Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah

5
Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Abstralt Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa nilai antro- pometri seperti nilai Indek Massa Tubuh {IMT), Lingkar Pinggang (LP), dan Rasio Ling- kar Pinggnng-Panggul (RIPP) mempunyai hubungan erat dengan kadar gula damh. Fe- nelitian png berijuan untuk melihat hubungan nilai anbo- pometri dengan kadar gula danh telah dilakukan terhadap 70 penduduk dewasa yang berusia 20 tahun ke atas di Kabupaten Padang Pariaman. Padang hriaman adalah salah satu kabupaten di Sumatem Earat yang konsumsi kelapa dan ikannya cukup tinggi. Nilai anbopomebi yang diukur ada. lah Indek Massa Tubuh (IMl), Lingkar Pinggang (LPi, dan Rasb Lingkar Pinggang-pang- gul (RLPF). Kadarglulcm darah puasa diukur secara enzimatik. Hasil peneliban menunjukkan jumlah penderib obese ber- dasarkan IMr fiebih dad 2$ adalah 34,3olo; berdasa*an LP berjumlah 38,60lo; dan berdmr- kan RLPP berjumlah 24,4o/o. Dari hasil analisis kolelasi dF Fendahuluan Obesitas merupakan ke- iainan mebbolisme yang pal- ing sering diderita manusia. Saat ini, penderita obesitas Ci dunia terus meningkat. Pe' nelitian sejak tahun 1990-an rnenunjukkan terjadinya pe- ningkabn prevalensi obesitas :i Asia. Lebih dari 59o pen- :.rduk Asia menderib obesitas dapafl<an nilai korelasi (r) kadar glukox darah dengan BMI adalah 0,101(p0,05); deirgan LP 0,168 (p>0,05); dan dengan RLPF Q186 (p>0,05). Trdak adanya respon- dm 1ang mempunyai kadar gula danh lebih dari 120 mg% dan - hanyaterdapatl.43olor@onden yang kadar gula darahnla antara 110 mgo/o hingga 120 mgP/o ke- mungkinan menyebabkan tidak terdapafrya hubungan anhra n-rlai ant'oprreff i dengan kadar gluke sa darah dalam penelitian ini. Abstract Some studies have consis- tenUy found rebtionship befiruen anthropometric indices such aE Body Mass Index (BMI), Waist Circumference (WC), and Waist to Hip Ratio (WHR) wih serum blmd glucme. A s&dy has been done to invatigate the relation- ship between anthroPometric indices and serum blood gluco* arnong 70 adult, age 20 and over in Padang Pariaman ppulation. Padang Pariaman is one of sub pmvince in West Sumaia where coconut and fish are commonlY consumed. The an&roPme&ics indices were Body Mass Index dan lebih dan 20o/o menderita bent badan lebih.'z Penduduk Indonesia sendiri, pada 1997 dikebhui 4,7olo menderih obe- sitas dan penderih terbanyak adalah wanih.3 Obesitas didefi nisikan se- bagai penimbunan lemak ber- lebihan dalam Bringan tubuh.+s Penimbunan ini dapat terjadi di seluruh tubuh atau ditemPat- tempat tertentu, misalnya di {BMI), Waist Circumference (WC), and Wai* to Hip Ratio {WHR). Fasting blood glucose were {etermined enzimatic- cally. The resuhs of fte study showd that obese population was A,3Vo; fi ,60/o; arfr 24,4Va based on BMI, WC and WHR systematically. As estimated by correlation analysis, the mnelation value (r) between fasting blood glucose wi*r BMI was 0.101 (p>0,05), wi8t WC wm 0,168 (p>Q05) and with WHR was 0,186 (p>0,05). lhe resuHs imply that there aie no correlation between anthropometric indices with blood glucose among adultage in both mgt and women in this study, No one had serum blood glucose over 120 mgo/o and only 1,43olo had serum blod glucose between 110 - 120 mgo/o may oplained the incon- sistent resulb in this stud. Keywords: fasting blood glumse, obe sity, My Mass Index, Wal* Grrumference, Walst Hip Ratio r daemh perut yang lebih sering disebut sebagai obesihs sentral atau obesitas abdominal. Salah satu cara untuk mengukur distribusi lemak dalam tubuh adalah dengan metode anfoP- ometri, yaihr dengan mengukur Indeks Masia Tubuh (IMT) untuk menentukan obesitas seluruh tubuh dan Lingkar Pinggang serta Rasio Lingkar Pinggang-Panggul untuk me- iF $l1srr.Tc?ft{)6PtfrlaaH I{I'R ITIDRAWATY LIPOEMI EII YERUEL AJUGNflAIT{ EDWARD, DAil rilTAH$IDURI Fakullas KeddGran Universitasfudas -i I I

