DSRUDQ 7DKXQDQ

113

Transcript of DSRUDQ 7DKXQDQ

Page 1: DSRUDQ 7DKXQDQ

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Laporan Tahunan 2017

Page 2: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan taufik dan hidayahNya

kita masih diberi kesempatan untuk berkarya menyelesaikan Laporan Tahunan

Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I CilacapTahun Anggaran 2017.

Laporan ini menyajikan data hasil kegiatan selama satu tahun anggaran

dengan segala keberhasilan dan kekurangannya, sehingga diharapkan dapat

memberikan gambaran hasil kerja yang telah dicapai dan dapat dijadikan sebagai

acuan dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk penyempurnaan kegiatan

operasional maupun non operasional baik karantina hewan maupun karantina

tumbuhkan, serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa

di masa yang akan datang.

Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran

pegawai SKP Kelas I Cilacap atas partisipan, kerja kerasnya dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsi unit kerja SKP Kelas I Cilacap. Demikian juga kepada

masyarakat pengguna jasa karantina dan masyarakat lainnya yang peduli terhadap

perkarantinaan, yang telah memberikan andil yang sangat besar dalam rangka

mewujudkan karantina hewan dan tumbuhan yang profesional, modern dan

terpercaya. Harapan kami semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Cilacap, 12 Januari 2017

Kepala,

Page 3: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 1

C. Keadaan Umum StasiunKarantinaPertanian Kelas I Cilacap

1. Keadaan Umum

2. Wilayah Kerja

2

2

7

BAB II KEGIATAN UMUM 10

A. Perencanaan dan Keuangan

1. Realisasi Anggaran

10

10

B. Kepegawaian dan Tata Usaha

1. Kondisi Umum Pegawai

a. KenaikanPangkat

b. KenaikanGajiBerkala

c. MutasiJabatan

d. Pegawai yang MelakukanCuti

e. CPNS 2017

2. Ketatausahaan

a. Kondisi Kerasipan

b. Kondisi Perpustakaan atau Pengadaan Buku

c. BarangMilik Negara (BMN)

15

15

18

19

19

20

20

20

21

18

23

BAB III KEGIATAN OPERASIONAL 24

A. Karantina Hewan

1. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK

Impor

2. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK

Ekspor

3. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK

yang diantarareakan

4. Kegiatan 8 P

5. Penggunaan Formulir Karantina Hewan

24

24

25

25

26

32

Page 4: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -iii

6. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK

7. Kegiatan Koleksi HPHK

32

37

B. Karantina Tumbuhan

1. Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK

keDalam Wilayah Negara Republik Indonesia

2. Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK

keLuar Wilayah Negara Republik Indonesia

3. Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK

Antar-area

4. Kegiatan 8 P

5. Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK di Wilayah Kerja

Stasiun Karantina PertanianKelas I Cilacap

6. Koleksi OPT/OPTK dan Media Pembawa

7. Penyidikan Kasus Tindak Karantina

8. Penggunaan Formulir

38

38

44

51

53

55

56

59

59

BAB IV KEGIATAN LAIN-LAIN 63

A. Koordinasi dan Kerjasama

1. Koordinasi / Kerjasama lingkup Badan Karantina Pertanian

2. Koordinasi / Kerjasama dengan instansi terkait di daerah

64

63

64

B. Kegiatan Public Awareness

1. Standar Pelayanan Publik

2. Wilayah Bebas Korupsi

3. Sistem Manajemen Mutu

4. Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK)

5. Indeks Kepuasan Masyarakat

6. Refleksi Budaya Kerja

67

67

69

70

70

72

77

C. Apresiasi/Sosialisasi/workshop/Seminar

1. Sosialisasi Tupoksi Karantina Pertanian

2. Seminar Lokal Pemantauan OPTK

3. Kunjungan Kerja Mahasiswa Unsoed

D. Lain-lain

1. Skim Audit Badan Karantina Pertanian

2. Penilaian Instalasi Karantina

a. Karantina Hewan

b. Karantina Tumbuhan

3. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap

80

80

82

83

84

84

91

91

93

95

BAB V. PERMASALAHAN DAN SOLUSI 97

Page 5: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -iv

A. Permasalahan

1. Kegiatan umum

2. Kegiatan Operasional

97

97

97

B. Solusi Umum

101

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 102

A. Kesimpulan 102

B. Saran 103

C. Penutup 104

Page 6: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA 2013 sd 2017

Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja Pegawai tahun 2013 s/d 2017 Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 11

Tabel 3. Realisasi Anggaran Belanja Barang tahun 2013 s/d 2017 Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 12

Tabel 4. Realisasi Anggaran Belanja Modal tahun 2013 s/d 2017 Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 13

Tabel 5. DIPATahun Anggaran 2013 s/d 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

I Cilacap 14

Tabel 6. Jumlah pegawai menurut jenis jabatan. 15

Tabel 7. Jumlah pegawai merurut klasifikasi pendidikan. 16

Tabel 8. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan/Ruang 17

Tabel 9. Pegawai Naik Pangkat TA. 2017 18

Tabel 10. Pegawai Naik Gaji Berkala TA. 2017 19

Tabel 11. Rekapitulasi Surat Keluar/Masuk Tahun Anggaran 2017 21

Tabel 12. Kegiatan Importasi Sapi Bakalan dan sapi Indukan dari Negara Asal

Australia ke SKP Kelas I Cilacap tahun 2013 S/D 2017 25

Tabel 13. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017 32

Tabel 14. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017 32

Tabel 15. Kegiatan Pemasukan MP-PSAT ke wilayah SKP Kelas I Cilacap Tahun

2013 sd 2017 39

Tabel16. Kegiatan Pemasukan Biji Gandum ke wilayah SKP Kelas I Cilacap

Tahun 2013– 2017 berdasarkan Negara Asal 40

Tabel17. Kegiatan Pemasukan Kedelai ke wilayah SKP Kelas I Cilacap Tahun

2013– 2017 berdasarkan Negara Asal 40

Tabel 18.Frekwensi Kegiatan Impor Gandum tahun 2013 – 2017 40

Page 7: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -vi

Tabel 19.Frekwensi Kegiatan Impor Kedelai tahun 2013 – 2017 41

Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Kesehatan MP PSAT (OPT/K) Media

Pembawa Gandum dan Kedelai sebagai berikut 43

Tabel 21. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari wilayah

negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 Golongan Bibit/Benih 46

Tabel 22. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari wilayah

negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 berupa hasil tanaman

mati 46

Tabel 23. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP Antar Area 52

Tabel 24. Kegiatan Pemeriksaan Pada Tahun 2017 53

Tabel 25. Frekuensi lalu lintas kegiatan karantina 54

Tabel 26. Temuan OPTK tahun 2017 55

Tabel 27. Penggunaan formulir karantina tumbuhan tahun 2017 59

Tabel 28. Penerimaan PNBP 2017 60

Tabel 29.Realisasi PNBP Tahun 2011 hingga Tahun 2017 pada SKP Kelas I

Cilacap. 62

Tabel 30.Penilaian IPNBK 71

Tabel 31. Penilaian IKM 73

Tabel 32.Responden Tahun 2017 74

Tabel 33. Responden Pelayanan 2016 s/d 2017 77

Tabel 34.Dosis penggunaan fumigasi 90

Page 8: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 2

Gambar 2 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 8

Gambar 3 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap 9

Gambar 4. Peta Status dan Situasi HPHK Untuk Hewan Besar di Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013 35

Gambar 5. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Kecil dan Kesayangan di Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013 35

Gambar 6. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Unggas Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013 36

Gambar 7. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2015 36

Gambar 8. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2017 37

Gambar 9. Pengambilan sampel di palka kapal dan identifikasi di laboratorium 42

Gambar 10..Kegiatan Pemeriksaan Barecore (Produk kayu olahan) dan Gula Jawa di Gudang Pemilik 50

Gambar 11. salah satu komoditas domestik keluar 53

Gambar 12 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Banjarnegara kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 57

Gambar 13 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Kebumen kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 57

Gambar 14 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purbalingga kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 58

Gambar 15 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purworejo kegiatan Pemantauan OPTK Tahun 2017 58

Gambar 16. Sesi dialog bersama kejaksaan Negeri Cilacap 64

Gambar 17. Kegiatan Coffie Morning dalam rangka kerjasama lingkup Kepabeanan 66

Gambar 18. Peserta Sosialisai Permentan 01/Permenten/KR.020/ 1/2017 68

Gambar 19. Sesi diskusi Sosialisasi 01/Permenten/KR.020/ 1/2017 68

Gambar 20. Penghargaan Terbaik dari KPPN Cilacap 69

Gambar 21. Diagram capaian IPNBK 72

Gambar 22. Upacara bendera lingkup SKP Kelas I Cilacap 78

Page 9: DSRUDQ 7DKXQDQ

LaporanTahunanStasiunKarantinaPertanianKelas I Cilacap HalamanKe -viii

Gambar 23. Koordinasi Internal SKP Kelas I Cilacap 79

Gambar 24. Pegawai SKP Kelas I Cilacap beserta narasumber 79

Gambar 25. Family Gathering SKP Kelas I Cilacap 80

Gambar 26. Kegiatan Family Gathering SKP Kelas I Cilacap 80

Gambar 27. Sesi diskusi Kuliah Lapang mahasiswa Unsoed Purwokerto 81

Gambar 28. Sesi diskusi operasional perkarantinaan hewan dalam Kuliah Lapang mahasiswa Unsud Purwokerto 82

Gambar 29. Kegiatan Seminal Nasional Hasil Pemantauan OPT OPTK 83

Gambar 30. Sesi Fotobersama mahasiswa dan pegawai SKP 83

Gambar 31. Sesi Kunjungan mahasiswa Unsoed 84

Gambar 32. IKH SKP Cilacap Jl. Laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan 92

Gambar 33. Timbangan Individu Gangway dan kandang Isolasi 92

Gambar 34.Instalasi Karantina Tumbuhan 94

Gambar 35.Pemeriksaan Tempat lain Karantina Tumbuhan 94

Gambar 36. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap 95

Gambar 37. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap 96

Page 10: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Tahunan 2017 menggambarkan laporan kegiatan hasil

pelaksanaan dari tugas pokok, dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Cilacap seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik

Indonesia Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.

Penyusunan Laporan Tahunan ini berdasarkan Pedoman Laporan

Tahunan Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina Pertanian. Informasi yang

disajikan di dalamnya disusun sesuai ketentuan yang berlaku.

Laporan Tahunan ini menggambarkan keseluruhan kegiatan hasil

kinerja yang telah dilaksanakan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Cilacap sepanjang tahun 2017, sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk menentukan kebijakan di tahun

mendatang.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan Laporan Tahunan 2017 Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap adalah :

1. Bahan informasi hasilpelaksanaan kegiatan tugas pokok, dan fungsi

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap selama kurun waktu tahun

2017

2. Bahan informasi terhadap tingkat pengukuran capaian kinerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap sampai akhir tahun 2017

3. Sebagai bahan evaluasi dan monitoring untuk kebijakan penyelenggaraan

perkarantinaan di tahun-tahun mendatang.

Page 11: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 2

C. Keadaan Umum Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

1. Keadaan Umum

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap merupakan unit pelaksana

teknis di bidang karantina hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan

pangan hayati hewani dan nabati yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, struktur organisasi Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Cilacap adalah sebagaiberikut :

STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELASI I CILACAP

TAHUN 2017

Gambar 1 : Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dipimpin oleh seorang

Kepala Stasiun berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Page 12: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 3

Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata

Kementerian Pertanian.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap adalah organisasi dengan

eselon IV a, dengan demikian Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Cilacap adalah pejabat eselon IV a yang membawahi KepalaUrusan Tata

Usaha (eselon Va), Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional (eselon Va),

serta kelompok Jabatan Fungsional, sebagaimana gambar 1 di atas.

Dasar Hukum penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah UU No.16

tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, PP No. 82 tahun

2000 tentang Karantina Hewan dan PP No.14 Tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan dan sejumlah peraturan perundang-undangan turunannya, serta

peraturan-peraturan daerah yang terkait. Berdasarkan Permentan No. 22

Tahun 2008, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap melaksanakan

kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta

pengawasan keamanan hayatihewani dan nabati, dan dalam melaksanakan

tugas dimaksud, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan rencana, evaluasi dan laporan;

2) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media

pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme

pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

3) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;

4) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

5) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan

tumbuhan;

7) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan

keamanan hayati hewani dan nabati;

8) Pelaksanaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik

karantina hewan dan tumbuhan;

Page 13: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 4

9) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan, bidang karantina

tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;

10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Tugas Tambahan

Selain tugas pokok yang harus dilakukan, SKP Kelas I Cilacap juga

mempunyai tugas tambahan, yaitu :

1. Auditor Instalasi Karantina Hewan (IKH) berdasarkan Surat Keputusan

Kepala Badan Karantina Pertanian nomor :

349/Kpts/PD.670.210/L/12/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis

Instalasi Karantina Hewan untuk Ruminansia Besar. Hal ini

dimaksudkan untuk menjadi acuan secara nasional akan

pembangunan/penetapan Instalasi Karantina Hewan baik milik negara

ataupun pihak ketiga sebagai tempat pelaksanaan tindak karantina

hewan.

2. Penilaian untuk Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT)

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

73/permentan/OT.140/12/2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Peroranganatau Badan

Hukum, serta tempat lain berdasarkan permentan no 38 tahun 2014.

3. Koordinator Skim Audit Barantan sesuai Keputusan Kepala Barantan

No. 20/Kpts/PD.540.210/L.2/04 dalam pelaksanaan kegiatan skim audit

Fumigasi dan Ispm.

Sedangkan tugas masing-masing pejabat struktural dibawah Kepala

Stasiun adalah sebagai berikut :

a. Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU) mempunyai tugas melakukan :

a.1. penyiapan bahan penyusunan rencanakerja,

a.2. sistimevaluasi dan pelaporan,

a.3. menjalankanurusan ketata usahaan dan rumah tangga.

b. Sub Seksi Pelayanan dan Operasional (Kasiyan-op) melakukan tugas:

b.1. pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan karantina

tumbuhan,

Page 14: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 5

b.2. pengawasan keamanan hayati hewani,

b.3. dukungan sarana teknikperkarantinaan,

b.4. pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi,

b.5. melakukan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan dan tumbuhan,

serta keamanan hayati hewani dan nabati.

Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik

Veteriner mempunyai tugas :

a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media

pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK);

b. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;

c. Melakukan pembuatan koleksi HPHK;

d. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;

e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu

Tumbuhan mempunyai tugas :

a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media

pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

b. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;

c. Melakukan pembuatan koleksi OPTK;

d. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;

e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Masing- masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh

seorang tenaga fungsional yang kompeten dengan ketetapan oleh Kepala

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacapdengansuratkeputusan.

Page 15: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 6

Koordinator Jabatan Fungsional KH dan POPT memiliki tugas dan fungsi

selain tugas pokok sesuai jenjangnya antara lain :

Bimbingan dan pengaturan kegiatan operasional oleh masing-masing

jenjang jabatannya.

Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja,sistim evaluasi dan

pelaporan.

Penyelarasan dukungan sarana teknik dan metode operasiona

lperkarantinaan.

Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh SKP Kelas I Cilacap

sampai saat ini berupa :

a. Gedung perkantoran utama yang cukup representatif pelaksanaan

kegiatan pelayanan operasional bertempat di Komplek Bandar Udara

Tunggul Wulung Cilacap

b. Gedung Instalasi Karantina Hewan (IKH) dan Gudang yang berada di

Jl. Laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan – Cilacap;

c. Gedung tempat peristirahatan para supir truk yang ada di Instalasi

Karantina Hewan.

d. Rumah Dinas dan Sarana Gudang di Jl. Swadaya no. 45 – Cilacap;

e. Mess Pegawai dan Sarana Gudang di Jl. Kuntul no. 7 Tegalreja -

Cilacap;

Khusus untuk Gedung perkantoran utama, kini memiliki Gedung

Pelayanan terhadap pengguna jasa yang cukup representatif, untuk

meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas. Ditambah dengan gedung

fungsional untuk mendukung setiap kegiatan dari setiap jajaran fungsional

baik fungsional karantina hewan maupun fungsional karantina tumbuhan dan

Ruang Rapat.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap hingga saat ini (per 31

Desember 2017) memiliki 37 pegawai/staff yang terdiri dari 37 orang PNS.

Page 16: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 7

2. Wilayah Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang tempat-tempat Pemasukan dan

Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap adalah sbb:

A. TEMPAT-TEMPAT PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN

PENYAKIT HEWAN KARANTINA DAN ORGANISME PENGGANGGU

TUMBUHAN KARANTINA KE DALAM WILAYAH NEGARA RI (IMPOR)

1. Pelabuhan Laut atau Pelabuhan Sungai

Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap

B. TEMPAT-TEMPAT PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN

PENYAKIT HEWAN KARANTINA DAN ORGANISME PENGGANGGU

TUMBUHAN KARANTINA DARI DALAM WILAYAH NEGARA RI

(EKSPOR)

1. Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Sungai

Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap

C. TEMPAT-TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN MEDIA

PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT HEWAN KARANTINA DAN

ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA DI DALAM

WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA (ANTAR AREA)

1. Bandar Udara

Tunggul Wulung Cilacap

Page 17: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 8

2. Pelabuhan Laut atau Pelabuhan Sungai

Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap

3. Kantor Pos

Kantor Pos Purwokerto

Untuk kegiatan karantina hewan, ada beberapa kegiatan lintas provinsi

dikarenakan IKH (Instalasi Karantina Hewan) terletak di Provinsi Jawa Barat,

yaitu di Kecamatan Malangbong, Kab. Garut yaitu di Jl. Raya Malangbong

Wado KM 5 dan KM 6. Kedua IKHS milik swasta yang terletak di Provinsi

Jawa Barat tersebut berada di bawah pengawasan SKP Kelas I Cilacap.

Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dapat dilihat

pada peta berikut ini :

Gambar 2 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Kantor Pos Purwokerto

Page 18: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 9

Gambar 3 : Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Bandara Tunggul Wulung

Pelabuhan Tanjung Intan

Page 19: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 10

BAB II

KEGIATAN UMUM

Salah satu fungsi dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap sesuai

dengan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelayanan Teknis Karantina Pertanian adalah melakukan penyiapan

bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan serta urusan tata usaha dan

rumah tangga yang menjadi tanggung jawab urusan tata usaha.

A. Perencanaan dan Keuangan

1. Realisasi Anggaran

Pelaksanaan anggaran instansi pemerintah pada tahun 2017 tetap

mengacu pada sistem anggaran yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Cilacap.

Anggaran Belanja Negara yang digunakan untuk membiayai seluruh

kegiatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Cilacap sesuai dengan DIPA No. SP DIPA018-

12.2.237369/2017 tanggal 30 Nopember 2016 sebesar Rp. 6.399.038.000,00

terdiri dari Rupiah Murni Rp. 6.398.538.000,00 dan Pendapatan Negara Bukan

Pajak (PNBP) sebesar Rp. 500.000,00.

