(Draft) Tap No Xxx - Gbpk 2015
-
Upload
haris-abdul-aziz -
Category
Documents
-
view
96 -
download
15
description
Transcript of (Draft) Tap No Xxx - Gbpk 2015
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NO...../TAP/MPM FTUI/2014
TENTANG:
GARIS BESAR PROGRAM KERJA (GBPK) 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
MENIMBANG
1. Bahwa perlu adanya arahan terhadap pelaksanaan program kerja BEM FTUI, IMD dan
IMPI FTUI, BO FTUI, BOK FTUI, BSO FTUI, dan KPD FTUI periode 2015
2. Bahwa perlu diciptakannya suatu kondisi kemahasiswaan yang dinamis dan
berkesinambungan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
3. Bahwa diperlukan adanya pembinaan terhadap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia
4. Bahwa pembinaan tersebut harus dilaksanakan dengan beralur dan berkesinambungan
hingga mahasiswa baru dapat menamatkan proses pendidikan di Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
MENGINGAT
1. Kode Etik IKM FTUI
2. Garis-garis Besar Haluan IKM FTUI
3. Peraturan Dasar IKM FTUI, Bab III Pasal 9, 10 dan 11, Bab V Pasal 13 ayat (3)
4. Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI,Bab II Pasal 14, 15, 17 ayat (9) dan (25)
MEMPERHATIKAN
1. Sidang Pleno Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia pada hari……………….
2. Rapat Dengar Pendapat (RDP) rancangan GBPK 2015 yang diselenggarakan pada :
Senin (29 September 2014) dan Selasa (30 September 2014), RDP di tingkat
Departemen/PI dengan tataran IMD/IMPI
Rabu (1 Oktober 2014) pukul 19.00 di Ruang BEM FTUI, RDP di tingkat Teknik
dengan tataran seluruh warga dan wajib kepada seluruh pengurus lembaga periode
2014 serta kepada calon pengurus periode 2015
MENETAPKAN
1. Mencabut Ketetapan MPM FTUI NO.29/TAP/MPM FTUI/2013.
2. Menetapkan Ketetapan MPM FTUI NO.XXX/TAP/MPM FTUI/2014 tentang Garis
Besar Program Kerja 2015, yang terdiri dari IKG, GBPKD dan RIP, terlampir.
Ditetapkan di :
Pada Hari :
Tanggal :
Pukul : WIB
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Bramka Arga Jafino Khaerunisa Sabitha
Ketua Umum Sekretaris Umum
Tembusan :
1. Ketua BEM FTUI dan Ketua-ketua IM FTUI
2. Para ketua BO, BOK, BSO, dan KPD FTUI
LAMPIRAN KETETAPAN NO.XXX/TAP/MPM FTUI/2014
GARIS BESAR PROGRAM KERJA (GBPK) 2015
I. Gambaran Umum
Garis Besar Program Kerja (GBPK) ialah amanat dari landasan operasional empat
tahunan IKM FT UI yaitu GBHI dan merupakan panduan untuk merancang dan menyusun
program kerja bagi lembaga eksekutif. Dengan mengacu kepada latar belakang GBHI pada
Muker VI, GBHI sebagai landasan operasional empat tahunan dibuat untuk memastikan IKM
FT UI sebagai wadah perjuangan bersama dapat melaksanakan tujuan dan usaha IKM FT UI
serta fungsi mahasiswa sesuai dengan keadaan dan juga berkelanjutan.
Tujuan IKM FT UI: Terwujudnya kehidupan kemahasiswaan yang dinamis dan
berkesinambungan dengan berlandaskan Kode Etik IKM FT UI
Usaha dari IKM FT UI:
1. Menciptakan IKM FT UI yang memiliki sumbangsih terhadap agama, bangsa dan
Negara
2. Memfasilitasi peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan
3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
4. Membekali anggota IKM FT UI untuk menghadapi dinamika kehidupan pasca
kampus
GBHI memiliki visi, misi dan strategi sebagai arahan untuk melaksanakan usaha dari
IKM FT UI. Poin – poin strategi GBHI tersebut kemudian diejawantahkan ke dalam GBPK.
Untuk mengarahkan agar program kerja yang dirancang bersifat dinamis dan
berkesinambungan maka GBPK dibagi menjadi dua bagian, yaitu Garis Besar Program Kerja
Dasar (GBPKD) dan Rancangan Induk Pembinaan (RIP) yang kemudian ketercapaiannya
akan diukur dalam Indeks Keberhasilan GBHI (IKG).
GBPKD difokuskan untuk mengarahkan program kerja yang ditujukan untuk
memastikan eksistensi lembaga eksekutif dan memastikan mahasiswa IKM FT UI dalam
kondisi yang layak atau dengan kata lain cenderung melakukan pelayanan. GBPKD
dirancang sebagai panduan yang berbentuk daftar upaya yang harus dilakukan oleh lembaga
eksekutif di tiap periode untuk melaksanakan strategi GBHI tertentu atau dengan kata lain
bersifat task-oriented.
RIP difokuskan untuk mengarahkan program kerja yang ditujukan untuk
mengembangkan mahasiswa agar kemudian mahasiswa dalam satu ikatan moral dapat
memiliki sumbangsih terhadap agama, bangsa dan Negara dengan berlandaskan Kode Etik
IKM FT UI atau dengan kata lain cenderung melakukan pembinaan. Memiliki sumbangsih
terhadap bangsa dan Negara yang dimaksud ialah turut serta mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang tertera dalam pembukaan UUD 1945. RIP dirancang sebagai panduan yang
berbentuk standar capaian yang suatu saat harus dicapai tiap mahasiswa dalam IKM FTUI
atau dengan kata lain bersifat target-oriented sehingga upaya dan kemasan program kerja
yang akan dilakukan bergantung pada kondisi warga dan kreativitas lembaga eksekutif.
Indeks Keberhasilan GBHI(IKG) merupakan indikator yang akan merepresentasikan
ketercapaian suatu lembaga eksekutif dalam menjalankan perannya mewujudkan visi, misi
dan strategi GBHI yang bermuara pada tujuan dan usaha IKM FT UI. IKG akan diukur
menggunakan gabungan indeks – indeks yang merepresentasikan ketercapaian lembaga
eksekutif dalam melaksanakan poin-poin strategi GBHI. Pengukuran terhadap IKG dilakukan
setidaknya dua kali dalam satu periode agar dapat menjadi bahan evaluasi dan dapat
ditindaklanjuti bagi kepengurusan periode tersebut dan periode berikutnya. IKG setiap
lembaga eksekutif akan digabungkan per periode sebagai IKG IKM FT UI sebagai bahan
evaluasi untuk Musyawarah Kerja berikutnya. Adanya IKG ditujukan sebagai acuan untuk
melihat dan mengarahkan perkembangan IKM FT UI secara berkelanjutan.
