DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI...

24
1 DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER JURUSAN FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017 – 2018 1. Deskripsi Umum Program studi profesi Apoteker merupakan program studi lanjut yang ditempuh setelah mahasiswa lulus program studi sarjana farmasi. Program studi profesi Apoteker berorientasi pada praktek kerja dan berdasarkan KKNI termasuk level 7. 1.1 Body of Knowledge Apoteker adalah tenaga profesional yang terdidik, terlatih, dan mendapat kewenangan dalam mengatur manajemen distribusi obat mulai dari saat produksi hingga sampai di tangan pasien serta menjamin penggunaannya yang aman dan efektif. Usaha penyediaan obat saja belum tentu menjamin tercapainya efek terapi. Dalam hal ini, apoteker memiliki tanggung jawab untuk menjamin outcome terapetik pada pasien. Sebagai tenaga profesional, apoteker berperan penting dalam mengisi gap antara efektivitas obat potensial dan aktual. Peran apoteker ini menuntut kompetensi keahlian yang dapat dirumuskan dalam body of knowledge yang meliputi ilmu-ilmu dasar kefarmasian yang digabungkan dengan ilmu komunikasi, perilaku manusia, manajemen, yang bersama-sama membentuk keahlian (disertai kewenangan) untuk dapat melakukan praktek kefarmasian di berbagai tempat yaitu: apotek, rumah sakit, puskesmas, badan pemerintahan (dinas kesehatan, badan pengawas obat dan makanan, regulasi) dan industri.

Transcript of DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI...

Page 1: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

1

DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

JURUSAN FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017 – 2018

1. Deskripsi Umum

Program studi profesi Apoteker merupakan program studi lanjut yang ditempuh

setelah mahasiswa lulus program studi sarjana farmasi. Program studi profesi Apoteker

berorientasi pada praktek kerja dan berdasarkan KKNI termasuk level 7.

1.1 Body of Knowledge

Apoteker adalah tenaga profesional yang terdidik, terlatih, dan mendapat

kewenangan dalam mengatur manajemen distribusi obat mulai dari saat produksi hingga

sampai di tangan pasien serta menjamin penggunaannya yang aman dan efektif. Usaha

penyediaan obat saja belum tentu menjamin tercapainya efek terapi. Dalam hal ini,

apoteker memiliki tanggung jawab untuk menjamin outcome terapetik pada pasien.

Sebagai tenaga profesional, apoteker berperan penting dalam mengisi gap antara

efektivitas obat potensial dan aktual. Peran apoteker ini menuntut kompetensi keahlian

yang dapat dirumuskan dalam body of knowledge yang meliputi ilmu-ilmu dasar

kefarmasian yang digabungkan dengan ilmu komunikasi, perilaku manusia, manajemen,

yang bersama-sama membentuk keahlian (disertai kewenangan) untuk dapat melakukan

praktek kefarmasian di berbagai tempat yaitu: apotek, rumah sakit, puskesmas, badan

pemerintahan (dinas kesehatan, badan pengawas obat dan makanan, regulasi) dan

industri.

Page 2: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

2

Gambar 1. Body of Knowledge

1.2 Tantangan yang dihadapi

Beberapa tantangan yang dihadapi dalam menyusun kurikulum PSPA adalah :

1. Tuntutan pemerintah dalam pelayananan praktek kefarmasian yang berorientasi

pada pasien dalam rangka melindungi kesehatan dan peningkatan kualitas hidup

masyarakat.

2. Peningkatan kebutuhan akan kualitas Apoteker di bidang farmasi klinis di Rumah

Sakit, Pemerintahan (Puskesmas) dan komunitas.

3. Kebutuhan akan Apoteker yang ahli dalam sains dan teknologi terkait dengan

perkembangan industri farmasi yang bertransformasi pada industri berbasis riset

dan pengembangan.

4. Kebutuhan akan Apoteker yang ahli dalam bidang sains dan teknologi terkait

pengembangan industri farmasi yang mengarah pada pengembangan bahan baku

kimia, herbal, biologi, vaksin dan suplemen kesehatan.

1.3 Standar Kurikulum Acuan

1. Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia, 2009, Kurikulum Nasional

Program Pendidikan Sarjana Farmasi, APTFI

2. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Kompetensi Dasar Apoteker Indonesia, 2009

Farmasetika

FARMASI KLINIS FARMASI

KOMUNITAS FARMASI

INDUSTRI

MANAJEMEN, Interprofessionalism Education/IPE

PELAYANAN FARMASI

BERORIENTASI PASIEN

HUMANIORA

Farmasi Praktis Farmakoterapi Kimia Farmasi Biologi Farmasi

MIPA BIOMEDIK

Farmasetika

FARMASI KLINIS FARMASI

KOMUNITAS FARMASI

INDUSTRI

MANAJEMEN, Interprofessionalism Education/IPE

PELAYANAN FARMASI

BERORIENTASI PASIEN

HUMANIORA

Farmasi Praktis Farmakoterapi Kimia Farmasi Biologi Farmasi

MIPA BIOMEDIK

Farmasetika

FARMASI KLINIS FARMASI

KOMUNITAS FARMASI

INDUSTRI

Manajemen, Interprofessionalism Education/IPE

PELAYANAN FARMASI

BERORIENTASI PASIEN

HUMANIORA

Farmasi Praktis Farmakoterapi Kimia Farmasi Biologi Farmasi

MIPA BIOMEDIK

Page 3: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

3

3. Kurikulum pendidikan Monash University, London University dan Charles

University

4. International Pharmaceutical Federation, FIP-WHO, A Global Competency

Framework, Draft Version 2010

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan program studi profesi Apoteker Jurusan Farmasi FKUB

disusun berdasarkan pada tujuan pendidikan Universitas Brawijaya dan aturan

Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI).

