DSRUDQ 7DKXQDQ
Transcript of DSRUDQ 7DKXQDQ
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Laporan Tahunan 2017
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan taufik dan hidayahNya
kita masih diberi kesempatan untuk berkarya menyelesaikan Laporan Tahunan
Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I CilacapTahun Anggaran 2017.
Laporan ini menyajikan data hasil kegiatan selama satu tahun anggaran
dengan segala keberhasilan dan kekurangannya, sehingga diharapkan dapat
memberikan gambaran hasil kerja yang telah dicapai dan dapat dijadikan sebagai
acuan dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk penyempurnaan kegiatan
operasional maupun non operasional baik karantina hewan maupun karantina
tumbuhkan, serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa
di masa yang akan datang.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran
pegawai SKP Kelas I Cilacap atas partisipan, kerja kerasnya dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi unit kerja SKP Kelas I Cilacap. Demikian juga kepada
masyarakat pengguna jasa karantina dan masyarakat lainnya yang peduli terhadap
perkarantinaan, yang telah memberikan andil yang sangat besar dalam rangka
mewujudkan karantina hewan dan tumbuhan yang profesional, modern dan
terpercaya. Harapan kami semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Cilacap, 12 Januari 2017
Kepala,
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Keadaan Umum StasiunKarantinaPertanian Kelas I Cilacap
1. Keadaan Umum
2. Wilayah Kerja
2
2
7
BAB II KEGIATAN UMUM 10
A. Perencanaan dan Keuangan
1. Realisasi Anggaran
10
10
B. Kepegawaian dan Tata Usaha
1. Kondisi Umum Pegawai
a. KenaikanPangkat
b. KenaikanGajiBerkala
c. MutasiJabatan
d. Pegawai yang MelakukanCuti
e. CPNS 2017
2. Ketatausahaan
a. Kondisi Kerasipan
b. Kondisi Perpustakaan atau Pengadaan Buku
c. BarangMilik Negara (BMN)
15
15
18
19
19
20
20
20
21
18
23
BAB III KEGIATAN OPERASIONAL 24
A. Karantina Hewan
1. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK
Impor
2. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK
Ekspor
3. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK
yang diantarareakan
4. Kegiatan 8 P
5. Penggunaan Formulir Karantina Hewan
24
24
25
25
26
32
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -iii
6. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK
7. Kegiatan Koleksi HPHK
32
37
B. Karantina Tumbuhan
1. Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK
keDalam Wilayah Negara Republik Indonesia
2. Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK
keLuar Wilayah Negara Republik Indonesia
3. Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK
Antar-area
4. Kegiatan 8 P
5. Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK di Wilayah Kerja
Stasiun Karantina PertanianKelas I Cilacap
6. Koleksi OPT/OPTK dan Media Pembawa
7. Penyidikan Kasus Tindak Karantina
8. Penggunaan Formulir
38
38
44
51
53
55
56
59
59
BAB IV KEGIATAN LAIN-LAIN 63
A. Koordinasi dan Kerjasama
1. Koordinasi / Kerjasama lingkup Badan Karantina Pertanian
2. Koordinasi / Kerjasama dengan instansi terkait di daerah
64
63
64
B. Kegiatan Public Awareness
1. Standar Pelayanan Publik
2. Wilayah Bebas Korupsi
3. Sistem Manajemen Mutu
4. Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK)
5. Indeks Kepuasan Masyarakat
6. Refleksi Budaya Kerja
67
67
69
70
70
72
77
C. Apresiasi/Sosialisasi/workshop/Seminar
1. Sosialisasi Tupoksi Karantina Pertanian
2. Seminar Lokal Pemantauan OPTK
3. Kunjungan Kerja Mahasiswa Unsoed
D. Lain-lain
1. Skim Audit Badan Karantina Pertanian
2. Penilaian Instalasi Karantina
a. Karantina Hewan
b. Karantina Tumbuhan
3. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap
80
80
82
83
84
84
91
91
93
95
BAB V. PERMASALAHAN DAN SOLUSI 97
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -iv
A. Permasalahan
1. Kegiatan umum
2. Kegiatan Operasional
97
97
97
B. Solusi Umum
101
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 102
A. Kesimpulan 102
B. Saran 103
C. Penutup 104
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA 2013 sd 2017
Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja Pegawai tahun 2013 s/d 2017 Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 11
Tabel 3. Realisasi Anggaran Belanja Barang tahun 2013 s/d 2017 Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 12
Tabel 4. Realisasi Anggaran Belanja Modal tahun 2013 s/d 2017 Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 13
Tabel 5. DIPATahun Anggaran 2013 s/d 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas
I Cilacap 14
Tabel 6. Jumlah pegawai menurut jenis jabatan. 15
Tabel 7. Jumlah pegawai merurut klasifikasi pendidikan. 16
Tabel 8. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan/Ruang 17
Tabel 9. Pegawai Naik Pangkat TA. 2017 18
Tabel 10. Pegawai Naik Gaji Berkala TA. 2017 19
Tabel 11. Rekapitulasi Surat Keluar/Masuk Tahun Anggaran 2017 21
Tabel 12. Kegiatan Importasi Sapi Bakalan dan sapi Indukan dari Negara Asal
Australia ke SKP Kelas I Cilacap tahun 2013 S/D 2017 25
Tabel 13. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017 32
Tabel 14. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017 32
Tabel 15. Kegiatan Pemasukan MP-PSAT ke wilayah SKP Kelas I Cilacap Tahun
2013 sd 2017 39
Tabel16. Kegiatan Pemasukan Biji Gandum ke wilayah SKP Kelas I Cilacap
Tahun 2013– 2017 berdasarkan Negara Asal 40
Tabel17. Kegiatan Pemasukan Kedelai ke wilayah SKP Kelas I Cilacap Tahun
2013– 2017 berdasarkan Negara Asal 40
Tabel 18.Frekwensi Kegiatan Impor Gandum tahun 2013 – 2017 40
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -vi
Tabel 19.Frekwensi Kegiatan Impor Kedelai tahun 2013 – 2017 41
Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Kesehatan MP PSAT (OPT/K) Media
Pembawa Gandum dan Kedelai sebagai berikut 43
Tabel 21. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari wilayah
negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 Golongan Bibit/Benih 46
Tabel 22. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari wilayah
negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 berupa hasil tanaman
mati 46
Tabel 23. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP Antar Area 52
Tabel 24. Kegiatan Pemeriksaan Pada Tahun 2017 53
Tabel 25. Frekuensi lalu lintas kegiatan karantina 54
Tabel 26. Temuan OPTK tahun 2017 55
Tabel 27. Penggunaan formulir karantina tumbuhan tahun 2017 59
Tabel 28. Penerimaan PNBP 2017 60
Tabel 29.Realisasi PNBP Tahun 2011 hingga Tahun 2017 pada SKP Kelas I
Cilacap. 62
Tabel 30.Penilaian IPNBK 71
Tabel 31. Penilaian IKM 73
Tabel 32.Responden Tahun 2017 74
Tabel 33. Responden Pelayanan 2016 s/d 2017 77
Tabel 34.Dosis penggunaan fumigasi 90
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 2
Gambar 2 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 8
Gambar 3 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 9
Gambar 4. Peta Status dan Situasi HPHK Untuk Hewan Besar di Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013 35
Gambar 5. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Kecil dan Kesayangan di Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013 35
Gambar 6. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Unggas Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013 36
Gambar 7. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2015 36
Gambar 8. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2017 37
Gambar 9. Pengambilan sampel di palka kapal dan identifikasi di laboratorium 42
Gambar 10..Kegiatan Pemeriksaan Barecore (Produk kayu olahan) dan Gula Jawa di Gudang Pemilik 50
Gambar 11. salah satu komoditas domestik keluar 53
Gambar 12 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Banjarnegara kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 57
Gambar 13 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Kebumen kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 57
Gambar 14 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purbalingga kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 58
Gambar 15 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purworejo kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 58
Gambar 16. Sesi dialog bersama kejaksaan Negeri Cilacap 64
Gambar 17. Kegiatan Coffie Morning dalam rangka kerjasama lingkup Kepabeanan 66
Gambar 18. Peserta Sosialisai Permentan 01/Permenten/KR.020/ 1/2017 68
Gambar 19. Sesi diskusi Sosialisasi 01/Permenten/KR.020/ 1/2017 68
Gambar 20. Penghargaan Terbaik dari KPPN Cilacap 69
Gambar 21. Diagram capaian IPNBK 72
Gambar 22. Upacara bendera lingkup SKP Kelas I Cilacap 78
LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -viii
Gambar 23. Koordinasi Internal SKP Kelas I Cilacap 79
Gambar 24. Pegawai SKP Kelas I Cilacap beserta narasumber 79
Gambar 25. Family Gathering SKP Kelas I Cilacap 80
Gambar 26. Kegiatan Family Gathering SKP Kelas I Cilacap 80
Gambar 27. Sesi diskusi Kuliah Lapang mahasiswa Unsoed Purwokerto 81
Gambar 28. Sesi diskusi operasional perkarantinaan hewan dalam Kuliah Lapang mahasiswa Unsud Purwokerto 82
Gambar 29. Kegiatan Seminal Nasional Hasil Pemantauan OPT OPTK 83
Gambar 30. Sesi Fotobersama mahasiswa dan pegawai SKP 83
Gambar 31. Sesi Kunjungan mahasiswa Unsoed 84
Gambar 32. IKH SKP Cilacap Jl. Laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan 92
Gambar 33. Timbangan Individu Gangway dan kandang Isolasi 92
Gambar 34.Instalasi Karantina Tumbuhan 94
Gambar 35.Pemeriksaan Tempat lain Karantina Tumbuhan 94
Gambar 36. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap 95
Gambar 37. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap 96
Halaman 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan Tahunan 2017 menggambarkan laporan kegiatan hasil
pelaksanaan dari tugas pokok, dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Cilacap seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik
Indonesia Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
Penyusunan Laporan Tahunan ini berdasarkan Pedoman Laporan
Tahunan Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina Pertanian. Informasi yang
disajikan di dalamnya disusun sesuai ketentuan yang berlaku.
Laporan Tahunan ini menggambarkan keseluruhan kegiatan hasil
kinerja yang telah dilaksanakan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Cilacap sepanjang tahun 2017, sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk menentukan kebijakan di tahun
mendatang.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Laporan Tahunan 2017 Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap adalah :
1. Bahan informasi hasilpelaksanaan kegiatan tugas pokok, dan fungsi
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap selama kurun waktu tahun
2017
2. Bahan informasi terhadap tingkat pengukuran capaian kinerja Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap sampai akhir tahun 2017
3. Sebagai bahan evaluasi dan monitoring untuk kebijakan penyelenggaraan
perkarantinaan di tahun-tahun mendatang.
Halaman 2
C. Keadaan Umum Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
1. Keadaan Umum
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap merupakan unit pelaksana
teknis di bidang karantina hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan
pangan hayati hewani dan nabati yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, struktur organisasi Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Cilacap adalah sebagaiberikut :
STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELASI I CILACAP
TAHUN 2017
Gambar 1 : Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dipimpin oleh seorang
Kepala Stasiun berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Halaman 3
Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kementerian Pertanian.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap adalah organisasi dengan
eselon IV a, dengan demikian Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Cilacap adalah pejabat eselon IV a yang membawahi KepalaUrusan Tata
Usaha (eselon Va), Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional (eselon Va),
serta kelompok Jabatan Fungsional, sebagaimana gambar 1 di atas.
Dasar Hukum penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah UU No.16
tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, PP No. 82 tahun
2000 tentang Karantina Hewan dan PP No.14 Tahun 2002 tentang Karantina
Tumbuhan dan sejumlah peraturan perundang-undangan turunannya, serta
peraturan-peraturan daerah yang terkait. Berdasarkan Permentan No. 22
Tahun 2008, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap melaksanakan
kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta
pengawasan keamanan hayatihewani dan nabati, dan dalam melaksanakan
tugas dimaksud, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana, evaluasi dan laporan;
2) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme
pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
3) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
4) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
5) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan;
7) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati;
8) Pelaksanaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan;
Halaman 4
9) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, bidang karantina
tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;
10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Tugas Tambahan
Selain tugas pokok yang harus dilakukan, SKP Kelas I Cilacap juga
mempunyai tugas tambahan, yaitu :
1. Auditor Instalasi Karantina Hewan (IKH) berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan Karantina Pertanian nomor :
349/Kpts/PD.670.210/L/12/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Instalasi Karantina Hewan untuk Ruminansia Besar. Hal ini
dimaksudkan untuk menjadi acuan secara nasional akan
pembangunan/penetapan Instalasi Karantina Hewan baik milik negara
ataupun pihak ketiga sebagai tempat pelaksanaan tindak karantina
hewan.
2. Penilaian untuk Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT)
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
73/permentan/OT.140/12/2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Peroranganatau Badan
Hukum, serta tempat lain berdasarkan permentan no 38 tahun 2014.
3. Koordinator Skim Audit Barantan sesuai Keputusan Kepala Barantan
No. 20/Kpts/PD.540.210/L.2/04 dalam pelaksanaan kegiatan skim audit
Fumigasi dan Ispm.
Sedangkan tugas masing-masing pejabat struktural dibawah Kepala
Stasiun adalah sebagai berikut :
a. Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU) mempunyai tugas melakukan :
a.1. penyiapan bahan penyusunan rencanakerja,
a.2. sistimevaluasi dan pelaporan,
a.3. menjalankanurusan ketata usahaan dan rumah tangga.
b. Sub Seksi Pelayanan dan Operasional (Kasiyan-op) melakukan tugas:
b.1. pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan karantina
tumbuhan,
Halaman 5
b.2. pengawasan keamanan hayati hewani,
b.3. dukungan sarana teknikperkarantinaan,
b.4. pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi,
b.5. melakukan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan dan tumbuhan,
serta keamanan hayati hewani dan nabati.
Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik
Veteriner mempunyai tugas :
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
c. Melakukan pembuatan koleksi HPHK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan mempunyai tugas :
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
c. Melakukan pembuatan koleksi OPTK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Masing- masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional yang kompeten dengan ketetapan oleh Kepala
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacapdengansuratkeputusan.
Halaman 6
Koordinator Jabatan Fungsional KH dan POPT memiliki tugas dan fungsi
selain tugas pokok sesuai jenjangnya antara lain :
Bimbingan dan pengaturan kegiatan operasional oleh masing-masing
jenjang jabatannya.
Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja,sistim evaluasi dan
pelaporan.
Penyelarasan dukungan sarana teknik dan metode operasiona
lperkarantinaan.
Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh SKP Kelas I Cilacap
sampai saat ini berupa :
a. Gedung perkantoran utama yang cukup representatif pelaksanaan
kegiatan pelayanan operasional bertempat di Komplek Bandar Udara
Tunggul Wulung Cilacap
b. Gedung Instalasi Karantina Hewan (IKH) dan Gudang yang berada di
Jl. Laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan – Cilacap;
c. Gedung tempat peristirahatan para supir truk yang ada di Instalasi
Karantina Hewan.
d. Rumah Dinas dan Sarana Gudang di Jl. Swadaya no. 45 – Cilacap;
e. Mess Pegawai dan Sarana Gudang di Jl. Kuntul no. 7 Tegalreja -
Cilacap;
Khusus untuk Gedung perkantoran utama, kini memiliki Gedung
Pelayanan terhadap pengguna jasa yang cukup representatif, untuk
meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas. Ditambah dengan gedung
fungsional untuk mendukung setiap kegiatan dari setiap jajaran fungsional
baik fungsional karantina hewan maupun fungsional karantina tumbuhan dan
Ruang Rapat.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap hingga saat ini (per 31
Desember 2017) memiliki 37 pegawai/staff yang terdiri dari 37 orang PNS.
Halaman 7
2. Wilayah Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang tempat-tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap adalah sbb:
A. TEMPAT-TEMPAT PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN
PENYAKIT HEWAN KARANTINA DAN ORGANISME PENGGANGGU
TUMBUHAN KARANTINA KE DALAM WILAYAH NEGARA RI (IMPOR)
1. Pelabuhan Laut atau Pelabuhan Sungai
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap
B. TEMPAT-TEMPAT PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN
PENYAKIT HEWAN KARANTINA DAN ORGANISME PENGGANGGU
TUMBUHAN KARANTINA DARI DALAM WILAYAH NEGARA RI
(EKSPOR)
1. Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Sungai
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap
C. TEMPAT-TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN MEDIA
PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT HEWAN KARANTINA DAN
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA DI DALAM
WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA (ANTAR AREA)
1. Bandar Udara
Tunggul Wulung Cilacap
Halaman 8
2. Pelabuhan Laut atau Pelabuhan Sungai
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap
3. Kantor Pos
Kantor Pos Purwokerto
Untuk kegiatan karantina hewan, ada beberapa kegiatan lintas provinsi
dikarenakan IKH (Instalasi Karantina Hewan) terletak di Provinsi Jawa Barat,
yaitu di Kecamatan Malangbong, Kab. Garut yaitu di Jl. Raya Malangbong
Wado KM 5 dan KM 6. Kedua IKHS milik swasta yang terletak di Provinsi
Jawa Barat tersebut berada di bawah pengawasan SKP Kelas I Cilacap.
Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dapat dilihat
pada peta berikut ini :
Gambar 2 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Kantor Pos Purwokerto
Halaman 9
Gambar 3 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Bandara Tunggul Wulung
Pelabuhan Tanjung Intan
Halaman 10
BAB II
KEGIATAN UMUM
Salah satu fungsi dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap sesuai
dengan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelayanan Teknis Karantina Pertanian adalah melakukan penyiapan
bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan serta urusan tata usaha dan
rumah tangga yang menjadi tanggung jawab urusan tata usaha.
A. Perencanaan dan Keuangan
1. Realisasi Anggaran
Pelaksanaan anggaran instansi pemerintah pada tahun 2017 tetap
mengacu pada sistem anggaran yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Cilacap.
Anggaran Belanja Negara yang digunakan untuk membiayai seluruh
kegiatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Cilacap sesuai dengan DIPA No. SP DIPA018-
12.2.237369/2017 tanggal 30 Nopember 2016 sebesar Rp. 6.399.038.000,00
terdiri dari Rupiah Murni Rp. 6.398.538.000,00 dan Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP) sebesar Rp. 500.000,00.
Tabel 1:Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA 2013 sd 2017
(dalam ribuan rupiah)
No. Uraian Belanja
Pegawai
Belanja
Barang
Belanja
Modal Jumlah
1. DIPA 2013 2.247.154.000 3.294.174.000 1.827.450.000 7.368.778.000
2. DIPA 2014 2.328.764.000 3.105.047.000 235.460.000 5.669.271.000
3 DIPA 2015 2.484.061.000 3.116.782.000 3.147.080.000 8.747.923.000
4 DIPA 2016 2.397.704.000 3.008.680.000 1.907.500.000 7.313.884.000
5 DIPA 2017 2.301.632.000 2.641.966.000 1.454.440.000 6.398.038.000
Halaman 11
Grafik I. Pagu Anggaran SKP Kelas I Cilacap TA 2013 s/d 2017
Berdasarkan tabel 1 di atas, maka anggaran tahun 2017 mengalami
penurunan Rp 915.846.000,00 atau sebesar 83,60% dari tahun sebelumnya
yaitu Rp 7.313.884.000 menjadi Rp 6.398.038.000
Realisasi anggaran belanja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
tahun 2017, sebesar Rp.6.301.611.117,00 (98,49%) dengan realisasi anggaran
masing-masing belanja pegawai, belanja barang maupun belanja modal kurang
dari pagu yang tersedia.