Transcript of Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah

Page 1: Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah

HubunganNilai Antropometri

dengan Kadar Glukosa Darah

AbstraltDari beberapa penelitian

ditemukan bahwa nilai antro-

pometri seperti nilai IndekMassa Tubuh {IMT), Lingkar

Pinggang (LP), dan Rasio Ling-

kar Pinggnng-Panggul (RIPP)

mempunyai hubungan eratdengan kadar gula damh. Fe-

nelitian png berijuan untuk

melihat hubungan nilai anbo-

pometri dengan kadar gula

danh telah dilakukan terhadap

70 penduduk dewasa yang

berusia 20 tahun ke atas di

Kabupaten Padang Pariaman.

Padang hriaman adalah salah

satu kabupaten di Sumatem

Earat yang konsumsi kelapa

dan ikannya cukup tinggi. Nilai

anbopomebi yang diukur ada.

lah Indek Massa Tubuh (IMl),

Lingkar Pinggang (LPi, dan

Rasb Lingkar Pinggang-pang-

gul (RLPF). Kadarglulcm darah

puasa diukur secara enzimatik.

Hasil peneliban menunjukkan

jumlah penderib obese ber-

dasarkan IMr fiebih dad 2$adalah 34,3olo; berdasa*an LP

berjumlah 38,60lo; dan berdmr-

kan RLPP berjumlah 24,4o/o.

Dari hasil analisis kolelasi dF

FendahuluanObesitas merupakan ke-

iainan mebbolisme yang pal-

ing sering diderita manusia.

Saat ini, penderita obesitas

Ci dunia terus meningkat. Pe'

nelitian sejak tahun 1990-an

rnenunjukkan terjadinya pe-

ningkabn prevalensi obesitas

:i Asia. Lebih dari 59o pen-

:.rduk Asia menderib obesitas

dapafl<an nilai korelasi (r) kadar

glukox darah dengan BMI adalah

0,101(p0,05); deirgan LP 0,168

(p>0,05); dan dengan RLPF Q186

(p>0,05). Trdak adanya respon-

dm 1ang mempunyai kadar gula

danh lebih dari 120 mg% dan

- hanyaterdapatl.43olor@ondenyang kadar gula darahnla antara

110 mgo/o hingga 120 mgP/o ke-

mungkinan menyebabkan tidak

terdapafrya hubungan anhra n-rlai

ant'oprreff i dengan kadar gluke

sa darah dalam penelitian ini.

AbstractSome studies have consis-

tenUy found rebtionship befiruen

anthropometric indices such aE

Body Mass Index (BMI), Waist

Circumference (WC), and Waist

to Hip Ratio (WHR) wih serum

blmd glucme. A s&dy has been

done to invatigate the relation-

ship between anthroPometric

indices and serum blood gluco*

arnong 70 adult, age 20 and over

in Padang Pariaman ppulation.

