dokumen 1

80
WALIKOTA PAYAKUMBUH SAMBUTAN Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dalam rangka mewujudkan otonomi daerah yang lebih baik dimasa mendatang, Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh ini dapat dijadikan sebagai salah-satu acuan untuk merencanakan langkah-langkah pembangunan ekonomi Kota Payakumbuh yang lebih terarah dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saya menyambut gembira disusunnya Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh ini, dan mengharapkan kepada semua SKPD dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terimakasih saya sampaikan kepada Tim Kerja dibawah koordinasi BAPPEDA Kota Payakumbuh, yang telah menyusun Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh ini dengan sunguh-sunguh. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh ini, saya ucakan terimakasih. Semoga bantuan yang diberikan merupakan bagian dari sumbangsih kita dalam membangun Kota Payakumbuh agar dapat lebih berkembang dan lebih maju dimasa mendatang. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Payakumbuh, Desember 2007 WALIKOTA PAYAKUMBUH Capt. H. JOSRIZAL ZAIN, SE. MM.

Transcript of dokumen 1

Page 1: dokumen 1

WALIKOTA PAYAKUMBUH

SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka mewujudkan otonomi daerah yang lebih baik dimasa mendatang,

Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh ini dapat dijadikan

sebagai salah-satu acuan untuk merencanakan langkah-langkah pembangunan

ekonomi Kota Payakumbuh yang lebih terarah dan dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Saya menyambut gembira disusunnya Master Plan Pembangunan Ekonomi

Daerah Kota Payakumbuh ini, dan mengharapkan kepada semua SKPD dapat

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Terimakasih saya sampaikan kepada Tim Kerja dibawah koordinasi BAPPEDA

Kota Payakumbuh, yang telah menyusun Master Plan Pembangunan Ekonomi

Daerah Kota Payakumbuh ini dengan sunguh-sunguh.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Master Plan

Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh ini, saya ucakan terimakasih.

Semoga bantuan yang diberikan merupakan bagian dari sumbangsih kita dalam

membangun Kota Payakumbuh agar dapat lebih berkembang dan lebih maju dimasa

mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Payakumbuh, Desember 2007

WALIKOTA PAYAKUMBUH

Capt. H. JOSRIZAL ZAIN, SE. MM.

Page 2: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I

KATA PENGANTAR

aporan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2008 – 2017 ini disusun hasil kerjasama antara Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Payakumbuh dengan CV. HANG TUAH

KONSULTAN.

Laporan ini berisi keseluruhan pelaksanaan kegiatan yang dirumuskan dalam bentuk

Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 - 2017.

Kami mengharapkan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2008 – 2017 dapat menjadi salah-satu bahan untuk menyusun berbagai

kebijakan dan program pembangunan ekonomi daerah untuk 10 tahun ke depan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan sehingga kegiatan

Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2008 – 2017 ini dapat diselesaikan.

Payakumbuh, Desember 2007

BAPPEDA

Kota Payakumbuh

Plt. Kepala

Ir. ZULINDA KAMAL NIP. 410011397

L

Page 3: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. I

DAFTAR ISI ............................................................................................................ II

DAFTAR TABEL.................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... VIII

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................... I - 1

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................. I - 4 1.2.1. MAKSUD ............................................................................... I - 4 1.2.2. TUJUAN ................................................................................ I - 4

1.3. SASARAN....................................................................................... I - 5

1.4. KELUARAN..................................................................................... I - 5

1.5. RUANG LINGKUP........................................................................... I - 5 1.5.1. RUANG LINGKUP KAJIAN ........................................................ I - 5 1.5.2. RUANG LINGKUP WILAYAH ..................................................... I - 6

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................... I - 6

BAB II PROFIL KOTA PAYAKUMBUH

2.1. KONDISI UMUM.............................................................................. II - 1

2.2. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN................................................... II - 4

2.3. KARAKTERISTIK FISIK DASAR...................................................... II - 6

2.4. KEPENDUDUKAN........................................................................... II - 8

2.5. PEREKONOMIAN ........................................................................... II - 11 2.5.1. PEREKONOMIAN WILAYAH...................................................... II - 11 2.5.2. PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH ........ II - 13

2.6. SARANA DAN PRASARANA........................................................... II - 15 2.6.1. PRASARANA JALAN / PERHUBUNGAN ...................................... II - 15 2.6.2. PRASARANA LISTRIK.............................................................. II - 16 2.6.3. PRASARANA TELEPON ........................................................... II - 16 2.6.4. PRASARANA AIR BERSIH ........................................................ II - 17 2.6.5. SARANA SOSIAL EKONOMI ..................................................... II - 18 2.6.6. SARANA PENUNJANG PARIWISATA.......................................... II - 19

2.7. KECENDERUNGAN ARAH PERKEMBANGAN KOTA ..................... II - 20

2.8. NILAI STRATEGIS KOTA PAYAKUMBUH ...................................... II - 23

2.9. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KOTA PAYAKUMBUH .............. II - 24

2.10. RUTR KOTA PAYAKUMBUH........................................................... II - 25

BAB III FAKTA DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Page 4: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH IV

KOTA PAYAKUMBUH

3.1. BASIS EKONOMI DAERAH............................................................. III - 1 3.1.1. PDRB KOTA PAYAKUMBUH .................................................... III - 1 3.1.2. KONTRIBUSI / STRUKTUR EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH .......... III - 6 3.1.3. PDRB PER-KAPITA KOTA PAYAKUMBUH ................................. III - 10 3.1.4. SEKTOR BASIS ...................................................................... III - 11

3.2. POTENSI UNGGULAN DAERAH..................................................... III - 12 3.2.1. SEKTOR PERTANIAN, PERKEBUNAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN & PERIKANAN........................................................................ III - 13 3.2.2. KAWASAN SENTRA AGRIBISNIS .............................................. III - 18 3.2.3. SEKTOR INDUSTRI, PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, LEMBAGA KEUANGAN DAN KOPERASI .................... III - 30

3.3. INVESTASI BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ................................. III - 33

3.4. PERMASALAHAN........................................................................... III - 43 3.4.1. FAKTOR SOSIAL, POLITIK, DAN BUDAYA .................................. III - 43 3.4.2. FAKTOR TENAGA KERJA DAN PRODUKTIVITAS ......................... III - 44 3.4.3. FAKTOR INSFRASTRUKTUR .................................................... III - 46

3.5. KONDISI DAYA - SAING KOTA PAYAKUMBUH .............................. III - 49

3.6. TANTANGAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH.............................. III - 54

3.7. PELUANG PENGEMBANGAN EKONOMI KOTA ............................. III - 58

3.8. KEKUATAN EKONOMI KOTA ......................................................... III - 61

3.9. KELEMAHAN PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA........................... III - 67

3.10. KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN KOTA................................ III - 69

BAB IV KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2008 - 2017

4.1. RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PAYAKUMBUH 2003-2013 IV - 1 4.1.1. RENCANA PEMANFAATAN LAHAN............................................ IV - 1 4.1.2. RENCANA PENGEMBANGAN FASILITAS .................................... IV - 6 4.1.3. RENCANA PENATAAN JARINGAN JALAN (RUANG LALU-LINTAS) IV - 7 4.1.4. RENCANA PENGEMBANGAN UTILITAS ...................................... IV - 7

4.2. SWOT PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA...................................... IV - 9 4.2.1. EVALUASI TERHADAP TANTANGAN DAN PELUANG PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH ........................ IV - 13 4.2.2. EVALUASI TERHADAP KEKUATAN DAN KELEMAHAN PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH ........................ IV - 14 4.2.3. BUTIR-BUTIR ANALISIS SWOT ............................................... IV - 16

4.3. VISI, MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH 2008 - 2017 ............................................................ IV - 20

4.4. STRATEGI IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA..... IV - 22

4.5. SASARAN DAN KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH..................................................................... IV - 24

4.6. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH 2008 - 2017................................... IV - 33

BAB V MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA

PAYAKUMBUH 2008 - 2017

Page 5: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH V

5.1. PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH 2008 - 2017 ..................................................................................... V - 1

5.1.1. PROYEKSI PENDUDUK, PDRB DAN KEBUTUHAN INVESTASI....... V - 1 5.1.2. PROYEKSI LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH V - 12 5.1.3. TARGET PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH ........... V - 13 5.1.4. ARAH PENGEMBANGAN KOTA PAYAKUMBUH ........................... V - 15 5.1.5. RENCANA PENGEMBANGAN KOMODITAS ................................. V - 16 5.1.6. PEMASARAN KOMODITAS ....................................................... V - 18 5.1.7. PRASARANA PENUNJANG PENGEMBANGAN KOMODITAS .......... V - 20

5.2. INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH 2008 - 2017 ............................................................ V - 24

Page 6: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH VI

DAFTAR TABEL

TABEL : 2.1. PENGGUNAAN LAHAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 DAN TAHUN 2006 .................................................................................................. II - 8

TABEL : 2.2. PENYEBARAN PENDUDUK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006 ................... II - 8

TABEL : 2.3. PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 1980– 2006 .................................................................................................. II - 10

TABEL : 2.4. DISTRIBUSI PERSENTASE LAPANGAN USAHA PDRB KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006 ATAS DASAR HARGA BERLAKU.......................................... II - 11

TABEL : 2.5. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 1997 - 2006. II - 12

TABEL : 2.6. PERKEMBANGAN JUMLAH PENERIMAAN PAD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN

1999/2000 – 2006............................................................................... II - 14

TABEL : 2.7. KONDISI JALAN KOTA PAYAKUMBUH MENURUT STATUSNYA TAHUN 2006 II - 15

TABEL : 2.8. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN LISTRIK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 – 2006 ............................................................................ II - 16

TABEL : 2.9. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN TELEPON KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 – 2006 ............................................................................ II - 17

TABEL : 2.10. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN AIR BERSIH PADA PDAM KOTA

PAYAKUMBUH TAHUN 2000 – 2006 ....................................................... II - 18

TABEL : 2.11. SARANA SOSIAL EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 DAN 2006 .. II - 18

TABEL : 2.12. JUMLAH SARANA PENUNJANG PARIWISATA KOTA PAYAKUMBUH DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG TERSERAP TAHUN 2006 ........................ II - 19

TABEL : 2.13. KAPASITAS SARANA AKOMODASI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006......... II - 19

TABEL : 2.14. PEMBAGIAN BWK DAN SUB-BWK DI KOTA PAYAKUMBUH ....................... II - 27

TABEL : 3.1. PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2002 - 2006 ................................................. III - 2

TABEL : 3.2. PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2002 - 2006 ................................. III - 3

TABEL : 3.3. PERTUMBUHAN PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2001 - 2006.......... III - 4

TABEL : 3.4. KONTRIBUSI KELOMPOK SEKTORAL ATAU KELOMPOK STRUKTUR EKONOMI KOTA ................................................................................... III - 7

TABEL : 3.5. KONTRIBUSI SEKTORAL/KELOMPOK STRUKTUR EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH...................................................................................... III - 7

TABEL : 3.6. PDRB PER-KAPITA KOTA PAYAKUMBUH................................................ III - 11

TABEL : 3.7. SEKTOR BASIS KOTA PAYAKUMBUH ...................................................... III - 12

TABEL : 3.8. POTENSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI KOTA PAYAKUMBUH. III - 14

TABEL : 3.9. POTENSI KEHUTANAN KOTA PAYAKUMBUH ............................................ III - 15

TABEL : 3.10. POTENSI PETERNAKAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2004 - 2006 ............ III - 16

Page 7: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH VII

TABEL : 3.11. POTENSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KOTA PAYAKUMBUH ....................... III - 16

TABEL : 3.12. PRODUKSI PERIKANAN KOTA PAYAKUMBUH ........................................... III - 18

TABEL : 3.13. PENETAPAN KAWASAN SENTRA AGRIBISNIS PERTANIAN KOTA PAYA- KUMBUH TAHUN 2005-2010 ................................................................. III - 22

TABEL : 3.14. RINCIAN KOMODITAS UNGGULAN DAN PENDUKUNG PADA MASING-MASING

KECAMATAN DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2005-2010.......................... III - 23

TABEL : 3.15. PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI ...................................................... III - 30

TABEL : 3.16. PERKEMBANGAN SARANA PERDAGANGAN ............................................. III - 31

TABEL : 3.17. JUMLAH UNIT USAHA DAN PENYERAPAN TERHADAP TENAGA KERJA........ III - 32

TABEL : 3.18. SUMBER DANA KOPERASI DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006 ............... III - 32

TABEL : 3.19. POTENSI PELUANG INVESTASI KOTA PAYAKUMBUH ................................ III - 36

TABEL : 3.20. JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA KOTA PAYAKUMBUH ............ III - 44

TABEL : 3.21. UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) 5 TAHUN TERAKHIR ............................. III - 45

TABEL : 3.22. HASIL PERHITUNGAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2005 (DALAM JUTA RUPIAH) ................................ III - 45

TABEL : 3.23. POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KOTA PAYAKUMBUH ......................... III - 48

TABEL : 3.24. JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN ASING ....................... III - 48

TABEL : 3.25. KLASIFIKASI DAN LOKASI TERMINAL DI KOTA PAYAKUMBUH ..................... III - 48

TABEL : 3.26. FASILITAS PENDUKUNG TRANSPORTASI................................................. III - 49

TABEL : 3.27. PERKEMBANGAN IPM KOTA PAYAKUMBUH ............................................ III - 50

TABEL : 3.28. INDEKS PENDIDIKAN............................................................................. III - 50

TABEL : 3.29. INDEKS KESEHATAN............................................................................. III - 51

TABEL : 3.30. PDRB PER-KAPITA KOTA PAYAKUMBUH 2001 - 2006 ............................ III - 51

TABEL : 3.31. PERSENTASE PERDAGANGAN DALAM PDRB ......................................... III - 51

TABEL : 3.32 IPM KOTA PAYAKUMBUH MENURUT KECAMATAN TAHUN 2005 ............... III - 52

TABEL : 3.33 KLASIFIKASI DAN LOKASI DI KOTA PAYAKUMBUH .................................... III - 64

TABEL : 3.34 OBJEK WISATA MENURUT JENISNYA DI KOTA PAYAKUMBUH ................... III - 65 TABEL : 4.1. RENCANA PENGEMBANGAN FASILITAS DI KOTA PAYAKUMBUH ................ IV - 6

TABEL : 4.2. MATRIKS ANALISIS SWOT PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH IV - 18 TABEL : 5.1. PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA PAYAKUMBUH 2008-2017

(PERTUMBUHAN MODERAT) ................................................................. V - 2

TABEL : 5.2. PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA PAYAKUMBUH 2008-2017

(PERTUMBUHAN PROGRESIF) .............................................................. V - 2

TABEL : 5.3. PROYEKSI PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA 2008 – 2017............................................ V - 3

TABEL : 5.4. STRUKTUR EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA BERLAKU

MENURUT LAPANGAN USAHA 2008 – 2017............................................ V - 5

TABEL : 5.5. PROYEKSI PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA 2008 – 2017 ........................ V - 7

TABEL : 5.6. PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI KOTA PAYAKUMBUH 2008 – 2017....... V - 9 TABEL : 5.7. PROYEKSI PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2005-

Page 8: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH VIII

2025 ..... ............................................................................................ V - 10

TABEL : 5.8. PROYEKSI LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2008 – 2017 ....................................................................................... V - 13

TABEL : 5.9. KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PENGEMBANGAN KOMODITAS......................................................................................... V - 22

TABEL : 5.10. PROGRAM MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH 2008 – 2017 ...................................................................................... V - 31

Page 9: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tujuan utama usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan per-

tumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi

tingkat kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran.

Kesempatan kerja bagi penduduk atau masyarakat akan memberikan

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Todaro, 2000).

Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi,

struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar-

penduduk, antar-daerah dan antar-sektor.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dibutuhkan suatu perencanaan

pembangunan ekonomi daerah yang terarah, terukur, dan efektif sesuai dengan

kondisi, permasalahan, potensi dan kebutuhan daerah. Dalam proses

perencanaan inilah peran pemerintah daerah sangat diperlukan sebagai

koordinator dan fasilitator dengan menetapkan kebijakan atau menyusun

strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya.

Tahapan mempersiapkan strategi pengembangan ekonomi yang ada di daerah

dapat dilakukan antara lain :

1. Mengidentifikasi sektor-sektor yang mempunyai potensi ekonomi untuk

dikembangkan dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-

masing sektor.

2. Mengidentifikasi sektor-sektor yang potensinya rendah untuk dikembangkan

dan mencari faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya potensi sektor

tersebut untuk dikembangkan.

3. Mengidentifikasi sumberdaya (faktor-faktor produksi) yang ada termasuk

sumberdaya manusia yang siap digunakan untuk mendukung perkembangan

setiap sektor yang bersangkutan.

Page 10: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I - 2

4. Dengan menggunakan model pembobotan terhadap variabel-variabel

kekuatan dan kelemahan untuk setiap sektor dan sub-sektor, maka akan

ditemukan sektor-sektor andalan yang selanjutnya dianggap sebagai potensi

ekonomi yang patut dikembangkan di daerah yang bersangkutan.

5. Menentukan strategi yang akan ditempuh untuk pengembangan sektor-sektor

andalan yang akan dapat menarik sektor-sektor lain untuk tumbuh sehingga

perekonomian akan dapat berkembang dengan sendirinya (self propelling)

secara berkelanjutan (sustainable development).

Selain hal di atas, dalam rangka mempersiapkan strategi pengembangan

potensi daerah, ada beberapa faktor produksi (sumber-sumber ekonomi) yang

harus dilibatkan dan diidentifikasi, seperti:

• Faktor Produksi Tenaga Kerja

• Kapital

• Sumberdaya Alam

• Teknologi

• Faktor Sosial (adat istiadat, keagamaan, sistem pemerintahan, dsb.).

Oleh karena itu dalam rangka mempersiapkan pengembangan ekonomi daerah,

kelima faktor produksi tersebut juga perlu diidentifikasi.

Misal untuk Kota Payakumbuh, bagaimana ketersediaan modalnya, sumberdaya

alam apa saja yang tersedia dan mana yang sudah diolah dan mana yang

belum, serta berapa besar deposit atau cadangan yang sudah diketahui. Begitu

pula perlu diidentifikasi terhadap ketersediaan tenaga kerja dalam jumlah

maupun keterampilan serta bidang keahliannya, berapa yang sudah terserap

dalam pasar tenaga kerja dan berapa yang menganggur maupun menganggur

tersembunyi. Bagaimana hubungan antara teknologi yang digunakan apakah

sudah cukup menyerap tenaga kerja (padat karya), atau padat modal dan tepat

guna. Apakah masyarakat yang ada sudah dapat menerima program-program

pembangunan pemerintah atau justru apatis. Kalau apatis, mengapa demikian?

Semua itu harus dicari sebab-sebabnya.

Namun demikian di era otonomi daerah saat ini, nampaknya semua kegiatan

identifikasi sumber-sumber ekonomi tersebut sudah tidak diperlukan lagi karena

masyarakat dan pemerintah sudah sangat jauh memahami hal di atas (tetapi

Page 11: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I - 3

kalau belum, atau masih ragu-ragu segera adakan observasi atau studi dalam

waktu singkat). Pemerintah dan masyarakat di daerah saat ini hanya tinggal

menjalankan proses pemberdayaan terhadap semua potensi-potensi yang ada,

sehingga tujuan pembangunan daerah untuk mensejahterakan masyarakat di

daerah tercapai dengan segala potensi yang dimilikinya.

Kota Payakumbuh dalam pelaksanaan pembangunannya, sampai saat ini masih

mengacu kepada Renstra Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah

No. 17 Tahun 2003 yang berlaku dari Tahun 2002-2007. Namun pada

implementasinya yang tertuang dalam pelaksanaan APBD setiap tahunnya

belum menunjukan konsistensinya dengan apa yang tertuang dalam dokumen

Renstra.

Sampai pada akhir periode perencanaan tersebut tahun 2007 ini, masih banyak

program/kegiatan yang belum searah dan dapat dilaksanakan sebagaimana

yang telah direncanakan. Khusus untuk rencana pembangunan ekonomi daerah

yang bersifat fisik dan spasial hampir seluruhnya belum terwujudkan selama

periode perencanaan 5 tahun ini.

Beberapa kegiatan strategis di bidang ekonomi yang tidak terlaksana adalah

pembangunan pasar satelit, pembangunan pusat pemasaran ternak,

pembangunan pusat perdagangan tembakau, pembangunan pusat pemasaran

makanan ringan tradisional, dan pengembangan kawasan industri. Kondisi di

atas mencerminkan bahwa perencanaan pembangunan yang disusun belum

didasarkan atas kajian dan analisis yang baik, belum mencerminkan dan

memperhatikan kondisi, permasalahan, potensi dan kebutuhan daerah serta

prospek ke depan dan dinamika yang terjadi di tengah masyarakat.

