Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023...

186
PENERAPAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Hidayatul Umam Cinere-Depok) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023...

Page 1: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

PENERAPAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Hidayatul Umam Cinere-Depok)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Ila Bainatul Hayati

109017000023

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Penerapan Model Treffinger untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa” disusun oleh Ila Bainatul Hayati,

NIM. 109017000023, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah

melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Mei 2014

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. H.M. Ali Hamzah M.Pd. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.

NIP. 19480323 198203 1 001 NIP. 1979061 200604 2 004

Page 3: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang
Page 4: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ila Bainatul Hayati

NIM : 109017000023

Jurusan : Pendidikan Matematika

Angkatan Tahun : 2009

Alamat : Jl. Pulo Panjang RT.002/08 No.48

Cinere – Kota Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Model Treffinger Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa adalah benar hasil

karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd.

NIP : 19480323 198203 1 001

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama : Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.

NIP : 1979061 200604 2 004

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Mei 2014

Yang Menyatakan

Ila Bainatul hayati

Nim: 109017000023

Page 5: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

i

ABSTRAK

ILA BAINATUL HAYATI (109017000023) “Penerapan Model Treffinger untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”. Skripsi Jurusan

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji 1) Peningkatan komunikasi matematis siswa

melalui model Treffinger, 2) Mengetahui aktivitas belajar matematika siswa

dalam pembelajaran model Treffinger. Penelitian ini dilaksanakan di MTs

Hidayatul Umam 2013/2014 pada bulan Januari-Februari 2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil

belajar, wawancara dan lembar observasi.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model Treffinger dapat

meningkatkan komunikasi matematis siswa. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata

komunikasi matematis siswa pada siklus I sebesar 67.40 menjadi 76.28 pada

siklus II. Kemudian terlihat dari kenaikan persentase aktivitas belajar matematika

siswa mencapai lebih dari 75% atau dalam kategori baik. Selain itu, penerapan

model Treffinger dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, rata-rata

siswa pada siklus I mencapai 67, meningkat menjadi 74 pada siklus II. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model Treffinger dapat

meningkatkan meningkatkan komunikasi matematis siswa dan hasil belajar

siswa.

Kata kunci: Model Treffinger, Komunikasi Matematis.

Page 6: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

ii

ABSTRACT

ILA BAINATUL HAYATI (109017000023), “Implementations with model

Treffinger Approach to improve Student’s Communication in Learning

Mathematics”. Skripsi Department of Mathematics Education, Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta.

The purpose of this research are: 1) Improving of student’s communication in

learning mathematics with Treffinger approach, 2) Knowing the learning

activities of students in learning mathematics models Treffinger. This research

was conducted in MTs Hidayatul Umam academic year 2013-2014 on January-

February 2014.

The methodologi of research is Classroom Action Research (CAR) which consists

of four stages, planning, acting, observating and reflecting. The research

instrument are the test result of learning mathematics, interview and observation

sheets

The result of the research shows that Implementation Treffinger approach in

teaching mathematics can improve the student’s Communication in learning

mathematics. It is shows from the average scor of student’s activities in learning

mathematics in first cycle is 67.40% up to 76.28% in second cyle. Then, shows the

increase of the percentage every indicator of student’s activities in learning

mathematics reached more than 75% or in good category. In addition, the model

of Treffinger approach can improve students’ mathematics learning outcomes, the

average student in the first cycle reached 67, increasing to 74 in second cycle.

This study concludes that through Treffinger can increase the student’s activities

in learning mathematics and mathematics learning outcomes.

Keywords: Treffinger approach, communication of learning mathematics.

Page 7: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

iii

KATA PENGANTAR

بسماهللالرحمنالرحيم

Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat ihsan, nikmat iman, dan nikmat islam, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa dicurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para

pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan,

kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai

pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Abdul Mu’in, S.Si, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Penasehat akademis Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd yang telah memberikan

bimbingan, arahan, waktu dan semangat dalam mendidik penulis selama ini.

5. Bapak Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, waktu, arahan, kesabaran dan semangat dalam

membimbing penulis selama ini.

6. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan, waktu, arahan dan semangat dalam

membimbing penulis selama ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu

berikan mendapatkan keberkahan dari Allah swt.

Page 8: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

iv

8. Bapak Dedi Jayadi S.Ag., selaku kepala sekolah MTs Hidayatul Umam Cinere

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Afrizon, S.T., selaku observer, yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian ini.

10. Siswa dan Siswi MTs Hidayatul Umam Cinere, khususnya kelas VIII-1 yang

telah kooperatif dalam penelitian ini.

11. Untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda H. Abdullah HM dan Ibunda

Munani S.Pdi., yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih

sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.

12. Kepada Sake, Unung, Linda, Pupu, Nisa, Memei, Cicit, Bundo, Esti dan Irna

serta seluruh teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2009. Terima

kasih atas canda tawa dan kebersamaan kalian selama ini.

13. Kepada teman-teman Nahdhotusyabab, yang tak pernah berhenti memberikan

dukungan dan canda tawa sekaligus rasa semangat kepada penulis.

14. Kepada sahabat-sahabatku Kiki, Imut, Wardah, Nadia dan N’ca yang tak

pernah merasa bosan menghibur dikala penulis mengalami kesedihan.

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya

dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, April 2014

Penulis

Ila Bainatul Hayati

Page 9: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... . ix

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Area .......................................................................... 6

C. Fokus Penelitian ......................................................................... 6

D. Pembatasan Fokus Penelitian ..................................................... 6

E. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

F. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

G. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

BAB II: LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teoritis

1. Kemampuan Komunikasi Matematis ................................... 8

2. Model Treffinger ................................................................... 15

B. Hasil penelitian yang Relevan .................................................... 21

C. Kerangka Konseptual ................................................................. 22

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan ................................................... 24

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 25

B. Metode Penelitian........................................................................ 25

C. Subjek Penelitian ........................................................................ 27

D. Desain Tindakan ......................................................................... 27

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................ 29

Page 10: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

vi

F. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................... 29

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................. 31

H. Deskripsi Data ............................................................................. 32

I. Instrumen Pengumpul Data ......................................................... 32

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .......................................... 35

K. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis.............................. 36

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ............... 37

BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, REKAPITULASI DATA, DAN

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan ................................. 39

1. Karakteristik Subjek Penelitian ........................................... 39

2. Pelaksanaan Prapenelitian ................................................... 39

3. Penelitian Siklus I ................................................................ 40

a. Tahap Perencanaan ....................................................... 40

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ........................................ 40

c. Tahap Observasi dan Analisis ...................................... 50

d. Tahap Refleksi .............................................................. 56

a. Penelitian Siklus II ....................................................... 57

b. Tahap Perencanaan ....................................................... 57

c. Tahap Pelaksanaan Tindakan ........................................ 58

d. Tahap Observasi dan Analisis ...................................... 63

e. Tahap Refleksi ............................................................... 69

B. Interpretasi Analisis Data ............................................................ 70

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 73

D. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................. 74

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 77

B. Saran ............................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78

LAMPIRAN ..................................................................................................... 80

Page 11: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 25

Tabel 3.2 Hasil Komunikasi Siswa Sebelum Penelitian ............................... 27

Tabel 3.3 Kategori Aktivitas Belajar ............................................................. 32

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I .................................................... 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen tes Siklus II .................................................... 34

Tabel 3.6 Kisi-kisi Observasi Aktivitas ........................................................ 34

Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara ..................................................................... 35

Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Siswa Belajar Matematika Siklus I ............... 50

Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Akhir Siklus I .................................................. 51

Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I ..................... 52

Tabel 4.4 Hubungan kemampuan Komunikasi Matematis dan Aktivitas Belajar

Matematika Siklus I ...................................................................... 56

Tabel 4.5 Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Divergen Pert-6 ...................... 59

Tabel 4.6 Persentase Aktivitas Siswa Belajar Matematika Siklus II ............. 63

Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif Akhir Siklus II ................................................ 64

Tabel 4.8 Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus II .................... 64

Tabel 4.9 Hubungan kemampuan Komunikasi Matematis dan Aktivitas Belajar

Matematika Siklus II ....................................................................... 68

Tabel 4.10 Perbedaan Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I

Dan Siklus II .................................................................................. 70

Tabel 4.11 Perbedaan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siklus I dan

Siklus II .......................................................................................... 72

Tabel 4.12 Hasil Aktivitas Belajar Matematika Tes Formatif dan Wawancara

Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 74

Page 12: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Treffinger ............................................................................ 20

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ..................................................................... 23

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 28

Gambar 4.1 Hasil Diskusi Siswa Pada Tingkat Divergen Pert-1 ...................... 42

Gambar 4.2 Hasil Diskusi Siswa Pada Tingkat Divergen Pert-3 ...................... 46

Gambar 4.3 Contoh Soal Lembar Kerja Siswa Pert-4 ....................................... 48

Gambar 4.4 Hasil Diskusi Siswa Pada Tingkat Divergen Pert-4 ...................... 48

Gambar 4.5 Hasil Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I .... 53

Gambar 4.6 Indikator Kemampuan Komunikasi pada Aspek writing ............... 53

Gambar 4.7 Indikator Kemampuan Komunikasi pada Aspek drawing ............. 54

Gambar 4.8 Indikator Kemampuan Komunikasi pada Aspek ME .................... 55

Gambar 4.9 Hasil Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus II ... 65

Gambar 4.10 Indikator Kemampuan Komunikasi pada Aspek drawing ........... 66

Gambar 4.11 Indikator Kemampuan Komunikasi pada Aspek ME .................. 67

Gambar 4.12 Indikator Kemampuan Komunikasi pada Aspek writing .............. 68

Gambar 4.13 Perbandingan Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis

Siklus I dan Siklus II ........................................................................................... 71

Page 13: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nilai Ulangan Matematika Siswa Pra-Penelitian ............................. 80

Lampiran 2 Pembagian Kelompok Siklus I ......................................................... 82

Lampiran 3 Pembagian Kelompok Siklus II ........................................................ 84

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (RPP Siklus I) ............ 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (RPP Siklus II) ......... 98

Lampiran 6 Lembar Permasalahan (LKS) Siklus I .............................................. 110

Lampiran 7 Lembar Permasalahan (LKS) Siklus II ............................................. 125

Lampiran 8 Validitas Instrumen Tes Siklus I ....................................................... 136

Lampiran 9 Instrumen Tes Siklus I .................................................................. 138

Lampiran 10 Validitas Instrumen Tes Siklus II ...................................................... 140

Lampiran 11 Instrumen Tes Siklus II ..................................................................... 142

Lampiran 12 Instrumen Aktivitas Belajar Matematika Siswa ................................ 144

Lampiran 13 Pedoman Wawancara Siklus I .......................................................... 146

Lampiran 14 Pedoman Wawancara Siklus II ......................................................... 147

Lampiran 15 Jawaban Instrumen Siklus I .............................................................. 148

Lampiran 16 Jawaban Instrumen Siklus II ............................................................. 151

Lampiran 17 Hasil Instrumen Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I ....... 153

Lampiran 18 Hasil Instrumen Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II........ 155

Lampiran 19 Hasil wawancara Siklus I .................................................................. 157

Lampiran 20 Hasil wawancara siklus II ................................................................. 159

Lampiran 21 Nilai Tes Formatif Siklus I ................................................................ 161

Lampiran 22 Nilai Tes Formatif Siklus II .............................................................. 162

Lampiran 23 Perhitungan Mean dan Persentase Siklus I ....................................... 163

Lampiran 24 Perhitungan Mean dan Persentase Siklus II ...................................... 164

Lampiran 25 Perhitungan Persentase aktivitas belajar matematika siklus I ........... 165

Lampiran 26 Perhitungan Persentase aktivitas belajar matematika siklus II ......... 166

Lampiran 27 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ....... 167

Page 14: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

x

Lampiran 28 Lembar Uji Referensi ........................................................................ 168

Lampiran 29Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitiam ................................ 172

Page 15: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal dasar bagi peningkatan kualitas sumber

daya manusia sehingga dituntut untuk terus berupaya mempelajari, memahami,

dan menguasai berbagai macam ilmu. Kemudian ilmu-ilmu tersebut

diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan.Dengan pendidikan peserta didik

dapat memiliki keunggulan dalam bidangnya masing-masing.

Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia seutuhnya, sebagaimana yang tercantum dalam

undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang

berbunyi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.1

Dalam upaya meningkatkan kecerdasan peserta didik, maka diperlukan

ilmu pengetahuan yang dapat mencerdaskan peserta didik. Salah satu ilmu

pengetahuan yang dapat mencerdaskan peserta didik adalah ilmu matematika.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam

dunia pendidikan.Oleh sebab itu, matematika harus dipelajari di setiap jenjang

pendidikan, mulai dari SD sampai SMA. Salah satu kemampuan matematika yang

harus dikuasai oleh siswa adalah kemampuan komunikasi, karena kemampuan

komunikasi matematis siswa merupakan fondasi dalam membangun pengetahuan

siswa terhadap matematika.Namun, pada kenyataannya siswa sedikit sekali dapat

mengkomunikasikan ide matematika sehingga kemampuan komunikasi siswa

rendah.Siswa hanya biasa mengerjakan soal yang dituntut mencari hasil namun

jarang sekali ditanya langkah-langkah pengerjaannya.

1Akhmad Sudrajat, Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003, 2010,

(akhmadsudrajat.wordprees.com)

Page 16: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

2

Pentingnya komunikasi juga dijelaskan dalam tujuan pembelajaran

matematika yang terdapat dalam KTSP, adapun tujuan pembelajaran

matematika yaitu:2

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,

dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pada point keempat, tujuan pembelajaran matematika adalah siswa dapat

mengkomunikasikan ide-ide matematika kedalam bentuk simbol, tabel diagram

atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah matematika. Oleh

sebab itu, rendahnya kemampuan matematika bisa jadi salah satu penyebabnya

adalah siswa kurang mampu mengkomunikasikan ide-ide matematika ke dalam

bentuk simbol, tabel, diagram atau media lainnya.

Greenes dan Schulman mengutarakan, bahwa komunikasi metematis

merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan

strategi matematik, (2) modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan

penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik, (3) wadah bagi siswa

dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi,

2Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan menengah, (Jakarta: BSNP, 2006), 2013,

h. 140 , (http://ebookbrowsee.net/buku-standar-isi-SMP-pdf-694762883)

Page 17: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

3

membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide

untuk meyakinkan orang lain.3

Komunikasi dalam matematika sangat perlu ditumbuhkembangkan,

karena kemampuan komunikasi matematis merupakan alat bantu pikir siswa

dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini sependapat dengan Baroody,

bahwa ada dua alasan mengapa komunikasi matematis siswa perlu

ditumbuhkembangkan, yaitu: (1) matematika adalah alat bantu berpikir,

menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, (2) matematika sebagai

aktifitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika sebagai wahana

interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antar guru dan siswa.4

Berdasarkan hasil belajar siswajuga menunjukkan bahwa komunikasi

matematis siswa masih rendah.Dari instrument yang dibuat hanya 10 atau

25.64% siswa dari 39 siswa yang dapat mengkomunikasikan ide matematika

dengan baik.5

Dalam menyelesaikan soal komunikasi tersebut sebagian besar siswa

kesulitan dalam mengkomunikasikan hal-hal yang diketahui dalam soal

menjadi kalimat-kalimat matematika, seperti merubah soal tersebut menjadi

simbol-simbol matematika.Hal ini juga telah dibuktikan dalam penelitian Kadir

yang menyebutkan bahwa komunikasi matematis siswa masih rendah, antara

lain:6

1. Secara umum siswa tidak dapat menjawab pertanyaan lanjutan dari sebuah

soal yang masih memerlukan informasi tambahan.

2. Siswa belum dapat membuat model matematika dari sebuah masalah non

rutin yang melibatkan bilangan pecahan, hal ini berdampak pada siswa

tidak dapat memecahkan soal yang diberikan.

3Gusni Satriawati, “Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan

Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”, Algoritma, vol. 1, 2006, h. 109. 4Ibid.

5Dilakukan di MTs Hidayatul Umam Cinere pada Bulan November.

6 Kadir, Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP di Daerah Pesisir Kabupaten

Buton setelah Mendapatkan Pembelajaran Kontekstual Pesisir, Jurnal Pendidikan Matematika,

2010, h. 4.

Page 18: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

4

3. Masih banyak siswa yang belum dapat membuat model matematika dari

suatu soal yang disusun dalam bentuk tabel dengan susunan yang tidak

biasa.

4. Masih banyak siswa yang salah dalam melakukan perkalian antara suatu

bilangan dengan sebuah persamaan.

5. Masih banyak siswa yang salah dalam menentukan bilangan pengali untuk

menyelesaikan suatu model matematika dengan metode eliminasi.

6. Masih ada siswa yang belum dapat menuliskan jawaban akhir sebagai

solusi dari suatu masalah.

Kemampuan komunikasi matematis siswa jarang mendapat perhatian dari

guru. Guru lebih berusaha agar siswa mampu menjawab soal dengan benar

tanpa meminta alasan jawaban siswa, ataupun meminta siswa untuk

mengkomunikasikan pemikiran, ide dan gagasannya. Hal ini sependapat

dengan Cai ‘it is so rare for students to provide explanation in mathematics

class, so strage to talk about mathematics, and so surprising to justify answer’

artinya bahwa akibat dari jarangnya para siswa dituntut untuk memberikan

penjelasan dalam pelajaran matematika, maka sangat asing bagi siswa untuk

mengkomunikasikan ide-ide mereka, dengan demikian adalah hal yang

mengejutkan bagi siswa jika diminta untuk memberikan alasan atas

jawabannya.7

Mengingat pentingnya komunikasi matematis siswa berdasarkan uraian

di atas, bahwa perlu adanya model baru untuk meningkatkan komunikasi

matematis siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan di Mts. Hidayatul

Umam, guru matematika masih saja menggunakan model pembelajaran

konvensional, yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Pada metode ini

hanya guru yang berperan aktif menjelaskan kepada siswa, siswa tidak

dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Menurut Sarson W.Dj.Pomalato untuk menjadikan pembelajaran

matematika menarik bagi siswa sehingga mereka menjadi aktif dan kreatif

7 Wahid Umar, “Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Matematika”, Jurnal Ilmiah Program studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1, 2012,

h. 3.

Page 19: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

5

dalam mengikuti pembelajaran, maka diharapkan hal itu akan memberikan efek

positif terhadap hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar yang dimaksud

antara lain tercermin pada kemampuan komunikasi matematis, penalaran,

kemampuan kreatif matematik serta kemampuan pemecahan masalah yang

dapat diaplikasikannya pada masalah matematika dan pada masalah yang

dihadapinya sehari-hari.8

Terdapat banyak metode pembelajaran salah satunya adalah metode

ceramah. Metode ini sering digunakan oleh guru sebagai metode alternatif

dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran matematika, metode

ini dianggap kurang efektif karena dalam matematika tidak hanya

menyelesaikan masalah dengan menggunakan rumus tetapi juga dilihat pada

prosesnya. Metode ini juga kurang efektif dalam meningkatkan komunikasi

matematis siswa, karena metode ini bersifat teacher centeredyaitu hampir

seluruh informasi berasal dari penjelasan guru, sementara siswa cenderung

bersifat pasif.

Untuk mewujudkan agar siswa memiliki kemampuan komunikasi yang

baik, oleh karena itu dibutuhkan pula model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. Salah satu model

pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Treffinger.

Treffinger adalah proses pembelajaran yang mencakup dua ranah, yaitu

kognitif dan afektif.Model pembelajaran ini mempunyai tiga tahap, yaitu:

tingkat divergen, practice with process dan working real with problems dalam

menghadapi masalah yang sebenarnya dengan cara sistematis dalam mengolah

gagasan sehingga persoalan dapat dipecahkan secara imajinatif melalui

pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi menyangkut cara

memperoleh informasi, mengingat informasi dan menggunakaninformasi

tersebut untuk menyelesaikan suatu masalah.

Melihat uraian di atas, bahwasanya model pembelajaran Treffinger

diduga memiliki pengaruh dalam kemampuan komunikasi matematis siswa.

8 Sarson W. Dj. Pomalato, Mengembangkan Kreatifitas Matematik Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger, Mimbar Pendidikan, vol. 1,

2006, h. 23.

Page 20: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

6

Oleh karena itu,penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran

Treffinger, dikarenakan siswa akan memiliki kreativitas yang tinggi sehingga

komunikasi matematis dapat berjalan dengan baik. Maka peneliti memutuskan

untuk memilih judul “Penerapan Model Treffinger untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”.

B. Identifikasi Area

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbul permasalahan

sebagaiberikut:

1. Siswa sulit mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang mereka miliki ke

dalam simbol-simbol matematika.

2. Siswa hanya dapat menjawab soal yang benar, tanpa ada alasan jawaban

3. Siswa jarang untuk memberikan penjelasan dalam menyelesaikan soal

matematika, maka sangat asing bagi siswa untuk mengkomunikasikan ide-

ide.

4. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian

ini terfokus kepada:“Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan model

Treffinger dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa?”

D. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,

batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaranTreffinger meliputi tingkat divergen, menerapkan

keterampilandan pengaplikasian.

2. Kemampuan komunikasi matematis siswa pada komunikasi tulisan.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan kepada batasan masalah yang telah diuraikan, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model Treffinger dapat meningkan komunikasi

matematika siswa?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa ketika menggunakan model Treffinger?

Page 21: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

7

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah tercantum di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahuiadanya peningkatan komunikasi matematis siswa

setelah menggunakan model pembelajaran Treffinger.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa ketika proses pembelajarannya

menggunakan model Treffinger.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain, manfaatnya

antara lain:

1. Siswa

Dapat mengembangkan daya kreativitas siswa dan meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis dalam matematika.

2. Sekolah

Pembelajaran kreatif model Treffinger merupakan salah satu cara alternatif

untuk meningkatkan komunikasi matematis siswa.

3. Guru

Memberikan pilihan baru bagi guru untuk menggunakan model

pembelajaran yang lebih inovatif dalam pelajaran matematika.

4. Peneliti

Menjadi bahan pertimbangan ataupun referensi untuk mengkaji lebih

dalam tentang model pembelajaran Treffinger ataupun permasalahan yang

berkaitan dengan model Treffinger.

Page 22: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

8

BAB II

LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teoritis

1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh siswa mulai dari

tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi yang selalu berkesinambungan pada

setiap tingkatannya. Misalnya saja, matematika yang dipelajari Pada tingkat

Sekolah Dasar (SD) yaitu tentang “bangun datar”, pada tingkat SMP mempelajari

“bangun ruang sisi datar” dan pada tingkat SMA mempelajari “bangun ruang sisi

lengkung”.

Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya

diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan

itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu.1

Matematika adalah salah satu alat bahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi. Matematika merupakan bahasa universal dimana untuk satu

simbol dalam matematika dapat dipahami oleh setiap orang di dunia ini.2

Misalnya saja, menyatakan penjumlahan yang berarti bertambah menggunakan

lambang sedangkan untuk menyatakan pengurangan yang berarti berkurang

menggunakan lambang .

Hal ini sesuai dengan pendapat Lerner bahwa matematika merupakan

bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.3 Selanjutnya Hamzah B.

Uno dan Masri Kuadrat Umar, mengatakan bahwa matematika adalah suatu

bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan

berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan

1 Erna Suwaningsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI

PRESS, 2006), h.3. 2iiZainab, Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran Matematika, 2011,

(mgmpmatoi.blogspot.com). 3 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h.

202-203.

Page 23: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

9

konstruksi generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara

lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.4

Dari pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan,

bahwa matematika merupakan bahasa universal, berupa simbol yang dapat

dipahami oleh setiap orang di dunia dan merupakan alat komunikasi yang

digunakan dalam memecahkan berbagai persoalan matematika di dalam

kehidupan sehari-hari.

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika, yaitu

matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan

sebagai alat komunikasi. Hal ini sependapat dengan Cockroft bahwa matematika

perlu diajarkan kepada siswa karena:5

a. Selalu digunakan dalam segi kehidupan.

b. Semua bidang studi memerlukan keterampilan bidang matematika yang

sesuai.

c. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.

d. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.

e. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan.

f. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Perlunya belajar matematika juga dijelaskan oleh Departemen Pendidikan

Nasional yang terdapat dalam Standar Isi Mata pelajaran Matematika,

bahwasanya tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:6

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat

dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

4 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat Umar, Mengelola Kecerdasan dalam

Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis kecerdasan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2009), h. 109. 5 Abdurrahman, op. cit., h. 204.

6Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

PPPPTK Matematika, 2009), h.2.

Page 24: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

10

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Salah satu alasan perlunya belajar matematika yang telah disebutkan di

atas adalah komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu informasi

dari satu orang ke orang lain sehingga mereka mempunyai makna yang sama

terhadap informasi tersebut.7

Menurut Gusni komunikasi adalah sebuah cara berbagi ide-ide dan

memperjelas pemahaman, maka melalui komunikasi ide-ide tersebut

direfleksikan, diperbaiki, didiskusikan dan diubah.8 Everett M. Rogers juga

mendefinisikan bahwa komunikasi proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan proses penyampaian suatu informasi (berupa gagasan atau ide) dari

satu orang ke orang lain untuk memperjelas suatu pemahaman, sehingga

terjadinya suatu perubahan.

Dengan diketahui definisi matematika dan komunikasi, maka dapat

dikemukakan pengertian komunikasi matematis. Komunikasi matematis adalah

proses penyampaian suatu informasi berupa simbol matematika, gagasan atau ide

matematika untuk memperjelas suatu pemahaman dalam memecahkan berbagai

persoalan matematika di dalam kehidupan sehari-hari.

Komunikasi matematis merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam

lingkungan pengalihan pesan matematik. Dalam hal ini, pesan berupa materi

7 Zainab, loc. cit.

8 Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan

Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP, ALGORITMA, Vol 1, 2006, h.

109.

