E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum...

108
Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id Fakultas Hukum Skripsi Sarjana 2018 E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum Pemerintah Yang Baik (AUPB) di Kota Binjai Fahrezi Universitas Sumatera Utara http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6227 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Transcript of E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum...

Page 1: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id

Fakultas Hukum Skripsi Sarjana

2018

E-Government dalam Upaya

Mewujudkan Asas Umum Pemerintah

Yang Baik (AUPB) di Kota Binjai

Fahrezi

Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6227

Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Page 2: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

E-Government Dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum Pemerintah Yang Baik (AUPB) di Kota Binjai

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

Fahrezi Nim : 120200501

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

E-Government Dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum Pemerintah Yang Baik (AUPB) di Kota Binjai

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum SKRIPSI

Oleh:

FAHREZI NIM: 120200501

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disetujui Oleh:

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

Dr. Agusmidah, SH, M.Hum NIP. 197608162002122002

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Suria Ningsih, SH, M.Hum Dr. Agusmidah, SH, M.Hum NIP. 196002141987032002 NIP. 197608162002122002

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 4: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

SURAT PERYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini: NAMA : FAHREZI NIM : 120200501 DEPARTEMEN : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Dengan menyatakan bahwa judul skripsi “E-GOVERNMENT DALAM UPAYA MEWUJUDKAN AZAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK (AUPB) DI KOTA BINJAI”benar merupakan hasil karya sendiri dan bebas dari plagiat, dan abanila penyataan ini terbuktu tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang belaku. Demikianlah Surat Pernyataan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis tanpa ada paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun

Medan,4 Februari 2018 Penulis

FAHREZI

Universitas Sumatera Utara

Page 5: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan berkah-Nya kepada kita semua. Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya

karena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir penulis untuk mendapatkan gelar

Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudu l E-GOVERNMENT DALAM UPAYAMEWUJUDKAN

AZAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK (AUPB) DI KOTA BINJAI.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena mempunyai

kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi maupun penulisan, hal ini disebebkan

keterbatasannya pengalaman dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Penulis

menharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan dan perbaikan dari

skripsi ini di masa mendatang.

Dalam kesempatan ini dengan segala hormat penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini dan sema pihak yang menjadi bagian penting selama penulis menjalankan

perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yaitu :

Yang saya hormati :

Universitas Sumatera Utara

Page 6: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

1. Prof. dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

yang telah memeberikan penulis kesempatan untuk dapat berkuliah hingga

menyelesaikan perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Saidin, SH, M.Hum, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Humum

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH, M.Hum, selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Hukum Univesitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Agusmidah, SH, M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi

Negara dan juga sekalu Dosen Pembimbing II yang dengan tulus, penuh kesabaran

dan menyisihkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar

membimbing penulis dalam studi maupun dalam penulisan skrispsi ini.

8. Para Guru Besar Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara yang telah mendidik penulis dari awal perkuliahan yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

9. Abang-abang dan Kakak-kakak staff tata usaha Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam hal administrasi mulai dari

awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

10. Bapak H. Gustian, SE, MM, Ak, CA, selaku Kepala Dinas Pendaptan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai beserta jajarannya yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang memperbolehkan penulis untuk meneliti

dan banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Yang saya kasihi:

1. Kedua Orang Tua penulis yang amat sangat saya cintai, (Alm) drg. Fadillah dan

drg. Hj. Amdariati. Abang dan kakak saya drg. Fahreza dan Septi Utami, dan adik

saya Fahrozi

2. Nurlaila yang selalu menyemangati dan menghibur saya mulai dari awal

perkuliahan hingga skripsi ini selesai.

3. Teman-teman terdekat saya Reza, Arnold, Dwiko, Randy, Rico, Hasan, Fatur,

Dendi, Ali yang selalu tak pernah putus menyemangati saya untuk menyelesaikan

skripsi ini dan selalu ada disaat suka dan duka.

4. Seluruh teman-teman khususnya Angkatan 2012, yang telah memberi semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan

memberikan kontribusi di bidang Hukum khususnya Hukum Administrasi Negara.

Medan, 4 Februari 2018

FAHREZI NIM 120200501

Universitas Sumatera Utara

Page 8: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

ABSTRAK

E-GOVERNMENT DALAM MEWUJUDKAN AZAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK (AUPB) DI KOTA BINJAI

Fahrezi *) Surya Ningsih **) Agusmidah ***)

Penerapan Electronic Government (e-government) dalam rangka mewujudkan

Good Government adalah salah satu wujud untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif dalam memberikan informasi. Dalam hal ini Pemerintah sebagai penyelenggara Good Goverment, masih banyak menemukan hambatan dalam penerapannya.

Terkait dengan penelitian tentang kendala pelaksanaan e-government di Indonesia, perkembangan e-government di Indonesia dapat di adakan secara efektif dan efisien jika ada dukungan antara segala pihak mulai dari pemerintah dan masyarakat. Penerapan e-government Indonesia dapat berjalan dengan baik jika jangka waktu dan dana yang jelas akan pengembangannya.

Pemerintah Kota Binjai dalam mempersiapkan pembangunan Kota Binjai dalam lima tahun kedepan akan dibangun dalam perwujudan e-government yang melingkupi pemerintahan yang cerdas, sumber daya manusia yang cerdas, infrastruktur pendukung mobilitas masyarakat yang produktif dan akan membuka peluang masyarakat lebih banyak lagi untuk kesejahteraan, perekonomian tinggi dengan dukungan pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan. Penerapan konsep e-government yang dilakukan Pemerintah Kota Binjai memerlukan persiapan yang sangat matang, terutama dalam mendisiplinkan aparatur pemerintahan yang akan menjalankannya perlu diteliti karena merupakan kota yang memiliki potensi dan seharusnya bisa membuat masyarakat menjadi sejahtera dan dengan program inovasi yang dipersiapkan pemerintah Kota Binjai. Penelitian ini mencoba untuk menguraikan Bagaimana langkah-langkah yang dipersiapkan menuju Binjai Smart City, dan hambatan apa saja yang dialami menuju Binjai Smart City. Kata Kunci : E-government, Azas Umum Pemerintahan Yang Baik, Kota Binjai *) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **) Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ***) Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 9: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................................ v DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8 C. Tujuan Dan . Manfaat Penulisan .................................................. 8 D. Keaslian Penulisan ..................................................................... 9 E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9 F. Metode Penelitian ...................................................................... 20 G. Sistematika Penulisan ................................................................ 22 BAB II E-GOVERNMENT DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN

YANG BAIK A. Gambaran Umum E-Government Di Indonesia ........................ 24

1. Pengertian Dan Sejarah Perkembangan E-Government Di Indonesia ......................................................................... 24

2. Dasar Hukum E-Governent Di Indonesia........................... 30 3. Manfaat Dari Pengembangan E-Government ..................... 32

B. Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) Menurut Sarjana Dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan ............................................................................. 34

C. Korelasi E-Government Dan Terwujudnya Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) .............................................. 40

D. Penerapan E-Government Berdasarkan InPres Nomor 3 Tahun 2003Tentang Kebijakan Nasional Pengembangan E-Government

................................................................................................. 48

BAB III PENERAPANN E-GOVERNMENT DI KOTA BINJAI A. Profil Kota Binjai ...................................................................... 56 B. Binjai Smart City Sebagai Icon E-Government Di Kota Binjai .... 61 C. Pelaksanaan Binjai Smart City ................................................... 65 BAB IV HAMBATAN PENERAPAN E-GOVERNMENT DI KOTA BINJAI

A. Kesiapan Peraturan Pendukung Bagi Konsep E-Government .... 72 1. Lembaga ............................................................................ 72 2. Anggaran ........................................................................... 73 3. Peraturan Pendukung .......................................................... 74

B. Kesiapan Infrastruktur Bagi Penerapan E-Government Di Kota Binjai ....................................................................................... 79

Universitas Sumatera Utara

Page 10: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

C. Kesiapan Sumber Daya Manusia Dalam Menerima E-Government Di Kota Binjai ......................................................................... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................... 93 B. Saran ........................................................................................ 94 DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

Page 11: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Electronic government (e-goverment) merupakan salah satu upaya pemerintah

untuk reformasi birokrasi dan mendukung dengan sebaik-baiknya sebagaimana di atur

dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan sehubungan dengan hal tersebut yaitu mengoptimalkan penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dewasa ini kemajuan teknologi informasi

memasuki fase perkembangan yang sangat pesat, berbagai manfaat dapat dirasakan oleh

masyarakat, termasuk dalam hal birokrasi (pemerintahan). Pelayanan pemerintah

kepada publik harusnya dapat disederhanakan dengan menggunakan apliaksi-aplikasi

berbasis teknologi informasi agar sistem menejemen pemerintah yang dikenal selama

ini sebgai sistem hierarki kewenangan dan komando sektoral dapat ditiadakan.1

Pemerintah perlu menyediakan kebutuhan masyarakat berupa informasi yang

sejelas-jelasnya guna mewujudkan kesejahteraan, oleh karena itu Pemerintah dalam

menyelenggarakan pemerintahan juga membutuhkan sarana/wadah, salah satunya

adalah dengan cara membuat website agar masyarakat bisa mengakses informasi dengan

mudah. Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah mendorong terjadinya perubahan dan

kemajuan dalam semua bidang kegiatan, termasuk penyelenggaraan pemerintah.

Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan

publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat di samping sebagai

1 Agus Dwiyanto. Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public, UGM Press,

Yogyakarta, 2006, hal.78

Universitas Sumatera Utara

Page 12: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

sarana pendidikan politik di tingkat lokal. Untuk itu, pembentukan daerah harus

memerhatikan berbagai faktor, seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas

wilayah, kependudukan, dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya,

pertahanan dan keamanan, serta pertimbangan dan syarat lain yang memungkinkan

daerah itu dapat menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan dibentuknya daerah dan

diberikannya otonomi daerah

Kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam di masa mendatang harus

dikembangkan sistem manajemen modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat

memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali. Oleh

karena itu dalam era otonomi daerah ini untuk mewujudkan pemerintahan yang good

governance salah satu upayanya adalah menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi atau yang populer disebut e-government.2

2Ibid

E-government memanfaatkan kemajuan komunikasi dan informasi pada

berbagai aspek kehidupan, serta untuk peningkatan daya saing dengan negaranegara

lain. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik. E-government menerapkan sistem pemerintahan

dengan berbasis elektronik agar dapat memberikan kenyamanan, meningkatkan

transparansi, dan meningkatkan interaksi masyarakatkan serta meningkatkan partisipasi

publik.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

E-government awalnya diterapkan di negara Amerika Serikat dan Uni Eropa.3

Pada mulanya e-government bertujuan untuk menciptakan kemandirian daerah dan

meningkatkan layanan publik. e-government sudah diterapkan di banyak negara di

berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu Indonesia. Implementasi e-government juga

terjadi di sejumlah kota dan daerah di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara

dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Sebagaimana kota-kota besar lainnya di

dunia, di Indonesia pun kota-kota besar memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak.

Sejak dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan

Strategi Nasional Pengembangan E-government, hampir seluruh daerah di Indonesia

sudah memiliki banyak kemajuan. Kota Surabaya menjadi salah satu Kota di Indonesia

yang telah memenangkan predikat Smart City yang diperoleh pada ajang Smart City

Award 2011 yang diadakan oleh majalah Warta Ekonomi. Smart City Awards dari

majalah Warta Ekonomi ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada kota yang

sukses membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi

sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik4

3

. Kemudian Kota yang juga

sudah menerapkan konsep Smart City adalah Kota Bandung yang sekarang dipimpin

oleh Ridwan Kamil, pemerintah kota Bandung melakukan manajemen-manajemen kota

yang lebih baik dari pada kotakota lain di Indonesia sehingga dapat meningkatkan

performa Kota yang pada akhirnya mengantarkan kota Bandung menjadi finalis World

https://www.nap.edu/read/11920/chapter/11, A Short History of E-Government, diaskes pada tanggal 30 Januari 2018

4 http://surabaya.go.id, Surabya Raih 3 dari 4 Kategori Penghargaan di Ajang Smart City Award, diakses 30 Januari 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 14: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Smart City Award 2015.5 Kota Bandung masuk kedalam finalis di ajang tersebut atas

inovasi pembangunan dan pengelolaan kota dengan atau lewat berbasis teknologi.

Meskipun pada dasarnya e-government bukanlah hanya menampilkan system

pemerintahan melalui online. Selain itu banyak juga aplikasi-aplikasi e-Government

lainnya yang sudah diterapkan di Indonesia seperti MANTRA (Manajemen Integrasi

dan Pertukaran Data), siMAYA (Administrasi Perkantoran MAYA), PNSMail (Pegawai

Negeri Sipil Mail), PNSBox (Private Network Security Box) dan masih banyak lagi.6

Daerah – daerah yang menerapkan konsep Smart City menunjukkan perubahan

yang sangat baik, maka dari itu Pemerintah Kota Binjai juga sudah memulai persiapan

untuk membuat konsep Smart City yang merupakan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Binjai tahun 2016-2021.

7

5

Kota Binjai merupakan

salah satu kota di Indonesia yang menerapkan e-government di dalam menjalankan

urusan pemerintahannya. Pembangunan e-government di Kota Binjai masih tergolong

baru. E-government di Kota Binjai mulai efektif sejak tahun 2016 di bawah pengelolaan

Bidang Kominfo, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)

Kota Binjai sebagai unsur yang bertanggungjawab di dalam pembangunan dan

pengembangan e-government di Kota Binjai. Di Tahun 2016 inilah pembangunan e-

government mulai berjalan efektif sebagai pelaksanaan dari Undang-undang No. 11

Tahun 2001 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang No. 14

Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik. Peran Pemerintah Kota Binjai

https://portal.bandung.go.id, Kota Bandung Terpilih Menjadi Finaslis Smart City Di Barcelona, diakses pada tanggal 30 Januari 2018

6http://kominfo.go.id yang diakses pada tanggal 23 Agustus 2017 7 http://sipd.bangda.kemendagri.go.id/dokumen/uploads/visimisi_51_2016.pdf diakses pada

tanggal 30 Januari 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 15: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

sebagai Badan Publik yang menyediakan, memberikan, dan menerbitkan informasi

publik diharapkan dapat berjalan maksimal dengan dibanggunnya website resmi

pemerintah.8

Kemacetan merupakan masalah yang setiap hari dirasakan masyarakat, karena

itu menjadi persoalan yang harus diselesaikan Pemerintah Kota Binjai, walaupun

kebijakan Pemerintah membuat jalur satu arah di Kota Binjai tetapi tetap saja hal

tersebut belum bisa diselesaikan. Dewasa ini, selain kemacetan yang merupakan

persoalan penting yang harus diselesaikan, keamanan masyarakat juga perlu untuk

ditingkatkan mengingat tingkat kriminalitas yang ada di Kota Binjai semakin

meningkat. Kemudian Pelayanan yang diberikan Pemerintah tehadap pelayanan publik

masih jauh dari kata nyaman dan tidak transparan. Hal ini tidak terlepas dari konsep

pemerintahan yang selama ini dijalankan, jika konsep pemerintah diubah maka akan

menjadi pemerintahan yang cerdas melalui birokrasi yang berkesinambungan guna

Kota Binjai memiliki modal untuk menjadi daerah yang lebih sejahtera, tetapi

masih banyak permasalahan masyarakat Kota Binjai yang masih belum bisa

diselesaikan oleh Pemerintahannya, seperti dalam bidang ekonomi, pelayanan publik

yang tidak memuaskan, angka kejahatan yang meningkat, sampah, banjir, kemacetan,

maupun birokrasi pemerintahan. Sebagian masyarakat Binjai yang memiliki rumah di

sempadan sungai masih sering terkena banjir dan juga sampai mecapai jalanan Kota di

Binjai tergenang oleh air banjir yang meluap dari sungai, sehingga terjadinya kemacetan

lalu lintas yang tidak bisa dihindari.

8www.binjaikota.go.id yang diakses pada tanggal 24 Agustus 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 16: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

mewujudkan tata kelola pemerintahan kota yang bersih, efektif, demokratis dan

terpercaya. Untuk itu, Pemerintah Kota Binjai sudah mempersiapkan konsep e-

government yang akan diterapkan di Kota Binjai yang diharapkan dapat membawa Kota

Binjai menjadi lebih baik dan menyelesaikan masalah masyarakat.

Pelaksanaan e-governenment di Kota Binjai diharapkan akan tercapainya tata

kelola pemerintahan yang baik (good governance). Pelaksanaan prinsip Asas Umum

Pemerintahan yang baik atau Good Governance dilakukan melalui penerapan prinsip

prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara efisien, serta mewujudkannya

dengan tindakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak (independen), serta

menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan social antara para pihak terkait secara adil,

transparan, profesional, dan akuntabel. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih perlu didukung dengan

pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Sehingga dengan

Prinsip good governance and clean governance akan terwujud tata pemerintahan yang

baik dan bersih.9

Good Governance merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan dalam

menyediakan barang dan jasa publik (public goods dan service). Prinsip-prinsip good

governance antara lain adalah prinsip efektifitas (effectiveness), keadilan, (equity),

Partisipasi (participation), Akuntabilitas (accountability) dan transparansi

(transparency). Pelayanan pemerintah yang bercirikan pelayanan melalui birokrasi yang

lamban, prosedur yang berbelit, dan tidak ada kepastian berusaha diatasi melalui

9 Richardus Eko Indrajit, Electronic Government: Strategi Pembangunan Dan Pengembangan

Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, Andi Press Yogyakarta, 2002, hlm. 14

Universitas Sumatera Utara

Page 17: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

penerapan e-government ini. Penyampaian pelayanan kepada publik di dalam

paradigma e-government tidak lagi dilakukan melalui dokumen-dokumen dan interaksi

personal melainkan sudah dilakukan melalui elektronik sehingga tidak ada lagi interaksi

personal di dalam pemberian pelayanan. Orientasi efisiensi biaya produksi di dalam

pemberian pelayananpun telah bergeser kepada orientasi yang menekankan pada

fleksibilitas, pengawasan, dan kepuasan pengguna (customer) yang merupakan prinsip

dari new public management (NPM).10

10Ibid

Namun, di dalam perkembangannya, e-government mengalami perkembangan

yang stagnant. Setelah dikeluarkannya Inpres ini dapat dikatakan bahwa perkembangan

implementasi e-government masih jauh dari harapan. Masih banyak lembaga

pemerintah, baik dipusat maupun daerah, yang belum menganggap e-government

sebagai prioritas. E-government hanya dipandang sebagai proyek yang harus diikuti dan

menjadi trend di kalangan pemerintah. Wujud nyata dari aplikasi e-government yang

telah umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya adalah pembuatan situs web

pemerintah daerah. Situs web pemerintah daerah. Situs web pemerintah daerah

merupakan salah satu strategi didalam melaksanakan pengembangan e-government

secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. Situs web pemerintah

daerah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-government di Indonesia

yang memiliki sasaran agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh

akses kepada informasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di

dalam pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media internet.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Dari latar belakang inilah penulis ingin melakukan penyusunan skripsi dengan

judul “E-Government Dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum Pemerintah Yang Baik

(AUPB) di Kota Binjai”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas serta sesuai dengan judul skripsi

ini, maka beberapa permasalahan yang akan dibahas penulis, antara lain:

1. Apakah e-government dapat mewujudkan Tata Kelola Pemerintah yang

Baik?