Sejalan dengan penyusunan dokumen RPJPD dan RPJMD sebagai dokumen

perencanaan pembangunan daerah, juga diperlukan perencanaan pem-

bangunan yang bersifat strategis dan spasial yang berfungsi sebagai rencana

induk (master plan) untuk pedoman perencanaan yang lebih operasional bagi

Pemerintah Kota, masyarakat dan dunia usaha. Salah-satu rencana induk yang

disusun adalah Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah yang berisi

Page 12: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I - 4

analisis, evaluasi kajian, arah pembangunan dan program/kegiatan pem-

bangunan ekonomi yang meliputi seluruh sektor ekonomi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1. MAKSUD

Maksud dari Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota

Payakumbuh adalah untuk menghasilkan suatu produk perencanaan yang

akan menjadi pegangan dan acuan dalam penyusunan program dan kegiatan

pembangunan ekonomi Kota Payakumbuh Tahun 2008-2017.

1.2.2. TUJUAN

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk menyediakan pedoman bagi

Pemerintah Daerah, masyarakat dan swasta dalam merencanakan dan

melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi daerah yang lebih efektif,

efisien dan terarah..

Sedangkan tujuan khusus Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi

Daerah Kota Payakumbuh ini adalah :

1. Mengetahui kondisi dan perkembangan, serta permasalahan pembangunan

ekonomi Kota Payakumbuh 10 tahun terakhir.

2. Mengetahui prospek dan kebutuhan pembangunan ekonomi Kota

Payakumbuh sebagai dasar penyusunan rencana untuk 10 tahun kedepan.

3. Menyusun strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi daerah kedepan

dengan memperhatikan dokumen perencanaan pembangunan daerah

lainnya yang telah disusun sebelumnya termasuk RUTRK.

4. Merumuskan dan merekomendasikan program dan kegiatan yang diperlukan

untuk mendorong pembangunan ekonomi Kota Payakumbuh tahun 2008-

2017.

Page 13: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I - 5

1.3. SASARAN

Sasaran dari Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota

Payakumbuh ini adalah untuk mendorong pencapaian tujuan dan sasaran

pembangunan ekonomi Kota Payakumbuh tahun 2008-2017, yaitu :

1. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah.

2. Peningkatan pendapatan per-kapita.

3. Pengurangan kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan sosial ekonomi

masyarakat.

1.4. KELUARAN

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Master Plan Pem-

bangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh adalah : Buku dan CD Master

Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh 2008-2017 yang sesuai

dengan potensi, kemampuan dan arah pembangunan perekonomian daerah

Kota Payakumbuh dalam jangka menengah dan jangka panjang.

1.5. RUANG LINGKUP

1.5.1. RUANG LINGKUP KAJIAN

Ruang Lingkup Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah

Kota Payakumbuh ini adalah :

1. Mengenali karakteristik umum wilayah yang meliputi aspek kependudukan,

sosial budaya, ekonomi dan fisik lingkungan melalui data sekunder dan data

primer (survai lapangan).

2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap sektor-sektor ekonomi yang

menjadi landasan pembangunan Kota Payakumbuh.

Page 14: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I - 6

1.5.2. RUANG LINGKUP WILAYAH

Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi

Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008-2017 adalah di wilayah Kota

Payakumbuh.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota

Payakumbuh adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan memaparkan serta menjelaskan mengenai latar-

belakang kegiatan, maksud dan tujuan, sasaran kegiatan, keluaran

serta ruang lingkup kegiatan, serta sistematika penulisan.

Bab II Profil Kota Payakumbuh

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Kota Payakumbuh,

baik ditinjau dari segi sosial, ekonomi dan pembangunan ekonominya.

Bab III Fakta dan Permasalahan Pembangunan Ekonomi Kota

Payakumbuh

Bab ini berisi mengenai fakta dan permasalahan pembangunan

ekonomi berdasarkan kajian data primer dan data sekunder.

Bab IV Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2008-2007

Bab ini berisi kebijakan pembangunan ekonomi daerah 10 tahun ke

depan menyangkut Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Ekonomi;

Strategi Implementasi Pembangunan Ekonomi; Sasaran dan

Kebijakan Umum Pembangunan Ekonomi Kota; serta Sasaran dan

Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh

2008 – 2017.

Bab V Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh

Tahun 2008-2007

Bab ini berisi Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah untuk 10

Page 15: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH I - 7

tahun yang dijabarkan dalam bentuk proyeksi dan target yang ingin

dicapai dalam pembangunan ekonomi Kota Payakumbuh 10 tahun ke

depan. Proyeksi dan target tersebut juga dijabarkan dalam bentuk

indikasi program pembangunan ekonomi kota.

Page 16: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 1

BAB II

PROFIL KOTA PAYAKUMBUH

2.1. KONDISI UMUM

Kota Payakumbuh pada awalnya merupakan salah-satu kota kecil di Provinsi

Sumatera Barat yang secara resmi tertuang dalam UU No. 8 Tahun 1956.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1970,

ditetapkan Kota Payakumbuh sebagai Daerah Tingkat II Kotamadya. Dan

berdasarkan UU No. 5 Tahun 1975, Daerah Tingkat II Kotamadya Payakumbuh

ditetapkan terdiri dari 3 Kecamatan dengan 73 Kelurahan. Sejak tahun 2003

dengan jumlah penduduk 101.878 jiwa telah menjadi Kota Menengah di Propinsi

Sumatera Barat.

Kota Payakumbuh terletak di bagian timur wilayah Provinsi Sumatera Barat,

tepatnya di tengah wilayah Kabupaten Limapuluh Kota. Orientasi Kota

Payakumbuh terhadap wilayah Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada

Gambar : 2.1.

Luas wilayah Kota Payakumbuh sekitar 80,43 Km², dan secara administrasi

dibatasi oleh ;

• Kecamatan Harau dan Kecamatan Payakumbuh di sebelah Utara

• Kecamatan Luhak di sebelah Selatan

• Kecamatan Luhak dan Kecamatan Harau di sebelah Timur

• Kecamatan Payakumbuh Kecamatan Situjuh Limo Nagari di sebelah Barat

Dilihat dari letak geografisnya, Kota Payakumbuh letaknya cukup strategis,

karena berada di kawasan perbatasan wilayah Provinsi Sumatera Barat dan

Provinsi Riau. Dari Kota Pekanbaru (Ibukota Provinsi Riau), Kota Payakumbuh

berjarak ±188 Km dan dapat ditempuh melalui perjalanan darat selama ±3,5 jam.

Sedangkan dari Kota Padang (Ibukota Provinsi Sumatera Barat), Kota

Payakumbuh berjarak ±124 Km dan dapat ditempuh selama ±2,5 jam dengan

perjalanan darat. Jalan yang menghubungkan antara Kota Payakumbuh dengan

Page 17: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 2

Kota Pekanbaru dan Kota Padang, kondisinya sangat baik (Jalan Arteri Primer)

dan tersedia sarana transportasi darat sepanjang waktu.

Page 18: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 4

2.2. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Sistem administrasi pemerintahan Kota Payakumbuh dapat dilihat dari 2 sisi,

yaitu berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan

sisi lainnya mengacu kepada Perda yang mengatur Struktur Organisasi dan

Tata Kerja (SOTK).

Secara administratif formal, Kota Payakumbuh terdiri atas 3 Kecamatan dan 73

Kelurahan , yaitu :

a) Kecamatan Payakumbuh Utara (1) Kelurahan Balai Baru

(2) Kelurahan Balai Betung (3) Kelurahan Balai Cacang

(4) Kelurahan Balai Gadang (5) Kelurahan Balai Gurun (6) Kelurahan Balai Jaring

(7) Kelurahan Balai Kaliki (8) Kelurahan Bunian (9) Kelurahan Cubadak Air

(10) Kelurahan Kaning Bukit (11) Kelurahan Koto Baru (12) Kelurahan Koto Panjang

(13) Kelurahan Kubu Gadang (14) Kelurahan Labuh Baru

(15) Kelurahan Muaro

(16) Kelurahan Nan Kodok (17) Kelurahan Napar

(18) Kelurahan Payolinyam (19) Kelurahan Payonibung (20) Kelurahan Padang Kaduduk

(21) Kelurahan Pasir (22) Kelurahan Parambahan (23) Kelurahan Sungai Durian

(24) Kelurahan Talawi (25) Kelurahan Tambago (26) Kelurahan Tanjung Anau

(27) Kelurahan Tarok (28) Kelurahan Taruko

b) Kecamatan Payakumbuh Barat (1) Kelurahan Ampangan (2) Kelurahan Aur Kuning

(3) Kelurahan Balai Nan Duo (4) Kelurahan Balai Panjang (5) Kelurahan Bulakan Balai Kandi

(6) Kelurahan Daya Bangun (7) Kelurahan Ibuh (8) Kelurahan Kapalo Koto

(9) Kelurahan Koto Tuo (10) Kelurahan Koto Tangah (11) Kelurahan Kubu Gadang

(12) Kelurahan Labuh Basilang (13) Kelurahan Limbukan

(14) Kelurahan Limo Kampung (15) Kelurahan Nunang (16) Kelurahan Padang Datar

(17) Kelurahan Padang Karambil (18) Kelurahan Padang Tangah

(19) Kelurahan Padang Tinggi (20) Kelurahan Payolansek (21) Kelurahan Pakan Sinayan

(22) Kelurahan Parak Betung (23) Kelurahan Piliang (24) Kelurahan Parit Rantang

(25) Kelurahan Sawah Padang (26) Kelurahan Subarang Betung (27) Kelurahan Sungai Pinago

(28) Kelurahan Talang (29) Kelurahan Tanah Mati

(30) Kelurahan Tanjung Gadang (31) Kelurahan Tanjung Pauh

c) Kecamatan Payakumbuh Timur (1) Kelurahan Balai Batimah (2) Kelurahan Balai Jaring

(3) Kelurahan Balai Nan Tuo (4) Kelurahan Bodi (5) Kelurahan Koto Baru Payobasung

(6) Kelurahan Koto Panjang (7) Kelurahan Padang Alai

(8) Kelurahan Padang Tiakar Hilir (9) Kelurahan Padang Tiakar Mudik

(10) Kelurahan Padang Tiakar Payobada (11) Kelurahan Payobasung (12) Kelurahan Ranah

(13) Kelurahan Sicincin Hilir (14) Kelurahan Sicincin Mudik

Page 19: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 6

Secara adat (non-formal), ke-3 kecamatan di Kota Payakumbuh terbagi atas 8

Kanagarian, yaitu :

1) Kecamatan Payakumbuh Utara (1) Kenagarian Koto Nan Gadang (2) Kenagarian Lampasi

2) Kecamatan Payakumbuh Barat (1) Kenagarian Koto Nan IV (2) Kenagarian Limbukan (3) Kenagarian Aur Kuning

3) Kecamatan Payakumbuh Timur (1) Kenagarian Tiakar (2) Kenagarian Payobasung (3) Kenagarian Air Tabit

2.3. KARAKTERISTIK FISIK DASAR

Kondisi atau karakteristik fisik dasar Kota Payakumbuh dapat dijelaskan sebagai

berikut ;

a) Secara geografis Kota Payakumbuh terletak di antara 0º10' – 0º17' LS dan

100º35' – 100º48' BT.

b) Secara umum wilayah Kota Payakumbuh berada di dataran tinggi dengan

ketinggian antara 500 – 750 meter di atas permukaan laut. Kondisi

topografisnya datar sampai berbukit, dimana sebagian besar kawasan

memiliki tingkat kemiringan 0 – 15%.

c) Suhu rata-rata berkisar antara 25 – 27ºC dengan kelembaban udara antara

45 – 50%. Curah hujan rata-rata lebih dari 4.000 mm per-tahun.

d) Sumber air untuk air minum dan irigasi dipengaruhi oleh keberadaan 3

sungai besar yang melintas dari barat ke arah timur kota, yaitu :

• Batang Agam dengan lebar ±20 meter dan panjang 14,6 Km.

• Batang Lampasi dengan lebar ±15 meter dan panjang 11,6 Km.

• Batang Sinamar dengan lebar ±15 meter dan panjang 4,5 Km.

e) Penggunaan lahan Kota Payakumbuh masih didominasi (58,08%) untuk

kegiatan pertanian (sawah, kebun/ladang dan kolam/tebat). Memperhatikan

pergeseran komposisi penggunaan lahan tahun 2000 dan tahun 2006, terjadi

beberapa perubahan luas penggunaan lahan yang merupakan suatu indikasi

telah terjadinya proses peralihan dari daerah yang bersifat perdesaan (rural)

ke arah daerah yang bersifat perkotaan (urban). Lahan terbangun

bertambah dari 17,34% menjadi 36,76%, Kebun/Ladang berkurang dari

28,73% menjadi 18,76%. Lihat Gambar : 2.3.

Page 20: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 8

Tabel berikut ini menggambarkan uraian penggunaan lahan Kota

Payakumbuh tahun 2000 dan tahun 2006.

Tabel : 2.1. PENGGUNAAN LAHAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 DAN TAHUN 2006

LUAS PENGGUNAAN LAHAN (HA) No JENIS PENGGUNAAN LAHAN

TAHUN 2000 TAHUN 2006

1. Sawah 3.060,00 38,04% 2.950,00 36,68%

2. Lahan Terbangun 1.395,00 17,34% 2.956,67 36,76%

3. Kebun/Ladang 2.311,12 28,73% 1.509,00 18,76%

4. Kolam/Tebat 209,00 2,60% 212,46 2,64%

5. Hutan Negara 178,00 2,21% 49,09 0,61%

6. Lainnya 890,04 11,07% 365,94 4,55%

J U M L A H 8.043,16 100,00% 8.043,16 100,00%

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2000 dan 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Untuk melihat sebaran lahan/kawasan terbangun Kota Payakumbuh, dapat

dilihat pada Gambar : 2.4.

2.4. KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk Kota Payakumbuh pada tahun 2006 tercatat sebanyak

104.146 jiwa, bertambah sebanyak 6.149 jiwa dibandingkan dengan jumlah

penduduk tahun 2000 (penduduk akhir tahun 2000 sebanyak 97.997 jiwa).

Penyebaran penduduk pada setiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel : 2.2.

berikut ini.

Tabel : 2.2. PENYEBARAN PENDUDUK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006

Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan

Luas (Km²) Laki-laki Perempuan Total

Kepadatan Rata-rata (Jiwa/Km²)

1. Payakumbuh Barat 33,75 23.911 24.393 48.304 1.431

2. Payakumbuh Utara 23,95 16.875 17.214 34.089 1.423

3. Payakumbuh Timur 22,73 10.768 10.985 21.753 957

J u m l a h 80,43 51.554 52.592 104.146 1.285

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Laju pertumbuhan penduduk Kota Payakumbuh dalam 25 tahun terakhir

berlangsung secara moderat (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah). Rata-

rata laju pertumbuhan penduduk Kota Payakumbuh 1,08% per-tahun, lihat

Tabel : 2.3. dan grafik pada halaman berikut.

Page 21: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 10

PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN 1980 - 2006

75.000

80.000

85.000

90.000

95.000

100.000

105.000

110.000

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Tabel : 2.3. PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 1980 – 2006

JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) TAHUN

LAKI-LAKI PEREMPUAN T O T A L

Pertumbuhan Rata-rata

1980 38.673 40.116 78.789

1981 39.336 40.894 80.230 1,83%

1982 39.802 41.764 81.566 1,67%

1983 40.877 42.682 83.559 2,44%

1984 41.595 42.893 84.488 1,11%

1985 41.783 43.124 84.907 0,50%

1986 41.891 43.512 85.403 0,58%

1987 42.279 43.815 86.094 0,81%

1988 42.613 43.990 86.603 0,59%

1989 43.158 44.822 87.980 1,59%

1990 44.599 46.626 91.225 3,69%

1991 45.207 46.667 91.874 0,71%

1992 45.394 46.754 92.148 0,30%

1993 45.670 47.069 92.739 0,64%

1994 45.738 47.281 93.019 0,30%

1995 45.963 47.432 93.395 0,40%

1996 46.440 47.745 94.185 0,85%

1997 46.650 47.950 94.600 0,44%

1998 46.840 48.312 95.152 0,58%

1999 47.276 48.654 95.930 0,82%

2000 48.218 49.779 97.997 2,15%

2001 48.539 50.040 98.579 0,59%

2002 48.701 50.331 99.032 0,46%

2003 50.101 51.777 101.878 2,87%

2004 50.952 51.588 102.540 0,65%

2005 51.150 52.180 103.330 0,77%

2006 51.554 52.592 104.146 0,79%

RATA-RATA 1,08%

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Page 22: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 11

2.5. PEREKONOMIAN

2.5.1. PEREKONOMIAN WILAYAH

Untuk mengetahui perkembangan dan struktur perekonomian wilayah Kota

Payakumbuh, dapat dilihat dari perkembangan dan komposisi PDRB-nya. Tabel

berikut ini menggambarkan distribusi persentase PDRB Kota Payakumbuh tahun

2006, dimana dari tabel tersebut akan tergambar besarnya sumbangan setiap

lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kota Payakumbuh, yang secara

langsung menunjukan kontribusi sektoral terhadap ekonomi Kota Payakumbuh.

Tabel : 2.4. DISTRIBUSI PERSENTASE LAPANGAN USAHA PDRB KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006 ATAS DASAR HARGA BERLAKU

No. LAPANGAN USAHA PERSENTASE

1. Pertanian 10,77% 2. Pertambangan dan Galian 0,46%

3. Industri Pengolahan 6,67%

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1,65%

5. Bangunan 8,59%

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,88% 7. Angkutan dan Komunikasi 22,81% 8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 8,52%

9. Jasa-jasa 22,65% Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2002-2006.

Dari tabel di atas terlihat beberapa lapangan usaha yang cukup dominan dalam

pembentukan PDRB Kota Payakumbuh, adalah :

• Jasa-jasa : 22,65%

• Angkutan dan Komunikasi : 22,81%

• Perdagangan, Hotel dan Restoran : 17,88%

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh tahun 1997 sampai tahun 2006

dapat dilihat pada Tabel : 2.5. dan grafik di halaman berikut.

Page 23: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 12

Tabel : 2.5. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 1997 – 2006

TAHUN LAJU PERTUMBUHAN

1997 -4,90%

1998 -4,74%

1999 1,66%

2000 3,41%

2001 3,78%

2002 4,80%

2003 5,13%

2004 5,61%

2005 5,78%

2006 6,18%

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2002-2006, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Dari angka-angka di atas terlihat kecenderungan mulai membaiknya kondisi

perekonomian Kota Payakumbuh setelah ikut terpuruk pada tahun 1997 dan

1998 sebagai dampak dari krisis ekonomi nasional dan regional.

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN 1997 - 2006

-6,00%

-4,00%

-2,00%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Page 24: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 13

2.5.2. PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pada Tahun Anggaran 2006, APBD Kota Payakumbuh terdiri dari ;

• Pendapatan Daerah : Rp. 243.113.533.300

• Belanja Daerah : Rp. 216.424.889.000

• Surplus : Rp. 26.688.644.300

Dari Rp. 243,11 Milyar Pendapatan Daerah, Rp. 217,24 Milyar (89,38%)

bersumber dari Dana Perimbangan dan Rp. 23,10 Milyar (9,5%) dari PAD.

Kondisi ini mengalami pertambahan sebesar 46.09% dibandingkan dengan

kondisi tahun 2004, dengan jumlah Pendapatan Daerah sebesar Rp. 166,41

Milyar, besar Dana Perimbangan Rp. 140,82 Milyar (84,62%) dan PAD sebesar

Rp. 20,12 Milyar.

Selain bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan/atau Dana Alokasi

Khusus (DAK), daerah melaksanakan program pembangunannya dengan

menggunakan Dana yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam era otonomi daerah sekarang ini, tentunya kemampuan daerah untuk

meningkatan PAD dituntut lebih tinggi, agar perkembangan daerahnya tidak

tertinggal dibandingkan dengan daerah lain yang memiliki PAD lebih tinggi.

Sumber-sumber penerimaan yang menjadi PAD adalah :

• Pajak Daerah

• Retribusi Daerah

• Pos laba Perusahaan Miliki Daerah

• Pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Sejalan dinamika perkembangan pembangunan Kota Payakumbuh, realisasi

penerimaan PAD Kota Payakumbuh mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Hal ini tentunya merupakan sinyal yang baik untuk terus secara

konsisten, terarah dan terencana melaksanakan pembangunan di berbagai

bidang, yang tujuannya tidak saja untuk memberikan pelayanan yang semakin

baik bagi masyarakat, namun juga untuk semakin meningkatan PAD Kota

Payakumbuh, sehingga terjadi proses sirkulasi antara dana yang diterima dari

masyarakat dengan dana yang digunakan untuk memberikan dan meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat.

Page 25: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 14

Tabel dan Grafik pada halaman berikut ini menggambarkan perkembangan PAD

Kota Payakumbuh dalam beberapa tahun terakhir.

