DISUSUN OLEH - 156.67.221.169
Transcript of DISUSUN OLEH - 156.67.221.169
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
SKRIPSI
ANALISIS KEMAMPUAN BATERAI UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN PERALATAN PADA KONDISI
EMERGENCY DI PT INDONESIA POWER
SURALAYA PGU UNIT 6
DISUSUN OLEH :
IRNANDO FEBRIAN
NIM: 201611260
PROGRAM STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
JAKARTA, 2020
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Irnando Febrian
NIM : 201611260
Program Studi : Strata Satu (S1) Teknik Elektro
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Baterai Untuk Memenuhi
Kebutuhan Peralatan Pada Kondisi Emergency di
PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan Institut
Teknologi PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab serta bersedia memiliki segala resiko jika pernyataan
ini tidak benar.
Jakarta, 25 Juli 2020
(Irnando Febrian)
iii
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
Ir. Ishvandono Yunaini Adnyana, M.M. Selaku Pembimbing I
Tri Wahyu Oktaviana Putri, S.T., M.T. Selaku Pembimbing II
Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga
Skripsi ini dapat diselesaikan.
Terimakasih yang sama, saya sampaikan kepada:
1. Bapak Andi Setiawan Selaku Pembimbing Magang Lapangan dan
Supervisor Jaringan Listrik Unit 5-7 di PT. Indonesia Power Suralaya PGU
2. Bapak Didi Rustandi Selaku Supervisor Senior (SPS) HAR Unit 5-7 di PT.
Indonesia Power Suralaya PGU.
3. Seluruh staff di bidang Humas dan K3 PT. Indonesia Power Suralaya PGU
(Divisi K3, Afrizal Efendi, Rahmat Hidayatullah, Dayat Udin, Luthfie
Masyhadi, Rizky Sugiawan, Risa Sulistyo)
Yang telah mengijinkan melakukan pengambilan data di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU.
Jakarta, 25 Juli 2020
Irnando Febrian
201611260
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi PLN, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Irnando Febrian
NIM : 201611260
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Departemen : Teknik Elektro
Jenis Karya : Skripsi
Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi PLN Hak Bebas Royalti Non ekslusif (Non-Exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Kemampuan Baterai Untuk Memenuhi Kebutuhan Peralatan Pada
Kondisi Emergency di PT Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
ekslusif ini Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 25 Juli 2020
Yang menyatakan
(Irnando Febrian)
vi
ANALISIS KEMAMPUAN BATERAI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERALATAN PADA KONDISI EMERGENCY DI PT. INDONESIA POWER
SURALAYA PGU UNIT 6 Irnando Febrian, 201611260
Di bawah bimbingan Ir. Ishvandono Yunaini Adnyana, M.M. dan Tri Wahyu Oktaviana Putri, S.T., M.T.
ABSTRAK
Dalam suatu pembangkit, peranan baterai sangat penting untuk menyalurkan sumber arus searah. Apabila baterai mengalami kerusakan yang mengakibatkan baterai tidak bisa digunakan lagi, maka peran dari suplai baterai akan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan peralatan-peralatan mengalami kerusakan dan gangguan pada penyaluran tenaga listrik. Beban-beban essential merupakan peralatan-peralatan yang sangat penting yang ada pada pembangkit. Beban ini harus selalu disuplai oleh energi listrik dalam keadaan normal maupun tidak normal (blackout). Maka untuk memenuhi penyaluran kebutuhan sumber arus searah, dibutuhkan pengujian dan perhitungan kapasitas baterai dalam memenuhi kebutuhan beban- beban essential. Sistem DC pada PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6 disuplai oleh rectifier 400 V, dimana baterai dan rectifier dihubungkan secara paralel dengan beban ketika dalam kondisi normal. Namun, ketika dalam kondisi tidak normal (blackout), baterai akan langsung menyuplai beban essential dalam waktu tertentu. Berdasarkan pengujian kapasitas baterai yang berlangsung selama 10 jam, baterai Unit 6 yang memiliki kapasitas baterai yang telah diatur sebesar 1420 Ah, nilai tegangan akhir per selnya masih diatas tegangan minimumnya sehingga baterai dapat dikatakan dalam kondisi baik. Dengan kapasitas baterai sebesar 1420 Ah yang menyuplai beban essential sebesar 392 A, baterai dapat bertahan selama 3,62 jam atau 3 jam 37 menit. Kata Kunci : Baterai, Beban Essential, Suplai, Kapasitas.
vii
ANALYSIS OF BATTERY CAPABILITY TO SUPPLY THE EQUIPMENT NEEDS IN EMERGENCY CONDITIONS
IN PT. INDONESIA POWER SURALAYA PGU UNIT 6
Under the guidance of Ir. Ishvandono Yunaini Adnyana, M.M. and Tri Wahyu Oktaviana Putri, S.T., M.T.
ABSTRACT
In a generator, the role of battery is very important to supply direct current source. When a battery is having damaged which makes it cannot be used again, then the role of the battery supply will decrease. This matter can cause the damaging of the equipments and the disturbance in electricity distribution. Essential loads are important equipments in a generator. These loads must be supplied by electrical energy in normal and abnormal condition (blackout). In order to supply the distribution of the direct current sourceβs needs, it needs tests and calculations of the battery capacity in supplying the needs of the essential loads. The DC system in PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6 is supplied by rectifier 400 V, where the battery and the rectifier are connected in parallel with with a load which is under normal conditions. Nevertheless, in an abnormal conditions (blackout), the battery will directly supply the essential loads in certain time. According to the test of battery capacity which last for 10 hours, the Unit 6 battery which has capacity in the amount of 1420 Ah, the value of the final voltage per cell is still above the minimum voltage, so that the battery can be said to be in good condition. With a battery capacity of 1420 Ah which supplies essential loads of 312 A, the battery can last for 3.62 hours or 3 hours 37 minutes.
