Dunia di mata anak

31
Dunia di Mata Anak-Anak dalam Cerita Mirah Mini: hidupmu,keajaibanmu dan Terjemahan Le Petit Prince (Pangeran Kecil) Oleh NITA OKTAVIANI Latar Belakang Masalah Dunia adalah tempat semua makhluk hidup tinggal, diantaranya manusia, hewan dan tumbuhan. Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah akal dan budi pekerti, karena hewan dan tumbuhan tidak dapat berpikir layaknya manusia. Kita pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah manusia dewasa dan anak-anak. Manusia dewasa yaitu secara biologi sudah akil balig, dan memiliki kematangan dan tanggung jawab sebagai seorang dewasa. Selain itu hukum yang mengikat orang dewasa juga berbeda dengan hukum yang mengikat anak-anak. Menurut hukum di Indonesia sendiri manusia dapat dikatakan manusia dewasa setelah ia berumur 21 atau sudah menikah (Asiamaya.com). Sedangkan anak-anak adalah manusia yang berumur dibawah 11 tahun dan belum memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan perilaku dewasa. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Dan masa perkembangan intelektual anak (Piaget dalam Nurgiyantoro, 2010:50) dimulai dari tahap pertama (0-2 tahun) tahap sensori- motor, (2-7 tahun) tahap praoperasional, (7-11 tahun) tahap operasional konkret dan (11 atau 12 tahun ke atas) tahap operasi formal. Akan tetapi manusia yang sudah dewasa tidak dapat dikatakan dewasa apabila belum memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan perilaku dewasa. Karena perbedaan itulah pandangan manusia dewasa dan anak-anak juga berbeda. Anak-anak yang masih polos, dan belum banyak tahu menganai dunia akan berbeda pandangannya dengan orang dewasa yang sudah lebih banyak tahu dan berpengalaman. Oleh karena itu ada istilah dunia anak-anak. Dunia anak-anak adalah alam kehidupan anak-anak (KBBI, 2008:347). Dunia yang penuh imajinasi tanpa batas juga penuh keajaiban lain halnya dengan dunia dewasa yang selalu dilihat dari sisi realitat dan kelogisan dalam berpikir.

Transcript of Dunia di mata anak

Page 1: Dunia di mata anak

Dunia di Mata Anak-Anak dalamCerita Mirah Mini: hidupmu,keajaibanmu dan Terjemahan

Le Petit Prince (Pangeran Kecil)

Oleh NITA OKTAVIANI

Latar Belakang Masalah

Dunia adalah tempat semua makhluk hidup tinggal, diantaranya manusia, hewan dan

tumbuhan. Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah akal dan budi pekerti,

karena hewan dan tumbuhan tidak dapat berpikir layaknya manusia. Kita pastinya sudah tidak

asing lagi dengan istilah manusia dewasa dan anak-anak. Manusia dewasa yaitu secara biologi

sudah akil balig, dan memiliki kematangan dan tanggung jawab sebagai seorang dewasa. Selain

itu hukum yang mengikat orang dewasa juga berbeda dengan hukum yang mengikat anak-anak.

Menurut hukum di Indonesia sendiri manusia dapat dikatakan manusia dewasa setelah ia

berumur 21 atau sudah menikah (Asiamaya.com). Sedangkan anak-anak adalah manusia yang

berumur dibawah 11 tahun dan belum memiliki kematangan dan tanggung jawab yang

mencerminkan perilaku dewasa. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia

sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Dan masa perkembangan intelektual anak

(Piaget dalam Nurgiyantoro, 2010:50) dimulai dari tahap pertama (0-2 tahun) tahap sensori-

motor, (2-7 tahun) tahap praoperasional, (7-11 tahun) tahap operasional konkret dan (11 atau 12

tahun ke atas) tahap operasi formal. Akan tetapi manusia yang sudah dewasa tidak dapat

dikatakan dewasa apabila belum memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan

perilaku dewasa. Karena perbedaan itulah pandangan manusia dewasa dan anak-anak juga

berbeda. Anak-anak yang masih polos, dan belum banyak tahu menganai dunia akan berbeda

pandangannya dengan orang dewasa yang sudah lebih banyak tahu dan berpengalaman. Oleh

karena itu ada istilah dunia anak-anak. Dunia anak-anak adalah alam kehidupan anak-anak

(KBBI, 2008:347). Dunia yang penuh imajinasi tanpa batas juga penuh keajaiban lain halnya

dengan dunia dewasa yang selalu dilihat dari sisi realitat dan kelogisan dalam berpikir.

Page 2: Dunia di mata anak

Tentunya sudah pasti kalau kebutuhan manusia dewasa dan anak-anak berbeda. Contoh

konkretnya adalah dengan adanya buku, majalah, film, video, toko-toko, hiburan dan beberapa

fasilitas yang hanya diperuntukan untuk orang dewasa. Begitu juga dengan anak-anak, banyak

hal yang khusus diperuntukan untuk anak-anak termasuk buku, film, video, toko-toko, peralatan

mandi, parfum, dan lain-lain yang di khususkan bagi anak-anak. Begitu juga dalam sastra

terdapat pula sastra yang dikhususkan untuk anak-anak yang sering disebut sastra anak.

Sastra anak adalah buku-buku bacaan atau karya sastra yang sengaja ditulis sebagai

bacaan anak, isinya sesuai dengan minat dan pengalaman anak, sesuai dengan tingkat

perkembangan wmosi dan intelektual anak (Ampera, 2010:10). Sastra anak juga dibagi menjadi

beberapa genre. Menurut Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2010:14) genre sastra anak

dikelompokan menjadi enam macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra tradisional,

puisi dan nonfiksi. Jenis sastra anak yang dikategorikan ke dalam realisme yaitu cerita

realistik/realisme, realisme binatang, realisme historis dan cerita olah raga. Kategori dalam Fiksi

formula yaitu cerita misteri dan detektif, cerita romantik dan novel serial. Kategorikan dalam

fantasi yaitu cerita fantasi, fantasi tingkat tinggi, dan fiksi sain. Kategori dalam sastra tradisional

yaitu fabel, dongeng rakyat, mitologi, legenda, dan epos. Kategori dalam puisi anak dapat

berwujud puisi-puisi lirik tembang-tembang anak tradisional, lirik tembang-tembang ninabobo,

puisi naratif, dan puisi personal. Dan yang terakhir kategori dalam nonfiksi yaitu buku informasi

dan biografi.

Buku anak biasanya berkisah tentang hal-hal diluar nalar orang dewasa, seperti hewan

dan tumbuhan yang bisa berperilaku seperti manusia, hantu atau mahluk ajaib seperti peri, jin,

dan lain-lain. Untuk orang dewasa mungkin cerita seperti itu tidak masuk akal, akan tetapi bagi

anak-anak hal itu dapat menjadi hal yang lumrah, karena imajinasi dan emosi anak dapat

menerima itu secara wajar.

Menurut Huck dkk. (dalam Nutgiyantoro, 2010:7) buku anak, sastra anak adalah buku

yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat cerita. Tujuannya agar anak lebih mudah

memahami isi cerita. Hal itu juga diperkuat oleh Winch (dalam Nurgiyantoro, 2010:7) buku anak

yang baik adalah buku yang mengantarkan dan berangkat dari kacamata anak. Oleh karena itu

anak akan lebih mudah memahami suatu cerita dengan imajinasi dan emosi apabila cerita

tersebut diambil dari sudut pandang anak-anak. Cerita anak juga tidak hanya bercerita tentang

hal yang baik saja, akan tetapi bisa saja penulis bercerita tentang perilaku yang buruk seperti

Page 3: Dunia di mata anak

berbohong, malas, tidak menurut kepada orang tua, dan lain-lain. Akan tetapi cerita haruslah

berada dalam jangkauan pemahaman emosional dan pikiran anak.

Salah satu karya sastra anak dunia yang terkenal adalah dongeng-dongeng karya Hans

Christian Andersen (Princess Thumbelina, The Little Mermaid, The Ugly Ducking), Antoine de

Saint-Exupery (Le Petit Prince atau The Little Prince) JK. Rowling (Harry Potter) Katherine

Paterson (Bridge to Terabithia) dan John Ronald Reyel Tolkien (The Hobbit dan The Lord of the

Rings), dan masih banyak lagi. Bahkan tidak sedikit yang diangkat menjadi film dan sukses di

pasaran. Sedangkan karya sastra anak di Indonesia yang terkenal diantaranya si Kancil, Timun

Mas, Kura-kura dan Monyet, dan tahun 2012 kemarin sastra anak Indonesia diramaikan kembali

oleh hadirnya buku anak baru yaitu Mirah Mini karya Nukila Amal dan Hanafi.

Salah satu cerita anak yang diambil dari kacamata anak-anak adalah cerita Mirah Mini:

hidupmu, keajibanmu karya Nukila Amal. Buku ini bercerita tentang anak kecil berumur lima

tahun. Semua hal yang membuatnya takjub, dia sebut sebagai sesuatu yang ajaib. Pengertian dari

kata ajaib itu sendiri adalah sesuatu yang ganjil, aneh, jarang ada, tidak seperti biasa. Akan tetapi,

konsep ajaib yang disebutkan oleh Mirah Mini ini adalah hal-hal yang menurut orang dewasa

lumrah dan dapat dijelaskan secara ilmiah dan tidak aneh juga tidak ganjil. Akan tetapi begitulah

Mirah Mini melihat dunianya yang begitu banyak keajaiban.

Lain halnya dengan cerita yang ditulis oleh Antoine de Saint-Exupéry dalam bukunya ia

tidak mempersembahkan cerita ini untuk anak-anak akan tetapi buku yang berjudul The Little

Prince (Pangeran Kecil) ini dipersembahkan untuk orang dewasa yang pernah menjadi anak-

anak. Buku ini adalah buku terjemahan dari Perancis yang bercerita tentang seorang pangeran

yang berasal dari planet lain. Pangeran ini memandang orang dewasa dengan semua rutinitas

yang sering dilakukan oleh orang dewasa secara umum. Orang dewasa yang tidak lepas dari

angka, orang dewasa yang malu karena mabuk oleh karena itu dia terus-menerus mabuk, orang

dewasa yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, dan lain-lain. Selain itu, cerita ini menceritakan

kecintaannya kepada sekuntum bunga mawar yang begitu berharga untuk Pangeran Kecil.