Tabel 1:Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA 2013 sd 2017

(dalam ribuan rupiah)

No. Uraian Belanja

Pegawai

Belanja

Barang

Belanja

Modal Jumlah

1. DIPA 2013 2.247.154.000 3.294.174.000 1.827.450.000 7.368.778.000

2. DIPA 2014 2.328.764.000 3.105.047.000 235.460.000 5.669.271.000

3 DIPA 2015 2.484.061.000 3.116.782.000 3.147.080.000 8.747.923.000

4 DIPA 2016 2.397.704.000 3.008.680.000 1.907.500.000 7.313.884.000

5 DIPA 2017 2.301.632.000 2.641.966.000 1.454.440.000 6.398.038.000

Page 20: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 11

Grafik I. Pagu Anggaran SKP Kelas I Cilacap TA 2013 s/d 2017

Berdasarkan tabel 1 di atas, maka anggaran tahun 2017 mengalami

penurunan Rp 915.846.000,00 atau sebesar 83,60% dari tahun sebelumnya

yaitu Rp 7.313.884.000 menjadi Rp 6.398.038.000

Realisasi anggaran belanja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

tahun 2017, sebesar Rp.6.301.611.117,00 (98,49%) dengan realisasi anggaran

masing-masing belanja pegawai, belanja barang maupun belanja modal kurang

dari pagu yang tersedia.

Anggaran tersebut direalisasikan melalui 3 jenis belanja yaitu belanja

pegawai, belanja barang dan belanja modal. Besar realisasi anggaran per jenis

belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja Pegawai tahun 2013 s/d 2017

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000

7,000,000,000

8,000,000,000

9,000,000,000

DIPA 2013

DIPA 2014

DIPA 2015

DIPA 2016

DIPA 2017

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Jumlah

No Belanja Pegawai Pagu Realisasi % Saldo

1. T.A 2013 2.247.154.000 2.173.121.230 96,71 74.032.770

2. T.A 2014 2.328.764.000 2.297.858.655 98,67 30.905.345

3. T.A 2015 2.484.061.000 2.481.736171 99,89 2.324.829

Page 21: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 12

G

Grafik 2. Realisasi Anggaran Belanja Pegawai tahun 2013 s/d 2017

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Tabel 3. Realisasi Anggaran Belanja Barang tahun 2013 s/d 2017

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

G

r

0

2,000,000,000

4,000,000,000

6,000,000,000

8,000,000,000

10,000,000,000

12,000,000,000

T.A 2013 T.A 2014 T.A 2015 T.A 2016 TA 2017 Jumlah

Pagu

Realisasi

%

Saldo

4. T.A 2016 2.397.704.000 2.393.864.468 99,84 3.838.532

5. TA 2017 2.301.632.000 2.265.191.128 98,42 36.440.872

Jumlah 11.759.315.000 11.611.771.652 98,74 111.101.476

No Belanja Barang Pagu Realisasi % Saldo

1. T.A 2013 3.294.174.000 2.845.011.520 86,36 449.162.480

2. T.A 2014 3.105.047.000 3.016.228.801 97,14 88.818.199

3. T.A 2015 3.116.782.000 3.022.943.359 96,98 93.838.641

4. T.A 2016 3.008.680.000 2.878.926.778 95,69 129.752.222

5. TA 2017 2.641.966.000 2.594.747.591 98,21 47.218409

Jumlah 7.368.778.000 6.717.202.750 91,16 651.575.250

Page 22: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 13

Grafik 3. Realisasi Anggaran Belanja Barang tahun 2013 s/d

2017Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Tabel 4. Realisasi Anggaran Belanja Modal tahun 2013 s/d 2017 Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

G

G

r

Pagu

%0

1,000,000,000

2,000,000,000

3,000,000,000

4,000,000,000

5,000,000,000

6,000,000,000

7,000,000,000

8,000,000,000

Pagu

Realisasi

%

Saldo

No Belanja Modal Pagu Realisasi % Saldo

1. T.A 2013 1.827.450.000 1.699.070.000 92,97 128.380.000

2. T.A 2014 235.460.000 229.431.120 97,44 6.028.880

3. T.A 2015 3.147.080.000 3.131.498.700 99,50 15.581.300

4. T.A 2016 1.907.500.000 1.900.791.645 99,65 6.708.355

5. T.A 2017 1.454.440.000 1.441.672.398 99,12 12.767.602

Jumlah 8.571.930.000 8.402.463.863 98,02 169.466.137

Page 23: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 14

Grafik 4. Realisasi Anggaran Belanja Modal tahun 2013 s/d 2017 Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Tabel 5. DIPATahun Anggaran 2013 s/d 2017 Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Cilacap

Grafik 5. DIPA TA 2013 s/d 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Pagu

%01,000,000,0002,000,000,0003,000,000,0004,000,000,0005,000,000,0006,000,000,0007,000,000,0008,000,000,0009,000,000,000

Pagu

Realisasi

%

Saldo

T.A 2013

T.A 2014

T.A 2015

T.A 2016

T.A 2017

No T.A 2013 T.A 2014 T.A 2015 T.A 2016 T.A 2017

1. 7.368.778.000 5.669.271.000 8.747.923.000 7.313.884.000 6.398.038.000

Page 24: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 15

B. Kepegawaian dan Tata Usaha

1. Kondisi Umum Pegawai

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) SKP Kelas I Cilacap per31

Desember 2017 berjumlah 37 (tiga puluh tujuh) orang PNS. Jenis jabatan,latar

belakang pendidikan dan jenjang kepangkatan dapat dilihat pada tabel-tabel

berikut ini.

Tabel 6. Jumlah pegawai menurut jenis jabatan.

No Jenis Jabatan Jumlah

1 Kepala SKP Kelas I Cilacap 1

2 Kepala Urusan Tata Usaha 1

3 Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional 1

4 Medik Veteriner Madya 2

5 Medik Veteriner Muda 1

6 Medik Veteriner Pertama 2

7 Paramedik Veteriner Penyelia 3

8 Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 3

9 Paramedik Veteriner Pelaksana -

10 Paramedik Veteriner Pemula 2

11 POPT Ahli Madya -

12 POPT Ahli Muda 1

13 POPT Ahli Pertama 2

14 POPT Terampil Penyelia 2

15 POPT Terampil Pelaksana Lanjutan -

16 POPT Terampil Pelaksana -

17 Calon Medik Veteriner -

18 Calon Paramedik Veteriner -

Page 25: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 16

18 Calon POPT Ahli -

19 Calon POPT Terampil -

20 Tenaga Administrasi Umum *) 16

Total Jumlah : 37

Keterangan :

*) Pelaksana pada Subbag/Seksi.

Tabel 7. Jumlah pegawai merurut klasifikasi pendidikan.

No. Pendidikan Program Pend./ Jurusan Jumlah

1 SD - 1

2 SLTP -

3 SLTA/SPP/SPMA/SNAKMA - IPA

- IPS

- SMT Pertanian

- SPMA Peternakan

- SMEA Tata Niaga

- SPP Pertanian

- STM MESIN

4

6

-

2

5

2

4 DIPLOMA (D3) - Peternakan

- Kesehatan Hewan

1

4

5 Sarjana (S1) - Ekonomi Manajemen

- Pertanian

- Biologi

- Peternakan

1

4

1

6 Pasca Sarjana (S2) - Teknologi Hasil Pertanian

- Kedokteran Hewan

2

5

Total Jumlah : 37

Page 26: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 17

Tabel 8. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan/Ruang.

No. Jenis Pangkat Gol. Ruang Jumlah

1 Juru Muda I/a -

2 Juru Muda Tk. I I/b -

3 Juru I/c 1

4 Juru Tk. I I/d -

5 Pengatur Muda II/a 3

6 Pengatur Muda Tk.I II/b 3

7 Pengatur II/c 3

8 Pengatur Tk. I II/d 3

9 Penata Muda III/a 3

10 Penata Muda Tk. I III/b 8

11 Penata III/c 6

12 Penata Tk. I III/d 5

13 Pembina IV/a 2

14 Pembina Tk. I IV/b -

15 Pembina Utama Muda IV/c -

16 Pembina Utama Madya IV/d -

17 Pembina Utama IV/e -

Total Jumlah : 37

Page 27: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 18

Secara rinci dan detail uraian kepegawaian dari masing-masing

pegawai yang meliputi tempat tanggal lahir, pangkat terakhir dan lain-lain

dapat dilihat pada Lampiran 1.

Selain jumlah pegawai tersebut diatas, SKP Kelas I Cilacap masih

memiliki tenaga harian lepas (THL) sebanyak 16 (enambelas) orang, dengan

masa pengabdian dari 1 hingga 5 tahun. Data selengkapnya terdapat pada

Lampiran 2.

Untuk kelancaran tugas dan fungsi SKP Kelas I Cilacap dalam Tahun

Anggaran 2017 Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha telah melakukan

tugas dan fungsi Kepegawaian dan Tata Usaha sebagai berikut :

a. Kenaikan Pangkat

Dalam Tahun Anggaran 2016 SKP Kelas I Cilacap telah mengusulkan

5(lima) orang yang memenuhi persyaratan untuk mendapat Kenaikan Pangkat

regular dan fungsional untuk periode April dan Oktober 2017 dengan rincian

sebagaimana Tabel berikut ini:

Tabel 9. Pegawai Naik Pangkat TA. 2017

No N a m a Sebelum Kenaikan

Setelah Kenaikan

Jabatan Tmt

1 Triyanto II/a II/b Paramedik Veteriner Pelaksana

01 April 2017

2 drh. Aan Setianto III/a III/b Fungsional Umum

01 April 2017

3 Hardiyanto II/b II/c Bendahara Pengeluaran

01 Oktober 2017

4 Arsanudin III/c III/d POPT Terampil Pelaksana

01 Oktober 2017

Page 28: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 19

b. Kenaikan Gaji Berkala

Dalam Tahun Anggaran 2017 pegawai SKP Kelas I Cilacap yang

mendapatkan Kenaikan Gaji Berkala (KGB) sebanyak19 (sembilan belas)orang

pegawai, seperti terlihat pada Tabel berikut :

Tabel 10. Pegawai Naik Gaji Berkala TA. 2017

No N a m a Dalam Gol/Pkt Jabatan TMT

1 Triyanto II/b PV Pelaksana 01 Februari 2017

2 Drh Agus Wasana III/d MV Madya 01 Mei 2017

c. Mutasi Jabatan/ Alih tugas

Selama tahun 2017 dilingkungan SKP Kelas I Cilacap terdapat 3 kali

mutasi alih tugas pegawai yaitu :

c.1. Mutasi Kesatu yang mendapatkan adalah pegawai bernama Hom

Hom,SP,MM selaku fungsional umum (pelaksana kepegawaian) yang

dimutasi alih tugas ke SKP Kelas I Bengkulu,

c.2. Mutasi Kedua yang mendapatkan adalah pegawai sebagaimana tersebut

dibawah ini :

c.2.1. Jamaludin selaku fungsional POPT Terampil Penyelia yang

dimutasi ke Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok,

c.2.2. Yoga Yahman Herdiyana selaku Calon POPT terampil yang

dimutasi alih tugas ke SKP Kelas I Bandung.

c.3. Mutasi Ketiga yang mendapatkan pegawai mutasi alih tugas bernama drh.

Puji Hartono,MP selaku Kepala Seksi Karantina Hewan yang dimutasi alih

tugas menjadi kepala UPT dari Balai Karantina Pertanian Kelas I

Lampung ke SKP Kelas I Cilacap.

c.4. Mutasi keempat yang mendapatkan pegawai mutasi alih tugas bernama

Indra Tri Wibowo,A.Md selaku Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan

yang dimutasi alih tugaskan dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung

Priok ke SKP Kelas I Cilacap.

Page 29: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 20

c.5. Mutasi keempat yang mendapatkan pegawai mutasi alih tugas bernama

Trimo Bekti selaku Paramedik Veteriner Pemula yang dimutasi alih

tugaskan dari SKP Kelas II Ende ke SKP Kelas I Cilacap

d. Pegawai yang Melakukan Cuti tahun 2017 pada Stasiun

KarantinaPertanian Kelas I Cilacap

Pegawai yang melakukan cuti di Stasiun Karantina Pertanian Kelas

I Cilacap sepanjang tahun 2017 sebanyak 31 pegawai, dengan rincian

Cuti tahunan = 28 orang

Cuti alasan penting = 2 orang

Cuti melahirkan = 2 orang

Cuti besar = 0 orang

Cuti dalam tanggungan Negara = 0 orang

e. CPNS 2016

SKP Kelas I Cilacap belum mendapatkan tambahan pegawaibaik

dari CPNS maupun PNS selama kurun waktu 2017 sementara PNS yang

alih tugas ada beberapa pegawai. Hal ini akan menambah berat beban

kinerja buat pegawa maupun SKP Kelas I Cilacap, utamanya beban

pekerjaan fungsional POPT Terampil dan Fungsional Umum.

2. Ketatausahaan

Kegiatan ketatausahaan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

suatu kegiatan yang cukup vital dalam menunjang semua kegiatan

operasionalnya. Hal ini harus didukung dengan tenaga yang mampu menangani

salah satunya adalah urusan surat menyurat. Kegiatan ini meliputi penanganan

surat keluar masuk, penggandaan surat, pendistribusian, dan

pengarsipan.Indikator keberhasilan unit kerja dalam sistim pelayanan public

adalah kecepatan dan kemudahan dalam pencarian arsipsurat yang masih

dibutuhkan.

Page 30: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 21

Dengan kusus kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

menunjuk 2 (dua) pegawai untuk penatausahaan persuratan, yaitu untuk Pramu

Publikasi dan Penatausahaan dokumen, agar kedepan kegiatan tersebut semakin

baik. Khususnya surat menyurat dalam tahun 2017 telah memproses surat masuk

maupun surat keluar dengan rekapitulasi sebagai mana tercantum pada tabel di

bawah ini:

Tabel 11. Rekapitulasi Surat Keluar/Masuk Tahun Anggaran 2017

No. Jenis Surat Jumlah

1 Surat Masuk SKP Kelas I Cilacap 660 surat

2 Surat Keluar SKP Kelas I Cilacap 3.541 surat

a. Kondisi Kearsipan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap telah memfungsikan

gudang untuk kegiatan kearsipan surat masuk dan surat keluar serta dokumen

lainnya. Hal ini dimaksudkan agar capaian kinerja Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap lebih efisien dan mampu bersaing dengan upt lainnya. Tata

kearsipan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :

Kategori arsip aktif

Arsip kategori ini merupakan persuratan yang setiap saat masih

dibutuhkan baik dalam monitoring maupun untuk evaluasi. Pada umumnya

kategori ini persuratan/kearsipan maksimal waktunya 1 (satu) tahun, dan

tata kelola kearsipan ini berada dalam kantor.

Kategori arsip tidak aktif

Arsip kategori ini merupakan persuratan yang kebutuhannya tidak setiap

saat, dan lebih cenderung sebagai dokumen/bukti dari suatu kegiatan.

Pada umumnya kategori persuratan/kearsipan ini di arsipkan dengan

kurun waktu minimal 5 (lima) tahun, sebelum dialihkan kedalam kategori

Page 31: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 22

purna (pemusnahan) dan tata kelola kearsipan ini berada dalam gudang

kearsipan. Untuk penempatan arsip tersebut berada dan menyatu

denngan rumah dinas Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap di

JalanSwadaya, KelurahanTambakreja, KecamatanCilacap Selatan.

Kategori arsip purna

Arsip kategori tersebut merupakan persuratan yang tidak dibutuhkan dan

lebih cenderung sebagai dokumen/bukti yang bersifat purna

(dimusnahkan) agar tidak menjadi beban operasional. Kegiatan

pemusnahan arsip dan/atau dokumen lain yang akan dimusnahkan pada

umumnya sudah lebih dari 5 (lima) tahun, dalam kategori arsip tidak

aktif,dantata kelola kearsipan ini berada dalam gudang kearsipan dalam

lingkungan instalasi karantina hewan, untuk persiapan pemusnahan

menggunakan metode pembakaran di incenerator. Lokasi incenerator

sebagai peralatan pemusnahan berada di jalan jawa komplek pelabuhan

tanjung intan Cilacap yang masuk dalam wilayah KelurahanTambakreja,

KecamatanCilacap Selatan.

b. Kondisi Perpustakaan atau Pengadaan Buku

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,

dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna

memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

rekreasi para pemustaka.

Hingga saat ini koleksi bahan pustaka hanya didapat dari sumber-

sumber berupa Peraturan Peraturan baru baik dari Kementerian pertanian

maupun beberapa kementerian lain yang menunjang tugas pokok dan fungsi

SKP, Laporan Tahunan, karya tulis ilmiah pegawai Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Cilacap, materi-materi pelatihan seperti TC, diklat, leaflet-

leaflet seputar Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dsb dalam bentuk

soft dan hard copy.

Page 32: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 23

c. Barang Milik Negara (BMN)

Mutasi transaksi terkait Barang Milik Negara adalah sebagai berikut :

c.1. Penambahan Asset Peralatan dan Mesin

Penambahan Asset terdiri dari belanja modal peralatan dan mesin senilai

Rp. 580.259.548-. Terdiri dari :

c.1.1. Reklasifikasi masuk senilai Rp. 4.800.000,-

c.2. Penambahan Asset Gedung dan Bangunan

Belanja Modal pengembangan gedung dan bangunan senilai Rp.

23.779.100,-terdiri dari :

c.2.1. Pengembangan melalui KDP senilai Rp. 705.744.500,-

c.3. Pengurangan Asset

Penghentian asset (proses penghapusan) peralatan dan mesin dalam

kurun waktu tahun 2017 senilai Rp. 302.849.232,-terdiri dari :

c.3.1. Reklasifikasi keluar senilai Rp. 4.800.000,-

Page 33: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 24

BAB III

KEGIATAN OPERASIONAL

Kegiatan operasional pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

merupakan kegiatan tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK dan OPTK.

Kegiatan tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK seluruhnya merupakan

kegiatan import selama tahun 2017. Sedangkan kegiatan tindakan karantina

terhadap media pembawa OPTK adalah kegiatan antar area, import dan eksport.

Pelabuhan Laut Cilacap, yang lebih dikenal dengan nama Pelabuhan Laut

Tanjung Intan, mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi pelabuhan

samudera atau pelabuhan internasional. Saat ini pelabuhan mempunyai fasilitas 23

buoy, dan kedalaman efektif antara 11 s.d. 12 meter mLWS dengan panjang

dermaga 742,2 meter, yaitu meliputi:

Dermaga I s.d. dermaga III;

Dermaga Multi Purpose;

Dermaga IV;

Dermaga VI.

Dermaga Multi Purpose sepanjang 150 meter diperuntukkan untuk dermaga

peti kemas dengan kapasitas ruang penumpukan seluas 30.055,5 m2.

BandarUdara Cilacap, dikenal dengan Bandar Udara Tunggul Wulung.

Bandar Udara Tunggul Wulung sampai saat ini hanya melayani penerbangan antar

area dengan rute Jakarta - Cilacap. Lalu lintas komoditas hewan maupun tumbuhan

nihil sampai akhir tahun 2017.

A. Karantina Hewan

1. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHKImport

Kegiatan impor untuk karantina hewan didominasi pemasukan sapi

impor oleh PT. Citra Agro Buana Semesta, dengan negara pemasok sapi

jenis pedaging Australia dengan jumlah 13.927 ekor sapi potong pada

tahun 2017. Untuk lebih jelas mengenai kegiatan importasi sapi dapat

dilihat pada tabel.