Page 25: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

11

matematika dan cara pengalihannya dapat berupa lisan maupun tulisan. Cockroft

menyatakan bahwa: “We believe that all this perceptions of the usefulness of

mathematics arise from the fact that mathematics provide a means of

communication which is powerful, concise, and unambiguous.” Pernyataan ini

menunjukkan tentang perlunya para siswa belajar matematika dengan alasan

bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak

membingungkan.9

Komunikasi matematis menurut NCTM adalah kemampuan siswa dalam

menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah,

kemampuan siswa mengkonstruksikan dan menjelaskan sajian fenomena dunia

nyata secara grafis, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik atau

kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri.10

Melalui komunikasi, ide matematika dapat dikeluarkan dalam berbagai

pendapat setiap individu, sehingga matematika dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa

komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

setiap siswa. Karena, dengan komunikasi siswa dapat menyampaikan gagasan-

gagasan yang mereka miliki dalam memecahkan persoalan matematika. Misalnya

saja, dalam menyajikan soal kedalam tabel, diagram ataupun simbol.

Kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika

sangat perlu untuk dikembangkan. Hal ini karena melalui komunikasi matematis

siswa dapat mengorganisasikan berpikir matematisnya baik secara lisan maupun

tulisan.11

Adanya kemampuan komunikasi matematis dapat membantu siswa

dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

simbol, tabel ataupun gambar-gambar.

Menurut Greenes dan Schulman mengatakan bahwa kemampuan

komunikasi matematis merupakan:12

9Fadjar Shadiq, op. cit., h. 5-6.

10NCTM, “Principle and Standards for School Mathematics”, (Virginia: NCTM), 2000),

h. 36-39 11

Wahid Umar, Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Matematika, Jurnal Ilmiah Program studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1, 2012, h.

1. 12

Ibid., h. 2.

Page 26: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

12

1. Kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi

matematik.

2. Modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam

eksplorasi dan investigasi matematik.

3. Wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh

informasi, membagi pikiran dan penemuan. Curah pendapat, menilai dan

mempertajam ide untuk meyakinkan orang lain.

Selain itu, NCTM mengemukakan bahwa komunikasi matematika adalah

kemampuan siswa dalam hal:13

1. Membaca dan menulis matematika, menafsirkan makna dan ide.

2. Mengungkapkan dan menjelaskan tentang ide matematika dan hubungannya.

3. Merumuskan definisi matematika dan membuat generalisasi yang ditemukan

dalam investigasi.

4. Menuliskan sajian matematika dengan pengertian.

5. Menggunakan kosa-kata/bahasa, notasi struktur secara matematika untuk

menyajikan ide dan menggambarkan hubungan dan pembuatan model.

6. Memahami, menafsirkan dan menilai ide yang disajikan secara lisan, dalam

tulisan atau bentuk visual.

7. Mengamati dan membuat dengan merumuskan pertanyaan mengumpulkan

serta menilai informasi.

8. Menghasilkan dan menyajikan argument yang meyakinkan.

Selanjutnya Sumarmo juga mengatakan bahwa kemampuan komunikasi

matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat

berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk:14

a. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide

matematika.

b. Membuat model situasi atau persoalan mengguanakan metode lisan, tulisan,

konkrit, grafik dan aljabar.

c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.

13

NCTM, loc. cit. 14

Satriawati, op. cit., h. 110.

Page 27: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

13

d. Mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika.

e. Membaca dengan pemahaman suatu persentasi matematika tertulis.

f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan

generalisasi.

g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah

dipelajari.

Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat diketahui apabila siswa

mampu menyajikan ke dalam bentuk tabel, grafis atau simbol-simbol. Hal ini

sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematis yang dijelaskan oleh

Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan Pengajaran

Berdasarkan Pendekatan Sistem”, bahwa seseorang dikatakan dapat

berkomunikasi bila ia telah dapat melakukan beberapa hal di bawah in, antara

lain:15

1. Memberikan alasan terjadi atau tidak terjadinya sesuatu, baik secara induktif

maupun deduktif

2. Menafsirkan sesuatu hal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah

dimiliki sebelumnya

3. Menyatakan ide atau gagasan, baik secara lisan, tulisan maupun dengan

peragaan atau demonstrasi

Indikator komunikasi matematis menurut NCTM, adalah:16

1. Mengorganisasi dan mengkonsolidasi matematika dan mengkomunikasikan

dengan siswa lain.

2. Mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas kepada siswa

lain, guru dan lainnya.

3. Meningkatkan atau memperluas pengetahuan matematika siswa dengan cara

memikirkan pemikiran dan strategi siswa lain.

4. Menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi

matematika.

15

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2003), h. 7. 16

NCTM, op. cit., h. 36.

Page 28: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

14

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi

matematis, antara lain:17

1. Pengetahuan prasyarat

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

akibat proses belajar sebelumnya.

2. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Membaca, diskusi dan menulis bertujuan untuk memperjelas pemikiran dan

mempertajam pemahaman.

3. Pemahaman matematik

Pemahaman matematik yang dimaksud adalah pengetahuan siswa tentang

konsep matematika dan kemahiran siswa dalam menggunakan strategi

penyelesaian terhadap soal atau masalah yang diberikan.

Kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian

adalah kemampuan komunikasi tertulis. Sedangkan untuk kemampuan

komunikasi lisan dapat dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu

ketika siswa menyampaikan sebuah ide atau pendapat. Jika semua siswa dapat

berargumen dengan tepat, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan komunikasi

lisan siswa lebih baik dari sebelumnya.

Dari indikator-indikator yang telah diuraikan di atas, maka indikator

kemampuan komunikasi matematis yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:

1. Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan tulisan.

2. Drawing, yaitu menginterpretasikan ide matematika ke dalam bentuk gambar.

3. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika yang

berkaitan dengan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol

matematika.

Sedangkan komunikasi lisan yang dijadikan sebagai informasi untuk

menunjang komunikasi tertulis siswa dapat dilihat dari aktivitas belajar

matematika siswa selama mengikuti proses pembelajaran, baik itu ketika siswa

bekerja secara berkelompok atau ketika siswa sedang persentasi hasil

pekerjaannya di depan kelas.

17

Satriawati, op. cit., h. 111.

Page 29: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

15

2. Model Treffinger

Model berarti contoh, acuan, ragam atau macam.18

Dapat dikatakan bahwa

model adalah adalah rancangan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas

oleh guru di dalam kelas.

Robert Glaser telah mengembangkan suatu model pengajaran yang

membagi proses belajar mengajar dalam empat komponen atau tahapan, yaitu:19

1. Instruksional Objektives

Instruksional Objektives yaitu tujuan pengajaran, semua kualifikasi yang

diharapkan dimiliki peserta didik bila ia telah selesai mengikuti kegiatan

belajar mengajar tertentu.

2. Entering Behavior

Entering Behavior yaitu kemampuan peserta didik sebelum pengajaran

dimulai.

3. Intruktional Procedure

Intruktional Procedure yaitu perencanaan proses belajar mengajar.

4. Performance Assesment

Performance Assesment yaitu tahapan evaluasi untuk mengetahui apakah

proses belajar mengajar itu tercapai.

sebagian peserta didik mempunyai nilai rendah di bawah rata-rata,

sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas tidak berhasil. Hasil penilaian

yang rendah disebabkan karena banyak kemungkinan, misalnya saja peserta didik

kurang menguasai materi sebelumnya atau kurangnya motivasi guru yang dituju

pada peserta didik.

Ada beberapa model yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

di dalam kelas, salah satunya adalah model pembelajaran Creatif Problem

Solving. Model Creatif Problem Solving adalah model pembelajaran dimana

peserta didik dihadapkan pada suatu kondisi bermasalah,20

dan peserta didik

18

Abuddin Nata, Metodologi Studi islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.

161. 19

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: kalam Mulia, 2005), h.

163. 20

Ibid., h. 219.

Page 30: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

16

dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara kreatif. Untuk itu

peserta didik harus menemukan sejumlah strategi untuk dapat menyelesaikan

suatu masalah tersebut dengan benar dan tepat.

Dalam menyelesaikan masalah tersebut peserta didik dapat menggunakan

dua cara, cara yang pertama yaitu dengan cara konvergen dan kedua yaitu dengan

cara divergen.21

Untuk menyelesaikan suatu masalah yang kreatif peserta didik

harus menggunakan dengan cara divergen, yaitu tidak ada suatu jawaban yang

benar, semua jawaban dimungkinkan.

Di dalam model kreatif terdapat beberapa model yang dapat digunakan

dalam proses belajar mengajar, diantara model-model kreatif tersebut adalah:22

1. Model Taksonomi Bloom

2. Model Struktur Intelek dari Guilford

3. Model Multiple Talents dari Taylor

4. Model Treffinger

5. Model Enrichment Triad dari Renzulli

6. Model Williams

7. Model Taksonomi Sasaran Belajar efektif dari Krathwohl

8. Model Clark

Salah satu model belajar kreatif yang dikemukakan oleh Utami Munandar

adalah model Treffinger. Model Treffinger adalah salah satu model dari sedikit

yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran

praktis bagaimana mencapai keterpaduan.23

Menurut Oon-Seng Tan Treffinger

menggambarkan proses kreatif sebagai urutan tahap di mana masalah diselesaikan

secara sistematis.24

Menurut Sarson W.Dj.Pomalato, model Treffinger

melibatkan dua ranah, yaitu ranah kognitif dan ranah afektif.25

21

Ibid. 22

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2009), h. 161. 23

Ibid., h. 172. 24

Oon-Seng Tan, Problem Based Learning and Creativity, (e-book), h. 7. 25

Sarson W.Dj.Pomalato, Mengembangkan Kreativitas Matematika Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger, Mimbar Pendidikan, 2006, h. 23.

Page 31: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

17

Adapun langkah-langkah model Treffinger adalah:26

1. Tingkat Basic Tools, yaitu meliputi keterampilan berpikir divergen dan teknik-

teknik kreatif. Keterampilan dan teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran

dan kelenturan berpikir serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif

kepada orang lain.

2. Tingkat Practice with Process, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk

menetapkan keterampilan yang dipelajari pada tingkat basic tools dalam

situasi praktis.

3. Tingkat Working Real with Problems, yaitu menerapkan keterampilan yang

dipelajari pada tingkat basic tools dan practice with process terhadap dunia

nyata. Pada tingkat ini siswa tidak hanya belajar keterampilan berpikir kreatif,

tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka.

Selanjutnya dalam buku Suryosubroto adanya tiga tingkatan dalam

pembelajaran model Treffinger, yaitu:27

1. Tingkat Divergen

Penggunaan pemikiran divergen dan intuisi sebagai landasan tingkat

berikutnya.

2. Proses Pemikiran dan Perasaan

Proses pemikiran dan perasaan yang menyuluruh, memperluas dan

memperdalam tingkat pertama serta penerapan fungsi analisis dan sintesis.

3. Aplikasi(terlibat dalam tantangan nyata)

Aplikasi dalam menghadapi masalah yang sebenarnya dengan berusaha

memecahkan masalah secara kreatif yaitu cara sistematis dalam

mengorganisasi dan mengolah keterangan atau gagasan sehingga persoalan

dapat dipecahkan secara imajinatif melalui pengolahan informasi.

Sedangkan menurut Ramayulis ada tiga tingkatan teknik model Treffinger,

antara lain:28

26

Munandar, op. cit., h. 172. 27

B. Suryosubroto, Proses Belajar mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2009), h. 196. 28

Ramayulis, op. cit., h. 220-224.

Page 32: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

18

1. Teknik I, terdiri atas:

a. Pemanasan

Dalam melakukan pemanasan terhadap siswa, guru harus mengajukan

pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga menimbulkan minat, rasa

tertarik dan rasa ingin tahu siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan

membuat peserta didik menjadi lebih terbuka dan siap untuk teknik kreatif.

b. Sumbang saran

Menurut Gay R Lefrancois sumbang saran merupakan suatu sessi dimana

sejumlah besar kemungkinan yang bervariasi diproduksi dan dengan

sengaja meniadakan penilaian tepat tidaknya kemungkinan tersebut.

Dalam sumbang saran guru dilarang mengkritik ide atau gagasan yang

diucapkan oleh peserta didik, diharapkan adanya modifikasi dan

kombinasi dengan ide lainnya, diperlukan adanya kuantitas ide atau

gagasan dan yang terakhir adalah mencari ide unik dan tidak biasa.

c. Pertanyaan yang memacu ide.

Pertanyaan yang memacu ide atau gagasan ini digunakan untuk

meningkatkan gagasan kreatif.

2. Teknik II, terdiri dari:

a. Sinektik

Sinektik ini merupakan cara yang sangat menarik dan menyenangkan

dalam mengembangkan cara berpikir yang baru dan segar bagi peserta

didik.

b. Futuristic

Peserta didik memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan

terjadi dimasa depan. Hal ini diperlukan agar peserta didik bisa

menentukan masa depannya sendiri.

3. Teknik III, yaitu pemecahan masalah secara kreatif

Untuk bisa memecahkan permasalahan dengan baik diperlukan

beberapa kriteria, antara lain:

Page 33: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

19

a. Tingkat perkembangan kognitif

b. Persyaratan pengetahuan, yaitu seseorang harus memiliki konsep-konsep

yang relevan serta mampu mengkombinasikan prinsip-prinsip yang telah

dipelajari.

c. Kadar intelegensi, yaitu memiliki kemampuan berpikir logis dan

konseptual.

d. Fleksibel, yaitu seseorang mampu mengaplikasikan solusi yang baru.

Sedangkan menurut Sarson W.Dj.Pomalato, bahwa model Treffinger

terdiri dari 3 tahap, 3 tahapan tersebut antara lain:29

1. Pengembangan fungsi-fungsi divergen, dengan penekanan keterbukaan kepada

gagasan-gagasan baru dan berbagai kemungkinan.

2. Pengembangan berpikir dan merasakan secara lebih kompleks, dengan

penekanan kepada penggunaan gagasan dalam situasi kompleks disertai

ketegangan dan konflik.

3. Pengembangan keterlibatan dalam tantangan nyata, dengan penekanan kepada

penggunaan proses-proses berpikir dan merasakan secara kreatif untuk

memecahkan masalah secara bebas dan mandiri.

Dari pendapat-pendapat di atas mengenai langkah-langkah model

Treffinger dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model Treffinger meliputi:

1. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Tingkat divergen dan practice with process merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

2. Working Real with Problems

Working real with Problems merupakan pemecahan masalah yang

berkaitan dengan tindakan nyata dan terdapat di dalam kehidupan sehari-hari.

29

Pomalato, loc. cit.

Page 34: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

20

Gambar 2.1

Model Treffinger

Pembelajaran matematika dengan menggunakan model Treffinger

dilakukan dengan cara mengikuti tahap-tahap yang telah dijelaskan di atas. Setiap

tahap pembelajaran tersebut harus diterapkan pada proses pembelajaran di kelas

secara utuh. Dengan menggunakan tahap-tahapan tersebut maka hal itu akan

memberikan efek positif terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas siswa di kelas.

hasil belajar yang dimaksud tercermin pada salah satu kemampuan matematika

siswa, yaitu kemampuan komunikasi matematis.

Dalam pembelajaran matematika, model Treffinger merupakan cara

alternatif dalam menyelesaikan sebuah soal. Karena, dengan menggunakan model

ini siswa dilatih untuk selalu berpikir kreatif dalam menyelesaikan sebuah

permasalahan dengan menggunakn informasi-informasi yang diketahui oleh

siswa.

Tingkat III

Working Real with

Problems

Tingkat

I

Diverge

n

Tingkat II

Practice with Process

Kognitif

Pengetahuan

ingatan

Afektif

Percaya diri

Rasa ingin

tahu

Kognitif

Penerapan

Analisis

Afektif

Imajinasi

Berkreasi

Kognitif

Pengelolaan

sumber

Afektif

Perwujudan

diri

Page 35: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

21

Menurut Sarson W.Dj.Pomalato ada beberapa kelebihan model Treffinger,

diantaranya:30

i(1) Mengintegerasikan dimensi kognitif dan afektif dalam

pengembangannya (2) Melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir divergen

dalam proses menyelesaikan masalah (3) Memiliki tahapan pengembangan yang

sistematik, dengan beragam metode dan teknik untuk setiap tahap yang dapat

diterapkan secara fleksibel. Model Treffinger ini lebih lanjut oleh Bell Gredler

dikatakan mempunyai beberapa keuntungan atau kelebihan, antara lain:31

(1)

Memupuk kecerdasan manusia lewat proses pengamatan, deskripsi memori dan

kemampuan pemecahan masalah (2) Mengubah informasi yang khusus akan

menghasilkan pengolahan operasi dasar dalam kegiatan mental dan memberikan

sumbangan atas pengertian kita mengenai proses belajar.

Menurut Ari Dwi Haryono, beberapa ciri-ciri peserta didik setelah

menggunakan pembelajaran dengan model Treffinger adalah sebagai berikut:32

(1)

Menerapkan ide masalah (2) Menuliskan ide penyelesaian masalah (3)

Mengimplementasikan soal cerita dalam kehidupannya. Selain itu, kelebihan

model Treffinger adalah dapat diterapkan pada semua segi di kehidupan sekolah,

mulai dari pemecahan konflik sampai dengan pengembangan teori ilmiah.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Penerapan Model Treffinger

untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa” adalah sebagai

berikut:

Sarson W.Dj.Pomalato dengan judul penelitian “Mengembangkan Kreativitas

Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model

Treffinger”. Penelitian tersebut dilakukan di SMP Negeri Gorontalo pada kelas

VIII. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sampel yang ditentukan

dengan menggunakan teknik stratified sampling. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini berupa tes kreatif matematis. Secara umum dalam penelitian

ini diperoleh hasil bahwa ternyata kreativitas siswa yang memperoleh

30

Titin Faridatun Nisa, Pembelajaran Matematika dengan Setting Model Treffinger untuk

Mengembangkan Kreativitas Siswa, Pedagogia, 2011, h. 43-44. 31

B. Suryosubroto, op. cit., h. 196-197. 32

Faridatun Nisa, op. cit., h. 43.

Page 36: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

22

pembelajaran Treffinger lebih baik dibandingkan dengan kreativitas matematik

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

C. Kerangka Konseptual

Matematika merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting

dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, matematika dipelajari disetiap jenjang

pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah

Atas (SMA). Tidak hanya di sekolah, matematika juga berguna di dalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam

mempelajari matematika adalah kemampuan komunikasi. Sampai saat ini peran

guru dalam membangun kemampuan komunikasi matematis siswa khusunya

dalam pembelajaran matematika masih sangat terbatas. Kemampuan komunikasi

merupakan aspek yang sangat penting dan dibutuhkan yang perlu dimiliki oleh

siswa yang ingin berhasil dalam studinya.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Oleh karena itu, matematika perlu diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di

Indonesia

Hal tersebut tertuang di dalam NCTM yaitu kemampuan siswa dalam

menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah,

kemampuan siswa mengkonstruksikan dan menjelaskan sajian fenomena dunia

nyata secara grafis, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel, dan sajian secara fisik

atau kemampuan sisiwa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri.

Untuk terciptanya komunikasi matematik yang baik, maka siswa juga

memerlukan adanya kemampuan kretivitas yang tinggi, karena dalam kreativitas

diperlukan penyampaian yang tepat dalam menyampaikan suatu kreativitas

tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, salah

satu model pembelajaran yang efektif adalah dengan menggunakan model

Page 37: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

23

pembelajaran Treffinger. Treffinger adalah model pembelajaran kreatif, yang

terdiri dari 3 langkah, yaitu: tingkat divergen, practice with process dan working

real with problems.

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

Model Treffinger

Langkah-langkah

Divergen

Practice

with

Process

Working

Real with

Problems

Yang melibatkan

Kognitif Afektif

Dapat meningkatkan

kemampuan

1. Writing

2. Drawing

3. Mathematical

Exspression

Kemampuan

komunikasi

meningkat

Penutup

Menggali pengetahuan

Menerapkan

pengetahuan

Mengaplikasikan

dalam kehidupan

sehari-hari

Rasa percaya diri

Imajinasi dan rasa

kreasi

Perwujudan diri

Page 38: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

24

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

Menggunakan model Treffinger diharapkan dapat meningkatkan komunikasi

matematis siswa.

Page 39: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Hidayatul Umam, yang beralamat di Jl.

Masjid I, Rt. 05/02 No. 30 Cinere, Kecamatan Cinere Kota Depok 16514, pada

tanggal 07 Januari - 13 Februari 2014 pada kelas VIII/I pada tahun pelajaran

2013/2014 semester genap.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

Sept

2013

Okt

2013

Nov

2013

Des

2013

Jan

2014

Feb

2014

Persiapan Dan Perencanaan √ √ √

Observasi √

Kegiatan Penelitian √ √

Analisis Data √ √

Laporan Penelitian √

B. Metode penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilaksanakan guru di dalam

kelas. dengan cara merencanakan, melaksanakan, mengamati dan merefleksikan.1

Metode PTK berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan atau strategi

pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk pelajaran di

kelas. Dengan mempertimbangkan tujuan apa yang akan dicapai yaitu

menyelesaikan masalah yang dihadapai di kelas, maka penelitian ini mengikuti

prosedur penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research.

Model penelitian tindakan yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc

Taggart.2 Langkah-langkah dari model penelitian ini adalah penyusunan

1 Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:

PT Malta Printindo, 2009), h. 9. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2012), h. 137.

Page 40: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

26

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang

selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Adapun rancangan dari setiap langkah-langkah tersebut adalah:

1. Penyusunan perencanaan

Tahap awal dari penelitian ini adalah perencanaan, dalam tahapan awal,

peneliti mengidentifikasikan suatu masalah dalam kegiatan proses pembelajaran

di kelas. Selain dengan mengidentifikasi masalah, peneliti juga melihat bagaimana

hasil belajar siswa yang selama ini dilaksanakan. Kemudian peneliti

merencanakan suatu tindakan dengan tepat berdasarkan masalah yang berada di

kelas tersebut dengan cara merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan membuat instrument penelitian siklus I

dan siklus II.

2. Pelaksanaan tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan proses pembelajaran

dengan menggunakan model Treffinger dengan langkah-langkah tingkat divergen,

practice with process dan real with problem. Sebelum melakukan penelitian,

peneliti membuat rencana tindakan yang berpedoman pada rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan model Treffinger dan lembar kerja siswa (LKS) dengan

model Treffinger. Dengan tujuan agar komunikasi matematis siswa dapat

meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Treffinger.

3. Observasi (pengamatan)

Pada tahap pengamatan, tahap pengamatan ini dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti dibantu oleh seorang

observer (guru) dalam melihat kondisi pada saat pembelajaran berlangsung di

dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi siswa yang disediakan.

Dalam kegiatan ini peneliti juga mengamati hasil atau akibat dari proses

pembelajran yang telah dilaksanakan siswa setelah menggunakan model

Treffinger.

4. Refleksi

Pada kegiatan refleksi, data yang telah dianalisis dilihat apakah ada

kekurangan atau kelebihan dari proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti

Page 41: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

27

bersama observer menganalisis hasil siswa. Selain itu, data yang telah dianalisis

dilakukan evaluasi sehinnga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan

mencapai indikator keberhasilan atau masih perlu perbaikan. Jika hasil yang telah

dianalisis tidak mencapai keberhasilan, maka perlu diadakannya siklus

selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-I MTS Hidayatul

Umam tahun ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh siswa kelas ini adalah 39 orang,

terdiri dari 11 laki-laki dan 28 perempuan. Subjek pelaku dalam penelitian ini

adalah peneliti dan guru bidang studi kelas IX yang bertindak sebagi observer.

Dalam penentuan subjek, peneliti memilihnya karena diketahui bahwa

kelas VIII-I mempunyai masalah dalam proses pembelajaran matematika dalam

hal kemampuan komunikasi matematika yaitu hanya 10 dari 39 siswa yang dapat

mengkomunikasikan dengan baik. Adapun tabel hasil komunikasi siswa sebelum

penelitian adalah:3

Tabel 3.2

Hasil Komunikasi Siswa Sebelum Penelitian

Komunikasi Frekuensi Persentase (%)

Benar 10 25.64%

Salah 29 74.36%

Nilai rata-rata 55.26

D. Desain Tindakan

Adapun desain yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa siklus-

siklus. Diawali dengan siklus I yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Apabila siklus I selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan maka ditindaklanjuti dengan

melakukan siklus berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.

3 Data terlampir

Page 42: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

28

Alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Perencanaan

Pelaksanaan

Proses pembelajaran

dengan model

Treffinger dengan

kelompok yang

heterogen (dipilih

oleh peneliti)

Siklus I

Refleksi

Mengetahui aktivitas siklus

I dan hasil pembelajaran

siklus I dibandingkan

dengan indikator

keberhasilan. Apabila belum

tercapai maka penelitian

dilanjutkan ke siklus II

Pengamatan

Aktivitas

Tes akhir siklus I

Wawancara

Perencanaan

Siklus II

Jika aktivitas dan hasil belajar sudah

berhasil makasiklus II selasai

Jika aktivitas dan hasil belajar belum berhasil

maka dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pelaksanaan

Proses pembelajaran

dengan model

Treffinger dengan

kelompok teman

sepermainan (dipilih

oleh siswa)

Pengamatan

Aktivitas

Tes akhir siklus II

Wawancara

Refleksi

Mengetahui aktivitas siklus

II dan hasil pembelajaran

siklus II dibandingkan

dengan indikator

keberhasilan.

Page 43: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

29

Alur Penelitian Tindakan Kelas

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Di dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru dan observer I, yang

membuat perencanaan kegiatan dan mengajarkan materi dengan menggunakan

model Treffinger. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti juga dibantu oleh

seorang kolabarator (guru) yang berperan sebagai observer II, peneliti dan guru

bersama-sama melakukan proses pengamatan, mengumpulkan data serta

menganalisis data.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan tindakan siklus I yang

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Jika pada penelitian

siklus I terdapat kekurangan maka lanjut pada siklus II yang lebih mengarah pada

perbaikan. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Tahap Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Meyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.

3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk setiap pertemuan.

4) Menyiapkan pedoman wawancara untuk akhir siklus I.

5) Mempersiapkan soal tes formatif untuk akhir siklus I.

6) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Tindakan

1) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Treffinger pada

materi lingkaran.

2) Pembelajaran pada siklus ini terdiri dari empat pertemuan dengan

pertemuan kelima digunakan untuk memberikan tes akhir siklus I.

3) Peneliti memberikan tindakan belajar.

4) Peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) pada tiap kelompok.

5) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) tersebut pada

kelompoknya masing-masing.

Page 44: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

30

6) Guru berkeliling membimbing pekerjaan siswa dan memberikan

bantuan kepada siswa yang belum paham.

7) Siswa diminta mempersentasikan hasilnya di depan kelas dan siswa

yang lain bertugas untuk menyimak atau menanyakan hasil presentasi

yang belum dipahami.

8) Peneliti memimpin diskusi kelas dengan melakukan tanya jawab

dengan siswa untuk menemukan kesimpulan umum dari permasalahan

yang diberikan.

9) Penilaian tes akhir siklus I.

c. Tahap Pengamatan

1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan

hasil diskusi kelompok dan lembar observasi aktivitas siswa.

2) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa.

d. Tahap Refleksi

Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan

siklus I untuk menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan. Jika belum

berhasil maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya (siklus II).

2. Tahap Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Meyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.

3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk setiap pertemuan.

4) Menyiapkan pedoman wawancara untuk akhir siklus II.

5) Mempersiapkan soal tes formatif untuk akhir siklus II.

6) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Tindakan

1) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Treffinger pada

materi lingkaran.

2) Pembelajaran pada siklus ini terdiri dari empat pertemuan dengan

pertemuan kelima digunakan untuk memberikan tes akhir siklus I.

3) Peneliti memberikan tindakan belajar.

Page 45: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

31

4) Peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) pada tiap kelompok.

5) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) tersebut pada

kelompoknya masing-masing.

6) Guru berkeliling membimbing pekerjaan siswa dan memberikan

bantuan kepada siswa yang belum paham.

7) Siswa diminta mempersentasikan hasilnya di depan kelas dan siswa

yang lain bertugas untuk menyimak atau menanyakan hasil presentasi

yang belum dipahami.

8) Peneliti memimpin diskusi kelas dengan melakukan tanya jawab

dengan siswa untuk menemukan kesimpulan umum dari permasalahan

yang diberikan.

9) Penilaian tes akhir siklus I.

c. Tahap Pengamatan

1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan

hasil diskusi kelompok dan lembar observasi aktivitas siswa.

2) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa.

d. Tahap Refleksi

Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan

siklus II untuk menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan. Jika

sudah berhasil maka penelitian dihentikan dan jika belum berhasil maka

penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya (siklus III).

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan

sebagai berikut:

1. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa di dalam

pembelajaran pada setiap siklus harus mencapai nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu ≥ 70, yang ditetapkan MTs Hidayatul Umam Cinere

Depok.

2. Persentase aktivitas belajar matematika siswa yang diamati melalui lembar

aktivitas pada setiap siklus harus mencapai ≥ 75%, yang diperoleh dari rata-

Page 46: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

32

rata skor aktivitas dalam instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Dalam

penelitian ini peneliti membuat kategori-kategori aktivitas belajar matematika

siswa sebagai ukuran bagaimana aktivitas belajar matematika siswa yang

dicapai setiap siklus. adapun kategori-kategori tersebut tercantum dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.3

Kategori Aktivitas Belajar Siswa

Kategori Deskripsi

Baik .

Sedang 75% 99

Cukup .

Kurang .

Apabila pada siklus II indikator keberhasilan sudah tercapai, maka

penelitian dihentikan. Akan tetapi, apabila pada siklus II indikator keberhasilan

belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III. Dengan hasil refleksi

siklus II sebagai acuannya.

H. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan

kuantitatif:

1. Data kualitatif : Persentase hasil observasi aktivitas siswa, persentase

hasil pedoman wawancara siswa dan dokumentasi.

2. Data Kuantitatif : Hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa siklus

I dan hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa

siklus II

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti.

I. Instrumen Pengumpulan data

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrument tes dan instrument non tes.

Page 47: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

33

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini dibuat tiap siklus, yaitu

siklus I dan siklus II. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang peneliti

buat terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran menurut model pembelajaran Treffinger, yaitu dengan langkah-

langkah (1) tingkat divergen, (2) practice with process dan (3) working real

with problems.

b. Bahan Ajar (LKS)

Materi/bahan ajar sekaligus lembar kerja siswa (LKS) ini memuat

langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Treffinger.

Lembar kerja siswa (LKS) ini yang harus diisi oleh siswa dalam setiap

kelompok. Dalam penyajiannya materi dalam lembar kerja siswa (LKS)

diawali dengan membuat satu kegiatan dalam menemukan suatu rumus dan

dilanjutkan dengan 2 soal, soal yang pertama lebih mengarah ketingkat

divergen dan practice with process, sedangkan soal yang kedua lebih

mengarah kepada tingkat working real with problems.

2. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan adalah tes formatif. Tes formatif ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat komunikasi matematis siswa

dalam menyelesaikan soal. Instrumen tes ini dilakukan oleh peneliti sebanyak 2

kali, yaitu tes siklus I dan siklus II.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Tes Siklus I

No Indikator No. Soal Aspek yang

diukur

1. Mendeskripsikan unsur-unsur

lingkaran 1a, 1b dan 1c Writing

2. Mengekspresikan ide matematika ke

dalam simbol matematika 4a, 4b dan 5b

Matematika

ekspresi

3. Mengilustrasikan soal kebentuk

gambar 2,3 dan 5a Drawing

Page 48: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

34

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Tes Siklus II

No Indikator No. Soal Aspek yang

diukur

1. Mendeskripsikan sudut-sudut

lingkaran 1 dan 2b Writing

2. Mengekspresikan ide matematika ke

dalam simbol matematika 3 dan 5

Matematika

ekspresi

3. Mengilustrasikan soal kebentuk

gambar 2a dan 4 Drawing

Sebelum suatu instrumen digunakan, data instrumen tersebut harus valid,

agar diperoleh data yang valid. Sebuah instrumen disebut valid apabila instrumen

tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

3. Instrument Non Tes

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Observasi dilakukan sebagai upaya untuk mengamati pelaksanaan

tindakan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai

aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika. Kegiatan ini

dilakukan oleh observer yaitu peneliti dan kolaborator, melalui kegiatan ini

diharapkan diperoleh informasi mengenai gambaran pembelajaran yang

sedang berlangsung. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh

peneliti dan kolaborator setiap pertemuan dengan panduan lembar observasi

untuk mengamati aktivitas belajar matematika siswa. Observasi ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dengan

menggunakan model Treffinger.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Observasi Aktivitas

NO Aspek yang diamati

1 Kesiapan menerima pembelajaran

2 Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru/teman

3 Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

4 Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan

5 Mengerjakan LKS kelompok

6 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru

7 Berani mempersentasikan hasil LKS/diskusi kelompok

Page 49: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

35

b. Lembar Wawancara

Lembar wawancara ini dilakukan hanya untuk siswa. Lembar

wawancara ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa

setelah menggunakan model Treffinger pada akhir siklus I dan siklus II.

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Wawancara

NO Aspek yang Diamati

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model Treffinger

2. Aktivitas siswa dengan menggunakan model Treffinger

c. Dokumentasi

Digunakan sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang dilakukan

selama penelitian.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Dalam mendapatkan hasil belajar yang baik, maka diperlukan instrumen

yang baik pula. Instrumen yang baik dapat dilihat dari validitas. Suatu instrumen

disebut valid apabila instrumen tersebut mampu mengevaluasi apa yang

seharusnya dievaluasi.

Instrumen yang akan digunakan dalam melihat kemampuan komunikasi

matematis adalah tes formatif akhir siklus. Validitas yang digunakan adalah

validitas logis. Validitas logis adalah validitas alat evaluasi yang dilakukan sudah

dirancang secara baik, mengikuti ketentuan teori yang sudah ada.4 Agar hasil

pertimbangan tersebut dapat terpenuhi maka pertimbangan alat evaluasi dilakukan

oleh para ahli. Dalam hal ini, yang dianggap ahli untuk melakukan validitas

adalah guru matematika. Berdasarkan hasil pertimbangan guru matematika, maka

instrumen tes sudah layak untuk digunakan.

Untuk data kualitatif, teknik pemeriksaan keterpercayaan yang peneliti

gunakan adalah, tekhnik triangulasi, yaitu menggali data dari sumber yang sama

dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh

informasi mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dilakukan dengan

4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.(Jakarta: PT Bumi Aksara,

2006), h. 65.

Page 50: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

36

cara mengobservasi aktivitas siswa, wawancara siswa, memeriksa lembar kerja

siswa dan hasil tes akhir siklus siswa.

K. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi ini dilakukan oleh observer yaitu peneliti dan kolaborator

pada setiap pertemuan.

2. Lembar Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mendapatkan tanggapan

siswa setelah menggunakan proses pembelajaran dengan menggunakan model

Treffinger atau setelah akhir siklus dilaksanakan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi juga digunakan dalam proses penelitian, dokumentasi tersebut

berupa gambar dengan tujuan untuk dijadikan salah satu bukti dari proses

penelitian.

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Setelah data-data penelitian terkumpul, peneliti memeriksa kembali

kelengkapan data-data yang sudah diambil. Tahap berikutnya adalah peneliti da

kolaborator menganalisis data tersebut. Adapun langkah-langkah yang ditempuh

untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data kualitatif

a. Observasi Aktivitas Siswa

Data hasil observasi yang telah didapat disajikan dalam bentuk tabel,

kemudian data hasil observasi tersebut dianalisis menggunakan nilai

persentase, selanjutnya menginterpretasikan data dan mendeskripsikannya

secara jelas atas dasar data sehingga menjadi suatu kesimpulan. Rumus

persentase yang digunakan adalah:5

5 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2003), h. 40.

Page 51: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

37

Keterangan:

= Angka persentase

= Frekuensi yang akan dicari persentasenya

= Number of Cases (Jumlah frekuensi/Banyaknya individu)

b. Wawancara

Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat, kemudian disusun

dalam bentuk rangkuman.

2. Data kuantitatif

Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data skor. Kemampuan komunikasi

matematis siswa dapat dilihat dari perhitungan skor rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa dan persentase tiap indikator. Kemudian kemampuan

komunikasi tersebut dianalisis perindikator, yaitu writing, drawing dan

mathematical exspression.

Untuk menghitung mean tiap indikator, dihitung dengan rumus:

Untuk menghitung persentase tiap indikator dihitung dengan rumus:

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran dengan

model Treffinger. Model Treffinger diduga merupakan salah satu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa. Di dalam

penelitian ini terjadi 2 siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah peneliti melakukan analisis

pada tindakan siklus I ternyata indikator keberhasilan komunikasi matematis

siswa belum meningkat, kemudian peneliti melanjutkan tindakan siklus II. Di

dalam siklus II peneliti menemukan bahwa hasil indikator keberhasilan

Page 52: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

38

komunikasi matematis meningkat dan peneliti menghentikan penelitian ini pada

siklus II.

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan

untuk orang banyak. Selain itu peneliti juga berharap adanya penelitian lebih

lanjut yang dapat mengemukakan faktor ataupun menggunakan kegiatan lain yang

dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa dengan tujuan agar proses

pembelajaran matematika dapat terlaksana dengan baik.

Page 53: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

39

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

DAN PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di kelas VIII, MTs Hidayatul Umam Cinere Depok. Data-data hasil

intervensi dikumpulkan dan dianalisis. Deskripsi data tersebut meliputi:

karakteristik subjek penelitian, pelaksanaan pra-penelitian, pelaksanaan tindakan

siklus I dan pelaksanaan tindakan silus II. Temuan-temuan diinterpretasikan untuk

mengetahui adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa di

dalam kelas.

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-I MTs

Hidayatul Umam Cinere Depok, tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 39

orang siswa, terdiri dari 11 siswa putra dan 28 siswa putri. Alasan peneliti

memilih kelas VIII-1 sebagai subjek penelitian adalah karena kelas VIII-I

sebagian besar siswa kurang mampu menyelesaikan persoalan matematika.

Misalnya saja dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variable

(SPLDV), yaitu merubah simbol dari soal matematika yang berbentuk cerita.

Selain itu siswa juga masih sulit dalam menggambar suatu model matematika

guna membantu dalam menemukan jawaban pada materi Teorema Phytagoras.

2. Pelaksanaan Prapenelitian

Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan prapenelitian, karena untuk

mengetahui kemampuan awal siswa peneliti telah melakukan pembelajaran

sebelumnya dengan posisi peneliti sebagai guru mata pelajaran. Telah dijelaskan

pada poin pertama bahwa siswa kelas VIII-I masih rendah dalam kemampuan

komunikasi matematis.

Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa juga dapat dilihat

dari salah satu soal ulangan siswa yang mengukur komunikasi matematis pada

materi SPLDV. Diperoleh bahwa siswa masih kurang dalam merubah simbol dari

Page 54: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

40

bentuk soal cerita yang diberikan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa masih sangat rendah.

Dapat dilihat pada tabel 3.2 bahwa hasil ulangan harian siswa pada materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) didapatkan hanya 25,64% siswa

yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan didapat pula

bahwa 74,36% siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Dapat dilihat

bahwa nilai rata-rata kelas VIII-I dari 39 siswa adalah 55,26. Dapat disimpulkan,

bahwa siswa yang telah tuntas lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang

belum tuntas. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas pada

kelas VIII-I untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa

melalui model Treffinger.

Berdasarkan identifikasi dari permasalahan pembelajaran matematika di

atas, maka kelas VIII-I ditetapkan sebagai subjek penelitian. Berikut penjelasan

mengenai pelaksanaan penelitian.

3. Penelitian Siklus I

Tindakan pada pembelajaran siklus I merupakan langkah awal yang sangat

penting, karena hasil dari pembelajaran pada siklus I ini akan dijadikan refleksi

untuk melakukan siklus selanjutnya. Adapun langkah-langkah kegiatan pada

siklus I ini meliputi: tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi (analisis dan

refleksi.

Adapun uraian dalam melaksanakan penelitian pada silus I ini adalah:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Untuk menunjang pembelajaran peneliti membuat lembar

kerja siswa (LKS) yang akan digunakan pada saat tindakan berlangsung. Selain

itu, peneliti juga menyusun instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siklus I, lembar observasi siswa, pedoman wawancara setelah siklus I dan alat

dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan,

empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran dari tanggal 07 Januari sampai

Page 55: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

41

dengan 21 Januari 2014 dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus I pada

tanggal 23 Januari 2014 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan tes

adalah 2 x 40 menit (2 jam pembelajaran).

Subjek siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen, yaitu

mengkombinasi siswa dengan kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah.

Masing-masing kelompok berjumlah empat sampai lima orang. Tujuan

dibentuknya kelompok heterogen ini adalah agar siswa yang mempunyai

kemampuan akademik tinggi dapat membantu siswa lain yang mempunyai

kemampuan akademik rendah dan siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami konsep materi matematika, sehingga semua kelompok dapat

memahami materi tersebut dengan baik.

Dalam pembelajaran peneliti memberikan sebuah lembar kerja siswa

(LKS) yang dibagikan kepada masing-masing kelompok. Di dalam lembar kerja

siswa (LKS) tersebut siswa diminta untuk mendiskusikan bersama teman

kelompoknya tentang permasalahan yang terdapat pada lembar kerja siswa

tersebut (LKS). Saat proses pembelajaran, peneliti memfasilitasi kelompok yang

mengalami kesulitan. Kelompok yang telah dibuat tidak mengalami perubahan

selama pembelajaran di siklus I.

Adapun deskripsi pembelajaran siklus I yaitu sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama / Selasa 07 Januari 2014

Kegiatan belajar matematika di kelas VIII-I berlangsung selama 2 x 40

menit. Siswa yang hadir pada pertemuan pertama adalah sebanyak 39 orang.

Sebelum pelajaran dimulai peneliti membagi siswa menjadi 9 kelompok yang

beranggotakan 4 atau 5 siswa.

Pada pertemuan pertama, peneliti mengambil materi mengenai pengertian

lingkaran dan unsur-unsur lingkaran. sebagai pengantar, peneliti bercerita

mengenai lingkaran yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara

berkelompok.

Di dalam lembar kerja siswa (LKS) tersebut terdiri dari 2 kegiatan, dalam

kegiatan 1 peneliti meminta kepada siswa untuk mengamati benda-benda yang

Page 56: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

42

berbentuk lingkaran yang pernah ada disekeliling siswa. Selain mengamati benda-

benda yang berbentuk lingkaran, siswa juga diminta untuk menggambar benda-

benda lingkaran yang sudah diamati. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat

divergen dan practice with process siswa.

Dalam melaksanakan kegiatan ini, masih banyak siswa yang berjalan-jalan

di luar kelompoknya. Beberapa siswa masih terlihat bingung dalam mengerjakan

lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan oleh peneliti, karena mereka belum

terbiasa belajar dengan menggunakan model Treffinger.

Salah satu contoh soal yang mengukur tingkat divergen pada pertemuan

satu adalah sebagai berikut:

Amati benda yang pernah ada disekitarmu, Manakah yang merupakan

bangun datar lingkaran?

Salah satu contoh jawaban siswa dari tingkat divergen dan practice with

process disajikan pada gambar berikut:

Gambar 4.1

Hasil Diskusi Siswa Pada Tingkat Divergen

Dari jawaban di atas, terlihat bahwa siswa mampu membuat beberapa

contoh lingkaran dalam kehidupan sehari-hari. Soal tersebut dapat

mengembangkan salah satu indikator komunikasi matematis yaitu drawing,

karena pada gambar 4.1 siswa mampu mengkomunikasikan soal ke dalam bentuk

gambar.

Dalam mengerjakan kegiatan 2, siswa diminta untuk melakukan tingkat

working real with problem yaitu mendeskripsikan sebuah cerita ke dalam bentuk

Page 57: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

43

gambar, kegiatan ini juga mengukur salah satu indikator komunikasi matematis

siswa yaitu pada aspek drawing. Lembar kerja siswa (LKS) ini merupakan

langkah awal dalam membentuk komunikasi matematis siswa. Selain itu dalam

kegiatan 2 ini, peneliti juga meminta siswa untuk menyebutkan unsur-unsur yang

terdapat dalam gambar tersebut.

Dari jawaban siswa dalam mengerjakan kegiatan 2, ada sebagian kecil

kelompok yang masih belum paham dalam mengetahui unsur-unsur lingkaran

kemudian menyebutkan unsur-unsur tersebut. Berdasarkan dari analisis lembar

kerja siswa (LKS) ada 4 dari 9 kelompok yang masih kurang tepat dalam

menyebutkan unsur-unsur lingkaran.

Selain itu, beberapa siswa juga masih pasif dalam kelompoknya hal ini

terlihat dari mereka yang saling mengandalkan. Berdasarkan data yang diperoleh

dari instrumen lembar aktivitas belajar matematika siswa, dapat, bahwa hanya ada

64.48% siswa yang aktif dalam kelompoknya masing-masing. Sedangkan 35.52%

siswa tidak aktif dalam kelompoknya. Akan tetapi, secara keseluruhan aktivtas

siswa di dalam kelompoknya cukup baik, hal tersebut dapat dilihat bahwa siswa

yang aktif lebih besar daripada siswa yang tidak aktif.

Setelah lembar kerja siswa (LKS) selesai dikerjakan peneliti meminta

perwakilan salah satu kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya di

depan papan tulis dan siswa yang lain mendengarkan hasil diskusi dari temannya.

Pada mulanya siswa tersebut tidak berani untuk maju dan mempersentasikan, hal

ini terlihat dari siswa yang saling menunjuk temannya untuk mempersentasikan,

setelah ada satu orang siswa yang ingin mempersentasikan hasil kelompoknya

maka siswa yang lain juga ingin mempersentasikan hasil kelompoknya di depan

papan tulis.

Data yang diperoleh dari hasil diskusi adalah bahwa sebagian kecil siswa

sudah mengerti tentang materi ini. Dalam pertemuan ini tidak semua kelompok

yang mempunyai kesempatan untuk maju ke depan papan tulis dalam hal

mempersentasikan hasil diskusinya, hanya satu kelompok saja yang dapat

mempersentasikan, hal ini disebabkan karena waktu dalam pembelajaran yang

sedikit.

Page 58: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

44

Setelah kelompok tersebut selesai mempersentasikan, kemudian peneliti

memberikan tambahan penjelasan mengenai materi pengertian lingkaran dan

unsur-unsur lingkaran. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat rangkuman dan

kesimpulan apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Selanjutnya peneliti

memberikan tugas untuk dipelajari di rumah serta meminta kepada peserta didik

untuk membawa jangka, benang dan penggaris.

2. Pertemuan kedua / Kamis 09 Januari 2014

Pada pertemuan kedua, setelah bel dari istirahat berbunyi, peneliti

memasuki ruangan kelas VIII-I, peneliti melihat absensi siswa, ternyata siswa

yang hadir sebanyak 37 orang dan 2 orang siswa tidak masuk tanpa keterangan.

Kemudian peneliti memulai pelajaran dengan mengucap salam dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum pemberian lembar kerja siswa

(LKS) dimulai, beberapa siswa protes tentang kelompoknya masing-masing,

alasan mereka adalah karena tidak nyaman. Akan tetapi setelah para siswa diberi

pengertian, akhirnya mereka menuruti peneliti dan masuk ke kelompok mereka

masing-masing.

Materi pada pertemuan kedua yaitu mengenai menentukan rumus keliling

lingkaran dan menghitung keliling lingkaran. Pada pertemuan kedua ini, peneliti

tidak merubah kelompok yang sebelumnya, setelah semua kelompok tertib,

peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok.

Di dalam lembar kerja siswa (LKS), peneliti meminta siswa untuk

membuat 3 buah lingkaran dengan diameter berbeda-beda dan meminta siswa

untuk mengikuti langkah-langkah yang sudah ada di lembar kerja siswa (LKS).

Setelah kegiatan yang di lembar kerja siswa (LKS) sudah dikerjakan, maka siswa

akan menemukan sebuah rumus untuk menghitung keliling lingkaran.

Jika rumus keliling lingkaran sudah diketahui, maka siswa diwajibkan

untuk mengerjakan soal yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS) tersebut.

Sama seperti lembar kerja siswa (LKS) pada pertemuan pertama. Bahwa pada

lembar kerja siswa (LKS) yang kedua ini memiliki tiga langkah, untuk soal yang

pertama yaitu langkah divergen dan practice with process, sedangkan untuk soal

yang kedua yaitu langkah working real with problems.

Page 59: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

45

Setelah dianggap benar oleh kelompoknya, masing-masing siswa

kemudian melanjutkan soal yang kedua, tidak jarang siswa selalu bertanya kepada

peneliti, dalam membenarkan jawaban yang mereka cari.

Keaktifan siswa pada pertemuan kedua ini lebih aktif dari pertemuan

sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan persentase keaktifan siswa dalam

berdiskusi sebanyak 67,03%. Dapat dikatakan, bahwa aktifitas belajar matematika

siswa dalam belajar matematika sudah terlihat tetapi belum maksimal. Menurut

pengamatan peneliti, bahwa ada 5 kelompok yang aktif dalam melaksanakan

diskusi, sedangkan 4 kelompok lagi cenderung mengerjakan tugas-tugas

pembelajaran secara sendiri-sendiri.

Setelah itu, sama seperti pada pertemuan kedua, setelah pekerjaan siswa

selesai semua, maka peneliti meminta salah satu dari teman kelompoknya untuk

mempersentasikan hasil diskusinya. Peneliti meminta kelompok yang belum maju

kemarin yang mempersentasikan hasil diskusinya. Setelah selesai dalam

mempersentasikan, kemudian peneliti memberikan tambahan penjelasan, dan

membenarkan yang salah dari hasil diskusi serta meminta siswa untuk

merangkum dan membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada

pertemuan ini.

3. Pertemuan ketiga / Kamis 16 Januari 2014

Pada pertemuan ketiga, proses pembelajaran dilanjutkan dengan materi

mengenai luas lingkaran. siswa yang hadir pada pertemuan ketiga ini sebanyak 38

orang siswa sedangkan 1 orang siswa berhalangan hadir, dengan alasan tanpa

keterangan.

Di awal pembelajaran peneliti membentuk kelompok yang sudah dibentuk

pada pertemuan sebelumnya, sama seperti pertemuan pertama dan kedua peneliti

memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada siswa, yang terdiri dari 2 kegiatan

yaitu kegiatan 1 mengacu kepada tingkat divergen dan practice with process dan

kegiatan 2 lebih mengacu kepada tingkat real with problem.

Sebelum melakukan kegiatan 1 dan kegiatan 2, siswa diminta untuk

menemukan rumus luas lingkaran dengan cara memotong sebuah lingkaran

menjadi beberapa bagian, dan disusun sehingga menjadi sebuah persegi panjang.

Page 60: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

46

Setelah rumus luas lingkaran sudah dapat ditemukan, maka siswa diwajibkan

untuk menyelesaikan soal yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS) pada

pertemuan ketiga. Sama seperti pada pertemuan sebelumnya, di dalam lembar

kerja siswa (LKS) yang ketiga ini ada tiga langkah dalam menyelesaikan.

Langkah pertama dan kedua yaitu divergen dan practice with process digunakan

untuk meyelesaikan soal yang pertama, dan langkah ketiga yaitu real with

problems digunakan untuk menyelesaikan soal yang kedua.

Pada soal yang pertama siswa diminta untuk menyelesaikan soal yang

mempunyai beberapa alternatif jawaban. Peneliti membuat 2 cara untuk

menyelesaikan soal pertama, sebagai langkah awal siswa hanya melengkapi kedua

cara tersebut.

Berikut ini adalah contoh soal yang menggunakan langkah divergen dan

practice with process pada pertemuan ketiga, yaitu:

Sebuah lingkaran tepat berada di dalam persegi, jika ukuran rusuk

persegi tersebut adalah 14 cm, tentukanlah luas lingkaran tersebut!

Jawaban siswa adalah:

Gambar 4.2

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Divergen

Dalam mengerjakan soal yang pertama, sebagian besar siswa sudah

mengerti dalam mengerjakannya, hal itu terlihat dari jawaban siswa. Akan tetapi,

dalam mengerjakan soal yang pertama ini, masih saja ada siswa yang bertanya

kepada peneliti dalam membenarkan jawabannya.

