Arah kebijakanklhs bangda

43
Arah Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia Environmental Sector Program (ESP) 1 Indonesia State Ministry of the Environment and DANIDA Atiek Koesrijanti Soeryo Adiwibowo Triarko Nurlambang

Transcript of Arah kebijakanklhs bangda

Page 1: Arah kebijakanklhs bangda

Arah Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia

Environmental Sector Program (ESP) 1

Indonesia State Ministry of the Environment and DANIDA

Atiek Koesrijanti Soeryo AdiwibowoTriarko Nurlambang

Page 2: Arah kebijakanklhs bangda

DEFINISI

APA KLHS?

Suatu proses sistematis dan komprehensif untuk mengevaluasi dampak lingkungan,

pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek keberlanjutan dari usulan kebijakan, rencana,

atau program pembangunan

KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (SEA: Strategic Environmental Assessment)

Page 3: Arah kebijakanklhs bangda

MENGAPA PERLU KLHS? Meningkatkan manfaat pembangunan. Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin keberlanjutannya.

Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program pembangunan.

Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan.

In some cases sustainability remains an implicit background policy. In other cases sustainability issues are used as (Partidário, 1996b):(i) benchmarks against which objectives and criteria in SEA can be measured; or(ii) a strong policy that helps to shape new forms of decision-making in support of sustainable development.SEA contribution towards sustainability1. Provides broader environmental vision2. Ensures early consideration of environmental issues3. Anticipates environmental impacts4. Facilitates environmentally-oriented chain of actions5. Contributes to integrated policy-making and planning (Partidario, 2003)

Page 4: Arah kebijakanklhs bangda

PRINSIP-PRINSIP

● Sesuai tujuan (fit for purpose)● Bersifat obyektif (objective led)● Dijiwai oleh semangat keberlanjutan

(sustainability led)● Komprehensif (comprehensive scope)● Relevan untuk keputusan (decision

relevant)● Integratif (integrative)● Partisipatif (participative)● Efektif biaya (cost-effectiveness)

Page 5: Arah kebijakanklhs bangda

KARAKTERISTIK

Kajian dapat dilakukan secara BERJENJANG [tiering]:◊ Nasional provinsi kabupaten/kota◊ Kebijakan rencana program

instrumen PENGIKAT antar sektor, wilayah, dan lembaga menjawab distorsi pemahaman OTDA

Fokus pada KONSEP, bukan rancangan teknis fisik. Antisipatif terhadap dampak lingkungan yang bersifat

KUMULATIF, TIDAK LANGSUNG, dan SINERGISTIK..

Page 6: Arah kebijakanklhs bangda

BEDA DENGAN AMDAL [1]

AMDAL KLHS

POSISI Studi kelayakan proyek [HILIR] Perumusan kebijakan, rencana, dan program [HULU]

SIFAT Wajib Kontekstual (masih dalam proses pembahasan)

JANGKAUAN LIPUTAN

Areal proyek, dsk WilayahDefinisi yg jelas saat dimulai & berakhirnya proyek

Kajian dapat bersifat tiering (berjenjang): kebijakan, rencana, program; nasional, provinsi, kebupaten/kota

KEPUTUSAN

Kelayakan lingkungan proyek pembangunan Mengarahkan keberlanjutan

pembangunanFokus pada upaya mitigasi dampak

Page 7: Arah kebijakanklhs bangda

BEDA DENGAN AMDAL [2]

AMDAL KLHS

PRODUK Dokumen ANDAL, RKL, RPL Dokumen KLHSDokumen KRP

PEMRAKARSA Pemerintah/swasta Pemerintah

INSTITUSI PENILAI Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian & persetujuan AMDAL

Tidak diperlukan institusi yg berwenang memberikan penilaian & persetujuan KLHS

Page 8: Arah kebijakanklhs bangda

Kebijakan Perencanaan Program Proyek

KAJIAN LINGKUNGAN

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KLHS ProgramatikKLHS Kebijakan

KLHS Regional

KLHS Sektoral

AMDAL

Source: Partidario, 2000

TIPOLOGI

Page 9: Arah kebijakanklhs bangda

Rekomendasi Kebijakan

Apapun definisi KLHS yang akan dikonstruksikan definisi tersebut tidak boleh eksklusif, tidak boleh menjadi rujukan tunggal dan tidak boleh menegasikan definisi lain yang kemungkinan akan timbul dan dikonstruksikan oleh para akademisi, praktisi atau institusi tertentu.

