Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

download Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

of 20

Transcript of Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    1/20

    PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR .. TAHUN ..

    TENTANG

    PENERAPAN SISTEM HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL

    PADA BAHAN KIMIA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang: a. bahwa perlu melindungi masyarakat dan lingkungannya dari

    risiko bahaya bahan kimia ;

    b.bahwa adanya perbedaan dalam klasifikasi dan pelabelan

    bahan kimia dapat menghambat kelancaran(distribusi dan)

    perdagangan maupun pengawasan (pengamanan)bahan

    kimia;

    c.bahwa untuk kelancaran (distribusi) perdagangan dan

    pengawasan (optimalisasi pengamanan)bahan kimia

    diperlukan adanya sistem klasifikasi dan pelabelan bahan

    kimia yang dapat diterapkan secara nasional dan global;

    d.bahwa sistem harmonisasi global tentang klasifikasi dan

    pelabelan bahan kimia telah disepakati oleh banyak negara di

    dunia untuk diterapkan secara global;

    e.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu

    menetapkan Peraturan Presiden tentang Penerapan Sistem

    Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

    2.Ordonansi Bahan Berbahaya nomor 377 tahun 1949;

    (Gevaarlijke Stoffen Ordonantie, Staatsblad Nomor 377 Tahun

    1949)

    3.Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan

    Kerja; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970

    Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 2918)

    Draft Perpres 3rdRev

    Tgl : 9/12/2006

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    2/20

    4.Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    3274)

    5.Undang-Undang No. 13 Tahun 1992 tentang Kereta Api;

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor)

    6.Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

    Angkutan Jalan; (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor)

    7.Undang-Undang No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor)

    8.Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran;

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor)

    9.Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    3699)

    10.Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Pengelolaan

    Lingkungan Hidup; (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 3495)

    11.Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

    Konsumen; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3878)

    12.Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan

    Peredaran Pestisida; (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1973 Nomor 12)

    13.Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1992 tentang Angkutan

    di Perairan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor)

    14.Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan

    Jalan; (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3527)

    15.Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2000 tentang

    Kepelabuhan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    3/20

    Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor)

    16.Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2001 tentang Keamanan

    dan Keselamatan Penerbangan; (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4075)

    17.Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan

    dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen;

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor

    103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4126)

    18.Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang

    Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun; (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 138,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4153)

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENERAPAN SISTEM

    HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL PADA

    BAHAN KIMIA.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan :

    1. Sistem Harmonisasi Global tentang Klasifikasi dan Pelabelan Bahan

    Kimia (Globally Harmonized System of Classification and Labelling of

    Chemicals) selanjutnya disingkat GHS adalah suatu pendekatan umum

    dan logis yang terharmonisasi secara global untuk mendefinisikan dan

    mengklasifikasikan bahaya bahan kimia, dan mengkomunikasikan

    informasi tersebut pada label dan Lembar Data Keamanan / LDK (Safety

    Data Sheet /SDS).

    2. Bahan kimia adalah suatu zat, baik berupa unsur maupun senyawa,

    yang dihasilkan dari suatu proses kimia atau digunakan untuk

    menimbulkan suatu efek kimia.semua materi dalam bentuk cairan,

    padat atau gas, berupa unsur atau senyawa dalam bentuk tunggal atau

    campuran dan mempunyai sifat khusus.

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    4/20

    Bahan kimia adalah unsur kimia dan senyawanya dan campurannya,

    baik yang bersifat alami maupun sintesis.

    3. Bahaya adalah kapasitas yg melekat dari suatu bahan atau campuran

    yang menimbulkan yang efek merugikan terhadap kesehatan maupunlingkungan pada suatu kondisi paparan.

    4. Campuran adalah campuran atau larutan yang terdiri dari dua atau

    lebih senyawa yang tidak bereaksi.

    5. Produk konsumen adalah setiap produk yang mempunyai suatu fungsi

    karena kandungan bahan kimia dalam produk tersebut dan digunakan

    oleh konsumen.

    6. Barang (article)adalah setiap produk yang mempunyai suatu fungsi

    karena bentuknya dan digunakan oleh konsumen.

    7. Label adalah setiap keterangan mengenai bahan kimia yang berbentukgambar, tulisan, atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang

    memuat informasi tentang bahan kimia dan keterangan Pelaku Usaha

    serta informasi lainnya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

    yang berlaku yang disertakan pada produk, dimasukkan ke dalam,

    ditempatkan pada atau merupakan bagian kemasan.

