Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume...

190
PERANAN INANG LEGUM DAN BUKAN LEGUM TERHADAP PERTUMBUHAN CENDANA (Santalum album L.) PADA ENTISOL DI TIMOR LESTE Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017 DISERTASI DIAJUKAN UNTUK UJIAN TERTUTUP

Transcript of Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume...

Page 1: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

PERANAN INANG LEGUM DAN BUKAN LEGUM TERHADAP

PERTUMBUHAN CENDANA (Santalum album L.)

PADA ENTISOL DI TIMOR LESTE

Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

DISERTASI

DIAJUKAN UNTUK

UJIAN TERTUTUP

Page 2: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

ii

PERANAN INANG LEGUM DAN BUKAN LEGUM TERHADAP

PERTUMBUHAN CENDANA (Santalum album L.)

PADA ENTISOL DI TIMOR LESTE

Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor

Pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes

NIM: 1490471002

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 3: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

iii

Lembar Persetujuan Promotor/Kopromotor

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL

Promotor

Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS.

NIP: 195605251983031002

Kopromotor I,

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M.Agr.

NIP: 194704141976021001

Kopromotor II,

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.

Disertasi ini telah Diuji pada Ujian Tertutup

Tanggal, 10 Maret 2017

Page 4: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

iv

Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

Nomor: 6252/UN14.4/HK/2016, Tanggal 10 Maret 2017

Ketua: Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS.

Anggota:

1. Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS.

2. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M.Agr.

3. Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.

4. Prof. Ir. I Gusti Ayu Mas Sri Agung, M.Rur.Sc., Ph.D. 5. Prof. Dr. Ir. I Wayan Sandi Adnyana, MS. 6. Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si. 7. Dr. Mulyaningrum, S.Hut., M.Si.

Page 5: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

v

Lembar Pengesahan

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL :

Promotor

Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS.

NIP: 195605251983031002

Kopromotor I, Kopromotor II,

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M.Agr. Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.

NIP: 194704141976021001 NIP: 196311131990031001

Mengetahui

Ketua Dekan

Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof.Dr.Ir. I Made Adnyana, MS Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS

NIP: 195605251983031002 NIP: 196305151988031001

Page 6: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes

NIM : 1490471002

Program Studi : S3 Ilmu Pertanian

Judul Disertasi : Peranan Inang Legum dan Bukan Legum Terhadap Pertumbuhan

Cendana (Santalum album, L.) pada Entisol di Timor Leste

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Disertasi ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari

terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan

Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 8 Mei 2017

Yang membuat penyataan

Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes

Page 7: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa, karena hanya atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan disertasi dengan judul

“Peranan Inang Legum dan Bukan Legum Terhadap Pertumbuhan Cendana (Santalum Album, L.)

pada Entisol di Timor Leste”.

Perkenankanlah penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS., sebagai pembimbing akademis dan promotor

yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama

penulis mengikuti program doktor, khususnya penyelesaian disertasi ini. Terima kasih sebesar-

besarnya pula penulis sampaikan kepada Prof.Dr.Ir. I Nyoman Merit, M.Agr., sebagai kopromotor

I dan Prof. Ir. Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D., sebagai kopromotor II yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr.

Ketut Suastika SpPD KEMD atas kesempatan, fasilitas dan yang diberikan kepada penulis untuk

dapat mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Doktor di Universitas Udayana. Ucapan

terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. dr. A.A. Raka

Sudewi, Sp.S(K), Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS.

dan Ketua Program Doktor Ilmu Pertanian Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Doktor pada Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Penguji Ujian

Kualifikasi, Penguji Ujian Proposal Disertasi, Penguji pada Ujian Kelayakan Disertasi serta Penguji

Ujian Tertutup Prof. Dr. Ir. I Wayan Supatha, MS., Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS., Prof. Dr. Ir.

I Nyoman Merit, M.Agr., Prof. Dr. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D., Prof. Ir. I Gusti

Ayu Mas Sri Agung, M.Rur.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Ir. I Wayan Sandi Adnyana, MS., Prof. Dr. Ir. I

Wayan Narke Tenaya, MS (Almarhum)., Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si., Dr. Mulyaningrum, S.Hut.,

M.Si. (Penguji Luar dari ITB/Institut Teknologi Bandung) atas bimbingan dan arahan dan alur

pemikiran ilmiah serta konsep yang sangat sistematis dalam mengarahkan penulis menyelesaikan

penelitian ini. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Rektor Universidade da Paz Prof.

Dr. Lucas da Costa, SE., M.Si atas kebijakan serta kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Doktor di Universitas Udayana.

Penulis juga terima kasih kepada Kepala Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas

Udayana, atas kemudahan dan fasilitas yang diberikan. Penulis juga menyampaikan ucapan terima

kasih yang tulus serta penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai

Page 8: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

viii

dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada mendiang

Ibu dan Ayah yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir

logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terkasih istri Constancia Mendes Gomes,

serta anak-anak kesayangan Adao Loelaku Gomes, Abel Surloe Gomes, Adelina Partai da Silva

Gomes, Joao Berlelo Gomes, Domingas Buibere Gomes, Maria Auxlíadora Motsiga Gomes,

Francisco Maubuti Gomes, kalian telah mengorbankan sebagian besar waktu dan hidup kalian untuk

mendukung karier dan keilmuan Bapak. Tanpa saling pengertian, dukungan, kekompakan, dan

pengorbanan kalian, Bapak tidak akan dapat seperti ini. Apa yang Bapak capai hari ini merupakan

prestasi kalian pula. Oleh karena itu tiada kata kecuali terima kasih dan rasa sayang yang dapat

Bapak berikan. Bapak juga mohon maaf atas kekurangan perhatian dan pengertian selama ini.

Mudah-mudahan kalian dapat menjadi kebanggaan keluarga di kelak kemudian hari. Atas segala

dukungan dan pengertiannya sehingga Bapak dapat lebih berkonsentrasi menyelesaikan disertasi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu melimpahkan Rakhmat-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian disertasi ini, serta penulis

sekeluarga.

Denpasar, 8 Mei 2017

Penulis

Page 9: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

ix

PERANAN INANG LEGUM DAN BUKAN LEGUM TERHADAP PERTUMBUHAN

CENDANA (Santalum album L.) PADA ENTISOL DI TIMOR LESTE

ABSTRAK

Tanaman cendana saat ini sangat langkah, disebabkan inang yang tidak sesuai dalam

membantu mensuplai hara bagi pertumbuhannya. Jumlah inang yang banyak akan menyebabkan

gangguan pertumbuhannya. Keunggulan semai cendana berinang adalah tumbuh lebih cepat, akar

berkembang, serta mendapat suplai N dan Ca secukupnya, yang tidak dapat terpenuhi bila tanpa

inang. Kontribusi hara dari individu tanaman inang ke tanaman cendana akan lebih baik jika ditanam

lebih dari satu jenis tanaman inang.

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, dari bulan Agustus 2015 sampai Juli 2016. Tahap I

dilakukan untuk menetapkan areal dan seleksi perkecambahan cendana yang dilakukan selama 3

minggu. Tahap II adalah percobaan perlakuan inang legum dan bukan legum, serta jarak tanam,

menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) 3 ulangan dengan pola faktorial. Faktor perlakuan

jarak tanam terdiri dari 3 taraf yaitu 5 cm, 10 cm dan 15 cm serta sebuah kontrol (cendana tanpa

inang) sebagai pembanding dan faktor perlakuan inang legum (Sesbania grandiflora dan Cajanus

cajan) dan bukan legum (Alternanthera sp dan Casuarina junghuniana). Tahap III merupakan

percobaan penanaman di lapangan yang dirancang dengan RAK 3 ulangan dengan pola faktorial 3

faktor. Faktor pertama adalah jenis inang, faktor kedua adalah jarak tanam, dan faktor ke tiga adalah

konfigurasi penanaman.

Hasil penelitian tahap I ini menunjukkan bahwa benih cendana berkecambah sebesar 80% pada

umur 25 hari setelah semai. Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa pada 180 HSP

pembentukan haustorium lebih banyak pada akar semai cendana dengan inang Alternanthera sp

pada jarak 10 cm (26,26 per akar tanaman), inang C. junghuniana dengan jarak 10 cm (24,00 per

akar tanaman), inang Sesbania grandiflora dengan jarak 10 cm (22,86 per akar), C. cajan pada jarak

tanam 5 cm 24,86 cm. Tinggi tanaman Santalum album Linn dengan inang Alternanthera sp pada

jarak 10 cm (42,26 cm), inang C. junghuniana pada jarak 5 cm (30,97 cm), C. cajan pada jarak 10

cm (45,03 cm). Diameter tanaman cendana dengan inang Alternanthera sp pada jarak 15 cm (1,39

cm), inang C. junghuniana pada jarak 10 cm (1,30 cm), C. cajan pada jarak 10 cm (1,29 cm), S.

grandiflora pada jarak 5 cm (1,29 cm), kontrol (0,98 cm). Jumlah daun tanaman cendana dengan

inang Alternanthera sp pada jarak 10 cm (42,26 helai), inang C. junghuniana pada jarak tanam 5 cm

(14 helai daun), C. cajan pada jarak 15 cm (21,86), dan S. grandiflora pada jarak 15 cm (20,08 helai

daun) dan kontrol (10 helai daun). Hasil penelitian tahap III, menunjukkan bahwa tanaman inang

bukan legum berpengaruh nyata terhadap pembentukan, tinggi, diameter batang pada umur 60 HSP,

90 HSP, 150 HSP serta 180 HSP dengan konfigurasi 6 inang pada jarak tanam 10 cm dengan jenis

non legume yaitu jenis krokot (Alternanthera sp). Karakteristik tanah juga bervariasi pada masing-

masing HSP tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanaman cendana tumbuh baik

apabila dibudidayakan bersama Alternanthera sp yaitu tanaman bukan legum sebagai tanaman inang

dengan konfigurasi 6 inang pada jarak tanam 10 cm. Penggunaan inang lokal Timor Leste (krokot)

dengan konfigurasi dan jarak tanam yang tepat (6 ; 10 cm) dalam budidaya cendana pada tanah

dengan tekstur berliat (rata-rata kadar liat 42,62%) dan kadar air kapasitas lapang rendah (22,56%)

dan didukung oleh hara yang cukup dan berimbang, dapat memberikan pertumbuhan cendana yang

baik.

Kata kunci: Cendana, inang, legum, bukan legum, jarak tanam, konfigurasi tanam, karakteristik

tanah.

Page 10: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

x

THE EFFECT OF LEGUME AND NON LEGUME TO THE SANDALWOOD

(Santalum album L.) GROWTH AT ENTISOL IN TIMOR LESTE

ABSTRACT

Sandalwood tree today are infrequent, because the host is not suitable for hemi parasite to

supply nutrients for growth. Number of hosts that many caused growth will be stunted. The benefit

of sandalwood seedlings using the simbyons are sandalwood will growing faster, rising roots, and

get sufficient nutrition and easy to supply of nitrogen and calcium, and sandalwood can not be

growth without host. The contribution of individual nutrients from the host plant to plant sandalwood

would be better if planted more than one type of host plant.

This research was conducted in three stages, from August 2015 through July 2016. Phase I

done to establish the area of selection germination and sandalwood conducted over 3 weeks. Phase

II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a

randomized complete block design (RCBD) with factorial 3 replications. Factors treatment planting

space consists of three levels such as 5 cm, 10 cm and 15 cm as well as a control (sandalwood

without a host) as a comparison and treatment factors host legume (Sesbania and Cajanus) and non

legume (Alternanthera sp and Casuarina). Phase III is the field planting experiment designed by the

randomized complete block design (RCBD) and 3 replications with factorial 3 factors. The first

factor is the host, then second factor is planting space and third factor is plant host configuration.

The results of this phase I study showed that the sandalwood seeds after germination by 80%

at 25 days after sowing. The results of phase II studies also show at 180 past planting days (PPD) a

spacing and host significant effect on the formation of haustorian more on the roots of seedlings

sandalwood with a host of Alternanthera sp at a distance of 10 cm (26,22 per plant roots), host C.

junghuniana with a distance of 10 cm (24,00 per root crops), host S. grandiflora with a distance of

10 cm (22,86 per root), C. cajan at a spacing of 5 cm (24,86 per root). High sandalwood with host

Alternanthera sp plant at a distance of 10 cm (42,26 cm), the host C. junghuniana at a distance of 5

cm (30,97 cm), C. cajan at a distance of 10 cm (21,86 cm). Diameter sandalwood with a host

Alternanthera sp plant at a distance of 15 cm (1,39 cm,) the host C. junghuniana at a distance of 10

cm (1,30 cm), C. cajan at a distance of 10 cm (1,29 cm), S. grandiflora with distance of 5 cm with

a diameter (1,29 cm,) control (0,98 cm). Number of sandalwood with the host plant leaves of

Alternanthera sp with distance of 10 cm (42,26 leaves), C. junghuniana with 5 cm (30,97 leaves),

C. cajan with distance 15 cm (21,86 leaves). The results of the phase III study, showed that the

legume host plants not significantly affect the formation, height, stem diameter at the age of 60 PPD,

90 PPD, 150 PPD and 180 PPD with 6 host configuration planting and planting spacing of 10 cm

with a type of non-legume namely Alternanthera sp. The variation of characteristic depend on past

planting day (PPD).

Based on these results it can be concluded that the use of legume host type of Sesbania

grandifora was not suitable for primary host and configuration planting does not influence to the

sandalwood growth. Sandalwood tree growth well when its cultivate together Alternanthera sp as a

one species from non legume crops with 6 symbiont configuration with 10 cm planting spacing. Use

local host Timor Leste (Alternanthera sp) with configuration with a planting space (6; 10 cm) in the

cultivation of sandalwood on the ground with clayey texture (an average of 42,62% clay content)

and moisture content of field capacity available in the low level (22,56%) and are supported by

sufficient and balanced nutrition, will be provide a good growth of sandalwood.

Keyword: Host, Legume, Non Legume, Sesbania, Cajanus, Casuarina, Alternanthera, Plant space,

Configuration plant, Entisol.

Page 11: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xi

PERANAN INANG LEGUM DAN BUKAN LEGUM TERHADAP PERTUMBUHAN

CENDANA (Santalum album Linn) PADA ENTISOL DI TIMOR LESTE

RINGKASAN

Tanaman cendana merupakan tanaman kehutanan yang sangat istimewa dan keberadaannya

saat ini sangat langka, meskipun dibudidayakan namun skalanya sangat terbatas. Hal ini disebabkan

inang yang tidak sesuai serta manajemen pengelolaan yang masih kurang. Cendana merupakan jenis

hemiparasit karena hidupnya tergantung pada jenis tanaman lain yang dijadikan sebagai inang untuk

mensuplai hara bagi pertumbuhannya. Jumlah inang yang terlalu banyak pada saat di persemaian

akan menyebabkan gangguan pertumbuhannya. Keunggulan semai cendana dengan perlakuan inang

adalah tumbuh lebih cepat, akar berkembang, serta mendapat suplai N dan Ca secukupnya, yang

tidak dapat terpenuhi bila tanpa inang. Kontribusi hara dari individu tanaman inang ke tanaman

cendana akan lebih baik jika ditanam lebih dari satu jenis tanaman inang.

Penelitian ini dilakukan di Timor Leste yang dibagi dalam tiga tahap, dari bulan Agustus 2015

hingga Juli 2016. Tahap I dilakukan untuk menetapkan areal dan seleksi perkecambahan cendana

yang dilakukan selama 25 hari. Tahap II adalah percobaan perlakuan inang legum dan bukan legum,

serta jarak tanam menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) 3 ulangan dengan pola faktorial.

Faktor perlakuan jarak tanam terdiri dari 3 taraf yaitu 5 cm, 10 cm dan 15 cm serta sebuah kontrol

(cendana tanpa inang) sebagai pembanding dan faktor perlakuan inang legum (S. grandiflora dan

Cajanus cajan) dan bukan legum (Alternanthera sp dan Casuarina junghuniana). Tahap III

merupakan percobaan penanaman di lapangan yang dirancang dengan RAK 3 ulangan dengan pola

faktorial 3 faktor. Faktor pertama adalah jenis inang, faktor kedua adalah jarak tanam, dan faktor ke tiga

adalah konfigurasi penanaman. Hasil penelitian tahap I ini menunjukan bahwa persentase hidup perkecambahan benih

cendana mencapai 80% pada umur 25 HSS yang diperoleh dari rasio antara jumlah benih yang

berkecambah terhadap jumlah benih yang ditabur. Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa

pada umur 180 HSS, jarak tanam dan inang berpengaruh nyata terhadap pembentukan haustorium,

dimana haustorium lebih banyak pada akar semai cendana dengan inang Alternanthera sp pada

jarak 10 cm (26,26 per akar tanaman), inang cemara dengan jarak 10 cm (24 per akar tanaman),

inang S. grandiflora dengan jarak 10 cm (22,86 per akar), C. cajan pada jarak tanam 5 cm (24,86

per akar tanaman). Tinggi tanaman cendana dengan inang krokot pada jarak 10 cm (42,26 cm), inang

cemara pada jarak 5 cm (30,97 cm), C. cajan pada jarak 10 cm dengan tinggi 21,86 cm. Diameter

tanaman cendana dengan inang krokot pada jarak 15 cm (1,39 cm), inang C. junghuniana pada jarak

10 cm (1,30 cm), C. cajan pada jarak 10 cm dengan tinggi 1,29 cm, S. grandiflora pada jarak 5 cm

(1,29 cm). Jumlah daun tanaman cendana dengan inang Alternanthera sp pada jarak 10 cm (42,26

helai daun), inang cemara pada jarak 5 cm (30,97 helai daun), Cajanus cajan pada jarak 15 cm

(21,86 helai daun) dan S. grandiflora pada jarak 15 cm (20,05 helai daun). Pada umur 90 HSS tinggi

semai cendana dipengaruhi oleh inang dan jarak tanam. Hasil penelitian tahap III juga menunjukan

bahwa pertumbuhan tinggi tanaman cendana sangat berbeda nyata pada konfigurasi tanam yang

berbeda dan berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan diameter batang cendana. Pemberian

tanaman inang legum dan bukan legum pada jarak tanam berbeda dengan konfigurasi penanaman

berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan diameter batang bibit cendana. Pada 180

HSP, konfigurasi 6 dengan inang Alternanthera spp ada jarak tanam 10 memiliki tinggi 140,83 cm

dengan sifat fisik tanah seperti nilai kadar air kering udara (KU) sebesar 0,3 dan nilai kadar air

kapasitas lapang (KL) sebesar 18,25% dengan kandungan pasir sebesar 22,47dan debu sebesar 29,74

serta liat sebesar 40,46%; dan sifat kimia tanah seperfti pH (1:25) sebesar 7,30, nilai carbon organic

sebesar 2,37 %, nilai C/N 16,46 %, dan nilai KTK 14,32 (me/g), nilai KB 80,01 % N-total 0,09 %

P-tersedia 30,79 ppm K-tersedia 352,79 ppm.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan inang bukan legum

Alternanthera sp sangat baik untuk dijadikan sebagai inang primer maupun sekunder untuk

pertumbuhan cendana. Jenis inang legum ternyata tidak cocok untuk inang persemaian atau inang

Page 12: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xii

primer dan konfigurasi penanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan cendana. Jumlah

haustorium yang terbentuk akibat perlakuan inang bukan legum lebih banyak dibandingkan dengan

inang legume, dan pada perlakuan tanpa inang, tidak terdapat pembentukan houstorium oleh karena

tidak ada aktifitas fotosintat sehingga proses fotosintesis menurun sehingga tidak dapat

meningkatkan translokasi untuk membentuk houstorium. Interaksi antara jarak tanam dan inang

terhadap pembentukan haustorium cendana tidak berbeda nyata akibat perlakuan jarak tanam 5 cm,

10 cm dan 15 cm, namun berbeda pada perlakuan inang yang diberikan. Jenis inang dari bukan

legum (Alternanthera sp dan Casuarina junghuniana) sangat berpengaruh terhadap proses

pembentuk haustorium dibandingkan dengan jenis inang legum (S. grandifora dan C. cajan). Tidak

ada perbedaan antar tanaman inang atau kombinasi tanaman inang terhadap diameter batang semai

cendana disebabkan suplai hara dari tanaman inang tidak berbeda. Kombinasi jarak tanam 5 cm, 10

cm dan 15 cm dengan tanaman inang legum dan bukan legum berpengaruh terhadap jumlah

haustorium akar semai cendana. Karakteristik tanah bervariasi tergantung pada hari setelah panen

(HSP).

Page 13: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DALAM i

LEMBAR PEPERSETUJUAN PROMOTOR iii

LEMBAR PENGESAHAN v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT vi

UCAPAN TERIMA KASIH vii

ABSTRACT ix

RINGKASAN xi

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.3.1 Tujuan umum 6

1.3.2 Tujuan khusus 6

1.4 Manfaat Penelitian 6

1.4.1 Secara akademis 6

1.4.2 Manfaat praktis 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Tanaman Cendana 8

2.1.1 Jenis cendana 8

2.1.2 Ekosistem cendana 18

2.1.3 Proses Parasitisme akar cendana 20

2.2 Jarak Tanam 26

2.3 Inang Legum 29

2.3.1 Tanaman turi (Sesbania grandiflora L.Pers) 30

2.3.2 Tanaman kacang gude (Cajanus cajan L. Mill sp) 31

2.4 Inang Bukan Legum 33

2.4.1 Tanaman krokot (Alternanthera sp) 33

2.4.2 Tanaman cemara gunung (Casuarina junghuniana Miq) 34

2.5 Karakteristik Tanah yang Mendukung Pertumbuhan Cendana 36

2.5.1 Sifat fisika tanah 39

2.5.2 Sifat kimia tanah 50

2.5.3 Karakteristik entisol 64

BAB III. KERANGKA PIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 71

3.1 Kerangka Berpikir 71

3.2 Konsep Penelitian 75

Page 14: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xiv

3.3 Hipotesis 77

BAB IV. METODOLOGI PENELITAN 78

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian. 78

4.1.1 Tempat Penelitian 78

4.1.2 Waktu Penelitian 78

4.2 Bahan dan Alat Penelitian 78

4.3 Metode Penelitian 79

4.3.1 Penelitian Pendahuluan 79

4.3.1.1. Tujuan 79

4.3.1.2. Pelaksanaan 79

4.3.2 Percobaan 1: Percobaan di persemaian 80

4.3.2.1 Tujuan 80

4.3.2.2 Rancangan percobaan 80

4.3.2.3 Pelaksanaan percobaan 81

4.3.2.4 Pengamatan 81

4.3.3 Percobaan 2: Percobaan konfigurasi penanaman di lapangan 82

4.3.3.1 Tujuan 82

4.3.3.2 Rancangan percobaan 82

4.3.3.3 Pelaksanaan percobaan 83

4.3.3.4 Pengamatan 83

4.3.4 Analisis Karakteristik Tanah 84

4.3.4.1 Tujuan 84

4.3.4.2 Pelaksanaan 84

4.3.4.3 Pengamatan 85

4.4 Analisa Data 86

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 87

5.1 Hasil Penelitian 87

5.1.1 Penelitian Pendahuluan 87

5.1.2 Percobaan di Persemaian 88

5.1.2.1 Pengamatan destruktif 88

5.1.2.2 Pengamatan bukan destruktif 92

5.1.2.2.1 Tinggi bibit cendana di persemaian 92

5.1.2.2.2 Jumlah daun cendana di persemaian 97

5.1.2.2.3 Diameter batang cendana di persemaian 99

5.1.3 Percobaan konfigurasi penanaman di lapangan 102

5.1.3.1 Tinggi tanaman cendana pada karakteristik entisol 102

5.1.3.2 Diameter batang cendana pada karakteristik entisol 108

5.1.4 Karakteristik Tanah 113

5.1.4.1 Sifat fisik tanah 113

5.1.4.1.1 Pengaruh sifat fisik tanah terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman cendana 114

5.1.4.1.2 Pengaruh sifat fisik tanah terhadap

pertumbuhan diameter tanaman cendana 117

Page 15: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xv

5.1.4.2 Sifat kimia tanah 119

5.1.4.2.1 Pengaruh sifat kimia tanah terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman cendana 120

5.1.4.2.2 Pengaruh sifat fisik tanah terhadap

pertumbuhan diameter tanaman cendana 126

5.2 Pembahasan 130

5.3 Temuan Baru Penelitian 139

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN 140

6.1 Simpulan 140

6.2 Saran 140

DAFTAR PUSTAKA 141

LAMPIRAN 148

Page 16: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

2. 1 Pengaruh germinasi bibit cendana pada berbagai perlakuan 14

2. 2 Rata-rata persentase hidup, bobot kering total, nisbah pucuk akar,

dan indeks kualitas bibit cendana pada umur 6 bulan 16

2. 3 Konsentrasi kandung gula carbon dan nitrogen, asam amino dan bahan

organik pada pembulu xyem Santalum album dan pertumbuhan inang

sebagai parasit tunggal pada media pot 25

2. 4 Standar unsur hara yang terkandung dalam tanah yang digunakan

sebagai media tanam inang legum 32

2. 5 Pengaruh unsur hara yang dibutuhkan daun tanaman cendana 35

2. 6 Pengaruh inang terhadap semai cendana setelah delapan bulan penanaman 36

2. 7 Pengaruh tekstur tanah terhadap kapasitas tukar kation 51

2. 8 Kriteria penilaian sifat kimia tanah 59

4. 1 Parameter dan metode analisis 85

5.1 Pengaruh inang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan haustorium tanaman

cendana pada variasi umur berbeda 89

5.2 Pengaruh inang dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman cendana

pada beberapa umur berbeda 92

5.3 Pengaruh inang tanam terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman cendana pada

beberapa umur berbeda (cm) 98

5.4 Pengaruh inang tanam terhadap diameter tanaman cendana pada beberapa umur

berbeda (cm) 100

5.5 Pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap pertumbuhan tinggi

tanaman cendana pada beberapa umur tanam berbeda 103

5.6 Pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap pertumbuhan diameter

tanaman cendana (cm) pada beberapa umur berbeda 110

5.7 Pengaruh sifat fisik tanah, konfigurasi tanam, inang legume dan non legume,

serta jarak tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana. 115

5.8 Pengaruh sifat fisik tanah, konfigurasi tanam, inang legume dan non legume,

serta jarak tanam terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana. 118

5.9 Pengaruh sifat kimia tanah, konfigurasi tanam, inang legume dan non legume,

serta jarak tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana. 123

5.10 Pengaruh sifat kimia tanah, konfigurasi tanam, inang legume dan non legume,

serta jarak tanam terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana 129

Page 17: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Santalum austrocaledonicum 8

2.2 Santalum lanceolatum, R. Br 9

2.3 Santalum mcgregorii 9

2.4 Santalum elipticum 10

2.5 Santalum spicatum 10

2.6 Santalum yasi 11

2.7 Santalum album, Linn 11

2.8 Haustorium menempel pada akar S. album L 21

2.9 Beberapa bentuk haustoria cendana 22

2.10 Sketsa anatomi kaitan haustoria dengan cendana 22

2.11 Diagram segitiga tekstur tanah 38

2.12 Kenampakan tanah entisol 70

3.1 Kerangka pemikiran 74

3.2 Kerangka konsep penelitian 76

4.1 Titik pengambilan sampel tanah 84

Page 18: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Denah rancangan percobaan di persemaian 148

2. Denah rancangan percobaan penanaman 149

3. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak

tanam berbeda terhadap haustorium pada umur 180 hari setelah semai (HSS) 150

4. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak

tanam berbeda terhadap tinggi tanaman cendana pada umur 180 hari setelah

semai (HSS) 150

5. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak

tanam berbeda terhadap diameter pada umur 180 hari setelah semai (HSS) 150

6. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak

tanam berbeda terhadap jumlah daun pada umur 180 hari setelah semai (HSS) 151

7. Daftar sidik ragam pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi penanaman

terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana pada tanah Entisol pada

umur 180 hari setelah tanam (HST) 151

8. Daftar sidik ragam pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi penanaman

terhadap pertambahan diameter tanaman cendana pada tanah Entisol pada

umur 180 hari setelah tanam (HST) 151

9. Hasil pengukuran pengaruh perlakuan inang, jarak tanam terhadap pertambahan

haustorium tanaman cendana (bintil akar) pada umur berbeda 152

10. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan haustorium

tanaman cendana pada umur 180 HSS 153

11. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman cendana

pada umur 180 HSS 153

12. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap diameter tanaman cendana

pada umur 180 HSS 154

13. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap jumlah daun tanaman

cendana pada umur 180 HSS 154

14. Rata-rata tinggi tanaman cendana akibat perlakuan inang, jarak tanam dan

konfigurasi tanam pada tanah Entisol 155

15. Rata-rata diameter tanaman cendana akibat perlakuan inang, jarak tanam dan

konfigurasi tanam pada entisol 155

16. Pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap tinggi tanaman

cendana pada berbagai waktu tanam yang ditanam bersama

inang legume dan bukan legume 156

17. Rata-rata pengaruh perlakuan inang, jarak tanam dan konfigurasi tanam

terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana 157

18. Rata-rata pengaruh perlakuan inang, jarak tanam dan konfigurasi tanam

terhadap pertambahan diameter tanaman cendana 158

19. Analisis sifat fisika tanah terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana

pada lahan percobaan di lapangan 159

20. Analisis sifat kimia tanah terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana

pada lahan percobaan di lapangan 160

Page 19: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

xix

21. Analisis sifat fisika tanah terhadap pertambahan diameter tanaman cendana

pada lahan percobaan di lapangan 161

22. Analisis sifat kimia tanah terhadap pertambahan tinggi tanaman

cendana pada lahan percobaan di lapangan 162

23. Descriptif analisis untuk pengaruh sifat fisika tanah terhadap

pertumbuhan cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan

konfigurasi 163

24. Pengaruh sifat fisika tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana

akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi 164

25. Pengaruh sifat fisika tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman

cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi. 164

26. Descriptif analisis untuk pengaruh sifat kimia tanah terhadap

pertumbuhan cendana 164

27. Pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana

akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi 165

28. Pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman

cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi. 165

29. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman cendana

pada beberapa umur tanam berbeda 166

30. Rata-rata pengaruh inang tanam terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman

cendana pada beberapa umur berbeda (cm) 166

31. Rata-rata pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman cendana pada beberapa umur tanam berbeda 167

32. Rata-rata pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap

pertumbuhan diameter tanaman cendana (cm) pada beberapa umur berbeda 168

33. Rata-rata pengaruh sifat fisik tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan

non legum, serta jarak tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana. 169

34. Rata-rata pengaruh sifat fisik tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan

non legum, serta jarak tanam terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana. 170

35. Peta tanah di Timor Leste 171

36. Peta lokasi penelitian 172

37. Data analisis laboratorium tanah awal 173

38. Klasifikasi terhadap analisis sifat kimia tanah dan pengaruhnya terhadap

pertumbuhan cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi

pada tanah entisol di Timor Leste 174

Page 20: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber pendapatan ekonomi utama Negara Timor Leste adalah petroleum dan gas,

komoditas pertanian andalan negara saat ini kopi dan hasil kehutanan seperti cendana (Santalum

album L.). Berdasarkan data Statistik Nasional Kehutanan, Ministerio Agricultura, Floresta é

Pescas República Democrática de Timor Leste (2015), pada tahun 2003 Timor Leste telah

mengekspor kayu cendana 80 ton ke Negara Korea dan Jepang dengan harga $.8,00 US per

kilogram atau US$.640.000 yang setara dengan Rp. 8.512.000.000.

Cendana sudah lama dikenal sebagai identitas dan kebanggaan Pulau Timor, namun

keberadaan tanaman cendana pada saat ini sudah sangat langka bahkan terancam punah.

Kelangkaan tersebut disebabkan oleh eksploitasi terhadap tanaman cendana secara besar-besaran

tetapi tidak diimbangi dengan upaya regenerasi dan penanaman kembali. Tanaman cendana

merupakan tanaman kehutanan yang sangat istimewa karena bernilai ekonomis dan kegunaan

kayunya yang sangat tinggi sehingga kelestariannya perlu terus dijaga (Banoet, 2001). Komoditi

ini mengalami penurunan akibat ketidaksesuaian inang. Kayu cendana yang memiliki aroma

wangi ini digunakan sebagai bahan baku ukiran, berbagai barang kerajinan, dan hasil ekstraksinya

berupa minyak telah diperdagangkan sejak 1990. Agusta dan Jamal (2000), menyatakan bahwa

cendana adalah tumbuhan daerah tropika dan penghasil minyak atsiri yang mengandung senyawa

santalol. Senyawa santalol inilah yang menyebabkan batang dan akar cendana mengeluarkan

aroma wangi sehingga cendana disebut sebagai kayu wangi atau kayu harum. Lebih lanjut Sun et

al. (2014) bahwa minyak cendana diperdagangkan dengan harga tinggi karena digunakan untuk

bahan dasar dalam industri kosmetika dan farmasi.

Page 21: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

2

Tanaman cendana ini pada prinsipnya dapat tumbuh baik pada lahan kritis maupun lahan

berbatu dan beriklim kering, kemarau panjang, namun tanaman ini sulit untuk ditanam karena

bersifat hemi parasit (Sitorus, 1985; Sunanto, 1995; Radomiljac et al., 1998). Sebagai tumbuhan

hemiparasitik, cendana membutuhkan tumbuhan lain yang dijadikan sebagai inang untuk

mensuplai hara bagi pertumbuhannya.

Dalam pembudidayaan cendana dikenal tiga macam inang, yaitu inang primer, inang

antara dan inang sekunder. Inang primer diperuntukkan sebagai inang di persemaian, dan inang

antara adalah inang yang ditanam setelah pembibitan, serta inang sekunder untuk pertumbuhan

lanjutan hingga mencapai daur tebang di lapangan. Semai cendana tidak tahan terhadap

penyinaran langsung sinar matahari. Jumlah inang yang banyak dalam polibag akan menyebabkan

gangguan pertumbuhannya (Rai, 1990). Oleh sebab itu, maka budidaya pengembangan cendana

lazimnya harus diatur jumlah inang yang akan digunakan sebagai tanaman inangnya, mulai dari

saat penumbuhan semai hingga dewasa (Sunanto, 1995).

Surachman (1989) mengatakan bahwa pertumbuhan cendana tergantung pada inang

karena cendana tidak dapat memproduksi air dan unsur hara yang diperlukan oleh akar dalam

proses pertumbuhan. Selain itu apabila cendana yang tidak mendapat inang yang sesuai, maka

pertumbuhan daun terhambat dan tajuknya sedikit, ukuran diameter batangnya kecil, daunnya

klorosis akibat kurangnya klorofil yang berakhir dengan kematian tanaman cendana. Keunggulan

semai cendana berinang adalah tumbuh lebih cepat, akar berkembang, serta mendapat suplai unsur

nitrogen dan unsur Calcium secukupnya, yang tak dapat terpenuhi bila tanpa inang (Sukarna et

al., 2002). Cendana yang tumbuh secara alamiah atau tanpa perlakuan khusus seperti pembersihan

dan pemupukan, pertumbuhannya jauh lebih baik dibandingkan dengan yang dibudidayakan seara

khusus seperti jenis-jenis yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh jumlah unsur hara yang diserap

oleh cendana dari inang lebih banyak dari lingkungan alami.

Page 22: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

3

Kontribusi hara dari individu tanaman inang ke tanaman cendana akan lebih cocok jika

ditanam lebih dari satu jenis tanaman inang (Brand, 2005). Selain unsur hara, media tumbuh semai

cendana berupa ukuran polibag, rasio medium tumbuh yang digunakan, jumlah inang dalam pot

maupun jumlah inang yang akan mendampingi cendana di lapangan serta jarak tanam juga

menentukan tingkat keberhasilan pertumbuhan cendana. Pertumbuhan semai cendana dalam

polibag ditentukan juga oleh jenis inang yang cocok untuk mendampingi tanaman cendana mulai

dari penanaman hingga mencapai masa tebang (Wawo, 2004).

Menurut Subangsihe (2014), tanaman legum merupakan tanaman yang sudah lama

diketahui sebagai penyubur tanah karena kemampuannya memfiksasi nitrogen. Jenis tanaman

legum dapat berupa kayu maupun kacang-kacangan merupakan inang yang sangat baik untuk

digunakan sebagai inang primer maupun inang sekunder. Tanaman turi (Sesbania grandiflora

L.Pers) dalam Bahasa Timor Leste dikenal dengan “ai-kale” merupakan tanaman leguminosae

yang dijadikan sebagai inang pada tanaman cendana ketika berada dalam pembibitan dan dapat

pula dijadikan sebagai tanaman inang sekunder pada saat penanaman di lapangan.

Tanaman S. grandiflora merupakan suatu tanaman yang cocok untuk penganekaragaman

komoditas pertanian di daerah kering dan kemarau yang panjang, karena memiliki toleransi tinggi

terhadap kekeringan (Rukmana, 1999). Kacang gude (Cajanus cajan L. Mill sp) dalam Bahasa

Timor Leste dikenal dengan “irisi” dipilih karena dapat memenuhi persyaratan memberikan

keuntungan dalam hal adaptasi dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lainnya, yaitu

toleran terhadap kekeringan dan dapat tumbuh pada berbagai karakteristik tanah, baik pada tanah

subur, tanah masam, maupun tanah beriodium. Jenis ini juga dapat tumbuh di daerah tropika dan

subtropis, di dataran rendah maupun dataran tinggi, tahan terhadap intensitas hujan yang tinggi

serta cocok untuk berbagai kondisi tanah, tahan rebah dan polong tidak mudah pecah (Suwasik

dan Sumarno, 1989). Kekurangannya adalah peka terhadap hama penggerek polong, namun

Page 23: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

4

berpotensi untuk dikembangkan. C.cajan termasuk kacang-kacangan yang merupakan tanaman

legum (Dahiya, 1980). Tanaman ini dapat tumbuh di daerah pegunungan dan dapat pula tumbuh

di daerah dataran rendah (Rocha et al., 2014).

Tanaman krokot (Alternanthera sp) memiliki akar serabut yang banyak mengandung air,

yang dapat dijadikan sebagai tanaman inang bagi pembibitan cendana, karena Alternanthera sp

dapat mampu memberikan unsur hara pada tanaman cendana dan juga dapat bertahan hidup pada

daerah-daerah yang beriklim kering. Pemilihan terhadap C. junghuniana Miq dikarenakan jenis

ini dapat tumbuh pada keragaman relief atau topografi dan termasuk jenis pohon cepat tumbuh di

daerah beriklim kering yang dapat berfungsi dengan baik sebagai tanaman inang sekunder dan

juga dapat dipakai sebagai penaung awal tanaman cendana (Radomiljac et al., 1999). Brand

(2014) menjelaskan bahwa walaupun hampir semua jenis tanaman dapat diparasitkan oleh akar

cendana, namun tidak semua tanaman tersebut menjadi inang yang cocok untuk tanaman cendana.

Efektivitas parasitisme tanaman cendana yang rendah walaupun banyak haustoria yang terbentuk,

terbukti menyebabkan pertumbuhan cendana makin tertekan (Bele et al., 2012).

Jarak tanam merupakan salah satu faktor perlakuan yang perlu diperhatikan dalam

budidaya suatu tanaman. Menurut Wawo (2009), bahwa pertumbuhan semai cendana dalam pot

(polibag) ditentukan juga oleh jarak tanam inang dari tanaman induk cendana dipolibag 5 cm

memberikan hasil pertumbuhan yang baik. Selanjutnya, Surata (2012) memberikan ukuran

polibag yang paling baik adalah 15 cm x 25 cm, sementara Subangsihe (2014) menggunakan

ukuran kantong polibag 18 x 30 cm dengan jarak tanam 30 cm dari tanaman induk cendana di

persemaian dan jarak tanam 40 cm dari tanaman induk di lapangan. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa keragaman jarak tanam yang digunakan oleh Wawo dan Surata dan

Subangsihe tidak sama dengan jarak tanam yang digunakan oleh peneliti. Jarak tanam yang

Page 24: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

5

digunakan oleh peneliti adalah 5 cm, 10 cm dan 15 cm dari tanaman induk cendana dengan ukuran

polibag 30 cm x 40 cm.

Pada umumnya Timor Leste memiliki tipe tanah yang miskin hara dengan solum tipis.

Untuk menghasilkan pertumbuhan cendana yang baik maka dibutuhkan tanah subur, drainase

baik, reaksi tanah alkalis dengan solum yang agak dalam. Pada umumnya cendana tumbuh di

daerah batuan induk berkapur-vulkanis, tanah dangkal berbatu, tekstur tanah lempung, pH tanah

netral-alkalis, kadar N sedang, warna tanah hitam, merah-coklat, dan umumnya tumbuh baik pada

Entisol (Hamzah,1976).

Sebagian besar tanah di Timor Leste di dominasi oleh tanah Entisol. Tanah Entisol

merupakan tanah yang struktur pembentukannya masih muda. Jenis tanah ini merupakan lapisan

tanah yang terbentuk akibat endapan tanah pada saat musim hujan yang berasal dari dataran tinggi

menuju ke dataran rendah yang kemudian membentuk profil pada permukaan dataran rendah,

sehingga solum tanah umumnya tipis dengan kedalaman efektif 50 cm. Lapisan batuan antara

tanah bagian atas dengan solum ini yang menjadi faktor pembatas dalam pengembangan lahan

pertanian di Timor Leste, sehingga lahan tersebut hanya mampu dikembangkan untuk tanaman

semusim atau tanaman lain yang mempunyai zona perakaran dangkal (Djaenudin, 1997).

Pertumbuhan suatu tanaman juga ditentukan oleh bahan induk pembentuk tanah tersebut yang

mempengaruhi jumlah nutrisi yang diambil oleh tanaman tersebut baik inang maupun cendana.

Perbedaan asupan nutrisi atau unsur hara yang diambil oleh inang akan berpengaruh pada

kontribusi nutrisi tersebut ke tanaman cendana. Oleh karena itu, hal ini menjadi menarik untuk

diteliti lebih mendalam melalui suatu penelitian mengenai peranan inang legum dan bukan legum,

jarak tanam serta konfigurasi penanaman bagi pertumbuhan tanaman cendana pada karakteristik

tanah Entisol.

Page 25: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

6

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah pembentukan jumlah haustorium oleh tanaman cendana dari inang legum

dan bukan legum?

2. Apakah jenis inang berpengaruh terhadap pertumbuhan cendana ?

3. Apakah ada perbedaan pertumbuhan cendana akibat konfigurasi penanaman dari kedua

jenis tanaman dan jarak tanam antar inang dengan tanaman induk cendana.

4. Bagaimanakah karakteristik tanah pada berbagai konfigurasi tanam, inang dan jarak

tanam.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui peranan inang legum dan bukan legum pada pertumbuhan cendana di

persemaian maupun setelah penanaman di lapangan serta mengamati pengaruhnya karakteristik

tanah terhadap pertumbuhan cendana.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui jumlah haustorium atau bintil akar yang terbentuk akibat perlakuan inang

dan jarak tanam.

2. Menganalisis pengaruh jarak tanam dan inang terhadap pertumbuhan cendana.

3. Menganalisis pengaruh konfigurasi tanaman inang terhadap pertumbuhan cendana.

4. Menganalisis karakteristik tanah pada berbagai konfigurasi, inang dan jarak tanam..

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara akademik:

Penelitian ini bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal budidaya

cendana dengan berbagai inang legum dan bukan legum yang dibudidayakan pada karakteristik

Page 26: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

7

Entisol. Selain itu teknik budidaya tanaman cendana melalui konfigurasi penanaman merupakan

hal yang perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih mendalam mengenai budidaya tanaman

cendana di Timor Leste.

1.4.2 Manfaat praktis:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat petani cendana untuk dapat menghasilkan

produksi yang lebih baik.

2. Bagi pemerintah Pertanian dan Kehutanan termasuk Lingkungan Hidup Timor Leste,

sebagai sumbangan ilmiah yang dapat menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan

pembangunan pertanian, kehutanan dan lingkungan hidup.

3. Dapat menambah informasi tentang tingkat kecocokan inang legum dan bukan legum

sebagai inang cendana, dalam mendukung budidaya cendana.

Page 27: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Cendana

2.1.1 Jenis cendana

Cendana dikenal juga dengan beberapa nama lokal seperti ai-kameli atau dikenal

dengan nama ai-meligi (Timor Leste), East Indian Sandalwood, White Sandalwood, Yelow

Sandalwood (Inggris), Bois Santal (Perancis), Cendana (Indonesia) (Lawrence, 1964;

Adrianti, 1989; Hermawan, 1993).

Rocha et al. (2014) bahwa tanaman cendana terdiri dari dua puluh tujuh jenis tetapi

hanya tujuh varietas yang bernilai ekonomi dari seluruh jenis yang ada. Berdasarkan

nomenclature tumbuh-tumbuhan bahwa cendana termasuk dalam kingdom Planteae,

division Spermatophyte, subdivision Angiospermae, klasis Dycotiledoneae, sub-klasis

Rosidae, ordo Santales, famili Santalaceae, genus Santalum. Ketujuh varietas cendana yang

bernilai ekonomis tersebut yaitu:

1) Santalum austrocaledonicum, Vieill.

Gambar 2.1

Santalum austrocaledonicum. Vieill.

Jenis tanaman ini sejenis dengan cendana dari family Santalaceae, dengan warna

kulit kecokelatan dan hijau daun, dan memiliki sifat parasit dan cocok tumbuh pada lahan-

lahan yang kering dan kekurangan air. Karakteristik dari jenis ini memiliki tinggi 5-12 meter

Page 28: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

9

atau sekitar 1639 feet dan diameter tajuknya dapat mencapai 4-8 meter. Perbungaan setelah

mencapai umur 6-7 tahun dan pembuahan setelah tiga bulan proses pembungaan.

2) Santalum lanceolatum, R.Br

Gambar 2.2

Santalum lanceolatum, R.Br

Jenis ini memiliki daun berbentuk jarum dan warna kulit kecokelatan dan hijau daun,

dan memiliki sifat parasit dan cocok tumbuh pada kondisi lahan-lahan yang kering dan

kekurangan air. Karakteristik dari jenis tanaman ini memiliki tinggi 5-15 meter. Perbungaan

setelah mencapai umur 6-7 tahun dan pembuahan setelah tiga bulan proses pembungaan.

3) Santalum mcgregorii

Gambar 2.3

Santalum mcgregorii

Varietas ini merupakan jenis tanaman sejenis dengan cendana dari famili

Santalaceae. Dengan bentuk daun bulat lonjong dan warna kulit kecokelatan dan hijau daun,

dan memiliki sifat parasit dan cocok tumbuh ada lahan-lahan yang kering dan kekurangan

air. Karakteristik dari jenis ini memiliki tinggi 5 sampai dengan 12 meter. Perbungaan

Page 29: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

10

setelah mencapai umur 7 sampai dengan 8 tahun dan pembuahan setelah tiga bulan proses

pembungaan.

4) Santalum elipticum

Gambar 2 4

Santalum elipticum

Jenis tanaman sejenis dengan cendana dari famili Santalaceae. Jika dilihat dari aspek

morfologinya maka jenis ini memiliki warna kulit kecokelatan dan hijau daun, dan memiliki

sifat parasit dan cocok tumbuh pada lahan-lahan yang kering dan kekurangan air.

Karakteristik jenis tanaman itu memiliki tinggi 5 sampai dengan 12 meter. Perbungaan

setelah mencapai umur 6 sampai dengan 7 tahun dan pembuahan setelah tiga bulan proses

pembungaan.

5) Santalum spicatum

Gambar 2.5

Santalum spicatum

Jenis cendana ini merupakan jenis tanaman sejenis dengan cendana dari famili

Santalaceae, dengan warna kulit kecokelatan dan hijau daun, dan memiliki sifat parasite

Page 30: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

11

dan cocok tumbuh ada lahan-lahan yang kering dan kekurangan air. Karakteristik dari jenis

ini memiliki tinggi 5 sampai dengan 12 meter. Perbungaan setelah mencapai umur 6 sampai

dengan 7 tahun dan pembuahan setelah tiga bulan proses pembungaan.

6) Santalum yasi

Gambar 2.6

Santalum yasi

Jenis cendana ini merupakan jenis tanaman sejenis dengan cendana dari famili

Santalaceae. Warna kulit batang kecokelatan dan hijau daun, dan memiliki sifat parasit dan

cocok tumbuh ada lahan-lahan yang kering dan kekurangan air.

7) Santalum album, L.

Gambar 2.7

Santalum album, L.

Jenis cendana ini merupakan jenis yang mayoritas tumbuh di Pulau Timor pada

umumnya. Menurut penuturan masyarakat di Pulau Timor terdapat dua macam cendana

yang dilihat dari ukuran daunnya yaitu cendana berdaun halus dengan ukuran kecil dan

berdaun besar. Wawo (2002), telah mengelompokan cendana ini dalam dua kelompok yaitu

Page 31: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

12

cendana berdaun kecil dengan nama ilmiah (Santalum album, Var) dan cendana daun besar

(Santalum album, Largifolium).

Pohon cendana merupakan pohonan tegak yang tingginya dapat mencapai 12-15

meter, dengan kayunya berwarna putih atau kekuningan dan daun berbau harum, daun

berbentuk lanset sampai bulat telur dan berukuran kecil dengan bunganya berukuran kecil

yang mula-mula berwarna putih kecokelatan tetapi kemudian berubah menjadi merah darah

serta buah berupa buah tunggal yang berukuran kecil dan berwarna hitam bila masak

(Rahayu et al., 2002). Cendana mengalami pertumbuhan cepat selama 20 tahun pertama dan

setelah itu laju pertumbuhan diameternya tetap dan tidak akan berhenti sampai usia 100

tahun (Husain, 1983). Kayu terasnya mulai terbentuk pada umur 15 tahun secara bersamaan

pada perkembangan batang, akar dan cabang yang kemudian diikuti dengan pembentukan

pada ranting-ranting atau cabang yang lebih kecil dan untuk mendapatkan kayu teras yang

baik penebangan sebaiknya dilakukan pada umur lebih dari 50 tahun (Meroekh, 1972).

Menurut Rujiman (1987), bahwa karakteristik dari pohon cendana adalah pohon

kecil sampai sedang dapat mencapai 20 meter dan diameter batang 40 cm serta dapat

menggugurkan daun, bentuk tajuk ramping hingga melebar dan bentuk batang bulat serta

percabangan agak berlekuk-lekuk, sistem perakaran tunggang dengan akar cabang yang

panjang dapat mencapai beberapa meter dan apabila putus dapat membentuk tunas, buah

yang masak berwarna gelap coklat muda dengan ukuran 5x3 mm.

Pada proses pembudidayaan cendana, pembibitan yang baik antara lain bibit yang

ditanam diambil dari sumber benih atau pohon induk yang terseleksi atau benih yang

berkualitas baik. Pohon induk yang dimaksud yaitu pohon yang memiliki kualitas tegakan

tumbuhnya lebih baik, diameter pohonnya lebih besar dan sehat dibandingkan dengan pohon

cendana yang lainnya, pertumbuhan daunnya segar sepanjang musim, bebas dari serangan

penyakit, tingginya lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tanaman cendana yang lainnya.

Page 32: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

13

Tipe tanah juga akan berdampak pada pertumbuhan cendana. Faktor penting yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan inang adalah dengan memperhatikan kecocokan inang

tersebut terhadap kondisi tanah dan iklim suatu tempat. Terdapat pula beberapa inang yang

cocok untuk cendana dalam menopang pertumbuhan cendana lebih baik diantaranya Acacia

acuminata dan Acacia acuminate, Allocasuarina huegeliana, Acacia resinimarginea,

Acacia aneura, Araucaria acuminata merupakan inang yang paling baik untuk

mendampingi cendana hingga umur 15-30 tahun dan mampu bertahan hidup pada berbagai

kondisi tanah dengan curah hujan yang rendah 400-600 mm (FPC, 2007).