2. Bagaimana penerapan e-government di Kota Binjai?

3. Bagaimana hambatan dalam penerapan e-government di Kota Binjai?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari penerapan e-government

di Kota Binjai

2. Untuk mengetahui penerapan dan pelaksanaan e-government di Kota Binjai

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan hukum dalam penerapan e-

government di Kota Binjai

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan

teknologi baik di dalam ilmu hukum ataupun beberapa ilmu terkait lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

Instansi Pemerintahan dan Pejabat Pemerintahan untuk Dapat lebih baik

Mengetahui Penerapan dari e-government.

D. Keaslian Penulisan

Penulis telah menelusuri judul-judul skripsi yang ada di Fakultas Hukum

Universitas Sumartera Utara, penulis tidak menemukan penulis-penulis sebelumnya

mengangkat judul yang sama yaitu “E-government Dalam Upaya Mewujudkan Asas

Umum Pemerintah Yang Baik (AUPB) di Kota Binjai” Atas dasar itulah penulis dapat

mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini secara ilmiah. Bila dikemudian hari

terdapat permasalahan dan pembahasan yang sama sebelum skripsi ini dibuat, penulis

dapat mempertanggungjawabkannya.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian E-Government

Definisi e-Government menurut Lembaga dan Institusi Non-Pemerintah yakni

Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan e-Government sebagai berikut:

“E-government merujuk kepada penggunaan teknologi informasi oleh badan pemerintah (seperti : Wide Area Networks (WAN), internet dan mobile computing (kemampuan teknologi komputer)) yang memungkinkan pemerintah untk mentrasnformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang berkepentingan.”11

11 worldbank.org di akses pada tanggal 25 Agustus 2017

Menurut UNDP (United Nation Development Programme) e-government

Universitas Sumatera Utara

Page 20: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

adalah aplikasi dari Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) oleh badan

pemerintahan. Pemerintahan elektronik atau e-government (berasal dari kata Bahasa

Inggris electronics government, juga disebut e-government, digital government, online

government atau dalam konteks tertentu transformational government) adalah

penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan

pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan

pemerintahan. E-government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau

administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan

publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama

adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-

toBusiness (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling

diharapkan dari electronic government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta

aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.12

Secara umum pengertian electronic government adalah sistem manajemen

informasi dan layanan masyarakat berbasis Internet. Layanan ini diberikan oleh

pemerintah kepada masyarakatnya. Dengan memanfaatkan Internet, maka akan muncul

sangat banyak pengembangan modus layanan dari pemerintah kepada masyarakat yang

memungkinkan peran aktif masyarakat dimana diharapkan masyarakat dapat secara

mandiri melakukan registrasi perizinan, memantau proses penyelesaian, melakukan

pembayaran secara langsung untuk setiap perizinan dan layanan publik lainnya. Semua

hal tersebut dengan bantuan teknologi Internet akan dapat dilakukan dari mana saja dan

12Indrajit, Electronic Government. Yogyakarta, Andi, 2002, hal.7

Universitas Sumatera Utara

Page 21: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

kapan saja. Dengan adanya fasilitas seperti ini, masyarakat diharapkan akan menjadi

lebih produktif karena masyarakat tidak perlu antri dalam waktu yang lama hanya untuk

menyelesaikan satu buah perizinan. Dengan adanya on-line system ini, masyarakat

dapat memanfaatkan banyak waktunya untuk melakukan pembangunan yang lain

sehingga diharapkan produktivitas nasional pun dapat meningkat.13

Dari pengertian diatas intinya adalah electronic government merupakan poses

pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalakan sistem

pemerintahan secara lebih efisien. Ada 2 hal utama yang dapat kita tarik dari pengertian

electronic government diatas: Pertama, penggunaan teknologi informasi (internet)

sebagai alat bantu. Kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintahan dapat

berjalan secara efektif, efisien dan produktif. Dengan penggunaan teknologi internet,

Untuk mengembangkan sistem manajemen dan memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi, maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah

otonom harus segera melaksanakan proses transformasi menuju electronic government.

Melalui pengembangan electronic government dilakukan penataan sistem manajemen

dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pemerintah daerah otonom dengan

mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.Kementrian Komunikasi dan

Informasi, berpendapat bahwa: “electronic government adalah aplikasi teknologi

informasi yang berbasis internet dan perangkat lainnya yang dikelola oleh pemerintah

untuk keperluan penyampaian informasi dari pemerintah kepada masyarakat, mitra

bisnisnya, dan lembaga-lembaga lain secara online”.

13Ibid, hal.8

Universitas Sumatera Utara

Page 22: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

seluruh proses atau prosedur yang berbelit-belit dapat dipangkas. Kendati demikian,

electronic government bukan berarti menggantikan peran aparat pemerintah dalam

berhubungan dengan masyarkat. Dalam konsep e-government masyarakat masih bisa

berhubungan dengan pos-pos pelayanan, berbicara melaui telepon untuk mendapatkan

pelayanan pemerintah atau mengirim surat.

2. Pengertian Asas Umum Pemerintahan yang Baik

Dikemukakan Prof. Murtir Jeddawi, dalam disiplin atau profesi manajemen

publik konsep ini dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu

administrasi publik. Paradigma ini menekankan pada peranan manajer publik agar

memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan

ekonomi manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan

oleh pemerintah pusat, transparansi, akuntabilitas publik dan diciptakan pengelolaan

manajerial yang bersih dari korupsi.14

Lebih lanjut Murtir mengungkapkan, istilah governance disini diartikan sebagai

mekanisme, praktik maupun tata cara pemerintah dan warga mengatur sumberdaya serta

memecahkan masalah-masalah publik. Perbedaan paling pokok antara konsep

“government”dan “governance” terletak pada bagaimana cara penyelenggaraan otoritas

politik, ekonomi dan administrasi dalam pengelolaan urusansuatu bangsa, sedangkan

“pemerintahan” berarti peranan pemerintah yang lebih dominan dalam penyelenggaraan

berbagai otoritas dimaksud. Sementara dalam governance mengandung makna

14Murtir Jeddawi, Negara Hukum, Good Governance dan Korupsi Di Daerah, Penerbit Total

Media, Yogyakarta, 2011, hal. 23-26

Universitas Sumatera Utara

Page 23: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

bagaimana cara suatu bangsa mendistribusikan kekuasaan dan mengelola sumberdaya

dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

Adapun unsur transparansi dan keterbukaan dalam konsep good governance

yang dikemukakan Murtir, merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Transparansi dan

keterbukaan perbuatan hukum publik oleh badan atau pejabat administrasi negara

merupakan bentuk perlindungan hukum bagi rakyat. Dikatakan demikian, karena dalam

hal badan atau pejabat administrasi negara membuat suatu kebijakan atau keputusan

administrasi negara maka rakyat yang mempunyai kepentingan atas kebijakan atau

keputusan tersebut harus mengetahui secara transparan atau terbuka. Dikemukakan pula

oleh Philipus dan kawan-kawan12 bahwa, good governance berkenaan dengan

penyelenggaraan tiga tugas dasar pemerintah yaitu :15

a. Menjamin keamanan setiap orang dan masyarakat.

b. Mengelola suatu struktur yang efektif untuk sektor publik, sektor swasta dan

masyarakat.

c. Memajukan sasaran ekonomi, sosial dan bidang lainnya dengan kehendak

rakyat.

Dijelaskan pula bahwa konsep governance dalam masyarakat sering dirancukan

dengan konsep government, padahal keduanya memiliki perbedaan. Konsep yang

pertama (governance) lebih inklusif daripada government. Konsep “government”

menunjuk pada suatu organisasi pengelolaan berdasarkan kewenangan tertinggi (negara

15Philipus Hadjon dkk, Hukum Administrasi dan Good Governance, Penerbit Universitas

Trisakti, 2010, Jakarta, hal.9

Universitas Sumatera Utara

Page 24: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

dan pemerintah), sedangkan “governance” melibatkan tidak sekedar pemerintah dan

negara, akan tetapi pihak yang terlibat sangat luas.

Pada mulanya keberadaan AAUPB ini di Indonesia belum diakui secara yuridis

formal. Ketika pembahasan rancangan undangan-undang RUU peradilan tata usaha

negara (RUU PTUN) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fraksi Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (F-ABRI) mengusulkan agar asas-asas tersebut dimasukkan sebagai

salah satu alasan gugatan terhadap keputusan badan/pejabat tata usaha negara. Tetapi,

usulan ini tidak diterima oleh pemerintah dengan alasan yang dikemukakan Ismail

Saleh, selaku Menteri Kehakiman waktu itu yang mewakili pemerintah. Alasan

pemerintah adalah sebagai berikut:16

Tidak dicantumkannya AAUPB dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahhun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara bukan berarti eksistensinya tidak diakui sama sekali,

karena ternyata seperti yang terjadi di Belanda-AAUPB ini diterapkan dalam praktik

peradilan, terutama pada PTUN. Kalupun AAUPB ini tidak diakomodir dalam undang-

undang PTUN, tetapi sebenarnya asas-asas ini dapat dgunakan dalam praktik peradilan

“Menurut hemat kami dalam praktik ketatanegaraan kita maupun dalam hukum tata usaha negara yang berlaku di Indonesia, kita belum mempunyai kriteria tentang “algemene beginselen van behoorlijk bestuur” tersebut yang berasal dari negeri Belanda. Pada waktu ini kita belum mempunyai tradisi administrasi yang kuat mengakar seperti halnya di negara-negara kontinental teresebut. Tradisi demikian bisa dikembangkan melalui yurispundensi yang kemudian akan menimbulkan norma-norma. Secara umum prinsip dari hukum tata negara kita selalu dikaitkan dengan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang konkretisasi normanya maupun pengertiannya masi sangat luas sekali dan perlu dijabarkan melalui kasu-kasus yang konkret”.

16Philipus Hadjon dkk, Hukum Administrasi dan Good Governance, Penerbit Universitas

Trisakti, 2010, Jakarta, hal.9

Universitas Sumatera Utara

Page 25: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

di Indonesia karena memiliki sandaran dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor

14 Taun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Keakiman, yang berbunyi “Pengadilan

tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili sesuatu perkara yang diajukan

dengandalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa

dan mengadilinya”. Kemudian dalam Pasal 27 ayat (1) UU No.14/1970 ditegaskan:

“Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti, dan

memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat”. Dengan ketentuan pasal

ini, maka asas-asas ini memiliki peluang untuk digunakan dalam proses peradilan

administrasi di Indonesia. Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan politik

Indonesia, asas-asas ini kemudian muncul dan dimuat dalam suatu undang-unang, yaitu

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dengan format yang berbeda dengan

AAUPB dari negeri Belanda, dalam Pasal 3 Undang-undang No.28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah disebutkan beberapa asas umum

penyelenggara negara, yaitu sebagai berikut:17

a. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap

kebijakan penyelenggara negara.

b. Asas tertib penyelenggaraan negara, yaitu asaa yang menjadi landasan

keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara

negara.

17Ibid, hal.241

Universitas Sumatera Utara

Page 26: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

c. Asas kepentuingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraaan

umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.

d. Asas keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak

asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

e. Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara

hak dan kewajiban penyelenggara negara.

f. Asas profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

g. Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan

hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Pengertian Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu cabang atau bagian dari

hukum yang khusus. Hukum Administrasi Negara dalam studi Ilmu Administrasi,

merupakan mata kuliah bahasan khusus tentang salah satu aspek dari administrasi,

yakni bahasan mengenai aspek hukum dari administrasi negara. Hukum Administrasi

Negara dikalangan PBB dan kesarjanaan Internasional, diklasifikasi baik dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 27: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

golongan ilmu-ilmu hukum maupun dalam ilmu-ilmu administrasi, hukum administrasi

materiil terletak diantara hukum privat dan hukum pidana. Dalam Pasal 1 ayat 3

Undang – Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa “Indonesia adalah Negara Hukum.”

Prinsip negara hukum pada dasarnya mengisyaratkan adanya aturan main dalam

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan sebagai aparatur penyelenggara negara,

dengan inilah kemudian Hukum Administrasi Negara muncul sebagai pengawas

jalannya penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.

Berdasarkan asumsi tersebut tampak bahwa Hukum Administrasi Negara

mengandung dua aspek yaitu pertama, aturan aturan hukum yang mengatur dengan cara

bagaimana alat alat perlengkapan Negara itu melakukan tugasnya kedua, aturan aturan

hukum yang mengatur hubungan antara alat perlengkapan administrasi negara dengan

para warga negaranya,18 jadi Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang

berkenaan dengan pemerintahan (dalam arti sempit) yaitu hukum yang cakupannya

secara garis besar mengatur:19

1. Perbuatan Pemerintahan (pusat dan daerah) dalam bidang politik;

2. Kewenangan Pemerintahan (dalam melakukan perbuatan dibidang publik

tersebut) di dalamnya diatur mengenai dari mana, dengan cara apa, dan

bagaimana Pemerintah menggunakan kewenangannya; pengguna kewenangan

ini dituangkan dalam bentuk instrumen hukum, karena itu di atur pula tentang

pembuatan dan penggunaan instrument hukum;

18Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta , UII Press, 2003), hal. 26. 19Ibid, hal. 33

Universitas Sumatera Utara

Page 28: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

3. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan

pemerintahan itu;

4. Penegakan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang pemerintahan.

Pengertian dan istilah Hukum Administrasi Negara. Sejarah dari Hukum

Administrasi Negara dari Negara Belanda yang disebut Administratief Recht yang

berarti Lingkungan Kekuasaan/Administratif diluar dari legislatif dan yudisial. Hukum

Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan aktivitas perilaku

administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi diantara keduanya. Pada

dasarnya definisi Hukum Administrasi Negara sangat sulit untuk dapat memberikan

suatu definisi yang dapat diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum

Administrasi Negara sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah pengolahan/

penyelenggaraan suatu Negara.20

Namun sebagai pegangan dapat diberikan beberapa definisi sebagai berikut:

21

1. Oppen Hein mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu

gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badanbadan yang tinggi maupun

rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang telah

diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara.”

2. J.H.P. Beltefroid mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah

keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alatpemerintahan dan

badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak

memenuhi tugasnya.”

20Marbun SF. dkk, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta , UII Press, 2001), hal. 1

21Ibid, hal. 2

Universitas Sumatera Utara

Page 29: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

3. Logemann mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari

norma-norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk

memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka

yang khusus.”

4. De La Bascecoir Anan mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah

himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi/

bereaksi dan peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara

warga Negara dengan Pemerintah.”

5. L.J. Van Apeldoorn mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah

keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh para pendukung

kekuasaan penguasa yang diserahi tugas pemerintahan itu.”

6. A.A.H. Strungken mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah aturan-

aturan yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa sendiri.”

Pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa bidang hukum administrasi Negara

sangatlah luas, banyak segi dan macam ragamnya. Pemerintah adalah pengurus dari

pada Negara, pengurus Negara adalah keseluruhan dari jabatan-jabatan didalam suatu

Negara yang mempunyai tugas dan wewenang politik Negara dan Pemerintahan. Apa

yang dijalanakan oleh Pemerintah adalah tugas Negara dan merupakan tanggung jawab

dari pada alat-alat Pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum

Administarsi Negara adalah Hukum mengenai Pemerintah/ Eksekutif didalam

kedudukannya, tugas-tuganya dan fungsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Hukum Administrasi Negara umum berkenaan dengan peraturan-peraturan

umum mengenai tindakan hukum dan hubungan hukum administrasi atau peraturan-

peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,

dalam arti tidak terikat pada bidang tertentu. Hukum Administrasi Negara khusus

adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang- bidang tertentu seperti

peraturan tentang tata ruang, peraturan tentang kepegawaian, peraturan tentang

pertanahan, peraturan kesehatan, peraturan perpajakan, peraturan bidang pendidikan,

peraturan pertambangan dan sebagainya.22

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam pembahasan masalah, penulis sangat memerlukan data dan keterangan

yang akan dijadikan bahan analisis. Metode penelitian yang dipergunakan dalam

penyusunan skrispsi ini adalah metode yuridis normatif. Metode yuridis normatif yaitu

dalam menjawab permasalahan digunakan sudut pandang hukum berdasarkan peraturan

hukum yang berlaku, untuk selanjutnya dihubungkan dengan kenyataan di lapangan

yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.23

22Diana Halim Koentjoro, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 2004), hlm.

13. 23Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum., (Jakarta, Raja Grafindo Persada. Cetakan

Keempat, 2002), hal. 43.

Serta mencari bahan dan

informasi yang berhubungan dengan materi penelitian ini melalui berbagai peraturan

perundang-undangan Karya Tulis Ilmiah yang berupa makalah, skripsi, buku-buku,

Universitas Sumatera Utara

Page 31: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

koran, majalah, situs internet yang menyajikan informasi yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.24

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelusuran kepustakaan

(library research) untuk memperoleh data atau bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan hukum primer dapat berupa peraturan

perundangan nasional, yang berkaitan dengan Pengimpelementasian E-Government di

Kota Binjai. Bahan hukum sekunder berupa data yang diperoleh peneliti dari penelitian

kepustakaan dan dokumentasi, yang merupakan hasil dari penelitian dan pengolahan

orang lain yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku dan dokumentasi.Bahan hukum

tersier berupa bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya.

Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia

dan Kamus Hukum.

3. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan dan pengambilan data yang digunakan penulis dalam

penulisan karya ilmiah ini adalah studi kepustakaan (library research), yaitu dengan

melakukan penelitian terhadap berbagi literatur yang relevan dengan permasalahan

skripsi ini seperti buku-buku, makalah, artikel dan berita yang diperoleh penukis dari

internet yang bertujuan untuk mencari atau memperoleh teori-teori atau bahan-bahan

yang berkenaan dengan E-Government.

24Zaimul Bahri, Struktur dalam Metode Penelitian Hukum., (Bandung, Angkasa. 1996), hal. 68.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

4. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan penulis dalam penulisan skripsi ini dengan cara

kualitatif, yaitu menganalisis melalui data lalu diolah dalam pendapat atau tanggapan

dan data-data sekunder yang diperoleh dari pustaka kemudian dianalisis sehingga

diperoleh data yang dapat menjawab permasalahan dalam skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Dalam melakukan pembahasan skripsi ini, penulis membagi dalam lima bab.

Tata urutan sistematikanya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar belakang, diikuti

dengan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,

keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metodologi penelitian

dan yang terakhir sistematika pembahasan.

BAB II : E-GOVERNMENT DAN TATA KELOLA

PEMERINTAHAN YANG BAIK

Membahas mengenai gambaran umum e-government di Indonesia,

gembaran umum azas umum pemerintahan yang baik (AUPB)

korelasi e-government dan terwujudnya azas umum pemerintahan

yang baik dan juga mengenai penerapan e-government berdsarkan

InPres Nomor 3 Tahun 2003.

BAB III : PENERAPAN E-GOVERNMENT DI KOTA BINJAI

Universitas Sumatera Utara

Page 33: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Membahas mengenai e-government dalam pelayanan publik di

Kota Binjai yang mana di dalamnya terdiri dari beberapa

pembahasan yaitu pelayanan publik di Kota Binjai dan pelayanan

publik melalui penerapan e-government. Selain itu juga membahas

mengenai pelaksanaan e-government di Kota Binjai.

