Dokumen 1 Pak Soejantoe
-
Upload
budi-raharja -
Category
Documents
-
view
84 -
download
0
description
Transcript of Dokumen 1 Pak Soejantoe
BAB I
PENGERTIAN FISIOLOGI
1. Fisiologi Kedokteran membicarakan : cara, fungsi,
susunan-susunan / sistem dan cara masing-
masing menyokong fungsi tubuh sebagai suatu
kesatuan.
2. Evolusi sel tunggal dan fungsinya :
Semua proses vital
terjadi di sini
1
BAB II
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT
1.Ruang Bagian Cairan Tubuh
a. Bagian Padat Badan = 40% dari Berat Badan,
terdiri dari:
- 18% Berat Badan Protein
- 15% Berat Badan Lemak
- 7% Berat Badan Mineral
b. Bagian Cairan Badan = 60% dari Berat Badan,
terdiri dari :
- 40% Berat Badan Cairan Intra Sel
- 20% Berat Badan Cairan Ekstra Sel, yang
terdiri dari :
15% Berat Badan Cairan Interstitial
5% Berat Badan Cairan Intravascular
(Plasma Darah)
2
Sel Tunggal
Multi Seluler
Sel Jaringan
Jaringan-jaringan
satu kesatuan
fungsi
Organ-organ satu kesatuan
2.Tenaga yang Menghasilkan Gerakan-
Gerakan Senyawa antara Ruang Badan
Diet
Lambung Usus
Plasma Paru Darah 5% BB
Perbedaan komposisi tiap ruang disebabkan oleh
sifat sawar yang memisahkan.
Antar ruang-ruang terjadi pertukaran cairan dan
elektrolit.
a. Diffusi merupakan proses mengembangnya
suatu gas atau senyawa dalam larutan karena
gerakan partikel-partikel untuk mengisi suatu
volume yang tersedia.
3
b. Filtrasi merupakan proses cairan dipaksa
melewati suatu membrane karena perbedaan
tekanan pada kedua sisi.
Dipengaruhi oleh :
- Tekanan luar membrane = Tekanan
Hidrostatis
- Sifat membrane = permeabilitas nya
- Besar / kecil molekul / pori-pori membrane
c. Osmosis merupakan proses difusi molekul
pelarut melalu membrane semipermiabel ke
ruang yang lain / setelah dimana konsentrasi
solute-nya.
Membrane Semipermiabel
Titik-titik Molukel Air
Molekul Solute
Tekanan Osmotik Efektif, yakni :
tekanan yang diperlukan untuk
mencegah agar molukel pelarut
tidak bergerak ke ruang ber solute
konsentrasi lebih besar.
Cairan Intra Sel 40% Berat Badan
Cairan Interstitial 15% Berat Badan
Kulit
Ginjal
Dinding Kapiler
Membran Sel
Cairan Intra Sel
Plasma Darah = Cairan Intra
Vaskuler
4
- Tonisitas (Tonus = tekanan – kekenyalan), yaitu
untuk menggambarkan osmolitas suatu larutan
relatif terhadap plasma.
- Isotonis = Larutan yang mempunyai osmolitas
sama.
- Hipertonis = yang dengan osmolitas lebih tinggi.
- Hypotonis = yang dengan osmolitas lebih rendah.
- Tekanan Hydrostatis – Dinding Kapiler
Intra Sel > K ; Ekstra Sel > Na
3.Cara Mengukur Ruang Cairan Tubuh
Ruang dan cairan yang akan diukur
Suntikan senyawa yang dapat
tinggal hanya di dalam satu ruangan (mis. 10%).
Test distribusi materi yang sudah disuntikkan
diambil lagi sesudah homogen berdiffusi
dengan cairan sesuai ukuran dan jumlah cairan
yang ada di ruang.
5
4. Komunikasi Inter Sel dengan
- Komunikasi Syaraf = Neurotransmiter
- Komunikasi Endokrin = Hormon
- Komunikasi Parakirin = Produk Sel berdifusi
di dalam C.E.S.
Autokrin sesama jenis sel.
Kelainan-kelainan reseptor Penyakit D.M.
Kekurangan Insulin H. Myasterniagravis (Asetil
Cholin Nikotinin) Otot lumpuh
5.a. Mekanisme Adaptasi Sel
Organisasi Sel
Gambar
Tubuh terdapat berbagai sel
Masing-masing punya fungsi khusus
Tetapi pada taraf tertentu punya gaya hidup,
unsur struktural yang serupa
Punya kesamaan Keperluan O2, air, suhu,
makanan, buang sampah yang kontinue.
6
Sel, secara harafiah, yakni :
Unit kehidupan kesatuan lahiriyah yang
terkecil yang tunjukkan macam-macam
fenomena yang berhubungan dengan hidup.
Sel merupakan Unit Dasar Penyakit.
Membrana sel memberi bentuk sel
- Batas dengan sel lain dan saling melekat
- Merupakan pintu gerbang dari sel ke sel
secara semipermiabel – menyangkut dan
melewatkan zat-zat tertentu selektif
- Meneruskan dan menerima tanda-tanda dari
sel-sel lain.
b. Morfologi Fungsional Sel
a. – Membrane sel – mengelilingi sel
merupakan struktur luar biasa.
– Semipermiabel – dan dapat bervariasi.
Beberapa senyawa melewati dan
menyingkirkan yang lain.
7
– Misal : Cairan Intravaskuler dan cairan
interstitial dipisahkan dengan dinding
kapiler (vaskuler).
– Tekanan sawar antara plasma dan cairan
interstitial bervariasi dari suatu lapangan
vasculer yang lain.
– Ini yang menjelaskan kenapa – kandungan
intra sel, K lebih tinggi dan ekstra sel, Na
lebih tinggi juga Cl.
b. Mitokondria – dari membrane luar dan
dalam, yang terlipat merupakan unit
pembentukan kekuatan sel – paling banyak
dan terbaik berkembang dalam bagian sel –
tempat terjadi proses membentuk tenaga.
c. Lisosom di dalam Sitoplasma Lisosom – juga
merupakan granula dari leukosit, yang
mengandung berbagai enzym berfungsi
sebagai sistem pencernaan, misal bakteri
dan lain-lain, yang masuk sel difagositik, dan
lain-lain.
8
d. Ribosom – terdiri 65% RNA dan 35% protein
melekat di Reticulum – Endoplasma
dimana sebagai tempat Sintesis Protein, mis.
hormon DNA – ditemukan di inti sel, dan
dalam mitokondria – merupakan komponen
chromosom yang membawa pesan geneika.
Efek Antibiotik atas Sintesis Protein beberapa
A.B. bekerja dengan cara menghambat
Sintesis Protein (bakteri) terutama pada
bakteri, misal:
- Kloramfenikol mencegah hubungan
normal antara RNA dan Ribosom.
- Streptomissin, Neomisin, Kanamisin
sebabkan salah baca sandi genetika.
- Tetrasiklin – hambat pemindahan RNA.
- Klorokuin – hambat – DNA Polymerase.
6.Homeostatis – Lingkungan Sel Tubuh
Merupakan komponen Cairan Interstitial dan
Cairan Ekstra Celuller.
9
Hewan multi sel fungsi sel dapat normal bila
cairan konstan.
Banyak mekanisme reguler untuk
mempertahankan Homeostatis.
Misal: - Sifat Bufer cairan tubuh
- Ginjal dan pernapasan untuk
keseimbangan Asam Basa.
7.Penuaan Proses sulit dipahami teori-teori
- Kelainan komulatif sehingga multi acak DNA.
- Peningkatan hubungan silang Kolagen
Protein dan DNA Glucose, Asam Amino
Komulatif.
- Hypothalamus hormonal
- Kerusakan jaringan rantai bebas.
10
BAB III
FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
1.Pernapasan, mencakup dua proses:
a. Pernapasan Externa, yaitu Absorsi O2 dan
pembuangan CO2.
b. Pernapasan Interna, yaitu Penggunaan O2 dan
produksi CO2.
System pernapasan dibentuk oleh:
1) Organ penukar gas yaitu paru-paru.
2) Pompa gas yaitu mengembang dan
mengecilnya Cavitas Thoraxis (dinding dada
dan otot pernapasan) memventilasikan
paru-paru.
3) Pusat Regulasi – otot dan syaraf.
Frekuensi respirasi: 12 – 15x/menit – 500 ml
udara / 6 – 8 udara/menit, meliputi Inspirasi dan
Ekspirasi.
11
2.Alveoli – Tempat Udara Campur Gas
Berdifusi – O2 masuk darah kapiler CO2
memasuki Alveoli –
dan dibuang 250 ml O2/menit memasuki badan, 200
ml O2/menit – dieksresikan Metana dari usus,
Alkohol, Aseton bila kelebihan diekspirasikan bau.
Sifat gas – beda dengan cairan:
- Gas meluas mengisi volume yang tersedia.
- Molekul-molekul dengan suhu dan tekanan
yang sama, tanpa memandang dari komposisi
gas.