Padang Pariaman is one of sub

pmvince in West Sumaia where

coconut and fish are commonlY

consumed. The an&roPme&ics

indices were Body Mass Index

dan lebih dan 20o/o menderita

bent badan lebih.'z Penduduk

Indonesia sendiri, pada 1997

dikebhui 4,7olo menderih obe-

sitas dan penderih terbanyak

adalah wanih.3

Obesitas didefi nisikan se-

bagai penimbunan lemak ber-

lebihan dalam Bringan tubuh.+s

Penimbunan ini dapat terjadi di

seluruh tubuh atau ditemPat-

tempat tertentu, misalnya di

{BMI), Waist Circumference

(WC), and Wai* to Hip Ratio

{WHR). Fasting blood glucose

were {etermined enzimatic-

cally. The resuhs of fte study

showd that obese population

was A,3Vo; fi ,60/o; arfr 24,4Va

based on BMI, WC and WHR

systematically. As estimated

by correlation analysis, the

mnelation value (r) between

fasting blood glucose wi*r BMI

was 0.101 (p>0,05), wi8t WC

wm 0,168 (p>Q05) and with

WHR was 0,186 (p>0,05).

lhe resuHs imply that there

aie no correlation between

anthropometric indices with

blood glucose among adultage

in both mgt and women in this

study, No one had serum blood

glucose over 120 mgo/o and

only 1,43olo had serum blodglucose between 110 - 120

mgo/o may oplained the incon-

sistent resulb in this stud.

Keywords:fasting blood glumse, obe

sity, My Mass Index, Wal*

Grrumference, Walst Hip Ratio

r

daemh perut yang lebih sering

disebut sebagai obesihs sentral

atau obesitas abdominal. Salah

satu cara untuk mengukur

distribusi lemak dalam tubuh

adalah dengan metode anfoP-

ometri, yaihr dengan mengukur

Indeks Masia Tubuh (IMT)

untuk menentukan obesitas

seluruh tubuh dan Lingkar

Pinggang serta Rasio Lingkar

Pinggang-Panggul untuk me-

iF

$l1srr.Tc?ft{)6PtfrlaaH

I{I'R ITIDRAWATY LIPOEMI EIIYERUEL AJUGNflAIT{ EDWARD, DAilrilTAH$IDURI

Fakullas KeddGran

Universitasfudas

-iI

I

Page 2: Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah

nentukan obesitas sentral.aj'6

Pada Penderita obesitas

diketahui terjadi berbagai

gangguan metabolisme, di

antaranYa diabetes melitus tiPe

2, hipertensi, PenPkit jantung'

dan batu emPedu' BesarnYa

risiko menderita PenYakit-penyakit ini sebanding dengan

besar penumPukan lemak Yang

terjadi't'+s'rPada PenYakit diabetes

melitus tiPe 2, Peranan obe'

sitas d'rjelaskan dalam berbagai

teori. Salah satu teori menye-

butkan bahwa sel-sel lemak

yang mengalami hiPertrofi

menurunkan jumlah resePtor

insulin. Teori lain menYebutkan

tingginfa asam lemak, Pening-

katan hormon resistin, dan

penurunan adiPonektin akibat

penumpukan lemak Pada Pn-derih obesitas memPengaruhi

kerja insulin sehingga daPat

menyebabkan tingginYa kadar

glukosa danh.asp

Berdasarkan Penjelasandi atas maka terlihat adanYa

hubungan antara besarnYa

penumpukan lemak dengan

peningkatan kadar glukosa da-

nh. Hubungan anhn disfibusi

lemak tubuh dan risiko timbul-

nya diabetes melitus tiPe 2 ini

telah banyakditeliU di berbagai

negan, di antaranya JePang,

Cina, Finlandia, dan Amerika

$gril13[.zto,tt,tz,13

Penelitian ini bertujuanmengetahui hubungan nilai

antropometri, yakni Indeks

Massa Tubuh (IMT), Lingkaran

Pinggang (LP), serta Rasio

Lingkar Pinggang dan Panggul

(RLPP) dengan kadar glukosa

darah pada orang dewasa.

Mateil dan Metode Penelitian

knelitian ini menggunakan

desain *cross sectional studY".

Penelitian dilakukan pada Juli

sampai Desember 2004 di

Desa Parit Malintang dan Desa

Kampung Paneh, Kecamatan

Enam Ungkung, Pakandangan,

Kabupaten Padang Pariaman.

