Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

20
Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Blues merupakan bagian dari rentetan panjang sejarah Amerika Serikat, yang melibatkan bangsa kulit hitam Afrika-Amerika yang menjadi budak belian untuk kaum kulit putih. Musik Blues menjadi sebuah penawar kepedihan yang dirasakan bangsa kulit hitam tersebut dan berkembang menjadi berbagai aliran musik yang kemudian berkembang di Amerika Serikat. Mack dalam Sejarah Musik 3 (1995: 57) menyatakan bahwa: Salah satu sumber materi untuk kebanyakan aliran musik populer abad ke- 20 adalah ―Blues‖, walaupun orang kulit putih sering tidak mau mengakuinya. Secara historis, Blues merupakan suatu jenis musik yang mulai berkembang pada tengah abad yang lalu di Amerika di antara kaum negro. Awal Blues sampai sekarang cukup samar, namun sebagai jenis seni pertunjukan yang berhubungan erat dengan penyelesaian zaman perbudakan di Amerika. Penegasan ini barangkali agak mengherankan, sebab lazimnya Blues dikaitkan dengan nyanyian orang negro sambil bekerja sebagai budak belian untuk orang kulit putih yang berkuasa. Memang inilah sumber praktik Blues secara murni dan utuh, akan tetapi penulis berbicara tentang Blues sebagai suatu jenis seni pertunjukan. Ternyata kebanyakan musisi Blues suka tampil sebagai solis (iringan sendiri), artinya terdapat semacam citra ―keterpencilan‖ bagi musisi tersebut, lalu menjadi ciri khas Blues sebagai seni pertunjukan. Kata Blues berasal dari kata blue (biru), yang dipergunakan dalam lirik lagu Blues sebagai gambaran dari perasaan sedih, muram, murung, dan tertekan. Kepedihan yang diartikulasikan dalam bentuk nyanyian, yang pada mulanya tanpa iringan alat musik, hingga kemudian dikenal bentuk iringan yang menjadi bentuk 12 bar Blues. Bentuk iringan yang menjadi ruang bagi setiap orang (kulit hitam

Transcript of Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

Page 1: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Blues merupakan bagian dari rentetan panjang sejarah Amerika Serikat, yang

melibatkan bangsa kulit hitam Afrika-Amerika yang menjadi budak belian untuk

kaum kulit putih. Musik Blues menjadi sebuah penawar kepedihan yang dirasakan

bangsa kulit hitam tersebut dan berkembang menjadi berbagai aliran musik yang

kemudian berkembang di Amerika Serikat. Mack dalam Sejarah Musik 3 (1995:

57) menyatakan bahwa:

Salah satu sumber materi untuk kebanyakan aliran musik populer abad ke-

20 adalah ―Blues‖, walaupun orang kulit putih sering tidak mau

mengakuinya. Secara historis, Blues merupakan suatu jenis musik yang mulai

berkembang pada tengah abad yang lalu di Amerika di antara kaum negro.

Awal Blues sampai sekarang cukup samar, namun sebagai jenis seni

pertunjukan yang berhubungan erat dengan penyelesaian zaman perbudakan

di Amerika. Penegasan ini barangkali agak mengherankan, sebab lazimnya

Blues dikaitkan dengan nyanyian orang negro sambil bekerja sebagai budak

belian untuk orang kulit putih yang berkuasa. Memang inilah sumber praktik

Blues secara murni dan utuh, akan tetapi penulis berbicara tentang Blues

sebagai suatu jenis seni pertunjukan. Ternyata kebanyakan musisi Blues suka

tampil sebagai solis (iringan sendiri), artinya terdapat semacam citra

―keterpencilan‖ bagi musisi tersebut, lalu menjadi ciri khas Blues sebagai seni

pertunjukan.

Kata Blues berasal dari kata blue (biru), yang dipergunakan dalam lirik lagu

Blues sebagai gambaran dari perasaan sedih, muram, murung, dan tertekan.

Kepedihan yang diartikulasikan dalam bentuk nyanyian, yang pada mulanya tanpa

iringan alat musik, hingga kemudian dikenal bentuk iringan yang menjadi bentuk

12 bar Blues. Bentuk iringan yang menjadi ruang bagi setiap orang (kulit hitam

Page 2: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

2 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Afrika-Amerika pada saat itu) untuk berekspresi dan mengartikulasikan

kehidupannya dalam musik.