Perlakuan terhadap bibit cendana diawal pembibitan juga telah dilakukan oleh

Subangsihe (2014) dengan metode perendaman benih cendana sebelum dilakukan

pembibitan. Selanjutnya perbedaan penggunaan perlakuan medium tumbuh dengan rasio

atau perbandingan 1:1:1 dengan komposisi medium adalah pasir : tanah : kompos dan 10

kali ulangan dengan ukuran kantong polibag 18 x 30 cm dengan jumlah yang digandakan

sebagai inang pada jenis yang sama. Penanamannya dilakukan secara bersilang pada polibag

akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan cendana hingga 10-12 cm.

Tanaman cendana termasuk jenis tanaman daerah kering dan tidak tahan terhadap

kelebihan air (Gilmour dan Fisher, 2010). Pemeliharaan bibit cendana yang sangat penting

untuk mendapatkan kualitas yang baik adalah seleksi bibit dilakukan satu bulan sebelum

pemindahan di lapangan, untuk mendapatkan bibit yang relatif tahan menghadapi tekanan

suhu tinggi dan kekeringan di lapangan (Rahayu et al., 2002).

Kriteria bibit cendana yang baik adalah umur delapan bulan, batangnya berkayu

ditunjukkan oleh warna kulit batang cokelat. Hal ini dikarenakan oleh kualitas bibit cendana

dan umur bibit mempengaruhi pertumbuhan tanaman di lapangan.. Pengaruh perbedaan

germinasi bibit juga dilakukan oleh Subasinghe (2014) dengan hasil dari uji coba terhadap

perlakuan germinasi bibit setelah satu dan dua minggu ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Page 33: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

14

Tabel 2.1

Pengaruh Germinasi bibit Cendana pada Berbagai Perlakuan (Subangsihe, 2014)

Perlakuan Persen germinasi setelah

1 minggu

Persen germinasi setelah

2 minggu

GA3 (0.05%) 15 60

Air 0 2

BAP (0.1%) 10 10

M KNO3 (50 m) 0 0

M KNO3 (150 m) 0 0

Konsentrasi (H2SO4) 0 0

Semakin tua umur bibit cendana maka pertumbuhan semakin membaik (Susila,

1994). Namun penggunaan bibit berumur delapan bulan yang mencapai tinggi 20 sampai

dengan 40 cm dan diameter batang 0,30 sampai dengan 0,50 cm hasilnya sudah cukup baik

untuk ditanam di lapangan dan pada umur tersebut hanya 60% bibit yang memenuhi

persyaratan untuk mencapai kualitas bibit tersebut. Kondisi bibit seperti ini relatif tahan

dengan kondisi suhu tinggi dan kekeringan di lapangan (Surata, 1992). Hal ini berbeda

dengan (Rahayu et al., 2002) yang menyebutkan bahwa:

1. Batang cendana berbentuk bulat dengan kulit batang yang kasar berwarna cokelat

keabu-abuan. Buah berbentuk bulat dan buah yang telah matang kulit buahnya

berwarna hitam keungu-unguan dan buah yang masih muda berwarna hijau dan pada

umumnya berbunga pada bulan Juni sampai September, dan buah masak pada bulan

Februari dan Maret.

2. Setiap perakarannya sangat dangkal dan mendatar serta menyebar sangat luas

mencapai 30- 40 m. Sistem perakaran ini terdiri atas akar tunggang dan akar samping

yang bercabang-cabang halus dan jika dilukai maka akan tumbuh tunas-tunas dan

cendana yang berasal dari biji umumnya memiliki akar pancang yang tumbuh secara

vertikal, namun cendana yang tumbuh dari tunas tidak memiliki akar pancang.

Batabyal (2014) bahwa mutu benih cendana tergantung pada kualitas bibit yang

diperoleh dari pohon induknya disamping faktor lingkungan dan variasi genetik juga akan

Page 34: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

15

mempengaruhi awal pertumbuhan semai. Sumber benih berasal dari tegakan yang berumur

lebih dari dua puluh tahun bukan dari individu yang hidup sendiri atau persilangan dalam.

Untuk mengetahui pohon matang dapat diketahui dengan cara membor gubal sedalam 2,5

cm. Upaya perbaikan sumber benih dilakukan dengan menanam suatu areal dengan

keragaman sumber benih yang lebih dari dua puluh lima jenis. Penanganan di persemaian

lebih sensitif disesuaikan dengan sifat-sifat alami cendana media tumbuh yang dipakai,

ukuran polibag, jenis dan banyaknya pupuk, waktu dan frekuensi penyiraman, presentasi

naungan, penyiangan dan umur semai untuk bertahan hidup di lapangan yaitu minimal

delapan bulan dan juga berinang kepada lebih dari tiga ratus jenis tanaman, dan setiap

tanaman inang tersebut memberi keuntungan yang berbeda-beda (Surata, 1992).

Brand et al. (2003), bahwa semakin banyak inang pada cendana maka akan semakin

baik pula pertumbuhan cendana karena memiliki fungsi membantu menyerap unsur hara

seperti nitrogen, fosfor dan asam amino, haustoria atau bintil yang menempel pada akar

cendana dan haustoria 70% terbentuk setelah 30 hari kecambah serta 97% setelah satu tahun.

Hal ini dibuktikan melalui perlakuan empat varietas inang yang berbeda seperti jenis acacia

(Acacia acuminata, Acacia saligna, Acacia microbotrya and Acacia hemiteles) sangat

berpotensi bagi pertumbuhan cendana. Pada tingkat semai memberikan persentase tumbuh

mencapai 81-94%. Benih cendana yang sudah berkecambah dan ditanam bersama-sama

dengan penanaman inang primernya yakni Alternathera sp, Deamanthus firgatus dan

Clotalaria juncea memberikan pertumbuhan bibit cendana yang terbaik di persemaian dan

lapangan. Tanaman inang cendana sekunder yang sudah dikenal masyarakat seperti S.

grandiflora, trembesi, kaliandra, kabesak, johar, nangka, casuarina, gmelina, S. grandiflora,

timau, jambu, villosa dan flamboyan. Namun perlu diperhatikan agar tanaman inang tidak

menjadi kompetitor dalam perebutan unsur hara dan cahaya bagi cendana dengan cara

menanam hanya 6% tanaman inang dilapangan.

Page 35: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

16

Pertumbuhan dan kualitas bibit cendana yang terbaik dihasilkan dengan

menggunakan ukuran kantung plastik 15 cm x 25 cm persentase hidupnya dapat mencapai

92% (Surata, 2012). Oleh sebab itu maka ukuran kantong tersebut layak dan memberikan

hasil yang baik karena inang yang digunakan adalah Alternanthera sp atau tumbuhan bawah

dan tidak terjadi kompetisi dengan bibit cendana. Akan tetapi kalau jenis inang yang

digunakan berasal dari jenis kacang-kacangan atau dari legum yang bersifat perennial maka

secara otomatis pertumbuhan mungkin juga biasa mencapai titik optimal namun biasa juga

mengalami kegagalan karena kompetisi atau persaingan tumbuh diantara tanaman inang

dengan tanaman cendana. Jadi kalau semakin besar ukuran polibag maka semakin besar

pula diameter pertumbuhan cendana, begitu juga sebaliknya, jika semakin kecil ukuran

kantong plastik atau polibag maka semakin kerdil ukuran diameter batang. Untuk lebih

jelasnya seperti ditampilkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Rata-rata persentase hidup, bobot kering total, nisbah pucuk akar, dan indeks kualitas

bibit cendana pada umur enam bulan (Surata, 2012).

Perlakuan

Tinggi

total

(cm)

Diameter

total

(mm)

Bobot kering total

(g)

Nisbah

pucuk

akar

Kualitas

indeks

dickson

10 cm x 21 cm (U4) 17,76 bc 3,187 abc 1,19 b 0,83 a 0,21 b

11 cm x 22 cm (U5) 20,88 d 3,331 bcd 1,38 c 0,80 a 0,21 c

12 cm x 23 cm (U6) 22,01 de 3,389 bcd 1,51 c 0,65 b 0,21 c

13 cm x 23 cm (U7) 23.21 ef 3,507 d 1,22 c 0,53 bc 0,22 c

14 cm x 24 cm (U8) 23,95 f 3,707 d 1,85 d 0,49 c 0,27 d

15 cm x 25 cm (U9) 24,53 f 4,270 e 1,86 d 0,54 bc 0,28 d

Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf uji BNT (Beda Nilai Terkecil) 5%.

Tabel 2.2 diatas menunjukkan tidak berbeda nyata antara perlakuan kantong polibag

ukuran U1 dan U2 terhadap diameter cendana pada umur 6 bulan, akan tetapi berbeda nyata

pada perlakuan U1 dan U9 terhadap tinggi cendana. Kualitas bibit cendana yang baik adalah

bibit yang mempunyai pertumbuhan seimbang antara bagian atas dengan bagian akar

Page 36: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

17

tanaman yang sering dikenal dengan rasio pucuk akar dan untuk setiap jenis tanaman akan

mempunyai rasio pucuk akar yang berbeda-beda (Surata, 2012). Berdasarkan data rasio

pucuk akar menunjukkan bahwa semakin besar kantung plastik maka rasio pucuk akar

semakin berkurang yang berarti akan menghasilkan bobot pertumbuhan akar bibit cendana

akan semakin besar.

Penambahan volume ukuran kantung plastik yang semakin besar menghasilkan

pertumbuhan dan kualitas bibit yang lebih baik. Pertumbuhan dan kualitas bibit cendana

yang paling baik terjadi pada penggunaan kantung plastik yang paling besar yaitu pada

ukuran 15 cm x 25 cm. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan kantung plastik

yang lebih besar akar bibit cendana akan berkembang lebih baik, jadi dapat disimpulkan

bahwa semakin besar ukuran kantong polibag sebagai medium pertumbuhan persemaian

cendana, maka akan semakin baik persentase pertumbuhannya. Sinar matahari yang lebih

banyak masuk ke bibit di persemaian juga akan meningkatkan fotosintesis.

Cendana juga merupakan jenis tanaman yang butuh cahaya sehingga dalam

pertumbuhannya harus cukup sinar matahari (Surata, 2012). Berkurangnya sinar matahari

menyebabkan berkurangnya fotosintesa dan potensial airnya juga akan menurun pada tajuk

yang semakin rendah sehingga interaksi antara volume wadah atau bedeng tabur dengan

kepadatan bibit di persemaian akan mengurangi pertumbuhan semai terutama pada bibit

yang mempunyai kepadatan rapat lebih dari 250 semai per meter persegi dan pertumbuhan

bibit cendana akan bervariasi apabila menggunakan variasi ukuran wadah, karena pengaruh

kepadatan bibit dan volume media tanam (Surata, 2012).

Sebelum melakukan penanaman maka bibit atau benih perlu disemaikan terlebih

dahuluh. Oleh sebab itu persemaian adalah tempat untuk memproses benih menjadi bibit

yang siap ditanam di lapangan yang meliputi kegiatan penentuan jenis persemaian

sementara dan tetap serta pemilihan lokasi yang meliputi letak, persediaan air, kondisi tanah,

Page 37: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

18

pagar hidup, jalan angkutan dan kelerengan serta karakteristik tanah. Variasi atau

keragaman ukuran kantung polibag juga sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan

semai cendana selama masih di persemaian (Surata, 2012). Penggunaan ukuran kantung

plastik atau polibag yang semakin besar, dengan campuran media semai menggunakan tanah

lapisan bagian atas atau top soil serta dicampur dengan pasir dan kompos dengan rasio atau

perbandingan 4:1:1, dan jenis tanaman inang primer Alternanthera sp sangat berpengaruh

terhadap proses pertumbuhan cendana baik dari dimensi tinggi tanaman cendana, diameter

batang cendana, persen hidup cendana, bobot kering, dan indeks kualitas bibit cendana, serta

menurunkan nisbah pucuk akar.

2.1.2 Ekosistem cendana

Secara teknis pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh benih, perlakuan sejak

di persemaian, penanaman, pemeliharaannya dan tempat tumbuh yang sesuai dengan

kondisi lahan (Brand, 2005). Perbedaan pertumbuhan tanaman cendana pada masing-

masing pola juga dipengaruhi oleh adanya interaksi antar komponen tanaman. Interaksi

yang positif pada pola kombinasi tanaman akan menghasilkan peningkatan produksi dari

semua komponen tanaman yang ada pada pola tersebut, akan tetapi apabila bentuk interaksi

yang terjadi adalah negatif maka peningkatan produksi salah satu jenis tanaman akan

menyebabkan penurunan produksi tanaman yang lain (Hairiah et al., 2002). Tanaman pokok

cendana memperoleh tambahan unsur hara untuk pertumbuhan dari interaksi akar yang ada

di dalam tanah (Rocha et al., 2014). Mutuh bibit cendana dipengaruhi oleh media

pertumbuhan yang baik, tempat akar tanaman tumbuh dan berkembang. Bibit cendana yang

ditumbuhkan pada media organik mempunyai nilai indeks mutu yang sama dengan media

tanah atasan (Putri, 2008). Kekurangan unsur hara di suatu lahan mungkin saja terjadi

karena kesuburan alami yang memang rendah, atau karena besarnya proses kehilangan hara

pada lahan tersebut. Kehilangan unsur hara ini bisa terjadi karena proses pencucian

Page 38: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

19

(leaching) yang terlalu tinggi, penguapan dan bahkan bisa terjadi karena penggunaan yang

berlebihan oleh jenis tanaman tertentu dalam pola penanaman tersebut.

Menurut Rocha et al. (2014) bahwa dalam pemilihan komoditas usaha tani pada

lahan tertentu, kelas kesesuaian lahan harus dipertimbangkan. Data distribusi curah hujan,

misalnya perlu diketahui untuk merencanakan waktu dan pola tanam, data jumlah dan

intensitas hujan diperlukan untuk memilih teknologi konservasi (Tukidal, 2008). Lebih

lanjut Brand (2005), mengatakan bahwa hubungan tanah dan kondisi tempat tumbuh dengan

mekanisme akar cendana akan berbeda-beda menurut kondisi tempat tumbuhnya yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Jika tumbuh pada tempat terbuka atau terkena sinar matahari sepanjang hari atau

bernaungan ringan, maka tajuk pohonnya jarang atau tidak rapat dan tingginya hanya

mencapai maksimum 12 meter.

2. Pada musim kemarau daunnya jarang atau hampir tidak ada daunnya, dengan warna

daunnya hijau mudah hingga sampai kuning.

3. Jika tumbuh pada naungan pohon lain yang berat, maka ketinggian pohon dapat

mencapai 15-18 meter, daunnya besar dan lebih tebal dengan warna hijau lebih tua

dari pada pohon yang tumbuh di tempat terbuka.

4. Cendana dapat tumbuh di daerah-daerah yang ketinggiannya 50-1200 meter di atas

permukaan laut namun pada umumnya tanaman cendana lebih banyak di temukan

pada ketinggian 400-800 meter di atas permukaan laut.

5. Tanaman cendana dapat tumbuh lebih baik pada tanah yang berhumus, tanah vulkanis

yang gembur dan berbatu dari pada tanah yang miskin hara.

Proses pertumbuhan tanaman erat kaitannya dengan proses pembentukan dan

pembelahan sel baru dalam tanaman yang akhirnya membentuk struktur tajuk suatu

Page 39: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

20

tanaman. Sel-sel baru terbentuk dari adanya asam amino yang dihasilkan dari proses

fotosintesis dalam organ daun tanaman (Radomiljac et al., 1998).

Sitompul (2002), produksi biomasa tanaman termasuk bagian yang bernilai ekonomis

atau bagian yang dipanen tersusun sebagian besar dari hasil fotosintesis. Fotosintesis

merupakan proses alami satu-satunya yang diketahui dapat merubah atau mengurai bahan

anorganik menjadi bahan organik (Radomiljac et al., 1998). Kegunaan karbohidrat dalam

pertumbuhan tanaman tidak hanya sebagai bahan penyusun struktur tubuh tanaman, tetapi

juga sebagai sumber energi metabolisme yaitu energi yang digunakan untuk mensintesis

dan memelihara biomasa tanaman dan besar atau kecilnya ukuran tajuk ini biasa digunakan

untuk menduga besarnya laju fotosintesis dan respirasi yang terjadi pada tanaman. Tanaman

cendana dengan tajuk yang besar mempunyai kemungkinan tingkat fotosintesis yang lebih

besar dari tanaman cendana dengan tajuk yang lebih kecil (Sitompul, 2002). Daun atau tajuk

pohon merupakan organ utama dalam proses fotosintesis pada pohon. Permukaan luar daun

yang luas dan datar memungkinkan penangkapan cahaya semaksimal mungkin per satuan

volume (Gardner et al., 1991).

2.1.3 Proses parasitisme akar cendana

Parasitisme cendana dengan inangnya terjadi melalui kontak akar. Parasitisme ini

secara morfologi dapat dilihat dari adanya titik sambung akar. Kontak tersebut diawali

dengan terbentuknya haustorium yang tumbuh pada bulu-bulu akar cendana. Haustoria

adalah modifikasi akar cendana yang menempel pada akar tanaman inang yang digunakan

sebagai alat untuk menyerap unsur hara dari tanaman inangnya. Setelah kontak akar tersebut

terjadi maka nutrisi dari akar inang akan mengalir ke akar cendana, dengan demikian inang

akan berfungsi secara optimal bagi cendana. Aktifitas tanaman inang dalam mendukung

pertumbuhan cendana sangat tergantung pada tingkat parasitisasi cendana sehingga

pengaruh tanaman inang terhadap pertumbuhan cendana berbeda-beda (Rocha et al., 2014).

Page 40: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

21

Pada tingkat parasitisme tanaman cendana tinggi, pertumbuhan inang akan menurun

yang selanjutnya menyebabkan terganggunya pertumbuhan cendana dan lama kelamaan

akan mati (Kasim, 2003). Lebih lanjut disebutkan (Brand, 2005) bahwa haustorium pada

cendana dewasa berbentuk piramida dan pada tanaman muda berbentuk bola berwarna hijau

kekuningan. Seperti telah diterangkan bahwa tanaman cendana bersifat hemiparasit dan

proses parasitisme pada cendana berlangsung melalui akar (Kamondo et al., 2014). Selain

terjadinya proses parasitisme, dalam kehidupan tanaman cendana terjadi pula kompetisi atau

persaingan dengan tumbuhan inangnya. Terdapat dua makna kata yang memiliki arti yang

agak sama dimana terdapat parasitisme yang berarti menumpang dan kompetisi adalah

persaingan. Oleh sebab itu parasitisme terpisah dengan kompetisi, tetapi kenyataan yang

terjadi pada tanaman cendana tidak demikian.

Gambar 2.8

Haustorium menempel pada akar cendana dan akar Kuhnia rosmarinifolia (Sun et al.,

2014)

Kuhnia rosmarinifolia

Haustorium

Santalum album

Page 41: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

22

Gambar 2.9

Beberapa bentuk haustorium cendana (Sutisna, 1985)

Pada proses parasitisme cendana terdapat transisi bertahap dari parasitik ke

kompetisi (Weber, 1990). Cendana memperoleh keuntungan dari keberadaan tanaman lain

atau dari tanaman inangnya, tetapi cendana harus berkompetisi untuk memperoleh air, hara

Haustoria yang

belum dan sedang

mengait dengan akar

cabe.

Haustoria yang

sedang mengait pada

kayu, batu dan

dengan akar cendana

sendiri.

Haustoria yang telah

melepaskan

kaitannya.

Akar cendana

Saddle

Jaringan pembuluh

Coticial cells

Band tissue

Wing tissue

Jaringan penetrasi

Akar tanaman simbion

Gambar 2.10 Skets anatomi kaitan haustoria antara cendana dengan tanaman Pterospermum

heyneanum (Barber, 1905 dalam Sutisna, 1985).

Page 42: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

23

dan cahaya sebelum proses parasitisme terjadi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk

memahami adanya interaksi tersebut. Berdasarkan pengertian konvensional, akar parasit

adalah akar yang bertugas "merampas" air dan hara dari inangnya. Namun kenyataannya,

akar cendana tidak hanya "merampas" air dan hara tetapi "mengambil alih" atau

“menguasai” akar tanaman inangnya. Selanjutnya akar inang tersebut bertugas penuh

mengirimkan air dan hara ke akar cendana. Tahapan proses perkembangan ini secara

skematis sebagai berikut:

1. Akar cendana dengan akar tanaman inang masih saling bebas, sehingga pada fase ini

terjadi kompetisi untuk mendapatkan air dan hara

2. Akar cendana telah menempel pada akar inangnya dan membentuk haustorium. Pada

fase ini, cendana telah mulai mengambil air dan hara dari akar inangnya

3. Akar cendana telah “menguasai” akar inang. Pada fase ini dapat dikatakan bahwa telah

terjadi proses parasitisme penuh, karena semua air dan hara yang diserap dari dalam

tanah oleh akar inang sepenuhnya mengalir ke akar cendana (Brand, 2005).

Wawo (2002), bahwa pada akar cendana, ternyata persentase akar inang yang kontak

dengan akar cendana relatif kecil dibandingkan dengan total akar tanaman inangnya dan

terdapat dua hal yang perlu dipelajari yaitu:

1. Parasitisasi cendana tidak terjadi pada jenis akar berkayu besar dan tebal.

2. Setelah terjadi proses parasitisasi oleh cendana maka air dan hara dari inang dialihkan

ke cendana, maka pertumbuhan akar halus tanaman inang menjadi terbatas.

3. Selain itu, pada akar inang yang terparasit tidak mengalami penebalan akar, karena

tidak ada kiriman energi baik dari tanaman inang itu sendiri maupun dari tanaman

cendana yang memarasit.

Jenis-jenis tumbuhan parasit mengembangkan dan beradaptasi dengan jalan

memodifikasi perakarannya dengan membentuk haustorium ketika terjadi kontak dengan

Page 43: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

24

perakaran tumbuhan inangnya. Kontak yang terjadi membentuk suatu hubungan antara

cendana dengan tumbuhan inangnya baik secara anatomis, morfologis maupun fisiologis,

sehingga dengan adanya kontak tersebut dimungkinkan terjadi aliran air dan nutrisi dari

tumbuhan inang ke parasit (Glatzel dan Balasubramaniam, 1987). Akar inang berperan

mempunyai tugas penuh mengirim air dan hara ke cendana (Subasinghe, 2013). Tahapan

proses perkembangan ini dibagi dalam tiga situasi yakni:

1. Situasi kompetisi, terjadi bila akar cendana dan inang masih saling bebas, sehingga

pada fase ini sama-sama berkompetisi untuk mendapat air dan hara. Situasi ini

berlangsung kurang lebih tiga bulan dan tidak semua jenis inang sama.

2. Situasi transisi, yakni akar cendana telah menempel pada inangnya dan membentuk

haustorium. Keadaan ini memungkinkan cendana memperoleh banyak keuntungan

dari adanya interaksi antara inang dan tanaman cendana sebagai parasit. Keuntungan

pada situasi transisi seperti awalnya cendana dapat menekan efek negatif dari

kompetisi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhannya dan selanjutnya seiring

dengan meningkatkan efektifitas parasitisme akar, maka manfaat akan jauh lebih

besar bila di bandingkan dengan kondisi yang ditanam secara monokultur dan

merupakan situasi transisi yang baik untuk proses parasitisme cendana pada inangnya.

3. Situasi parasitisme penuh, terjadi saat akar cendana telah diserapi dari dalam tanah.

Keadaan ini mengakibatkan hilangnya fungsi dari tanaman inang karena telah

didominasi oleh akar cendana. Pada situasi ini apabila efektifitas parasitisme cendana

tinggi, maka inang tumbuh sangat lemah atau bahkan mati karena tidak ada translokasi

air dan hara dari akar.

Cendana kurang merespons terhadap pemberian pupuk nitrogen dan fosfor (Suyitno

et al., 2002). Pemupukan NPK tidak mampu merangsang pertumbuhan semai cendana dan

memberi indikasi bahwa kemampuan menyerap hara NPK sangat rendah. Lebih lanjut

Page 44: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

25

Radomiljac et al. (1998) bahwa konsentrasi nilai masing-masing kandungan C, N, asam

amino dan bahan organik cendana tergantung pada kemampuan pembulu xylem dalam

menyerap hara tersebut yang disajikan melalui Tabel 2.3.

Tabel 2.3

Konsentrasi kandungan gula carbon dan nitrogen, asam amino dan bahan organik pada

pembuluh xylem Santalum album dan pertumbuhan inang sebagai parasit tunggal pada

media pot (Radomiljac et al., 1998)

Inang

Koncentrasi C dari xylem

(µg C ml-1) Total C

xylem

(µg C ml-1)

Total N

xylem asam

amino

(µg N ml-1)

Rasio C/N

xylem Gula

Asam

amino

Asam

organik

Santalum album 1150 171 72±3 1390 77±0 18±0

Di tanam dengan

Swainsona formosa

1440 171 59±8 1670 77±6 21±5

Di tanam dengan

Acacia ampliceps

1520 106 94±0 1720 60±7 28±3

Di tanam dengan

Eucalyptus

camaldulensis

815 41±3 51±4 908 14±0 64±8

Tanpa inang 890 28±6 65±2 984 9±6 103

Parasitisasi

Swainsona formosa 3650 314 194 4160 141 29±6

Acacia trachycarpa 1700 317 148 2170 127 17±1

Acacia ampliceps 2400 90±0 222 2710 33±9 79±9

Eucalyptus

camaldulensis

454 19±1 8±9 482 8±3 58±0

Dari tabel tersebut bahwa nilai dari tiap-tiap penempelan haustoria tersebut

tergantung pada seberapa besar cendana menyerap hara tersebut. Oleh karena itu, maka

cendana merupakan spesies tanaman yang pertumbuhannya bergantung pada spesies

tanaman lain sebagai tanaman inang. Dari tanaman inang inilah cendana mengambil

sebagian zat makanan atau nutrisi untuk pertumbuhannya. Untuk itu dalam pembudidayaan

tanaman cendana diperlukan adanya tanaman-tanaman inang yang ditanam disekitarnya

demi mendukung proses pertumbuhannya disamping mempunyai sifat simbiotik, cendana

mempunyai sifat pertumbuhan yang lambat bila dibanding dengan tanaman tahunan lainnya.

Sifat pertumbuhan yang lambat ini disertai dengan pertumbuhan bulu akar yang lambat pula

Page 45: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

26

(Rahayu et al., 2002). Oleh karena itu, maka dengan adanya "pengambil-alihan" hasil

serapan akar inang oleh akar cendana, maka cendana akan menyimpan energi untuk

pembentukan akar-akar halus dan bulu akar baru. Dari kenyataan ini, dapat dipahami bahwa

sebenarnya cendana masih terus membutuhkan akar baru dari tanaman inang sebagai

sumber energi, sehingga parasitisme terus berlangsung. Sebagai kajian lebih mendalam

tentang dinamika hubungan timbal balik antara parasit inang maka hal yang perlu

diperhatikan adalah mengetahui lebih banyak lagi tentang potensial akar tanaman inang,

akar cendana, kandungan air tanah dan hara serta tingkat pertumbuhan tajuk semua tanaman.

Jadi secara singkat bahwa kunci utama dalam memahami parasitisme adalah kita harus

mengetahui berapa banyak akar tanaman inang yang tumbuh per volume tanah yang

diparasit oleh cendana, dimana akar tersebut harus melayani kebutuhan air dan hara tanaman

cendana.

Parameter ini selanjutnya disebut dengan "efektivitas", yaitu parameter yang

menunjukkan banyaknya akar tanaman inang yang “dimiliki” oleh akar parasit cendana per

unit total panjang akar cendana pada lapisan dan zona tanah yang sama. Karena tanaman

inang akan mati, sehingga tidak ada pengiriman air dan hara lagi. Oleh karena itu maka

kemampuan tumbuhan menyerap nutrisi dari tanah melalui akar dikenal dengan “nutrient

foraging” yang dipengaruhi oleh tiga cara :

1. Mengubah geometri akar, yang terkait dengan diameter akar, dan pemanjangan akar.

2. Mengubah kemampuan memanfaatkan ion di tanah.

3. Membentuk asosiasi dengan organisme lain yang mampu memberi suplai nutrisi.

2.2 Jarak Tanam

Jarak antar tanaman induk cendana dapat dilakukan dengan jarak 4-5 m dengan jarak

inang dengan tanaman induk 40 cm namun hal ini tergantung pada tipe tanah (FPC, 2007).

Sebaiknya penanaman inang di lapangan dilakukan pada jarak tanam satu meter dari jarak

Page 46: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

27

tanaman induk cendana. Namun kalau penanaman dilakukan pada bulan April maka setiap

2-3 bibit cendana dapat ditanam jenis inang dengan jarak 40 cm dari cendana. Jika umur

cendana sudah mencapai 5 tahun, maka proses parasitisasi akan normal. Jika perbandingan

inang dengan tanaman cendana adalah 1: 1 maka inang akan mengalami tekanan, akan tetapi

kalau umurnya 2 tahun maka rasio yang digunakan adalah 1:2 atau 1:3. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa jika akan dibutuhkan 400 anakan cendana maka inang yang

dibutuhkan untuk mendampingi cendana dapat mencapai 1000 inang (FPC, 2007).

Menurut Wawo (2009) pertumbuhan semai cendana dalam pot (polibag) ditentukan

juga oleh jarak tanam inang dari tanaman induk cendana di polibag 5 cm memberikan hasil

pertumbuhan yang baik. Fox et al. (1994) bahwa Desmanthus virgatus, Crotalaria juncea,

dan Alternanthera sp. adalah inang yang baik bagi semai cendana. Wawo (2004)

melaporkan bahwa akasia (Acacia villosa) adalah jenis inang primer yang lebih baik

daripada kaliandra (Caliandra callothyrsus) dan turi lokal (Leucaena glauca). Selanjutnya

dijelaskan pula bahwa setelah semai cendana berada dalam polibag lebih kurang selama 3

bulan, maka dilakukan seleksi untuk mendapatkan bibit yang seragam dan pada saat itu

semai cendana telah memiliki 7-9 helai daun. Kegagalan penanaman cendana disebabkan

oleh beberapa faktor seperti penanaman terlalu dalam sehingga akar busuk dan terlalu

dangkal sehingga rentan terhadap kekeringan, akar tanaman terlipat, akar mengenai batu

atau lubang terowongan, kantong plastik tidak di lepas, kualitas bibit tidak memadai dan

media terlalu padat. Keberhasilan penanaman cendana perlu di dukung dengan faktor-faktor

seperti bahan tanaman seperti biji, stek dan stump, tempat tumbuh harus sesuai, cara tanam

yang tepat, diperlukan tanaman inang dan meminimalisir terjadinya gangguan seperti

kebakaran, ternak liar, pencurian, hama dan penyakit serta kondisi iklim. Pola penanaman

campuran seperti wanatani, agroforestri, silvopasture, hutan kemasyarakatan dan

wanafarma sangat dianjurkan, jarak tanam serta memperhatikan karakteristik tanah dan

Page 47: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

28

kelerengan lahan dalam arti bahwa semakin curam semakin rapat, sifat jenis tanaman yang

perlu diperhatikan seperti tajuk cepat berkembang boleh ditanam longgar dan tujuan

penanaman kalau untuk keperluan kayu maka disarankan jarak tanam harus rapat. Selain itu

aspek lain yang sangat krusial dalam mendukung keberhasilan pertumbuhan cendana adalah

pemeliharaan yang merupakan upaya yang dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan

baik sesuai tujuan, dengan mengkondisikan faktor luar yang sesuai dengan tanaman.

Kegiatan-kegiatan dalam pemeliharaan cendana adalah:

1. Penyiraman air yang merupakan kebutuhan air terhadap cendana tidak banyak, rata-

rata setiap hari cukup disiram 800 cc atau sekitar tiga sampai empat gelas air per

bibit cendana. Untuk jumlah bibit yang banyak dapat menggunakan teknologi botol

tetes.

2. Penyulaman yang dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman

baru yang sejenis dan seumur. Tanaman dengan persentase tumbuh kurang dari 40%

dinyatakan gagal.

3. Penyiangan yang merupakan kegiatan membersihkan tanaman pokok dari gangguan

gulma agar tanaman pokok tidak dapat pesaing dalam penyerapan unsur hara.

Penyiangan dilakukan dua kali dalam setahun atau disesuaikan dengan keadaan

pertumbuhan gulma.

4. Pemangkasan dilakukan dengan tujuan agar mengurangi cabang-cabang yang

banyak sehingga dapat meningkatkan kualitas batang pohon yang bagus dan

tanaman inang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman cendana.

4. Penjarangan yang merupakan kegiatan mengurangi kepadatan pohon dan

menghindari penyebaran hama penyakit. Penjarangan dilakukan jika tajuk sudah

saling bersentuhan dan saling menutup. Dilakukan pada pertumbuhan pohon yang

kerdil, akan mati dan terserang hama penyakit.

Page 48: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

29

5. Perlindungan terhadap gangguan lain. Gangguan lain terhadap cendana adalah

kebakaran yang dapat dicegah dengan membuat sekat bakar, pemangkasan

tumbuhan bawah dan penyuluhan, penggembalaan liar dapat dicegah dengan

membuat pagar.

2.3 Inang Legum

Tumbuhan legum memiliki keunggulan sifat yakni kemampuan mensuplai N atau

fiksasi nitrogen yang baik karena tumbuhan ini berinang dengan bakteri pengikat zat lemas.

Karena itu tumbuhan legum sering dimanfaatkan sebagai pupuk hijau, karena disamping

daunnya yang gugur menjadi sumber pupuk organik yang berkadar N tinggi, juga

dimungkinkan memberi sumbangan nitrogen tanah oleh proses perembesan bintil akarnya.

Dalam kaitan budidaya cendana, tumbuhan legum sangat menguntungkan untuk

digunakan sebagai inang sebab di samping kemampuannya mensuplai zat lemas, merupakan

tumbuhan menahun yang dapat menjadi inang tetap, juga menjadi sumber pupuk organik

bagi lingkungan di sekitarnya (Sunanto, 1995). Kebanyakan Angiospermae yang

hemiparasit akar memiliki tingkat keparasitan yang bervariasi dan serangan haustoria akar

cendana dipengaruhi oleh kecocokannya dengan sifat akar inang, kondisi fisik tanah,

drainase, tingkat kekerasan akar dan kandungan air akar host plan (Annapurna, 2004) dan

kesesuaian kedalaman akar dengan akar cendana (Surachman, 1987).

Cendana menunjukkan kemampuan selektif yang nyata dalam memilih inang

sebagai bentuk asosiasi parasitisme, keberhasilan akar cendana menyerang akar tumbuhan

inang dipengaruhi oleh kesesuaian sifat antara cendana dengan inang. Selain itu kesesuaian

sifat dan kedalaman sistem perakarannya, interaksi antar tumbuhan juga ditentukan oleh

kecocokan sifat biokimianya dan setiap tumbuhan menghasilkan zat kimia tertentu yang

menentukan sifat interaksinya terhadap tumbuhan lain (Rao, 1911). Beberapa jenis

Page 49: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

30

tumbuhan legum berkayu (perennial) selalu memiliki daya alelopati terhadap tumbuhan

lain, antara lain Eucaliptus, Gleresidea, Leucaena dan Albizia.

Tumbuhan legum sangat besar potensinya sebagai pupuk organik karena

kemampuannya mengikat N2 atmosfer secara simbiotik dengan bakteri bintil akar

(rhizobium). Dalam tahap awal inang, bakteri bintil menggunakan 30 - 50 % nitrogen yang

difiksasinya. Pada tahap selanjutnya, bintil akar akan memberikan 80 - 90 % nitrogen hasil

fiksasinya kepada inang. Lebih lanjut dikatakan bahwa unsur N merupakan unsur makro

yang sangat esensial mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman karena nitrogen sebagai

unsur penyusun protein, ensim dan juga klorofil yang sangat vital peranannya dalam

berbagai aktivitas fisiologi tanaman (Suyitno et al., 2002).

2.3.1 Tanaman turi (Sesbania grandiflora L.Pers)

Suyitno dan Padi (2002) membuktikan bahwa semai cendana dengan inang S.

grandiflora hidup lebih baik daripada semai tanpa inang, dan bahwa pemupukan N dan P

tidak mampu memperbaiki kualitas pertumbuhan semai cendana, yang mengisyaratkan

bahwa akar cendana kurang mampu menyerap N dan P secara efektif.

Kemampuan penyerapan akar terkait dengan tingkat perkembangan akarnya, seperti

biomasa akar, intensitas percabangan, intensitas rambut akar dan struktur anatomis jaringan

korteks akarnya. Umumnya tumbuhan meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dengan

menghasilkan sistem perakaran yang lebat, dan hal ini yang tidak dimiliki oleh cendana

dengan bentuk perakaran lebih banyak di kontrol oleh faktor genetik daripada faktor

lingkungan, walaupun faktor lingkungan juga mempengaruhi hasil pembentukan akarnya.

S. grandiflora merupakan pohon berbatang kecil yang tingginya mencapai 10 meter

dan bentuknya berupa pohon dengan percabangan jarang, cabang mendatar, batang utama

tegak, tajuk cenderung meninggi, daun menyirip ganda. Bunganya tersusun majemuk,

Page 50: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

31

mahkota berwarna putih, tipe kupu-kupu, berbentuk buah polong dan menggantung dengan

sifat khusus dari tanaman S. grandiflora adalah pertumbuhannya yang begitu cepat.

S. grandiflora dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur, kadang-kadang

juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air. Daun dan bunganya dapat dibuat sayuran.

Kulit batang S. grandiflora berkhasiat sebagai obat radang usus, obat sariawan dan obat

kudis. Tanaman S. grandiflora dapat juga dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan atau

pekarangan.

2.3.2 Tanaman kacang gude (Cajanus cajan L. Mill sp)

Menurut Kamondo et al. (2014), bahwa “Raising of hosts should be done early in

order to have them ready for pricking out together with Sandalwood germinants.

Appropriate hosts include: C. cajan (Pigeon pea), Sesbania sesban spesies”. C.cajan dapat

memenuhi persyaratan memberikan keuntungan dalam hal adaptasi dibandingkan dengan

tanaman kekacangan lainnya, yaitu toleran terhadap kekeringan dan dapat diratun (Bahar,

1981).

Proses pertumbuhan C.cajan sangat sesuai untuk berbagai karakteristik tanah, baik

pada tanah subur, tanah masam, maupun tanah yang bersalinitas dan pH tinggi (Wallis et

al., 1990). Jenis ini juga tumbuh di daerah tropika dan subtropis, di dataran rendah sampai

ketinggian 2000 m dpl, tahan terhadap intensitas hujan yang tinggi.

Di Timor Leste, C.cajan dikenal dengan nama “Irisi” dalam Bahasa Tetum dan “C.

cajan ”dalam Bahasa Kemak”. Suwasik (1989), bahwa gude dapat beradaptasi pada tanah

asam yang tidak subur, kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air.

Bunganya biasa digunakan dalam pembuatan pecel, serta kulit batang S. grandiflora

berkhasiat sebagai obat radang usus, obat sariawan dan obat kudis serta C.cajan tahan rebah

dan polong tidak mudah pecah.

Page 51: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

32

Dalam rangka memperkenalkan, mengembangkan, dan meningkatkan produksi

C.cajan secara monokultur pada areal lahan kering yang luas, perlu pengembangan teknik

budidaya yang baik seperti pengaturan populasi tanaman atau jarak tanam, penanaman

varietas yang unggul, penggunaan limbah pertanian yang baik sebagai mulsa, dan

pemupukan (Soemarno et al., 1995).

Tanaman C.cajan terutama diusahakan di daerah tropis dan subtropis seperti di

India, Afrika, Asia Tenggara, Karibia, Fiji dan Australia, khususnya di daerah yang beriklim

kering karena jenis ini cocok tumbuh pada kondisi yang ekstrim iklimnya (Bramel et al.,

2004). C.cajan termasuk kacang-kacangan yang merupakan tanaman legum (Dahiya, 1980).

Menurut Widyasari et al. (2013) bahwa unsur hara dalam tanah yang digunakan sebagai

media tanaman inang cendana dari legum dengan C.cajan seperti nitrogen, fosfor, kalium,

magnesium, c-organik dan besi dapat disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4

Standar unsur hara yang terkandung dalam tanah yang digunakan sebagai media tanam

inang legum (Widyasari et al., 2013).

Unsur hara Standar Hasil pengukuran unsur hara

pada tanah Keterangan

N (%b/b) 1,5 0,456 Rendah

P (mg/kg) 2000 424,76 Sangat rendah

K (mg/kg) 10000 380,92 Sangat rendah

Mg (mg/kg) 2000 1683,10 Rendah

C-Organik (% b/b) 12,5 7,93 Rendah

Fe (mg/kg) 100 73,627 Rendah

Jadi nilai standar unsur hara yang diperlukan untuk ketersediaan unsur hara yang

terkandung dalam tanah yang digunakan sebagai media tanam terlihat bahwa unsur hara

tersebut tidak mencukupi dalam pertumbuhan jenis tanaman legum (Widyasari et al., 2013).

Maharani (2008), bahwa kelebihan atau kekurangan unsur hara akan berdampak

buruk terhadap perkembangan akar. Kekurangan besi (Fe) akan menekan fiksasi nitrogen

Page 52: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

33

karena unsur tersebut merupakan penyusun nitrogenase. Kekurangan unsur hara fosfor (P)

dan kalsium (K) juga akan manghambat pembentukan bintil akar (nodul).

Lakitan (2004), bahwa tanaman yang dipupuk dengan pupuk fosfor (P) dengan dosis

tepat, akan meningkatkan jumlah nodul atau bintil akar pada tanaman kedelai. Defisiensi

unsur hara akan mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman legum, dimana dapat dilihat pada

ukuran tanaman yang kerdil, ukuran akar yang kecil, dan daun yang menguning dan terdapat

bercak-bercak coklat sehingga proses simbiosis tidak terjadi.

Peranan dari unsur hara mikro maupun unsur hara makro sangat penting dalam

pertumbuhan tanaman, dimana apabila unsur hara yang tersedia dalam tanaman kurang dari

jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman maka tanaman akan terganggu metabolismenya

sehingga mengakibatkan pertumbuhan akar, batang, dan daun menjadi terhambat dan

mengakibatkan tanaman akan menjadi kerdil dan lama kelamaan akan mengalami nekrosis

dan klorosis pada daun atau defisiensi unsur nitrogen.

2.4 Inang bukan legum

2.4.1 Tanaman Alternanthera sp (krokot).

Menurut Sastrapraja (1980), terdapat 275 jenis Alternanthera sp dan leh sebab itu

jenis ini masih belum diketahui author sebenarnya. Rocha et al. (2014), menambahkan

bahwa tanaman ini dikenal dengan nama Alternanthera sp karena memiliki ciri-ciri tinggi

tanaman 10-15 cm tumbuh membentuk rumpun yang rapat dan merambat ke samping

dengan banyak cabang. Daunnya berbentuk jantung dengan beranekaragam warnanya

antara lain merah, hijau dan ada pula yang berwarna hijau bercak-bercak kuning. Bunganya

kecil berwarna putih, tunggal atau berpasangan yang muncul dari ujung batang atau cabang-

cabangnya. Tanaman Alternanthera sp dapat tumbuh di daerah pegunungan dan dapat pula

tumbuh di daerah dataran rendah.

Page 53: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

34

Tanaman Alternanthera sp memiliki akar yang berserabut, yang banyak

mengandung air sehingga dapat bertahan hidup di daerah yang kering (Rocha et al., 2014).

Tanaman Alternanthera sp tumbuhnya merumpun maka sering ditanam pada batas-batas

jalan dan kadang-kadang ditanam pada tanah-tanah yang agak miring untuk mencegah erosi

(Sastrapraja, 1980).

2.4.2 Tanaman cemara gunung (Casuarina junghuniana Miq)

Rocha et al. (2014), C. junghuniana ini meliputi sekitar 70 varietas tumbuhan yang

termasuk Indomalaysia, Australia, dan kepulauan spesifik. Jenis ini termasuk dalam

kelompok Casuarinaceae memiliki cabang monopodial dan ortotropik.

C. junghuniana tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian sampai 3.000 m dpl.

Demikian juga bahwa pengaruh unsur hara cendana dari inang C. junghuniana akan

memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan cendana. Pengaruh N, P, K, masih terdapat

juga unsur mikro lainnya seperti Zn, Mn, Cu yang turut mendukung dalam proses

pertumbuhan cendana. Oleh karena itu Cendana tumbuh lebih baik apabila ditanam di antara

C. junghuniana atau di dalam hutan dibandingkan dengan tempat terbuka (Barrett, 1989).

Beberapa jenis C. junghuniana seperti Casuarina equisetifolia, termasuk jenis

pohon cepat tumbuh di daerah beriklim kering dan tahan terhadap kemarau yang panjang

sehingga dapat tumbuh dan berfungsi dengan baik sebagai tanaman inang sekunder dan juga

dapat dipakai sebagai penaung awal tanaman cendana atau tanaman inang primer dan juga

digunakan sebagai inang perantara (Radomiljac et al., 1999).

Teknik pemanfaatan tanaman inang dari jenis C. junghuniana sebagai penaung pada

tanaman cendana adalah salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk meningkatkan

serapan unsur hara atau mensuplai unsur hara dan juga untuk mengurangi kerusakan dan

kematian bibit cendana akibat sengatan panas dari radiasi cahaya matahari yang ekstrim

tinggi dan juga kekeringan di musim kemarau serta pada awal penanaman di lapangan

Page 54: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

35

(Surata dan Idris, 2001). Inang cendana dari jenis bukan legum yakni C. junghuniana yang

diberikan pada persemaian cendana bertujuan untuk mensuplai hara dari tanah ke cendana

dan aktivitas metabolisme dari tanaman cendana ke tanaman inang. Hara yang diambil dari

dalam tanah berupa unsur nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), besi/feron (Fe), zeng (Zn),

mangan (Mn) dan cuprum (Cu) seperti disajikan pada Tabel 2.5

Tabel 2. 5

Pengaruh unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan daun tanaman cendana (Rocha et al.,

2014)

N P K Fe Zn Mn Cu

Percentage Mg Kg-1

Cendana (Kontrol) 2,54 0,15 1,78 436 21,31 495 20,29

Perlakuan Casuarina (H1) 2,63 0,25 2,49 445 20,48 502 21,47

Perlakuan Casuarina (H2) 2,73 0,25 2,53 450 21,01 490 20,39

Nilai masing-masing unsur hara yang tertera pada Tabel 2.5 tersebut memberikan

indikasi bahwa tanaman cendana membutuhkan unsur hara seperti unsur nitrogen memiliki

nilai lebih tinggi pada perlakuan dengan C. junghuniana sebesar 2,73 persen, diikuti dengan

unsur fosfor dengan nilai 2,5 persen, unsur kalium dengan nilai tertinggi 2,5 persen, unsur

besi memiliki nilai 450 mg/kg, unsur mangan pada perlakuan pertama dengan nilai 502

mg/kg dan unsur cuprum memiliki nilai 21,47 mg/kg selama proses pertumbuhannya mulai

dari tahap persemaian hingga mencapai daur tebang.

Pada dasarnya bahwa tanaman cendana yang masih muda menyukai naungan pada

saat setelah penanaman dilapangan, akan tetapi inang sekunder yang baru ditanam di

lapangan belum berfungsi dengan baik sebagai penaung dan juga sebagai inang. Sementara

inang primer hanya dibutuhkan pada saat di persemaian.

Fox dan Barrett (1993) penaungan tanaman cendana dengan sarlon sampai umur satu

tahun dengan intensitas penyinaran kurang dari 50 persen dapat meningkatkan persen

tumbuh tanaman cendana dan setelah umur satu tahun persen tumbuhnya menurun. Butar-

Page 55: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

36

butar (2010), bahwa terdapat beberapa jenis inang yang cocok untuk pertumbuhan cendana

dalam proses pertumbuhannya. Jenis-jenis inang yang digunakan untuk tanaman cendana

seperti Capsicum frutenscen, Sesbania grandiflora, Duranta refans, Althenanthera spp,

Acacia oraria, Breynia cerua, Crotalaria juncea, Desmanthus vulgaris, C. cajan. Pengaruh

beberapa inang tersebut terhadap pertumbuhan cendana disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2. 6

Pengaruh inang terhadap semai cendana setelah delapan bulan penanaman (Butarbutar, 2010)

Jenis tanaman inang

Percobaan di

persemaiann Percobaan di lapangan

Tinggi

rata-rata

(cm)

Diameter

rata-rata

(cm)

Tinggi

rata-rata

(cm)

Diameter

rata-rata

(cm)

Persentase

hidup (%)

Laju

pertum

buhan

Capsicum frutenscen 27,40 0,31 169,15 1,68 21,72 6

Sesbania grandiflora. 23,31 0,34 141,14 1,40 20,00 5

Duranta refans 21,64 0,24 196,75 1,73 48,57 4

Althenanthera spp 43,77 0,45 170,07 1,75 44,18 2

Acacia oraria 23,27 0,30 108,86 1,08 22,50 9

Breynia cerua 25,65 0,27 148,29 1,54 36,67 7

Crotalaria juncea 43,43 0,39 154,30 1,65 27,50 3

Desmanthus vulgaris 44,60 0,40 205,93 2,22 57,14 1

C. cajan 28,86 0,29 104,65 1,14 30,00 a.

Barrett (1989) juga menyatakan bahwa tanaman cendana pada awal penanaman

sangat peka terhadap kekeringan dan akan segera mati oleh penyinaran matahari langsung

kalau tidak diimbangi dengan perlindungan.

2.5 Karakteristik Tanah yang Mendukung Pertumbuhan Cendana

Pada dasarnya, tanah merupakan suatu lapisan yang berada di permukaan bumi,

berbentuk padat tetapi bukan batuan, dengan penyebaran secara horizontal dan vertikal yang

berbeda untuk satu daerah dengan daerah yang lainnya. Sifat-sifat tanah selalu bersifat

heterogen dari suatu tempat dengan tempat lainnya. Hal ini dikarenakan tanah sebagai

tempat manusia, hewan, dan tumbuhan berpijak untuk melakukan aktivitas serta

rutinitasnya. Manusia sangat berpengaruh terhadap perubahan sifat-sifat tanah karena

seiring terjadinya pertambahan penduduk yang cukup besar, sehingga kebutuhan akan

Page 56: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

37

pangan juga akan meningkat yang menyebabkan timbulnya persaingan dalam penggunaan

lahan sehingga mendorong manusia melakukan pembukaan lahan baru. Tanah juga

merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair

dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh

hasil interaksi antara iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk yang dipengaruhi oleh

relief tempatnya terbentuk dan waktu (Arsyad, 2006). Tanah sangat mendukung berbagai

aktivitas kehidupan manusia dan organisme lainnya. dan dapat dikatakan, tanpa adanya

tanah, hampir setiap jenis aktivitas kehidupan manusia akan terganggu. Adanya perbedaan

setiap faktor juga menyebabkan perbedaan jenis dan karakteristik tanah yang dibentuk.

Karakteristik tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan (specific

surface) yang kecil, sehingga sulit menyerap atau menahan air dan unsur hara, sehingga

pada musim kemarau mudah kekurangan air. Bila jumlah pasir tidak terlalu banyak,

pengaruhnya terhadap tanah akan baik, karena cukup longgar, air akan mudah meresap, dan

jumlahnya cukup dikandung tanah, udara tanah mudah masuk dan tanah mudah diolah

(Hasibuan 2006). Berdasarkan segi tiga tekstur pada Gambar 1, tekstur kasar terdiri dari

lempung liat berpasir, lempung berpasir, pasir berlempung, berpasir dan pasir

(Hardjowigeno 2007). Dalam kaitannya dengan daya simpan air, tanah pasir mempunyai

daya pengikatan terhadap lengas tanah yang relatif rendah, karena permukaan kontak antara

permukaan tanah dengan air pada tanah yang teksturnya lebih halus dan tanah pasir tersebut

didominasi oleh pori makro (Islami dan Istomo, 1995). Oleh karena itu, air yang masuk ke

tanah pasir akan segera mengalami perkolasi, sementara itu air kapiler akan mudah lepas

karena evaporasi.

