENGUE (BAGI MASYARAKAT DAN KADER

JUMANTIK)

MODEL PENANGGULANGAN DBD MELALUI PENDEKATAN KELUARGA DI

KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG

Tanggal wawancara :

Pewawancara :

Kecamatan :

Desa/Kelurahan :

RT / RW :

Karakteristik Responden

Nama Kepala Keluarga :

Nama Responden :

Status dalam keluarga : ..............................(jika bukan kepala keluarga)

Jumlah anggota rumah tangga : ……………. orang

Umur : ........tahun

Jenis Kelamin : Pria / Wanita

Menetap sejak tahun : ……………………..

Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah 5. Tamat SMA

2. Tidak Tamat SD 6. Tamat Perguruan Tinggi

3. Tamat SD (D1, D3, S1, dst)

4. Tamat SMP

Pekerjaan (utama) : 1. Tidak bekerja 6. Pegawai swasta

2. Pelajar / Mahasiswa 7. Wirausaha / pedagang

3. Ibu Rumah Tangga 8. Petani / Berkebun

4. PNS/TNI /POLRI 9. Buruh (buruh)

5. BUMN/BUMD 10. Lainnya, sebutkan…

Aktivitas sosial yang diikuti di : 1. Arisan 4. Pengajian

lingkungan tempat tinggal 2. Kader Posyandu 5. Lainnya, sebutkan……

3. Kader Dasa Wisma 6. Tidak mengikuti

Apakah terdapat anggota keluarga yang menderita demam berdarah (konfirmasi dokter) pada tahun

2017 hingga saat ini?

a. Ya, ada……..org, yaitu........................... umur …….tahun

b. Tidak ada

I. PENGETAHUAN

1 Apakah Bapak/Ibu/Saudara, mengetahui gejala penyakit DBD?

a. Ya, sebutkan.............

b. Tidak tahu

2 Apakah menurut Bapak/Ibu/Saudara, DBD merupakan penyakit yang berbahaya? a. Ya, karena.............

b. Tidak tahu

Page 90: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

71

3 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, apakah penyakit DBD dapat disembuhkan?

a. Ya,

jelaskan…………………………..

b. Tidak

c. Tidak tahu

4 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, apakah penyakit DBD dapat menular?

a. Ya

b. Tidak (lanjut ke no. 10 )

c. Tidak tahu , (lanjut ke no. 10)

5 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, bagaimana seseorang dapat tertular penyakit DBD? (Opsi jawaban tidak dibacakan)

a. Lewat ludah (lanjut ke no. 10) d. Lewat keringat (lanjut ke no. 10)

b. Gigitan nyamuk (lanjut ke no. 6) e. Lewat udara (lanjut ke no. 10)

c. Bersentuhan dengan penderita (lanjut ke

no. 10) f. Lainnya, sebutkan .......................

(lanjut ke no. 10) 6 Menurut Bapak/Ibu/Saudara apa ciri-ciri nyamuk penular demam berdarah?

(Opsi jawaban tidak dibacakan)

a. Warna coklat bintik-bintik putih d. Tidak tahu

b. Warna hitam tanpa bintik-bintik putih e. Lainnya,

sebutkan………………………… c. Warna hitam dengan bintik-bintik putih

7 Menurut Bapak/Ibu/Saudara kapan biasanya nyamuk penular DBD menggigit orang? (Opsi

jawaban tidak dibacakan) a. Pagi hingga sore hari d. Tidak tahu

b. Malam hari e. Lainnya,

sebutkan…………………………

c. Pagi hari saja 8 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, bagaimana cara mencegah dari gigitan nyamuk? (Pilihan boleh

lebih dari 1 & opsi jawaban tidak dibacakan) a. Memakai kelambu kalau tidur e. Memakai baju/celana panjang

b. Menggunakan repellen f. Lainnya,

sebutkan…………………………… c. Memasang kawat kasa pada ventilasi g. Tidak tahu

d. Menggunakan obat nyamuk cair/bakar

9 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, dimanakah biasanya nyamuk penular DBD berkembangbiak? (Opsi

jawaban tidak dibacakan) a. Bak d. Rawa-rawa

b. Drum/ember e. Tidak tahu

c. Tempat minum burung f. Lainnya,

sebutkan………………………….. 10 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, sebelum menjadi nyamuk dewasa, apa bentuk nyamuk itu

sebelumnya? (Opsi jawaban tidak dibacakan dan bisa lebih dari satu)

a. Jentik d. Tidak tahu

b. Ulat e. Lainnya, sebutkan………

c. Kecebong 11 Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendengar program 3M atau 3M (plus)? (Probing, jika

responden tidak mengetahui, uraikan kepanjangannya) a. Ya

b. Belum pernah mendengar (lanjut ke II. SIKAP)

Page 91: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

72

12 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, berapa kali sebaiknya menguras bak mandi atau tempat

penampungan air lainnya (volume besar, mis. Bak, drum, dll.)? (Opsi jawaban tidak

dibacakan) a. Sekali sebulan d. Lebih dari 1 kali dalam seminggu

b. Dua minggu satu kali e. Tidak tahu

c. Seminggu sekali f. Lainnya,

sebutkan……………………………. 13 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, bagaimana cara menguras bak mandi yang benar? (Opsi jawaban

tidak dibacakan dan bisa lebih dari satu)

a. Hanya membuang air saja c. Menguras disertai menyikat dinding bak

b. Menguras dan disertai menyiram air panas d. Lainnya, sebutkan ............................ 14 Menurut Bapak/Ibu/Saudara, cara apa dapat dilakukan agar tempat penampungan air di rumah

(bak mandi, drum, ember, dsb) terbebas dari jentik nyamuk DBD? (Opsi jawaban tidak

dibacakan dan bisa lebih dari satu) a. Diberi serbuk pembasmi jentik c. Tidak tahu

b. Diberi ikan pemakan jentik d. Lainnya, sebutkan ...........................

II. SIKAP

Untuk mengisi jawaban tentang sikap dibagi 3 kategori yaitu Setuju, Tidak Tahu dan

Tidak Setuju dengan cara memberikan tanda V pada kolom

Setuju

Tidak

Tahu Tidak

Setuju 1 DBD merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat

mengakibatkan kematian apabila tidak cepat ditangani 2 Cara yang cukup baik mencegah berkembangbiaknya jentik

nyamuk DBD adalah melalui gerakan 3M Plus (menguras,

menutup, menimbun dan kegiatan lain seperti memelihara ikan

pemakan jentik, menabur serbuk pembasmi jentik, dsb) 3 Serbuk jentik (abate) dapat membunuh jentik nyamuk dengan

efektif dan tidak berbahaya bagi manusia. 4 Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam bentuk

3M plus wajib dilakukan oleh seluruh masyarakat tanpa

terkecuali. 5 Menggantung pakaian di rumah dapat menjadi tempat bagi

nyamuk untuk hinggap/beristirahat. 6 Fogging lebih baik dilakukan dibandingkan melaksanakan

gerakan 3M Plus 7 Ikan cupang (hias/aduan) efektif untuk memakan jentik pada

tempat penampungan air. 8 Kunci keberhasilan pemberantasan demam berdarah adalah

perilaku masyarakat khususnya dalam melaksanakan 3M Plus 9 Pemberantasan penyakit demam berdarah hanya merupakan

tanggung jawab pemerintah 10 Perlu ditunjuk 1 orang di setiap rumah tangga (jumantik

keluarga) yang bertugas mengamati tempat-tempat yang

menampung air agar perkembangbiakan nyamuk DBD dapat

dicegah.

III. PERILAKU

1. Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara menguras bak mandi atau tempat penampungan air

lainnya (drum, tempayan, ember, dsb) dalam 1 bulan terakhir?

Page 92: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

73

a. 1 kali d. 4 kali g. Tidak punya TPA

b. 2 kali e. >4 kali

c. 3 kali f. Tidak pernah menguras

2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara melakukan upaya khusus untuk mencegah jentik nyamuk

berkembangbiak dalam bak mandi?

a. Ada, sebutkan…………………………… (jika menjawab LARVASIDA lanjut

ke nomor 3, jika menjawab IKAN lanjut ke nomor 5)

b. Tidak ada (lanjut ke nomor 6)

3. Kapan Bapak/Ibu/Saudara terakhir kali menggunakan (menaburkan) larvasida?

a. 3 bulan terakhir

b. >3 bulan yang lalu

4. Dari mana Bapak/Ibu/Saudara memperoleh larvasida?:

a. Dibeli sendiri

b. Diberi oleh petugas kesehatan

c. Diberi oleh saudara/tetangga/Pak RT

5. Dari mana Bapak/Ibu/Saudara memperoleh ikan pemakan jentik :

a. Dibeli sendiri

b. Diberi oleh petugas kesehatan

c. Diberi oleh saudara/tetangga/Pak RT

6. Apa yang Bapak/Ibu/Saudara lakukan terhadap barang bekas (kaleng, botol, gelas,

dsb)?

a. Dikumpulkan di dalam rumah (atau di bagian luar rumah yang ternaungi)

b. Dikumpulkan di luar rumah (terkena hujan)

c. Langsung dibakar

d. Didaur ulang

e. Langsung dibuang ke sungai/gorong-gorong

f. Dibuang ke tempat penampungan sampah

g. Lainnya, sebutkan………………………………………….

7. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dari pukul 6 pagi sampai 6 sore memakai obat anti

nyamuk dalam rumah

a. Ya

b. Tidak

8. Bagaimana kebiasaan Bapak/Ibu/Saudara menyimpan pakaian yang sudah dipakai?

a. Digantung

b. Disimpan dalam lemari

c. Langsung dicuci (tidak dipakai dua kali)

d. Lainnya...............................

9. Apakah bapak/ibu juga melakukan kegiatan berikut? (DITANYAKAN DAN

OBSERVASI LANGSUNG? (Beri tanda centang (V) pada kolom ya/tidak)

Ya Tidak

a. Menggunakan kelambu saat tidur pada rentang pagi hingga

sore hari

b. Memasang kassa pada ventilasi rumah

c. Membuat perangkap nyamuk/jentik

d. Menempatkan tanaman pengusir nyamuk

e. Membersihkan/mengeringkan tempat-tempat yang dapat

menampung air di luar rumah

f. Menutup lubang pada pohon atau tanaman yang dapat

menampung air

g. Mengganti air pada vas bunga/tempat minum burung (hewan

peliharaan)/akuarium seminggu sekali

Page 93: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

74

Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

(Bagi masyarakat dan kader)

Model Penanggulangan DBD Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Metro

Provinsi Lampung

Penyakit demam dengue / demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit

menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Hingga saat ini belum ditemukan

obat yang efektif terhadap penyakit ini. Penyakit DBD berkaitan dengan kondisi

lingkungan dan perilaku masyarakat. Masyarakat yang kurang peduli kebersihan

lingkungan dan ancaman penyakit berbahaya merupakan lokasi yang sangat baik

sebagai endemik DBD. Diperlukan kesadaran dan peran aktif semua lapisan

masyarakat untuk mengenyahkan demam berdarah dengue dari lingkungan sekitar

tempat tinggalnya.

Dalam kesempatan ini, kami dari Badan Litbangkes, Kementerian

Kesehatan bekerja sama dengan dinas kesehatan (provinsi dan kabupaten) serta

puskesmas melaksanakan penelitian tentang penanggulangan DBD. Saudara

diminta untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Jadi jika Saudara ikut berpartisipasi

merupakan suatu kehormatan bagi kami. Tujuan dari penelitian ini adalah

diketahuinya model penanggulangan demam berdarah dengue. Jika tujuan

penelitian ini tercapai, maka hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan

pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk menjadikan model ini

sebagai salah satu metode pengendalian DBD yang terintegrasi dengan metode

pengendalian lainnya.

Pada penelitian ini Saudara akan diwawancarai tentang aspek-aspek yang

berkaitan dengan penyakit demam berdarah dengue. Keuntungan yang Saudara

peroleh dari keikutsertaan dalam penelitian ini, yaitu Saudara dan warga lainnya

di lingkungan tempat tinggal saudara akan diberikan informasi (promosi

kesehatan dalam bentuk penyuluhan, dsb) dalam upaya agar terhindar dari

penularan DBD.

Keikutsertaan Saudara adalah sukarela. Bila Saudara tidak ingin

berpartisipasi tidak akan ada sangsi dan tidak kehilangan hak apapun. Bila

berhenti berpartisipasi, maka tidak ada sangsi atau kerugian yang harus

ditanggung. Dengan ikut sertanya Saudara dalam kegiatan penelitian ini maka

sebagai kompensasi atas waktu yang diberikan untuk kegiatan ini maka Saudara

akan memperoleh imbalan untuk kenang-kenangan.

Semua informasi yang kami peroleh dari Saudara sifatnya rahasia dan

dijaga kerahasiaannya. Mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini

Saudara dapat bertanya kepada Saudara. Lasbudi P. Ambarita, M.Sc. dengan

alamat Komp. Loka Litbang P2B2 Baturaja, Sumatera Selatan Jl. Jend. A. Yani

km.7 Kemelak, Baturaja, Telp. (0735) 322 774

Page 94: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

75

Setelah mendengar penjelasan yang diberikan, saya mengerti tentang

penelitian ini, dan menyatakan turut berpartisipasi tanpa adanya tekanan dari

siapa pun.

Dengan menandatangani pernyataan ini, Saya menyatakan keikutsertaan

Saya. Saya sudah diberi kesempatan untuk bertanya dan Saya menyadari bahwa

Saya boleh mengundurkan diri setiap saat.

Tanggal :

Nama :

Tanda Tangan/Cap Jempol:

Saksi :

Tanggal :

Nama:

Tanda Tangan/Cap Jempol:

Page 95: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

76

LAMPIRAN 2

PEMBUATAN STICKY-TRAP

Sticky-trap merupakan alat (perangkap) yang akan memerangkap nyamuk

betina yang akan hinggap (resting) atau meletakkan telur. Gambaran perangkap

sticky-trap ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Pada penelitian ini konsep pembuatan sticky-trap sebagian besar

merupakan barang bekas atau sudah tidak digunakan lagi dan mudah diperoleh.

Bahan-bahan tersebut antara lain botol bekas (volume 1 atau 1,5 liter), kertas

perangkap serangga (lalat), dan kantung plastik warna hitam, sedangkan cairan

atraktan berupa tanaman padi (kering) yang direndam dalam ember yang berisi air

selama 1 minggu. Adapun tahapan dalam pembuatan perangkap sticky-trap

sederhana adalah sebagai berikut :

1. Ujung botol dipotong sehingga berbentuk seperti gelas

Berupa gelas yang

terbuat dari plastik dan

berwarna hitam

Bagian dalam diberi

bahan perekat

Cairan atraktan yang

berfungsi menarik

nyamuk betina datang

Page 96: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

77

2. Selanjutnya bagian luar gelas ditempel dengan kantung plastic warna hitam

3. Selanjutnya dimasukkan kertas berperekat dan dirapatkan pada sisi dalam

gelas

4. Perangkap siap untuk ditambahkan cairan atraktan dan digunakan

PEMBUATAN ATRAKTAN

Atraktan atau bahan penarik nyamuk betina untuk datang dibuat dengan

bahan-bahan sebagai berikut :

1. Jerami padi (rumpun padi yang telah dipanen)

2. Ember berpenutup

3. Air bersih

Adapun tahapan pembuatan atraktan adalah sebagai berikut :

1. Jerami padi yang diperoleh dibiarkan mengering (suhu ruang)

2. Setelah mengering jerami dipisahkan bagian mulai dari pangkal akar, sehingga

yang digunakan hanya bagian batang serta daun.

3. Rendam jerami dalam ember yang berisi air bersih dengan perbandingan

jerami sebanyak 125 gram berbanding air sebanyak 15 liter. Ember kemudian

ditutup dan dibiarkan selama 7 hari.

4. Air rendaman jerami siap digunakan pada sticky-trap dengan konsentrasi

sebesar 10%.

Page 97: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

78

LAMPIRAN 3

FOTO-FOTO PENELITIAN

1. Wawancara KAP kader jumantik (pra intervensi)

2. Pelatihan kader jumantik

3. Wawancara KAP masyarakat & pemeriksaan jentik (pra intervensi)

Page 98: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

79

4. Pendampingan kader jumantik dalam kegiatan promosi kesehatan

5. Aplikasi sticky-trap di rumah-rumah penduduk

6. Pengamatan nyamuk pada sticky-trap

Page 99: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

80

7. Wawancara KAP masyarakat dan pemeriksaan jentik (paska intervensi)

8. Indepth interview dan focus group discussion

Page 100: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

81

LAMPIRAN 4

DATA TEMATIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF

A. Lintas Sektor

Pertanyaan Bappeda Kominfo Disdikbud Hasil Tematik

DBD sebagai prioritas

sektor kesehatan di

Kota Metro

.... Terkadang prioritas itu sulit disebabkan

semua kegiatan itu merasa menjadi prioritas.

Padahal pada saat melihat dokumen yang

menjadi prioritas itu, nah disitu fungsi

perencanaan adalah mengkoordinir program

kegiatan, lintas sektor, lintas UPD juga.

Bappeda kan artinya lebih fokus ke

perencanaannya, jadi proses perencanaannya

kita mau lihat sudah sinkon belum dengan

sistem perencanaan pembangunan nasional.

Kita juga harus menselaraskan dengan

dokumen-dokumen yang ada. Jadi kalau

sudah di APMB, program prioritasnya untuk

kesehatan it apa, kemudian kita lihat d

renstranya. Kemenkes itu juga sudah ada

prioritas-prioritas tertentu, yang kita lihat itu

kesesuaian angka prioritas dengan

dialokasikan anggarannya. Karena fungsinya

perencanaan itu dengan anggaran yang

terbatas itu kita harus melaksanakan program

kegiatan.

Kalau kita belum sampai ke endemis

ya endemis DBD ndak ya kita baru..

kalau kasus tetap ada kasus tetap ada

dan itu rata-rata kejadiannya ada di

pondok pesantren ya, beberapa

pondok pesantren kami setiap

tahunnya selalu ada kasus walaupun

itu tidak sampe ke endemis tapi tetep

ada, tapi ya dinas terkait kita sudah

melakukan tugasnya dengan

memberikan sosialisasi terkait

dengan penanganan DBD terus

fogging juga sering digalakkan ya bu

kan, kami juga sering memberikan

informasi melalui web, memberikan

informasi melalui radio juga itu kan

ada radio pemerintah daerah tentang

bahaya DBD, bagaimana cara

penanganannya. Kita juga ada

semacam talkshow ya di radio

pemerintah daerah, kita ni

mengundang seluruh kepala OPD

kalau saya secara kesehatan

itu semua prioritas walaupun.

walaupun itu.

Cuma sakit maag itu juga

prioritas karena dari sakit

maag bisa jadi sakit kuning,

bisa apa lever kan ada

tingkatannya gitu jadi apalagi

demam berdarah tau-tau

meninggal kan kita gak ini

semua kalo bagi saya

prioritas kalau untuk

kesehatan nomor satu. iya iya

makanya gak ada lagi apa

untuk ini menurun istilahnya

dirumah sakit biasanya

numpuk. dulu ini,

indikasinya kalau dulu semua

metro timur ee lampung

timur lampung tengah kalau

berobat itu ke metro, jadi

penuh itu bukan karena orang

Lintas sektor tidak bisa

langsung menentukan apakah

DBD merupakan prioritas

program kesehatan di Kota

Metro, akan tetapi Bappeda

Kota Metro sebagai perencana

anggaran dan Kominfo sebagai

dinas yang bertanggungjawab

dalam penyebaran informasi ke

masyarakat telah menjalankan

tuposinya terkait dengan

masalah kesehatan pada

umumnya dan DBD pada

khususnya. Sedangkan menurut

Disdikbud bahwa semua

penyakit merupakan prioritas

untuk ditangani.

