Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI...

102
FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS EMISI CO2 DALAM MEREPRESENTASIKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA TAHUN 1992-2018 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Rizky Nurul Ihsan 11150840000006 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Transcript of Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI...

Page 1: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS

EMISI CO2 DALAM MEREPRESENTASIKAN PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DI INDONESIA TAHUN 1992-2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Rizky Nurul Ihsan

11150840000006

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Page 3: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

lllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll

l

Page 5: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 6: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Rizky Nurul Ihsan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Oktober 1997

3. Alamat : Jalan Swakarsa No. 109 RT 04/03

Kelurahan Kreo, Kecamatan Larangan, Kota

Tangerang, Banten

4. Telepon : 081296863828

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SDN 05 Joglo : Tahun 2004-2009

2. SMPN 206 Jakarta : Tahun 2010-2012

3. SMAN 63 Jakarta : Tahun 2013-2015

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2015-2019

III. Pengalaman Bekerja

1. Enumerator Lembaga Survei Charta Politica pada Pilkada DKI Jakarta

tahun 2016

2. Enumerator Lembaga Survei Poltrakcing pada Pemilihan Presiden dan

Pemilihan Legislatif 2019

Page 7: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

vi

IV. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas

Ekonomi Bisnis 2015- sekarang

2. Anggota Divisi kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi

Pembangunan UIN Jakarta 2016-2017

3. Koordinator Penyelenggara Pemungutaan Suara (KPPS) UIN Jakarta

2017

4. Sekretaris Bidang Perekonomian Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN

Jakarta 2017-2018

V. Seminar dan Workshop

1. Talkshow & Diskusi Publik “I’m Talking Bussiness” Objektivitas

Dinamika Bisnis Pertambangan Minyak dan Gas di Indonesia. DEMA

FISIP UIN Jakarta 2015.

2. Diskusi Publik “Peran Generasi Muda dalam mensukseskan Pilkada

Serentak 2015” DEMA FEB UIN Jakarta 2015.

3. Dialog Publik “Menyikapi Gerakan ISIS di Indonesia dan Menyikapi

Serangan Terorisme di Paris” DEMA FISIP UIN Jakarta 2015.

4. Seminar Nasional “Transgender: Problematika Wacana atau Gerakan”

HMJ KPI FIDKOM 2015.

5. Company Visit “Road To Bank Indonesia” HMJ EP, 2015.

6. Seminar Nasional “Recent Issues In Public Finance” HMJ EP, 2017.

Page 8: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

vii

7. Seminar Nasional Ekonomi Digital “Menjawab Peluang dan Tantangan

Perkembangan Financial Teknologi di Indonesia” oleh HMJ EP UIN

Jakarta, 2018.

8. Workshop Edukasi Keuangan “Edukasi Keuangan bagi Mahasiswa FEB

UIN Jakarta dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan

di kalanagan akademisi” Otoritas Jasa Keuangan, 2018.

9. “Sosialisasi Empat Pilar MPR RI” DEMA UIN Jakarta, 2018.

10. Workshop “Yang Muda, Yang Toleran & Bertanggung Jawab”

Akademi CIPS, 2019.

Page 9: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

viii

ABSTRACT

This research aims to analyze the socio-economic factors that affect the

intensity of CO2 emissions in representing sustainable development in Indonesia in

1992-2018. The research was conducted using data analysis of Ordinary Least

Square (OLS). The results of this research show that socio-economic factors, like

electricity consumption, growth of foreign direct investment, and resident

population simultaneously have significant effect on environmental damage in

Indonesia. Partially, increased consumption of electrical energy, FDI growth, and

population populations will increase environmental damage. This indicates that the

increase in electricity consumption, foreign direct investment growth, and the same

population population will have an effect on environmental damage and impede in

creating sustainable development Represented by the CO2 emissions.

Keywords: Sustainable Development, Electricity Energy Consumption, Foreign

Direct Investment, Population, Ordinary Least Square (OLS).

Page 10: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor sosial ekonomi yang

mempengaruhi intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan

berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis data Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi, yaitu konsumsi energi listrik,

pertumbuhan foreign direct investment, dan populasi penduduk secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kerusakan lingkungan di Indonesia. Secara parsial,

peningkatan konsumsi energi listrik, pertumbuhan FDI, dan populasi penduduk

akan meningkatkan kerusakan lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa

peningkatan konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct investment, dan

populasi penduduk yang bersamaan akan berpengaruh terhadap kerusakan

lingkungan dan menghambat dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan di

Indonesia yang direpresentasikan dengan emisi CO2.

Kata Kunci: Pembangunan Berkelanjutan, Emisi CO2, Konsumsi Energi

Listrik, FDI, Penduduk, Odinary Least Square (OLS)

Page 11: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala Puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala nikmat dan

keberkahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi yang

berjudul “FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS

EMISI CO2 DALAM MEREPRESENTASIKAN PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DI INDONESIA TAHUN 1992-2018” dengan baik . Shalawat

serta salam penulis sampaikan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, yang

telah membimbing umat nya dari zaman jahiliah menuju zaman kebaikan, zaman

yang penuh dengan ilmu pengetahuan, semoga kelak kita semua bisa berkumpul di

Yaumul Qiyamah kelak dan mendapatkan Syafa’at dari beliau.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selesainya Skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan,

dan bantuan serta doa dari orang-orang di sekeliling penulis selama proses

pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Orang tua penulis, Ibu HJ. Rokoyah dan Bapak Majuk yang selalu

memberikan doanya yang tiada henti di setiap langkah dan hembusan

nafasnya, dukungan dan motivasi selalu membuat diri penulis semakin

semangat untuk menyelesaikan tugas Akhir ini, sehingga skripsi ini

terselesaikan dengan baik. Serta kakak penulis Maryati, Nurmah, Fitri,

Wiwi, Annisa, Azizah yang selalu memberikan dukungan serta motivasi

juga. Semoga Allah selalu menjaga kita semua dan mencurahkan kasih

sayang-Nya pada kita.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.,Ak.,M.Si.,CA.,QIA.,BKP.,CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Hartana Iswandi Putra. M.Si dan Bapak Deni Pandu Nugraha

SE. M.Sc selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 12: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xi

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si, terimakasih

atas seluruh kesediaan waktu, tenaga, pikiran dan ilmu yang bermanfaat

yang telah diberikan hingga penulisan skripsi ini selesai. Semoga bapak

beserta keluarga selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah

SWT.

5. Seluruh Jajaran Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama perkuliahan ini, dan

menjadi tempat berdiskusi, yang banyak memberikan pengetahuan baru

dan wawasan lebih luas.

6. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat serta karyawan, maupun staf dari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah melayani dan membantu

penulis selama perkuliahan.

7. Sri Wahyuni yang selalu menemani hari-hari penulis selama tiga tahun

ini, memberikan doa, dukungan dan motivasi tiada henti, serta selalu

membuat diri penulis semakin semangat dalam menyelesaikan tugas

Akhir ini, sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Semoga kita

senantiasa bersama dalam segala kebaikan. dan diberkahi Allah SWT.

8. Kawan Kawan Seperjuangan di “SuperStar”, Alfin, Bagus, Bang Ali,

Fiqi, Imanta, Lutfi, Retzhi, Bos Huda, Rama, Reza, Dewa Septian,

Rizal, Khasan, dan Tholib. Terima Kasih telah banyak memberi

motivasi, serta penghilang penat dikala sedang suntuk, terima kasih atas

segala kenangan yang kita lalui bersama semenjak semester awal hingga

sekarang. Semoga kita senantiasa berjuang dalam segala kebaikan.

9. Kawan-kawan Sepermainan “Yakaliengga”, Agung, Nisha, Melinda,

dan Rana. Terima kasih telah menemani dan membersamai selama dari

masa SMA.

10. Abang-abang, kakak-kakak dan adik-adik di HMI kafeis, terima kasih

atas segala kebersamaan, kebaikan dan segala perjuangan yang telah

dilalui. Teruslah berjuang untuk kedepannya, YAKUSA!

Page 13: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xii

11. Kakak-kakak tingkat dan kawan-kawan Seperjuangan di Ekonomi

Pembangunan Angkatan 2015 terima kasih atas kebersamaan,

keceriaan, suka duka yang pernah kita lalui bersama. Semoga kita semua

di pertemukan dengan kesuksesan.

Penulis Menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian dan hasil yang lebih baik.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, November 2019

Rizky Nurul Ihsan

Page 14: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1

B. Batasan Masalah .......................................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

A. Ekonomi Lingkungan ................................................................................ 12

B. Pembangunan Berkelanjutan ..................................................................... 12

C. Degredasi Lingkungan .............................................................................. 17

D. Pollution Haven Hyphotesis ...................................................................... 18

E. Eksternalitas .............................................................................................. 20

F. Energi Listrik ............................................................................................. 21

G. Foreign Direct Investment ......................................................................... 22

H. Penduduk ................................................................................................... 25

Page 15: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xiv

I. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 29

J. Hubungan Antar Variabel ......................................................................... 35

1. Kerusakan Lingkungan dan Konsumsi Energi Listrik ........................... 35

2. Kerusakan Lingkungan dan Pertumbuhan Foreign Direct Investment

(FDI) .............................................................................................................. 35

3. Kerusakan Lingkungan dan Populasi Penduduk .................................... 36

K. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 37

L. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 39

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 39

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 39

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 39

D. Metode Analisis Data ................................................................................ 41

E. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 42

F. Uji Statistik ................................................................................................ 44

G. Operasional Variabel penelitian ................................................................ 46

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 48

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 48

1. Kerusakan Lingkungan ........................................................................... 48

2. Konsumsi Energi Listrik ........................................................................ 50

3. Pertumbuhan Foreign Direct Investment................................................ 51

4. Populasi Penduduk ................................................................................. 53

B. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................... 54

1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 54

2. Analisis Model ....................................................................................... 57

3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 59

4. Analisis Ekonomi ................................................................................... 62

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 68

A. Kesimpulan ................................................................................................ 68

B. Saran .......................................................................................................... 69

Page 16: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xv

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

LAMPIRAN ......................................................................................................... 76

Page 17: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Dominasi Produksi Energi Listrik dari Bahan Bakar Fosil................... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 29

Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Variabel .................................................................. 40

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian.......................................................... 46

Tabel 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 56

Tabel 4.2 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 56

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 57

Tabel 4.4 Hasil Regresi Model Ordinary Least Square (OLS) .......................... 58

Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 59

Tabel 4.6 Hasil Uji F-Statistik ............................................................................ 60

Tabel 4.7 Hasil Uji t-Statistik.............................................................................. 61

Page 18: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan .......................................... 14

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................... 37

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 55

Page 19: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Emisi Karbon CO2 dan Konsumsi Energi Listrik di Indonesia ........... 5

Grafik 1.2 Foreign Direct Investment di Indonesia .............................................. 6

Grafik 1.3 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia ............................... 7

Grafik 4.1 Intensitas Emisi CO2 di Indonesia ..................................................... 49

Grafik 4.2 Bahan Bakar Input Energi di Indonesia ............................................. 50

Grafik 4.3 Konsumsi Energi Listrik di Indonesia ............................................... 51

Grafik 4.4 Pertumbuhan Foreign Direct Investment di Indonesia ...................... 52

Grafik 4.5 Populasi Penduduk di Indonesia ........................................................ 54

Page 20: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 76

A. Uji Normalitas ......................................................................................... 76

B. Uji Heterokedastisitas ............................................................................. 77

C. Uji Autokorelasi ...................................................................................... 78

D. Uji Multikolineritas ................................................................................. 79

Lampiran I: Pengujian Model ............................................................................. 80

A. Hasil Olah Data Ordinary Least Square ................................................ 80

Lampiran III: Data Penelitian.............................................................................. 81

Page 21: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi

adalah bagaimana pembangunan tersebut dapat dijalankan dan dinikmati secara

terus menerus atau berkelanjutan (sustainable). Hal yang dimaksud di sini adalah

kegiatan ekonomi harus dapat berjalan secara bersamaan dengan lingkungan untuk

menciptakan keseimbangan ekologis (Mehrizi et al., 2012). Pembangunan ekonomi

yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan, akan

menyebabkan permasalahan pembangunan di kemudian hari. Dengan demikian,

tolak ukur pembangunan yang berhasil, yang awalnya hanya memberikan tekanan

pada produktivitas ekonomi, kini menjadi semakin kompleks.

Kebutuhan manusia yang semakin meningkat seiring dengan semakin

terbatasnya sumber daya alam mengharuskan pendekatan pemanfaatan sumber

daya alam yang lebih efisien. Namun mesti dicermati, bahwa pembangunan

semestinya memberikan efek kesejahteraan yang tidak hanya di lihat dari sudut

pertumbuhan ekonomi saja, melainkan juga dari sudut lainnya yang juga tidak kalah

penting yaitu kelestarian lingkungan yang akan mempengaruhi taraf kualitas

kehidupan masyarakat (Ariesa, 2016). Namun pada kenyataannya, banyak

pembangunan ekonomi yang dilakukan seringkali hanya untuk mengejar

pendapatan, tanpa memperdulikan permasalahan lingkungan sehingga muncul

kerusakan lingkungan yang diakibatkannya.

Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan

aspek pelestariannya akan berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan dan

menyebabkan degradasi lingkungan baik untuk generasi sekarang maupun generasi

yang akan datang. Menurut Todaro (2003), degradasi lingkungan dapat

menurunkan laju pembangunan ekonomi dan tingkat produktivitas sumber daya

alam serta munculnya berbagai macam masalah kesehatan dan gangguan

kenyamanan hidup. Salah satu gejala degradasi lingkungan yang dihadapi oleh

negara berkembang seperti Indonesia adalah pencemaran udara. Menurut Haryanto

Page 22: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

2

(2008), penyebab pencemaran udara bisa disebabkan oleh dua sumber, yaitu

kegiatan manusia dan sumber alami. Sumber dari kegiatan manusia yang dapat

menimbulkan pencemaran udara adalah kegiatan dari sektor transportasi, industri,

pembakaran yang meliputi kompor, insinerator, perapian dan rokok, serta

pembangkit listrik yang didominasi penggunaannya menggunakan bahan bakar

fosil seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan batu bara. Kemudian sumber alami

yang dapat menyebabkan pencemaran udara adalah kebakaran hutan dan letusan

gunung berapi.

Berbicara mengenai pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar

fosil, tentunya tidak dapat dipisahkan dengan efek atau dampak dari

penggunaannya. Penggunaan semua bahan bakar fosil tentunya akan menghasilkan

karbon, dan ketika bahan bakar fosil tersebut mengalami pembakaran, maka karbon

tersebut akan lepas ke atmosfer sebagai karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida

adalah salah satu jenis emisi gas rumah kaca yang merupakan kontributor terhadap

sesuatu yang dikenal dengan pemanasan global atau lebih tepatnya perubahan iklim

(Tietenberg and Lewis, 2011).

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang tergabung

dalam Intergovernment Panel on Climate Change (IPCC), disimpulkan bahwa

karbon dioksida yang merupakan salah satu kontributor dalam pemanasan global

atau perubahan iklim yang terjadi dapat mendorong pemanasan global yang terlihat

secara nyata pada 150 tahun terakhir yang ditunjukkan melalui hadirnya anomali

kondisi alam, seperti naiknya suhu rata-rata baik di udara maupun di laut, cairnya

salju es di beberapa tempat, dan meningkatnya permukaan air laut secara global.

Kajian ini juga menyatakan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh ulah

kelakuan manusia (anthropogenic intervention) yang mengakibatkan pelepasan

Gas Rumah Kaca (GRK) atau greenhouse gas ke udara yang kemudian menumpuk

di lapisan atmosfer. Penumpukan GRK di atmosfer inilah yang nantinya dapat

menyebabkan peningkatan suhu bumi. Jika tidak ada langkah ekstrem yang diambil

untuk mencegah, mengatasi dan menstabilkan tingkat GRK di atmosfer, maka bisa

diperkirakan dalam kurun waktu 50 sampai dengan 100 tahun ke depan, bumi akan

mengalami peningkatan suhu rata-rata sebesar 1.1 hingga 5 derajat celcius.

Page 23: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

3

Peningkatan suhu ini, kedepannya tentu akan memberikan dampak yang sangat

besar bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain di seluruh dunia (Solomon

& IPCC, 2007).

Indonesia sendiri pun bukan tanpa upaya dalam memerangi kondisi

perubahan iklim. Berbagai upaya dilakukan dan salah satu langkah besar Indonesia

dalam menjaga kondisi lingkungan dan melawan perubahan iklim adalah dengan

meluncurkan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-

GRK) pada tahun 2011 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 61 Tahun 2011 dan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim

(RAN-API) yang dirilis pada tahun 2014.