Anggaran tersebut direalisasikan melalui 3 jenis belanja yaitu belanja
pegawai, belanja barang dan belanja modal. Besar realisasi anggaran per jenis
belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja Pegawai tahun 2013 s/d 2017
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
0
1,000,000,000
2,000,000,000
3,000,000,000
4,000,000,000
5,000,000,000
6,000,000,000
7,000,000,000
8,000,000,000
9,000,000,000
DIPA 2013
DIPA 2014
DIPA 2015
DIPA 2016
DIPA 2017
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Jumlah
No Belanja Pegawai Pagu Realisasi % Saldo
1. T.A 2013 2.247.154.000 2.173.121.230 96,71 74.032.770
2. T.A 2014 2.328.764.000 2.297.858.655 98,67 30.905.345
3. T.A 2015 2.484.061.000 2.481.736171 99,89 2.324.829
Halaman 12
G
Grafik 2. Realisasi Anggaran Belanja Pegawai tahun 2013 s/d 2017
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Tabel 3. Realisasi Anggaran Belanja Barang tahun 2013 s/d 2017
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
G
r
0
2,000,000,000
4,000,000,000
6,000,000,000
8,000,000,000
10,000,000,000
12,000,000,000
T.A 2013 T.A 2014 T.A 2015 T.A 2016 TA 2017 Jumlah
Pagu
Realisasi
%
Saldo
4. T.A 2016 2.397.704.000 2.393.864.468 99,84 3.838.532
5. TA 2017 2.301.632.000 2.265.191.128 98,42 36.440.872
Jumlah 11.759.315.000 11.611.771.652 98,74 111.101.476
No Belanja Barang Pagu Realisasi % Saldo
1. T.A 2013 3.294.174.000 2.845.011.520 86,36 449.162.480
2. T.A 2014 3.105.047.000 3.016.228.801 97,14 88.818.199
3. T.A 2015 3.116.782.000 3.022.943.359 96,98 93.838.641
4. T.A 2016 3.008.680.000 2.878.926.778 95,69 129.752.222
5. TA 2017 2.641.966.000 2.594.747.591 98,21 47.218409
Jumlah 7.368.778.000 6.717.202.750 91,16 651.575.250
Halaman 13
Grafik 3. Realisasi Anggaran Belanja Barang tahun 2013 s/d
2017Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Tabel 4. Realisasi Anggaran Belanja Modal tahun 2013 s/d 2017 Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
G
G
r
Pagu
%0
1,000,000,000
2,000,000,000
3,000,000,000
4,000,000,000
5,000,000,000
6,000,000,000
7,000,000,000
8,000,000,000
Pagu
Realisasi
%
Saldo
No Belanja Modal Pagu Realisasi % Saldo
1. T.A 2013 1.827.450.000 1.699.070.000 92,97 128.380.000
2. T.A 2014 235.460.000 229.431.120 97,44 6.028.880
3. T.A 2015 3.147.080.000 3.131.498.700 99,50 15.581.300
4. T.A 2016 1.907.500.000 1.900.791.645 99,65 6.708.355
5. T.A 2017 1.454.440.000 1.441.672.398 99,12 12.767.602
Jumlah 8.571.930.000 8.402.463.863 98,02 169.466.137
Halaman 14
Grafik 4. Realisasi Anggaran Belanja Modal tahun 2013 s/d 2017 Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Tabel 5. DIPATahun Anggaran 2013 s/d 2017 Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Cilacap
Grafik 5. DIPA TA 2013 s/d 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Pagu
%01,000,000,0002,000,000,0003,000,000,0004,000,000,0005,000,000,0006,000,000,0007,000,000,0008,000,000,0009,000,000,000
Pagu
Realisasi
%
Saldo
T.A 2013
T.A 2014
T.A 2015
T.A 2016
T.A 2017
No T.A 2013 T.A 2014 T.A 2015 T.A 2016 T.A 2017
1. 7.368.778.000 5.669.271.000 8.747.923.000 7.313.884.000 6.398.038.000
Halaman 15
B. Kepegawaian dan Tata Usaha
1. Kondisi Umum Pegawai
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) SKP Kelas I Cilacap per31
Desember 2017 berjumlah 37 (tiga puluh tujuh) orang PNS. Jenis jabatan,latar
belakang pendidikan dan jenjang kepangkatan dapat dilihat pada tabel-tabel
berikut ini.
Tabel 6. Jumlah pegawai menurut jenis jabatan.
No Jenis Jabatan Jumlah
1 Kepala SKP Kelas I Cilacap 1
2 Kepala Urusan Tata Usaha 1
3 Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional 1
4 Medik Veteriner Madya 2
5 Medik Veteriner Muda 1
6 Medik Veteriner Pertama 2
7 Paramedik Veteriner Penyelia 3
8 Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 3
9 Paramedik Veteriner Pelaksana -
10 Paramedik Veteriner Pemula 2
11 POPT Ahli Madya -
12 POPT Ahli Muda 1
13 POPT Ahli Pertama 2
14 POPT Terampil Penyelia 2
15 POPT Terampil Pelaksana Lanjutan -
16 POPT Terampil Pelaksana -
17 Calon Medik Veteriner -
18 Calon Paramedik Veteriner -
Halaman 16
18 Calon POPT Ahli -
19 Calon POPT Terampil -
20 Tenaga Administrasi Umum *) 16
Total Jumlah : 37
Keterangan :
*) Pelaksana pada Subbag/Seksi.
Tabel 7. Jumlah pegawai merurut klasifikasi pendidikan.
No. Pendidikan Program Pend./ Jurusan Jumlah
1 SD - 1
2 SLTP -
3 SLTA/SPP/SPMA/SNAKMA - IPA
- IPS
- SMT Pertanian
- SPMA Peternakan
- SMEA Tata Niaga
- SPP Pertanian
- STM MESIN
4
6
-
2
5
2
4 DIPLOMA (D3) - Peternakan
- Kesehatan Hewan
1
4
5 Sarjana (S1) - Ekonomi Manajemen
- Pertanian
- Biologi
- Peternakan
1
4
1
6 Pasca Sarjana (S2) - Teknologi Hasil Pertanian
- Kedokteran Hewan
2
5
Total Jumlah : 37
Halaman 17
Tabel 8. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan/Ruang.
No. Jenis Pangkat Gol. Ruang Jumlah
1 Juru Muda I/a -
2 Juru Muda Tk. I I/b -
3 Juru I/c 1
4 Juru Tk. I I/d -
5 Pengatur Muda II/a 3
6 Pengatur Muda Tk.I II/b 3
7 Pengatur II/c 3
8 Pengatur Tk. I II/d 3
9 Penata Muda III/a 3
10 Penata Muda Tk. I III/b 8
11 Penata III/c 6
12 Penata Tk. I III/d 5
13 Pembina IV/a 2
14 Pembina Tk. I IV/b -
15 Pembina Utama Muda IV/c -
16 Pembina Utama Madya IV/d -
17 Pembina Utama IV/e -
Total Jumlah : 37
Halaman 18
Secara rinci dan detail uraian kepegawaian dari masing-masing
pegawai yang meliputi tempat tanggal lahir, pangkat terakhir dan lain-lain
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Selain jumlah pegawai tersebut diatas, SKP Kelas I Cilacap masih
memiliki tenaga harian lepas (THL) sebanyak 16 (enambelas) orang, dengan
masa pengabdian dari 1 hingga 5 tahun. Data selengkapnya terdapat pada
Lampiran 2.
Untuk kelancaran tugas dan fungsi SKP Kelas I Cilacap dalam Tahun
Anggaran 2017 Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha telah melakukan
tugas dan fungsi Kepegawaian dan Tata Usaha sebagai berikut :
a. Kenaikan Pangkat
Dalam Tahun Anggaran 2016 SKP Kelas I Cilacap telah mengusulkan
5(lima) orang yang memenuhi persyaratan untuk mendapat Kenaikan Pangkat
regular dan fungsional untuk periode April dan Oktober 2017 dengan rincian
sebagaimana Tabel berikut ini:
Tabel 9. Pegawai Naik Pangkat TA. 2017
No N a m a Sebelum Kenaikan
Setelah Kenaikan
Jabatan Tmt
1 Triyanto II/a II/b Paramedik Veteriner Pelaksana
01 April 2017
2 drh. Aan Setianto III/a III/b Fungsional Umum
01 April 2017
3 Hardiyanto II/b II/c Bendahara Pengeluaran
01 Oktober 2017
4 Arsanudin III/c III/d POPT Terampil Pelaksana
01 Oktober 2017
Halaman 19
b. Kenaikan Gaji Berkala
Dalam Tahun Anggaran 2017 pegawai SKP Kelas I Cilacap yang
mendapatkan Kenaikan Gaji Berkala (KGB) sebanyak19 (sembilan belas)orang
pegawai, seperti terlihat pada Tabel berikut :
Tabel 10. Pegawai Naik Gaji Berkala TA. 2017
No N a m a Dalam Gol/Pkt Jabatan TMT
1 Triyanto II/b PV Pelaksana 01 Februari 2017
2 Drh Agus Wasana III/d MV Madya 01 Mei 2017
c. Mutasi Jabatan/ Alih tugas
Selama tahun 2017 dilingkungan SKP Kelas I Cilacap terdapat 3 kali
mutasi alih tugas pegawai yaitu :
c.1. Mutasi Kesatu yang mendapatkan adalah pegawai bernama Hom
Hom,SP,MM selaku fungsional umum (pelaksana kepegawaian) yang
dimutasi alih tugas ke SKP Kelas I Bengkulu,
c.2. Mutasi Kedua yang mendapatkan adalah pegawai sebagaimana tersebut
dibawah ini :
c.2.1. Jamaludin selaku fungsional POPT Terampil Penyelia yang
dimutasi ke Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok,
c.2.2. Yoga Yahman Herdiyana selaku Calon POPT terampil yang
dimutasi alih tugas ke SKP Kelas I Bandung.
c.3. Mutasi Ketiga yang mendapatkan pegawai mutasi alih tugas bernama drh.
Puji Hartono,MP selaku Kepala Seksi Karantina Hewan yang dimutasi alih
tugas menjadi kepala UPT dari Balai Karantina Pertanian Kelas I
Lampung ke SKP Kelas I Cilacap.
c.4. Mutasi keempat yang mendapatkan pegawai mutasi alih tugas bernama
Indra Tri Wibowo,A.Md selaku Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan
yang dimutasi alih tugaskan dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung
Priok ke SKP Kelas I Cilacap.
Halaman 20
c.5. Mutasi keempat yang mendapatkan pegawai mutasi alih tugas bernama
Trimo Bekti selaku Paramedik Veteriner Pemula yang dimutasi alih
tugaskan dari SKP Kelas II Ende ke SKP Kelas I Cilacap
d. Pegawai yang Melakukan Cuti tahun 2017 pada Stasiun
KarantinaPertanian Kelas I Cilacap
Pegawai yang melakukan cuti di Stasiun Karantina Pertanian Kelas
I Cilacap sepanjang tahun 2017 sebanyak 31 pegawai, dengan rincian
Cuti tahunan = 28 orang
Cuti alasan penting = 2 orang
Cuti melahirkan = 2 orang
Cuti besar = 0 orang
Cuti dalam tanggungan Negara = 0 orang
e. CPNS 2016
SKP Kelas I Cilacap belum mendapatkan tambahan pegawaibaik
dari CPNS maupun PNS selama kurun waktu 2017 sementara PNS yang
alih tugas ada beberapa pegawai. Hal ini akan menambah berat beban
kinerja buat pegawa maupun SKP Kelas I Cilacap, utamanya beban
pekerjaan fungsional POPT Terampil dan Fungsional Umum.
2. Ketatausahaan
Kegiatan ketatausahaan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
suatu kegiatan yang cukup vital dalam menunjang semua kegiatan
operasionalnya. Hal ini harus didukung dengan tenaga yang mampu menangani
salah satunya adalah urusan surat menyurat. Kegiatan ini meliputi penanganan
surat keluar masuk, penggandaan surat, pendistribusian, dan
pengarsipan.Indikator keberhasilan unit kerja dalam sistim pelayanan public
adalah kecepatan dan kemudahan dalam pencarian arsipsurat yang masih
dibutuhkan.
Halaman 21
Dengan kusus kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
menunjuk 2 (dua) pegawai untuk penatausahaan persuratan, yaitu untuk Pramu
Publikasi dan Penatausahaan dokumen, agar kedepan kegiatan tersebut semakin
baik. Khususnya surat menyurat dalam tahun 2017 telah memproses surat masuk
maupun surat keluar dengan rekapitulasi sebagai mana tercantum pada tabel di
bawah ini:
Tabel 11. Rekapitulasi Surat Keluar/Masuk Tahun Anggaran 2017
No. Jenis Surat Jumlah
1 Surat Masuk SKP Kelas I Cilacap 660 surat
2 Surat Keluar SKP Kelas I Cilacap 3.541 surat
a. Kondisi Kearsipan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap telah memfungsikan
gudang untuk kegiatan kearsipan surat masuk dan surat keluar serta dokumen
lainnya. Hal ini dimaksudkan agar capaian kinerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap lebih efisien dan mampu bersaing dengan upt lainnya. Tata
kearsipan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :
Kategori arsip aktif
Arsip kategori ini merupakan persuratan yang setiap saat masih
dibutuhkan baik dalam monitoring maupun untuk evaluasi. Pada umumnya
kategori ini persuratan/kearsipan maksimal waktunya 1 (satu) tahun, dan
tata kelola kearsipan ini berada dalam kantor.
Kategori arsip tidak aktif
Arsip kategori ini merupakan persuratan yang kebutuhannya tidak setiap
saat, dan lebih cenderung sebagai dokumen/bukti dari suatu kegiatan.
Pada umumnya kategori persuratan/kearsipan ini di arsipkan dengan
kurun waktu minimal 5 (lima) tahun, sebelum dialihkan kedalam kategori
Halaman 22
purna (pemusnahan) dan tata kelola kearsipan ini berada dalam gudang
kearsipan. Untuk penempatan arsip tersebut berada dan menyatu
denngan rumah dinas Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap di
JalanSwadaya, KelurahanTambakreja, KecamatanCilacap Selatan.
Kategori arsip purna
Arsip kategori tersebut merupakan persuratan yang tidak dibutuhkan dan
lebih cenderung sebagai dokumen/bukti yang bersifat purna
(dimusnahkan) agar tidak menjadi beban operasional. Kegiatan
pemusnahan arsip dan/atau dokumen lain yang akan dimusnahkan pada
umumnya sudah lebih dari 5 (lima) tahun, dalam kategori arsip tidak
aktif,dantata kelola kearsipan ini berada dalam gudang kearsipan dalam
lingkungan instalasi karantina hewan, untuk persiapan pemusnahan
menggunakan metode pembakaran di incenerator. Lokasi incenerator
sebagai peralatan pemusnahan berada di jalan jawa komplek pelabuhan
tanjung intan Cilacap yang masuk dalam wilayah KelurahanTambakreja,
KecamatanCilacap Selatan.
b. Kondisi Perpustakaan atau Pengadaan Buku
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka.
Hingga saat ini koleksi bahan pustaka hanya didapat dari sumber-
sumber berupa Peraturan Peraturan baru baik dari Kementerian pertanian
maupun beberapa kementerian lain yang menunjang tugas pokok dan fungsi
SKP, Laporan Tahunan, karya tulis ilmiah pegawai Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Cilacap, materi-materi pelatihan seperti TC, diklat, leaflet-
leaflet seputar Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dsb dalam bentuk
soft dan hard copy.
Halaman 23
c. Barang Milik Negara (BMN)
Mutasi transaksi terkait Barang Milik Negara adalah sebagai berikut :
c.1. Penambahan Asset Peralatan dan Mesin
Penambahan Asset terdiri dari belanja modal peralatan dan mesin senilai
Rp. 580.259.548-. Terdiri dari :
c.1.1. Reklasifikasi masuk senilai Rp. 4.800.000,-
c.2. Penambahan Asset Gedung dan Bangunan
Belanja Modal pengembangan gedung dan bangunan senilai Rp.
23.779.100,-terdiri dari :
c.2.1. Pengembangan melalui KDP senilai Rp. 705.744.500,-
c.3. Pengurangan Asset
Penghentian asset (proses penghapusan) peralatan dan mesin dalam
kurun waktu tahun 2017 senilai Rp. 302.849.232,-terdiri dari :
c.3.1. Reklasifikasi keluar senilai Rp. 4.800.000,-
Halaman 24
BAB III
KEGIATAN OPERASIONAL
Kegiatan operasional pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
merupakan kegiatan tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK dan OPTK.
Kegiatan tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK seluruhnya merupakan
kegiatan import selama tahun 2017. Sedangkan kegiatan tindakan karantina
terhadap media pembawa OPTK adalah kegiatan antar area, import dan eksport.
Pelabuhan Laut Cilacap, yang lebih dikenal dengan nama Pelabuhan Laut
Tanjung Intan, mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi pelabuhan
samudera atau pelabuhan internasional. Saat ini pelabuhan mempunyai fasilitas 23
buoy, dan kedalaman efektif antara 11 s.d. 12 meter mLWS dengan panjang
dermaga 742,2 meter, yaitu meliputi:
Dermaga I s.d. dermaga III;
Dermaga Multi Purpose;
Dermaga IV;
Dermaga VI.
Dermaga Multi Purpose sepanjang 150 meter diperuntukkan untuk dermaga
peti kemas dengan kapasitas ruang penumpukan seluas 30.055,5 m2.
BandarUdara Cilacap, dikenal dengan Bandar Udara Tunggul Wulung.
Bandar Udara Tunggul Wulung sampai saat ini hanya melayani penerbangan antar
area dengan rute Jakarta - Cilacap. Lalu lintas komoditas hewan maupun tumbuhan
nihil sampai akhir tahun 2017.
A. Karantina Hewan
1. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHKImport
Kegiatan impor untuk karantina hewan didominasi pemasukan sapi
impor oleh PT. Citra Agro Buana Semesta, dengan negara pemasok sapi
jenis pedaging Australia dengan jumlah 13.927 ekor sapi potong pada
tahun 2017. Untuk lebih jelas mengenai kegiatan importasi sapi dapat
dilihat pada tabel.
