ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

21

Click here to load reader

description

Sebuah Tanggapan Terhadap Dongeng Nini Anteh

Transcript of ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

Page 1: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BACAAN ANAK DAN REMAJA

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sastra Anak dan Remaja

Dosen Pembina

Taufiq Ampera, M.Hum

Oleh

Zulfikar Nuraly Nugraha

180210110007

PROGRAM STUDI SASTRA SUNDA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2012

Page 2: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah yang telah memberikan kasih

sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “ Analisis

Dongeng Nini Antéh dan Relevansinya sebagai Bacaan Anak dan Remaja” dengan

menggunakan metode pendekatan penelitian dalam sastra yaitu, mimesis dan pragmatik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Taufiq Ampera, M.Hum. selaku dosen

matakuliah sastra anak dan remaja, dan kepada teman-teman Sassun 11 yang telah membantu

penulis dalam mengerjakan makalah ini.

Semoga Allah memberikan rahmat kasih sayangNya kepada semua pihak yang

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini

bermanfaat, khususnya untuk penulis dan umumnya untuk semua pembacanya. Amin!

Jatinangor, Desember 2012

Penulis

Page 3: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Chamamah (dalam Hudayat, 2007: 29) menguraikan pemahaman sastra sebagai sebuah

sistem. Menurut Teeuw (dalam Hudayat, 2007: 29) istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala

budaya yang dapat dijumpai pada masyarakat seperti sosial, ekonomi, keagamaan, dan lain-lain.

Kesimpulannya, sastra adalah bagian dari masyarakat yang memiliki budaya yang tidak bisa

dipisahkan karena pada umumnya masyarakat di dunia dari sejak dulu hingga sekarang memiliki

karya sastra yang sesuai dengan corak budayanya. Contoh yang umum adalah dongeng,

legenda/myth, fabel, novel, cerpen, hingga fiksimini.

Dongeng merupakan cerita yang menghibur terutama bagi anak-anak. Pada jaman

sekarang dongeng sangat melekat dengan cerita anak. Bagi masyarakat Sunda istilah dongeng

diartikan sebagai singkatan dari ngabobodo budak céngéng (membodohi anak cengeng),

maksudnya dongeng memiliki fungsi untuk menghibur anak yang lagi bersedih.

Namun setelah membaca beberapa dongeng ada yang isi ceritanya kurang sesuai jika

sasaran pembacanya adalah anak-anak, namun lebih untuk remaja atau kalangan yang sudah akil

baligh. Tidak jarang banyak sekali beredar buku-buku atau artikel-artikel yang memuat dongeng

untuk anak-anak, tetapi isinya kurang cocok jika untuk dibaca anak-anak.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menguraikan sejauh mana

kecocokan/relevansi dongeng Nini Antéh untuk bacaan anak dan remaja berdasarkan kajian

sastra anak dan remaja.

Page 4: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

1.2 Pembatasan Masalah

1 analisis dongeng pendekatan penelitian sastra :

1. Mimesis

2. Pragmatik

2. relavansi dongeng sebagai bacaan anak dan remaja

1.3 Tujuan Penelitian

1. menguraikan dongeng Nini Anteh dalam perspektif ilmu sastra modern

2. mampu membedakan mana yang cocok untuk bacaan anak dan remaja

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari analisis ini supaya masyarakat bisa memilih bacaan khususnya dongeng yang

sesuai dengan karakter anak dan remaja.

Page 5: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

BAB II

ULASAN TEORI

Dalam perkembangan kesusastraan, dongeng adalah salah satu jenis karya sastra yang

klasik. Hal ini didasarkan pada isi dari dongeng umumnya menceritakan kejadian masa lampau

dan bahkan ada yang bersumber dari legenda masyarakat. umumnya dongeng memiliki latar

tempat kerajaan, dengan tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan tidak masuk akal untuk jaman

sekarang, ada juga yang tokohnya manusia biasa yang mengalami pengalaman luar biasa diluar

akal manusia, atau pada umumnya tokohnya adalah kalangan dari kerajaan.

