Duchenne Muscular Dystrophy

13
Duchenne muscular dystrophy (DMD) Duchenne muscular dystrophy (DMD) BAB I PENDAHULUAN Duchenne muscular dystrophy (DMD) merupakan penyakit distrofi muskular progresif, bersifat herediter, dan mengenai anak laki-laki. Insidensi penyakit itu relatif jarang, hanya sebesar satu dari 3500 kelahiran bayi laki- laki. Penyakit tersebut diturunkan melalui X-linked resesif, dan hanya mengenai pria, sedangkan perempuan hanya sebagai karier. Pada DMD terdapat kelainan genetik yang terletak pada kromosom X, lokus Xp21.22-4 yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein distrofin. Perubahan patologi pada otot yang mengalami distrofi terjadi secara primer dan bukan disebabkan oleh penyakit sekunder akibat kelainan sistem saraf pusat atau saraf perifer. Distrofin merupakan protein yang sangat panjang dengan berat molekul 427 kD, dan terdiri dari 3685 asam amino. Penyebab utama proses degeneratif pada DMD kebanyakan akibat delesi pada segmen gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein distrofin pada

description

materi

Transcript of Duchenne Muscular Dystrophy

Page 1: Duchenne Muscular Dystrophy

Duchenne muscular dystrophy (DMD)

Duchenne muscular dystrophy (DMD)

BAB I

PENDAHULUAN

Duchenne muscular dystrophy (DMD) merupakan penyakit distrofi muskular

progresif, bersifat herediter, dan mengenai anak laki-laki. Insidensi penyakit itu

relatif jarang, hanya sebesar satu dari 3500 kelahiran bayi laki-laki. Penyakit tersebut

diturunkan melalui X-linked resesif, dan hanya mengenai pria, sedangkan perempuan

hanya sebagai karier.

Pada DMD terdapat kelainan genetik yang terletak pada kromosom X, lokus

Xp21.22-4 yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein distrofin.

Perubahan patologi pada otot yang mengalami distrofi terjadi secara primer dan

bukan disebabkan oleh penyakit sekunder akibat kelainan sistem saraf pusat atau

saraf perifer. Distrofin merupakan protein yang sangat panjang dengan berat molekul

427 kD, dan terdiri dari 3685 asam amino.

Penyebab utama proses degeneratif pada DMD kebanyakan akibat delesi

pada segmen gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein distrofin

pada membrane sel otot, sehingga menyebabkan ketiadaan protein tersebut dalam

jaringan otot. pada tahun 1884 untuk pertama kali memakai istilah dystrophia

muscularis progressiva. Pada tahun 1855, Duchenne memberikan deskripsi lebih

lengkap mengenai atrofi muskular progresif pada anak-anak.Becker mendeskripsikan

penyakit muscular dystrophy yang dapat diturunkan secara autosomal resesif,

autosomal dominant atau X-linked resesif. Hoffman et al2,5 menjelaskan bahwa

kelainan protein distrofin merupakan penyebab utama DMD.

Biasanya anak- anak yang menderita distrophya jenis Duchene dibawa ke dokter

karena sering jatuh, dan kalau sudah jatuh tidak dapat berdiri dengan cepat.

Kelemahan otot- otot tungkai pada anak- anak tersebut tidak memungkinkan mereka

Page 2: Duchenne Muscular Dystrophy

bangkit secara wajar. Dari sikap duduk di lantai dan kemudian berdiri dilakukannya

dengan cara yang khas, pertama mereka menempatkan lengan di lantai sebagaimana

anak hendak merangkak, kemudian tungkai diluruskan dan tangan bergerak setapak

demi setapak kea rah kaki, setelah kaki terpegang, kedua tangan memanjat tungkai,

demikianlah akhirnya tubuh dapat digerakkan. ( Marjono Mahar, 2008)

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Muscular dystrophy (MD) adalah suatu kelompok yang terdiri lebih dari 30 penyakit

genetik yang ditandai dengan kelemahan progresif dan degenerasi pada otot rangka

yang mengendalikan gerakan (Twee, 2009)

Beberapa bentuk dari MD muncul pada masa bayi atau anak-anak, beberapa

bentuk yang lain mungkin tidak akan timbul sampai usia pertengahan atau lebih.

