DR. H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

35
SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERATURAN SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERATURAN DAERAH DALAM MENJAMIN KEPASTIAN USAHA DAERAH DALAM MENJAMIN KEPASTIAN USAHA (INVESTASI) DI SEKTOR PANGAN (INVESTASI) DI SEKTOR PANGAN DR. DR. H. SYAMSUL ARIEF RIVAI H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS , MS (DIRJEN BINA BANGDA) (DIRJEN BINA BANGDA) KEMENTERIAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM NEGERI 20 20 10 10

description

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERATURAN DAERAH DALAM MENJAMIN KEPASTIAN USAHA (INVESTASI) DI SEKTOR PANGAN. DR. H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA). KEMENTERIAN DALAM NEGERI 20 10. PENDAHULUAN. KONDISI PER EKONOMI AN. Sudah semakin membaik, namun demikian:. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of DR. H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

Page 1: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

SINKRONISASI DAN HARMONISASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI PERATURAN DAERAH DALAM MENJAMIN PERATURAN DAERAH DALAM MENJAMIN

KEPASTIAN USAHA (INVESTASI) DI SEKTOR KEPASTIAN USAHA (INVESTASI) DI SEKTOR PANGANPANGAN

DR. DR. H. SYAMSUL ARIEF RIVAIH. SYAMSUL ARIEF RIVAI, MS, MS(DIRJEN BINA BANGDA)(DIRJEN BINA BANGDA)

KEMENTERIAN KEMENTERIAN DALAM NEGERIDALAM NEGERI

20201010

Page 2: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

PENDAHULUANPENDAHULUAN

KONDISI KONDISI PERPEREKONOMIEKONOMIANAN

1. Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran masih relatif tinggi;

2. Krisis energi (fuel), keuangan (financial) dan pangan (food), telah mendorong penurunan harga pangan.

3. Pertumbuhan Ekonomi melambat;

4. Tidak seimbangnya pengembangan sektor moneter & sektor riil;

5. Iklim Investasi belum kondusif.

Sudah semakin membaik, namun demikian:

Page 3: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

KENDALA DAN FAKTOR DAYA TARIK KENDALA DAN FAKTOR DAYA TARIK INVESTASI DAERAHINVESTASI DAERAH

Sumber : KPPOD TAHUN Sumber : KPPOD TAHUN 20062006

Page 4: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

KELEMBAGAAN / PERDA

1. Kepastian Hukum (Konsistensi Peraturan, Penegakan Hukum, Pungli, Hubungan Eksekutif dan legislatif)

2. Pelayanan Birokrasi (Birokrasi Pelayanan dan Penyalahgunaan Wewenang)

3. Keuangan Daerah (Struktur Pungutan, Komitmen Pemda dalam Penyediaan Infrastruktur)

4. Peraturan Daerah (Pajak dan Retribusi)

Page 5: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

Komitmen Pemerintah perlu mengeluarkan paket kebijakan iklim

investasi berupa :

Inpres Nomor 3 Tahun 2006

5K-36P-85T5K-36P-85T

Page 6: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2008

TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN

KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

Page 7: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

UU No. 32/2004,

(Psl 176)

INSENTIF dan/atau

KEMUDAHAN

PERDA

Tata Cara

Kriteria

Dasar penilaian

Jenis usaha prioritas

Bentuk Insentif dan

Kemudahan

Binwas

PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

Iklim Investasi Kurang kondusif

BENTUK &

KRITERIA

PRINSIP

INVESTOR

ALUR PIKIR SUBSTANSI PP 45/06

TUJUAN

Mendorong Percepatan Peningkatan Penanaman

Modal di Daerah

Page 8: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

BENTUK INSENTIF DAN KEMUDAHAN BENTUK INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODALPENANAMAN MODAL

Pemberian Insentif dapat berbentuk:Pemberian Insentif dapat berbentuk: pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah; pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah; pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah; daerah; pemberian dana stimulan; dan/ataupemberian dana stimulan; dan/atau pemberian bantuan modalpemberian bantuan modal