Halaman 25
Tabel 12. Kegiatan Importasi Sapi Bakalan dan sapi Indukan dari Negara
Asal Australia ke SKP Kelas I Cilacap tahun 2013 S/D 2017
No Tahun Frekuensi Jumlah
(Ekor) Ket
1 2013 14 20.727 Sapi Bakalan
2 2014 14 27.197 Sapi Bakalan
3 2015 11 21.707 Sapi Bakalan
4 2016 8 18.892 Sapi Bakalan
5 2017 6 13.751 Sapi Bakalan
6 2017 1 176 Sapi indukan
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa tahun 2017 terjadi
penurunan importasi sapi.Hal ini dikarenakan kuota sapi impor yang
dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan diperkecil untuk menstabilkan harga
pasar dan mendorong petani peternak lebih bergairah dalam usahanya.
Tindakan karantina untuk semua sapi bakalan impor dilakukan di
Instalasi Karantina Hewan (IKH) milik SKP Kelas I Cilacap yang beralamat
di Jalan laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap dan Instalasi Karantina
Hewan (IKH) milik swasta yaitu PT. Citra Agro Buana Semesta yang
beralamat di Jl. Raya Malangbong KM 5 dan KM 6 Kabupaten Garut Jawa
Barat.
2. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK
Ekspor
Selama tahun 2017, komoditi wajib periksa karantina hewan
pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap adalah nihil
3. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK
yang diantarareakan
Halaman 26
a. Kegiatan Domestik Masuk
Kegiatan domestik masuk pada Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap tahun 2017 terhadap komoditi wajib periksa
karantina hewan adalah nihil.
b. Kegiatan Domestik Keluar
Selama tahun 2017, pada Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap komoditi wajib periksa karantina hewan untuk
domestik keluar adalah nihil.
4. Kegiatan 8P
Pelaksanaan tindakan karantina hewan pada Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Cilacap meliputi 8P yang terdiri dari pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan,perlakuan, penahanan,penolakan,
pemusnahan dan pembebasan.
Persiapan kandang dilakukan sebelum digunakan yaitu
didesinfektasi menggunakan larutan desinfektan.Alat angkut (truck)
diberi pengaman agar sapi tidak melompat. Lantai bak truck diberi
pengaman alas dari serbuk gergaji agar tidak licin dan mencegah urine
dan kotoran tercecer di jalan. Kemudian didesinfektan / disemprot di
ruangan carwash (bersamaan dengan sapi) agar semuanya bebas dari
hama penyakit.
a. Pemeriksaan
Pelaksanaan tindak karantina berupa pemeriksaan yaitu
pemeriksaan dokumen, pemeriksaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium. Pada tahun 2017 terdapat 7 (Tujuh)
kali permohonan sehingga dilakukan pemeriksaan sebanyak 7
(Tujuh) kali. Semua dokumen yang diperiksa sah dan lengkap
sesuai dengan fisik media pembawa.Pada tahun 2017 tidak
ditemukan adanya ketidak lengkapan dokumen.Hal ini
menunjukkan bahwa pengguna jasa telah mengetahui semua
dokumen yang dipersyaratkan.
Halaman 27
b. Pengasingan
Pengasingan dilakukan untuk memastikan media
pembawa terbebas dari HPHK, sehingga diperlukan tindakan
karantina lebih lanjut dengan lebih intensif di Instalasi Karantina
Hewan baik milik pemerintah maupun pihak ketiga yang telah
ditetapkan.Lamanya pengasingan untuk sapi bakalan sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) hari. Selama masa pengasingan
pelaksana Medik dan Paramedik Veteriner secara bergantian
melakukan tindakan karantina baik di IKH maupun di IKHS. Di
tahun 2017 terdapat pemasukan sapi indukan sebanyak 176
ekor dengan uraian dibawah ini :
Pada hari Minggu tanggal 17 Desember 2017 PT CABS
melakukan pemasukan sapi impor dari Australia sejumlah 1878
ekor yang terdiri dari Sapi Bakalan 1.702 ekor dan Sapi Indukan
176 ekor yang di lakukan pemasukan dengan satu kapal yang
sama yaitu MV Kaihou.Dari pemasukan tersebut Sapi Bakalan
dengan jumlah 1.702 ekor di lakukan Tindakan Karantina di
Instalasi Karantina Hewan Sementara(IKHS) Malangbong milik
PT CABS yang beralamat di Jalan Malangbong-Wado KM 06
Desa Mekarasih Kec.Malangbong Kab.Garut yang telah di
tetapkan sebagai IKHS oleh Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian dengan penetapan No.1170/Kpts/KR.130/L/09/2015
Tanggal 15 September 2015 dengan masa berlaku IKHS
sampai dengan 15 September 2018.
Tindakan Karantina Hewan terhadap Sapi Indukan milik
PT CABS dengan jumlah 176 ekor sapi indukan di lakukan di
IKH Tanjung Intan milik SKP Kelas I Cilacap.pemeriksaan stasus
HPHK terhadap sapi indukan di lakukan dengan pengambilan
sampel 100% (seratus persen) berupa preparat ulas darah(PUD)
untuk pemeriksaan parasit darah dan sampel darah untuk
Halaman 28
pengujian RBT untuk penyakit Brucellosis serta pengujian
serologis dengan metode uji elisa terhadap penyakit Johne’s
Disease/Paratuberculosis.
Hasil pengujian penyakit Brucella dengan metode
pengujian RBT yang di lakukan oleh Laboratorium Karantina
Hewan SKP Kelas I Cilacap berdasarkan keputusan hasil uji
No.(... )/K.40.D/12/2017 tanggal 20 Desember 2017 Di nyatakan
negatif sehingga tidak di lakukan pemeriksaan
lanjutan.Pemeriksaan PUD untuk parasit darah telah di kirim ke
Laboratorum BBVet Wates untuk di lakukan pemeriksaan di
karenakan di Laboratorium SKP Kelas I Cilacap belum memiliki
ruang lingkup pengujian tersebut dan sampai dengan tahun
berakhir hasil pengujian belum di ketahui.Pemeriksaan terhadap
penyakit Paratuberculosis dengan metode uji elisa telah di
kirimkan ke Balai Veteriner (BBVet) Subang Jawa Barat dengan
bukti surat pengantar sampel No.3483/KR.120/K.40.D/12/2017
tanggal 20 Desember 2017 dan sampai dengan tahun berakhir
belum diketahui hasil pengujian tersebut oleh BBVet Subang.
Sapi Indukan yang ada di IKH Tanjung Intan Cilacap yang
dalam masa karantina pada Hari Jumat taggal 22 Desember
2017 sapi dengan identitas No 57 ditemukan dalam keadaan
yang lemah,kemudian sapi tersebut di pindahkan ke kandang
isolasi serta dilakukan pemeriksaan dan perlakuan dengan
pemberian vitamin berupa Hematodin 10ml tetapi kemudian
pada siang hari sapi tersebut ditemukan mati,selanjutnya atas
kejadian tersebut di lakukan pemeriksaan post mortem dan
hasilnya terangkum dalam surat keterangan kematian ternak
tanggal 20 Desember 2017.
Halaman 29
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh Medik dan Paramedik
selama masa pengasingan dan didokumentasikan dalam catatan
harian tindak karantina mengenai kondisi kesehatan sapi impor.
Pemberian pakan dan minum, serta catatan pemeriksaan
laboratorium selama tahun 2017 sebanyak 1.184 (seribu seratus
delapan puluh empat) sampel.Kegiatan importasi sapi dari
Australia berdasarkan hasil pengamatan dan pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan adanya gejala HPHK.
d. Perlakuan
Perlakuan berupa pengobatan diberikan kepada sapi-sapi
impor jika ditemukan dan dicurigai adanya
penyakit.Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk
mengetahui apakah sapi-sapi yang dikarantina terjangkit Hama
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) atau tidak.Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopis
terhadap parasit darah dan pemeriksaan serologis terhadap
penyakit brucellosis.Pemeriksaan mikroskopis menggunakan
metode PUD (Preparat Ulas Darah).Pemeriksaan serum
menggunakan metode uji RBT (Rose Bengal Test).
Halaman 30
Gambar 4. Kegiatan Perlakuan, Pengobatan terhadap sapi sakit.
e. Penahanan
Pada tahun 2017 tidak ada kegiatan penahanan.
f. Penolakan
Pada tahun 2017 tidak ada kegiatan penolakan.
g. Pemusnahan
Pada pemasukan Sapi Bakalan tanggal 07 Oktober 2017
sejumlah 2048 ekor dari PT Citra Agro Buana Sejahtera (CABS)
di lakukan pemeriksaan rapid test uji Rose Bengal Test (RBT)
yang berjumlah 170 sampel.Berdasar surat hasil pengujian yang
di lakukan oleh Laboratorium Karantina Hewan Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap no
2696/KR.120/K.40.D/10/2017 tanggal 12 Oktober 2017 di
dapatkan satu ekor sapi dengan identitas Eartag No.7501 di
nyatakan positif Brucellosis.Sesuai prosedur penanggulangan
Halaman 31
penyakit Brucellosis di lakukan pemeriksaan lanjutan dengan
rujukan ke Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates di
Yogyakarta untuk pemeriksaan dengan pengujian metode
Complement Fixation Test (CFT) sebagai peneguhan diagnosa
dengan bukti surat permohonan pengujian Laboratorium yang
dikeluarkan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
kepada BBVet Wates No.2700/KR.120/K.40.D/10/2017 tanggal
13 Oktober 2017.
Hasil pemeriksaan lanjutan yang di lakukan oleh BBVet
Wates dengan metode uji CFT terhadap sapi dengan identitas
No.7501 berdasar Surat Jawaban Hasil Pengujian
No.24128/PD.650/F.5.G/10/2017 tanggal 20 Oktober 2017 yang
di keluarkan oleh BBVet Wates menyatakan sapi tersebut di
nyatakan positif Brucella.dengan hasil uji positif Brucella maka
sapi dengan identitas eartag No.7501 di lakukan pemusnahan
dengan pemotongan bersyarat.Untuk menghindari penyebaran
Hama Penyakit Hewan Karantina(HPHK) serta adanya
kelengkapan fasilitas pemusnahan berupa Incenerator ternak
besar Tindakan pemusnahan pemotongan bersyarat di lakukan
di Instalasi Karantina Hewan (IKH) Tanjung Intan milik SKP
Kelas I Cilacap dan atas kesediaan PT CABS sebagai pemilik
Tindakan pemusnahan yang seharusnya cukup potong
bersyarat terhadap sapi tersebut akhirnya di lakukan
pemusnahan.
h. Pembebasan
Pembebasan dilaksanakan setelah masa karantina
selesai dan mendapatkan sertifikat pembebasan.Pada tahun
2017 telah membebaskan sapi impor sebanyak 13.751 ekor.
Halaman 32
Penggunaan Formulir Karantina Hewan
Selama tahun 2017, total penggunaan sertifikat karantina hewan
sebanyak 6 sertifikat berupa 6 sertifikat KH-12 dan 2 buah sertifikat kh12
batal cetak (rusak)
Tabel 13. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017
No Jenis Formulir Saldo awal tahun (set) Pemakaian (set) Saldo (set)
1 KH -9 250 0 8
2 KH -12 388 6 1
3 KH -10 240 0 5
4 KH -11 240 0 5
Keterangan : Untuk formulir KH 9, KH 10, KH 11 dan KH12 ditarik kembali oleh pusat
untuk diberikan kepada UPT lain yang lebih membutuhkan
Dokumen Dengan peraturan baru
Tabel 14. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017
No Jenis Formulir Saldo awal tahun (set)
Pemakaian (set)
Saldo (set)
1 KH -11 250 0 8
2 KH -12 250 0 1
3 KH -13 250 0 5
4 KH -14 250 0 5
5. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK
Pembuatan peta status dan situasi HPHK merupakan salah satu
tugas dan fungsi karantina dalam memberikan gambaran situasi
penyakit hewan khususnya Hama Penyakit Hewan Karantina golongan
I dan seluruh HPHK golongan II yang terjadi di wilayah SKP Kelas I
Cilacap.
Berdasarkan pasal 76 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2000 tentang karantina hewan, bahwa kebijakan karantina dan
Halaman 33
pembatasan lalu lintas media pembawa diatur berdasarkan
penggolongan hama penyakit hewan karantina dan pemetaan hama
penyakit hewan karantina. Pemetaan tersebut akan menggambarkan
status suatu Negara, area, atau tempat yang diperoleh melalui kegiatan
pengamatan. Adapun pengamatan adalah merupakan bagian dari
tindakan karantina 8 P.
Berdasarkan pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2000 bahwa selain pengamatan dilakukan di tempat pemasukan
selama media pembawa diasingkan untuk mengamati timbulnya gejala
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), pengamatan juga memiliki
makna mengamati situasi Hama Penyakit Hewan Karantina pada suatu
negara, area, atau tempat. Pengamatan terhadap situasi HPHK dapat
dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu secara langsung dan/ atau secara
tidak langsung.Pengamatan secara langsung dilakukan di tempat
pemasukan, tempat pengeluaran, instalasi karantina, tempat transit,
dan diatas alat angkut.Pengamatan secara tidak langsung dilakukan di
tempat lainnya dengan melibatkan atau memperoleh informasi dari
pihak yang berwewenang dalam kegiatan tersebut.
SKP Kelas I Cilacap merupakan unit pelaksana teknis dari
Badan Karantina Pertanian juga berperan aktif dalam upaya mencegah
masuk, tersebar, dan keluarnya hama penyakit hewan karantina
(HPHK).
Pemantauan daerah sebar HPHK yang dilakukan melalui
kegiatan pengamatan status dan situasi HPHK tahun 2017 di fokuskan
pada HPHK Golongan II, sebagaimana diatur dalam Kepmentan Nomor
: 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama
Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan Dan Klasifikasi Media
Pembawa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka UPTKP
menyelenggarakan fungsi yaitu pelaksanaan pemantauan daerah sebar
Halaman 34
HPHK.Fungsi pemantauan UPTKP tersebut selanjutnya dilaksanakan
dengan melakukan pengamatan status dan situasi HPHK pada area
dimana UPTKP berada. Pengamatan status dan situasi HPHK
dilakukan secara tidak langsung, dengan memperoleh informasi dari
instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner / Balai Veteriner, dan
dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Propinsi,
Kabupaten dan/ atau kota.
Dalam peta status dan situasi HPHK di wilayah SKP Kelas I
Cilacap ini analisis data disajikan secara kualitatif atau kuantitatif sesuai
dengan jenis data yang diperoleh.Data diekspresikan dalam bentuk
table dan grafik serta dalam bentuk peta status dan situasi HPHK yang
memuat keterangan lokasi keberadaan penyakit.
Pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) tahun 2017 bertujuan untuk mendapatkan data status dan
situasi penyakit HPHK di wilayah Pemantauan Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Cilacap.Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya
informasi kejadian penyakit HPHK di sembilan (9) kabupaten antara lain
Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara, Brebes,
Purworejo, Wonosobo dan Temanggung, dengan tujuan kegiatan
pemantauan ini sebagai berikut :
1. Setiap UPT Karantina Pertanian mengetahui status dan situasi
kejadian penyakit di sekitar wilayahnya masing-masing
2. Kebijakan yang dihasilkan untuk pencegahan penyebaran HPHK
diharapkan akan menjadi lebih optimal
Pemantauan Status dan Situasi Hama Penyakit Hewan
Karantina tahun 2017 dilingkup Badan Karantina Pertanian dilakukan
dengan cara pengambilan data sekunder hasil pengumpulan informasi
penyakit yang dibuat oleh dinas peternakan kabupaten/ kota, dan BBvet
melalui kunjungan ke dinas kabupaten/kota dan Balai Besar Veteriner
Wates
Halaman 35
Secara umum gambaran HPHK dari daerah pemantauan SKP
Kelas I Cilacap berasal dari data gejala klinis, uji lab. pasif dan
surveilans dari dinas yang membidangi fungsi teknis kesehatan hewan
di 9 Kabupaten/Kota dan bersumber dari hasil surveilans Balai Besar
Veteriner Wates dan tersaji dalam peta status dan situasi HPHK
sebagai berikut:
Gambar 4. Peta Status dan Situasi HPHK Untuk Hewan Besar di
Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013
Gambar 5. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Kecil dan
Kesayangan di Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-
2013
Halaman 36
Gambar 6. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Unggas
Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013
Secara umum gambaran HPHK dari daerah pemantauan SKP
Kelas I Cilacap berasal dari data gejala klinis, uji lab. pasif dan
surveilans dari dinas yang membidangi fungsi teknis kesehatan hewan
di 9 Kabupaten/ Provinsi, Balai Besar Veteriner Wates dan hasil
penelitian di Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang tersaji dalam peta
status dan situasi HPHK sebagai berikut:
Gambar 7. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala
Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2015
Halaman 37
Gambar 8. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala
Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2017
6. Kegiatan Koleksi HPHK
Kegiatan koleksi HPHK sampai dengan tahun 2017 belum
dilaksanakan pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap karena
belum ditemukan adanya media pembawa karantina hewan yang
dilalulintaskan yang tertular HPHK.
Halaman 38
B. KARANTINA TUMBUHAN
Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Media Pembawa Ke
Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia
Pemasukan Media Pembawa ke dalam wilayah negara Republik
Indonesia harus memenuhi persayaratan administrasi seperti yang tertuang
dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 antara lain :
a. Melalui pintu pemasukan yang telah ditetapkan
b. Dilaporkan kepada petugas karantina
c. Dilengkapi dengan sertifikat kesehatan dari negara asal
Pelabuhan Tanjung Intan yang berada di wilayah kerja Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap merupakan salah satu pintu pemasukan
Media Pembawa PSAT khususnya biji gandum dan kedelai. Biji gandum dan
kedelai masuk ke wilayah SKP Kelas I Cilacap guna memenuhi bahan baku
tepung dan tempe mendoan di wilayah Cilacap, Banyumas dan sekitarnya.
Terdapat tiga Importir yang rutin melakukan kegiatan importasi melalui wilker
tanjung intan yaitu PT. Pangan Inti Persada dan PT Manunggal Perkasa
(Importir gandum) dan PT FKS Multi Agro (Importir Kedelai).
Pengawasan keamanan pangan biji gandum ke wilayah SKP Kelas I
Cilacap mengacu pada Permentan Nomor 55/Permentan/KR.040/11/2016
tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan Pangan Segar
Asal Tumbuhan (PSAT). Dalam tentang Pengawasan Keamanan Pangan
Terhadap Pemasukan. Permentan ini diatur mengenai persyaratan dan tata
cara pemasukan MP PSAT serta cara pengawasan terhadap MP PSAT, di
mana gandum dan kedelai merupakan salah satu MP PSAT yang termasuk
dalam permentan tersebut.