Ternyata, tidak hanya buku anak-anak yang mengambil sudut pandang anak-anak dalam

pembuatan sebuah cerita. Ada juga buku yang di persembahkan untuk orang dewasa yang

mengambil sudut pandang anak-anak. Dalam kajian ini penulis akan membandingkan kedua

cerita tersebut dengan menggunakan metode perbandingan. Metode perbandingan berangkat dari

sastra bandingan yaitu pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori tersendiri

Page 4: Dunia di mata anak

(Damono, 2005:2). Dan penulis juga akan lebih menekankan pada tokoh utama anak-anak dan

bagaimana dunia di mata anak-anak itu digambarkan oleh pengarang dewasa dalam ceritanya.

Oleh karena itu, penulis mengangkat penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

Penggambaran Dunia di Mata Anak-Anak Pada Tokoh Utama pada cerita Mirah Mini: hidupmu,

keajibanmu karya Nukila Amal dengan The Little Prince (Pangeran Kecil) karya Antoine de

Saint-Exupery dengan memfokuskan kajian kepada teks cerita.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana dunia di mata anak-anak digambarkan dalam buku cerita Mirah Mini:

hidupmu, keajaibanmu karya Nukila Amal?

2. Bagaimana dunia di mata anak-anak digambarkan dalam buku cerita The Little Prince

(Pangeran Kecil) Karya Antoine de Saint-Exupery?

3. Apa perbedaan dan persamaan yang tedapat pada kedua cerita ini?

TUJUAN PENELITIAN

1. Memaparkan bagaimana dunia di mata anak-anak di gambarkan dalam cerita Mirah

Mini: hidupmu, keajaibanmu karya Nukila Amal?

2. Memaparkan bagaimana dunia di mata anak-anak di gambarkan dalam cerita The Little

Prince (Pangeran Kecil) Karya Antoine de Saint-Exupery?

3. Menemukan pebedaan dan persamaan dalam kedua cerita: Mirah Mini dan The Little

Prince (Pangeran Kecil)

SUMBER DATA

1. Mirah Mini: hidupmu, keajibanmu karya Nukila Amal oleh Masyarakat Indonesia Cipta,

Jakarta, tahun 2013, cetakan kedua (cetakan pertama tahun 2012).

2. The Little Prince (Pangeran Kecil) karya Antoine de Saint-Exupery oleh PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2003.

Page 5: Dunia di mata anak

HASIL DAN PEMBAHASAN TOKOH UTAMA

1. Teman Imajinasi

a. Teman Imajinasi dalam Mirah Mini

Dunia anak adalah dunia penuh imajinasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dl angan-angan); khayalan (KBBI, 2008:526).

Oleh karena, kebanyakan cerita anak imajinatif. Dari sekian banyak buku imajinatif, Mirah Mini

juga menyajikan cerita tentang anak perempuan bernama Mirah Mini yang mempunyai teman

imajinasi bernama Tapir.

Mirah Mini adalah anak perempuan berusia lima tahun. Ia mempunyai teman imajinasi

bernama Tapir. Tapir atau tenuk adalah binatang menyusui, tubuhnya menyerupai babi hutan,

punggung membulat dan menurun ke depan, warna bulu badan bagian depan (perut dan kaki)

hitam, sedangkan bagian lain keputih-putihan (KBBI, 2008:1443). Menurut Mirah Mini, Tapir

begitu lucu dan pintar Seperti pada kutipan berikut: “Aku punya teman tapir, namanya Tapir. Dia

mirip salah satu gambar di buku ceritaku. Tapir suka pakai celana putih. Tapir lucu dan pintar

sama sekali.” (Amal, 2013:12). Anak-anak memang tidak pernah membuat sesuatu menjadi hal

yang rumit. Hal itu terlihat pada kutipan di atas, ketika Mirah Mini memberi nama teman

imajinasinya Tapir sama dengan nama asli hewan tersebut yaitu tapir.

Alasan Mirah Mini memilih Tapir sebagai temannya tidak semata-mata muncul begitu

saja. Anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya melalui apa saja. Tidak hanya melalui

benda-benda yang konkret akan tetapi bisa pula melalui sesuatu yang abstrak. Hal itu

dikarenakan bacaan atau karya sastra yang sebelumnya di dengar oleh Mirah Mini melalui buku

cerita bergambar yang Mama Mirah Mini sering bacakan setiap malam sebelum Mirah Mini

tidur. Berikut kutipan yang menunjukan kegiatan tersebut: “Aku punya seorang mama. Setiap

malam, mamaku sering bercerita sebelum aku tidur. Aku paling suka cerita hewan-hewan pintar

dan lucu. Mama memperlihatkan gambar mereka di buku.” (Amal, 2013:8). Kegiatan membaca

ini adalah salah satu kegiatan rutin bagi Mirah Mini. Selain itu Mirah Mini juga suka dengan

Page 6: Dunia di mata anak

buku cerita membuatnya menjadi mudah dalam menangkap cerita yang dibacakan oleh Mama

Mirah Mini.

Dari kegiatan tersebutlah muncul imajinasi Mirah Mini mengenai Tapir. Menurut

Nurgiyantoro, bagi anak usia dini yang belum dapat membaca dan hanya dapat memahami sastra

lewat orang lain, cara penyampaiannya masih amat berpengaruh sebagaimana halnya orang

dewasa mengapresiasi poetry reading atau deklamasi (Nurgiyantoro, 2010:39). Mirah Mini yang

berimajinasi tentang teman Tapirnya menandakan keberhasilan Mama Mirah Mini saat bercerita.

Gambar pada buku cerita juga begitu berpengaruh terhadap pembaca. Pembaca dapat ikut

larut dalam cerita. Selain itu, dengan bantuan gambar pada buku cerita dapat merangsang

imajinasi anak mengenai objek yang sedang diceritakan. Mereka seakan-akan ikut terjun

langsung ke dalam cerita yang sedang disimaknya. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat

Nurgiyantoro yang berkata dengan membaca bacaan cerita sastra imajinasi anak dibawa

berpetualang ke berbagai penjuru dunia melewati batas waktu dan tempat, tetapi tetap berada

ditempat dibawa untuk mengikuti kisah cerita yang dapat menarik seluruh kedirian anak. Lewat

cerita itu anak akan memperoleh pengalaman yang luar biasa (Vicarous experience) yang

setengahnya mustahil diperoleh dengan cara-cara selain membaca sastra (Nurgiyantoro,

2010:39).

Akan tetapi, Tapir tidak menemani Mirah Mini setiap saat. Tapir hanya datang pada saat-

saat tertentu. Hal tersebut menunjukan imajinasi Mirah Mini hanya ada ketika saat-saat tertentu.

Berikut kutipan dalam cerita:

Tapir datang menemaniku kalau aku sedang sedih, bingung, atau bosan. Kami lalu main sama-sama dan takjub sama-sama.

Kalau tidak sedang menemaniku, Tapir pulang ke rumahnya di hutan. (Amal, 2013:12-15)

Tapir yang menemani Mirah Mini pada saat sedih, bingung atau bosan menunjukan kapan

ia bisa asik dengan imajinasinya. Walaupun Mirah Mini berkata Tapir datang ketika ia sedang

sedih, bingung dan bosan, mereka menemukan kesenangan di dalamnya, hal tersebut jelas

tergambar dari kalimat “kami lalu main sama-sama dan takjub sama-sama”. Mirah Mini dapat

kesenangan lain ketika dia bermain dengan imajinasinya, dan pada saat itulah dunia anak-anak

muncul.

Page 7: Dunia di mata anak

b. Teman Imajinasi dalam Pangeran Kecil

Semua orang pasti pernah berimajinasi. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun tidak

sedikit yang masih sering berimajinasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dl angan-angan) atau khayalan (KBBI,

2008:526). Tidak sedikit orang dewasa yang sukses dan terkenal dari hasil imajinasinya. Seperti

JK Rowling, yang menjadi penulis terkenal dari hasil imajinasinya mengarang serial Harry

Potter. Karya terkenal lainnya seperti The Hobbit dan The Lord of the Rings karya John Ronald

Reyel Tolkien, Bridge to Terabithia karya Katherine Paterson , Book of Earthsea karya Ursulaa

Le Guin, dan masih banyak lagi. Banyak pengarang dewasa yang berhasil dari hasil

imajinasinya. Lain halnya dengan buku yang satu ini, buku ini menceritakan orang dewasa yang

mempunyai teman imajinasi. Buku yang berjudul Le Petit Prince dalam bahasa Perancis, karya

Antoine de Saint-Exupéry ini menceritakan seorang pilot yang bertemu dengan teman

imajinasinya di gurun pasir. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, salah

satunya ke dalam bahasa Inggris yaitu The Little Prince dan bahasa Indonesia yaitu Pangeran

Kecil.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang mempunyai teman imajinasi

bernama Pangeran Kecil. Tokoh Aku menceritakan tentang Pangeran Kecil yang menemaninya

di gurun selama beberapa hari. Alasan penulis menyebutkan bahwa Pangeran Kecil adalah

imajinasi si tokoh Aku karena pada saat si tokoh Aku mulai bercerita mengenai Pangeran Kecil,

tempat pertama mereka bertemu adalah di Gurun Sahara, saat si tokoh Aku terdampar. Seperti

pada kutipan berikut:

… ketika aku terpaksa mendarat di Gurun Sahara. Ada yang rusak dalam mesin pesawatku. Dan karena aku tak membawa teknisi ataupun penumpang, kuberanikan diri untuk mengerjakan reparasi yang sulit seorang diri. Ini persoalan hidup dan mati. Air minum yang kupunyai nyaris tak cukup untuk seminggu. (Saint-Exupéry, 2003:14)

Gurun yang tempat si tokoh Aku terdampar dan bertemu dengan Pangeran Kecil juga

jauh dari peradaban manusia. Oleh karena itu menjadi suatu keanehan apabila tiba-tiba ada

Page 8: Dunia di mata anak

seorang anak kecil yang datang menghampiri tokoh Aku yang sedang terdampar. Seperi kutipan

berikut:

Pada malam pertama, aku tidur di pasir, seribu mil jauhnya dari semua tempat yang berpenghuni manusia. Aku lebih terisolasi daripada korban kapal karam yang terapung di rakit di tengah laut. Maka bayangkan kekagetanku ketika pada saat fajar dibangunkan oleh suara kecil lucu yang berkata, “Tolong… gambarkan biri-biri untukku!” … pelan-pelan kugosok mataku. Pelan-pelan aku memandang berkeliling. Dan kemudian aku melihat seorang anak kecil yang sangat luar biasa, yang berdiri mengawasiku dengan tatapan tajam. (Saint-Exupéry, 2003:14)

Akan lain halnya apabila mereka bertemu di laut atau di hutan. Di gurun biasanya orang

mengalami fatamorgana. Fatamorgana yaitu hal yang bersifat khayal dan tak mungkin dicapai

(KBBI, 2008:389). Apalagi ketika orang kehausan atau kelaparan, ditambah dengan keadaan

gurun yang panas, akan lebih memungkinkan jika seseorang itu berhalusinasi atau mengalami

fatamorgana. Seperti pada kutipan berikut ini:

Sekarang aku terpesona menatap anak yang tiba-tiba muncul di depanku, mataku terbelalak. Ingat, aku seribu mil jauhnya dari tempat tinggal manusia. Meskipun demikian anak kecil ini tidak tampak tersesat, ataupun hampir mati kelelahan, atau kelaparan, atau kehausan, atau ketakutan. Tak ada tanda-tanda yang menunjukan dia anak yang tersesat di tengah gurun, seribu mil jauhnya dari tempat yang dihuni manusia. (Saint-Exupéry, 2003:16)

Bagaimana bisa anak-anak tiba-tiba ada di tengah-tengah gurun dengan keadaan baik-

baik saja dengan tidak kekurangan sedikitpun. Pada gambar ilustrasi yang terdapat pada buku

cerita, Pangeran Kecil digambarkan lengkap dengan pakaian dan jubah yang bagus, juga

memakai sepati boots dan mambawa pedang panjang yang dipegang oleh tangan kirinya.