Pemberian kemudahan dapat berbentuk:Pemberian kemudahan dapat berbentuk: penyediaan data dan informasi peluang penanaman modalpenyediaan data dan informasi peluang penanaman modal; ; penyediaan sarana dan prasarana; penyediaan sarana dan prasarana; penyediaan lahan atau lokasi;penyediaan lahan atau lokasi; pemberian bantuan teknis; dan/ataupemberian bantuan teknis; dan/atau percepatan pemberian perizinanpercepatan pemberian perizinan..

(Pasal 3)

Page 9: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

Umum

Kepabean & Cukai

Perpajakan

UKM & Koperasi

Ketenagakerjaan

Merumuskan pembagian tugas yang jelas antara pusat dan daerah

Peninjauan Perda-Perda yang menghambat investasi

Menurunkan tarif pajak daerah yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga/jasa

Penyederhanaan peraturan yang terkait dengan perijinan bagi UKMK

Penyempurnaan PP 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi

Tim bersama untuk mengawasi penyusunan Raperda dan Evaluasi Perda

Permendagri dengan rekomendasi Menkeu

Permendagri tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Tugas Depdagri Output

5K

Tugas Depdagri dalam Implementasi Paket Inpres 3/2006Tugas Depdagri dalam Implementasi Paket Inpres 3/2006

Page 10: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

KONDISI DAN HARAPANKONDISI DAN HARAPANPERIZINANPERIZINAN

1. waktu mulai usaha panjang (151 hari),

2. persyaratan terlalu banyak

3. kurang adanya kepastian hukum

4. banyaknya pungli menimbulkan biaya tinggi

5. proses berbelit-belit

6. pengurusan izin parsial (banyak pintu)

7. terkesan rigid dan tidak ramah

Proses sederhana dan mudah.

memulai usaha pendek (15 Hari).

Kejelasan aturan, akuntabilitas, transparan, partisipatif, demokratis dan meminimalisasi biaya tinggi.

Adanya SKPD (OSS)

SDM profesional.

Pelayanan Publik

UU Dasar 1945UU 32 Tahun 2004

Inpres 3 Tahun 2006

Iklim InvestasiGLOBALISASI

REFORMASI

UP

MINATINVESTASI

LOW

PROSESDEREGULASI

MINATINVESTOR

Page 11: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006NOMOR 24 TAHUN 2006

TENTANGTENTANGPEDOMAN PENYELENGGARAAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTUPELAYANAN TERPADU SATU PINTU

MENTERI DALAM NEGERIMENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIAREPUBLIK INDONESIA

(14 BAB – 30 PASAL)(14 BAB – 30 PASAL)

Page 12: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

INPRES 3/ 2006INPRES 3/ 2006

(5K, 36P, 85 T)(5K, 36P, 85 T)

PENYEDERHANAAN

- IZIN

- WAKTU

- PROSEDUR

- BIAYA

IZIN MINAT

INVESTOR

ALUR PIKIR PENYELENGGARAAN ALUR PIKIR PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTUPELAYANAN TERPADU SATU PINTU

(PERMENDAGRI NO 24/2006)(PERMENDAGRI NO 24/2006)

NON IZIN

PPTSP

KAB/KOTA

DEPDAGRI(4 TINDAKAN)

PELAYANAN

PUBLIK

KEPERCAYAAN

DEPDAGRI

KELEMBAGAAN

TATA LAKSANA

SDM

KEWENANGAN

DEP TEKNIS

JENIS IZIN

PERSYARATAN IZIN

WAKTU

BIAYA

PELAYANAN

PERIZINAN SATU

PINTU/ SATU ATAP

UNTUK UKMK

Page 13: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

MANFAAT PTSP MANFAAT PTSP TERHADAP PEMDATERHADAP PEMDA

• Mengurangi beban administratif;• Menyumbang peningkatan pendapatan

daerah;• Memperbaiki citra pemerintah dan

meningkatkan partisipasi publik;• Pencegahan KKN.