- Komposisi udara kering :
O2 = 20,98%
N2 = 78,06%
CO2 = 0,04%
Unsur Netral lain
Argon = 0,92%
Helium.
- Tekanan Barometer (PB) sesuai dengan P
permukaan laut 760 mmHg = 1 (satu) atsmofir
pada 370C PO2 = 0,21 x 760 mmHg P. H2O =
Uap Air = 47 mmHg.
12
- Spirometer Alat pengukuran respirasi ukur
perluasan dada – sesuai dengan pemasukan
dan pengeluaran gas bervariasi sesuai suhu
dan tekanan.
3. Mekanik Pernapasan, yakni Inspirasi dan
Ekspirasi
Dinding dada dan paru-paru merupakan struktur
yang elastis.
Di antara dinding dada paru-paru
Di antara dinding dada dan paru-paru :
a. Cavum pleura – normal ada cairan tipis yang
memungkinkan keduanya masing-masing
dapat bergerak paru-paru seperti meluncur
(seperti gerakan dua kaca yang di antaranya
ada air tipis).
b. Tekanan intra pleure – Subatmosfir
Jika dinding dada dibuka maka paru-paru
kolaps (arah berlawanan).
Paru-paru – kurang/hilang elastisitasnya maka
dada meluas, seperti Tong. Barrel Ship = Tong
13
c. Inspirasi – proses Active kontraksi otot
Thorax Volume INTRA Thorax akan
meningkat
4. Jalannya Udara
a. Hidung dan pharynx – udara masuk –
dihangatkan, dan diambil uap airnya.
b. Hidung dan pharynx – ke Trachea Bronchus –
Broncheolus – Bronchiole Respirate Duktus
Alveolus ke Alveolus
Struktur Paru-paru
a. Trachea ke Sacculus Alveolaris – bercabang 23
kali.
16 kali cabang – udara berkonduksi saja,
udara / gas keluar dan masuk.
7 kali cabang terakhir zona peralihan:
b. Terjadi pernapasan, pertukaran gas
c. Jin Broncheoli Respiratorius, Ductus-
Alveolus dan Alveolus.
Sehingga luas penampang lintang jalan
udara sangat meningkat, sehingga pelan.
14
b. Jumlah Alveolum = 300 Juta = 70 m2. Semua
kontak dengan kapiler.
c. Alveoli dilapisi dua jenis Sel Epitel.
1) Sel Tipe I = Gepeng dengan perluasan dari
Sitoplasma, sel pelapis primer.
2) Sel Tipe II = Pneumos8t Granular Sekresi
Surfaktan ada sel plasma, ada yang khusus:
Makrofag Alveolus Lymfosit, Mast Sel Sekresi
Heparin Histamin partisipasi alergi.
d. Trachea dan Bronchus – bertulang rawan otot
polos relatif sedikit. Dilapisi Epitel Bersilia,
Berkelenjar – Serosa dan Mucus
e. Bronchioli dan Bronchiali Terminalis
- Tulang rawan, silia dan kelenjar, tidak ada
- Dindingnya banyak otot polos.
f. Otot Pernapasan
d. Diaphragma – bertanggung jawab pada
volume Intra Thorax 65%.
e. Musculi Intercostales Externi juga
merupakan Otot Inspirasi.
15
5.Volume Paru
a. Volume Tindal = Volume udara yang masuk
dan keluar paru (Inspirasi / Ekspirasi)
b. Volume Cadangan Inspirasi yaitu volume udara
yang masih dapat masuk melebihi volume tidal
dimana bila dilakukan usaha.
c. Volume Cadangan Ekspirasi
d. Kapasitas Vital = Indeks fungsi paru, = Volume
maksimum udara yang dapat diekspirasikan
setelah dilakukan usaha inspirasi maksimum =
dipakai dalam klinik.
6.Glotis pada Inspirasi musculus abductor dari
larynx – berkontraksi menarik pita suara
terpisah sehingga membuka glotis.
a. Pada saat menelan atau muntah terjadi
reflex kontraksi musculus adductor sehingga
glotis menutup.
b. Pada saat pasien tidak sadar atau karena
anestesi glotis menutup tidak sempurna /
tidak
16
lengkap sehingga bila ada muntahan masuk ke
trachea Pneumonia Aspirasi.
7.Larynx disyarafi nervus vagus musculus
abductor – deparalises sebabkan stridor
inspirasi musculus adductor – deparalises
pneumonia aspirasi.
Vagotomie cervicalis kongestie dan oedema
paru-paru.
8.Alveolus Kapiler Darah Berdifusi
a. Difusi-melintasi Membrana Alveolo Kapiler
Tekanan Kapiler 10 mmHg. Tekanan Onkostik
25 mmHg perbedaan ini yang menjaga agar
alveoli kering.
b. Bila tekanan darah Kapiler naik melebihi 25
mmHg misal gagal ventrikel jantung kiri
kongesti, edama paru-paru.
c. Vena pulmonalis
Reservasi darah paru yang penting
17
Berbaring darah Vena Pulmonalis
meninhkat Berdiri darah tersebut
dikeluarkan ke sirculasi umum Payah jantung
Ortopnoe.
9.Fungsi Lain System Respirator
1. Fungsi Mekanisme Pertahanan Paru
Bila ada Udara Panas atau Dingin Bronchus
bersekresi untuk mempertahankan mukosa
sebagai Immonoglobelin untuk pertahanan
Infeksi.
2. Fungsi metabolik- dan Endokrim Paru System
Fibrinolitie – mengikis bekuan darah Hormon
Angiofektin I.
10. Tranfor Gas
1. Pengangkutan O2 dan CO2 di badan oleh paru-
paru dan Cardiovasculer.
2. Jumlah O2 di dalam darah ditentukan oleh O2
yang larut, HB dan affinitet HB-O2.
3. HB- Hemo dan globin = protein hemo intinya
Ferro (Fe-H4O8)
18
O2
CO2
4. Affinitas HB-O2 dipengaruhi oleh PH, suhu, DPG.
DPG= Difosto— gliserat
a. PH menurun affinitas HBO2 menurun
Gerak badan DPG (di Erytrosit) naik tempat
tinggi Ery dan HB meningkat.
HB Fetus – affinitas HBO2 meningkat
Mioglobin-pigmen mengandung Fe menyerupai
HB.
b. CO2 – punya daya kelarutan 20x dari pada
kelarutan O2 di dalam darah.
11. Regulasi Pernapasan
1. Kendali Volunter – diCortex – Cerebre impul-
impul motorik melalui Tractus Cortico Spinalis
2. Sistem Otomatis di Pons dan medula Oblongata
– (Pons = Pusat Pernapasan efferen, neuron
motorik – lateral – ventral dari medula spinalis.
Dorsal neuron Motorik N. Phrenicus
Ventral neuron :
Cranial – N. vagus
Caudal – N. Intercostal
19
Gambar
Batang otak pandangan dorsal dengan cerebelum
telah diangkat.
A. Trasisectie diatas Pons napas tetap teratur
kontinue
B. Transechie Inferior Pons Apneusis otot
inpirasi kontraksi terus menerus = area
pneumotaksik
Transeksi ini bila N. Vagus dibiarkan utuh
pernapasan teratur kontinue
C. Semua Pons dipisahkan dengan medula
Oblongata N. Vogus utuh/tidak
Pernapasan agak tak teratur – terengah-engah
– tapi berirama
D. Transektie – lrengkap Batang Otak – yaitu di
bawah Medula Oblongata menghentikan
semua penapasan.
20
12. Respon Vertilasi terhadap Asam Basa
dalam Sirkulasi
Asitosis Metabolik, misal D.M. penimbunan
Asam Keton merangsang pernapasan
Hyperventilasi (Pernapasan Kussmaul).
Alkalosis Metabolik muntah-muntah banyak
HCl banyak terbuang ventilasi tertekan
Alkalosis Respirasi.
Respon kekurangan O2 dalam udara
frekwensi respirasi meningkat per menit
Gerak Badan multi efek Respirasi dan
Cardio Vasculer – bekerja terpadu sehingga
Konsentrasi O2 meningkat sekresi CO2
meningkat.
Kelelahan sulit dipahami asidosis glykogen
otot berkurang, kontraksi otot Ischemia otot
nyeri.
Hypoxia kekurangan O2 di tingkat jaringan
anoxia benar-benar tak ada O2.
Hypoxia anemia – HB berkurang, PO2 normal,
Hypoxia Stagnan Ischesmia
21
Hypoxia Stagnan aliran darah ke jaringan
kurang-Ischeimia
Hypoxia hystotoxik jaringan keracunan tak
mampu – menggunakan O2.
Sianosis – HB reduksi – berwarna gelap
jaringan kebiruan kehitaman
Mabuk gunung mungkin PO2 menurun
dilatasi Arteriola Cerebrum edema nyeri
kepala Iritabilitas Imsonia, sesak napas,
mual, muntah.
Lebih 2.500 m naik cepat – Edema paru
(aktifitas fisik cepat).