Tabel : 2.6. PERKEMBANGAN JUMLAH PENERIMAAN PAD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 1999/2000 – 2006

TAHUN JUMLAH PENERIMAAN PAD PERTUMBUHAN

1999/2000*) 2,747 Milyar -

2000*) 2,093 Milyar -23,81%

2001*) 4,717 Milyar 125,37%

2002*) 6,220 Milyar 31,87%

2003*) 13,846 Milyar 122,61%

2004**)

20,121 Milyar 45,32%

2005***)

21,875 Milyar 8,72%

2006****)

23,098 Milyar 5,59%

Sumber : *)

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2004. **)

Sumatera Barat Dalam Angka 2006, BPS Provinsi Sumatera Barat. ***)

Payakumbuh Dalam Angka 2006, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh. ****)

Payakumbuh Dalam Angka 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAD KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN 1999/2000 - 2006

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

TA

19

99/2

00

0

TA

20

00

TA

20

01

TA

20

02

TA

20

03

TA

20

04

TA

20

05

TA

20

06

(Mil

ya

r R

up

iah

)

Page 26: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 15

2.6. SARANA DAN PRASARANA

2.6.1. PRASARANA JALAN / PERHUBUNGAN

Total panjang jalan di Kota Payakumbuh adalah 238,43 Km, dengan kondisi :

66,86% kondisi baik, 24,45% kondisi sedang dan sisanya dalam keadaan rusak

dan rusak berat.

Secara bertahap peningkatan panjang jalan dan perbaikan kondisi terus

dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Peningkatan diarahkan untuk

percepatan pembangunan kawasan pinggiran kota dan mewujudkan

pembangunan Jalan Lingkar Luar yang mencakup Jalan Lingkar Utara

sepanjang 12 Km dan Jalan Lingkar Selatan sepanjang 9 Km.

Pembangunan Jalan Lingkar Luar diwujudkan dalam kerangka meningkatkan

kelancaran arus transportasi regional yang melintasi Kota Payakumbuh dari

wilayah di Provinsi Riau. Selain itu, pengembangan sistem transportasi Kota

Payakumbuh akan terintegrasi dengan pembangunan “Kelok Sembilan Fly Over”

yang nantinya menjadi bagian dari pengembangan sistem transportasi regional

dan pengembangan pariwisata di wilayah perbatasan Provinsi Sumatera Barat

dan Riau.

Kondisi prasarana jalan Kota Payakumbuh tahun 2006 dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel : 2.7. KONDISI JALAN KOTA PAYAKUMBUH MENURUT STATUSNYA TAHUN 2006

PANJANG JALAN (Km) NO. KONDISI JALAN

Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kota

J u m l a h

(Km)

1 BAIK 17,76 8,36 133,30 159,41 66,86%

2 SEDANG 1,44 1,24 55,61 58,29 24,45%

3 RUSAK - - 18,03 18,03 7,56%

4 RUSAK BERAT - - 2,70 2,70 1,13%

JUMLAH 19,20 9,60 209,63 238,43 100,00%

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Page 27: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 16

2.6.2. PRASARANA LISTRIK

Listrik yang dimanfaatkan di Kota Payakumbuh bersumber dari PLTA Maninjau

dan PLTA Batang Agam yang didistribusikan melalui gardu induk dengan

kapasitas 20 KV dan berdaya 200 KVA.

Tahun 2006, jumlah pelanggan PT. PLN Ranting Payakumbuh berjumlah 22.193

pelanggan. Sebagian besar pelanggan adalah pelanggan rumah-tangga.

Dibandingkan dengan tahun 2000, terjadi kenaikan pelanggan sebesar 26,75%.

Lihat tabel berikut ini.

Tabel : 2.8. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN LISTRIK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 – 2006

T A H U N Jumlah

Pelanggan Jumlah Pelanggan

Rumah-tangga Pertumbuhan

Pelanggan

2 0 0 0*) 17.838 - -

2 0 0 1*) 19.890 - 11,50%

2 0 0 2**)

18.142 15.853 -8,79%

2 0 0 3**)

18.893 16.484 4,14%

2 0 0 4**)

21.732 18.938 15,03%

2 0 0 5**)

22.193 19.304 2,12%

2 0 0 6***)

22.606 19.665 1,86%

Sumber : *)

Payakumbuh Dalam Angka 2003, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh. **)

Payakumbuh Dalam Angka 2006, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh. ***)

Payakumbuh Dalam Angka 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Daya terpasang listrik di Kota Payakumbuh adalah 14.708.940 VA dan perkiraan

kebutuhan listrik Kota Payakumbuh sampai tahun 2012 adalah sebesar 25.996

KWH, untuk memenuhi ini masih diperlukan tambahan daya dari PLN sebagai

penyediaan listrik.

2.6.3. PRASARANA TELEPON

Perkembangan pemakaian telepon pada tahun 2004-2005 mengalami

penurunan dan pada tahun 2006 kembali mengalami kenaikan. Untuk melihat

Page 28: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 17

perkembangan jumlah pelanggan telepon secara rinci dari tahun 2000 sampai

tahun 2006 dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel : 2.9. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN TELEPON KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 – 2006

T A H U N Jumlah Pelanggan Pertumbuhan Jumlah Pelanggan

2 0 0 0 4.805 -

2 0 0 1 5.201 8,24%

2 0 0 2 5.931 14,04%

2 0 0 3 6.311 6,41%

2 0 0 4 6.306 -0,08%

2 0 0 5 6.179 -2,01%

2 0 0 6 6.288 1,76%

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2000, 2003, 2006 & 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Kapasitas terpasang sentral otomat Telkom Cabang Kota Payakumbuh adalah

sebanyak 6.474 sst. Dengan kondisi jumlah pelanggan sampai tahun 2006

sebanyak 6.288 sst, masih tersedia kapasitas terpasang sebanyak 186 sst.

Untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan dimasa mendatang, dibutuhkan

peningkatan kapasitas sentral otomat Telkom Cabang Kota Payakumbuh.

2.6.4. PRASARANA AIR BERSIH

Pada awalnya sumber air bersih yang dikelola PDAM Payakumbuh berasal

Batang Tabik, kemudian dikembangkan dengan penambahan pada lokasi

Sikamaruncian dan Sungai Dareh Padang Ambacang dengan investasi hampir

Rp. 4 Milyar. Investasi yang ditanamkan PDAM tersebut adalah dalam rangka

peningkatan kapasitas produksi sehingga kebutuhan pasokan air bersih untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat dapat terpenuhi.

Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan jumlah pelanggan dari tahun 2000

sampai dengan tahun 2006.

Page 29: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 18

Tabel : 2.10. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN AIR BERSIH PADA PDAM KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 – 2006

T A H U N Jumlah Pelanggan Pertumbuhan Pelanggan

2 0 0 0 9.701 -

2 0 0 1 11.617 19,75%

2 0 0 2 12.660 8,98%

2 0 0 3 13.275 4,86%

2 0 0 4 13.457 1,37%

2 0 0 5 13.875 3,11%

2 0 0 6 14.228 2,54%

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2003, 2006 & 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

2.6.5. SARANA SOSIAL EKONOMI

Sebagai pusat pelayanan, Kota Payakumbuh memiliki kelengkapan sarana

sosial-ekonomi yang cukup memadai jenisnya. Ke depan dengan semakin

berkembang-nya kebutuhan masyarakat, dibutuhkan peningkatan jumlah dan

kualitas pelayanan sarana sosial-ekonomi.

Berbagai sarana sosial ekonomi yang tersedia di Kota Payakumbuh dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel : 2.11. SARANA SOSIAL EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2000 dan 2006

JUMLAH SARANA (Unit) No. JENIS SARANA

TAHUN 2000 TAHUN 2006

A. Sarana Kesehatan

1. Rumah Sakit Umum 1 2

2. Klinik Bersalin 4 4

3. Puskesmas 5 6

4. Puskesmas Pembantu 24 23

5. Puskesmas Keliling 5 -

6. Balai Pengobatan - 2

B. Sarana Pendidikan

1. Sekolah Dasar 82 73

2. SLTP 18 19

3. SMU 21 20

4. Akademi / Perguruan Tinggi 3 4

C. Sarana Peribadatan

1. Mesjid 74 78

2. Surau / Mushalla 250 384

3. Gereja 1 1

Page 30: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 19

JUMLAH SARANA (Unit) No. JENIS SARANA

TAHUN 2000 TAHUN 2006

D. Sarana Perdagangan, Jasa dan Koperasi

1. Pasar 2 2

2. Bank / BPR 8 12

3. Koperasi 94 119

E. Industri

1. Industri Kimia, Pertanian dan Hasil Hutan 657 801

2. Industri Logam, Mesin, Kimia dan Aneka 479 386

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2000, 2006 & 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

2.6.6. SARANA PENUNJANG PARIWISATA

Selain sarana sosial ekonomi yang secara keseluruhan memberikan pelayanan

kepada masyarakat Kota Payakumbuh, juga dapat diidentifikasi beberapa jenis

sarana penunjang bidang kepariwisataan Kota Payakumbuh. Lihat tabel berikut.

Tabel : 2.12. JUMLAH SARANA PENUNJANG PARIWISATA KOTA PAYAKUMBUH DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG TERSERAP TAHUN 2006

No. JENIS SARANA JUMLAH SARANA

(Unit) JUMLAH TENAGA

KERJA (Orang)

1. Hotel / Penginapan / Wisma 9 39

2. Biro Perjalanan 5 -

3. Toko Cinderamata - -

4. Rumah Makan / Restoran 70 -

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Tabel : 2.13. KAPASITAS SARANA AKOMODASI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006

No. NAMA SARANA AKOMODASI JUMLAH KAMAR

(Unit) JUMLAH TEMPAT TIDUR

(Unit)

1. Hotel Mangkuto 27 69

2. Hotel Bundo Kanduang 23 30

3. Hotel Colivera 13 10

4. Hotel Bambu Café 13 10

5. Hotel Flamboyan 11 30

6. Hotel Sari I 18 20

7. Hotel Sari II 18 16

8. Hotel Usaha Bunda 20 57

9. Ngalau de Villa 19 28

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2007, BAPPEDA & BPS Kota Payakumbuh.

Page 31: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 20

2.7. KECENDERUNGAN ARAH PERKEMBANGAN KOTA

Kecenderungan perkembangan Kota Payakumbuh dapat dilihat dari adanya

bangunan-bangunan baru yang tumbuh di berbagai bagian kota, baik dalam

bentuk bangunan perumahan maupun bangunan perkantoran, jasa, sosial,

ekonomi serta bangunan fisik lainnya. Perkembangan jaringan jalan juga dapat

dijadikan sebagai indikasi kemana arah perkembangan kota terjadi.

Dilihat dari pemanfaatan ruang secara fungsional, arah kecenderungan peng-

gunaan lahan dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Lahan Perumahan

Pola perumahan yang ada di Kota Payakumbuh terdiri dari pola linear

mengikuti jaringan jalan dan membentuk kelompok-kelompok pemukiman.

Untuk pengembangan perumahan dimasa yang akan datang pembangunan

perumahan diarahkan untuk mengisi lahan-lahan yang masih kosong yang

belum dimanfaatkan sebagai kawasan terbangun disepanjang jaringan jalan

yang ada maupun di sepanjang jaringan jalan yang akan direncanakan.

Dilihat dari segi fisiknya, Kota Payakumbuh didominasi oleh daerah datar

yang mempunyai kemiringan antara 0 - 15% dengan luas 7.423,75 Ha atau

sekitar 92,2% dari keseluruhan luas kota.

B. Lahan Perdagangan dan Jasa

Perdagangan dan jasa yang ada di Kota Payakumbuh pada saat ini belum

berkembang membentuk suatu kawasan tetapi masih bercampur dengan

kegiatan perumahan dan terkonsentrasi pada pusat Kota Payakumbuh.

Selain itu, terlihat kecenderungan perkembangan kegiatan perdagangan dan

jasa di sepanjang jalan-jalan utama kota, baik ke arah utara, barat dan

selatan.

C. Lahan Perkantoran

Saat ini perkantoran pemerintah tersebar di berbagai wilayah kota, sehingga

dapat mengurangi efektifitas pelayanan kepada masyarakat. Rencana

pengembangan zona perkantoran pemerintah di kawasan Kubu Gadang

dinilai akan dapat mengatasi kondisi yang ada saat ini.

D. Lahan Fasilitas Sosial

Fasilitas sosial yang ada di Kota Payakumbuh meliputi fasilitas kesehatan,

pendidikan dan peribadatan. Fasilitas-fasilitas tersebut belum tersebar di

setiap pusat lingkungan.

Page 32: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 22

E. Lahan Pertanian

Kegiatan usaha pertanian masih merupakan usaha yang digeluti sebagian

besar masyarakat Kota Payakumbuh. Hal ini didukung oleh perkembangan

fisik kawasan yang sebagian besar merupakan kawasan pertanian dan

kawasan perdesaan (rural area).

F. Lahan Konservasi

Pemanfaatan Kawasan Ngalau dan sekitarnya sebagai kawasan budidaya

sedangkan penetapannya merupakan kawasan konservasi perlu dilakukan

kaji ulang, agar pemanfaatan optimal dan daya-dukung kawasan tidak

terganggu

G. Lahan Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil

Industri kecil dan rumah-tangga merupakan salah-satu sektor unggulan di

Kota Payakumbuh, sehingga sektor ini perlu mendapat perhatian dengan

berbagai program pemerintah.

H. Lahan Pariwisata

Pengembangan kegiatan pariwisata difokuskan pada Kawasan Ngalau

Indah. Tersedia lokasi kawasan lain yang dialokasi untuk mendukung

kegiatan kepariwisataan.

I. Lahan Ruang Terbuka Hijau, Rekreasi dan Olahraga

Image Kota dapat dibangun dengan ruang-ruang hijau dan taman-taman

kota. Hal ini yang belum ada di Kota Payakumbuh. Keberadaan Lapangan

Pacuan Kuda merupakan sarana olahraga yang dapat digolongkan sebagai

lahan ruang terbuka hijau dan olahraga di Kota Payakumbuh.

Memperhatikan beberapa kecenderungan penggunaan lahan di atas, dapat

dikatakan bahwa perkembangan fisik Kota Payakumbuh mengikuti

perkembangan jaringan jalan yang ada, sehingga membentuk pola kawasan

terbangun (built-up area) secara linear. Jalan regional Payakumbuh-Suliki,

Payakumbuh-Lintau, Payakumbuh-Bukittinggi dan Payakumbuh-Pekanbaru

adalah beberapa ruas jalan yang menjadi orientasi perkembangan fisik Kota

Payakumbuh. Selain itu, jalan-jalan lokal yang mengarah ke pusat kota juga

memperlihatkan perkembangan yang cukup berarti dari waktu ke waktu.

Di luar kawasan yang dikemukakan di atas, kecenderungan perkembangan fisik

tidak signifikan. Kegiatan pertanian masih mendominasi kawasan di luar

kawasan terbangun (built-up area).

Page 33: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 25

2.8. NILAI STRATEGIS KOTA PAYAKUMBUH

Nilai strategis yang dimiliki Kota Payakumbuh antara lain adalah :

A. Sumberdaya Alam

Memperhatikan kondisi fisik dasar, hampir seluruh wilayah kota potensial

dibudidayakan untuk berbagai kegiatan. Dari keseluruhan wilayah, baru

36,76% yang sudah merupakan lahan terbangun (built-up area), sehingga

masih terbuka peluang untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi

produktif dan kegiatan permukiman.

Lahan yang dimanfaatkan untuk sawah juga cukup luas (2.950 Ha),

sehingga kemungkinan ketergantungan pasokan bahan pangan juga dapat

dihindari.

B. Sumberdaya Manusia

Laju pertumbuhan penduduk yang relatif kecil dan terkendali menunjukkan

bahwa prospek untuk meningkatkan kualitas sumberdaya (pendidikan dan

keahlian) juga sangat terbuka kemungkinannya, sehingga dalam 10 – 20

tahun ke depan akan dihasilkan sumberdaya manusia berkualitas yang

memiliki daya-saing dan memiliki kemampuan tinggi.

IPM Kota Payakumbuh tahun 2005 sebesar 73,5 di atas IPM Sumatera Barat

71,2, dan menempati posisi Rangking ke-4 di seluruh Provinsi Sumatera

Barat yang terdiri dari 15 Kota/Kabupaten. Ini menggambarkan tingkat

pembangunan manusia di Payakumbuh telah berhasil. Status IPM juga

berada pada status pembangunan manusia menengah ke atas berdasarkan

standar UNDP.

C. Nilai-nilai Budaya dan Adat Istiadat

Kota Payakumbuh didiami oleh 4 (empat) suku atau etnis yang ada di

Indonesia, di antaranya suku Jawa, suku Batak, suku Sunda, dengan

mayoritas suku Minangkabau. Dari berbagai suku yang ada tersebut tidak

terjadi pertikaian atau perselisihan yang berbau SARA. Mereka hidup

berdampingan secara rukun dan damai. Hal ini membuktikan bahwa

masyarakat Kota Payakumbuh merupakan masyarakat yang terbuka dan

menerima kehadiran masyarakat luar atau pendatang.

Kota Payakumbuh sangat kaya dengan budaya atau kesenian daerah, di

antaranya adalah randai, zikir rebana, saluang, talempong sikatuntuang,

baikek, basidayuang, basyair, tari piring, tari gelombang, dan masih banyak

Page 34: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 26

lagi kesenian budaya daerah. Guna menunjang upaya pelestarian budaya

daerah tersebut terdapat sanggar-sanggar kesenian yang saat ini berjumlah

8 buah. Tokoh pemuka adat yang tercatat di Payakumbuh pada tahun 2006

berjumlah 207 orang.

2.9. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KOTA PAYAKUMBUH

Memperhatikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan

Kota Payakumbuh selama ini, seperti :

� Masih banyak program/kegiatan yang belum searah dan dapat dilaksanakan

sebagaimana yang telah direncanakan.

� Rencana pembangunan ekonomi daerah yang bersifat fisik dan spasial

hampir seluruhnya belum terwujudkan selama periode perencanaan 5 tahun

ini.

� Beberapa kegiatan strategis di bidang ekonomi seperti pembangunan pasar

satelit, pembangunan pusat pemasaran ternak, pembangunan pusat

perdagangan tembakau, pembangunan pusat pemasaran makanan ringan

tradisional dan pengembangan kawasan industri, belum dapat dilaksanakan.

� Perencanaan pembangunan yang disusun belum didasarkan atas kajian dan

analisis yang baik, belum mencerminkan dan memperhatikan kondisi,

permasalahan, potensi dan kebutuhan daerah serta prospek ke depan dan

dinamika yang terjadi di tengah masyarakat.

Isu-isu strategis yang perlu diangkat sebagai salah-satu cara untuk mengatasi

berbagai permasalahan tersebut di atas, antara lain adalah :

a) Isu Pengembangan Kehidupan Ekonomi Masyarakat dalam 3 sektor

utama (industri kecil/kerajinan, pertanian dan perdagangan)

Beranjak dari kondisi ekonomi kota dimana sektor jasa dan perdagangan

sebagai salah-satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap

ekonomi kota (22,65%), pengembangan sektor industri kecil dan pengolahan

di bidang pertanian (agroindustri) serta perdagangan hasil-hasilnya menjadi

perhatian dan tujuan utama pengembangan kehidupan ekonomi kota.

Pengembangan sektor industri kecil dan pengolahan serta perdagangan

akan membei pengaruh besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.

Page 35: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 27

b) Isu Penataan Kelembagaan Pemerintahan Kota

Reformasi birokrasi dalam penerapan paradigma baru pemerintahan dimana

aparat pemerintah harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,

berdampak pada perubahan pola sikap dan pola kerja aparat. Peningkatan

kemampuan aparat merupakan prasyarat bagi upaya mewujudkan pelayanan

prima kepada masyarakat.

c) Isu Pengembangan Sumberdaya Masyarakat dan Aparatur

Isu peningkatan kualitas pendidikan warga masyarakat dengan cara

meningkatkan keterampilan guru, penambahan jumlah guru dengan seleksi

ketat, permasalahan gizi anak didik, upaya pendirian perguruan tinggi

sebagai salah-satu upaya dalam pengembangan sumberdaya manusia.

Isu di kalangan aparatur adalah peningkatan kemampuan aparatur

pemerintah agar memiliki kemampuan dan pengabdian yang tinggi sehingga

dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Diklat baik struktural

maupun fungsional, seminar, lokakarya, dan pelatihan teknis lainnya

merupakan upaya pengembangan sumberdaya aparatur.

d) Isu Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung

Isu ini terkait dengan adanya upaya-upaya untuk melakukan perbaikan

sarana dan prasarana perkotaan. Seperti perbaikan dan pembangunan

pasar dan terminal, perbaikan dan pembangunan transportasi, pariwisata,

irigasi, RSUD dan pembangunan lainnya.

e) Isu Otonomi Daerah

Isu ini terkait dengan pemberlakuannya UU nomor 32 tahun 2004 dan UU

nomor 33 tahun 2004 yang memberikan otonomi lebih luas kepada

Pemerintah Daerah dalam mengelola pembangunan daerahnya dapat

berdampak kontra-produktif dalam upaya menarik investasi. Kebijakan

pembangunan dan penerbitan Perda-perda dan yang tidak kondusif bagi

iklim investasi akan mengurangi minat calon investor untuk menanamkan

investasinya.