Terdapat beberapa bentuk musik yang kemudian mempengaruhi Blues, yang

muncul pada akhir abad 19, dan ditemukan sebagai bentuk ekspresi diri di

komunitas Afrika-Amerika. Menurut Komara (2006: 105); ―Blues memiliki

bentuk umumnya 8, 12 dan 16 bar, menggunakan salah satu skala melodi dan

skema sajak dan dinyanyikan atau ditampilkan dengan alat musik‖.

Blues merupakan dokumen kehidupan orang kulit hitam dan pemikiran

terhadap penyatuan unsur-unsur musik tradisional, pertunjukan, dan tema lagu-

lagu komersial. Seiring waktu dan perkembangannya, Blues kemudian menjadi

akar dari berbagai musik populer Amerika Serikat yang lahir setelahnya. Sebut

saja Rock, R n’B, Gospel, Soul, Funk, Hip Hop, Rap, dan Jazz.

Lambat laun, musik Blues kemudian menjadi digemari oleh berbagai

kalangan. Dari ketertarikan terhadap keunikan musiknya, hingga menjadikannya

komoditas yang menguntungkan dalam bisnis pertunjukan dan rekaman musik.

Maka dalam mempelajari Blues, terjadi proses transformasi pengetahuan atau

pengalaman dalam bentuk verbal maupun nonverbal (teknis dan praktek). Hal ini

dilakukan baik secara otodidak (dengan jalan mendengarkan dan menirukan apa

yang didengar), dengan tutorial dari media internet yang kian marak, dan

mengikuti lembaga-lembaga musik formal dan non formal (melalui tutorial dari

instruktur, guru, dan dosennya). Maka Blues menjadi suatu subjek yang dijadikan

materi pembelajaran, dalam lingkup pendidikan tersebut.

Dalam UUSPN 2003, pendidikan secara umum diartikan sebagai:

Page 3: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

3 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Proses belajar merupakan sebuah proses menuju perubahan menjadi lebih

baik. Seperti diungkapkan Trianto (2009: 17):

Terjadi suatu proses perubahan perilaku, dari belum tahu menjadi tahu,

dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih

terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat

bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah seperti: (1) pendekatan

pembelajaran; (2) strategi pembelajaran; (3) metode pembelajaran; (4) teknik

pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Apabila

antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran terangkai

menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut model

pembelajaran. Jadi, model pembelajaran menurut Joyce dalam Trianto (2009: 22)

adalah:

Suatu perencanaan atau suatau pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial

dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Pendapat lain model pembelajaran menurut Rusman (2010: 132) pada

dasarnya merupakan:

Bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir, yang

disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran

merupakan bingaki dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan

teknik pembelajaran, yang dipergunakan guru untuk mencapai sebuah tujuan

pendidikan sebagai seorang tenaga profesional.

Page 4: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

4 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan tiga

aspek, yaitu: aspek psikomotorik, aspek kognitif, dan aspek afektif. Karena ketiga

aspek tersebut merupakan inti dari sebuah tujuan pembelajaran, seperti

dikemukakan Bloom dan Krathwohl dalam Rusman (2010: 171), bahwa tujuan

pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga domain, yaitu:

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi

perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat,

sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri, serta memiliki lima tingkatan, dari

rendah sampai tinggi, yaitu: penerimaan, responding, penilaian,

pengorganisasian, dan karakterisasi. Psychomotor Domain (Ranah

Psikomotor), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan

motorik atau gerakan-gerakan fisik, seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang, seni (musik, rupa, tari), dan olah raga.

Aspek kognitif difasilitasi melalui berbagai aktifitas penalaran dengan tujuan

terbentuknya penguasaan intelektual atau pengetahuan. Aspek afektif dilakukan

melalui aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan

terbentuknya kematangan emosional. Sedangkan aspek psikomotorik difasilitasi

melalui adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya keterampilan

praktis. Ketiga aspek tersebut bila dapat dijalankan dengan baik, akan membentuk

kemampuan berpikir kritis dan memunculkan kreativitas. Dua kemampuan inilah

yang menjadi dasar kemampuan mengatasi masalah, yang diharapkan terwujud

dalam diri peserta didik.