Keywords: Battery, Essential Loads, Supply, Capacity.
viii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ............................................................................................ i
Lembar Pengesahan Tim Penguji ....................................................................... ii
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................. iii
Ucapan Terima Kasih ........................................................................................ iv
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Skripsi ............................................. v
Abstrak (Indonesia) ............................................................................................ vi
Abstract (Inggris) ............................................................................................... vii
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ........................................................................................................ x
Daftar Gambar ................................................................................................... xi
Daftar Lampiran ................................................................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ....................................................................... 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .................................................................. 3
1.2.3 Rumusan masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 4
1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................. 4
1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan............................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 6
2.2 Teori Pendukung ................................................................................... 7
2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) .......................................... 7
2.2.2 Sistem DC ....................................................................................... 8
2.2.3 Baterai ............................................................................................. 9
2.2.3.1 Prinsip kerja baterai ................................................................ 10
2.2.3.2 Bagian utama baterai .............................................................. 11
2.2.3.3 Jenis-jenis baterai ................................................................... 13
2.2.3.4 Rangkaian baterai ................................................................... 15
2.2.4 Charger ......................................................................................... 17
ix
2.2.4.1 Jenis charger atau rectifier...................................................... 17
2.2.4.2 Prinsip kerja charger ............................................................... 18
2.2.4.3 Jenis-jenis charging ................................................................ 19
2.2.5 Pengujian Kapasitas ...................................................................... 20
2.2.5.1 Perhitungan kapasitas baterai ................................................ 21
2.2.5.2 Perhitungan tegangan pada baterai berdasarkan uji kapasitas 21
2.2.6 Beban-Beban Pada Sistem ........................................................... 21
2.2.6.1 Klarifikasi beban ..................................................................... 22
2.2.6.2 Jenis beban ............................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian ....................................................................... 24
3.1.1 Studi Literatur ................................................................................ 24
3.1.2 Studi Lapangan ............................................................................. 24
3.1.3 Pengumpulan Data ........................................................................ 24
3.1.4 Data Penelitian .............................................................................. 25
3.1.5 Pengolahan Data........................................................................... 25
3.1.6 Flowchart ....................................................................................... 26
3.2 Teknik Analisis ..................................................................................... 27
3.2.1 Tegangan Baterai .......................................................................... 27
3.2.2 Kapasitas Baterai .......................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kinerja Sistem Baterai PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6 ..... 29
4.2 Analisa Berdasarkan Pengujian Kapasitas Baterai .............................. 32
4.3 Analisa Perhitungan Kapasitas Baterai ................................................ 40
4.4 Analisa Standar Tegangan Pada Pengujian Kapasitas Baterai ........... 47
4.5 Peralatan/ Beban yang di Suplai Baterai ............................................. 48
4.6 Spesifikasi Penggunaan Baterai Pada Unit 6 ...................................... 50
4.7 Penggunaan Rectifier/ Baterai Charger ............................................... 51
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 54
5.2 Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 57
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Pengujian Kapasitas Baterai Bank A Unit 6 ..................................... 32
Tabel 4. 2 Pengujian Kapasitas Baterai Bank B Unit 6 ..................................... 36
Tabel 4. 3 Penurunan Tegangan Kapasitas Baterai Bank A Unit 6................... 41
Tabel 4. 4 Penurunan Tegangan Mencapai Batas Tegangan Minimum Bank A
.......................................................................................................................... 42
Tabel 4. 5 Penurunan Tegangan Kapasitas Baterai Bank B Unit 6................... 44
Tabel 4. 6 Penurunan Tegangan Mencapai Batas Tegangan Minimum Bank B
.......................................................................................................................... 45
Tabel 4. 7 Nilai Tegangan Pada Pengujian Kapasitas Baterai .......................... 47
Tabel 4. 8 Beban 125 V DC Bank A .................................................................. 49
Tabel 4. 9 Beban 125 V DC Bank B .................................................................. 49
Tabel 4. 10 Beban 220 V DC ............................................................................ 49
Tabel 4. 11 Beban Essential ............................................................................. 50
Tabel 4. 12 Spesifikasi Baterai Unit 6 ............................................................... 50
Tabel 4. 13 Spesifikasi Baterai Charger ............................................................ 51
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Proses Konversi Energi Pada PLTU .............................................. 7
Gambar 2. 2 Proses Discharge ......................................................................... 10
Gambar 2. 3 Proses Charge ............................................................................. 11
Gambar 2. 4 Bagian-Bagian Baterai ................................................................ 11
Gambar 2. 5 Rangkaian Hubungan Seri ........................................................... 16
Gambar 2. 6 Rangkaian Hubungan Paralel ...................................................... 16
Gambar 2. 7 Rangkaian Rectifier ...................................................................... 19
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 26
Gambar 4. 1 Skema Baterai Bank ......β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...β¦.29
Gambar 4. 2 Proses Pengosongan Baterai (Discharge) ..β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...β¦.30
Gambar 4. 3 Proses Pengisian Baterai (Charge) .............................................. 31
Gambar 4. 4 Grafik Penurunan Tegangan Baterai Bank A Unit 6 ..................... 41
Gambar 4. 5 Grafik Penurunan Tegangan Baterai Bank B Unit 6 ..................... 44
Gambar 4. 6 Penggunaan Rectifier...β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...β¦.52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Single Line Diagram Station Switchgear Unit 6 ............................. 58
Lampiran 2. Three Line Diagram 125 V & 250 V DC System .......................... 59
Lampiran 3. Nameplate Baterai Unit 6 .............................................................. 60
Lampiran 4. Nameplate Baterai Charger Unit 6 ................................................ 61
Lampiran 5. Nameplate Beban-Beban 220 V DC ............................................. 62
Lampiran 6. Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Utama................. 64
Lampiran 7. Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Kedua ................. 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tenaga listrik merupakan kebutuhan yang paling penting
dibutuhkan manusia pada saat ini. Telah kita sadari, bahwa kebutuhan akan
energi listrik semakin meningkat, maka pabrik-pabrik pembangkit listrik harus
memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya untuk menjaga
kontinuitas penyediaan sumber energi listrik yang diperlukan. Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit tenaga listrik yang
menggunakan uap sebagai media untuk memutar sudu-sudu turbin, dimana uap
yang digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin tersebut adalah uap kering.
Contohnya adalah PT. Indonesia Power Suralaya PGU yang sangat
berperan sekali pada daerah Jawa-Bali, dimana merupakan pembangkit listrik
tenaga uap terbesar di Indonesia saat ini. Apabila PT. Indonesia Power Suralaya
PGU ini mengalami kondisi Black Out maka akan berdampak pada jaringan
Jawa-Bali dan sangat berpengaruh terhadap operasi pada pembangkitnya. Yang
mana kondisi Black Out adalah kondisi dimana suatu pembangkit mengalami unit
trip serta peralatan pembantu/auxillary mati dan sumber dari sistem Jawa-Bali
tidak bisa memenuhi kebutuhan peralatan pembantu/auxillary di pembangkit.
Maka untuk menghindari kejadian tersebut maka di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU menggunakan baterai dan genset sebagai sumber suplai terakhir.
Apabila baterai mengalami kerusakan seperti adanya penurunan
tegangan pada selnya yang mengakibatkan baterai tidak bisa digunakan lagi,
peran dari suplai baterai akan berkurang dan dapat menyebabkan peralatan
yang disuplai baterai dapat mati beberapa saat sampai genset dapat sinkron.