II. Jenis Program Kerja dan Kegiatan
Program kerja ialah segala kegiatan yang dirancang untuk mencapai suatu alur dengan
berlandaskan GBPK. Alur adalah serangkaian program kerja yang dirancang untuk
mencapai tujuan dan usaha IKM FTUI.
Jenis program kerja berdasarkan orientasinya ialah sebagai berikut:
a. Program Kerja Keberlanjutan
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk memastikan dan mengembangkan
keberlangsungan serta keberlanjutan lembaga. Dirancang dengan
mengacu pada GBPK.
b. Program Kerja Advokasi
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk memperjuangkan hak dan
mendukung mahasiswa dalam hal finansial serta akademis. Dirancang
dengan mengacu pada GBPK.
c. Program Kerja Pembekalan
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk menyiapkan dan mengembangkan
mahasiswa dengan nilai dan kemampuan agar dapat menjalankan kode
etik serta melakukan fungsi mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat.
Dirancang dengan berpedoman dengan RIP
d. Program Kerja Penggerak Perubahan
Definisi: Program kerja yang bertujuan untuk menggerakan mahasiwa dalam
IKM FT UI untuk menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan
memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara. Dirancang dengan
berpedoman dengan RIP.
e. Program Kerja Penyesuai Kebutuhan
Definisi: Program kerja dimaksudkan untuk memberikan ruang gerak bagi
eksekutif merealisasikan Tujuan IKM FTUI dengan menyesuaikan
terhadap kondisi dan kebutuhan anggotanya yang belum terakomodir
dalam GBPK sehingga tidak terjadi pemaksaan poin GBPKD ataupun
RIP dalam proker eksekutif. Perumusannya didasari oleh penilaian
eksekutif terhadap kondisi dan kebutuhan lembaga, mahasiswa ataupun
masyarakat yang tujuannya bukanlah untuk mencapai Tujuan dan
Usaha IKM FT UI namun tidak menyimpang dari Kode Etik IKM
FTUI. Program Kerja ini diajukan ke MPM FT UI secara tertulis
dengan analisa dan bukti yang mendukung untuk dikeluarkan kebijakan
dan ketetapan mengenai urgensi dan tidak menyimpangnya dengan
Kode Etik IKM FT UI.
Jenis kegiatan lembaga eksekutif berdasarkan pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
a. Program Kerja Proyek
Definisi: Program kerja yang penyelenggaraannya membutuhkan
kepanitiaan dan/atau SDM di luar dari pengurus lembaga eksekutif terkait.
b. Program Kerja Non-Proyek
Definisi: Program kerja yang penyelenggarannya dilakukan oleh SDM
dari pengurus lembaga tersebut
c. Tugas
Definisi: arahan yang diberikan ketua lembaga kepada bidang/individu
yang tidak tercantum di GBPK
III. Diferensiasi Arahan Program Kerja
GBPK merupakan arahan yang ditujukan dan mengikat seluruh lembaga
eksekutif. Lembaga eksekutif yang diberi arahan langsung untuk melaksanakan poin
tertentu berarti memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan poin tersebut.
Sedangkan tanggung jawab dalam bentuk koordinator berarti mengakorodinasikan
lembaga yang menjadi tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas di poin
yang telah ditentukan sehingga terarah namun tidak diharuskan merancang
proker untuk poin tersebut. Berikut diferensiasi arahan lembaga eksekutif:
a. IMD/IMPI:
1. Program Kerja Keberlanjutan,
2. Program Kerja Advokasi,
3. Program Kerja Pembinaan dan
4. Program Kerja Penggerak Perubahan.
b. BEM:
1. Program Kerja Keberlanjutan,
2. Program Kerja Advokasi: Poin Fasilitas. Koordinator dalam
poin pendidikan dan kesejahteraan.
3. Program Kerja Pembinaan: Nilai Ke-IKM-an, Kepedulian, ,
Interaksi serta Kemampuan menyelesaikan masalah.
Koordinator dalam nilai IPTEK, Kepemimpinan dan
Ketuhanan yang tidak memiliki BOK
4. Program Kerja Penggerak Perubahan: Kemampuan
Menyelesaikan Masalah. Koordinator dalam Kemampuan
Keilmuan Keteknikan.
c. BO dan BSO:
1. Program Kerja Keberlanjutan
2. Program Kerja Pembinaan: Kemampuan Manajerial
Personal
3. Program Kerja Penggerak Perubahan: Kemampuan
Menyelesaikan Masalah
d. BOK:
1. Program Kerja Keberlanjutan
2. Program Kerja Pembinaan: Nilai Ketuhanan, Kemampuan
Keagamaan dan Kemampuan Manajerial Personal.