Hasil belajar menurut Bloom (1976) dalam Anderson (1981) mencakup

prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Karakteristik manusia

meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir

berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah

Page 5: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

5 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga

ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam

bidang pendidikan. Kaitannya dengan musik, Kafol (2001) menyatakan bahwa:

Musik sebagai seni dan sebagai subjek artistik mempengaruhi individu

secara keseluruhan. Kegiatan musik merangsang perkembangan mental dan

fisik, emosi, rasa keindahan, kreativitas, self-estem dan hubungan

interpersonal. Oleh karena itu kemajuan yang sama dalam kognitif, afektif,

dan psikomotor menjadi hal yang sama penting dan merupakan satu kesatuan.

Pembelajaran apresiasi musik, merupakan sebuah bentuk pembelajaran

estetis. Melalui pembelajaran apresiasi musik, peserta didik dapat memahami

motivasi seorang komposer dalam membuat sebuah komposisi musik, latar

kesejarahan, bentuk musik, struktur, dan gaya musiknya. Hal ini dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik dan dapat mendorong pada kualitas

personal yang baik. Seperti diungkapkan oleh Lou, dkk (2011: 45):

Music appreciation is an aesthetic learning activity. Through the

teaching of music appreciation, we can understand a composer’s motivation

and historical background as well as the music’s form, structure, and style.

Students’ perception of music can be enhanced, and good personality

qualities can be encouraged.

Dalam pembelajaran apresiasi musik, selain peserta didik diberikan

pemahaman mengenai hal-hal musikal (baik secara auditory maupun praktis),

pembelajaran lebih ditekankan kepada hal-hal nonmusikal seperti latar belakang

kesejarahan dan hal-hal filosofis yang melatari lahirnya musik tersebut.

Penekanan pada hal-hal nonmusikal selain untuk wawasan peserta didik, juga

dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman dan penghargaan terhadap musik

yang sedang diapresiasi.

Page 6: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

6 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Blues Guitar Supplement Program, ranah afektif menjadi landasan

yang harus kuat, karena Blues merupakan soal rasa bukan sekedar soal tangga

nada dan progresi akor. Penekanan pada hal-hal nonmusikal seperti latar

kesejarahan dan filosofis akan lebih utama dalam Blues Guitar Supplement

Program.

Proses pembelajaran pada Blues Guitar Supplement Program, dapat

digambarkan dalam diagram berikut:

Diagram 1.1. Proses pembelajaran yang diimplementasi dalam Blues Guitar Supplement Program.

Dengan menggunakan beberapa pendekatan strategi pembelajaran, seperti

Contextual Teaching & Learning (CTL), Pembelajaran Kelompok Partisipatif,

Konstruktivistik, serta Pembelajaran Apresiasi. Metode praktek menjadi salahsatu

yang cukup penting dalam model ini, karena peserta harus mengalami

pengalaman secara musikal. Dengan demonstrasi oleh tutor dan proses imitasi

baik melalui tutor maupun melalui materi yang diberikan dalam bentuk Modul

dan DVD. Setelah memahami dasar dari permainan gitar Blues, peserta kemudian

mengeksplorasi kemampuan bermain gitar Bluesnya melalui improvisasi. Materi

Page 7: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

7 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suplemen gitar Blues ini kemudian dievaluasi melalui assesment dengan

pencatatan pada kemajuan keterampilan memainkan gitar Blues, melalui tes

dengan skoring pada kegiatan Jam Session.

Dasar pemikiran Blues sebagai materi utama program ini yakni, Blues dapat

menjadi sarana untuk mengolah emosi. Lebih lanjut, pendalaman pada filosofi

Blues diharapkan dapat mencerdaskan emosi, sehingga menjadi lebih manusiawi,

peka terhadap lingkungan sekitar, dan bersemangat untuk terus melangsungkan

hidup dalam kondisi apapun. Selain itu, mengingat peran penting Blues dalam

perkembangan musik populer Amerika hingga ke penjuru dunia, maka penting

untuk mempelajarinya lebih dalam. Namun, pembelajaran Blues secara khusus,

baik tekstual maupun kontekstual, tidak banyak ditemukan, bahkan di lembaga

pendidikan tinggi musik sekalipun. Rata-rata pendidikan tinggi musik, baik itu

Universitas maupun Sekolah Tinggi, acuan musik Barat sepenuhnya diarahkan

pada khasanah musik Eropa Tengah. Padahal nyatanya, perkembangan industri

musik di Indonesia, semenjak akhir tahun ’50-an hingga saat ini sangat tertuju

pada musik populer yang berasal dari Amerika Serikat. Seperti yang dikutip

Sasongko & Katjasungkana, dalam Prisma (1991: 51):

