ini psychomagz yang sementara -...

9
???

Transcript of ini psychomagz yang sementara -...

Page 1: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

???

Page 2: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

Suara Mahasiswa

Halo! Halo! Apa kabar? Rasanya sudah lama ya, tidak berjumpa

dengan pembaca setia Psikomagz, majalah luar biasa dari Psikologi

UNS. Untuk itu kami menghadirkan sesuatu yang special dalam majalah

ini sebagai wujud cinta kami (redaksi). Sebelumnya, kami selaku

redaksi mohon maaf tidak bisa menerbitkan Psikomagz dalam bentuk majalah print out karena

keinginan kami untuk menerapkan digitalisasi informasi sehingga kam

menerbitkannya dalam bentuk bacaan online. Psikomagz kali ini

menghadirkan “Permainan Tradisional” sebagai temanya.

Selain membahas menganai kondisi permainan tradisional pada artikel

utamanya, kami juga menghadirkan menu special seperti artikel yang memuat komunitas anak bawang, profil mengenai ibu dewi (psikolog pemerhati permainan tradisional), dan kolom psikologi populer yang

pastinya kalian tunggu-tunggu.Demikian sekilas gambaran menu-menu yang kami suguhkan dalam Psikomagz ini. Untuk lebih lengkapnya silahkan menikmati artikelnya satu-persatu. Kami

menyadari bahwa majalah online ini belum sebaik majalah professional, maka dari itu kami mohon kritik dan

saran dari pembaca langsung kepada Kominfo Himapsi UNS. Atas

perhatian dari pembaca kami ucapkan terima kasih.(redaksi)

Penanggung Jawab Drs. Hardjono, M.Si.

Koordinator : Titis Sekti Wijayanti

Pemimpin Umum : Ines Larasati

Pemimpin Redaksi : Diah WahyuningsihTim Redaksi:;

Auliya Nur Rahmani KIntan Putri Maghfiroh

Marashadi Nur HasanahKhusnun Puspane Subagja

Yasinta Nareswari ZFMetika IdaTri Oktanto M. Hizrian

Laventya Sekar AndianiZein Noer Zakiyah

Fadhilah KhairunnisaThank To

Nugraha Arif Karyanta S.Psi, M.Psi

Suprapto, Titis Sekti WijayantiAlamat Redaksi

Kampus Psikologi FK UNSJalan Urip Sumoharjo no.110

Telp/Fax. (0271) 645252Homepage:

himapsi.fk.uns.ac.idEmail:

[email protected]

“ Menurut aku perlu sih, bahkan merujuk ke perlu banget. Karena

anak-anak jaman sekarang baiknya diperkenalkan dengan permainan

tradisional, mungkin jiwa mereka modern tapi mereka juga harus

mengenalbudaya nenek moyang.” - Firdausy Az Zahrah (2012) -

“ Perlu, karena permainan tradisional lebih melatih otak anak bukan

hanya untuk hiburan. Anak-anak jaman sekarang lebih banyak bermain

gadget, dari gadget tersebut lebih banyak dampak negatifnya seperti

kena radiasi, mata minus, hubungan dengan orang lain buruk.”

–Puspa Fitria (2011)-

“Perlu, aku termasuk anak yang hidup di jaman permainan tradisional,

karena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak mata.

Selain sederhana permainan tradisional juga lebih memiliki asensi lebih

banyak dibanding permainan jaman sekarang.”

–Adly Rendrahady Wahyudi (2012)-

“ Perlu, permainan tradisional lebih kepada sosial. Permainan jaman sekarang

lebih individualis. Permainan tradisional lebih memliki asensi, melatih rasa

solidaritas, dan kepekaan.” – Putri Dianita (2013) –

Q:

“ Tidak perlu, karena kalau ada yang lebih baik dan lebih gampang

kenapa tidak. Lebih memaksakan diri apabila bermain permainan

tradisional. “ - Muhammad Nur Irfan(2013)-

Apakah permainan tradisional perlu dilestarikan?

Page 3: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

Pojok Riset

Menurut jurnal tentang Membangun

Karakter Anak Melalui Permainan Anak

Tradisional oleh Haerani Nur dari Fakultas

Psikologi Universitas Negeri Makasar,

kemajuan teknologi juga berpengaruh pada

pola permainan anak. Mereka lebih senang

bermain video games, PS, dan games online.

Pemainan ini dapat dikatakan sebagai

permainan modern karena menggunakan

peralatancanggih yang berbeda dengan yang

digunakan dalam permainan traisional.

Permainan traisonal tidakmembutuhkan

peralatan dalam memainkannya. Kalaupun

menggunakan peralatan maka alatnyadapat

ditemukan di sekitar kita sepertiranting,

batu atau daun-daunan kering. Tempat

bermain permainan tradisional sangat

mendukung anak menjadi betah bermain

karena dilengkapi AC seperti di timezone atau

warnet. Sehingga mereka dapat berjam-jam

bermain tanpa kenal waktu. Hal ini

akanmembuat anak kehilangan jam belajar dan

bersosialisasinya. Berbeda dengan permainan

tradisional yang pada umumnya dilakukan di

lapangan terbuka sehingga cuaca panas

akanmengganggu kenyamanan bermain anak.

Tingkat kecanduan anak pada games online

saat ini berada pada level tinggi dibandingkan

dengan permainan tradisional, khususnya

Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari

permainan modern itu juga sangat berbahaya

karena berdampak pada prestasi belajar anak

dan membuat anak menjadi lebih agresif.

Pada dasarnya dari berbagai teori

perkembangan dapat disimpulkan bahwa

masa anak adalah masa yang identik dengan

bermain. Dalam bermain pada umumnya

anak terlibat dalam suatu permainan.Misbach

(2006:5) menyimpulkan bahwa permainan

adalah situasi bermain yang terkait dengan

beberapa aturan atau tujuan tertentu, yang

menghasilkan kegiatan dalam bentuk

tindakan bertujuan.Dengan demikian, dapat

dipahami bahwa dalam bermain terdapat

aktivitas yang diikat dengan aturan.

Permainan seharusnya dapat membuat

hal positif bagi anak. Karena itu apabila

permainan membuat dampak negatif seperti

dalam permainan modern yang marak terjadi,

maka seharusnya segera mengambil tindakan

pencegahan dengan berbagai pihak yang

terkait. Misbach (2006:7) dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa permainan tradisional

dapat menstimulasi berbagai aspek

perkembangan anak yang dapat meliputi hal-

hal sebagai berikut.

1. Aspek motorik dengan melatih daya tahan,

daya lentur, sensorimotorik, motoric kasar,

dan motorik halus.

2. Aspek kognitif dengan mengembangkan

imaginasi, kreativitas, problem solving,

strategi, kemampuan antisipatif, dan

pemahaman kontekstual.

3. Aspek emosi dengan menjadi media

katarsis emosional, dapat mengasah

empati dan pengendalian diri.