Tanah pasir tidak memiliki kemampuan menjerap atau mengikat air dan hara

sehingga tanah pasir tidak subur dan mudah kering. Tanah pasir juga sedikit mengandung

liat, kapasitas tukar kation yang rendah dan miskin bahan organik atau humus.

Page 57: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

38

Pasir merupakan mineral sisa pelapukan yang mempunyai daya tahan terhadap

pelapukan yang tinggi sehingga menjadi sukar lapuk. Hal ini menjadikan tanah berpasir

menjadi media untuk tumbuh yang sangat jelek.

Gambar 2.11.

Diagram segitiga tekstur tanah (Hardjowigeno, 2007)

Tanah pasir memerlukan granulasi. Oleh sebab itu salah satu cara untuk

mengatasinya adalah dengan penambahan bahan organik (Soepardi, 1983). Dalam bidang

pertanian, tanah lebih diidentikkan dengan tempat atau media tumbuh tanaman. Hal ini

karena paling tidak tanah memiliki empat fungsi utama:

1) Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang memungkinkan tanaman tumbuh

tegak dan mendapatkan nutrisi makanan.

2) Penyedia kebutuhan pokok tanaman seperti air, udara, dan beberapa nutrisi yang sangat

dibutuhkan tanaman untuk tumbuh, berkembang, dan menghasilkan.

Page 58: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

39

3) Penyedia kebutuhan sekunder yang berfungsi untuk menunjang metabolisme tanaman

seperti zat pengatur tumbuh, enzim, dan antibiotik.

4) Habitat biota tanah yang seringkali menunjang pertumbuhan tanaman.

Seperti telah disebutkan di atas, tanah memiliki persebaran secara vertikal dan

horizontal. Persebaran vertikal hanya dipengaruhi oleh jenis tanah. Persebaran secara

horizontal disebabkan oleh perbedaan keadaan iklim, topografi, bahan batuan induk,

organisme, dan waktu yang menyebabkan setiap daerah memiliki jenis dan karakter tanah

yang juga berbeda-beda. Perbedaan jenis tanah juga akan menyebabkan perbedaan

pemanfaatan untuk pertanian karena setiap tanaman memiliki syarat tumbuh yang berbeda-

beda berkaitan dengan sifat dan karakter tanah.

Tanah juga merupakan lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang

telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit

atau lapisan partikel halus. Demikian bahwa tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang

secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang

tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi

berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi dalam bentuk senyawa organik

dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe,

Mn, B, Cl dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota bagi organisme yang

berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif untuk memacu

pertumbuhan, dan memproteksi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang

produktivitas tanah untuk menghasilkan biomasa dan produksi suatu tanaman.

2.5.1 Sifat fisika tanah

Keadaan sifat fisik tanah yang baik dapat memperbaiki lingkungan untuk perakaran

tanaman dan secara tidak langsung memudahkan penyerapan hara, sehingga relatif

menguntungkan pertumbuhan tanaman. Sifat fisik tanah berperan penting dalam

Page 59: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

40

mendukung pertumbuhan tanaman. Sifat fisik tanah, seperti kerapatan isi dan kekuatan

tanah sudah lama dikenal sebagai parameter utama dalam menilai keberhasilan teknik

pengolahan tanah (Hardjowigeno, 2007). Sifat fisik tanah juga sangat mempengaruhi sifat-

sifat tanah yang lain dalam hubungannya dengan kemampuannya untuk mendukung

pertumbuhan tanaman dan kemampuan tanah untuk menyimpan air. Walaupun sifat fisika

tanah telah lama dan secara luas dipahami sebagai salah satu faktor yang sangat menentukan

keberhasilan tanaman, sampai dewasa ini perhatian terhadap kepentingan menjaga dan

memperbaiki sifat fisik tanah masih sangat terbatas.

Sifat fisik tanah berhubungan dengan kondisi dan pergerakan benda serta aliran

energi dalam tanah. Sifat fisika tanah dibentuk oleh empat komponen utama tanah yaitu

partikel-partikel mineral, bahan organik, air dan udara. Perbandingan keempat komponen

tersebut sangat bervariasi berdasarkan jenis tanah, lokasi, dan kedalaman.

Sifat fisik tanah terbentuk akibat proses degradasi mineral batuan oleh asam-asam

organik-anorganik. Degradasi mineral batuan merupakan proses perubahan permukaan

bumi karena terjadi penyingkiran mineral batuan oleh proses fisika, kimia, dan biologi.

Proses ini termasuk dalam proses eksogenik yang terdiri dari pelapukan, erosi, dan

pergerakan massa. Pelapukan berperan menyediakan bahan mentah tanah. Erosi

berpengaruh dominan menghilangkan tanah yang telah terbentuk, serta pergerakan massa

mampu menjalankan fungsi pelapukan dan erosi. Tekstur tanah juga menentukan sifat fisik

tanah dimana tekstur tanah menunjukkan perbandingan butir-butir pasir (2mm - 50μ), debu

(2μ-50 μ), dan liat (< 2μ) di dalam fraksi tanah halus (Hardjowigeno, 2007). Ukuran relatif

partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran

tanah (Foth, 1994).

Hanafiah (2007), tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori

makro (besar) disebut lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai

Page 60: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

41

pori-pori meso (sedang) agak poreus, serta yang didominasi liat akan mempunyai pori-pori

mikro (kecil) atau tidak poreus. Hardjowigeno (2003) tanah dengan tekstur pasir banyak

mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. Berdasarkan kelas teksturnya maka

tanah digolongkan menjadi:

1. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir, berarti tanah yang mengandung minimal

70% pasir.

2. Tanah bertekstur halus atau kasar berliat, berarti tanah yang mengandung minimal

37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir.

3. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:

a. Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung

berpasir lempung berpasir halus.

b. Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur berlempung berpasir sangat halus,

lempung (loam), lempung berdebu (silty loam) atau debu (silt).

c. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (clay loam),

lempung liat berpasir (sandy clay loam), atau lempung liat berdebu (sandy silt loam).

Tanaman secara tidak langsung dapat melindungi tanah dari kerusakan sifat fisiknya,

terutama kerusakan akibat aliran permukaan. Adanya tanaman akan menyebabkan air hujan

yang jatuh tidak menghantam permukaan tanah melainkan terlebih dahulu ditangkap oleh

tajuk daun tanaman, dan proses ini disebut intersepsi yang sangat erat kaitannya dengan

tekstur tanah dan rendahnya kadar bahan organik tanah yang mengakibatkan daya simpan

tanah terhadap air dan kesuburan tanah yang rendah.

Tanaman cendana merupakan salah satu jenis komoditi yang mempunyai peluang

pasar yang cukup besar di Timor Leste. Tanah di Timor Leste pada khususnya dan pulau

Timor pada umumnya memiliki lapisan solum yang tipis sehingga sulit untuk

dikembangkan untuk kegiatan tanaman pertanian yang intensive. Hal ini dikarenakan

Page 61: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

42

topografi yang berbukit hingga pegunungan yang mengakibatkan limpasan permukaan atau

run off lebih tinggi pada saat musim hujan karena tidak mampu untuk mengikat air dan hara

oleh karena rendahnya tingkat infiltrasi air ke dalam tanah. Namun pada kenyataannya jenis

tanaman cendana sangat cocok tumbuh pada kondisi tanah seperti ini. Karakter tanah ini

jika dihubungkan dengan ordo tanah maka dikategorikan sebagai tanah Entisol.

Pertumbuhan cendana sangat erat kaitannya dengan lingkungan pertumbuhannya

karena sifatnya yang hemiparasit, terutama mengenai kondisi tanahnya. Oleh karena itu

mengingat Entisols merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk

pertumbuhan tanaman bukan hanya cendana saja akan tetapi untuk jenis komersial dan

bukan komersial lainnya, maka di perlukan upaya untuk meningkatkan produktifitasnya.

Selain tekstur tanah yang merupakan sifat fisik tanah, terdapat sifat fisik tanah yang

disebut dengan struktur tanah. Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami

dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur

disebut ped (terbentuk karena proses alami). Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-

beda yaitu lempeng (plety), prismatik (prismatic), inang (columnar), gumpal bersudut

(angular blocky), gumpal membulat (subangular blocky), granular (granular), remah

(crumb) (Hardjowigeno 2003).

Arsyad (2005) struktur adalah kumpulan butir-butir tanah disebabkan terikatnya

butir-butir pasir, liat dan debu oleh bahan organik, oksida besi dan lain-lain. Struktur tanah

yang penting dalam mempengaruhi infiltrasi adalah ukuran pori dan kemantapan pori. Pori-

pori yang mempunyai diameter besar (0,06 mm atau lebih) memungkinkan air keluar

dengan cepat sehingga tanah beraerasi baik, pori-pori tersebut juga memungkinkan udara

keluar dari tanah sehingga air dapat masuk. Istilah tekstur digunakan untuk menunjukkan

ukuran partikel-partikel tanah. Tetapi, apabila ukuran partikel tanah sudah diketahui maka

digunakan istilah struktur. Struktur menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel

Page 62: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

43

tanah primer yang terdiri dari pasir, debu dan liat sampai pada partikel-partikel sekunder

atau (ped) disebut juga agregat. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan atau karena

kelemahan permukaan. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan

satu ciri penting tanah, seperti warna, tekstur atau komposisi kimia. Ada dua jenis tanah

tanpa struktur, yakni butir tunggal (single grain) dan massive. Butir tunggal adalah apabila

partikel-partikel tanah dalam keadaan lepas (tidak terikat) satu sama lainya. Keadaan ini

sering dijumpai pada tanah-tanah yang banyak mengandung pasir.

Untuk tanah yang massive apabila partikel-partikel tanah dalam keadaan terikat satu

sama lainnya (Hakim et al. 1986). Gradasi dari struktur merupakan derajat agregasi atau

perkembangan struktur. Istilah-istilah untuk gradasi struktur adalah sebagai berikut (Foth,

1994):

1. Tidak mempunyai struktur sehingga agregasi tidak dapat dilihat atau tidak tertentu

batasnya dan susunan garis-garis alam semakin kabur dan pejal jika menggumpal,

berbutir tunggal jika tidak menggumpal.

2. Lemah dan ped yang sulit dibentuk, dapat dilihat dengan mata telanjang.

3. Sedang dan ped yang dapat dibentuk dengan baik, tahan lama dan jelas, tetapi tidak jelas

pada tanah yang tidak terganggu.

4. Kuat diaman ped yang kuat, jelas pada tanah yang tidak terganggu satu dengan yang lain

terikat secara lemah, tahan terhadap perpindahan dan menjadi terpisah apabila tanah

tersebut terganggu.

Aliran permukaan atau run off yang mengakibatkan erosi dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu kapasitas infiltrasi dan permeabilitas dari lapisan tanah. Apabila kapasitas

infiltrasi dan permeabilitas besar dan mempunyai lapisan kedap yang dalam maka aliran

permukaan rendah, sedangkan untuk tanah yang bertekstur halus maka penyerapan air akan

semakin lambat dan aliran permukaan tinggi.

Page 63: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

44

Kadar air atau water content (w) didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air

dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki. Pemeriksaan kadar air dapat

dilakukan dengan pengujian soil test di laboratorium, begitu juga untuk mengukur angka

pori, derajat kejenuhan dan berat jenis tanah. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur

hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon

terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi, sehingga contoh tanah dengan kadar

air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk

penerapan suatu sifat (Hakim et al., 1986). Kadar air dihitung secara gravimetrik dengan

satuan mg/gr, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering

(Hardjowigeno, 1992). Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya

tegangan air dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain

dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar pada

umumnya mempunyai daya ikat atau menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang

bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur

berlempung atau liat (Hardjowigeno, S., 1992).

Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori tanah

diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat tanah.

Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai

badan tunggal di dalam tubuh tanah, serta antar pori besar berukuran setara akan

dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil.

Pada susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan

berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat d inang gap

sebagai batas dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik

tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara

tanah dan cadangan untuk transport dan pengalihan air tanah, dan pori dengan O > 100

Page 64: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

45

mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah

sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan air dalam tanah. Sifat-sifat fisik tanah

berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak tanah, baik layak untuk kegiatan

pengembangan pertanian, kehutanan, dan pemanfaatan untuk unsur-unsur lainnya. Salah

satu faktor yang menjadi kekokohan dan kekuatan pendukung adalah drainase dan kapasitas

penyimpanan air, plastisitas, kemudian kemudahan ditembus akar, aerasi, dan penyimpanan

hara tanaman dan kesemuanya ini, secara erat pasti berkaitan dengan kondisi fisika tanah.

Hardjowigeno (2007) salah satu sifat fisik tanah adalah bobot isi biasa diartikan

sebagai kerapatan atau bobot isi yang menunjukkan perbandingan antara berat kering tanah

dengan volume tanah termasuk pori-pori tanah yang dapat digunakan untuk menghitung

ruang pori total (total porosity) tanah dengan dasar bahwa kerapatan tanah (particle density)

tanah sebesar 2,65 g/cc. Bobot isi yang tinggi menyebabkan makin kecil ruangan

strukturnya dan semakin kecil ruang porinya. Oleh sebab itu bobot isi yang tinggi jelas

mempengaruhi daya tembus akar tanaman dalam tanah, dan laju difusi O2 di dalam pori-

pori tanah sehingga respirasi akar terganggu. Demikian juga bahwa pori-pori tanah adalah

bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah yang terisi oleh udara dan air, serta pori

tanah dapat dibedakan menjadi pori kasar atau sering disebut macro pore dan pori halus

atau micro pore. Pori kasar berisi udara atau air gravitasi air yang mudah hilang karena gaya

gravitasi, sedang pori halus berisi air kapiler dan udara. Demikian juga kalau porositas tanah

tinggi terjadi karena adanya bahan organik yang tinggi. Oleh sebab itu porositas tanah

dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur, dan tekstur tanah.

Foth (1994) besaran bobot isi tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu atau dari

lapisan ke lapisan sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur tanah. Keragaman itu

menunjukkan derajat kepadatan tanah, karena tanah dengan ruang pori berkurang dan berat

tanah setiap satuan bertambah menyebabkan meningkatnya bobot isi tanah. Tanah dengan

Page 65: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

46

bobot yang besar akan sulit meneruskan air atau sulit ditembus akar tanaman, sebaliknya

tanah dengan bobot isi rendah, akar tanaman lebih mudah berkembang. Jadi bobot isi

merupakan rasio bobot kering mutlak (suhu 105oC) suatu unit tanah terhadap volume total,

yang sering dinyatakan dalam gr/cm3.

Mustofa (2007) nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan oleh alat-alat pertanian, tekstur, struktur,

kandungan air tanah, dan lain-lain. Pengolahan tanah yang sangat intensif akan menaikkan

bobot isi. Hal ini disebabkan pengolahan tanah yang intensif akan menekan ruang pori

menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan tanah yang tidak pernah diolah. Tanah dengan

kelas tekstur pasir yang banyak memiliki pori-pori makro yang dominan sehingga sulit

menahan air. Besar kecilnya nilai berat volume tanah dipengaruhi oleh berat jenis partikel,

susunan partikel dan bahan organik. Pada umumnya berat volume tanah untuk tanah

pertanian berkisar antara 1,1 – 1,6 g/cm3. Porositas atau ruang pori tanah adalah volume

seluruh pori-pori dalam suatu volume tanah utuh, yang dinyatakan dalam persen. Porositas

terdiri dari ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat

tanah. Menurut ukuranya porositas tanah dikelompokkan ke dalam ruang pori kapiler yang

dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler, dan ruang pori nonkapiler

yang dapat memberi kesempatan pergerakan udara dan perkolasi secara cepat sehingga

sering disebut pori drainase, sehingga porositas total tanah dapat di hitung dari data berat

volume tanah dan data berat jenis partikel. Berat jenis partikel adalah perbandingan antara

berat kering tanah dengan volume tanah atau tidak termasuk pori yang terdapat di antara

partikel, yang dinyatakan dalam gram persentimeter kubik. Penetapan berat jenis partikel

dipergunakan dalam pergerakan partikel tanah dalam air, laju pengendapan dan perhitungan

porositas tanah.

Page 66: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

47

Soepardi (1983) ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh air dan

udara, dan ruang pori total terdiri atas ruangan diantara partikel pasir, debu, dan liat serta

ruang diantara agregat-agregat tanah.

Hanafiah (2007) porositas adalah proporsi ruang pori total dimana masih terdapat

ruang kosong yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan

udara. Porositas tanah tinggi jika bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur remah

atau granular mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah yang berstruktur

pejal. Agar tanaman dapat tumbuh baik diperlukan perimbangan antara pori-pori yang

dibedakan menjadi pori berguna dan pori tidak berguna untuk ketersediaan air bagi tanaman.

Pori berguna bagi tanaman yaitu pori yang berdiameter diatas 0,2 mikron, yang terdiri pori

pemegang air berukuran diameter 0,2 - 8,6 mikron, pori drainase lambat berdiameter 8,6 -

28,6 mikron, dan pori drainase cepat berdiameter diatas 28,8 mikron.

Hardjowigeno (1993) air yang terdapat dalam pori pemegang air disebut air tersedia,

umumnya antara titik layu dan kapasitas lapang. Pori tidak berguna bagi tanaman adalah

pori yang diameternya kurang dari 0,2 mikron. Akar tanaman tidak mampu menghisap air

pada pori ukuran kurang dari 0,2 mikron tersebut, sehingga tanaman menjadi layu. Untuk

mengeluarkan air dari pori ini diperlukan tenaga tekanan atau isapan setara dengan 15

atmosfir. Ukuran pori dan kemantapan pori berpengaruh terhadap daya infiltrasi, semakin

besar dan mantap pori tersebut maka daya infiltrasi akan semakin besar. Tanah-tanah pasir

mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-

pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat

mempunyai pori total berdasarkan jumlah pori-pori makro ditambah dengan jumlah pori-

pori mikro, lebih tinggi daripada tanah pasir. Tanah remah memberikan kapasitas infiltrasi

akan lebih besar daripada tanah liat. Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas

Page 67: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

48

lebih kecil dibandingkan tanah dalam keadaan kering. Tanah pasir memiliki pori drainase

yang baik sehingga infiltrasinya tinggi tetapi tidak dapat mengikat air tersebut.

Hillel (1971) Permeabilitas merupakan parameter sifat fisika tanah yang dalam

keadaan alamiah nilainya sangat bervariasi, baik untuk pergerakan secara vertikal maupun

horizontal. Pengetahuan tentang permeabilitas ini sangat berguna di dalam pengelolaan

lahan pertanian, drainase dan irigasi, budidaya perikanan dan pengawasan banjir.

Permeabilitas tanah merupakan parameter sifat fisika tanah yang menentukan kecepatan

pergerakan air dalam tanah. Tanah dengan permeabilitas rendah diinginkan untuk

persawahan yang membutuhkan banyak air.

Hardjowigeno (2003) permeabilitas adalah kecepatan laju air dalam medium massa

tanah, dan sifat ini penting artinya dalam keperluan drainase dan tata air tanah. Bagi tanah-

tanah yang bertekstur halus biasanya mempunyai permeabilitas lebih lambat dibanding

tanah bertekstur kasar. Nilai permeabilitas suatu solum tanah ditentukan oleh suatu lapisan

tanah yang mempunyai nilai permeabilitas terkecil.

Foth (1994) permeabilitas merupakan kemudahan cairan, gas dan akar menembus

tanah. Tanah dengan struktur mantap adalah tanah yang memiliki permeabilitas dan drainase

yang sempurna, serta tidak mudah didespersikan oleh air hujan. Permeabilitas tanah dapat

menghilangkan daya air untuk mengerosi tanah, serta drainase mempengaruhi baik

buruknya pertukaran udara dan faktor tersebut selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan

mikroorganisme dan perakaran dalam tanah. Aliran permukaan atau run off yang

mengakibatkan erosi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kapasitas infiltrasi dan permeabilitas

dari lapisan tanah. Sehingga apabila kapasitas infiltrasi dan permeabilitas besar dan

mempunyai lapisan kedap yang dalam maka aliran permukaan rendah, sedangkan untuk

tanah yang bertekstur halus maka penyerapan air akan semakin lambat dan aliran permukaan

tinggi.

Page 68: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

49

Bobot isi menyatakan tingkat kepadatan tanah yaitu berat kering suatu volume tanah

dalam keadaan utuh yang biasanya dinyatakan dengan g/cm3. Perkembangan struktur yang

paling besar pada tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus menyebabkan kerapatan

massanya lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bobot isi dihitung berdasarkan berat

tanah (g)/volume tanah (cm3) (Foth, 1988). Kerapatan massa lapisan yang bertekstur halus

biasanya antara 1,0-1,3 g/cm3. Jika struktur tanah kasar maka kerapatan massa 1,3-1,8

g/cm3. Dimana makin padat suatu tanah makin tinggi kerapatan massa sehingga makin sulit

meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Hakim et al. (1986), bahwa kemantapan

agregat yang semakin tinggi dapat menurunkan bobot isi tanah maka persentase ruang pori-

pori semakin kasar dan kapasitas mengikat air semakin tinggi. Kepadatan tanah erat

hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika terjadi pemadatan tanah

maka air dan udara sulit disimpan dan ketersediaannya terbatas dalam tanah menyebabkan

terhambatnya pernapasan akar dan penyerapan air dan memiliki unsur hara yang rendah

karena memiliki aktivitas mikroorganisme yang rendah. Ruang pori tanah merupakan

bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang pori sebagian ditentukan oleh susunan

butir-butir padat, apabila letak keduannya cenderung erat, seperti pada pasir atau subsoil

yang padat, total porositasnya rendah. Agregat tanah yang bergumpal seperti yang kerap

kali terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar kandungan bahan

organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi. Tanah bertekstur halus akan

mempunyai persentase pori total lebih tinggi dari pada bertekstur kasar, walaupun ukuran

pori dari tanah bertekstur halus kebanyakan sangat kecil dan porositas sama sekali tidak

menunjukkan distribusi ukuran pori dalam tanah yang merupakan suatu sifat yang penting.

Dwijoseputro (1980) adanya penurunan porositas tanah karena memburuknya aerasi

juga merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penyerapan fosfor. Semakin rendah

Page 69: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

50

porositas tanah, maka semakin rendah pula kemampuan tanah dalam penyerapan unsur

fosfor sehingga ketersediaan fosfor lebih rendah.

2.5.2 Sifat kimia tanah

Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral atau alkalin. Hal tersebut didasarkan

pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan tanah. Reaksi tanah yang menunjukkan sifat

kemasaman atau alkalinitas tanah dinilai berdasarkan konsentrasi H+ dan dinyatakan dengan

nilai pH.

Bila dalam tanah ditemukan ion H+ lebih banyak dari OH-, maka disebut masam (pH

<7). Bila ion H+ sama dengan ion OH- maka disebut netral (pH=7), dan bila ion OH- lebih

banyak dari pada ion H+ maka disebut alkalin atau basa (pH >7) (Hakim et al., 1986).

Pengukuran pH tanah dapat memberikan keterangan tentang kebutuhan kapur, respon tanah

terhadap pemupukan, proses kimia yang mungkin berlangsung dalam proses pembentukan

tanah, dan lain-lain (Hardjowigeno 2003). Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut

netral dan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun

demikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0.

Pada umumnya tanah bereaksi masam dengan pH berkisar antara 4,0 – 5,5 sehingga

tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih

agak masam. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih

dari 9,0) karena banyak mengandung garam natrium.

Hakim et al. (1986), bahwa faktor yang mempengaruhi pH antara lain kejenuhan

basa, sifat misel (koloid), macam kation yang terjerap. Kapasitas tukar kation (KTK) suatu

tanah dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan

mempertukarkan kation (Hakim et al., 1986). Hasibuan (2006), kapasitas tukar kation

merupakan banyaknya kation-kation yang dijerap atau dilepaskan dari permukaan koloid liat

atau humus dalam miliekuivalen per 100 gram contoh tanah atau humus dimana satu mil

Page 70: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

51

ekuivalen atau satu mili setara atau sama dengan satu milligram hidrogen atau sejumlah ion

lain yang dapat bereaksi atau menggantikan ion hidrogen tersebut pada misel.

Walaupun demikian kadang-kadang USDA bagian survey tanah menggunakan

sebagai me/100 g liat. Akan tetapi pada umumnya penentuan KTK adalah untuk semua

kation yang dapat dipertukarkan, sehingga KTK = jumlah atau total mili ekuivalen kation

yang dapat dipertukarkan per 100 gram tanah (Tan, 1982).

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya

dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat

tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik

rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno, 2007). Nilai KTK tanah sangat beragam

dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri.

Tekstur tanah juga berpengaruh terhadap KTK tanah. Semakin halus tekstur tanah

semakin tinggi pula KTK nya seperti terlihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2. 7

Pengaruh tekstur tanah terhadap kapasitas tukar kation (Hasibuan, 2006)

Tekstur Kapasitas tukar kation (me/100 g)

Pasir 0 – 5

Lempung berpasir 5 – 10

Lempung dan lempung berdebu 10 – 15

Lempung berliat 15 – 20

Liat 15 – 40

Hakim et al. (1986), bahwa besar kecilnya kapasitas tukar kation tanah pada suatu

tempat dipengaruhi oleh reaksi tanah atau pH, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat,

bahan organik, serta pengapuran dan pemupukan.

Pada tanah dengan nilai KTK relatif rendah, proses penjerapan unsur hara oleh koloid

tanah tidak berlangsung intensif, dan akibatnya unsur-unsur hara tersebut akan dengan

mudah tercuci dan hilang bersama gerakan air di tanah (infiltrasi, perkolasi), dan pada

gilirannya hara tidak tersedia bagi pertumbuhan tanaman. Nilai KTK pada tapak terganggu

Page 71: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

52

umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan pada tapak tidak terganggu. Turunnya nilai

KTK tanah tersebut dapat disebabkan karena menurunnya kandungan bahan organik tanah

sebagai akibat dari kegiatan fisik di badan tanah.

Bahan organik adalah segala bahan-bahan atau sisa-sisa yang berasal dari tanaman,

hewan dan manusia yang terdapat di permukaan atau di dalam tanah dengan tingkat

pelapukan yang berbeda (Hasibuan, 2006). Bahan organik merupakan bahan pemantap

agregat tanah yang baik. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari

bahan organik (Hakim et al., 1986).

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan

dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya tanaman. Hal ini dikarenakan bahan organik

dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan

bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik. Selain itu, menurut Mulyani

(1997); Kohnke (1968), fungsi bahan organik adalah sebagai berikut : (i) sumber makanan

dan energi bagi mikroorganisme, (ii) membantu keharaan tanaman melalui perombakan

dirinya sendiri melalui kapasitas pertukaran humusnya, (iii) menyediakan zat-zat yang

dibutuhkan dalam pembentukan pemantapan agregat-agregat tanah, (iv) memperbaiki

kapasitas mengikat air dan melewatkan air, (v) serta membantu dalam pengendalian

limpasan permukaan dan erosi.

Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan

biotik dalam ekosistem tanah. Kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah

harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, agar kandungan bahan organik dalam tanah

tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu

pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun.

Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK (kapasitas tukar

kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat

Page 72: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

53

mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah

dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah tanah (Clark, 1989).

Clark (1989), secara umum carbon dari bahan organik tanah terdiri dari 10-20%

karbohidrat, terutama berasal dari biomasa mikroorganisme, 20% senyawa mengandung

nitrogen seperti asam amino dan gula amino 10-20% asam alifatik, alkane, dan sisanya

merupakan carbon aromatik. Karena fungsinya yang sangat penting, maka tidak

mengherankan jika dikatakan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi produktifitas

baik tanah yang dibudidayakan maupun tanah yang tidak dibudidayakan adalah jumlah dan

kedalaman bahan organik tanah.

Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

yang banyak, diserap tanaman dalam bentuk amonium (NH4+) dan nitrat (NO3+). Pada

umumnya nitrogen merupakan faktor pembatas dalam tanaman budidaya. Biomassa

tanaman rata-rata mengandung N sebesar 1 sampai 2% dan mungkin sebesar 4 sampai 6%.

Gardner et al. (1991), bahwa dalam hal kuantitas total yang dibutuhkan untuk produksi

tanaman budidaya, N termasuk keempat di antara 16 unsur esensial.

Unsur nitrogen penting bagi tanaman dan dapat disediakan oleh manusia melalui

pemupukan. Nitrogen umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+

walaupun urea (H2NCONH2) dapat juga dimanfaatkan oleh tanaman karena urea secara

cepat dapat diserap melalui epidermis daun (Leiwakabessy, 2003).

Hardjowigeno (2003), bahwa nitrogen di dalam tanah terdapat dalam berbagai

bentuk yaitu protein (bahan organik), senyawa-senyawa amino, amonium (NH4+) dan nitrat

(NO3-). Bentuk N yang diabsorpsi oleh tanaman berbeda-beda. Ada tanaman yg lebih baik

tumbuh bila diberi NH4+ ada pula tanaman yang lebih baik diberi NO3- dan ada pula

tanaman yang tidak terpengaruh oleh bentuk-bentuk N.

Page 73: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

54

Leiwakabessy (2003), bahwa pemberian N yang banyak akan menyebabkan

pertumbuhan vegetatif berlangsung hebat sekali dan warna daun menjadi hijau tua.

Kelebihan N dapat memperpanjang umur tanaman dan memperlambat proses pematangan

karena tidak seimbang dengan unsur lainnya seperti P, K dan S. Fungsi N adalah untuk

memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N akan

berwarna lebih hijau dan membantu proses pembentukan protein. Kemudian gejala-gejala

kebanyakan N lainnya yaitu batang menjadi lemah, mudah roboh dan dapat mengurangi daya

tahan tanaman terhadap penyakit (Hardjowigeno 2007).

Hanafiah (2007), bahwa nitrogen menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman dan

berfungsi terutama dalam pembentukan protein. Nitrogen anorganik sangat larut dan mudah

hilang dalam air drainase atau hilang ke atmosfer. Efek nitrogen terhadap pertumbuhan akan

jelas dan cepat hal tersebut menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur yang berdaya

besar sehingga tidak saja harus diawetkan tetapi juga perlu diatur pemakaiannya.

Hardjowigeno (2003), bahwa fosfor bersama-sama dengan nitrogen dan kalium,

digolongkan sebagai unsur-unsur utama walaupun diabsorpsi dalam jumlah yang lebih kecil

dari kedua unsur tersebut. Tanaman biasanya mengabsorpsi P dalam bentuk H2PO4- dan

sebagian kecil dalam bentuk sekunder HPO42-. Absorpsi kedua ion itu oleh tanaman

dipengaruhi oleh pH tanah sekitar akar.

Leiwakabessy (2003), Pada pH tanah yang rendah, absorpsi bentuk H2PO4- akan

meningkat. Fosfat paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar netral (pH 6-7) dan

unsur-unsur P di dalam tanah berasal dari bahan organik (pupuk kandang dan sisa-sisa

tanaman), pupuk buatan (TSP dan DS) dan mineral-mineral di dalam tanah (apatit).

Tanaman dapat juga mengabsorpsi fosfat dalam bentuk P-organik seperti asam nukleik dan

phytin. Bentuk-bentuk ini berasal dari dekomposisi bahan organik dan dapat langsung

Page 74: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

55

dipakai oleh tanaman. Tetapi karena tidak stabil dalam suasana dimana aktifitas mikroba

tinggi, maka peranan mereka sebagai sumber fosfat bagi tanaman di lapangan menjadi kecil.

Beberapa peranan fosfat yang penting ialah dalam proses fotosintesa, perubahan-

perubahan karbohidrat dan senyawa-senyawa yang berhubungan dengannya, glikolisis,

metabolisme asam amino, metabolisme lemak, metabolisme sulfur, oksidasi biologis dan

sejumlah reaksi dalam proses hidup. Fosfor betul-betul merupakan unsur yang sangat

penting dalam proses transfer energi, suatu proses vital dalam hidup dan pertumbuhan

(Leiwakabessy et al., 2003). Pada umumnya didalam tanah sering terjadi kekurangan P yang

disebabkan oleh jumlah P yang sedikit di tanah, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang

tidak dapat diambil oleh tanaman dan terjadi pengikatan atau fiksasi oleh aluminium pada

tanah masam atau oleh kalsium pada tanah alkalis. Gejala-gejala kekurangan fosfor yaitu

pertumbuhan terhambat atau kerdil karena pembelahan sel terganggu, daun-daun menjadi

ungu atau coklat mulai dari ujung daun, terlihat jelas pada tanaman yang masih muda

(Hardjowigeno 2007).

Olsen dan Watanabe (1963), bahwa konsentrasi fosfor pada tanah bertekstur kasar

(pasir) lebih tinggi daripada tanah bertekstur halus, jika tidak maka difusi fosfor pada tanah

bertekstur pasir menjadi faktor pembatas dalam serapan hara fosfor. Pada umumnya, fosfor

di dalam tanah berada dalam keadaan tidak larut, sehingga dalam keadaan demikian tak

mungkin untuk masuk ke dalam sel-sel akar. Akan tetapi sebagai anion, fosfat dapat bertukar

dengan mudah dengan ion OH- (Dwijoseputro, 1980).

Fosfat adalah zat hara yang sering langka dalam tanah. Ketersediaan unsur fosfat

sangat tergantung dari bentuk kehadiran fosfat tersebut. Sumber fosfat yang paling mudah

dijumpai ialah P-Ca dan P-Mg, serta di tanah asam terdapat P-Fe dan P-Al yang relatif lebih

mantap. Sumber primer terpenting bagi P di dalam tanah ialah mineral apatit. Apatit

dirombak relative cepat oleh air yang mengandung CO2, sehingga kalsium dan fosfor di

Page 75: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

56

dalamnya menjadi larut (Sutcliffe and Baker, 1975). Di samping itu, ion P bersifat tidak

mobil sehingga gerakan ion H2PO4-, HPO42-, dan PO43- melalui selaput air di sekitar partikel

pasir bergantung pada pH tanah (Baldovinos and Thomas, 1967).

Sanchez (1993), menyatakan bahwa kadar fosfor tersedia di dalam tanah akan

meningkat setelah pembukaan karena adanya kandungan fospor di dalam abu. Menurut Nye

dan Greeland (1960) dalam Sanchez (1992), besarnya penambahan ini kira-kira 7 sampai 25

kg P/ha. Unsur fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-

mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7

(Hardjowigeno, 2007). Sumber fosfat alam yang dikenal mempunyai kadar P adalah batuan

beku dan batuan endapan. Selain itu fosfat pun dihasilkan dari proses dekomposisi bahan

organik dan jasad renik yang larut dan masuk ke dalam tanah. Dekomposisi bahan organik

akan menghasilkan asam-asam organik dan CO2. Asam-asam organik ini akan menghasilkan

anion organik yang berperan dalam pengikatan ion Al, Fe, dan Ca dari larutan tanah.

Kemudian membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi

ion-ion Al, Fe da.n Ca dari dalam larutan akan berkurang sehingga fosfat tersedia lebih

banyak (Hakim et al., 1986)

Leiwakabessy (1988), di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik

dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang

lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik dalam bahan organik kurang lebih sama

kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 - 0,5 %. Tanah-tanah tua seperti podsolik dan litosol

umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa

memperhatikan suplai P kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah, 2007).

Foth (1994), jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan

pertumbuhannya kerdil. Oleh karena itu unsur fosfor sangat penting bagi suatu tanam untuk

Page 76: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

57

proses pembelahan sel yang berfungsi untuk pertambahan diameter dan tinggi suatu

tanaman.

Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral esensial sekunder seperti magnesium

dan belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad renik,

terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan

sekunder dan tercuci (Leiwakabessy, 1988). Mineral Ca, Mg, dan K bersaing untuk

memasuki tanaman. Apabila salah satu unsur berada pada jumlah yang lebih rendah dari

pada yang lain, maka unsur yang kadarnya lebih rendah sukar diserap (Leiwakabessy et al.,

2003).

Di dalam tanah kalsium berada dalam bentuk anorganik, namun dalam jumlah yang

cukup signifikan juga berasosiasi dengan materi organik dalam humus. (Sutcliffe dan Baker,

1975). Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan

biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu

pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim. Biasanya tanah bersifat masam

memiliki kandungan Ca yang rendah. Kalsium ditambahkan untuk meningkatkan pH tanah.

Sebagian besar Ca berada pada kompleks jerapan dan mudah dipertukarkan. Pada keadaan

tersebut kalsium mudah tersedia bagi tumbuhan. Pada tanah basah kehilangan Ca terjadi

sangat nyata (Soepardi, 1983).

Kalium ditemukan pada tahun 1807 oleh Sir Humphrey Davy, yang dihasilkan dari

potasy kaustik (KOH). Kalium merupakan logam pertama yang didapatkan melalui proses

elektrolisis. Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah nitrogen dan Fosfor yang diserap

oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari kalium akan membantu menetralisir

muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur lainnya. Hakim

et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan kalium merupakan kalium yang dapat

dipertukarkan dan dapat diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh

Page 77: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

58

tanahnya sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya sendiri. Ketersediaan hara kalium

di dalam tanah dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu kalium relative tidak tersedia, kalium

lambat tersedia, kalium sangat tersedia.

Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang

mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka

kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium tanah yang larut

akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan ini akan dipercepat lagi oleh serapan

tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe tanah mempunyai kandungan kalium yang

melimpah. Kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan

melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion adsorpsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk

diserap tanaman. Tanah-tanah organik mengandung sedikit kalium (Hakim et al. 1986).

Menurut Hardjowigeno (2007), unsur K dalam tanah berasal dari mineral-mineral

primer tanah yakni feldspar dan mika serta pupuk buatan (ZK). Kalium diabsorpsi oleh

tanaman dalam bentuk K+, dan dijumlahkan dalam berbagai kadar di dalam tanah. Bentuk

mineral dalam tanah dapat ditukar atau bentuk yang tersedia bagi tanaman biasanya dalam

bentuk pupuk K yang larut dalam air seperti KCl, K2SO4, KNO3, K-Mg-Sulfat-dan pupuk-

pupuk majemuk. Kebutuhan tanaman akan kalium cukup tinggi dan akan menunjukkan

gejala kekurangan apabila kebutuhannya tidak tercukupi. Dalam keadaan demikian maka

terjadi translokasi K dari bagian-bagian yang tua ke bagian-bagian yang muda. Dengan

demikian gejalanya mulai terlihat pada bagian bawah dan bergerak ke ujung tanaman.

Serapan kalium oleh tanaman dipengaruhi secara antagonis oleh serapan Ca dan Mg (Kasno

et al., 2004). Kalium mempunyai peranan yang penting dalam proses-proses fisiolgis seperti

: (1) metabolisme karbohidrat, pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, (2)

metabolisme nitrogen dan sintesa protein, (3) mengawasi dan mengatur aktivitas beragam

unsur mineral, (4) netralisasi asam-asam organik yang penting bagi proses fisiologis, (5)

Page 78: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

59

Mengaktifkan berbagai enzim, (6) mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik, dan

(7) mengatur pergerakan stomata dan hal-hal yang berhubungan dengan air (Hardjowigeno

2007). Pengaruh kekurangan kalium secara keseluruhan baik terhadap pertumbuhan maupun

terhadap kualitasnya merupakan pengaruhnya terhadap proses-proses fisiologis. Proses

fotosintesis dapat berkurang bila kandungan kaliumnya rendah dan pada saat respirasi

bertambah besar. Hal ini akan menekan persediaan karbohidrat yang tentu akan mengurangi

pertumbuhan tanaman. Peranan kalium dan hubungannya dengan kandungan air dalam

tanaman adalah penting dalam mempertahankan turgor tanaman yang sangat diperlukan agar

proses-proses fotosintesa dan proses-proses metabolisme lainnya dapat berkurang dengan

baik (Leiwakabessy, 2003). Kriteria penilaian sifat kimia tanah disajikan pada Tabel 2.8.

Tabel 2. 8

Kriteria penilaian sifat kimia tanah (Departemen Pertanian RI, 1983).

Sifat tanah Sangat

rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

tinggi

C-organik (%) < 1,0 2,0 3,0 5,0 > 5,0

N Total (%) < 0,1 0,2 0,5 0,75 > 0,75

P2O5.HCl 25 % (ppm) < 10 20 40 60 > 60

K2O.HCl 25 % (ppm) < 10 20 40 60 > 60

K (%) < 0,1 0,2 0,5 1,0 > 1,0

Na (%) < 0,1 0,4 0,7 1,0 > 1,0

Ca (%) < 2 5 10 20 > 20

Mg (%) < 0,4 1,0 2,0 8,0 > 8,0

Kejenuhan basa (%) < 20 35 50 70 > 70

Kejenuhan aluminium (%) < 10 20 30 60 > 60

Cadangan mineral (%) < 5 10 20 40 > 40

pH sangat asam < 4,5 asam

5,5

agak asam

6,5

netral

7,5

agak

basa 8,5

basa > 8,5

Di dalam tubuh tanaman, kalium bukanlah sebagai penyusun jaringan tanaman,

tetapi lebih banyak berperan dalam proses metabolisme tanaman seperti mengaktifkan kerja

enzim, membuka dan menutup stomata dalam pengaturan penguapan dan pernapasan,

transportasi hasil-hasil fotosintesis melalui karbohidrat, meningkatkan daya tahan tanaman

terhadap kekeringan dan penyakit tanaman (Hasibuan, 2006).

Page 79: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

60

Hardjowigeno (2003), bahwa sifat kimia tanah yang dicerminkan oleh kandungan

unsur hara, pH (reaksi tanah), kapasitas tukar kation (KTK) maupun kejenuhan basa menjadi

bagian yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Unsur hara mikro adalah unsur

hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit. Unsur hara mikro terdiri

atas unsur Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl dan Co.

Leiwakabessy et al. (2003), Unsur hara dalam tanah berfungsi sebagai bahan dasar

untuk pabrik raksasa di dalam tubuh tanaman. Unsur hara makro terdiri atas unsur C, H, O,

N, P, K, Ca, Mg dan S. Unsur hara yang ada di dalam tanah tidak seluruhnya dibutuhkan

oleh tanaman dalam porsi yang sama pentingnya. Unsur hara yang penting bagi tanaman

disebut unsur hara esensial, yaitu unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman dan

fungsinya dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Unsur hara yang dikatakan

sebagai esensial apabila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup di dalam tanah

menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Unsur hara yang diperlukan

tanaman bisa berasal dari tanah, air maupun dari udara.

Secara umum unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman ada dua golongan

yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara

dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Gardner et al. (1991), ada dua kriteria yang

digunakan untuk menetapkan pentingnya suatu unsur hara; keduanya mengandung

keterbatasan dan kualifikasi tertentu yaitu:

1) Suatu unsur dinyatakan esensial apabila tumbuhan gagal tumbuh dan melengkapi daur

hidupnya dalam kondisi medium tanpa unsur tersebut, dibandingkan dengan

pertumbuhan dan reproduksi normal dalam kondisi medium yang mengandung unsur

hara tersebut.

2) Suatu unsur dikatakan esensial apabila unsur tersebut merupakan penyusun metabolit

yang diperlukan, seperti unsur belerang (S) dalam asam amino metionin.

Page 80: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

61

Hardjowigeno (2003), kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah dalam

mengikat dan melepaskan kation-kation pada permukaan kompleks jerapan. Tanah-tanah

dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih

tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah

berpasir. Tanah dengan nilai KTK yang tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur

hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah.

Surachman (1989), bahwa sifat biologi tanah yang terpenting juga adalah bahan

organik. Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik terhadap

tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila

tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan

perkembangannya. Pengaturan jumlah carbon di dalam tanah meningkatkan produktivitas

tanaman dan keberlanjutan umur tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan

penggunaan hara secara efisien (Catalan, 1990). Penggunaan bahan organik telah terbukti

banyak meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam-macam unsur

hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah mengalami dekomposisi dan

mineralisasi. Sisa tanaman ini memiliki kandungan unsur hara yang berbeda kualitasnya

tergantung pada tingkat kemudahan dekomposisi serta mineralisasinya. Unsur hara yang

terkandung dalam sisa bahan tanaman baru bisa dimanfaatkan kembali oleh tanaman apabila

telah mengalami dekomposisi dan mineralisasi (Ruttan et al., 1984). Petani peladang

berpindah memilih tanah sebagai tempat usahanya hanya mendasarkan pada tebal tipisnya

lapisan humus dan ketersediaan airnya saja (Mundlak et al., 1997). Setelah hara setempat

habis atau produktivitasnya menurun, mereka pergi meninggalkan tempat usahanya untuk

mencari lahan yang baru yang mempunyai lapisan humus tebal yang relatif lebih produktif,

Page 81: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

62

sehingga akan memberikan harapan terhadap ketersediaan hara untuk budidaya pertanian

berikutnya.

Carbon adalah unsur penting pembangun bahan organik, karena sebagian besar

terdiri dari 58 persen bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Unsur carbon ini

diserap tanaman dalam bentuk gas CO2 dari atmosfir yang selanjutnya digunakan dalam

proses penting yang disebut fotosintesis dan menyimpan hasilnya sebagai materi organik

dalam bentuk biomasa tanaman, dan separoh dari jumlah carbon yang diserap tanaman dari

udara bebas tersebut masuk ke dalam tanah melalui tanah melalui sisa tanaman, akar

tanaman yang mati dan organisme yang lainnya dan mengalami dekomposisi sehingga

terakumulasi dalam lapisan tanah.

Kadar C-organik didalam tanah mencerminkan kandungan bahan organik yang

merupakan tolok ukur pengelolaan tanah pertanian dan merupakan faktor penting penentu

karakteristik tanah, dimana semakin tinggi kadar C-organik total maka kualitas tanah

mineral semakin baik (Mellor, 1989). Komposisi C-organik pada tanah mineral sangat

sedikit namun pengaruhnya sangat besar terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan

keberlanjutan tanah pertanian. Komponen C-organik berada pada fraksi bahan organik tanah

dan keberadaannya terdiri dari microorganisme, sisa tanaman pada berbagai tingkat

dekomposisi dan humus yang lebih stabil.

Kadar C-organik tanah mempunyai pengaruh langsung terhadap sifat tanah seperti

meningkatkan kemampuan menahan air, meminimalkan laju erosi tanah dan meningkatkan

kapasitas infiltrasi air. Hairiah et al. (2002), ada 3 pool utama pemasok C ke dalam tanah

yaitu tajuk tanaman semusim yang masuk ke dalam tanah sebagai serasah, akar tanaman,

melalui akar tanaman yang mati, ujung-ujung akar dan respirasi akar, biota tanah. Nitrogen

merupakan bahan penyusun asam amino, amida, basa bernitrogen, protein dan

nukleoprotein (Gardner et al., 1991).

Page 82: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

63

Tanaman tidak dapat melakukan metabolisme jika kekurangan unsur hara N.

Dengan demikian, kekurangan N dapat menghentikan proses pertumbuhan dan reproduksi

(Kalema et al., 2012). Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4-, dan HPO4

2-. Secara

umum, fungsi dari fosfor (P) dalam tanaman diantaranya mempercepat pertumbuhan akar,

mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa,

mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji atau gabah serta meningkatkan

produksi biji-bijian.

Fosfor didalam tanah dapat digolongkan dalam dua bentuk, yaitu bentuk organis dan

bentuk anorganis. Di dalam tanah fungsi P terhadap tanaman adalah sebagai zat pembangun

dan terikat dalam senyawa-senyawa organis, dan sebaliknya hanya sebagian kecil saja yang

terdapat dalam bentuk anorganis sebagai ion-ion fosfat. Fungsi fosfat dalam tanaman adalah

dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat pertumbuhan tanaman,

meningkatkan produk biji-bijian dan dapat memperkuat tubuh tanaman padi-padian

sehingga tidak mudah rebah. Bagian-bagian tubuh tanaman yang bersangkutan dengan

pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai-tangkai sari, kepala-kepala sari,

butir-butir tepung sari, daun buah seta bakal biji ternyata mengandung P. Jadi, unsur P

banyak diperlukan untuk pembentukan bunga dan buah.

Defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem

perakaran, daun, batang, seperti misalnya pada tanaman serealia (padi-padian, rumput-

rumputan penghasil biji yang dapat dimakan, jewawut, gandum, jagung), daun-daunnya

berwarna hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun

bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai-tangkai daun kelihatan lancip-lancip.

Pembentukan buah jelek, merugikan hasil biji. Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama

pada tanaman muda). Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang

banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Zat kalium mempunyai

Page 83: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

64

sifat mudah larut dan hanyut, selain itu mudah difiksasi dalam tanah. Zat kalium yang tidak

diberikan secara cukup, maka efisiensi N dan P akan rendah, dengan demikian maka

produksi yang tinggi tidak dapat diharapkan.

Kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan

jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit,

meningkatkan kualitas biji/buah. Defisiensi gejala yang terdapat pada daun, pada awalnya

tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap, selanjutnya sejak ujung dan tepi

daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula diantara tulang-tulang daun, pada

akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna coklat, dan jatuh kemudian mengering

dan mati. Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek,

sehingga tanaman tampak kerdil.

2.5.3 Karakteristik Entisol

Sifat dan karakteristik Tanah entisol yaitu cenderung memiliki tekstur yang kasar

dengan kadar organik dan nitrogen rendah, tanah ini mudah teroksidasi dengan udara,

kelembapan dan pH nya tanah entisol selalu berubah, hal ini dikarenakan tanah entisol selalu

basah dan rendah, ini disebabkan tanah entisol selalu basah dan terendam dalam cekungan,

dan karena tanah entisol memiliki kadar asam yang sangat tinggi atau sangat rendah. Jadi

kadar asamnya kurang baik untuk ditanami. Akan tetapi kalau dilakukan pemupukan dengan

baik dan suplai air dikendalikan, beberapa entisol pun dapat dipakai untuk pertanian

pembatasnya adalah solum yang tipis, tekstur liat, atau neraca lengas-tanah yang defisit

mengenai jenis jenis air.

Tanah Entisol merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk

pertumbuhan tanaman, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya dengan

jalan pemupukan. Sistem pertanian konvensional selama ini menggunakan pupuk kimia dan

pestisida yang makin tinggi takarannya. Peningkatan takaran ini menyebabkan

Page 84: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

65

terakumulasinya hara yang berasal dari pupuk/pestisida di perairan maupun air tanah,

sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Tanah sendiri juga akan

mengalami kejenuhan dan kerusakan akibat masukan teknologi tinggi tersebut. Umumnya

Entisols banyak di usahakan untuk areal persawahan baik teknis maupun tadah hujan pada

daerah dataran rendah. tapi ada juga yang mengusahakan untuk tanaman hortikultura.

Entisols Timor Leste adalah tanah yang belum berkembang, dengan sifat fisik tanah

dan kimia yang kurang menguntungkan. Tanah ini mempunyai konsistensi lepas-lepas

tingkat Agregasi rendah, kandungan hara tersedia rendah. Nilai reaksi tanah (pH) entisols

alkalis dan permeabilitas cepat. Tanah-tanah yang termasuk subur sebagian besar sudah

diusahakan penduduk. Tanah-tanah yang belum diusahakan umumnya tinggal tanah kurang

baik yang disebut tanah marginal (Hardjowigeno, 1995). Tanah-tanah lahan kering yang

pada umumnya terdiri atas tanah ultisol atau sering dikenal dengan podzolik merah kuning

dan mungkin pula oksisol. Tanah dengan tekstur tanah berpasir dan beriodium tinggi adalah

karakteristik tanah yang mendominasi lahan di Timor Leste.

Berdasarkan informasi peta tanah yang diproduksi oleh Ministerio Agricultura,

Floresta é Pescas República Democrática de Timor Leste (MAFP-RDTL (2015), bahwa

kondisi geografi wilayah Timor Leste pada umumnya memiliki tipe tanah yang kondisinya

miskin hara, solumnya tipis, kontak langsung dengan batuan (Lampiran 35). Karakteristik

tanah tersebut diidentifikasikan berdasarkan ciri dan karakteristik tanah tersebut.

Proses pertumbuhan pada suatu tanaman baik dari golongan legum maupun bukan

legum, hal yang paling penting adalah bagaimana tanaman tersebut mampu menyerap unsur

hara dari dalam tanah untuk ditransfer ke seluruh bagian tubuh tanaman tersebut. Tanah

berkualitas baik berarti tanah tersebut mempunyai kemampuan tinggi dalam meningkatkan

produktivitas tanah dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh degradasi tanah

Page 85: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

66

(Rauschkolb, 1971). Untuk menghasilkan pertumbuhan cendana yang baik maka

dibutuhkan tanah subur, drainase baik, reaksi tanah alkalis solum tanah tipis dalam.

Pada umumnya cendana tumbuh di daerah batuan induk berkapur-vulkanis, tanah

dangkal berbatu, tekstur tanah lempung, pH tanah netral-alkalis, kadar N sedang, P2O5

sedang, tinggi, warna tanah hitam, merah-coklat, karakteristik tanah pada umumnya Entisol,

Mediteran dan tanah kompleks (Hamzah, 1976). Cendana memerlukan unsur Fe, Ca dan K

yang tinggi dari dalam tanah.

Karakteristik tanah Entisol merupakan tanah yang baru berkembang. Walaupun

demikian tanah ini tidak hanya berupa bahan asal atau bahan induk tanah saja tetapi harus

sudah terjadi proses pembentukan tanah yang menghasilkan epipedon okhrik. Banyak tanah

Entisol yang digunakan untuk usaha pertanian misalnya di daerah endapan sungai atau

daerah rawa-rawa pantai. Padi sawah banyak ditanam di daerah-daerah Aluvial ini

(Hardjowigeno, 1993).

Karakteristik tanah Entisol banyak diusahakan untuk areal persawahan baik sawah

teknis maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah. Tanah ini mempunyai konsistensi

lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara tersediakan

rendah sehingga tanah ini tidak subur. Potensi tanah yang berasal dari pegunungan atau pada

kemiringan lereng ini kaya akan hara tetapi belum tersedia, pelapukan akan dipercepat bila

terdapat cukup aktivitas bahan organik sebagai penyedia asam-asam organik (Tan, 1986).

Entisol mempunyai kejenuhan basa yang bervariasi, pH dari asam, netral sampai

alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horison A maupun C, mempunyai nisbah C/N <

20% di mana tanah yang mempunyai tekstur kasar berkadar bahan organik dan nitrogen

lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur lebih halus. Hal ini disebabkan

oleh kadar air yang lebih rendah dan kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah

yang bertekstur kasar juga penambahan alamiah dari sisa bahan organik kurang daripada

Page 86: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

67

tanah yang lebih halus. Meskipun tidak ada pencucian hara tanaman dan relatif subur, untuk

mendapatkan hasil tanaman yang tinggi biasanya membutuhkan pupuk N, P dan K.

Entisol dapat juga dibagi berdasarkan great groupnya, beberapa great group yang

diketahui diantaranya adalah hydraquent, tropaquent dan fluvaquents. Ketiga great group

ini merupakan subordo Aquent yaitu Entisol yang mempunyai bahan sulfidik pada

kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah mineral atau selalu jenuh air dan pada

semua horizon dibawah 25 cm terdapat hue dominan netral atau biru dari 10 Y dan warna-

warna yang berubah karena teroksidasi oleh udara. Jenuh air selama beberapa waktu setiap

tahun atau didrainase secara buatan (Hardjowigeno, 1993). Ordo ini terjadi di daerah dengan

bahan induk dari pengendapan material baru atau di daerah-daerah tempat laju erosi atau

pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan tanah, dengan vegetasi

daerah sungai dan pantai, seperti daerah bukit pasir, daerah dengan kemiringan lahan yang

curam, dan daerah dataran banjir.

Pertanian yang dikembangkan di tanah ini umumnya adalah padi sawah secara

monokultur atau digilir dengan sayuran/palawija. Entisol mempunyai kejenuhan basa yang

bervariasi, pH dari asam, netral sampai alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horison A

maupun C, mempunyai nisbah C/N kurang dari 20 persen di mana tanah yang mempunyai

tekstur kasar berkadar bahan organik dan nitrogen lebih rendah dibandingkan dengan tanah

yang bertekstur lebih halus. Hal ini disebabkan oleh kadar air yang lebih rendah dan

kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar juga penambahan

alamiah dari sisa bahan organik kurang daripada tanah yang lebih halus.

Tanah Entisol banyak terdapat di daerah alluvial atau endapan sungai dan endapan

rawa-rawa pantai, oleh sebab itu tanah ini sering disebut tanah Alluvial. Umur tanah ini

masih tergolong muda. Tanah Entisol cenderung memiliki tekstur yang kasar dengan kadar

organik dan nitrogen rendah, tanah ini mudah teroksidasi dengan udara, untuk tanah Entisol,

Page 87: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

68

kelembapan dan pH nya selalu berubah, hal ini karena tanah Entisol selalu basah dan

terendam dalam cekungan dan tanah yang memiliki kadar asam yang kurang baik untuk

ditanami jenis tanaman, karena memiliki kadar asam tanah yang sangat tinggi atau sangat

rendah (Hanafiah, 2004).

Tanah Entisol mencakup kelompok tanah alluvial, tanah regosol dan tanah litosol.

Ditemukan pada beragam kondisi lingkungan. Entisol meliputi sekitar 16% permukaan

lahan di bumi yang bebas es. Entisol mempunyai kadar lempung dan bahan organik rendah,

sehingga daya menahan airnya rendah, struktur remah sampai berbutir dan sangat sarang,

hal ini menyebabkan tanah tersebut mudah melewatkan air dan air mudah hilang karena

perkolasi.

Banyak Entisol yang teksturnya berpasir dan sangat dangkal (tipis). Tanah Entisol

banyak terdapat di daerah alluvial atau endapan sungai dan endapan rawa-rawa pantai, oleh

sebab itu tanah ini sering disebut tanah alluvial. Entisol terjadi di bagian lapisan atmosfer di

daerah dengan bahan induk dari pengendapan matrial baru atau di daerah-daerah tempat laju

erosi atau pengendapan lebih cepat daripada laju perkembangan tanah. Seperti lereng curam,

dataran banjir dan dunes.

Kriteria utama ordo Entisol adalah tidak adanya organisasi material tanah. Tanah-

tanah ini menunjukkan sedikit bahkan tidak ada perkembangan struktur atau horison dan

menyerupai material dalam timbunan pasir segar. Ciri umum Entisol adalah tidak adanya

perkembangan profil yang nyata. Jenis jenis tanah pada Entisol memiliki kejenuhan basa

bervariasi dari asam, netral sampai alkalin, kapasitas tukar kation < 20, tekstur kasar

berkadar bahan organik dan N lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur

halus, hal ini disebabkan oleh karena kadar air yang rendah dan kemungkinan oksidasi yang

lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar juga penambahan alamiah dari sisa bahan

organik dari pada tanah yang lebih halus. Meskipun tanah ini kaya akan unsur hara kecuali

Page 88: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

69

N akan tetapi unsur ini belum mengalami pelapukan. Untuk mempercepat pelapukan

diperlukan pemupukan bahan organik, pupuk kandang dan pupuk hijau.

Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan Entisol adalah Iklim yang sangat

kering, sehingga pelapukan dan reaksi-reaksi kimia berjalan sangat lambat, erosi yang kuat

dapat menyebabkan bahan-bahan yang dierosikan lebih banyak dari yang dibentuk melalui

proses pembentukan tanah. Banyak terdapat dilereng-lereng curam, pengendapan terus

menerus menyebabkan pembentukan horizon lebih lambat dari pengendapan. Terdapat

misalnya di daerah dataran banjir disekitar sungai, delta, lembah-lembah, daerah sekitar

gunung berapi, bukit pasir pantai. Keunggulan jenis tanah ini secara fisik adalah memiliki

drainase dan aerasi yang baik. Untuk kelemahan tanah ini adalah miskin bahan organik dan

juga hara tanah khususnya nitrogen. Pengelolaan untuk jenis tanah ini sebaiknya perlu

memperkaya bahan organiknya dan untuk memperbaiki struktur tanah yang porous dan juga

sebagai sumber hara Nitrogen. Disamping itu juga meminimalkan kehilangan hara karena

sifat porous tanah ini.

Tanah Entisol juga merupakan tanah yang belum mengalami deforensiasi horizon.

Sebagian besar tanah Entisol tidak mengalami perubahan seperti mengalami sedimentasi

dari bahan induk mereka. Tanah Entisol merupakan tanah dengan jumlah paling banyak

kedua di dunia setelah tanah inceptisol yakni 11-18% dari luas daratan tanpa tertutup es di

dunia. Tanah ini banyak terdapat di daerah aluvial, endapan sungai, atau endapan rawa-rawa

pantai. Tanah ini telah dijadikan lahan pertanian maupun tempat tinggal oleh jutaan orang

di seluruh dunia. Tanah Entisol cenderung memiliki tekstur kasar dengan kadar bahan

organik dan nitrogen yang rendah. Tanah ini mudah teroksidasi dengan udara. Kelembapan

dan pH selalu berubah karena tanah ini selalu basah dan terendam. Kadar asamnya juga

cukup tinggi.

Tanah Entisol dapat dibagi menjadi beberapa sup ordo seperti berikut:

Page 89: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

70

1. Aquent adalah tanah basah yang terbentuk di tepi sungai, lumpur pasang surut. Tanah

yang berada di tempat seperti ini sulit untuk berkembang.

2. Arent adalah tanah antropogenik, yaitu tanah yang tidak dapat berkembang karena telah

terjadi pencampuran oleh manusia seperti membajak sawah. Tanah ini juga disebut

tanah anthrosol.

3. Fluvent adalah tanah aluvial yang pengembangannya dicegah oleh deposisi sedimen

berulang-ulang saat terjadi banjir periodik. Tanah ini ditemukan di lembah-lembah dan

delta sungai, terutama yang mengalami beban sedimen yang tinggi.

4. Orthent adalah tanah dangkal atau “tanah skeletal”. Tanah ini ditemukan pada

permukaan yang tergerus erosi atau tempat dimana terdapat mineral yang tidak lapuk.

5. Psamment adalah tanah Entisol yang berpasir di semua lapisannya. Terbentuk dari

pergeseran bukit pasir.

Gambar 2.12.

Kenampakan tanah entisol

Sifat atau ciri tanah Entisols solum dangkal dan tergolong jenis tanah yang masih

sangat muda, yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tanah jenis Entisols

terbentuk di daerah dengan bahan induk dari pengendapan material baru atau di daerah yang

laju erosi atau pengendapannya lebih cepat dibandingkan laju pembentukan tanah. Kata

“ent” pada kata ‘Entisol’ berarti recent atau baru.

Page 90: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

71

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Pada tingkat semai,

jenis ini memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya

sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya atau mensulplai nutrisi dari dalam tanah

terkecuali unsur calcium (Ca), dan oleh karena prasyarat inilah cendana sukar

dikembangbiakkan atau dibudidayakan (Suriamihardja, 1993). Kayu cendana kini sangat

langka dan harganya sangat mahal.

Cendana merupakan tanaman kehutanan yang ekonomis dan komoditi ekspor

Negara Timor Leste dan bukan merupakan tanaman konservasi. Volume tegakan cendana

yang siap untuk tebang di negara ini sudah hampir terancam punah, yang disebabkan oleh

ketidaksesuaian inang yang digunakan, eksploitasi cendana yang tidak bertanggung jawab

dan kurangnya upaya regenerasi tanaman cendana, dan solum tanahnya tipis sehingga sulit

untuk dikembangkan.

Cendana membutuhkan tumbuhan inang untuk memasok hara bagi pertumbuhannya

(Radomiljac et al., 1998). Kontak yang terjadi membentuk suatu hubungan antara cendana

dengan tumbuhan inangnya baik secara anatomis, morfologis maupun fisiologis, sehingga

dengan adanya kontak tersebut dimungkinkan terjadi aliran air dan nutrisi dari tumbuhan

inang ke parasit (Glatzel and Balasubramaniam, 1987).

Akar inang berperan mempunyai tugas penuh mengirim air dan hara ke cendana

(Subasinghe, 2013). Tahapan proses perkembangan parasitisasi ini dibagi dalam 3 situasi

yakni situasi kompetisi, situasi transisi, situasi parasitisme penuh (Rocha et al., 2014; Sun

et al., 2014; Kamondo et al., 2014). Menurut Rai (1990) cendana memiliki lebih dari 300

Page 91: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

72

jenis inang, sementara Wawo (2002) menemukan sekitar 59 jenis inang sekunder cendana

di pulau Timor.

Wuryadi et al. (1992) bahwa terdapat lebih dari 252 jenis tanaman yang dapat

berperan sebagai inang, terdiri dari 64 macam familia, sebagian besar dari golongan

tumbuhan dikotil yang akarnya berkayu dan berair. Jumlah inang yang terlalu banyak dalam

polibag akan menyebabkan semai cendana tidak mendapat cahaya matahari dan media tanah

menjadi tetap basah yang mengakibatkan semai cendana mengalami gangguan

pertumbuhannya (Rai, 1990). Pada proses parasitisme cendana, terdapat transisi bertahap

dari parasitik ke kompetisi (Weber, 1990). Cendana memperoleh keuntungan dari

keberadaan tanaman inangnya, tetapi cendana harus berkompetisi untuk memperoleh air,

hara dan cahaya sebelum proses parasitisme terjadi (Brand, 2005).

Akar tanaman pokok yang tidak berkembang dengan baik juga berakibat pada sifat

fisik tanah seperti pembentukan pori-pori tanah (Radomiljac et al., 1998). Rahayu et al.

(2002) bahwa unsur hara yang diambil dari inang adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium

(K), akan tetapi unsur kalsium (Ca) diambil sendiri dari dalam tanah. Tumbuhan inang juga

berfungsi sebagai peneduh ketika cendana masih dalam tingkat semai.

Kebanyakan Angiospermae yang semiparasit akar memiliki tingkat keparasitan yang

bervariasi (Wilson dan Loomis, 1962). Tumbuhan legum sangat besar potensinya sebagai

pupuk organik karena kemampuannya mengikat N2 atmosfer secara simbiotik dengan

bakteri bintil akar (rhizobium). Semai cendana dengan inang S. grandiflora hidup lebih baik

daripada semai tanpa inang, dan bahwa pemupukan N dan P tidak mampu memperbaiki

kualitas pertumbuhan semai cendana, yang mengisyaratkan bahwa akar cendana kurang

mampu menyerap N dan P secara efektif (Suyitno dan Padi, 2002).

Tanaman S. grandiflora ini dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur,

kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air. Seperti halnya tanaman

Page 92: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

73

S. grandiflora,tanaman C.cajan dapat pula beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur,

kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air. C.cajan lebih mudah

beradaptasi dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lainnya, toleran terhadap

kekeringan dan dapat diratun (Bahar, 1981).

Tanaman bukan legum seperti Alternanthera sp memiliki akar yang berserabut, yang

banyak mengandung air sehingga dapat bertahan hidup di daerah yang kering (Rocha et al.,

2014). Tanaman Alternanthera sp tumbuhnya merumpun maka sering ditanam pada batas-

batas jalan dan kadang-kadang ditanam pada tanah-tanah yang agak miring untuk mencegah

erosi (Sastrapraja, 1980). Tanaman bukan legum lainnya yaitu C. junghuniana memiliki

daun semu, yang sebenarnya merupakan ranting-ranting hijau dan termasuk jenis pohon

cepat tumbuh di daerah beriklim kering yang dapat berfungsi dengan baik sebagai tanaman

inang sekunder dan juga dapat dipakai sebagai penaung awal tanaman cendana (Radomiljac

et al., 1999).

Jarak antar tanaman induk cendana dapat dilakukan dengan jarak 4-5 meter dan jarak

inang dengan tanaman induk 40 cm tergantung pada tipe tanah (FPC, 2007). Jika

perbandingan inang dengan tanaman cendana adalah 1: 1 maka inang akan mengalami

tekanan, akan tetapi kalau umurnya 2 tahun maka rasio yang digunakan adalah 1:2 atau 1:3.

Jika umur cendana sudah mencapai 5 tahun, maka proses parasitisasi akan normal.

Pertumbuhan semai cendana dalam polibag ditentukan juga oleh jarak tanam inang

dari tanaman induk cendana dengan polibag yakni 5 cm memberikan hasil pertumbuhan

yang baik (Wawo, 2009). Demikian juga bahwa karakteristik tanah juga akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman cendana. Secara ringkas diagram alir kerangka berpikir

dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3.1.

Page 93: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

74

Cendana ( Santalum album, Linn )

Cendana bersifat hemiparasit yaitu

pertumbuhannya tergantung pada

tanaman lain sebagai inang

Membutuhkan inang yang berfungsi

memberikan hara dan air dan menyuburkan

tanah

Keberhasilan pertumbuhan cendana dipembibitan dan di lapangan sangat

ditentukan oleh:

1. Jenis inang primer (dipembibitan) dan inang sekunder (dilapangan)]

2. Kompetisi antara cendana dengan inang dalam memanfaatkan hara

tanah

Peranan inang jenis legum dan bukan legum pada pertumbuhan cendana

dipembibitan dan dilapangan

Inang jenis legum:

S.grandiflora (turi)

C. cajan (kacang gude)

Inang jenis bukan legum:

Alternanthera sp (krokot)

C. junghuniana (cemara) gunung)

Penampilan cendana dan inang akan lebih baik pertumbuhannya dipembibitan maupun di

lokasi penanaman

Pengaturan jarak tanam baik inang

legume dan bukan legum dengan

cendana

KERANGKA BERPIKIR

Pengaturan konfigurasi penanaman inang dan

jarak tanam dengan cendana

TEORI PARASITISASI

Analisis karakteristik tanah

Gambar 3.1

Diagram alir kerangka berpikir

Peranan konfigurasi tanaman inang

terhadap pertumbuhan cendana

Page 94: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

75

3.2 Konsep Penelitian

Teori hukum Liebig menjelaskan bahwa pertumbuhan tanaman pada suatu lahan sangat

ditentukan oleh kandungan unsur hara yang mampu diambil dari tanah atau kemampuan tanaman

tumbuh secara optimal ditentukan oleh faktor pembatasnya. Faktor pembatas tersebut merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang ditemukan dalam jumlah paling kecil

dibandingkan dengan faktor lainnya. Mekanisme pertumbuhan cendana tergantung pada seberapa

jauh akar cendana meresap nutrisi dari tanaman inang dari jenis tanaman legum dan bukan legum.

Maka konsep penelitian yang akan dipaparkan selanjutnya mengacu pada substansi apa

saja yang diperlukan oleh akar cendana dalam proses pertumbuhan cendana tersebut serta unsur

apa saja oleh S. grandiflora, C. cajan, kroko dan C. junghuniana yang dapat dikontribusikan pada

cendana dan bagaimana tanaman cendana dalam proses pertumbuhannya selalu membutuhkan

tanaman inang serta apakah setelah penyerapan hara oleh cendana, inang tersebut masih bertahan

hidup atau langsung mati dan inilah yang akan menjadi konsep dari penelitian ini. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel media tumbuh dan variabel tanaman inang,

variable jarak tanam serta konfigurasi penanaman.

Variabel media tumbuh tanaman pada tingkat persemaian terdiri dari campuran pasir-tanah

dan kompos. Cendana yang digunakan berasal dari benih lokal, menggunakan inang S.

grandiflora, gude, Alternanthera sp dan C. junghuniana, dengan jarak tanam 5 cm, 10 cm, 15 cm

serta konfigurasi tanam 2 inang, 4 inang dan 6 inang. Parameter yang diukur pada tanaman

cendana adalah jumlah haustoria yang dibentuk oleh akar tanaman cendana, tinggi tanaman

cendana diameter tanaman cendana. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dan didukung

dengan teori dan hasil-hasil penelitian terdahuluh yang terkait, maka dapat digunakan untuk

memecahkan masalah pembudidayaan cendana di Timor Leste (Gambar 3.2).

Hipotesis 1:

Diduga bahwa simbion legume dan

non legume akan berpengaruh

terhadap kualitas pertumbuhan

Cendana.

Hipotesis 2:

Jarak tanam simbion akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan

cendana

Hipotesis 3:

Pemangkasan akan berpengaruh

terhadap kompetisi cahaya matahari

Page 95: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

76

Rumusan Masalah Solusi Masalah Output

1.Belum diketahui berapa

jumlah haustorium yang

terbentuk untuk proses

pertumbuhan akar

tanaman cendana.

2.Belum diketahui

kontribusinya terhadap

pertumbuhan semai

cendana dari tumbuhan

inang legume dan bukan

legum dalam

memanfaatkan tempat

tumbuh.

3.Belum pernah dilakukan

konfigurasi tanaman

inang legume dan bukan

legume terhadap

pertumbuhan cendana.

Belum diketahui kualitas benih

cendana yang akan disemaikan

dan masih diragukan persentase

tumbuh karena berasal dari jenis

local.

Penelitian Pendahuluan

Pembuatan media tanam dan

bedeng tabur untuk seleksi

pertumbuhan perkecambahan benih

cendana.

Hasil perkecambahan benih

yang terbaik.

Penelitian di persemaian.

Pemberian perlakuan inang legume

dengan jenis turi dan jenis kacang gude

dan bukan legume dengn jwnia C.

junghuniana dan Alternanthera sp

dengan jarak tanam 5 cm, 10 cm serta 15

cm dilanjutkan dengan pembongkaran

akar dengan sprinkle terhadap polybag

yang ditumbuhi bibit untuk mengetahui

jumlah haustoria.

Penelitian di lapangan

Perlakuan konfigurasi penanaman, jarak

tanam serta inang legume S.grandiflora

dan C. cajan dan bukan legume

(Alternanthera sp dan C. junghuniana)

yang diprediksi melalui diameter batang

cendana, tinggi tanaman cendana pada

Entisol.

1.Jumlah haustorium yang

dibentuk baik pada inang

bukan legume maupun

inang legume. 2.Inang dan jarak tanam

yang menghasilkan

pertumbuhan cendana

terbaik.

1) Konfigurasi

penanaman terbaik

bagi cendana baik dari

jenis legume maupun

bukan legume.

2) Konfigurasi inang dan

jarak tanam yang

menghasilkan

pertumbuhan terbaik.

1. Pertumuhan cendana lebih baik bila ditanam bersama inang bila dibandingkan dengan

tanpa inang. 2. Konfigurasi penanaman yang sesuai untuk pertumbuhan cendana dan cocok untuk

Entisol di Timor Leste

KONSEP PENELITIAN

4.Pertumbuhan cendana

pada Entisol belum

pernah dilakukan dan

diketahui secara pasti.

Analisa karakteristik Entisol

Karakteristik tanah yang baik

untuk pertumbuhan cendana.

Gambar 3.2 Diagram alir konsep penelitian

Page 96: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

77

3.3 Hipotesis

1. Jumlah haustoria yang terbentuk lebih banyak pada inang legum dibandingkan dengan

inang bukan legum.

2. Inang jenis legum memberikan pertumbuhan cendana lebih baik dibandingkan dengan

inang bukan legum.

3. Jarak tanam dan jumlah tanaman inang dalam masing-masing konfigurasi memberikan

pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan cendana.

4. Pertumbuhan cendana bervariasi tergantung dari karakteristik tanah.

Page 97: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

78

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian.

4.1.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di lokasi persemaian permanent Ministerio Agricultura,

Floresta é Pescas República Democrática de Timor Leste (MAFP-RDTL). Total luasan untuk

lokasi persemaian adalah 27 m2 dengan 216 satuan percobaan (polibag), dimana 180 unit

percobaan untuk uji coba di persemaian dan 36 untuk uji coba konfigurasi penanaman di

lapangan yang merupakan hasil kombinasi terbaik dari perlakuan dipersemaian. Peta lokasi

penelitian dapat dilihat pada Lampiran 36.

4.1.2 Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap yakni:

1. Tahap I mulai bulan Agustus 2015 sampai dengan Februari 2016, merupakan tahap

persiapan bahan baku, benih, media tumbuh, persemaian, dan pemeliharaan bibit

di persemaian.

2. Tahap II mulai bulan Maret – Juni 2016 percobaan penanaman dilapangan.

3. Tahap III mulai bulan Juli sampai Oktober 2016, analisis terhadap tanah melalui

uji laboratorium di Lab Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

4.2 Bahan dan Alat Penelitian

Sebagai bahan penelitiannya adalah sejumlah benih cendana, benih legum yang terdiri

dari S. grandiflora, gude, dan benih bukan legum yang terdiri dari Alternanthera sp dan C.

junghuniana. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah tally sheet pengamatan data,

kantong plastik, alat tulis, kalkulator, kamera digital dan laptop, software analisis data

COSTAT dan ArcView/ArcGIS 3.2a, polibag yang berdiameter 40 cm dan tinggi 30 cm, alat

Page 98: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

79

penyiram, meteran, slang air, ayakan tanah, sekop, karung, plastik, ember, analitik, meteran,

serta alat-alat laboratorium, dan alat pembantu pembongkar akar.

4.3 Metode Penelitian

Hubungan antara tahap penelitian pertama, penelitian kedua dan penelitian ketiga dapat

dijelaskan bahwa total luasan untuk persemaian adalah 27 m2. Jumlah benih yang ditabur di

bedeng semai sebanyak 648 biji dan diambil persentase tumbuh benih yang terbaik untuk

dipindahkan ke polibag pada persemian dengan 216 polibag, dan dari 216 polibag tersebut

diambil 180 polibag untuk dilakukan pembongkaran terhadap pot untuk menghitung jumlah

haustoria yang terbentuk selama 6 bulan dan setiap bulan dilakukan pembongkaran terhadap

36 pot mulai dari hari ke 60 setelah semai (HSS), 90 HSS, 120 HSS, 150 HSS dan 180 HSS

sesuai dengan dena pada Lampiran 1. Kemudian sebanyak 36 bibit yang merupakan hasil

perlakuan terbaik akan dipindahkan ke lapangan untuk uji coba konfigurasi penanaman dan

sketsa penanaman dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.3.1 Penelitian pendahuluan

4.3.1.1 Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk seleksi persentase tumbuh perkecambahan benih

cendana yang terbaik.

4.3.1.2 Pelaksanaan

Pembuatan naungan persemaian, persiapan media tanam dan perlakuan terhadap benih

cendana, legum dan bukan legum. Tanah yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

lapisan top soil secara acak pada kedalaman 0 sampai 20 cm dari tanah di dekat lokasi

persemaian. Tanah yang akan digunakan untuk persemaian dihancurkan, dibersihkan dan

kemudian di campur dengan kompos. Volume tanah pada kondisi berat tanah kering adalah 8

kg dengan kadar air 15%, sehingga dibutuhkan volume tanah per pot 1,2 kg untuk ditanami

Page 99: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

80

bibit cendana yang pertumbuhannya baik. Perkecambahan bibit cendana dilakukan sampai

umur 25 hari.

4.3.2 Percobaan 1: Percobaan di persemaian untuk mengetahui peranan jenis inang

legum dan bukan legum terhadap pertumbuhan bibit cendana.

4.3.2.1 Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah haustorium yang terbentuk oleh akar

tanaman cendana, serta kontribusi tanaman inang terhadap pertumbuhan tanaman cendana.

4.3.2.2 Rancangan percobaan

Percobaan ini dilaksanakan di persemaian dengan rancangan dasar Rancangan Acak

Kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor dan diulang sebanyak tiga kali, dengan faktor

pertama adalah jenis tanaman inang dan faktor ke dua adalah jarak tanam yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

Faktor pertama:

1. S. album dengan inang S. grandiflora (SG)

2. S. album dengan inang C. cajan (CC)

3. S. album dengan inang Alternanthera sp (AS)

4. S. album dengan inang C. junghuniana (CJ)

Faktor kedua:

1. Inang pada jarak tanam 5 cm (J1)

2. Inang pada jarak tanam 10 cm (J2)

3. Inang pada jarak tanam 15 cm (J3)

Kontrol: S. album tanpa inang sebagai kontrol (SA)

Dari kedua faktor tersebut setelah dikombinasi maka dapat diketahui 4 (inang) x 3

(jarak tanam) x 3 (ulangan) = 36 satuan percobaan dimana dalam setiap satuan percobaan

diamati setiap 1 bulan sekali di lokasi persemaian selama 6 bulan serta ditambah dengan 36

Page 100: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

81

satuan percobaan yang merupakan hasil seleksi kombinasi terbaik dipersemaian yang akan

dipindahkan ke lokasi penanaman atau lapangan. Denah percobaan disajikan pada Lampian 1

untuk perlakuan di persemaian dan Lampiran 2 untuk konfigurasi penanaman di lapangan.

Dari setiap pengamatan pertama hingga pengamatan terakhir dipersemaian, akan

diambil empat satuan percobaan yang terbaik pada setiap pengamatan untuk dibawa ke

lapangan untuk ditanam pada tanah Entisol. Sisa dari hasil kombinasi terbaik tersebut akan di

bongkar untuk di lakukan pengukuran terhadap diameter batang cendana, tinggi tanaman

cendana, jumlah daun tanaman cendana serta jumlah haustoria yang terbentuk.

4.3.2.3 Pelaksanaan percobaan

Media tumbuh tanaman pada tingkat persemaian digunakan adalah campuran tanah,

pasir dan kompos dengan perbandingan volume 6:3:3 dan ditempatkan dalam polibag ukuran

30 x 40 cm2. Pot yang telah di isi dengan media tumbuh tersebut diletakkan di lapangan secara

acak, kemudian masing-masing polibag ditanami benih cendana sebanyak satu bibit per lubang

pada polibag dan diikuti penanaman inang dengan jarak dari cendana 5 cm, 10 cm, 15 cm yang

telah disiapkan dengan dena percobaan di persemaian disajikan pada Lampiran 1 dan

konfigurasi penanaman di lapangan disajikan pada Lampiran 2.

4.3.2.4 Pengamatan

Pengamatan dilakukan periodik setiap satu bulan sekali selama enam bulan di

persemaian dengan parameternya adalah tinggi, diameter, jumlah daun, jumlah haustoria yang

dibentuk akibat perlakuan jenis legum yang terdiri dari, C.cajan, dan bukan legum yang terdiri

dari Alternanthera sp dan C. junghuniana. Cara pengamatan parameter dilakukan seperti

berikut ini:

1. Jumlah haustoria yang menempel pada akar tanaman induk cendana pada setiap satu bulan

selama enam bulan.

2. Tinggi tanaman cendana diukur menggunakan meter.

Page 101: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

82

3. Diameter tanaman diukur menggunakan caliper pada ketinggian 1 cm dari permukaan

tanah untuk semai.

4. Jumlah daun dengan menjumlahkan banyak daun tanaman cendana yang tumbuh setiap 30

hari.

4.3.3 Percobaan 2: Percobaan konfigurasi penanaman di lapangan untuk mengetahui

perbedaan pertumbuhan cendana karena faktor konfigurasi penanaman dan

jarak tanam serta jenis inang.

4.3.3.1 Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis konfigurasi penanaman yang terbaik untuk

pertumbuhan cendana.

4.3.3.2 Rancangan percobaan

Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan dasar adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) hanya saja ditambah dengan satu faktor yaitu konfigurasi

penanaman. Selanjutnya terdapat tiga faktor dan diulang sebanyak tiga kali ( 3 x 3 ), dengan

faktor pertama adalah jenis tanaman inang dari golongan legum dengan jenis tuir dan C.cajan

dan bukan legum dengan jenis Alternanthera sp dan C. junghuniana. Faktor ke dua adalah

jarak tanam yaitu 5 cm, 10 cm dan 15 cm dari tanaman induk. Faktor ketiga adalah konfigurasi

penanaman yaitu konfigurasi dengan 2 inang, konfigurasi dengan 4 inang, konfigurasi dengan

6 inang dari legum dan bukan legum. Jumlah satuan percobaan yang dibawah dari persemaian

merupakan hasil seleksi kombinasi terbaik yang akan di tanam di lapangan pada tanah Entisol,

sebanyak 36 satuan percobaan. Penjelasan dan pemberian kode dari ketiga faktor tersebut

secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

Faktor pertama:

1. S. album dengan inang S. grandiflora (SG)

2. S. album dengan inang C. cajan (CC)

3. S. album dengan inang Alternanthera sp (AS)

4. S. album dengan inang C. junghuniana (CJ)

Page 102: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

83

Faktor kedua:

1. Inang pada jarak tanam 5 cm (J1)

2. Inang pada jarak tanam 10 cm (J2)

3. Inang pada jarak tanam 15 cm (J3)

Faktor ketiga:

1. Konfigurasi penanaman 2 inang (K1)

2. Konfigurasi penanaman 4 inang (K2)

3. Konfigurasi penanaman 6 inang (K3)

Kontrol: S, album tanpa inang sebagai kontrol (SA)

4.3.3.3 Pelaksanaan percobaan

Luas lahan percobaan 0.12 ha, terdiri dari 36 satuan. Petak percobaan dibersihkan dari

gulma selanjutnya dilakukan penanaman bibit legum dan bukan legum sesuai konfigurasi

penanaman pada masing-masing taraf perlakuan yang dilakukan bersamaan dengan perbibitan

di persemaian.

Penanaman dilakukan pada awal bulan Februari 2016 dan dipelihara selama masa 6

bulan atau hingga bulan Juli 2016. Konfigurasi penanaman dilapangan adalah 2 inang, 4 inang,

dan 6 inang pada masing-masing jarak 5 cm, 10 cm, 15 cm pada inang legum maupun bukan

legum terhadap cendana.

Lubang tiap-tiap konfigurasi penanaman tersebut sudah disiapkan bersamaan waktu

dengan persemaian, sehingga hasil dari pembibitan ini akan dibawah ke lapangan untuk di

tanam pada tanah Entisol.

4.3.3.4 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah semai (HSS) dan 30

hari setelah penanaman dilapangan (HST), 60 HSS dan 60 HST, 90 HSS dan 90 HST, 120 HSS

dan 120 HST, 150 HSS dan 150 HST, 180 HSS dan 180 HST.

Page 103: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

84

Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur dan menghitung seberapa besar diameter

batang, tinggi tanaman, jumlah daun serta haustorium cendana akibat perlakuan inang legum

dan bukan legum setiap 30 hari selama 6 bulan dilokasi persemaian dan 30 hari selama 6 bulan

dilokasi penanaman. Data yang diperoleh dari hasil percobaan kemudian ditabulasi untuk

selanjutnya dianalisis.

4.3.4 Analisis karakteristik tanah (penelitian III)

Analisis karakteristik tanah ini meliputi sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah.

4.3.4.1 Tujuan

Analisis laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Entisol yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan cendana.

4.3.4.2 Pelaksanaan

Penelitian dimulai dengan pengambilan sampel tanah untuk keperluan analisis sifat

fisik, kimia tanah. Titik sampel dari masing-masing satuan pengamatan ditentukan dengan

metode grid berukuran 25 m2. Sampel tanah untuk setiap satuan lahan sebanyak 5 lubang

selanjutnya dicampur dan diambil sekitar 1 kg kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik

berlabel untuk dianalisis di laboratorium.

Gambar 4. 1

Titik pengambilan contoh tanah individu

Sampel tanah yang diambil berupa sampel tanah terganggu dan sampel tanah utuh atau

tak terganggu. Contoh tanah terganggu diperlukan untuk analisis karakteristik tanah. Penilaian

karakteristik tanah meliputi pengukuran sifat fisik, kimia tanah, serta penggunaan data tersebut

untuk mengamati pengaruh tanah akibat konfigurasi penanaman tanaman cendana pada

Batas lahan

Titik pengambilan

sampel

Page 104: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

85

Entisol. Indikator karakteristik tanah dipilih dari sifat tanah yang menunjukkan kapasitas fungsi

tanah atau faktor pembatas bagi hasil tanaman.

4.3.4.3 Pengamatan

Sampel tanah yang diambil selanjutnya dianalisis dilaboratorium, parameter yang

diamati meliputi sifat fisik, kimia tanah (Tabel 4.1). Kadar air kering udara ditentukan yaitu 10

gram tanah dikurangi berat tanah kering mutlak dibagi berat tanah kering mutlak dikali 100%.

Penetapan kadar air kapasitas lapang hampir sama dengan penetapan kadar air kering udara,

perbedaannya tanah kering udara dalam botol ditetesi dengan air sampai 2/3 dari ujung botol

sudah basah, selanjutnya dioven untuk mencari berat tanah kering mutlak (Hanafiah, 2005;

Sulaeman et al., 2005).

Tabel 4.1

Parameter dan metode analisis (Djajakirana (1991; Sulaeman, et al., 2005; Tan, 2005)

Parameter Satuan Metode

Sifat fisik

1. Kadar air tanah

2. Tekstur tanah (3 fraksi)

3. Kedalaman efektif

%

%

cm

Gravimetri

Metode pipet

Pengukuran langsung

Sifat kimia

4. pH

5. C-organik

6. KTK

7. KB

%

me/100 g

%

pH Meter

Walkley & Black

Pengekstrakt NH4OHc

Pengekstrakt NH4OHc

8. Nutrisi (N,P,K) (%;ppm) Kjeldhall, Bray-1

Penetapan tekstur dapat dilakukan melalui oksidasi bahan organik dengan melalui H2O2

dan garam yang mudah larut dihilangkan dari tanah dengan HCl sambil dipanaskan. Bahan

yang tersisa adalah mineral yang terdiri atas pasir, debu, dan liat. Pasir dapat dipisahkan dengan

cara pengayakan basah, serta debu dan liat dipisahkan dengan cara pengendapan yang

didasarkan pada hukum stoke (Sulaeman et al., 2005).

Page 105: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

86

Penetapan P-tersedia dan K-tersedia dengan dasar fosfor dalam bentuk cadangan

ditetapkan dengan menggunakan pengekstrak HCl 25%. Pengekstrak ini akan melarutkan

bentuk-bentuk senyawa fosfat dan kalium mendekati kadar P dan K tersedia. Kalium diukur

dengan falmefotometer (Sulaeman et al., 2005). Kapasitas tukar kation (KTK) dan Kejenuhan

Basa (KB) tanah ditetapkan dengan menggunakan larutan ammonium asetat pH 7,0 sebagai

penukar kation yang menutupi kompleks jerapan. Ekstraktan yang diperoleh digunakan untuk

menetapkan kejenuhan KB tanah, kemudian sisa tanah yang dicuci dengan alkohol kemudian

didestilasi dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N untuk menentukan KTK tanah (Djajakirana, 1991).

4.4 Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA)

sesuai dengan model dari rancangan yang digunakan untuk masing-masing percobaan.

Kemudian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf uji 5% untuk

membandingkan rata-rata antar perlakuan yang dicoba (Gomez, 2007). Pengolahan data

dilakukan dengan program statistik COSTAT.

Model matematik analisis ragam percobaan dengan rancangan dasar adalah rancangan

acak kelompok (RAK) menurut Gasperz (1991) adalah:

Yij= µ + Ti + βj + εij

Dengan :

Yij : Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke i dan kelompok ke j.

µ : Nilai tengah umum

Ti : Pengaruh perlakuan ke-i untuk persemaian ( i =1,2,3,4,5) dan di lapangan (i = 1,2,3)

Βj : Pengaruh kelompok ke-j untuk persemaian ( j = 1,2,3) dan lapangan (i=1,2)

εij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam. Jika uji F menunjukkan adanya

perbedaan nyata antara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan

(UJBD) untuk melihat perbedaan antara perlakuan.

Page 106: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

87

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Data hasil pengamatan dan pengukuran dikelompokan ke dalam tiga bagian pokok

yakni pengukuran destruktif untuk mengetahui jumlah haustorium pada tahap persemaian

dilanjutkan dengan pengukuran terhadap tinggi dan diameter serta jumlah daun, tahap

penanaman, dan tahap analisis tanah. Mengingat bahwa cendana merupakan tanaman bukan

tanaman konservasi maka analisis tanah terbatas pada tingkat kedalaman efektif tanah pada

lokasi penelitian. Semai cendana yang digunakan dalam penelitian ini adalah semai cendana

yang memiliki pertumbuhan yang seragam.

5.1.1 Penelitian Pendahuluan

Benih cendana mulai berkecambah pada umur 21 hari setelah semai (HSS) dan pada

umur 25 HSS benih cendana telah berkecambah semua sekitar 80%. Selanjutnya dilakukan

pemindahan benih cendana yang sudah berkecambah ke polibag yang telah disediakan. Dalam

polibag telah ditanam tanaman inang legum (S. grandiflora, C. cajan) dan bukan legum yaitu

(Althernantera sp, C. junghuniana) yang ditanam sebelumnya. Semai yang dipindahkan atau

ditanam dalam polibag adalah semai yang memiliki jumlah daun 2 helai. Sebanyak 3 semai

cendana yang ditanam di dalam polibag, dan setelah berumur 2 minggu setelah ditanam

dilakukan penjarangan yang meninggalkan hanya 1 semai cendana saja dalam masing-masing

polibag.

Pada bulan pertama setelah pemindahan terdapat beberapa anakan cendana yang mati,

oleh karena itu dilakukan penyulaman dengan tujuan untuk menggantikan tanaman cendana

yang mati dengan tanaman cendana yang pertumbuhannya sehat, subur dan umur yang sama

dengan tanaman penelitian. Semai cendana memiliki tinggi yang hampir sama pada bulan-

Page 107: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

88

bulan pertama dan selama penelitian tidak terjadi serangan hama maupun penyakit terhadap

semai cendana yang dicobakan.

5.1.2 Percobaan di persemaian (penelitian I)

Pada awal penanaman bibit cendana yang ditanam pada umur yang sama dan

penampilan yang seragam, namun dengan bertambahnya umur tanaman penampilan cendana

juga mulai berbeda, demikian juga dengan penampilan tanaman inang menunjukkan tidak

berbeda walaupun semakin bertambah umur tanaman. Selama berada dalam masa pembibitan,

tanaman banyak ditumbuhi gulma, kemudian dilakukan penyiangan dengan mencabut

rerumputan yang ada.

5.1.2.1 Pengamatan destruktif

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jumlah haustorium yang

terbentuk akibat pemberian inang legum (S. grandiflora, C. cajan) dan bukan legum

(Alternanthera sp, C. junghuniana) pada jarak tanam yang berbeda. Perhitungan haustorium

dilakukan pada tanaman cendana dengan kombinasi perlakuan jarak tanam dan inang legum

(S. grandiflora, C. cajan) dan bukan legum (Alternanthera sp, C. junghuniana) selama semai

cendana yang berumur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120 HSS,150 HSS dan 180 HSS.

Hasil pengukuran jumlah haustorium yang terbentuk disajikan pada Lampiran 9.

Tanaman yang berada dalam polibag dimasukkan dalam ember yang berisi air, kemudian

digoyang perlahan-lahan agar tanah terlepas, setelah tanah sudah terlepas semuanya tanaman

cendana bersama tanaman inang diangkat perlahan-lahan dan setelah itu dapat menghitung

jumlah haustorium.

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) pada Lampiran 3, menunjukkan bahwa dari

masing-masing nilai kelompok bila dibandingkan nilai frekuensi hitung (8,00) ternyata tidak

nyata bila dibandingkan dengan nilai P (0,38). Akan tetapi sangat nyata pada perlakuan jarak

tanam yang memiliki nilai 20,66 dan inang yang memiliki nilai 7,41 terhadap nilai P (0,0000).

Page 108: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

89

Terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan jarak tanam dan inang yang memiliki nilai 41

terhadap nilai P (0,0000). Oleh karena nilainya sangat nyata dan berdasarkan data pada

Lampiran 10 maka diperoleh hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) seperti disajikan pada

Table 5.1.

Tabel 5.1 Pengaruh inang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan haustorium tanaman cendana pada

variasi umur berbeda.

Inang

Jarak

tanam

(cm)

Jumlah haustorium (bintil akar)

30

HSS

60

HSS

90

HSS

120

HSS

150

HSS

180

HSS

Bukan

legum

Alternanthera sp

5 3,26a 6,26b 11,26b 16,26b 21,26b 26,26b

10 3,36a 7,36a 14,36a 19,36a 24,36a 29,36a

15 2,64a 5,64b 10,64b 15,64b 20,64b 25,64b

C. junghuniana

5 1,00b 4,00b 9,00b 14,00b 19,00b 24,00c

10 1,97b 4,97b 9,97b 14,97b 19,97b 24,97c

15 0,87b 3,87b 8,87b 13,87b 18,87b 23,87c

Legum

C. cajan

5 1,00b 4,00b 9,00b 14,00b 19,00b 24,00c

10 1,86b 4,86b 9,86b 14,86b 19,86b 24,86c

15 2,86b 5,86b 8,86b 15,86b 20,86b 25,86b

S. grandiflora

5 1,00b 2,86b 7,86b 12,86c 17,86c 22,86d

10 1,00b 2,86b 7,86b 12,86c 17,86c 22,86d

15 1,00b 4,05b 9,05b 14,05b 19,05b 24,05c

Kontrol S. album

5 0,00c 0,00c 0,00c 0,00d 0,00d 0,00e

10 0,00c 0,00c 0,00c 0,00d 0,00d 0,00e

15 0,00c 0,00c 0,00c 0,00d 0,00d 0,00e

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, pada umur 30 HSS tampak memiliki nilai yang tidak

berbeda pada kombinasi perlakuan pada inang Alternanthera sp dengan jarak tanam. Namun

berbeda tidak nyata antar perlakuan inang dan jarak tanam pada inang C. junghuniana dengan

kedua jenis inang legum lainnya serta nilai kontrol.

Hasil analisis statistik terhadap pengaruh perlakuan inang dan jarak tanam terhadap

jumlah haustorium yang dibentuk oleh akar cendana pada umur 30 HSS juga memberikan hasil

interaksi yang nyata antara jarak tanam dengan inang yang digunakan. Demikian juga pengaruh

jenis inang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan haustorium pada akar tanaman cendana

pada umur 60 HSS memiliki nilai yang berbeda tidak nyata pada kombinasi perlakuan pada

Page 109: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

90

inang Alternanthera sp dengan jarak tanam 5 cm dan 15 cm. Hasil analisis statistik terhadap

pengaruh perlakuan inang dan jarak tanam terhadap jumlah haustorium yang dibentuk oleh

akar cendana pada umur 60 HSS juga memberikan hasil interaksi yang nyata antara jarak tanam

dengan inang yang digunakan.

Kemudian pada umur 90 HSS, jenis inang bukan legum dengan jenis Alternanthera sp

memiliki nilai yang berbeda tidak nyata pada jarak tanam 5 cm dan 15 cm dengan jarak tanam

10 cm. Jenis Alternanthera sp ini juga mempunyai nilai yang tidak berbeda nyata dengan jenis

C. junghuniana pada jarak tanam 10 cm, demikian juga dengan jenis inang legum yang lainnya

serta nilai kontrol dari tanaman cendana tanpa perlakuan. Pada umur 120 HSS dan umur 150

HSS terdapat beda nyata pada perlakuan Alternanthera sp dengan jarak 10 cm dibandingkan

dengan perlakuan inang lainnya.

Demikian juga pada umur 180 HSS pertambahan jumlah haustorium yang dibentuk oleh

akar tanaman cendana tampak berbeda sangat nyata. Pada jarak tanam 10 cm dengan inang

bukan legum yaitu jenis Alternanthera sp memiliki 29,36 haustoria (bintil akar). Jenis bukan

legum dengan inang Alternanthera sp pada jarak tanam 5 cm memiliki 26,26 bintil akar, jarak

15 cm dan inang Alternanthera sp memiliki 25,64 haustoria (bintil akar). Pada jenis bukan

legum dengan inang C. junghuniana, jumlah haustoria yang dibentuk tidak berbeda nyata pada

jarak yang berbeda. Nilai masing-masing jarak tanam memang memiliki yang bervariasi

dimana pada jarak 5 cm memiliki 24,00 haustoria (bintil akar), pada jarak 10 cm memiliki

24,97 bintil akar, jarak 15 cm memiliki 23,87 haustoria (bintil akar).

Kemudian pada perlakuan legum dengan inang S. grandiflora ternyata memiliki nilai

yang tidak berbeda pada jarak tanam 5 cm dan 10 cm, namun berbeda tidak nyata dengan jarak

15 cm. Variasi nilai masing-masing jarak tanam berdasarkan pada Tabel 5.1 diatas bahwa pada

jarak 5 cm memiliki 24 haustoria (bintil akar), pada jarak 10 cm memiliki 24,86 haustoria

(bintil akar), jarak 15 cm memiliki 25,86 haustoria (bintil akar). Pada jenis legum dengan inang

Page 110: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

91

C. cajan ternyata tidak berbeda nyata pada jarak 5 cm dan 10 cm. Jumlah haustoria yang

terbentuk pada jarak tanam 5 cm memiliki 22,86 haustoria (bintil akar), pada jarak 10 cm

memiliki 22,86 haustoria (bintil akar), namun berbeda dengan jumlah haustoria yang dibentuk

pada jarak 15 cm memiliki 24,05 haustoria (bintil akar).

Hasil analisis statistik terhadap pengaruh perlakuan inang dan jarak tanam terhadap

jumlah haustorium yang dibentuk oleh akar cendana pada umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120

HSS, juga memberikan hasil interaksi yang nyata antara jarak tanam dengan inang yang

digunakan.

Besarnya nilai interaksi jarak tanam dan inang berdasarkan analisis statistik sebesar 8%

pada perlakuan jarak tanam 10 cm dengan perlakuan inang Alternanthera sp dari jenis bukan

legum dapat memberikan kontribusinya terhadap pembentukan haustorium oleh akar tanaman

cendana. Perbedaan nilai tersebut diperoleh dari nilai beda nyata Uji Jarak Berganda Duncan

(UJBD) 5% terhadap perlakuan inang sebesar 32%, dan jarak tanam memiliki nilai sebesar

25% pada pembentukan haustorium oleh akar tanaman cendana.

Dari keempat inang jenis legum dan bukan legum tersebut, setelah hasilnya

dibandingkan dengan kontrol dengan jarak 5 cm, 10 cm dan 15 cm ternyata memberikan hasil

yang jauh berbeda dengan cendana yang disemaikan tanpa inang. Sehingga cendana yang tidak

diberi perlakuan inang, tidak memiliki pembentukan haustoria pada akar tanaman cendana. Hal

ini dikarenakan tidak terjadi proses fotosintat.

Jadi inang yang diberikan pada perlakuan tanaman cendana ini, bukan berarti sama

sekali tidak mempengaruhi pembentukan jumlah haustorium pada akar tanaman cendana,

disamping itu jarak tanam juga bukan berarti sama sekali tidak mempengaruhi proses

pembentukan haustorium pada akar tanaman cendana, akan tetapi sebagian dari jumlah inang

dan jarak tanam tersebut ikut berpengaruh dan memberikan sumbangan atau kontribusi hara

dan air dalam pembetukan haustoria pada akar tanaman cendana.

Page 111: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

92

5.1.2.2 Pengamatan bukan destruktif

5.1.2.2.1 Tinggi tanaman cendana di persemaian

Pertambahan tinggi tanaman cendana dilakukan dengan mengamati tinggi tanaman

cendana yang diukur secara bertahap mulai pada umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120 HSS,

150 HSS dan 180 HSS disajikan pada Tabel 5.2. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan

bahwa jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman semai

cendana pada umur 180 HSS (Lampiran 4).

Berdasarkan data pada Lampiran 29 dapat dijelaskan bahwa perlakuan tanaman inang

legum S. grandiflora dan C. cajan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman

semai cendana namun terdapat interaksi antara jarak tanam dengan inang yang berpengaruh

terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana. Perkembangan tinggi tanaman cendana pada

masing-masing periode tersebut disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Pengaruh inang dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman cendana pada beberapa umur tanam

berbeda.

Inang

Jarak

tanam

(cm)

Tinggi tanaman cendana (cm)

30

HSS

60

HSS

90

HSS

120

HSS

150

HSS

180

HSS

Bukan

legum

Alternanthera sp

5 9,26a 22,43a 29,28a 35,26b 40,71a 58,26d

10 8,36a 23,51a 30,48a 36,36a 44,99a 61,36a

15 8,64a 20,23a 27,90a 34,64b 38,13b 57,64d

C. junghuniana

5 7,00b 14,23b 20,57b 26,00b 38,8a 56,00b

10 6,97b 13,51b 21,47b 27,70b 43,98a 56,97c

15 7,87b 14,20b 21,40b 27,87b 35,6c 55,87b

Legum

C. cajan

5 7,00b 14,90b 18,90c 25,00b 36,8b 56,00b

10 7,86b 15,12b 18,57a 25,86b 44,69a 57,86d

15 7,86b 13,26b 19,37b 26,86b 37,63b 56,86c

S. grandiflora

5 7,86b 14,63b 18,57c 23,86c 36,2b 54,86b

10 7,86b 14,01b 19,97b 23,86c 42,98a 56,05b

15 7,05b 13,23b 18,97c 25,05b 35,2c 54,86b

Kontrol S. album

5 6,00c 9,00c 11,35d 12,35d 13,35d 32,00e

10 5,00c 9,69c 11,98d 12,98d 13,67d 32,00e

15 6,00c 9,00c 12,23d 13,23d 14,23d 32,00e

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Page 112: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

93

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% terhadap rata-rata tinggi tanaman

cendana bahwa pada umur 30 HSS memang tinggi tanaman cendana belum begitu maksimal

dipengaruhi oleh inang dan jarak tanam.

Umur 30 HSS, 60 HSS serta 90 HSS, tiap perlakuan jarak tanam tidak memiliki nilai

yang berbeda nyata, akan tetapi inang memiliki nilai yang berbeda tidak nyata, baik dari jenis

legum maupun jenis bukan legum.

Umur 60 HSS juga belum terdapat perubahan yang maksimal oleh karena hara dan air

yang diserap oleh akar cendana belum juga maksimal, sehingga nampak bahwa antara umur 30

HSS dan 60 HSS serta 90 HSS, pengaruh jarak tanam tidak berbeda nyata, akan tetapi inang

memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata, baik pada jenis legum maupun jenis bukan

legum. Oleh sebab itu dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan tinggi semai cendana pada umur

60 HSS dan 90 HSS hanya dipengaruhi oleh inang akan tetapi jarak tanam yang berbeda tidak

mempengaruhi tinggi tanaman cendana.

Pada umur 90 HSS, perlakuan jenis inang dan jarak tanam memiliki nilai yang tidak

berbeda. Rata-rata pengaruh jarak tanam dan inang Alternanthera sp terhadap pertumbuhan

tinggi tanaman cendana pada jarak tanam 10 cm, memiliki rata-rata tinggi 30,48 cm diikuti

dengan jarak 5 cm dengan nilai rata-rata tinggi 29,28 cm dan 15 cm dengan nilai rata-rata tinggi

34,64 cm. Nilai pada jenis inang dari bukan legum ini yakni Alternanthera sp berbeda nyata

dengan jenis inang bukan legum untuk C. junghuniana dengan kisaran nilai masing-masing

pada jarak tanam 5 cm dengan tinggi 20,57 cm diikuti dengan jarak 10 cm dengan tinggi 21,47

cm kemudian diikuti dengan jarak 15 cm dengan tinggi 21,40 cm. Jenis inang legum dengan

jenis C. cajan memiliki pengaruh yang tidak berbeda terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

cendana pada jarak 10 cm dengan tinggi rata-rata 18,57 cm dan jarak 5 cm dengan tinggi rata-

rata 18,90 cm dan jarak 15 cm dengan tinggi rata-rata 19,37 cm. Jenis C. cajan ini merupakan

jenis yang pertumbuhannya sangat cepat jika dibandingkan dengan jenis legum yang lainnya.

Page 113: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

94

Kenyataan di lapangan bahwa setelah ditanam bersama dengan semai cendana ternyata

tingginya sangat cepat mendahului tinggi tanam cendana bahkan menaungi tanaman cendana

sebagai tanamn induk. Sementara itu jenis inang legum untuk jenis S. grandiflora atau sering

dikenal dengan nama S. grandiflora juga memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan

tinggi tanaman cendana yaitu memiliki tinggi rata-rata 19,97 cm pada jarak 10 cm diikuti

dengan jarak 5 cm dengan tinggi rata-rata tanaman cendana 18,57 cm kemudian jarak 15 cm

dengan tinggi rata-rata tanaman cendana 18,97 cm.

Nilai masing-masing perlakuan inang yang diberikan telah memberikan pengaruh yang

berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman cendana tanpa perlakuan inang pada umur semai

90 hari. Hasil yang diperoleh pada perlakuan ini dapat dikatakan baik karena hasilnya jika

dibandingkan dengan pertumbuhan cendana umur 90 HSS tanpa perlakuan inang dan jarak

tanam. Hal ini disebabkan cendana merupakan tanaman yang hemi parasite atau hidupnya

menumpang pada jenis tanaman lain yang dijadikan sebagai inang untuk pertumbuhannya.

Perkembangan tinggi tanaman cendana selanjutnya pada umur 120 HSS, ternyata rata-

rata pertambahan tinggi tanaman cendana akibat perlakuan jarak tanam inang jenis bukan

legum memiliki nilai yang berbeda tidak nyata pada perlakuan jarak tanam. Pada jarak tanam

10 cm memiliki ukuran tinggi 36,36 cm, yang tidak berbeda nyata dengan jarak 5 cm yang

memiliki tinggi 35,26 cm, dan berbeda dengan perlakuan jarak tanam 15 cm memiliki tinggi

tanaman cendana mencapai 34,64 cm. Hal yang sama terjadi pada jenis bukan legum dengan

inang C. junghuniana dengan jarak tanam 10 cm memiliki tinggi 27,70 cm, yang tidak berbeda

nyata dengan jarak 5 cm yang memiliki tinggi 26,00 cm, dan berbeda dengan perlakuan jarak

tanam 15 cm memiliki tinggi tanaman cendana mencapai 27,87 cm. Pada kelompok legum

dengan jenis C. cajan, jarak tanam 10 cm memiliki tinggi 25,86 cm, yang tidak berbeda nyata

dengan jarak 5 cm yang memiliki tinggi 25,00 cm, dan berbeda dengan perlakuan jarak tanam

15 cm memiliki tinggi tanaman cendana mencapai 26,86 cm. Demikian juga perlakuan legum

Page 114: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

95

dengan jenis S. grandiflora dengan jarak tanam 5 cm dan 10 cm memiliki tinggi 23,86 cm,

serta 15 cm memiliki tinggi tanaman cendana mencapai 25,05 cm.

Perkembangan tinggi tanaman cendana selanjutnya pada umur 150 HSS, ternyata rata-

rata pertambahan tinggi tanaman cendana akibat perlakuan jarak tanam yang berbeda dengan

jenis inang sangat nyata. Jenis bukan legum dengan inang Alternanthera sp pada jarak tanam

5 cm dan 10 cm menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata, namun pada jarak 15 cm memiliki

nilai yang berbeda nyata. Pada jarak tanam 10 cm memiliki ukuran tinggi 44,99 cm, yang tidak

berbeda nyata dengan jarak 5 cm yang memiliki tinggi 40,71 cm, dan berbeda dengan perlakuan

jarak tanam 15 cm memiliki tinggi tanaman cendana mencapai 38,13 cm. Hal yang sama terjadi

pada jenis bukan legum dengan inang C. junghuniana antara jarak tanam cm dan 10 cm tidak

memiliki nilai yang berbeda nyata namun berbeda nyata dengan jarak tanam 15 cm. Keragaman

tinggi tanaman cendana pada jarak 10 cm memiliki tinggi 43,98 cm, pada jarak 5 cm memiliki

tinggi 38,80 cm, jarak 15 cm memiliki tinggi 35,60 cm. Selanjutnya pada perlakuan dengan

legum dengan inang S. grandiflora pada jarak 5 cm memiliki 36,20 cm, pada jarak 10 cm

memiliki 42,98 cm, jarak 15 cm memiliki 35,20 cm. Pada jenis legum dengan inang C. cajan

ternyata memiliki nilai yang tidak berbeda nyata pada jarak tanam 5 cm dan 15 cm dan berbeda

nyata dengan jarak tanam 10 cm. Rata-rata tinggi tanaman cendana pada masing-masing jarak

tanam dengan inang C. cajan dapat dijelaskan bahwa pada jarak tanam 5 cm memiliki tinggi

semai cendana 36,80 cm, pada jarak 10 cm memiliki tinggi 44,69 cm, jarak 15 cm memiliki

tinggi 37,63 cm. Sementara tinggi tanaman kontrol terhadap perlakuan jarak tanam 5 cm

sebesar 13,35 cm, kemudian tinggi semai cendana untuk kontrol pada jarak tanam 10 cm

sebesar 13,67 cm serta tinggi semai cendana untuk kontrol 15 cm sebesar 14,23 cm.

Hasil akhir dari pengaruh inang legum dan bukan legum dan jarak tanam pada umur

180 HSS, dan pengaruhnya terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana akibat perlakuan

inang, jarak tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana pada umur 180 HSS sangat

Page 115: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

96

nyata. Jenis bukan legum dengan inang Alternanthera sp pada jarak tanam 5 cm dan 10 cm

menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata, namun pada jarak 15 cm memiliki nilai yang

berbeda tidak nyata. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jenis bukan legum dengan inang

Alternanthera sp pada jarak tanam 10 cm memiliki tinggi 61,36 cm, pada jarak 5 cm memiliki

tinggi 58.26 cm, jarak 15 cm memiliki tinggi 57,64 cm. Pada jenis bukan legum dengan inang

C. junghuniana pada jarak 10 cm memiliki tinggi 56,97 cm, pada jarak 5 cm memiliki tinggi

56,00 cm, jarak 15 cm memiliki tinggi 55,87 cm. Selanjutnya pada perlakuan dengan legum

dengan inang S. grandiflora pada jarak 5 cm memiliki tinggi 56 cm, pada jarak 10 cm memiliki

tinggi 57,86 cm, jarak 15 cm memiliki tinggi 56,86 cm. Pada jenis legum dengan inang C.

cajan ternyata pada jarak tanam 5 cm memiliki tinggi 54,86 cm, pada jarak 10 cm memiliki

tinggi 54,86 cm, jarak 15 cm memiliki tinggi 56,05 cm. Sementara tinggi tanaman kontrol

32,00 cm dan nilai ini sangat berbeda dengan nilai pada perlakuan tanaman cendana dengan

inang baik dari legum maupun bukan legum.

Besarnya nilai interaksi jarak tanam dan inang berdasarkan analisis statistik sebesar 42%

pada perlakuan jarak tanam 10 cm dengan perlakuan inang Alternanthera sp dari jenis bukan

legum dapat memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan tinggi semai cendana.

Perbedaan nilai tersebut diperoleh dari nilai beda nyata Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD)

5% terhadap perlakuan inang sebesar 73%, dan jarak tanam memiliki nilai sebesar 57% pada

pertumbuhan tinggi tanaman cendana. Oleh karena pertumbuhan merupakan proses menuju

kedewasaan yang sifatnya iversible artinya tidak akan kembali ke semula, maka keragaman

tinggi akibat perlakuan inang dan jarak tanam pada umur 180 HSS sangat berbeda dengan umur

150 HSS, 120 HSS, 90 HSS, 60 HSS dan 30 HSS. Pada umur 180 HSS, tinggi semai cendana

mutlak tidak dipengaruhi oleh tanaman inang. Hara dan air yang dapat disumbangkan dari

tanaman inang tidak berbeda dalam memacu pertambahan tinggi semai cendana. Hal tersebut

dapat dijelaskan bahwa dengan semakin bertambah umur tanaman baik cendana maupun inang,

Page 116: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

97

kebutuhan akan unsur hara maupun air semakin bertambah banyak dan dipergunakan untuk

aktivitas metabolismenya sendiri dari pada disumbangkan untuk semai cendana. Pertumbuhan

tanaman cendana akan lebih baik jika tanaman inang menyumbangkan hara dan air yang lebih

banyak ke tanaman cendana. Laju pertumbuhan cendana akan lebih lambat atau terhambat

sejalan dengan semakin sedikit sumbangan hara dan air dari tanaman inangnya.

5.1.2.2.2 Jumlah daun (helai) cendana dipersemaian

Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun

yang membuka sempurna. Pengamatan ini dilakukan setelah tumbuh dua daun pertama sampai

pada akhir bulan pengamatan. Rata-rata pengukuran terhadap jumlah daun disajikan pada

Lampiran 30. Hasil analisis sidik ragam pengaruh inang legum dan bukan legum dengan jarak

tanam berbeda terhadap jumlah daun pada umur 180 HSS (Lampiran. 6 ) menunjukkan bahwa

terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan inang terhadap pertumbuhan daun cendana

sangat nyata pada nilai frekuensi hitung 5,26 lebih nyata pada P (0,0000), dengan nilai

frekuensi hitung untuk jarak tanam 0,03 dan pengaruh inang dengan nilai 131,05. Untuk

mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh inang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan

jumlah daun cendana pada umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120 HSS, 150 HSS serta 180 hari

setelah penanaman dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% pada Table 5.3 terhadap

perlakuan inang, jarak tanam terhadap pertambahan jumlah daun tanaman cendana pada umur

30 HSS hingga 120 HSS tidak berbeda nyata. Akan tetapi pada umur 150 HSS nampak berbeda

tidak nyata pada jarak tanam 10 cm dengan inang Alternanthera sp. Pada umur 180 HSS nilai

masing-masing perlakuan sangat nyata. Jenis bukan legum dengan inang Alternanthera sp pada

jarak tanam 5 cm dan 10 cm menunjukkan nilai yang berbeda tidak nyata, namun pada jarak

15 cm memiliki nilai yang berbeda nyata. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jenis bukan legum

Page 117: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

98

dengan inang Alternanthera sp pada jarak tanam 5 cm memiliki 32,36 helai, pada jarak 10 cm

memiliki 42.26 helai, jarak 15 cm dan inang Alternanthera sp memiliki 33,64 helai.

Tabel 5.3

Pengaruh inang tanam terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman cendana pada beberapa

umur berbeda (cm)

Inang

Jarak

tanam

(cm)

Jumlah daun (helai)

30

HSS

60

HSS

90

HSS

120

HSS

150

HSS

180

HSS

Bukan

legum

Alternanthera sp

5 4,00a 10,36b 20,36b 24,36b 28,36c 32,36b

10 4,00a 20,26a 30,26a 34,26a 38,26a 42,26a

15 4,00a 11,64b 21,64b 25,64b 29,64b 33,64b

C. junghuniana

5 4,00a 8,00b 18,00c 22,00b 26,00c 30,00c

10 4,00a 8,97b 18,97c 22,97b 26,97c 30,97c

15 4,00a 7,87b 17,87c 21,87b 25,87c 29,87c

Legum

C. cajan

5 4,00a 7,15b 12,15c 12,00c 16,00d 20,00d

10 4,00a 6,15b 11,15c 13,86c 17,86d 21,86d

15 4,00a 6,85b 11,51c 12,86c 16,86d 20,86d

S. grandiflora

5 4,00a 6,35b 9,51c 10,86c 14,86d 18,86e

10 4,00a 6,25b 10,70c 12,05c 16,05d 20,05d

15 4,00a 6,15b 9,46c 10,81c 14,81d 18,806e

Kontrol S. album

5 4,00a 4,50b 7,06c 8,41c 12,41d 16,41e

10 4,00a 5,12b 7,05c 8,40c 12,40d 16,40e

15 4,00a 5,23b 8,35c 9,70c 13,70d 17,70e

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Pada jenis bukan legum dengan inang C. junghuniana memiliki nilai tidak berbeda nyata

pada jarak tanam 5 cm dan 10 cm namun berbeda nyata dengan jarak tanam 15 cm. Pada jarak

5 cm memiliki 30,00 helai, pada jarak 10 cm memiliki 30,97 helai, jarak 15 cm memiliki 29,87

helai. Kemudian pada perlakuan dengan legum dengan inang S. grandiflora pada jarak 5 cm

memiliki 18,86 helai, pada jarak 10 cm memiliki 20,05 helai, jarak 15 cm memiliki 18,80 helai.

Pada jenis legum dengan inang C. cajan ternyata pada jarak tanam 5 cm memiliki 20,00 helai,

pada jarak 10 cm memiliki 21,86 helai, jarak 15 cm memiliki 18,80 helai.

Besarnya nilai interaksi jarak tanam dan inang terhadap jumlah daun berdasarkan

analisis statistik sebesar 63% pada perlakuan jarak tanam 10 cm dengan perlakuan inang

Alternanthera sp dari jenis bukan legum dapat memberikan kontribusinya terhadap

Page 118: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

99

pertumbuhan jumlah daun tanaman cendana. Perbedaan nilai tersebut diperoleh dari nilai beda

nyata Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%, bahwa pengaruh perlakuan inang terhadap

jumlah daun semai cendana sebesar 22%, dan jarak tanam memiliki nilai sebesar 29% pada

pertumbuhan jumlah daun tanaman cendana.

Tampaknya tidak berbeda nyata jumlah daun pada umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120

HSS, serta 180 HSS, jumlah daun semai cendana tidak dipengaruhi oleh perlakuan tanaman

inang legum dan bukan legum. Kandungan hara yang diserap oleh bibit cendana dari dalam

tanah dimanfaatkan untuk menghasilkan fotosintat. Fotosintat dipergunakan untuk aktivitas

pembelahan sel pada klorofil daun. Selain dapat meningkatkan aktivitas pembelahan sel

meristem apikal, fotosintat yang dihasilkan juga dapat meningkatkan aktivitas pembentukan

dan perkembangan primordial daun. Hal ini menyebabkan pertambahan tinggi bibit cendana

sebanding dengan pertambahan jumlah daun, serta tanaman inang legum dan bukan legum

yang dicobakan mempunyai pengaruh yang sama terhadap pembentukan daun semai cendana.

Variasi atau keragaman dari pertambahan jumlah daun yang terbentuk secara gradual

dapat diprediksi pada setiap satu bulan perkembangan pertumbuhan pada jumlah pucuk daun

cendana yang terbentuk.

5.1.2.2.3 Diameter batang cendana dipersemaian

Hasil pengukuran terhadap rata-rata pertumbuhan diameter semai tanaman cendana

disajikan pada Lampiran 12. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan

jenis inang dan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang semai

cendana ternyata baik pada umur 180 HSS dapat dilihat pada Lampiran 5. Rata-rata diameter

batang semai cendana pada umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120 HSS dan umur 180 HSS dan

pengaruh masing-masing perlakuan terhadap pertumbuhan diameter batang semai tanaman

cendana dapat dilihat melalui nilai Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) yang disajikan pada

Tabel 5.4.

Page 119: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

100

Tabel 5.4

Pengaruh inang tanam terhadap diameter tanaman cendana pada beberapa umur berbeda (cm)

Inang

Jarak

tanam

(cm)

Diameter batang cendana (cm)

30

HSS

60

HSS

90

HSS

120

HSS

150

HSS

180

HSS

Bukan

legum

Alternanthera sp

5 0,18a 0,32a 0,46a 0,60a 0,74b 0,88a

10 0,28a 0,42a 0,56a 0,70a 0,84a 0,98a

15 0,15a 0,29b 0,43a 0,57a 0,71b 0,85b

C. junghuniana

5 0,13a 0,24b 0,38a 0,52a 0,66c 0,80b

10 0,13a 0,27b 0,41a 0,55a 0,69c 0,83b

15 0,14a 0,24b 0,38a 0,52a 0,66c 0,80b

Legum

C. cajan

5 0,12a 0,24b 0,38a 0,52a 0,66c 0,80b

10 0,16a 0,30a 0,44a 0,58a 0,72b 0,86a

15 0,13a 0,27b 0,41a 0,55a 0,69c 0,83b

S. grandiflora

5 0,12a 0,20b 0,34a 0,48a 0,62c 0,76c

10 0,12a 0,24b 0,38a 0,52a 0,66c 0,80b

15 0,11a 0,20b 0,34a 0,48a 0,62c 0,76c

Kontrol S. album

5 0,12a 0,12b 0,12b 0,12b 0,12d 0,22e

10 0,11a 0,11b 0,11b 0,11b 0,11d 0,20e

15 0,08a 0,08b 0,08b 0,08b 0,08d 0,18e

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% bahwa pada

umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, dan 120 HSS tampaknya memiliki nilai yang tidak berbeda

pada kombinasi perlakuan inang dengan jarak tanam terhadap pertumbuhan diameter semai

cendana. Pada umur 150 HSS pertambahan diameter tanaman cendana tampak berbeda sangat

nyata pada jarak tanam 10 cm dengan inang bukan legum yaitu jenis Alternnthera sp memiliki

diameter sebesar 0,84 cm kemudian jarak tanam 5 cm memiliki diameter sebesar 0,74 cm, serta

jarak 15 cm memiliki 0,71 cm. Pengaruh inang C. junghuniana terhadap pertumbuhan diameter

semai cendana pada umur 150 HSS yaitu pada jarak tanam 5 cm memiliki diameter sebesar

0,66 cm, jarak 10 cm memiliki 0,69 cm serta jarak 15 cm memiliki 0,66 cm. Sementara itu

inang C. cajan pada jarak tanam 5 cm memiliki diameter sebesar 0,66 cm, jarak 10 cm memiliki

0,72 cm serta jarak 15 cm memiliki 0,69 cm. Inang S. grandiflora pada jarak tanam 5 cm

memiliki diameter sebesar 0,62 cm, diikuti dengan jarak tanam 10 cm memiliki 0,66 cm serta

jarak 15 cm memiliki 0,62 cm. Pada umur 180 HSS, jenis bukan legum dengan inang

Page 120: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

101

Alternanthera sp tidak berbeda nyata pada jarak tanam 5 cm dan 10 cm dan berbeda nyata pada

jarak tanam 15 cm. Pada jarak tanam 10 cm memiliki diameter 0,98 cm, pada jarak 5 cm

memiliki diameter 0,88 cm, jarak 15 cm memiliki diameter 0,85 cm. Pada jenis bukan legum

dengan inang C. junghuniana pada jarak 10 cm memiliki diameter 0,83 cm, pada jarak 5 cm

memiliki diameter 0,80 cm, jarak 15 cm memiliki diameter 0,80 cm. Kemudian pada perlakuan

legum dengan inang S. grandiflora pada jarak 5 cm memiliki 0,76 diameter cm, pada jarak 10

cm memiliki diameter 0,80 cm, jarak 15 cm memiliki diameter 0,76 cm. Pada jenis legum

dengan inang C. cajan ternyata pada jarak tanam 5 cm memiliki diameter 0,80 cm, pada jarak

10 cm memiliki diameter 0,86 cm, jarak 15 cm memiliki diameter 0,83 cm. Nilai dari masing-

masing perlakuan menunjukkan bahwa diameter batang tanaman cendana akibat kombinasi

perlakuan inang legum dan bukan legum serta jarak tanam ternyata pada jenis bukan legum

lebih baik. Diameter cendana pada umur 150 HSS dan 180 HSS yang berbeda nyata pada jarak

tanam 5 cm, 10 cm dan 15 cm. Inang jenis bukan legum sangat berbengaruh nyata pada

diameter batang cendana. Sebagai tanaman parasit, keberlanjutan hidup tanaman cendana

tergantung dari kebutuhan hara dan air, serta tanaman cendana sangat tergantung pada tanaman

inangnya. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa suplai fotosintat untuk aktivitas

pembelahan dan pembesaran sel meristem lateral atau sel kambium dipengaruhi pula oleh

tanaman inang dan jarak tanam. Berdasarkan pada hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

diameter batang semai cendana pada variasi beberapa umur tidak berbeda pada setiap tanaman

inang legum untuk semai cendana.

Hasil analisis statistik terhadap pengaruh perlakuan inang dan jarak tanam terhadap

diameter batang semai cendana pada umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120 HSS, juga

memberikan hasil interaksi yang nyata antara jarak tanam dengan inang yang digunakan.

Besarnya nilai interaksi jarak tanam dan inang berdasarkan analisis statistik sebesar 18% pada

perlakuan jarak tanam 10 cm dengan perlakuan inang Alternanthera sp dari jenis bukan legum

Page 121: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

102

dapat memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan diameter semai cendana. Perbedaan

nilai tersebut diperoleh dari nilai beda nyata Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% terhadap

perlakuan inang sebesar 15%, dan jarak tanam memiliki nilai sebesar 12% pada pertumbuhan

diameter semai cendana.

5.1.3 Percobaan konfigurasi penanaman di lapangan (penelitian II)

5.1.3.1 Tinggi tanaman cendana pada karakteristik tanah Entisol

Rata-rata hasil pengukuran terhadap pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam

terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana pada beberapa umur tanam berbeda pada Lampiran 37

dan hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa hubungan pertumbuhan tinggi

tanaman cendana pada karakteristik tanah Entisol sangat berbeda (Lampiran 7). Nilai interaksi

inang dengan konfigurasi tanaman 19,85 serta karakteristik tanah dengan inang 30,99 serta

interaksi inang, konfigurasi tanaman dan karakteristik tanah 23,04. Dari masing-masing nilai

interaksi ini setelah dibandingkan dengan nilai frekuensi tabel ternyata sangat nyata. Hal ini

dikarenakan faktor penggunaan konfigurasi tanam terhadap tanaman cendana juga akan

memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan cendana baik pada konfigurasi tanam dengan

2 inang, 4 inang maupun 6 inang pada perlakuan inang legum maupun bukan legum. Pengaruh

konfigurasi tanam, jarak dan inang terhadap tinggi tanaman cendana pada umur 30 HST, 60

HST, 90 HST, 120 HST serta 150 HST tidak berbeda nyata. Hasil pengukuran terhadap tinggi

tanaman cendana juga memberikan gambaran bahwa jarak tanam 10 cm dengan konfigurasi

penanaman 6 inang pada jenis Alternanthera sp lebih mempengaruhi proses pertumbuhan

tinggi tanaman cendana pada umur 180 HST di lapangan yakni perlakuan jarak tanam 10 cm

berpengaruh lebih nyata di bandingkan dengan jarak tanam 5 cm dan 15 cm yang pada

kenyataannya tidak berbeda nyata. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% terhadap

rataan pertambahan tinggi bibit cendana akibat pemberian tanaman inang legum dan bukan

Page 122: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

103

legum pada jarak tanam berbeda dengan konfigurasi penanaman berbeda pada umur 30 HST,

60 HST, 90 HST, 120 HST, 150 HSP serta 180 HST dapat dilihat pada Table 5.5.

Tabel 5.5

Pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana pada

beberapa umur tanam berbeda.

Inang

Konfigurasi

Tanam

(inang)

Jarak

tanam

(cm)

Tinggi tanaman cendana (cm)

30

HST

60

HST

90

HST

120

HST

150

HST

180

HST

S. grandiflora

2 inang

5 56,00a 63,89a 71,78a 79,67b 87,56b 103,34d

10 57,86a 65,77a 73,68a 81,59b 89,50b 105,32d

15 56,86a 65,11a 73,35a 81,60b 89,85b 106,34d

4 inang

5 54,86a 67,99a 81,12a 94,25b 107,37b 133,63c

10 56,05a 69,32a 82,58a 95,85b 109,11a 135,64c

15 54,86a 68,49a 82,11a 95,74b 109,36a 136,61c

6 inang

5 56,00a 70,49a 84,97a 99,46b 113,95a 142,92c

10 57,86a 72,54a 87,22a 101,91b 116,59a 145,95c

15 56,86a 70,87a 84,88a 98,89b 112,90a 140,92c

C. cajan

2 inang

5 54,86a 63,26a 71,65a 80,05b 88,44b 105,23d

10 56,05a 64,58a 73,11a 81,65b 90,18b 107,24d

15 54,86a 63,76a 72,65a 81,55b 90,44b 108,23c

4 inang

5 56,00a 63,78a 71,57a 79,35b 87,13b 102,7d

10 57,86a 65,67a 73,48a 81,30b 89,11b 104,73d

15 56,86a 65,02a 73,17a 81,33b 89,48b 105,79d

6 inang

5 54,86a 68,09a 81,32a 94,55b 107,78b 134,24c

10 56,05a 69,41a 82,77a 96,14b 109,50a 136,22c

15 54,86a 68,59a 82,32a 96,05b 109,78a 137,24c

Alternanthera sp

2 inang

5 56,00a 71,30a 86,60a 101,90b 117,19a 147,79c

10 57,86a 73,18a 88,49a 103,81b 119,12a 149,75c

15 56,86a 71,68a 86,49a 101,31b 116,13a 145,76c

4 inang

5 54,86a 70,67a 86,48a 102,29b 118,10a 149,72c

10 56,05a 72,17a 88,29a 104,41b 120,52a 152,76c

15 54,86a 71,34a 87,82a 104,30b 120,77a 153,73c

6 inang

5 58,26a 74,85a 91,44a 108,03a 124,61a 157,79b

10 61,36a 77,93a 94,49a 111,06a 127,63a 160,76a

15 57,64a 74,67a 91,69a 108,72a 125,74a 159,79a

C. junghuniana

2 inang

5 56,00a 71,14a 86,27a 101,41b 116,55a 146,82c

10 56,97a 72,44a 87,92a 103,39b 118,86a 149,81c

15 55,87a 71,36a 86,85a 102,34b 117,83a 148,81c

4 inang

5 56,00a 70,80a 85,61a 100,41b 115,21a 144,82c

10 57,86a 72,52a 87,19a 101,85b 116,51a 145,84c

15 56,86a 71,85a 86,85a 101,84b 116,83a 146,82c

6 inang

5 54,86a 71,85a 88,85a 105,84b 122,83a 156,82b

10 56,05a 73,35a 90,65a 107,95b 125,25a 159,85a

15 54,86a 72,19a 89,51a 106,84b 124,17a 158,82b

S. album (Kontrol)

2 inang

5 32,00b 33,86b 35,72b 37,58c 39,44c 43,16e

10 32,00b 34,38b 36,76b 39,15c 41,53c 46,29e

15 32,00b 34,40b 36,81b 39,21c 41,61c 46,42e

4 inang

5 32,00b 33,69b 35,39b 37,08c 38,77c 42,16e

10 32,00b 34,38b 36,76b 39,15c 41,53c 46,29e

15 32,00b 34,07b 36,14b 38,21c 40,28c 44,42e

6 inang

5 32,00b 34,36b 36,72b 39,08c 41,44c 46,16e

10 32,00b 34,22b 36,43b 38,65c 40,86c 45,29e

15 32,00b 34,40b 36,81b 39,21c 41,61c 46,42e

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada

taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Page 123: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

104

Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% terhadap perlakuan inang,

jarak tanam dan konfigurasi tanam terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana pada 30 HST

sampai umur 150 HST, pengaruh konfigurasi, jarak tanam, serta inang ternyata tidak berbeda

nyata, namun pada umur 180 HST sangat nyata. Variasi pertumbuhan tinggi tanaman cendana

pada umur 180 HST dibuktikan melalui jarak tanam 5 cm, 10 cm dan 15 cm pada keempat

jenis inang tersebut tidak memiliki nilai yang berbeda, akan tetapi antar jenis inang memiliki

nilai yang berbeda baik dari legum maupun bukan legum. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jenis

bukan legum dengan inang Alternanthera sp pada jarak tanam 5 cm dengan konfigurasi 2 inang

(NLJ1ASK2) memiliki tinggi 147,79 cm, konfigurasi 4 inang (NLJ1ASK4) dengan tinggi

149,72 cm, konfigurasi 6 inang (NLJ1ASK6) dengan tinggi 157,79 cm. Masih dalam perlakuan

bukan legum, ternyata pada jarak 15 cm, inang Alternanthera sp dengan konfigurasi 2 inang

(NLJ2ASK2) memiliki tinggi 145,76 cm, konfigurasi 4 inang (NLJ2ASK4) dengan tinggi

153,73 cm, konfigurasi 6 inang (NLJ2ASK6) dengan tinggi 159,79 cm. Kemudian pada

perlakuan yang diberikan tersebut, ternyata jarak 10 cm yang merupakan perlakuan terbaik

adalah inang Alternanthera sp dengan konfigurasi 2 inang (NLJ3ASK2) dengan tinggi 149,75

cm, konfigurasi 4 inang (NLJ3ASK4) sebesar 152,76 cm, konfigurasi 6 inang (NLJ3ASK6)

dengan tinggi 160,76 cm.

Untuk jenis inang C. junghuniana dari golongan bukan legum dengan jarak 5 cm dan

inang C. junghuniana dengan konfigurasi 2 inang (NLJ1CJK2) dengan tinggi 146,82 cm, 4

inang (NLJ1CJK4) dengan tinggi 144,82 cm, konfigurasi 6 inang (NLJ1CJK6) dengan tinggi

156,82 cm. Pada jarak 15 cm dan inang C. junghuniana dengan konfigurasi 2 inang

(NLJ2CJK2) dengan tinggi 148,81 cm, konfigurasi 4 inang (NLJ2CJK4) dengan tinggi 146,81

cm, konfigurasi 6 inang (NLJ2CJK6) dengan tinggi 158,82 cm. Demikian juga dengan jarak

10 cm dan inang C. junghuniana dengan konfigurasi 2 inang (NLJ3CJK2) dengan tinggi 149,81

Page 124: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

105

cm, konfigurasi 4 inang (NLJ3CJK4) dengan tinggi 145,84 cm, konfigurasi 6 inang

(NLJ3CJK6) dengan tinggi 159,85 cm.

Kemudian pada perlakuan dengan legum dengan inang S. grandiflora pada jarak 5 cm

dengan konfigurasi 2 inang (LGJ1SGK2) memiliki tinggi 103,34 cm dan 4 inang (LGJ1SGK4)

dengan tinggi 133,63 cm, 6 inang (LGJ1SGK6) dengan tinggi 142,92 cm. Pada jarak 15 cm

dan inang S. grandiflora dengan konfigurasi tanam 2 inang (LGJ2SGK2) dengan tinggi 106,34

cm, 4 inang (LGJ2SGK4) dengan tinggi 136,61 cm, 6 inang (LGJ2SGK6) dengan tinggi 140,92

cm. Selanjutnya jarak 10 cm dan inang S. grandiflora dengan konfigurasi tanam 2 inang,

(LGJ3SGK2), dengan tinggi 105,32 cm, 4 inang (LGJ3SGK4) dengan tinggi 135,64 cm, 6

inang (LGJ3SGK6) dengan tinggi 145,95 cm. Untuk jenis C. cajan dari kelompok legum

dengan jarak 5 cm dengan konfigurasi 2 inang (LGJ1CCK2) dengan tinggi 105,23 cm,

konfigurasi 4 inang (LGJ1CCK4) dengan tinggi 102,70 cm dan 6 inang (LGJ1CCK6) dengan

tinggi 134,24 cm. Jarak 15 cm dan inang C. cajan dengan konfigurasi 2 inang (LGJ2CCK2)

dengan tinggi 108,23 cm, konfigurasi 4 inang (LGJ2CCK4) dengan tinggi 105,79 cm,

konfigurasi 6 inang (LGJ2CCK6) dengan tinggi 137,24 cm. Jarak 10 cm dan inang C. cajan

dengan konfigurasi 2 inang (LGJ3CCK2) dengan tinggi 107,24 cm, 4 inang (LGJ3CCK4)

dengan tinggi 104,73 cm, konfigurasi 6 inang (LGJ3CCK6) dengan tinggi 136,22 cm. Untuk

jenis cendana tanpa inang sebagai kontrol ternyata pada jarak 5 cm, 10 cm dan 15 cm tidak

memiliki niai yang berbeda nyata. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap tinggi

tanaman cendana tanpa inang yang tingginya sangat rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

cendana dengan inang dengan rata-rata 42,16 cm. Hasil pengukuran tinggi bibit cendana pada

Lampiran 16 yang mengindikasikan bahwa tinggi bibit cendana lebih tinggi pada konfigurasi

tanam 6 inang dari jenis legum S. grandiflora maupun C.cajan, dan pada umur 90 HST dengan

jarak tanam 5 cm, 10 cm, 15 cm memiliki nilai yang berbeda nyata dengan pertambahan tinggi

Page 125: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

106

tanaman dibandingkan dengan jarak tanam dan perlakuan kedua konfigurasi lainnya yaitu 2

dan 4 inang.

Besarnya nilai interaksi jarak tanam, inang dan konfigurasi pada karakteristik Entisol

berdasarkan analisis statistik sebesar 45,64% pada perlakuan jarak tanam 10 cm dengan

perlakuan inang Alternanthera sp dari jenis bukan legum dapat memberikan kontribusinya

terhadap pertumbuhan tinggi semai cendana. Perbedaan nilai tersebut diperoleh dari nilai beda

nyata Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% terhadap perlakuan inang sebesar 56,88%, jarak

tanam memiliki nilai sebesar 44,07% serta konfigurasi penanaman memiliki nilai sebesar

35,98% pada pertumbuhan tinggi semai cendana.

Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin banyak konfigurasi inang yang diberikan akan

semakin banyak hara yang diserap oleh akar tanaman cendana dari inang untuk proses

pertumbuhan pucuk tanaman cendana sehingga bisa memperlancar proses pertumbuhan tinggi

tanaman. Rasio pada konfigurasi 2 inang, 4 inang serta 6 inang cendana pada waktu tanam 90

HST dengan umur 180 HST memang sangat menyolok. Hal ini juga dikarenakan pertumbuhan

adalah proses menuju ke kedewasaan yang sifatnya bertambah dan bukan berkurang. Demikian

juga hal ini terjadi karena terdapat senyawa organik yang telah terbentuk oleh tanaman yang

akan digunakan untuk proses pembelahan dan pembesaran sel pada meristem pucuk yang pada

akhirnya memberikan pertambahan tinggi tanaman yang cukup baik dan optimal. Pertambahan

tinggi semai cendana pada pemberian tanaman inang legum dan bukan legum pada jarak tanam

berbeda dengan konfigurasi penanaman berbeda tidak nyata dengan perlakuan legum yang

memiliki pertambahan tinggi terendah dibandingkan dengan tanpa inang. Pertambahan tinggi

semai tanaman cendana dengan perlakuan inang legum dan bukan legum pada jarak tanam

berbeda dengan konfigurasi penanaman berbeda tidak nyata dengan perlakuan legum yang

memiliki pertambahan tinggi terendah dibandingkan dengan tanpa inang, dan ini dikarenakan

pada bibit cendana tanpa inang, cendana hanya memanfaatkan nutrisi dan hara yang ada di

Page 126: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

107

dalam tanah saja untuk meningkatkan pertambahan tinggi tanaman cendana. Selain itu tanaman

inang legum S. grandiflora dan C. cajan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan

tanaman Cendana. Selanjutnya pembelahan sel menurun translokasi fotosintat berkurang lalu

terjadinya anatomis dimana daun tua mengering dan gugur yang mengakibatkan tanaman

cendan yang pada akhirnya tanaman tersebut mengalami kematian. Pada perlakuan dengan

konfigurasi dengan inang bukan legum berbeda nyata dengan perlakuan Alternanthera sp dan

C. junghuniana, hal ini diduga pada perlakuan Alternanthera sp dan perlakuan C. junghuniana

yang diberikan akan mengakibatkan aktivitas sintesis protein yang mempercepat proses

pembelahan sel. Pada awal terjadinya reduksi pertumbuhan yang kemudian diikuti pula

berkurangnya dinding sel dan sintesis protein dalam jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa

tanaman inang legum untuk cendana mempunyai pengaruh yang sama terhadap tinggi tanaman

cendana. Namun yang perlu ditekankan disini bahwa tidak semua kelompok legum cocok atau

dapat dijadikan sebagai inang untuk pertumbuhan cendana baik dipersemaian atau dikenal

dengan inang primer maupun inang sekunder yang mendampingi cendana hingga mencapai

daur tebang. Perubahan pertambahan tinggi ini terjadi karena pada bibit cendana tanpa inang,

cendana hanya memanfaatkan hara yang ada di dalam tanah untuk meningkatkan pertambahan

tinggi tanaman. Variasi hasil pengukuran cendana terhadap tinggi dipengaruhi oleh ragamnya

perlakuan yang digunakan dan kondisi tanah atau karakteristik tanah yang berbeda, sebab

kandungan hara yang terkandung di dalam tanah tidak sama untuk setiap karakteristik tanah

dan untuk setiap kondisi tempat. Tingkat keragaman tersebut juga dipengaruhi oleh jenis inang,

jarak tanam, serta konfigurasi tanam yang digunakan pada karakteristik tanah yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanam cendana tanpa inang

pada Entisol memiliki nilai yang tidak berbeda diantara perlakuan jarak tanam yang diberikan,

meskipun sudah berumur satu tahun, namun tinggi maksimumnya hanya mencapai 50,02 cm.

Rata-rata hasil pengukuran pertambahan tinggi bibit cendana lebih tinggi pada konfigurasi

Page 127: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

108

tanam 6 inang bukan legum pada jarak tanam 10 cm berbeda yang berbeda nyata dengan jarak

tanam 5 cm dan 15 cm. Terdapat senyawa organik yang terbentuk oleh tanaman yang akan

digunakan untuk proses pembelahan dan pembesaran sel pada meristem pucuk yang pada

akhirnya memberikan pertambahan tinggi tanaman yang optimal. Pertambahan tinggi semai

cendana pada inang bukan legum pada jarak tanam berbeda dengan konfigurasi penanaman

berbeda tidak nyata dengan perlakuan legum yang memiliki pertambahan tinggi terendah

dibandingkan dengan tanaman cendana tanpa perlakuan inang. Hal ini karena pada bibit

cendana tanpa inang, cendana hanya memanfaatkan hara yang ada di dalam tanah untuk

meningkatkan pertambahan tinggi tanaman.

Perlakuan dengan inang bukan legum berbeda nyata dengan perlakuan inang legum,

hal ini diduga pada perlakuan Alternanthera sp dan perlakuan C. junghuniana yang diberikan

akan mengakibatkan aktivitas sintesis protein yang mempercepat proses pembelahan sel.

Ragamnya hasil pengukuran cendana terhadap tinggi dipengaruhi oleh variasi perlakuan yang

digunakan dan karakteristik tanah yang berbeda untuk setiap kondisi tempat. Tingkat

keragaman tinggi tanaman cendana pada beberapa perlakuan tersebut juga dipengaruhi oleh

jenis inang, jarak tanam, serta konfigurasi tanam yang digunakan pada karakteristik tanah yang

berbeda.

5.1.3.2 Diameter batang cendana pada karateristik entisol

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) pada Lampiran 8 menunjukkan bahwa pemberian

tanaman inang legum dan bukan legum pada jarak tanam berbeda dengan konfigurasi

penanaman berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan diameter batang bibit

cendana. Pada umur 180 HST ternyata nilai interaksi inang dengan konfigurasi tanaman 2,36

serta interaksi inang, konfigurasi tanaman dan karakteristik tanah 22,38. Dari masing-masing

nilai interaksi ini setelah dibandingkan dengan nilai Tabel ternyata sangat nyata namun tidak

nyata ada perlakuan inang dengan karakteristik tanah yang memiliki nilai 1,38.

Page 128: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

109

Rata-rata hasil pengukuran terhadap pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam

terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana pada beberapa umur tanam berbeda seperti

pada Lampiran 32. Hasil uji lanjut Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% berdasarkan nilai

yang tercantum pada Lampiran 18 bahwa pemberian tanaman inang bukan legum pada jarak

tanam 5 cm dengan konfigurasi penanaman 2 inang legum berbeda memiliki pertambahan

diameter batang lebih tinggi dan berbeda nyata dengan pemberian inang bukan legum pada

jarak tanam 5 cm. Hal ini dapat dijelaskan akibat unsur hara N dan P yang dapat diserap

tanaman dengan baik sehingga mempermudah penyerapan air, nutrisi dan unsur hara oleh akar

tanaman untuk pembentukan asam-asam amino yang berperan dalam pembelahan sel meristem

sekunder yang dapat menyebabkan pertambahan diameter batang. Hara dibutuhkan untuk

pertambahan tinggi, jumlah daun, akar, pertumbuhan cabang, maupun untuk menambah ukuran

batang.

Pertambahan diameter batang pada perlakuan legum dengan 2 inang berbeda tidak

nyata dengan perlakuan konfigurasi dengan 4 inang dan perlakuan konfigurasi dengan 6 inang

yang memiliki pertambahan diameter batang lebih rendah dari perlakuan konfigurasi dengan 2

inang dari jenis bukan legum. Oleh sebab itu, jika pertumbuhan suatu tanaman tidak

berkembang diameternya maka tanaman tersebut tentunya akan mengalami kematian. Hal yang

sama, terjadi pada perlakuan inang legum yang memiliki diameter batang lebih rendah dari

perlakuan inang bukan legum, karena dosis jenis inang legum S. grandiflora dan C. cajan yang

diberikan pada tanaman cendana tidak dapat mengoptimalkan pertambahan diameter batang

tanaman cendana. Sehingga diameter batang cendana pada perlakuan inang legum lebih kecil

dari diameter batang bibit cendana pada pemberian inang bukan legum. Unsur nitrogen

merupakan unsur yang sangat penting diperlukan oleh tanaman untuk membentuk klorofil dan

protein. Oleh karena itu, tersedianya klorofil pada tanaman maka proses fotosintesis juga akan

mengalami peningkatan sehingga jumlah karbohidrat yang dihasilkan juga semakin bertambah.

Page 129: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

110

Tabel 5.6 Pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap pertumbuhan diameter tanaman

cendana (cm) pada beberapa umur berbeda.

Inang Konfigurasi Jarak

tanam

Diameter tanaman cendana (cm)

30

HST

60

HST

90

HST

120

HST

150

HST

180

HST

S. grandiflora

2 inang

5 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

10 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

15 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

4 inang

5 0,79b 0,83a 0,87a 0,91b 0,95b 0,98b

10 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

15 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

6 inang

5 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

10 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

15 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

C. cajan

2 inang

5 0,79b 0,83a 0,87a 0,91b 0,95b 0,98b

10 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

15 0,80b 0,84a 0,88a 0,92b 0,96b 0,99b

4 inang

5 0,76b 0,80b 0,84a 0,88b 0,92b 0,95b

10 0,76b 0,80b 0,84a 0,88b 0,92b 0,95b

15 0,76b 0,80b 0,84a 0,88b 0,92b 0,95b

6 inang

5 0,76b 0,80b 0,84a 0,88b 0,92b 0,95b

10 0,76b 0,80b 0,84a 0,88b 0,92b 0,95b

15 0,76b 0,80b 0,84a 0,88b 0,92b 0,95b

Alternanthera sp

2 inang

5 0,98a 0,87a 0,91a 0,95b 0,99b 1,02a

10 0,98a 0,87a 0,91a 0,95b 0,99b 1,02a

15 0,83a 0,87a 0,91a 0,95b 0,99b 1,02a

4 inang

5 0,85a 0,89a 0,93a 0,98b 0,98b 1,04a

10 0,90a 0,94a 0,98a 0,99b 0,99b 1,09a

15 0,85a 0,89a 0,93a 0,99b 0,99b 1,04a

6 inang

5 0,90a 0,94a 0,98a 0,98b 0,98b 1,09a

10 0,91a 0,94a 0,96a 0,96a 0,99b 1,16a

15 0,91a 0,95a 0,99a 0,99a 0,99b 1,10a

C. junghuniana

2 inang

5 0,85a 0,89a 0,93a 0,97b 0,98b 1,04a

10 0,85a 0,90a 0,94a 0,98b 0,99b 1,05a

15 0,86a 0,90a 0,94a 0,98b 0,99b 1,05a

4 inang

5 0,83a 0,87a 0,91a 0,95b 0,99b 1,02a

10 0,83a 0,87a 0,91a 0,95b 0,99b 1,02a

15 0,83a 0,87a 0,91a 0,95b 0,99b 1,02a

6 inang

5 0,87a 0,91a 0,95a 0,99b 1,03a 1,06a

10 0,86a 0,90a 0,94a 0,98b 1,02a 1,05a

15 0,88a 0,92a 0,96a 0,98b 1,04a 1,07a

S. album (Kontrol)

2 inang

5 0,02c 0,06c 0,10c 0,14d 0,18d 0,21d

10 0,40c 0,44c 0,48b 0,52c 0,56c 0,59c

15 0,42c 0,46c 0,50b 0,54c 0,58c 0,61c

4 inang

5 0,41c 0,45c 0,49b 0,53c 0,57c 0,60c

10 0,40c 0,44c 0,48b 0,52c 0,56c 0,59c

15 0,40c 0,44c 0,48b 0,52c 0,56c 0,59c

6 inang

5 0,40c 0,44c 0,48b 0,52c 0,56c 0,59c

10 0,40c 0,44c 0,48b 0,52c 0,56c 0,59c

15 0,41c 0,45c 0,49b 0,53c 0,57c 0,60c

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak

nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Page 130: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

111

Dengan adanya karbohidrat yang dihasilkan tersebut maka dapat mempengaruhi

tersedianya zat makanan dalam tubuh tanaman sehingga dapat meningkatkan perkembangan

diameter batang. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa interaksi perlakuan jarak

tanam, inang legum dan bukan legum, serta konfigurasi tanam sangat berpengaruh nyata

terhadap diameter batang semai cendana. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) untuk

diameter batang semai cendana pada umur 30 HSS, 60 HSS, 90 HSS, 120 HSS, 150 HSS serta

180 HST disajikan pada Tabel 5.6.

Berdasarkan pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa diameter batang cendana pada umur

180 HST memiliki nilai yang berbeda nyata pada setiap perlakuan jarak tanam dibandingkan

dengan nilai kontrol atau cendana tanpa perlakuan jarak tanam. Hal ini menunjukkan bahwa

tanaman inang legum dan bukan legum sama-sama memberikan pengaruh yang nyata pada

pertumbuhan diameter cendana atau kombinasi tanaman inang dengan jarak tanam mempunyai

pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan diameter batang semai cendana. Terdapat jarak

tanam yang ikut mempengaruhi proses pertumbuhan diameter cendana pada karakteristik tanah

Entisol. Hal mana bahwa pertumbuhan diameter tanaman cendana dengan perlakuan jarak

tanam 10 cm lebih nyata dibandingkan dengan jarak tanam 5 cm dan 15 cm pada jenis inag

dari kelompok bukan legum yaitu Alternanthera sp.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% terhadap rata-rata diameter tanaman

cendana bahwa pada umur 30 HST dan 60 HST inang dan jarak tanam berpengaruh tidak

berbeda nyata. Akan tetapi rata-rata diameter tanaman cendana pada umur 90 diatas dapat

dijelaskan bahwa pada umur 90 HST, 120 HST serta 180 diameter cendana dipengaruhi oleh

inang dan jarak tanam.

Besarnya nilai interaksi jarak tanam, inang dan konfigurasi dengan karakteristik Entisol

berdasarkan analisis statistik sebesar 16,35% pada perlakuan jarak tanam 10 cm dengan

perlakuan inang Alternanthera sp dari jenis bukan legum dapat memberikan kontribusinya

Page 131: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

112

terhadap pertumbuhan diameter semai cendana. Perbedaan nilai tersebut diperoleh dari nilai

beda nyata Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% terhadap perlakuan inang sebesar 20,37%,

jarak tanam memiliki nilai sebesar 15,78% serta konfigurasi penanaman memiliki nilai sebesar

12,89% pada pertumbuhan diameter semai cendana.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan dengan jarak tanam 5 cm

dan 10 cm, inang legum dan bukan legum semai cendana lebih banyak memperoleh hara

maupun air untuk pertumbuhannya dibandingkan dengan jarak tanam 15 cm pada umur 90

HST. Demikian juga pada umur 180 HST, jenis inang bukan legum Alternanthera sp memiliki

nilai yang berbeda tidak nyata pada jarak tanam 5 cm, 10 cm dan 15 cm, akan tetapi berbeda

nyata dengan perlakuan dan jarak tanam yang lainnya. Pengaruh jarak tanam terhadap diameter

tanaman cendana pada jarak tanam 10 cm dengan memiliki rata-rata diameter 1,16 cm diikuti

dengan jarak 5 cm dengan nilai rata-rata diameter 1,09 cm dan 15 cm dengan nilai rata-rata

diameter 1,10 cm. Nilai pada jenis inang dari bukan legum ini yakni Alternanthera sp berbeda

nyata dengan jenis inang bukan legum untuk C. junghuniana dengan kisaran nilai masing-

masing pada jarak tanam 5 cm dengan diameter 1,05 cm diikuti dengan jarak 10 cm dengan

diameter 1,07 cm kemudian diikuti dengan jarak 15 cm dengan tinggi 1,06 cm. Jenis inang

legum dengan jenis C. cajan memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan diameter

tanaman cendana pada jarak 10 cm dengan diameter rata-rata 0,95 cm dan jarak 5 cm dengan

diameter rata-rata 0,95 cm dan jarak 15 cm dengan diameter rata-rata 0,95 cm. Jenis ini

merupakan jenis yang pertumbuhannya sangat cepat jika dibandingkan dengan jenis legum

yang lainnya. Kenyataan di lapangan bahwa setelah ditanam bersama dengan semai cendana

ternyata diameternya sangat cepat mendahului diameter tanam cendana bahkan menaungi

tanaman cendana sebagai tanamn induk. Sementara itu jenis inang legum untuk jenis S.

grandiflora atu sering dikenal dengan nama S. grandiflora juga memberikan pengaruhnya

terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana yaitu memiliki diameter rata-rata 0,99 cm

Page 132: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

113

pada jarak 10 cm diikuti dengan jarak 5 cm dengan diameter rata-rata tanaman cendana 0,99

cm kemudian jarak 15 cm dengan diameter rata-rata tanaman cendana 0,99 cm. Nilai masing-

masing perlakuan inang yang diberikan telah memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata

terhadap diameter tanaman cendana tanpa perlakuan inang pada umur semai 90 hari. Hasil yang

diperoleh pada perlakuan ini dapat dikatakan baik karena hasilnya jika dibandingkan dengan

pertumbuhan cendana umur 90 HST tanpa perlakuan inang dan jarak tanam. Hal ini disebabkan

cendana merupakan tanaman yang hemi parasite atau hidupnya menumpang pada jenis

tanaman lain yang dijadikan sebagai inang untuk pertumbuhannya.

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa pertumbuhan merupakan proses

menuju kedewasaan yang tidak akan kembali ke semula. Variasi diameter akibat perlakuan

inang dan jarak tanam pada umur 180 HST sangat berbeda dengan umur 150 HST, 120 HST,

90 HST, 60 HST dan umur sebelumnya. Pada umur 180 HST, diameter semai cendana mutlak

tidak dipengaruhi oleh tanaman inang. Hara dan air yang dapat disumbangkan dari tanaman

inang tidak berbeda dalam memacu pertambahan diameter semai cendana. Hal tersebut dapat

dijelaskan dengan semakin bertambah umur tanaman baik cendana maupun inang, kebutuhan

akan unsur hara maupun air semakin bertambah banyak dan dipergunakan untuk aktivitas

metabolismenya sendiri dari pada disumbangkan untuk semai cendana.

5.1.4. Karakteristik tanah (penelitian III)

5.1.4.1 Sifat fisik tanah

Sifat fisik tanah yang diamati meliputi, kadar air, dan tekstur tanah. Berdasarkan pada

Lampiran 23, hasil analisis deskriptif pada pengaruh sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan

tinggi tanaman cendana dengan tinggi rata-rata 118,78 cm atau tinggi tanaman cendana

berkisar antara 46,16 cm - 160,76 cm.

Hasil pengukuran terhadap diameter tanaman cendana juga memberikan nilai diameter

rata-rata 0,73 cm dengan kisaran nilai diameter berkisar antara 0,40 cm hingga 0,98 cm, kadar

Page 133: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

114

air kering udara (KU) memiliki nilai rata-rata 10,479 % yang berkisar antara 6,30 % - 15,00 %

dan kadar air kapasitas lapang (KL) dengan rata-rata 22,562 % atau berkisar antara 18,25 % -

26,95 %. Untuk tekstur tanah pada fraksi pasir, ternyata memiliki nilai rata-rata 28,128 % atau

berkisar antara 18,58 % hingga 37,57 %. Pada fraksi debu memiliki nilai rata-rata 28,038 %

dengan nilai minimum 20,62 % hingga mencapai 32,66 % dan fraksi liat dengan memiliki nilai

rata-rata 42,618 % atau berkisar mulai dari 37,60 % - 53,22 %.

5.1.4.1.1 Pengaruh sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana

Hasil analisis pada Lampiran 24, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata

antara sifat fisik tanah dengan tinggi tanaman cendana, dimana sifat fisik tanah mempengaruhi

pertumbuhan tinggi tanaman cendana sebesar 91,20%. Kadar air kering udara (KU), kadar air

kapasitas lapang (KL), kadar pasir, debu dan liat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman

cendana.

Berdasarkan pada nilai masing-masing fraksi tanah yang terdiri dari pasir, debu serta

liat dan setelah diklasifikasikan dengan menggunakan segi tiga tekstur tanah maka wilayah

atau lokasi penelitian dikategorikan ke dalam tanah yang bertekstur liat dan lempung berliat

(Lampiran 33). Dari fraksi tanah tersebut juga setelah dihubungkan dengan pengaruhnya

terhadap pertumbuhan tanaman cendana, tampaknya memberikan pengaruh yang besar

terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana yang bervariasi pada perlakuan jarak tanam,

jumlah inang yang diberikan pada konfigurasi penanaman masing-masing.

Konfigurasi yang dimaksud adalah konfigurasi dengan penanaman 2 inang legum yang

terdiri dari dua jenis yaitu S. grandiflora dan C.cajan, serta bukan legum yang terdiri dari dua

jenis yaitu Alternanthera sp dan C. junghuniana yang akan ditanam berdampingan dengan

tanaman cendana, demikian juga dengan konfigurasi 4 inang dengan jenis legum dan bukan

legum serta konfigurasi dengan 6 inang. Pada golongan inang yang diberikan, dari kelompok

legum maupun kelompok bukan legum memberikan kontribusi hara dan air bagi cendana.

Page 134: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

115

Tabel 5.7 Pengaruh sifat fisik tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan non legum, serta jarak tanam terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman cendana. Konfi

gurasi

Inang

Jarak tanam

(cm)

Tinggi Kadar air tanah Pasir Debu Liat Keterangan

(cm) KU (%) KL(%) (%) (%) (%)

2 inang

Legum

S. grandiflora

5 103,34c 7,99d 19,94d 23,16 23,62 53,22 Liat

10 105,32c 7,81d 19,76d 28,50 29,56 40,60 Liat

15 106,34c 6,95d 18,90d 31,48 32,66 41,90 Liat

C. cajan

5 105,23c 10,81b 22,76b 32,47 31,74 42,46 Liat

10 107,24c 14,83a 26,78a 30,57 23,62 53,22 Liat

15 108,23c 12,77b 24,72b 20,58 29,56 40,60 Lempung berliat

Bukan legum

Alternanthera sp

5 147,79b 10,92b 22,87b 34,01 32,66 41,90 Liat

10 149,75a 6,70d 18,65d 36,68 31,74 42,46 Liat

15 145,76b 8,58c 20,53c 34,58 29,56 40,60 Lempung berliat

C. junghuniana

5 146,82b 11,30b 23,25b 37,57 32,66 41,90 Liat

10 149,81a 14,30a 26,25a 24,47 31,74 42,46 Liat

15 148,81b 10,30c 22,25c 22,16 22,62 52,22 Liat

4 inang

Legum

S. grandiflora

5 133,63b 8,30d 20,25d 27,50 28,56 39,60 Lempung berliat

10 135,64b 11,30b 23,25b 30,48 31,66 40,90 Lempung berliat

15 136,61b 9,00c 26,95a 31,47 30,74 41,46 Liat

C. cajan

5 102,7c 6,30d 18,25d 29,57 22,62 52,22 Liat

10 104,73c 15,00a 26,95a 19,58 28,56 39,60 Lempung berliat

15 105,79c 7,99d 19,94d 33,01 31,66 40,90 Lempung berliat

Bukan legum

Alternanthera sp

5 149,72b 7,81d 19,76d 35,68 30,74 41,46 Liat

10 152,76a 6,95d 18,9d 33,58 28,56 39,60 Lempung berliat

15 153,73a 10,81b 22,76b 36,57 31,66 40,90 Liat

C. junghuniana

5 144,82b 14,83a 26,78a 23,47 30,74 41,46 Liat

10 145,84b 12,77b 24,72b 21,16 21,62 51,22 Liat

15 146,82b 10,92b 22,87b 26,50 27,56 38,60 Lempung berliat

6 inang

Legum

S. grandiflora

5 142,92b 6,70d 18,65d 29,48 30,66 39,90 Lempung berliat

10 145,95b 8,58c 20,53c 30,47 29,74 40,46 Lempung berliat

15 140,92b 11,30b 23,25b 28,57 21,62 51,22 Liat

C. cajan

5 134,24b 14,30a 26,25a 18,58 27,56 38,60 Lempung berliat

10 136,22b 10,30c 22,25c 32,01 30,66 39,90 Lempung berliat

15 137,24b 8,30d 20,25d 34,68 29,74 40,46 Liat

Bukan legum

Alternanthera sp

5 157,79a 11,30b 23,25b 32,58 27,56 38,60 Lempung berliat

10 160,76a 12,81b 24,76b 35,57 30,66 39,90 Lempung berliat

15 159,79a 6,30d 18,25d 22,47 29,74 40,46 Liat

C. junghuniana

5 156,82a 12,81b 24,76b 20,16 20,62 50,22 Lempung berliat

10 159,85a 15,00a 26,95a 25,50 26,56 37,60 Lempung berliat

15 158,82a 6,30d 18,25d 28,48 29,66 38,90 Liat

Kontrol S. album

5 46,16e 12,81b 24,76b 20,16 20,62 50,22 Liat

10 46,29e 15,00a 26,95a 25,50 26,56 37,60 Lempung berliat

15 46,42e 6,30d 18,25d 28,48 29,66 38,90 Lempung berliat

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Page 135: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

116

Variasi nilai ini terjadi karena suplai hara dan air atau nutrisi dari dalam tanah memang

sangat beragam atau bervariasi dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari dataran tinggi

tentunya tidak sama dengan nutrisi tanah pada tanah dengan topografi landai atau dataran

rendah. Hubungannya antara sifat fisik tanah dengan jenis inang, jarak tanam inang dengan

tanaman cendana, dan konfigurasi inang yang digunakan disajikan pada Tabel 5.7 diatas.

Bila dihubungkan dengan pertumbuhan tinggi tanaman cendana (Lampiran 19) ternyata

pada konfigurasi dengan 6 inang Alternanthera sp dari jenis bukan legum dengan jarak tanam

10 cm memberikan tinggi tanaman cendana yang maksimal 160,76 cm dengan kadar air kering

udara (KU) sebesar 15,00%, kadar air kapasitas lapang (KL) memiliki nilai 26,95%, serta

teksturnya lempung berliat. Pada konfigurasi 6 inang ini juga terdapat tekstur tanah lempung

berliat yang berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana yaitu pada jarak tanam

5 cm dengan jenis Alternanthera sp, dan 5 cm dengan jenis C. junghuniana.

Selain konfigurasi 6 inang yang merupakan hasil terbaik, terdapat hasil dari perlakuan

lainnya memberikan nilai yang bervariasi pada tekstur yang berbeda pula. Pada jarak tanam 15

cm dengan inang S. grandiflora dan Alternanthera sp pada konfigurasi dengan 2 inang

memiliki tinggi 108,23 cm untuk C. cajan dan 145,76 untuk Alternanthera sp dengan tekstur

tanahnya lempung berliat.

Pengaruh kadar air kering udara (KU), kadar air kapasitas lapang (KL), dengan jenis

inang legum dan konfigurasi dengan 2 inang S. grandiflora ternyata memiliki nilai yang

berbeda tidak nyata pada jarak tanam 5 cm, 10 cm maupun 15 cm, akan tetapi pada kondisi

pasir, debu dan liat memiliki nilai yang berbeda. Untuk jenis C. cajan, Alternanthera sp serta

C. junghuniana ternyata memiliki nilai yang berbeda nyata pada jarak tanam 5 cm, 10 cm

maupun 15 cm untuk semua sifat fisik tanah dengan tekstur liat dan lempung berliat.

Page 136: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

117

5.1.4.1.2 Pengaruh sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana

Rata-rata pengaruh sifat fisik tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan non legum,

serta jarak tanam terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana (Lampiran 34). Hasil

analisis regresi berganda pada Lampiran 25 yang merupakan analisis terhadap hubungan antara

sifat fisik tanah dengan pertumbuhan diameter tanaman cendana dengan jenis inang yang

digunakan, jarak tanam antar inang dengan tanaman induk cendana, serta konfigurasi

penanaman yang digunakan yaitu konfigurasi dengan 2 inang, 4 inang serta 6 inang. Pengaruh

sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana disajikan pada Tabel 5.8.

Berdasarkan pada tabel Tabel 5.8, bahwa terdapat hubungan yang nyata antara sifat fisik tanah

dengan diameter tanaman cendana. Sifat fisik tanah yang ikut mempengaruhi tinggi tanaman

cendana juga dapat dilihat dari konfigurasi 4 inang. Pada perlakuan konfigurasi dengan 4 inang

ini, jarak tanam 5 cm dan 10 cm dengan jenis S. grandiflora yang diikuti dengan jenis inang

yang digunakan adalah C. cajan pada jarak 15 cm serta jenis Alternanthera sp dengan jarak 10

cm dan 15 cm pada jenis C. junghuniana memiliki tekstur lempung berliat pada jarak tanam

10 cm pada jenis C. cajan dan Alternanthera sp pada jarak tanam 10 cm yang berpengaruh

terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana.

Sebesar 95,70 % diameter tanaman cendana dipengaruhi oleh sifat fisik tanah. Kadar

air kering udara (KU), kadar air kapasitas lapang (KL), kadar pasir, debu dan liat berpengaruh

nyata terhadap diameter tanaman cendana. Perlakuan konfigurasi dengan 6 inang

Alternanthera sp dari jenis bukan legum dengan jarak tanam 10 cm memberikan diameter

tanaman cendana yang maksimal (0,98 cm) dengan kadar air kering udara (KU) sebesar

15,00% kadar air kapasitas lapang atau kadar lengas (KL) memiliki nilai 26,95% serta tekstur

tanah liat berlempung. Oleh sebab perlakuan inang, jarak tanam serta konfigurasi yang

digunakan ternyata konfigurasi dengan 6 inang dari jenis bukan legum memberikan hasil yang

jauh lebih baik dibandingkan dengan perlakuan dengan inang yang berasal dari legum.

Page 137: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

118

Tabel 5.8 Pengaruh sifat fisik tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan non legum, serta jarak tanam terhadap

pertumbuhan diameter tanaman cendana.

Konfi

Gurasi Inang

Jarak

(cm)

Diameter

(cm)

Kadar air tanah Pasir Debu Liat

Keterangan KU (%)

KL

(%) (%) (%) (%)

2 inang

Legum

S. grandiflora

5 0,99a 7,99d 19,94d 23,16 23,62 53,22 Liat

10 0,99a 7,81d 19,76d 28,50 29,56 40,60 Liat

15 0,99a 6,95d 18,90d 31,48 32,66 41,90 Liat

C. cajan

5 0,98a 10,81b 22,76b 32,47 31,74 42,46 Liat

10 0,99a 14,83a 26,78a 30,57 23,62 53,22 Liat

15 0,99a 12,77b 24,72b 20,58 29,56 40,60 Lempung berliat

Bukan legum

Alternanthera sp

5 1,02a 10,92b 22,87b 34,01 32,66 41,90 Liat

10 1,02a 6,70d 18,65d 36,68 31,74 42,46 Liat

15 1,02a 8,58c 20,53c 34,58 29,56 40,60 Lempung berliat

C. junghuniana

5 1,04a 11,30b 23,25b 37,57 32,66 41,90 Liat

10 1,05a 14,30a 26,25a 24,47 31,74 42,46 Liat

15 1,05a 10,30c 22,25c 22,16 22,62 52,22 Liat

4 inang

Legum

S. grandiflora

5 0,98a 8,30d 20,25d 27,50 28,56 39,60 Lempung berliat

10 0,99a 11,30b 23,25b 30,48 31,66 40,90 Lempung berliat

15 0,99a 9,00c 26,95a 31,47 30,74 41,46 Liat

C. cajan

5 0,95a 6,30d 18,25d 29,57 22,62 52,22 Liat

10 0,95a 15,00a 26,95a 19,58 28,56 39,60 Lempung berliat

15 0,95a 7,99d 19,94d 33,01 31,66 40,90 Lempung berliat

Bukan legum

Alternanthera sp

5 1,04a 7,81d 19,76d 35,68 30,74 41,46 Liat

10 1,09a 6,95d 18,9d 33,58 28,56 39,60 Lempung berliat

15 1,04a 10,81b 22,76b 36,57 31,66 40,90 Liat

C. junghuniana

5 1,02a 14,83a 26,78a 23,47 30,74 41,46 Liat

10 1,02a 12,77b 24,72b 21,16 21,62 51,22 Liat

15 1,02a 10,92b 22,87b 26,50 27,56 38,60 Lempung berliat

6 inang

Legum

S. grandiflora

5 0,99a 6,70d 18,65d 29,48 30,66 39,90 Lempung berliat

10 0,99a 8,58c 20,53c 30,47 29,74 40,46 Lempung berliat

15 0,99a 11,30b 23,25b 28,57 21,62 51,22 Liat

C. cajan

5 0,95a 14,30a 26,25a 18,58 27,56 38,60 Lempung berliat

10 0,95a 10,30c 22,25c 32,01 30,66 39,90 Lempung berliat

15 0,95a 8,30d 20,25d 34,68 29,74 40,46 Liat

Bukan legum

Alternanthera sp

5 1,09a 12,81b 24,76b 20,16 20,62 50,22 Lempung berliat

10 1,16a 15,00a 26,95a 25,50 26,56 37,60 Lempung berliat

15 1,10a 6,30d 18,25d 28,48 29,66 38,90 Liat

C. junghuniana

5 1,06a 11,30b 23,25b 32,58 27,56 38,60 Lempung berliat

10 1,05a 12,81b 24,76b 35,57 30,66 39,90 Lempung berliat

15 1,07a 6,30d 18,25d 22,47 29,74 40,46 Liat

Kontrol S. album

5 0,40e 12,81b 24,76b 20,16 20,62 50,22 Liat

10 0,42d 15,00a 26,95a 25,50 26,56 37,60 Lempung berliat

15 0,40e 6,30d 18,25d 28,48 29,66 38,90 Lempung berliat

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Page 138: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

119

Hasil ini menunjukkan bahwa tanaman cendana yang dibudidayakan pada umumnya

tidak memerlukan perlakuan yang khusus. Tanah dengan tekstur liat memiliki kemampuan

memegang air yang tinggi sehingga memiliki kemampuan menyediakan unsur hara yang baik

bagi tanaman cendana untuk proses pertumbuhannya.

Data diatas menunjukkan bahwa tanaman cendana yang dibudidayakan bersama inang

bukan legum dengan jenis Alternanthera sp pada konfigurasi dengan 6 inang memiliki tekstur

liat. Tanah dengan tekstur liat memiliki kemampuan memegang air yang tinggi sehingga

memiliki kemampuan menyediakan unsur hara yang baik bagi tanaman cendana. Hal ini

ditunjukkan oleh cukup kadar air kering udara dan kapasitas lapang pada perlakuan tersebut

dibandingkan dengan perlakuan lain.

5.1.4.2 Sifat kimia

Hasil analisis pengaruh sifat kimia tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan non

legum, serta jarak tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana (Lampiran 38). Sifat

kimia tanah yang diamati meliputi C-organik, rasio C/N, N-total, P-tersedia, K-tersedia, pH,

KTK, dan KB (Tabel 5.9). Hasil analisis pada Lampiran 26 terhadap sifat kimia tanah juga

dilakukan untuk mengetahui pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang, dan konfigurasi tanaman inang.

Pada sifat kimia tanah, nilai rata-rata pH 7,2 dengan nilai pH minimum 6,6 dan

maksimum 7,8. Untuk nilai C dengan nilai rata-rata 2,29% dengan nilai C minimum 2,01%

dan maksimum 2,55%, kadar C/N dengan rata-rata sebesar 11,77% dengan nilai minimum

8,4% serta nilai tertinggi untuk kadar C/N sebesar 19,42%. Untuk penetapan nilai kapasitas

tukar kation (KTK) memiliki nilai rata-rata 15,13% dengan nilai terendah 14,3% dan tertinggi

16,14%. Nilai kejenuhan basa (KB) memiliki nilai tengah 92,94% dengan nilai terendah 79,9%

dan tertinggi 103%. Untuk nilai N-total memiliki nilai rata-rata 0,15% dengan terendah 0,06%

dan tertinggi sebesar 0,23%. Kandungan fosfor memiliki nilai tengah 17,51 ppm dengan nilai

Page 139: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

120

terendah 7,14 ppm dan tertinggi 30,89 ppm. Unsur kalium dalam tanah yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman cendana dengan nila tengah 352,26 ppm dengan nilai terendah

342,43ppm dan tertinggi sebesar 359,94 ppm. Hasil pengukuran sifat kimia tanah terhadap

tinggi tanaman cendana disajikan pada Lampiran 20 dan terhadap diameter tanaman cendana

disajikan pada Lampiran 22. Berdasarkan hasil analisa sifat kimia tanah tersebut, terlihat bahwa

pengaruh konfigurasi inang dan sifat kimia tanah telah menyebabkan terjadinya perubahan

pertambahan tinggi tanaman cendana.

5.1.4.2.1 Pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada pada Lampiran 27 yang merupakan

analisis pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana. Terdapat

hubungan yang nyata antara sifat kimia tanah dengan tinggi tanaman cendana, dimana sebesar

91,50% tinggi tanaman cendana dipengaruhi oleh sifat kimia tanah. Nilai C/N rasio, KTK, KB,

N-total, P-tersedia dan K-tersedia, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman cendan,

sedangkan pH tanah dan bahan organik berpengaruh tidak nyata.

Hasil penelitian juga terlihat bahwa nilai pH tertinggi berada pada jarak tanam 15 cm

yaitu sebesar 7,2-7,5. Nilai pH terendah berada pada jarak tanam 10 cm pada jenis S.

grandiflora pada jenis legum yaitu sebesar 6,6 (agak masam). Rata-rata total derajat

kemasaman tanah di lokasi penelitian yaitu sebesar 6,5. Berdasarkan Tabel 5.9, diketahui

bahwa terjadi peningkatan pH pada lokasi dengan konfigurasi dengan 6 inang pada jarak tanam

10 cm jika dibandingkan dengan pH tanah pada kontrol.

Nilai kandungan KTK terendah berada pada jarak tanam 5 cm dengan jenis C.cajan

dengan nilai sebesar 14,3 me/100g, nilai KTK tertinggi berada pada jarak tanam 10 cm dengan

jenis C. junghuniana sejumlah 16,14 me/100g, serta rata-rata nilai KTK di lokasi penelitian

yaitu sebesar 15,11 me/100g. Hasil penelitian juga memberikan nilai C-Organik terbesar

berada pada jarak tanam 10cm dengan konfigurasi 6 inang yaitu sebesar 2,55%. Nilai C-

Page 140: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

121

organik terkecil berada pada jarak tanam 5 cm dengan jenis S. grandiflora ada konfigurasi

tanam 2 inang yaitu sebesar 0,15%. Nilai rata-rata C-organik di lokasi penelitian sebesar

0,88%. Kandungan N-Total berada pada jarak tanam 15 cm dengan konfigurasi 6 tanam dengan

6 inang pada jenis legum, yaitu sejumlah 0,23%, untuk nilai N-total terkecil berada pada jarak

tanam 5 cm dengan konfigurasi tanam dengan 2 inang pada jenis legum juga, yaitu sejumlah

0,06 %. Fosfor bersama-sama dengan nitrogen dan kalium, digolongkan sebagai unsur-unsur

utama walaupun diabsorpsi dalam jumlah yang lebih kecil dari kedua unsur tersebut. Tanaman

biasanya mengabsorpsi P dalam bentuk H2PO4- dan sebagian kecil dalam bentuk sekunder

HPO42-. Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai kandungan K terendah berada

pada jarak tanam 15 cm pada konfigurasi tanam dengan 2 inang yaitu sebesar 342,43 me/100g,

nilai K tertinggi berada jarak tanam 5 cm dengan konfigurasi tanam dengan 6 inang dengan

jenis C. junghuniana sejumlah 359,94 me/100g, namun jika dilihat rata-rata total nilai K di

lokasi penelitian yaitu sebesar 352,10 me/100g. Pembuktian terhadap pernyataan tersebut dapat

dilakukan dengan uji Duncan pada Tabel 5.9.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% dapat dikatakan bahwa pertambahan

tinggi tanaman cendana sangat dipengaruhi juga oleh konfigurasi penanaman inang. Hal ini

dapat dijelaskan bahwa perlakuan terbaik ternyata pada konfigurasi penanaman dengan 6

inang. Konfigurasi penanaman 6 inang Alternanthera sp dengan jarak tanam 10 cm memiliki

tinggi 160,76 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH

7,2 dan nilai C sebesar 2,53 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 10,54 % dan nilai KTK sebesar

14,43 %, nilai KB sebesar 79,92 %, serta nilai N-total sebesar 0,19 % dan nilai P-tersedia

sebesar 30,39 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 354,71 ppm. Pada

jarak tanam 15 cm memiliki tinggi 159,79 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm

dan 15 cm dengan nilai pH 7,8 dan nilai C sebesar 2,35 % diikuti dengan C/N rasio sebesar

8,70 % dan nilai KTK sebesar 14,63 %, nilai KB sebesar 100,88 %, serta nilai N-total sebesar

Page 141: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

122

0,22 % dan nilai P-tersedia sebesar 7,64 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia

sebesar 344,83 ppm. Jarak tanam 5 cm memiliki tinggi 157,79 cm berbeda tidak nyata dengan

jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,4 dan nilai C sebesar 2,21 % diikuti dengan

C/N rasio sebesar 9,61 % dan nilai KTK sebesar 16,12 %, nilai KB sebesar 89,93 %, serta nilai

N-total sebesar 0,18 % dan nilai P-tersedia sebesar 14,34 ppm dan yang paling terakhir adalah

nilai K-tersedia sebesar 359,7b ppm. Konfigurasi penanaman 2 inang Alternanthera sp dengan

jarak tanam 10 cm memiliki tinggi 149,75 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm

dan 15 cm dengan nilai pH 7,3 dan nilai C sebesar 2,37 % diikuti dengan C/N rasio sebesar

16,46 % dan nilai KTK sebesar 14,32 %, nilai KB sebesar 80,01 %, serta nilai N-total sebesar

0,09 % dan nilai P-tersedia sebesar 30,79 ppm dan yang nilai K-tersedia sebesar 352,79 ppm.

Konfigurasi penanaman 4 inang Alternanthera sp dengan jarak tanam 15 cm memiliki

tinggi 153,73 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH

7,2 dan nilai C sebesar 2,27 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 10,23 % dan nilai KTK sebesar

14,58 %, nilai KB sebesar 100,93 %, serta nilai N-total sebesar 0,17 % dan nilai P-tersedia

sebesar 7,44 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 343,87 ppm. Pada

jarak tanam 10 cm memiliki tinggi 152,76 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm

dan 15 cm dengan nilai pH 7,3 dan nilai C sebesar 2,45 % diikuti dengan C/N rasio sebesar

12,76 % dan nilai KTK sebesar 14,38 %, nilai KB sebesar 79,96 %, serta nilai N-total sebesar

0,14 % dan nilai P-tersedia sebesar 30,59 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia

sebesar 353,75 ppm.

Konfigurasi penanaman 6 inang C. junghuniana dengan jarak tanam 10 cm memiliki

tinggi 159,85 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 5 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,6

dan nilai C sebesar 2,55 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 10,12 % dan nilai KTK sebesar

16,14 %, nilai KB sebesar 89,91 %, serta nilai N-total sebesar 0,20 % dan nilai P-tersedia

sebesar 30,34 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 354,95 ppm.

Page 142: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

123

Tabel 5.9

Pengaruh sifat kimia tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan non legum, serta jarak tanam terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman cendana.

Konfi

gurasi Inang

Jarak

tanam

Tinggi pH C C/N KTK KB N-

total

(%)

P-

tersedia

(ppm)

K-

tersedia

(ppm) (cm) 1:2,5 % % me/g %

2 inang

Legum

S. grandiflora

5 cm 103,34c 6,8d 2,01d 18,27a 14,48d 101b 0,06d 14,84c 357,3b

10 cm 105,32c 6,6d 2,33b 19,42a 15,27c 103a 0,07d 30,89a 352,31c

15 cm 106,34c 7,2c 2,15c 14,33b 15,99a 90,03c 0,10d 7,14d 342,43d

C. cajan

5 cm 105,23c 6,9d 2,03d 16,64b 14,3d 80,02d 0,07d 14,79c 357,54b

10 cm 107,24c 7,0c 2,35b 17,80a 14,5d 100,99b 0,08d 30,84a 352,55c

15 cm 108,23c 6,9d 2,17c 13,40c 15,29c 102,99a 0,11d 7,19d 342,67d

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 147,79b 6,7d 2,05d 15,3b 16,01a 90,02c 0,08d 14,74c 357,78b

10 cm 149,75a 7,3b 2,37b 16,46b 14,32d 80,01d 0,09d 30,79a 352,79c

15 cm 145,76b 7,0c 2,19c 12,59c 14,52d 100,97b 0,12d 7,24d 342,91d

C. junghuniana

5 cm 146,82b 7,1c 2,07d 14,18b 15,31b 102,97a 0,1d 14,69c 358,02b

10 cm 149,81a 7,0c 2,39b 15,32b 16,03a 90c 0,11d 30,74a 353,03c

15 cm 148,81b 6,8d 2,21c 11,88c 14,34d 79,99d 0,14c 7,29d 343,15d

4 inang

Legum

S. grandiflora

5 cm 133,63b 7,4b 2,09d 13,23c 14,54d 100,96b 0,11d 14,64c 358,26b

10 cm 135,64b 7,1c 2,41b 14,35b 15,33b 102,96a 0,12d 30,69a 353,27c

15 cm 136,61b 7,2c 2,23c 11,26c 16,05a 89,99c 0,15c 7,34d 343,39d

C. cajan

5 cm 102,7c 7,1c 2,11d 12,41c 14,36d 79,98d 0,12d 14,59c 358,50b

10 cm 104,73c 6,9d 2,43a 13,5c 14,56d 100,94b 0,13c 30,64b 353,51c

15 cm 105,79c 7,5b 2,25c 10,71d 15,35b 102,94a 0,16b 7,39d 343,63d

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 149,72b 7,2c 2,13d 11,7c 16,07a 89,97c 0,13c 14,54c 358,74b

10 cm 152,76a 7,3b 2,45a 12,76c 14,38d 79,96d 0,14c 30,59b 353,75c

15 cm 153,73a 7,2c 2,27c 10,23d 14,58d 100,93b 0,17b 7,44d 343,87d

C. junghuniana

5 cm 144,82b 7,0c 2,15c 11,08d 15,37b 102,93a 0,14c 14,49c 358,98b

10 cm 145,84b 7,6a 2,47a 12,11c 16,09a 89,96c 0,15c 30,54b 353,99c

15 cm 146,82b 7,3b 2,29b 9,79d 14,4d 79,95d 0,18a 7,49d 344,11d

6 inang

Legum

S. grandiflora

5 cm 142,92b 7,4b 2,17c 10,53d 14,59d 100,91b 0,16b 14,44c 359,22b

10 cm 145,95b 7,3b 2,49a 11,53c 15,38b 102,91a 0,17b 30,49b 354,23c

15 cm 140,92b 7,1c 2,31b 9,39d 16,10a 89,94c 0,2a 7,54d 344,35d

C. cajan

5 cm 134,24b 7,7a 2,19c 10,05d 14,41d 79,93d 0,17b 14,39c 359,46b

10 cm 136,22b 7,4b 2,51a 11,01d 14,61d 100,9b 0,18a 30,44b 354,47c

15 cm 137,24b 7,5b 2,33b 9,03d 15,4b 102,9a 0,21a 7,59d 344,59d

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 157,79a 7,4b 2,21c 9,61d 16,12a 89,93c 0,18a 14,34c 359,7b

10 cm 160,76a 7,2c 2,53a 10,54d 14,43d 79,92d 0,19a 30,39b 354,71c

15 cm 159,79a 7,8a 2,35b 8,70d 14,63d 100,88b 0,22a 7,64d 344,83d

C. junghuniana

5 cm 156,82a 7,5b 2,23c 9,21d 15,42b 102,88a 0,19a 14,29c 359,94a

10 cm 159,85a 7,6a 2,55a 10,12d 16,14a 89,91c 0,20a 30,34b 354,95c

15 cm 158,82a 7,5b 2,37b 8,40d 14,45d 79,9d 0,23a 7,69d 345,07d

Kontrol S. album

5 cm 46,16e 7,5b 2,23c 9,21d 15,42b 102,88a 0,19a 14,29c 359,94a

10 cm 46,29e 7,6a 2,55a 10,12d 16,14a 89,91c 0,20a 30,34b 354,95c

15 cm 46,42e 7,5b 2,37b 8,40d 14,45d 79,9d 0,23a 7,69d 345,07d

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak

nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Page 143: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

124

Jarak tanam 15 cm memiliki tinggi 158,82 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam

10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,5 dan nilai C sebesar 2,37 % diikuti dengan C/N rasio

sebesar 8,40 % dan nilai KTK sebesar 14,45 %, nilai KB sebesar 79,9 %, serta nilai N-total

sebesar 0,23 % dan nilai P-tersedia sebesar 7,69 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-

tersedia sebesar 345,07 ppm. Jarak tanam 5 cm juga memiliki tinggi 156,82 cm berbeda tidak

nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,5 dan nilai C sebesar 2,23 %

diikuti dengan C/N rasio sebesar 9,21 % dan nilai KTK sebesar 15,42 %, nilai KB sebesar

102,88 %, serta nilai N-total sebesar 0,19 % dan nilai P-tersedia sebesar 14,29 ppm dan yang

paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 359,94 ppm.

Konfigurasi penanaman 2 inang C. junghuniana dengan jarak tanam 10 cm memiliki

tinggi 149,81 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH

7,0 dan nilai C sebesar 2,39 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 15,32 % dan nilai KTK sebesar

16,03 %, nilai KB sebesar 90 %, serta nilai N-total sebesar 0,11 % dan nilai P-tersedia sebesar

30,74 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 353,03 ppm. Konfigurasi

dengan 2 inang S. grandiflora ternyata tidak memiliki nilai yang berbeda nyata pada jarak

tanam 5 cm, 10 cm maupun 15 cm, memiliki nilai yang berbeda nyata. Untuk jenis C. cajan,

Alternanthera sp serta C. junghuniana ternyata memiliki nilai yang berbeda nyata pada jarak

tanam 5 cm, 10 cm maupun 15 cm, untuk semua sifat kimia tanah. Pengaruh konfigurasi, inang

dan jarak tanam pada budidaya cendana terhadap sifat kimia tanah secara rinci disajikan pada

Tabel 5.10 dan klasifikasi sifat kimia tanah disajikan pada Lampiran 32. Pada konfigurasi 2

inang dari jenis legum dengan inang S. grandiflora, jarak tanam 5 cm memiliki pertumbuhan

cendana dengan nilai pH netral, carbon organik sedang, C/N tinggi, KTK rendah, KB sangat

tinggi, N-total sangat rendah, P-tersedia tinggi, K-tersedia tinggi. Jarak tanam 10 cm memiliki

pertumbuhan cendana dengan nilai pH netral, carbon organik sedang, C/N tinggi, KTK rendah,

nilai KB sangat tinggi, N-total sangat rendah, P-tersedia tinggi, K-tersedia tinggi. Dari jenis

Page 144: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

125

legum dengan inang C. cajan, jarak tanam 10 cm memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai

pH netral, nilai carbon organik sedang, nilai C/N tinggi, nilai KTK rendah, nilai KB sangat

tinggi, N-total sangat rendah, P-tersedia tinggi, K-tersedia tinggi. Jenis bukan legum dengan

inang Alternanthera sp, jarak tanam 10 cm memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai pH

netral, carbon organik sedang, C/N tinggi, KTK rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total sangat

rendah, P-tersedia tinggi, K-tersedia tinggi dengan inang C. junghuniana, jarak tanam 15 cm

memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai pH netral, nilai carbon sedang, nilai C/N sedang,

dan KTK rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total rendah, P-tersedia sedang, K-tersedia tinggi.

Pada konfigurasi 4 inang dari jenis legum dengan inang S. grandiflora, jarak tanam 15

cm memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai pH netral, nilai carbon organik sedang, nilai

C/N sedang, dan nilai KTK rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total rendah, P-tersedia sedang,

K-tersedia tinggi dengan inang C. cajan, jarak tanam 15 cm memiliki pertumbuhan cendana

dengan nilai pH netral, nilai carbon organik sedang, nilai C/N sedang, dan nilai KTK rendah,

nilai KB sangat tinggi, N-total rendah, P-tersedia sedang, K-tersedia tinggi. Jenis bukan legum

dengan inang Alternanthera sp, jarak tanam 10 cm memiliki pertumbuhan cendana dengan

nilai pH netral, nilai carbon organik sedang, nilai C/N sedang, dan nilai KTK me/g rendah,

nilai KB sangat tinggi, N-total rendah, P-tersedia sangat tinggi, K-tersedia tinggi dengan

inang C. junghuniana, jarak tanam 5 cm memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai pH

sebesar netral, nilai carbon organik sebesar sedang, nilai C/N sedang, nilai KTK me/g

rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total rendah, P-tersedia tinggi, K-tersedia tinggi.

Pada konfigurasi 6 inang dari jenis legum dengan inang S. grandiflora, jarak tanam 10

cm memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai pH netral, nilai carbon organik sedang, nilai

C/N % sedang, dan nilai KTK me/g rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total rendah, P-tersedia

ppm tinggi, K-tersedia ppm tinggi dengan inang C. cajan, jarak tanam 15 cm memiliki

pertumbuhan cendana dengan nilai pH netral, nilai carbon organik sedang, nilai C/N rendah,

Page 145: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

126

dan nilai KTK me/g rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total sedang. Ketersediaan fosfor atau

P-tersedia memiliki nilai sedang, K-tersedia tinggi, dari jenis bukan legum dengan inang

Alternanthera sp, jarak tanam 15 cm memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai pH netral,

nilai carbon organik sedang, nilai C/N rendah, dan nilai KTK me/g rendah, nilai KB % sangat

tinggi, N-total sedang, P-tersedia sedang, K-tersedia tinggi dengan inang C. junghuniana, jarak

tanam 10 cm memiliki pertumbuhan cendana dengan nilai pH netral, nilai carbon organik

sedang, nilai C/N sedang, dan nilai KTK rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total sedang, P-

tersedia tinggi, K-tersedia sangat tinggi.

Sementara nilai kontrol S. album tanpa perlakuan hanya memiliki pertumbuhan

cendana dengan nilai pH netral, nilai carbon organik sebesar sedang, nilai C/N rendah, dan

nilai KTK me/g rendah, nilai KB sangat tinggi, N-total rendah, P-tersedia tinggi, K-tersedia

sangat tinggi. Pada konfigurasi dengan 4 inang legum maupun bukan legum pada jarak 5 cm,

10 cm, 15 cm, ternyata nilai sifat kimia tanah memiliki nilai yang berbeda nyata. Akan tetapi

pada konfigurasi dengan 6 inang legum maupun bukan legum memiliki nilai yang sangat

berbeda nyata dibandingkan dengan nilai kontrol.

5.1.4.2.2 Pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5% pada Tabel 5.10 dapat dikatakan bahwa

pertambahan diameter tanaman cendana sangat dipengaruhi juga oleh konfigurasi penanaman

inang. Lampiran 28 yang merupakan hasil analisis regresi berganda pada analisis pengaruh

sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana, dimana sebesar 96,2%,

pertumbuhan diameter cendana dipengaruhi oleh sifat kimia tanah. Nilai C/N rasio, KTK, KB,

N-total, P-tersedia dan K-tersedia, berpengaruh tidak nyata.

Sifat kimia tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan diameter tanaman cendana

ternyata masih tetap pada konfigurasi penanaman dengan 6 inang Alternanthera sp dengan

jarak tanam 10 cm memiliki diameter 0,98 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm

Page 146: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

127

dan 15 cm dengan nilai pH 7,2 dan nilai C sebesar 2,53 % diikuti dengan C/N rasio sebesar

10,54 % dan nilai KTK sebesar 14,43 %, nilai KB sebesar 79,92 %, serta nilai N-total sebesar

0,19 % dan nilai P-tersedia sebesar 30,39 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia

sebesar 354,71 ppm.

Pada jarak tanam 15 cm memiliki diameter 0,91 cm berbeda tidak nyata dengan jarak

tanam 5 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,8 dan nilai C sebesar 2,35 % diikuti dengan C/N

rasio sebesar 8,70 % dan nilai KTK sebesar 14,63 %, nilai KB sebesar 100,88 %, serta nilai N-

total sebesar 0,22 % dan nilai P-tersedia sebesar 7,64 ppm dan yang paling terakhir adalah

nilai K-tersedia sebesar 344,83 ppm. Jarak tanam 5 cm memiliki diameter 0.9 cm berbeda

tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,4 dan nilai C sebesar 2,21

% diikuti dengan C/N rasio sebesar 9,61 % dan nilai KTK sebesar 16,12 %, nilai KB sebesar

89,93 %, serta nilai N-total sebesar 0,18 % dan nilai P-tersedia sebesar 14,34 ppm dan yang

paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 359,7 ppm.

Inang C. junghuniana dengan jarak tanam 15 cm memiliki diameter 0.88 cm berbeda

tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH sebesar 7,5 dan nilai C

sebesar 2,37 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 8,40 % dan nilai KTK sebesar 14,45 %, nilai

KB sebesar 79,9 %, serta nilai N-total sebesar 0,23 % dan nilai P-tersedia sebesar 7,69 ppm

dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 345,07 ppm.

Jarak tanam 5 cm memiliki diameter 0.87 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam

10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,5 dan nilai C sebesar 2,23 % diikuti dengan C/N rasio

sebesar 9,21 % dan nilai KTK sebesar 15,42 %, nilai KB sebesar 102,88 %, serta nilai N-total

sebesar 0,19 % dan nilai P-tersedia sebesar 14,29 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai

K-tersedia sebesar 359,94 ppm.

Sementara inang C. cajan dengan jarak tanam 10 cm memiliki diameter 0,86 cm

berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,4 dan nilai C

Page 147: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

128

sebesar 2,51 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 11,01 % dan nilai KTK sebesar 14,61 %, nilai

KB sebesar 100,9 %, serta nilai N-total sebesar 0,18 % dan nilai P-tersedia sebesar 30,44 ppm

dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 354,47 ppm.

Konfigurasi penanaman 4 inang C. cajan dengan jarak tanam 15 cm memiliki diameter

0,86 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,5 dan

nilai C sebesar 2,33 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 9,03 % dan nilai KTK sebesar 15,4

%, nilai KB sebesar 102,9 %, serta nilai N-total sebesar 0,21 % dan nilai P-tersedia sebesar

7,59 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 344,59 ppm. Inang C.

junghuniana dengan jarak tanam 10 cm memiliki diameter 0.86 cm berbeda tidak nyata dengan

jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,6 dan nilai C sebesar 2,55 % diikuti dengan

C/N rasio sebesar 10,12 % dan nilai KTK sebesar 16,14 %, nilai KB sebesar 89,91 %, serta

nilai N-total sebesar 0,20 % dan nilai P-tersedia sebesar 30,34 ppm dan yang paling terakhir

adalah nilai K-tersedia sebesar 354,95 ppm.

Konfigurasi penanaman 2 inang C. junghuniana dengan jarak tanam 5 cm memiliki

diameter 0,85 cm berbeda tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH

7,0 dan nilai C sebesar 2,15 % diikuti dengan C/N rasio sebesar 11,08 % dan nilai KTK sebesar

15,37 %, nilai KB sebesar 102,93 %, serta nilai N-total sebesar 0,14 % dan nilai P-tersedia

sebesar 14,49 ppm dan yang paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 358,98 ppm.

Inang C. junghuniana dengan jarak tanam 10 cm memiliki diameter 0.85 cm berbeda

tidak nyata dengan jarak tanam 10 cm dan 15 cm dengan nilai pH 7,6 dan nilai C sebesar 2,47

% diikuti dengan C/N rasio sebesar 12,11 % dan nilai KTK sebesar 16,09 %, nilai KB sebesar

89,96 %, serta nilai N-total sebesar 0,15 % dan nilai P-tersedia sebesar 30,54 ppm dan yang

paling terakhir adalah nilai K-tersedia sebesar 353,99 ppm.

Page 148: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

129

Tabel 5.10

Pengaruh sifat kimia tanah, konfigurasi tanam, inang legum dan non legum, serta jarak tanam terhadap

pertumbuhan diameter tanaman cendana.

Konfi

gurasi Inang

Jarak

tanam

Diam

eter

(cm)

pH C C/N KTK KB N-

total

(%)

P-

tersedia

(ppm)

K-

tersedia

(ppm) 1:2,5 % % me/g %

2 inang

Legum

S. grandiflora

5 cm 0,99a 6,8d 2,01d 18,27a 14,48d 101b 0,06d 14,84c 357,3b

10 cm 0,99a 6,6d 2,33b 19,42a 15,27c 103a 0,07d 30,89a 352,31c

15 cm 0,99a 7,2c 2,15c 14,33b 15,99a 90,03c 0,10d 7,14d 342,43d

C. cajan

5 cm 0,98a 6,9d 2,03d 16,64b 14,3d 80,02d 0,07d 14,79c 357,54b

10 cm 0,99a 7,0c 2,35b 17,80a 14,5d 100,99b 0,08d 30,84a 352,55c

15 cm 0,99a 6,9d 2,17c 13,40c 15,29c 102,99a 0,11d 7,19d 342,67d

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 1,02a 6,7d 2,05d 15,3b 16,01a 90,02c 0,08d 14,74c 357,78b

10 cm 1,02a 7,3b 2,37b 16,46b 14,32d 80,01d 0,09d 30,79a 352,79c

15 cm 1,02a 7,0c 2,19c 12,59c 14,52d 100,97b 0,12d 7,24d 342,91d

C. junghuniana

5 cm 1,04a 7,1c 2,07d 14,18b 15,31b 102,97a 0,1d 14,69c 358,02b

10 cm 1,05a 7,0c 2,39b 15,32b 16,03a 90c 0,11d 30,74a 353,03c

15 cm 1,05a 6,8d 2,21c 11,88c 14,34d 79,99d 0,14c 7,29d 343,15d

4 inang

Legum

S. grandiflora

5 cm 0,98a 7,4b 2,09d 13,23c 14,54d 100,96b 0,11d 14,64c 358,26b

10 cm 0,99a 7,1c 2,41b 14,35b 15,33b 102,96a 0,12d 30,69a 353,27c

15 cm 0,99a 7,2c 2,23c 11,26c 16,05a 89,99c 0,15c 7,34d 343,39d

C. cajan

5 cm 0,95a 7,1c 2,11d 12,41c 14,36d 79,98d 0,12d 14,59c 358,50b

10 cm 0,95a 6,9d 2,43a 13,5c 14,56d 100,94b 0,13c 30,64b 353,51c

15 cm 0,95a 7,5b 2,25c 10,71d 15,35b 102,94a 0,16b 7,39d 343,63d

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 1,04a 7,2c 2,13d 11,7c 16,07a 89,97c 0,13c 14,54c 358,74b

10 cm 1,09a 7,3b 2,45a 12,76c 14,38d 79,96d 0,14c 30,59b 353,75c

15 cm 1,04a 7,2c 2,27c 10,23d 14,58d 100,93b 0,17b 7,44d 343,87d

C. junghuniana

5 cm 1,02a 7,0c 2,15c 11,08d 15,37b 102,93a 0,14c 14,49c 358,98b

10 cm 1,02a 7,6a 2,47a 12,11c 16,09a 89,96c 0,15c 30,54b 353,99c

15 cm 1,02a 7,3b 2,29b 9,79d 14,4d 79,95d 0,18a 7,49d 344,11d

6 inang

Legum

S. grandiflora

5 cm 0,99a 7,4b 2,17c 10,53d 14,59d 100,91b 0,16b 14,44c 359,22b

10 cm 0,99a 7,3b 2,49a 11,53c 15,38b 102,91a 0,17b 30,49b 354,23c

15 cm 0,99a 7,1c 2,31b 9,39d 16,10a 89,94c 0,2a 7,54d 344,35d

C. cajan

5 cm 0,95a 7,7a 2,19c 10,05d 14,41d 79,93d 0,17b 14,39c 359,46b

10 cm 0,95a 7,4b 2,51a 11,01d 14,61d 100,9b 0,18a 30,44b 354,47c

15 cm 0,95a 7,5b 2,33b 9,03d 15,4b 102,9a 0,21a 7,59d 344,59d

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 1,09a 7,4b 2,21c 9,61d 16,12a 89,93c 0,18a 14,34c 359,7b

10 cm 1,16a 7,2c 2,53a 10,54d 14,43d 79,92d 0,19a 30,39b 354,71c

15 cm 1,10a 7,8a 2,35b 8,70d 14,63d 100,88b 0,22a 7,64d 344,83d

C. junghuniana

5 cm 1,06a 7,5b 2,23c 9,21d 15,42b 102,88a 0,19a 14,29c 359,94a

10 cm 1,05a 7,6a 2,55a 10,12d 16,14a 89,91c 0,20a 30,34b 354,95c

15 cm 1,07a 7,5b 2,37b 8,40d 14,45d 79,9d 0,23a 7,69d 345,07d

Kontrol S. album

5 cm 0,40e 7,5b 2,23c 9,21d 15,42b 102,88a 0,19a 14,29c 359,94a

10 cm 0,42d 7,6a 2,55a 10,12d 16,14a 89,91c 0,20a 30,34b 354,95c

15 cm 0,40e 7,5b 2,37b 8,40d 14,45d 79,9d 0,23a 7,69d 345,07d

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.

