Doc12

101
Wawasan Wiyata Mandala Secara harfiah kata wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan atau tanggapan inderawi. Secara lebih luas dapat diartikan suatu pandangan atau sikap mendalam terhadap hakikat. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui isi, juga melukiskan cara pandang, cara lihat, cara tinjau atau cara tanggap inderawi. Kata Wiyatamandala terdiri dari dua bagian kata, yaitu “Wiyata” dan “Mandala”. Kata “Wiyata” mempunyai arti pelajaran atau pendidikan, sedangakan kata “mandala” mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata “Wiyatamandala” mengandung arti lingkungan pendidikan/pengajaran. Dengan demikian “Wawasan Wiyatamandala” diartikan sebgai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran. Sekolah merupakan Wiyatamandala bearti bahwa sekolah adalah lingkungan pendidikan. Berdasarkan pokok pengertian tersebut, maka “wawasan Wiyatamandala” adalah cara pandang kalangan pendidikan pada umumnya dan perangkat atau warga sekolah pada khususnya tentang keberadaan sekolaha sebagai pengemban tugas pendidikan di tengah 1

description

book

Transcript of Doc12

Wawasan WiyataMandala Secara harfiah kata wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan atau tanggapan inderawi. Secara lebih luas dapat diartikan suatu pandangan atau sikap mendalam terhadap hakikat. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui isi, juga melukiskan cara pandang, cara lihat, cara tinjau atau cara tanggap inderawi.Kata Wiyatamandala terdiri dari dua bagian kata, yaitu Wiyata dan Mandala. Kata Wiyata mempunyai arti pelajaran atau pendidikan, sedangakan kata mandala mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata Wiyatamandala mengandung arti lingkungan pendidikan/pengajaran. Dengan demikian Wawasan Wiyatamandala diartikan sebgai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran. Sekolah merupakan Wiyatamandala bearti bahwa sekolah adalah lingkungan pendidikan.Berdasarkan pokok pengertian tersebut, maka wawasan Wiyatamandala adalah cara pandang kalangan pendidikan pada umumnya dan perangkat atau warga sekolah pada khususnya tentang keberadaan sekolaha sebagai pengemban tugas pendidikan di tengah lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan.Makna Wawasan WiyatamandalaBerdasarkan pengertian bahwa Wawasan Wiyatamandala adalah suatu pandang atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran, maka wawasan wiyatamandala mempunyai makna yang sangat dalam dan strategis sebagai lingkungan pendidikan. Makna itu menuntut sekolah untuk :a) Memiliki sarana dan prasarana yang cukup dan baik ;b) Memiliki tenaga edukatif berpribadi teladan, terampil serta berpengalaman/c) berwawasan luas;d) Terciptanya lingkungan aman, bersih, tertib, indah, sejuk dan segar;e) Tumbuhnya partisipasi, kerjasama, dan dukungan masyarakat sekitar;f) Adanya hubungan harmonis secara timbal balik antara orang tua dengan para warga sekolah;g) Terciptanya disiplin para warga sekolah mentaati segala peraturan dan tata tertib sekolah;h) Adanya hubungan kekeluargaan para warga sekolah yang akrab dan harmonis; dani) Tumbuhnya semangat peserta untuk maju, bekerja keras dan bekerja keras.Apabila hal-hal tersebut terpenuhi dan terbina baik, maka keberhasilan pendidikan akan terwujud dan menghasilkan tenaga kader pembangunan bangsa dan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.Sekolah Sebagai Lingkungan PendidikanSekolah sebagai lembaga pendidikan mengandung satu pengertian pokok bahwa sekolah mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan proses/ kegiatan pendidikan. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana, tertib, dan teratur sehingga usaha untuk menghasilkan tenaga-tenaga terdidik dan terampil yang senantiasa di perlukn bagi pelaksanaan pembangunan dapat terwujud.Sekolah sebagai pusat pendidikan, lahir, tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidkan merupakan perangkat masyarakat.Pada sisi lain keberadaan sekolah sebgai lembaga sosial yang terletak di tengah-tengah masyarakat, memungkinkan pula sekolah menjadi lingkungan pendidikan dengna ciri khas masyarakat belajar di dalamnya. Tugas penyelenggaraan pendidikan memang tidak mungkin diserahkan sepenuhnya kepada lembaga persekolahan saja, karena pengalaman belajar pada dasarnya dapat diperoleh sepanjang hidup manusia, kapan dan dimanapun. Termasuk di lingkungan keluarga dan di masyarakat. Meskipun demikian, berdasarkan pokok pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah memang memounyai peranan yang amat penting sebagai pengemban misi pendidikan. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan akan terwujud dengan sebaik-baiknya apabila didukung dan dipenuhinya 5K , sarana dan prasarana, administrasi pendidikan, ketahanan sekolah, disiplin dan tata tertib sekolah. Sekolah dan masyarakat atau pranata pendidikan dan pranata-pranata sosial yang lain harus saling menghargai dan menjalin hubungan yang harmonis karena diantaranya terdapat kaitan saling membutuhkan dan mempengaruhi.Prinsip-prinsip wawasan wiyata mandala : Sekolah merupakan lingkungan pendidik Kepala sekolah bertanggung jawab penuh dalam lingkungan penuh Guru dan orang tua siswa ada pengertian untuk mengembangkan tugas pendidik Warga sekolah harus menjujung tinggi citra sekolah Sekolah harus bertumpuh pada masyarakat dan mendukung keturunanKetahanan sekolah Letak lingkungan dan sekolah Sifat masyarakat Sifat manusia yang meliput:1. Disiplin2. Tanggung jawab3. Pengelolahan lingkungan sekolah itu sendiri

Peranan wawasan wiyata mandala1. Siswa harus melindungi lembaganya dimana dia sekolah2. Peran siswa terhadap kepala sekolah3. Peran siswa pada guru karena guru yang mendidik dan melatih4. Peran siswa terhadap kegiatan-kegiatan sekolah

Peran dalam intrakulikuler adalah dengan belajar giat sesuai tugas-tugas yang diberikan. Peran dalam ekstrakulikuler adalah ikut aktif dalam ekstra yang berlaku. Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut. Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk: meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan. Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.************

KENAKALAN REMAJAKenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Kenakalan remaja dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, memang sengaja dilakukan, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan, mungkin karena ingin diperhatikan, cari sensasi atau latar belakang masalah lainnya. Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk menyimpang. Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang Kenakalan Remaja bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi).KENAKALAN REMAJA SEBAGAI PERILAKU MENYIMPANG DARI REMAJA Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Beberapa ahli mengatakan : a.Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada di tengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. b.Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat. c.Singgih D. Gunarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; 1.Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit.2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin 3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pergaulan bebas, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian. Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah dijelaskan dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73). dalam bukunya Rules of Sociological Method bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap melanggar fakta sosial yang normal dan dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat. Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan kolektivitas, seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya. Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi resiprokal antara keluarga dengan anggotanya, dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya. PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal: 1. Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2. Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal: 1. Keluarga Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. 2. Teman sebaya yang kurang baik 3. Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik. HAL-HAL YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada." Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak. Sebenarnya kita melupakan sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor eksternal lingkungan yang jarang memperhatikan faktor terdekat dari lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orang. Orang selalu menilai bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena lingkungan pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar, pengaruh media massa, sampai pada lemahnya iman seseorang. Setelah diketahui penyebab terjadinya kenakalan remaja, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah : 1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. 2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama. 3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. 4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. 5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan. 6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan memanfaatkan film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan teknologi lainnya. 7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja 8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan remaja.#&&&&&&&&&

IPTAKS(ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN AKUNTANSI)ILMU PENGETAHUANlmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.Syarat-Syarat IlmuBerbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.TEKNOLOGITeknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia.Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan, dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.