Dibalik langkah tersebut, sejatinya juga Indonesia memiliki misi nasional

bersama dengan pihak internasional yang tertuang dalam Kyoto Protocol untuk

menciptakan greenhouse strategy di bidang energi, termasuk di dalamnya adalah

bidang energi listrik. Persetujuan diplomatik ini berkomitmen untuk mengurangi

emisi gas rumah kaca, khususnya pada emisi karbon CO2 yang memungkinkan

bertambah buruknya pemanasan global atau perubahan iklim. Emisi karbon yang

di maksud adalah emisi karbon dari hasil pembakaran energi yang bersumber dari

bahan bakar fosil, sehingga dalam hal ini disepakatkan untuk menargetkan negara-

negara industri besar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar yang bersumber

dari bahan bakar fosil tersebut.

Di sisi ini Indonesia sudah tepat kerena termasuk ke dalam salah satu negara

yang menandatangani Kyoto Protocol, namun sangat disayangkan nyatanya kondisi

daur hidup kelistrikan Indonesia masih sangat bertentangan dengan misi nasional

dan internasional tersebut. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih sangat

didominasinya penggunaan bahan bakar fosil sebagai input energi listrik utama di

indonesia yang bisa dilihat dalam (Tabel 1.1).

Page 24: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

4

Tabel 1.1

Dominasi Produksi Energi Listrik dari Bahan Bakar Fosil

Tahun

Produksi Listrik (GWh) Jumlah Total

Produksi

Bauran

Energi BBM Batu Bara Gas Alam

2011 29.713 54.950 30.369 115.032 128.836 88,03

2012 14.570 66.633 36.395 117.598 131.684 88,76

2013 11.307 74.269 41.254 126.830 144.220 87.66

2014 9.491 83.373 44.398 137.262 152.853 88,54

2015 5.783 90.275 46.039 142.097 156.631 89,35

2016 4.673 91.701 51.890 148.264 166.457 87,19

2017 3.612 101.244 46.356 151.212 167.978 87,47

2018 6.057 109.563 47.360 162,980 178.194 88,14

Sumber: Laporan Tahunan PLN 2011-2018 (diolah)

Masih didominasi penggunaan bahan bakar fosil inilah yang tentunya dapat

meningkatkan intensitas emisi CO2. Seperti yang diketahui bahwa proses produksi

energi listrik melalui pembakaran dengan input bahan bakar fosil berimplikasi pada

timbulnya emisi CO2. Sehingga dalam pandangan sederhana, pertambahan

intensitas CO2 tersebut dikarenakan adanya konsumsi energi listrik yang didominasi

oleh bahan bakar fosil.

Peningkatan emisi CO2 dan konsumsi energi listrik ini dibuktikan melalui

data serial tahunan yang dipublikasikan oleh Enerdata, mulai dari tahun 1990

sampai dengan 2018 (Grafik 1.1). Peningkatan ini tentunya akan menyebabkan

terjadinya eksternalitas negatif terhadap kualitas lingkungan. Karena seperti yang

diketahui sebelumnya, energi listrik yang dikonsumsi tersebut didominasi berasal

dari bahan bakar fosil, sehingga akan meningkatkan intensitas emisi CO2 dan

memperburuk kualitas lingkungan.

Page 25: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

5

Grafik 1.1

Emisi Karbon CO2 dan Konsumsi Energi Listrik di Indonesia

Sumber: Enerdata, 2019 (diolah)

Meningkatnya produksi listrik ini tidak terlepas dari permintaan atas listrik

yang berkonstribusi baik untuk konsumsi maupun produksi yang pada akhirnya

memberi dampak terhadap lingkungan dengan meningkatnya emisi CO2.

Permintaan listrik ini mencakup sektor rumah tangga, bisnis, industri, pemerintah,

komersial dan sektor perekonomian lainnya. Oleh karena itu, energi listrik

merupakan sesuatu yang sangat fundamental di dalam kehidupan aktivitas manusia,

khususnya dalam suatu perekonomian.

Kinerja suatu perekonomian juga tidak dapat dipisahkan dari proses

globalisasi, di mana keterkaitan perekonomian suatu negara semakin erat sebagai

akibat dari berkurangnya batasan-batasan perdagangan dan tingginya arus modal

lintas perekonomian. Investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment

(FDI) diyakini merupakan salah satu sumber penting pembiayaan bagi suatu negara,

khususnya negara-negara berkembang. Menurut Soekro dan Widodo (2015) FDI

merupakan arus masuk modal jangka panjang dan relatif tidak rentan terhadap

gejolak perekonomian, sehingga hal ini sangat diharapkan untuk dapat membantu

mendorong pertumbuhan investasi yang berkesinambungan (sustainable) di

negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

0

100

200

300

400

500

600

CO2 emissions (in million MtCO2) Electricity Consumption (TWh)

Page 26: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

6

Foreign Direct Investment (FDI) akan memberikan dampak pada

pembangunan suatu negara, baik itu infrastruktur ataupun industrinya, sehingga

dapat memberikan dampak positif sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2019 pada Grafik 1.2, foreign direct investment

(net inflows) Indonesia di tahun 2018 mencapai 20,17 miliar USD, meningkat pesat

dibandingkan di tahun 1990 yang hanya 1,09 miliar USD. Hal ini cukup sejalan

dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia, di mana menurut data

Bank Dunia sejak tahun 1990 sampai dengan 2018 cenderung mengalami

peningkatan dan cukup stabil, walaupun sempat bergejolak dan anjlok di tahun

1998 di angka -13% akibat krisis ekonomi yang terjadi.

Grafik 1.2

Foreign Direct Investment di Indonesia

Sumber: World Bank, 2019.

Hal Ini menandakan bahwa aktivitas ekonomi Indonesia terus bergerak

maju. Namun, selain memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi,

pertumbuhan FDI juga dapat memberikan dampak negatif yaitu berupa kerusakan

lingkungan atau peningkatan emisi karbon jika investasi yang masuk tidak diiringi

dengan penggunaan teknologi yang lebih modern atau dengan kata lain teknologi

yang ramah lingkungan. Beberapa studi juga menunjukan bahwa teknologi

memiliki peran yang penting dalam mengurangi emisi CO2 (Neumayer, 2004, dan

Martinez-Zarzoso et al, 2006), dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

Foreign Direct investment, Net inflows (Billions USD)

Page 27: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

7

diharapkan emisi udara dapat lebih diminimalkan. Hal ini mengingat FDI yang

masuk juga akan berpengaruh terhadap peningkatan alih fungsi lahan, pembabatan

hutan dan intensitas proses produksi atau kegiatan industri yang nantinya akan

mendorong kerusakan lingkungan dengan meningkatnya emisi CO2.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ren et al (2014)

dengan studi kasus negara China, di mana penelitian itu menemukan bukti bahwa

besarnya aliran FDI akan memperburuk emisi CO2. Namun, hasil penelitian ini juga

berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleng Tang and Tan (2015)

di Vietnam, di mana hasilnya FDI meningkatkan kualitas lingkungan dengan

menurunkan emisi CO2. Oleh karena itu, FDI yang masuk ke Indonesia perlu untuk

diteliti hubungan pengaruhnya terhadap intensitas emisi CO2.

Selanjutnya, faktor lain yang memiliki pengaruh dalam terciptanya

pembangunan berkelanjutan adalah semakin bertambahnya populasi penduduk.

Berdasarkan data Bank Dunia (2019), pertumbuhan penduduk di Indonesia dari

tahun ke tahun, tercatat dari tahun 1990 sampai dengan 2018 terus mengalami

penurunan, akan tetapi dibalik penurunan tersebut, tren penduduk jika di lihat dalam

jumlah total (dalam ratusan juta) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

(Grafik 1.2).

Grafik 1.2

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia

Sumber:Databank World Bank, 2019 (diolah)

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Population Growth (%) Total Population (in hundred millions)

Page 28: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

8

Penduduk merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan, karena penduduk merupakan salah satu penggerak roda

perekonomian di mana sebagai pelaku ekonomi dan juga konsumen di suatu negara.

Suparmoko (1997) berpendapat bahwa dengan bertambahnya populasi penduduk

akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang harus disediakan

untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Dengan demikian, hal ini akan menuntut

lebih banyak produksi sumber daya alam karena permintaan akan barang dan jasa

terus mengalami peningkatan. Sebagai akibatnya, sumberdaya alam akan semakin

menipis dan pencemaran lingkungan semakin meningkat seiring dengan semakin

pesatnya pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, secara keseluruhan konsumsi

energi listrik, foreign direct Investment, dan populasi penduduk dapat

mempengaruhi peningkatan intensitas emisi karbon CO2 yang tentunya tidak sesuai

dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development),

meskipun dalam hal ini FDI terdapat dua pandangan yang berbeda. Oleh karena itu,

berdasarkan pemaparan dan juga penelitian yang dilakukan sebelumnya, peneliti

tertarik untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan emisi

CO2 di Indonesia, yaitu konsumsi energi listrik, foreign direct investment dan

populasi penduduk yang kemudian menyebabkan semakin sulitnya menciptakan

pembangunan berkelanjutan di Indonesia karena semakin hilangnya kelestarian

lingkungan yang merupakan salah satu daya dukung dalam menciptakan

pembangunan yang berkelanjutan.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberlakukan pembatasan masalah, hal ini

dilakukan agar penelitian dapat lebih terfokus dan tidak keluar dari pokok

permasalahan penelitian yang ingin dibahas. Penelitian yang terkait dengan

pembahasan ekonomi lingkungan yang merepresentasikan pembangunan

berkelanjutan ini akan dibatasi variabel tingkat emisi CO2 dari pembakaran energi,

total konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct investment (net inflows),

Page 29: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

9

dan total populasi penduduk. Penelitian ini menggunakan data dari tahun 1992

sampai dengan 2018 sebagai batasan waktu.

Kemudian, dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan, peneliti

menggunakan indikator tiga pilar yang berdasar pada United States Environmental

Protection Agency (USEPA, 2013), yaitu pilar lingkungan, sosial dan ekonomi. Di

mana selanjutnya peneliti akan lebih memfokuskan pada pilar lingkungan yang

diwakili oleh intensitas peningkatan emisi CO2.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, terlihat bahwasannya peningkatan

intensitas emisi CO2 di Indonesia semakin meningkat di setiap tahunnya.

Peningkatan intensitas emisi CO2 ini akan menyebabkan terjadinya eksternalitas

negatif atau kerusakan terhadap lingkungan baik untuk generasi sekarang ataupun

generasi mendatang. Hal ini tentunya tidak mencerminkan prinsip pembangunan,

yaitu pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan di samping pemenuhan kebutuhan

pembangunan yang intensitasnya semakin meningkat.

Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana faktor

sosial ekonomi seperti konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct

investment, dan populasi penduduk mempunyai keterkaitan terhadap intensitas

emisi CO2 yang kemudian menyebabkan semakin sulitnya menciptakan

pembangunan yang berkelanjutan karena semakin hilangnya kelestarian

lingkungan yang ada untuk generasi mendatang. Kemudian, dengan mengetahui

kontribusi setiap jenis variabel, maka dapat diketahui jenis variabel mana yang

memberikan pengaruh yang besar terhadap kerusakan lingkungan di Indonesia.

Sehingga dapat ditentukan arah kebijakan pemerintah dalam menciptakan

pembangunan yang berkelanjutan khususnya dalam mencegah terjadinya

kerusakan lingkungan yang disebabkan emisi CO2 di Indonesia.

Page 30: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

10

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan dalam

pertannyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh konsumsi energi listrik terhadap intensitas emisi CO2

dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan?

2. Seberapa besar pengaruh pertumbuhan forein direct investment terhadap

intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan?

3. Seberapa besar pengaruh populasi penduduk terhadap intensitas emisi CO2

dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan?

4. Seberapa besar pengaruh konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct

investment, dan populasi penduduk secara simultan terhadap intensitas emisi

CO2 dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, Maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsumsi energi listrik terhadap

intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan foreign direct

investment terhadap intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan

pembangunan berkelanjutan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh populasi penduduk terhadap

intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsumsi energi listrik,

pertumbuhan foreign direct investment, dan populasi penduduk terhadap

intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan berkelanjutan.

Page 31: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

11

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi

sumbangan terhadap perkembangan teori ekonomi, khususnya pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan, dalam hal ini adalah lingkungan.

2. Manfaat kebijakan, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan yang bermanfaat bagi pemerintah Indonesia dalam upaya mengurangi

intensitas emisi CO2.

3. Manfaat praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi peneliti lain di bidang pembangunan ekonomi terkhusus dalam

ekonomi lingkungan.

Page 32: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekonomi Lingkungan

Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan

manusia dalam memanfaatkan lingkungan yang sedemikian rupa sehingga

fungsi/peranan lingkungan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan

dalam penggunaannya dalam jangka panjang. Kemudian, yang dimaksud dengan

lingkungan hidup seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Pengelolaan

Lingkungan Hidup No. 23/1997 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhuk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya.

Selanjutnya, fungsi/peranan lingkungan yang utama adalah sebagai sumber

bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung dikonsumsi,

atau sebagai assimilator yaitu sebagai pengelola limbah secara alami, dan sebagai

sumber kesenangan (amenity). Seiring berkembangnya waktu dan semakin

meningkatnya pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan manusia, ternyata

hal ini berdampak terhadap fungsi atau peranan lingkungan yang telah menurun

dari waktu ke waktu. Jumlah bahan mentah yang dapat disediakan lingkungan alami

telah semakin berkurang dan menjadi langka. Kemampuan alam untuk mengelola

limbah juga semakin berkurang karena banyaknya limbah yang harus ditampung

melebihi daya tampung lingkungan, dan kemampuan alam menyediakan

kesenangan juga semakin berkurang karena banyak sumber daya alam dan

lingkungan yang telah diubah fungsinya atau karena meningkatnya pencemaran

(Suparmoko, 2000).

B. Pembangunan Berkelanjutan

Dewasa ini lingkungan hidup dan pelestarian alam merupakan isu penting

di dalam dunia internasional. Sebagai bagian dari masyarakat internasional,

tentunya Indonesia yang mempunyai sumberdaya alam yang begitu melimpah

Page 33: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

13

mempunyai kewajiban moral untuk mengelola sumberdaya alam yang dimilikinya

secara arif dan bijaksana. Selain itu tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam negeri

bahwa kelestarian lingkungan sudah merupakan sebuah keharusan dan sudah

merupakan kebutuhan hidup. Di dalam skala negara, implementasi kewajiban dan

kesadaran akan kelestarian lingkungan dapat diterjemahkan dalam kebijakan

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable). Kebijakan ekonomi hijau dan

ekonomi biru menjadi salah satu contohnya. Pembangunan berkelanjutan berinti

pada pencapaian keseimbangan antara pembangunan sektor ekonomi,

pembangunan sektor sosial, serta perlindungan lingkungan.

1. Definisi Pembangunan Berkelanjutan

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources

(IUCN) (1980) dalam world conservation strategy mendefinisikan untuk

menjadi sebuah pembangunan berkelanjutan, pelaksanaan pembangunan harus

mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, sosial maupun ekonomi yang

berbasis pada sumberdaya kehidupan dan mempertimbangkan keuntungan

ataupun kerugian baik jangka panjang maupun jangka pendek dari sebuah

tindakan alternatif.

Sementara itu, berdasarkan President’s Council on Sustainable

Development in the United States as (USEPA, 2013), pembangunan yang

berkelanjutan merupakan suatu proses perkembangan yang dapat meningkatkan

tingkat perekonomian, menjaga kelestarian lingkungan, dan keadaan sosial

untuk kebermanfaatan generasi sekarang dan juga generasi di masa depan.

Sedangkan, di dalam Undang–undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pembangunan berkelanjutan

diartikan sebagai upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek

lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk

menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,

kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Berpijak dari pengertian-pengertian di atas, paradigma pembangunan yang

bermula memfokuskan pada pertimbangan ekonomi semata, kini bergeser

Page 34: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

14

kepada paradigma pembangunan dengan sektor lingkungan dan sosial sebagai

sektor yang tidak bisa ditinggalkan.

2. Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Pada tahun 2002, Konferensi Dunia dalam agenda Pembangunan

Berkelanjutan yang di laksanakan di Johannesburg untuk memperbaharui

komitmen dunia dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

Konferensi tersebut menyetujui rencana Johannesburg untuk

mengimplementasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam pembangunan yang

berkelanjutan. Hal ini menandakan pendekatan dalam tiga pilar pembangunan

berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan mecoba untuk mencapai

kesetaraan dalam pembangunan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan pelestarian

lingkungan dalam suatu sistem pembangunan yang berkaitan erat satu dengan

yang lainnya.