Sampel sebesar 70 orang

sampel berasal dari PoPulasipada kedua dea tersebut Yang

memenuhi kkeria dan diPilih

secara aak sedehana' Krit*ria sampel adalah lakilaki dan

perempuan berusia di- atas

20 bhun, belum menoPause,

tidak diketahui sedang hamil

dan mengidap suatu PenYakit

kronis seperti hiPettensi, diab*tes melitus, atauPun gangguan

tiroid. Dab dikumPulkan me-

lalui wawancan menggunakan

kuesioneryang berisi data ten-

bng demognfis, riwaYat kese

hatan dan pengukuran indeks

Massa Tubuh (BBffB'?), lingkar

pinggang, seda rasio lingkar

pinggang-Panggul. Semua

peserta diberitahukan agar

berpuasa sejak Pukul 20.00

sebelum pemeriksaan Pada

pagiharinya. Serum darah vena

diambil untuk kemudian dibawa

ke laboratorium Biokimia Fa-

, kultas Kedokteran Universitas

Andalas, untuk menentukan

kadar gula darah puasa.

Pengolahan dan Penyajian

Data

an antara variabel lMeks Mas-

sa Tubuh, Lingkar Pirqgang

dan Rasio Lingkar Pinggarig-

Panggul Yang masing-masir4

merupakan Yariabel X dengar

kadar glukosa darah Puas;yang merupakan variabel Y,

digunakan uji korelasi dengar

derajat kePercaYaan 95olo dar

batas kemaknaan P<0.05.

HasilPenelitian

NilaiAntopometi

1. lndels Massa Tubuh (lMT)

SebanYak 47,7o/o rcsPon

den dalam Penelitian ini mem

punyai IMT normal' Sedangkat

jumlah resPonden dengat

iMT >25 kg/m'z {Penderit:obesitas) sebanYak 34,3o/a

dari seluruh PriaZIa/o dan dat

seluruh wanib 38,1olo. Rab

rata IMT resPonden adala

23,7Lt4,09.

2.pingkar Pinggang (LP)

Gnfik t Disbibusi resPonden

menurut lingkar Pinggang dan

ienb kelamin.

Data yang diperoleh meli-

puti data indeks Massa Tubuh,

Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar

Pinggang-Panggul, dan kadarglukosa darah puasa. Dah ini

diklasifi kasikan terlebih dahulu

serb dimjikan dalam tabeldis-

tibusi frekuensi dan gnfik.

Unhrk mengebhui hubung-

Keh-arEBn:

NofiTEh prb <90 cm, wanh <80 cm

0bese: gia >90 cm, {adb >80 cm

Dari grafik 1 diketahui ba

wa responden yang men

liki lingkar pinggang norm

berjumtah 6L,4D/o. SebanYi

*bcsik:+!iJEgkBr $ing8arlg {{tfl }

Page 3: Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah

-innxlr-- -

n|oIO lllAEE OEtlrIE

.F

H*r":nai*

: -:a.

Keterangan:

* : pria <0,9, wanih <Q85

* : pia 2Q9, wanib.e0,85

38,60lo p-enderita obesitas ada-

lah wanita. Rata-nb nilai ling-

kar pinggang responden adalah

79,05 cm * 10,86.

3. Rmio Ungkar Pinggang-

panggul (RLPP)

Dari gmfik 2 dik&hui bahwa

responden yang memiliki Rasio

Lingkar Pinggang-Panggul nor-

mal berjumlah 7 5,6a/o. Penderi-

ta obesitas berjumlah 24,4olo-

Dari seluruh resPonden wanita

penderita obesitas berjumlah

29,1o/o,sedangkan dari seluruh

responden pna 6,70/o.

Kadar Glukosa Darah ResPonden

Dalam Penelitian ini dida

patkan 98,57o/a resPonden

memiliki kadar glukosa normal

(<110 mgldl). Sedangkan Pen-

derita yang diduga menderita

toleransi glukosa terganggu

(kadargula darah Puasa 110-125 mgldl) sebanYak 1,430/o

terdapat pada resPonden wani-

ta. Seluruh resPonden Pria

memiliki kadar glukosa darah

normal. Tidak terdaPat Pender-

ita diabetes melitus. Rata-nta

kadar glukosa darah adalah

83,06+11,12.