Page 34: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 25

Tabel 12. Kegiatan Importasi Sapi Bakalan dan sapi Indukan dari Negara

Asal Australia ke SKP Kelas I Cilacap tahun 2013 S/D 2017

No Tahun Frekuensi Jumlah

(Ekor) Ket

1 2013 14 20.727 Sapi Bakalan

2 2014 14 27.197 Sapi Bakalan

3 2015 11 21.707 Sapi Bakalan

4 2016 8 18.892 Sapi Bakalan

5 2017 6 13.751 Sapi Bakalan

6 2017 1 176 Sapi indukan

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa tahun 2017 terjadi

penurunan importasi sapi.Hal ini dikarenakan kuota sapi impor yang

dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan diperkecil untuk menstabilkan harga

pasar dan mendorong petani peternak lebih bergairah dalam usahanya.

Tindakan karantina untuk semua sapi bakalan impor dilakukan di

Instalasi Karantina Hewan (IKH) milik SKP Kelas I Cilacap yang beralamat

di Jalan laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap dan Instalasi Karantina

Hewan (IKH) milik swasta yaitu PT. Citra Agro Buana Semesta yang

beralamat di Jl. Raya Malangbong KM 5 dan KM 6 Kabupaten Garut Jawa

Barat.

2. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK

Ekspor

Selama tahun 2017, komoditi wajib periksa karantina hewan

pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap adalah nihil

3. Tindakan Karantina Hewan terhadap Media Pembawa HPHK

yang diantarareakan

Page 35: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 26

a. Kegiatan Domestik Masuk

Kegiatan domestik masuk pada Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap tahun 2017 terhadap komoditi wajib periksa

karantina hewan adalah nihil.

b. Kegiatan Domestik Keluar

Selama tahun 2017, pada Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap komoditi wajib periksa karantina hewan untuk

domestik keluar adalah nihil.

4. Kegiatan 8P

Pelaksanaan tindakan karantina hewan pada Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Cilacap meliputi 8P yang terdiri dari pemeriksaan,

pengasingan, pengamatan,perlakuan, penahanan,penolakan,

pemusnahan dan pembebasan.

Persiapan kandang dilakukan sebelum digunakan yaitu

didesinfektasi menggunakan larutan desinfektan.Alat angkut (truck)

diberi pengaman agar sapi tidak melompat. Lantai bak truck diberi

pengaman alas dari serbuk gergaji agar tidak licin dan mencegah urine

dan kotoran tercecer di jalan. Kemudian didesinfektan / disemprot di

ruangan carwash (bersamaan dengan sapi) agar semuanya bebas dari

hama penyakit.

a. Pemeriksaan

Pelaksanaan tindak karantina berupa pemeriksaan yaitu

pemeriksaan dokumen, pemeriksaan klinis dan hasil

pemeriksaan laboratorium. Pada tahun 2017 terdapat 7 (Tujuh)

kali permohonan sehingga dilakukan pemeriksaan sebanyak 7

(Tujuh) kali. Semua dokumen yang diperiksa sah dan lengkap

sesuai dengan fisik media pembawa.Pada tahun 2017 tidak

ditemukan adanya ketidak lengkapan dokumen.Hal ini

menunjukkan bahwa pengguna jasa telah mengetahui semua

dokumen yang dipersyaratkan.

Page 36: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 27

b. Pengasingan

Pengasingan dilakukan untuk memastikan media

pembawa terbebas dari HPHK, sehingga diperlukan tindakan

karantina lebih lanjut dengan lebih intensif di Instalasi Karantina

Hewan baik milik pemerintah maupun pihak ketiga yang telah

ditetapkan.Lamanya pengasingan untuk sapi bakalan sekurang-

kurangnya 10 (sepuluh) hari. Selama masa pengasingan

pelaksana Medik dan Paramedik Veteriner secara bergantian

melakukan tindakan karantina baik di IKH maupun di IKHS. Di

tahun 2017 terdapat pemasukan sapi indukan sebanyak 176

ekor dengan uraian dibawah ini :

Pada hari Minggu tanggal 17 Desember 2017 PT CABS

melakukan pemasukan sapi impor dari Australia sejumlah 1878

ekor yang terdiri dari Sapi Bakalan 1.702 ekor dan Sapi Indukan

176 ekor yang di lakukan pemasukan dengan satu kapal yang

sama yaitu MV Kaihou.Dari pemasukan tersebut Sapi Bakalan

dengan jumlah 1.702 ekor di lakukan Tindakan Karantina di

Instalasi Karantina Hewan Sementara(IKHS) Malangbong milik

PT CABS yang beralamat di Jalan Malangbong-Wado KM 06

Desa Mekarasih Kec.Malangbong Kab.Garut yang telah di

tetapkan sebagai IKHS oleh Keputusan Kepala Badan Karantina

Pertanian dengan penetapan No.1170/Kpts/KR.130/L/09/2015

Tanggal 15 September 2015 dengan masa berlaku IKHS

sampai dengan 15 September 2018.

Tindakan Karantina Hewan terhadap Sapi Indukan milik

PT CABS dengan jumlah 176 ekor sapi indukan di lakukan di

IKH Tanjung Intan milik SKP Kelas I Cilacap.pemeriksaan stasus

HPHK terhadap sapi indukan di lakukan dengan pengambilan

sampel 100% (seratus persen) berupa preparat ulas darah(PUD)

untuk pemeriksaan parasit darah dan sampel darah untuk

Page 37: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 28

pengujian RBT untuk penyakit Brucellosis serta pengujian

serologis dengan metode uji elisa terhadap penyakit Johne’s

Disease/Paratuberculosis.

Hasil pengujian penyakit Brucella dengan metode

pengujian RBT yang di lakukan oleh Laboratorium Karantina

Hewan SKP Kelas I Cilacap berdasarkan keputusan hasil uji

No.(... )/K.40.D/12/2017 tanggal 20 Desember 2017 Di nyatakan

negatif sehingga tidak di lakukan pemeriksaan

lanjutan.Pemeriksaan PUD untuk parasit darah telah di kirim ke

Laboratorum BBVet Wates untuk di lakukan pemeriksaan di

karenakan di Laboratorium SKP Kelas I Cilacap belum memiliki

ruang lingkup pengujian tersebut dan sampai dengan tahun

berakhir hasil pengujian belum di ketahui.Pemeriksaan terhadap

penyakit Paratuberculosis dengan metode uji elisa telah di

kirimkan ke Balai Veteriner (BBVet) Subang Jawa Barat dengan

bukti surat pengantar sampel No.3483/KR.120/K.40.D/12/2017

tanggal 20 Desember 2017 dan sampai dengan tahun berakhir

belum diketahui hasil pengujian tersebut oleh BBVet Subang.

Sapi Indukan yang ada di IKH Tanjung Intan Cilacap yang

dalam masa karantina pada Hari Jumat taggal 22 Desember

2017 sapi dengan identitas No 57 ditemukan dalam keadaan

yang lemah,kemudian sapi tersebut di pindahkan ke kandang

isolasi serta dilakukan pemeriksaan dan perlakuan dengan

pemberian vitamin berupa Hematodin 10ml tetapi kemudian

pada siang hari sapi tersebut ditemukan mati,selanjutnya atas

kejadian tersebut di lakukan pemeriksaan post mortem dan

hasilnya terangkum dalam surat keterangan kematian ternak

tanggal 20 Desember 2017.

Page 38: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 29

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh Medik dan Paramedik

selama masa pengasingan dan didokumentasikan dalam catatan

harian tindak karantina mengenai kondisi kesehatan sapi impor.

Pemberian pakan dan minum, serta catatan pemeriksaan

laboratorium selama tahun 2017 sebanyak 1.184 (seribu seratus

delapan puluh empat) sampel.Kegiatan importasi sapi dari

Australia berdasarkan hasil pengamatan dan pemeriksaan

laboratorium tidak ditemukan adanya gejala HPHK.

d. Perlakuan

Perlakuan berupa pengobatan diberikan kepada sapi-sapi

impor jika ditemukan dan dicurigai adanya

penyakit.Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk

mengetahui apakah sapi-sapi yang dikarantina terjangkit Hama

Penyakit Hewan Karantina (HPHK) atau tidak.Pemeriksaan

laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopis

terhadap parasit darah dan pemeriksaan serologis terhadap

penyakit brucellosis.Pemeriksaan mikroskopis menggunakan

metode PUD (Preparat Ulas Darah).Pemeriksaan serum

menggunakan metode uji RBT (Rose Bengal Test).

Page 39: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 30

Gambar 4. Kegiatan Perlakuan, Pengobatan terhadap sapi sakit.

e. Penahanan

Pada tahun 2017 tidak ada kegiatan penahanan.

f. Penolakan

Pada tahun 2017 tidak ada kegiatan penolakan.

g. Pemusnahan

Pada pemasukan Sapi Bakalan tanggal 07 Oktober 2017

sejumlah 2048 ekor dari PT Citra Agro Buana Sejahtera (CABS)

di lakukan pemeriksaan rapid test uji Rose Bengal Test (RBT)

yang berjumlah 170 sampel.Berdasar surat hasil pengujian yang

di lakukan oleh Laboratorium Karantina Hewan Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap no

2696/KR.120/K.40.D/10/2017 tanggal 12 Oktober 2017 di

dapatkan satu ekor sapi dengan identitas Eartag No.7501 di

nyatakan positif Brucellosis.Sesuai prosedur penanggulangan

Page 40: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 31

penyakit Brucellosis di lakukan pemeriksaan lanjutan dengan

rujukan ke Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates di

Yogyakarta untuk pemeriksaan dengan pengujian metode

Complement Fixation Test (CFT) sebagai peneguhan diagnosa

dengan bukti surat permohonan pengujian Laboratorium yang

dikeluarkan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

kepada BBVet Wates No.2700/KR.120/K.40.D/10/2017 tanggal

13 Oktober 2017.

Hasil pemeriksaan lanjutan yang di lakukan oleh BBVet

Wates dengan metode uji CFT terhadap sapi dengan identitas

No.7501 berdasar Surat Jawaban Hasil Pengujian

No.24128/PD.650/F.5.G/10/2017 tanggal 20 Oktober 2017 yang

di keluarkan oleh BBVet Wates menyatakan sapi tersebut di

nyatakan positif Brucella.dengan hasil uji positif Brucella maka

sapi dengan identitas eartag No.7501 di lakukan pemusnahan

dengan pemotongan bersyarat.Untuk menghindari penyebaran

Hama Penyakit Hewan Karantina(HPHK) serta adanya

kelengkapan fasilitas pemusnahan berupa Incenerator ternak

besar Tindakan pemusnahan pemotongan bersyarat di lakukan

di Instalasi Karantina Hewan (IKH) Tanjung Intan milik SKP

Kelas I Cilacap dan atas kesediaan PT CABS sebagai pemilik

Tindakan pemusnahan yang seharusnya cukup potong

bersyarat terhadap sapi tersebut akhirnya di lakukan

pemusnahan.

h. Pembebasan

Pembebasan dilaksanakan setelah masa karantina

selesai dan mendapatkan sertifikat pembebasan.Pada tahun

2017 telah membebaskan sapi impor sebanyak 13.751 ekor.

Page 41: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 32

Penggunaan Formulir Karantina Hewan

Selama tahun 2017, total penggunaan sertifikat karantina hewan

sebanyak 6 sertifikat berupa 6 sertifikat KH-12 dan 2 buah sertifikat kh12

batal cetak (rusak)

Tabel 13. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017

No Jenis Formulir Saldo awal tahun (set) Pemakaian (set) Saldo (set)

1 KH -9 250 0 8

2 KH -12 388 6 1

3 KH -10 240 0 5

4 KH -11 240 0 5

Keterangan : Untuk formulir KH 9, KH 10, KH 11 dan KH12 ditarik kembali oleh pusat

untuk diberikan kepada UPT lain yang lebih membutuhkan

Dokumen Dengan peraturan baru

Tabel 14. Penggunaan & Persediaan formulir karantina Hewan tahun 2017

No Jenis Formulir Saldo awal tahun (set)

Pemakaian (set)

Saldo (set)

1 KH -11 250 0 8

2 KH -12 250 0 1

3 KH -13 250 0 5

4 KH -14 250 0 5

5. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK

Pembuatan peta status dan situasi HPHK merupakan salah satu

tugas dan fungsi karantina dalam memberikan gambaran situasi

penyakit hewan khususnya Hama Penyakit Hewan Karantina golongan

I dan seluruh HPHK golongan II yang terjadi di wilayah SKP Kelas I

Cilacap.

Berdasarkan pasal 76 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82

tahun 2000 tentang karantina hewan, bahwa kebijakan karantina dan

Page 42: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 33

pembatasan lalu lintas media pembawa diatur berdasarkan

penggolongan hama penyakit hewan karantina dan pemetaan hama

penyakit hewan karantina. Pemetaan tersebut akan menggambarkan

status suatu Negara, area, atau tempat yang diperoleh melalui kegiatan

pengamatan. Adapun pengamatan adalah merupakan bagian dari

tindakan karantina 8 P.

Berdasarkan pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun

2000 bahwa selain pengamatan dilakukan di tempat pemasukan

selama media pembawa diasingkan untuk mengamati timbulnya gejala

Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), pengamatan juga memiliki

makna mengamati situasi Hama Penyakit Hewan Karantina pada suatu

negara, area, atau tempat. Pengamatan terhadap situasi HPHK dapat

dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu secara langsung dan/ atau secara

tidak langsung.Pengamatan secara langsung dilakukan di tempat

pemasukan, tempat pengeluaran, instalasi karantina, tempat transit,

dan diatas alat angkut.Pengamatan secara tidak langsung dilakukan di

tempat lainnya dengan melibatkan atau memperoleh informasi dari

pihak yang berwewenang dalam kegiatan tersebut.

SKP Kelas I Cilacap merupakan unit pelaksana teknis dari

Badan Karantina Pertanian juga berperan aktif dalam upaya mencegah

masuk, tersebar, dan keluarnya hama penyakit hewan karantina

(HPHK).

Pemantauan daerah sebar HPHK yang dilakukan melalui

kegiatan pengamatan status dan situasi HPHK tahun 2017 di fokuskan

pada HPHK Golongan II, sebagaimana diatur dalam Kepmentan Nomor

: 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama

Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan Dan Klasifikasi Media

Pembawa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka UPTKP

menyelenggarakan fungsi yaitu pelaksanaan pemantauan daerah sebar

Page 43: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 34

HPHK.Fungsi pemantauan UPTKP tersebut selanjutnya dilaksanakan

dengan melakukan pengamatan status dan situasi HPHK pada area

dimana UPTKP berada. Pengamatan status dan situasi HPHK

dilakukan secara tidak langsung, dengan memperoleh informasi dari

instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner / Balai Veteriner, dan

dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Propinsi,

Kabupaten dan/ atau kota.

Dalam peta status dan situasi HPHK di wilayah SKP Kelas I

Cilacap ini analisis data disajikan secara kualitatif atau kuantitatif sesuai

dengan jenis data yang diperoleh.Data diekspresikan dalam bentuk

table dan grafik serta dalam bentuk peta status dan situasi HPHK yang

memuat keterangan lokasi keberadaan penyakit.

Pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina

(HPHK) tahun 2017 bertujuan untuk mendapatkan data status dan

situasi penyakit HPHK di wilayah Pemantauan Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Cilacap.Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya

informasi kejadian penyakit HPHK di sembilan (9) kabupaten antara lain

Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara, Brebes,

Purworejo, Wonosobo dan Temanggung, dengan tujuan kegiatan

pemantauan ini sebagai berikut :

1. Setiap UPT Karantina Pertanian mengetahui status dan situasi

kejadian penyakit di sekitar wilayahnya masing-masing

2. Kebijakan yang dihasilkan untuk pencegahan penyebaran HPHK

diharapkan akan menjadi lebih optimal

Pemantauan Status dan Situasi Hama Penyakit Hewan

Karantina tahun 2017 dilingkup Badan Karantina Pertanian dilakukan

dengan cara pengambilan data sekunder hasil pengumpulan informasi

penyakit yang dibuat oleh dinas peternakan kabupaten/ kota, dan BBvet

melalui kunjungan ke dinas kabupaten/kota dan Balai Besar Veteriner

Wates

Page 44: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 35

Secara umum gambaran HPHK dari daerah pemantauan SKP

Kelas I Cilacap berasal dari data gejala klinis, uji lab. pasif dan

surveilans dari dinas yang membidangi fungsi teknis kesehatan hewan

di 9 Kabupaten/Kota dan bersumber dari hasil surveilans Balai Besar

Veteriner Wates dan tersaji dalam peta status dan situasi HPHK

sebagai berikut:

Gambar 4. Peta Status dan Situasi HPHK Untuk Hewan Besar di

Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013

Gambar 5. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Kecil dan

Kesayangan di Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-

2013

Page 45: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 36

Gambar 6. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan Ternak Unggas

Daerah Pemantauan SKP Kelas I Cilacap tahun 2011-2013

Secara umum gambaran HPHK dari daerah pemantauan SKP

Kelas I Cilacap berasal dari data gejala klinis, uji lab. pasif dan

surveilans dari dinas yang membidangi fungsi teknis kesehatan hewan

di 9 Kabupaten/ Provinsi, Balai Besar Veteriner Wates dan hasil

penelitian di Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang tersaji dalam peta

status dan situasi HPHK sebagai berikut:

Gambar 7. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala

Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2015

Page 46: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 37

Gambar 8. Peta Status dan Situasi HPHK Hewan dari Data Gejala

Klinis, Uji Laboratorium Tahun 2017

6. Kegiatan Koleksi HPHK

Kegiatan koleksi HPHK sampai dengan tahun 2017 belum

dilaksanakan pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap karena

belum ditemukan adanya media pembawa karantina hewan yang

dilalulintaskan yang tertular HPHK.

Page 47: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 38

B. KARANTINA TUMBUHAN

Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Media Pembawa Ke

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia

Pemasukan Media Pembawa ke dalam wilayah negara Republik

Indonesia harus memenuhi persayaratan administrasi seperti yang tertuang

dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 antara lain :

a. Melalui pintu pemasukan yang telah ditetapkan

b. Dilaporkan kepada petugas karantina

c. Dilengkapi dengan sertifikat kesehatan dari negara asal

Pelabuhan Tanjung Intan yang berada di wilayah kerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap merupakan salah satu pintu pemasukan

Media Pembawa PSAT khususnya biji gandum dan kedelai. Biji gandum dan

kedelai masuk ke wilayah SKP Kelas I Cilacap guna memenuhi bahan baku

tepung dan tempe mendoan di wilayah Cilacap, Banyumas dan sekitarnya.

Terdapat tiga Importir yang rutin melakukan kegiatan importasi melalui wilker

tanjung intan yaitu PT. Pangan Inti Persada dan PT Manunggal Perkasa

(Importir gandum) dan PT FKS Multi Agro (Importir Kedelai).

Pengawasan keamanan pangan biji gandum ke wilayah SKP Kelas I

Cilacap mengacu pada Permentan Nomor 55/Permentan/KR.040/11/2016

tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan Pangan Segar

Asal Tumbuhan (PSAT). Dalam tentang Pengawasan Keamanan Pangan

Terhadap Pemasukan. Permentan ini diatur mengenai persyaratan dan tata

cara pemasukan MP PSAT serta cara pengawasan terhadap MP PSAT, di

mana gandum dan kedelai merupakan salah satu MP PSAT yang termasuk

dalam permentan tersebut.

Daftar pemasukan MP PSAT melalui pelabuhan tanjung intan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 48: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 39

Tabel 15. Kegiatan Pemasukan MP-PSAT ke wilayah SKP Kelas I Cilacap

Tahun 2013 sd 2017

NO

NAMA MP Jumlah MP-PSAT (TAHUN DALAM KG)

2013 2014 2015 2016 2017

1 Biji Gandum 170.365.680 171.513.827 128.596.130 240.127.000 427.803.527

2 Biji Kedelai 0 0 0 20.250.000 75.158.734

TOTAL 170.365.680 171.513.827 128.596.130 260.377.000 502.962.261

Grafik 6.Impor Gandum pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017

Grafik 7.Impor Kedelai pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017

0

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

2013 2014 2015 2016 2017

170,365,680

171,513,827

128,596,130

240,127,000

427,803,527

GRAFIK IMPOR GANDUM

VOLUME (M3)

0

50000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

35000000

40000000

2013 2014 2015 2016 2017

0 0 0

61,335,000

360,564,076

GRAFIK IMPOR KEDELAI

VOLUME (M3)

Page 49: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 40

Tabel16.Kegiatan Pemasukan Biji Gandum ke wilayah SKP Kelas I Cilacap

Tahun 2013– 2017 berdasarkan Negara Asal

No Negara

Asal

Importasi Pada Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Australia 61.490.000 76.463.310 97.343.140 143.077.000 293.227.160

2 Kanada 11.000.000 13.500.000 10.800.000 23.050.000 40.623.572

3 Rusia 32.858.280 71.750.000 20.452.990 15.000.000

4 India 27.123.000 0 0 0

5 Ukraina 37.894.400 0 0 74.000.000 44.935.795

6 Amerika

Serikat 9.800.517 0 34.017.000

TOTAL 170.365.680 171.513.827 128.596.130 260.377.000 427.803.527

Tabel17. Kegiatan Pemasukan Kedelai ke wilayah SKP Kelas I Cilacap Tahun

2013– 2017 berdasarkan Negara Asal

No Negara

Asal

Importasi Pada Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Amerika

Serikat 0 0 0 61.335.000 75.158.734

TOTAL 0 0 0 61.335.000 75.158.734

Tabel 18.Frekwensi Kegiatan Impor Gandum tahun 2013 – 2017

Frekwensi Importasi Gandum Pada Tahun

(Kali)

Total

2013 2014 2015 2016 2017

10 12 13 24 36 95

Page 50: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 41

Grafik 8.Frekwensi Impor Gandum pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017

Tabel 19.Frekwensi Kegiatan Impor Kedelai tahun 2013 – 2017

Frekwensi ImportasiKedelai Pada Tahun

(Kali)

Total

2013 2014 2015 2016 2017

0 0 0 5 16 21

Grafik 9.Frekwensi Impor Kedelai pada SKP Kelas I Cilacap Tahun 2013 – 2017

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasukan

biji gandum dan biji kedelai tahun 2017 mengalami kenaikan.Hal ini

disebabkan oleh kondisi pasar dan permintaan dalam negeri yang

kecenderungan mengalami peningkatan tiap tahunnya.

0

10

20

30

40

2013 2014 2015 2016 2017

10 12 13

24

36

GRAFIK FREKWENSI IMPORTASI GANDUM

FREKWENSI (KALI)

0

5

10

15

20

2013 2014 2015 2016 2017

0 0 0

5

16

GRAFIK FREKWENSI IMPORTASI KEDELAI

FREKWENSI (KALI)

Page 51: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 42

Pada setiap pemasukan MP PSAT dilakukan pengambilan sampel oleh

petugas pengambil contoh (PPC). Pengambilan sampel dilakukan secara acak

atau random agar dapat mewakili. Pengambilan sampel dilakukan pada palka

di atas kapal. Sampelyang diambil digunakan untuk pengujian kesehatan

(ada/tidaknya OPTK). Sedangkan pengujian PSAT untuk residu pestisida dan

logam berat sesuai dengan ketentuan dalam Permentan Nomor

55/Permentan/KR.040/11/2016 tentang Pengawasan Keamanan Pangan

terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) hanya dilakukan

untuk kegiatan monitoring. Kegiatan monitoring dilakukan apabila ada surat

perintah dari Kepala Badan Karantina Pertanian. Pada tahun 2017 ini SKP

Kelas I Cilacap mendapatkan tugas kegiatan monitoring PSAT untuk

pemasukan kedelai dari Ukraina. Sampel yang diambil di kirim ke

Laboratorium BBUSKP, untuk dilakukan pengujian terhadap residu pestisida.

Laporan hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium penguji

menunjukkan bahwa kandungan bahan aktif pestisida tidak terdeteksi pada

sampel yang diuji (terlampir).

. Berdasarkan hasil pengujian pada pelaksanaan monitoring, di

simpulkan bahwa komoditas PSAT gandum biji yang berasal dari negara

Ukraina yang masuk melalui pintu pemasukan Pelabuhan Tanjung Intan

Cilacap masih aman dan layak dikonsumsi.

Gambar 9. Pengambilan sampel di palka kapal dan identifikasi di

laboratorium

Page 52: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 43

Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Kesehatan MP PSAT (OPT/K) Media

Pembawa Gandum dan Kedelai sebagai berikut :

No. Negara Asal Hasil Pengujian Golongan Status

1.

MEDIA PEMBAWA BIJI GANDUM

AUSTRALIA

Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati

SERANGGA --

Alternaria alternata, Alternaria triticina, Epicoccum purpurascens, Drechslera tritici reoentis, Stemphylum sorcinacforme, Cladosporium herbarum, Puccinia graminis, Nigrospora panici, Alternari, Alternaria triticina Alternaria brassicae, Alternaria brassicicola, Cladosporium herbarum, Puccinia graminis, Melanospora zamiae, Alternaria alternantheae, Curvularia lunata

CENDAWAN OPT

Avena fatua, Brassica juncea, Brassica kaber, Chenopodium album, Sonchus oleraceous, Chromolaena odorata, Tribulus terrestris, Lithospermum arvense, Vicia angustifolia

GULMA OPT

2. MEDIA PEMBAWA BIJI GANDUM

UKRAINA

Nezara viridula f.torquata ( dalam keadaan mati), Coccinella septempunctata (dalam keadaan mati)

SERANGGA OPT

Alternaria daucifolli, A. japonica, A. sonchi, A. triticina, Puccinia graminis, Tilletia laevis, Tilletia tritici, Alternaria triticina, Alternaria triticicola, Drechslera tetramera, Puccinia graminis Tilletia contraversa, Mortierella gemmifera, Pithomycetes cartarum, Alternaria triticicola, Epicoccum purpurascens, Periconia macrospinosa

CENDAWAN

Tilletia laevis,

Tilletia tritici (OPTK),

Cendawan yang lain

OPT

Avena fatua, Saponaria vaccaria, Convolvulus arvensis, Rumex crispus, Polygonum convolvulus, Setaria viridis, Polygonum persicaria, Brassica nigra, Thalspi arvense, Vicia angustifolia, Chromolaena odorata.

GULMA OPT

3.

MEDIA PEMBAWA BIJI GANDUM

KANADA

Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati

SERANGGA --

Page 53: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 44

Alternaria tennuissima, Fusarium culmorum, Epicocum purpurasens

CENDAWAN OPT

Saponaria vaccaria, Brassica kaber, Avena fatua, Polygonum convolvulus

GULMA OPT

4 MEDIA PEMBAWA KEDELAI

USA

Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati

SERANGGA --

Peronospora manshurica (sudah tidak viabel/mati), Cercopsora kikuchii, Fusarium solani

CENDAWAN OPT

- Ambrasia trifida - Ambrasia artemisiifolia

GULMA OPT

5 MEDIA PEMBAWA GANDUM

USA

Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati

SERANGGA --

Alternaria tenuissima, Alternaria alternata, Epicoccum purpurascens, Chaetomium fusisporum

CENDAWAN OPT

Avena fatua, Saponaria vaccaria, Chenopodium album, Polygonum persicaria, Vicia angustifolia, Chromolaena odorata.

GULMA OPT

6 MEDIA PEMBAWA GANDUM

RUSIA

Tidak ditemukan baik yang hidup maupun mati

SERANGGA --

Alternaria alternata , Nigrospora panici, Fusarium oxysporum

CENDAWAN OPT

Polygonum convolvulus, Convolvulus sepium, Avena fatua, Rumex crispus, Setaria faberii

GULMA

1. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pengeluaran Media Pembawa

OPTK Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia

Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 1992 pasal 6 bahwa setiap media

pembawa HPHK dan media pembawa OPTK akan dikeluarkan dari wilayah

negara Republik Indonesia wajib :

a. Dilengkapi sertifikat kesehatan

b. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan

c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat tempat

pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina

Persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh pemilik barang/media

pembawa apabila akan mengeluarkan MP tersebut dari wilayah negara RI,

Page 54: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 45

sehingga beberapa pemilik barang yang berada di wilayah Layanan SKP

Kelas I Cilacap selalu melaporkan apabila akan mengeluarkan MP tersebut

meskipun pelabuhan pengeluarannya melalui Pelabuhan Tanjung Emas

Semarang maupun Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Media pembawa yang

sering dilaporkan pengeluarannya di wilayah SKP Kelas I Cilacap yaitu kayu

albasia yang telah diolah, Gula Semut, Biji Kopi, Teh dan bahan-bahan herbal.

Berdasarkan lampiran Permentan Nomor 38/Permentan/OT.140/3/2014

tentang Tindakan Karantina Tumbuhan di luar Tempat Pemasukan dan

Pengeluaran bahwa wilayah layanan SKP Kelas I Cilacap meliputi kabupaten

Cilacap, Kebumen, Banyumas, dan Purworejo. Pemilik barang yang berada di

wilayah tersebut antara lain :

a. PT. Waroeng Batok Industry (Perusahaan kayu olahan)

b. PT. Mitra Cimalati Indonesia (Perusahaan kayu olahan)

c. PT. Sabda Alam Prima Nusa (Perusahaan kayu olahan)

d. CV. Hikmat Jaya (Perusahaan kayu olahan)

e. PT. Mitra Karya Usaha Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)

f. UD. Hasil Saw Mill (Perusahaan kayu olahan)

g. PT. Rama Gombong Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)

h. PT. Indotama Omicron Kahar (Perusahaan kayu olahan)

i. PT. Anugerah Karya Trisakti (Perusahaan kayu olahan)

j. PT Sinar Abadi Utama (Perusahaan kayu olahan)

k. PT. Kemilau Anugrah Sejati (Perusahaan kayu olahan)

l. PT. Cebong Kayuindo (Perusahaan kayu olahan)

m. PT. Albasia Cipta Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)

n. PT. Rich Harvest Hasil Timber (Perusahaan kayu olahan)

o. PT. Arumbai Kasembadan (Perusahaan kayu olahan)

p. PT. Cocos Sugar Indonesia (Perusahaan Gula Semut)

q. PT. Pundi Indo kayu Industri (Perusahaan kayu olahan)

r. PT. Girisantosa Adiraya (Perusahaan kayu olahan)

s. CV. Inagro Jinawi (Perusahaan Gula Semut)

t. CV. Karya Purabaya (Perusahaan kayu olahan)

u. PT Muara Kayu Sengon (Perusahaan kayu olahan)

Page 55: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 46

Hampir 80 persenperusahaan yang berada di wilayah SKP Kelas I

Cilacap merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan

kayu sehingga komoditas unggulan berupa kayu olahan. Jumlah komoditas

ekspor yang telah disertifikasi oleh SKP Kelas I Cilacap dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 21. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari

wilayah negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 Golongan

Bibit/Benih

No. Nama

Komoditas Negara Tujuan

Jumlah Frekuensi

(kali)

1. Mahkota Dewa Taiwan 10 Kgs 2

2. sda Singapura 15,5 Kgs 3

Total 5

Tabel 22. Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP dari

wilayah negara RI di SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017 berupa hasil

tanaman mati

No. Nama

Komoditas Negara Tujuan Jumlah

Frekuensi (kali)

1. Bubuk Kunyit Taiwan 6 Kgs 1

2. Rosella Singapura 0,3 Kgs 2

3. Buah Merah Taiwan 0,1 Kgs 1

4. Jamu Tradisional

Korea Selatan 0,1 Kgs 1

5. Bahan jamu-jamuan (sambiloto, adas)

Malaysia 1,25 Kgs 1

6. Temulawak Korea Selatan 0,5 Kgs 1

7. Kayu Albasia Australia 2.372,8827 M3 30

8. Kayu Albasia Cina 135.143,6122 M3 368

9. Kayu Albasia Hongkong 760,4952 M3 9

10 Kayu Albasia Inggris 197,9222 M3 4

11 Kayu Albasia Israel 0,0122 M3 1

12 Kayu Albasia Libanon 385,4718 M3 2

Page 56: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 47

13 Kayu Albasia Libya 666,4758 M3 6

14 Kayu Albasia Malaysia 7.330,8524 M3 58

15 Kayu Albasia Meksiko 1.331,0046 M3 8

16 Kayu Albasia Mesir 1.212,034 M3 3

17 Kayu Albasia Maroko 0,037 M3 1

18 Kayu Albasia Singapura 60,1239 M3 1

19 Kayu Albasia Taiwan 295,659 M3 1

20 Kayu Albasia Vietnam 643,2474 M3 10

21 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Afrika Selatan 3.360 KG 2

22 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Amerika Serikat 2.254,18 KG 3

23 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Argentina 6.000 Kg 1

24 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Australia 11.216 Kg 3

25 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Brasil 198.920 Kg 9

26 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Bulgaria 5.600 Kg 1

27 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Ekuador 11.200 Kg 1

28 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Hongkong 0,654 Kg 1

29 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

India 5.000 Kg 1

30 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Inggris 68.200 Kg 7

31 Gula Merah (Kristal/Gula

Israel 11,2 Kg 1

Page 57: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 48

Semut)

32 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Jepang 3.600 Kg 1

33 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Jerman 12.320 Kg 2

34 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Kanada 32.680 Kg 2

35 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Korea Selatan 22.500 Kg 3

36 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Libanon 3.240 Kg 2

37 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Malaysia 12.323,36 Kg 4

38 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Meksiko 2.240 Kg 1

39 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Netherland 67.200 Kg 3

40 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Norwegia 5.000 Kg 1

41 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Peru 2 Kg 1

42 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Polandia 59.200 Kg 4

43 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Perancis 28.001 Kg 3

44 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Republik Ceko 100 Kg 1

45 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Slovenia 828,672 Kg 1

46 Gula Merah (Kristal/Gula Semut)

Srilanka 87.500 Kg 6

Page 58: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 49

47 Kayu Durian, Kayu Nyatoh, Kayu Merah

Australia 68,8175 M3 4

48 Kayu Sengon Cina 3.773, 106 M3 12

49 Kayu Durian Djibouti 22,7768 M3 1

50 Kayu Oak Ingrris 25,4514 M3 1

51 Mahoni Taiwan 169,8748 M3 4

52 Kopi Biji Singapura 0,5 Kg 1

53 Teh Taiwan 1 Kg 1

54 Vanili Jepang 11 Kg 2

TOTAL 600

Komoditas tersebut dikeluarkan dari wilayah negara RI memiliki tujuan

pemakaian yang berbeda-beda biasanya untuk bahan baku (Produk kayu

olahan) dan konsumsi (bahan jamu, kopi, teh dan vanili). Kegiatan sertifikasi

komoditas ekspor ini tergantung permintaan dari negara tujuan.

Pada proses pemeriksaan MP tersebut mengacu pada peraturan yang

ada, seperti pemeriksaan kayu olahan, selain pemeriksaan fisik dan

kesehatan pada media pembawa juga dilakukan pengawasan marking pada

kemasan kayu oleh pihak ke tiga /provider (ISPM 15). Provider yang berada di

wilayah SKP Kelas I Cilacap yaitu PT. Kemasan Jaya Indah dengan ID-006,

CV. Arjuna Sekuritas Abadi dengan ID-008 dan PT. Equaliti dengan ID-0127.

Berdasarkan Permentan 73/permentan/OT.140/12/2012 tentang dan

Permentan NOMOR 38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang maka SKP Kelas I

Cilacap menghimbau kepada perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah

layanan untuk mengajukan permohonan penetapan IKT atau tempat lainagar

tindakan karantina tumbuhan bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Page 59: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 50

Gambar 10..Kegiatan Pemeriksaan Barecore (Produk kayu olahan) dan

Gula Jawa di Gudang Pemilik

Beberapa perusahaan yang sudah ditetapkan sebagai IKT adalah :

1. PT. Sabda Alam Prima Nusa- Majenang

2. PT. Waroeng Batok Industry (Perusahaan kayu olahan)

3. PT. Mitra Cimalati Indonesia (Perusahaan kayu olahan)

4. PT. Sabda Alam Prima Nusa (Perusahaan kayu olahan)

5. CV. Hikmat Jaya (Perusahaan kayu olahan)

6. PT. Mitra Karya Usaha Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)

7. UD. Hasil Saw Mill (Perusahaan kayu olahan)

8. PT. Rama Gombong Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)

9. PT. Indotama Omicron Kahar (Perusahaan kayu olahan)

10. PT Panganmas Inti Persada (Importir Gandum)

Selain IKT terdapat Tempat Lain yang ditetapkan berdasarkanSK

Persetujuan kepala UPT sesuai dengan Permentan nomor :

Page 60: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 51

38/Permentan/OT.140/3/2014. Daftar perusahaan yang ditetapkan

sebagaiTempat Lain adalah :

1. PT. Anugerah Karya Trisakti (Perusahaan kayu olahan)

2. PT Sinar Abadi Utama (Perusahaan kayu olahan)

3. PT. Kemilau Anugrah Sejati (Perusahaan kayu olahan)

4. PT. Cebong Kayuindo (Perusahaan kayu olahan)

5. PT. Albasia Cipta Sejahtera (Perusahaan kayu olahan)

6. PT. Rich Harvest Hasil Timber (Perusahaan kayu olahan)

7. PT. Arumbai Kasembadan (Perusahaan kayu olahan)

8. PT. Cocos Sugar Indonesia (Perusahaan Gula Semut)

9. PT. Pundi Indo kayu Industri (Perusahaan kayu olahan)

10. PT. Girisantosa Adiraya (Perusahaan kayu olahan)

11. CV. Inagro Jinawi (Perusahaan Gula Semut)

12. CV. Karya Purabaya (Perusahaan kayu olahan)

13. PT Muara Kayu Sengon (Perusahaan kayu olahan)

2. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa Antar Area Di

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia

Kegiatan Tindak Karantina Tumbuhan untuk antar area secara jelas

diatur dalam Permentan Nomor 11/Permentan/OT.140/2/2009 mengenai

Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa OPTK dari suatu area ke area

lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Pada Permentan ini

dijelaskan bahwa tindakan karantina dilakukan apabila Media pembawa

tersebut berasal dari area yang tidak bebas OPTK ke area yang bebas OPTK.

Hal tersebut diatas yang mendasari tindakan karantina antar area di

wilayah SKP Kelas I Cilacap,di mana apabila ada pemeriksaan terhadap

komoditas tumbuhan yang akan di antar areakan maka terlebih dahulu dilihat

target pest yang ada pada komoditas tersebut. Target pest tersebut dapat

dilihat di lampiran Permentan Nomor 51/Permentan/KR.010/9/2015mengenai

jenis-jenis Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina, yang disempurnakan

oleh permentan no 51 tahun 2015.

Page 61: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 52

Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap terdapat beberapa komoditas

benih/bibit tanaman yang di antarareakan. Komoditas tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 23.Frekuensi dan Jumlah komoditas pada Pengeluaran MP Antar Area

No Nama Komoditas Jumlah

Satuan

Frekwensi Daerah Tujuan

1. Tanaman Bonsai 2 1 Banjarmasin

2. Tanaman Bonsai 7 2 Tarakan

3. Tanaman Bonsai 2 1 Balikpapan

4. Tanaman Hias 3 1 Pontianak

5. Bibit Durian 2 1 Tanjung Balai

Karimun

6. Tanaman Bonsai 1 2 Bali

7. Tanaman Bonsai 2 1 Pontianak

8. Jamu-jamuan 17,5 1 Belitung

9. Jahe, Temulawak 16 1 Belitung

10 Tanaman Bonsai 1 1 Lampung

11 Tanaman Bonsai 1 1 Balikpapan

12 Tanaman Bonsai 2 1 Samarinda

13 Tanaman Bonsai 4 1 Palembang

14 Tanaman Bonsai 1 1 Kepulauan Riau

Jumlah 16 kali

Rata-rata komoditas domestik keluar hanya berasal dari wilayah

Cilacap, dan jumlah komoditas ini lebih banyak dibandingkan tahun

sebelumnya.Pada SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat komoditas dari domestik

masuk, sehingga kegiatan antar area hanya didominasi domestik keluar yang

sebagian besar komoditasnya adalah bonsai/tanaman hias.

Page 62: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 53

Gambar 11. salah satu komoditas domestik keluar

3. Kegiatan 8P

Sesuai dengan Undang Undang nomor 16 tahun 1992 bahwa Tindakan

Karantina Pertanian meliputi kegiatan 8P yaitu :

a. Pemeriksaan

Pada kurun tahun 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Cilacap telah melakukan pemeriksaan terhadap media pembawa

antara lain:

Tabel 24. Kegiatan Pemeriksaan Pada Tahun 2017

No Kegiatan Frekwensi (Kali)

1 Ekspor 605

2 Impor 52

3 Domestik Masuk 0

4 Domestik Keluar 16

Total 673

Page 63: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 54

b. Pengasingan

Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan

pengasingan

c. Pengamatan

Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan

pengamatan

d. Penahanan

Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan

Penahanan

e. Perlakuan

Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan

Perlakuan

f. Penolakan

Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan

penolakan

g. Pembebasan

Selama tahun 2017 SKP kelas I Cilacap telah membebaskan

media pembawa pada tabel dibawah ini :

Tabel 25. Frekuensi lalu lintas kegiatan karantina

No Kegiatan Frekwensi (Kali)

1 Ekspor 605

2 Impor 52

3 Domestik Masuk 0

4 Domestik Keluar 6

Total 673

h. Pemusnahan

Pada tahun 2017 di SKP Kelas I Cilacap tidak terdapat kegiatan

pemusnahan.

Page 64: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 55

4. Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK Di Wilayah Kerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar OPTK

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap Tahun Anggaran 2017 dari

persiapan sampai dengan pembuatan laporan dilaksanakan pada bulan

Februari sampai dengan September 2017. Kegiatan ini dilaksanakan oleh

para pejabat fungsional baik POPT ahli maupun terampil.

Lokasi Pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar OPTK dilaksanakan di

Wilayah pemantauan Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas,

Cilacap, Kebumen dan Purworejo.Banyumas, Purbalingga, Kebumen dan

Purwo Berdasarkan hasil pemantauan OPTK tahun 2017 ditemukan OPTK A1

dapat di uraikan dibawah ini yaitu :

Tabel 26. Temuan OPTK tahun 2017

No Komoditas/

inang

OPT/OPT Temuan Wilayah/ Lokasi

Temuan

1 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)

Kab. Purbalingga, Kec. Karang Reja, Desa Serang S 07˚.15.525 E 109˚.18.203 Ele 912 mdpl

2 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)

Kab. Purbalingga, Kec. Mrebet, Desa Sangkanayu S 07˚.16.869 E 109˚.19.440 Ele 544 mdpl

3 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)

Kab. Banjarnegara, Kec. Sigaluh, Desa Prigi S.07.25.165 E.109.46.823 Ele 1193mdpl

4 Albasia Uromycladium tepperianum (A2)

Kab. Banjarnegara, Kec. Wanayasa, Desa Wanayasa S.07.15.114 E.109.44.290 Ele 1231 mdpl

5 Cabai Pseudomonas syringae pv. syringae (A1)

Kab. Purworejo, Kec. Purwodadi, Desa Jatimalang S 07052.106’ E 109059.292’ Ele 27mdpl

6 Kentang Pectobacterium atrosepticum (A1)

Kab. Purbalingga, Kec. Karang Reja, Desa Kutabawa S 07˚.13.328 E 109˚.16.959 Ele 12789mdpl

Page 65: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 56

7 Kentang Pectobacterium atrosepticum (A1)

Kab. Purbalingga, Kec. Karang Reja, Desa Kutabawa S 07˚.13.482 E 109˚.16.316 Ele 1396 mdpl

8 Melon Acidovorax citrulli (A1) Kab. Kebumen, Kec. Mirit, Desa Wiromartan S 07049.452’ E 109049.234’ Ele 28mdpl

9 Melon Acidovorax citrulli (A1) Kab. Purworejo, Kec. Grabag, Desa Kertojayan S 07049.635’ E 109050.136’ Ele 31mdpl

10 Padi Burkholderia glumae (A2) Kab. Banjarnegara, Kec. Purworejo Klampok, Desa Kalimandi S.07.27.038 E.109.29.288 Ele 103 mdpl

Hasil Pemantauan ini telah dikoordinasikan dengan BPTPH masing

masing wilayah pemantauan dan dipublikasikan dalam kegiatan Seminar

Lokal Hasil Pemantauan OPTK Tahun 2017 pada tanggal 23 Agustus 2017 Di

Hotel Hom Premier Cilacap dan di Seminarkan tingkat nasional di Lampung

pada tanggal 12 samapi dengan 15 September 2017.

5. Koleksi dan Pemetaan OPT/OPTK dan Media Pembawa

Koleksi OPT/OPTK di laboratorium SKP Kelas I cilacap berasal dari

hasil pemantauan daerah sebar OPT/OPTK dan hasil intersepsioperasional

seperti pada pemasukan biji gandum seperti koleksi biji gulma yang terbawa

media pembawa gandum. Selain koleksi OPT/OPTK juga terdapat koleksi

media pembawa dari hasil pemeriksaan di lapangan seperti koleksi biji

gandum, kayu olahan albasia. Koleksi-koleksi tersebut disimpan di

laboratorium tumbuhan SKP Kelas I Cilacap.

Berdasarkan hasil pemantauan OPTK tahun 2017dapat dipetakan sesuai

lokasi temuan OPTK seperti di uraikan dibawah ini :

Page 66: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 57

Gambar 12 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Banjarnegara kegiatan

Pemantauan OPTK Tahun 2017

Gambar 13 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Kebumen kegiatan Pemantauan

OPTK Tahun 2017

Burkholderia

glumae (OPTK A2)

Uromycladium

tepperianum(

OPTK A2)

Acidovorax citrulli(OPTK A1)

Page 67: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 58

Gambar 14 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purbalingga kegiatan Pemantauan

OPTK Tahun 2017

Gambar 15 : Peta Temuan OPTK Kabupaten Purworejo kegiatan Pemantauan

OPTK Tahun 2017

Uromycladium

tepperianum(OPTK A2)

Pectobacterium

atrosepticum(OPTK A1)

Pseudomonas

syringae pv. syringae

(OPTK A1)

Acidovorax

citrulli (OPTK

A1)

Page 68: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 59

6. Penyidikan Kasus Tindak Karantina

Frekuensi Tindak Karantina Tumbuhan di SKP Kelas I Cilacap yang

relative sedikit atau tidak terlalu banyak menyebabkan sedikitnya kasus

penyimpangan yang terjadi sehingga tidak perlu tindakan penyidikan.Tidak

adanya kasus penyidikan disebabkan karena para pemilik barang telah

memahami tentang aturan karantina tumbuhan.

Penggunaan Formulir

Beberapa jenis formulir karantina tumbuhan mempunyai mempunyai

kegunaan masing masing terkait dengan sertifikasi komoditas tumbuhan baik

ekspor, impor dan antar area. Jumlah dokumen formulir karantina yang

digunakan menjadi indikator banyaknya frekuensi sertifikasi yang dilakukan di

SKP Kelas I Cilacap. Pada tahun 2017 penggunaan formulir karantina

tumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 27. Penggunaan formulir karantina tumbuhan tahun 2017

No

JENIS

FORMULIR

PENERIMAAN

FORMULIR

PEMAKAIAN

FORMULIR SALDO

1 KT-9 482 52 430

2 KT-10 1810 611 1.199

3 KT-12 496 7 489

Catatan :

KT- 10 : Batal cetak 7 Formulir

KT-12 : Batal cetak 1 Formulir

7. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Frekuensi Tindak Karantina Tumbuhan di SKP Kelas I Cilacap

yang cukup kecil, sehingga upt belum bisa mentargetkan penerimaan Negara

khususnya dari tindakan karantina baik karantina hewan dan karantina

tumbuhan.Meskipun demikian SKP Cilacap telah berupaya semaksimal

mungkin mencari kemungkinan penambahan cakupan dan realisasi

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetorkan langsung ke kas

Negara oleh mitra kerja. Target PNBP SKP Kelas I Cilacap Tahun 2017

Page 69: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 60

sebesar Rp. 1.000.000.000, dengan Realisasi PNBP sebesar Rp.

1.364.404.759sehingga PNBP SKP Kelas I Cilacap telah melampaui target

sebesar Rp. 364.404.759,- (136,44% ).

Realisasi penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) SKP Cilacap

kurun waktu tahun 2017 dapat di uraikan dibawah ini :

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2016 di SKP Kelas I Cilacap

Tabel 28. Penerimaan PNBP 2017

BU

LAN

PEN

YETO

RA

N

PN

BP

TAH

UN

AN

GG

AR

AN

20

17

423951 423215 423141 423129 423752

Pe

ne

rimaan

ke

mb

ali be

lanja

pe

gawai (T

AY

L)

Sen

sor K

arantin

a

Pe

rtanian

Pe

nd

apatan

sew

a ge

du

ng, tan

ah,

ban

gun

an

Pe

nd

apatan

p

en

jualan

Ase

t

Lainn

ya yang

be

rleb

ih / R

usak /

Dih

apu

s

Pe

nd

apatan

de

nd

a ke

terlam

batan

pe

kerjaaan

pe

me

rintah

JANUARI 352.000 75.985.400 244.400 0

PEBRUARI 0 96.875.712 244.400 0

MARET 740.000 52.515.016 244.400 0 1.224.000

APRIL 0 108.640.020 244.400 0

MEI 0 145.130.000 244.400 0

JUNI 0 124.073.000 244.400 0

JULI 0 147.032.638 244.400 2.867.000 357.300

AGUSTUS 0 208.271.000 244.400 0 14.850

SEPTEMBER 0 56.492.212 244.400 0

OKTOBER 0 146.104.705 167.200 0 420.000

NOPEMBER 0 84.433.602 167.200 6.000.100

DESEMBER 0 86.907.004 167.200 0

JUMLAH 1.092.000 1.332.460.309 2.701.200 8.867.100 2.016.150

Page 70: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 61

Grafik 10. PNBP tahun 2017 pada SKP Kelas I Cilacap

Penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) pada SKP Cilacap memiliki

beberapa akun sebagai pos pemasukan, namun hal ini hanya sebagai

penerimaan saja.Namun akun yang pokok untuk PNBP pada SKP Cilacap

hanya kegiatan Sensor Karantina Pertanian karena kegiatan tersebut yang

mendapatkan pengembalian belanja dan merupakan salah satu tolak ukur

keberhasilan upt.Pembiayaan dari pos PNBP masih mutlak pada kegiatan

Sensor Karantina Pertanian belum kepada realisasi PNBP secara umum.

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada SKP Cilacap

dapat di uraikan pada tabel dibawah ini untuk kurun waktu 6 tahun terakhir.

Data tersebut hasil pelaporan petugas Sistim Akuntansi Instansi (SAI) sebagai

berikut :

0

200,000,000

400,000,000

600,000,000

800,000,000

1,000,000,000

1,200,000,000

1,400,000,000423951 Penerimaan kembali belanja pegawai (TAYL)

423215 Sensor Karantina Pertanian

423141 Pendapatan sewa gedung, tanah, bangunan

423129 Pendapatan penjualan Aset Lainnya yang berlebih / Rusak / Dihapus

423752 Pendapatan denda keterlambatan pekerjaaan pemerintah

Page 71: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 62

Tabel 29.Realisasi PNBP Tahun 2011 hingga Tahun 2017 pada SKP Kelas I Cilacap.

AKUN PNBP

URAIAN AKUN

REALISASI PADA TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017 KET

423129 Pendapatan dari pemindahtanganan BMN lainnya

0 64,600,000 15,180,000 0 3,298,987 8867100

423141

Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan

288.000 288,000 0 0 1,710,800 2701200

423752

Pendapatan denda keterlambatan pekerjaaan pemerintah

0 7,315,720 0 0 0 2016150

423215

Pendapatan sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan

538.941.938 438,596,105 701,649,531 567,505,332 709,841,133 1332460309

423951

Pendapatan dan Penerimaan kembalitahun anggaran yang lalu (Bel. Pegawai)

36 1,460,170 1,460,850 3,551,181 1,165,213 1092000

JUMLAH TOTAL 382,087,335 543,479,974 512,259,995 718,290,381 571,921,213 1.347.136.759

Berdasarkan data tersebut diatas dapat di analisa bahwa realisasi PNBP Tahun

2017 telah melebihi target hal ini disebabkan oleh :

a. Terbitnya Peraturan penentuan Tarif Baru dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 35 Tahun 2016.

b. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016 yang terjadi

kenaikan pada tariff Impor, Ekspor dan transport Petugas Karantina

dibebankan kepada pemakai jasa karantina.

c. Selain pemasukan (Impor) komoditas Biji Gandum diwilayah kerja SKP

Cilacap terdapat pemasukan (Impor) Biji Kedele dari Negara Amerika

Serikat sebesar 20.250.000 Kg.

Page 72: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 63

BAB IV

KEGIATAN LAIN-LAIN

A. Koordinasi / Kerjasama

1. Koordinasi / kerjasama lingkup Badan Karantina Pertanian

Koordinasi / kerjasama lingkup Badan Karantina Pertanian pada tahun

2017 telah dilakukan antara lain :

a. BKP Yogyakarta, kegiatan ini dilakukan dalam rangka konsultasi

pelayanan publik untuk meningkatkan pelayanan dengan menerapkan

aplikasi Q-Office

b. BKP Semarang dalam rangka akselerasi Ekspor dan kesepahaman

kewenangan kegiatan operasional dalam wilayah layanan Jawa Tengah.

c. Badan Karantina Pertanian kegiatan ini dalam rangka optimalisasi

anggaran, penghapusan aset , dan kegiatan lain di Stasiun Karantina

Pertanian Cilacap.

Kegiatan ini dilakukan untuk pemantapan program, menuju sistim

ketahanan pangan nasional. SKP Kelas I Cilacap melaksanakan koordinasi

tersebut untuk memperkuat kerjasama, pengawasan bertukar informasi, dan

evaluasiserta deteksi dini dalam lalu lintas media pembawa impor khususnya

galongan benih/bibit, peredaran dan hasil analisis OPTK yang kemungkinan

area penyebarannya hingga kewilayah kerja SKP Kelas I Cilacap.Tujuan lain

dari kegiatan koordinasi / kerjasama dengan UPT lingkup Badan Karantina

Pertanian adalah untuk penguatan kelembagaan melalui kerjasama,

pengawasan bertukar informasi, dan evaluasisertakegiatan karantina antar

UPT agar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya bisa lebih lancar

dan tertib.

Page 73: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 64

Kegiatan koordinasi lingkup Barantan dilakukan dalam rangka

pertemuan koordinator pejabat fungsional medik/paramedik veteriner dan

POPT, untuk penyusunan analisa jabatan dan analisa beban kerja.

Dalam bidang anggaran, koordinasi dilakukan dengan melakukan

rapat regional evaluasi kegiatan tahun lalu, tahun berjalan dan penyusunan

rencana kegiatan tahun 2019, rapat penyusunan dan pengesahan DIPA 2018,

rekonsiliasi data SAK dan SIMAKBMN tahun 2017.

2. Koordinasi / kerjasama dengan instansi terkait di daerah

a. Koordinasi / kerjasama dengan instansi terkait di bidang Penindakan

dan Penegakan Hukum

Mengingat Frekuensi Tindak Karantina Tumbuhan di SKP Kelas

I Cilacap yang cukup kecil menyebabkan sedikitnya kasus

penyimpangan yang terjadi sehingga tidak perlu tindakan penyidikan.

Tidak adanya kasus penyidikan disebabkan karena para pemilik barang

telah memahami tentang aturan karantina tumbuhan.

Gambar 16. Sesi dialog bersama kejaksaan Negeri Cilacap

Capaian koordinasi dibidang penindakan dan penegakan hukum

juga dilakukan dalam rangka kerjasama pemusnahan barang

bukti/sitaan dari Kepolisian dan Kejaksaan, mengingat fasilitas

pemusnahan di SKP Kelas I Cilacap cukup respentatif dan sangat

memadai baik dari segi volume maupun sistim pemusnahannya.

Page 74: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 65

b. Koordinasi / kerjasama dengan instansi terkait di bidang Karantina

Pertanian

Koordinasi / kerjasama dilakukan dengan Dinas Peternakan dan

Perikanan di 9 (Sembilan) Kabupaten/Kota, antara lain

Kabupaten/KotaBrebes, Cilacap, Banyumas, Purbalingga,

Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo dan

Temanggungdalam rangka kegiatan Pemantauan HPHK, dan 5 (lima)

Kabupaten/Kota anatara lain Kabupaten Cilacap, Banyumas,

Purbalingga, Kebumen dan Purworejo dalam rangka kegiatan

Pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar OPT/OPTK.

SKP Kelas I Cilacap juga melakukan koordinasi dengan Instansi

Bea dan Cukai Purwokerto, Kantor Pos Indonesia

Purwokerto.Koordinasi dilakukan dalam rangka mempererat hubungan

kerjasama antara Instansisertarencana Pengalihan kewenangan Bea

dan Cukai di kantor pos purwokerto ke Bea dan Cukai Yogyakarta,

serta para stakeholder di Kantor Pos Indonesia Purwokerto dalam

operasional kedepan.

c. Koordinasi / kerjasama dengan instansi Kementerian Keuangan

Koordinasi / kerjasama dengan instansi Kementerian Keuangan

di daerah terkait konsolidasi penyusunan laporan keuangan semester I,

maupun tahunan, kegiatan rekonsiliasi SIMAK-BMN semester maupun

tahunan, sosialisasi peraturan keuangan yang baru, kegiatan ini

melibatkan KPPN Cilacap, Kantor Dirjen dan Perbendaharaan Negara

Semarang, KPKNL Purwokerto.

d. Koordinasi / kerjasama dengan instansi lingkup kepabeanan

Koordinasi / kerjasama dengan instansi lingkup kepabeanan di

daerah terkait konsolidasi dan Pemantapan Program Kelayakan

Pelabuhan Tanjung Intan Sebagai Pelabuhan Pemasukan Sapi Impor

Page 75: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 66

dan Antar Area. Program ini merupakan penjabaran dari kementerian

pertanian dalam rangka pemusatan pelabuhan pemasukan komoditas

hewan ruminansia besar kewilayah Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Cilacap. Koordinasi dalam rangka penyusunan kesiapan aparatur

kepabeanan dalam menyongsong program pemusatan pemasukan

sapi impor tersebut.

Gambar 17. Kegiatan Coffie Morning dalam rangka kerjasama lingkup Kepabeanan

Koordinasi melibatkan instansi kepabeanan dan mitra kerjanya

antara lain dari PT. Pelindo, Agen/Ekspedisi Pelayaran, Instansi unsur

kemaritiman, Instansi terkait dalam pemerintah propinsi Jawa Tengah

dan kabupaten Cilacap.

Page 76: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 67

Koordinasi ditindaklanjuti dengan koordinasi lingkup pelabuhan

Tanjung Intan Cilacap dan unsur maritim yang dikemas dalam kegiatan

Coffe Morning dalam rangka sinergi karantina dan dinas terkait

mendukung akselerasi ekspor yang dilaksanakan di Rumah makan

Teluk Penyu Cilacap. Dengan agenda kajian Kelayakan Pelabuhan

Tanjung Intan Sebagai Pelabuhan Pemasukan komoditas hewan

ruminansia besar (Sapi) Impor dan Antar Area. Kesepahaman dengan

seluruh unsur untuk mempersiapkan diri sesuai tugas dan fungsinya

tanpa intervensi kegiatan operasional masing masing instansi yang

diselaraskan pihak adpel dan PT Pelindo.

Koordinasi dilakukan dalam rangka mempererat hubungan

kerjasama antar instansi kepabeanan, kegiatan ini melibatkanPT.

Pelindo, Adpel, Polsek Pelabuhan, Kesehatan Pelabuhan, Bea dan

Cukai, Imigrasi, Navigasi, Agen/Ekspedisi Pelayaran, Instansi unsur

kemaritiman, Instansi terkait dalam pemerintah propinsi Jawa Tengah

dan kabupaten Cilacap.

e. Koordinasi / kerjasama dengan Kantor Perhubungan Udara – Cilacap

Koordinasi dilakukan dalam rangka mempererat hubungan

kerjasama antara Kantor Perhubungan Udara bandara Tunggul

Wulung, instansi terkait dan stakeholder di bandara. Koordinasi juga

untuk pemantapan dalam rangka Operasional Perkantoran Utama SKP

Kelas I Cilacap dikomplek Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap.

B. Kegiatan Public Awareness

1. Standar Pelayanan Publik

Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik khususnya di

bidang ekspor terhadap pengguna jasa, khusunya produk kayu

dilakukan sosialisai Peraturan Menteri Pertanian nomor

01/Permenten/KR.020/ 1/2017 tentang Tindakan Karantina Terhadap

Pengeluaran Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan dari

Page 77: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 68

dalam wilayah negara Republik Indonesia.dilaksanakan pada tanggal

23 Agustus 2017, di Hotel At Home Cilacap dengan narasumber Kepala

UPT SKP Kelas I Cilacap dan Koordinator Fungsional Karantina

Tumbuhan.

Gambar 18. Peserta Sosialisai Permentan 01/Permenten/KR.020/ 1/2017

.

Gambar 19. Sesi diskusi Sosialisasi 01/Permenten/KR.020/ 1/2017

Sosialisasi dihadiri oleh para pengguna jasa yang bergerak di

bidang olahan kayu khususnya kayu albasia. Pada kesempatan ini SKP

Kelas I Cilacap bersama-sama dengan pengguna jasa karantina

Page 78: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 69

tumbuhan menyepakati beberapa perbaikan dalam Standar Pelayanan

Publik khususnya di bidang ekspor olahan kayu.

2. Wilayah Bebas Korupsi

Pada tahun 2017 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

mengupayakan dalam mempertahankan dan meningkatkan

pemerintahan yang bersih, akuntabel dan kredibel, sesuai yang

diamanahkan dalam sertifikat WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) oleh

Menteri Pertanian Republik Indonesia yang dicapai pada tahun 2014.

Upaya tersebut masih dilakukan secara kontinyu berkesinambungan

dalam predikat sebagai Unit Kerja yang Bebas dari Korupsi.

Hal ini sejalan dengan beberapa penghargaan yang telah

diperoleh baik dari institusi keuangan Negara maupun audit eksternal

serta tingkat kepuasan pengguna jasa karantina pertanian, salah

satunya bebas pungli dan lainnya.

Gambar 20. Penghargaan Terbaik dari KPPN Cilacap

Page 79: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 70

3. Sistem Manajemen Mutu (SMM), ISO 9001-2008, dan ISO 17025-

2008

Stasiun Karantina Pertanian kelas I Cilacap telah berupaya untuk

mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 dan 17025-2008.Yang

dicanangkan pada tanggal 5 September 2014 dengan diterbitkannya

Surat Keputusan (SK) dari Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Cilacap tentang penetapan tim penyempurnaan Sistem Manajemen

Mutu (SMM), ISO 9001-2008, dan 17025-2008. Sehingga tim yang

telah dibentuk segera melakukan penyusunan dokumen pada tanggal 8

s/d 16 September 2014. Sosialisasi kepada seluruh pegawai Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap mengenai Sistem Manajemen Mutu

(SMM) dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014.Pada

kesempatan ini sekaligus dijadikan momentum untuk launching Sistem

Manajemen Mutu (SMM) yang disusun oleh Stasiun Karantina Kelas I

Cilacap.

Salah satu upaya Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap

dalam mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 dan 17025-2008 adalah

menerapkannya dalam semua kegiatan yang dimulai pada bulan

Oktober 2014. Stasiun Karantina Pertanian kelas I Cilacap telah

dilaksanakan audit sertifikasi eksternal pada tanggal 10 Desember

2015 dan tim auditor merekomendasikan Sertifikat TUV Rheinland

Indonesia No 824 100 15085 diterbitkan.

4. Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK)

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010

tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, artinya pada

tahun 2017 saat ini sudah menginjak tahun yang ke-7 dalam kasanah

Reformasi Birokrasi. Sejauh mana capaian yang telah diraih sampai

saat ini. Sebagaimana tujuan dari reformasi birokrasi tersebut adalah

untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang professional dengan

karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih, dan bebas

Page 80: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 71

KKN, serta mampu melayani public dengan netral, sejahtera,

berdedikasi dan berpegang pada nilai dasar dank ode etik aparatur

Negara.

Upaya untuk menata ulang birokrasi dan aparatur

pemerintah dari tingkatan tertinggi hingga tingkatan terendah melalui

paradigma atau pemikiran baru seharusnya sudah dirasakan oleh

masyarakat pada umumnya dan para birokrat pada khususnya.

Perubahan yang paling mendasar adalah perubahan pola piker dan

budaya kerja yang merupakan satu dari 8 area perubahan/reformasi

yang harus dilakukan oleh seluruh aparatur termasuk Aparatur Sipil

Negara pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap, hal ini dapat

dijelaskan dibawah ini :

Tabel 30.Penilaian IPNBK

No Komponen Pertanyaan Nilai Konversi

1 Komitmen 1.1 – 1.8 3,62 90.58

2 Keteladanan 2.1 – 2.6 3,54 88.43

3 Profesionalisme 3.1 – 3.6 3,64 91.09

4 Integritas 4.1 – 4.5 3,63 90.80

5 Disiplin 5.1 – 5.4 3,63 90.63

Nilai Kualitas Budaya Kerja (IPNBK) 3,61 90.30

Klasifikasi Kualitas Budaya Kerja A (SANGAT BAIK)

Hasil Diagram Laba-laba capaian Indek Penerapan Nilai Budaya Kerja

(IPNBK) tahun 2017 pada SKP Kelas I Cilacap.

Page 81: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 72

Gambar 21. Diagram capaian IPNBK

Analisis hasil pengolahan data dengan responden pimpinan dan

pegawai SKP Kelas I Cilacap berdasarkan GENDER adalah :

1. Nilai IPNBK berdasarkan gender di SKP Kelas I Cilacap, dari tabel

diatas menunjukkan klasifikasi 88.61 (Sangat Baik) baik laki-laki

maupun perempuan meskipun nominal nilai berbeda yaitu 93.06

pada laki-laki dan 84.17 pada perempuan.

2. Diagram sarang laba-labamenunjukkan bahwa yang memberikan

nilai tinggi adalahIntegritas (laki-laki), Profesionalisme (Perempuan)

dan terendah adalah Keteladanan (laki-laki dan perempuan)

5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Berdasarkan pada perubahan paradigm pemerintahan dari

semula sebagai pemegang kekuasaan sehingga minta dilayani menjadi

fungsi pelayanan, atau yang melayani. Pemerintah berkeinginan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan public kepada masyarakat, maka

Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memahami dengan sunguh-

sungguh akan arti pelayanan public. ASN merupakan jajaran terdepan

instansi pemberi pelayanan public (public service), yang memiliki

kualitas kinerja yang memiliki dampak (impact) dalam pencapaian

tingkat kesejahteraan masyarakat.

3.45

3.50

3.55

3.60

3.65KOMITMEN

KETELADANAN

PROFESIONALISMEINTEGRITAS

DISIPLIN

DIAGRAM CAPAIAN IPNBK

Page 82: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 73

Upaya penyempurnaan pelayanan public (public service) harus

dilakukan berkesinambungan, secara bersama, terpadu, terprogram,

terarah dan selalu konsisten dengan memperhatikan kebutuhan dan

harapan dasar masyarakat, sehingga tepat sasaran, cepat, murah,

terbuka, sederhana dan mudah dilaksanakan serta tidak diskriminatif.

Untuk mengukur kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan

Karantina Pertanian khususnya Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Cilacap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus

mendengarkan dan menyerap aspirasi masyarakat (stakeholder)

perihal kebutuhan dan harapan maka diadakanlah “Survey Indeks

Kepuasan Masyarakat” di Unit Pelayanan Stasiun karantina Pertanian

Kelas I Cilacap. Hasil pengukuran IKM dapat diuraikan dibawah ini :

Tabel 31. Penilaian IKM

No Pelaksanaan Jumlah Nilai

Jumlah Responden

Ket

1 tahun 2013 83.32 23 Sangat Baik

2

Semester I, Januari – Juni 2014 83.37 23 Sangat Baik

Semester II, Juli – Desember

2014 80.59 23 Sangat Baik

3

Semester I, Januari – Juni 2015 80,67 23 Sangat Baik

Semester II, Juli – Desember

2015 84,81 27 Sangat Baik

4

Semester I, Januari – Juni 2016 82,45 20 Sangat Baik

Semester II, Juli – Desember

2016 82,72 20 Sangat Baik

5 Semester I, Januari – Juni 2017 81,85 25 Sangat Baik

Semester II, Juli – Desember 207 81,1603 29 Sangat Baik

@) Jumlah Responden adalah Jumlah Pengguna Jasa

Page 83: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 74

Grafik 11. Indeks kepuasan Masyarakat 2013-2017

Pada tahun 2017 semester pertama maupun semester kedua

hasilnya menunjukkan bahwa nilai IKM Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap sangat baik. Semester kedua tahun 2017 Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap melakukan hal yang sama dengan

membagikan kuisioner ke pengguna jasa karantina sebanyak 29 lembar

yang pelaksanannya di bulan Nopember sd Desember 2017. Kegiatan

ini untuk mengetahui apakah responden masih memberikan penilaian

yang sama atau bahkan menjadi penilaian yang lain.

Jumlah Responden yang menjadi sasaran kuesioner IKM

ditetapkan sebanyak 27 responden untuk semester I dan 29 responden

untuk semester II, yang ditentukan secara acak sesuai dengan

cakupan unit pelayanan dan wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap, dengan komposisi penetapan jumlah sasaran

responden sebagai berikut :

Tabel 32.Responden Tahun 2017

Semester I

No Jumlah

Kuisioner Nama Pelanggan Jumlah Ket

1 1 PT. Rama Gombong Sejahtera 1 √

2 1 PT. Cebong Kayuindo 1 √

3 1 PT. Anugerah Karya Trisakti 1 √

4 1 PT. Rich Harvest Hasil Timber 1 √

78.0079.0080.0081.0082.0083.0084.0085.0086.00

INDEK KEPUASAN MASYARAKAT 2013 - 2017

NILAI RATA-RATA

Page 84: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 75

5 1 PT.Indotama Omicron kahar 1 √

6 1 PT.Kemilau Anugrah sejati 1 √

7 1 PT.Girisonta adiraya 1 √

8 1 PT.Waroeng Batok Industri 1 √

9 1 PT.Mitra Cimelati Indonesia 1 √

10 1 PT.Sabda Alam Prima Nusa 1 √

11 1 PT.Muara Kayu Sengon Jatilawang 1 √

12 1 CV.Hikmat Jaya 1 √

13 1 PT.Mitra Karya Usaha Sejahtera 1 √

14 1 PT.Varuna Tirta Prakasa 1 √

15 1 PT.Jasprim Putra 1 √

16 1 PT.Citra Agro Buana semesta 1 √

17 1 PT.Panga Mas Inti Persada 1 √

18 1 PT.Pundi Indo Kayu Industri 1 √

19 1 PT.Coco suger Indonesia 1 √

20 1 UD.Saw Mill 1 √

21 1 PT.FKS Multi Agro Industri 1 √

22 1 PT.Samudera Perdana Selaras 1 √

23 1 PT.Arumbai Kasembadan 1 √

24 1 PT.Karya Purabaya 1 √

25 1 PT.Gerbang Cahaya Utama 1 √

26 1 PT.Lunar Chemplas 0 -

27 1 PT.FKS Multi Agro Cabang Cilacap 0 -

27Jumlah 25 Lembar

#) Responden Semester II Tahun 2017

No Jumlah Kuisi-

oner Nama Pelanggan Jumlah Ket

1 1 PT.Rama Gombong sejahtera 1 √

2 1 PT.Indotama Omikron Kahar 1 √

3 1 CV. Hikmat Jaya 1 √

4 1 PT. Cebong Kayu Indo 1 √

5 1 PT. Rich Harvest Hasil Timber 1 √

6 1 PT.Albasia Citra Sejahtera 1 √

7 1 PT.Citra Cimelati Indonesai 1 √

8 1 PT.Citra Agro Buana Semesta 1 √

9 1 PT. Muara Kayu Sengon Jatilawang 1 √

10 1 PT.Waroeng Batok Industri 1 √

Page 85: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 76

11 1 UD. Hasil Saw Mill 1 √

12 1 PT.Mitra Karya Usaha Sejahtera 1 √

13 1 PT.Kemilau Anugrah Sejati 1 √

14 1 PT.Manunggal Perkasa 1 √

15 1 PT.Sabda Alam Prima Nusa 1 √

16 1 PT.Samudera Perdana Selaras 1 √

17 1 PT.Giri Sonta Adiraya 1 √

18 1 PT.Anugrah Karya Trisakti 1 √

19 1 PT.Lunar Chempast 0 √

20 1 PT.Varuna Tirta Prakasa 1 √

21 1 PT.Jasprim Putra 1

22 1 PT.Coco Sugar Indonesia 1

23 1 PT.Sinar Abadi Utama 1

24 1 PT.Pundi Indo Kayu Industri 1

25 1 CV.Inagro Jinawi 1

26 1 PT.FKS Multi Agro Industri 1

27 1 PT.Daya Alami 1

28 1 PT.FKS Multi Agro Cabang Cilacap 1

29 1 PT.Arumbai Kasembadan 1

Jumlah 29 Lembar 28 Lembar

#) Responden Semester II Tahun 2017

Survey penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja Pegawai Negeri Sipil

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus sebagai sarana penyerap

aspirasi masyarakat baik yang berupa saran, harapan, sekaligus

komplain terhadap pelayanan yang telah diberikan selama ini untuk

dijadikan pedoman kebijakan, program dan guna peningkatan

pelayanan.

Page 86: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 77

Tabel 33. Responden Pelayanan 2016 s/d 2017

No Unsur Pelayanan

2 0 1 6

2 0 1 7

Semester I

Semester II

Semester I

Semester II

Nilai rata-rata Nilai rata-rata

U1 Prosedur Pelayanan 3,15 3,15 3,16 3,00

U2 Persyaratan Pelayanan 3,15 3,15 3,16 3,28

U3 Kejelasan Petugas Pelayanan

3,30 3,30 3,24 3,41

U4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan

3,15 3,20 3,20 3,17

U5 Tanggungjawab Petugas Pelayanan

3,40 3,40 3,40 3,45

U6 Kemampuan Petugas Pelayanan

3,25 3,25 3,16 3,31

U7 Kecepatan Pelayanan 3,10 3,15 3,24 3,14

U8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan

3,25 3,25 3,16 3,03

U9 Kesopanan Dan Keramahan Petugas

3,50 3,50 3,28 3,34

U10 Kewajaran Biaya Kegiatan Operasional

3,40 3,40 3,08 3,21

U11 Kesesuaian Antara Biaya Yang Dibayarkan

3,70 3,70 3,76 3,66

U12 Ketepatan Pelaksanaan 3,55 3,60 3,40 3,38

U13 Kenyamanan Dilingkungan

3,25 3,25 3,16 3,14

U14 Keamanan Pelayanan 3,30 3,30 3,32 3,21

*) Unsur Pelayanan Semester I & II Tahun 2016 dan 2017

Hasil penyusunan IKMDari 27 responden yang diharapkan

dapat memberikan penilaian yangsejujur-jujurnya telah diminta

pendapat mengenai pengalamannya dalammemperoleh pelayanan dari

aparatur, nilai rata-rata per unsur pelayanan seperti pada table diatas.

6. Refleksi Budaya Kerja

Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Harian Lepas dan Satpam lingkup

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap melaksanakan apel dalam

bentuk upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin pertama

setiap awal bulan dan tanggal 17 bulan bersangkutan. Hal ini

Page 87: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 78

merupakan salah satu budaya kerja yang perlu dikembangkan menuju

tertib dan disiplin diri yang baik.

Refleksi upacara bendera adalah memantapkan kedisiplinan

pegawai dan tenaga harian lepas agar senantiasa sadar akan tugas

dan tanggung jawabnya kepada institusi dimana mengabdikan dirinya.

Selain itu juga sebagai media penyampaian informasi terbaru dan

selalu mawas diri dengan ucapan janji selaku pegawai dalam Korp

Pegawai Republik Indonesia yang professional sesuai tuntutan

Reformasi Birokrasi yang dijalankan.

Gambar 22. Upacara bendera lingkup SKP Kelas I Cilacap

Karantina Peduli terhadap pembinaan mental pegawai

LingkunganSKP Cilacap sekaligus menjadi sarana sosialisasi tupoksi

Karantina Pertanian dan penyampaian informasi kedinasan dalam

rangka bersama melindungi negeri.

Koordinasi Internal Perkarantinaan Berupa Kegiatan Pembinaan

Internal ASN Lingkup Karantina Pertanian Cilacap dan Dinas Terkait

Kabupaten Cilacap.

Page 88: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 79

Gambar 23. Koordinasi Internal SKP Kelas I Cilacap

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk Mempererat kerjasama

antar bagian, antara struktural dan non struktural lingkup Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap, memberikan pemahaman

menyeluruh tentang tupoksi Karantina Pertanian terhadap dinas terkait

di wilayah Cilacap, serta memberikan Pembinaan Internal Kepegawaian

ASN Karantina Cilacap Khususnya dan Dinat Terkait pada umumnya.

Gambar 24. Pegawai SKP Kelas I Cilacap beserta narasumber

Kegiatan Family Gathering SKP Kelas I Cilacap dalam rangka

mempererat tali silaturahmi diantara pegawai SKP Kelas I Cilacap,

kegiatan ini dilaksanakan di Lokawisata Baturaden Purwokerto, diikuti

oleh segenap pegawai SKP Kelas I Cilacap Beserta Keluarga.

Page 89: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 80

Gambar 25. Family Gathering SKP Kelas I Cilacap

Tujuan dari kegiatan ini dalam rangkamemperkuat jiwa korsa dan

kebersamaan pegawai SKP Kelas I Cilacap, juga untuk meningkatkan

kepercayaan diri, kekompakan, komunikasi, koordinasi, konsentrasi

sehingga dapat meningkatkan etos kerja di kalangan pegawai SKP

Kelas I Cilacap.

Gambar 26. Kegiatan Family Gathering SKP Kelas I Cilacap

C. Apresiasi / Sosialisasi / Workshop / Seminar

1. Sosialisasi Tupoksi Karantina Pertanian

Pelaksanaan Apresiasi/Sosialisasi/seminar merupakan program

yang berkelanjutan setiap tahunnya, dengan tujuan menyuarakan suatu

program dalam tupoksi karantina pertanian pada SKP Kelas I Cilacap.Hal

ini dimaksudkan bagi para pejabat structural maupun pejabat fungsional

dilingkup SKP Kelas I Cilacap agar mandiri menyampaikan pelaksanaan

tupoksinya kepada masyarakat, terlebih kepada para akademisi. Dengan

Page 90: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 81

harapan untuk jangka panjang target pemahaman tentang perkarantinaan

pertanian dapat dipahami secara luas ditiap lapisan masyarakat nantinya.

Karena para akademisi akan kembali bermasyarakat kembali setelah

mendapatkan keilmuan yang memadai dipendidikan formal maupun non

formal.

Gambar 27. Sesi diskusi Kuliah Lapang mahasiswa Unsoed Purwokerto

Penyampaian kegiatan ini dirangkum dalam suatu kegiatan kuliah

lapangan dihadapan para akademisi dari Universitas Jendral Soedirman

Purwokerto.Kegiatan ini disampaikan dalam sesi kegiatan lapang

sesungguhnya agar kegiatan ini dapat dimaksimalkan dengan landasan

teori yang mereka dapatkan dalam perkulihan formal.Materi disampaikan

secara diskusi agar pemahaman lebih lengkap dan penyerapan keilmuan

semakin signifikan.

Diskusi dan penyampaian secara umum yang ditindaklanjuti

kegiatan secara khusus yang dipandu oleh para pejabat fungsional

tertentu dilingkup SKP Kelas I Cilacap.

Page 91: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 82

Gambar 28. Sesi diskusi operasional perkarantinaan hewan dalam Kuliah Lapang

mahasiswa Unsud Purwokerto

2. Seminar Lokal Pemantauan OPTK

Hasil pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi SKP Kelas I Cilacap

antara lain pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Daerah Sebar

OPTK. Hasil pelaksanaan kegiatan akan dikonfirmasi antar dinas pertanian

yang wilayahnya ditetapkan sebagai lokasi kegiatan tersebut. Hasil

konfirmasi dan hasil pengujian baik tingkat lapangan maupun tingkat

laboratorium akan dikaji bersama dengan melibatkan narasumber dari

para akademisi, dalam sesi seminar sebelum dilaporkan ketingkat pusat.

Gambar 29. Seminar Evaluasi hasil Pemantauan OPTK

Seminar dilaksanakan diHotel Hom Cilacap,dihadiri oleh PHP

Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo,

Pejabat struktural dan seluruh POPT lingkup SKP Kelas I Cilacap.

Narasumber seminar dari Dosen Fakultas Pertanian UNSOED bidang

cendawan, bakteri dan Koordinartor Laboratorium PHPT Banyumas.

Kegiatan seminar hasil evaluasi dan pemantauan OPTK ini selain

penyampaian materi juga diadakan diskusi.Banyak masukan dari para

peserta baik berupa pertanyaan, kritik, saran, dan pemberdayaan sistim

koordinasi yang tangguh dan terpercaya sesuai janji layanan yang telah

diberikan oleh SKP Kelas I Cilacap.

Page 92: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 83

Gambar 29. Kegiatan Seminal Nasional Hasil Pemantauan OPT OPTK

Pada kesempatan ini SKP Kelas I Cilacap bersama-sama dengan

PHP Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo,

dan seluruh POPT lingkup SKP Kelas I Cilacap menyepakati perbaikan

sistim koordinasi, dan pertukaran informasi dalam rangka pemantapan

Upsus Pajale kearah swasembada pangan.

3. Kunjungan Mahasiswa

SKP Kelas I Cilacap mendapatkan kepercayaan sebagai lokasi

study tour mahasiswa dari Universitas Jendral Sudirman, untuk

mengetahui secara mendalam baik teknis maupun non teknis pada

kegiatan operasional perkarantinaan hewan. Hal ini sejalan dengan bidang

studi yang mereka jalani.Untuk menambah wawasan penunjang dalam

sistim pembelajaran yang diriil dalam pelaksanaan kegiatan.

Gambar 30. Sesi Fotobersama mahasiswa dan pegawai SKP

Page 93: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 84

Mahasiswa begitu antusias menyimak pembelajaran dari petugas

maupun pegawai SKP Kelas I Cilacap khususnya oleh Paramedik dan

Medik Veteriner. Pembelajaran tingkat lapangan memberikan nuansa baru

dalam penerapan metodologi sistim pembelajaran, hingga permasalahan

sistim metodologi yang tidak dapat diaplikasikan tingkat lapangan.

Kunjungan ini memberikan kasanah baru dalam sistim

pembelajaran, sehingga sistim pembekalan yang nantinya dapat

diselaraskan dalam aplikasi keilmuan ditingkat lapang, setelah kembali

kepada masyarakat.

Gambar 31. Sesi Kunjungan mahasiswa Unsoed

D. Lain-lain

1. Skim Audit Badan Karantina Pertanian

Kegiatan skim audit Badan Karantina Pertanian (SAB) di SKP

Kelas I Cilacap masih terbatas pada kegiatan karantina tumbuhan.

Kedepan kegiatan SAB tersebut akan dilakukan penyatuan dari komponen

kegiatan karantina hewan dan tumbuhan, sambil menunggu keputusan

dan atau rekomendasi dari Badan Karantina Pertanian.

Kegiatan SAB lingkup SKP Kelas I Cilacap pada umumnya

berupa kegiatan karantina tumbuhan dengan bidang kegiatan antara lain :

1.1 Tata operasional kegiatan ISPM #15

Badan Karantina Pertanian, sesuai dengan kompetensinya

sebagai National Plant Protection Indonesia sebagaimanadiatur dalam

pasal IV IPPC, telah melaksanakan program registrasi terhadap

perusahaan yang akan ditunjuk untuk melaksanakan sertifikasi

Page 94: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 85

terhadap kemasan kayu sesuai dengan persyaratan ISPM # 15. Agar

program registrasi tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya, diperlukan suatu pedoman bagi Badan Karantina Pertanian

sebagai instansi pelaksana serta perusahaan kemasan kayu yang

berminat untuk mengikuti program registrasi tersebut.

International Standards For Phytosanitary Measures No.

15 (ISPM 15) adalah Standar Internasional Untuk Phytosanitary

Measures Nomor 15 (ISPM 15) merupakan alatukur internasional

Phytosanitary yang dikembangkan oleh Perlindungan Tanaman

Konvensi Internasional (IPPC) yang secara langsung membahas

kebutuhan untuk mengobati bahan kayu dengan ketebalan lebih besar

dari 6mm, yang digunakan untuk produk kapal antar negara. Tujuan

utamanya adalah untuk mencegah transportasi internasional dan

penyebaran penyakit dan serangga penggerek yang negatif dapat

mempengaruhi tanaman atau ekosistemnya. ISPM 15 mempengaruhi

semua kemasan kayu (pallet, peti, dunnages, dll) yang mengharuskan

mereka harus debarked dan kemudian dipanaskan atau difumigasi

dengan metil bromida dan dicap atau bermerek, sebagai tanda

kepatuhan. Tanda ini adalah bahasa sehari-hari yang dikenal sebagai

"marking", untuk produk terbuat dari bahan alternatif, seperti produk

kertas, plastik atau kayu panel (yaitu OSB, hardboard, dan kayu lapis).

bahan kemasan kayu harus debarked sebelum diadakan

perlakukan panas atau difumigasi untuk memenuhi peraturan ISPM 15.

Komponen tersebut diharuskan bebas dari kulit kayu untuk mencegah

re-infestasi serangga pada saat akan diproduksi, atau bahkan setelah

diproduksi. Perusahaan pelaksana kegiatan ISPM#15 yang teregistrasi

dalam wilayah kerja SKP Kelas I Cilacap adalah:

PT. Kemasan Jaya Indah ID – 062

PT. Arjuna Scuritas Abadi ID – 008

PT. Ekualiti Jaya S ID – 0127

Page 95: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 86

1.2 Tata operasional IKT dan Tempat Lain

Ruang lingkup pengakuan untuk IKT dan/atau tempat lain yaitu

mencakup aspek administrasi, komitmen top manager, sarana

penunjang, dan SDM. Cakupan aspek tersebut diperuntukkan audit

kecukupan, audit awal, audit ulang, audit insvestigasi. Hal ini dapat di

uraikan sebagai berikut :

Aspek audit kecukupan

Cakupan aspek audit kecukupan adalah pemeriksaan

semua persyaratan administrasi berupa semua administrasi

perusahaan yang terdiri dari surat perijinan dan perjanjian, profil

perusahaan dan kelengkapanya. Dalam pengajuan hanya soft copy

yang telah dilegalisir oleh pimpinan perusahaan. Dari dokumen

persyaratan yang ada akan dilakukan pemeriksaan administratip

oleh petugas SAB SKP Kelas I Cilacap, hal ini untuk mengetahui

lengkap tidaknya pengajuan tersebut. Dalam hal belum lengkapnya

persyaratan administrasi Koordinator Lapangan (korlap) SAB SKP

Kelas I Cilacapakan menugaskan personil SAB ke tempat pengusul

untuk memenuhi unsur persyaratan yang belum ada, sebelum

dilakukannya Audit awal/audit ulang/audit insvestigasi.

Aspek audit awal

Cakupan aspek audit awal adalah tindak lanjut

pengajuan untuk penetapan dan/atau pengakuan awal setelah

semua administrasi terpenuhi. Audit tersebut bertujuan untuk

mengetahui kesiapan dan komitmen perusahaan apabila nantinya

ditetapkan.Audit ini untuk memotret secara langsung kesiapan

teknis operasional sebagai pendukung kegiatan sesuai

peruntukannya, juga verifikasi keabsahan dokumen perijinan dan

perjanjiannya.

Page 96: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 87

Pelaksana audit awal oleh seorang Auditor dan dibantu

oleh seorang petugas yang sudah kompeten dibidangnya, setelah

diberikan surat penugasan oleh Kepala SKP Kelas I Cilacap selaku

korlap SAB SKP Kelas I Cilacap. Output dari audit awal adalah

rekomendasi untuk penetapan dan/atau pengakuan sesuai

peruntukkanya diwaktu pengajuan awal. Penetapan dan/atau

pengakuan awal untuk IKT berlaku dalam 1 (satu) tahun semenjak

surat penetapan ditetapkan, dan dapat diperpanjang kembali.

Dalam kurun waktu 1 (satu) tahun semenjak surat penetapan

ditetapkan akan dilakukan monitoring/sureveylens serendah

rendahnya 1 (satu) kali pelaksanaan oleh petugas Pengendali

Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) SKP Kelas I Cilacap.

sedangkan untuk Tempat lain masa berlakunya untuk 3 (tiga) bulan

semenjak surat penetapan ditetapkan dan dapat diperpanjang

kembali.

Aspek audit ulang

Cakupan aspek audit ulang adalah tindak lanjut

pengajuan untuk perpanjangan penetapan dan/atau pengakuan

yang sudah berjalan 1 (satu) tahun, setelah semua administrasi

untuk audit ulang terpenuhi. Apabila persyaratan belum dapat

dipenuhi maka akan berlaku audit kecukupan. Audit tersebut

bertujuan untuk memotret atau mengetahui hasil capaian prestasi

dan kekurangan yang telah dijalani dalam kurun waktu 1 (satu)

tahun penetapan/pengakuan.

Pelaksana audit ulang oleh seorang Auditor dan

dibantu oleh seorang petugas yang sudah kompeten dibidangnya,

setelah diberikan surat penugasan oleh Kepala SKP Kelas I

Cilacap selaku korlap SAB SKP Kelas I Cilacap. Output dari audit

awal adalah rekomendasi untuk perpanjangan penetapan dan/atau

pengakuan sesuai peruntukkanya diwaktu pengajuan dan berlaku

untuk 2 (dua) tahun semenjak surat penetapan ditetapkan dan

Page 97: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 88

dapat diperpanjang kembali, sedangkan untuk Tempat lain masa

berlakunya untuk 3 (tiga) bulan semenjak surat penetapan

ditetapkan dan dapat diperpanjang kembali.

Aspek audit insvestigasi

Cakupan aspek audit insvestigasi adalah tindak lanjut

dari laporan dalam pelaksanaan monitoring/surveilens, yang

menyatakan adanya penyimpangan dari kesepakatan yang ada.

Penyimpangan tersebut dilakukan tidak sepengetahuan/ seizin

pemangku ketetapan.Hal ini dilakukan dengan sengaja dalam

waktu berkesinambungan. Pelaksanaan audit ini untuk

mengetahui kebenaran dari laporan yang ada. Apabila Auditor

dalam audit ini menyatakan benar-benar terjadi dengan didukung

oleh data yang sesungguhnya terjadi.

Berdasarkan hasil laporan pelaksana audit insvestigasi

oleh seorang Auditor dibidangnya untuk kegiatan IKT, maka Kepala

SKP Kelas I Cilacap selaku korlap SAB SKP Cilacap akan

merekomendasikan pencabutan dan/atau pembekuan penetapan

dan/atau pengakuan kepada SAB pusat. Pencabutan dan/atau

pembekuan tersebut dapat digugurkan setelah ada kesepakatan

dan pernyataan diatas kertas bermaterai sesuai peraturan yang

berlaku dan jaminan tidak akan mengulangi kesalahan yang ada.

Pemberlakuan masa operasional sesuai surat keputusan yang

lama bukan dari peryataan hasil audit investigasi, hal ini berlaku

juga untuk Tempat Lain.

Tujuan

Kegiatan penetapan dan/atau pengakuan untuk IKT

dan Tempat Lain yaitu untuk menjamin adanya :

1. Kemudahan dalam pemeriksaan kebenaran jenis, jumlah media

pembawa yang akan dilalulintaskan oleh pemilik.

Page 98: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 89

2. Kemudahan dalam pendeteksian awal adanya instroduksi

OPT/K yang dimungkinkan terbawa/menyerang media pembawa

yang akan dilalulintaskan oleh pemilik.

3. Kemudahan pemeriksaan alat angkut dan persyaratannya yang

disediakan oleh agen/ekspedsi dalam mengangkut media

pembawa yang akan dilalulintaskan oleh pemilik.

4. Mengurangi hambatan lalulintas/penumpukan barang di area

kepabeanan ditempat pengeluaran dan/atau pemasukkan

5. Jaminan keamanan manakala adanya instroduksi OPT/K tidak

menyebar ke area lain yang akan menimbulkan kerugian yang

lebih besar.

6. Kemudahan dalam kegiatan perlakuan media pembawa yang

akan dilalulintaskan manakala ada persyaratan tambahan dari

importer, maupun dalam kegiatan eradikasi OPT/K.

7. Wujudnyata implementasi sistem manajemen mutu, sesuai

dengan Standar Badan Karantina Pertanian yang dijalankan

oleh pihak ketiga/importer/eksportir yang telah ditetapkan

sebagai IKT dan/atau Tempat Lain sesuai dengan Standar

Badan Karantina Pertanian untuk tindakan karantina tumbuhan.

Perusahaan yang telah mendapatkan pengakuan untuk IKT

dan/atau tempat lain dapat dilihat pada Bab III

1.3 Tata operasional Audit Perlakuan Pihak Ketiga

Standard Internasional untuk Tindakan Fitosanitari,

Terbitan No. 15 (ISPM) merupakan pedoman yang mengatur

treatment Wood Packaging Material (WPM) pada perdagangan

internasional.Daftar ini menentukan tindakan fitosanitari yang

dibutuhkan untuk meminimalisir penyebaran hama-hama

karantina.WPM (Wood Packaging Material) mengacu pada material

kemasan kayu mentah, baik kayu lunak maupun kayu keras dan tidak

termasuk kayu olahan seperti kayu lapis, papan untai, chipboard, dan

lain-lain.Ini adalah layanan fumigasi paling umum yanng diperlukan

Page 99: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 90

oleh mereka yang berkecimpung dalam perdagangan

internasional.Selama WPM terdapat di dalam kargo atau dalam

kontainer yang dikirim ke luar negeri, Anda harus mematuhi standar

ISPM 15.Treatment meliputi fumigasi yang menggunakan Metil

Bromida, yang mana semua WPM harus bertanda ISPM 15.

Dalam hal ini dibutuhkan jasa layanan fumigator yang

profesional, yang telah terakreditasi oleh Skema Akreditasi Fumigasi

Indonesia (MAFAS) dibawah Departemen Pertanian. Sertifikat

Fumigasi harus ada selama proses pengiriman. Pada saat kedatangan

di pintu masuk pelabuhan di negara lain, aparat Karantina akan

memeriksa kesesuaian ISPM 15. Pengiriman yang tidak sesuai dapat

membuat kargo dipulangkan kembali, atau dirusak.ISPM 15 sedang

diimplementasikan secara progresif di seluruh dunia.Dampaknya telah

dapat dirasakan dan dilihat pada barang-barang yang dikirim menuju

Kanada dan Amerika dimana para aparat karantina sangat waspada.

Seperti misalnya, Amerika Utara menekankan perlunya untuk memilih

perusahaan fumigasi yang sesuai, yang internalnya mengendalikan

kepastian dari hasil fumigasi yang mana tidak akan menyebabkan

penundaan pengiriman.

Perlakuan menggunakan fumigasi dengan fumigant

methyl bromide (CH3Br) harus sesuai standar yang telah ditetapkan

secara internasional. Standar minimum fumigasi dengan methyl

bromide adalah sebagai berikut:

Tabel 34.Dosis penggunaan fumigasi

Temperatur

Dosis gr/m3

Minimum konsentrasi (g/m3) pada CT

2 Jam 4 Jam 12 Jam 24 jam

21o C atau lebih 48 36 31 28 24

16o C atau lebih 56 42 36 32 28

11o C atau lebih 64 48 42 36 32

Page 100: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 91

Dosis standar 48 gr/m3/min, temperatur 21o C / 24 jam, dan minimum

temperatur tidak boleh kurang dari 10 o C dan waktu paparan fumigasi

tidak boleh kurang dari 24 Jam.

Daftar OPT yang dapat dibebaskan berdasarkan

Perlakuan panas dan fumigasi methyl bromide sesuai perlakuan di

atas adalah untuk serangga: Anobiidae, Bostrichidae, Buprestidae,

Cerambycidae, Curculionidae, Isoptera, Lyctidae (dengan beberapa

pengecualian perlakuan panas), Oedemeridae, Scolytidae, Siricidae.

Golongan Nematoda adalah Bursaphelenchus xylophilus.

Kegiatan Tata operasional Perlakuan Pihak Ketiga SKP Cilacap

telah membina perusahaan pelaksana perlakuan

karantina.Perusahaan/pihak ketiga sebagai pelaksana perlakuan karantina

(fumigasi) yang dibina langsung adalah CV. Jasprim Putra Cabang Cilacap

yang beralamat di Jalan Perkutut Barat No 10 Cilacap.Pihak ketiga

tersebut telah mendapatkan nomor registrasi ID-0156-MB dari Badan

Karantina Pertanian dengan wilayah layanan Propinsi Jawa Tengah dan DI

Yogyakarta.

2. Penilaian Instalasi Karantina

a. Karantina Hewan

Penilaian IKH SKP Kelas I Cilacap tahun 2017 dilakukan oleh

medik dan paramedik SKP Kelas I Cilacap. Ditinjau dari hasil Evaluasi

pemeriksaan fisik prasarana dan sarana lokasi milik Stasiun Karantina

Pertanian ( SKP ) Kelas I Cilacap pada prinsipnya layak (dengan

system all in all out ) dijadikan Instalasi Karantina Hewan Permanen

(IKH) Milik Pemerintah untuk Hewan Besar.

Page 101: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 92

Gambar 32. IKH SKP Cilacap Jl. Laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan

IKHS PT. Citra Buana Alam Semesta

Penilaian terhadap IKHS milik pihak ketiga di wilayah Kerja SKP Kelas I

Cilacap yaitu dilakukan terhadap IKHS milik PT. Citra Agro Buana Semesta

yang terletak di Garut. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam setahun yaitu di

PT. Citra Agro Buana Semesta Jl. Raya malangbong KM 5 dan di Jl. Raya

Malangbong KM 6.

Gambar 33. Timbangan Individu Gangway dan kandang Isolasi

Page 102: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 93

b. Karantina Tumbuhan

b.1. Instalasi Karantina Tumbuhan

Pada tahun 2017, SKP Kelas I Cilacap melakukan

penilaian dan penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan sebagai

lokasi pengasingan dan pengamatan. Dalam tahun 2017

monitoring dan penilaian kelayakan teknis administrasi dan

operasional selalu menunjukan pengembangan yang cukup

memuaskan. Hal ini pengguna jasa yang telah ditetapkan dan

telah mengalami perpanjangan IKT adalah 9 perusahaanyaitu:

Gambar 34.Instalasi Karantina Tumbuhan

UD. Hasil Saw Mill PT. Rama Gombong Sejahtera

PT. Mitra Karya Usaha Sejahtera

PT Panganmas Inti Persada PT Sabda Alam Prima Nusa

PT Waroeng Batok Industry

CV Mitra Cimalati Indonesia CV. Hikmat Jaya

PT.Indotama Omnicor Kahar

Page 103: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 94

b.2. Tempat Lain

Di tahun 2017, SKP Kelas I Cilacap melakukan penilaian

dan penetapanTempat Lain sebagai lokasi pengasingan dan

pengamatan. Dalam penetapan tersebut setiap 3 (tiga) bulan

harus di adakan perpanjangan penetapannya. Perpanjangan

dapat dilakukan sepanjang penilaian kelayakan teknis administrasi

dan operasional selalu menunjukan pengembangan yang cukup

memuaskan. Hal ini pengguna jasa yang telah ditetapkan dan

telah mengalami perpanjangan penetapan Tempat Lainyaitu:

Gambar 35.Pemeriksaan Tempat Lain Karantina Tumbuhan

PT Cebong Kayuindo PT Anugrah Karya Trisakti

PT Coco Sugar Indonesia PT Giri Sentosa Adiraya

PT Inagro Jinawi PT Karya Purabaya

PT Albasia Cipta Sejahtera

PT Muara Kayu Sengon Jt

PT Kemilau Anugrah Sejati PT Arumbai Kasembadan

Page 104: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 95

c. Pembinaan Mental & Spiritual

Konsolidasi dan pembinaan pada tahun 2017 ini Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Cilacap mengedepankan upaya

peningkatan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan kredibel, sesuai

yang diamanahkan dalam sertifikat WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi)

oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, sesuai standar ISO 9001-

2008 dan 17025-2008 yang penerapannya di semua kegiatan yang

dimulai pada bulan Oktober 2014. Hal ini diwujudkan dalam kegiatan

Ceramah Pengajian untuk pembinaan mental dan spiritual pegawai

SKP Cilacap.

Gambar 36. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap

Agenda ini dilaksanakan secara berkesinambungan dengan

harapan mental pegawai kearah yang lebih baik, sehingga upaya

peningkatan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan kredibel dapat

terpenuhi. Kegiatan ini merupakan agenda khusus yang

mengedepankan rasa sosial, kepedulian kepada sesama dan

terbangunnya sistim kepercayaan yang tangguh.

Page 105: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 96

Gambar 37. Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap

Norma norma yang terkandung dalam pembinaan mental

spiritual sangat dimungkinkan dalam mendukung sistim budaya kerja

yang bersih penuh rasa keimanan yang teguh. Insan manusia yang

bertakwa pada hakikatnya selalu menuju kearah yang lebih baik

dengan memperkecil kesalahan yang tidak sesuai dengan norma

keyakinan yang selama ini anut dan imani.

Pembinaan Mental Pegawai SKP Kelas I Cilacap diharapkan

pelaksanaan Tupoksi yang telah dilakukan akan mendapatkan

keberhasilan yang cukup baik, dengan mengedepankan pelayanan

yang prima, tangguh dan terpercaya.

Page 106: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 97

BAB V

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan

1. Kegiatan umum

a. Kepegawaian dan Tata Usaha

1. Jumlah pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap belum

memadai apabila dibandingkan dengan beban kerja yang ada.

2. SOP belum maksimal dalam implementasinya.

2. KegiatanOperasional

Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan operasional di SKP Kelas I

Cilacap pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a. KarantinaHewan

Komoditi karantina hewan berupa importasi sapi hidup dari negara

Australia yang mana untuk dilaksanakannya tindakan karantina hewan

difasilitasi dengan Instalasi Karantina Hewan ( IKH ) dengan kapasitas 2.000

ekor yang berada di jalan Laut Jawa, pelabuhan laut Tanjung Intan Cilacap

dan IKH milik pihak ketiga dengan 2 lokasi yang berdekatan yaitu di jalan

Malangbong-Wado Km. 5 dan di jalan Malangbong-Wado Km. 6 ( 2 buah

penetapan IKH ).

Permasalahan yang ada selama dilakukan tindakan karantina hewan

terletak pada kelengkapan dan perbaikan sarana prasarana yang dimiliki IKH

SKP KelasI Cilacap. Kelengkapan dan perbaikan sarana prasarana tersebut

adalah sebagai berikut ;

Perbaikan atap kandang, gang way dan pakan;

Perbaikan pintu-pintu kandang;

Perbaikan tempat air minum yang bocor;

Perbaikan cattle crash;

Perbaikan car wash ( tempat desinfeksasi alat angkut );

Page 107: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 98

Perbaikan tower gardu pandang;

Perbaikan dan penambahan fasilitas bedah bangkai;

Perbaikan incenerator besar;

Penambahan tempat limbah kotoran ( lagoon );

Penambahan tempat dipping desinfeksasi pada pintu masuk

besar dan kecil;

Penyediaan alat potong pakan hijauan segar ( copper ) dan

gudang hijauan;

Penambahan 4 ( empat ) set medical equipment;

Pembangunan 4 ( empat ) kamar tidur bagi anak kandang

beserta 1( satu ) kamar mandi.

Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap sedang

dalam proses akreditasi pelayanan dengan diperolehnya ISO 17025-2008 dari

Badan Akreditasi TUV, namun terdapat beberapa kendala seperti kurangnya

sarana pendukung operasional laboratorium, kuarangnya peralatan dan

bahan laboratorium belum memadai menyebabkan belum tersertifikasi ISO

17025-2008 .

b. KarantinaTumbuhan

BIDANG KEGIATAN IMPORT :

Beberapa permasalahan yang dihadapi khususnya untuk kegiatan oprasional

Karantina Tumbuhan adalah sebagai berikut :

- Masih adanya pengguna jasa yang belum mematuhi SLA (Service Level

Agreement) dimana waktu antara pemeriksaan sampai dengan penerbitan

surat pelepasan ataupun surat kesehatan adalah 6 hari .Namun pada

pelaksanaan masih ada yang melebihi dari waktu yang telah ditetapkan.

- Dalam pelaksanaan tindak karantina dalam melaksanakan Permentan no

55/Permentan/KR.040/11/2016 tentang Pengawasan Keamanan Pangan

terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) untuk tiap-

tiap pintu pemasukan masih belum seragam, hal ini dapat menjadi celah

bagi para Importir khususnya untuk meminta kelonggaran dalam hal

penertiban administrasi.

Page 108: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 99

Masih banyak ditemukan perusahaan provider ISPM di lapang yang belum

paham tentang tugas dan kewajibannya. Beberapa kasus pernah

ditemukan diantaranya marking dilakukan oleh pegawai eksportir sehingga

letak dan posisi marking salah. Selain itu masih ada perusahaan provider

ISPM yang tidak melaporkan kegiatan oprasionalnya di wilayah SKP Kelas

I Cilacap.

BIDANG KEGIATAN EKSPORT :

Masih adanya komplen atau notifikasi dari Negara tujuan ekspor Indonesia

yang belum ditetapkan sebagai persyaratan ekspor sehingga sulitnya

mendapatkan peraturan importasi Negara tujuan ekspor dari Indonesia

(Impor permit/LC), diharapkan Badan Karantina Pertanian dapat

menginstruksikan kepada Negara tujuan ekspor Indonesia wajib

memberikan peraturannya agar notification Non Compliance dapat

diminimalkan atau dapat dihindari sedini mungkin .

Kwantitas hasil pelaksanaan kegiatan ISPM #15 belum ada keseimbangan

antara kuota produksi sendiri dengan pembelian yang disediakan eksportir

sehingga kwalitasnya tidak standar, diharapkan Badan Karantina

Pertanian melalui Skim Audit Barantan dapat menyempurnakan peraturan

bagi perusahaan pelaksana kegiatan ISPM #15 agar kwantitas dan

kwalitas produknya dapat memenuhi standar internasional dan

menciptakan kemandirian perusahaan pelaksana ISPM #15.

Sesuai Permentan nomor : 94/Permentan/OT.140/12/2011 Kantor Pos

Indonesia Purwokerto berkedudukan dikabupaten Banyumas ditetapkan

sebagai tempat pemasukan/pengeluaran antar area belum untuk impor

dan ekspor walaupun sudah menjadi kantorpos namun dalam waktu ini

pelayanan bea an cukai di kantorpos Indonesia purwokerto ditangani

kantor bea dan cukai Yogyakarta sehingga peraturan tersebut masih

relevan

Sinkronisasi area tujuan media pembawa yang di antar areakan dengan

sistim E-Plaq masih terbatas tingkat pusat belum dapat dimonitor tingkat

UPT, sehingga rekapitulasi antar UPT dan pusat masih belum sinkron

yang menimbulkan data kwalitatifnya tidak baik, kedepan dapat

Page 109: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 100

dioptimalkan agar data antar UPT dan pusat dapat disinkronkan dengan

baik.

c. Pengawasan dan Penindakan

Permasalahan yang dihadapi oleh Sub Seksi Pelayanan dan

Operasional adalah : sumber daya manusia khususnya PPNS, Intelejen, dan

Polsus pada fungsi pengawasan dan penindakan SKP Kelas I Cilacap masih

kurang; selain itu masih perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan

pelatihan dalam bidang penyelidikan dan penyidikan; sarana dan prasarana

dibidang fungsi pengawasan dan penindakan belum tertata, dalam hal ini

misalnya keuangan, dan perlengkapan ATK; koordinasi dengan instansi

terkait dalam hal pengawasan lalu lintas komoditas wajib periksa karantina

masih kurang; koordinasi dalam pencegahan masuknya HPHK dan OPTK

untuk mempertahankan status bebas suatu wilayah / area dari penyakit

karantina belum optimal; informasi peraturan dalam bentuk petunjuk

pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari pusatke UPT di daerah

masih kurang; juklak dan juknis untuk komoditas tertentu baik di bidang

karantina hewan maupun karantina tumbuhan belum ada, misalnya juklakdan

juknis terhadap hewan kesayangan, dan juklak dan juknis tentang impor benih

kelapa sawit dari luar negeri, antar area, dan juklak dan juknis tentang PSAT;

koordinasi dengan Koodinator dan Pengawasan (Korwas) PPNS masih

kurang; koordinas iantara UPT Pengeluaran dan UPT Pemasukan dalam lalu

lintas pengawasan komoditas wajib periksa karantina masih kurang; masih

banyak pintu pemasukan dan pintu pengeluaran yang belum diawasi oleh

petugas karantina; wilker kantor pos telah ditetapkan dengan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.210/4/2008, namun belum dapat

dioperasionalkan secara penuh karena kurangnya personel dan belum

tersedianya sarana dan prasarana di sana.; koordinasi dengan instansi CIQS,

Administrator Pelabuhan Laut / Udara, Pelindo, Angkasa Pura, perusahaan

pelayaran/penerbangan, EMKL/EMKU di bandar udara / pelabuhan laut, dan

instansi terkait lain seperti Pemerintah Daerah, Kepolisian daerah dan TNI

belum maksimal.

Page 110: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 101

B. Solusi Umum

Solusi yang diupayakan oleh SKP Kelas I Cilacap untuk mengatasi

permasalahan baik pada aspek 3 M maupun kegiatan operasional perkarantinaan

tersebut di atas adalah :

1. Secara terus menerus mengupayakan peningkatan kompetensi dalam bidang

perencanaan, dan memenuhi kelengkapannya sehingga kegiatan

perencanaan dapat menghasilkan terobosan dalam hal rencana-rencana yang

dapat mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

2. Senantiasa meningkatkan kompetensi baik petugas administrasi dan teknis

dengan mengirim wakil untuk mengikuti workshop, pelatihan , bimbingan

teknis yang ada.

3. Sosialisasi terhadap ketentuan karantina pertanian maupun ketentuan daerah

dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga kesadaran dan partisipasi

aktif instansi terkait dan masyarakat akan meningkat dalam penyelenggaraan

kegiatan perkarantinaan di wilayah kerja SKP Kelas I Cilacap.

4. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk

mendapatkan dukungan baik moril maupun materiil dalam melaksanakan

kegiatan perkarantinaan pertanian di lapangan.

5. Koordinasi dan kerjasama yang lebih intensif dengan perusahaan

pelayaran/penerbangan, EMKL/EMKU dalam penyampaian informasi dini

terhadap kedatangan kapal/pesawat udara dan adanya media pembawa

HPHK/OPTK yang dilalulintaskan serta cargo manifest, sehingga

pengawasan terhadap bongkar muat di pelabuhan dapat lebih efektif dan

efisien.

6. Mengusulkan penambahan pegawai teknis dan administrasi agar dapat

segera dipenuhi sesuai kebutuhan.

7. Mengusulkan pembangunan kandang yang representatif.

Page 111: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 102

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Anggaran Belanja Negara yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap sesuai dengan DIPA No. SP DIPA 018-12.2.237369/2017

tanggal 30 Nopember 2016 sebesar Rp. 6.150.538.00 terdiri dari Rupiah

Murni Rp. 5.880.538.000,00 dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

sebesar Rp. 270.000.000,00. Realisasi anggaran belanja tahun 2017, sebesar

Rp.6.301.617.000.,00 (98,49%).

2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Stasiun Karantina Kelasi I Cilacap

pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 1.364.404.759,- sehingga PNBP SKP

Kelas I Cilacap telah melampaui target sebesar Rp. 364.404.759,- (133,25% ).

3. Penambahan dan pengurangan asset selama 2017 yaitu :

3.1. Penambahan Asset Peralatan dan Mesin

Penambahan Asset terdiri dari belanja modal peralatan dan mesin senilai

Rp. 580.259.548-. Terdiri dari :

3.1.1. Reklasifikasi masuk senilai Rp. 4.800.000,-

3.2. Penambahan Asset Gedung dan Bangunan

Belanja Modal pengembangan gedung dan bangunan senilai Rp.

23.779.100,-terdiri dari :

3.2.1. Pengembangan melalui KDP senilai Rp. 705.744.500,-

3.3. Pengurangan Asset

Penghentian asset (proses penghapusan) peralatan dan mesin dalam

kurun waktu tahun 2017 senilai Rp. 302.849.232,-terdiri dari :

3.1. Reklasifikasi keluar senilai Rp. 4.800.000,-

4. Selama tahun 2017 dilingkungan SKP Kelas I Cilacap terdapat 3 pegawai

mutasi ke BBkp Tanjung Priok, SKP Kelas I Bandung dan SKP Kelas I

Bengkulu dan 5 pegawai mutasi dari 2 orang dari BKP Kelas I Lampung, 1

Page 112: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 103

orang dari BBKP Tanjung Priok, 1 orang dari SKP Kelas I Ende, dan 1 orang

dari Ditjen Tanaman Pangan ke SKP Cilacap.

5. Dalam rangka menjalankan tupoksinya, SKP Kelas I Cilacap melakukan

tindakan pemeriksaan terhadap komoditas hewan dan produknya dengan

frekuensi : impor 8 kali, ekspor nihil, domestik masuk nihil, dan domestik

keluar nihil.

6. Kegiatan pemasukan hewan (impor) sapi dari Australia mengalami penurunan

dikarenakan adanya kebijakan pemerintah untuk pembatasan kuota sapi

impor dan menggairahkan peternak.

7. Kegiatan pemasukan biji gandum mengalami sedikit kenaikan karena

disesuaikan dengan kondisi pasar dan permintaan dalam negeri.

B. Saran

1. Peningkatkan kompetensi dan disiplin pegawai yang berujung pada

peningkatan kinerja organisasi perlu senantiasa dilakukan. Maka perlu

senantiasa diadakan pendidikan dan pelatihan teknis serta administrasi,

workshop, apresiasi, intelejen, PPNS, maupun pembinaan mental pegawai.

2. Analisis terhadap beban kerja terkait adanya perubahan peraturan dan Peta

Jabatan yang ada perlu segera dilakukan agar dapat menambah jumlah

pegawai sesuai dengan beban kerja yang ada.

3. Fasilitasi terhadap semua kebutuhan dalam mendukung pelayanan jasa

karantina pertanian kepada masyarakat dalam hal ini adalah dukungan

anggaran, dukungan aturan, dukungan sumber daya manusia yang bertitik

tolak dari 6 pilar pembangunan karantina pertanian.

4. Peningkatan kesejahteraan pegawai dengan tunjangan kinerja pegawai atau

mekanisme lainnya agar segera dapat terealisir.

Page 113: DSRUDQ 7DKXQDQ

Halaman 104

C. Penutup

Laporan Tahunan ini sebagai gambaran kinerja Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Cilacap selama tahun 2016. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para

pengambil kebijakan dan semua yang memerlukannya.