E EI IKI TS I EET EYARAN - Portal Hublahubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/INFO MARITIM EDISI...

16
Edisi II 2017 Indonesia Bersiap Menjadi Anggota Dewan IMO Periode 2018-2019 8 14 Cegah Kecelakaan Kapal, KPLP Tingkatkan Koordinasi dengan Basarnas

Transcript of E EI IKI TS I EET EYARAN - Portal Hublahubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/INFO MARITIM EDISI...

Edisi II 2017

Indonesia Bersiap Menjadi Anggota Dewan IMO Periode 2018-2019 8 14Cegah Kecelakaan Kapal, KPLP Tingkatkan

Koordinasi dengan Basarnas

Peran Penting KomuniKasi VtsBagi Keselamatan Pelayaran

2 Edisi II 2017

Media internal direktorat Jenderal Perhubungan laut

SuSunan PenguruSPenanggung Jawab

direktur Jenderal Perhubungan lautSekretaris direktorat Jenderal Perhubungan laut

Pengarah direktur lalu lintas dan angkutan laut

direktur kepelabuhanandirektur Perkapalan dan kepelautan

direktur kenavigasiandirektur kesatuan Penjagaan laut dan Pantai

redaktur Pelaksanakepala bagian organisasi dan hubungan Masyarakat

redakturkepala Sub bagian hubungan Masyarakat

Penyunting/editorSilo darmono

Staf redaksiPresti Febrianakandi tri astuti

deni Wisnu anggorolaura t. amelia

achmad Sopandji

Desain grafis & Fotografertim desain grafis

indi astonoSyahroni

Sekretariatrustam hidayat

alamat redaksigedung karya lt. 15. kementerian Perhubungan

Jl. Medan Merdeka barat no.8. Jakarta 10110 021 – 3847118 ext. 4135 [email protected] @djplkemenhub151 humas ditjen hubla kemenhub dan Fan Page

Bulan Februari 2017, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, khususnya Direktorat Kenavigasian, menyelenggarakan workshop

tentang Common Phraseology and Procedures for VTS (Vessel Traff ic Service) Communications. Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 20 – 24 Februari 2017 di Denpasar, Bali tersebut bekerjasama dengan International Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities (IALA) atau Assosiasi Otoritas Navigasi Pelayaran dan Menara Suar Internasional.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa VTS memainkan peranan yang sangat penting dalam me-ningkatkan keselamatan pelayaran, terutama pada rute perairan yang padat.

Wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan kepulauan, san-gat membutuhkan konektivitas yang andal untuk menghubungkan antar wilayah yang banyak dipisahkan oleh lautan. Aksesibilitas transportasi laut menjadi salah satu pilihan untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut untuk memacu pertumbuhan ekonom dan menghilangkan disparitas harga demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga keselamatan pelayaran merupakan komit-men Kementerian Perhubungan yang sama pentingnya dengan keselamatan moda transportasi lainnya seperti moda transportasi darat, udara, dan perkeretaapian.

VTS dapat membantu dalam pencegahan terjadinya tabrakan kapal dan membantu saat kapal grounding atau approach ke pelabuhan. VTS juga membantu dalam memperlancar gerakan ka-pal dan meningkatkan kemampuan operasi kapal di semua cuaca.

Kesulitan atau tantangan terkadang muncul pada kapal da-gang internasional yang memiliki awak kapal dengan bahasa yang berbeda. Masalah komunikasi yang muncul ini dapat me-nimbulkan bahaya bagi kapal, orang yang berada di kapal serta lingkungan maritim. Untuk itulah workshop komunikasi VTS dilaksanakan, sehingga komitmen Kementerian Perhubungan dalam upaya meningkatkan keselamatan transportasi dapat terus terjaga dengan baik.

Selain tentang workshop komunkasi VTS, pada edisi Info Maritim kali ini disajikan berbagai berita menarik dan penting. Diantaranya berita tentang penerbitan Instruksi Menteri Per-hubungan No. 5 Tahun 2017 tentang percepatan pemeriksaan ke-celakaan kapal dan tentang program Tol Laut yang digagas oleh Presiden Joko Widodo yang telah menampakan hasilnya.

Di edisi kali ini juga disampaikan tentang persiapan pemer-intah Indonesia untuk kembali mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2018-2019 pada Sidang Assem-bly IMO yang ke-30. Penyelengaraan sidang dilakukan di Kantor Pusat IMO di London pada 27 November hingga 6 Desember 2017 mendatang. Selain berita-berita yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi berita menarik lainnya yang dapat dinik-mati pembaca. Wisnu

VTS DAn KOMITMen KeSeLAMATAn PeLAyArAn

kolomredaksi

dirjen hubla kukuhkan anggota dPkP, PukP, dan Penguji kepelautan

kn Pengiki resmi dioperasikan Perkuat distrik navigasi Pontianak

Menhub: Pelabuhan Murhum baubau layak Menjadi hub barat dan timur

Program tol laut Mulai Membawa Manfaat bagi Masyarakat

Halaman 6

Halaman 10

Halaman 12

Halaman 16

3Edisi II 2017

Peran Penting KomuniKasi Vts Bagi Keselamatan Pelayaran

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi me-nyampaikan bahwa Vessel

Traffic Service (VTS) memainkan peranan penting yang sangat sig-ni fikan dalam meningkatkan ke-se la matan pelayaran dengan me-nyediakan pemantauan aktif dan rekomendasi navigasi pelayaran untuk kapal, terutama pada rute per-airan yang padat.