BAB IV : HAMBATAN PENERAPAN E-GOVERNMENT DI KOTA

BINJAI

Membahas mengenai penerapan e-government di Kota Binjai

berdasarkan InPres Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-Government) dan juga

membahas mengenai kendala dalam penerapan e-government di

Kota Binjai

BAB V : PENUTUP

Universitas Sumatera Utara

Page 34: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

33

BAB II

E-GOVERNMENT DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

Terselenggaranya Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) merupakan

prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan

mencapai tujuan serta cita-cita suatu daerah. Manfaat sistem e-government sendiri

menurut instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 yaitu meningkatkan efisiensi, efektifitas,

transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan untuk

menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance). Dalam instruksi

Presiden, penerapan sistem e-government diinstruksikan kepada seluruh entitas

pemerintahan. Maka selain Pemerintah Pusat, semua Pemerintah Daerah juga ikut

berlomba memberikan pelayanan perijinan yang lebih transparan dengan menerapkan

sistem e-government tersebut.

Dengan adanya sistem e-government, menjadikan sebuah harapan baru bagi

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam menangani peningkatan kualitas

palayanan publik yang lebih transparan, efektik dan efisien, terjalinnya partisipasi

masayarakat serta adanya akuntabilitas pemerintah kepada publik yang berdampak pada

terwujudnya tata kelola pemerintahan.

A. Gambaran Umum E-Governmnet Di Indonesia

1. Pengertian Dan Sejarah Perkembangan e-government di Indonesia

E-Government merupakan akronim dari Electronic Government. E- government

adalah salah satu bentuk atau model sistem pemerintahan yang berlandaskan pada

kekuatan teknologi digital, di mana semua pekerjaan administrasi, pelayanan terhadap

Universitas Sumatera Utara

Page 35: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

masyarakat, pengawasan dan pengendalian sumber daya milik organisasi yang

bersangkutan, keuangan, pajak, retribusi, karyawan dan sebagainya dikendalikan dalam

satu sistem. E-government merupakan perkembangan baru dalam rangka peningkatan

layanan publik yang berbasis pada pemnfaatan teknologi informasi dan komunikasi

sehingga layanan publik menjadi lebih transparan, akuntabel, efektif dan efisien.25

Menurut Indrajit e-government merupakan suatu mekanisme interaksi baru

antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan, dengan

melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan

memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan. E-government adalah penyelenggaraan

kepemerintahan berbasiskan elektronik untuk meningkatkan kualitas layanan publik

secara efisien, efektif dan interaktif. Dimana pada intinya e-government adalah

penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah

dan pihak-pihak lain (penduduk, pengusaha, maupun instansi lain).

26

The World Bank Group mendefinisikan e-government berhubungan dengan

penggunaan teknologi informasi seperti wide area network, internet dan mobile

computing oleh organisasi pemerintah yang mempunyai kemampuan membentuk

hubungan dengan warga negara, bisnis, dan organisasilain dalam pemerintahan).

27

25 Indrajit, Richardus Eko, Electronic Government. (Yogyakarta:Andi, 2002), Hal.20 26Ibid. Hal.36 27 Achmad Badu. Dkk, (Electronic Government (eGov). (Makassar : Universitas Hasanuddin,

2013), Hal.5

Kementrian Komunikasi dan Informasi, berpendapat bahwa: “e-government adalah

aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet dan perangkat lainnya yang dikelola

Universitas Sumatera Utara

Page 36: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

oleh pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari pemerintah kepada

masyarakat, mitra bisnisnya, dan lembaga-lembaga lain secara online”.

Pemerintah Federal Amerika Serikat mendefinisikan e-government secara

ringkas, padat, dan jelas, yaitu e-government pemerintah elektronik mengacu pada

penyampaian informasi dan layanan pemerintah secara online melalui internet atau

sarana digital e-government sebagai: layanan online yang memberantas hambatan yang

mencegah warga dan bisnis menggunakan layanan pemerintah dan mengganti hambatan

tersebut dengan akses lebih mudah; layanan pemerintah untuk konstituen internal yang

menyederhanakan tuntutan operasional pemerintah untuk kedua lembaga dan karyawan.

Italy termasuk salah satu negara yang paling lengkap dan detail dalam mendefinisikan

el-government, yaitu penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) modern

dalam modernisasi administrasi, yang terdiri dari beberapa tingkat tindakan sebagai

berikut: Desain layanan komputerisasi kepada warga negara dan perusahaan, Layanan

komputerisasi kepada warga negara dan perusahaan, sering menyiratkan integrasi antara

layanan dari berbagai departemen dan lembaga; Penyediaan akses TIK kepada

pengguna akhir layanan dan informasi pemerintah.28

Konsep e-government merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan

aktifitas pemerintahan denganmemanfaatkan kemajuan teknologi informasi. E-

government sendiri merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang dibuat oleh

pemerintah dengan tujuan agar dapat mejadi penghubung antara kedua belah pihak

maupun pihak lain yang berkepentingan. Yu-che dan James Perry berpendapat bahwa e-

28Ibid. Hal 10

Universitas Sumatera Utara

Page 37: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

government merupakan sebuah garis depan dari rencana pemerintah untuk menukung

serta menyediakan informasi dan peningkatan pelayanan pada masyarakat, pelaku

bisnis, pekerja pemerintah, unit-unit pemerintah lain dan organisasi sektor ketiga.29

Di Indonesia inisiatif ke arah e-government telah diperkenalkan sejak tahun

2001 melalui Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Telematika

(Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah

harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung Good Governance dan

mempercepat proses demokrasi. Kemudian keluarnya Instruksi Presiden RI No. 3

Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government

merupakan langkah serius Pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi di dalam proses pemerintahan dan menciptakan masyarakat

Indonesia yang berbasis informasi. Wujud nyata dari aplikasi e-government yang telah

umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya adalah pembuatan situs web pemerintah

daerah. Situs web pemerintah daerah. Situs web pemerintah daerah merupakan salah

satu strategi didalam melaksanakan pengembangan e-government secara sistematik

melalui tahapan yang realistik dan terukur. Situs web pemerintah daerah merupakan

tingkat pertama dalam pengembangan e-government di Indonesia yang memiliki

sasaran agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepada

informasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam

pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media internet.

30

29 Falih Fuadi dan Bintoro Wirdiyanto, Revitalisasi Administasi Negara, Reformasi Birokrasi

dan E-Governance, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm. 57 30 Buku Panduan KOMINFO Tahun 2002, Hal.3

Universitas Sumatera Utara

Page 38: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Sedangkan Janet Caldow mendefenisikan e-government bukanlah sebuah

perubahan secara fundamental yang berjangka pendek pada pemerintahan dan

kepemerintahan dan bukan pula sebagai awal dari permulaan era industrilisasi. Artinya

adalah bahwa e-government merupakan sebuah modernisasi pemanfaatan teknologi

yang secara garis besar bukan sebuah perubahan yang sangat mendasar di dalam sebuah

pemerintahan yang dipastikan akan berjalan dalam jangka panjang dan bukan pula

membuktikan bahwa ini merupakan awal dari sebuah proses pertumbuhan dan

perubahan sosial. 31

E-government bisa juga dikatakan sebagai salah satu strategi pemerintah dalam

mewujudkan good governance. Berbicara mengenai good governance, terdapat terdapat

prinsip yang melandasi good governance yang sangat bervariasi dari satu institusi ke

institusi lain, dari satu pakar ke pakar lain. Menururt Mark Robinson, terdaoat istilah

yang menjadi titik sentral yaitu : 1) akuntabilitas, yang menyatakan sebagian besar

efektifitas pengaruh dari mereka yang diperintah terdapat orang yang memeritah; 2)

legitimasi, yang berkaitan dengan hak negara untuk menjalankan kekuasaan terhadap

Dari defenisi yang dikemukakan oleh Janet, bisa dilihat bahwa memang e-

government merupakan sebuah perubahan baru yang dirasa memberikan manfaat lebih

dalam dunia pemerintahan maka sangatlah wajar jika modernisasi dalam bidang ini

akan berjalan cukuo lama dalam jangka panjang sehingga tak heran jika akan muncul

sistem seruoa yang lebih kompleks, baik itu sebagai pelengkap maupun sebagai suatu

hal yang baru.

31 Janet Caldow, Institute for Electronic Government, (United Kingdom : IBM Corporation,

2001), hlm.34

Universitas Sumatera Utara

Page 39: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

warga-warganya dan seberapa jauh kekuasaan ini dianggap sah untuk diterapkan; dan 3)

transparansi, yag didasarkan pada adanya mekanisme untuk menjamin adanya akses

umum kepada pengambilan keputusan.32

Namun, di dalam perkembangannya, electronic government mengalami

perkembangan yang stagnant. Setelah dikeluarkannya Inpres ini dapat dikatakan bahwa

perkembangan implementasi e-government masih jauh dari harapan. Masih banyak

lembaga pemerintah, baik dipusat maupun daerah, yang belum menganggap e-

government sebagai prioritas. E-government hanyadipandang sebagai proyek yang

harus diikuti dan menjadi trend di kalangan pemerintah. Implementasi penggunaan

teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia masih hanya

sebatas hubungan antara institusi dalam pemerintah. Jika ada pelayanan kepada

masyarakat hanya sebatas tipe pelayanan one way service, itu saja data-data yang

ditampilkan jarang di-update. Contoh implementasi electronic government di Indonesia

misalnya: program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Program ini

merupakan kerjasama Depdagri dengan pemerintah daerah dalam pelayanan data

kependudukan yang terintegrasi langsung dengan pemerintah pusat/Depdagri. Jadi jika

kita memasukkan data kependudukan di daerah otomatis akan terrecord langsung di

data kependudukan pusat. Kelebihan dari sistem ini tentu saja meningkatkan efisiensi,

data dapat dikirim secara cepat, meminimalisasi manipulasi data kependudukan dan

lain-lain.

33

32 Richardus Eko Indrajit, E-Government In Action, (Jakarta : Andi Publisher, 2014), hlm. 5 33Ibid,Hal.5

Universitas Sumatera Utara

Page 40: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Dengan sistem ini dapat dicegah dobel KTP dengan mekanisme yang dibuat

sedemikian rupa oleh sistem komputer. Selain mempunyai beberapa kelebihan

implementasi SIAK (untuk saat ini) masih mempunyai kelemahan yang perlu dibenahi

untuk masa mendatang yaitu sistem back-up data dan database-nya masih berada di

pemerintah pusat/Depdagri. Dengan demikian secara tidak langsung pelayanan di

daerah sangatbergantung pada kondisi kanal akses, dalam hal ini Telkom dan kondisi di

Depdagri. Bahkan ada pendapat ini merupakan wujud sentralisme.

2. Dasar Hukum E-Government Di Indonesia

Yang mandasari kebijakan penerapan e-government pada instansi pemerintah

pusat maupun daerah adalah Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-Government yang khusus mengatur tentang strategi

pemerintah dalam upaya menyelenggarakan good governance melalui pemanfaatan

teknologikomunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan serempak secara

nasional. Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan e-government, mengamanatkan setiap Gubernur dan Bupati/Walikota

untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan

kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-Government

secara nasional.

Konsep dasar Inpres hanyalah instruksi presiden hanya terbatas untuk

memberikan arahan, menuntun, membimbing dalam hal suatu pelaksanaan tugas dan

pekerjaan hingga dirasa perlu diatur dalam keputusan menteri PAN dan UU, agar dapat

terciptanya e-government yang baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Dasar hukum selanjutnya terdapat pada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) bab 13 pasa 54 yang khusus

membahas kebijakan eraturan mengenai teknologi informasi dengan menimbang bahwa

kemajuan teknologi informasi dengan menimbang bahwa kemajuan teknologi informasi

cukup pesat sehingga pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan secara aman

dan tidak terjadi penyalahgunaan e-government merupakan salah satu sistem

pemerintahan yang berbasis teknologi informasi menjadikan UU ITE sebagai acuan

dalam penerapannya baik pemerintahan pusat maupun daerah.

Selanjutnya yaitu Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) bab 14 pasal 64 yang membahas keterbukaan informasi kepada

pihak sebagai bentuk layanan publik untuk menciptakan transparansi. Mengingat dalam

UUD 1945 pasal 28 F yang berbunyi:

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dalam memperoleh informasi untuk mengambangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia” Maka setiap individu berhak mengakses informasi yang memang dibutuhkan

akan tetapi tidak semua informasi dapat diakses dikarenakan kepentigan negara yang

dijelaskan dalam UU KIP. Dalam e-governement berisi informasi yang diperuntukkan

dan dapat diakses oleh publik sehingga selain UU ITE juga UU KIP yang dijadikan

sebagai landasan dalam pengaplikasian e-government.

E-government juga merupakan salah satu bentuk pelayanan publik maka dalam

penerapannya mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik. Dalam Undang-undang Pelayanan Publik mengatur bagaimana prinsip

Universitas Sumatera Utara

Page 42: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

pemerintah yang baik dalam hal pelayanan kepada publik agar fungsi pemerintahan

berjalan efisien dalam upaya penyelenggaraan good governance.

3. Manfaat dari Pengembangan E-Government

Semangat menerapkan e-government di Indonesia diawali dengan lahirnya

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan e-government yang menginstruksikan kepada seluruh pejabat

terkait, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah, untuk mengembangkan

Egovernment secara nasional. Di lihat dari pelaksanaan aplikasi e-government, data dari

Depkominfo (2005) menunjukkan bahwa hingga akhir tahun 2005 lalu Indonesia baru

memiliki:

(a) 564 domain go.id;

(b) 295 website pemerintah pusat dan pemda;

(c) 226 website telah mulai memberikan layanan publik melalui website;

(d) 198 website pemda masih dikelola secara aktif

Beberapa pemerintah daerah (pemda) memperlihatkan kemajuan cukup berarti.

Bahkan Pemkot Surabaya sudah mulai memanfaatkan e-gov untuk proses pengadaan

barang dan jasa (e-procurement).

Ada tiga penyebab e-government perlu dikembangkan: 34

1. Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat

isu-isu semacam demokratisasi, hak asasi manusia, hukum, transparansi,

korupsi, civil society, good corporate governance, perdagangan bebas, pasar

34 Indrajit, E-Government in Action, (Yogyakarta : Andi, 2005), Hal.7-8

Universitas Sumatera Utara

Page 43: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

terbuka dan lain sebagainya menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan

oleh setiap bangsa jika tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia. Dalam

format ini pemerintahan harus mengadakan reposisi terhadap peranannya di

dalam sebuah negara,dari yang bersifat internal dan fokus terhadap kebutuhan

dalam negeri, menjadi lebih berorientasi kepada eksternal dan fokus bagaimana

memposisikan masyarakat dan negaranya di dalam sebuah pergaulan global.

2. Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data,

informasi dan pengetahuan dapat diciptakan dengan sangat cepat dan dapat

disebarkan keseluruh lapisan masyarakat diberbagai belahan dunia dalam

hitungan detik. Hal ini berarti setiap individu di berbagai negara dapat saling

berkomunikasi secaralangsung kepada siapapun yang dikehendaki tanpa

dibutuhkan perantara apapun.

3. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat di dunia tidak terlepas dari

semakin membaiknya kinerja industri swasta dalam melakukan kegiatan

ekonominya. Keintiman antara masyarakat (sebagai pelanggan) dengan pelaku

ekonomi telah membuat terbentuknya standar pelayanan yang semakin baik

dari waktu ke waktu. Percepatan peningkatan kinerja di sektor swasta ini

tidakiikuti dengan percepatan yang sama di sektor publik, sehingga masyarakat

dapat melihat adanya kepincangan dalam standar kualitas pemberi pelayanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Beberapa manfaat yang akan diperoleh suatu negara yang telah mengimplementasikan

e-government didalam sebuah tata pemerintahannya atau didalam perosesnya melayani

masyarakat yang diantaranya: 35

a. Memperbarui kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis dan industri) khususnya dalam hal kinerja efektifitas dan efisiensi diberbagai bidang kehidupan bernegara

b. Lebih meningkatkan transparansi kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance

c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktifitas sehari-hari

d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan

e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat yang dapat secara tepat dan cepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada

f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

Manfaat terpenting dari implementasi e-government adalah terwujudnya

pemerintahan yang lebih bertanggung jawab (accountable) bagi warganya. Selain itu,

akan lebih banyak masyarakat yang bisa mengakses informasi, pemerintahan juga lebih

efisien danefektif, serta akan tercipta layanan pemerintahan yang lebih sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Diharapkan dengan pemanfaatan yang lebih baik atas sumber

daya, proses dan teknologi informasi bisa terjadi pula pemerintahan yang lebih baik.36

35 Indrajit, E-Government in Action, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2005), Hal.25 36Ibid, hlm. 26

B. Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) menurut Sarjana dan

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi

Pemerintahan

Universitas Sumatera Utara

Page 45: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Sejarah perkembangan AUPB di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan

prinsip AUPB dalam berbagai peraturan perundang-undangan, praktik penerapan AUPB

dalam putusan pengadilan atau yurisprudensi serta doktrin. Perkembangan AUPB dari

prinsip yang tidak tertulis bergeser menjadi norma hukum tertulis berlangsung cukup

lambat. Sejak UU PTUN 1986, AUPB tidak diatur secara eksplisit. Pasal 53 ayat (2)

UU PTUN 1986 tidak secara eksplisit menyebut AUPB sebagai dasar pengajuan

gugatan Keputusan TUN. Pada saat pembentukan UU PTUN 1986, risalah UU

menyatakan bahwa Fraksi ABRI sudah mengusulkan konsep AUPB. Namun usulan itu

ditolak oleh Menteri Kehakiman, Ismail Saleh, dengan alasan praktik ketatanegaraan

maupun dalam Hukum Tata Usaha Negara di Indonesia, belum mempunyai kriteria

“algemene beginselen van behoorlijk bestuur” (asas-asas umum pemerintahan yang

baik), seperti halnya di Belanda dan di negara-negara Eropa Kontinental.37

Perkembangan pengaturan prinsip AUPB menemukan momentumnya yang

semakin kuat, tatkala UU Administrasi Pemerintahan disahkan pada tahun 2014. Ketika

Undang-Undang No.30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan (UU AP 2014)

AUPB diatur dalam Pasal 53 Ayat (1) dan (2), serta dalam Penjelasan Pasal 53

Ayat (1) dan (2), UU PTUN 2004. Pasal 53 Ayat (1) pada dasarnya menekankan hak

gugat perorangan dan badan hukum melalui Peradilan TUN, manakala haknya

dirugikan oleh penyelenggara Negara. Sedangkan Pasal 53 ayat (2) menekankan bahwa

selain pelanggaran terhadap UU tertulis, pelanggaran terhadap AUPB juga dapat

dijadikan dasar untuk mengajukan gugatan kepada penyelenggara Negara.

37Risalah rapat pembahasan RUU PTUN, Pembicaraan Tingkat II/Jawaban Pemerintah atas

Pemandangan Umum Fraksi ABRI atas RUU PTUN, Selasa, 20 Mei 1986, hal. 148.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

masih dalam proses pembahasan berupa RUU di DPR, prinsip AUPB menjadi

mainstreaming issue dalam penyusunan RUU ini. Ketika rapat pembahasan Daftar

Inventaris Masalah (DIM) bersama DPR berlangsung, Prof. Eko Prasojo, Wakil Menteri

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Wamen

Menpan RB) mengusulkan pencantuman Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik

(AUPB). Dari sekian jenis AUPB yang diusulkan oleh Pemerintah, Fraksi Partai Golkar

(FPG) mengusulkan tambahan satu asas dalam AUPB, yaitu: “asas pelayanan yang

baik”. Selain asas-asas yang diusulkan oleh Pemerintah maupun FPG, semua fraksi di

DPR juga menyadari bahwa masih ada asas-asas lain yang mungkin dipergunakan oleh

Hakim di dalam membuat keputusan atau gugatan Pejabat atau Badan Pemerintahan.