Selanjutnya Pada soal yang kedua siswa diminta untuk menyelesaikan soal

dengan tingkatan real with problem. Dilihat dari hasil jawaban kelompok siswa,

bahwa pada soal yang kedua ini masih banyak siswa yang kurang mengerti dan

Page 61: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

47

tak jarang siswa selalu bertanya tentang soal tersebut. Kemudian guru

menjelaskan ulang soal yang kedua ini, dan pada akhirnya siswa benar-benar

memahami soal tersebut. Kemudian siswa mengerjakan soal tersebut dengan

berdiskusi kepada teman sekelompoknya.

Secara garis besar, aktivitas pada pertemuan ketiga ini menurun dari

aktivitas siswa belajar matematika pada pertemuan sebelumnya. Terlihat dari

persentase aktivitas siswa belajar matematika sebesar 65,94%. Hal ini disebabkan

karena siswa sudah merasa bosan di dalam kelas.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal tersebut, seperti pertemuan

sebelumnya salah satu kelompok harus mempersentasikan hasil diskusinya di

depan kelas. Setelah selesai mempersentasikan, kemudian peneliti menambahkan

penjelasan, dan membenarkan yang salah, setelah itu peneliti meminta siswa

untuk membuat kesimpulan dari pelajaran yang telah dipelajari hari ini dan

meminta siswa untuk membawa jangka dan penggaris pada pertemuan

selanjutnya.

4. Pertemuan keempat / Selasa 21 Januari 2014

Materi pada pertemuan keempat adalah tentang panjang busur dan luas

juring. Siswa yang hadir pada pertemuan keempat adalah sebanyak 26 orang

siswa dan yang tidak hadir pada pertemuan keempat ini adalah 13 siswa, dengan

alasan 12 siswa tanpa keterangan dan 1 siswa sakit.

Pada pertemuan ini peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang

keempat. Di dalam lembar kerja siswa (LKS) ini, peneliti meminta siswa untuk

membuat perbandingan busur dan juring. Setelah siswa selesai melakukan

kegiatan tersebut, peneliti meminta siswa untuk mengerjakan kegiatan 1 dan

kegiatan 2 yang terdapat di dalam lembar kerja siswa (LKS).

Salah satu contoh soal pada pertemuan keempat adalah sebagai berikut:

Diketahui lingkaran dengan pusat di O, besar sudut AOB = 900, diameter

21 cm dan panjang busur AB = 16,5 cm. Jika panjang busur kecil BC = 23,1 cm

maka besar sudut BOC adalah …

Page 62: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

48

Gambar 4.3

Soal Lembar Kerja Siswa Nomor Satu

Contoh jawaban siswa pada tingkat divergen adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Divergen

Pada jawaban di atas, siswa diperintahkan untuk mencari salah satu sudut

lingkaran dengan cara yang berbeda. Diantara mereka ada yang mengerjakannya

dengan cara perbandingan, ada juga yang mengerjakannya dengan cara mencari

keliling lingkaran terlebih dahulu. Dengan kedua cara tersebut sudah dapat dilihat

bahwa tingkat divergen siswa sudah semakin baik.

A

B

C

O

Page 63: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

49

Aktivitas siswa pada pertemuan ke-4 ini semakin membaik, adanya

peningkatan sebesar 6.22% dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan tersebut

terjadi karena perhatian peneliti terhadap siswa-siswanya dalam proses

pembelajaran dan peneliti memberikan aturan jika siswa tidak aktif dalam

kelompoknya, maka peneliti akan memberikan pengurangan nilai.

Setelah siswa selesai mengerjakan kegiatan 1 dan kegiatan 2, salah satu

siswa dari sebuah kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil diskusinya di

depan kelas. Peneliti mengarahkan dan membimbing siswa jika terjadi kesalahan.

Setelah persentasinya selesai, peneliti memberikan kesimpulan tentang materi

yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk mengulang kembali di rumah

materi dari pertemuan 1 sampai pertemuan 4, karena akan diadakannya ujian

siklus I.

5. Pertemuan Kelima / Kamis 23 Januari 2014

Pada pertemuan ini dilakukannya tes siklus I untuk siswa, tes siklus I ini

diikuti oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 39 orang. Diadakannya tes siklus I ini

dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui kemampuan komunikasi matematis

siswa pada kelas VIII-I. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit (2 jam

pelajaran).

Sebelum siswa melakukan tes, peneliti meminta siswa untuk mempelajari

sekitar 5 menit tentang materi yang sudah dipelajari. Setelah siswa mengulang

materi tersebut, peneliti meminta agar siswa menyimpan buku matematika ke

dalam tas mereka. Kemudian peneliti memberikan lembar tes siklus I kepada

siswa.

Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan dengan lancar, dalam menyelesaikan

soal semua siswa mengerjakan dengan tenang meskipun masih banyak siswa yang

bertanya untuk membenarkan jawabannya. Kondisi kelas pada saat itu

berlangsung sangat kondusif. Ada beberapa orang siswa yang tidak paham dengan

soalnya, setelah peneliti menjelaskannya siswa tersebut memahaminya. Secara

keseluruhan proses pada tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib.

Page 64: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

50

c. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap ini dimulai pada saat bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pengamatan yang dilakukan peneliti selaku pelaksana tindakan sekaligus observer

1 dan observer 2 yaitu mengamati aktivitas belajar matematika siswa. Ada tujuh

indikator untuk melihat aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas. Setiap

indikator aktivitas belajar matematika siswa dihitung nilai persentasenya.

Persentase setiap indikator aktivitas belajar matematika siswa dirata-ratakan

sehingga menjadi rata-rata persentase aktivitas belajar matematika pada

pertemuan tersebut.

Peneliti membuat data persentase aktivitas belajar matematika siswa dan

menyajikannya dalam bentuk tabel. Adapun data persentase aktivitas belajar

matematika siswa siklus I adalah:

Tabel 4.1

Persentase Aktivitas Siswa Belajar Matematika Siklus I

No Aspek yang diamati Pert-1 Pert-2 Pert-3 Pert-4

f (%) f (%) F (%) F (%)

1 Kesiapan menerima

pembelajaran 30 76.92 31 79.49 30 76.92 37 94.87

82.05

2

Mendengarkan

/memperhatikan

penjelasan guru/teman

32 82.05 33 84.62 33 84.62 35 89.74

85.26

3

Bertanya pada saat

proses pembelajaran

berlangsung

23 58.97 13 33.33 14 35.90 17 43.59

42.95

4

Mengemukakan

pendapat ketika diberi

kesempatan

17 43.59 27 69.23 26 66.67 28 71.79

62.82

5 Mengerjakan LKS

kelompok 35 89.74 36 92.31 36 92.31 38 97.44

92.95

6

Mencatat penjelasan

yang disampaikan

guru

35 89.74 38 97.44 37 94.87 38 97.44

94.87

7

Berani

mempresentasikan

hasil LKS/diskusi

kelompok

4 10.26 5 12.82 4 10.26 4 10.26

10.90

Rata-rata (%) 64.47 67.03 65.93 72.16 67.40

Dari tabel di atas diketahui bahwa adanya penurunan rata-rata persentase

aktivitas belajar matematika siswa dari pertemuan 2 ke pertemuan 4 sebesar

Page 65: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

51

1.10%. Hal ini disebabkan karena mereka sudah merasa bosan dan jenuh dalam

belajar matematika karena menurut mereka materi pada pertemuan ke -4 sulit.

Dapat dilihat pula pada tabel 4.2, bahwa rata-rata persentase aktivitas

belajar matematika siswa sebesar 67.40%. Jika dilihat dari hasil intervensi

tindakan yang diharapkan, maka pada siklus I belum berhasil. Dalam siklus I

keaktifan siswa didominasi pada mencatat penjelasan, mengerjakan LKS,

mendengarkan penjelasan guru/teman, dan kesiapan menerima pembelajaran.

Sedangkan aktivitas bertanya, mengemukakan pendapat dan berani

mempersentasikan masih kurang aktif.

Selain melihat keaktifan siswa dikelas, peneliti juga melakukan analisis

terhadap hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus I.

kemampuan komunikasi matematis siswa pada penelitian, dapat terlihat jika siswa

mampu mengekspresikan ide matematika meliputi writing, drawing dan

mathematical ekspression. Ketuntasa dalam belajar matematika dapat diperoleh

berdasarkan hasil akhir tes siklus I. Adapun hasil akhir tes siklus I dapat terlihat

dari tabel berikut:

Tabel 4.2

Hasil Tes Formatif Akhir Siklus I

Frekuensi Persentase (%)

KKM 13 33.33%

KKM 26 66.67%

Nilai rata-rata 67

Berdasarkan hasil akhir tes siklus I maka diperoleh skor rata-rata tes akhir

siklus I siswa sebesar 67. Selanjutnya, pada tabel tersebut dapat dilihat, hanya 13

siswa yang telah tuntas pada pelajaran matematika dengan persentase sebesar

33.33% siswa dan 26 siswa yang belum tuntas pada pelajaran matematika dengan

persentase sebesar 66.67% siswa. Jika dilihat pada hasil intervensi tindakan yang

diharapkan, hal ini dapat disimpulkan bahwa tes akhir pada siklus I belum

mencapai hasil yang diharapkan.

Page 66: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

52

Adapun hasil persentase indikator komunikasi matematis dapat disajikan

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I

No Indikator Komunikasi

Matematis Frekuensi

Skor

Ideal Mean

Persentase

(%)

1. Writing 39 12 8.44 70

2. Drawing 39 12 8.56 71

3. Mathematical Exspression 39 12 7.18 60

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 3 indikator komunikasi yang

diukur dalam penelitian ini yaitu writing, drawing dan mathematical exspression.

Pada indikator writing yang diukur yaitu memberikan jawaban dengan

menggunakan bahasa sendiri atau kata-kata tertulis, pada indikator drawing yang

diukur yaitu mendeskripsikan soal meatematika kebentuk gambar dan pada

indikator mathematical exspression yang diukur yaitu mengekspresikan konsep

matematika ke dalam simbol matematika.

Pada siklus I, persentase tertinggi pada indiktaor drawing yaitu sebesar

71% sedangkan persentase terendah pada indikator mathematical exspression

yaitu sebesar 60%. Dari hasil tersebut telah menunjukkan bahwa pada umumnya

siswa kelas VIII-I lebih menguasai kemampuan pada indikator drawing,

kemudian menguasai kemampuan pada indikator writing dan yang terakhir

menguasai kemampuan pada indikator mathematical exspression. Berikut ini akan

disajikan diagram batang perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada

siklus I.

Page 67: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

53

Gambar 4.5

Hasil Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis

Berikut beberapa contoh jawaban siswa pada tes akhir siklus I. Salah satu

soal yang mengukur kemampuan komunikasi matematis pada aspek writing

sebesar 70%. Salah satu soal yang mengukur kemampuan komunikasi matematis.

1. Perhatikan gambar berikut!

Menurut kalian?

a. Titik mana yang merupakan titik pusat,

jelaskan!

b. Manakah yang dinamakan diameter, ED, DF

atau CG, jelaskan!

c. Garis OB, OA, OD dan OF disebut …. ,

jelaskna!

d. Disebut segitiga apakah ? Mengapa?

Gambar 4.6

Indikator Komunikasi Matematis Siswa Pada Aspek Writing

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Writing Drawing Mathematical

Exspression

rata

-rat

a p

ers

en

tase

indikator kemampuan komunikasi matematis

Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Siklus II

G F

D

E

C

B

A O

H I

J

Page 68: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

54

Pada indikator writing masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam

menuangkan ide yang mereka sudah pahami ke dalam bentuk kata-kata tertulis

tentang unsur-unsur lingkaran, akan tetapi ada salah satu siswa yang dapat

menuangkan ide yang dipahami ke dalam bentuk kata-kata tertulis dengan benar

dan tepat.

Selain writing, indikator kemampuan komunikasi matematis siswa adalah

drawing. Indikator drawing dapat dilihat pada soal nomor 3, Pada soal tersebut,

siswa diminta untuk menggambar tutup kaleng yang dibuat dari selembar seng,

dengan tujuan untuk menemukan sebuah penyelesaian. Soal yang mengukur

kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek drawing adalah:

Dari selembar seng berbentuk persegi panjang yang berukuran 50 cm

30 cm akan dibuat 2 buah tutup kaleng berbentuk lingkaran yang berdiameter 20

cm. gambarlah! Dan tentukan berapakah luas sisa kaleng yang terbuang?

Berikut jawaban siswa:

Gambar 4.7

Indikator Komunikasi Matematis Siswa Pada Aspek Drawing

Dilihat dari jawaban siswa tersebut, bahwa kemampuan komunikasi pada

aspek drawing sebagian besar siswa sudah mengerti, namun masih saja ada

beberapa siswa yang belum mengerti. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang teliti

dalam membaca soal.

Hal serupa terjadi pada soal nomor 5, dimana siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan dari soal yang diberikan, akan tetapi masih ada siswa yang

hanya mampu menjawab langsung jawabannya tanpa disertai dengan

menggambar terlebih dahulu. Pada indikator drawing ini sebagian besar siswa

Page 69: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

55

lebih memahaminya dari pada indikator lainnya yaitu indikator writing dan

mathematical exspression

Berikutnya adalah indikator kemampuan komunikasi matematis siswa

yang masih rendah pada kelas VIII-I adalah indikator mathematical exspression.

Berikut merupakan contoh jawaban siswa pada soal yang mengukur komunikasi

matematis pada indikator mathematical exspression.

Soal:

Pak Roni mempunyai sebidang tanah dipojok rumahnya berbentuk

seperempat lingkaran. Tanah tersebut memiliki lebar (jari-jari) 4,2 meter yang

akan dijual. Harga tanah standar daerah setempat adalah Rp 200.000 per meter

persegi., akan tetapi Pak Roni ingin menjual tanah tersebut dengan harga

Rp150.000 per meter persegi.

a. Apakah Pak Roni mengalami keuntungan/kerugian? Mengapa? Berapa

kerugian yang dialami Pak Roni?

Gambar 4.8

Indikator Komunikasi Matematis Siswa Pada Aspek Mathematical

Exspression

Dilihat dari jawaban siswa tersebut, sebagian besar siswa masih saja

bingung dalam menuliskan sebuah simbol. Hal tersebut terlihat dari jawaban

siswa yang hanya diisi langsung dengan jawaban tanpa sebuah cara. Pada

indikator mathematical exspression, siswa masih sulit untuk mengubah kata-kata

menjadi sebuah simbol. Hal ini disebabkan siswa masih kurang memahami soal

yang telah diberikan.

Hubungan antara hasil kemampuan komunikasi matematis siswa dan

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 70: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

56

Tabel 4.4

Hubungan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Aktivitas Belajar

Matematika Siklus I

Ketuntasan

Belajar

Aktivitas Siswa

Kategori frekuensi (%)

KKM

Baik 0 0

Sedang 6 15

Cukup 6 15

Kurang 1 3

KKM

Baik 0 0

Sedang 5 13

Cukup 14 36

Kurang 7 18

Peneliti menggunakan tabel di atas adalah bahwa peneliti dapat

mengetahui persentase aktivitas siswa yang memiliki kategori baik, sedang, cukup

atau kurang. Dapat dilihat pada tabel tersebut, bahwa siswa yang mencapai nilai

KKM dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang dan cukup sebesar

15%, sedangkan pada kategori kurang sebesar 3% karena siswa tersebut tidak

berani dalam mempersentasikan hasil kelompok. Selain itu, siswa yang mencapai

nilai KKM dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang sebesar 13%,

pada kategori cukup sebesar 36% dan pada kategori kurang sebesar 8%.

Jika dianalisis dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa dan

persentase aktivitas siswa, maka penelitian pada siklus I ini belum memenuhi

intervensi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke

siklus II.

d. Tahap Refleksi

Setelah proses pembelajaran siklus I selesai maka dilakukan tes akhir

siklus. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I bahwa rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa sebesar 64 dan setelah dilakukan analisis aktivitas

belajar matematika bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar

67.40%. Hanya ada 13 siswa yang dapat mencapai hasil intervensi tindakan yang

diharapkan dan 26 siswa yang tidak dapat mencapai hasil intervensi tindakan yang

diharapkan. Dikarenakan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika

Page 71: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

57

lebih besar dari pada yang tunas, dengan demikian maka perlu diadakannya

perbaikan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model Treffinger pada

siklus berikutnya.

Ada beberapa catatan yang menjadi keberhasilan dan kekurangan dalam

penelitian siklus I ini, salah satu keberhasilannya adalah dalam penggunaan

lembar kerja siswa (LKS) yang dapat membantu siswa dalam memahami masalah

dan memudahkan dalam mengerjakan tugas serta membantu keaktifan mereka

dalam belajar.

Kekurangan-kekurangan yang masih perlu diperbaiki selama pelaksanaan

tindakan adalah:

1. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang tinggi terdapat pada indikator

drawing dan writing, sementara pada indikator mathematical exspression

masih perlu ditingkatkan lagi.

2. Dalam meningkatkan aktivitas siswa, yaitu menentukan kelompok yang

kurang sesuai dan tidak cocok.

Dari kekurangan-kekurangan tersebut maka perlu diadakannya perbaikan

pada tindakan selanjutnya, yaitu pada penelitian siklus II, diantaranya: (1) peneliti

membuat lembar kerja siswa (LKS) yang lebih baik. (2) peneliti akan membuat

kelompok berdasarkan teman yang cocok (sepermainan), (3) dalam meningkatkan

perbaikkan, sebelum pembelajaran dimulai maka peneliti mengulang materi

sebelumnya.

4. Penelitian siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk menunjang pembelajaran peneliti

membuat lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan pada saat tindakan

berlangsung. Selain itu, peneliti juga menyusun instrumen tes kemampuan

komunikasi matematis siklus II, lembar observasi siswa, pedoman wawancara

setelah siklus II dan alat dokumentasi.

Page 72: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

58

Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah tentang sudut-sudut di

dalam lingkaran, yang meliputi sudut pusat dan sudut keliling, sifat-sifat sudut

pusat dan sudut keliling dan sudut diantara dua tali busur.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan,

empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran dari tanggal 30 Februari 2014

sampai dengan 11 Februari 2014 dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus II

pada tanggal 13 Februari 2014 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan

tes adalah 2 x 40 menit (2 jam pembelajaran).

Penelitian ini dikenakan terhadap subjek penelitian/siswa pada

pelaksanaan tindakan siklus II adalah diskusi kelompok dengan perubahan

anggota kelompok yang berbeda. Pada siklus II dilaksanakan perbaikan-perbaikan

berdasarkan hasil refleksi siklus I yaitu peneliti mengelompokkan siswa

berdasarkan teman yang cocok (sepermainan), sebelum pembelajaran dimulai,

peneliti mengulang materi sebelumnya, dengan tujuan agar materi sebelumnya

dapat selalu diingat oleh siswa dan refleksi yang terakhir yaitu memberikan

reward kepada siswa yang aktif.

Adapun deskripsi pembelajaran siklus II yaitu sebagai berikut:

1. Pertemuan keenam / Kamis 30 Januari 2014

Setelah siklus I selesai, peneliti mengajar kembali untuk siklus yang ke

dua. Kegiatan belajar matematika di kelas VIII-I berlangsung selama 2 x 40

menit. siswa yang hadir pada pertemuan pertama adalah sebanyak 39 orang.

Sebelum pelajaran dimulai peneliti membagi siswa menjadi 9 kelompok yang tiap

kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang. Akan tetapi pada siklus II ini terjadi

pembuatan kelompok baru. Peneliti membuat kelompok siswa berdasarkan teman

sepermainan.

Pada pertemuan keenam peneliti mengambil materi tentang sudut pusat

dan sudut keliling dalam materi ini peneliti meminta siswa untuk membedakan

tentang sudut pusat dan sudut keliling beserta pengertian sudut pusat dan sudut

keliling. Pada kegiatan ini peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang

kelima model Treffinger.

Page 73: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

59

Di dalam lembar kerja siswa (LKS) tersebut terdiri dari 2 kegiatan, dalam

kegiatan 1 peneliti meminta kepada siswa untuk mengamati gambar sudut pusat

dan sudut keliling. Setelah siswa selesai membedakan kedua sudut tersebut, siswa

diminta untuk memberikan pengertian tentang sudut pusat dan sudut keliling.

Pengertian tentang sudut pusat dapat terlihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Divergen

Contoh Soal Jawaban Siswa

Pengertian

sudut pusat

1. Sudut pusat adalah titik sudutnya terletak pada pusat

lingkaran

2. Sudut pusat adalah sudut yang titik sudutnya berupa titik

pusat lingkaran dan kaki-kaki nya berupa jari-jari

3. Sudut pusat adalah sudut yang menghadap busur AB dan

berada di tengah-tengah lingkaran

4. Sudut pusat adalah sudut yang terletak pad apusat lingkaran

Dalam melaksanakan kegiatan ini, rata-rata siswa serius mengerjakannya.

Dapat terlihat bahwa tingkat divergemn siswa dalam menjelaskan pengertian

sudut pusat sudah semakin baik. Akan tetapi ada beberapa siswa yang masih

menjelaskan atau menuangkan ide tentang pengertian sudut pusat belum tepat.

Setelah siswa selesai mengerjakan kegiatan 1, maka siswa melanjutkan

kegiatan 2, dalam kegiatan 2 siswa diminta untuk menentukan hubungan sudut

pusat dan sudut keliling. Sebelumnya siswa masih bingung mngenai penurunan

rumus dalam menentukan hubungan sudut pusat dan sudut keliling. Setelah

peneliti jelaskan barulah siswa mulai mengerti maksud dari penurunan rumus

tersebut.

Setelah lembar kerja siswa (LKS) selesai dikerjakan peneliti meminta

salah satu siswa untuk mempersentasikan hasil diskusinya ke depan papan tulis

dan siswa yang lain mendengarkan hasil diskusi dari temannya. Disebabkan

karena sudah terbiasa maju untuk mempersentasikan, ketika peneliti meminta

siswa untuk maju, siswa tersebut langsung maju dengan rasa percaya diri.

Page 74: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

60

Pada pertemuan ini tidak semua kelompok yang maju ke depan papan tulis

untuk mempersentasikan, hanya beberapa kelompok saja yang dapat

mempersentasikan. Hal ini disebabkan karena waktu dalam belajar sangat kurang.

Setelah beberapa kelompok selesai mempersentasikan, kemudian peneliti

memberikan tambahan penjelasan mengenai materi pengertian sudut pusat dan

sudut keliling. Setelah itu siswa diminta untuk membuat rangkuman dan

kesimpulan apa yang dipelajari pada pertemuan ini. Secara umum, aktivitas siswa

pada pertemuan kali ini cukup baik. Terlihat dari rata-rata persentase aktivitas

siswa yaitu sebesar 71.43%.

2. Pertemuan ketujuh / Selasa 04 Februari 2014

Pertemuan kali ini, Siswa yang hadir pada pertemuan ketujuh sebanyak 29

orang dan sebanyak 10 orang siswa tidak mengikuti pelajaran pada hari ini,

disebabkan 1 orang siswa sakit, 1 orang siswa izin dan 8 orang siswa tanpa

keterangan.

Pertemuan kali ini, peneliti membahas tentang menentukan besar sudut

pusat dan sudut keliling. Sebelum pelajaran dimula peneliti mengulang sedikit

mengenai hubungan sudut pusat dan sudut keliling, setelah siswa kembali ingat

hubungan kedua sudut tersebut, peneliti meminta siswa untuk menentukan sudut

keliling dan menentukan sudut pusat. Awalnya siswa agak kesulitan dalam

menghitung sudut pusat dan sudut keliling, setelah peneliti memberikan contoh

barulah siswa mulai mengerti dalam menentukan sudut pusat dan sudut keliling.

Dalam pertemuan keenam, peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS)

yang keenam kepada setiap kelompok. Di dalam lembar kerja siswa (LKS)

tersebut, peneliti memberikan soal mengenai sudut pusat dan sudut keliling.

Dalam mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) ini rata-rata siswa telah selesai

mengerjakan sebelum waktunya, ketika peneliti bertanya kok sudah pada selesai?

mereka menjawab iya bu, soalnya jawabannya gampang. Peneliti menyadari

bahwa soal yang diberikan peneliti kepada siswa itu terlalu gampang.

Dikarenakan semua kelompok telah selesai mengerjakan lembar kerja

siswa (LKS), peneliti meminta tiga kelompok untuk menjelaskan atau

mempersentasikan hasil diskusinya ke depan papan tulis. Tanpa ragu-ragu salah

Page 75: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

61

satu kelompok yaitu kelompok 6 langsung mengacungkan tangan untuk maju ke

depan dan peneliti mempersilahkannya. Dilihat dari sikap kelompok 6 terlihat

bahwa kelompok tersebut memang sudah mengerti mengenai LKS 6 ini. Setelah

kelompok 6 selesai mempersentasikan hasilnya, kemudian kelompok 3 dan

kelompok 4 yang mempersentasikan hasil diskusinya. Setelah ketiga kelompok

tersebut maju, peneliti tidak perlu menjelaskan ulang kepada kelompok lain.

Peneliti hanya meminta siswa untuk mengubah yang salah menjadi benar.

Sebelum peneliti mengakhiri pertemuan ini, peneliti meminta semua siswa untuk

membaca materi tentang sifat-sifat sudut pusat dan sudut keliling di rumah.

3. Pertemuan kedelapan / Kamis 06 Februari 2014

Pada pertemuan kedelapan, sebanyak 2 orang siswa tidak dapat mengikuti

pelajaran, disebabkan 1 orang siswa izin dan 1 orang siswa sakit. Pada pertemuan

ini ketika bel masuk berbunyi peneliti langsung memberikan lembar kerja siswa

(LKS) kepada siswa. Dalam lembar kerja siswa (LKS) ini peneliti memberikan

materi mengenai sifat-sifat sudut pusat dan sudut keliling. Siswa diminta untuk

memahami sifat-sifat tersebut. Setelah siswa selesai memahami sifat-sifat

tersebut, siswa diminta untuk mengerjakan 2 soal.

Setelah siswa mengerjakan kedua soal tersebut, peneliti meminta salah

satu kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya ke depan papan tulis.

Terlihat bahwa kebanyakan siswa masih belum mengerti tentang sifat-sifat sudut

pusat dan sudut keliling, akhirnya peneliti menjelaskan sedikit dengan

memberikan pembuktian tentang sifat-sifat tersebut.