Oleh sebab itu, pembangunan berkelanjutan ini bergantung kepada

pendekatan sistem dasar yang mencoba untuk memahami interaksi yang ada

dari tiga pilar (lingkungan, sosial, dan ekonomi) dalam suatu upaya

mewujudkan konsekuensi yang lebih baik dari perbuatan kita (USEPA, 2013).

Berdasarkan, United States Environmental Protection Agency (USEPA)

memiliki wawasan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

melalui enam aspek yang ada di dalam setiap pilar pembangunan.

Gambar 2.1

Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Sumber: USEPA (2013) dalam Chang (2015).

Sosial

Ekonomi

Lingkungan

Page 35: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

15

a. Pilar Lingkungan

1. Pelayanan ekosistem: Melindungi, keberlanjutan dan memperbaiki

kualitas lingkungan hidup dari habitat dan ekosistem, seperti dampak

dari patahan hidrolik.

2. Teknik dan bahan kimia yang berwawasan lingkungan: Membangun

produk kimia dan proses untuk mengurangi bahaya dari bahan kimia,

guna ulang atau daur ulang bahan kimia, mengurangi dampak dari

bahaya bahan kimia, dan mengatur kadar bahan kimia sewajarnya.

Seperti hubungan dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan.

3. Kualitas udara: Mencapai dan memelihara standar kualitas udara yang

berisiko untuk terkena polusi udara. Seperti strategi untuk mengurangi

dampak dari emisi gas.

4. Kualitas air: Mengurangi dampak untuk kontaminasi negatif terhadap

air minum, termasuk melindungi dari sumber air seperti ikan dan kerang

dan hal lain yang berkaitan dengan reaksi air

5. Tekanan: Mengurangi efek tekanan terhadap masyarakat (misalnya,

polusi, emisi gas rumah kaca, organisme hasil rekayasa genetika) ke

ekosistem (misalnya, nasib nano partikel dimodifikasi dalam media air).

6. Integritas sumber daya: Mengurangi dampak yang merugikan dari

pengurangan emisi gas, meningkatkan penggunaan eneri terbarukan,

memperbaiki sumber daya dengan mengurangi dan membersihkan

kecelakaan yang disengaja maupun tidak.

b. Pilar Ekonomi

1. Pekerjaan: Membuat atau mempertahankan pekerjaan dimasa sekarang

atau dimasa depan.

2. Insentif: Menghasilkan insentif yang bekerja dengan sifat manusia

untuk mendorong praktek-praktek berkelanjutan (misalnya, Program

cadangan konservasi, mendorong praktik penebangan berkelanjutan).

3. Supply and demand: Memajukan harga atau perubahan terhadap

peningkatan ekonomi, kesehatan lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Page 36: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

16

4. Perhitungan sumber daya alam: Menggabungkan penyusutan modal

alam di indeks akuntansi dan jasa ekosistem dalam analisis biaya-

manfaat (CBA) (misalnya, produk nasional yang berwawasan

lingkungan).

5. Biaya: Dampak positif biaya proses, layanan, dan produk.

6. Harga: Mempromosikan struktur biaya yang menyumbang eksternalitas

produksi.

c. Pilar Sosial

1. Keadilan lingkungan: Melindungi kesehatan masyarakat yang terlalu

dibebani oleh polusi dengan memberdayakan mereka untuk mengambil

tindakan untuk meningkatkan kesehatan dan lingkungan mereka.

2. Kesehatan manusia: Melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan

kesehatan manusia.

3. Partisipasi: Menggunakan proses yang terbuka dan transparan yang

melibatkan pemangku kepentingan terkait

4. Pendidikan: Meningkatkan pendidikan pada keberlanjutan untuk

masyarakat umum, para pemangku kepentingan, dan kelompok-

kelompok yang berpotensi terkena dampak.

5. Keamanan sumber daya: Melindungi, memelihara, dan memulihkan

akses ke sumber daya dasar (misal, makanan, tanah, dan energi, dan

mempelajari dampak dari dispersan / kombinasi minyak di atas saluran

air alami).

6. Masyarakat yang berkelanjutan: Mempromosikan pengembangan,

perencanaan, pembangunan, atau modifikasi dari masyarakat untuk

mempromosikan hidup yang berkelanjutan.

3. Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan berkonsenterasi pada tiga buah pilar yakni

pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk menjamin tercapainya

keharmonisan antara ketiga buah pilar tersebut, maka pelaksanaan

pembangunan haruslah mengacu kapada prinsip-prinsip pembangunan

Page 37: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

17

berkelanjutan. Menurut Zulkifli (2013), setidaknya ada empat poin prinsip-

prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

a. Pemerataan dan keadilan sosial. Prinsip pertama ini mempunyai makna

bahwa proses pembangunan harus tetap menjamin pemerataan sumber daya

alam dan lahan untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Pembangunan juga harus menjamin kesejahteraan pada semua lapisan

masyarakat.

b. Menghargai keanekaragaman (diversity). Keanekaragaman hayati dan

keanekaragaman budaya perlu dijaga demi menjamin keberlanjutan. Di

mana keanekaragaman hayati berhubungan dengan keberlanjutan

sumberdaya alam, sedangkan keanekaragaman budaya berkaitan dengan

perlakuan merata terhadap setiap orang.

c. Menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan

mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Di mana manusia

dan alam merupakan unsur yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan

saling berdampingan.

d. Perspektif jangka panjang. Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan

berorientasi tidak hanya di masa sekarang akan tetapi di masa depan. Hal

ini untuk menjamin generasi mendatang mendapatkan kondisi lingkungan

yang sama atau bahkan lebih baik.

C. Degredasi Lingkungan

Pemanasan global dan perubahan iklim akan berdampak terhadap kualitas

lingkungan dan sistem sosial-ekonomi yang bergantung pada kondisi lingkungan

sekitar (Warner et al, 2010). Dikarenakan terjadinya perubahan iklim, maka akan

muncul dampak-dampak yang kemudian mampu mengubah tatanan sebuah

kehidupan, baik itu secara fisik maupun non fisik. Salah satu dampak dari adanya

perubahan iklim tersebut adalah munculnya degradasi lingkungan. Degradasi

lingkungan adalah kerusakan lingkungan akibat terjadinya penipisan sumber daya

seperti udara, air, dan tanah; kerusakan ekosistem; kerusakan habitat; serta polusi.

Degradasi lingkungan didefinisikan juga sebagai perubahan atau gangguan

terhadap lingkungan yang dianggap bersifat merusak.

Page 38: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

18

Menurut Dinda (2004), terdapat beberapa indikator kerusakan lingkungan

yang sering dipergunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu:

1. Indikator kualitas udara yang umumnya menggunakan satuan CO2, SO2, CO,

ataupun NOx.

2. Indikator kualitas air, yang menggunakan tiga kategori indikator yaitu a) tingkat

konsentrasi pathogen dalam air, b) tingkat logam berat dan pembuangan zat

kimia beracun di air yang disebabkan oleh manusia, dan c) Tingkat kerusakan

oksigen yang terkandung di dalam air.

3. Indikator lingkungan lainnya seperti tingkat sampah perkotaan, sanitasi

perkotaan, akses terhadap air minum bersih, tingkat penggunaan energy dan

sebagainya(Dinda, 2004).

Salah satu dampak yang paling berbahaya dari adanya degradasi lingkungan

adalah akan timbul terjadinya penipisan sumber air di dunia. Menurut Climate

Institute, diperkirakan hanya sekitar 2.5% dari seluruh air yang ada di dunia yang

tergolong sebagai air tawar, dengan sisanya tergolong sebagai air asin. Di mana

69% dari air tawar merupakan bagian dari es yang berada di Antartika dan

Greenland, sehingga hanya sekitar 30% dari 2.5% air tawar yang tersedia untuk

dikonsumsi. Air tawar sendiri merupakan aspek lingkungan yang sangat penting

bagi kehidupan, karena hampir seluruh makhluk hidup di atas bumi bergantung

terhadap ketersediaan air tawar.

D. Pollution Haven Hyphotesis

Pollution Haven Hyphotesis pertama kali diperkenalkan oleh Copeland dan

Taylor (1994) dalam konteks Perdagangan Utara-Selatan (north-south trade) dalam

studi kasus NAFTA. Penelitian ini juga merupakan penelitian pertama yang

mencoba untuk mencari hubungan antara keketatan regulasi lingkungan serta pola

perdagangan dengan tingkat polusi di suatu negara (Gill, Viswanathan, & Karim,

2018). Copeland dan Taylor (1994) menyebutkan bahwa di bawah liberalisasi

perdagangan, perusahaan atau industri yang menghasilkan output berpolusi akan

berpindah dari negara kaya yang memiliki peraturan dan kebijakan yang ketat di

bidang lingkungan menuju negara-negara berkembang yang cenderung lebih

miskin dan memiliki regulasi yang lemah di bidang lingkungan.

Page 39: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

19

Ketika terjadi pelemahan regulasi lingkungan, pada prakteknya komponen

pengelolaan polusi tidak termasuk atau hanya sebagian kecil saja yang

diperhitungkan sebagai komponen biaya (cost). Akibatnya, ini dapat memperkecil

biaya produksi suatu usaha. Ketiadaan pengelolaan sampah industri atau polusi itu

kemudian memberikan dampak luaran yag negatif, yaitu polusi yang tidak ditangani

dengan baik. Disiplin ilmu hukum ekonommi menyebut konsisi ini sebagai

eksternalitas negatif atau kegagalan pasar. Maka, dalam perdagangan terbuka,

negara berkembang akan cenderung menjadi pollution haven untuk industri kotor

dari negara yang lebih maju (Gill dkk., 2018).

Beberapa ahli menyatakan bahwa Pollution Haven ini merupakan penyebab

dari kerusakan lingkungan. Suatu negara akan mulai menjadi lebih bersih dari

barang-barang olahan dan industri-industri polutan dikarenakan industri-industri

yang terbilang kotor di dalam negara tersebut telah ‘diekspor’ kepada negara-

negara berkembang yang belum memiliki regulasi lingkungan yang kuat seperti

negara maju. Sehingga, negara yang telah ‘mengekspor’ industri-industri kotor

tersebut akan mulai mengalami pergeseran struktur menjadi negara yang berbasis

jasa (service economy).

Meskipun demikian, dalam hal ini Dinda (2004) kurang sejalan dengan

hipotesis Pollution Haven. Karena menurutnya, meskipun industri polutan

cenderung berlokasi di negara-negara berkembang, situasi ini juga akan berdampak

dengan meningkatkan tingkat pendapatan dari negara yang ditinggali oleh si

industri polutan tersebut. Hasilnya, negara yang ditinggali industri polutan akan

mulai memprioritaskan regulasi di bidang lingkungan. Sehingga jika skema ini

dilanjutkan, maka kelak tidak akan ada lagi negara yang dapat menjadi ”Pollution

Haven” untuk industri-industri polutan, hal ini dikarenakan seluruh negara akan

berada pada tingkat atau level yang sama.

Lebih lanjut lagi, terdapat pula berbagai argumen yang melawan argumen

hipotesis Pollution Haven ini. Menurut Gill dkk (2018), beberapa argumen tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Negara yang memiliki regulasi yang lemah terhadap lingkungan

biasanya memiliki pondasi hukum dan hukum komersial yang tidak

Page 40: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

20

jelas. Namun, investor dari negara-negara berkembang cenderung untuk

memilih negara dengan pondasi hukum yang kuat dan juga kejelasan

hukum dalam berniaga. Hal ini yang mendorong investor untuk lebih

cenderung menghindari negara-negara dengan regulasi yang lemah di

bidang lingkungan tersebut.

b. Beberapa mengatakan bahwa ketika sebuah perusahaan berpindah

menuju negara yang memiliki regulasi lingkungan yang lemah dan tidak

kuat, perusahaan tersebut juga akan mempertimbangkan adanya aspek

penurunan produktifitas pekerja yang kemudian akan membuat

perusahaan mengeluarkan biaya tambahan agar bisa menutupi

produktifitas pekerja yang hilang karena polusi yang ditimbulkan

perusahaan.

c. Lebih lanjut, perusahaan juga akan mempertimbangkan berbagai biaya

yang hilang karena melakukan perpindahan ke negara lain.

E. Eksternalitas

Eksternalitas merupakan dampak dari suatu tindakan yang dilakukan oleh

pihak tertentu terhadap pihak lain baik dampak yang menguntungkan maupun yang

merugikan. Eksternalitas terjadi apabila tindakan seseorang menimbulkan dampak

terhadap orang lain atau sekelompok orang tanpa ada kompensasi apapun sehingga

timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi. Eksternalitas timbul pada dasarnya

karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang

berwawasan lingkungan (Daraba, 2001).

Menurut Daraba (2001), menyebutkan bahwa jika ditinjau dari dampaknya,

eksternalitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas

negatif. Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan pihak lain tanpa

adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan. Sedangkan eksternalitas negatif

adalah dampak dari suatu kegiatan yang merugikan pihak lain tanpa adanya

kompensasi dari pihak yang melaksanakan kegiatan.

Page 41: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

21

Di mana dalam penelitian ini yang terjadi adalah eksternalitas negatif yang

hadir karena timbulnya emisi CO2 sebagai akibat dari proses produksi industri, yaitu

pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Untuk menanggulangi

eksternalitas ini, dari pihak pemerintah dan institusi terkait harus malakukan upaya

internalitas. Di mana dalam hal ini Internalitas diberlakukan agar transaksi dapat

menyeimbangkan setiap biaya dan keuntungan antar seluruh pelaku ekonomi.

Langkah paling umum yang diberlakukan pemerintah adalah dengan menjalankan

kebijakan reformasi pajak lingkungan. Selain itu, internalitas juga dapat

dilaksanakan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan

kesepakatan sosial. Setelah eksternalitas berhasil diinternalkan, ekuilibrium

kompetitif akan menjadi Pareto Optimal.

F. Energi Listrik

Menurut Sulasno (2009) Energi merupakan bagian utama dalam kegiatan

makluk hidup, termasuk manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang selalu

memerlukan energi. Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk

melakukan kerja, oleh karena itu sifat dan bentuk energi dapat berbeda sesuai

dengan fungsinya, antara lain energi kinetik, potensial, termal, kimia, nuklir, listrik,

dan energi elektromagnetik. Kemudian, konsumsi energi dapat dibedakan atas

beberapa kelompok sektor, yaitu kelompok pembangkit listrik, pemakaian industri,

transportasi, komersial dan rumah tangga. Sumber-sumber energi yang utama

adalah air, angin, batubara, minyak bumi, gas alam, matahari, uranium, biomassa,

dan bio gas. Salah satu bentuk energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia

adalah energi listrik. Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan manusia, maka

kebutuhan energi listrik juga akan semakin meningkat.

Energi Listrik merupakan suatu sumber energi yang sangat diperlukan bagi

kelangsungan kehidupan di dunia. Dengan adanya energi listrik, pekerjaan atau

hal apapun akan lebih mudah dan praktis dijalankan karena diimbangi

perkembangan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Listrik menjadi salah

satu bentuk energi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menjalankan

berbagai macam alat-alat elektronik. Selain itu, energi listrik mempunyai peranan

sebagai pendorong perekonomian. Sebab pertama, karena energi listrik merupakan

Page 42: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

22

bahan bakar bagi sektor industri, sehingga akan memudahkan perkembangan

industri dan meningkatkan pertumbuhan ekononomi.

Kedua, listrik merupakan sumber penerangan bagi masyarakat dan

memudahkan masyarakat dalam melakukan pekerjaan, sehingga listrik merupakan

faktor penting yang berperan pada produktivitas yang akan mempengaruhi laju

perekonomian. Energi listrik merupakan energi yang sangat mudah digunakan.

Sehingga energi listrik banyak dibutuhkan dalam kebutuhan hidup terutama pada

sektor rumah tangga maupun sektor industri, komersil dan pemerintahan.

G. Foreign Direct Investment

Foreign Direct Investment (FDI) dapat diartikan dengan sejumlah

penanaman modal dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain.

Foreign direct investment merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi yang

mengglobal. Foreign direct investment dianggap lebih berguna bagi suatu negara

dibandingkan investasi pada ekuitas suatu perusahaan, karena investasi ekuitas

berpotensi terjadinya capital outflow sebab investasi ekuitas ini lebih bersifat

jangka pendek dan sewaktu-waktu dapat ditarik secara tiba-tiba dan akan

menimbulkan kerentanan ekonomi.

Menurut Krugman dalam Sarwedi (2002) yang dimaksud dengan Foreign

Direct Investment (FDI) adalah arus modal internasional di mana perusahaan dari

suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh

karena itu, tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi

pemberlakukan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri. UU Penanaman Modal

Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi asing guna

membangun ekonomi nasional. Di Indonesia dalam hal ini merupakan wewenang

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan

ijin atas investasi langsung luar negeri.