Demikian disampaikan Men-hub terkait penyelenggaraan work-shop tentang Common Phraseology and Procedures for VTS Communica­tions yang diselenggarakan Direk-torat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) bekerjasama dengan International Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities (IALA) atau Assosiasi Otoritas Navigasi Pelayaran dan Menara Suar Internasional yang berlangsung mulai tanggal 20 – 24 Februari 2017 di Denpasar, Bali.

“VTS membantu kita dalam pencegahan terjadinya tabrakan ka-pal dan membantu saat kapal ground­ing atau approach ke pelabuhan. VTS juga membantu dalam memperlan-car ge rakan kapal dan meningkatkan kemampuan ope rasi kapal di semua cuaca,” kata Menteri Budi.

Meskipun demikian, kata Men-hub Budi, kesulitan atau tantangan muncul pada kapal dagang internasi-onal yang memiliki awak kapal dengan Bahasa yang berbeda. Masalah komu-nikasi yang muncul ini dapat menim-bulkan bahaya bagi kapal, orang yang berada di kapal serta lingkungan.

Menhub berharap, penyeleng-garaan Workshop on Common Phrase­ology and Procedures for VTS Commu­nications di Bali ini dapat membantu dalam menye lesaikan masalah ko-munikasi yang dapat timbul dalam

4 Edisi II 2017

pengoperasian VTS tersebut.Workshop dibuka oleh Direktur

Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla), A. Tonny Budiono yang di-wakili oleh Sekretaris Direktorat Jen-deral Perhubungan Laut (Sesditjen Hubla), I Nyoman Sukayadnya.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam menyelenggarakan pelayaran yang aman dan selamat dengan berupaya untuk meningkatkan fungsi operasi dan efektifitas komunikasi VTS.

Workshop ini juga merupakan tindak lanjut dari IALA VTS Sym-posium di Kuala Lumpur tahun 2016 lalu. Pada IALA VTS Sympo-sium 2016 itu disimpulkan, bahwa interaksi dan komunikasi bukan merupakan hal yang unik bagi VTS, untuk itu diperlukan ide dan gagasan dari sektor lain, seperti sektor pener-bangan untuk dapat menjembatani perkembangan dan peningkatan yang terjadi, serta untuk menghar-monisasikan pedoman komunikasi dan fraseologi.

“Untuk itu, dibutuhkan prose-dur komunikasi VTS yang berdiri sendiri untuk memfasilitasi transfer informasi yang jelas dan pasti,” ujar Dirjen Hubla.

Hadir pada kesempatan tersebut Tuncay Cehreli, Chairman of IALA

VTS Committee dan Allan Gray, Vice President International Har-bour Master Association (IHMA), serta 48 orang peserta dari berbagai negara anggota IALA.

Tingkatkan Operasi dan Efektifitas Komunikasi VTS

Tujuan workshop yang meli-batkan berbagai negara ini terutama untuk meningkatkan performa ko-munikasi para petugas VTS, seka-ligus berfungsi sebagai wadah untuk bertukar dan berbagi best practices, ide, serta pengetahuan di antara para professional di bidang VTS dan sek-tor-sektor terkait.

Peserta workshop terdiri dari 48 orang yang terdiri dari anggota IALA, Otoritas VTS, petugas VTS, Profesional dalam bidang maritim seperti pandu, Competent Maritime Authorities, stakeholder VTS, VTS Training Organisation, ahli bahasa dalam sektor transportasi, serta Ma­rine Accident Investigator, yang ber-asal dari berbagai negara.

Sedangkan negara-negara yang ambil bagian dalam kegiatan ini adalah Indonesia, Australia, Jepang, Belanda, Turki, Korea Selatan, In-dia, Irlandia, Malaysia, Singapura, Hong kong, Italia, dan Prancis.

Sesditjen Hubla berharap agar workshop prosedur komunikasi VTS tersebut dengan peserta yang berasal dari latar belakang dan berbicara dengan Bahasa yang berbeda, dapat menghasilkan rekomendasi kepada IALA. Rekomendasi itu untuk pe-nyempurnaan dokumen-dokumen IALA terkait VTS Communication.

“Saya juga berharap, IALA bisa mendapatkan pengakuan lebih dari masyarakat maritim, karena IALA memiliki peran penting dalam mengembangkan rekomendasi tek-nis IMO,” kata Nyoman.

IALA adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1957 untuk mengumpulkan dan menyediakan keahlian serta reko-

VTS MeMBAnTu KITA DALAM PenCegAHAn

TerjADInyA TABrAKAn KAPAL DAn MeMBAnTu

SAAT KAPAL grounding ATAu approach Ke

PeLABuHAn. VTS jugA MeMBAnTu DALAM

MeMPerLAnCAr ge rAKAn KAPAL DAn MenIngKATKAn

KeMAMPuAn OPe rASI KAPAL DI SeMuA CuACA.

5Edisi II 2017

mendasi terkait navigasi pelayaran. Asosiasi ini sebelumnya dikenal dengan nama International Associa­tion of Lighthouse Authorities.

Mr. Tuncay Cehreli, Chairman of IALA VTS Committee me-ngatakan, organisasi yang berbasis di Saint-Germain-en-Laye, Prancis ini mempertemukan perwakilan dari para penyedia jasa alat bantu navi-gasi pelayanan dari sekitar 80 negara untuk melakukan koorinasi teknis, berbagi informasi, dan bekerjasama untuk mengembangkan alat bantu navigasi di seluruh dunia.

“Majelis Umum IALA bertemu setiap 4 tahun sekali,” kata Tuncay Cehreli yang berkebangsaan Turki ini.

IALA memiliki empat komite yang mengatur program-program kerja yang ditetapkan selama periode empat tahun, yaitu ENAV, ARM, ENG dan VTS.

