Document 1

download Document 1

of 4

description

gsgagsgjagjgkags

Transcript of Document 1

1. Obat hipertensi untuk hipertensi portal ?Sediaan:Tablet 10 mg, 40 mg, 80 mg, 160 mgInjeksi propanolol HCl 1 mg/ml

Cara Kerja Obat:Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Indikasi:Hipertensi, pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, angina, aritmia, krisis tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas.

Kontraindikasi:Asma, gagal jantung yang tidak terkontrol, angina Prinz-metal, hipotensi, blok AV jantung derajat 2-3, syok kardiogenik, asidosis metabolik.

Dosis:-Hipertensi, per oralDosis awal 80 mg, 2 x sehari, dinaikkan sesuai kebutuhan. Dosis rumatan 160-320 mg sehari.-Pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, per oralDosis awal 40 mg, 2 x sehari, dinaikkan menjadi 80 mg, 2 x sehari, maksimal 160 mg 2 x sehari.-Angina, per oralDosis awal 40 mg, 2-3 x sehari, rumatan 120-240 mg sehari.-Aritmia, tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas, per oral10-40 mg 3-4 x sehari.-Aritmia dan krisis tiroroksikosisInjeksi intravena 1 mg dalam 1 menit. Bila perlu diulang dengan jarak 2 menit, dosis maksimal 10 mg (5 mg jika dalam anesthesia).

Peringatan dan Perhatian:-Berkontraindikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yang tinggi, sindrom sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.-Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan pernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi, pasien dengan PVD, dan pasien yang menggunakan insulin.-Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkin memperburuk psoriasis.-Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap selama 1-2 minggu.

Efek Samping:-Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynauds syndrom, menseterik trombosis, syncope.-SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique.-Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson, fuxil epiderma necrolysis.-Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia.-Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroies disease.-Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura.-Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy.-Mata:Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan penglihatan.-Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus, udem pulmonary, laryngospasmus.

2. Apa saja tatalaksana yang diberikan pada saat pasien sirosis hepatis pulang ?Penatalaksanaan diet, misalnya mengusakan diet yang tinggi kalori dan tinggi protein. Sedangkan lemak bebas dikonsumsi sesuai selera, menghindari obat-obat hepatotoksik. Bila didapatkan udema atau asites maka asupan garam dikurangi.Penatalaksanaan virologikApakah penderita memang perlu mendapatkan obat anti virus, mulai kapan sampai kapan. Penelitian menunjukan bahwa lamivudin dapat dipakai pada penderita sirosis decompensata dengan DNA VHB yang positif. Sebagian besar pasien mengalami perbaikan penyakit hati dan menurunkan skor Child-Turcotte-Pugh(CTP), yang disertai dengan penurunan kebutuhan transplantasi hati pada penderita sirosis yang mendapatkan terapi Lamivudin sedikitnya selama 6 bulan.

3. Apa yang menyebabkan koma hepatikum ?Ketika pasien sirosis hati telah mengalami hipertensi portal, terbuka kemungkinan untuk terjadinya pintasan portosistemik, yang dapat berakibat masuknya neurotoksin yang berasal dari saluran cerna (merkaptan, amonia, mangan, dll) ke dalam sirkulasi sistemik. Pintasan portosistemik dapat juga terjadi akibat tindakan bedah anastomosis portokaval atau TIPS (transjugular intrahepatic portosystemic stent shunt) yang dilakukan untuk mengatasi hipertensi portal. Neurotoksin yang dapat menembus sawar darah otak akan berakumulasi di otak dan menimbulkan gangguan pada metabolisme otak. Permeabilitas sawar darah - otak memang mengalami perubahan pada pasien sirosis hati dekompensasi, sehingga lebih mudah ditembus oleh metabolit seperti neurotoksin (Budihusodo., 2001).

Terdapat 5 proses yang terjadi di otak yang dianggap sebagai mekanisme terjadinya EH/koma hepatik, yaitu : 1. Peningkatan permeabilitas sawar otak (BBB). 2. Gangguan keseimbangan neurotransmitter 3. Perubahan (energi) metabolisme otak. 4. Gangguan fungsi membran neuron. 5. Peningkatan endogenous BenzodiazepinDiduga toksin serebral berperan melalui satu atau lebih daripada mekanisme ini.

4. Tekanan vena porta mengkat dari mana ke mana ?Normalnya sistem vena portal mengalirkan darah dari abdomen, intestine, spleen, pancreas, dan vesica biliaris, vena portal sendiri dibentuk dari percabangan vena mesenteric superior dan vena splenic. Darah yang sudah teroxygenasi dialirkan dari usus halus menuju vena mesenteric superior bersama darah dari caput pancreas colon asendens dan sebagian dari colon transversal sebaliknya vena splenic mengalirkan pada spleen dan pancreas dan diikuti oleh vena mesenteric inferior yang membawa darah dari colon transversal dan ascenden sebagaimana pada 2/3 superior dari rectum. Jadi normalnya vena portal menerima darah dari hampir seluruh traktus gastrointestinal.

5. Apakah gambaran USG pada sirosis hati?Gambarannya meliputi gambaran spesifik pada organ-organ hati, lien dan traktus biliaris. a. Gambaran USG pada hati Terdapat gambaran iregularitas penebalan permukaan hati, membesarnya lobus kaudatus, rekanalisasi v.umbilikus dan ascites. Ekhoparenkim sangat kasar menjadi hiperekhoik karena fibrosis dan pembentukan mikronodul menjadikan permukaan hati sangat ireguler, hepatomegali; kedua lobus hati mengecil atau mengerut atau normal. Terlihat pula tanda sekunder berupa asites, splenomegali, adanya pelebaran dan kelokan-kelokan v.hepatika, v.lienalis, v.porta (hipertensi porta). Duktus biliaris intrahepatik dilatasi, ireguler dan berkelok-kelok(5,6). b. Gambaran USG pada lien Tampak peningkatan ekhostruktur limpa karena adanya jaringan fibrosis, pelebaran diameter v.lienalis serta tampak lesi sonolusen multipel pada daerah hilus lienalis akibat adanya kolateral (5). c. Gambaran USG pada traktus biliaris Sludge (lumpur empedu) terlihat sebagai material hiperekhoik yang menempati bagian terendah kandung empedu dan sering bergerak perlahan-lahan sesuai dengan posisi penderita, jadi selalu membentuk lapisan permukaan dan tidak memberikan bayangan akustik di bawahnya. Pada dasarnya lumpur empedu tersebut terdiri atas granula kalsium bilirubinat dan kristal-kristal kolesterol sehingga mempunyai viskositas yang lebih tinggi daripada cairan empedu sendiri. Dinding kandung empedu terlihat menebal. Duktus biliaris ekstrahepatik biasanya normal.

6. Pada udem, cairannya ada dimana ?Edema didefinisikan sebagai peningkatan volume cairan interstitial yang tampak secara klinis. Peningkatan volume ini dapat mencapai beberapa liter sebelum kelainan tampak. Karena itu, penambahan berat badan beberapa kilogram biasanya mendahului manifestasi edema, dan diuresis dapat menginduksi kehilangan berat badan dalam jumlah yang sama pada pasien edema ringan sebelum mencapai berat badan kering. Asites dan hidrotoraks diartikan sebagai akumulasi cairan berlebihan dalam rongga peritoneum dan rongga pleura. Kedua keadaan ini dianggap sebagai bentuk khusus dari edema.