e. KPD:
1. Program Kerja Keberlanjutan
2. Program Kerja Pembinaan: Nilai IPTEK dan Kemampuan
Keilmuan Keteknikan
IV. Gambaran Landasan Berpikir dalam Perumusan Acuan Program Kerja sesuai
Tata Peraturan IKM FT UI
V. Indeks Ketercapaian GBHI
Indeks Ketercapaian GBHI(IKG) dibuat sebagai parameter acuan yang
menunjukkan kinerja lembaga eksekutif dalam melaksanakan tujuan IKM FT UI dan
menggambarkan perkembangan IKM FT UI setiap periodenya. Target IKG setiap
tahunnya diajukan oleh lembaga eksekutif sebagai target perubahan yang diharapkan
dicapai tepat saat periode kepengurusannya berakhir. Landasan berpikir dalam
perumusan IKG ialah sebagai berikut:
GBHI
RIP GBPKD
Program
Kerja
Kode Etik
Tujuan dan Usaha IKM FT UI
GBPK
Program
Kerja
Key
Performance
Indicator
(Usaha IKM
FTUI)
Sumbangsih
IKM FT UI
pada Agama,
Bangsa dan
Negara
Peningkatan
Kualitas
Pendidikan dan
Kesejahteraan
Kondusivitas
Pengembangan
IPTEK
Pembekalan
Pasca Kampus
Dicapai Melalui
Strategi GBHI
poin
1, 4, 6 2 3 5, 7
Diukur dengan IKG
IKG dibuat untuk merepresentasikan poin strategi GBHI sebagai berikut:
No Poin
Direpresentasikan
Indeks Ketercapaian GBHI Keterangan
1 Strategi GBHI
Poin 1
Jumlah Partisipasi
Mentoring Keagamaan
Mentoring yang dimaksud ialah
yang diadakan oleh BOK, BKK
ataupun pihak luar yang diakui
oleh BOK
Jumlah Mentor Keagamaan Cukup Jelas
2 Strategi GBHI
Poin 2
IPK rata-rata Mahasiswa Mahasiswa yang dimaksud ialah
program S1 baik reguler,
ekstensi ataupun paralel
Jumlah DO Akademis Keluarnya mahasiswa yang
diakibatkan evaluasi akademik
sehingga mahasiswa tersebut
DO atau dianjurkan
mengundurkan diri
Jumlah DO Finansial Keluarnya mahasiswa yang
diakibatkan
ketidakmampuannya dalam
membiayai perkuliahan
sehingga ia DO atau dianjurkan
mengundurkan diri
3 Strategi GBHI
Poin 3
Persentase Rasio Jumlah
Karya Ilmiah per Jumlah
Mahasiswa
Karya Ilmiah yang dimaksud
ialah segala bentuk tulisan
ataupun produk yang
mengembangkan atau
menerapkan IPTEK. Mahasiswa
yang dimaksud ialah mahasiswa
program S1
Jumlah Mahasiswa
Partisipasi Keilmuan
Partisipasi keilmuan yang
dimaksud ialah keikutsertaan
dalam kegiatan lomba, program
kerja ataupun wadah yang dapat
menghasilkan karya ilmiah
Jumlah Pengembangan
Teknologi kerakyatan
Pengembangan teknologi
kerakyatan yang dimaksud ialah
karya ilmiah ataupun program
kerja eksekutif yang dapat
mendorong perkembangan
ataupun penerapan teknologi
yang dapat menyelesaikan
masalah masyarakat Indonesia
ataupun dunia
4 Strategi GBHI Jumlah Mahasiswa Aktif Mahasiswa yang memiliki
Poin 4 Nyata kegiatan di luar kegiatan
perkuliahannya yang
mendorong terlaksananya tujuan
ikm ft ui atau fungsi mahasiswa
Jumlah Masyarakat
Mendapat Manfaat
Masyarakat yang dimaksud
ialah masyarakat yang
merasakan dampak langsung
dari program kerja eksekutif
berupa peningkatan
kesejahteraan ataupun kualitas
hidup.
Rata-rata Jumlah Partisipasi
Isu
POLEKSOSBUDHANKAM
Partisipasi ialah keikutsertaan
dalam program kerja ataupun
kegiatan insidentil yang
mencakup penyelesaian masalah
dalam aspek
POLEKSOSBUDHANKAM
Jumlah Sikap dikeluarkan
dalam Aspek
POLEKSOSBUDHANKAM
bersama dengan
Penyelenggara Pendidikan
Sikap yang dimaksud berupa
kajian ataupun penerapan solusi
yang dapat mendukung
terselesaikannya suatu masalah
di masyarakat
5 Strategi GBHI
Poin 5
Jumlah Peraturan dan
Kesepakatan dilanggar
Peraturan dan kesepakatan yang
dimaksud ialah yang termasuk
dalam tata urutan peraturan
IKM FT UI
Rata-rata Persentase Jumlah
Mahasiswa Hadir
Fordep/Fortek per angka
Angka kapasitas yang dimaksud
ialah kapasitas maksimum
tempat fordep/fortek
kapasitas diselenggarakan yang disahkan
dalam ketetapan fraksi/pleno
6 Strategi GBHI
Poin 6
Persentase Jumlah
Partisipasi Anggota IKM FT
UI pada Proker Melibatkan
Masyarakat
Partisipasi yang dimaksud ialah
keikutsertaan anggota IKM FT
UI dalam program kerja yang
mempertemukan anggota IKM
FT UI dengan masyarakat.
Jumlah Masyarakat Terlibat Keterlibatan masyarakat yang
dimaksud ialah masyarakat yang
bertemu langsung dengan
anggota IKM FT UI
7 Strategi GBHI
Poin 7
Persentase Keberhasilan
Proker
Keberhasilan yang dimaksud
ialah tercapainya 50 persen
lebih parameter suatu proker
8 Usaha IKM FT
UI Poin 4
Rata – rata Masa Tunggu
Pencarian Kerja lulusan
anggota IKM FT UI
Cukup jelas
Persentase Alumni Muda
bekerja/studi lanjut pada
Bidang Kompetensi Utama
Alumni yang dimaksud ialah
yang lulus di periode
kepengurusan tersebut. Bekerja
yang dimaksud dapat berupa
sebagai pegawai, pengusaha
ataupun peneliti. Definisi bidang
kompetensi utama yang
dimaksud diserahkan ke
ketetapan fraksi.
Untuk memudahkan pengukuran IKG maka setidaknya ada beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Melakukan penandaan kepada proker yang melibatkan masyarakat
2. Melakukan penandaan kepada proker yang mendorong partisipasi dalam isu
POLEKSOSBUDHANKAM
3. Melakukan penandaan kepada proker yang melakukan pengembangan
teknologi kerakyatan
4. Melakukan penandaan kepada proker yang melakukan penyikapan bersama
pihak penyelenggara pendidikan
5. Melakukan kerjasama dengan pihak penyelenggara pendidikan dalam
pengambilan data-data tertentu
6. Melakukan dokumentasi, pengesahan dan pengawasan yang baik atas
kesepakatan yang dibuat
7. Membiasakan menghitung peserta fordep/fortek sebelum dimulai
8. Melakukan penandaan kelompok parameter proker-proker tertentu yang dapat
berdampak kepada suatu IKG terkait
VI. Arahan Mekanisme Pembuatan Program Kerja
Berdasarkan IKG yang dituju, dibentuk alur untuk mencapai IKG dan dibentuklah
program kerja berdasarkan alur yang ada.
Garis Besar Program Kerja Dasar
II. Program Kerja Keberlanjutan
IKG
Program kerja
Program Kerja
Program Kerja
Alu
r
Arahan: Memastikan terciptanya suasana lembaga yang kondusif dalam rangka menjamin
keberlanjutan hidup lembaga melalui kegiatan administrasi, keuangan, relasi, kaderisasi
pengurus, serta evaluasi lembaga.
A. Administrasi
Tujuan: Memastikan adanya kerapihan arsip, ketepatan waktu, dan dokumentasi
kegiatan lembaga, serta memfasilitasi warga dalam urusan surat-menyurat terkait
kemahasiswaan.
Poin Kerja :
1. Melakukan inventarisasi terhadap segala barang yang dimiliki lembaga.
Penjelasan: Barang yang diinventaris adalah barang yang dirasa perlu dan
penting bagi keberlangsungan masing-masing lembaga.
2. Melakukan pengarsipan terhadap surat-surat, baik surat masuk maupun surat
keluar.
3. Membuat timeline lembaga selama satu periode kepengurusan dan
memastikan pelaksanaan timeline sesuai perencanaan.