Foreign direct investment untuk membantu pertumbuhan ekonomi dan

membina sektor-sektor industri yang berdaya saing di tingkat internasional.

Foreign direct investment tidak hanya mencakup transfer kepemilikan dari dalam

negeri menjadi kepemilikan asing saja, melainkan juga mekanisme yang

Page 43: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

23

memungkinkan investor asing dapat mempelajari manajemen dan kontrol dari

perusahaan dalam negeri, khususnya dalam corporate governance mechanism.

Investasi asing di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu : Portofolio, Foreign

Direct Investment (FDI) dan credit ekspor. Foreign direct investment dalam

operasional usaha pelaksanaannya melibatkan pihak investor secara langsung,

sehingga dinamika usaha yang menyangkut tujuan perusahaan tidak lepas dari

pihak yang berkepentingan/investor asing (Purnomo dan Ambarsari, 2005).

Portofolio merupakan investasi keuangan yang dilakukan di luar negeri dengan cara

investor membeli utang atau sekuritas dengan harapan mendapat manfaat financial

dari investasi tersebut.

Foreign direct investment terdiri dari inflows dan outflows. Inflows foreign

direct investment adalah investasi dari mancanegara ke dalam negeri, sedangkan

outflows foreign direct investment merupakan investasi ke negara lain. Foreign

direct investment bermula saat sebuah perusahaan dari suatu negara menanamkan

modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara

ini perusahaan yang ada di negara asal (home country) bisa mempengaruhi

perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (host country) baik sebagian atau

seluruhnya. Negara penerima (host country) foreign direct investment akan

menerima keuntungan antara lain adanya dalih teknologi dalam bentuk varietas

baru dari capital inputs yang tidak dapat dicapai melalui investasi keuangan

(financial investment) atau perdagangan barang dan jasa. Foreign direct investment

juga dapat mempromosikan kompetisi pada pasar domestik (domestic output

market).

Penerima foreign direct investment memberikan pelatihan bagi karyawan

yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan sumberdaya manusia di host

country. Laba yang dihasilkan oleh foreign direct investment juga memberikan

kontribusi terhadap pajak pendapatan (Razin dan Sakda, 2002). Indonesia dapat

juga menjadi kedua-duanya yaitu sebagai home dan host country. Sebagai host

country atau negara tujuan, investasi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke

tahun.

Page 44: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

24

Foreign direct investment (FDI) dapat dilakukan dengan membeli

perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk

membangun perusahaan di negara tujuan. Menurut Sarwedi (2002), tiga kondisi

perusahaan ingin melakukan Foreign Direct Investment (FDI) antara lain :

1. Perusahaan harus memiliki keunggulan kepemilikan dibanding perusahaan lain

2. Keputusan Foreign Direct Investment (FDI) tersebut harus lebih

menguntungkan daripada menjual atau menyewakan

3. Keputusan Foreign Direct Investment (FDI) harus lebih menguntungkan

dengan menggunakan keunggulan tersebut dalam kombinasi dengan paling

tidak beberapa input yang beralokasi di luar negeri.

Menurut Feldein (2002) aliran Foreign Direct Investment (FDI) memiliki

beberapa keuntungan, yaitu :

1. Aliran modal tersebut mengurangi resiko dari kepemilikan modal dengan

melakukan deversifikasi melalui investasi;

2. Integrasi global pasar modal dapat memberikan spread terbaik dalam

pembentukan corporate governance, accounting rules, dan legalitas; dan

3. Mobilitas modal secara global membatasi kemampuan pemerintah dalam

menciptakan kebijakan yang salah.

Dengan dibukanya pintu bagi modal asing melalui Undang-Undang

Penanaman Modal Asing (PMA) Nomor 1 Tahun 1967, peningkatkan arus modal

asing meningkat pesat dan dapat meningkatkan pembangunan dalam negeri.

Peraturan UU tersebut sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang tentang

Penanaman Modal No 25 Tahun 2007. Adapun dengan adanya UU PM No.25/2007

ini harus diakui merupakan sebuah kemajuan besar dalam upaya selama ini

menyederhanakan proses perizinan penanaman modal untuk meningkatkan

investasi di dalam negeri. Foreign direct investment mempunyai pengaruh positif

terhadap upah tenaga kerja pada industri-industri penerima (receipt industry).

Foreign direct investment dapat berbentuk penyertaan modal secara langsung,

teknologi dan keterampilan manajerial atau secara tidak langsung melalui efek

spillover (penyebaran) pengetahuan pada perusahaan lokal.

Page 45: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

25

Menurut David K Eitman ( 1994) menyatakan bahwa motif yang mendasari

kegiatan penanaman modal asing adalah motif strategis, motif perilaku dan juga

motif ekonomi. Beberapa hal yang termasuk ke dalam motif strategis adalah usaha

mencari pasar, mencari pengetahuan dan mencari keamanan politik. Beberapa hal

yang termasuk ke dalam motif perilaku adalah rangsangan bagi lingkungan

eksternal yang berdasarkan pada kebutuhan dan komitmen individu, sedangkan

yang termasuk ke dalam motif ekonomi adalah usaha mencari keuntungan dengan

cara memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan harga saham perusahaan.

Motif-motif lain untuk menggunakan foreign direct investment biasanya terkait

dengan efisiensi biaya, seperti halnya menggunakan faktor-faktor produksi asing,

bahan baku ataupun teknologi. Selain terlibat dalam perusahaan multinasional,

foreign direct investment dipakai untuk melindungi market share luar negeri, untuk

bereaksi terhadap pergerakan nilai tukar, ataupun untuk menghindari hambatan

dalam perdagangan.

H. Penduduk

Penduduk adalah orang yang dalam matranya sebagai pribadi, anggota

keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang

bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah tertentu (Mantra, 2009).

Beberapa teori-teori tentang kependudukan mutakhir yang merupakan

reformulasi teori kependudukan yang ada :

1. Teori Maltusian

Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seorang pendeta Inggris,

hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat

karangannya yang berjudul: “ Essai on Principle of Populations as it Affect the

Future Improvement of Society, with Remarks on the Speculation of Mr.

Godwin, M. Condorcet, and Other Writers”, menyatakan bahwa penduduk

(seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan,

akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa

bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini

Page 46: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

26

disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak bisa

dihentikan.

Disamping itu Malthus berpendapat bahwa manusia untuk hidup

memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh

lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak

diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan

mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan

kemiskinan manusia. Menurut Malthus pembatasan tersebut dapat dilaksanakan

dengan preventive checks dan positive checks. Preventive checks ialah

pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran. Preventive checks dapat

dibagi menjadi dua, yaitu: moral restraint dan vice. Moral restraint

(pengekangan diri) yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu seksual, dan vice

pengurangan kelahiran seperti: pengguguran kandungan, penggunaan alat-alat

kontrasepsi, homoseksual, promiscuity, adultery. Sedangkan Positive checks

adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian (Mantra, 2009).

2. Teori Neo-Malthusians

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Maltus mulai

diperdebatkan oleh kelompok Neo-Malthusians mereka tidak sependapat

dengan Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral

restraint saja. Untuk keluar dari perangkap Malthus mereka menganjurkan

menggunakan cara preventive cheks. Menurut kelompok ini yang dipelopori

oleh Garrett Hardin dan Paul Ehrlich pada abad ke-20 (pada tahun 1950), dunia

baru yang pada jaman Maltus masih kosong kini sudah mulai dengan manusia.

Paul Ehrlich dalam bukunya “The Population Bomb” pada tahun 1971

menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada pada saat ini. Dunia ini

sudah terlalu banyak manusia, Keadaan bahan makanan sangat terbatas dan

Lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar.

Page 47: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

27

3. Teori Marxist

Menurut Marxist tekanan penduduk yang terdapat disuatu negara bukan

tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk karena

kesempatan kerja. Kemiskinan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan

penduduk yang terlalu cepat, melainkan karena kesalahan masyarakat itu

sendiri seperti yang terdapat pada negara-negara kapitalis.

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara

kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi

jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk disuatu wilayah dipengaruhi

oleh besarnya kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi

masuk) dan out-migration (migrasi keluar). Besar kecilnya laju pertambahan

penduduk disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya komponen

pertumbuhan penduduk.

1. Ciri Penduduk (The Three General Population)

Berdasarkan pada komposisi umur dan jenis kelamin, maka karateristik

penduduk dari suatu negara dapat dibedakan atas 3 ciri, yaitu:

1. Expansive

Expansive merupakan sebagian besar penduduk yang berada dalam

kelompok umur termuda. Contoh Indonesia.

2. Constrictive

Constrictive merupakan sebagian kecil penduduk yang berada dalam

kelompok umur termuda. Contoh Amerika Serikat.

3. Stationary

Stationary merupakan banyaknya penduduk dalam setiap kelompok umur

hampir sama banyaknya dan mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok

umur tertentu. Contoh Negara Swedia (Prayoga, 2007).

Page 48: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

28

2. Faktor yang Mempengaruhi PertumbuhanPenduduk

1. Kelahiran (fertilitas)

Fertilitas sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi

dari rahim seorang perempuan dengan ditandai adanya tanda-tanda kehidupan,

misalnya bernafas, berteriak, menangis dan jantung berdenyut atau kemampuan

seorang wanita untuk melahirkan dicerminkan dalam jumlah bayi yang

dilahirkannya (Mantra, 2009 dan Prayoga, 2007).

2. Kematian (Mortalitas)

Kematian merupakan pristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan

secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran itu hidup.

3. Perpindahan penduduk (migrasi)

Migrasi merupakan perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu

daerah ke daerah lainnya. Orang yang melakukan migrasi ini disebut dengan

migran.

Page 49: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

29

I. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis dan Tahun Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Penelitian

1. Ersalina Tang (2017) Pengaruh Penanaman Modal

Asing, Pendapatan Domestik

Bruto, Konsumsi Energi,

Konsumsi Listrik, dan

Konsumsi Daging terhadap

Kualitas Lingkungan pada 41

Negara di Dunia dan 17 Negara

di Asia Periode 1999-2003.

Variabel: Kualitas Lingkungan

Penanaman Modal Asing,

Pendapatan Domestik Bruto,

Konsumsi Energi, Konsumsi

Listrik, dan Konsumsi Daging.

Alat Analisis: Ordinary Least

Square (OLS).

Hasil penelitian pada 41 negara di

dunia menunjukkan bahwa

penanaman modal asing, produk

domestik bruto, konsumsi energi, dan

konsumsi daging berpengaruh

signifikan terhadap kualitas

lingkungan yang diukur dengan emisi

CO2. Sedangkan hasil penelitian

terhadap 17 negara di Asia

menunjukkan bahwa penanaman

modal asing, konsumsi energi, dan

konsumsi listrik berpengaruh

terhadap kualitas lingkungan. Namun

produk domestik bruto dan konsumsi

Page 50: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

30

daging tidak berpengaruh terhadap

kualitas lingkungan.

2. Murniati (2018) Pengujian Hipotesis

Environmental Kuznets Curve

(EKC) di Asia Timur dan Asia

Tenggara.

Variabel: Emisi CO2,

Pertumbuhan Ekonomi,

Foreign Direct Investment, dan

Keterbukaan Ekonomi.

Alat Analisis: Generalized

Least Square (GLS), dan

Ordinary Least Square (OLS).

Hipotesis Environmental Kuznets

Curve (EKC) terbukti berlaku baik

pada negara high income di Asia

Timur maupun negara lower middle

income di Asia Tenggara, meskipun

belum mencapai titik balik.

Sedangkan untuk Foreign Direct

Investment (FDI) dan Keterbukaan

Ekonomi (OPEN) berpengaruh

signifikan terhadap emisi CO2 baik

di Asia Timur maupun di Asia

Tenggara. Hasil estimasi untuk

semua variabel adalah positif, kecuali

untuk Keterbukaan Ekonomi (OPEN)

di Asia Timur yang menunjukkan

tanda negatif.

Page 51: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

31

3. Mira Tri Wulandari,

Hermawan dan

Purwanto (2013)

Kajian Emisi CO2 Berdasarkan

Penggunaan Energi Rumah

Tangga Sebagai Penyebab

Pemanasan Global.

Variabel: Data Primer,

mengenai penggunaan energi

dalam rumah tangga meliputi

LPG/Minyak tanah, BBM

untuk kendaraan bermotor dan

Listrik.

Alat Analisis: Kuesioner,

dengan analisis deskriptif

kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa peningkatan perumahan atau

pemukiman berpengaruh dalam

penggunaan energi rumah tangga.

Kemudian, Perumahan kelas atas

atau dengan kata lain tingkat

ekonomi yang lebih tinggi,

menggunakan energi rumah tangga

yang lebih besar sehingga

menghasilkan emisi CO2 yang lebih

besar.

4. M. Syaikhuddin Zuhri

(2014)

Pengaruh Faktor-Faktor

Demografi terhadap Emisi

Udara di Indonesia.

Variabel: Emisi CO2,

Kepadatan Penduduk, Tingkat

Pendidikan, dan Tingkat

Urbanisasi.

Alat Analisis: Ordinary Least

Square (OLS).

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kepadatan penduduk dan

tingkat urbanisasi mempengaruhi

emisi udara secara positif dan

signfikan, sedangkan tingkat

pendidikan tidak secara signifikan

mempengaruhi emisi udara di

Indonesia. secara simultan kepadatan

Page 52: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

32

penduduk, tingkat urbanisasi, dan

tingkat pendidikan mempengaruhi

emisi udara di Indonesia.

5. Phu Nguyen Van

(2002)

Endogenous Population and

Environmental Quality.

Variabel: Environmental

Quality, Deforestasion, GDP

per Capita and Population.

Alat Analisi: Ordinary Least

Square (OLS).

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pertumbuhan ekonomi tidak

berpengaruh terhadap kualitas

lingkungan, sedangkan tekanan

penduduk memiliki pengaruh negatif

terhadap kualitas lingkungan.

6. Inmaculada Martinez-

Zarzoso, Aurelia

Bengochea-Morancho,

and Rafael Morales-

Lage (2006)

The Impact of Population on

CO2 Emissions: Evidence from

European Countries.

Variabel: CO2 Emissions,

Population Growth.

Alat Analisis: Pooled Mean

Group.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa adanya dampak yang berbeda-

beda dari perubahan penduduk

terhadap emisi CO2 di negara-negara

anggota Uni Eropa. Di mana dampak

tersebut ada yang positif maupun

negatif mempengaruhi emisi CO2.

Page 53: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

33

7. Hooi Hooi Lean,

Russell Smyth (2009)

CO2 Emissions, Electricity

Consumption and Output in

ASEAN.

Variabel: CO2 Emissions,

Electricity Consumption, GDP.

Alat Analisis: Dynamic

Ordinary Least Square (DOLS)

long-run estimates.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa satu persen kenaikan pada

konsumsi listrik per kapita dapat

mempengaruhi meningkatnya emisi

karbon CO2 per kapita, dan elastisitas

emisi karbon CO2 per kapita yang

berhubungan dengan PDB rill per

kapita dalam jangka panjang.

8. Ren et al (2014) International Trade, FDI

(Foreign Direct Investment)

and Embodied CO2 Emissions:

A Case Study of Chinas

Industrial Sectors.

Variabel: CO2 Emissions,

Export Import, Foreign Direct

investment, dan GDP.

Alat Analisis: Input-Output

(IO), Two-Step GMM.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pertumbuhan perdagangan

internasional yang surplus akan

berdampak pada peningkatan emisi

CO2, dan aliran FDI juga ikut

memperburuk emisi CO2.

9. Tang and Tan (2015) The Impact of Energy

Consumption, Income and

Foreign Direct Investment on

Carbon Dioxide Emissions in

Vietnam.

Variabel: CO2 Emissions,

Energy Consumption, FDI, and

Economic Growth.

Hasil Penelitian ini menunjukkan

bahwa konsumsi energi dan

pendapatan secara positif

mempengaruhi emisi CO2,

sedangkan FDI ditemukan secara

Page 54: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

34

Alat Analisis: Vector Error

Correction Model (VECM)

negatif mempengaruhi emisi CO2

yang berarti masuknya FDI dapat

meningkatkan standar lingkungan

yang lebih tinggi

10. Chuanguo Zang and

Xiangxue Zhou (2016)

Does Foreign Direct

Investment Lead to Lower CO2

Emissions? Evidence from A

Regional Analysis in China

Variabel: CO2 Emissions,

Population, GDP per Capita,

Technology Level, Industrial

Structure, FDI, Urbanization.

Alat Analisis: STIRPAT model

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa FDI berkontribusi terhadap

pengurangan emisi CO2 di Cina.

Page 55: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

35

J. Hubungan Antar Variabel

1. Kerusakan Lingkungan dan Konsumsi Energi Listrik

Hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan kerusakan lingkungan

yang dilihat dari pencemaran lingkungan bersifat sejalan atau dikatakan positif.