    Label adalah informasi tertulis, tercetak atau dalam bentuk grafik,

    mengenai unsur-unsur suatu produk berbahaya dari suatu produk yang

    relevan bagi masing-masing target sektor sasaran, yang disertakan pada,

    tercetak pada atau melekat pada wadah produk berbahaya tersebut atau

    pada bagian luar dari kemasan.

    8. Wadah adalah barang yang digunakan untuk mewadahi bahan kimia

    yang berhubungan langsung dengan bahan kimia termasuk tutupnya.

    9. Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau

    membungkus bahan kimia baik yang bersentuhan langsung dengan

    bahan kimia maupun tidak.

    10.Lembar Data Keamanan (Safety Data Sheet, SDS) yang selanjutnya

    disingkat LDK adalah lembar petunjuk yang berisi informasi bahan

    berbahaya tentang sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan,cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat dan

    informasi lain yang diperlukan.

    11.Penanda Produk adalah identitas produk yang minimal terdiri dari nama

    senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/atau nama dagang,

    serta nomor pengenal internasional seperti CAS Number. UN number

    atau lainnya.

    12.Nomor CAS (Chemical Abstract Service,CASNumber) adalah sistem indek

    atau registrasi senyawa kimia yang diadopsi secara internasional

    sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi setiap senyawa secara

    spesifik.

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    5/20

    13.Piktogram Bahaya adalah suatu komposisi grafis yang terdiri dari suatu

    simbol bahaya dan elemen-elemen grafis lainnya seperti bingkai, pola

    latar belakang atau warna yang dimaksudkan untuk menyampaikan

    informasi spesifik tentang suatu bahaya.

    14.Kata Sinyal adalah suatukata yang digunakan untuk menyatakan

    menunjukkantingkatan relatif dari kehebatan suatu bahaya dan

    mengingatkansupayapembaca label penggunawapadaterhadap potensi

    bahaya yang dinyatakan dalam label tersebut. Kata Sinyal yang

    digunakan dalam ketentuan GHS adalah Bahaya dan Awas.

    15.Pernyataan Bahaya adalah pernyataan yang dimaksudkan untuk tiap

    kategori dan kelas bahaya yang menguraikan sifat-sifatdasarbahaya

    dari bahan kimia dan/atau produk konsumen,dan jika perlutermasuk

    tingkat bahayanya, jika memungkinkan.

    16.Pernyataan Kehati-hatian adalah suatu frasa (dan/atau piktogram) yang

    menguraikan tindakan yang direkomendasikan dianjurkanuntuk

    dilakukan dalam rangka meminimalkan mengurangiatau mencegah

    timbulnya efek sampingrisikoakibat terpaparpaparan terhadapproduk

    berbahaya, atau penanganan atau penyimpanan produk berbahaya yang

    tidak benar.

    17.Pelaku usaha adalah orang atau badan usaha yang memproduksi,

    mengimpor, mengedarkan, memperdagangkan atau mendistribusikan

    bahan kimia dan/atau produk konsumen.setiap orang perseorangan

    atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukanbadan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan

    kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri

    maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan

    usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

    Pelaku usaha adalahsetiap orang perseorangan atau badan usaha, baik

    yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

    didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

    hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

    melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam

    memproduksi, mengimpor, mengedarkan, memperdagangkan ataumendistribusikan bahan kimia dan/atau produk konsumen.

    18.Pengangkut adalah orang atau badan usaha yang secara sah melakukan

    kegiatan pengangkutan bahan berbahaya dari tempat kegiatan pemuatan

    sampai ke tempat pembongkaran akhir.

    19.Instansi pembina adalah instansi yang berwenang dalam memberikan

    izin, pengawasan dan hal lain yang sesuai dengan bidangnya masing-

    masing di 4 (empat) sektor utamadi sejumlah sektor utama meliputi

    sektor industri, sektor pertanian, sektor transportasi, sektor produk

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    6/20

    konsumen dan sektor ketenagakerjaan khususnya Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja.

    Instansi pembina adalah instansi yang berwenang dalam memberikan

    izin, pengawasan dan hal lain sesuai dengan bidang industri, pertanian,sektor transportasi, produk konsumen dan ketenagakerjaan khususnya

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

    20.Instansi terkait adalah instansi selain instansi pembina yang terkait

    dalam hal pemberian izin, pengawasan dan hal lain yang sesuai dengan

    bidangnya masing-masing.