Definisi KLHS setidaknya perlu mengandung 4 komponen:– Diselenggarakan pada tahap awal perumusan kebijakan,

rencana atau program KRP);– Menelaah dampak lingkungan dari KRP– Mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi– Mempertimbangkan aspek keberlanjutan

Suatu proses sistematis dan komprehensif untuk mengevaluasi dampak lingkungan, pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek keberlanjutan dari usulan kebijakan, rencana, atau program pembangunan

(A systematic and comprehensive process to evaluate environmental impact, social and economic consideration, as well as sustainability assurance of proposed development policy, plan or programs)

Definisi KLHS untuk Indonesia

Page 10: Arah kebijakanklhs bangda

Atribut AMDAL KLHS

Posisi Akhir siklus pengambilan keputusan Hulu siklus pengambilan keputusan

Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cencerung pro-aktif

Fokus analisis Identifikasi, prakiraan & evaluasi dampak lingkungan

Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan

Dampak kumulatif Amat terbatas Peringatan dini atas adanya dampak kumulatif

Titik berat telaahan Mengendalikan dan meminimumkan dampak negatif

Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan

Alternatif Alternatif terbatas jumlahnya Banyak alternatif

Kedalaman Sempit, dalam dan rinciLuas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi & kerangka umum

Deskripsi proses Proses dideskripsikan dgn jelas, mempunyai awal dan akhir

Proses multi-pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif & kontinyu

Fokus pengendalian dampak

Menangani simptom kerusakan lingkungan

Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan, terutama ditujukan utk menelaah agenda keberlanjutan,

Page 11: Arah kebijakanklhs bangda

Tujuan KLHSTiga macam tujuan KLHS (Sadler 2005: 20):

● Instrumental ● Transformative● Substantive

Rekomendasi Kebijakan

● Dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu disebutkan bahwa tiga macam tujuan KLHS merupakan pilihan terbuka

● Pengguna perlu memahami konsekuensi yang dihadapi bila yang dipilih adalah KLHS tujuan transformative atau subtantive

Page 12: Arah kebijakanklhs bangda

Manfaat KLHS

● Merupakan instrumen proaktif dan sarana pendukung pengambilan keputusan,

● Mengidentifikasi dan mempertimbangkan peluang-peluang baru melalui pengkajian sistematis dan cermat atas opsi pembangunan yang tersedia,

● Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara lebih sistematis pada jenjang pengambilan keputusan yang lebih tinggi,

● Mencegah kesalahan investasi dengan berkat teridentifikasinya peluang pembangunan yang tidak berkelanjutan sejak dini

● Tata pengaturan (governance) yang lebih baik berkat keterlibatan para pihak (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan melalui proses konsultasi dan partisipasi

● Melindungi asset-asset sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna menjamin berlangsungnya pembangunan berkelanjutan,

● Memfasilitasi kerjasama lintas batas untuk mencegah konflik, berbagi pemanfaatan sumberdaya alam, dan menangani masalah kumulatif dampak lingkungan.

Page 13: Arah kebijakanklhs bangda

Manfaat KLHS

Dua manfaat utama KLHS:● Mengatasi kelemahan dan keterbatasan AMDAL ● Mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan

ramah lingkungan dengan lebih efektif

Rekomendasi kebijakan

Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu dicantumkan macam manfaat KLHS

Page 14: Arah kebijakanklhs bangda

Prinsip, Nilai Dasar & Mutu KLHS

Nilai dasar (diperoleh dari hasil pilot project KLS) Keterkaitan (interdependency) Keberlanjutan (sustainable) Keadilan sosial dan ekonomi (socio-economic just)

Mutu KLHS: SEA performance criteria (IAIA 2002)

Rekomendasi Kebijakan

Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu dicantumkan prinsip, nilai dasar dan mutu KLHS