Gnfik 2:

Disbibusi resPnden menurut

rasb lirqlor pinggang-panggul dan jenis kelamin

fibegiias **

*asi* Lingi{aN Fing*a:!*"li#:"9$'il

Hubungan Nilai AntroPometri

dengan Kadar Glukosa Darah

Uji korelasi memPerlihat-

kan hubungan antara indekMassa Tubuh dengan kadar

glukosa darah Yang sangat

rendah (r=0,101; P>0,05).Berdasarkan jenis kelamin,

hubungan tersebut juga lemah,

yakni pria {r=0,007) dan wanib

(r=0,110). i

Demikian pula hubdngan

positif lemah didaPat antara

Lingkar Pinggang dengan kadar

glukosa darah (r=0,168 dan

p>0,05). Uji korelasi antara

Lingkar Pinggang dengan kadar

glukosa darah Pada kelomPok

pria dan wanila mendaPatkan

masing-masing r=0,009 dan

r=0,128. Berda-sarkan' uji

keberartian koefisien korelasi

(r) dikebhui Pula bahwa nilai

r pada kedua kelomPok ti-

dak bermakna secara statistik

(p>0,05 untuk Pria rnaupun

wanita).

Uji korelasi antara Rasio

Lingkar Pinggang-Panggul

dengan kadar glukosa darah

didapat dengan nilai Yang

. sangat rendah (r=0,186 dan

p>0,05). Berdasarkan jenis

kelamin, hubungan antara Ra-

sio Lingkar Pinggang-Panggul

dengan kadar glukosa darah

pada kedua kelomPok Pria

dan wanita juga rendah, Yakni

masing-masing r=0,106 dan

r=0,202 dan tidak bermakna

secam sbtistik p>0,05'

Pembahasan

a. lndeks Massa Tubuh (lMI)

Dari nilai Indeks Massa

Tubuh (iMT) dengan nilai rata-

rata 23,7 1x4,09, diketahui

responden yang memiliki nilai

normal sebanyak 47,!o/o dan

responden penderita obesi-

tas (IMT>25 kg/m') sebesar

34,3o/o. Penderita obesitas

dari seluruh responden Pria

sebesar 20olo dan Penderitaobesitas dari seluruh respon-

den wanita berjumlah 38,10/0.

Penderita obesitas terbanYak

terdapat pada kelomPok usia

30-39 tahun. Angka ini jauh

lebih besar dari hasil Penelitianpemantauan kesehatan dan

gizidi Propinsi Sumaten Barat

2004 yang mendapa&an angka

penderita obesitas di KabuPa-

ten Padang Pariaman sebe-

sar 18,10/0, dengan Penderita

obesitas pada Penduduk Pria

14,80/o dan penduduk wanita

21olo.1a Untuk usia dan jenis ke-

lamin penderita obesitas, hasil

yang didapat sesuai dengan

hasil penelitian DePartemen

Kesehatan tahun 1997, Yaitujumlahnya meningkat Pada

usia di atas 30 bhun dan lebih

banyak timbul Pada kelomPok

wanita.3

b. Lingkar Pinggang (LP) Dan

Rasio Lingkar Pinggang'Fanggul

a.*.;I'i:',i:::::e.i,1..,€?:,:ji

Page 4: Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah

(RIPP}

Berbeda dengan Indeks

Massa Tubuh Yang menggam-

barkan dishibusi lemak di se-

luruh htbuh, nilai antroPometri

Lingkar Pinggang dan Rasio

Ungkar Pinggang-hnggul me-

nggamhrkan distribusi lemak

di daenh abdomen. Dari nilai

LP yang diPeroleh dengan nilai

rata-rata 79,05*10,86, dike-

bhui bahwa seluruh resPonden

pria memiliki LP normal, tidak

terdapat Penderita obesitas.

Sedangkan resPonden wanita

yang memiliki LP normal se-

banyak 51olo dan selebihnYa

menderita obesitas, Yaitu se-

banyak 49ol0. Berdasarkin

RLPP dengan nilai rata-rata

0,82+0,06 terdaPat 6,70/o re'

sponden pria Yang menderib

obesitas dan hanYa 29,Lo/o

responden wanita Yang men-

derita obesitas. SelebihnYa

memiliki nilai RLPP normal.

Dari data seluruh raPonden

diketahui penderita obesitas

berdasarkan LP adalah 38,60lo

sedangkan berdasarkan RLPP

berjumlah 24,4Yo. Dengan

demikian, jumtah Penderitaobesitas berdasarkan LP jauh

lebih besar daripada berdasar-

kan RLPP.

Banyaknya jumlah pended-

b obesitas berdasarkan LP dan

jauh lebih besamya simpangan

deviasi nilai nta-rata nilai LP

dibandingkan dengan RLPP,

kemungkinan disebabkan klasi-

flkasi nilai Lingkar Pinggang

yang ditetaPkan tidak sesuai

dengan kankter fi sik Penduduk

setempat. Selain itu, mungkin

juga disebabkan nilai Ling-

kar Pinggang diukur secara

tunggal tanPa Pembanding'sedangkan RLPP menggunakan

pembanding. Oleh sebab itu,

untuk menilai obesibs senFal

sebaiknya menggunakan RLPP,

kecuali jika telah ada kriteria

yang tepat untuk menentukan

obesitas sentral berdasarkan

LP, karena menurut Halim 5.,

sesungguhnYa LP lebih ber-

korelasi dengan lemak inba-

aMomen dibandinglcn dengan

RLPP dan lfvl-r.4

c Hubungan Nilai AntroPometri

dengan Kadat Glukosa Barah

Dari hasil pengukuran ka-

dar glukosa danh didaPatkan

dab 9B,6Yo responden memiliki

kadar glukosa darah normal.

Sebanyak t,4o/o di antamnYa

didrEa menderib toleransi glu-

kosa terganggu. fidak terdaPat

penderita diabetes melitus.

Berdasarkan hasil analisis

data ke{ga n4lai antropo'm*idan kadar glukosa danh di-

dapatkan bentuk hubunganyang positif antara nilai an-

topometri dengan kadar gluko

sa danh. Haliniberarti setiap

kenaikan nilaillf[ LP, maupun

RLPP diikut! dengan kenaikan

kadar glukosa darah. Namun,

ketiga korelasi ini sangat ren-

dah dan tidak bermakna. Daptdinpbkan Oatrua tiOakada t<o-

rclasi antan nilai antropomefti

dengan kadar glukosa danh.

Hasil png didapat menun-

jukkan jumlah dan distribusi

lemaktubuh tidak dapat meng-

gambarkan keadaan metabo-

lisrne lorbohidnt dalam tubuh.

hdahal, secara teoritis, pening-

kabn jumlah lemaktubuh dapat

menimbulkan resistensi insulin

yang merupakan salah satu

fuktor utama penyebab menin-

gkatnfa kadar glukosa darah.

Namun, hal inidapat dijelaskan

dengan Patofi siologi timbulnYa

diabetes melitus tiPe 2. Pada

fase awal dimana resistensi

insulin telah terjadi, Pankeas

meningkatkan sekresi insulin

sehingga kadar glukosa darah

masih daPat diPertahankan

dalam kadar normal. Pada fase

lanjut di mana sel*sel Pankreas

mengalami "kelelahan" maka

sekesi insulin akan menurun

*cara bertahaP sehingga baru-

lah Umbul hiperglikemia Puasa

ringan sampai berat.&ls

Berdasarkan Penjelasan

di atas, daPat diketahui Pula

penyebab tingginYa angka

obesitas. Namun, rendahnYa

angka kelainan metabolisme

glukosa kemungkinan disebab-

kan belum lamanYa resPonden

menderita obesitas. Sesuai

dengan pendaPat Sukaton U.,

dkk., selain derajat obesitas,

lamanya menderita obesitas

juga berpengaruh Pada terjadi-

nya diabetes melitus tipe 2't

Walaupun demikian, mengring-

at banyaknya penelitian Yang

menyatakan besamya petttnan

obesitas dalam menimbulkan

diabetes melitus tipe 2 maka

hasil yang didapat dalam Pe-

nelitian ini kemungrkinan daPat

pula disebabkan oleh pola kon-

sumsi masyarakat yang masih

tradisional. Karena diketahui

Uihwa pota konsumsi tradisio-

nal dapat melindungi masya-

nkat dari penyakit-penyakit d*generatlf selama pola hidupnPjuga masih kadisional.blT