Ketika peneliti sedang menjelaskan, ada seorang siswa yang berkata

ternyata setelah ibu menjelaskan, saya baru paham sifat-sifat sudut pusat dan

sudut kelilingnya bu! Kemudian peneliti menjawa nah, makanya dipahami sifat-

sifatnya, kalo sudah dipahami betul-betul kalian akan mengerti kegunaan sifat-

sifat ini, dengan menggunakan sifat-sifat ini kalian akan bisa menjawab soal

tentang sudut pusat maupun sudut keliling dengan mudah.

Setelah percakapan tersebut selesai, kemudian peneliti meminta siswa

untuk mencatat penjelasan yang berada di papan tulis. Pada pertemuan kali ini,

tidak ada siswa yang mempersentasikan hasil diskusinya disebabkan karena

Page 76: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

62

lembar kerja siswa (LKS) ini sangat sulit untuk siswa. Setelah pelajaran usai,

peneliti meminta siswa untuk membaca materi mengenai sifat antara dua tali

busur.

4. Pertemuan kesembilan / Selasa 11 Februari 2014

Materi terakhir pada pertemuan kedelapan adalah sudut antara dua tali

busur. Pada pertemuan ini sebanyak 3 orang siswa tidak mengikuti pelajaran,

dikarenakan 2 orang siswa tanpa keterangan dan 1 orang siswa sakit. Seperti

biasa, pertemuan kali ini, peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS)

kedelapan kepada siswa. Pada lembar kerja siswa (LKS) ini peneliti memberikan

pengertian tentang sudut yang berpotongan di dalam lingkaran dan sudut yang

berpotongan di luar lingkaran.

Di dalam lembar kerja siswa (LKS) ini peneliti memberikan 2 kegiatan,

kegiatan yang pertama yaitu tentang menentukan sudut yang berpotongan di

dalam lingkaran dan kegiatan 2 adalah soal komunikasi matematis siswa yang

berkaitan dengan gambar.

Dikarenakan pertemuan ini adalah pertemuan terakhir dalam

pembelajaran, siswa sangat antusias sekali dalam mengikuti pembelajaran ini.

Dalam mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) mereka sangat tekun

mengerjakannya. Jarang sekali ada siswa yang mengobrol dengan temannya dan

asik main sendiri. Siswa selesai mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) ini dengan

tepat waktu, 15 menit terakhir peneliti menjelaskan sedikit tentang materi sudut

antara dua tali busur, setelah itu peneliti memberitahu bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan ulangan akhir yaitu ulangan siklus II. Peneliti meminta

siswa untuk belajar dengan sungguh sungguh, agar nilai ulangan mereka di atas

nilai KKM.

5. Pertemuan kesepuluh / Kamis 13 Februari 2014

Pada pertemuan terakhir ini dilakukannya siklus II untuk siswa,

diadakannya tes siklus II ini dengan tujuan untuk melihat setelah siklus I

diadakan, apakah ada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada

kelas VIII-I. pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran).

Page 77: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

63

Sebelum siswa melakukan tes, seperti pada tes siklus sebelumnya yaitu tes

siklus I, peneliti meminta siswa untuk mempelajari sekitar 10 menit tentang

materi yang sudah dipelajari. Setelah siswa mengulang materi tersebut, peneliti

meminta agar siswa menyimpan buku matematika ke dalam tas mereka.

Kemudian peneliti memberikan lembar tes siklus II kepada siswa. Pada pertemuan

terakhir ini semua siswa hadir untuk melaksanakan tes akhir siklus II, karena

sebelumnya peneliti meminta semua siswa untuk hadir dalam pertemuan terakhir

ini.

Dalam menyelesaikan soal semua siswa mengerjakan dengan tenang,

kondisi kelas pada saat itu berlangsung sangat kondusif. Ada beberapa orang

siswa yang tidak paham dengan soalnya, setelah peneliti menjelaskannya, barulah

siswa tersebut memahaminya. Secara keseluruhan proses pada tes siklus II

berlangsung dengan baik dan tertib.

c. Tahap Observasi dan Analisis

Selama kegiatan siklus II, peneliti dibantu oleh seorang observer dalam

melakukan kegiatan siklus II ini, peneliti menganalisis data aktivitas belajar

matematika siswa pada siklus II dan menyajikannya dalam bentuk berup tabel.

Adapun data aktivitas belajar matematika siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6

Persentase Aktivitas Siswa Belajar Matematika Siklus II

No Aspek yang diamati

Pert-5 Pert-6 Pert-7 Pert-8

f (%) F (%) f (%) f (%)

1 Kesiapan menerima

pembelajaran 34 87.18 36 92.31 37 94.87 37 94.87 92.31

2

Mendengarkan

/memperhatikan penjelasan

guru/teman

33 84.62 36 92.31 35 89.74 38 97.44 91.03

3 Bertanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung 28 71.79 28 71.79 30 76.92 32 82.05 75.64

4 Mengemukakan pendapat

ketika diberi kesempatan 28 71.79 28 71.79 30 76.92 33 84.62 76.28

5 Mengerjakan LKS kelompok 33 84.62 37 94.87 38 97.44 39 100.00 94.23

6 Mencatat penjelasan yang

disampaikan guru 35 89.74 35 89.74 36 92.31 38 97.44 92.31

7 Berani mempresentasikan

hasil LKS/diskusi kelompok 4 10.26 5 12.82 5 12.82 5 12.82 12.18

Rata-rata 71.43 75.09 77.29 81.32 76.28

Page 78: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

64

Dapat dilihat pada tabel 4.6, bahwa persentase aktivitas belajar

matematika siswa adalah 76.28%, artinya aktivitas belajar matematika siswa pada

siklus II ini sudah mencapai intervensi tindakan yang diharapkan. Pada siklus II

ini terjadi peningkatan sebanyak 8.88% dari siklus I.

Peneliti dan observer II juga menganalisis dan menyajikan data berupa

tabel mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus II ini,

adapun tabel kemampuan komunikasi matmematis siswa siklus II adalah:

Tabel 4.7

Hasil Tes Formatif Akhir Siklus II

Frekuensi Persentase (%)

KKM 30 76.92%

KKM 9 23.08%

Nilai rata-rata 74

Berdasarkan hasil tes siklus II maka diperoleh skor rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa sebesar 73, dengan nilai terendah 63 dan nilai

tertinggi 96. Selanjutnya, pada tabel tersebut dapat dilihat, bahwa 21 siswa yang

tuntas pada pelajaran matematika dan 18 siswa yang belum tuntas. Jika dilihat

pada hasil intervensi tindakan yang diharapkan, bahwa hal ini sudah mencapai

hasil ketuntasan dalam pembelajaran matematika. Sehingga pada siklus II

penelitian dihentikan

Adapun hasil persentase indikator komunikasi matematis pada siklus II

dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus II

No Indikator Komunikasi

Matematis Frekuensi Skor Ideal Mean

Persentase

(%)

1. Writing 39 8 5.97 75

2. Drawing 39 8 6.08 76

3. Mathematical

Exspression 39 8 5.82 73

Page 79: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

65

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus II, persentase tertinggi tetap

pada indikator drawing yaitu sebesar 76% sedangkan persentase terendah tetap

pada indikator mathematical exspression yaitu sebesar 73%. Pada indikator

mathematical exspression kemampuan siswa meningkat lebih besar dari pada

kemampuan komunikasi yang lainnya yaitu writing dan drawing. Hal ini

disebabkan karena peneliti mengulang materi yang sebelumnya dipelajari,

sehingga siswa dapat mengingat kembali simbol-simbol yang telah dipelajari.

Dari hasil tabel tersebut telah menunjukkan bahwa pada umumnya siswa

kelas VIII-I lebih menguasai kemampuan pada indikator drawing, kemudian

menguasai kemampuan pada indikator writing dan yang terakhir menguasai

kemampuan pada indikator mathematical exspression. Secara umum kemampuan

komunikasi matematis siswa cukup baik. Berikut ini akan disajikan diagram

batang perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada siklus II.

Gambar 4.9

Hasil Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II

Data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat pada

soal-soal berikut ini:

Soal:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Writing Drawing Mathematical

Exspression

Ra

ta-r

ata

per

sen

tase

indikator kemampuan komunikasi matematis

Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Siklus II

Page 80: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

66

Sebuah lingkaran O mempunya tiga buah titik yang terletak pada keliling

lingkaran, yaitu titik A, titik B dan titik C. Jika ketiga titik tersebut dihubungkan,

maka akan terbentuklah sebuah segitiga samakaki di dalam lingkaran dengan

titik kakinya adalah A dan C, jika besar sudut CAO adalah 200 dan besar sudut

ACB adalah 550.

a. Buatlah gambarlah lingkaran O

Gambar 4.10

Indikator Komunikasi Matematis Siswa yang Mengukur Aspek Drawing

soal tersebut meminta siswa untuk menggambar sebuah lingkaran yang

mempunyai 3 buah titik yang terletak di dalam lingkaran. jika dilihat dari jawaban

siswa, sebagian besar siswa mampu menginterpretasikan ide matematika kebentuk

gambar.

Berikut ini merupakan salah satu contoh soal matematika yang mengukur

indikator mathematical exspression.

Soal:

Perhatikan gambar berikut!

Besar 028ACD dan

070BAC . Jika tali busur AC

merupakan diameter, maka tentukanlah besar BCD !

D

C B

A

Page 81: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

67

Gambar 4.11

Indikator Komunikasi Matematis Siswa yang Mengukur Aspek

Mathematical Exspression

Soal tersebut meminta siswa untuk mencari sebuah besar sudut keliling

dari informasi yang telah diberikan. Sebenarnya siswa hanya memerlukan

beberapa sifat-sifat sudut keliling untuk menemukan jawaban tersebut, akan tetapi

kebanyakan siswa kurang teliti dalam mengerjakannya. Sehingga terjadi

kekeliruan dalam mengoperasikan perhitungannya. Akan tetapi ada sebagian kecil

siswa dapat menyelesaikan soal ini dengan benar.

Selanjutnya, soal nomor 1 yang mengukur kemampuan indikator writing.

Soal:

Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukanlah sudut pusat beserta masing masing sudut kelilingnya, jelaskan!

F

E D

C

B

A

O

Page 82: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

68

Berikut jawabannya:

Gambar 4.12

Indikator Komunikasi Matematis Siswa yang Mengukur Aspek Writing

Di dalam soal ini siswa diminta untuk menentukan sudut pusat beserta

sudut kelilingnya berikut alasannya. Dalam menuliskan jawaban, kemampuan

komunikasi matematis siswa pada indikator writing cukup baik. Akan tetapi

beberapa siswa masih ada yang kurang tepat dalam menjawab yang disertai

dengan alasan.

Hubungan antara hasil kemampuan komunikasi matematis siswa dan

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Hubungan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Aktivitas Belajar

Matematika Siklus II

Ketuntasan

Belajar

Aktivitas Siswa

Kategori f (%)

KKM

Baik 0 0

Sedang 22 56

Cukup 8 21

Kurang 0 0

KKM

Baik 0 0

Sedang 7 18

Cukup 2 5

Kurang 0 0

Dapat dilihat pada tabel 4.10, bahwa siswa yang mempacai nilai KKM

dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang sebesar 56%, pada kategori

cukup sebesar 18%, pada kategori kurang sebesar 0%. Selanjutnya, siswa yang

mencapai nilai KKM dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang

Page 83: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

69

sebesar 18%, pada kategori cukup sebesar 5% dan pada kategori kurang sebesar

0%. Pada siklus II ini tidak ada siswa yang memiliki aktivitas belajar pada

kategori kurang, hal ini disebabkan karena rasa antusias siswa dan rasa

kebersamaan/kekompakan siswa dalam berlangsungnya proses pembelajaran

matematika pada siklus II.

Jika dianalisis dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa dan

persentase aktivitas siswa pada siklus II ini, maka penelitian pada siklus II ini

sudah memenuhi intervensi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian

ini dihentikan pada siklus II.

d. Tahap Refleksi

Hasil tindakan penelitian siklus II diperoleh data persentase aktivitas

belajar matematika siswa sebesar 76,28% dan nilai rata-rata tes formatif akhir

siklus II mencapai 74. Dengan demikian jika dibandingkan dengan indikator

keberhasilan maka tindakan penelitian siklus II ini telah memenuhi indikator

keberhasilannya, sehingga tindakan penelitian ini dihentikan.

Keberhasilan tindakan penelitian ini tidak lepas dari perbaikan-perbaikan

yang diperoleh dari siklus I, yakni upaya dalam meningkatkan komunikasi

matematis siswa yaitu dengan membuat lembar kerja siswa (LKS) yang lebih

baik, dan mengulang materi yang sudah dipelajari sebelum memulai materi yang

akan dipelajari. Dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa yaitu dengan

membuat kelompok dengan pembuatan kelompok berdasarkan teman

sepermainan.

Selain keberhasilan penelitian tindakan yang telah dicapai, namun masih

saja terdapat kekurangan pada kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu

pada indikator mathematical exspression. Sedangkan pada aktivitas siswa terdapat

kekurangan pada poin dalam mempersentasikan hasil diskusi ke depan papan

tulis. Akan tetapi secara umum, aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan

menggunakan model Treffinger semakin baik. Siswa sudah dapat beradaptasi

terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran dengan

Page 84: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

70

menggunakan model Treffinger dapat meningkatkan suasana yang saling

membantu sehingga terjalinnya komunikasi antar siswa dan dapat memberikan

manfaat bagi masing-masing kelompok.

B. Interpretasi Hasil Analisis Data

1. Tes Formatif Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Pada penelitian ini tes dilaksanakan setiap akhir siklus tindakan

pembelajaran. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa. Setiap tes mengacu pada indikator

kemampuan komunikasi matematis yang hendak diteliti, yaitu (1) Writing (2)

Mathematical Ekspresion dan (3) Drawing.

Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Treffinger selama siklus I dan siklus II, diperoleh data mengenai

rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa. Perbandingan hasil

tes siklus I dan siklus II dilihat dari masing-masing indikatornya dapat

diketahui dari tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Perbedaan Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Tiap Siklus

Indikator Kemampuan

Komunikasi Matematis

Siswa

Siklus I Siklus

II

Writing 70% 75%

Drawing 71% 76%

Mathematical Exspression 60% 73%

Tabel di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa pada setiap siklus. Dapat dilihat bahwasanya siswa

lebih menguasai indikator kemampuan komunikasi pada aspek drawing dari pada

writing dan mathematical ekspression. Untuk lebih memahami adanya

peningkatan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa, maka disajikan

gambar sebagai berikut:

Page 85: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

71

Gambar 4.13

Perbandingan Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I dan

Siklus II

Pada siklus I siswa lebih menguasai indikator drawing dan writing yaitu

siswa dapat menyajikan soal kebentuk gambar dan siswa dapat menyebutkan

alasan dari sebuah jawaban. Sedangkan siswa masih kesulitan dalam memahami

mathematical exspression dari informasi yang disajikan.

Pada siklus II indikator mathematical ekspression mengalami peningkatan

yang sangat tinggi. Sebagian besar siswa sudah dapat mengubah informasi

menjadi simbol dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini disebabkan, karena

pada proses pembelajaran siklus II, sebelum memulai pelajaran peneliti

mengulang pelajaran yang sudah dipelajari, sehingga siswa lebih mengingat

simbol-simbol yang diberikan.

Adanya peningkatan pada siklus II ini juga diperkuat oleh nilai rata-rata

hasil belajar siswa, pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 67 dan

pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74. Sesuai dengan nilai

KKM yang ditetapkan adalah bahwa suatu kelas dapat dinyatakan berhasil dalam

belajar apabila nilai rata-rata kelas tersebut mencapai nilai KKM yaitu 70. Oleh

karena itu, pembelajaran pada siklus II dihentikan.

2. Hasil Aktivitas Belajar Matematika Siswa

Untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap rangkaian pembelajaran yang

telah dilaluinya, peneliti menggunakan lembar observasi siswa dengan tujuan

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Written Text Drawing Mathematical

Exspression

rata

-ra

ta p

erse

nta

se

indikator kemampuan komunikasi matematis siswa

Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Tiap Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 86: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

72

untuk melihat aktivitas siswa pada saat menggunakan model pembelajaran

Treffinger.

Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Treffinger selama siklus I dan siklus II, diperoleh data mengenai

rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa. Perbandingan hasil tes

siklus I dan siklus II dilihat dari masing-masing indikatornya dapat diketahui dari

tabel berikut ini.

Tabel 4.11

Perbedaan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Tiap SIklus

No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

1 Kesiapan menerima pembelajaran 82.05 92.31

2 Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru/teman 85.26 91.03

3 Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 42.95 75.64

4 Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan 62.82 76.28

5 Mengerjakan LKS kelompok 92.95 94.23

6 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 94.87 92.31

7 Berani mempresentasikan hasil LKS/diskusi

kelompok 10.9 12.18

Berdasarkan tabel yang telah diketahui di atas, dapat disimpulkan bahwa

aktivitas siswa dengan menggunakan model Treffinger meningkat setiap

siklusnya, kecuali pada aktivitas yang keenam yaitu mencatat penjelasan yang

disampaikan guru. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa sudah merasa

jenuh dan bosan pada proses pembelajaran, sehingga mereka lebih memilih untuk

melihat catatan temannya dari pada menulis catatan di dalam kelas. Pada aktivitas

yang ketiga, bahwa aktivitas tersebut meningkat lebih pesat dari pada aktivitas

yang lainnya, hal ini disebabkan karena materi pada siklus II lebih sulit

dibandingkan dengan materi pada siklus I, sehingga sebagian siswa sering

bertanya tentang materi yang mereka belum pahami.

Page 87: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

73

Adanya peningkatan aktivitas belajar matematika pada siklus II juga dapat

dilihat pada nilai rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar

8,88%, pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 67.40 % sedangkan pada

siklus II rata-rata aktivitas siswa sebesar 76.28 %.

3. Wawancara

Pada siklus I wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang

merupakan perwakilan dari siswa kemampuan tinggi (S1), sedang (S2) dan rendah

(S3). Hasil wawancara yang dilakukan pada siklus I bahwa perwakilan siswa yang

berkemampuan tinggi dapat mendengarkan penjelasan dari guru meskipun siswa

tersebut terkadang merasa terbebani, tapi bagi siswa matematika merupakan

sebuah tantangan yang harus dikerjakan. Perwakilan dari siswa yang

berkemampuan rendah mengatakan bahwa mereka terkadang mendengarkan

penjelasan dari guru ketika mood mereka lagi bagus, menurut mereka matematika

itu tidak sulit jika mereka berkelompok dengan siswa yang pintar. Sedangkan

perwakilan dari siswa yang berkemampuan rendah mengatakan bahwa mereka

sangat tidak menyukai matematika karena matematika itu sulit bagi mereka.

Pada siklus II wawancara juga dilakukan dengan hanya tiga orang siswa,

akan tetapi tiga orang siswa tersebut diacak lagi. Pada siklus II, secara umum hasil

wawancara terhadap siswa bahwasanya siswa sangat merasa terbantu dari sumber

pelajaran yang diberikan oleh guru yaitu dalam penggunaan lembar kerja siswa

(LKS) dengan menggunakan model Treffinger, selain itu dengan menggunakan

model Treffinger siswa merasa dapat meningkatkan rasa solidaritas dan merasa

saling membantu antar teman sekelompok.

C. Pemeriksaan Keabsahan Data

Data-data yang diperoleh baik data aktivitas belajar matematika siswa

maupun data hasil belajar matematika siswa diperiksa kembali kelengkapan dan

keabsahannya dari berbagai instrumen yang dihasilkan. Untuk memperoleh

keabsahan data aktivitas belajar matematika siswa maka digunakan metode

triangulasi. Metode triangulasi merupakan metode yang dapat meningkatkan

tingkat kevalidan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai instrument

penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang benar-benar valid.

Page 88: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

74

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga instrumen yang akan

menunjang keakuratan data hasil kemampuan komunikasi matematis siswa. Tiga

instrumen tersebut adalah instrumen aktivitas belajar matematika siswa, hasil tes

formatif siswa dan hasil wawancara terhadap siswa. Selanjutnya data-data tersebut

diklasifikasikan berdasarkan urutan waktu tindakan penelitian, tujuannya adalah

untuk memudahkan dalam mendeskripsikan data sehingga diperoleh kesimpulan

yang tepat. Selain itu, untuk memperkuat kemampuan komunikasi matematis

siswa penulis mengambil data lain berupa foto-foto dokumentasi hasil diskusi

siswa. Berikut akan disajikan tabel mengenai peningkatan siswa setiap siklusnya

yang diukur oleh aktivitas belajar matematika siswa, hasil belajar matematika

siswa dan hasil wawancara siswa.

Tabel 4.12

Hasil Aktivitas Belajar Matematika, Tes Formatif dan Wawancara

Hasil

Belajar Aktivitas Wawancara

Siklus I 67 67,40%

Merasa terbebani dalam belajar

matematika

Siklus II 74 76.28%

Sangat membantu, karena terciptanya

rasa solidaritas dan rasa saling

membantu antar teman

Dari tabel tersebut, bahwasanya terlihat adanya peningkatan dengan nilai

sebesar 7 untuk hasil belajar, adanya peningkatan pula sebesar 8.88% dari

aktivitas belajar dan adanya hasil wawancara yang baik tiap siklus. Dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Treffinger baik digunakan untuk proses

pembelajaran matematika di dalam kelas.

D. Pembahasan Temuan penelitian

Pembahasan yang dilakukan didasarkan atas pengamatan melalui lembar

observasi aktivitas belajar matematika, wawancara siswa, dan melihat rata-rata

hasil tes kemampuan komunikasi matematiks siswa. Dalam proses pembelajaran

matematika di sekolah tidak jarang siswa kesulitan dalam menginterpretasikan

hasil ke dalam bentuk simbol matematika, hal ini didukung oleh hasil ulangan

materi SPLDV yang masih tergolong rendah. Selain itu siswa juga sangat pasif

dalam menjelaskan ide-ide matematika secara tulisan dan menggambar sebuah

Page 89: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

75

soal dengan tujuan untuk menemukan sebuah jawaban pada materi Teorema

Phytagoras.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis

siswa masih rendah. Sehingga peneliti menghendaki untuk memperbaiki proses

pembelajaran matematika di kelas tersebut, yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Treffingger sehingga kemampuan komunikasi matematis dan

aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas meningkat.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II, setelah

diberikan tindakan, secara umum kemampuan komunikasi matematis siswa

mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada

siklus I sebesar 67 dan pada siklus II rata-rata kemampuan komunikasi matemtais

siswa sebesar 74 dengan peningkatan sebesar 7.

Sedangkan untuk masing-masing indikator kemampuan komunikasi

matematis siswa, masing-masing indikator tersebut sudah mulai terlihat

bahwasanya ada peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I

indikator kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek writing sebesar

70% meningkat sebesar 5% pada siklus II sehingga indikator kemampuan

komunikasi matematis pada siklus II mencapai 75% sedangkan indikator

kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek drawing sebesar 71%

meningkat pada siklus II menjadi 76% sehingga terjadinya peningkatan sebesar

5% dan yang terakhir yaitu indikator kemampuan komunikasi matematis siswa

pada aspek mathematical exspression yaitu sebesar 60% meningkat sebesar 13%

sehingga pada siklus II indikator komunikasi pada aspek mathematical

exspression menjadi 73%.

Pada tingkat ketiga Treffinger yaitu working real with problems terdapat

temuan menarik pada kemampuan komunikasi matematis yang diukur pada aspek

mathematical exspression meningkat cukup besar, peningkatan yang terjadi cukup

tinggi dari pada peningkatan indikator lainnya yaitu sebesar 13%. Hal ini

disebabkan karena pada proses pembelajaran pada siklus II peneliti mengulang

sedikit materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, sehingga siswa

Page 90: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

76

meningkat lebih mengingat simbol-simbol yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya.

Dari hasil aktivitas belajar matematika. Bahwa pada umumnya aktivitas

belajar matematika meningkat setiap siklusnya, akan tetapi ada dua poin yang

menjadi temuan menarik pada penelitian ini yaitu poin ketiga dan keenam. Pada

poin ketiga yaitu bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung, pada siklus

I persentase poin ketiga sebesar 42.95% meningkat pada siklus II menjadi

75.64%. jika dilihat peningkatan yang terjadi pada poin ketiga cukup tinggi yaitu

sebesar 32.69%. Hal ini disebabkan karena materi pada siklus II lebih sulit

dibandingkan dengan materi pada siklus I, sehingga sebagian besar siswa bertanya

pada saat proses pelajaran berlangsung.

Untuk poin keenam yaitu mencatat penjelasan yang disampaikan guru.

pada siklus I persentase poin keenam sebesar 94.87% sedangkan pada siklus II

persentase poin keenam sebesar 92.31%. Jika dilihat bahwa adanya penurunan

antara siklus I ke siklus II yaitu sebesar 2.56%. hal ini disebabkan karena adanya

rasa jenuh dan bosan pada proses pembelajaran, sehingga mereka lebih memilih

melihat catatan kepada temannya di rumah masing-masing.

Dari hasil wawancara siswa pada tiap siklusnya diketahui bahwa siswa

masih merasa terbebani dalam proses belajar matematika, akan tetapi ada

sebagian siswa yang merasa bahwa matematika merupakan sebuah tantangan

yang harus dikerjakan.

Page 91: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Dengan menggunakan model Treffinger, pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, oleh karena itu hasil

belajar siswa juga meningkat. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang lebih

besar sama dengan nilai KKM. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematis siswa sebesar 67, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata

kemampuan komunikasi matemtais siswa sebesar 74.

2. Pembelajaran model Treefinger dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika

siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa

yaitu pada siklus I rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar

67.40% dan meningkat menjadi 76.28% pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Untuk mengaktifkan siswa ketika belajar di kelas, terutama untuk meningkatkan

komunikasi matematis siswa, pembelajaran matematika dengan menggunakan

model Treffinger dapat dijadikan sebagai alternatif.

2. Gunakan model Treffinger dalam pembelajaran matematika sebagai alternatif

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kecintaan siswa

terhadap matematika.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan model Treffinger ini disarankan agar dilakukan pada pokok

bahasan lainnya.