Menurut Handajani (2008: 14) mengemukakan bahwa dongeng dikemas dengan

perpaduan antara unsur hiburan dengan unsur pendidikan. Unsur hiburan dalam dongeng dapat

ditemukan pada penggunaan kosa kata yang bersifat lucu, sifat tokoh yang jenaka, dan

penggambaran pengalaman tokoh yang jenaka, sedangkan dongeng memiliki unsur pendidikan

ketika dongeng tersebut mengenalkan dan mengajarkan kepada anak mengenai berbagai nilai

luhur, pengalaman spiritual, petualangan intelektual, dan masalah-masalah sosial di masyarakat.

Merujuk pada pendapat Handajani, dongeng memang diperuntukkan bagi kalangan anak-anak

dan sebagian untuk remaja.

Menurut Puspita (2009) dongeng memiliki manfaat yaitu :

1. Dongeng dapat mengasah imajinasi dan daya pikir anak. Ketika berhadapan dengan

dongeng, anak akan memvisualisasikan cerita tersebut sesuai dengan imajinasinya.

2. Dongeng dapat mempererat ikatan komunikasi antara pendongeng dan audiens.

3. Dongeng merupakan media efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika.

4. Dongeng dapat membantu menambah perbendaharaan kata pada anak.

Namun pada kenyataannya tidak semua dongeng yang beredar saat ini ceritanya cocok

untuk anak-anak. Karena ada dongeng yang menceritakan orang-orang dewasa yang watak

dalam ceritanya yang lebih cocok untuk remaja atau hanya untuk kalangan dewasa saja, misalnya

ada dongeng yang mengisahkan seorang anak yang ingin menikahi ibunya dalam dongeng

Sangkuriang, penulis meyakini bahwa dongeng tersebut tentu lebih cocok bagi remaja yang

sedang menuju proses kedewasaan ketimbang anak-anak. Coba saja pikirkan! Apakah anak-anak

Page 6: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

akan mengerti dengan jalan cerita dongeng tersebut? Tentunya tidak! Karena masa anak-anak

adalah masanya untuk bermain bukan untuk urusan yang serius.

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian sastra, tujuannya agar

penulis mampu menemukan apakah dongeng Nini Antéh bisa dibaca untuk kalangan anak atau

remaja saja. Pendekatan penelitian sastra tersebut adalah mimesis, ekspresif, objektif, dan

pragmatik, namun penulis hanya akan menelaah secara mimetik dan pragmatik saja. Selain itu

penulis juga akan sedikit menguraikan tentang kajian ilmu sastra anak agar bisa ditemukan

relevansinya.

2.1 Jenis-Jenis Pendekatan Sastra

Abrams (dalam Hudayat 2007:38) mengemukakan empat komponen utama dalam pendekatan

sastra yang sangat berguna bagi teori strukturalisme yaitu:

1. Mimesis

Dalam pendekatan mimesis, yang menjadi dasar pertimbangannya adalah dunia pengalaman,

yaitu karya sastra itu sendiri yang tidak bisa mewakili kenyataan yang sesungguhnya

melainkan hanya sebagai tiruan kenyataan (Abrams dalam Hudayat 2007: 40). Kenyataan

yang dimaksud adalah kenyataan di luar karya sastra.

Secara metodis, analisis melalui pendekatan mimesis adalah mendeskripsikan data yang

mengarah pada kenyataan yang ditemukan dalam teks.

2. Ekspresif

Pada pendekatan ini, memusatkan perhatiannya pada diri pengarangya, ciri/karakter,

perasaannya dan hasil-hasil karnyanya.

Menurut Abrams (dalam Hudayat 2007: 39) pendekatan ekspressif menempatkan karya

sastra sebagai curahan, ucapan, proyeksi pikiran dan pengarang.

Page 7: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

3. Objektif

Pendekatan objektif (Abrams, dalam Hudayat 2007: 48) memusatkan perhatian semata-mata

pada unsur-unsur, antarhubungan, dan totalitas. Pendekatan ini mengarah kepada analisis

unsur intrinsik. Konsekuensi logis yang ditimbulkan adalah tidak dihiraukannya unsur

ekstrinsik seperti unsur sosiologis, politis, historis, dan aspek sosiokultual lainnya. Oleh

karena itu, pendekatan objektif sering disebut juga analisis otonomi.