SEJARAH TEKNOLOGIPenggunaan istilah 'teknologi' (bahasa Inggris: technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni terapan. Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861). Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara Technik dan Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology.Pada dasawarsa 1930-an, technology tidak hanya merujuk pada 'pengkajian' seni-seni industri, tetapi juga pada seni-seni industri itu sendiri. Pada tahun 1937, seorang sosiolog Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology includes all tools, machines, utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting devices and the skills by which we produce and use them ("teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu").Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat, dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini. Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan. Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya budaya dunia maya yang berbasis pada perkembangan Internet dan komputer. Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan melalui alat seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras teknologis.ILMU, REKAYASA, DAN TEKNOLOGIPerbedaan antara ilmu, rekayasa, dan teknologi tidaklah selalu jelas. Ilmu adalah penyelidikan bernalar atau pengkajian fenomena, ditujukan untuk menemukan prinsip-prinsip yang melekat di antara unsur-unsur dunia fenomenal dengan membekerjakan teknik-teknik formal seperti metode ilmiah. Teknologi tidak mesti hasil ilmu semata-mata, oleh karena teknologi harus memenuhi persyaratan seperti utilitas, kebergunaan, dan keselamatan.Rekayasa adalah proses berorientasi tujuan dari perancangan, dan pembuatan peralatan, dan sistem untuk mengeksploitasi fenomena alam dalam konteks praktis bagi manusia, seringkali (tetapi tidak selalu) menggunakan hasil-hasil, dan teknik-teknik dari ilmu. Pengembangan teknologi dapat dilukiskan pada banyak ranah pengetahuan, termasuk pengetahuan ilmiah, rekayasa, matematika, linguistika, dan sejarah, guna mencapai suatu hasil yang praktis.Teknologi seringkali merupakan konsekuensi dari ilmu, dan rekayasa meskipun teknologi sebagai kegiatan manusia seringkali justru mendahului kedua-dua ranah tersebut. Misalnya, ilmu dapat mengkaji aliran elektron di dalam penghantar listrik, dengan menggunakan peralatan, dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Pengetahuan yang baru ditemukan ini kemudian dapat digunakan oleh para insinyur, dan teknisi untuk menciptakan peralatan, dan mesin-mesin baru, seperti semikonduktor, komputer, dan bentuk-bentuk teknologi tingkat lanjut lainnya. Dalam cara pandang seperti ini, para ilmuwan, dan rekayasawan keduanya dapat dipandang sebagai "teknolog"; ketiga ranah ini seringkali dapat dipandang sebagai satu untuk tujuan penelitian, dan referensi. Hubungan pasti antara ilmu, dan teknologi secara khusus telah diperdebatkan oleh para ilmuwan, sejarawan, dan pembuat kebijakan pada penghujung abad ke-20, sebagiannya karena debat dapat mengabarkan pembiayaan ilmu dasar, dan ilmu terapan. Dalam kebangkitan setelah Perang Dunia II, misalnya, di Amerika Serikat terdapat anggapan yang meluas bahwa teknologi hanyalah "ilmu terapan" dan untuk mendanai ilmu dasar adalah dengan cara menuai hasil-hasil teknologi pada waktunya. Artikulasi filsafat ini dapat ditemukan secara eksplisit di dalam risalah yang ditulis Vannevar Bush mengenai kebijakan ilmu pascaperang, Science The Endless Frontier: "Produk-baru, industri baru, dan lebih banyak lapangan kerja memerlukan tambahan pengetahuan sinambung akan hukum-hukum alam... Pengetahuan baru yang esensial ini dapat diperoleh hanya melalui penelitian ilmiah dasar." Tetapi, pada akhir dasawarsa 1960-an, pandangan ini muncul dilatarbelakangi oleh serangan langsung, memimpin ke arah berbagai inisiatif untuk mendanai ilmu untuk tujuan tertentu (inisiatif-inisiatif ini ditolak oleh komunitas ilmiah). Isu tersebut masih diperdebatkanmeskipun sebagian besar analis menolak model bahwa teknologi hanyalah hasil dari penelitian ilmiah. Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran, dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode, dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical). KEMAJUANAda tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu: a. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress). Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.b. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving technological progress). Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.c. Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological progress). Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi, dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.AKUNTANSIAkuntansi sebagai seni. Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan (seni) karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta menafsirkan hasil-hasilnya. Jadi kalau akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara menerapkannya.Akuntansi sebagai sains. Pada perkembangan selanjutnya, keterampilan akuntansi ini sudah bisa didefinisikan dengan jelas sehingga membentuk seperangkat pengetahuan yang utuh sehingga dapat diajarkan melalui institusi pendidikan. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian dan penyajian data keuangan dasar (bahan oleh akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasidengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Bila akuntansi dipandang sebagai sains, maka akuntansi akan banyak membahas gejala akuntansi seperti kenapa perusahaan menggunakan metode akuntansi tertentu, faktor apa saja yang mendorong manajemen memanipulasi laba, apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajer devisi.Akuntansi sebagai teknologi. Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang bermanfaat dan pengertian teknologi sendiri tidak hanya fisis (hard technology) tetapi juga teknolgi lunak (soft tecnology). Teknologi sendiri bisa diartikan sebagai sains terapan, sedangkan akuntansi juga merupakan sains terapan. Akuntansi dipandang sebagai teknologi karena akuntansi merupakan alat institusi sosial untuk menyediakan pedoman pengukuran dan metode untuk mengendalikan kegiatan dan prilaku pengambilan keputusan ekonomik yang dominan dalam lingkup organisasi, perusahaan ataupun lembaga pemerintahan (negara).SPIRITUALITAS DAN AKHLAK DI ERA MODERN Kemajuan yang telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, budaya dan polotik, mengharuskan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan pasti. Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu mampu melakukannya sehingga yang terjadi justru masyarakat atau manusia yang menyimpan banyak problem.Berbicara masalah solusi, kini muncul kecendrungan masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan spiritual (tasawuf). Tasawuf sebagai inti ajaran islam muncul dengan memberi solusi dan terapi bagi problem manusia dengan cara mendekatkan diri kepada Allah yang maha pencipta. Peluang dalam menangani problema ini semakin terbentang luas diera modern ini. Tulisan ini berangkat dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini hidup di era modern, dengan perubahan sosial yang cepat dan komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan cenderung berorientasi pada materirialistik, hedonistik, skolaristik, dan rasionalistik dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Mereka semakin kehilangan visi keilahian. Kondisi ini ternyata tidak selamanya memberikan kenyamanan, tetapi justru melahirkan abad kecemasan. Kemajuan ilmu dan teknologi hasil karya cipta manusia yang memberikan segala fasilitas kemudahan, ternyata juga memberikan dampak berbagai problema psikologis bagi manusia itu sendiri. Masyarakat modern kini sangat mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara pemahaman keagamaan yang didasarkan pada wahyu sering di tinggalkan dan hidup dalam keadaan sekuler. Bagi masyarakat kita, kehidupan semacam ini sangat terasa di daerah-daerah perkotaan yang saling bersaing dalam segala bidang. Sehingga kondisi tersebut memaksa tiap individu untuk beradaptasi dengan cepat. Keadaan yang seperti itu menjadikan spiritualitas dan akhlak harus lebih berperan dalam menghadapi tantangan modernitas. A. PENGERTIAN SPIRITUALITAS DAN AKHLAK1. Pengertian SpiritualitasKata spiritual merupakan bentuk derivasi dari kata spirit. Dalam bahasa Inggris, spirit berarti a persons mind atau persons soul. Kemudian spiritual berarti human spirit atau human soul atau not physical things. Dalam bahasa Indonesia spiritual diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kejiwaan (rohani atau batin). Lebih lanjut spiritualism disebut sebagai aliran filsafat yang mengutamakan kerohanian. Kata spiritualitas diturunkan dari kata spirituality, yang dalam bahasa Inggris dimaknai sebagai kualitas manusia yang berhubungan dengan persoalan-persoalan spiritual. Terdapat sedikit perbedaan antara spiritualitas dan akhlak. Spiritualitas terkandung nilai-nilai yang bersifat rohani, seberti kejujuran, keindahan, dan kebahagiaan. Sementara akhlak adalah aplikatif dari spiritualitas tersebut. Dalam pembagiannya terdapat akhlak baik dan akhlak buruk. Dan keduanya dapat ternilai dari pancaran tingkah laku seseorang. 2. Pengertian AkhlakMenurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai tingkah laku, atau tabiat. Sementara menurut Ahmad Amin akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk. Contohnya apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik disebut akhlakul karimah dan bila perbuatan itu tidak baik disebut akhlakul madzmumah.Akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Akhlak mazmumah merupakan tingkah laku kejahatan, kriminal, perampasan hak.Para ulama berbeda-beda dalam mendefinisikan akhlak yang terpuji seperti yang dikatakan oleh Hasan : Akhlak yang terpuji adalah bermuka manis suka menolong dan mencegah perbuatan yang menyakiti orang lain. Ali Ra. Berkata : akhlak yang terpuji itu ada tiga perkara, menjauhi perkara-perkara haram, mencari rizki yang halal, dan memberi kelonggaran pada keluarga. Imam Al Ghozali membedakan antara akhlak dan khuluq. Menurutnya kholq adalah lahirnya sedangkan khuluq adalah batinnya. Lebih tegas beliau mengatakan bahwa : Al-Kholqu bukanlah gambaran dari sebuah perbuatan, banyak orang yang dermawan tetapi tidak mampu memberikan hartanya karena tidak memiliki harta atau ada faktor pencegah lain, dan banyak orang yang kikir mampu memberikan hartanya karena faktor yang menarik atau karena riya dan itu bukanlah suatu kekuatan. Akhlak yang baik merupakan sifat Nabi Muhammadsaw dan merupakan amal para siddiqin yang paling utama ia merupakan separoh dari agama dan merupakan buah dari kesungguhan orang yang bertakwa, latihan orang yang ahli ibadah. Sedangkan akhlak yang jelek merupakan racun yang mematikan dan membinasakan serta kehinaan yang jelas. Ia bagaikan kotoran yang menjauhkan dari sisi Tuhan semesta alam yang memetakan pada jalan setan. Akhlak jelek adalah pintu yang terbuka menuju neraka Allah, begitu juga akhlak baik adalah pintu yang terbuka menuju kenikmatan surga dan sisi Allah.