Page 92: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2007.

_______________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta. 2012.

_______________. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

2006.

B. Uno, Hamzah dan Masri Kuadrat Umar. Mengelola Kecerdasan dalam

Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis kecerdasan. Jakarta:

PT. Bumi Aksara. 2009.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:

Bumi Aksara. 2003.

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka

Cipta. 2009.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002.

NCTM. “Principle and Standards for School Mathematics”. Virginia: NCTM. 2000.

Nisa, Titin Faridatun. Pembelajaran Matematika dengan Setting Model Treffinger

untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa. Pedagogia. 2011.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: kalam Mulia. 2005.

Page 93: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

79

Sarson, W.Dj.Pomalato. Mengembangkan Kreativitas Matematika Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger. Mimbar

Pendidikan. Vol. 1. 2006.

Satriawati, Gusni. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk

Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa.

Algoritma. 1. 2006.

Shadiq, Fadjar. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan

Nasional. PPPPTK Matematika. 2009.

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan menengah, (Jakarta: BSNP, 2006),

2013, (http://ebookbrowsee.net/buku-standar-isi-SMP-pdf-694762883).

Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudrajat, Ahmad. Definisi Pendidikan Menuriut UU No. 20 Tahun 2003, 2010,

(akhmadsudrajat.wordprees.com)

Suryosubroto. Proses Belajar mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2009.

Suwaningsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI

PRESS. 2006.

Tan, Oon-Seng. Problem Based Learning and Creativity. (http://ebookbrowsee.net.)

Umar, Wahid. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Matematika. Jurnal Ilmiah Program studi Matematika STKIP Siliwangi

Bandung. 1. 2012.

Zainab. “Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran Matematika”. 2011.

(mgmpmatoi.blogspot.com). 28 Desember 2013.

Page 94: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 1

80

HASIL TES KOMUNIKASI PRA-PENELITIAN

No Nama Soal

Komunikasi

1. A1 Salah

2. A2 Salah

3. A3 Salah

4. A4 Salah

5. A5 Benar

6. A6 Salah

7. B1 Benar

8. C1 Salah

9. D1 Benar

10. D2 Salah

11. D3 Benar

12. D4 Salah

13. D5 Benar

14. D6 Salah

15. F1 Benar

16. G1 Salah

17. I1 Salah

18. I2 Salah

19. K1 Benar

20. K2 Salah

21. M1 Salah

22. M2 Salah

23. N1 Salah

24. N2 Salah

25. N3 Salah

26. R1 Salah

27. R2 Salah

28. R3 Benar

29. R4 Salah

30. R5 Salah

31. R6 Salah

32. R7 Benar

33. S1 Benar

34. S2 Salah

35. S3 Salah

36. S4 Salah

Page 95: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

81

37. T1 Salah

38. Y1 Salah

39. Z1 Salah

Rata-rata 55.26

Perhitungan nilai:

1. Mean ∑

2. Persentase komunikasi benar

%

3. Persentase komunikasi salah=

%

Page 96: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 2

82

PEMBAGIAN KELOMPOK SIKLUS I

Kelompok Subjek Penelitian

Tingkat

Kemampuan

Akademik

1

Rani Anisah Tinggi

Arina Fauziyah Sedang

Rahmatun Sadiah Rendah

Rama Hidayat Rendah

2

Desi Ratna Sari Tinggi

Suci Wardani Sedang

Indah Rhamadhan Sedang

Syifa Azizah Rendah

Tyas Prasetya Putra Rendah

3

Karmelia Anisa Tinggi

Mila Rosita Tinggi

Riska Paramita S Sedang

Riska Silviani Dewi Sedang

Geafiska Dianovan Rendah

4

Safira Eva Dwi Tinggi

Dini Awaliah Sedang

Zalfa Khairunnisa Sedang

Iqbal Maulana Rendah

5

Karina Az-Zahra Tinggi

Debby Mutiara R Sedang

Adinda Devi Diana

W Sedang

Yudi Rendah

6

Nur Azizah Tinggi

Damam Habibie J Tinggi

Anisya Nuraini Sedang

Arsi Azimi Rendah

7

Nadia Rizki P Tinggi

M. Reza Septian Sedang

Suci Rahmawati Rendah

David Chaniago Rendah

Page 97: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

83

8

Reza Fahlevi Tinggi

Ajeng Riscu Dewi Tinggi

Nur Rahmah Sedang

Aprilia Chandra Sedang

Ridwan Syahputra Rendah

9

Balqis Dyani R Tinggi

Fani Dwi C Sedang

Dede Suci R Rendah

Chairunnisa Rendah

Page 98: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 3

84

PEMBAGIAN KELOMPOK SIKLUS II

Kelompok Subjek Penelitian

1

Safira Eva Dwi

Debby Mutiara R

Dede Suci R

Fani Dwi C

2

Desi Ratna Sari

Suci Wardani

Nur Rahmah

Syifa Azizah

3

Karmelia Anisa

Mila Rosita

Riska Paramita S

Riska Silviani Dewi

Aprilia Chandra

4

Suci Rahmawati

Dini Awaliah

Zalfa Khairunnisa

Anisya Nuraini

5

Arina Fauziyah

Ajeng Riscu Dewi

Adinda Devi Diana W

Nadia Rizki P

Rahmatun Sadiah

6

Nur Azizah

Rani Anisah

Karina Az-Zahra

Balqis Dyani R

7

Ridwan Syahputra

Yudi

Damam Habibie J

Reza Fahlevi

Page 99: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

85

8

Rama Hidayat

Geafiska Dianovan

Tyas Prasetya Putra

Iqbal Maulana

9

Indah Rhamadhan

M. Reza Septian

David Chaniago

Chairunnisa

Arsi Azimi

Page 100: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 4

86

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.1 Menentukan unsur-unsur lingkaran

A. Indikator

- Menjelaskan pengertian lingkaran.

- Menyebutkan unsur-unsur lingkaran: titik pusat, jari-jari, diameter, busur,

tali busur, tembereng, juring dan apotema.

B. Tujuan Pembelajaran

- Peserta didik dapat menjelaskan pengertian lingkaran.

- Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur lingkaran: titik pusat, jari-

jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring dan apotema.

C. Materi Ajar

Lingkaran

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah-langkah Kegiatan

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

2. Kegiatan inti:

Page 101: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

87

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Dalam kegiatan ini, guru:

Menggali pengetahuan siswa dengan membuat contoh lingkaran

yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari

Meminta siswa untuk menyebutkan unsur-unsur lingkaran yang

meliputi: titik pusat, jari-jari, diameter, busur, tali busur,

tembereng, juring dan apotema

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari dari 4 orang

Memberikan lks kepada siswa serta memberikan masalah terbuka 1

dengan jawaban lebih dari satu penyelesaian

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dari lks dan soal

yang telah diberikan

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan suatu masalah 2 mengenai lingkaran yang berkaitan

dalam kehidupan sehari-hari

Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta siswa dan membimbing siswa untuk mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan kelas

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Memberikan pekerjaan rumah

c. Meminta siswa untuk membawa jangka, benang dan penggaris

d. Mengucap salam

Page 102: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

88

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat :

Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa

Depok, Januari 2014

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 103: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

89

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.2 Menentukan keliling dan luas lingkaran dalam

pemecahan masalah.

A. Indikator

- Menentukan rumus keliling lingkaran.

- Menghitung keliling lingkaran dalam pemecahan masalah.

B. Tujuan Pembelajaran

- Peserta didik dapat menentukan rumus keliling lingkaran.

- Peserta didik dapat menghitung keliling lingkaran dalam pemecahan

masalah.

C. Materi Ajar

Keliling lingkaran.

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

2. Kegiatan inti:

89

Page 104: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

90

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Dalam kegiatan ini, guru:

Menggali pengetahuan awal siswa mengenai keliling sebuah

bangun datar

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari 4 orang

Memberikan lks kepada siswa untuk menentukan rumus keliling

lingkaran

Mengarahkan siswa dalam menentukan rumus keliling lingkaran

Memberikan masalah 1 kepada siswa mengenai keliling lingkaran

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dari soal yang telah

diberikan

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan masalah 2 mengenai keliling lingkaran yang berkaitan

dalam kehidupan sehari-hari

Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta siswa dan membimbing siswa untuk mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan kelas

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Memberikan pekerjaan rumah

c. Meminta siswa untuk membawa gunting, jangka dan penggaris

d. Mengucap salam

Page 105: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

91

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat : Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa, jangka, benang dan

penggaris

Depok,Januari 2014

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 106: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

92

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.2 Menentukan keliling dan luas lingkaran dalam

pemecahan masalah.

A. Indikator

- Menentukan rumus luas lingkaran.

- Menghitung luas lingkaran dalam pemecahan masalah.

B. Tujuan Pembelajaran

- Peserta didik dapat menentukan rumus luas lingkaran.

- Peserta didik dapat menghitung luas lingkaran dalam pemecahan masalah.

C. Materi Ajar

Luas lingkaran.

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

2. Kegiatan inti:

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

92

Page 107: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

93

Dalam kegiatan ini, guru:

Menggali pengetahuan awal siswa mengenai pengertian luas

bangun datar

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari 4 orang

Memberikan lks kepada siswa untuk menentukan rumus luas

lingkaran

Mengarahkan siswa dalam menentukan rumus luas lingkaran

Memberikan masalah 1 kepada siswa mengenai luas lingkaran

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dari soal yang telah

diberikan

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan suatu masalah 2 mengenai luas lingkaran yang

berkaitan dalam kehidupan sehari-hari

Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta siswa dan membimbing siswa untuk mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan kelas

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Memberikan pekerjaan rumah

c. Meminta siswa untuk membawa jangka dan penggaris

d. Mengucap salam

Page 108: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

94

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat :

Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa, gunting, jangka dan penggaris

Depok,Januari 2014

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 109: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

95

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.3iMenggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur,

luas juring dalam pemecahan masalah.

A. Indikator

Menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng.

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menentukan panjang busur, luas juring dan luas

tembereng.

C. Materi Ajar

Busur, juring dan tembereng.

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

2. Kegiatan inti:

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Dalam kegiatan ini, guru:

95

Page 110: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

96

Menggali ulang tentang materi busur, juring dan tembereng pada

pertemuan pertama

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari dari 4 orang

Memberikan lks kepada siswa dan memberikan masalah 1 kepada

siswa

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dari soal yang telah

diberikan

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan suatu masalah 2 mengenai busur, juring dan

tembereng lingkaran yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari

Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta siswa dan membimbing siswa untuk mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan kelas

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Meminta siswa untuk mengulang semua materi lingkaran pada siklus I

c. Mengucap salam

Page 111: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

97

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat :

Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa, jangka dan penggaris

Depok,Januari 2014

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 112: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 5

98

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.3iMenggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur,

luas juring dalam pemecahan masalah.

A. Indikator

- Mengenal sudut pusat dan sudut keliling

- Mengetahui hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap

busur yang sama.

B. Tujuan Pembelajaran

- Peserta didik dapat mengenal sudut pusat dan sudut keliling.

- Peserta didik dapat mengetahui hubungan sudut pusat dan sudut keliling

jika menghadap busur yang sama.

C. Materi Ajar

Sudut pusat dan sudut keliling.

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

Page 113: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

99

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

2. Kegiatan inti:

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan penjelasan mengenai sudut pusat dan sudut keliling

lingkaran

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari dari 4 orang

Memberikan lks tentang mengetahui hubungan sudut pusat dan

sudut keliling lingkaran

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi

Memberikan masalah 1 tentang sudut pusat dan sudut keliling

lingkaran

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan masalah 2 tentang hubungan sudut pusat dan sudut

keliling lingkaran

Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta dan membimbing siswa dalam mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Memberikan pekerjaan rumah

c. Mengucap salam

Page 114: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

100

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat :

Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa

Depok, Januari 2014

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 115: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

101

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.3iMenggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur,

luas juring dalam pemecahan masalah.

A. Indikator

Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang

sama

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter

dan busur yang sama.

C. Materi Ajar

Sudut pusat dan sudut keliling.

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

101

Page 116: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

102

2. Kegiatan inti:

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Dalam kegiatan ini, guru:

Meminta siswa untuk mengulang pelajaran tentang hubungan sudut

pusat dan sudut keliling.

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari dari 4 orang

Memberikan lks dan memberikan masalah 1 yang berkaitan dalam

menentukan sudut pusat dan sudut keliling

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dari soal yang telah

diberikan

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan masalah 2 dalam menentukan sudut pusat dan sudut

lingkaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Mengarahkan siswa dalam menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta siswa dan membimbing siswa dalam mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan kelas

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Memberikan pekerjaan rumah

c. Mengucap salam

Page 117: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

103

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat :

Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa

Depok,Februari 2014

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 118: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

104

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.3iMenggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur,

luas juring dalam pemecahan masalah.

A. Indikator

Mengetahui sifat-sifat sudut keliling, antara lain:

Sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran selalu membentuk

sudut 900 atau sudut siku-siku

Sudut keliling yang menghadap busur yang sama memiliki ukuran sudut

yang sama besar

Jumlah sudut keliling yang saling berhadapan sama dengan 1800

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat mengetahui sifat-sifat sudut keliling

C. Materi Ajar

Sudut pusat dan sudut keliling.

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

104

Page 119: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

105

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

2. Kegiatan inti:

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Dalam kegiatan ini, guru:

Menggali pengetahuan awal tentang sudut pusat dan sudut keliling

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari dari 4 orang

Memberikan lks yang berkaitan dalam menemukan sifat-sifat sudut

keliling

Memberikan masalah 1 yang berkaitan dengan sifat sudut keliling

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dari masalah yang

telah diberikan

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan masalah 2 tentang sifat sudut keliling yang berkaitan

dalam kehidupan sehari-hari

Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta siswa dan membimbing siswa untuk mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Memberikan pekerjaan rumah

c. Mengucap salam

Page 120: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

106

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat :Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa

Depok,Februari 2013

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 121: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

107

Nama Sekolah : MTs Hidayatul Umam

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/2 (Dua)

Materi Pokok : Lingkaran

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.3iMenggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur,

luas juring dalam pemecahan masalah.

A. Indikator

Mengetahui dua sudut yang saling berpotongan di dalam lingkaran dan di luar

lingkaran

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat mengetahui dua sudut yang saling berpotongan di dalam

lingkaran dan di luar lingkaran.

C. Materi Ajar

Sudut antara dua tali busur.

D. Model Pembelajaran

Treffinger

E. Langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Mengucap salam

b. Apersepsi: mengingat kembali materi sebelumnya

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai setelah proses

pembelajaran

2. Kegiatan inti:

107

Page 122: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

108

a. Tingkat Divergen dan Practice with Process

Dalam kegiatan ini, guru:

Membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri

dari dari 4-5 orang

Memberikan lks tentang sudut antara dua tali busur: menentukan

besar sudut yang potongan di dalam lingkaran dan di luar lingkaran

Memberikan masalah 1 tentang sudut antara dua tali busur

Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi dari masalah yang

telah diberikan

b. Working Real with Problems

Dalam kegiatan ini, guru:

Memberikan masalah 2 tentang sudut antara dua tali busur yang

berkaitan dalam kehidupan sehari-hari

Mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah 1 dan 2 secara

berkelompok

Meminta siswa dan membimbing siswa untuk mempresentasikan

penyelesaian masalah 1 dan 2 di depan kelas

c. Kesimpulan

Dalam kegiatan ini, guru:

Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kelompok

b. Meminta siswa untuk menyiapkan diri dalam menghadapi tes akhir

c. Mengucap salam

Page 123: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

109

F. Sumber dan Alat Belajar

Sumber :

Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP dan

Mts, Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2009.

Sri Maemanah, Pelajaran Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Depok: Arya

Duta, 2005.

Alat :

Papan tulis, Spidol, Lembar Kerja Siswa

Depok,Februari 2013

Peneliti

(Ila Bainatul Hayati)

NIM: 109017000023

Page 124: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 6

110

Unsur-unsur lingkaran

Masalah1:

Penyelesaian:

Amati benda yang pernah ada disekitarmu,

Manakah yang merupakan bangun datar lingkaran?

Amatilah: unsur-unsur yang terdapat pada bangun

tersebut!

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

Tujuan pembelajaran:

- Peserta didik dapat menjelaskan pengertian lingkaran.

- Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur lingkaran: titik pusat, jari-jari,

diameter, busur, tali busur, tembereng, juring dan apotema

Page 125: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

111

Dari gambar 1, 2, 3 dan 4, manakah lingkaran yang terdapat di dalamnya beberapa

unsur dan sebutkanlah unsurnya.

Gambar 1: Gambar 2:

Gambar 3: Gambar 4:

Page 126: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

112

Tahukah kalian?

Selain unsur lingkaran yang kalian sebutkan

di atas, bahwa lingkaran tersebut mempunyai

unsur-unsur sebagai berikut:

Cobalah kalian pahami unsur-unsur lingkaran berikut ini!

Kegiatan 2

Titik Pusat

P

Diameter Jari-jari

B

A

AB = busur

Tali Busur Juring

P

PQ=Apotema

P Q

Tembereng

P

1. Titik pusat 5. Tali Busur

2. Jari-jari 6. Tembereng

3. Diameter 7. Juring

4. Busur 8. Apotema

Page 127: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

113

Penyelesaian:

Kegiatan 3

Penyelesaian:

a. Gambarlah lingkaran O dengan jari-jari 2 cm, 2,4 cm dan 2,6 cm.

b. Ukurlah panjang setiap tali busurnya dengan penggaris.

c. Manakah yang terpanjang.

d. Apa nama tali yang terpanjang.

e. Apakah kesimpulanmu.

Andi mempunyai hobi bermain sepeda, ketika Andi ulang tahun Ayahnya

memberikan hadiah sepeda kepada Andi. Ia selalu menggunakan sepeda yang

dibelikan Ayahnya untuk digunakan pergi ke sekolah. Sepeda Andi mempunyai

2 roda, gambarlah roda sepeda Andi! Kemudian sebutkanlah beberapa unsur

yang terdapat pada roda sepeda Andi!

Page 128: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

114

2hcm

2,4 cm

2,6 cm

Page 129: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Keliling Lingkaran

Cara menentukan rumus keliling lingkaran:

Panjang garis lurus AA’ disebut keliling lingkaran.

Selain dengan memotong lingkaran, keliling sebuah lingkaran dapat juga

ditentukan dengan rumus, akan tetapi rumus ini bergabung pada sebuah nilai yaitu

phi / . Untuk mengetahui nilai phi lakukanlah kegiatan berikut ini!

A A’ A

Lingkaran tersebut

dipotong dititik A

Jika Maka

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

Tujuan pembelajaran:

- Peserta didik dapat menentukan rumus keliling lingkaran.

- Peserta didik dapat menghitung keliling lingkaran dalam pemecahan

masalah.

115

Page 130: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Kegiatan

1. Siapkan bahan seperti jangka, benang dan penggaris

2. Buatlah tiga buah lingkaran dengan panjang diameter berbeda-beda

Lingkaran 1 Lingkaran 2 Lingkaran 3

3. Hitunglah keliling setiap lingkaran yang telah dibuat dengan cara

mengimpitkan benang pada setiap lingkaran dengan tepat

4. Ukurlah panjang benang yang telah dihimpitkan tadi dengan penggaris

5. Catat hasilnya pada table di bawah ini!

Panjang

Diameter Keliling

Lingkaran 1

Lingkaran 2

Lingkaran 3

Setelah kalian melakukan kegiatan di atas, maka kalian akan memperoleh

sebuah nilai perbandingan antara keliling dan diameter lingkaran. Nilai

tersebut adalah …….. , nilai inilah yang disebut nilai phi/ . Jika dibulatkan

dengan pendekatan, diperoleh = 3,14. Nilai phi tersebut juga dapat

dinyatakan dengan

.

Dari hasil kegiatan tersebut, diketahui bahwa:

Sehingga,

Atau,

Dengan,

d = diameter

r = jari-jari

116

Page 131: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Jadi, keliling lingkaran = …

Kegiatan 1

Sebuah persegi terletak tepat di dalam sebuah lingkaran. Jika persegi tersebut

memiliki panjang sisi 14 cm, tentukanlah:

a. Diameter lingkaran

b.Jari-jari lingkaran

c. Keliling lingkaran

Kegiatan 2

Sebuah ban mobil memiliki panjang jari-jari 30 cm. ketika mobil tersebut

berjalan, ban mobil tersebut berputar sebanyak 100 kali. Tentukanlah:

a. Diameter ban mobil

117

Page 132: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

b. Keliling ban mobil

c. Jarak yang ditempuh ban mobil

118

Page 133: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Luas Lingkaran

Cara menentukan rumus luas lingkaran

1. Buatlah sebuah lingkaran

2. Potonglah lingkaran tersebut menjadi 2 bagian yang sama besar

3. Tandai bagian atas dengan pensil

4. Potonglah dengan gunting bagian atas menjadi 6 bagian dan bagian bawah

menjadi 6 bagian

5. Susunlah potongan-potongan tersebut sehingga menjadi bangun datar persegi

panjang

Jika kalian melakukan kegiatan tersebut, maka akan terlihat seperti gambar di

bawah ini.

Tujuan pembelajaran:

- Peserta didik dapat menentukan rumus luas lingkaran.

- Peserta didik dapat menghitung luas lingkaran dalam pemecahan masalah.

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

119

Page 134: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Jika kamu amati gambar di atas, maka:

Luas lingkaran = Luas Persegipanjang

=

=

=

=

=

Jadi, rumus luas lingkaran adalah …

Soal:

Kegiatan 1

sebuah lingkaran tepat berada di dalam persegi, jika ukuran rusuk persegi

tersebut adalah 14 cm, tentukanlah luas lingkaran tersebut!

Cara 1:

Diketahui:

Diameter = …

Jari-jari = …

Keliling lingkaran

= =

=

Luas lingkaran

=

=

=

Jadi, luas lingkarannya adalah …

Cara 2:

Diketahui:

Diameter = …

Jari-jari = …

Luas lingkaran = =

=

Jadi, luas lingkarannya adalah …

r

120

Page 135: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Kegiatan 2

Sebuah meja dengan permukaan berbentuk lingkaran memiliki jari-jari 42 cm

hendak ditutup dengan taplak. Jika ukuran taplak 8 cm lebih dari ukuran

mejanya dan harga setiap 1 m2 kain talak adalah Rp 10. 500 maka harga taplak

untuk meja itu adalah ...

Penyelesaian:

Hitung luas taplak:

Harga taplak:

121

Page 136: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Busur, Juring dan Tembereng

Lakukanlah kegiatan berikut ini!

1. Siapkan kertas, penggaris dan jangka

2. Buatlah sebuah lingkaran dengan jari-jari sebarang yang berpusat pada titik

pusat lingkaran

3. Potonglah lingkaran tersebut menjadi 8 juring dan 16 juring

4. Amati bagian-bagian dari potongan tersebut, mulai dari sudut pusat, luas

juring dan panjang busur

Tujuan pembelajaran:

- Peserta didik dapat menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

122

Page 137: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Amati gambar berikut!

Lingkaran, jari-jari 7 cm.

Lingkaran, jari-jari 14 cm.

5. Kemudian, buatlah perbandingan sebagian berikut

Jari-jari

7 cm

14 cm

Jika kalian melakukan kegiatan tersebut dengan benar, maka kalian akan

memperoleh nilai perbandingan antara sudut pusat dengan sudut satu putaran,

panjang busur dengan keliling lingkaran dan luas juring dengan luas lingkaran

adalah sama.

Jadi, dapat dituliskan:

A

B

22,50

O

B

A

450

O

123

Page 138: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Soal:

Kegiatan 1

Diketahui lingkaran dengan pusat di O, besar sudut AOB = 900, diameter 21

cm dan panjang busur AB = 16,5 cm. Jika panjang busur kecil BC = 23,1 cm

maka besar sudut BOC adalah ...

Kegiatan 2

Pada gambar di samping, sebuah baling-baling terdiri dari 4 juring dengan

panjang hari-jari 15 cm. Luas kertas yang dibutuhkan untuk membuat model

baling-baling tersebut adalah ...

400 40

0

400

400

A

B

C

O

124

Page 139: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 7

125

Sudut Pusat dan Sudut Keliling

1. Sudut pusat 2. Sudut keliling

Tujuan pembelajaran:

- Peserta didik dapat mengenal sudut pusat dan sudut keliling

- Peserta didik dapat mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling

jika menghadap busur yang sama

A

B

C

B

A

O

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

Page 140: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

126

Hubungan sudut pusat dan sudut keliling

Amati gambar disamping!

Perhatikan segitiga ACO

Panjang OC = panjang OA (jari-jari),

Berarti segitiga ACO adalah segitiga sama kaki.

OACOCA

Jadi, dapat ditentukan bahwa:

OACAOC

AOC

2180

........)........(1800

0

Perhatikan segitiga BCO

Panjang OC = panjang OB (jari-jari),

Berarti segitiga BCO adalah segitiga sama kaki.

OBCOCB

Jadi, dapat ditentukan bahwa:

OBCBOC

BOC

2180

........)........(1800

0

Perhatikan sudut pusat AOB

ACBAOB

AOB

AOB

AOB

AOB

2

.........2.........2

.........)2.........2360(360

.......).........................................(.........360

...).....................(360

00

0

0

Jadi, dapat disimpulkan bahwa:

C

A

B

O

Hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling adalah:

pusatsudutkelilingsudut

kelilingsudutkalipusatsudut

2

1

2

Page 141: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

127

Kegiatan 1

Manakah yang merupakan sudut pusat dan sudut keliling

Kegiatan 2

Perhatikan gambar tersebut!

...)360(2

12

1

0

PRQ

POQPRQ

Jadi, PRQ adalah …

C

D

E

F

B

A

R P

Q

O x

Page 142: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

128

Sifat-sifat Sudut Keliling

Menentukan besar sudut keliling lingkaran jika menghadap

diameter dan busur yang sama

Pada pertemuan yang telah lalu, kalian telah mempelajari hubungan antara

sudut pusat dan sudut keliling. Pertemuan kali ini, akan membahas bagaimana

menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang sama.

Masih ingatkah?