2.10. RUTR KOTA PAYAKUMBUH

Kebijakan penataan ruang Kota Payakumbuh dituangkan di dalam Peraturan

Daerah No. 18 Tahun 2003 tentang Revisi Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)

Page 36: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 28

Kota Payakumbuh Tahun 2003 – 2013. Kebijakan penataan ruang tersebut

akan mempengaruhi perkembangan kota secara keseluruhan termasuk

perkembangan dan pembangunan ekonomi daerah ke depan.

Sistem pelayanan yang dikembangkan adalah 1 Pusat Pelayanan dengan 3

Sub-Pusat Pelayanan. Struktur pelayanan adalah sebagai berikut :

1) Pusat Pelayanan Utama tetap berada di pusat kota (pasar), dengan fungsinya adalah

pusat perdagangan dan pelayanan jasa serta pelayanan sosial lainnya.

2) Sub-Pusat Pelayanan Barat dengan pusat terletak di Lampasi. Sub-pusat ini

dikembangkan dengan membangun pasar satelit untuk pelayanan kawasan sekitar-nya,

terminal mini, serta kawasan perdagangan berbentuk toko atau ruko.

3) Sub-Pusat Pelayanan Selatan dengan pusat terletak di Pakan Sinayan Koto Nan

Ampek. Sub-pusat ini dikembangkan mengingat pesatnya perkembangan kawasan

perumahan di kawasan ini. Pengembangan dilakukan dengan membangun pasar satelit

untuk pelayanan kawasan sekitarnya, serta kawasan perdagangan berbentuk toko atau

ruko.

4) Sub-Pusat Pelayanan Utara dengan pusat terletak di Payolinyam/Nan Kodok. Sub-

pusat ini dikembangkan dengan membangun pasar satelit untuk pelayanan kawasan

sekitarnya, terminal mini, serta kawasan perdagangan berbentuk toko atau ruko.

Struktur ruang Kota Payakumbuh digambarkan dalam pembagian beberapa

Bagian Wilayah Kota (BWK) dan Sub-Bagian Wilayah Kota (Sub-BWK). Fungsi

dan cakup masing-masing Sub-BWK yang direncanakan dapat dilihat pada

Tabel : 2.14. dan Gambar : 2.6. berikut ini.

Page 37: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH II - 29

Tabel : 2.14. PEMBAGIAN BWK DAN SUB-BWK DI KOTA PAYAKUMBUH

BWK Sub BWK

FUNGSI KELURAHAN

A1 CBD skala regional dan kawasan permukiman kepadatan tinggi

Kawasan Pasar Pusat Kota dan sekitarnya

A2 Pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan dan permukiman kepadatan tinggi

Bunian, Koto Baru, Balai Baru, Balai Gurun, Tarok, Balai Jariang, Kaniang Bukik, Napar.

A3

Kawasan perkantoran, pengembangan rumah sakit dan permukiman kepadatan tinggi

Labuh Baru, Nunang, Kubu Gadang, Balai Kaliki, Balai Gadang, Balai Cacang, Muaro, Pasia, Ranah.

A4

Kawasan permukiman kepadatan tinggi, pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan

Daya Bangun, Padang Tangah, Balai Nan Duo, Tanjung Gadang, Balai Kandih, Tanjung Pauh, Ibuah, Labuh Basilang.

BWK A

A5 Kawasan permukiman kepadatan tinggi, pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan

Parak Batuang, Parik Rantang, Piliang, Padang Tinggi.

B1

Kawasan permukiman kepadatan sedang, sub-pusat perdagangan atau pasar satelit, kawasan pertanian terbatas dan sebagai kawasan industri

Padang Kaduduak, Cubadak Aie, Nan Kodok, Tambago.

B2

Kawasan permukiman kepadatan sedang, kawasan pendidikan dan kawasan pertanian terbatas

Padang Tiaka Mudiak, Padang Tiaka Ilir, Sicincin Mudiek, Sawah Padang, Balai Nan Tuo, Balai Batimah.

BWK B

B3

Kawasan permukiman kepadatan sedang, sub-pusat perdagangan atau pasar satelit, kawasan pertanian terbatas dan sebagai kawasan industri

Pakan Sinayan, Payolansek, Koto Tangah, Subarang Batuang, Padang Data.

C1

Kawasan permukiman kepadatan rendah/permukiman perdesaan, Kawasan peternakan terpadu dan kawasan pertanian

Payonibuang, Talawi, Balai Batuang, Tanjuang Anau, Taruko

C2 Kawasan permukiman kepadatan rendah/permukiman perdesaan, dan kawasan pertanian

Kotobaru, Koto Panjang, Payo-basuang, Padang Alai, Bodi Balai Jariang

C3

Kawasan permukiman kepadatan rendah/pemukiman perdesaan, kawasan pertanian dan kawasan lindung.

Sicincin Ilia, Aua Kuniang, Kapalo Koto, Ampangan, Padang Karambia, Limo Kampuang, Koto Tuo, Limbukan, Balai Panjang.

BWK C

C4

Kawasan permukiman kepadatan rendah/permukiman perdesaan, kawasan pertanian, kawasan lindung, rest area, kawasan wisata, dan kawasan sub-pusat perdagangan atau pasar satelit.

Sungai Durian, Koto Panjang, Parambahan, Talang

Sumber : RUTR Kota Payakumbuh 2003-2012, BAPPEDA Kota Payakumbuh.

Page 38: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 1

BAB III

FAKTA DAN PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH

3.1. BASIS EKONOMI DAERAH

3.1.1. PDRB KOTA PAYAKUMBUH

Salah-satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di Kota

Payakumbuh dalam suatu periode tertentu dapat ditunjukan oleh data PDRB

Kota Payakumbuh, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan.

PDRB Kota Payakumbuh adalah nilai-tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

usaha ekonomi yang ada di Kota Payakumbuh atau jumlah nilai barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha ekonomi. Harga yang diperguna-

kan dalam perhitungan atas dasar berlaku dan harga konstan. PDRB atas dasar

harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi,

sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat pertum-

buhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Manfaat yang dapat diperoleh dari data PDRB antara lain:

1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukan kemampuan pengelolaan

sumberdaya ekonomi. Nilai PDRB yang besar menunjukan kemampuan

sumberdaya ekonomi yang besar pula dan sebaliknya. PDRB harga berlaku

juga menunjukan besarnya pendapatan domestik yang dapat dinikmati oleh

penduduk Kota Payakumbuh.

2. PDRB harga konstan (riil) digunakan untuk menunjukan laju pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor ekonomi dari tahun ke tahun.

3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukan struktur pereko-

nomian dan peranan sektor ekonomi Kota Payakumbuh.

Page 39: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 2

Tabel : 3.1.

PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT

LAPANGAN USAHA TAHUN 2002 - 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

No LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006**

1 PERTANIAN 73.227,26 81.680,73 92.198,70 105.303,56 122.023,06

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 47.108,21 51.670,76 57.917,77 68.557,26 80.382,83

b. Pekebunan 2.159,48 2.508,15 2.854,76 3.215,52 3.583,83

c. Peternakan 18.899,55 21.992,14 24.918,49 26.555,93 29.635,31

d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Perikanan 5.060,02 5.509,68 6.507,68 6.974,85 8.421,09

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

2.798,17 3.068,02 3.961,25 4.370,76 5.255,62

Migas dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

a. Non Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Penggalian 2798,17 3.068,02 3.961,25 4.370,76 5.255,62

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 43.506,10 48.189,11 52.802,17 59.886,69 75.507,95

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri tanpa Migas 43.506,10 48.189,11 52.802,17 59.886,69 75.507,95

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10.049,68 12.615,48 14.228,56 16.816,56 18.660,66

a. Listrik 6.398,27 8.202,06 9.379,13 11.654,06 13.055,67

b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 3.651,41 4.413,42 4.849,43 5.162,50 5.604,99

5 BANGUNAN 47.492,15 52.548,10 63.087,18 82.963,95 97.260,24

6 PERDAGANGAN/HOTEL & RESTORAN

123.021,87 136.374,79 150.876,92 175.459,59 202.482,31

a. Perdagangan Besar dan Eceran 116.641,72 129.030,49 142.939,66 166.325,36 191.931,73

b. Hotel 508,02 558,19 632,12 676,56 788,25

c. Restoran 5.872,13 6.786,11 7.305,14 8.457,67 9.762,33

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

120.378,05 131.333,50 160.953,15 202.023,51 258.349,22

a. Angkutan transport 112.527,65 122.083,04 146.963,37 180.878,93 231.992,02

1. Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Jalan Raya Darat 109.808,07 119.097,89 143.397,14 176.467,28 226.741,44

3. Aangkutan Laut dan SDP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Jasa Penunjang Angkutan 2.719,58 2.985,15 3.566,23 4.411,65 5.250,58

b. Komunikasi 7.850,40 9.250,46 13.989,78 21.144,58 26.357,20

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAAN

61.798,51 66.507,20 73.951,01 83.038,08 96.489,41

a. Bank 25.792,20 27.665,10 30.392,71 33.784,19 41.550,30

b. Lembaga Keuangan Non Bank & Jasa Penunjang

3.996,10 4.462,10 4.797,11 5.513,62 6.545,57

c. Sewa Bangunan 31.302,01 33.560,82 37.854,12 42.696,64 47.223,77

d. Jasa Perusahaan 708,20 819,18 907,07 1.043,63 1.169,77

9 JASA-JASA 163.769,94 180.362,17 197.307,09 222.016,02 256.550,52

a. Pemerintah Umum & Pertahanan 109.734,52 120.213,53 128.645,81 142.809,18 165.963,58

b. Swasta 54.035,42 60.148,64 68.661,28 79.206,84 90.586,94

1. Sosial Kemasyarakatan 16.437,93 18.812,42 21.476,81 24.598,33 27.991,51

2. Hiburan dan Rekreasi 2.239,14 2.498,16 2.699,68 3.050,64 3.411,65

3. Perorangan & Rumah Tangga 35.358,35 38.838,06 44.484,79 51.557,87 59.183,78

PDRB 646,041.73 712.679,10 809.366,03 951,878,72 1.132.578,99

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2007 Catatan : ** = angka sementara

Page 40: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 3

Tabel : 3.2.

PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT

LAPANGAN USAHA TAHUN 2002 - 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

No LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006**

1 PERTANIAN 63.296,13 66.181,23 69.617,58 72.504,24 75.518,21

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 41.574,17 43.136,62 45.012,21 47.137,97 49.344,02

b. Pekebunan 1.814,07 2.002,50 2.093,06 2.195,98 2.303,14

c. Peternakan 15.612,90 16.548,31 17.821,10 18.336,94 18.819,42

d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00

e. Perikanan 4.294,99 4.493,80 4.691,21 4.833,35 5.051,63

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.207,97 2.326,07 2.461,00 2.578,46 2.679,54

Migas dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Non Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Penggalian 2.207,97 2.326,07 2.461,00 2.578,46 2.679,54

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 37.045,22 38.840,16 40.862,69 43.982,72 46.128,50

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00

b. Industri tanpa Migas 37.045,22 38.840,16 40.862,69 43.982,72 46.128,50

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.665,95 8.078,56 8.564,91 9.075,01 9.618,65

a. Listrik 4.794,20 4.990,24 5.295,20 5.728,48 6.186,98

b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 2.871,75 3.088,32 3.269,71 3.346,53 3.431,67

5 BANGUNAN 39.819,93 42.394,56 44.704,60 46.925,82 49.084,28

6 PERDAGANGAN/HOTEL & RESTORAN 103.545,92 109.169,47 114.339,43 119.845,73 125.728,94

a. Perdagangan Besar dan Eceran 98.024,44 103.417,08 108.321,67 113.595,82 119.216,54

b. Hotel 420,36 440,23 456,96 474,83 495,34

c. Restoran 5.101,12 5.312,16 5.560,80 5.775,08 6.017,06

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 101.540,89 107.329,48 117.018,52 128.703,20 141.963,95

a. Angkutan transport 95.310,75 100.434,48 108.223,77 117.498,80 128.188,14

1. Kereta Api 0,00 0,00 0,00

2. Jalan Raya Darat 93.160,29 98.141,10 105.702,14 114.727,14 125.154,72

3. Aangkutan Laut dan SDP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Jasa Penunjang Angkutan 2.150,46 2.293,38 2.521,63 2.771,66 3.033,42

b. Komunikasi 6.230,14 6.895,00 8.794,75 11.204,40 13.775,81

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAAN 54.337,72 55.995,61 59.138,72 61.377,44 66.317,86

a. Bank 22.497,73 22.898,66 24.887,56 26.166,81 29.835,23

b. Lembaga Keuangan Non Bank & Jasa Penunjang 3.689,60 3.802,31 3.906,39 4.054,86 4.313,92

c. Sewa Bangunan 27.560,32 28.645,00 29.650,17 30.410,29 31.372,35

d. Jasa Perusahaan 590,07 649,64 694,60 745,48 796,36

9 JASA-JASA 139.235,18 146.526,54 152.479,30 159.376,41 167.182,38

a. Pemerintah Umum & Pertahanan 92.719,50 98.071,40 102.011,76 105.955,79 111.095,28

b. Swasta 46.515,68 48.455,14 50.467,54 53.420,62 56.087,10

1. Sosial Kemasyarakatan 13.294,71 13.960,52 14.470,04 15.013,61 15.588,17

2. Hiburan dan Rekreasi 2.014,40 2.101,13 2.201,21 2.336,45 2.486,66

3. Perorangan & Rumah Tangga 31.206,57 32.393,49 33.796,29 35.825,45 38.012,27

PDRB 548,694.91 576.841,68 609.186,75 644.369,03 684.222,31

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2007

Catatan : ** = angka sementara

Besaran PDRB selama periode 2002-2006 terus membaik, baik berdasarkan

PDRB harga berlaku maupun harga konstan. Terlihat pada tabel di atas PDRB

harga konstan meningkat dari tahun 2004 sebesar Rp. 609.186.750.000 menjadi

Rp. 644.369.030.000 tahun 2005 dan meningkat lagi tahun 2006 menjadi Rp.

Page 41: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 4

684.222.310.000. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2002 - 2006 tergambar

sebagai berikut.

Tabel : 3.3.

PERTUMBUHAN PDRB KOTA PAYAKUMBUH ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2002 - 2006

No LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

1 PERTANIAN 4,56 5,19 4,15 4,16 4,52

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 5,35 5,80 4,77 3,92 4,96

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 4,85 5,21 7,64 4,88 5,65

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,38 6,02 5,96 5,99 5,84

5 BANGUNAN 6,47 5,45 4,97 4,60 5,37

6 PERDAGANGAN/HOTEL & RESTORAN 5,43 4,74 4,82 4,91 4,98

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,70 9,03 9,99 10,30 8,76

8 KEUANGAN, PERSEWAAN &

JASA PERUSAHAAN 3,05 5,61 3,79 8,05 5,13

9 JASA-JASA 5,24 4,06 4,52 4,90 4,68

PDRB 5,13 5,61 5,78 6,18 5,68

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2006

Selama periode 2002-2006 trend pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh

menunjukan kecenderungan yang terus meningkat. Kondisi ini mengindikasikan

keberhasilan pembangunan ekonomi di Kota Payakumbuh dimana telah juga

terjadi perbaikan produktivitas ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi Kota

Payakumbuh di atas Laju Pertumbuhan Provinsi Sumatera Barat yang pada

tahun 2005 sebesar 5,73%, dan tahun 2006 sebesar 6,14%.

Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi berarti :

a. Produksi barang dan jasa meningkat

b. Luasnya lapangan pekerjaan

c. Turunnya angka pengangguran

d. Berkurangnya penduduk miskin

Pertumbuhan ekonomi kota yang tinggi, sangat ditentukan dari pertumbuhan

ekonomi masing-masing sektor di dalamnya. Pertumbuhan ekonomi masing-

masing sektor perekonomian tergambar sebagai berikut:

1. Pertumbuhan sektor pertanian secara rata-rata mencapai 4,52%, dengan

kecenderungan pertumbuhan yang terus menurun.

Page 42: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 5

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

PERTANIAN 4,56 5,19 4,15 4,16 4,52

a. Tanaman Pangan & Hortikultur 3,76 4,35 4,72 4,68 4,38

b. Pekebunan 10,39 4,52 4,92 4,57 6,10

c. Peternakan 5,99 7,69 2,89 2,63 4,80

d. Perikanan 4,63 4,39 3,03 2,95 3,75

2. Sektor pertambangan dan penggalian, untuk Kota Payakumbuh hanya sub

sektor penggalian yang berkembang. Trend pertumbuhannya menurun.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 5,35 5,80 4,77 3,92 4,96

a Penggalian 5,35 5,80 4,77 3,92 4,96

3. Sektor industri, untuk Kota Payakumbuh hanya sub sektor industri non migas

yang berkembang. Trend pertumbuhannya meningkat.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

INDUSTRI PENGOLAHAN 4,85 5,21 7,64 4,88 5,65

a Industri tanpa Migas 4,85 5,21 7,64 4,88 5,65

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, untuk Kota Payakumbuh hanya sub sektor

listrik dan air bersih yang berkembang. Trend pertumbuhannya untuk listrik

terus meningkat dan air bersih menurun sangat tajam.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,38 6,02 5,96 5,99 5,84

a Listrik 4,09 6,11 8,18 7,43 6,45

b Air Bersih 7,54 5,87 2,35 1,83 4,40

5. Sektor Bangunan, untuk Kota Payakumbuh kecenderungan pertumbuhannya

terus menurun.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

BANGUNAN 6,47 5,45 4,97 4,60 5,37

6. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Hotel dan Restoran, untuk Kota

Payakumbuh sub-sektor perdagangan besar dan eceran kecenderungan

pertumbuhannya terus meningkat, sub-sektor hotel selama tahun 2004-2006

cenderung terus meningkat.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

PERDAGANGAN/HOTEL&RESTORAN 5,43 4,74 4,82 4,91 4,98

a Perdagangan Besar dan Eceran 5,50 4,74 4,87 4,92 5,01

b Hotel 4,73 3,80 3,91 3,98 4,10

c Restoran 4,14 4,68 3,85 3,85 4,13

Page 43: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 6

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, untuk Kota Payakumbuh sub-sektor

Angkutan transpor, trendnya cenderung terus meningkat (Jalan raya darat

dan jasa penunjang angkutan). Untuk sub-sektor komunikasi cenderung

menurun sangat tajam, khususnya pada tahun 2006.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

PENGANGKUTAN&KOMUNIKASI 5,70 9,03 9,99 10,30 8,76

a Angkutan transport 5,38 7,76 8,48 9,19 7,70

1.Jalan raya darat 5,35 7,70 8,44 9,18 7,67

2.Jasa Penunjang angkutan 6,65 9,95 9,92 9,44 8,99

b Komunikasi 10,67 27,55 27,40 22,95 22,14

8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, untuk Kota

Payakumbuh sub-sektor Bank dan Lembaga Keuangan cenderung terus

berkembang (meningkat). Untuk sub sektor sewa bangunan dan jasa

perusahaan mengalami fluktuasi.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAAN 3,05 5,61 3,79 8,05 5,13

a Bank 1,78 8,69 9,01 10,89 7,59

b Lembaga Keu, Non Bank & Jasa

Penunjang 3,05 2,74 3,80 6,39 4,00

c Sewa Bangunan 3,94 3,51 2,56 3,16 3,29

d Jasa Perusahaan 10,10 6,92 7,33 6,83 7,79

9. Sektor Jasa-jasa, untuk Kota Payakumbuh sub-sektor pemerintahan kecen-

derungannya berfluktuasi. Untuk sub-sektor swasta kecenderung terus

meningkat.

LAPANGAN USAHA 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 Rata2

JASA-JASA 5,24 4,06 4,52 4,90 4,68

a Pemerintah Umum&Pertahanan 5,77 4,02 3,90 4,79 4,62

b Swasta 4,17 4,15 5,37 5,48 4,79

1.Sosial Kemasyarakatan 5,01 3,65 3,76 3,83 4,06

2.Hiburan dan Rekreasi 4,31 4,76 6,14 6,43 5,41

3.Perorangan&Rumah Tangga 3,80 4,33 6,00 6,10 5,06

3.1.2. KONTRIBUSI / STRUKTUR EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH

Perkembangan kelompok sektoral Kota Payakumbuh masih didominasi

kelompok sektor tersier. Pada tahun 2004 peranan sektor tersier sebesar

72,05%, turun pada tahun 2005 menjadi 71,70% namun tahun 2006 naik lagi

menjadi 71,86%.