    21.United Nation Recommendation on Transport of Dangerous Goods(UN-

    RTDG) adalah acuan untuk pengangkutan bahan berbahaya

    (berdasarkan Keputusan Presiden No. 21 Tahun 2003 tentang

    Pengesahan Protokol 9 Dangerous Good)

    22.International Maritime Dangerous Goods(IMDG Code) adalah ketentuan

    tindak lanjut dari konvensi SOLAS dan MARPOL tentang Pengangkutan

    Bahan Berbahaya di Laut

    23.International Civil Aviation Organization(ICAO)Technical Instructions for

    the Safe Transport of Dangerous Goods by Airadalah

    Pasal 2

    (1) Penerapan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Pelabelan pada

    Bahan Kimia diberlakukan pada :

    a.Semua bahan kimia, baik tunggal maupun campuran, kecuali

    Sediaan Farmasi, Kosmetik, Pangan, Bahan Tambahan Pangan,

    Residu Pestisida dalam Pangan, dan Barang (article).

    b.Produk konsumen.

    (2) Penerapan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Pelabelan

    sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan

    berdasarkan skala prioritas yang diatur dengan Peraturan Intansi

    terkait.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis produk konsumen sebagaimana

    yang dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan Peraturan Instansi

    terkait.

    BAB II

    PENERAPAN GHS

    Pasal 3

    Panduan GHS (Purple Book) yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-

    Bangsa (PBB) merupakan pedoman pelaksanaan implementasi GHS pada

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    7/20

    bahan kimia dan produk konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

    dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1.

    Pasal 4

    (1) Setiap bahan kimia dan produk konsumen sebagaimana yang dimaksud

    dalam Pasal 2 diklasifikasi berdasarkan kriteria bahaya GHS.

    (2) Klasifikasi bahaya GHS adalah sebagai berikut

    a.bahaya fisik :

    1. eksplosif;

    2. gas mudah menyala;

    3. aerosol mudah menyala;

    4. cairan mudah menyala;

    5. padatan mudah menyala;

    6. bahan dan campuran yang jika kontak dengan air melepaskan gas

    mudah menyala;

    7. bahan dan campuran swapanas;

    8. gas pengoksidasi;

    9. cairan pengoksidasi;

    10.padatan pengoksidasi;

    11.peroksida organik;

    12.bahan dan campuran yang swareaktif;

    13.cairan piroforik;

    14.padatan piroforik;15.gas bertekanan;

    16.korosif pada logam;

    b.bahaya terhadap kesehatan :

    1. toksisitas akut;

    2. korosi/iritasi kulit;

    3. kerusakan/iritasi serius pada mata;

    4. sensitisasi pernafasan atau kulit;

    5. mutagenisitas sel induk;6. karsinogenisitas;

    7. toksik terhadap reproduksi;

    8. toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan

    tunggal;

    9. toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan

    berulang;

    10.bahaya aspirasi;

    c.bahaya terhadap lingkungan :

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    8/20

    1. bahaya terhadap lingkungan akuatik.

    Pasal 5

    (1) Setiap bahan kimia dan produk konsumen sebagaimana yang dimaksuddalam Pasal 2 wajib diberi label sesuai GHS.

    (2) Pengecualian untuk sektor transportasiPelaksanaan GHS untuk bidang

    transportasi, label pada kemasan terluardan piktogram/placard pada

    kendaraan mengikuti peraturan transportasi sebelumnya yangmengacu

    pada ketentuanUnited Nation Recommendations on Transportation of

    Dangerous Goods(UN-RTDG)untuk transportasi daratatauInternational

    Maritime Dangerous Goods Code(IMDG Code)untuk transportasi laut

    atauInternational Civil Aviation Organization(ICAO)Technical Instructions

    for the Safe Transport of Dangerous Goods by Airuntuk transportation

    udara.

    (3) Unsur label GHS yang wajib dicantumkan pada bahan kimia dan produk

    konsumen adalah sebagai berikut :

    a.Penanda Produk;

    b.Piktogram Bahaya;

    c.Kata Sinyal;

    d.Pernyataan Bahaya;

    e.Identifikasi Produsen / Pemasok.

    (4) Selain unsur label sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat

    ditambahkan unsur labellainberupa pernyataan kehati-hatian.

