E buku siswa (pertemuan 4)

5
PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI PUISI 3. Puisi Kontemporer Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi. Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut: a. Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak b. Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti c. Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu: a. adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah: 1. Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu 2. Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri 3. Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah. Contoh: Shang Hai ping di atas pong pong di atas ping ping ping bilang pong pong pong bilang ping mau pong? bilang ping mau mau bilang pong mau ping? bilang pong Puisi Mantra 2 14 www.akarppsunm.com www.akarppsunm.com Materi Puisi Kelas X SMA/MA Buku Siswa e

Transcript of E buku siswa (pertemuan 4)

Page 1: E buku siswa (pertemuan 4)

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

3. Puisi Kontemporer

Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.

Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:

a. Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak

b. Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti

c. Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita

Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer.

Ciri-ciri mantra adalah:

1. Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu

2. Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri

3. Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.

Contoh:Shang Haiping di atas pongpong di atas pingping ping bilang pongpong pong bilang pingmau pong? bilang pingmau mau bilang pongmau ping? bilang pong

Puisi Mantra

214www.akarppsunm.comwww.akarppsunm.com

Materi PuisiKelas X SMA/MA

Buku Siswae

Page 2: E buku siswa (pertemuan 4)

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

mau mau bilang pingya pong ya pingya ping ya pongtak ya pong tak ya pingya tak ping ya tak pongsembilu jarakMu merancap nyaring(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)

b. adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main.

Ciri-ciri Puisi Mbeling:

1. Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).

Contoh:Sajak Sikat GigiSeseorang lupa menggosok giginya sebelum tidurDi dalam tidur ia bermimpiAda sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbukaKetika ia bangun pagi hariSikat giginya tinggal sepotongSepotong yang hilang itu agaknyaTersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembaliDan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)

1. Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.

2. Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.

Puisi Mbeling

215www.akarppsunm.comwww.akarppsunm.com

Materi PuisiKelas X SMA/MA

Buku Siswae

Page 3: E buku siswa (pertemuan 4)

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

c. berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat l a m b a n g - l a m b a n g y a n g diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.

Contoh:Doktorandus Tikus Iselusin togamengangaseratus tikus berkampusdiatasnyadosen dijeratprofesor diracunkucingkawindan buntingdengan predikatsangat memuaskan(F. Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)

Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:

Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.

b. Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.

c. Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.

d. Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)

(Sumber: www.wikipedia.com)

Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis

a.

ka sih sih sih sih sih sih ka Ku Kata yang tidak bermakna dalam penggalan puisi di atas adalah ….

Kerjakanlah Pada LKS 03!

MASALAH 03!

216www.akarppsunm.comwww.akarppsunm.com

Materi PuisiKelas X SMA/MA

Buku Siswae

Page 4: E buku siswa (pertemuan 4)

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

Berpuisi adalah ekspresi jiwa kita. Setiap puisi yang

kita buat, biasanya lebih sebagai perwakilan hati. Tak

jarang, seorang penulis terheran-heran dengan kalimat-

kalimat yang telah ia tulis sendiri. Tanpa disadari, muncul

kejutan-kejutan ekspresi yang menggambarkan sebuah

situasi: cinta, rindu, dendam, kebencian, indah, bahkan

permusuhan. Puisi sering juga menjelma menjadi mantra-

mantra yang mampu menaklukkan kerasnya hati seorang

pembaca.

Karena puisi lahir dari dalam diri seseorang, kita

perlu merangsang agar ia mau keluar menjadi kalimat-

kalimat canggih yang indah. Proses perangsangan itu tak berbeda dengan saat kita

menulis cerpen atau novel. Hanya saja, menulis puisi lebih dibutuhkan konsep simbol

dari kata-kata yang harus kita pilih untuk mewakili ungkapan perasaan atau suatu

situasi yang ingin kita lantunkan menjadi bait-bait syair yang memesona.

Untuk itu, setidaknya kita harus melalui proses perangsangan itu sebagai

berikut. Meskipun beberapa orang tidak harus melewati proses ini, setidaknya bisa

membantu atau mempermudah lahirnya sebuah puisi.

1. Meditasi untuk Ketenangan Hati

Meditasi tidak harus dilakukan seperti orang sedang melakukan yoga. Anda hanya

perlu menenangkan pikiran sebelum melakukan proses selanjutnya. Dalam setiap

agama, kita mengenal istilah sembahyang, yang tidak lain adalah proses

meditasi untuk menenangkan diri atau berdialog dengan Sang Pencipta.

2. Membayangkan Peristiwa atau Situasi

Jika ketenangan hati telah menghampiri Anda, silakan membayangkan

peristiwa atau situasi yang indah atau yang selama ini membuat hati

Anda bergejolak atau tertarik untuk mengamati ulang.

E. Menulis Puisi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

217www.akarppsunm.comwww.akarppsunm.com

Materi PuisiKelas X SMA/MA

Buku Siswae

Page 5: E buku siswa (pertemuan 4)

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

PUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISIPUISI

3. Mengilustrasikan dalam Media

Setelah membayangkan peristiwa atau situasi,

silakan mencoba mengilustrasikannya secara

ringkas ke dalam pikiran. Akan lebih mudah jika

Anda melakukannya dalam bentuk coretan-

coretan kalimat atau beberapa kata dikertas,

dilaptop, atau media apapun yang mampu

menyimpan gagasan Anda.

4. Meraba Simbol dan Tanda Kalimat

Tahap selanjutnya, ringkaslah kalimat-kalimat atau rangkailah kata-kata yang telah

Anda ilustrasikan dengan kalimat atau kata-kata yang menyimbolkan atau

menjadi tanda khas dan menarik sesuai dengan hati dan pikiran.

5. Merapikan dan Menghaluskan Kalimat atau Kata

Terakhir, jangan lupa membaca ulang kalimat-kalimat yang telah Anda susun tadi,

dan rasakan nada dan intonasinya. Jika Anda masih merasakan ada kejanggalan,

ulangi terus membacanya hingga didapatkan kenikmatan dan kepuasan spiritual

atas karya puisi Anda sendiri itu.

Begitulah proses perangsangan ide untuk menjadi sebuah puisi yang menarik

dan memesona. Anda tidak perlu ragu untuk melakukannya. Sebab, setiap orang

memiliki potensi untuk membuat keindahan dalam puisi karyanya. Setidaknya, puisi

Anda bisa membantu melegakan berbagai masalah yang sedang dihadapi. Akan

lebih beruntung lagi jika Anda kumpulkan puisi tersebut, lalu diterbitkan menjasi

sebuah buku. Untuk lebih jelasnya, maka ada baiknya kita membuat bersama teman

kelas Anda kemudian menjadikannya satu antologi puisi (kumpulan beberapa puisi)

dalam satu buku. Silakan mencoba!

(http://alhamimdwiputra.blogspot.com/2013/03/cara-menulis-puisi-yang-indah.html

diakses pada tanggal 19 Mei 2013 pukul 21.30)

218www.akarppsunm.comwww.akarppsunm.com

Materi PuisiKelas X SMA/MA

Buku SiswaePUISI

Me nurut Anda, puisi yang baik ditulis b e r d a s a r k a n pe ngalaman pribadi atau sepe nuhnya hanya imajinasi! Berikan alasan Anda!

KERJAKAN PADA LKS 04!

MASALAH 04!