Page 101: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

82

kita juga harus menselaraskan dengan

dokumen-dokumen yang ada jadi kalo udah

di LPJMB nih, program prioritasnya untuk

kesehatan itu apa, kemudian kita lihat di

renstranya di apaa ee kemenkes, itu juga

sudah ada prioritas-prioritas tertentu ya yang

kita liat itu kesesuaian angka prioritas dengan

yang di aa apa di alokasikan anggarannya,

karna kan berfungsinya perencanaan itu

karena dengan anggaran yang terbatas itu kita

kan memang harus melaksanakan program

kegiatan yang memang oo apa kadang oo

priorias itu sulitnya itu karna ini ya karna

semua kan kegiatan merasa itu prioritas

semua Cuma pada saat kita liat dokumen kita

apa yang prioritas itu apa ya itu, fungsinya

perencanaan itu disitu mengkoordinir ya

koordinir program kegiatan kemudian minta

sektor, kadang minta SOPD juga...jadi ya

fungsi Bapeda itu kalau usulan bawah itu

adalah usulan masyarakat dan itu sebagai

bahan kan. Kita juga melihat dari renstra

Kemenkes dan kita juga termasuk liat

prioritas jadi kayak DBD tu kan termasuk

yang salah satu program dan kegiatan jadi

prioritas. Jadi memang kita apa alokasikan

anggaran untuk program dan kegiatan itu

Sesuai dengan undang-undang nomor 36

tahun 2009 itu memang udah ada ketentuan

bahwa pemerintah daerah provinsi dan

kabupaten/kota itu mengalokasikan anggaran

untuk hadir memberikan ee evaluasi

apapun itu terkait dengan beberapa

kegiatan salah satunya juga dinas

kesehatan, jadi woro-woro melalui

radio sudah kita lakukan, informasi

lewat web pemerintah daerah juga

sudah kita lakukan, terus kerjasama

dengan ee media...media cetak

terutama juga sudah kita lakukan

terkait dengan ee apa namanya

bahaya penyakit DBD ini.

metro saja. Jadi orang

lampung timur dan lampung

tengah kemungkinan

sekarang rumah sakit mereka

juga sudah mulai baik

akreditasinya sudah mulai

bagus dokternya sudah mulai

mapan jadi mungkin

ditempat mereka mewabah

tapi gak lari ke metro dan

bpjs juga kan apa namanya

itu kalau mau masuk itu

harus pertama masuk ke

tingkat dulu apa puskesmas

rawat inap dulu baru ke

puskesmas.

Nah kalau memang rawat

inap mungkin mereka punya

ya jadi kalau saya rasa

mutusnya apa angka itu yang

pertama memang di kota

metro tidak ini, yang kedua

karena bisa jadi yang

didaerah lain itu yang

biasanya berobat kesini ada

aturan bpjs seperti itu

terputus gitu jadi gak nyampe

ke metro gitu.

Dinas kesehatan mungkin

kalau disana ada biayanya

yang untuk pembinaan

Page 102: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

83

ya minimal sebesar sepuluh persen diluar gaji

untuk anggaran kesehatan...nah dari angka

total itu kan kemudian dibagi menjadi per

kegiatan, sebenarnnya untuk DBD sendiri

kita di tahun 2016 itu, pernah kegiatannya

diantaranya itu pengadaan asap fogging, ada

juga kegiatan kalo gasalah sih dulu itu sempet

pengadaan mobil ya, mobil untuk fogging

gitu ya tahun 2016, kemudian kegiatan yang

melibatkan kader-kader, kader-kader

posyandu, kader jumantik, terus pengadaan

tulkip ya untuk penanganan DBD

siswa-siswa yang di sekolah

begitu siswa di sekolah

Kerjasama lintas

sektor dengan

kesehatan dalam

penanggulangan DBD

a. Bentuk kegiatan

Iya koordinasi, perencanaan.. jadi dilihat dari

RPJMD itu sendiri kan kita punya

perencanaan selama lima tahun, kalo yang

RPJMD kita periode sekarang dari 2016

sampe 2021, nah didalam RPJMD kita itu

kita sudah jabarkan tiap OPD program yang

ada masing-masing ada di OPD itu terdiri

dari apa saja nah itu ada salah satunya adalah

program pencegah penyakit menular terus

didalamnya ada sub-subnya lagi salah

satunya terkait dengan penanganan DBD jadi

memang sudah terkover di dokumen

perencanaan kita kalau untuk programnya

dan untuk kegiatannya juga udah ada

anggarannya tiap tahun udah dialokasikan

juga di dinas kesehatan

....jadi untuk di Dinas Kesehatan sendiri ada

program dan kegiatan secara khusus nanganin

DBD, meskipun sih sebenernya, artinya lintas

...kami juga sering memberikan

informasi melalui web, memberikan

informasi melalui radio juga itu kan

ada radio pemerintah daerah tentang

bahaya DBD, bagaimana cara

penanganannya. Kita juga ada

semacam talkshow ya di radio

pemerintah daerah, kita ni

mengundang seluruh kepala OPD

untuk hadir memberikan ee evaluasi

apapun itu terkait dengan beberapa

kegiatan salah satunya juga dinas

kesehatan, jadi woro-woro melalui

radio sudah kita lakukan, informasi

lewat web pemerintah daerah juga

sudah kita lakukan, terus kerjasama

dengan ee media...media cetak

terutama juga sudah kita lakukan

terkait dengan ee apa namanya

selama saya disini ya, jadi

gini pak kalau secara

kegiatan yang ada Rp nya itu.

he e yang ada rupiahnya dari

kami tidak, tapi dari dinas

kesehatan kami punya

sekolah, sekolah itu ada UKS

nah (Unit Kesehatan

Sekolah) jadi alhamdulillah

UKS di sekolah kami itu kan

satu sekolah harus

mempunyai UKS satu. Jadi

alhamdulillah sekolah apa

UKS itu berjalan jadi

terutama buat yang SMP ya

kan kelihatan anak-anak kan

sudah dewasa jadi yang SMP

ada dokter cilik jadi mareka

dari tata cara menyabun apa

Bentuk kegiatan kerjasama

antara Bappeda dan kominfo

dengan Dinas Kesehatan

disesuaikan dengan tupoksi

masing-masing.

Kerjasama Bappeda dengan

Dinas Kesehatan adalah

koordinasi dan perencanaan

anggaran, yang tercover dalam

program pencegahan penyakit

menular salah satunya terkait

dengan penanganan DBD,

artinya bukan terfokus pada

masalah DBD tapi multi

program sektor, seperti program

PHBS yang juga bisa mengatasi

DBD.

Kerjasama Kominfo dengan

Dinas Kesehatan adalah

Page 103: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

84

sektor nya, maksudnya lintas program itu ga

cuman fokus di DBD nya cuman ada juga

program yang kaya PHBS, itu kan salah

satunya untuk apa, bisa menangani juga ya

DBD terus kita juga ada apa, kegiatan yang

terkait dengan pemberdayaan kader, kader

posyandu, terus untuk jumlah anteknya juga

ada, maksudnya kegiatan seputar itu, jadi

untuk DBD sendiri kita garapnya engga

cuman satu atau dua kegiatan, tapi multi,

multi program sektor juga sih.

kalo untuk kesehatan DBD ya, ya kayak itu

ya di maksudnya tu warga tu banyaklah

cukup sering ngusulin untuk potong rumput.

Itu kan Mereka juga untuk kebersihan

lingkungan juga ya jadi itu termasuk yang

cukup sering jadi dari kelurahan, kecamatan

kemudian eh dinas KB sering juga koordinasi

ya terkait kesehatan tu banyak di KB. Kalo

pendidikan UKS kemudian dinsos (dinas

sosial) juga sih lebih banyak ke masalah

mungkin eh jaminan kesehatan bagi warga

kurang mampu terus rumah tidak layak huni

atau bedah rumah bagi warga-warga tidak

mampu itu juga ada dari dinas sosial terus

kalo PU sudah pasti drainase

bahaya penyakit DBD ini, mungkin

itu dulu sementara

Dari OPD setiap bulan kita ada yang

namanya program tentang Sai

Wawae

namanya mungkin itu bersih-

bersih jadi kan secara

dirumah kan harus bersih-

bersih untuk menghilangkan

jentik nyamuk kan jadi dari

kesehatan itu ada tim yang

keliling untuk masalah UKS

itu gitu kalau secara yang

DBD itu sekolah itu ada

leaflet yang ditempelkan dari

dinas kesehatan

he e pesan-pesan kesehatan

untuk kebersihan itu untuk

jentik nyamuk itu di kamar

mandi sekolahan itu ada

sebagian yang ditempel setau

saya sih.

menyebarkan informasi tentang

DBD melalui talk show di

program Sai Wawae pada radio

pemerintah, web pemerintah

daerah, dan surat kabar terkait

DBD.

Page 104: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

85

Pelaksanaan di Bappeda itu kan proses perencanaan ya,

karena proses koordinasi dan perencanaan itu

ada di Bappeda jadi kita itu sesuai dengan

sistem perencanaan nasional undang-undang

SPPN, nah jadi di awali dari proses

musrembang, jadi kan perencanaan itu ada

yang top down ada yang buttom up, nah yang

buttop up kita mengenal yang namanya

proses musrembang, nah itu biasanya

dimulai musyawarah rencana pembangunan,

jadi itu mulai dari sekitar, biasanya kan di

akhir-akhir tahun atau awal-awal tahun, jadi

dia menjaring aspirasi dari bawah, dari

buttom up dulu, jadi dari mulai kelurahan,

kemudian naik ke kecamatan, kemudian naik

lagi ke tingkat kota, kemudian disitulah apa,

masyarakat itu terlibat secara lanngsung, jadi

seperti misalnya untuk apa mungkin kader

jumantik, terus kegiatan-kegiatan lain yang

seperti puskeskel itu ada juga, itu artinya ya

banyaklah lumayan ususlan masyarakat, nah

itu kemudian kita proses, kemudian kita

verifikasi, menyesuaikan dengan yang top

down yang dari, kita kan dokumen RPJMD,

kita kan acuan kita RPJMN, di nasional

program nya apa kegiatannya apa kemudian

di selaraskan dengan renstra, renstranya

kemenkes, kemudian dari dinas kan ketemu,

dari dinasnya juga apa kemudian top down

nya apa buttom upnya apa, nah itu yang

kemudian kita jadikan rencana kerja,

Kita kan ada istilahnya PPID ya,

PPID itu pejabat pengelola informasi

dan dokumentasi, setiap OPD setiap

perangkat daerah itu ada yang

namanya PPID pembantu. Tugas

mereka adalah memberikan

informasi mereka kan sebagai badan

publik ya, mereka bertugas

memberikan informasi kepada

masyarakat gitu kan, kalo ada

keluhan kita kan di web ada namanya

kontak kami ya kalo ada yang

mengeluhkan terkait dengan dbd ada

yang melaporkan tentang dbd, ya kita

arahkan ke PPID pembantu di dinas

kesehatan. Nanti merekalah yang

berhak untuk menjawab semua

pertanyaan yang ada dalam sumber

Jadi kita fasilitator .. fungsinya

fasilitator cuma tetep pertanyaan

kaitannya dengan dinas teknis tetep

kita serahkan kepada yang

berwenang.

Tentang Sai Wawae gitu kan jadi

masing-masing dari kelurahan itu

memberikan gambaran terkait

dengan program kegiatan yang ada di

kelurahan, bentuk-bentuk pelayanan

yang ada di kelurahan dan kecamatan

seperti itu, dari dinas-dinas juga

sama. Intinya mereka memaparkan

iya kalau di kalau pendidikan

itu UPT nya kan sekolah jadi

mereka lebih banyak

mengundang sekolah, iya

jadi sekolah yang langsung

diundang anak-anak gitu apa

namanya itu si cara

membersihkan tangan yang

benar.

kalau saya si idenya dari

dinas kesehatan itu ke

sekolah jadi di sekolah itu

ngebentuk siswa-siswa ada

berapa siswa yang dia

tertarik dengan masalah

kesehatan untuk memberikan

pengarahan ke teman-

temannya yang lain jadi

sambung menyambung

mungkin kalau kita yang

ngomong bosan mungkin

temannya terus apa ngajarin

itu oo rumah kalian seperti

apa kan mereka yang lebih

tau lebih tau ya kan anak-

anak itu suka kepo kan

(tertawa) dipergunakanlah

itu, jadi nanti ee anak

membina anak gitu

maksudnya ee nanti kalau

dirumah ada itu gini dikasi

Terkait dengan pengendalian

DBD di Kota Metro, proses

pelaksanaan kegiatan tiap lintas

sektor (Bappeda dan Kominfo)

disesuaikan dengan aturan main

masing-masing instasi, kalau

Bappeda menekankan pada

koordinasi dan perencanaan

anggaran yang dimulai dari

musrembag di tingkat

kelurahan, kemudian

kecamatan, lalu tingkat kota

sampai dengan akhirnya

menentukkan prioritas program

di OPD. Kalau Kominfo

berfungsi sebagai fasilitator,

dimana tiap OPD baik itu Dinas

Kesehatan mempunyai pejabat

pengelola informasi dan

dokumentasi (PPID) pembantu

yang bertugas memberi

informasi kepada publik terkait

DBD

Page 105: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

86

pemerintah yang tiap tahun ada, klao RPJMD

sih udah lima tahun ya, udah pada saat kita

susun itu udah mengacu pada dokumen-

dokumen perencanaan mengacu diatasnya

seperti dokumen-dokumen RPJPD, RPJMD,

kemudian renstra dari kementrian kesehatan.

setelah proses musren, selanjutnya mungkin

kita menyusun apa rencana kerja pemerintah,

lalu menyusun dokumen anggaran dalam

bentuk KUAPHS. KUAPHS ini semacam

kebijakan umum anggaran, yang isinya

terkait dengan anggaran dan plapon anggaran

sementara.

setelah dari tahap KUAPHS selanjutnya ada

proses penyusunan tenaga kerja anggaran dan

dibedah lagi menjadi program kegiatan di

OPD. Jadi memang tahapannya seperti itu.

Sampai akhirnya jadi dokumen perencanaan

anggaran. Itulah dasar dari dinas untuk

melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

tahun anggaran.

...satu rumah satu jumantik ada di tahun

lalu... itu malah di 2017 kemaren udah ada

satu rumah satu jentik..dengan usulan

kegiatan tadi tulkitnya itu, kemudian eh

transport untuk ini ya opersionalnya

petugasnya terus untuk apa yang lain untuk

promkes (promosi kesehatan) itu kan pake

mobil promkes keliling

ya tentang program-program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan di

tahun berjalan...

Kita jadwalkan minimal dalam satu

bulan itu sekali karena kan kita OPD

terlalu banyak ya, jadi per harinya

kadang kita bagi termin ya karena ini

nya ya biar semuanya kebagian, nah

ini kita nggak memberikan batasan

materi yang akan disampaikan,

terserah dari perangkat daerah mau

menyampaikan apa monggo aja

masalah yang penting ada kaitannya

dengan penyelenggaraan pemerintah

daerah gitu aja. Informasi apapun

kita nggak batasi, apapun yang

mereka menyampaikan kepada

masyarakat monggo disampaikan

saja lewat situ. Kita hanya

memfasilitasi, masyarakat bisa

dengar langsung lewat radio kan,

lewat bisa web - bisa membaca juga

lewat web kami kan

tau seperti itu nanti kalau

ciri-cirinya panas udah dua

hari bilang sama mamanya

cepetan ke dokter jadikan

kadang-kadang karena orang

tua sibuk anaknya panas kan

masih dua hari lah gitu jadi

anak itu diberi tahu

bahayanya gitu kalau sudah

sudah satu hari kira-kira ini

tanda-tanda yang kan ada

tanda-tanda yang sangat

menonjol tu seperti apa itu

ada bintiknya ini nah itu ini

nanti langsung bilang ke

mama nya nanti kalau

adeknya seperti ini nah itu

mungkin dari anak anak itu

nanti tapi kalau dari kita kan

ngumpulin anak-anak segitu

banyaknya kan memerlukan

biaya banyak tapi klo dari

anak kan mereka punya

ekskul tu nah dari ekskul-

ekskul itulah yang masuk

lebih mudah lebih mudah

anak-anak itu kalau teman

sendiri yang ngomong itu

kata teman saya gitu tapi

kalau kita yang ngomong

kadang-kadang suka ngobrol

Page 106: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

87

sendiri.

jadi kalau menurut saya si

terutama anak-anak yang SD

kelas 6, SMP gitu yang apa

anak-anak SMP yang udah

tau lah ya biar bisa ngebina

apa adeknya, ngelihat dan

mengingatkan orang tua.

Hambatan dan

Kendala

iya itu kesulitannya disitu, jadikan usulan itu

harusnya berdasarkan kebutuhan ya bukan

sekedar keinginan. Cuma ya kadang namanya

mungkin warga kan mereka kadang gak apa

gak tau bahwa apa musreng yang itu

sebenarnya ada yang lebih prioritas. Nah itu

kan mereka liatnya kan cuma kan punya dia

ya. Padahal kemudian ketika itu

dipertemukan semua RW, semua kelurahan

kumpul, ee ternyata kita kan bisa lihat oo

yang paling parah itu misalnya untuk apa,

untuk fisik. Itu ternyata bukan di wilayahnya

dia, di wilayahnya dia itu ada yang lebih

parah. Aa itu kan ketemunya setelah pada

saat proses musrembang itu aa ini apa naik ke

proses selanjutnya. Kalo Cuma dikelurahan

kan dia taunya Cuma di kelurahan itu lah tapi

pada saat dia kumpul-kumpul di musrembang

kecamatan dan kecamatan atau pusat nah

disitu baru keliatan kan. Usaha masing-

masing kelurahan, kemudian dilihat yang

prioritas mana, yang mereka rembuk gitu.

Belum berjalan, kan barusan

September kemarin kita launching ya

masalah peran PPID itu, jadi sampe

sekarang belum-belum ada yang

memberikan laporan, hanya Dinas

Kesehatan baru mengirim yang

namanya daftar informasi publik

yang akan dipublish di web kami,

baru itu yang diberikan sama mereka.

Jadi bisa saya simpulkan untuk

sementara ya belum ada pemohon

informasi yang ke PPID, baru satu

kasus itu aja yang dari dinas PU, baru

satu kok. Kita baru sih, kita sudah

sosialisasi mbak masih kita

gencarkan terus ..

Hambatan dan kendala terkait

kerjasama lintas sektor, terkait

anggaran OPD masih melihat

bahwa usulan perencanaan

anggaran masih berdasarkan

keinginan bukan kebutuhan.

Artinya program pengendalian

DBD yang seharusnya menjadi

prioritas masalah di suatu

wilayah belum tentu dianggap

penting pada saat musrenbang

karena ada wilayah yang lebih

urgency masalah DBD-nya.

Sedangkan Dinas Kesehatan

sampai saat ini belum ada

laporan untuk menyebarkan

informasi terkait DBD melalui

Kominfo.

Solusinya yaa sering sering ini apa rapat ya, artinya setiap akhir bulan kan kita evaluasi Terkait koordinasi dan

Page 107: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

88

kadang BAPPEDA itu seharian aa... rapatnya

bisa sampe 3x, nah ini misalnya tadi pagi

rapat nah nanti ooh itu kan rapat terkait

anggaran, nanti ada lagi rapat kayak apa...

Jadikalo solusi ya yak lebih intens untuk ini,

apa, ketemu dalam bentuk tentang rapat,

entah kita yang datang ke OPDnya entah

OPD-nya yang kita apa minta datang kesini.