Maka untuk memenuhi penyaluran kebutuhan sumber arus searah (DC),
dibutuhkan pengujian terhadap baterai agar baterai siap dan andal dalam
memasok sumber arus searah (DC) ke peralatan. Salah satunya yaitu pengujian
kapasitas baterai yang dilakukan untuk mengetahui kondisi baterai dalam kondisi
baik atau tidaknya. Walaupun kapasitas baterainya sama, namun kapasitasnya
2
dapat berubah tergantung penggunaanya. Sehingga selain dilakukan pengujian,
perlunya dilakukan perhitungan kapasitas baterai untuk mengetahui kemampuan
baterai tersebut dalam memenuhi kebutuhan peralatan.
Peran sumber daya arus searah (DC) berpengaruh penting dalam
kelancaran penyaluran tenaga listrik untuk menyuplai kebutuhan listrik bagi para
konsumen. Baterai sendiri digunakan untuk menyuplai sumber daya arus searah
(DC) pada relay, motor penggerak pada pegas, memasok lampu penerangan
pada kondisi darurat, pompa BFPT (Boiler Feed Pump Turbin) memompa oli
yang digunakan untuk pelumas poros turbin, dan juga digunakan untuk
menyuplai sumber daya arus searah (DC) pada peralatan-peralatan
telekomunikasi. Peralatan ini sangat penting bagi sebuah pembangkit bilamana
sumber daya arus searah (DC) tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka
dapat membahayakan peralatan itu sendiri.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Peran baterai pada suatu pembangkit contohnya di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU Unit 6 sangatlah penting selain digunakan pada saat posisi Black
Out/ Emergency, peran baterai juga dibutuhkan pada saat kondisi normal.
Apabila baterai mengalami kerusakan yang mengakibatkan baterai tidak bisa
digunakan lagi, maka peran dari suplai baterai akan berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan peralatan-peralatan mengalami kerusakan dan gangguan pada
penyaluran tenaga listrik. Sehingga perlunya dilakukan pengujian terhadap
baterai, baterai dalam kondisi baik atau tidaknya dapat diketahui melalui
pengujian kapasitas baterai. Dimana baterai diuji dapat bertahan atau tidaknya,
ketika dilakukan discharging (pengosongan) sesuai dengan penyetingannya
yang ditinjau dari nilai tegangannya. Serta perlunya dilakukan perhitungan
kapasitas baterai, untuk mengetahui berapa lama baterai dapat menyuplai
peralatan pada kondisi emergency.
3
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang dibahas serta
tercapainya sasaran pembahasan yang tepat dan terarah, maka penulis
membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Membahas kinerja dari bagian sistem DC pada baterai pada PT.
Indonesia Power Suralaya Unit 6.
2. Perhitungan dan analisa terhadap kapasitas baterai dalam Ampere
Hour (Ah) dan standar tegangan yang diperbolehkan pada PT.
Indonesia Power Suralaya Unit 6.
3. Hanya membahas beban-beban essential atau emergency load yang
dapat disuplai oleh baterai dan total bebannya serta lama beban pada
PT. Indonesia Power Suralaya Unit 6.
1.2.3 Rumusan masalah
Dari uraian identifikasi masalah dan ruang lingkup masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan dibahas di skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kinerja sistem baterai di PT. Indonesia Power Suralaya
PGU Unit 6?
2. Bagaimana kemampuan kapasitas baterai dan standar tegangan
baterai yang digunakan di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6?
3. Beban essential atau emergency load apa saja yang membutuhkan
suplai dari baterai dan berapa besar total beban essential dalam
Ampere serta lama beban essential dapat disuplai oleh baterai di PT.
Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6?
4
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka tujuan dari
penelitian yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa kinerja sistem baterai di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU Unit 6.
2. Untuk menghitung dan menganalisa besarnya kemampuan kapasitas
baterai dan nilai tegangan yang digunakan di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU Unit 6.
3. Untuk mengetahui beban-beban essential atau emergency load baik
total bebannya dan lama beban essential dapat disuplai oleh baterai
di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini diharapkan:
1. Dapat membuka wawasan bagi pembaca untuk dapat memahami
penggunaan sistem baterai di PT. Indonesia Power Suralaya PGU
Unit 6 yang sangat penting.
2. Dapat memberikan referensi bagi pembaca untuk mengetahui betapa
pentingnya baterai dalam menyuplai beban DC baik dalam kondisi
normal maupun emergency di PT. Indonesia Power Suralaya PGU
Unit 6.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab. Dimana Bab satu
berisi hal-hal umum yang berkaitan yaitu latar belakang, identifikasi masalah,
ruang lingkup masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan. Bab dua membahas mengenai landasan teori yang
memuat pembahasan mengenai tinjauan pustaka, teori mengenai baterai,
rectifier/charger, pengujian kapasitas dan beban-beban pada suatu sistem. Bab
tiga yaitu metodelogi penelitian yang membahas mengenai analisa kebutuhan,
perancangan penelitian dan teknik analisis yang digunakan untuk melakukan
5
perhitungan. Bab empat membahas mengenai hasil dan pembahasan, dalam hal
ini akan dikemukakan bagaimana kinerja sistem baterai, data beban yang
disuplai baterai dan kapasitas baterai dalam memenuhi sistem DC, perhitungan
kapasitas baterai berdasarkan dummy load dan beban essential yang disuplai,
serta standar tegangan yang digunakan pada baterai di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU Unit 6. Bab 5 berisi simpulan dan saran yang dibuat dalam
penulisan skripsi ini.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Peran baterai sangat lah penting sebagai Emergency supply. Apabila
Baterai mengalami kerusakan yang mengakibatkan baterai tidak bisa digunakan
lagi maka peran dari supply baterai akan berkurang dan dapat menyebabkan
peralatan yang disupply baterai dapat mati beberapa saat sampai genset dapat
sinkron. Oleh sebab itu, diperlukan pengujian kapasitas baterai agar kebutuhan
peralatan dapat terpenuhi. Penelitian mengenai analisis kemampuan kapasitas
baterai pada kondisi emergency di pembangkit belum banyak diangkat.
Beberapa jurnal ilmiah ataupun penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai
kemampuan baterai dapat dijadikan dalam pengembangan pembahasan pada
skripsi ini.
(Nugroho, 2012) Pengujian kapasitas baterai dalam keadaan operasi
yang mana berdasarkan kapasitasnya maka baterai dapat dibedakan menjadi
dua yaitu baterai dengan kapasitansi berharga rendah/menengah dan
kapasitansi baterai berharga tinggi. Kemudian, setelah gangguan dapat teratasi
maka harus dilakukan pemeliharaan lanjutan. Sehingga baterai sebagai sumber
daya arus searah (DC) pada sebuah gardu induk mempunyai peran yang sangat
penting dalam kelancaran dan keberlangsungan operasi gardu induk itu sendiri
dalam melayani kebutuhan listrik bagi konsumen.