Page 15: Arah kebijakanklhs bangda

Pendekatan KLHSAda 4 macam pendekatan KLHS● KLHS dengan pendekatan menyerupai AMDAL (EIA

mainframe)● KLHS sebagai instrumen penilaian lingkungan

(appraisal style)● KLHS sebagai kajian terpadu (sustainability appraisal)● KLHS sebagai pendekatan untuk pengelolaan sumber

daya alam berkelanjutan

Page 16: Arah kebijakanklhs bangda

Rekomendasi Kebijakan

1. Hindari untuk mengharuskan menggunakan pendekatan yang seragam untuk aplikasi KLHS.

2. Mendorong pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota untuk mengembangkan pendekatan/kelembagaan KLHS yang sesuai dengan kondisi Indonesia dgn mempertimbangkan:– Sumber daya manusia dan kapasitas institusi– Kompleksitas aplikasi dan pembahasan KLHS – Peluang untuk menerbitkan kebijakan, rencana atau

program– Peluang penguatan birokrasi

Page 17: Arah kebijakanklhs bangda

3.7. Macam Aplikasi KLHS

7 Macam Aplikasi KLHS di Indonesia

KLHS Tata Ruang

KLHS Rencana Pembangunan Nasional (RPJPN, RPJMN)

KLHS Rencana Pembangunan Daerah (RPJPD, RPJMD)

KLHS Regional (Daerah Aliran Sungai, Kawasan Ekonomi Khusus)

KLHS Program Pengembangan Kota

KLHS Sektor

KLHS Pengelolaan Sumber Daya Alam (Nasional, Provinsi, Kabupaten, Pulau)

Page 18: Arah kebijakanklhs bangda

Macam Aplikasi KLHS

Waktu

Proyek Program Rencana Kebijakan

AMDAL

Ruang

KLHS Tata

Ruang

KLHS Rencana

Pembangunan

SEA Natural

Resource (SENRA)

Nasional

Provinsi

Kabupaten

Kota

Proyek

SEA Urban Dev

(NUES)

Page 19: Arah kebijakanklhs bangda

Rekomendasi Kebijakan

KLHS Tata

Ruang

KLHS Rencana

Pembangunan

KLHS Kebijakan

Pengelolaan SDA

KLHS Sektor

Peraturan Pemerintah tentang KLHS

KLHS Regional Pedoman

Teknis KLHS

Perlu ditetapkan peraturan perundangan ttg KLHS

Page 20: Arah kebijakanklhs bangda

Rekomendasi Kebijakan

● Amalgamasi atau Integrasi Pertimbangan Lingkungan

KRP KLHS

Proses IntegrasiProses amalgamasi (merging)

Page 21: Arah kebijakanklhs bangda

SISTEM PERENCANAAN & KLHS

PERENC. TATA RUANG NAS

PERENC. PEMB. NAS

P’RNC.TAT’ RUANG - Prop

P’RNC. PMB. Daerah/ Prop

P’RNC. TAT’ RUANG Kab

P’RNC. PMB. Daeran/ Kab

BAPPENAS BKTRN DPU SEKTOR DDN

KLH

BAPPEDA BKPRD DINAS

BAPEDALDA

BAPPEDA BKPRD DINAS

BAPEDALDA

KLHS

KLHS

KLHS

PERENC. SEKTOR NAS

PERENC. SEKTOR - Prop

PERENC. SEKTOR - Kab

Propinsi

Kab/ Kota

Nasional

Page 22: Arah kebijakanklhs bangda

KLHS Prosedur & MetodeKLHS menyerupai

AMDAL KLHS Penilaian Lingkungan KLHS Tipe Analisis Terpadu SDA

Penapisan Penapisan Penilaian awal

Pelingkupan Analisis efek lingkungan Analisis Terpadu Sumber Daya Alam

Laporan KLHS Lingkup dan karakter efek lingkungan

Final Analisis Terpadu Sumber Daya Alam

Partisipasi Masyarakat Pencegahan efek lingkungan

Konsultasi Lingkup dan karakter efek residual

Pengambilan Keputusan Tindak lanjut dan pemantauan efek lingkungan

Pemantauan Kepedulian masyarakat dan stakeholders

Sadler (2005: 18)