Artinya, dengan adanya usulan tersebut, peserta rapat menyetujui asasasas umum

lainnya di luar AUPB, sebagaimana dimaksud dalam UU AP 2014, agar dapat

diterapkan sepanjang dijadikan dasar penilaian hakim yang tertuang dalam putusan

Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Di dalam UU AP 2014, istilah yang digunakan adalah Asas Umum

Pemerintahan yang Baik (disingkat AUPB). Penyebutan istilah AUPB dapat ditemukan

dalam Pasal 1, 5, 7, 8, 9, 10, 24, 31, 39, 52, 66, dan 87. AUPB sendiri diatur dalam

Pasal 10 Ayat (1) dan (2), serta Penjelasannya. Pasal 10 ayat (1) yang memuat 8

(delapan) asas AUPB, yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan, ketidakberpihakan,

kecermatan, tidak menyalahgunakan kewenangan, keterbukaan, kepentingan umum, dan

pelayanan yang baik. Sedangkan pada Pasal 10 Ayat (2) diisyaratkan bahwa asas–asas

lain di luar 8 asas tersebut dapat diakui sebagai AUPB, sepanjang diterapkan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 47: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

hakim dalam memutus perkara dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Asas-asas

lain di luar asas yang disebutkan dalam Pasal 10 Ayat (2) dapat dimaknai sebagai

AUPB tambahan yang diadopsi oleh hakim dari pelbagai peraturan perundang–

undangan yang berlaku atau dari doktrin yang dikembangkan oleh pakar Hukum

Administrasi Negara.38

Istilah ‘azas’ dalam Azas Umum Pemerintahan yang Baik, atau AUPB, menurut

pendapat Bachsan Mustafa dimaksudkan sebagai ‘azas hukum’, yaitu suatu asas yang

menjadi dasar suatu kaidah hukum. Azas hukum adalah asas yang menjadi dasar

pembentukan kaidah-kaidah hukum, termasuk juga kaidah hukum tata pemerintahan.

Kaidah atau norma adalah ketentuan-ketentuan tentang bagaimana seharusnya manusia

bertingkah laku dalam pergaulan hidupnya dengan manusia lainnya. Ketentuan tentang

tingkah laku dalam hubungan hukum dalam pembentukannya, sekaligus penerapannya,

didasarkan pada asas-asas hukum yang diberlakukan. Perlakuan asas hukum dalam

lapangan hukum tata pemerintahan sangat diperlukan, mengingat kekuasaan aparatur

pemerintah memiliki wewenang yang istimewa, lebih-lebih di dalam rangka

penyelenggaraan kesejahteraan dan kepentingan umum dalam fungsinya sebagai

bestuurszorg.

39

Kata ‘umum’ berarti sesuatu yang bersifat menyeluruh dan mencakup hal-hal

yang bersifat mendasar dan diterima sebagai prinsip oleh masyarakat secara umum.

Kata ‘pemerintahan’ disebut juga sebagai Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang

dirumuskan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986, menyatakan

38Undang Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan 39Faried Ali, Hukum Tata Pemerintahan Heteronom dan Otonom,( Refika Aditama, Bandung,

2012), hal. 124.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan

urusan pemerintahan, berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Penjelasan atas Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan urusan

pemerintahan adalah kegiatan yang bersifat eksekutif. Jika kita mendasarkan pada

definisi Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara di atas, maka aparat pemerintah dari

tertinggi sampai dengan terendah mengemban 2 (dua) fungsi, yaitu:

1. Fungsi memerintah (bestuursfunctie)

Kalau fungsi memerintah (bestuursfunctie) tidak dilaksanakan, maka roda

pemerintahan akan macet.

2. Fungsi pelayanan (vervolgens functie)

Fungsi pelayanan adalah fungsi penunjang, kalau tidak dilaksanakan maka

akan sulit menyejahterakan masyarakat.

Mengenai hal ini, Philipus M. Hadjon menerangkan bahwa pada dasarnya

pemerintah tidak hanya melaksanakan undang-undang tetapi atas dasar fries ermessen

dapat melakukan perbuatan-perbuatan lainnya, meskipun belum diatur secara tegas

dalam undang-undang. Selanjutnya, Philipus M. Hadjon juga menambahkan bahwa di

Belanda untuk keputusan terikat diukur dengan peraturan perundang-undangan (hukum

tertulis), meskipun untuk keputusan bebas dapat diukur dengan hukum tak tertulis.

Namun dalam perkembangannya baik di Indonesia maupun di Belanda, baik UU

maupun AUPB keduanya harus menjadi pedoman bagi penyelenggara pemerintahan

dalam menjalankan fungsinya dan melakukan perbuatan-perbuatan dan atau

mengeluarkan keputusan-keputusan. Sebab sah tidaknya sebuah keputusan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

pemerintahan apabila memenuhi keduanya yaitu selaras dengan UU dan AUPB. Hal ini

secara tegas dinyatakan dalam ketentuan Pasal 52 Ayat (2) UUAP 2014 tentang syarat

sahnya keputusan pemerintahan, dinyatakan bahwa“Keputusan TUN dapat dinyatakan

sah, apabila dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan dan berdasarkan

AUPB”.

Wirda Van der Burg mendefinisikan AUPB sebagai tendensi-tendensi

(kecenderungan) etik, yang menjadi dasar hukum Tata Usaha Negara, baik yang tertulis,

maupun yang tidak tertulis, termasuk praktik pemerintahan dan dapat diketahui pula

bahwa asas-asas itu sebagian dapat diturunkan dari hukum dan praktik, sedangkan

untuk sebagian besar bukti (jelas atau nyata) langsung mendesak. Hal ini dikemukakan

Wirda dalam salah satu paparannya di hadapan perhimpunan Tata Usaha Negara di

Belanda Tahun 1952.40

Hal berbeda disampaikan F.H. Van der Burg dan G.J.M. Cartigny yang

mendefinisikan AUPB sebagai asas-asas hukum yang tidak tertulis yang harus

diperhatikan oleh badan atau pejabat TUN dalam melakukan tindakan hukum yang

dinilai kemudian oleh hakim TUN. 70 Definisi tersebut hampir sama dengan yang

dikemukakan Olden Bidara, yang memberikan definisi tentang AUPB sebagai asas-asas

hukum yang tidak tertulis yang harus diperhatikan oleh badan atau pejabat TUN dalam

melakukan tindakan hukum. Asas yang demikian oleh Indroharto disebut sebagai asas-

40Ateng Syarifudin, “Kepala Daerah”, Cet. Pertama, (Bandung, Citra Aditya Bhakti, 1994),

hal.53

Universitas Sumatera Utara

Page 50: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

asas hukum umum yang secara khusus berlaku dan penting artinya bagi perbuatan-

perbuatan hukum pemerintahan.41

Terminologi “e-government” dapat diartikan sebagai kumpulan konsep untuk

semua tindakan dalam sektor publik (baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Daerah) yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka

mengoptimalisasi proses pelayanan publik yang efisien, transparan dan efektif. Istilah e-

government berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi

dan komunikasi untuk meningkatkan hubungan antara pemerintah dan masyarakat,

antara pemerintah dan pelaku bisnis, dan di antara instansi pemerintah. Teknologi ter-

sebut termasuk e-mail. WAN (Wide Area Network), Internet, peralatan mobile

computing (HP, laptop, PDA), dan berbagai teknologi lain yang berfungsi untuk

menyebarluaskan informasi dan memberi pelayanan elektronik dalam berbagai

bentuk.

C. Korelasi E-Government dan Terwujudnya Asas Umum Pemerintahan

yang Baik (AUPB)

42

Secara umurn pengertian e-government adalah Sistem manajemen informasi dan

layanan masyarakat berbasis internet. Layanan ini diberikan oleh pemerintah kepada

masyarakat. Dengan memanfaatkan internet, maka akan muncul sangat banyak

pengembangan modus layanan dari pemerintah kepada masyarakat yang memungkinkan

peran aktif masyarakat dimana diharapkan masyarakat dapat secara mandiri melakukan

41Paulus Effendi Lotulung, Himpunan Asas-asas Umum Pemerintah Yang Baik, (Bandung, Citra

Aditya Bakti, 1994), hlm.80. 42Kurniawan, Hambatan dan Tantangan dalam Mewujudkan Good Government di Indonesia,

(Jakarta : Ghalia Indonesia, 2012), hal.25

Universitas Sumatera Utara

Page 51: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

registrasi perizinan, memantau proses penyelesaian, melakukan secara langsung untuk

setiap perizinan dan layanan publik lainnya. Semua hal tersebut dengan bantuan

teknologi internet akan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja.

A.S. Hikam, mantan Menristek, mengatakan bahwa e-government adalah

merupakan elektronikalisasi layanan pemerintah terhadap masyarakat atau warga

negara. Selain itu e-government juga merupakan sebuah proses bagi demokratisasi,

dengan adanya e-government, berarti juga memotong jalur birokrasi yang ada.

Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa tujuan e-government adalah untuk

meningkatkan akses warga negara terhadap jasa-jasa layanan publik pemerintah,

meningkatkan akses masyarakat ke sumber-sumber informasi yang dimiliki pemerintah,

menangani keluhan masyarakat. dan juga persamaan kualitas layanan yang bias

dinikmati oleh seluruh warga negara.43

43Hikam. Muhammad A.S. Indonesia Perlu segera Terapkan e-Government (dalam Kompas,

Jumat, 18Mei2001).

Dengan adanya e-government, berarti harus ada

standarisasi kualitas layanan yang bisa dinikmati masyarakat. e-government bukan

cuma sekedar memasang komputer di kantor masing-masing, karena e-government

mempunyai banyak konsekuensi sosial budaya bagi pemerintah (terutama pemerintah

daerah), karena e-government sebetulnya akan memaksa mereka bekerja secara

profesional, bekerja bersih, tidak melakukan korupsi, tidak pungli dan lain-lain, karena

komputer tidak bisa dibohongi dan tidak bisa mentolerir penipuan-penipuan, untuk itu

aparat pemda harus diubah paradigmanya sebelum e-government ini bisa dijalankan

dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Berkenaan dengan uraian tersebut, ada dua hal utama yang dapat diambil dalam

pengertian e-government, yang pertama adalah penggunaan teknologi informasi (salah

satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua, tujuan pemanfaatannya

sehingga pemerintahan dapat berjalan lebih efisien. Dengan teknologi

informasi/internet, seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui

dengan lebih cepat asal digunakan dengan tepat.

Pengertian dari good governance dapat dilihat dari pemahaman yang dimiliki

baik oleh IMF maupun World Bank yang melihat good governance sebagai sebuah cara

untuk memperkuat “kerangka kerja institusional dari pemerintah”. Hal ini menurut

mereka adalah bagaimana memperkuat aturan hukum dan prediktibilitas serta

imparsialitas dari penegakannya. Ini juga berarti mencabut akar dari korupsi dan

aktivitas-aktivitas rent seeking, yang dapat dilakukan melalui transparansi dan aliran

informasi serta menjamin bahwa informasi mengenai kebijakan dan kinerja dari institusi

pemerintah dikumpulkan dan diberikan kepada masyarakat secara memadai sehingga

masyarakat dapat memonitor dan mengawasi manajemen dari dana yang berasal dari

masyarakat.44

Good governance memiliki sejumlah ciri sebagai berikut:

45

(1) Akuntabel, artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus disertai per-

tanggungjawabannya;

(2) Transparan, artinya harus tersedia informasi yang memadai kepada

masyarakat terhadap proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan;

44Kurniawan, Op.Cit, hal.35 45Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 53: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

(3) Responsif, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus

mampu melayani semua stakeholder;

(4) Setara dan inklusif, artinya seluruh anggota masyarakat tanpa terkecuali harus

memperoleh kesempatan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan sebuah

kebijakan;

(5) Efektif dan efisien, artinya kebijakan dibuat dan dilaksanakan dengan

menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia dengan cara yang

terbaik;

(6) Mengikuti aturan hukum, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan

kebijakan membutuhkan kerangka hukum yang adil dan ditegakan;

(7) Partisipatif, artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus membuka

ruang bagi keterlibatan banyak aktor;

(8) Berorientasi pada konsensus (kesepakatan), artinya pembuatan dan

pelaksanaan kebijakan harus merupakan hasil kesepakatan bersama diantara

para aktor yang terlibat

Masyarakat di kota besar yang sibuk dan kadang-kadang lokasi tempat

tinggalnya cukup jauh dengan kantor pelayanan. maka dengan diimplementasikannya e-

government, masyarakat tetap dapat mengakses informasi dan layanan publik. Dengan

adanya fasilitas tersebut, masyarakat diharapkan akan menjadi lebih produktif karena

masyarakat tidak perlu antri dalam waktu lama hanya untuk menyelesaikan sebuah

perizinan seperti saat ini. Suatu hal yang perlu diingat adalah, bahwa menerapkan e-

government sama sekali tidak sama dengan menjadikan kantor-kantor pemerintahan

Universitas Sumatera Utara

Page 54: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

sebagai lingkungan high-tech (teknologi tinggi). Melainkan e-government bertujuan

menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk membuat layanan

pemerintah lebih dekat pada orang-orang yang menggunakan layanan-layanan tersebut,

yaitu masyarakat. Dengan adanya online system ini, masyarakat dapat memanfaatkan

banyak waktunya untuk melakukan aktivitas yang lain sehingga diharapkan

produktifitas pun dapat meningkat, baik tingkat daerah maupun tingkat nasional.

Dapat dikatakan bahwa secara garis besar e-government mempunyai banyak

keuntungan, antara lain: 46

a. Peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan publik dapat dilakukan selama 24 jam, berkat adanya teknologi internet.

b. Dengan menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat dilakukan dalam format digital, hal ini akan banyak mengurangi penggunaan kertas (paperwork) proses akan menjadi lebih efisien dan hemat.

c. Database dan proses terintegrasi (akurasi data lebih tinggi. mengurangi kesalahan identitas dan Iain-lain).

d. Semua proses dilakukan secara trans-paran, karena semua proses berjalan secara online.

Selain keuntungan di atas. keuntungan lainnya adalah, masyarakat dapat

mengakses pemerintah dengan cepat, dan linkage antar daerah bisa mudah terkontrol.

Bahkan ada kesempatan untuk saling promote, bagaimana bisa mengontrol daerahnya

dengan lebih cepat. Hanya saja, e-government untuk negara sebesar Indonesia, dengan

lebih dari 14 ribu pulau, sulit menciptakan satu aplikasi yang baru. Satu aplikasi tidak

bisa digeneralisasi untuk semua. Misalnya. yang diterapkan untuk Jakarta mungkin

tidak akan pas untuk Papua ataupun Sulawesi. Jadi, setiap daerah punya satu pandangan

yang bisa mendaiam terhadap daerahnya.

46Zainal Abidin, Electronic Government dan Penerapannya di Kabupaten Takalar. (Yogyakarta

: MAP-UGM, 2000), hal.15

Universitas Sumatera Utara

Page 55: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Partisipasi masyarakat dapat terwujud seiring dengan tumbuhnya rasa percaya

masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan di daerah. Rasa percaya ini akan

tumbuh apabila masyarakat memperoleh pelayanan dan kesempatan yang setara (equal).

Tidak boleh ada perlakuan yang didasari atas dasar perbedaan pria-wanita, kaya-miskin,

kesukuan dan agama. Pembedaan perlakuan atas dasar apapun dapat menumbuhkan

kecemburuan dan mendorong terjadinya konflik sosial di masyarakat. Setiap upaya

yang menggunakan sumberdaya masyarakat, perlu diselenggarakan secara transparan.

Penyelenggaran pemerintahan daerah yang bertanggung jawab dan transparan akan

menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada pemerintah daerah.47

Upaya memperbaiki penyelengaraan pemerintahan di Indonesia bukanlah hal

baru, beberapa kegiatan telah pernah dilakukan antara lain Program Pelayanan Prima

yang diprakarsai oleh Kementerian PAN. Istilah good governance sendiri muncul

bersamaan dengan program-program yang didukung lembaga luar, namun tidak berarti

kegiatan yang dilaksanakan bukan kegiatan yang merupakan aspirasi masyarakat,

Keinginan masyarakat untuk memperoleh pemerintahan yang baik (Good Governance)

sudah ada sejak dahulu, bahkan sebagian masyarakat memimpikan dipimpin oleh “Ratu

Adil’ yang dipercaya akan memimpin dengan mementingkan kepentingan masyarakat

dan mencapai kemakmuran. Jadi adanya Tata Pemerintahan yang baik bukan

merupakan kondisi yang diharapkan dari luar namun menjadi impian masyarakat

banyak. Pada hakekatnya tujuan tata kepemerintahan yang baik (good governance)

adalah tercapainya kondisi pemerintahan yang dapat menjamin kepentingan/pelayanan

47Kushandajani, Artikel Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dan Peningkatan Pelayanan Publik

Di Era Otonomi Daerah, , 2009, hlm. 49

Universitas Sumatera Utara

Page 56: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

publik secara seimbang dengan melibatkan kerjasama antar semua komponen pelaku

(negara, masyarakat madani, lembaga-lembaga masyarakat, dan pihak swasta).

Paradigma tata kepemerintahan yang baik menekankan arti penting kesejajaran

hubungan antara institusi negara, pasar, dan masyarakat. Semua pelaku harus saling

mengetahui apa yang dilakukan oleh pelaku lainnya serta membuka ruang dialog agar

para pelaku saling memahami perbedaan-perbedaan di antara mereka. Melalui proses

tersebut diharapkan akan tumbuh konsensus dan sinergi dalam penerapan program-

program tata kepemerintahan yang baik di masyarakat.48

Buah dari kemajuan pesat teknologi informasi ini dapat mempengaruhi

bagaimana pemerintahan di masa modem ini harus bersikap secara benar dan efektif

mereposisikan perananannya dalam melayani masyarakatnya. Secara umum

pengimplementasian e-government diyakini akan memperbaiki kinerja pengelolaan

pemerintahan di Indonesia. Maraknya korupsi di Indonesia dan rendahnya kepercayaan

investor asing terhadap pemerintah Indonesia menunjukkan rendahnya kualitas

manajemen pemerintahan Indonesia. Karena itu, diperlukan suatu manajemen

pemerintah yang sangat menonjolkan unsur transparansi, sebagai salah factor penting

untuk menghilangkan KKN (kolusi, kompsi, nepotisme) di pemerintahan. Rendahnya

transparansi ini menyebabkan sukarnya mekanisme pengawasan berjalan dengan lancar.

Salah satu solusi dan alternatif yang menjanjikan untuk menciptakan transparansi

adalah sistem pengelolaan pemerintahan secara elektronik atau electronic government

(e-government). Pengelolaan lembaga/instansi secara elektronik baik untuk swasta

48(http://good-governance.bappenas.go.id), diakses pada tanggal 23 Oktober 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 57: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

maupun pemerintahan selain mcningkatkan transparansi, juga bisa mening-katkan

efisiensi (menurunkan biaya dan meningkatkan efektivitas/meningkatkan daya hasil).

Saat ini cukup banyak negara yang sudah menerapkan e-government. Di antaranya

adalah Singapura, Australia, AS, Jerman, Inggris, Malaysia, Taiwan, dan Selandia Baru.