Kolaps paru bisa terjadi bila :
1) Ruang Pleuraterisi Udara :
a. Pneumothorax dapat disebabkan – lubang
di dalam dinding Dada / Ruptura di dalam
paru-paru udara masuk ke Cavitas
pleuralis.
22
b. Pneumothorax terbuka – lubang dinding
dada berhubungan dengan udara-luar
mediastisnum bergeser ke arah yang
sehat.
c. Pentil Pneumothorax lubang di dada
berbentuk Flat menghisap.
d. Pneumothorax Spontan – tertutup
ruptura gelembung-gelembung di
permukaan pleura viseralis.
e. Pneumothorax Arti Fisial = Buatan untuk
terapi TBC paru kolaps paru Istirahat.
2) Kolaps paru – disebabkan Bronchus dan
Broncheoli – tersumbat gas di alveoli
diabsorbsi Atelectasis.
Empisema Penyakit Degeneratif Paru
mematikan bila meluas jaringan paru – dinding
antara alveolus rusak – Elastisitas hilang jadi
kantung udara besar.
23
Empisema disebabkan merokok berat
macrophage lebih besar (dialveoli) leucosit
meningkat clastisitas paru berkurang sebab
jaringan elastis paru terserang.
Keracunan CO2 gas terbentuk dari sisa
pembakaran – sangat beracun – gas knalpot-68
% CO2.
COHB – Carbo Monoksi HB.
Affenitas CO2 pada HB 210 lebih besar dibanding
O2.
CO2 70 – 80% terikat HB bertambah.
Zaman Romawi – untuk kejahatan
Gejala (gangguan): Hypoxia nyeri kepala
mual-mual, gangguan serupa Parkinson COHB
berwarna Chery Red di dalam kulit.
Gangguan mental (palung kuku mukosa).
TX (pengobatan) – Pernapasan Buatan –
Ventilasi O2, tapi lebih baik udara segar.
Toksisitas Oksigen – 100% efektoxik pada
hewan, bakteri, jamur, tumbuhan disebabkan
produksi anion superseksida (H2O2).
24
Toxisitas O2
O2 : 80-100% diberikan pada manusia – selama
8 jam jalan napas teriritasi distres
substernal nyeri tenggorokan kongesti
hidung batuk-batuk.
Pada bayi untuk TX gawat Respirasi bila
menahun kista paru Displasia
Bronchopulmonair Fibroflasia retro lental-
cacat visus.
TX O2 Peningkatan tekanan O2 (Oxigenasi
Hyperbarik).
Meningkatnya O2 yang larut dalam darah TX
ganggren gas keracunan CO keracunan
Sianida Pembedahan jantung kongenital
dilakukan di dalam tangki dengan tekanan
O2 tinggi.
Hyperkapnia – Retensi CO2 di dalam badan
mula-mula merangsang Respirasi CO2
meningkat depresi CNS – Coma Asidosis
Respirasi.
25
Hypokapnia PCO menurun Hasil dari
Hyperventilasi neurosis menahun PO2
aliran darah ke cerebrum lebih kecil dari 30%
efek hypokapnia vasokonstritor Alkolosis
Respirasi Tetani.
Aspiksia disebabkan penutupan jalan napas
hyperkapnia dan hypoxia bersamaan
Rangsangan napas menonjol usaha bernapas
hebat Tekanan darah meningkat Frekwensi
CO2 meningkat, PH darah turun merangsang
katekalamine Sekresi Noradrenalis lebih besar
daripada Eptnephrin usaha napas berhenti
tekanan darah turun COR melambat bila
COR : 4-5 per menit + (mati) (Cardiac arrest).
TX Pernapasan Buatan
Tenggelam mula-mula menahan napas bila
tidak tahan lagi menghirup air laryngospasme
kematian disebabkan –aspixia tanpa air di paru.
Kasus lain otot glotis relaxasi paru banjir air
diabsorbsi tenggelam.
26
Plasma Encer hemolysis intra Vasculer – air
laut – hypertonis menarik cairan dari system
Vaskuler paru plasma berkurang.
TX Resusitasi jangka panjang TX Cairan
Respirasi Cheyne Stokes Respirasi
periodik.
Pada beberapa penyakit Payah Jantung
Congestive, Uremia, Penyakit Otak – beberapa
pada orang sedang tidur.
Respirasi dengan Pengaruh Barometrik
Kedalaman air kurang dari 10 m Tekanan
atmosfer meningkat 1 atmosfer.
Sering pula penyelam, penggali terowongan –
CO2 20% mencegah toxisitas O2. Penyelam
dengan bernapas udara dekompresi O2 - (pada
30-40 m kedalaman) sebabkan Narkosis
Nitrogen kegembiraan kedalaman Bila N2
80% Euforia Serupa dengan keracunan
Alkohol Respiratie – pengaruh Barometrik.
Penyelam – dengan kedalaman air
ketangkasan dipertahankan
27
tetapi Intelegensia – terganggu – bila lebih
dalam lagi – dengan tabung Oxigen dicampur
(Helium narkosis nitrogen (N2) dapat dicegah
tetapi tetap ada kemungkinan terjadi – HPNS
(High Pressure Nervous Syndrome), yakni;
Tremor, ngantuk, depresi EEG.
Penyakit Dekompresi Caisson Diseases
Penyelam yang bernapas dengan N2 80%
bila naik dari penyelamannya PN2 – Alveolar
berkurang N2 berdifusi dari jaringan ke
paru-paru bila naiknya bertahap baik
adaptasi lagi.
Bila naiknya dengan cepat N2 – bebas – dari
larutan gelembung-gelembung di darah dan
jaringan sebabkan caisson nyeri parah
sekitar sendi-sendi gatal-gatal, Parestesia –
gelembung aliran darah lebih parah aspirasie
Penyakit Dekompresi :
Gelembung udara (N2) menyumbat arteri
dari otak paralysis – gagal bernapas.
28
TX : segera masukkan dalam kamar bertekanan
Dekompresi lambat.
Pesawat Udara – naik = naiknya penyelam
terjadi pada pesawat yang kabinnya tak
bertekanan : dekompresi selama naik ke
ketinggian laut 8.550 m. tekanan turun dari 1
(satu) atmosfer ke-1/3 atmosfer.
Dapat terjadi Emboli Udara = naik dari
kedalaman laut 20 m Penyakit Dekompresi.1
13. Pernapasan Buatan
Untuk menyelamatkan nyawa pada orang
tenggelan, keracunan gas napas berhenti,
kecelakaan anestesi pusat pernapasan gagal
sebelum pusat vasomotor dan CO2. Beberapa
cara, tetapi yang direkomendasi untuk ventilasi
yang adequat respirasi buatan yang
adequat untuk ventilasi respirasi mulut ke
mulut (Resusitasi).
Prosedur : Korban diterlentangkan, tempatkan
satu tangan penolong di bawah leher korban –
29
angkat. Tangan penolong yang satu taruh di
atas dahi korban (mengektesikan) leher korban
mengangkat lidah sehingga menjauhi belakang
tenggorokan.
Mulut korban dibuka dengan mulut penolong
sedang tangan penolong yang di dahi sambil
menutup hidung korban 12 kali per 1 menit,
penolong meniupkan udara ke dalam mulut korban.
Udara yang masuk lambung dikeluarkan dengan
menekan perut. Korban yang apneu dengan tanpa
denyut jantung mouth to mouth – respirasi
harus bergantian dengan pemijatan jantung
Keuntungan sederhana efektive ekpansikan
paru-paru.
Pernapasan Buatan yang Lain
Metode Tekanan Tengkurap terlentang paru
dekompresi – oleh tekanan atas thorax – rekoil
pernapasan dada menarik udara ke
dalamnya.
30
Metode Mengangkat Tangan
Respirator mekanik untuk insufisiensi
respirasi yang menahun disebabkan ventilasi
tak adequat.
Dengan wadah plastik – atau logam kedap
udara – untuk menutup tubuh kecuali kepala
sekarang hanya menutup dada mesin
resipator dengan motor tekanan negatif –
diberikan ke dada dengan interval tertentu.
Menggerakkan dinding dada setara dengan
pernapasan normal.
Ditambah dengan masker wajah sebagai pulsa
udara.
31
BAB IV
FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKCULER DAN
DARAH
a.Asal Denyut Jantung dan Aktifitas-Listrik
Jantung
Gambar
Systole atrium diikuti systole Ventrikel -
(kontraksi), Diastole 4 ruar Cor (relaxasi)
berasal dari sistem hantraran jantung- sebagai
berikut.
Asal pacu jantung dari SA (Simpul Sino-Atrial)
Atrium Internodal Simpul A.V. (atrioventricular)
Berkas His Tawara bercabang-cabang Sistem
Purkenya lebih besar dari otot Ventrikel Cardio
Vasculer
SA merupakan pacu jantung normal – merupakan
penentu frekuensi denyut jantung.
Abnormal myocard dapat keluarkan memacu
jantung.
- S.S.A. disambungkan V cava sup dengan atrium
kanan.
32
- S.A.V. pasterior kanan septum inter atrial.