Dengan catatan bahwa, jenis energi yang digunakan masih didominasi oleh

jenis energi dari bahan bakar fosil yang berdampak buruk terhadap lingkungan

atau jenis energi yang tidak termasuk ke dalam Energi Baru Terbarukan (EBT).

Hal ini dikarenakan tingkat penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan

akan meningkatkan kerusakan lingkungan dengan cara meningkatkan

akumulasi intensitas emisi yang dapat merusak lingkungan dan dapat

mengurangi daya dukung lingkungan dalam menciptakan pembangunan yang

berkelanjutan. Konsumsi energi listrik dapat dianggap sebagai salah satu faktor

utama dalam kontribusinya terhadap emisi CO2. Namun, konsumsi energi listrik

dapat dianggap juga sebagai upaya yang turut mendorong tingkat kesejahteraan

masyarakat serta meningkatkan kinerja perekonomian suatu Negara.

2. Kerusakan Lingkungan dan Pertumbuhan Foreign Direct Investment (FDI)

Foreign Direct Investment (FDI) merupakan salah satu penggerak

perekonomian suatu negara, serta memberikan dampak positif dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pada dasarnya,

hubungan antara tingkat pertumbuhan FDI dengan kerusakan lingkungan yang

dilihat dari pencemaran lingkungan bersifat sejalan atau dikatakan positif.

Dengan catatan bahwa, masuknya FDI dengan regulasi yang lemah ke sektor-

sektor produksi kemudian diikuti dengan penggunaan teknologi yang tidak

ramah lingkungan, sehinga berdampak buruk terhadap lingkungan. Dengan kata

lain tidak menggunakan teknologi yang modern dan ramah lingkungan dalam

proses kegiatan produksi barang dan jasa. Hal ini dikarenakan tingkat

penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan akan meningkatkan

kerusakan lingkungan dengan cara meningkatkan akumulasi intensitas emisi

CO2 yang dapat merusak lingkungan dan dapat mengurangi daya dukung

lingkungan dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa

studi juga menunjukan bahwa teknologi memiliki peran yang penting dalam

Page 56: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

36

mengurangi emisi CO2 (Neumayer, 2004, dan Martinez-Zarzoso et al, 2006),

dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan diharapkan emisi udara dapat

lebih diminimalkan, sehingga meningkatkan daya dukung lingkungan dalam

menciptakan pembangunan berkelanjutan.

3. Kerusakan Lingkungan dan Populasi Penduduk

Todaro (2003) menyatakan bahwa degradasi lingkungan hidup yang

semakin parah di berbagai tempat yang diakibatkan oleh tekanan lonjakan

pertumbuhan penduduk terhadap lahan yang ada, telah menyusutkan tingkat

produktivitas lahan pertanian produksi pangan perkapita. Cepatnya laju

pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatan ekonomi di negara-negara

berkembang, seperti Indonesia cenderung mengakibatkan kerusakan

lingkungan hidup yang sangat luas dan semakin luas. Tidak dipungkiri juga

bahwa daya dukung sumber daya yang ada di bumi ini serba terbatas

persediaannya. Jika jumlahnya melebihi sumber daya alam yang ada, maka

kebutuhan dari sebagian manusia tidak akan terpenuhi karena sumber daya yang

ada tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup penduduk yang begitu besar.

laju pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh terhadap pencemaran

lingkungan. Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk nantinya akan

meningkatkan kepadatan penduduk yang kemudian dapat meningkatkan

permintaan terhadap barang dan jasa (Suparmoko, 1997). Meningkatnya

permintaan ini secara otomatis akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang

diproduksi. Namun, untuk memenuhi meningkatnya permintaan barang dan

jasa tentu diperlukan sumber daya yang lebih banyak untuk menghasilkan

barang dan jasa. Penggunaan sumber daya yang lebih banyak ini akan

menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan berupa kerusakan lingkungan

karena eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam, serta

pencemaran lingkungan sebagai akibat dari pembuangan limbah yang tidak

tepat dan bijaksana dari proses produksi. Sehingga hal ini dapat mengurangi

daya dukung lingkungan dalan menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

Page 57: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

37

K. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan teori dan juga hasil penelitian sebelumnya,

kerangka pemikiran penulis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Pembangunan Berkelanjutan

Kerusakan Lingkungan

Emisi CO2 (Y)

Konsumsi Energi

Listrik (X1)

Pertumbuhan FDI

(X2)

Populasi Penduduk

(X3)

Alat Analisis:

Ordinary Least Square (OLS)

Uji Asumsi Klasik:

Normalitas

Autokorelasi

Heteroskedastisitas

Multikolinearitas

Kesimpulan dan Saran

Uji Hipotesis:

Uji t

Uji F

Uji R2

Page 58: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

38

L. Hipotesis Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, terdapat hipotesis atau dugaan sementara

terkait hasil akhir penelitian yang akan menjadi acuan dalam menganalisis hasil

regresi akhir penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran, acuan teoritis dan studi

empiris dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi energi listrik

secara parsial terhadap intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan

pembangunan berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018.

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi energi listrik

secara parsial terhadap intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan

pembangunan berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018.

2. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pertumbuhan foreign

direct investment secara parsial terhadap intensitas emisi CO2 dalam

merepresentasikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari pertumbuhan foreign direct

investment secara parsial terhadap intensitas emisi CO2 dalam

merepresentasikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018.

3. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari populasi penduduk

secara parsial terhadap intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan

pembangunan berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018.

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari populasi penduduk secara

parsial terhadap intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan

berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018.

4. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi energi listrik,

pertumbuhan foreign direct investment, dan populasi penduduk secara simultan

terhadap intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan

berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018.

H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi energi listrik, rasio

pertumbuhan foreign direct investment, dan populasi penduduk secara simultan

terhadap intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan pembangunan

berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018.

Page 59: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel tidak bebas (dependent

variable) dan tiga variabel bebas (independent variable) yaitu:

a. Variabel tidak bebas yang digunakan yaitu intensitas emisi CO2.

b. Variabel bebas yang digunakan yaitu konsumsi energi listrik, pertumbuhan

foreign direct investment, dan populasi penduduk.

Penelitian ini menggunakan model data time series periode tahun 1992 –

2018.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah Negara Indonesia. Menurut (Ayu, 2015)

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah

populasi. Sebuah sampel yang ditentukan tidak selalu memenuhi persyaratan dalam

variabel penelitian sehingga diperlukan pula besaran peluang representatifnya

sebuah kelompok sampel dalam sebuah populasi penelitian. Indonesia dijadikan

sampel oleh penulis karena terdapat focus objek yang akan diteliti serta sampel

yang dipilih telah melewati pertimbangan dalam hal pengambilan data yang

berdasarkan dengan maksud dan tujuan tertentu.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam penyusunan

penelitian ini untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari

lembaga-lembaga resmi terkait diantaranya World Bank, Enerdata, serta

Perusahaan Listrik Negara, serta studi kepustakaan baik itu jurnal-jurnal, artikel

ataupun skripsi yang terkait. Serta nantinya bisa dilakukan wawancara guna

melengkapi informasi agar lebih baik dan komprehensif.

Page 60: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

40

1. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh tidak melalui tangan

pertama, melainkan melalui tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Dengan kata

lain, sumber data penelitian yang diperoleh dengan secara tidak langsung. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dengan periode

waktu dari tahun 1992-2018, yang dapat diperoleh dari sumber berikut:

Tabel 3.1

Jenis dan Sumber Variabel

No Jenis variabel Sumber

1 Emisi CO2 (MtCO2) Enerdata, 2019

2 Konsumsi energi listrik (TWh Enerdata, 2019

3 Pertumbuhan Foreign Direct

Investment (Net Inflows)

World Bank, 2019

4 Populasi penduduk (Total) World Bank, 2019

2. Library Research

Library research dilakukan dengan cara mencari informasi atau data

melalui berbagai literature, jurnal dan lain-lain yang dipublikasikan yang

berhubungan erat dengan obyek penelitian ini. Penulis juga melakukan

penelitian ini dengan cara membaca, memahami, menganalisa dan mengutip

dari berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Internet Research

Internet research adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mencari data melalui internet. Penelitian ini menggunakan internet sehingga

mudah untuk mencari data yang di cari oleh peneliti. Pengumpulan data ini juga

dilakukan untuk mencari referensi dan bahan bacaan seperti artikel atau jurnal

yang diperlukan untuk penelitian.

Page 61: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

41

D. Metode Analisis Data

1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang

menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang telah

diperoleh maka diharapkan dapat memberikan kesimpulan atau hasil yang tepat.

2. Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi linier

berganda. Analisis regresi merupakan studi dalam menjelaskan dan

mengevaluasi hubungan antara suatu peubah bebas (independent variable)

dengan satu peubah tak bebas (dependent variable) dengan tujuan untuk

mengestimasi atau meramalkan nilai peubah tak bebas didasarkan pada nilai

peubah bebas yang diketahui (Gujarati, 2003).

Ordinary Least Square (OLS) merupakan salah satu metode yang sering

digunakan karena kemudahannya dalam mengolah data. Gujarati (2003)

menyatakan bahwa ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam model ini

diantaranya adalah:

1. Semua penaksir tak bias linier atau penaksir OLS mempunyai varians

minimum.

2. Varians tiap unsur disturbance ei tergantung (conditional) pada nilai yang

dipilih dari variabel yang menjelaskan adalah suatu angka konstan yang

sama dengan σ2 yang merupakan asumsi homoskedastisitas yaitu varians

yang sama.

3. Tidak ada autokorelasi artinya tidak ada korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deret waktu)

atau seperti dalam data cross sectional.

4. Variabel yang menjelaskan adalah non stokastik yaitu terdiri dari angka

angka yang tetap (fixed) dan ei didistribusikan secara normal.

5. Tidak ada multikolinearitas antara variabel yang menjelaskan X.

Page 62: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

42

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel independen (X)

dan juga satu variabel dependen (Y). Pada Penelitian ini dikaji analisis regresi

linier berganda atau sering disebut dengan regresi klasik (Gurajati, 2003).

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi model linier dengan model

sebagai berikut:

Y1 = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana:

Y1 : intensitas emisi CO2 di Indonesia

X1 : Jumlah Konsumsi Energi Listrik di Indonesia

X2 : Pertumbuhan Foreign Direct Investment net inflows di

Indonesia

X3 : Jumlah Populasi Penduduk di Indonesia

Β : Konstanta/intersept

β1, β2, β3 : Koefisien regresi pada masing masing variabel bebas

e : error term

E. Uji Asumsi Klasik

Suatu model dikatakan baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila

sudah lolos dari serangkaian uji asumsi dasar yang melandasinya. Pengujian dalam

penelitian ini adalah menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Kenormalan sisaan diperlukan agar dihasilkan nilai estimasi parameter yang

tidak bias, efisien dan konsisten. Selain itu, pengujian parameter dalam analisis

regresi menggunakan nilai kritis distribusi t dan f yang keduanya berasal dari

distribusi normal. Pengujian asumsi kenormalan secara formal dapat dilakukan

dengan uji Kolmogorov-Smirnov yang merupakan suatu uji mengenai tingkat

kesesuaian antara distribusi serangkaian nilai sisaan dengan distribusi normal.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: distribusi sisaan mengikuti distribusi normal

H1: distribusi sisaan tidak mengikuti distribusi normal

Page 63: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

43

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana jika variabel random memiliki

variansi yang berbeda. Sifat heteroskedastisitas dalam OLS adalah

mengkibatkan koefisien tidak lagi mempunyai variansi minimum dan terbaik

meskipun koefisien masih bias dan linear. Dampak heteroskedastisitas terhadap

OLS (Nachrowi dan Usman, 2002) adalah:

a. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampaknya adalah lebih

besarnya variansi dari taksiran.

b. Lebih besarnya variansi taksiran akan berpengaruh terhadap uji hipotesis

yang dilakukan (uji t dan f) karena uji tersebut menggunakan besaran

variansi taksiran. Akibatnya kedua uji tersebut menjadi kurang akurat.

Untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, langkah yang harus

dilakukan adalah dengan melakukan uji while heteroscedasticity test di

mana H0 adalah heteroscedasticity, dan jika probabilitas dari R-squared

statistic lebih kecil daripada (α = 0,05), maka kita tolak H0 yang berarti

bahwa ada masalah heteroscedasticity. Sedangkan cara untuk mengatasinya

adalah dengan men-treatment model tersebut dengan menggunakan estimasi

pembobotan (weighted)

3. Autokolerasi

Uji autokorelasi merupakan terjadinya korelasi antara satu variabel error

dengan variabel eror yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time

series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang (Widarjono,

2007). Jadi Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada

pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Dampak dari adanya

autokorelasi dalam model regresi adalah sama dengan dampak

heterokedastisitas yang telah diuraian diatas, yaitu walaupun estimator OLS

masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum

dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bias dipercaya

kebenarannya. Akibat dari dampak adanya autokorelasi dalam model regresi

menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan

hanya menghasilkan estimator OLS yang LUE (Widarjono, 2007).

Page 64: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

44

4. Multikolinearitas

Multikolinier adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas dalam

suatu model regresi linier berganda. Hubungan linier antara variabel bebas

dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna (perfect) dan

hubungan linier yang kurang sempurna (imperfect). Adapun dampak adanya

multikolineritas dalam model regresi linier berganda adalah (Gurajati, 2003 dan

Widarjono, 2007):

1. Penaksir OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan

kovariansi yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran (estimasi)

yang tepat.

2. Akibat penaksir OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang besar,

menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai

hitung statistic uji t akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara

statistic tidak signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas.

3. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2)

masih bias relatif tinggi.

Multikolinearitas merupakan suatu kondisi di mana terdapat hubungan

linier antar variabel independen di dalam model regresi. Penelitian ini

menggunakan uji Variance Inflation Factor (VIF) untuk menguji ada atau

tidaknya permasalahan multikolinearitas. Jika nilai hasil pengujian di bawah 10,

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat permasalahan multikolinearitas.

Namun sebaliknya, jika nilai di atas 10 maka dapat diartikan bahwa terdapat

permasalahan multikolinearitas

F. Uji Statistik

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui hal

tersebut digunakan uji t hitung atau t statistik dengan t tabel dengan cara

dibandingkan.

Page 65: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

45

a. Jika t statistik < t tabel, maka tolak H1 dan terima H0, yang

artinya tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

b. Jika t statistik > t tabel, maka terima H1 dan tolak H0, yang

artinya terdapat pengaruh secara parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan pada taraf signifikansi tertentu yaitu 5%,

yang artinya tingkat kesalahan satu variabel ada 5% atau 0,05 dan tingkat

keyakinan adalah 95% atau 0,95.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan atau uji F adalah uji yang dilakukan untuk melihat

kemampuan menyeluruh variabel independen (X1, X2, X3…) berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y). Maka dalam pengujian ini dilakukan

hipotesis sebagai berikut:

a. Jika F - hitung < F tabel atau nilai probabilitas > 0,05, maka tolak

H1 dan terima H0, yang artinya tidak terdapat pengaruh secara

bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

b. Jika F - hitung > F tabel atau probabilitas < 0,05, maka terima

H1 dan tolak H0, yang artinya terdapat pengaruh secara bersama-

sama antara variabel independen terhadap variabel dependen

3. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Uji koefisien determinasi R2 digunakan untuk melihat sejauh mana

variabel bebas mampu menerangkan keragaman variabel terikatnya. Nilai

R2 mengukur tingkat keberhasilan model regresi yang digunakan dalam

memprediksi nilai variabel terikatnya.

Page 66: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

46

G. Operasional Variabel penelitian

Sugiyono (2007) menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah berbentuk

apa saja yang telah dipilih dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

didapatkan informasi mengenai hal tersebut. Seperti yang telah dijelaskan, maka

variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian ini dijelaskan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Jenis

Variabel

Indikator Keterangan

Dependen

(Y)

Emisi CO2 Tolak ukur yang digunakan untuk variabel

Emisi CO2 adalah bagaimana pengaruh Emisi

CO2 dari pembakaran energi di Indonesia yang

menjadi objek penelitian, yang dibandingkan

dari sampel yang lain dengan variabel

independen (konsumsi energi listrik,

pertumbuhan foreign direct investment, dan

populasi penduduk).

Independen

(X1)

Konsumsi

Energi Listrik

Tolak ukur yang digunakan untuk variabel

konsumsi energi listrik adalah jumlah total

konsumsi energi listrik di Indonesia periode

1992-2018 yang berpengaruh terhadap

peningkatan intensitas emisi CO2 dalam

merepresentasikan pembangunan berkelanjutan.