Daftar pemasukan MP PSAT melalui pelabuhan tanjung intan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Halaman 39
Tabel 15. Kegiatan Pemasukan MP-PSAT ke wilayah SKP Kelas I Cilacap
Tahun 2013 sd 2017
NO
NAMA MP Jumlah MP-PSAT (TAHUN DALAM KG)
2013 2014 2015 2016 2017
1 Biji Gandum 170.365.680 171.513.827 128.596.130 240.127.000 427.803.527
2 Biji Kedelai 0 0 0 20.250.000 75.158.734
TOTAL 170.365.680 171.513.827 128.596.130 260.377.000 502.962.261
Grafik 6.Impor Gandum pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017
Grafik 7.Impor Kedelai pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
2013 2014 2015 2016 2017
170,365,680
171,513,827
128,596,130
240,127,000
427,803,527
GRAFIK IMPOR GANDUM
VOLUME (M3)
0
50000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
40000000
2013 2014 2015 2016 2017
0 0 0
61,335,000
360,564,076
GRAFIK IMPOR KEDELAI
VOLUME (M3)
Halaman 40
Tabel16.Kegiatan Pemasukan Biji Gandum ke wilayah SKP Kelas I Cilacap
Tahun 2013– 2017 berdasarkan Negara Asal
No Negara
Asal
Importasi Pada Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Australia 61.490.000 76.463.310 97.343.140 143.077.000 293.227.160
2 Kanada 11.000.000 13.500.000 10.800.000 23.050.000 40.623.572
3 Rusia 32.858.280 71.750.000 20.452.990 15.000.000
4 India 27.123.000 0 0 0
5 Ukraina 37.894.400 0 0 74.000.000 44.935.795
6 Amerika
Serikat 9.800.517 0 34.017.000
TOTAL 170.365.680 171.513.827 128.596.130 260.377.000 427.803.527
Tabel17. Kegiatan Pemasukan Kedelai ke wilayah SKP Kelas I Cilacap Tahun
2013– 2017 berdasarkan Negara Asal
No Negara
Asal
Importasi Pada Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Amerika
Serikat 0 0 0 61.335.000 75.158.734
TOTAL 0 0 0 61.335.000 75.158.734
Tabel 18.Frekwensi Kegiatan Impor Gandum tahun 2013 – 2017
Frekwensi Importasi Gandum Pada Tahun
(Kali)
Total
2013 2014 2015 2016 2017
10 12 13 24 36 95
Halaman 41
Grafik 8.Frekwensi Impor Gandum pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017
Tabel 19.Frekwensi Kegiatan Impor Kedelai tahun 2013 – 2017
Frekwensi ImportasiKedelai Pada Tahun
(Kali)
Total
2013 2014 2015 2016 2017
0 0 0 5 16 21
Grafik 9.Frekwensi Impor Kedelai pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasukan
biji gandum dan biji kedelai tahun 2017 mengalami kenaikan.Hal ini
disebabkan oleh kondisi pasar dan permintaan dalam negeri yang
kecenderungan mengalami peningkatan tiap tahunnya.
0
10
20
30
40
2013 2014 2015 2016 2017
10 12 13
24
36
GRAFIK FREKWENSI IMPORTASI GANDUM
FREKWENSI (KALI)
0
5
10
15
20
2013 2014 2015 2016 2017
0 0 0
5
16
GRAFIK FREKWENSI IMPORTASI KEDELAI
FREKWENSI (KALI)
Halaman 42
Pada setiap pemasukan MP PSAT dilakukan pengambilan sampel oleh
petugas pengambil contoh (PPC). Pengambilan sampel dilakukan secara acak
atau random agar dapat mewakili. Pengambilan sampel dilakukan pada palka
di atas kapal. Sampelyang diambil digunakan untuk pengujian kesehatan
(ada/tidaknya OPTK). Sedangkan pengujian PSAT untuk residu pestisida dan
logam berat sesuai dengan ketentuan dalam Permentan Nomor
55/Permentan/KR.040/11/2016 tentang Pengawasan Keamanan Pangan
terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) hanya dilakukan
untuk kegiatan monitoring. Kegiatan monitoring dilakukan apabila ada surat
perintah dari Kepala Badan Karantina Pertanian. Pada tahun 2017 ini SKP
Kelas I Cilacap mendapatkan tugas kegiatan monitoring PSAT untuk
pemasukan kedelai dari Ukraina. Sampel yang diambil di kirim ke
Laboratorium BBUSKP, untuk dilakukan pengujian terhadap residu pestisida.
Laporan hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium penguji
menunjukkan bahwa kandungan bahan aktif pestisida tidak terdeteksi pada
sampel yang diuji (terlampir).
. Berdasarkan hasil pengujian pada pelaksanaan monitoring, di
simpulkan bahwa komoditas PSAT gandum biji yang berasal dari negara
Ukraina yang masuk melalui pintu pemasukan Pelabuhan Tanjung Intan
Cilacap masih aman dan layak dikonsumsi.
Gambar 9. Pengambilan sampel di palka kapal dan identifikasi di
laboratorium
Halaman 43
Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Kesehatan MP PSAT (OPT/K) Media
Pembawa Gandum dan Kedelai sebagai berikut :
No. Negara Asal Hasil Pengujian Golongan Status
1.
MEDIA PEMBAWA BIJI GANDUM
AUSTRALIA
Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati
SERANGGA --
Alternaria alternata, Alternaria triticina, Epicoccum purpurascens, Drechslera tritici reoentis, Stemphylum sorcinacforme, Cladosporium herbarum, Puccinia graminis, Nigrospora panici, Alternari, Alternaria triticina Alternaria brassicae, Alternaria brassicicola, Cladosporium herbarum, Puccinia graminis, Melanospora zamiae, Alternaria alternantheae, Curvularia lunata
CENDAWAN OPT
Avena fatua, Brassica juncea, Brassica kaber, Chenopodium album, Sonchus oleraceous, Chromolaena odorata, Tribulus terrestris, Lithospermum arvense, Vicia angustifolia
GULMA OPT
2. MEDIA PEMBAWA BIJI GANDUM
UKRAINA
Nezara viridula f.torquata ( dalam keadaan mati), Coccinella septempunctata (dalam keadaan mati)
SERANGGA OPT
Alternaria daucifolli, A. japonica, A. sonchi, A. triticina, Puccinia graminis, Tilletia laevis, Tilletia tritici, Alternaria triticina, Alternaria triticicola, Drechslera tetramera, Puccinia graminis Tilletia contraversa, Mortierella gemmifera, Pithomycetes cartarum, Alternaria triticicola, Epicoccum purpurascens, Periconia macrospinosa
CENDAWAN
Tilletia laevis,
Tilletia tritici (OPTK),
Cendawan yang lain
OPT
Avena fatua, Saponaria vaccaria, Convolvulus arvensis, Rumex crispus, Polygonum convolvulus, Setaria viridis, Polygonum persicaria, Brassica nigra, Thalspi arvense, Vicia angustifolia, Chromolaena odorata.
GULMA OPT
3.
MEDIA PEMBAWA BIJI GANDUM
KANADA
Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati
SERANGGA --
Halaman 44
Alternaria tennuissima, Fusarium culmorum, Epicocum purpurasens
CENDAWAN OPT
Saponaria vaccaria, Brassica kaber, Avena fatua, Polygonum convolvulus
GULMA OPT
4 MEDIA PEMBAWA KEDELAI
USA
Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati
SERANGGA --
Peronospora manshurica (sudah tidak viabel/mati), Cercopsora kikuchii, Fusarium solani
CENDAWAN OPT
- Ambrasia trifida - Ambrasia artemisiifolia
GULMA OPT
5 MEDIA PEMBAWA GANDUM
USA
Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati
SERANGGA --
Alternaria tenuissima, Alternaria alternata, Epicoccum purpurascens, Chaetomium fusisporum
CENDAWAN OPT
Avena fatua, Saponaria vaccaria, Chenopodium album, Polygonum persicaria, Vicia angustifolia, Chromolaena odorata.
GULMA OPT
6 MEDIA PEMBAWA GANDUM
RUSIA
Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati
SERANGGA --
Alternaria alternata , Nigrospora panici, Fusarium oxysporum
CENDAWAN OPT
Polygonum convolvulus, Convolvulus sepium, Avena fatua, Rumex crispus, Setaria faberii
GULMA
1. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pengeluaran Media Pembawa
OPTK Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia
Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 1992 pasal 6 bahwa setiap media
pembawa HPHK dan media pembawa OPTK akan dikeluarkan dari wilayah
negara Republik Indonesia wajib :
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan
b. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat tempat
pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina
Persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh pemilik barang/media
pembawa apabila akan mengeluarkan MP tersebut dari wilayah negara RI,
Halaman 45
sehingga beberapa pemilik barang yang berada di wilayah Layanan SKP
Kelas I Cilacap selalu melaporkan apabila akan mengeluarkan MP tersebut
meskipun pelabuhan pengeluarannya melalui Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang maupun Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Media pembawa yang
sering dilaporkan pengeluarannya di wilayah SKP Kelas I Cilacap yaitu kayu
albasia yang telah diolah, Gula Semut, Biji Kopi, Teh dan bahan-bahan herbal.
Berdasarkan lampiran Permentan Nomor 38/Permentan/OT.140/3/2014
tentang Tindakan Karantina Tumbuhan di luar Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran bahwa wilayah layanan SKP Kelas I Cilacap meliputi kabupaten
Cilacap, Kebumen, Banyumas, dan Purworejo. Pemilik barang yang berada di
wilayah tersebut antara lain :
a. PT. Waroeng Batok Industry (Perusahaan kayu olahan)
b. PT. Mitra Cimalati Indonesia (Perusahaan kayu olahan)
c. PT. Sabda Alam Prima Nusa (Perusahaan kayu olahan)
d. CV. Hikmat Jaya (Perusahaan kayu olahan)
e. PT. Mitra Karya Usaha Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)
f. UD. Hasil Saw Mill (Perusahaan kayu olahan)
g. PT. Rama Gombong Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)
h. PT. Indotama Omicron Kahar (Perusahaan kayu olahan)
i. PT. Anugerah Karya Trisakti (Perusahaan kayu olahan)
j. PT Sinar Abadi Utama (Perusahaan kayu olahan)
k. PT. Kemilau Anugrah Sejati (Perusahaan kayu olahan)
l. PT. Cebong Kayuindo (Perusahaan kayu olahan)
m. PT. Albasia Cipta Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)
n. PT. Rich Harvest Hasil Timber (Perusahaan kayu olahan)
o. PT. Arumbai Kasembadan (Perusahaan kayu olahan)
p. PT. Cocos Sugar Indonesia (Perusahaan Gula Semut)
q. PT. Pundi Indo kayu Industri (Perusahaan kayu olahan)
r. PT. Girisantosa Adiraya (Perusahaan kayu olahan)
s. CV. Inagro Jinawi (Perusahaan Gula Semut)
t. CV. Karya Purabaya (Perusahaan kayu olahan)
u. PT Muara Kayu Sengon (Perusahaan kayu olahan)
Halaman 46
Hampir 80 persenperusahaan yang berada di wilayah SKP Kelas I
Cilacap merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan
kayu sehingga komoditas unggulan berupa kayu olahan. Jumlah komoditas
ekspor yang telah disertifikasi oleh SKP Kelas I Cilacap dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 21. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari
wilayah negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 Golongan
Bibit/Benih
No. Nama
Komoditas Negara Tujuan
Jumlah Frekuensi
(kali)
1. Mahkota Dewa Taiwan 10 Kgs 2
2. sda Singapura 15,5 Kgs 3
Total 5
Tabel 22. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari
wilayah negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 berupa hasil
tanaman mati
No. Nama
Komoditas Negara Tujuan Jumlah
Frekuensi (kali)
1. Bubuk Kunyit Taiwan 6 Kgs 1
2. Rosella Singapura 0,3 Kgs 2
3. Buah Merah Taiwan 0,1 Kgs 1
4. Jamu Tradisional
Korea Selatan 0,1 Kgs 1
5. Bahan jamu-jamuan (sambiloto, adas)
Malaysia 1,25 Kgs 1
6. Temulawak Korea Selatan 0,5 Kgs 1
7. Kayu Albasia Australia 2.372,8827 M3 30
8. Kayu Albasia Cina 135.143,6122 M3 368
9. Kayu Albasia Hongkong 760,4952 M3 9
10 Kayu Albasia Inggris 197,9222 M3 4
11 Kayu Albasia Israel 0,0122 M3 1
12 Kayu Albasia Libanon 385,4718 M3 2
Halaman 47
13 Kayu Albasia Libya 666,4758 M3 6
14 Kayu Albasia Malaysia 7.330,8524 M3 58
15 Kayu Albasia Meksiko 1.331,0046 M3 8
16 Kayu Albasia Mesir 1.212,034 M3 3
17 Kayu Albasia Maroko 0,037 M3 1
18 Kayu Albasia Singapura 60,1239 M3 1
19 Kayu Albasia Taiwan 295,659 M3 1
20 Kayu Albasia Vietnam 643,2474 M3 10
21 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Afrika Selatan 3.360 KG 2
22 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Amerika Serikat 2.254,18 KG 3
23 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Argentina 6.000 Kg 1
24 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Australia 11.216 Kg 3
25 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Brasil 198.920 Kg 9
26 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Bulgaria 5.600 Kg 1
27 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Ekuador 11.200 Kg 1
28 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Hongkong 0,654 Kg 1
29 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
India 5.000 Kg 1
30 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Inggris 68.200 Kg 7
31 Gula Merah (Kristal/Gula
Israel 11,2 Kg 1
Halaman 48
Semut)
32 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Jepang 3.600 Kg 1
33 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Jerman 12.320 Kg 2
34 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Kanada 32.680 Kg 2
35 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Korea Selatan 22.500 Kg 3
36 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Libanon 3.240 Kg 2
37 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Malaysia 12.323,36 Kg 4
38 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Meksiko 2.240 Kg 1
39 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Netherland 67.200 Kg 3
40 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Norwegia 5.000 Kg 1
41 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Peru 2 Kg 1
42 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Polandia 59.200 Kg 4
43 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Perancis 28.001 Kg 3
44 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Republik Ceko 100 Kg 1
45 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Slovenia 828,672 Kg 1
46 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)
Srilanka 87.500 Kg 6
Halaman 49
47 Kayu Durian, Kayu Nyatoh, Kayu Merah
Australia 68,8175 M3 4
48 Kayu Sengon Cina 3.773, 106 M3 12
49 Kayu Durian Djibouti 22,7768 M3 1
50 Kayu Oak Ingrris 25,4514 M3 1
51 Mahoni Taiwan 169,8748 M3 4
52 Kopi Biji Singapura 0,5 Kg 1
53 Teh Taiwan 1 Kg 1
54 Vanili Jepang 11 Kg 2
TOTAL 600
Komoditas tersebut dikeluarkan dari wilayah negara RI memiliki tujuan
pemakaian yang berbeda-beda biasanya untuk bahan baku (Produk kayu
olahan) dan konsumsi (bahan jamu, kopi, teh dan vanili). Kegiatan sertifikasi
komoditas ekspor ini tergantung permintaan dari negara tujuan.
Pada proses pemeriksaan MP tersebut mengacu pada peraturan yang
ada, seperti pemeriksaan kayu olahan, selain pemeriksaan fisik dan
kesehatan pada media pembawa juga dilakukan pengawasan marking pada
kemasan kayu oleh pihak ke tiga /provider (ISPM 15). Provider yang berada di
wilayah SKP Kelas I Cilacap yaitu PT. Kemasan Jaya Indah dengan ID-006,
CV. Arjuna Sekuritas Abadi dengan ID-008 dan PT. Equaliti dengan ID-0127.
Berdasarkan Permentan 73/permentan/OT.140/12/2012 tentang dan
Permentan NOMOR 38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang maka SKP Kelas I
Cilacap menghimbau kepada perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah
layanan untuk mengajukan permohonan penetapan IKT atau tempat lainagar
tindakan karantina tumbuhan bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Halaman 50
Gambar 10..Kegiatan Pemeriksaan Barecore (Produk kayu olahan) dan
Gula Jawa di Gudang Pemilik
Beberapa perusahaan yang sudah ditetapkan sebagai IKT adalah :
1. PT. Sabda Alam Prima Nusa- Majenang
2. PT. Waroeng Batok Industry (Perusahaan kayu olahan)
3. PT. Mitra Cimalati Indonesia (Perusahaan kayu olahan)
4. PT. Sabda Alam Prima Nusa (Perusahaan kayu olahan)
5. CV. Hikmat Jaya (Perusahaan kayu olahan)
6. PT. Mitra Karya Usaha Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)
7. UD. Hasil Saw Mill (Perusahaan kayu olahan)
8. PT. Rama Gombong Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)
9. PT. Indotama Omicron Kahar (Perusahaan kayu olahan)
10. PT Panganmas Inti Persada (Importir Gandum)
Selain IKT terdapat Tempat Lain yang ditetapkan berdasarkanSK
Persetujuan kepala UPT sesuai dengan Permentan nomor :
Halaman 51
38/Permentan/OT.140/3/2014. Daftar perusahaan yang ditetapkan
sebagaiTempat Lain adalah :
1. PT. Anugerah Karya Trisakti (Perusahaan kayu olahan)
2. PT Sinar Abadi Utama (Perusahaan kayu olahan)
3. PT. Kemilau Anugrah Sejati (Perusahaan kayu olahan)
4. PT. Cebong Kayuindo (Perusahaan kayu olahan)
5. PT. Albasia Cipta Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)
6. PT. Rich Harvest Hasil Timber (Perusahaan kayu olahan)
7. PT. Arumbai Kasembadan (Perusahaan kayu olahan)
8. PT. Cocos Sugar Indonesia (Perusahaan Gula Semut)
9. PT. Pundi Indo kayu Industri (Perusahaan kayu olahan)
10. PT. Girisantosa Adiraya (Perusahaan kayu olahan)
11. CV. Inagro Jinawi (Perusahaan Gula Semut)
12. CV. Karya Purabaya (Perusahaan kayu olahan)
13. PT Muara Kayu Sengon (Perusahaan kayu olahan)
2. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa Antar Area Di
Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia
Kegiatan Tindak Karantina Tumbuhan untuk antar area secara jelas
diatur dalam Permentan Nomor 11/Permentan/OT.140/2/2009 mengenai
Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap
Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa OPTK dari suatu area ke area
lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Pada Permentan ini
dijelaskan bahwa tindakan karantina dilakukan apabila Media pembawa
tersebut berasal dari area yang tidak bebas OPTK ke area yang bebas OPTK.
Hal tersebut diatas yang mendasari tindakan karantina antar area di
wilayah SKP Kelas I Cilacap,di mana apabila ada pemeriksaan terhadap
komoditas tumbuhan yang akan di antar areakan maka terlebih dahulu dilihat
target pest yang ada pada komoditas tersebut. Target pest tersebut dapat
dilihat di lampiran Permentan Nomor 51/Permentan/KR.010/9/2015mengenai
jenis-jenis Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina, yang disempurnakan
oleh permentan no 51 tahun 2015.