4. Membuat notulensi dan absensi sesuai format yang telah ditetapkan oleh MPM
FTUI untuk setiap rapat yang ada di dalam lembaga.
Penjelasan: Rapat yang ada di dalam lembaga termasuk rapat BPH dan rapat
bidang.
5. Membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) lembaga sesuai format yang
telah ditetapkan oleh MPM FTUI.
B. Keuangan
Tujuan: Memastikan sistem pengelolaan, pendapatan, dan pengeluaran keuangan
lembaga yang terpadu, transparan, akuntabel, dan mandiri.
Poin Kerja:
1. Membuat Rancangan Kegiatan dan Alokasi Tahunan lembaga selama satu
periode di awal kepengurusan yang dapat menjamin keberlangsungan lembaga
setiap bulan periode aktif.
Penjelasan : Perencanaan ini harus dapat dipertanggungjawabkan dengan
memprediksi pemasukan dan pengeluaran tiap bulan sesuai pengalaman
lembaga.Menjaga dan mengontrol neraca keuangan (cash flow) lembaga
sehingga tidak terjadi defisit keuangan.
2. Menjaga dan mengontrol neraca keuangan (Cash flow) lembaga sehingga
tidak terjadi defisit keuangan. Neraca keuangan setiap bulan dilaporkan
kepada dan diperiksa oleh MPM.
3. Mencari sumber dana yang tidak bertentangan dengan landasan IKM FTUI
sebagai pemasukan keuangan lembaga.
Penjelasan : Sumber dana ini merupakan salah satu bentuk independensi
lembaga dan merupakan pemasukan selain yang bersumber dari Fakultas.
4. Memastikan adanya suatu program kerja dana usaha berkelanjutan lembaga
yang dapat diteruskan pada kepengurusan berikutnya.
Penjelasan : Berkelanjutan yang dimaksud adalah lembaga berikutnya dapat
mempertahankan bisnis atau sistem yang sudah ada.
5. Memastikan tersedianya dana turunan untuk diwariskan kepada kepengurusan
selanjutnya.
Penjelasan : Dana turunan yang dimaksud adalah jumlah dari dana abadi dan
dana modal yang digunakan sebagai dana awal organisasi kepengurusan
selanjutnya. Besarnya ditentukan oleh masing-masing lembaga
mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan tiap lembaga. Poin ini tidak
berlaku jika lembaga di-nonaktifkan untuk kepengurusan berikutnya.
6. Membuat LPJ keuangan lembaga secara periodik dalam format yang
ditetapkan oleh MPM FTUI dan memublikasikan kepada pengurus dan warga
lembaga IKM FTUI.
7. Bertanggung jawab atas pembuatan setiap LPJ Keuangan Program Kerja yang
dilaksanakan lembaga dengan format dan waktu pengumpulan yang ditetapkan
oleh MPM FTUI.
C. Relasi
Tujuan: Menjaga adanya hubungan baik antara lembaga dengan pihak-pihak
terkait demi menjaga keberlangsungan hidup lembaga.
Poin Kerja:
1. Mengupayakan suatu kegiatan antara lembaga dengan warga dalam rangka
fokus menjalin silaturahim antara lembaga dengan warga.
2. Mengupayakan suatu kegiatan antara warga dalam rangka fokus menjalin
silaturahim dan meningkatkan interaksi antar warga.
3. Mengupayakan komunikasi intensif dengan pihak-pihak terkait dalam rangka
menjaga hubungan baik.
Penjelasan: Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah pihak-pihak yang dapat
membantu dalam keberlangsungan dan keberlanjutan lembaga.
4. Menyampaikan informasi yang masuk dari beragai sumber kepada warga IKM
FTUI
Penjelasan: informasi yang diberikan tidak mengandung sara dan kepentingan
partai politik
5. Memfasilitasi komunikasi antara mahasiswa dengan alumni, baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
D. Kaderisasi
Tujuan: Mempersiapkan orang-orang yang mampu untuk melanjutkan tongkat
kepengurusan lembaga pada periode berikutnya dalam rangka mempertahankan
keberlangsungan lembaga melalui elemen penggeraknya.
Poin Kerja:
1. Membuat kurikulum kaderisasi untuk semua pengurus lembaga.
Penjelasan: Pembuatan kurikulum kaderisasi mengacu kepada Standar
Pemangku Jabatan (SPJ) dan format yang telah ditetapkan MPM FTUI.
2. Mengadakan pelatihan untuk semua pengurus lembaga.
E. Evaluasi dan Pengembangan
Tujuan: Mengevaluasi kinerja lembaga beserta pengurusnya melalui basis data
dan/atau observasi keadaan secara sistematis, serta melakukan rekomendasi
pengembangan lembaga dalam rangka menyesuaikan kedinamisan zaman.
Poin Kerja:
1. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja pengurus lembaga dan
memberikan rekomendasi untuk pengembangan berikutnya
2. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja dan
memberikan rekomendasi untuk pengembangan berikutnya, yang
dikumpulkan ke MPM setiap penyerahan LPJ lembaga.
3. Melakukan evaluasi terkait kebutuhan warga dan memberikan rekomendasi
untuk pengembangan berikutnya
4. Melakukan pengukuran & evaluasi terhadap indeks kinerja lembaga yang
telah ditetapkan oleh MPM FTUI. Penjelasan: Indeks Kinerja Lembaga yang
dimaksud adalah IKG (Indeks Ketercapaian GBHI)
5. Melakukan evaluasi terhadap indeks kinerja lembaga dan performa lembaga
selama kepengurusan dan memberikan gambaran langkah strategis untuk
kepengurusan selanjutnya.
6. Melakukan kegiatan pengarsipan terhadap data-data evaluasi dan survey
lembaga dengan rapi dan sistematis.
III. Program Kerja Advokasi
Arahan: Memperjuangkan dan melakukan pembelaan atas hak-hak dasar mahasiswa
dalam hal kesejahteraan, pendidikan, dan fasilitas penunjang sebagai kebutuhan dasar
perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan.
A. Kesejahteraan
Tujuan: Menjamin seluruh mahasiswa untuk dapat tetap berkuliah denga baik
tanpa adanya hambatan finansial.
Poin Kerja:
1. Melakukan pendataan terhadap tingkat kesejahteraan mahasiswa dalam hal
finansial.
2. Mendukung dan memfasilitasi bantuan terhadap mahasiswa yang bermasalah
secara finansial.
3. Memberikan informasi dan atau membatu mahasiswa dalam memperoleh
sumber dana alternatif (beasiswa, info magang,dll.)
4. Melakukan evaluasi dan advokasi terhadap sistem pembayaran biaya kuliah
serta pelaksanaan baik yang sedang berlangsung ataupun bila ada yang sedang
dirancang.