Jadi kadang gak gaak cuma sekedar kita yang

ini ya kita yang manggil OPDnya kesini, gak,

kadang kita dateng juga kesana.

ya tentang peran dari masing-masing

PPID ya, sudah sejauh mana mereka

bergerak ya gitu kan, nanti dalam

rakor kita kan ada rapat bulanan ya

pemerintah kota itu setiap satu bulan

sekali kan pasti ada rakor setiap

tanggal 5 itu kan, ya kita sampaikan.

kita kan ada beberapa informasi yang

sudah kita sediakan ya, ada informasi

yang sifatnya tiba-tiba, ada yang

informasi yang dikecualikan ada

yang informasi wajib setiap bulan

harus kita publish gitu kan

perencanaan anggaran, Bappeda

rutin melakukan rapat untuk

membahas anggaran suatu

program kegiatan, salah satunya

DBD, sedangkan kominfo setiap

akhir bulan melakukan evaluasi

PPDIP OPD mana yang pasif

memberikan info ke masyarakat

salah satunya OPD yang

berwenang menyampaikkan

informasi tentang DBD.

Kerjasama lintas

sektor dengan non

kesehatan dalam

penanggulangan DBD

a. Bentuk kegiatan

kita kan oo koordinasinya harus lebih apa ya

multi, multi sektoral gitu..kegiatan itu

sebenernya oo misalnya di bidang kesehatan

itu sebenarnya tidak berdiri sendiri bidang

kesehatan aja kan itu tanggung jawab

pemerintah, itu ada, disitu juga ada

pendidikan, kadang beberapa program

kegiatan itu oo melibatkan kaya misalnya

UKS, usaha kesehatan sekolah itukan

kesehatan tapi oo pendidikan juga perannya

ada disitu, terus tuh Kesra, PKKKB,

kesehatan tapi kan itu ada unsur keluarga

berencananya juga

fungsi kami murni publikasi aja,

publikasi informasi, memang

prioritas kami...salah satu tupo-nya

kita pengelolaan contain informasi

web jadi..kami juga kerjasama

webnya dengan apa ee dinas

kesehatan, dinas kesehatan dia masuk

ke domain kita, mereka punya

suplemen domainnya tetep masuk ke

@metrokota.go.id. Jadi apapun yang

diberitakan oleh dinas kesehatan

mereka punya pengelola admin

sendiri langsung publish di web, di

web link pemerintah kota karena kita

kan nge-link, seluruh OPD kan nge-

link dengan domain kita

kita dengan kesehatan

BKKBN iya. Iya ini kalau

untuk itu terus sanitasi nya

ada dengan PU juga

sanitasinya, Bappeda untuk

apa penganggaran.

BKKBN itu wujudnya kan

kita ini sekolah ramah anak.

Iya jadi apa ada program dari

pusat memang sekolah itu, ee

sekolah ramah anak, inklusi

itu dari BKKBN jadi ee

tentang pembullyan juga kan

sekarang BKKBN langsung

Sangat perlu meningkatkan

kerjasama lintas sektor antara

Bappeda dan Kominfo dengan

OPD selain Dinas Kesehatan,

dll khususnya terkait

pengendalian DBD.

Page 108: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

89

Pelaksanaannya

nah disitu fungsi perencanaan adalah

mengkoordinir program kegiatan, lintas

sektor, lintas UPD juga

fungsi kami murni publikasi aja,

publikasi informasi, memang

prioritas kami.

Baru Bappeda yang telah

melibatkan lintas sektor selain

Dinas kesehatan terkait masalah

kesehatan pada umumnya, dan

pengendalian DBD pada

khususnya.

Lintas Sektor Yang

Terlibat

kita dengan kesehatan

BKKBN iya.

iya ini kalau untuk itu terus

sanitasi nya ada dengan PU

juga sanitasinya, Bappeda

untuk apa penganggaran.

Kendala kerjasama

lintas sektor

koordinasi ini kadang lintas sektoral itu yang

apa memakan waktu dan energi.

PPID Belum berjalan, kan barusan

September kemarin kita launching ya

masalah peran PPID itu, jadi sampe

sekarang belum-belum ada yang

memberikan laporan, hanya mereka

baru mengirim yang namanya daftar

informasi publik.

Memakan waktu dan energi

untuk koordinasi lintas sektor.

Harapan kerjasama

lintas sektor

Harapan kita ya lebih intens untuk ini, apa,

ketemu dalam bentuk tentang rapat, entah

kita yang datang ke OPDnya entah OPDnya

yang kita apa minta datang kesini. Jadi

kadang gak gaak cuma sekedar kita yang ini

ya kita yang manggil OPDnya kesini, gak,

kadang kita dateng juga kesana

....sekarang faktornya tu bukan

masalah PPIDnya sih mbak, ini

faktor kepada masyarakat belum

begitu apa familiar ya terhadap

informasi gitu loh, bahwa di metro

ada badan publik loh, apapun yang

mereka butuhkan bisa mereka

dapatkan gitu loh kan, kita kan ada

beberapa informasi yang sudah kita

sediakan ya, ada informasi yang

sifatnya tiba-tiba, ada yang informasi

yang dikecualikan ada yang

Setiap PKM memiliki harapan

yang berbeda untuk lintas sektor

yang terlibat sesuai dengan

tupoksi dan tanggung jawabnya

Page 109: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

90

informasi wajib setiap bulan harus

kita publish gitu kan. Itukan kita

sudah mulai gitu loh memberikan

sosialisasi kepada masyarakat gitu

loh. Saya yakin nanti lambat laun

mereka akan mengerti kok

kepentingan ee fungsi dari PPID

Peran lintas sektor

(kesehatan/non

kesehatan) dalam

penanggulangan DBD

lintas sektor jadi artinya kegiatan itu

sebenernya oo misalnya di bidang kesehatan

itu sebenarnya tidak berdiri sendiri bidang

kesehatan aja kan itu tanggung jawab

pemerintah, itu ada, disitu juga ada

pendidikan, kadang beberapa program

kegiatan itu oo melibatkan kaya misalnya

UKS itukan kesehatan tapi oo pendidikan

juga perannya ada disitu, terus tuh Kesra,

PKKKB, kesehatan tapi kan itu ada unsur

keluarga berencananya juga. Jadi artinya

koordinasinya kalau untuk OPD ya selama ini

baik tapi ya Cuma kadang kita kan oo

koordinasinya harus lebih apa ya multi, multi

sektoral gitu. Kadang , kadang ada kegitan,

nah itu fungsi BAPPEDA nah jadi kalo

misalnya UKS aa itu anggaran juga kan tidak

hanya berdiri sendiri di dinas kesehatan tapi

ada juga di pendidikan, kemudian ada juga

mungkin di bagian Kesra, kemudian yang

kaya Kesra, PKKKB itu juga kan gak semata

mata kesehatan tapi kita ini juga kan

alokasikan di dinas PKKKB kalau sekarang,

kemudian terus oo ya semacam itu sih

seharusnya, kita ni kan namanya

bicara pemerintah daerah itu kita satu

kesatuan tidak bisa kita semua berdiri

sendiri sendiri ya walopun tetep pada

koridor tugas dan pokok fungsi

masing-masing dinas ya, Saya yakin

fungsi kominfo ke depan nggak

hanya sekedar publicasi ya ataupun

ee sekedar menyebarkan informasi

kepada masyarakat, kalo kita mau

melakukan aksi ya itu mungkin

menunggu komunikasi dengan dinas

kesehatannya gitu kan, mereka punya

kegiatan, yang selama ini berjalan

tuh mereka punya kegiatan, mereka

hubungin kominfo tolong dong

diliput gitu kan, kita diliput gitu kan,

kita release beritanya lewat web, gitu

aja, kalo yang aksi serta merta

kaitannya dengan penanggulangan

DBD ya kita nggak ada ilmunya, ya

kita memberikan sosialisasi kita salah

pula kan gitu kan, jadinya ketika

mereka melakukan sosialisasi terkait

Perlunya peran aktif lintas

sektor terkait dalam program

pengendalian DBD di Kota

Metro meskipun tetap dalam

koridor tugas pokok dan fungsi

masing-masing instansi terkait.

Page 110: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

91

dengan DBD kita datang, kita liput,

kita release beritanya, gitu aja, kalo

aksi langsung kayaknya belum

Page 111: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

92

B. Pengelola DBD Puskesmas

Pertanyaan Kepala PKM Metro Pusat

(Kepala Tata Usaha) Kepala PKM Yosomulyo

Pengelola Program PKM

Yosodadi

Pengelola Program PKM

Iringmulyo Hasil Tematik

Program

pengendalian

DBD yang telah

dilaksanakan

bentuk kegiatan

Program pengendalian DBD

yang ada di PKM Metro Pusat

kader pemantau jentik di

masyarakat, kader pemantau

jentik di sekolah, kegiatan

woro-woro yaitu penyuluhan

menggunakan mobil keliling

puskesmas, Pokja DBD

tingkat kecamatan dan

kelurahan. Membagikan leaflet

tentang DBD dan penyakit

lainnya dan membagikan abate

Melaksanakan Gertak DBD

yaitu bersih-bersih lingkungan,

memberantas sarang nyamuk

dengan melibatkan semua

lintas sektor dan masyarakat

Menyabarkan leaflet, banner

yang di sebar ke seluruh

posyandu, kelurahan dan

Forum Kesehatan Kelurahan.

Penyebaran informasi tentang

DBD di Forum kesehatan

kelurahan yang di koordiniri

oleh Bidan Poskeskel

Program pengendalian

DBD yang ada di PKM

Metro Pusat kader

pemantau jentik di

masyarakat, kader

pemantau jentik di sekolah,

kegiatan woro-woro, dan

gertak PSB DBD,

penyelidikan epidemiologi,

lokakarya mini triwulan,

dan fogging fokus

Melakukan promosi kesehatan

(KIE) pada forum masyarakat

kesehatan, pokeskel,

permusyawaratan kelurahan

melalui kegiatan paguyuban

seperti paguyuban kader,

paguyuban pamong,

melakukan woro-woro

kemasyarakat, jumantik di

masyarakat dan sekolah,

penyelidikan epidemiologi,

foging fokus, dan lokmini

triwulan.

Sebagian besar kegiaatan

pengendalian DBD adalah

adanya kader pemantau

jentik baik di masyarakat

maupun sekolah, woro-woro,

penyebaran laflet, barner,

PE, fogging fokus.

Sedangkan kegiatan yang

melibatkan lintas sektor yaitu

Gertak DBD, lokmini

triwulan, Forum Kesehatan

Kelurahan

Pelaksanaannya

sampai saat ini

Semua kegiatan sudah berjalan

sejak tahun 2016-2017

Sudah ada sejak tahun 2015 Sudah ada sebelum tahun 2016

dan semua kegiatan masih

berjalan

Pelaksanaan kegiatan

pengendalian DBD telah

berjalan sejak tahun 2015

Page 112: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

93

penerimaan

masyarakat

Masyarakat mendukung semua

kegiatan untuk menanggulangi

DBD salah satunya dengan

aktif gotong royong.

Untuk tingkat sekolah sangat

mendukung program

penanggulangan DBD dengan

melaksanakan jumatik tiap

sekolah

Masyarakat sepertinya biasa

saja dengan adanya program

DBD yang dilaksanakan,

tetapi apabila ada yang

terkena DBD mereka

meminta semua kegiatan

program pengendalian DBD

dilaksanakan di wilayah

mereka, seperti kegiatan

PSN.

Masyarakat sangat menerima Masyarakat menerima /

mendukung kegiatan

pengendalian DBD yang

diselenggarakan PKM

a. Kendala

dalam

pelaksanaan

program

pengendalian

DBD

Kendala yang dihadapi PKM

Metro Pusat hanya sebatas

pada kurangnya SDM untuk

pengelola program DBD.

Kendala dilapangan adalah

banyaknya beban rumah

tangga yang menjadi tanggung

jawab kader pemantau jentik

Untuk wilayah kerja PKM

Yosomulyo kendala peran

serta masyarakat yang masih

rendah karena kultur

masyarakatnya yang sudah

kearah perkotaan, dan sosial

ekonominya yang sebagian

besar bekerja sebagai

pedagang.

Adanya beban rangkap kerja

pengelola program DBD

karena PKM masih

kekurangan SDM dapat

mempengaruhi kinerja

pengelola program DBD

Kesulitan dalam

pelaksanaan pemantauan

epidemiologi karena alamat

penderita tidak lengkap,

masih ada kendala kader

jumantik di lapangan yaiitu

sulit memeriksa rumah

penduduk sasaran karena

selalu dalam keadaan

kosong karena masyarakat

wilayah metro pusat

sebagian besar adalah

pedagang.

Masih rendahnya peran serta

masyarakat khususnya dalam

kegiatan PSN, ada beberapa

kelompok masyarakat yang

tidak mau menerima kegiatan

fogging.

Sebagian besar kendala yang

dihadapi adalah masih

rendahnya PSN oleh warga

karena kultur masyarakat

yang sudah kearah perkotaan

dan sebagian besar pedagang

yang sulit dtemui jika kader

akan melakukan pemeriksaan

jentk, banyaknya beban

rumah tangga yang menjadi

tanggung jawab kader, dan

penegelola program DBD

PKM memiliki beban kerja

rangkap.

b. Solusinya Untuk mengatasi kurangnya

SDM dengan melibatkan lintas

program dalam lingkungan

PKM Metro Pusat

Untuk kendala beban tanggung

jawab kader belum bisa

Diharapkan ke depan

menjadikan ketua RT sebagai

koordinator kesehatan di

wilayahnya sehingga tidak

mengandalkan kader

posyandu.

Perlunya payung hukum dari

pengambil kebijakan untuk

pengendalian DBD

Perlunya payung hukum dari

pengambil kebijakan dan

diharapkan ketua RT

menjadi koordinator

kesehatan di wilayahnya,

meningkatkan kerjasama

Page 113: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

94

melakukan penambahan kader

dan kader tetap diberikan

motivasi semangat

lintas program dalam PKM

untuk sama-sama bekerja

dalam pengendalian DBD.

Pandangan

tentang peran

lintas sektor

dalam

menanggulangi

DBD

Perlunya peran lintas sektor

untuk masalah DBD,

khususnya dengan kecamatan

dan kelurahan, program di

masyarakat tidak dapat

berjalan tanpa dukungan

mereka.

Peran lintas sektor sangat

penting dalam

menanggulangi DBD,

khususnya dengan

Kelurahan, RT karena

mereka yang memiliki

masyarakat.

Perlunya kerja sama dengan

pihak kelurahan, RT, Rw

agar program pengendalian

DBDB dimasyarakat dapat

berjalan.

Sangat perlu khususnya

pamong-pamong yang ada di

masyarakat

Sangat perlu meningkatkan

kerjasama lintas sektor

khususnya pihak Kecamatan

maupun Kelurahan dan

pamong-pamong yang ada di

masyarakat.

Kerjasama lintas

sektor dalam

pengendalian

DBD

Pelaksanaannya

Telah melakukan lokmin tiap

6 bulan sekali dengan

mengundang pihak

Kecamatan, Kelurahan untuk

duduk bersama membahas

masalah kesehatan pada

umumnya.

Memiliki Forum Kesehatan

Kecamatan didalamnya ada

orang dinas kesehatan,

kecamatan dan PKM

Wilayah kerja PKM

Yosomulyo memiliki Forum

Kesehatan Kelurahan yang

diketuai oleh lurah yang

dapat memberi masukan

terkait masalah/program

kesehatan PKM

Telah mengadakan Lokmini

triwulan dengan mengundang

kemenag, pendidikan,

BKKBN melalui PLKBnya,

kepolisian, Babinkamtibmas

untuk membahas masalah

kesehatan secara umum.

Memiliki kelompok kerja (Pokja DBD)

Dalam melakukan

kerjasama lintas sektor

pihak PKM Metro pusat

memiliki Pokja DBD

ditingkat kecamatan dan

kelurahan dengan anggota

Ketua RT, RW, kader

jumantik.

PKM Metro Pusat sudah

melakukan kerjasama

dengan sekolah-sekolah di

wilayah Metro Pusat

dengan membentuk kader

jumantik sekolah

Memiliki lokmini dan forum

kesehatan kelurahan yang

diikuti oleh berbagai lintas

sektor di masyarakat,

perwakilan RT/RW.

level koordinasi puskesmas

hanya setas pada level

kelurahan dan kecamatan yang

masih diperbolehkan untuk

koordinasi langsung.

PKM Yosomulyo sudah

melakukan kerjasama dengan

sekolah-sekolah di wilayah

Metro Pusat dengan

membentuk kader jumantik sekolah

Sudah melakukan kerjasama

dengan berbagai lintas sektor

untuk menyelesaikan

masalah kesehatan melalui

Lokmini, Forum Kesehatan

Kecamatan-Kelurahan, dan

Pokja di tingkat Kecamatan

dan Kelurahan.

Lintas Sektor

Yang Terlibat

Untuk program DBD

kerjasama lintas sektor baru

sebatas dengan pihak

kelurahan

Sektor yang terlibat selama

ini adalah pihak kecamatan,

kelurahan, dan pihak

sekolah.

Sektor yang terlibat selama ini

adalah pihak kecamatan,

kelurahan, dan pihak sekolah.

Lintas sektor yang terlibat

untuk DBD baru sebatas

pada tingkat Kecamatan,

Kelurahan, dan sekolah.

Page 114: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

95

Kendala

kerjasama lintas

sektor

Keaktifan pamong-

pamong/tokoh masyarakat

dalam pertemuan2/forum-

forum yang ada masih rendah

dan belum solid

Keaktifan pamong/tokoh

masyarakat pada forum

forum yang ada masih

rendah dan belum solid

Harapan

kerjasama lintas

sektor

Perlunya peran aktif pihak

berwenang (pol pp, kepolisian,

babinkamtibmas) untuk

menegur/mengingatkan

khususnya pertokoaan yang

ada di wilayah PKM Metro

Pusat untuk menjaga

kebersihan lingkungan

berharap semua lintas sektor

bisa berperan aktif, termasuk

dengan kominfo sehingga

mempermudah penyebaran

informasi ke masyarakat.

Berharap adanya peran

karang taruna dalam

membantu pelasanaan

program pengendalian

DBD

Setiap PKM memiliki

harapan yang berbeda untuk

lintas sektor yang terlibat

sesuai dengan karakteristik

masyarakatnya, seperti

aparat untuk menegur

pemilik toko di daerah

perkotaan, perlunya peran

kominfo untuk

memepermudah penyebaran

informasi, adanya peran

karang taruna untuk

membantu pelaksanaan

pengendalian DBD

Program 1 R 1 J

Pelaksanaannya

Sudah disosialisasikan tapi

belum berjalan

Baru sebatas sosialisasi

program 1 R 1, salah satunya

pada lokmin dengan

mengundang kader. Program

1 R 1 J direncanakan berjalan

tahun 2018.

Telah dibuat SK, Kerangka

Acuan, tupoksi, dan telah

mengadakan rapat terkait

pelaksanaan 1 R 1 J.

Sudah disosialisasikan ke

masyarakat namun

pelaksanaannya belum

berjalan

Baru sebatas sosialisasi yang

dimulai pertengahan tahun

2018 melalui musrenbang,

kemudian lokmin tri bulanan.

Rencananya kegiatan 1 R 1 J

akan diambil beberapa wilayah

dulu tidak langsung dilakukan

disemua kelurahan

Program 1 R 1 J belum

berjalan baru sebatas

sosialisasi di masyarakat,

lokmini, maupun

musrenbang.

Harapan

terhadap

Perlu adanya supervisi dan

monitoring akan kinerja

Peningkatan anggaran

untuk rewand kader dan

Dapat mempersiapkan secara

matang baik secara teknis dan

Berharap adanya persiapan

yang matang baik secara

Page 115: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

96

program 1 R 1J pemantau jentik. adanya pelatihan untuk

kader.

waktu pelaksanaan, dan kader

sebagai koordinator tiap

rurmah tangga.

teknik maupun

pelaksanaannya, perlu

dilakukan supervisi dan

monitoring terhadap kinerja

kader dan peningkatan

anggaran untuk rewand dan

pelatihan kader sebagai

koordinator tiap rumah

tangga.