- S.S.A. ke SAV 3 serabut purkenye, yaitu:
Traktus internodal anterior dari Bachman
Traktus internodal tengah wenckrbach
Traktus internodal posterior thorel.
- S.A.V. kontinue dengan berkas HIS
bercabang: di puncak septum inter V – Berkas
kiri bercabang lagi jadi – Fascurulus anterior
dan Fascurulus pasterior; – Bekas kanan
sebagai kelanjutan masing-masing berkas
dari cabang berjalan di subendocardium
turun ke sisi septum keseluruhan kontak
dengan sistem purkinye menyebar ke
semua bagian myocardium dari ventrikal.
b.EKG (Elektro Kardio Gram)
Cairan merupakan konduktor listrik yang baik
sehingga Potensial aksi serabut myocardium
dapat direkam dari extra sel.
GAMBAR
33
EKG direkam dengan elektrode active.
Dihubungkan dengan cara – Rekaman
I. Bipolar Elektrode activeke Elektrode Active
II.Rekaman Unipolar dari Elektrode active ke
elektrode Indiperen Potensial O.
GAMBAR
Gelombang P Depolarisasi Atrium
Gelombang QRS Depolarisasi Ventrikel
Segmen ST dan T Repolarisasi Vertikel.
Repolarisasi Atrium – tersamar oleh QRS.
Bisa terlihat pada kelainan pada sinus Tache
cardia dan Atria hypertropi.
Gelombang U tak tetap Repolarisasi lambat
Muskulus Papilaris.
Sadapan-sadapan Bipolar.
I- Lengan kiri + Positif ( kutup ) kanan
II- Kaki kiri + Positif ( kutup ) lengan kanan
III-Kaki kiri + Positif ( kutup ) lengan kiri
34
Sadapan Unipolar – AVR AVL AVF = Sadapan
Precordial 6 Sadapan kaki kiri (V1-6
diperbesar – satu extremitas dengan 2
extremitas lain.
c.EKG Normal
Vi-V2 Gelombang Q berkurang
QRS Deplexsi ke atas, kecil S Besar.
V5-V6 Gelombang Q Kecil R Besar, S sedang
d.Aritmia Cor
1. Hambatan Parasinpatis Frekwensi meningkat
PR diperpendek.
2. Penyakit yang mempengaruhi Simpul Sinus
Bradycardi Bila parah harus inplastasi
pacu jantung buatan.
3. Blok jantung p p p
- Atrium Fokus ektopie- atrium aritmia.
- Ventrikel – Prematur Cardiovaskuler –
jantung sebagai pompa.
35
Aritmia Ventrikel Prematur – Contraksi
Ventrikel
Myocardinfark Vascularasasi myocardium
terganggu – sel mati Perubahan aliran listrik
Elevasi Segmen ST (Repolarisasi Cepat)
Depresi Segmen TQ
Siklus Jantung
Jantung sebagai Pompa.
- Dibungkus Pericardium = Cavitas + 5 – 30 cc
- Achir Diastole – Katup mitral dan arikus pidal
antara-atrium dan Ventrikel Terbuka katup
pulmonal, aorta nutup Darah mengalir ke dalam
Cor dari atrium ke Ventrikel terdistensi 70 %
darah masuk secara pasif. Kontraksi Atrium – ke
masukan darah ke Ventrikel.
- Kontraksi Ventrikel tekanan darah dari 80
mmHg 120 mmHg menggerakan darah cor
ke pembuluh darah sebabkan Denyut Arteri
/ Pulsasi vibrasi.
- Tekanan – P ventrikel kiri 120 mmHg aorta –
80 mmHg P Ventrikel kanan 25 mmHg P
apulmonalis 10 mmHg.
36
- Volume + 130 cc; keluar + 70 – 90 cc
- Bunyi jantung
Bunyi jantung I awal systole menutupnya
Bikus, Trikus pidal Lub – rendah.
Bunyi jantung II – Achir Systole
- Penutupan katup Aorta dan arteri
pulmonalis
- Dup – tinggi singkat.
Bunyi jantung III pengisian ventrikel – rendah
lunak.
Bunyi jantung IV – pada hypertropi ventrikel
- Ventrikel natrium kaku – tekanan tinggi
- Jadi kadang-kadang dapat didengar sebelum
bunyi I, normal negative ( - )
- Aliran darah normal Linier/lurus Bila arteri,
katup menyempit aliran darah Iurbuler
bising (abnormal obstruksi).
- Ductus ateriosus Paten
KATUP MENYEMPIT = STENOSIS X NSUFISIENSI
- Bising jantung anemia – darah jadi kurang
Viscositasnya aliran darah cepat.
37
- Cacat septum Interventri Culare – bising dari
Ventrikel kiri ke kanan
- Ductus Arteriosus Paten, aneurisma- arteri
besar Bising di Luar Cor
Denyut Arteri
Selama Systole- darah dipaksa – ke Aorta
dari Cor darah mengalir – bergelombang
dengan tekanan – sepanjang arteri Teraba
di Arteri Radialis, dan lain-lain.
Denyut/cepat pada arteri kaku ketuaan
Denyut kuat pada olah raga pemberian
hystamin - aorta insufisiensi/membukanya
tidak bagus palpitasi
Bunyi Cor terdengar tanpa Stetoskope
Ejectic Systole Terjadi Water Hummer =
anggukan kepala.
Cardiac Output = Curah jantung :
- 2 Ventrikel – produksi 2 x 80 cc
- 1 menit 69 x 80 cc = 5,5 ltr / menit
38
- Curah permenit per m2 permukaan tubuh 3,2
liter/per menit
- Faktor-faktor yang mempengaruhi curah
jantung; Frekwensi cor – Syaraf Sympatis
meningkat Katekol amine, kekuatan otot
cor parasympatis – menurunnya frekwensi
cor.
Mekanisme Regulasi Cardio Vasculer.
- Syarat vaso motor yaitu : Vaso kontriktor dan
Vaso dilatator
- Metabolik vaso active Vaso dilatator:
menurunnya PO2, PH, CO2. Vaso kontruktor
Ishemia diserotonin Hestamine, laktat
dilatasi
Cardio Regulasi – syarat sympatis - Parasympatis
gerak badan – rangsang Sympatis otot-otot
jantung kontraksi > kuat aliran darah ke
arteri /vena - Olah ragawan – Kemampuan otot
Cor meningkat Volume Curah darah meningkat
sehingga Frekwensi jantung tetap.
39
Fisiologi Vaskuler
Lympe dari cairan Interstitiel – masuk ke
pembuluh lympe dari daerah paru-paru dan
jaringan lain masuk ke sistem Vasculer yaitu
Vena Subclavia kanan kiri pada sambungan
dengan vena – jugularis internal kanan kiri.
Pembuluh lympe punya katup-katup.
Sirkulasi Coroner melayani myocardium –
muncul dari belakang arteria coronarid
dectra
GAMBAR
Ramus Interventrikulare anterior
Ramus Septalis
Ramus Interventrikularis posterior
Arteria Coronaria muncul dari belakang
Cuspis Catup Aorta (pangkal).
Sistem Drainase Vena
Sistem superfisialis ke Sinus Coronaria - ke
vena – Cardiacae anterior dari ventrike kiri.
40
Sistem profunda bermuara ke ruang Cor-
drainase dengan bagian Cor lain.
Homeostatis Kardio Vasculer x saat sehat dan
sakit. Yaitu penyesuaian kompensasi sistem
Cardiovaskuler. Pada tantangan saat normal
maupun abnormal/sakit gravitasi – gerak badan,
syok, pingsan, hypertensi, payah jantung
kompensasi gravitasi.
Kompensasi jantung pada efek gravitasi :
- Berdiri lama tekanan arteri- pada daerah kaki
naik Cairan ke ruang interstistiel + 300 – 500
ml disebabkan tekanan Hyprostatik dan isi
sekuncup nurun 40%.
- Ishermia cerebrum – lebih besar pingsan
jatuh berbaring sehingga aliran darah ke
cerebrum kembali cukup.
- Hypotensi otostatik, sebab Sympatetomie
(bedah, DM atau obat Sympatolitie, spylis =
vaso konstruktor lebih kecil / kurang.
- Gerak badan - perubahan koplet Respirasi
(sirkulasi meningkat,
41
- Akibat tekanan otot pada pembuluh darah saraf
sympatis terangsang Vaso diatasi, aliran
darah naik 30% PO2 turun, PCO2 naik, K+ naik
Ditatasi kapiler naik 100 x terbuka.
- Syok Haemorhagis sebab perdarahan >
Volume darah turun – Kompensasi Frekwensi
Cor naik, tekanan darah turun – tekanan nadi
turun kulit dingin Cyanosis Respirasi
naik.
- Syndrome pre syok = Pre syok Hypovoalemi
terjadi glycolysis anaerobic naik asam
lactat naik asidosis Vaso Kontstriktie
general.
- Efek Coma - Plasma darah akan pulih dalam 12 –
72 jam. Erythrocyl pulih dalam 4 – 8 minggu.
- Syok non Reversibel Irreversble Ishemia
Cerebrum parah depresiv – Vaso motor – areal
Cor dan Cerebrum Frekwensi turun –
Vasodilatasi syok beberapa jam – syok
menetap tak mempan lagi dengan vaso
presor tahanan ferifere turun Cor turun
menimbulkan kematian.
42
- Syok Hypovolesmik syok dingin, Hypotensi
– denyut Cor naik Arteri lemah, kulit
dingin, pucat basah, haus, napas cepat-
gelisah.
- Yang mirip tapi ada gx chas. – Syok
Hemorhagis, Syok Traumatik, syok bedah,
syok luka bakar.
Syok traumatik = Crush Syndrome banyak
yang remuk, luka perang, - perdarahan
naik lebih besar, jaringan rusak dan
meluas myoglobin lebih besar lepas
ginjal rusak, myoglobin Urine.
Syok bedah perdarahan lebih besar
Dehydrasi.
Syok luka bakar; kehilangan plasma
hemokonsentrasi naik, anemia hemotrie
sepsis ginjal rusak.
Syok Cardiogenik turunnya hebat curah
jantung + Congesti paru-paru.
Syok tahanan Rendah Volume- darah
Normal,
43
tapi Vasodilatatasi Masive = Syok Panas
= syok Neurogenik misal : 1) Emosi
kuat, sedih takut meningkat; 2) Syok
Endotoxine/septik-bacteri emiegram
negatif, Syok- anaphylactik. Meningkatnya.
TX Epeneprin.
TX Syok 1) Koreksi sebabnya; 2)
Membantu kompensasi dengan
meninggikan kaki = 300.
- Pinsan = syncope
Kesadaran hilang sepintas. Sebabnya :
neurologis atau kelainan metabalik Cor,
Vasculer ferifere sehingga vascularisasi
cerebrum berkurang.
Hypotensi Bradi/cardia Syncop Vagal.
Syncop sikap berdiri lama darah
turun ke bawah.
Syncop sinus Carotis misal- kerah baju
ketat bradicardia Vasodilatasi.
Syncop olah raga – darah Cor output
berkurang.
44
- Hypertensi bisa disebabkan banyak penyakit. Toxemia gravidarum – oleh polypeptida
presor yang disekresi placenta.
Arterio schlerosis Ventrikel kiri jantung kerja keras lama-lama Hypertropi Cor Arteria Coronaria mengecil.
- Hypertensi maligna – Hypertensi Menahun- dapat jatuh dipercepat dengan adanya lesi arteriola nekrotik dengan papila edema, gangguan cerebrum dan ginjal gagal progresif. TX dengan anti hypertensi yang tepat. Terlambat + dalam 2 tahun
meninggal- Hypertensi Essensiale 90 % Hepertensi tidak
diketahui sebabnya: Hyperaldesterone = nephropatil tekanan
darah naik – hypokalemia. Feokromasitoma – tumor – medula
adrenalis – sekresi epineprin. Hypertensi Renalis Arteri Renal
menyempit TX kontrasepsi menahun proglestin dan
oestrogen naik. Payah jantung = Decompensasi Cardis = jantung
gagal memompa.
45
Back Ward D.C = gagal darah ke belakang Cor kanan kiri gagal untuk mengeluarkan darah yang kembali dari vena P. Vena naik, kongesti – paru-paru dan Viscera.
Forward – jantung gagal memompa darah ke depan gagal mempertahankan curah jantung dengan adequat.
Gangguan dyspone deffort, Ortopne, Paroxysmel dypmoe, Contraksi Cor turun – Pembesaran Cor, Edema extremitas Caudalis, edema paru, hepar lebih besar – Tachycardea, Fibrasi ventrikel Embali
Penyebab : hypertensi, penyakit arteri Coronaria, sympatis naik Ketekol amene naik vasokonstruksi luas.
TX Digitalis glycoside perbaikan otot Cor < beban jantung berkurang.
SIRKULASI CAIRAN TUBUH : ADA YANG
BERSIKULASI DENGAN SISTEM TERTUTUP
SIRKULASI SISTEMIK = UTAMA
Sistem Sirkulasi I Sistemik = utama
Cor-atrium kac ventrikel k I Aorta arteri-arteriole kapiler Venula Vena atrium kA. Di kapiler-kapiler merupakan tempat terjadinya imbangan dengan cairan interstisiel.
46
Sistem Sirkulasi Pulmonae = S kecil Dari Atrium ka ventrikel ka arteri pulmonal arteriola paru-paru kapiler aveola paru-kapiler venula paru-paru venupulmonalis atrium kiri.
Di kapiler alveola paru terjadi keseimbangan di darah yakni O2 dan CO2 dari udara napas.
Sistem Sirkulasi LimpatikSebagian cairan jaringan akan masuk sistem pembuluh tentu tup lain yaitu sistem limpatik ductus thora sirkus dan ductus Limpatikus dextra ke sistem Vena.
Hematopoisesis Intra meduler (sumsum tulang) Extra meduler (hati dan limpa)
Pembentukan Sel-Sel Darah- Pada orang dewasa sel-sel darah sebagian besare
dibentuk intra meduler. Bila terjadi penyakit dengan kerusakan atau fibrosis sumsum Tl, maka bisa terjadi extra meduler haematopisis.
- Pada janin hematopisis terjadi baik intra maupun extra maupun extra meduler, yaitu di hati dan limpa.
- Pada anak-anak sel-sel darah secara aktif dihasilkan di dalam seluruh rongga sumsum tulang.
47
- Pada usia menjelang 20 tahun sumsum tulang panjang jadi tak aktif, kecuali Humerur dan Femur.
- Sumsum tulang aktif = sumsum merah (medula ossium Rubra)
- Sumsum tulang in aktif sumsum kuning (medula ossium Flava)
- Sumsum tulang aktif terus terutama pada tulang belakang, tulang dada, tulang iga, tulang Femur aktif sampai dengan umur 55 Tahun, Tibia 20 tahun.
- Sumsum tulang salah satu organ terbesar dalam tubuh. Cr + sama dengan ukuran dan berat hati. Juga salah satu organ Paling aktif.
- 75% sumsum tulang merupakan mieloid penghasil sel-sel darah putih 25% penghasil sel-sel darah merah.
- Tetapi jumlah sel-sel darah merah dalam surculan 500 x lebih banyak dibanding jumlah sel darah putih.
- Ini disebabkan oleh umur sel-sel darah putih rata-rata singkat, sel darah merah lebih panjang umur.
- Sumsum tulang mengandung sel-sel induk: multipoten-umum berdiferensiasi. Jadi sel-sel induk khusus kemudian Jadi berbagai jenis sel-sel di sumsum tulang
maupun di darah.- Sumsum tulang dengan sel-sel multi paten
yang tak banyak bisa disuntikkan pada penderita yang seluruh sumsum tulang rusak,
48
maka sel-sel multi paten tadi akan berkembang biak menjadi kelompok sel-sel induk khusus- yang akan maupun mengganti fungsi sumsum tulang yang rusak tadi.
- Kelompok sel-sel induk – berkembang jadi megakariosit limposit- eritrosit: eosinofil, basofil sedang netrofil dan monosit dibentuk oleh prekusor umum.
- Sel-sel induk tersebut juga merupakan sumber dari osteoklas: sel-sel kuffer, sel mast, sel-sel Dendritik, sel-sel langerhans.
GAMBAR
DARAH komposis: 1) Serum/plasma2) Sel-sel darah
1) Plasma= serum darah terdiri dari : a) Air = 91,0%b) Protein = 8,0%
(Albumine, Globulin, Protrombin, Fibrinogen)c) Mineral= 0,9% Nacl, Na2CO2, garam kalcium,
Garam Fosfor, Mg, Fe, dan lain-lain.- Bahan- bahan organik: Glukose, lemak-
lemak, urea asam urat Kreatinin, khoksterol, asam amino.
49
- Gas: O2, CO2
- Enzym-enzim, hormon-hormon - Antigen.
2) Sel-sel darah : - Erytrosit - Leucosit
- Trombosit Erytrosit - 5000000 sel/mmc terdiri dari (stroma
+ Haemoglobin Protein + Fe). Leucosit- 6000 sampai dengan 10000/ mmc
(8000)Leucosit > 10000/mmcLeucopenie < 5000/mmc75% sel leuco granulosit = PMN (Poly morfo nuclear).
Darah komposisi terdiri dari :
2 Leucosit
Granulosit
camuboid
Netrofil60 –
70%
+
66
%
Ungu
Eosinko
fil1 – 4 + 3 Merah
Basofil ½ – 2 + 1 Biru
Agromulosi
t camuboidLimposit 20 – 30
+
25Kecil ab
Monosit 4 – 8 + 5 Besar fagositas
Sel Darah Merah 4.500.000 – 5.500.000 + 5.000.000
Sel Darah Putih 6.000 – 10.000 + 8.000
Trombosit 250.000 – 500.000 + 350.000
50
Fungsi darah :
- Tranformasi- O2/Co2 makanan mineral air hormon Enzym- untuk pembentuk jaringan
- Pertahanan- Fagositosis + bentuk antibodi.Pembekuan darah Protrombin + kalsium + trombokinose trombin
fibrin Trombin + Fibrinogen Fibrin Fibrin + sel darah (trkombolit) gumpalanDi hati syntese vitamin K membentuk-protrombinGolongan Darah
Donor ResipienA – 42% AB AB AB UmumB – 8,5% A A dan AB A A dan OAB <------- – 3% B B dan AB B B dan OO – 46% O O / Umum O OSel darah sistem LympotikSistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistema Sirculasi darah. Pertukaran cairan antara di arteri arteriole kapiler arteriole ke cairan inter stitiel jaringan disebabkan oleh keseimbangan tekanan hydrostatis dan tekanan Osmotik di daerah ini pula cairan ditarik oleh kapiler Venole Vena-Vena kecil oleh tekanan asmatik Vena Cairan kapiler arteriole yang keluar lebih besar cairan yang masuk ke
51
kapiler Venalae. Oleh sebab itu perlu dibantu disalurkan ke kapiler pembuluh lympe.
Cairan lympe mirip dengan cairan plasma, tapi kadar protein lebih kecil. Kelenjar lympe produksi lymfosit sehingga cairan lymfe mengandung sel lymposit sangat besar. Cairan lymfe tidak terdapat sel-sel lain. Cairan lymfe dalam salurannya di gerakkan oleh kontraksi otot-otot sekitar dan dibantu oleh katup pembuluh lymfe serupa dengan aliran Vena.
Sistem Lymfatik
Fungsi : 1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan
(ruang interstitiel) ke dalam ciaran sirkulasi darah.
2) Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirculasi darah.
3) Membawa lemak yang sudah diemulsi oleh usus ke sirculasi darah.
4) Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikro organisme-organisme dari tempatnya masuk, agar tidak menyebarkan ke lain jaringan.
5) Kelenjar limfe menghasilkan anti body terdapat lanjut infeksi. tonsil = jaringan limfe.
52
Kelenjar limfe-kecil lonjong seperti kacang terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kelompok-kelompok besar kelenjar lymfe: leher, axila, thorax, abdoment, unguinal disebut soliter dan payer di dalam struktur. Dibungkus kapsul fibrus di dalam ada jaringan. Fibrus, otot dan jaringan kelenjar- ada sekat-sekat. Pembuluh aferen dan eferen, arteri Vena- saluran lymfe – Vena berkatup yang utama Ductus thorasikus- di thorax abdomen mengumpulkan limfe dari semua tubuh.
53
BAB VFISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
a. Oral + Oesophagus : makanan masuk- dicampur : getah saliva Ossophagus berperistaltik- bergelombang makanan terdorong ke dalam. Di mulut terjadi mastikasi = pengunyahan
Homogenisasi dan pembasahan. Glandula Parotis (Paratidea –sekresi serosa).
Glandula salivaris - sub mandibula dan sub lingualis hari + 1 ½ Liter/ hari.
Saliva mengandung: 1) lipase lingua, 2) Ptyalin = amilase salavaris, 3) Mucin = ghyco protein.
Fungsi saliva- basahi mulut + makanan, untuk ; membantu menelan, membasahi lidah bibir; anti bakteri, mencegah caries dentis; dan - melindungi asam lambung.
Xerostomie – saliva lebih kecil sedikit. Diglutasi = menelan ½ bagian gravitasi.
Akalasia – aesopagus berdilatasi kaku. Makanan tertimbun, relaxasi spincter kurang. TX pneumatik sphancter, + myotomi.
Inkompeten Sphincter Osophagus – bagian bawah sebabkan refeuks isi lambung (asam) ke aeosphagus Osophagitis Ulcerasi striktura – oleh karena jaringan parut.
54
Aerophagia – menelan udara- sebab gugup regurgitasi = sendawa – flatus lebih besar.
Persyarafan saliva – Parasimpatis Atropin Sulfas mengurangi saliva.
Pavlov Percobaan – Stimulasi saliva meningkat.
GAMBAR
2. Gaster = lambung makanan di simpan dicampur, mucus, pepsin + HCl + 2.500 ml /hari. Cardia sekresi Mucus, pylorus juga sekresi
mucus Fundus corpus sekresi HCl. HCl – asam kuat-
merusak jaringan; - membunuh bacteri; membantu mencerna protein; merangsang empedu, pankreas; dan Pencernaan lambung.
Mucus lambung sekresi dalam Bic Nat lambung - Membentuk Sawar lindungi terhadap HCL/- Melindungi pada Senyawa yang iritasi
lambung Misal : Etanol, garam empedu, aspirin, anti inflantasi steroid, cafeine.
Motilitas dan Pengosongan gaster – pada Pharynx dan Esophagus Contraksi – gaster –relaxasi kontraksi peristaltik – makan tercampur antrum pylorus.
55
Dan duodenum menyemprotkan makanan sedikit-sedikit ke duodenum. Kontraksi lapar mula-mula pelan lama-lama kuat-kosong nyeri.
Regulasi – Nervus Vagus- asetil cholin kontrol humoral emosi. Pengosongan lambung
paling dulu. Charbohydrat protein – lemak (lama).
Ulcus peptikum Ulcerasi lambung dan duodenum karena oleh hypersekresi HCL misal Zollingen Ellison syndroma, gastrinoma juga duodenum disebabkan Pankreas sekrsi tu H.C.L
TX – hambat sekresi HCL, cantasida Na BIC, Al, Mg Hydkrosida, simetidin Vagotomie.
3. Pankreas getahnya dirangsang oleh reflex gastro intestinal sekretin dan oleh hormona) Getah serupa saliva ke duo denum
netralkan HCL gaster + 1 ½ liter/hari (sifat alkalis, BIC Nat naik / tinggi
b) Pro enzym Tripsinogen + Enterokinase (usus) Tripsin pecah Protein.
c) Proleipase A - Oleh Tripsin – pecah asam lemak lesitin isolesitin.
Pankreatitis acuta isolesitin - mencerna membrana cel nekrosis, Regulasi oleh hormon sekretesi.
56
4. Hepar : sel-selnya sekresi Empedu ductus biliaris ke Duodesnem - lewat orifisium duodenum bila – Visica biliaris penuh/ terangsang makanan.
Getah empedu + 500 Cc/hari. Komposis terdiri dari garam empedu; pigmen empedu – terlarut dalam senyawa alkali.
Garam Empedu, glisin, taurin – bergabung dengan lepid komplex sehingga mudah diabsorsi 95% absorsi usus – 5% ke faeses.
Pigmen Empedu = Glucoronida bilirubin dan biliverdin adalah kuning emas. Dibentuk pada jaringan – pemecahan HB. Di darah albumin diabsorsi hepar sebagian ke kencing/Urine.
Icterus = Jaundice – bilirubin- bebas se terconjugasi tertimbun di darah –kulit scalera, mukosa jadi kuning. interic hemoticie dan Obstruksi. Bilirubin plasma total > 2 mg/dt. Icterus gangguan sekresi, congugasi.
Fungsi Hepar
- Bentuk Empedu , Bentuk Urea- Penyimpanan pelepasan carbohydrat- Pembentukan Protein plasma, metabolisme
lemak- Detoxikasi Toxine, dan obat-obatan.- Syntese 25 hydroksikole kasiferol
57
- Non actifkan hormon-hormon palypepsida, cortex adrenal.
Vesica Biliaris memekatkan dan asam kan empedu – dengan absorsi air.
Kole systografi – wara beryodium dengan sekresi dalam sel empedu – Ro-Foto ka Bilirubin. Kolelithiasis – 3F – Ka bilirubin. Stenosis empedu super saturasi
5. Usus halus mak. Dicampur dengan sekresi sel mucosa, pankreas, empedu diabsorsi cairan dan vitamin-vitaminnya. Produk usus Halus = gl/hari terdiri 2 Ltr dari makanan + 7 Ltr sekresi gastro Intesinal 1 – 2 Ltr masuk colon. Panjang + 285 Cm – kalau pada sesudah mati – 700 Cm. Enzym nya: disakaridase, peptidose, molilitas
usus enzym + 12 x/menit campur makanan kontraksi dan Peristatik dorong Colon Dirangsang N Vagus.
Syndrome Mal absorsi : Ex.- Diffisiensi absorsi asam amino badan atropi– hypoproteinemia Edema juga absorsi Ch lemak < kecil Vit ADEK kurang - Feses berlemak banyak + Protein – volume lebih besar keabu-abuan, bau, pucat dan steatore. Topical Spoe ax – deffisiensi as Folat
58
Ileus Paralitik/Andinamik. ax Trauma operasi iritasi peritneum – terdistensi gas dan cairan 6 -
8 jam peistal, pulih 2 - 3 hari. TX Nose mag Zonde.
Colon panjang 100 Cm dan 150 Cm saat meninggal positif Tak ada enzym- fungsi absorsi air, Na mineral lausi – 90 % diabsori; Bahan 1000 – 2000 cc faeses 200 – 250 cc. Perislaltik segmentasi dan bergelombang- dorong makanan n. Plvi splanicus; Perjalanan makanan 4 jam spd colon semua 9 jam . 7-2 jam – masuk sisa 25%. Absorsi colon – untuk upaya TX anak dan lain-lain. Anestesi, sederhana, steriod, Enema.