Hambatan penerapan e-government dapat lihat misalnya dari hasil pengamatan

yang dilakukan Kementerian Komunikasi yang menyimpul-kan bahwa mayoritas situs

pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah masih berada pada tingkat persiapan (pertama)

apabila ditinjau dari sejumlah aspek: (1) E-Leadership: prioritas dan inisiatif negara di

dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi; (2)

Infrastruktur Jaringan Informasi: kondisi infrastruktur telekomunikasi serta akses,

kualitas, lingkup, dan biaya jasa akses; (3) Pengelolaan Informasi: kualitas dan

keamanan pengelolaan informasi; (4) Lingkungan Bisnis: kondisi pasar, sistem

perdagangan. dan regulasi yang membentuk konteks perkembangan bisnis teknologi

informasi; (5) Masyarakat dan Sumber Daya Manusia: difusi teknologi informasi

didalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun organisasi, serta sejauh mana

teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan.49

Berbagai masalah yang dihadapi Indonesia dalam menerapkan e-government, di

antaranya adalah masih kurangnya infrastruktur yang ada, masalah sumber daya

manusia dan lain-lain. Namun demikian. karcna penerapan e-government sudah menjadi

tuntutan masyarakat untuk mcndapatkan layanan yang lebih baik dan juga karena

tuntutan penerapan otonomi daerah, maka pemerintah (pusat atau daerah) harus segera

49Kurniawan, Op.Cit, hal.78

Universitas Sumatera Utara

Page 58: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

menerapkannya dengan segala keterbatasan yang ada. Menurut Rasyid, dalam rangka

penerapan good governance dan e-government, terdapat empat prinsip dasar yang perlu

diperhatikan yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, dan profesionalitas

untuk peningkatan layanan dan pemberdayaan masyarakat50. Sedangkan menurut

Hardijanto bahwa peningkatan pelayanan kepada masyarakat harus terus menerus

diusahakan perubahan peran dengan cara optimalisasi standar pelayanan dengan prinsip

cepat, tepat, memuaskan, transparan dan non diskriminatif serta menerapkan prinsip-

prinsip akuntabilitas, dan pertimbangan efisiensi.51

Implementasi e-government yang diyakini mampu mengurangi peluang

penyalahgunaan wewenang dan mengurangi biaya operasional pemerintah sudah

semakin mendesak untuk segera diterapkan. Namun demikian, sebagaimana diuraikan

di atas, berbagai persoalan baik teknis maupun kemampuan sumber daya manusia

(SDM) masih menghambat. Karena e-government lebih mendasar dari sekedar

komputerisasi dan otomatisasi layanan. Penerapannya amat ditentukan seberapa serius

pemerintah mengurangi birokrasi yang selama ini identik dengan uang.

52

Berdasarkan InPres nomor 3 Tahun 2003 tentang Penerapan E-Governemnt,

pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan

penyelenggaraan ke pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan

D. Penerapan e-government berdasarkan InPresNomor 3 Tahun 2003

Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government

50 Ibid 51http://www.bogor.net/idkf/idkf-2/wawancara, diakses pada tanggal 23 Oktober 2017 52Bisnis Indonesia, Tanggal 25/01/2001.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

E-Government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan

pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.

Dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang

Kebijakan Dan Stategi Nasional Pengembangan e-government, yang diikuti dengan

Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan e-government Lembaga dari

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), maka sejak saat itu Pemerintah

Indonesia secara resmi mulai menerapkan e-government. InPres Nomor 3 Tahun 2003

mengatur tentang aspek-aspek pemanfaatan teknologi, antara lain:

1. E-Leadership; aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif negara di

dalam mengantisiasipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi da

informasi.

2. Infrastruktur Jaringan Informasi ; aspek ini berkaitan dengan kondisi

infrastruktur, telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup dan biaya jasa

akses.

3. Pengelolaan Informasi; aspek ini berkaitan dengan kualitas dan keamanan

pengelolaan informasi mulai dari pembentukan, pengelolaan, penyimpanan

sampai penyaluran dan distribusinya.

4. Lingkungan bisnis; aspek ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem

perdangan, dan regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan

bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran aliran

informasi antara pemerintah dan masyarakat dan dunia usaha, antar badan

usaha dan antar badan usaha dengan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

5. Masyarakat Dan Sumber Daya Manusia; aspek ini berkaitan dengan difusi

teknologi informasi di dalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun

organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada

masyarakat melalui proses pendidikan.

Inpres No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government melampirkan bahwa, dengan mempertimbangkan

kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis e-governmet perlu dilaksanakan melalui

enam strategi yang berkaitan erat yaitu sebagai berikut: 53

a. Mengembangkan sistem pelayanan yang handal, terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringan koomunikasi keseluruh wilayah Negara. Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi dan pelayanan publikyang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah.

b. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah agar dapat mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat.

c. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah standarisasi yang berkaitan dengan interopabilitas pertukaran dan transaksi informasi antar portal pemerintah. Standarisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manejeman dokumen dan informasi elektronik.

d. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan strategis e-government.

e. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia. Baik pemerintah maupun masyarakat.

f. Melaksanakan pengembangan secara sistematis melalui tahapan yang realistis dan terukur dalam pengembangan e-government, dapat dilaksanakan dengan empat tingkatan, yaitu: persiapan, pematangan, pemantapan dan pemanfaatan.

Visi e-government pada dasarnya berlandaskan pada empat (4) prinsip dasar

yang meliputi:54

53 Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tetang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government 54 Indrajit, Op.Cit, Hal.18

Universitas Sumatera Utara

Page 61: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

1. Fokus pada perbaikan pelayanan pemerintah kepadamasyarakat. Karena begitu banyaknya jenis pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakatnya, maka harus dipikirkan pelayanan mana saja yang menjadi prioritas yaitu memprioritaskanlah jenis pelayanan

2. Membangun sebuah lingkungan yang kompetitif. Yang dimaksu dengan lingkungan yang kompetitif di sini adalah bahwa misi untuk melayani masyarakat tidak hanya diserahkan, dibebani, atau menjadi hak dan tanggung jawab institusi publik (pemerintah)semata, tetapi sektor swasta dan non-komersial diberikan pula kesempatan untukmelakukannya.

3. Pemberian penghargaan pada inovasi, dan berilah ruang kesempatanbagi kesalahan.Artinya pemberian insentif terhadap bagi mereka yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan standarisasi yang ada dan walaupun e-government merupakan sebuah teknologi digital namun tak luput pula dari kesalahan bagi pihak-pihak tertentu yang bersangkutan.

4. Menekankan pada pencapaian efisiensi. Pemberian pelayanan denganmemanfaatkan teknologi digital atau internet tidak selamanya harus menjadi jalur alternative efisiensi juga dapat dinilai dengan besarnya manfaat dan pendapatantambahan yang diperoleh pemerintah dari penerapan e- government.

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahaan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif dan efesien. Melalui

pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja

dilingkungan pemerintahan dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi

informasi. Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan

oleh pemerintah melalui jaringan informasi, pengembangan e-government dapat

dilaksanakan melalui empat tingkatan, yaitu:

a. Tingkat 1 – Persiapan - Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga. - Sosialisasi situs web untuk internal dan publik

b. Tingkat 2 – Pematangan - Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif - Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain

c. Tingkat 3 – Pemantapan - Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik - Pembuatan inteperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain

Universitas Sumatera Utara

Page 62: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

d. Tingkat 4 – Pemanfaatan - Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to Consumers (G3C).

E-government didalam penerapannya dapat lebih memudahkan penataan sistem

manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pemerintah daerah otonom

dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Untuk

implementasi e-government, pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan.Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government

dituangkan melalui InPres No. 3 Tahun 2003, pada tanggal 9 Juni 2003. Bappenas

menjelaskan bahwa ada beberapa hal penting didalam penerapan egovernment, terutama

dalam hal sasaran. Sasaran dari penerapan e-government meliputi :55

a. Penerapan Sistem artinya bahwa pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang berkualitas dan lebih terjangkau.

b. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

c. Pembentukan mekanisme komunikasi antar lembaga pemerintah serta penyediaan fasilitas bagi partisipasi masyarakat dalam proses kepemerintahan.

d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan danefisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga.

Tipe-tipe relasi e-Government menurut Indrajit adalah sebagai berikut:56

a. Government to Citizen/Government to Customer (G2C)

Tipe G-to-C ini merupakan aplikasi E-Government yang paling umum, yaitu

dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio

teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan

interaksi dengan masyaraka. Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya

55 http://perpustakaan.bappenas.go.id/, diakses pada tanggal 26 Oktober 2017 56Indrajit, Op.Cit, Hal.48

Universitas Sumatera Utara

Page 63: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

aplikasi E-Government bertipe G-to-C adalah untuk mendekatkan pemerintah

dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat

dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai

kebutuhan pelayanan sehari-hari. Government to Citizen adalah penyampaian

layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat.

Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat dan

pemerintah contohnya G2C : pajak online, mencari pekerjaan, layanan

jaminan sosial, dokumen pribadi (kelahiran dan akte perkawinan, aplikasi

paspor, lisensi Pengarah), layanan imigrasi, layanan kesehatan, beasiswa,

penanggulangan bencana.

b. Government to Business (G2B)

Government to Business adalah transaksi-transaksi elektronik dimana

pemerintah menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan bagi kalangan

bisnis untuk bertransaksi dengan pemerintah. Mengarah kepada pemasaran

produk dan jasa ke pemerintah untuk membantu pemerintah menjadi lebih

efisien melalui peningkatan proses bisnis dan manajemen data elektronik.

Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G adalah sistem E-

Procurement. Manfaatnya adalah :

1) Para perusahaan wajib pajak dapat dengan mudah menjalankan aplikasi berbasi web untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayarkan ke pemerintah dan melakukan pembayaran melalui internet;

2) Proses tender proyek-proyek pemerintahan yang melibatkan sejumlah pihak swasta dapat dilakukan melalui website (sehingga menghemat biaya transportasi dan komunikasi), mulai dari proses pengambilan dan pembelian formulir tender, pengambilan formulir informasi Term of Reference (TOR),

Universitas Sumatera Utara

Page 64: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

sampai dengan mekanisme pelaksanaan tender itu sendiri yang berakhir dengan pengumuman pemenang tender;

3) Proses pengadaan dan pembelian barang kebutuhan sehari-hari lembaga pemerintahan (misalnya untuk back-office dan administrasi) dapat dilakukan secara efisien jika konsep semacam E-Procurement diterapkan (menghubungkan antara kantor-kantor pemerintah dengan para supplier- nya);

4) Perusahaan yang ingin melakukan proses semacam merger dan akuisisi dapat dengan mudah berkonsultasi sehubungan dengan aspek-aspekregulasi dan hukumnya dengan berbagai lembaga pemerintahan terkait; dan lain sebagainya.

c. Government to Government (G2G)

Government to Goverment adalah memungkinkan komunikasi dan pertukaran

informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan melalui basis

data terintegrasi. Contoh : konsultasi secara online, blogging untuk kalangan

legislatif, pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara

terpadu.

Disamping prestasi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah yang lebih

baik sejak reformasi, tentunya penerapan E-Government ini dapat memberikan

tambahan manfaat yang lebih kepada masyarakat:

1) Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholdernya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;

2) Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN);

3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;

4) Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber- sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;

5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 65: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan 6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

d. Government to Employees (G2E)

Aplikasi ini diperuntukan untuk meningkatkan kinera dan kesejahteraan para

pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi

sebagai pelayan masyarakat. Contohnya sistem asuransi kesehatan dan

pendidikan bagi para pegawai pemerintahan yang telah terintegrasi dengan

lembaga-lembaga kesehatan (rumah sakit, poliklinik, apotek, dan lain-lain)

dan institusi-institusi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, kejuruan, dan

lain-lain

Universitas Sumatera Utara

Page 66: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

65

BAB III

PENERAPAN E-GOVERNMENT DI KOTA BINJAI

A. Profil Kota Binjai

Kota Binjai dahulunya adalah sebuah kampung kecil yang terletak di tepi sungai

Bingai. Binjai sebenarnya adalah nama suatu pohon besar, rindang, tumbuh dengan

kokoh di tepi sungai Bingai yang bermuara di Sungai Wampu. Pada Tahun 1823

Gubernur Inggris yang berkedudukan di Pulau Penang telah mengutus John Anderson

untuk pergi ke pesisir Sumatera Timur dan dari catatannya disebutkan sebuah kampung

yang bernama Ba Bingai (menurut buku Mission to The Eastcoast of Sumatera–

Edinburg 1826). Sebenarnya sejak Tahun 1822, Binjai telah dijadikan bandar/pelabuhan

dimana hasil pertanian lada yang diekspor adalah berasal dari perkebunan lada di sekitar

Ketapangai (Pungai) atau Kelurahan Kebun Lada/Damai.

Perkembangan zaman terus berjalan, pada tahun 1864 Daerah Deli telah dicoba

ditanami tembakau oleh pioner Belanda bernama J.Nienkyis dan 1866 didirikan Deli

Maatschappiy. Usaha untuk menguasai Tanah Deli oleh orang Belanda tidak terkecuali

dengan menggunakan politik pecah belah melalui pengangkatan datuk-datuk. Usaha ini

diketahui oleh Datuk Kocik, Datuk Jalil dan Suling Barat yang tidak mau bekerja sama

dengan Belanda bahkan melakukan perlawanan. Bersamaan dengan itu Datuk Sunggal

tidak menyetujui pemberian konsensi tanah kepada perusahaan Rotterdanmy oleh

Sultan Deli karena tanpa persetujuan. Dibawah kepemimpinan Datuk Sunggal bersama

rakyatnya di Timbang Langkat (Binjai) dibuat Benteng pertahanan untuk menghadapi

Belanda. Dengan tindakan datuk Sunggal ini Belanda merasa terhina dan

Universitas Sumatera Utara

Page 67: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

memerintahkan Kapten Koops untuk menumpas para Datuk yang menentang Belanda.

Dan pada 17 Mei 1872 terjadilah pertempuran yang sengit antara Datuk/ masyarakat

dengan Belanda. Peristiwa perlawanan inilah yang menjadi tonggak sejarah dan

ditetapkan sebagai hari jadi Kota Binjai.

Perjuangan para datuk/rakyat terus berkobar dan pada akhirnya pada 24 Oktober

1872 Datuk Kocik, Datuk Jalil dan Suling Barat dapat ditangkap Belanda dan kemudian

pada tahun 1873 dibuang ke Cilacap. Pada tahun 1917 oleh Pemerintah Belanda

dikeluarkan Instelling Ordonantie No.12 dimana Binjai dijadikan Gemente dengan luas

267 Ha. Pada tahun 1942–1945 Binjai di bawah pemerintahan Jepang dengan kepala

pemerintahannya adalah Kagujawa dengan sebutan Guserbu dan tahun 1944/1945

Pemerintahan Kota dipimpin oleh Ketua Dewan Eksekutif J.Runnanbi dengan anggota

Dr.RM. Djulham, Natangsa Sembiring dan Tan Hong Poh. Pada Tahun 1945 (saat

revolusi) sebagai kepala pemerintahan Binjai adalah RM.Ibnu dan pada 29 Oktober

1945 T. Amir Hamzah diangkat menjadi Residen Langkat oleh Komite Nasional dan

pada masa pendudukan Belanda 1947 Binjai berada di bawah Asisten Residen J. Bunger

dan RM. Ibnu sebagai Wakil Walikota Binjai pada tahun 1948–1950 pemerintahan Kota

Binjai dipegang oleh ASC Moree. Tahun 1950–1956 Binjai menjadi Kota Administratif

Kabupaten Langkat dan sebagai Walikota adalah OK. Salamuddin kemudian T.

Ubaidullah Tahun 1953–1956. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1956

Kota Binjai menjadi otonom Kotapraja dengan Walikota pertama S.S. Parumuhan.

Dalam perkembangannya Kota Binjai sebagai salah satu Daerah Tingkat II di Propinsi

Sumatera Utara telah membenahi dirinya dengan melakukan pemekaran wilayahnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Semenjak ditetapkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1986 wilayah Kota daerah

Kota Binjai telah diperluas menjadi 90,23 Km2 dengan 5 wilayah kecamatan yang

terdiri dari 11 desa dan 19 kelurahan. Setelah diadakan pemecahan desa dan kelurahan

pada tahun 1993 maka jumlah desa menjadi 17 dan kelurahan 20. Perubahan ini

berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 140-1395/SK/1993 tanggal 3

Juni 1993 tentang Pembentukan 6 desa persiapan dan 1 kelurahan persiapan di Kota

Binjai. Berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara No.146/2624/SK/ 1996 tanggal 7

Agustus 1996, 17 desa menjadi kelurahan.57

Kota Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota provinsi Sumatera

Utara,

Medan. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai adalah ibukota Kabupaten

Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan

Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah

timur dan selatan. Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan

Mebidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan

Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara

Medan dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di daerah strategis di mana

merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh.

Kota Binjai terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan,

Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat dengan 37 kelurahan dan

jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 267.901 jiwa.

57 http://www.binjaikota.go.id/profil-12.html, diakses pada tanggal 30 Januari 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 69: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Tabel 1. Luas Wilayah Kota Binjai

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Binjai Selatan 29,96

2 Binjai Kota 4,12

3 Binjai Timur 21,70

4 Binjai Utara 23,59

5 Binjai Barat 10,86

Total 90,23

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai, 2016 58

1. Batas Utara : Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT.

Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut dengan batas-batas sebagai

berikut :

2. Batas Selatan : Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan

Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

3. Batas Timur : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

4. Batas Barat : Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

58 https://binjaikota.bps.go.id, diakses pada tanggal 1 Februari 2018 pukul 20.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 70: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Peta Kota Binjai

Sumber : Rencana Tata Ruang Dan Tata Wilayah Kota (RTRWK) Kota Binjai 2011-2013

Jumlah penduduk Kota Binjai adalah 267.901 jiwa menurut BPS Kota Binjai tahun 2016.

Tabel 2. Penduduk Kota Binjai Tahun 2016 No Kecamatan Jumlah Penduduk Total

L P 1 Binjai Selatan 26.894 27.578 54.422

2 Binjai Kota 14.130 14.763 28.893

3 Binjai Timur 29.393 29.781 59.174

4 Binjai Utara 38.637 38.374 77.011

5 Binjai Barat 24368 23.763 48.401

Jumlah (Kota Binjai) 133.692 134.209 267.901

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai, 2016 59

59 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

B. Binjai Smart City (BSC) Sebagai Icon E-Government Di Kota Binjai

Berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan e-government bahwa setiap daerah otonomi harus

menggunakan tenologi telematika untuk mendukung good governance, maka Kota

Binjai seperti kota-kota lainnya membuat website resmi untuk pemerintah yaitu

www.binjaikota.co.id dan tahun 2016 Kota Binjai meresmikan aplikasi untuk

smartphone yang berbasis e-government yaitu aplikasi BSC. BSC dilakasanakan dan

diawasi oleh Binjai Command Center (BCC). Kehadiran BCC diharapkan agar

masyarakat dapat dengan mudah menjangkau, memperoleh informasi yang diperlukan,

serta berpartisipasi untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik pada semua

aspek pembangunan dengan cara menyampaikan atau melaporkan kurang baik atau

tidak efektifnya pelayanan oleh pegawai atau pejabat SKPD atau unit Kerja Pemerintah

Kota Binjai. Karena sebelumnya di Kota Binjai untuk melayani masyarakat dalam hal

meminta informasi ataupun melakukan pengaduan akan ditangani langsung oleh SKPD

terkait dan juga langsung ke walikota mengingat jadwal walikota sibuk tentu

masyarakat kesulitan untuk bertemu. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan inovasi

agar masyarakat dapat mengakses informasi dan melakukan pengaduan dengan mudah

melalui BSC. Setelah hadirnya BSC masyarakat dapat terbantu dalam memenuhi

kebutuhannya karena akan di respon oleh pihak terkait.