Page 116: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

97

C. Ketua RT

Pertanyaan RT 27 RT 22 RT 01 RT 12 Hasil Tematik

Tanggapan

terhadap penelitian

yang telah

dilaksanakan

a. Pribadi

Sejak ada penelitian

wilayah RT 27 bersih,

warga siap diperintah

untuk gotong royong

dan terhindar dari

bahaya nyamuk DBD

dengan adanya

penelitian segala

macem itu mereka

lebih mengenal

istilahnya DBD,

demam berdarah atau

apa, chikungunya itu

bagus iya bagus untuk seluruh warga di

lingkungan kami bagus dengan adanya penelitian

ini ya apa namanya setiap warga rumah ya kan

ada ada apa namanya inisisatif untuk

membersihkan atau mengetahui tentang nyamuk

itu DBD itu. ehm ya kalo itu kan sebelum ada

penelitian ini kami juga kan kurang memantau itu

ya kan itu lohh door to door dari rumah ke rumah

itu kan belum tau sampai ke dalamnya gimana.

Apa di kamar mandinya atau air yang tergenang

dimana

Belum, belum ada keluhan ya. Semua menerima

adanya penelitian

tersebut dan

menambah

pengetahuan

tentang DBD dan

meningkatkan

gotong royong

untuk menjaga

kebersihan.

b. Masyarakat

Menerima dan

berharap ada

kelanjutan kembali atas

penelitian ini berharap

juga penelitian ini

cakupannya meluas

bukan hanya di wilayah

RT. 27. A tetapi juga

RT tetangga.

Menerima dan

pengetahuan

masyarakat mengenai

DBD dan cara

pencegahannya

meningkat

ehh apa maksudnya itu ini program apa gitu? Kog

setiap minggu didatangi gitu dipantau atau di

tempat yang sudah ada jebakannya yang itu ya

kan gitu dan fungsinya apa gitu. ya mereka sadar

menerima dan sadar bahwa sanya itu ya di setiap

rumah itu harus ada apa ya sebagai ehh seorang

yang mengawasi apa gerak-gerik nyamuk ya yang

ada di rumah itu baik dia ada tempat dia bertelur

ya kan gitu sampai dia ini harus dibersihkan itu

Kalo keluhan di tempat saya belum Masyarakat

menerima kegiatan

penelitian tersebut

karena menambah

pengetahuan

tentang DBD dan

berharap

dilanjutkan dengan

cakupan yang lebih

luas

Riwayat penderita

demam berdarah di

wilayah masing-

masing

Ada beberapa warga

yang melapor

menunjukkan gejala-

gejala DBD 3 bulan

yang lalu

Ada tiga penduduk

dengan tempat tinggal

berdekatan

Saat penelitian ada

warga yang

menunjukkan gejala

DBD

Ada kasus kematian

akibat DBD baru-baru

ini setelah di survey

tertular oleh teman

sebangku terkena DBD

2017 karena ini kan DBD ini kan apa namanya

kalo nggak dipantau gini kan biasanya mereka

kan berobat sendiri

Ada, anak saya dua kali malah, dua

ribuu berapa ya lupa 2013 apa sama

2011 an gitu lah.. 2017 2017 pernah

kayaknya.. ada ,2016 da foging 2016,

karena banyak yang kena itu sampai

berapa tempat adalah mungkin sekitar

10 warga

RT. 27 dan RT 22

merupakan wilayah

yang memiliki

kasus DBD baik

kesakitan maupun

kematian dalam

satu tahun terakhir.

Pengendalian DBD Masyarakat sebenernya Masyarakat, khususnya seinget saya sudah lama itu fogging karena Apa ya.. cuma inisiatif aja ya.. rumah Sebagian besar

Page 117: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

98

melalui fogging di

masyarakat

menerima saja kegiatan

fogging karena mereka

tidak tahu effek baunya

Kalau bisa jangan di

fogging, tapi cuku

abate kalau di foggong

nyamuknya hilang

hanya sementara dan

kembali lagi kerumah

orang tua penderita

yang meninggal

menerima dan meminta

daerahnya di fogging,

Kalau bisa tidak usah

di fogging cukup

bersih-bersih

lingkungan, air jangan

tergenang,

membersihkan kamar

mandi, membersihkan

saluran air

Karena fogging baunya

tidak enak dan nyamuk

semakin ganas jika

menggigit.

fogging juga nggah menuntaskan, kami juga

bilang begitu karena nyamuk itu hanya terbang

sementara aja sudah itu datang lagi kalo sudah

setelah anu foggingnya. dan juga masyarakat juga

kurang kurang anu dengan fogging karena tidak

menuntaskan itu. Ehh kalo saya dengar dari

lingkungan masyarakat itu banyak yang menolak

karena… satunya bau…

ya terutama sarang tapi yak an susah

juga ya pak.. saya sendiri ngerasa

rumah ini bersih , tapi kok anaknya

kena juga waktu kemaren kan

bingung, yang rumahnya saya liat

malah berantakan-berantakan gitu tu

sehat-sehat aja hehe.

warga RT 27 dan

22 menerima

bahkan meminta

fogging karena

adanya kasus DBD

dan kematian, akan

tetapi menut ketua

RT lebih baik tidak

dilakukan fogging

karena baunya

tidak enak dan

nyamuk semakin

ganas mengigit dan

hilang hanya

sementara.

Kegiatan gotong

royong dalam

rangka

pemberantasan

sarang nyamuk

Paling tidak sebulan

sekali ada kegiatan

gotong royong

membersihkan

lingkungan seperti

drainase, got-got

rumput untuk

menghindari nyamuk

Semua warga aktif

melakukan gotong

royong

Untuk kegiatan gotong

royong sulit untuk

menggerakkan warga

karena wilayah mereka

perkotaan dan aktivitas

mereka berdagang di

pasar

Hanya menginggatkan

untuk bersih di rumah

masing-masing.

Ehmm kalo secara serentak 1 ini belum pernah ya

dengan adanya inilah dari jumantik ini mulai apa

menyadarkan apa individu ya kan itu dari rumah

ke rumah gitu supaya ya itu. kalo jumat bersih tu

karena di lingkungan kita ini juga kan apa

namanya nggak terlalu anu pengairan segala

macem yang anu sampah juga nggak ini jadi kalo

di lingkungan saya belum anu.. belum berjalan

Masih ada wilayah

yang sulit untuk

mengajak

warganya

bergotong royong

karena aktivitas

warga yang bekerja

sebagai pedagang

solusinya pamong

harus rajin

mengingatkan

untuk

membersihkan

rumah masing-

masing

Model

pengendalian

demam berdarah

Tidak perlu

diumumkan untuk

menjaga perasaan

Tidak perlu klo menurut saya klo di umumkan begitu

kayaknya jadi nga enak karena manusia kan nanti

ada yang merasa malu, tersinggung atau gini jadi

kalo diumumin tanpa harus menyebut

oknumnya ada beberapa warga yang

rumahnya kurang bagus ya gapapa

Tidak perlu adanya

model

mengumumkan

Page 118: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

99

melalui penguman

(di masjid/mushola,

rumah ketua RT,

dsb) tentang hasil

pemeriksaan jentik

warga

warga, cukup datang ke

rumahnya dan

memberikan abate

seolah olah di cap rumahnya kotor kan begitu

karena banyak nyamuk segala macam. Ya ,

kurang setuju klo yang diumumkan gitu. Cuma

kita harus pendekatan aja, kita bicarain supaya

lebih gimana dia kan kontrol dirumahnya itu

supaya rajin apa namanya memperhatikan

lingkungannya baik di dalam rumahnya maupun

diluar halamannya gitu aja mungkin. Mungkin

dengan cara pendekatan gitu lebih ini bu, lebih

berhasil gitu lo daripada di umumkan gitu kan, ya

malu la ya kan.

saya umumin ada beberapa tapi

nggak berani saya sebutin kalo di

masyarakat,kan kadenya sudah tau

juga sih sebenernya. Nggak.. kalo

saya nggak bakal setuju tu. Karena

itu nanti menimbulkan dia ngerasa

nggak.. nggak enak Mendingan saya

langsung aja ke rumah yang positif

itu.. Karena kalo dia diumumin uuh..

saya ini jadi omongan orang banyak.

rumah warga yang

ada jentik untuk

menjaga perasaan

warga, tapi cukup

mendatangi rumah

warga dengan

memberikan abate.

Upaya lain untuk

membasmi jentik di

lingkungan

Sebulan sekali perlu

dilakukan penyuluhan

baik dari dinas atau

pihak lain

Door to door

mendatangi warga,

mengingatkan dan

menegur dengan cara

pendekatan komunikasi

yang santai (guyon)

dan menggunakan

peribahasa agar

kejadian DBD tidak

terulang kembali

Mendatangi warga

dengan door to

door dengan cara

pendekatan

komunikasi yang

santai

Penerimaan

masyarakat dengan

adanya kunjungan

rutin kader

jumantik

Ada kendala warga

tidak ada di rumah saat

kunjungan kader

Ada kendala

penerimaan dari

kelompok masyarakat

cina, mereka agak

tertutup dengan orang

yang tidak dikenal dan

meskipun di rumah ada

pembantu namun tidak

berani membuka pintu

kalau belum ada

perintah dari pemilik

rumah.

ya klo ngeluh pasti ada ya, seperti itu ngeluhnya

itu kan karena mungkin satu yang kader kami ni

juga kan ada yang belum dikenal gitu, mungkin

mereka wajarla ya apa curiga awalnya. Setelah

berjalan mereka sudah paham sudah tau, sudah

mengenal ya mereka monggo…Cuma kan tetap

ada kan yg keberatan klo ada yang mau difoto di

rumahnya atau anu ya kan zaman segala

macamnya.

eee..klo yang secara begitu sih nga ada,cuma kan

mereka hanya bertanya itu program apa kok

setiap minggu datang ke rumah ngeliat apa

namanya kamar mandi segala macam …itu kami

Belum, belum ada keluhan ya Kendala yang

dihadapi adalah

warga tidak ada

ditempat saat

pemeriksaan jentik

dan kendala

penerimaan

kedatangan kader

dari kelompok

masyarakat cina.

Page 119: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

100

jelaskan gitu lo..saya jelaskan bahwasannya itu

jumantik utk memantau jentik2 nyamuk yg ada

disetiap rumah yak an gitu …ya ada yg mereka oo

bagus juga pikiran gitu. Jadi kami apa ikut

tergerak gitu ya kan klo sampai ketemu jentik di

rumahnya kan malu kita ….jadi mereka sadar diri

juga kan gitu sadar bahwasannya ee..apa supaya

rumah itu bersih dari jentik itu

Penerimaan

masyarakat

terhadap

pemasangan

perangkap sticky

trap di masyarakat

Menerima dan

berterimakasih

Sudah dilakukan

pelatihan dan agar

kader

mensosialisasikan ke

ibu-ibu PKK maupun

dasawisma

Kalau yang saya lihat kemaren itu kan hasil dari

itu namanya yang perangkap itu ya.. Memang ada

sebagian yang eeh bertelur disitu ya kan.. yang

nyamuknya nempel di eeh.. apa namanya

kertasnya itu ya buk ya itu.. Ada yang efektif ada

yang memang di rumahnya bersih nggak ada

nyamuk atau gimana gitu jadinya kan emang

kosong.. Ada yang ya sampai bertelur disitu ya

kan, ada juga yang begitu tapi nggak banyak yang

bertelur gitu.. Banyak yang hanya nempel-nempel

yang baru nempel satu dua ya kan gitu.. Tapi saya

nggak tau juga yang nempel nyamuknya.. ibuk-

ibuk yang tau.. nyamuk apa ya kan gitu. Eeh ada

yang memberi hal positif karena dari situ seperti

adanya nyamuk atau sampai bertelur disitu tu kan

mereka akhirnya sadar ya kan begitu ooh.. di

rumah saya ternyata banyak nyamuk gituloh..

mereka mungkin jadi berubah ya kan begitu bisa

sering membersihkan atau sering eeh apa ya bakar

sendiri atau apa obat nyamuk gitu-gitu ini kan

supaya eeh minggu ke depan ini kan berubah gitu

iya kan.. yang tadinya banyak bertelur sekarang,

minggu depannya sudah mulai berkurang gitu.. ya

mungkin ya mereka juga sadar ya mereka

bergerak di rumahnya masing-masing gitu.

Ya.. karena mereka nggak ngerti

maksudnya itu.. ya perangkap itu

nggak tau.. taunya malah masuk

bangkai malahan dia, ada cicaknya.

Baunya nggak enak kalo lambat ya

itu jelas bau ya.

Menerima dan

diharapkan kader

mensosialisasikan

ke ibu-ibu PKK

dan dasawisma

agar dapat

diteruskan

pemasangan sticky

trap ini.

Page 120: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

101

Pandangan tentang

program 1 R 1 J

a. Pelaksanaannya

Setuju dengan adanya

program 1 R 1 J

Semua anggota rumah

tangga bisa menjadi

kader pemantau jentik

tapi baiknya adalah ibu

rumah tangga.

Tidak akan ada kendala

jika program ini

berjalan karena

anggota rumah tangga

yang menjadi kader,

kalau meletakkan

orang luar justru

sungkan

Kalo prinsipnya saya nggak tau.. nggak paham

cuman kan kalo secara ini kan supaya kita itu

harus ada kader di rumah masing-masing itu

supaya bersih gituloh maksudnya itu supaya kita

memandu seperti saya seperti kader di rumah,

saya akan memandu istri saya, anak saya supaya

jaga kebersihannya gitu pak.

Belum pernah dengar…(tertawa)

kalau KK nya nggak aktif gini

gimana pak nanti (tertawa) kan ada

beberapa mungkin ada yang sadar

tapi lebih banyak dengan yang

ditanyain gimana, nggak gak pernah

diperiksa gitu gimana yateguran

kitanya gitu “halah nggak sempat la

repotla ini begitu datang

koordinatorla bahasanya seminggu

sekali dateng nggak ada laporan.

Setuju dengan

adanya program 1

R 1 J untuk

memperlancar

pemeriksaan jentik

di rumah masing-

masing.

b. Harapan Perlu adanya

penyuluhan terkait

program 1 R 1 J

Harapannya yang

menjadi kader untuk 1

R 1 J adalah ibu rumah

tangga karena lebih

mengetahui kondisi

rumah tangganya.

kalau harapan saya si kalau untuk jumantik ini

bagus iya kan gitu Cuma kan apa ya biasanya

kadernya yang anu itu banyak biasanya kader ini

kan memang nggak banyak si meluangkan

waktunya seminggu sekali iya kan gitu tapi

kadang-kadang kan ee ada kegiatan yang lain

mungkin ya iya mungkin, maksud saya tu bagus

cuman kalau bisa kadernya itu ganti terus gitu

jangan hanya itu itu aja gitu supaya mereka juga

kan sudah jadi kader kan sadar, sadar lebih sadar

gitu ya kan gitu.

he e karena mereka sudah jadi kader kan mereka

sudah paham gitu iya kan gitu nanti dibekali dari

itu kan ke rumah masing-masing itu kan nanti kan

lebih lebih sip kader nya (tertawa) kan gitu jadi

kalo tahun ini kadernya 4 atau 5 di wilayah saya

ini ee besok tahun nanti ganti semakin jadi

ya kalau bisa ya bebas dari DBD

(tertawa) itu harapannya. Tapi kan

menjamin bebas dari DBD itu kan

siapa yang berani jaminnya. Gimana

caranya menjamin kita nggak bakal

kena penyakit lagi gitu kan susah.

Menurut saya ya kalau yang

namanya penyakit terus bencana itu

kayak musibah. ya kalau kadernya itu

aktif terus ya mungkin udah bersih

terus kalau aktif terus gitu jadi jangan

sampai ada jentik lagi kan kalau tiap

hari apa tiap minggu di periksa terus

kan nyamuk mungkin kecil

kemungkinan nyamuknya nggak ada

karena begitu ada ketauan oo ini ada

ini ada mungkin akalu rutin tapi kalau

mulai vakum lagi ya mana tau

gimana kan nyamuk itu kan nggak

habis-habis. Dia bertelur terus.

Kecuali ada apa pawang DBD seperti

itu jadi lewat sini dia nggak berani

masuk

Perlu digalakkan

penyuluhan tentang

1 R 1 J dan

berharap yang aktif

menjadi kader

dalam rumah

tangga adalah ibu

rumah tangga.

Page 121: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

102

D. Focus Group Discussion Masyarakat (I)

Pertanyaan I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 Hasil Tematik

Tanggapan

terhadap

penelitian

yang telah

dilaksanakan

a. Pribadi

b. Masyarakat

Kalo dari masyarakat

kami, semuanya

seneng, bagus gitu

loh, kan dulunya di

RT kami itu kan,

kotor gitu loh ya, nah

selama ada penelitian

ini, nyamuk udah gak

ada, setiap anu kalo

kan malam biasanya

kalo dah magrib,

nyamuk banyak,

kayak tembok-

tembok seneng

nyamuk, dan selama

ada peneltian ini, gak

ada nyamuk sama

sekali, udah gitu aja.

Ya bagus Kalo menurut saya,

ya itu baik sekali,

nyamuk-nyamuknya

juga sangat

berkurang kan, trus

juga ya, untuk

kesehatan yah

Alhamdulillah,

jangan gak ada yang

sakit-sakit lagi..

Bagus mbak..Ya kalau

di RT 04 setiap sebulan

sekali pasti ada

pemeriksaan jentik

nyamuk gitu misalkan

didapatin ada jentik

nyamuk mungkin

dikasih ditaburin abate.

Setiap bulan sekali

setiap KK itu dibawa

dari posyandu pas dia

periksa jentik-jentik

nyamuk. Permisi ya

mbak mau kebelakang

mau periksa jentik

nyamuk dikamar mandi

itu pasti sebulan sekali

Yah, saya sih pribadi yah kalo

bisa, diteruskan itu, kenapa

survey itu ke rumah-rumah

setiap bulan, ato seminggu

sekali, karna gini, kalo di

tempat daerah saya itu kalo gak

ada survey kayak gitu , para

ibu-ibu gak ada kegiatan, tapi

kalo ada penelitian seperti ini,

dia sering bersih-bersih , sering

bersih-bersih, tapi kalo gak

ada, dia biasa-biasa aja, kalo

bisa diteruskan, jadi bersih itu

rumah-rumah. Makasih hehee

Dulu yaa, tiap-tiap tahun inilah,

tahun-tahun inilah, tapi kalo

sekarang-sekarang sejak jadi

kayak gini, RT nya

menggalakkan, harus bersih-

bersih rumah masing-masing,

takutnya nanti sewaktu-waktu

ada survey kayak gini lagi

datang, kita sudah bersih, kalo

bisa dan seterusnya jaga

masing-masing, yang sudah-

sudah ada sih setiap minggu

bersih-bersih, rumput-rumput

yang udah tinggi-tinggi

ditebangin, air yang masih

genangan itu sudah dibilangin

Penelitian ini membawah

ke arah positif pada

perilaku masyarakat untuk

menjaga kebersihan

lingkungan sebgai kunci

penanggulangan DBD,

sebagian besar masyarakat

sangat antusias dan

menerima kegiatan

penelitan ini dan sangat

mengharapkan agar

kegiatan semacam

penelitian ini (pemeriksaan

jentik dan pemasangan

perangkap nyamuk) terus

berlanjut.