Rambutnya berwarna kuning emas dan tampak sehat. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa

Pangeran Kecil adalah khayalan si tokoh Aku pada saat ia terdampar di gurun dan hampir

kehabisan air minum.

c. Persamaan dan Perbedaan Teman Imajinasi dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil

Page 9: Dunia di mata anak

Persamaannya terletak pada teman imajinasi. Kedua cerita ini sama-sama memiliki teman

imajinasi yang diceritakan dalam cerita. Mirah Mini dengan Tapirnya dan tokoh Aku dengan

Pangeran Kecil. Teman imajinasi mereka diceritakan dengan cukup detail, apalagi pada

Pangeran Kecil, si tokoh Aku bercerita banyak tentang sosok Pangeran Kecil.

Perbedaannya terdapat pada tokoh yang menjadi pencerita teman imajinasi. Di Mirah

Mini yang menceritakan teman imajinasi adalah anak umur lima tahun, sedangkan pada

Pangeran Kecil adalah orang dewasa yang berprofesi sebagai pilot pesawat. Hal itu berpengaruh

juga kepada cara bercerita. Mirah Mini menceritakan teman Tapirnya dengan sederhana, ia hanya

bercerita tentang baju Tapir yang berwarna hitam dan celana putih, rumah Tapir yang semakin

kecil, teman Tapir yang semakin sedikit, Tapir yang hanya bisa dilihat oleh orang dewasa, dan

kesedihan Tapir yang merasa tidak dianggap oleh orang dewasa. Lain halnya dengan si pilot

yang bercerita panjang lebar tentang Pangeran Kecil. Walaupun yang menceritakan adalah orang

dewasa, ketika ia menceritakan Pangeran Kecil, ia menceritakan dari sudut pandang Pangeran

Kecil yang seorang anak-anak. Ketika ia menceritakan Pangeran Kecil dan Baobab, ketika

Pangeran Kecil terisak karena takut bunganya dimakan oleh biri-biri, Pangeran Kecil yang

menyukai matahari terbenam, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Selain itu alasan mereka berimajinasi juga mereka berbeda, Mirah Mini yang masih

berumur lima tahun masih berada di tahap praoprasional dalam pengembangan intelektualnya.

“Dalam tahap ini anak mulai dapat “mengoprasikan” sesuatu yang sudah mencerminkan aktivitas

mental dan tidak lagi semata-mata bersifat fisik” (Nurgiyantoro, 2010:51) jadi pada tahap ini

anak mulai mengaplikasikannya melalui tidakan. Dan acuan yang dilakukan Mirah Mini ini

adalah pada tahap ini Mirah Mini mengalami proses asimilasi di mana anak mengasimilasikan

sesuatu yang didengar, dilihat, dan dirasakan dengan cara menerima ide-ide tersebut ke dalam

suatu bentuk skema di dalam kognisinya (Nurgiyantoro, 2010:51). Lain halnya dengan tokoh

Aku dalam Pangeran Kecil teman imajinasinya muncul dikarenakan fatamorgana.

Lalu perbedaan lainnya terdapat pada sudut pandang yang digunakan. Dalam Mirah Mini

sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama, dan Mirah Mini juga

menjadi tokoh utama dari cerita Mirah Mini. Sedangkan Pangeran Kecil diambil dari sudut

pandang orang pertama yaitu dari tokoh Aku. Akan tetapi tokoh utama dari Pangeran Kecil ini

Page 10: Dunia di mata anak

adalah Pangeran Kecil. Fokus cerita pada Pangeran Kecil yaitu kepada tokoh Pangeran Kecil.

Pengarang lebih banyak menceritakan Pangeran Kecil dibandingkan dengan tokoh Aku.

2. Lingkungan

a. Lingkungan dalam Mirah Mini

Dalam sebuah karya sastra pasti terdapat amanat dalam setiap ceritanya. Salah satu

amanat yang terdapat pada Mirah Mini yaitu amanat tentang mencintai dan menjaga lingkungan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lingkungan adalah semua yang mempengaruhi

pertumbuhan manusia atau hewan (KBBI, 2008:831). Lingkungan pada Mirah Mini ini

difokuskan kepada lingkungan alam. Lingkungan alam yaitu keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar

yang memengaruhi perkembangan dan tingkah laku orgaisme (KBBI, 2008:831). Amanat ini

digambarkan melalui tokoh Tapir yang sedih karena rumahnya yang semakin sempit juga teman-

temannya yang semakin berkurang.

Tapir atau tenuk adalah binatang menyusui, tubuhnya menyerupai babi hutan,

punggung membulat dan menurun ke depan, warna bulu badan bagian depan (perut dan kaki)

hitam, sedangkan bagian lain keputih-putihan (KBBI, 2008:1443). Di Indonesia populasi hewan

ini tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Tapir juga termasuk hewan yang dilindungi. Akan

Page 11: Dunia di mata anak

tetapi karena banyaknya penebangan pohon illegal dan pembakaran hutan populasi tapir semakin

sedikit dan hampir punah.

Di dalam Mirah Mini awal mula tapir diceritakan oleh Mama. Mama adalah nama

panggilan Mirah Mini kepada ibunya. Mama sering membacakan buku cerita, dan tapir adalah

salah satu tokoh yang disukai Mirah Mini pada salah satu cerita yang dibacakan oleh Mama.

Menurut Mama Mirah Mini, Tapir termasuk hewan langka karena jumlah mereka tidak banyak

dan pohon-pohon di hutan semakin banyak ditebang. Berikut kutipannya: “Kata mama, tapir

adalah hewan langka. Jumlah mereka tidak banyak, sebab pohon-pohon di hutan semakin habis

ditebang.” (Amal, 2013:16). Dari kutipan tersebut sudah terlihat amanat yang ingin disampaikan.

Amanat ini berbentuk akibat-sebab. Jumlah tapir yang tidak banyak disebabkan oleh banyaknya

pohon di hutan yang ditebang.

Jumlah Tapir yang terus berkurang adalah argumen Mirah Mini, berikut kutipannya:

“Kasihan Tapir, keluarga dan teman-temannya berkurang, terus berkurang, dan berkurang…”

(Amal, 2013:18). Ilustrasi pada setiap halaman juga memperkuat imajinasi pembaca tentang

yang diceritakan dan dibayangkan oleh Mirah Mini. Untuk menggambarkan populasi tapir yang

berkurang, pada halaman 18 bukan banyaknya/jumlah tapir yang berkurang, akan tetapi gambar

tapir (berbentuk seperti lukisan dan wajah tapir ditengah-tengah, hanya wajah sampai dada dan

latar dengan kombinasi warna biru, abu dan cokelat) yang mula-mula sudut atas kirinya

menghilang sedikit, yang tersisa gambar tapir yang awalnya mempunyai empat sudut kini hanya

tiga sudut, akan tetapi gambar wajah tapir masih jelas, tidak ada yang hilang. Lalu di gambar

ketiga, sudut atas kanan yang menghilang. Gambar keempat, bagian kanan atas yang hilang

semakin panjang ke bawah, akan tetapi sudut kanan bawah masih terlihat sedikit jelas. Gambar

kelima, bagian sudut kiri bawah yang menghilang, akan tetapi gambar wajah tapir masih jelas

dan sebagian dari dada tapir menghilang. Dan gambar terakhir yang tersisa hanya sudut kanan

bawah dan wajah tapir, bagian dada tapir menghilang. Itulah bayangan Mirah Mini mengenai

teman Tapir yang semakin sedikit, perlahan tubuh tapir menghilang sedikit demi sedikit.

Selain teman dan keluarga Tapir berkurang, menurut Mirah Mini rumah Tapir juga

semakin kecil. Berikut kutipannya: “Rumah Tapir semakin kecil, terus mengecil, dan

mengecil…” (Amal, 2013:20). Lain halnya dengan halaman 18, halaman 20 ini yang

menceritakan tentang rumah Tapir yang semakin kecil. Bukan lahan hutan yang semakin sempit,

akan tetapi ada gambar rumah lengkap dengan pintu dan jendela, dengan halaman dan satu

Page 12: Dunia di mata anak

pohon di depan rumah tersebut yang mula-mula gambar pertama berukuran kurang lebih panjang

11,5 cm dan lebar 6,3 cm (pada buku). Lalu gambar kedua dipinggirnya berukuran panjang 8 cm

dan lebar 4,5 cm. Gambar ketiga berukuran panjang 5,7 cm dan lebar 3,2 cm. Gambar keempat

berukuran panjang 3 cm dan lebar 1,6 cm. Dan gambar terakhir berukuran panjang 2 cm dan

lebar 1 cm. gambar pada setiap bagian sama dan utuh. Hanya saja ukuran gambar tersebut yang

semakin kecil. Di sini digambarkan dengan jelas bagaimana pola pikir Mirah Mini, seorang anak

yang masih berumur lima tahun ketika membayangkan rumah dari teman imajinasinya semakin

kecil, yang ia bayangkan adalah rumah yang sama dengan rumah manusia pada umumnya, akan

tetapi semakin lama ukurannya semakin kecil.

Ternyata ada amanat lain dibalik cerita Mirah Mini tentang Tapir. Dilihat dari kata kecil

yang dimaksud pada kalimat “Rumah Tapir semakin kecil” adalah lahan hutan yang semakin

kecil. Hutan menurut KBBI adalah tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang luas (biasanya di

wilayah pegunungan) (KBBI, 2008:514). Kecil di sini juga dapat berarti sempit. Bukan hutan

dalam skala kecil, akan tetapi hutan yang sempit akibat ditebang. Jadi maksud kecil pada pada

halaman 20 adalah sempit.