Faeses : materi anorganik, serabut tumbuh-tumbuhan, air, bacteri – tak terpengaruh oleh Diet / bagian besar di luar diet Ok itu tak makan tetap bab. Bacteri Usus – waktu lahir – tumbuh bacteri Ileum colon > + HCl mati. Escheria coli, Enterobacteri aerogenus bacteri gas ganggren. Immunitas Usus oleh sel-sel lympoid di dinding sel plasma dengan IG.M dan IG.A ke mukosa untuk organisme patogen. Serat diet sellusa, hemicellusa - > massa maka cegah deveticulitis, cancer, calon, DM, A Coronari, Defekasi - distensi lambung Kontraksi rectum, reflex ngejan diarrhoe maka terhanyut dalam air dehydrasi hypovolemia- skyok colaps cardovaskuler mati.
59
BAB VIIIFISIOLOGI ENDOKRIN
Endokrine = kelenjar bantu hasil sekresinya langsung ke darah, ductus sekresi = hormon.Endokrine Tunggal – hormon, semacamEndokrine Ganda – misal Hypotise.Fungsi Endokrine x1) Sekresi Hormon langsung kedarah yang perlu2) Mengkontrol aktifitas kelenjar tubuh3) Merangsang aktifitas kelenjar-kelenjar4) Merangsang pertumbuhan jaringan5) Mengatur metabolisme, oxidasi absorsi glucose,
lemak di usus6) Mempengaruhi metabolisme CH, lemak, protein, otot.
Hypofisis – Endokrine ganda; master glan letaknya di dasar tengkorak. Kelenjar pemimpin = master gland. Punya peranan penting pada semua endokrine untuk sekresinya. Sekresi –sekresi hormon- hormonnya antara lain.
1. Lobus Anteriora. TSH = Thyroid Stimulatery H = tyrotropin H =
merangsang sekresi thyroidia merangsang pertumbuhan.
b. ACTH Kortikotropin; merangsang sekresi Cortex Adrenale – merangsang pertumbuhan.
60
c. STH – Somatotropic H. Bersama GH (growth H) mempercepat pertumbuhan.
d. F.S.H = Fallicle Stimulating H. Merangsang Pertumbuhan Fallicle- dari Ovarium dari spermatogenesis 0.
e. L.H. – Luteinizing H merangsang Ovulasi dan luteinisasi Fallicle ovarium sekresi testoteron pada laki - laki.
f. LTH= luteotropik H = Luteotropin = Prolaktin= Laktogenik mamo T.H merangsang Corpus Luterum – rangsang air susu sifat keibuan.
g. βLPH Lipotropin -?h. MSH Melano cyte – SH = Molonot T MSH.
2. Part / Lobus Intermediaa. B dan MSH Intermedia – Melano T.
merangsang Sentese Melanine.3. Hypofese Lobus Posterior
a. ADH Anti deuritik H = Vasopresin = anti deuritik H retensi Air.
b. Oksitosin Ejeksi susu, kontraksi uterus hamil.Penjelasan : No. 9 – 10 α beta MSH bertanggung jawab
pada pigmentasi rambut dan kulit ( melanosit melanosan melanin.
Kelainan-kelainan pigmen- warna kulit pucat/abnormal Hyper Pituatori.
61
- Hyperpigmentasi pada insufisiensi adrenalis – sebagai penyakit primer.
- Albino tak mampu sistesis pigmen melanin-kongenital cacat genetika
- Piebaldisme – bercak-bercak kulit tanpa melanine – Congenited Embrional.
- Vitilligo (istiligo – bercak-bercak kulit tanpa melanine terjadi sesudah lahir progresif.
- STH eGH anabalie – metabalie meningkat - STH, GH Pertumbuhan Komplex,
dipengaruhi juga. tyrdidea, androgen-estrogen, Insulin, genetika, makanan, usia pubertas, penyakit.
Kelainan-kelainan Pertumbuhan- Gigantisme disbk – TU. Sekresi GH- Tx STH, GH lama = besar Raksasa- Hanya terjadi bila – Epifhise masih terbuka.- Akromegalli Epiphyse sudah tertutup
sehingga tumbuh linier – Tangan kaki lebih besar.
- Rahang wajah – Prognatisme- Gynekomastie + Lactasi- Hersutisme – Hemianopsibitemporal- Dwarfisme = cebol difisiensi G.H- Kretinisme pada pubertas perokok –
syndroma Disgenesis goned.
62
Glandula Thyroidea / H- Mempertahankan metabolisme jar O2, CH.- Bila kekurangan H ini temperatur rendah
cebol, gangguan mental/retardasi.
- Bila hyper thyroidea atropi tubuh gelisah, tachy cardia, tremor kelebihan panas GLD Tyroidea sekresi Tiroksin ( T4 dengan de yodinisasi Triyodo tiroksin (T3) lebih actif – dengan kumpulkan yod sebagai bahan mentah + tyroksin (tioglobin) yod makanan empedu Urine/feses.
Klinis - Hypotyroidisme mix oedema (Na meningkat
BMR menurun, rambut jarang kasar karotinemia (kuning ), mental dan ingatan buruk, suaran parau/chas.
- Hypoteroidisme sejak lahir = kretinisme = cebol, retardasi mental, gendut-lidah besar, nonjol. TX ibu gravid + garam yodionisasi.
- Hypertroidime tirotoxikosis. Gangguannya gelisah, nadi naik, BB turun , hyperfagia, tremor, berkeringat, BMR naik 10%, kulit lunak hangat.
- Grave Diseases = Strusma = Thyroid membesar diffuse = struma exopthalmus.Ex. auto Imm. TSI Thyroid stimulating Immono Globulin = Tiroiditis Hasinomoto Beban Cor naik De. Comp.
63
Klinis : Hypenteroisin – Tox Tio karbamid menghambat yodonisasi TiroxinDefisienseyod sebabkan sintese.
Thyroide H < adequat – TSH Hupertropi thyroidea Struma Endemik TX yodonisasi = garam meja. Adrenal sebagai endokrin – Cortexmedula
penting hidup darurat). Cortex penting dalam hidup Medula untuk kedaruratan A. cortex penting untuk kehidupan- Sekresi Hormon steroid yaitu :
Glucokorti koid – efek luas pada metab CH, Prot. Mineralo kortikoid hormon sex, keseimbangan
Na, CES.- Asetat Kolesterol Progesteron; Testoteron;
Aldesteron Kortisal hati kortisonEffek gluco korti koid anti inflamasi anti allergy Menghambat respon radang terhadap cedera jar. Menekan manifestasi allergy dengan cegah
pelepasan hystamin jar. Menghambat aktifitas fibrioblastik sehingga
bengkak lokal berkurang Menghambat effek sistemik toxin bacteri ditambah
anti biotic agar tidak bacteri emi.
64
Adrenal – Efek glucokortikoid1) Dosis tinggi – mula-mula antibodi naik lama-
menekan AB (antibodi)
2) Keadaan Perlu Dosis / lama TJD Rebound Fenomena CTH menurun Sekresi – sehingga hentikan dengan Tepering up Cushing Syndrome.
Gangguan Full moon face :– Pipi memerah– Leher lebih banyak lemak – Ekimosis– Kulit tipis ada strie – abdomen menggantung
Luka susah sembuh.- DM- DX Tumor Cortex Adrenal - Sekresi glucokortikoid / Estrogen lama- Mikro adenoma – Tuhypofisis kecil.
- Medulla adrenal sekresi : 90% Epinefrin 10% nor epineprein = kalekol amine dopamine.Merupakan paraganglion sympatis fungsi untuk kedaruratan Fungsi serupa pelepasan ujung saraf; Epinefren- vaso dilatasi otot-otot ranka dopamin Non Ep. Vaso kontruksi di organ-organ
Adrenal medulla
65
Steroid syntetis kortisol, prednison nisolone, dexametasone merupakan glikostercord alami yang telah di perbaiki oleh ahli kimia Dexametasone affinetet lebih besar.
Kelainan Cortex adrenalis
- Kelebihan – androgen Maskualinisasi Pseudo puber prekok = Syndrome adreno genetalis.
- Kelebihan estrogen – pada tv adrenalis= Feminisasi Pseudo hermaproditisme
- Kelebihan glukokorticoid – cushing syndrome- Kelebihan meneralo korticoid retensi na
tanpa udema hypertensi - lemah - tetani- Atropi Cortex Adrenal TBC, kanker tapi tak
lengkap sebabkan. Addison Diseasis Cor lebih kecil; Hypertesasi nahun Krisis adison- bila stres – kolaps.
- Adrenolectomi Bedah ekresi Na naik, Na masuk sel volume plasma turun, tekanan darah turun shock + beberapa hari meninggal.
