Drama

12

Click here to load reader

description

DRAMA

Transcript of Drama

Page 1: Drama

PANGGUNG KOSONG, GELAP. CAHAYA MUNCUL DI LAYAR BELAKANG SEPERTI CAHAYA FAJAR. BUNYI SIRENE TERDENGAR MERAUNG-RAUNG DI KEJAUHAN, DIIKUTI SUARA SIRENE MOBIL KEPOLISIAN YANG TERDENGAR MENDERU-DERU. TERDENGAR SUARA PEMBACA BERITA DI BERBAGAI STASIUN TELEVISI MEMBACAKAN BERITA TENTANG KEMATIAN SEORANG MENTRI.

PEMBACA BERITA : “Nurdin Hidayat, salah seorang menteri kabinet, pagi tadi ditemukan meninggal dunia di kamar sebuah hotel berbintang lima. Tubuhnya berlumuran darah dengan beberapa tusukan di bagian dada dan perut. Kematian Menteri Nurdin dilaporkan sendiri oleh pelakunya, Ayu, kepada pihak kepolisian. Ayu mengaku membunuh Menteri Nurdin dalam keadaan sadar.”

AYU YANG DUDUK DI BALE DI DALAM SELNYA. MATANYA MENATAP KE SATU ARAH, JAUH, PENUH DENGAN KEMARAHAN DAN KEBENCIAN.DI TENGAH BALENYA RAHAYU TAMPAK BERSUJUD, SAMBIL MELETAKKAN KEPALANYA DI BALE, PERLAHAN IA MENGANGKAT TUBUHNNYA, MEMENTANGKAN KEDUA TANGANNYA LALU BERTERIAK SEKUAT TENAGA.

AYU : “Aaaaaaaaaaaaaaaaa…..”

BU KIKI, (SIPIR PENJARA) MASUK. SAMBIL MEMBAWA PENTUNGAN – IA MENATAP AYU DENGAN TATAPAN TANPA EMPATI, MESKI IA TAMPAK BERUSAHA MENAHAN SUARANYA, SUARANYA TETAP TERDENGAR KETUS – CULAS.

BU KIKI : “Hei Hei! Apa-apaan terik-teriak begini?”

AYU MENDADAK STATIS OLEH SUARA KERAS BU KIKI. IA MULAI SADAR IA BARU SAJA MENGALAMI MIMPI BURUK.

BU KIKI : “Penghuni penjara ini bukan cuma kamu Ayu. Mimpi buruk itu biasa. Jadi gak usah teriak-teriak. Membunuh seorang pejabat tinggi mampu, menghadapi mimpi buruk kok seperti orang kesurupan.”

AYU TIDAK MENANGGAPI. TAMPAK LETIH, IA MEREBAHKAN TUBUHNYA, MERINGKUK. AYU MASIH MERINGKUK. BU KIKI MENDEKATI AYU, DUDUK DI SALAH SATU SUDUT DENGAN POSISI MEMBELAKANGI RAHAYU, SAMBIL TETAP MENGAYUNKAN PENTUNGAN

AYU : “Itu pengalaman terpahit sepanjang hidupku Bu Kiki. Aku dititipkan di tengah keluarga itu agar aku aman dan tumbuh sehat. Dan dua lelaki di keluarga terhormat itu, setiap malam menggerangi tubuhku, merenggut kesucianku …. “

BU KIKI : “Pelacur bicara tentang kesucian …..” Hei, Dengar ya !! Aku sudah tiga tahun diangkat jadi Kepala sipir di penjara ini. Jadi aku sudah kenyang dengan cerita-cerita pembelaan-diri seperti itu.

BU KIKI SEJAK TADI SECARA BERLEBIHAN MELECEHKAN AYU. SIKAP AYU TAMPAK BERUBAH. IA DUDUK DENGAN KEPALA MENATAP LURUS KE DEPAN, TAMPAK KUAT.

AYU : “Aku membunuh dua laki-laki itu dalam waktu bersamaan Bu Kiki. Aku membunuh keduanya dengan tanganku sendiri.”

BU KIKI MENATAP AYU TERPANA SEKALIGUS MARAH. MASIH BELUM PUAS DENGAN EJEKAN-EJEKANNYA, IA MENANGGAPI PENGAKUAN AYU DENGAN SIKAP DAN SUARA SEMAKIN BERNAFSU.

Page 2: Drama

BU KIKI : “O…. Dan kamu bangga? Apa yang kamu banggakan Ayu? Menjadi sorotan dimana-mana? Menjadi berita utama di koran-koran . Eh, dengar ya, pelacur . Kamu itu harusnya malu !!!”

AYU TIDAK MENANGGAPI. MATANYA TERUS MENATAP JAUH KE DEPAN, TAJAM, SEPERTI MENATAP KE MASA LALUNYA.BU KIKI MENINGGALKAN SEL. SEORANG POLISI PENJARA MASUK DARI ARAH BELAKANG ARENA MEMBAWA SEBUAH KORAN. AYU TIBA-TIBA MENGUBAH POSISINYA MENJADI TERLENTANG, DAN MENGANGKAT SALAH SATU KAKINYA TINGGI-TINGGI, MEMBUAT BAJU TAHANANNYA TERSINGKAP HINGGA KE PANGKAL PAHA.

PAK FAJRUL : “Turunkan kaki kamu Ayu!”

AYU TIDAK MEMATUHI TEGURAN POLISI PENJARA. DIA MALAH MENGULANGI KELAKUANYA DENGAN MENAIKKAN KAKINYA YANG LAIN. POLISI PENJARA MENJADI MARAH. DIA MENGHAMPIRI AYU , DENGAN MENEGURNYA, KERAS.

PAK FAJRUL : “Hei Jamila! Turunkan kaki kamu itu!”

MERASA SUKSES AYU TERTAWA. IA MEMBALIK TUBUHNYA CEPAT, LALU MENGEJEK POLISI PENJARA.

AYU : “Kenapa? Terangsang? Jangan liat!”PAK FAJRUL : “Dasar Pelacur!” (MENGGERUTU)AYU : “Saya dipenjara di sini bukan karena melacur Pak Polisi, tapi karena membunuh.

Jadi saya pembunuh bukan pelacur.”PAK FAJRUL : “Pansus RUU APP menipu masyarakat baik pihak yang mendukung maupun

pihak yang kontra ……”(Sambil membaca korannya)

AYU GERAM. DIA TAHU POLISI PENJARA MENGGANTI TOPIK YANG DIBACANYA. DIA TAHU ADA BERITA HANGAT TENTANG DIRINYA MAKA POLISI ITU MEMBAWA KORAN KE SANA UNTUK MEMBACAKANNYA PADA AYU. AYU MENDEKATI POLISI PENJARA, MERAMPAS KORAN YANG SEDANG DIBACANYA.AYU MEMBOLAK – BALIK KORAN ITU, LALU KEMBALI MENYERAHKANYA PADA POLISI PENJARA.

AYU : “Hari ini Pengadilan akan memutuskan Hukumanku. Aku yakin hari ini semua Koran dengan bersemangat sedang membicarakannya….. Baca !!”

POLISI PENJARA MEMBACA KORAN SESUAI KEINGINAN JAMILA.

PAK FAJRUL : “Forum Pembela Iman Bangsa atau FPI, besok akan mengerahkan ribuan massanya ke depan Kantor Pengadilan, memastikan sidang Pengadilan menjatuhiAyu hukuman mati.”

AYU : “Forum Pembela Iman Bangsa. Milisi moralis munafik itu …..”

DENGAN GAYA SEORANG PELACUR AYU MENGHAMPIRI POLISI PENJARA, MENANGGAPI DENGAN SINIS BERITA YANG BARU DIDENGARNYA

AYU : “Kalau saja mereka mengerti apa arti moral …. Mereka akan tahu moral seperti apa yang membuat nasibku jadi seperti ini, dan mereka seharusnya mengangkatku menjadi anggota kehormatan.”

IBU KIKI MUNCUL BERSAMA PENGACARA. BU KIKI TAMPAK TIDAK SUKA MELIHAT PERILAKU AYU BERRANGKUL-RANGKULAN DENGAN PETUGAS.

Page 3: Drama

BU KIKI : “Hem, hem …..”

POLISI PENJARA TERKEJUT DAN LANGSUNG BERLALU DENGAN LANGKAH TERBURU-BURU. AYU KEMBALI KE BALENYA, TERSIPU. DI LAIN PIHAK, TERIAKAN BU KIKI MENGHENTIKAN LANGKAHNYA.

BU KIKI : “Mau kemana kamu ?” Tugas kamu menjaga napi. Bukan bercengkerama dengan napi.”

POLISI PENJARA MENINGGALKAN SEL. GUSAR MAUNYA SENDIRI, BU KIKI MENGHAMPIRI AYU, DENGAN SIKAP TETAP TANPA EMPATI.

BU KIKI : “Ayu !! Tuh, aku bawain kamu pengacara. Aku sendiri sih gak percaya sama yang namanya pengacara. Tapi siapa tahu nasib kamu lebih baik.”

AYU TIDAK BEREAKSI, BU KIKI BERGERAK KE ARAH PENGACARA.

BU KIKI : “Pak Erwin ini menawarkan diri membelamu di Pengadilan nanti. Kalau pengacara menawarkan diri berarti gratis dong. Iya nggak Pak ?” (Ke Pengacara)

PENGACARA ITU HANYA SENYUM-SENYUM. IA MELANGKAH MENDEKATI AYU, TAPI AYU SUDAH MENOLAKNYA DENGAN SUARA KETUS.

AYU : “Aku tidak membutuhkan pembelaan.”

PAK ERWIN BEBERAPA SAAT TAMPAK BERPIKIR. DENGAN TENANG, IA KEMBALI MENDEKATI AYU, MEMBERI PENJELASAN.

PAK ERWIN : “Ayu. Kamu membunuh seorang pejabat tinggi. Banyak pihak meragukan proses yang berlangsung di Pengadilan. Terlalu cepat dan tidak masuk akal.”

PENJELASAN PAK ERWIN TIDAK BERHASIL MEMBUAT AYU BERGEMING.

PAK ERWIN : “Jutaan orang diluar sana bersimpati sama kamu Ayu …..”

AYU BANGKIT DARI DUDUKNYA, MENGGERUTU ….

AYU : “Bersimpati …. (MENGGERUTU) Aku baru saja membaca bagaimana mereka merindukan kematianku.”

PAK ERWIN : “Bukan mereka Ayu , tapi jutaan orang diluar sana.”AYU : “Cukup Pak!”

AYU KEMBALI KE BALE, PENGACARA MENGEJARNYA

PAK ERWIN : “Bagaimana juga kamu harus mendapatkan pembelaan ayu”AYU : “Cukup!”PAK ERWIN : “Diluar sana jutaan masyarakat yang menginginkan hukumanmu tapi di antara

mereka pasti ada yang mengharapkan kebebasanmu”AYU : “Cukup! Cukup!! Cukup !!!! Aku sudah bilang aku tidak membutuhkan

pembelaan.”

AMARAH AYU MENGEJUTKAN PENGACARA. BEBERAPA SAAT HENING.

PAK ERWIN : “Ayu . . .”

Page 4: Drama

DENGAN SUARA BERGETAR MENAHAN AMARAH, AYU MENGUSIR PENGACARA.

AYU : “Keluar! Atau aku akan berteriak.”

BU KIKI AKHIRNYA MENDEKAT MENENGAHI

BU KIKI : “Sudahlah Pak Erwin . Dia mungkin bisa menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri”

BU KIKI MEMBERI ISYARAT PADA PENGACARA UNTUK MENINGGALKAN AYU. PENGACARA AKHIRNYA KELUAR. BEGITU PENGACARA KELUAR, DENGAN GERAM BU KIKI LANGSUNG MENGHADAPI AYU NYARIS TIDAK SANGGUP MENGENDALIKAN EMOSINYA.

BU KIKI : “Pelacur, pembunuh, …… Kamu itu pelacur Ayu. Kamu pembunuh. Jadi janga kamu bermimpi ingin jadi pahlawan.

BEBERAPA SAAT HENING. SELANJUTNYA, DENGAN BERWIBAWA. AYU BUKA SUARA.

AYU : “Pelacuran itu politik Bu Kiki. Aku, tidak ada bedanya dengan Politikus. Sama-sama kotor bu,.” (bu ria terkejut)

BU KIKI : “Jaga mulutmu Ayu.”AYU : “Berteriak-teriak tentang moral. Laki-laki selalu gegap gempita kalau sudah

bicara soal moral. Hah . . .”BU KIKI : “Ayu!” (BERTERIAK)AYU : “Kenapa? Bawa aku ke hadapan mereka Bu Kiki, dengan betis sedikit membuka.

Dan moral tidak lagi punya tempat. Ha ha ha . . .”BU KIKI : “Ayu, duduk kamu!!”

JAMILA MENEPIS TANGAN BU RIA, DAN SEMAKIN BERSEMANGAT.

AYU : “Aku benci orang-orang yang membesar-besarkan kedudukan politikus. Mau berdasi, mau bersorban tujuh tingkat ….. Politikus dan aku sama Bu. Sama-sama pelacur.”

BU KIKI : “Tapi kamu pelacur yang dalam beberapa hari lagi akan dijatuhi hukuman mati.”AYU : “Aku membunuh pejabat itu dengan tanganku sendiri Bu Kiki. Aku membunuhnya

dengan sadar. Orang-orang seperti mereka memang harus dibunuh.”

BU KIKI BANGKIT, MARAH

BU KIKI : “Cukup Ayu!!”AYU : “Kenapa?” (membalas dengan sewot)

BU KIKI MENCOBA LEBIH TEGAS SEKALIGUS BERWIBAWA

BU KIKI : “Karena apa yang keluar dari mulut kamu itu bisa memberatkan hukumanmu.”

AYU SURUT, MENERTAWAKAN DENGAN SINIS SIKAP BU KIKI YANG MENDADAK PERDULI.

AYU : “Hah …… Setelah selama ini kamu sibuk menghinaku, sibuk mengejek dan melecehkanku, sekarang kamu mendadak perduli…..”

BU KIKI : “Saya perduli Ayu. Saya perduli. Itu sebab aku tidak ingin ocehan-ocehanmu ini didengar orang lain, karena itu bisa memberatkan hukumanmu.”

AYU : “Begitu? Bagaimana kalau aku justru ingin semua orang mendengar.”

Page 5: Drama

AYU LONCAT KE ATAS BALE DAN MULAI BERTERIAK-TERIAK, MEMBUAT BU KIKI SEMAKIN PANIK. DIA BERTERIAK MEMANGGIL PETUGAS.

BU KIKI : “Petugas !!” (POLISI PENJARA MASUK MEMBUAT AYU JUSTERU SEMAKIN LIAR DAN NAKAL)AYU : “Kenapa Bu Kiki? Bukankah seseorang yang akan dijatuhi hukuman mati boleh

melakukan apa saja sebelum ajalnya tiba?”

AYU SEMAKIN JENGKEL MELIHAT POLISI PENJARA TAHU-TAHU SUDAH BERDIRI DI SISI BALENYA. IA MENGANGKAT KAKINYA TINGGI-TINGGI.

AYU : “Bagaimana pendapat Bu Ria, kalau permintaan terakhirku nanti adalah ditiduri Presiden? “

TIDAK TAHAN, BU KIKI MENEMPELENG AYU SESAAT HENING. BU KIKI SENDIRI, TERKEJUT ATAS PERBUATANNYA, MENGHINDAR KE SISI LAIN.

BU KIKI : “Bawa dia ke ruang Isolasi!”PAK FAJRUL : “Baik Bu segerah saya bawa dia ke ruang isolasi”

AYU MERONTA DARI TANGAN PETUGAS YANG DENGAN SIGAP MENARIKNYA.

AYU : “Aku lebih suka meminta Presiden meniduriku Bu Kiki, ketimbang memintanya memberiku pengampunan. Pengampunan hanya akan memperpanjang kesialanku.”

PETUGAS KEMBALI MEMEGANGI AYU TAPI AYU KEMBALI MERONTA.

AYU : “Tidak ada satu anakpun di muka bumi ini ingin jadi Pelacur Bu Kiki. Tidak satu anakpun..”

BU KIKI : “Petugas ayo cepat bawa dia !! “PAKFAJRUL : “ Iyya Bu”

PARA POLISI ITU MENYERET AYU. AYU TERUS SAJA BERTERIAK. SUARANYA SEMAKIN SERAK DAN BERBAUR AIR MATA. Narator 1: “Di ruang isolasi Jamila lebih banyak merenung. Menyesali keadaanya yang penuh dengan dosa dan kenistaan. Mengenang masa lalu yang mengharuskannya terus bertahan hidup walaupun dengan cara yang tidak ia ingini. Mengenang semua perjuangannya bertahan meskipun terkadang harus membunuh orang lain. Ia berusaha mengingat dirinya yang dulu, Jamila yang polos, yang belum bersentuhan dengan mucikari dan sejenisnya, kemudian ia berusaha mencari sosok dirinya yang dulu pada jamila yang sekarang, jamila yang akan segera dihukum mati karena kasus pembunuhan. Namun di tengah perenungannya, masa lalunya yang kelam itu tidak berhenti berputar di otaknya. Termasuk masa lalunya ketika masih menjadi pelacur .”

Page 6: Drama

Part 2DI SEL AYU, BU KIKI MASUK GUSAR SAMBIL MEMBAWA SEBUAH KORAN. IA MENGHAMPIRI AYU YANG SEDANG MERINGKUK DAN MEMBUATNYA SEMAKIN GUSAR. IA AKHIRNYA DUDUK DI TEPI BALE AYU, DAN MEMBACA KORAN DI TANGANNYA.

BU KIKI : “Eksekusi mati atas Ayu, pembunuh Menteri Nurdin, dilakukan besok. Sesuai permintaan Jamila, sebelum dieksekusi, Bu Ustadzah Rina akan menemui.” (menatap jamila dengan tatapan tidak habis pikir)

AYU : “Apa ????”BU KIKI : “Saya mengerti kamu membutuhkan seorang Ulama. Bukan Presiden ?”

AYU BANGKIT, DAN MENJAUH. TIBA-TIBA POLISI PENJAGA DATANG MENGHAMPIRI AYU DAN IBU KIKI

PAK FAJRUL : “Ada ratusan orang melakukan demo. Beberapa kelompok mendesak ingin menemui Ayu.”

BU KIKI : “Kamu bisa menolak mereka, tapi untuk meredam kemarahan di luar, sebaiknya kamu menerimanya.”

PAK FAJRUL : “Iyya Bu”BU KIKI : “Sekarang tenangkan situasi yang di luar!!”PAK FAJRUL : “Baik Bu saya akan berusaha menagatasinya.”AYU : “Aku sudah mengalami hampir semua hal dalam hidupku Bu Kiki. Aku kadang

tidak menangis. Bersama kawan-kawanku, aku kadang bisa tertawa lebar menertawakan pahit getir kehidupan kami. Satu-satunya hal yang tidak pernah kualami adalah dicintai …. , mencintai dengan tulus…..”

BU KIKI TIDAK TAHAN. IA MENARIK AYU KE DALAM PELUKANNYA, MEMELUKNYA ERAT. AYU LANGSUNG MENARIK TUBUHNYA DARI PELUKAN BU KIKI. IA BANGKIT CEPAT DAN MENJAUH.AYU MENOLEH KE ARAH SUARA ITU, DENGAN TATAPAN KOSONG. POLISI PENJARA MEMBAWA MASUK TAMU PERTAMA AYU, VITA. SEORANG PEREMPUAN TEMAN DARI AYU SEWAKTU MENJADI ASISTEN RUMAH TANGGA. BU KIKI MENINGGALKAN SEL. BEGITU BERHADAPAN DENGAN AYU, VITA MENJULURKAN KEDUA TANGANNYA DENGAN MATA BERSINAR.

VITA : “Ya Allah Ayu – Ayu……” (AYU BANGKIT, DAN KEDUANYA BERPELUKAN ERAT)NAku akan membelamu Ayu. Dengan cara apapun.”

AYU MENARIK TUBUHNYA DARI PELUKAN VITA . MENARIK VITA DUDUK DI KURSI.

VITA : “Aku akan membeberkan semuanya Ayu. Semua yang kamu alami dulu.”AYU : “Apa kabar Ibu Wardiman – Vita?”VITA : “Sudah mampus. Kualat dia sama kamu Ayu.”AYU : “Sakit apa ?”VITA : “Aku sudah cerita sama dia soal kamu Ayu. YaHHH tiba-tiba sakit k u a l a t.

Karena sudah tau suaminya Bu Wardiman itu bangsat. Dia sudah tau kelakuannya. Aku aja dirayu-rayu, apalagi kamu, yang kemilau kayak gini.”

VITA : “Tidak peduli Keluarga terhormat. Moralis munafik itu. Sama dengan orang-orang yang berdemo di luar sana itu. Pemuda moralis, mereka pikir dirinya Pembela Undang-undang, Pembela Agama ….. tapi goblok. Lagi pula Allah kirim Agama untuk membela manusia ….

VITA TERDIAM SEBENTAR DAN KEMBALI DAN BICARA LEMBUT

VITA : “Ayu, kamu selama disini tidak pernah ngaji gak ?”

Page 7: Drama

AYU MENGHINDAR MURUNG. VITA AKEMBALI DUDUK DI SAMPING AYU SAMBIL MEMIJAT-MIJAT PUNDAK AYU.

VITA : “Maafin aku Ayu. Aku lancang. …”

AYU YANG NYARIS TAK BERREAKSI TAK MEMBUAT VITA PUTUS ASA. IA BANGKIT MEMIJIT MIJIT PUNDAK JAMILA, DAN TERUS MEMBUJUK.

VITA : “Sekarang, sebut Apa yang aku bisa bantu. Jadi saksi? Jadi penuntut?Ayu???”AYU : “Kamu teman yang terbaik dalam hidupku Vita, Kedatanganmu membuat perasaanku

lega, sekarang, pergilah..”VITA : “Eh, nanti dulu.”AYU : “ Vita …..”VITA : “ Nanti Ayu ….”AYU : “Pergilah Vita ….”VITA : “Aku kagum sana kamu Ayu .”

PETUGAS MENUNTUN VITA MENINGGALKAN AYU . IA TIBA-TIBA MENGHENTIKAN LANGKAHNYA.

VITA : “Nanti kalau kamu di hukum mati, gusti Allah pasti membawamu, langsung ke surga.”

PINTU BELAKANG TERBUKA, KETIKA ZAELANI KELUAR. POLISI PENJARA MASUK.

PAK ASWAR : “Ada seorang Ibu Pejabat.”BU KIKI : “Walaupun dia isteri pejabat, kamu berhak menolak Ayu.”AYU : “Saya terima.”

POLISI PENJARA KELUAR. KETIKA PINTU MEMBUKA, MEMPERSILAHKAN ISTRI PEJABAT ITU MASUK. ISTRI PEJABAT MASUK LANGSUNG MENYERBU JAMILA DENGAN UMPATAN-UMPATAN.

IBU LAILI : “Oooo…. Ini ya, perempuan pelacur itu?”BU KIKI : “Mohon maaf Bu. Mohon jangan terlalu keras.”IBU LAILI : “Lancang!! Dasar Pelacur, kedok kamu sudah terbongkar kalau dulu kamu juga sering merayu-rayu suami saya”AYU : “Lagian suami ibu juga suka jika aku merayunya”IBU LAILI : “Ahhhhh tidak mungkin… saya tidak akan percaya dengan perkataanmu”BU KIKI : “Petugas!!” (Berteriak)

ISTRI PEJABAT TERSINGGUNG ATAS PERINTAH RIA

IBU LAILI : “Hei. Dengar ya. Saya ini isteri seorang pejabat penting.”BU KIKI : “Saya tahu Bu. Saya hanya meminta agar Ibu tidak berteriak-teriak.”IBU LAILI : “Baru jadi Sipir, sudah sok kuasa Aku di sini atas nama semua istri pejabat di

Negri ini. Ngerti nggak ? Sombong … “IBU KIKI : “Saya tidak sombong ibu tapi saya harap ibu tenang”IBU LAILI : “Bagaimana saya bisa tenang Bu sipir sementara saya sudah berada di depan perempuan

yang seperti ini”

ISTRI PEJABAT LANGSUNG MENGAMBIL ALIH. IA MENDEKATI AYU DAN MULAI MENJAMBAK RAMBUT AYU.

Page 8: Drama

IBU LAILI : “Ini atas nama kehormatan kaum perempuan di negeri ini.”AYU : “Aku perempuan negeri ini Bu.”IBU LAILI : “Eh, kamu mengaku dirimu seorang perempuan tapi kamu sendiri yang menjatuhkan

martabat seorang perempuan dengan menjadi seorang pelacur dan pembunuh”AYU : “Apa ibu pikir saya senang penjadi seorang pelacur. Sama seperti seluruh pelacur di

luar sana kami perempuan negeri ini.”IBU LAILI : “Alaaaaaahhhh…. Tidak usah sok-sok bilang begitu. Di Negeri ini sudah berapa

banyak pejabat yang kamu rayu-rayu setelah itu kamu meminta bayaran”.

POLISI PENJARA MENDEKAT TAPI JAMILA MEMBENTAK

AYU : “Minggir Pak. Ini urusan perempuan Negeri ini.Sekarang, Ibu sebaiknya pulang. Pastikan apakah suami Ibu betul sedang bekerja bukan sedang bercengkerama di pelukan pelacur yang lain.”

IBU LAILI : “Jaga ucapan kamu ! AYU : “Tapi kenyataanya memang begituIBU LAILI : “Saya bersyukur perempuan sepertimu sudah berada di tempat ini”AYU : “Yah mungkin semestinya ibu bersujud syukur karena saya sudah berada di sini”IBU LAILI : “Dasar Pelacur !!!! ”AYU : “Sebaiknya sekarang ibu keluar !!”IBU LAILI : “Pembunuh”AYU : “Saya bilang keluaaaarrrr……!!!!?IBU LAILI : “Aku pastikan hukumanmu akan dipercepat”

POLISI PENJARA SIBUK MENGENDALIKAN SUASANA YANG JADI PANIK – BERUSAHA MENGGIRING ISTRI PEJABAT ITU KELUAR.

IBU LAILI : “ Bangsat kamu !! Da’jal !!”AYU : “Keluar !!” (berteriak)IBU LAILI : “Kamu akan mati perempuan kotor, kamu akan mati.”JAMILA : “Keluaaar !!”PAK FAJRUL : “Ibu kami mohon keluar dari tempat ini” Sambil menarik istri pejabatIBU LAILI : “He…. kamu jangan menarik saya begitu. Saya bisa keluar sendiri”

BU KIKI MENDEKATI AYU, MEMELUKNYA ERAT. BUNYI SIRENE TERDENGAR DARI JAUH, TERUS MENDEKAT BU KIKI BANGKIT. DIA TAMPAK PANIK. SEBELUM MENINGGALKAN SEL, IA MENATAP AYU DENGAN PRIHATIN, LALU BERGEGAS KE LUAR. PROSES MENUJU EKSEKUSI HARI INI ADALAH HARI DI MANA EKSEKUSI HUKUMAN MATI ATAS AYU AKAN DILAKUKAN. SUASANA HENING. TIDAK ADA LAGI DEMO ANTI AYU. AYU – TAMPAK BERGUMUL DENGAN BATINNYA, BERUSAHA IKHLAS MENERIMA KETIDAKADILAN YANG DIALAMINYA SEPANJANG DALAM PERJALANAN HIDUP.PARA PETUGAS MENGANGKAT BALE, MELETAKKAN BALE KECIL, PERMADANI DAN SAJADAH. DI SEL AYU BU KIKI MASUK BERSAMA PETUGAS. PETUGAS MEMBAWAKAN PERALATAN SHALAT.BU KIKI MEMBANTU AYU MENGENAKAN PAKAIAN UNTUK SHALAT LALU MENYERAHKAN AL QUR’AN. AYU TAMPAK TENANG, BU KIKI DENGAN PRIHATIN DAN BERAT HATI MENINGGALKAN AYU. ANGGUN, AYU MELANGKAH MENINGGALKAN SELNYA. MENGIKUTI SETIAP LANGKAHNYA MENUJU SAJADAH YANG SUDAH DISIAPKAN.BERDIRI DI ATAS SAJADAHNYA, AYU BERUSAHA MEMUSATKAN PIKIRANNYA UNTUK MELAKUKAN SHALAT. TAPI SETIAP KALI IA MENGANGKAT KEDUA TANGANNYA UNTUK MENGUCAPKAN ALLAHU AKBAR, TUBUHNYA SEPERTI TIDAK SANGGUP MENAHAN BEBAN MASA LALUNYA. IA MERASA KOTOR. IA MERASA TIDAK LAYAK. TIDAK BERDAYA MELAKUKAN SHALAT, DALAM PUTUS ASA IA MEMBIARKAN TUBUHNYA TERDUDUK,

Page 9: Drama

SUJUD. IA MENJATUHKAN TUBUHNYA HINGGA KENING TERLETAK DI ATAS AL’QURAN DI ATAS SAJADAHNYA. AYU MENANGIS, TERGUNCANG. BU KIKI TERKEJUT MELIHAT KEADAAN AYU KETIKA DIA MASUK MENGATAR BU USTADZAH RINA. IA SETENGAH BERLARI MENDAHULI IBU USTADZAH RINA , LANGSUNG KE AYU

BU KIKI : “Ayu….. Bu Rina, Ayu …… Tamu istimewamu sudah ada di sini ….”

PERLAHAN SEKALI AYU MENGANGKAT TUBUHNYA. BU USTADZAH RINA MENDEKAT, MENGUCAPKAN SALAM.

USTADZAH RINA : “Assalamualaikum Ayu.”

AYU MENGANGKAT TUBUHNYA DAN MENEGAKKANNYA. DIA TIDAK MENYAMBUT SALAM. IA MENATAP LURUS KEDEPAN, BUNGKAM. SEMENTARA USTADZAH RINA DUDUK DI BANGKU YANG TERLETAK TAK JAUH DARI AYU DENGAN SIKAP DITENANG-TENANGKAN. BU KIKI BERGEGAS MENINGGALKAN ARENA.

USTADZAH RINA : “Neng Ayu. Silahkan Neng. Duduk dekat Ibu disini. Kita bicara.”

HENING LAGI – AYUMASIH JUGA BELUM BERSUARA

USTADZAH RINA : “Atau kalau Neng mau, kita bisa mulai dengan berdoa..”AYU : “Aku yang mengundang Ibu kemari, Dari itu akulah yang menentukan apa yang

akan terjadi diruangan ini.”USTADZAH RINA : “Baik Neng. Ibu akan menunggu kalau begitu.”AYU : “Ibu tahu kenapa aku memilih Ibu? Kenapa tidak perempuan lain – Bibiku

misalnya, atau Ibu kandungku …. Ibu tahu kenapa ?”USTADZAH RINA : “Tidak Neng. Ibu tidak tahu … Tapi Ibu senang berada di sini sekarang. Ibu

merasa diberi kesempatan menyempurnakan tugas Ibu sebagai seorang ulama.”AYU : “Apa tugas Ibu itu? Menceramahiku agar aku insyaf? Mendoakanku? Memohon

ampunan Allah agar aku tidak masuk neraka?”

USTADZAH RINA TERDIAM. BEBERAPA SAAT HENING

USTADZAH RINA : “Neng Ayu. Mari, kita berdoa Neng, meminta pemangampunan pada Allah.”JAMILA : “Tidaaak.” (BERGUMAM)USTADZAH RINA : “Allah Maha Mendengar, Neng Ayu. Dia Maha Mengetahui.”JAMILA : “Tidak Bu. Aku tidak membutuhkan ulama untuk memohon pengampunan

Allah. Aku tidak membutuhkan ulama yang tidak memahami penderitaanku, yang tidak memiliki kemampuan menarikku dari kenistaan ….. “

USTADZAH RINA : “Neng Ayu..”

AYU MENDADAK MEMUTAR TUBUHNYA, MENOLEH KE USTADZAH RINA MELEMPAR KEMARAHANNYA SECARA LANGSUNG.

AYU : “Kenapa sekarang Bu Rina? Kenapa sekarang ? Kenapa dulu Ibu tidak berada disisiku, Kenapa dulu Ibu tidak merampasku dari tangan Ayahku, hingga dia tidak menggadaikanku ke tangan mucikari? Kenapa? Jawab aku !” (Meradang)

USTADZAH RINA : “Neng Ayu”AYU : “Keluar ….”

USTADZAH RINA MENGHILANG. AYU TERSUNGKUR DILANTAI, TERGUNCANG. TERDENGAR DERAP SEPATU PETUGAS. DI LATAR BELAKANG TERLIHAT PARA PETUGAS YANG AKAN MELAKSANAKAN EKSEKUSI, AYU TERDIAM SESAT. DIA SADAR, DIA SUDAH HARUS SIAP MENERIMA AJALNYA. DIA

Page 10: Drama

MENGANGKAT TUBUHNYA DENGAN TATAPAN TENANG.

AYU : “Jutaan kali bibirku menyebut namaNya – Menjerit-jerit aku meminta pertolonganNya – memohon ampun dariNya . . . .”

AYU DUDUK DENGAN BADAN YANG TEGAK SAMBIL MENANGIS

AYU : “Dua tangan ini sudah berlumur darah sejak aku masih kanak-kanak . . . Dan aku tidak mampu membersihkannya. Tangan ini seperti ditakdirkan untuk terus menerus berlumur darah ….. Untuk terus menerus kotor dan menagih.”

BU KIKI : “Ayu !

MENDENGAR SUARA BU KIKI, AYU TERDIAM SESAAT. IA KEMUDIAN MEMBUNGKUKKAN TUBUHNYA MENCARI KERUDUNGNYA DI LANTAI. AYU MENARIK SEPOTONG KAIN PUTIH KUSAM YANG DULU DIA GUNAKAN SEBAGAI KERUDUNG. IA MEMBUKA DAN MELEBARKAN KAIN KUSAM ITU, MEMPERTONTONKANNYA SEOLAH IA SEDANG BICARA PADA DUNIA.

AYU : “Kain ini, dulu putih dan bersih . . . Dia dulu menutupi auratku, melindungiku dan memberi cahaya di air mukaku . . .

AYU MEMUTAR TUBUHNYA AYU : “Siapa yang menginginkanku jadi pelacur? Siapa yang mengotoriku …. Siapa

yang menumpuk kebencian didadaku?” Siapa yang menginginkanku jadi pelacur? Siapa menumpuk kebencian didadaku? Siapa …… Siapa …… Siapa …… “

FRUSTRASI, AYU BANGKIT DAN MELANGKAH. PANIK DAN TERPUKUL IA TERUS NERTERIAK – BERTANYA PADA DINDING, PADA DUNIA.DUA ORANG PETUGAS MENJEMPUT JAMILA DI SEL DAN AKAN MEMBAWANYA KE TEMPAT EKSEKUSI

PAK FAJRUL : “AYU kamu akan di pindah tempatkan”AYU : “Bawa aku kemana saja kau mau”PAK FAJRUL : “Kami akan membawamu ketempat eksekusi. Apa kamu sudah siap”AYU : “Yah saya sudah siap”

AKHIRNYA PETUGAS ITU MEMBAWA AYU KETEMPAT EKSEKUSI DAN MENUTUP PINTU RAPAT-RAPAT. SAAT KEMUDIAN, SEBUAH BUNYI SENAPAN MENGGELEGAR MEMECAH KEHENINGAN.SUARA PEREMPUAN ITU TIDAK TERDENGAR LAGI ….

Narator 2: “Dengan terdengarnya bunyi senapan yang ditembakkan oleh sang penembak, berakhirlah derita pelacur bernama Jamila. Seorang wanita yang tangguh memperjuangkan kebebasan dirinya, wanita yang berani berdiri di tengah-tengah kebobrokan dunia dan wanita yang menjunjung harga diri sampai ajal tiba.”SELESAI