Dsypnea

5
Dsypnea (Sesak Nafas) A. Definisi Dyspnea didefinisikan sebagai pernapasan yang abnormal atau kurang nyaman dibandingkan dengan keadaan normal seseorang. Dyspnea merupakan gejala yang umum ditemui dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan etiologi. Organ yang paling sering berkontribusi dalam dyspnea adalah jantung dan paru. Dyspnea atau yang biasa disebut sesak napas merupakan manifestasi penting untuk penyakit kardiopulmoner, selain itu dapat pula ditemukan pada penyakit neurogenik, metabolic, saluran pencernaan, dan ginjal. Secara normal, manusia dapat menderita dyspnea akibat aktivitas fisik yang berat, namun napas akan kembali normal setelah istirahat selama beberapa menit. Dalam banyak keadaan, dyspnea merupakan salah satu gejala dari kelainan-kelainan dalam tubuh. Misalnya dyspnea pada penderita asma, COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease), pneumonia. Selain karena penyakit paru, dyspnea dapat juga terjadi akibat kelainan di jantung, misal pada heartfailure, congestive heart disease. Gabungan antara penyakit paru dan jantung juga dapat

description

Dsypnea

Transcript of Dsypnea

Dsypnea (Sesak Nafas)A. DefinisiDyspnea didefinisikan sebagai pernapasan yang abnormal ataukurang nyaman dibandingkan dengan keadaan normal seseorang. Dyspnea merupakan gejala yang umum ditemui dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan etiologi. Organ yang paling sering berkontribusi dalam dyspnea adalah jantung dan paru.Dyspnea atau yang biasa disebut sesak napas merupakan manifestasi penting untuk penyakit kardiopulmoner, selain itu dapat pula ditemukan pada penyakit neurogenik, metabolic, saluran pencernaan, dan ginjal. Secaranormal,manusiadapatmenderita dyspnea akibat aktivitas fisik yang berat, namun napas akan kembali normal setelah istirahat selama beberapa menit. Dalam banyak keadaan, dyspnea merupakan salah satu gejaladarikelainan-kelainan dalamtubuh.Misalnyadyspneapada penderita asma, COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease), pneumonia. Selain karena penyakit paru, dyspnea dapat juga terjadi akibat kelainan di jantung, misal pada heartfailure, congestive heart disease. Gabungan antara penyakit paru dan jantung juga dapat menimbulkan dyspnea yang berat. Terdapat juga berbagai penyebab lain yangmemungkinkan terjadinya dyspnea seperti gangguan psikogenik, anemia, dll.Pasien sebelum pemeriksaan sebaiknya ditanyakan penggambaran dari ketidaknyamanannya seperti efek dari posisi mereka, apakah ada infeksi, atau adanya stimulus lingkungan dan posisi pada dyspnea, contohnya ada 3 :1. Dispnea yang terjadi pada posisi berbaring. 2. Dispnea yang terjadi pada posisi tegak dan akan membaik dalam posisi berbaring. 3. Jika dengan posisi bertumpu pada sebuah sisi dapat bernafas lebih enak B. EtiologiMenurut etiologi berdasarkan organ yang penting :1. Kardiak : Gagal jantung, Penyakit koroner, Kardimiopati, Disfungsi katup, Hipertrofi ventrikel kiri, Hipertrofi katub asimetris, Perikarditis2. Pulmonal :Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), Asma, Penyakit paru restriktif, Penyakit paru herediter, Pneumotoraks3. Gabungan kardiak atau pulmonal : PPOK dengan hipertensi pulmonal atau cor pulmonal, Emboli paru kronik, TraumaEtiologi KardiakAKUTKRONIK

Iskemia atau infark miokardDisfungsi ventrikel kiri

Regurgitasi mitral akibat ruptur kordaPenyakit katup mitral dan aorta

Terjadi atrial fibrilation pada penyakit katub mitral dan aortaMiksoma atrium

Non KardiakAKUTKRONIK

Emboli paruPenyakit paru obstruktif

PneumothoraxHipertensi pulmnal

AsmaKelainan dinding dada

Sindroma hiperventilasiAnemia

Kegemukan dan kurang fit

C. Gambaran klinis1.Dyspneadeffort(exertionaldyspnea) : Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik tetapi menghilang setelah istirahat selama beberapa waktu.2.Paroxysmalnocturnaldyspnea: Sesak nafas timbul sewaktu tidur malam hari sehingga pasien terbangun dan harus dudukselama beberapa waktu sampai sesaknya hilang.3. Ortopnea:Sesak nafas yang timbul ketika berbaring. Pada sikap berbaring, aliran balik vena lebih lancarsehingga pengisian atrium dan ventrikelkanan jadi lebih banyak. Akibatnya bendungan parulebih mudah terjadi4. Asmakardial : Terjadi karena edema paru akut. Sesak nafas timbul tiba-tiba karena edema paru mendadakakibat gagal jantung kiri akut. Gagal jantung kiri menimbulkan bendungan paru dan akhirnyaterjadi edema paru akut. Cairan masuk ke dalam ruang alveoli sehingga timbul gejala dispneayang agak berat.5. PernafasanCheyne-Stoke: Pernafasan ini ditandai dengan hiperpnea periodik diselang fase apnea. Keadaan inidisebabkan oleh karena curah jantung yangmenurun.D. PatofisiologiInflamasi berperan dalam peningkatan reaktifitas jalan napas. Mekanisme yang menyebabkan inflamasi jalan napas cukup beragam, dan peran setiap mekanisme tersebut bervariasi dan satu anak ke anak lain serta selama perjalanan penyakit. Komponen penting lainnya adalah bronkosplasma dan obstruksi. Mekanisme yang menyebabkan gejala obstruktif meliputi: Inflamasi dan udema membran mukosa, akumulasi sekresi yang berlebihan dari kelenjar mukosa, spasma otot otot halus dan bronkiolus yang menurunkan diameter bronkiolus. Konstriksi bronkus merupakan reaksi normal terhadap stimulus asing, namun pada anak yang menderita asma biasanya sangat parah hingga menyebabkan gangguan fungsi pernapasan: otot halus, berbentuk kumparan spiral disekeliling jalan napas, menyebabkan penyempitan dan pemendekan jalan napas, yang secara signifikan meningkatkan resistensi jalan napas terhadap aliran udara. Pada saat inspirasi dan berkontraksi serta memendek selama ekspresi. Oleh karena itu, kesulitan bernapas lebih berat terjadi selama fase ekspresi. Peningkatan tahanan dalam jalan napas menyebabkan ekspresi yang dipaksakan melewati lumen sempit. Volume udara yang terjebak dalam paru meningkat pada saat jalan napas secara fungsional menutup di titik antara alveoli dan bronkus lobucus. Gas yang terjebak ini mendorong individu untuk bernapas pada volume paru yang semakin tinggi. Akibatnya orang yang menderita asma harus berjuang untuk menginspirasi jumlah udara yang cukup. Upaya keras untuk bernapas ini akan menyebabkan keletihan, penurunan efektivitas pernapasan, dan peningkatan konsumsi oksigen. Inspirasi yang terjadi ketika volume paru lebih tinggi akan menginflasi alveoli secara berlebihan dan menurunkan efektivitas batuk. Jika obstruksi semakin parah, terjadi penurunan ventilasi alveolus disertai retensi karbon dioksida, hipoksemia, asidosis pernapasan dan akhirnya gagal napas.