B. PERJALANAN SPIRITUALKebanyakan manusia lebih cenderung pada urusan dunia sehingga ia tidak begitu tergugah hatinya untuk menelusuri perjalanan rohani atau spiritual. Manusia merasa tidak membutuhkan sesuatu apapun selain materi karena ia merasa terpuaskan dengan kesenangan dunia yang sejatinya hanyalah akan memperbudak dirinya. Padahal, rohani manusia sangatlah jauh lebih fundamental dan tentu akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan yang jauh lebih tinggi dari kebahagiaan duniawi. Manusia yang cenderung pada dunia materi, tentu materi akan menutupi dirinya dari hakikat kebahagiaan sebenarnya.Di zaman modern, dimana materi lebih sebagai orientasi dan pusat hidup yang utama, kejernihan hati pun telah mulai sirna. Manusia bergerak semakin permisif dan norma kehidupan kian melonggar. Oleh karena itu, hanya jalan spiritual inilah dapat sebagai jalan penjernihan hati yang mampu mengatasi budaya modern yang kian menjauh dari nilai-nilai agama. Untuk memberikan arahan manusia pada perjalanan spiritual, tentu sangat lazim bagi manusia untuk mengenal terlebih dahulu arti perjalanan spiritual itu sendiri.Perjalanan spiritual adalah salah satu bagian dari ilmu irfan ataupun tasawuf. Dalam pandangan tasawuf ataupun irfan, manusia pesuluk adalah manusia yang dengan menapaki jalan-jalan spiritual. Ia kembali ke tempat asalnya dengan kedekatan kepada-Nya serta mengabadikan dirinya dengan kebersamaan dengan-Nya. Perjalanan spiritual ini sangatlah penting, dimana manusia berupaya untuk mendekati Tuhan. Untuk itu, mendekati Tuhan itu tidaklah mudah, manusia harus menyucikan dirinya dengan melepaskan roh dari kukungan materi. Banyak tahap-tahap perjalanan spiritual yang ditawarkan oleh kaum sufi dimana manusia yang hendak melakukan perjalanan spiritual haruslah mengikuti tahapan tersebut. Oleh karena itu, dalam prosesnya, haruslah dilakukan dibawah bimbingan seorang pembimbing spiritual yang benar-benar berpengalaman yang mungkin akrab dan sangat mengetahui prosedur perjalanan serta pernah melewati sendiri semua tahap dalam perjalanan tersebut. Dikatakan demikian, karena tanpa bimbingan seorang syaikh yang berpengalaman, sang salik bisa kehilangan jalan dan tersesat.

C. TAHAP-TAHAP PERJALANAN SPIRITUALSeorang yang ingin menempuh perjalanan spiritual haruslah mampu melewati setiap tahap-tahapnya. Oleh karena itu, sangatlah penting melewati setiap tahap dan mustahil bagi seseorang sampai pada tahap berikutnya tanpa melewati tahap-tahap sebelumnya.Kaum sufi menawarkan upaya untuk mendekatkan diri pada Allah, manusia haruslah melalui dua tahapan :

1.Melalui berbagai amal yang dapat menjernihkan qalbu. Manusia yang akan melakukan perjalanan spiritual, dalam tahap ini ia harus berupaya menyucikan qalbunya dari segala bentuk ikatan duniawi. Tasaawuf dalam bentuk ini biasa disebut tasawuf akhlak. Disini salik akan terbebas dari belenggu-belenggu material, sehingga dia benar-benar merasakan hidup bersama Tuhan.Kaum sufi dapat mencapainya hanya dengan mengekang berbagai keinginan rendahnya serta melakukan perjalanan spiritual. Untuk memasuki jenjang spiritual yang indah, para sufi menganjurkan kita untuk melewati Sembilan tangga (maqam) yakni: wara, zuhd, shabr, faqr, syuk, khauf, raja, tawakkal dan ridha.Dari kesembilan maqam tersebut, kita bisa lihat bagaimana manusia hidup hanya untuk Allah. Tentu untuk menjalani maqam-maqam kehidupan tersebut, manusia harus siap menghadapi rintangan dan resiko apapun. Akan tetapi, di zaman mutakhir ini, agaknya manusia sangat sulit untuk mengaplikasikannya. Padahal, maqam-maqam tersebut merupakan jalan spiritual dalam upaya pendakian ruhani menuju ridha Allah.Disini salik akan berupaya menjalani segala bentuk amal dalam tiga disiplin: Syariat (syariah)Syariat adalah ajaran yang bersumber dari Al-quran dan sunnah berkenaan dengan akidah, ibadah, akhlak, sosial, ekonomi, pemerintahan, dan berbagai aspek kehidupan, baik lahir maupun batin. Tak ada satupun tokoh tasawuf sepanjang sejarah yang pernah menyatakan menyepelekan syariat. Syariat justru merupakan suatu ciri yang menonjol tasawuf. Bahkan, dalam pandangan mereka, tak ada jalan lain untuk menempuh tasawuf (thariqah) kecuali melalui penyelenggaraan ibadah-ibadah syari.

Tarekat (thariqah)Tarekat adalah jalan untuk menempuh tasawuf. Dalam pengertian lusa, yaitu pengalaman syariat secara benar dan utuh. Tarikat tidak lebih dari penyempurnaan pengalaman syariat secara utuh, sehingga syariat tak hanya sebagai ajaran yang teoritis, tetapi merupakan praktik keagamaan yang dapat mengantarkan pemeluknya kepada kesempurnaan hidup.

Hakiki (haqiqah)Haqiqah adalah kebenaran sejati. Hakikat merupakan puncak pencapaian setelah melalui tarekat yang didahului dengan syariat. Jika dibandingkan dengan tarekat, tarekat adalah kulit dari hakikat dan hakikat adalah isi. Hakikat menjadi tujuan pencapaian yang paling penting dalam perjalanan spiritual.