ENAV berkonsentrasi pada e-Navigation. ARM (Aids to Navi-gation Requirements and Manage-ment) berkonsentrasi pada isu-isu manajemen yang dialami para ang-gota.

ENG (Engineering and Sustai­nability) berkonsentransi pada aspek teknik dari semua alat bantu navigasi dan dampaknya pada lingkungan. Komite ini juga bertanggung jawab mengawasi kegiatan-kegiatan IALA yang berhubungan dengan pelesta-rian mercusuar dan peralatan berse-

jarah.Sedangkan VTS (Vessel Traffic

System) berkonsentrasi pada semua masalah terkait dengan VTS. VTS adalah sistem monitoring lalu-lin-tas pelayaran yang diterapkan oleh pelabuhan, atau suatu manajemen armada perkapalan. Prinsip yang digunakan sama seperti sistem yang dipakai oleh ATC (Air Traffic Con-trol) pada dunia penerbangan. Bi-asanya secara sederhana sistem VTS menggunakan radar, closed circuit television (CCTV), frekuensi radio VHF, dan automatic indentification system (AIS) untuk mengetahui/ mengikuti pergerakan kapal dan memberikan informasi navigasi/cu-aca di dalam suatu daerah pelayaran tertentu dan terbatas.

Definisi lain dari Vessel Traf­fic Service (VTS) adalah shore based system yang berfungsi membantu memberikan informasi dan pesan untuk kapal-kapal, seperti posisi kapal-kapal lain yang melewati lalu lintas atau pesan peringatan menge-nai bahaya navigasi dan meteorologi, serta untuk mengatur lalu lintas ka-pal yang luas dalam suatu pelabuhan atau perairan tertentu.

Kapal Harus Comply dengan VTSKetua Panitia Workshop Ir.

Raymond Sianturi mengatakan, penggunaan VTS secara internasi-onal diatur berdasarkan rekomen-dasi SOLAS Chapter V Reg. 12 dan

IMO Resolution A.857(20) tentang Vessel Traffic Service yang diadopsi pada tahun 1997.

Hingga saat ini Direktorat Jen-deral Perhubungan Laut Kementeri-an Perhubungan sendiri telah memi-liki 21 (dua puluh satu) Stasiun VTS yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu di daerah Belawan. Batam, Teluk Bayur, Palembang, Jakarta, Merak, Panjang, Semarang, Sura-baya, Benoa, Lembar, Pontianak, Banjarmasin, Batu Licin, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Bitung, So-rong, Dumai dan Bintuni.

“Keberadaan VTS sangat pent-ing bagi keselamatan pelayaran. Sehingga kesamaan bahasa antara petugas VTS dan awak kapal sangat penting,” kata Raymond yang juga Kepala Distrik Navigasi Tanjung Pinang ini.

Tuan rumah workshop yang sekaligus Kepala Distrik Navigasi Kelas II Benoa, Bali, Ir. Sudarwedi mengatakan bahwa kapal-kapal penumpang, kapal wisata, dan juga kapal barang yang berbobot di atas 300 GT harus sudah comply dengan VTS, seperti Automatic Information System (AIS) dan alat-alat komuni-kasi lainnya.

“Dengan alat-alat tersebut, VTS dapat mengetahui kondisi ka-pal dan dapat memandu mereka agar berlayar secara aman dan selamat sampai sandar ke pelabuhan,” kata Sudarwedi. Silo

6 Edisi II 2017

PrOgrAM TOL LAuT MuLAI MeMBAWA MAnfAAT BAgI MASyArAKAT

Program tol laut diakui secara perlahan mulai membawa man faat bagi masyarakat di

daerah yang dilalui taryek tol laut dari Sabang sampai merauke. Da-erah yang selama ini belum ter-jangkau transportasinya secara baik, secara bertahap akan mendapatkan barang yang harganya lebih murah sebagaimana daerah lain di Jawa.

“Tol laut juga menggairahkan kehidupan ekonomi warga. Sebab se-lain harga berbagai komoditas sema-kin terjangkau, warga juga mendapat-kan kemudahan menjual hasil pro-duksi nya,” kata Menhub Budi Karya Sumadi saat kunjungan kerja di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat (MTB), Kamis, 9 Februari 2017.

Untuk mewujudkan itu semua, daerah harus terus mendorong produktifitas warga melalui Badan Usaha Milik Daerah dan pihak lain-nya. Penting pula agar daerah terus berkoordinasi atau bersinergi de ngan pemerintah pusat. Pusat memberi-kan fasilitas, daerah itu (harus) aktif. Ini suatu sinergi yang bagus. Saya (juga) sampaikan tadi ke Presiden, saya mau melihat kemungkinan di-lakukan penerbangan ataupun kapal langsung ke Darwin.

Program prioritas tol laut, menurut Menhub, tidak selamanya pemerintah pusat memberikan sub-sidi ke pemerintah daerah. Pihaknya tetap akan melakukan evaluasi se-cara rutin terhadap kinerja daerah dibidang tol laut. Jika daerah nilai keekonomiannya sudah tercapai di-harapkan bisa berjalan sendiri.

“Tol laut masalahnya adalah ke-sini banyak. Tapi kesananya kurang. Kalau kesini banyak, kesana banyak itu baru produktif. Kalau tol laut su-dah produktif berarti tidak perlu lagi disubsidi pemerintah lagi. Saya ditu-gaskan Pak Presiden ( Joko Wido-do) untuk meninjau titik-titik yang disinggahi oleh tol laut. Kita mau li-

hat sejauh mana tol laut ini produk-tif,” kata Menhub.