Page 14: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

MANFAAT DARI PTSP• PENGURANGAN WAKTU DAN BIAYA

Jenis IzinRata-Rata

Sebelum Sesudah

1. Izin HO  

a. Time (Days) 50 5

b. Total Cost (thousand Rp) 282 191

2. Izin Industri

a. Time (Days) 45 5

b. Total Cost (thousand Rp) 336 239

3. SIUP

a. Time (Days) 25 5

b. Total Cost (thousand Rp) 300 249

4. TDP

a. Time (Days) 32 5

b. Total Cost (thousand Rp) 349 203SUMBER : The Asia Foundation, 2006

Page 15: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

No Pemerintah Daerah Jumlah

1 Provinsi 12

2 Kabupaten 249

3 Kota 80

Total 341

Daerah Yang Telah Membentuk PTSP( Per 20 Jan 2010 )

Page 16: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

No Lembaga /

DaerahProv. Kab. Kota Total

1 Badan 2 31 18 51

2 Dinas 0 12 5 17

3 Kantor 6 163 39 208

4 Unit 4 43 18 65

Total 12 249 80 341

Bentuk Kelembagaan PTSP

Page 17: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

KKUNCIUNCI SUKSES SUKSES

• PERSAMAAN PERSEPSI TENTANG PTSP • KOMITMEN PIMPINAN DAERAH & SKPD

TERKAIT • DUKUNGAN STAKEHOLDER LAIN (DPRD,

PELAKU USAHA DAN MASYARAKAT)• DUKUNGAN ANGGARAN• ASSISTENSI TEKNIS DARI LEMBAGA

PROFESSIONAL

Page 18: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

No Tahun Jumlah Ket.

1 2007 773 Bermasalah

2 2008 1.032 Bermasalah

3 2009 715 Terselesaikan

Peraturan Daerah Yang Bermasalah dan Terselesaikan

Catatan Yang Bermasalah :1.Sektor Transportasi 15%2.Sektor Industri & Perdagangan 13%3.Sektor Pertanian 12%4.Sektor Kehutanan 10%

Page 19: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

SUPREMASI HUKUMDEREGULASI

TRANSPARANSI PARTISIPASI

KOMITMEN

GOOD INVESMENT GOVERNANCE

KESIMPULAN

Page 20: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

AGENDA 100 HARI MENDAGRI

a. Melalui Peraturan Bersama 5 Menteri yaitu Mendagri, Menhukham, Mendag, Menakertrans dan BKPM, Perizinan dan Non Perizinan ditetapkan dari 60 hari menjadi 17 hari.

b. Proses perizinan telah dilakukan dengan SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Secara Elektronik) dimulai di Kota Batam, untuk selanjutnya seluruh Indonesia.

c. Meningkatkan Binwasdal bagi percepatan pemberian pelayanan perizinan.

Page 21: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

REFORMASI KELEMBAGAAN

• Kebijakan Pemerintah Daerah (Perda);

• Pelayanan publik dan prilaku aparatur;

• Kepastian hukum;

• Kepemimpinan Kepala Daerah.

Page 22: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)
Page 23: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

TUJUAN PPTSP Meningkatkan kualitas layanan publik; Meningkatkan kualitas layanan publik; Memberikan akses yang lebih luas kepada Memberikan akses yang lebih luas kepada

masyarakat untuk memperoleh pelayanan masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik.publik.

SASARAN PPTSP

Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau;mudah, transparan, pasti dan terjangkau;

Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik;pelayanan publik;

Page 24: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

PENYEDERHANAAN PELAYANAN ADALAH UPAYA PENYEDERHANAAN PELAYANAN ADALAH UPAYA PENYINGKATAN TERHADAP WAKTU, PROSEDUR, DAN PENYINGKATAN TERHADAP WAKTU, PROSEDUR, DAN BIAYA PEMBERIAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN.BIAYA PEMBERIAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN.