2. Menemukan Pengalaman Rohani Ketika perjalanan rohani salik telah mencapai tahap-tahap puncak. Melalui tahap ini, ia akan menemukan pengalaman rohani yang unik, yang sebagiannya dapat diungkapkan pada khalayak, sementara yang lain tidak karena keterbatasan bahasa untuk mengungkapkannya. Akibat kesukaran pengungkapan itu, maka pada tahap ini sufi hanya bisa berdiam diri atau mengatakan, Rasakan sendiri baru anda bisa mengerti. Tasawuf tahap ini disebut tashawwuf nazhari (tasawuf teoritis) atau tashawwuf falsafi (tasawuf filosofis), dimana salik telah mencapai pertemuan rohani dengan Tuhan, merasakan kehadiran Tuhan, dan mendapatkan pengalaman rohani yang begitu kaya bersama-Nya. Manusia yang telah merasakan maqam demikian, ia akan mengetahui hakikat kehidupan dan tentu ia akan jauh dari persepsi manusia yang selalu memandang kehidupannya lebih pada urusan materi.Adapun disisi lain, mengenai perjalanan spiritual, kaum sufi membagi dua tahap berbeda dalam perjalanan spiritual:

Iradah (Kehendak dan Kemauan)Tahap pertama dalam perjalanan spiritual disebut kaum arif sebagai iradah (kehendak dan kemauan). Iradah bermakna munculnya hasrat dan keinginan yang kuat serta ingin berpegang teguh pada jalan yang membimbing menuju kebenaran serta menstimulasi jwa untuk mencapai tujuannya yang hakiki. Tahap pertama dalam perjalanan spiritual ini merupakan suatu dasar seluruh struktur irfan. Ibnu Sina mendefinisikan iradah yakni kerinduan yang dirasakan manusia tatkala serta ingin bersatu dengan kebenaran sehingga dia tidak lagi merasa kesepian dan tak berdaya.

Riyadhah (Latihan Spiritual)Tahap kedua adalah tahap persiapan. Menurut madzhab-madzhab pemikiran tertentu, riyadhah bermakna memperlakukan diri sendiri dengan keras atau memaksa diri mengalami sakit secara fisik. Dalam bahasa Arab, riyadhah semula berarti memecahkan dan mendidik seekor kuda yang masih muda. Kemudian kata ini digunakan dan sampai sekarang masih dipakai dalam bahasa Arab dalam pengertian latihan fisik dan atletik. Dalam penerapannya, riyadhah harus dilakukan dalam melaksanakan segala amal guna mempersiapkan jiwa untuk menerima pencerahan

D. MASYARAKAT MODERN Masyarakat modern terdiri dari dua kata yaitu masyarakat dan modern, Masyarakat adalah suatu unit pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu). Masyarakat modern adalah masyarakat yang telah mengikuti kemajuan zaman yang bertentangan satu sama lain. Sedangan kata modern di artikan yang terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian secara harfiah masyarkat modern berarti suatu himpunan yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.Masyarakat modern dewasa ini tumbuh dari pengembangan kebudayaan Yunani Purba. Kebudayaan Yunani Purba memang punya dasar pikiran yang rasional dan ilmiah yang kemudian diolah dan dikembangkan oleh orang Eropa menjadi canggih dan melahirkan kebudayaan barat yang modern. Masyarakat dan budaya modern yang berkembang dari bangsa barat itu bertumpu kepada dominasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang keduanya berinduk dari filasafat rasional ilmiah yang berasal dari yunani purbaDalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) sama-sama saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, mereka berbaur dalam suatu komunitas yang dinamakan masyarakat. Pembaruan itu kemudian melahirkan tindakan yang digunakan dan diakui oleh masyarakat secara umum sebagai suatu hal yang sangat positif, inilah yang nantinya akan menghasilkan kebudayaan.Pada perkembangan berikutnya manusia selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya mengakui perubahan sikap dan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dalam hidup bermasyarakat dan perubahan pada diri baik secara lahiriah yaitu dengan adanya perubahan bentuk tubuh (pertumbuhan) maupun batiniah yaitu perubahan sikap dan tingkah laku yang dipengaruhi oleh kebudayaan yang bersangkutan.

E. CIRI-CIRI MASYARAKAT MODERN Masyarakat modern ditandai oleh lima ciri pokok, yaitu : pertama, berkembangnya mass culture, karena pengaruh kemajuan mass media, shingga kultur (budaya) tidak lagi bersifat lokal, melainkan nasional atau bahkan global. Kedua, tumbuhnya sikap-sikap yang lebih mengakui kebebasan bertindak, manusia bergerak menuju perubahan masa depan. Ketiga, tumbuhnya kecenderungan berpikir rasional. Keempat, tumbuhnya sikap hidup materialistis, semua diukur dengan nilai kebendaan dan ekonomi. Budaya adalah suatu pola struktur kebiasaan yang menjadi ciri khas suatu masyarakat yang memiliki kearifan tersendiri. Kearifan itu adalah kearifan lokal yang bisa jadi tidak dimiliki oleh kelompok masyarakat duna lainnya. Hilangnya batas-batas budaya akibat globalisasi, di satu sisi memang baik untuk memperkenalkan eksistensi suatu masyarakat. Namun di sisi lain, justru akan menjadikan kearifan lokal menghilang, atau bahkan berubah kearah yang lebih buruk. Etika dan estetika menjadi sirna akibat asimilasi dan adopsi budaya yang berlebihan, shingga memunculkan degradasi moral. Contoh nyata dalam, hal ini, dimana masyarakat timur, yang dahulu dikenal arif, santun dan beretika tinggi, kini tak beda lagi dengan masyarakat barat yang liberalis. Paham liberalisme menjadi ikon dunia modern saat ini. Liberalisme memungkinkan terjadinya kebebasan bertindak. Berpikir rasional adalah salah satu bentuk pemkiran filsafat. Istilah rasional diambil dari kata dasar ratio (latin) atau rationalism (inggris) yang berarti akal budi. Sedangkan rasionalisme dalam kamus ilmiah populer adalah pandangan bahwa akal mempunyai kekuatan independen untuk mengetahui dan mengungkapkan prinsip-prinsip pokok dari alam atau terhadap suatu kebenaran yang menurut logika berada sebelum pengalama. Materialistis menjadikan masyarakat cenderung begitu kuat terhadap materi, maka segala sesuatu akan diukur dengan materi atau bendawi, yang pada gilirannya akan menjadikan kepemilikan terhadap materi dan ekonomi sebagai tujuan.Profil masyarakat moden adalah masyarakat dengan budaaya industri. Yakni masayarakat yang mengembangakan cara berpikir ilmiah. Karena masyarakat modern menurut S. Takdir Alisyahbana dalam bukunya Pemikiran Islam dalam Menghadapi Globalisasi dan Masa Depan Umat Manusia. Dikatakan lahir dari refolusi ilmu. Revolusi ilmu melahirkan revolusi teknologi. Revolusi teknologi melahirkan melahirkan revolusi industri. Revolusi industri melahirkan revolusi perdagangan dan revolusi komunikasi. Maka profil masyarakat modern akan didominasi kebudayaan modern atau yang sering pula disebut kebudayaan industri.Manusia modern idealnya adalah manusia yang berfikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dengan kecerdasan dan bantuan teknologi, manusia modern mestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataanya banyak manusia yang kualitas kemanusiannya lebih rendah dibandingkan kemajuan berfikir dan teknologi yang dicapa. Akibat dari ketidakseimbangan ini kemudian menimbulkan gangguan kejiwaanya. Celakannya lagi, penggunaan alat traportasi dan alat komunikasi modern menyebabkan manusia hidup dalam pengaruh global dan dikehendaki oleh arus. Informasi global, padahal kesiapan mental manusia secara individu bahkan secara etnis tidaklah sama.F. PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERNProses modernisasi, yang dijalankan oleh dunia barat sejak zaman renaissance, disamping membawa dampak positif, juga telah menimbulkan dampak negatif. Dampak positifnya, modernisasi telah membawa kemudahan-kemudahan dalam kehidupan manusia. Sementara dampak negatifnya, modernisasi telah menimbulkan krisis makna hidup, kehampaan spiritual dan tersingkirnya agama dalam kehidupan manusia.Manusia modern memperlakukan alam sama dengan pelacur, mereka menikmati dan mengekploitasi kepuasan darinya tanpa rasa kewajiban dan tanggungjawab apapun. Inilah yang menciptakan berbagai krisis dunia modern, tidak hanya krisisi dalam kehidupan spiritual tapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari.Problem paling akut yang dihadapi manusia modern, tidak muncul dari situasi pembangunan yang terbelakang, tapi justru dari pembangunan yang berlebihan. Manusia modern yang memberontak melawan tuhan, telah menciptakan sebuah sains yang tidak berlandaskan cahaya intellec jadi berbeda dengan yang kita saksikan didalam sain-sains Islam tradisional- tetapi berdasarkan kekuatan akal (rasio)manusia semata untuk memperoleh data melalui indera.Sikap hidup yang mengutamakan materi (materialistik) memperturutkan kesenangan dan kelezatan syahwat (hedonistik) ingin menguasai semua aspek kehidupan (totaliteristik) hanya percaya pada rumus rumus pengetahuan empiris saja, serta paham hidup positivistis yang bertumpu pada kemampuan akal pikiran manusia tampak lebih menguasai manusia yang memegang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di tangan mereka yang berjiwa dan bermental demikian itu, ilmu pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan. Mereka akan menjadi penyebab kerusakan di daratan dan di lautan sebagaimana di isyaratkan Al-Qur'an Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS.Al-Rum 30;41)Dari sikap mental yang demikian itu kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut :1.Desintegrasi Ilmu PengetahuanKehidupan moden antara lain ditandai oleh adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradigms sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Kepribadian yang terpecah (Split personality)Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan berkotak-kotak itu, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah (split personality). Jika proses keilmuan yang berkembang itu tidak berada di bawah kendali agama, maka proses kehancuran pribadi manusia akan terns bedalan. Dengan berlangsungnya proses tersebut. Semua kekuatan yang lebih tinggi untuk mempertinggi derajat kehidupan manusia menjadi hilang, sehingga bukan hanya kehidupan kita yang mengalami kemerosotan tetapi jugs kecerdasan dan moral kita.3.Penyalahgunaan Iptek4.Pendangkalan iman5.Pola hubungan Materialilstik6. Menghalalkan segala cara7.Stress dan Frustasi8.Kehilangan harga Diri dan Masa DepanyaDalam masyarakat modern yang cenderung rasionalis, sekuler, dan materialis, ternyata tidak menambah kebahagiaan dan ketentraman hidupnya. Berkaitan dengan itu, Sayyid Hussein Nasr menilai bahwa akibat masyarakat modern yang mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka berada dalam wilayah pinggiran eksistensinya sendiri. Masyarakat yang demikian adalah masyarakat Barat yang telah kehilangan visi keilahian. Hal ini menimbulkan kehampaan spiritual, yang berakibat banyak dijumpai orng yang stres dan gelisah, akibat tidak mempunyai pegangan hidup.