Kecil mempunyai arti sedikit, hal itu diperjelas oleh argumen Mirah Mini tentang Mama

yang memerbolehkan Tapir tinggal di rumah kerena tapir semakin sedikit. Berikut kutipannya:

“Tapir boleh tinggal di rumah kita. Semua tapir boleh.” Aku bilang pada mama. “Mereka sedikit

sama sekali, semua akan muat di dalam rumah.” (Amal, 2013:21). Rumah adalah tempat atau

bangunan untuk orang tinggal, karena Mirah Mini berpikir kalau rumah Tapir di hutan semakin

sempit dan teman Tapir semakin sedikit, ia berasumsi bahwa semua tapir yang tersisa bisa

tinggal di rumahnya. Di sini terlihat perbandingan antara konotasi hutan dan rumah. Tapir yang

semula tinggal di hutan yang luas berpindah ke rumah yang lahannya jauh lebih kecil

dibandingkan dengan hutan. Hutan apabila dihancurkan dan berubah menjadi rumah, bisa

menjadi berpuluh-puluh bahkan berates-ratus rumah. Lain halnya apabila rumah yang dirubah

menjadi hutan, jelas tidak akan bisa. Itu menenadakan bahwa sedikit sekali populasi tapir yang

tersisa.

Kecil juga mempunyai arti tidak penting. Hal ini merujuk kepada kutipan Mirah Mini

mengenai Tapir berikut:

Ada orang-orang dewasa, berjumlah kurang dari lima. Ini menurut hitungan jariku. Orang-orang dewasa ini pernah bilang, Tapir

Page 13: Dunia di mata anak

temanku tidak benar-benar ada. kalau sudah begitu, aku merasa sebal dan sedih, lalu aku pulang menangis. Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan Tapirku. Aku tahu, diam-diam dia juga sedih, lalu aku pulang menangis. Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan Tapirku. Aku ahu, diam-diam dia juga sedih, dianggap tidak ada… (Amal, 2013:36)

Kalimat yang dipertebal di atas menunjukan orang dewasa yang menganggap tapir tidak

penting, sehingga mereka mengganggap tapir tidak ada. cerita ini erat kaitannya dengan

pembakaran hutan di Sumatera, tempat populasi tapir. Tapir adalah salah satu hewan langka yang

dilindungi, akan tetapi sekarang banyak sekali hutan lindung yang terbakar karena unsur

kesengajaan. Populasi tapir semakin lama semakin berkurang, dan orang-orang yang melakukan

pembakaran hutan tersebut seakan-akan menganggap tapir tidak ada. dan tentu saja orang

dewasalah yang melakukan hal itu, tidak mungkin anak-anak yang akan membakar hutan demi

kepentingan material. Apabila kita perhatikan dari kutipan-kutipan di atas mengenai lingkungan,

semua kutipannya begitu singkat dan sederhana. Penggambaran akan lingkungan hanya terdiri

dari beberapa kalimat saja, ditambah dengan gambar ilustrasi yang mendukung jalannya cerita.

Hal ini mempermudah pembaca khususnya anak-anak akan kepedulian terhadap lingkungan.

b. Lingkungan dalam Pangeran Kecil

Lingkungan pada Pangeran Kecil lebih merujuk kepada lingkungan hidup. Lingkungan

hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup termasuk

manusia dan perilakunya yang memengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

mahluk hidup lain. (KBBI, 2008:831). Dalam kajian ini penulis memfokuskan mahluk hidup

yang dibahas dalam Pangeran Kecil ini adalah tumbuhan dan hewan.

Tanaman adalah tumbuhan yang biasa ditanam oleh manusia. Akan tetapi tanaman pada

cerita ini tidaklah ditanam oleh manusia, melainkan tumbuh dengan sendirinya. Tanaman

pertama yang diceritakan adalah baobab. Baobab adalah pohon asli Madagaskar, Afrika daratan

dan Australia. Tinggi baobab bisa mencapai 5-25 m. akan tetapi, dalam Pangeran Kecil baobab

adalah salah satu tumbuhan yang tidak baik, Berikut kutipannya: “Nah, ada benih-benih tanaman

mengerikan di planet Pangeran Kecil yaitu benih pohon baobab.” (Saint-Exupéry̶̶̶ ̶ , 2003:27).

Sebelumnya Pangeran Kecil dan tokoh Aku berbincang mengenai biri-biri yang memakan semak

Page 14: Dunia di mata anak

juga memakan baobab. Baobab termasuk tumbuhan yang tidak baik karena dapat

menghancurkan satu planet karena ukurannnya. Berikut kutipannya:

Tanah planet itu dipenuhi benih baobab. Jika kau terlambat menanganinya, tak akan bisa disingkirkan lagi. Dia mencengkram apa saja. Akarnya akan menerobos planet sampao tembus. Dan jika planet terlalu kecil, dan baobabnya terlalu banyak, mereka akhirnya akan membuat planet itu meledak. (Saint-Exupéry, 2003:28)

Oleh karena itu sebelum baobab itu tumbuh menjadi besar, Pangeran Kecil harus segera

mencabut tunas baobab ketika ia mulai muncul ke permukaan. Pangeran Kecil juga mengatakan

bahwa sebelum baobab itu besar, dimulai dari kecil dulu (Saint-Exupéry, 2003:27). Jadi sebelum

baobab itu besar, kita harus segera memusnahkannya ketika dia baru muncul menjadi tunas.

Pangeran Kecil adalah anak yang rajin dan juga disiplin, oleh karena itu tidak ada baobab

yang tumbuh di planet Pangeran Kecil. Walaupun menurut Pangeran Kecil membersihkan benih

baobab adalah pekerjaan yang sangat membosankan akan tetapi sangat mudah (Saint-Exupéry,

2003:29). Pada bagian ini Pangeran Kecil digambarkan menjadi tokoh panutan untuk anak-anak

agar belajar rajin, peduli terhadap lingkungan dan disiplin. Selain itu juga tidak boleh menunda

pekerjaan, karena akan menimbulkan hal besar yang tidak diinginkan seperti baobab. Pada

bagian ini terdapat amanat kepada pembaca agar disiplin dan tidak menunda pekerjaan walaupun

itu adalah pekerjaan yang sepele, karena bisa saja pekerjaan yang kita sepelekan akan berdampak

lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang kita anggap berat.

Pada cerita Pangeran Kecil sempat diceritakan akan kecintaan dan kekaguman Pangeran

Kecil terhadap bunga mawar yang tumbuh di planetnya. Di planet Pangeran Kecil tanaman yang

tumbuh berasal dari benih yang tiba-tiba muncul. Selain itu bunga yang tumbuh di planet

Pangeran Kecil tidak terlalu menyita tempat dan tidak merepotkan siapapun. Akan tetapi ada satu

bunga yang sombong dan merepotkan Pangeran Kecil. Namun, karena keindahan bunga tersebut

Pangeran Kecil tidak bisa menahan kekagumnnya dan akhirnya mau direpotkan oleh keinginan-

keinginan bunga tersebut.

Page 15: Dunia di mata anak

Pangeran Kecil melayani bunga itu dengan memberikan siraman air sejuk yang

disiramnya ketika waktu sarapan. Pangeran Kecil juga memberikan tabir agar bunga tidak

diterpa kekeringan. Dan setiap sore Pangeran Kecil menyelubungi bunga itu dengan kubah kaca

karena cuaca di planet Pangeran Kecil terlalu dingin untuk bunga apabila sore hari.

Walaupun sempat kesal dengan bunga yang merepotkan, Pangeran Kecil tidak bisa

membiarkan bunga yang talah memberikan keharuman di planetnya itu menderita. Akan tetapi

omong kosong bunga tentang harimau yang akan menggigitnya membuat Pangeran Kecil

jengkel. Bahkan sebelum Pangeran Kecil pergi semua pekerjaan membersihkan planet termasuk

menyiram bunganya untuk terakhir kalinya terasa sangat berharga. Sebelum pergi Pangeran

Kecil juga sempat mengucapkan selamat tinggal kepada bunga. Walaupun sikap bunga begitu

dingin pada saat itu, akan tetapi Pangeran Kecil masih bersikap baik pada bunga itu. Alasan

bunga bersikap seperti itu karena dia tidak mau terlihat sedih karena ditinggalkan oleh Pangeran

Kecil, juga keangkuhannya yang tidak ingin menunjukan rasa sedih kepada Pangeran Kecil.

Di luar sudut pandang Pangeran Kecil, ada beberapa makna lain mengenai baobab dan

bunga. Baobab adalah salah satu simbol dari tujuh dosa besar atau seven deadly sins. Tujuh dosa

besar adalah cara kita mengetahui kelemahan kita. Tujuh dosa besar tersebut adalah malas, rakus,

sombong, iri hati, tamak, nafsu, dan marah. Cerita baobab ini adalah ilustrasi dari malas, hal itu

dapat dilihat dari kutipan Pangeran Kecil “Baobab, sebelum menjadi besar, mulainya dari kecil

dulu.” (Saint-Exupéry, 2003:27) apabila kita malas mengerjakan hal kecil, bagaimana dengan hal

yang besar, bahkan kalu kita menyepelekan hal kecil itu, dia akan berubah menjadi hal yang

menakutkan seperti Baobab yang diceritakan Pangeran Kecil, yang dapat merusak satu planet.

Itulah penggambaran menunda mencabut benih baobab, ketika baobab itu sudah menjalar dan

semakin besar, akan semakin mempersulit kita.

Lalu pada bagian bunga, terdapat juga dosa lainnya, yaitu sombong. Menurut

kepercayaan umat Kristiani, sombong adalah dosa paling berbahaya diantara enam dosa lainnya.

Harga diri yang tinggi membuat bunga itu menjadi begitu sombong dan angkuh. Bunga yang

terlihat pada kutipan berikut:

“Betapa cantiknya kau!”

“Cantik, bukan?” timpal si bunga dengan manis. “Dan aku dilahirkan pada saat bersamaan dengan matahari…”

Page 16: Dunia di mata anak

Pangeran Kecil segera saja menyadari bahwa bunga ini sama sekali tidak rendah hati …” (Saint-Exupéry, 2003:37)

Kata tidak rendah hati adalah sinonim dari tinggi hati yang artiya sombong atau angkuh.

Dari kutipan Pangeran Kecil di atas sudah memperkuat sifat si bunga. Hal itu juga diperkuat oleh

kutipan Pangeran Kecil berikut ini: “Begitulah, dari awal dia menyiksa Pangeran Kecil dengan

kesombongannya.” (Saint-Exupéry, 2003:38).