4. Pragmatik

Menurut Abrams (dalam Hudayat, 2007: 43) memberikan perhatian terhadap peranan

pembaca. Pendekatan ini memberikan perhatian pada pergeseran dan fungsi-fungsi baru

pembaca. Pendekatan pragmatik mempertimbangkan implikasi pembaca melalui berbagai

kompetensinya. Artinya, pada pendekatan ini pembaca berdasar pada opini, pemikirannya

yang dipengaruhi kemampuan pembacaan dalam penafsiran, mempunyai peranan utama

dalam pendekatan ini.

2.2 Sastra Anak

Sastra anak, tidak hanya diciptakan atau ditulis oleh anak-anak, melainkan juga oleh

orang dewasa. Orang dewasa secara sadar mencipta dan menulis sastra tersebut untuk anak-

anak. Dengan demikian pencipta/penulis sastra anak bisa anak-anak sendiri, bisa juga orang

dewasa (Durachman, 2007: 1).

Sastra anak tidak hanya meliputi sastra tulis, melainkan juga sastra lisan, selain

genre baku dalam sastra tulis berupa puisi, teks naratif (novel dan cerpen) juga drama, kita

mengenal juga puisi kaulinan budak/puisi dolanan dalam berbagai bentuk sastra lisan atau

folklor lisan lainnya.

Page 8: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

Horace (dalam Wellek & Waren, 1977: 24-36) mengatakan fungsi utama sastra

(pada awalnya puisi) adalah delce et utite: menghibur dan mendidik. Tentu juga dengan sastra

anak dan remaja.

Kategori sastra anak itu ada dua yaitu, sastra anak yang mendidik dan yang menghibur.

Tentunya ini harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman kalangan pembaca (anak dan

remaja). Sastra tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi sastra untuk

anak sudah tentu sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak selaku pembacanya. (Puryanto, 2008:

2). Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi

tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Seperti

pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan

hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan

dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak,

mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi

anak.

Page 9: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

BAB III

ANALISIS

3.1 Parafrase Dongeng Nini Antéh

Dongeng Nini Antéh adalah dongeng yang mengisahkan seorang perempuan yang

hijrah ke bulan ditemani hanya oleh kucingnya, Candramawat.

Pada awal cerita, dikisahkan Nini Antéh adalah seorang anak dayang pribadi Ratu di

kerajaan, Nyai Dasti. Karena Nyai Dasti meninggal dunia, maka anaknya yang bernama Antéh

diasuh oleh Ratu, bersama dengan anak Ratu yang bernama Éndahwarni. Keduanya tumbuh

menjadi gadis yang paling cantik jelita di kerajaan. Ketika menginjak usia dewasa, Antéh pun

diangkat menjadi dayang pribadi Putri Éndahwarni. Walaupun keduanya berbeda status sosial,

hubungan mereka begitu dekat layaknya kakak beradik.

Suatu pagi yang cerah, Anteh sedang mengumpulkan bunga melati untuk menghias

sanggul putri Endahwarni. Dia mulai bersenandung dengan gembira. Suara Anteh yang merdu

terbang tertiup angin melewati tembok istana, membuat seorang pemuda bernama

Anantakusuma kapincut terpesona. Kemudian ia pun jatuh cinta setelah melihat kecantikan

Antéh dari dekat. Namun pada kenyataannya Anantakusuma adalah calon suami bagi

Endahwarni. Ketika hendak melamar bersama Adipati Wétan, Endahwarni pun mengetahui

bahwa Anantakusuma lebih menyukai Antéh daripada dirinya. Karena sakit hati, Endahwarni

pun marah pada Antéh, hingga Antéhpun harus pergi meninggalkan kerajaan, dan pergi ke

kampung halamannya ibunya.