(Agned, 2016) Pengujian kapasitas baterai 110 VDC dan tegangan per
sel baterai 110 VDC menggunakan perbandingan fenomena non-hipotesis
komprasi penyelenggaraan dengan standar. Berdasarkan pengujian kapasitas
baterai 110 VDC, gardu 150 KV, bank baterai Bangkinang NiCd dapat dikatakan
andal karena bekerja diatas standar IEEE untuk pengujian setelah bank baterai
5 jam memiliki tegangan 94 V yang dapat dibaca pada alat ukur.
(Iklil, 2014) Sumber daya DC pada suatu pembangkit memiliki peranan
sangat penting dalam kelancaran operasi Pembangkit itu sendiri dalam melayani
kebutuhan listrik bagi para konsumen. Sistem DC pada Pembangkit disuplai oleh
7
rectifier dan baterai yang mana keduanya dihubungkan paralel dengan beban.
Pada penelitian tersebut melakukan evaluasi terhadap penggunaan Storage
Battery, yang mana baterai dapat digunakan berulang kali pada keadaan sumber
listrik arus bolak-balik (AC). Baterai tersebut disusun seri agar dapat mencapai
tegangan 220 VDC sesuai dengan kebutuhan beban.
2.2 Teori Pendukung
2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PLTU merupakan bentuk jenis pusat listrik tenaga termal yang telah
banyak digunakan, dimana memiliki kelebihan yaitu dapat menghasilkan energi
listrik yang berefisien tinggi dan ekonomis dalam penyalurannya. PLTU sendiri
merupakan bentuk konversi dari energi kimia berubah menjadi energi listrik.
Pertama, energi kimia pada bahan bakar dirubah menjadi energi panas
berbentuk uap bertemperatur dan bertekanan tinggi. Kedua, energi uap diubah
menjadi energi mekanik bentuk putaran. Ketiga, energi mekanik tersebut dirubah
menjadi energi listrik.
PLTU memanfaatkan fluida kerja air uap yang tersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup adalah menggunakan fluida kerja air uap yang sama secara
berulang-ulang. Adapun urutan sirkulasi cara kerja pembangkit listrik tenaga uap
secara singkat.
Gambar 2. 1 Proses Konversi Energi Pada PLTU
8
Mula-mula, air dimasukan kedalam boiler sampai permukaaanya terisi
penuh. Gas panas sendiri akan memanaskan air pada boiler dan kemudian
terciptalah uap. Selanjutnya, uap tersebut dengan temperatur dan tekanan
tertentu diarahkan untuk memutar turbin. Alhasil, terciptalah daya mekanik
berupa putaran. Kemudian, generator yang dikopel dengan turbin akan
menghasilkan perputaran medan magnet dalam kumparan dan lalu
menghasilkan energi listrik. Lalu, pada turbin akan keluar uap yang akan dialirkan
ke kondensor untuk didinginkan sehingga akan berubah kembali menjadi air
kondensat. Sehingga, air kondensat tersebut kemudian digunakan kembali untuk
mengisi air pada boiler. Demikianlah siklus tersebut berulang secara terus-
menerus.
2.2.2 Sistem DC
Definisi arus searah (DC) merupakan arus yang memiliki nilai polaritas
yang konstan terhadap waktunya, dimana apabila diuraikan yaitu ketika nilai
polaritasnya sama maka nilai arus terhadap waktunya akan berbeda. Yang mana
nilai polaritasnya dapat tetap bernilai positif ataupun tetap bernilai negatif. Sistem
DC dapat dijadikan sebagai pembantu yang paling penting untuk menyuplai arus
searah (DC) yang diperlukan untuk memasok peralatan-peralatan kontrol, relay
dan peralatan yang membutuhkan sumber arus DC, baik untuk unit pembangkit
dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat. Dalam instalasi sumber
tegangan arus searah (DC) meliputi charger, baterai dan perlengkapan lainnya
seperti : instalasi listrik, meter-meter, panel-panel kontrol dan alat-alat indikator.
Untuk kapasitas baterai sendiri biasanya disesuaikan dengan kebutuhan.
Instalasi sumber daya arus searah (DC) disuplai oleh converter (rectifier) baik
dari sumber tiga phasa dan juga satu phasa yang terhubung dengan baterai
sesuai kebutuhan tergantung nilai kapasitasnya dan tingkat kepentingannya
pada suatu pembangkit itu sendiri baik sebagai back up power ataupun start up
unit cadangan. Sumber daya arus searah (DC) pada PT. Indonesia Power
Suralaya PGU digunakan untuk mensuplai tenaga listrik ke peralatan-peralatan
yang menggunakan arus searah, seperti :
9
1) Sumber tenaga motor-motor untuk Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah
(PMS), tap changer, trafo tenaga dan sebagainya.
2) Menyuplai penggunaan pada alat-alat kontrol, tanda-tanda isyarat
(signal dan alarm).
3) Memasok tenaga untuk peralatan telekomunikasi.
4) Menyuplai instalasi penerangan darurat.
5) Menyuplai relay pada proteksi.
2.2.3 Baterai
Baterai atau accumulator merupakan suatu peralatan listrik yang dapat
menyimpan energi dan mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia
(elektrolisa) karena adanya beda potensial antara katoda dan anoda. Baterai
sendiri menggunakan proses elektrokimia reversibel, yaitu terjadi perubahan
proses kimia di dalam suatu baterai menjadi energi listrik atau yang disebut
proses pengosongan. Sebaliknya, ketika dalam suatu baterai terjadi perubahan
energi listrik menjadi energi kimia maka disebut proses pengisian yang mana
diperoleh karena adanya regenerasi pada elektroda-elektrodanya yang
digunakan dengan cara menyalurkan arus listrik di dalam sel yang memiliki arah
polaritas yang berlawanan
Jenis sel baterai ini disebut juga Storage Battery, yang merupakan baterai
yang dapat dipakai terus menerus pada saat terjadi gangguan pada sumber arus
bolak-balik (AC). Pada sel baterainya sendiri terbagi menjadi 2 kategori elektroda
yang berbeda yaitu elektroda negatif dan elektroda positif yang dimasukkan
kedalam larutan kimia. Berdasarkan pemakaian dari baterai dapat digolongkan
dalam dua jenis yaitu Stationary (tetap) dan Portable (dapat dipindah-pindah).
Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis atau kosong,
maka energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat
disimpan dalam baterai adalah arus searah. Ada 2 macam tipe baterai, yaitu :
a. Baterai Primer, yang didesain hanya untuk mengkonversi energi kimia
menjadi energi listrik untuk sekali saja.
b. Baterai Sekunder, yang didesain dapat membalikan proses konversi energi
dan dapat digunakan secara berulang untuk discharge dan charging.