Page 23: Arah kebijakanklhs bangda

Rekomendasi Kebijakan

Buku Pegangan dan Pedoman KLHS harus memuat:● KLHS adalah “marga” konsep, pendekatan dan

instrumen● Mendorong pengembangan KLHS yang sesuai

dengan kondisi Indonesia

Page 24: Arah kebijakanklhs bangda

Sukarela dan Wajib

● Wajib vs Sukarela: perdebatan

● Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan, rencana, atau program tertentu yang wajib KLHS tanpa melalui proses penapisan

● Kebijakan, rencana, atau program tertentu wajib KLHS setelah menempuh proses penapisan yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang berkepentingan. Proses penapisan dapat dilakukan oleh– Pemerintah pusat– Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota

Page 25: Arah kebijakanklhs bangda

Proses Penapisan

Perilaku Dampak Lingkungan

Karakter Kebijakan, Rencana & Program

● Kemungkinan potensi dampak penting

● Dampak kumulatif● Resiko terhadap

keberlanjutan ekosistem

● Kemungkinan ancaman terhadap keberlanjutan pembangunan

● Kemungkinan kerusakan sumber daya alam

Daftar Uji, Matrik

Tanpa proses Penapisan

Wajib KLHS Keputusan Tidak WajibYa Tidak

Proses Penapisan KLHS

Page 26: Arah kebijakanklhs bangda
Page 27: Arah kebijakanklhs bangda

Sistem Lingkungan Hidup

Perubahan Iklim dan Variasinya

Kejadian ekstrim (bencana)

Ketersediaan SD Air, udara dan

tanah berkualitas

Naiknya permukaan air laut

Dam

pak

pd

LH

Perubahan pada emisi dan tutupan lahan

Perubahan pada SD Air, Tanah,

Permodalan, Ketenagkerjaan, dan

produktifitas

Perubahan pada pola produksi dan konsumsi

Dam

pak

pd E

kono

mi

Ker

enta

nan

KEBIJAKANMitigasiAdaptasi

Sistem Ekonomi

Tekanan LH

Tekanan Ekonomi

Contoh Simplifikasi Model Kajian Integrasi Pembangunan dan LH (KLHS)

Page 28: Arah kebijakanklhs bangda

Policy recommendation for SEA Guideline

Factor

SEA Institution/Approach

EIA mainframe

EIA Modified

Integrated Assessment Sustainable

Resource

Capacity of institution and human resource requirements M M H H

Level of difficulty of SEA application and review L M H H

Opportunity to develop better PPP M M H H

Opportunity to increase bureaucracy H M L L

Page 29: Arah kebijakanklhs bangda

ROAD-MAP RENCANA APLIKASI KLHSTUJUAN

Merancang garis besar rencana penerapan KLHS pada proses perumusan, pelaksanaan dan pengendalian Perencanaan Pembangunan

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN• 3 aspek mendasar: capacity building (lembaga, SDM, Sistem)• Persiapan perumusan perencanaan pembangunan daerah

a. Persyaratan substansib. Persyaratan pelaksanaan perencanaan

• Proses perumusan perencanaan pembangunan daeraha. Tata laksana dan koordinasib. Kriteria kinerja perumusan

• Pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daeraha. Kriteria kinerja pelaksanaanb. Sistem pengendalian

OUTPUT TUGAS

Berupa penjelasan singkat identifikasi permasalahan di atas dan dapat dengan menggunakan skema ataupun butir-butir penjelasan. Masing-masing kelompok dimohon untuk mempresentasikan output ini pada sesi I hari Jumat tgl 1 Agustus 2008.