Setelah sampai di kampung tersebut, Anteh tinggal di rumah Pamannya di desa. Untuk

membantu pamannya, Anteh menerima pesanan menjahit baju.

Bertahun-tahun telah berlalu. Anteh kini sudah bersuami dan memiliki dua orang anak.

Suatu hari di depan rumahnya berhenti sebuah kereta kencana dan banyak sekali pengawal yang

menunggang kuda. Begitu pemilik kereta kencana itu melongokkan kepalanya, Anteh menjerit.

Page 10: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

Ternyata itu adalah putri Endahwarni. Putri Endahwarni turun dari kereta dan langsung menangis

memeluk Anteh.

Akhirnya Anteh dan keluarganya pindah ke istana. Putri Endahwarni telah membuatkan

sebuah rumah di pinggir taman untuk mereka tinggal. Namun Anteh selalu merasa tidak enak

setiap bertemu dengan pangeran Anantakusuma, suami putri Endahwarni.

Pangeran Anantakusuma ternyata tidak pernah melupakan gadis impiannya.

Kembalinya Anteh telah membuat cintanya yang terkubur bangkit kembali. Mulanya Pangeran

Anantakusuma mencoba bertahan dengan tidak memperdulikan kehadiran Anteh. Namun

semakin lama cintanya semakin menggelora, hingga suatu malam Pangeran Anantakusuma nekat

pergi ke taman istana, siapa tahu dia bisa bertemu dengan Anteh.

Benar saja. Dilihatnya Anteh sedang berada di beranda rumahnya, sedang bercanda

dengan Candramawat, kucing kesayangannya, sambil menikmati indahnya sinar bulan purnama.

Meski kini sudah berumur, namun bagi pangeran Anantakusuma, Anteh masih secantik dulu saat

pertama mereka bertemu. Perlahan-lahan didekatinya Anteh.

Tiba-tiba Anteh merasa ada kekuatan yang menarik tubuhnya ke atas. Dia mendongak,

dan dilihatnya sinar bulan menyelimutinya dan menariknya. Pangeran Anantakusuma hanya bisa

terpana menyaksikan kepergian Anteh yang semakin lama semakin tinggi dan akhirnya hilang

bersama sinar bulan yang tertutup awan.

Sejak saat itu Nyai Anteh yang sudah nenek-nenek, hingga orang-orang menyebutnya

Nini (Nenek) tinggal di bulan, sendirian, hanya ditemani kucing kesayangannya. Dia tidak bisa

kembali ke bumi karena takut Pangeran Anantakusuma akan mengejarnya.

Page 11: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

3.2 Analisis Melalui Pendekatan Ilmu Sastra

3.2.1 Mimesis

Dongeng Nini Antéh adalah dongeng menceritakan perjalanan seorang perempuan

(manusia) ke bulan. Untuk ilmu pengetahuan saat ini, pergi ke bulan bukanlah perkara yang

mustahil. Namun untuk kisah Nini Antéh yang diperkirakan hidup berratus-ratus tahun yang lalu

atau bahkan ribuan tahun yang lalu pergi hijrah ke bulan, tentu itu menimbulkan pertanyaan yang

luar biasa. Bagaimana bisa? Manusia jaman dulu bisa pergi hijrah ke bulan, bahkan bisa tinggal

disana. Hanya dua jawaban yang paling memungkinkan untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama

jelas, secara logis dan realistis dongeng Nini Antéh hanyalah sebuah dongeng yang berkembang

di masyarakat. Menurut Yus Rusyana (2000) segala peristiwa dalam dongeng baik tokoh ataupun

latarnya, oleh pemilik masyarakat pemilik cerita tersebut tidak dijadikan sebagai sebuah

kepercayaan, dan diperlakukan sebagai sesuatu yang nyata. Kemunculan cerita Nini Antéh bisa

jadi karena imajinasi orang-orang terdahulu. Jawaban kedua, yang namanya sastra adalah dunia

kemungkinan. Dongeng Nini Antéh bisa saja merupakan tanda-tanda dari kehidupan/peradaban

masa lalu. Banyak kisah-kisah dari masa lalu yang menceritakan peradaban hebat manusia kala

itu yang lebih hebat dari peradaban masa kini seperti, kisah Nabi Sulaiman a.s yang bisa

mengendarai angin dan memindahkan istana Ratu Balqies dalam waktu sekejap mata (oleh

pengikutnya), kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw dengan naik sebuah kendaraan super cepat

bernama buraq dan menjelajahi luar angkasa, atau spekulasi mengenai Atlantis dan Lemuria.