10
2.2.3.1 Prinsip kerja baterai
Prinsip kerja baterai dimulai dari suplai tegangan arus bolak-balik (AC)
satu fasa ataupun tiga fasa yang diturunkan melalui trafo step-down pada
tegangan 380 V/ 220 V menjadi 110 V tegangannya yang masuk pada terminal.
Lalu sumber arus bolak-balik (AC) diubah menjadi sumber arus searah (DC)
menggunakan thyristor/ diode penyearah yang masih terdapat cacat gelombang
atau ripple pada gelombangnya. Untuk menghilangkan cacat gelombang DC
atau ripple dibutuhkan pemasangan tambahan rangkaian penyaring atau filter
sebelum terminal output.
a) Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar 2.2
dibawah ini.
Gambar 2. 2 Proses Discharge
Ketika beban dihubungkan pada sel tersebut maka elektron akan
mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, yang mana ion-ion
positif akan mengalir ke katoda dan sebaliknya ion-ion negatifnya
akan mengalir ke anoda.
b) Untuk proses charging (pengisian) sendiri berdasarkan gambar 2.3
yang mana ketika power supply dihubungkan dengan sel pada baterai,
terjadi perubahan dimana elektoda negatif menjadi katoda sedangkan
elektoda positif menjadi anoda yang proses kimia yang terjadi menjadi
seperti berikut.
11
Gambar 2. 3 Proses Charge
1. Terjadi perubahan arah aliran elektron, dimana anoda akan
berbalik mengalir melalui power suplai ke katoda.
2. Ion-ion positif akan berubah alirannya dari katoda ke anoda
3. Sedangkan Ion-ion negatif akan mengalir dari anoda ke katoda
Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari
saat pengosongan (discharging).
2.2.3.2 Bagian utama baterai
Gambar 2. 4 Bagian-Bagian Baterai
12
1. Elektroda
Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) macam elektroda, yaitu elektroda
positif (+) dan elektroda negatif (-) yang direndam dalam suatu
larutan kimia. Elektroda-elektroda positif dan negatif tersusun dari
beberapa Grid yang berupa suatu rangka besi atau fiber sebagai
tempat material aktif. Material Aktif berfungsi sebagai material yang
bereaksi secara kimia untuk menghasilkan energi listrik pada waktu
pengosongan (Discharge).
2. Elektrolit
Elektrolit adalah cairan atau larutan senyawa yang dapat
menghantarkan arus listrik, karena larutan tersebut dapat
menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Bagian yang
bermuatan positif disebut ion positif dan bagian yang bermuatan
negatif disebut ion negatif. Makin banyak ion-ion yang dihasilkan
suatu elektrolit maka makin besar daya hantar listriknya.Jenis cairan
elektrolit baterai terdiri dari 2 ( dua ) macam, yaitu:
a. Larutan Asam Belerang (H2S04), digunakan pada baterai asam.
b. Larutan Alkali (KOH), digunakan pada baterai alkali.
3. Seal Terminal
Seal dari terminal merupakan salah satu elemen yang kritis. Pada
baterai dengan elektrolit cair yang menggunakan vent harus dicegah
cairan elektrolit yang bocor, khususnya amati dengan seksama
baterai yang menggunakan elektrolit alkaline. Kemudian harus
diperhatikan juga hidrogen yang keluar dan oksigen yang masuk ke
area yang mengandung hidrogen di sekitar baterai.
4. Separator
Diperlukan pemisah antara dua reaksi electrode dan harus
diperhatikan agar tidak terjadi kontak eletronik secara seksama
karena pada saat berbeban akan menyebabkan baterai discharge.
13
5. Sel Baterai
Sel baterai dibagi dalam beberapa unit atau grup yang terdiri dari 2
sampai 10 sel per unit dan tergantung dari ukuran sel baterai
tersebut. Baterai tidak boleh ditempatkan langsung di lantai sehingga
memudahkan dalam melakukan pemeliharaan dan tidak terdapat
kotoran dan debu diantara sel baterai. Baterai juga jangan
ditempatkan pada lokasi mudah terjadi proses karat dan banyak
mengandung gas, asap, polusi serta nyala api. Sel baterai berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan elektrolit dan elektroda. Sesuai
dengan jenis bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2
(dua) macam instalasi baterai sesuai dengan penempatannya yaitu:
a. Steel Container
Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel
ditempatkan dalam rak kayu, hal ini untuk menghindari terjadi
hubung singkat antarsel baterai atau hubung tanah antara sel
baterai dengan rak baterai.
b. Plastic Container
Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik
ditempatkan dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk
menghindar terjadi hubung singkat antarsel baterai atau hubung
tanah antara sel baterai den gan rak baterai apabila terjadi
kerusakan atau kebocoran elektrolit baterai.
2.2.3.3 Jenis-jenis baterai
1. Jenis baterai menurut tipe dasar pemakaian
Pengelompokkan jenis baterai berdasarkan tipe pemakaian dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Stationary (tetap)
b. Portable (dapat dipindah/berubah)
14
2. Jenis baterai menurut bahan elektrolit
Pengelompokkan jenis baterai berdasarkan tipe bahan elektrolit dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Baterai Asam
Baterai asam bahan utama elektrolitnya adalah larutan asam
belerang (Sulphuric acid= H2SO4). Di dalam baterai asam
elektroda- elektrodanya terdiri dari plat-plat timah peroksida PbO2
(lead peroxide) sebagai anoda (kutub positif) dan timah murni Pb
(lead sponge) sebagai katoda (kutub negatif). Ciri-ciri umum
(tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut:
Tegangan nominal per sel 2 Volt.
Nilai berat jenis elektrolit sebanding dengan kapasitas baterai.
Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap berat jenis
elektrolit. Semakin tinggi suhu elektrolit, maka semakin
rendah berat jenisnya dan sebaliknya.
Nilai standar berat jenis elektrolit tergantung pada pabrik
pembuatnya.
Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan.
Tegangan pengisian per sel:
a) Floating mode: 2,10-2,20 V
b) Equalizing mode: 2,25-2,30 V
c) Boosting mode: 2,35-2,40 V
Tegangan akhir pengosongan per sel: 2,0-1,8 V
b. Baterai Alkali
Baterai Alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (potassium
hydroxide) terdiri dari Nickel-Iron Alkaline (Ni-Fe) dan Nickel
Cadium Alkaline (Ni-Cd). Umumnya yang banyak digunakan PLN
adalah baterai alkali Ni-Cd. Ciri-ciri umum (tergantung pabrik
pembuat) sebagai berikut:
Tegangan nominal per sel 1,2 V
15
Nilai berat jenis elektrolitnya tidak sebanding dengan
kapasitas baterai.