Bupati Maluku Tenggaran Ba-rat Bitsael S Temmar menyatakan, pi haknya akan segera menggenjot pro duktifitas berbagai komoditas unggulan daerah ini yang bernilai tinggi. Dengan begitu keberadaan tol laut tidak bertepuk sebelah ta-ngan. Daerah lain mendatangkan ber bagai komoditas dengan harga terjangkau ke Saumlaki, sementara daerah MTB belum bisa berbuat banyak.

Program tol laut diakuinya

secara perlahan mulai membawa man faat bagi masyarakat di daerah yang dilalui trayek tol laut dari Sa-bang sampai merauke. Daerah yang selama ini belum terjangkau trans-portasinya secara baik, secara berta-hap akan mendapatkan barang yang harganya lebih murah sebagaimana daerah lain di Jawa.

“Tol laut juga menggairahkan ke hidupan ekonomi warga. Se-bab selain harga berbagai komodi-tas semakin terjangkau, warga juga mendapatkan kemudahan menjual hasil produksinya,” ujarnya. Bowo

7Edisi II 2017

Dalam upaya efektifitas dan efisiesi proses pemeriksaan kecelakaan kapal, Menteri

Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan perlunya langkah proes percepatan penyelesaiannya.

Untuk itu menurut Dirjen Per-hubungan Laut A. Tonny Budiono mengungkapkan, tertanggal 9 Feb-ruari 2017, Menhub menerbitkan Intruksi Menteri Perhubungan No-mor IM 5 Tahun 2017 tentang Per-cepatan Pemeriksaan Kecelakaan Kapal. IM ini ditujukan kepada Dirjen dan tujuh lainnya yaitu Di-rektur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Direktur Kepela-buhanan dan Perkapalan, Ketua Mah kamah Pelayaran, para Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama, pa-ra Kepala Kantor Kesyahban daran dan Otoritas Pelabuhan, Kepala Kantor Pelabuhan Batam, dan para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pela buhan.

“Dalam IM disebutkan bahwa

Dirjen Laut melakukan pengawasan terhadap Dir KPLP, Dirkapel, dan Syahbandar untuk implementasi di lapangan,” kata Dirjen Tonny pada Rabu, 15 Februari 2017.

Selanjutnya kepada seluruh pe-jabat yang tidak melaksanakan IM ditambahkan Tonny, akan men-

dapatkan sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dirjen Tonny Budiono mene-gaskan bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menugaskannya untuk melakukan pengawasan terha-dap implementasi Instruksi Menhub tersebut. Khususnya yang terkait dengan tugas Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direk-torat Perkapalan dan Kepelautan, serta tugas para Syahbanda.

“Untuk itu, saya perintahkan kepada seluruh pihak terkait, khu-susnya yang berada di bawah Ditjen Perhubungan Laut untuk secara serius melaksanakan apa yang ditu-angkan dalam Instruksi Menteri ini

sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing,” kata Dirjen Tonny.

Dalam Instruksi tersebut, Syah bandar diwajibkan segera me-laporkan setiap kejadian kecelakaan kapal kepada Dirjen Hubla selam-bat-lambatnya 1 x 24 jam dengan tembusan kepada Ketua Mahka-mah Pelayaran.

Di samping itu, para Syahban-dar juga harus melakukan pemerik-saan pendahuluan kecelakaan kapal yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) paling lambat tujuh hari kerja dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut paling lambat 21 hari sejak diterimanya laporan kecelakaan ka-pal kepada Mahpel.

Menhub juga secara khusus me nugaskan Direktur KPLP untuk mengawasi dan membantu pe lak-sanaan pemeriksaan pendahulu an kecelakaan kapal, meneliti dan me-ng evaluasi hasil pemeriksaan dari Syahbandar. Mayan

MenHuB KeLuArKAn InSTruKSI PerCePATAn PeMerIKSAAn KeCeLAKAAn KAPAL

8 Edisi II 2017

InDOneSIA BerSIAP MenjADI AnggOTA DeWAn IMO

PerIODe 2018-2019

Melalui Kementerian Per-hubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan

La ut selaku administrator mari-tim dan focal point di Internation-al Maritime Organization (IMO) kembali bersiap mencalonkan se ba-gai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2018-2019 pada Sidang Assembly IMO yang ke-30.

Penyelengaraan sidang dilaku-kan di Kantor Pusat IMO di Lon-don pada 27 November hingga 6 Desember 2017 mendatang.

Menteri Perhubungan Budi Kar ya Sumadi menegaskan bahwa In donesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tentunya telah di-perhitungkan dalam peta transpor-

tasi laut dunia mengingat posisinya yang strategis diantara dua benua dan dua samudera.

“Menjadi anggota Dewan IMO merupakan pengakuan dunia terha-dap eksistensi Indonesia yang turut menentukan kebijakan sektor trans-portasi laut khususnya di bidang ke-selamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan mar-itim,” ujar Menhub Budi di Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Anggota Dewan IMO kategori C merupakan negara yang mempu-nyai kepentingan khusus dalam ang-kutan laut dan mencerminkan pem-bagian perwakilan yang adil secara geografis.

Negara anggotanya yaitu Aus-

tralia, Bahama, Belgia, Chili, Cyprus, Denmark, Mesir, Indonesia, Kenya, Liberia, Malaysia, Malta, Mexico, Moroko, Peru, Philipina, Singapura, Afrika Selatan, Thailand, dan Turki.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir. A. Tonny Budiono, men-gatakan, pengumuman mengenai pencalonan diri kembali sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C periode 2018-2019 telah disam-paikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri kepada Duta Besar RI di London.

“Untuk dapat diteruskan kem-bali kepada perwakilan-perwakilan Negara anggota IMO yang lain,” kata Tonny.