4.Aspek bahasa berupa pemahaman

konsep- konsep nilai.

5. Aspek sosial dengan mengkondisikan

anak agar dapat menjalin relasi,

bekerjasama, melatih kematangan sosial

dengan teman sebaya dan meletakkan

pondasi untuk melatih keterampilan

sosialisasi dengan berlatih peran dengan

orang yang lebih dewasa dan masyarakat

secara umum.

6. Aspek spiritual, permainan tradisonal

dapat membawa anak untuk menyadari

keterhubungan dengan sesuatu yang

bersifat Agung (transcendental).

7. Aspek ekologis dengan memfasilitasi

anak untuk dapat memahami

pemanfaatan elemen-elemen alam

sekitar secara bijaksana. Aspek nilai-

nilai/moral dengan memfasilitasi anak

untuk dapat menghayati nilai-nilai moral

yang diwariskan dari generasi terdahulu

kepada generasi selanjutnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa permainan tradisional

memang berbeda dengan permainan

digital. Tidak hanya dari kesan yang

ditimbulkannya, tetapi juga dari makna

dan pengaruhnya pada anak-anak

Indonesia. Oleh karena itu, dapat dipahami

bahwa pemilihan permainan dalam hal ini

apakah permainan digital yang kesannya

modern dan canggih, tetapi berdampak

buruk atau permainan tradisional yang

kesannya kampungan dan ketinggalan

zaman, tetapi berdampak baik akan

menentukan karakter yang tercipta pada

anak-anak Indonesia, generasi penerus

dan harapan bangsa.

Sumber: Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III,

Nomor 1, Februari 2013. Haerani Nur. Membangun

Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional.

MEMBANGUN KARAKTER ANAK

MELALUI PERMAINAN

TRADISIONALOleh: Laventya

Page 4: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

Permainan

Tradisional

merupakan kegiatan-

kegiatan yang sudah

sukses dilaksanakan oleh komunitas ini.

“Kegiatan yang akan mendatang yaitu Tour

de Sekolah untuk sosialisasi dan

mengenalkan kembali tentang permainan

tradisional itu sendiri,” ujar Suprapto.

Anggota yang telah bergabung dalam

komunitas ini kurang lebih telah mencapai

500 orang. Bagi yang menginginkan untuk

bergabung pada komunitas ini, cukup

dengan me-join-kan diri di grup fb

komunitas Anak Bawang dan secara

otomatis setelahnya menjadi bagian dari

komunitas Anak Bawang ini.

Harapan di masa mendatang sendiri

sebenarnya lebih menitikberatkan kepada

nasib permainan tradisional bukan terletak

pada komunitas Anak Bawangnya. Oleh

karenanya, dibutuhkan juga dukungan dari

orang tua untuk mengarahkan anaknya pada

permainan tardisional. Walaupun, semuanya

kembali kepada masing-masing individu

lagi. Kondisi anak-anak masa kini akhirnya

membuat sebuah pertanyaan baru. “Masih

pantaskah di zaman modern ini, permainan

tradisional tetap ada dan bersanding dengan

permainan-permainan modern?” tanya

Suprapto.

Liputan Khusus

Bermula pada kepedulian dan keprihatinan

terhadap permainan tradisional. Melihat

kenyataan bahwa sekarang ini, sedikit sekali

anak-anak yang memainkan permainan

tersebut. Anak-anak lebih sering bermain

gadget di tangan mereka atau berhadapan

dengan layar kaca televisi daripada bermain

kotor-kotoran di luar rumah bersama

teman-teman sebayanya. Atas dasar itulah,

Hidayat Burhanuddin bersama penggiat-

penggiat lainnya yang berjumlah 15 orang

mendirikan komunitas Anak Bawang pada

10 November 2012. “Kami lebih senang

menyebut hari lahir kami dengan 10 11 12,”

kata Suprapto, salah satu penggiat

komunitas Anak Bawang.

Filosofi nama 'anak bawang' sendiri sesuai

dengan bagian dalam salah satu permainan

tradisional. Di dalamnya terdapat anak yang

selalu menjadi 'anak bawang' dan tidak

memiliki potensi apa-apa. Anak bawang ini

bersifat hanya mengikuti anak yang lain dan

tidak terlalu dihiraukan keberadaannya.

Analogi 'anak bawang' tersebut sama halnya

dengan permainan tradisional masa kini.

Padahal dari permainan-permainan

tradisional tersebut bisa diambil hikmah

hidup. Walaupun hikmahnya hanya bisa

mereka rasakan ketika dewasa.

Volunteer, Car Free Day (CFD), Seminar

Permainan Tradisional, dan Olimpiade

Komunitas Anak Bawang : Masih Pantaskah Permainan Tradisional Bersanding di Masa Modern?Oleh: Khusnun Puspane S.

Figur

Dewi Retno Suminar

Pada kesempatan kali ini, psychomagz

mengajak teman – teman berkenalan dengan

salah satu tokoh yang memperhatikan dunia

bermain anak. Siapa beliau, yuk kita kenalan!

Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si ., Psi ,

merupakan nama lengkap beliau. Ada yang

sudah mengenal Bu Dewi? Bu Dewi pernah

menjadi salah satu pembicara di Seminar

Nasional Permainan Tradisional yang

diselenggarakan oleh Psikologi UNS. Bu Dewi

merupakan dosen pengajar Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga dan menjadi Instruktur

Pengembangan Pribadi di Jhon Robert Power

Indonesia (sekolah Kepribadian), trainer dan

juga menjadi motivator.

Ibu dari 3 orang anak ini lahir di

Pacitan, 13 Maret 1967. Beliau memperoleh

gelar doktoralnya dengan judul desertasi

"Theory of Mind, Jenis Kelamin, Usia dan Status

Sosial Ekonomi-Suatu Model Teoritis Pada

Bermain Simbolis dan Khayal.” Menurut beliau,

dalam bermain simbolis dan khayal, anak akan

memaknai alat-alat yang digunakan sehingga

dapat dimanfaatkan untuk bermain (aspek

kognisi). Anak akan mulai terlibat dalam

bermain dan mulai berpindah dari satu peran

ke peran yang lain dan bagaimana dalam

bermain mereka dapat membuatnya mengerti

dan memahami apa yang dirasakan ketika

menjalankan peran (aspek afeksi). Sementara

pada saat bermain simbolis dan khayal secara

berkelompok anak akan melakukan interaksi

dengan anak yang lain (aspek interpersonal).

Selama melakukan bermain simbolis dan

khayal, anak dapat saja mengalami ketegangan

dan konflik dengan anak lain yang pada akhirnya

akan memunculkan cara-cara mengatasinya agar

proses bermain tetap berlangsung (aspek

pemecahan masalah).

Beberapa penghargaan yang pernah Bu

Dewi raih, menjadi peserta terbaik

Psikodoagnostik dalam rangka memperoleh

surat rekomendasi ijin praktek Psikolog oleh

HIMPSI Jawa Timur tahun 1998, dan The Best

Facilitator 2008 John Robert Power Surabaya.