Independen

(X2

Pertumbuhan

Foreign

Direct

Investment

Tolak ukur yang digunakan untuk variabel

pertumbuhan foreign direct investment adalah

rasio pertumbuhan foreign direct investment

(net inflows) di Indonesia periode 1992-2018

yang berpengaruh terhadap peningkatan

Page 67: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

47

intensitas emisi CO2 dalam merepresentasikan

pembangunan berkelanjutan.

Independen

(X3)

Populasi

Penduduk

Tolak ukur yang digunakan untuk variabel

populasi penduduk adalah jumlah total populasi

penduduk di Indonesia periode 1992-2018 yang

berpengaruh terhadap peningkatan intensitas

emisi CO2 dalam merepresentasikan

pembangunan berkelanjutan.

Page 68: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

48

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan, merupakan salah satu permasalahan yang vital

dalam menentukan perencanaan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan

(sustainable). Di mana dalam prosesnya, pembangunan umumnya akan diiringi

oleh peningkatan kerusakan lingkungan, baik itu yang disebabkan melalui proses

penggunaan teknologi yang menimbulkan polusi, pembukaan lahan untuk

pengembangan industri, hingga eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.

Tingkat kerusakan lingkungan umumnya digambarkan oleh tingkat emisi

CO2, karena Berdasarkan World Bank (2018), sebanyak 80% dari total gas rumah

kaca di dunia diwakili oleh tingkat emisi CO2. Hal ini tentu menggambarkan emisi

CO2 sebagai salah satu penyumbang utama terhadap kerusakan lingkungan yang

terjadi di dunia, karena tingginya tingkat gas rumah kaca yang berakumulasi di

dalam atmosfer mampu menyebabkan peningkatan kerusakan lingkungan seperti

kekeringan, kebakaran hutan, kekurangan air, peningkatan tingkat laut, hingga

matinya berbagai bioma dan ekosistem.

Kerusakan lingkungan yang semakin buruk merupakan cerminan dalam

pembangunan yang bisa dikatakan gagal. Hal ini dikarenakan kelestarian

lingkungan merupakan salah satu faktor terciptanya pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable), dan tidak terkecuali dalam hal pengurangan emisi CO2

yang menjadi salah satu penyebabnya. Namun pada kenyataannya, intensitas emisi

CO2 di Indonesia selalu meningkat di setiap tahunnya. Hal tersebut didukung oleh

laporan Enerdata (2019) yang dapat dilihat pada Grafik 4.1, yang menunjukkan

bahwa trend pertumbuhan emisi CO2 di Indonesia terus meningkat, di mana di

tahun 1992 emisi CO2 hanya sebesar 168,32 juta Metrik ton, kemudian meningkat

di tahun 2018 menjadi 522,23 juta Metrik ton. Lonjakan peningkatan emisi CO2 ini

Page 69: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

49

tentunya dapat memicu terjadinya pemanasan global dan memperburuk keadaan

lingkungan di Indonesia.

Grafik 4.1

Intensitas Emisi CO2 di Indonesia

Sumber: Enerdata 2019

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa tingginya emisi CO2 jelas

membuktikan bahwa sumber emisi CO2 yang masih berasal dari sumber energi yang

dominan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil dapat memberikan kontribusi

nyata terhadap kerusakan lingkungan. Masih didominasinya penggunaan sumber

energi berbahan bakar fosil ini dapat dilihat berdasarkan laporan tahunan PLN

rentang tahun2011 sampai dengan 2018, di mana produksi energi listrik hampir

90% di dominasi oleh sumber pembakaran yang berasal dari bahan bakar fosil, yaitu

minyak bumi, batu bara dan gas alam. Kemudian sisanya berasal dari bahan bakar

panas bumi, air, surya, bayu dan biodiesel. Hal ini dapat terjadi dikarenakan dengan

status Indonesia yang sampai sekarang notabene merupakan salah satu negara

berkembang, sehingga masih dominan menggunakan sumber energi konvensional

tersebut dan belum mampu memaksimalkan penggunaan energi ramah lingkungan.

Hal ini bisa di lihat pada Grafik 4.2.

0

100

200

300

400

500

600

CO2 emissions (in million MtCO2)

Page 70: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

50

Grafik 4.2

Bahan Bakar Input Energi di Indonesia

Sumber: Laporan Tahunan PLN 2011-2018 (diolah)

Dapat dilihat bahwa seiring dengan bertambahnya produksi listrik, serta

masih dominannya bauran penggunaan bahan bakar fosil dari total produksi listrik,

maka intensitas emisi CO2 pun juga terus meningkat dalam perkembangannya.

Meskipun seharusnya hal ini tidak terjadi lagi, mengingat Indonesia merupakan

salah satu negara yang menandatangi perjanjian Kyoto Protocol di mana diharuskan

menciptakan greenhouse strategy di bidang energi, termasuk di dalamnya adalah

bidang energi listrik.

2. Konsumsi Energi Listrik

Perputaran roda perekonomian suatu negara tidak terlepas dari penggunaan

energi, di mana salah satunya adalah energi listrik. Konsumsi energi listrik

merupakan input suatu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak

dipungkiri lagi energi listrik merupakan bahan yang vital dalam aktivitas

perekonomian. Di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan Enerdata (2019) pada

Grafik 4.3, konsumsi energi listrik terus meningkat dari tahun 1992 sampai dengan

2018.

24,7814,97 12,35 11,37 8,22 6,46 6 5,98

42,3950,38 51,35 52,59 55,79 54,45 58,14 59,91

20,86 23,41 23,96 24,58 25,3426,28 23,33 22,25

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Minyak Bumi Batu Bara Gas Alam

Page 71: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

51

Grafik 4.3

Konsumsi Energi Listrik di Indonesia

Sumber: Enerdata 2019

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan fenomena kenaikan konsumsi

energi listrik sertiap tahun selama periode penelitian ini terus mengalami

pergerakan ke atas. Start dimulai pada tahun1992, konsumsi energi listrik Indonesia

tercatat sebesar 35 TWh dan terus berlanjut bergerak meningkat sampai akhir

periode penelitian di tahun 2018 yang mencapai 235 TWh. Tren lonjakan yang

meningkat ini tidak terlepas dari aktivitas perekonomian negara, di mana Indonesia

mulai mendorong pertumbuhan ekonomi yang salah satunya akan berdampak

terhadap konsumsi energi listrik.

3. Pertumbuhan Foreign Direct Investment

Foreign Direct Investment (FDI) merupakan salah satu sumber penting

pembiayaan bagi suatu negara, khususnya negara-negara berkembang. FDI akan

memberikan dampak pada pembangunan suatu negara, baik itu infrastruktur

ataupun industrinya, sehingga dapat memberikan dampak positif dalam

perekonomian. Menurut Soekro dan Widodo (2015) FDI merupakan arus masuk

modal jangka panjang dan relatif tidak rentan terhadap gejolak perekonomian,

sehingga hal ini sangat diharapkan untuk dapat membantu mendorong pertumbuhan

0

50

100

150

200

250

Electricity Consumption (TWh)

Page 72: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

52

investasi yang berkesinambungan (sustainable) di negara-negara berkembang,

termasuk juga Indonesia. Berdasarkan laporan World Bank (2019) pada Grafik 4.4,

pertumbuhan FDI net Inflows Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1992

sampai dengan tahun 2018 meskipun pada periode tersebut menunjukkan

pergerakan fluktuasi yang cukup signifikan.

Grafik 4.4

Pertumbuhan Foreign Direct Investment di Indonesia

Sumber: World Bank, 2019.

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa FDI net inflows Indonesia

dalam perkembangannya mengalami fluktuatif. Start pada tahun 1992 sampai tahun

1996, FDI Indonesia terus mengalami peningkatan yang positif dengan

pertumbuhan 106% di tahun 1995. Namun, peningkatan tersebut tidak bertahan

lama, di mana pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2003, FDI Indonesia terus

mengalami tren penurunan dan puncak penurunan terbesarnya adalah di tahun 1999

yaitu mencapai -674%. Hal ini disebabkan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia

pada tahun 1998 yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan politik,sehingga

berdampak pada minimnya investasi yang masuk ke Indonesia.

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

Foreign Direct investment (%)

Page 73: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

53

Selanjutnya, setelah krisis ekonomi berakhir, di tahun 2004 sampai dengan

tahun 2014, tren pertumbuhan FDI di Indonesia cenderung ke arah yang positif dari

sebesar 1.896.082.770 USD hingga mencapai puncaknya yaitu sebesar 25.120.732.

060 USD di tahun 2014 atau dengan kata lain meningkat 1200%. Kemudian, tren

penurunan kembali terjadi di tahun 2015 dan 2016, di mana terjadi penurunan FDI

yang sangat signifikan pada tahun 2016 yaitu sebesar 77% menjadi 4.541.713.739

USD. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut perekonomian global sedang

melambat, serta ketidakpastian ekonomi membuat investasi asing ke negara

berkembang ikut menyusut, dan tidak terkecuali bagi Indonesia yang terdampak

cukup signifikan.

Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, di mana tren pertumbuhan FDI

kembali menunjukkan tren yang positif di tahun 2017 dengan pertumbuhan

mencapai 351% sampai dengan tahun akhir penelitian secara signifikan dengan

sebesar 20.171.264.435 USD. Hal ini dikarenakan pemerintah telah

memperkenalkan 14 paket stimulus terutama yang berfokus pada deregulasi,

penegakan hukum dan kepastian bisnis, pemotongan pajak suku bunga untuk

eksportir, pemotongan tarif energi untuk industri padat karya, insentif pajak untuk

investasi di zona ekonomi khusus dan penurunan tarif pajak atas properti yang

diperoleh atas kepercayaan investasi real estate local.

4. Populasi Penduduk

Penduduk merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan (sustainable), karena penduduk diketahui merupakan sebagai pelaku

ekonomi dan juga seorang konsumen. Berdasarkan laporan World Bank (2019)

pada Grafik 4.5, populasi penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari

tahun 1992 sampai dengan tahun 2018, meskipun dibalik peningkatan tersebut laju

pertumbuhan penduduk mengalami tren penurunan di setiap tahunnya. Hal ini

dikarenakan di tahun 1990an, Indonesia mulai menggalakan penerapan program

Keluarga Berencana (KB) untuk menekan jumlah populasi penduduk dan hal

tersebut mendapat respon positif dari penduduk itu sendiri.

Page 74: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

54

Grafik 4.5

Populasi Penduduk di Indonesia

Sumber: World Bank, 2019.

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan di mana pada tahun 1992 total

penduduk Indonesia berjumlah 187.739.786 jiwa dan mencapai 267.663.435 jiwa

pada tahun 2018. Dengan peningkatan jumlah penduduk yang besar dan dengan

total jumlah populasi penduduk saat ini, Indonesia menempatkan dirinya pada

posisi pertama dengan jumlah populasi penduduk terbanyak di ASEAN, serta posisi

keempat di dunia sebagai penduduk dengan jumlah terbanyak setelah Tiongkok,

India, dan Amerika Serikat.

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk melihat apakah data dalam

penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan melihat nilai

probabilitas pada grafik.

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

Total Population

Page 75: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

55

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

-0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03

Series: Residuals

Sample 1992 2018

Observations 27

Mean 2.24e-15

Median 0.001585

Maximum 0.025389

Minimum -0.041882

Std. Dev. 0.018624

Skewness -0.648928

Kurtosis 2.457728

Jarque-Bera 2.225798

Probability 0.328605

Jarque-Bera 2.225798

Probabilitas 0.328605

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan hasil uji normalitas pada grafik di atas, didapatkan

bahwa nilai probabilitas sebesar 0,328605, yang berarti berada di atas

taraf signifikansi (α = 5%), sehingga data tersebut dinyatakan

terdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk melihat apakah

terjadi ketidaksamaan varian dari residu pada model regresi linear yang

dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas masing-masing

variabel bebas. Ada beberapa model dalam uji heteroskedastisitas, di

mana dalam penelitian ini peneliti menggunakan Uji White dan taraf

signifikansi (α = 5%).

Page 76: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

56

Tabel 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.297206 Prob. F (5, 19) 0.3027

Obs*R-squared 6.371340 Prob. Chi-Square (5) 0.2717

Scaled explained SS 3.369810 Prob. Chi-Square (5) 0.6432

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas, uji heteroskedastisitas diketahui

bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal tersebut

terlihat dari nilai probabilitas Chi-Square(5) yaitu sebesar (0,2717),

yang berarti lebih besar dibandingkan tingkat kesalahan (0,05) dari taraf

signifikansi (α = 5%) sehingga dapat dinyatakan tidak terindikasi

adanya heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan di mana terjadinya korelasi antara

satu variabel error dengan variabel error lainnya. Uji autokorelasi ini

dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi

antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya pada

model regresi.

Tabel 4.2

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.152593 Prob. F (2,21) 0.1411

Obs*R-squared 4.593525 Prob. Chi-Square (2) 0.1006

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji autokorelasi diketahui bahwa

dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Hal tersebut terlihat dari

nilai probabilitas Chi-Square(2) yaitu sebesar (0,1006), yang berarti

lebih besar dibandingkan tingkat kesalahan (0,05) dari taraf

Page 77: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

57

signifikansini (α = 5%) sehingga dapat dinyatakan tidak terindikasi

adanya autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini dilakukan untuk melihat apakah

variabel bebas memiliki korelasi atau tidak. Multikolinearitas terjadi

jika nilai Centered VIF di atas angka 10.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Variable

Coefficient

Variance

Uncentered

VIF

Centered

VIF

C 0.517442 35632.31 NA

LOG_LISTRIK 1.33E-14 1.106397 1.065396

LOG_FDI 8.39E-06 7.533041 1.035952

LOG_POPULASI 0.007377 35447.84 1.080165

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji multikolinearitas diketahui

bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal tersebut

terlihat dari nilai Centered VIF yang menunjukkan tidak adanya nilai

yang lebih besar dari 10, sehingga dapat dinyatakan dalam model ini

tidak terindikasi adanya permasalahan multikolinearitas.

2. Analisis Model

Pengujian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui hubungan

antar variabel bebas atau independen (konsumsi energi listrik, pertumbuhan

foreign direct investment dan populasi penduduk) terhadap variabel terikat

atau dependen (emisi CO2). Dengan menggunakan model regresi linier

berganda Ordinary Least Square (OLS), hasil regresi nantinya akan

dilakukan pengujian hipotesis signifikansi yang meliputi Uji-t, Uji-F, dan

Koefisien Determinasi R2.

Page 78: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

58

Pengolahan data dilakukan menggunakan Eviews 9 sebagai alat

pengujiannya. Hasil estimasi dari model adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Regresi Model Ordinary Least Square (OLS)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -22.15168 0.719334 -30.79470 0.0000

LOG_LISTRIK 2.81E-07 1.15E-07 2.441058 0.0228

LOG_FDI 0.007366 0.002897 2.542567 0.0182

LOG_POPULASI 2.949223 0.085887 34.33831 0.0000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan pengujian model yang telah dilakukan, maka model

persamaan regresi yang dibentuk dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

LOG_CO2 = -22.15168 + 0.000000281 (LOG_LISTRIK) + 0.007366

(LOG_FDI) + 2.949223 (LOG_POPULASI) + e

Di mana:

LOG_CO2 = Intensitas emisi CO2

LOG_LISTRIK = Jumlah konsumsi energi listrik di Indonesia

LOG_FDI = Pertumbuhan FDI net inflows di Indonesia

LOG_POPULASI = Jumlah populasi penduduk di Indonesia

e = error term

Page 79: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

59

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat dari

R-squared (jika variabel bebas hanya satu) atau Adjusted R-squared (jika

variabel bebas lebih dari satu).

Berdasarkan hasil analisis regresi data model OLS, maka didapatkan

nilai koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

R-squared (R2) 0.981493

Adjusted R-Squared (R2) 0.979079

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel di atas, maka didapatkan nilai Adjusted R-Square

sebesar 0,979079 atau sebesar 97,9079%. Maka dari itu, dapat dikatakan

bahwa 97,9079% variabel emisi CO2 dapat dijelaskan oleh variabel

konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct investment, dan

populasi penduduk, sedangkan sisanya yaitu sebesar 2,0921% (100% -

97,9079%) dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model penelitian ini.

b. Uji F-statistik dan Interpretasi Hasil Analisis

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh dari semua variabel bebas

yaitu konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct investment, dan

populasi penduduk secara simultan terhadap variabel terikat yaitu emisi

CO2. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik hasil

regresi dengan F-tabel atau melihat nilai probabilitas F-statistik dengan taraf

signifikansi α = 5%.