    (5) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mudah terbaca, jelas

    terlihat serta tidak mudah rusak, lepasdari kemasannyadan luntur

    karena pengaruh sinar, udara atau lainya.

    Pasal 6

    Dalam hal perlindungan informasi rahasia perusahaan, pencantuman

    penanda produk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a

    diperbolehkan hanya memuat sebagian informasi dengan syarat yang

    ditentukan lebih lanjut dalam PeraturanInstansiterkait.

    Pasal 7

    (1)Piktogram bahaya GHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)

    huruf b tercantum dalam Lampiran 2I.

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    9/20

    (2)Ketentuan lebih lanjut mengenai ukuran dan tata letak piktogram bahaya

    GHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

    Instansiterkait.

    Pasal 8

    (1) Pencantuman Pernyataan Bahaya diurutkan berdasarkan tingkat

    bahayanya.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pernyataan Bahaya sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) diatur dengan PeraturanInstansiterkait.

    Pasal 9

    (1) Setiap bahan kimia sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 wajib

    memilikiLDKsesuaidenganGHS.

    (2) FormatLDKsebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas

    sebagaimanatercantumdalam Lampiran 3II.

    Pasal 10

    Label dan Lembar Data Keamanan / LDK wajib menggunakan bahasa

    Indonesia, dan apabiladipandangperlu dapat disertai dengan bahasa

    internasional lainyayang digunakan sebagai bahasa resmi dalam Perserikatan

    Bangsa-Bangsa.

    BAB III

    KEWAJIBAN PELAKU USAHA

    Pasal 11

    (1) Setiap pelaku usaha yang memproduksi bahan kimia dan/atau produk

    konsumen wajib :

    a. menentukan klasifikasi bahaya bahan kimia dan/atau produk

    konsumen yang diproduksinyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;b. mencantumkan labelsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5pada

    kemasan bahan kimia dan/atau produk konsumen;

    c.membuat LDK untuk setiap bahan kimia;

    d. melakukan kaji ulang label sekurang-kurangnya setiap 2 tahun sekali

    sesuai dengan kepentingan / keperluankebutuhan.

    (2) Setiap pelaku usaha yang melakukan pengemasan ulang (repacking) bahan

    kimia wajib :

    a. mencantumkan label pada kemasan bahan kimia;

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    10/20

    b. menyertakan LDK untuk setiap bahan kimia.

    (3) Pelaku usaha yang berhak melakukan pengemasan ulang (repacking)

    bahan kimia diatur oleh instansi pembina terkait.

    BAB IV

    LARANGAN

    Pasal 12

    (1) Setiap orangpelaku usaha atau perorangandilarang mengedarkan,

    memperdagangkan, atau mendistribusikan bahan kimia dan/atau

    produk konsumen yang tidak mencantumkan label sesuai GHS.

    atau

    Setiap orangpelaku usaha dan pengangkut atau perorangandilarang

    mengedarkan, memperdagangkan, atau mendistribusikan dan

    mengangkutbahan kimia dan/atau produk konsumen yang tidak

    mencantumkan label sesuai GHS.

    (2) Setiap orangpelaku usaha atau perorangandilarang mengedarkan,

    memperdagangkan, atau mendistribusikan bahan kimia tanpa disertai

    LDK sesuaidenganGHS.

    atau

    Setiap orangpelaku usaha dan pengangkut atau perorangandilarang

    mengedarkan, memperdagangkan, atau mendistribusikan dan

    mengangkutbahan kimia tanpa disertai LDK sesuaidenganGHS.

    BAB V

    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    Pasal 13

    Setiap instansi terkait melakukan pembinaan, baik secara berkoordinasiataupun mandiri, terhadap pelaku usaha binaannyaterhadap pemberlakuan

    keputusan ini.

    Pasal 14

    Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 antara lain dapat berupa :

    a. Sosialisasi terhadap pelaku usaha yang menangani bahan kimia,

    masyarakat dan pemangku kepentingan dari instansi terkait (pusat dan

    daerah) dilakukan oleh instansi pembina dan/atau instansi terkait,

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    11/20

    secara berkoordinasi ataupun mandiri, sesuai dengantugas pokok dan

    fungsimasing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku.

    b. Pelatihan bagi produsen bahan kimia dan aparat pemerintah dari

    instansi terkait (pusat dan daerah) yang menangani bahan kimiadiselenggarakan oleh instansi pembina dan/atau instansi terkait, secara

    berkoordinasi ataupun mandiri, sesuai dengantugas pokok dan fungsi

    masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku.

