draf kadar gula

download draf kadar gula

of 15

Transcript of draf kadar gula

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMURPraktikum Percobaan Tanggal : Kimia Organik : Penetapan kadar Gula : 26 April 2010

Nama Romb / Group

: Wuri Indah Lestari :I/A 0931010019 / Yohanes S.

NPM/Semester: 0931010029 / II NPM/ Teman Praktek : 0931010024 / Fernandez H

Pembimbing : Ir.Siswanto ,MM

DRAFT

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar BelakangDalam proses perkuliahan Ilmu Kimia Organik tidak luput dari proses pengaplikasian hasil teori dari permata kuliahan lewat praktikum Kimia Organik.Pembelajaran Praktikum Ilmu dasar Kimia Organik bertujuan agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara pengaplikasian dari hasil perkuliahan dari mata kuliah Kimia Organik . Dalam makalah ini berisi tentang penetapan kadar gula. Bagaimana cara mengidentifikasi kadar gula dalam suatu larutan. Penetapan kadar gula yang ditentukan dalam percobaan ini menggunakan metode luff dan metode fehling.Glukosa sendiri jika ditetapkan menggunakan metode van luff dapat diklasifikasikan menjadi galaktosa,laktosa, dan maltosa. Pada van fehling diklasifikasikan menjadi glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, galaktosa. Dari semua klasifikasi tersebut bertujuan untuk menentukan kadar gula masing-masing sehingga dapat mengetahui angka penetapan gula dengan metode yang sudah ditentukan dengan bantuan tabel metode.

1

I.2 Tujuan Praktikum Untuk mengetahui kadar gula pada masing-masing metode yang digunakan. Untuk menguji perubahan warna yang ditentukan setelah titrasi berlangsung. Untuk mengetahui berapa persen kadar gula tersebut dalam suatu larutan. Dapat mengetahui proses kerja dalam mengidentifikasi senyawa tersebut. Dapat membuktikan hasil identifikasi sesuai prosedur yang diamati.

I.3 Manfaat Praktikum Kita dapat mengetahui metode yang digunakan dalam penetapan kadar gula. Dapat mengetahui proses titrasi yang dilakukan untuk menguji larutan. Mengetahui sifat bahan yang digunakan untuk kereaktifannya. Mengetahui bahan-bahan apa saja yang terkandung dalam suatu larutan. Bisa mengaplikasikan proses perhitungan dalam kebutuhan larutan yang dipakai.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara umumGlukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan

3

dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida. Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida). Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri. (Fessenden & Fessenden, 409, 1986) Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu : 1. Penentuan Cu tereduksi dengan I2. 2. Menggunakan prosedur Lae-Eynon. Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.

4

Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut : R-CHO + 2 Cu2+ R-COOH + Cu2O 2 Cu2+ + 4 I- Cu2I2 + I2 2 S2O32- + I2 S4O62- + 2 IMonosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen. Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Monosakarida Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain.

5

Macam-macam contoh monosakarida adalah 1. Glukosa Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan erring disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kea rah kanan. 2. Fruktosa Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenya disebut levulosa. Fruktisa mempunyai rasa manis lebih dari gluosa, juga lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. 3. Galaktosa Galaktosa jarang terdapat bebas di alam, biasanya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. 4. Pentosa Beberapa pentose yang penting adalah arabinosa, xilosa, ribose dan 2-deoksiribosa. Keempat pentose ini terdapat dalam keadaan bebas di alam. Oligosakarida Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Contoh Oligosakarida yaitu : 1. Sukrosa Sukrosa berasal dari tebu,bit dan tumbuhan, misalnya dalam buah nanas 2. Laktosa Hidrolisis laktosa menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa,karena laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus -OH gkikosidik, dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi

6

dan mutarotasi. 3. Maltosa Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltose mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa. 4. Rafinosa Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurba, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa. 5. Stakiosa Stakiosa adalah suatu tetrasakarida stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi. Polisakarida Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi, polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya: 1.Amilum 2.Glikogen 3.Dekstrin 4.Selulosa (Anonim. 2010.Poisakarida. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB).

II.2 Sifat-sifat bahan

7

Sirup

P/Pa

Ketumpahan cair pada titik lebur 0.828 g/cm. Titik lebur 336.53 K (63.38 C, 146.08 F). Titik didih 1032 K (759 C, 1398 F). Cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi. Namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal. Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen Tekanan uap 1 10 100 1k 10 k 100 k

antara gugus hidroksil (OH).

pada T/K 473 530 601 697 832 1029 (Anonim. 2010.Sirup. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB).