Page 80: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

60

Berdasarkan hasil analisis regresi data model OLS, maka didapatkan

nilai hasil uji F-statistik sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji F-Statistik

F-statistik Prob(F-statistik)

406.5818 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan hasil uji F yang digambarkan pada tabel di atas,

didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,000000 yang berada di bawah taraf

signifikansi 5%. Maka dari itu, hasil ini menolak H0 dan menerima H1,

sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct investment, dan

populasi penduduk secara simultan terhadap kerusakan lingkungan di

Indonesia yang direpresentasikan dengan emisi CO2 dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95%.

c. Uji t-Statistik dan Interpretasi Hasil Analisis

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh dari masing-masing

variabel bebas yaitu konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct

investment, dan populasi penduduk terhadap variabel terikat yaitu emisi

CO2. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t-statistik hasil

regresi dengan t-tabel atau melihat nilai probabilitas masing-masing

variabel dengan taraf signifikansi.

Page 81: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

61

Berdasarkan hasil analisis regresi data model OLS, maka didapatkan

hasil uji t sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji t-Statistik

Variabel koefisien t-Statistik Probabilitas

C -22.15168 -30.79470 0.0000

LOG_LISTRIK 2.81E-07 2.441058 0.0228

LOG_FDI 0.007366 2.542567 0.0182

LOG_POPULASI 2.949223 34.33831 0.0000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, maka dalam penelitian ini

semua variabel bebas, yaitu konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign

direct investment, dan populasi penduduk secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap intensitas emisi CO2. Dengan demikian, hipotesis dapat

dibuktikan sebagai berikut:

1) Variabel konsumsi energi listrik memiliki nilai koefisien sebesar

0.000000281 dengan probabilitas 0,0228. Dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95%, berarti hasil ini menolak H0 dan

menerima H1. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika konsumsi

energi listrik meningkat sebesar 1%, maka akan meningkatkan emisi

CO2 sebesar 0.000000281 juta metrik ton.

2) Pertumbuhan Foreign Direct Investment (FDI) memiliki nilai

koefisien sebesar 0,007366 dengan probabilitas 0,0182. Dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95%, berarti hasil ini menolak H0 dan

menerima H1. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika pertumbuhan

FDI meningkat sebesar 1%, maka akan meningkatkan emisi CO2

sebesar 0,007366 juta metrik ton.

Page 82: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

62

3) Populasi Penduduk memiliki nilai koefisien sebesar 2,949223

dengan probabilitas 0,0000. Dengan tingkat kepercayaan sebesar

95%, berarti hasil ini menolak H0 dan menerima H1. Hal ini

mengindikasikan bahwa ketika populasi penduduk meningkat

sebesar 1%, maka akan meningkatkan emisi CO2 sebesar 2,949223

juta metrik ton.

4. Analisis Ekonomi

a. Konsumsi Energi Listrik Terhadap Kerusakan Lingkungan

Sebagai bentuk sebuah pelayanan publik, pemerintah berkewajiban

untuk dapat memenuhi dalam penyediaan kebutuhan masyarakat, salah

satunya adalah penyediaan akan energi listrik, sehingga masyarakat dapat

menikmati hasil dari pembangunan ekonomi. Namun sangat disayangkan,

dalam hal penyediaan akan energi listrik untuk memenuhi segala kebutuhan

masyarakat di Indonesia masih menggunakan bahan bakar fosil yang tidak

ramah bagi lingkungan. Terlebih saat ini pemerintah sedang gencar-

gencarnya ingin mencapai target proyek pembangkit listrik 35.000 MW

yang notabene pembangkit listrik tersebut masih didominasi oleh PLTU.

Tentunya ini menjadi poin penting dikarenakan penggunaan bahan bakar

fosil yang berasal dari PLTU dapat menyebabkan semakin tingginya

intensitas emisi CO2 sebagai akibat dari proses pembakaran tersebut.

Masih masifnya penggunaan bahan bakar fosil dalam penyediaan

energi listrik ini akan berdampak pada kerusakan lingkungan serta dapat

memicu terjadinya pemanasan global yang dapat membahayakan makhluk

hidup. Hal ini bertolak belakang dengan misi pemerintah sendiri yang ingin

menghadirkan pembangunan berjalan secara berkelanjutan (sustainable),

karena salah satu kunci dalam pembangunan berkelanjutan adalah

menciptakan kelestarian lingkungan bagi makhluk hidup.

Kemudian pada dasarnya, faktor yang menyebabkan masih belum

masifnya penggunaan energi ramah lingkungan adalah karena Indonesia

yang sampai sekarang notabene merupakan salah satu negara berkembang,

Page 83: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

63

sehingga masih dominan menggunakan sumber energi konvensional

tersebut dan belum mampu memaksimalkan penggunaan energi baru

terbarukan. Hal ini dikarenakan harga sumber energi bahan bakar fosil

relatif lebih murah. Di mana sebelum munculnya teknologi yang mampu

menciptakan energi yang ramah lingkungan secara efektif, sektor energi

seperti fosil metana, batu bara, gas alam dan minyak yang cenderung

menghasilkan emisi yang tinggi merupakan sebuah opsi utama dalam energi

dikarenakan tingkat harga yang relatif lebih murah.

Meskipun demikian, perkembangan teknologi kian lama telah

semakin berkembang dan produksinya juga semakin efisien, yang pada

akhirnya menyebabkan semakin murahnya harga energi yang ramah

lingkungan. Salah satu jenis energi yang semakin murah adalah energi

listrik yang sesuai dengan variabel penelitian ini. Bahkan, berdasarkan

Kaberger (2018), harga dari listrik terbarukan telah lebih murah daripada

harga per unit minyak, namun memang masih lebih mahal dari batu bara.

Berdasarkan World Bank (2018), presentase tingkat konsumsi

energi terbarukan pada 2011 meningkat dari 17.21% menjadi 18.054% di

tahun 2015. Meskipun telah terjadi peningkatan dalam penggunaannya,

rupanya angka ini masih belum mampu untuk menekan tingkat intensitas

emisi CO2. Sehingga, dalam hal ini penelitian ini mencoba untuk melihat

pengaruh hubungan antara konsumsi energi listrik terhadap tingkat

kerusakan lingkungan yang tidak sejalan dalam mengahadirkan

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) yang direpresentasikan oleh

tingkat intensitas emisi CO2.

Dalam penelitian ini, variabel konsumsi energi listrik memiliki

hubungan yang positif dan signifikam terhadap kerusakan lingkungan.

Sehingga di saat konsumsi energi listrik mengalami peningkatan, maka

kerusakan lingkungan juga akan mengalami peningkatan. Hal ini

mengindikasikan bahwa penggunaan energi listik di Indonesia relatif masih

belum menggunakan jenis energi yang ramah lingkungan. Hal ini

dikarenakan penggunaan energi listrik masih berdampak terhadap output

Page 84: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

64

emisi atau polusi yang dihasilkan dari proses penggunaan energi listrik

tersebut. Dengan hasil ini juga, tentunya konsumsi energi listrik dapat

memberikan pengaruh yang negatif bagi kelestarian lingkungan dan

menghambat terciptanya pembangunan berkelanjutan, meskipun konsumsi

energi listrik yang tinggi mengartikan perekonomian yang baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Lean & Smyth (2009) dan Wulandari (2013) yang

menjelaskan bahwa konsumsi energi listrik dapat mempengaruhi secara

positif terhadap intensitas emisi CO2. Namun, hasil estimasi ini berbanding

terbalik dengan yang dilakukan oleh Tang (2017) menunjukkan bahwa

konsumsi listrik yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intensitas

CO2 dikarenakan berbagai negara di Asia menjalankan program untuk

mereduksi emisi CO2, salah satunya yaitu dengan teknologi.

b. Foreign Direct Investment Terhadap Kerusakan Lingkungan

Foreign Direct Investment (FDI) adalah salah satu ciri penting dari

sistem ekonomi yang semakin mengglobal, serta memainkan peranan

penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Dalam dekade terakhir,

perubahan FDI telah terjadi sangat besar baik secara ukuran, cakupan,

maupun metode. Perubahan-perubahan ini terjadi karena semakin

berkembangnya teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing

dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan juga privatisasi di

berbagai bidang Industri. Berkembangnya sistem teknologi dan informasi,

serta komunikasi global yang kian mudah, memungkinkan manajemen

investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah.

Lebih lanjut lagi, pada era industri 4.0 saat ini, FDI merupakan salah

satu sumber penting pembiayaan bagi suatu negara, khususnya negara-

negara berkembang seperti Indonesia. Sehingga, dalam hal ini FDI diyakini

akan dapat memberikan dampak jangka panjang pada pembangunan suatu

negara, baik itu infrastruktur ataupun industrinya, dan memberikan dampak

positif dalam perekonomian. Penelitian ini mencoba untuk melihat

pengaruh hubungan antara FDI terhadap tingkat kerusakan lingkungan yang

Page 85: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

65

tidak sejalan dalam mengahadirkan pembangunan yang berkelanjutan

(sustainable) yang direpresentasikan oleh tingkat intensitas emisi CO2.

Dalam penelitian ini, variabel FDI memiliki hubungan yang positif

dan signifikan terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga di saat FDI

mengalami peningkatan, maka kerusakan lingkungan juga akan mengalami

peningkatan. Dengan hasil ini, tentunya FDI memberikan pengaruh negatif

bagi lingkungan, meskipun di sisi lain FDI dapat mendorong kinerja

perekonomian negara. Hal ini mengindikasikan bahwa masuknya besaran

aliran FDI di Indonesia ke sektor-sektor industri kemungkinan tidak diikuti

dengan keketatan regulasi dalam menanggulangi dampak lingkungan

seperti penggunaan teknologi yang tidak relatif ramah lingkungan.

Sehingga tidak dapat menekan jumlah output emisi atau polutan yang

dihasilkan dari proses produksi. Meskipun demikian, tentu hal ini masih

perlu dikonfirmasi atau dikaji lebih lanjut dengan menggunakan penelitian

lainnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ren et al (2014) dan Tang (2017) di mana besarnya aliran

FDI dapat meningkatkan intensitas emisi CO2 dan memperburuk keadaan

lingkungan. Namun, hasil estimasi ini berbanding terbalik dengan yang

dilakukan oleh Tang and Tan (2015), dan Zhang and Zhou (2016) di mana

ditemukan hasil penelitian bahwa besarnya aliran FDI dapat meningkatkan

kualitas lingkungan dengan menurunkan intensitas emisi CO2.

c. Populasi Penduduk Terhadap Kerusakan Lingkungan

Penduduk dalam peranannya merupakan bagian penting atau

dikatakan titik sentral dalam proses menciptakan pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable). Karena penduduk diketahui merupakan sebagai

subjek dan objek dalam pembangunan yang berkelanjutan atau dengan

bahasa ekonominya adalah sebagai pelaku ekonomi dan juga seorang

konsumen. Jumlah populasi penduduk yang besar dan dengan laju

pertumbuhan yang cepat, membuat daya tampung alam dan daya tampung

lingkungan semakin terbatas.

Page 86: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

66

Di sisi lain, faktor penduduk merupakan unsur yang dapat menjadi

beban sekaligus dapat menjadi unsur yang menimbulkan dinamika dalam

proses pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan, semakin

bertambahnya populasi penduduk maka kebutuhan akan sumber daya alam

juga akan semakin bertambah, sehingga hal ini dapat membuat semakin

dieksploitasi sumber daya alam yang ada dan semakin terbatas. Penelitian

ini mencoba untuk melihat pengaruh hubungan antara populasi penduduk

terhadap tingkat kerusakan lingkungan yang tidak sejalan dalam

mengahadirkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) yang

direpresentasikan oleh tingkat intensitas emisi CO2.

Dalam penelitian ini, variabel populasi penduduk memiliki

hubungan yang positif dan signifikan terhadap kerusakan lingkungan.

Sehingga di saat jumlah populasi penduduk mengalami peningkatan, maka

kerusakan lingkungan juga akan mengalami peningkatan. Hal ini

mengindikasikan bahwa tren peningkatan jumlah penduduk akan membuat

kebutuhan akan sumber daya alam semakin meningkat, sehingga hal ini

dapat membuat semakin dieksploitasi alam yang berdampak pada kerusakan

lingkungan dan menghambat dalam terciptanya pembangunan yang

berkelanjutan di Indonesia.

Selain itu, kesadaran atau perilaku penduduk dalam menjaga

lingkungan juga bisa dikatakan masih rendah. Menurut Dietz dan Rosa

(1997), Tingkat pendidikan dan kesadaran seseorang sangat mempengaruhi

perilaku seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Kualitas penduduk

salah satunya dientukan oleh tingkat pendidikan dan kesadaran. Melalui

tingkat pendidikan, seseorang cenderung memiliki kesadaran yang tinggi

terhadap kualitas lingkungan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Van (2002) dan Zuhri (2014) yang menjelaskan bahwa

pertumbuhan populasi dan kepadatan penduduk dapat mempengaruhi

secara positif terhadap intensitas emisi CO2 dan memperburuk kualitas

lingkungan. Sedangkan, menurut penelitian Martinez Zarzoso (2006),

Page 87: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

67

dampak dari pertumbuhan penduduk terhadap emisi CO2 di Uni Eropa

memiliki dampak yang berbeda-beda. Elastisitas penduduk di Uni Eropa

baru terhadap emisi CO2 adalah uniter, sedangkan di Uni Eropa lama

elastisitas penduduknya adalah kurang dari satu. Jika elastisitas penduduk

di Uni Eropa baru meningkat 1% maka emisi CO2 akan meningkat sebesar

1%, sedangkan bila elastisitas penduduk di Uni Eropa lama meningkat 1%

maka tidak akan berpengaruh terhadap emisi CO2.

Page 88: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini membahas tentang seberapa besar pengaruh konsumsi energi

listrik, pertumbuhan FDI dan dan populasi penduduk dalam mempengaruhi

intensitas emisi CO2 yang berdampak pada gagalnya mengahadirkan pembangunan

yang berkelanjutan di Indonesia tahun 1992-2018. Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis memperoleh kesimpulan

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsumsi energi listrik memiliki hubungan yang positif dan signifikan

terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga disaat konsumsi energi listrik

mengalami peningkatan, maka kerusakan lingkungan juga mengalami

peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa meningkatnya konsumsi

energi listrik memberikan pengaruh positif terhadap kerusakan

lingkungan dan menghambat terciptanya pembangunan yang

berkelanjutan di Indonesia.

2. Pertumbuhan FDI memiliki hubungan yang positif dan signifikan

terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga di saat pertumbuhan FDI

mengalami peningkatan, maka kerusakan lingkungan juga akan

mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa meningkatnya

pertumbuhan FDI memberikan pengaruh positif terhadap kerusakan

lingkungan dan menghambat terciptanya pembangunan yang

berkelanjutan di Indonesia.

3. Populasi penduduk memiliki hubungan yang positif dan signifikan

terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga di saat populasi penduduk

mengalami peningkatan, maka kerusakan lingkungan juga akan

mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa bertambahnya

populasi penduduk memberikan pengaruh positif terhadap kerusakan

Page 89: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

69

lingkungan dan menghambat terciptanya pembangunan yang

berkelanjutan di Indonesia.

4. konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct investment, dan

populasi penduduk berpengaruh signifikan terhadap kerusakan

lingkungan di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan

konsumsi energi listrik, pertumbuhan foreign direct investment, dan

populasi penduduk bersamaan akan berpengaruh terhadap kerusakan

lingkungan dan menghambat terciptanya pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable) di Indonesia yang direpresentasikan dengan

emisi CO2.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Civitas Akademika

a. Menambahkan atau menggunakan variabel bebas lainnya untuk

mengetahui faktor-faktor selain variabel determinan dalam penelitian

ini yang dapat mempengaruhi kelestarian lingkungan dalam

menghadirkan pembangunan yang berkelanjutan.

b. Menggunakan alat analisis lainnya yang dapat mengetahui apa saja

variabel bebas yang dapat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan

dalam menghadirkan pembangunan yang berkelanjutan dalam jangka

pendek maupun Panjang.

2. Bagi Pemerintah

a. Pemerintah selaku pihak yang memiliki wewenang dalam menjalankan

kebijakan negara, memiliki peranan yang penting dalam intervensi

terkait kebijakan penanggulangan perubahan iklim, yang salah satunya

adalah melalui pengurangan intensitas emisi CO2. Karena, untuk

mengurangi intensitas emisi CO2 diperlukan intervensi pemerintah

Page 90: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

70

melalui penerapan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong dalam

pengurangan intensitas emisi CO2 tersebut.

b. Terkait dengan upaya dalam meminimalisasi dampak perubahan iklim,

serta tindakan produksi dan konsumsi energi listrik yang tidak ramah

lingkungan dalam kerangka konsep pembangunan berkelanjutan, maka

hal itu dapat dicapai dengan penerapan instrument-instrumen ekonomi.