Halaman 52
Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap terdapat beberapa komoditas
benih/bibit tanaman yang di antarareakan. Komoditas tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 23.Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP Antar Area
No Nama Komoditas Jumlah
Satuan
Frekwensi Daerah Tujuan
1. Tanaman Bonsai 2 1 Banjarmasin
2. Tanaman Bonsai 7 2 Tarakan
3. Tanaman Bonsai 2 1 Balikpapan
4. Tanaman Hias 3 1 Pontianak
5. Bibit Durian 2 1 Tanjung Balai
Karimun
6. Tanaman Bonsai 1 2 Bali
7. Tanaman Bonsai 2 1 Pontianak
8. Jamu-jamuan 17,5 1 Belitung
9. Jahe, Temulawak 16 1 Belitung
10 Tanaman Bonsai 1 1 Lampung
11 Tanaman Bonsai 1 1 Balikpapan
12 Tanaman Bonsai 2 1 Samarinda
13 Tanaman Bonsai 4 1 Palembang
14 Tanaman Bonsai 1 1 Kepulauan Riau
Jumlah 16 kali
Rata-rata komoditas domestik keluar hanya berasal dari wilayah
Cilacap, dan jumlah komoditas ini lebih banyak dibandingkan tahun
sebelumnya.Pada SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat komoditas dari domestik
masuk, sehingga kegiatan antar area hanya didominasi domestik keluar yang
sebagian besar komoditasnya adalah bonsai/tanaman hias.
Halaman 53
Gambar 11. salah satu komoditas domestik keluar
3. Kegiatan 8P
Sesuai dengan Undang Undang nomor 16 tahun 1992 bahwa Tindakan
Karantina Pertanian meliputi kegiatan 8P yaitu :
a. Pemeriksaan
Pada kurun tahun 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Cilacap telah melakukan pemeriksaan terhadap media pembawa
antara lain:
Tabel 24. Kegiatan Pemeriksaan Pada Tahun 2017
No Kegiatan Frekwensi (Kali)
1 Ekspor 605
2 Impor 52
3 Domestik Masuk 0
4 Domestik Keluar 16
Total 673
Halaman 54
b. Pengasingan
Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan
pengasingan
c. Pengamatan
Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan
pengamatan
d. Penahanan
Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan
Penahanan
e. Perlakuan
Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan
Perlakuan
f. Penolakan
Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan
penolakan
g. Pembebasan
Selama tahun 2017 SKP kelas I Cilacap telah membebaskan
media pembawa pada tabel dibawah ini :
Tabel 25. Frekuensi lalu lintas kegiatan karantina
No Kegiatan Frekwensi (Kali)
1 Ekspor 605
2 Impor 52
3 Domestik Masuk 0
4 Domestik Keluar 6
Total 673
h. Pemusnahan
Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan
pemusnahan.
Halaman 55
4. Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK Di Wilayah Kerja Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar OPTK
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap Tahun Anggaran 2017 dari
persiapan sampai dengan pembuatan laporan dilaksanakan pada bulan
Februari sampai dengan September 2017. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
para pejabat fungsional baik POPT ahli maupun terampil.
Lokasi Pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar OPTK dilaksanakan di
Wilayah pemantauan Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas,
Cilacap, Kebumen dan Purworejo.Banyumas, Purbalingga, Kebumen dan
Purwo Berdasarkan hasil pemantauan OPTK tahun 2017 ditemukan OPTK A1
dapat di uraikan dibawah ini yaitu :
Tabel 26. Temuan OPTK tahun 2017
No Komoditas/
inang
OPT/OPT Temuan Wilayah/ Lokasi
Temuan
1 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)
Kab. Purbalingga, Kec. Karang Reja, Desa Serang S 07˚.15.525 E 109˚.18.203 Ele 912 mdpl
2 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)
Kab. Purbalingga, Kec. Mrebet, Desa Sangkanayu S 07˚.16.869 E 109˚.19.440 Ele 544 mdpl
3 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)
Kab. Banjarnegara, Kec. Sigaluh, Desa Prigi S.07.25.165 E.109.46.823 Ele 1193mdpl
4 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)
Kab. Banjarnegara, Kec. Wanayasa, Desa Wanayasa S.07.15.114 E.109.44.290 Ele 1231 mdpl
5 Cabai Pseudomonas syringae pv. syringae (A1)
Kab. Purworejo, Kec. Purwodadi, Desa Jatimalang S 07052.106’ E 109059.292’ Ele 27mdpl
6 Kentang Pectobacterium atrosepticum (A1)
Kab. Purbalingga, Kec. Karang Reja, Desa Kutabawa S 07˚.13.328 E 109˚.16.959 Ele 12789mdpl
Halaman 56
7 Kentang Pectobacterium atrosepticum (A1)
Kab. Purbalingga, Kec. Karang Reja, Desa Kutabawa S 07˚.13.482 E 109˚.16.316 Ele 1396 mdpl
8 Melon Acidovorax citrulli (A1) Kab. Kebumen, Kec. Mirit, Desa Wiromartan S 07049.452’ E 109049.234’ Ele 28mdpl
9 Melon Acidovorax citrulli (A1) Kab. Purworejo, Kec. Grabag, Desa Kertojayan S 07049.635’ E 109050.136’ Ele 31mdpl
10 Padi Burkholderia glumae (A2) Kab. Banjarnegara, Kec. Purworejo Klampok, Desa Kalimandi S.07.27.038 E.109.29.288 Ele 103 mdpl
Hasil Pemantauan ini telah dikoordinasikan dengan BPTPH masing
masing wilayah pemantauan dan dipublikasikan dalam kegiatan Seminar
Lokal Hasil Pemantauan OPTK Tahun 2017 pada tanggal 23 Agustus 2017 Di
Hotel Hom Premier Cilacap dan di Seminarkan tingkat nasional di Lampung
pada tanggal 12 samapi dengan 15 September 2017.
5. Koleksi dan Pemetaan OPT/OPTK dan Media Pembawa
Koleksi OPT/OPTK di laboratorium SKP Kelas I cilacap berasal dari
hasil pemantauan daerah sebar OPT/OPTK dan hasil intersepsioperasional
seperti pada pemasukan biji gandum seperti koleksi biji gulma yang terbawa
media pembawa gandum. Selain koleksi OPT/OPTK juga terdapat koleksi
media pembawa dari hasil pemeriksaan di lapangan seperti koleksi biji
gandum, kayu olahan albasia. Koleksi-koleksi tersebut disimpan di
laboratorium tumbuhan SKP Kelas I Cilacap.
Berdasarkan hasil pemantauan OPTK tahun 2017dapat dipetakan sesuai
lokasi temuan OPTK seperti di uraikan dibawah ini :
Halaman 57
Gambar 12 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Banjarnegara kegiatan
Pemantauan OPTK Tahun 2017
Gambar 13 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Kebumen kegiatan Pemantauan
OPTK Tahun 2017
Burkholderia
glumae (OPTK A2)
Uromycladium
tepperianum(
OPTK A2)
Acidovorax citrulli(OPTK A1)
Halaman 58
Gambar 14 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purbalingga kegiatan Pemantauan
OPTK Tahun 2017
Gambar 15 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purworejo kegiatan Pemantauan
OPTK Tahun 2017
Uromycladium
tepperianum(OPTK A2)
Pectobacterium
atrosepticum(OPTK A1)
Pseudomonas
syringae pv. syringae
(OPTK A1)
Acidovorax
citrulli (OPTK
A1)
Halaman 59
6. Penyidikan Kasus Tindak Karantina
Frekuensi Tindak Karantina Tumbuhan di SKP Kelas I Cilacap yang
relative sedikit atau tidak terlalu banyak menyebabkan sedikitnya kasus
penyimpangan yang terjadi sehingga tidak perlu tindakan penyidikan.Tidak
adanya kasus penyidikan disebabkan karena para pemilik barang telah
memahami tentang aturan karantina tumbuhan.
Penggunaan Formulir
Beberapa jenis formulir karantina tumbuhan mempunyai mempunyai
kegunaan masing masing terkait dengan sertifikasi komoditas tumbuhan baik
ekspor, impor dan antar area. Jumlah dokumen formulir karantina yang
digunakan menjadi indikator banyaknya frekuensi sertifikasi yang dilakukan di
SKP Kelas I Cilacap. Pada tahun 2017 penggunaan formulir karantina
tumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 27. Penggunaan formulir karantina tumbuhan tahun 2017
No
JENIS
FORMULIR
PENERIMAAN
FORMULIR
PEMAKAIAN
FORMULIR SALDO
1 KT-9 482 52 430
2 KT-10 1810 611 1.199
3 KT-12 496 7 489
Catatan :
KT- 10 : Batal cetak 7 Formulir
KT-12 : Batal cetak 1 Formulir
7. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Frekuensi Tindak Karantina Tumbuhan di SKP Kelas I Cilacap
yang cukup kecil, sehingga upt belum bisa mentargetkan penerimaan Negara
khususnya dari tindakan karantina baik karantina hewan dan karantina
tumbuhan.Meskipun demikian SKP Cilacap telah berupaya semaksimal
mungkin mencari kemungkinan penambahan cakupan dan realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetorkan langsung ke kas
Negara oleh mitra kerja. Target PNBP SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017
Halaman 60
sebesar Rp. 1.000.000.000, dengan Realisasi PNBP sebesar Rp.
1.364.404.759sehingga PNBP SKP Kelas I Cilacap telah melampaui target
sebesar Rp. 364.404.759,- (136,44% ).
Realisasi penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) SKP Cilacap
kurun waktu tahun 2017 dapat di uraikan dibawah ini :
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2016 di SKP Kelas I Cilacap
Tabel 28. Penerimaan PNBP 2017
BU
LAN
PEN
YETO
RA
N
PN
BP
TAH
UN
AN
GG
AR
AN
20
17
423951 423215 423141 423129 423752
Pe
ne
rimaan
ke
mb
ali be
lanja
pe
gawai (T
AY
L)
Sen
sor K
arantin
a
Pe
rtanian
Pe
nd
apatan
sew
a ge
du
ng, tan
ah,
ban
gun
an
Pe
nd
apatan
p
en
jualan
Ase
t
Lainn
ya yang
be
rleb
ih / R
usak /
Dih
apu
s
Pe
nd
apatan
de
nd
a ke
terlam
batan
pe
kerjaaan
pe
me
rintah
JANUARI 352.000 75.985.400 244.400 0
PEBRUARI 0 96.875.712 244.400 0
MARET 740.000 52.515.016 244.400 0 1.224.000
APRIL 0 108.640.020 244.400 0
MEI 0 145.130.000 244.400 0
JUNI 0 124.073.000 244.400 0
JULI 0 147.032.638 244.400 2.867.000 357.300
AGUSTUS 0 208.271.000 244.400 0 14.850
SEPTEMBER 0 56.492.212 244.400 0
OKTOBER 0 146.104.705 167.200 0 420.000
NOPEMBER 0 84.433.602 167.200 6.000.100
DESEMBER 0 86.907.004 167.200 0
JUMLAH 1.092.000 1.332.460.309 2.701.200 8.867.100 2.016.150
Halaman 61
Grafik 10. PNBP tahun 2017 pada SKP Kelas I Cilacap
Penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) pada SKP Cilacap memiliki
beberapa akun sebagai pos pemasukan, namun hal ini hanya sebagai
penerimaan saja.Namun akun yang pokok untuk PNBP pada SKP Cilacap
hanya kegiatan Sensor Karantina Pertanian karena kegiatan tersebut yang
mendapatkan pengembalian belanja dan merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan upt.Pembiayaan dari pos PNBP masih mutlak pada kegiatan
Sensor Karantina Pertanian belum kepada realisasi PNBP secara umum.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada SKP Cilacap
dapat di uraikan pada tabel dibawah ini untuk kurun waktu 6 tahun terakhir.
Data tersebut hasil pelaporan petugas Sistim Akuntansi Instansi (SAI) sebagai
berikut :
0
200,000,000
400,000,000
600,000,000
800,000,000
1,000,000,000
1,200,000,000
1,400,000,000423951 Penerimaan kembali belanja pegawai (TAYL)
423215 Sensor Karantina Pertanian
423141 Pendapatan sewa gedung, tanah, bangunan
423129 Pendapatan penjualan Aset Lainnya yang berlebih / Rusak / Dihapus
423752 Pendapatan denda keterlambatan pekerjaaan pemerintah
Halaman 62
Tabel 29.Realisasi PNBP Tahun 2011 hingga Tahun 2017 pada SKP Kelas I Cilacap.
AKUN PNBP
URAIAN AKUN
REALISASI PADA TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 KET
423129 Pendapatan dari pemindahtanganan BMN lainnya
0 64,600,000 15,180,000 0 3,298,987 8867100
423141
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan
288.000 288,000 0 0 1,710,800 2701200
423752
Pendapatan denda keterlambatan pekerjaaan pemerintah
0 7,315,720 0 0 0 2016150
423215
Pendapatan sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan
538.941.938 438,596,105 701,649,531 567,505,332 709,841,133 1332460309
423951
Pendapatan dan Penerimaan kembalitahun anggaran yang lalu (Bel. Pegawai)
36 1,460,170 1,460,850 3,551,181 1,165,213 1092000
JUMLAH TOTAL 382,087,335 543,479,974 512,259,995 718,290,381 571,921,213 1.347.136.759
Berdasarkan data tersebut diatas dapat di analisa bahwa realisasi PNBP Tahun
2017 telah melebihi target hal ini disebabkan oleh :
a. Terbitnya Peraturan penentuan Tarif Baru dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 35 Tahun 2016.
b. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016 yang terjadi
kenaikan pada tariff Impor, Ekspor dan transport Petugas Karantina
dibebankan kepada pemakai jasa karantina.
c. Selain pemasukan (Impor) komoditas Biji Gandum diwilayah kerja SKP
Cilacap terdapat pemasukan (Impor) Biji Kedele dari Negara Amerika
Serikat sebesar 20.250.000 Kg.
Halaman 63
BAB IV
KEGIATAN LAIN-LAIN
A. Koordinasi / Kerjasama
1. Koordinasi / kerjasama lingkup Badan Karantina Pertanian
Koordinasi / kerjasama lingkup Badan Karantina Pertanian pada tahun
2017 telah dilakukan antara lain :
a. BKP Yogyakarta, kegiatan ini dilakukan dalam rangka konsultasi
pelayanan publik untuk meningkatkan pelayanan dengan menerapkan
aplikasi Q-Office
b. BKP Semarang dalam rangka akselerasi Ekspor dan kesepahaman
kewenangan kegiatan operasional dalam wilayah layanan Jawa Tengah.
c. Badan Karantina Pertanian kegiatan ini dalam rangka optimalisasi
anggaran, penghapusan aset , dan kegiatan lain di Stasiun Karantina
Pertanian Cilacap.
Kegiatan ini dilakukan untuk pemantapan program, menuju sistim
ketahanan pangan nasional. SKP Kelas I Cilacap melaksanakan koordinasi
tersebut untuk memperkuat kerjasama, pengawasan bertukar informasi, dan
evaluasiserta deteksi dini dalam lalu lintas media pembawa impor khususnya
galongan benih/bibit, peredaran dan hasil analisis OPTK yang kemungkinan
area penyebarannya hingga kewilayah kerja SKP Kelas I Cilacap.Tujuan lain
dari kegiatan koordinasi / kerjasama dengan UPT lingkup Badan Karantina
Pertanian adalah untuk penguatan kelembagaan melalui kerjasama,
pengawasan bertukar informasi, dan evaluasisertakegiatan karantina antar
UPT agar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya bisa lebih lancar
dan tertib.
Halaman 64
Kegiatan koordinasi lingkup Barantan dilakukan dalam rangka
pertemuan koordinator pejabat fungsional medik/paramedik veteriner dan
POPT, untuk penyusunan analisa jabatan dan analisa beban kerja.
Dalam bidang anggaran, koordinasi dilakukan dengan melakukan
rapat regional evaluasi kegiatan tahun lalu, tahun berjalan dan penyusunan
rencana kegiatan tahun 2019, rapat penyusunan dan pengesahan DIPA 2018,
rekonsiliasi data SAK dan SIMAKBMN tahun 2017.
2. Koordinasi / kerjasama dengan instansi terkait di daerah
a. Koordinasi / kerjasama dengan instansi terkait di bidang Penindakan
dan Penegakan Hukum
Mengingat Frekuensi Tindak Karantina Tumbuhan di SKP Kelas
I Cilacap yang cukup kecil menyebabkan sedikitnya kasus
penyimpangan yang terjadi sehingga tidak perlu tindakan penyidikan.
Tidak adanya kasus penyidikan disebabkan karena para pemilik barang
telah memahami tentang aturan karantina tumbuhan.
Gambar 16. Sesi dialog bersama kejaksaan Negeri Cilacap
Capaian koordinasi dibidang penindakan dan penegakan hukum
juga dilakukan dalam rangka kerjasama pemusnahan barang
bukti/sitaan dari Kepolisian dan Kejaksaan, mengingat fasilitas
pemusnahan di SKP Kelas I Cilacap cukup respentatif dan sangat
memadai baik dari segi volume maupun sistim pemusnahannya.
Halaman 65
b. Koordinasi / kerjasama dengan instansi terkait di bidang Karantina
Pertanian
Koordinasi / kerjasama dilakukan dengan Dinas Peternakan dan
Perikanan di 9 (Sembilan) Kabupaten/Kota, antara lain
Kabupaten/KotaBrebes, Cilacap, Banyumas, Purbalingga,
Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo dan
Temanggungdalam rangka kegiatan Pemantauan HPHK, dan 5 (lima)
Kabupaten/Kota anatara lain Kabupaten Cilacap, Banyumas,
Purbalingga, Kebumen dan Purworejo dalam rangka kegiatan
Pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar OPT/OPTK.
SKP Kelas I Cilacap juga melakukan koordinasi dengan Instansi
Bea dan Cukai Purwokerto, Kantor Pos Indonesia
Purwokerto.Koordinasi dilakukan dalam rangka mempererat hubungan
kerjasama antara Instansisertarencana Pengalihan kewenangan Bea
dan Cukai di kantor pos purwokerto ke Bea dan Cukai Yogyakarta,
serta para stakeholder di Kantor Pos Indonesia Purwokerto dalam
operasional kedepan.
c. Koordinasi / kerjasama dengan instansi Kementerian Keuangan
Koordinasi / kerjasama dengan instansi Kementerian Keuangan
di daerah terkait konsolidasi penyusunan laporan keuangan semester I,
maupun tahunan, kegiatan rekonsiliasi SIMAK-BMN semester maupun
tahunan, sosialisasi peraturan keuangan yang baru, kegiatan ini
melibatkan KPPN Cilacap, Kantor Dirjen dan Perbendaharaan Negara
Semarang, KPKNL Purwokerto.
d. Koordinasi / kerjasama dengan instansi lingkup kepabeanan
Koordinasi / kerjasama dengan instansi lingkup kepabeanan di
daerah terkait konsolidasi dan Pemantapan Program Kelayakan
Pelabuhan Tanjung Intan Sebagai Pelabuhan Pemasukan Sapi Impor
Halaman 66
dan Antar Area. Program ini merupakan penjabaran dari kementerian
pertanian dalam rangka pemusatan pelabuhan pemasukan komoditas
hewan ruminansia besar kewilayah Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Cilacap. Koordinasi dalam rangka penyusunan kesiapan aparatur
kepabeanan dalam menyongsong program pemusatan pemasukan
sapi impor tersebut.