Hal itu guna mendukung

9Edisi II 2017

pemenangan Indonesia dalam pen-calonan IMO Council Kategori C periode 2018-2019. Pemerintah juga melakukan langkah-langkah upaya pemenangan di antaranya menyam-paikan surat permohonan dukungan kepada Menteri-menteri Transpor-tasi dan maritime administration negara-negara anggota IMO, ber-partisipasi aktif pada Sidang-Sidang dan kegiatan-kegiatan IMO, seperti Day of Seafarers dan World Mari-time Day.

Indonesia juga terus berperan aktif menghadiri Sidang-Sidang IMO dan bekerjasama dengan IMO untuk menyelenggarakan program-program technical assistance dan ca­pacity building IMO lainnya.

Selain itu, guna memeroleh banyak dukungan terkait rencana tersebut, akan digalang berbagai ker-ja sama dan pendekatan-pendekatan, serta lobi ke negara-negara anggota IMO, termasuk menyelenggarakan reception di Jakarta dan di London.

Keanggotaan pada Dewan IMO akan memberi kesempatan bagi In-donesia untuk ikut serta dalam me-nentukan kebijakan-kebijakan IMO yang sangat berpengaruh pada dunia kemaritiman.

“Keanggotaan Indonesia dalam Dewan IMO ini juga sangat mendu-kung dan sejalan dengan visi Presi-den RI, Joko Widodo untuk menja-dikan Indonesia sebagai poros mari-tim dunia,” tegas Tonny.

Kedudukan Indonesia seba-gai ang gota dewan IMO, memiliki fung si penting dan strategis untuk menunjukkan peran Indonesia dalam menentukan arah dan kebijakan IMO. Oleh sebab itu, dukungan yang diberikan para negara anggota IMO kepada Indonesia diharapkan dapat mempererat hu bungan kerja sama untuk semakin memberikan kontribusi yang positif bagi pengem-bangan masa depan IMO.

Menempatkan perwakilan khu-sus menjadi bagian penting. Banyak keuntungan yang akan diperoleh saat menempatkan personel khusus pada IMO. Salah satunya, personel yang ditempatkan, akan lebih memahami

aturan-aturan yang diterbitkan oleh IMO. Negara akan mempunyai ak-ses langsung dengan IMO melalui personel yang ditempatkan tersebut.

Apresiasi Sekjen IMOSekjen IMO Kitack Lim yang

untuk pertama kalinya berkunjung ke Indonesia sejak menjabat tahun 2015 mengapresiasi Indonesia yang menjadi poros maritim dunia. Kit-ack Lim mengaku sangat tertarik dengan kebijakan Pemerintah yang menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Dalam kunjungannya ke Indo-nesia pada 20 hingga 24 Februari 2017 tersebut , Sekjen IMO bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beserta Direktur Jen-deral Perhubungan Laut Ir. A. Ton-nya Budiono.

Selanjutnya, Sekjen IMO be-

rangkat ke Bali untuk menjadi nara-sumber pada acara the Fourth World Ocean Summit yang diselengga-rakan pada 23 hingga 24 Februari 2017 di Nusa Dua Bali. Pada acara tersebut, Sekjen IMO menyampai-kan materi terkait perubahan iklim, Climate Change Case Study: De-carbonizing Shipping.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono, menjelas-kan, sebagai negara maritim dan un-tuk mempertahankan posisi sebagai anggota Dewan IMO sejak 1973, Indonesia memiliki kepentingan be-sar untuk terpilih lagi dalam pemili-han Anggota Dewan IMO periode 2018-1019.

“Keanggotaan Indonesia dalam Dewan IMO juga sangat membantu dalam mewujudkan visi Presiden RI Joko Widodo untuk menjadikan In-donesia sebagai poros maritim du-nia,” ujar Tonny. Presti

10 Edisi II 2017

Sebagai Dewan Pembina Pen-guji Keahlian Pelaut, Dirjen Perhubungan Laut Kemente-

rian Perhubungan A. Tonny Budiono mengukuhkan keanggotaan Dewan Penguji Keahlian Pelaut (DPKP), Pelaksana Ujian Keahlian Pelaut (PUKP), dan Penguji Kepelautan di Jakarta, Selasa (7/2/2017). Pengu-kuhan ini merupakan momentum poitif dan diharapkan dapat men-jadi motor penggerak utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia (SDM) transportasi laut.“Yang memiliki daya saing,

profesional, dan unggul dalam me-nyongsong persaingan global khu-susnya di dunia internasional,” kata Dirjen Hubla.

Dengan berbekal kompetensi yang dimiliki dan percaya diri, dise-butkan Tonny, maka akan mampu menyokong rencana strategis dan komitmen pemerintah dalam mewu-judkan Poros Maritim Dunia.

“Keberhasilan yang sudah diraih

jangan membuat cepat puas, namun teruslah berinovasi, produktif, dan menggelorakan semangat juang,” tu-tur Dirjen Tonny.

Tantangan ke depan, lanjutnya, akan semakin besar, terutama dalam memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Begitu juga dengan peraingan dunia, mau tidak mau, kita harus dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan iptek dan informasi.

Dirjen Tonny juga menyebut-kan, ujian keahlian pelaut di ling-kungan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, ke depannya akan diter-apkn melalui E- Maritim. Ujian melalui E-Maritim ini diharapkan mampu meningkatkan objektivitas, efektif, dan efisien.

Dirjen Hubla juga berharap agar seluruh personel penguji kelautan ini juga membantu secara aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia (SDM) transportasi yang memiliki daya saing global dengan mengedepankan Iman dan taqwa.