Tujuan pembelajaran:

Peserta didik dapat menentukan besar sudut jika menghadap diameter dan

busur yang sama

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

pusatsudutkelilingsudut

kelilingsudutkalipusatsudut

2

1

2

128

Page 143: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

129

Kegiatan 1

Perhatikan lingkaran pada gambar di bawah

ini!

Jika besar 065OCB , maka besar AOC

adalah …

Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika 0135AOB . Tentukanlah:

ACB

ADB

AEB

Kegiatan 2

Gambar di bawah ini menunjukkan

lingkaran A, dengan 0xMKL dan

0)2( xKML . Tentukan besar masing-

masing sudut pada segitiga KLM.

K

L

M A

O

E

D

C A

B

O

B

C

A

O

Page 144: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

130

Sifat-sifat sudut pusat dan sudut keliling

1. Sudut keliling =

sudut pusat

=

=90o

Tujuan pembelajaran:

Peserta didik dapat mengetahui sifat-sifat sudut keliling

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

P

R

Q 180

0

0

Sifat 1:

Sudut keliling yang menghadap diameter

lingkaran, selalu membentuk 900

atau sudut

siku-siku.

130

Page 145: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

131

2. Perhatikan gambar berikut!

QORQTR 2

1

QORQPR 2

1

QORQSR 2

1

3. Perhatikan gambar berikut!

yPORPSR 2

1

2

1

xPORPQR 2

1

2

1

Jika sudut keliling tersebut dijumlahkan,

diperoleh:

0

0

0

0

180

1802

1

2

1

2

1360

2

1

2

1

360(2

1

2

1

2

1

2

1

PQRPSR

yyPQRPSR

yyPQRPSR

yyPQRPSR

xyPQRPSR

Sifat 2:

Sudut keliling yang menghadap busur yang sama

memiliki ukuran besar sudut yang sama.

Sifat 3:

Jumlah sudut keliling yang saling berhadapan sama

dengan 1800.

S

P R

Q

0

y

x

Q R

P

S

T

0

Page 146: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

132

Kegiatan 1

Perhatikan gambar lingkaran berikut. Diketahui

,,,, CDABCDABCDAB adalah sudut keliling pada lingkaran. Jika

CDA adalah 1000 dan DAB adalah 85

0 dan sudut AOC adalah 160

0.

Tentukanlah:

a. Besar ABC

b. Besar BCD

Kegiatan 2

Pada gambar berikut, besar xPSO 3 dan .2xPQO jika besar

075QRS , maka nilai x adalah …

S

R

Q

P

O

D C

A

B

O

Page 147: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

133

Sudut Antara Dua Tali Busur

a. Sudut yang berpotongan di dalam lingkaran

Kelompok:

Nama:

1.

2.

3.

4.

5.

Skor:

Tujuan pembelajaran:

- Peserta didik dapat mengetahui dua sudut yang saling berpotongan di dalam

lingkaran dan di luar lingkaran

133

Page 148: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

134

)(2

1

2

1

2

1

:diperoleh segitiga,luar dan

dalamsudut hubungan n menggunakadengan

2

1

2

1

AOBDOCDEC

AOBDOCDEC

ACBDACDEC

AOBACB

DOCDAC

Sudut antara dua tali busur yang berpotongan di dalam lingkaran adalah

setengah kali dari jumlah sudut pusat yang berada di depan dan di

belakang.

b. Sudut yang berpotongan di luar lingkaran

)(2

1

2

1

2

1

:diperoleh segitiga,luar sudut dan

dalamsudut hubungan n menggunakadengan

2

1

2

1

DOBEOAECA

DOBEOAECA

DABEDAECA

DOBDAB

EOAEDA

E

A

B

D

C

O

B

A

D

C

E

O

Page 149: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

135

Sudut antara dua tali busur yang berpotongan di luar lingkaran adalah

setengah kali selisih sudut pusat yang terletak di antara kedua tali busur

tersebut.

Kegiatan 1

1.

Pada gambar berikut, jika besar 035DOC ,

085AOB dan 0120BOC , maka tentukanlah

a. Besar AEB

b. Besar AED

c. Jumlah AED dan BEC

2. Buatlah sudut antara dua tali busur yang saling berpotongan diluar lingkaran,

dengan titik E merupakan titik potong garis antara dua tali busur tersebut.

Garis AE merupakan garis perpanjangan dari AB, dan garis DE merupakan

perpanjangan dari garis DC. Tentukanlah rumus dari sudut antara dua tali

busur yang kalian buat!

D

C B

A

O

Page 150: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 8

136

VALIDITAS SOAL SIKLUS I

NO SOAL INDIKATOR PARAF

1.

Perhatikan gambar berikut!

Menurut kalian?

a. Titik mana yang merupakan

titik pusat, jelaskan!

b.Manakah yang dinamakan

diameter, ED, DF atau CG,

jelaskan!

c. Garis OB, OA, OD dan OF

disebut …. , jelaskan!

d.Disebut segitiga apakah ?

Mengapa?

Writing

2.

Pak Andri mempunyai sebuah

taman berbentuk lingkaran

dengan diameter 42 m. di dalam

taman itu terdapat kolam

berbentuk lingkaran yang panjang

diameternya 24 m. jika di luar

kolam akan ditanami rumput

dengan biaya Rp 5.000,00/m2,

gambarlah taman tersebut,

kemudian tentukan berapakah

biaya yang harus dikeluarkan oleh

Pak Andri untuk menghiasi taman

tersebut dengan rumput?

Drawing

G F

D

E

C

B

A

O

H I

J

Page 151: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

137

3. Dari selembar seng berbentuk

persegi panjang yang berukuran

50 cm 30 cm akan dibuat 2

buah tutup kaleng berbentuk

lingkaran yang berdiameter 20

cm. gambarlah! Dan tentukan

berapakah luas sisa kaleng yang

terbuang?

Drawing

4. Perhatikan gambar berikut!

Tentukanlah:

a. Luas juring ABD dan luas

daerah yang diarsir

b. Keliling juring ABD dan

keliling daerah yang diarsir

Mathematical

Exspression

5 Pak Roni mempunyai sebidang

tanah dipojok rumahnya

berbentuk seperempat lingkaran.

Tanah tersebut memiliki lebar

(jari-jari) 4,2 meter yang akan

dijual. Harga tanah standar daerah

setempat adalah Rp 200.000 per

meter persegi., akan tetapi Pak

Roni ingin menjual tanah tersebut

dengan harga Rp150.000 per

meter persegi.

a. Gambarlah tanah Pak Roni

b. Apakah Pak Roni mengalami

keuntungan/kerugian?

Mengapa? Berapa kerugian

yang dialami Pak Roni?

Drawing dan

Mathematical

Exspression

14 cm

A

D

C 14 cm B

Page 152: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 9

138

INSTRUMENT KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SIKLUS I

1. Perhatikan gambar berikut!

Menurut kalian?

a. Titik mana yang merupakan titik pusat,

jelaskan!

b. Manakah yang dinamakan diameter, ED,

DF atau CG, jelaskan!

c. Garis OB, OA, OD dan OF disebut …. ,

jelaskan!

d. Disebut segitiga apakah ? Mengapa?

2. Pak Andri mempunyai sebuah taman berbentuk lingkaran dengan diameter 42

m. di dalam taman itu terdapat kolam berbentuk lingkaran yang panjang

diameternya 24 m. jika di luar kolam akan ditanami rumput dengan biaya Rp

5.000,00/m2, gambarlah taman tersebut, kemudian tentukan berapakah biaya

yang harus dikeluarkan oleh Pak Andri untuk menghiasi taman tersebut

dengan rumput?

3. Dari selembar seng berbentuk persegi panjang yang berukuran 50 cm 30 cm

akan dibuat 2 buah tutup kaleng berbentuk lingkaran yang berdiameter 20 cm.

gambarlah! Dan tentukan berapakah luas sisa kaleng yang terbuang?

4. Perhatikan gambar berikut!

Tentukanlah:

a. Luas juring ABD dan luas daerah

yang diarsir

b. Keliling juring ABD dan keliling

daerah yang diarsir

G F

D

E

C

B

A

O

H I

J

14 cm

A

D

C 14 cm B

Page 153: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

139

5. Pak Roni mempunyai sebidang tanah dipojok rumahnya berbentuk seperempat

lingkaran. Tanah tersebut memiliki lebar (jari-jari) 4,2 meter yang akan

dijual. Harga tanah standar daerah setempat adalah Rp 200.000 per meter

persegi., akan tetapi Pak Roni ingin menjual tanah tersebut dengan harga

Rp150.000 per meter persegi.

a. Gambarlah tanah Pak Roni

b. Apakah Pak Roni mengalami keuntungan/kerugian? Mengapa? Berapa

kerugian yang dialami Pak Roni?

Page 154: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 10

140

VALIDITAS SOAL SIKLUS II

NO SOAL INDIKATOR PARAF

1. Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukanlah sudut pusat beserta masing

masing sudut kelilingnya, jelaskan!

Drawing

2. Sebuah lingkaran O mempunya tiga buah

titik yang terletak pada keliling lingkaran,

yaitu titik A, titik B dan titik C. Jika ketiga

titik tersebut dihubungkan, maka akan

terbentuklah sebuah segitiga samakaki di

dalam lingkaran dengan titik kakinya adalah

A dan C, jika besar sudut CAO adalah 200

dan besar sudut ACB adalah 550.

a. Buatlah gambarlah lingkaran O

b. Menurut kamu, AOC merupakan

segitiga samakaki/segitiga sama

sisi/segitiga sebarang, jelaskan!

Tentukan besar masing-masing ketiga

sudut tersebut!

Drawing dan

Writing

3. Perhatikan gambar berikut!

Besar 028ACD dan

070BAC . Jika

tali busur AC merupakan diameter, maka

tentukanlah besar BCD !

Mathematical

Exspression

F

E D

C

B

A

O

D

C B

A

Page 155: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

141

4. Sebuah lingkaran O mempunyai dua buah

tali busur yaitu A dan BD. Kedua tali busur

tersebut saling berpotongan di dalam

lingkaran, dengan titk E merupakan titik

potong garis antara dua tali busur tersebut.

Jika besar 035DOC dan

085AOB

dan 0120BOC . lukislah lingkaran O

tersebut !

Drawing

5. 1. Perhatikan gambar! ABDE adalah segi

empat tali busur dan panjang BC = BD

besar 0108AED , maka besar BCD

adalah …

Mathematical

Exspression

D

C

B

E

A

Page 156: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 11

142

INSTRUMENT KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SIKLUS II

1. Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukanlah sudut pusat beserta masing

masing sudut kelilingnya, jelaskan!

2. Sebuah lingkaran O mempunya tiga buah titik yang terletak pada keliling

lingkaran, yaitu titik A, titik B dan titik C. Jika ketiga titik tersebut

dihubungkan, maka akan terbentuklah sebuah segitiga samakaki di dalam

lingkaran dengan titik kakinya adalah A dan C, jika besar sudut CAO adalah

200 dan besar sudut ACB adalah 55

0.

a. Buatlah gambarlah lingkaran O

b. Menurut kamu, AOC merupakan segitiga samakaki/segitiga sama

sisi/segitiga sebarang, jelaskan! Tentukan besar masing-masing ketiga

sudut tersebut!

3. Perhatikan gambar berikut!

Besar 028ACD dan

070BAC . Jika tali busur AC

merupakan diameter, maka tentukanlah besar BCD !

4. Sebuah lingkaran O mempunyai dua buah tali busur yaitu A dan BD. Kedua

tali busur tersebut saling berpotongan di dalam lingkaran, dengan titk E

merupakan titik potong garis antara dua tali busur tersebut. Jika besar 035DOC dan

085AOB dan 0120BOC . lukislah lingkaran O

tersebut !

F

E D

C

B

A

O

D

C B

A

Page 157: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

143

5. Perhatikan gambar! ABDE adalah segi empat tali busur dan panjang BC = BD

besar 0108AED , maka besar BCD adalah …

D

C

B

E

A

Page 158: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 12

144

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) jika siswa melakukan aspek yang anda amati, sesuai dengan pengamatan anda!

Hari/tanggal/pertemuan ke- :

No Aspek yang diamati Nama Siswa

A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4

1. Kesiapan menerima pembelajaran

2. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman

3. Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

4. Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan

5. Mengerjakan LKS kelompok

6. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru

7. Berani mempresentasikan hasil LKS/diskusi kelompok

Jumlah Skor

Jumlah skor maksimal

No Aspek yang diamati Nama Siswa

D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4

1. Kesiapan menerima pembelajaran

2. Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru/teman

3. Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

4. Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan

5. Mengerjakan LKS kelompok

6. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru

7. Berani mempresentasikan hasil LKS/diskusi kelompok

Jumlah Skor

Jumlah skor maksimal

Page 159: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

145

Depok, ........................... 2014

Observer

…………………….

No Aspek yang diamati Nama Siswa

G1 G2 G3 G4 H1 H2 H3 H4 I1 I2 I3 I4

1. Kesiapan menerima pembelajaran

2. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman

3. Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

4. Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan

5. Mengerjakan LKS kelompok

6. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru

7. Berani mempresentasikan hasil LKS/diskusi kelompok

Jumlah Skor

Jumlah skor maksimal

No Aspek yang diamati Nama Siswa Jumlah

Rata-

rata (%)

J1 J2 J3

1. Kesiapan menerima pembelajaran

2. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman

3. Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung

4. Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan

5. Mengerjakan LKS kelompok

6. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru

7. Berani mempresentasikan hasil LKS/diskusi kelompok

Jumlah Skor

Jumlah skor maksimal

Page 160: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 13

146

PEDOMAN WAWANCARA SISWA SIKLUS I

1. Apakah kamu mendengarkan penjelasan yang disampaikan teman/guru?

2. Apakah anda merasa terbebani dalam belajar ketika proses pembelajaran

matematika?

3. Apakah kamu suka dengan proses pembelajaran yang menggunakan model

treffinger ?

4. Apakah kamu dapat mempersentasikan hasil diskusi dengan teman kelompok

kamu ke depan papan tulis?

5. Apakah sumber belajar yang disediakan oleh guru membantu memudahkan anda

dalam belajar?

6. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, dengan menggunakan ceramah

atau Treffinger?

Page 161: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 14

147

PEDOMAN WAWANCARA SISWA SIKLUS II

1. Apakah kamu mendengarkan penjelasan yang disampaikan teman/guru?

2. Apakah anda merasa terbebani dalam belajar ketika proses pembelajaran

matematika?

3. Apakah kamu suka dengan proses pembelajaran yang menggunakan model

Treffinger ?

4. Apakah sumber belajar yang disediakan oleh guru membantu memudahkan anda

dalam belajar?

5. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, dengan menggunakan ceramah

atau Treffinger?

Page 162: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 15

148

JAWABAN INSTRUMEN SIKLUS I

1. a. Titik O merupakan titik pusat, karena titik O berada di tengah-tengah lingkaran.

b. DF merupakan diameter, karena DF merupakan tali busur yang melalui titik

pusat lingkaran.

c.iJari-jari, karena garis yang menghubungkan antar titik pusat dan keliling

milingkaran.

c. merupakan segitiga samakaki, karena kaki-kaki sama besar.

2.

Luas Taman

2

2

m 1386

21217

22

l

l

rl

Luas Kolam

2

2

m 16.452

121214.3

l

l

rl

42 m

24 m

Kolam

Rumput

Taman

Luas Rumput =1386m2 – 452.16 m

2

=933.84 m2

Biaya yang harus dikeluarkan oleh Pak

Andri untuk menghiasi taman tersebut

dengan rumput adalah:

933.84 m2 x Rp.5000,00 = Rp.4.699.200;

Page 163: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

149

3. Gambar:

Jadi, luas kaleng yang tersisa adalah 872 cm2.

4.

Luas kaleng / persegi

2cm 1500

cm 30 cm 50

l

l

lpl

Luas sisa kaleng

2

22

cm 872

cm628cm1500

lingkaran.persegi.

l

l

lll

Luas 2 lingkaran

2

2

cm 628

101014.32

..2

l

l

rl

Seng

Tutup Kaleng Tutup Kaleng

20 cm 20 cm

Luas juring ABD

2

0

0

cm 38.5

1544

1

777

22

360

90

lingkaran luasputaransatu sudut

pusat sudut juring.

ABDl

Page 164: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

150

5. a.

Luas daerah yang diarsir

cm 38.5

38.5-77

5,35,37

2277

7

22

2

1

2

1

kecil .lingkaranbesarlingkaran 2

1.diarsir yangdaerah .

2

22

rr

lll

4,2 m

b. luas tanah Pak Roni

2

2

13,86m

2,42,47

22

4

1

4

1

l

l

rl

Harga tanah seharusnya = 13,86 x Rp.200.000;

=Rp.2.772.000;

Harga tanah Pak Roni = 13,86 x Rp.150.000;

=Rp.2.079.000;

Kerugian = Rp.2.772.000 - Rp.2.079.000

=Rp.693.000;

Kesimpulan:

Pak Roni mengalami kerugian sebesar Rp.693.000, karena

Pak Roni terlalu murah menjual tanahnya.

Page 165: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 16

151

JAWABAN INSTRUMEN SIKLUS II

1. a. Sudut pusat FOE sudut kelilingnya adalah FBE dan FDE, karena sudut FOE

dan sudut FBE atau FDE menghadap busur yang sama.

b. susut pusat AOE sudut kelilingnya adalah ABE dan ACE, karena sudut AOE

dan sudut ABE atau ACE menghadap busur yang sama.

2. a.

b. adalah segitiga sama kaki, karena ukuran kakinya sama panjang.

0

00

000

0

70

110180

)5555(180

)(180

BAO

BAO

BAO

BCABACABC

3.

B

C A 20

0 55

0

O

D

C B

A Diketahui: Ditanya:

0

0

70

28

BAC

ACD

...BCD

0

00

35

2055

BAO

BAO

CAOBCABAO

Page 166: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

152

0

00

0

00

000

0

0

48

8202

,jadi

02ACB

)160(180ACB

)7090(180ACB

)(180ACB

diameter menghadap karena ,90

BCD

BCD

ACDACBBCD

BACABC

ABC

4.

5.

D

B

C

A

E O

D

C

B

E

A

00

00

0

00

0

00

0

362

72

2

108180

108

72180

72

108180

180

BCD

BCD

DBC

DBC

ABD

ABD

AEDABD

Page 167: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

153

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3

1K

esia

pan

men

erim

a pem

bel

ajar

an1

11

10

01

01

11

10

10

10

11

10

11

10

11

11

11

11

11

11

030

76.9

2

2M

enden

gar

kan

/m

emper

hat

ikan

pen

jela

san g

uru

/tem

an1

11

01

11

11

11

00

10

00

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

132

82.0

5

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s pem

bel

ajar

an b

erla

ngsu

ng

11

11

01

10

11

11

11

01

00

11

00

11

01

10

01

00

11

10

00

23

58.9

7

4M

engem

ukak

an p

endap

at k

etik

a dib

eri

kes

empat

an1

00

11

11

11

00

11

00

01

00

00

10

10

01

00

11

10

00

00

017

43.5

9

5M

enger

jakan

LK

S k

elom

pok

11

11

11

11

11

01

01

11

11

01

11

11

11

11

11

11

11

10

11

35

89.7

4

6M

enca

tat

pen

jela

san y

ang d

isam

pai

kan

guru

11

11

11

00

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

00

11

11

11

35

89.7

4

7B

eran

i m

empre

senta

sikan

has

il L

KS

/dis

kusi

kel

om

pok

00

01

01

01

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

410.2

6

65

56

46

54

65

45

35

24

34

45

25

56

35

64

46

44

55

53

43

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

86

86

71

71

86

57

86

71

57

85.7

71.4

57.1

71.4

42.9

71

29

57

43

57

57

71

29

71

71.4

86

43

71

86

57

57

86

57

57

71

71

71

43

57

43

64.4

7

A1

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3

1K

esia

pan

men

erim

a pem

bel

ajar

an1

11

11

00

10

11

11

11

01

01

11

01

11

01

11

11

11

11

11

10

31

79.4

9

2M

enden

gar

kan

/m

emper

hat

ikan

pen

jela

san g

uru

/tem

an1

11

10

11

11

11

10

01

00

01

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

33

84.6

2

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s pem

bel

ajar

an b

erla

ngsu

ng

00

00

10

01

00

11

01

00

10

01

10

00

00

10

00

10

01

11

00

013

33.3

3

4M

engem

ukak

an p

endap

at k

etik

a dib

eri

kes

empat

an1

11

11

11

11

10

11

11

00

10

00

11

01

10

11

11

11

00

01

01

27

69.2

3

5M

enger

jakan

LK

S k

elom

pok

11

11

11

11

11

10

11

11

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

01

136

92.3

1

6M

enca

tat

pen

jela

san y

ang d

isam

pai

kan

guru

11

11

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

138

97.4

4

7B

eran

i m

empre

senta

sikan

has

il L

KS

/dis

kusi

kel

om

pok

10

00

10

10

10

00

10

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

05

12.8

2

Jum

lah S

kor

65

55

64

55

55

55

55

52

43

44

54

54

54

55

55

65

55

55

44

4

Jum

lah s

kor

mak

sim

al7

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

Per

senta

se (

%)

86

71

71

71

86

57

71

71

71

71.4

71.4

71.4

71.4

71.4

71

29

57

43

57

57

71

57

71

57.1

71

57

71

71

71

71

86

71

71

71

71

71

57

57

57

Rat

a-ra

ta67.0

3

Jum

lah s

kor

mak

sim

al7

Nam

a S

isw

a

0 1 1 1

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: S

elas

a/ 0

7 J

anuar

i 2014/

Per

tem

uan

ke-

1

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

1

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: K

amis

/ 09 J

anuar

i 2014/

Per

tem

uan

ke-

2

Nam

a S

isw

aN

o

No

Asp

ek y

ang d

iam

ati

A1 1

Asp

ek y

ang d

iam

ati

Per

senta

se (

%)

Rat

a-ra

ta

1

Jum

lah S

kor

6

Jum

lah

Per

senta

se (

%)

Jum

lah

Per

senta

se (

%)

Lampiran 17

Page 168: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

154

A1

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3

1K

esia

pan

men

erim

a p

emb

elaj

aran

11

11

10

01

01

11

11

10

10

01

10

11

10

11

11

11

11

11

11

03

07

6.9

2

2M

end

engar

kan

/m

emp

erh

atik

an p

enje

lasa

n g

uru

/tem

an1

11

10

11

11

11

10

01

10

00

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

33

84

.62

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s p

emb

elaj

aran

ber

lan

gsu

ng

00

00

10

01

00

11

01

00

11

01

10

00

00

10

00

10

01

11

00

01

43

5.9

0

4M

engem

ukak

an p

end

apat

ket

ika

dib

eri

kes

emp

atan

11

11

11

11

11

01

11

10

01

00

01

10

11

01

11

01

10

00

10

12

66

6.6

7

5M

enger

jakan

LK

S k

elo

mp

ok

11

11

11

11

11

10

11

11

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

01

13

69

2.3

1

6M

enca

tat

pen

jela

san

yan

g d

isam

pai

kan

gu

ru1

11

11

11

01

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

10

11

11

11

37

94

.87

7B

eran

i m

emp

rese

nta

sikan

has

il L

KS

/dis

ku

si k

elo

mp

ok

00

00

00

00

00

00

01

00

00

10

01

00

00

10

00

00

00

00

00

04

10

.26

Jum

lah

Sko

r5

55

55

44

54

55

54

65

34

43

45

55

45

46

55

55

54

55

54

44

Jum

lah

sko

r m

aksi

mal

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

7

Per

sen

tase

(%

)7

17

17

17

17

15

75

77

15

77

1.4

71

.47

1.4

57

.18

5.7

71

43

57

57

43

57

71

71

71

57

.17

15

78

67

17

17

17

17

15

77

17

17

15

75

75

7

Rat

a-ra

ta6

5.9

3

A1

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3

1K

esia

pan

men

erim

a p

emb

elaj

aran

11

11

11

11

11

11

10

11

11

11

11

11

10

11

11

11

11

11

11

13

79

4.8

7

2M

end

engar

kan

/m

emp

erh

atik

an p

enje

lasa

n g

uru

/tem

an1

11

10

10

11

11

10

11

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

35

89

.74

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s p

emb

elaj

aran

ber

lan

gsu

ng

00

00

11

01

10

11

11

01

10

01

10

00

00

10

00

10

01

11

00

01

74

3.5

9

4M

engem

ukak

an p

end

apat

ket

ika

dib

eri

kes

emp

atan

11

11

11

11

11

01

11

10

01

10

01

10

11

01

11

11

10

00

10

12

87

1.7

9

5M

enger

jakan

LK

S k

elo

mp

ok

11

11

11

11

11

11

01

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

13

89

7.4

4

6M

enca

tat

pen

jela

san

yan

g d

isam

pai

kan

gu

ru1

11

11

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

38

97

.44

7B

eran

i m

emp

rese

nta

sikan

has

il L

KS

/dis

ku

si k

elo

mp

ok

00

00

00

00

00

01

01

01

00

00

00

10

00

00

00

00

00

00

00

04

10

.26

Jum

lah

Sko

r5

55

55

64

65

55

74

65

65

54

55

56

45

45

55

56

55

55

55

45

Jum

lah

sko

r m

aksi

mal

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

7

Per

sen

tase

(%

)7

17

17

17

17

18

65

78

67

17

1.4

71

.41

00

57

.18

5.7

71

86

71

71

57

71

71

71

86

57

.17

15

77

17

17

17

18

67

17

17

17

17

17

15

77

1

Rat

a-ra

ta7

2.1

6

Per

sen

tase

(%

)N

oA

spek

yan

g d

iam

ati

Nam

a S

isw

aJu

mla

h

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: S

elas

a/ 2

1 J

anu

ari

20

14

/ P

erte

mu

an k

e-4

Jum

lah

Per

sen

tase

(%

)N

oA

spek

yan

g d

iam

ati

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: K

amis

/ 1

6 J

anu

ari

20

14

/ P

erte

mu

an k

e-3

Nam

a S

isw

a

Page 169: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

155

A1

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3

1K

esia

pan

men

erim

a pem

bel

ajar

an1

11

11

00

11

11

11

11

01

11

11

01

11

01

11

11

11

11

11

11

34

87.1

8

2M

enden

gar

kan

/m

emper

hat

ikan

pen

jela

san g

uru

/tem

an1

11

10

10

01

11

11

11

11

10

11

11

11

11

11

10

01

11

11

11

33

84.6

2

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s pem

bel

ajar

an b

erla

ngsu

ng

00

11

11

11

11

11

11

01

10

11

10

01

01

10

10

11

01

11

10

128

71.7

9

4M

engem

ukak

an p

endap

at k

etik

a dib

eri

kes

empat

an1

11

11

11

11

11

11

01

00

11

00

11

01

10

11

11

11

00

01

01

28

71.7

9

5M

enger

jakan

LK

S k

elom

pok

11

11

11

10

11

00

01

11

11

11

11

11

11

11

01

10

11

11

11

133

84.6

2

6M

enca

tat

pen

jela

san y

ang d

isam

pai

kan

guru

11

11

11

11

01

11

11

10

11

11

11

01

10

11

11

11

11

11

11

135

89.7

4

7B

eran

i m

empre

senta

sikan

has

il L

KS

/dis

kusi

kel

om

pok

00

00

01

10

00

00

01

00

00

00

01

00

00

00

00

00

00

00

00

04

10.2

6

Jum

lah S

kor

55

66

56

54

56

55

56

53

55

55

55

45

54

55

55

54

55

55

64

6

Jum

lah s

kor

mak

sim

al7

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

Per

senta

se (

%)