Setelah hadirnya aplikasi BSC masyarakat dapat terbantu dalam memenuhi

kebutuhannya karena akan direspon oleh pihak terkait. Sekretarian yang menaungi dan

menjalankan BSC adalah BCC yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Nomor 6 Kota

Universitas Sumatera Utara

Page 72: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Binjai, tepatnya masih berada dalam satu gedung dengan Kantor Walikota Kota Binjai

dan masih belum memiliki kantor sendiri. BSC akan menjadi sarana bagi masyarakat

dalam memperoleh informasi dan menyampaikan pengaduan melalui berbagai media

yang mudah diakses dan terpadu dengan seluruh SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) dan unit kerja pemerintah Kota Binjai. BINJAI SMART CITY sebagai sebuah

aplikasi yang dikelola dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan

mendorong partisipasi warga masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah,

pembangunan, dan pelayanan publik di Kota Binjai, maka dirumuskan visi, misi dan

motto BSC sebagai berikut:

a. Visi

“Mewujudkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat untuk

menorong tercapainya pelayanan publik yang prima di Kota Binjai”

b. Misi

1. Memperkuat kesadaran aparatur tentang tugas pokok dan fungsinya

dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pelayanan publik,

2. Membngun kesadaran masyarakat tentang pokok dan fungsinya dalam

pembangunan kemasyarakatan,

3. Memperkuat aksesbilitas informasi bagi masyarakat yang terkait dengan

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan masyarakat,

4. Mengembangkan sistem pelayanan pengaduan masyarakat yang mudah,

cepat dan praktis.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Pemerintah Kota Binjai telah melakukan peresmian atas 5 aplikasi

pengembangan inovasi e-government yang siap untuk digunakan oleh masyarakat Kota

Binjai sebagai berikut:

1. E-Musrembang

Aplikasi e-musrenbang akan membuat partisipasi masyarakat dalam

perncanaan pembangunan dari Kepling hingga kota, setiap warga dapat melihat

penyusunan usulan pembangunan dan dapat memberikaan dukungan ataupun ketidak

dukungannya.

E-Musrembang merupakan aplikasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan

pembangunan dari kepling hingga pemerintah Kota. Warga dapat melihat penyusunan

usulan pembangunan serta memberikan dukungan terhadap usulan

pembangunan.masyarakat dapat login mengunakan Username dan NIK, kemudian

Tokoh Masyarakat (Perwakilan masyarakat) dapat memberikan usulan. Kemudia

masyarakat juga dapat turut serta berperan aktif memberikan dukungannya terhadap

usulan yang ada di E-Musrembang.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Aplikasi ini muncul untuk mengumpulkan usulan pembangunan yang

sebelumnya membutuhkan waktu yang lama. Hadirnya E-Musrembang ini

mempermudah pelaksanaan musrembang dalam pengumpulan usulan – usulan dari

tingkat kepalaLingkungan hingga tingkat Kota.

2. E-RA (E – Rencana Anggaran)

Aplikasi ini untuk menyusu anggaran yang dapat diakses oleh semua SKPD

terkait, setiap SKPD dapat mengetahui anggaran untuk SKPDnya dan dapat dilakukan

revisi sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan ini dapat menghemat waktu dalam

menyusun anggaran dan juga transparan.

3. E-Perizinan

Universitas Sumatera Utara

Page 75: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

E-Perizinan merupakan layanan perizinan yang berada dibawah pengelolaan

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PMPPTSP)

Kota Binjai. Dimulai dengan Masyarakat melemgkapi persyaratan dan permohonan

kemudian masyarakat dapat secara online menginput permohonan atau pun datang

langsung ke Front Office DPMPPTSP oleh Front Office kemudian akan diinput secara

online untuk ditindaklanjuti oleh tim teknis, sehingga pemohon hanya datang untuk

verivikasi data sekaligus mengambil izin.

Sistem Informasi Perizinan Terpadu. Seluruh perizinan yang dbawah

pengelolaan Badan Perizinan Satu Pintu dapat di daftar online dan dapat dipantau

online, sehingga pemohon hanya datang untuk verifikasi data. Petugas Verifikasi

lapangan harus menginput photo dan kordinat dari lokasi izin yang akan dikeluarkan.

4. E-Masyarakat

Sistem Informasi pengaduan berbasis mobile, dimana user/warga binjai dapat

melaporkan semua permasalahan memalaui online, dapat dilengkapi dengan photo dan

kordinat lokasi. Semua pengaduan akan di simpan didatabase dan ditampilkan pada

Universitas Sumatera Utara

Page 76: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Command Center, yang akan diteruskan pada SKPD terkait. EMasyarakat adalah

Sistem Informasi pengaduan berbasis aplikasi mobile, dimana pengguna (warga Binjai)

dapat melaporkan semua permasalahan secara online, dilengkapi dengan fitur upload

foto serta koordinat lokasi. Semua pengaduan akan disimpan di database dan

ditampilkan pada BCC yang akan diteruskan pada SKPD terkaitdan prosesnya diawasi

langsung oleh Walikota Binjai.

Aplikasi ini muncul karena terbatasnya komunikasi Pemerintah dengan warga

dan sulitnya penyampaian aspirasi Masyarakat kepada Pemerintah. Aplikasi ini

bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam menyampaikan inspirasi, keluhan

ataupun dukungan kepada pemerintah kota secara langsung dan dapat dimonitor tindak

lanjutnya.

5. E-Dokter

E-Dokter merupakan sistem pendaftaran pasien rawat jalan pada Rumah Sakit

Daerah menggunakan metode janji. Dimana calon pasien tidak perlu untuk antri panjang

menunggu di rumah sakit. Calon pasien melakukan registrasi online menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 77: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

aplikasi e-dokter dan pasien akan mendapatkan waktu kunjungan di Poliklinik yang

dituju.

C. Pelaksanaan E-Government (BSC) Di Kota Binjai

Pelaksanaan e-government di Kota Binjai merupakan suatu dampak positif dari

pemanfaatan teknologi dan informasi. Pemanfaatan teknologi dan informasi ditunjukan

untuk mempermudah dan mempersingkat proses konvensional yang selama ini ada.

Dalam hal ini adalah situs resmi pemerintahan Kota Binjai dan juga aplikasi BSC tidak

semata-mata bisa langsung dirasakan. Melainkan, butuh beberapa strategi dan faktor

penting untuk diperhatikan agar program E-Government di Kota Binjai dapat berjalan

dengan baik dan mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat Kota Binjai.

BSC yang merupakan aplikasi yang dirancang dan dipatenkan oleh Pemko Binjai

untuk mewujudkan e-government sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2003, terutama

dalam upaya menglola sumber daya yang ada dengan efisiensi, serta memberikan

kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi

kejadian yang tak terduga sebelumnya. Diawali dengan mengenai maksud dan tujuan

transparansi dan pemerintahan yang berbasis teknologi Kota Binjai, Konsep BSC seperti

apa, Iedya Fadillah, S.Pd mengemukakan bahwa :60

“Maksud dan tujuan dari kebijakan transparansi dan pemerintahan yang cerdas serta berbasis teknologi dalam aplikasi BSC adalah merunah sistem pelayanan publik yang ada dengan yang berbasis teknologi yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam segala urusan yang berkaitan dengan pemerintah. Dalam kebijakan ini pemerintah mencoba memberi pelayanan secara mudah, efektif dan efisien dan memerikan informasi secara faktual dan transparan kepada masyarakat melalui alat teknologi, kemudian dengan cara ini

60 Wawancara Dengan Kepala Seksi Pengelolaan Komunikasi Dinas Komunikasi Dan

Informatika Kota Binjai, Iedya Fadillah, Binjai 20 Maret 2017 pukul 10.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 78: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Pemerintah Kota Binjai mencoba untuk merubah mindset masyarakat yang sudah pesimis terhadap transparasi Pemerintahan yang tidak jujur maupun korupsi.” Penjelasan beliau sudah jelas bahwa Pemerintah Kota Binjai sudah menjalankan

kebijakan publik dengan salah satu tujuan agar cara pandang masyarakat tidak lagi

pesimis terhadap pemerintahan yang ada sehingga dengan cara menerapkan e-

government tersebut komunikasi antara masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik

dengan adanya transparansi politik sehingga kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi

pemerintahan Kota Binjai menjadi lebih baik.

BSC ini mampu untuk memicu pemerintah bekerja lebih transparan dan

akuntabel dalam pelayanan publik. Maka dari itu, kepercayaan masyarakat pun ikut

meningkat dengan adanya keterbukaan serta pertanggungjawaban dari pemerintah yang

baik terhadap keluhan mereka. Sehingga, untuk melihat hubungan yang lebih baik

antara pemerintah dan masyarakat dapat dilihat dari adanya transparansi pemerintah,

akunstabilitas pemerintah dalam mengelola laporan masyarakat dan peningkatan

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Penerapan e-governemt di Kota Binjai juga dapat dijadikan alat pemerintah

untuk meminimalisir tingkat tindak pidana korupsi, didukung dengan adanya

kemudahan masyarakat untuk dapat mengakses segala kebutuhan informasi melalui E-

Budgeting yang ada di dalam aplikasi BSC. Selain itu masyarakat juga dapat

mengajukan pengaduan apabila mengetahui adanya kecurangan yang dilakukan oleh

pemerintah. Semakin bertambahnya informasi masyarakat mengenai sebuah layanan,

terutama soal biaya, maka semakin kecil peluang masyarakat untuk “ditipu” oleh oknum

Universitas Sumatera Utara

Page 79: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

tertentu yang berusaha untuk mendapatkan uang dari masyarakat. Seperti yang

disampaikan Zainudin Purba, SH, MH :61

Wujud azas transparansi dan azas akuntabilitas dalam Good Governance (Azas

Umum Pemerintahan Yang Baik) dapat dilihat dari keterbukaan informasi aduan yang

diperlihatkan di aplikasi BSC. Masyarakatpun bisa ikut menindaklanjuti aduan bahkan

disertai dengan foto terlampir. Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam layanan

“Saya masih sering sekali mendengar dari masyarakat bahwa adanya pungutan-pungutan yang diberikan sebagai biaya suatu layanan, seperti terkadang ada masyarakat yang memberitahu saya bahwa adanya biaya tertentu yang harus dibayar, padahal sebenarnya di peraturan tertulis tidak pernah ada pencantuman biaya tertentu. Dengan adanya BSC ini masyarakat bisa langsung melaporkan apabila adanya pungutan liar seperti itu secara langsung” Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya tindak

korupsi oleh pemerintah dapat diminimalisir dari penggunaan program BSC ini. Selain

digunakan sebagai media untuk melaporkan tindak kecurangan secara langsung, BSC

juga digunakan sebagai media bertukar informasi antara masyarakat mengenai

informasi suatu layanan sehingga masyarakat lebih banyak memiliki pengetahuan yang

dapat menghindari mereka dari pungutan liar oleh oknum tertentu. Selain korupsi,

Urgensitas konsep Smart City ini juga menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas

yang lebih tinggi dari pemerintah dalam mengelola keluhan masyarakat. Melalui

aplikasi BSC, masyarakat bisa mengikuti proses penindaklanjutan yang dilaporkan yang

mereka berikan. Dinas yang bersangkutan diminta untuk lebih akuntabel dalam

menyampaikan keputusan yang diambil terkait penyelesaian laporan masyarakat.

61 Wawancara Dengan Ketua DPRD Kota Binjai, Zainudin Purba, Binjai 21 Desember 2017

pukul 17.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

pengaduan juga dapat meminimalisir pertemuan langsung antara masyarakat dan

pemerintah sehingga kesempatan adanya tindak korupsi dapat diperkecil.

Aspirasi masyarakat merupakan hal yang penting dalam pembangunan suatu

daerah tidak terkecuali Kota Binjai. Dengan adanya BSC segala kritik, saran ataupun

pengaduan masyarakat ditampung secara penuh oleh BCC yang dinaungi langsung oleh

Walikota Binjai yaitu Bapak HM. Idham melalui E-Maysrakat yang ada di aplikasi

BSC. Aplikasi BSC sedang menjalankan pelayanan publik secara terpusat dan

berintegrasi, lalu dapat menopang dan menjamin kemudahan akses layanan secara

efektif. Selain itu transparansi di kalangan pemerintahan sendiri sedang dijalankan

dengan cara mendekatkan masyarakat dengan pemerintahan secara langsung melalui

aplikasi online. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Saomanda Tanzilio, SH sebagai

berikut:62

Untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih baik dan peningkatan

pembangunan, pemerintah perlu melakukan reformasi proses. Reformasi proses

ditujukan untuk mengubah proses yang selama ini dirasakan oleh masyarakat, bahwa

untuk menyampaikan aspirasi harus melalui proses yang lama, berbelit, dan memakan

waktu serta biaya yang besar. Sehingga dengan adanya penerapan Konsep e-

government ini dapat mencapai tujuan proses yang lebih cepat, mudah, dan sederhana.

“Dengan adanya BSC ini membuat masyarakat menjadi semakin aktif dan juga semakin besarnya peluang menyerap aspirasi dari rakyat sehingga, permasalahan yang dialami masyarakat Kota Binjai bisa diselesaikan melalui program – program BSC tersebut. Karena Smart City ini dipercaya bisamenyelesaikan permasalahan di Kota Binjai.”

62 Wawancara Dengan Pengurus BCC Saomanda Tanzilio, Binjai 20 Desember 2017 pukul 12.00

WIB.

Universitas Sumatera Utara

Page 81: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Dengan menyerap aspirasi masyarakat dengan mudah, diharapkan bisa tercapainya visi

misi Wali Kota Binjai.

Hal tersebut bertujuan bahwa konsep e-government ini mampu membawa

perubahan lebih mudah dan nyaman. Dengan adanya aplikasi E-Masyarakat yang

disediakan pemerintah dapat dipergunakan di handphone masing – masing warga

dengan memasukkan NIK KTP dan dapat menjalankan aplikasi sehingga dapat

mempersingkat waktu yang diperlukan oleh masyarakat, serta mempermudah pengguna

program BSC. Selanjutnya aspek kesederhanaan dirasakan oleh masyarakat dengan

tidak diperlukannya lagi pelapor untuk datang ke kantor pemerintah dan berhadapan

dengan pegawai pemerintah secara langsung. Seperti yang dijelaskan Bapak Zainudin

Purba, SH, MHum sebagai berikut :

“Membuat pekerjaan setiap SKPD menjadi lebih mudah untuk menjalankan perkerjaan maupun melayani masyarakat sehingga kinerja setiap SKPD bisa terlihat indikator pencapaian target yang sudah direncanakan pada RPJMD Walikota Binjai. Dan juga SKPD terkait bisa langsung bertindak apabila ada kritik ataupun pengaduan yang masuk dan ditanggapi secepat mungkin oleh SKPD yang bersangkutan.

Aplikasi E-Masyarakat sangat memangkas waktu yang dibutuhkan masyarakat

untuk mengadukan masalah yang dihadapi dan juga memudahkan pekerjaan pegawai

maupun masyarakat. Banyak tahapan atau proses dalam layanan pengaduan yang kini

tidak perlu mereka lakukan lagi sehingga jauh lebih cepat, mudah dan sederhana.

Sehingga konsep Smart City ini diharapkan mampu memberikan perubahan dari sisi

kecepatan, kemudahan, dan mampu menyederhanakan proses dalam penyampaian

pengaduan dari masyarakat kepada pemerintah atau dinas – dinas yang terkait dengan

permasalahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 82: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Selain itu hal ini membuktikan bahwa sudah terlaksananya azas kepentingan

umum dalam Good Governance, karena dalam pelaksanaan e-government di Kota

Binjai terlihat bahwa Pemerintah Kota Binjai lebih mengedepankan kepentingan umum

dengan menerima berbagai kritikan dan pengaduan-pengaduan masyarakat dan

diusahakan secepat mungkin sejak pengaduan tersebut di input oleh masyarakat melalui

BSC. Konsep Smart City juga dibuat oleh pemerintah untuk memotong jalur birokrasi

dalam pengelolaan laporan dari masyarakat. Banyak proses dan tahapan yang lebih

disederhanakan dan disingkat seperti pembuatan surat, menunggu persetujuan,dan

meminta tanda tangan. Hal tersebut bisa menunjukkan bahwa pelaksanaan jalur

birokrasi untuk menanggapi keluhan masyarakat dipersingkat dengan penggunaan

jaringan yang terhubung dengan berbagai macam instansi pemerintah. Sehingga team

BSC tidak perlu lagi datang secara langsung ke dinas terkait untuk memberikan surat

disposisi laporan.

BSC muncul disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk memperkenalkan

pelayanan baru dan untuk menyediakan pelayanan yang telah ada dengan cara yang

baru, mudah dan hemat biaya dari sudut pandang masyarakat.63

Untuk itu munculnya

penerapan Konsep e-government agar memudahkan interaksi masyarakat dengan

pemerintah sekaligus untuk memotong waktu dan biaya yang masyarakat butuhkan

dalam menyalurkan aspirasi.

63 J. Satyanarayana, e-Goverment The Science of Possible, (New Delhi: Prentice-Hall of India

Private Limited,2004), Hlm. 112

Universitas Sumatera Utara

Page 83: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

82

BAB IV

HAMBATAN PENERAPAN E-GOVERNMENT DI KOTA BINJAI

A. Kesiapan Peraturan Pendukung Bagi Konsep E-Government

Menyikapi perkembangan dunia saat ini hampir semua aspek kegiatan selalu

berhubungan dengan informasi. Kemajuan teknologi yang sangat cepat mengharuskan

instansi mengikuti perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi informasi yang

semakin pesat menimbulkan suatu revolusi baru berupa peralihan sistem kerja yang

konvensional ke era digital. Hal tersebut tercantum dalam Inpres No.3 Tahun 2003

tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.

Pelayanan umum yang bersifat mengatur dan penyediaan kebutuhan umum,

disertai bentuk-bentuk pelayanannya. Struktur penyelenggara layanan dan kesiapan

institusinya serta tuntutan zaman terhadap pelayanan umum masa depan yang berbentuk

egovernment. Pemanfaatan egovernment adalah untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas instansi pemerintahan memberikan informasi dan pelayanan, hal ini berarti

mempercepat proses dan menghemat biaya e-government merupakan penggunaan

teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi

warganya. E-Government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi adalah untuk

membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Berdasarkan Inpres

Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-

Government ada hal yang diasumsikan dapat menunjang keberhasilan konsep e-

government, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 84: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

1. Lembaga

Pelaksanaan e-government di suatu daerah harus memilki dasar hukum yang

kuat. Di Indonesia dasr hukum pelasaksanaan e-government mengacu kepada Instruksi

Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan e-government, sedangkan di daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Di

Kota Binjai belum ada Perda yang mengatur mengenai pelaksanaan e-government Di

Kta Binjai. Berbeda dengan daerah lain yang sudah memiliki Perda yang mengatur

mengenai pelasanaan e-government anatara lain seperti Kota Bogor, Kota Gorontalo,

Kota Denpasar, dan Kota Yogyakarta.