Selain tanaman, Pangeran Kecil juga disukai oleh hewan. Hewan pertama yang ia temui

di bumi adalah ular. Ketika Pangeran Kecil bertemu dengan ular, dia menyapa ular itu dan

akhirnya mereka berbincang-bincang tentang bumi. Akan tetapi perbincangannya dengan ular

tidak terlalu lama, karena menurut si Pangeran Kecil semua ucapan ular penuh dengan teka-teki

yang membuatnya bingung. Pangeran Kecil yang belum banyak tahu mengenai bumi tidak

merasa takut sedikitpun terhadap ular. Ular itu sebelumnya telah memperingati pangeran kecil

bahwa dia adalah hewan berbahaya, akan tetapi karena pangeran kecil seorang anak-anak ia tidak

dapat mengerti dengan mudah akan bahaya itu. Berikut ktipannya: “Kau mahluk yang sangat

aneh,” akhirnya ia berkata, “kau tak lebih tebal daripada jari…” “Tetapi jauh lebih berkuasa

daripada jari seorang raja,” kata si ular. (Saint-Exupéry, 2003:71). Ungkapan lebih berkuasa

daripada jari seorang raja adalah kekuasaan bisa ular yang dapat membunuh dengan hitungan

detik, jari seorang raja belum tentu bisa melakukan hal itu. Akan tetapi, Pangeran Kecil tidak

mengerti yang dimaksud oleh si ular. Bahkan ketika ular memberikan tawaran untuk menolong

Pangeran Kecil ketika ia rindu akan planetnya, dia hanya meminta penjelasan akan maksud si

ular yang berbicara dengan penuh teka-teki. Apabila kita tinjau perilaku pangeran kecil yang

masih belum banyak mengetahui mengenai bumi, masih polos dan mudah percaya, sifat seperti

itulah yang dimiliki oleh anak-anak. Kepolosan dan ketidak tahuan anak-anak yang

membedakannya dengan manusia dewasa yang sudah lebih banyak tahu.

Hingga akhirnya dia melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan rubah. Rubah yang

ditemui oleh pangeran setelah melewati kebun mawar yang sedang mekar. Pangeran Kecil

diminta oleh rubah itu untuk menjinakannya, agar mereka bisa menjadi teman. Menurut rubah

apabila Pangeran Kecil ingin menjadi temannya, maka ia harus menjinakannya. Karena tidak

semua manusia mempunyai teman, dan teman tidak dapat dibeli di toko seperti kebiasaan

manusia yang menginginkan barang yang sudah jadi dan tinggal dibeli di toko (Saint-Exupéry,

2003:81-82). Dan akhirnya Pangeran Kecil menjinakan si rubah. Dan ketika saat-saat Pangeran

Page 17: Dunia di mata anak

Kecil akan pergi untuk meninggalkan rubah, rubah mengungkapkan perasaan sedihnya dan ingin

menangis, akan tetapi Pangeran Kecil hanya menyalahkan rubah karena ingin dijinakan.

Pemikiran Pangeran Kecil yang tak ingin merasa disalahkan akan kesedihan temannya karena

ego anak-anak yang merasa dirinya selalu benar.

Dari paparan cerita Ular dan Rubah, dapat kita Tarik kesimpulan bahwa Pangeran Kecil

bersifat egosentris, yaitu menempatkan dirinya sebagai pusat dunia, yang didasarkan persepsi

segera dan pengalaman langsung karena masih kesulitan menempatkan dirinya diantara orang

lain. Anak tidak dapat memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain (Nurgiyantoro,

2010:51). Oleh karena itu Pangeran Kecil kebingungan ketika berbicara dengan ular. Dia merasa

perkataan ular itu penuh dengan teka-teki, padahal sebenarnya Pangeran Kecillah yang belum

dapat memahami sesuatu dari sudutpandang orang lain. Sifat egosentris ini terdapat pada tahap

praoperasional dalam perkembangan intelektual anak yang berumur 2-7 tahun. Dan

kemungkinan besar Pangeran Kecil berumur 6 atau 7 tahun. Hal ini merahuk pada gambanr yang

dibuat oleh tokoh Aku dalam Pangeran Kecil.

c. Persamaan dan Perbedaan Lingkungan dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil

Persamaan yang ada dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil adalah kepedulian kita

terhadap lingkungan. Mirah Mini yang sedih akan rumah Tapir yang semakin sempit adalah

himbauan pembaca agar lebih memperhatikan lingkungan. Sedangkan dalam Pangeran Kecil

yaitu kita harus menjaga lingkungan, lebih khususnya tanaman. Karena apabila kita membiarkan

tanaman, tidak menutup kemungkinan tanaman tersebut akan berubah menjadi tanaman yang

merugikan.

Perbedaan yang terdapat dalam bagian ini adalah perbedaan pada sudut pandang akan

tanaman dan hewan itu sendiri. Mirah Mini begitu sedih ketika dia membayangkan harus

berpisah dengan Tapir. Akan tetapi lain halnya dengan Pangeran Kecil yang tidak begitu sedih

berpisah dengan teman rubahnya. Karena sebelumnya dia telah mempunyai ikatan dengan bunga

yang ia tinggalkan di planetnya. Pangeran Kecil begitu menyayangi bunga itu sehingga ia tidak

menganggap yang lainnya penting seperti bunganya.

3. Keajaiban

a. Keajaiban menurut Mirah Mini

Page 18: Dunia di mata anak

Sering sekali kita mendengan kata keajaiban. Keajaiban adalah suatu kejadian yang aneh

atau ganjil. Keajaiban adalah subentri dari entri pokok ajaib. Pengertian ajaib yaitu ganjil; aneh;

jarang ada; tidak seperti biasa; mengherankan (KBBI, 2008:22). Mungkin yang kebanyakan kita

tahu keajaiban di dunia ini tidak terlalu banyak akan tetapi lain halnya dengan keajaiban menurut

Mirah Mini. Menurut Mirah Mini keajaiban di dunia ini banyak sekali, setiap hari ajaib, bahkan

dengan menengok ke kanan dan ke kiri sudah banyak sekali hal-hal yang ajaib. Lain halnya

dengan definisi ajaib di atas, ajaib menurut Mirah Mini adalah hal-hal yang menurut kita sudah

biasa, bukan sesuatu yang ganjil, aneh, jarang ada, tidak seperti biasa, dan mengherankan.

Menurut Mirah Mini, sepuluh jari tangan dan dua belas angka yang ada pada jam dinding

itu ajaib. Karena kita bisa tahu jam berapa sekarang, bahkan kita bisa mengetahui banyaknya

benda disekitar kita, kita bisa menghitung menggunakan jari, seperti pada kutipan berikut ini:

Jariku ada sepuluh. Persis sepuluh, dan bisa dihitung. Ajaib sama sekali!Jam di dinding jarinya ada dua belas. Juga bisa dihitung, supaya tahu ini jam berapa. ( Amal, 2013:24)Ada orang-orang dewasa, berjumlah kurang dari lima. Ini menurut hitungan jariku…. (Amal, 2013:36)

Menghitung atau membilang untuk mengetahui berapa jumlahnya adalah salah satu

proses pembelajaran yang diajarkan oleh orang dewasa kepada anak-anak sejak dini. Biasanya

mula-mula anak diberitahu mengenai angka, lalu menyebutkan angka tersebut dengan banyaknya

angka yang ditandai dengan jari. Misalnya angka satu yang ditandai dengan jari telunjuk yang

diangkat dan jari lainnya mengepal. Lalu angka dua yang ditandai dengan jari telunjuk dan jari

tengah, sisanya mengepal, dan seterusnya. Dengan belajar seperti itu memudahkan anak untuk

mengingat tanda dan nama angka.

Apabila kita tinjau gambar yang terdapat pada halaman 24 yaitu gambar jam yang

dilengkapi dengan angka 1-12 dengan gambar jari tangan di belakang angka-angka tersebut.

Pada bagian ini, Mirah Mini memadukan hal yang abstrak dengan yang konkret. Hal yang

konkret itu adalah jam dinding, dan yang abstrak adalah jari-jari dibelakang angka. Jari memiliki

fungsi untuk menunjuk, begitu pula dengan jam mempunyai fungsi yang sama untuk

menunjukan waktu. Kedua benda yang disebutkan tandi sama-sama memiliki fungsi menunjuk.

Gambar jari yang terdapat pada jam itu menunjuk ke angka yang berada di dalam jam juga.

Page 19: Dunia di mata anak

Selain tangan, hal ajaib selanjutnya adalah suara atau bunyi. Menurut Mirah Mini ketika

kita berbicara dan ada bunyi yang keluar dari mulut kita adalah hal yang ajaib. Seperti pada

kutipan berikut: “Aku bisa mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutku dan orang lain mengerti.

Betul ajaib!” (Amal, 2013:26). Menurut Mirah Mini berbicara adalah hal yang ajaib. Ketika kita

mengeluarkan kata atau kalimat yang dapat langsung dimengerti oleh orang lain. Padahal hal itu

temasuk hal yang biasa, selain kita bisa menerangkan hal itu secara ilmiah, hal itu juga dipelajari

dibeberapa bidang akademik, salah satunya di ilmu bahasa, ilmu yang mempelajari tentang bunyi

disebut dengan fonologi. Akan tetapi lain halnya dengan Mirah Mini, bunyi sesuatu yang ajaib

dengan mengeluarkan bunyi saja, orang lain sudah dapat mengerti.

Lalu mata, menurut Mirah Mini mata adalah benda ajaib, karena bisa melihat yang ajaib-

ajaib. Berikut kutipannya: “Mataku sangat ajaib, bisa melihat yang ajaib-ajaib.” (Amal, 2013:26)

Mata bukanlah benda aneh ataupun ganjil, kebanyakan manusia mempunyai mata yang bisa

dipakai untuk melihat, hal-hal yang menurut kita sudah menjadi sesuatu yang lumrah di mata

Mirah Mini semua itu ajaib. Karena dari mata kita dapat mengetahui banyak sekali yag ajaib-

ajaib. Dengan hanya membuka mata lalu melihat sekeliling dan mendapati suatu hal yang kita

lihat, menikmati keindahan dan keajaiban adalah asumsi mata ajaib menurut Mirah Mini.