    Pasal 15

    Pengawasan terhadap sarana produsen dan pelaku usaha dilakukan oleh

    instansi pembina dan/atau instansi terkait sesuai dengan tupoksi masing-

    masing berdasarkan ketentuan yang berlaku.

    BAB VI

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 16

    (1) Semua Peraturan Instansiyang mengatur tentang klasifikasi bahaya,

    label dan Lembar Data Keamanan (Safety Data Sheet) harus

    menyesuaikan dengan Peraturan Presiden ini paling lambatDesember

    2007/ Desember 2008.

    (2) Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengaturtentang Bahan Kimia dinyatakan tetap berlaku, sepanjang tidak

    bertentangan dengan Peraturan Presiden ini.

    BAB VII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 17

    Penerapan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Bahan Kimia

    paling lambat dilaksanakan secara penuh pada bulan Desember 2008 /

    Desember 200/ Desember 2010.

    Pasal 18

    Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    12/20

    DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

    PIKTOGRAM BAHAYA GHS

    Nyala ApiNyala Api Mengelilingi

    LingkaranBom Meledak

    Korosi Gas SilinderTengkorak dan Tulang

    Bersilang

    LAMPIRAN I

    Peraturan Presiden RI

    Nomor :

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    13/20

    Tanda seru Lingkungan Bahaya Kesehatan

    PIKTOGRAM BAHAYA GHS

    NO. PIKTOGRAM BAHAYA

    1. - Mudah Menyala

    - Swareaktif

    - Swapanas

    - Piroporik

    2. - Zat Pengoksidasi

    - Peroksida Organik

    3. - Eksplosif

    - Swareaktif

    - Peroksida Organik

    4. Korosif

    5. Gas Bertekanan

    LAMPIRAN I

    Peraturan Presiden RI

    Nomor :

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    14/20

    6. Toksisitas Akut

    7. - Iritasi Kulit

    - Sensitisasi Kulit

    - Toksisitas Akut Kategori 4

    - Bahaya terhadap Lingkungan

    Akuatik Kategori 2

    8. Bahaya terhadap LingkunganAkuatik

    NO. PIKTOGRAM BAHAYA

    9. - Karsinogenisitas

    - Mutagenisitas Sel Induk

    - Toksik terhadap Reproduksi

    - Sensitisasi Pernafasan

    - Toksisitas Sistemik terhadap

    Organ Sasaran Spesifik

    - Bahaya Aspirasi

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    15/20

    CONTOH FORMATLDK (SAFETY DATA SHEET, SDS)

    1. Identifikasi Senyawa (Tunggal atau Campuran)

    -

    -

    -

    -

    -

    Identitas/ nama produkberdasarkan GHS

    :

    Identifikasi lainnya

    :

    Penggunaan yang

    dianjurkan dan

    pembatasan penggunaan

    :

    Data rinci mengenai

    pemasok

    ::

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    LAMPIRAN II

    Peraturan Presiden RI

    Nomor :

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    16/20

    :

    Nomor telepon darurat

    2. Identifikasi Bahaya

    -

    -

    -

    Klasifikasi senyawa/campuran :

    :

    Elemen label termasuk

    pernyataan kehati-hatian

    Bahaya lain di luar yang

    berperan dalam klasifikasi

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    3. Komposisi/ Informasi tentang Bahan Penyusun Senyawa tunggal

    -

    -

    -

    -

    Nama kimia

    :

    Nama umum, namadagang, sinonim dll

    :

    Nomor CAS dan nomor

    khas lainnya

    :

    Zat pengotor dan dan

    bahan tambahan yang

    diklasifikasikan dan yang

    berperan dalam klasifikasi

    senyawa tersebut:

    Campuran

    Identitas dan konsentrasi

    bahan kimia atau rentang

    konsentrasi dari semua

    bahan penyusun yang

    berbahaya terhadap

    kesehatan atau

    lingkungan dan

    konsentrasi bahanpenyusun campuran

    :

    ::

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    4. Tindakan Pertolongan Pertama

    -

    -

    -

    Uraian langkah

    pertolongan pertama yang

    diperlukan

    Kumpulan gejala / efek

    terpenting, baik akut

    maupun tertunda

    :

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    17/20

    Indikasi yang memerlukan

    bantuan medik dan

    tindakan khusus, jika

    diperlukan

    5. Tindakan Pemadaman Kebakaran

    -

    -

    -

    Media pemadam yang cocok

    :