Adapun tujuan pendidikan dari Universitas Brawijaya adalah sebagai berikut :

1. Menjadi penghasil sumberdaya manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas, memiliki

disiplin dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga profesional yang tangguh dan

mampu bersaing melewati batas wilayah nasional

2. Menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan seni guna mendorong

pengembangan budaya

3. Mempunyai kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan konsep pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah.

Sedangkan tujuan kegiatan tridharma di PSPA adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan lulusan apoteker yang memiliki profesionalisme, integritas, etika

keilmuan yang tinggi, serta mampu mengembangkan ilmunya secara

berkelanjutan.

2. Menghasilkan penelitian kefarmasian yang berkualitas, terkini, dan bermanfaat

bagi masyarakat.

3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan pengabdian

kepada masyarakat dalam bidang kefarmasian.

4. Menyelenggarakan kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat.

Tujuan pendidikan PSPA diturunkan dari Visi dan Misi PSPA FKUB. Adapun tujuan

pendidikan PSPA FKUB adalah :

Page 4: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

4

Tujuan Umum

1. Menghasilkan Apoteker yang memiliki profesionalisme, integritas, etika keilmuan

yang tinggi dalam melakukan pekerjaan kefarmasian.

2. Menghasilkan Apoteker yang memiliki jiwa entrepreneur dan mampu

mengembangkan ilmunya secara berkelanjutan dalam menghadapi tantangan dan

permasalahan kefarmasian.

Tujuan Khusus

1. Menghasilkan Apoteker yang mampu membuat penatalaksanaan terapi secara

professional dan etis di unit rawat inap Rumah Sakit.

2. Menghasilkan Apoteker yang mampu bertanggung jawab dalam pengelolaan

perbekalan kefarmasian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Rumah Sakit, Apotek dan Puskesmas dan unit kesehatan lainnya.

3. Menghasilkan Apoteker yang mampu memberikan pelayanan swamedikasi

kepada penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di apotek.

4. Menghasilkan Apoteker yang mampu bertanggung jawab atas kegiatan produksi

dan pengawasan mutu dengan menerapkan CPOB.

5. Menghasilkan Apoteker yang mampu bertanggung jawab dalam proses distribusi

bahan baku dan sediaan farmasi.

6. Menghasilkan Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di instansi pemerintah

mencakup bidang perizinan, pengawasan dan pelaksanaan peraturan perundang-

undangan di bidang farmasi.

7. Menghasilkan Apoteker yang mampu mengembangkan keilmuan melalui kegiatan

penelitian dan pengembangan di industri, Rumah Sakit dan institusi pendidikan.

2.1 Profil lulusan

Profil lulusan yang dihasilkan setelah menyelesaikan program studi profesi Apoteker

FKUB seperti yang disebutkan pada Tabel 1.

Page 5: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

5

Tabel 1. Profil Lulusan

No. PROFIL DESKRIPSI

1 Apoteker Klinis mampu merencanakan asuhan kefarmasian dalam praktek klinis, melakukan evaluasi penggunaan obat, memberikan rekomendasi pengobatan berdasarkan penyakit, melakukan monitoring dan evaluasi pengobatan berdasarkan data klinis dan laboratorium, mampu melakukan kolaborasi dengan profesional kesehatan lain untuk menyelesaikan permasalahan pasien

2 Apoteker Komunitas mampu merencanakan asuhan kefarmasian dalam praktek komunitas, melakukan assessment baik dalam pelayanan swamedikasi dan resep, melakukan promosi kesehatan, mengatur manajemen apotek khususnya berdasarkan GPP, mengatur distribusi obat sesuai prinsip CDOB dan alat kesehatan

3 Apoteker Industri mampu merancang formulasi, bertanggung jawab atas kegiatan produksi dan pengawasan mutu dengan menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB

4 Apoteker di bidang regulasi mampu memahami struktur organisasi, perundang-undangan dan prinsip etika dalam pelayanan kefarmasian, mampu berperan dalam melakukan pengawasan pembuatan dan peredaran obat-obat

5 Apoteker di bidang penelitian mampu membuat penelitian kefarmasian baik yang bersifat dasar maupun terapan

6 Apoteker di bidang pendidikan

mampu memberikan transfer ilmu dan pendidikan kefarmasian sesuai dengan etika dan falsafah kefarmasian

2.2 Capaian lulusan

Perumusan capaian lulusan dapat berupa pernyataan tentang pengetahuan

(knowledge), keahlian (skills), atau perilaku/sikap (attitudes) yang dibutuhkan.