Gangguan-gangguan ini berbeda-beda dalam nama dan distribusinya dan perluasan

kelemahan otonya (ada beberapa bentuk dari MD yang juga menyerang otot

jantung), onset usia, tingkat progresifitas, dan pola pewarisannya.

Pada kelainan ini terlihat pseudohipertropi pada betis dan pantat, dimana

penderitanya semua dari golongan umur kanak- kanak. Dalam 10- 12 tahun penderita

tidak dapat bergerak lagi dan hidupnya terpaksa di tempat tidur atau di kursi roda.

Pada tahap terminal ini seluruh otot skeletal sudah atrofik. ( Mardjono Mahar, 2008)

Duchenne muscular distrofi (DMD) pertama kali dideskripsikan oleh ahli

saraf Perancis Guillaume Benjamin Amand Duchenne pada 1860-an distrofi otot

Becker. (BMD) dinamai setelah Petrus Jerman Emil dokter Becker, yang pertama

kali menggambarkan ini varian dari DMD pada 1950-an. Duchenne muscular distrofi

(DMD) adalah bentuk progresif cepat distrofi otot yang terjadi terutama pada anak

laki-laki.

Page 3: Duchenne Muscular Dystrophy

Hal ini disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada gen, yang disebut gen DMD

yang dapat diwariskan dalam keluarga dengan cara yang resesif X-linked. Dalam

DMD, anak-anak mulai menunjukkan tanda-tanda kelemahan otot sejak usia 3 tahun.

Penyakit ini secara bertahap melemahkan kerangka otot, yang di lengan, kaki

dan punggung. Pada remaja awal atau bahkan lebih awal, otot jantung dan otot

pernafasan juga mungkin dapat terpengaruh , munculnya kelemahan berjalan pada

awal dekade kedua, dan biasanya akan meninggal pada usia 20 tahun.

Diagnosis pasti dari penyakit ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan

analisis DNA atau pemeriksaan distrofin. Tindakan pembedahan dan rehabilitasi,

dapat membantu pasien untuk mampu lebih lama berjalan dan duduk (wedantho,

2007)

INSIDEN dan EPIDEMIOLOGI

DMD memiliki angka insidensi 1 : 3500 pada bayi laki- laki baru lahir dan

belum ada penelitian lebih lanjut mengenai epidemiologinya secara nyata.

( Wikipedia, 2010)

ETIOLOGI GENETIK

Kondisi ini diturunkan, dan masing-masing MD mengikuti pola pewarisan

yang berbeda. Tipe yang paling dikenal, Duchenne muscular dystrophy (DMD),

diwariskan dengan pola terkait X resesif, yang berarti bahwa gen yang bermutasi

yang menyebabkan penyakit ini terletak pada kromosom X, dan oleh karenanya

terkait seks. Pada pria satu salinan yang berubah dari gen ini pada masing-masing sel

sudah cukup untuk menyebbkan kelainan ini. Pada wanita mutasinya harus terdapat

pada kedua kopi dari gen untuk menyebabkan gangguan ini (pengecualian yang

jarang, pada kariier yang menunjukkan gejala, bisa terjadi karena kompensasi

dosis/inaktivasi X).

Pada pria oleh karenanya terkena penyakit terkait X resesif jauh lebih sering

dibandingkan wanita(wedantho,2007)

Page 4: Duchenne Muscular Dystrophy

Suatu ciri khas dari pewarisan terkait X adalah ayah tidak dapat mewariskan

sifat terkait X pada anak laki-laki meraka. Pada sekitar dua pertiga kasus DMD, pria

yang terkena penyakit mewarisi mutasinya dari ibu yang membawa satu salinan gen

DMD. Sepertiga yang lain mungkin diakibatkan karena mutasi baru pada gen ini.