Pada pertengahan dasawarsa 1950-an itu berkembang jenis musik

rock’n’roll yang diperkenalkan Bill Haley and The Comets dan kemudian

dipopulerkan Elvis Presley. … Lewat medium piringan hitam, rock’n’roll

masuk Indonesia dan menjadi popular di kalangan anak-anak muda golongan

menengah kota besar yang jumlahnya sangat terbatas. Pada 1960-an,

pengaruh musik rock’n’roll diperkuat dengan masuknya jaringan hitam

kelompok-kelompok musik Inggris seperti The Shadows dan The Beatles.

Page 8: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

8 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Tinggi Musik Bandung, merupakan salah satu sekolah tinggi yang di

dalamnya terdapat Program Studi D3 Penyaji Musik. Di Sekolah Tinggi Musik

Bandung ini, Blues tidak banyak disentuh. Beberapa mata kuliah yang di

dalamnya terdapat materi Blues yaitu: Sejarah Musik 4 untuk semester 5, yang

sekilas dibahas dalam Sejarah Musik 3 (semester 4), dan PIM Gitar elektrik III

(Style) untuk D3 Penyaji Musik, semester 3.

Buku pegangan Sejarah Musik jilid 3 & 4 karya Dieter Mack, yang rata-rata

digunakan di perguruan tinggi musikpun, hanya menyebut kata Blues empat kali

saja, itupun di bawah judul ―Jazz dan Perkembangan Musik Hiburan Tahun 20-an,

dan sudah tentu selebihnya yang diangkat adalah Jazz. Seperti yang dikutip dari

buku Sejarah Musik jilid 3 oleh Mack (1995: 343):

Legenda bahwa jazz berasal dari kota New Orleans, lazimnya diakui

sebagai kurang lebih benar, walaupun sumber-sumber dari Blues,

worksongs… mesti juga disebutkan. Tahun 1619 orang Negro mulai datang

ke Amerika, ke daerah Virginia. Mula-mula, kaum negro belum bekerja

sebagai budak belian. Hal ini baru mulai dengan berkembangnya ekonomi

plantase. Pada abad ke-19, bagian Amerika Utara dikuasai oleh masyarakat

keturunan Inggris beragama Kristen yang agak bersikap puritan (mereka

sangat menentang ritual-ritual kaum Negro sebagai unsur-unsur setan…!).

sedangkan di bagian Selatan di bawah pengaruh agama katolik, tradisi-tradisi

lama lebih mudah dipertahankan (kenyataan ini tidak menyangkut situasi

sosial kaum Negro yang lebih buruk di Selatan, walaupun hidup sosial kaum

Negro menjadi makin baik dengan kemenangan bagian Utara pada tahun

1865 dalam Civil War).

Jelas disebutkan bahwa Blues sebagai sumber dari Jazz. Setelah itu,

kemudian Blues disebutkan beberapa kali, sebagai salah satu fase jenis-jenis

musik orang Negro, dan sebagai ciri khas dari Jazz gaya New Orleans, yang

secara gamblang Mack (1995: 344) menyebutnya sebagai ―musik vokal rakyat

Page 9: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

9 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kampungan dari orang Afro-American – worksong, Blues, juga Blues

Instrumental‖.

Pembelajaran Blues pada mata kuliah Sejarah Musik di Sekolah Tinggi

Musik Bandung, dirasa sangat kurang. Proses pembelajaran yang selama ini hanya

dengan metode ceramah, tidak cukup memberikan pemahaman yang mendasar

pada mahasiswa. Pembelajaran hanya tertuju pada sejumlah hapalan periodisasi

sejarah dan ciri khas musikal pada zamannya (audio sample musik Blues

diperdengarkan). Itulah barangkali pemahaman pembelajaran pada Mata Kuliah

Sejarah Musik di beberapa perguruan tinggi musik untuk sementara ini.