Capaian lulusan bagi mahasiswa PSPA FKUB terbagi atas :

1. Capaian yang terkait dengan aspek sikap disusun dengan mengacu pada Lampiran

Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Capaian umum yang ditetapkan adalah :

a. Bertakwa kepada Tuhan YME

Page 6: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

6

b. Memiliki jiwa nasionalisme dan kebangsaan, kepedulian terhadap

pembangunan bangsa dan pelestarian lingkungan

c. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keberagaman

d. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

e. Menunjukkan sikap tanggung jawab atas pekerjaan

f. Menginternaisasi nilai, norma dan etika akademik

g. Menginternalisasi semangat kemandirian dan kewirausahaan

2. Capaian yang terkait dengan aspek pengetahuan dan keterampilan merupakan

deskripsi kualifikasi kognitif dan psikomotorik yang mencakup capaian keilmuan,

keahlian dan keterampilan pada bidang keahlian atau pekerjaan tertentu. Capaian

keterampilan umum ditetapkan dengan mengacu pada draf rancangan peraturan

menteri riset, teknologi dan pendidikan tinggi tentang Standar Pendidikan

Apoteker Indonesia tahun 2016 yang meliputi :

a. Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang

spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang setara dengan standar

kompetensi kerja profesi apoteker.

b. Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan

pekerjaan/ praktik profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis,

sistematis dan kreatif.

c. Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya

desain/ rancangan/ formula di bidang keahliannya berdasarkan kaidah

rancangan, prosedur baku dank ode etik profesi apoteker yang dapat

diakses oleh masyarakat akademik.

d. Mampu mengkomunikasikan pikiran/ argument atau karya inovasi yang

bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada

masyarakat terutama masyarakat profesinya.

e. Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan

keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya

sendiri dan oleh sejawat.

f. Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus

melalui pelatihan dan pengalaman kerja

Page 7: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

7

g. Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program

strategis organisasi

h. Mampu memimpin tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang

profesinya

i. Mampu bekerjasama dengan profesi lain yang sebidang dalam

menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya

j. Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan

masyarakat profesinya sesuai dengan kode etik profesi apoteker

k. Mampu bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai

dengan kode etik profesi apoteker.

l. Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

m. Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan

nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau

pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya

n. Mampu mengkomunikasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan dan

menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan

hasil kerja profesinya.

3. Capaian keterampilan khusus disusun dengan mengacu kepada Standar

kompetensi apoteker (SK PP IAI Nomor: 058/SK/PP.IAI/VI/2011), Asosiasi

Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) dan A Global Competency

Framework yang dikeluarkan oleh FIP.

Keterkaitan antara capaian lulusan aspek keterampilan khusus dengan tujuan

pendidikan program studi terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Keterkaitan Capaian Lulusan dan Tujuan Pendidikan Prodi

No. Deskripsi Capaian Lulusan Tujuan Pendidikan Prodi

1 2 3 4 5 6 7

1. Mampu membuat penatalaksanaan terapi secara profesional dan etis dengan obat modern dan tradisional untuk berbagai macam penyakit (terutama dengan tingkat prevalensi tinggi di Indonesia).

T S S - - - R

2. Mampu mengelola sumber daya (perbekalan kefarmasian, alat kesehatan, sumber daya manusia, keuangan, sarana prasarana, dokumentasi, informasi) di unit pelayanan

S T S - - S -

Page 8: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

8

kefarmasian sesuai peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku

3. Mampu menerapkan teori aplikasi bidang manajemen farmasi industri untuk dapat melakukan pekerjaan kefarmasian di bidang industri baik pada bidang produksi, pengawasan mutu, dan pengujian mutu dan lain-lain.

- - - T S - S

4. Mampu melakukan persiapan produksi sediaan farmasi berdasarkan analisis permasalahan formulasi dan produksi dengan metode pengembangan yang tepat dan dengan memanfaatkan iptek terkait

- - - T R - T

5. Memiliki kemampuan interprofessional dalam praktik kefarmasian

T S T - - R R

6. Mampu mengembangkan jiwa entrepreneur dalam bidang kefarmasian

T T T S S R T

Keterangan :

R : keterkaitan rendah (Rendah)

S : keterkaitan sedang (Sedang)

T : keterkaitan Tinggi (Tinggi)

2.3 Elemen Kurikum

Elemen kurikulum untuk setiap capaian lulusan PSPA terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Elemen Kurikulum PSPA

No. Capaian Lulusan Learning

to Know

Learning

to Do

Learning

to Be

Learning

to Live

Together

ASPEK SIKAP

1. Bertakwa kepada Tuhan YME √ √

2. Memiliki jiwa nasionalisme dan

kebangsaan, kepedulian

terhadap pembangunan bangsa

dan pelestarian lingkungan

√ √

3. Menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan dan keberagaman

√ √

4. Taat hukum dan disiplin dalam

kehidupan bermasyarakat dan

bernegara

√ √

Page 9: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

9

5. Menunjukkan sikap tanggung

jawab atas pekerjaan

√ √

6. Menginternaisasi nilai, norma

dan etika akademik

√ √

7. Menginternalisasi semangat

kemandirian dan

kewirausahaan

√ √ √ √

No. Capaian Lulusan Learning

to Know

Learning

to Do

Learning

to Be

Learning

to Live

Together

ASPEK KETERAMPILAN UMUM

1 Mampu bekerja di bidang

keahlian pokok untuk jenis

pekerjaan yang spesifik dan

memiliki kompetensi kerja yang

setara dengan standar

kompetensi kerja profesi

apoteker.

√ √ √

2 Mampu membuat keputusan

yang independen dalam

menjalankan pekerjaan/

praktik profesinya berdasarkan

pemikiran logis, kritis,

sistematis dan kreatif.

√ √ √

3 Mampu menyusun laporan atau

kertas kerja atau menghasilkan

karya desain/ rancangan/

formula di bidang keahliannya

berdasarkan kaidah rancangan,

prosedur baku dank ode etik

profesi apoteker yang dapat

√ √

Page 10: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

10

diakses oleh masyarakat

akademik.

4 Mampu mengkomunikasikan

pikiran/ argument atau karya

inovasi yang bermanfaat bagi

pengembangan profesi dan

kewirausahaan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara

ilmiah dan etika profesi, kepada

masyarakat terutama

masyarakat profesinya.