Gambar 17. Kegiatan Coffie Morning dalam rangka kerjasama lingkup Kepabeanan
Koordinasi melibatkan instansi kepabeanan dan mitra kerjanya
antara lain dari PT. Pelindo, Agen/Ekspedisi Pelayaran, Instansi unsur
kemaritiman, Instansi terkait dalam pemerintah propinsi Jawa Tengah
dan kabupaten Cilacap.
Halaman 67
Koordinasi ditindaklanjuti dengan koordinasi lingkup pelabuhan
Tanjung Intan Cilacap dan unsur maritim yang dikemas dalam kegiatan
Coffe Morning dalam rangka sinergi karantina dan dinas terkait
mendukung akselerasi ekspor yang dilaksanakan di Rumah makan
Teluk Penyu Cilacap. Dengan agenda kajian Kelayakan Pelabuhan
Tanjung Intan Sebagai Pelabuhan Pemasukan komoditas hewan
ruminansia besar (Sapi) Impor dan Antar Area. Kesepahaman dengan
seluruh unsur untuk mempersiapkan diri sesuai tugas dan fungsinya
tanpa intervensi kegiatan operasional masing masing instansi yang
diselaraskan pihak adpel dan PT Pelindo.
Koordinasi dilakukan dalam rangka mempererat hubungan
kerjasama antar instansi kepabeanan, kegiatan ini melibatkanPT.
Pelindo, Adpel, Polsek Pelabuhan, Kesehatan Pelabuhan, Bea dan
Cukai, Imigrasi, Navigasi, Agen/Ekspedisi Pelayaran, Instansi unsur
kemaritiman, Instansi terkait dalam pemerintah propinsi Jawa Tengah
dan kabupaten Cilacap.
e. Koordinasi / kerjasama dengan Kantor Perhubungan Udara – Cilacap
Koordinasi dilakukan dalam rangka mempererat hubungan
kerjasama antara Kantor Perhubungan Udara bandara Tunggul
Wulung, instansi terkait dan stakeholder di bandara. Koordinasi juga
untuk pemantapan dalam rangka Operasional Perkantoran Utama SKP
Kelas I Cilacap dikomplek Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap.
B. Kegiatan Public Awareness
1. Standar Pelayanan Publik
Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik khususnya di
bidang ekspor terhadap pengguna jasa, khusunya produk kayu
dilakukan sosialisai Peraturan Menteri Pertanian nomor
01/Permenten/KR.020/ 1/2017 tentang Tindakan Karantina Terhadap
Pengeluaran Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan dari
Halaman 68
dalam wilayah negara Republik Indonesia.dilaksanakan pada tanggal
23 Agustus 2017, di Hotel At Home Cilacap dengan narasumber Kepala
UPT SKP Kelas I Cilacap dan Koordinator Fungsional Karantina
Tumbuhan.
Gambar 18. Peserta Sosialisai Permentan 01/Permenten/KR.020/ 1/2017
.
Gambar 19. Sesi diskusi Sosialisasi 01/Permenten/KR.020/ 1/2017
Sosialisasi dihadiri oleh para pengguna jasa yang bergerak di
bidang olahan kayu khususnya kayu albasia. Pada kesempatan ini SKP
Kelas I Cilacap bersama-sama dengan pengguna jasa karantina
Halaman 69
tumbuhan menyepakati beberapa perbaikan dalam Standar Pelayanan
Publik khususnya di bidang ekspor olahan kayu.
2. Wilayah Bebas Korupsi
Pada tahun 2017 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
mengupayakan dalam mempertahankan dan meningkatkan
pemerintahan yang bersih, akuntabel dan kredibel, sesuai yang
diamanahkan dalam sertifikat WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) oleh
Menteri Pertanian Republik Indonesia yang dicapai pada tahun 2014.
Upaya tersebut masih dilakukan secara kontinyu berkesinambungan
dalam predikat sebagai Unit Kerja yang Bebas dari Korupsi.
Hal ini sejalan dengan beberapa penghargaan yang telah
diperoleh baik dari institusi keuangan Negara maupun audit eksternal
serta tingkat kepuasan pengguna jasa karantina pertanian, salah
satunya bebas pungli dan lainnya.
Gambar 20. Penghargaan Terbaik dari KPPN Cilacap
Halaman 70
3. Sistem Manajemen Mutu (SMM), ISO 9001-2008, dan ISO 17025-
2008
Stasiun Karantina Pertanian kelas I Cilacap telah berupaya untuk
mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 dan 17025-2008.Yang
dicanangkan pada tanggal 5 September 2014 dengan diterbitkannya
Surat Keputusan (SK) dari Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Cilacap tentang penetapan tim penyempurnaan Sistem Manajemen
Mutu (SMM), ISO 9001-2008, dan 17025-2008. Sehingga tim yang
telah dibentuk segera melakukan penyusunan dokumen pada tanggal 8
s/d 16 September 2014. Sosialisasi kepada seluruh pegawai Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap mengenai Sistem Manajemen Mutu
(SMM) dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014.Pada
kesempatan ini sekaligus dijadikan momentum untuk launching Sistem
Manajemen Mutu (SMM) yang disusun oleh Stasiun Karantina Kelas I
Cilacap.
Salah satu upaya Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap
dalam mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 dan 17025-2008 adalah
menerapkannya dalam semua kegiatan yang dimulai pada bulan
Oktober 2014. Stasiun Karantina Pertanian kelas I Cilacap telah
dilaksanakan audit sertifikasi eksternal pada tanggal 10 Desember
2015 dan tim auditor merekomendasikan Sertifikat TUV Rheinland
Indonesia No 824 100 15085 diterbitkan.
4. Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK)
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, artinya pada
tahun 2017 saat ini sudah menginjak tahun yang ke-7 dalam kasanah
Reformasi Birokrasi. Sejauh mana capaian yang telah diraih sampai
saat ini. Sebagaimana tujuan dari reformasi birokrasi tersebut adalah
untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang professional dengan
karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih, dan bebas
Halaman 71
KKN, serta mampu melayani public dengan netral, sejahtera,
berdedikasi dan berpegang pada nilai dasar dank ode etik aparatur
Negara.
Upaya untuk menata ulang birokrasi dan aparatur
pemerintah dari tingkatan tertinggi hingga tingkatan terendah melalui
paradigma atau pemikiran baru seharusnya sudah dirasakan oleh
masyarakat pada umumnya dan para birokrat pada khususnya.
Perubahan yang paling mendasar adalah perubahan pola piker dan
budaya kerja yang merupakan satu dari 8 area perubahan/reformasi
yang harus dilakukan oleh seluruh aparatur termasuk Aparatur Sipil
Negara pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap, hal ini dapat
dijelaskan dibawah ini :
Tabel 30.Penilaian IPNBK
No Komponen Pertanyaan Nilai Konversi
1 Komitmen 1.1 – 1.8 3,62 90.58
2 Keteladanan 2.1 – 2.6 3,54 88.43
3 Profesionalisme 3.1 – 3.6 3,64 91.09
4 Integritas 4.1 – 4.5 3,63 90.80
5 Disiplin 5.1 – 5.4 3,63 90.63
Nilai Kualitas Budaya Kerja (IPNBK) 3,61 90.30
Klasifikasi Kualitas Budaya Kerja A (SANGAT BAIK)
Hasil Diagram Laba-laba capaian Indek Penerapan Nilai Budaya Kerja
(IPNBK) tahun 2017 pada SKP Kelas I Cilacap.
Halaman 72
Gambar 21. Diagram capaian IPNBK
Analisis hasil pengolahan data dengan responden pimpinan dan
pegawai SKP Kelas I Cilacap berdasarkan GENDER adalah :
1. Nilai IPNBK berdasarkan gender di SKP Kelas I Cilacap, dari tabel
diatas menunjukkan klasifikasi 88.61 (Sangat Baik) baik laki-laki
maupun perempuan meskipun nominal nilai berbeda yaitu 93.06
pada laki-laki dan 84.17 pada perempuan.
2. Diagram sarang laba-labamenunjukkan bahwa yang memberikan
nilai tinggi adalahIntegritas (laki-laki), Profesionalisme (Perempuan)
dan terendah adalah Keteladanan (laki-laki dan perempuan)
5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Berdasarkan pada perubahan paradigm pemerintahan dari
semula sebagai pemegang kekuasaan sehingga minta dilayani menjadi
fungsi pelayanan, atau yang melayani. Pemerintah berkeinginan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan public kepada masyarakat, maka
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memahami dengan sunguh-
sungguh akan arti pelayanan public. ASN merupakan jajaran terdepan
instansi pemberi pelayanan public (public service), yang memiliki
kualitas kinerja yang memiliki dampak (impact) dalam pencapaian
tingkat kesejahteraan masyarakat.
3.45
3.50
3.55
3.60
3.65KOMITMEN
KETELADANAN
PROFESIONALISMEINTEGRITAS
DISIPLIN
DIAGRAM CAPAIAN IPNBK
Halaman 73
Upaya penyempurnaan pelayanan public (public service) harus
dilakukan berkesinambungan, secara bersama, terpadu, terprogram,
terarah dan selalu konsisten dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan dasar masyarakat, sehingga tepat sasaran, cepat, murah,
terbuka, sederhana dan mudah dilaksanakan serta tidak diskriminatif.
Untuk mengukur kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan
Karantina Pertanian khususnya Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Cilacap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus
mendengarkan dan menyerap aspirasi masyarakat (stakeholder)
perihal kebutuhan dan harapan maka diadakanlah “Survey Indeks
Kepuasan Masyarakat” di Unit Pelayanan Stasiun karantina Pertanian
Kelas I Cilacap. Hasil pengukuran IKM dapat diuraikan dibawah ini :
Tabel 31. Penilaian IKM
No Pelaksanaan Jumlah Nilai
Jumlah Responden
Ket
1 tahun 2013 83.32 23 Sangat Baik
2
Semester I, Januari – Juni 2014 83.37 23 Sangat Baik
Semester II, Juli – Desember
2014 80.59 23 Sangat Baik
3
Semester I, Januari – Juni 2015 80,67 23 Sangat Baik
Semester II, Juli – Desember
2015 84,81 27 Sangat Baik
4
Semester I, Januari – Juni 2016 82,45 20 Sangat Baik
Semester II, Juli – Desember
2016 82,72 20 Sangat Baik
5 Semester I, Januari – Juni 2017 81,85 25 Sangat Baik
Semester II, Juli – Desember 207 81,1603 29 Sangat Baik
@) Jumlah Responden adalah Jumlah Pengguna Jasa
Halaman 74
Grafik 11. Indeks kepuasan Masyarakat 2013-2017
Pada tahun 2017 semester pertama maupun semester kedua
hasilnya menunjukkan bahwa nilai IKM Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap sangat baik. Semester kedua tahun 2017 Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap melakukan hal yang sama dengan
membagikan kuisioner ke pengguna jasa karantina sebanyak 29 lembar
yang pelaksanannya di bulan Nopember sd Desember 2017. Kegiatan
ini untuk mengetahui apakah responden masih memberikan penilaian
yang sama atau bahkan menjadi penilaian yang lain.
Jumlah Responden yang menjadi sasaran kuesioner IKM
ditetapkan sebanyak 27 responden untuk semester I dan 29 responden
untuk semester II, yang ditentukan secara acak sesuai dengan
cakupan unit pelayanan dan wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap, dengan komposisi penetapan jumlah sasaran
responden sebagai berikut :
Tabel 32.Responden Tahun 2017
Semester I
No Jumlah
Kuisioner Nama Pelanggan Jumlah Ket
1 1 PT. Rama Gombong Sejahtera 1 √
2 1 PT. Cebong Kayuindo 1 √
3 1 PT. Anugerah Karya Trisakti 1 √
4 1 PT. Rich Harvest Hasil Timber 1 √
78.0079.0080.0081.0082.0083.0084.0085.0086.00
INDEK KEPUASAN MASYARAKAT 2013 - 2017
NILAI RATA-RATA
Halaman 75
5 1 PT.Indotama Omicron kahar 1 √
6 1 PT.Kemilau Anugrah sejati 1 √
7 1 PT.Girisonta adiraya 1 √
8 1 PT.Waroeng Batok Industri 1 √
9 1 PT.Mitra Cimelati Indonesia 1 √
10 1 PT.Sabda Alam Prima Nusa 1 √
11 1 PT.Muara Kayu Sengon Jatilawang 1 √
12 1 CV.Hikmat Jaya 1 √
13 1 PT.Mitra Karya Usaha Sejahtera 1 √
14 1 PT.Varuna Tirta Prakasa 1 √
15 1 PT.Jasprim Putra 1 √
16 1 PT.Citra Agro Buana semesta 1 √
17 1 PT.Panga Mas Inti Persada 1 √
18 1 PT.Pundi Indo Kayu Industri 1 √
19 1 PT.Coco suger Indonesia 1 √
20 1 UD.Saw Mill 1 √
21 1 PT.FKS Multi Agro Industri 1 √
22 1 PT.Samudera Perdana Selaras 1 √
23 1 PT.Arumbai Kasembadan 1 √
24 1 PT.Karya Purabaya 1 √
25 1 PT.Gerbang Cahaya Utama 1 √
26 1 PT.Lunar Chemplas 0 -
27 1 PT.FKS Multi Agro Cabang Cilacap 0 -
27Jumlah 25 Lembar
#) Responden Semester II Tahun 2017
No Jumlah Kuisi-
oner Nama Pelanggan Jumlah Ket
1 1 PT.Rama Gombong sejahtera 1 √
2 1 PT.Indotama Omikron Kahar 1 √
3 1 CV. Hikmat Jaya 1 √
4 1 PT. Cebong Kayu Indo 1 √
5 1 PT. Rich Harvest Hasil Timber 1 √
6 1 PT.Albasia Citra Sejahtera 1 √
7 1 PT.Citra Cimelati Indonesai 1 √
8 1 PT.Citra Agro Buana Semesta 1 √
9 1 PT. Muara Kayu Sengon Jatilawang 1 √
10 1 PT.Waroeng Batok Industri 1 √
Halaman 76
11 1 UD. Hasil Saw Mill 1 √
12 1 PT.Mitra Karya Usaha Sejahtera 1 √
13 1 PT.Kemilau Anugrah Sejati 1 √
14 1 PT.Manunggal Perkasa 1 √
15 1 PT.Sabda Alam Prima Nusa 1 √
16 1 PT.Samudera Perdana Selaras 1 √
17 1 PT.Giri Sonta Adiraya 1 √
18 1 PT.Anugrah Karya Trisakti 1 √
19 1 PT.Lunar Chempast 0 √
20 1 PT.Varuna Tirta Prakasa 1 √
21 1 PT.Jasprim Putra 1
22 1 PT.Coco Sugar Indonesia 1
23 1 PT.Sinar Abadi Utama 1
24 1 PT.Pundi Indo Kayu Industri 1
25 1 CV.Inagro Jinawi 1
26 1 PT.FKS Multi Agro Industri 1
27 1 PT.Daya Alami 1
28 1 PT.FKS Multi Agro Cabang Cilacap 1
29 1 PT.Arumbai Kasembadan 1
Jumlah 29 Lembar 28 Lembar
#) Responden Semester II Tahun 2017
Survey penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja Pegawai Negeri Sipil
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus sebagai sarana penyerap
aspirasi masyarakat baik yang berupa saran, harapan, sekaligus
komplain terhadap pelayanan yang telah diberikan selama ini untuk
dijadikan pedoman kebijakan, program dan guna peningkatan
pelayanan.
Halaman 77
Tabel 33. Responden Pelayanan 2016 s/d 2017
No Unsur Pelayanan
2 0 1 6
2 0 1 7
Semester I
Semester II
Semester I
Semester II
Nilai rata-rata Nilai rata-rata
U1 Prosedur Pelayanan 3,15 3,15 3,16 3,00
U2 Persyaratan Pelayanan 3,15 3,15 3,16 3,28
U3 Kejelasan Petugas Pelayanan
3,30 3,30 3,24 3,41
U4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan
3,15 3,20 3,20 3,17
U5 Tanggungjawab Petugas Pelayanan
3,40 3,40 3,40 3,45
U6 Kemampuan Petugas Pelayanan
3,25 3,25 3,16 3,31
U7 Kecepatan Pelayanan 3,10 3,15 3,24 3,14
U8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan
3,25 3,25 3,16 3,03
U9 Kesopanan Dan Keramahan Petugas
3,50 3,50 3,28 3,34
U10 Kewajaran Biaya Kegiatan Operasional
3,40 3,40 3,08 3,21
U11 Kesesuaian Antara Biaya Yang Dibayarkan
3,70 3,70 3,76 3,66
U12 Ketepatan Pelaksanaan 3,55 3,60 3,40 3,38
U13 Kenyamanan Dilingkungan
3,25 3,25 3,16 3,14
U14 Keamanan Pelayanan 3,30 3,30 3,32 3,21
*) Unsur Pelayanan Semester I & II Tahun 2016 dan 2017
Hasil penyusunan IKMDari 27 responden yang diharapkan
dapat memberikan penilaian yangsejujur-jujurnya telah diminta
pendapat mengenai pengalamannya dalammemperoleh pelayanan dari
aparatur, nilai rata-rata per unsur pelayanan seperti pada table diatas.
6. Refleksi Budaya Kerja
Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Harian Lepas dan Satpam lingkup
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap melaksanakan apel dalam
bentuk upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin pertama
setiap awal bulan dan tanggal 17 bulan bersangkutan. Hal ini
Halaman 78
merupakan salah satu budaya kerja yang perlu dikembangkan menuju
tertib dan disiplin diri yang baik.
Refleksi upacara bendera adalah memantapkan kedisiplinan
pegawai dan tenaga harian lepas agar senantiasa sadar akan tugas
dan tanggung jawabnya kepada institusi dimana mengabdikan dirinya.
Selain itu juga sebagai media penyampaian informasi terbaru dan
selalu mawas diri dengan ucapan janji selaku pegawai dalam Korp
Pegawai Republik Indonesia yang professional sesuai tuntutan
Reformasi Birokrasi yang dijalankan.
Gambar 22. Upacara bendera lingkup SKP Kelas I Cilacap
Karantina Peduli terhadap pembinaan mental pegawai
LingkunganSKP Cilacap sekaligus menjadi sarana sosialisasi tupoksi
Karantina Pertanian dan penyampaian informasi kedinasan dalam
rangka bersama melindungi negeri.
Koordinasi Internal Perkarantinaan Berupa Kegiatan Pembinaan
Internal ASN Lingkup Karantina Pertanian Cilacap dan Dinas Terkait
Kabupaten Cilacap.
Halaman 79
Gambar 23. Koordinasi Internal SKP Kelas I Cilacap
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk Mempererat kerjasama
antar bagian, antara struktural dan non struktural lingkup Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap, memberikan pemahaman
menyeluruh tentang tupoksi Karantina Pertanian terhadap dinas terkait
di wilayah Cilacap, serta memberikan Pembinaan Internal Kepegawaian
ASN Karantina Cilacap Khususnya dan Dinat Terkait pada umumnya.