Di Sekolah Tinggi Musik Bandung, tangga nada Blues dan pola-pola

permainan Blues dipelajari pada mata kuliah Instrumen Mayor (PIM) Gitar

elektrik III (Style). Mata kuliah untuk semester 3, D3 Penyaji Musik ini,

menjadikan Blues sebagai materi pembelajaran Style, selain Jazz dan Fusion. Pada

mata kuliah ini pun hanya sebatas menyentuh bahasa musikalnya saja, tidak

memperdalam bagaimana Blues terlahir dari latar kehidupan sosial.

Tidak adanya pembelajaran yang secara khusus mempelajari Blues dari sisi

tekstual maupun kontekstual, menjadi dasar pemikiran penelitian ini. Sebuah

penelitian yang akan menghasilkan produk berupa model pembelajaran “Blues

Guitar Supplemet Program” secara lebih intensif dan terpadu antara tekstual dan

kontekstual. Sebagai suatu supplement untuk meningkatkan apresiasi terhadap

musik Blues.

Model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program meliputi materi,

pendekatan, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Materi yang disajikan

Page 10: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

10 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa materi tekstual dan kontekstual musik Blues, meliputi hal musikal (Blues

Scales, Blues Licks, 12 Bar Blues Traditional, dan Blues Improvisation) dan hal

non musikal (Blues History dan Blues Essence). Pendekatan yang dilakukan

dalam model ini diantaranya pendekatan Contextual Teaching and Learning,

Pembelajaran Kelompok Partisipatif, Konstruktivisme, dan Apresiasi. Metode

yang dipergunakan diantaranya Imitasi, Presentasi melalui Powerpoint,

Pembelajaran Mandiri dengan bantuan Modul dan DVD, serta Jam Session.

Media yang dipergunakan berupa Modul, DVD data, Laptop, Infocus, Presentasi

Powerpoint, Gitar, Amplifier, dan Audio Set. Serta evaluasi yang dilakukan

terhadap kompetensi bermain gitar Blues melalui pretest dan posttest, juga

evaluasi terhadap peningkatan evaluasi melalui observasi, kuisioner, dan

wawancara, serta dengan bantuan media jejaring sosial Twitter.

Keseluruhan unsur dalam model pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program tersebut, kemudian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

pada peningkatan kompetensi keterampilan bermain gitar Blues, dan terutama

peningkatan apresiasi mahasiswa terhadap musik Blues di Sekolah Tinggi Musik

Bandung dan Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra

Universitas Pasundan Bandung.

Secara lebih luas, model pembelajaran ini dapat diterapkan baik di perguruan

tinggi musik lain. Dapat diterapkan di komunitas-komunitas Blues yang—

belakangan ini—berkembang dan bermunculan di beberapa kota besar di

Indonesia. Sebagai bentuk Blues Education yang akan dikemas dalam sebuah

produk ―Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program”.

Page 11: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

11 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang tersebut, maka penelitian ini akan dikhususkan

untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran gitar, dengan musik Blues

sebagai materi utamanya. Hal ini disebabkan oleh minimnya pembelajaran Blues

secara menyeluruh di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Seni Musik Fakultas

Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Masalah penelitian dibatasi hanya pada penggunaan model pembelajaran

Blues Guitar Supplement Program, pada peningkatan apresiasi musik Blues

mahasiswa Gitar elektrik di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program Studi

Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Sehingga penelitian ini dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H1: Terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka didapat rumusan masalah dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah draft model pembelajaran Blues

Guitar Supplement Program, sehingga dapat meningkatkan apresiasi peserta didik

terhadap musik Blues?; (2) Bagaimanakah pengembangan model pembelajaran

Blues Guitar Supplement Program, sehingga dapat meningkatkan apresiasi

peserta didik terhadap musik Blues?; (3) Bagaimana tahapan uji coba yang

dilakukan terhadap model pembelajaran Blues Guitar Suplement Program,

sehingga dapat meningkatkan apresiasi peserta didik terhadap musik Blues?; dan

Page 12: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

12 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4) Apakah model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program berpengaruh

terhadap peningkatan apresiasi musik Blues?.

C. Variabel dan Definisi Operasional

Dari judul penelitian yang diajukan, terdapat beberapa variabel yang menjadi

fokus dalam kajian penelitian ini. Variabel-variabel tersebut kemudian terbagi

menjadi dua, yakni; (1) Variabel Independen, merupakan variabel yang menjadi

sebab adanya perubahan, diantaranya Model Pembelajaran, Blues, Blues Guitar,

dan Supplement Program; (2) Variabel Dependen, merupakan variabel yang

menjadi akibat yaitu Apresiasi; dan (3) Variabel Moderator, yang dapat

memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen, yaitu Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program Studi Seni

Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Definisi operasional variabel tersebut adalah:

1. Model Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Offline versi 1.3, 2011), model

adalah pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau

dihasilkan. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan

orang atau makhluk hidup belajar.