Menurut Bu Dewi, permainan tradisional

adalah permainan milik bangsa kita , mengakar

turun temurun dan banyak aspek

pengembangan yang dirangsang. Dalam

permainan tradisional, permainan banyak

dilakukan secara berkelompok, memiliki karakter

kerjasama, komunikasi, negosiasi, jujur, respek

dan tanggungjawab. Hal-hal tersebut tidak

ditemukan dalam permaian modern, seperti play

station dan game online.

Prinsip yang harus diingat “Jangan

jadikan generasi berikutnya sebagai ROBOT

yang tidak mampu menalar dan hanya

bereaksi

spontan.”

Bagi yang

ingin berkenalan

lebih lanjut

dengan beliau

dapat melalui

dewi.suminar@psi

kologi.unair.ac.id

Oleh: Marashadi

Page 5: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

Fokus Utama Fokus UtamaFokus Utama Fokus Utama

Berbicara mengenai permainan tradisional, sebenarnya

tidaklah se-tradisional yang kita perkirakan. Hal tersebut

dikarenakan jika berbicara mengenai tradisional, kita ingat

mengenai tradisi sehingga kita ingat mengenai budaya-

budaya di masa yang lalu. Sebenarnya permainan

tradisional antar daerah di Indonesia tidak jauh berbeda,

permainan yang digunakan oleh anak-anak di Jawa Tengah

itu tidak jauh berbeda dari permainan tradisional yang

digunakan oleh anak-anak di Jawa Barat, Jawa Timur, atau

mungkin permainan tradisional di luar negri. Hanya saja,

nama dan variasi dari permainan tradisional di tiap daerah

itu berbeda.

Sejauh ini kondisi permainan tradisional yang ada di

Indonesia tidak mengalami masalah. Hanya saja jika

dibandingkan dengan permainan-permainan yang

berbentuk teknologi seperti nintendo atau internet game,

permainan tradisional kurang digemari.

Sebenarnya permainan yang menggunakan teknologi

semacam itu tidak masalah. Tetapi yang menjadi masalah

sekarang adalah ada banyak hal yang kemudian mendorong

anak-anak menjadi terlalu sering bermain dengan

permainan teknologi tersebut karena beberapa hal, seperti:

1. Situasi

Di daerah kota, lahan seperti lapangan yang diperlukan

sebagai sarana permainan tradisional sangat minim tersedia.

Rumah juga semakin sempit karena penghuni yang

mendiami semakin banyak. Oleh sebab itu, arena bermain

anak otomatis menjadi berkurang. Artinya ada banyak hal

yang kemudian mendorong permainan tradisional dalam

bentuk tertentu yang memang tersingkir karena situasi.

2. Orang tua/pembimbing

Kesibukan dari orangtua di perkotaan membuat waktu yang

dialokasikan untuk bermain bersama anak itu berkurang.

Padahal, orangtua sebagai pembimbing-lah yang

sebenarnya lebih mengenal dan dapat mengenalkan

permainan tradisional itu. Orangtua tidak memiliki

banyak waktu untuk mengawasi anaknya

sehingga lebih memilih memberikan permainan

popular seperti video games dan menonton TV

kepada anak agar mereka duduk diam dan tidak

berkeliaran keluar rumah.

3. Perkembangan permainan modern

Permainan moderen berkembang semakin

inovatif. Namun kita tidak bisa mengatakan

bahwa permainan tradisional itu tidak

berkembang. Anak-anak juga mengembangkan

permainan mereka sendiri-sendiri, terbukti

dengan berbedanya versi permainan di tiap

daerah.

Beberapa kendala seperti yang telah disebutkan

di atas memang membuat permainan tradisional

itu menjadi sedikit tercecer. Namun yang menjadi

ketakutan besar itu bukan perkara permainan

tradisional itu punah tetapi mengenai fungsi yang

semula diemban oleh permainan tradisional itu

digantikan oleh permainan modern yang

fungsinya tidak menutupi fungsi permainan

tradisional. Misalnya, di dalam permainan

enggrang terdapat anak belajar mengenai

keseimbangan vestibula, kemampuan motorik

kasar dan motorik halus, serta mengenai team

mate. Hal seperti itu tidak bisa digantikan oleh

PERMAINAN TRADISIONAL

permainan teknologi. Selain itu dalam dunia,

permainan tradisional juga memiliki fungsi

terapeutik tersendiri dalam perkembangan anak

dan dalam melakukan intervensi psikologi

tertentu.

Permainan tradisional bisa memberi stimulasi

sosial bagi anak dan itulah yang bisa

membedakan kepribadian anak yang bermain

permainan tradisional dan anak yang bermain

permainan berbasis teknologi. Seorang anak

yang tidak punya kenalan di luar dengan

tetangga-tetangganya dan hanya bermain

dengan teknologi, wujud kematangan sosialnya

tidak akan sama dengan anak yang bebas

bermain di luar.

Usaha melestarikan

Melihat pentingnya fungsi permainan tradisional

bagi perkembangan anak, harus dilakukan upaya

agar anak-anak tetap mengenal permainan

tradisional. Dalam situasi masyarakat yang

sanagat sibuk dan kompleks seperti sekarang ini,

cara yang dapat dilakukan adalah mengingatkan

kembali, menimbulkan kembali mengenai

fungsi-fungsi dari permainan tradsional itu

kepada orang tua.

Sekarang ini perkembangan terhadap budaya,

kultur yang menjadi milik sendiri itu berkembang

di seluruh dunia terutama di Indonesia dan Asia.

Usaha pengembangan dan pelestarian

permainan tradisional juga berkembang sangat

sangat pesat. Dimana-mana banyak orang yang

mengembangkan permainan tradisional dengan

cara dan gaya mereka sendiri. Pemerintah

juga memberikan perhatian yang bagus

terhadap usaha tersebut. Hal yang masih

membutuhkan perhatian adalah SDM yang

betul betul mendalami dan menggeluti

upaya pelestarian tersebut. [Yasinta]

Fokus Utama

Page 6: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

Ilust

rasi

ole

h: M

etik

a

Sosok

Titis Sekti Wijayanti: Selalu ada Kesempatan Bagi Mereka yang mau Mencoba

Di suatu sore yang menyejukkan, setelah hujan

yang cukup lebat menyapu kampus dua UNS,

didepan lapangan parkir dengan akrab perempuan

kelahiran Klaten itu menyalami kami. Sembari

mengamati kegiatan mahasiswa lain di kampus

Mesen, Titis Sekti Wijayanti berbagi kisah tentang

perjuangannya dalam menggapai mimpi-

mimpinya.