Gigi palsu juga salah satu yang ajaib menurut Mirah Mini, karena gigi tersebut bisa di

lepas dan disimpan di dalam gelas. Berikut kutipannya: “Oma punya gigi yang bisa dilepas-lepas

dan ditaruh dalam gelas. Omaku hebat, punya kekuatan super!” (Amal, 2013:26) dan karena

Mirah Mini tidak bisa menyimpan giginya di dalam gelas karena tidak menggunakan gigi palsu,

ia pun berasumsi bahwa Oma memiliki kekuatan super yang dapat melepaskan giginya dan

menyimpannya dalam gelas.

Menurut Mirah Mini pohon manga juga ajaib, karena awalnya dia dari satu biji, lalu bisa

tumbuh menjadi pohon. Begitu juga dengan buah manga yang keren karena memmiliki rasa yang

manis. Berikut kutipannya “Pohon manga besar di halaman tumbuh dari satu biji kecil. Buah

manga juga keren dan manis.” (Amal, 2013:26). Mirah Mini bingung akan biji yang di tanam

bisa menghasilkan buah manga yang manis. Padahal biji manga awalnya hanya sebesar kepalan

tangan, akan tetapi ia bisa berubah menjadi sebuah pohon dan menghasilkan buah yang manis.

Angin juga ajaib, karena bisa membuat baju Mirah Mini menari-nari di tali jemuran.

Berikut kutipannya: “Angin tak kelihatan bisa bikin bajuku menari-nari di tali jemuran. Wah,

ajaib! Aku sering ikut menari. Aku dan baju merahku menari angin.” (Amal, 2013:28). Angin

Page 20: Dunia di mata anak

adalah salah satu elemen yang kasat mata, akan tetapi dalam Mirah Mini ini, illustrator membuat

gambar gaun sederhana berwarna merah yang menggantung di tali jemuran, lalu di atasnya

terdapat gambar seperti gumpalan berwarna biru, akan tetapi pada pinggir gumpalan warnanya

cenderung lebih gelap (biru tua) dan pada tengah gumpalan warnanya membias, hampir

menyerupai warna putih. Ilustrasi ini membantu pembaca mengembangkan imajinasinya tentang

angin yang tak kasat mata.

Lalu hal ajaib selanjutnya menurut Mirah Mini yaitu gerombolan merpati di rumah

tetangganya yang bukan seorang pesulap. Berikut kutipannya:” Ada serobongan burung merpati

di rumah sebelah, padahal pak tetangga bukan tukang sulap!” (Amal, 2013:30). Di benak Mirah

Mini, orang yang mempunyai merpati biasanya seorang pesulap. Pandangan Mirah Mini tentang

tetangganya yang memiliki segerombolan merpati sebagai seorang pesulap tentu tidak tiba-tiba

terbentuk. Mungkin ada satu pengalaman di mana Mirah Mini menonton pertunjukan sulap dan

ia melihat si pesulap mengeluarkan trik yang menghasilkan banyak merpati, atau bisa juga

melihat trik mengubah sapu tangan mejadi merpati.

Bulan yang mengikuti Mirah Mini sepanjang jalan juga ajaib. Seperti kutipan berikut:

“Bulan di luar jendela mobil, ikut sepanjang jalan pulang dari restoran sampai rumah. Betul

ajaib…” (Amal, 2013:31). Pada gambar ilustrasi terdapt gambar mobil dengan latar tanah dan

pohon, juga gunung, dan ada gambar lingkaran berwarna jingga kecoklatan, ada empat buah

yang berjejer dari kiri ke kanan dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Lingkaran tersebut

merupakn bulan yang mengikuti Mirah Mini dari restoran sampai ke rumah.

Hal-hal lain yang memnurut Mirah Mini ajaib banyak sekali, diantaranya awan, semut,

manusia, buku cerita, dan lain-lain. Seperti yang tertera pada kutipan berikut:

“Terlalu banyak sama sekali, aku sampai tertidur, padahal aku sana sekali belum selesai bercerita. Aku belum bercerita tentang awan, semut, manusia, sepeda… huruf-huruf, buku cerita, kaca pembesar, bayi, dan hewan, dan bayi hewan… langit dan hujan dan sawah dan kota dan laut..” (Amal, 2013:32)“Ajaib di mana-mana!Dunia penuh dengan yang ajaib-ajaib!Dunia negeri ajaib yang besar sekali!” (Amal, 2013:33)

Itulah hal-hal yang menurut Mirah Mini ajaib yang terdapat pada cerita Mirah Mini:

hidupmu, keajaibanmu. Begitu banyak yang ajaib sehingga tidak dapat diceritakan karena cerita

Page 21: Dunia di mata anak

yang terlalu banyak, sedangkan waktu bercerita Mirah Mini yang sebelum tidur tidak cukup

untuk menceritakan hal-hal ajaib yang ada setiap harinya.

b. Keajaiban dalam Pangeran Kecil

Keajaiban dalam Pangeran Kecil adalah sesuatu yang benar-benar ganjil dan tidak

biasa. Walaupun dalam Pangeran Kecil ini sosok dan kedatangan Pangeran Kecil juga ganjil. Dia

yang berasal dari bintang dan jaraknya sangat jauh dengan bumi, dan dia tiba-tiba datang dan

mendarat di Afrika tanpa diketahui datang dengan menaiki atau melalui apa dia bisa tiba di bumi.

Seperti kutipan berikut:

“Aku mendarat di planet mana?” tanya Pangeran Kecil.“Bumi. Di Afrika,” jawab si ular. (….)“Aku ingin tahu,” katanya, “apakah bintang-bintang bersinar begitu supaya suatu hari nanti semua orang bisa menemukan jalan pulang ke bintang miliknya? Lihatlah planetku. Planetku tepat di atas kita. Tetapi betapa jauhnya dia! (Saint-Exupéry, 2003:71)

Tidak ada penjelasan Pangeran Kecil datang dengan apa. Yang dijelaskan hanya hal yang

membawa pengeran kecil datang ke bumi karena mempunyai masalah dengan sekuntum bunga.

Bunga yang sebelumnya menemani Pangeran Kecil di planetnya. Lain halnya dengan tujuan

ketika mengunjungi asteroid-asteroid yang ada di sekitar planetnya, tujuan ketika ia berkunjung

adalah untuk mencari pekerjaan dan mendidik diri.

Lalu kehadiran ketika ia bertemu dengan si tokoh Aku, Pangeran Kecil yang mempunyai

wujud sama dengan manusia tidak merasakan kehausan dan kekurangan apapun ketika berada di

gurun. Ia masih memikirkan bunga yang ada di planetnya. Seperti pada kutipan berikut:

Sekarang aku terpesona menatap anak yang tiba-tiba muncul di depanku, mataku terbelalak. Ingat, aku seribu mil jauhnya dari tempat tinggal manusia. Meskipun demikian anak kecil ini tidak tampak tersesat, ataupun hampir mati kelelahan, atau kelaparan, atau kehausan, atau ketakutan. Tak ada tanda-tanda yang menunjukan dia anak yang tersesat di tengah gurun, seribu mil jauhnya dari tempat yang dihuni manusia. (Saint-Exupéry, 2003:16)

Dari kutipan tersebut menunjukan bahwa Pangeran Kecil berada dalam keadaan baik-

baik saja selama berada di gurun. Padhal sebelum pertemuannya dengan si tokoh Aku, dia telah

Page 22: Dunia di mata anak

mengalami perjalanan yang panjang. Mulai dari melewati planet-planet di sekitarnya dan juga

menyebrangi gurun pasir seperti pada kutipan berikut: “Pangeran Kecil menyebrangi gurun pasir

dan hanya bertemu dengan setangkai bunga …” (Saint-Exupéry, 2003:72). Gurun pasir adalah

tempat yang sangat luas dengan hamparan padang pasir. Perjalan tersebut tidaklah memakan

waktu yang sebentar. Lalu perjalanan itu dilanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu gunung tinggi.

Seperti kutipan berikut: “Pangeran Kecil mendaki gunung tinggi yang pernah dilihatnya

hanyalah tiga gunug berapi, yang tingginya hanya mencapai lututnya…” (Saint-Exupéry,

2003:75). Akan tetapi perjalannya tidak terhenti di situ dia melanjutkan perjalan ke beberapa

penjuru seperti kutipan berikut: “Tetapi setelah berjalan lama dan melewti pasir, dan batu karang,

dan salju, Pangeran Kecil akhirnya tiba di jalan. Dan semua jalan ke tempat manusia.” (Saint-

Exupéry, 2003:75). Akan tetapi ketika cerita ini berakhir, Pangeran Kecil berada di Gurun

Sahara, tempat dia bertemu dengan si tokoh aku yang berprofesi sebagai pilot.

c. Persamaan dan Perbedaan Keajaiban dalam Mirah Mini dan Pangeran Kecil

Tidak ada persamaan konsep keajaiban dalam kedua cerita ini. Dilihat dari segi

penceritaan dan latar tempat yang jauh berbeda. Lain halnya dalam perbedaan kedua cerita ini.

Dalam Mirah Mini konsep keajaiban yang diceritakan adalah hal-hal yang biasa yang dapat

dijelaskan dengan ilmiah. Sedangkan dalam Pangeran Kecil adalah hal-hal yang ganjil dan tidak

masuk akal.

4. Orang Dewasa

a. Pandangan Mirah Mini terhadap orang dewasa

Page 23: Dunia di mata anak

Dalam Mirah Mini keajaibanmu dikisahkan terdapat orang dewasa yang tidak bisa

melihat teman imajinasi Tapir. Orang dewasa yang tidak bisa melihat teman tapirnya. Menurut

Mirah Mini, hanya orang dewasa yang ajaiblah yang bisa melihat tapirnya, salah satu orang

dewasa yang bisa melihat teman Tapirnya adalah Mama. Wujud nyata dari tindakan Mama Mirah

Mini yang dapat melihat teman tapir adalah setiap sore menyediakan dua gelas susu stroberi dan

dua piring kue sedap untuk Mirah Mini dan Tapir. Berikut kutipannya:

“Mama tahu aku sayang Tapir temanku. Di sore hari mama sering menyediakan dua gelas susu stroberi di meja untuk kami. Juga dua piring kue sedap.” (Amal, 2013:35)

“Kupikir mamaku ajaib, tidak seperti orang dewasa lain. Mereka tidak bisa melihat Tapir temanku. Tidak bisa banget”. (Amal, 2013:35)

Penjelasan Mirah Mini mengenai orang dewasa juga diperjelas pada kutipan selanjutnya:

“Ada orang-orang dewasa, berjumlah kurang dari lima. Ini menurut hitungan jariku. Orang-orang dewasa ini pernah bilang, Tapir temanku tidak benar-benar ada. Kalau sudah begitu, aku merasa sebal dan sedih, lalu aku pulang menangis. Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan Tapirku. Aku tahu, diam-diam dia juga sedih, lalu aku pulang menangis. Sepanjang jalan kupegang erat-erat tangan Tapirku. Aku ahu, diam-diam dia juga sedih, dianggap tidak ada.” (Amal, 2013:36)

Orang dewasa yang menganggap teman Tapir Mirah Mini tidak benar-benar ada membuat

Mirah Mini mempertanyakan hal itu kepada Mamanya. Berikut bentuk kutipan Mirah Mini

berkaitan dengan sikap atau pandangan orang dewasa:

“Kenapa orang dewasa begitu?” Aku tanya mama.“Begitu bagaimana?” Mama balik bertanya.“Kenapa orang dewasa tidak lihat yang ajaib-ajaib?”(Amal, 2013: 38)

Ketika Mirah Mini bertanya kepada mama tentang mengapa orang dewasa yang tidak

bisa melihat hal-hal yang ajaib, jawaban inilah yang didapat oleh mirah-mini:

“hmm… Mungkin mereka punya banyak urusan lain yang lebih penting. Jadi lupa melihat yang ajaib di sekitar.”“Kenapa lupa?”