Bisa saja cerita Nini Antéh memang pernah terjadi, namun sampai saat ini belum ada (atau

bahkan tidak ada) bukti kongkrit yang menegaskannya. Kemudian soal Nini Antéh ditarik oleh

kekuatan cahaya bulan, ini hampir mirip dengan spekulasi manusia yang dihisap oleh pesawat

alien piring terbang. Dari berbagai deskripsi orang-orang yang mengaku diculik oleh alien,

mereka seperti cahaya yang sangat terang menarik mereka. Bagaimanapun hal semacam itu

masih diperdebatkan. Masalah Nini Antéh tinggal di bulan juga merupakan persoalan yang

mengundang pertanyaan, sebab ilmu pengetahuan saat ini menganggap bulan sebagai tempat

layak huni, tidak ada udara sekalipun, dan sangat gelap. Mengenai hal ini, dunia maya (Viva

news) dihebohkan oleh berita seputar bulan, bahwa bulan sebenarnya merupakan buatan

manusia. Dan bulan itu sendiri adalah pesawat yang dirancang untuk menerangi malam agar bisa

Page 12: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

terang seperti siang hari. Namun sekali lagi, hal itu mendatangkan perdebatan, apalagi jika nama

Nini Antéh dikaitkan dengan nama Nirranthea (, tentunya ini akan menimbulkan perdebatan

yang tiada habisnya. Dan memang dalam ilmu pengetahuan saat ini, bulan merupakan benda

langit yang paling dekat dengan bumi tetapi merupakan yang paling misterius. Karena setiap

temuan baru dari bulan malah menimbulkan kebingungan baru bagi ilmu pengetahuan saat ini.

3.2.2 Pragmatik

Dongeng Nini Antéh memiliki dua tema cerita. Pertama dari segi isi cerita, dongeng

Nini Antéh lebih mengangkat tema cinta dan kesetiaan daripada tentang. Cinta Anantakusuma

yang tidak terlaksana, dan kesetiaan Antéh terhadap Endahwarni dan suaminya. Di dunia ini

banyak dan selalu terjadi hal-hal semacam ini, bahkan tema cerita seperti ini sudah banyak

diadopsi ke sinetron.

Ada sessuatu yang menarik dari dongeng Nini Antéh. Ternyata tema cerita tentang

penghuni bulan bukan hanya di Tatar Sunda (Nini Antéh) saja. Di Jawa terdapat tokoh Nawang

Wulan, dia adalah bidadari penghuni bulan yang turun ke bumi dalam cerita Jaka Tarub, yang

pada akhir cerita Nawang Wulan harus kembali lagi ke bulan. Tidak hanya di Indonesia, penulis

pernah mendengar tentang Kaguya Hime (Putri Kaguya). Putri Kaguya adalah dewi penghuni

bulan yang turun ke bumi. Ketika di bumi, putri Kaguya dilamar oleh banyak lelaki, namun

Kaguya mengajukan persyaratan agar bisa ditikahi yaitu harus membawa lima benda-benda ajaib

yaitu, mangkuk budha, dahan emas yang berkilau, jubah kulit tikus api, mutiara naga, dan kulit

kerang bercahaya. Namun tidak ada satupun lamaran yang diterima.Karena Kaguya sangat

merindukan keluarganya di bulan dia pun kembali ke bulan. Dongeng putri Kaguya berasal dari

jepang dan karakter ini pernah muncul dalam Anime-movie Inuyasha dengan karakteristik yang

sama dengan dongeng aslinya, hanya saja Kaguya adalah makhluk kahyangan yang dirasuki

setan. Lalu dari Cina ada dongeng tentang penghuni bulan yaitu Dewi Chang’e. Chang’e adalah

penghuni kahyangan yang kena hukuman bersama suaminya You Hi oleh Kaisar Langit untuk

menjadi manusia bumi karena kesalahan You Hi membunuh sembilan matahari demi

menyelamatkan bumi. Karena pada waktu itu bumi mempunyai sepuluh matahari dan membuat

kesrusakan di bumi. Sepuluh matahari tersebut adalah anak Kaisar Langit. Sewaktu di bumi