Page 44: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 7

Tabel : 3.4.

KONTRIBUSI KELOMPOK SEKTORAL ATAU KELOMPOK STRUKTUR EKONOMI

KOTA

SEKTOR 2002 2003 2004 2005 2006

Primer 11,77 11,89 11,88 11,52 11,24

Sekunder 15,64 15,91 16,07 16,78 16,90

Tersier 72,59 72,20 72,05 71,70 71,86 Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2001-2005 dan 2006

Struktur ekonomi Kota Payakumbuh didominasi oleh sektor jasa-jasa,

pengangkut-an dan komunikasi dan perdagangan/hotel dan restoran.

Sedangkan sektor pertanian kontribusinya rata-rata hanya 11,16% dan selama

periode 2002-2006 terus mengalami penurunan. Selama periode 2002-2006

strtuktur ekonomi Kota Payakumbuh tidak banyak mengalami perubahan (pola

sama), tetap masih didominasi ketiga sektor di atas.

Tabel : 3.5.

KONTRIBUSI SEKTORAL/KELOMPOK STRUKTUR EKONOMI KOTA PAYAKUMBUH

No LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

1 PERTANIAN 11,33 11,46 11,39 11,06 10,77 11,20

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,43 0,43 0,49 0,46 0,46 0,45

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 6,73 6,76 6,52 6,29 6,67 6,59

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,56 1,77 1,76 1,77 1,65 1,70

5 BANGUNAN 7,35 7,37 7,79 8,72 8,59 7,96

6 PERDAGANGAN/HOTEL &

RESTORAN 19,04 19,14 18,64 18,43 17,88 18,63

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 18,63 18,43 19,89 21,22 22,81 20,20

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAAN 9,57 9,33 9,14 8,72 8,52 9,06

9 JASA-JASA 25,35 25,31 24,38 23,33 22,65 24,20

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2001-2005 dan 2006

Struktur ekonomi menunjukan peranan sektor ekonomi dalam pembangunan

ekonomi kota. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukan

basis perekonomian Kota Payakumbuh.

Memperhatikan struktur ekonomi yang ada, basis perekonomian Kota

Payakumbuh adalah :

1. Sektor Jasa-jasa

2. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

3. Sektor Perdagangan/Hotel dan Restoran

Page 45: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 8

Secara rinci struktur perekonomian dapat tergambar pada tabel-tabel berikut:

1. Sektor Pertanian; peranan sektor ini dalam perekonomian Kota Paya-

kumbuh menempati Urutan ke-4 dalam pembentukan PDRB Kota. Secara

rata-rata peranan sektor ini sebesar 11,16%.

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

PERTANIAN 11,33 11,46 11,39 11,06 10,77 11,20

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 7,29 7,25 7,16 7,20 7,10 7,20

b. Perkebunan 0,33 0,35 0,35 0,35 0,32 0,34

c. Peternakan 2,93 3,09 3,08 2,78 2,62 2,83

d. Perikanan 0,78 0,77 0,80 0,73 0,74 0,76

Sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura Kota Payakumbuh masih

merupakan penyumbang terbesar bagi pembentukan PDRB Kota Paya-

kumbuh, kemudian diikuti sub-sektor peternakan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; peranan sektor ini dalam

perekonomi-an Kota Payakumbuh menempati Urutan ke-9 atau terakhir

dalam pem-bentukan PDRB Kota. Secara rata-rata peranan sektor ini hanya

sebesar 0,46%.

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,43 0,43 0,49 0,46 0,46 0,46

a Penggalian 0,43 0,43 0,49 0,46 0,46 0,46

3. Sektor Industri; peranan sektor ini dalam perekonomian Kota Payakumbuh

menempati Urutan ke-7, Secara rata-rata peranan sektor ini hanya sebesar

6,63%. Selain itu, yang memberi nilai tambah hanya sub-sektor industri non-

migas.

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

INDUSTRI PENGOLAHAN 6,73 6,76 6,52 6,29 6,67 6,59

a Industri tanpa Migas 6,73 6,76 6,52 6,29 6,67 6,59

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; peranan sektor ini dalam perekonomian

Kota Payakumbuh menempati Urutan ke-8 dalam pembentukan PDRB Kota.

Secara rata-rata peranan sektor ini hanya sebesar 1,69%. Sub sektor yang

memberi kontribusi hanya sub-sektor listrik dan air bersih. Untuk sub sektor

gas tidak ditemukan di Kota Payakumbuh

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,56 1,77 1,76 1,77 1,65 1,70

a Listrik 0,99 1,15 1,16 1,23 1,15 1,14

Page 46: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 9

b Air Bersih 0,57 0,62 0,60 0,54 0,49 0,56

5. Sektor Bangunan; peranan sektor ini dalam perekonomian Kota

Payakumbuh menempati Urutan ke-6 dalam pembentukan PDRB Kota.

Secara rata-rata peranan sektor ini sebesar 7,94%.

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

BANGUNAN 7,35 7,37 7,79 8,72 8,59 7,96

6. Sektor Perdagangan, Hotel da Restoran; peranan sektor ini dalam pereko-

nomian Kota Payakumbuh menempati Urutan ke-3 dalam pembentukan

PDRB Kota. Secara rata-rata peranan sektor ini hanya sebesar 18,52%.

Sektor ini merupakan salah-satu sektor utama bagi pertumbuhan ekonomi

Kota Payakumbuh. Sub-sektor perdagangan merupakan sub-sektor yang

paling besar peranannya bagi perekonomian Kota, mencapai 17,54%.

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

PERDAGANGAN/HOTEL &

RESTORAN 19,04 19,14 18,64 18,43 17,88 18,63

a Perdagangan Besar dan Eceran 18,05 18,10 17,66 17,47 16,95 17,65

b Hotel 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07

c Restoran 0,91 0,95 0,90 0,89 0,86 0,90

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; peranan sektor ini dalam pereko-

nomian Kota Payakumbuh menempati Urutan ke-2 dalam pembentukan

PDRB Kota. Secara rata-rata peranan sektor ini hanya sebesar 20,43%.

Sub-sektor angkutan jalan raya darat memberi kontribusi terbesar sebesar

18,68%.

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 18,63 18,43 19,89 21,22 22,81 20,20

a Angkutan/transportasi 17,42 17,13 18,16 19,00 20,48 18,44

1.Kereta api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2.Jalan raya darat 17,00 16,71 17,72 18,54 20,02 17,20

3.Jasa penunjang angkutan 0,42 0,42 0,44 0,46 0,46 0,44

b Komunikasi 1,22 1,30 1,73 2,22 2,33 1,76

8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; peranan sektor ini

dalam perekonomian Kota Payakumbuh menempati Urutan ke-5 dalam

pembentukan PDRB Kota. Secara rata-rata peranan sektor ini hanya

sebesar 9,04%. Sub-sektor yang cukup dominan adalah sub-sektor sewa

bangunan mencapai 4,57% dari pembentukan PDRB Kota Payakumbuh.

Page 47: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 10

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAN 9,57 9,33 9,14 8,72 8,52 9,06

a Bank 3,99 3,88 3,76 3,55 3,67 3,77

b Lembaga Keuangan, Non Bank & Jasa Penunjang 0,62 0,63 0,59 0,58 0,58 0,60

c Sewa bangunan 4,85 4,71 4,68 4,48 4,17 4,58

d Jasa perusahaan 0,11 0,11 0,11 0,11 0,10 0,11

9. Sektor Jasa-jasa; peranan sektor ini dalam perekonomian Kota Paya-

kumbuh menempati Urutan ke-1 dalam pembentukan PDRB Kota. Secara

rata-rata peranan sektor ini sebesar 24,13%. Sektor ini merupakan sektor

basis bagi Kota Payakumbuh.

LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2

JASA-JASA 25,35 25,31 24,38 23,33 22,65 24,20

a Pemerintah Umum & Pertahanan 16,99 16,87 15,90 15,01 14,65 15,88

b Swasta 8,36 8,44 8,48 8,32 8,00 8,32

1.Sosial kemasyarakatan 2,54 2,64 2,65 2,58 2,47 2,58

2.Hiburan dan rekreasi 0,35 0,35 0,33 0,32 0,30 0,33

3.Perorangan & Rumah Tangga 5,47 5,45 5,50 5,42 5,23 5,41

3.1.3. PDRB PER-KAPITA KOTA PAYAKUMBUH

Pertumbuhan PDRB yang tinggi belum tentu mencerminkan peningkatan

kesejahteraan masyarakat, karena sangat tergantung kepada Laju Pertumbuhan

Penduduk (LPP) pada tahun yang bersangkutan. Jika LPP > LPE maka PDRB

per-kapitanya akan semakin kecil, dan begitu sebaliknya. Berarti tingkat

kesejahteraan lebih kecil dari tahun sebelumnya. Sedangkan PDRB per-kapita

menggambarkan rata-rata pendapatan yang diterima penduduk suatu wilayah

pada tahun tertentu.

Page 48: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 11

Tabel : 3.6.

PDRB PER-KAPITA KOTA PAYAKUMBUH

PDRB Perkapita Tahun

ADH Berlaku Pertumbuhan ADH Konstan Pertumbuhan

2001 5.668.678,81 10,80% 5.253.315,87 2,68%

2002 6.415.062,81 13,17% 5.448.428,71 3,71%

2003 6.995.279,74 9,04% 5.661.971,73 3,92%

2004 7.909.603,80 13,07% 5.953.333,41 5,15%

2005 9.234.547,82 16,75% 6.251.276,02 5,00%

2006 10.881.393,78 17,83% 6.573.751,10 5,16%

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2001-2005 dan 2006

Dengan kondisi di atas, maka secara signifikan telah terjadi peningkatan

kesejahteraan penduduk Kota Payakumbuh, terlihat dengan terus meningkatnya

PDRB per-kapita penduduk kota, baik berdasarkan harga berlaku maupun harga

konstan. Sedang tingkat pertumbuhan PDRB per-kapitanya menunjukan

fluktuasi, namun pada tahun 2006 telah terjadi peningkatan PDRB yang cukup

tinggi.

3.1.4. SEKTOR BASIS

Sektor basis digunakan untuk mengetahui apakah jenis kegiatan ekonomi kota

ini merupakan kegiatan potensial atau tidak, digunakan metode Location

Quotient (LQ). LQ merupakan metode yang membandingkan kemampuan

sektor-sektor pembangunan dalam suatu daerah/wilayah dengan kondisi sektor-

sektor pembangunan yang ada di daerah yang lebih luas. Misal sektor-sektor

pembangunan yang ada di Kota Payakumbuh dibandingkan dengan sektor-

sektor pembangunan yang ada ditingkat Provinsi Sumatera Barat.

Hasil perhitungan dari data yang ada diperoleh sektor basis di Kota

Payakumbuh sebagai berikut :

Page 49: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 12

Tabel : 3.7.

SEKTOR BASIS KOTA PAYAKUMBUH

LAPANGAN USAHA LQ

2002

LQ

2003

LQ

2004

LQ

2005

LQ

2006

LQ

Rata2

1. Pertanian 0,47 0,46 0,45 0,45 0,45 0,46

a. Tanaman Pangan & Holtikura 0,59 0,59 0,58 0,58 0,58 0,58

b. Perkebunan 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06

c. Peternakan 1,29 1,24 1,38 1,38 1,39 1,34

d. Perikanan 0,29 0,23 0,28 0,27 0,27 0,27

2. Pertambangan dan Penggalian 0,11 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

a. Penggalian 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

3. Industri Pengolahan 0,49 0,51 0,51 0,52 0,52 0,51

a. Industri Bukan Migas 0,49 0,51 0,51 0,52 0,52 0,51

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1,28 1,47 1,29 1,21 1,17 1,29

a. Listrik 0,89 0,88 0,88 0,85 0,83 0,87

b. Air Bersih 4,66 4,92 4,96 4,68 4,46 4,74

5. Bangunan 1,51 1,58 1,63 1,73 1,79 1,65

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,03 1,04 1,04 1,02 1,00 1,03

a. Perdagangan Besar & Eceran 1,01 1,02 1,02 1,00 0,99 1,01

b. Hotel 0,49 0,47 0,48 0,47 0,46 0,47

c. Restoran 1,86 1,89 1,90 1,91 1,91 1,90

7. Pengangkutan & Komunikasi 1,57 1,53 1,54 1,55 1,55 1,55

a. Pengangkutan 1,76 1,72 1,73 1,77 1,80 1,76

1. Jalan Raya 2,44 2,46 2,53 2,61 2,67 2,54

2. Jasa Penunjang Angkutan 0,36 0,36 0,36 0,37 0,38 0,37

b. Komunikasi 0,59 0,59 0,65 0,67 0,67 0,64

8. Keu, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,00 1,96 1,86 1,93 1,91 1,93

a. Bank 2,30 2,21 2,03 2,41 2,50 2,29

b. Lembaga Keu.Non Bank & Jasa Penunjang 0,62 0,59 0,55 0,52 0,51 0,56

c. Sewa Bangunan 2,60 2,61 2,59 2,47 2,36 2,52

d. Jasa Perusahaan 0,72 0,77 0,78 0,78 0,77 0,77

9. Jasa-jasa 1,47 1,49 1,50 1,50 1,50 1,49

a. Pemerintahan Umum & Pertanahan 1,39 1,44 1,46 1,48 1,50 1,45

b. Swasta 1,65 1,62 1,59 1,55 1,51 1,58

1). Sosial Kemasyarakatan 1,32 1,31 1,28 1,22 1,17 1,26

2). Hiburan & Rekreasi 0,65 0,63 0,62 0,60 0,60 0,62

3). Perorangan & Rumah Tangga 2,07 2,03 2,02 1,97 1,92 2,00

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh 2006 dan Sumbar 2006 (diolah)

Berdasarkan metode LQ diperoleh sektor dan sub-sektor basis di Kota

Payakumbuh sebagai berikut :

Sektor Basis

a. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dengan rata-rata nilai LQ = 1,29

b. Sektor Bangunan dengan rata-rata nilai LQ = 1,65

c. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan rata-rata nilai LQ = 1,03

d. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan rata-rata nilai LQ = 1,55

e. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dengan rata-rata nilai

LQ = 1,93

Page 50: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 13

f. Sektor Jasa-jasa dengan rata-rata nilai LQ = 1,49

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan merupakan sektor dengan

basis yang paling tinggi di Kota Payakumbuh, kemudiaan diikuti sektor

bangunan serta pengangkutan dan Komunikasi.

Sub-Sektor Basis

a. Sub-sektor Peternakan dengan rata-rata LQ = 1,34

b. Sub-sektor Air Bersih dengan rata-rata LQ = 4,74

c. Sub-sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan rata-rata LQ = 1,03

d. Sub-sektor Restoran dengan rata-rata LQ = 1,90

e. Sub-sektor Angkutan Transportasi dengan rata-rata LQ = 1,76 dengan sub

di bawahnya jalan raya darat LQ = 2,54

f. Sub-sektor Bank dengan rata-rata LQ = 2,29

g. Sub-sektor Sewa bangunan dengan rata-rata LQ = 2,52

h. Sub-sektor Pemerintahan Umum dan Pertahanan dengan rata-rata LQ =

1,45

i. Sub-sektor Swasta dengan rata-rata LQ = 1,58 dengan sub di bawahnya

sosial kemasyarakatan (LQ = 1,26) dan Perorangan dan Rumah Tangga (LQ

= 2,00).

Sub-sektor Air Bersih merupakan sub-sektor yang paling tinggi nilai basisnya

(4,74) diikuti oleh Sub-sektor Sewa Bangunan (2,52) dan Sub-sektor Bank

(2,29).

3.2. POTENSI EKONOMI DAERAH

3.2.1. SEKTOR PERTANIAN, PERKEBUNAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN DAN

PERIKANAN

A. Pertanian

Pembangunan pertanian di Kota Payakumbuh merupakan faktor dominan

dan potensial dalam menentukan prekonomian masyarakat. Pengembangan

agribisnis sangat dimungkinkan dengan kondisi Kota Payakumbuh yang

terbatas lahan pertaniannya, bahkan semakin lama akan berkurang dengan

tumbuhnya kota sebagai pusat pelayanan ekonomi, sosial, pemerintahan,

pendidikan dan kesehatan.

Page 51: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 14

Pengembangan agribisnis selain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi lokal

dalam rangka ketahanan pangan, juga diperdagangan untuk kebutuhan

industri makanan dan kerajinan serta kebutuhan konsumsi luar daerah.

Tabel : 3.8.

POTENSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN

NO KOMODITAS 2004 2005 2006

SATUAN

1 Padi

Luas Area Tanam 7.864 7.300 7.125 Ha

Produksi 33.780 34.798 38.475 Ton

Produktivitas 4,3 4,77 5,40 Ton/Ha

2 Jagung

Luas Area Tanam 452 502 438 Ha

Produksi 1.582 1.791 1.795 Ton

Produktivitas 3,50 3,75 4,10 Ton/Ha

3 Umbi-umbian

Luas Area Tanam 140 223 326 Ha

Produksi 1.840 2.949 4.416 Ton

Produktivitas 25,93 25,87 24,16 Ton/Ha

4 Kacang Tanah

Luas Area Tanam 25 32 33 Ha

Produksi 25,86 35,20 40 Ton

Produktivitas 1,03 1,10 1,21 Ton/Ha

5 Kacang Panjang

Luas Area Tanam 73 75 75 Ha

Produksi 211,70 262,50 262,50 Ton

Produktivitas 2,90 3,50 3,50 Ton/Ha

6 Cabe

Luas Area Tanam 56 62 58 Ha

Produksi 137,20 156,24 146,16 Ton

Produktivitas 2,45 2,52 2,52 Ton/Ha

7 Tomat

Luas Area Tanam 6 10 8 Ha

Produksi 21 35 28 Ton

Produktivitas 3,5 3,5 3,5 Ton/Ha

8 Terung

Luas Area Tanam 49 52 55 Ha

Produksi 181,92 234 247,5 Ton

Produktivitas 3,71 4,5 4,5 Ton/Ha

9 Ketimun

Luas Area Tanam 72 78 67 Ha

Produksi 453,56 561,60 482,40 Ton

Produktivitas 6,30 7,20 7,20 Ton/Ha

10 Kangkung

Luas Area Tanam 49 45 45 Ha

Produksi 171,87 157,50 157,50 Ton

Produktivitas 3,51 3,5 3,5 Ton/Ha

Sumber : Profil Daerah Kota Payakumbuh 2006

Page 52: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 15

B. Kehutanan

Luas lahan kritis di Kota Payakumbuh dari tahun 2004-2006 semakin

berkurang. Hal ini karena lahan kritis sudah mulai dimanfaatkan oleh petani,

terutama dengan adanya bantuan dana dari pemerintah pusat berupa

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) yaitu dengan

menanami lahan kritis dengan tanaman tahunan seperti coklat, duren, petai,

mahoni, dan lain-lain.

Tabel : 3.9.

POTENSI KEHUTANAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN

NO PEMANFAATAN LAHAN 2004 2005 2006

SATUAN

1 Luas Lahan Kritis Yang Sudah Direhabilitasi 750 575 500 Ha

2 Luas Lahan Reboisasi 11,50 11,50 11,50 Ha

3 Luas Lahan Penghijauan - - - -

4 Luas Kebakaran Hutan 65 60 30 Ha

Sumber : Profil Daerah Kota Payakumbuh 2006

C. Peternakan

Pembangunan peternakan diarahkan untuk peningkatan ekonomi

masyarakat dengan pengembangan peternakan rakyat, salah-satunya yaitu

dengan penguatan modal masyarakat. Di samping itu juga dilakukan

pelayanan kesehatan ternak secara intensif, bimbingan usaha, temu

agribisnis peternakan dan bentuk penyuluhan lainnya.

Program pengembangan ditunjukan pada pengembangan sapi potong,

kambing, ayam ras petelur, ayam ras pedagang, itik dan ayam buras. Untuk

sapi potong telah terjadi peningkatan populasi dari 6.866 ekor di tahun 2004

menjadi 7.185 di tahun 2005 dan 7.467 ekor tahun 2006. Peningkatan ini

terjadi sebagai akibat meningkatnya permintaan masyarakat konsumen

terhadap kebutuhan daging sapi segar di Kota Payakumbuh dan

hinterlandnya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pemotongan

ternak dari 2.855 ekor tahun 2004 menjadi 3.119 ekor tahun 2006. Ternak

kambing juga mengalami peningkatan jumlah populasinya dari 5.332 ekor

tahun 2004 menjadi 5.395 tahun 2005 dan 5.500 di tahun 2006.

Tabel : 3.10.