Umur baterai tergantung operasi dan pemeliharaan.
Tegangan pengisian:
a) Floating mode: 1,40-1,44 V
b) Equalizing mode: 1,50-1,60 V
c) Boosting mode: 1,65-1,70 V
Tegangan akhir pengosongan per sel 1 V
c. Baterai Kering/Lithium
Baterai Lithium adalah baterai yang digerakkan oleh ion lithium.
Anoda dan katoda baterai lithium terbuat dari karbon dan lithium
oksida. Sedangkan elektrolit terbuat dari garam lithium yang
dilarutkan dalam pelarut organic. Bahan pembuat anoda sebagian
besar merupakan graphite sedangkan katoda terbuat dari salah
satu berikut: lithium kobalt oksida (LiCoO2), lithium besi fosfat
(LiFePO4) atau lithium oksida mangan (LiMn2O4).
2.2.3.4 Rangkaian baterai
Apabila tegangan baterai per sel yang digunakan tidak memenuhi, maka
untuk memperoleh jalan keluar supaya nilai tegangan baterai tersebut dapat
teratasi atau memenuhi tegangan kerja dari peralatan maupun untuk
meningkatkan kapasitas dari baterai serta keandalan dalam pemakaiannya
dapat merangkai baterai dengan cara:
1. Hubungan Seri
Koneksi baterai dengan hubungan seri ini dimaksudkan untuk
dapat menaikkan tegangan baterai sesuai dengan tegangan kerja
yang dibutuhkan atau sesuai tegangan peralatan yang ada.
Hubungan seri ini memiliki kekurangan yaitu ketika salah satu sel
baterai mengalami gangguan atau kerusakan maka suplai baterai
akan terputus.
16
Gambar 2. 5 Rangkaian Hubungan Seri
2. Hubungan Paralel
Penggunaan rangkaian yang dihubungkan secara parallel dapat
meningkatkan keandalan sumber daya arus searah (DC) dan juga
dapat memperbesar nilai dari kapasitas baterai dalam Ampere hour
(Ah). Rangkaian yang terhubung secara parallel memiliki
keuntungan yaitu apabila salah satu sel baterai mengalami
gangguan atau kerusakan maka sel baterai yang lainnya tidak akan
mati melainkan akan tetap dapat terhubung untuk memasok sumber
tegangan arus searah (DC) ke beban. Walaupun tidak mengganggu
pasokan suplai ke beban, namun tejadi pengurangan sedikit
kapasitas dayanya dengan tegangan tetap.
Gambar 2. 6 Rangkaian Hubungan Paralel
17
3. Hubungan Kombinasi ( Seri β Paralel dan Paralel β Seri )
Pada rangkaian hubungan koneksi ini terbagi menjadi dua
macam yaitu paralel-seri dan seri-paralel. Tujuan dari hubungan ini
yaitu untuk memenuhi kebutuhan ganda baik dari sisi kebutuhan
akan tegangan dan arus yang sesuai maupun keandalan sistem
yang lebih baik. Hal ini dikarenakan hubungan seri dapat
meningkatkan tegangan sedangkan hubungan paralel akan
meningkatkan arus dan keandalan sistemnya.
2.2.4 Charger
(Andri, 2010) Charger disebut juga sebagai converter merupakan suatu
rangkaian peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik bolak
balik (AC) menjadi arus listrik searah (DC), yang berfungsi untuk menyuplai
sumber daya arus searah (DC) baik ke peralatan-peralatan yang menggunakan
sumber DC maupun untuk mengisi baterai agar kapasitasnya tetap terjaga penuh
sehingga keandalan unit pembangkit tetap terjamin. Sehingga, dalam
pemakaiannya baterai harus selalu terhubung dengan rectifier.
Penggunaan kapasitas baterai yang digunakan harus disesuaikan dengan
pemakaian kapasitas dari rectifier yang akan dipakai, setidaknya kapasitas
arusnya harus mencukupi untuk pengisian baterai sesuai jenisnya yaitu untuk
baterai alkali adalah 0,2 C (0,2 x kapasitas) sedangkan untuk baterai asam
adalah 0,1C (0,1 x kapasitas) ditambah beban statis (tetap) pada unit
pembangkit.
Penggunaan sumber tegangan bolak-balik (AC) tidak boleh padam atau
mati untuk rectifier. Untuk itu pengecekan tegangan harus dilakukan secara rutin
dan periodik baik tegangan masukannya berupa arus bolak-balik (AC) maupun
tegangan keluarannya yang berupa arus searah (DC).
2.2.4.1 Jenis charger atau rectifier
Jenis charger atau rectifier ada 2 (dua) macam sesuai sumber
tegangannya yaitu rectifier 1 fasa dan rectifier 3 fasa.
18
1. Rectifier 1 fasa
Yang dimaksud dengan rectifier 1 fasa adalah rectifier yang
rangkaian inputnya menggunakan AC suplai 1 fasa. Melalui MCB
sumber AC suplai 1 fasa 220 V masuk ke dalam sisi primer trafo utama
1 fasa kemudian dari sisi sekunder trafo tersebut keluar tegangan AC
110 V, kemudian melalui rangkaian penyearah dengan diode bridge
atau thyristor bridge. Tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan
DC 110 V. Keluaran ini masih mengandung ripple cukup tinggi
sehingga masih diperlukan rangkaian filter untuk memperkecil ripple
tegangan output.
2. Rectifier 3 (tiga) fasa
Yang dimaksud dengan rectifier 3 (tiga) fasa adalah rectifier yang
rangkaian inputnya menggunakan AC suplai 3 fasa. Melalui MCB
sumber AC suplai 3 fasa 380 V masuk ke dalam sisi primer trafo utama
3 fasa kemudian dari sisi sekunder trafo tersebut keluar tegangan AC
110 V per fasa kemudian melalui rangkaian penyearah dengan diode
bridge atau thyristor bridge, arus AC tersebut dirubah menjadi arus DC
110 V yang masih mengandung ripple lebih rendah dibanding dengan
ripple rectifier 1 fasa akan tetapi masih diperlukan juga rangkaian filter
untuk lebih memperkecil ripple tegangan input.
2.2.4.2 Prinsip kerja charger
Prinsip kerja charger yaitu dimulai dari suplai tegangan arus bolak-balik
(AC) satu fasa ataupun tiga fasa yang diturunkan melalui trafo step-down pada
tegangan 380 V/ 220 V menjadi 110 V tegangannya yang masuk pada terminal.
Lalu sumber arus bolak-balik (AC) diubah menjadi sumber arus searah (DC)
menggunakan thyristor/ diode penyearah yang masih terdapat cacat gelombang
atau ripple pada gelombangnya. Untuk menghilangkan cacat gelombang DC
atau ripple dibutuhkan pemasangan tambahan rangkaian penyaring atau filter
sebelum terminal output.
19
Gambar 2. 7 Rangkaian Rectifier
2.2.4.3 Jenis-jenis charging
Beberapa mode-mode charging (pengisian) pada baterai, diantaranya :
1. Pengisian awal (Initial Charge)
Pengisian awal dilakukan untuk pembentukan sel baterai untuk pertama
kali, metode ini hanya dilakukan pada baterai yang single sel atau baterai
stasioner dan hanya dilakukan sekali saja.
2. Pengisian kembali (Recharging)
Pengisian ini dilakukan secara otomatis pada saat sel baterai mengalami
pengosongan sehingga disebut pengisian kembali (recharging). Waktu
yang diperlukan untuk melakukan pengisian kembali dapat otomatis
disensor oleh rectifier sehingga ketika baterai sudah terisi penuh maka
akan dilanjutkan dengan pengisian kompensasi.
3. Pengisian kompensasi (Floating / Trickle Charge)
Floating charge adalah jenis pengisian untuk menjaga baterai dalam
keadaan full charge dan baterai tidak mengeluarkan atau menerima arus
listrik saat mencapai tegangan floating dan baterai tetap tersambung ke
charger dan beban. Pengisian kompendasi dimaksudkan untuk menjaga
20
kapasitas baterai selalu dalam kondisi penuh akibat adanya pengosongan
diri (self discharge) yang besarnya 1% dari kapasitas.
4. Pengisian penyesuaian (Equalizing Charge)
Equalizing charge adalah jenis pengisian baterai untuk menyamakan/
meratakan tegangan karena terjadi perbedaan tegangan tiap sel.
Pengisian penyesuaian atau equalizing dilakukan untuk memperoleh
kapasitas penuh pada setiap sel seimbang dengan kata lain memulihkan
kapasitas baterai. Pengisian ini juga dilakukan setelah baterai diberikan
penambahan aquades.
5. Pengisian perbaikan (Treatment)
Pengisian perbaikan atau treatment dilakukan untuk mengembalikan
kapasitas baterai yang berada dibawah standar menjadi kembali normal
setelah dilakukan perbaikan, apabila setelah diadakan perbaikan hasilnya
belum mencapai hasil yang diinginkan maka dapat dilakukan beberapa
kali perbaikan.
6. Pengisian khusus (Boost Charge)
Pengisian khusus atau boost charge digunakan untuk initial charge atau
pengisian kembali pada baterai setelah baterai mengalami pengosongan
yang besar atau setelah dilakukan pengujian kapasitas atau dengan kata
lain terjadi proses pengisian dengan cepat ketika terjadi pengosongan.
2.2.5 Pengujian Kapasitas
Kapasitas suatu baterai menyatakan besarnya arus listrik (Ampere)
baterai yang mengalir ke suatu beban dalam jangka waktu (jam) tertentu.
Kapasitas baterai ditentukan oleh bahan, banyaknya material aktif dan
elektronnya yang digunakan. Pada baterai asam timah, kapasitas (Ah) yang
tersedia adalah + 8 atau 10 jam. Sedangkan baterai basa (alkali nickel-cadmiun)
umumnya kapasitas baterai dinyatakan dalam C5 atau C10 (5 atau 10 jam). Untuk
meningkatkan kapasitas baterai, pada Pusat Tenaga Listrik penggunaannya
21
adalah dengan menghubungkan paralel antara 1 group baterai dengan group
lainnya.
2.2.5.1 Perhitungan kapasitas baterai
Untuk memberikan tegangan tertentu. Kapasitas baterai (Ah) dinyatakan
sebagai berikut:
C = I x t...........................................................................................(2.1)
Dimana :
C = Kapasitas baterai (Ah)
I = Besar arus yang mengalir (A)
t = Waktu (Jam)
2.2.5.2 Perhitungan tegangan pada baterai berdasarkan uji kapasitas
Untuk mengetahui seberapa besar tegangan maksimum dan minimum
pada saat uji kapasitas baterai, maka dapat digunakan rumus berikut:
Maksimum tegangan per bank:
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππ πππ’π Γ ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππβ¦β¦β¦β¦β¦.(2.2)
Dimana:
V total 1 bank = Tegangan total charging 1 bank (V)
V maksimum = Tegangan maksimum per cell (V)
Minimum tegangan per bank:
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππππ’π Γ ππππ¦ππ πππ‘ππππ 1 ππππβ¦β¦β¦.....β¦.(2.3)
Dimana:
V total 1 bank = Tegangan total discharging 1 bank (V)
V minimum = Tegangan proteksi per cell (V)
2.2.6 Beban-Beban Pada Sistem
Kapasitas dari pemakaian sendiri ditentukan dengan memperhatikan
factor diversitas, yaitu perbandingan antara jumlah kebutuhan (demand)
maksimum setiap bagian system dan kebutuhan maksimum seluruh sistem.
22
2.2.6.1 Klarifikasi beban
Berdasarkan klarifikasi beban terbagi menjadi 3 yaitu beban essential,
beban non essential dan beban kritis.
1. Beban Essential
Beban-beban ini adalah beban-beban yang tidak boleh shutdown (mati)
dalam keadaan apapun. Oleh karena itu beban-beban essential pada
umumnya selalu dihubungkan dengan peralatan Emergency Diesel
Generator (EDG) dan Uninterrupted Power Supply (UPS). Pada kondisi
darurat, beban khusus menerima suplai dari EDG dan yang harus mampu
bertahan memasok daya sampai generator utama dapat dioperasikan.
Peralatan essential yang harus disuplai sumber DC di PT. Indonesia
Power Suralaya PGU Unit 6 yaitu Emergency Motor Boiler Feed Pump
Turbin (BFPT) A, Emergency motor Boiler Feed Pump Turbin (BFPT) B,
Emergency Motor Oil Pump Turbin, dan Emergency Motor Seal Oil.
2. Beban Non Essential
Beban-beban ini adalah beban yang apabila mati (shutdown) tidak terlalu
memengaruhi kinerja dari pusat listrik.
3. Beban Kritis
Beban kritis (critical loads) merupakan beban yang pasokan dayanya
harus dijaga kontinuitasnya untuk mencegah terjadinya kondisi tidak
aman. Biasanya beban ini merupakan sistem kontrol proses produksi dan
system keselamatan (safety), Essential AC Lighting Distribution Board dan
peralatan sistem telekomunikasi. Masing-masing beban tersebut biasanya
dipasok melalui UPS AC atau baterai untuk sumber DC sebagai
penyimpan daya cadangan dan mampu bekerja pada periode kerja
tertentu. Waktu kerja dari baterai ini biasanya ditentukan pada awal
rancangan.