√ √

5 Mampu melakukan evaluasi

secara kritis terhadap hasil

kerja dan keputusan yang

dibuat dalam melaksanakan

pekerjaannya oleh dirinya

sendiri dan oleh sejawat.

√ √

6 Mampu meningkatkan keahlian

keprofesiannya pada bidang

yang khusus melalui pelatihan

dan pengalaman kerja

√ √ √

7 Mampu meningkatkan mutu

sumber daya untuk

pengembangan program

strategis organisasi

√ √

8 Mampu memimpin tim kerja

untuk memecahkan masalah

pada bidang profesinya

√ √ √ √

9 Mampu bekerjasama dengan

profesi lain yang sebidang

dalam menyelesaikan masalah

pekerjaan bidang profesinya

√ √ √ √

Page 11: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

11

10 Mampu mengembangkan dan

memelihara jaringan kerja

dengan masyarakat profesinya

sesuai dengan kode etik profesi

apoteker

√ √ √ √

11 Mampu bertanggung jawab atas

pekerjaan di bidang profesinya

sesuai dengan kode etik profesi

apoteker.

√ √ √

12 Mampu meningkatkan

kapasitas pembelajaran secara

mandiri

√ √ √

13 Mampu berkontribusi dalam

evaluasi atau pengembangan

kebijakan nasional dalam

rangka peningkatan mutu

pendidikan profesi atau

pengembangan kebijakan

nasional pada bidang profesinya

√ √ √

14 Mampu mengkomunikasikan,

menyimpan, mengaudit,

mengamankan dan menemukan

kembali data dan informasi

untuk keperluan

pengembangan hasil kerja

profesinya.

√ √

No. Capaian Lulusan Learning

to Know

Learning

to Do

Learning

to Be

Learning

to Live

Together

ASPEK KETERAMPILAN KHUSUS

1. Mampu membuat

penatalaksanaan terapi secara

√ √

Page 12: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

12

profesional dan etis dengan

obat modern dan tradisional

untuk berbagai macam penyakit

(terutama dengan tingkat

prevalensi tinggi di Indonesia).

2 Mampu mengelola sumber daya

(perbekalan kefarmasian, alat

kesehatan, sumber daya

manusia, keuangan, sarana

prasarana, dokumentasi,

informasi) di unit pelayanan

kefarmasian sesuai peraturan

perundang-undangan dan

kebijakan yang berlaku

√ √

3 Mampu menerapkan teori

aplikasi bidang manajemen

farmasi industri untuk dapat

melakukan pekerjaan

kefarmasian di bidang industri

baik pada bidang produksi,

pengawasan mutu, dan

pengujian mutu dan lain-lain.

√ √

4 Mampu melakukan persiapan

produksi sediaan farmasi

berdasarkan analisis

permasalahan formulasi dan

produksi dengan metode

pengembangan yang tepat dan

dengan memanfaatkan iptek

terkait

√ √

Page 13: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

13

5 Memiliki kemampuan

interprofessional dalam praktik

kefarmasian

√ √ √ √

6 Mampu mengembangkan jiwa

entrepreneur dalam bidang

kefarmasian

√ √ √

3. Struktur Kurikulum

Sistem rekrutmen mahasiswa baru dilakukan berdasarkan Pedoman

Pendidikan PSPA. Dalam rangka penerimaan mahasiswa baru, Program Studi Profesi

Apoteker menyelenggarakan proses seleksi untuk calon mahasiswa yang merupakan

alumni program studi sarjana farmasi berdasarkan nilai indeks prestasi kumulatif

(IPK). Adapun persyaratan yang berlaku adalah nilai minimum IPK 2,75 dari skala

4,00.

Program studi profesi Apoteker FKUB tidak memiliki jalur peminatan. Seluruh

mahasiswa harus mengikuti kuliah dan praktek kerja sesuai dengan kurikulum yang

telah ditetapkan.

Struktur kurikulum PSPA FKUB yang harus ditempuh oleh mahasiswa terdapat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Struktur Kurikulum dan Sebaran Mata Kuliah Program Studi Profesi

Apoteker

SEMESTER I

NO KODE MATA KULIAH SKS %

1 DEB71001 Farmakoterapi Terapan 2 4.7

2 DEB71002 Pelayanan Kefarmasian Komunitas 2 4.7

3 DEB71003 Manajemen Farmasi Rumah Sakit 2 4.7

4 DEB71004 Manajemen Farmasi Komunitas & Akuntansi Apotek 2 4.7

5 DEB71005 Manajemen Farmasi Industri 2 4.7

6 DEB71006 PKP Apotek 4 9.5

7 DEB71007 PKP Industri 7 17

JUMLAH SKS SEMESTER 21

Page 14: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

14

SEMESTER II

NO KODE MATA KULIAH SKS %

1 DEB72008 PKP Puskesmas dan Dinas Kesehatan 3 7.1

2 DEB72009 PKP Rumah Sakit 11 26.2

3 DEB72010 Interprofesional Education (IPE) 1 2.5

4 DEB72011 Ujian Akhir Profesi Apoteker 2 4.7

5 Mata Kuliah Pilihan 4 9.5

JUMLAH SKS SEMESTER 21

JUMLAH TOTAL SKS PROGRAM PROFESI APOTEKER 42

Adapun daftar mata kuliah pilihan yang dapat diambil oleh mahasiswa terdapat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Daftar Mata Kuliah Pilihan Program Studi Profesi Apoteker TA 2017 -

2018

DAFTAR MATA KULIAH PILIHAN

NO KODE MATA KULIAH SKS

1 DEB72012 Nutrisi Parenteral 2

2 DEB72013 Distribusi Obat dan Alat Kesehatan 2

3 DEB72014 Pemasaran Farmasi 2

4 DEB72015 Validasi di Industri Farmasi 2

5 DEB72016 Pengembangan Obat Bahan Alam 2

6 DEB72017 Kepemimpinan 2

JUMLAH SKS 12

Jumlah SKS program studi profesi Apoteker ditetapkan dengan mengacu pada

Naskah Akademik Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Kurikulum Pendidikan

Farmasi yang disusun oleh APTFI.