Menurut Rusman (2010: 132), model pembelajaran merupakan:

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu dan memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai pedoman bagi guru

dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Page 13: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

13 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, merupakan

serangkaian perencanaan (konsep) dan komponen-komponen pembelajaran yang

meliputi: metode, materi (bahan ajar), media pembelajaran, dan evaluasi. Model

yang telah dirancang kemudian akan diujicobakan, guna mencari hambatan-

hambatan di dalam proses pelaksanaannya. Hasil dari ujicoba, akan menjadi acuan

untuk perbaikan rancangan produk, sehingga dihasilkan satu produk model

pembelajaran yang efektif, dan efisien. Dengan model pembelajaran Blues Guitar

Supplement Program ini, mahasiswa D3 Penyaji Musik dengan instrumen mayor

Gitar elektrik di Sekolah Tinggi Musik Bandung, dapat meningkatkan

keterampilan, pemahaman, terutama apresiasi terhadap musik Blues. Lebih lanjut,

Model Pembelajaran dikategorikan ke dalam variabel independen.

2. Blues Guitar

Semenjak awal kemunculan Blues hingga saat ini, Blues hampir selalu

diidentikkan dengan gitar. Diawali dengan bermunculannya musisi Blues di era

1920-an yang menyanyi sekaligus memainkan gitar secara individual. Catatan

awal dari Handy, yang melaporkan bahwa ia pernah melihat gitaris dari

Mississippi, yang bermain gitar di stasiun kereta api di tahun 1903. Wissman

(2006: 1) menyatakan: ―kepopuleran Blues gitar diawali oleh rekaman Blind

Lemon Jefferson tahun 1926, yang kemudian diikuti oleh sejumlah gitaris solois

Blues lainnya. Blues lebih cenderung identik dengan Gitar, jika dibandingkan

dengan Jazz, yang lebih identik dengan instrument tiup seperti Horns, Trumpet,

Clarinet, dan Saxophones.

Page 14: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

14 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rancangan model pembelajaran ini dikhususkan untuk mahasiswa dengan

mayor instrumen Gitar elektrik, yang telah memiliki dasar permainan gitar Blues.

Mahasiswa tersebut telah atau sedang menempuh mata kuliah PIM Gitar elektrik

III (Style), D3 Penyaji Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Dalam

pembelajaran PIM Gitar elektrik III (Style), Blues dipelajari sebagai pengantar

dasar untuk kemudian lebih dikembangkan dalam Jazz dan Rock. Seperti

dinyatakan oleh Bachtiar dalam wawancara (10 April 2012), ―Konten Blues

dipelajari, namun tidak begitu dominan, hanya secara garis besarnya saja.

Pembelajaran lebih dititik beratkan pada Modern Rock dan Jazz, dengan Blues

(Scale) sebagai dasar.‖

Dengan mengikuti Blues Guitar Supplement Program ini, mahasiswa tersebut

mendapatkan tambahan wawasan dan pemahaman mengenai Blues. Bukan hanya

bagaimana permainan gitar Blues, namun lebih ditekankan pada kajian

kontekstual dari musik Blues itu sendiri. Diharapkan dengan adanya Blues Guitar

Supplement Program ini dapat meningkatkan Apresiasi mahasiswa terhadap

musik Blues. Lebih lanjut, Blues Guitar ini dikategorikan sebagai variabel

independen.

3. Supplement Program

Supplement (suplemen), dapat diartikan sebagai (sesuatu) yang ditambahkan

untuk melengkapi; tambahan (KBBI Offline versi 1.3, 2011). Supplement

Program yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu program tambahan

yang diberlakukan untuk mahasiswa instrumen mayor gitar elektrik, D3 Penyaji

Page 15: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

15 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan mahasiswa Gitar elektrik Program

Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Program tambahan, yang pada awalnya dirancang untuk melengkapi mata

kuliah PIM Gitar elektrik III (Style), yang di dalam mata kuliah praktek tersebut

terdapat Blues sebagai salah satu bentuk style yang dipelajari. Sesuai dengan

Silabus PIM Gitar elektrik III (Style), yang bertujuan: ―…mahasiswa diharapkan

mampu mengetahui dan memahami aspek-aspek musik yang berorientasi pada

genre musik Blues, Jazz, dan Fusion.‖ Demikianlah Blues dipelajari dari sisi

musikalnya saja. Sehingga dengan dasar minimnya pembelajaran Blues inilah,

program dirancang dan diaplikasikan. Lebih lanjut, Supplement Program ini

dikategorikan dalam variabel independen.