PENYEDERHANAAN :PENYEDERHANAAN :

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU ADALAH KEGIATAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN ADALAH KEGIATAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN YANG PROSES PENGELOLAANNYA NON PERIZINAN YANG PROSES PENGELOLAANNYA MULAI DARI TAHAP PERMOHONAN SAMPAI KE TAHAP MULAI DARI TAHAP PERMOHONAN SAMPAI KE TAHAP TERBITNYA DOKUMEN DILAKUKAN DALAM SATU TERBITNYA DOKUMEN DILAKUKAN DALAM SATU TEMPAT.TEMPAT.

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU :PELAYANAN TERPADU SATU PINTU :

Page 25: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

KEWAJIBAN PPTSP(Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

Memberikan pelayanan atas semua bentuk pelayanan Memberikan pelayanan atas semua bentuk pelayanan perizinan dan non perijinan yang menjadi kewenangan perizinan dan non perijinan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota (Pasal 7 ayat 1).Kabupaten/Kota (Pasal 7 ayat 1).

Mengelola administrasi perijinan dan non perizinan dengan Mengelola administrasi perijinan dan non perizinan dengan mengacu pada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi mengacu pada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan keamanan perda (Pasal 7 ayat 2).dan keamanan perda (Pasal 7 ayat 2).

Memiliki basis data (Pasal 15 ayat 1). Memiliki basis data (Pasal 15 ayat 1).

Menyediakan dan menyebarkan informasi dengan Menyediakan dan menyebarkan informasi dengan melibatkan aparat pemerintah Kecamatan, Desa dan melibatkan aparat pemerintah Kecamatan, Desa dan Kelurahan (Pasal 16 ayat 2).Kelurahan (Pasal 16 ayat 2).

Page 26: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

3.3. PRINSIP DASARPRINSIP DASAR

Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan dilakukan berdasarkan Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan dilakukan berdasarkan PRINSIP PRINSIP ::

a.   a.   Kepastian hukumKepastian hukum adalah asas yang meletakkan adalah asas yang meletakkan hukum dan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar Pemerintah ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar Pemerintah Daerah dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam pemberian insentif Daerah dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal. dan pemberian kemudahan penanaman modal.

b.b. Kesetaraan Kesetaraan adalah perlakuan yang sama terhadap Penanam Modal adalah perlakuan yang sama terhadap Penanam Modal tanpa memihak dan menguntungkan satu golongan, kelompok, atau tanpa memihak dan menguntungkan satu golongan, kelompok, atau skala usaha tertentu.skala usaha tertentu.

c. c.  TransparansiTransparansi adalah keterbukaan informasi dalam pemberian adalah keterbukaan informasi dalam pemberian insentif dan kemudahan kepada Penanam Modal dan insentif dan kemudahan kepada Penanam Modal dan masyarakat luas;masyarakat luas;

d. d. AkuntabilitasAkuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban atas adalah bentuk pertanggungjawaban atas pemberian insentif dan/atau pemberian kemudahan pemberian insentif dan/atau pemberian kemudahan Penanaman ModalPenanaman Modal; ;

e.   e.   Efektif dan efisienEfektif dan efisien adalah pertimbangan yang rasional dan adalah pertimbangan yang rasional dan ekonomis serta jaminan yang berdampak pada peningkatan ekonomis serta jaminan yang berdampak pada peningkatan produktivitas serta pelayanan publikproduktivitas serta pelayanan publik..

(Pasal 2)(Pasal 2)

Page 27: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

5. KRITERIA PEMBERIAN INSENTIF DAN 5. KRITERIA PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODALPEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL

• memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat;• menyerap banyak tenaga kerja lokal; • menggunakan sebagian besar sumberdaya lokal; • memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan publik; • memberikan kontribusi dalam peningkatan Produk Domestik Regional

Bruto;• berwawasan lingkungan dan berkelanjutan;• termasuk skala prioritas tinggi;• termasuk pembangunan infrastruktur;• melakukan alih teknologi;• melakukan industri pionir;• berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, atau daerah perbatasan; • melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;• bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau koperasi; atau• industri yang menggunakan barang modal, mesin, atau peralatan yang

diproduksi didalam negeri.

