DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf ·...

18
RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Tahun Sidang : 2005-2006 Masa Persidangan : IV Rapat ke : Ke 10 Jenis Rapat : RDPU dengan PT. INDOSAT dan EXCELCOMINDO Sifat Rapat : Terbuka Hari,tanggal : Kamis, 15 Juni 2006 Pukul : 14.00 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI Gedung Nusantara II Ketua : Suparlan, SH Sekretaris : Dra. Damayanti Acara : penjelasan oleh PT. Indosat dan Excelcomindo Hadir Anggota : 38 dari 50 orang Anggota Pansus RUU Tentang ITE 12 orang izin PIMPINAN PANSUS RUU TENTANG ITE 1 SUPARLAN, SH 2 H. ANDI M. GHALIB, SH, MH 3 SHIDKI WAHAB F-PG F-PDIP 4 DRS. H.M. SYARFI HUTAURUK 11 HJ. ELVA HARTATI, SIP, MM 5 DRS. H. SULAEMAN EFENDI 12 H. AMRIS HASAN, MA 6 DJOKO SUBROTO 13 DRS. CYPRIANUS AOER 7 BUDIARSA SASTRAWINATA 14 GANJAR PRANOWO 8 MARZUKI DARUSMAN, SH 15 IR. NAZARUDIN KIEMAS 9 VIKTOR BUNGTILU LAISKODAT, SH 16 DRS. EKA SANTOSA 10 DRS. THEO L. SAMBUAGA 17 ALFRIDEL JINU 18 R.K. SEMBIRING MELIALA ARSIP DAN DOKUMENTASI

Transcript of DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf ·...

Page 1: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

1

RISALAH RAPAT

PANITIA KHUSUS DPR RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Tahun Sidang : 2005-2006

Masa Persidangan : IV

Rapat ke : Ke 10

Jenis Rapat : RDPU dengan PT. INDOSAT dan EXCELCOMINDO

Sifat Rapat : Terbuka

Hari,tanggal : Kamis, 15 Juni 2006

Pukul : 14.00 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI Gedung Nusantara II

Ketua : Suparlan, SH

Sekretaris : Dra. Damayanti

Acara : penjelasan oleh PT. Indosat dan Excelcomindo Hadir Anggota : 38 dari 50 orang Anggota Pansus RUU Tentang ITE 12 orang izin

PIMPINAN PANSUS RUU TENTANG ITE 1 SUPARLAN, SH 2 H. ANDI M. GHALIB, SH, MH 3 SHIDKI WAHAB

F-PG F-PDIP 4 DRS. H.M. SYARFI HUTAURUK 11 HJ. ELVA HARTATI, SIP, MM 5 DRS. H. SULAEMAN EFENDI 12 H. AMRIS HASAN, MA 6 DJOKO SUBROTO 13 DRS. CYPRIANUS AOER 7 BUDIARSA SASTRAWINATA 14 GANJAR PRANOWO 8 MARZUKI DARUSMAN, SH 15 IR. NAZARUDIN KIEMAS 9 VIKTOR BUNGTILU LAISKODAT, SH 16 DRS. EKA SANTOSA 10 DRS. THEO L. SAMBUAGA 17 ALFRIDEL JINU 18 R.K. SEMBIRING MELIALA

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 2: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

2

F-PPP F-PAN 19 DRS. H. SA’ADUN SYIBROMALISI 21 DRS. DEDY DJAMALUDDIN MALIK, M.SI 20 KH. AMIN BUNYAMIN, LC 22 DRS. ABDUL HAKAM NAJA 23 IR. TRISTANTI MITAYANI, MT 24 SUDJUD SIRADJUDDIN, SH, MH

F-KB F-PKS 25 H. ALI MUBARAK, AMD, PAR 27 IR. H. UNTUNG WAHONO, MSI 26 ABDULLAH AZWAR ANAS 28 FAHRI HAMZAH, SE F-PBR F-PDS 29 H. ADE DAUD ISWANDI NASUTION 30 JEFFREY JOHANES MASSIE ANGGOTA YANG IZIN : 1. MUHAMMAD SOFHIAN MILE, SH 2. MUHAMMAD YASIN KARA, SE 3. MUSFIHIN DAHLAN/F-PG 4. H. ASEP RUCHIMAT SUDJANA/F-PG 5. JOSEF A. NAE SOI/F-PG 6. MELCHIAS MARKUS MEKENG 7. DRS. SOEWARNO/F-PDIP 8. H. YUDO PARIPURNO, SH/F-PP 9. H. CHAIRUL ANWAR LUBIS/F-PP 10. E.E. MANGINDAAN, SE, SIP/F-PD 11. H. DJOKO SUWINDI, SH/F-PD 12. H. NURUL QOMAR/F-PD 13. BOY M.W. SAUL/F-PD 14. DRS. H. MUFID RAHMAT/F-PKB 15. DR. H. AS HIKAM, MA, APU/F-PKB 16. M. HASYIM KARIM, SH/F-PKB 17. H. AHMAD CHUDORI, ST/PKS 18. DR. H. IRWAN PRAYITNO/PKS 19. DRS. ALI MOCHTAR NGABALIN, MSI/F-BPD 20. DRS. H. MOH. DARUS AGAP/F-BPD

PIMPINAN RAPAT (SUPARLAN, SH) : Bismillahirrahmanirrahi. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang saya hormati pimpinan dan seluruh anggota Pansus ITE, Saudara-saudara dari PT.

Indosat dan PT. Exelindo, saya atas nama pimpinan Pansus mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Saudara-saudara yang bisa memenuhi undangan kami dalam rangka Pansus ITE untuk bisa mendapatkan masukan-masukan dari banyak pihak yang berkompeten terhadap UU ini, khususnya Indosat dan Exelindo, karena buat kami Pansus ITE, transaksi elektronik adalah sesuatu yang baru dan miskin akan pemahaman terhadap hal-hal yang terkait dengan informasi dan transaksi elektronik. Demi tanggung jawab kita semua, karena kenyataannya transaksi elektronik yang berjalan selama ini khususnya kita Indonesia, itu sudah sedemikian rupa menjadi sebuah kebutuhan yang sangat mendesak, pemerintah telah mengajukan RUU tentang transaksi elektronik dan sudah diterima oleh DPR. DPR telah membentuk satu pansus dan selama ini sudah berjalan rapat-rapat dengar pendapat umum dengan banyak pihak yang telah memberikan masukan kepada kami anggota Pansus, namun demikian tentunya kami masih mengharapkan masukan-masukan khusus dari PT. Indosat dan PT. Exelindo, agar dalam pembahasan pasal-pasal nanti untuk bisa menjadi suatu UU kita akan menghasilkan satu UU yang bisa mengakomodir pemikiran-pemikiran dan aspirasi-aspirasi, baik pemilik teknologi transaksi elektronik maupun pengguna transaksi elektronik ini. Untuk mempersingkat waktu saya kira kami

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 3: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

3

persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk bisa memberikan masukan pada kami dan nanti setelah itu, sebagaimana saya sampaikan tadi karena buat kami adalah suatu hal yang awam tentunya para anggota pansus akan meminta klarifikasi atau pendalaman lebih lanjut terhadap hal-hal yang Bapak/Ibu sampaikan kepada kami. Rapat saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA)

Pada Bapak/Ibu dari PT. Indosat dan PT. Exelindo waktu dan tempat saya persilahkan. PT. EXCELCOMINDO (RUDIANTARA) : Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarolatuh. Selamat siang Bapak dan Ibu Pimpinan serta anggota Pansus DPR RI yang kami hormati,

nama saya Rudiantara, saya dari XL tadi kami sempat bicara, ini mau XL dulu atau mau Indosat dulu tapi katanya abjat dulu tidak apa-apa, mulai dari yang kecil dulu kami lebih kecil dari Indosat. Pertama-tama kami sampaikan permohonan maaf dari direksi, karena dalam undangan yang kami terima ditujukan kepada direktur utama PT. XLCOMINDO Pratama atau lebih mudah kita sebut XL, sementara dalam RUPS yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei yang lalu, para pemegang saham memutuskan untuk mengosongkan pejabat posisi direktur utama, maka untuk memenuhi undangan rapat dengar pendapat pada hari ini kami sebagai direktur corporate office bersama rekan-rekan lain akan mewakili XL. Mohon izin kami perkenalkan di sebelah kiri saya Pak Danibuldansyah beliau adalah direktur operasi atau direktur network yang sehari-harinya menyiapkan rencana strategi dan rencana agar jaringan tetap terjaga. Juga kami didampingi oleh rekan-rekan di belakang kami pak, kami lebih kecil jadi rombongannya lebih kecil dari kelompok Indosat pak, kami juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan oleh anggota dewan yang terhormat kepada kami untuk menyampaikan pendapat kami atas RUU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau kita sebut RUU ITE. Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan masukan kami atas RUU ITE sebagai berikut pak.

Yang pertama adalah mengenai tinjauan umum. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi pada prinsipnya kami sangat mendukung setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan baik oleh DPR bersama pemerintah untuk mewujudkan kepastian hukum di industri telekomunikasi dan teknologi informasi melalui pembentukan UU dan peraturan lainnya, sehingga industri dapat bergerak tanpa ragu-ragu, perkembangan teknologi dapat diakomodasikan dan pada akhirnya diharapkan dapat menjadi salah satu elemen yang menggerakkan perekonomian di Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan memungkinkan penyampaian informasi dan transaksi elektronik secara universal maka lahirnya sebuah UU yang mengatur tentang informasi dan transaksi secara elektronik menjadi hal yang sangat penting untuk memberikan dasar hukum dan perlindungan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme informasi dan transaksi elektronik dimaksud, baik dari sisi konsumen maupun dari sisi penyedia jaringan dan jasanya.

lebih jauh lagi UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sangatlah diperlukan untuk menghindari penyalahgunaan teknologi yang dapat merugikan kita semua dan sebagai landasan untuk melakukan penegakan hukum atau istilahnya law inforcement terhadap penyalahgunaan teknologi yang menimbulkan kerugian tersebut.