Gambar 24. Pegawai SKP Kelas I Cilacap beserta narasumber
Kegiatan Family Gathering SKP Kelas I Cilacap dalam rangka
mempererat tali silaturahmi diantara pegawai SKP Kelas I Cilacap,
kegiatan ini dilaksanakan di Lokawisata Baturaden Purwokerto, diikuti
oleh segenap pegawai SKP Kelas I Cilacap Beserta Keluarga.
Halaman 80
Gambar 25. Family Gathering SKP Kelas I Cilacap
Tujuan dari kegiatan ini dalam rangkamemperkuat jiwa korsa dan
kebersamaan pegawai SKP Kelas I Cilacap, juga untuk meningkatkan
kepercayaan diri, kekompakan, komunikasi, koordinasi, konsentrasi
sehingga dapat meningkatkan etos kerja di kalangan pegawai SKP
Kelas I Cilacap.
Gambar 26. Kegiatan Family Gathering SKP Kelas I Cilacap
C. Apresiasi / Sosialisasi / Workshop / Seminar
1. Sosialisasi Tupoksi Karantina Pertanian
Pelaksanaan Apresiasi/Sosialisasi/seminar merupakan program
yang berkelanjutan setiap tahunnya, dengan tujuan menyuarakan suatu
program dalam tupoksi karantina pertanian pada SKP Kelas I Cilacap.Hal
ini dimaksudkan bagi para pejabat structural maupun pejabat fungsional
dilingkup SKP Kelas I Cilacap agar mandiri menyampaikan pelaksanaan
tupoksinya kepada masyarakat, terlebih kepada para akademisi. Dengan
Halaman 81
harapan untuk jangka panjang target pemahaman tentang perkarantinaan
pertanian dapat dipahami secara luas ditiap lapisan masyarakat nantinya.
Karena para akademisi akan kembali bermasyarakat kembali setelah
mendapatkan keilmuan yang memadai dipendidikan formal maupun non
formal.
Gambar 27. Sesi diskusi Kuliah Lapang mahasiswa Unsoed Purwokerto
Penyampaian kegiatan ini dirangkum dalam suatu kegiatan kuliah
lapangan dihadapan para akademisi dari Universitas Jendral Soedirman
Purwokerto.Kegiatan ini disampaikan dalam sesi kegiatan lapang
sesungguhnya agar kegiatan ini dapat dimaksimalkan dengan landasan
teori yang mereka dapatkan dalam perkulihan formal.Materi disampaikan
secara diskusi agar pemahaman lebih lengkap dan penyerapan keilmuan
semakin signifikan.
Diskusi dan penyampaian secara umum yang ditindaklanjuti
kegiatan secara khusus yang dipandu oleh para pejabat fungsional
tertentu dilingkup SKP Kelas I Cilacap.
Halaman 82
Gambar 28. Sesi diskusi operasional perkarantinaan hewan dalam Kuliah Lapang
mahasiswa Unsud Purwokerto
2. Seminar Lokal Pemantauan OPTK
Hasil pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi SKP Kelas I Cilacap
antara lain pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar
OPTK. Hasil pelaksanaan kegiatan akan dikonfirmasi antar dinas pertanian
yang wilayahnya ditetapkan sebagai lokasi kegiatan tersebut. Hasil
konfirmasi dan hasil pengujian baik tingkat lapangan maupun tingkat
laboratorium akan dikaji bersama dengan melibatkan narasumber dari
para akademisi, dalam sesi seminar sebelum dilaporkan ketingkat pusat.
Gambar 29. Seminar Evaluasi hasil Pemantauan OPTK
Seminar dilaksanakan diHotel Hom Cilacap,dihadiri oleh PHP
Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo,
Pejabat struktural dan seluruh POPT lingkup SKP Kelas I Cilacap.
Narasumber seminar dari Dosen Fakultas Pertanian UNSOED bidang
cendawan, bakteri dan Koordinartor Laboratorium PHPT Banyumas.
Kegiatan seminar hasil evaluasi dan pemantauan OPTK ini selain
penyampaian materi juga diadakan diskusi.Banyak masukan dari para
peserta baik berupa pertanyaan, kritik, saran, dan pemberdayaan sistim
koordinasi yang tangguh dan terpercaya sesuai janji layanan yang telah
diberikan oleh SKP Kelas I Cilacap.
Halaman 83
Gambar 29. Kegiatan Seminal Nasional Hasil Pemantauan OPT OPTK
Pada kesempatan ini SKP Kelas I Cilacap bersama-sama dengan
PHP Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo,
dan seluruh POPT lingkup SKP Kelas I Cilacap menyepakati perbaikan
sistim koordinasi, dan pertukaran informasi dalam rangka pemantapan
Upsus Pajale kearah swasembada pangan.
3. Kunjungan Mahasiswa
SKP Kelas I Cilacap mendapatkan kepercayaan sebagai lokasi
study tour mahasiswa dari Universitas Jendral Sudirman, untuk
mengetahui secara mendalam baik teknis maupun non teknis pada
kegiatan operasional perkarantinaan hewan. Hal ini sejalan dengan bidang
studi yang mereka jalani.Untuk menambah wawasan penunjang dalam
sistim pembelajaran yang diriil dalam pelaksanaan kegiatan.
Gambar 30. Sesi Fotobersama mahasiswa dan pegawai SKP
Halaman 84
Mahasiswa begitu antusias menyimak pembelajaran dari petugas
maupun pegawai SKP Kelas I Cilacap khususnya oleh Paramedik dan
Medik Veteriner. Pembelajaran tingkat lapangan memberikan nuansa baru
dalam penerapan metodologi sistim pembelajaran, hingga permasalahan
sistim metodologi yang tidak dapat diaplikasikan tingkat lapangan.
Kunjungan ini memberikan kasanah baru dalam sistim
pembelajaran, sehingga sistim pembekalan yang nantinya dapat
diselaraskan dalam aplikasi keilmuan ditingkat lapang, setelah kembali
kepada masyarakat.
Gambar 31. Sesi Kunjungan mahasiswa Unsoed
D. Lain-lain
1. Skim Audit Badan Karantina Pertanian
Kegiatan skim audit Badan Karantina Pertanian (SAB) di SKP
Kelas I Cilacap masih terbatas pada kegiatan karantina tumbuhan.
Kedepan kegiatan SAB tersebut akan dilakukan penyatuan dari komponen
kegiatan karantina hewan dan tumbuhan, sambil menunggu keputusan
dan atau rekomendasi dari Badan Karantina Pertanian.
Kegiatan SAB lingkup SKP Kelas I Cilacap pada umumnya
berupa kegiatan karantina tumbuhan dengan bidang kegiatan antara lain :
1.1 Tata operasional kegiatan ISPM #15
Badan Karantina Pertanian, sesuai dengan kompetensinya
sebagai National Plant Protection Indonesia sebagaimanadiatur dalam
pasal IV IPPC, telah melaksanakan program registrasi terhadap
perusahaan yang akan ditunjuk untuk melaksanakan sertifikasi
Halaman 85
terhadap kemasan kayu sesuai dengan persyaratan ISPM # 15. Agar
program registrasi tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, diperlukan suatu pedoman bagi Badan Karantina Pertanian
sebagai instansi pelaksana serta perusahaan kemasan kayu yang
berminat untuk mengikuti program registrasi tersebut.
International Standards For Phytosanitary Measures No.
15 (ISPM 15) adalah Standar Internasional Untuk Phytosanitary
Measures Nomor 15 (ISPM 15) merupakan alatukur internasional
Phytosanitary yang dikembangkan oleh Perlindungan Tanaman
Konvensi Internasional (IPPC) yang secara langsung membahas
kebutuhan untuk mengobati bahan kayu dengan ketebalan lebih besar
dari 6mm, yang digunakan untuk produk kapal antar negara. Tujuan
utamanya adalah untuk mencegah transportasi internasional dan
penyebaran penyakit dan serangga penggerek yang negatif dapat
mempengaruhi tanaman atau ekosistemnya. ISPM 15 mempengaruhi
semua kemasan kayu (pallet, peti, dunnages, dll) yang mengharuskan
mereka harus debarked dan kemudian dipanaskan atau difumigasi
dengan metil bromida dan dicap atau bermerek, sebagai tanda
kepatuhan. Tanda ini adalah bahasa sehari-hari yang dikenal sebagai
"marking", untuk produk terbuat dari bahan alternatif, seperti produk
kertas, plastik atau kayu panel (yaitu OSB, hardboard, dan kayu lapis).
bahan kemasan kayu harus debarked sebelum diadakan
perlakukan panas atau difumigasi untuk memenuhi peraturan ISPM 15.
Komponen tersebut diharuskan bebas dari kulit kayu untuk mencegah
re-infestasi serangga pada saat akan diproduksi, atau bahkan setelah
diproduksi. Perusahaan pelaksana kegiatan ISPM#15 yang teregistrasi
dalam wilayah kerja SKP Kelas I Cilacap adalah:
PT. Kemasan Jaya Indah ID – 062
PT. Arjuna Scuritas Abadi ID – 008
PT. Ekualiti Jaya S ID – 0127
Halaman 86
1.2 Tata operasional IKT dan Tempat Lain
Ruang lingkup pengakuan untuk IKT dan/atau tempat lain yaitu
mencakup aspek administrasi, komitmen top manager, sarana
penunjang, dan SDM. Cakupan aspek tersebut diperuntukkan audit
kecukupan, audit awal, audit ulang, audit insvestigasi. Hal ini dapat di
uraikan sebagai berikut :
Aspek audit kecukupan
Cakupan aspek audit kecukupan adalah pemeriksaan
semua persyaratan administrasi berupa semua administrasi
perusahaan yang terdiri dari surat perijinan dan perjanjian, profil
perusahaan dan kelengkapanya. Dalam pengajuan hanya soft copy
yang telah dilegalisir oleh pimpinan perusahaan. Dari dokumen
persyaratan yang ada akan dilakukan pemeriksaan administratip
oleh petugas SAB SKP Kelas I Cilacap, hal ini untuk mengetahui
lengkap tidaknya pengajuan tersebut. Dalam hal belum lengkapnya
persyaratan administrasi Koordinator Lapangan (korlap) SAB SKP
Kelas I Cilacapakan menugaskan personil SAB ke tempat pengusul
untuk memenuhi unsur persyaratan yang belum ada, sebelum
dilakukannya Audit awal/audit ulang/audit insvestigasi.
Aspek audit awal
Cakupan aspek audit awal adalah tindak lanjut
pengajuan untuk penetapan dan/atau pengakuan awal setelah
semua administrasi terpenuhi. Audit tersebut bertujuan untuk
mengetahui kesiapan dan komitmen perusahaan apabila nantinya
ditetapkan.Audit ini untuk memotret secara langsung kesiapan
teknis operasional sebagai pendukung kegiatan sesuai
peruntukannya, juga verifikasi keabsahan dokumen perijinan dan
perjanjiannya.
Halaman 87
Pelaksana audit awal oleh seorang Auditor dan dibantu
oleh seorang petugas yang sudah kompeten dibidangnya, setelah
diberikan surat penugasan oleh Kepala SKP Kelas I Cilacap selaku
korlap SAB SKP Kelas I Cilacap. Output dari audit awal adalah
rekomendasi untuk penetapan dan/atau pengakuan sesuai
peruntukkanya diwaktu pengajuan awal. Penetapan dan/atau
pengakuan awal untuk IKT berlaku dalam 1 (satu) tahun semenjak
surat penetapan ditetapkan, dan dapat diperpanjang kembali.
Dalam kurun waktu 1 (satu) tahun semenjak surat penetapan
ditetapkan akan dilakukan monitoring/sureveylens serendah
rendahnya 1 (satu) kali pelaksanaan oleh petugas Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) SKP Kelas I Cilacap.
sedangkan untuk Tempat lain masa berlakunya untuk 3 (tiga) bulan
semenjak surat penetapan ditetapkan dan dapat diperpanjang
kembali.
Aspek audit ulang
Cakupan aspek audit ulang adalah tindak lanjut
pengajuan untuk perpanjangan penetapan dan/atau pengakuan
yang sudah berjalan 1 (satu) tahun, setelah semua administrasi
untuk audit ulang terpenuhi. Apabila persyaratan belum dapat
dipenuhi maka akan berlaku audit kecukupan. Audit tersebut
bertujuan untuk memotret atau mengetahui hasil capaian prestasi
dan kekurangan yang telah dijalani dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun penetapan/pengakuan.
Pelaksana audit ulang oleh seorang Auditor dan
dibantu oleh seorang petugas yang sudah kompeten dibidangnya,
setelah diberikan surat penugasan oleh Kepala SKP Kelas I
Cilacap selaku korlap SAB SKP Kelas I Cilacap. Output dari audit
awal adalah rekomendasi untuk perpanjangan penetapan dan/atau
pengakuan sesuai peruntukkanya diwaktu pengajuan dan berlaku
untuk 2 (dua) tahun semenjak surat penetapan ditetapkan dan
Halaman 88
dapat diperpanjang kembali, sedangkan untuk Tempat lain masa
berlakunya untuk 3 (tiga) bulan semenjak surat penetapan
ditetapkan dan dapat diperpanjang kembali.
Aspek audit insvestigasi
Cakupan aspek audit insvestigasi adalah tindak lanjut
dari laporan dalam pelaksanaan monitoring/surveilens, yang
menyatakan adanya penyimpangan dari kesepakatan yang ada.
Penyimpangan tersebut dilakukan tidak sepengetahuan/ seizin
pemangku ketetapan.Hal ini dilakukan dengan sengaja dalam
waktu berkesinambungan. Pelaksanaan audit ini untuk
mengetahui kebenaran dari laporan yang ada. Apabila Auditor
dalam audit ini menyatakan benar-benar terjadi dengan didukung
oleh data yang sesungguhnya terjadi.
Berdasarkan hasil laporan pelaksana audit insvestigasi
oleh seorang Auditor dibidangnya untuk kegiatan IKT, maka Kepala
SKP Kelas I Cilacap selaku korlap SAB SKP Cilacap akan
merekomendasikan pencabutan dan/atau pembekuan penetapan
dan/atau pengakuan kepada SAB pusat. Pencabutan dan/atau
pembekuan tersebut dapat digugurkan setelah ada kesepakatan
dan pernyataan diatas kertas bermaterai sesuai peraturan yang
berlaku dan jaminan tidak akan mengulangi kesalahan yang ada.
Pemberlakuan masa operasional sesuai surat keputusan yang
lama bukan dari peryataan hasil audit investigasi, hal ini berlaku
juga untuk Tempat Lain.
Tujuan
Kegiatan penetapan dan/atau pengakuan untuk IKT
dan Tempat Lain yaitu untuk menjamin adanya :
1. Kemudahan dalam pemeriksaan kebenaran jenis, jumlah media
pembawa yang akan dilalulintaskan oleh pemilik.
Halaman 89
2. Kemudahan dalam pendeteksian awal adanya instroduksi
OPT/K yang dimungkinkan terbawa/menyerang media pembawa
yang akan dilalulintaskan oleh pemilik.
3. Kemudahan pemeriksaan alat angkut dan persyaratannya yang
disediakan oleh agen/ekspedsi dalam mengangkut media
pembawa yang akan dilalulintaskan oleh pemilik.
4. Mengurangi hambatan lalulintas/penumpukan barang di area
kepabeanan ditempat pengeluaran dan/atau pemasukkan
5. Jaminan keamanan manakala adanya instroduksi OPT/K tidak
menyebar ke area lain yang akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar.
6. Kemudahan dalam kegiatan perlakuan media pembawa yang
akan dilalulintaskan manakala ada persyaratan tambahan dari
importer, maupun dalam kegiatan eradikasi OPT/K.
7. Wujudnyata implementasi sistem manajemen mutu, sesuai
dengan Standar Badan Karantina Pertanian yang dijalankan
oleh pihak ketiga/importer/eksportir yang telah ditetapkan
sebagai IKT dan/atau Tempat Lain sesuai dengan Standar
Badan Karantina Pertanian untuk tindakan karantina tumbuhan.
Perusahaan yang telah mendapatkan pengakuan untuk IKT
dan/atau tempat lain dapat dilihat pada Bab III
1.3 Tata operasional Audit Perlakuan Pihak Ketiga
Standard Internasional untuk Tindakan Fitosanitari,
Terbitan No. 15 (ISPM) merupakan pedoman yang mengatur
treatment Wood Packaging Material (WPM) pada perdagangan
internasional.Daftar ini menentukan tindakan fitosanitari yang
dibutuhkan untuk meminimalisir penyebaran hama-hama
karantina.WPM (Wood Packaging Material) mengacu pada material
kemasan kayu mentah, baik kayu lunak maupun kayu keras dan tidak
termasuk kayu olahan seperti kayu lapis, papan untai, chipboard, dan
lain-lain.Ini adalah layanan fumigasi paling umum yanng diperlukan
Halaman 90
oleh mereka yang berkecimpung dalam perdagangan
internasional.Selama WPM terdapat di dalam kargo atau dalam
kontainer yang dikirim ke luar negeri, Anda harus mematuhi standar
ISPM 15.Treatment meliputi fumigasi yang menggunakan Metil
Bromida, yang mana semua WPM harus bertanda ISPM 15.
Dalam hal ini dibutuhkan jasa layanan fumigator yang
profesional, yang telah terakreditasi oleh Skema Akreditasi Fumigasi
Indonesia (MAFAS) dibawah Departemen Pertanian. Sertifikat
Fumigasi harus ada selama proses pengiriman. Pada saat kedatangan
di pintu masuk pelabuhan di negara lain, aparat Karantina akan
memeriksa kesesuaian ISPM 15. Pengiriman yang tidak sesuai dapat
membuat kargo dipulangkan kembali, atau dirusak.ISPM 15 sedang
diimplementasikan secara progresif di seluruh dunia.Dampaknya telah
dapat dirasakan dan dilihat pada barang-barang yang dikirim menuju
Kanada dan Amerika dimana para aparat karantina sangat waspada.
Seperti misalnya, Amerika Utara menekankan perlunya untuk memilih
perusahaan fumigasi yang sesuai, yang internalnya mengendalikan
kepastian dari hasil fumigasi yang mana tidak akan menyebabkan
penundaan pengiriman.
Perlakuan menggunakan fumigasi dengan fumigant
methyl bromide (CH3Br) harus sesuai standar yang telah ditetapkan
secara internasional. Standar minimum fumigasi dengan methyl
bromide adalah sebagai berikut:
Tabel 34.Dosis penggunaan fumigasi
Temperatur
Dosis gr/m3
Minimum konsentrasi (g/m3) pada CT
2 Jam 4 Jam 12 Jam 24 jam
21o C atau lebih 48 36 31 28 24
16o C atau lebih 56 42 36 32 28
11o C atau lebih 64 48 42 36 32
Halaman 91
Dosis standar 48 gr/m3/min, temperatur 21o C / 24 jam, dan minimum
temperatur tidak boleh kurang dari 10 o C dan waktu paparan fumigasi
tidak boleh kurang dari 24 Jam.
Daftar OPT yang dapat dibebaskan berdasarkan
Perlakuan panas dan fumigasi methyl bromide sesuai perlakuan di
atas adalah untuk serangga: Anobiidae, Bostrichidae, Buprestidae,
Cerambycidae, Curculionidae, Isoptera, Lyctidae (dengan beberapa
pengecualian perlakuan panas), Oedemeridae, Scolytidae, Siricidae.