(Pasal 5)

Page 28: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

NegaraNegara RankRank

SingaporeSingapore 11

ThailandThailand 1818

MalaysiaMalaysia 2525

ChinaChina 9393

VietnamVietnam 104104

IndiaIndia 134134

Indonesia Indonesia 135135

PERINGKAT KEMUDAHAN BERBISNIS (IFC 2006)PERINGKAT KEMUDAHAN BERBISNIS (IFC 2006)SURVEY TERHADAP 175 NEGARASURVEY TERHADAP 175 NEGARA

Page 29: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

NO NEGARA RANKINGJENIS IZIN

WAKTUTAX RATE

(% dari profit)

1 SINGAPURA 1 6 6 hari 28,8 %

2 THAILAND 18 8 33 hari 40,2 %

3 MALAYSIA 25 9 30 hari 35,2 %

4 VIETNAM 104 11 50 hari 42,6 %

5 PHILPINA 126 11 48 hari 53,0 %

6 INDONESIA 135 12 97 hari 37,2 %

7 KAMBOJA 143 10 86 hari 22,3 %

8 LAOS 159 8 163 hari 32,5 %

9 TIMOR LESTE 174 10 92 hari 59,2 %

SUMBER : DOING BUISSNES 2006 (WORLD BANK)

MEDIA INDONESIA, 7 SEPTEMBER 2006

Page 30: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

CONTENT

Bab I Ketentuan Umum

Bab II Tujuan dan Saran

Bab III Penyederhanaan Pelayanan

Bab IV Perangkat Daerah PPTSP

Bab V Proses, waktu dan biaya pelayanan

Bab VI Sumber Daya Manusia

Bab VII Keterbukaan Informasi

Bab VIII Penanganan Pengaduan

Bab IX Kepuasan Masyarakat

Bab X Pembinaan dan Pengawasan

Bab XI Kerjasama

Bab XII Pelaporan

Bab XIII Ketentuan Peralihan

Bab XIV Ketentuan Penutup

Page 31: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

Lanjutan…

Menyediakan sarana pengaduan dengan menggunakan Menyediakan sarana pengaduan dengan menggunakan media sesuai kondisi daerah (Pasal 18).media sesuai kondisi daerah (Pasal 18).

Menindaklanjuti pengaduan masyarakat secara tepat, Menindaklanjuti pengaduan masyarakat secara tepat, cepat dan memberikan jawaban serta penyelesaiannya cepat dan memberikan jawaban serta penyelesaiannya paling lama 10 (sepuluh) hari kerja (Pasal 19).paling lama 10 (sepuluh) hari kerja (Pasal 19).

Melakukan penelitian kepuasan masyarakat secara Melakukan penelitian kepuasan masyarakat secara berkala sesuai peraturan perundang-undangan (Pasal berkala sesuai peraturan perundang-undangan (Pasal 20).20).

Pegawai PPTSP diutamakan mempunyai kompetensi Pegawai PPTSP diutamakan mempunyai kompetensi dibidangnya dan diberikan tunjangan khusus yang dibidangnya dan diberikan tunjangan khusus yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walilota sesuai ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walilota sesuai dengan kemampuan daerah (Pasal 13 ayat 2).dengan kemampuan daerah (Pasal 13 ayat 2).