Page 122: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

103

sama masyarakat

Riwayat

penderita

demam

berdarah di

wilayah

masing-

masing

Pernah, pernah lagi

sebelum ada

penelitian, memang

banyak yang kena

DBD, tapi setelah gak

ada penelitian ini

udah gak ada

Sekitar tahun dua

ribu...pokoknya ee

dari 2011 itu banyak

yang, ee sampe yang

ninggal, sampe yang

keluar darah dari

hidung, itu sering gitu

loh, cuman karna ada

penelitian ini, sama

sekali gak ada kasus.

Cuman sekali waktu

tahun kemaren, mba

dian itu ada, sdh itu

gak lagi. Terakhir,

sudah itu aja.

Tidak pernah ada Sama aja bu, gak ada

kasus DBD cuman kalo

di RT lain, bukan di RT

04, pernah dengar trus

gejalanya cuman dia

panas, trus badannya

itu kayak bintik-bintik

itu, dah gitu dibawa ke

puskes, dua tiga hari

lagi dari, apa, dari

kelurahan datang

semprotan nyamuk gitu

bu, nah itu yang setahu

saya, tapi setelah ada

penelitian ini, di RT 04

alhamdulillah gak ada

penyakit DBD.

Ada tapi jauh.. Kalo dulu ada.. Kalo dulu ada

di RT 23 itu ada, itupun gejala

katanya gejala, karna ponaan

sendiri sih, ponaan sendiri itu

gejala, baru keluh gejala aja,

karna tempatnya rumahnya

persis itu lembak, tapi

semenjak kejadian ini, yah

Alhamdulillah gak ada, apalagi

terus digalakkan itu, saya

minta digalakkan sejak rumah-

rumah tuh jadi bersih gitu. Neh

sekarang neh, sekarang kan

bersih neh ya nyamuknya,

udah gak ada bersih-bersih

hehee,

Sepengetahuan masyarakat

di wilayah disekitar tempat

tinggalnya (Kel. Imunpuro

dan Hadimulyo Barat)

mempunyai riwayat kasus

demam berdarah baik

kesakitan maupun

meninggal dunia

Kegiatan

gotong royong

dalam rangka

pemberantasan

sarang

nyamuk

Susah

memang...(untuk

gotong royong)

Emh, kalo

masyarakat kami

sulit. Harus diajak

disuruh gotong

royong aja kadang

ngelimpir dia orang,

kalo yang bener

Ya sering sih

waktu itu disuruh

gotong royong,

bersihkan selokan

biar bersih

gitukan, seperti tu

bu RT, bu RT

kadangan

nyuruhke bersihi

selokannya, ya

Ya biasanya ada sih

diumumkan dari

lewat masjid kan

masyarakat hari ini

bersih bersih rumah

masing masing,

kaleng kaleng itu

airnya dibuang

dikubur, sampah

sampahnya kan,

Kalo tempat kami

orang ini loh, setiap

jumat bersih, setiap

jumat bersih itu

seluruh masyarakat

situ.. ya, pokoknya

diomongin di

lingkungan hadimulyo

barat, jumat-jumat

bersih gitu aja.

Biasanya tempat RT 23 juga

gitu sih, tapi itu dulu, sekarang

gak.. Dulu yaa, tiap-tiap tahun

inilah, tahun-tahun inilah, tapi

kalo sekarang-sekarang sejak

jadi kayak gini, RT nya

menggalakkan, harus bersih-

bersih rumah masing-masing,

yang sudah-sudah ada sih

setiap minggu bersih-bersih,

Sudah ada kegiatan

gotong royong di

lingkungan tempat tinggal

mereka, seperti jum’at

bersih dan tidak menutup

kemungkinan

dilaksanakan pada hari

minggu, akan tetapi

beberapa warga

masyarakat di wilayah

Page 123: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

104

bener, bener bener

mau kerja tu

masyarakat yang

lama yang warga asli

orang situ, situ kan

rata rata banyakan

pendatang jadi kalo

pendatang kan kalo

dapet bantuan baru

mau, kalo gak dapet

bantuan sama sekali

gak ada yang mau

gotong royong, kalo

kami orang orang

yang asli, penduduk

asli, orang pinggir

ledeng itu

gitu..

Ya kalo pas bu

RT ngasih saran..

Ee dari rumah ke

rumah

yang punya rongsok

rongsokan tu

dibersihi

lingkungannya ya

gitu aja

O nggak paling

paling sebulan sekali

gitu

RT sama kelurahan

disitu.

rumput-rumput yang udah

tinggi-tinggi ditebangin, air

yang masih genangan itu

sudah dibilangin sama

masyarakat

penelitian sulit untuk

diajak dalam kegiatan

gotong royong khususnya

masyarakat pendatang.

Menurut informan cukup

melaksanakan bersih

rumah masing-maasing

untuk memberantas sarang

nyamuk

Pengendalian

DBD dengan

foggig

a. Waktu

pelaksanaan

b. Pihak yang

memberi

fogging

c. Penerimaan

terhadap

fogging

d.Kendala-

hambatan

Sempat kemaren pada

gak mau loh.. Pada

gak mau disemprot..

Entah napa, katanya,

nambah nyamuknya

nambah banyak..

Begitu dah disemprot

pasti nyamuk nambah

banyak, itu aja

Emm pernah sih

yah

penyemprotan,

semenjak ini gak

ada tuh

penyemprotan

lagi

Kayaknya tahun-

tahun ini sebelum

ada pemasangan

perangkap

Yah sebenarnya yah

tidak menganggu

sih, sewaktu dia

datang kita tutupin

semua, kan ya

itukan demi

kesehatan untuk

mem iniin penyakit

nyamuknya itu, kalo

saya tidak terganggu

Bukan, ada fooging

tapi bukan di RT saya

Pernah dulu, tapi

waktu masih

jamannya sekolah..

Iya, udah ada

sepuluh tahun lebih

hehee

Kalo saya, ganggu

sih, soalnya kan

yang kena cuman

untuk nyamuk gede

nya aja yang kecil

gak kena, jentik-

jentiknya juga gak

kena

Iya, soalnya kek

mana, udah

barusan masak,

Iya saya pernah, bukan daerah

sini ya, daerah lain ya, itu

setiap tahun tahun, habis

disemprot pengasapan itu,

malah banyak nyamuk, emm

malah banyak nyamuk. Tapi

kalo kayak gini-gini yah, gak,

berkurang gitu.

Sebagian besar informan

belum ada pajanan fogging

di 3 tahun terakhir ini,

menurut informan fogging

bukan merupakan cara

yang efektif untuk

membunuh nyamuk karena

nyamuk bisa bertambah

banyak, tidak mematikan

jentik, dan repot karena

efek racunnya. Akan tetapi

ada informan yang

menerima kegiatan fogging

karena demi kesehatan.

Page 124: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

105

kena asepnya gitu

Model

pengendalian

demam

berdarah

melalui

penguman (di

masjid/mushol

a,rumah ketua

RT, dsb)

tentang hasil

pemeriksaan

jentik warga

Ndak Ya sebenernya

sebenernya itu tu gak

perlu diomongin,

kesadaran dari kita

kan kalo kita mau

bersih mau sehat ya

itu kesadaran kita

bersih bersihlahkan

yang sampah-

sampahnyalah,

kaleng kalengnya tu

yang perlu di inikan,

gak perlu oi rumah si

ini dibersihkan,

kesadaran dari diri

sendiri

Sama.. Kalo saya ya

mungkin kayak mbak

diana ya nggak usah

diomongin kita kan

nanti malu, harusnya

didatengin aja tu

rumah yang mengidap

jentik nyamuk, dikasih

saran ya pokoknya

dikasih penyuluhanlah

supaya jentik supaya

jentiknya tu gak ada

lagi, kan misalnya

diomongi misalkan

dikasih daftar rumah si

A nyamuk tu banyak

nyamuk ya gak etis lah

bu gitu loh, misalkan

rumah saya sendiri gitu

lah nanti dikasih tau tu

rumahnya Bu Atun

banyak banget tu

banyak jentik

nyamuknya terus

tetangga-tetangga pada

tau kan kita malu, ya

seharusnya kalo

memang rumah saya

ada, dari dari apa dari

kesehatannya langsung

datang sendiri ngasih

penyuluhan dikasih tau

Kalo saya mah gak

perlu diomongin

kayak gitu sih, jadi

kan nanti kalo

diomongin malah

malu, jadi

diomongin apa

individu aja..

Kalo aku mah

mungkin dikontrol

aja dikontrol tiap

hari, yang

pertamanya

seminggu sekali

didatengin tiap hari

ngontrol cek gitu

aja

Sebagian informan tidak

menyetujui atau menolak

adanya model

pengendalian DBD

melalui pengumuman

tentang hasil pemeriksaan

jentik malu rumah tangga

tersebut, cukup dengan

mendatangi rumah yang

positif jentik dan

memberitahu dengan

memberikan penyuluhan

sehingga RT tersebut

semakin sadar untuk

menjaga kebersihan

lingkungan rumah agar

tidak ditemukan kembali

jentik.

Page 125: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

106

jadi biar karena gak

tau terus saya sendiri

kan kalo dikasih tau

kayak gitu kan enak

mbak bisa sadar diri,

oo rumah saya lebih

jorok dibanding

tetangga saya jadi saya

harus meningkatkan

lagi kebersihannya,

begitu mungkin mbak

Upaya lain

untuk

membasmi

jentik di

lingkungan

Kalo saya, pasang

perangkap masih

cuma ya yang

dikhawatirkan kayak

kemarin ya itu aja..

He e, dikontrol juga

Penampungan

pake bak, bak nya

satu ini nggak..

pokoknya sekali

abis gitu aja

Iya ya nguras

nguras gitu

Kalau saya bagusnya

tempat itu di waktu

posyandu kumpulan

ibu-ibu sama anak-

anak itu adanya

penyuluhan adanya

saran masalah DBD

kalau kita kan ada

yang ngerti ada yang

nggak ada yang

pinter ada yang

nggak ada yang

ngerti ada yang

nggak kalu nyamuk

DBD itu memang

perlu kita cegah

terus ada orangnya

cuex aja bodo lah

mau sehat mau

nggak sakit

terserahlah .......nah

itu maksud saya

diwaktu ada

Yah kalo pendapat

kami sih sama aja sih

sama bu Diana yah,

cuman bersih-bersih

sendiri kita wajib lah

pokoknya, rumah harus

bersih, selokan sama

parit itu harus

dibersihkan ........

minimal seminngu

sekali, terus terutama di

kamar mandi sama di

genangan-genangan air

itu rajin dibersihkan,

kayak paret itu di sapu-

sapu pake sapu lidi,

kayak bak mandi juga

rajin dikuras, seminngu

sekali, yah tergantung

ama kita sendirilah,

kalo kita kotor, kita

jorok yah pasti nyamuk

pada deketin sendiri,

Yah cukup bersih-

bersih aja sih,

bersih-bersih rumah

trus tempat

penampungan itu

aja.

Kalo tempat aku

mah Cuman pake

itu bak jadi sekali

abis aja

ya mungkin

diadakan itu ya

apa, kegiatan rutin

yang itu hukumnya

wajib satu bulan

sekali gitu

dilakukan gitu ya

dari RT nya ajak

gotong royong,

bersih-bersih terus

di apa ada ada acara

penyuluhannya tu

jangan jangan pas

Kalo saya mah gak ikut acara

acara seperti itu, Cuma denger

denger aja ikut ikut denger,

yang utama saya pingin tahu

apa sih itu: 'bu siti ini', saya

langsung nimbrung. ya bagus

seperti itu, kalo saya contohnya

gini, kalo ada penyuluhan

seperti itu kebanyakan dari ibu

RT nya sama posyandu, kita tu

saya gak punya anak kecil nih

Cuma ada ponakan aja apa

informasi dari kesehatan bu

gini gini gini, oh ya udah, nanti

saya menyebarkan bersih

bersih gini gini gini walaupun

saya apa ya masyarakat tu yang

tau yang paling cerewet disini

ni, yang paling sering mantau

tu saya memang gitu, sudah tu

saya sebarin, saya bilang sama

RT nya kerjaan mana tu ini,

udah tu kalo memang ada

Upaya lain untuk

membasmi jentik di

lingkungan informan

adalah dengan

mengadakan dan

memberikan penyuluhan

ke masyarakat untuk

membasmi jentik nyamuk,

seperti menggalakkan

3M+, menjaga kebersihan

lingkungan rumah,

penyuluhan ini biasanya

dilakukan pada saat

kegiatan posyandu,

dasawisma/PKK, dan

woro-woro kader ke

masyarakat khususnya

pada musim penghujan.

Pada umumnya informan

melakukan bersih-bersih

lingkungan rumah dan

menguras bak mandi agar

sebagai wujud kesadaran

Page 126: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

107

kumpulan PKK atau

kumpulan posyandu

nah adalah

penyuluhan

kesehatan masalah

DBD apa itu DBD

pentingnya DBD

pokoknya yang

membahas tentang

DBD itu perlulah

Ya kalau menurut

saya ya baguslah ya

diadakan penyuluhan

terus ya sama kayak

ibuk tadi eem setiap

sebulan sekali apa

seminggu sekali jadi

masyarakat tu ada

He em bersih-

bersihlah ada

kegiatan timbul rasa

rajinnya kalau kayak

yang ada

penampungan uy

bersihkan

bersihkanlah airnya

tapi kalo kita sendiri,

berusaha hidup sehat,

hidup rajin, bersih ya

insya Alloh nyamuk

juga gak ada, trus kalo

aku sendiri pribadi,

dirumah kadang malah

pake itu mba, apa

itunya, obat apa itu,

seperti soffel, itu, aku

sering pake itu.

Kalo tempat saya di RT

04 ada tu PKK tapi

nggak mesti ya, kalau

setau aku kalau

misalnya ada tetangga

yang kena DBD gitu

baru kader PKK

langsung menerapkan

ada yang diberi

diberikan abate itu

butiran butiran kecil

untuk di air-air itu

Emmhh.. Kalo di RT 4

aku biasanya tu kalo

kumpulan posyandu tu

ya posyandu ntar kalo

di situ kan ada kader

dari kelurahan ngasih

tau kalo misalkan kita

harus rajin, harus apa

bersih bersih rumah ya

ada orang yang

terkena DBD gitu

nggak buk

maksudnya rutin

lah satu bulan

sekali atau dua

bulan sekali harus

diadakan

penyuluhan tentang

DBD itu sendiri

pengumuman apa ya maunya

RTnya tu tadi sama kumpulan

tu tadi kalo ada pengumuman

apa baru diceritain sama

masyarakat situ

jangan sudah ada yang sakit

baru kita bersih, jangan nah

mulai sekarang ini diadakan

bilang sama RT nya sebulan

sekali harus ada pembersihan

jangan ada yang sakit baru

bersih-bersih he eh gitu hehe

agar tidak ada jentik

nyamuk dilingkungan

tempat tinggalnya.

Page 127: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

108

dengan cara dikasih

tadi bu apa abate itu

tadi bu kalo posyandu

itu, itu juga kalo

misalkan ada tetangga

atau RT lain yang meni

ada yang penyakit DB-

DBD, kalo nggak ya

kayaknya biasa biasa

aja kok, cuman dari apa

RT RT nya aja

penggerakkan

lingkungan sehat itu

setiap Jumat bersih

emang ada di RT 04

Imopuro cuman ya itu,

terutama ditanamkan

ke sama ibu ibunya

yang harus rajin bersih

bersih rumah gitu aja

Ya seperti organisasi

perkumpulan PKK ibu

ibu itu ya organisasi

PKK atau organisasi

Posyandu atau poster

kemarin kan diaktifin

sempat ada poster tu

nanti ada penyuluhan

apa dari dinas

kesehatan itu dateng

ngasih tau ngasih

penyuluhan ya kalo

menurut pendapat

masyarakat mungkin

Page 128: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

109

itu bagus ya kita dapet

ilmu dan pengetahuan

dari DBD itulah ilmu

ilmunya

Penerimaan

masyarakat

dengan adanya

kunjungan

rutin kader

jumantik,

kendala, dan

harapannya

lebih bagus dari

timnya aja, kalo lebih

bagus dari timnya aja

langsung, kalo dari

umpama dari tau dari

RT dari RW masih

tetep ngenyel dia

orang, bagusnya dari

tim aja langsung..

dari pemerintah apa

dari mana gitu

Gak ada.. seneng

semua

alhamdulillah

Ya nggak nggak,

nyaman aja gitu, gak

gak merasa

terganggu

Emh tetangga juga

gak ada gak

terganggu, malah

seneng, jadi ada

pengalaman gitu

Ya kita malah

mengharapkan gitu

loh, ya jadi jentik

jentik di lingkungan

bersih, bebas dari

nyamuk.

Ya nanti kita dikasih

saran sama kadernya

kan, ya yang penting

air air yang

tergenang dibuang,

itu dikasih saran

saran begitu.

Penerimanya ya baik

sekali menerima,

mendapatkan ilmu

kan ini dilanjutkan

aja iya bener kata ibu

siti tadi masyarakat

kalo denger kek gitu

oh ini ada mau

kalo di

masyarakatnya ibu

RT nya kan pagi-

pagi itu, kadang-

kadang suka

ngomongin gitu,

kalo apa radak

ngeyel ya kadang

didatengin

rumahnya

Kalo saya malah seneng karena

di setiap rumah dia pasti bersih

bersih itukan di awal saya

bilang saya malah seneng

kegiatan ini diterusin jadi

rumah ke rumah tu bersih. Ayo

nanti ada jentik nyamuuuk, ya

udah bli ibu ibunya bersih

bersih, tapi kalo nggak ya

nggak, sekarang di diemin kan,

gak bersih bersih, ya udah

diemin aja, tapi kalo ada ada

tamuu, penyuluhan, ya udah

bersih bersih semuanya

(tertawa), kalo bisa diteruskan

kami senang, jadi rumah-

rumah tu bersih

Untuk kunjungan rutin

kader jumantik menurut

informan masyarakat tidak

menolak untuk didatangi.

Dalam kunjungan rutin

tersebut kader jumantik

selalu memberikan

informasi dan

mengingatkan warganya

untuk menjaga

lingkungannya akan tetapi

kembali ke kepribadian

masyarakatnya dan ini

sangat diharapkan

masyarakat agar terus

menjaga kebersihan.

diharapkan secara rutin

dari pihak PKM. Dinas

kesehatan, lintas sektor

seperti pihak kelurahan,

kecamatan, pamong-

pamong terlibat langsung

turun ke lapangan

menemui dan

mengingatkan masyarakat.

Page 129: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

110

datang, langsung kan

bersihin kamar

mandinya, air air

cepet diganti,

mungkin dia merasa

apa nanti kalo

diliatkan, mungkin

merasa oh malu saya

jadi timbullah rasa

kebersihannya

ya mungkin kegiatan

jumantik ini

diteruskan loh buk,

diteruskan kan itu

kegiatan positif sih

buk trus

menguntungkan kita

bisa neliti rumah kita

ini jorok apa nggak,

ada jumantiknya, ada

jentik nyamuknya

apa nggak

Penerimaan

masyarakat

terhadap

pemasangan

perangkap

sticy trap

Bagus, bagus.. He’eh,

lengketin nyamuk

supaya nempel

Ya bagus, tidak

tergangu

Bagus .. Kami juga

nyaman sama

perangkap nyamuk

itu,gak ada gangguan

nyamuk, rumah

bersih

jadi saran saya

diteruskan aja

kegiatan

pemasangan jentik

nyamuk itu buk

Ya, kalo menurut saya

bagus yah, kita bisa

punya pengalaman,

tahu, trus punya

ilmunya sedikit

masalah DBD, yang

tadinya kita gak tau,

kasih air apa itu,

jeramih yah, dikasih air

jeramih itu kan

mengundang eh itu

yah, he’eh tadinya, tapi

Kayaknya sama,

bagus.. Praktek

perangkapnya itu di

posyandu kalo itu

ngasihnya di itu apa

namanya dirumah

Menurut informan

masyarakat sangat antusias

dengan adanya kegiatan

pemasangan perangkap

sticy trap, selain selama

pemasangan perangakap

rumah menjadi bebas

nyamuk, masyarakat juga

mendapat ilmu dan

pengalaman bahwa ada

cara yang lebih baik dan

alami serta murah untuk

Page 130: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

111

berapa kali dipasang

tuh, ada yang kebuang

kan, ada yang kebuang,

ada yang kering sendiri

gitu, trus nanti kalo

selang sepuluh hari,

kader-kadernya kan

datang ke rumah,

meriksa itunya, ada

jentik nyamuk atau

tidak, nah kita jadi tau,

jadi berarti kalo dikasih

air jerami itukan,

nyamuk pada seneng

kesitu, gitu loh bu, jadi

kita ngerti ilmunya.

mengatasi nyamuk DBD

menggunakan air

rendaman jerami.

Harapannya kegiatan

pemasangan perangkap ini

dapat

diteruskan/dilanjutkan.

Pandangan

tentang

program 1 R 1

J

a.

Pelaksanaanny

a

b. Harapan

Kalo diberi tugas

satu rumah satu juru

jumantik kayaknya

belum, belum ada

kalo kayak dulu

penyuluhan dari

dinas ada

pemeriksaan apa

jentik-jentik nyamuk

ya ada cuma kalo

ditugaskan satu

rumah satu

Kayaknya belum

ada.. Kalau

mungkin sepuluh

rumah ditanganin

satu kader iya

Sama semua setuju

juga

Ya baik itu saya setuju kayak

gitu biar tau ada jentik

nyamuknya memang ada

nyamuk tapi nyamuknya ada

yang lebih bahaya ada yang

tidak kalau itu saya setuju

informan belum

mengetahui sepenuhnya

rencana kegiatan 1 R 1 J

yang akan digalakkan

Dinas Kesehatan kapan

akan direalisasikan, akan

tetapi ada beberapa yang

sudah mendengar apa itu 1

R1 J dan menyambut

positif kegiatan 1 R 1 1 J

Page 131: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

112

E. Focus Group Discussion Masyarakat (II)

Pertanyaan I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 Hasil Tematik

Tanggapan terhadap

penelitian yang telah

dilaksanakan

a. Pribadi

b. Masyarakat

alhamdulilah sih

seneng banget jadi tau

apa tau jentik-jentik

nyamuk yang

berbahaya yang bakalin

ngenain demam

berdarah terus ya

cuman kadang

kagetnya ini ya itu tadi

yang dibilang belum

berberes masih

berantakan sampe maaf

ya tempatnya

berantakan ehh ….kita

juga seneng sih..kita

jadi tau gitu …ya

alhamdulilah jadi kita

tau ke depannya bersih

harus bersih biar nggak

ada jentik nyamuknya

itu , ember-embernya

biar bersih

iya saya sangat

mendukung sekali

seperti kegiatan seperti

ini pokoknya diterusin

aja soalnya ya apa

namanya untuk

menambah wawasan

apa itu ibu-ibu kader

itu datang ke rumah

pas saya seneng sekali

ehh. iya, soalnya apa

namanya nyamuk itu

kan nggak Cuma

musim itu aja nah di

musim penghujan ada

lagi nyamuk lagi

banyak lagi

iya memang ya bagus

telatenlah orangnya bu

mar itu kalo dia…mbak

sudah dikuras? Ya

kadang-kadang…sudah

dikuras mbak? Belum

loh belum sempet

kemaren kan abis masak

apa gitu nah kemaren

kan tak abis kuras juga

nggak ada, bu mar nya

masih dia lihat gitu, lihat

langsung di bak gitu.

Nggak ada kayaknya kita

kuras…kalo bu mar

periksa pamit ya saya

belum sempet nguras.

saya pernah dengar

cuman yam au kita dikasi

perangkap itu….ngapa

sih dikasih-kasih

itu…kamu nurut aja loh

orang itu kan ngasih

makan tinggal tarok-

tarok kok kamu komen

tanggapannya ya

bagus buat

lingkungan di

sekitarnya karena

bisa membantu

lah bagaimana

cara membuat

perangkap terus

mengajari

bagaimana me

apa ehh

keterangan

tentang DBD itu

bagaimana terus

proses supaya

tidak ada apa

jentik yang akan

lahir ya, sangat

baguslah buat

lingkungan kita

Tanggapan saya sih,

saya bisa tau disitu di

rumah sini ya ada

nyamuk DBD nya,

sebelumnya kan saya

nggak tau. iya, jadi

ehh bagus sih

Masyarakat

menganggap

penelitian yang

dilakukan

(pemeriksaan rutin

oleh jumantik dan

pemasangan

perangkap) sebagai

hal yang positif.

Mereka menjadi

paham terhadap

manfaat

dilaksanakannya

kegiatan tersebut dan

mendapat

pengetahuan yang

baru terkait penularan

dan pencegahan

DBD.

Pengendalian DBD

dengan foggig

a. Waktu pelaksanaan

b. Pihak yang memberi

Ya.. mencegah lebih

baik he’eh

Kayaknya nggak

juga..(tanggapan

terhadap fogging

sebagai satu satunya

Ya.. harus kita

teliti ya.. ya teliti

gitulah pak nggak

cuman fogging

Kalo fogging kan

cuma sesaat ya

misalnya bersih aja

dulu itu kayak gitu

Meskipun dampak

yang ditimbulkan

oleh fogging cukup

merepotkan namun

Page 132: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

113

fogging

c. Penerimaan terhadap

fogging

d.Kendala-hambatan

cara memberantas

nyamuk). Ya.. yang

lebih baik

mencegah…seperti

mengubur.. Ya..

kaleng-kaleng itulah ya

sama yang jentik-jentik

itu..

aja, harus teliti

semuanya..

ya.. kayak botol-botol

yang berisi aer kayak

gitulah.. dibalik,

dibuang dan dikubur,

terus menutup bak-

bak yang berisi aer,

kayak pakaian nih..

pakaian kotor jangan

digantung, nah itulah

salah satu contoh itu..

Pakaian .. pakaian

misalnya baru kita

pake kita gantung itu

otomatis dia nambat..

Iya.. karena bauk-

bauk..

masyarakat

menyatakan fogging

diperlukan untuk

mencegah penularan

dan disertai dengan

upaya mandiri

membersihkan

lingkungan.

Model pengendalian

demam berdarah

melalui penguman (di

masjid/mushola,rumah

ketua RT, dsb) tentang

hasil pemeriksaan jentik

warga

Setuju. Pembelajaran setuju Setuju. Kalo kita mesti

juga antisipasi

tetangganya berarti

jangan sampe jentik itu

malah ke tempat saya

gitu kan..

setuju setuju Kalo nggak

disentil ya

untuk contoh

gitu..

Model seperti ini

diperlukan agar

menjadi

pembelajaran dan

untuk kepentingan

bersama

Upaya lain untuk

membasmi jentik di

lingkungan

Contoh menguras bak

mandi

3M mengubur Siapa tau dia ngasih

solusi.. siapa tau

jentiknya nanti di kasih

obat ini kalo kalo saya

itu..

Nggak kalo saya

nggak..(merasa

dipermalukan)

Iya rutin,

seminggu tiga

kali lah terus

mengubur

barang bekas,

kalo ada yang

bisa di olah, di

olah barang-

barang itu.. itu

apa.. menutup

bak mandi

Upaya 3M masih

dianggap masyarakat

sebagai langkah yang

tepat untuk mencegah

perkembangbiakan

jentik penular DBD

Page 133: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

114

yang berisi

aer.. udah itu

aja..

Penerimaan masyarakat

dengan adanya

kunjungan rutin kader

jumantik, kendala, dan

harapannya

Menerima…heeh Untuk kita tau.. taunya

apa.. yang mau ngenain

demam berdarah, yang

harus kita dengan

membasmi jentik-jentik

ya itu pak.. malah

seneng loh pak..

Nerima Kalo yang

sekarang ya kagak

nerima sih apa

repotnya kalo

cuma didatangi

mau liat kok..

Nggak keberatan Nggak rugi

juga hehe..

Nggak

merugikan kan

istilahnya..

Kunjungan rutin

jumantik untuk

melakukan

pemeriksaan

dianggap tidak

memberatkan dan

merugikan malah

justru membantu

mengawasi jentik di

rumahnya

Penerimaan masyarakat

terhadap pemasangan

perangkap sticy trap

iya tapi saya ngomong

saya Tanya kamu dikasi

perangkap itu ada

nyamuk nggak? Nggak

loh…berarti bagus aja

nyamuk berkurang. Ya

wajarlah kalo sore itu

nyamuk itu loh kebon itu

ada satu dua tapi

memang

berkurang…malah ada

yang nanya koq nggak

dikasi perangkap lagi ya

bikin sendiri cari sendiri

jerami di sawah banyak

Masyarakat

menganggap jika

perangkap yang

dipasang dapat

mengurangi jumlah

nyamuk yang ada.

Page 134: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

115

Pandangan tentang

program 1 R 1 J

a. Pelaksanaannya

b. Harapan

Insha Allah nggak

(tidak keberatan).

begitu dikasi tau tadi

“pak itu cepetan

ditutupin itu tadi itu bu

RT itu ngomong bisa

bersarang nyamuk bisa

ada jentiknya itu

langsung ditutupin

sama bapaknya

Ooh berarti kita yang

nyatet ya pak ya?

berarti kita yang kerja

pak ya

Ooh jadi nanti

tugas kader

dateng sudah ini..

sudah kita ini apa

catat gitu ya..

ooo jadi nanti petugas

kader datang sudah

ini sudah kita ini apa

dengan itu ya

nah itu

kemarin bu

RT nya itu

bambu nya itu

bisa ada

airnya… nah

itu kemarin bu

RT nya itu

bambu nya itu

bisa ada airnya

Masyarakat tidak

keberatan dengan

program 1R1J

meskipun masih

menanyakan

bagaimana teknis

kegiatan yang

dilakukan.

Page 135: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

116

F. Focus Group Discussion Kader Jumantik (I)

Pertanyaan I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 Hasil Tematik

Tanggapan

terhadap

penelitian yang

telah dilaksanakan

a. Pribadi

b. Masyarakat

kami membawa

pertanyaan dari

masyarakat bahwa

kemaren, kenapa

sih waktu ada

perangkap nyamuk

kita ga dikasih tau,

apakah tempat saya

tuh ada nyamuk

apa? Apa? kok aku

ga dikasih tau dia

sangat

membutuhkan itu

mungkin kalo

dikasih tau dia lebih

hati-hati atau lebih

gimana gitu. Yang

kedua kenapa kalo

seandainya tempat

saya ada, ada jentik

nyamuk, kok ga

dikasih apa-apa ya?

Yang dua itu

pertanyaan dari

masyarakat

terimakasih.

kalo dari RT 32 bu.

Samalah dengan

ibu ini, karna

adanya kader

jumantiknya dari

jumantik ini

mereka

mengatakan yah

alhamdulillah

warga saya sudah

mengerti dengan

kesehatan dan

kebersihan. Gitu

aja terima kasih.

ini mau nanya ke

ibu, ibu itu mau

lanjut dipasang lagi

atau gimana bu? Ya

saya jawab nanti

saya tanyakan lagi

sama pak eko

kemaren itu kan

pas masang

perangkapnya

hanya di RT 12,

disekitar orang itu,

ini ada di paketin

lain kok kami ga

dipasang

perangkap begitu,

jadi itu kalo bisa

memang

diteruskan apa

atau bagaimana itu

bu? Terimakasih.

sama... sangat membantu

Ee pas ee kemaren katanya

sudah, sudah tidak ada kegiatan

lagi dari Mbaknya. Kami ke

rumah-rumah lagi, kami

mohong tolong diperja-

dilanjutkan, pun itu tidak ada

sehingga harus benar-benar.

Laju kemaren itu kami buat

sendiri..heheh...Tempat....Peran

gkapnya untuk itu. Dari aqua

besar itu, kami orang potong

nah kami orang kasih itu, nah

kami orang bagi-bagiin dengan

mereka. Nah ya itu, susah itu

Bu..

ditempat RT saya juga

gitu mba,

pertanyaannya itu ya

hasilnya itu ya gimana

mba gitu? Kalo

kegiatannya ini bagus

sekali, karena saya juga

setiap, setiap bulan

keliling dari 15 ibarat

dari RT 1 sampe 19,

kami berdua setiap

bulan memang keliling

gitu, dari 15 petimur

juga gitu mba, jadi

alhamdulillah, udah

banyak kesadaran

sekarang, semua itu

udah banyak sekali

yang udah ga make lagi

bak mandi itu,

alhamdulillah untuk

daerah mabes barat

untuk tahun ini engga

DBD alhamdulillah

moga-moga ya

seterusnya begitu.

sangat berterima

kasih

diadakannya

jumantik karena

itu sangat

membantu

warga saya

yang tadinya

tidak sehat

sekarang hidup

sehat terima

kasih.

Dengan adanya peneliitian

ini, dapat membantu kader

meningkatkan kesadaran

masyarakat di wilayahnya

dalam mengatasi masalah

DBD.

Sebagian besar masyarakat

di wilayah penelitian

mengharapkan penelitian

ini berlanjut dan meluas

cakupannya ke wilayah

diluar penelitian khususnya

untuk memasang

perangkap nyamuk (sticy

trap)

Riwayat penderita

demam berdarah

di wilayah

masing-masing

sejak tahun 2013

memang ada pernah

terdengar DBD,

memang itu positif

engga ada dulu kejadian tempat saya 2007

itu sampe meninggal, heeh, ya

pertamanya sih ia emang panas,

panas masih di bawa kerja

tahun 2015 kayaknya

kalo ga salah tempat

saya juga sampe ada

yang meninggal,

Beberapa wilayah kerja

kader mempunyai riwayat

kasus demam berdarah

baik kesakitan maupun

Page 136: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

117

kita liat itu dari

darahnya ternyata

memang positif

DBD kami melapor

ke kekelurahan

terus diampaikan ke

kecamatan terus

besoknya di

fogging, terus

beberapa hari

selanjutnya banyak

terkena bukan

DBD, tapi

cikungunyah, nah

apakah itu sama

DBD dan

cikungunyah itu

nah heeh? Sekarang

itu sering banyak

terjadi cikungunyah

sekian terima kasih.

dengan dia kan, yaitu juga dia

kenanya diamana kita tidak tau,

pas dibawak kerumah sakit ya

itu, kena gejala DBD, setelah

kena gejala DBD ya kita semua

warga siap bersih-bersih yaaa

itu Cuma sampe seminggu, dia

meninggal

iya kalo dari puskesmas saya

melapor, ke puskes, kita orang

minta disemprot dulu, nah kan

di orang belum tau bener

semprotan itu ee untuk

mematikan atau tidak, tetapi kan

cuma untuk tidak mematikan,

yang tadi. Saya melapor terus

mintak ya udah, sebelum ee itu

sebelum mas eko kayaknya,

sebelum mas eko saya melapor

besoknya, sudah dikubur

besoknya baru dateeng, nah dan

itu ya fogging tadi. Nah yang itu

yang banyak yang susah kami

tanganin ini dari apa namanya

dari pabrik ongok.

pabrik ongo, pabrikk minyak.

Kan banyak ban-ban itu loh bu,

itu yang kami sudah selesai pak

lurah sudah turun tangan juga ya

tapi masih aja ya katanya sih

kendalanya ee setiap berapa

minggu sekali di ambil dengan

mobil lain gitu, ya tapi kan

sekarang istilahnya kn sekarang

katanya sih DBD tapi

kan dari dari pus, dinas

eh rumah sakit

langsung laporan sama,

pus eeh dinas terus

dinas lapor ke mba

diana, kan aku sama

mba diana PE ke

rumah yanng

meninggal itu langsung

hari itu juga aku sama

mba diana pe ke sana

Hasil PE nya mba

diana yang iniin aku ga

ini ga seberapa ini,

emang dia katanya

DBD memang, DBD..

di Fogging, terus

sebelahnya lagi ada

yang ini mba, ada yang

panas juga, diopname

juga, jadi langsung di

fogging fokus.

meninggal dunia, dengan

adanya laporan kasus DBD

di wilayah mereka telah

dilakukan intervensi

berupa fogging focus di

sekitar tempat tinggal

penderita.

Page 137: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

118

ini musim hujan, kadang hujan

itu bergenangan di itu, yasudah

kami orang-orang kalo ga

ditutup tapi masih aja, itulah

kendala tempat saya itu bu.

Kegiatan gotong

royong dalam

rangka

pemberantasan

sarang nyamuk

kalo di tempat

kami setiap hari

jumat, itu pak lurah

juga ikut turun

tangan, bersih-

bersih lingkungan.

Cuma pembersihan

aja tiap minggu....

lingkungan...lingku

ngan pekarangan

rumah itu pak RT

yang bilang

ya hari minggu aja

kan hari minggu itu

bapak-bapaknya

juga pada dirumah,

ga kerja jadi kalo,

mangkannya kita

pilih hari minggu

aja gitu biar banyak

pesertanya

Kalau di RT. 23,

alhamdulillah

turun semua

karena itu untuk

kita semua untuk

warga kita semua.

Kalau saya, kalau

yang tidak mau

ikut yaitu kan

orang yang bandel

hehehe yang

susah kita temui

itu aja, cuman

sekedar ya

tetangga RT.

Sama Mba, itupun

kadang-kadang

takut emosi. Kan

saya kan manggil-

manggil pagi-pagi

“bangun-bangun,

keluar, ada

pengumuman”.

Itu pun pagi,

harus pagi.

Setelah itu

kadang-kadang

Pak Lurah dateng

itu yang kerja

ada sebulan sekali gotong

royong.

Iya tempat saya juga (sulit

memobilisasi masyarakat)

Tempat saya juga Mba,

kalo masalah gotong

royong itu ya kayak

gimana ya? Karena

tempat kami tu kan

dagang. Perempuan

laki semua dagang, jadi

ya harusnya dari sore

tu udah diomongin

gitu. Susah memang,

kalo di kota memang

agak susah masalah

gotong-royong itu.

Apalagi yang

rumahnya ada gerbang

itu, susah banget suruh

keluar. Susah mba,

kalo di kota saya rasa

semua sama lah.

Soalnya banyak

kegiatan juga mereka,

kecuali yang di Pemda,

mungkin kalo hari

minggu kan nggak

kerja gitu. Kalo tempat

saya tu orang dagang

semua. Susah

pokoknya agak susah,

tapi ya maklum karena

Tempat aku

sendiri

sebagian

banyak yang

ikut, sebagian

susah Mba kalo

diajak gotong-

royong. Karena

misalnya repot

segala macem.

Sudah ada kegiatan rutin

gotong royong, seperti

jum’at bersih meskipun

tidak menutup

kemungkinan dilaksanakan

pada hari minggu, akan

tetapi sebagian warga

masyarakat di wilayah

penelitian sulit untuk

diajak dalam kegiatan

gotong royong karena

faktor waktu yang

bertumburan dengan

pekerjaan, khususnya

pedagang, repot, dan sulit

untuk mengajak kelompok

ekonomi menengah atas

bergotong royong.

Page 138: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

119

sudah pada gak

ada.

kan cari uang gitu loh

cari nafkah. Kayak

gitu.

Pengendalian

DBD dengan

fogging

a. Waktu

pelaksanaan

b. Pihak yang

memberi fogging

c. Penerimaan

terhadap fogging

d.Kendala-

hambatan

Memang pernah

dilaksanakan di-

fogging itu, tapi

seperti kita tahu

semua fogging itu

nggak efektif. Iya

jadi yang di-

fogging itu dia

maunya di tempat

yang terkena itu

jadi belakang

sekitar pekarangan

dia itu setelah itu ya

dia nggak mau.

Nggak, nggak mau

aku nanti rumahku

kena racun gitu kan

di-fogging.