G. FUNGSI SPIRITUALITAS DAN AKHLAK DALAM DUNIA MODERNSpiritualitas dan akhlak manusia yang terangkum dalam dunia tasawuf adalah bentuk untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara melalui penyucian diri dan amaliyah-amaliyah Islam. hal ini karena ada beberapa ayat yang memerintahkan untuk menyucikan diri (tazkiyyah al-nafs) di antaranya: "Sungguh, bahagialah orang yang menyucikan jiwanya" (Q.S. Asy-syam [911:9); "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, den masuklah ke dalam surga-Ku" (OS. Al Fajr: 28-30). Atau ayat yang memerintahkan untuk berserah diri kepada Allah, "Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku den matku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta slam, tiada sekutu bagi-Nye; den demikian itulah yang diperintahkan kepadaku den aku adalah orang yang pertama-tema menyerahkan diri (kepada) Allah" (QS. Al An'am: 162).Jadi, fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik den mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasowuf dalam mengisi kesehariannya d1haruskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah den tawadhu. Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasamya sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi di masa remaja Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai manusia yang digelari al-Amin, Shiddiq, Fathanah, Tabligh, Saber, Tawakal, Zuhud, den terrnasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak berbahaya atau yang bisa diajak kembali pada jalan yang benar. Perilaku hidup Rasulullah SAW yang ada dalam sejarah kehidupannya merupakan bentuk praktis dari cara hidup seorang sufi. Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidak jelasan atas makna dan tujuan hidup ini membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam ladang kering jadi tersirami air sejuk dan memberikan penyegaran serta mengerahkan hidup lebih baik dan jelas arah tujuannya.Penerapan Tasawuf dalam Kehidupan Modem. Manfaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia modern. Apalagi dewasa ini tampak perkembengan yang menyeluruh dalam ilmu tasawuf dalam hubungan inter-disiplinerTasawwuf tidak boleh dilihat hanya berfungsi sebagai pemenuhan kerohanian manusia. Tasawwuf sebenarnya berfungsi sebagai penyeimbang kepada keharmonisan hidup manusia. Kemajuan dan pembangunan yang tertumpu pada aspek fisikal dan material akan melahirkan manusia yang berat sebelah (pincang). Menurut Amin Syukur, sepeninggal Rasulullah dan para sahabat (khulafa ar-rasyidin) tasawuf diakui sebagai salah satu bentuk spiritualitas Islam yang memiliki andil besar dalam berbagai bidang pengembangan umat Islam di dunia. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang datang belakangan, setelah fikih dan kalam, tasawuf justru menjadi penyempurna keduanya, yakni pengamalan fikih dan pemikiran kalam. Dikatakan demikian, sebab tasawuf menempatkan dirinya pada posisi terdalam di balik praktik-praktik ritual yang disyariatkan, kemudian menjadi tindak lanjut amaliah, dari sekedar fikih dan pemikiran kalam, yang diamalkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim.Islam, sebagai panduan hidup manusia, telah memberikan jalan keluar bagi kepincangan dan ketidakharmonian kehidupan manusia. Solusi yang diberikan oleh Islam adalah keseimbangan (itidal) antara pembangunan jasmani dan pembangunan rohani, antara keperluan material dan keperluan spiritual.

PEMBELAJARAN INOVATIFA). Pengertian Pembelajaran Inovatif Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pebelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti teori belajar konstruktifis dan teori lainnya. Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Sudah barang tentu perbedaan ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik ari sebelumya. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak. Pebelajaran yang semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil pembelajaran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa. Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disususun, dan dikondisiskan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh perancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa dan subyek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran, dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.

B). Karakteristik Pembelajaran Inovatif Model pembelajaran inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru memiliki keinginan untuk melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk mencapai tujuan, memahami benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan strategi atau metode melaksanakan perubahan, dan mengevaluasi ketercapain tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan, karakteristik tersebut meliputi :Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau keuntungan, bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial, kenyamanan, kepuasaan dan lainnyaKonfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Adapun beberapa kemampuan bidang yang dapat diamati, diantaranya : manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum,dll.

C). Model-model Pembelajaran InovatifModel Examples Non ExamplesContoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar.Langkah-langkah :*Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran*Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus*Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar*Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas*Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya*Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.*Kesimpulan.

Numbered Heads TogetherLangkah-langkah :*Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor*Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya*Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya*Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka*Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain*Kesimpulan.

Cooperative ScriptMetode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajariLangkah-langkah :*Guru membagi siswa untuk berpasangan*Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan*Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar*Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : (a)Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap(b)Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya*Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya*Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru*Penutup.

Kepala Bernomor StrukturLangkah-langkah :*Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor*Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya*Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka*Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain*Kesimpulan.

Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)Langkah-langkah :*Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)*Guru menyajikan pelajaran*Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.*Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu*Memberi evaluasi*Kesimpulan.

Jigsaw (Model Tim Ahli)/(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)Langkah-langkah :*Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim*Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda*Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan*Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka*Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh*Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi*Guru memberi evaluasi*Penutup.

Problem Based Instruction (PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)Langkah-langkah :*Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. *Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.*Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)*Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.*Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.*Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

ArtikulasiLangkah-langkah :*Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai*Guru menyajikan materi sebagaimana biasa*Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang*Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya*Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya*Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa*Kesimpulan/penutup.

Mind MappingSangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawabanLangkah-langkah :*Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai*Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban*Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang*Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi*Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru*Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

DebatLangkah-langkah :*Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra*Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas*Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.*Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi*Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap*Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang diinginkan.

D). Pentingnya Pembelajaran Inovatif Daya kreativitas dan inovasi secara alamiah telah dimiliki oleh setiap orang. Namun tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda tergantung dari kesempatan masing-masing untuk mengembangkannya. Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur kreativitas dan inovasi pada setiap orang atau sehubungan dengan pekerjaan guru adalah dengan adanya latihan yang berkesinambungan. Latihan ini harus dibarengi pula dengan penanaman sikap dan nilai yang luhur, yaitu sikap seorang ilmuwan dan nilai yang berlandaskan pada IMTAQ. Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai calon guru sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran.

WHO AM I?MENGENAL JATI DIRI DALAM ISLAM ::Sejauh mana kita mengenal diri kita. Apakah selama ini kita menjalani kehidupan tanpa mengenal diri kita, tidak tahu apa tugas kita, dan tidak tahu kemana tujuan kita. Betapa penting mengenal diri sendiri sebelum kita mengenal arti kehidupan yang lain. Sulit bagi orang yang tidak memahami dirinya untuk menggapai hidup dalam ketenangan dan kesejahteraan.Bagaimana konsep jati diri kita, apakah sudah benar ataukah salah? Jika salah maka itu sangat berbahaya bagi diri kita. Maka dari itu penting dalam penulisan pada lembaran pertama saya ini mengenai Jati Diri. Sejauhmana kita mengenal diri ini. Begitu banyak konsep-konsep jati diri menurut para pakar pengembangan diri. Namun sebagai muslim yang baik kita kembalikan pertanyaan, dan persoalan hidup ini kepada Al-Quran karena di sanalah kita akan menemukan konsep jati diri yang sebenarnya menurut Islam.1. Apa Itu Jati Diri.Secara umum dalam mengenal jati diri selalu dikaitkan oleh 3 pertanyaan seperti ini :A. Siapa aku ?B. Dari mana aku ?C. Dan aku mau kemana ?Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang simple namun, tidak semua orang mampu menjawabnya. Karena membutuhkan pemikiran yang sangat mendalam agar tidak salah dalam memahami dan mengenal diri ini.

2. Apakah kita boleh mengabaikan Jati Diri.Tidak, kita tidak boleh mengabaikan siapa diri kita sebenarnya. Karena sesungguhnya setelah kita mengenal diri kita maka kita akan mengetahui makna dan tujuan hidup kita di dunia. Mereka yang mengabaikan masalah jati diri adalah orang-orang yang tidak memiliki keberanian untuk memahami hidupnya. Maka jadilah mereka orang-orang yang labil, ikut-ikutan, dan berjalan tanpa arah.Mereka berkata Jalani saja hidup ini. Maukah kalian menjalani kehidupan ini tanpa arah dan tujuan? Yang nantinya berakhir dengan kesedihan. Saya pribadi tidak mau. Saya ingin hidup saya ini bisa sejahtera, dan berakhir dengan senyuman indah. Maka kita harus tahu dan harus menemukan jati diri kita agar kita tahu arah tujuan hidup kita.

3. Dimana kita bisa menemukan Jati Diri.Jati diri selalu di identikkan dengan bakat, potensi dan keunikan yang ada dalam diri kita. Tidak ada yang salah dalam opini tersebut, karena opini tersebut berguna untuk mengetahui potensi kerja kita di mata masyarakat. Pengenalan diri kita kepada masyarakat. Karena notabene manusia diciptakan dengan keunikan, bakat dan potensi masing-masing. Namun ada hal yang lebih utama dari keotentikan diri seperti bakat, potensi dan keunikan. Dan mereka yang telah menemukan bakat, potensi dan keunikan itu bahkan belum menemukan jati diri mereka sesungguhnya. Tak jarang banyak mereka yang sukses dalam hidup namun masih merasa tak puas dalam menjalani hidup, tak tenang, tak tenram dan tak bahagia.Hanya Allah yang tahu siapa kita, untuk apa kita ada, dan mau kemana kita. Karena Allah yang menciptakan kita. Dan kita sering tak sadar dalam mencari konsep jati diri sesungguhnya sebagai manusia, selain hanya mengejar kesuksesan di dunia ini. Mari kita mulai mengenal jati diri yang sesungguhnya.A. Siapa aku ?Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dari saripati tanah yang di beri potensi hati, akal dan jasad. Sehingga Allah menetapkan manusia sebagai makhluk tertinggi kedudukannya di antara makhluk lainnya, karena kita memiliki potesi tersebut. Dalam Al-Quran Allah berfirman : As-Sajdah Ayat :7Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.As-Sajdah Ayat : 8Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.As-Sajdah Ayat : 9Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Jadi terjawab sudah pertanyaan pertama, Aku adalah manusia yang diciptakan Allah dari sebaik-baiknya ciptaan melaui permulaannya dari saripati tanah, yang kemudian menjadikan keturunan ku dari saripati air hina, kemudian ditiupkan roh kedalam jasad, dibuatnya kita mendengar, melihat dan merasakan melalui hati.