Program pembangunan e-government ini Pemerintah Kota Binjai melalui Dinas

Komunikasi Dan Informatika Kota Binjai memiliki peran untuk mengelola

penyelenggaraan data elektronik atau e-government. Pada tahun 2016 Kota Binjai telah

membuat suatu platform atau aplikasi dari telfon genggam yang bernama BSC yang

diciptakan oleh mahasiswa Ploteknik Negeri Medan asal Kota Binjai yaitu Riki Atsauti

yang merupakan platform pertama kali di Sumatera Utara yang mengacu kepada one

stop e-government. Hal ini dijelaskan melalui wawancara dengan Ieda Fadillah, Spd

bahwa:

“Di Kota Binjai Dinas Komunikasi dan Informatika adalah dinas yang mengelola penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kegiatan di bidang infrastruktur teknologi, pengembangan pengelolaan aplikasi serta keamanan informasi dan komunikasi. Tapi sejak tahun 2016 kemarin ada mahasiswa berprestasi yang menciptakan aplikasi BSC yang merupakan pertama di Sumatera Utara, pengesahannya juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara, Walikota Binjai dan juga Ketua DPRD Kota Binjai. Menjadi yang pertama di Sumatera Utara merupakan prestasi tersendiri yang diperoleh oleh Kota Binjai”

Universitas Sumatera Utara

Page 85: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

2. Anggaran

Aplikasi e-government yang didanai dari APBN atau APBD adalah milik

negara. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan pemerintahan

dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif-dan efisien dikenal

dengan sebutan e-government. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan

dan Strategi Nasional Pengembangan e-government dimana setiap Gubernur dan

Bupati/Walikota diamanatkan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan

sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing guna terlaksananya

pengembangan e-government secara nasional.

Pemenuhan sumber daya untuk mengembangkan e-government di Kota Binjai

didapatkan dari pemerintah Kota Binjai. Sumber daya yang diperoleh berupa anggaran

(dana) yang dapat digunakan untuk pemenuhan pelaksanaan pengembangan e-

government. Anggaran yang diberikan oleh pemerintah Kota Binjai untuk program e-

government ini diambil dari APBD Kota Binjai. Anggaran akan digunakan untuk

pemenuhan sarana dan prasarana pelaksanaan e-government dan pemeliharaan BSC

seperti yang dijelaskan oleh Zainudin Purba, SH, M.Hum bahwa:

“Anggaran untuk pelaksanaan dan pengelolaan e-government di Kota Binjaid diambil dari APBD Tahunan Kota Binjai. Biasanya anggaran digunakan untuk pemeliharaan dan pemenuhan sarana dan juga prasarana, kalau mengenai berapa tepatnya anggarannya saya juga kurang ingat tetapi masih kurang untuk pemenuhan fasilitas untuk BSC yang menjadi apikasi e-government berjalan secara maksimal”

3. Peraturan Pendukung Penerapan e-government di Kota Binjai memiliki kekurangan yaitu adalah tidak

adanya Peraturan Daerah yang jelas mengatur mengenai pelaksanaan e-government di

Universitas Sumatera Utara

Page 86: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Kota Binjai. Pelaksanaan e-Government di Kota Binjai hanya berdasarkan Inpres

Nomor 3 Tahun 2003 Mengenai tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government yang tidak menjelaskan secara rinci mengenai pelaksaan

E-Government di Kota Binjai secara utuh. Ada hal yng tidak diatur di dalam Inpres

Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-

Government seperti sanksi. Seperti yang disampaikan Bapak Zainudin Purba, SH,

MHum berikut:

“Kami menbuat dan menjalankan BSC ini hanya berdasarkan Inpres saja, belum ada PERDA yang jelas mengatur mengenai terlaksananya E-Government ini. Padahal banyak hal yang dijelaskan di Inpres tetapi tidak sesuai dengan daerah otonom itu sendiri yang punya tata kelola keuangan dan pemerintahan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Selain itu belum ada pasal yang mengatur mengenai sanksi-sanksi baik administratif ataupun pidana bagi pelanggar peraturan. Sekarang lagi di rundingkan di DPRD mengenai Perda yang mengatur E-Government ini tapi kan butuh proses dan waktu” Berbeda dengan Kota Bogor yang sudah memiliki peraturan yang mengatur

mengenai pemanfaatan e-government untuk yaitu Peraturan Bupati Bogor Nomor 11

Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Dan Pengembngan E-government Di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Bogor. Bogor merupakan salah satu daerah yang berhasil

mengimplementasikan e-Government. Kabupaten Bogor telah memulai inisiatif

eGovernment sejak 2008-2009 jauh sebelum Inpres dikeluarkan serta telah berhasil

memperoleh berbagai penghargaan atas keberhasilannya dalam implementasi e-

Government. Pada tahun 2011, Bogor memperoleh penghargaan ICT Pura dari

Kementrian Komunikasi dan Informatika tingkat nasional dimana kota Bogor terpilih

menjadi yang terbaik dari 5 kota di wilayah propinsi Jawa Barat dan mendapat predikat

madya tingkat nasionalserta dianggap sebagai kota yang telah siap menghadapi era

Universitas Sumatera Utara

Page 87: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

ekonomi digital. Selain itu pada tahun 2013, kota Bogor juga memperoleh penghargaan

IDSA (Indonesia Digital Society Award) sebagai Silver Champion untuk kategori

Community dan tahun 2014 Bogor berhasil meraih juara runner-up satu dalam

penghargaan IDSA 2014 untuk kategori Pemerintah kota. 64 Pemerintah Kota Bogor

dalam menyukseskan Implementasi e-government dalam penyelenggaraan

pemerintahan dengan menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk

meningkatkan kinerja pemerintah, serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan

transparansi dan akuntabilitas informasi keuangan pemerintah dengan tujuan mencapai

good governance.65

Kabupaten Bogor telah memulai inisiatif e-Government sejak 2008-2009 dan

meraih beragam penghargaan atas keberhasilannya dalam menerapkan e-Government

khususnya tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Berbagai terobosan dan inovasi yang

dilakukan seperti membangun infrastruktur jaringan intranet dan internet SKPD dan

Kelurahan se-Kota Bogor, mengimplementasikan e-procurement Kota Bogor.

Pengembangan Infrastruktur jaringan internet Pemkot Bogor yang telah mencapai 40

Mbps sehingga meningkatkan kecepatan jaringan internet di Pemerintah Kota Bogor.

Selain itu pemeliharaan dan peningkatan back bone sebanyak 18 BTS yang mencakup

kelurahan dan seluruh SKPD di Kota Bogor dengan jaringan Fiber Optik (FO) di 20

titik merupakan upaya peningkatan kualitas sambungan internet dan intranet di Kota

Bogor. Terjaminnya keberlangsungan Website dan Webmail www.kotabogor.ac.id

64 http://wartaekonomi.co.id, Bogor Menerima Award Peringkat Ke 2 Website Terbaik Se-

Indonesia , diakses pada tanggal 1 Februari 2018 65 Iqbal Aidar Idrus, Kajian Sukses Implementasi E Government Studi Kasus: Pemerintahan

Kota Bogor, Jurnal Of Government Vol 2 No 2, Januari-Juni 2017, hlm.121

Universitas Sumatera Utara

Page 88: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

sehingga masyarakat dapat mengakses informasi pada Website secara online dan telah

dimuat dalam berita sebanyak 5915 judul dengan tingkat kunjungan hingga akhir tahun

2013 mencapai 12 juta kunjungan (Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor,

2013). Tidak ketinggalan penerapan e-procurement untuk pengadaan barang dan jasa,

yaitu proses tender atau lelang proyek melalui sistem internet dimana hal ini ternyata

mampu mengurangi proses KKN yang kerap terjadi dalam proses tender. E-

procurement ini telah diadaptasi oleh beberapa Pemkot lain seperti Surabaya dan Jakarta

yang juga merupakan pioneer e-government di Indonesia.

Di dalam Peraturan Buoatio Kota Bogor Nomor 11 Tahun 2015 memang tidak

ada menjelaskan mengenai sanksi baik itu pidana ataupun sanksi administratif, tetapi di

dalam Peraturan Bupati Bogor menjelaskan mengenai bagaimana seharusnya

pelaksanaan e-government seperti memuat bagaimana seharusnya infrastruktur jaringan

computer, penyediaan pengembanga aplikasi, pengembangan sumber daya manusia,

kelembagaan, dan juga keamanan informasi.

Kota Surabaya juga merupakan salah satu kota paling sukses akan pelaksanaan

e-governmentnya. Tri Rismaharini selaku walikota Surabayamenyatakan bahwa

penerapan dan pengembangan e-government yang dilakukan oleh pemerintah Surabaya

berfungsi untuk membantu proses pengelolaan pembuangunan daerah dan layanan

masyarakat.66

66

Kota Surabaya merupakan contoh keberhasilan penyelenggaraan e-

government yang telah didasari oleh suatu Perda. E-government di Kota Surabaya

sudah diadaptasi oleh 17 Pemerintah daerah seperti Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten

http://jipp.jatimprov.go.id, Kota Surabaya: Temuan BPKP Sempurnakan e-Government, diakses pada tanggal 2 Februari 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 89: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Labuhanbatu Selatan, Kota Medan, Kota Solok, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Kabupaten Bogor, Kabupaten Rembang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten

Lamongan, Kota Mojokerto, Kota Batu, Kabupaten Trenggalek, Kota Banjarmasin,

Kota Samarinda, Kabupaten Bone, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba

Timur.67

Kota Surabaya mewujudkan e-government melalui pengembangan situs resmi

pemerintah yang berisi berbagai macam layanan publik seperti pengaduan dan

perizinan. Selaras dengan salah satu program pada RPJMD Kota Surabaya Tahun 2010-

2015, bahwa terdapat program peningkatan pemafaatan teknologi informasi dan

komunikasi. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas kinerja layanan publik. Tolok ukur keberhasilan dilihat dari meningkatnya

67http://republika.co.id, 17 Pemda Adaptasi E-Government Kota Surabaya, diakses pada tanggal

2 Februari 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 90: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

persentase jumlah layanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta

persentase jumlah pengguna layanan publik berbasis situs.68

Deli Sedang merupakan contoh yang baik di Provinsi Sumatera Utara, karena

Kabupaten Deli Serdang adalah pemenang pertama penghargaan ICT Pura Tahun

2013.69 Situs pemerintahan Kabupaten Deli Serdang yang berdomain di

www.deliserdangkab.go.id menjadi pemenang pertama pada ICT pura Tahun 2013

karena dianggap siap menuju era masyarakat digital berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK). Beberapa poin lebih Deli Serdang dalam bidang TIK adalah adanya sumber

informasi online dari semua SKPD yang akurat dan ter-update melalui situs web Pemkab,

sosialisasi TIK berkesinambungan kepada anak sekolah hingga ke pedesaan melalui empat unit

Mobil Pelayanan Internet Kecamatan (MPLIK), dan penyediaan “media center” untuk

masyarakat umum serta wartawan media cetak maupun elektronik.70

68

http://surabaya.go.id, E-Government Di Kota Surabaya, Diakses pada tanggal 2 Februari 2018 69 http://kominfo.go.id, Penghargaan ICT Pura 2013, diakses pada tanggal 2 Februari 70 http://beritasore.com, Deliserdang Raih penghargaan “ICT PURA” 2013, diakses pada

tanggal 2 Februari 2013

Universitas Sumatera Utara

Page 91: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

B. Kesiapan Infrastruktur Bagi Penerapan E-Government Di Kota Binjai

Pengelolaan e-government Kota Binjai harus diperhatikan tentang keberadaan

infrastruktur teknologi informasi yang memadai dalam rangka menciptakan

egovernment Kota Binjai yang efektif dan efisien. Ketersediaan komputer yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik harus diperlengkapi dengan

kemampuan untuk melakukan sharing informasi dengan berbagai bidang sehingga dapat

menciptakan kesatuan sistem e-government Kota Binjai yang terintegrasi.71

Infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Binjai

dinilai sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari ketersediaan komputer yang telah

terhubung pada jaringan lokal maupun Internet serta peralatan penunjang lainnya seperti

printer dan scanner yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab. Dalam perkembangannya, jaringan komunikasi data menjadi bagian standar dari

sistem informasi. Berdasarkan pengamatan secara langsung terlihat bahwa jumlah

71 Indrajit. Op.Cit, hlm 32

Universitas Sumatera Utara

Page 92: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

komputer yang tersedia berjumlah 5 unit yang dioprasikan langsung oleh teknisi yang

berkepentingan, seperti yang disampaikan oleh Riki Atsuri sebagai berikut:

“Kalau masalah infrastruktur ya saya sebagai yang menjalankan merasa kurang sih, yang hanya disediakan 5 unit komputer dan mengatur 5 macam aplikasi dan banyak aduan dari masyarakat perharinya. Selain itu seperti yang saya bicarakan sebelumnya bahwa SDM yang kurang memumpuni juga kurang membantu jika terjadi kendala teknis. Dan selain itu kami belum memiliki kantor ataupun sekret (secretariat -pen) yang berdiri sendiri, kami masih menumpang di Kantor Walikota ” Ketersediaan komputer merupakan salah satu infrastruktur utama dalam

pelaksanaan e-government Kota Binjai yang efektif dan efisien. Dengan tersedianya

komputer yang memadai, pekerjaan dan pelayanan publik dapat terbantu baik dari sisi

kualitas maupun kuantitasnya. Di samping itu, komputer akan semakin efektif dalam

membantu pengerjaan tugas dan pelayanan publik dengan adanya peralatan penunjang

yang lain seperti printer dan scanner.

Ketersediaan komputer yang ada di BCC di Kota Binjai secara umum terlihat

kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan e-government.

Komputer yang tersedia bukan computer desktop, tetapi berupa laptop. Keunggulan

destkop dibandingkan dengan laptop adalah komponen-komponen pada komputer lebih

mudah untuk di bongkar pasang/diganti dan juga peralatannya banyak dijual dipasaran.

Komponen-komponen destkop yang saling terpisah akan memudahkan teknisi komputer

untuk mendeteksi dan memperbaiki apabila terjadi kerusakan. Tetapi dengan adanya

laptop, fleksibilitas pemanfaatan komputer akan meningkat. Dalam hal kualitas,

laptop yang ada masih harus ditingkatkan efektivitas penggunaannya. Terdapat

beberapa laptop yang tidak digunakan secara optimal sehingga berdampak pada kualitas

pelayanan publik dan kinerja dari staf yang ada di BCC. Di lain pihak, beberapa

Universitas Sumatera Utara

Page 93: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

komputer maupun perangkat pendukung yang memiliki masalah belum ditangani lebih

lanjut karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada. Hal ini berdampak pada

proses maintenance komputer yang belum berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil kunjungan serta pengamatan lapangan yang dilakukan, telah

terdapat jaringan komputer lokal atau local area network (LAN), jaringan intranet, dan

jaringan internet yang dapat membantu penciptaan e-government Kota Binjai yang

terintegrasi dengan kemampuan untuk melakukan sharing data dan informasi.

Keberadaan komputer, jaringan, dan peralatan penunjang lainnya telah menunjukkan

bahwa infrastruktur pendukung telah memenuhi standar untuk melakukan penerapan e-

government pada Kota Binjai.

Pada BCC hanya terdapat 5 pegawai yang dibagi kedalam beberapa baian

khusus, yang ditempatkan pada ruang pusat data center yang ada di Sekretariat BCC

yaitu:

a. Seksi Data Pusat

Seksi ini terdapat 1 pegawai yang bertugas untuk memantau data masuk,

dan data keluar berupa berita, tanggapan dari masukan masyarakat dan data-

data penting yang akan dimasukkan kedalam website Kota Binjai ataupun

BSC.

b. Seksi Server

Seksi ini terdapat 1 pegawai yang bertugas memantau perkembangan

jaringan internet pada aplikasi BSC ataupun pada setiap SKPD (Satuan

Universitas Sumatera Utara

Page 94: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Kerja Perangkat Daerah) yang ada di KotaBinjai, sehingga tidak terjadi

masalah (maintance) apabila ada pengunjung yang banyak/lebih kapasitas.

c. Seksi Keamanan

Seksi ini terdapat 3 orang pegawai yang bertugas memberikan pertahaan

khisis untuk BSC dan juga untuk setiap website SKPD Kota Binjai agar

tidak rusak atau disalahgunakan oleh pihak lain.

C. Kesiapan Sumber Daya Manusia Dalam Menerima E-Government Di Kota

Binjai

Fasilitas akses ke sistem e-Goverment bagi masyarakatt luas dapat diberikan

dalam bentuk terminal-terminal yang dapat digunakan oleh masyarakat umum maupun

memasang sistem informasi berbasis website agar bisa diakses melalui Internet. Agar

keberadaan fasilitas dapat termanfaatkan secara optimal, diperlukan

peningkatan kualitas masyarakat dalam bidang pengoperasian e-government itu

sendiri. Pendidikan masyarakat diperlukan baik untuk meningkatkan kemampuan

untuk mengoperasikan sistem maupun untuk memberikan pengertian pada prosedur

pengoperasian yang tertib agar fasilitas tidak mudah rusak.

Tidak dapat dipungkiri dalam menjalani suatu pembangunan sering kali

mengalami hambatan, Saomanda Tanzili, SH hambatan utama yang dialami oleh

Pemerintah Kota Binjai salah satunya berasal dari kesadaran masyarakat dan terbentur

dengan regulasi pemerintah pusat berikut pernyataan lengkapnya:

“Sebetulnya kesiapan Pemerintah dari segi infrastruktur Pemerintah Kota Binjai menuju pemerintahan berbasis teknologi atau E-Government tidak akan berjalan baik jika masyarakatnya sendiri belum sadar atau kata lain belum Smart People, karena masih ada beberapa kalangan masyarakat yang merusak dan melanggar infrastruktur,

Universitas Sumatera Utara

Page 95: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

kemudian karena program e-government ini sangat baru dan masi banyak masyarakat yang tidak tau akan penerapan e-government di Kota Binjai. Jadi Pemerintah akan gagal jika masyarakatnya sendiri tidak bisa menggunakan program E-government tersebut malaupun sudah dipersiapakan secara matang oleh Pemerintah Kota Binjai.”

Hasil wawancara di atas dapat dianalisis bagaimana Pemerintah Kota Binjai

mengandalkan pembangunan infrastruktur melalui BCC. Namun masih ada beberapa

permasalahan yang harus dihadapi dan permasalahan tersebut sangat berpengaruh besar

terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur menuju E-government yaitu masalah

kesadaran masyarakat akan tetapi sejauh ini kebijakan Pemerintah Kota Binjai dalam

hal pembangunan infrastruktur menuju pemerintahan berbasis teknologi sudah sejalan

dengan konsep secara umum namun belum efektif karena jika mengacu kepada konsep

e-government secara umum, pengembangan e-government tidak bisa dimulai dengan

teknologi canggih tanpa pendekatan sosial.

Berdasarkan data statistik Kominfo tahun 2016 bahwa usia pengguna aktif

internet di Indonesia adalah :

Grafik Pengguna Internet Berdasarkan Usia

Sumber : Data Statistik Kominfo, 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 96: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa pengguna aktif internet tertinggi adalah

usia 35-44 tahun yaitu sekitar 29 %, peringkat kedua dalah usia 25-34 tahun dengan

persentase 24.40%, peringkat ketiga adalah usia 10-24 tahun dengan persentase 18%,

dan peringkat terendah usia 55 tahun keatas dengan persentase sekitar 10% . Dengan

demikian maka dapat diketahui bahwa pengguna aktif internet di Indonesia adalah usia

antara 25-44 tahun.