POTENSI PETERNAKAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2004 - 2006

TAHUN NO POPULASI TERNAK

2004 2005 2006 SATUAN

A. POPULASI

1 Sapi Potong 6.866 7.185 7.467 Ekor

Page 53: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 16

2 Kambing 5.332 5.395 5.444 Ekor

3 Kerbau 1.535 1.278 1.144 Ekor

4 Kuda 1.644 1.662 1.400 Ekor

5 Ayam Buras 127.493 116.579 136.429 Ekor

6 Ayam Ras Pedaging 2.375.500 2.374.351 2.516.752 Ekor

7 Ayam Ras Petelur 337.500 410.850 452.700 Ekor

8 Itik 37.163 80.814 81.889 Ekor

B. PRODUKSI

1 Sapi Potong 507.486 532.486 888.400 Kg

2 Kerbau 86.786 91.106 80.193 Kg

3 Kuda 11.250 13.800 12.282 Kg

4 Kambing 92.000 108.438 131.300 Kg

5 Ayam Kampung 136.737 125.031 146.320 Kg

6 Ayam Ras Pedaging 783.915 769.346 662.228 Kg

7 Ayam Ras Petelur 134.063 142.359 178.654 Kg

8 Itik 15.329 33.335 33.779 Kg

C. TELUR

1 Ayam Kampung 53.547 1.377.258 169.465 Kg

2 Ayam Ras Petelur 48.527 2.613.000 368.512 Kg

3 Itik 76.400 2.067.000 248.942 Kg

D. PEMOTONGAN

1 Sapi 2.485 2.565 3.119 Ekor

2 Kerbau 295 462 607 Ekor

3 Kuda 75 92 98 Ekor

Sumber : Dinas Peternakan Kota Payakumbuh 2007.

D. Perkebunan

Pada umumnya luas areal tanam dan produksi tanaman perkebunan dari

tahun ke tahun mengalami penurunan kecuali tanaman coklat, luas areal

tanam coklat/kakao naik sebesar 212,5% tahun 2005. Penurunan luas area

tanam dan produksi tanaman perkebunan disebabkan karena alih fungsi

lahan, penebangan pohon waktu panen untuk kulit manis, fluktuasi harga

pasar yang cukup signifikan sehingga petani beralih ke komoditas lain yang

lebih menguntungkan dan serangan hama dan penyakit tanaman.

Tabel : 3.11. POTENSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN NO KOMODITAS

2004 2005 2006 SATUAN

1 Kelapa

Luas Area Tanam 705 715 710 Ha

Produksi 492 429 426 Ton

Produktivitas 0,70 0,60 0,60 Ton/Ha

2 Tebu

Luas Area Tanam 9,00 7,50 6,00 Ha

Produksi 2,25 1,88 1,50 Ton

Produktivitas 0,25 0,25 0,25 Ton/Ha

3 Tembakau

Luas Area Tanam 5,00 5,00 4,00 Ha

Produksi 3,25 3,25 2,80 Ton

Produktivitas 0,65 0,65 0,70 Ton/Ha

Page 54: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 17

TAHUN NO KOMODITAS

2004 2005 2006 SATUAN

4 Pinang

Luas Area Tanam 12,00 10,00 11,00 Ha

Produksi 5,40 5,00 5,50 Ton

Produktivitas 0,45 0,50 0,50 Ton/Ha

5 Kopi

Luas Area Tanam 11,00 5,49 6,50 Ha

Produksi 6,60 3,56 3,90 Ton

Produktivitas 0,60 0,60 0,60 Ton/Ha

6 Cengkeh

Luas Area Tanam 8,00 4,00 4,00 Ha

Produksi 1,00 0,50 0,50 Ton

Produktivitas 0,13 0,13 0,13 Ton/Ha

7 Kayu Manis

Luas Area Tanam 9,00 7,50 6,00 Ha

Produksi 2,25 1,88 1,50 Ton

Produktivitas 0,25 0,25 0,25 Ton/Ha

8 Aren

Luas Area Tanam 8,00 8,50 9,00 Ha

Produksi 12,00 13,00 13,50 Ton

Produktivitas 1,50 1,53 1,50 Ton/Ha

9 Lada

Luas Area Tanam 12,50 15,00 15,00 Ha

Produksi 9,0 22,50 22,50 Ton

Produktivitas 0,72 1,50 1,50 Ton/Ha

10 Kakao

Luas Area Tanam 85,00 163,00 125,00 Ha

Produksi 47,22 90,55 72,50 Ton

Produktivitas 0,56 0,56 0,58 Ton/Ha

11 Alpukat

Luas Area Tanam 24,00 27,00 30,00 Ha

Produksi 108,00 129,00 144,00 Ton

Produktivitas 4,50 4,80 4,80 Ton/Ha

12 Belimbing

Luas Area Tanam 1,10 1,30 1,30 Ha

Produksi 5,36 6,24 6,24 Ton

Produktivitas 4,87 4,80 4,80 Ton/Ha

13 Duku/ Langsat

Luas Area Tanam 2,09 3,00 3,00 Ha

Produksi 3,80 3,00 3,00 Ton

Produktivitas 1,82 1,00 1,00 Ton/Ha

14 Nenas

Luas Area Tanam 0,50 1,00 1,00 Ha

Produksi 0,91 3,80 3,80 Ton

Produktivitas 1,82 3,80 3,80 Ton/Ha

15 Pepaya

Luas Area Tanam 3,50 4,00 4,00 Ha

Produksi 64,79 92,80 92,80 Ton

Produktivitas 15,81 23,20 23,20 Ton/Ha

16 Pisang

Luas Area Tanam 14,70 15,30 15,30 Ha

Produksi 172,70 180,54 180,54 Ton

Produktivitas 11,75 11,80 11,80 Ton/Ha

17 Rambutan

Luas Area Tanam 84,80 85,20 85,20 Ha

Produksi 55,01 55,38 55,38 Ton

Produktivitas 0,65 0,65 0,65 Ton/Ha

18 Salak

Luas Area Tanam 0,39 0,40 0,40 Ha

Produksi 0,12 0,14 0,14 Ton

Produktivitas 0,31 0,35 0,35 Ton/Ha

Page 55: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 18

TAHUN NO KOMODITAS

2004 2005 2006 SATUAN

19 Sawo

Luas Area Tanam 15,00 15,50 16,00 Ha

Produksi 18,00 19,38 20,00 Ton

Produktivitas 1,20 1,25 1,25 Ton/Ha

20 Durian

Luas Area Tanam 28,50 29,20 29,20 Ha

Produksi 24,20 24,82 24,82 Ton

Produktivitas 0,85 0,85 0,85 Ton/Ha

21 Jambu Biji

Luas Area Tanam 3,30 3,30 3,30 Ha

Produksi 10,77 11,38 11,38 Ton

Produktivitas 3,26 3,25 3,25 Ton/Ha

22 Jeruk

Luas Area Tanam 18,70 19,50 20,00 Ha

Produksi 12,20 12,68 13,00 Ton

Produktivitas 0,65 0,65 0,65 Ton/Ha

23 Mangga

Luas Area Tanam 14,50 15,20 15,20 Ha

Produksi 2,30 2,43 2,43 Ton

Produktivitas 0,16 0,16 0,16 Ton/Ha

24 Manggis

Luas Area Tanam 5,03 4,20 4,20 Ha

Produksi 3,00 2,52 2,52 Ton

Produktivitas 0,60 0,60 0,60 Ton/Ha

Sumber : Profil Daerah Kota Payakumbuh 2006

E. Perikanan

Luas kolam yang diusahakan masyarakat untuk budidaya ikan tidak

mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan berkembangnya infrastruktur

kota sehingga terjadi mutasi lahan dari usaha perikanan ke usaha tanaman

pangan seperti padi. Salah-satu usaha perikanan yang lebih intensif dan

berkembang cukup pesat yaitu budidaya ikan disaluran irigasi dengan cara

pemeliharaan dalam keramba dan jaring apung.

Tabel : 3.12.

PRODUKSI PERIKANAN KOTA PAYAKUMBUH

2004 2005 2006 No JENIS USAHA Pemilik

(Org)

Produksi

(Ton)

Pemilik

(Org)

Produksi

(Ton)

Pemilik

(Org)

Produksi

(Ton)

1 Kolam 1.024,70 757,78 850,00

2 Keramba 112 28,00 97 24,25 110 38,50

3 Perairan Umum 23 23,00 15 15,00 20 20,00

Sumber : Profil Daerah Kota Payakumbuh 2006

Pemilihan jenis usaha perikanan, biasanya petani ikan memilih jenis ikan

yang ekonomis dengan tingkat pertumbuhan cepat serta bisa hidup pada air

yang mengalir dengan debit tinggi seperti ikan mas.

Page 56: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 19

3.2.2. KAWASAN SENTRA AGRIBISNIS

Tantangan pembangunan pertanian yang harus menjadi perhatian kita saat ini

antara lain stagnasi pertumbuhan produktifitas, penurunan kapasitas lahan

akibat terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian seperti

perumahan dan infrastruktur lainnya. Kondisi ini untuk Kota Payakumbuh

dirasakan sekali, hal ini sesuai dengan pertumbuhan pembangunan yang cukup

pesat dari berbagai sektor.

Tantangan lain yang dihadapi adalah adanya penurunan insentif usaha tani dan

persaingan perdagangan yang kurang fair dalam era globalisasi dan

perdagangan bebas serta perubahan lingkungan strategis lainnya yang secara

langsung maupun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap

pembangunan Pertanian.

Bertitik-tolak dari hal di atas maka Kota Payakumbuh merencanakan Pengem-

bangan Kawasan Sentra Agribisnis, dan pada masing-masing kecamatan

ditetapkan Komoditas Unggulan/spesifikasi lokasinya.

Tujuan penetapan Kawasan Sentra Agribisnis adalah untuk :

1. Menetapkan komoditas unggulan pada masing-masing kecamatan yang

punya prospek pasar.

2. Menciptakan daya-saing produk yang kompetitif dan komparatif

3. memudahkan memperkenalkan produk unggulan ke luar daerah

4. Jaminan dalam pemasaran kerja sama/kemitraan dengan pihak lain

5. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian

6. Memudahkan dalam pembinaan serta menerapkan konsep agropolitan

7. Bahan bagi Pemda untuk menetapkan/merevisi RUTRK

8. Terciptanya sinergitas program dengan instansi terkait serta stakeholders.

Adapun penetapan Kawasan Sentra Agribisnis di Kota Payakumbuh ditetapkan

dengan keputusan WaliKota Payakumbuh, Nomor: 521.05/1212/Wk.Pyk/05.

(Lihat Tabel : 3.13.)

Untuk mewujudkan hal di atas, Kota Payakumbuh akan terus mengembangkan

komoditas pertanian yang punya prospek pasar serta diminati konsumen baik

dalam maupun luar negeri, di antaranya :

Page 57: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 20

A. Tanaman Hortikultura

1. Buah-buahan

Sesuai dengan agroklimat Kota Payakumbuh serta budidaya yang biasa

dilaksanakan masyarakat, peluang komoditas buah-buahan yang cocok

dikembangkan adalah : Sirsak, Alpokat, Belimbing, Jeruk dan Jeruk

Nipis.

Saat ini tersedia tanah wilayah seluas 300 Ha yang berlokasi di

Kecamatan Payakumbuh Barat, untuk tanaman Sirsak dan Alpokat.

Untuk komoditas pisang dan Jeruk tersedia lahan seluas 250 Ha.

Khusus untuk jeruk nipis sentranya di Payakumbuh Utara terutama di

Kelurahan Talawi dan sekitarnya. Sedang untuk pemasaran terutama ke

daerah Riau, Sumatera Selatan dan Kota Lainnya di Pulau Jawa, dimana

jeruk nipis digunakan sebagai bahan baku pembuatan shampo.

2. Sayur-sayuran

Dengan terbukanya peluang pasar ke Provinsi Riau yang difasilitasi Sub

Terminal Agribisnis (STA) maka pengembangan luas dan produksi

komoditas sayur-sayuran cenderung meningkat di antaranya: (1) Timun,

timun Payakumbuh mempunyai kualitas terbaik dan terkenal dibanding

timun lainnya; (2) Buncis; (3) Pare; (4) Kacang Panjang; (5) Cabe; (6)

Bayam; (7) Kangkung; (8) Terung; dan jenis sayuran lainnya.

Sentra produksi komoditas ini terletak di Kecamatan Payakumbuh Utara,

dengan luas mencapai 359 Ha.

B. Padi

Intensitas pertanaman Padi di Kota Payakumbuh tertinggi di Sumatera Barat

yaitu 240 dengan produktivitasnya rata-rata 4,55 ton/ha dan produksi 28.841

ton. Dengan demikian pada tahun 2005 Kota Payakumbuh surplus padi

sebesar 14.000 ton atau setara dengan 8.400 ton beras.

Pengembangan Padi organik juga menjadi prioritas bagi Pelaku Agribisnis di

Kota Payakumbuh. Dalam rangka peningkatan produksi saat ini sudah mulai

dikembangkan SISTEM SRI. Untuk kelancaran pemasaran beras disamping

membina pasar yang sudah ada, juga ditingkatkan dengan melakukan

kerjasama dengan Pelaku Agribisnis beras yang ada di Batam dan Riau.

Dalam rangka peningkatan nilai tambah, di Kecamatan Payakumbuh Timur

dikembangkan penangkaran benih padi melalui UPTD Perbenihan dengan

Page 58: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 21

sistem plasma dan inti. Benih yang dikembangkan adalah Batang Lembang,

Batang Piaman, IR 42 Cisokan dan IR 66 serta benih unggul lainnya sesuai

permintaan konsumen.

Bagi kecamatan Payakumbuh Barat berpeluang untuk pengembangan padi

Hybrida dan Padi Tipe Baru (PTB), sedangkan Kecamatan Payakumbuh

Utara berpotensi untuk pengembangan padi unggul lokal seperti Sijunjung,

Mundam Randah Kuning, dan lain-lain.

C. Palawija

Daerah sentra palawija ditetapkan di Kecamatan Payakumbuh Barat.

Komoditasnya meliputi :

1. Jagung; varitas yang dikembangkan jagung hybrida dan komposit.

Produktivitas jagung hybrida mencapai 10 ton/ha, sedangkan komposit 4

ton/ha, luas tanam jagung saat ini seluas 1.123 ha/tahun. Prospek pasar

komoditas ini sangat bagus sekali, hal ini didukung dengan berkembang-

nya pengusahaan ternak unggas dan ternak ayam.

2. Ubi Kayu; dengan berkembangnya home-industry makanan ringan di

Kota Payakumbuh, kebutuhan ubi kayu semakin lama semakin mening-

kat. Saat ini yang diusahakan mencapai luas 202 ha dengan produksi

sebesar 2.016 ton.

3. Ubi Jalar; penggunaannya tidak seluas ubi kayu, karena penggunaannya

hanya terbatas pada beberapa jenis makanan ringan. Luas saat ini 232

ha.

4. Kacang Tanah; berkembangnya home industri dengan bahan baku dasar

kacang tanah, prospek pasar berpeluang untuk dikembangkan. Luas

yang diusahakan saat ini baru 21 ha.

D. Komoditas Perkebunan dan Kehutanan

1. Perkebunan.

a. Kakao; meningkatnya harga biji kakao 5 tahun terakhir dan rancangan

Sumatera Barat sebagai sentra Kakao, maka peningkatan minat

masyarakat Kota Payakumbuh untuk pengembangan kakao terus

meningkat. Saat ini baru 275 ha luas tanam Kakao.

b. Kelapa Dalam; produksinya mayoritas digunakan untuk kelapa sayur.

Saat ini sedang dikembangkan untuk pengolahan Virgin Coconut Oil

Page 59: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 22

(VCO). Luas tanam kelapa saat ini 712 ha dengan rata-rata produksi

per hektar 600 kg.

c. Jahe; komoditas yang dikembangkan adalah jahe gajah, terutama di

Payakumbuh Barat dengan luas pertanaman 42 ha. Untuk

meningkatkan nilai tambah dari produk jahe segar dibuka peluang

untuk mengolah jahe menjadi jahe instan dan lain-lain.

2. Kehutanan yang dikembangkan adalah tanaman Murbai (Budidaya

Sutera Alam), prospek murbai mempunyai peluang besar untuk

dikembangkan, saat ini sudah dikembangakan demplot dan life skill-nya

dikelurahan Aur Kuning Kecamatan Payakumbuh Barat.

Mulai tahun 2008, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota

Payakumbuh membuat bibit tanaman kehutanan, khususnya mahoni

yang cukup diminati sebagai tanaman penghijauan hampir oleh semua

daerah, segingga mempunyai peluang pasar yang cukup baik.

Sumber bibit mahoni dengan memanfaatkan kebun induk mahoni yang

terdapat di daerah Ngalau yang sudah mempunyai sertifikat TBT yang

merupakan satu-satunya di Sumatera.

Tabel : 3.13.

PENETAPAN KAWASAN SENTRA AGRIBISNIS PERTANIAN KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2005-2010

No KECAMATAN KLASIFIKASI/KOMODITAS KETERANGAN

1 PAYAKUMBUH BARAT PADI PALAWIJA

� Jagung

� Ubi Kayu

� Ubi Jalar

� Kacang Tanah

TANAMAN REMPAH DAN OBAT

SAYUR-SAYURAN & BUAH-BUAHAN

TERNAK

� Sapi Potong

� Kambing

� Ikan Nila

� Ikan Gurame

Integrasi dengan tanaman Jagung dan Padi

2 PAYAKUMBUH TIMUR PADI Perbenihan

TANAMAN PERKEBUNAN

� Kakao

� Kelapa Dalam

TERNAK

� Sapi Potong

� Itik Integrasi dengan tanaman Jagung dan Padi

3 PAYAKUMBUH UTARA PADI

HORTIKULTURA

� Sayur-Sayuran

� Buah-Buahan

TERNAK

� Sapi Potong

� Ayam Ras Petelur

Integrasi dengan tanaman Jagung dan Padi

Page 60: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 23

No KECAMATAN KLASIFIKASI/KOMODITAS KETERANGAN

� Ikan Nila

� Ikan Lele

Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Payakumbuh 2005

Page 61: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 24

Tabel : 3.14.

RINCIAN KOMODITAS UNGGULAN DAN PENDUKUNG PADA MASING-MASING

KECAMATAN DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2005-2010

No. Kecamatan Komoditas

Unggulan

Lokasi/

Kelurahan

Komoditas

Pendukung

Lokasi/

Kelurahan

Padi 29 Kelurahan • S.Batung

Palawija • Talang

• S.Batung • Limbukan

• Kapalo Koto

Pisang

• Kapalo Koto

• Jagung

• Ampangan Murbai • Aur Kuning

• Talang • Sawah Padang

• Pdg Karambil

Sayur-sayuran Cabe Rawet • Limbukan

• S.Batung • Tj.Pauh

• Ubi Kayu / Ubi Jalar

• Limbukan • Limbukan

• Talang

Kakao • Payolansek • Kacang Tanah

• Koto Tuo Kelapa Dalam • 29 Kelurahan

• Talang

• Balai Panjang

Tanaman Rempah/ Obat

• Koto Tuo

• Aur kuning

1

Payakumbuh Barat

Sayur-sayuran & Buah-buahan • Limbukan

Padi 13 Kelurahan • Koto Panjang

• Koto Panjang • Pdg Alai

• Pdg Alai • Pdg Tangah

• B. Nan Tuo • B. Nan Tuo

Kakao

• B. Batimah

Pisang

• B.Batimah

Kelapa Dalam 13 Kelurahan • Pdg Tangah

• Pdg Alai

• Koto Panjang

Jagung

• B.Batimah

• Koto Baru

• Balai Jaring

Cabe • Pdg Alai

• Koto Baru

• Payo basung

Mentimun • Balai Jaring

Buncis • Koto Baru

Kacang Panjng • Koto Baru

2

Payakumbuh Timur

Ubi kayu • PadangTangah

Padi 27 Kelurahan • Talawi

Sayur-sayuran • Pdg.Kaduduk

• KotoPanjang

Jagung • Parambahan

• Nan Kodok • Talawi

Timun • T.Anau • Pdg.Kaduduk

• KotoPanjang

Ubi Kayu • Parambahan

• Nan Kodok • Koto Panjang

Buncis • T.Anau

Kakao • Parambahan

• Kotopanjang Kelapa Dalam • 27 Kelurahan

• Nan Kodok

Cabe • T.Anau

• Payo Nibung

• Tambago

Bayam • Talawi

• Payo Nibung

• Tambago

Kangkung • Talawi

• Payo Nibung

• Tambago

Terung • Talawi

Buah-buahan

• Pepaya • Talawi

• Jeruk Nipis • Talawi

• Sirsak

3

Payakumbuh Utara

• Alpokat

• 10 Kelurahan

Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Payakumbuh 2005.

Page 62: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 31

3.2.3. SEKTOR INDUSTRI, PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIO-

NAL, LEMBAGA KEUANGAN DAN KOPERASI

Pada umumnya industri yang ada di Payakumbuh tergolong menengah ke

bawah dan kecil. Mayoritas dari UKM didominasi oleh usaha rumah tangga

(home industry). Jumlah industri yang tercatat pada tahun 2006 adalah 1.187

unit. Industri tersebut terdiri dari :

• 801 unit industri kimia, pertanian dan hasil hutan

• 386 unit industri logam dan elektronik

Tabel : 3.15.

PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI Tahun

No URAIAN 2004 2005 2006

Satuan

1. Unit Usaha 1.129 1.160 1.187 Unit

2. Tenaga Kerja 5.834 5.998 6.126 Orang

Sumber : Dinas Perindag dan Naker

Meningkatnya unit usaha sektor industri di tahun 2006 tetap didominasi oleh

industri rumah tangga, khususnya industri pertanian (agro-industri) hasil

pertanian dan kehutanan.

Sektor perdagangan dikategorikan kecil, menengah dan besar didasarkan pada

jumlah modal. Tercatat data jumlah usaha perdagangan kecil pada tahun 2005

sebanyak 1.859 unit, meningkat 1,02% dibanding tahun sebelumnya. Usaha

perdagangan menengah sebanyak 412 unit dan perdagangan besar sebanyak

12 unit (Dinas Perindag dan Naker).

Infrastruktur pendukung perdagangan seperti pasar, tersedia dalam kategori

pasar tradisional yaitu pasar Ibuh Barat dan Ibuh Timur, kategori pasar lokal

yaitu pusat pertokoan blok barat dan blok timur. Di samping itu juga tersedia

pasar swalayan sebanyak 4 buah yang tersebar di sekitar pusat keramaian di

Kota Payakumbuh.

Page 63: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 32

Tabel : 3.16.

PERKEMBANGAN SARANA PERDAGANGAN

Tahun No JENIS SARANA

2004 2005 2006

1 Pasar Tradisional 2 2 2

a. Ibuh Barat

b. Ibuh Timur

2 Pasar Lokal 1 1 1

Pertokoan blok Barat & Timur

3 Pasar Swalayan 4 4 4

a. Swalayan Mega Prima

b. Swalayan Nabuma

c. Swalayan West

d. Swalayan Atlantis

Sumber : Dinas Perindag dan Naker

Berdasarkan kondisi di atas maka potensi unggulan daerah untuk sektor

perdagangan adalah pengembangan perdagangan usaha kecil dalam bentuk

penbentukan sentra-sentra perdagangan kecil.

Lembaga Keuangan dan BUMD, juga termasuk sektor yang secara ekonomi

tetap menjadi potensi unggulan daerah, karena funsgi lembaga keuangan

adalah sebagai salah-satu mediasi penanaman modal dan penyaluran modal

bagi usaha-usaha yang ada di Kota Payakumbuh. Sedangkan BUMD merupa-

kan unit usaha pemerintah daerah, sehingga pengelolaan yang baik akan dapat

meningkatkan kinerja BUMD dan yang berarti akan meningkatkan PAD.

Di Kota Payakumbuh saat ini terdapat 1 unit BPD (Bank Nagari), 2 BPR tahun

2006, yaitu BPR Lampasi dan BPR di Keluruhan Daya Bangun, ada satu BPR

Ibuh yang tidak beroperasi lagi. Perbankan nasional yang ada, antara lain BNI

1946, BRI, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Simpan Pinjam Danamon,

Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Bukopin.

Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) yang merupakan

representasi rakyat dalam kehidupan ekonomi sehingga sektor ini tetap menjadi

sektor unggulan yang tetap harus dikembangkan pembangunannya.

Page 64: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 33

Tabel : 3.17.

JUMLAH UNIT USAHA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TAHUN 2006

No. URAIAN Jumlah Satuan Presentase

I. Jumlah Usaha

1 Usaha Mikro 10.875 Unit 72,86%

2 Usaha Kecil 3.854 Unit 25,82%

3 Usaha Menengah & Besar 196 Unit 1,32%

Jumlah 14.925 Unit 100,00%

II. Penyerapan Tenaga Kerja

1 Usaha Mikro 18.008 Orang 59,00%

2 Usaha Kecil 10.500 Orang 34,00%

3 Usaha Menengah & Besar 2.026 Orang 7,00%

Jumlah 30.534 Orang 100,00%

Sumber : RPJM Daerah Kota Payakumbuh 2007-2012, BAPPEDA Kota Payakumbuh.

Memperhatikan banyaknya unit usaha yang terdapat di Kota Payakumbuh serta

besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat diserap, mengindikasikan terjadinya

perkembangan ekonomi kota yang cukup baik.

Jumlah koperasi juga terus mengalami kenaikan. Kondisi ini didukung oleh

adanya penyaluran dana usaha mikro sebesar Rp. 2 miliar melalui koperasi

dengan bunga 8% pertahun sangat membantu anggota koperasi yang memiliki

usaha mikro dalam hal pendanaan. Sumber dana lain yang disalurkan melalui

koperasi adalah dana koperasi dari tingkat provinsi, dana-dana dekonsentrasi

seperti PKPS-BBM, MA, BDS dan lain-lain.

Tabel : 3.18.

SUMBER DANA KOPERASI DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2006

No Dana program Jumlah (Rp) Keterangan

1 PKPS-BBM 1.700.000.000 dekonsentrasi

2 MAP 350.000.000 dekonsentrasi

3 BDS 100.000.000 dekonsentrasi

4 PER 1.682.500.000 APBD Provinsi

5 Dana usaha mikro (2005) 2.900.000.000 APBD Provinsi

6 ABT 100.000.000 APBD Provinsi

7 BUMN 36.000.000 APBD Provinsi

Perguliran Kembali

1 PKPS-BBM 200.000.000 dekonsentrasi

2 Dana usaha mikro (2006) 350.000.000 APBD Provinsi

Sumber : Profil Daerah Kota Payakumbuh 2006

Selain itu kebijakan pemerintah menetapkan koperasi sebagai penyalur

langsung pupuk dari PT. Pusri ke petani membuat perkoperasian di Kota

Page 65: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 34

Payakumbuh semakin bergairah. Namun beberapa kelemahan yang masih ada

antara lain pengelolaannya yang masih manual dan pada umumnya belum

tersentuh teknologi. Hal ini membuat peranannya dalam memberdayakan UMKM

belum optimal. Masih adanya kredit yang pengembaliannya macet, sehingga

aktivitas simpan pinjam koperasi tersendat. Karena itu kegiatan restrukturisasi

kelembagaan pada koperasi, dimana koperasi yang tidak aktif dapat diciutkan

dengan pembubaran atau penataan kembali kelembagaannya sehingga menjadi

aktif kembali merupakan program prioritas yang baik untuk dilaksanakan terus.

3.3. INVESTASI BAGI PEMBANGUNAN DAERAH

Lima faktor yang mempengaruhi daya-tarik investasi suatu daerah, menurut

persepsi pelaku usaha:

1. Faktor Kelembagaan (peran peraturan daerah sangat penting bagi investor)

2. Faktor Sosial-Politik-Budaya

3. Faktor Ekonomi Daerah (Investor lebih memilih potensi ekonomi daerah

yang dituju dibanding struktur ekonomi yang sudah berkembang)

4. Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas (investor lebih tertarik kepada daerah

yang dapat menyediakan tenaga kerja berkualitas baik dan memiliki

produktivitas tinggi)

5. Faktor Infrastruktur Fisik

Faktor lain yang mempengaruhi iklim investasi di daerah adalah sumberdaya

dan akses pasar yang kuat serta faktor persepsi yang berbeda akan suatu

produk unggulan daerah.

Beberapa peluang investasi yang akan dikembangkan di Kota Payakumbuh:

1. Sektor Industri

� Khususnya industri pengolahan hasil pertanian dan kehutanan. Hasil

industri ini antara lain berupa makanan spesifik daerah dan makanan

ringan. Di samping itu juga industri sulaman, bordir, alsintan, batu bata,

bahan bangunan, bengkel, tas, kopi, peti kemas, kayu, lilit songkok serta

konveksi. Tercatat jumlah industri yang berpotensi di Kota Payakumbuh

sejumlah 1.283 unit. Mengingat kondisi ini perlu adanya membangun

kawasan industri yang memungkinkan terdapatnya pemusatan industri, di

Page 66: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 35

mana ini disikapi Pemerintah Kota Payakumbuh yang menyiapkan lahan

sepanjang Jalan Lingkar Utara, hasil industri ini mestinya ada

pendistribusian yang teorganisir dengan baik, upaya yang mungkin dapat

dilakukan adalah dengan membangun pusat pemasaran makanan ringan.

Pembangunan pusat pemasaran makanan ringan ini disiapkan lokasinya

di Kelurahan Payolinyam.

� Industri pakan ternak memiliki peluang besar untuk dikembangkan ber-

dasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Payakumbuh

tahun 2006, tercatat populasi ternak besar Sapi (Potong 7.467 ekor,

Kerbau 1.144 ekor, dan Kuda 1.400 ekor), populasi ternak kecil (Kambing

5.444 ekor), serta unggas (3.187.770 ekor). Populasi yang besar

tersebut merupakan peluang bagi pengembangan industri pakan ternak.

Pemerintah Kota Payakumbuh telah menyedikan lahan yang cukup di

Kelurahan Payobasung, Kecamatan Payakumbuh Timur.

2. Sektor Pertanian

� Hasil produksi pertanian terutama padi di samping untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi di daerah, sebagian juga dipasarkan keluar daerah

bahkan keluar propinsi. Hasil lain adalah komodits jagung yang

merupakan bahan baku pakan ternak unggas dengan kebutuhan industri

sebesar 2.125 ton (tahun 2003) hasil ini ditanggapi oleh pemerintah Kota

Payakumbuh dengan menyediakan lahan untuk menampung hasil bumi

tersebut dalam suatu Terminal Agribisnis, di Kelurahan Napar.

� Perkembangan Kota Payakumbuh ke depan diperkirakan akan

membutuhkan suatu upaya untuk menyeimbangkan dan menstabilkan

kondisi lingkungan. Pembangunan infrastruktur mesti dibarengi dengan

konservasi alam. Kegiatan yang diprogramkan Pemerintah Kota

Payakumbuh adalah penumbuhan agrowisata dengan menyiapkan lahan

di daerah Ampangan Kecamatan Payukumbuh Barat, budidaya

komoditas pertanian yang ditata sedemikian rupa dengan mem-

pertimbangkan arsitektur tanaman, diharapkan memiliki daya-tarik wisata,

di samping produksinya yang dapat menambah pendapatan petani.

3. Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Daerah dan Koperasi

� Guna mendukung program pembangunan di sektor pertanian dan industri

serta melihat prospek dari usaha peternakan seperti ternak besar, kecil

dan unggas di Kota Payakumbuh yang cukup cerah, peluang yang cukup

besar bagi investor adalah membangun Sentra Pemasaran Ternak

Page 67: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 36

Terpadu. Untuk pembangunan kawasan sentra pemasaran ternak ini

telah disediakan lokasi yang cukup representatif bagi Kota Payakumbuh

dan hinterland-nya di daerah Payobasung, Kecamatan Payakumbuh

Timur dengan lahan seluas kurang lebih 10 hektar.

4. Sektor Pariwisata dan Telekomunikasi Daerah

� Kawasan objek wisata Ngalau yang terletak di daerah konservasi Kota

Payakumbuh memiliki stalaktit dan stalakmitnya yang menakjubkan.

Pengembangan dan penataan dari kawasan ini akan membantu kita

untuk mensyukuri karunia Allah. Disamping itu juga akan mendatangkan

wisatawan baik domestik maupun dari luar daerah yang nantinya

kunjungan ini tentu juga perlu disikapi dengan penyediaan fasilitas-

fasilitas penunjang seperti pengembangan restoran di kawasan wisata

Ngalau, wisata pendidikan, wisata kuliner, usaha biro perjalanan dan

atraksi seni dan budaya spesifik daerah Payakumbuh/Minang. Program-

program tersebut dipusatkan di kawasan Wisata Ngalau.

5. Sektor Perhubungan

� Guna menghindari kemacetan di tengah kota, Pemerintah Kota

Payakumbuh menegaskan pembangunan Jalan Lingkar Utara dan

Selatan karena sangat menyadari bahwa Kota Payakumbuh adalah

tempat perlintasan di bagian timur dari Provinsi Sumatera Barat menuju

Provinsi Riau. Arus transportasi angkutan barang/jasa ataupun orang

relatif tinggi dan hal ini membutuhkan adanya suatu terminal truk dan

ADP/AKDP yang representatif. Tanah yang disediakan untuk pem-

bangunan terminal ini ada di sepanjang Jalan Lingkar Utara dan di

Kelurahan Napar.

6. Sektor Kesehatan

� Kota Payakumbuh saat ini memiliki sebuah rumah sakit yang cukup

representatif dengan status tipe C rumah sakit Dr. Adnaan WD ini belum

dilengkapi dengan ruang VIP yang memadai untuk memberikan

pelayanan yang prima bagi setiap lapisan masyarakat. Hal ini tentu

menjadi pertimbangan yang penting mengingat lokasi dan tanah yang

tersedia bagi pembangunan.

7. Sektor Pendidikan

� Program pendidikan 5 tahun ke depan diarahkan untuk membangun

sebuah perguruan tinggi yang representatif dalam upaya meningkatkan

Page 68: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 37

SDM menyangkut citra secara keseluruhan. Rencana ini disiapkan pada

kawasan pendidikan Kota Payakumbuh.

Berdasarkan gambaran umum potensi peluang investasi Kota Payakumbuh di

atas dan dikaitkan dengan kebijakan pembangunan ekonomi daerah maka

disusun daftar potensi peluang investasi sebagai berikut :

Tabel : 3.19.

POTENSI PELUANG INVESTASI KOTA PAYAKUMBUH

No PELUANG INVESTASI POTENSI ALTERNATIF

LOKASI

Sektor Industri

1 Membangun Pusat Makanan Ringan 100 toko/kios Payolinyam

2 Membangun Kawasan Industri Tanah Tersedia Lingkar Utara

3 Mendirikan Pabrik Pengawetan Daging Lahan Tersedia Talawi, Tj. Anau

4 Mendirikan Pabrik kemasan plastik Lahan Tersedia Lingkar Utara

5 Mendirikan Pabrik plastik Lahan Tersedia Lingkar Utara

6 Mendirikan industri air minum mineral Lahan Tersedia Limbukan

7 Pengembangan Usaha Agroindustri Papain, Pektin Ampangan

Sektor Industri

Sub-Sektor Pertanian

8 Pembangunan Sub Terminal Agribisnis Lahan Tersedia 3 Kecamatan

9 Pembangunan Terminal Agribisnis Lahan Tersedia Napar

10 Pembangunan Hutan Wisata Lahan Tersedia Ngalau

11 Pembangunan Agro Wisata Lahan Tersedia Ampangan

Sub-Sektor Peternakan

12 Usaha Ternak Sapi Lahan Tersedia Talawi, Tj. Anau

13 Usaha Ternak Kerbau Lahan Tersedia Talawi, Tj. Anau

14 Usaha Ternak Kambing Lahan Tersedia Talawi, Tj. Anau

15 Usaha Ayam Ras Petelor Lahan Tersedia Talawi, Tj. Anau

16 Usaha Ayam Ras Pedaging Lahan Tersedia Talawi, Tj. Anau

17 Usaha Ternak Itik Lahan Tersedia Koto Baru,

Payolinyam

18 Industri Pakan Ternak Besar Lahan Tersedia Talawi

19 Industri Pakan Ternak Unggas Lahan Tersedia Talawi

20 Usaha Pembibitan Ternak Unggas Lahan Tersedia Talawi

Sektor Perdagangan & Pengembangan Usaha Daerah dan Koperasi

Sub-sektor Perdagangan

21 Pembangunan Mini Market Pusat Kota Kawasan Pasar

22 Pembangunan Pusat Konveksi Pusat Kota Pusat Kota

23 Pembangunan Pasar Satelit Pusat Kota Kel. Payolinyam Napar dan Bulakan Balai Kandi

24 Usaha SPBU Pusat Kota Jl. Sudirman dan Jl. M. Yamin

25 Pasar Bursa Komoditas Ekspor gambir, tembakau Kawasan Pasar

26 Pembangunan Ruko Sepanjang jalan

utama

Jl. Soekarno-Hatta,

Jl. Sudirman, Jl. A. Yani

27 Pembangunan Sentra Pemasaran Ternak Terpadu Lokasi Tersedia Payobasung

Sektor Pariwisata dan Telekomunikasi Daerah

Sub sektor Pariwisata

28 Pengembangan Restoran dan Pujasera Kawasan Wisata Ngalau

Pemanfaatan Potensi Wisata

Ngalau

29 Pengembangan lapangan Golf Lokasi Tersedia Kubu Gadang dan Talang

30 Obyek Rekreasi/Taman Hiburan Anak-anak Lokasi Tersedia Ex. Kawasan Stasiun

Kereta Api

31 Pengembangan Obyek Wisata Ngalau Lokasi Tersedia Ngalau Indah

Page 69: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 38

No PELUANG INVESTASI POTENSI ALTERNATIF

LOKASI

32 Pembangunan Kolam Renang Prestasi Telah ada siteplan Kawasan Wisata

Sektor Perhubungan

33 Pembangunan Terminal Truk Tanah Tersedia Sepanjang Jalan Lingkar Utara

34 Pembangunan Terminal ADP/AKDP Tanah Tersedia Kelurahan Napar

Sektor Kesehatan

35 Pembangunan Rumah Sakit Umum Tanah Tersedia

36 Pembangunan Ruang VIP RSU Adnaan WD Peningkatan Pelayanan

Masyarakat

RSU Adnaan WD

Sektor Pendidikan

37 Pembangunan Perguruan Tinggi yang representatif Peningkatan SDM Kota Payakumbuh

Sumber : Peluang Investasi Kota Payakumbuh 2005

Tahapan pemilihan jenis bidang usaha meliputi penyeleksian 37 bidang usaha

dari berbagai sektor pembangunan. Peluang investasi di Kota Payakumbuh

sebagai promosi daerah memuat beberapa komoditas unggulan yang memenuhi

kriteria

1. Keunggulan geografis

2. Keunggulan SDM

3. Bahan baku penolong

4. Kelayakan ekonomis

5. Kesesuaian agroekosistem yang tinggi

6. Orientasi pasar yang jelas

7. Nilai tambah yang tinggi

8. Ketahanan pangan

9. Mendapat dukungan kebijakan pemerintah

10. Komoditas yang diagribisniskan masyarakat

Berikut disajikan Peluang Investasi Unggulan Kota Payakumbuh sebagai

berikut :

A. PEMBANGUNAN PUSAT PEMASARAN MAKANAN RINGAN

� Daya-tarik

a. Dikenal sebagai kota penghasil produk makanan ringan (Kota

Gelamai).

b. Letak yang strategis sebagai jalur perdagangan ke Provinsi Riau

sebagai pintu gerbang ekspor melalui pelabuhan Timur.

c. Murahnya biaya ekspor ke negara-negara tetangga seperti Singapura

dan Malaysia.

Page 70: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 39

� Kebijakan

a. Fasilitasi pengadaan peralatan produksi makanan ringan.

b. Bimbingan dan sertifikasi sistem mutu.

c. Pengembangan klinik pelayanan kemasan dan label.

d. Pengembangan promosi dan pemasaran IKM makanan ringan.

e. Penyediaan dan penyusunan informasi bisnisIKM makanan ringan.

f. Fasilitas kerjasama antara IKM dengan perusahaan besar.

g. Pemasyarakatan peraturan mengenai makanan ringan.

B. PEMBANGUNAN SUB-TERMINAL AGRIBISNIS

� Daya-tarik :

a. Sub-Terminal Agribinis akan menjadi pusat konsentrasi dimana

beragam produk dari berbagai tempat dikumpulkan pada suatu

tempat dalam jumlah yang efisien untuk diperdagangkan.

b. Proses pembentukan harga yang transparan dan wajar sehingga

menggambarkan kekuatan permintaan dan penawaran, akses

informasi yang lebih baik dan ditentukan melalui mekanisme yang

disepakati bersama.

c. Sub-Terminal Agribinis akan bergungsi sebagai pusat distribusi yaitu

sebagai simpul distribusi dari produsen/importir secara cepat dan

efisien ke pengecer atau eksportir.

d. Penyelesaian transaksi melalui berbagai pelayanan seperti perijinan

dan perbankan.

e. Dapat mengurangi biaya bongkar muat dan penanganan produk

dalam jumlah yang efisien.

f. Sumber informasi yaitu sebagai simpul pengumpulan dan penyebaran

berbagai informasi perdagangan.

g. Bentuk pelayanan penunjang, sertifikasi pemeriksaan higienis,

penyimpanan dan sebagainya.

� Kebijakan

a. Promosi

b. Pembangunan infrastruktur pemasaran

c. Pengembangan produk khas dengan market nice tertentu

d. Pengembangan perdagangan antar pulau

e. Pengembangan sistem penyidikan dan informasi pasar

Page 71: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 40

C. USAHA TERNAK SAPI POTONG

Terdapat sekitar 63,20 Ha lahan yang penggunaannya untuk

penggembalaan atau padang rumput belum termanfaatkan tersebut di Kota

Payakumbuh. Dukungan lahan yang sangat luas dapat juga dimanfaatkan

untuk pengembangan ternak sapi potong.