Total jumlah SKS yang harus diambil oleh setiap mahasiswa adalah 42 SKS yang

terdiri dari 38 SKS mata kuliah dan PKPA wajib serta 4 SKS mata kuliah pilihan dan harus

Page 15: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

15

diselesaikan dalam waktu 2 (dua) tahun atau 4 (empat) semester yang dihitung saat

terdaftar sebagai mahasiswa (tidak termasuk cuti akademik dengan ijin Rektor).

Aturan kelulusan bagi mahasiswa PSPA adalah sebagai berikut :

1. Telah menyelesaikan dan lulus dari seluruh kegiatan akademik baik perkuliahan,

PKPA ataupun Ujian Apoteker dalam waktu maksimal empat semester diluar cuti

akademik.

2. Memiliki nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) ≥ 3,00

3. Jumlah SKS mata kuliah dengan nilai D dan D+ < 10% (sepuluh persen) dari total SKS

mata kuliah yang diambil.

4. Telah lulus UKAI (Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia)

4. Roadmap Mata Kuliah dan Kaitan dengan Capaian lulusan

4.1 Roadmap Mata Kuliah

Gambar 2. Roadmap Mata Kuliah

APOTEKER JURUSAN FARMASI - FKUB

UJIAN KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA

UJIAN APOTEKER

PK

PA

IND

USS

TRI

PK

PA

RU

MA

H

SAK

IT

WA

JIB

PK

PA

RU

MA

H

SAK

IT

PIL

IHA

N

PK

PA

AP

OTE

K

PK

PA

DIN

KES

&

PU

SKES

MA

S

INTE

RP

RO

FESS

ION

AL

EDU

CA

TIO

N

Pe

ne

rapan

Teo

ri P

en

dalam

an Te

ori

Wajib: Farmakoterapi Terapan

Pelayanan Kefarmasian Komunitas Manajemen Farmasi Rumah Sakit

Manajemen Farmasi Komunitas dan Akuntansi Apotek Manajemen Farmasi Industri

Pilihan: Nutrisi Parenteral

Distribusi Obat dan Alat Kesehatan Pemasaran Farmasi

Validasi di Industri Farmasi Pengembangan Obat Bahan Alam

Kepemimpinan

Farmasi Klinis & Komunitas: Farmakoterapi Sistem Organ

Lay. Farmasi Klinis Lay. Farmasi Komunitas

Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kedokteran Dasar

Ilmu Farmasi Dasar

Farm

ase

tika

Fito

farm

asi

Program Studi S1 Farmasi pada

Perguruan Tinggi Terakreditasi

SELEKSI MASUK PROFESI APOTEKER

PROFESI APOTEKER

S1 FARMASI FKUB

Kim

ia F

arm

asi

Page 16: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

16

4.2 Peta Kaitan Mata Kuliah dengan Capaian lulusan

Tabel 5. Kaitan Mata Kuliah dengan Capaian lulusan

Kode

Mata

Kuliah

Nama Mata

Kuliah

Bahan Kajian

Ca

pa

ian

1

Ca

pa

ian

2

Ca

pa

ian

3

Ca

pa

ian

4

Ca

pa

ian

5

Ca

pa

ian

6

DEB71001 Farmakoterapi

Terapan

Manajemen logistik kefarmasian

Rekam medis pasien

Farmakoterapi terapan

Evidence based medicine

Identifikasi masalah terapi

DEB71002

Pelayanan

Kefarmasian

Komunitas

pelayanan resep & swamedikasi

identifikasi masalah terapi

promosi kesehatan

sumber informasi obat

komunikasi, informasi & edukasi (KIE)

DEB71003

Manajemen

Farmasi Rumah

Sakit

pengelolaan perbekalan farmasi

manajemen SDM farmasi

manajemen pelayanan farmasi klinik

manajemen mutu pelayanan

DEB71004 Manajemen

Farmasi

manajemen SDM dan

Page 17: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

17

Komunitas dan

Akuntansi

Apotek

perbekalan kefarmasian

etika pelayanan kefarmasian

manajemen layanan resep, obat dan jasa

perpajakan manajemen

keuangan

DEB71005

Manajemen

Farmasi

Industri

Drug research & development

manajemen produksi sediaan farmasi

pengawasan mutu sediaan farmasi

dokumentasi dan penanganan keluhan produk

√ √ √

DEB71006 PKP Apotek √ √ √ √

DEB71007 PKP Industri √ √ √ √

DEB72008

PKP Puskesmas

dan Dinas

Kesehatan

√ √

DEB72009 PKP Rumah

Sakit

√ √ √ √

DEB72010 Interprofesional

Education (IPE)

√ √

DEB72011

Ujian Akhir

Profesi

Apoteker

4.3 Atmosfer Akademik

PSPA merupakan pendidikan profesi, oleh karenanya dalam proses pembelajaran

dilibatkan banyak praktisi sebagai pengajar. Proporsi praktisi sebagai pengajar adalah

Page 18: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

18

40% sedangkan akademisi adalah 60%. Dosen yang bertugas untuk mengampu suatu

mata kuliah akan ditetapkan oleh Dekan melalui surat keputusan Dekan setelah

sebelumnya mengisi formulir kesediaan mengajar.