Kota Binjai merupakan Kota yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 267.901

jiwa, dan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Binjai Tahun 2016 jumlah

penduduk yang berusia antara usia 25-44 tahun adalah sekitar 81.791 jiwa yaitu sekitar

30.53% dari jumlah penduduk Kota Binjai secara keseluruhan. Jika dibandingkan

dengan usia 10-24 tahun yang hanya berjumlah 73.312 jiwa atau sekitar 27.36% dan

usia yang paling sedikit yaitu antara usia 55tahun ketas yaitu 30.847 jiwa atau sekitar

11.51%.

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur No Kelompok Umur Jumlah

1 0 - 4 25.821

2 5 - 9 24.917 3 10 - 14 23.493 4 15 - 19 24.785 5 20 - 24 25.025 6 25 - 29 22.675 7 30 - 34 20.817 8 35 - 39 20.058 9 40 - 44 18.241 10 45 - 49 16.681 11 50 – 54 14.541

Universitas Sumatera Utara

Page 97: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

12 55 – 59 11.856

13 60 – 64 7.866 14 65 – 69 5.036 15 70 – 74 3.181 16 75* 2.908

Total 267.901 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai, 201672

Salah satu faktor penting dalam pelaksanaan implementasi e-government di Kota

Binjai adalah ketersediaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, keberadaan sumber

daya manusia yang sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan dan

implementasi e-government di Kota Binjai merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.

Ketersediaan SDM yang memadai akan mendorong pengembangan dan implementasi e-

government, di sisi lain apabila SDM yang tersedia tidak memenuhi harapan yang

diinginkan maka hal ini akan menghambat implementasi e-government. Jika ditilik

lebih jauh, maka pada berbagai kasus ditemukan bahwa pelaksanaan dan implementasi

egovernment terkadang menjadi kendala disebabkan karena tidak tersedianya SDM

teknis teknologi informasi yang dapat menjalankan serta mengelola e-government.

Berdasarkan paparan tersebut, maka kesiapan SDM terutama dalam bidang TI harus

Berdasarkan data diatas maka seharunsya penggunaan BSC sebagai e-

government Kota Binjai sudah bisa berjalan dengan baik karena pengguna internet aktif

di Kota binjai adalah yang dominan jika dibandingkan dengan yang bukan pengguna

aktif.

72 Op.Cit, https://binjaikota.bps.go.id

Universitas Sumatera Utara

Page 98: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

menjadi prioritas dalam pelaksanaan e-government di Kota Binjai seperti yang

dikemukakan oleh Riki Atsuri :73

Di sisi lain, seringkali terjadi rangkap tugas antara pegawai menyebabkan

penerapan sistem menjadi terkendala. Kondisi ini disebabkan karena jumlah PNS tidak

berjalan lurus dengan ketersediaan dan penyelesaian pekerjaan yang ada. Terdapat juga

kendala lain, yaitu para pegawai yang ada tidak dibekali dengan pemahaman akan

teknologi informasi, dimana ditemukan bahwa mereka sangat minim mendapatkan

“Pegawai-pegawai yang ada di Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Binjai sebenarnya jumlahnya ada dan cukup, tapi bukan yang memiliki kemampuan IT malah yang bertugas disini banyak yang Sarjana Hukum, Sarjana Pendidikan dan Sajana Ekonomi. Juga ada yang hanya lulusan SMA bukan yang SMK pemrograman atau hal-hal yang menjurus ke IT. Yang memiliki kemampuan IT hanya yang menciptakan Binjai Smart City (BSC) saja ya seperti saya dan beberapa teman saya. Kendalanya terasa kalau terjadi masalah teknis yang mengharuskan hanya kami yang bisa IT untuk terjun langsung apalagi juga masalah besar seperti down-system”

Berkenaan dengan anggapan banyak kalangan yang mengatakan bahwa

kebijakan program pembangunan Kota Binjai menuju Smart City sering terhambat

karena masih adanya beberapa pegawai pemerintahan yang masih kurang paham dengan

teknologi, berikut penjelasannya:

“Memang betul jika berbicara teknologi masih ada beberapa pegawai pemerintahan yang belum terlalu mengerti dengan penggunaanya, karena E-government ini bukan hanya urusan meng-update infrastuktur, tapi dari kalangan masyarakatnya sendiri khusunya pegawai pemerintah harus siap dengan hal itu. Oleh karena itu pada tahun 2016 yang lalu Pemerintah Kota Binjai membuat pelatihan dan pembekalan untuk aparatur pemerintah yang akan menjalankan E-government tersebut. Dan tim BCC yang diharapkan sudah melek teknologi hanya masih bejumlah 5 orang.”

73 Wawancara Dengan Riki Atsuri, Penggagas Binjai Smart City, Binjai 21 Desember 2017

Pukul 19.00WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 99: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

pelatihan-pelatihan yang terkait dengan bidang teknologi informasi. Hal ini berdampak

pada pemanfaatan aplikasiaplikasi yang merupakan pemberian dari pusat, dimana akibat

rendahnya pemahaman akan teknologi informasi, berdampak pada rendahnya keinginan

atau iktikad untuk menggunakan aplikasiaplikasi tersebut.

Pembahasan selanjutnya terkait dengan faktor tersebut, bagaimana pemerintah

kota Binjai menyikapi faktor penghambat pembangunan itu sendiri, Saomanda Tanzilio

menjelaskan bahwa:

“ Menyikapi faktor tersebut pemerintah Kota Binjai dibawah Dinas Komunikasi Informasi akan terus berupaya mengatasi permasalahan internal birokrasi yang terjadi dengan cara yang salah satunya tadi sudah saya sampaikan. Dan akan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat lebih baik lagi dan akan selalu menyampaikan dan menerima keluhan masyarakat secara transparan dan diatasi dengan cepat.menyikapi faktor tersebut Pemerintah Kota Binjai akan terus melakukan pelatihan terhadap pegawai yang menjalankan program E-government agar semua program bisa berjalan dengan lancar dan terwujud dengan baik” Beragam masalahpun muncul dalam pelaksanaan e-government, salah satunya,

yaitu minimnya pemahaman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam

mewujudkan e-government karena kurangnya pengetahuan SKPD tentang program

program e-government seperti yang di ungkapkan Pak Armansyah:74

Hasil wawancara diatas, disini tergambarkan kurangnya pengetahuan SKPD

tentang program program e-government menyebabkan kebingungan akan dukungan

“SKPD secara umum belum maksimal bahkan minimal mungkin karena mereka kan disuguhkan dengan kegiatan-kegiatan sendiri, ada beberapa SKPD yang masih bingung dukungan seperti apa diberikan ke kecamatan atau lurah karena itu masih sesuatu sangat baru..”

74 Wawancara Dengan Armansyah , Staff Badan Pembangunan Daerah, Binjai 16 Desember

2017 pukul 09.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 100: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

seperti apa yang akan mereka sumbangkan demi menyukseskan program e-government,

sehingga dalam hal sosialisasi, pihak SKPD masih belum dikatakan maksimal, karena

bagi SKPD, e-government adalah sesuatu hal yang masih baru. Karna kendala tersebut,

masyarakat menjadi awam tentang apa itu e-government walau pemerintahan sudah

melakukan sosialisasi, tapi masih banyak masyarakat belum paham akan hal itu, hal ini

tergambar jelas dari ungkapan Suhandoko:75

Cara memperkenalkan BSC, Pemerintah sering mengadakan sosialisasi melalui

radio, papan iklan dan pertemuan secara langsung dengan masyarakat. Selain itu, bagi

masyarakat yang masih menyalurkan keluhannya melalui kantor Dinas yang terkait,

Team BSC selalu memberitahukan adanya program e-governemnt tersebut, agar mereka

kedepannya dapat menggunakan program ini tanpa harus datang ke Dinas terkait. Mobil

“Masyarakatnya masih awam dengan e-government, walaupun walikota sudah sosialisasikan e-government tapi masih banyak masyarakat yang belum paham dan tidak tau apa yang mereka lakukan.” Alasan diterapkannya konsep e-government di Kota Binjai ialah untuk

menghilangkan kendala - kendala yang sebelumnya dirasakan oleh masyarakat dalam

menyalurkan aspirasi. Ada beberapa alasan mengapa masyarakat tidak mau memberikan

keluhan atau saran kepemerintah. Satu diantaranya ialah masyarakat bingung atau

bahkan tidak tahu harus kemana jika ingin memberikan aduan. BSC hadir sebagai media

yang terintegrasi dengan berbagai institusi pemerintah dalam kesatuan sisitem agar

Pemeritah dapat lebih mudah berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengawasi

pembangunan dan pelayanan publik.

75 Wawancara Dengan Suhandoko, Kepala Lingkungan Limau Mungkur Kecamatan Binjai

Barat, Binjai 21 Desember 2017 pukul 10.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Page 101: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

BSC juga rutin berkeliling Kota Binjai untuk mensosialisasikan program tersebut,

sehingga banyak masyarakat banyak dan dengan mudah mendengar penjelasan mobil

patroli tersebut. Seperti yang dijelaskan Bapak Saomanda Tanzilio bahwa:

“Kami sebagai anggota BSC mempunyai Tugas yang sangat banyak karena memang program ini dimulai dari nol. Kami harus bekerja keras untuk mensosialisasikan Program ini sehingga bisa digunakan masyarakat dengan baik. Jadi, jika pemahaman masyarakat sama sekali tidak ada, berarti program pemerintah ini bisa dikatakan gagal” Sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Binjai sangat diperlukan agar warga

Kota Binjai semakin paham dengan kemudahan yang bisa didapat dengan menerapkan

konsep BSC tersebut. Tetapi menurut Bapak Suhandoko selaku kepala lingkungan

Kelurahan Limau Mungkur kecamatan Binjai Barat masih banyak masyarakat yang

masih belum tahu bahwa Kota Binjai sudah menerapkan Konsep e-government, berikut

penjelasannya:

“ Di daerah sekitar saya masih banyak warga yang tidak tahu tentang BSC dan apa kegunaannya, warga kami tidak menerima sosialisasi pengenalan program pemerintah tersebut. Sedangkan mobil Patroli BSC hanya berkeliling didaerah pusat Kota saja.” Masyarakat yang berada di Kelurahan Limau Mungkur Kecamatan Binjai Barat

masih merasa kurang dan belum merasakan sosialisasi yang diberikan pemerintah

sehingga membuat masyarakat menjadi tidak paham dan merasa jauh dari pemerintah.

Pemerintah kota Binjai akan menjalankan pelayanan publik melalui sebuah teknologi.

Selain itu, kemudahan pemerintah Kota Binjai menjalankan kebijakan tersebut dibantu

dengan dampak globalisasi yang terjadi sehingga untuk mensosialisasikan BSC ke

masyarakat seharusnya lebih mudah. Dalam hal ini adalah pemikiran masyarakat

terutama masyarakat Kota Binjai terbentuk secara modern atau kata lain masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 102: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

mendapatkan edukasi secara global. Hal tersebut yang seharusnya membuat Pemerintah

Kota Binjai dengan mudah melakukan kebijakan transparansi dan pemerintahan yang

cerdas dikarenakan masyarakatnya sendiri sudah mayoritas paham dengan kehidupan

teknologi yang terjadi saat ini. Tetapi karena konsep e-government masih sangat baru

dimulai di Kota Binjai masih banyak masyarakat yang belum paham akan kegunaan

program e-government tersebut dikarenakan sosialisasi yang dilakukan Pemerintah

Kota Binjai dianggap masyarakat masih sangat kurang.

Kebijakan pemerintah Kota Binjai terkait persiapan pemerintah berbasis konsep

e-government dapat diambil kesimpulan bahwa masih ada beberapa kalangan

masyarakat yang masih belum mengerti mengenai program ini. Sementara itu faktor

pendukung dari kebijakan ini terletak pada faktor leadership Walikota Binjai. Namun

jika melihat kebijakan pemerintah Kota Binjai sudah sesuai dengan konsep e-

government. Karena secara umum konsep e-government mengajak masyarakat untuk

turut aktif bersama pemerintah dalam menjalankan suatu proses pembangunan.

Sementara jika dilihat dari kacamata teori kebijakan publik yang digunakan, Pemerintah

Kota Binjai telah berusaha mengatur atau mengendalikan masyarakatnya untuk ikut dan

berperan aktif dalam hal perumusan kebijakan sampai dengan pelaksanaan

kebijakannya sendiri. Dan dibalik itu semua kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah

Kota Binjai bertujuan agar masyarakat dapat merasakan hasil dari apa yang masyarakat

itu lakukan sendiri. Hal tersebut sangat positif untuk dilakukan didalam suatu

pembangunan.

Universitas Sumatera Utara

Page 103: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Selanjutnya dianalisis dari perspektif teori kebijakan publik, peran Pemerintah

Kota Binjai sangat baik dan positif karena dapat terlihat bagaimana pemerintah

mengajak masyarakatnya untuk maju terlibat kedalam suatu proses pembangunan.

Dalam hal ini Pemerintah memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk dapat

menjalankan kebijakannya kapan dan dimana saja yang dimana hal tersebut sudah

dilakukan oleh pemerintah kota Binjai saat ini. Pemerintah menuntut masyarakatnya

untuk modern dan tidak hanya menunggu atau melihat segala kebijakan pembangunan

namun melainkan masyarakat dapat menjalankan dan merasakan kebijakan itu sendiri.

Karena dalam konsep e-government sendiri masyarakat harus berperan aktif agar suatu

pembangunan dapat berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan salah satu azas umum

pemerintahan yang baik (good governance) yaitu azas kepentingan umum, bahwa

pemerintah akan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan daerahnya agar

kepentingan masyarakat dapat terpenuhi dibandingakn dengan kepentingan lainnya

Universitas Sumatera Utara

Page 104: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penerapan e-government dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik karena telah

terpenuhinya beberapa azas dalam Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB)

diantaranya adalah : Azas Kepastian Hukum, Azas Kepentingan Umum, Azas Keterbukaan,

dan Azas Akuntabilitas

2. Penerapan E-Government di Kota Binjai merupakan langkah awal yang baik yang dapat

diikuti oleh daerah lain, namun masih memerlukan keseriusan pemerintah daerah, baik

perangkat peraturan (Perda), sarana dan pra-sarana

3. Hambatan dalam penerapan E-Government di Kota Binjai adalah : Minimnya kesadaran

masyarakat, Minimnya SDM yang memahami pengunaan teknologi, Minimnya sosialisasi

terhadap masyarakat, Tidak adanya peraturan daerah yang mengatur mengenai penerapan E-

Government di Kota Binjai.

B. Saran

1. Harus ada kesiapan oleh aparatur pemerintahan berupa kinerja pemerintah harus diperbaiki,

karena pemerintah adalah alat pembangunan. Tanpa pemerintah yang bekerja dengan baik,

programprogram pembangunan yang direncanakan maupun dilaksanakan juga akan menjadi

tidak optimal.

2. Perlu adanya peraturan daerah yang mengatur mengenai penyelenggaraan e-government di

Kota Binjai terutama mengenai BCC sebagai yang bertanggung jawab atas pelaksanaan BSC

baik itu mengenai kejelasan lembaganya, anggaran, sarana, dan prasara.

Universitas Sumatera Utara

Page 105: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

3. Penerapan E-Government tidak bisa dimulai dengan teknologi canggih tanpa pendekatan

sosial, harus disertai dengan sosialisasi. Apabila pengenalan Program BSC tidak disertai

dengan sosialisasi yang baik untuk menyiapkan masyarakat yang melek teknologi dan hanya

berfokus pada pengembangan teknologi tinggi, maka teknologi hanya sia-sia, dan bahkan

malah menyusahkan masyarakat yang buta teknologi.

Universitas Sumatera Utara

Page 106: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, Faried. 2012. Hukum Tata Pemerintahan Heteronom dan Otonom, Refika Aditama: Bandung

Badu ,Achmad. Dkk. 2013. Electronic Government (eGov), Makassar : Universitas Hasanuddin

Dwiyanto, Agus. 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public. Yogyakarta: UGM Press

Eko, Richardus Dan Indrajit. 2014. E-Government In Action, Jakarta : Andi Publisher

Fuadi, Falih dan Bintoro Wirdiyanto. 2010. Revitalisasi Administasi Negara, Reformasi Birokrasi dan E-Governance. Yogyakarta : Graha Ilmu

Hadjon, Philipus dkk. 2010. Hukum Administrasi dan Good Governance, Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti

HR, Ridwan. 2003. Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta:UII Press Indrajit. 2002. Electronic Government. Yogyakarta: Andi Indrajit, Electronic Government: Strategi Pembangunan Dan Pengembangan Sistem

Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, Andi Press Yogyakarta, 2002, hlm. 14

Janet Caldow, 2001. Institute for Electronic Government. United Kingdom : IBM Corporation

Jeddawi, Murtir. 2011. Negara Hukum, Good Governance dan Korupsi Di Daerah Yogyakarta: Penerbit Total Media

Kushandajani, 2000. Artikel Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dan Peningkatan Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah

Kurniawan, 2012. Hambatan dan Tantangan dalam Mewujudkan Good Government di Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia

Koentjoro, Diana Hali. 2004. Hukum Administrasi Negara. Jakarta:Ghalia Indonesia

Lotulung, Paulus Effendi. 1994. Himpunan Asas-asas Umum Pemerintah Yang Baik, Bandung, Citra Aditya Bakti

Paulus Effendi Lotulung. 1994 .Himpunan Asas-asas Umum Pemerintah Yang Baik. Bandung: Citra Aditya Bakti

Universitas Sumatera Utara

Page 107: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

SF, Marbun dkk. Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara. Yogyakart :UII Bahri, Zaimul. 1996. Struktur dalam Metode Penelitian Hukum. Bandung: Angkasa Press

Sunggono, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Hukum., Jakarta:Raja Grafindo Persada

Syarifudin, Ateng , 1994. “Kepala Daerah”, Bandung, Citra Aditya Bhakti

Zainal Abidin. 2000. Electronic Government dan Penerapannya di Kabupaten Takalar. Yogyakarta : MAP-UGM

Website

http://good-governance.bappenas.go.id

http://www.bogor.net/idkf/idkf-2/ http://www.binjaikota.go.id/ http://wartaekonomi.co.id

http://jipp.jatimprov.go.id, http://republika.co.id, 17 Pemda Adaptasi E-Government Kota Surabaya http://surabaya.go.id, E-Government Di Kota Surabaya http://kominfo.go.id, Penghargaan ICT Pura 2013 http://beritasore.com, Deliserdang Raih penghargaan “ICT PURA” 2013 https://www.nap.edu/read/11920/chapter/11, A Short History of E-Government,

https://portal.bandung.go.id

http://kominfo.go.id

www. worldbank.org

Undang-undang

Undang – Undang Dasar Negara Republik Inonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 5 Tahhun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Undang-Undang Nomor 14 Taun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Keakiman

Universitas Sumatera Utara

Page 108: E-Government dalam Upaya Mewujudkan Asas Umum …staff.unila.ac.id/artefaksi/files/2019/04/120200501.pdfkarena sampai ssaat ini masih diberikan kesempatan unruk terus belajar sehingga

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik Undang-undang No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan

Informatika Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tetang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Government Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Undang-Undang No.30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan

Universitas Sumatera Utara