Page 24: Dunia di mata anak

“Mungkin karena sudah sering lihat. Yang ajaib, yang luar biasa, lalu tampak biasa saja.” (Amal, 2013:38)

Mendengar jawaban Mama yang seperti itu, bahwa orang dewasa tidak bisa melihat hal-hal yag

ajaib disebabkan karena mereka sudah sering mereka melihat hal itu sehingga membuat hal itu

tampak biasa saja membuat Mirah Mini menjadi sedih dan takut kehilangan teman Tapir yang

merupakan teman imajinasinya.

Mirah Mini menjadi takut kehilangan kesenangannya bersama teman Tapir atau teman

imajinasinya. Ketakutan itu dikarenakan Mirah Mini takut tidak bisa lagi melihat teman

imajanasinya yang perlahan akan tergantikan dengan kesibukan dan kebiasaan melihat hal-hal

yang ajaib seiring dengan bertambah dewasanya Mirah Mini. Karena dalam benak Mirah Mini

bahwa ketidakmampuan melihat hal-hal ajaib itu dikarenakan tumbuhnya seseorang menjadi

dewasa. Ketika sesuatu yang tak nampak akan tetapi membuatnya senang tak lagi dia dapatkan

dan digantikan dengan sesuatu yang jelas atau konkret bentuknya tetapi tidak memberikan kesan

apa-apa.

Menurut Mirah Mirah menjadi orang dewasa itu tidak menyenangkan karena tidak bisa

melihat sesuatu yang ajaib. Orang dewasa yang terlalu sering melihat hal-hal ajaib membuat

mereka menjadi tidak bisa melihat lebih banyak hal-hal ajaib lainnya. Hal-hal ajaib tersebut bisa

mereka dapatkan di sekitar mereka, Menurut Mirah Mini orang dewasa tidak perlu pergi jauh-

jauh, mencari sesuatu yang ajaib. Karena pada dasarnya hal-hal yang mengandung keajaiban

terdapat di sekeliling mereka, sesuatu yang justru taat hukum alam.

Tindakan Mama yang menyiapkan dua susu dan kue sedap adalah bentuk kasih sayang

Mama terhadap Mirah Mini, ia tidak ingin membuat Mirah Mini sedih karena tidak ada satupun

orang dewasa yang dapat melihat teman Tapirnya itu. Selain itu Mirah Mini memang berada

pada tahap pengembangan aktivitas mental yang tidak hanya bersifat fisik, selain itu pada tahap

ini juga anak mengalami proses di mana anak mengasimilasikan sesuatu yang didengar, dilihat

dan dirasakan.

Orang dewasa terkadang sering mengesampingkan hal-hal kecil yang sebenarnya harus ia

syukuri. Seperti hal-hal ajaib yang dikatakan oleh Mirah Mini sebelumnya. Mereka jarang sekali

bersyukur atas hal-hal kecil yang ia miliki. Oleh karena itu banyak sekali hal ajaib yang tidak

dapat mereka lihat.

b. Pandangan Pangeran Kecil Terhadap Orang Dewasa

Page 25: Dunia di mata anak

Ada anak-anak dan ada juga orang dewasa. Dewasa tidak hanya dapat diukur dari ukuran

tubuh yang semakin besar, akan tetapi dilihat dari sikap dan cara berpikir seseorang. Dalam

Pangeran Kecil ada beberapa bagian yang menunjukan sisi orang dewasa dari sudut pandang

anak-anak, walupun tokoh yang menceritakan jalannya cerita ini adalah seorang yang telah

dewasa. Berikut paparan sudut pandang Pangeran Kecil pada orang dewasa:

Awalnya ini bermula ketika Pangeran Kecil pergi dengan tujuan untuk mencari pekerjaan

dan mendidik diri. Lalu ia pergi ke asteroid dekat planetnya. Mula-mula ia pergi ke asteroid 325.

Planet ini dihuni oleh seorang raja yang tamak, yang menganggap semua yang datang ke

planetnya adalah rakyat. Hal tersebut dikarenakan ketika Pangeran Kecil datang, lantas sang raja

langsung berseru “Ah! Ini dia ada rakyat datang!” padahal dia belum pernah melihat Pangeran

Kecil (Saint-Exupéry, 2003:44). Selain itu ia juga beranggapan kalau ia dapat memerintah

segalanya termasuk bintang dan dapat menghakimi seekor tikus. Hal itu membuat Pangeran

Kecil aneh kepada orang dewasa seperti kutipan berikut: “Orang dewasa benar-benar aneh,”

(Saint-Exupéry, 2003:49). Karena tak habis pikir sang raja akan memerintahakan Pangeran Kecil

menjadi Menteri Kehakiman agar Pangeran Kecil tidak pergi, akan tetapi mendengar penjelasan

raja tentang menghakimi diri sendiri membuat Pangeran Kecil enggan untuk tinggal di sana dan

memilih untuk meninggalkan raja.

Selanjutnya adalah asteroid 326. Planet ini dihuni oleh orang yang sangat angkuh. Dia

begitu senang apabila mendapatkan pujian dan dipuji orang dan orang angkuh hanya mendengar

pujian (Saint-Exupéry, 2003:51). Orang dewasa begitu senang dipuji dan disanjung. Seperti

halnya orang yang berada di asteroid 326, ia akan mengangkat topinya apabila Pangeran Kecil

bertepuk tangan. Hal itu tidak jauh berbeda dengan orang dewasa di Bumi. Beberapa dari mereka

akan bersikap lebih baik apabila telah mendapatkan sanjungan. Hal seperti itu membuat

Pangeran Kecil bingung dan aneh. Seperti kutipan berikut: “Orang dewasa jelas sangat aneh.”

Kata jelas di situ mengacu kepada keyakinan Pangeran Kecil akan pola pikir orang dewasa yang

berbeda dengannya. Setelah sebelumnya ia bertemu dengan sang raja. Hal ini juga kembali

berkaitan dengan tujuh dosa besar yang salah satunya adalah sombong atau angkuh dengan

simbol Lucifer. Lelaki bertopi itu menganggap ia lebih unggul dan mempunyai lebih banyak

bakat dibandingkan dengan orang lain, sehingga ia memandang rendah orang lain dan dia akan

menganggap orang lain ada ketika ia diberikan pujian atau sanjungan.

Page 26: Dunia di mata anak

Lalu ia pun pergi ke asteroid 327. Planet ini dihuni oleh seorang peminum yang rakus, ia

terus menerus minum untuk menutupi rasa malunya karena meminum minuman beralkohol

(Saint-Exupéry, 2003:52-53). Jarang sekali anak-anak yang meminum minuman yang

memabukan. Orang yang berada di planet 327 ini terus menerus minum untuk menutupi rasa

malunya. Ia terus menerus mengikuti hawa nafsunya untuk meminum minuman itu. Padahal

tidak ada manfaatnya dia hanya berputar-putar pada kesalahan yang sama. Keanehan Pangeran

Kecil tampak lebih jelas seperti pada kutipan berikut: “Orang dewasa jelas amat sangat aneh,”

(Saint-Exupéry, 2003:53) penggunaan kata “amat” adalah untuk menekankan pernyataan pada

kalimat orang dewasa aneh sebelumnya. Pangeran Kecil mendapati keanehan lain yang ia lihat

dari orang dewasa. Dalam tujuh dosa besar juga terdapat dosa rakus yang mempunyai simbol

Beelzebub. Beelzebub adalah nama dari salah satu dari tujuh raja neraka dan digambarkan

sebagai dewa lalat. Dia mengajak seseorang untuk makan banyak, mahal, rakus, dan pilih-pilih

makanan. Ciri-ciri orang rakus adalah Ia diperbudak oleh keinginan untuk makan dan minum

melebihi segalanya. (http://entay.wordpress.com/).

Asteroid selanjutnya adalah asteroid 328. Planet ini dihuni oleh seorang pengusaha yang

terus-menerus bekerja mengumpulkan angka-angka. Angka-angka yang ia dapat dari hasil

menghitung bintang yang ia klaim sebagai miliknya. Hal itu ia lakukan untuk membuatnya kaya.

Dan ia berkali-kali menegaskan kepada Pangeran Kecil kalau dia adalah seorang yang serius.

Setiap ada pertanyaan dari Pangeran Kecil akan semua pekerjaan sia-sia yang ia lakuakan, ia

menekankan bahwa ia adalah orang yang serius. Karena Pangeran Kecil sudah mengetahui

tujuan si pengusaha itu hanya untuk menulis jumlah bintang dan menyimpannya di laci,

Pangeran Kecil lalu pergi seraya berkata “orang dewasa jelas sangatlah luar biasa” (Saint-

Exupéry, 2003:57-58). Apa yang dilakukan orang di planet 328 itu ridak jauh berbeda dengan

orang-orang dewasa yang gila kerja. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana memperkaya diri

sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Salah satu dari tujuh dosa besar adalah tamak dengan

simbol Mammon yaitu iblis keserakahan, kekayaan dan ketidakadilan. Orang yang menghitung

bintang ini begitu terobsesi dengan harta yang dinilai dari berapa banyak ia memiliki bintang.