Salah satu kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan studi mahasiswa adalah

pembimbingan akademik. Dosen pembimbing akademik dan pembimbing PKPA

ditetapkan oleh Dekan.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, PSPA selalu bekerjasama dengan

instansi luar yang dijalin melalui kegiatan PKPA baik di Rumah Sakit, puskesmas, dinas

kesehatan, apotek maupun industri farmasi, pelibatan sebagai penguji dalam ujian

apoteker tahap uian lisan serta mengundang sebagai pembicara atau nara sumber pada

kegiatan kuliah tamu.

Proses belajar mengajar pada PSPA didukung oleh sejumlah sarana yang memadai

dan menunjang seperti perpustakaan atau ruang baca, area hot spot, laboratorium serta

tempat kerja praktek yang sesuai dengan kriteria atau standard yang ditetapkan.

5. Assessment

Prinsip assessment yang dilakukan dalam Program Studi Profesi Apoteker FKUB

mencakup edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara

integrasi. Assessment yang dilakukan antara lain melalui :

a. Ujian tulis (format jawaban pilihan ganda dan/atau jawaban kalimat uraian/

penjelasan baik secara manual maupun computerized based test/ CBT)

b. Ujian Praktek Kerja Profesi (laporan/portofolio, pengamatan keterampilan/

perilaku dan atau ujian lisan)

c. Laporan tugas (tugas baca, tugas seminar dan tugas pembelajaran PBL)

d. Ujian apoteker (hasil penelusuran pustaka, ujian secara lisan dan pengamatan

keterampilan pada saat melakukan ujian praktek)

Semua hasil belajar mahasiswa dalam kurikulum (KHS dan Transkrip Akademik),

ko kurikulum dan ekstra kurikulum akan dikumpulkan dalam suatu sistem portofolio

mahasiswa secara mandiri dibimbing dosen wali dan dokumen ini akan digunakan dalam

sidang yudisium kelulusan dan dapat menjadi berkas kelengkapan lulusan dalam proses

melamar pekerjaan.

Page 19: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

19

5.1 Ujian Akhir Profesi Apoteker

Ujian akhir profesi apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker FKUB merupakan

ujian akhir untuk menguji kompetensi calon Apoteker dalam melakukan pekerjaan

kefarmasian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ujian apoteker bersifat

komprehensif yang meliputi ujian dalam bidang farmasi industry serta farmasi klinis dan

komunitas.

Tujuan Ujian

Ujian akhir profesi apoteker bertujuan untuk mengukur kemampuan seorang calon

Apoteker dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang

kefarmasian untuk melaksanakan tugas dan fungsi Apoteker baik dalam bidang farmasi

klinis dan komunitas maupun farmasi industri.

Syarat Peserta Ujian

Peserta ujian adalah peserta Program Profesi Apoteker FKUB yang memenuhi

persyaratan berikut :

1. Telah lulus semua mata kuliah dan PKPA kecuali mata kuliah “Ujian Apoteker”

2. Belum melampaui batas waktu masa studi pendidikan Program Profesi Apoteker

Penyelenggaraan Ujian Apoteker

Ujian akhir profesi apoteker dilaksanakan satu kali dalam setahun pada waktu

dimana mahasiswa telah menyelesaika semua kegiatan perkualiahan dan PKPA. Kegiatan

ujian diselenggarakan dalam kurun waktu selama kurang lebih tiga minggu. Adapun ujian

apoteker ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu :

1. Ujian Penelusuran Pustaka

2. Ujian Lisan

3. Ujian Praktek

Pada pelaksanaan ujian ini, tidak diberlakukan sistem gugur pada setiap tahapnya.

1. Tahap Ujian Penelusuran Pustaka

Terdapat dua macam ujian penelusuran pustaka yaitu ujian penelusuran pustaka I

dan ujian penelusuran pustaka II.

Page 20: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

20

Ujian Penelusuran Pustaka I

Dalam ujian penelusuran pustaka I, peserta ujian diwajibkan menyusun uraian mengenai

sediaan obat yang mencakup :

a. Regulasi obat

b. Informasi obat

c. Formulasi dan produksi

d. Pengujian mutu bahan baku dan sediaan obat

Peserta akan mendapatkan soal melalui mekanisme undian dan mengerjakan uraian

yang mencakup hal-hal diatas selama 2 x 8 jam. Pemeriksa hasil ujian penelusuran

pustaka adalah dosen PSPA FKUB.

Ujian Penelusuran Pustaka II

Dalam ujian penelusuran pustaka II, setiap peserta ujian akan mendapatkan satu

kasus penyakit dan pengobatannya kemudian diwajibkan menyusun uraian yang

mencakup :

a. Analisis permasalahan dengan metode SOAP

b. Rancangan asuhan kefarmasian

Untuk ujian penelusuran pustaka II dilaksanakan selama 1 x 8 jam. Pemeriksa hasil ujian

penelusuran pustaka adalah dosen PSPA FKUB.