Itu tahun 2013,

setelah itu nggak

ada lagi.

Ya sama sama

Mba Nurwaini,

makanya udah tau

semualah karena

kan kami setiap

bulannya keliling

ke seluruh. Jadi

udah tau semua

kalo fogging fokus

itu kurang efektif.

Yang lengketlah,

nanti nyamuk’e

mati ra mati.

kalau saya sih

menurut saya sih

fogging tempat

saya memang

banyak yang

ngeluh, janganlah

jangan sampe di

fogging, maunya 3

M + ituu , tempat

saya semua kayak

gitu.

Kalo waktu itu aja

pernah.....Pada

saat kasus aja ada.

sama buk

masyarakat saya

juga gak mau di

fogging, kaya buk

weni tadi buk

nurwaini, klau

bisa ada acara

yang lain ajalah

gitu, jangan di

fogging

Oh tidak ada itu. Kalo di luar

fogging ada. Kalo fogging

belum ada. (fogging diluar dinas

kesehatan)

Mati suri wae... He’eh

mati saat iku, nanti

malah mebal meneh,

katanya gitu.

He’eh nggak mau, dia

orang posisi lagi

masak, kadang posisi

lagi makan, terus

posisi repot gitu

kadang nggak mau.

karna kalau fogging

khusus kan cuma

membunuh nyamuk-

nyamuk dewasa, yang

jentiknya tetap hidup

dia mbak, jadi kita ya

lebih baik membunuh

yang jentik itu, dari

jentik itu kan gak jadi

nyamuk dia, kalau

nyamuk yang gedek

mati jentiknya masih

tetep masih berkeliaran

aja. Tetap berkembang

biak nyamuknya, kalau

yang dewasa mati kann

jentiknya masiiih terus

dia, dari kecil nanti

akhirnya jadi nyamuk

dewasa gigit juga.

Ada, ada yang

kemaren kena

DBD RT 13 itu

baru di-fogging

Bulan berapa

ya, bulan 5

kayaknya

Mbak.

Kegiatan pengendalian

DBD dengan fogging focus

pernah dilakukan pada

wilayah yang positif ada

kasus DBD, begitu ada

laporan kasus DBD

langsung dilakukan

fogging focus pihak

kesehatan (dinas

kesehatan/PKM). Sebagian

besar masyarakat tidak

ingin tempat tinggalnya

dilakukan fogging focus

karena hanya mematikan

nyamuk sementara saja

dan efek dari fogging,

seperti bau racunnya, dan

lantai menjadi lengket

tidak disukai masyarakat.

Page 139: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

120

Model

pengendalian

demam berdarah

melalui penguman

(di

masjid/mushola,

rumah ketua RT,

dsb) tentang hasil

pemeriksaan

jentik warga

Kalo menurut saya

gini Bu ya.

Seumpamanya kalo

ada yang positif

DBD di koordinir.

Jadi cukup kita

bicarakan lewat

satu rumah aja

sama ini, kita

datengin intinya

cuman rumah

tangga itu. Saya

kira mungkin nanti

dia bertahap ya

nanti bilang sama

timnya juga nanti.

Saya rasa sama,

kalo ibu

mengumumkan di

kelurahan atau

dimana, saya rasa

jangan dulu nanti

dia malu malah,

males ikut

kegiatan gitu

Kayaknya kalo kata

saya nggak usahlah

Mbak. Soalnya kan

kalo nanti, nantinya

kan kita ada kegiatan

lagi, mereka nggak

mau. Ah malu, saya

dibikin malu kayak

gitu. Kalo menurut

saya sih, ntah temen-

temen yang lain, saya

nggak tahu. Kalo

menurut saya gitu

Menurut kader model

pengendalian DBD

melalui pengumuman

tentang hasil pemeriksaan

jentik warga tidak perlu

dilakukan karena akan

membuat malu rumah

tangga tersebut, cukup

dengan mendatangi rumah

yang positif jentik dan

memberitahu.

Upaya lain untuk

membasmi jentik

di lingkungan

Ya kita selalu

mengingatkan

setiap bulan ke

rumah penyuluhan

tentang DBD, itu

Bu. Terus yang

kedua di kader

Posyandu kita juga

dateng ke

Posyandu, jadi kalo

pas Posyandu itu

kita sambil

penyuluhan dikit-

dikit. Ayo ibu

jangan sampai kena

DBD apalagi ini

musim hujan. Ya

yang pertama M3+

Ya, bersih-

bersihlah hehe,

bersih rumah.

Ya kita adakan

kebersihan aja lah

Bu, kita coba ke

bersih-bersih

lingkungan, itu aja.

jadi kita disarankan

bersihkan rumah ya

pokonya bersih

bersih rumah lah,

sendiri sendiri gitu

yang penting

jangan sampai ada

yang tertinggal

ya kita adakan

3m+ saja, ya sama

lingkungan, sama

yang bersih-bersih

gitu lah

Ya sih saya

sebagai kader

juga, kader

Posyandu. Saya

juga RT. Ya setiap

hari kami kumpul-

kumpul ya kami

“tolong Bu

bersihkan rumah-

rumahnya, jangan

ada yang

bergantungan

baju. Bak

kalau saya solusi saya, solusinya

ikan, kalau dia seumpamanya

ada kolam tempat bak mandi,

tak suruh kasih ikan, ikan apa

aja, saya bilang begitu, gak usah

yang besar-besar, yang kecil aja.

Kadang-kadang dia kan ada di

ledeng tu, masukin dengan dia

gitu

kalau yang masalah DBD ini

gak gak mesti sebulan sekali

sih, sekali lewat bersih bersih

kita kasi tauu. Kuras bak mandi

lah intinya suruh bersih-bersih

karna kan kemaren sebagian ada

yang gak mau juga, mungkin

dari setelah dikasi tau ya

alhamdulillah dia mau

Sama. Kita sebagai

kader ya mungkin

harus meneliti rumah-

rumah dari rumah

lainnya

begini mbak

tiap bulan tu

ditempat saya

kan ada

dasawisma, jadi

kita ada

penyuluhan

tentang DBD,

kita melihat dari

buku panduan

itu kita kasi tau

ke teman-teman

kita yang ikut

dasawisma

supaya bisa

membersihkan

rumahnya

masing-masing

Kegiatan yang pada

umumnya dilakukan adalah

dengan memberikan

penyuluhan ke masyarakat

untuk membasmi jentik

nyamuk, seperti

menggalakkan 3M+,

menjaga kebersihan

lingkungan rumah, juga

memberi solusi dengan

memelihara ikan pada

tempat penampungan air,

memberi solusi untuk

mendaur ulang barang-

barang bekas agar tidak

menjadi tempat

perkembangbiakan jentik

seperti menjadikan bekas

Page 140: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

121

itu yang diinget ya.

...terus yang untuk

mengatasi seperti

biar ga terkena

jentik nyamuk,

aqua-aqua diruma

Pak Saleh. Kami

kan ketua KWT di

RT, KWT itu

Kelompok Wanuta

Tani. Nah itu botol

bekas aqua gelas itu

untuk menyemai

tak suruh kumpuli

untuk menyemai

tanaman, karena

dibawahnya itu kan

dilobang-lobang,

saya kumpuli di

tempat KWT untuk

menyemai

tanaman... iya

digunakan lagi

kalau ga percaya,

boleh tanya ke

warga saya,

hahahaha.

tempat RT saya

positif ya, karena

selain kita

penyuluhan itu kan,

oh iya kita ini di ini

terus sama bu RT.

mandinya tolong 2

hari sekali atau 3

hari sekali

dikuras”. Ya

itulah kalo saya

tiap perkumpulan

PKK ya saya

ngomong kayak

gitu. Tiap ada

Posyandu ada

sebulan sekali kan

Posyandu ya saya

omongin “tolong

ya ibu-ibu ya jaga

di rumahnya jaga.

DBD. DBD tu

bahaya. Kalo yang

ada itu punya pot-

pot” saya bilang

“kembang,

tolong..

dibersihkan, kalo

ada airnya

dibuang.”

Itu penyuluhan

dari eee. Ini kan

apa namanya kalo

kader kan ada

itunya. Setiap

habis selesai

Posyandu, kita

harus ada

penyuluhan

sedikit gitu ke

itu biasanya

kalau DBD 2

bulan sekali,

setiap buat

bulan pertama

itu buat mulai

aja gitu

aqua gelas menjadi pot

penyemaian tanaman.

Penyuluhan ini biasanya

dilakukan pada saat

kegiatan posyandu,

dasawisma, dan woro-woro

ke masyarakat khususnya

pada musim penghujan.

Page 141: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

122

Kalau kita ke

rumahnya sudah

pada takut datang

kerumahnya itu.

Sudah siap-siap

jentik nyamuk

dimatiin udah siap-

siap. Kami

mengumumkannya

bu "ini musin

hujan", di mushola

kami umumkan ini

musim hujan atau

nanti kalau ada

kader, oleh kader

setiap harilah

membersihkan

tempat-tempat

rumah yang banyak

gantungan baju itu

ya tolong jangan

sampai ada

gantungan lagi. Jadi

tidak diserang

nyamuk DBD lagi,

karena nyamuk

DBD sebelah

rumah bersih-bersih

tapi sebelah rumah

lainnya tidak, kan

percuma. Nanti

nyamuknya terbang

lagi

masyarakat ya buk

ya?

Page 142: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

123

Penerimaan

masyarakat

dengan adanya

kunjungan rutin

kader jumantik,

kendala, dan

harapannya

masyarakat yang

bandel... namanya

juga manusia

kalo dari dinas

kesehatan...Dinas tu

dari tiga bulan

sekali kita diadakan

sosialisasi kader

pertemuan seluruh

Kegiatan

puskesmas.

dari lokmin itu kan

terdiri dari

perangkat tokoh

masyarakat, kader

posyandu, dari

dinas terbentuk

instansi-instansi

RW, RT nah disitu

eh penyuluhan itu

nglewat lewat disitu

lah dari dinas

kesehatan

puskesmas itu ehh

mengasih

penyuluhan agar

ehh memberi

contoh berbuat eh

yang masalah

kebersihan eh

masalah yang DBD

tadi ya diwakilkan

sama kader-

kadernya. Kecuali

ada juga yang

nerima ada juga ga

nerima, susah bu,

jadi kita ngomong

lnya kekmana ya,

udah capek, kita

udah ngomong

berkali-kali kadang

ya kalau tiap

ketemu "bu tolong

ya bu, ini demi

kesehatan ibu".

Kadang ya dia

denger tapi kek

mana gitu dia, ga

dijalanin apa. Terus

kan sering di sering

ada ada jentik

apalagi tempat

bapak Pak Saleh itu

loh. Emang sih

cuma dia aja ya

yang ada bak apa

mamanya kayak

drum gitu bu, itu

tempat ikan gatau

ikan apa, banyak

disitu ditemui sama

bapak siapa ya,

namanya siapa ya,

yang meneliti sama

saya jalanin... pak

herdi...

kalau gak kenal

dia memang gak

mau, karna aku

orang situ..

iya, kadang dia

takut, kalau cina

kan kita jarang

ketemu, kalau

ketemu pasti, aku

kalo pas keliling

ini kan juga

sekalian, pas ada

orang itu

kebetulan cepet-

cepet aku...

cepetan, kalo ada

orangnya pasti dia

mau, kita maksud

ada juga yang

mintak mbak

SPTnya mana, oh

maaf karna saya

ini kegiatan setiap

grup setaip bulan

jadi kayanya gak

perlu juga SPT,

kecuali kalo

kegiatannya

setahun sekali,

nah perlu SPT,

melibatkan orang

banyak juga kan,

kalo ini memang

saya kader

....tadinya kan gak mau mbak.

Kata dia yang lain aja, begitu

disebelah tau denger, kan yang

depan dan belakang gak ada.

Kok bagian kita gak rin? Gak

tau katanya dia di RT 12 dulu,

gak tau kalo selanjutnya. Kalo

ada juga kami mau, gitu katanya

buk

kalo saya meminta setiap bapak

turun apa dari puskes gitu lo,

apa dari kelurahan turun jadi

kita tau mbak ohh nanti ehhh

ada yang dateng kesini kan enak

laju masyakarat ada inisiatif

mau bersih-bersih terus gitu.. ya

nggak setiap bulan ehhh

beberapa bulan sekaliii

gini kalau kek gitu dari

anu dari pribadi

masing-masing ya

mbak mereka itu.

Sebenarnya kami kader

ya udah nggak usah

ngomong setiap kali ya

mbak. Ya tergantung

manusianya, kalau

masalah kebersihan,

sampah sudah

seminggu 3 kali kurang

apa lagi pemerintah?

Kan diambil loh tinggal

kita bawa aja kedepan.

Tapi ya itu kembali

lagi ke dirinya masing-

masing. Susah keknya.

kalau menurut

saya gini mbak,

kan kalau saya

memang kader

jumantik jadi

saya sudah

dikasih apa,

topi seragam

jumantik itu

sama tas sama

senter, setiap

bulan saya satu

RT tu harus

semua selesai.

Jadi kan tiap

hari, tiap

periksa itu

semua, dari

kamar mandi,

wcnya,

semuanya. Kan

sepal, sepalnya

kan ditanya apa

nih, semua saya

lihat dari

samping rumah

kanan kiri

belakang semua

pokoknya diliat

jadi itu lebih

efektif lah

kayanya kita

kan meriksa

bener-bener

Untuk kunjungan rutin

kader jumantik masyarakat

tidak menolak untuk

didatangi hanya pada

kelompok cina yang sulit

untuk dikunjungi

rumahnya. Dalam

kunjungan rutin tersebut

kader jumantik selalu

memberikan informasi dan

mengingatkan warganya

untuk menjaga

lingkungannya akan tetapi

kembali ke kepribadian

masyarakatnya. Untuk itu

kader mengharapkan

secara rutin dari pihak

PKM. Dinas kesehatan,

lintas sektor seperti pihak

kelurahan, kecamatan,

pamong-pamong terlibat

langsung turun ke lapangan

menemui masyarakat.

Page 143: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

124

nanti ada yang

bermasalah dengan

DBD itu mungkin

dia langsung terjun

gitu. Kalo gitu yang

penting kita ada

laporan karena

kader-kader

kecamataan itu

sudah pinter-pinter

semua buk jadi dia

percaya sama

kader-kadernya.

Kecuali dia ada

masalah yang tidak

bisa diselesaikan eh

dikader jadi kita

lapor jadi dia terjun

gitu.

ya gitu buk,

masalah masyarakat

tergantung

masyarakat seperti

yang udah tahu kalo

masyarakatnya

sudah pada tahu

semua buk, karena

semua dilibatkan

tokoh msyarakat

RT, RW yang kita

sampaikan kita

sampaikan ke

masyarakat gitu

beberapa bulan

sekali adaa yang

turun (pihak

kesehatan)

ya saya minta dari

dinas kesehatan

juga ke masyarakat

yang kurang

mampu jadi

masyarakat itu jadi

percaya

sepenuhnya gitu, ya

mungkin kalo dari

RT nya aja dia

kurang percaya

buk. Mungkin dri

dinas kesehatannya

dia percaya takut

juga gitu buk iya

masalah jentik-

jentik nyamuk kan

kalo dari dinas nya

itu kan lebih

mendetail

pertanyaan nya tu

jadi dia mengerti

paham.

jumantik tiap

bulan coba tanya

ke RT ini pasti

saya kesitu,

kayaknya gitu aja

mbak. Kan

mereka lebih anu,

malu juga tiap

bulan didatengin

gitu

ya he eh kalo kita

mau ngomong

sendiri ke RT nya

itu nggak di

gubris, mungkin

kalo dinas

kesehatan nya

langsung kan

dapat dipercaya

takut gitu lo, jadi

kalo dari kitanya

sendiri susah

gitu lo mbak.

Kalau ada

kaleng-kaleng

tak itu suruh

buang. Kalo

gak dipake

mendingan

dibuang, kalo di

kota itu buk

banyak, tiap

hari hampir

setiap hari ada

tukang

rongsokan,

rongsokan kan

harusnya gak

ada ya kek gitu,

harusnya gak

ada. Soalnya

setiap hari

tukang

rongsokan,

terus bak

sampah itu

setiap seminggu

tiga kali

lewatnya. Kalau

memang wajib

pasti dia gak

punya yang

kotor-kotor itu,

bekas-bekas itu

kan harusnya di

buang. Jadi kalo

Page 144: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

125

aku tiap bulan

setiap rumah

semua

diperiksa.

Paling ya

tempat cina-

cina yang

paling susah

tempat mbak

rina itu.

gak tapi

maksudnya dia

takut kan, dia

takut sama kita

iya gitu turun

apa dari dinas,

apa dari mana

ehh...bagus gitu

kan, kita kan

jadi seneng

didatengin gitu

lo

Pandangan

tentang program 1

R 1 J

a. Pelaksanaannya

b. Harapan

oh iya, kan ada

kegiatan satu

rumah satu kader

jumantik itu, yang

sekarang cuma

belum ada

pelaksanaannya,

belum ada

realisasinya

masih dalam

rencana, udah

sosialisasi satu

rumah satu

jumantik, mungkin

Insyaallah itu

kalau sudah

berjalan

Insyaallah.

jadi banyak yang

nanya buk RT

(bising) saya kan

kurang tau itu kan

puskesmas

posyandu saya

katakan jumatik

nanti kalo

seandainya ada.

belum berjalan ya kayak

kemaren kita ini

satu rumah satu

jumantik, itu

programnya

dari dinas

kesehatan.

Kader belum mengetahui

sepenuhnya rencana

kegiatan 1 R 1 J yang akan

digalakkan Dinas

Kesehatan kapan akan

direalisasikan, akan tetapi

kegiatan ini sudah di

sosialisasikan ke kader.

Dengan harapan dapan

berjalan di masyarakat.