“Saya apresiasi dan ucapkan selamat kepada anggota yang diku-kuhkan, semoga sukses di mana pun ditempatkan,” katanya.

Diharapkan semua personel dapat melaksanakan tugas tanpa pamrih, memenuhi kewajiban neg-ara demi kemajuan bangsa. “Jaga-lah martabat keluarga, institusi, dan bangsa,” ujarnya, tegas. Presti

DIrjen HuBLA KuKuHKAn AnggOTA DPKP, PuKP, DAn PengujI KePeLAuTAn

KeBerHASILAn yAng SuDAH DIrAIH jAngAn MeMBuAT CePAT PuAS,

nAMun TeruSLAH BerInOVASI, PrODuKTIf,

DAn MenggeLOrAKAn SeMAngAT juAng.

11Edisi II 2017

Kementerian Perhu-bungan (Kemhub) te lah menerbitkan

Peraturan Menteri Per-hubungan Nomor PM 140 Tahun 2016 sebagai peruba-han atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 70 Ta-hun 2013 tentang Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi serta Dinas Jaga Pelaut. Namun begitu, administrastor Indonesia di International Maritime Organiza-tion (IMO) tetap ada di Dirjen Per-hubungan Laut.

“Sementara untuk blanko ser-tifikat-sertifikat pengukuhan terse-but tetap akan disediakan oleh Ditjen Hubla sesuai kebutuhan penyeleng-gara pendidikan dan pelatihan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM.

Diharapkan Tonny, proses peng urusan sertifikat dan dokumen pelaut dapat lebih cepat, murah, aman dan lebih profesional. Para pelaut tidak perlu khawatir akan bi-aya yang mahal. Sekarang lembaga diklat pelaut di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Ma-nusia (BPSDM) Perhubungan yang sudah menjadi Badan Layanan

Umum (BLU) sehingga besaran dan jenis tarif diklat sudah ditetapkan oleh Direktorat BLU Kementerian Keuangan.

“Yang tak kalah pentingnya adalah kita harus tetap melaporkan nama-nama pejabat penandata ngan sertifikat di lembaga diklat yang telah mendapat pengesahan kepada IMO sebagai bentuk tanggung-jawab Indonesia sebagai negara anggota IMO dan juga agar dapat terverifikasi keabsahannya,“ jelas DirjenTonny.

Poin penting lain yang juga mengalami perubahan yaitu pada pasal 16 yang mengatur bahwa pe-lak sanaan diklat kepelautan yang me tode pencapaian kompetensinya de ngan menggunakan simulator/la-boratorium wajib menggunakan si-

mulator/ laboratorium yang te lah mendapat pengesahan (approval) dari Kementerian Perhubungan.

Standar kinerja dan ca-pai an, pengesahan (approval)simulator/ laboratorium, peng gunaan simulator/labo-ra torium untuk diklat, dan penilaian (assessment) yang menggunakan simulator/

la boratorium serta pengujian de-ngan menggunakan Computer Base Training (CBT).

Saat ini terdapat 12 lembaga diklat pelaut di bawah Kementerian Perhubungan yang telah mendapat-kan pengesahan dan dapat mener-bitkan sertifikat pelaut, antara lain BP2IP Malahayati Aceh Besar, BPPP Padang Pariaman, BP2IP Tangerang, STIP Marunda – Jakar-ta, BP3IP Jakarta, BPPTL Jakarta, PIP Semarang, Poltekpel Surabaya, PIP Makassar, BP2IP Barombong, Balai Diklat Pelayaran Minahasa Selatan, dan BP2IP Sorong.

Dan apabila masyarakat memer-lukan informasi lebih lanjut terkait dengan penerbitan sertifikat pelaut dapat mengirimkan email ke alamat :[email protected]. Bowo

DIrjen HuBLA LIMPAHKAn PenerBITAn SerTIfIKAT PeLAuT PADA LeMBAgA DIKLAT

12 Edisi II 2017

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan

Pelabuhan Murhum Baubau layak un tuk dapat menjadi hub antara Indonesia bagian barat dan bagian timur. Pelabuhan Murhum Baubau cukup strategis dan banyak dising-gahi kapal-kapal dari pulau Jawa yang hendak menuju Ambon atau-pun Papua.

“Baubau layak menjadi HUB daripada suatu konektivitas Indo-nesia barat dan timur, diindikasikan dengan banyaknya kapal dari Jawa, Makassar menuju Ambon dan Pa-pua lewat sini artinya kita harus me-mastikan operasional di sini berjalan

dengan baik,” kata Menhub Budi Karya yang didampingi Dirjen Per-hubungan Laut Tonny Budiono saat meninjau Pelabuhan Murhum Bau-bau, Minggu (19/2/2017).

Pada kesempatan itu Menhub Budi secara khusus memberikan ca-tatan pada fasilitas lapangan pe num-pukan di Pelabuhan Murhum Bau-bau yang dinilai kurang luas.

“Kelihatannya tempat penum-pukan barang untuk kontainer ku-rang, ke depan kalau kita ingin mem buat Baubau ini lebih strategis, kita harus memperhatikan fungsi-fungsi kepelabuhan berkaitan de-ngan lapangan penumpukan kon-tainer,” ujarnya.

Saat ini Pelabuhan Murhum Baubau memiliki dua lapangan pe-numpukan di sisi barat dan timur masing-masing seluas 6.000 dan 8.700 meter persegi.

Menhub juga meminta kepada Kepala Unit Penyelenggara Pela-buhan (KUPP) Kelas I Baubau, Mar-lent Manurung lebih mempersing-kat waktu bongkar muat barang di pelabuhan ini. Saat ini waktu bong-kar muat satu kapal di Pelabuhan Murhum Baubau sekitar dua hari.