Perempuan yang membara satu salinan dari satu mutasi DMD mungkin memiliki

tanda dan gejala terkait kondisi ini (seperti kelemahan otot dan kramp), namun

biasanya lebih ringan dari tanda dan gejala pada pria.

Duchenne muscular dystrophy dan Becker's muscular dystrophy disebabkan

oleh mutasi pada gen untuk protein dystrophin dan menyebabkan suatu kelebihan

pada enzyme creatine kinase. Gen dystrophin adalah gen terbanyak kedua pada

mamalia(wedantho,2007).

DMD adalah bentuk tersering dari MD dan terutama menyerang anak laki-

laki. Dikarenakan karena kurangnya dystrophin, suatu protein yang mempertahankan

integritas otot. Onsetnya dimulai pada usia 3 dan 5 tahun dan kelainan ini memburuk

dengan cepat. Kebanyakan anak laki-laki yang terkena akan kehilangan kmmampuan

berjalan pada usia 12, dan selanjutnya memerlukan bantuan respirator untuk

bernafas. Anak perempuan pada keluarga memiliki kemungkinan 50% mewarisi dan

menurunkan gen yang rusak pada anak-anak mereka.

GEJALA

DMD dapat menyerang semua orang dari segala usia. Meskipun beberapa jenis

pertama kali pada bayi atau anak-anak, yang lainnya mungki tidak akan muncul

sampai usia pertengahan.

Gejala yang paling tersering adalah kelemahan otot (sering jatuh, gangguan

berjalan, kelopak mata yang jartuh), kelainan rangka dan otot. Pemeriksaan

neurologis seringkali menemukan hilangnya jaringan otot (wasting), kontraktur otot,

pseudohypertrophy dan kelemahan. Beberapa jenis dari MD dapat timbul dengan

Page 5: Duchenne Muscular Dystrophy

tambahan kelainan jantung, penurunan intelektual dan kemandulan. (twee, 2009 )

Berikut gejala-gejala yang dapat ditemukan :

Kelemahan otot yang progresif bahkan dapat terjadi kehilangan masa

otot

Gangguan keseimbangan

Mudah merasa lelah

Kesulitan dalam aktifitas motoric

Peningkatan lumbal lordosis yang berakibat pada pemendekan otot

panggul

Sering jatuh

Kesulitan berjalan, cara berjalan yang aneh

Waddling Gait Calf Pain

deformitas jaringan ikat otot

pseudohipertrophy ( mengalami pembesaran pada lidah dan betis),

dimana terjadi pengisisan oleh jar ikat dan jaringan lemak.

Mengalami kesulitan belajar

Jangkauan gerak terbatas

Kontraktur otot ( biasanya pada tendon Achilles dan kerusakan otot

hamstring) karena serat otot memendek dan mengalami fibrosis yang

muncul pada jaringan ikat.\

Gangguan respiratori

Ptosis

Atrofi GonadScoliosis

Beberapa jenis MD dapat menyerang jantung, menyebabkan cardiomyopathy

atau aritmia

DIAGNOSIS

Diagnosis dari MD didasarkan terutama pada hasil biopsi otot. Dalam beberapa

Page 6: Duchenne Muscular Dystrophy

kasus, suatu tes darah DNA mungkin cukup membantu. Pemeriksaan lainnya

yang dapat membantu antara lain, peningkatan kadar CK serum dan

pemeriksaan electromyography, yang konsisten dengan keterlibatan miogenik.

Pemeriksaan fisik dan anamnesa yang tepat akan membantu dalam menentukan

jenis dari MD. Kelompok otot tertentu berkaitan dengan jenis tertentu MD

(wedantho, 2007).

Seringkali, terdapat kehilangan jaringan otot, yang sulit untuk dilihat

karena pada beberapa jenis MD menyebabkan penumpukan jaringan lemak dan

jaringan ikat yang membuat otot tampak lebih besar. Ini disebut dengan

pseudohipertrofi.

Tes yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis DMD adalah sebagai

berikut :

• Positif Gower Sign menunjukkan banyaknya kerusakan yang lebih pada otot-

otot di ekstremitas bawah.