Penerapan instrumen ekonomi tersebut seperti: pajak, denda, dan

subsidi yang dapat diterapkan untuk meminimalisir eksternalitas negatif

terhadap lingkungan. Selain itu, hal tersebut juga dapat menghasilkan

pengaruh yang cukup signifikan untuk merubah pola produksi dan

konsumsi energi listrik menjadi lebih berkelanjutan.

c. Selanjutnya, dalam menerapkan pajak, pemerintah bisa menerapkan

pajak lingkungan. Namun, penerapan pajak lingkungan ini jika tidak

diimbangi dengan stimulus berupa pengurangan tingkat pajak yang lain,

di satu sisi akan menyebabkan disinsentif bagi kegiatan perekonomian

nasional. Hal ini dikarenakan konsep pajak adalah sebagai tambahan

biaya lain yang harus ditanggung oleh produsen maupun konsumen

akibat terjadinya kenaikan pada tingkat harga barang secara umum,

sehingga akan berpengaruh pada kemampuan atau daya beli masyarakat.

Kemudian, melalui penerapan pajak lingkungan ini, maka pihak

pencemar (polluters) sebenarnya diberikan kebebasan dalam mencemari

lingkungan, namun hal ini disertai konsekuensi dan sanksi berupa harga

yang harus dibayarkan untuk setiap unit residual yang dihasilkan. Selain

itu, esensi dari pendekatan pajak lingkungan adalah memberikan

insentif atau kesempatan bagi pihak pencemar untuk melakukan inovasi

dalam menemukan metode produksi yang paling efisien terkait dampak

negatif dari residual yang dihasilkan.

d. Pemerintah masih harus terus mendorong pengembangan sektor di

bidang energi, salah satunya dengan cara membangun infrastruktur

energi terbarukan agar harga produksi energi listrik terbarukan dapat

semakin menurun. Lalu, pemerintah juga harus mulai memasifkan

program yang dapat mendorong masyarakat untuk berpindah dari

Page 91: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

71

penggunaan energi listrik yang tidak ramah lingkungan, menuju ke

penggunaan energi listrik terbarukan. Salah satu cara yang dapat

diimplementasikan adalah dengan mengurangi subsidi terhadap jenis

energi yang tidak ramah lingkungan dan mulai mengalirkan atau

mensubstitusi dana subsidi pada jenis energi terbarukan.

e. Dalam mengatasi cepatnya laju pertumbuhan penduduk, pemerintah

diharapkan lebih menekan laju pertumbuhan penduduk tersebut. Hal ini

bisa dengan cara lebih memaksimalkan dan lebih mensosialisasikan dua

program KB, yaitu keluarga berencana dan keluarga berkualitas. Selain

itu, cara lainnya adalah dengan meningkatkan human capital penduduk.

Sehingga dengan tingginya pertumbuhan penduduk atau banyaknya

penduduk tidak menjadi masalah terhadap ekonomi dan lingkungan,

bahkan akan berdampak positif.

Page 92: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

72

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, Indah dan Didit Purnomo. (2005). “Studi Tentang Penanaman Modal

Asing di Indonesia.” Jurnal Ekonomi pembangunan: Vol 6, No.1.

Ariesa, Yuni. (2016). “Analisis Pengaruh Proses Pembangunan Terhadap

Degradasi Lingkungan di Indonesia.” Jurnal Manajemen Prima Fakultas

Ekonomi Universitas Prima Indonesia: Vol. VI, No. 1.

Chang, Ni-Bin and Ana Pires. (2015). Sustainable Solid Waste Management.

Amerika: IEEE Press Editorial.

Copeland, B. R., & Taylor, M. S. (1994). North-South Trade and the Environment.

The Quarterly Journal of Economics, 109(3), 755–787.

Daraba, Darda. (2001). Eksternalitas dan Kebijakan Publik. Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor.

Dinda, S. (2004). “Environmental Kuznets Curve Hypothesis: A Survey”.

Ecological Economics, 49 (4), 431–455.

Enerdata. (2019). Electricity Final Consumption.

Enerdata. (2019). Total CO2 Consumption.

Feldein, James. (2002). Foreign Direct Investment.

Gill, F. L., Viswanathan, K. K., & Karim, M. Z. A. (2018). The Critical Review of

the Pollution Haven Hypothesis. 8(1), 8.

Gurajati, N.D. (2003). Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill

Companies, Inc.

Haryanto, Tri. (2008). Pencemaran Lingkungan. Klaten: Cempaka Putih.

Lean H. H. and R. Smyth. (2009). “CO2 Emissions, Electricity Consumption and

Output in ASEAN.” Development Research Unit Discussion Paper

(DEVDP). 09-13.

Mantra, Ida Bagus. (2009). Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Page 93: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

73

Martinez-Zarzosso, Inmaculada., Aurelia Bengochea-Morancho and Rafael

Morales Lage. (2006). “The Impact of population on CO2 Emissions:

Evidence from European Countries.” Nota Di Lavoro 98.

Mehrizi, Masoud Abouie., S. M. Atashi & Marzie Elahi. (2012). “The Effect of

Variables Population Growth, Urbanization and Economic Growth on CO2

Emissions In Iran.” African Journal of Business Management. Vol.6 (28):

8414-8419.

Murniarti. (2018). “Pengujian Hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC) di

Asia Timur dan Asia Tenggara.” Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Nachrowi, Nchrowi Djalal, dan Hardius Usman. (2002). Penggunaan Teknik

Ekonometri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Neumayer, Eric. (2004). “Examining The Impact of Demographic Factors and Air

Pollution.” LSE Research Online, originally publish in Population &

Environment, 26(1), pp 5-21.

Perusahaan Listrik Negara. (2014). Laporan Tahunan 2011-2014.

Perusahaan Listrik Negara. (2016). Laporan Tahunan 2014-2016.

Perusahaan Listrik Negara. (2018). Laporan Tahunan 2016-2018.

Prayoga, A.D. (2007). Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ren, Shenggang., Baolong Yuan., Xie Ma. & Xiaohong Chen. (2014).

“International Trade, FDI (Foreign Direct Investment) and Embodied CO2

Emissions: A Case Study of Chinas Industrial Sectors.” China Economic

Review. 28: 123–134.

Sarwedi. (2002). “Investasi Asing Langsung di Indonesia dan Faktor yang

Mempengaruhinya.” Jurnal Akuntansi dan keuanga: Vol. 4, No.1.

Page 94: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

74

Soekro, Shinta R.I. & Triono Widodo. (2015). “Pemetaan dan Determinan Intra-

ASEAN Foreign Direct Investment (FDI): Studi Kasus Indonesia.” Working

Paper Bank Indonesia WP/06/2015. 95p.

Solomon, S., & IPCC (Ed.). (2007). Climate Change 2007: The Physical Science

Basis; Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of

the Intergovernmental Panel on Climate Change (1st published). New York:

UNEP.

Sugiyono A. (2006). “Penanggulangan Pemanasan Global di Sektor Pengguna

Energi.” Jurnal Sains & Teknologi, Modif Cuaca 7 (2): 15-19.

Sulasno. (2009). Teknik Konversi Energi LIstrik dan Sistem Pengaturan. Edisi

Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suparmoko. (1997). Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Suatu

Pendekatan Teoritis. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Suparmoko. (2000). Ekonomika Lingkungan. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Tang and Tan. (2015). “The Impact of Energy Consumption, Income and Foreign

Direct Investment on Carbon Dioxide Emissions in Vietnam.” Energy 79 (1),

447-454.

Tang, Ersalina. (2017). “Pengaruh Penanaman Modal Asing, Pendapatan Domestik

Bruto, Konsumsi Energi, Konsumsi Listrik, dan Konsumsi Daging Terhadap

Kualitas Lingkungan pada 41 Negara di Dunia dan 17 Negara di Asia Periode

1999-2013.” Jurnal Ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 6, No.2.

Tietenberg, T. and L. Lewis. (2011). Environmental and Natural Resource

Economics. Pearson Education, New Jersey, USA.

Todaro, Michael P. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid satu

Edisi ke tujuh. Jakarta: Erlangga.

Van, Phu Nguyen. (2002). “Endogenous Population and Environmental Quality.”

BETA-THEME, Universite Louis Pasteur.

Page 95: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

75

Warner, K., et al. (2010). “Climate Change, Environmental Degradation and

Migration.” Natural Hazards, 55(3), 689–715.

Widarjono, A. (2007). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan

Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia.

World Bank. (2019). Foreign Direct Investment (net inflows) Indonesia.

World Bank. (2019). Populasi Penduduk Indonesia.

Wulandari, Mira Tri., Hermawan., Purwanto. (2013). “Kajian Emisi CO2

Berdasarkan Penggunaan Energi Rumah Tangga Sebagai Penyebab

Pemanasan Global.” Disertasi: Universitas Diponegoro, Semarang,

Indonesia.

Zhang, Chuanguo and Xiangxue Zhou. (2016). “Does Foreign Direct Investment

Lead to Lower CO2 Emissions? Evidence from A Regional Analysis in

China.” Renewable and Sustainable Energy Reviews 58, 943-951.

Zuhri, M. Syaikhuddin. (2014). “Pengaruh Faktor-faktor Demografi Terhadap

Emisi Udara di Indonesia.” JIEP. Vol. 14, No. 2: 13-37.

Zulkifli, Arif. (2013). “Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan.” Hal 10-21.

Page 96: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

76

LAMPIRAN

Lampiran I: Uji Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

-0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03

Series: Residuals

Sample 1992 2018

Observations 27

Mean 2.24e-15

Median 0.001585

Maximum 0.025389

Minimum -0.041882

Std. Dev. 0.018624

Skewness -0.648928

Kurtosis 2.457728

Jarque-Bera 2.225798

Probability 0.328605

Page 97: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

77

B. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.297206 Prob. F(5,21) 0.3027

Obs*R-squared 6.371340 Prob. Chi-Square(5) 0.2717

Scaled explained SS 3.369810 Prob. Chi-Square(5) 0.6432

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 01/07/20 Time: 22:01

Sample: 1992 2018

Included observations: 27

Collinear test regressors dropped from specification

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.043842 0.019264 2.275814 0.0335

LOG_LISTRIK^2 -1.30E-14 1.30E-14 -1.006578 0.3256

LOG_FDI^2 2.31E-05 4.12E-05 0.561240 0.5806

LOG_FDI*LOG_POPULA

SI 0.003278 0.001415 2.315623 0.0308

LOG_FDI -0.027565 0.011953 -2.306103 0.0314

LOG_POPULASI^2 -0.000618 0.000273 -2.268079 0.0340

R-squared 0.235976 Mean dependent var 0.000334

Adjusted R-squared 0.054065 S.D. dependent var 0.000411

S.E. of regression 0.000400 Akaike info criterion -12.61870

Sum squared resid 3.35E-06 Schwarz criterion -12.33073

Log likelihood 176.3524 Hannan-Quinn criter. -12.53307

F-statistic 1.297206 Durbin-Watson stat 1.644739

Prob(F-statistic) 0.302686

Page 98: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

78

C. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.152593 Prob. F(2,21) 0.1411

Obs*R-squared 4.593525 Prob. Chi-Square(2) 0.1006

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 01/07/20 Time: 22:00

Sample: 1992 2018

Included observations: 27

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.097557 0.695348 0.140300 0.8898

LOG_LISTRIK -5.26E-08 1.13E-07 -0.464470 0.6471

LOG_FDI -0.002333 0.003250 -0.717989 0.4807

LOG_POPULASI -0.010679 0.082926 -0.128775 0.8988

RESID(-1) 0.447225 0.233412 1.916036 0.0691

RESID(-2) 0.019129 0.263590 0.072570 0.9428

R-squared 0.170131 Mean dependent var 2.24E-15

Adjusted R-squared -0.027457 S.D. dependent var 0.018624

S.E. of regression 0.018878 Akaike info criterion -4.908537

Sum squared resid 0.007484 Schwarz criterion -4.620574

Log likelihood 72.26525 Hannan-Quinn criter. -4.822911

F-statistic 0.861037 Durbin-Watson stat 1.540270

Prob(F-statistic) 0.523191

Page 99: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

79

D. Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors

Date: 01/07/20 Time: 22:02

Sample: 1992 2018

Included observations: 27

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

C 0.517442 35632.31 NA

LOG_LISTRIK 1.33E-14 1.106397 1.065396

LOG_FDI 8.39E-06 7.533041 1.035952

LOG_POPULASI 0.007377 35447.84 1.080165

Page 100: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

80

Lampiran II: Pengujian Model

A. Hasil Olah Data Ordinary Least Square

Dependent Variable: LOG_CO2

Method: Least Squares

Date: 01/07/20 Time: 21:53

Sample: 1992 2018

Included observations: 27

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -22.15168 0.719334 -30.79470 0.0000

LOG_LISTRIK 2.81E-07 1.15E-07 2.441058 0.0228

LOG_FDI 0.007366 0.002897 2.542567 0.0182

LOG_POPULASI 2.949223 0.085887 34.33831 0.0000

R-squared 0.981493 Mean dependent var 2.511225

Adjusted R-squared 0.979079 S.D. dependent var 0.136897

S.E. of regression 0.019801 Akaike info criterion -4.870199

Sum squared resid 0.009018 Schwarz criterion -4.678223

Log likelihood 69.74768 Hannan-Quinn criter. -4.813114

F-statistic 406.5818 Durbin-Watson stat 1.040933

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 101: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

81

Lampiran III: Data Penelitian

Data Penelitian

TAHUN LISTRIK FDI FDI (^) POPULASI CO2

1992 35 19,90553 396,2302 187.739.786 168,32

1993 39 12,77434 163,1837 190.851.175 182,99

1994 45 5,239521 27,45258 193.917.462 194,02

1995 50 106,0692 11250,68 196.934.260 216,39

1996 57 42,52186 1808,109 199.901.228 234,04

1997 64 -24,4914 599,8308 202.826.446 253,77

1998 65 -105,149 11056,23 205.724.592 256,25

1999 71 -674,7595 455300,4 208.615.169 277,49

2000 79 -143,9057 20708,84 211.513.823 272,6

2001 85 34,5679 1194,941 214.427.217 290,67

2002 87 104,873 10998,33 217.357.793 296,91

2003 90 -511,429 261559,5 220.309.469 325,34

2004 100 417,642 174425,1 223.285.676 331,91

2005 108 339,6568 115366,8 226.289.470 336,48

2006 113 -41,0503 1685,124 229.318.262 354,94

2007 122 40,98893 1680,092 232.374.245 372,58

2008 129 34,49492 1189,9 235.469.762 365,01

2009 136 -47,659 2271,383 238.620.563 379,06

2010 148 213,5299 45595,01 241.834.215 380,88

2011 160 34,4816 1188,98 245.116.206 402,49

2012 175 3,091866 9,559637 248.452.413 431,2

2013 188 9,815506 96,34416 251.806.402 428,79

2014 199 7,898849 62,39182 255.129.004 466,83

2015 203 -21,2637 452,1461 258.383.256 465,83

2016 216 -77,0378 5934,83 261.554.226 466,01

2017 223 351,5985 123621,5 264.645.886 495,94

2018 235 -1,65305 2,732586 267.663.435 522,23

Page 102: Disusun Oleh: PROGRAM STUDI EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49747...PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

82

Data Penelitian (LOG)

TAHUN LOG_LISTRIK LOG_FDI LOG_POPULASI LOG_CO2

1992 1,544068 2,597948 8,273556 2,226136

1993 1,591065 2,212677 8,280695 2,262427

1994 1,653213 1,438583 8,287617 2,287847

1995 1,69897 4,051179 8,294321 2,335237

1996 1,755875 3,257224 8,300815 2,36929

1997 180618 2,778029 8,302125 2,40444

1998 1,812913 4,043607 8,313286 2,408664

1999 1,851258 5,658298 8,319346 2,443247

2000 1,897627 4,316156 8,325339 2,435526

2001 1,929419 3,077347 8,33128 2,4634

2002 1,939519 4,041327 8,337175 2,472625

2003 1,954243 5,41757 8,343033 2,512337

2004 2 5,241609 8,348861 2,52102

2005 2,033424 5,062081 8,354664 2,526959

2006 2,053078 3,226632 8,360439 2,550155

2007 2,08636 3,225333 8,366188 2,57122

2008 2,11059 3,07551 8,371935 2,562305

2009 2,133539 3,35629 8,377708 2,578708

2010 2,170262 4,658917 8,383518 2,580788

2011 2,20412 3,075175 8,389372 2,604755

2012 2,243038 0,980441 8,395243 2,634679

2013 2,274158 1,983825 8,401067 2,632245

2014 2,298853 1,795128 8,40676 2,669159

2015 2,307496 2,655279 8,412264 2,668227

2016 2,334454 3,773408 8,417562 2,668395

2017 2,348305 5,092094 8,422665 2,695429

2018 2,371068 0,436574 8,427589 2,717862