Secara umum ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama kami, yaitu : mengenai ruang lingkup RUU ITE itu sendiri. Dalam definisi dalam Pasal 2 RUU ITE berbunyi “UU ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam UU ini, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia”. Berarti yang tercakup dalam RUU ini adalah semua jenis transaksi yang pelaksanaannya menggunakan perangkat elektronis, namun dalam batang tubuh lebih banyak istilah atau pembahasan yang tampaknya lebih mengarah kepada penggunaan internet saja pak. Jadi dari aspek barangkali telekomunikasi kalau kita bicara mengenai perbedaan telekomunikasi dan informasi biasanya analoginya telekomunikasi adalah kita informasi adalah yang disalurkan dalam kita itu sendiri. Jadi internet itu kami melihatnya adalah yang disalurkan melalui kita itu sendiri,

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 4: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

4

nanti barangkali juga mohon arahan atau klarifikasi apakah RUU ini juga hanya mengatur ITE dalam domain internet saja, apabila RUU ini hanya mengatur hal-hal yang berhubungan dengan ITE yang melalui internet apakah akan ada UU lain yang memberikan perlindungan terhadap transaksi yang dilakukan melalui jaringan dan jasa telekomunikasi seperti Mobile Banking. Sebagaimana kita ketahui sekarang itu kita bisa melakukan transaksi perbankan melalui ponsel kita, kita bisa melakukan transfer rekening kita di bank menggunakan ponsel, apakah juga akan mencakup hal-hal yang demikian, jadi bukan hanya internet.

Kemudian transaksi berbasis SMS dan jenis transaksi lainnya yang berbasis teknologi telekomunikasi dan IT di masa depan. Sebagai informasi transaksi elektronik yang dilakukan melalui penyelenggara telekomunikasi pada umumnya melibatkan penyedia jaringan telekomunikasi serta penyedia concern atau aplikasi yang dapat disediakan oleh penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi sendiri. Jadi kami itu mengelola sendiri, mengembangkan aplikasi maupun concern sendiri tetapi juga kami bisa bekerjasama dengan pihak ketiga untuk menyediakan konten ataupun aplikasi, aplikasi yang dijalankan sendiri oleh operator adalah aplikasi yang berkaitan seperti pengisian pulsa isi ulang di industri atau pelanggan pra bayar. Concren kami ini kami sampaikan karena apa, batas tanggung jawab dari setiap pihak sesungguhnya dapat dijelaskan namun harus diantisipasi apabila ada perbedaan persepsi dalam mendefinisikan batas tanggungjawab masing-masing pihak tersebut.

Kemudian hal yang kami angkat adalah mengenai netralitas dari teknologi, sebagai konsekuensi dari butir a di atas, apabila RUU ini akan mengatur ITE melalui media elektronik apapun tidak terbatas pada media elektronik, maka pasal-pasalnya harus menganut teknologi netral guna mengantisipasi dan memperhatikan praktek serta pengembangan teknologi telekomunikasi khususnya teknologi selular, mungkin kita sekarang juga sudah mulai menyiapkan teknologi selular generasi ketiga yang kita bisa bercakap-cakap menelpon sambil melihat muka ataupun latar belakang dari si penelepon maupun yang menelpon, ini juga perkembangan teknologi yang harus diantisipasi dalam kaitan RUU ITE ini.

Hal lain yang kami angkat adalah mengenai standar dan sistem elektronik, kami sebagai penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi memiliki komitmen yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan termasuk di dalamnya menyokong informasi dan transaksi elektronik dalam bentuk menyediaan jaringan dan jasa. Untuk mewujudkan hal tersebut, kami senantiasa memenuhi seluruh standar penyedia jaringan dan jasa yang ada, termasuk standar sistem operasi jaringan dan standar layanannya. Terkait hal tersebut di dalam RUU ini sudah terdapat pengaturan standar sistem elektronik secara umum pada Bab IV RUU ITE, yang perlu menjadi perhatian adalah kami sebagai penyelenggara telekomunikasi telah memiliki standar yang ditentukan oleh Dirjen Pos dan Telekomunikasi. Jadi kita harus lihat nanti bagaimana integrasinya antara 2 katakanlah satu dari sisi elektronisnya kemudian dari sisi telekomunikasinya. Seluruh standar yang ditetapkan tentunya akan berpengaruh pada pelayanan terhadap pelanggan, sehingga perlu diperjelas untuk standar dan sistem elektronik yang terkait kepada penyelenggara telekomunikasi dapat mengacu kepada standar dan sistem elektronik yang ditetapkan oleh Dirpostel dari Departemen Kominfo, atau mungkin nanti ada pengaturan ataupun standar-standar yang telah ditetapkan oleh Dirpostel juga harus menyesuaikan terhadap RUU atau UU ITE ini yang baru.

Kemudian mengenai tanda tangan elektronik, kami memahami bahwa tanda tangan elektronik sangat diperlukan khususnya transaksi melalui internet, sementara pada proses yang dilakukan melalui jaringan dan jasa telekomunikasi seperti mobile banking misalnya ini identik identifikasi elektronik dapat dalam bentuk dan versi yang berbeda. Saat ini sistem pengamanan pada mobile banking ada 2, satu yang bisa dipindah-pindah removable dan satu yang non removable. Untuk yang removable contohnya adalah SIM itu bisa dipindah-pindahkan kemudian yang kedua yang perangkat keras yang sudah tertanam dalam handset itu ada standar-standar dari security, tetapi ini sifatnya fisik nanti bagaimana kaitannya dengan transaksi elektronik itu sendiri. Kedua sistem pelayanan di atas sebenarnya sudah mencakup sisi ada istilah teknisnya ada otentifikasi kalau bahasa Indonesianya dan konfidencility atau kerahasiaan, integrity, integritas antara satu dengan yang lain informasi dan yang jika bisa dianggap sebagai tanda tangan elektronik, menurut versi tentu menurut versi kami, bahwa ini adalah tanda tangan elektronik. Kami

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 5: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

5

berharap tanda tangan elektronik sebagaimana yang kami jelaskan di atas bisa dianggap sebagai tanda tangan elektronik dan dapat diakomodasi dalam RUU ITE ini.

Selanjutnya perlu dipikirkan tentang penyederhanaan peran dari penyelenggara sertifikasi elektronik dan industri telekomunikasi. Sebagaimana Bapak Pimpinan tadi sampaikan, bahwa ini sesuatu yang sifatnya baru, perlu pemahaman dari semua pihak, maka untuk lebih mengenalkan barangkali salah satu jenis transaksi elektronik yang sudah ada di pasar khususnya dilakukan XL, kami membawa demo pak, agar lebih mudah barangtkali, oh ini toh terjadinya seperti demikian. Sebagai salah satu aplikasinya adalah dalam mengisi ulang pak, kita tahu kartu prabayar ini digunakan oleh masyarakat karena masalah kontrol penggunaan biaya, jadi contohnya adalah seorang ayah membeli pulsa katakanlah harganya 500.000,- tetapi pulsa ini dapat diberikan kepada anaknya, jadi anaknya tidak membeli pulsa sendiri, jadi orang tuanya dia membeli pulsa 500.000 masukan ke dalam teleponnya, kemudian setiap 2 minggu sekali, 3 minggu sekali atau secara berkala atau pada saat anaknya meminta, pak tolong dong pulsanya diisi ditambah, dia bisa langsung dia bisa langsung dipindahkan. Ini sifatnya non komersil karena dalam satu keluarga, tetapi sudah mulai bergeser pak, dipelanggan kami itu dilakukan jual beli pulsa, jadi ada orang membeli pulsa 500.000 atau 1 juta karena dapat diskon, kemudian dijual kembali, menjual kembalinya adalah dengan mentransfer melalui ponsel, kemudian yang menerima pun masih bisa menjual kembali ke tempat yang lain. Nah ini kan suatu transaksi sebetulnya pak, yang dimana kalau lazimnya dalam transaksi fisik jual beli pulsa ada selembar kertas yang dikatakan sudah beli tanda terima dan sebagainya, kalau ini sifatnya sedikit ini bukan masalah, kalau sifatnya besar tentunya memerlukan perhatian tersendiri. Ini satu hal pak yang demonya kami siapkan mungkin nanti setelah acara ini bisa kita lihat bagaimana hal ini berjalan.

Yang lain sedang disiapkan oleh perusahaan pak, sebetulnya sudah dilakukan secara teknis adalah istilahnya micropayment, dimana dengan ponsel dengan pulsa katakan dan pulsa 500.000,- kita bisa nonton bioskop di 21, membayarnya menggunakan ini pak. Jadi seolah-olah pulsanya saldonya ini pindah menjadi saldonya dipindah atau didebet kreditnya si bioskop 21, atau beli McDonald. Ini kami sudah dapat uji cobanya tetapi secara komersil belum dapat kami laksanakan, karena apa, karena pada saat kami berbicara dengan otoritas moneter ini bisa dianggap sebagai penggalangan dana masyarakat, karena seperti buku tabungan atau kartu debet dari suatu bank, jadi kami sementara ini menahan dulu, tidak mengkomersilkan. Tetapi kalau kita lihat dari kebutuhan masyarakat, ini tentunya sangat-sangat kami yakini sangat akan membantu masyarakat dalam hal pelayanan dan ini juga dipastikan akan meningkatkan aktifitas perekonomian, ini istilahnya atau istilah kami atau teknisnya adalah micropayment.

Jadi kalau kita bayangkan suatu saat nanti adik-adik kita, teman-teman kita, hanya punya satu ponsel isinya ada beratusribu pulsanya mau belanja apapun tentunya di toko-toko tertentu ya pak ya, beli tiket kereta api misalkan tinggal langsung dari sini tiket kereta api langsung, uangnya langsung pindah saldo yang ada di ponsel ini, ini juga salah satu transaksi elektronik yang akan kita hadapi di depan.

Ini barangkali contoh-contoh yang kami angkat, dan mudah-mudahan nanti ini bisa tercakup dalam RUU ITE yang disiapkan oleh DPR dan bersama dengan pemerintah.

Adapun kami sempat membaca RUU ITE yang ada di publik pa ya, kami juga coba membaca pasal-perpasal namun hanya keterbatasan waktu praktis hanya 1 minggu terakhir rekan-rekan sempat membaca itu dan mencoba memberikan tanggapan komentar kemudian usulan, itu juga kami sertakan paper kami mungkin hanya ada beberapa sekitar 5 - 7 halaman terakhir yang kami sampaikan, kembali ini karena keterbatasan waktu. Jadi kami hanya bisa memberikan sementara hal ini, apabila nanti kami rasakan ada masukan lagi kami juga akan sampaikan kepada pansus.

Sebagai pembuka barangkali demikian mudah-mudahan dapat memberikan gambaran ataupun magnitude dari situasi atau permasalahan yang kita akan address ini pak. Nanti apabila ada pertanyaan akan kami coba jawab akan dibantu oleh rekan kami. Demikianlah wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Saya persilahkan dari PT. Indosat.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 6: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

6

PT. INDOSAT (AULINA) : Terima kasih pak, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Yang terhormat Pimpinan dan anggota Pansus RUU ITE, perkenankanlah nama saya

Auliana, Coorpo Secretary IM3 PT. Indosat. Dan pada kesempatan ini undangan disampaikan kepada direksi kami akan diwakili, oleh karena itu tim kami oleh beberapa wakil kami dari anak perusahaan dan dari PT. Indosat sendiri. Yang pertama kali akan saya perkenalkan Pak Indar Atmanto adalah Direktur utama PT. IM2 yang saat ini merupakan anak perusahaan 100% punya Indosat yang bergerak dalam bidang internet, internet ada di sisi pak Indra. Kemudian di sisi kanan kami adalah Ibu Erliati, Direktur PT. Lintas Artha juga anak perusahaan kami 69% dan sisanya dimiliki oleh bank, dan Ibu Early Lintas Artha saat ini bergerak dalam penyediaan sirkuit sewa domestik dan juga ATM bersama ikut mengelola ATM bersama. Di sisi kanan kami juga ada Ibu Dairy dari FTV Regulatory PT. Indosat, dan juga akan kami perkenalkan Pak Amin adalah Direktur IM2 kemudian juga Pak Riswanto dari PT. Indosat. Kami bersama-sama mengupayakan untuk dapat menjawab kira-kira konsen bapak dalam kaitan dengan RUU ITE ini. Untuk lebih jelasnya pak, kami akan mempersilahkan rekan kami untuk memberi sedikit pemahaman awal tentang transaksi elektronik yaitu Saudara Zul, sebagai pembuka dari presentasi kami untuk selanjutnya, tentu kami siap tanya jawab setelah itu Pak.

PT. INDOSAT : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua. Pada kesempatan ini, pada Bapak dan Ibu Anggota Dewan yang terhormat, kami ingin

menyampaikan mengenai gambaran mengenai bagaimana transaksi elektronik itu yang sudah berjalan saat ini dan beberapa gambaran poin-poin yang perlu tentunya kita cermati dalam permasalahan informasi dan transaksi elektronis ini. Baik mungkin bisa saya mulai.

Jadi kalau saya menggunakan pengertian dari yang kita terjemahkan sendiri, bahwa transaksi elektronis adalah suatu transaksi antara dua pihak atau lebih yang dilakukan dengan menggunakan perangkat yang dapat membentuk atau menerima perintah, susunan data dan informasi dalam bentuk elektronis atau digital. Mungkin ini pengertian yang nantinya akan melekat ke semua penyelesaian kedepan dimana nanti ada interaksi antara dua belah pihak, dua, atau lebih pihak. Adapun dalam transaksi elektronik kita melihat bahwa pihak-pihak yang terkait yang utama adalah 3 hal ini, yaitu pengirim atau sender di tengahnya ada pengolah atau processor kemudian yang terakhir adalah penerima atau reciptient. Sementara jika dilihat dari elemen-elemen yang terkaitnya itu ada terkait ke masalah perangkat atau devicenya kemudian ada terkait ke masalah aplikasinya kemudian juga yang ketiga adalah masalah media penyalur atau data link. Dimana mungkin yang paling atas yang perangkat device ini termasuk juga perangkat yang terkait ke permasalahan aplikasi security nantinya. Secara garis besar layer yang kita lihat dalam suatu aplikasi elektronik, kami coba menggambarkan sebagai berikut, dimana kalau di tengah ini kita bisa lihat bahwa, kalau kita mulai dari tengah, bentuk layanan yang dimungkinkan dalam suatu transaksi elektronik itu bisa berupa cash, seperti kita mengambil uang di ATM kemudian juga transfer yaitu pemindahan dana dari satu rekening ke rekening lain, baik dalam satu bank maupun dalam perbedaan bank, secara elektronis.

Kemudian kita juga bisa melakukan payment, pembayaran, pembayaran bermacam-macam apa yang kita punya tagihan, kemudian pembelian, purchase atau juga pemberian informasi. Mungkin apa yang kami sebut ini banyak yang sudah terimplementasi sekarang, artinya bahwa ini bukan sekedar konsep bahwa ada beberapa hal seperti misalnya dalam payment ini dalam group Indosat ini juga sudah terimplementasi pembayaran-pembayaran untuk public utilitys pembayaran GSM, CDMA, termasuk juga pembelian pulsa melalui sarana-sarana elektronis ya termasuk PLN dan kemudian dalam waktu dekat nanti kita termasuk asuransi atau jasa-jasa pendidikan, seperti pembayaran SPP universitas dan lain-lain. Nah di layer di atasnya itu, ini harus didukung dengan masalah aplikasi, kemudian juga dimungkinkan adanya dukungan database service kemudian juga ada konsultasi, nantinya terkait ke elektronik transaksi itu yang paling pegang peranan penting adalah masalah delivered channel juga. Dimana kalau disini kami

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 7: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

7

gambarkan delivered channel itu ada macam-macam yaitu misalnya teller bank itu juga termasuk transaksi elektronik, ATM kemudian POS. Itu seperti kalau kita belanja di toko kemudian menggunakan kartu kredit atau kartu debit, kemudian internet termasuk juga elektronik transaktion kemudian mobile ini juga bagaimana kita bertransaksi dengan menggunakan handphone kita, kemudian juga IVR interaktive voice respon jadi kita melakukan transaksi pembayaran atau pembelian melalui telephone seperti biasa. Nah ini bisa menyangkut baik perorangan costumer, costumer to costumer maupun menyangkut juga bisnis. Jadi bisa dikategorikan C to C atau costumer to costumer atau B to B bisnis to bisnis atau juga kombinasi dari itu, bisnis to costumer atau costumer to bisnis.

Yang mendasari itu semua nantinya itu akan didukung dengan cleaning dan seatlement karena semua yang namanya transaksi elektronis tentunya akan mengkaitkan dengan masalah pembayaran atau imbal gantinya, sehingga diperlukan landasan yaitu cleaning dan seatlement dimana nantinya pihak-pihak yang terkait dengan cleaning dan seatlement itu nantinya bisa adalah pengguna-pengguna dari layanan elektronik transaksi itu adalah bank, billing provider, kemudian merchant, toko-toko, pemerintah maupun hal-hal yang lainnya.

Kemudian kalau sekedar gambaran mengenai bagaimana satu proses, suatu transaksi elektronis dilakukan, pertama-tama dilakukan pembentukan data, itu bisa, sengaja saya gambarkan inputnya bermacam-macam karena yang namanya transaksi elektronis itu bisa dilakukan dengan berbagai media. Gambaran umum pembentukan data bisa digambarkan melalui computer, diinput melalui computer, kemudian atau dilakukan melalui handphone atau juga melalui perangkat-perangkat yang tersebar di tempat umum seperti ATM itu untuk pembentukan data. Alat-alat tersebut akan membentuk data kemudian data itu akan dikirimkan melalui satu jaringan komunikasi data, setelah dikirimkan, data itu tentunya akan dilakukan pengolahan, jadi ada satu institusi atau satu entity yang akan melakukan pengolahan data, kemudian dari hasil pengolahan data itu, hasilnya akan disampaikan kepada bisa kepada pihak ketiga atau ke peminta data itu sendiri.

Mengenai mekanisme dari transaksi elektronis, kami coba menggambarkan dalam satu transaksi itu ada 2 pemain utama yaitu buyer dan seller, buyer dan seller ini jika ingin melakukan transaksi, maka akan melakukan pertukaran data, antara buyer menuju seller dimana nanti seller ini bisa dilakukan secara langsung atau juga bisa dilakukan melalui pihak ketiga, yaitu elektronik transaction operator, itu sebagai alternative. Dari pertukaran data itu akan dilakukan verifikasi atau langsung pengurangan rekening terhadap suatu institusi, bisa berbentuk bank atau credit card, bank langsung mendebet rekening tabungan yang ada, atau dengan kredit apabila dia menggunakan kartu kredit atau juga itu virtual account provider, jadi dimungkinkan juga nantinya transaksi menggunakan virtual yang disebutkan Pak Rudi dengan pulsa tadi atau dapat melakukan pembayaran dengan pulsa. Setelah dilakukan cecking di institusi tersebut akan dilakukan konfirmasi sehingga seller mendapat kepastian bahwa datanya benar, kemudian terjadilah transaksi pembelian produk atau jasa kepada buyer. Setelah itu dilakukan, pemindahan datanya akan dilakukan kemudian melalui bank yang telah ditunjuk, nantinya dalam transaksi elektronis tentunya ada satu hal yang sampai sekarang memang belum tercakup di Indonesia, yaitu adanya suatu badan yang umumnya disebut sebagai sertificate utility, tapi mungkin bisa lebih global kita bilang bahwa ini adalah trusted party, dimana ada satu party yang dipercaya pihak buyer atau pihak saller sebagai Pengferivikasi. Kemudian kalau kita melihat satu trend, bahwa trend sekarang itu masih banyak transaksi dilakukan di publik spot jadi seperti di ATM yang ada di mall, kemudian di CBC dan lain-lain dan kedepan itu lebih ke banyak dilakukan melalui personal device, jadi seperti handphone terutama seperti kita ketahui kemampuan handphone makin lama makin canggih.

Pemanfaatannya dari transaksi elektronis ini bisa bermacam-macam mungkin ini kami sampaikan, bahwa pemanfaatan yang memang sudah ada sekarang ini, di group Indosat ini sudah dilakukan dan sudah berjalan cukup lama. Jadi misalnya pengambilan uang melalui ATM, jadi seperti yang telah banyak diketahui, kemudian juga transfer dana, transfer dana ini di sebelah kiri kami gambarkan design melalui delivery channel yang bermacam-macam bisa melalui komputer biasa atau juga bahkan melalui handphone. Itu bisa dilakukan dari bank dia, si pemilik rekening ditujukan ke bank lain untuk pemilik nasabah yang lain. Pemanfaatan lainnya yaitu adalah

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 8: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

8

pembayaran, yaitu juga bisa dilakukan dengan berbagai macam delivery channel yang ditujukan ke bank yang untuk nantinya bisa melakukan pembayaran ke macam-macam tagihan seperti GSM, CDMA, listrik, air, asuransi, kredit, dan lain-lain. Kemudian yang juga sudah diterapkan adalah implementasinya adalah masalah pembelian, termasuk pembelian pulsa dan pembelian barang melalui transaksi.

…………………….. Saudara Ketua intrupsi sebentar, kalau memungkinkan implikasi dari UU ini terhadap apa

yang dilakukan oleh, baik Indosat dan lain-lain, kalau teknis ini seperti inikan kemarin kita sudah dapat waktu dulu kita rapat di BI, waktu di BI, kini cuma yang bahas kalau bisa implikasinya, sehingga demikian kita bisa merumuskan berbagai alternatif nanti di Daftar Inventarisasi Masalah tentang undang-undang ini, baik kepada masyarakat maupun kepada pelaku bisnis telekomunikasi, terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya saya kira memang sepintas perlu itu, tetapi sepintas saja tidak perlu detail tentang

prosesnya, jadi apa yang disampaikan oleh saya kira bisa lebih di dalami hal-hal yang berkaitan dengan akibat implikasi hukum terhadap proses transaksi itu.

PT. INDOSAT : Kami percepat saja mungkin, mungkin tinggal beberapa slide lagi, mungkin nantinya ini

penekanan selanjutnya, yaitu penekanannya pada keamanan. Jadi kita menekankan harus adanya satu transaksi elektronis harus didukung dengan transaksi yang secure yaitu transaksi yang aman, data tidak dapat dilihat atau dibaca, salah satunya caranya dengan menggunakan enkripsi, kemudian harus memenuhi syarat non repudiation yaitu mekanisme untuk memastikan bahwa pengirim atau penerima itu tidak bisa menyangkal bahwa dia sudah menerima atau dia tidak menerima atau tidak mengirim. Salah satunya adalah dengan cara menggunakan digital signature, kemudian tentang konsistensi. Ini adalah mekanisme untuk memastikan bahwa data pada saat diterima itu harus sama dengan pada saat data itu dikirim. Kemudian security juga harus meliputi masalah keamanan, masalah lokasi, masalah perangkat, masalah aplikasi dan masalah komunikasi atau link jaringan. Jenis pengamanan datanya bisa bermacam-macam, mungkin kita skip saja. Dan ini adalah manfaat, mungkin itu bisa kita skip juga, baik terima kasih itu yang kami sampaikan.

Demikian Pak, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT : Tidak ada yang perlu disampaikan lagi, cukup. Terima kasih Bapak/Ibu sekalian tadi kita telah mendengarkan paparan dari Saudara-

saudara dari Indosat dan XL, saya kira tadi memang ada beberapa hal yang kayaknya masih perlu pendalaman terhadap khususnya akibat-akibat, konsekuensi-konsekuensi dari proses terjadinya transaksi. Untuk itu saya beri kesempatan kepada rekan-rekan, sebelah kanan dulu dari saya, Pak Ganjar silahkan.

FRAKSI PDI-P (GANJAR PRANOWO) : Terima kasih Pimpinan. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, yang saya hormati teman-teman di Pansus ITE dan

teman-teman tamu kita dari XL dan Indosat, saya kira satu rombongan ini. Dan tentu pertanyaan saya simpel, kita sudah beberapa kali sebenarnya mendengarkan dari sisi cyber lawnya cyber crimenya kemarin, terus kemudian dari paparan Pak Menteri sendiri dengan segala keinginan atau idealnya dia mencoba mengawinkan antara informasi dan transaksi elektronik, yang ini kemudian setelah kita coba exercises dengan sesama teman-teman praktisi memang tidak sesimple apa yang dipaparkan Pak Menteri. Tentu kita ingin mendengarkan pendapat dari Bapak Ibu sekalian yang sangat saya hormati untuk memberikan masukan, jadi benar diantara teman-teman ketika

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 9: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

9

kita ditampilkan flow-flow atau paparan ini agak menarik kebetulan saya diikutkan juga dalam panja tentang mata uang, ini akan menjadi pertanyaan saya yang sangat krusial nantinya. Kita akan coba adalah kita harus apa dulu, itu akan menjadi pondasi pertama ketika kita bisa melakukan sebuah regulasi atau perlindungan dari yang ada itu. Saya yakin dan pasti ini tidak sempurna, dua kawan kita yang hadir hari ini dari XL dan Indosat ini saya istilahkan sebagai pak polisinya sebenarnya, yang bertransaksi, teman-teman ini bagian dari yang menyediakan fasilitas ini. Jadi yang tahu persis kira-kira flouw-nya yang digambarkan oleh teman-teman Indosat dengan sangat baik sekali untuk kita coba memahami sudah ada hal yang menjadi catatan saya dari apa yang dipaparkan teman-teman dari Indosat. Tentu dari pertama kali kita membahas ada pihak yang melindungi berarti ada pengirim dan ada penerima yang akan kita lindungi ditengahnya tadi disampaikan ada pengolahnya kira-kira begitu. Pengolah lainnya adalah teknologi, yang menjadi pertanyaan saya, apakah bisa dalam konteks seperti itu dilakukan sebuah standarisasi. Waktu kita di BI Palembang saya tanya ada gak bank yang punya ATM kita bisa menyimpan duit dari situ ternyata yang punya baru BCA, dan hari ini teknologi masih netral, artinya siapa yang punya boleh menggunakan, engga ada yang ngatur. Tapi saya tanya, kalau yang memasukkan duitnya palsu gimana, bank mau tanggung jawab tidak, gak ada yang tanggung jawab. Saya akan bertanya kepada Bapak Ibu sekalian dalam konteks ini, yang pertama dari XL dulu, yang menyampaikan pak pertanyaan saya bapak paham betul tadi waktu saya dengarkan baik-baik, saya coret-coret, waktu di Panja Keuangan kita seminar, pada yang terakhir untuk kita libatkan para stakeholder yang ngurusin duit, muncul istilah digital money, yang bapak katakana. Ketika kemudian kita punya handphone, saya beli pulsa dari XL kemudian ini seolah-olah bisa menjadi duit, yang bisa tukarkan kepada siapa pun yang kita setuju ngak ada. Ada pertukaran ini yang mereka sebut sebagai digital money, pertanyaan saya pada sisi itu yang harus diatur sebelah mana, kalau bapak sudah membaca barangkali baru sempat satu minggu membaca, musti kita cantolkan dalam pasal, ketentuan yang mana sih dari pihak-pihak ketika diatur atau barangkali, sudahlah Pak Ganjar lupakannya saja, itu ndak apa-apa itu, yang biasa saja, karena itu bagian dari transaksi yang memang memungkinkan ketika tadi dikatakan paketnya keluarga, kalau dengan temankan bisa, atau mungkin dari bapak dapat discount pak, bisa terjadi jual beli, mana yang harus dilindungi dari para pihak yang terlibat disitu. Ini berkaitan dengan yang Bapak katakan dan saya terjemahkan sebagai digital money yang itu menjadi micro payment menurut bapak tadi. Terus yang kedua teman-teman Indosat yang punya pengalaman banyak sekali berkaitan dengan hal itu standarisasi teknologi menjadi penting enggak sih, iya kan, dengan flow yang ada, tadi layer yang dipaparkan tadi dari user sampai ke client itu ada, 1, 2, 3, 4, 5, 6 layer yang harus ada, sebenarnya yang krusial yang mana sih, karena ada model-model perdagangan yang tadi disampaikan juga bahwa dalam ketentuan umumnya ini akan mengikat semua pihak yang bertransaksi, termasuk international sekalipun, tapi yang berhubungan dengan nasional, tapi ketika kita menyeberang ke negara lain kan bukan hukum undang-undang ini yang berlaku kan, pasti kita mengikuti konvensi-konvensi, ada uncitral juga mengatur perdagangan itu. Nah dalam konteks seperti ini menurut pengalaman Bapak/Ibu sekalian sejauhmana perlindungan itu bisa kita jangkau, ketika kemudian mungkin Bapak/Ibu juga punya pengalaman dari paparan tadi digital signature mungkin atau elektronik signature iya kan, yang itu minta disahkan saja. Sampai hubungannya ketika pengalaman itu keluar, kita sudah melewati border dari Republik Indonesia ini dari pengalamannya kira-kira seperti apa. Apakah kemudian mesti nginduk saja pada uncitral, pada lembaga PBB dalam transaksi internasional ini, atau sebenarnya cukup kita bisa atur di kita saja atau perlu tidak ketika multilateral tak mungkin, pak kita mulai saja satu persatu, bilateral kita berdagang dengan Singapura, dengan Malaysia, kita buat satu, untuk mengamankan para pihak dalam konteks ini. Ini dua pertanyaan saja yang saya sampaikan kepada teman-teman, kami mohon masukan dari Xlcomindo dan Indosat tadi, sekali lagi pak saya ingin tegaskan dengan apa yang ada tadi mulai dari proses transfer dana, dari pihak terkait kemudian dari elemen yang terkait kemudian pada tingkat layer itu, sebenarnya pihak-pihak yang mana yang harus dilindungi, dan perhitungannya dalam bantuk apa menurut pengalaman Indosat.

Saya kira itu saja pimpinan, wabillahi taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 10: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

10

KETUA RAPAT : Terima kasih pak Ganjar, sebelah sini belum, kiyai muda, silahkan ! F-PKB (ABDULLAH AZWAR ANAS): Ya terima kasih, Bapak-bapak sekalian yang kami hormati, terutama dari Indosat dan

Xlcom. Saya kira XL dan Indosat ini hampir menguasai pasar yang cukup besar dalam proses kegiatan elektronik, sehingga dua institusi ini tidak bisa dipisahkan dalam proses-proses transaksi baik itu yang lewat sms banking dan lain sebagainya. Pertanyaan saya adalah UU ini kira-kira, saya tadi belum mendapatkan presentasi yang signifikan terkait dengan manfaat, terkait dengan adanya regulasi, nah oleh karena itu sesunguhnya ada kritisasi terhadap beberapa pasal yang terkait dengan UU ini, soal-soal teknis tadi juga penting bagi kita sebagai background anggota DPR untuk melakukan pemahaman terkait dengan soal-soal transaksi elektronik secara teknis, tetapi yang kami harapkan adalah respon-respon terkait dengan beberapa pasal yang perlu menurut XL dan Indosat, terutama terkait kedepan ini saya kira, memang tidak bisa pisahkan dengan berbagai hal transaksi misalnya menurut BI itu ada sekitar 103 triliun perhari yang dilakukan transaksi lewat transaksi elektronik.

Yang kedua soal pembiayaan, saya kira tidak ada yang tidak terlepas dari pembiayaan, nah perlu tidak dalam kontek transaksi, dalam kontek pembiayaan, apakah konsepnya seperti apa dari XL dan Indosat itu. Karena saya kira setiap durasi atau setiap penggunaan alat-alat teknologi membutuhkan biaya, perlu tidak itu diatur, meskipun itu nantinya domainnya domain operator, ia domain operator yang akan menggunakan jasa-jasa, termasuk masyarakat yang akan menggunankan jasa-jasa transaksi elektronik ini.

Yang terakhir saya kira seperti juga pihak-pihak lain yang diundang di komisi ini, contoh-contoh beberapa negara yang kompatible untuk dijadikan contoh terkait dengan UU transaksi elektronik ini, sehingga ini menjadi hidup bagi kita yang penting menurut versi Indosat dan XL. Terima kasih Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Abdullah, silahkan Dedi Jamaludin, silahkan. F-PAN (DRS. DEDY DJAMALUDDIN MALIK, M.SI) : Terima kasih, saya terganggu dengan istilah netral dan di dalam Rancangan Undang-

undang itu ada prinsip yang dianut oleh RUU ini, yaitu netralitas teknologi, kalau merujuk pada wacana tentang cara memandang teknologi itu banyak sekali mazhab, ada yang pesimis ada yang optimis ya ada yang netral, terutama biasanya kaum netralis ini dianut oleh kaum profesional. Biasanya kalau kita mau membuat UU, rasanya naif kalau kita harus netral terhadap teknologi, yang kita pikirkan adalah bagaimana teknologi itu memiliki manfaat yang sebesar-besarnya bagi publik, saya kira ke arah sana RUU ini harus dibuat, karena kalau anutan terhadap netralitas itu hanya mengakomodasi kaum profesional saja, inikan teknologi menyangkut medianya dan mekanismenya prosedurnya, nah bagaimana media dan prosedurnya itu mekanismenya itu bisa dilakukan seefisien mungkin dan semudah mungkin. Sekarang faktanya banyak orang menggunakan teknologi telekomunikasi yang mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat. Kasus misalnya fixedline yang harusnya dikembangkan sekarang stagmature padahal itu dibutuhkan oleh rakyat, kira-kira begitu ilustrasinya. Kalau cellular itu yang terus dikembangkan kapan Ambalat, Papua itu dapat akses, padahal UU mengatakan bahwa hak rakyat untuk mendapatkan akses. Saya ingin membawa ilustrasi ke sana padahal tadi ya dia juga framenya sama semuanya kita ingin membuat UU itu ialah kemudahan masyarakat untuk akses dan efisiensi. Jadi ya saya mohon komentar ini supaya arah dari UU ini jelas, dan jangan salah bahwa UU ini politis, kalau kita bicara pemanfaatan sebesar-besarnya bagi publik, ya itu sikap politik kita membela rakyat kebanyakan. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih untuk Pak Dedi Jamaluddin dari Fraksi PAN, mungkin dari sebelah kiri saya

Pak Ade Nasution, silahkan pak Ade.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 11: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

11

F-PBD (H. ADE DAUD ISWANDI NASUTION) : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat siang terima kasih pimpinan, kawan-kawan Pansus Elektronik, dan tamu kita dari

Indosat dan Xlcomindo. Ini saya mohon khusus masalah yang tadi mas katakan mengenai pengambilan uang melalui ATM, saya pikir itu yang paling penting, saya mau nanya sarannya bagaimana pengamanannya. Karena begini, saya tahu Bank Permata sekarang sudah mulai dengan push button tidak pakai kartu lagi. Sebab kalau orang sudah pakai tekan push botton pak transfer atau ngambil duit, misalnya dia lagi ngambil saya kan bisa ngintip dari luar, dia tekan cek cek cek, terus saya masuk saya tekan lagi cek cek cek cek, saya fikir bagaimana pengamanannya itu, sarannya. Sebab teknologi kita boleh teknologi tapi pengamanan pada konsumen itu bagaimana, sebab saya pikir orang kita ini akalnya seribu, apalagi yang susah-susah macam-macam akalnya, kreatif memang, kreatif dan inovatif juga. Jadi dalam hal ini bagaimana saran dari Bapak-bapak dan Ibu ini buat pengamanannya, apakah yang namanya teknologi itu saya pikir cukup sampai sekian untuk income perkapita di bawah 1000 dolar, sebab kalau kita terlalu maju misalnya e-tiket, atau segala macam, commerce , saya pikir nanti takutnya suatu saat akhirnya konsumen itu jadi korban. Saya selalu mengatakan UU ini apapun nanti kalau terjadi ada isu credit card apapun namanya, sebab bagaimanakan Indosat juga yang kerja, yang dapat bisnisnya. Semua itu kalau bisa harus ada pengamanan yaitu asuransi, kalau tidak ada asuransinya nanti akhirnya yang namanya lembaga konsumen itu hari-hari diaduin, dan bisa ribuan debtcolector hari-hari nagih orang yang udah ngak punya itu. Sebab begini contohnya saja kalau ibu atau bapak-bapak pergi ke Roxy Mas sekarang itu orang ditawarin credit card kaya orang nawarin kue ada KTP kasih credit card, ada KTP kasih credit card, seperti hal-hal begitu kita ngak mau nanti kira-kira kalau UU ini jadi kenyataan bahwa rakyat itu tidak terlindungi. Itu saja terima kasih. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Ade Nasution.

F-PDIP (DRS. CYPRIANUS AOER) : Terima kasih Pak, Ya saya hanya bertanya ke XL dan Indosat, itu soal sanksi pidana tadi kita bicara tentang

perlindungan konsumen juga kepada pengguna dan operator misalnya, tapi ini kan juga bisa kejahatan dilakukan oleh orang perorang, baik sengaja maupun tidak, juga oleh perusahan baik oleh Indosat maupun oleh XL, itu bagaimana tanggapan bapak untuk memberi sanksinya cukup besar kepada mereka pada kesalahannya atau tindakan yang dilakukan oleh konsumen kepada mereka, ini yang harus diberi sanksi yang jauh lebih besar, dan di dalam ayat-ayat tentang ketentuan agak kurang mantap di sana, mungkin ada usul dari XL atau Indosat tentang sanksi kepada mereka yang melakukan, baik sengaja maupun tidak, terkait pelanggaran hukum. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih pak Ciprianus Aoer, yang lain masih ada, silahkan. F-KB (H. ALI MUBARAK, AMD, PAR) : Terima kasih pimpinan, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saya melihat disini tadi dari pemaparan tadi, disitu ada yang disebut dengan teknologi

netral ya pak ya, saya melihat dari teknologi netral, teknologi netral ini di sini menganut teknologi netral guna mengantisipasi dan memperhatikan praktek serta perkembangan teknologi tekomunikasi, khususnya teknologi cellular. Yang disebut teknologi netral ini sebetulnya bagaimana maksudnya, apakah teknologinya netral ini saya belum begitu mengerti, karena untuk penerapan pada penyusunan undang-undang selanjutnya. Terus saya melihat di sini kepada Indosat, saya mohon maaf ini, saya baca di Koran Bisnis Indonesia, ini termasuk 47

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 12: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

12

penyelenggara multimedia yang belum sesuaikan lesensinya, disebut lesensi modern, termasuk disini ada nama Indosat.

Pertanyaan yang lain, saya mau tanya mengenai masalah perlindungan terhadap penggunaan dari apa yang disebut keamanan kita menggunakan seperti kita punya telepon cellular dimana-mana sekarang kan sudah ada kewajiban harus mendaftar, kalau tidak salah atas anjuran dari Pemerintah untuk mendaftar. Tapi yang jadi satu aneh di negeri kita itu dari pada simcard-simcard dijual dimana-mana di toko, itu tanpa diadakan pendaftaran lebih dulu, baru diadakan chekhing setelah mereka digunakan, nah ini sejauhmana security keamanannya bisa dikembalikan. Saya juga tidak mengerti pemerintah mengeluarkan peraturan sedemikian rupa, tetapi di sisi lain mereka menjual hal-hal tersebut dengan bebas kalau tidak nanti dari pihak penyelenggara seperti anda-anda kena sanksi dan sebagainya dan sebagainya. Padahal di dalam hal ini mestinya pemerintah yang menentukan, boleh dijual kalau mereka sudah. Biasanya di negeri lain selalu ditulis dulu kalau mau membeli simcard Pak, dicatat nomor pasportnya ataupun nomor lainnya, kalau mereka tidak mempunyai KTP setempat. Tapi kita disini dijual dengan bebas, hal ini, hal-hal perlindungan terhadap masalah keamanan, security, dan penggunaan sangat diperlukan, juga mengenai masalah tadi seperti yang dibicarakan oleh keamanan terhadap kita mengambil uang-uang cash, dan sebagainya ataupun kita menyetor uang cash, seperti yang dibicarakan oleh-oleh pembicara terdahulu. Ini disini ada hal-hal yang sering kadang-kadang menjadi dilema, satu kalau kita mengambil uang cash kadang uangnya tidak benar uang palsu, karena sekarang kan banyak, tempo hari banyak rumor banyak uang-uang ratusan ribu yang katanya asli tetapi aspal istilahnya. Bagaimana kalau mereka kerjasama dengan ATM-ATM termasuk didalam masalah penyetoran, saya mohon maaf karena terbatas bukan tidak apa-apa.Tetapi yang saya tanya disini didalam penerapan UU nantinya bagaimana supaya security ini bisa lebih terjamin, karena bagaimanapun juga kita menyusun UU ini adalah untuk kemasyalatan dan perlindungan antara konsumen maupun dari produsen. Disini perlu, bagaimana caranya gitu, juga diantaranya mengenai pengawasan didalam transaksi mengenai pengirim dengan menggunakan internet ini tadi, dengan menggunakan elektronik ini, mengenai pengamanan terhadap transaksi yang dilakukan. Satu contoh kita sekarang mengambil cek pak, mengambil cek diatas satu juta kena materai Rp. 6.000,- tetapi kita transaksi dengan memakai elektronik berjalan dengan miliaran, tidak ada tax sama sekali. Ini peraturan ini di negeri lain apakah bisa diterapkan free tax, atau ada teks. Ini saya belum tahu disini pak, kalau memang dinegeri lain ada teks, kenapa di kita ini tidak dikenakan tax, padahal itu income untuk pembangunan kita. Perolehan pajak akan lebih meningkat, kalau ini tax bisa dikenakan, transaksi miliaran melalui elektronik tidak pernah ada pajak, kita mengambil jutaan menggunakan cek mesti pernah kena Rp. 6.000,- nah ini disini perlindungan-perlindungan dan perolehan untuk Negara, juga keamanan untuk pengguna dari pada telekomunikasi ini, supaya terlindung, maupun konsumen maupun dari produsen.

Saya kira begitu, sekian terima kasih, Assalamu’alaikum Wr. Wb. KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Ali Mubarak, yang lain masih ada, silahkan F-PAN (SUDJUD SIRADJUDDIN, SH, MH) : Terima kasih, Pimpinan dan anggota Pansus, tamu kita yang terhormat, yang pertama, ini walaupun

sudah berkali-kali kita angkat tadi, ini karena tamu juga baru kita ingin pengin Tanya. Menurut Bapak-bapak ini apakah UU ini perlu kita satukan, perlu kita satukan UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau ini kita pisah.

Yang kedua, sekarang ini kan ada, termasuk kita juga ketakutan, ada informasi kalau kita mau transaksi pakai ATM, sebaiknya jangan pada masa-masa jam kerja karena sering terjadi pada saat-saat masa jam kerja pada saat transaksi itu ada terjadi pelarian-pelarian dana kita dan segala macam, sehingga dianjurkan kalau boleh setelah jam kerja. Ini kan satu kondisi yang menurut kita itu kurang aman kalau kita melakukan transaksi, nah kita juga kadang-kadang umpama uang kita kurang itu sangat merugikan konsumen, artinya tidak ada perlindungan di situ. Kira-kira dalam posisi seperti ini, tadi sempat dikatakan juga kita insert di dalam UU ini bagaimana pengaturannya.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 13: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

13

Yang ketiga menurut ini dari Indosat dan XL, apakah tidak perlu UU ini melindungi Bapak-bapak, Ibu-ibu, ataupun perlu kita mencantumkan UU yang melindungi usaha Bapak-bapak/Ibu-ibu, karena kalau kita lihat, ini lebih penekanan kepada masalah perlindungan terhadap konsumen, padahal kita juga tahu bahwa perusahan-perusahaan besar seperti Indosat, segala macam inikan sulit dikontrol oleh masyarakat, karena disamping birokrasi dan teknologi yang dipakai sedemikian tinggi, sehingga orang juga sulit mengontrol, katakanlah dia melakukan praktek-praktek yang tidak wajar dari perusahaan itu, itu sulit juga untuk mengontrol. Menurut Bapak-bapak/Ibu makanya kita dapat komentar dari Indosat sama XLcom terima kasih, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Sujud, Bapak-bapak ibu anggota yang terhormat, dan ibu dari

Xlcomindo dan Indosat, tadi ada beberapa orang, ada 7 orang anggota Pansus yang melakukan pendalaman dan mungkin meminta penjelasan tambahan dari bapak dan ibu sekalian, yaitu Bapak Ganjar Pranowo, Pak Abdulah Azwar Anas, Pak Dedi Jamaluddin, Pak Ade Nasution, Pak Cyprianus Aoer, Pak Ali Mubarak serta Pak Sujud Sirajuddin. Untuk itu kepada Bapak/Ibu dari Indosat dan Xlcomindo, waktu dan tempat saya persilahkan untuk bisa merespon apa-apa yang disampaikan oleh anggota pansus.

PT. INDOSAT : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pimpinan rapat juga anggota pansus yang kami hormati, beberapa hal barangkali yang

kami sekaligus barangkali mencakup beberapa penekanan pertanyaan yang kami coba untuk bisa menjelaskannya barangkali. Ada beberapa hal yang kami lihat di sini berkaitan dengan standarisasi. Ini barangkali ada satu inisiatif yang saat ini sedang digagas oleh kalangan perbankan di Indonesia yang berkaitan dengan ATPI istilahnya jadi Arsitektur Teknologi Perbankan Indonesia, hal ini digagas untuk memberikan satu manfaat yaitu efisiensi secara nasional di kalangan ataupun dilingkungan perbankan. Jadi lebih banyak satu inisiatif untuk menciptakan standarisasi dari sisi infrastrukturnya pak. Di sini terlihat bahwa cost atapun cost transaksi yang nanti terjadi itu diharapkan akan semakin rendah lagi, itu dari sisi infrastruktur. Dari sisi standarisasi infrastruktur, dari sisi standarisasi komponen lain seperti yang paling kecil adalah yang berkaitan dengan standarisasi pertukaran data, standarisasi pertukaran data pada umumnya mengacu pada standarisasi internasional. Jadi berapa digit yang harus dipertukarkan atau digunakan itu mengacu pada standarisasi internasional seperti penggunaan kartu visa, master card dan lain-lain. Itu mengacu pada standarisasi internasional sehingga transaksi di dalam negeri ataupun di luar negeri itu terjadi dengan lancar.

Kemudian juga pada titik pengamanan barangkali ini juga mencakup satu konsen yang kami catat di sini adalah yang paling sering ataupun yang paling perlu perhatian atau dilindungi adalah pada level kalau merefer pada presentasi tadi adalah pada level delivery channelnya sendiri. Jadi tadi seperti ATM, kemudian seperti mobile kemudian seperti internet itu adalah delivery channelnya, pengamanan khusus adalah pengamanan perlu dilakukan di sana. Kemudian juga di sisi aplikasi pemroses sendiri ini lebih berada pada lembaga ataupun perusahaan ataupun penyedia-penyedianya sendiri. Jadi di sana itu perlu dilakukan standarisasi yang berkaitan dengan pencatatan, look istilah teknisnya itu look pak. Jadi setiap transaksi itu ada pencatatannya pak, sangat rinci itu bisa di trace begitu. Dan juga di level user ini lebih pada proteksi sebagai konsumen, barangkali sinkronisasi dengan UU yang lain barangkali diperlukan juga untuk perlindungan konsumen ini. Ada hal yang paling, yang selalu dijadikan pegangan oleh kalangan praktisi pak, dalam isu ataupun berkaitan dengan transaksi apapun sifatnya itu adalah keamanan, keamanan itu adalah sebenarnya 20% dari sisi keamanan itu dikontribusikan oleh faktor-faktor yang kita sebut sebagai faktor software pak begitu, software, hardware, sistem lebih pada sistem, kemudian 80% sebenarnya faktor keamanan itu banyak sekali dikontribusikan oleh faktor people, manusianya. Jadi kalau kita perhatikan di sini perangkat di situ memperhatikan 2 hal ini dalam melaksanakan atau mendesign suatu keamanan dari sisi suatu sistem begitu, jadi 20% adalah karena sistem dalam konteks hardware software 80% adalah manusianya, jadi manusianya ini

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 14: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

14

adalah people yang menyelenggarakannya, jadi dari dalam sendiri, dari dalam suatu katakanlah suatu provider atau penyedia atau lembaga itu 80% orangnya justru yang harus betul-betul handal, sehingga sistem ini yang sudah dibuat itu tetap terjamin. Karena pada prinsipnya keamanan itu meninggikan barrier orang ataupun orang yang berniat tidak baik itu ditinggikan barriernya sehingga tidak mudah dilompati.

Jadi kalau analoginya barangkali kalau kita di rumah pak, kalau kita ingin aman sama sekali itu artinya kita ngak boleh punya pintu ngak boleh punya jendela (rumah), tapi kan ngak mungkin pak, berarti ada satu titik dimana paling tidak orang-orang ataupun pihak-pihak yang punya niat tidak baik itu susah, seperti membuat pagar yang lebih tinggi barangkali, kalau biasanya setengah meter menjadi satu meter. Kalau pintunya mungkin katakanlah biasanya masuk dari 3 pintu barangkali cukup dengan 2 pintu saja, itu barangkali yang penting kita perhatikan dalam menyusun ataupun melihat dari sisi keamanan.

Yang ketiga barangkali hal-hal yang berkaitan dengan sifat ATM pak, pengamanan ATM barangkali ini pandangan saja pak. Sebenarnya ATM itu sudah dibuat cukup apa istilahnya, cukup aman begitu pak, karena apa, karena memang satu dia sudah digunakan untuk volume yang besar sekali di seluruh dunia, barang-barang ataupun perangkatnya juga dibuat dalam volume besar di seluruh dunia ini sehingga apa memang keamanan itu menjadi penting dalam hal menempatkan lokasinya pak. Biasanya perbankan itu menempatkan lokasinya itu sangat menghindari publik area, publik area itu sangat dihindari sekali penempatan lokasinya, sehingga kalau kita perhatikan kalau ATM itu kebanyakan tidak di area publik, namun pada titik-titik tertentu perbankan juga melihat bahwa barangkali konsumennya itu ada di daerah yang barangkali di tempat yang umum begitu itu juga dengan resiko sebenarnya. Dari sisi pengamanan perbankan sendiri kami melihat ada beberapa hal yang sudah dilakukan, yaitu seperti penggunaan ataupun perekaman, perekaman daripada orang-orang yang mengambil itu sangat bermanfaat sekali. Ada satu kasus yang kami peroleh ini informasinya juga dari kalangan perbankan, kawan-kawan perbankan, bahwa seolah-olah si konsumen ini menyatakan bahwa saya tidak transaksi, tapi perbankan sendiri si bank ini punya report semuanya dan itu terlihat jelas siapa yang menggunakan, memang bukan dia tapi orang lain yang menggunakan. Ini adalah salah satu langkah dari perbankan untuk meningkatkan barrier untuk pihak-pihak yang tidak memiliki itikad baik untuk bisa menggunakan fasilitas orang lain seperti itu.

Jadi hal-hal ini barangkali secara umum yang kami dapat sampaikan berkaitan dengan isu-isu terkait standarisasi ataupun pengamanan. Mungkin kawan-kawan lain akan dapat membantu atau menambahkan. Terima kasih wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Silahkan yang lain mungkin menambahkan. PT. INDOSAT : Silahkan yang berkaitan dengan push button tadi tolong bisa ditambahkan penjelasannya. PT. INDOSAT : Baik terima kasih bu, jadi memang menarik pak di transaksi elektronik ini, ada paradigma

dimana keamanan selalu berbanding terbalik dengan kenyamanan. Dimana dalam kasus yang disampaikan Pak Ade tadi, ada satu perbankan yang berusaha untuk selalu meningkatkan kenyamanan nasabahnya untuk bertransaksi, sehingga memberi kemudahan sedemikian rupa. Tapi apa yang kami amati dari kejadian itu memang mereka sudah menyiapkan sedemikian rupa sehingga memang dimungkinkan transaksi pengambilan uang tanpa ATM dengan satu push buttom, dimana mekanismenya itu menggunakan apa yang disebut dengan one time password atau one time PIN lah itu, seperti itu. Dimana one time PIN itu sifatnya unik yang tidak akan muncul kembali, jadi walaupun nanti tadi misalnya contohnya tadi diintip, kita sedang melakukan kemudian diintip itu pada transaksi yang kedua kali kalau dia mau melakukan lagi itu tidak akan berlaku karena PIN yang one time password tadi itu sifatnya di generate oleh pihak Permata. Jadi dalam hal ini bank tersebut, atas request dari si nasabah dibentuklah satu one time password yang hanya bisa digunakan pada saat itu, itu biasanya mekanisme lanjutannya didukung juga dengan masalah

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 15: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

15

waktu. Jadi apabila waktu PIN itu sudah di generate dalam kurun waktu tertentu tidak digunakan maka itu akan hangus tidak akan bisa digunakan lagi. Jadi kurang lebih demikian gambarannya ada faktor di satu sisi kemudahan buat pelanggan di satu sisi pengamannya dalam bentuk PIN itu sekali digunakan sekali request dikeluarkan kemudian setelah digunakan itu tidak akan bisa digunakan lagi. Kira-kira demikian

KETUA RAPAT : Mungkin ada tambahan dari Indosat PT. INDOSAT : Terima kasih pak kami akan menjelaskan mengenai modelisazing tadi, jadi kalau ngak

salah ini di Bisnis Indonesia kemarin ada ditampilkan bahwa Indosat masih belum mempunyai lisensi, sebetulnya bukan belum mempunyai pak, tapi ini perubahan format pak, dari lisensi yang sebelum UU terbaru menjadi lisensi modern dan juga itu terkait dengan adanya merger pada tahun 2003 akhir, kita merger dari Satelindo dan IM3 menjadi satu dengan Indosat dan itu perlu pak perubahan nama sebetulnya, kita alihkan yang tadinya Satelindo dan IM3 menjadi atas nama PT. Indosat. Jadi sebetulnya bukan tidak mempunyai tapi hanya merubah format dan namanya saja pak, ya lisensi modern, ya terima kasih pak.

KETUA RAPAT : Ya silahkan mungkin dari Xlcomindo, atas pertanyaan anggota Pansus. PT. EXCELCOMINDO : Ada beberapa pertanyaan kami coba menjawab. Tadi ada pertanyaan yang terakhir

apakah harus 2 UU ITE atau I dan TE dipisah. Sebetulnya kalau tidak salah ini RUU-nya sendiri dari lama sudah dibahas dari 2 menjadi 1, barangkali kami berpendapat apa adanya saja dulu dijalankan nanti kita perbaiki. Kalau kita mengacu ke negara-negara lain ya, di negara lain yang berkaitan dengan UU atau cyber law itu ada yang memang satu tapi juga ada yang beberapa, itu tergantung pada negara-negara yang bersangkutan. Pada umumnya negara yang sudah siap mereka mempunyai satu yang dibawahnya itu boleh dikatakan kalau di kita di bawah UU ada PP kan ya pak, nah PP nya yang bermacam-macam. Kalau kami sih pendapat kami pribadi setidak-tidaknya yang ada saja kita jalankan nanti kita perbaiki kalau kurang-kurang, kalau tidak kita ngak jalan-jalan pak. Kemudian tadi dari Pak Ali Mubarak, teknologi netral maksudnya apa, kemudian kegiatan registrasi dan aspek security kemudian materai. Teknologi netral maksudnya pak, jangan sampai kita hanya kebetulan kompetensi kami adalah di cellular ya, telekomunikasi cellular, jadi jangan sampai nanti UU ini hanya membatasi teknologi cellular yang sekarang yang boleh dikatakan yang berbasis SMS, padalah teknologi generasi ketiga akhir tahun ini 3 operator sudah meluncurkan jasanya ke pasar, nanti ada lagi generasi keempat yang kita sendiri membayangkan secara fisiknya masih belum, tetapi kalau kita lihat di negara lain sudah mulai itu secara kasat mata pak ya. Kemudian juga dari segi teknologi telekomunikasi selain cellular itu juga cellular kan menggunakan udara wereless, kita juga harus teknologinya sendiri bagaimana kalau di rumah seperti apa, yang menggunakan telepon rumah, yang sekarang telepon rumah pun sudah ditingkatkan kapasitasnya menggunakan kalau ibu bapak barangkali mengingat ada teknologi DSL dengan kapasitas yang lebih besar lagi. Maksud kami teknologi netral itu jangan sampai hanya oh ini cellular hanya generasi kedua saja.

Kemudian kebijakan registrasi, kok sekarang belum dilakukan registrasi, memang kebijakan pemerintah itu berakhir registrasi pada 28 April yang lalu, tetapi ada masa transisi sampai dengan 27 September. Jadi kebijakan meregistrasi dahulu baru diaktifkan itu dimulai tanggal 27 September nanti pak, mungkin dari pemerintah kebijakannya demikian, sekarang belum lengkap regitrasinya maklumlah kan pak di Indonesia kebijakannya sendiri baru keluar Oktober tahun lalu, diharapkan April selesai semua. Padahal kita di Indonesia tidak ada single identity number kan pak ya satu orang KTPnya masih ada lebih dari satu dan lain sebagainya, tentunya terima kasih atas masukannya kami juga berharap tidak menjadikan operator menjadi polisi KTP pak nanti kami kerjanya hanya memastikan bahwa yang registrasi itu adalah informasinya valid

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 16: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

16

pak, kompetensi kami adalah menjual layanan telekomunikasi tentu bukan memastikan bahwa KTP atau dasar informasi itu adalah jelas.

Kemudian aspek security, materai. Dalam mobile banking yang dilakukan sekarang di pasar itu tidak ada materai, memang kalau tidak salah nanti mohon ditambahkan dari rekan-rekan Indosat, materai itu kan semacam pengesahan, kalau jaman dulu jaman Belanda mengatakan ini disahkan atas nama pemerintah dan materai itu jadi membayar biaya kepada pemerintah, sehingga kalau terjadi dispute antara para pihak itu bisa dibawa ke pengadilan yang notabene adalah pemerintah. Jadi memang dalam mobile banking ini tidak ada materai, jadi kalau dibilang dicover dari segi hukumnya juga tidak seperti demikian, tetapi kalau tidak dicover tetapi faktanya di pasar sudah berjalan demikian pak.

Kemudian mengenai Pak Ade Nasution, tadi pengamanan apakah teknologi harus dibatasi untuk perlindungan masyarakat. Dalam konteks cellular pak ini mobile banking itu sebetulnya ATM tapi yang tidak bisa melakukan transaksi tunai, jadi tidak ada menyimpan uang ataupun mengambil uang, tapi semua transaksi yang lainnya bisa dan ini tidak fisik ATM tetapi di tangan kita. Jadi apakah kita melakukan transfer atau memerlukan pembayaran, pembayaran rekening telepon, rekening listrik dan sebagainya itu bisa dilakukan di ATM. Dan dari segi security pak memang yang paling secure sebetulnya adalah fisik ATM yang kita hadapi yang besar itu, tetapi kalau kita bandingkan dengan internet yang mobile banking, transaksi melalui ponsel itu lebih security pak, mengapa, karena tingkat securitynya lebih tinggi dibanding internet, ada security dari jaringan artinya dari ponsel ke operatornya itu ada sistem security, kemudian security kedua adalah security di komputer bank sendiri atau di server banknya sendiri. Jadi kalau securty 2 securuty ini yang sekarang berjalan. Kemudian juga dari Pak Dedi tadi teknologi netral sudah kami sampaikan. Sekarang bagaimana memberi manfaat luas bagi masyarakat, dalam konteks penyelenggara cellular pak kami terkena pada aturan pemerintah mengenai USO Universal Service Obligations atau kewajiban pelayanan umum, jadi kami harus menyisihkan sebagian dari pendapatan kami untuk disetorkan kepada pemerintah dan nanti dana ini dikelola pemerintah untuk melayani kewajiban umum terutama di daerah-daerah, apakah perbatasan, atau daerah-daerah terpencil dan sebagainya. Tetapi itu adalah konsep dari pemerintah, sedangkan kami sendiri tentunya karena berangkatnya kami adalah dari persero terbatas yang berbisnis, kami pun melihat kalau misalkan ada bisnis di daerah remote sekalipun tentunya para operator cellular akan masuk dan menyediakan layanan di sana, tidak harus langsung mendapatkan bisnis di daerah tersebut katakanlah di daerah remote tersebut, tetapi kalau diperkirakan dapat memberikan dampak positif kepada bisnis kepada keseluruhan, tentunya para operator juga akan masuk ke daerah-daerah remote tersebut.

Tadi maaf Pak Kiyai muda namanya saya lupa, Pak Abdullah Azwar Anas, referensi dari negara lain ya kalau micropayment itu sudah yang paling besar, tadi saya sampaikan di negara-negara yang boleh dikatakan berkembang kalau negara maju tidak begitu ini dan negara-negara dimana industri cellularnya atau pasar celluler adalah pasar prabayar pak kebanyakan, pelopornya adalah Filipina pak, Filipina itu yang namanya micropayment itu berjalan dengan baik, jadi kita bisa beli macam-macam ke marcent menggunakan pulsa yang ada di dalam teleponnya.

Dan terakhir ini Pak Ganjar dalam pasal mana untuk dicover micropayment dalam hal ini RUU yang ada kami belum melihat pak ya. Kemudian dari tanya bagaimana kalau international transaction, kami ambil contoh sekarang pak, SMS kembali mobile banking pak ya, itu tunduk kepada kalaupun ada aturan adalah aturan Indonesia, karena apa, saya sebagai pelanggan mobile banking bekerja di luar negeri, saya masih bisa melakukan transaksi dari luar negeri pak, apakah mentransfer dana, apakah membayar rekening telepon, listrik dan sebagainya selama itu tidak tunai. Ada protokol standar internasional tentang jaringan telekomunikasinya pak, jadi itu mengikuti aturan internasional tetapi transaksi yang diolahnya sendiri bahwa itu membayar berapa, kemana, debitnya kemana, kreditnya kemana itu tetap di dalam negeri. Jadi itu seolah-olah hanya perpanjangan ke internasional dan ini dari segi aturan internasional ada standar-standar tertentu yang harus dipenuhi dan ini berlaku universal pak.

Ya jadi itu barangkali jawaban ataupun informasi yang kami tambahkan mungkin teman-teman yang lain mau menambahkan.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 17: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

17

KETUA RAPAT : Yang mau menambahkan, silahkan. PT. EXCELCOMINDO : Berkaitan dengan pertanyaan, apakah operator itu perlu juga perlindungan, selain

konsumennya. Kami melihat ini simple Pak, perlu pak, karena pada dasarnya operator itu seperti pipa itu pak, menyalurkan saja infomasinya. Makanya disini pihak-pihak yang bertransaksi tidak harus operator, bisa saja pihak di luar operator. Jadi seperti tadi bayer atau pun sellernya bisa pihak manapun begitu yang menggunakan fasilitas atau infrastuktur dari operator. Ini barangkali tambahan Pak dari kami mudah-mudahan bisa menjadi pertimbangan, terimakasih.

Terimakasih Bapak Pimpinan

KETUA RAPAT : Terima kasih Bapak/Ibu silahkan Pak Ganjar.

F-PDIP (GANJAR PRANOWO) : Saya mau tanya sedikit, pengalaman dari teman-teman dari Indosat dan XL. Ini kan

teman-teman kan penyelenggara, pasti akan menjadi bagian yang kena dampak dari ini. Dimana letak kerisauan teman-teman, dari proses bisnis yang ada dari teman-teman, dan itu membikin banyak persoalan yang tidak terlindungi. Semua kita harapkan pula bahwa, kami harus dilindungi pula dari sisi ini, atau saya katakan tadi sebagai pengatur lalu lintas, polisi itu, disini loh Pak, kebiasaan terjadi bocor-bocor ini tadi yang saya katakan layer-layer itu mungkin. Terima kasih

KETUA RAPAT : Silahkan direspon kembali dari Pak Ganjar.

PT. INDOSAT : Pak Ganjar terima kasih. Dalam kontrak bisnis kami, kami kembali kaitkan transaksi

elektroniknya Pak ya, dalam konteks adalah transaksi keuangan yang ada di industri seluler. Nah kalau kami lihat dari RUU yang ada sekarang, itu hanya berbicara mengenai teknologi atau pipanya segala rupa, tetapi dari segi subtansi “penyelenggaan ataupun bisnis dari bagaimana memanfaatkan menjadi suatu transaksi ekonomi” Pak ya, kami terus terang, kami, ada referensi dari Peraturan Bank Indonesia tentang prabayar disini. Kami pun jadi bingung Pak sekarang. Apakah, jadi kami harus juga mengacu kepada aturan Bank Indonesia disini. Ini konsern kami yang ingin kami sampaikan kepada Dewan sebetulnya. Jangan sampai nanti disini tidak tercakup, tetapi di sini ada di BI. Padahal BI, kami terus terang belum memahami tahun 2005 keluar, kita lihat sampai sekarang terus terang bahwa kita juga kalau melihat ini apakah kita harus minta ijin ke BI untuk operator seluler, untuk transaksi elektronik yang berkaitan dengan masalah komersial Pak ya? Yang tadi itu konsern kami yang ada di lapangan Pak.

F-PDIP (GANJAR PRANOWO) : PBI itu kan aturan yang sangat rendah sekali dan mengatur teknis, inikan kita mau

undang-undang. Kemarin saya tanya pada para pakar itu, berapa aturan yang harus mesti dibuat, agar kita masuk dalam alam yang virtual yang digital ini. Seberapa aturan bisa dibuat, sebanyak aturan yang pernah ada, yang menyoal itu. Kemudian saya mau tanya, saya persempit saja pertanyaan saya ini karena dari tadi belum ada yang mencatatnya, dalam kepentingan bisnis ini , teman-teman ini, lalu apa yang mesti diatur, kalau Bapak ini menyatakan dari PBI oke. Kita lupakan PBI, bagian-bagian dari sisi mana yang kemudian teman-teman ini dalam proses bisnisnya merasa, ini agak lowong Pak, sehingga akan merugikan kami, kami itu teman-teman ini, atau bagian-bagian ini yang mesti diatur sama seperti tadi, mikropayment itu ada banyak hal yang perlu diatur Pak, terutama ketegasan siapa, siapa kan, saya harus bagaimana, anda harus bagaimana, dan sebagainya. Jadi itu akan menjadi bias selama inikan enggak. Jangan sampai itu menjebak para Direktur Telkom yang sebenarnya

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 18: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-112029-5616.pdf · DOKUMENTASI. 3 persilahkan kepada Bapak/Ibu dari PT. Indosat maupun Exelindo untuk

18

menurut saya tidak salah, tidak ada aturannya kan bukan berarti tidak boleh kan, itulah yang kemudian jangan sampai nanti ketika teman-teman maju kepada teknologi yang sangat tinggi, Pak Polisinya ngintip dari belakang, nah lo ngelawan. Bukan tidak mungkin teman-teman juga sudah ke BI, yang BI pun harus menyesuaikan nantinya pada tingkat ini. Justru dari sinilah kita minta masukan-masukan, hal hal yang masih perlu dilindungi. KETUA RAPAT :

Kalau belum siap saya kira, proses pembahasan RUU ini juga masih kita memerlukan masukan banyak pihak, kalau berkenaan saya kira hal-hal yang belum terakomodir, belum bisa terjawab mungkin ada hal-hal yang tadi belum disampaikan didalam apa, tertulis ini. Saya kira kami juga sebenarnya membutuhkan masukan-masukan dari Bapak/Ibu sekalian, walaupun sifatnya nanti informal dalam arti itu tetap sangat bermanfaat buat kami dalam pembahasan lebih lanjut. Saya kira, nanti saya kira kalau bisa mungkin juga kita bukan bertemu sekali ini, mungkin akan bertemu lagi, tapi juga ada hal-hal yang bisa menjadi catatan untuk bisa memberikan masukan agar undang-undang ini bisa mengakomodir semua kepentingan pemilik, pengguna teknologi media elektronik dengan menggunakan transaksi elektronik. Saya kira mengharapkan, saya kira itu bisa Bapak/Ibu sampaikan kepada kita, dan itu sangat berharga sekali buat kami anggota Pansus untuk melakukan pembahasan-pembahasan lebih lanjut. Begitu aja Pak Ginanjar ya.

Saya kira Bapak Ibu sekalian, demikian lah tadi, Bapak-bapak/Ibu-ibu dari PT. Indosat dan Exelkomindo yang telah banyak memberikan pandangan-pandangannya untuk menjadi masukan bagi anggota Pansus dalam pembahasan lebih lanjut. Namun mungkin masih ada lagi hal-hal yang masih memerlukan, karena tadi juga ada dari Bapak-bapak bahwa karena keterbatasan waktu, Bapak Ibu belum bisa, tidak mempunyai waktu untuk mengkaji secara menyeluruh dan mendalam terhadap RUU ini.

Namun demikian saya atas nama anggota dan Pimpinan Pansus ITE tetap menghaturkan banyak terima kasih atas apa-apa yang Bapak/Ibu berikan kepada kami dan mudah-mudahan didalam proses pembahasan lebih lanjut Bapak/Ibu tetap terbuka untuk bisa menerima kami, apabila kami membutuhkan Bapak /Ibu didalam proses pembahasannya.

Saya kira demikianlah sementara Rapat Dengar Pendapat Umum Anggota Pansus ITE dengan PT. Indosat dan Exelkomlindo, sekali lagi saya mengucapkan terimakasih dan rapat saya tutup.

(RAPAT DITUTUP) Jakarta, 15 Juni 2006 a.n. Ketua Rapat Sekretaris, Dra. Damayanti NIP. 210001216

ARSIP D

AN DOKUMENTASI