Page 32: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

Kewajiban Bupati/WalikotaKewajiban Bupati/Walikota

a.a. Membentuk perangkat daerah pengelola perizinan dan Membentuk perangkat daerah pengelola perizinan dan non perizinan paling lambat 1 (satu) tahun sejak non perizinan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Permendagri diterbitkan (Pasal 29).Permendagri diterbitkan (Pasal 29).

b.b. Menyederhanakan penyelenggaraan pelayanan terpadu Menyederhanakan penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu meliputi proses, waktu dan biaya :satu pintu meliputi proses, waktu dan biaya :- Proses penyelenggaraan perijinan dilakukan untuk Proses penyelenggaraan perijinan dilakukan untuk

satu jenis perijinan tertentu atau perijinan parallel. satu jenis perijinan tertentu atau perijinan parallel. (Pasal 9 ayat 2);(Pasal 9 ayat 2);

- Jangka waktu penyelesaian perijinan dan non Jangka waktu penyelesaian perijinan dan non perijinan ditetapkan paling lambat 15 (lima belas) perijinan ditetapkan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak persyaratan administrasi hari kerja sejak persyaratan administrasi lengkap/terpenuhi. (Pasal 15);lengkap/terpenuhi. (Pasal 15);

- Besarnya biaya dihitung sesuai tarif yang ditetapkan Besarnya biaya dihitung sesuai tarif yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah. (Pasal 12 ayat 1);berdasarkan peraturan daerah. (Pasal 12 ayat 1);

Page 33: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

Lanjutan…

c.c. Mendelegasikan kewenangan penandatanganan Mendelegasikan kewenangan penandatanganan perijinan dan non perijinan kepada PPTSP perijinan dan non perijinan kepada PPTSP (Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu) (Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu) untuk mempercepat proses pelayanan. ( Pasal 6);untuk mempercepat proses pelayanan. ( Pasal 6);

d.d. Melaporkan kepada Gubernur tentang pelaksanaan Melaporkan kepada Gubernur tentang pelaksanaan Permendagri. (Pasal 27).Permendagri. (Pasal 27).

Page 34: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

KEWAJIBAN GUBERNURKEWAJIBAN GUBERNUR

a.a. Sosialisasi Permendagri kepada seluruh Bupati/Walikota Sosialisasi Permendagri kepada seluruh Bupati/Walikota dan Masyarakat di wilayahnya. (Pasal 23);dan Masyarakat di wilayahnya. (Pasal 23);

b.b. Melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri tentang Melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri tentang perkembangan proses pembentukan PPTSP dan perkembangan proses pembentukan PPTSP dan Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu diwilayahnya berdasarkan laporan Bupati/Walikota. (Pasal diwilayahnya berdasarkan laporan Bupati/Walikota. (Pasal 27 ayat 2);27 ayat 2);

c.c. Menetapkan 1 (satu) daerah Kabupaten/Kota untuk Menetapkan 1 (satu) daerah Kabupaten/Kota untuk daerah percontohan di wilayahnya (Pasal 22);daerah percontohan di wilayahnya (Pasal 22);

Page 35: DR.  H. SYAMSUL ARIEF RIVAI , MS (DIRJEN BINA BANGDA)

d. Gubernur sebagai wakil pemerintah melakukan pengawasan d. Gubernur sebagai wakil pemerintah melakukan pengawasan (Pasal 25 ayat 2) terhadap:(Pasal 25 ayat 2) terhadap:

Peraturan Daerah tentang pembentukan PPTSP;Peraturan Daerah tentang pembentukan PPTSP; Pengintegrasian program PPTSP dalam dokumen Pengintegrasian program PPTSP dalam dokumen

perencanaan pembangunan dan penyediaan anggaran;perencanaan pembangunan dan penyediaan anggaran; Ketersediaan Pegawai Negeri Sipil daerah sesuai dengan Ketersediaan Pegawai Negeri Sipil daerah sesuai dengan

jumlah dan kualifikasi yang diperlukan;jumlah dan kualifikasi yang diperlukan; Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung

PPTSP;danPPTSP;dan Kinerja PPTSP berpedoman pada Standar Pelayanan Kinerja PPTSP berpedoman pada Standar Pelayanan

Minimal (SPM) sesuai dengan peraturan perundang-Minimal (SPM) sesuai dengan peraturan perundang-undanganundangan..