“Dua hari kan lama. Saya ingin lebih singkat, kalau singkat itu berar-ti produktivitas kapal tinggi, produk-tivitas orang juga tinggi, (terlebih) sudah ada crane harus diintensifkan

MenHuB: PeLABuHAn MurHuM BAuBAu LAyAK MenjADI HuB BArAT DAn TIMur

13Edisi II 2017

lagi,” pinta Menhub Budi Karya.Menhub Budi Karya juga me-

minta Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Murhum Baubau tetap mengutamakan aspek kesela-matan kapal dan pelayaran. Khusus di wilayah Indonesia bagian timur yang seringkali mengalami cuaca ekstrem sehingga membahayakan pelayaran.

Selanjutnya, pihak UPP Bau-bau agar selalu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam mem-berangkatkan kapal.

Berkaitan dengan keselamatan pelayaran, lanjut dia, kita harus se-lalu mengutamakan dan itu mut-lak dibandingkan urusan yang lain. Pelayanan umum ke masyarakat harus tetap namun tidak boleh me-ngabaikan masalah keselamatan dan juga keamanan pelayaran.

“Saya minta kepada Ka UPP agar pada saat memberangkatkan kapal itu diperhatikan dan menjadi pokok, tadi ada kapal kayu, semua harus pakai pelampung, kalau suatu kondisi (cuaca) ekstrem akan terjadi, lebih baik tidak diberangkatkan,” te-gas Menhub.

Bentuk TimTerkait dengan usulan Waliko-

ta Baubau A.S Thamrin agar diban-gun pelabuhan baru, Menhub me-minta kepada Dirjen Perhu bungan Laut Ir. A. Tonny Budiono agar mem bentuk tim untuk mengkaji pro posal tersebut.

Pelabuhan Murhum Baubau pada bulan Desember 2016 telah menyelesaikan pembangunan termi-nal penumpang seluas 656.125 me-ter persegi. Terminal penumpang ini nantinya akan menggantikan termi-nal penumpang yang lama.

Dikatakan Menhub Budi, Karya terminal penumpang yang baru ini dalam waktu dekat siap untuk di-operasikan. “Terminal penumpang segera dioperasikan, setelah ada kur-si, dalam waktu dekat dioperasikan,” kata Menhub Budi.

Terminal penumpang 3 lantai ini memiliki daya tampung 1.000

orang dalam sekali waktu dengan dilengkapi sarana penunjang fasilitas umum seperti ruang tunggu, toilet, fasilitas untuk penyandang disabili-tas, tangga eskalator, dan sarana pen-dukung lainnya.

Nantinya Terminal Pela buhan Murhum Baubau ini juga akan di-leng kapi sarana pengamanan seperti metal detector, mirror, sistem monitor dan sarana banner (papan informasi elektronik) serta x-ray. Silo

14 Edisi II 2017

CegAH KeCeLAKAAn KAPAL, KPLP TIngKATKAn KOOrDInASI DengAn BASArnAS

Direktorat Kesatuan Pen-jagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Per hungan

Laut Kementerian Perhubungan (Kemhub) terus meningkatkan ko-or dinasi dengan Badan SAR Nasi-onal (Basarnas) di seluruh Indonesia untuk pencegahan kecelakaan kapal dan percepatan saat terjadi musibah di laut.

Direktur KPLP Jonggung Si-torus mengungkapkan, pihaknya mengharuskan jajarannya untuk siap siaga dan terintegrasi dengan stasiun radio pantai (SROP).

“Selain itu kami juga berkoordi-

nasi dengan terhubung langsung Ba-sarnas di daerah-daerah,” kata Jong-gung dalam Sarasehan HUT Basa-nas Tahun 2017 dengan Tema “Peran Basarnas dalam Upaya Pence gahan Kecelakaan Transportasi Laut” di Ja-karta, Kamis (23/2/2017).

Jonggung mengungkapkan bah-wa pihaknya telah memeroleh selu-ruh nomor kontak SAR di seluruh daerah di Indonesia.

Upaya lainnya yang dilakukan KPLP lanjut Jonggung, adalah de-ngan menerapkan quick respon un-tuk setiap kejadian di laut.

“Kami juga menginstruksikan

kepada seluruh nakhoda agar respon cepat jika terjadi kendala saat ber-layar harus dilakukan, untuk kesela-matan pelayaran,” tutur Jonggung.

Nakhoda lanjut dia, memiliko kewenangan penuh untuk menegak-kan keselamatan dan keamanan, saat kapal akan berlayar hingga tiba di pelabuhan tujuan. Namun sayangnya hingga kini masih ditemukan na-khoda yang bertugas sebatas pelak-sana tugas ‘majikan’ atau pemilik kapal.

“Harusnya nakhoda bertang-gungjawab penuh atas keselamatan pelayarannya,” kata Jonggung. Presti

15Edisi II 2017

KeMHuB BenTuK SATuAn KerjA PeMBAngunAn PeLABuHAn PATIMBAn

Guna percepatan dan efek-tivitas pelaksanaan ke-giat an pembangunan Pe-

labuhan Patimban yang berlokasi di Kabupaten Subang Jawa Barat, Kementerian Perhubungan telah membentuk Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Pelabuhan Patimban.

Pembentukan Satuan Kerja ini berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor. KP. 218 Ta-hun 2017 tanggal 16 Februari 2016 Tentang Satuan Kerja Pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat.

