Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Syariah sebagaimana halnya perbankan pada umumnya merupakan lembaga intermediasi keuangan yakni lembaga yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. Perbankan merupakan lembaga yang eksistensinya sangat membutuhkan adanya kepercayaan dari masyarakat. Unsur kepercayaan masyarakat terhadap perbankan merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga bank perlu menjaganya untuk mencegah adanya penarikan dana masyarakat secara besar-besaran. Perkembangan perbankan Islam merupakan merupakan fenomena yang menarik kalangan akademisi maupun praktisi dalam 20 tahun terakhir. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money Fund/IMF) juga telah melakukan kajian-kajian atas praktek perbankan Islam sebagai alternatif sistem keuangan internasional. Perbankan Islam diharap dapat memberikan peluang upaya penyempurnaan sistem ekonomi internasional yang belakangan dirasakan banyak sekali mengalami goncangan dan ketidakstabilan yang menyebabkan krisis ekonomi akibat lebih dominannya sektor finansial dibanding sektor riil dalam hubungannnya perekonomian dunia (Denny, 2004:1).

description

analisis

Transcript of Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

Page 1: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan Syariah sebagaimana halnya perbankan pada umumnya

merupakan lembaga intermediasi keuangan yakni lembaga yang

melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat lain yang

membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. Perbankan merupakan lembaga

yang eksistensinya sangat membutuhkan adanya kepercayaan dari

masyarakat. Unsur kepercayaan masyarakat terhadap perbankan

merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga bank perlu menjaganya

untuk mencegah adanya penarikan dana masyarakat secara besar-besaran.

Perkembangan perbankan Islam merupakan merupakan fenomena

yang menarik kalangan akademisi maupun praktisi dalam 20 tahun

terakhir. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International

Money Fund/IMF) juga telah melakukan kajian-kajian atas praktek

perbankan Islam sebagai alternatif sistem keuangan internasional.

Perbankan Islam diharap dapat memberikan peluang upaya

penyempurnaan sistem ekonomi internasional yang belakangan dirasakan

banyak sekali mengalami goncangan dan ketidakstabilan yang

menyebabkan krisis ekonomi akibat lebih dominannya sektor finansial

dibanding sektor riil dalam hubungannnya perekonomian dunia (Denny,

2004:1).

Page 2: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

2

Krisis keuangan tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit

perumahan produk sekuritas dan bangkrutnya beberapa perusahaan besar

di Amerika Serikat turut mempengaruhi perekonomian di Indonesia, salah

satunya adalah sektor industri perbankan. Sektor industri perbankan

mengalami kesulitan likuiditas seiring dengan ketatnya likuiditas di pasar

keuangan. Industri perbankan juga rentan terhadap risiko karena

berhubungan dengan tingkat kepercayaan atas pengembalian dana di masa

mendatang. Banyak pihak memperkirakan bahwa perekonomian di

Indonesia termasuk industri perbankan akan terpuruk. Kelangkaan

likuiditas menyebabkan penurunan kepercayaan di sektor korporasi dan

rumah tangga terhadap kondisi perekonomian (Tiara, 2011:18).

Dalam suatu perekonomian, peran utama lembaga-lembaga

keuangan ialah menjalankan fungsi intermediasinya, menyalurkan kembali

dana yang telah dihimpunnya dari masyarakat dalam bentuk pinjaman atau

kredit kepada sektor-sektor usaha riil dalam upaya pengembangan

usahanya. Dengan kata lain, melalui fungsi intermediasi yang

dijalankannya, sektor keuangan haruslah berperan sebagai agen dalam

mempercepat pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Akbar

dan Ida, 2010).

Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada

perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika

sektor perbankan terpuruk perekonomian nasional juga ikut terpuruk.

Page 3: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

3

Demikianpula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor

perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak

berjalan normal (Billy, 2010:2). Untuk mengembalikan kondisi perbankan

yang lebih baik perlu adanya penanganan khusus tentang lembaga

intermediasi keuangan, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan

yang bersifat nasional yaitu diantaranya: 1) Penerbitan obligasi pemerintah

untuk program rekapitulasi; 2) Program Penjaminan dan Bantuan

Likuiditas Bank Indonesia (BLBI); dan 3) Program Pemberian Kredit

(Astri, 2010:316).

Sesuai dengan fungsi bank sebagai financial intermediary, bank

menjalankan aktivitasnya dengan menghimpun dana pihak ketiga berupa

giro, tabungan dan deposito serta menyalurkan kembali dana tersebut

kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan lainnya. Pertumbuhan

bisnis perbankan syariah selalu menunjukkan kinerja positif, dapat dilihat

dari penghimpunan dana yang selalu meningkat setiap tahunnya dan

meningkat sangat pesat di tahun 2009 dengan pertumbuhan sebesar

41,84%. Demikian pula halnya dengan pembiayaan yang tumbuh 22,76%.

Meskipun pertumbuhan bisnis perbankan syariah meningkat, tingkat ROA

yang merupakan proksi dari profitabilitas selalu mengalami fluktuasi (Dea,

2011:2).

Perbankan syariah mampu tumbuh ± 37% sehingga total asetnya

menjadi Rp174,09 triliun. Pembiayaan telah mencapai Rp135,58 triliun

(40,06%) dan penghimpunan dana menjadi Rp134,45 triliun (32,06%).

Page 4: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

4

Strategi edukasi dan sosialisasi perbankan syariah yang ditempuh

dilakukan bersama antara Bank Indonesia dengan industri dalam bentuk iB

campaign baik untuk funding maupun financing telah mampu

memperbesar market share perbankan syariah menjadi ± 4,3% (Outlok

Perbankan Syariah, 2013).

Tabel 1.1

Indikator Pertumbuhan Perbankan Syariah

Indikator Okt-10 Okt-11 Growth

Nominal (%) Aset 85,85 127,19 41,34 48,10

DPK 66,48 101,57 35,09 52,79 Penyaluran dana 83,82 122,73 38,92 46,43

Sumber: Outlook Perbankan Syariah, 2012

Dari tabel diatas diketahui bahwa pertumbuhan perbankan syariah

dalam kurun waktu satu tahun terakhir, khususnya Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), mengalami pertumbuhan yang

sangat pesat. Total aset per Oktober 2011 telah mencapai Rp127,19 triliun

atau meningkat tajam sebesar 48,10% yang merupakan pertumbuhan

tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Ditambah dengan aset BPRS sebesar

Rp3,35 triliun, total aset perbankan syariah per Oktober 2011 telah

mencapai Rp130,5 triliun. Marketshare perbankan syariah terhadap

perbankan nasional telah mencapai sekitar 3,8%. Penghimpunan dana

pihak ketiga meningkat 52,79% dan penyaluran dana masyarakat

meningkat sebesar 46,43% (Outlook Perbankan Syariah, 2012).

Page 5: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

5

Volume usaha perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun

terakhir, khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah

(UUS), mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Total aset per Oktober

2011 telah mencapai Rp127,19 triliun atau meningkat tajam sebesar

48,10% yang merupakan pertumbuhan tertinggisepanjang 3 tahun terakhir.

Ditambah dengan aset BPRS sebesar Rp3,35 triliun, total aset perbankan

syariah per Oktober 2011 telah mencapai Rp 130,5 triliun. Marketshare

perbankan syariah terhadap perbankan nasional telahmencapai sekitar

3,8%. Tingginya pertumbuhan aset tersebut tidak terlepas dari tingginya

pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi pasiva dan pertumbuhan

penyaluran dana pada sisi aktiva. Penghimpunan dana pihak ketiga

meningkat 52,79% dan penyaluran dana masyarakat meningkat sebesar

46,43% (Outlook Perbankan Syariah, 2013).

Page 6: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

6

Tabel 1.2

Perkembangan Dana Pihak Ketiga BUS dan UUS

Dana Pihak Ketiga

Okt-10 Okt-11 Growth

Nominal

Share (%)

Nominal Share (%) Nominal Share (%)

Total Dana Pihak Ketiga

66,48

100,00

101,57

100,00

35,10

52,79

Tabungan 19,33

29,07

27,81

27,38

8,49

43,93

-Wadiah 2,18

- 4,33

- 2,15 98,53

-Mudharabah 17,15

- 23,49

- 6,34

36,99

Deposito 39,23

59,01 62,02

61,06

22,79

58,11

Giro (Wadiah) 7,12

10,70

11,05

10,88

3,94

55,31

Lainnya 0,81

1,22

0,69

0,68

(0,12)

(15,04)

Sumber: Outlook Perbankan Syariah, 2012

Berdasarkan tabel diatas penghimpunan dana perbankan syariah

mengalami peningkatan yang tinggi selama satu tahun terakhir dari Rp

66,48 triliun pada Oktober 2010 menjadi Rp 101,57 triliun pada Oktober

2011 atau meningkat 52,79%. Meskipun mengalami sedikit penurunan di

awal tahun sebagai akibat dari Januari, namun penghimpunan dana dapat

dipertahankan meningkat secara stabil pada triwulan III 2011. Laju

pertumbuhan triwulan III 2011 yang sebesar 52,79% tersebut masih lebih

tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010 sebesar

39,16%. Penghimpunan dana masyarakat sebagaimana dalam Tabel 1.2,

terbesar adalah dalam bentuk deposito yaitu Rp 62,02 triliun (61,06%)

diikuti oleh Tabungan sebesar Rp27,81 triliun (27,38%) dan Giro sebesar

Rp11,05 triliun (10,88%). Sedangkan berdasarkan perkembangan pada

Page 7: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

7

setiap jenis produknya, produk deposito dan tabungan merupakan produk

yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2011. Deposito

merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi yaitu sekitar

61,06% dari posisi tahun lalu Rp39,23 triliun menjadi Rp62,02 triliun.

Selain itu, produk tabungan juga meningkat cukup tinggi yaitu sebesar

27,38% sehingga tabungan iB perbankan syariah menjadi Rp27,81 triliun

dari posisi tahun sebelumnya yang tercatat Rp19,33 triliun. Disisi lain, giro

merupakan produk dengan perolehan yang berfluktuatif selama satu tahun

terakhir (Outlook Perbankan Syariah, 2012).

Terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh terhadap

Financing To Deposit Ratio (FDR). Penelitian yang dilakukan Khatimah

(2009) yang berjudul “ Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesi Sebelum Dan Sesudah

Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008” menyatakan

bahwa DPK secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

penyaluran dana, sedangkan SWBI dan NPF Namun dilihat dari uji t, nilai

signifikan variabel, hanya DPK yang memiliki nilai signifikan, sedangkan

SWBI, NPF dan dummynya tidak memiliki nilai signifikan. Namun, tidak

sesuai dengan hasil penelitian Penelitian yang dilakukan Yahya (2011)

yang berjudul “Analisis Pengaruh Variabel makro dan mikro terhadap

Financing To Deposit Ratio FDR” menyatakan bahwa Bi rate secara

parsial tidak berpengaruh terhadap FDR, tetapi Inflasi berpengaruh sangat

kuat terhadap FDR.

Page 8: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

8

Penyaluran dana di perbankan syariah biasanya dipengaruhi oleh

faktor besarnya bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah

sumber dana bank yang diperoleh dari Bank Indonesia atas penitipan dana

wadiah atas kelebihan likuiditas bank yang bersangkutan, jumlah dana

pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana bank yang diperoleh dari

masyarakat yang berbentuk giro, tabungan, dan deposito, sedangkan

jumlah pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF)

merupakan rasio perbandingan pembiayaan yang bermasalah dengan total

penyaluran dana yang disalurkan kepada masyarakat (Khatimah, 2009:2).

Berdasarkan beberapa masalah yang dihadapi dalam perbankan

syariah, penulis tertarik untuk meneliti salah satu permasalahan yang

terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan

perbankan syariah di Indonesia.

Sesuai pemaparan isu diatas dan kebaragaman hasil penelitian

terdahulu, timbul ketertarikan penulis untuk melakukan sebuah penelitian

bagaimana pengaruh DPK, NPF dan SWBI terhadap FDR. Dengan

demikian, penelitian ini akan menguji apakah ada pengaruh antara DPK,

NPF dan SWBI terhadap FDR pada bank umum syariah dan unit usaha

syariah. Akhirnya penulis mengangkat sebuah tema penelitian yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financing to

Deposit Ratio (FDR) Pada Bank Syariah Di Indonesia (Periode 2009-

2012)”.

Page 9: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

9

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah?

2. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) secara

parsial terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah?

3. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) secara

simultan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non

Performing Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

(SWBI) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah

2. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non

Performing Financing (NPF), dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

(SWBI) secara parsial terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Page 10: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

10

3. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non

Performing Financing (NPF), dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

(SWBI) secara simultan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam dunia

perbankan dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi sebagai

bagian dari pembelajaran.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat menambah kajian ilmiah di Universitas

Muhamadiyah Yogyakarta sebagai referensi untuk melakukan

penelitian selanjutnya.

b. Bagi Perbankan

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak perbankan

sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam

mengembangkan dunia perbankan syariah kedepan.

c. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

penulis dan mengaplikasikan antara teori yang didapat dibangku

kuliah dengan kondisi riil dilapangan.

Page 11: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

11

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya terfokus pada Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah yang masih beroperasi pada tahun 2009

sampai 2012. Adapun data diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang

dipublikasikan Bank Indonesaia dari Januari 2009 sampai Desember 2012.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Financing to Deposit Ratio (FDR) pada

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah penulis hanya menggunakan

rasio Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR).

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan akan diuraikan secara garis besar isi

dari setiap bab agar dapat memberikan sedikit gambaran mengenai isi

skripsi ini, diantaranya:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori, penelitian

terdahulu, kerangka konseptual, dan hipotesis penelitian.

Page 12: Dpk,Npf, Swbi Terhadap Fdr bsy

12

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian apa yang digunakan dalam

penelitian ini. Dimana, terdiri dari beberapa sub bab yaitu jenis penelitian,

populasi dan sample, gambaran umum objek penelitian, jenis dan sumber

data, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan metode analisis

data.

BAB IV: ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan membahas dan menganalisis data yang telah diperoleh

dengan alat analisis untuk pembuktian hipotesis serta interpretasi hasil

analisis.

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran

yang didasarkan atas analisis yang telah dilakukan.