Page 30: Arah kebijakanklhs bangda
Page 31: Arah kebijakanklhs bangda

Terima kasih

Page 32: Arah kebijakanklhs bangda
Page 33: Arah kebijakanklhs bangda

Jika menggunakan pendekatan regional maka akan dilihat lebih holistik /komprehensif (capturing) dan sistemik; prioritas nya adalah kebutuhan stakeholder Pengang

guran

Tabungan terbatas

Kurang modal

Produktifitas rendah

Pendapatan/kapita rendah

Daya beli rendah

Pertmbhn eko. rendah

Keluarga besar

Laju kelahiran

tinggi

Permintaan tenga kerja

tinggi

Output/ pekerja kurang

Pendidikan kurang

Kemiskinan

Perumahan tak layak

Kondisi hidup tak sehat

Kesehatan buruk

Kurang gizi

Diet jelek

Ouput pertanian

kecil

Sedikit input modern

REGION

Jabodetabekcur

Jika menggunakan pendekatan sektoral maka sulit menentukan

prioritas diantara sektor-sektor

Penetapan Prioritas Pembangunan

Relatif lebih mudah Relatif lebih sulit

Page 34: Arah kebijakanklhs bangda
Page 35: Arah kebijakanklhs bangda

Krisis Ekologi

Berbasis

Regional

Aktifitas Pembangunan

Aktifitas Masyarakat

Tingkat Pembangunan

Jabodetabekjur

Layak untuk melanjutkan

kegiatan pembangunan

Tidak Layak untuk

melanjutkan kegiatan

pembangunan

Kondisi Pembangunan

mengarah kritis perlu

perlakuan khusus

Kondisi Pembangunan sudah

kritis Kegiatan Pembangu Utama perlu dibekukan/

dihentikan

Kondisi pembangunan

yg aman perlu/ dapat

dipertahankan kelangusngan

nya

Ambang batas Ambang batas

Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan

Waktu

Tingkat Pembangunan

Jabodetabekjur

Tingkat Pembangunan

Jabodetabekjur

Page 36: Arah kebijakanklhs bangda

Perumahan

Commercial Area

Pelabuhan

gudangHutan

Housing allocation

Commercial Area

Pelabuhan

gudang

Hutan

Perumahan

T0

Tn

t0

tn

Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan

Sawah/ tegalan

Sawah/ tegalan

gudang

gudang

Page 37: Arah kebijakanklhs bangda

Sosial

Ekonomi SDA/ LH

Pembangunan

Berkelanjutan

• lintas sektoral

• lintas wilayah Adm.

• Ketimpangan kesejahteraan sosial• Akses tidak merata terhadap fasum/ fasos• Tingkat pelanggaran hukum masih tinggi (pidana dan

perdata)

• Masih terjadi ketimpangan/ disparitas pembangunan ekonomi (wilayah hilr dan hulu)

• Pembangunan sektor sekunder (manufaktur/ industri) dan sektor tersier (jasa) semakin mendominasi

• Pembangunan Infrastruktur terkonsentrasi di wilayah perkotaan (hilir)

• Sumberdaya Air menjadi sangat sensitif ketersediaannya dibandingkan kebutuhan yang meningkat pesat (di sektor industri dan pemukiman baru di wilayah perkotaan)

• Pencemaran air dan udara berpotensi menjadi semakin tinggi, khususnya di wilayah perkotaan

• Sumberdaya alam lainnya belum tergali optimal

• Masih ada keluhan dari pelaku pembangunan swasta nasional/ asing dan masyarakat terhadap kinerja pemerintah (good governance dan layanan publik)

• Masyarakat dan pelaku pembangunan belum menyatu dalam proses pembangunan• Mendambakan Civil Society / Masyarakat Madani – Parisipasi Aktif Masyarakat dalam

Pembangunan

Page 38: Arah kebijakanklhs bangda

PerdadiP. Jawa perTingkatWilayah

Motif Perda

Retribusi ijin usaha (pajak) atau

pemberian ijin untuk eksploitasi

SDA

Tindakan kolaboratif

pengelolaan & pemanftan SDA

Hak masyarakat untuk akses,

pemanftan dan kontrol atas SDA

Total(%)

Provinsi 16 18 3 37 (31%)

Kabupaten 46 15 8 69 (58%)

Kota 9 3 1 13 (11%)

Total (Persentase)71

(60%)36

(30%)12

(10%)119

(100%)

Dg kriteria dunia

Dg khas Indonesia tanpa pengelolaan sampah &CO2

Dg khas Indonesia

dg pengelolaan sampah dan CO2

Overshoot :

- 462.832.500 ha Overshoot

- 71.113.436 ha Overshoot

- 139.695.000 ha

Jika jejak ekologi diturunkan 90% maka lahan di P Jawa mencukupi

Perbandingan Penilaian Daya Dukung Lingkungan

Lingkungan Hidup Indonesia di

Persimpangan Jalan:

• Business as Usual ?, atau

• Breakthrough ?