Dari nilai korelasi ketiga

nilai antropmebi tersebut, da-

pat pula dianalisis bahwa RLPP

lebih berkorelasi dengan kadar

glukosa danh jika dibanding-

kan dengan nilai antroPometri

lainnya, dengan nilai korelasi

terbesar unfuk seluruh respon-

den yaitu r=0,186. Selain [tu,

didapatkan pula nilai korelasi

LP dengan kadar glukosa da-

nh lebih besar dibandingkan

dengan nilai korelasi IMT. Hal

ini menunjukkan bahwa distri-

Page 5: Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Gula Darah

b,:s lEnalabde*=:r tebSh b=s-

s:.eia* dergan kadar g?ukasa

darah. Ini semakna dengan

hasil penelitian World Health

Organization (wHO) irdng menyatakan bahwa obesitas sen-

tral lebih berkorelasi dengan

timbulnp berbagai PenYakit'i

Bedasarkan jenis kelamin

maka daPat Pula terlihat bahwa

hubungan nilai antroPometri

dengan kadar glukosa darah

memiliki nilai korelasi lebih

besar pada resPonden wanita,

unhrk ketiga nilai anfoPometri.

illalaupun nilai korelasinYa san-

gat rendah dan Udak bermak-

na, hal ini tetaP Perlu menjadi

perhatian bahwa Peningkatan

nilai antroPometri Pada wanita

lebih berpengaruh terhadaP

kadar glukosa danh diband-

ingkan pria.

Kesimpulan

Dari penelitian ini daPat

disimpulkan bahwa:

1. Indek Massa Tubuh res-

ponden rata-rata adalah

23/ t4,09, dan berdasar.-

kan Indeks Massa Tubuh

{BBff Bl terdapat 47,1olo

responden memiliki nilai

normal dan 34,3olo mende'

rita obesltas.

2. Lingkar Pinggang respon-

den rata-rata adalah79,05*10,86, dan berda-

sarkan Lingkar Pinggang

terdapat 61,4% resPonden

memiliki nilai normal dan

38,60lo menderita obesi-

tas.

3. Rasio Lingkar Pinggang-

Panggul rata-rata adalah

0,82*0,06, dan berdasar-

kan Rasio Lingkar Ping-

gang:Panggul terdaPat. -. 75,60lo resPonden memiliki

- .-nitai..mr,maL.dan z++e/o-

menderita obesilas.

4. Tldak terdaPat hubungal

anbra Indeks Massa Tu-

buh, lingkar pinggang, dan

Rasio Lingkar Pinggang-

Panggul dengn kadar glu-

kosa darah.

llcapanTe*ma Kmih

Penelitian ini dibiaYai Pro-

yek Penelitian Ilmu Pengeta-

huan Da*r, Direklorat Pembina-

an Penelitian dan PengaMian

MaqBnkaf Direktorat Jendenl

Pendidikan Tinggi, DePartemen

kndidikan Nasional, 20M' s

0aftar Pustaka;. Sofats il, Si{4r'de S, oEBdi *[- ohira5. Oal4n us

Si:ikfiilt" [email protected] S. €e. &rq a{5 *ro c$ydit dltam

t$d l'disi-3..h!3le: r,cjl1gs6.

Z f-Sio@, I€- ob*ily !! Asie Frtralw and is# in

s6ffit esod0lo€i*. Asia P&iie J Clin fi* 'AS?:

11€f Se+l.