2. Tahap Ujian Lisan

Ujian lisan untuk calon apoteker dilaksanakan selama 60 menit untuk masing-masing

peserta ujian. Adapun materi yang menjadi bahan untuk ujian meliputi :

1. Regulasi dan Undang-undang

2. Produksi dan Pengujian mutu

3. Pelayanan Klinis dan KIE.

Penguji untuk ujian lisan merupakan gabungan dari dosen PSPA FKUB dan praktisi dari

Rumah Sakit, Apotek, Pemerintahan dan Industri Farmasi.

3. Tahap Ujian Praktek

Masing-masing peserta ujian mendapat satu tugas praktek yaitu produksi sediaan

obat dan pengujian mutu bahan aktif dan sediaan obat yang telah dibuat. Waktu yang

Page 21: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

21

diberikan untuk melakukan ujian praktek adalah 3 x 8 jam untuk setiap peserta ujian.

Selama pelaksanaan ujian praktek, peserta ujian akan diawasi oleh dosen PSPA FKUB.

Sistem Penilaian

Penilaian untuk ujian penelusuran pustaka dan ujian praktek dilakukan oleh dosen

PSPA FKUB sedangkan penilaian ujian lisan dilakukan oleh dosen PSPA FKUB dan praktisi

dari Rumah Sakit, Apoteker, Pemerintahan dan Industri Farmasi. Adapun bobot untuk

masing-masing tahap ujian terdapat pada Tabel 5

Tabel 5. Pembobotan Penilaian Ujian Apoteker

Tahap dan Materi Ujian Bobot

Ujian Penelusuran Pustaka I 10%

Ujian Penelusuran Pustaka II 30%

Ujian lisan:

1. Regulasi dan Undang-undang

2. Produksi dan Pengujian mutu

3. Pelayanan Klinis dan KIE.

5%

5%

30%

Ujian Praktek 20%

TOTAL 100%

Penetapan Kelulusan Ujian Apoteker

Peserta dinyatakan lulus Ujian Apoteker jika nilai dari seluruh tahap ujian sesuai

dengan pembobotan masing-masing adalah > 69,00.

Peserta ujian dinyatakan tidak lulus apabila :

a. Tidak mengikuti semua atau salah satu dari tahapan ujian

b. Melakukan kecurangan akademik pada saat ujian berlangsung

c. Melakukan kelalaian pada saat bekerja di laboratorium sehingga menyebabkan

kecelakaan fatal berupa kebakaran/kerusakan berat dari alat/instrument di

laboratorium

d. Memiliki nilai yang kurang dari batas nilai lulus yang telah ditetapkan

Penetapan Ujian Remedial

Beberapa ketentuan mengenai ujian remedial adalah sebagai berikut :

Page 22: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

22

a. Mahasiswa yang boleh mengikuti ujian remedial adalah mahasiswa yang

ditetapkan tidak lulus karena mendapatkan nilai yang kurang dari batas nilai lulus

yang telah ditetapkan yaitu ≤ 69,00.

b. Ujian remedial dilakukan maksimal sebanyak 1 kali.

c. Ujian yang dilakukan remedial hanya dua tahap yaitu Ujian Tahap Penelusuran

Pustaka (Ujian Penelusuran Pustaka I dan Ujian Penelusuran Pustaka II) serta

Ujian Tahap Lisan

d. Soal yang akan diberikan kepada peserta ujian remedial adalah soal yang baru

e. Penilaian hasil ujian remedial merupakan gabungan dari : nilai Ujian Penelusuran

Pustaka I dan II (remedial) + nilai Ujian Lisan (remedial) + nilai Ujian Praktek

(bukan remedial) sesuai dengan pembobotan yang telah ditetapkan pada poin

“Sistem Penilaian”.

f. Maksimal nilai yang didapatkan setelah mengikuti remedial adalah “B”.

6. Paradigma Kurikulum

Sistem pembelajaran yang diterapkan di PSPA FKUB adalah berbasis pada praktek

kerja atau disebut dengan learner centered education. Hal ini tercermin dalam struktur

kurikulumnya dimana jumlah SKS yang melibatkan praktek kerja profesi sebesar adalah

sebesar 71.4%. Adapun praktek kerja profesi dilaksanakan pada mata kuliah :

PKPA RS

PKPA Apotek

PKPA Industri

PKPA Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Ujian Apoteker

Farmakoterapi Terapan

IPE

Sistem pembelajaran pada mata kuliah PKPA dilakukan dengan memberikan

gambaran umum mengenai bidang pekerjaan kefarmasian terkait oleh praktisi Apoteker

yang kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan tugas khusus dibawah bimbingan

preseptor dan dosen PSPA FKUB.

Sesuai dengan sistem yang diterapkan di Universitas Brawijaya, seluruh sistem

pembelajaran di PSPA dijamin oleh Tim Monev pada tingkat prodi, Unit Jaminan Mutu

(UJM) pada tingkat jurusan, Gugus Jaminan Mutu (GJM) pada tingkat fakultas dan Pusat

Page 23: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

23

Jaminan Mutu (PJM) pada tingkat Universitas. Untuk menjamin keberlangsungan sistem

dengan baik maka selalu dilakukan perbaikan berkelanjutan.

7. SDM

Saat ini jumlah dosen tetap Program Studi Profesi Apoteker yang bidang

keahliannya adalah 17 orang. Sedangkan jumlah dosen tidak tetap yang bidang

keahliannya sesuai dengan program studi adalah 13 orang. Jumlah preseptor adalah 63

orang dengan rasio preceptor dan mahasiswa di RS = 1 : 10, di Apotek = 1 : 2, di Dinas

Kesehatan dan Puskesmas = 1 : 3, di Industri = 1 : 2. Rata-rata rasio jumlah preceptor dan

mahasiswa adalah 1 : 3.

8. Sarpras

Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) merupakan salah satu program studi di

Jurusan Farmasi yang berada dalam lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

(FKUB) sehingga proses belajar mengajar (PBM) dilaksanakan dengan menggunakan

fasilitas yang disediakan oleh FKUB. Meskipun belum mempunyai gedung tersendiri,

PBM di PSPA dapan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Upaya dilakukan oleh Jurusan Farmasi FKUB dalam mengantisipasi peningkatan aktivitas

akademik adalah pengajuan fasilitas gedung yang terpisah dari FKUB tetapi masih dalam

lingkungan FKUB. Per Januari 2018, Jurusan Farmasi FKUB telah mendapatkan fasilitas

gedung yaitu Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Patologi Anatomi, Laboratorium

Farmakologi dan Laboratorium Parasitologi yang disetujui penggunaannya oleh Rektor

UB. Selain kebutuhan akan ruang untuk proses PBM, kebutuhan ruang untuk ruang dosen

serta administrasi meningkat sehingga dilakukan upaya penataan ulang terhadap

laboratorium yang diserahkan ke Jurusan Farmasi FKUB.

Terkait upaya peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung ketercapaian

kompetensi lulusan PSPA, Jurusan Farmasi merencanakan dalam kurun waktu 5 tahun

ke depan Jurusan Farmasi FKUB sudah memiliki Apotik Pendidikan yang dapat

digunakan sebagai sarana pembelajaran mahasiswa Sarjana Farmasi dan mahasiswa

Apoteker. Pihak Universitas Brawijaya sendiri sedang dalam tahap penyelesaian Rumah

Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya (RSPUB) agar dapat beroperasi secara maksimal

dan diharapkan nantinya RSPUB dapat menjadi pusat pembelajaran mahasiswa

khususnya profesi kesehatan di lingkup Universitas Brawijaya. N

Page 24: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI …farmasi.fk.ub.ac.id/apoteker/wp-content/uploads/2018/02/DOKUMEN... · menerapkan CPOB, CPKB atau CPOTB 4 Apoteker di bidang regulasi mampu

24

Lampiran 1. Peta Kurikulum

man

ajem

en lo

gist

ik k

efar

mas

ian

pera

n ap

otek

er d

alam

rek

am m

edis

farm

akot

erap

i ter

apan

evid

ence

bas

ed m

edic

ine

farm

akoe

pide

mio

logi

peng

elol

aan

perb

ekal

an f

arm

asi

man

ajem

en S

DM

far

mas

i

man

ajem

en p

elay

anan

far

mas

i klin

ik

man

ajem

en m

utu

pela

yana

n

man

ajem

en s

umbe

r da

ya m

anus

ia

man

ajem

en p

erbe

kala

n ke

farm

asia

n

man

ajem

en p

enge

ndal

ian

pers

edia

an

etik

a pe

laya

nan

kefa

rmas

ian

man

ajem

en la

yana

n re

sep,

oba

t dan

Dru

g re

sear

ch &

dev

elop

men

t

man

ajem

en p

rodu

ksi s

edia

an f

arm

asi

peng

awas

an m

utu

sedi

aan

farm

asi

doku

men

tasi

dan

pen

anga

nan

kelu

han

pros

edur

pem

beri

an h

arga

perp

ajak

an

man

ajem

en k

euan

gan

lapo

ran

keua

ngan

pela

yana

n re

sep

pela

yana

n sw

amed

ikas

i

iden

tifik

asi m

asal

ah te

rkai

t oba

t

pem

beri

an in

form

asi o

bat

prom

osi k

eseh

atan

sum

ber

info

rmas

i oba

t

kom

unik

asi o

ral d

an te

rtul

is

kom

unik

asi d

enga

n m

asya

raka

t

kom

unik

asi

etik

a pr

ofes

i

1 mampu melakukan praktek kefarmasian secara

profesional dan etik • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •2 mampu menyelesaikan masalah terkait penggunaan

sediaan farmasi • • • • •3 mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan

alat kesehatan

4 mempu memformulasi dan memproduksi sediaan

farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang

berlaku• • •

5 mempunyai keterampilan dalam pemberian informasi

sediaan farmasi dan alat kesehatan • • • • • • •6 mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan

promotif kesehatan masyarakat •7 mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan

sesuai standar yang berlaku • • • • •8 mampu membangun hubungan interpersonal dalam

melakukan praktek kefarmasian dan bekerja sama

dengan tenaga kesehatan lain• •

9 mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang berhubungan dengan

kefarmasian

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •10 Mampu membuat penatalaksanaan terapi secara

profesional dan etis dengan obat modern dan

tradisional untuk penyakit (terutama dengan tingkat

prevalensi tinggi di Indonesia).

• • • •

11 Mampu melakukan persiapan produksi sediaan

farmasi berdasarkan analisis permasalahan formulasi

dan produksi dengan metode pengembangan yang

tepat dan dengan memanfaatkan iptek terkait

• • • •

12 Mampu mengembangkan jiwa enterpreneurship • • • • •

IPEManajemen

Farmasi Industri

Akuntansi

Apotek

Pelayanan Kefarmasian

Komunitas

C2. ASPEK KETERAMPILAN KHUSUS

Farmakoterapi

Manajemen

Farmasi Rumah

Sakit

No

Manajemen

Farmasi Komunitas

Capaian Pembelajaran