Dongeng-dengan-judul

6
Dongeng dengan judul “Permainan Tradisional” dipilih karena menceritakan tentang permainan yang masih sangat menyenangkan karena melalui kegiatan bermain seorang anak bias mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi dan social. Kemampuan fisik dapat di lihat saat bermain, perkembangan intelektual bias di lihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungannya, perkembangan emosi dapat dilihat saat anak merasa senang atau tidak senang. Harapannya adalah dongeng ini menjadi tontonan, tuntunan dan tatanan, namun tetap memiliki kesesuaian dengan kebutuhan anak. 1.4 Indikator a. Ahlakul karimah, social emosional dan kemandirian (ASK) - mudah meminta maaf dan mau memaafkan - mudah bergaul / berteman b. Pendidikan Agama Islam - mengucap basmallah c. Bahasa - memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu - menyebutkan kembali kata-kata yang baru di dengar d. Kognitif - membilang banyak benda - meniru pola e. Fisik - menirukan gerakan-gerakan (melompat, meloncat dll) - mengekspresikan diri

description

Dongeng-dengan-judul gak ngerti wes pokok upload :D

Transcript of Dongeng-dengan-judul

Page 1: Dongeng-dengan-judul

Dongeng dengan judul “Permainan Tradisional” dipilih karena menceritakan tentang permainan yang masih sangat menyenangkan karena melalui kegiatan bermain seorang anak bias mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi dan social. Kemampuan fisik dapat di lihat saat bermain, perkembangan intelektual bias di lihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungannya, perkembangan emosi dapat dilihat saat anak merasa senang atau tidak senang.

Harapannya adalah dongeng ini menjadi tontonan, tuntunan dan tatanan, namun tetap memiliki kesesuaian dengan kebutuhan anak.

1.4 Indikator

a. Ahlakul karimah, social emosional dan kemandirian (ASK)

- mudah meminta maaf dan mau memaafkan

- mudah bergaul / berteman

b. Pendidikan Agama Islam

- mengucap basmallah

c. Bahasa

- memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu

- menyebutkan kembali kata-kata yang baru di dengar

d. Kognitif

- membilang banyak benda

- meniru pola

e. Fisik

- menirukan gerakan-gerakan (melompat, meloncat dll)

- mengekspresikan diri

1.4 Indikator (Taman penyejuk hati)

a. Ahlakul karimah, social dan kemandirian (ASK)

- memelihara liingkungan

- senang merawat tanaman

Page 2: Dongeng-dengan-judul

- Pendidikan Agama Islam

- menyebut beberapa ciptaan Allah

c. bahasa

- berani mengungkapkan pendapat

Menirukan 3-4 urutan kata

d. Kognitif

- menunjuk sebanyak-banyaknya nama benda atau tanaman

- mengurutkan benda

e. Fisik Motorik

- menirukan gerakan-gerakan

Page 3: Dongeng-dengan-judul

Tema : Tanah Airku (Negaraku)

Judul : “Permainan Tradisional!”

Suatu malam keluarga pak Irwan sedang duduk santai bersama keluarga kecilnya, Ada Ridho yang ganteng berusia 6 tahun dan sudah duduk di bangku Raudlatul Athfal kelas B, juga adiknya Rini yang masih berusia 3 tahun dan duduk di bangku play grup. Di samping pak Irwan adan Bu Ranti istri pak Irwan yang cantik.

“Anak-anak sebentar lagi libur sekolah sangat panjang akan tiba, bagaimana kalau kita pergi ke rumah nenek di desa, kalian kan lama… sekali tidak berkunjung ke rumah nenek!” kata pak Irwan.

“Iya ya pak?? Aku kangen sekali dengan suasana desa”, kata bu Ranti menimpali. “Bagaimana Ridho, Rini kalian setuju?” Tanya pak Irwan.

“Uh… uh… untuk apa kita ke desa? Di sana sepi hanya suara jangkrik dan katak di malam hari, enggak ah…. Pak enak di rumah saja, di sini ramai siang dan malam”, jawab Ridho Acuh.

“Ridho…? … tidak boleh begitu sayang? Nenek pasti ingin bertemu dengan kalian cucu-cucunya, hari sabtu kita berangkat ya? Ayo persiapkan dari sekarang biar tidak ada yang ketinggalan!” ucap ibu . Ridho hanya terdiam dan saling berpandang dengan Rini adiknya.

Waktu yang di tunggu telah tiba, siang itu keluarga pak Irwan berangkat menuju Rumah nenek nun jauh di desa, lamanya perjalanan membuat mereka lelah dan tertidur.

“ayo bangun sayang kita sudah sampai di rumah nenek?” belaian ibu membangunkan Ridho dan Rini, tapi karena capek dan mengantuk mereka tertidur lagi hingga pagi menjelang.

Page 4: Dongeng-dengan-judul

Suara kokok ayam dan dinginnya pagi membuat Ridho bermalas-malas . ”Ridho-ridho… kamu ada yang mencari tuh?” nenek membangunkan Ridho dengan lembut. “Mandi sana teman-temanmu sudah menunggu!” suruh nenek.

“Dho… Ridho…!” panggil Hasan, ia adalah saudara sepupu dengan Ridho. “Ayo dho… kita main sama teman-teman (dalam logat bahasa maduranya) disana, banyak sekali anak-anak. Ayo kita bermain!” ajak Hasan. Dengan semangat Ridho mengikuti Hasan.

Meeka pun bermain bersama anak-anak desa yan lain “Ayo dho… kamu mau main apa? Mau kejar-kejaran apa mau main gunung-gunungan?” Tanya Hasan!”

“Hah… gunung-gunungan, apa itu? Kalo aku lebih suka main gamelah lebi seru!” jawab Ridho. “Duh… aduh? Kalo di sini tidak ada game, apa itu game? Apa itu seperti petak umpet?” tanya Dul Salam.

“Hahaha…. Sudah… sudah. kita main gunung dan sawah saja ya? Yang kalah ngumpulkan batu ya?” Jawab Hasan. Semua setuju dan sepakat dengan aturan permainan karena Ridho masih belajar?, mereka pun dengan sabar mengajari Ridho bermain dan bergantian melempar bongkahan genting ke dalam garis yang bentuk gunung dengan kotak-kotak yang tidak boleh di lewati lawan yang berarti sawah.

Ridho selalu kalah dalam permaian itu, dia selalu menata dan mengambil batu tanpa satu pun kotak ia miliki sebagai hasilnya, tiba-tiba “Huuu… huuu… huuu… “ Ridho menjerit dan menagis, “Aku kalah terus, aku capek tahu?? Aku hanya mengumpulkan dan menghitung bata mulaai tadi, mana sawahnya aku?” tambah Ridho.

Mereka semua berhenti dan terdiam melihat Ridho marah dan menangis. “Yah… Ridho… sudahlah tidak usah menangis ya?” bujuk siti, “Maaf ya kalau kamu kalah terus, kita main yang lain saja ya?“

Page 5: Dongeng-dengan-judul

lanjut siti. Akhirnya permainan berhenti karena tangisan Ridho, mereka merasa kasihan kepada Ridho dan memilih mengalah untuk kebaikan bersama.

Pesan moral

Nah anak… anakku yang soleh dan sholehah, kita tidak boleh pilih-pilih ya? Dan jika bersalah kita harus meminta maaf dan juga mau memaafkan, kita harus saling menyanyangi dan mengasihi. Ayo lestarikan permainan tradisional sebagai wujud cinta tanah air, setuju?