3 Sd0b. K;4atS Bld*l€rtrEirTS@Pr&i€A,Kdih!"tBn

ie@han. 0&*B tu lerfdll@Fs*t €9iidnilogi

{b! Siltgi SwEgltl$ga D?bri: Prcsidiaq uidFbF

e$@l langar dai giri Vl. S6!.i4, 1?-20 F&sl 1S8.

L Halins.ltEBte0lshiiFdpllflqpsaft sblis. l,ffil

Jsslj d ttdseLi 2C1,3:1112!532

5- ltis JS. 0l6il)'- 0?1ffi Bqmr"ld E!g€e. et al. eds'

ttaai$njlrimjgtrotiileaEl F€diciee{isi 15, iot.€trdion

$11 lr66s-Hil?001.

t rglibw.t6ltartLtftfio6isitlblh$[aFiirdiislostsi{6

fi*bliL *aid:n Gni l/€fihdffii.284q1)*9.

z $d$$tn,SydmKonrdeariobFistatu*pl€l&l1 :iJc@qErlalldintspe{FrutbaatbdalS!@ie

sdoki@logi btan panfalA italil li}lltas lEdo*leEn

uni6!ib5 &&ba diahs &ri h{r$dsjtHlrlmd.

ry.id4lr*lssi-oberilas-laiB&t-*6endatrh8n. Jsi

2$1.

8- Siousi. Ha6ina. Prtlees6is hipttslitemia diabetes

mkls lipe 2. J Med H6 2t01 : 22: 131-7-

I Fcn! JL ilis#:oIs'dodift !6rkr6 Ddte Llc-FlE

Slda! edrP*l4irFrol4grotGs@edsi4. 9nF@is

McGGH-11'll,ZIg

lrsrp al6*ng 9@'s #ily in ClliF PRddiE rJs

d btriy 6 iiis dd Ei$ cilw&rffi ls ds* l3.St d

€i*r rd*!d distss it tJtirtr drlh s{xt s olttel

o!{S qids oI b,ldy 16 iod{ ad €ist cis6ds*!s dtiw dJti .sia bh J clifi {0b 2w; 11{s!9rU-

s6&t3.

tt. xioifi*yrgarc*i.ldal.wai$ l0 ftiF rd,q@

rci66dqtuie;tdtlre in td{& PofrAlia

- b€d d#s srv?t inJ@rfollol!'LEa.6ard-

19S9.1SS{1}112. diab6 eri h&Jr'iowl.medlot6lu.

&.i!i1$$gur?-'@ $riao4.

12- Aia! 0. KeiEns li ftul@nnimiil S, Krela Sllshotl

Ellrl*sqidim d€islto$pdios&ldi#aMg

mirdlddqd subirds Eih i{FaiEd qltre le{ffi.El@ Jo@l et Publc H*[h.l${}1ffii9' dids

0rflIn6.sEbs. ltil Juii A[4.

13, *10- R@t{iw sl dai# *rirrs fws bdt; r€90,t

: - vis) {19351-Adm. pffiisrSt- P&elahatr diittd.6

rdrtE.hlertr tllFoitfdlgffI

1.1. B6 X6dEho FoFimi Sin@t SaEl tatord psdtliafl

'"-@e6 t=h:tuLeo girt 6 FaFi6i s!ffi 86d

dm zFl, Padia. 0itrK6:2Gn-

1t F6!eJ Da. D€iips lrdits &hE Bffild k4sEd al'

6 Hafiiw.s pri&jpl6 0l iiLdBl fiEdiie glsi 13,w1

Sifsr#lilgffi ffif AlFdH.Asdr-tldmtbnis:

PriF+Fi6ip 'tu

9$tald ddan $i@E 5- J&ft EEC-

20ql

1S- Sulono S l*4.tsh diabdd di lndffiia thh h-

SFifttdhh, Sfasrtt S. eds. g&b aid ik! p@fd$ dei

iitr 1idisl3. .klh FXlr.lS.

lL lr'po€to Nl, Als Z, owrit a. 1r'5$l ll. $'afilfld lIL

CsrEfiWE y Mi€tg&l lood @hre i0 $6 gr*ri

xSEb Asb F&E J Clin Nlt Zt0l l0: lG€