SDA yangDiatur

DiP. Jawa

Motif Perda

Retribusi ijin usaha (pajak) atau

pemberian ijin untuk eksploitasi SDA

Tindakan kolaboratif

pengelolaan dan

pemanfaatan SDA

Hak masyarakat untuk akses,

pemanfaatan dan kontrol atas SDA

Total(%)

Air 28 16 2 46 (39%)

Tanah 11 1 0 12 (10%)

Hutan 15 10 7 32 (27%)

Tambang 17 0 0 17 (14%)

Baku Mutu Lingkungan

0 9 3 12 (10%)

Total (Persentase)

71 (60%) 36 (30%) 12 (10%) 119 (100%)

Page 39: Arah kebijakanklhs bangda

Kehidupan dan PembangunanLingkungan Hidup

Definisi

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal 1)

RuangDefinisi

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lain, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya (UU no. 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, Bab 1 , Pasal 1)

(Zone B1 & B4)(Zone B1 & B4)

Sumber: Citra Landsat 30-07-1992

Oleh :Ditjen PenataanRuang dan LAPAN

(Zone B3 & B4)(Zone B5)(Zone B2)(Zone N2 & N2)

(Zone N2)(Zone N2)(Zone N2)

Sumber: Citra Landsat 17-07-2001

Oleh :Ditjen PenataanRuang dan LAPAN

1992

2001

PENGURANGAN RUANG TERBUKA HIJ AU DI

J ABODETABEK

• Hampir semua kegiatan kehidupan dan Pembangunan perlu atau berkaitan dengan tempat/ lokasi/ ruang. • Konsep Ruang identik dengan Lingkungan

Page 40: Arah kebijakanklhs bangda

Arah Kebijakan dan Tujuan Pembangunan

Basis Pembangunan Nasional : Mainstreaming Pembangunan

Berkelanjutan

Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan dengan Pembangunan Lingkungan

Hidup

OUTPUT:Peningkatan Kesejahteraan

• Pro growth• Pro-poor

• Sustainability

Page 41: Arah kebijakanklhs bangda

Dari Ide menjadi RealitaPeran Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Dari Ide menjadi RealitaPeran Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Visi & Misi

Tujuan Pembangunan

Strategi Pembangunan

Arah Kebijakan

Program

Prosedur/ Peraturan

Pelaksanaan

Konsep/ Ide

Realita

Monitoring & Evaluasi

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KLHS : “is a systematic process

for evaluating the

environmental consequences of

proposed policy, plan, or

program initiatives in order to

ensure they are fully included

and appropriately

addressed at the earliest appropriate

stage of decision-making on

par with economic and social considerations”

(Sadler dan Verheem, 1996).

KLHS:“It is an integrative tools to support cross-sectoral approaches, which are needed to achieve long term Sustainability Objectives”

KLHS sangat disarankan lembaga Persikatan Bangsa Bangsa dan sudah diterapkan dibanyak negara (Eropah, Asia Timur, Amerika , Australia dan Afrika)

Page 42: Arah kebijakanklhs bangda

Kajian Lingkungan dalam konteks Tahap Pengambilan Keputusan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Analisa Dampak Lingkungan

Kebijakan

Perencanaan

Program

Proyek- Proyek

Page 43: Arah kebijakanklhs bangda

Kontribusi SEA bagi Penguatan Penataan Ruang

Arah Kebijakan,

Tujuan dan Strategi

Pembangunan

RPJM/D

Penataan Ruang berwawasan

Lingkungan dan berbasis

Pembangunan Berkelanjutan

RTRW

Pelaksanaan Pembangunan

Proyek-Proyek

Perlu lokasi untuk ekeskusi

kegiatan pembangunan

B K P R N / D

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS