Dokter Keluarga

14
Definisi dokter keluarga atau dokter praktek umum yang dicanangkan oleh WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya. Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit, cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi tubuh sekaligus fungsi keluarga agar dalam keadaan normal. Setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996) : 1. Promosi kesehatan 2. KIA 3. KB 4. Gizi 5. Kesehatan lingkungan 6. Pengendalian penyakit menular 7. Pengobatan dasar

description

dokter keluarga

Transcript of Dokter Keluarga

Page 1: Dokter Keluarga

Definisi dokter keluarga atau dokter praktek umum yang dicanangkan oleh

WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan

pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran

dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah

seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan

kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit.

Dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup

komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan

sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan

sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan

psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas

berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi

pasiennya.

Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmu kedokteran

yang mempelajari dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit terhadap

fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya

penyakit, cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi tubuh

sekaligus fungsi keluarga agar dalam keadaan normal. Setiap dokter yang

mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun kesehatan yang

memiliki pengetahuan, keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang

kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek

dokter keluarga.

Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang

mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan

pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh

kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-

faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat

pertama dikenal sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan

(Muhyidin, 1996) :

1. Promosi kesehatan

2. KIA

3. KB

4. Gizi

5. Kesehatan lingkungan

6. Pengendalian penyakit menular

7. Pengobatan dasar

II.2. TUJUAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali.

Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar,

1995) :

1. Tujuan Umum

Page 2: Dokter Keluarga

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan

pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni

terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas

dua macam :

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih

efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan

dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam

menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada

keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia

seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan

lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor

yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat

dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah

kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.

b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih

efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan

dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit

serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti

angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada

gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal

yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang

seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan

kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah

penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu

bersifat terbatas.

II.3. MANFAAT PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan

banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah

(Cambridge Research Institute, 1976) :

1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia

seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin

kesinambungan pelayanan kesehatan.

3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan

terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.

4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga

penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah

lainnya.

Page 3: Dokter Keluarga

5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala

keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun

keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah

kesehatan yang sedang dihadapi.

6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya

penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.

7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang

lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan

biaya kesehatan.

8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang

memberatkan biaya kesehatan.

II.4. FUNGSI, TUGAS DAN KOMPETENSI DOKTER KELUARGA

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :

a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)

Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan

sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,

lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas

tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang

dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan

mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun

tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)

Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang

efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan

dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir

menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya

c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)

Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan

teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan

mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk

kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah

dan empatik

d. Manager

Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam

maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan

Page 4: Dokter Keluarga

komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang

cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana

e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)

Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,

menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan

nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama

masyarakat dan menjadi panutan masyarakat

Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :

a. Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit

b. Melayani individu dan keluarganya

c. Membina dan mengikut sertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit

d. Menangani penyakit akut dan kronik

e. Merujuk ke dokter spesialis

Kewajiban dokter keluarga :

a. Menjunjung tinggi profesionalisme

b. Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek

c. Bekerja dalam tim kesehatan

d. Menjadi sumber daya kesehatan

e. Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer

Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi

Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun

2006 adalah (Danasari, 2008) :

a. Keterampilan komunikasi efektif

b. Keterampilan klinik dasar

c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan

epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga

d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun

masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,

terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat

g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

II.5. ORGANISASI PADA DOKTER KELUARGA

Pada dokter keluarga, memiliki 2 organisasi yang akan dibahas sebagai

berikut :

a. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI)

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) yang saat ini seluruh

anggotanya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang tersebar di seluruh pelosok

Page 5: Dokter Keluarga

Indonesia. Jumlah anggota yang telah mendaftar sekitar 3000 orang. Semua

anggota PDKI adalah anggota IDI. PDKI merupakan organisasi profesi dokter

penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer yang utama.

Ciri dokter layanan primer adalah (Danasari, 2008) :

1. Menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan

berkelanjutan (continuing care)

2. Membuat diagnosis medis dan penangannnya

3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya

4. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar

belakang dan berbagai stadium penyakit

5. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan,

dan prognosis

6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan

melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi

preventif, dan perubahan perilaku.

Setiap dokter yang menyelenggarakan pelayanan seperti di atas dapat

menjadi anggota PDKI. Anggota PDKI adalah semua dokter penyelenggara

pelayanan kesehatan tingkat primer baik yang baru lulus maupun yang telah

lama berpraktik sebagai Dokter Praktik Umum.

Dokter penyelenggara tingkat primer, yaitu :

1. Dokter praktik umum yang praktik pribadi

2. Dokter keluarga yang praktik pribadi

3. Dokter layanan primer lainnya seperti :

a. Dokter praktik umum yang bersama

b. Dokter perusahaan

c. Dokter bandara

d. Dokter pelabuhan

e. Dokter kampus

f. Dokter pesantren

g. Dokter haji

h. Dokter puskesmas

i. Dokter yang bekerja di unit gawat darurat

j. Dokter yang bekerja di poliklinik umum RS

k. Dokter praktik umum yang bekerja di bagian pelayanan khusus

Sejarah PDKI

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama

Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter

seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum

dan dokter spesialis. Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter

keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di

Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali,

namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun

Page 6: Dokter Keluarga

tetap sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kongres

Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang

anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan

Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium

yang berfungsi.

Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu

Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) dan Masyarakat Kestabilan dan Kendali Indonesia (MKKI).

Continuing Professional Development (CPD) yang dilakukan oleh

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) adalah :

1. Pelatihan Paket A : Pengenalan Konsep Dokter Keluarga

2. Pelatihan Paket B : Manajemen Pelayanan Dokter Keluarga

3. Pelatihan Paket C : Pengetahuan Medis Dasar dan Keterampilan Teknis

Medis

4. Pelatihan Paket D : Pengetahuan Mutakhir Kedokteran

5. Konversi DPU menjadi DK bagi dokter yang telah praktek 5 tahun atau lebih

dan masih punya izin praktek dengan mengisi borang yang telah disediakan

sampai tahun 2012, setelah itu bila ingin jadi dokter keluarga harus

mengikuti pendidikan formal baik S2 atau spesialis DK

6. Pengisian modul DK

7. Kerja sama dengan Australia dengan mengisi modul online

b. Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia ( KIKKI )

Dipilih dalam Kongres Nasional VII di Makassar 30 Agustus 2006 – 2

September 2006, dan telah dilaporkan ke PB IDI Pusat dan MKKI. Kolegium

memang harus ada dalam sebuah organisasi profesi. Jadi PDKI harus mempunyai

kolegium yang akan memberikan pengakuan kompetensi keprofesian kepada

setiap anggotanya. Dalam PDKI lembaga ini yang diangkat oleh kongres dan

bertugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua

keputusan yang ditetapkan kongres

2. Mempunyai kewenangan menetapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi

kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sistem pendidikan profesi bidang

kedokteran keluarga

3. Mengkoordinasikan kegiatan kolegium kedokteran

4. Mewakili PDKI dalam pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga

5. Menetapkan program studi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga

beserta kurikulumnya

6. Menetapkan kebijakan dan pengendalian uji kompetensi nasional pendidikan

profesi kedokteran keluarga

7. Menetapkan pengakuan keahlian (sertfikasi dan resertifikasi)

8. Menetapkan kebijakan akreditasi pusat pendidikan dan rumah sakit pendidikan

untuk pendidikan dokter keluarga

Page 7: Dokter Keluarga

9. Mengembangkan sistem informasi pendidikan profesi bidang kedokteran

keluarga

Angota KIKK terdiri atas anggota PDKI yang dinilai mempunyai tingkat

integritas dan kepakaran yang tinggi untuk menilai kompetensi keprofesian

anggotanya. Atas anjuran dan himbauan IDI sebaiknya KIKK digabung dengan

KDI karena keduanya menerbitan sertifikat kompetensi untuk Dokter Pelayanan

Primer (DPP). Setelah melalui diskusi yang berkepanjangan akhirnya bergabung

dengan nama Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga (KDDKI) yang untuk

sementara melanjutkan tugas masing-masing, unsur KDI memberikan sertifikat

kepada dokter yang baru lulus sedangkan unsur KIKK memberikan sertifikat

kompetensi (resertifikasi) kepada DPP yang akan mendaftar kembali ke KKI

(Qomariah, 2000).

