Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu...

15
1 Drama Remaja Dalam Gua Oleh: Dahlan Iskan Ini seperti kisah-kisah petualangan remaja ala Enid Blyton. Sejumlah anak remaja masuk gua. Terjebak di dalamnya. Berhari-hari. Orang tua mereka cemas. Pahlawan tidak segera datang. Tapi ini sungguhan. 12 remaja beneran ini sudah dua minggu terjebak dalam gua beneran. Terperangkap. Minggu kemarin lebih 1.000 wartawan beneran berkumpul di depan gua. Sejak beberapa hari sebelumnya. Tagihan tilpon saya pasti membengkak. Kisah ini terlalu dramatik untuk dilewatkan. Saya harus menuliskannya. Dari jarak jauh. Dari Samarinda. Drama ini bermula tanggal 23 Juni lalu. Hari Sabtu. Saat Korea Selatan melawan Mexico. Di babak penyisihan Piala Dunia Russia. Saat itu satu tim sepakbola remaja di pedalaman Thailand giat berlatih. Kampung mereka di pegunungan. Sulit dijangkau. Di perbatasan antara Thailand dan Myanmar. Dekat kampung mereka ada gua terkenal: Tham Luang. Panjangnya 10 km. Bercabang. Berbelok. Mulut guanya kecil. Di dalamnya melebar-menyempit. Dasar guanya naik-turun. Pelatih 12 anak itu lagi absen. Hari itu tim diasuh asisten pelatih berumur 25 tahun: Ekapol. Nama panjangnya sulit dieja: Ekapol Chanthawong. Sebelum sesi latihan Ekapol mengajak anak asuhnya rekreasi sambil bertualang: masuk gua. Ini penting. Untuk pembentukan kekuatan mental pemain sepakbola. Salah seorang remaja itu, Pheeraphat, dipesani khusus oleh orangtuanya: habis latihan agar cepat pulang. Malam itu adalah malam ulangtahunnya yang penting: sweet seventeen. Umurnya 16 tahun. Tapi dihitung 17 untuk tahun Thailand. Yang punya kalender sendiri.

Transcript of Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu...

Page 1: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

1

Drama Remaja Dalam Gua

Oleh: Dahlan Iskan

Ini seperti kisah-kisah petualangan remaja ala Enid Blyton. Sejumlah anak remaja masuk

gua. Terjebak di dalamnya. Berhari-hari. Orang tua mereka cemas. Pahlawan tidak

segera datang.

Tapi ini sungguhan. 12 remaja beneran ini sudah dua minggu terjebak dalam gua beneran.

Terperangkap.

Minggu kemarin lebih 1.000 wartawan beneran berkumpul di depan gua. Sejak beberapa

hari sebelumnya. Tagihan tilpon saya pasti membengkak. Kisah ini terlalu dramatik untuk

dilewatkan. Saya harus menuliskannya. Dari jarak jauh. Dari Samarinda.

Drama ini bermula tanggal 23 Juni lalu. Hari Sabtu. Saat Korea Selatan melawan Mexico.

Di babak penyisihan Piala Dunia Russia.

Saat itu satu tim sepakbola remaja di pedalaman Thailand giat berlatih. Kampung mereka

di pegunungan. Sulit dijangkau. Di perbatasan antara Thailand dan Myanmar. Dekat

kampung mereka ada gua terkenal: Tham Luang.

Panjangnya 10 km. Bercabang. Berbelok. Mulut guanya kecil. Di dalamnya

melebar-menyempit. Dasar guanya naik-turun.

Pelatih 12 anak itu lagi absen. Hari itu tim diasuh asisten pelatih berumur 25 tahun:

Ekapol. Nama panjangnya sulit dieja: Ekapol Chanthawong.

Sebelum sesi latihan Ekapol mengajak anak asuhnya rekreasi sambil bertualang: masuk

gua. Ini penting. Untuk pembentukan kekuatan mental pemain sepakbola.

Salah seorang remaja itu, Pheeraphat, dipesani khusus oleh orangtuanya: habis latihan

agar cepat pulang. Malam itu adalah malam ulangtahunnya yang penting: sweet seventeen.

Umurnya 16 tahun. Tapi dihitung 17 untuk tahun Thailand. Yang punya kalender sendiri.

Page 2: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

2

Orang tua Pheeraphat sudah masak-masak. Dan beli kue ultah. Juga sudah mengundang

kerabat.

Tapi sampai matahari tenggelam Pheeraphat belum pulang. Tamu mulai berdatangan.

Kepanikan mulai muncul. Ditelepon tidak ada nada sambung.

Sesama orang tua saling terhubung. Sama-sama bingung. Sama-sama gagal kontak.

Satu-satunya anggota tim yang bisa tersambung mengecewakan: hari itu ia tidak ikut

latihan.

Pelatih utama tim sepakbola desa itu ikut panik. Tapi juga gagal mengontak

asistennya. ”Sejak pagi saya sudah berpesan padanya agar hati-hati. Agar naik

sepedanya di posisi paling belakang. Untuk bisa mengawasi anak asuh,” ujar sang pelatih

pada para orang tua.

Sampai tengah malam tidak ada kabar. Usia anak-anak itu antara 11 sampai 16 tahun.

Kepanikan kian tinggi. Hujan deras tidak henti-hentinya. Pegunungan itu kian mencekam.

Bulan Juli-Agustus adalah musim moonson. Kita, di negara tropis, hanya mengenal musim

kemarau dan musim hujan. Dunia belahan utara dan selatan hanya mengenal empat musim:

dingin, semi, panas, gugur.

Tapi di belahan dunia tertentu mengenal musim moonson: India, Pakistan, Bangladesh,

Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Tiongkok bagian selatan. Yakni di wilayah antara

dua musim dan empat musim.

Di musim moonson seperti ini hujan, badai, banjir dan taifun hampir terjadi setiap hari.

Simaklah berita tv. Selalu ada banjir besar di negara-negara itu.

Musim moonson adalah musim yang paling tidak enak di wilayah-wilayah tersebut.

Kebalikan dari kenyamanan di Sumba. Bukan saja terlalu basah. Tapi udaranya juga

sangat humid. Sumuk. Kemringet. Hen men. Swety. Jangan ke Thailand dan sekitarnya di

musim seperti ini. Ke Sumba saja.

Sampai sekian hari itu tidak ada yang tahu kalau anak mereka sebenarnya terjebak di

dalam gua. Tidak ada yang mendengar rencana ke gua. Tidak ada yang menyangka anak

mereka diajak ke gua di musim moonson.

Keesokan harinya keberadaan mereka masih gaib. Hujan masih tercurah dari langit yang

hitam. Hari-hari berikutnya tetap gaib. Satu negara ikut heboh. Mistis ikut mewarnai.

Akhirnya ada yang menemukan sepeda mereka. Di mulut gua. Yang tergenang air.

Page 3: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

3

Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP)

Hampir dipastikan 12 remaja dan satu asisten pelatih itu ada di dalam gua. Kalau begitu

masihkah mereka hidup? Bagaimana cara memasuki gua yang mulutnya tertutup air?

Apakah mereka punya makanan? Seberapa jauh mereka memasuki gua?

Diskusi publik pun beralih: dari di mana mereka ke bagaimana cara menolong mereka.

Tiap hari berita di Thailand didominasi drama gua ini. Seperti tidak ada piala dunia di

sana. Tim Prancis, tim Inggris kalah populer dengan tim sepakbola desa pegunungan ini.

Ketika drama ini menjadi berita internasional tim penyelamat dunia turun tangan.

Memperkuat tim penyelamat bentukan pemerintah. Anggota tim umumnya para penyelam.

Dari angkatan laut. Dan profesional.

Penyelamat dari berbagai negara tertantang. Mereka berdatangan. Menawarkan

pertolongan. Terkumpul tim penyelamat dari sembilan negara: Tiongkok, Australia,

Inggris, Russia, Amerika dan sebagainya. Bahkan bos besar Tesla ikut turun tangan: Elon

Musk. Ia menawarkan alat pendeteksi. Bagaimana keadaan alam di dalam gua. Juga

menawarkan mega baterai.

Hari silih berganti. Jalan keluar tidak segera ditemukan. Publik gemes. Orang tua

mereka pada lemes.

Akhirnya didatangkan pompa raksasa. Untuk menguras air di mulut gua.

Pompa bekerja 24 jam sehari. Air yang dipompa keluar sudah mencapai 128 juta liter.

Mulut gua tidak juga terbuka. Hujan moonson tidak kunjung berhenti.

Maka muncul ide melakukan pertolongan dalam bentuk lain: mengebor gunung di atas gua

itu. Tujuannya: agar ada udara masuk. Siapa tahu mereka kekurangan oksigen. Yang akan

membuat mereka mati lemas.

Page 4: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

4

Satu tim pendahuluan mencari lokasi pengeboran. Mereka menaiki terjalnya gunung.

Kendaraan mereka tergelincir. Masuk jurang. Semua mengalami cedera. Meski tidak ada

yang tewas.

Pada hari kesepuluh datang pahlawan baru: dua penyelam penyelamat dari Inggris. Nama

mereka: Richard Stanton dan John Volanthen. Umur 50 dan 40 tahun. Yang satu petugas

pemadam kebakaran. Satunya lagi teknisi internet. Tapi keduanya kompak: lebih

menyukai petualangan dan penyelamatan.

Keduanya menjauh dari wartawan. Ketika banyak yang ingin populer, keduanya tidak mau

diwawancara. ”Saya ke sini untuk berbuat. Bukan untuk bicara,” katanya singkat.

Lalu menyelam.

Memasuki mulut gua.

Lenyap ke dalam kegelapan.

Berhasil! Keduanya menemukan 12 remaja itu. Dan asisten pelatih mereka.

Setim sepakbola ditemukan selamat setelah terperangkap 9 hari di dalam goa (Image via EPA)

Mereka itu terjebak di rongga ketiga di dalam gua itu. Duduk-duduk di atas tanah yang

agak tinggi. Dikelilingi genangan air. Luas tanah gundukan itu hanya sekitar 10m2. Sangat

sempit. Gelap. Pengap.

Mereka masih hidup. Semua. Masih tidak kelihatan lemah. Atau frustrasi. Atau panik.

Padahal sembilan hari sudah. Terjebak di dalam gua. Tanpa tahu apakah akan ada jalan

keluarnya.

Page 5: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

5

Dua orang itu membawa makanan. Juga membawa harapan. Keberadaan mereka direkam.

Masing-masing menyampaikan pesan kepada orang tua. Dalam bentuk rekaman video.

Mereka juga diminta menulis surat. Untuk masing-masing keluarga. Tapi umumnya hanya

menulis pendek. Mengabarkan keadaan mereka baik-baik saja.

Sang asisten pelatih menulis agak panjang: berjanji akan terus bersama anak asuhnya,

memperhatikan mereka dan yang utama meminta maaf pada semua orang tua mereka.

Semua itu dibawa ke luar gua. Kegembiraan lantas melanda seluruh negara. Hujat dan

caci berganti puja dan puji.

Tulisan tangan dari dalam gua. Baris pertama dari

Chanin “Tun” Wiboonrungrueng, 11, menulis: “Ayah,

ibu, jangan kuatir aku baik-baik saja. Bilang ke

Yord, siap-siap bawakan ayam goreng untuk

kumakan.” Baris selanjutnya Ekapol, sang pelatih,

menulis: “Untuk semua orangtua, anak-anak

sekarang baik-baik saja, Aku berjanji aku akan

menjaga mereka sebaik mungkin. Aku juga

berterima kasih atas semua support. Aku juga

minta maaf ke semua orang tua.” Baris ketiga,

Ekapol menulis pesan pada bibi dan neneknya

untuk memasak makanan kesukaannya, jadi kalau

dia keluar dia bisa memakannya. (Image source:

Thai Navy Facebook)

Publik sepakat: mental anak-anak mereka kuat

berkat asisten pelatih itu. Asisten itulah yang

terus mengajarkan optimisme pada anak asuhnya. Mengajarkan sabar. Mengajarkan doa.

Mengajarkan tenggang rasa. Membagi makanan yang ada sehemat-hematnya. Secara

merata. Agar tidak ada yang rebutan makanan. Atau yang kuat dapat makanan lebih

banyak.

Makanan itu sangat terbatas. Hanya yang dibeli untuk mengulangtahuni teman mereka:

Pheeraphat. Sebelum masuk gua sang asisten membeli makanan kecil untuk ulang tahun

itu.

Asisten pelatih ini memang bukan pemuda biasa. Ia ditinggalkan mati ayahnya. Saat

umurnya baru 10 tahun. Lalu memutuskan untuk mengabdi di jalan Tuhan: sekolah bikhu

Budha. Lalu tumbuh menjadi bikhu remaja.

Page 6: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

6

Tapi ibunya sakit keras. Ia harus merawat ibunya. Ia pamit meninggalkan pagoda. Untuk

sembahyang yang sebenarnya: melayani ibunya. Sampai ibunya meninggal dunia.

Lalu jadi pembina remaja di kampungnya.

Publik percaya di dalam gua itu sang asisten terus menguatkan anak-anaknya.

Tim penyelamat Inggris itu justru melihat sang asistenlah yang fisiknya lemah. Diduga ia

yang paling sedikit mengambil jatah makannya. Selama sembilan hari itu sang asisten

lebih banyak puasa.

Fakta baru kemudian ditemukan. Cadangan oksigen ternyata sangat tipis.

Seorang mantan penyelam angkatan laut Thailand jibaku. Akan masuk ke mulut gua itu.

Pemerintah mengijinkan. Atas dasar reputasi orang ini.

Nama: Saman Kunan.

Umur: 38 tahun.

Prestasi: Juara 4 kali lomba petualang. Selalu ikut kejuaraan petualangan. Peraih tropi

menyeberangi sungai Kwai.

Dengan oksigen cukup Saman memasuki air di mulut gua. Membawa banyak oksigen untuk

para remaja itu.

Satu hari ditunggu. Tidak ada kabar dari Saman. Ternyata Saman meninggal. Kehabisan

oksigen. Drama pun bertambah seru. Satu pahlawan telah ikut jadi bintang.

Minggu kemarin ribuan orang berkumpul di depan gua. Wartawannya saja lebih seribu

orang. Sudah dua hari ini tidak ada hujan. Hanya mendung menggelayut seperti

tersangkut jaring superman.

Kemarin adalah hari terbaik untuk penyelamatan akhir. Kalau tidak, mendung itu akan

runtuh. Musim moonson belum lewat. Air dalam gua bisa-bisa naik lagi. Mengancam

daratan kecil yang dihuni para remaja itu.

Page 7: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

7

”Mereka berada 1,5 km dari mulut gua,” ujar penyelam Inggris itu. ”Saya harus menyelam

di air sekitar separo dari jarak itu,” tambahnya.

Akankah hari Minggu kemarin menjadi hari kemerdekaan mereka? Kita tunggu beritanya

sekarang ini. Saat Anda menjadi pembaca pertama Disway.id Senin subuh ini. (dis)

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44761514

Gua Thailand:

Seluruh korban terperangkap sudah diselamatkan

10 Juli 2018

Terjebak 17 hari, tim sepak bola remaja Thailand sukses dikeluarkan dari gua

Dua belas anak dan remaja klub bola bersama seorang pelatihnya sudah berhasil

diselamatkan dari dalam gua yang dilanda banjir, seperti dikukuhkan Angkatan Laut

Thailand.

Operasi yang berbahaya untuk membawa empat orang yang terakhir dari dalam gua,

Selasa (10/07), sudah berakhir.

Pernyataan Angkatan Laut Thailand menegaskan semuanya berada dalam keadaan aman.

Gua Thailand: Terperangkap dalam gelap bisa berdampak pada kesehatan para remaja

Empat dari 12 anak yang terperangkap dua pekan di gua di Thailand berhasil dikeluarkan

Sebanyak 19 penyelam masuk ke gua tersebut dalam misi berbahaya untuk

menyelamatkan lima orang terakhir yang masih terperangkap banjir.

Kelompok tim sepak bola itu terperangkap di dalam gua pada 23 Juni lalu karena hujan

lebat yang menyebabkan banjir di jaringan gua Tham Luang dan sempat tidak ada kabar

sama sekali sampai ditemukan oleh para penyelam sembilan hari kemudian.

Page 8: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

8

Hak atas fotoAFPImage captionUpaya penyelamatan sudah menyebabkan jatuhnya seorang penyelam

meninggal dunia.

Sebelumnya, delapan remaja yang berhasil dikeluarkan dari dalam gua di Thailand dalam

operasi penyelamatan pada Minggu (08/07) dan Senin (09/07) berada dalam kondisi sehat,

baik fisik maupun mental.

Mereka langsung dibawa dengan menggunakan helikopter ke sebuah rumah sakit di dekat

Chiang Rai begitu muncul di mulut gua.

Para remaja Thailand yang terperangkap di gua berpesan ke orang tua ‘jangan khawatir’

Seorang penyelam tewas saat operasi SAR atas kelompok remaja Thailand di gua

"Kedelapan remaja itu semuanya sehat, tidak demam… Semuanya dalam kondisi mental

yang baik," sebut Jesada Chokedamrongsuk, sekretaris Kementerian Kesehatan

Masyarakat Thailand dalam jumpa pers, Selasa (10/7).

Meski demikian, sambungnya, para petugas medis tetap bersikap waspada sembari

menunggu hasil tes. Apalagi, dua di antara delapan remaja dicurigai mengalami infeksi

paru-paru.

Hak atas fotoEPAImage captionMulut Gua Tham Luang di Thailand menjadi pintu masuk ke lokasi

terperangkapnya 12 remaja bersama pelatih mereka.

Sejak dikeluarkan dari dalam gua, kedelapan remaja yang dikeluarkan dari gua telah

menjalani pemindaian sinar-X dan pemeriksaan darah.

Kesehatan mereka akan terus dipantau di rumah sakit selama sedikitnya tujuh hari.

Page 9: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

9

Hak atas fotoAFPImage captionAnak-anak yang dievakuasi pada Senin (09/07) dilaporkan

dalam kondisi kesehatan cukup baik.

Tim penyelamat pada hari Senin (09/07) berhasil membawa keluar empat anak dari dalam

gua tempat mereka terperangkap bersama pelatih sepak bola mereka dalam dua pekan

terakhir.

Sehari sebelumnya, tim SAR berhasil membawa keluar empat anak, sehingga jumlah

keseluruhan yang dibawa keluar dari gua adalah delapan anak.

Jumlah anak yang terperangkap di gua sejak Juni lalu adalah 12 orang.

Hak atas fotoREUTERS

Kompleks gua Tham Luang tempat para remaja itu terperangkap sejak 23 Juni lalu ibarat

sistem labirin dengan celah beragam ukuran.

Ketinggian beberapa celah melebihi 10 meter, sedangkan celah lainnya begitu sempit dan

direndam air.

Hal ini menimbulkan potensi bahaya bagi regu penyelamat. Dan kematian seorang mantan

penyelam Angkatan Laut Thailand, yang merupakan bagian dari tim pemasok suplai tabung

udara kepada para remaja, menjadi bukti bahaya tersebut.

Page 10: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

10

Bagaimana mereka akan lolos?

Para penyelam yang dilengkapi peralatan pernapasan khusus bertemu dengan para remaja

setelah melewati serangkaian celah sempit terendam air. Remaja-remaja tersebut akan

dibawa ke luar lewat jalur yang sama.

Pemerintah Thailand sudah punya skema yang jelas untuk melakoni operasi ini.

Dua penyelam akan mendampingi setiap remaja dan memandu mereka di tengah

kegelapan menggunakan tali.

Di celah sempit, para penyelam harus

mencopot tabung udara mereka dan

menyelinapkan remaja-remaja itu beserta

semua tabung.

Setiap remaja diberikan masker

wajah—yang pemakaiannya lebih mudah

bagi penyelam pemula.

Page 11: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

11

Hak atas fotoAFPImage captionMasker wajah mudah digunakan penyelam pemuda.

Operasi menyelam dianggap beberapa kalangan sebagai opsi yang amat berbahaya.

Namun, sejumlah pakar menyelam Inggris mengatakan prioritasnya adalah mengeluarkan

para remaja sebelum hujan menimbulkan banjir dan membawa puing-puing ke dalam

lorong-lorong gua.

Martin Grass, ketua Kelompok Menyelam di Gua, menduga para penyelam kemungkinan

menginstruksikan ke-12 remaja dan pelatih mereka untuk tidak menahan napas, memakai

sepatu katak secara perlahan, dan bernapas dengan rileks.

Keberadaan dua penyelam yang mendampingi setiap remaja, menurut Grass, penting

"untuk memastikan mereka tidak panik".

Setiap remaja juga dipasangi alat tandem ke salah satu penyelam sehingga tidak ada risiko

mereka menghilang di air yang keruh.

"Bisa jadi bonus bahwa para remaja itu masih muda. Sebab ketika seseorang masih muda,

mereka cenderung merasa jagoan dan melihatnya sebagai sebuah petualangan," ujar

Grass.

Hak atas fotoEPAImage captionPara penyelam bertugas mengawal para remaja melalui berbagai celah sempit

yang terendam air. Regu penyelamat menyelam sembari membawa tabung udara di bagian sisi saat menuju

Page 12: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

12

lokasi para remaja di dalam gua.

Para remaja itu bisa menghabiskan 10 hingga 15 menit di dalam air, tergantung dari

seberapa banyak celah yang terendam air.

Namun perjalanan kembali ke mulut gua, yang mengharuskan mereka berjalan dan

merunduk melintasi celah sempit, bisa memakan waktu agak lama.

Bagi regu penyelamat, diperlukan waktu 11 jam bolak-balik sejak masuk ke dalam gua dan

kembali ke luar.

Sebagai langkah persiapan, para penyelam sudah menempatkan ratusan tabung udara di

dalam gua untuk digunakan regu penyelamat dan para remaja.

Hak atas fotoGETTY IMAGES

Menunggu dan memompa

Selagi operasi penyelamatan berlangsung, mesin pompa terus bekerja guna mengurangi

banjir di dalam gua, sebut Gubernur Provinsi Chiang Rai, Narongsak Osottanakorn.

Menurutnya, taraf air di dalam gua kini mencapai taraf terendah.

Akan tetapi, seberapapun banyaknya air yang dipompa ke luar, air masih bisa masuk ke

dalam gua melalui celah-celah dan aliran air pegunungan.

Karena itu, Narongsak mengatakan misi penyelamatan ini "berpacu dengan air".

"Kekhawatiran terbesar kami adalah cuaca. Kami sedang menghitung berapa banyak waktu

yang tersisa jika hujan, berapa jam dan hari," ujarnya kepada wartawan.

Page 13: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

13

Mengebor

Aparat Thailand sudah mencoba mengebor dinding gua untuk membantu mengeringkan air

di dalam—namun batuan yang tebal menghalangi upaya itu.

Ada juga usulan bahwa mengebor bisa menjadi cara untuk mengeluarkan para remaja itu

sehingga mereka bisa diangkat ke luar.

Akan tetapi, untuk memulai proses itu, jalan

baru harus dibangun di atas gua untuk

memberi ruang bagi alat berat menembus batu.

Selain itu, survei mendalam di kawasan itu

diperlukan guna menentukan tempat yang

tepat untuk mencapai para remaja dan pelatih

mereka.

Apa bahaya di dalam gua?

Para remaja, yang berusia antara 11 hingga 17

tahun, beserta pelatih mereka yang berumur 25

tahun selama ini berkumpul di suatu landasan

batu yang dikelilingi air.

Suasana sekitar sangat basah sehingga

mereka harus menjaga kondisi tubuh tetap

hangat dan kering agar terhindar dari risiko

hipotermia.

Page 14: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

14

Kekhawatiran selanjutnya adalah taraf oksigen di ruangan tempat mereka terperangkap.

Para pejabat mengatakan pada suatu masa taraf oksigen di sana merosot 15%. Padahal,

biasanya taraf oksigen 21%.

Agar mereka bisa tetap menghirup udara, para penyelam memasok sekitar 100 tabung

udara ke dalam gua.

Hak atas fotoAFPImage captionPenyelam gua Inggris, Robert Charles Harper, terlihat mencoba untuk

membuat jalan masuk di bukit.

Salah seorang penyelam, PO Saman, mengalami kesulitan dalam mengangkut

tabung-tabung udara ini dan dia sendiri kesulitan bernapas. Pria itu akhirnya hilang

kesadaran di dalam gua dan meninggal dunia.

Bantuan apa yang mereka terima?

Ke-12 remaja dan pelatih mereka telah mendapat makanan, air bersih, dan obat-obatan

(terutama parasetamol) pada Selasa (3/7). Asupan lainnya juga diberikan agar mereka tidak

kekurangan gizi.

Laksamana Apagorn Youkonggaew, kepala pasukan khusus Angkatan Laut Thailand,

mengatakan kepada Thailand

bahwa asupan khusus yang

diberikan mencakup "makanan

mudah dicerna, vitamin dan

mineral di bawah pengawasan

dokter".

Hak atas fotoFACEBOOK/EKATOL Image

captionFoto sebagian para remaja bersama

pelatih mereka sebelum terperangkap di gua.

Page 15: Drama Remaja Dalam Gua - gelora45.comgelora45.com/news2/DramaRemajaDalamGua.pdf3 Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP) Hampir dipastikan

15

Beberapa pejabat Thailand mengatakan sebagian besar remaja tersebut tidak mengalami

cedera, namun ada beberapa yang lemah dan menderita luka ringan.

Bagaimana mereka mengatasi tekanan mental?

Para remaja itu memang dibekali senter atau lampu pada ponsel, namun mereka sudah

duduk berjam-jam dalam kegelapan.

Karena itu, begitu tim pencari dan penyelamat menemukan mereka, pencahayaan menjadi

salah satu prioritas. Lainnya adalah mendampingi mereka.

Para penyelam juga menyampaikan surat-surat dari orang tua para remaja agar mental

mereka kuat.

"Mental mereka stabil dan itu cukup bagus sebenarnya," kata Ben Reymenants, penyelam

asal Belgia yang turut dalam operasi penyelamatan kepada kantor berita AFP.

"Untungnya pelatih mereka punya kewarasan untuk menjaga mereka tetap padu,

berpelukan bersama untuk menghemat energi. Pada dasarnya itu yang menyelamatkan

mereka."