Page 145: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

126

G. Focus Group Discussion Kader Jumantik (II)

Pertanyaan I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 Hasil Tematik

Tanggapan

terhadap

penelitian yang

telah dilaksanakan

a. Pribadi

b. Masyarakat

Sepertinya sama

buk kalau

tanggapannya

istilahnya

tanggapannya

positif terkadang ya

memang ada 1 2

yang mungkin lho

kok di suruh

bersih-bersih lagi

aduh ini kyak mana

lom sempet ini

udah mau di survei

lagi,tapi ya itu tadi

tanggapannya

positif bener terus

istilahnya suruh

lanjutin lagi

mungkin istilahnya

bagaimana caranya

nanti istilahnya kita

sering apa bersih-

bersih bersama

mungkin ya dengan

cara kita gotong

royong gimana kita

ya pokoknya kita

jalan terus gitu

walau pun

istilahnya ini apa

kalo yang terjadi di

tempat aku itu

mereka langsung

nemuin suami dia

memperjelas

kegiatan ini ada

izin gak dari

pamong gitu,lho ya

izin lah orang yang

jalani istri saya lho

heheh enggak lho

kayak gitu kan

emang ada warga

yang memang

kegiatan ini ada

izin gak gitu dari

pamong kegiatan

ini eeee sama siapa

aja di belakang-

belakangnya

mereka itu kan

kemaren kan

namanya orang

ingin tahu apa lagi

perjalanan ini

bukan hanya

sebulan dua bulan

empat bulan itu sih

yang sering di

jelasin datenglah

tanggapan dari warga

RT 08 itu alhamdulilah

bagus,bagusnya mereka

senang pak senangnya

dengan adanya

perangkap itu mereka

jadi waspada,kemaren

memang ada yang

positif nyamuk DBD

dan mereka sudah

takut,takutnya

begini...begini..nanti

saya kena...nggak

nyamuk itu kan terbang

bukan menggigit kita

tapi kalau kalian tidak

bersih-bersih

nyamuknya akan

menggigit kalian

dengan itu juga mereka

alhamdulilah

antusias,dari kelompok

saya sendiri senang di

datangin memang ada

sebagian dari warga ada

yang kurang

paham..ada pak,tapi ya

setelah itu kita kan

harus beri masukan

terus,kalau kita tidak

disitu hanya

menantu kan dia

dari daerah lain

kebetulan dia kan

mau dan antusias

untuk ikut

kegiatan ini, nah

kan ada banyak

yang belum kenal

sama dia itu dia

tantangan dia di

situ ketika datang

orang itu siapa

sih kamu....gitu

kan bahkan

pernah ada yang

kayak mbk siti

mariyana seolah-

olah mau minta

sumbangan ya

makanya dia

sering mengeluh

susah... hahaha ya

kalo itu kan

mungkin

tantangannya

karena orangnya

gak terlalu apa ya

cuek ya...yang

pertama gak mau

Alhamdulilah kalo untuk di

RT 1 sudah terjadi perubahan

sikap biarpun itu sedikit-

sedikit istilahnya mereka

memang dari awalnya begitu

kami dateng begitu banyak

pertanyaan apa sih

ini,,dibawah naungan siapa?

tujuannya untuk apa? program

ini kan untuk mereka asing,

asing memang mereka belum

beberapa kenal dengan ya

benar kata buk atin kita

berbicara baik-baik kita juga

membeberkan segala macem

segala macem terjadi

perubahan sikap dari mereka

yang tadi nya memang di

tempat aku tu nyamuknya tu

nyamuk kebon yang banyak

terus sebagian orang juga

memang kurang bersih-bersih

tu memang kalau kita untuk

gotong royong memang agak

sulit tapi makanya di bilang

kami 4 kader itu begitu dateng

mereka sudah nunggu buk

jadwal kami kalo nggak jumat

sabtu kalo jumat kami nggak

dateng mereka sabtu,,hee alah

Ya alhamdulilah kalo

welcome dan tidak itu

pasti ada dengan orang-

orang yang tertentu

mungkin, kayak

kemaren tempat pak

muhamad karena

beliau masih baru dia

sudah faham sama saya

dia udah tau saya tapi

belum pernah bertatap

muka jadikan kayak

kemaren sempet saya

di ambilin uang 5000

kasih aja biar pergi gitu

kan haha (ketawa

masal). ya sama siapa

ya pendamping

pertama kali itu na

yang ibarat nya...tapi

pada dasarnya sudah

mengenal saya dari

saudaranya gitu kalo

mbk siti maryana tu

gini..gini disitu udah

tau Cuma kan belum

pernah bertatap muka

jadi waktu itu petama

kita kunjungan sempet

diabaikan begitu kalo

Meskipun pada

awalnya sebagian

warga acuh tak acuh,

mempertanyakan izin

kegiatan, tidak

memahami, dsb

namun seiring

berjalannya waktu

masyarakat menjadi

paham tentang

maksud kegiatan ini

dan mengharapkan

masih terus berjalan.

Page 146: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

127

udah selesai ya

mbk ya mungkin

udah selesai atau

belum tapi kita

masih lanjut

istilahnya untuk

bersih-bersih

sambil kita nanti

masang parangkap

atau kyak mana

kita lanjutkan

ke rumah itu nanya

gitu kan kyak

mana gitu pak kok

ini di datengin

terus ya kegiatan

ini di bilangilah

untung di bilangin

agak pinterlah dia

menjelaskannya ini

dibawah ini

kementerian

kesehatan dri

litbangkes lembaga

penelitian dan

pengembangan

kesehatan dari

baturaja sudah izin

dari kami pamong

sudah izin dari

puskes mereka pun

bekerja sudah di

ketahui oleh

walikota sudah izin

dari ini resmi

silahkan ibu jangan

takut ini

kegiatannya

memang bukan

kegiatan yang asal-

asalan mereka

sempet nanya sama

hata gitu lho

kegiatan ini apa sih

ya namanya

bersih-bersih

rumah,rumah kita kan

akan kotor dan akan

ada nyamuk itu akan

menggigit kita jadi ya

ada kadernya takut ya

gak usah takut kalo kita

berani ngomong

mereka akan tau

mereka akan ngerti

dengan kebersihan

terutama 3M plus

welcome pak minta lagi

kapan trus yang di RT

sebelah juga marah pak

kenapa RT saya tidak di

datangin maaf ya ibu..

RT 7 lah yang RT 33

RT 04 itu ada yang

minta pak kok tempat

kami tidak di datengin

saya bilang ya dengan

ketawa ya mungkin

kalo kasarnya ngomong

kalo arisan itu di

goncang yang dapet itu

RT 8 saya bilang begitu

gak antusianya dengan

warga saya

alhamdulilah pak

alhamdulilah welcome

dan senang dengan

senang nya itu setiap

bulannya itu kami di

ada yang gak mau

gak boleh di

masukin rumah

nya ada,ya

pokoknya rumah

yang berpagar-

pagar gitulah trus

dia ngeluhnya

juga ada yang

membolehkan

tapi sewot gitu,

tapi Cuma itu

yang ngeluh yang

lain kayak nya sih

baik-baik aja,

aku kemaren dah nunggu-

nunggu lho kamu kok nggak

dateng kata dia begitu kan itu

di rutuk buk begitu trus

akhirnya peribahan sikap buk

tolong ya buk itu di babati ini

dinding..oh ya buk,,buk tolong

ya buk..sedikit-sedikit adalah

perubahan sikap perubahan

prilaku hidup mereka untuk

menuju yang lebih sehat itu

ada memang Cuma ya

memang bener kata buk atin

kendalanya memang kalo

dateng kadang kami apa lagi

kalo dateng nya jam 4 gitu ya

buk di cemberutin hahahaha

gitu bener

lah...assalamualaikum buk,

walah dateng lagi hahha

(ketawa rame2) ya masak-

masak aja lho buk kan kami

meriksa, ya udahlah sana

periksa sendiri saya mau

masak katanya, ya udah gak

apa-apa monggo aktivitas

kalian di kerjakan kami juga

mengerjakan aktivitas kami

kata ku gitu kan memang

namanya kita berbeda suku

berbeda watak memang sudah

terjadi memang tergantungnya

diri kita sendiri yang maunya

menjekaskan pada mereka itu

yang selebih nya

alhamdulilah welcome

sekali karena merasa

apa ya yang tadi

intinya gimana sih

membersihkan bak

mandi yang bener gitu

trus memilah-milah

barang bekas atau

gimana awalnya kan ya

Cuma kalo

menyampaikan di dasa

wisma kan gak fokus

klo kita datengin tiap

minggu kan intinya kan

pada welcome nya

disitu alhamdulilah

merasa bermanfaat gitu

dengan adanya

kegiatan itu saya rasa

cukup.

Page 147: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

128

mungkin orang ada

rasa kawatir ya pak

namanya sekarang

lho di datengin tiap

minggu mungkin

orang agak was-

was

PKK di ajarin juga akan

tetap woro-woro

tentang 3M plus untuk

perangkat ini kami

tetap berjalan kok pak

sayang kalo gak ada

kesadaran mudah-

mudahan untuk tahun

2018 bebas dari

DBD,terimakasih

sih alhamdulilah nya mereka

menanggapi dengan positif

gitu sampai sekarang juga

iya,kok tempat aku gak di

pasang perangkap lagi wes

sudah tuntas besok lagi

alhamdulilah lah itu yang dari

tempat aku.

Riwayat penderita

demam berdarah

di wilayah

masing-masing

aalhamdulilah....

gak ada (jawab

rame2)

terakhir 2014 seingat saya

tahun 2017

Penularan DBD

masih terjadi namun

beberapa tahun

terakhir menunjukkan

penurunan.

Kegiatan gotong

royong dalam

rangka

pemberantasan

sarang nyamuk

Ya itu istilahnya

dari kami ke kami

itu ada yang

nyampekan yuk

kita bersih-bersih

itu kahirnya bapak-

bapak mengikuti

gitu, akhir nya

rumah ke rumah

Jumat sama

Minggu.. kalo dari

kantor tu kita kan

jumat, kalo

masyarakat kan

Minggu ya.

Minggu ke

masyarakatnya,

paling nggak depan

rumah sendiri kan.

jum’at sama minggu

kalo dari kantor tu kita

jum’at kalo di

masyarakat kita minggu

walaupun Cuma depan

rumah sendiri itu ya.

Tapi tobat kami pak..

masalah sampah.. kalo

terang-terangan kalo

tempat kami ni sampah-

sampah.. kalo tempat

saya mana yang

sebenernya sampah itu

nggak boleh di bakar,

sebenernya ya pak ya..

tapi gimana ya pak

namanya masyarakat

akhirnya kami bakar

sempet tapi yang di

nunggu woro-woro dari

kelurahan hahahaha ya kalo

yang masing-masing itu gak

bisa di ini in...kayak kemaren

ini termasuk tempat pak RT

itu, itu minggu kemaren

Itu yang kayak tempat

saya, perbatasan kan..

tempat saya kan eeh

jalan gede itu mau

masuk itu kalo lewat

sebelah sini dari

sesahraja itu perbatasan

antara Yosodadi dan

Yosorejo, itu kan

pernah menjadi

keributan yang (sambil

tertawa) cukup ekstrim

itu karena kan sampah

tadinya kan di buang

disini, sekarang

ditulisin di kasih

bacaan itu kan

sekarang nggak ada

yang buang di sebelah

Pelaksanaan gotong

royong biasanya

diarahkan oleh

pamong setempat

(RT/RW)

menyesuaikan dengan

mayoritas aktivitas

warga. Membuang

sampah pada

tempatnya belum

disadari sepenuhnya

oleh warga.

Page 148: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

129

tempat pak RW kami

sendiri pak..

wallahu’alam bener

pak.. pegawai negeri

semua pak.. itu disitu..

sini, buangnya di

sebelahnya lagi ya itu

kan (sambil tertawa)..

padahal yang buang

ada yang sebagian

orang Yosorejo.. begitu

kan.. hehe..

Pengendalian

DBD dengan

foggig

a. Waktu

pelaksanaan

b. Pihak yang

memberi fogging

c. Penerimaan

terhadap fogging

d.Kendala-

hambatan

Mengeluhnya dia

tempatnya kotor,

asapnya.. ya itu ya..

dinding juga itu

nempel pak.. ya

itu.. banyak yang

bilang jangan di

fogging lagi, kita

jangan seperti ini

kalo bisa dengan

cara lain.. setelah

ya ini ada cara lain

eeh ini kita jalan..

ya Alhamdulillah

oleh masyarakat ya

Alhamdulillah kita

diikuti.. Pokoknya

fogging dia nggak

setuju karena itu

tadi asapnya di

makanan juga

nempel

Iya.. jentiknya masih

bertahan. 5 bulan aja

masih bertahan telornya

hehe. Kemarau masih

bisa hidup kayaknya..

Apa bau asapnya itu.. buat

pusing kepala ya

Keknya 2015 kalo

fogging itu.. karena

kami sering

mensosialisasikan

bagaimana di

dasawisma, PKK dan

posyandu itu

bagaimana fogging itu

istilahnya tidak..

ibaratnya tidak

mengatasi yang jentik-

jentiknya itu hehe..

Iya.. tapi setelah kami

menjelaskan kalo di

fogging tu gini gini

gini akhirnya terus ya

kita akhirnya

menyarankan lebih

baiknya gini gini gini

ya akhirnya

Alhamdulillah nggak

ada permintaan lagi

untuk fogging..

Secara umum

masyarakat tidak

meminta untuk sering

dilakukan fogging,

dengan alasan

dampak dari asap

fogging yang dapat

mencemari makanan,

lantai, dinding dan

seluruh bagian

rumah. Sosialisasi

mengenai

pelaksanaan fogging

yang benar juga

disampaikan oleh

kader ke masyarakat.

Model

pengendalian

demam berdarah

melalui penguman

Sebetulnya bagus

ya. Kita

menyampaikan

dalam pertemuan..

Iya bagus.. Harus loh pak.. biar

mereka tu menyadari

ooh berarti rumah saya

ini ada nyamuknya..

Ya kalo mereka

yang menerima,

kalo mereka yang

nggak menerima?

Dengan

mengumumkan hasil

pemeriksaan jentik di

tempat-tempat umum

Page 149: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

130

(di

masjid/mushola,

rumah ketua RT,

dsb) tentang hasil

pemeriksaan

jentik warga

ntah itu dasawisma,

ntah itu PKK, ntah

itu pengajian, itu

lebih baik kita

nyampaikan itu

aja.. kayaknya kalo

kita memampang

nama mereka yang

istilahnya udah

bener-bener ada

nyamuknya, aduh..

nama saya

dipampang.. Itu loh

maksudnya pak..

takutnya kan kita

yang kena gitu

kan.. gapapa sih

sebenernya kalo

kita kena, kita

harus lebih

mendorong kan

seharusnya seperti

itu.

Kalo pendapat saya sih

di pampang di tempat

pak RT atau pak RW

itu gapapa pak karena

biar mereka itu sadar

loh untuk kebersihan,

kan satu rumah satu

kader jumantik nggak

mungkin pak kita kader

ini mau setiap minggu

kita iniin, ya kemaren

itu saya foto itu saya

umumkan itu nama di

PKK.. Alhamdulillah

mereka tidak marah

kok pak.. antusias ooh

berarti rumahku ada

itunya ya.. kata dia ooh

berarti aku harus

begini.. ya nggak apa-

apa pak itu menurut

saya pribadi..

Kita juga yang

jadi sasaran..

karena dia malu

karena nama dia

terpampang

disitu..

Ada lebih

baiknya kita

ngomong

pribadi..

ngomong pribadi

sendiri..

dapat memunculkan

rasa malu bagi

pemilik rumah (yang

positif jentik)

sehingga akan

memicu perubahan

perilaku untuk

menghindarkan

tempat penampungan

air sebagai habitat

jentik. Di sisi lain

model pengumuman

ini justru dapat

mempermalukan

warga sehingga

pendekatannya

cukuplah dengan

menginformasikan

langsung ke kepala

keluarga yang

rumahnya ditemukan

jentik.

Upaya lain untuk

membasmi jentik

di lingkungan

saya pribadi dirumah

saya pasang kelambu

daripada pesawatnya

nganging nganging

hehehe pake losion iya

kan

ada itu pohon selain lavender

yang bisa mengusir nyamuk

itu. dia bunganya agak putih

pak batangnya agak tinggi itu

ada ee

ikan cupang. apalagi ya

e apa apa yang kemarin

itu apa kayak

tumbuhan itu loh e

pohon lavender

Ikan cupang dapat

menjadi salah satu

upaya pencegahan

agar terbebas dari

jentik nyamuk.

Pandangan

tentang program 1

R 1 J

a. Pelaksanaannya

b. Harapan

kalo menurut saya

si iya setuju setuju

aja pak iya pada

mau juga istilahnya

dia yang mengikuti

alasannya untuk

main anaknyo toh

atau kayak mana

atau terbang atau

kayak mana atau

kalo di RT 8 buk satu

rumah satu kader

jumantik kan kemarin

kita memang berjalan

kan tapi kalo untuk

kalo kalo

terutama

khususnya yang

saya periksa kan

ada sekitar 14

alhamdulillah jalan satu rumah

satu jumantik itu, memang itu

kan perlu jadi dimana satu

rumah itu memang ada orang

yang bener bener harus

kalo tempat saya si

banyak yang ilang

itunya jadi saya ee

berkunjung itu bukan

memindahkan catatan

Page 150: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

131

juga apa yang kita

berikan mereka

ikuti juga istilahnya

ya akan

menjelaskan yang

gini gini dia

mengikuti juga ada

timbal baliknya.

kalo tempat jujuk

gini pak kalo

tempat jujuk kan

memang terus

terang aja semua

yang kami pegang

itu ngomong ini

kertas ini ojo

dikekek i ke aku

ojo ilang silahkan

pegang di sampean

jadi ojo nek gek

sampean kontrol

jadi di gowo gitu

pak. Kalo tempat

saya. jadi itu tak

simpen dirumah

memang, jadi pas

waktu ini kami

bawak ini loh

hasilnya seperti ini.

Iya bapak tau

sendiri kayak mbah

prawiro gitu kan,

itu kan kalau mbah

itu udah sepuh.

gimana itu, jadi

saya kalo periksa

iya, saya periksa

mulai dari kamar

mandi saya sendiri

dari mana mana

saya sendiri

yang di SK kan kita

kemarin itu kan. Itu

intinya kayaknya belum

e belum maksimal

mbak gitu loh karena

kemarin kita juga ada

DBD yang dari

kecamatan itu juga kan

mau dibuatkan blanko

satu rumah satu kader

jumantik nah juga itu

stiker kan sudah kami

bagi satu rumah satu

kader jumantik nanti ini

loh kamu yang akan ini

gitu loh mbak. Kalo

untuk maksimal yang

100% untuk seperti

yang mbak demi tadi

kayaknya belum semua.

Belum semua karena

ini itu rencana DBD

kelurahan apa pokja

pokja DBD nah itu kan

mau dibuatkan kartu itu

juga gitu, jadi nanti satu

rumah satu kader

jumantik gitu, ini nanti

akan berjalan pokoknya

nanti sore kan nanti

karena saya juga mau

PKK juga nanti saya

akan woro woro lagi

rumah itu rata

rata mereka ee

apa toh mungkin

sebagian besar

iya bisa cuman

yang diperiksa

kader lain cuman

ee. mungkin yang

di kader lain kalo

saya kan mereka

taunya kan saya

bu RT jadi

makanya apa

yang saya bilang

mereka masih

manut gitu kan

tapi kan beda

dengan yang lain

lain bahkan ada

yang diremehkan

kan bahkan ada

yang ditolak kan

tapi ya menurut

saya si sebagian

besar tidak e

belum

mengawasi dan tanggung

jawab besar istilah nya untuk

ngurus ngurus cuman repotnya

begini ee tapi tidak bagus juga

seharusnya itu menjadi

tanggung jawab satu rumah

jangan hanya terbebani pada

satu orang aja gitu kan karena

kebersihan itu kan milik satu

rumah e kalo misalnya yang

ditakutin ini begini satu rumah

satu jumantik yang lain itu

berleha leha ngandelin orang.

Tugas kamu kok beres beres

gua duduk aja kan banyak

yang kayak gitu, tapi kalo di

kita sendiri punya prinsip o iya

ya saya pengin bersih gitu saya

pengin ini saya kira jalan itu

dan alhamdulillah di tempat

saya jalans atu jumantik satu

rumah

saya mencari jentiknya

gitu. begitu karena ada

yang ngomong “ee en

je lali tak simpan neng

kono” gitu itu positif

itu jawaban itu

akhirnya daripada ini

saya yang memeriksa

langsung ini tapi ya

saya bawak ininya gitu

karena ee saya temukan

juga kan di yang

dipenampungan air air

itu nggak ada jentiknya

tapi di perangkap ada

DBD nya kemarin yang

DBD DBD itu ee yang

di penampungan

penampungan air justru

nggak ada tempat saya

yang positif positif gitu

kan. iya karena karena

saya tau kalo beliau

pada mau lakukan di

saat ee saya kunjungan

itu beliau ngomong “

nggak ene kok kemarin

barusan tak lihatin”

gitu nah pas paginya

kan ee saya kan sering

berkunjungnya sore

kalau pagi nggak

sempat kan iya itu

nggak nggak ada gitu

Page 151: e-riset.litbang.kemkes.go.id · vi SUSUNAN TIM PENELITI No N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1 Lasbudi P. Ambarita, S.Si.,M.Sc Penyakit Tropis / S2 Ketua

132

ya kata situ nggak ada,

ee kalau misalnya

belum dikuras pun

ngomong belum

sempat tak kuras mbu

nek enek gitu akhirnya

kan ini saya itu lihat

kan jadi kami yang

berdua gitu sama yang

punya rumah gitu