    Bahaya spesifik yang

    diakibatkan bahan kimia

    tersebut

    Alat pelindung khusus dan

    pernyataan kehati-hatian

    bagi petugas pemadam

    kebakaran

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    6. Tindakan PengatasanPenanggulanganjika terjadi Kebocoran

    -

    -

    -

    Langkah-langkah

    pencegahan diri, alat

    pelindung dan prosedur

    tanggap darurat

    Langkah-langkah

    pencegahan bagi

    lingkungan

    :

    Metode dan bahan untukpenangkalan (containment)

    dan pembersihan

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    7. Penanganan dan Penyimpanan

    -

    -

    Langkah-langkah

    pencegahan untuk

    penanganan yang aman

    Kondisi untuk

    penyimpanan yang aman,

    termasuk inkompatibilitas

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    8. Kontrol Paparan/ Perlindungan Diri

    -

    -

    -

    Parameter pengendalian,

    jika tersedia agar dibuat

    daftar batas paparan di

    tempat kerja termasuk

    notasinya, daftar angka

    batas biologik termasuk

    notasinya

    Pengendalian teknik yang

    sesuai.

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    18/20

    Tindakan perlindungan diri,

    seperti alat pelindung diri

    9. Sifat Fisika dan Kimia

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Data empirik dari senyawaatau campuran

    Organoleptik (bentuk fisik,

    warna dll)

    :

    Bau

    Ambang bau

    :

    pH

    Titik lebur/ titik beku

    :

    Titik didih/ rentang didih

    :

    Titik nyala

    :

    Laju penguapan

    :

    Flamabilitas (padatan, gas)

    :

    Nilai batas flamabilitas

    terendah/ tertinggi dan

    batas ledakan

    Tekanan uap

    :

    Rapat uap

    :

    Kerapatan relatif

    :

    Kelarutan

    Koefisien partisi (n-

    oktanol/air)

    :

    Suhu dapat membakar

    sendiri

    (auto-ignition)

    :

    Suhu penguraian

    Kekentalan

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    10. Stabilitas dan Reaktifitas

    -

    -

    Reaktifitas

    Stabilitas kimia

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    19/20

    -

    -

    -

    -

    :

    Kemungkinan reaksi yang

    berbahaya

    :

    Kondisi untuk dihindarkan

    Bahan-bahan yang tidak

    tercampurkan

    :

    Hasil peruraian yang

    berbahaya

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    11. Informasi Toksikologi

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Uraian lengkap dan

    komprehensif tentang

    berbagai efek toksikologik/

    kesehatan

    :

    Informasi tentang rute

    paparan

    Kumpulan gejala yang

    berkaitan dengan sifat fisik,

    kimia dan toksikologi

    Efek akut, tertunda dan

    kronik dari paparan jangka

    pendek dan jangka panjang

    :

    Ukuran numerik tingkat

    toksisitas

    Efek Interaktif

    Jika data bahan kimia

    secara spesifik tidak

    tersedia

    Informasitentang campuran

    dan bahan penyusunnya

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    12. Informasi Ekologi-

    -

    -

    -

    -

    Ekotoksisitas

    :

    Persistensi dan peruraian

    oleh lingkungan

    Potensi bioakumulasi

    :

    Mobilitas dalam tanah

    :

    Efek merugikan lainnya

    :

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    13. Pertimbangan Pembuangan/ Pemusnahan

  • 7/26/2019 Draft Perpres Ttg GHS 29 Jan 06

    20/20

    - Metode pembuangan :..................................................................................

    14. Informasi Transportasi

    --

    -

    -

    -

    -

    Nomor PBB:

    Nama pengapalan yang

    sesuai berdasarkan PBB

    Kelas bahaya

    pengangkutan

    :

    Kelompok pengemasan,

    jika tersedia

    :

    Bahaya lingkunganTindakan kehati-hatian

    khusus bagi pengguna

    ::

    :

    :

    :

    :

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    .................................................................................

    ..................................................................................

    ..................................................................................

    15. Informasi yang berkaitan dengan Regulasi

    - Regulasi tentang

    lingkungan, kesehatan

    dan keamanan untuk

    produk tersebut

    :..................................................................................

    16. Informasi Lain Termasuk Informasi yang Diperlukan dalam Pembuatan dan

    Revisi SDS