71

71

86

86

71

86

71

57

71

85.7

71.4

71.4

71.4

85.7

71

43

71

71

71

71

71

71

57

71.4

71

57

71

71

71

71

71

57

71

71

71

71

86

57

86

Rat

a-ra

ta71.4

3

A1

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3

1K

esia

pan

men

erim

a pem

bel

ajar

an1

11

11

01

11

11

11

11

11

11

11

01

11

01

11

11

11

11

11

11

36

92.3

1

2M

enden

gar

kan

/m

emper

hat

ikan

pen

jela

san g

uru

/tem

an1

11

11

10

11

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

11

01

11

11

11

36

92.3

1

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s pem

bel

ajar

an b

erla

ngsu

ng

10

11

01

11

11

11

11

01

10

11

10

01

01

10

10

11

01

11

10

128

71.7

9

4M

engem

ukak

an p

endap

at k

etik

a dib

eri

kes

empat

an1

11

11

o1

11

11

11

01

10

11

00

11

01

11

10

11

11

00

01

01

28

71.7

9

5M

enger

jakan

LK

S k

elom

pok

11

11

11

10

11

11

01

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

137

94.8

7

6M

enca

tat

pen

jela

san y

ang d

isam

pai

kan

guru

11

11

11

10

11

11

11

10

11

11

11

01

10

11

11

11

11

11

11

135

89.7

4

7B

eran

i m

empre

senta

sikan

has

il L

KS

/dis

kusi

kel

om

pok

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

10

00

00

10

01

00

11

00

05

12.8

2

Jum

lah S

kor

65

66

54

54

66

66

45

55

55

65

54

55

54

65

65

66

55

66

64

6

Jum

lah s

kor

mak

sim

al7

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

Per

senta

se (

%)

86

71

86

86

71

57

71

57

86

85.7

85.7

85.7

57.1

71.4

71

71

71

71

86

71

71

57

71

71.4

71

57

86

71

86

71

86

86

71

71

86

86

86

57

86

Rat

a-ra

ta75.0

9

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: S

elas

a/ 0

4 F

ebru

ari

2014/

Per

tem

uan

ke-

6

No

Asp

ek y

ang d

iam

ati

Nam

a S

isw

aJu

mla

hP

erse

nta

se (

%)

Per

senta

se (

%)

No

Asp

ek y

ang d

iam

ati

Nam

a S

isw

aJu

mla

h

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: K

amis

/ 30 J

anuar

i 2014/

Per

tem

uan

ke-

5

Lampiran 18

Page 170: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

156

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3Ju

mla

hP

erse

nta

se (

%)

1K

esia

pan

men

erim

a pem

bel

ajar

an1

11

11

11

11

11

11

11

11

11

10

11

10

11

11

11

11

11

11

137

94.8

7

2M

enden

gar

kan

/m

emper

hat

ikan

pen

jela

san g

uru

/tem

an1

11

11

01

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

11

10

11

11

11

135

89.7

4

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s pem

bel

ajar

an b

erla

ngsu

ng

11

10

11

11

11

11

10

11

01

11

00

10

11

01

01

11

11

11

01

30

76.9

2

4M

engem

ukak

an p

endap

at k

etik

a dib

eri

kes

empat

an1

11

10

11

11

11

10

11

11

10

01

11

11

01

11

11

10

00

10

130

76.9

2

5M

enger

jakan

LK

S k

elom

pok

11

11

11

01

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

38

97.4

4

6M

enca

tat

pen

jela

san y

ang d

isam

pai

kan

guru

11

11

11

01

11

11

11

11

11

11

10

11

01

11

11

11

11

11

11

36

92.3

1

7B

eran

i m

empre

senta

sikan

has

il L

KS

/dis

kusi

kel

om

pok

00

00

00

00

10

00

00

00

10

10

00

00

10

00

00

10

00

00

00

512.8

2

66

65

55

46

66

65

55

66

66

65

44

65

55

56

56

66

55

56

46

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

86

86

86

86

71

71

71

57

86

85.7

85.7

85.7

71.4

71.4

71

86

86

86

86

86

71

57

57

85.7

71

71

71

71

86

71

86

86

86

71

71

71

86

57

86

77.2

9

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D2

D3

D4

E1

E2

E3

E4

F1

F2

F3

F4

G1

G2

G3

G4

H1

H2

H3

H4

I1I2

I3I4

J1J2

J3Ju

mla

hP

erse

nta

se (

%)

1K

esia

pan

men

erim

a pem

bel

ajar

an1

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

00

11

11

11

11

11

11

11

137

94.8

7

2M

enden

gar

kan

/m

emper

hat

ikan

pen

jela

san g

uru

/tem

an1

11

11

11

10

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

138

97.4

4

3B

erta

nya

pad

a sa

at p

rose

s pem

bel

ajar

an b

erla

ngsu

ng

11

10

11

11

11

11

10

11

01

11

10

11

01

01

11

11

11

11

01

32

82.0

5

4M

engem

ukak

an p

endap

at k

etik

a dib

eri

kes

empat

an1

11

11

11

11

11

11

11

11

10

11

11

11

01

11

10

11

00

10

133

84.6

2

5M

enger

jakan

LK

S k

elom

pok

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

39

100.0

0

6M

enca

tat

pen

jela

san y

ang d

isam

pai

kan

guru

11

11

11

01

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

38

97.4

4

7B

eran

i m

empre

senta

sikan

has

il L

KS

/dis

kusi

kel

om

pok

00

00

00

00

10

00

00

00

10

10

00

00

10

00

00

10

00

00

00

512.8

2

66

65

66

56

66

66

65

66

66

66

64

56

65

56

66

66

65

56

46

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

77

86

86

86

86

71

86

86

71

86

85.7

85.7

85.7

85.7

85.7

71

86

86

86

86

86

86

86

57

71.4

86

86

71

71

86

86

86

86

86

86

71

71

86

57

86

81.3

2

1 1 1 0

Jum

lah S

kor

6

Jum

lah s

kor

mak

sim

al7

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: S

elas

a/ 1

1 F

ebru

ari

2014/

Per

tem

uan

ke-

8

Per

senta

se (

%)

A1 1 1 1 1

No

Asp

ek y

ang d

iam

ati

Nam

a S

isw

a

Rat

a-ra

ta

Per

senta

se (

%)

Rat

a-ra

ta

0

Jum

lah S

kor

6

Jum

lah s

kor

mak

sim

al71 11

No

Asp

ek y

ang d

iam

ati

Nam

a S

isw

a

A1 1

Has

il O

bse

rvas

i A

kti

vit

as S

isw

a

Har

i/T

anggal

/Per

tem

uan

ke-

: K

amis

/ 06 F

ebru

ari

2014/

Per

tem

uan

ke-

7

1

Page 171: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 19

157

HASIL WAWANCARA SISWA

Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari

Kamis tanggal 23 Januari 2014. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa

yang merupakan perwakilan dari siswa kemampuan tinggi (S1), sedang (S2) dan

rendah (S3). Berikut hasil wawancara peneliti dengan ketiga siswa tersebut:

1. Apakah kamu mendengarkan penjelasan yang disampaikan teman/guru?

S1 :Meskipun materi yang dipelajari susah, tapi saya selalu mendengarkan

penjelasan dari guru

S2 :Tergantung, jika materinya gampang, maka saya mendengarkan, tapi jika

susah maka saya males mendengarkan

S3 :Saya tidak suka matematika, jadi saya malas mendengarkan penjelasan

guru.

2. Apakah anda merasa terbebani dalam belajar ketika proses pembelajaran

matematika?

S1 : Tidak sama sekali, karena pelajaran matematika itu tantangan buat saya

S2 :Enggak, tapi tergantung mood sih.

S3 : Iya, karena matematika sulit.

3. Apakah kamu suka dengan proses pembelajaran yang menggunakan model

treffinger ?

S1 :Awalnya saya tidak menyukai, tetapi setelah lama-kelamaan saya

menyukainya.

S2 :Kadang suka, kadang juga tidak. Tergantung mood saya

S3 :Biasa saja.

4. Apakah kamu dapat mempersentasikan hasil diskusi dengan teman kelompok

kamu ke depan papan tulis?

S1 :Iya, karena dengan persentasi membangun rasa percaya diri dan

pemberani.

S2 :Jika soal yang diberikan oleh guru susah, maka saya tidak dapat

mempersentasikannya.

S3 :Tidak dapat.

Page 172: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

158

5. Apakah sumber belajar yang disediakan oleh guru membantu memudahkan

anda dalam belajar?

S1 :Sangat memudahkan

S2 :Ada yang mudah, tapi ada juga yang sulitnya.

S3 :Enggak tau, biasa aja tuh.

6. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, dengan menggunakan

ceramah atau Treffinger?

S1 :Kalo sekelompok dengan teman yang pintar, saya lebih suka dengan

pembelajaran kelompok. Tapi, kalo sekelompok dengan teman yang

kurang pintar, saya lebih suka mendengarkan penjelasan dari guru

S2 :Kadang-kadang ceramah, kadang-kadang kelompok.

S3 :Sama saja dua-duanya.

Page 173: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 20

159

HASIL WAWANCARA SISWA

Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus II yaitu pada hari

Kamis tanggal 13 Februari 2014. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa

yang merupakan perwakilan dari siswa kemampuan tinggi (S1), sedang (S2) dan

rendah (S3). Berikut hasil wawancara peneliti dengan ketiga siswa tersebut:

1. Apakah kamu mendengarkan penjelasan yang disampaikan teman/guru?

S1 : Ya, saya mendengarkan

S2 : Kadang mendengarkan kadang tidak

S3 : Terkadang, tapi lebih sering tidak mendengarkan

2. Apakah anda merasa terbebani dalam belajar ketika proses pembelajaran

matematika?

S1 : Tidak sama sekali, karena saya dan teman saya saling membantu

S2 : Terkadang terbebani.

S3 : Iya, karena pelajaran matematika sulit.

3. Apakah kamu suka dengan proses pembelajaran yang menggunakan model

Treffinger ?

S1 : Sangat suka, karena saya dapat bertukar pendapat dengan teman

kelompok saya.

S2 :Iya saya suka.

S3 : Lama kelamaan agak sedikit suka.

4. Apakah sumber belajar yang disediakan oleh guru membantu memudahkan

anda dalam belajar?

S1 : Iya,

S2 : Agak sedikit membantu.

S3 : kadang membantu..

5. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, dengan menggunakan

ceramah atau Treffinger?

S1 : saya lebih suka model Treffinger, karena Treffinger dapat meningkatkan

rasa persaudaraan dan rasa saling membantu

Page 174: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

160

S2 : lebih menyukai Treffinger, tapi kalo teman kelompoknya gak sesuai yang

saya mau, saya lebih suka dengan pembelajaran yang biasa saja.

S3 :Sama saja dua-duanya.

Page 175: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

161

Lampiran 21

1 2b 2a 4 3 5

1 Adinda Devi D 3 2 3 3 4 3 18 75

2 Ajeng Rescu D 3 3 4 3 3 3 19 79

3 Anisya Nuraini 3 3 3 3 2 3 17 71

4 Aprilia Chandra E 3 3 4 4 2 2 18 75

5 Arina Fauziah 3 3 3 3 4 3 19 79

6 Arsil Azimi 3 3 3 3 3 3 18 75

7 Balqis Dyani R 4 4 4 3 4 4 23 96

8 Chairunnisa 3 3 3 2 3 2 16 67

9 Damam Habibie 4 3 3 3 3 4 20 83

10 David Chaniago 3 2 3 3 3 3 17 71

11 Debby Mutiara R 3 3 3 2 3 3 17 71

12 Dede Suci R 3 3 3 3 2 3 17 71

13 Desi Ratna S 4 3 3 3 3 4 20 83

14 Dini Awaliah 3 3 3 3 3 3 18 75

15 Fanny Dwi C 4 3 3 3 3 2 18 75

16 Geafiska Dianofan 2 2 3 3 3 3 16 67

17 Indah Ramadhan 2 3 3 3 3 2 16 67

18 Iqbal Maulana 3 3 3 2 3 3 17 71

19 Karina Azzahra 4 3 3 3 4 3 20 83

20 Karmelia Anisa 3 3 3 3 3 2 17 71

21 Mila Rosita 3 3 3 4 3 2 18 75

22 Muhammad Reza S 3 3 3 3 3 2 17 71

23 Nadia Rizki Putri 3 3 3 3 3 3 18 75

24 Nur Rahmah 3 4 3 4 3 2 19 79

25 Nurazizah 3 3 4 3 4 4 21 88

26 Rahmatun Sadiah 2 3 3 3 3 3 17 71

27 Rama Hidayat 3 3 3 3 2 2 16 67

28 Rani Anisah 4 3 4 3 4 4 22 92

29 Reza Pahlevi 3 4 3 3 3 3 19 79

30 Ridwan Syamputra 2 3 3 2 3 2 15 63

31 Riska Paramitasari 2 3 3 3 2 3 16 67

32 Riska Silviani Dewi 3 3 3 4 3 3 19 79

33 Safira Eva Dwi F 4 3 3 3 4 3 20 83

34 Suci Rahmawati 3 2 3 2 3 3 16 67

35 Suci Wardani 2 3 3 3 2 3 16 67

36 Syifa Azizah 3 3 3 2 3 2 16 67

37 Tyas Prasetya Putra 3 3 3 3 2 3 17 71

38 Yudi 3 3 3 3 2 3 17 71

39 Zalfa Khairunnisa 3 2 3 3 3 3 17 71

118 115 122 115 116 111 697

74

Rata-rata (%)

6.08 5.82

NO Nama

Writing Drawing ME

Jumlah

Jumlah Perindikator

Rata-rata

∑Nilai

TABULASI SKOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SIKLUS II

75 76 73

233 237 227

5.97

Page 176: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

162

Lampiran 22

1a 1b 1c 2 3 5a 4a 4b 5b

1 Adinda Devi D 3 3 2 1 4 3 4 3 3 26 72

2 Ajeng Rescu D 4 3 4 1 2 4 4 3 2 27 75

3 Anisya Nuraini 4 3 2 1 2 3 2 1 1 19 53

4 Aprilia Chandra E 4 4 2 1 4 3 2 2 2 24 67

5 Arina Fauziah 2 4 2 3 3 4 4 4 2 28 78

6 Arsil Azimi 4 4 2 2 3 3 3 3 2 26 72

7 Balqis Dyani R 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34 94

8 Chairunnisa 4 3 2 2 3 2 2 1 1 20 56

9 Damam Habibie 4 2 2 2 3 4 4 3 3 27 75

10 David Chaniago 4 2 2 2 2 3 2 2 1 20 56

11 Debby Mutiara R 4 2 2 2 3 3 2 2 2 22 61

12 Dede Suci R 4 2 2 2 3 3 3 3 2 24 67

13 Desi Ratna S 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28 78

14 Dini Awaliah 4 3 2 2 3 3 2 2 2 23 64

15 Fanny Dwi C 3 3 2 3 2 3 3 3 3 25 69

16 Geafiska Dianofan 3 2 2 2 4 3 2 3 2 23 64

17 Indah Ramadhan 3 2 2 2 3 3 2 2 3 22 61

18 Iqbal Maulana 3 2 2 2 4 4 2 2 2 23 64

19 Karina Azzahra 2 4 4 2 3 4 4 3 4 30 83

20 Karmelia Anisa 3 2 2 2 3 3 2 2 2 21 58

21 Mila Rosita 4 3 2 4 3 3 2 2 1 24 67

22 Muhammad Reza S 2 4 2 2 2 3 2 2 3 22 61

23 Nadia Rizki Putri 3 2 4 3 3 3 4 2 2 26 72

24 Nur Rahmah 4 2 2 2 3 3 3 2 2 23 64

25 Nurazizah 2 3 4 2 4 4 4 3 4 30 83

26 Rahmatun Sadiah 3 3 2 2 2 3 3 2 1 21 58

27 Rama Hidayat 4 2 2 3 4 3 2 2 1 23 64

28 Rani Anisah 2 4 4 2 3 4 4 3 4 30 83

29 Reza Pahlevi 4 2 2 3 3 4 2 2 2 24 67

30 Ridwan Syamputra 3 2 2 2 4 3 2 2 1 21 58

31 Riska Paramitasari 3 2 2 2 3 3 2 2 1 20 56

32 Riska Silviani Dewi 3 4 4 2 4 4 2 2 1 26 72

33 Safira Eva Dwi F 3 4 2 2 3 4 3 3 2 26 72

34 Suci Rahmawati 3 3 3 3 3 3 2 2 1 23 64

35 Suci Wardani 3 2 2 3 3 3 3 2 3 24 67

36 Syifa Azizah 3 2 3 2 2 3 2 1 2 20 56

37 Tyas Prasetya Putra 4 2 2 2 4 3 3 2 2 24 67

38 Yudi 2 3 3 2 4 3 2 2 2 23 64

39 Zalfa Khairunnisa 2 2 2 2 3 3 3 2 2 21 58

126 107 96 86 121 127 106 91 83 903

67

Jumlah Perindikator

Rata-rata

Rata-rata (%)

8.56

71

8.44

70

NO Nama Nilai

Jumlah

7.18

60

TABULASI SKOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SIKLUS I

329 334 280

Written Text Drawing ME∑

Page 177: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 23

163

PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE KEMAMPUAN KOMUNIKASI

BERDASARKAN INDIKATOR PADA SIKLUS I

N = jumlah siswa

Skor ideal

Banyaknya soal x skor maksimal

1. Writing = 3 soal x 4 = 12

2. Drawing = 3 soal x 4 = 12

3. Mathematical exspression = 3 soal x 4 = 12

Mean =

1. Mean indikator writing =

2. Mean indikator drawing =

3. Mean indikator mathematical exspression =

Persentase =

1. Persentase indikator writing =

%

2. Persentase indikator drawing =

%

3. Persentase indikator mathematical exspression =

%

Page 178: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 24

164

PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE KEMAMPUAN KOMUNIKASI

BERDASARKAN INDIKATOR PADA SIKLUS II

N = jumlah siswa

Skor ideal

Banyaknya soal x skor maksimal

1. Writing = 2 soal x 4 = 8

2. Drawing = 2 soal x 4 = 8

3. Mathematical exspression = 2 soal x 4 = 8

Mean =

1. Mean indikator writing =

2. Mean indikator drawing =

3. Mean indikator mathematical exspression =

Persentase =

1. Persentase indikator writing =

%

2. Persentase indikator drawing =

%

3. Persentase indikator mathematical exspression =

%

Page 179: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 25

165

PERHITUNGAN PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA

SIKLUS I

Persentase aktivitas per-individu =

Misalnya:

A1 =

=

%

= 86%

Untuk menghitung persentase aktivitas siswa yang lain caranya sama saja seperti

yang di atas.

Persentase aktivitas tiap aspek =

Misalnya:

Aspek 1=

= 76.92%

Untuk menghitung persentase setiap aspek aktivitas caranya sama saja seperti

yang di atas.

Page 180: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 26

166

PERHITUNGAN PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA

SIKLUS II

Persentase aktivitas per-individu =

Misalnya:

A1 =

=

%

= 71%

Untuk menghitung persentase aktivitas siswa yang lain caranya sama saja seperti

yang di atas.

Persentase aktivitas tiap aspek =

Misalnya:

Aspek 1=

= 87.18%

Untuk menghitung persentase setiap aspek aktivitas caranya sama saja seperti

yang di atas.

Page 181: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 27

167

PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS SISWA

Nilai Kategori Kualitatif Kategori Kuantitatif Komunikasi

0 Jawaban salah dan

tidak cukup detail

Tidak cukup detail dalam

informasi yang diberikan

Writing,

Drawing,

Mathematical

Exspression

1 Jawaban samar-samar

dan procedural

Menunjukkan pemahaman yang

terbatas baik tulisan, gambar atau

simbol

Writing,

Drawing,

Mathematical

Exspression

2 Jawaban sebagian

lengkap dan benar

Penjelasan secara matematika

masuk akal namun hanya

sebagian yang lengkap dan benar

Writing

Melukis gambar namun kurang

lengkap

Drawing

Melakukan perhitungan namun

hanya sebagian yang benar

Mathematical

Exspression

3 Jawaban hampir

lengkap dan benar

Penjelasan secara matematika

masuk akal namun hanya sedikit

kesalahan saja

Writing

Melukis gambar secara lengkap

namun ada sedikit kesalahan

Drawing

Melakukan perhitungan dengan

lengkap namun hanya sedikit

kesalahan

Mathematical

Exspression

4 Jawaban lengkap dan

benar

Penjelasan secara matematika

masuk akal dan benar meskipun

ada kekurangan dalam

penggunaan bahasa

Writing

Melukis gambar secara lengkap

dan benar

Drawing

Melakukan perhitungan dengan

lengkap dan benar

Mathematical

Exspression

Page 182: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

Lampiran 28

168

UJI REFERENSI

Nama : ILA BAINATUL HAYATI

NIM : 109017000023

Judul Skripsi : Penerapan Model Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa

NO Judul Buku dan Nama Pengarang

Paraf

Pembimbing

I

Pembimbing

II

BAB 1

1. Akhmad Sudrajat, Definisi Pendidikan

Menuriut UU No. 20 Tahun 2003, 2010,

(akhmadsudrajat.wordprees.com).

2. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan menengah, (Jakarta: BSNP, 2006),

2013, h. 140,

(http://ebookbrowsee.net/buku-standar-isi-

SMP-pdf-694762883).

3. Gusni Satriawati, “Pembelajaran dengan

pendekatan Open-Ended untuk

Meningkatkan Pemahaman dan

Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa”, dalam Algoritma Jurnal

Matematika dan Pendidikan Matematika,

vol. 1, 2006. h. 109.

4. Kadir, Kemampuan Komunikasi Matematik

Siswa SMP di Daerah Pesisir Kabupaten

Buton setelah Mendapatkan Pembelajaran

Kontekstual Pesisir, Jurnal Pendidikan

Matematika, 2010. h. 4.

5. Wahid Umar, “Membangun Kemampuan

Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Matematika”, Jurnal Ilmiah, Vol. 1, 2012.

Page 183: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

169

6. Sarson W. Dj. Pomalato, Mengembangkan

Kreatifitas Matematik Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Melalui

Pendekatan Model Treffinger,

Mengembangkan Kreativitas, vol. 1, 2006.

h. 23.

BAB II

1. Erna Suwaningsih dan Tiurlina, Model

Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI

PRESS, 2006). h. 3. 2. Zainab, Komunikasi Matematis Dalam

Pembelajaran Matematika, 2011,

(mgmpmatoi.blogspot.com).

3. Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan

Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). h.

202-204.

4. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat Umar,

Mengelola Kecerdasan dalam

Pembelajaran: Sebuah Konsep

Pembelajaran Berbasis kecerdasan,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009). h. 109.

5. Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika,

(Yogyakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, PPPPTK Matematika, 2009). h. 2,

5-6.

6. Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan

Pendekatan Open-Ended untuk

Meningkatkan Pemahaman dan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

SMP, ”, dalam Algoritma Jurnal

Matematika dan Pendidikan Matematika,

Vol 1, 2006. h. 109, 110-111.

7. NCTM, “Principle and Standards for

School Mathematics”, (Virginia: NCTM),

2000). h. 36-39. 8. Wahid Umar, Membangun Kemampuan

Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Matematika, Jurnal Ilmiah Program studi

Matematika STKIP Siliwangi Bandung,

Vol. 1, 2012. h. 1- 2.

Page 184: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

170

9. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran

Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2003). h. 7. 10. Abuddin Nata, Metodologi Studi islam,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002).

h.161. 11. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama

Islam, ( Jakarta: kalam Mulia, 2005). h.

163, 219-224. 12. Utami Munandar, Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2009). h. 161 dan 172. 13. Oon-Seng Tan, Problem Based Learning

and Creativity,( http://ebookbrowsee.net).

h.7.

14. Sarson W.Dj.Pomalato, Mengembangkan

Kreativitas Matematika Siswa dalam

Pembelajaran Matematika Melalui

Pendekatan Model Treffinger, Mimbar

Pendidikan, 2006. h. 23.

15. B. Suryosubroto, Proses Belajar mengajar

di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2009). h. 196-197.

16. Titin Faridatun Nisa, Pembelajaran

Matematika dengan Setting Model

Treffinger untuk Mengembangkan

Kreativitas Siswa, Pedagogia, 2011. h. 43-

44.

BAB III

1. Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama,

Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,

(Jakarta: PT Malta Printindo, 2009), h. 9.

2. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2012). 3. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluai

Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2006), h. 65.

Page 185: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

171

4. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik

Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada), h. 40.

Jakarta, April 2014

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H.M. Ali Hamzah, M.Pd Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.

NIP: 19480323 198203 1 001 NIP: 1979061 200604 2 004

Page 186: Disusun Oleh : Ila Bainatul Hayati 109017000023 2014repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24438...Hidayatul Umam 201 3/2014 pada bulan Januari -Februari 2014. Metode yang

172