Sampai dengan saat ini sumber daya peternakan masih belum dimanfaatkan

secara optimal, demikian juga masih terdapat faktor-faktor ekonomi yang

belum dimanfaatkan. Jika keadaan ini dapat diperbaiki, maka peternakan

akan tetap mampu menjadi sektor yang tangguh yang mampu menopang

pengembangan ekonomi regional.

Potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan tersebut antara lain:

A. Masih terdapat kesenjangan antara produktivitas, baik produktivitas riil

maupun produktivitas potensial komoditas peternakan sehingga

produktivitas masih dapat dilakukan melalui peningkatan pemanfaatan

teknologi biologi dan budidaya.

B. Masih tersedianya sumber pakan ternak berupa hijauan yang masih

belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi tersebut perlu dimanfaatkan

untuk meningkatkan produksi dan pendapatan di sub sektor peternakan.

C. Bertitik tolak dari potensi wilayah Kota Payakumbuh tersebut, maka untuk

menunjang peningkatan produksi daging dalam rangka memenuhi

kebutuhan pangan asal ternak, tidak terlepas dari peranan pihak swasta

sebagai salah-satu pelaku agribisnis sehingga masyarakat mampu

meningkatkan produksi peternakan sapi potong yang berdaya-saing di

pasar domestik maupun ekspor.

Dengan potensi lahan sekitar 15 hektar yang dapat menampung sekitar

1.000 satuan ternak, maka terbuka peluang yang sangat besar untuk

pengembangan ternak sapi potong. Sebagai faktor penunjangnya,

Pemerintah Kota Payakumbuh dapat memberikan kemudahan-kemudahan,

seperti kemudahan dalam pemberian izin usaha, penanaman modal dan

penyertaan modal.

D. AGRO INDUSTRI PAPAIN DAN PEKTIN

Getah pepaya mengandung zat yang berkemampuan melunakkan daging

yang disebut papain. Papain digunakan dalam berbagai industri sehingga

Page 72: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 41

menjadi komoditas yang sangat potensial. India dan Srilanka sudah sejak

puluhan tahun lalu menjadi produsen papain untuk kebutuhan dunia. Oleh

karena kebutuhan dunia banyak, negara lain bermunculan sebagai produsen

papain. Indonesia sendiri belum memanfaatkan peluang tersebut. Padahal

hampir seluruh wilayah Indonesia dapat dijumpai tanaman pepaya.

E. PENGEMBANGAN KAWASAN / SENTRA PEMASARAN TERNAK

TERPADU

Tujuan pembangunan sentra pemasaran ternak terpadu di Kota Payakumbuh

adalah untuk memenuhi kebutuhan daging segar bagi masyarakat kota dan

daerah hinterland-nya dan untuk mewujudkan kota yang memenuhi syarat

akan kelengkapan dan fasilitas kota yang memadai. Di samping itu sentra

pemasaran ternak dapat pula meningkatkan populasi dan produksi ternak

besar, meningkatkan pendapatan peternak, memperluas kesempatan kerja,

meningkatkan gizi masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Dalam sistem teknis operasional, sentra pemasaran ternak terpadu meliputi :

a. Sub-sisten teknis peternakan hulu

b. Sub-sistem teknis pengolahan

c. Sub-sistem teknis pemasaran

d. Sub-sistem teknis jasa dan penunjang

F. PENDIRIAN PEMBANGUNAN PUSAT KONVEKSI

Pendirian pembangunan pusat konveksi yang mempunyai fungsi ganda

membandu industri berskala kecil dan menengah melalui:

f. Bantuan di bidang pemasaran dalam dan luar negeri serta membantu di

bidang manajemen, pengembangan sumberdaya manusia, permodalan

dan teknis produksi.

g. Meningkatkan akses ke penyandang dana (bank atau lembaga keuangan

lainnya), manajemen, teknologi, pasar bahan baku dan informasi dengan

harga atau biaya yang murah.

h. Menghindari ekonomi biaya tinggi dan memperoleh informasi untuk mem-

perlancar arus barang ke konsumen.

i. Dapat dijadikan jaminan bagi pengusaha kecil dalam memperoleh

pinjaman modal.

Page 73: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 43

G. PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA NGALAU

Kawasan wisata Ngalau sebagai obyek wisata unggulan Kota Payakumbuh

tidak saja tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan sosial-

budaya sekitarnya tetapi juga memiliki proses bisnis menguntungkan bagi

investor untuk menanamkan modalnya. Pengembangan kawasan wisata

Ngalau meliputi pembenahan obyek wisata Ngalau atau wisata gua itu

sendiri dan pembangunan sarana dan prasarana pendukung obyek wisata.

Potensi yang ada pada obyek wisata ini adalah keunikan alam yang tidak

dijumpai di daerah lain. Keunikan obyek wisata ini antara lain wisata

penelusuran gua (caving) dengan wisata rekreasi panorama keindahan

alam.

Konsep pembangunan wisata terpadu merupakan konsep yang bertujuan

mengefektifkan semua komponen-komponen produk wisata untuk menjadi-

kannya sebagai sebuah produk saling berkaitan antara satu produk dengan

produk lainnya. Untuk itu pembenahan kepariwisataan tidak terbatas pada

sarana dan prasaran fisik saja. tetapi juga berbagai komponen non fisik

seperti dukungan kebijakan pemerintah daerah dan konsep pemasaran

berjangka panjang dan menengah. Dengan cara demikian pemasaran

produk wisata menjadi selalu inovatif sesuai dengan selera pasar.

H. INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM RAS PEDAGING

Pakan merupakan komponen terbesar dalam usaha peternakan ayam dan

sangat menentukan keberhasilan suatu proses produksi. Setiap hari ribuan

ton pakan diperjualbelikan pada pasaran untuk memenuhi kebutuhan

peternak. Sampai saat ini peternak masih tergantung pada pakan pabrik

daerah lain. Untuk membuat pakan sendiri dinilai tidak efisien dan

memerlukan biaya yang besar. Besarnya permintaan pakan tersebut

merupakan suatu peluang. Sebab itu, pada bagian ini akan dibahas faktor-

faktor apa saja yang ikut mempengaruhinya antara lain jumlah permintaan

terhadap pakan ternak ayam ras pedaging dan mencoba melihat peluang

pasarnya.

Keberadaan peternakan ayam ras pedaging di Kota Payakumbuh tidak

diragukan lagi eksistensinya. Di Provinsi Sumatera Barat, tercatat jumlah

populasi ayam ras pedaging mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini

bisa dilihat pada tahun 1999 jumlah populasinya sebesar 10.196.748 ekor,

Page 74: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 44

merangkak naik menjadi 10.608.542 ekor pada tahun 2003. Di Kota

Payakumbuh juga mengalami kenaikan jumlah populasi ini.

Sektor peternakan memberikan sejumlah peluang-peluang usaha jika

ditekuni dengan baik akan memperoleh keuntungan yang besar. Kota

Payakumbuh sebagai kota penyumbang populasi ayam ras pedaging

terbesar kedua di Sumatera Barat adalah merupakan pangsa yang cukup

baik dalam pemasaran pakan ternak ayam ras pedaging dimana memberikan

kontribusi sebesar 21,5% terhadap populasi Sumatera Barat.

Pemerintah Kota Payakumbuh mempunyai perhatian yang sangat besar

untuk mengembangkan usaha ini dan membuka pintu seluas-luasnya

kepada para investor untuk menanamkan modalnya serta memberikan

kemudahan-kemudahan dalam berusaha.

I. PEMBANGUNAN PASAR SATELIT

Sasaran yang hendak dicapai melalui pembangunan pasar satelit adalah:

a. Penyebaran konsentrasi kegiatan ekonomi bagi kawasan pinggir kota yang

berada pada jalur masuk dan keluar Kota Payakumbuh;

b. Untuk meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah.

Pada saat ini Kota Payakumbuh masih mengalami kekurangan pasokan

pusat pertokoan, walaupun sudah ada sebagian besar terletak pada tempat

yang relatif strategis (di pusat kota) yakni di Pusat Pertokoan Pasar

Payakumbuh dan Pasar Ibuh, namun frekuensi dan jumlah keramaian secara

relatif masih sedikit. Di sisi lain dari sejarah perkembangan perekonomian.

Kota Payakumbuh yang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Lima

Puluh Kota, masih menjadi tempat pertemuan antara berbagai pihak yang

akan mengadakan transaksi pertukaran dalam bentuk perdagangan yang

memerlukan pasar tersebut.

J. RUMAH POTONG UNGGAS

Kota Payakumbuh sebagai kota yang memiliki populasi ternak unggas

hampir 3 juta ekor setiap tahunnya berpotensi sebagai daerah pemasaran

ternak unggas modern. Kondisi ini sangat memungkinkan mengingat jumlah

populasi ternak unggas yang besar dan belum adanya rumah potong

unggas. Peluang ini semakin bertambah lebar dengan adanya penambahan

sarana fisik jalan yang menghubungkan Kota Payakumbuh dengan propinsi

Page 75: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 45

tetangga melalui jalan layang kelok sembilan sehingga memungkinkan

investor untuk melakukan ekspor dalam bentuk paket yang sesuai dengan

standar internasional.

K. HOTEL RESORT

Sektor pariwisata merupakan salah-satu sumber devisa bagi negara, Untuk

itu pemerintah telah menyusun kebijakan pembangunan di bidang

pariwisata, sehingga selain mampu berperan sebagai salah-satu sumber

pemasukan bagi negara, juga diharapkan dapat memperluas dan meratakan

kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar serta

mendorong pembangunan daerah.

Bagi Sumatera Barat khususnya Kota Payakumbuh yang memiliki juga

potensi yang cukup besar di bidang kepariwisataan membutuhkan saran dan

prasarana sebagai alat penunjangnya, peluang itu tentu tidak disia-siakan

oleh para investor untuk menanamkan modal yang dimilikinya, antara lain

pembangunan hotel dan sarana penunjang.

Pembangunan hotel dan sarana penunjang bertujuan untuk mengimbangi

potensis pembangunan obyek-obyek wisata yang ada dan memenuhi

tuntutan kebutuhan-kebutuhan para wisatawan, pembangunan ini sangat

perlu dilakukan agar bisa menampung arus wisatawan yang datang baik dari

domestik maupun manca negara. Supaya bisa terwujud diperlukan

keterlibatan semua pihak, termasuk dalam hal ini pemerintah Kota

Payakumbuh. Keterlibatan ini dalam bentuk campur tangan untuk

memberikan kemudahan-kemudahan bagi investor yang akan menanamkan

modalnya, seperti memberikan kemudahan dalam penyelesaian izin.

3.4. PERMASALAHAN

3.4.1. FAKTOR SOSIAL, POLITIK DAN BUDAYA

Faktor sosial terkait dengan prilaku masyarakat kota di dalam mensikapi

pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan merupakan kunci

bagi proses percepatan pembangunan; kesediaan masyarakat menyediakan

lahan misal untuk pelebaran jalan, pembangunan infrastruktur, dan aktivitas

ekonomi lainnya membutuhkan kerelaan masyarakat untuk memberikan

tanahnya bagi proses pembangunan. Di Sumatera Barat secara umum dan Kota

Payakumbuh khususnya masalah tanah merupakan masalah yang cukup sulit

Page 76: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 46

untuk diatur, sehingga pendekatan sosial kemasyarakatan menjadi penting

untuk dilakukan secara bijak.

Begitupula dengan masalah politik, dengan kondisi perpolitikan nasional yang

belum terlalu kondusif dan aturan perundang-undangan yang berlaku yang terus

mengalami perubahan juga mempengaruhi suasana perpolitikan di daerah.

Otonomi daerah yang belum berjalan optimal juga mempengaruhi

perkembangan daerah. Karenanya kesadaran terhadap aturan-aturan dalam

bidang kemasyarakatan, sesuai dengan fungsi pemerintah sebagai pengayom

masyarakat juga perlu ditingkatkan kesadaran hukum masyarakat agar tercipta

kondisi yang aman, tertib dan nyaman karena ini akan berkaitan erat dengan

aktivitas warga kota. Jika kesadaran terhadap hukumnya baik, maka kondisi

yang stabil di lingkungan akan sangat mendorong iklim kondisi bagi investasi

Kota.

Pembinaan dan penyuluhan hukum harus terus ditingkatkan terutama mengenai

pelaksanaan peraturan daerah yang merupakan landasan pelaksanaan

kebijakan pemerintah, baik yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah

sendiri seperti tentang pemungutan pajak dan retribusi.

3.4.2. FAKTOR TENAGA KERJA DAN PRODUKTIVITAS

Setiap pembicaraan mengenai ketenagakerjaan pasti menyangkut penduduk,

karena penduduk adalah sumber tenaga kerja. Hampir 50% dari jumlah

penduduk Kota Payakumbuh merupakan angkatan kerja (Angkatan kerja terdiri

atas tenaga kerja yang bekerja dan tenaga kerja yang sedang mencari

pekerjaan). Karenanya penyediaan lapangan kerja merupakan prioritas yang

harus dipertahankan oleh Kota Payakumbuh.

Tabel : 3.20.

JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN JUMLAH

PENDUDUK JUMLAH

ANGKATAN KERJA PRESENTASE

2004 102.540 48.945 47,73%

2005 103.330 46.126 44,64%

2006 104.146 48.502 44,57%

Sumber : BPS Kota Payakumbuh

Page 77: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 47

Mata-pencaharian penduduk yang terbanyak berada pada sektor perdagangan

yaitu sebanyak 14.357 orang atau 33,13%. Lapangan usaha terbanyak kedua

adalah jasa kemasyarakatan dan pertanian berturut-turut sebesar 22,33% dan

19,11%.

ANGKATAN KERJA YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2006

2005 2006 No LAPANGAN USAHA

Orang % Orang %

1 Pertanian 9.340 22,46% 8.282 19,11%

2 Pertambangan dan Penggalian 204 0,49% 52 0,12%

3 Industri Pengolahan 2.723 6,55% 5.161 11,91%

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 52 0,13% 108 0,25%

5 Bangunan 1.843 4,43% 1.881 4,34%

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 13.809 33,21% 14.357 33,13%

7 Angkutan dan Komunikasi 3.188 7,67% 3.120 7,20%

8 Keuangan, Usaha Sewa & Jasa Perusahaan 672 1,62% 698 1,61%

9 Jasa-jasa 9.746 23,44% 9.677 22,33%

Jumlah 41.577 100,00% 41.577 100,00%

Sumber : BPS Kota Payakumbuh

Motivasi mencari kerja adalah untuk memperoleh upah guna memenuhi

kebutuhan hidupnya. Tinggi rendahnya upah pekerja tidak sama untuk masing-

masing daerah. Upah minimum Kota Payakumbuh mengacu pada Upah

Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Barat.

Tabel : 3.21.

UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) 5 TAHUN TERAKHIR

TAHUN UPAH MINIMUM PROVINSI

(Rp.)

2002 385,000

2003 435,000

2004 480,000

2005 540,000

2006 650,000

Sumber : BPS Sumatera Barat

Produktivitas tenaga kerja secara nasional adalah total nilai PDRB dibagi jumlah

tenaga kerja yang dihitung selama satu tahun. Sedangkan produktivitas tenaga

kerja daerah adalah total nilai PDRB dibagi dengan jumlah tenaga kerja daerah

yang dihitung selama satu tahun.

Tabel : 3.22.

HASIL PERHITUNGAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN 2005 (DALAM JUTAAN RUPIAH)

Page 78: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 48

LAPANGAN USAHA PDRB ADHK

2000 (Jt. Rp)

Jumlah

Tenaga Kerja

(org)

Produktifitas

Pertanian 72.490,42 9.340 7,76

Pertambangan dan Penggalian 2.577,79 204 12,64

Industri Pengolahan 41.697,98 2.733 15,26

Listrik, Gas, dan Air Bersih 9.072,65 52 174,47

Bangunan 46.913,63 1.843 25,46

Perdagangan, Hotel, Restoran 119.814,60 13.809 8,68

Angkutan dan Komunikasi 130.869,20 3.188 41,05

Keuangan, Usaha Sewa, dan Jasa Perusahaan 61.361,50 672 91,31

Jasa-jasa 159.089,98 9.746 16,32

JUMLAH 643.887,75 41.587 15,48

Sumber : BPS Kota Payakumbuh

Sektor listrik, gas, dan air bersih dan sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan mempunyai produktivitas paling tinggi.

3.4.3. FAKTOR INFRASTRUKTUR

Jalan

A. Jalan Nasional; Pada tahun 2003 panjang Jalan Nasional di Kota

Payakumbuh adalah 11,90 km dan lebarnya 14 m yang terdiri dari Jl.

Sukarno-Hatta, Jl. Sudirman, Jl. Imam Bonjol dan Jl. DR. Hamka. Pada tahun

2005 panjang Jalan Nasional bertambah menjadi 19,20 km karena adanya

ruas Jalan Kota seperti Jl. Rasuna Said, Jl. Pinus yang diubah statusnya

menjadi Jalan Nasional. Panjang Jalan Nasional ini tidak berubah sampai

tahun 2006.

B. Jalan Provinsi; Pada tahun 2004 Jalan Provinsi di Kota Payakumbuh adalah

sepanjang 7,80 km yang terdiri dari Jl. A.Yani, Prof. M. Yamin, Jl. Tan

Malaka dan Jl. Veteran. Pada tahun 2005 dan 2006 Jalan Provinsi

panjangnya menjadi 9,60 km, dengan lebar rata-rata 9 m.

C. Jalan Kota; Panjang jalan yang merupakan Jalan Kota pada tahun 2004

adalah sepanjang 204,49 km. Tahun 2005 menjadi 205,44 km, sedangkan

tahun 2006 panjang Jalan Kota adalah 204,49 km. Panjang Jalan Kota ini

mengalami perubahan karena ada klasifikasi jalan yang beralih menjadi

Jalan Provinsi dan tidak adanya pembangunan Jalan Kota yang baru. Lebar

Jalan Kota ini rata-rara adalah 6 meter.

D. Jalan Lokal; Pada tahun 2003 Jalan Lokal adalah sepanjang 30,20 km.

Panjang jalan ini pada tahun 2004 dan 2005 selalu mengalami peningkatan

Page 79: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 49

karena banyaknya pembangunan. Di mana pada tahun 2004 panjang Jalan

Lingkungan/Lokal menjadi 35,60 km dan pada tahun 2005 menjadi 40.00 km.

Page 80: dokumen 1

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PAYAKUMBUH III - 50

Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi yang ada di Payakumbuh umumnya adalah irigasi teknis yang

terdiri dari :

a. Jaringan Primer sepanjang 19.562.000 meter;

b. Jaringan Sekunder 29.344 meter;

c. Jaringan Tersier sepanjang 21.094 meter;

Luas daerah irigasi yang mampu dilayani oleh jaringan irigasi tersebut adalah :

a. Irigasi pemerintah dengan luas daerah irigasi potensial yang mampu diairi ± 5.293 ha

yang meliputi sebagian daerah Kabupaten Limapuluh Kota;

b. Irigasi desa dengan luas daerah potensial yang mampu diairi ± 1.058 ha.

Sumber air untuk irigasi di Kota Payakumbuh adalah 3 buah sungai yang

mengalir dari arah barat ke timur yaitu Batang Agam, Batang Lampasi Batang

dan Sinamar.

Kondisi ini menggambarkan besarnya potensi air yang dimiliki Kota

Payakumbuh, ini beguna bagi pengembangan semua sektor pembangunan.

Perumahan dan Permukiman

Ada kurang lebih 17 pengembang yang melakukan pembangunan perumahan/

permukiman di Kota Payakumbuh, jumlah ini cukup bagi Kota Payakumbuh

untuk melakukan penataan perumahan dan permukiman yang baik.

Pariwisata

Letak geografis Payakumbuh yang merupakan pintu gerbang Sumatera Barat di

sebelah timur menuju Provinsi Riau memiliki nilai srategis untuk pengembangan

Pariwisata. Pembangunan pariwisata ke depan diarahkan pada upaya

meningkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata menjadi sektor ekonomi

yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Potensi pariwisata yang dimiliki Kota Payakumbuh antara lain:

1. Wisata alam sebanyak 3 lokasi, yaitu Ngalau Indah, Ngalau Sampik, Panorama

Ampangan;

2. Wisata Budaya sebanyak 9 lokasi, yang terdiri dari randai, saluang, rabab, zikia,

dabuih, gamat, selaju sampan, telempong siktungtuang, telempong pacik;

3. Wisata Sejarah sebanyak 5 lokasi, yang terdiri dari Rumah Gadang Tuanku Lareh,

Masjid Tuo Balai Nan Duo, Tugu Ratapan Ibu, Tugu Pejuang Bukik Sibaluik,

Makam Pejuang Balai Jariang;