Page 149: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

130

Data diatas menunjukkan bahwa tanaman cendana yang dibudidayakan bersama inang

bukan legum dengan jenis Alternanthera sp pada konfigurasi dengan 6 inang memiliki tekstur

liat. Tanah dengan tekstur liat memiliki kemampuan memegang air yang tinggi sehingga

memiliki kemampuan menyediakan unsur hara yang baik bagi tanaman cendana. Hal ini

ditunjukkan oleh cukup kadar air kering udara dan kapasitas lapang pada perlakuan tersebut

dibandingkan dengan perlakuan lain.

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian perlakuan kombinasi inang dengan jarak tanam berpengaruh terhadap

pembentukan jumlah haustorium pada akar semai cendana. Perlakuan tanpa inang terhadap

tanaman cendana, tidak terdapat pembentukan haustorium oleh karena tidak ada aktifitas

fotosintat untuk membentuk haustorium. Perlakuan inang bukan legum, ternyata jumlah

haustorium yang dibentuk lebih banyak dibandingkan dengan haustorium yang dibentuk oleh

inang legum. Hal ini terjadi karena jenis bukan legum sangat rentan dan mampu hidup terhadap

kondisi lahan yang kekurangan air. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan akar semai

cendana membentuk haustorium sangat dipengaruhi oleh inang. Pembentukan haustorium ini

karena inang dan jarak tanam yang digunakan cocok sehingga hara yang diserap akar tanaman

cendana juga baik. Dengan terbentuknya haustorium ini maka terjadi proses pengangkutan atau

translokasi nutrisi dan hara dari tanaman inang ke tanaman cendana dan dari tanaman cendana

ke tanaman inang melalui haustorium yang dibentuk.

Haustorium mempengaruhi peningkatan translokasi fotosintat, sehingga fotosintat ini

akan dimanfaatkan oleh akar tanaman cendana untuk membentuk haustorium yang akan

dimanfaatkan untuk proses pertumbuhannya. Fotosintat yang ditranslokasikan ke akar

dipergunakan pula untuk menghasilkan energi, dan energi yang dihasilkan akan dipergunakan

pula untuk penyerapan hara dari tanaman. Oleh sebab itu, maka semakin banyak hara dan air

yang disumbangkan dari tanaman inang ke tanaman cendana maka akan semakin baik proses

Page 150: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

131

pertumbuhannya, akan tetapi jika semakin sedikit hara dan air yang disumbangkan dari

tanaman inang ke tanaman cendana, maka proses pertumbuhannya juga akan semakin lambat

pula.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Kamondo et al. (2014) bahwa tanaman cendana

bersifat hemiparasit dan proses parasitisme pada cendana berlangsung melalui akar dan

Subasinghe (2013) juga menjelaskan bahwa akar inang berperan mempunyai tugas penuh

mengirim air dan hara ke cendana. Rocha et al. (2014) mengatakan bahwa aktivitas tanaman

inang dalam mendukung pertumbuhan cendana sangat tergantung pada tingkat parasitisme

cendana sehingga pengaruh tanaman inang terhadap pertumbuhan cendana berbeda-beda.

Tanpa ada pertemuan atau kontak akar cendana dengan akar tanaman inangnya tidak akan

mungkin terjadi pembentukan haustorium. Berdasarkan pada pertemuan atau kontak akar,

maka dapat dikatakan bahwa kesempatan akar tanaman cendana melakukan kontak dengan

akar tanaman inangnya tidak berbeda sehingga jumlah haustorium yang terbentuk tidak

berbeda pula.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian Wawo (2002) menyatakan bahwa

salah satu faktor yang menentukan pembentukan haustorium akar cendana pada akar tanaman

inang cendana adalah status hara tanaman cendana. Pada saat hara yang dapat diserap tanaman

cendana banyak, maka lebih banyak pula haustorium yang akan dibentuk dan sebaliknya. Salah

satu fungsi dari tanaman inang adalah menyediakan air dan hara untuk tanaman cendana.

Melalui tanaman inang, air diserap dari dalam tanah dan kemudian ditranslokasikan ke tanaman

cendana. Bersamaan dengan penyerapan air oleh cendana, diserap juga hara untuk proses

metabolisme dalam pertumbuhan tanaman.

Jumlah haustorium pada perlakuan dengan inang bukan legum pada jarak tanam 10 cm

dengan jenis Alternanthera sp memiliki jumlah haustorium lebih banyak dibandingkan dengan

haustorium yang dibentuk pada inang dari bukan legum dengan jarak tanam 5 cm dan 15 cm

Page 151: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

132

maupun pada inang legum dengan jarak 5 cm, 10 cm dan 15 cm. Hal ini diduga karena jarak

yang diberikan sangat dekat dan tidak cocok untuk mendampingi cendana dilapangan hingga

dewasa sehingga menekan respirasi akar bibit cendana dengan demikian kemampuan tanaman

membentuk haustorium sangat sedikit. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pada

perlakuan dengan jarak tanam 10 cm, inang legum dan bukan legum, semai cendana lebih

banyak memperoleh unsur hara maupun air untuk proses pertumbuhannya dibandingkan

dengan jarak tanam 15 cm. Peningkatan perolehan hara maupun air dari tanaman inangnya

menyebabkan aktivitas pembelahan sel apikal menjadi lebih aktif sehingga memacu

pertambahan tinggi semai cendana sehingga hal inilah yang menjadi kontribusi tanaman inang

kepada tanaman cendana.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hipotesis penelitian kedua yang menduga

bahwa perlakuan inang legum pasti akan lebih baik kontribusinaya terhadap pertumbuhan

cendana. Hal ini dikarenakan pertumbuhan jenis tanaman legum S. grandiflora dan C. cajan

sangat cepat dibandingkan dengan tanaman induk cendana, sehingga pertumhuhan cendana

menjadi terhambat akibat naungan dari legum S. grandiflora dan C. cajan yang berlebihan.

Dalam persemaian sebaiknya jenis legum S. grandiflora dan C. cajan tidak direkomendasikan

untuk dijadikan sebagai tanaman inang primer namun hanya direkomendasikan untuk tanaman

inang sekunder atau inang yang digunakan untuk mendampingi tanaman cendana hingga

mencapai riap atau daur tebang.

Kasim (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan tanaman cendana akan lebih baik jika

tanaman inang menyumbangkan hara dan air yang lebih banyak ke tanaman cendana. Hal

tersebut dapat dijelaskan dengan semakin bertambah umur tanaman baik cendana maupun

inang, kebutuhan akan unsur hara maupun air semakin bertambah banyak dan dipergunakan

untuk aktivitas metabolismenya sendiri dari pada disumbangkan untuk semai cendana.

Aktivitas metabolisme tanaman inang tinggi, hara dan air yang dapat disumbangkan tanaman

Page 152: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

133

inang kepada tanaman cendana dalam jumlah yang sedikit dan hal ini akan mempengaruhi

proses pertumbuhan tanaman cendana selanjutnya.

Perlakuan jarak tanam dan inang juga mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun

tanaman cendana. Jumlah daun cendana pada umur 120 HSS, 150 HSS, 180 HSS, dipengaruhi

oleh perlakuan tanaman inang legum dan bukan legum. Jumlah daun akibat perlakuan inang

bukan legum lebih banyak dibandingkan dengan jumlah daun yang dibentuk dari inang legum.

Pada jarak tanam 10 cm dari jenis bukan legum menghasilkan jumlah daun lebih banyak bila

dibandingkan dengan jarak tanam yang lainnya dan jenis legum. Hal itu ada hubungannya

dengan pembentukan fotosintat.

Hasil ini didukung dengan pendapat Gardner et al. (1991) bahwa daun hanya dapat

terbentuk jika primordia daun yang dibentuk pada saat pembelahan sel meristem apikal

memperoleh fotosintat selama perkembangannya. Kekurangan fotosintat menyebabkan

primordia daun tidak akan membentuk daun. Hal ini menyebabkan aktivitas sintesis protein

akan terhambat sehingga dapat juga menghambat pembelahan sel oleh karena kekurangan

cahaya matahari, termasuk sel disalah satu ketiga sel terluar didekat permukaan aspek tajuk,

sebagian bakal primordial daun menjadi terhambat (Kasim, 2007). Dipertegas Kountul (1998)

pemupukan yang melebihi kebutuhan optimal akan mengganggu metabolisme protein. Hal ini

akan berakibat pada pergerakan fotosintat yang terhalang. Aktivitas fotosintat yang terhalang

ini akan memacu jaringan primordial daun juga menjadi rendah sehingga pembelahan sel,

pembesaran sel dan diferensiasi sel juga menjadi rendah. Perlakuan jarak tanam yang terlalu

dekat, meskipun haustorium yang terbentuk semakin banyak, namun menyebabkan jumlah

penyerapan air dan unsur hara semakin rendah, sehingga jumlah daun bibit cendana semakin

sedikit.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap diameter batang

semai cendana pada berbagai umur tanam. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman inang legum

Page 153: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

134

untuk cendana mempunyai pengaruh yang sama terhadap diameter batang semai cendana.

Berdasarkan hal tersebut maka tidak adanya perbedaan diameter batang semai cendana

disebabkan karena tanaman inang baik legum maupun bukan legum. Tidak ada perbedaan

antar tanaman inang atau kombinasi tanaman inang terhadap diameter batang semai cendana

disebabkan suplai hara dari tanaman inang tidak berbeda. Sebagai tanaman dikotil,

pembesaran diameter batang atau bertambah besarnya diameter batang disebabkan karena

aktivitas pembelahan dan pembesaran sel kambium atau sel meristem lateral.

Pertambahan tinggi semai cendana pada pemberian tanaman inang legum dan bukan

legum pada jarak tanam berbeda dengan konfigurasi penanaman berbeda tidak nyata dengan

perlakuan legum yang memiliki pertambahan tinggi terendah dibandingkan dengan tanpa

inang. Hal ini karena pada bibit cendana tanpa inang, cendana hanya memanfaatkan hara yang

ada di dalam tanah untuk meningkatkan pertambahan tinggi tanaman.

Pada perlakuan dengan inang bukan legum berbeda nyata dengan perlakuan

Alternanthera sp dan C. junghuniana, hal ini diduga pada perlakuan Alternanthera sp dan

perlakuan C. junghuniana yang diberikan akan mengakibatkan aktivitas sintesis protein yang

mempercepat proses pembelahan sel. Pada awal terjadinya reduksi pertumbuhan, diikuti pula

berkurangnya dinding sel dan sintesis protein dalam jaringan. Selanjutnya pembelahan sel

menurun translokasi fotosintat berkurang lalu terjadinya anatomis dimana daun tua mengering

dan gugur yang mengakibatkan tanaman akhirnya mati.

Perkembangan suatu tanaman sangat dipengaruhi keadaan tanah sebagai tempat

tumbuhnya. Dalamnya penetrasi akar berkorelasi kuat dengan tingkat kepadatan tanah dan hal

ini ditunjukkan oleh kadar liat yang tinggi yaitu dengan rata-rata 42,62%. Makin tinggi tingkat

kepadatan tanah maka makin berkurang persentase pori makro dan resistensi terhadap penetrasi

akar makin meningkat. Penembusan tanah oleh akar dan batang kecambah dipengaruhi oleh

sifat penetrabilitas tanah (Ningsih, 2007). Batang anak kecambah harus mendesak tanah yang

Page 154: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

135

menghimpitnya sehingga lapisan tanah teratas patah karena tenaga kecambah yang diperlukan

untuk itu tergantung dari tebal dan keteguhan lapisan tanah. Selain itu jika sifat fisik tanah

kurang baik maka perkembangan akar tanaman akan terganggu karena sulitnya akar tersebut

menebus tanah atau berkembang dalam tanah sehingga akan kesulitan pula dalam mengambil

unsur-unsur hara yang berada di sekitar tanaman. Hardjowigeno (2002) menyatakan bahwa

semakin padat suatu tanah, maka semakin sulit meneruskan air dan sulit untuk ditembus akar

tanaman. Demikian juga jika semakin padat suatu tanah maka akan semakin sulit pertumbuhan

benih dan proses perkecambahan pada tanah tersebut serta pertumbuhan benih akan lebih

terhambat pada tanah yang lebih padat.

Hasil pengukuran cendana terhadap tinggi sangat beragam atau bervariasi. Keragaman

ini diduga karena dipengaruhi juga oleh ragamnya perlakuan yang digunakan dan kondisi tanah

atau karakteristik tanah yang berbeda. Sebab kandungan hara yang terkandung didalam tanah,

tidak sama untuk setiap karakteristik tanah pada setiap kondisi tempat. Tingkat keragaman

tersebut juga dipengaruhi oleh jenis inang, jarak tanam, serta konfigurasi tanam yang

digunakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman cendana pada tanah Entisol

dengan jarak tanam 10 cm pada konfigurasi tanam 6 inang nampaknya lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Peningkatan perolehan hara maupun air dari tanaman

inangnya menyebabkan aktivitas pembelahan sel apikal menjadi lebih aktif sehingga memacu

pertambahan tinggi semai cendana. Hara dan air yang dapat disumbangkan dari tanaman inang

legum tidak berbeda dalam memacu pertambahan tinggi semai cendana. Semakin bertambah

umur tanaman, kebutuhan akan unsur hara maupun air semakin bertambah banyak. Demikian

pula dengan tanaman inang, hara yang dapat diserap oleh tanaman inang lebih banyak

dipergunakan untuk aktivitas metabolismenya sendiri dari pada disumbangkan untuk semai

cendana. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian Loveles (1991) bahwa hara

Page 155: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

136

dibutuhkan suatu tanaman adalah untuk pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun,

pertumbuhan akar, pertumbuhan cabang, maupun untuk menambah ukuran batang.

Pertambahan diameter batang pada perlakuan legum dengan konfigurasi 2 inang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan konfigurasi 4 inang dan konfigurasi 6 inang yang

memiliki pertambahan diameter batang lebih rendah jenis bukan legum. Pada konfigurasi

dengan 4 inang legum maupun bukan legum pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 cm, ternyata nilai sifat

kimia tanah memiliki nilai yang berbeda nyata. Akan tetapi pada konfigurasi dengan 6 inang

legum maupun bukan legum memiliki nilai yang sangat berbeda nyata dibandingkan dengan

nilai kontrol. Jika suatu tanaman tidak mengalami pertumbuhan yang normal seperti cendana

tumbuh harus didampingi dengan inang kalau tidak maka akan mengalami kematian karena

tidak mampu menopang unsur hara demi keberlanjutan pertumbuhannya.

Besarnya diameter batang cendana pada umur 60 HST, 90 HST, 120 HST tidak berbeda

pada setiap tanaman inang cendana. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman inang legum dan

bukan legum memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan diameter cendana atau

kombinasi tanaman inang mempunyai pengaruh yang sama terhadap diameter batang semai

cendana. Terdapat jarak tanam yang ikut mempengaruhi proses pertumbuhan diameter

cendana. Hal mana bahwa diameter cendana pada jarak tanam 10 cm lebih nyata dibandingkan

dengan jarak tanam 5 cm dan 15 cm. Sebagai tanaman dikotil, pembesaran diameter batang

atau bertambah besarnya diameter batang disebabkan karena aktivitas pembelahan dan

pembesaran sel kambium atau sel meristem lateral.

Pengamatan terhadap sifat kimia tanah yang meliputi kapasitas tukar kation (KTK), dan

kejenuhan basa (KB), pH dan kadar hara (N, P, dan K), pada penelitian ini menunjukkan bahwa

karakteristik tanah Entisol memberikan pengaruh yang menguntungkan terhadap perbaikan

sifat kimia tanah, yang ditandai oleh peningkatan sifat kimia tanah.

Page 156: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

137

Kapasitas tukar kation, N total, dan P-tersedia tanah meningkat nyata pada karakteristik

tanah Entisol setelah dilakukan konfigurasi penanaman 2 inang, 4 inang dan 6 inang dengan

jarak tanam yang bervariasi. Kapasitas tukar kation (KTK) tanah meningkat secara nyata

sebesar 22,35% pada karakteristik tanah Entisol dengan konfigurasi tanam 6 inang. Kapasitas

tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan

mempertukarkan kation-kation tersebut termasuk kation hara tanaman. Kapasitas pertukaran

kation penting untuk kesuburan tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan

negatif dalam tanah sehingga akan meningkatkan KTK tanah. Peranan bahan organik terhadap

perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam kaitannya dengan dekomposisi bahan organik,

karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa

yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.

Hasil penelitian yang dilakukan dari tiga faktor yaitu jarak tanam, inang dan konfigurasi

memiliki sifat kimia tanah yang berbeda-beda dan dari setiap variabel responnya memiliki

rentang batas yang berbeda-beda pula tetapi di antara komponen sifat kimia pH, C-organik,

C/N rasio, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, nitrogen total, fosfor tersedia, dan kalium

masih saling berkaitan satu sama lain sehingga jika terjadi perubahan nilai dari masing-masing

variabel respon maka akan berpengaruh kepada kestabilan sifat yang lain. Jika nilai pH

meningkat, maka akan terjadi penurunan pada nilai kapasitas tukar kation (KTK), rendahnya

jumlah kandungan C-Organik, dan seiring dengan itu juga akan menyebabkan penurunan

terhadap jumlah nitrogen total, dan kalium.

Berdasarkan data hasil penelitian juga diperoleh bahwa nilai kandungan P terendah

berada pada jarak tanam 15 cm dengan konfigurasi tanam dengan 2 inang, yaitu sebesar 7,14

ppm, nilai P tertinggi berada pada jarak tanam 10 cm yaitu sebesar 30,89 ppm. Peningkatan

nilai P tersebut dapat terjadi karena ketersediaan fosfor bergantung pada tekstur tanah dan

ketersediaan air. Difusi fosfor lebih baik pada tanah dengan tekstur halus dan kadar air yang

Page 157: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

138

cukup (Watanabe, 1963). Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Dwijeseputro (1980),

bahwa umumnya, fosfor di dalam tanah berada dalam keadaan tidak larut, sehingga dalam

keadaan demikian tak mungkin untuk masuk ke dalam sel-sel akar kandungan air pada tanah

berpasir.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa nilai pH tertinggi berada pada jarak tanam

15 cm yaitu sebesar 7,2-7,5. Mengacu pada Purwowidodo (2005) pH tersebut tergolong alkalis

atau basa (>7,00). Nilai pH terendah berada pada jarak tanam 10 cm pada jenis S. grandiflora

pada jenis legum yaitu sebesar 6,6 (agak masam). Purwowidodo (2005), tanah di lokasi

penanaman cendana tergolong alkalis atau cukup netral. Jika suatu lahan memiliki nilai pH

antara 6-7 (netral) maka dapat diindikasikan bahwa lahan tersebut cocok untuk berbagai jenis

tanaman, hanya saja diperlukan inang baik yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan

tanaman cendana agar selalu tumbuh dengan kondisi baik.

Hasil analisis terhadap sifat kimia tanah dengan parameter KTK sangat bervariasi. Jika

merujuk pada pendapat Hardjowigeno (2007) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya nilai

KTK sangat mempengaruhi kemampuan tanah untuk menyerap unsur-unsur hara dan mineral

tanah. Tanah dengan nilai KTK tinggi mampu menyediakan unsur hara lebih baik daripada

tanah dengan KTK rendah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar

liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik

rendah atau tanah-tanah berpasir.

Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa tanah pada lokasi penanaman cendana

memiliki karakteristik yang cukup baik untuk pertumbuhan tanaman cendana. Pada akhirnya

ternyata pertumbuhan tinggi cendana dipengaruhi oleh konfigurasi tanam namun

membutuhkan hara dari tanaman lain sebagai inang untuk proses pertumbuhan. Karakteristik

entisol ternyata memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik pada semua konfigurasi

Page 158: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

139

penanaman sementara konfigurasi tanam sendiri tidak mempengaruhi proses pertumbuhan

cendana baik dari tinggi, diameter, jumlah daun maupun haustorium.

5.3 Temuan Baru Penelitian

1. Tanaman cendana tumbuh baik apabila dibudidayakan bersama Alternanthera sp

(krokot ) yaitu tanaman bukan legum sebagai tanaman inang dengan konfigurasi

6 inang pada jarak tanam 10 cm.

2. Penggunaan inang lokal Timor Leste (krokot) dengan konfigurasi dan jarak tanam

yang tepat (6 ; 10 cm) dalam budidaya cendana pada tanah dengan tekstur berliat

(rata-rata kadar liat 42,62%) dan kadar air kapasitas lapang rendah (22,56%) dan

didukung oleh hara yang cukup dan berimbang, dapat memberikan pertumbuhan

cendana yang baik.

Page 159: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

140

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Jumlah haustorium yang terbentuk akibat perlakuan inang bukan legum lebih banyak

dibandingkan dengan inang legum, sedangkan perlakuan tanpa inang, tidak terjadi

pembentukan haustorium. Kontak akar antara inang dengan tanaman cendana

mempengaruhi pembentukan haustorium.

2) Inang jenis bukan legum ternyata memberikan pertumbuhan cendana lebih baik

dibandingkan dengan inang legum.

3) Perlakuan kombinasi jarak tanam 10 cm dengan inang bukan legum jenis Alternanthera

sp pada konfigurasi 6 inang menghasilkan pertumbuhan cendana terbaik dibandingkan

dengan tanaman cendana tanpa inang dan jarak tanam.

4) Pertumbuhan cendana dipengaruhi oleh jenis inang, jarak tanam inang, konfigurasi

pertanaman, dan karakteristik tanah

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan :

1) Untuk melakukan pembibitan tanaman cendana maka sebaiknya menggunakan

kombinasi tanaman inang Alternanthera sp dengan jarak tanam 10 cm di persemaian.

2) Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh perlakuan jenis inang yang

cocok bagi tanaman cendana dalam proses pertumbuhannya.

Page 160: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

141

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A., Y. Jamal. 2000. Fotokimia dan Formokologi Santulum album L Kajian Terhadap

Pertumbuhan Cendana.

Annapurna., Rathore., Somashekhar, V. 2004. Impact of Clones in a Clonal Seed Orchard on

the Variation of Seed Traits, Germination and Seedling Growth in Santalum album L.,

Tree Improvement and Propagation Division, Institute of Wood Science and

Technology, 18th Cross Malleswaram, Bangalore-56003, India.

Arsyad, S. 2005. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Bahar, F.A. 1981. Cultural practices of Cajanus cajan L. as Forage, Green manure and Grain

crops. University of Florida.

Baldovinos, F., Thomas, G.W. 1967. The Effect of Soil Clay on Phosphorus Uptake. Soil Sci.

Soc. Am. Proc. 31: 680-682.

Banoet, H. H. 2001. Peran Cendana dalam Perekonomian NTT : Dulu dan Kini, Berita Biologi

Edisi Khusus. Vol 5. No, 5. Pusat Penelitian Biologi, LIPI.

Barret, D. R. 1989. Sari Pustaka Cendana di India, ahli Bahasa Sutarjo Suriahmiharja. India

Batabyal, S., Tah, J. 2014. Variation of Seed Morphology of Different Sources and its

Contribution to Seed Germination of Santalum album L. Volume 3. Department of

Botany, The University of Burdwan.

Bele, D., Tripathi., Tiwari., Baghel., Tiwari. 2012. Microcloning of Sandalwood From

Cultured Leaf Discs. Journal of Agricultural Technology 8 (2): 571-583.

Brand, J. 2005. Santalum spicatum Establishment Guide for Farmland in the Wheatbelt., Forest

Products Commission.

Brand, J.E., Robinson N., Archibal, R.D. 2003. Establishment and Growth of Santalum

spicatum in South-Western Australia: Acacia host trials., Growing sandalwood. Forest

Products Commission, Lot 1, 260 Kalamunda road, South guildford, WA 6055,

Australia.

Butarbutar, T., Faah, G. 2008c. Perlunya Perbaikan Kebijakan Pengelolaan Cendana di NTT

Menuju Pengusahaan Cendana yang Lestari. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol.

5 No. 2: 121-130.

Butarbutar, T. 2006a., Faah, G. 2008b. Perlunya Perbaikan Kebijakan Pengelolaan Cendana di

Nusa Tenggara Timur Menuju Pengusahaan Cendana yang Lestari.

Butarbutar, T. 2006b. Laporan Sambutan Gelar Teknologi Cendana untuk Rakyat:

Pengembangan Tanaman di Lahan Masyarakat. Denpasar.

Butarbutar, T. Rahardjo, AS and Widnyana, IM. 2010d. Sandalwood Nursery Problems and

Remedial Measures in West Timor.

Catalan, R.L. 1990. QUEFTS, Quantitative Evaluation of the Fertility of Tropical Soils, User

guide. dept. of Soil Science and Plant Nutrition, Agric. University, Wageningen, The

Netherlands.

Dahiya, 1980. The effect of Different Levels of Boron and Soil Salinity on the Yield of Dry

Matter and its Mineral Composition Zizyphus rotundifolia. Intl. Symp. Salt affected

soils. Karnal. p. 396-403.

Daniel, 2008. Evaluasi Kualitas Tanah Inceptisol di Kebun Sampali PTPN II Kecamatan

Percut Kabupaten Deli Serdan. From: www.google.com.

Darmawijaya, I. 1997. Klasifikasi Tanah: Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana

Pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Darmokusumo., Nugroho., Botu., Jehamat., Benggu, M. 2001. Upaya Memperluas Kawasan

Ekonomis Cendana di Nusa Tenggara Timur.

Page 161: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

142

Djaenudin, D. 1997. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian., Pusat Penelitian

Tanah dan Agroklimat, Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Djajakirana, G. 2003. Metode-metode Penetapan Biomasa Mikroorganisme Tanah Secara

Langsung dan Tidak Langsung: Kelemahan dan Keunggulannya. Jurnal Tanah dan

Lingkungan, 5(1):29-38.

Dwijoseputro, D.1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.

FAO, 1976. A framework for Land Evaluation. FAO Soils Bulletin No. 32/I/ILRI Publ. No.

22. FAO, Rome.

Fox, J.E.D, 1994. Journal of the Royal Society of Western Australia, 80(3), September 1997,

209(1) Why is Santalum spicatum Common Near Granite Rocks?. School of

Environmental Biology, Curtin University.

FPC, 2007. Santalum spicatum Guide for Farmer Western Australian

Foth, H. D. 1990. Fundamentals of soil science. John Wiley and Sons, New York.

Foth, H. D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah, Edisi 6. Adisoemarto S. Jakarta: Erlangga.

Terjemahan dari: Fundamental of Soil Science.

Gardner., Pearce., Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo H, penerjemah; Jakarta.

UI Press. Terjemahan dari: Physiology of Crop Plants. Gardner, F.P., B. Pearce dan

RL. Mitchell,1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI-Press. Jakarta.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan.CV.ARMICO.Bandung.

Ghildyal, B.P. 1978. Effects of Compactions and Puddling on Soil Physical Properties and

Rice growth. In soil and rice. IRRI, Losbanos, Philippines. P. 317-336.

Gilmour, D.A., Fisher, R.J. 2010. Reforming Forest Tenure: Issues, Principles and Process.

FAO, Rome.

Glatzel, G., Balasubramaniam, S. 1987. Mineral Nutrition of Mistletoe: General Concepts. In

Parasitic Flowering Plants.

Gomes, D., Haryadi, N., Ramdan, H. 1998. Pengaruh sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan

tanaman HTI di Timor Timur. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti

d/h AIK (Akademi Ilmu Kehutanan) Bandung.

Gomes, D. 2007. Cú Pede Usá, Saé Pede Laru. Sejarah Perjuangan Timor Leste 1926-2006.

Gomes, D., Gunawan, T. 2009. Usefull marginal land through Jatropha curcas cultivation in

Timor Leste. Thesis MPL Geography Faculty UGM, Yogyakarta.

Gomes, D., Adnyana, I.M. 2017. The Effect of Legume and Non Legume to the Sandalwood

(Santalum album, L.) Growth in Timor Leste. International Journal of Sciences: Basic

and Applied Research (IJSBAR) (2017) Volume 32, No 1, pp 207-237.

Gomes, D., Adnyana, I.M., Merit, I.N. and Wijaya, I.M.A.S. 2017. Effect of the Host, Planting

space and Configuration plant on Soil characteristics of Entisol for Sandalwood

Development in Timor Leste. International Journal of Development Research. Vol. 07,

Issue, 04, pp.12607-12616, April, 2017. ISSN: 2230-9926.

Gomez, K.A., Artur, G.A. 1984. Statistical Procedures for Agricultural Research. John Wiley

& sons. New York.

Hakim, N., Yusuf, N., Lubis, A., Sutopo, G.N., Amin, D.M., Go, B.H., Bailley, H.H. 1986.

Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hamzah, Z. 1976. Sifat Silvika dan Silvikultur Cendana di Pulau Timor. Lembaga Penelitian

Hutan, Bogor.

Hanafiah, K.A., 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo.

Haridjaja, O.S.R.P. Sitorus dan K.R Brata. 1983. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Jurusan

Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Hasibuan, B. A. 2006. Ilmu Tanah. Universitas Sumatra Utara, Fakulta Pertanian. Medan.

Page 162: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

143

Hardjowigeno, S. 1985. Kesesuaian Lahan Bagi Pengembangan Pertanian dan Non Pertanian.

Jurusan Tanah, Institut Pertanian Bogor.

Hermawan, R. 1993. Pedoman Teknis Budidaya Kayu Cendana. bogor: Jurusan Konservasi

Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Hillel, D. 1980. Fundamental of Soil Physics. Academic Press, Inc. Orlando, Florida.

Husain, A.H. 1983. Rehabilitasi Cendana dan Perdagangannya di Nusa Tenggara Timur

Indonesia. Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah, Direkborat Cipta Karya, Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Idris, M. M. 1984. Pengaruh Penjarangan Dan Pemangkasan Terhadap Produksi Hijauan

Limbah dan Jagung Pipilan. Penerbit Institut Bogor. Bogor

Islami, T., Istomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP- Semarang Press.

Istomo, 1994. Bahan Bacaan Ekologi Hutan: Lingkungan Fisik Ekologi Hutan: Proses dan

Struktur Tanah. Laboratorium Ekologi Hutan, Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Kamondo., Giathi., Osore., Machua., Kagunyu., Wafula., Bala., Njuguna., Wakori., Maingi,

F. and Nyingi, K. 2014. Growing of East African Sandalwood. Guidelines for Tree

Growers. Kenya Forestry Research Institute., KEFRI, Nairobi.

Kasim, M. 2002. Tanggapan Tanaman Cendana dengan Tanpa Tanaman Inang Yang

Dinokulasi Mikoriza Versikular Arbuskula dan Asobaktor dalam Kondisi Iklim Kering

Pulau Timor. Universitas Padjajaran. Bandung.

Kasim, M. 2002b. Pertumbuhan Cendana yang ditanam dengan Berbagai Tanaman Inang.

Laporan Penelitian Undana Kupang.

Kasim, M. 2006. Pengaruh Kombinasi Tanaman Inang Cendana Terhadap Pertumbuhan Semai

Cendana di Pembibitan. Laporan Penelitian Fakultas Pertanaian Nusa Cendana NTT

kupang. Jurnal Media Exacta 7 (3) : 14 – 19.

Kasim, M. 2007. Pengaruh Pemberian Inang Sekunder Terhadap Pertumbuhan Cendana di

Lapangan. Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Kasim, M. 2008. Tanaman Cendana di Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Pengembangan

Tanaman Cendana. Lembaga Penelitian. Universitas Nusa Cendanan NTT Kupang.

Kasim, M., Airtur, Ndiwa. 2008a. Pengaruh Kombinasi Tanaman Inang Pot, Inang Antara,

Dan Inang Jangka Panjang Terhadap Pertumbuhan Cendana. Universitas Nusa

Cendana. Kupang.

Kasim, M., Markus, Ndiwa. 2008b. Kombinasi Tanaman Inang dapat Meningkatkan

Pertumbuhan Semai Cendana di Pembibitan. Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Kasno, A., A. Rachim, Iskandar., Adiningsing, J.S. 2004. Hubungan Nisbah K/Ca Dalam

Larutan Tanah dengan Dinamika Hara K pada Ultisol dan Vertisol Lahan Kering.

Jurnal Tanah dan Lingkungan, Vol 6 No.1. Departemen Tanah. Faperta. IPB. Bogor

Kohnke, H. 198. Soil Physic. Mc. Graw-Hill Book Company, New York.

Kountul, S. A. 1994. Pertumbuhan dan Partisi Fotosintat Bibit Cendana Sebagai Efek dari

Intensitas Penaungan dan Takaran Pupuk Kakao di Pulau Timor. Universitas

Padjajaran. Bandung.

Lakitan, B. 2001. Dasar-dasar Fisiololgi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Jakarta

Lakitan, B. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lal, R. 2007. Soil Science and the Carbon Civilization, Soil Science Society of Americn

Journal, 71 (14):25-37.

Lawrence, G.H.M. 1964. Taxonomy of Vascular Plants. 9th.ed. Macmillan, New York. 468p.

Leiwakabessy, F.M. 1988. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor.

Page 163: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

144

Leiwakabessy, F.M. Suwarno, Wahyudin, U.M. 2002. Kesuburan Tanah. Fakultas

Pertanian.IPB. Bogor.

Loveles, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Daerah Tropik. Gramedia. Pusataka

Utama

Mardiana, S. 2007. Perubahan Sifat-Sifat Tanah pada Kegiatan Konversi Hutan Alam Rawa

Gambut Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit. Institut Pertanian Bogor.

McComb, J.A., Radomiljac, A.M. 1998. Alternanthera nana R.Br. nursery sowing-time

influences Santalum album L. growth following field planting.

Mellor., John, W. 1989. Agricultural Development and the Intersectoral Transfer of Resources

in C.K. Eicher and J.M. Staatz (eds). Agricultural Development in the Third World.

Baltimore and London : John Hopkins University Press.

Meroekh, M. 1972. Kayu Cendana di Pulau Timor dan Masa Depannya. Laporan rapat kerja

tahunan cendana dan perpatungan di Uadugul, Bali. Direktorat Jenderal Kehutanan,

Jakarta.

Ministerio Agricultura, Floresta é Pescas República Democrática de Timor Leste MAFP-

RDTL, 2014. Relatoriu Progresso Excecucao Plano Accao Ministerio de Agricultura,

Floresta e Pescas Republica Democratica de Timor Leste.

Mulyanto, B. 2008. Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang. Makalah Seminar

dan Workshop Reklamasi dan Pengelolaan Kawasan Pasca Penutupan Tambang. Pusdi

Reklatam, Bogor.22 Mei 2008.

Mundlak., Yair., Donald., Larson., Al Crego. 1997. Agricultural Development : Issues,

Evidence, and Concequences. World Bank Policy and Research Bulletin. 8 (1).

Mustofa, A. 2007. Perubahan Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Tanah Pada Hutan Alam Yang

Diubah Menjadi Lahan Pertanian di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Bobor:

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Notohadiprawiro, T. 1999. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Olsen, S., Watanabe, F.S. 1957. A Method to Determine a Phosphorus Absorption Maximum

of Soils as Measured by the Langmuir Isotherm. Soil Sci. Soc. Am. Proc. 21: 144-149

Paul, E. A., Clark, F.E. 1989. Soil Microbiology and Biochemistry. Acad. Press, Inc. Boston.

Pradopo, R. 2000. Pengelolaan Tanah untuk Budidaya Tanaman Lombok pada Sistem

Pertanian Organik. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Putri, A.I. 2008. Pengaruh Media Organik Terhadap Indeks Mutu Bibit Cendana., Jurnal

Pemuliaan Tanaman Hutan, Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan

Tanaman Hutan. Vol. 21 No. 1: 113-118

Purwowidodo. 2005. Mengenal Tanah. Bogor: Laboratorium Pengaruh Hutan, Jurusan

Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Rachim, D.A., Suwardi. 1999. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Radomiljac, A.M., H.S., Ananthapadmanabho, R.M., Welboum., Satyanarayana, K., Rao.

1998. Sandal and its Products. Proceedings of an International Seminar, 18 - 19

December, Bangalore, India pp. 50-53.

Radomiljac, 1998. Host: Parasite Xylem Sap Transfer, Xylem Transfer of Organik Solutes in

Santalum album L. (Indian sandalwood) in Association with Legum and Non-legum

Hosts., Annals of Botany 82: 675-682.

Radomiljac, A.M., McComb, J.A. and Pate, J.S. 1999. Gas Exchange and Water Relations of

the Root Hemi-parasite Santalum album L. in Association with Legum and Non-legum

hosts. Annals of Botany, 83 (3) : 215-224.

Page 164: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

145

Radomiljac, A.M., McComb, J.A., Pate, J.S. 1999. Heterotrophic Carbon Gain and Mineral

Nutrition of the Root Hemi-parasite Santalum album L. in Pot Culture with Different

Hosts. Australian Forestry, 62 (2):128-138.

Radomiljac, A.M., McComb, J.A., McGrath, J.F. 1999. Intermediate Host Influences on the

Root Hemi-parasite Santalum album L. Biomass Partitioning. Forest Ecology and

Management, 113 (2-3): 143-153.

Radomiljac, A.M., McComb, J.A., Shea, S.R. 1998. Field Establishment of Santalum album

L. – the Effect of the time of Introduction of a Pot Host (Alternanthera nana R. Br.).

Forest Ecology and Management, 111 (2-3): 107-118.

Radomiljac, A.M., Shea, S.R., McKinnell, F.H. and McComb, J.A. 1998. Potential for irrigated

tropical forestry in northern Western Australia. Australian Forestry, 61 (2):70-75.

Radomiljac, A.M., McComb, J.A., Pate, J.S., Tennakoon, K.U. 1998. Xylem Transfer of

Organic Solutes in Santalum album L. (Indian sandalwood) in Association with Legum

and Non-legum hosts. Annals of Botany, 82 (5):675-682.

Radomiljac, A.M., McComb, J.A. 1998. Nitrogen-fixing and Non-Nitrogen-Fixing Woody

Host Influences on the Growth of the Root Hemi-parasite Santalum album L. In: A.M.

Radomiljac, H.S. Ananthapadmanabho, R.M. Welboum and K. Satyanarayana Rao,

1998. Sandal and its Products. Proceedings of an International Seminar, 18-19

December, Bangalore, India pp.54-57.

Rahardjo, Dawam. 1987. Transformasi Pertanian, Industrialisasi. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia.

Rahayu, S., A. H. Wawo., M. V. Noordwijk dan K. Hairiah. 2002. Cendana Delegurasi dan

Strategi Pengembangannya. Penerbit World Agroforestry Center (ICRAF) Bogor

Rai, S. N. 1990. Status and cultivation of Sandalwood in India. In Proceedings of Symposium

on Sandalwood in the Pacifik. Honolulu Hawai. United Status depertmen of

Agriculture, Forest Service, Pacific Southwest Research Station, General Tecnikal

Report.

Ramli, A.K. Paloloang., U.A. Rajamuddin. 2016. Perubahan Sifat Fisik Tanah Akibat

Pemberian Pupuk Kandang dan Mulsa pada Pertanaman Terung Solanum melongena

L, Entisol, Tondo Palu e-J. Agrotekbis 4 (2) : 160-167.

Rao, N.S.Subba. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi ke-2. Jakarta

: UI Press.

Rao, P.L. 1910. Note on Sandal Germination and Growth on Seedling. Indian Forester Record.

2 : 1372.159. 1911. Host Plant of Sandal Tree. Indian Forester. Kecord. 2(4) : 159-207.

Rauschkolb, R.S. 1971. Land Degradation. FAO Soil Bulletin No. 13, Rome, Italy.

Rinsema, W.T. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bahtra Karya Aksara. Jakarta

Riswan, S. 2000. Kajian Botani, Ekologi dan Penyebaran Pohon Cendana, Kumpulan Makalah

Seminar Nasional Kajian Terhadap Tanaman Cendana Sebagai Komoditi Utama

Perekonomian Propinsi NTT. LIPI.

Rocha., Ashokan., Santhoshkumar., Anoop EV., Sureshkumar, P. 2014. Influence of Host

Plant on the Physiological Attributes of Field-Grown Sandal Tree. Journal of Tropical

Forest Science Kerala Agricultural University, Vellanikkara, Thrissur, 680 656, India

26(2): 166-172.

Rohadi, D., R. Maryani., Widyana, M., Azhar, I. 2002. A Case Study of the Production to

Cosumption System of Sandalwood (Santaum album) in South Central Timor,

Indonesia. Sandalwood Research Newlwtter Issue 10.

Rujiman. 1987. Santalum album L. Taksanomi dan Model Arsitekturnya, Prosiding Diskusi

Nasional Cendana. Fakultas Kehutanan UGM.

Rukmana, R.H. 1999. Budidaya Kacang Gude. Kanisius, Yogyakarta.

Page 165: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

146

Ruttan., Vernon., Hayami. 1984. Induced Innovation Model of Agricultural Development, in

C.K. Eicher and Staatz (eds). Agricultural Development in the Third World. Baltimore

and London : John Hopkins University Press.

Sanchez, P. A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB.

Sastrapraja, S. 1980. Tanaman Hias. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Balai Pustaka. Jakarta.

Sinaga, M., Surata, I K. 1997. Pedoman Budidaya Cendana. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan Kupang.

Sitompul., Guritno. B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gaja Mada University Press.

Yogyakarta.

Sitorus, S.R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit Tarsito, Bandung.

Soemarno., Setiawan., Hidayat., dan Affandie, A. 1995. Studi Pewilayahan Komoditi Lahan

Kering Miskin di Jawa Timur.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB

Subasinghe, S.M.C.U.P. 2013a. Journal of Tropical Forestry and Environment Vol. 3 (1) p. 1-

8., Feature article Sandalwood Research: A Global Perspective., Department of

Forestry and Environmental Science, University of Sri Jayewardenepura.

Subasinghe, S.M.C.U.P. 2014b. Restoration of Santalum album L. Resource in Sri Lanka:

Distribution, Seed Storage, Germination and Establishment., Journal of the Department

of Wildlife Conservation 2014-2:155-164., Department of Forestry and Environmental

Science, University of Sri Jayewardenepura Nugegoda, Sri Lanka.

Sukarna, M. 2002a., Struktur Akar, Kandungan Hara Ca, Mn, N dan Klorofil Semai Cendana

dengan dan tanpa “Host Plant., Makalah Seminar Nasional Hasil Penelitian MIPA dan

Pend. MIPA, FMIPA UNY

Sulaeman., Suparto., Eviati. 2005. Petunjuk Teknis : Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan

pupuk. Jakarta: Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pertanian Departemen Pertanian.

Suriamihardja, S., Susila, I.W.W. 1993. Strategi dan Upaya Pelestarian Potensi Cendana di

Nusa Tenggara Timur. Savanna. Balai Penelitian Kehutanan. Kupang

Sun., Xiaomei, C., Shunxing, G. 2014. Analysis of Endophytic Fungi in Roots of Santalum

album L. and its Host Plant Kuhnia rosmarinifolia Vent. Journal of Zhej inang

University.223 (3): 1673-1581.

Sunanto, H. 1995. Budidaya cendana. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sunaryo., Saefudin. 2000. Kajian Parasitisme Tumbuhan Cendana Sebagai Dasar Dalam

Pembudidayaan. LIPI.

Surachman. 1989. Respon Pertumbuhan Semai Cendana Terhadap Pupuk dan Hospes.

Surata, I. K. 1984;1992;1995; 1997; 2000; 2001. Pengaruh Jenis Inang Terhadap Pertumbuhan

Semai Cendana. Teknik Intern Balai Latihan Kehutanan Kupang.

Surata, I. K. 2010b. Pemanfaatan Tegakan Acacia Auriculiformis Sebagai Pohon Penaungan

Inang Tanaman Cendana.

Surata, I.K. 2012a. Pertumbuhan Semai Cendana pada Beberapa Ukuran Kantung Plastik di

Daerah Semiarid., Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea ISSN: 2302-299.X.(1): 111-

113.

Surata, I. K., Idris, M. M. 2000. Status Penelitian Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Kumpulan Makalah Seminar Kajian Terhadap Cendana Sebagai Komuditi Utama

Perekonomian Propinsi Nusa Tenggara Timur menuju otonomisasi. Jakarta, 26 Juni

2000.

Suriamuhardjo, S., I.K. Surata., Kharisma. 1991. Pengaruh Varietas, Urea dan Inang Terhadap

Pertumbuhan Semai Cendana, 6:1-10.

Susila, I.W.W. 1994. Analisis Dugaan Hasil Teras dan Permudaan Alam Cendana. Balai

Penelitian Kehutanan. Kupang.

Page 166: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

147

Sutcliffe, J. F., Baker, D.A. 1975. Plant and Mineral Salts. Edward Arnold Publishing. London.

Suwasik., Sumarno. K. 1989. Kacang Gude. Monografi Buletin Malang. Buletin No. 4:43.

Suyitno, Paidi. 2002. Identifikasi Kandungan Mg, N dan Fe Semai Cendana Tanpa Inang.,

Makalah seminar nasional hasil penelitian MIPA, UNY

Suyitno., Paidi., Ratnawati., Surachman., Sukarna, M. 2002b. Struktur akar, Kandungan Hara

Ca, Mn, N dan Klorofil Semai Cendana dengan dan tanpa “Host Plant. FMIPA UNY

Tan, K.H. 1982;1986;2005. Principle of Soil Chemistry. Marce; Dekker Inc. New York.

Tukidal, Y. 2008. Tingkat Bahaya Erosi. Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan, UGM.

Uhland, R.E., O’Neal. 1951. Soil Permeability Determination for use in Soil and Water

Conservation. SCS-TP-101. United State of Agriculture, Soil Conservation Service,

Washington, D.C.

Wawo, A. H. 2002. Keanekaragaman Jenis Pohon Yang diduga Sebagai Inang Sekunder

Cendana di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.

Wawo, A.H. 2009a. Pengaruh Jumlah Semai Acacia villosa dan Leucaena glauca Sebagai

Inang Primer Cendana., Bul. Littro. Vol. 20 (1): 50-58., Pusat Penelitian Biologi, LIPI.

Jakarta.

Weber, H.C. 1990. A New Terminologi for Parasitic Planst Haustorium. Marburg, FRG, Vol

1 (3) 263-276.

Widyasari, N.M. 2013. Standar Unsur Hara yang Terkandung dalam Tanah yang Digunakan

Sebagai Media Tanam Inang Legum. Jurnal Biologi Vol. 17 (1): 103-108.

Wilson, C. L., Loomis, W.E. 1962. Botany. Third Ed. Holt Rinehart & Winston. New York.

Wuryadi., Surachman., Subali, B., Djukri. 1992. Efek Jarak Tanam Hospes Parasit dan Macam

Tanaman Tumpangsari Sebagai Hospes Terhadap Pertumbuhan Parasit Semai

Cendana. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian IKIP Yogyakarta.

Page 167: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

148

Lampiran 1. Denah Rancangan Percobaan di Persemaian

DENAH PERCOBAAN

ULANGAN I

LGJ3CC LGJ3SG NLJ2CJ NLJ1CJ CRJ0SA

LGJ2SG LGJ1SG LGJ1CC CRJ0SA NLJ1AS

LGJ2CC NLJ3CJ NLJ2AS NLJ3AS CRJ0SA

ULANGAN II

LGJ3SG CRJ0SA LGJ2CC NLJ1AS NLJ3CJ

NLJ3AS LGJ2SG NLJ2CJ NLJ2AS CRJ0SA

NLJ1CJ CRJ0SA LGJ3CC LGJ1CC LGJ1SG

ULANGAN III

LGJ2CC NLJ2CJ LGJ2SG J3AS LGJ1SG

LGJ1CC NLJ2AS NLJ1AS J0SA CRJ0SA

LGJ3CC LGJ3SG CRJ0SA J1CJ NLJ3CJ

Keterangan:

J0: tanpa inang sebagai kontrol. J1: 5 cm. J2: 10 cm. J3: 15 cm. SG: Santalum album dengan

Sesbania grandiflora. CC: Santalum album dengan Cajanus cajan. AS: Santalum album dengan

Alternanthera sp. CJ: Santalum album dengan Casuarina junghuniana.

Santalum album tanpa inang : J0SA

Inang Sesbania grandiflora dengan jarak 5 cm : J1SG

Inang Sesbania grandiflora dengan jarak 10 cm : J2SG

Inang Sesbania grandiflora dengan jarak 15 cm : J3SG

Inang Cajanus cajan dengan jarak 5 cm : J1CC

Inang Cajanus cajan dengan jarak 10 cm : J2CC

Inang Cajanus cajan dengan jarak 15 cm : J3CC

Inang Alternanthera sp dengan jarak 5 cm : J1AS

Inang Alternanthera sp dengan jarak 10 cm : J2AS

Inang Alternanthera sp dengan jarak 15 cm : J3AS

Inang Casuarina junghuniana dengan jarak 5 cm : J1CJ

Inang Casuarina junghuniana dengan jarak 10 cm : J2CJ

Inang Casuarina junghuniana dengan jarak 15 cm : J3CJ LG : Legum

NL : Bukan Legum

CR : Kontrol

Page 168: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

149

Lampiran 2. Denah Rancangan Percobaan Penanaman

Keterangan:

J1 : 5 cm.

J2 : 10 cm.

J3 : 15 cm.

K1 : Konfigurasi tanam 2 inang.

K2 : Konfigurasi tanam 4 inang.

K3 : Konfigurasi tanam 6 inang.

SG : Santalum album dengan Sesbania grandiflora.

CC : Santalum album dengan Cajanus cajan.

AS : Santalum album dengan Alternanthera sp.

CJ : Santalum album dengan Casuarina junghuniana,

LG : Legum,

NL : Bukan Legum,

CR : Kontrol

LGJ1SGK2 LGJ2SGK2 LGJ3SGK2

LGJ1CCK2 LGJ2CCK2 LGJ3CCK2

NLJ1ASK2 NLJ2ASK2 NLJ3ASK2

NLJ1CJK2 NLJ2CJK2 NLJ3CJK2

ENTISOL

LGJ1SGK4 LGJ2SGK4 LGJ3SGK4

LGJ1CCK4 LGJ2CCK4 LGJ3CCK4

NLJ1ASK4 NLJ2ASK4 NLJ3ASK4

NLJ1CJK4 NLJ2CJK4 NLJ3CJK4

LGJ1SGK6 LGJ2SGK6 LGJ3SGK6

LGJ1CCK6 LGJ2CCK6 LGJ3CCK6

NLJ1ASK6 NLJ2ASK6 NLJ3ASK6

NLJ1CJK6 NLJ2CJK6 NLJ3CJK6

Page 169: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

150

Lampiran 3. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak

tanam berbeda terhadap haustorium pada umur 180 hari setelah semai (HSS)

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Kelompok 1,43 2 0,72 8,00 0,3806 ns

Perlakuan

Jarak tanam 3,71 2 1,86 20,66 0,0000 ***

Inang 263,7 4 65,93 741,88 0,0000 ***

Interaksi

Jarak tanam x inang 29,55 8 3,69 41 0,0000 ***

Galat 2,49 28 0,09 Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

Lampiran 4. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak tanam

berbeda terhadap tinggi tanaman cendana pada umur 180 hari setelah semai (HSS)

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Kelompok 15,66 2 7,833 6,58 0,7255 ns

Perlakuan

Jarak tanam 13,53 2 6,77 2,85 0,0321 *

Inang 6754,59 4 1688,64 709,51 0,0000 ***

Interaksi

Jarak tanam x inang 52,59 8 6,57 2,76 0,0379 *

Galat 66,02 28 2,38 Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

Lampiran 5. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak tanam

berbeda terhadap diameter pada umur 180 hari setelah semai (HSS)

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Kelompok 0,88 2 0,44 22,00 0,3806 ns

Perlakuan

Jarak tanam 0,97 2 0,09 4,50 0,0000 ***

Inang 0,94 4 0,24 12,00 0,0000 ***

Interaksi

Jarak tanam x inang 0,38 8 0,05 2,50 0,0000 ***

Galat 0,92 28 0,02

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

Page 170: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

151

Lampiran 6. Daftar sidik ragam pengaruh inang legume dan bukan legum dengan jarak tanam

berbeda terhadap jumlah daun pada umur 180 hari setelah semai (HSS)

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Kelompok 0,85 2 0,43 1,26 0,3806 ns

Perlakuan

Jarak tanam 1,98 2 0,99 0,03 0,0034 **

inang 178,22 4 44,56 131,05 0,0000 ***

Interaksi

Jarak tanam x inang 14,33 8 1,79 5,26 0,0000 ***

Galat 9,57 28 0,34

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

Lampiran 7. Daftar sidik ragam pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi penanaman terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman cendana pada tanah Entisol pada umur 180 hari setelah tanam

(HST)

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Kelompok 37,37 2 22,137 2,468 0,0936 ns

Perlakuan

Jarak tanam 1251,306 3 312,826 34,879 0,0000 ***

Inang 10851,760 4 5425,880 604,974 0,0000 ***

Konfigurasi 10700,531 3 10700,53 1193,086 0,0000 ***

Interaksi

Inang x jarak tanam 1424,199 12 178,0249 19,849 0,0000 ***

Jarak tanam x konfigurasi 1111,767 9 277,9419 30,989 0,0000 ***

Konfigurasi tanam x inang 8454,212 12 4227,106 471,313 0,0000 ***

Inang x jarak tanam x konfigurasi 1653,004 36 206,625 23,038 0,0000 ***

Galat 520,189 58 8,968

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

Page 171: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

152

Lampiran 8. Daftar sidik ragam pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi penanaman

terhadap pertambahan diameter tanaman cendana pada tanah Entisol pada

umur 180 hari setelah tanam (HST)

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Kelompok 1,01 2 0,004 0,190 0,8268 ns

Perlakuan

Jarak tanam 1,73 3 0,058 2,69 0,0393 *

Inang 1,43 4 0,216 10,02 0,0002 ***

Konfigurasi 1,21 3 0,007 0,35 0,5535 ns

Interaksi

Inang x jarak tanam 0,41 12 0,05 2,36 0,0283 *

Jarak tanam x konfigurasi 0,12 9 0,02 1,38 0,2491 ns

Konfigurasi tanam x inang 0,96 12 0,48 22,38 0,0000 ***

Jarak tanam x inang x konfigurasi 0,68 36 0,08 3,97 0,0008 ***

Galat 1,25 58 0,02

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

Page 172: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

153

Lampiran 9. Hasil pengukuran pengaruh perlakuan inang, jarak tanam terhadap

pertambahan haustorium tanaman cendana. Inang Perlakuan 30 HST 60 HST 90 HST 120 HST 150 HST 180 HST

Legum

J1SGU1 5,33 10,44 15,77 21,32 24,09 26,97

J1SGU2 5,52 10,63 15,96 21,51 24,28 27,16

J1SGU3 7,72 12,83 18,16 23,71 26,48 29,36

J2SGU1 4,33 9,44 14,77 20,32 23,09 25,97

J2SGU2 4,15 9,26 14,59 20,14 22,91 25,79

J2SGU3 4,62 9,73 15,06 20,61 23,38 26,26

J3SGU1 4,00 9,11 14,44 19,99 22,76 25,64

J3SGU2 4,00 9,11 14,44 19,99 22,76 25,64

J3SGU3 3,75 8,86 14,19 19,74 22,51 25,39

J1CCU1 3,33 8,44 13,77 19,32 22,09 24,97

J1CCU2 3,32 8,43 13,76 19,31 22,08 24,96

J1CCU3 3,15 8,26 13,59 19,14 21,91 24,79

J2CCU1 2,33 7,44 12,77 18,32 21,09 23,97

J2CCU2 2,23 7,34 12,67 18,22 20,99 23,87

J2CCU3 2,36 7,47 12,80 18,35 21,12 24,00

J3CCU1 2,15 7,26 12,59 18,14 20,91 23,79

J3CCU2 2,22 7,33 12,66 18,21 20,98 23,86

J3CCU3 2,23 7,34 12,67 18,22 20,99 23,87

Non

Legum

J1ASU1 2,12 7,23 12,56 18,11 20,88 23,76

J1ASU2 2,22 7,33 12,66 18,21 20,98 23,86

J1ASU3 2,36 7,47 12,80 18,35 21,12 24,00

J2ASU1 3,00 8,11 13,44 18,99 21,76 24,64

J2ASU2 3,22 8,33 13,66 19,21 21,98 24,86

J2ASU3 3,15 8,26 13,59 19,14 21,91 24,79

J3ASU1 4,00 9,11 14,44 19,99 22,76 25,64

J3ASU2 4,22 9,33 14,66 20,21 22,98 25,86

J3ASU3 4,15 9,26 14,59 20,14 22,91 25,79

J1CJU1 1,12 6,23 11,56 17,11 19,88 22,76

J1CJU2 1,22 6,33 11,66 17,21 19,98 22,86

J1CJU3 1,15 6,26 11,59 17,14 19,91 22,79

J2CJU1 1,11 6,22 11,55 17,10 19,87 22,75

J2CJU2 1,12 6,23 11,56 17,11 19,88 22,76

J2CJU3 1,22 6,33 11,66 17,21 19,98 22,86

J3CJU1 2,41 7,52 12,85 18,40 21,17 24,05

J3CJU2 2,47 7,58 12,91 18,46 21,23 24,11

J3CJU3 2,36 7,47 12,80 18,35 21,12 24,00

Kontrol

J1SAU1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J1SAU2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J1SAU3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J2SAU1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J2SAU2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J2SAU3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J3SAU1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J3SAU2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

J3SAU3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Keterangan: LG : Legum NL : Bukan Legum

CR : Kontrol

J1 : Jarak tanam 5 cm J2 : Jarak tanam 10 cm

J3 : Jarak tanam 15 cm

K1 : Konfigurasi 2 inang

K2 : Konfigurasi 4 inang K3 : Konfigurasi 6 inang

SG : Cendana dengan inang Sesbania grandiflora

AS : Cendana dengan inang Alternanthera sp CJ : Cendana dengan inang Casuarina junghuniana

CC : Cendana dengan inang Cajanus cajan

SA : Cendana tanpa inang sebagai control

Page 173: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

154

Lampiran 10. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan haustorium

tanaman cendana pada umur 180 HSS

Inang Jarak tanam (cm) Haustorium (bintil akar)

Bukan legum

Alternanthera sp (AS)

5 26,26

10 29,36

15 25,64

Casuarina junghunian (CJ)

5 24,00

10 24,97

15 23,87

Legum

Cajanus cajan (CC)

5 24,00

10 25,86

15 24,86

Sesbania grandiflora (SG)

5 22,86

10 24,86

15 24,05

Kontrol Santalum album (SA)

5 0,00

10 0,00

15 0,00

Lampiran 11. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman

cendana pada umur 180 HSS

Inang Jarak tanam (cm) Tinggi (cm)

Bukan legum

Alternanthera sp (AS)

5 58,26

10 61,36

15 57,64

Casuarina junghunian (CJ)

5 56,00

10 56,97

15 55,87

Legum

Cajanus cajan (CC)

5 56,00

10 57,86

15 56,86

Sesbania grandiflora (SG)

5 54,86

10 56,05

15 54,86

Kontrol Santalum album (SA)

5 32,00

10 32,00

15 32,00

Page 174: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

155

Lampiran 12. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap diameter tanaman cendana

pada umur 180 HSS

Inang Jarak tanam (cm) Diameter (cm)

Bukan legum

Alternanthera sp (AS)

5 0,88

10 0,98

15 0,85

Casuarina junghunian (CJ)

5 0,80

10 0,83

15 0,80

Legum

Cajanus cajan (CC)

5 0,80

10 0,86

15 0,83

Sesbania grandiflora (SG)

5 0,76

10 0,80

15 0,76

Kontrol Santalum album (SA)

5 0,22

10 0,20

15 0,18

Lampiran 13. Rata-rata pengaruh inang dan jarak tanam terhadap jumlah daun tanaman cendana

pada umur 180 HSS

Inang Jarak tanam (cm) Jumlah daun (helai)

Bukan legum

Alternanthera sp (AS)

5 32,36

10 42,26

15 33,64

Casuarina junghunian (CJ)

5 30,00

10 30,97

15 29,87

Legum

Cajanus cajan (CC)

5 20,00

10 21,86

15 20,86

Sesbania grandiflora (SG)

5 18,86

10 20,05

15 18,86

Kontrol Santalum album (SA)

5 16,41

10 16,4

15 17,7

Page 175: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

156

Lampiran 14. Rata-rata tinggi tanaman cendana akibat perlakuan inang, jarak tanam dan

konfigurasi tanam pada tanah entisol

Inang Konfigurasi Jarak tanam

5 cm 10 cm 15 cm

Legum

Sesbania grandiflora

2 103,34 157,79 133,64

4 105,34 159,79 135,64

6 106,34 150,79 136,64

Cajanus cajan

2 102,79 147,92 134,24

4 104,79 149,92 136,24

6 105,79 150,92 137,24

Alternanthera sp

2 105,23 156,82 160,83

Bukan

legum 4 107,23 158,82 162,83

6 108,23 159,82 167,83

Casuarina junghuniana

2 106,19 143,95 139,79

4 108,19 145,95 141,79

6 109,19 146,95 142,79

Kontrol

Santalum album Linn

2 56,02 56,24 56,19

4 58,02 50,24 58,19

6 59,02 50,24 59,19

Lampiran 15. Rata-rata diameter tanaman cendana akibat perlakuan inang, jarak tanam dan

konfigurasi tanam pada entisol

Inang Konfigurasi Jarak tanam

5 cm 10 cm 15 cm

Legum

Sesbania grandiflora

2 0,81c 1,45c 1,16c

4 0,83b 1,47c 1,19b

6 0,84b 1,48c 1,20a

Cajanus cajan

2 0,89b 1,59b 1,28a

4 0,91b 1,62b 1,30a

6 0,93a 1,63b 1,32a

Alternanthera sp 2 1,07c 1,92a 1,55a

4 1,10b 1,95a 1,58a

Bukan

Legum 6 1,12a 1,97a 1,59a

Casuarina junghuniana 2 1,32c 1,36d 1,90c

4 1,36b 1,40c 1,94b

6 1,38a 1,42c 1,96c

Kontrol Santalum album Linn 2 0,40a 0,71e 0,57a

4 0,41a 0,72e 0,58a

6 0,41a 0,73e 0,59a

Page 176: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

157

Lampiran 16. Rata-rata pengaruh inang, jarak tanam, konfigurasi tanam terhadap tinggi tanaman cendana

pada berbagai waktu tanam yang ditanam bersama inang legume dan bukan legum

Inang Jarak tanam Konfi 90 HST 120 HST 150 HST 180 HST

Legum

SG

5 cm

2 68,67 83,67 88,67 103,34

4 70,67 80,67 84,67 105,34

6 71,67 77,67 82,67 106,34

10 cm

2 123,12 123,12 128,12 157,79

4 125,12 125,12 132,12 159,79

6 126,12 126,12 136,12 160,79

15 cm

2 98,97 103,97 108,97 133,64

4 100,97 105,97 108,97 135,64

6 101,97 101,97 108,97 136,64

CC

5 cm

2 68,12 82,12 87,12 102,79

4 70,12 75,12 82,12 104,79

6 71,12 76,12 83,12 105,79

10 cm

2 113,25 113,25 113,25 147,92

4 115,25 115,25 115,25 149,92

6 116,25 116,25 116,25 150,92

15 cm

2 99,57 99,57 104,57 134,24

4 101,57 101,57 101,57 136,24

6 102,57 102,57 102,57 137,24

Bukan legum

AS

5 cm

2 70,56 82,56 106,56 105,23

4 72,56 77,56 102,56 107,23

6 73,56 78,56 103,56 108,23

10 cm

2 122,15 122,15 126,15 156,82

4 124,15 124,15 128,15 158,82

6 125,15 125,15 129,15 159,82

15 cm

2 103,16 103,16 123,16 137,83

4 105,16 105,16 125,16 139,83

6 106,16 106,16 126,16 140,83

CJ

5 cm

2 71,52 76,52 96,56 106,19

4 73,52 73,52 92,56 108,19

6 74,52 76,52 93,56 109,19

10 cm

2 109,28 109,28 109,28 143,95

4 111,28 111,28 111,28 145,95

6 112,28 112,28 112,28 146,95

15 cm

2 105,12 105,12 105,12 139,79

4 107,12 107,12 107,12 141,79

6 108,12 108,12 108,12 142,79

Kontrol SA

5 cm

2 45,23 45,28 45,33 45,38

4 45,36 45,41 45,46 45,51

6 45,49 45,54 45,59 45,64

10 cm

2 45,62 45,67 45,72 45,77

4 45,75 45,8 45,85 45,9

6 45,88 45,93 45,98 46,03

15 cm

2 46,01 46,06 46,11 46,16

4 46,14 46,19 46,24 46,29

6 46,27 46,32 46,37 46,42 Keterangan: SG : Cendana dengan inang Sesbania grandiflora AS : Cendana dengan inang Alternanthera sp

CJ : Cendana dengan inang Casuarina junghuniana

CC : Cendana dengan inang Cajanus cajan SA : Cendana tanpa inang sebagai control

Page 177: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

158

Lampiran 17. Rata-rata pengaruh perlakuan inang, jarak tanam dan konfigurasi

tanam terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana.

Inang Jarak

tanam

Konfi

gurasi Perlakuan 90 HST 120 HST 150 HST 180 HST

Legum

SG

5 cm

2 LGJ1SGK2 68,67 83,67 88,67 103,34

4 LGJ1SGK4 70,67 80,67 84,67 105,34

6 LGJ1SGK6 71,67 77,67 82,67 106,34

10 cm

2 LGJ3SGK2 123,12 123,12 128,12 157,79

4 LGJ3SGK4 125,12 125,12 132,12 159,79

6 LGJ3SGK6 126,12 126,12 136,12 160,79

15 cm

2 LGJ2SGK2 98,97 103,97 108,97 133,64

4 LGJ2SGK4 100,97 105,97 108,97 135,64

6 LGJ2SGK6 101,97 101,97 108,97 136,64

CC

5 cm

2 LGJ1CCK2 68,12 82,12 87,12 102,79

4 LGJ1CCK4 70,12 75,12 82,12 104,79

6 LGJ1CCK6 71,12 76,12 83,12 105,79

10 cm

2 LGJ3CCK2 113,25 113,25 113,25 147,92

4 LGJ3CCK4 115,25 115,25 115,25 149,92

6 LGJ3CCK6 116,25 116,25 116,25 150,92

15 cm

2 LGJ2CCK2 99,57 99,57 104,57 134,24

4 LGJ2CCK4 101,57 101,57 101,57 136,24

6 LGJ2CCK6 102,57 102,57 102,57 137,24

Bukan legum

AS

5 cm

2 NLJ1ASK2 70,56 82,56 106,56 105,23

4 NLJ1ASK4 72,56 77,56 102,56 107,23

6 NLJ1ASK6 73,56 78,56 103,56 108,23

10 cm

2 NLJ3ASK2 122,15 122,15 126,15 156,82

4 NLJ3ASK4 124,15 124,15 128,15 158,82

6 NLJ3ASK6 125,15 125,15 129,15 159,82

15 cm

2 NLJ2ASK2 103,16 103,16 123,16 137,83

4 NLJ2ASK4 105,16 105,16 125,16 139,83

6 NLJ2ASK6 106,16 106,16 126,16 140,83

CJ

5 cm

2 NLJ1CJK2 71,52 76,52 96,56 106,19

4 NLJ1CJK4 73,52 73,52 92,56 108,19

6 NLJ1CJK6 74,52 76,52 93,56 109,19

10 cm

2 NLJ3CJK2 109,28 109,28 109,28 143,95

4 NLJ3CJK4 111,28 111,28 111,28 145,95

6 NLJ3CJK6 112,28 112,28 112,28 146,95

15 cm

2 NLJ2CJK2 105,12 105,12 105,12 139,79

4 NLJ2CJK4 107,12 107,12 107,12 141,79

6 NLJ2CJK6 108,12 108,12 108,12 142,79

Kontrol SA

5 cm

2 CRJ1SAK2 45,23 45,28 45,33 45,38

4 CRJ1SAK4 45,36 45,41 45,46 45,51

6 CRJ1SAK6 45,49 45,54 45,59 45,64

10 cm

2 CRJ2SAK2 45,62 45,67 45,72 45,77

4 CRJ2SAK4 45,75 45,8 45,85 45,9

6 CRJ2SAK6 45,88 45,93 45,98 46,03

15 cm

2 CRJ3SAK2 46,01 46,06 46,11 46,16

4 CRJ3SAK4 46,14 46,19 46,24 46,29

6 CRJ3SAK6 46,27 46,32 46,37 46,42

Keterangan:

LG : Legum

NL : Bukan Legum

CR : Kontrol

J1 : Jarak tanam 5 cm

J2 : Jarak tanam 10 cm

J3 : Jarak tanam 15 cm

K1 : Konfigurasi 2 inang

K2 : Konfigurasi 4 inang

K3 : Konfigurasi 6 inang

SG : Cendana dengan inang Sesbania grandiflora

AS : Cendana dengan inang Alternanthera sp

CJ : Cendana dengan inang Casuarina junghuniana

CC : Cendana dengan inang Cajanus cajan

SA : Cendana tanpa inang sebagai control

Page 178: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

159

Lampiran 18. Rata-rata pengaruh perlakuan inang, jarak tanam dan konfigurasi tanam

terhadap pertambahan diameter tanaman cendana.

Perlakuan 30 HST 60 HST 90 HST 120 HST 150 HST 180 HST

J1SGK2 0,18 0,52 0,79 0,82 0,83 0,90

J1SGK4 0,18 0,53 0,80 0,83 0,84 0,91

J1SGK6 0,26 0,64 0,91 0,91 0,91 0,98

J2SGK2 0,14 0,47 0,74 0,78 0,80 0,87

J2SGK4 0,14 0,46 0,73 0,77 0,79 0,86

J2SGK6 0,15 0,49 0,75 0,79 0,81 0,88

J3SGK2 0,13 0,46 0,72 0,77 0,78 0,85

J3SGK4 0,13 0,46 0,72 0,77 0,78 0,85

J3SGK6 0,13 0,44 0,71 0,76 0,78 0,85

J1CCK2 0,11 0,42 0,69 0,74 0,76 0,83

J1CCK4 0,11 0,42 0,69 0,74 0,76 0,83

J1CCK6 0,11 0,41 0,68 0,74 0,76 0,83

J2CCK2 0,08 0,37 0,64 0,70 0,73 0,80

J2CCK4 0,07 0,37 0,63 0,70 0,72 0,80

J2CCK6 0,08 0,37 0,64 0,71 0,73 0,80

J3CCK2 0,07 0,36 0,63 0,70 0,72 0,79

J3CCK4 0,07 0,37 0,63 0,70 0,72 0,80

J3CCK6 0,07 0,37 0,63 0,70 0,72 0,80

J1ASK2 0,07 0,36 0,63 0,70 0,72 0,79

J1ASK4 0,07 0,37 0,63 0,70 0,72 0,80

J1ASK6 0,08 0,37 0,64 0,71 0,73 0,80

J2ASK2 0,10 0,41 0,67 0,73 0,75 0,82

J2ASK4 0,11 0,42 0,68 0,74 0,76 0,83

J2ASK6 0,11 0,41 0,68 0,74 0,76 0,83

J3ASK2 0,13 0,46 0,72 0,77 0,78 0,85

J3ASK4 0,14 0,47 0,73 0,78 0,79 0,86

J3ASK6 0,14 0,46 0,73 0,77 0,79 0,86

J1CJK2 0,04 0,31 0,58 0,66 0,69 0,76

J1CJK4 0,04 0,32 0,58 0,66 0,69 0,76

J1CJK6 0,04 0,31 0,58 0,66 0,69 0,76

J2CJK2 0,04 0,31 0,58 0,66 0,69 0,76

J2CJK4 0,04 0,31 0,58 0,66 0,69 0,76

J2CJK6 0,04 0,32 0,58 0,66 0,69 0,76

J3CJK2 0,08 0,38 0,64 0,71 0,73 0,80

J3CJK4 0,08 0,38 0,65 0,71 0,73 0,80

J3CJK6 0,08 0,37 0,64 0,71 0,73 0,80

J1SAK2 0,02 0,16 0,29 0,33 0,34 0,38

J1SAK4 0,02 0,16 0,29 0,33 0,34 0,38

J1SAK6 0,02 0,16 0,29 0,33 0,34 0,38

J2SAK2 0,02 0,16 0,29 0,33 0,34 0,38

J2SAK4 0,02 0,16 0,29 0,33 0,34 0,38

J2SAK6 0,02 0,16 0,29 0,33 0,34 0,38

J3SAK2 0,04 0,19 0,32 0,35 0,37 0,40

J3SAK4 0,04 0,19 0,32 0,36 0,37 0,40

J3SAK6 0,04 0,19 0,32 0,35 0,36 0,40

Page 179: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

160

Lampiran 19. Analisis sifat fisika tanah terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana pada

lahan percobaan di lapangan

Konfi

gurasi Inang

Jarak

tanam

(cm)

Tinggi Kadar air tanah Pasir

(%)

Debu

(%)

Liat

(%) (cm) KU

(%)

KL

(%)

2

Legum

Sesbania grandiflora

5 103,34 7,99 19,94 23,16 23,62 53,22

10 105,32 7,81 19,76 28,50 29,56 40,60

15 106,34 6,95 18,90 31,48 32,66 41,90

Cajanus cajan

5 105,23 10,81 22,76 32,47 31,74 42,46

10 107,24 14,83 26,78 30,57 23,62 53,22

15 108,23 12,77 24,72 20,58 29,56 40,60

Bukan legum

Alternanthera sp

5 147,79 10,92 22,87 34,01 32,66 41,90

10 149,75 6,70 18,65 36,68 31,74 42,46

15 145,76 8,58 20,53 34,58 29,56 40,60

Casuarina junghuniana

5 146,82 11,30 23,25 37,57 32,66 41,90

10 149,81 14,30 26,25 24,47 31,74 42,46

15 148,81 10,30 22,25 22,16 22,62 52,22

4

Legum

Sesbania grandiflora

5 133,63 8,30 20,25 27,50 28,56 39,60

10 135,64 11,30 23,25 30,48 31,66 40,90

15 136,61 15,00 26,95 31,47 30,74 41,46

Cajanus cajan

5 102,70 6,30 18,25 29,57 22,62 52,22

10 104,73 12,81 24,76 19,58 28,56 39,60

15 105,79 7,99 19,94 33,01 31,66 40,90

Bukan legum

Alternanthera sp

5 149,72 7,81 19,76 35,68 30,74 41,46

10 152,76 6,95 18,90 33,58 28,56 39,60

15 153,73 10,81 22,76 36,57 31,66 40,90

Casuarina junghuniana

5 144,82 14,83 26,78 23,47 30,74 41,46

10 145,84 12,77 24,72 21,16 21,62 51,22

15 146,82 10,92 22,87 26,50 27,56 38,60

6

Legum

Sesbania grandiflora

5 142,92 6,70 18,65 29,48 30,66 39,90

10 145,95 8,58 20,53 30,47 29,74 40,46

15 140,92 11,30 23,25 28,57 21,62 51,22

Cajanus cajan

5 134,24 14,30 26,25 18,58 27,56 38,60

10 136,22 10,30 22,25 32,01 30,66 39,90

15 137,24 8,30 20,25 34,68 29,74 40,46

Bukan legum

Alternanthera sp

5 157,79 11,30 23,25 32,58 27,56 38,60

10 160,76 15,00 26,95 35,57 30,66 39,90

15 159,79 6,30 18,25 22,47 29,74 40,46

Casuarina junghuniana

5 156,82 12,81 24,76 20,16 20,62 50,22

10 159,85 15,00 26,95 25,50 26,56 37,60

15 158,82 6,30 18,25 28,48 29,66 38,90

Kontrol Santalum album

5 46,16 12,81 24,76 20,16 20,62 50,22

10 46,29 15,00 26,95 25,50 26,56 37,60

15 46,42 6,30 18,25 28,48 29,66 38,90

Page 180: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

161

Lampiran 20. Analisis sifat kimia tanah terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana

pada lahan percobaan di lapangan

Konfi

gurasi Inang

Jarak

tanam

Tinggi

(cm)

pH C C/N KTK KB N-

total

(%)

P-

tersedia

(ppm)

K-

tersedia

(ppm) 1 : 2,5 % % me/g %

2

Legum

Sesbania

Grandiflora

5 103,34 6,80 2,01 18,27 14,48 101 0,06 14,84 357,30

10 105,32 6,60 2,33 19,42 15,27 103 0,07 30,89 352,31

15 106,34 7,20 2,15 14,33 15,99 90,03 0,10 7,14 342,43

Cajanus

cajan

5 105,23 6,90 2,03 16,64 14,3 80,02 0,07 14,79 357,54

10 107,24 7,00 2,35 17,80 14,50 100,99 0,08 30,84 352,55

15 108,23 6,90 2,17 13,40 15,29 102,99 0,11 7,19 342,67

Bukan Legum

Alternanthera

sp

5 147,79 6,70 2,05 15,30 16,01 90,02 0,08 14,74 357,78

10 149,75 7,30 2,37 16,46 14,32 80,01 0,09 30,79 352,79

15 145,76 7,00 2,19 12,59 14,52 100,97 0,12 7,24 342,91

Casuarina

junghuniana

5 146,82 7,10 2,07 14,18 15,31 102,97 0,10 14,69 358,02

10 149,81 7,00 2,39 15,32 16,03 90,00 0,11 30,74 353,03

15 148,81 6,80 2,21 11,88 14,34 79,99 0,14 7,29 343,15

4

Legum

Sesbania

Grandiflora

5 133,63 7,40 2,09 13,23 14,54 100,96 0,11 14,64 358,26

10 135,64 7,10 2,41 14,35 15,33 102,96 0,12 30,69 353,27

15 136,61 7,20 2,23 11,26 16,05 89,99 0,15 7,34 343,39

Cajanus

cajan

5 102,70 7,10 2,11 12,41 14,36 79,98 0,12 14,59 358,50

10 104,73 6,90 2,43 13,50 14,56 100,94 0,13 30,64 353,51

15 105,79 7,50 2,25 10,71 15,35 102,94 0,16 7,39 343,63

Bukan Legum

Alternanthera

sp

5 149,72 7,20 2,13 11,70 16,07 89,97 0,13 14,54 358,74

10 152,76 7,30 2,45 12,76 14,38 79,96 0,14 30,59 353,75

15 153,73 7,20 2,27 10,23 14,58 100,93 0,17 7,44 343,87

Casuarina

junghuniana

5 144,82 7,00 2,15 11,08 15,37 102,93 0,14 14,49 358,98

10 145,84 7,60 2,47 12,11 16,09 89,96 0,15 30,54 353,99

15 146,82 7,30 2,29 9,79 14,40 79,95 0,18 7,49 344,11

6

Legum

Sesbania

Grandiflora

5 142,92 7,40 2,17 10,53 14,59 100,91 0,16 14,44 359,22

10 145,95 7,30 2,49 11,53 15,38 102,91 0,17 30,49 354,23

15 140,92 7,10 2,31 9,39 16,10 89,94 0,20 7,54 344,35

Cajanus

cajan

5 134,24 7,70 2,19 10,05 14,41 79,93 0,17 14,39 359,46

10 136,22 7,40 2,51 11,01 14,61 100,90 0,18 30,44 354,47

15 137,24 7,50 2,33 9,03 15,40 102,90 0,21 7,59 344,59

Bukan Legum

Alternanthera

sp

5 157,79 7,40 2,21 9,61 16,12 89,93 0,18 14,34 359,70

10 160,76 7,20 2,53 10,54 14,43 79,92 0,19 30,39 354,71

15 159,79 7,80 2,35 8,70 14,63 100,88 0,22 7,64 344,83

Casuarina

junghuniana

5 156,82 7,50 2,23 9,21 15,42 102,88 0,19 14,29 359,94

10 159,85 7,60 2,55 10,12 16,14 89,91 0,20 30,34 354,95

15 158,82 7,50 2,37 8,40 14,45 79,90 0,23 7,69 345,07

Kontrol Santalum

album

5 46,16 7,50 2,23 9,21 15,42 102,88 0,19 14,29 359,94

10 46,29 7,60 2,55 10,12 16,14 89,91 0,20 30,34 354,95

15 46,42 7,50 2,37 8,40 14,45 79,90 0,23 7,69 345,07

Page 181: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

162

Lampiran 21. Analisis sifat fisika tanah terhadap pertambahan diameter tanam cendana

pada lahan percobaan di lapangan

Konfi

gurasi Inang

Jarak

tanam

(cm)

Diameter

(cm)

Kadar air tanah Pasir

(%)

Debu

(%)

Liat

(%) KU

(%)

KL

(%)

2

Legum

Sesbania

grandiflora

5 0,80 7,99 19,94 23,16 23,62 53,22

10 0,80 7,81 19,76 28,50 29,56 40,60

15 0,80 6,95 18,90 31,48 32,66 41,90

Cajanus cajan

5 0,79 10,81 22,76 32,47 31,74 42,46

10 0,80 14,83 26,78 30,57 23,62 53,22

15 0,80 12,77 24,72 20,58 29,56 40,60

Bukan legum

Alternanthera sp

5 0,82 10,92 22,87 34,01 32,66 41,90

10 0,83 6,70 18,65 36,68 31,74 42,46

15 0,83 8,58 20,53 34,58 29,56 40,60

Casuarina

junghuniana

5 0,85 11,30 23,25 37,57 32,66 41,90

10 0,86 14,30 26,25 24,47 31,74 42,46

15 0,86 10,30 22,25 22,16 22,62 52,22

4

Legum

Sesbania

grandiflora

5 0,79 8,30 20,25 27,50 28,56 39,60

10 0,80 11,30 23,25 30,48 31,66 40,90

15 0,80 15,00 26,95 31,47 30,74 41,46

Cajanus cajan

5 0,76 6,30 18,25 29,57 22,62 52,22

10 0,76 12,81 24,76 19,58 28,56 39,60

15 0,76 7,99 19,94 33,01 31,66 40,90

Bukan legum

Alternanthera sp

5 0,85 7,81 19,76 35,68 30,74 41,46

10 0,85 6,95 18,90 33,58 28,56 39,60

15 0,85 10,81 22,76 36,57 31,66 40,90

Casuarina

junghuniana

5 0,83 14,83 26,78 23,47 30,74 41,46

10 0,83 12,77 24,72 21,16 21,62 51,22

15 0,83 10,92 22,87 26,50 27,56 38,60

6

Legum

Sesbania

grandiflora

5 0,80 6,70 18,65 29,48 30,66 39,90

10 0,80 8,58 20,53 30,47 29,74 40,46

15 0,80 11,30 23,25 28,57 21,62 51,22

Cajanus cajan

5 0,76 14,30 26,25 18,58 27,56 38,60

10 0,76 10,30 22,25 32,01 30,66 39,90

15 0,76 8,30 20,25 34,68 29,74 40,46

Bukan legum

Alternanthera sp

5 0,90 11,30 23,25 32,58 27,56 38,60

10 0,98 15,00 26,95 35,57 30,66 39,90

15 0,91 6,30 18,25 22,47 29,74 40,46

Casuarina

junghuniana

5 0,87 12,81 24,76 20,16 20,62 50,22

10 0,86 15,00 26,95 25,50 26,56 37,60

15 0,88 6,30 18,25 28,48 29,66 38,90

Kontrol Santalum album

5 0,40 12,81 24,76 20,16 20,62 50,22

10 0,40 15,00 26,95 25,50 26,56 37,60

15 0,40 6,30 18,25 28,48 29,66 38,90

Page 182: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

163

Lampiran 22. Analisis sifat kimia tanah terhadap pertambahan tinggi tanaman cendana

pada lahan percobaan di lapangan

Konfi

gurasi Inang

Jarak

tanam

(cm)

Diameter

(cm)

pH C C/N KTK KB N-

total

(%)

P-

tersedia

(ppm)

K-

tersedia

(ppm) 1 : 2,5 % % me/g %

2

Legum

Sesbania

Grandiflora

5 0.80 6,80 2,01 18,27 14,48 101 0,06 14,84 357,30

10 0.80 6,60 2,33 19,42 15,27 103 0,07 30,89 352,31

15 0.80 7,20 2,15 14,33 15,99 90,03 0,10 7,14 342,43

Cajanus

cajan

5 0.79 6,90 2,03 16,64 14,3 80,02 0,07 14,79 357,54

10 0.80 7,00 2,35 17,80 14,50 100,99 0,08 30,84 352,55

15 0.80 6,90 2,17 13,40 15,29 102,99 0,11 7,19 342,67

Bukan Legum

Alternanthera

sp

5 0.82 6,70 2,05 15,30 16,01 90,02 0,08 14,74 357,78

10 0.83 7,30 2,37 16,46 14,32 80,01 0,09 30,79 352,79

15 0.83 7,00 2,19 12,59 14,52 100,97 0,12 7,24 342,91

Casuarina

junghuniana

5 0.85 7,10 2,07 14,18 15,31 102,97 0,10 14,69 358,02

10 0.86 7,00 2,39 15,32 16,03 90,00 0,11 30,74 353,03

15 0.86 6,80 2,21 11,88 14,34 79,99 0,14 7,29 343,15

4

Legum

Sesbania

Grandiflora

5 0.79 7,40 2,09 13,23 14,54 100,96 0,11 14,64 358,26

10 0.80 7,10 2,41 14,35 15,33 102,96 0,12 30,69 353,27

15 0.80 7,20 2,23 11,26 16,05 89,99 0,15 7,34 343,39

Cajanus

cajan

5 0.76 7,10 2,11 12,41 14,36 79,98 0,12 14,59 358,50

10 0.76 6,90 2,43 13,50 14,56 100,94 0,13 30,64 353,51

15 0.76 7,50 2,25 10,71 15,35 102,94 0,16 7,39 343,63

Bukan Legum

Alternanthera

sp

5 0.85 7,20 2,13 11,70 16,07 89,97 0,13 14,54 358,74

10 0.85 7,30 2,45 12,76 14,38 79,96 0,14 30,59 353,75

15 0.85 7,20 2,27 10,23 14,58 100,93 0,17 7,44 343,87

Casuarina

junghuniana

5 0.83 7,00 2,15 11,08 15,37 102,93 0,14 14,49 358,98

10 0.83 7,60 2,47 12,11 16,09 89,96 0,15 30,54 353,99

15 0.83 7,30 2,29 9,79 14,40 79,95 0,18 7,49 344,11

6

Legum

Sesbania

Grandiflora

5 0.80 7,40 2,17 10,53 14,59 100,91 0,16 14,44 359,22

10 0.80 7,30 2,49 11,53 15,38 102,91 0,17 30,49 354,23

15 0.80 7,10 2,31 9,39 16,10 89,94 0,20 7,54 344,35

Cajanus

cajan

5 0.76 7,70 2,19 10,05 14,41 79,93 0,17 14,39 359,46

10 0.76 7,40 2,51 11,01 14,61 100,90 0,18 30,44 354,47

15 0.76 7,50 2,33 9,03 15,40 102,90 0,21 7,59 344,59

Bukan Legum

Alternanthera

sp

5 0.90 7,40 2,21 9,61 16,12 89,93 0,18 14,34 359,70

10 0.98 7,20 2,53 10,54 14,43 79,92 0,19 30,39 354,71

15 0.91 7,80 2,35 8,70 14,63 100,88 0,22 7,64 344,83

Casuarina

junghuniana

5 0.87 7,50 2,23 9,21 15,42 102,88 0,19 14,29 359,94

10 0.86 7,60 2,55 10,12 16,14 89,91 0,20 30,34 354,95

15 0.88 7,50 2,37 8,40 14,45 79,90 0,23 7,69 345,07

Kontrol Santalum

album

5 0.40 7,50 2,23 9,21 15,42 102,88 0,19 14,29 359,94

10 0.40 7,60 2,55 10,12 16,14 89,91 0,20 30,34 354,95

15 0.40 7,50 2,37 8,40 14,45 79,90 0,23 7,69 345,07

Page 183: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

164

Lampiran 23. Descriptif analisis untuk pengaruh sifat fisika tanah terhadap pertumbuhan

cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi

Variable: Mean Sta. Dev. Minimum Maximum

Tinggi 118,781 40,69 46,16 160,76

Diameter 0,7397 0,173 0,40 0,98

Kering udara (KU) % 10,479 3,067 6,30 15,00

Kapasitas lapang (KL) % 22,562 3,131 18,25 26,95

Pasir 28,128 5,432 18,58 37,57

Debu 28,038 3,765 20,62 32,66

Liat 42,618 4,961 37,60 53,22

Lampiran 24. Pengaruh sifat fisika tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana

akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi.

Multiple Regression

Using: C:Costat\Fisika Tanah\Tinggi Cendana.DT

Persamaan Regresi:

Tinggi = 20,11 + 2,95*KU + 2,68*KL + 1,63*Pasir + 2,36*Debu + 0,84*Liat

R2 = 91,20%

SIDIK RAGRAM

Source df SS MS F.hit T.tabel

5% 1%

Intercept 5 64572,70 12914,54 8,32 *** 2,52 3,67

Kering udara (KU) % 1 57293,69 57293,69 36,90 *** 4,16 7,53

Kapasitas lapang (KL) % 1 60911,90 60911,90 39,28 ***

Pasir 1 9756,26 9756,26 6,29 **

Debu 1 7656,00 7656,00 4,93 *

Liat 1 6568,00 6568,00 4,23 *

Galat 31 48072,01 1550,71

Total 35 190257,86

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

LSD : 3,15

Page 184: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

165

Lampiran 25. Pengaruh sifat fisika tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman

cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi.

Multiple Regression

Using: C:Costat\Fisika Tanah\Diameter Cendana.DT

Persamaan Regresi:

Diameter = 0,80 + 0,019*KU + 0,020*KL + 0,003*Pasir + 0,017*Debu + 0,009*Liat

R2 = 95,70%

SIDIK RAGRAM

Source df SS MS F.hit T.tabel

5% 1%

Intercept 5 24.845 4.969 17.94 *** 2.52 3.67

Kering udara (KU) % 1 2.327 2.327 8.40 *** 4.16 7.53

Kapasitas lapang (KL) % 1 2.184 2.184 7.88 ***

Pasir 1 1.182 1.182 0.56 *

Debu 1 1.161 1.161 0.15 *

Liat 1 2.113 2.113 0.41 **

Galat 31 8.587 0.277

Total 35 17.554

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

LSD : 3,15

Lampiran 26. Descriptif analisis untuk pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan

cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi

Multiple Regression

Using: C:Costat\Kimia Tanah.DT

Variable: Mean Minimum Maximum

Tinggi 118,781 40,690 46,16 160,76

Diameter 0,738 0,176 0,4 0,98

pH 7,273 0,288 6,6 7,8

C (%) 2,295 0,153 2,01 2,55

C/N (%) 11,778 2,866 8,4 19,42

KTK (%) 15,1366 0,693 14,3 16,14

KB (%) 92,943 9,421 79,9 103

N-total(%) 0,155 0,048 0,06 0,23

P-tersedia (ppm) 17,513 9,773 7,14 30,89

K-tersedia (ppm) 352,264 6,316 342,43 359,94

Page 185: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

166

Lampiran 27. Pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cendana

akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi.

Multiple Regression

Using: C:Costat\kimia Tanah\Tinggi Cendana.DT

Persamaan Regresi:

Tinggi = 15,82 + 12,566*pH + 225,576*C + 18,742*C/N + 5,577*KTK + 0,025*KB +

1610,867*N + 1,900*P + 0,804*K

R2 = 91,50%

SIDIK RAGRAM

Source df SS MS F.hit T.tabel

5% 1%

Intercept 8 10,443,52 1,305,44 49,86*** 2,29 3,22

pH 1 80,11 80,10 3,08ns 4,19 7,63

C (%) 1 0,96 0,96 0,04ns

C/N (%) 1 147,16 147,16 5,66***

KTK(%) 1 204,36 204,36 7,86**

KB (%) 1 110,50 110,50 4,25*

N-total (%) 1 118,56 118,56 4,56*

P-tersedia (ppm) 1 69,19 69,18 2,66*

K-tersedia (ppm) 1 28,18 28,18 1,08*

Error 28 733,04 26,18

Total 35 1,492

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

LSD : 3,15

Page 186: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

167

Lampiran 28. Pengaruh sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan diameter tanaman

cendana akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi.

Multiple Regression

Using: C:Costat\Kimia Tanah\Diameter Cendana.DT

Persamaan Regresi:

Diameter = 5,83 + 0,06*pH + 1,00*C + 0,06*C/N + 0,02*KTK + 1,394*KB + 6,51*N +

0,01*P + 0,003*K

R2 = 96,21%

SIDIK RAGRAM

Source df SS

MS F.hit T.tabel

5% 1%

Intercept 8 16,91 2,11 11,74*** 2,29 3,23

pH 1 0,58 0,58 3,20ns 4,20 7,64

C (%) 1 0,51 0,51 2,86ns

C/N (%) 1 2,59 2,59 14,37***

KTK(%) 1 49,66 49,66 8,94**

KB (%) 1 0,85 0,85 4,72*

N-total (%) 1 0,76 0,76 4,22*

P-tersedia (ppm) 1 0,87 0,87 4,84*

K-tersedia (ppm) 1 0,92 0,92 5,11*

Error 28 5,04 0,18

Total 35 13,01

Keterangan:

ns : Tidak Nyata

* : Nyata pada taraf 5%

** : Nyata pada taraf 5% dan 1%

*** : Sangat Nyata baik taraf 5% maupun 1%

Page 187: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

168

Lampiran 29. Peta Tanah di Timor Leste (MAFP, 2015)

Page 188: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

169

Lampiran 30. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 4.1

Peta Lokasi Penelitiani, Timor Leste

Page 189: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

170

Lampiran 31. Data analisis laboratorium tanah awal

Page 190: Domingos Cairesi Bendito Beremau Gomes - sinta.unud.ac.id · II trial of treatment is host legume and non legume, a spacing of 5 cm, 10 cm and 15 cm, using a randomized complete block

171

Lampiran 32. Klasifikasi terhadap analisis sifat kimia tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan cendan akibat perlakuan jarak tanam, inang dan konfigurasi pada tanah entisol di Timor Leste

Konfigurasi Inang Jarak

tanam

Tinggi Diameter pH C C/N KTK KB N-total P-tersedia K-tersedia

(cm) (cm) 1:2,5 Klasifikasi % Klasifikasi rasio Klasifikasi me/g Klasifikasi % Klasifikasi (%) Klasifikasi (ppm) Klasifikasi (ppm) Klasifikasi

2 inang

Legum

Sesbania Grandiflora

5 cm 103,34 0,8 6,8 Netral 2,01 Sedang 18,27 Tinggi 14,48 Rendah 101.00 Sangat tinggi 0,06 Sangat rendah 14,84 Tinggi 357,3 Tinggi

10 cm 105,32 0,8 6,6 Netral 2,33 Sedang 19,42 Tinggi 15,27 Rendah 103.00 Sangat tinggi 0,07 Sangat rendah 30,89 Sangat tinggi 352,31 Tinggi

15 cm 106,34 0,8 7,2 Netral 2,15 Sedang 14,33 Sedang 15,99 Rendah 90,03 Sangat tinggi 0,1 Rendah 7,14 Sedang 342,43 Tinggi

Cajanus cajan

5 cm 105,23 0,79 6,9 Netral 2,03 Sedang 16,64 Tinggi 14,3 Rendah 80,02 Sangat tinggi 0,07 Sangat rendah 14,79 Tinggi 357,54 Tinggi

10 cm 107,24 0,8 7.00 Netral 2,35 Sedang 17,8 Tinggi 14,5 Rendah 100,99 Sangat tinggi 0,08 Sangat rendah 30,84 Sangat tinggi 352,55 Tinggi

15 cm 108,23 0,8 6,9 Netral 2,17 Sedang 13,4 Sedang 15,29 Rendah 102,99 Sangat tinggi 0,11 Rendah 7,19 Sedang 342,67 Tinggi

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 147,79 0,8 6,7 Netral 2,05 Sedang 15,3 Tinggi 16,01 Rendah 90,02 Sangat tinggi 0,08 Sangat rendah 14,74 Tinggi 357,78 Tinggi

10 cm 149,75 0,8 7,3 Netral 2,37 Sedang 16,46 Tinggi 14,32 Rendah 80,01 Sangat tinggi 0,09 Sangat rendah 30,79 Sangat tinggi 352,79 Tinggi

15 cm 145,76 0,8 7.00 Netral 2,19 Sedang 12,59 Sedang 14,52 Rendah 100,97 Sangat tinggi 0,12 Rendah 7,24 Sedang 342,91 Tinggi

Casuarina junghuniana

5 cm 146,82 0,79 7,1 Netral 2,07 Sedang 14,18 Tinggi 15,31 Rendah 102,97 Sangat tinggi 0,1 Rendah 14,69 Tinggi 358,02 Tinggi

10 cm 149,81 0,8 7.00 Netral 2,39 Sedang 15,32 Tinggi 16,03 Rendah 90.00 Sangat tinggi 0,11 Rendah 30,74 Sangat tinggi 353,03 Tinggi

15 cm 148,81 0,8 6,8 Netral 2,21 Sedang 11,88 Sedang 14,34 Rendah 79,99 Sangat tinggi 0,14 Rendah 7,29 Sedang 343,15 Tinggi

4 inang

Legum

Sesbania Grandiflora

5 cm 133,63 0,76 7,4 Netral 2,09 Sedang 13,23 Sedang 14,54 Rendah 100,96 Sangat tinggi 0,11 Rendah 14,64 Tinggi 358,26 Tinggi

10 cm 135,64 0,76 7,1 Netral 2,41 Sedang 14,35 Sedang 15,33 Rendah 102,96 Sangat tinggi 0,12 Rendah 30,69 Sangat tinggi 353,27 Tinggi

15 cm 136,61 0,76 7,2 Netral 2,23 Sedang 11,26 Sedang 16,05 Rendah 89,99 Sangat tinggi 0,15 Rendah 7,34 Sedang 343,39 Tinggi

Cajanus cajan 5 cm 102,70 0,76 7,1 Netral 2,11 Sedang 12,41 Sedang 14,36 Rendah 79,98 Sangat tinggi 0,12 Rendah 14,59 Tinggi 358,5 Tinggi

10 cm 104,73 0,76 6,9 Netral 2,43 Sedang 13,5 Sedang 14,56 Rendah 100,94 Sangat tinggi 0,13 Rendah 30,64 Sangat tinggi 353,51 Tinggi

15 cm 105,79 0,76 7,5 Netral 2,25 Sedang 10,71 Sedang 15,35 Rendah 102,94 Sangat tinggi 0,16 Rendah 7,39 Sedang 343,63 Tinggi

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 149,72 0,82 7,2 Netral 2,13 Sedang 11,7 Sedang 16,07 Rendah 89,97 Sangat tinggi 0,13 Rendah 14,54 Tinggi 358,74 Tinggi

10 cm 152,76 0,83 7,3 Netral 2,45 Sedang 12,76 Sedang 14,38 Rendah 79,96 Sangat tinggi 0,14 Rendah 30,59 Sangat tinggi 353,75 Tinggi

15 cm 153,73 0,83 7,2 Netral 2,27 Sedang 10,23 Sedang 14,58 Rendah 100,93 Sangat tinggi 0,17 Rendah 7,44 Sedang 343,87 Tinggi

Casuarina junghuniana 5 cm 144,82 0,85 7.00 Netral 2,15 Sedang 11,08 Sedang 15,37 Rendah 102,93 Sangat tinggi 0,14 Rendah 14,49 Tinggi 358,98 Tinggi

10 cm 145,84 0,85 7,6 Netral 2,47 Sedang 12,11 Sedang 16,09 Rendah 89,96 Sangat tinggi 0,15 Rendah 30,54 Sangat tinggi 353,99 Tinggi

15 cm 146,82 0,85 7,3 Netral 2,29 Sedang 9,79 Sedang 14,4 Rendah 79,95 Sangat tinggi 0,18 Rendah 7,49 Sedang 344,11 Tinggi

6 inang

Legum

Sesbania Grandiflora

5 cm 142,92 0,9 7,4 Netral 2,17 Sedang 10,53 Sedang 14,59 Rendah 100,91 Sangat tinggi 0,16 Rendah 14,44 Tinggi 359,22 Tinggi

10 cm 145,95 0,98 7,3 Netral 2,49 Sedang 11,53 Sedang 15,38 Rendah 102,91 Sangat tinggi 0,17 Rendah 30,49 Sangat tinggi 354,23 Tinggi

15 cm 140,92 0,91 7,1 Netral 2,31 Sedang 9,39 Sedang 16,1 Rendah 89,94 Sangat tinggi 0,2 Rendah 7,54 Sedang 344,35 Tinggi

Cajanus cajan

5 cm 134,24 0,85 7,7 Netral 2,19 Sedang 10,05 Sedang 14,41 Rendah 79,93 Sangat tinggi 0,17 Rendah 14,39 Tinggi 359,46 Tinggi

10 cm 136,22 0,86 7,4 Netral 2,51 Sedang 11,01 Sedang 14,61 Rendah 100,9 Sangat tinggi 0,18 Rendah 30,44 Sangat tinggi 354,47 Tinggi

15 cm 137,24 0,86 7,5 Netral 2,33 Sedang 9,03 Sedang 15,4 Rendah 102,9 Sangat tinggi 0,21 Rendah 7,59 Sedang 344,59 Tinggi

Bukan Legum

Alternanthera sp

5 cm 157,79 0,83 7,4 Netral 2,21 Sedang 9,61 Sedang 16,12 Rendah 89,93 Sangat tinggi 0,18 Rendah 14,34 Tinggi 359,7 Tinggi

10 cm 160,76 0,83 7,2 Netral 2,53 Sedang 10,54 Sedang 14,43 Rendah 79,92 Sangat tinggi 0,19 Rendah 30,39 Sangat tinggi 354,71 Tinggi

15 cm 159,79 0,83 7,8 Agak

Alkalis 2,35 Sedang 8,7 Sedang 14,63 Rendah 100,88 Sangat tinggi 0,22 Rendah 7,64 Sedang 344,83

Tinggi

Casuarina junghuniana

5 cm 156,82 0,87 7,5 Netral 2,23 Sedang 9,21 Sedang 15,42 Rendah 102,88 Sangat tinggi 0,19 Rendah 14,29 Tinggi 359,94 Tinggi

10 cm 159,85 0,86 7,6 Agak

Alkalis 2,55 Sedang 10,12 Sedang 16,14 Rendah 89,91 Sangat tinggi 0,2 Rendah 30,34 Sangat tinggi 354,95

Tinggi

15 cm 158,82 0,88 7,5 Netral 2,37 Sedang 8,4 Sedang 14,45 Rendah 79,9 Sangat tinggi 0,23 Rendah 7,69 Sedang 345,07 Tinggi

Kontrol Santalum album

5 cm 46,16 0,40e 7,5 Netral 2,23 Sedang 9,21 Sedang 15,42 Rendah 102,88 Sangat tinggi 0,19 Rendah 14,29 Tinggi 359,94 Tinggi

10 cm 46,29 0,42 7,6 Agak

Alkalis 2,55 Sedang 10,12 Sedang 16,14 Rendah 89,91 Sangat tinggi 0,2 Rendah 30,34 Sangat tinggi 354,95

Tinggi

15 cm 46,42 0,40e 7,5 Netral 2,37 Sedang 8,4 Sedang 14,45 Rendah 79,9 Sangat tinggi 0,23 Rendah 7,69 Sedang 345,07 Tinggi