II.6. PERBEDAAN DOKTER PRAKTEK UMUM DAN DOKTER KELUARGA

Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan

dokter keluarga (Qomariah, 2000) :

DOKTER PRAKTEK UMUM

DOKTER KELUARGA

Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas

Sifat Pelayanan Sesuai KeluhanMenyeluruh, Paripurna,

bukan sekedar yang dikeluhkan

Cara PelayananKasus per kasus dengan

pengamatan sesaat

Kasus per kasus dengan berkesinambungan

sepanjang hayat

Jenis PelayananLebih kuratif hanya untuk

penyakit tertentu

Lebih kearah pencegahan, tanpa

mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluarga Kurang dipertimbangkanLebih diperhatikan dan

dilibatkan

Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasien Dokter – pasienDokter – pasien – teman sejawat dan konsultan

Awal pelayanan Secara individual

Secara individual sebagai bagian dari keluarga

komunitas dan lingkungan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 8: Dokter Keluarga

III.1. KESIMPULAN

Dokter keluarga merupakan profesi dokter yang dapat mencegah terjadinya

pembengkakkan biaya dengan cara memperhatikan riwayat daripada suatu

keluarga. Dengan tindakan seperti itulah dokter keluarga dapat mencegah

penyakit yang akan timbul. Dan ini pula yang dilewati oleh dokter praktek umum.

Dokter keluarga juga dapat berperan sebagaimana layaknya dokter praktek

umum, yaitu sama-sama sebagai five stars doctor dimana mereka

menjadicommunicator, care provider, decision maker, community

leader dan manager. Selain itu juga, dokter keluarga tergabung dalam organisasi

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dan Kolegium Ilmu Kedokteran

Keluarga Indonesia (KIKKI).

PDKI terbentuk pada tahun 2003 dengan anggotanya adalah dokter praktik

umum (IDI) yang juga bekerja sebagai pelayanan jasa primer. Kemudian, pada

kongres selanjutnya mendirikan kolega yaitu Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga

Indonesia (KIKKI).

Namun, ada juga perbedaan antara dokter praktik umum dan dokter keluarga

yang dapat dilihat dari cakupan pelayanan, sifat pelayanan, cara pelayanan, jenis

pelayanan, dan lain-lain.

III.2. SARAN

Jadilah seorang dokter yang profesional sehingga dapat dipercaya oleh

banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta

2. Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family

Medicine Practice. Singapore International Foundation : Singapore

3. Danakusuma, Muhyidin. 1996. Pengantar Kesehatan Masyarakat dan

Kedokteran Komunitas. IDI : Jakarta

4. Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta

5. Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta

Dokter Keluarga

Batasan dan Ruang Lingkup

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.

Page 9: Dokter Keluarga

Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.

Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besarnya ialah :

a. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga

b. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga

c. Menguasai ketrampilan berkomunikasi

Dan diharapkan dapat menyelenggarakan hubungan profesional dokter-pasien untuk :

a. Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga

b. Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga

c. Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.

Karakteristik Dokter Keluarga

1. Lynn P. Carmichael (1973)

a. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan

b. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat

c. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya

d. Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit

e. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit.

2. Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)

Page 10: Dokter Keluarga

a. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab

b. Pelayanan primer dan lanjut

c. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi

d. Memandang pasien dan keluarga

e. Melayani secara maksimal

3. IDI (1982)

a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat

b. Pelayanan menyeluruh dan maksimal

c. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan

d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya

e. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

Tugas Dokter Keluarga, meliputi :

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit,

4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,

6. Menangani penyakit akut dan kronik,

7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,

8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,

9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

10.Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

11.Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

12.Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

Page 11: Dokter Keluarga

13.Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Wewenang Dokter Keluarga

1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,

2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,

3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,

4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,

5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,

6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer,

7. Melakukan perawatan sementara,

8. Menerbitkan surat keterangan medis,

9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,

10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.

Kompetensi Dokter Keluarga

Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan,

1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga,

2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga,

3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk :

a) Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga,

b) Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga,

Page 12: Dokter Keluarga

c) Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.