4. Blues

Mengacu pada pernyataan Komara (2006: 105), mengenai pengertian Blues:

Blues adalah jenis musik yang berdasar pada penggunaan progresi akor

Blues dan blue notes. Blues muncul pada akhir abad 19, yang ditemukan

sebagai bentuk ekspresi diri di komunitas Afrika-Amerika. Blues umumnya

memiliki bentuk 8, 12, dan 16 bar, menggunakan salah satu skala melodi dan

skema sajak dan dinyanyikan atau ditampilkan baik dengan ataupun tanpa

alat musik, dengan melodi sebagai komponen utamanya.

Model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini meliputi materi-

materi musik Blues, musikal (tekstual) dan non musikal (kontekstual). Materi

tekstual dalam bentuk praktik yang meliputi Blues Scales, Blues Licks, 12 Bar

Blues Chords Progression, Blues Improvisation. Materi kontekstual yang meliputi

kajian sejarah, dari perbudakan dan musik-musik yang melatari Blues,

perkembangan Blues, esensi dan filosofi Blues, dalam bentuk diskusi (curah

pendapat). Penggabungan pemahaman tekstual dan wawasan kontekstual Blues

Page 16: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

16 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada peningkatan

keterampilan, pemahaman, dan khususnya apresiasi mahasiswa instrumen mayor

Gitar elektrik, D3 Penyaji Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan

mahasiswa Gitar elektrik Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan

Sastra Universitas Pasundan Bandung. Lebih lanjut, Blues sebagai variabel

dikategorikan ke dalam variabel independen.

5. Apresiasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Offline versi 1.3, 2011), apresiasi

dapat diartikan sebagai: (1) kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; dan (2)

penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu.

Menurut Miller dalam Pengantar Apresiasi Musik (1987: 1-2), apresiasi

musik dapat didefinisikan sebagai dicapainya kemampuan untuk mendengarkan

musik dengan penuh pengertian.

Meskipun orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam daya tangkap

musikal mereka, tak seorangpun lahir dengan kemampuan ini; ia hanya bisa

dicapai. Menyukai dan menghargai adalah istilah-istilah yang berhubungan,

keduanya tidak berarti sama. Sangatlah mungkin untuk menyukai musik—

yakni, untuk menerima kesenangan darinya—tanpa memahaminya atau

sungguh-sungguh mengapresiasikannya. Juga sangatlah mungkin untuk

memahami secara teknis sebuah komposisi musik tanpa menyukai

sepenuhnya.

Pengukuran atau evaluasi hasil dari Blues Guitar Supplement Program ini,

dapat dilakukan terhadap ranah psikomotorik (keterampilan), pemahaman

(kognitif), dan terutama apresiasi (afektif). Hal tersebut dapat dianalisis melalui

dokumentasi, wawancara, dan diskusi yang berlangsung sebelum program, saat

program berlangsung, dan setelah program berlangsung. Lebih lanjut, apresiasi

dikategorikan ke dalam variabel dependen.

Page 17: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

17 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Sekolah Tinggi Musik Bandung

Beralamat di Jl. Lamping No. 16 Cipaganti – Bandung 40161. Sekolah tinggi

musik yang berdiri di kota Bandung pada tanggal 18 Oktober 2001 dengan ijin

operasional berdasarkan SK Mendiknas No. 129/D/O/2001. Setelah melewati

proses penilaian dan evaluasi selama dua tahun dari Departemen Pendidikan

Nasional cq Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, ijin tersebut diperbaharui

dengan keluarnya SK Mendiknas No. 614/D/T/2004.

Blues Guitar Supplement Program ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Musik

Bandung, atas dasar pertimbangan bahwa di kampus ini, terdapat Program Studi

D3 Penyaji Musik, yang berorientasi industri musik. Salahsatu mata kuliahnya

yaitu PIM Gitar Elektri III (Style) untuk mahasiswa dengan instrumen mayor

Gitar elektrik, yang kemudian menjadi acuan pengembangan model pembelajaran

Blues Guitar Supplement Program. Analisis kebutuhan, validasi produk, dan uji

coba terbatas dilakukan di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Lebih lanjut, Sekolah

Tinggi Musik Bandung dikategorikan ke dalam variabel moderator.

7. Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas

Pasundan Bandung.

Bertempat di Kampus IV Unpas, Jl. Dr. Setiabudi No. 193 Bandung ini

berdiri pada Juli 1999, yang pada awalnya mengkhususkan pada Industri Musik

program D3. Baru pada tahun 2004, Program Studi Seni Musik FISS Unpas

membuka program S1 Seni Musik. Terdapat spesialisasi individual Gitar elektrik,

dengan jumlah mahasiswa yang cukup banyak, sehingga Program Studi Seni

Musik ini dipilih menjadi lokasi data untuk uji coba lebih luas, produk Model

Page 18: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

18 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program. Lebih lanjut, Program Studi

Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung

dikategorikan kedalam variabel moderator.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah, ―Menyusun sebuah model

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program yang dapat menjadi suplemen

untuk meningkatkan apresiasi peserta ajar terhadap musik Blues.‖ Serta lebih

lanjut model ini dapat dipergunakan selain di perguruan tinggi musik, juga dapat

dipergunakan di lingkup komunitas-komunitas Blues yang ada di Indonesia.

E. Signifikansi dan Manfaat Penelitian

Signifikansi dari penelitian dan pengembangan ini adalah mengembangkan

sebuah model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program dengan Blues

sebagai materi utamanya. Sehingga didapat sebuah model pembelajaran gitar

Blues dalam kegiatan praktik berkelompok, dengan kajian tekstual dan

kontekstual. Sehingga dari penulisan ini diharapkan bisa memberi manfaat yang

ditujukan pada:

1. Peneliti

Dapat memperdalam kaidah-kaidah musik Blues dan memberikan

pembelajaran bagaimana pengajaran Blues yang lebih efektif dan efisien. Serta

dapat menambah wawasan peneliti terhadap konsep dari model pembelajaran,

Page 19: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

19 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga kelak dapat menghasilkan produk-produk model pembelajaran lain yang

serupa.

2. Lembaga Pendidikan

Memberikan alternatif baru dalam pembelajaran gitar Blues bagi lembaga-

lembaga pendidikan tinggi yang memiliki latar belakang musik Barat. Secara

khusus dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan instrumen mayor Gitar

elektrik, di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif bagi pengembangan dan peningkatan keterampilan, pemahaman,

khususnya apresiasi terhadap musik Blues

3. Masyarakat

Hasil penelitian ini kemudian dapat diterapkan di masyarakat, khususnya

masyarakat pecinta blues, yang terhimpun dalam komunitas yang hadir di tengah-

tengah masyarakat di beberapa kota besar di Indonesia. Model pembelajaran yang

dapat diterapkan pada masyarakat pecinta Blues, khususnya yang ingin

mendalami Blues guitar dan wawasan seputar musik Blues.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan

penelitian, variabel dan definisi operasional, tujuan penelitian,

signifikansi dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

laporan penelitian.

Page 20: Download (436Kb) - [email protected] - Universitas Pendidikan

20 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini meliputi kajian-kajian pada penelitian yang telah ada, dan

teori-teori yang dipergunakan dalam penelitian yang akan

dilaksanakan. Kajian pustaka yang lebih difokuskan pada model

pembelajaran, serta kajian terhadap musik Blues seperti Blues Scales,

12 Bar Blues Standart Chord Progress, Improvisation, Blues Lyrcis,

Blues History dan Blues Essence, juga hipotesis dari penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini mengemukakan penelitian Research and Development dengan

pendekatan eksperimen, serta meliputi desain lokasi dan sampel

penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

teknik pengumpulan data, analisis data, pendekatan yang akan

dilakukan, serta prosedur dan tahapan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini meliputi pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan

temuan dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini meliputi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian, dalam bentuk kesimpulan penelitian.

Implikasi berupa rekomendasi yang dapat ditujukan kepada pengguna

hasil penelitian yang bersangkutan, dan kepada penelitian berikutnya.

Daftar Pustaka

Lampiran