Chang’e menelan pil keabadian dan menjadi penghuni bulan bersama kelinci jade.

Page 13: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

Dari semua cerita selain Nini Antéh, semua penghuni bulan adalah makhluk kahyangan

(celestial being), mereka turun ke bumi dan kembali lagi ke bulan. Akan tetapi untuk Nini Antéh

kasusnya berbeda. Nini Antéh benar-benar manusia bumi bukan makhluk kahyangan, tetapi dia

hijrah ke bulan dan menjadi penghuni di sana bersama kucingnya Candramawat. Ternyata

kesusastraan sunda memiliki keunikan tersendiri khususnya Nini Antéh. Dari cerita penghuni

bulan dari berbagai kawasan, semua penghuninya adalah makhluk kahyangan kecuali Nini Antéh

manusia bumi. Bahkan Taufiq Ampera, M.Hum. dosen Sastra Sunda Unpad menulis dalam

blognya, “Nini Anteh dalam perspektif Von Daniken”. Di sana dikemukakan penelaahan Nini

Anteh yang kemungkinan merupakan astronot.

3.2 Relevansi Dongeng Nini Antéh sebagai Bacaan Anak dan Remaja

Sesuai pada ulasan Sastra Anak dan Remaja, maka yang dimaksud bacaan anak/remaja

adalah sebuah bacaan yang sesuai dengan kapasitas pemikiran anak/remaja. Dan yang membuat

bacaan anak/remaja bukan hanya anak dan remaja saja melainkan orang dewasa juga berperan

terutama dalam hal menyaring bacaan-bacaan tersebut.

Pada cerita Nini Antéh, terdapat intrik percintaan antara Anantakusuma dan Antéh juga

dilema Antéh dengan Endahwarni. Menurut penulis, hal seperti ini adalah hal yang rumit dan

akan sulit dimengerti untuk kalangan pembaca anak. Namun untuk kalangan pembaca remaja

yang menuju proses kedewasaan, penulis berpendapat ini bisa menjadi media pendidikan.

Page 14: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Dongeng Nini Antéh lebih cocok untuk kalangan remaja dibandingkan kalangan anak.

2. Dongeng Nini Antéh adalah dongeng yang menceritakan tentang manusia bumi yang hijrah ke

bulan.

3. Dongeng Nini Antéh adalah dongeng tentang keteguhan dan kesetiaan.

4.2 Saran

Setelah ditelaah melalui pendekatan mimetik dan pragmatik, penulis menyimpulkan

bahwa dongeng ini lebih dianjurkan untuk kalangan remaja dan kalangan terdidik, agar bisa

menggali potensi-potensi cerita dari unsur ekstrinsiknya yang lain seperti dari segi sosiokultural

Page 15: ANALISIS DONGENG NINI ANTÉH DAN RELEVANSINYA DENGAN SASTRA ANAK DAN REMAJA

DAFTAR PUSTAKA

Durachman, Memen. 2007. Aspek Pendidikan Sastra Anak. Melalui http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196306081988031-MEMEN_DURACHMAN/ASPEK_PENDIDIKAN_SASTRA_ANAK.pdf. 11 Desember 2012.

Hudayat, Asep Yusup. 2007. Modul Penelitian Sastra. Melalui http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/metode_penelitian_sastra.PDF. 11 Desember 2012.

http://awanadec.wordpress.com/2011/05/13/dongeng-sebagai-media-belajar/. 11 Desember 2012

http://blog.unnes.ac.id/cahsotoy/2009/12/11/halo-dunia/. 11 Desember 2012.