- TX mineralo kortikord – makan teratur layak hidup – bila stress – kolaps.- Pankreas Regulasi metabolisme CH sekresi
Insulin Anabolik, menyimpan glucose, asam lemak, asam amino. Disekresi sel beta Langerhans P.
66
Glukagon katabolik memobilisasi glucose, asam lemak dan asam amino dari simpanan ke dalam darah. Disekresi sel A Langerlous P.
Langerhans Pankreas sel D sekresi somato statin.
Sel F sekresi poly/peptida P.
DM. Diabetes melitus = Defisiensi Insulin, Urine > rasa kecap.Gx 3P (Poly urin – Poly pagi – Poly dipsi ) Hyperglisemia-glucosurie ketosis asidosis- komaPatofisio – Insulin < sebabkan masuknya glukoce ke banyak jaringan menurunGlukosa hati dilepas bersih hyperglikesmia glukosuria Diuresis asmotik dehydrasi.
Pankreas – DM Fatofisio Dehidrasi Polydipsi glukose jaringan lebih kecil dari sel nafsu makan (polypagi) gluko neogenesis katobolis – melemah – trigliserida lebih besar sintesi lemak lebih kecil – asetilko A lebih besar tak dapat ditangani hati untuk dirubah keton (asam organik ketosis – asidosis metabolik. juga protein dirubah-glukose untuk tenaga BB menurun defisiensi Prot. Dehydrasi – Ka Na, ikut terbuang – hypotensi hypoovolemi asidosis koma toxcasidasi SSP dan semua kelainan Diatas segera dapat dikoreksi oleh pemberian Insulin.
67
Preparad Insulin – IV-/ Subcutis Insulin kerja singkat. Insulin kerja sedang insulin lente bekerja 2-3 jam Insulin bekerja lama Protamin Zen Insulin OAD
1) Tolbutamid Turunan sulfonil Uria = Klorpro pamide-rangsang insulin effek.
Fentormin dari Biquanida tak pengaruhi insulin.
Glukagon= polypeptida – dari sel A- Cara kerja glukogenolitik-glukonio genik,
lifolitik, ketogenik kalo rigenek.- Merangsang Insulin sekresi H. Somato statin
Pankreas.- Somato statesi H dari sel D pankreas.- Menghambat insulin, glukagon dan poly peptida.- Polypeptida pankreas dari sel F koli nergik
menurunkan somato statin sekresi naik bila makan protein >, puasa, gerak badan hypoglysema acut,
DM dapat akibatkan oleh :- Retino pati diabetika ji parut protiferat + retina- Neprophatis diabetika gengguan - ren- Neurophati D == Fungsi syaraf <, hilang - Arterio scherotie terjadi lebih cepat – isufisiensi
darah ferifere bila luka tensi naik ganggren stroke myocard Infart.
68
- Type I DM diabetes terjadi insulin (IDDM) = Diabetic Yuvenilis DM cenderung katosia
- Type II Diabet tak tergantung insulin, (NIDDM), diabetes terjadi mulai pada maturitas DM resisten ketosin.
FISIOLOGI
SYSTEM URINORI (PERKEMIHAN)
Oleh :
H. Soejanto Hadisoeparto, S.Ked., Dr.
BAB VI
FISIOLOGI
SYSTEM URINORI (PERKEMIHAN)
Di dalam ginjal cairan serupa plasma difiltrasi melalui
capiler Gromerolus ke tubulus renalis cairan dikurangi -
dirubah kompisinya (reabsorbsi dan sekresi tubulus
renalis – urine – pelvis renalis – vescica urenaria –
berkemih (noktura)
Ginjal sbg endokrin membuat prostaglandin kinin, rennin,
sbg faktor Erytropuetik.
Anatomi Fungsionel kesatuan terkecil
Nephronum – terdiri dari :glomerolus, tubulus renalis
Capsul Renalis – tipis – kuat – bila ren bengkak tertahan
– ren tertekan – Interstitiel tertekan – filtrasi glomerolus <
anurie – gagal ginjal
1
GFR (Glomerolus Filtrasi Rate) = laju filtrasi glomerolus –
dapat diukur - dgn ekresi dan kadar plasma senyawa yg
tidak disekresi dan tak diabsorsi – tak dimetabolisme –
tetap. Tetapi senyawa itu difiltrasi bebas oleh tubuh
reaksi per satu waktu sehingga kadar senyawa di arteri =
vena mis. Inulin = polymer fructose dahlia per iv – infuse
terus – sehingga merata – per waktu – konsentrasi inulin
urine dan iulin plasma diukur
Kreatine darah – untuk klinis – hanya diseksresi dan
diabsorsi oleh tubulus, bersihkan kreatine endogen GFR
imulin = indek resting utk fungsi ginjal
GFR normal 125 ml/menit < 10 % 7,5 ltr / jam – 180 ltr /
hari, urine ± 1 ltr / hari, 99 % filtrate diabsorsi/hari = 4 x –
cairan tubuh = 15 x CES = 60 x plasma
2
Sirkulasi Ren – 1,2 – 1,3 ltr / menit = 25 % darah jantung
– dapat diukur dgn flow meter elektromagnetik dgn
senyawa, waktu tertentu tapi tidak termetabolisme. =
PAH – para aminon hypurat ∞ acid inulin
Ginjal mengreabsarsi air, zat2
= air, makanan2, asam amino, laktat, sitrat, foospat, ,
glucose/lisos, H+, Cl-, sbg mekanisme transfer.
Senyawa yg disekresi tubulus = merah fenol sulfur ptalin
(zat warna) penicillin, yodofuracel (diodras), = senyawa
normal dihasilkan tubuh etersulfat, steroid, glucoronide,
seratomin.
Asam laktat, asetat mempermudah probenecid, penbut,
dinitrofenil dieuretik Hg – menghambat tranfort
Deuresis air – minum > hypotonic – minum >> lama >> -
keracunan air – cepat (hypotonik parah)
3
Gx cel otak bengkak – kejang – coma +
Deuretik osmotic – salut, tab diabsorsi di dalam tubulus
renalin – volume urine >> difiltrasi
Mis. Manitol, palysaharida, DM, infus Nacl, etanol,
glucose, xantine (kopein , teopelin), GFR, diamox, tiazid,
furosemide, aldacton
GFR, dipengaruhi faktor2 :
1. Aliran ginjal
2. Tek hydrostatik darah
3. Tek hydrostatic cap bauman
4. Edema Obstructie ureter
5. Protein plasma dehydrasi, hypoprotein
6. Permiabilitas cap bauman
7. Luas filtrasi efektif
Efek kelainan Ginjal
- Hypertensi – ginjal sekresi renin
- Penyakit ginjal – sering urine protein + ery, leucocyt +
schtniler +, retensi Na+
- Kemampuan pekatkan / encerkan urine
4
Protein urine – albumen urine – nephrosis kehilangan
prot > sintesa di hepar > hypoproteinemia - tek onkostik
plasma menurun – cairan edema tertimbun di dalam
jaringan2
Penyakit ginjal – urine < dipekatkan, volume urine
meningkat shg polyuria dan nokturia, tapi bila
nephroneum > banyak yg rusak – volume urine –
oliguria – anuria
Uremia – produk pemecahan protein ureum, bila ureum
banyak tertimbun di darah – syndromauremia
Gx = letargi, anorexia, mual, muntah,
= gangguan mental, kedutan otot, kejang, coma /
chronis – tekan – erythopuisin - anemia
BUN – blood ureum nitrogen = kadar – nitrogen ureum
darah dan kadar kreatine darah dipakai sebagai indek
keparahan uremia.
5
Penyakit ginjal – juga banyak pertahankan Na+ > -
edematosa
Glomerulosnephritis acuta – Na+ - yg difiltrasi
Nephrotik syndrome – sekresi aldosteron meningkat
- Retensi Na meningkat, protein plasma menurun
- Cairan plasma interstitial
- Payah jantung – hypertensi
TX utk Gx uremia – senyawa toxik dpt dihilangkan dgn
dialysir darah – terhadap kolam komposisi yg cocok –
dalam darah ginjal buatan – ulang2 kali – dapat hidup
layak
Vesca Urenaria – kantong kemih dapat urine dari ureter
yg berperistaltik menyemprot ke U.V – penuh kontraksi
ureteria, syarat sympatis – N pelvicus, N pudendus,
parasympahr – N hypogastricus
Replex spinal, isi V.U - isi 150 - 400 Cc
6
Berkemih – relaxasi m perineum – sphinter, uretra
Berkemih – relaxasi dari M < kontraksi musculus
detrusor V.U (vesica urenaria)
Kelainan Berkemih
- Disfungsi V.U contoh :
1. Gangguan syaraf efferent
2. Gangguan syaraf efferent dan afferent
3. Gangguan rangsangan Inhibisi otak sebabkan
kontraksi V.U untuk kosong, kontraksi lengkap –
masih ada urine residual
Perbandingan komposisi2 senyawa penting antara urine
– darah
Urine Plasma darah
Glucose 0 100 – mg / Dl
Na + 90 150 – mg / Dl
Urea 900 15 – mg / Dl
Kreatini 150 1 – mg / Hd
7