Jika kita mengenal siapa kita, maka kita akan bersyukur atas penciptaan kita kepada Allah. Namun sayang kebanyakan kita lupa hingga sedikit sekali kita bersyukur atas perlakuan Allah kepada kita. Kita adalah Manusia yang di ciptakan Allah dari air hina dan di beri potensi yang sangat luar biasa hingga kita derajatnya lebih tinggi di bandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Alhamdulillah.B. Untuk apa aku ada ?Manusia diciptakan memiliki dua tujuan dari Allah yaitu Sebagai Khalifah di muka bumi dan Beribadah kepada Allah SWT. Tak ada tujuan lain, semua aktifitas kehidupan kita sebagai manusia harus berlandaskan 2 tujuan yang di berikan Allah tersebut. Dalam segala hal, baik dari segi pekerjaan, bergaul, dan segala macamnya harus berlandaskan 2 tujuan tersebut. Maka dari itu kita diberikan Allah Akal, Hati dan Jasad agar mampu memikul beban dari ke 2 tujuan tersebut agar berjalan dengan baik. Seperti Firman Allah SWT : Adz-Dzaariyat Ayat : 56Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.Al-Baqarah Ayat : 30Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."Jadi aku ada sebagai khalifah dan beribadah kepada Allah SWT.C. Dan mau kemana aku ?Bukan hanya sebagai orang yang tak sukses menjadi orang yang sukses, bukan hanya dari miskin menjadi kaya. tetapi tujuan kita sebagai makhluk ciptaan Allah adalah Kampung Akhirat, yang hanya ada 2 pilihan Syurga atau Neraka.Kesuksesan, kekayaan, banyak anak, dan mempunyai istri/suami yang cantik/ganteng hanyalah hiasan-hisan dunia yang semu dan akan kita tinggalkan. Karena sesungguhnya kita ini adalah makhluk kampung akhirat. Disanalah rumah kita sesungguhnya, di syurga atau neraka. Sekarang pilihan berada di tangan kita, kita mau memilih yang mana ? dan pasti sebagian banyak manusia memilih Syurga toh ?. untuk menggapai syurga itulah Allah memberika hukum-hukumnya di dalam Al-Quran. Mau kita taati atau malah kita ingkari. Bila kita taati maka syurga adalah rumah kita. Bila kita ingkari maka nerakalah rumah kita (Tujuan kita).Adapun Firman Allah dalam meluruskan tujuan perjalanan kita di bumi adalah sebagai berikut :As-Sajdah Ayat : 19Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.As-Sajdah Ayat : 20Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya."Akhirnya kita pun tahu Siapa kita ? Dari mana kita ? dan Mau kemana Kita ? yang sesungguhnya. Bahwa kita adalah manusia yang berasal dari saripati air hina, di ciptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk beribadah kepada Allah, agar mendapatkan kesenangan yang abadi di Syurga nan Indah di kampung akhirat.Bila kita mengetahui konsep Jatidiri menurut islam ini maka kita akan menjalani kehidupan ini dengan tenang dan tawakal kepada Allah. Bahwa apa yang telah kita dapat, apa yang telah kita lakukan adalah untuk membantu sesama dan beribadah kepada Allah demi mencapi tujuan syurga. Dan bila kita mengenali dari apa kita di ciptakan maka kita akan menjadi manusia yang tak berjalan dengan kesombongan di muka bumi dan senantiasa kita menjadi hambanya yang benar2 bersyukur karena telah menjadi salah satu makhluk yang sempurna di bandingkan makhluk Allah lainnya. JazzakallahSering kita mendengar istilah mencari jati diri, kehilangan jati diri, atau paduan suku kata lain yang bermakna hampir sama. Obrolan dua hari yang lalu bersama seorang kawan belum menemukan titik temu arti sesungguhnya, karena pada akhirnya dia berkata belum memahami betul apa itu sejatinya jati diri, diri yang mana, dan wujudnya seperti apa. Ditambah dengan penambahan kata mencari atau kehilangan, kian menimbulkan kerancuan pemikiran kami, lalu timbullah pertanyaan, benarkah jati diri itu dicari atau ditemukan? Dan jati diri yang seperti apa sehingga bisa dikatakan hilang?Baiklah, lewat beberapa coretan kedepan saya bersama pemikiran seadanya akan berusaha mengurai apa yang sempat terlintas di benak ini. Agar lebih paham, mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata jati diri adalah ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda, bisa pula berarti identitas, inti, jiwa, semangat, dan daya gerak dari dalam atau spiritualitas. Nah, berkaca dari pengertian ini dirasa ada keambiguan seseorang dalam memaknai kata jati diri selama ini. Kalimat mencari jati diri akan terkesan rancu bila dicermati dan kali ini saya dan teman saya sepakat mengiyakannya. Bagaimana tidak rancu, bukankah jati diri itu ada dalam diri? Kenapa musti dicari? Malah saya sempat berpikir bahwa sebenarnya jati diri tak pernah hilang. Bila orang berkata hilang, saya pikir tidak. Karena, biar bagaimanapun dalam diri seseorang pasti ada sesuatu yang berbeda dari orang lain dan itu pun tidak akan pernah bisa tercuri atau hilang. Biar lebih mudah kita bisa ambil contoh air, mau dicampur atau diberi pewarna apapun sifat zat cairnya akan tetap ada. Berubah seperti apa air akan tetap dikatakan air, walau dalam wujud comberan sekalipun.Begitu pula dengan diri kita. Janganlah merasa pesimis tentang kelabilan yang dikira masih dalam pencarian jati diri. Diri ada bukan untuk dicari. Sebetulnya ia telah tertanam dalam diri, tinggal membongkarnya saja. Andaikata memang kesulitan, seseorang tersebut belum menyadari, ditambah dengan kesibukan melihat sekitar atau orang lain malah terlupalah sejatinya diri. Menganggap orang lain lebih hebat dan lebih cocok menjadi panutan lambat laun dengan ketertarikan tersebut akan menimbun keaku annya. Terkuburlah sosok dia yang sebenarnya dan terganti oleh sosok baru atau cermin lain. Maka tak heran ada beberapa orang yang begitu asing dengan dirinya sendiri dan muncullah kalimat siapa aku? atau who am i? yang dikiranya dia sedang kehilangan jati diri, padahal tidak. Jati dirinya ada, cuma masih tertimbun oleh tumpukan obsesi dan tekanan ketidakpercayaan diri. Semisal, sering kita melihat seseorang berpenampilan layaknya idola yang mereka gemari. Mulai dari gaya rambut, pakaian yang dia kenakan, sampai gaya bicara pun persis. Dengan begitu, kita menjadi kesulitan melihat sosok dia yang sebenarnya. Tidak bisa dikatakan dia sedang kehilangan jati diri, terkontaminasi barangkali iya.Akhir obrolan dengan kawan, saya melontarkan satu kata kunci proses. Untuk menonjolkan jati diri sejatinya membutuhkan proses. Kembali lagi ke pengertian yakni adanya identitas, inti, jiwa, semangat, dan daya gerak ternyata ada bukan berjalan dengan sendirinya. Terbentuknya jati diri yang kuat pastilah terlebih dahulu ditempa oleh berbagai pilihan serta problematika dalam perjalanan hidupnya. Pilihan untuk mengikuti aliran atau tetap mempertahankan kenyamanannya. Bila dia mengikuti aliran bisa jadi dia akan terbawa arus dan lupa pada tujuan serta dirinya sendiri. Kemudian muncullah golongan orang-orang alay, lebay, epigon, dan lain sebagainya. Atau dia akan tetap mempertahankan keakuannya. Walaupun ini baik, bila perlakuannya berlebihan maka akan negatif juga karena bisa memunculkan orang-orang yang bersifat egois atau diktator. Idealnya, kita tetap pada kedirian dan prinsip, namun jangan melupakan keterbukaan. Jangan melupakan bahwa kita adalah makhluk sosial yang berteman dengan segala macam perbedaan.Sebaiknya, jangan sampai kita menyiksa diri sendiri untuk mengikuti orang lain. Apa salahnya menjadi berbeda, toh itu nantinya tidak akan mengurangi kualitas diri. Banyak orang beranggapan bahwa penampilan fisik adalah segala-galanya dan merupakan bagian dari jati diri. Saya pikir tidak, justru, apa yang terbungkus dalam fisik itulah diri kita sebenarnya. Jadi, jangan lama-lama kita mau dikecoh persepsi bahwa jati diri bisa nampak jelas oleh mata melalui bungkus luar. Jangan terlalu lama pula kita bersolek hanya membenahi cover saja, sampai melupakan ketahanan spiritual yang memprihatinkan. Diri ada di dalam, kekuatan ada di jiwa, selamat berproses untuk mempertahankan dan menguatkannya!!

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK MERDEKA ULUJAMITAHUN PELAJARAN 2014/2015BAB IKETENTUAN UMUMDalam tata tertib Peserta Didik tahun pelajaran 2014/2015 yang dimaksud dengan :1) Tata tertib Peserta didik adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tata kehidupan peserta didik selama sekolah di SMK Merdeka Ulujami,2) Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada SMK Merdeka Ulujami,3) Proses belajar mengajar (PBM) adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar SMK MERDEKA Ulujami4) Pelanggaran tata tertib adalah setiap ucapan, perbuatan dan atau sikap peserta didik yang bertentangan dengan tata tertib sekolah5) Sanksi adalah tindakan yang dikenakan terhadap peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib6) Remisi adalah keringanan atau pengurangan terhadap jumlah point pelanggaran yang dimiliki siswa akibat pelanggaran tata tertib7) Rewardadalah bentuk penghargaan yang diberikan pihak sekolah kepada peserta didik yang memiliki prestasi sesuai ketentuan dari sekolah.BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN TATA TERTIB PESERTA DIDIK1) Maksud tata tertib peserta didik adalah memberikan pedoman dalam pembinaan disiplin dan kepribadian peserta didik2) Tujuan tata tertib peserta didik adalah mengatur dan memperlancar usaha pembinaan peserta didik dalam bersikap dan berprilaku sehari-hari baik di dalam maupun di luar sekolah

BAB IIIHAK , KEWAJIBAN dan MASUK SEKOLAHPasal 1HakSetiap peserta didik mempunyai hak-hak sebagai berikut :1) Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma susila yang berlaku dalam lingkungan sekolah2) Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai dengan Kompetensi Keahlian yang dipilih3) Memanfaatkan fasilitas sekolah dalam rangka memperlancar proses belajar dengan rasa tanggung jawab4) Mendapat bimbingan dari Pendidik yang bertanggung jawab atas program studi yang diikuti dalam penyelesaian studinya.5) Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang diikuti serta hasil belajarnya.6) Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku7) Ikut serta dalam kegiatan organisasi kesiswaan SMK MERDEKA Ulujami,8) Memperolah pelayanan bimbingan konseling dalam mengatasi kesulitan Belajar, pribadi sosial, dan karir sehingga mengaktualisasikan diri sesuai dengan perkembangannya dari guru BP.