Titis Sekti Wijayanti, mahasiswa psikologi angkatan 2010

yang juga kerap disapa Titis ini kini sedang menunggu

untuk skripsi. Seperti halnya rumus matematika ,

1ditambah 1 sama dengan 2, berbicara mengenai

himapsi symphony, komunikator yang hebat, sama

dengan berbicara tentang Titis. Mahasiswi yang

mengaku sangat suka membaca dan melakukan

pendakian ini pernah aktif di BEM UNS selama dua

periode kepengurusan sebelum menjadi ketua Himapsi

Symphony.

Baginya, menjadi bagian dari keluarga Psikologi UNS

adalah suatu takdir luar biasa yang Allah SWT berikan.

Bermula dari ketidak sengajaannya melihat brosur UNS,

Ia kemudian memilih psikologi sebagai tempatnya

memperoleh gelar S1. Saat itu tekad dan optimisme

yang tinggi menjadi senjata utama. Berbekal nomor

ujian milik salah seorang teman yang mengundurkan

diri, ia coba mendaftarkan diri. Meski persaingan begitu

berat dan kondisi ekonomi kelurga sedang tidak baik, ia

tetap berkeyakinan positif.

Malam hari disekitar bulan Februari seorang teman

memberitahu bahwa ia lolos

seleksi dan masuk prodi

psikologi. “Saya sendiri

mengetahui pengumunan itu

bingung. Harus sedih ataukah

senang. Saat itu Ibu adalah satu-

satunya tulang punggung

keluarga, ayah sedang sakit”.

Biaya untuk masuk kuliah saat

itu akan ia kembalikan. Ia

bertekad untuk mendapat

beasiswa dibangku kuliah

nantinya. Segala administrasi ia

urus sendiri, bahkan sampai

menginap ditempat kakak

tingkat saat itu. “Allah

memberikan tempat terbaik

bagi saya di Psikologi, kalau

diingat-ingat dulu waktu SMA

saya sudah suka membaca

buku-buku tentang kepribadian

dan tak jarang dijadikan tempat

pertimbangan juga oleh teman-

mendapatkan sebuah kursi di Psikologi UNS.

Meski terdengar sedikit lebay , tapi begitulah

hidup. “Kesulitan dan kesenangan itu

sepaket”, tuturnya. Ibarat menyukai sejuknya

malam pun harus menyukai panas terik

matahari.

Menjadi ketua Himapsi Symphony bukanlah

hal yang mudah, baginya yang terbiasa

bergerak dibelakang layar, harus berubah

haluan mengambil posisi di garda terdepan.

Sedih saat menerima keputusan itu, ucapnya.

Sedih karena amanah yang dibawanya nanti

terlalu berat baginya. Mengabil keputusan

untuk mengemban amanah yang begitu besar

sekaligus melepas posisi di BEM UNS dan

komunitas yang telah ditelateninya terlebih

dahulu menjadi dilemma tersendiri. Waktu itu

adik-adik bilang ''Kak Titis yang maju

didepan, kita yang membantu dibelakang'',

''karena itu saya menjadi termotivasi dan

berani. Adik-adiklah yang membuat saya kuat

disini''. Layaknya seorang pemimpin, ia

mengatakan bahwa ada suatu kepuasan jika

mampu melihat adik-adiknya menjadi orang

yang lebih hebat darinya, melihat mereka

tumbuh. ''Tunai sudah'' ucapnya.

Menjadi salah satu penerima manfaat

Beasiswa Bahkti Nusa adalah sebuah momen

yang membuatnya tak mampu berkata-kata.

Berawal dari tekad yang kuat untk

memperoleh beasiswa setelah ditolak berkali-

kali, naskah sebagai persyaratan yang saat

itu dikirim menjelang batas waktu sempat

membuatnya pasrah. ''Waktu itu saya yakin

saja, apapun yang terjadi nanti setidak-

tidaknya naskah ini terbaca'', dengan

kemurahan-Nya ternyata panitia pusat

memperpanjang batas waktu

pengumpulan naskah. Setelah melewati

berbagai tahapan seleksi, Titis terpilih

menjadi salah satu dari mahasiwa peroleh

manfaat dari Dompet Dhuafa. “Saya senang

sekali bisa mendapatkan Beasiswa Bhakti

Nusa ini, bisa berkumpul dengan para

mahasiswa hebat dari berbagai universitas.

Mungkin inilah jawaban dari Allah atas

ikhtiar selama ini”. Kini impian yang

tadinya sebatas catatan kecil di dinding

dapat terwujud. Prestasinya ini tentunya tak

lepas dari doa dari kedua orangtunya.

Organisasi oke, prestasi juga oke, tidak

membuat perempuan yang bercita-cita

menjadi seorang ibu dan pendidik ini

menjadi sombong. Saya adalah saya, dan

selamanya akan seperti ini. Sebuah pesan

inspiratif darinya. Lakukan hal dengan tulus

dan senang. Berusahalah dengan sebaik-

baiknya. Gunakan waktu untuk mencapai

tujuan utama dengan sebaik-baiknya.

''Galau boleh aja kok, tapi galaunya

mahasiswa itu bukanlah menggalau

tentang pacaran, tapi galau jika dia tidak

bermanfaat, galau yang produktif. Orang

yang hebat adalah orang yang

mengehebatkan oranglain, sedikit apapun

ilmu yang kau punya berbagilah dengan

yang lain ''.

Terimaksaih untuk kisah ispiratifnya dan

mari menghebat!

Ibarat menyukai sejuknya malam pun harus menyukai

panas terik matahari

Oleh: Fadillah

Sosok

Page 7: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

Sreeetttt..... Hal yang selalu kualami setiap pagi. Aku terbangun oleh suara desit gorden yang terbuka. 'Ibu, pasti itu ibu' gumanku dalam hati ketika teringat akan sesosok wanita kuat, tegar, nan lemah lembut yang selalu memaksaku untuk meninggalkan dunia mimpi yang begitu indah. Suara itu, suara yang menyapaku dengan penuh kesejukan, menyapaku dengan penuh kasih sayang, suara paling merdu yang pernah aku dengar . Ya, suara siapalagi kalau bukan suara milik perempuan yang paling hebat dihidupku. Siapa yang tak mengenali suara ibuku? Seorang penyanyi terkenal yang selalu membuat orang tenang ketika mendengarkan suaranya. Berbagai penghargaan membanjirinya berkat suara emas yang ia miliki, bahkan aku yang berstatus anak kandung dari Nyonya Grason sering kali merasa iri mengapa aku tak dikarunia suara semerdu itu. Ketika kusampaikan rasa iri ku pada ibu, ia selalu menjawab, “setiap manusia didunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sayang”. Belaian tangannya yang halus serta pelukannya yang hangat membuatku mampu menerima jawaban itu dan sedikit membuatku yakin bahwa ada hal yang membuatku istimewa sedangkan orang lain tak memiliki itu. Yah namaku Gina Donita Fatma yang akrab dipanggil Gina. Banyak orang bilang aku adalah seorang gadis dengan perawakan yang tinggi, langsing, putih dan ya bisa dibilang cantik bahkan ibuku kalah cantik denganku. Mungkin itu kelebihanku yang berharap hal tersebutlah yang akan

Cerpen Cerpenmembuat ku nampak istimewa seistimewa suara ibuku.

“Rin, lo ngapain disini?” suara itu sekonyong-konyong terdengar dari balik badanku. Pundakku ditepuknya bersamaan dengan dilantunkannya kalimat itu. Aku pun terjerembab kaget dan berhenti menulis cerita pendekku tadi ketika tiba-tiba berdiri sesosok laki-laki yang sangat aku kenal. Kenji Hutama, sahabat paling setia yang pernah aku miliki. Ia selalu menemaniku disaat orang-orang menjauhiku. Ya dia adalah satu-satunya orang yang mengerti dan selalu mendengar cerita-ceritaku meskipun terdengar cerita yang basi. Ia tak pernah sekalipun menunjukkan sikap seakan-akan 'aku muak dengan cerita membosankanmu itu' ataupun 'aku bosan memiliki teman cacat sepertimu'. Oh iya lupa, namaku Arin seorang siswi SMA yang kini duduk dibangku kelas 2 IPA tepatnya di XI IPA 2. Aku tergolong siswa yang berprestasi di sekolah, semua guru membanggakanku. Mereka selalu mengatakan bahwa aku beruntung dikaruniai otak yang encer, bahkan sangat beruntung. Ya memang benar perkataan guru-guruku itu, aku emang sudah sepantasnya merasa bahagia dikaruniai hal yang luar biasa ini. Namun ada hal lain pula yang sering membuatku ragu apakah aku mampu bertahan disini ataukah tidak. Aku satu-satunya siswi yang tak memiliki tubuh yang sempurna disekolah nan megah dan elit ini. Coba kalian rasakan bagaimana seandainya kalian merasakan rasanya berada diposisiku, yah mungkin akan banyak yang berkata 'itu bukanlah masalah, bukanlah halangan untuk terus bersekolah'. Apakah kalian juga akan seperti itu? Aku berpikiran demikian pula. Aku selalu bisa bertahan, karena itulah aku patut berbangga. Bukan karena otakku yang encer tapi karena aku kuat. Disini aku aku memiliki teman-teman yang sangat menyayangiku, terlebih aku memiliki sahabat seperti Kenji. Dia selalu membelaku ketika aku dijahili oleh Syeila, orang yang selalu menganggapku sebagai pesaingnya dibidang akademis. Entah mengapa ia selalu bersikap dingin dan sinis padaku. Aku tak mau balik membenci dan balik membalas apa yang telah ia lakukan padaku. Bukannya sok baik atau apalah, namun bagiku ia hanyalah terbawa emosi sesaat dan aku yakin suatu saat kami bisa menjadi teman baik.

“Lo mau balik nggak, ayo gue anter”, tawaran yang selalu diberikan oleh Kenji ketika jam sekolah usai. Diriku tak selalu mengiyakan tawaran itu karena aku tahu rumah kami tak sedekat dulu. Ketika masih duduk dibangku SD dan SMP rumah kami hanya terpaut 2 rumah, namun sekarang rumah kami sangat jauh bahwa tidak searah dari sekolah. Namun karena sore itu hujan jadi kuputuskan untuk menerima tawarannya itu. Bukan bermaksud memanfaatkan, namun untuk meminimalisir bahaya kan? Hehe. Aku pun mengeluarkan payung dari dalam ranselku dan menggunakannya bersama Kenji menuju parkiran. Kenji membukakan pintu mobil depannya untukku dan ia pun meyusul masuk kedalam. Mobil Kenji pun melaju menerobos hujan lebat dengan

lihainya. “Ah nggak asik ni lo nya cuma diem. Kenapa sih ada

masalah ya?”, Kenji mengawali pembicaraan. Sepertinya ia bisa menangkap suasana hatiku saat itu. “ Nggak kok, nggak papa. Ya biasa dari siang belum makan, gimana kalau nanti kamu ikut makan dirumah aku? Tadi aku sms bunda katanya beliau masak makanan kesukaan kamu lho. Giimana, mau?” Ucapku membalas mencoba mengalihkan pembicaraan. “Ehm oke, boleh juga. Tp gratis ya?” canda Kenji sambil menoleh ke arahku. “ Hush nyetir kedepan kucrut”, jawabku sembari memalingkan muka Kenji kedepan. “ehm gratis nggak ya?” Lanjutku mengajaknya bergurau. Kami pun terbawa suasana dan bercanda hingga tiba dirumah.

Ketika sampai dirumah angin bertiup sangat kencang, bahkan ia telah berhasil menerbangkan beberapa genting milik tetanggaku. Dengan gagahnya ia memorak porandakan halaman rumahku, monumbangkan pohon disudut jalan. Bunda menyambut kami dengan sangat khawatir, beliau takut kami kenapa-kenapa akibat angin nakal itu. Usai masuk rumah kami pun membersihkan diri masing-masing. Seperti biasanya Kenji membawa baju ganti, jadi aku dan keluarga tak perlu susah-susah mencarikan baju untuknya.

“Kenji, Arin, sini nak ayo makan. Ayah sudah pulang nih”. Teriak bundaku dengan penuh kelembutan dari ruang makan. Karena sangking laparnya akupun langsung nyelonong ke ruang makan. Dan karena tidak sabar tongkat yang selalu membantuku untuk bejalan pun jatuh, ya alhasil aku ikut jatuh pula. Kaki kiriku memar, dan aku menangis disitu. Kenji meledekku dan tertawa puas melihatku menderita. Selalu saja seperti itu. Entah mengapa melihat Kenji tertawa sebahagia itu rasa sakit dikakiku berkurang. 'Ih apa sih Arin, ingat Kenji itu sahabat kamu dan nggak mungkin juga dia suka sama kamu. Sadar dong kamu itu bukanlah perempuan sempurna yang selama ini Kenji idam-idamkan' gerutu ku sedih dalam hati. Bunda pun menolongku dan kami pun menyantap makan malam dengan lahap. Nampak sekali disitu aku dan Kenji seperti orang 3 hari tidak makan. Karena angin diluar sangat menyeramkan ayah tak mengizinkan Kenji untuk pulang, ayah menyuruhnya untuk menginap dirumah kami. Karena memang sudah kebiasaan menginap, Kenji pun iya-iya saja. Ia menelfon mama nya dan meminta izin untuk menginap dirumah malam itu. Semalaman kami hanya bercanda, saling meledek dan saling sharing satu sama lain. Suasana yang sangat indah malam itu, andai saja memang Kenji yang ditakdirkan sebagai pengisi relung hati yang kosong ini. Yah tapi aku tak berani berharap banyak, takutnya ketika mendapat kenyataan bahwa ia telah menyukai orang lain itu akan sangat menyakitkanku. Pukul 22.30 kami pun memutuskan untuk beristirahat dan go to the dream world.

Aku pun masuk ke surga rumahku, apalagi kalau bukan kamarku. Seperti hari-hari biasa sebelum tidur selalu aku cek hp. Akhir-akhir ini aku merasa ada tingkah yang aneh dari Rikho, teman satu kelasku. Ia selalu

mengirimiku sms 'good night. Don't forget to pray before and have a nice dream Arin'. Awalnya aku hanya menganggap ini sebagai hal yang biasa. Namun malam ini tepat 2 minggu sudah ia selalu mengirimiku ucapan seperti itu. Tingkah nya di kelas pun sangat aneh padaku. Aku pun tersadar akan kiriman bunga yang sering aku terima beberapa minggu ini. Jangan-jangan itu........ pikiranku pun mula terbang kemana-mana. Aku yang selalu beranggapan itu dari Kenji pun mulai ragu. Aku mencoba untuk membalas smsnya. 'kamu kenapa sih akhir-akhir ini aneh banget. Apa ada yang salah sama aku ya? Kalau iya aku minta maaf ya'. Balasan yang teramat sangat nggak jelas dan nggak nyambung. Mulai malam itu akupun menjadi dekat dengan Rikho. Sudah beberapa kali aku pulang bersama Rikho bukan Kenji. Kenji bersikap acuh dan biasa saja, itu membuatku kesal dan semakin meyakinkanku memang Kenji hanya menganggapku sebagai teman. Sial kenapa juga aku harus memikirkan hal itu.

Disini ada Rikho, orang yang jelas-jelas peduli dan menyayangiku lebih dari seorang teman. Ia tak pernah memperdulikan kakiku yang cacat, ia tak pernah malu ketika ia jalan denganku. Sama persis seperti Kenji, tapi Rikho nampak jauh lebih baik. Kenji sangat jail, tapi Rikho begitu halus dan penyayang. Ia tampak sekali tulus padaku. Entah angin apa yang menyapuku, tiba-tiba saja bayangan Rikho selau hadir. Sampai suatu saat...

“Rin, ke perpus yuk” ajak Rikho seperti biasanya. Aku seperti mulai terhipnotis olehnya, setiap ajakannya entah ke perpustakaan, kantin, pulang bareng, dan lain lain selalu saja aku mengiyakan. Ketika Kenji mengajakku pulang bersama dan tiba-tiba Rikho datang, entah mengapa aku selalu lebih memilih bareng Rikho. 'Apa aku mulai..... oh no no no jangan sampai Tuhan aku mohon' pintaku dalam hati dan mulai khawatir. Jangan jangan aku mulai berpaling ke Rikho. Pikiranku sudah dipenuhi dengan pikiran negatif. Sangking penuhnya pikiran-pikiran negatif itu, ketika pelajaranpun aku tak bisa konsentrasi dan pikiran itu terus saja menghantui. Kamipun tiba di perpus. Disana aku hanya duduk, membaca buku dan menunggu Rikho mendapatkan buku yang ia cari. Tiba-tiba...

“Nih baca deh” ucap Rikho sambil menyodorkan sebuat buku padaku. 'Buku kimia? Ngapain dia ngasih buku kimia ini ke aku? Aneh', gumanku dalam hati. Yah karena merasa tak enak padanya untuk menolak akupun menerima buku itu dan membuka-buka buku itu. Tetapi dihalaman terakhir terselip kertas berbentuk hati, berwarna biru, bertuliskan....

Wahai hati yang bening, entah mengapa gadis cantik itu selalu singgah dibenakmu. Entah mengapa rasa itu semakin menguat dan semakin menjadi. Aku bingung apakah ini hanya perasaan sesaat? Atau hanyalah ambisi sesaat? Satu tahun aku menyakinkan perasaan ini dan kini pun aku yakin, rasa ini suci. Rasa ini bening sebening embun di pagi hari. Rasa ini menyejukkan seperti angin yang menyejukkan ragaku,

Ku Memilih Setia

Page 8: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

rasa ini menyejukkan relungku. Dan tahukah kamu yang sedang membaca tulisan ini, wahai gadis cantik yang ada didalam hatiku aku mencintaimu. Mencintaimu dengan penuh kelembutan dan kehangatan. Aku tak dapat memberimu materi, aku hanya mampu berusaha memberimu kebahagiaan yang abadi. Mau kah kau mengizinkanku menyimpan perasaan ini dan memadunya dengan perasaan yang kau miliki?

Aku sangat terharu dan terkejut membaca tulisan ini. Tak kusangka lelaki kutu buku seperti Rikho menulis tulisan seindah ini. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Di satu sisi aku sadar hatiku mulai tersisih untuk Rikho, namun disisi lain Kenji tetaplah Kenji yang aku suka. Siapa sebenarnya yang aku suka? Kenji? Atau Rikho? Oh Tuhan, mengapa serumit ini? Aku bingung sehingga tak menyadari aku telah memasang muka orang bodoh didepan Kenji. Kenji yang tanggap akan kegalauan ku langsung menenangkanku. “Sudah, aku nggak meminta kamu untuk menjawabnya sekarang. Hari esok masih panjang. Tulislah ketika kamu benar-benar siap untuk menulis. Aku percaya apapun yang akan kamu tulis tak kan membuat kita menjadi musuh. Kita akan selamanya bersama. Sudah masuk ayok ke kelas”. Tiba-tiba terdengar bunyi bel tanda istirahat berakhir. Kami pun memasuki kelas. 'Kalimat itu, kalimat yang baru saja dilontarkan, benarkah itu Rikho? Benarkah itu orang yang selama ini kami kenal sebagai lelaki pendiam, pandai dan kutu buku? Beruntung nya aku memiliki seorang teman seperti dia. Teman? Apa teman? Aku menyukainya? Lantas Kenji?'... Aku tersadar dari lamunanku ketika ada seseorang yang memanggil namaku. Citra, teman sebangku ku. Rupanya ia menyadari bahwa aku sedang melamun. Ingin rasanya aku bercerita padanya, tapi dia menyukai Kenji. Aku tak ingin ia tahu bahwa aku memiliki perasaan lebih terhadap Kenji. Aku tak mau ia menjauhi ku. Ia adalah wanita yang sangat baik dan polos, tak akan kubiarkan diriku menyakiti hatinya. Lantas apa yang harus aku lakukan?

Seminggu telah berlalu. Aku pun memutuskan untuk menjawab pertanyaan yang Rikho berikan. Kuberikan selembar kertas hati yang ia berikan. “Apa kamu yakin atas jawaban yang kamu berikan padaku ini?” Tanyanya padaku seperti tampak ragu akan apa yang telah aku putuskan. Aku hanya diam. Rikho yang tak mau memperburuk suasana langsung spontan menggenggam tanganku dan mengusam rambutku. “Aku bercanda. Aku yakin bahwa kamu bukan main-main. Aku akan berusaha membahagiakanmu .... kekasihku...”. yah kekasih. Kutulis jawaban bahwa aku juga menyayanginya. Aku sendiri ragu akan keputusan itu, aku sendiri masih sangat menyayangi Kenji. Tapi Kenji, akhir-akhir ini ia selalu jalan berdua dengan Citra. Mereka nampak bersemangat dan sangat bahagia. Kemanapun Kenji pergi disitu pasti ada Citra. Bahkan ketika ia berkunjung ke rumahku Citra turut serta dengannya. Aku harus belajar melupakan Kenji. Kemaren, sekarang, besok, dan sampai kapanpun Kenji tetaplah Kenji yang selalu setia menjadi sahabatku. Tak akan kubiarkan diriku menyakiti Rikho ataupun Citra. Cukup

diriku yang sakit. Tanpa sadar air mata menetes dari lubang mataku. Aku pun langsung mengusapnya tak akan kubiarkan Rikho melihatku menangis karena aku yakin ia akan khawatir padaku.

Sudah satu minggu aku berpacaran dengan Rikho. Ia laki-laki yang baik, pengertian dan sangat sabar. Ia tak pernah memarahi ku ketika aku memarahinya. Ia selalu bisa membaikkan suasana ketika kita sedang berantem. Ia tak pernah memperdulikan kakiku yang cacat. Ia selalu memanjakanku dan selalu ada disaat aku membutuhkannya. Hingga suatu saat ia mengajakku kerumahnya. Awalnya ku tak yakin dengan kakiku yang tak sempurna, aku takut keluarganya memandangku sebelah mata. Aku terkaget ketika melihat sesosok wanita tua yang sangat santun menghampiriku dan menjabat tanganku. “Oh ini yang namanya Arin. Pasti cantik dan baik, iya kan Rikh?” ucap seorang wanita tua itu. “Iya bu, ini Arin. Dia cantik seperti ibu.” Jawab Rikho pada perempuan tua itu yang ternyata adalah ibunya. Ibu Rikho tuna netra. Tak bisa melihat akibat kecelakaan mobil yang menewaskan kakak kandung dan ayahnya. Mereka bercerita tentang tragedi maut yang melenyapkan orang-orang yang mereka sayang. Hatiku terketuk ketika mendengarnya, mulai saat itu aku bertekad untuk terus menampinginya dan aan terus berusaha mencintainya dengan sepenuh hati. Kenji... Aku akan berusaha menjadikan Kenji sebagai masa lalu yang harus dilupakan dan sahabat yang harus selalu disayang. Ibunya sangat baik, lembut dan sangat menyayangi binatang. 'Aku nyaman di keluarga ini, dan aku akan menjadi bagian dari keluarg ini', janjiku dalam hati,

“Kamu sudah mengetahui keadaan keluarga ku yang sebenarnya. Jujur aku sangat takut ketika hendak mengenalkanmu ke orangtua ku, tapi aku nggak mau kamu tahu dari orang lain. Aku mau tak ada hal sedikitpun tentangku yang nggak kamu tahu. Karena aku benar-benar mencintaimu dan berharap kaulah yang akan ada dihati ku selamanya. Aku ak.........” Akupun meletakkan jari telujuk kanan ku di mulutnya. “Sssst. Udah ya. Buat aku kamu dan ibumu itu luar biasa. Aku beruntung sekali memiliki seorang kekasih sepertimu. Bagiku ibumu adalah wanita yang sangat sempurna. Dengan keadaan beliau yang seperti itu, beliau bisa membesarkanmu sendirian hingga pada akhirnya kau tumbuh menjadi lelaki yang hebat. Bahkan lelaki yang sangat hebat. Aku sayang sama kamu, dan aku akan berusaha nggak akan pernah nglepasin kamu”. Ucapku sembari memeluk tangan Rikho dengan penuh kehangatan. Kami berdua terbalut dalam suasana haru yang sangat mendalam. Pikiran tentang Kenji saat itu tiba-tiba buyar dan hilang begitu saja. “Aku mau ngajak ibu kamu kerumah besok ya. Besok kan hari istimewa aku, aku ingin kamu dan ibu kamu memakai pakaian biru. Warna kesukaan aku. Jangan lupa hadonya. Hahahhahaha” aku pun mencoba bercanda agar suasana kembali santai.

Keesokan harinya ...Hari ini adalah hari minggu, 27 April 2009 tepat di hari ulang tahunku. Bunda dan ayah menghadiahikku sebuah pesta sederhana untuk teman-teman dekatku. Semalam usai dari rumah Rikho aku menceritakan semua tentang keluarganya kepada orang tuaku. Orang tua ku tak sabar pula bertemu dengan wanita sehebat ibu Rikho.

“Selamat ulang tahun sayang. Semoga menajdi orang yang lebih baik lagi.” Ucap bunda dan ayah ku sambil memeluk dan mencium pipiku. “uhm, makasih ayah bunda. Kalian luar biasa. Arin sayang kalian. Suasana pun kembali santai ketika Kenji berdatangan. Seperti yang telah aku duga ia datang bersama Citra, teman sebangku ku. Sedikit sakit, tapi ketika Rikho datang bersama ibunya hatku kembali tenang dan sangat bahagia. Rikho terlihat sangat tampan dan berwibawa mengenakan jas biru berpadu dengan celana jeans warna abu. “Selamat ulang tahun Arin, ini kado dari ibu buat Arin. Maaf ya ibu bukan orang kaya jadi nggak bisa kasih Arin kado bagus” ucap ibu Rikho sembari meneteskan air mata. Aku terharu melihat ibu Rikho yang begitu menawan dengan keadaannya yang tak mampu melihat. Hatiku sedih namun aku tak ingin memperlihatkan bahwa aku iba. Aku bukan iba, tapi ini adalah perasaan tulus, aku menyayangi ibu Rikho. Ingin rasanya aku menjaga beliau selamanya.

Pesta pun dimulai dan aku memberikan first cake untuk ibu, yang kedua untuk ayah dan yang ketiga untuk ibu Rikho dan Rikho. Kenji tampak sangat marah saat itu ia berkata “Kenapa sih lo Rin? Kenapa?” ia tampak sangat kesal dan berlari menuju halaman belakang. Ya itu memang tempat favoritnya ketika ia dirumahku. Aku binggung kenapa Kenji? Apa yang salah dari aku? “ibu, Kenji kenapa? Apa Arin salah sama Kenji?” tanyaku pada ibu dengan air mata bercucuran. Hatiku sangat sakit ketika ia marah padaku. Aku tak bisa melihatnya sedih, karena aku menyayanginya dari aku SD. Aku rela menyakiti hatiku sendiri asalkan dia bahagia. Lalu apa yang harus aku lakukan?

Citra menarik tanganku sembari berucap, “Ada hal yang harus kamu tahu Rin. Semua yang kamu lihat dan kamu pikirkan selama ini itu salah. Bisa kita bicara?” pintanya padaku. Citrapun mengajakku kedapur dan membicarakan semuanya. Ia bercerita semuanya padaku. Tanpa berpikir panjang akupun mencari Kenji, ketika ku lihat dia sednag terduduk lesu menatap kolam ikan kesukaannya aku langsung memeluknya. “ Kenapa nji, kenapa kamu nggak pernah bilang ini ke aku? Kenapa kamu nyiksa perasaan aku selama ini? Kenapa kamu nggak pernah bilang?” ucapku bercucuran air mata yang begitu banyak. Aku sedih mendengar kenyataan bahwa Kenji juga memiliki perasaan yang sama denganku sejak kecil. Tapi kenapa aku harus mengetahui ini setelah ada Rikho? Setelah aku punya perasaan sama Rikho? Hidup ini nggak adil buat aku. “Maafin aku, aku nggak tahu gimana caranya ngomong sama kamu. Aku pikir kamu benci sama aku, kamu Cuma nganggep

aku seorang sahabat. Aku memang banci nggak berani ngomong ini dari dulu. Aku menyesal Rin, aku menyesal nyia-nyiain kamu selama ini. Maafin aku Rin. Maafin aku”, ucapnya dan iapun juga menangis. Aku memeluknya semakin erat. Aku pun menyalahkan keadaan, 'kenapa semuanya harus terlambat? Kenapa semuanya harus terjadi sekaraang? Kenapa nggak dari dulu. Kenji susah payah mempersiapkan pesta ini bersama Citra dan orang tua ku, tapi apa? Aku malah berpikiran ia sengaja memanas-manasiku dengan berpacaran dengan Citra. Aku bodoh. Aku memang sangat bodoh. Tuhan kenapa semuanya harus terlambat?' sesalku dalam hati. Kami berdua saling mencurahkan isi perasaan yang telah lama kami pendam selama ini.

“Aku rela jika harus melepasmu asal kamu bahagia bersama Kenji. Aku yakin ibuku juga akan melakukan hal yang sama” suara Rikho mengagetkan ku dan refleks kami melepaskan pelukan kami. Suasana haru dan sedih berubah menjadi tegang. Tatapan Mata Rikho.

Aku pun menjelaskan dan memutuskan itu. Usai kami membicarakan semuanya kamipun kembali ke halamann depan untuk mengembalikan suasana yang tadinya tegang menjadi senang kembali.

“Rikho, Arin, apa yang terjadi nak? Kalian baik-baik saja kan?” tanya ibu Rikho dengan sangat sedih. Bunda langsung menghampiri ibu Rikho dan memeluk seakan ingin menenangkan beliau.

“Arin kan udah janji bakal selalu jagain ibu. Arin sayang sama ibu, dan Arin sangat menyayangi Rikho bu. Arin nggak akan nyia-nyiain laki-laki sebaik Rikho yang nggak akan pernah Arin bisa nemuin gantinya.” Ucapku sambil mengganggam tangan dan menatap mata Rikho tajam. Aku sadar bahwa apa yang aku punya saat ini itulah yang harus aku jaga. Rikho laki-laki yang sangat baik dan lembut, kasih sayang yang selama ini ia berikan padaku membuatku ingin selalu bersama nya dan tak ingin meninggalkannya. Mungkin memang Kenji mencintaiku, aku mencintainya itu dulu. Sekarang aku yakin dan sangat yakin bahwa Rikholah yang bisa dan mampu menjagaku dan melindungiku. “Aku sayang sama kamu Rikh..” ucapku lirih. “Aku juga sangat menyayangimu Rin.” Ucapnya sambil memelukku erat.

'Rikho, sesosok lelaki yang selama ini diam dan tak menunjukkan hal apapun padaku, dan dengan tiba-tiba ia hadir dan membawa cinta. Aku yakin ia adalah cinta sejati yang Tuhan kirim untukku. Terimakasih Tuhan telah memberiku malaikat sepertinya. Dan terimakasih memberikan aku keyakinan untuk MEMILIH SETIA. Sesuai dengan keyakinanku, kemaren, sekarang, besok dan selamanya Kenji tetaplah sahabatku. Dan aku yakin ia akan menemukan penggantiku dengan secepatnya.' Pikirku dengan penuh ketenangan .

*SELESAI

Cerpen Cerpen

Page 9: ini psychomagz yang sementara - himapsi.fk.uns.ac.idhimapsi.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/psychomagz-7.pdfkarena lebih asik dibandingkan game jaman sekarang yang merusak

Area KampusArea Kampus

MUBES HIMAPSI

2 0 1 3Sabtu, 23 November 2013 kembali digelar acara Mubes (musyawarah besar) HIMAPSI (Himpunan Mahasiswa Psikologi) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Acara mubes kali ini diselenggarakan oleh peserta magang HIMAPSI 2013, dengan ketua Muhammad Fikri. Berlangsungnya sidang dipimpin oleh Hasan Fahrur Rozi sebagai pemimpin sidang I dan Zike Adi Pranoto sebagai pemimpin sidang II. Acara dimulai sekitar pukul 09.00, kegiatan pertama dalam musyawarah besar ini adalah pembacaan laporan pertanggungjawaban ketua HIMAPSI 2013, Titis Sekti Wijayanti. Selanjutnya adalah pembahasan AD/ART, GBHO dan GBHK HIMAPSI FK UNS 2013.

Sekitar pukul 15.30 diselenggarakan pemilihan ketua HIMAPSI 2014. Tahap pertama dilakukan dengan voting. Adapun perolehan suara yang didapatkan masing-masing kandidat adalah Marashadi Nur Hasanah meraih 78 suara, Ahmad Shofwan Muis meraih 17 suara, dan Ilbana Betaningtyah meraih 6 suara. Pada sesi selanjutnya, para kandidat memaparkan visi dan misi kedepannya untuk HIMAPSI 20014.

Setalah melalui musyawarah yang panjang dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya terpilihlah Ahmad Shofwan Muis sebagai ketua HIMAPSI 20014.

Sebuah kata yang dilontarkan Titis Sekti Wijayanti sebelum melakukan penyerahan jabatan secara simbolik dengan mengalungkan slempang “Hanya satu doa yang saya haturkan, semoga keputusan ini membawa berkah dan Allah senantiasa meridhoi hasil keputusan ini”

“Terimakasih untuk teman-teman yang telah mempercayakan keberlangsungan organisasi di pundak kecil ini. Dan saya harap kerjasama teman-teman untuk memajukan psikologi,” uangkap sang ketua HIMAPSI 20014 terpilih di akhir acara.

Seluruh agenda acara selesai pada pukul 20:05. Semoga HIMAPSI FK UNS 2014 menjadi lebih baik dan dapat bersinergi bersama untuk memajukan kampus kita tercinta, psikologi UNS

Foto: Dokumentasi Panitia

Psikomik

Mainkan permainan tradisional “kita”Ilu

stra

si o

leh: M

etik

a