Penjelasan: Evaluasi yang dimaksud terkait masalah yang muncul atau yang
akan mucul saat sistem tersebut diterapkan dengan kemudian ditindaklanjuti
dengan advokasi.
B. Pendidikan
Tujuan: Menjamin hak-hak mahasiswa dalam hal kebutuhan dasar akademik
perkuliahan terwadahi.
Poin Kerja:
1. Menghimpun informasi yang menunjukkan performa akademis setiap
mahasiswa.
2. Melakukan advokasi terhadap mahasiswa yang bermasalah secara akademik.
3. Membantu mahasiswa dalam birokrasi dengan pihak penyelenggara
pendidikan apabila terjadi masalah.
4. Memfasilitasi terbentuknya kegiatan dan keperluan akademis mahasiswa.
5. Melakukan evaluasi dan advokasi terhadap kurikulum pendidikan yang sedang
berlangsung dan bila ada yang sedang dirancang.
Penjelasan: Evaluasi yang dimaksud terkait masalah yang muncul atau yang
akan mucul saat sistem tersebut diterapkan dengan kemudian ditindaklanjuti
dengan advokasi.
C. Fasilitas
Tujuan: Mengupayakan tersedianya fasilitas yang kondusif bagi perkuliahan dan
kegiatan kemahasiswaan.
Poin Kerja:
1. Melakukan evaluasi dan advokasi terkait kondisi fasilitas penunjang
perkuliahan kepada pihak terkait, baik yang sudah terakomodasi maupun
belum.
Penjelasan: Fasilitas penunjang perkuliahan yang dimaksud meliputi peralatan
laboratorium, kondisi kelas, ruang diskusi atau fasilitas lain yang
mempengaruhi pembelajaran mahasiswa.
2. Melakukan evaluasi dan advokasi terhadap kebijakan yang mengatur fasilitas
serta penggunaannya baik yang sudah diterapkan ataupun yang sedang
dirancang.
RANCANGAN INDUK PEMBINAAN
A. LANDASAN PEMBINAAN DI IKM FTUI
Landasan dari pembinaan di IKM FTUI adalah Kode Etik IKM FTUI, Garis
Besar Haluan IKM (GBHI), Peraturan Dasar (PD) IKM FTUI Bab III bagian tujuan &
usaha pasal 10 dan 11, PD Bab V bagian keanggotaan pasal 13 ayat 3, Peraturan
Rumah Tangga (PRT) Bab I Keanggotaan Bagian III pembinaan anggota pasal 5 dan
pasal 6,PRT Bab II MPM Bagian III kewajiban MPM FTUI pasal 17 ayat 9 dan 25,
dan Rancangan Induk Pembinaan (RIP).
Kode Etik FTUI:
1. Anggota IKM FTUI merupakan insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Anggota IKM FTUI merupakan insan tepelajar yang selalu menunjukkan komitmen
yang tinggi pada dunia pendidikan
3. Anggota IKM FTUI merupakan mahasiswa yang berperan aktif dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi Bangsa Indonesia.
4. Anggota IKM FTUI merupakan insan yang berjiwa kemanusiaan tinggi dan peka
terhadap perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
di masyarakat.
5. Anggota IKM FTUI menjunjung tinggi semangat kebersamaan, kekeluargaan,
persatuan, dan kesatuan IKM FTUI sesuai dengan hukum yang berlaku di lingkungan
IKM FTUI.
6. Anggota IKM FTUI selalu menghormati dan menjunjung tinggi serta menjaga nama
baik almamater dan civitas akademikanya.
GBHI bagian III. Misi-misi IKM FTUI adalah:
1. Mewujudkan iklim kerohanian yang kondusif
2. Menciptakan pembinaan dan kaderisasi yang berkelanjutan
3. Membangun iklim keilmiahan yang kompetitif dan bewarna sosial
Peraturan Dasar Bab III pasal 10 dan 11:
Pasal 10
Tujuan IKM FTUI adalah terwujudnya kehidupan kemahasiswaan yang dinamis dan
berkesinambungan dengan berlandaskan Kode Etik IKM FTUI
Pasal 11
Usaha dari IKM FTUI adalah:
1. Menciptakan IKM FTUI yang memiliki sumbangsih terhadap agama, bangsa dan negara
2. Memfasilitasi peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan
3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Membekali anggota IKM FTUI untuk menghadapi dinamika kehidupan pasca kampus
PD Bab V bagian keanggotaan pasal 13 ayat 3
Pasal 13
3. Anggota aktif yaitu Anggota Muda yang telah lulus proses pembinaan yang
ditetapkan dan disahkan MPM FTUI dengan keterlibatan semua lembaga IKM
FTUI
PRT Bab I Keanggotaan Bagian III pembinaan anggota pasal 5 dan pasal 6
Pasal 5
1. Pembinaan anggota diperuntukkan bagi anggota IKM FTUI
2. Pembinaan anggota merupakan tanggung jawab seluruh lembaga kemahasiswaan
IKM FTUI dan dikoordinasikan oleh MPM FTUI
3. Tujuan pembinaan anggota adalah untuk mewujudkan Kode Etik IKM FTUI
sebagai landasan dari kehidupan kemahasiswaan
Pasal 6
Pembinaan anggota bersifat berkesinambungan untuk jangka waktu selama masa
keanggotaannya masih berlaku
PRT Bab II MPM Bagian III kewajiban MPM FTUI pasal 17 ayat 9 dan 25
Pasal 17
9. Membuat dan mengesahkan prosedur pembinaan anggota IKM FTUI
25. Mengkoordinasikan, menetapkan dan mengevaluasi penyusunan konsep serta
pelaksanaan pembinaan anggota
B. LATAR BELAKANG
Bahwa berdasarkan Peraturan Dasar Ikatan Keluarga Mahasiwa BAB I Nama,
Definisi, Bentuk, Waktu dan Kedudukan Pasal 2 bahwa IKM FTUI adalah satu-
satunya wadah perjuangan bersama yang menghimpun mahasiswa FTUI dalam satu
ikatan dan satu sikap moral, dan dalam rangka untuk melaksanakan usaha IKM FTUI
pertama, menciptakan IKM FTUI yang memiliki sumbangsih terhadap agama, bangsa
dan Negara maka mahasiswa dituntut untuk memiliki jiwa perubahan yang tinggi,
pemegang idealisme yang kokoh, dan memiliki kompetensi yang memadai untuk
membuat sebuah perubahan. Dalam hal ini, mahasiswa memiliki tiga fungsi, yaitu :
agent of change,artinya mahasiswa memiliki fungsi sebagai agen perubahan
yang memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia, serta berkewajiban untuk mengubah keadaan
menjadi lebih baik.
iron stock, artinya mahasiswa sebagai sumber daya dengan segala kompetensi
yang ia miliki, merupakan generasi penerus yang akan memegang kendali dan
masa depan bangsa ini. Untuk itu, mahasiswa harus dibina dan dikembangkan
kemampuannya agar siap menyongsong masa depan bangsa ini.
moral force, artinya mahasiswa juga memiliki peran moral. Mahasiswa harus
memiliki moral yang baik dan memegang idealisme yang murni serta kokoh
(tidak memiliki kepentingan politik), agar tidak terpengaruh oleh kepentingan
pribadi yang merugikan banyak orang.