• Creatin Kinase ( CPK – MM ) , dimana kadar keratin kinase pada aliran darah

tinggi.

• EMG ( electromyography ) menunjukkan kelemahan yang disebabkan oleh

kerusakan pada jaringan otot dibandingkan pada sel syarafnya.

• Genetic Testing, dapat menampilkan bahwa kerusakan genetik pada gen

Xp21 .

• Biopsy otot ( imunohistokimia atau imunobloting ), atau bisa juga pemeriksaan

genetic dengan tes darah untuk mengkonfirmasi keberadaan distropin

PENATALAKSANAAN

Tidak ada pengobatan spesifik yang diketahui untuk MD. inaktivitas (seperti

tirah baring atau bahkan duduk dalam jangka waktu lama) dapat memeprberat

penyakit. Fisioterapi dan instrumentasi ortopedik (cth. Kursi roda) dapat

membantu. Pembedahan ortopedi korektif mungkin diperlukan untuk

meningkatkan kualitas hidup dalam beberapa kasus. Masalah pada jantung yang

Page 7: Duchenne Muscular Dystrophy

ditemui pada Emery-Dreifuss MD dan myotonic MD mungkin memerlukan alat

pacu jantung. Myotonia yang terjadi pada myotonic MD dapat diterapi dengan

obat-obatan seperti phenytoin atau quinine (wedantho,2007)

Terapi fisik lebih ditujukkan agar penderita dapat memaksimalkan potensi fisik,

yaitu :

• Meminimalisir perkembangan kontraktur dan deformitas dengan

mengembangkan program stretching( peregangan) dan latihan yang diperlukan .

• Mencegah dan meminimalisir komplikasi sekunder lain dari kecacatannya .

• Memonitor fungsi pernafasan dengan menyarankan teknik yang dapat

membantu untuk latihan pernafasan dan metode pembersihan saluran nafas .

• Penjadwalan mulai dari seminggu sampai satu bulan untuk terapi pijat untuk

mengurangi nyeri yang timbul.

PROGNOSIS

Prognosis dari MD bervariasi tergantung dari jenis MD dan progresifitas

penyakitnya. Pada beberapa kasus dapat ringan dan memburuk sangat lambat,

edngan kehidupan normal, sedangkan pada kasus yang lain mungkin memiliki

pemburukan kelemahan otot yang bermakna, disabilitas fungsional dan

kehilangan kemampuan berjalan. Harapan hidup dapat tergantung pada derajat

pemburukan dan defisit pernapasan lanjut. Pada Duchenne MD, kematian

biuasanya terjadi pada usia belasan sampai awal 20an (wedantho,2007)

BAB III

KESIMPULAN

Duchenne muscular dystrophy merupakan penyakit kelainan distrofik yang

diwariskan secara X-linked dan hanya mengenai laki-laki, sementara perempuan

Page 8: Duchenne Muscular Dystrophy

hanya sebagai pembawa sifat. Biasanya penderita meninggal dalam decade ke

dua akibat komplikasi infeksi paru atau payah jantung.

Secara klinis pasien DMD tidak mampu berjalan pada usia sekitar 10 tahun.

Tindakan pembedahan dan rehabilitasi, dapat membantu pasien untuk

memperlama fungsi ambulasi serta memberikan rasa nyaman.

Perlu pemberian informasi yang jelas dan konseling genetika mengenai

perjalanan penyakit terhadap pasien dan

keluarganya. Diagnosis DMD dapat ditegakkan dengan analisis DNA untuk

mendeteksi delesi gen yang bertanggung jawab terhadap penyandian protein

distrofin. Pemeriksaan immunohistokimia protein distrofin, juga dapat

digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti. Penanganan pasien dengan DMD

harus dilakukan secara multidisiplin.

Daftar Pustaka

Mardjono. Mahar., Shidarta Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat,

Jakarta.

Twee Do, 2009, Muscular Dystrophy, www.e-medicine.com

Wedantho Sigit, 2007, Duchenne Muscular Dystrophy: Divisi Orthopaedi &

Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia