DRS. H. NASHRUDIN AZIS, SH - Cirebon Kota

254

Transcript of DRS. H. NASHRUDIN AZIS, SH - Cirebon Kota

i

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota

Cirebon Tahun 2019, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon ini disusun dalam rangka

mewujudkan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Daerah selama

kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan ini, memuat informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan serta pencapaian sasaran

dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi pemerintah Kota Cirebon yaitu: “SEHATI Kita

Wujudkan Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah” sesuai yang

tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2018-2023.

Upaya untuk mewujudkan tujuan, visi dan misi tersebut tentulah tidak lepas dari

kerjasama dan kerja keras berbagai pihak serta bersama-sama menghadapi rintangan dan

tantangan dengan meningkatkan kinerja birokrasi Pemerintah Kota Cirebon yang efisien,

efektif, akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Akhir kata semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2019

ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan dan penataan serta

peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

prima kepada masyarakat. Mudah-mudahan segala harapan tersebut mendapat ridho dan

petunjuk dari Allah SWT, Amin.

Cirebon, Maret 2020

WALIKOTA CIREBON,

DRS. H. NASHRUDIN AZIS, SH

ii

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………. I

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………... Ii

Daftar Tabel ………………………………………………………………………………………….. iii Daftar Gambar ……………………………………………………………………………………….. vii BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………….................... 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………... 1

1.2 Gambaran Umum Kota Cirebon ………………………………………………………………. 3

1.2.1 Kondisi Geografis Kota Cirebon ……………………………………………………….. 4 1.2.2 Kondisi Demografi Kota Cirebon ……………………………………………………….. 6

1.3 Struktur Organisasi …………………………………………………………………………….. 7

1.4 Isu Strategis ……………………………………………………………………………………… 9

BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 17

2.1 Perencanaan Strategis ………………………………………………………………………… 17

2.2 Prioritas Pembangunan Daerah ………………………………………………………………. 33

2.3 Indikator Kinerja Utama ………………………………………………………………………… 45

2.4 Perjanjian KInerja ………………………………………………………………………………. 48

2.5 Rencana Anggaran Tahun 2019 ……………………………………………………………… 50

BAB III Akuntabilitas Kinerja 53

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ……………………………………………………………… 55

3.2 Pengukuran, Evaluasi, dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis …………………….. 60

3.2.1 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 …………………………………………………………………....

61

3.2.2 Pengukuran, analisa, dan evaluasi Pencapaian Sasaran Strategis ……………... 67

3.3 Akuntabilitas Keuangan ………………………………………………………………………… 190

BAB IV Penutup …………………………………………………………………………………….. 195

LAMPIRAN Perjanjiaan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon 2019 Daftar Realisasi Pencapaian Sasaran Strategis dan Realisasi Anggaran 2019 Daftar Inovasi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Daftar Penghargaan Yang Diterima Pemerintah Daerah Kota Cirebon

iii

Tabel 1.1 Luas Wilayah Perkecamatan …………………………………………………….. 6

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kota Cirebon Menurut Umur ……………………………….. 7

Tabel 1.4 Keterkaitan Permasalahan Pembangunan, Isu-isu Strategis dan Prioritas

Pembangunan Tahun 2018-2023………………………………………………… 15

Tabel 2.1 Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2018-2023 …………………………..

29

Tabel 2.2 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023 ………..

36

Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon …………………... 45

Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019……………. 48

Tabel 2.5 Rencana Belanja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 …………… 50

Tabel 2.6 Rencana Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis ………………………….. 50

Tabel 3.1 Tabel Predikat Capaian Kinerja Berdasarkan Kode Warna ………………….. 54

Tabel 3.2 Tabel Predikat Capaian Kinerja …………………..……………………………… 54

Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon ………… 55

Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 ……………………..…………………..……………… 61

Tabel 3.5 Capaian Kinerja Sasaran Strategis Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 …………………..……………. 64

Tabel 3.6 Jumlah Sasaran Pada Perjanjian Kinerja Berdasarkan Predikat Capaian …. 66

Tabel 3.7 Capaian Kinerja Tujuan Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon Tahun 2019 ………………………………………… 68

Tabel 3.8 Capaian Sasaran Meningkatan akses dan mutu pendidikan Tahun 2019 ….. 73

Tabel 3.9 Capaian Sasaran Meningkatnya Minat baca Masyarakat Tahun 2019 ……… 76

Tabel 3.10

Capaian Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon Tahun 2019 ….…………………..…………………..…………………… 78

Tabel 3.11 Capaian Sasaran Terkendalinya jumlah penduduk Tahun 2019 …………….. 83

Tabel 3.12 Capaian Sasaran Menurunnya Tingkat Pengangguran Tahun 2019 ………... 84

iv

Tabel 3.13

Capaian Sasaran Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda Tahun 2019 …………………..…………………..…………………….. 88

Tabel 3.14 Daftar Atlet Berprestasi …………………..…………………..…………………… 88

Tabel 3.15 Daftar Organisasi Pemuda Kota Cirebon …………………..…………………… 89

Tabel 3.16 Capaian Sasaran Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak Tahun 2019 …………………..…………………..………….

93

Tabel 3.17 Capaian Sasaran Meningkatnya Peran Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon Tahun 2019 …………... 97

Tabel 3.18 Capaian Sasaran Berkurangnya Penduduk Miskin Tahun 2019 ……………. 100

Tabel 3.19 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019 ………………………….....

103

Tabel 3.20 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019 ……………………………………. 106

Tabel 3.21 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019 ……………………………………. 107

Tabel 3.22 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal Tahun 2019 ………………………………......... 111

Tabel 3.23 Data Objek Pemajuan Kebudayaan …………………………………………….. 112

Tabel 3.24 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ KelurahanTahun 2019 ……………………………………………… 114

Tabel 3.25 Capaian Tujuan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi dalam Manajemen Pemerintah…. 119

Tabel 3.26 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur Tahun 2019 ……………………………………………………..... 121

Tabel 3.27 Capaian Sasaran Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Tahun 2019 ………………………………………………….. 126

Tabel 3.28 Capaian Sasaran Meningkatnya Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2019 ……………………………………………… 129

Tabel 3.29 Nilai Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemantasi Sistam Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 ……………………… 130

Tabel 3.30 Capaian Sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP Tahun 2019 ……………… 133

Tabel 3.31 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Publik Tahun 2019 …………… 135

Tabel 3.32 Hasil Survey Kepuasan Atas Layanan Perizinan dan Penanaman Modal …. 136

Tabel 3.33 Hasil Survey Kepuasan Masyarakat “Pelayanan Kependudukan …………… 138

Tabel 3.34 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2019 ……………………………………………........ .

141

v

Tabel 3.35 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah Tahun 2019 …………………..…………………………………. 142

Tabel 3.36 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD Tahun 2019 ….. 147

Tabel 3.37 Capaian Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profresional, Handal dan Terintegrasi dalam Menunjang Smart City Tahun 2019 ………………………………………………………………………………… 150

Tabel 3.38 Capaian Sasaran Meningkatkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2019Tahun 2019 ………………………………………………… 153

Tabel 3.39 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah Tahun 2019 ………………………………………………………………. 156

Tabel 3.40 Capaian Tujuan Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Tahun 2019 …………………………………………………………. 158

Tabel 3.41 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan Tahun 2019 … 160

Tabel 3.42 Capaian Sasaran Meningkatya Kapasitas Pelayanan Drainase Tahun 2019

166

Tabel 3.43 Capaian Sasaran Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat Tahun 2019 …………………..…………………………………….. 170

Tabel 3.44 Analisis Tim PKL Kota Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi …………………..…………………..……………………………….. 172

Tabel 3.45 Capaian Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim …………………..…………………..………………. 174

Tabel 3.46 Luas Wilayah Tutupan Lahan Di Kota Cirebon ………………………………… 177

Tabel 3.47 Sasaran Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan Perundang Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan Kota Cirebon …………………..………………………………… 179

Tabel 3.48 Sasaran Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat Tahun 2019 …………………..…………………..………………….. 182

Tabel 3.49 Sasaran Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional Tahun 2019 …………………..…………………..………………………………… 184

Tabel 3.50 Sasaran Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana Tahun 2019 …………………..…………………..…………………….. 186

Tabel 3.51 Data Realisasi APBD Tahun 2019 …………………..………………………….. 190

Tabel 3.52 Data Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Tahun 2019 ……………………. 190

vi

Gambar 1.1 Peta Kota Cirebon ……………………………………………………………….. 5

Gambar 3.1 Diagram realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama …………………….. 59

Gambar 3.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cirebon, 2011-2019 ………..... 70

Gambar 3.3 Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Gini Rastio 2015-2018 ………… 71

Gambar 3.4 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama aekolah ………………………. 74

Gambar 3.5 Usia Harapan Hidup Saat Lahir ………………………………………………... 79

Gambar 3.6 Indeks Pembangunan Gender Kota Cirebon ………………………………… 95

Gambar 3.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 2010-2019 ………………………. 101

Gambar 3.8 Persentase Keaktifan Objek Pemajuan Kebudayaan ………………............. 112

Gambar 3.9 Grafik Hasil Perhitungan IKM Kependudukan dan Pencatatan Sipil…… 139

1

Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan gambaran

akuntabilitas kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah kepada publik

berdasarkan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan. Peraturan Presiden Nomor 29

tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)

mengamanatkan bagi setiap instansi pemerintah untuk menyusun dokumen Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. Secara operasional, penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah berpedoman pada Peraturan Menteri Kinerja Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis

perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan kinerja

pemerintah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah memiliki peran strategis dalam mekanisme

pelaporan kinerja instansi pemerintah daerah. Dokumen ini menjadi bentuk

akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap

instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Selain itu, dokumen ini menjadi

bahan evaluasi pencapaian kinerja. Di era transparansi dan tuntutan publik terhadap

kinerja instansi pemerintah, keberadaan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

menjadi bagian dari kerangka pembangunan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance). Dengan demikian, hal yang terpenting dalam penyusunan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah adalah mekanisme pengukuran kinerja, evaluasi, dan

pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran

kinerja.

Pemerintah daerah mendapatkan ruang kewenangan untuk mengelola berbagai

sumber daya yang tersedia. Dalam bingkai sistem pemerintahan nasional, Pemerintah

Kota Cirebon mendapatkan delegasi untuk menyelenggarakan berbagai kewenangan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Merujuk pada

Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rincian Urusan

1.1 Latar Belakang

2

Pemerintahan yang Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang

terdiri dari:

1. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi

Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang, Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Bidang

Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat dan Bidang

Sosial.

2. Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar

meliputi Bidang Tenaga Kerja, Bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan anak, Bidang Pangan, Bidang Pertanahan, Bidang Lingkungan

Hidup, Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Bidang

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ Kelurahan, Bidang Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana, Bidang Perhubungan, Bidang Komunikasi

dan Informatika, Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Bidang

Penanaman Modal, Bidang Kepemudaan dan Olahraga, Bidang Statistik,

Bidang Persandian, Bidang Kebudayaan, Bidang Perpustakaan, Bidang

Kearsipan.

3. Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi Pembagian Urusan Bidang kelautan dan

Perikanan, Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata, Pembagian

Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian, Pembagian Urusan Pemerintahan

Bidang Perdagangan dan Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kota Cirebon berupaya

untuk meningkatkan akuntabilitas eksternal dan internal sesuai dengan dinamika

pembangunan dan tuntutan masyarakat. Berbekal berbagai target kinerja

sebagaimana telah diformulasikan dalam indikator kinerja pencapaian visi dan misi

daerah, Pemerintah Daerah Kota Cirebon bertekad untuk menyampaikan informasi

capaian Daerah kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan kepada masyarakat

pada umumnya dan warga Kota Cirebon pada khususnya secara baik.

3

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah Tahun 2019 ini

memberikan gambaran dan menjelaskan secara utuh dan komprehensif pelaksanaan

pembangunan pada Tahun 2019 sekaligus juga menggambarkan upaya-upaya yang

sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon selama 5 (lima) tahun

pelaksanaan pencapaian visi dan misi yang sudah dituangkan dalam Peraturan

Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah

menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan

Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018.

Pelaksanaan pembangunan pada Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun

2019 merupakan tahun pertama dari yang direncanakan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Tahun 2018-2023, sehingga dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)

dideskripsikan apa saja yang sudah dilakukan dalam mencapai tujuan yang

direncanakan dan juga permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses

pembangunan di Kota Cirebon pada tahun 2019 ini..

1.2.1 Kondisi Geografis Kota Cirebon

Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur

utama lintas pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 6,41o Lintang

Selatan dan 108,33o Bujur Timur pada Pantai Utara Pulau Jawa Bagian Barat. Bentuk

wilayah Kota Cirebon memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer dan dari Utara

ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut ± 5 meter.

Secara administrasi Kota Cirebon terdiri dari 5 (lima) kecamatan, 22 (dua puluh

dua) kelurahan, 248 Rukun Warga, dan 1.369 Rukun Tetangga dengan luas wilayah

1.2 Gambaran Umum Kota Cirebon

4

administratif sekitar 37,358 km2 atau sekitar 3.736 hektar dengan batas wilayah

administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara

Sebelah Barat

Sebelah Selatan

Sebelah Timur

:

:

:

:

Sungai Kedung Pane

Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon

Sungai Kalijaga

Laut Jawa

Dilihat dari wilayah administratif pemerintahan, Kota Cirebon terdiri dari 5 (lima)

kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan, yaitu:

1) Kecamatan Kejaksan terdiri dari Kelurahan Kejaksan, Kelurahan

Kesenden, Kelurahan Sukapura dan Kelurahan Kebon Baru;

2) Kecamatan Kesambi terdiri dari Kelurahan Kesambi, Kelurahan

Pekiringan, Kelurahan Sunyaragi, Kelurahan Karyamulya dan Kelurahan

Drajat;

3) Kecamatan Pekalipan terdiri dari Kelurahan Jagasatru, Kelurahan

Pulasaren, Kelurahan Pekalipan, dan Kelurahan Pekalangan;

4) Kecamatan Lemahwungkuk terdiri dari Kelurahan Kesepuhan, Kelurahan

Pegambiran, Kelurahan Panjunan, dan Kelurahan Lemawungkuk;

5) Kecamatan Harjamukti terdiri dari Kelurahan Harjamukti, Kelurahan

Kecapi, Kelurahan Larangan, Kelurahan Argasunya, dan Kelurahan

Kalijaga.

Kondisi topografi sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah

dan sebagian kecil merupakan dataran tinggi yang berada di wilayah selatan kota.

Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala

tersendiri, karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan

sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa lokasi. Karenanya di

beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air

hujan ke laut.

5

Secara umum kondisi lingkungan di Kota Cirebon dapat dibagi menjadi dua bagian

besar yaitu kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan yang masih baik yaitu

memiliki indikator lingkungan di bawah ambang batas, dan kawasan yang kondisi

lingkungannya telah berada di atas ambang batas kualitas lingkungan yang

diperkenankan. Kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan di bawah ambang

batas tersebar di seluruh wilayah kota khususnya di bagian selatan , ditandai dengan

masih adanya kawasan ruang terbuka hijau. Namun yang harus menjadi perhatian

adalah kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya telah terjadi penurunan kualitas.

Peta wilayah Kota Cirebon disajikan pada gambar berikut :

Gambar 1.1

Peta Kota Cirebon

Sumber :Dokumen Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan,

Dinas Lingkungan Hidup, 2019

6

No. Kecamatan Luas Wilayah Kelurahan RW RT

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

3.

4.

5.

Harjamukti

Lemahwungkuk

Pekalipan

Kesambi

Kejaksan

17.615

6.507

1.561

8.059

3.616

5

4

4

5

4

76

42

39

55

35

454

232

186

307

183

Jumlah 37.358 22 248 1.369

Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2018, diolah

Jika dilihat pada tabel diatas, dari 5 kecamatan, 22 kelurahan, 248 RW dan 1.369

RT, Kecamatan Harjamukti merupakan wilayah kecamatan yang paling luas dan

kecamatan Pekalipan merupakan wilayah dengan luas paling kecil.

Sesuai dengan lokasi wilayah yang berada di tepi laut, Kota Cirebon termasuk

daerah bertemperatur udara cukup tinggi dengan suhu udara minimum rata–rata tahun

2017 sebesar 24,13º C dan maksimum rata-rata 31,18º C serta banyaknya curah hujan

2.323,1 mm per tahun dengan hari hujan 87 hari, atau rata-rata 7,25 hari per bulan.

1.2.2 Demografi Kota Cirebon

Penduduk (sumber daya manusia) merupakan bagian penting dari modal

pembangunan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah penduduk yang besar

dapat menjadi sumber daya (input) produksi sekaligus menciptakan demand dan pasar

bagi barang dan jasa yang diproduksi. Namun demikian, jumlah penduduk harus

dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah kependudukan (pengangguran,

Tabel 1.1

Luas Wilayah per Kecamatan

7

kemiskinan, dan lain- lain) serta perlu ditingkatkan kualitasnya terutama menyongsong

era Indonesia Emas tahun 2045.

Jumlah penduduk Kota Cirebon dalam 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami

peningkatan dari sisi kuantitas. Pada tahun 2019, penduduk Kota Cirebon berjumlah

340.370 jiwa, bertambah 38.650 jiwa dibandingkan dengan tahun 2013 (301.720 jiwa).

Jumlah penduduk laki-laki hampir sebanding dengan penduduk perempuan, yaitu

50,14 persen laki-laki dan 49,86 persen perempuan. Berdasarkan luas wilayah

dibandingkan populasi penduduk, kepadatan penduduk Kota Cirebon rata-rata sekitar

8.387 orang per/km2. Hasil proyeksi penduduk menurut kelompok umur bahwa

penduduk paling banyak terdapat di kelompok umur 20-24 tahun yaitu 28.416 jiwa

sementara paling sedikit ada pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu 5235 jiwa.

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Kota Cirebon Menurut Kelompok Umur 2019

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan SIpil, diolah

Komposisi penduduk Kota Cirebon yang menunjukan Bonus Demografi

merupakan peluang sekaligus tantangan dalam pembangunan Kota Cirebon,

sepatutnya skema perencanaan pembangunan mempertimbangkan aspek bonus

demografi ini untuk menjamin strategi dan arah kebijakan yang tepat.

8

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cirebon nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Pemerintah Daerah Kota Cirebon

membentuk organisasi perangkat daerah dengan komposisi sebagai berikut

a. Sekretariat Daerah Kota Cirebon; b. Sekretariat DPRD Kota Cirebon; c. Inspektorat Kota Cirebon; d. Dinas Pendidikan; e. Dinas Kesehatan; f. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; g. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman; h. Satuan Polisi Pamong Praja; i. Dinas Pemadam Kebakaran; j. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; k. Dinas Tenaga Kerja; l. Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan; m. Dinas Lingkungan Hidup; n. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; o. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; p. Dinas Perhubungan; q. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik; r. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; s. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. t. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata; u. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan; v. Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; w. Badan Keuangan Daerah; x. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah; y. Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran; z. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; aa. Kecamatan sebanyak 5 Kecamatan. :

1. Kecamatan Kejaksan 2. Kecamatan Kesambi 3. Kecamatan Harjamukti 4. Kecamatan Lemah Wungkuk 5. Kecamatan Pekalipan

1.3 Struktur Organisasi

9

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan

dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas

(daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu

kondisi/kejadian penting/keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan

kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak

dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat

penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/

keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang, oleh karena itu,

untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai

fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi.

Isu strategis pembangunan Kota Cirebon dirumuskan berdasarkan

permasalahan-permasalahan pembangunan daerah juga memperhatikan hasil evaluasi

dari laporan kinerja pada tahun N-1. Tantangan dan potensi pembangunan daerah ke

depan, yang meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan

peningkatan daya saing daerah. Isu-isu strategis tersebut merupakan kondisi atau hal

yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah,

karena dampaknya yang signifikan bagi daerah yang bersifat penting, mendasar,

mendesak, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Rumusan isu-isu strategis disusun berdasarkan analisis terhadap berbagai fakta

dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis berdasarkan

peluang dan ancaman lingkungan eksternal sesuai dengan dinamika internasional,

nasional dan lokal Kota Cirebon. Isu strategis pembangunan Kota Cirebon 5 (lima)

tahun ke depan diidentifikasi dari berbagai sumber, yaitu: (1) permasalahan

pembangunan Kota Cirebon; (2) dinamika internasional, nasional, dan regional yang

mempengaruhi pembangunan Kota Cirebon; (3) kebijakan pembangunan daerah

sekitar yang mempengaruhi pembangunan Kota Cirebon; (4) kebijakan pembangunan

1.4 Isu Strategis

10

Kota Cirebon yang meliputi RPJPD Kota Cirebon 2005-2025 dan RTRW Kota Cirebon

2011-2031; dan (5) Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD, maka ditetapkan isu

strategis pembangunan jangka menengah Kota Cirebon 5 (lima) tahun mendatang,

yaitu:

1. Kualitas dan daya saing sumber daya manusia.

2. Kemiskinan, pengangguran dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

3. Peningkatan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah sesuai dengan daya

dukung dan daya tampung lingkungan.

4. Produktivitas daya saing ekonomi secara berkelanjutan.

5. Pemajuan kebudayaan dan pariwisata berbasis budaya dan sejarah.

6. Reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik.

7. Kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum.

Secara umum isu strategis tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:

1. Isu Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia.

Kota Cirebon sebagai salah satu dari 27 (dua puluh tujuh) kabupaten/kota di

Jawa Barat dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 313.325 jiwa.

Berdasarkan proyeksi perkembangan penduduk yang dikeluarkan oleh BPS, pada

tahun 2023 jumlah penduduk Kota Cirebon akan mencapai 335.661 jiwa. Jumlah

penduduk tersebut kalau tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beban

pembangunan. Oleh karena itu perlu dipacu dan didorong dengan berbagai kegiatan

yang inovatif dan kreatif, sehingga memiliki keunggulan, handal, berkarakter, dan

memiliki daya saing global. Saat ini dalam pembangunan dan pengembangan sumber

daya manusia Kota Cirebon masih dihadapkan pada berbagai hambatan, diantaranya

masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD yang baru mencapai 57,94

persen, APM SMP/MTs sebesar 83,12 persen dan APM SMA/SMK/MA sebesar 55,70

persen. Begitu pula Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Cirebon yang pada tahun

2017 baru mencapai 9,96 tahun, yang artinya tingkat penduduk penduduk Kota Cirebon

pada tahun 2017 rata-rata baru mencapai kelas I SMA. Selain peningkatan akses

11

pelayanan Pendidikan bagi seluruh masyarakat usia sekolah (education for all) yang

harus ditingkatkan adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik, dimana pada saat ini

guru SD/MI yang bersertifikasi tenaga pendidik baru mencapai 48,24 persen dan guru

SMP/MTs yang telah memiliki sertifikasi tenaga pendidik baru mencapai 53,41 persen.

Selain hal tersebut, masalah tata kelola Pendidikan juga perlu mendapatkan

perhatian yang serius. Hal ini terlihat dari masih banyaknya sekolah baik di tingkat SD

maupun SMP yang masih terakreditasi C. Jumlah SD yang terakreditasi C pada tahun

2017 sebanyak 114 sekolah dari 170 sekolah atau 67,06 persen, sedangkan SMP

dengan akreditasi C sebanyak 30 sekolah dari 44 sekolah yang ada atau 68,18 persen.

Dari uraian tersebut, maka kualitas/mutu, relevansi dan tata kelola Pendidikan belum

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk lebih meningkatkan daya saing sumber

daya manusia.

Selain permasalahan pelayanan pendidikan, permasalahan pelayanan

kesehatan juga saat ini belum optimal yang ditandai dengan capaian indeks kesehatan

pada tahun 2017 sebesar 79,83 poin dan masih perlu ditingkatkan. Masih adanya

kematian bayi (17 kasus), kematian ibu melahirkan, dan berat bayi lahir rendah (168

kasus), kematian anak balita (6 kasus), cakupan pemberian ASI ekslusif (64,26 persen)

juga perlau mendapat perhatian. Hal tersebut terjadi karena belum optimalnya kualitas,

pemerataan dan keterjangkauan layanan kesehatan, serta perilaku masyarakat yang

kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.

2. Isu Kemiskinan, Pengangguran dan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial.

Upaya-upaya penanganan kemiskinan telah dilakukan dari tahun ke tahun,

jumlah penduduk miskin pada tahun 2013 mencapai 31,9 ribu jiwa dan pada tahun

2017 turun menjadi 30,19 ribu jiwa atau turun dari 10,54 persen menjadi 9,66 persen,

sehingga dalam periode 2013-2017 pemerintah Kota Cirebon berhasil menurunkan

jumlah penduduk miskin sebanyak 1.710 jiwa atau 0,88 persen atau rata-rata per tahun

turun sebesar 0,18 persen. Penurunan jumlah tersebut tergolong lambat, sehingga

12

memerlukan akselerasi melalui intervensi berbagai program dan kegiatan yang tepat

sasaran, tepat metode dan cepat dalam penanganannya.

Disamping itu, keberadaan penyandang masalah kesejahteraan social yang

dirasakan semakin komplek memerlukan intervensi yang tepat. PMKS di Kota Cirebon

tidak hanya berasal dari dalam kota, tetapi juga berasal dari luar kota daerah sekitar

bahkan ada yang berasal dari provinsi tetangga, sehingga dalam penanganannya

memerlukan koordinasi dan kerja sama lintas wilayah.

3. Isu Peningkatan Pemerataan Pembangunan di Seluruh Wilayah Sesuai

dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan.

Pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh warga masyarakat secara adil

dan merata di seluruh wilayah Kota Cirebon, karena hal ini terkait erat dengan tingkat

partisipasi masyarakat itu sendiri terhadap pembangunan kotanya. Kesenjangan antar

wilayah yang cenderung semakin melebar akan menimbulkan gejolak pembangunan,

yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat kepedulian masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan. Hal ini terlihat dari nilai indeks gini Kota Cirebon yang

cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,38 menjadi 0,41 pada

tahun 2018, yang artinya kesenjangan pendapatan antar masyarakat semakin melebar.

Disamping itu, pelambatan pertumbuhan ekonomi juga menjadi salah satu faktor

lambatnya pemerataan hasil-hasil pembangunan di semua aspek kehidupan. Pada

tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon mencapai 5,71 persen dan tahun 2018

sebesar 5,79 persen, sehingga dalam kurun waktu 4 (empat) tahun, perekonomian Kota

Cirebon hanya tumbuh 0,08 persen.

Prinsip pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan daya dukung dan

daya tampung lingkungan hidup. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, maka

kebutuhan oksigen (O2) juga akan meningkat, begitu pula ketersediaan air bersih harus

menjadi perhatian untuk pemenuhannya.

Perkembangan Kota Cirebon tidak terlepas dari pertambahan penduduk yang

disertai dengan tingginya arus urbanisasi ke wilayah perkotaan, menyebabkan semakin

tingginya volume sampah yang harus dikelola setiap hari. Hal tersebut bertambah sulit

13

karena keterbatasan lahan untuk Tempat pembuangan Akhir (TPA) sampah.

Pengangkutan sampah ke TPA juga terkendala karena jumlah kendaraan yang kurang

mencukupi dan kondisi peralatan yang telah tua. Masalah lainya adalah pengelolaan

TPA yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ramah lingkungan.

4. Isu Produktivitas Daya Saing Ekonomi Secara Berkelanjutan.

Daya saing ekonomi daerah merupakan salah satu aspek penting dalam

pembangunan daerah. Daya saing daerah merupakan salah satu tinjauan tingkat

keberhasilan pembangunan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah untuk

bertahan dalam menghadapi tantangan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat. Daya saing ekonomi daerah dapat dilihat dari (1) tingkat produktifitas

angkatan kerja yang bekerja baik pada sektor formal maupun informal; (2) kapasitas

keuangan daerah untuk membiayai pembangunan. Pendapatan asli daerah merupakan

salah satu komponen kapasitas keuangan daerah yang dipengaruhi oleh kinerja

perekonomian kota; (3) kinerja BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD; (4)

angka kejadian kriminalitas; (5) ketergantungan penduduk, yang menunjukan rasio

antara penduduk yang tidak produktif terhadap penduduk produktif; (6) iklim investasi.

Kinerja daya saing daerah memiliki kaitan dengan kinerja kesejahtaraan

masyarakat, dan pelayanan umum. Daya saing daerah dipengaruhi oleh tingkat

kesejahteraan masyarakat seperti daya beli dan pertumbuhan ekonomi, sebaliknya

daya saing daerah memberi pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat berupa iklim

investasi yang diperlukan untuk menggerakan ekonomi kota.

Indikator daya saing daerah lainya yang erat kaitannya dengan pertumbuhan

ekonomi Kota Cirebon adalah daya beli masyarakat. Data Tahun 2016 menunjukkan

bahwa daya beli masyarakat Kota Cirebon berada ada kisaran Rp. 10.916 ribu

5. Isu Pemajuan Kebudayaan dan Pariwisata Berbasis Budaya dan Sejarah.

Permasalahan lain yang penting adalah belum menguatnya pariwisata sebagai

pendorong terciptanya perekonomian inklusif, hal tersebut disebabkan oleh belum

14

optimalnya pengembangan SDM Pariwisata serta belum optimalnya pengembangan

manajemen pariwisata dan aset pariwisata. Pada bidang kebudayaan terjadi beberapa

permasalahan yang ditandai oleh menurunya penyelenggaraan festival seni dan

budaya di Kota Cirebon, hal tersebut disebabkan belum optimalnya pelestarian Nilai

Budaya Cirebon yang memiliki kekayaan warisan budaya keraton, belum optimalnya

pengelolaan budaya sebagai Aset Pariwisata Kota Cirebon, dan belum optimalnya

pengembangan ragam Seni Tradisional Cirebon. Sebagai akibat kurangnya

pengelolaan kekayaan dan keragaman seni dan budaya tersebut, nampak beberapa

kesenian tradisional Cirebon yang hamper punah, seperti Seni Pertunjukan Tarling.

6. Isu Reformasi Birokrasi dan Kualitas Pelayanan Publik.

Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih cepat,

lebih murah, lebih mudah dan lebih baik. Untuk itu, pemerintah harus melakukan

reformasi birokrasi dan memfokuskan pada aspek kelembagaan, aparatur, dan tata

laksana dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pengembangan

reformasi birokrasi harus dilakukan bersamaan dengan reformasi pada bidang-bidang

lain, misalnya reformasi badan usaha daerah dan swasta serta lembaga-lembaga

lainnya agar terjalin sinergi yang saling menguntungkan dan bermanfaat.

Dalam menjalankan pemerintahan, dikenal konsep good governance yang

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 dengan menerapkan tata kelola

pemerintahan yang akuntabel. Untuk dapat menerapkan tata kelola pemerintahan yang

baik, perlu perbaikan mendasar dari berbagai lini mulai dari rekrutmen hingga

pengawasan. Oleh karena itu, ketika sebuah daerah ingin menyelenggarakan

pemerintahan dengan tata kelola yang baik, perlu analisis menyeluruh di berbagai lini

agar perbaikan yang dilakukan dapat optimal. Kasus-kasus yang saat ini terjadi di Kota

Cirebon membuat perbaikan tata kelola pemerintahan menjadi hal yang sangat penting

dan perlu perhatian khusus. Selain tindakan penanggulangan seperti monitoring dan

pengawasan, perlu juga tindakan pencegahan seperti pembentukan karakter dan

integritas aparatur. Selain kualitas aparatur, perlu juga peninjauan terhadap birokrasi

yang saat ini berjalan. Melalui peninjauan yang dilakukan, diharapkan dapat dilakukan

15

perbaikan sehingga akan mendukung tata kelola pemerintah yang lebih professional,

akuntabel, bersih dan berwibawa.

7. Isu Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum.

Untuk lebih meningkatkan daya saing perekonomian daerah yang inklusif

diperlukan stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban umum di masyarakat.

Tingkat kondusifitas masyarakat juga menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi

investor untuk berinvestasi di Kota Cirebon.. Oleh karena itu, penegakan peraturan

perundang-undangan mutlak diperlukan untuk menciptakan kondusifitas dan

kenyamanan dalam beraktivitas. Upaya meningkatkan daya saing ekonomi daerah

akan terwujud jika kemanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat dapat dirasakan

oleh seluruh warga masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, keterkaitan antara permasalahan pokok

pembangunan dengan isu-isu stragtegis pembangunan beserta prioritas pembangunan

untuk 5 (lima) tahun ke depan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.3

Keterkaitan Permasalahan Pembangunan, Isu-isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Tahun

2018-2023

No. Permasalahan Isu Strategis Prioritas Pembangunan

1 2 3 4

1. Belum optimalnya

kualitas sumber daya

manusia dan daya

saing daerah.

Isu Kualitas dan Daya

Saing Sumber Daya

Manusia.

Peningkatan kesejahteraan dan kualitas Sumber Daya Manusia.

2. Masih tingginya angka

kemiskinan,

pengangguran, dan

penyandang masalah

kesejahteraan sosial.

Isu Kemiskinan,

Pengangguran dan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial.

Akselerasi pertumbuhan

dan pemerataan

pembangunan

berkelanjutan

3. Belum optimalnya Isu Peningkatan

16

pelayanan infrastruktur

perkotaan.

Pemerataan

Pembangunan di

Seluruh Wilayah

Sesuai dengan Daya

Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan

4. Pertumbuhan ekonomi

Kota Cirebon

mengalami pelambatan

Isu Produktivitas Daya

Saing Ekonomi

Secara Berkelanjutan

Peningkatan produktifitas

dan daya saing ekonomi

5. Belum optimalnya

pengembangan

pariwisata berbasis

budaya dan sejarah.

Isu Pemajuan

Kebudayaan dan

Pariwisata Berbasis

Budaya dan Sejarah.

Pemajuan kebudayaan

dan pengembangan

destinasi pariwisata

6. Belum optimalnya

kinerja penyelenggara-

an pemerintahan

daerah dan pelayanan

publik; dan

Isu Reformasi

Birokrasi dan Kualitas

Pelayanan Publik

Reformasi birokrasi dan

peningkatan kualitas

pelayanan publik

7. Meningkatnya

pelanggaran terhadap

Peraturan Daerah dan

Peraturan Kepala

Daerah.

Isu Kondusifitas

Ketentraman dan

Ketertiban Umum

Peningkatan kondusifitas

ketentraman dan

ketertiban umum

Sumber: Dokumen RPJMD 2018-2023

17

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Perencanaan dan perjanjian kinerja merupakan hal mendasar dalam sistem

akuntabilitas kinerja, melalui perencanaan dan perjanjian kinerja maka target-target

terhadap kinerja akan terarah dan terukur. Perencanan dan perjanjin kinerja pada tahun

2019 tidak terlepas dari rencana strategis yang ditetapkan melalui Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Melalui Bab II ini diuraikan komponen-komponen yang terdapat dalam

perencanaan dan perjanjian kinerja, diantaranya Perencanaan Strategis, Indikator

Kinerja Utama, Perjanjian KInerja serta Rencana Penganggaran. Penjelasan mengeani

perencanaan dan perjanjian kinerja ini dilakukan guna menjadi acuan dalam mengupas

pengukuran, evaluasi dan analisa atas pencapaian kinerja di BAB selanjutnya.

2.1.1 Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Kota Cirebon 2018-2023.

RPJMD Kota Cirebon Tahun 2018-2023 merupakan tahap ke-empat dari RPJPD

Kota Cirebon Tahun 2005-2025. Pada tahap ini fokus pembangunan diarahkan pada

upaya Pemantapan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam mewujudkan Kota

Cirebon yang maju dan sejahtera berlandaskan keimanan dan ketaqwaan berbasis

budaya dan kearifan lokal. Dengan demikian, visi pembangunan jangka menengah

pada tahun 2018-2023 harus mengacu pada fokus pembangunan tersebut agar

terwujud perencanaan pembangunan yang sinkron, konsisten dan berkelanjutan.

Adapun visi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon Tahn 2018 – 2023 adalah :

“SEHATI Kita Wujudkan Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis

Budaya dan Sejarah”

Pernyataan visi Kota Cirebon Tahun 2018 – 2023 memiliki makna sebagai

berikut :

2.1 Perencanaan Strategis

18

1. SEHATI, berarti satu hati atau seia sekata, menunjukkan bahwa seluruh

komponen (masyarakat dan stakeholders pembangunan) harus bahu membahu

mewujudkan kemajuan Kota Cirebon. Mewujudkan masyarakat yang sehat

bukan hanya pada kata sehat secara harfiah fisik semata, tetapi bermakna pula

pada masyarakat yang sehat rohani, jasmani dan sosial.

2. Sehat, adalah suatu kondisi yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni

masyarakat dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling

mendukung. Kesehatan dapat dicapai dan berkelanjutan apabila semua aspek

yang meliputi sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya diperhatikan, dengan

penekanan tidak cukup hanya pada pelayanan kesehatan, tetapi kepada

seluruh aspek yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik jasmani

maupun rohani.

3. Hijau. Kota Cirebon menjadi kota hijau, artinya kota yang rimbun, sejuk, bersih,

dan asri. Dengan visi ini, maka pembangunan Kota Cirebon senantiasa

berorientasi dan mempertimbangkan keseimbangan ekosistem dan pelestarian

lingkungan hidup. Panorama pemandangan lingkungan yang segar dan hijau

akan menciptakan suasana segar, sejuk menawan, menenteramkan hati,

mendorong gairah kerja, dan menarik para wisatawan dan usahawan untuk

berlibur dan berinvestasi di Kota Cirebon, dan seluruh warga masyarakatnya

merasa betah tinggal di kota Cirebon.

4. Agamis, suatu kondisi, sikap dan perilaku masyarakat Kota Cirebon yang

mempunyai kedalaman penghayatan, pengamalan keagamaan dan

keyakinannya terhadap Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan

dengan mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan

keikhlasan hati dan dengan seluruh jiwa raga serta memperhatikan tata nilai

dan norma serta kearifan lokal.

5. Inovatif, pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah

didukung dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik,

kualitas hidup, dan pembangunan berkelanjutan.

19

6. Kota Kreatif, merupakan salah satu strategi dalam perencanaan kota dimana

orang-orang dapat berpikir, merencanakan dan bertindak secara kreatif.

Kreatifitas diartikan pola pikir (mental model), sikap (character) dan aksi (action)

yang merangsang inovasi, komitmen, originalitas dan transformasi untuk

membangun diri (self actualization dan living organization) secara

berkesinambungan dalam berbagai aspek kehidupan untuk mencapai kualitas

kehidupan yang semakin bermutu, yang bercirikan:

a. Membangun citra dan identitas lokal;

b. Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan;

c. Menciptakan iklim bisnis yang positif;

d. Berbasis pada sumber daya yang terbarukan;

e. Menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan yang

kompetitif; dan

f. Memberikan dampak yang positif pada masyarakat.

Berbasis Budaya dan Sejarah, diartikan bahwa kreatifitas melekat dengan

pengetahuan (knowledge) dan kebudayaan (culture), sehingga merupakan integrasi

antara tradisi dan modernitas yang meliputi 8 (delapan) aspek kehidupan kota yaitu seni

dan budaya, sumber daya manusia, lingkungan, industri dan niaga, pariwisata,

teknologi, kebijakan pemerintah, serta program pemerintah (public service).

Sebagai upaya sinergitas perencanaan pembangunan secara regional,

penyusunan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Mengah Kota Cirebon tak terlepas

dari pertimbangan perkembangan perencanaan pembangunan di wilayah sekitarnya

atau seringkali disebut regional wilayah III yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten

Kuningan, dan Kabupaten Indramayu serta sebagai acuan yaitu tema pembangunan

nasional dan Jawa Barat .

Keterkaitan visi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon dengan tema

pembangunan nasional, Jawa Barat, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan

20

Kabupaten Indramayu dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar : 2.1

Keterkaitan Visi RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat,

RPJMD Kota Cirebon dan RPJMD Kabupaten Cirebon

Visi Kota Cirebon Kota Cirebon 2018-2023 :

“SEHATI (Sehat, Hijau, Agamis, Tentram, dan Inovatif) Kita Wujudkan Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis

Budaya dan Sejarah”

Visi Pembangunan Jawa Barat 2018-2023 :

“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”

Tema Pembangunan Nasional 2020-2024 :

“Indonesia Berpenghasilan Menengah Tinggi yang Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan”

21

Visi Kota Cirebon SEHATI (Sehat, Hijau, Agamis, Tentram, dan Inovatif) Kita

Wujudkan Cirebon sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah” telah selaras

dengan Tema Pembangunan Nasional yang termuat dalam Rancangan Teknokratik

RPJMN 2020-2024, yaitu “Indonesia Berpenghasilan Menengah – Tinggi yang

Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan”, Visi Provinsi Jawa Barat “Terwujudnya Jawa

Barat Juara Lahir Batin Dengan Inovasi dan Kolaborasi”, visi pembangunan Kabupaten

Cirebon “Terwujudnya Kabupaten Cirebon Berbudaya, Sejahtera, Agamis, Maju dan

Aman”, dengan visi pembangunan Kabupaten Kuningan “Kuningan Maju (Makmur,

Agamis, Pinunjul) Berbasis Desa Tahun 2023”, dan dengan visi Kabupaten Indramayu

Visi Kabupaten Indramayu

2018-2023:

“Terwujudnya Masyarakat Indramayu yang Religius, Maju,

Mandiri, dan Sejahtera Serta Terciptanya Keunggulan

Daerah”

Visi Kabupaten Kuningan

2018-2023: “Kuningan MAJU

(Makmur, Agamis, Pinunjul) Berbasis Desa Tahun 2023

Visi Kabupaten Cirebon

2018-2023: “Terwujudnya

Kabupaten Cirebon Berbudaya, Sejahtera,

Agamis, Maju dan Aman”.

22

“Terwujudnya Masyarakat Indramayu yang Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera Serta

Terciptanya Keunggulan Daerah”. Visi pembangunan tersebut di atas, pada dasarnya

bertujuan mewujudkan kondisi masyarakat yang tercukupi kebutuhan dasarnya baik

materiil maupun imateril untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang sejahtera,

berkarakter, berbudaya, memiliki keunggulan kompetetitif dan berdaya saing tinggi.

Misi Kota Cirebon

Misi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon tahun 2018-2023, telah

diselaraskan dengan arah kebijakan pembangunan jangka panjang sebagaimana

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Cirebon Tahun 2005-2025 yang

mensyaratkan fokus RPJMD periode 2018-2023 adalah akselerasi peningkatan

sumber daya manusia dan akselerasi peningkatan daya saing daerah. Kedua hal

tersebut harus mengacu kepada terwujudnya Kota Perdagangan dan Jasa yang

dilandasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon tahun

2018 – 2023, maka ditetapkan 4 (empat) misi pembangunan jangka menengah tahun

2018 – 2023 yaitu :

1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya Saing,

Berbudaya dan Unggul Dalam Segala Bidang.

2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan

Inovatif.

3. Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan

Lingkungan.

4. Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif.

23

Keterkaitan Misi Pembangunan Jangka Menengah Kota Cirebon Tahun 2018-

2023, dengan Misi RPJPD yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon

Nomor 9 Tahun 2008 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Misi 1, yaitu : “Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Kota Cirebon yang

Berdaya Saing, Berbudaya dan Unggul Dalam Segala Bidang”, sesuai

dengan arahan Misi 1, misi 2 dan misi 3 RPJPD yaitu : (1) “Mewujudkan

Masyarakat yang Religius”; (2) “Meningkatkan Kualitas Kesehatan

Masyarakat”; dan (3) “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk

Menciptakan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing Tinggi”. Misi

tersebut merupakan arahan untuk meningkatkan daya saing pembangunan

daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan

kepada masyarakat, menanggulangi kemiskinan secara drastis, menyediakan

akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta

sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam

berbagai aspek termasuk gender, yang ditandai dengan :

a. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkesinambungan dengan

IPM minimal 85.

b. meningkatnya pemahaman dan pengimplementasian nilai-nilai ajaran

Agama dengan memperkuat jati diri dan karakter kota yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara

kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi

antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur

budaya dan kearifan lokal Cirebon sebagai bagian integral dari budaya

bangsa, dan memiliki kebanggaan dalam rangka memantapkan landasan

spiritual, moral, dan etik dalam pembangunan.

c. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, yang ditunjukan dengan (1)

meningkatnya Angka Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu,

Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita; (2) Terbangunnya

sarana pengolahan air bersih yang layak dan berkelanjutan serta

24

terpenuhinya sarana sanitasi dasar bagi seluruh masyarakat; dan (3)

Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat di

seluruh fasilitas kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit yang

dikelola secara profesional dan berorientasi pelanggan yang disertai

dengan peningkatan mutu pelayanan baik medis maupun administrasi.

d. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam pendidikan, yang ditunjukan

dengan : (1) Meningkatnya Rata-rata Lama Sekolah, menurunnya Angka

Putus Sekolah dan menurunnya Angka Buta Huruf; serta (2)

Terbangunnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan

dikelola secara profesional untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang

unggul dan berdaya saing tinggi.

e. Terwujudnya masyarakat yang demokratis dan mengutamakan

musyawarah mufakat dalam menyelesaikan segala persoalan yang

bersangkutan dengan kepentingan umum.

f. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku ramah

lingkungan.

g. Menurunnya angka kemiskinan.

h. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat.

i. Meningkatnya jumlah investor (PMDN dan PMA) yang masuk Kota

Cirebon.

j. Terbangunnya struktur ekonomi yang kokoh dengan sektor perdagangan,

kelautan dan perikanan menjadi basis utama aktifitas ekonomi yang

dikelola secara profesional dan menghasilkan komoditas berkualitas yang

didukung oleh industri pengolahan yang modern serta sektor jasa dengan

kualitas pelayanan yang bermutu.

k. Berkembangnya ekonomi kreatif yang berdaya saing.

25

2. Misi 2, yaitu : ”Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih,

Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif”, sesuai dengan arahan Misi 6, RPJPD,

yaitu (6) ”Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Sarana Prasarana

Umum Diikuti Dengan Terselenggaranya Pemerintahan yang Bersih dan

Berwibawa”, yang ditandai dengan :

a. Terwujudnya pemerintahan yang kuat, bersih dan berwibawa, efektif dan

efisien.

b. Terselenggaranya pemerintahan daerah yang taat pada hukum dan

mampu mengayomi masyarakat dengan optimal.

c. Organisasi pemerintahan yang tertata dengan baik dan berfungsi dengan

optimal.

d. Tersedianya sumber daya aparatur yang profesional dan memiliki

produktifitas yang tinggi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melalui

instansi masing-masing.

Misi tersebut merupakan arahan untuk meningkatkan daya saing

pembangunan daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara

menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, menurunkan jumlah dan

persentase penduduk miskin, menyediakan akses yang sama bagi

masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana

ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk

gender.

3. Misi 3, yaitu : ”Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Umum yang

Berwawasan Lingkungan”, selaras dengan Misi 5 dan 6 RPJPD, yaitu : (5)

”Meningkatkan Kelestarian Lingkungan”; dan (6) “Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik, Sarana Prasarana Umum Diikuti Dengan

Terselenggaranya Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”. Misi ini

merupakan arahan dalam melaksanakan pembangunan harus memperhatian

kelestarian lingkungan atau pembangunan berwawasan lingkungan, yang

ditunjukan dengan :

26

a. Mandirinya Kota Cirebon dalam memenuhi pelayanan dasar terutama

dalam penyediaan air bersih dan berkelanjutan;

b. Menyediakan serta meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan

berbasis Informasi dan Teknologi untuk memacu percepatan pelaksanaan

pembangunan.

c. Terbangunnya sarana dan prasarana komunikasi yang canggih seperti

telepon dan jaringan internet sampai ke pelosok perkotaan.

d. Terwujudnya sarana dan prasarana transportasi darat, yang ditandai

dengan terbangunnya jalan yang mampu menerima tekanan gandar besar

dan lebar sampai ke pelosok kota.

e. Optimalnya sarana dan prasarana perhubungan laut yang lebih baik dan

berskala internasional.

f. Terencananya pembangunan dengan penguatan dan berpedoman pada

aspek tata ruang.

g. Tersedianya sistem pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

h. Terwujudnya ruang terbuka hijau (bufferzone) sebagai upaya

mempertahankan stabilitas lingkungan dan peningkatan sumber daya air

bersih.

i. Mengoptimalkan potensi pengelolaan SDA berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan.

4. Misi 4, yaitu : ”Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang

Kondusif”, selaras dengan Misi 4 RPJPD, yaitu : “Meningkatkan Iklim

Usaha yang Kondusif, Stabil, Merata dan Berkelanjutan”, yang ditandai

dengan :

a. Menciptakan situasi politik yang kondusif melalui terselenggaranya iklim

politik yang sehat.

b. Terwujudnya masyarakat yang taat hukum dan dapat berpartisipasi dalam

menjaga ketentraman dan ketertiban lingkungan sekitarnya.

c. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban umum masyarakat Kota Cirebon

yang mendukung percepatan pembangunan di segala bidang.

Meningkatnya investasi untuk mendukung peningkatan pemerataan

pembangunan

27

Gambar 2.2

Keterkaitan Misi RPJPD Kota Cirebon 2005-2025 dengan

Misi RPJMD Kota Cirebon 2018-2023

Visi RPJPD Kota Cirebon

2005-2025:

Sesuai

dengan

Visi RPJMD Kota Cirebon

2018-2023:

Misi RPJPD 2005-2025: Misi RPJMD 2018-2023:

1. Mewujudkan Masyarakat yang

Religius

1. Mewujudkan Kualitas Sumber

Daya Kota Cirebon yang

Berdaya Saing, Berbudaya dan

Unggul Dalam Segala Bidang

2. Meningkatkan Kualitas Kesehatan

Masyarakat

2. Meningkatkan Tata Kelola

Pemerintahan yang Bersih,

Akuntabel, Berwibawa dan

Inovatif

3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Untuk Menciptakan Sumber Daya

Manusia yang Berdaya Saing

Tinggi

3. Meningkatkan Kualitas Sarana

dan Prasarana Umum yang

Berwawasan Lingkungan

4. Meningkatkan Iklim Usaha yang

Kondusif, Stabil, Merata dan

Berkelanjutan

4. Mewujudkan Ketentraman dan

Ketertiban Umum yang

Kondusif 5. Meningkatkan Kelestarian

Lingkungan

6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Publik, Sarana Prasarana Umum

Diikuti Dengan Terselenggaranya

Pemerintahan yang Bersih dan

Berwibawa

Sumber : Dokumen RPJMD 2018-2023

2.1.2 Tujuan dan Sasaran.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, tujuan adalah

sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun,

sedangkan Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan,

berupa hasil pembangunan Daerah/Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian

hasil (outcome) program Perangkat Daerah

28

Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis yang

menunjukan tingkat kinerja pembangunan tertinggi sebagai dasar penyusunan

arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.

Perumusan tujuan pembangunan jangka menengah Kota Cirebon secara

teknokratik ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD Kota

Cirebon, kebijakan pembangunan jangka menengah Nasional dan Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya tujuan tersebut dikolaborasikan dengan visi dan misi Wali Kota dan Wakil

Wali Kota terpilih untuk menghasilkan rumusan tujuan pembangunan jangka menengah

sampai dengan tahun 2023.

Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan ke dalam

sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan. Sasaran RPJMD

selain menerjemahkan tujuan dari visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih,

sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok RPJPD periode berkenan. Hal ini

dimaksudkan agar sasaran pembangunan jangka menengah Kota Cirebon merupakan

sarana untuk melaksanakan dan sekaligus upaya untuk mewujudkan sasaran

pembangunan jangka panjang Kota Cirebon Tahun 2005-2025, sehingga tercipta

kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan.

Rumusan tujuan dan sasaran, dan keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan

Sasaran Pembangunan Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2018-2023

merupakan bagian dari upaya pencapaian target indikator makro pembangunan,

sebagaimana disajikan dalam tabel berikut

29

Tabel 2.1

Tabel keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Pemerintah

Daerah Kota Cirebon Tahun 2018-2023

No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran

1 2 3 4

MISI 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya Saing, Berbudaya, dan Unggul Dalam

Segala Bidang

1.1 Menciptakan

Kualitas Sumber

Daya Manusia Kota

Cirebon yang

agamis, Kompetitif,

Terlatih dan

Inovatif, serta

mengembangkan

nilai-nilai luhur

keagamaan,

memajukan dan

memperkaya

kebudayaan khas

Cirebon.

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kota Cirebon

b. Indeks Gini

c. Pendapatan Per Kapita (000.000)

d. Indeks Daya Beli

1.1.1 Meningkatnya Akses dan Mutu

Pendidikan

Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Harapan Lama Sekolah (HLS)

1.1.2 Meningkatnya Minat Baca

Masyarakat

Rasio perpustakaan per satuan penduduk

(Permil)

1.1.3 Meningkatnya Derajat Kesehatan

Masyarakat Kota Cirebon

Angka Usia Harapan Hidup Kota

Cirebon (tahun)

Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional

1.1.4 Terkendalinya Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (Persen)

1.1.5 Menurunnya Tingkat

Pengangguran

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/

TPAK (Persen)

Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT

(Persen)

Tingkat Kesempatan Kerja/TKK (%)

1.1.6 Meningkatnya prestasi olahraga

dan pemuda

Jumlah atlet olahraga yang

berkompetisi di tingkat nasional

Persentase Organisasi Pemuda yang

Aktif (Persen)

1.1.7 Meningkatnya Pengarusutamaan

Gender dan Anak

Indeks Pembangunan Gender/IPG (Poin)

Indeks Pemberdayaan Gender/IDG (Poin)

1.1.8 Meningkatnya Peran Industri,

Perdagangan, Koperasi dan

UMKM dalam Stabilitas

Perekonomian Kota Cirebon

Peningkatan PDRB dari sektor industri

(Persen)

Peningkatan PDRB dari sektor

perdagangan (Persen)

1.1.9 Berkurangnya penduduk miskin Persentase Penduduk Miskin (Persen)

1.1.10 Meningkatnya Pertanian, Kelautan

dan Perikanan Untuk Mencapai

Kedaulatan Pangan

Skor Pola Pangan Harapan/PPH (Skor)

Peningkatan PDRB dari sektor pertanian

(%)

1.1.11 Meningkatnya Peran Pariwisata Peningkatan PDRB dari sektor Pariwisata

30

No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran

1 2 3 4

sebagai Sumber Pertumbuhan

Ekonomi Inklusif

(%)

1.1.12 Meningkatnya Kerukunan Umat

Beragama

Konflik Antar Umat Beragama (Kasus)

1.1.13 Meningkatnya Pelestarian dan

Pengembangan Kebudayaan

Lokal

Persentase obyek pemajuan kebudayaan

yang dilestarikan (%)

1.1.14 Meningkatnya Kualitas

Pemberdayaan Masyarakat

Kecamatan/ Kelurahan

Tingkat perkembangan kelurahan:

Kota Cirebon:

Kurang Berkembang

Berkembang

Cepat Berkembang

Tingkat Kualifikasi Status Kelurahan :

Kec. Kesambi :

Swakarya Mula

Swakarya Madya

Swakarya Lanjut

Swasembada Mula

Swasembada Madya

Swasembada Lanjut

Kec. Pekalipan:

Swakarya Mula

Swakarya Madya

Swakarya Lanjut

Swasembada Mula

Swasembada Madya

Swasembada Lanjut

Kec. Kejaksan:

Swakarya Mula

Swakarya Madya

Swakarya Lanjut

Swasembada Mula

Swasembada Madya

Swasembada Lanjut

Kec. Harjamukti:

Swakarya Mula

Swakarya Madya

Swakarya Lanjut

Swasembada Mula

Swasembada Madya

Swasembada Lanjut

Kec. Lemahwungkuk

Swakarya Madya

Swakarya Lanjut

Swasembada Mula

31

No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran

1 2 3 4

Swasembada Madya

Swasembada Lanjut

Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintah yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif

2.1 Meningkatkan

Kualitas

Pelayanan Publik,

Kualitas Kinerja,

Kapasitas dan

Akuntabilitas,

serta Inovasi

Dalam

Manajemen

Pemerintahan.

Indeks Reformasi Birokrasi (Poin)

2.1.1 Meningkatnya kapasitas dan

kualitas SDM aparatur

Persentase ASN yang direkrut sesuai

kompetensi (%)

Persentase pegawai yang capaian

kinerjanya sesuai target (%)

Persentase kepatuhan pegawai untuk

memenuhi aturan disiplin (%)

Persentase kepatuhan pegawai untuk

memenuhi penyampaian LHKPN (%)

2.1.2 Meningkatnya Koordinasi Antar

Perangkat Daerah dalam

Penyelenggaraan Tugas Pokok dan

Fungsi

Persentase SOP Penyelenggaraan

Pemerintahan yang diterapkan (Persen)

Persentase Peta Proses Bisnis

Penyelenggaraan Pemerintahan yang

Diterapkan

2.1.3 Meningkatnya Nilai Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintahan Nilai AKIP

2.1.4 Meningkatnya maturitas SPIP Tingkat Maturitas SPIP

2.1.5 Meningkatnya pelayanan publik Tingkat kepuasan masyarakat atas

layanan perijinan (%)

Tingkat kepuasan masyarakat atas

layanan kependudukan

2.1.6 Meningkatnya kualitas pengelolaan

keuangan daerah

Opini BPK atas Laporan Keuangan

Daerah

Rasio PAD terhadap Penerimaan dan

Pendapatan Daerah

2.1.7 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan

Arsip daerah Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota (Poin)

2.1.8 Meningkatnya kapasitas kinerja

DPRD

Rasio Jumlah Perda yang ditetapkan

terhadap Raperda (%)

Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara

pelaksanaan fungsi anggaran

Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan

fungsi pengawasan

2.1.9 Terwujudnya Pemerintahan Perangkat Daerah yang mengelola

32

No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran

1 2 3 4

berbasis elektronik yang

professional, handal dan

terintegrasi dalam menunjang

Cirebon Smart City

Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam Pengelolaan Pemerintahan

Partisipasi masyarakat dalam

pemanfaatan informasi pemerintahan

melalui Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2.1.10 Meningkatnya Kualitas

Perencanaan Pembangunan

Daerah

Konsistensi Program RKPD terhadap

RPJMD (Persen)

Konsistensi Program dalam APBD

terhadap RKPD (%)

2.1.11 Meningkatnya Kualitas Penelitian

dan Pengembangan Daerah

Persentase Hasil Kelitbangan yang

Ditindaklanjuti untuk menjadi bahan

Kebijakan Daerah (%)

Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan Lingkungan

3.1 Menyediakan

pelayanan Utilitas

Umum yang

Direncanakan

dengan Matang,

Komprehensif dan

Terpadu, serta

Mewujudkan

Kualitas

Lingkungan Kota

yang Aman,

Nyaman,

Produktif, dan

Berkelanjutan

sesuai dengan

Daya Dukung dan

Daya Tampung

Lingkungan.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (Poin)

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca/

GRK (Persen)

3.1.1 Meningkatnya Pelayanan Kapasitas

Jalan

Tingkat pelayanan ruas jalan

\ 3.1.2 Meningkatnya kapasitas pelayanan

drainase

Persentase drainase kondisi baik

3.1.3 Meningkatnya layanan sarana

angkutan umum masyarakat

Rasio Kendaraan Angkutan Umum

terhadap Jumlah Penduduk (Persen)

3.1.4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan

Hidup dan pengendalian Dampak

Perubahan Iklim

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup/ IKLH

(Poin)

Misi 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif

4.1 Menciptakan

Perlindungan Bagi

Masyarakat,

Mendukung

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap

ketentraman dan ketertiban umum

33

No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan/Sasaran

1 2 3 4

Penegakan

Ketentuan

Peraturan

Perundang-

Undangan Daerah

serta

Menumbuhkan

Budaya Tertib

Masyarakat dan

Penyelenggara

Pemerintahan

4.1.1 Meningkatnya Kondusifitas

Ketentraman dan Ketertiban

Umum di Masyarakat

Jumlah Daerah Rawan Gangguan

Keamanan dan Ketertiban Umum

(Lokasi/titik)

Indeks keamanan dan ketertiban

umum masyarakat kecamatan (Nilai

indeks rata-rata keamanan dan

ketertiban umum di wilayah

kecamatan)

Kecamatan Kejaksan (Poin)

Kecamatan Lemahwungkuk (Poin)

Kecamatan Harjamukti (Poin)

Kecamatan Pekalipan (Poin)

Kecamatan Kesambi (Poin)

4.1.2 Meningkatnya rasa nasionalisme

dan kawaspadaan nasional

Konflik kasus kebangsaan dan

nasionalisme (Kasus)

4.1.3 Meningkatnya pencegahan dan

kesiapsiagaan dalam menghadapi

bencana

Tingkat Waktu Tanggap (Response Time

Rate) Daerah Layanan WMK (Persen)

Jumlah Kelurahan yang Memiliki Forum

Siaga Bencana

Prioritas pembangunan daerah merupakan janji-janji kampanye Wali Kota dan

Wakil Wali Kota yang memiliki nilai strategis untuk dilaksanakan dalam kurun waktu

2018-2023. Prioritas pembangunan daerah yang telah disampaikan kepada

masyarakat pada saat Kampanye Pemilukada merupakan hal-hal strategis yang perlu

2.2. Prioritas Pembangunan Daerah 2018-2023

34

dikedepankan dalam upaya mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah

daerah tahun 2018-2023, yaitu :

1. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia, dilaksanakan

melalui: (1) Pembangunan gedung sekolah/Unit Sekolah Baru SD dan SMP di

Argasunya; (2) Relokasi bangunan sekolah SD/SMP; (3) Peningkatan status

Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap; (4) Relokasi Puskesmas Jalan

Kembang; (5) Relokasi Puskesmas Pekalangan; (6) Relokasi Puskesmas

Astanagarib; (7) Puskesmas DTP Pamitran; (8) Kartu Cirebon Sehat bagi

Penerima Bantuan Iuran (PBI); (9) Kartu Cirebon Cerdas bagi Siswa Keluarga

Miskin; (10) Pengembangan literasi; (11) Penerapan nilai-nilai keagamaan dalam

kehidupan sehari-hari; (12) Pembangunan Rumah Perlindungan Sosial Anak

(RPSA).

2. Akselerasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan secara berkelanjutan,

dilaksanakan melalui: (1) Peningkatan upaya realisasi pembangunan CORR; (2)

Pembangunan jalan dan jembatan; (3) Penataan trotoar jalan; (4) Penataan

saluran drainase; (5) Penataan Kawasan kumuh; (6) Pembangunan/penyediaan

Rumah Susun; (7) Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni; (8) Kontinuitas layanan

air bersih; (9) Pembangunan sumur artesis; (10) Penyediaan rumah singgah bagi

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah Provinsi Jawa Barat; (11) Pengembangan infrastruktur transportasi; (12)

Penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan persampahan dan

peningkatan upaya pengurangan sampah di sumbernya; (13) Pemenuhan

kebutuhan dan penataan lahan untuk RTH publik; (14) Pembangunan dan

penataan sarana dan prasarana air limbah domestik; (15) Pembangunan jalur

Kereta Api Elevated Railway, dengan mengusulkan kepada Pemerintah Pusat;

(16) Pembangunan dan penataan PJU; (17) Pembangunan dan penataan taman;

(18) Penataan Kawasan Jalan Karanggetas, Jalan Pekiringan dan Jalan

Pasuketan;

3. Peningkatan produktivitas daya saing daerah, dilaksanakan melalui: (1)

Pembentukan wirausaha baru; (2) Peningkatan daya saing ekonomi kreatif; (3)

Pembangunan/penataan gedung kreatif; (4) Penataan alun-alun kejaksan; (5)

Pemberdayaan ekonomi kaum perempuan; (6) Pembangunan/penyiapan

centra/cluster pengembangan industri kreatif

4. Pemajuan kebudayaan dan pengembangan destinasi serta kelembagaan

pariwisata.

Prioritas pembangunan ke-empat dilaksanakan melalui: (1) Revitalisasi dan

penataan Kawasan Kota Tua; (2) Pemanfaatan Kawasan ex galian C menjadi

lokasi wisata; (3) Penataan trotoar (pembangunan main street dan shoping

35

street); (4) Penatan Kawasan Bima; (5) Pembangunan Sky Walk Kawasan

Sukalila; (6) Penataan pantai Kesenden; (7) Penataan Keraton dan Bangunan

Cagar Budaya; (8) Penataan Kampung Benda menjadi lokasi wisata religi; dan

(9) Pengembangan wisata halal.

5. Reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik, dilaksanakan

melalui: (1) pembangunan Command Centre; (2) Penerapan Smart City dalam

upaya peningkatan kualitas layanan publik; (3) Pembentukan Warung Konsultasi

bagi aparatur; (4) Pembangunan/rehabilitasi Gedung DPRD; (5) Integrasi

Perencanaan, penganggaran serta pengendalian dan evaluasi pembangunan

Peningkatan kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum, dilaksanakan

melalui :

(1) peningkatan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

(2) pengurangan titik rawan gangguan ketentraman dan ketertiban umum.

Guna mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, maka

pelaksanaan prioritas pembangunan harus fokus dan terarah dengan jelas. Untuk itu

perlu dirumuskan tema/fokus pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun kedepan

maka perlu disusun arah kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut. Arah kebijakan

merupakan suatu bentuk konkrit dari usaha pelaksanaan perencanaan pembangunan

yang memberikan arahan dan panduan kepada pemerintah daerah agar lebih optimal

dalam menentukan dan mencapai tujuan. Selain itu, arah kebijakan pembangunan

daerah juga merupakan pedoman untuk menentukan tahapan pembangunan selama

lima tahun periode kepala daerah guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap

dalam penyusunan dokumen RPJMD. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan sebagai

cara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat mencerminkan urgensi

permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan. Meskipun penekanan

program prioritas pada setiap tahapan berbeda, namun memiliki sinkronisasi dan

konsistensi dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran

tahapan lima tahunan RPJMD secara khusus dan sasaran perencanaan jangka

panjang pada umumnya. Oleh karena itu, dalam menyusun arah kebijakan perlu

adanya sinergitas antara berbagai dokumen perencanaan guna menyelaraskan

36

berbagai program pembangunan antar periode maupun antar tingkatan administrasi

pemerintahan.

Penyusunan arah kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan

pembangunan harus didasarkan pada visi dan misi kepala daerah terpilih dengan

memperhitungkan semua potensi, peluang, kendala, serta ancaman yang mungkin

timbul selama masa periode pemerintahan. Antisipasi terhadap segala kemungkinan

yang muncul baik positif maupun negatif pada masa periode pemerintahan perlu

dipersiapkan baik terkait permasalahan maupun isu strategis pada pembangunan

kewilayahan. Oleh karena itu, arah kebijakan yang diambil harus melihat berbagai

proyeksi pembangunan maupun analisis dan kajian dari evaluasi hasil pembangunan

periode sebelumnya agar dapat diperoleh gambaran awal tentang profil daerah pada

masa depan. Berikut adalah arah kebijakan dimaksud :

Tabel 2.2

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023

VISI : SEHATI KITA WUJUDKAN CIREBON SEBAGAI KOTA KREATIF

BERBASIS BUDAYA DAN SEJARAH.

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya saing, Berbudaya dan Unggul

Dalam Segala Bidang

1.1 Menciptakan kualitas

sumber daya

manusia Kota

Cirebon yang agamis,

kompetitif, terlatih,

dan inovatif serta

mengembangkan

nilai-nilai luhur

keagamaan,

memajukan dan

memperkaya

kebudayaan khas

Cirebon.

1. Meningkatkan

akses dan mutu

pendidikan

Menyelenggarakan pendidikan

yang berkualitas, merata dan

terjangkau

Meningkatkan

pemerataan layanan

pendidikan dan

keterjangkauan

masyarakat terhadap

fasilitas pendidikan.

Meningkatkan

kualitas sarana dan

prasarana pendidikan

37

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

Meningkatkan

kompetensi,

profesionalitas

pendidik dan tenaga

kependidikan

2. Meningkatnya

minat baca

masyarakat

Peningkatan budaya baca dan

pembinaan perpustakaan

Meningkatkan

layanan

perpustakaan dalam

upaya meningkatkan

minat baca

masyarakat

Meningkatkan minat

baca di masyarakat

melalui

penyelenggaraan

even literasi, pojok

baca, taman bacaan,

dan gerobak baca di

masyarakat.

3. Meningkatnya

derajat kesehatan

masyarakat Kota

Cirebon

Peningkatan kualitas dan

pemerataan layanan

kesehatan dan peran serta

masyarakat terhadap upaya

kesehatan

Meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat

melalui peningkatan

pelayanan kesehatan

dan jaminan kesehatan

masyarakat

Peningkatan peran serta

masyarakat dalam upaya

kesehatan

Meningkatkan

aksesibilitas

masyarakat terhadap

layanan kesehatan

yang berkualitas.

4. Terkendalinya

jumlah penduduk

Pengendalian fertilitas dan

mortalitas dan migrasi

Menyediakan Grand

Design Pengendalian

Penduduk dalam

penyediaan informasi

peringatan dini

dampak

kependudukan

Meningkatkan

pengendalian

pertumbuhan

penduduk

5. Menurunnya

tingkat

pengangguran

Peningkatan kualitas,

produktivitas tenaga kerja,

lembaga ketenagakerjaan,

Meningkatkan

kompetensi, perluasan

kesempatan kerja dan

38

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

perluasan kesempatan kerja,

dan peluang usaha

perlindungan tenaga

kerja

6. Meningkatnya

prestasi olahraga

dan pemuda

Peningkatan pembinaan

kepemudaaan dan prestasi

olahraga

Meningkatkan keaktifan

organisasi kepemudaan

dan kualitas olahraga

7. Meningkatnya

pengarusutamaan

gender dan

perlindungan anak

Peningkatan

pengarusutamaan gender

dan perlindungan anak

Meningkatkan

pemberdayaan

perempuan dan

perlindungan anak

Memperkuat peran

keluarga dan kesetaraan

gender

Meningkatkan

ketahanan keluarga

serta peranannya

dalam perlindungan

perempuan dan anak

8. Meningkatkan

peran industri,

perdagangan,

Koperasi dan

UMKM dalam

stabilitas

perekonomian

Kota Cirebon.

Menumbuhkembangkan

industri kecil dan

menengah fokus pada

dukungan industri kreatif

Membangun klaster

industri kreatif,

kemitraan dan

pemanfaatan

teknologi.

Meningkatkan

perdagangan dalam dan

luar negeri

Meningkatkan sistem

dan jaringan

informasi harga serta

ketersediaan stok

barang kebutuhan

masyarakat dan

barang penting

lainnya, peningkatan

penggunaan produk

dalam negeri,

fasilitasi peningkatan

perdagangan luar

negeri (ekspor),

pembinaan

pengembangan pasar

rakyat dan

perlindungan

konsumen.

Meningkatkan daya saing

koperasi dan UMKM

Meningkatkan

kualitas

kelembagaan,

meningkatkan

kualitas SDM,

meningkatkan

kapasitas produk

UMKM, fasilitasi

akses dan bantuan

modal usaha

39

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

(pembiayaan, sarana

dan prasarana) dan

membuka peluang

dan akses

pemasaran.

9. Berkurangnya

penduduk miskin.

Meningkatkan upaya

penanggulangan kemiskinan

secara terpadu

Meningkatkan

perlindungan sosial

bagi masyarakat

miskin.

Meningkatkan

kemampuan ekonomi

bagi masyarakat

miskin

Meningkatkan

pemenuhan

infrastruktur dasar

bagi masyarakat

miskin

10. Meningkatnya

pertanian,

kelautan dan

perikanan untuk

mencapai

kedaulatan

pangan.

Menyediakan pangan

berkualitas bagi masyarakat

Meningkatkan

ketersediaan, akses,

distribusi, keamanan,

dan penguatan

cadangan serta

konsumsi pangan yang

beragam

Meningkatkan

produktifitas pertanian,

kelautan dan perikanan.

11. Meningkatnya

peran pariwisata

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi inklusif

Meningkatkan potensi daya

tarik dan promosi pariwisata.

Mengembangkan

destinasi wisata dan

produk wisata serta

meningkatkan

kualitas ekonomi

kreatif.

Meningkatkan

promosi pariwisata

berbasis digital.

12. Meningkatnya

kerukunan umat

beragama

Meningkatkan penerapan nilai-

nilai agama dalam kehidupan

masyarakat

Meningkatkan

fasilitasi penguatan

lembaga keagamaan

Meningkatkan peran

tokoh agama dalam

memperkuat

implementasi nilai-

nilai keagamaan.

Peningkatan

implementasi

40

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

pelaksanaan nilai-

nilai keagamaan

melalui peningkatan

intensitas

pelaksanaan kegiatan

keagamaan, seperti

dzikir akbar, Cirebon

Bershalawat.

13. Meningkatnya

pelestarian dan

pengembangan

kebudayaan local

Melestarikan kearifan lokal

dan kebudayaan Cirebon

Meningkatkan

pelestarian dan

legalitas seni dan

budaya lokal

Memperluas tingkat

partisipasi dan kolaborasi

masyarakat dalam

pelestarian kebudayaan

lokal

Perlindungan,

pengembangan dan

penataan cagar

budaya

14. Meningkatnya

kualitas

pemberdayaan

masyarakat

kecamatan

Meningkatkan pemberdayaan

masyarakat di Kelurahan dan

Kecamatan

Memperkuat

pemerintahan dan

lembaga

kemasyarakatan

Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintah yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif.

2.1 Meningkatkan

kualitas pelayanan

publik, meningkatkan

kualitas kinerja,

kapasitas dan

akuntabilitas

Perangkat Daerah,

serta Meningkatkan

Inovasi dalam

manajemen

Pemerintahan.

1. Meningkatnya

kapasitas dan

kualitas SDM

aparatur

Peningkatan kualitas SDM

aparatur melalui pendidikan

dan pelatihan serta penerapan

reward and punishment.

Meningkatkan

manajemen Aparatur

Sipil Negara (ASN)

2. Meningkatnya

koordinasi antar

Perangkat Daerah

dalam

Penyelenggaraan

Tugas Pokok dan

Fungsi

Meningkatkan kualitas

rumusan kebijakan melalui

peningkatan koordinasi dan

kapabilitas Sekretariat Daerah

Meningkatkan

pemantauan dan

evaluasi

penyelenggaraan

urusan

Optimalisasi

pengelolaan

kebijakan

penyelenggaraan

urusan melalui

peningkatan peran

Asisten Daerah dan

Bagian di Sekretariat

Daerah

3. Meningkatnya

Nilai Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Pemerintahan

Merumuskan kebijakan

Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP)

Melakukan evaluasi

terhadap kebijakan

SAKIP yang telah

ada

41

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

Meningkatkan kualitas

dokumen Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKIP)

Kota

Melakukan

pembinaan kepada

Perangkat Daerah

Meningkatkan kualitas

SAKIP Perangkat Daerah

Melakukan review

SAKIP Perangkat

Daerah

4. Meningkatnya

maturitas SPIP

Meningkatkan pembinaan dan

pengawasan atas

penyelenggaraan

pemerintahan

Meningkatkan kualitas

pengawasan

pemerintahan dan

pembangunan yang

terpadu dan transparan

5. Meningkatnya

pelayanan public

Peningkatan kepuasan

masyarakat atas layanan

perijinan

Meningkatkan

pertumbuhan

investasi

Peningkatan kepuasan

masyarakat atas layanan

kependudukan

Meningkatkan

kualitas layanan

kependudukan

pencatatan sipil.

6. Meningkatnya

kualitas

pengelolaan

keuangan daerah

Tergalinya Potensi

Pendapatan Asli Daerah

secara optimal

Meningkatkan

pencapaian target

Pendapatan Asli

Daerah

Meningkatnya tatakelola

keuangan dan asset daerah

Meningkatkan

keselarasan program

dan kegiatan dalam

APBD dengan RKPD

Penyusunan APBD

tepat waktu

7. Meningkatnya

kualitas

pengelolaan arsip

daerah

Meningkatkan tatakelola

kearsipan Perangkat Daerah

Menyiapkan

kebijakan dan

Peraturan Kepala

Daerah terkait

tatakelola kearsipan.

Meningkatkan

kualitas dan kuantitas

SDM kearsipan.

8. Meningkatnya

kapasitas kinerja

DPRD

Meningkatkan peran, fungsi

dan kewenangan DPRD dalam

fungsi Legislasi, Anggaran dan

Pengawasan

Optimalisasi peran

DPRD dalam fungsi

Legislasi, Anggaran

dan Pengawasan

9. Terwujudnya

pemerintahan

berbasis elektronik

yang profesional,

handal dan

terintegrasi dalam

Meningkatkan penerapan

reformasi birokrasi

Memperkuat

kelembagaan dan

tatalaksana

pemerintahan

berbasis e-

government.

42

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

menunjang

Cirebon Smart

City

Meningkatkan

perencanaan dan

pengelolaan

anggaran secara

transparan dan

akuntabel berbasis

TIK.

10. Meningkatnya

kualitas

perencanaan

pembangunan

daerah

Melakukan updating data

SIPD

Optimalisasi data

yang up to date dari

semua sektor dan

Perangkat Daerah

Pelaksanaan proses

perencanaan tepat waktu

dan peningkatan kualitas

dokumen perencanaan

Perangkat daerah

Mengoptimalkan

sistem perencanaan

dan pembangunan

daerah

Peningkatann kualitas

pengendalian dan evaluasi

perencanaan daerah

Membangun sistem

pengendalian dan

evaluasi

perencanaan daerah

serta

mempublikasikan

hasil pengendalian

dan evaluasi

perencanaan daerah.

11. Meningkatnya

kualitas penelitian

dan

pengembangan

daerah.

Peningkatan pemahaman atas

penelitian, pengkajian dan

pengembangan serta

peningkatan kerjasama dalam

penelitian, pengkajian dan

pengembangan.

Meningkakan kapasitas

aparatur terhadap

penelitian, pengkajian

dan pengembangan

serta merintis

kerjasama penelitian,

pengkajian dan

pengembangan dengan

Perguruan Tinggi.

Misi 3 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan Lingkungan

3.1 Menyediakan

pelayanan utilitas

umum yang

direncanakan dengan

matang,

komprehensif dan

terpadu, serta

mewujudkan kualitas

lingkungan kota yang

aman, nyaman,

1. Meningkatnya

pelayanan

kapasitas jalan

Meningkatkan kapasitas dan

kualitas jaringan infrastruktur

jalan secara merata di seluruh

wilayah.

Meningkatkan

kemantapan kondisi

jalan interkonektivitas

pertumbuhan ekonomi

2. Meningkatnya

kapasitas

pelayanan

drainase

Meningkatkan kapasitas

jaringan drainase

Penataan jaringan

drainase secara merata

di seluruh ruas jalan

dan lingkungan

permukiman.

3. Meningkatnya Meningkatkan kapasitas dan Meningkatkan

43

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

produktif dan

berkelanjutan sesuai

dengan Daya Dukung

dan Daya Tampung

Lingkungan.

layanan sarana

angkutan umum

masyarakat

kualitas sistem jaringan

infrastruktur transportasi

kemantapan dan

keselamatan

transportasi

Membangun dan

mengembangkan

prasarana angkutan

darat yang

menghubungkan

wilayah potensial

yang menjadi pusat

pertumbuhan

ekonomi baru.

Mengembangkan sistem

jaringan transportasi yang

handal dan modern

Mengembangkan

sistem jaringan

transportasi massal

perkotaan yang

aman, nyaman dan

terjangkau.

Mengintegrasikan

sistem jaringan

transportasi

perkotaan antar

moda.

4. Meningkatnya

kualitas

lingkungan hidup

dan pengendalian

dampak

perubahan iklim

Meningkatkan konservasi

sumber daya alam dan

keanekaragaman hayati

beserta ekosistemnya.

Meningkatkan

kualitas dan

penyediaan air, serta

kualitas udara.

Meningkatkan

tutupan vegetasi

Meningkatkan

kualitas

penyelenggaraan

penataan ruang.

Meningkatkan upaya

mitigasi dan adaptasi

perubahan iklim

Meningkatkan upaya

penurunan emisi gas

rumah kaca serta

adaptasi terhadap

dampak perubahan

iklim

Meningkatkan kualitas

lingkungan perumahan

dan permukiman

Penyediaan sarana

dan prasarana umum

Penyediaan rumah

layak huni

Rehabilitasi rumah

tidak layak huni

44

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

Pengurangan

kawasan kumuh kota.

Misi 4 : Mewujudkan ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif.

4.1 Menciptakan

perlindungan bagi

masyarakat,

mendukung

penegakan ketentuan

peraturan perundang-

undangan serta

menumbuhkan

budaya tertib

masyarakat dan

penyelenggaraan

pemerintahan.

1. Meningkatnya

kondusifitas

ketentraman dan

ketertiban umum

di masyarakat

Meningkatkan upaya-upaya

penegakan peraturan daerah,

serta peningkatan partisipasi

masyarakat dalam penertiban

dan perlindungan masyarakat

Peningkatan upaya

penanganan daerah

rawan gangguan

ketentraman dan

ketertiban umum.

Penegakan Peraturan

Daerah melalui

pembentukan

kawasan-kawasan

ketertiban khusus.

Peningkatan

keterlibatan

masyarakat dalam

menjaga ketentraman

dan ketertiban

lingkungan.

2. Meningkatnya

rasa nasionalisme

dan kewaspadaan

nasional

Meningkatkan sosialisasi

dan penyuluhan wawasan

kebangsaan

Meningkatkan

ideologi wawasan

kebangsaan

Meningkatkan

implementasi nilai-nilai

Pancasila dalam

kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Meningkatkan

pemahaman empat

pilar kebangsaan

kepada masyarakat

secara terus menerus

dan berkelanjutan.

3. Meningkatnya

pencegahan dan

kesiapsiagaan

dalam

menghadapi

bencana

Mengurangi resiko bencana Meningkatkan

mitigasi dan adaptasi

penanggulangan

bencana

Menyusun Dokumen

Pengurangan Resiko

Bencana (PRB)

45

Pemerintah Daerah Kota Cirebon menetapkan 11 sasaran strategis yang

mencakup 17 Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan

Walikota Cirebon Nomor 27 Tahun 2019 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama

(IKU) Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2019-2023. Adapun rincian IKU tersebut

diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2.3

Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon

NO Sasaran NO Indikator Kinerja UTama

1. Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota

Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan

Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur

keagamaan, memajukan dan memperkaya

kebudayaan khas Cirebon.

1.1 Pendapatan per Kapita

(Rp.000.000)

1.2 Indeks Daya Beli

2. Meningkatan akses dan mutu pendidikan 2.1 Rata –rata lama Sekolah

2.2 Harapan lama sekolah

3.

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota

Cirebon

3.1

Angka Usia Harapan Hidup

3.2 Cakupan Jaminan Kesehatan

Nasional

4. Meningkatnya pengarusutama an gender dan

perlindungan anak

4.1 Indeks Pemberdayaan Gender /IDG

4.2 Indeks Pembangunan Gender /IPG

2.3. Indikator Kinerja Utama (IKU)

46

5. Meningkatkan peran industri, perdagangan,

koperasi dan UMKM dalam stabilitas

perekonomian Kota Cirebon

5.1 Peningkatan PDRB dari sektor

perdagangan

6. Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan

untuk mencapai kedaulatan pangan

6.1 Skor Pola Pangan Harapan /PPH

7. Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber

pertumbuhan ekonomi inklusif

7.1 Meningkatnya PDRB dari Sektor

Pariwisata

8. Meningkatnya kerukunan umat Beragama 8.1 Konflik Antar Umat Beragama

9. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas

Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi

Dalam Manajemen Pemerintahan

9.1

Indeks Reformasi Birokrasi

10. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan

Daerah

10.1 Opini BPK atas laporan keuangan

daerah

11. Meningkatnya Kualitas LIngkungan Hidup dan

Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

11.1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup /

IKLH

11.2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

12. Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat,

Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan

PerundangUndangan Daerah serta

Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan

Penyelenggara Pemerintahan

12.1 Tingkat kepuasan masyarakat

terhadap ketentraman dan

ketertiban umum

47

Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan yang perlu

dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan, melalui target-target yang

diperjanjikan maka akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk

dihasilkan pada tahun tersebut. Perjanjian Kinerja yang dilakukan oleh instansi akan

berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang

terbatas, sehingga kinerja yang diperjanjikan pada tahun tersebut bias dijadikan

prioritas untuk mendapatkan pembiayaan dan menjadi fokus prioritas dalam

pencapaian kinerja.

Pemerintah Daerah Kota Cirebon menjadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

telah ditetapkan sebagai acuan dalam menetapkan sasaran pada Perjanjian Kinerja

Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019. Selain Indikator Kinerja Utama (IKU)

Perjanjian Kinerja selaras dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Mengeah

Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2019-2023, dokumen Rencana Kinerja Tahunan

(RKT) Tahun 2019, dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun

2019 , dan dokumen Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun

2019. Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2019

dengan uraian sebagai berikut:

2.4. Perjanjian Kinerja

48

Tabel 2.4

Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Tahun 2019

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Menciptakan Kualitas Sumber Daya

Manusia Kota Cirebon yang agamis,

Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta

mengembangkan nilai-nilai luhur

keagamaan, memajukan dan memperkaya

kebudayaan khas Cirebon.

Pendapatan per

Kapita (Rp.000.000)

71,47

Indeks Daya Beli 73,15

2. Meningkatan akses dan mutu pendidikan

Rata –rata lama

Sekolah

10,19

Harapan lama sekolah

13,43

3.

Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat Kota Cirebon

Angka Usia Harapan

Hidup

71,32

Cakupan Jaminan

Kesehatan Nasional

99,01

4. Meningkatnya pengarusutamaan gender

dan perlindungan anak

Indeks Pemberdayaan

Gender /IDG

75,53

Indeks Pembangunan

Gender /IPG

94,20

5. Meningkatkan peran industri, perdagangan,

koperasi dan UMKM dalam stabilitas

perekonomian Kota Cirebon.

Peningkatan PDRB

dari sektor

perdagangan

10,30

6. Meningkatnya pertanian, kelautan dan

perikanan untuk mencapai kedaulatan

Skor Pola Pangan

Harapan /PPH

79,90

49

pangan

7. Meningkatnya peran pariwisata sebagai

sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

Meningkatnya PDRB

dari Sektor Pariwisata

5,55

8. Meningkatnya kerukunan umat Beragama Konflik Antar Umat

Beragama

-

9. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik,

Kualitas Kinerja, Kapasitas dan

Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam

Manajemen Pemerintahan

Indeks Reformasi

Birokrasi

60,00

10. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan

Keuangan Daerah

Opini BPK atas

laporan keuangan

daerah

WTP

11. Meningkatnya Kualitas LIngkungan Hidup

dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup /

IKLH

45

Penurunan Emisi Gas

Rumah Kaca

3

12. Menciptakan Perlindungan Bagi

Masyarakat, Mendukung Penegakan

Ketentuan Peraturan PerundangUndangan

Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib

Masyarakat dan Penyelenggara

Pemerintahan

Tingkat kepuasan

masyarakat terhadap

ketentraman dan

ketertiban umum

62,00

50

Tahun 2019 pelaksanaan program dan kegiatan untuk mewujudkan target kinerja

yang ingin dicapai Pemerintah Daerah Kota Cirebon, khususnya terkait kinerja yang

diperjanjikan dan juga kinerja yang ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama,

dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah (APBD) Kota Cirebon

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.5

Rencana Belanja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019

NO Uraian Rencana %

1 Belanja Langsung 876.790.122.684,00 55,8

2 Belanja Tidak Langsung 695.896.451.658,00 44,2

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon, diolah

Sementara itu berikut adalah rencana penganggaran tahun 2019 berdasarkan

program-program yang mendukung pencapaian sasaran pada Indikator Kinerja Utama,

Perjanjian Kinerja serta seluruh sasaran strategis di Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023 :

Tabel 2.6

Rencana Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis

No Tujuan/Sasaran Rencana Anggaran

1 Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.

1.128.836.120.526,00 (Total Sasaran 1.1-1.14)

1.1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan 126.303.911.500,00

1.2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat 1.815.084.000,00

1.3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

963.272.750.526,00

1.4 Terkendalinya jumlah penduduk 6.564.402.000,00

1.5 Menurunnya Tingkat Pengangguran 1.468.440.000,00

1.6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda. 4.051.770.000,00

2.5. Rencana Anggaran Tahun 2019

51

1.7 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak

485.080.000,00

1.8 Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

8.196.554.000,00

1.9 Berkurangnya Penduduk Miskin 1.409.402.000,00

1.10 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan

6.048.632.800,00

1.11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

3.542.580.000,00

1.12 Meningkatnya kerukunan umat Beragama 1.096.744.500,00

1.13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal

4.109.987.200,00

1.14 Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan

470.782.000,00

2 Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan

88.948.282.400,00 (Total Sasaran 2.1-2.11)

2.1 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur

9.777.314.200,00

2.2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah 21.693.025.000,00

2.3 Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

423.820.000,00

2.4 Meningkatnya Maturitas SPIP 2.093.772.000,00

2.5 Meningkatnya Pelayanan Publik 3.899.525.600,00

2.6 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

18.823.248.800,00

2.7 Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota 985.630.000,00

2.8 Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD 13.191.936.000,00

2.9 Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

12.478.120.600,00

2.10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

3.628.790.200,00

2.11 Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

1.953.100.000

52

3 Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

386.266.508.590,00 (Total Sasaran 3.1-3.4)

3.1 Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan 4.258.120.000,00

3.2 Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.

71.664.844.900,00

3.3 Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

4.115.280.000,00

3.4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

306.228.263.690,00

4 Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan

23.105.096.600 (Total Sasaran 4.1-4.3)

4.1 Meningkatnya Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum di Masyarakat

5.920.277.400

4.2 Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional

3.049.562.000

4.3 Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana

14.135.257.200

5 Program-program yang mendukung sasaran secara tidak langsung yaitu program penunjang penyelenggaraan urusan sebagai penunjang sasaran (Program yang berada pada wilayah kesekretariatan)

426.459.934.158

Total Anggaran 2.055.183.762.274,00

Sumber : Badan Keuangan Daerah (diolah)

Data diatas merupakan rekapitulasi belanja pada program/kegiatan pada

tahun2019, di olah dengan menyandingkan program/kegiatan dengan sasaran yang

ditunjangnya.

53

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja merupakan kewajiban perorangan, badan hukum atau

pimpinan kolektif, yang dilakukan secara transparan mengenai keberhasilan atau

kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang

menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Daerah Kota Cirebon

melaksanakan kewajiban melaporkan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahanya

melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon yang dibuat

dengan berpedoman pada ketentuan yang diamanatkan dalam Perpres Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang ditindak lanjuti dengan

Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana

KInerja Tahunan, Percanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pmerintah Daerah Kota Cirebon.

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing

masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam Dokumen RPJMD Tahun

2018-2023, RKT Tahun 2019, RKPD Tahun 2019, Indikator Kinerja Utama dan

Perjanjian Kinerja Tahun 2019.

Pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap

indikator dengan realisasinya, kemudian realisasi dan target tersebut dilakukan

penghitungan untuk menemukan selisih atau celah kinerja (performance gap).

Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mendapat

strategi yang tepat dalam rangka perbaikan di masa yang akan datang (performance

improvement).

54

Predikat capaian kinerja dapat dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal

dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah, sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tabel Predikat Capaian Kinerja Berdasa Kode Warna

Persentase Predikat Kode Warna

<100% Tidak tercapai

=100% Tercapai / Sesuai Target

>100% Melebihi Target

Sementara predikat capaian kinerja untuk realisasi capaian kinerja yang tidak

tercapai (<100%) dengan pendekatan Permendagri 54 Tahun 2010 adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.2 Tabel Predikat Capaian Kinerja

Predikat Rata Rata Capaian

Sangat Baik >90

Baik 75.00 – 89.99

Cukup 65.00 – 74.99

Kurang 50.00 – 64.99

Sangat Kurang 0 – 49.99

55

Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran utama keberhasilan dari suatu tujuan

dan sasaran strategis, dimana hal tersebut merupakan ejawantah dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Melalui penetapan indikator kinerja utama

diharapkan pencapaian kinerja dapat lebih fokus dan terukur. Setelah melalui analisis

dan reviu Indikator Kinerja Utama tersebut ditetapkan melalui Peraturan Wali Kota

Nomor 27 Tahun 2019 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah

Kota Cirebon Tahun 2019-2023. Adapun hasil pengukuran atas akuntabilitas kinerja

melalui capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019 disajikan pada tabel sebagai

berikut

. :

Tabel 3.3

Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Cirebon

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang berdaya saing, Berbudaya

dan Unggul Dalam segala Bidang

1 Menciptakan Kualitas Sumber Daya

Manusia Kota Cirebon yang agamis,

Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta

mengembangkan nilai-nilai luhur

keagamaan, memajukan dan

memperkaya kebudayaan khas

Cirebon.

Pendapatan per

Kapita (Juta/Rp)

71,47 74,288 103,47%

Indeks Daya Beli

(Poin)

73,15 132,58 181,24 %

2 Meningkatan akses dan mutu

pendidikan

Rata –rata lama

Sekolah (Tahun)

10,19 9,90 97,5%

Harapan lama sekolah (Tahun)

13,43 13,11 97,62

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama

56

3

Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat Kota Cirebon

Angka Usia

Harapan Hidup

(Tahun)

71,92 72,13 100,29%

Cakupan Jaminan

Kesehatan

Nasional (Persen)

99,01 93,5% 94,5%

4 Meningkatnya pengarusutama an

gender dan perlindungan anak

Indeks

Pemberdayaan

Gender /IDG

(Poin)

75,53 75,53 100%

Indeks

Pembangunan

Gender /IPG

(Poin)

94,20 94,35 100,2%

5 Meningkatkan peran industri,

perdagangan, koperasi dan UMKM

dalam stabilitas perekonomian Kota

Cirebon

Peningkatan PDRB

dari sektor

perdagangan

(Persen)

31,86 31,57 99,08%

6 Meningkatnya pertanian, kelautan dan

perikanan untuk mencapai kedaulatan

pangan

Skor Pola Pangan

Harapan /PPH

(Poin)

79,90 84 105.14

7

Meningkatnya peran pariwisata

sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi inklusif

Meningkatnya

PDRB dari Sektor

Pariwisata

(persen)

5,55 7,72 139%

8

Meningkatnya kerukunan umat

Beragama

Konflik Antar

Umat Beragama

(kasus)

0

0

100%

57

Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif

9 Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan

Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam

Manajemen Pemerintahan

Indeks Reformasi

Birokrasi (Poin)

60 71,21 118,33

10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan

Keuangan Daerah

Opini BPK atas

laporan keuangan

daerah (Nilai)

WTP WTP 100%

Misi 3: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan Lingkungan

11 Meningkatnya Kualitas LIngkungan

Hidup dan Pengendalian Dampak

Perubahan Iklim

Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup

/ IKLH (Poin)

45 51.96 115.47

Penurunan Emisi

Gas Rumah Kaca

(Persen)

2.8 3.85 137.5

Misi ke 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif

12 Menciptakan Perlindungan Bagi

Masyarakat, Mendukung Penegakan

Ketentuan Peraturan

PerundangUndangan Daerah serta

Menumbuhkan Budaya Tertib

Masyarakat dan Penyelenggara

Pemerintahan

Tingkat kepuasan

masyarakat

terhadap

ketentraman dan

ketertiban umum

(Poin)

62,00

76,70

123,70

58

Dari tabel diatas dapat terlihat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut

sebagai berikut :

A. Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang

berdaya saing, Berbudaya dan Unggul Dalam segala Bidang

1. Pendapatan per Kapita (Rp.000.000), pencapaian 103,47% dengan predikat

Sangat Baik

2. Indeks Daya Beli, pencapaian 181,24 % dengan predikat Sangat Baik

3. Rata –rata lama Sekolah, pencapaian 97,5% dengan predikat Sangat Baik

4. Harapan lama sekolah, pencapaian 97,62% dengan predikat Sangat Baik

5. Angka Usia Harapan Hidup, pencapaian 100,29% dengan predikat Sangat

Baik

6. Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional, pencapaian 94,25% dengan predikat

Sangat Baik

7. Indeks Pemberdayaan Gender /IDG, pencapaian 100% dengan predikat

Sangat Baik

8. Indeks Pembangunan Gender /IPG, Pencapaian 100,2% dengan predikat

Sangat Baik

9. Peningkatan PDRB, pencapaian 99,08% dengan predikat Sangat Baik

10. Skor Pola Pangan Harapan /PPH pencapaian 105,14% dengan predikat

Sangat Baik

11. Meningkatnya PDRB dari Sektor Pariwisata, pencapaian 139% dengan

predikat Sangat Baik

12. Konflik Antar Umat Beragama mencapai 100% dengan predikat Sangat Baik

B. Misi 2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel,

Berwibawa dan Inovatif

1. Indeks Reformasi Birokrasi, pencapaian 118,33% dengan predikat Sangat

Baik

2. Opini BPK atas laporan keuangan daerah, pencapaian 100% dengan predikat

Sangat Baik

59

C. Misi 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum

Berwawasan Lingkungan

1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup / IKLH, mencapai 115,47% dengan

predikat Sangat Baik

2. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, mencapai 137,5% dengan predikat

Sangat Baik

D. Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif

1. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadan Ketentraman dan Ketertiban Umum,

pencapaian 123,70% dengan predikat Sangat Baik

Pencapaian Indikator Kinerja Utama yang terdiri dari 11 sasaran dan 17

Indikator, didapati indeikator dengan pencapaian melebihi target 10 , pencapaian sesuai

target 100% berjumlah 3, dan pencapaian tidak sesuai target namun dengan predikat

Sangat Baik atau >90% berjumlah 4, berikut disajikan persentase hasil pencapaian

indikator kinerja utama dalam bentuk diagram :

Gambar 3.1 Diagram realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama

Gambar 3.1 Diagram realisian Indikator Kinerja Utama

23,52%

58,82%

17,64%

Diagram Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Utama

Tidak Tercapai

Melebihi Target

Tercapai

60

Pencapaian dari Indikator Kinerja Utama juga merupakan capaian dari Kinerja

yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Wali Kota Tahun 2019, hal ini karena

seluruh Indikator Kinerja Utama diperjanjikan oleh Wali Kota Cirebon selaku

pimpinanan Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Sinkronisasi ini merupakan suatu upaya

menjamin seluruh indikator kinerja utama sebagai tolak ukur utama dalam pencapaian

kinerja dapat menjadi prioritas kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon.

Penjelasan tentang Indikator Kinerja Utama yang juga tertuang dalam Perjanjian

Kinerja dan seluruh tujuan serta sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kota Cirebon 2018-2023 akan diuraikan pada sub bab berikutnya,

yaitu sub bab pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja sasaran strategis.

Pengukuran Kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan ataupun kegagalan

terkait pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan , khususnya memberikan

gambaran pencapaian terhadap indikator kinerja utama dimana indikator tersebut juga

diperjanjikan sebagai Perjanjian Kinerja Wali Kota Tahun 2019. Hasil pengukuran

tersebut kemudian dianalisis guna mendapatkan informasi yang akurat terkait faktor-

faktor apa saja yang mendukung dan menjadi kendala. Hal ini menjadi informasi yang

valid guna melakukan evaluasi terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu

indikator yang telah ditetapkan.

Sebagai upaya memberi gambaran pencapaian target atas kinerja yang

dilakukan Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang lebih komprehensif serta dalam

rangka keperluan menganalisa dan mengevaluasi seluruh sasaran strategis yang telah

ditetapkan, laporan ini memuat juga pengukuran diluar indikator yag diperjanjikan di

Tahun 2019 namun menjadi indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah sebagai mana memuat visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota

Cirebon periode 2019-2023.

3.2. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Sasaran Strategis

61

3.2.1 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah

Kota Cirebon Tahun 2019

Perjanjian Knerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang didasarkan pada

Indikator Kinerja Utama Kota Cirebon dimana telah ditetapkan sebagai Peraturan Wali

Kota Cirebon Nomor 27 Tahun 2019 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama

Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019-2023 memuat 11 (Sasaran) dan 17

(tujuh belas) Indikator Kinerja dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja

Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019

NO Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Misi 1 : Mewujudkan Kua

litas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang berdaya saing, Berbudaya dan Unggul Dalam segala

Bidang

1 Menciptakan Kualitas Sumber Daya

Manusia Kota Cirebon yang agamis,

Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta

mengembangkan nilai-nilai luhur

keagamaan, memajukan dan

memperkaya kebudayaan khas

Cirebon.

Pendapatan per

Kapita

(Rp.000.000) 71,47 74,28 103,47%

Indeks Daya Beli

73,15 132,58 181,24 %

2

Meningkatan akses dan mutu

pendidikan

Rata –rata lama

Sekolah 10,19 9,90 97,15%

Harapan lama 13,43 13,11 97,62%

62

sekolah

3

Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat Kota Cirebon

Angka Usia

Harapan Hidup 71,92 72,13 100,3%

Cakupan Jaminan

Kesehatan

Nasional

99,01 93,5 94,5%

4 Meningkatnya pengarusutama an

gender dan perlindungan anak

Indeks

Pemberdayaan

Gender /IDG

75,53 75,53 100%

Indeks

Pembangunan

Gender /IPG

94,20 94,35 100,2%

5 Meningkatkan peran industri,

perdagangan, koperasi dan UMKM

dalam stabilitas perekonomian Kota

Cirebon

Peningkatan PDRB

dari sektor

perdagangan 31,8f6 31,57 99,08%

6 Meningkatnya pertanian, kelautan dan

perikanan untuk mencapai kedaulatan

pangan

Skor Pola Pangan

Harapan /PPH 79,90 84 105.14%

7 Meningkatnya peran pariwisata

sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi inklusif

Meningkatnya

PDRB dari Sektor

Pariwisata

5,55 % 7,72 % 139%

63

8 Meningkatnya kerukunan umat

Beragama

Konflik Antar

Umat Beragama 0 0 100%

Misi 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan

Inovatif

9 Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan

Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam

Manajemen Pemerintahan

Indeks Reformasi

Birokrasi

60 71,21 118,33%

10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan

Keuangan Daerah

Opini BPK atas

laporan keuangan

daerah

WTP WTP 100%

Misi 3: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum Berwawasan

Lingkungan

11 Meningkatnya Kualitas LIngkungan

Hidup dan Pengendalian Dampak

Perubahan Iklim

Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup

/ IKLH

45 51.96 115.47%

Penurunan Emisi

Gas Rumah Kaca

2.8 3.85 137.5%

Misi 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif

12 Menciptakan Perlindungan Bagi

Masyarakat, Mendukung

Penegakan Ketentuan Peraturan

PerundangUndangan Daerah serta

Menumbuhkan Budaya Tertib

Masyarakat dan Penyelenggara

Pemerintahan

Tingkat

kepuasan

masyarakat

terhadap

ketentraman dan

ketertiban umum

62,00

72 123,7

64

Tabel 3.5

Capaian Kinerja Sasaran Strategis Berdasarkan

Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019

NO SASARAN JUMLAH

INDIKATOR

Rata-

Rata

Capaian

(%)

0-49,9

Sangat

Kurang

50,00-

64,99

Kurang

65.00-

74.99

Cukup

>90

Sangat

Baik

1. Menciptakan

Kualitas Sumber

Daya Manusia Kota

Cirebon yang

agamis, Kompetitif,

Terlatih dan Inovatif,

serta

mengembangkan

nilai-nilai luhur

keagamaan,

memajukan dan

memperkaya

kebudayaan khas

Cirebon.

2 194,09 V

2 Meningkatan akses dan mutu pendidikan

2 97,85 V

3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

2 97,25 V

4 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak

2 100,1 V

5 Meningkatkan peran industri,

1 99,08% V

65

perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

6 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan

1 105.14 V

7 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

1 139% V

8 Meningkatnya kerukunan umat Beragama

1 100%

9 Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan

1 127,12% V

10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

1 100% V

11 Meningkatnya

Kualitas LIngkungan

Hidup dan

Pengendalian

Dampak Perubahan

Iklim

2 126,48 V

66

12 Menciptakan

Perlindungan Bagi

Masyarakat,

Mendukung

Penegakan

Ketentuan Peraturan

PerundangUndangan

Daerah serta

Menumbuhkan

Budaya Tertib

Masyarakat dan

Penyelenggara

Pemerintahan

1 123,70 V

Sebagaimana telah dijelaskan dalam bentuk tabel terkait pencapaian sasaran

strategis dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019 , dapat

disimpulkan jumlah capaian kinerja sasaran jika dikategorikan dalam predikat

pencapaian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Jumlah Sasaran Pada Perjanjian Kinerja Berdasarkan Predikat Capaian

Predikat Rata Rata Capaian Jumlah Sasaran

Sangat Baik >90 12

Baik 75.00 – 89.99 0

Cukup 65.00 – 74.99 0

Kurang 50.00 – 64.99 0

Sangat Kurang 0 – 49.99 0

Tabel diatas menunjukan seluruh pencapaian sasaran strategis yang

diperjanjikan Pemerintah daerah Kota Cirebon mendapat pencapaian dengan predikat

67

Sangat Baik. Selanjutnya dalam rangka memberikan gambaran yang lebih

komprehensif terkait pencapaian kinerja dari sasaran strategis maka diuraikan analisa

masing masing tujuan/sasaran secara keseluruhan yang menjadi target dalam sasaran

strategis di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) baik yang

ditetapkan sebagai indikator kinerja utama ataupun tidak.

Penjelasan pengukuran, analisa dan evaluasi terkait tujuan/sasaran akan

disajikan dalam bentuk uraian utuh yang dimulai dari pengukuran, analisa pencapaian

dan evaluasi pada setiap tujuan/sasaran, hal ini karena setiap tujuan/sasaran memiliki

kendala dan membutuhkan upaya yang spesifik sehingga analisis dan evaluasi perlu

dilakukan pada setiap sasaran. Pengukuran, analisa, dan evaluasi tersebut diuraikan

pada sub bab selanjutnya sebagai berikut :

3.2.2 Pengukuran, analisis, dan evaluasi Pencapaian Sasaran Strategis

Misi 1 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang berdaya

saing, Berbudaya dan Unggul Dalam segala Bidang

“Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang Berdaya Saing,

Berbudaya dan Unggul Dalam Segala Bidang”, sesuai dengan arahan Misi 1, misi 2 dan misi 3

RPJPD yaitu : (1) “Mewujudkan Masyarakat yang Religius”; (2) “Meningkatkan Kualitas

Kesehatan Masyarakat”; dan (3) “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk Menciptakan

Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing Tinggi”. Misi tersebut merupakan arahan untuk

meningkatkan daya saing pembangunan daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara

menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, menanggulangi kemiskinan secara drastis,

menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta

sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek

termasuk gender. Misi 1 memiliki 1 Tujuan yang di dukung dengan 14 sasaran sebagai bagian

dari kinerja yang tak terpisahkan dalam rangka mendorong terwujudnya Misi 1. Tujuan dan

Sasaran masing-masing diuraikan sebagai berikut :

68

Tujuan : Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis,

Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur

keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.

Tabel 3.7 Capaian Kinerja Tujuan Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang

agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.

Tahun 2019

Tujuan dalam dalam Misi 1 menjadi gambaran kondisi yang akan dicapai dalam

rangka mewujudkna Misi ke-1. Pencapaian dari tujuan dimaksud diukur 4 indikator

dimana semua indikator tersebut lazim digunakan dalam mengukur sejauh mana

kualitas sumber daya manusia sebagai berikut :

1. Pendapatan Perkapita :

2. Indeks Daya Beli

3. Indeks Pembangunan Manusia

4. Indeks Gini Ratio

Pencapaian Indikator ke-1 “Pendapatan Perkapita”

Pendapatan perkapita ditetapkan sebagai salah satu indikator sebagai alat ukur

sejauh mana kekuatan ekonomi masyarakat yang dihitung dalam perkapita.

Berdasarkan hasil pertemuan dan FGD yang dilaksanakan salah satu unit kerja Asisten

NO Tujuan Indikator Kinerja Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target

Realisasi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.1

Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.

Pendapatan per Kapita (Rp.000.000)

Juta/rupiah 63,00 71,47 74,28 89,82 103,47%

Indeks Daya Beli

Poin 72,81 73,15 132,58 73,83 181,24 %

Indeks Pembangunan Manusia (Poin)

Poin 74,35 74,.55 74,92, 75,73 100,7%

Indeks Gini Poin 0,41 0,40 0,43 0,38 92%

69

Perekonomian dan Pembangunan dengan Badan Pusat Statistik Kota Cirebon,

bahwasanya pendapatan perkapita tidak dilakukan penghitungan di tingkat kota, namun

pendekatan tersebut disubtitusi dengan pengukuran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB) sehingga realisasi PDRB ADHB pada tahun 2019 digunakan untuk

mensubtitusi realisasi pendapatan perkapita pada tahun 2019.

BPS Kota Cirebon merilis hasil pengukuran PDRB ADHB sebagai subtitusi dari

pendapatan perkapita pada tahun 2019 adalah 74,28 (satuan : juta/rupiah), jika

disandingkan dengan target pada tahun 2019 sebesar 71,47 maka realisasi melebih

target yang ditetapkan dengan pencapaian 103,47% atau Sangat Baik.

Pencapaian Indikator ke-2” Indeks Daya Beli”

Indeks Daya Beli ditetapkan sebagai salah satu indikator sebagai alat ukur

kemampuan daya beli masyarakat, lazimnya indeks daya beli menjadi salah satu

komponen dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia pada faktor ekonomi,

namun seiring perubahan metode penghitungan pada indeks pembangunan manusia,

indeks daya beli disubtitusi dengan indeks harga konsumen. Berdasarkan hasil

pertemuan dan FGD yang dilaksanakan salah satu unit kerja Asisten Perekonomian

dan Pembangunan dengan Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, indeks harga

konsumen disarakan untuk menjadi subtitusi data indeks daya beli.

BPS Kota Cirebon merilis hasil pengukuran indeks harga konsumen sebagai

subtitusi dari indeks daya beli pada tahun 2019 adalah 132,58 (satuan :poin), jika

disandingkan dengan target pada tahun 2019 sebesar 73,15 maka realisasi melebihi

target yang ditetapkan dengan pencapaian 181,24 % atau Sangat Baik. Pencapian ini

sangat tinggi karena pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi kota Cirebon meningkat

dengan ditandai meningkatnya PDRB di Kota Cirebon, perkembangan di sektor

pariwisata dan perdagangan menjadi salah satu faktor pemicu tingginya pertumbuhan

eknomi di Kota Cirebon.

Pencapaian Indikator ke - 3 Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi

penduduk (enlarging people’s choices). IPM merupakan indikator penting untuk

70

mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia

(masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses

hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan

sebagainya. IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP)

pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010.

Berdasarkan data yang di rilis BPS, pembangunan manusia di Kota Cirebon

terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2019, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kota Cirebon mencapai 74,92, meningkat dibanding tahun 2018 sebesar 74,35. Angka

ini meningkat sebesar 0,57 poin atau tumbuh sebesar 0,77 persen dibandingkan tahun

2018. Pertumbuhan IPM selama 5 tahun terakhir (2014-2019) rata-rata sebesar 0,54

persen. Jika disandingkan dengan target pada tahun 2019 yaitu sebesar 74,35 maka

pencapaian dari indikator ini mencapai 100,7%, pencapaian yang melebihi target ini

dikategorikan sangat baik.

Di wilayah Ciayumajakuning IPM Kota Cirebon memiliki poin tertinggi dengan

poin sebesar 74,92 sedangkan yang terendah di Kabupaten Indramayu sebesar 66,97.

Sebagai gambaran perkembangan IPM di Kota Cirebon dari tahun ke tahun berikut

adalah gambar perkembangan nilai IPM di Kota Cirebon :

Gambar 3.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cirebon, 2011-2019

Sumber : BPS Kota Cirebon 2019

71

Pencapaian Indikator ke - 4 Indeks Gini Ratio

Indeks GIni Ratio merupakan indikator yang lazim digunakan untuk mengukur

sejauhmana tingkat kesenjangan yang terjadi di masyarakat , walau ekonomi tumbuh

pesat dengan meningkatnya pdrb dan indeks harga konsumen namun belum

menunjukan apakah seluruh masyarakat menikmatai pertumbuhan ekonomi tersebut,

maka seyogyanya Indeks Gini Ratio dijadikan sebuat indikator dalam upaya mengukur

tingkat kesejahteraan riil di masyarakat. Berdasarkan hasil pertemuan dan FGD yang

dilaksanakan salah satu unit kerja Asisten Perekonomian dan Pembangunan dengan

Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, indeks Gini Ratio Kota Cirebon pada tahun 2019

sedang dalam proses penghitungan dimana data tersebut belum dapat dirilis namun

sebagai opsional pengukuran tingkat kesenjangan yang terjadi direkomendasikan

menggunakan data 3 tahun terakhir karena menjadi cerminan tingkat kesenjangan yang

terjadi pada tahun 2019 dan tahun terakhir dari rilis BPS terkait indeks gini ratio yang

mencerminkan kondisi di tahun 2018 merupakan gambaran yang mirip dengan kondisi

di tahun 2019. Berikut adalah grafik tersebut :

Gambar 3.3 Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Gini Ratio , 2015-2018

Sumber : BPS Kota Cirebon, diolah

72

Data yang disajikan grafik diatas menunjukan bahwa Selama 3 Tahun

belakangan, Gini Ratio cenderung melebar di tengah naiknya pertumbuhan ekonomi.

namun walau gini rasio meningkat yang berarti kesenjangan melebar, pertumbuhan

penduduk miskin justru menurun, hal ini merupakan indikasi bahwa terjadi peningkatan

ekonomi yang cukup tinggi di kalangan ekonomi menengah walaupun pertumbuhan

ekonomi turut serta dinikmati di kalangan penduduk miskin dengan ditandainya

penurunan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi tersebut cenderung tidak merata.

Dengan nilai indeks gini ratio 0,43 dan target 0,40 dimana pada faktor

penghitungan indikator ini semakin rendah semakin baik maka pencapaian target

tersebut digunakan rumus sebagai berikut : Target + (Target-Realisasi) / Target di kali

100%, pencapaianya adalah 92,50% atau dalam predikat Sangat Baik

Evaluasi Tujuan “Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon”

Tujuan Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis,

Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan,

memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon” yang ditetapkan dengan

pengukuran pada 4 indikator memilliki rata-rata pencapaian 119%. Pencapaian diatas

target menjadi hal yang sangat baik, khususnya dalam bidang ekonomi dimana

indikator untuk mengukur tercapainya tujuan ini didominasi indikator pada ranah

ekonomi, namun beberapa hal menjadi catatan penting sebagai berikut :

1. Indikator-indikator yang telah ditetapkan tidak lagi relevan dengan

perkembangan metode yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik,khususnya

pada indikator yang juga ditetapkan menjadi indikator kinerja utama, yaitu

pendapatan perkapita, dan indeks daya beli.

2. Indikator yang sudah dinilai tidak relevan seyogyanya menjadi catatan untuk

diganti dalam review atau evaluasi RPJMD berkala.

73

Tercapainya tujuan ditopang dengan sasaran yang ditetapkan untuk mendukung

terwujudnya tujuan pada Misi 1 ini ,sasaran yang mendukung tujuan ini memiliki 14

sasaran yang masing-masing akan diuraikan analisa nya di bawah ini :

Sasaran 1.1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan

Tabel 3.8

Capaian Sasaran Meningkatan akses dan mutu pendidikan Tahun 2019

Meningkatkan akses dan mutu pendidikan menjadi sasaran strategis

Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagaimana tertuang di RPJMD Kota Cirebon 2019-

2023, hal ini merupakan upaya mendukung Visi Misi Kota Cirebon dari bidang

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sejalan pada Misi 1 Pemerintah

Daerah Kota Cirebon. Sebagai tolak ukur pencapaian sasaran di tetapkan dua indikator

yaitu rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah

Pencapaian Indikator ke-1 dan ke-2 “Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama

Sekolah”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Rata rata

lama sekolah yaitu 10,19 tahun dan harapan lama sekolah 13,43 tahun. Data yang di

rilis oleh Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa kedua indikator ini terus meningkat

dari tahun ke tahun. Selama periode 2011 hingga 2019, Harapan Lama Sekolah di Kota

Cirebon telah meningkat sebesar 1,01 tahun, sementara Rata-Rata Lama Sekolah

meningkat 0,59 tahun.

NO Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target

Realisasi

Target Akhir

RPJMD

Capaian 2019

1.1

Meningkatan akses dan mutu pendidikan

Rata –rata lama Sekolah

Tahun

9,89 10,19 9,90 10,61 97,15%

Harapan lama sekolah

Tahun 13,09 13,43 13,11 13,99 97,69%

74

Selama periode 2011 hingga 2019, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata

tumbuh sebesar 1,01 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi

sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Pada tahun 2019,

Harapan Lama Sekolah di Kota Cirebon telah mencapai 13,11 yang berarti bahwa

anak–anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk mengenyam pendidikan hingga

Diploma II, namun tidak tamat.

Sementara itu, Rata-Rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di

Kota Cirebon tumbuh 0,77 persen pertahun selama periode 2011 hingga 2019.

Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas

manusia Kota Cirebon yang lebih baik. Pada tahun 2019, Rata-Rata Lama Sekolah

penduduk Kota Cirebon usia 25 tahun ke atas mencapai 9,90 tahun, atau telah

menduduki jenjang pendidikan hingga kelas X (SMA kelas I, namun tidak tamat)

Sumber : BPS Kota Cirebon

Sumber : BPS Kota Cirebon

Walaupun kedua indikator itu meningkat dari tahun ke tahun namun pada tahun

2019 target tidak di capai 100%, hal ini karena target yang ditetapkan sangat tinggi.

Pencapaian indikator pertama yaitu rata-rata lama sekolah adalah 97,15 % sementara

indikator ke dua yaitu harapan lama sekolah adalah 97.61%, walaupun keduanya tidak

Gambar 3.4 Harapan lama Sekolah dan Rata Rata Lama Sekolah

2011-2019

75

mencapai 100% namun keduanya memiliki kategori Sangat Baik dalam tingkat

pencapaian.

Evaluasi sasaran 1.1.1 “Meningkatkan Akses dan Mutu Pendidikan”

Trend positif dalam pencapaian sasaran yang ditunjukan melalui 2 indikator yang

meningkat capaianya dari tahun ke tahun, menjadi bukti bahwa setiap tahun akses dan

mutu pendidikan di Kota Cirebon semakin baik. Kendati semakin baik namun

pencapaian ditahun-tahun berikutnya menjadi sebuah tantangan, pasalnya pada tahun

2019 rata-rata pencapaian indikator dari sasaran adalah 97% tidak sampai 100%. Salah

satu kendala utama yang menjadi faktor penyumbang nilai negatif bagi pencapaian

akses dan mutu pendidikan ,khususnya pada indikator rata-rata lama sekolah adalah

masih ditemukanya penduduk Kota Cirebon yang tidak menyelesaikan Pendidikan

Wajar 12 tahun. Melalui monitoring yang dilakukan Dinas Pendidikan, remaja yang

putus sekolah pada umumnya di jenjang SMA, yang dikarenakan faktor ekonomi dan

kenakalan remaja. Sementara Undang-undang 23 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

membatasi kewenangan Dinas Pendidikan secara langsung pada jenjang SMA karena

merupakan sub urusan yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Strategi dan arah kebijakan yang telah dilaksanakan cukup tepat dengan

menerapkan strategi menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, merata dan

terjangkau. Strategi tersebut menjadi upaya yang mampu mendorong peningkatan

akses dan mut pendidikan dengan didukung program sebagai berikut :

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini

2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

3. Program Pendidikan Non Formal

4. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang ada seperti

disebutkan diatas adalah dengan optimalisasi penerapan strategi yang didukung 5

program tersebut, dan khusus untuk mengurangi angka putus atau tidak melanjutkan

pendidikan di jenjang SMA, Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu meningkatkan

76

koordinasi dengan Pemerintah Provinsi sebagai penanggung jawab sub urusan

pendidikan pada jenjang SMA dan melakukan inovasi melalui dorongan motivasi pada

remaja/penduduk Kota Cirebon yang mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan

jenjang pendidikan SMA.

Sasaran 1.1.2 “Meningkatnya Minat Baca Masyarakat”

Tabel 3.9

Capaian Sasaran Meningkatnya Minat baca Masyarakat Tahun 2019

Meningkatnya minat baca masyarakat merupakan sasaran yang diukur

pencapaianya melalui sebuah indikator Rasio Perpustakaan Per satuan Penduduk,

rasio jumlah perpustakaan menjadi salah satu indikator yang menggambarkan kondisi

tingkat literasi di suatu wilayah. Perpustakaan Nasional tahun 2015, menyimpulkan

bahwa tingkat budaya baca Indonesia secara nasional kategori rendah dengan rata-rata

25,1. Hal ini berkaitan erat dengan jumlah koleksi di Indonesia menurut standar

IFLA/UNESCO terjadi kekurangan koleksi sebesar 434,826,292 koleksi pada

perpustakaan umum di seluruh Indonesia, jumlah koleksi buku sangat berkaitan erat

dengan jumlah perpustakaan. Maka relevan pada sasaran strategis meningkatnya

minat baca masyarakat salah satu upaya utama adalah menyediakan infrastruktur

dasar bagi warga untuk mengakses bahan bacaan yaitu melalui keberadaan

perpustakaan, dalam hal ini perpustakaan diharapkan juga menjelma menjadi tempat

tumbuhnya komunitas yang berkaitan erat dengan budaya literasi.

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target 2019

Realisasi 2019

Target Akhir

RPJMD (2023)

Capaian

1.1.2

Meningkatnya Minat Baca Masyarakat

Rasio Perpustakaan Per satuan Penduduk

Permil 1,385 1,385 1,566 1,958 103%

77

Pencapaian Indikator “Rasio Perpustakaan Per-Satuan Penduduk”

Pada tahun 2019 rasio perpustakaan per-satuan penduduk ditargetkan 1,385

per-mil. Dalam upaya mencapai target tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon

melakukan berbagai upaya meningkatkan jumlah perpustakaan, khususnya melalu

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon melakukan sosialisasi dan

pendampingan dalam membentuk perpustakaan bahkan hingga di tingkat kelurahan

atau RW. Melalui berbagai upaya tersebut, berdasarkan pendataan pada tahun 2019

rasio jumlah perpustakaan adalah sebagai berikut : Jumlah perpustakaan sebanyak 510

/ 325767 (Jumlah penduduk Kota Cirebon) di kalikan 1000, maka hasilnya adalah

1,566 per mil, jumlah ini melebih target pada tahun 2019 yaitu 1,385 per mil.

Pencapaian target tersebut adalah 103% dengan predikat Sangat Baik

Evaluasi Sasaran 1.1.2 “Meningkatnya Minat Baca Masyarakat”

Sasaran meningkatnya minat baca masyarakat pada tahun 2019 telah melebih

target namun upaya perbaikan tetap diperlukan khususnya untuk melakukan

peningkatan di tahun-tahun berikutnya sehingga pada tahun akhir tahun dalam RPJMD

target dapat tercapai. Mendororong tumbuhnya infrastruktur dasar terkait literasi yaitu

perpusatakaan menjadi hal yang urgent untuk meningkatkan minat baca masyarakat,

untuk itu Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu bekerjasama dengan masyarakat

umum khususnya komunitas yang bergerak di bidang literasi atau G To S (Government

to Society) dan juga pihak swasta G to B atau Governement To Business. Melalui

kolaborasi tersebut tumbuhnya jumlah perpustakaan di Kota Cirebon akan meningkat

dan ideal dengan jumlah penduduk. Selain kolaborasi tersebut Pemerintah Daerah Kota

Cirebon tetap harus mempertahankan upaya yang telah baik dilaksanakan melalui

program yang sesuai dengan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, yaitu

program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.

78

Sasaran 1.1.3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

Tabel 3.10

Capaian Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

Tahun 2019

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon merupakan sasaran

yang diukur pencapaianya dengn dua indikator yaitu angka usia harapan hidup dan

cakupan jaminan nasional, melalui sasaran ini Pemerintah Daerah Kota Cirebon

berupaya menyasar Misi 1 melalui bidang kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat

merupakan salah satu tolak ukur yang lazim digunakan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia sebagaimana menjadi inti tujuan dari misi 1 Pemerintah Daerah

Kota Cirebon. Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan

indikator kinerja pertama dari sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Kota Cirebon adalah Angka usia harapan hidup yaitu 71,92 tahun dan indikator lainya

yaitu cakupan jaminan kesehatan nasional di angka 99,01%.

Pencapaian Indikator ke-1 “Angka harapan hidup”

Angka harapan Hidup saat ini lazim digunakan oleh Badan Pusat Statistik

dengan istilah Usia Harapan Hidup Saat Lahir, dimaknai demikian karena penghitungan

statistik yang dikeluarkan pertahun menjadikan bayi yang lahir pada tahun tersebut

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

'1.1.3

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

Angka Usia Harapan Hidup

Tahun 71,90 71,92 72,13 72,84

100,3%

Cakupan Jaminan

Kesehatan Nasional

Persen 99,00 99,01 93,53 99,05% 94,5%

79

sebagai acuan atas harapan hidup dengan kondisi faktor-faktor yang membentuk

penghitungan angka harapan hidup bayi tersebut. Dalam rilis BPS Kota Cirebon

disebutkan “Bayi yang lahir pada tahun 2019 memiliki harapan untuk dapat hidup

hingga 72,13 tahun, lebih lama 0,14 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir

tahun sebelumnya.” Berdasarkan data tersebut maka pencapaian pada indikator

pertama/ angka harapan hidup adalah 100,29 % dengan kategori pencapaian sangat

baik. Meningkatnya Angka Usia Harapan Hidup ini terdorong oleh adanya penurunan

angka kematian bayi yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 23 kematian bayi

(4/1000 LH) tahun 2018 menjadi 14 kematian bayi (2/1000 LH) pada tahun ini,

peningkatan persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif dari 54,9 % tahun 2018

menjadi 64, 7% tahun 2019 dan kenaikan persentase balita 1-4 tahun yang mendapat

imunisasi lengkap dari 85,77 % tahun 2018 menjadi 87,46 % pada tahun 2019

Angka Usia Harapan Hidup Kota Cirebon sebesar 72, 13 % telah melebihi target

pencapaian pada tahun 2019 yaitu 71,92 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini

adalah 100,29 % Berikut adalah perkembangan angka harapan hidup/ Usia Harapan

Hidup Saat Lahir di Kota Cirebon dari tahun 2011-2019.

SUMBER : BPS KOTA CIREBON

Gambar 3.5

Usia Harapan Hidup Saat Lahir

Sumber : BPS Kota Cirebon

80

Pencapaian Indikator ke-2 Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional :

Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Cakupan Jaminan Kesehatan

Nasional sebesar pada tahun 2019 adalah 99,01% Berdasarkan perhitungan Cakupan

Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2019), Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) Kota Cirebon terus mengalami penurunan dibandingkan pada periode tahun-

tahun sebelumnya yaitu dari 99% tahun 2017, 97,60% tahun 2018 menjadi 93,53%

pada tahun 2019. Berdasarkan data tersebut maka pencapaiannya tidak sampai 100%

namun 94,5% walaupun demikian pencapaian tersebut masih berada pada kategori

sangat baik. Menurunnya Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional ini dipengaruhi oleh

adanya:

1. Pertambahan jumlah penduduk Kota Cirebon sebagai pembagi cakupan

kepesertaan JKN_KIS mengalami kenaikan, dari tahun 2017 sejumlah 324.794

jiwa menjadi 334.690 jiwa di tahun 2018 (kenaikan sejumlah 9.896 dari tahun

sebelumnya) dan sejumlah 339.607 jiwa pada 2019 kenaikan sejumlah 4.917

jiwa dari tahun sebelumnya) atau 1,5% dari seluruh jumlah kepesertaan JKN-

KIS Kota Cirebon.

2. Penonaktifan kepesertaan JKN-KIS PBI APBN (Peserta JKN-KIS yang

dibayarkan oleh Pemerintah Pusat), dari jumlah kepesertaan 107.882 jiwa pada

tahun 2018 menjadi 93.687 jiwa di Tahun 2019, terjadi penurunan sejumlah

14.195 jiwa atau 4,3% dari seluruh jumlah Kepesertaan JKN-KIS Kota Cirebon.

Gambar 3.4

Data Persentase Peserta BPJS/Jamkesnas Kota Cirebon

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2017 2018 2019

Non Peserta Jamkesnas

Peserta Jamkesnas

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon, di olah

81

Trend negatif yang tidak dapat dihindari dalam cakupan jaminan kesehatan

nasional utamanya karena faktor para peserta jaminan kesehatan yang menon-aktifkan

jaminan kesehatanya atau BPJS. Cukup tingginya penonaktifan BPJS di satu sisi tidak

dapat sebagai penarik kesimpulan bahwa kesehatan masyarakat Kota Cirebon

khususnya warga tidak mampu kurang terjamin kesehatanya, karena seyogyanya

penonaktifan BPJS tersebut belum tentu dilakukan oleh warga miskin. Sebagai upaya

antisipasi mewujudkan Universal Health Coverage (UHC), Pemerintah Daerah telah

memastikan bahwa masyarakat tidak mampu tetap dapat memiliki akses kesehatan

melalui program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin. Hal inilah yang menjadi faktor

penentu bahwa derajat kesehatan di Kota Cirebon pada umumnya meningkat walaupun

disatu sisi cakupan jaminan kesehatan sebagai salah satu indikator menurun

Sebagaimana target telah ditetapkan, Pemerintah Daerah Kota Cirebon tetap

mendorong masyarakatnya untuk mendapat jaminan kesehatan nasional yang resmi

dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, untuk mendukung keberlangsungan Program JKN-

KIS Pemerintah Daerah Kota Cirebon telah melakukan deklarasi Cirebon Menuju UHC

pada tahun 2018 dan terus memantau hal-hal yang dideklarasikan tersebut pada tahun

2019. Deklarasi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Menuju UHC Tahun 2018

ditandatangani oleh :

1. Wali Kota Cirebon;

2. Kepala Dinas Kesehatan;

3. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

4. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

5. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

6. Kepala Dinas Pendidikan;

7. Kepala Badan Keuangan Daerah;

8. Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat;

9. Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM

82

Dengan peran dari masing-masing Perangkat Daerah sebagai berikut :

1. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Untuk Data penduduk Kota Cirebon berdasarkan pekerjaan, dalam

kepesertaan PBPU.

2. Dinas Pendidikan Kota Cirebon.

Untuk pendaftaran JKN di lingkungan Sekolah (TK, SD dan SMP), dalam

kepesertaan PPU.

- Himbauan pendaftaran JKN-KIS;

- Guru/ Pegawai sekolah wajib JKN;

3. Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cirebon.

Untuk Pegawai Honorer wajib pendaftaran JKN, dalam peserta PPU.

4. Disnakertrans Kota Cirebon. :

Untuk memastikan seluruh Perusahaan/ Badan Usaha sudah megikuti Program

JKN-KIS, dalam kepesertaan PPU.

- Menghimbau kepada seluruh Perusahaan/ Badan Usaha;

- Pengawasan terhadap perusahaan/ Badan Usaha;

5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Cirebon.

Untuk memastikan perusahaan mendaftar Program JKN, dalam PPU.

- Sebagai kewajiban perizinan perusahaan;

6. Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Cirebon.

Untuk memastikan Koperasi dan UKM terdaftar Program JKN-KIS

83

Sasaran 1.1.4 : Terkendalinya jumlah penduduk

Tabel 3.11

Capaian Sasaran Terkendalinya jumlah penduduk Tahun 2019

Terkendalinya Jumlah penduduk menjadi salah satu sasaran yang mendukung

terwujudnya Misi 3 Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Mewujudkan kualitas sumber

daya manusia diyakini sangat dipengaruhi dengan faktor jumlah penduduk, jumlah

penduduk yang tidak terkendali menjadi kendala dalam proses pembangunan sehingga

diperlukanya pengendalian penduduk. Sasaran yang sangat strategis dalam

pembangunan ini di ukur dengan sebuah indikator kinerja yaitu laju pertumbuhan

penduduk

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Laju

pertumbuhan penduduk sebesar 0,67% sedangkan berdasarkan perhitungan yang

dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,Laju

pertumbuhan penduduk Kota Cirebon pada tahun 2019 sebesar 0,54%, dimana trend

menurun semakin baik dalam pencapaian kinerjanya maka menggunakan rumus

Pencapaian Kinerja = Target + (Target-Realisasi) / Target kemudian dikali 100%,

sehingga dengan pertumbuhan 0,54% maka pencapaian dari indikator kinerja adalah

119,4% dengan predikat atau kategori Sangat Baik. Pencapaian sasaran dengan satu

indikator ini tak lepas dari suksesnya program yang telah dilaksanakan oleh Dinas

pengampu urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Program tersebut

sebagai berikut :

1. Program Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

2. Program Keluarga Berencana

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD Capaian

1.1.4

Terkendalinya jumlah penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk

Permil 0,68 0,67 0,54 0,93 119,4%

84

3. Program Pengendalian Penduduk

4. Program Advokasi dan KIE Pengendalian Penduduk

Salah satu inovasi dalam pengendalian penduduk dan ketahanan keluarga,

Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

berencana mencanangkan “Kampung KB’ di banyak kelurahan, melalui pembenahan

kampung bahkan melukis mural di kampung/kelurahan, sosialisasi pengendalian

penduduk dapat dengan mudah dilaksanakan sehingga program-program Pemerintah

Daerah Kota Cirebon untuk pengendalian penduduk dan keluarga berencana cukup

efektif dan efesien.

Sasaran 1.1.5 Menurunnya Tingkat Pengangguran

Tabel 3.12

Capaian Sasaran Menurunnya Tingkat Pengangguran Tahun 2019

Menurunnya Tingkat Pengangguran menjadi salah satu sasaran yang

mendukung terwujudnya Misi 1 Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Mewujudkan kualitas

sumber daya manusia yang unggul salah satunya di tandai dengan rendah nya tingkat

pengangguran, indikator ini relevan karena salah satu korelasi penting antara tingkat

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD Capaian

1.1.5

Menurunnya Tingkat Pengangguran

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Persen

68,03 69,03 62,84 72,48 91,03%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Persen 9,06 8,83 8,98 7,91 98,03%

Tingkat Kesempatan Kerja

Persen 90,94 91,14 91,02 91,94 99,85%

85

pengangguran dan kualitas sumber daya manusia adalah tingkat pengangguran

berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sasaran yang sangat

strategis dalam pembangunan ini di ukur dengan tiga (3) indikator kinerja sebagai

berikut :

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

2. Tingkat Pengangguran Terbuka

3. Tingkat Kesempatan Kerja

Pencapaian Indikator ke-1 “Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja adalah sebesar 69,03 sedangkan berdasarkan perhitungan

yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik

Kota Cirebon Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun 2019 sejumlah 62,84.

Berdasarkan data tersebut maka realisasi tidak mencapai target, yaitu sebesar 91,03

%. Kendati demikian pencapaian tersebut berada pada predikat Sangat Baik.

Pencapaian Indikator ke-2 “Tingkat Pengangguran Terbuka”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat

Pengangguran Terbuka adalah sebesar 8,83 sedangkan berdasarkan perhitungan yang

dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota

Cirebon Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2019 sejumlah 8,93. Berdasarkan

data tersebut maka realisasi tidak mencapai target, karena pencapaian indikator ini

adalah jenis pencapaian trend menurun sebagai pencapaian kinerja yang positif,

sehingga penghitungan pencapaian tersebut menggunakan rumus : Target–(Realisasi-

Target) / Realisasi di kalikan 100% dengan hasil 98,30%. Kendati demikian

pencapaian tersebut berada pada predikat Sangat Baik.

86

Pencapaian Indikator ke-3 “Tingkat Kesempatan Kerja”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat

Kesempatan Kerja adalah sebesar 91,14 sedangkan berdasarkan perhitungan yang

dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota

Cirebon Tingkat Kesempatan Kerja pada tahun 2019 sejumlah 91,02. Berdasarkan data

tersebut maka pencapaian atas realisas di tahun 2019 adalah 99,85%, Kendati

demikian pencapaian tersebut berada pada predikat Sangat Baik.

Evaluasi Sasaran 1.1.5 “Menurunnya Tingkat Pengangguran”

Pencapaian sasaran Menurunnya Tingkat Pengangguran dengan tiga (3)

indikator memiliki rata-rata pencapaian sebesar 96,39%, kendati tidak mencapai 100%

namun pencapaian ini berada dalam predikat Sangat Baik. Kendala pencapaian dalam

sasaran ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bonus demografi yang tinggi di Kota Cirebon

2. Arus imigrasi (masuknya penduduk dari luar Kota Cirebon) yang mencari

pekerjaan di Kota Cirebon, seiring pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon

khususnya di bidang pariwisata dan perdagangan.

Upaya yang telah dilakukan melalui strategi dan arah kebijakan yang didudkung

dengan beberapa program seyogyanya telah mencapai hasil yang cukup baik, namun

untuk menekan tingkat penggangguran sesuai target yang telah ditetapkan atau bahkan

pencapaian yang lebih baik Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu melakukan upaya

antisipasi atas kendala diatas sebagai berikut :

1. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi atas program yang telah berjalan

2. Mereview kembali grand design pertumbuhan dan pengendalian penduduk

serta menjadikan proyeksi pertumubhan penduduk sebagai pertimbangan

strategis dalam perencanaan pembangunan.

3. Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kota sekitar untuk melakukan

manajemen terkait pengendalian perpindahan penduduk/ arus urbanisasi,

diantaranya melalui kerjasama Gran Design pembangunan zona ekonomi

kewilayahan.

87

Sasaran 1.1.6 : Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda.

Tabel 3.13

Capaian Sasaran Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda

Tahun 2019

Sebagai sebuah tolak ukur manusia Cirebon yang unggul dalam segala bidang

maka relevan meningkatnya prestasi olahraga dan pemuda di jadikan sebagai sebuah

sasaran. Sasaran meningkatnya prestasi ini di lihat dari dua aspek dengan indikator

kinerja Jumlah atlet Olahraga yang berkompetisi di tingkat nasional dan Persentase

organisasi pemuda yang aktif. Mengutip kata prestasi ada kritik terhadap indikator

jumlah atlet yang berkompetisi, dimana indikator ini tidak menyebutkan secara

gamblang pencapaian prestasi, namun sesungguhnya Cirebon sebagai Pemerintah

Daerah yang berada pada tingkat kotayang memiliki jenjang 2 level di bawah tingkat

nasional, maka menargetkan atlet yang berkompetisi di tingkat nasional secara tidak

langsung telah menargetkan juara pada tingkat provinsi, jika juara adalah sebuah acuan

prestasi dalam bidang olahraga maka jumlah atlet yang berkompetisi di tingkat nasional

cukup relevan karena dipastikan atlet yang berasal dari tingkat kota berkompetisi di

tingkat nasional telah melampaui jenjang tingkat provinsi dan mendapat gelar juara atau

memiliki prestasi pada tingkat provinsi sebagai salah satu syarat maju ke tingkat

NO Sasaran Indikator

Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.1.6

Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda.

Jumlah atlet olahraga yang berkompetisi di tingkat nasional

Atlet 2 2 2 9 100%

Persentase organisasi pemuda yang aktif

Persen 50 50 46,30 70 92,60

88

nasional. Sedangkan indikator kedua jumlah persentase pemuda yang aktif menjadi

sebuah tolak ukur prestasi di bidang kepemudaan. Pada ranah kepemudaan ,

kapabilitas individu seorang pemuda pada umumnya dinilai melalui prestasi di bidang

akademik (pendidikan) dan prestasi non akademik yang sering dikaitkan dengan

keaktifan di dunia organisasi sosial kepemudaan. Berdasarkan hal itulah maka

keaktifan organisasi pemuda (yang sangat ditentukan faktor individu pemuda dalam

organisasi tersebut) menjadi sebuah tolak ukur sebagai salah satu wujud prestasi di

bidang kepemudaan.

Pencapaian Indikator ke-1 “Jumlah atlet olahraga yang berkompetisi di tingkat

nasional”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan 2 atlet untuk

berkompetisi di tingkat nasional.indikator tersebut tercapai dengan adanya dua atlet

yang berprestasi di tingkat provinsi dan berhasil tampil di tingkat nasional yaitu atas

nama Nony Krystiantyi Andilah Cabor Bilyard dan Ryan Antoni dari Cabor Hoki

Underwater. Capaian indikator sasaran “Jumlah atlet lokal yang berkompetisi di tingkat

nasional” dapat tercapai 100% atau kategiri Sangat Baik.

Tabel 3.14

Daftar Atlet Berprestasi

No Nama Prestasi Cabor

1 Nony Krystianti Andilah Juara II Bilyard

2 Ryan Antoni Juara II Hoki Underwater

SUMBER : LAPORAN KINERJA DKOKP 2019, DI OLAH

89

Meski sudah mencapai target yang telah ditetapkan Dinas Kepemudaan

Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon tetap berusaha melahirkan atlet-

atlet berprestasi dari cabor-cabor lainnya. DKOKP Kota Cirebon akan memperbaiki

pembibitan atlet-atlet usia dini, serta melakukan pemanduan bakat terhadap calon bibit

atlet usia dini. Ditingkat sekolah dasar dan Sekolah Menengah Pertama, DKOKP

menyelenggarakan ajang Pekan Olahraga Pelajar Kota (POPKOTA) yang dapat

menjadi ajang untuk para pelajar berkompetisi dan menunjukkan bakatnya. Selain

POPKOTA, event lain yang rutin diikuti oleh DKOKP Kota Cirebon adalah O2SN,

POPWILDA, dan POPDA, untuk menjaring dan melahirkan atlet-atlet berbakat yang

akan dikirimkan ke POPNAS maupun ajang tingkat nasional lainnya.

Pencapaian Indikator ke-2 “Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif ”

Capaian kinerja sasaran Prosentase organisasi pemuda yang aktif dapat

tercapai sebesar 92,6 % atau “BAIK”. Dari target keaktifan organisasi pemuda sebesar

50%, realisasi capaian indikator adalah sebanyak 46,30%. Nilai tersebut didapat dari

total organisasi pemuda sebanyak 54 organisasi, hanya 25 organisasi yang aktif.

Pengertian aktif tersebut adalah dilihat dari keaktifan organisasi tersebut dalam

merekrut dan kaderisasi anggota organisasi yang baru.

Berikut adalah daftar organisasi pemuda Kota Cirebon dengan keterangan aktif dan tidak aktif

Tabel 3.15 Daftar Organisasi Pemuda Kota Cirebon

NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan

1 Pemuda Demokrat Indonesia 50 Tidak Aktif

2 AMS 150 Aktif

3 HMI 250 Aktif

4 KOHATI 100 Aktif

5 PP 100 Aktif

90

NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan

6 SAPMA PP 100 Aktif

7 SRIKANDI PP 100 Aktif

8 PPM 100 Aktif

9 BKPRMI 100 Aktif

10 GP ANSOR 300 Aktif

11 NASYIATUL ASSIYAH 100 Aktif

12 IPM 100 Aktif

13 GMNI 100 Aktif

14 SARINAH 50 Tidak Aktif

15 FATAYAT 250 Aktif

16 IPNU 100 Aktif

17 IPPNU 100 Aktif

18 KOPRI 50 Tidak Aktif

19 GP KA'BAH 25 Tidak Aktif

20 REPDEM 25 Tidak Aktif

21 GM FKPPI 100 Aktif

22 AMPI 50 Tidak Aktif

23 GM DEMOKRAT 25 Tidak Aktif

24 GM KOSGORO 50 Tidak Aktif

25 FKPPK 25 Tidak Aktif

26 MKGR 25 Tidak Aktif

27 BMI 50 Tidak Aktif

91

NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan

28 PPI 1000 Aktif

29 PMI 25 Tidak Aktif

30 KOTI MAHATIDAN 200 Aktif

31 FS PRMI 25 Tidak Aktif

32 Pemuda Muhammadiyah 100 Aktif

33 Hizbul wathon 300 Aktif

34 IMM 100 Aktif

35 WKI 25 Tidak Aktif

36 BBC 25 Tidak Aktif

37 KAMMI 50 Tidak Aktif

38 GM PERSATUAN 25 Tidak Aktif

39 AM KA'BAH 25 Tidak Aktif

40 SATRIYA 25 Tidak Aktif

41 AMII 25 Tidak Aktif

42 BIM PAN 25 Tidak Aktif

43 BALADIKA KARYA 25 Tidak Aktif

44 MASIKA ICMI 25 Tidak Aktif

45 PPD 50 Tidak Aktif

46 AMSI 25 Tidak Aktif

47 KHATOLIK 0 Tidak Aktif

48 P KIARA 0 Tidak Aktif

49 PPAPRI 0 Tidak Aktif

92

NO NAMA ORGANISASI JUMLAH ANGGOTA Keterangan

50 GMPI 25 Tidak Aktif

51 BM KOSGORO 100 Aktif

52 IPM 100 Aktif

53 PMII 100 Aktif

54 TAPAK SUCI 100 Aktif

JUMLAH 5100

Aktif : 25

Tidak aktif : 29

Evaluasi terhadap capaian sasaran 1.1.6 “Meningkatnya Prestasi Pemuda dan

Olah Raga”

Pencapaian sasaran yang ditunjukan dengan dua indikator diatas sudah

menunjukan pencapaian yang sangat baik yaitu rata rata pencapaian 96.3 %,

pencapaian sasaran ini didukung oleh program sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

2. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

3. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

4. Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan

Hidup Pemuda

Namun ada kendala khususnya dalam mencapai indikator kedua dengan target

keaktifan organisasi pemuda sebesar 50%, indikator ini tidak mencapai 100%

dikarenakan sulitnya intervensi untuk masuk ke ranah organisasi kepemudaan yang

memiliki independensi nya sendiri. Sebagai upaya tindak lanjut atas kendala tersebut

Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan

Kebudayaan Pariwisata akan menyiapkan strategsi stimulus keaktifan organisasi

kepemudaan diantaranya :

93

1. Pertemuan rutin antar organisasi kepemudaan yang difasilitasi Pemerintah

Daerah.

2. Menyelenggarakan event-event kepemudaan dengan frekuensi dan kualitas

yang lebih baik.

3. Inovasi pemberian penghargaan kepada Organisasi Kepemudaan yang

memberikan sumbangsih bai kemajuan Kota Cirebon.

Sasaran 1.1.7 : Meningkatnya Pengarustamanan gender dan perlindungan anak

Tabel 3.16

Capaian Sasaran Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak

Tahun 2019

Meningkatnya pengarusutamaan Gender menjadi penunjang Misi 1 Pemerintah

Daerah Kota Cirebon, hal ini sebagai upaya mewujudkan kualitas sumber daya

manusia khususnya dari segi persoalan gender untuk lebih baik dan terus meningkat

dari tahun-ketahunnya. Sudah lazim isu gender dikaitkan dengan kualitas sumber daya

manusia sebuah masyarakat yang beradab, bahkan dalam skala nasional hingga

internasional persoalan gender menjadi isu yang cukup strategis. Meningkatnya

pengarusutamaan gender di ukur dalam dua indikator yaitu Indeks Pemberdayaan

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.1.7

Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak

Indeks Pemberdayaan Gender /IDG

Poin 74,23 75,53 75,53 78,47 100%

Indeks Pembangunan Gender /IPG

Poin 93,94 94,20 94,35 94,46 100.2%

94

Gender dan Indeks Pembangunan Gender. Indeks Pemberdayaan Gender

menggambarkan kesetaraan dalam partisipasi politik dan pemberdayaan gender dalam

bidang ekonomi sedangkan Indeks Pembangunan Gender menggambarkan gap atau

kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan wanita.

Pencapaian Indikator ke-1 ”Indeks Pemberdayaan Gender”

Indeks Pemberdayaan Gender pada tahun 2019 ditargetkan naik 1.7 Poin yang

semula 74,23 menjadi 75,35 pada tahun 2019. Hasil pengukuran yang dilakukan Dinas

social Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang berkoordinasi dengan

Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, realisasi poin Indeks Pemberdayaan Gender di

Kota Cirebon adalah 75,35 hal ini berarti target tercapai 100% atau berpredikat Sangat

Baik. BPS sesungguhnya sampai Laporan ini disusun masih belum secara resmi

mengumumkan hasil penghitungan Indeks Pemberdayaan Gender namun Dinas Sosial

Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak menyusun penghitungan Indeks

Pemberrdayaan Gender melalui koordinasi dengan BPS, dipastikan selisih data yang

dikeluarkan oleh Dinas dan BPS tidak akan jauh berbeda dan jika terjadi perbedaaan

data dikemudian hari, faktor-faktor penghitungan menunjukan tidak akan kurang dari

poin 75,35.

Meningkatnya Indeks Pemberdayaan Perempuan sangat dipengaruhi

peningkatan peran perempuan dalam aspek politik khususnya jumlah perempuan yang

mengambil peran di lembaga legislative di Kota Cirebon serta Pemerintah Daerah Kota

Cirebon dimana Wakil Wali Kota Cirebon saat ini di jabat oleh seorang wanita.

Pencapaian Indikator ke-2 ”Indeks Pembangunan Gender”

Indeks Pembangunan Gender pada tahun 2019 naik 0,41 poin dari kondisi

selebumnya di tahun 2018 yaitu sebesar 93,35 poin, jika dibandingkan dengan target

pada tahun 2019 94,20 maka pencapaian Indeks Pembangunan Gender melebih target

yaitu sebesar 100,15%. Indeks Pembangunan Gender mengalami kenaikan khususnya

karena adanya peningkatan kesetaraan antara indeks pembangunan manusia laki-laki

95

dan perempuan,peningkatan kesetaraan ini didorong oleh meningkatnya jumlah

perempuan yang mengakses pendidikan dengan layak, peran ekonomi dimana

meningkatnya umkm yang dikelola oleh perempuan. berikut adalah tabel gamb

perkembangan indeks pembangunan manusia dari tahun 2017-2019.

Gambar 3.6

Indeks Pembangunan Gender Kota Cirebon

Evaluasi terhadap capaian sasaran 1.1.7 “Meningkatnya Pengarusutamaan

Gender”

Pencapaian sasaran yang ditunjukan dengan dua indikator diatas sudah

menunjukan pencapaian yang sangat baik yaitu dengan rata-rata pencapaian 100,1 %,

pencapaian sasaran ini didukung oleh program sebagai berikut :

1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

2. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender Dalam

3. PembangunanProgram Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Walau pencapaian telah melebih target atau sangat baik, namun untuk

mempertahankan kinerja dan peningkatan kami tetap melihat kelemahan dalam

pencapaian sasaran ini. Membangun pengarusutamaan gender dengan ditunjukan

melalui indikator indeks pemberdayaan dan pembangunan gender sangat fluktuatif dan

dinamis, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengukuran indeks, khususnya pada

SUMBER : BPS KOTA CIREBON

96

indeks pemberdayaan sangat tergantung pada peran individu subjek gender dalam hal

ini wanita kota Cirebon. Meningkatkan sumber daya manusia dan keadilan akses

terhadap fasilitas yang di bangun terhadap perempuan belum tentu meningkatkan

keberdayaan atas perempuan. namun diperlukan adanya keberpihakan yang lebih

nyata terhadap wanita di Kota Cirebon, hal ini senada dengan perhatian global pada isu

gender, dimana isu gender menjadi isu utama pada pembangunan yang digariskan di

Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Suistanable Development Goals). Untuk

mendorong hal tersebut Kota Cirebon perlu mengambil langkah sebagai berikut :

1. Lebih aktif dalam partisipasi agenda dunia dan nasional terkait isu gender

salah satunya He for She, agenda ini adalah sebuah gerakan untuk

meingkatan kesadaran para lelaki/pria agar peduli pada isu gender.

2. Menambah frekuensi dan terus meningkatkan kualitas pembinaan secara

wawasan baik isu politik dan ekonomi pada perempuan di Kota Cirebon agar

memiliki motivasi untuk ikut dalam pembangunan juga politik.

3. Meningkatkan fasilitasi terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan.

4. Meningkatkanfokus pada agenda pembangunan yang memberikan

perempuan ruang untuk berkarya.

97

Sasaran 1.1.8 : Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM

dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

Tabel 3.17

Capaian Sasaran Meningkatnya Peran Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM

dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon Tahun 2019

Meningkatkan Peran Industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas

perekonomian Kota Cirebon menjadi faktor yang menunjang dalam mewujudkan

kualitas sumber day manusia khususnya di bidang ekonomi. Sasaran ini memiliki dua

indikator kinerja dalam mengukur pencapaian yaitu : Peningkatan PDRB dari Sektor

Industri dan Peningkatan PDRB dari sektor perdagangan.

Pencapaian Indikator ke-1 " Peningkatan PDRB dari sektor industri”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Peningkatan

PDRB dari sektor industri 10,30 persen. Berdasarkan data BPS PDRB Kota Cirebon

tercapai pada posisi 10,17 persen Pencapaian ini belum mencapai target tahun 2019

atau capaianya sekitar 98,74%, kendati tidak memenuhi target 100% namun tetap

berada dalam predikat pencapaian Sangat Baik. Tidak tercapainya nilai PDRB pada

sektor industri pengolahan terjadi karena adanya perubahan besar peranan pada sektor

NO Sasaran Indikator

Kinerja Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.1.8

Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

Peningkatan PDRB dari sektor industri

Persen 10,29 10,30 10,17 10,34 98,74%,

Peningkatan PDRB dari sektor perdagangan

Persen 31,74 31,86 31,57 32,34% 99,09%

98

industri pengolahan sebesar 0,10 poin, tetapi bila dilihat dari lapangan usaha sektor

industri mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 5,63 %.

Pencapaian Indikator ke-2 " Peningkatan PDRB dari sektor Perdagangan”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Peningkatan

PDRB dari sektor perdagangan 31.86 persen sementara berdasarkan data BPS PDRB

Kota Cirebon mengalami peningkatan 31,57 persen, pencapaian ini belum sesuai

target tahun 2019 atau dengan persentase capaian indikator sebesar 99,09%, kendati

tidak mencapai 100% pencapaian ini masih berada pada predikat Sangat Baik.

Tdak tercapainya nilai PDRB pada sektor perdagangan yang terdiri dari

perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil serta sepeda motor terjadi karena

adanya perubahan besar peranan pada sektor perdagangan sebesar 0,09 poin, tetapi

bila dilihat di lapangan usaha sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 5,91 %. Selain karena

perubahan peranan pada sektor perdagangan kondisi ini juga dipengaruhi

meningkatnya inflasi yang menyebabkan sulit tumbuhnya peningkatan PDRB di sector

perdagangan.

Evaluasi Pencapaian Sasaran 1.1.8 : Meningkatkan peran industri, perdagangan,

koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

Pencapaian Sasaran “Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan

UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon” tergambarkan dari rata-rata

pencapaian kedua indikator kinerja sebagai alat ukur yaitu sebesar 98,58%. Walau

berada ada predikat pencapaian sangat baik, namun belum tercapai sepenuhnya.

Dukungan program yang dicanangkan Pemerintah Daerah Kota Cirebon untuk

mencapai sasaran ini adalah sebagai berikut :

1. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

2. Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri

3. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

99

4. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

5. Program Metrologi Legal

6. Program Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

7. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha

Kecil Menengah

8. Program Pemberdayaan dan Peningkatan Usaha Koperasi

9. Program Peningkatan Kualitas Pasar Rakyat

Sebagai upaya perbaikan kedepan dan memenuhi target atau bahkan dapat

melebihi target yang ditetapkanPemerintah Daerah Kota Cirebon memastikan

peningkatan efektifitas dan efsiensi pelaksanaan program-program yang mendukung

pencapaian sasaran, khususnya untuk melakukan counter terhadap kendala atau

penyebab seperti yang disebutkan pada penjelasan pencapaian kedua indikator

tersebut, program yang harus ditingkatkan adalah :

1. Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri guna

memicu pertumbuhan industri.

2. Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri

3. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

Usaha Kecil Menengah guna memicu pertumbuhan kewirausahaan dan

UKM yang mempengaruhi pertumbuhan PDRB di sektor perdagangan

4. Meningkatkan koordinasi dengan Kementrian terkait serta Kabupaten Kota

di sekitar wilayah 3 Cirebon guna mengambil tindakan yang tepat terkait

inflasi.

100

Sasaran 1.1.9 Berkurangnya Penduduk Miskin

Tabel 3.18

Capaian Sasaran Berkurangnya Penduduk Miskin Tahun 2019

Pemberantasan kemiskinan menjadi salah satu agenda prioritas dalam

kebijakan pembangunan Pemerintah Daerah Kota Cirebon, hal ini senada dengan isu

pada skala nasional bahkan global dimana saat ini pemberantasan kemiskinan menjadi

salah satu isu utama dalam Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pengganti

Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015. Sebagai upaya

pemberantasan kemiskinan tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon menetapkan

sasaran yaitu “Berkurangnya Penduduk Miskin” untuk mendukung pencapaian misi ke-

1. Sasaran tersebut memiliki tolak ukur pencapaian sebuah indikator kinerja

“Presentase Penduduk Miskin” dimana dari tahun ketahun ditargetkan semakin

menurun.

Pencapaian Indikator “Persentase Penduduk Miskin”

Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase

penduduk miskin sebesar 8,53% dari total penduduk wilayah Kota Cirebon, menurun

0,35% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang dirilis BPS jumlah penduduk

miskin pada tahun 2019 menurun hingga 0,44% dari tahun sebelumnya dimana jumlah

penduduk miskin pada 2018 tercatat sebanyak 8,88% atau 28,03 ribu orang dan pada

2019 tercatat menjadi 26,80 ribu orang. Pencapaian indikator pada sasaran ini

mencapai lebih dari 100% yaitu 105,3%. Pencapaian ini dipengaruhi berbagai faktor,

selain program pada Dinas pengampu urusan sosial yaitu Dinas Sosial Pemberdayaan

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.1.9

Berkurangnya Penduduk Miskin

Persentase penduduk miskin

Persen 8,88 8,53 8,41 7,13 105,3%

101

Perempuan dan Perlindungan Anak, namun para pemangku kepentingan di lingkup

faktor tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa,

lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan mempengaruhi kondisi kemiskinan di

Kota Cirebon. Atas kerjasama para pemangku kepentingan baik Perangkat Daerah

sebagai pelaksana kebijakan Walikota dan Wakil Wali Kota Cirebon dan para Non

Government Organisation NGO yang berasal dari masyarakat serta pihak swasta

sehingga pencapaian pemberantasan kemiskinan sangat baik di tahun 2019.

Gambar 3.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 2010-2019

Sumber : BPS Kota Cirebon

Evaluasi Sasaran 1.1.9 “Berkurangnya Penduduk Miskin”

Pencapaian pada tahun 2019 telah sangat baik dan melampaui target namun

peningkatan kinerja khususnya dalam rangka pengurangan penduduk miskin harus

ditingkatkan, karena kemiskinan merupakan tantangan besar yang sangat fluktuatif

dengan banyaknya faktor penyebab kondisi tersebut. Salah satu kendala utama adalah

102

memastikan bahwa setiap unsur penyebab kondisi kemiskinan dapat terintegrasi

dengan sasaran berkurangnya penduduk miskin.

Pencapaian sasaran berkurangnya penduduk misikin secara langsung di dukung

oleh program sebagai berikut :

1. Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS

2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

3. Program Satu Data Keluarga Miskin

4. Program Penanggulangan Korban bencana

Sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan pencapaian kinerja dalam

sasaran berkurangnya penduduk miskin, Pemerintah Daerah Kota Cirebon memastikan

efektifitas dan efesiensi setiap program dan menggunakan strategi penanggulangan

kemiskinan secara terpadu melalui arah kebijakan Meningkatkan perlindungan sosial

bagi masyarakat miskin., Meningkatkan kemampuan ekonomi bagi masyarakat miskin,

Meningkatkan pemenuhan infrastruktur dasar bagi masyarakat miskin. Untuk

sinkronisasi maka penguatan dalam data keluarga miskin melalui program satu data

keluarga miskin sangat urgent dilakukan, hal ini guna memastikan setiap program

pendukung pemberantas kemiskinan bisa tepat sasaran. Selain upaya

mengintegrasikan program internal Pemerintah Daerah Kota Cirebon, Pemerintah

Daerah perlu meningkatkan kerjasama dengan masyarakat G to S (Government to

Society) serta pihak swasta yaitu G to B (Government to Business), hal ini tidak lain

karena kemiskinan merupakan masalah krusial yang dipengaruhi banyak faktor

sehingga upaya dari semua pemangku kepentingan dan masyarakat itu sendiri perlu

terintegrasi dengan baik.

103

Sasaran 1.1.10 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai

kedaulatan pangan

Tabel 3.19

Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai

kedaulatan pangan Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai

kedaulatan pangan" dengan dua indikator : Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Konsumsi dan Tingkat PDRB Sektor Pertanian, menjadi salah satu tolak ukur dalam

mewujudkan kinerja Misi ke-1 : “Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota

Cirebon yang Berdaya Saing, Berbudaya dan Unggul dalam Segala Bidang”. Pola

pangan harapan dan pdrb sektir pertanian memiliki korelasi dengan kualitas sumber

daya manusia yang unggul , karena sangat erat kaitanya dengan indikator

kesejahteraan masyarakat Kota Cirebon.

Pencapaian indikator ke-1 “Skor Pola Pangan Harapan /PPH”

Pada tahun 2019, Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Skor Pola

Pangan Harapan (PPH) Konsumsi adalah sebesar 79,9 poin. Berdasarkan hasil

Susenas ( Survey Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD Capaian

1.1.10

Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan

Skor Pola Pangan Harapan /PPH

Poin 77,80 79,90 84 84,10 105,14%

Peningkatan PDRB dar sektor Pertanian

Persen 0,33 0,33 0,33 0,33 100%

104

dengan melakukan survei tahun n-1, didapatkan hasil PPH konsumsi Kota Cirebon

sebesar 84 poin, ini artinya kota Cirebon capaian indikator kinerja PPH Konsumsi

sudah melampaui target sebesar 105,14% berpredikat sangat baik.

Pencapaian indikator ke-2

Indikator Kontribusi PDRB Sektor Pertanian, Kota Cirebon menargetkan

sebesar 0,33 % pada tahun 2019. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan

Pusat Statistik dalam dokumen PDRB (Produk Domestic Regional Bruto)menurut jenis

lapangan usaha tahun 2014-2018, kontribusi PDRB sektor pertanian terhadap PDRB

semua sektor yang ada di Kota Cirebon sebesar 0,33 %. Data tersebut menjadi data

masukan dalam rangka penyusunan laporan PDRB sektor pertanian, dimana pada

tahun 2019 berada pada posisi 0,33% hal ini berarti pencapaian kinerja pada indikator

inimencapai target atau 100% atau berpredikat sangat baik.

Evaluasi Sasaran 1.1.10 “Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk

mencapai kedaulatan pangan"

Jika disandingkan dengan PPH konsumsi nasional maupun provinsi Jawa Barat,

PPH Konsumsi Kota Cirebon masih di bawah capaian di tingkat provinsi maupun

Nasional. Untuk PPH Konsumsi Provinsi Jawa Barat mencapai 85,2 poin, sedangkan

PPH Konsumsi Tingkat Nasional mencapai 91,3 poin. Namun jika dilihat dari capaian

yang didapatkan oleh pemerintah Daerah Kota Cirebon, PPH Konsumsi dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan yang cukup baik, seperti pada tahun 2018 PPH

Konsumsi di angka 77,8 poin, pada tahun 2019 mencapai angka 84 poin. Hal ini tidak

lepas dari peran pemerintah daerah kota Cirebon khususnya Dinas Pangan, Pertanian,

Kelautan dan Perikanan sebagai pemangku kepentingan terkait dengan tugas pokok

dan fungsinya mengampu 3 urusan yaitu urusan pangan, pertanian, kelautan dan

perikanan yang telah melaksanakan program kegiatannya sehingga pencapaian

indkator tersebut dapat memperoleh hasil yang optimal, walaupun masih harus lebih

terus ditingkatkan semaksimal mungkin.

105

PDRB sector pertanian dengan posisi saat ini yang telah mencapai target dinilai

sudah cukup baik mengingat pertanian bukan menjadi skala prioritas dalam

pembangunan di Kota Cirebon, seiring lahan pertanian yang tidak begitu luas dan

potensi Kota Cirebon yang bukan berada pada bidang tersebut.

Dalam rangka mempertahankan dam meningkatkan pencapaian di masa yang

akan datang Pemerintah Daerah Kota Cicrebon memastikan strategi Menyediakan

pangan berkualitas bagi masyarakat dengan arah kebijakan Meningkatkan

ketersediaan, akses, distribusi, keamanan, dan penguatan cadangan serta konsumsi

pangan yang beragam dan Meningkatkan produktifitas pertanian, kelautan dan

perikanan berjalan melalui efektifitas dan efesiensi program-program sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

2. Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan

Keamanan Pangan

3. Program Pembinaan Lembaga Ketahanan Pangan Daerah

4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Peternakan

5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

7. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

8. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

9. Program Pencegahan Penyakit Hewan

10. Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap

11. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budi Daya

12. Program Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

106

Sasaran 1.1.11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi inklusif

Tabel 3.20 Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai

kedaulatan pangan Tahun 2019

Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

menjadi sasaran yang mendukung Misi ke-1, sasaran ini memiliki 1 indikator sebagai

tolak ukur pencapaian yaitu meningkatnya PDRB dari sektor pariwisata. PDRB sektor

pariwisata lazim dijadikan sebuah gambaran bagaimana peran pariwisata berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomis inklusif, karena memuat data pengukuran kontribusi

produksi dari sektor pariwisata.

Pencapaian Indikator “Meningkatnya PDRB dari Sektor Pariwisata”

Capaian Kinerja Kontribusi pariwisata terhadap PDRB nilai capaian kinerjanya

mencapai 139% atau “SANGAT BAIK”. Angka tersebut diperoleh dari Distribusi

Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Cirebon Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB) Menurut Lapangan Usaha (persen) 2014─2018, penjumlahan pada sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum serta jasa lainnya pada Buku Produk

Domestik Bruto Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2014-2018 yang dipublikasikan

oleh Badan Pusat Statistik Kota Cirebon.

NO Sasaran Indikator

Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.1.11

Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

Meningkatnya PDRB dari sector pariwisata

persen n/a 5,55 7,72 5,87 139%

107

Berikut adalah sektor pendukung penyumbang nilai PDRB Pariwisata:

1. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Penyediaan akomodasi dan makan minum menyumbang nilai sebesar 5,37%.

Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk

pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman

untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan

dalam kategori ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi

jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman

bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar

dan eceran.

Penyediaan Akomodasi

Sub kategori ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk

pengunjung atau pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang

lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya seperti losmen, motel, dan

sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta

penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan

tersebut berada dalam satu kesatuan manajemen dengan penginapan, alasan

penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan.

Penyediaan Makan dan Minum

Kegiatan sub kategori ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan

makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional,

restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap maupun

sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan

makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk

dikonsumsi segera berdasarkan pemesanan.

2. Jasa Lainnya

Kategori Jasa Lainnya menyumbang nilai sebesar 2,35%. Kategori Jasa Lainnya

merupakan gabungan empat kategori pada KBLI 2009. Kategori ini mempunyai

108

kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa

Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah

Tangga; Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang

Menghasilkan Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri

untuk memenuhi kebutuhan; Jasa Swasta Lainnya termasuk kegiatan Badan

Internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD,

dan lain-lain.

Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi

Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi berkategori R di dalam KBLI 2009.

Kategori ini meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum

akan hiburan, kesenian, dan kreativitas, termasuk perpustakaan, arsip, museum,

kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta kegiatan

olahraga dan rekreasi lainnya.

Evaluasi Sasaran 1.1.11 : Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber

pertumbuhan ekonomi inklusif.

Pencapaian sasaran Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber

pertumbuhan ekonomi inklusif dengan nilai 136% adalah sangat baik,jika disandingkan

dengan target RPJMD realisasi pada tahun 2019 sebesar 7,72% bahkan telah melebihi

target akhir dari RPJMD yaitu 5,87%. Hal ini merupakan kabar baik sekaligus tantangan

tersendiri untuk tetap mempertahankan pada tahun-tahun berikutnya.

Pertumbuhan industry dan usaha perdagangan dan jasa lainya di sector

pariwisata yang meningkat seiring jumlah wisatawan ke Kota Cirebon yang tinggi

menjadi factor penting dalam tingginya PDRB sector pariwisata pada tahun 2019,

sementara itu meningkatnya jumlah wisatawan sangan erat kaitannya dengan

pengembangan destinasi wisata baik kegiatan event kebudayaan dan kepariwisataan

maupun promosi dan inovasi dalam destinasi wisata di Kota Cirebon yang cukup

signifikan di tahun 2019. Atas dasar hal tersebut arah kebijakan dari strategi

meningkatkan potensi daya tarik dan promosi wisata dinilai telah cukup berjalan efektif

109

dan efesien, dimana arah kebijakan tersebut didukung oleh Program Pengembangan

Kepariwisataan sebagai satu-satunya program yang secara langsung mendukung

sasaran 1.1.11 ini. Selain program tersebut peran sektor masyarakat dan swasta dinilai

sangat berpengaruh dalam mengembangkan kepariwisataan di Kota Cirebon.

Berdasarkan potensi ini seyogyanya Pemerintah Daerah Kota Cirebon

mempertahankan momentum kerja sama yang baik dalam jaringan kepariwisataan

dengan sector masyarakat khususnya influencer di media social dan sector swasta

yang menyediakan jasa di bidang pariwisata.

Sasaran 1.1.12 Meningkatnya Kerukunan antar Umat Beragama

Tabel 3.21

Capaian Sasaran Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan Tahun 2019

Sasaran Meningkatnya kerukunan umat Beragama dengan indikator kinerja

Konflik antar umat beragama menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi ke-

1. Kualitas sumber daya manusia ditandai salah satunya adalah dengan terciptanya

kondisi masyarakat beradab yang penuh toleransi dan dapat hidup berdampingan

dengan damai serta minim konflik.

Pencapaian Indikator “Konflik antar umat beragama”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan jumlah

konflik antar umat beragama pada target maksimal yaitu 0 / nol kejadian. Target ini

terbilang cukup tinggi karena potensi terjadinya konflik di Kota Cirebon tidaklah rendah

mengingat heterogen nya komposisi demografi masyarakat di Kota Ini. Namun patut

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD Capaian

1.12

Meningkatnya kerukunan umat Beragama

Konflik antar umat beragama

Kasus 0 0 0 0 100%

110

disyukuri berdasarkan data yang disampaikan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

pada tahun 2019 tidak tercatat satupun kejadian terkait konflik antar umat beragama,

maka pencapaian atas indikator ini adalah 100%. Dengan predikat Sangat Tinggi.

Evaluasi Sasaran 1.1.12 “Meningkatnya kerukunan umat Beragama”

Pencapaian Sasaran meningkatnya kerukunan umat beragama berada dalam

kategori atau predikat sangat tinggi dimana satu-satunya indikator sebagai tolak ukur

pencapaian sasaran dapat dilaksanakan sepenuhnya. Keberhasilan ini sekaligus

menjadi tantangan kedepan nya untuk tetap dipertahankan dimana kondisi demografi

Kota Cirebon yang heterogen dan atmosfer konflik khususnya SARA di tingkat nasional

yang sangat fluktuatif menjadi celah kemungkinan yang cukup tinggi terjadinya konflik

antar umat beragama yang dapat mencederai kerukunan umat beragama.

Strategi Meningkatkan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat

dengan arah kebijakan Meningkatkan fasilitasi penguatan lembaga keagamaan,

meningkatkan peran tokoh agama dalam memperkuat implementasi nilai-nilai

keagamaan, dan peningkatan implementasi pelaksanaan nilai-nilai keagamaan melalui

peningkatan intensitas pelaksanaan kegiatan keagamaan, seperti dzikir akbar, Cirebon

Bershalawat, dan kegiatan-kegiatan dialog antar umat beragama dinilai telah cukup

efektif dengan pencapaian target pada tahun 2019. Strategi dan arah kebijakan tersebut

di dukung program Program Pembinaan Ketahanan Seni, Budaya, Kerukunan Hidup

Umat Beragama, Kemasyarakatan dan Ekonomi. selain hal tersebut terbentuknya

Forum Kerukuan Antar Umat Beragama menjadi sangat efektif untuk meminimalisir isu

gesekan antar umat beragama.

111

Sasaran 1.1.13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal

Tabel 3.22 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal

Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal”

dengan Indikator : Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang dilestarikan

ditetapkan dalam rangka mendukung tujuan dan Misi ke-1. Pelestarian dan

pengembangan kebudayaan lokal menjadi strategis mengingat pada perencanan

jangka menengah 2019-2023 Visi Kota Cirebon adalah “SEHATI Kita Wujudkan

Cirebon Sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah”.

Pencapaian Indikator “Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang

dilestarikan”

Pada Tahun 2019 target dari indikator “Persentase Objek Pemajuan

Kebudayaan yang dilestarikan” adalah 71,31%, objek pemajuan kebudayaan yang

dilestarikan dihitung dari 10 jenis objek yang berbeda yaitu tradisi lisan, manuskrip, adat

istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan

rakyat, dan olahraga tradisional. Pada tahun 2019 Dinas Kepemudaan, Olahrga,

Kebudayaan, dan Pariwisata melakukan upaya pendataan sekaligus pelestarian dan

menghasilkan kesimpulan atas objek pemajuan kebudayaan yang aktif (lestari) dan

tidak aktif sebagai berikut :

NO Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.13

Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal

Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang dilestarikan

Persen

n/a 71,31 53,69 80,61 75,29%

112

Tabel 3.23

Data Objek Pemajuan Kebudayaan

Objek Pemajuan Kebudayaan

meliputi: Yang Ada Yang Aktif

a. Tradisi Lisan 32 20

b. Manuskrip 10 5

c. Adat istiadat 27 14

d. Ritus 28 10

e. Pengetahuan Tradisional 35 20

f. Teknologi Tradisional 9 9

g. Seni 27 20

h. Bahasa 5 5

i. Permainan Rakyat 20 0

j. Olahraga Tradisional 10 6

Jumlah 203 109

Presentase 53,69%

Sumber : Laporan Pemajuan Objek Kebudayaan DKOKP, di olah

Gambar 3.8 Persentase Keaktifan Objek Pemajuan Kebudayaan

109 94

Objek Pemajuan Kebudayaan

Aktif

Tidak Aktif

113

Dari data ini dapat dihitung bahwa realisasi pemajuan kebudayaan mencapai

53,69% dari target 71,31%, berarti tingkat pencapaian indikator adalah 75,29% , berada

dalam predikat pencapaian “Baik”.

Evaluasi Sasaran 1.1.13 : Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan

Kebudayaan Lokal

Tingkat pencapaian terhadap sasaran yang ditunjukan dengan tingkat capaian

indikator pada tahun 2019 tidak begitu signifikan, pencapaian predikat Baik (75,29%)

menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Beberapa faktor kurang

memuaskanya pencapaian sasaran ini diantaranya sebagai berikut :

1. Sangat banyak dan kompleksnya data objek pemajuan kebudayaan disatu sisi

keterbatasn sumber daya dalam melakukan stimulus pelestarian terhadap objek

kebudayaan local tersebut.

2. Penetapan target yang terlampau tinggi, dikarenakan sebagai sebuah ktarget di

tahun pertama RPJMD, kondisi awal (2018) tidak ditemukanya data sementara

objek kebudayaan di Kota Cirebon kompleksitasnya cukup tinggi.

Untuk meningkatkan pencapaian kinerja pada sasaran ini di tahun berikutnya

Pemerintah Daerah Kota Cirebon akan memeastikan efektifitas dan efesiensi

pelaksanaan strategi dan arah kebijakan yang telah di susun :

Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya pelestarian

dan pengembangan

kebudayaan local

Melestarikan kearifan lokal

dan kebudayaan Cirebon

Meningkatkan pelestarian

dan legalitas seni dan

budaya local

Memperluas tingkat

partisipasi dan kolaborasi

masyarakat dalam

pelestarian kebudayaan

local

Perlindungan,

pengembangan dan

penataan cagar budaya

Strategi dan arah kebijakan tersebut di topang oleh program-program sebagai

berikut :

1. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

2. Program Pegelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya

114

Berdasarkan kendala yang telah diurai bahwasanya kekurangan sumber daya di

internal Pemerintah Daerah Kota Cirebon menyebabkan sulitnya melakukan pelestarian

terhadap objek kebudayaan yang begitu kompleks maka strategi memperluas tingkat

partisipasi dan kolaborasi masyarakat dalam pelestarian kebudayaan lokal melalui

program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya harus menjadi

prioritas langkah antisipasi terhadap pencapaian yang kurang memuaskan di tahun

2020.

Sasaran 1.1.14 : Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat

Kecamatan/ Kelurahan

Tabel 3.24

Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ KelurahanTahun 2019

“Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/Kelurahan”

menjadi salah satu sasaran yang mendukung terwujudnya Misi 1 Pemerintah Daerah

Kota Cirebon. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul salah satu

gambaran kondisi yang ada adalah dengan tingkat kualitas pemberdayaan masyarakat

kecamatan/kelurahan. Sasaran ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah dengansejumlah indikator yang beberapa diantaranya merupakan

sub indikator yang membangun indikator utama lainya,sub indikator tersebut sangat

soesifik pada masing-masing kelurahan, sehingga dalam uraian Laporan Kinerja ini

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

1.1.14

Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan

Kurang Berkemban

Kelurahan

0 0 0 0 100

Berkembang Kelurahan 8 8 22 9 275

Cepat Berkembang

Kelurahan 13 13 15 13 115,4

115

akan diuraikan indikator utama sebagai bentuk rekapitulasi dari indikator yanga

tercantum di 22 kelurahan, berikut adalah indikator tersebut :

1. Kualitas Pemberdayaan kelurahan Kurang Berkembang

2. Kualitas Pemberdayaan kelurahan Berkembang

3. Kualitas Pemberdayaan kelurahan Sangat Berkembang

Pencapaian Indikator ke-1 “Kurang Berkembang”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Kualitas

Pemberdayaan Kelurahan Kurang Berkembang yang ditunjukan dengan kondisi

perkembangan kelurahan kurang berkembang adalah 0 atau tidak ada kualitas

pemberdayaan kelurahan yang kurang berkembang. Dalam tiga kategori kualitas

pemberdayaan kelurahan, kurang berkembang adalah tingkat terendah, oleh karena itu

Pemerintah Daerah Kota Cirebon optimis untuk menargetkan tidak ada kelurahan yang

berada pada kondisi tersebut. Berdasarkan hasil penilaian yang diperkuat dengan

Berita Acara Nomor : 414.4/047-DSPPPA/2019 Tentang Hasil Evaluasi Perkembangan

Kelurahan Pada 22 Kelurahan Di Kota Cirebon Tahun 2019, bahwasanya jumlah

kualitas pemberdayaan kelurahan yang ditunjukan dengan tingkat perkembangan

kelurahan adalah 0 kelurahan, maka realisasi tersebut mencapai target, yaitu sebesar

100% dengan predikat Sangat Baik.

Pencapaian Indikator ke-2 “ Berkembang”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Kualitas

Pemberdayaan Kelurahan Kurang Berkembang yang ditunjukan dengan kondisi

perkembangan kelurahan berkembang adalah 8 kelurahan. Berdasarkan hasil

penilaian yang diperkuat dengan Berita Acara Nomor : 414.4/047-DSPPPA/2019

Tentang Hasil Evaluasi Perkembangan Kelurahan Pada 22 Kelurahan Di Kota Cirebon

Tahun 2019, bahwasanya jumlah kualitas pemberdayaan kelurahan yang ditunjukan

dengan tingkat perkembangan kelurahan pada posisi berkembang adalah 7 kelurahan,

sementara pada posisi sangat berkembang adalah 15 kelurahan, sehingga dapat

116

dikatakan bahwa 15 kelurahan yang sangat berkembang melewati atau juga berada

pada kondisi berkembang sehingga total kelurahan berkembang dalam rangka

pengukuran kinerja adalh berjumlah 22. Realisasi tersebut melebih target, yaitu

sebesar 275% dengan predikat Sangat Baik.

Pencapaian Indikator ke-3 “ Sangat Berkembang”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Kualitas

Pemberdayaan Kelurahan Sangat Berkembang yang ditunjukan dengan kondisi

perkembangan kelurahan sangat berkembang adalah 13 kelurahan. Berdasarkan hasil

penilaian yang diperkuat dengan Berita Acara Nomor : 414.4/047-DSPPPA/2019

Tentang Hasil Evaluasi Perkembangan Kelurahan Pada 22 Kelurahan Di Kota Cirebon

Tahun 2019, bahwasanya jumlah kualitas pemberdayaan kelurahan yang ditunjukan

dengan tingkat perkembangan kelurahan pada posisi sangat berkembang adalah 15

kelurahan, Realisasi tersebut melebih target dari 13 kelurahan , yaitu sebesar 115,4%

dengan predikat Sangat Baik.

Evaluasi Sasaran 1.1.14 “Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan”

Pencapaian sasaran Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan dengan tiga (3) indikator memiliki rata-rata pencapaian sebesar 163,4%

pencapaian ini berada dalam predikat Sangat Baik. Pencapaian yang sangat baik ini

merupakan hasil kerja keras pelaksanaan program peningkatan pemberdayaan

masyarakat kelurahan yang efektif dan efesien sebagai bagian dari strategi dan arah

kebijakan yang ditetapkan. Koordinasi yang terjalin dengan baik antar pemangku

kepentingan diantaranya Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak, Kecamatan sebagai induk dari kelurahan, serta Sekretariat Daerah menjadi

salah satu kunci keberhasilan kualitas pemberdayaan kelurahan. Kendati pencapaian

Sasaran ini sudah Sangat Baik masih terdapat beberapa kendala sbegai berikut :

117

1. Urbanisasi yang cukup tinggi meningkatkan jumlah penduduk tidak tetap di

kelurahan yang berada pada wilayah perkotaan. Kepadatan tinggi yang tidak

dikelola dengan baik berpotensi menimbulkan lingkungan kumuh dan kontra

produktif dengan keberdayaan.

2. Program pemberdayaan yang terbatas masih belum bisa menjangkau seluruh

masyarakat di tingkat kelurahan.

3. Masih terdapat kelompok masyarakat yang enggan untuk memanfaatkan

program terkait pemberdayaan masyarakat.

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pencapaian sasaran ini,

Pemerintah Daerah Kota Cirebon perlu melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. menjaga koordinasi antar pemangku kepentingan terjalin dengan baik

sehingga program yang diselenggarakan dapat selaras dengan praktik di

lapangan,

2. selain pemangku kepentingan antara G to G (Government to Government),

perlu ditingkatkan kembali koordinasi dan sinergitas dengan objek dari

pemberdayaan yaitu masyarakat kelurahan itu sendiri, sehingga selain

menjadi obyek pemberdayaan, masyarakat pun terlibat sebagai subjek atau

pelaku pemberdayaan.

3. Melakukan Inovasi di bidang pemberdayaan Masyarakat, serta fokus pada

pemberdayaan masyarakat yang dapat menjadi solusi dalam isu sosial-

ekonomi yang ada di masyarakat, khususnya permasalahan ekonomi.

4. Memperhatikan perencanaan di lingkup pemberdayaan masyarakat sesuai

dengan demografi kependudukan,khususnya dalam menyikapi bonud

demografi di Kota Cirebon.

118

Misi 2 “Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel, Berwibawa dan

Inovatif”

Sesuai dengan arahan Misi 6, RPJPD, yaitu (6) ”Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik, Sarana Prasarana Umum Diikuti Dengan Terselenggaranya

Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”, yang ditandai dengan :

a. Terwujudnya pemerintahan yang kuat, bersih dan berwibawa, efektif dan

efisien.

b. Terselenggaranya pemerintahan daerah yang taat pada hukum dan

mampu mengayomi masyarakat dengan optimal.

c. Organisasi pemerintahan yang tertata dengan baik dan berfungsi dengan

optimal.

d. Tersedianya sumber daya aparatur yang profesional dan memiliki

produktifitas yang tinggi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melalui

instansi masing-masing.

Misi ini merupakan arahan untuk meningkatkan daya saing pembangunan

daerah untuk mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan

kepada masyarakat, menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin,

menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial

serta sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai

aspek termasuk gender.

Sebagai tolak ukur dalam mewujudkan Misi 2, ditetapkan 1 tujuan dan 11 sasaran

yang akan diuraikan sebagai berikut :

119

Tujuan : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas

dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan

Tabel 3.25 Capaian Tujuan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja,

Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan

Tujuan “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas

dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan” diukur dengan

sebuah Indikator : “Indeks reformasi Birokrasi”. Indeks ini relevan menjadi tolak ukur

dalam menilai secara umum kapabilitas dan manajeman Pemerintahan di suatu Instansi

karena cakupan faktor dalam pengukuran indeks reformasi cukup luas dengan

mengukur 7 faktor dalam dimensi proses yaitu : manajemen perubahan, penataan

peraturan perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan

tatalaksana, penataan system manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, dan

penguatan pengawasan. Disamping itu juga diukur faktor dalam dimensi hasil yaitu :

kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN,

serta kualitas pelayanan publik.

Pencapaian Indikator Tujuan “Indeks Reformasi Birokrasi”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan indeks

reformasi birokrasi pada poin 60 , naik 0,3 poin dari tahun sebelumnya di tahun 2018

NO Tujuan Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1

Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik, Kualitas

Kinerja, Kapasitas dan

Akuntabilitas, serta

Inovasi Dalam

Manajemen

Pemerintahan

Indeks

Reformasi

Birokrasi

Poin 57,29 60 71,21 80 118,3%

120

sebesar 0,57. Berdasarkan evaluasi yang dirilis oleh tim dari Kementrian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kota Cirebon mendapatkan

poin Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi sebesar 71,21. Dengan rincian sebagai berikut :

Dengan poin Indeks Reformasi Birokrasi sebesar 71,21 maka pencapaian

indkator kinerja pada tahun 2019 melebih target yaitu sebesar 118,33%.

Evaluasi Tujuan ”Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja,

Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan”

Pencapaian Indikator dari tujuan ”Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik,

Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen

Pemerintahan” yang melebihi target, merupakan hasil dari semangat melakukan

reformasi birokrasi di Kota Cirebon. Salah satu kegiatan yang memicu semangat

121

reformasi birokrasi ini diantaranya adalah penandatangan bersama oleh Wali Kota dan

Kepala Perangkat Derah terkait Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi pada

pertengahan tahun 2019.

Sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan pencapaian saat ini,

Pemerintah Daerah Kota Cirebon memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor

pengukuran yang pada saat evaluasi Indeks Reformasi Birokrasi tahun 2019 masih

berada di bawah rata-rata pencapaian faktor lainya, diantaranya adalah pada faktor

Penataan tatalaksana, dimana nilai maksimal 5 namun hanya mendapat poin 2,88. dari

beberapa sub faktor nilai terendah ada di sub faktor kualitas pengelolaan kearsipan.

Selain itu mempertahankan faktor yang dinilai cukup tinggi dalam evaluasi pada tahun

2019 diantaranya :

1. Faktor Penataan dan Penguatan Organisasi, dari total 6 mendapat poin 5,74

2. Faktor Penataan Sistem Manajemen SDM, dari total 15 Poin mendapatkan

poin 12,25

3. Faktor Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN dari total 10 poin

mendapatkan poin 8,25

Untuk menunjang tujuan pada Misi 2, telah ditetapkan 11 sasaran yang sinergis,

dimana setiap sasaran pengukuran, analisa dan evaluasinya akan diuraikan satu

persatu secara rinci sebagai berikut :

Sasaran 2.1.1 : Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur

Tabel 3.26 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur Tahun 2019

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.1

Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur

Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi

Persen 8,00 12,40 26,08 16,50

210,32

122

Sasaran “Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur” diukur dengan 4

Indikator sebagai berikut :

1. Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi dengan target pada tahun

2019 adalah sejumlah 12,40%

2. Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai target, dengan target

pada tahun 2019 adalah 80,50%

3. Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin, dengan

target pada tahun 2019 adalah 87,0%

4. Persentase Kepatuhan Pegawai untuk Memenuhi Penyampaian LHKPN,

dengan target pada tahun 2019 adalah 80,00%

Pencapaian Indikator ke-1 Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi

Untuk indikator pertama “Prosentase ASN yang direkrut sesuai Kompetensi”

berdasarkan data pada tahun 2019, jumlah formasi yang diterima sebanyak 218

formasi, sementara jumlah kebutuhan formasi ASN di lingkungan Pemerintah Daerah

Kota Cirebon sebanyak 836 formasi. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui

bahwa realisasi kinerja pada indikator sasaran ini untuk tahun 2019 adalah 26,08%,

Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai target

Persen 80,00 80,50 80,35 82,50

99,81

Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin

Persen 85,00 87,00 92,72 91,50

106,6

Persentase Kepatuhan Pegawai untuk Memenuhi Penyampaian LHKPN

Persen 70,30 80,00 97,37 100,00

121,7

123

lebih tinggi dari target yang ditetapkan untuk tahun 2019 yaitu 12,40%, sehingga

capaian kinerja mencapai 210,32%.

Pencapaian Indikator ke-2 Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai

target

Indikator kedua yaitu “Persentase Pegawai yang capain kinerja sesuai target”

pada tahun 2019 hanya mencapai 80,35% dari target yang ditetapkan yaitu 80,50%

sehingga capaian kinerja untuk indikator ke dua ini hanya mencapai 99,81%.

Pencapaian target tersebut berdasarkan data pada tahun 2019 yaitu dari seluruh

perangkat daerah yang yang melaporkan SKP dapat diidentifikasi sebanyak 8.463

dengan penilaian sangat baik, 220.000 dengan penilaian baik dan 140.000 dengan

penilaian cukup, sehingga total nilai SKP seluruh pegawai yang mengirimkan SKP

adalah 228.603 dari 2845 pegawai, sementara itu masih terdapat 27 perangkat daerah

yang tidak melaporkan SKP ke BKPPD Kota Cirebon sehingga nilai capaian kinerja

pada indikator ini belum mencapai 100%.

Pencapaian Indikator ke-3 Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi

aturan disiplin

Indikator ke tiga “Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin”

dengan target kinerja sebesar 87,00% untuk tahun 2019 dapat terealisasi sebesar

92,72%. Dari total hari kerja selama satu tahun (1.270.368 hari/4812 pegawai) terdapat

92.426 hari pegawai yang kurang tingkat kehadirannya. Adapun rincian ketidakhadiran

pegawai tersebut dengan keterangan “cuti sakit” sebanyak 13.692 hari, “izin” sebanyak

6.931 hari, “dinas luar” sebanyak 49.335 hari, “cuti tahunan” sebanyak 15.053 hari, “cuti

alasan penting” sebanyak 813 hari, “cuti bersalin” sebanyak 5.355 hari, dan “cuti besar”

sebanyak 1.247 hari.

124

Pencapaian Indikator ke-4 Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi

penyampaian LHKPN

Indikator keempat yaitu “Prosentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi

penyampaian LHKPN”, berdasarkan data pada tahun 2019 dari 76 orang pegawai yang

wajib menyusun LHKPN hanya terdapat 74 orang yang menyampaikan laporan LHKPN.

Sehingga berdasarkan data tersebut maka capaian kinerja pada tahun 2019 untuk

indikator keempat mencapai 97,37%, capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan

untuk tahun 2019 yaitu sebesar 80,00%.

Evaluasi Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur”

Berdasarkan data capaian kinerja untuk masing-masing indikator sasaran, maka

dapat diidentifikasi capaian kinerja untuk tujuan/sasaran “Meningkatnya Kapasitas dan

Kualitas SDM Aparatur” pada tahun 2019 adalah 136,67%. Meskipun nilai capaian

kinerja tujuan/sasaran melebihi angka 100%, masih terdapat bberapa kendala dalam

pencapaian sasaran “meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM Aparatur ini” sebagai

berikut :

1. Masih ada keterlambatanpenyusnan dan pengiriman Sasaran Kinerja

Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon.

2. Masih terdapat format yang belum sesuai dengan yang ditentukan dalam

penyusuan Sasaran Kinerja Pegawai.

3. Tidak seluruh pegawai yang memiliki kewajiban menyampaikan LHKPN telah

menyampaikan dokumen tersebut.

Untuk mengantisipasi kendala tersebut perlu dilakukan upay-upaya sebagai

berikut :

1. Lebih intensif melakukan koordinasi dengan pengelola kepegawaian tiap-tiap

perangkat daerah terkait penyampaian laporan SKP

2. Memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait penyusunan SKP bagi para

pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon

125

3. Memberikan sosialisai terkait kewajiban menyampaikan LHKPN bagi pegawai yang

memiliki kewajiban menyusun LHKPN

Berbagai pencapaian yang telah dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan

dan Pelatihan Kota Cirebon tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak

baik sejak perumusan kebijakan, implementasi hingga pengawasannya. Dalam upaya

untuk pencapaian indikator tersebut, BKPPD Kota Cirebon melaksanakan 2 program

prioritas dan 6 program pendukung yaitu:

1. Program prioritas terdiri dari:

a. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

b. Program Pendidikan Kedinasan

2. Program pendukung terdiri dari:

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

d. Program Fasilitasi Pindah/ Purna Tugas PNS

e. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

Dari 8 program yang dilaksanakan oleh BKPPD Kota Cirebon, realisasi anggaran

tahun 2019 sebesar Rp. 8.475.344.750,-, sementara anggaran yang dialokasikan pada

pagu anggaran BKPPD tahun 2019 untuk pelaksanaan program-program tersebut

sebesar Rp. 9.626.462.000,-. Dengan demikian dapat diketahui bahwa realisasi

anggaran belanja langsung (biaya pelaksanaan program/kegiatan) pada tahun 2019

mencapai 88,04%.

126

Sasaran 2.1.2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam

Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi

Tabel 3.27 Capaian Sasaran Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam

penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi” dengan dua Indikator yaitu “Persentase

SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan” dan “persentase peta proses

bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan” merupakan sasaran yang

mendukung tercapainya tujuan dan mewujudkan Misi ke-2.

Pencapaian Indikator ke-1 “Persentase SOP Penyelenggaraan Pemerintahan yang

diterapkan”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase

SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan sebesar 80%, hal ini target yang

signifikan jika dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2018 yang hanya 45%.

Berdasarkan laporan hasil monitoring dan evaluasi serta pendataan yang dilakukan

Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Daerah target ini tercapai dimana

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.2

Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat

Daerah Dalam Penyelenggara an Tugas Pokok dan Fungsi

Persentase SOP

Penyelenggaraan

Pemerintahan

yang diterapkan

Persen

45,00

80,00 80,00 100 100%

Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan

Persen - - - 100 100%

127

pada tahun 2019 persentase SOP penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan

adalah 80%, maka pencapaian indikator ini adalah 100% dengan predikat sangat baik.

Peningkatan jumlah SOP yang diterapkan merupakan hasil upaya dari sosialisasi SOP

yang dilakukan secara efektif juga monitoring dan evaluasi berkala yang dilakukan

setiap semester pada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota

Cirebon.

Pencapaian Indikator ke-2 Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan

pemerintahan yang diterapkan

Peta proses bisnis merupakan sebuah gambaran koordinasi instansi pemerintah

berdasarkan urusannya masing-masing yang disusun secara komprehensif, saat ini

peta proses bisnis berpedoman pada “Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Peta

Proses Bisnis Instansi Pemerintah”. Peraturan yang baru terbit di tahun 2018 ditindak

lanjuti menjadi sebuah target pada sasaran jangka menengah. Namun mengingat

peraturan baru yang terbit di 2018 pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon

tidak menargetkan penyelesaian sehingga pada 2019 targetnya 0, walaupun begitu

persiapan penerapan peraturan dalam rangka menyusun peta proses bisnis ini

dilaksanakan melalui sosialisasi Permenpan Nomor 19 Tahun 2018 kepada seluruh

Perangkat Daerah. Target yang rendah pada tahun 2019 dicapai 100% atau Sangat

Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.2 “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah

Dalam Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi”

Sasaran 2.1.1 “Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah Dalam

Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi ” yang di ukur dengan dua indikator

memiliki rata-rata pencapaian 100% dengan predikat sangat baik. Dalam rangka

mendukung sasaran telah dilaksanakan strategi dengan Meningkatkan kualitas

rumusan kebijakan melalui peningkatan koordinasi dan kapabilitas Sekretariat Daerah

128

serta arah kebijakan “Meningkatkan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan

urusan” dan “Optimalisasi pengelolaan kebijakan penyelenggaraan urusan melalui

peningkatan peran Asisten Daerah dan Bagian di Sekretariat Daerah”. Strategi dan

arah kebijakan tersebut didukung program sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah

2. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

3. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

4. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

5. Program Penataan Kelembagaan

6. Program Pembinaan Pemerintahan

7. Program Pembinaan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

8. Program Pembinaan Administrasi Perekonomian dan Pembangunan

9. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Keagamaan

10. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan KDH

11. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pencapaian yang sudah sangat baik di tahun 2019 perlu dipertahankan dengan

memastikan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program-program diatas, beberapa

program secara eksplisit dinilai tidak mempengaruhi sasaran dengan dua indikatornya

secara langsung, walaupun sesungguhnya program tersebut ditetapkan sesuai arah

kebijakan. Untuk hal ini review atas program dapat dilakukan dan menjadi catatan

dalam evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, guna memastikan

efektifitas danefesiensi program yang ditetapkan.

129

Sasaran 2.1.3 : Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintahan

Tabel 3.28

Capaian Sasaran Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2019

Sasaran “ Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun

2019” memiliki Indikator yaitu “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintahan” . Sasaran dan indikator ini merupakan suatu upaya untuk memastikan

perbaikan dalam hal pengelolaan kinerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kota

Cirebon, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan dan mewujudkan Misi 2.

Pencapaian Indikator “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintahan”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Nilai AKIP B

hal ini relevan mengingat target pada akhir RPJMD nilai AKIP Kota Cirebon meningkat

menjadi BB, sebagai upaya perbaikan pada tahun 2019 ditargetkan nilai AKIP

dipertahankan dalam posisi B namun memiliki nilai yang meningkat.

Sebagai perwujudan atas akuntabilitas kinerja yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah Kota Cirebon, telah di rilis Laporan Hasil Evaluasi Atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Pemerintah

Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2019. Hasil evaluasi tersebut secara umum

adalah sebagai berikut :

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.3

Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Nilai AKIP B Nilai 65,40/ B B B BB 100%

130

Tabel 3.29 Nilai Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemantasi Sistam AKuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2019

Komponen Bobot Nilai Pemda Kota Cirebon

Nilai Pada 16 Unit Kerja

Nilai Hasil Evaluasi %

2018 2019

a. Perencanaan Kinerja

30 12.67 11,78 20,65 24,45

b. Pengukuran KInerja

25 9,35 8,57 16,72 17,92

c. Pelaporan KInerja

15 4,97 4,59 9,98 9,57

d. Evaluasi Internal 10 6,06 0 5,83 6,06

e. Pencapaian Sasaran/Kinerja

20 9,01 0 12,29 9,01

Jumlah 100 42,06 24,94 65,48 67,00

Tingkat Akuntabilitas Kinerja

B B

Sumber : LHE Atas Implementasi SAKIP pada Pemda Kota Cirebon, Inspektorat Jabar

Berdasarkan data diatas maka pada tahun 2019 nilai tingkat akuntabilitas

Pemerintah Daerah Kota Cirebon adalah sebesar 67,00 atau dengan predikat B (Baik)

berarti akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon sudah baik, memiliki

sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu beberapa perbaikan,

atas pengukuran tersebut pencapaian indikator “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas

KInerja” tercapai target atu 100% dengan predikat Sangat Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.3 “Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja”

Sasaran 2.1.3 ““Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja” yang di ukur dengan1

(satu) indikator memiliki pencapaian 100% atau dengan predikat Sangat Baik.

Peningkatan nilai tingkat akuntabilitas kinerja sebesar 1,52 poin merupakan hasil yang

cukup baik jika disandingkan dengan target yang mempertahankan nilai tingkat

akuntabilitas kinerja pada posisi B. peningkatan nilai tersebut dibandingkan pada tahun

2018 ada pada komponen Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, dan Evaluasi

131

Internal. Komponen lainya yaitu Pelaporan KInerja dan Sasaran Kinerja mengalami

penurunan, khususnya terjadi penurunan yang signifikan pada komponen pencapaian

sasaran.

Penurunan pada komponen pelaporan penyebabnya adalah nilai rata-rata

pelaporan yang tidak cukup tinggi dari 16 Perangkat Daerah sementara beberapa data

yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan tingkat Pemerintah Derah Kota Cirebon

belum sepenuhnya memadai salah satu penyebabnya adalah aplikasi sistem

akuntabilitas kierja yang dibangun sempat mengalami server down sehingga

maintenance berkala yang cukup lama, pada umumnya pelaporan kinerja masih

memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan : evaluasi dan analisis mengenai

capaian kinerja, pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini

dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembanding lain yang diperlukan; informasi

tentang analisis efesiensi penggunaan sumber daya; informasi keuangan yang

terkait capaian sasaran kinerja instansi. Sehingga laporan kinerja belum

sepenuhnya dapat diandalkan; belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan

memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi; serta belum

sepenuhnya digunakan untuk peningkatan kinerja.

2. Perangkat Daerah

Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan : Informasi mengenai pencapaian

IKU;informasi sasaran yang berorientasi outcome; informasi mengenai kinerja yang

telah diperjanjikan; evaluasi dan alanisis mengenai capaian kinerja; pembandingan

data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun

sebelumnya dan pembanding lain yang diperlukan; informasi tentang analisis

efesiensi penggunaan sumber daya; informasi keuangan yang terkait capaian

sasaran kinerja instansi. Sehingga laporan kinerja belum sepenuhnya dapat

diandalkan; belum sepenuhnya digunakan untuk menilai dan memperbaiki

132

pelaksanaan program dan kegiatan organisasi; serta belum sepenuhnya digunakan

untuk peningkatan kinerja.

Penurunan pada Komponen Pencapaian Sasaran/Kinerja, mengalami penurunan

yang cukup signifikan, hal ini menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kota Cirebon,

karena pencapaian kinerja merupakan salah satu gambaran penting terhadap

implementasi akuntabilitas kinerja, menurun nya pencapaian sasaran didoninasi karena

pencapaian yang tidak mencapai target pada tahun 2019 menurun dibandingkan tahun

sebelumnya, secara umum dalam pencapaian kinerja pada tahun 2019 terdapat

beberpa kelemahan sebagai berikut :

1. Target belum seluruhnya tercapai.

2. Capaian Kinerja belum seluruhnya meningkat dari tahun sebelumnya

3. Informasi kinerja belum sepenuhny dapat diandalkan

Sebagai upaya perbaikan pada tahun yang mendatang, selain memberikan

perhatian khusus pada komponen yang mengalami penurunan, Pemerintah Daerah

Kota Cirebon mengkaji seluruh kelemahan di setiap komponen yang telah dirilis pada

Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemntasi SAKIP Pemerintah Daerah Kota Cirebon oleh

Inspektorat Provinsi Jawa Barat dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi BIrokrasi, kemudian melakukan langkah-langkah antisipastif atas kelemahan

yang masih ditemukan diantaranya :

1. Mengkaji dan memperbaiki sistem aplikasi e-lakip Kota Cirebon untuk

menyesuaikan perkembangan yang ada.

2. Meningkatkan kembali efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan monitoring

dan evaluasi terhadap capaian kinerja.

3. Meningkatkan kembali efektifitas dan efesiensi terkait reviu atau evaluasi

pada sasaran strategis jangka menengah daerah atapun Perangkat Daerah.

133

4. Menindaklanjuti seluruh rekomendasi untuk perbaikan atas permasalahan

akuntabilitas kinerja pada seluruh komponen, sesuai rekomendasi yang dirilis

dalam Laporan Hasil Evaluasi Atas Implemntasi SAKIP Pemerintah Daerah

Kota Cirebon Tahun 2019, yang dilakukan oleh ti dari Inspektorat Provinsi

Jawa Barat dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi.

Sasaran 2.1.4 : Meningkatnya Maturitas SPIP

Tabel 3.30 Capaian Sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Maturitas SPIP” memiliki Indikator yaitu “Tingkat Maturitas

SPIP” dengan target level 2 pada tahun 2019. Sasaran dan indikator ini merupakan

suatu upaya untuk memastikan perbaikan dalam hal kematangan SPIP yang diukur

dengan tingkat Maturits SPIP, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan dan

mewujudkan Misi 2.

Pencapaian Indikator “Tingkat Maturitas SPIP”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan level

maturitas SPIP berada pada level 2 atau berkembang, kondisi pada 2019 Pemerintah

Daerah Kota Cirebon melaksanakan self measurement secara mandiri bekerjasama

dengan unsur BPKP dengan hasil penilaian level maturitas 3, namun hal tersebut

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.4

Meningkatnya Maturitas SPIP

Tingkat Maturitas

SPIP

Level 1 2 1 (1,75) 4 87,5%

134

seyogyanya tidak dapat disimpulkan sebagai hasil pengukuran yang tervalidasi

sehingga kondisi pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon masih harus

mengacu pada penilaian SPIP terakhir yaitu pada kondisi 1,75 dimana sesubgguhnya

kondisi maturitas SPIP 2019 masih berada pada proses penilaian oleh BPKP

Perwakilan Jawa Barat.

Dengan poin 1,75 atau masih berada pada level rintisan dapat diukur

pencapaian dari realisasi dengan menyandingkan poin terakhir atau kondisi saat ini

dengan target level 2 dimana level 2 berada minimal pada poin 2, sehingga dengan

poin 1,75 pencapaian terhadap target adalah 1,75/2 (poin maturitas level 2) di kalikan

100% yaitu 87,5% atau tidak mencapai target dengan pencapaian predikat Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.4 “Meningkatnya Maturitas SPIP”

Sasaran 2.1.4 “Meningkatnya Maturitas SPIP “yang di ukur dengan1 (satu)

indikator memiliki pencapaian 87,5% atau dengan predikat Baik.Pencapaian ini kurang

memuaskan karena tidak mencapai target yang ditetapkan dan jika disandingkan

dengan standar nasional masih berada dibawah target standar nasional seperti yang

tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2015-2019,

pada tahun 2019 target tingkat maturitas SPIP berada pada level 3 atau terdefinisi dari

skala 1-5 tingkat MAturitas SPIP.

Kendala dalam proses pencapaian sasaran Meningkatnya Maturitas SPIP

diantaranya sbegai berikut :

1. Dalam pemenuhan dokumen untuk Penilaian Maturitas SPIP, Perangkat

Daerah yang menjadi sampling diharuskan mengumpulkan dokumen-

dokumen pendukung, namun tidak semua perangkat daerah tersebut

memberikan dokumen yang lengkap atas kebutuhan dokumen yang

dibutuhkan dalam memenuhi semua unsur dalam SPIP.

2. Masih rendahnya pemahaman pegawai pada perangkat daerah tentang SPIP

135

Untuk mengatasi kendala tersebut, diambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Dalam pemenuhan dokumen Inspektorat berusaha memberikan

pendampingan dengan menunjuk Asessor untuk mendampingi perangkat

daerah yang menjadi sampel dalam pemenuhan dokumen Penilaian

Maturitas SPIP.

2. Perlunya diklat, bimbingan teknis dan pendampingan intensif untuk

peningkatan kapasitas dan kompetensi counterpart.

Sasaran 2.1.5 : Meningkatnya Pelayanan Publik

Tabel 3.31 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Publik Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Pelayaan Publik” merupakan upaya dalam rangka

terwujudnya Misi ke-2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih,

Akuntabel,Berwibawa dan Inovatif. Tata kelola Pemerintahan yang dimaksud memiliki

korelasi dengan tingkat pelayanan publik, dimana sasaran ini diukur dengan 2 indikator

sebagai berikut :

1. Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Perizinan.

2. Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.3

MENINGKATNYA PELAYANAN PUBLIK

• Tingkat

Kepuasan

Masyarakat Atas

Layanan Perizinan

Poin 71,00 73,90 82,65 74,40 110%

• Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan

Poin 78,00 80,00 76,25 88,00 95%

136

Pencapaian Indikator ke-1 Tingkat Kepuasan Atas Layanan Perizinan

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan persentase

tingkat kepuasan pada pelayanan perizinan dan penanaman modal dengan nilai indeks

kepuasan masyarakat 75, sementara itu berdasarkan survey yang dilakukan pada

tahun 2019 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan tersebut mencapai 82,65 adalah

maka pencapaian indikator ini adalah 100% dengan predikat Sangat Baik.

Responden yang diteliti di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Cirebon sebanyak 300 orang per semester paling banyak berasal dari

kelompok umur di atas 37 tahun, dengan jenis kelamin mayoritas laki-laki. Dari seluruh

item pertanyaan pada kuesioner penilaian terhadap unsur pelayanan dapat dikatakan

sebagai berikut : unsur Biaya / Tarif mendapatkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,54.

Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat, DPPMTSP

Tabel 3. 32

Hasil Survey Kepuasan Atas Layanan Perizinan dan Penenaman Modal

137

Sedangkan Unsur Penanganan Pengaduan, Saran, Masukan mendapatkan nilai rata–

rata terendah sebesar 3,07.

Unsur biaya mendapat nilai rata-rata tertinggi karena tarif pelayanan diberlakukan 0

rupiah, sementara unsur penanganan, pengaduan, saran mendapatkan nilai terendah,

berdasarkan analisis hal ini karena ketidak puasan responden ata saran dan masukan

yang dinilai tidak seluruhnya ditindak lanjuti. Kendati demikian angka 3,07 masih cukup

terbilang tinggi.

Pencapaian Indikator ke-2 “Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan

Kependudukan”

Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan pada tahun 2019

ditargetkan pada poin 80, pengukuran indikator ini dilakukan dengan melaksanakan

survey kepuasan masyarakat di bidang layanan kependudukan. Survey ini

dilaksanakan oleh dinas Kepencdudukan dan Pencatatan Sipil bekerjasama dengan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tujuh Belas Agustus.

Kerjasama penyusunan survey dengan Institusi Perguruan Tinggi untuk menjamin

proses independensi pelaksanaan survey sehingga mendapatkan hasil yang objektif,

dan tepat.

Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil (disdukcapil) Kota Cirebon pada bulan Desember 2019 dengan jumlah

responden 150 orang terhadap 9 unsur pelayanan yaitu :

138

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai tertinggi hasil perhitungan IKM untuk 9

unsur adalah biaya dan tarif yaitu dengan nilai indeks per unsur pelayanan adalah

3,385 dan nilai IKM setelah dikonversi 84,625. Hal ini tentu sesuai dengan peraturan

yang ada bahwa pengguna layanan tidak dikenakan biaya (gratis).Dan nilai terendah

adalah sarana dan prasarana dengan nilai indeks per unsur adalah 2,91 dan nilai IKM

setelah dikonversi 73,375. Hal ini dikarenakan ruang pelayanan yang sempit, tidak

nyaman mengakibatkan antrian juga tempat untuk parkir kendaraan sempit tidak

memadai

Berdasarkan hasil perhitungan untuk 9 unsur pelayanan yang dinilai sesuai

dengan Peraturan menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei

Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik yang memuat 9 unsur

survey kepuasan diperoleh nilai rata-rata tertimbang 3,05 dan nilai IKM setelah

dikonversi adalah 76,25 yang menunjukan mutu pelayanan B dan kinerja

pelayanan baik. Jika disandingkan dengan target tahun 2019 idmana nilain Indeks

Kepuasan Masyarakat terhadap layanan kependudukan pada poin 80 maka, hasil

Tabel 3.33 Hasil Survey Kepuasan Masyarakat “Pelayanan Kependudukan”

Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat “Disdukcapil”

139

survey menunjan target tidak tercapai 100% melainkan terrcapai 95,31%, kendati

demikan pencapaian pada tahun 2019 sudah menunjukan predikat Sangat Baik.

Gambar 3.9

Grafik Hasil Perhitungan IKM Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sumber : Laporan Survey Kepuasan Masyarakat “Disdukcapil”

140

Evaluasi Sasaran 2.1.5 “ Meningkatnya Pelayanan Publik”

Sasaran 2.1.5 “Meningkatnya Pelayanan Publik ” yang di ukur dengan dua

indikator memiliki rata-rata pencapaian 102,5% dengan predikat sangat baik. Dalam

rangka mendukung sasaran telah dilaksanakan strategsi “Peningkatan kepuasan

masyarakat atas layanan perijinan” dan “Peningkatan kepuasan masyarakat atas

layanan kependudukan” dengan arah kebijakan meningkatkan pertumbuhan investasi.

dan meningkatkan layanan kependudukan . Strategi dan arah kebijakan tersebut

didukung program sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

c. Program Penataan dan Pelayanan Perijinan

d. Program Pendaftaran Penduduk

e. Program Pelayanan Pencatatan Sipil

f. Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Pencapaian yang sudah sangat baik di tahun 2019 perlu dipertahankan dengan

memastikan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program-program diatas,

berdasarkan analisa pada pencapaian terdapat tantangan di bidang perijinan

bahwasanya poin terendah ada pada kepuasan terhadap layanan pengaduan, hal ini

perlu diantisipasi dengan penerapan sistem pengaduan yang lebih efektif dan efesien

serta tindak lanjut yang cepat, jelas, dan dipublikasikan, sementara di bidang layanan

kependudukan, tingkat kepuasan terendah ada pada unsur sarana dan prasarana, saat

ini Pemerintah Daerah Kota Cirebon tengah melakukan upaya memperbaiki sarana dan

prasarana dengan melakukan renovasi gedung Kantor Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil.

141

Sasaran 2.1.6 : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Tabel 3.34 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah” menjadi tolak

ukur yang dapat menggambarkan terwujiudnya Misi 2 “ Mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa dan inovatif ”, dimana Pemerintahan

yang bersih dan akuntabel tidak terlepas dari kualitas pengelolaan keuangan daerah.

Sasaran ini memiliki dua indikator yaitu :

1. Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah

2. Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan Daerah

Pencapaian Indikator ke-1 “Opini BPK atas Laporan Keuangan Daerah”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan opini BPK

dengan nilai WTP atau wajar tanpa pengecualian, penilaian pencapaian WTP

digunakan data Tahun N-1 karena penilaian BPK yang mengoreksi tahun N-1, maka

data pencapaian pada tahun 2019 adalah data pemeriksaan pada tahun 2018.

Berdasarkan data tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon dapat mempertahankan

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.6

Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

• Opini BPK Atas

Laporan

Keuangan

Daerah

Nilai WTP WTP WTP WTP 100%

Rasio PAD

Terhadap

Penerimaan dan

Pendapatan

Daerah

Persen 29,51 30,53 29,06 32,53 95%

142

raihan Wajar Tanpa Pengecualian nya. Merujuk pada target yang ditetapkan maka

Pemerintah Daerah Kota Cirebon berhasil merealisasikan targetnya mencapai 100%.

Perolehan WTP ini utamanya dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

3. Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Negara atas Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan pemerintah daerah Kota Cirebon

dalam Transaksi penggunaan anggaran tidak ada yang mencurigakan

4. Pelaporan Keuangan telah Akrual yaitu akuntasi yang memebrikan

gambaran lebih akurat dan kompleks atas kondisi keuangan organisasi,

karena telah mencatat semua transaksi pengeluaran dan penerimaan kas

serta jumlah gutang piutang

5. Dalam laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan, telah memenuhi

syarat kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan

keuangan yaitu kesesuaian standar akuntasi pemerintahan, kecukupan

pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan

efektifitas sistem pengendalian intern.

Pencapaian Indikator ke 2 “Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan

Daerah”

Pencapaian indikator “ Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan

Daerah” pada tahun 2019 sebesar 29,06 % dari target pencapaian sebesar 30,53%,

maka tingkat pencapaian atas indikator sebesar 95,18 % atau dengan predikat Sangat

Baik, namun masih belummencapai target yang ditetapkan, hal ini dipengaruhi

beberapa hal diantaranya :

1. Pendapatan dari sektor Pajak Daerah untuk PBB dan BPHTB tidak bisa

mencapai dari target yang diharapkan,

2. Pajak Hotel yang tidak mencapai 100 %, serta beberapa Retribusi yang di

kelola di Perangkat Daerah ada yang tidak mencapai target.

Untuk Pajak Daerah Lainya telah melebihi dari target yang ada, berikut realisasi

Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak daerah,

143

NO JENIS PUNGUTAN

RETRIBUSI DAERAH TARGET (Rp) REALISASI (Rp)

PROSENTASE

(%)

1. Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah 1.300.000.000,00 859.228.260,00 66,09

Jumlah 1.300.000.000,00 859.228.260,00 66,09

NO JENIS PUNGUTAN PAJAK

DAERAH TARGET (Rp) REALISASI (Rp) (%)

1. Pajak Hotel 18.803.900.000,00 18.517.199.527,00 98,48

2. Pajak Restoran 55.106.050.000,00 56.228.372.826,00 102,04

3. Pajak Hiburan 9.617.100.000,00 9.686.044.029,00 100,72

4. Pajak Reklame 5.600.000.000,00 5.725.346.870,00 102,24

5. Pajak Penerangan Jalan Umum 24.707.042.000,00 24.805.285.122,00 100,40

6. Pajak Parkir diluar Badan Jalan 4.578.200.000,00 5.010.156.938,00 109,44

7. Pajak Air Bawah Tanah 67.000.000,00 67.892.988,00 101,33

8. BPHTB 36.530.000.000,00 33.767.101.585,00 92,44

9. Pajak Bumi dan Bangunan P2 35.208.450.000,00 34.805.586.180,00 97,03

Jumlah 190.217.742.000,00 187.970.567.869,00 98,82

NO JENIS DENDA PAJAK TARGET (Rp) REALISASI (Rp) (%)

1. Denda Pajak Hotel 30.000.000,00 20.296.644,00 67,66

2. Denda Pajak Restoran 45.000.000,00 80.988.234,00 179,97

3. Denda Pajak Hiburan 11.200.000,00 5.806.596,00 51,84

4. Denda Pajak Reklame 27.000.000,00 64.840.961,00 240,15

144

Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah”

Pencapaian Sasaran meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

dapat diukur dari rata=rata pencapaian kedua indikator yang mencapai 97,5%,

pencapaian ini berada pada predikat Sangat Baik kendati belum mencapai 100%.

Pencapaian ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal Pemerintah Daerah dalam

hal ini Badan Keuangan Daerah, dalam rangka perbaikan pencapaian kinerja pada

tahun yang akan datang diperlukan melakukan antisipasi terhadap hal-hal yang menjadi

kendala atau permasalahan dalam pencapaian kinerja sperti telah diuraikan pada

penjelasan pencapaian indikator diatas.

Hal – hal dilakukan dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran

“Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah” diantaranya :

1. Mengadakan Desk dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan secara berkala kepada

seluruh Perangkat Daerah

2. Mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi teknologi informasi keuangan dalam

penyusunan Laporan Keuangan.

3. Menyusun aplikasi pembayaran pajak daerah dalam sebuah system yaitu Sistem

Pembayaran Online (SPTPD Online).

4. Pemasangan Mesin Tapping Box dan F.POS pada rumah makan untuk

meningkatkan setoran pendapatan

5. Evaluasi berkala terhadap pembayaran yang sudah jatuh tempo untuk dilakukan

penagihan

5. Denda Pajak Parkir 28.503.785,00 51.462.860,00 180,55

6. Denda Pajak Air Bawah Tanah 1.000.000,00 765.050,00 76,51

7. Denda Pajak Bumi dan Bangunan

P2 500.000.000,00 454.477.851,00 90,76

Jumlah 642.703.785,00 677.982.202,00 105,49

145

6. Penataan Reklame (Operasi Secara Rutin)

7. Penerapan Pengelolaan BPHTB Melalui e-BPHTB

8. Perhitungan NPOP BPHTB dengan Menetapkan Zona Nilai Tanah (ZNT)

9. Adanya Koordinasi dan Telah Dibuatnya MOU Antara Pemerintah Kota Cirebon

Dengan BPN dan KPP Pratama Cirebon Tentang Wajib Validasi SSPD BPHTB.

10. Evaluasi Pelayanan BPHTB dengan Para PPAT / PPATS Secara Berkala Per

triwulan.

11. Terintegrasinya Sistem PBB dengan BPHTB

12. Adanya Surat Edaran Walikota Tentang Lunas PBB Sebagai Persyaratan

Berbagai Pelayanan di Kota Cirebon

13. Adanya Himbauan Aktif Kepada Wajib Pajak Melalui Kegiatan Operasi Jaring

PBB dan Informasi Melalui Mas Media untuk Segera Membayar Sebelum Jatuh

Tempo

14. Adanya Mobil Pelayanan Pembayaran Keliling

Sasaran 2.1.7 : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah

Tabel 3.35 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah Daerah

Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah” ditetapkan untuk

menunjang tujuan pada Misi ke-2, diukur melalui sebuah indikator Nilai Audit Kearsipan

Tingkat Kota dengan target pada tahun 2019 adalah 77,09. Nilai audit kearsipan tingkat

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.7

Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah

Nilai Audit

Kearsipan Tingkat

Kota

Poin 74,09 77,09 83,18 90,0 107,9%

146

kota lazim digunakan sebagai indikator yang mengukur sejauhmana kualitas

pengelolaan arsip daerah.

Pencapaian Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota.

NIlai Audit Kearsipan Tingkat Kota pada tahun 2019 terealisasi sebesar 83,18,

jika ditinjau dari target dengan nilai 77,09 maka pencapaian indikator telah melebihi

target yaitu 107,09% dengan predikat Sangat Baik. Audit kearsipan dilaksanakan oleh

tim dari Pengawas Kearsipan dari Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia Hasil

nilai 83,18 berada pada kategori “Memuaskan” dalam tingkat Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota. Berdasarkan realisasi nilai audit pada angka 83,18, sehingga

pencapaian kinerja indikator ini adalah 108%

Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah”

Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah”

dengan sebuah indikator tersebut memiliki pencapaian melebih target hingga

100,8%.Pencapaian ini menggambarkan pencapaian yang Sangat Baik. Walau berada

pada predikat pencapaian yang sangat baik seyogyanya Pemerintah Daerah Kota

Cirebon tetap melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kinerja terkait sasaran ini

terlebih dengan mekanisme dan inovasi baru dalam bidang kearsipan yaitu akan mulai

diterapkanya mekanisme pengelolaan surat atau arsip elektronik beberapa upaya yang

telah dilakukan diperlukan peningkatan diantaranya :

1. Sosialisasi berkala terhadap pemangku kepentingan yang memiliki keterkaitan

dengan pengelolaan kearsipan.

2. Memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan bidang kearsipan bagi

pegawai di lingkup bidang kearsipan.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana kearsipan dengan memperhatikan

standar menurut peraturan yang berlaku.

147

Sasaran 2.1.8 : Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD

Tabel 3.36 Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD” ditetapkan untuk menunjang

tujuan pada Misi ke-2. Meningkatnya kapasitas kinerja DPRD sangat relevan dijadikan

sasaran karena DPRD merupakan bagian dari sebuah manjemen pemerintahan di Kota

Cirebon hal ini seiring dengan tujuan dari misi ke-2 yaitu Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, Serta Inovasi Dalam

Manajemen Pemerintahan. Sasaran ini memiliki indikator sebagai berikut :

1. Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap Raperda

2. Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan fungsi anggaran

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.8 Meningkatnya

Kapasitas Kinerja

DPRD

Rasio Jumlah

Perda yang

Ditetapkan

terhadap

Raperda

Persen 55,00 70,60 70,00 80,00 99,16%

Rasio jumlah

Keputusan/Berita

Acara

pelaksanaan

fungsi anggaran

Persen 100,00 100,00 75,00 100 75%

Rasio jumlah

difasilitasinya

pelaksanaan

fungsi

pengawasan

Persen 59,70 60,00 42,01 78,33 70,02%

148

3. Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi pengawasan

Pencapaian Indikator ke-1 Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap

Raperda

Pada Tahun 2019 DPRD Kota Cirebon menargetkan 20 Peraturan Daerah

(Perda) yang telah disahkan, sedangkan berdasarkan perhitungan Tahun 2019 yang

selesai disahkan sebanyak 14 Perda, maka jika dihitung secara rasio dari jumlah

realisasi dengan target sebanyak 99,16% atau predikat sangat baik, produk Praturan

Daerah yang dihasilkan mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun

sebelumnya yaitu dari 12 Perda pada tahun 2018 menjadi 14 Perda pada tahun ini

(2019).

Pencapaian Indikator ke-2 “Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan

fungsi anggaran

Rasio jumlah keputusan/berita acara pelaksanaan fungsi anggaran, berdasarkan

data dari Sektretaria Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon adalah 75% dari

jumlah total keputusan atau berita acara yang dihasilkan pada tahun 2019. Dengan

target pada tahun 2019 100% maka pencapaian indikator ini adalah 75%, walau tidak

memenuhi target namun berada pada kategori atau predikat baik.

Pencapaian Indikator ke-3 Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi

pengawasan

Pada tahun 2019 rasio jumlah, berdasarkan data dari Sektretaria Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon adalah 46% dari jumlah total fasilitasi fungsi

pengawasan. Dengan target pada tahun 2019 60% maka pencapaian indikator ini

adalah 70,02%, sehingga pencapaian tidak memenuhi target dan dkategorikan/predikat

cukup. Hal ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Derah Kota Cirebon untuk

meningkatkan pencapaian ditahun berikutnya.

149

Evaluasi Sasaran 2.1.8 “Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD”

Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kapasitas KInerja DPRD” dengan tiga

indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata pencapaian 81,4%. Pencapaian ini

menggambarkan ada indikator yang tidak mencapai target, walau begitu masih berada

pada predikat pencapaian Baik. Hal ini menjadi gambaran bahwa strategi

“Meningkatkan peran, fungsi dan kewenangan DPRD dalam fungsi Legislasi, Anggaran

dan Pengawasan” dengan arah kebijakan “Optimalisasi peran DPRD dalam fungsi

Legislasi, Anggaran dan Pengawasan” belum berjalan optimal. Beberapa kendala yang

dihadapi terkait pemenuhan target pada tahun 2019 diantaranya sebagai berikut :

1. Jumlah Sumber Daya Aparatur yang masih kurang sesuai hasil analisa

beban kerja, dibandingkan dengan jumlah anggota DPRD dan frekuensi

fasilitasi yang harus diberikan.

2. Terkait penetapan Peraturan Daerah masih terdapat Raperda yang kemudian

tidak selesai ditetapkan karena beberapa faktor diantaranya dinamika

peraturan dari pusat yang berubah sehingga raperda perlu ditinjau kembali

Untuk mengantisipasi kendala tersebut perlu dilakukan upaya sebagai berikut :

1. Mengisi kekosongan sumber daya aparatur di lingkungan Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah

2. Meningkatkan koordinasi antara anggota DPRD dengan Pemerintah Daerah

Kota Cirebon dalam pengusulan Raperda dan penetapan Perda.

3. Memastikan Strategi dan arah kebijkan berjalan efektif dan efesien dengan

optimalisasi program yang mendukung hal tersebut yaitu Program

Peningkatan Kapasaitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dan Program

Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Posedur

Pengawasan.

150

Sasaran 2.1.9 : Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang

professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

Tabel 3.37 Capaian Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profresional,

Handal dan Terintegrasi dalam Menunjang Smart City Tahun 2019

Sasaran “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang Profesional,

Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City” ditetapkan untuk

menunjang tujuan dari Misi ke-2. Terwujudnya pemerintahan berbasis elektronik sangat

relevan dijadikan sasaran karena pemerintahan berbasis elektronik atau dikenla dengan

istilah e-government merupakan bagian dari sebuah manjemen pemerintahan di Kota

Cirebon hal ini seiring dengan tujuan dari misi ke-2 yaitu Meningkatkan Kualitas

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.9

Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

Perangkat

Daerah yang

mengelola

Teknologi

Informasi dan

Komunikasi

dalam

Pengelolaan

Pemerintahan

Perangk

at

Daerah

1 4 13 32 325%

·Partisipasi

masyarakat

dalam

pemanfaatan

informasi

pemerintahan

melalui Teknologi

Informasi dan

Komunikasi

Komunit

as 1 22 22 26 100%

151

Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, Serta Inovasi Dalam

Manajemen Pemerintahan. Sasaran ini memiliki indikator sebagai berikut

1. Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam Pengelolaan Pemerintahan

2. Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan melalui

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pencapaian Indikator ke-1 “Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam Pengelolaan Pemerintahan”.

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan setidaknya

ada tiga (3) Perangkat Daerah yang mengelola teknologi informasi dan komunikasi

dalam pengelolaan pemerintahan, sedangkan berdasarkan pendataan pada tahun

2019 yang dilakukan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik tercatat ada empat

belas (14) Perangkat Daerah yang memiliki sistem aplikasi dalam pengelolaan

pemerintahanya sbeagai berikut :

1. Sekretariat Daerah

2. Dinans Komunikasi, Informasi, dan Statistik

3. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

6. Badan Perencanaa Pembangunan, Pengembangan dan Penelitian Daerah

7. Dinas Tenaga Kerja

8. Dinas Kesehatan

9. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

10. Satuan Polisi Pamonng Praja

11. Badan Keuangan Daerah

12. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

13. Dinas Perhubungan

152

Dengan Realisasi berjumlah 13 Perangkat Daerah yang mengelola teknologi

informasi atau sistem aplikasi berbasis elektronik, maka pencapaian dari indikator ini

adalah sebesar 325% atau sangat baik dan telah mendekati target akhir rpjmd.

Pencapaian Indikator ke-2 “Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi

pemerintahan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan 22 Komunitas

dalam indikator “Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan

melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Berdasarkan pendataan pada tahun

2019 yang dilakukan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik tercatat ada 22

Komunitas yang tersebar di 22 Kelurahan. Dengan realisasi yang sesuai target maka

pencapaian indikator ini adalah 100% atau memiliki predikat sangat baik.

Evaluasi sasaran 2.1.10 “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang

Profesional, Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City”

Pencapaian sasaran “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Elektronik Yang

Profesional, Handal, dan terintegrasi dalam Menunjang Cirebon Smart City” dengan

dua indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata pencapaian 212,45% berasa pada

predikat Sangat Baik. Kendati tingkat pencapaian telah melebihi target namun hal ini

menjadi tantangan pada tahun berikutnya agar tetap dapat dipertahankan bahkan

meningkat, karena walau pencapaian yang sangat tinggi belum mencapai target akhir di

RPJMD. Pencapaian yang sangat baik ini terlaksana karena efektif dan efesien nya

strategi dan arah kebijakan yang diterapkan yaitu Meningkatkan penerapan reformasi

birokrasi dalam hal ini yang mencakup pemerintahan berbasis elektronik dengan arah

kebijakan memperkuat kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan berbasis e-

government dan meningkatkan perencanaan dan pengelolaan anggaran secara

transparan dan akuntabel. Strategi dan arah kebijakan tersebut diejawantahkan dalam

program sebagai berikut :

1. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi

153

2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi

3. Program Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi

4. Program Pengelolaan Pelayanan Informasi dan DokumentasI

5. Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik

Sasaran 2.1.10 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Tabel 3.38 Capaian Sasaran Meningkatkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Tahun 2019

“Meningkatkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah” dengan

indikator: konsistensi program RKPD terhadap RPJMD dan Konsistensi Program

dalam APBD terhadap RKPD menjadi bagian tolak ukur dalam mewujudkan kinerja Misi

ke-2 yaitu Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa

dan inovatif. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan derah relevan dikaitkan

dengan Misi ke-2 karena kualitas perencanaan merupakan bagian dari tata kelola

pemerintahan.

Pencapaian Indikator ke-1 “Konsistensi Program RKPD terhadap RPJMD”.

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1. 10

Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Konsistensi

Program RKPD

terhadap RPJMD

Persen 87,39 100,00 97,49 100 97,49

Konsistensi

Program dalam

APBD terhadap

RKPD

Persen 98,30 100,00 95,17 100 95,17

154

Berdasarkan pendataan dan penghitungan yang dilakukan Badan Perencaanan

Pembangunan, Pengembangan dan Penelitian Daerah pada tahun 2019 realisasi untuk

indikator konsistensi program RKPD terhadap RPJMD adalah sebesar 97,49% dengan

rincian (terlampir). nilai realisasi ini bila dibandingan dengan target tahun 2019 belum

mencapai target yang telah ditetapkan. Namun apabila dibandingkan dengan realisasi

tahun 2018 yang sebesar 87,39% pada tahun 2019 ini menunjukkan angka yang

meningkat sebesar 10,01 poin. Pencapaian 97,49% walau belum memenuhi target

namun sudah dikategorikan/berpredikat sangat baik.

Pencapaian Indikator ke-2 “Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD”

Nilai realisasi untuk indikator Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD

sebesar 95,17% dengan rincian terlampir. Nilai realisasi ini belum mencapai target yang

ditetapkan pada tahun 2019 yang sebesar 100%. Realisasi untuk indikator Konsistensi

Program dalam APBD terhadap RKPD jika dibandingkan dengan data awal maka

mengalami sedikit penurunan sebesar 3,13 poin. Kendati belum mencapai target 100%

namun pencapaian 95,17% sudah berada pada kategori sangat baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan

Daerah

Pencapaian sasaran “Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan

Daerah” dengan dua indikator tersebut diatas, memiliki rata-rata 96,33% dengan

predikat sangat baik. Walau kategori pencapaian sangat baik namun belum memenuhi

target hingga 100% menjadi perhatian tersendiri. Strategi dan arah kebijakan yang

diterapkan dinilai tepat namun belum dapat berjalan efektif dan efesien sehinhga

pencapaian target ada pada kisaran 96,33%, strategi dan arah kebijakan pada sasaran

ini adalah sebagai berikut :

1. Strategi 1 : Melakukan updating data SIPD

Arah kebijakan : Optimalisasi data yang up to date dari semua sektor dan

Perangkat Daerah

155

2. Strategi 2 : Pelaksanaan proses perencanaan tepat waktu dan peningkatan

kualitas dokumen perencanaan Perangkat daerah

Arah Kebijakan : Mengoptimalkan sistem perencanaan dan pembangunan

daerah

3. Peningkatann kualitas pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah

Arah Kebijakan : Membangun sistem pengendalian dan evaluasi

perencanaan daerah serta mempublikasikan hasil pengendalian dan evaluasi

perencanaan daerah.

Strategi dan arah kebijakan tersebut diejawantahkan dalam tiga (3) program

yaitu : Pengembangan Data/Informasi, Program Perencanaan Pembangunan Daerah,

Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Program

Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah.Sebagai upaya

peningkatan kinerja di tahun berikutnya Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui

Perangkat Daerah teknis yang mengampu urusan penunjang perencanaan

melaksanakan beberapa hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan koordinasi dengan semua Perangkat Daerah di Kota Cirebon

(melalui Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan

Daerah)

2. Meningkatkan intensitas rapat dan desk dengan Perangkat Daerah (Program

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah)

3. Mengoptimalkan pemanfaatan system perencanaan daerah dan SIMDA yang

saat ini dalam proses transisi penggunaan SIPD (Program Pengembangan

Data/Informasi)

156

Sasaran 2.1.11 : Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

Tabel 3.39 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

Tahun 2019

“Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah” dengan

indikator: Persentase hasil kelitbangan yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan

kebijakan daerah menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja Misi ke-2

yaitu “Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, berwibawa dan

inovatif.”

Pencapaian Indikator Persentase Hasil Kelitbangan yang Dijadikan Dasar

Kebijakan Daerah

Pada tahun 2019 Pemerintah kota Cirebon telah mentargetkan indikator Persentase

hasil kelitbangan yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan daerah sebesar

40%. Jumlah kajian kelitbangan yang dihasilkan pada tahun 2019 sebanyak 10

dokumen, dapat direalisasikan sebanyak 9 dokumen. Berdasarkan perhitungan

BPPPPD pada tahun 2019 realisasi untuk indikator Persentase hasil kelitbangan yang

ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan daerah adalah 33% diperoleh dari 3

kajian pada tahun 2019 yang ditindaklanjuti untuk menjadi bahan kebijakan dibagi

dengan 9 dokumen kajian yang telah dihasilkan. Nilai realisasi ini belum mencapai

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2.1.11

Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

Persentase Hasil

Kelitbangan yang

Dijadikan Dasar

Kebijakan

Daerah

Persen 0,00 40,00 33% 70 82,5

157

target yang ditetapkan pada tahun 2019 yang sebesar 40% sehingga tingkat capaian

kinerja yang diperoleh sebesar 82,5% dengan predikat pencapaian Baik.

Evaluasi Sasaran 2.1.11 Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian dan

Pengembangan Daerah

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah”

merujuk pada indikator yang ditetapkan memperoleh pencapaian 82,5%, dalam kategori

tingkat pencapaian poin ini berada pada kategori Baik. Beberapa kendala yang

membuat tingkat pencapaian tidak sampai 100% adalah :

1. Belum optimalnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh bidang penelitian

dan pengembangan kepada para pemangku kepentingan.

2. Tingkat kesadaran riset yang rendah dikalangan pemangku kepentingan,

sehingga belum menjadikan riset atau penelitian sebagai pijakan dalam

menyusun kebijakan.

Untuk mengantisipasi kendala tersebut sstrategi dan arah kebijakan yang ada

saat ini sesungguhnya sudah tepat , hanya saja perlu ditingkatkan kembali efektifitas

dan efesiensinya, peningkatan tersebut dilakukan melalui program Program Penelitian

dan Pengembangan dengan cara :

1. Sosialisasi terkait peran penelitian bagi pembangunan sehingga ada

peningkatan jumlah obejek penelitian yang diusulkan oleh pemangku

kepentingan.

2. Sosialisasi kepada perangkat daerah secara bertahap atas hasil kajian

kelitbangan

158

Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum yang

Berwawasan Lingkungan

Misi 3, yaitu : ”Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Umum yang

Berwawasan Lingkungan”, selaras dengan Misi 5 dan 6 RPJPD, yaitu : (5)

”Meningkatkan Kelestarian Lingkungan”; dan (6) “Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik, Sarana Prasarana Umum Diikuti Dengan Terselenggaranya

Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa”. Misi ini merupakan arahan dalam

melaksanakan pembangunan harus memperhatian kelestarian lingkungan atau

pembangunan berwawasan lingkungan. Misi ini ditopang 1 tujuan dengan 4 sasaran

yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :

Tujuan : Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan

Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota

yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung

dan Daya Tampung Lingkungan

Tabel 3.40. Capaian Tujuan Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan

Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang

Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Tahun 2019

NO Tujuan Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realis

asi

Target Akhir

RPJMD Capaian

3.1

Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan

Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Indeks

Kualitas

Lingkung

an Hidup

Poin 44,05 45,00 56,92 47,00 115,47 %

Penurunan

Emisi Gas

Rumah

Kaca

Persen 2,38 2,80 3,85 7,7 135,7%

159

Tujuan “Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan

Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang

Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan” dengan Indikator : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja “Misi 3 : Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan”

Pencapaian Indikator ke-1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Indeks

Kualitas Lingkungan HIdup (IKLH) pada poin 45,5, Berdasarkan perhitungan IKLH

Tahun 2019 yang tercantum dalam dokumen (terlampir), Indeks kualitas Lingkungan

Hidup Kota Cirebon mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun

sebelumnya yaitu dari 44,07 pada tahun 2018 menjadi 51,96 pada tahun ini (2019).

Meningkatnya Indeks Kualitas lingkungan ini terdorong oleh adanya peningkatan indeks

kualitas Air yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 25,38 tahun 2018 menjadi

56,92 pada tahun ini.

Poin IKLH Kota Cirebon sebesar 51,96 telah melebihi target pencapaian pada tahun

2019 yaitu 45,5 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini adalah 115,47%.

Pencapaian Indikator ke-2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Penurunan gas emisi rumah kaca menjadi salah satu target yang lazim

digunakan saat ini, karena agenda pembangunan dunia saat ini adalah Suistanable

Development Goals, (SDG’s), agenda pembangunan ini menjadi inspirasi di seluruh

dunia termasuk di Indonesia. Berdasar hal tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon

menyelaraskan misi di bidang lingkunganya dengan agenda provinsi maupun nasional

sehingga ditetapkanlah “Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca”, target pada tahun 2019

penurunan gas rumah kaca di wilayah Cirebon adalah 2,80%. Data yang diperoleh

Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas LIngkungan HIudp yang bekerjasama

dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2019 terjadi penurunan emisi gas

rumah kaca pada angka 3,85%, maka pencapaianya adalah 135,7%.

160

Evaluasi Tujuan “Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan

dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas

Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai

dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan”

Mengacu pada pencapaian indikator, Tujuan pada Misi ke-3 ini rata-rata

pencapaianya adalah 125,6%, pencapaian dengan predikat sangat tinggi. Pencapaian

ini bukan hanya dipengaruhi Perangkat Daerah yang mengampu urusan lingkungan

hidup karena seyogyanya pelayanan utilitas umum yang sejalan dengan kuallitas

lingkungan hidup merupakan dimensi yang luas, kondisi ini dipengaruhi diantaranya

oleh faktor yang berada pada cakupan pekerjaan umum dan tata ruang, perhubungan,

kawasan pemukiman . Berdasarkan hal itu maka ditetapkan empat (4) sasaran yang

mengacu pda tujuan dan misi ke-3 ini, sasaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan

2. Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.

3. Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

4. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak

Perubahan Iklim

Setiap sasaran akan diuraikan secara komprehensif sebagai berikut :

Sasaran 3.1.1 : Meningkatya Pelayanan Kapasitas Jalan

Tabel 3.41 Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan Tahun 2019

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.1

Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan

Tingkat

Pelayanan

Ruas Jalan

Nilai C C C B 100%

161

Sasaran “Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan” dengan sebuah Indikator

“Tingkat Pelayanan Ruas Jalan” menjadi salah satu tolak ukur dalam mendorong

pencapaian tujuan dan misi ke-3 “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sarana dan

Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan”. Sasaran ini menjadi upaya nyata

menjamin kualitas pelayanan sarana dan prasarana umum khususnya pelayanan ruas

jalan.

Pencapaian Indikator “Tingkat Pelayanan Ruas Jalan”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Tingkat Pelayanan

Ruas Jalan pada poin C, hal ini memperrtahankan kondisi sebelumnya mengingat tidak

mudahnya melakukan peningkatan pelayanan ruas jalan seiring dengan tumbuhnya

pengguna jalan yang sangat fluktuatif dan cenderung meningkat secara signifikan.

Berdasarkan perhitungan dan pendataan yang dilakukan Dinas Perhubungan tingkat

pelayanan ruas jalan pada tahun 2019 berada pada nilai C, hal ini berarti telah

mencapai target 100% atau dalam predikat Sangat Baik.

Pencapaian tingkat pelayanan ruas jalan didasarkan pada pendataan sebagai berikut :

TABEL 3.36 DATA V/C RASIO RUAS JALAN DI KOTA CIREBON

NO

LINK

NAMA SEGMEN KAPASITAS

JALAN ( C )

VOLUME

TOTAL V/C

RATIO

LOS VC

RATIO AWAL

(A)

AKHIR

(B) (smp/Jam)

1 704 703 JL CEMARA 4124,52 2442,48 0,59 C

2 1304 103 JL TUPAREV 3994,27 3446,42 0,86 E

3 703 702 JL VETERAN 4254,77 2480,40 0,58 C

4 2101 1802 JL AHMAD YANI 1 13230,00 8943,94 0,68 C

5 1802 1704 JL AHMAD YANI 2 12825,00 8731,90 0,68 C

6 1704 1702 JL AHMAD YANI 3 12825,00 8605,73 0,67 C

7 1702 1602 JL AHMAD YANI 4 11880,00 7998,66 0,67 C

162

8 607 601 JL BRIGJEN DHARSONO

1 12960,00 10510,84 0,81 D

9 601 606 JL BRIGJEN DHARSONO

2 12960,00 10178,20 0,79 D

10 606 608 JL BRIGJEN DHARSONO

3 12960,00 10130,04 0,78 D

11 608 602 JL BRIGJEN DHARSONO

4 12960,00 8785,71 0,68 C

12 1603 1602 JL KALIJAGA 1 14288,40 9713,78 0,68 C

13 1404 1401 JL PASINDANGAN 11426,40 9618,73 0,84 D

14 1403 1302 JL SLAMET RIYADI 12171,60 6535,66 0,54 C

15 803 902 JL BENTENG 5292,00 3034,43 0,57 C

16 1402 1401 JL DIPONEGORO 5400,00 3507,03 0,65 C

17 1602 1604 JL KALIJAGA 2 8573,04 5471,88 0,64 C

18 1402 704 JL KAPTEN SAMADIKUN 5400,00 2758,78 0,51 C

19 702 1304 JL KARTINI 5184,00 3362,29 0,65 C

20 903 1603 JL KESUNEAN 4968,00 3327,38 0,67 C

21 1302 1301 JL PILANG RAYA 4124,52 2711,30 0,66 C

22 1401 702 JL SILIWANGI 1 8255,52 4649,19 0,56 C

23 805 704 JL SISINGAMANGARAJA 5292,00 3005,80 0,57 C

24 902 903 JL YOS SUDARSO 5130,00 4236,62 0,83 D

25 1704 1703 JL CIREMAI RAYA 1 4096,01 2819,50 0,69 C

26 1703 1902 JL CIREMAI RAYA 2 4012,42 2799,10 0,70 C

27 1102 1003 JL KESEPUHAN 4254,77 961,88 0,23 B

28 1701 1704 JL RAJAWALI RAYA 1 4012,42 3379,50 0,84 D

29 1201 1701 JL RAJAWALI RAYA 2 3678,05 2625,20 0,71 D

30 102 201 JL TENTARA PELAJAR 4096,01 2517,20 0,61 C

31 2105 2102 JL JENDERAL

SUDIRMAN 1 8550,00 6100,52 0,71 D

32 401 508 JL KESAMBI 5 7866,00 4521,54 0,57 C

33 501 401 JL MERDEKA 7866,00 3277,79 0,42 B

34 1101 1102 JL ARIODINOTO 5287,68 3385,63 0,64 C

35 2102 1902 JL JENDERAL

SUDIRMAN 2 5130,00 2954,46 0,58 C

36 2103 2106 JL KALI TANJUNG 3 5117,04 2819,98 0,55 C

37 2105 2104 JL KALITANJUNG 1 4968,00 2677,85 0,54 C

38 2104 2103 JL KALITANJUNG 2 5339,52 2824,18 0,53 C

39 2101 2105 JL KANGGRAKSAN 4968,00 4112,78 0,83 D

40 902 904 JL KEBUMEN 5117,04 2378,29 0,46 C

41 2105 505 JL KESAMBI 1 7153,92 6087,56 0,85 E

42 505 507 JL KESAMBI 2 4769,28 3345,78 0,70 D

43 507 506 JL KESAMBI 3 4868,64 3202,77 0,66 C

44 506 508 JL KESAMBI 4 4968,00 3125,88 0,63 C

45 1101 404 JL PULASAREN 4976,64 3255,88 0,65 C

46 702 801 JL SILIWANGI 2 5391,36 3286,69 0,61 C

47 303 308 JL GUDANG 5930,50 2614,85 0,44 B

48 801 203 JL KARANG GETAS 1 4276,80 2796,15 0,65 C

163

49 801 303 JL KARANG GETAS 2 4276,80 2635,85 0,62 C

50 404 401 JL LAWANG GADA 5702,40 2763,15 0,48 C

51 401 206 JL NYI MAS GANDA

SARI 1 4811,40 3003,35 0,62

C

52 206 201 JL NYI MAS GANDA

SARI 2 4715,17 3229,35 0,68

C

53 201 202 JL P SURYA NEGARA 3934,66 1932,85 0,49 C

54 202 205 JL PARUJAKAN 1 4276,80 2290,85 0,54 C

55 205 304 JL PARUJAKAN 2 4276,80 2707,85 0,63 C

56 902 901 JL PASUKETAN 1 6054,05 2700,35 0,45 B

57 901 303 JL PASUKETAN 2 3934,66 3051,90 0,78 D

58 301 404 JL PEKALIPAN 3079,30 2397,65 0,78 D

59 303 302 JL PEKIRINGAN 1 3079,30 2523,35 0,82 D

60 302 301 JL PEKIRINGAN 2 3079,30 2547,60 0,83 D

61 804 901 JL SYARIF ABDUR

RAHMAN 4365,90 1420,35 0,33

B

62 201 401 AMPERA RAYA 3508,92 1477,90 0,42 B

63 1802 2102 ANGKASA RAYA 4050,00 2656,79 0,66 C

64 208 804 BAHAGIA 4976,64 1677,80 0,34 B

65 101 502 DR SUTOMO 3970,62 1658,25 0,42 B

66 1202 1805 DUKUH SEMAR 1 4050,00 2652,80 0,66 C

67 1805 1701 DUKUH SEMAR 2 4179,60 2532,80 0,61 C

68 1701 1702 ELANG RAYA 4263,19 2092,80 0,49 C

69 1703 1804 GALUNGGUNG 3078,00 919,05 0,30 B

70 104 105 GARUDA 3508,92 1288,65 0,37 B

71 1804 1806 GN MERAPI 3508,92 1318,65 0,38 B

72 402 406 JAGASATRU 1 2851,20 2417,00 0,85 D

73 406 403 JAGASATRU 2 2980,80 1806,40 0,61 C

74 1103 1004 JAGASATRU 4 3078,00 861,51 0,28 B

75 802 801 KALIBARU 3969,00 2119,06 0,53 C

76 1201 1205 KARANG MULYA 3928,50 1885,38 0,48 C

77 1903 2003 KARYA BHAKTI 3847,50 1849,58 0,48 C

78 2202 2204 KB DANIS 2677,86 589,75 0,22 B

79 506 1106 KESAMBI DALAM 3564,00 2838,20 0,80 D

80 2003 2002 KOPI LUHUR 3508,92 1668,17 0,48 C

81 801 702 KS TUBUN 3969,00 1809,00 0,46 C

82 403 1106 KUTAGARA 1 2851,20 2471,00 0,87 E

83 1106 1104 KUTAGARA 2 2883,60 2463,20 0,85 E

84 901 1101 LEMAHWUNGKUK 3250,37 1035,01 0,32 B

85 1502 1501 M THOHA 4096,01 1314,20 0,32 B

86 1101 1002 MAYOR SASTRA

ATMAJA 3250,37 648,03 0,20 A

87 1703 1705 MERBABU 3508,92 956,83 0,27 B

88 1302 1303 PANCURAN 2677,86 478,79 0,18 A

89 1104 1201 PANGERAN DRAJAT 1 4096,01 3332,70 0,81 D

90 1201 1202 PANGERAN DRAJAT 2 4179,60 2650,70 0,63 C

164

91 1202 505 PANGERAN DRAJAT 3 4096,01 2527,70 0,62 C

92 1605 1105 PEGAJAHAN 3969,00 1536,20 0,39 B

93 204 205 PEKALANGAN 3969,00 1829,00 0,46 C

94 804 803 PELABUHAN 2677,86 1218,66 0,46 C

95 603 2201 PERJUANGAN 2 4012,42 3183,80 0,79 D

96 2201 2202 PERJUANGAN 3 4096,01 3040,60 0,74 D

97 1803 1805 PERUMNAS-DK SEMAR 4179,60 1288,17 0,31 B

98 1901 2002 PRAMUKA 3928,50 2331,40 0,59 C

99 1902 1904 PRAMUKA

PENGGALANG 3142,80 667,51 0,21

B

100 1601 1606 PRONGGOL 3508,92 1457,06 0,42 B

101 611 610 RARASANTANG 4050,00 465,03 0,11 A

102 1705 1702 RINJANI 3240,00 1125,83 0,35 B

103 2103 2203 SALADARA 4096,01 2533,20 0,62 C

104 612 603 STADION BIMA 3 3619,73 845,03 0,23 B

105 602 609 SUNYARAGI 1814,40 653,21 0,36 B

106 905 906 TANJUNG 3240,00 1052,97 0,32 B

107 1802 1801 TERMINAL-DK SEMAR 3078,00 1129,17 0,37 B

108 403 1103 JAGASATRU 3 3078,00 1607,25 0,52 C

109 1304 102 DR CIPTO 1 12960,00 10491,84 0,81 D

110 102 104 DR CIPTO 2 12960,00 10283,24 0,79 D

111 1104 101 DR CIPTO 3 12960,00 10122,86 0,78 D

112 101 501 DR CIPTO 4 7617,60 6931,39 0,91 E

113 501 505 DR CIPTO 5 7866,00 6024,81 0,77 D

114 1607 1608 GRAGE 9525,60 2017,65 0,21 B

115 601 610 STADION BIMA 1 8820,00 2646,30 0,30 B

116 610 612 STADION BIMA 2 8820,00 2301,90 0,26 B

117 606 611 TERUSAN PEMUDA 1 9525,60 3075,22 0,32 B

118 611 604 TERUSAN PEMUDA 2 8899,20 2702,89 0,30 B

119 1304 1305 WAHIDIN 1 8820,00 7495,55 0,85 D

120 1305 1302 WAHIDIN 2 9000,00 7175,55 0,80 D

121 501 507 DR SUDARSONO 4968,00 3317,93 0,67 C

122 602 2104 EVAKUASI 4868,64 3758,88 0,77 D

123 2202 2203 MAJASEM 4968,00 2935,44 0,59 C

124 501 606 PEMUDA 4968,00 3978,41 0,80 D

125 608 603 PERJUANGAN 1 4968,00 2531,81 0,51 C

126 1807 902 KANTOR 4276,80 2495,85 0,58 C

127 201 208 KEBON CAI 3143,45 1347,98 0,43 B

128 208 202 PAGONGAN 4633,20 1273,98 0,27 B

129 207 208 PANDESAN 2732,40 1348,98 0,49 C

130 806 807 PANJUNAN 3207,60 1527,98 0,48 C

131 302 405 PETRATEAN 2910,60 1615,43 0,56 C

132 202 801 SUKALILA 3934,66 705,64 0,18 A

133 303 307 WINAON 2851,20 1859,33 0,65 C

Jalan Kota Cirebon 0,57 C

165

Evaluasi Sasaran 3.1.1 “Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalanan”

Sasaran 3.1.1 memiliki satu indikator dengan tingkat pencapaian 100%, dalam

hal ini maka capaian sasaran 3.1.1 dalam predikat sangat baik. Pencapaian sasaran

ini tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah Kota Cirebon khususnya melalui Dinas

Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan

memaksimalkan pelaksanaan strategi “Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan

infrastruktur jalan secara merata di seluruh wilayah “ dengan arah kebijakan”

Kemantapan kondisi jalan interkonektivitas pertumbuhan ekonomi”. Penerapan strategi

dan arah kebijakan tersebut dilaksanakan melalui program sebagai berikut :

1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan

3. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

4. Program Peningkatan Pelayanan Parkir

Pencapaian sasaran yang memenuhi target menjadi tantangan ditahun-tahun

mendatang karena salah satu kendala dalam pemenuhan palayanan kapasitas jalan

adalah terus meningkatnya pengguna jalan khususnya kendaraan bermotor dan juga

beban dari tingginya pendatang atau wisatawan yang datang sesuai dengan salah satu

program prioritas di bidang pariwisata. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah

Daerah Kota Cirebon perlu meningkatkan kembali upaya yang telah dilakukan pada

tahun 2019, focus upaya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pendataan kondisi jalan secara berkala

2. Meningkatkan infratruktur perhubungan (khususnya Jalan raya)

3. Responsif terhadap kerusakan atau kebutuhan prasarana dan fasilitas

perhubungan

4. Menertibkan pelayanan parkir.

166

Sasaran 3.1.2 : Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase

Tabel 3.42 Capaian Sasaran Meningkatya Kapasitas Pelayanan Drainase Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Kapasitas pelayanan drainase” dengan indikator :

Persentase Drainase Kondisi Baik menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan

kinerja “misi 3 :Mewujudkan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Umum

Berwawasan Lingkungan”. Pada Tahun 2019 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kota Cirebon menargetkan indikator Persentase Drainase Kondisi Baik dengan

perhitungan sebagai berikut :

Pada Tahun 2019 Jumlah Justifikasi Drainase Kondisi Baik adalah

sejumlah 119 Drainase dari 3 DAS Di Kota Cirebon dan Total Drainase adalah

162 Drainase dari 3 DAS di Kota Cirebon. kondisi fisik bangunan air dapat

berubah oleh karena berbagai sebab antara lain faktor internal misalkan karena

keterbatasan kemampuan bangunan itu sendiri dan sebab dari luar misalkan

erosi, cuaca, beban berlebihan, gaya external yang tak direncanakan. Kondisi

diartikan sebagai gambaran utuh mengenai kondisi bangunan baik dilaksanakan

secara visual maupun dideteksi di laboratorium bangunan. Sampai saat ini tidak

ada pedoman yang baku mengenai tatacara penentuan kondisi fisik yang

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisasi

Target Akhir

RPJMD Capaian

3.12

Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.

Persentase

drainase

kondisi baik.

Persen 70,00 72,50 82,50 101,3%

167

mengarah kepada kualitas bangunan, namun demikian secara umum hasil

studi Monenco (1984) memberikan acuan penilaian kondisi fisik bangunan

sebagai berikut:

No Kondisi Fisik Penilaian Kondisi Fisik

1. Baik 86%-100%

2. Cukup 66%-85,9%

3. Rusak Ringan 45%-65,9%

4. Rusak Sedang 25%-45,9%

5. Rusak Berat 0-25,9%

Penilaian kondisi fisik ini ditentukan dengan suatu kriteria teknis. Kriteria

penilaian kondisi fisik untuk masing-masing bangunan dijabarkan secara khusus/berbeda

untuk masing-masing jenis bangunan yang akan secara detail dilaksanakan oleh ahli

bangunan. Secara umum kriteria besarnya angka prosentase penilaian didasarkan kepada

beberapa hal yaitu:

1. Besarnya biaya untuk mereparasi/merehabilitasi

2. Akibat/konsekuensi dari kerusakan/penurunan kondisi bangunan

3. Jangka waktu pelaksanaan

4. Metode atau tingkat kesulitan pelaksanaan

5. Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan, dan sebagainya.

168

Hal ini jika dihitung Drainase Kondisi Baik di Kota Cirebon dengan Total Drainase

yang ada dengan perhitungan sebagai berikut :

Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang sendiri melakukan upaya dalam pencapaian indikator tersebut melalui Program :

1. Program Mengendalikan Banjir pada Daerah Tangkapan Air dan Badan –

Badan Sungai

2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai

3. Program Peningkatan Pembersihan dan Pengerukan Sungai/Kali

Total Realisasi Anggaran pada seluruh program tersebut sebesar 100%,

sementara realisasi indikator mencapai 100%, hal ini merupakan bentuk efisiensi

penggunaan sumberdaya pada indikator tersebut.

Walaupun pencapaian Indikator pada tahun 2019 telah mencapai target namun

ada beberapa kendala yang terjadi pada peningkatan kondisi drainase tersebut sebagai

berikut :

1. Anggaran pemeliharaan yang diperlukan kurang jika dibandingkan dengan

bangunan air yang harus dipelihara secara berkala sekota Cirebon dalam 1

tahun.

2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam operasional dan pemeliharaannya.

169

3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola drainase di lingkungan

wilayah nya.

4. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah yang bukan pada

tempatnya

5. Seringkali terjadi pengalihan saluran drainase tanpa seizin pihak terkait di

DPUPR oleh masyarakat sehingga menimbulkan banjir dan genangan baru.

Terkait kendala tersebut diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Mengkaji kembali Pagu Anggaran untuk menerapkan anggaran yang

proposional sesuai kebutuhan dalam pembangunan dan pemeliharaan sistem

drainase.

2. Mengajukan upaya di luar APBD kota Cirebon melalui Bantuan Dana Provinsi,

APBN, dan DAK.

3. Melakukan survey lapangan secara berkala terkait permasalahan pemeliharaan

drainase dan sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat menggerakan

masyarakat dalam gerakan gotong royong.

4. Memberikan plat deker/ jaring penutup sampah diatas sungai/ saluran drainase

untuk meminimalisir adanya sampah yang dibuang ke saluran/badan sungai.

5. Meningkatkan koordinase antar stake holder khususnya Perangkat Daerah yang

memangku kepentingan di wilayah sistem drainase yaitu Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan RUang dengan Dinas Lingkungan Hidup.

6. Melakukan koordinasi dan teguran kepada pihak yang melanggar, membongkar

atau menutup adanya saluran drainase.

170

Sasaran 3.1.3: Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat

Tabel 3.43 Capaian Sasaran Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat

Tahun 2019

Semula :

Di rubah menjadi

Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat”

mengalami perubahan indikator berdasarkan hasil kajian dan evaluasi terhadap

sasaran di RPJMD oleh Dinas Perhubungan dan Badan Perencanaan, Pembangunan,

Pengembangan dna Penelitian Daerah. Semula memiliki indikator Rasio Kendaraan

Angkutan Umum terhadap Jumlah Penduduk dirubah dengan sebuah Indikator

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.3

Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

Rasio

Kendaraan

Angkutan

Umum

terhadap

Jumlah

Penduduk

Persen n/a 40,00 0,07 80 17,5%

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.3

Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

Tingkat

Penggunaan

Angkutan

Umum

Persen n/a 8% 8% 12% 100%

171

“Tingkat Penggunaan Angkutan Umum”, perubahan ini dikarenakan dua hal

mendasar :

1. Target yang ditetapkan pada indikator semula yaitu rasio jumlah angkutan

umum dan jumlah masyarakat dengan jumlah 40% dan target akhir 80% tidak

relevan, sebagai perbandingan studi internasional yang pernah di rilis The

World Bank pada ppif.org suatu standar sebuah kota yang memilki jaringan

transportasi umum baik berada pada rasio 1 : 1000 jika kendaraan tersebut

adalah Bus, sementara Kota Cirebon dengan moda transportasi angkutan

umum tipe mobil dengan kapasitas ¼ Bus saat ini memiliki rasio sekitar 7 :

1000 sehingga dapat dikatakan jumlah ini cukup ideal b agi sebuah kota.

2. Jumlah Rasio Kendaraan Umum dan Jumlah Penduduk bukanlah suatu

indikator yang menunjukan outcome, karena belum merujuk pada manfaat

jangka panjang, jumlah rasio yang ideal tidak menunjukan gambaran apakah

angkutan yang tersedia termanfaatkan. Hal ini dapat ditunjukan dengan

menjadikan tingkat penggunaan angkutan umum.

Melalui indikator baru “Tingkat Penggunaan Angkutan Umum” dapat ikut serta

mendorong pencapaian tujuan dan misi ke-3 “Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan” sebagai upaya nyata

khususny di bidang transportasi dimana fokus penggunaan transportasi umum akan

berdampak pada pengurangan emisi sekaligus mengurangi potensi kemacetan.

Pencapaian Indikator “Tingkat Penggunaan Angkutan Umum”

Tingkat Penggunaaan angkutan umum menjadi indikator yang lazim digunakan

untuk mengukur seberapa efektif tingkat manfaat dari ketersediaan sarana pelayanan

umum, pressure pada peningkatan penggunaan angkutan umum juga merupakan

upaya yang berdampak multiply effect, diantaranya menjadi faktor dalam mengurai

kemacetan dan penurunan emisi gas rumah kaca yang diakibatkan kendaraan. Kota

Cirebon pada tahun 2019 menargetkan tingkat Penggunaan Angkutan Umum sebesar

8% dari jumlah penduduk dengan target akhir meningkat menjadi 12%. Adapun

172

pencapaian pada tahun 2019 ditunjukan melalui survey dan Analisis Tim PKL Kota

Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi sebagai berikut :

Tabel 3.44 Analisis Tim PKL Kota Cirebon Tentang Proporsi Pemilihan Moda Transportasi

Sumber : Dinas PerhubunganKota Cirebon, di olah

Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %

1 532 2,48% 157 6,22% 14 0,80% 32 10,32% 24 5,17% 16 1,61%

2 253 1,18% 46 1,82% 11 0,63% 3 0,97% 4 0,86% 3 0,30%

3 292 1,36% 85 3,37% 70 3,98% 18 5,81% 12 2,59% 6 0,60%

4 383 1,78% 82 3,25% 42 2,39% 18 5,81% 15 3,23% 34 3,42%

5 578 2,69% 74 2,93% 51 2,90% 12 3,87% 8 1,72% 35 3,52%

6 553 2,57% 131 5,19% 75 4,27% 18 5,81% 21 4,53% 18 1,81%

7 581 2,70% 83 3,29% 27 1,54% 4 1,29% 20 4,31% 6 0,60%

8 438 2,04% 61 2,42% 33 1,88% 19 6,13% 10 2,16% 66 6,63%

9 446 2,08% 53 2,10% 42 2,39% 10 3,23% 8 1,72% 53 5,33%

10 858 3,99% 142 5,63% 96 5,46% 20 6,45% 16 3,45% 31 3,12%

11 554 2,58% 93 3,69% 56 3,19% 14 4,52% 19 4,09% 24 2,41%

12 934 4,35% 101 4,00% 71 4,04% 7 2,26% 4 0,86% 7 0,70%

13 773 3,60% 98 3,88% 82 4,67% 9 2,90% 12 2,59% 83 8,34%

14 751 3,50% 87 3,45% 70 3,98% 18 5,81% 19 4,09% 24 2,41%

15 505 2,35% 91 3,61% 69 3,93% 15 4,84% 25 5,39% 22 2,21%

16 893 4,16% 173 6,86% 152 8,65% 27 8,71% 75 16,16% 220 22,11%

17 480 2,23% 105 4,16% 86 4,89% 12 3,87% 16 3,45% 33 3,32%

18 995 4,63% 156 6,18% 93 5,29% 11 3,55% 24 5,17% 90 9,05%

19 1156 5,38% 227 9,00% 185 10,53% 17 5,48% 48 10,34% 138 13,87%

20 1141 5,31% 93 3,69% 70 3,98% 12 3,87% 40 8,62% 26 2,61%

21 1372 6,39% 168 6,66% 167 9,50% 9 2,90% 10 2,16% 34 3,42%

22 1277 5,94% 217 8,60% 195 11,10% 5 1,61% 34 7,33% 26 2,61%

Jalan KakiZona

SepedaMotor Mobil Angkutan Umum Becak Sepeda

173

Berdasarkan tabel diatas berikut merupakan grafik proporsi pemilihan moda penduduk

Kota Cirebon, dimana prosentase pengguna angkutan umum adalah 8%.

Kondisi 8% penggunaan jumlah angkutan umum memenuhi target pada tahun 2019,

dengan jumlah penduduk dibawah 500 ribu penduduk 8% penggunanaan angkutan umum

sudah cukup baik jika ditinjau pengaruh pada faktor kemacetan namun perlu terus ditingkatkan,

sebagai pembanding Kota Bandung dengan penduduk 2,5 Juta tercatat pengguna transportasi

umum berada pada kisaran 17%.

Evaluasi Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat”

Sasaran “Meningkatnya Layanan Sarana Angkutan Umum Masyarakat” dengan

satu indikator menunjukan pencapaian yang sangat baik yaitu 100%. Pencapaian ini

merupakan upaya yang dilakukan berbagai stakeholder khususnya Dinas Perhubungan

yang secara berkala mengedukasi masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.

di sisi lain hal ini merupakan tantangan untuk meningkatkan pencapaian di tahun

berikutnya dengan target yang lebih tinggi. Pada tahun 2019 juga belum tercatat inovasi

72%

12%

8%

1% 2%

5%

PROPORSI PEMILIHAN MODA

SEPEDA MOTOR MOBIL PRIBADI ANGKUTAN UMUM

BECAK SEPEDA JALAN KAKI

174

yang telah diimplementasikan pada layanan sarana angkutan umum di Kota Cirebon ini.

Sehingga pada tahun-tahun berikutnya diharapkan ada inovasi yang dapat

meningkatkan jumlah pengguna kendaraan umum.

Beberapa kendala yang dialami dalam rangka pencapaian sasaran adalah

sebagai berikut :

3. Inovasi Transportasi Massal di Kota Cirebon belum terimplementasi

4. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi public

5. Belum Prima nya layanan angkutan umum di Kota Cirebon khususnya

angkot.

Sasaran 3.1.4 : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian

Dampak Perubahan Iklim

Tabel 3.45

Capaian Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian

Dampak Perubahan Iklim

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak

Perubahan Iklim” dengan Indikator : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup menjadi salah

satu tolak ukur dalam mewujudkan kinerja “Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Sarana dan Prasarana Umum yang Berwawasan Lingkungan” . Indeks KUlaitas

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

3.1.4

Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Indeks

Kualitas

Lingkungan

Hidup

Poin 44,05 45,00 51,96 47,00 115,47%

175

Lingkungan Hidup penting menjadi tolak kukur mengingat Misi ke-3 melakukan upaya

manjamin kualitas lingkungan hidup terjaga seiring dengan pembangunan di Kota

Cirebon.

Pencapaian Indikator “Indeks Kualitas Lingkungan Hidup”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan Indeks

Kualitas Lingkungan HIdup (IKLH) pada poin 45,5, Berdasarkan perhitungan IKLH

Tahun 2019 yang tercantum dalam dokumen (terlampir), Indeks kualitas Lingkungan

Hidup Kota Cirebon mengalami peningkatan dibandingkan pada periode tahun

sebelumnya yaitu dari 44,07 pada tahun 2018 menjadi 51,96 pada tahun ini (2019).

Meningkatnya Indeks Kualitas lingkungan ini terdorong oleh adanya peningkatan indeks

kualitas Air yang sangat signifikan dari yang sebelumnya 25,38 tahun 2018 menjadi

56,92 pada tahun ini. Secara lengkap penghitungan Indeks Lingkungan hidup adalah

sebagai berikut : Indeks Pencemaran Udara, Indeks Pencemaran Air dan Indeks

Tutupan Hutan, maka nilai IKLH Kota Cirebon dapat dihitung dengan ramus :

IKLHKota Cirebon = (IKA x 30%) + (IKU x 30%) + (IKTL x 40%)

Dengan menggunakan pendekatan diatas, maka didapat nilai IKLH Kota Cirebon

adalah sebesar 51,96 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3. 42 Perhitungan IKLH Kota Cirebon Tahun 2019

No Uraian Satuan Jumlah

1 Jumlah Penduduk Jiwa 316.277

2 Luas Wilayah (km2) Km2 38,10

3 Indeks Pencemaran Udara - 68,58

4 Indeks Pencemaran Air - 56,92

5 Indeks Tutupan Lahan - 35,77

IKLH - 51,96

Sumber : DLH Kota Cirebon ,Hasil Perhitungan Tahun 2019

176

Dalam perspektif IKLH, angka indeks ini bukan semata-mata peringkat, namun

lebih kepada suatu dorongan upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam

konteks ini pemerintah Kota Cirebon dapat menjadikan IKLH sebagai titik referensi

untuk menuju angka ideal yaitu 100. Dimana semakin tinggi nilainya (mendekati angka

100), maka dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah daerah dalam menjaga

kualitas lingkungan melalui pengelolaannya semakin baik.

Poin IKLH Kota Cirebon sebesar 51,96 telah melebihi target pencapaian pada

tahun 2019 yaitu 45,5 sehingga pencapaian kinerja Indikator ini adalah 115,47% atau

predikat Sangat Tinggi. Jika disandingkan dengan Standar Nasional Poin IKLH Kota

Cirebon mendekati IKLH Rata-rata Nasional Yaitu pada kisaran 65 Poin, sebagai

sebuah kota yang dengan beban pembangunan dan kepadatan penduduk yang tinggi

Kota Cirebon memiliki nilai yang cukup baik dalam kategori wilayah perkotaan.

Evaluasi Sasaran 3.1.4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan

Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Sasaran “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian

Dampak Perubahan Iklim” dengan sebuah indikator yang capaianya hingga

115,47% memiliki predikat pencapaian Sangat Baik. Kendati telah memiliki

pencapaian yang sangat TInggi, kritik dan evaluasi untuk meningkatkan indeks

kualitas lingkungan hidup sangat penting, salah satu faktor yang harus menjadi

prioritas perhatian pada tahun –tahun berikutnya adalah pada faktor indeks tutupan

lahan. Indeks tutupan lahan merupakan indeks dengan nilai terkecil sebagai indeks

yang membangun indeks kualitas lingkungan hidup secara utuh. Berikut adalah

data indeks tutupan lahan dalam bentuk tabel :

177

Tabel 3.46 Luas Wilayah Tutupan Lahan Di Kota Cirebon

NO Uraian Satuan Jumlah

1 Luas Wilayah (Ha) Ha 3.810

2 Luas Hutan Ha -

3 Luas Belukar dalam Kawasan Ha -

4 Luas Belukar pada Fungsi Lindung Ha -

5 Kebun Raya (Data LIPI) Ha -

6 RTH (Data Cipta Karya + DLH Prov) Ha 5,16

7 Taman Kehati Ha

Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Tahun 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa RTH dengan luas total sebesar 5,16 Ha

dari luas wilayah secara administrasi sebesar 3.810 Ha atau sebesar 0,14%, ini adalah

penyebab utama indeks tutupan lahan begitu rendah. Dalam beberapa penelitian ruang

terbuka hijau seyogyanya adalah 30% dari total luas wilayah hal ini pun diamanatkan

oleh UU nomor 6 Tahun 2007 Tentang Penataan Tata Ruang Wilayah Nasional,

dengan kompisisi 20% ruang terbuka hijau public dan 10% privat.. Sebagai

perbandingan berikut adalah sebuah peta kota yang telah ideal dalam pemenuhan

ruang terbuka hijaunya :

Permasalahan tersebut diantisipasi dengan melakukan fokus lebih pada

strategi “Meningkatkan konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati

beserta ekosistemnya” dengan arah kebijakan Meningkatkan tutupan vegetasi (melalui

pemenuhan ruang terbuka hijau) diantara strategi dan arah kebijakan lainya yang

menunjang sasaran 3.1.4 ini. Dalam menunjang seluruh strategi dan arah kebijakan

yang ditetapkan dilaksanakan program sebagai berikut :

1. Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan

178

2. Program Pembinaan Jasa Konstruksi

3. Program Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

4. Program Penyelenggaraan Bangunan Gedung

5. Program Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan

6. Program Pengelolaan Sumber Daya Air

7. Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik

8. Program Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum

9. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

10. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

11. Program Pengelolaan Pertanahan

12. Program Penyelenggaraan Prasarana sarana umum Perumahan

13. Program Penyediaan Perumahan

14. Program Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman

Kumuh

15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

16. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

17. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

18. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup

19. Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat

179

Misi ke 4 : Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban yang Kondusif

Misi 4, yaitu : ”Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang Kondusif”, selaras

dengan Misi 4 RPJPD, yaitu : “Meningkatkan Iklim Usaha yang Kondusif, Stabil, Merata

dan Berkelanjutan”, yang ditandai dengan :

a. Menciptakan situasi politik yang kondusif melalui terselenggaranya iklim politik yang

sehat.

b. Terwujudnya masyarakat yang taat hukum dan dapat berpartisipasi dalam menjaga

ketentraman dan ketertiban lingkungan sekitarnya.

c. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban umum masyarakat Kota Cirebon yang

mendukung percepatan pembangunan di segala bidang.

d. Meningkatnya investasi untuk mendukung peningkatan pemerataan pembangunan.

Dalam rangka mendorong pencapaian atau mewujudkan Misi 4 ini, Pemerintah Daerah Kota

Cirebon telah menetapkan 1 tujuan dan 3 sasaran, yang masing-masing akan diuraikan sebagai

berikut :

Tujuan “Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan

Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan

Penyelenggara Pemerintahan”

Tabel 3.47 Sasaran Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan

Ketentuan Peraturan Perundang Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib

Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan Kota Cirebon

NO Tujuan Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

4.1 Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan

Tingkat

kepuasan

masyarakat

terhadap

ketentrama

n dan

ketertiban

umum

Poin n/a 62,00 76,70 83,00 123,7%

180

Tujuan “Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan

Ketentuan Peraturan PerundangUndangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib

Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan” dengan indikator kinerja yaitu Tingkat

Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan ketertiban Umum menjadi salah satu

tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4. Pengukuran dengan indikator tersebut relevan

karena menjadikan penerima layanan sebagai salah satu tools dalampengukuran

kinerja.

Pencapaian Indikator “Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan

ketertiban Umum”

Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat akan ketentraman dan ketertiban umum

yang menghasilkan indeks kepuasan masyarakat terhadap ketentraman dan ketertiban

umum hampir serupa dengan indeks rasa aman, dimana indeks ini belum lazim di

gunakan khususnya di Negara kita, pembahasan indeks rasa aman pernah muncul

pada diskusi yang dilakukan oleh Bappenas, diskusi tersebut merupakan usulan

pengembangan metode pengukuran indeks keamanan Indonesia, dalam konteks

internasional lazim dikenal human security. Pada umumnya teori yang dibangun pada

isitilah rasa aman / human security adalah keamanan terhadap gangguan dari

kekerasan dan kejahatan, gangguan dari bencana serta aman dalam aspek social

ekonomi. Jika disandingkan dengan amanah urusan pemerintahan pada undang-

undang 23 bidang ketentraman dan ketertiban umum maka memiliki korelasi yang jelas

khususnya dalam lingkup keamanan dari gangguan ketertiban umum serta gangguan

dari bencana.Serta menjadikan factor di luar urusan ketentraman dan ketertiban umum

(yang digariskan pada Undang-Undang 23 Tahun 2014) yaitu sosial ekonomi sebagai

penentu dalam merumuskan nilai indeks kemanan tersebut. Dilator belakangi hal

tersebut Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Perangkat daerah yang mengampu

urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum, khususnya Satuan Polisi Pamong Praja

melaksanakan survey dengan metode skala likert yangftg diadopsi dari pada

Permenpan 14 Tahun 2017 Tentang Survey Kepuasan Masyarakat. Namun dalam

implementasinya kami lakukan pengembangan dengan memodifikasi butir-butir

pertanyaan agar dapat menggali lebih jauh informasi dari objek terkait gangguan

181

ketentraman dan ketertiban umum, hal ini guna menjamin gambaran tingkat kepuasan

terhadap kondisi ketentraman dan ketertiban umum.

Hasil survei terhadap pelayanan ketentraman dan ketertiban umum pada tahun

2019 mencapai angka 76,70 dari target 62,00 yang berarti telah mencapai presentase

123,70% sehingga dapat mencapai predikat sangat baik, berikut adalah rekapitulasi

hasil survei tersebut

No Unsur Pelayanan

Nilai Rata-

Rata Unsur

Pelayanan

Bobot Rata-

Rata

Tertimbang

Nilai

Indeks

1 Dampak Gangguan 3,220 0.11 0,35420

2 Penanganan Gangguan 3,293 0.11 0,36227

3 Waktu Pelayanan 2,980 0.11 0,32780

4 Efek jera Sanksi/denda 2,813 0.11 0,30947

5 Produk Layanan 2,973 0.11 0,32707

6 Kompetensi Petugas 3,140 0.11 0,34540

7 Perilaku Pelaksana 3,287 0.11 0,36153

8 Sarana dan Prasarana 2,927 0.11 0,32193

9 Penanganan

Pengaduan 3,260 0.11

0,35860

Nilai Indeks Unit Pelayanan 3,06827

Nilai IKM setelah dikonversi (Total Nilai Indeks x 25) 76,7067

Mutu Pelayanan B

Kinerja Unit Pelayanan Baik

Dalam Mendukung tujuan sebagai bagian dari gambaran kondisi pada

pencapaian Misi Ke-1, ditetapkan 3 sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum di Masyarakat

2. Meningkatnya rasa nasionalisme dan kawaspadaan nasional

3. Meningkatnya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

Masing-masing sasaran akan diuraikan secara komprehensif sebagai berikut :

182

Sasaran 4.1.2 : Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan

Tabel 3.48 Sasaran Meningkatnya kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat

Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” dengan

indikator kinerja yaitu Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan Ketertiban

Umum (Lokasi/Titik) menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4.

Ketentraman dan ketertiban serta kondisi yang kondusif ditandai salah satunya adalah

dengan berkurangnya Lokasi daerah rawan gangguan keamanan dan ketertiban umum,

selain indikator yang disebutkan,sesungguh nya tercantum indikator penunjang untuk

menjadi pemicu dalam pencapaian target, namun indikator tersebut terfokus pada lokus

di kecamatan . Berdasarkan hal tersebut maka pengukuran indikator terkait sasaran

“Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” cukup dilakukan pada

indikator yang mencakup seluruh wilayah Kota Cirebon sebagai cerminan tingkat

ketentraman dan ketertiban umum secara menyeluruh.

Pencapaian Indikator “Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan

Ketertiban Umum”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan berkurangnya

jumlah daerah rawan gangguan keamanan ketentraman dan ketertiban umum dimana

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

4.1.1

Meningkatnya

kondusifitas

ketentraman dan

ketertiban umum

di Masyarakat

Jumlah Daerah

Rawan

Gangguan

Keamanan dan

Ketertiban

Umum

(Lokasi/titik)

Titik 60 55 55 15 100

183

pada kondisi awal yaitu 60 titik menjadi 55 titik. Atas upaya penertiban di berbagai

lokasi pada tahun 2019 target tersebut tercapai menjadi 55 titik , maka pencapaian

atas indikator ini adalah 100%. Dengan predikat Sangat Tinggi.

Evaluasi Sasaran 1.1.12 “Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan”

Pencapaian Sasaran Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan” dengan

sebuah indikator tersebut diatas berada dalam kategori atau predikat sangat tinggi.

Pencapaian sasaran dengan menurun nya jumlah daerah rawan ketentraman dan

ketertiban umum merupakan hasil kerja keras atas petugas, khususnya dilapangan

yang terus melakukan pemantauan dan penertiban secara berkala. Kendati pencapaian

telah sesuai target namun Satuan Polisi Pamong Praja mencatat beberapa kendala

dalam rangka merealisasikan target dengan menurunkan jumlah daerah rawan

ketentraman dan ketertiban umum, sebagai berikut :

1. Daerah rawan ketentraman dan ketertiban umum, disebabkan maraknya

anak jalanan yang nota bene bukan berasal dari Kota Cirebon.

2. Dalam beberapa kasus (tidak berlaku umum) ditemukan adanya hubungan

antara masalah kesejahteraan sosial dengan gangguan ketentraman dan

ketertiban umum

3. Jumlah personil khususnya Aparatur Sipil Negara yang bertugas

dilapangan masih belum ideal jika diukur dengan kondisi jumlah daerah yang

harus dilakukan patrol secara berkala.

Untuk mempertahankan kinerja serta meningkatkan kinerja tersebut perlu

dilakukan upaya sebagai berikut :

1. Kerjasama antar daerah dalam memetakan strategi penanganan masalah

atau isu ketentraman dan ketertiban umum.

2. Kerja sama lintas sektor, yaitu antara Dinas Sosial Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, DInas Pendidikan, serta Satuan Polisi

Pamong Praja, saat ini masing-masing telah memiliki program yang sinergis

dalam mengarah perbaikan kondisi social dan kualitas masyarakat yang perlu

dipertahankan dan ditingkatkan.

184

3. Penyusunan analisis beban kinerja yang kemudian ditindak lanjuti sesuai

dengan analisis kebutuhan tersebut untuk mendapatkan jumlah personil

yang ideal

Sasaran 4.1.2 : Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional

Tabel 3.49 Sasaran Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional Tahun 2019

Sasaran “Meningkatnya Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional”

dengan indikator kinerja yaitu jumlah konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme

menjadi salah satu tolak ukur dalam mewujudkan Misi 4. Ketentraman dan ketertiban

serta kondisi yang kondusif ditandai salah satunya adalah dengan terciptanya kondisi

masyarakat yang dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan

baik, yaitu tanpa adanya kasus terkait konflik kebangsaan dan nasionalisme.

Pencapaian Indikator “Konflik Kasus kebangsaan dan Nasionalisme”

Pada Tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon menargetkan jumlah

konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme pada target maksimal yaitu 0 / nol

kejadian. Target ini terbilang cukup tinggi karena potensi terjadinya konflik di Kota

Cirebon tidaklah rendah mengingat heterogen nya komposisi demografi masyarakat di

Kota Ini. Namun patut disyukuri berdasarkan data yang disampaikan Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik pada tahun 2019 tidak tercatat satupun kejadian terkait konflik kasus

NO Sasaran Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal/ 2018

Target Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

4.1.2

Meningkatnya

rasa

nasionalisme

dan

kawaspadaan

nasional

Konflik kasus

kebangsaan dan

nasionalisme

(Kasus)

Kasus 0 0 0 0 100

185

kebangsaan dan nasionalisme, maka pencapaian atas indikator ini adalah 100%.

Dengan predikat sangat tinggi.

Evaluasi Sasaran 4.1.2 “Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan

Nasional”

Pencapaian Sasaran meningkatnya kerukunan umat beragama berada dalam

kategori atau predikat sangat tinggi dimana satu-satunya indikator sebagai tolak ukur

pencapaian sasaran dapat dilaksanakan sepenuhnya. Keberhasilan ini sekaligus

menjadi tantangan kedepan nya untuk tetap dipertahankan, kondisi demografi Kota

Cirebon yang heterogen dan atmosfer konflik khususnya SARA maupun ideology di

tingkat nasional yang sangat fluktuatif menjadi celah kemungkinan yang cukup tinggi

terjadinya konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme.

Strategi yang diterapkan dalam menekan jumlah kasus kebangsaan dan

nasionalisme adalah sebagai berikut :

1. Strategi “Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan wawasan kebangsaan”

Dengan Arah Kebijakan “Meningkatkan ideologi wawasan kebangsaan”

2. Meningkatkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan Arah Kebijakan “Meningkatkan pemahaman empat pilar kebangsaan

kepada masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan.”

Strategi dan arah kebijakan tersebut di dukung program Program Pembinaan

Ketahanan Seni, Budaya, Kerukunan Hidup Umat Beragama, Kemasyarakatan dan

Ekonomi. Stretagi arah kebijakan dan program yang saat ini telah dilaksanakan berjalan

cukup efektif oleh karena itu perlu dipertahankan pelaksanaan program yang telah

berlangsung dan melakukan peningkatan khususnya sebagai bentuk deteksi dini dalam

rangka pencegahan terjadinya konflik kasus kebangsaan dan nasionalisme.

186

Sasaran 4.1.3 : Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi

Bencana

Tabel 3.50 Sasaran Meningkatnya Pencegahan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana

Tahun 2019

Sasaran “Meningkatkan Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi

Bencana relevan dijadikan sasaran karena kejadian konflik kasus kebangsaan dan

nasionalisme merupakan bagian penting dalam kondusifitas suatu wilayah.

Pencapaian Indikator Ke 1 “Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah

Layanan WMK Kelurahan yang memiliki forum Siaga Bencana”

Pada Tahun 2019 Jumlah Penyelamatan dan Kebakaran sebanyak 255 kejadian

dengan jumlah tertangani yaitu sebanyak 192 kejadian. Tertangani disini artinya

kejadian penyelamatan atau kebakaran yang dilakukan sesuai dengan Tingkat waktu

NO Sasaran Indikator

Kinerja

Satuan

Kondisi Awal/ 2018

Target

Realisa

si

Target Akhir

RPJMD

Capaian

2019 (%)

4.1.3

Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana

Tingkat Waktu

Tanggap

(Response Time

Rate) Daerah

Layanan WMK

Kelurahan yang

memiliki forum

Siaga Bencana

Persen 70,00 75,00 75 95 100%

Jumlah

Kelurahan yang

Memiliki Forum

Siaga Bencana

Kelura

han

n/a 22 22 22 100%

187

tanggap (respon time) yaitu kurang dari 15 menit sesuai dengan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor: 20/Prt/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi

Kebakaran Di Perkotaan.

Hal ini jika dihitung jumlah penyelamatan kebakaran di Kota Cirebon dengan

Penanganan dengan perhitungan sebagai berikut :

Dinas Pemadam Kebakaran sendiri melakukan upaya dalam pencapaian

indikator tersebut melalui Program :

1. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

2. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Sarana Prasarana Pemadam

Kebakaran

Total Realisasi Anggaran pada seluruh program tersebut sebesar 97%,

sementara realisasi indikator mencapai 100%, hal ini merupakan bentuk efisiensi

penggunaan sumberdaya pada indikator tersebut.

Indikator Capian Kinerja

Realisasi Anggaran

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Anggaran)

Tingkat Waktu Tanggap (Respon Time Rate) Daerah Layanan WMK

100% 97% 3%

188

Walaupun pencapaian Indikator pada tahun 2019 telah mencapai target tapi jika

disandingkan dengan standar nasional masih belum memenuhi, hal ini karena

beberapa kendala seperti :

1. Sarana dan Prasarana Kebakaran belum memadai.

2. Mobil Pemadam Kebakaran tidak layak digunakan secara optimal diakarenakan

umur kendaan yang sudah tua.

3. Keterbatasan Aparatur Dinas Pemadam Kebakaran yang terlatih

4. Kurangnya Pemahaman masyarakat akan bahaya kebakaran

Terkait kendala tersebut Dinas Pemadam Kebakaran akan melakukan upaya

sebagai berikut :

1. Mengajukan Pagu Anggaran untuk memenuhi sarana prasarana sesuai standar

2. Mengajukan DAK

3. Melakukan Pelatihan Secara Khusus dan Secara Berkala

4. Melakukan Sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan

bahaya kebakaran dan penanggulangan bahaya kebakaran secara dini.

Pencapaian Indikator ke-2 “Jumlah Kelurahan yang Memiliki Forum Siaga

Bencana”

Pada tahun 2019 Pemerintah Daerah Kota Cirebon mengupayakan penanganan

bencana dengan melibatkan masyarakat sebagai penerapan prinsip G to S (Government to

Society), bekerjasama dengan masyarakat dinilai efektif untuk melakukan respon cepat

terhadap kejadian bencana khsususnya banjir serta melakukan upaya mitigasi didalamnya,

dilatarbelakangi hal tersebut ditargetkan ada 22 kelurahan yang memiliki Forum Siaga Bencana.

Upaya unit pengampu urusan penanggulangan bencana seyogyanya telah memonitoring

seluruh forum kelurahan yang eksisting atau sudah terbentuk di Kota Cirebon sehingga

berjumlah 22 Kelurahan. Dengan sudah terbentuknya forum di 22 kelurahan tersebut target

tercapai 100% atau Sangat Baik

189

Evaluasi Sasaran 4.1.3 “Meningkatkan Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam

Menghadapi Bencana”

Pencapaian sasaran pada tahun 2019 tidak mencapai target 100%, bahkan jauh dibawah

target. Di sisi lain maksud dan tujuan dibentuknya Forum Siaga Bencana sebagai upaya mitigasi

dan penanggulangan bencana serta pasca bencana tetap dapat dilaksanakan melalui forum

masyarakat yang saat ini sudah tersedia walaupun belum dikukuhkan sebagai Forum Siaga

Bencana secara resmi, dengan kata lain fungsi Forum dalam rangka pencegahan dan

kesiapsiagaan bencana saat ini tetap berjalan walaupun sebagian besar tidak dalam nama resmi

forum siaga bencana.

Upaya yang dilakukan guna memenuhi target di tahun-tahun berikutnya serta

meningkatkan kualitas bukan hanya kuantitas dari pembentukan Forum Siaga Bencana adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan pembinaan ataupun diklat teknis terkait kesiapsiagaan bencana

terhadap anggota/perwakilan dari Forum Siaga Bencana secara berkala.

2. Meningkatkan jaringan informasi melalui penyebaran informasi yang efektif dan

efesien melalui jaringan forum.

190

Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan

fungsi serta sebagai upaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, pembiayaan

program kegiatan tersebut didukung dengan Anggaran dan Pendapat Belanja Daerah

(APBD) Kota Cirebon dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.51

Data Realisasi APBD Tahun 2019

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN 2019 %

ANGGARAN BELANJA REALISASI BELANJA

1 Belanja

Langsung

Rp. 876.790.122.684,00

Rp. 751.994.586.537,00

85,7%

2 Belanja Tidak

Langsung

Rp. 695.896.451.658,00

Rp. 674.059.990.646,00

96,86%

Jumlah Rp. 2.055.183.762.274,00 Rp. 1.783.395.099.102,00

Sementara, berdasarakan belanja seluruh program dan kegiatan yang dilakukan

Pemerintah Daerah Kota Cirebon pada Tahun 2019, disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.52 Data Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Tahun 2019

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN 2019 %

ANGGARAN BELANJA REALISASI BELANJA

1 Belanja Pegawai Rp. 45.889.733.020,00 Rp. 42.910.876.432,00 93,50

2 Belanja Barang

dan Jasa

Rp. 1.344.622.911.619,00 Rp. 1.200.652.606.792,00 89,29

3 Belanja Modal Rp. 664.671.117.635,00 Rp. 539.831.615.878,00 81,21

Jumlah Rp. 2.055.183.762.274,00 Rp. 1.783.395.099.102,00 86,78

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon, di olah

3.3 Akuntabilitas keuangan

191

Data diatas menunjukan realisasi anggaran Pemerintah daerah Kota Cirebon

pada tahun 2019 cukup besar yaitu 86,78% dengan dominasi belanja barang dan jasa

serta belanja modal , sementara belanja pegawai memiliki porsi paling rendah. Hal ini

menunjukan bahwa komposisi pagu anggaran dalam APBD dalam kondisi yang cukup

ideal karena belanja pegawai tidak lebih besar dari komponen belanja barang dan jasa

serta belanja modal.

Dalam rangka mengukur efektifitas dan efesiensi penggunaan anggaran, kami

analisa hal tersebut dengan menyandingkan data pecapaian kinerja pada setiap

sasaran dalam RPJMD dengan realisasi anggaran yang menopang pencapaian

sasaran tersebut dimana : efesien jika capaian kinerja melebihi realisasi anggaran,tidak

efesien jika realisasi capaian kurang dari realisasi anggaran (persentase realisasi

anggaran didapat dari perhitungan berbagai program yang mendukung masing-masing

sasaran) , sebagai berikut :

Tabel 3.53 Data Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Anggaran)

NO Sasaran Jumlah

Indikator

Presentase Rata-Rata Capaian Kinerja

Sasaran (%)

Presentase Realisasi

Anggaran (%)

Tingkat Efisiensi(%)

A. Misi 1

1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan

2 111,11 95 16,11

2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat

1 103 99,44 3,56

3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

2 97,4 92,53 4,86

4 Terkendalinya jumlah penduduk

1 140,65 90,69 49,95

5 Menurunnya Tingkat Pengangguran

3 98,94 99,55 -

192

6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda

2 96,3 99,61 -

7 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak

2 100 99,78 0,21

8 Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

2 98,91 94,38 4,52

9 Berkurangnya Penduduk Miskin

1 105,3 97,76 7,53

10 Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan

2 102,57 98,4 4,16

11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

1 139,09 97,35 41,73

12 Meningkatnya kerukunan umat Beragama

1 100 98,55 1,44

13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal

1 75,29 99,49 -

14 Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan

3 163,46 99,36 64,1

B. Misi 2

1 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur

4 134,6 95,44 39,16

2 Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah

2 100 81,1 18,89

193

3 Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

1 100 77,98 22,01

4 Meningkatnya Maturitas SPIP 1 87,5 91,45 -

5 Meningkatnya Pelayanan Publik

2 102,65 86,84 15,81

6 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

2 100 90,66 9,33

7 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah

1

107,9 99,67 8,23

8 Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD

3 81,39 83,4 -

9 Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

2 213 96,74 115,75

10 Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

2 96,33 97,94 -

11 Meningkatnya Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

1 82,5 82,35 0,14

C. Misi 3

1 Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan

1 100 98,05 1,94

2 Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.

1 101,31 99,46 1,84

3 Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

1 100 81,67 18,33

194

Dari Tabel diatas terdapat beberapa kriteria dari sasaran pada masing-masing

misi, disebut efesien jika capaian kinerja melebihi penyerapan anggaran, tidak efesien

jika pencapaian kinerja di bawah realisasi anggaran, yaitu

1. Terdapat sasaran yang masuk pada kriteria paling efisien yaitu “Terwujudnya

Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan

terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City”.

2. Terdapat dua puluh tiga (23) sasaran yang telah efisien

3. Terdapat enam (6) sasaran yang belum efisien

4. Terdapat sasaran yang masuk pada kriteria paling rendah dan tidak efisien yaitu

sasaran “ Meningkatnya Pelestarian dan pengembangan kebudayaan

Lokal” yang pencapaianya 75,29% disisi lain realisasi anggaran terkait program

yang mendukung sasaran tersebut mencapai 99,49%.

4 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

1 115,47 90,317 25,15

D. Misi 4

1 Meningkatkan kondusifitas Ketentraman dan ketertiban umum di Masyarakat

1 111,85 92,33 19,51

2 Meningkatnya rasa nasionalisme dan kawaspadaan nasional

1 100 98,7 1,29

3 Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana

2 100 89,96 10,03

195

BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah daerah Kota Cirebon

Tahun 2019 ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas penyelenggaraan

pemerintah yang baik (Good Governance) Pemerintah daerah kota Cirebon tahun 2019.

Pembuatan LKIP ini merupakan langkah yang baik dalam memenuhi Peraturan

Presiden nomor 39 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP). sebagai upaya penyelenggaraan pemerintah yang baik

sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.

LKIP Pemerintah daerah Kota Cirebon Tahun 2019 ini dapat menggambarkan

kinerja pemerintah Kota Cirebon dan Evaluasi terhadap kinerja sasaran yang telah

dicapai, juga dilaporkan hasil dan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan

kegagalan sebagai suatu bentuk evaluasi untuk perbaikan kinerja pada tahun

berikutnya.

Hasil pengukuran pada 17 Indikator Kinerja Utama Kota Cirebon yang telah

ditetapkan pada tahun 2019, sebagai berikut :

1. Pendapatan per Kapita (Rp.000.000), pencapaian 103,47% dengan predikat

Sangat Baik

2. Indeks Daya Beli , pencapaian 181,24% dengan predikat Sangat Baik

3. Rata –rata lama Sekolah, pencapaian 97,5% dengan predikat Sangat Baik

4. Harapan lama sekolah, pencapaian 97,62% dengan predikat Sangat Baik

5. Angka Usia Harapan Hidup, pencapaian 100,29% dengan predikat Sangat

Baik

6. Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional, pencapaian 94,25% dengan predikat

Sangat Baik

7. Indeks Pemberdayaan Gender /IDG, pencapaian 100% dengan predikat

Sangat Baik

8. Indeks Pembangunan Gender /IPG, Pencapaian 100,2% dengan predikat

Sangat Baik

196

9. Peningkatan PDRB, pencapaian 99,08% dengan predikat Sangat Baik

10. Skor Pola Pangan Harapan /PPH pencapaian 105,14% dengan predikat

Sangat Baik

11. Meningkatnya PDRB dari Sektor Pariwisata, pencapaian 139% dengan

predikat Sangat Baik

12. Konflik Antar Umat Beragama mencapai 100% dengan predikat Sangat Baik

13. Indeks Reformasi Birokrasi, pencapaian 118,33% dengan predikat Sangat

Baik

14. Opini BPK atas laporan keuangan daerah, pencapaian 100% dengan predikat

Sangat Baik

15. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup / IKLH, mencapai 115,47% dengan

predikat Sangat Baik

16. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, mencapai 137,5% dengan predikat

Sangat Baik

17. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadan Ketentraman dan Ketertiban Umum,

pencapaian 123,70% dengan predikat Sangat Baik

Meninjau pada sasaran strategis yang tertera dalam RPJMD Tahun 2018-2023,

Pemerintah Daerah Kota Cirebon secara keseluruhan melakukan pengukuran, analisa

dan, evaluasi baik yang menjadi sasaran/indikator yang ditetapkan sebagai Indikator

Kinerja Utama juga sasaran berikut indikatornya yang tidak tercantum dalam Indikator

Kinerja Utama namun menjadi sasaran strategis dalam dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan jumlah 4 Tujuan dan 32

sasaran, dengan kriteria pencapaian sebagai berikut :

Uraian Jumlah Tidak Mencapai

Target (<100%)

Jumlah Mencapai

Target (100%)

Jumlah Melebih

Target (>100%)

Tujuan 1 - 3

Sasaran 9 9 14

197

Dari pencapaian sasaran strategis pada RPJMD, umumnya seluruh pencapaian

yang di dapat telah sesuai harapan, namun ada beberapa catatan penting terkait

kelemahan atas pencapaian yang perlu ditindak lanjuti sebagai berikut :

1. Diperlukan review terhadap beberapa indikator capaian tujuan/sasaran,

karena terdapat indikator sasaran yang tidak lagi relevan untuk dijadikan tolak

ukur kinerja karena ada pergeseran paradigma khususnya dalam metode

statistika, indikator tersebut diantaranya Pendapatan Perkapita, dan Indeks

Daya Beli.

2. Melakukan kajian atau review program, dimana hasil analisa efesiensi

penggunaan sumber daya (anggaran) terdapat sasaran yang masih belum

efesien bahkan terdapat sasaran yang realisasi penggunaan anggaran

melalui program lebih besar daripada pencapaian sasarannya.

3. Terkait kelemahan dalam setiap sasaran dan upaya untuk

mengantisipasinya yang dijabarkan cukup spesifik di dalam BAB III pada

laporan ini, agar dapat ditindaklanjuti baik dari sisi perencanaan serta

pelaksanaan atau implementasinya.

Demikian laporan ini telah disusun, pencapaian atas kinerja yang telah

ditetapkan merupakan suatu upaya kerja keras seluruh unsur dalam Pemerintah

Daerah Kota Cirebon sekaligus masyarakatnya dan atas kelemahan pada pencapaian

kinerja semata-mata merupakan suatu kelemahan dan ketidak sempurnaan insan

manusia, kelemahan atas pencapaian tersebut seyogyanya dijadikan motivasi untuk

memperbaikinya di masa yang akan datang. Terimakasih kami sampaikan kepada

seluruh elemen pemangku kepentingan di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota

Cirebon, serta masyarakat yang juga turut mengambil peran dalam membangun Kota

Cirebon ini, semoga Laporan ini dapat memberikan gambaran kinerja Pemerintah

Daerah Kota Cirebon dan dipergunakan sebagai mestinya.

Wali Kota Cirebon,

Drs. H. Nashrudin Azis, SH

LAMPIRAN 1

2

Lampiran 2 DAFTAR CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS DAN REALISASI KEUANGAN ATAS PROGRAM

No Kinerja

Keuangan

Efesiensi

Tujuan /Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi % Program Pagu Realisasi % %

1

Menciptakan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Cirebon yang agamis, Kompetitif, Terlatih dan Inovatif, serta mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan, memajukan dan memperkaya kebudayaan khas Cirebon.

Pendapatan per Kapita (Rp.000.000)

Juta/Rp 71,47 74,28 103,5

Indeks Daya Beli Poin 73,15 132,58 181,2

Indeks Pembangunan Manusia (Poin)

Poin 74,.5 74,92, 100,7

Indeks Gini

Poin 0,40 0,43 92

3

Sasaran :

1.1 Meningkatan akses dan mutu pendidikan

Rata –rata lama Sekolah

Tahun 90 100 111,1 Program Pendidikan Anak Usia Dini

4.348.645.000 4.303.817.000 90

Harapan lama sekolah

Tahun 90 100 111,1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

108535062500 103.307.316.408 90

Program Pendidikan Non Formal

8.166.844.000 8.040.419.310 95

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1.700.000.000

1.659.357.200

100

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

3.553.360.000 3.434.372.600 100

Rata - Rata Capaian Sasaran 111,1 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 95 16,11

1.2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat

Rasio Perpustakaan Per satuan Penduduk

Permil 1,516 1,566 103 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

1.815.084.000 1.804.978.568 99,44

Rata - Rata Capaian Sasaran 103 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,44 3,56

4

1.3

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cirebon

Angka

Tahun 71,92 72,13 100,3

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

102.794.292.342

88.679.906.254 86,269

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

543.958.400 523.646.680 96,266

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

3.790.850.000 3.784.850.000 99,842

Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional

Persen

99,01

93,5

94,5

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

2.226.638.000 2.219.519.300 99,680

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

2.012.158.000 1.926.257.330 95,731

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

43.262.000 43.262.000 100,00

Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

89.626.000 89.626.000 100,00

5

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

1.824.268.000 1.823.710.000 99,969

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

8.020.041.446 7.896.643.080 98,461

Program Pengamatan dan pengendalian masalah kesehatan

811.745.800 807.545.800 99,483

Program Pelayanan Kesehatan Lanjutan

733.372.841.178

732.419.155.848 86,234

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata

56.130.748.000 54.873.086.750 97,759

Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

5.096.082.000 29.833.468.000 85,005

6

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

4.671.276.000 4.633.971.232 99,201

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

11.427.004.360 10.354.251.390 90,612

Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kesehatan

417.959.000 192.179.000 45,980

Rata - Rata Capaian Sasaran 97,4 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 92,531 4,869

1.4 Terkendalinya jumlah penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk

Persen 0,91 0,54% 140.65 Program Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

503.344.000 493.638.000 98,072

Program Keluarga Berencana

5.678.488.000 3.951.614.912 69,589

Program Pengendalian Penduduk

180.658.000 171.858.000 95,129

Program Advokasi dan KIE Pengendalian Penduduk

201.912.000 201.912.000 100,000

Rata - Rata Capaian 140,7 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 90,697 49,953

7

1.5 Menurunnya Tingkat Pengangguran

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Persen 69,03 62,84 91,03 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

538.745.000 536.401.000 99,56

Tingkat Pengangguran Terbuka

Persen 8,83 8,98 98,03 Program Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

619.695.000 614.158.920 99,10

Tingkat Kesempatan Kerja

Persen 91,14 91,02 99,85 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

310.000.000 310.000.000 100,0

Rata - Rata Capaian 98,94 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,557 -0,617

1.6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda.

Jumlah atlet olahraga yang berkompetisi di tingkat nasional

Atlet 2 2 100 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

400.000.000 398.332.000 99,583

Persentase organisasi pemuda yang aktif

Persen 50 46,3 92,6 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

2.751.770.000 2.736.275.100 99,437

Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

900.000.000 898.373.920 99,819

Rata - Rata Capaian 96,3 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,613 -3,31308

8

1.7 Meningkatnya pengarusutama an gender dan perlindungan anak

Indeks Pemberdayaan Gender /IDG

Poin 75,53 75,53 100 Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

485.080.000 484.020.000 99,781

Indeks Pembangunan Gender /IPG

Poin 94,2 94,35 100,2

Rata - Rata Capaian 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,781 0,21852

1.8

Meningkatkan peran industri, perdagangan, koperasi dan UMKM dalam stabilitas perekonomian Kota Cirebon

• Peningkatan PDRB dari sektor industri

Persen 10,3 10,17 98,74 Program Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Sentra Industri

1.241.622.000 1.168.869.600 94,141

Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

102.154.000 102.154.000 100,0

Peningkatan PDRB dari sektor perdagangan

Poin

31,86

31,57

99,09

Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

503.252.000 494.566.544 98,274

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

525.060.000 519.005.000 98,847

Program Metrologi Legal

1.643.247.000 1.576.919.472 95,964

9

Program Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

1.751.730.000 1.555.326.000 88,788

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

197.690.000 163.046.000 82,476

Program Pemberdayaan dan Peningkatan Usaha Koperasi

2.231.799.000 2.155.952.000 96,60

Rata - Rata Capaian 98,92 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 94,386 4,52872

1.9

Berkurangnya Penduduk Miskin

Persentase penduduk miskin

Persen

8,53

8,41

105,3

Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS

246.060.000 242.275.870 98,462

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

807.220.000 797.310.000 98,772

Program Penanggulangan Korban bencana

321.642.000 308.970.000 96,060

10

Program Pengendalian dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan

34.480.000 21.080.000 61,137

Rata - Rata Capaian Sasaran 105,3 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 97,765 7,535

1.10

Meningkatnya pertanian, kelautan dan perikanan untuk mencapai kedaulatan pangan

Skor Pola Pangan Harapan /PPH

poin

79,9

84

105,1

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

495.376.000 491.906.000 99,300

Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan

579.310.000 575.650.000 99,368

Program Pembinaan Lembaga Ketahanan Pangan Daerah

164.480.000 163.780.000 99,574

Peningkatan PDRB dar sektor Pertanian

Persen

0,33

0,33

100

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Peternakan

220.000.000 217.908.000 99,049

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

2.055.744.800 1.942.405.900 94,487

Program Pencegahan Penyakit Hewan

498.400.000 487.593.800 97,832

11

Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap

212.128.000 211.328.000 99,623

Program Peningkatan Produksi Perikanan Budi Daya

1.701.020.000 1.671.311.000 98,253

Program Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

122.174.000 119.942.000 98,173

Rata - Rata Capaian Sasaran 102,6 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,407 4,16342

1.11 Meningkatnya peran pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi inklusif

Meningkatnya PDRB dari sector pariwisata

Persen 5,55 7,72 139,1 Program Pengembangan Kepariwisataan

3.542.580.000 3.448.834.760 97,354

Rata - Rata Capaian 139,1 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 97,354 41,7362

1.12

Meningkatnya kerukunan umat Beragama

Konflik antar umat beragama

0

0

0

100

Program Pembinaan Ketahanan Seni, Budaya, Kerukunan Hidup Umat Beragama, Kemasyarakatan dan Ekonomi

317.818.500 316.887.000 99,707

12

Program Peningkatan Kualitas Sarana Peribadatan

66.251.000 66.251.000 100,0

Program Kerukunan Umat Beragama

712.675.000 683.944.464 95,969

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,559 1,44149

1.13 Meningkatnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Lokal

Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang dilestarikan

Persen 71,31 53,69 75,29 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

557.880.000 555.072.000 99,497

Program Pegelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya

3.552.107.200 3.436.469.200 96,745

Rata - Rata Capaian Sasaran 75,29 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,497 -24,2067

1.14

Meningkatnya Kualitas Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan/ Kelurahan

Kurang Berkembang

Persen 0 0 100 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan

470.782.000

467.782.000

99,363

Berkembang Persen 8 22 275

Cepat Berkembang

Persen 13 15 115,4

Rata - Rata Capaian Sasaran 163,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,363 64,1039

Misi 2

13

2

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Kinerja, Kapasitas dan Akuntabilitas, serta Inovasi Dalam Manajemen Pemerintahan

Indeks Reformasi Birokrasi

Poin 60 71,21 118,3

Sasaran :

2.1.1

Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas SDM aparatur

Persentase ASN yang direkrut sesuai kompetensi

Persen 12,4 26,08 210,3 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

371.122.000 340.364.000 91,712

Persentase Pegawai yang capaian kinerjanya sesuai target

Persen 80,5 80,35 99,81 Program Pendidikan Kedinasan

8.929.849.200 8.855.475.200 99,167

Persentase kepatuhan pegawai untuk memenuhi aturan disiplin

Persen 87 92,72 106,6 Program Peningkatan Kualitas Religius Aparatur

476.343.000 463.257.000 97,253

Persentase Kepatuhan Pegawai untuk Memenuhi Penyampaian LHKPN

Persen 80 97,37 121,7

14

Rata - Rata Capaian sasaran 134,6 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 95,440 39,1679

2.1.2

Meningkatnya Koordinasi Antar Perangkat Daerah

Persentase SOP Penyelenggaraan Pemerintahan yang diterapkan

Persen 80 80 100 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

4.921.210.000 4.840.301.720 98,356

Persentase peta proses bisnis penyelenggaraan pemerintahan yang diterapkan

0

0

100

Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

623.832.000 532.175.766 85,308

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1.241.280.000 1.178.496.000 94,942

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

5.280.801.600 3.271.982.114 61,960

Program Penataan Kelembagaan

847.808.000 766.471.000 90,406

Program Pembinaan Pemerintahan

355.760.000 28.624.000 8,046

15

Program Pembinaan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

898.158.600 680.120.600 75,724

Program Pembinaan Administrasi Perekonomian dan Pembangunan

2.003.628.000 1.960.851.294 97,865

Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Keagamaan

4.037.630.800 3.563.106.000 88,247

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

671.868.000 624.188.020 92,903

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

811.048.000 797.628.000 98,345

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 81,100 18,899

16

2.1.3

Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Nilai AKIP A NIlai B B 100 Program Pembinaan Administrasi Umum

423.820.000 330.498.000 77,981

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 77,981 22,0193

2.1.4

Meningkatnya Maturitas SPIP

Tingkat Maturitas SPIP

Skor/ Level

2 1,75 87,5 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

954.100.000 916.576.000 96,067

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

1.139.672.000 989.701.620 86,841

Rata - Rata Capaian Sasaran 87,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 91,454 -3,954

2.1.5

Meningkatnya Pelayanan Publik

• Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Perizinan

Poin

75 82,65 110 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

162.336.000 159.536.000 98,275

Tingkat Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Kependudukan

Poin

80

76,25

95,31

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

101.150.000 66.669.200 65,911

17

Program Penataan dan Pelayanan Perijinan

978.818.000 919.726.000 93,963

Program Pendaftaran Penduduk

2.158.338.000 2.138.802.814 99,095

Program Pelayanan Pencatatan Sipil

166.707.600 109.767.600 65,844

Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

332.176.000 325.456.000 97,977

Rata - Rata Capaian Sasaran 102,7 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 86,844 15,8107

2.1.6

Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

• Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah

Nilai

WTP WTP 100 Program Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

9.826.468.000 9.613.143.308 97,829

Rasio PAD Terhadap Penerimaan dan Pendapatan Daerah

Persen

30,53

29,06

100

Program Peningkatan Kualitas Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah

3.099.844.000 2.968.987.582 95,779

Program Peningkatan Kualitas Pelaporan APBD

756.000.000 753.094.000 99,616

18

Program peningkatan Kualitas Penganggaran

3.270.484.000 2.132.407.300 65,202

Program Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Realisasi APBD

1.870.452.800 1.774.930.800 94,893

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 90,664 9,3364

2.1.7 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Daerah

Nilai Audit Kearsipan Tingkat Kota

Poin 77,09 83,18 107,9 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

190.220.000 190.220.000 100,000

Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

393.300.000 389.986.000 99,157

Program Pemeliharaan Rutin/ Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan

108.250.000 107.925.800 99,701

19

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

293.860.000 293.298.500 99,809

Rata - Rata Capaian Sasaran 107,9 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,667 8,2333

2.1.8

Meningkatnya Kapasitas Kinerja DPRD

Rasio Jumlah Perda yang Ditetapkan terhadap Raperda

Persen 70,6 70 99,16 Program Peningkatan Kapasaitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

12.450.212.000 8.791.666.030 70,615

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Posedur Pengawasan

741.724.000 713.565.000 96,204

Rasio jumlah Keputusan/Berita Acara pelaksanaan fungsi anggaran

Persen 100 75 75

Rasio jumlah difasilitasinya pelaksanaan fungsi pengawasan

Persen 60 42,01 70,02

Rata - Rata Capaian Sasaran 81,39 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 83,409 -2,01575

20

2.1.9

Terwujudnya Pemerintahan berbasis elektronik yang professional, handal dan terintegrasi dalam menunjang Cirebon Smart City

· Perangkat Daerah yang mengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengelolaan Pemerintahan

Pera ngkat Daerag

4

13

325

Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi

663.880.000 648.758.900 97,72

Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi

2.946.728.000 2 .905.566.000 98,603

Program Kerjasama Bidang Komunikasi dan Informasi

419.380.000 406.649.210 96,964

Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan informasi pemerintahan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi

Komu nitas -

22

22

100

Program Pengelolaan Pelayanan Informasi dan DokumentasI

325.600.000 289.044.000 88,773

Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik

1.155.370.000 1 .149.775.000 99,516

21

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

1.529.073.000 1.469.212.964 96,085

Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media

2.564.719.800 2.543.900.000 99,188

Program Persandian Komunikasi dan Informasi

117.450.000 112.580.000 95,854

Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi

2.755.919.800 2.727.017.000 98,951

Rata- rata Capain Sasaran 213 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 96,742 115,758 2.1.10

Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

· Konsistensi Program RKPD terhadap RPJMD

Persen

100 97,49 97,49 Pengembangan Data/Informasi

434.565.000 425.891.000 98,004

· Konsistensi Program dalam APBD terhadap RKPD

Persen 100

95,17

95,17

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

2.741.181.200 2.687.024.800 98,024

Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

113.990.000 113.090.000 99,210

22

Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah

339.054.000 327.286.000 96,529

Rata - Rata Capaian Sasaran 96,33 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 97,942 -1,61199 2.1.11 Meningkatnya

Kualitas Penelitian dan Pengembangan Daerah

Persentase Hasil Kelitbangan yang Dijadikan Dasar Kebijakan Daerah

Persen 40 33 82,5 Program Penelitian dan Pengembangan

1.953.100.000 1.608.517.000 82,357

Rata - Rata Capaian Sasaran 82,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 82,357 0,14288

MISI 3

1 Menyediakan Pelayanan Utilitas Umum yang Direncanakan dengan Matang, Komprehensif dan Terpadu, serta Mewujudkan Kualitas Lingkungan Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan Sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

· Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Poin 44,05 45,00 56,92

23

· Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Persen 2,38 2,80 3,85

Sasaran :

3.1.1

Meningkatnya Pelayanan Kapasitas Jalan

· Tingkat Pelayanan Ruas Jalan

Nilai

C

C

100

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

97.300.000 96.540.000 99,219

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

191.380.000 188.250.000 98,365

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

3.589.440.000 3.491.977.500 97,285

Program Peningkatan Pelayanan Parkir

380.000.000 369.937.500 97,352

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,055 1,94497

3.1.2

Meningkatnya kapasitas pelayanan drainase.

Persentase drainase kondisi baik.

Persen

72,5

73,45

101,3

Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase

16.566.921.900 16.513.296.100 99,676

24

Program Penyelengaraan Infrastruktur Permukiman

55.097.923.000 54.802.259.000

99,463

Rata - Rata Capaian Sasaran 101,3 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 99,463 1,84662

3.1.3

Meningkatnya layanan sarana angkutan umum masyarakat

Tingkat penggunaan angkutan umum(Perubahan Indikator dari Rasio Jumlah Kendaraan Umum)

Persen

8

8

100

Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan

2.330.000.000 1.500.521.000 64,400

Program Peningkatan Pelayanan UPTD

1.785.280.000 1.766.337.750 98,939

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 81,670 18,330

3.1.4

Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Poin

45

51,96

115,5

Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan

128.521.532.590

31.621.017.990 24,60

Program Pembinaan Jasa Konstruksi

100.000.000 100.000.000 100,00

Program Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

41.999.485.100 41.550.693.600 98,931

Program Penyelenggaraan Bangunan Gedung

97.422.608.000 93.954.130.160 96,440

25

Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik

6.500.000.000 5.975.692.000 91,934

Program Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum

5.190.016.000 5.085.234.800 97,981

Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

109.200.000 99.600.000 91,209

Program Penyelenggaraan Prasarana sarana umum Perumahan

1.508.070.000 1.450.680.000 96,194

Program Penyediaan Perumahan

410.694.000 393.619.000 95,842

Program Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

1.584.400.000 1.569.851.000 99,082

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

17.836.912.000 17.395.416.400 97,525

26

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

1.533.844.000 1.382.672.000 90,144

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

2.231.822.000 1.909.242.800 85,546

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

200.000.000 190.680.000 95,340

Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat

1.079.680.000 1.014.722.000 93,984

Rata - Rata Capaian 115,5 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 90,317 25,1529

27

Misi 4

Menciptakan Perlindungan Bagi Masyarakat, Mendukung Penegakan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Daerah serta Menumbuhkan Budaya Tertib Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan

Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan Ketertiban Umum

n/a 62,0 76,70 83,00 123,7%

Sasaran :

4.1.1

Meningkatnya Kondusifitas Ketentraman dan Ketertiban Umum di Masyarakat

· Jumlah Daerah Rawan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum

Lokasi

55

55

100

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

1.567.820.000 1.496.760.000 95,468

Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketentraman dan Ketertiban Umum

Poin

62

72

123,7

Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

4.434.645.400 4.265.437.400 96,184

Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum

153.000.000 153.000.000 100,00

28

Program PenegakanPeraturan Daerah

1.332.632.000 1.077.187.000 80,832

Rata - Rata Capaian Sasaran 111,9 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 92,339 19,5114

4.1.2 Meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Kewaspadaan Nasional

Konflik Kasus Kebangsaan dan Kewaspadaan Nasional

Kasus 0 0 100 Program Pembinaan ketahanan seni, budaya, kerukunan hidup umat beragama, kemasyarakatan dan ekonomi

Program Menunjang 2 sasaran berbeda, realisasi sudah diinput di sasaran 1.12

Program Pembinaan Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Kewaspadaan Nasional

2.981.722.000 2.948.805.800 98,896

Program Pendidikan Politik Masyarakat

67.840.000 66.835.000 98,519

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 98,707 1,29268

4.1.3

Meningkatnya Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana

Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan WMK Kelurahan yang memiliki forum Siaga Bencana

Persen

75

75

100

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

10.720.862.000 10.715.391.800 99,95

Program Pemberdayaan Masyarakat dan Sarana Prasarana Pemadam Kebakaran

1.611.208.200 1.582.926.600 98,24

29

Jumlah Kelurahan yang Memiliki Forum Siaga Bencana

Kelurahan

22

22

100

Program Pendataan dan penyebarluasan Informasi Bencana

268.800.000 169.880.000 63,20

Program Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Bencana

218.680.000 203.322.000 92,98

Program Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana

1.315.707.000 1.256.076.800 95,47

Rata - Rata Capaian Sasaran 100 Rata-rata Capaian Realisasi Program Anggaran 89,97 10,02

Total Jumlah Anggaran dengan program yang mendukung langsung Sasaran Strategis

1.628.723.828.116

1.382.771.766.354

84,90

Program Pendukung Penyelenggaraan Urusan

Merupakan program yang tidak mendukung sasarqn secara langsung pada umumnya program yang ada pada Kesekretariatan setiap Perangkat Daerah penyelengaran urusan

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

426.459.934.158

400.623.332.748

93,94

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Program Pendukung Penyelenggaraan Urusan Pendidikan (Sekolah)

1 Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) APBN

Jumlah Total Anggaran 2055183762274 1783395099102 86,78

1

Lampiran 3 Daftar Inovasi di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon :

NO PROGRAM INOVASI PERANGKAT DAERAH

1 Kontes Curhat (Konseling tentang segala hal media offline/online), dalam rangka memfasilitasi konseling masyarakat Kota Cirebon yang bertujuan untuk meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

2 Kula Eksis (Kelompok warga peduli ekonomi disabilitas)

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

3 Dipandu Sobat (Digital Pemantauan dan Pengaduan Masalah Sosial secara Akurat)

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

4 Cirebon Ngaber (Ngalap Berkah) Penanganan masalah sosial secara Lomprehensif dan Terintegrasi

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

5 Panjer Pahala (Pengantaran dan Penjemputan Anak Hebat tercinta dan difabel)

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

6 Pentas Purnama (Pementasan Budaya dan Seni pada setiap Bulan Purnama Untuk Meningkatkan MInat Wisata )

Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan pariwisata

7 ATCS (Area Trafic Control System) (Sistem Kendali Lalu Lintas Kendaraan

dengan menyelaraskan waktu Lampu Merah )

Dinas Perhubungan

8 Smart Pju (Sistem digitalisasi penerangan lampu

jalan, dimana setiap ON atau Lampu Off dapat terdata secara digital by real time)

Dinas Perhubungan

9 SAMPEAN (Sistem digitalisasi Pengelolaan dan

Pengawasan Kehadiran PNS di Lingkungan Pemda Kota Cirebon)

Badan kepegawaian Pendidikan Pelatihan Daerah

2

10 Cirebon 112 (Command Center dan Layanan

Kedaruratan yang mengintegrasikan berbagai layanan kedaruratan, kesehatan,trantibum, kebakakaran dalam satu jalur layanan cepat)

Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik

11 E-Library (Perpustakaan Digital sebagai

penunjang perpustakaan konvensional)

Dinas Perpustakaan dan kearsipan

12 e-LAKIP (Digitalisasi sistem pelaporan

akuntabilitas kinerja)

Sekretariat Daerah Kota Cirebon

13 Simasrekaman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

14 Kelakon Pitulas Percetakan KTP-el bagi penduduk yang baru berusia 17 tahun, dengan syarat penduduk tersebut sudah merekam biometric sebelum berumur 17 tahun

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

15 Kelakon Ning RW Pelayanan jemput bola perekaman biometric ke RW

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

16 Kelakon Buntel Pelayanan terintegritas surat pindah atau pindah datang dengan Kartu keluarga dan KTP-el

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

17 Kelakon Ditonggoni Pelayanan pencetakan KTP-el yang diselesaikan dalam waktu 3 – 5 menit

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

18 Kelakon Ning Kampus pelayanan perekaman biometric dan pencetakan KTP-el silakukan di lingkungan kampus

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

19 Kelakon Ning Bocah Pelayanan Kartu Identitas Anak melalui lembaga pendidikan formal dan informal untuk anak usia 0 – 17 tahun

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

3

20 Brojol Aja Klalen Pendaftaran akta kelahiran secara online

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

21 UIS TAMAT (uang Insentive Akta Kematian) Insentive atau uang transport sebesar Rp. 50.000,00 yang diberikan kepada pengurus RT/RW yang melaporkan kematian warganya

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

22 Kemat Kakek (Akta Kematian Kartu keluarga dan KTP-el) pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang kematian

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

23 2 in 1 Akta Kelahiran Pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang mendaftarkan Akta kelahiran

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

24 Simadu Kakeku (Sistem Terpadu Akta Perkawinan, KTP-el , dan kartu keluarga) pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang mendaftarkan Akta Perkawinan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

25 Padu Enake (Pelayanan Terpadu e-KTP, Kartu keluarga dan Akta Perceraian) pelayanan terintegrasi bagi setiap warga yang mendaftarkan Akta Perceraian

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

25 Pelayanan Keliling di RW Pelayanan Jemput Bola pencatatan Akta Kelahiran

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Lampiran 4 Prestasi dan Penghargaan Kota Cirebon

NO BIDANG TINGKAT KETERANGAN

1. Kepemudaan dan Olahraga

1. Internasional

2. Provinsi

1. Juara II Cabang Olahraga Bilyard di Seagames Filipina 2019 diraih oleh Nony Krystianti Andilah

2. Juara II Cabang Olahraga Hoki Under Water di Seagames Filipina 2019 diraih oleh Ryan Antoni

1. Juara I Bola Basket Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

2. Juara I Bola Basket Beregu Putra POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

3. Juara III Bola Voli Indoor Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

4. Juara III Bola Voli Indoor Beregu Putra POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

5. Juara III Tenis Meja Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

6. Juara III Tenis Beregu Putri POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

7. Juara I Pencak Silat POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

8. Juara II Pencak Silat POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

2

9. Juara III Pencak Silat POPWILDA Jawa Barat Tahun 2019 (Kab. Sumedang)

2. Pendidikan 1. Nasional

Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Nasional

1. Raphael Eagan Angkawijaya Juara III Lomba Matematika dari SD BPK Penabur

2. Vincent Kristian Waluyo Juara I Lomba Matematika dari SD Kristen Plus

3. Kriestian Valerio Sugianto Juara II Lomba IPA dari SMP Santa Maria

4. Rayhan Satrio Adi Juara III Lomba IPA dari SMP Islam Al-Azhar 5

3. Kesehatan 1. Nasional

1. Penghargaan Swasti Saba Wistara Kota Sehat dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

2. Penghargaan Indo HCF Inovation Award III Katagori SPGDT Tingkat Nasional "Gold Award PSC 119 Kota Cirebon Sregep" dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

3. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kepada Puskesmas Kejaksan sebagai Puskesmas Ramah Anak Tingkat Nasional

4. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada Klinik Sutomo sebagai Fasilitas

3

2. Provinsi

Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna

5. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada Puskesmas Jagasatru sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna

6. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada Puskesmas Kalitanjung sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna

7. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan kepada Rumah Sakit Daerah Gunung Jati sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Terakreditasi Paripurna

1. Penghargaan Gubernur Jawa Barat diberikan kepada Klinik Sutomo sebagai Berprestasi Terbaik 2 (dua) Tingkat Jawa Barat

2. Penghargaan Gubernur Jawa Barat diberikan kepada Puskesmas Kalitanjung sebagai Puskesmas Ramah Anak Tingkat Provinsi Jawa Barat

4

3. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Bidan Teladan Juara I Tingkat Provinsi Jawa Barat diberikan kepada Kokom Komalasari, AM.Keb. Puskesmas Kesambi

4. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Perawat Teladan Juara 3 Tingkat Jabar diberikan kepada Kurniasih, S.kep. Ners. Puskesmas Jagasatru

4. Komunikasi, Informatika dan Statistik

1. Nasional 1. Penghargaan Mitra Relawan TIK Indonesia diberikan kepada Kota Cirebon

5. Perhubungan 1. Nasional 1. Piala Wahana Tata Nugraha Tahun 2019 diberikan kepada Kota Cirebon

6. Perdagangan 1. Nasional

1. Penghargaan Natamukti dari International Council for Small Business Indonesia City Awards 2019 diberikan kepada Pemerintah Daerah Kota Cirebon

2. Penghargaan ICSB Indonesia Presidential Award Tahun 2019 Kategori Policy Maker diberikan kepada Kota Cirebon

3. Penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia kepada Kota Cirebon sebagai Fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi 8 juta Grebeg Pasar UMKM Go Online

5

2. Provinsi

1. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Koperasi Sehati Sejahtera sebagai Penerima Penghargaan dalam Rangka Jawa Barat CoorPerative Award Kategori Berkualitas Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

1. Nasional 2. Provinsi

1. Penghargaan Kota Layak Anak kategori Madya Tahun 2019 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia diberikan kepada Pemerintah Daerah Kota Cirebon

1. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon sebagai Penyedia Sarana dan Prasarana Responsif Gender Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

2. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Supermarket Yogya Junction Kota Cirebon sebagai Ruang Laktasi Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

8. Administrasi Pemerintahan

1. Nasional

1. Penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Pemerintah Kota Cirebon atas prestasinya dalam Akuntabilitas Kinerja

6

2. Provinsi

dengan Predikat Nilai “B” (Baik) Tahun 2019

2. Penghargaan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia kepada Pemerintah Kota Cirebon sebagai Kota Cukup Peduli Hak Asasi Manusia pada Tahun 2018

3. Penghargaan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia kepada Pemerintah Kota Cirebon sebagai Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Yang Telah Terintegrasi Dengan Sistem JDIHN (jdihn.go.id)

4. Penghargaan dari LKKP di Berikan kepada Kota Cirebon Kategori UKPBJ sebagai Pusat Keuanggulan (Center of Exellence) Pengadaa Barang/Jasa

5. Juara II Skill Competition 2019 Petugas Pemadam Kebakaran dalam Kesiapsiagaan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

1. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Kota Cirebon sebagai Anggota Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Layanan Prima Tahun 2019

9. Keuangan 1. Nasional 1. Penghargaan dari Kementerian Keuangan

7

atas Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Peraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2018

10. Lingkungan Hidup 1. Nasional

2. Provinsi

1. Piagam Penghargaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada RW 07 Pulo Baru Selatan Kota Cirebon sebagai Lokasi Kampung Iklim Kategori Utama Tahun 2019

1. Penghargaan Program Kampung Iklim dengan Kategori Pratama Tahun 2019 diberikan kepada RW.17 Ciremai Kelurahan Kecapi Kota Cirebon

2. Penghargaan Program Kampung Iklim dengan Kategori Madya Tahun 2019 diberikan kepada RW. 03 Langensari Lama Kelurahan Pekiringan, RW 10 Gumelar Asih Kelurahan Kecapi, RW 10 Sidamulya Utama Kelurahan Pekiringan, RW 12 Mulyah Endag Kelurahan Karyamulya, RW 02 Krucuk Kelurahan Kesenden dan RW 15 Karangmukti Kelurahan Larangan

11. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

1. Provinsi 1. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Terbaik II (dua) Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan/Penataan Kawasan Kumuh Terbaik Tahun 2019

8

12. Kebudayaan 1. Provinsi 1. Piagam Penghargaan dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat kepada “Amarulloh Zaky Abdillah” sebagai Finalis Mojang Jajaka Provinsi Jawa Barat 2019

13. Ketenagakerjaan 1. Provinsi 1. Penghargaan dalam Penganugerahan Mediator Hubungan Industrial an. Jaja Sujana, S. Ap, M.Si sebagai Mediator Terbaik dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

14. Kepegawaian 1. Provinsi 1. Juara II atas nama Fie Hasby Maulana, SE sebagai Pegawai Negeri Sipil Berprestasi yang Memiliki Inovasi atau Program/Karya Cipta Kategori Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

15. Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan

1. Provinsi 1. Juara Harapan I Pagelaran Aneka Seni Pertunjukan Tingkat Provinsi Jawa Barat pada Lomba Kreatifitas Anak dalam Pemanfaatan Waktu Luang Tahun 2019

16. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1. Provinsi 1. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Kota Cirebon sebagai Pembina Posyandu Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

9

2. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat kepada Posyandu Dahlia 2 (dua) Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon sebagai Juara III (tiga) Posyandu Terbaik Kategori Kota Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

3. Juara II Lomba Cipta Menu/ Festival Pangan Lokal B2SA Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 diraih oleh Tim Penggerak PKK Kota Cirebon