Golongan Nematoda adalah Bursaphelenchus xylophilus.
Kegiatan Tata operasional Perlakuan Pihak Ketiga SKP Cilacap
telah membina perusahaan pelaksana perlakuan
karantina.Perusahaan/pihak ketiga sebagai pelaksana perlakuan karantina
(fumigasi) yang dibina langsung adalah CV. Jasprim Putra Cabang Cilacap
yang beralamat di Jalan Perkutut Barat No 10 Cilacap.Pihak ketiga
tersebut telah mendapatkan nomor registrasi ID-0156-MB dari Badan
Karantina Pertanian dengan wilayah layanan Propinsi Jawa Tengah dan DI
Yogyakarta.
2. Penilaian Instalasi Karantina
a. Karantina Hewan
Penilaian IKH SKP Kelas I Cilacap tahun 2017 dilakukan oleh
medik dan paramedik SKP Kelas I Cilacap. Ditinjau dari hasil Evaluasi
pemeriksaan fisik prasarana dan sarana lokasi milik Stasiun Karantina
Pertanian ( SKP ) Kelas I Cilacap pada prinsipnya layak (dengan
system all in all out ) dijadikan Instalasi Karantina Hewan Permanen
(IKH) Milik Pemerintah untuk Hewan Besar.
Halaman 92
Gambar 32. IKH SKP Cilacap Jl. Laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan
IKHS PT. Citra Buana Alam Semesta
Penilaian terhadap IKHS milik pihak ketiga di wilayah Kerja SKP Kelas I
Cilacap yaitu dilakukan terhadap IKHS milik PT. Citra Agro Buana Semesta
yang terletak di Garut. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam setahun yaitu di
PT. Citra Agro Buana Semesta Jl. Raya malangbong KM 5 dan di Jl. Raya
Malangbong KM 6.
Gambar 33. Timbangan Individu Gangway dan kandang Isolasi
Halaman 93
b. Karantina Tumbuhan
b.1. Instalasi Karantina Tumbuhan
Pada tahun 2017, SKP Kelas I Cilacap melakukan
penilaian dan penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan sebagai
lokasi pengasingan dan pengamatan. Dalam tahun 2017
monitoring dan penilaian kelayakan teknis administrasi dan
operasional selalu menunjukan pengembangan yang cukup
memuaskan. Hal ini pengguna jasa yang telah ditetapkan dan
telah mengalami perpanjangan IKT adalah 9 perusahaanyaitu:
Gambar 34.Instalasi Karantina Tumbuhan
UD. Hasil Saw Mill PT. Rama Gombong Sejahtera
PT. Mitra Karya Usaha Sejahtera
PT Panganmas Inti Persada PT Sabda Alam Prima Nusa
PT Waroeng Batok Industry
CV Mitra Cimalati Indonesia CV. Hikmat Jaya
PT.Indotama Omnicor Kahar
Halaman 94
b.2. Tempat Lain
Di tahun 2017, SKP Kelas I Cilacap melakukan penilaian
dan penetapanTempat Lain sebagai lokasi pengasingan dan
pengamatan. Dalam penetapan tersebut setiap 3 (tiga) bulan
harus di adakan perpanjangan penetapannya. Perpanjangan
dapat dilakukan sepanjang penilaian kelayakan teknis administrasi
dan operasional selalu menunjukan pengembangan yang cukup
memuaskan. Hal ini pengguna jasa yang telah ditetapkan dan
telah mengalami perpanjangan penetapan Tempat Lainyaitu:
Gambar 35.Pemeriksaan Tempat Lain Karantina Tumbuhan
PT Cebong Kayuindo PT Anugrah Karya Trisakti
PT Coco Sugar Indonesia PT Giri Sentosa Adiraya
PT Inagro Jinawi PT Karya Purabaya
PT Albasia Cipta Sejahtera
PT Muara Kayu Sengon Jt
PT Kemilau Anugrah Sejati PT Arumbai Kasembadan
Halaman 95
c. Pembinaan Mental & Spiritual
Konsolidasi dan pembinaan pada tahun 2017 ini Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Cilacap mengedepankan upaya
peningkatan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan kredibel, sesuai
yang diamanahkan dalam sertifikat WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi)
oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, sesuai standar ISO 9001-
2008 dan 17025-2008 yang penerapannya di semua kegiatan yang
dimulai pada bulan Oktober 2014. Hal ini diwujudkan dalam kegiatan
Ceramah Pengajian untuk pembinaan mental dan spiritual pegawai
SKP Cilacap.
Gambar 36. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap
Agenda ini dilaksanakan secara berkesinambungan dengan
harapan mental pegawai kearah yang lebih baik, sehingga upaya
peningkatan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan kredibel dapat
terpenuhi. Kegiatan ini merupakan agenda khusus yang
mengedepankan rasa sosial, kepedulian kepada sesama dan
terbangunnya sistim kepercayaan yang tangguh.
Halaman 96
Gambar 37. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap
Norma norma yang terkandung dalam pembinaan mental
spiritual sangat dimungkinkan dalam mendukung sistim budaya kerja
yang bersih penuh rasa keimanan yang teguh. Insan manusia yang
bertakwa pada hakikatnya selalu menuju kearah yang lebih baik
dengan memperkecil kesalahan yang tidak sesuai dengan norma
keyakinan yang selama ini anut dan imani.
Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap diharapkan
pelaksanaan Tupoksi yang telah dilakukan akan mendapatkan
keberhasilan yang cukup baik, dengan mengedepankan pelayanan
yang prima, tangguh dan terpercaya.
Halaman 97
BAB V
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
A. Permasalahan
1. Kegiatan umum
a. Kepegawaian dan Tata Usaha
1. Jumlah pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap belum
memadai apabila dibandingkan dengan beban kerja yang ada.
2. SOP belum maksimal dalam implementasinya.
2. KegiatanOperasional
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan operasional di SKP Kelas I
Cilacap pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. KarantinaHewan
Komoditi karantina hewan berupa importasi sapi hidup dari negara
Australia yang mana untuk dilaksanakannya tindakan karantina hewan
difasilitasi dengan Instalasi Karantina Hewan ( IKH ) dengan kapasitas 2.000
ekor yang berada di jalan Laut Jawa, pelabuhan laut Tanjung Intan Cilacap
dan IKH milik pihak ketiga dengan 2 lokasi yang berdekatan yaitu di jalan
Malangbong-Wado Km. 5 dan di jalan Malangbong-Wado Km. 6 ( 2 buah
penetapan IKH ).
Permasalahan yang ada selama dilakukan tindakan karantina hewan
terletak pada kelengkapan dan perbaikan sarana prasarana yang dimiliki IKH
SKP KelasI Cilacap. Kelengkapan dan perbaikan sarana prasarana tersebut
adalah sebagai berikut ;
Perbaikan atap kandang, gang way dan pakan;
Perbaikan pintu-pintu kandang;
Perbaikan tempat air minum yang bocor;
Perbaikan cattle crash;
Perbaikan car wash ( tempat desinfeksasi alat angkut );
Halaman 98
Perbaikan tower gardu pandang;
Perbaikan dan penambahan fasilitas bedah bangkai;
Perbaikan incenerator besar;
Penambahan tempat limbah kotoran ( lagoon );
Penambahan tempat dipping desinfeksasi pada pintu masuk
besar dan kecil;
Penyediaan alat potong pakan hijauan segar ( copper ) dan
gudang hijauan;
Penambahan 4 ( empat ) set medical equipment;
Pembangunan 4 ( empat ) kamar tidur bagi anak kandang
beserta 1( satu ) kamar mandi.
Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap sedang
dalam proses akreditasi pelayanan dengan diperolehnya ISO 17025-2008 dari
Badan Akreditasi TUV, namun terdapat beberapa kendala seperti kurangnya
sarana pendukung operasional laboratorium, kuarangnya peralatan dan
bahan laboratorium belum memadai menyebabkan belum tersertifikasi ISO
17025-2008 .
b. KarantinaTumbuhan
BIDANG KEGIATAN IMPORT :
Beberapa permasalahan yang dihadapi khususnya untuk kegiatan oprasional
Karantina Tumbuhan adalah sebagai berikut :
- Masih adanya pengguna jasa yang belum mematuhi SLA (Service Level
Agreement) dimana waktu antara pemeriksaan sampai dengan penerbitan
surat pelepasan ataupun surat kesehatan adalah 6 hari .Namun pada
pelaksanaan masih ada yang melebihi dari waktu yang telah ditetapkan.
- Dalam pelaksanaan tindak karantina dalam melaksanakan Permentan no
55/Permentan/KR.040/11/2016 tentang Pengawasan Keamanan Pangan
terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) untuk tiap-
tiap pintu pemasukan masih belum seragam, hal ini dapat menjadi celah
bagi para Importir khususnya untuk meminta kelonggaran dalam hal
penertiban administrasi.
Halaman 99
Masih banyak ditemukan perusahaan provider ISPM di lapang yang belum
paham tentang tugas dan kewajibannya. Beberapa kasus pernah
ditemukan diantaranya marking dilakukan oleh pegawai eksportir sehingga
letak dan posisi marking salah. Selain itu masih ada perusahaan provider
ISPM yang tidak melaporkan kegiatan oprasionalnya di wilayah SKP Kelas
I Cilacap.
BIDANG KEGIATAN EKSPORT :
Masih adanya komplen atau notifikasi dari Negara tujuan ekspor Indonesia
yang belum ditetapkan sebagai persyaratan ekspor sehingga sulitnya
mendapatkan peraturan importasi Negara tujuan ekspor dari Indonesia
(Impor permit/LC), diharapkan Badan Karantina Pertanian dapat
menginstruksikan kepada Negara tujuan ekspor Indonesia wajib
memberikan peraturannya agar notification Non Compliance dapat
diminimalkan atau dapat dihindari sedini mungkin .
Kwantitas hasil pelaksanaan kegiatan ISPM #15 belum ada keseimbangan
antara kuota produksi sendiri dengan pembelian yang disediakan eksportir
sehingga kwalitasnya tidak standar, diharapkan Badan Karantina
Pertanian melalui Skim Audit Barantan dapat menyempurnakan peraturan
bagi perusahaan pelaksana kegiatan ISPM #15 agar kwantitas dan
kwalitas produknya dapat memenuhi standar internasional dan
menciptakan kemandirian perusahaan pelaksana ISPM #15.
Sesuai Permentan nomor : 94/Permentan/OT.140/12/2011 Kantor Pos
Indonesia Purwokerto berkedudukan dikabupaten Banyumas ditetapkan
sebagai tempat pemasukan/pengeluaran antar area belum untuk impor
dan ekspor walaupun sudah menjadi kantorpos namun dalam waktu ini
pelayanan bea an cukai di kantorpos Indonesia purwokerto ditangani
kantor bea dan cukai Yogyakarta sehingga peraturan tersebut masih
relevan
Sinkronisasi area tujuan media pembawa yang di antar areakan dengan
sistim E-Plaq masih terbatas tingkat pusat belum dapat dimonitor tingkat
UPT, sehingga rekapitulasi antar UPT dan pusat masih belum sinkron
yang menimbulkan data kwalitatifnya tidak baik, kedepan dapat
Halaman 100
dioptimalkan agar data antar UPT dan pusat dapat disinkronkan dengan
baik.
c. Pengawasan dan Penindakan
Permasalahan yang dihadapi oleh Sub Seksi Pelayanan dan
Operasional adalah : sumber daya manusia khususnya PPNS, Intelejen, dan
Polsus pada fungsi pengawasan dan penindakan SKP Kelas I Cilacap masih
kurang; selain itu masih perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan
pelatihan dalam bidang penyelidikan dan penyidikan; sarana dan prasarana
dibidang fungsi pengawasan dan penindakan belum tertata, dalam hal ini
misalnya keuangan, dan perlengkapan ATK; koordinasi dengan instansi
terkait dalam hal pengawasan lalu lintas komoditas wajib periksa karantina
masih kurang; koordinasi dalam pencegahan masuknya HPHK dan OPTK
untuk mempertahankan status bebas suatu wilayah / area dari penyakit
karantina belum optimal; informasi peraturan dalam bentuk petunjuk
pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari pusatke UPT di daerah
masih kurang; juklak dan juknis untuk komoditas tertentu baik di bidang
karantina hewan maupun karantina tumbuhan belum ada, misalnya juklakdan
juknis terhadap hewan kesayangan, dan juklak dan juknis tentang impor benih
kelapa sawit dari luar negeri, antar area, dan juklak dan juknis tentang PSAT;
koordinasi dengan Koodinator dan Pengawasan (Korwas) PPNS masih
kurang; koordinas iantara UPT Pengeluaran dan UPT Pemasukan dalam lalu
lintas pengawasan komoditas wajib periksa karantina masih kurang; masih
banyak pintu pemasukan dan pintu pengeluaran yang belum diawasi oleh
petugas karantina; wilker kantor pos telah ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.210/4/2008, namun belum dapat
dioperasionalkan secara penuh karena kurangnya personel dan belum
tersedianya sarana dan prasarana di sana.; koordinasi dengan instansi CIQS,
Administrator Pelabuhan Laut / Udara, Pelindo, Angkasa Pura, perusahaan
pelayaran/penerbangan, EMKL/EMKU di bandar udara / pelabuhan laut, dan
instansi terkait lain seperti Pemerintah Daerah, Kepolisian daerah dan TNI
belum maksimal.
Halaman 101
B. Solusi Umum
Solusi yang diupayakan oleh SKP Kelas I Cilacap untuk mengatasi
permasalahan baik pada aspek 3 M maupun kegiatan operasional perkarantinaan
tersebut di atas adalah :
1. Secara terus menerus mengupayakan peningkatan kompetensi dalam bidang
perencanaan, dan memenuhi kelengkapannya sehingga kegiatan
perencanaan dapat menghasilkan terobosan dalam hal rencana-rencana yang
dapat mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.
2. Senantiasa meningkatkan kompetensi baik petugas administrasi dan teknis
dengan mengirim wakil untuk mengikuti workshop, pelatihan , bimbingan
teknis yang ada.
3. Sosialisasi terhadap ketentuan karantina pertanian maupun ketentuan daerah
dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga kesadaran dan partisipasi
aktif instansi terkait dan masyarakat akan meningkat dalam penyelenggaraan
kegiatan perkarantinaan di wilayah kerja SKP Kelas I Cilacap.
4. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk
mendapatkan dukungan baik moril maupun materiil dalam melaksanakan
kegiatan perkarantinaan pertanian di lapangan.
5. Koordinasi dan kerjasama yang lebih intensif dengan perusahaan
pelayaran/penerbangan, EMKL/EMKU dalam penyampaian informasi dini
terhadap kedatangan kapal/pesawat udara dan adanya media pembawa
HPHK/OPTK yang dilalulintaskan serta cargo manifest, sehingga
pengawasan terhadap bongkar muat di pelabuhan dapat lebih efektif dan
efisien.
6. Mengusulkan penambahan pegawai teknis dan administrasi agar dapat
segera dipenuhi sesuai kebutuhan.
7. Mengusulkan pembangunan kandang yang representatif.
Halaman 102
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Anggaran Belanja Negara yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap sesuai dengan DIPA No. SP DIPA 018-12.2.237369/2017
tanggal 30 Nopember 2016 sebesar Rp. 6.150.538.00 terdiri dari Rupiah
Murni Rp. 5.880.538.000,00 dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sebesar Rp. 270.000.000,00. Realisasi anggaran belanja tahun 2017, sebesar
Rp.6.301.617.000.,00 (98,49%).
2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Stasiun Karantina Kelasi I Cilacap
pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 1.364.404.759,- sehingga PNBP SKP
Kelas I Cilacap telah melampaui target sebesar Rp. 364.404.759,- (133,25% ).
3. Penambahan dan pengurangan asset selama 2017 yaitu :
3.1. Penambahan Asset Peralatan dan Mesin
Penambahan Asset terdiri dari belanja modal peralatan dan mesin senilai
Rp. 580.259.548-. Terdiri dari :
3.1.1. Reklasifikasi masuk senilai Rp. 4.800.000,-
3.2. Penambahan Asset Gedung dan Bangunan
Belanja Modal pengembangan gedung dan bangunan senilai Rp.
23.779.100,-terdiri dari :
3.2.1. Pengembangan melalui KDP senilai Rp. 705.744.500,-
3.3. Pengurangan Asset
Penghentian asset (proses penghapusan) peralatan dan mesin dalam
kurun waktu tahun 2017 senilai Rp. 302.849.232,-terdiri dari :
3.1. Reklasifikasi keluar senilai Rp. 4.800.000,-
4. Selama tahun 2017 dilingkungan SKP Kelas I Cilacap terdapat 3 pegawai
mutasi ke BBkp Tanjung Priok, SKP Kelas I Bandung dan SKP Kelas I
Bengkulu dan 5 pegawai mutasi dari 2 orang dari BKP Kelas I Lampung, 1
Halaman 103
orang dari BBKP Tanjung Priok, 1 orang dari SKP Kelas I Ende, dan 1 orang
dari Ditjen Tanaman Pangan ke SKP Cilacap.
5. Dalam rangka menjalankan tupoksinya, SKP Kelas I Cilacap melakukan
tindakan pemeriksaan terhadap komoditas hewan dan produknya dengan
frekuensi : impor 8 kali, ekspor nihil, domestik masuk nihil, dan domestik
keluar nihil.
6. Kegiatan pemasukan hewan (impor) sapi dari Australia mengalami penurunan
dikarenakan adanya kebijakan pemerintah untuk pembatasan kuota sapi
impor dan menggairahkan peternak.
7. Kegiatan pemasukan biji gandum mengalami sedikit kenaikan karena
disesuaikan dengan kondisi pasar dan permintaan dalam negeri.
B. Saran
1. Peningkatkan kompetensi dan disiplin pegawai yang berujung pada
peningkatan kinerja organisasi perlu senantiasa dilakukan. Maka perlu
senantiasa diadakan pendidikan dan pelatihan teknis serta administrasi,
workshop, apresiasi, intelejen, PPNS, maupun pembinaan mental pegawai.
2. Analisis terhadap beban kerja terkait adanya perubahan peraturan dan Peta
Jabatan yang ada perlu segera dilakukan agar dapat menambah jumlah
pegawai sesuai dengan beban kerja yang ada.
3. Fasilitasi terhadap semua kebutuhan dalam mendukung pelayanan jasa
karantina pertanian kepada masyarakat dalam hal ini adalah dukungan
anggaran, dukungan aturan, dukungan sumber daya manusia yang bertitik
tolak dari 6 pilar pembangunan karantina pertanian.
4. Peningkatan kesejahteraan pegawai dengan tunjangan kinerja pegawai atau
mekanisme lainnya agar segera dapat terealisir.
Halaman 104
C. Penutup
Laporan Tahunan ini sebagai gambaran kinerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Cilacap selama tahun 2016. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pengambil kebijakan dan semua yang memerlukannya.