Asam sulfat

. Rumus molekul H2SO4 . Massa molar 98,08 g/mol. Penampilan cairan bening, tak berwarna, tak berbau.

8

-

Densitas 1,84 g/cm3, cair . Titik leleh 10 C, 283 K, 50 F. Titik didih 337 C, 610 K, 639 F. Kelarutan dalam air tercampur penuh. Keasaman (pKa) 3. Viskositas 26,7. cP (20 C).

(Anonim.2010.Asam sulfat. . http:// www.chemistry.com/ content.php?id=461 (Sabtu ,3 April 2010 12.30 WIB).

Amilum

-

Penampilan : bubuk putih. Densitas : 1.5 gr/cm3 . Tidak larut dalam air. Karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.

9

-

Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk

Menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. (Anonim.2010.Amilum.http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB).

Larutan KIBentuk elips (pada suhu kamar) 0.89 g/cm Keadaan cair pada titik lebur 0.828 g/cm Titik lebur 336.53 K : (63.38 C, 146.08 F) Titik didih 1032 K : (759 C, 1398 F)

(Anonim. 2010.Larutan KI. http:// www.info-sehat.com/content.php? id=461(Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB).

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM10

III.1 Bahan Sirup Nira Larutan luff H2SO4

Na-thiosulfat Larutan KI Larutan fehling A dan fehling B Indikator amilum

III.2 Alat yang digunakan Erlenmeyer Pendingin Pemanas Buret

11

III.3 Gambar alatWater bath Erlenmeyer

Bunsen / pemanas

Buret

12

III.4 ProsedurA. Metode luff

Ambil 10 cc sirup tambahkan 15 cc aquadest dan 25 cc larutan luff.Beri batu didih,pasang pendingin tegak dan panaskan 10 menit ( dihitung mulai mendidih ).

Dinginkan dan tambahkan 10 cc KI 30%, 25 cc H2SO4 4 N pelan-pelan. Kemudian titrasi dengan NaS2O3 (thio) 0,1 N sampai warnanya kuning muda. Setelah ditetesi indikator amilum 3 tetes,sehingga warnanya biru,kemudian titer lagi dengan thio 0,1 N sampai warna biru hilang.

Tentukan jumlah thio pada peniteran I dan II. Lakukan blanko,seperti prosedur di atas.

B. Metode fehling

Ambil 10 cc Nira,masukkan dalam erlenmeyer,tambahkan 10 cc larutan fehling A dan 10 cc larutan fehling B serta 10 cc aquadest.

Beri batu didih,pasang pendingin balik dan panaskan sehingga mendidih selama 2 menit.

Dinginkan hingga suhu 25 C ( dapat didinginkan dengan bantuan air kran).

13

Setelah dingin tambahkan 10 cc KI 30 % dan 10 cc H2SO4 4 N. Titrasi dengan thio 0,1 N sampai terjadi perubahan warna. Beri indikator amilum 1 % sebanyak 3 tetes ( warna menjadi biru ). Titrasi lagi dengan thio 0,1 N hingga warna hilang.Blanko : 10 cc fehling A + 10 cc fehling B + 30 cc aquadest.

DAFTAR PUSTAKA

1. Blume,R.,et.al,1996,Chemie fur Gymnasien,Berlin,Cornelsen. 2. Bodner,G.M.and Pardue HL.,1995,Chemistery An Experimental Science

2/e.,Singapore,John willey&Sons. 3. Keenan,Charles W.,et.al-Pudjaatmaka,1999,Ilmu kimia universitas,Jakarta, Erlangga. 4. OBrien,Pat,2001,Target science,New York,Oxford University Press. 5. Feseenden dan fessenden.1997.Dasar-Dasar kimia Organik.Jakarta:bina rupa Aksara. 6. (Anonim. 2010.Poisakarida. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB). 7. (Anonim. 2010.Sirup. http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB).

14

8. (Anonim.2010.Asam sulfat. . http:// www.chemistry.com/ content.php?id=461

(Sabtu ,3 April 2010 12.30 WIB). 9. (Anonim.2010.Amilum.http:// www.info-sehat.com/ content.php?id=461 (Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB). 10. (Anonim. 2010.Larutan KI. http:// www.info-sehat.com/content.php?id=461(Sabtu, 3 April 2010 12.30 WIB).

.

15