Pasal 2KewajibanSetiap peserta didik berkewajiban1) Memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila serta mentaati semua ketentuan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia2) Menjalankan agama yang diikuti dengan sebaik-baiknya3) Mentaati Tata Tertib Sekolah4) Hormat dan patuh kepada Kepala Sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan.5) Melunasi uang sekolah paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan, bagi yang tidak membayar tepat waktu harus menunjukkan surat keterangan dari orang tua/wali dengan alasan yang jelas.6) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, ketertiban kelas, dan kelancaran jalannya pelajaran7) Memeliharaan barang-barang inventaris kelas/sekolah dan menjaga keutuhannya8) Mengembalikan barang-barang pinjaman pada waktu yang ditetapkan.9) Ikut membantu terciptanya keamanan, keindahan dan kelestarian lingkungan sekolah serta menumbuhkan serta memelihara rasa kekeluargaan.10) Megikuti segala kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, seperti Upacara Bendera setiap hari Senin dan Hari-hari Besar Nasional, Ekstra Kurikuler, dll.11) Menjaga barang-barang pribadi dengan sebaik-baiknya. (kehilangan atas barang pribadi menjadi tanggung jawab peserta didik yang bersangkutan)

Pasal 3Masuk SekolahDalam hal masuk sekolah diatur sebagai berikut :1) Semua peserta didik harus hadir di sekolah sebelum pelajaran jam pertama dimulai ( 15 menit sebelum pelajaran siap di kelas ).2) Kegiatan PBM diawali dan diakhiri dengan berdoa bersama.3) Peserta didik yang terlambat tidak diperkenankan masuk kelas sebelum berdoa dan mendapat ijin dari Pendidik(Guru) Piket / Pendidik(Guru) atau Kepala Sekolah dan dikenai kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan point pelanggaran.4) Peserta didik tidak boleh meninggalkan Kegiatan Belajar Mengajar sebelum mendapat ijin dari Pendidik(Guru) Pengajar dan Pendidik(Guru) Piket.Ijin1) Peserta didik yang tidak masuk dengan alasan ijin harus meminta ijin langsung kepada Kepala Sekolah dan Sekolah akan memberikan surat ijin yang bersangkutan2) Peserta didik yang mendapat dispensasi dari organisasi luar sekolah dan mendapat persetujuan Kepala Dinas Pendidikan Kab Pemalang, maka peserta didik tsb dianggap masuk. Dan apabila tidak mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Pendidikan Kab. Pemalang, maka dianggap ijin (I)3) Apabila disebaban oleh sesuatu hal, maka surat dispensasi dari Dinas Pendidikan Kab Pemalang bisa diserahkan pada hari berikutnya (disusulkan)4) Surat ijin dari orang tua dianggap pemberitahuan dan berlaku bila diketahui oleh Ketua RT setempat, apabila tidak diketahui oleh Ketua RT setempat peserta didik tersebut dianggap absen / tidak masuk tanpa keterangan (T)5) Peserta didik yang ijin pada saat KBM berlangsung dan mendapat ijin dari kepala sekolah dianggap masuk.6) Urusan keluarga harus dikerjakan diluar jam sekolah atau waktu libur sehingga tidak mengganggu hari efektif sekolah7) Satu kali ijin mendapatkan point 7.

Sakit1) Peserta didik yang tidak masuk karena sakit harus dengan Surat Keterangan Dokter, Jika tidak ada, harus ada Surat keterangan sakit yang ditandatangani oleh orang tua/ wali dan diketahui oleh ketua RT setempat (sesuai alamat domisili peserta didik ) yang menyatakan bahwa peserta didik tersebut sakit (berlaku untuk 1 hari)2) Surat Keterangan sakit dari orang tua yang tidak diketahui oleh Ketua RT setempat peserta didik tersebut dianggap absen / tidak masuk tanpa keterangan (T)3) Peserta didik yang sakit lebih dari 2 hari, harus melampirkan surat keterangan sakit dari pihak kesehatan4) Peserta didik yang tidak masuk tanpa keterangan (T) dan ternyata sakit dan dibuktikan dengan Surat Keterangan sakit dari Dokter atau RT setempat, keterangan Pendidik/Tenaga Kependidikan yang mengetahui bahwa yang bersangkutan sakit, maka peserta didik tersebut dinyatakan tidak hadir karena sakit5) Peserta didik yang tidak masuk karena sakit dan terbukti tidak sakit, maka dianggap tidak masuk tanpa keterangan (T).6) Apabila disebaban oleh sesuatu hal, maka surat keterangan sakit yang syah bisa diserahkan pada hari berikutnya (disusulkan)7) Apabila dari rumah sudah merasa sakit, sebaiknya tidak masuk sekolah dan digunakan untuk berobat

Alpa / T / Tidak Masuk Tanpa Keterangan1) Peserta didik yang tidak masuk tanpa keterangan dianggap alpa / T2) Peserta didik yang membolos pada saat jam KBM berlangsung dianggap alpa/T3) Satu (1) kali alpa akan dikenakan point 15

BAB IVPELANGGARAN, SANKSI, PENYITAAN,dan PEMBINAAN TERHADAP PELANGGARAN TATA TERTIBPasal 1PELANGGARAN1) Setiap pelanggaran yang dilakukan siswa akan mendapat sanksi berupa point dan pembinaan dari pembina.2) Jenis pelanggaran dan sanksi ( diatur dalam penjelasan)

Pasal 2SANKSI1) Sanksi diberikan kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran2) Sanksi diberikan untuk membentuk pesera didik yang lebih berkarakter dan memberikan efek jera terhadap pelanggaran peserta didik3) Sanksi diberikan dalam bentuk pembentukan sikap, kebugaran, dan point pelanggaran4) Jenis sanksi (terlampir)Pasal 3PENYITAANa. Ketentuan terhadap barang sitaan yang tidak mengandung unsur pornografi diatur sebagai berikut :1) Sekali pelanggaran : Disita dan boleh diambil oleh orang tua pada hari berikutnya2) Dua kali pelanggaran : Disita dan boleh diambil oleh orang tua setelah satu minggu3) Tiga kali pelanggaran : Disita dan boleh diambil oleh orang tua setelah satu bulan4) Empat kali pelanggaran : Disita dan boleh diambil oleh orang tua setelah satu semester5) Lima kali pelanggaran : Disita dan boleh diambil oleh orang tua setelah 1 tahun / lulus

b. Barang yang mengandung unsur pornografi:1) Handphone/laptop/barang elektronik disita minimal 1 tahun pelajaran dan dikembalikan setelah unsur pornografi dihilangkan. Pengambilan harus orang tua siswa yang bersangkutan.2) Unsur pornografi yang tidak disimpan di barang elektronik langsung dimusnahkan.

c. Penyimpanan barang sitaan1) Barang elektronik yang disita akan ditempatkan di tempat yang telah ditentukan oleh sekolah.2) Kerusakan barang sitaan setelah disita menjadi tanggung jawab peserta didik yang bersangkutan.3) Khusus untuk kendaraan yang menggunakan knalpot tidak standar bisa diambil setelah diganti dengan knalpot standar.4) Knalpot yang tidak berstandar harus dimusnahkan

Pasal 4PEMBINAAN