“Satuan kerja pembangunan Pe-labuhan Patimban dibentuk dalam rangka efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan anggaran serta tinggi-nya beban kerja, tingkat kesulitan dan komplektivitas kegiatan, dan be-sarnya nilai anggaran yang dialokasi-kan untuk membiayai sampai dengan selesainya kegiatan pembangunan Pelabuhan Patimban sehingga perlu penugasan secara khusus oleh Men-teri Perhubungan selaku Pengguna Anggaran,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Bu-diono di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Satuan Kerja ini merupa kan unit kerja non struktural yang di-ben tuk secara khusus sebagai Unit Pe laksana Kegiatan Pembangunan Pe labuhan Patimban.

Dirjen Tonny menyebutkan bah wa Satuan Kerja Pembangunan Pelabuhan Patimban akan dipimpin oleh satu orang Kepala Satuan Kerja yang secara ex­officio merangkap se-ba gai Kuasa Pengguna Anggaran Sa tuan Kerja yang ditunjuk serta di angkat dan diberhentikan oleh Men teri Perhubungan.

Berdasarkan Keputusan Men-teri Perhubungan No. KP 218/2017, susunan organisasi Satuan Kerja Pem bangunan Pelabuhan Patimban ter diri dari Kepala Satuan Kerja, Sek-retaris Satuan Kerja, Pejabat Penguji dan Penandatangan Surat Perintah

Membayar, Pejabat Pembuat Komit-men, Bendahara Pengeluaran, Staf Teknis serta Staf Administrasi dan Keuangan.

“Namun demikian, guna men-jamin terselenggaranya kinerja dan mutu hasil kegiatan pembangunan Pelabuhan Patimban, maka Kepala Satuan Kerja dapat merekrut dan memberdayakan individual expert dan pegawai harian lepas sesuai spe-sifikasi yang dibutuhkan dalam jum-lah yang wajar dan dapat dipertang-gungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Dirjen Tonny.

Lebih lanjut Dirjen Tonny juga

menyebutkan bahwa satuan kerja pembangunan Pelabuhan Patimban bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan melalui dan berada di bawah pembinaan teknis dan admi-nis trasi oleh Dirjen Perhubungan Laut.

Seebelumnya, Menteri Perhu-bungan Budi Karya Sumadi menga-takan bahwa pemerintah melalui Ke-menterian Perhubungan telah me -nargetkan Pelabuhan Patimban yang ditetapkan sebagai proyek stra tegis nasional melalui Peraturan Presi-den No. 47 Tahun 2016 akan mulai beroperasi pada tahun 2019. Silo

16 Edisi II 2017

Kapal Pengamat Perambuan KN. Pengiki buatan Ga-langan Kapal PT. Multi Pri-

ma Batam resmi beroperasi untuk mendukung tugas kenavigasian pada Distrik Navigasi Kelas III Ponti-anak. Penandatanganan prasasti, peng guntingan pita, dan pemecahan kendi oleh Direktur Jenderal Per-hubungan Laut, A. Tonny Budiono, di Kantor Distrik Navigasi Kelas III Pontianak hari ini (11/02/2017) menandai peresmian kapal tersebut.

Bila dilihat dari faktor geografis, wilayah Kalimantan Barat atau yang dikenal “Bumi Khatulistiwa”, selain berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur, juga berbatasan langsung dengan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan yang merupakan pintu gerbang un-tuk memasuki wilayah perairan Ne-gara Kesatuan Republik Indonesia.

“Untuk itu, dukungan sektor transportasi khususnya transportasi laut sangat penting dalam menunjang kegiatan perekonomian di Pontianak

dan sekitarnya,” jelas Dirjen Tonny.Seiring dengan meningkatnya

kegiatan pelayaran di wilayah per-airan Pontianak, penyelenggaraan ke giat an kenavigasian menjadi fak-tor yang sangat penting dibutuhkan, demi menunjang kelancaran trans-portasi laut dan sungai.

“Distrik Navigasi Kelas III ini memiliki tugas menjamin alur pelayaran di wilayah perairan Pon-tianak dan sekitarnya agar dapat di-layari kapal-kapal dengan aman, se-hingga pelayanan terhadap penggu-na jasa terwujud sesuai standar dan ketentuan yang berlaku,” urai nya.

Direktur Kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bambang Wiyanto menyebutkan, saat ini Distrik Navi-gasi Kelas III Pontianak memiliki empat unit armada Kapal Negara Kenavigasian. Terdiri dari satu unit kapal Kelas I yaitu KN. Alnilam, dua unit kapal kelas III, KN. AE-012 dan KN. Pengiki, satu unit kapal Ke-las V, KN. Datu.

“Dengan hadirnya KN. Pengiki sebagai Kapal Pengamat Perambuan maka diharapkan akan semakin memperkuat peran armada kenavi-gasian yang dimiliki Disnav Kelas III Pontianak,” ungkap Bambang.

Kadisnav Pontianak Hendaviny Kartomo menambahkan bahwa KN. Pengiki memiliki panjang 32 meter dengan Panjang Garis Air 28,6 me-ter. “Kapal mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 20 knot,” kata Hendaviny.

Ditunjang tenaga mesin peng-gerak sebanyak 2 x 1300 H dan kapasitas tangki bahan bakar 15 Ton, kapal ini diharapkan dapat bekerja optimal dalam mengawasi dan memastikan keandalan SBNP di wilayah Kalimantan Barat dan sekitarnya.

Hendaviny mengungkapkan, wilayah kerja Distrik Navigasi Pon-tianak meliputi wilayah perairan seluruh Kalimantan Barat, seba-gian Kepulauan Riau dan sebagian wilayah Bangka Belitung. Presti

Kn PengIKI reSMI DIOPerASIKAn PerKuAT DISTrIK nAVIgASI POnTIAnAK