Sebagai elemen terbesar dalam perguruan tinggi mahasiswa wajib
mengaktualisasikan ketiga fungsi Perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi memiliki pengejawantahan yang
luas dan mendukung ke arah kesinergisan kegiatan akademis dan non akademis
(dalam hal ini misalnya kegiatan dalam lembaga kemahasiswaan).
Untuk menjalankan kewajibannya, mahasiswa membutuhkan pembekalan baik
dalam rangka menjaga motivasi dan ketergugahan serta kemampuan, maka diperlukan
proses pembinaan yang merupakan proses bertahap dan berkesinambungan dalam
membentuk dan mengembangkan diri mahasiswa untuk mencapai perubahan kearah
yang lebih baik dari sisi paradigma, kemampuan dan sikap sesuai dengan tujuan
pembinaan.
C. FUNGSI
Menjadi acuan dalam program kerja terkait pembinaan yang
diselenggarakan IKM FTUI
Menjadi koridor pembentukan Rancangan Induk Pembinaan bagi lembaga
Badan Otonom Keagamaan (BOK), Badan Otonom (BO), Badan Semi
Otonom (BSO) dan Kelompok Peminatan Departemen (KPD)
Panduan dalam menanamkan nilai-nilai kepada mahasiswa berdasarkan
kode etik IKM FTUI, cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945, Tridharma Perguruan Tinggi dan fungsi
mahasiswa
Menggugah dan mendorong mahasiswa untuk menerapkan nilai dan
menjalankan perannya sebagai moral force, agent of change dan iron stock
dalam entitas baik civitas akademika maupun masyarakat
Menjadi acuan pembentukan parameter berdasarkan arahan Rancangan
Induk Pembinaan bersama dengan pemenuhan target Indeks Keberhasilan
GBHI dalam berbagai bentuk pembinaan di IKM FTUI
Menjamin terselenggaranya evaluasi komperhensif dan kontrol pembinaan
yang dilakukan
D. TUJUAN PEMBINAAN
Mewujudkan Kode Etik IKM FTUI sebagai landasan dari kehidupan kemahasiswaan
(PRT Bab I Keanggotan Bagian III Pembinaan Pasal 5 )
Mewujudkan Usaha IKM FTUI, poin 1,3 dan 4
1. Poin 1 : Menciptakan IKM FTUI yang memiliki sumbangsih terhadap agama,
bangsa dan Negara
Sumbangsih terhadap agama,bangsa dan negara yang dimaksud adalah menjadi
kewajiban untuk IKM FTUI memberikan kebermanfaatannya bagi bangsa dan
negara yang artinya diperlukan mahasiswa yang tergugah dan tergerak melakukan
perubahan kearah yang lebih baik bagi entitasnya civitas akademika dan
masyarakat dan tergugah akan perannya menuju masyarakat ideal berdasarkan
cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang diharapkan
akan terus berkesinambungan hingga kehidupan pasca kampus.
2. Poin 3 : Menciptakan suasana kondusif untuk pegembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3. Poin 4 : Membekali anggota IKM FTUI untuk menghadapi dinamika
kehidupan pasca kampus
E. GAMBARAN DASAR DAN TAHAPAN PEMBINAAN
Pembinaan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, dilakukan
berdasarkan klasifikasi program kerja yang mengacu pada Rancangan Induk
Pembinaan, yakni program kerja pembinaan dan program kerja penggerak perubahan.
Fase Pembinaan dan Kaderisasi
Semester 1 2 3 4 5 6 7 8
Angkatan 1 2 3 4
Fase
1 = Pembinaan
awal
2 = Pembinaan Lanjut 1 3 = Pembinaan
Lanjut 2
4 = Pembekalan
Pasca Kampus
Pembekalan Pembekalan dan Penggerak
Perubahan
Pembekalan dan
Penggerak Perubahan
Penggerak Perubahan
dan Pembekalan Pasca
Kampus
kaderisasi awal kaderisasi lanjut
Kaderisasi
Proses persiapan Anggota Aktif untuk menjadi konseptor, eksekutor, dan decision maker baik
tingkat departemen maupun tingkat teknik yang berititik tekan pada skill Manajerial.
Kaderisasi akan dirumuskan oleh SC Kaderisasi yang terdiri dari perwakilan setiap lembaga
dan dikoordinasikan oleh MPM FTUI.
Penjelasan:
Konseptor adalah pembuat konsep dalam tahap perencanaan.
Eksekutor adalah pelaku konsep dalam hal teknis.
Decision maker adalah pembuat keputusan dalam ruang lingkup perannya
Fase 1 (Pembinaan Awal dan Kaderisasi Awal):
Objek Pembinaan: Mahasiswa semester 1
Keterangan:
Fase 1 merupakan proses penanaman nilai-nilai dasar dan proses seleksi menuju Anggota
Aktif atau Anggota Muda
Pada tahap pembinaan awal, proses yang dilakukan adalah menggunakan program kerja
pembinaan yang berupa penanaman dan pembekalan untuk menyiapkan dan
mengembangkan mahasiswa dengan nilai dan kemampuan agar dapat menjalankan kode
etik serta melakukan fungsi mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat.
Proses Kaderisasi hanya berhak diikuti oleh Anggota Aktif
Anggota muda dapat mengikuti pembinaan tahap 2 untuk menjadi Anggota Aktif.
Fase 2 (Pembinaan Lanjut 1, Kaderisasi Awal dan Kaderisasi Lanjutan):
Objek Pembinaan: Mahasiswa Anggota IKM FTUI semester 2, 3 dan 4
Keterangan:
Selain menyiapkan mahasiswa, program kerja penggerak perubahan mulai di
efektifkan, mengarahkan mahasiswa menjadi penggerak IKM FTUI untuk
menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan memberikan sumbangsih bagi bangsa
dan negara.
Khusus untuk Anggota Muda, diadakan pembinaan tahap 2 untuk memperoleh status
Anggota Aktif.
Memberikan pemahaman peran dan fungsi lembaga-lembaga di IKM FTUI agar
anggota IKM FTUI memiliki gambaran jelas dan siap untuk memilih lembaga dan
bidang apa mereka akan berkontribusi.
Pada akhir semester 3 tercipta mahasiswa yang mampu berperan decision maker dan
eksekutor tingkat departemen, serta konseptor dan eksekutor tingkat teknik.
Fase 3 (Pembinaan Lanjut 2 dan Kaderisasi Lanjutan) :
Objek Pembinaan: Mahasiswa Anggota IKM FTUI semester 5 dan semester 6.
Keterangan:
Mahasiswa dianggap telah memiliki kesiapan dan menerapkan kemampuannya untuk
menjadi penggerak IKM FTUI untuk menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan
memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara.
Khusus untuk Anggota Muda, diadakan pembinaan tahap 2 untuk memperoleh status
Anggota Aktif
Memberikan pemahaman peran dan fungsi lembaga-lembaga di IKM FTUI agar
anggota IKM FTUI memiliki gambaran jelas dan siap untuk memilih lembaga dan
bidang apa mereka akan berkontribusi.
Terbentuknya konseptor, eksekutor, dan decision maker tingkat teknik dan membina
mahasiswa di Fase sebelumnya.
Fase 4 (Pembekalan Pasca Kampus):
Objek Pembinaan: Mahasiswa Anggota IKM FTUI semester 7 dan di atasnya.
Keterangan:
Pada tahap pembekalan pasca kampus, mahasiswa dianggap telah memiliki kesiapan
dan menerapkan kemampuannya untuk menjadi penggerak IKM FTUI untuk
menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan memberikan sumbangsih bagi bangsa
dan negara.
Mempersiapkan skill dan knowledge yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia pasca
kampus.
Semua mahasiswa IKM FTUI, baik aktif maupun muda, berhak mendapatkan
pembekalan pasca kampus.
Dari tingkat ini mahasiswa mampu membina mahasiswa di tingkat 1, 2, dan 3.
Mahasiswa S1 Program Internasional
Semester 1 >2
Fase
1 = Pembinaan awal 2 = Pembinaan Lanjut 1
Pembekalan
Pembekalan & Penggerak
Perubahan
kaderisasi
Untuk mahasiswa S1 Program Internasional hanya terdapat 2 fase pembinaan, yaitu :
Fase 1 (Pembinaan Awal dan Kaderisasi)
Objek pembinaan: Mahasiswa semester 1
Menyiapkan dan mengembangkan mahasiswa dengan nilai dan kemampuan agar
dapat menjalankan kode etik serta melakukan fungsi mahasiswa sebagai bagian dari
masyarakat, mahasiswa juiga diarahkan menjadi penggerak IKM FTUI untuk
menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan memberikan sumbangsih bagi bangsa
dan Negara.
Fase 2 (Pembinaan Lanjut dan Kaderisasi)
Kaderisasi yang dilakukan saat semester 2 dipegang oleh BEM dan atau Pengurus
IMPI sebelumnya dan PIPTEK dipegang oleh IMD
Mahasiswa pada fase ini dapat berperan sebagai eksekutor, konseptor, dan decision
maker tingkat departemen dan teknik. Pada tingkat ini mahasiswa dianggap telah
memiliki kesiapan dan menerapkan kemampuannya untuk menjadi penggerak IKM
FTUI untuk menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan memberikan sumbangsih
bagi bangsa dan negara.
Bagi mahasiswa S1 Program Internasional yang berada di lingkungan IKM FTUI
diatas semester 2 maka proses pembinaannya adalah pembinaan lanjut.
Alur Pembinaan
Keterangan :
Setelah melewati setiap proses, maka dilakukan penilaian dengan parameter tertentu.
Setelah pembinaan awal, penilaian dilakukan untuk menentukan apakah seorang
mahasiswa menjadi anggota aktif atau tetap menjadi anggota muda. Pada pembinaan
pembinaan lanjut 1, pembinaan lanjut 2, hingga pembekalan pasca kampus, tetap
dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Namun dalam hal ini tidak
dilakukan seleksi (tidak seperti setelah pembinaan awal untuk menentukan apakah
mahasiswa anggota aktif atau tetap anggota muda).
Pembinaan tahap 2 bagi yang tidak lulus menjadi anggota aktif diberlakukan untuk
memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki keinginan untuk menjadi
anggota aktif. Input dari proses ini adalah anggota muda IKM FTUI dari semua
angkatan.
A. NILAI DAN SKILL
1. Nilai
Nilai merupakan semangat/rasa/motivasi yang ditanamkan kepada anggota IKM FTUI
dalam rangka menggugah /menumbuhkan kesadaran yang merupakan dasar dari
bergeraknya anggota IKM FTUI untuk mewujudkan tujuan pembinaan
Ketuhanan
Definisi: Rasa kepercayaan dan kesadaran seseorang sebagai hamba dari Tuhan Yang Maha
Esa
Jenis Tujuan
Pembekalan Mahasiswa beriman kepada Tuhan yang
maha esa
IPTEK
Definisi : Ketergugahan untuk menggali, mendalami bidang keilmuan sesuai dengan
kompetensi utama dan memanfaatkannya bagi kemaslahatan bersama
Jenis Tujuan
Pembekalan Mahasiswa antusias untuk menggali
kompetensi utama
Penggerak Perubahan Mahasiswa antusias untuk mengaplikasikan
kompetensi utamanya ke masyarakat
Ke IKMan
Definisi : rasa keterikatan dengan IKM FTUI dan kesadarannya untuk menggerakkan
serta mengembangkan kebermanfaatan IKM FTUI
Jenis Tujuan
Pembekalan Mahasiswa memiliki kesadaran akan
perannya dalam berkontribusi dan
menumbuhkan kebermanfaatan dalam IKM
FTUI.
Interaksi
Definisi : kesadaran akan pentingnya menjalin hubungan dengan orang lain,
menyampaikan, menerima dan bertukar wawasan sehingga terdapat persamaan pemahaman
tentang IKM FTUI sebagai wadah perjuangan bersama yang berandaskan kode etik
Jenis Tujuan
Pembekalan Mahasiswa sadar akan pentingnya menjalin
interaksi, sebagai sarana dalam
menyampaikan, menerima dan memiliki
pemahaman yang sama terkait IKM FTUI
antara anggota IKM FTUI di lingkungan
Departemen, Teknik, alumni dan masyarakat
dengan berlandaskan Kode Etik IKM FTUI.
Nasionalisme
Definisi : kesadaran diri sebagai bagian dari Indonesia dan semangat untuk
memberikan yang terbaik demi kemajuan bangsanya.
Jenis Tujuan
Pembekalan Mahasiswa sadar akan peran dan fungsi
mereka dan juga dirinya adalah bagian dari
bangsa Indonesia serta memiliki antusiasme
untuk berperan aktif dalam mewujudkan
tujuan bangsa Indonesia
Kepedulian
Definisi : rasa ingin bergerak yang ditimbulkan dari sensitifitas terhadap hal yang
seharusnya terjadi terkait kepentingan bersama baik IKM FTUI maupun masyarakat
Jenis Tujuan
Pembekalan Mahasiswa memiliki perhatian dan mau
untuk bergerak menyelesaikan permasalahan
disekitarnya
Penggerak Perubahan Mahasiswa memiliki perhatian dan insiatif
untuk bergerak menyelesaikan masalah
bersama baik di IKM FTUI maupun
masyarakat. (POLEKSOSBUDHANKAM)
Kepemimpinan
Definisi : kesadaran serta motivasi untuk membimbing dirinya ataupun orang lain,
bersama-sama untuk mencapai arah dan perannya di masyarakat
Jenis Tujuan
Pembekalan Mahasiswa sadar dan termotivasi untuk
membimbing dirinya menuju arah dan peran
yang ingin diambil di masyarakat
Penggerak Perubahan Mahasiswa semangat untuk mengajak dan
menggerakan orang lain untuk melaksanakan
perannya di masyarakat
2. Skill
Skill merupakan kemampuan atau keahlian tertentu yang diperlukan mahasiswa dalam
mewujudkan atau menunjang nilai untuk mewujudkan tujuan pembinaan.
1. Kemampuan Keagamaan
Definisi : kemampuan untuk beribadah yang merupakan tindak lanjut bentuk
keimanan dari agama yang diyakini
Fase Arahan
Pembekalan Mahasiswa dibina untuk memiliki
kemampuan memahami pentingnya
pengaplikasian ilmu agama dalam kehidupan
sehari hari.
Penggerak Perubahan Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu
agama yang dianut dalam kehidupan sehari-
hari
2. Keilmuan Keteknikan
Definisi : Kemampuan memahami, mendalami, dan mengaplikasikan ilmu
keteknikannya untuk masyarakat
Jenis Arahan
Pembekalan Mahasiswa dibina untuk mengetahui
kelebihan core-competence dan memiliki
solusi pemikiran yang bisa diberikan untuk
menyelesaikan permasalahan di masyarakat
dengan berbasis teknologi kerakyatan
Penggerak perubahan Mahasiswa mampu menerapkan solusi
pemikiran dari permasalahn yang terjadi di
masyarakat tersebut secara aplikatif kepada
masyarakat
3. Manajerial Personal
Definisi : Kemampuan mengatur dan mengolah diri sendiri termasuk di
dalamnya mengolah potensi, mengembangkan karakter dan bersaing
secara sehat untuk mencapai arah dan perannya di masyarakat
Jenis Arahan
Pembekalan Mahasiswa dibina untuk mampu mengatur
urusan akademis dan non akademis serta
mengembangkan karakter dan potensi diri
agar dapat bersaing dan melaksanakan
perannya di masyarakat.
4. Manajerial Organisasi
Deifinisi: Kemampuan untuk mengatur dan mengelola orang lain dan/atau
organisasi untuk bisa bergerak bersama mencapai arah dan peran yang
ingin di ambil di masyarakat
Jenis Arahan
Pembekalan Mahasiswa dibina untuk mampu mengatasi
masalah, bekerjasama, menyusun target,
mengatur alur kerja dan melakukan evaluasi
dalam suatu kelompok atau organisasi untuk
memberikan peran di masyarakat
5. Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Definisi : Kemampuan dalam mengolah pemikiran dan tindakan yang tepat dan
solutif dalam menghadapi berbagai permasalahan
Jenis Arahan
Pembekalan Mahasiswa dibina untuk memiliki cara
berpikir analitis, taktis, logis, sistematis,
inovatif, dan kreatif dan mampu
menerapkannya dalam menyelesaikan masalah
di lingkup departemen dan teknik
Penggerak Perubahan Menerapkan cara berpikirnya untuk
menyelesaikan masalah di semua lingkup
masyarakat (lingkup IKM FTUI, di luar IKM
FTUI dan masyarakat)
Keterangan:
- Analitis: dalam bertindak harus dapat menganalisis keadaan, melakukan
pertimbangan dalam menganalisis (metode analisis).
- Logis: dasar berpikir secara logis; kerangka berpikir yang menghasilkan
pemikiran yang dapat diterima oleh akal sehat karena berlandaskan.
- Taktis: dapat mengambil keputusan atau langkah dengan tepat dan cepat.
- Sistematis: memiliki tahapan dalam berpikir yang teratur dan memiliki target
dalam setiap langkahnya.
- Kreatif dan Inovatif : mampu menghasilkan ide-ide baru dan memperbarui ide-
ide yang ada
- Solutif : membentuk suatu pemikiran yang mengarah kepada suatu solusi
Sub-Lampiran A:
MEKANISME PEMBINAAN MAHASISWA
YANG TIDAK LULUS TINGKAT 1 (PEMBINAAN TAHAP II)
1. SC Pembinaan Tahap II tiap departemen memiliki rekap nilai Pembinaan awal dari
setiap departemen sampai tiga periode sebelumnya.
2. SC Pembinaan Tahap II tiap departemen mendata anggota muda yang tidak lulus
Pembinaan awal sampai tiga periode sebelumnya, disertai dengan nilai pembinaan
awal yang mereka miliki.
3. SC Pembinaan Tahap II wajib mengategorikan mahasiswa Anggota Muda sampai tiga
periode sebelumnya berdasarkan nilai pembinaan awal yang dinyatakan kurang.
SOP:
1. Semua mahasiswa yang tidak lulus pembinaan awal dan ingin menjadi
anggota aktif wajib mengikuti proker-proker pembinaan tahap II sebagai
peserta dan atau panitia di tingkat departemen dan teknik. (Catatan: Batas
minimal jumlah dan jenis proker yang diikuti ditentukan oleh SC Pembinaan
tahap II).
2. Semua proker pembinaan tahap II yang diikuti oleh mahasiswa Anggota
Muda, dilaksanakan sebelum pelantikan Anggota Aktif tahap II (sebelum
pembinaan Maba periode berikutnya dimulai).
3. Dinyatakan lulus jika mengikuti proker-proker eksekutif yang telah ditentukan
dengan batas nilai minimal dan akan dilantik pada pelantikan Anggota Aktif
tahap II.
4. SC Pembinaan tahap II tiap departemen wajib menyerahkan rekap nilai akhir
pembinaan tahap II pada pleno MPM sebelum pelantikan Anggota Aktif tahap
II.
5. Pembinaan tahap II dilaksanakan mulai awal tahun periode lembaga.