Setelah asteroid 328, selanjutnya ada asteroid 329 yang dihuni oleh seorang penyulut

lampu dan lapu jalanan, planet ini juga begitu sempit. Dan penyulut lampu akan menyulut

lampunya setiap satu menit. Mula-mula dia mematikan lampu, dan satu menit selanjutnya dia

Page 27: Dunia di mata anak

menyalakan lampu. Akan tetapi penyulut lampu hanya mengikuti perintah orang yang

memerintahnya. Selain perputaran asteroid yang semakin cepat dan malam menuju pagi lebih

cepat berganti, si penyulut lampu harus tetap menyulut lampu walaupun ia hanya bisa

beristirahat selama satu menit. Pangeran Kecil hanya merasa iba akan penyulut lampu yang ia

temui. Akan tetapi ada hal lain yang Pangeran Kecil pikirkan, yaitu betapa senangnya ketika ia

berada di planet tadi, ia dapat melihat matahari terbenam dengan cepat. Planet ini adalah planet

terkecil diantara planet yang sebelumnya pernah pangeran kecil temui. Kecil memiliki arti

sedikit, sempit, dan tidak penting (KBBI, 2008:644). Dalam hal ini orang yang memiliki perintah

yang membuat orang tunduk atau menurut kepada semua perintahnya itu sedikit. Lalu kecil

dalam artian sempit, orang yang diperintah oleh orang selalu memerintah mempunyai ruang

lingkup yang sempit karena dia terikat oleh aturan dan perintah. Dan orang yang diperintah biasa

dianggap tidak penting oleh orang yang memerintah. Orang yang memerintah terkadang bersikap

seenaknya terhadap orang yang diperintah. Hal itu ditunjukan oleh kutipan Penyulut Lampu

berikut ini “Ini pekerjaan yang menegrikan. Dulu masih masuk akal. Aku memadamkan lampu

pada pagi hari dan menyalakannya pada malam hari. Sepanjang siang hari aku beristirahat, dan

sepanjang malam aku tidur.” (Saint-Exupéry, 2003:60). Dari kutipan berikut terlihat betapa

berkuasanya orang yang memerintah.

Selanjutnya adalah asteroid 329 yang dihuni oleh seorang geografer. Seseorang yang

terpelajar dan tahu di mana letak semua laut, sungai, kota, gunung, dan gurun (Saint-Exupéry,

2003:63). Pekerjaannya hanya menanyakan pendtang tentang bagaimana keadaan geografis di

planet pendatang tersebut. Akan tetapi si geografer tidak pernah pergi ke manapun. Dia hanya dia

di planet itu dan menuliskan semuanya tanpa tahu kebenarannya. Akan tetapi dia tidak akan

mempercayai seorang pemabuk, karena pemabuk akan melihat segalanya menjadi dobel.

Geographer termasuk ke dalam dosa malas. Dia hanya mengumpulkan informasi tanpa mau

pergi untuk memastikan kebenaran informasi yang ia dapatkan.

Dan tempat terakhir yang Pangeran Kecil datangi adalah bumi. Tempat di mana semua

orang-orang di planet lain terdapat di bumi.dan ketika di planet bumi inilah ia bertemu dengan

pilot yang sedang terdampar di gurun. ketika si pilot mengatakan kata “serius” Pangeran Kecil

menganggapnya seperti orang dewasa. (Saint-Exupéry, 2003:34). Dari kutipan tersebut,

Page 28: Dunia di mata anak

sebelumnya Pangeran Kecil mengangggap bahwa si pilot bukanlah orang dewasa, akan tetapi

sama seperti dia. Berikut kutipannya:

“Tidak! Tidak! Yang kukatakan kepadamu tadi hal pertama yang melintas dalam benakku. Aku sedang menangani persoalan serius!” (….)

“persoalan serius!” (….)

“kau biacara seperti orang dewasa!” (Saint-Exupéry, 2003:34)

Berarti si tokoh aku juga masih memiliki sisi anak-anak dalam dirinya. Karea si Pangeran Kecil

langsung berpendapat bawa orang-orang yang ia temui sebelumnya adalah orang dewasa yang

tidak ia mengerti jalan pikirannya. Berbeda dengan si pilot yang harus berpisah setelah delapan

hari bersama Pangeran Kecil. Dan di bumi tempat semua orang dewasa yang Pangeran Kecil

sebelumnya temui itu berkumpul, begitu juga dengan ketujuh dosa besar, semuanya ada di bumi.

c. Persamaan dan Perbedaan Pandangan Terhadap Orang Dewasa dalam Mirah Mini

dan Pangeran Kecil

Persamaannya adalah sama-sama terdapat sindiran atau kritikan kepada orang dewasa.

Banyak hal yang tidak dimengerti anak-anak terhadap orang dewasa. Dalam kedua cerita ini

sama-sama menceritakan satu orang dewasa yang masih mempunyai sifat kanak-kanak seperti

tokoh Mama pada Mirah Mini dan tokoh Aku pada Pangeran Kecil.

Peredaannya terdapat pada pengungkapan sindiran kepada orang dewasa. Mirah Mini

lebih sederhana dan langsung mengacu kepada orang dewasa di bumi, sedangkan pada Pangeran

Kecil melibatkan unsur konotasi yang terdapat pada asteroid-asteroid dalam cerita.

Page 29: Dunia di mata anak

KesimpulanTernyata tidak hanya hanya cerita anak atau buku yang dikhususkan untuk anak-anak saja

yang diambil dari sudut pandang atau kacamata anak-anak, ada juga cerita yang dipersembahkan

untuk orang dewasa yang diambil dari sudut pandang dan kacamata anak-anak sepeti pada

Pangeran Kecil. Pangeran Kecil adalah karya terjemahan dari Le Petit Prince karya Antoine de

Saint-Exupéry pada tahin 1943 dan Mirah Mini: hidupmu, keajaibanmu karya Nukila Amal dan

Hanafi pada tahum 2012. Walaupun kajian ini membandingkan karya yang penerbitannya jauh

berbeda, akan tetapi setelah dikaji ada beberapa persamaan dalam cerita ini yang menarik untuk

dikaji lebih lanjut. Penulis melakukan kajian dengan memfokuskan pada tokoh anak dalam cerita

dan persamaan juga perbedaan dalam penggambaran dunia di mata anak-anak oleh pengarang

dewasa. Dan hasilnya ditemukan empat poin utaman dalam kajian perbandingan ini yaitu: teman

imajinasi, lingkungan, keajaiban dan orang dewasa. Dari empat poin ini dijabarkan persamaan

dan perbedaan dalam cara menggambarkan pandangan dari mata anak-anak. Berikut paparan

hasil kajian:

1. Teman Imajinasi

Kedua cerita ini sama-sama memiliki teman imajinasi. Dalam Mirah Mini, Mirah Mini

memiliki teman imajinasi bernama Tapir. Hadirnya teman imajinasi ini dikarenakan bacaan yang

Mama Mirah Mini bacakan setiap malam dari buku cerita. Sedangkan dalam Pangeran Kecil,

tokoh aku mendapat teman imajinasinya karena fatamorgana ketika ia sedang terdampar di

Gurun Sahara. Ia kepanasan, kehausan dan kelaparan, itulah yang menyebabkan ia mengalami

fatamorgana mengenai Pangeran Kecil. Perbedaan dalam kedua cerita ini adalah teknik bercerita

dan bagaimana ia mendapatkan teman imajinasinya itu. Selain itu sudut pandang yang digunakan

oleh si tokoh utama. Apabila dalam Mirah Mini yang menjadi tokoh utama adalah Mirah Mini,

sedangkan dalam Pangeran Kecil, yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini adalah si tokoh

Aku, akan tetapi fokus cerita lebih kepada Pangeran Kecil.

Page 30: Dunia di mata anak

2. Lingkungan

Persamaan dalam cerita ini adalah sama-sama mebahas mengenai lingkungan. Dalam

Mirah Mini digambarkan dengan kesedihan dan kecintaan Mirah Mini pada Tapir yang semakin

sedikit. Sedangkan pada Pangeran Kecil digambarkan kecintaannya pada bunga yang angkuh

akan tetapi begitu berate bagi Pangeran Kecil. Perbedaannya terdapat pada cara mereka

menyayangi dan menjaga tumbuhan.

3. Keajaiban

Dalam poin keajaiban ini terdapat perbedaan konsep keajaiban dalam cerita. Dalam

Mirah Mini yang ia sebut ajaib itu adalah hal-hal yang sudah biasa, sedangkan dalam Pangeran

Kecil yaitu hal yang diluar nalar, sesuatu yang aneh dan ganjil. Seperti keberadaan Pangeran

Kecil yang berasal dari asteroid yang tidak jelas di mana, lalu keadaan Pangeran Kecil ketika di

bumi, dan kepergian Pangeran Kecil ke bintang yang tidak biasa. Lain halnya dengan Mirah

Mini yang menganggap hal ajaib itu banyak sekali, seperti mata, jam, jari, bunyi, dan masih

banyak lagi.

4. Orang Dewasa

Pada bagian ini, persamaan kedua cerita terdapt pada pandangan mereka terhadap orang

dewasa yang tidak dapat mereka mengerti kenapa orang dewasa berpikiran dan melakukan hal-

hal yang tidak dapat dimengerti oleh Mirah Mini dan Pangeran Kecil. Selain itu juga terdapat

beberapa sindiran untuk orang dewasa. Seperti orang dewasa tidak dapat melihat hal-hal ajaib,

suka memerintah, suka meminum minuman keras, suka dipuji, dan suka mengunmpulkan

kekayaan. Perbedaannya terdapat pada isi sindiran terhadap orang dewasanya. Mirah Mini lebih

kepada orang dewasa yang kurang peka terhadap sekitarnya. Sedangkan Pangeran Kecil lebih

kepada perilaku manusia dewasa.

Selain itu terdapat amanat yang disampaikan melalui Tapir dan rumah Tapir dalam Mirah

Mini. Hal ini erat hubungannya dengan pembakaran hutan di Sumatra. Tapir adalah hewan yang

populasi terdapat di Sumatra. Namun karena pembakaran hutan dengan unsur kesengajaan telah

membuat populasi tapir semakin berkurang dan hutan semakin sempit. Selain itu, penerbit

Masyarakat Indonesia Cipta ini mendonasikan penjualan buku Mirah Mini untuk Inisiatif

Masyarakat Seni anak-anak dan kaum muda di Kawasan Timur Indonesia.

Page 31: Dunia di mata anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pendidikan Nasional.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta.Gramedia.

2. Nurgiyantoro, Burhan.2010.Sastra Anak.Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.

3. Ampera, Taufik.2010.Pengajaran Sastra: Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis

Kreatif.Widya Pajadjaran.

4. http://entay.wordpress.com/2012/06/03/kenali-dosamu-7-dosa-maut-7-deadly-sins/

(diunduh pada tanggal 31 Maret 2014, pukul 16:22)

5. http://asiamaya.com/konsultasi_hukum/ist_hukum/umur_dewasa.htm (diunduh pada

tanggal 10 Juni 2014, pukul 13:49 WIB)