23
2.2.6.2 Jenis beban
Berdasarkan jenis bebannya dibagi menjadi 2 yaitu beban dinamis dan
beban statis
1. Beban Dinamis
Beban Dinamis adalah beban dengan variasi perubahan intensitas beban
terhadap waktu yang berlangsung cepat. Seperti contohnya beban motor-
motor listrik.
2. Beban statis
Beban Statis adalah beban yang memiliki perubahan intensitas beban
terhadap waktu yang berjalan lambat atau konstan. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah beban-beban yang bukan motor. Seperti contohnya
lampu penerangan, sistem kontrol dan sistem telekomunikasi.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Pada penelitian kali ini peneliti akan menggunakan metode kuantitatif yang
dikarenakan penelitian ini disajikan dalam bentuk angka-angka. Penelitian
kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut mengunakan
angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya. Sehingga, dalam penelitian ini untuk mendapat informasi
perlu dilakukan beberapa tahapan agar penelitian yang dikembangkan dapat
sesuai dengan kebutuhan yang hendak dicapai.
3.1.1 Studi Literatur
Tahapan ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal, artikel
yang berisikan tentang teori atau pembahasan yang terkait dengan penelitian,
baik itu berupa teori pendukung ataupun teori khusus, serta metode yang
digunakan untuk pengolahan data. Sehingga informasi yang didapat dari studi
kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk memperkuat argumentasi-argumentasi
yang ada setelah penentuan topik judul.
3.1.2 Studi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung di tempat
penelitian maupun pengambilan data di PT. Indonesia Power Suralaya PGU
yang terletak di Jl. Raya Merak, Suralaya, Kec. Pulomerak, Kota Cilegon, Banten.
Dengan rentang waktu penelitian dimulai dari tanggal 03 Februari 2020 hingga
30 April 2020.
3.1.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara langsung untuk
memperoleh data yang berlokasi di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6.
Dimana data diperoleh dengan cara:
25
1. Metode Pustaka
Metode yang dilakukan dengan mencari literature buku acuan dari
perpustakaan, jurnal ilmiah yang dapat diajukan buku panduan yang
relevan sebagai referensi dalam penulisan proyek akhir ini.
2. Metode Lapangan
Metode yang dilakukan dengan melihat langsung dan melihat
keadaan lokasi pengambilan data.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dengan mengumpulkan berupa bukti-bukti
dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian dan
dapat dipergunakan untuk bahan materi
4. Metode Diskusi
Metode yang dilakukan dengan cara berdiskusi atau wawancara
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang
berkaitan seperti staf pekerja di PT. Indonesia Power Suralaya PGU
Unit 6 dan Dosen Pembimbing tugas akhir dengan masalah yang
diteliti.
3.1.4 Data Penelitian
Dalam menyelesaikan ini, diperlukan data-data yang harus dikumpulkan
untuk melakukan penelitian di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6 sebagai
berikut :
1. Data total beban essential peralatan yang disuplai sumber DC oleh
baterai di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6.
2. Single Line Diagram sistem DC dari baterai di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU Unit 6.
3. Data uji kapasitas baterai/ discharge test.
3.1.5 Pengolahan Data
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan perhitungan secara manual
untuk perhitungan kapasitas baterai dan standar tegangan yang digunakan
dengan dibuktikan menggunakan grafik berdasarkan penurunan tegangan
26
baterai untuk mencapai tegangan minimum baterai dengan metode regresi linier
serta dilakukan perhitungan total beban essential dan lamanya beban essential
yang dapat disuplai baterai di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6.
3.1.6 Flowchart
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
Identifikasi Masalah: Kinerja baterai, kapasitas
baterai, standar tegangan yang digunakan dan lama baterai menyuplai beban essential
Analisa hasil perhitungan
Selesai
Tidak
Pengumpulan data: Data total beban essential yang akan
disuplai oleh baterai dan data pengujian kapasitas baterai
Perhitungan kapasitas baterai dan standar tegangan yang digunakan serta lama
baterai dapat menyuplai beban essential
Sesuai
Ya
Mulai
Analisis Kemampuan Baterai di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6
27
3.2 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
statistik deskriptif. Di mana dalam penelitian ini akan dilakukan pengkajian
terhadap data-data teknis yang terjadi pada aspek kapasitas kemampuan baterai
di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6. Dimana sesuai dengan flowchart
pada gambar 3.1, yang mana perlu pengumpulan data-data berkaitan dengan
data total beban essential yang akan disuplai oleh baterai. Berikutnya melakukan
perhitungan kapasitas baterai dan standar tegangan yang digunakan secara
manual dengan menggunakan grafik dan metode regresi linier. Data-data yang
telah didapatkan selanjutnya diolah untuk didapatkan indeks yang diinginkan.
Data yang diolah ini nantinya akan dideskripsikan pada saat proses
penganalisaan data.
Untuk dapat menentukan kualitas dan berbagai peralatan yang dapat
disuplai pada sistem baterai suatu pembangkit listrik maka dibutuhkan analisa
dan perhitungannya yang selanjutnya dibandingkan dengan standar yang
berlaku.
3.2.1 Tegangan Baterai
Untuk mengetahui seberapa besar tegangan maksimum dan minimum
pada saat uji kapasitas baterai, maka dapat digunakan rumus berikut:
Maksimum tegangan per bank:
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππ πππ’π Γ ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππβ¦β¦β¦..β¦(3.1)
Dimana:
V total 1 bank = Tegangan total charging 1 bank (V)
V maksimum = Tegangan maksimum per cell (V)
Minimum tegangan per bank:
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππππ’π Γ ππππ¦ππ πππ‘ππππ 1 ππππβ¦β¦...β¦β¦.(3.2)
Dimana:
V total 1 bank = Tegangan total discharging 1 bank (V)
V minimum = Tegangan proteksi per cell (V)
28
3.2.2 Kapasitas Baterai
Untuk memberikan tegangan tertentu. Kapasitas baterai (Ah) dinyatakan
sebagai berikut:
C = I x t........................................................................................(3.3)
Dimana :
C = Kapasitas baterai (Ah)
I = Besar arus yang mengalir (A)
t = Waktu (Jam)
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kinerja Sistem Baterai PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6
Baterai di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6 memiliki baterai bank
berjumlah 2 yaitu baterai bank A dan baterai bank B. Yang mana baterai unit
bank A tersusun atas A1 dan A2 yang berjumlah 120 baterai serta baterai unit
bank B tersusun atas B1 dan B2 yang berjumlah 120 baterai, sehingga secara
total baterai bank unit 6 berjumlah 240 sel baterai yang jumlahnya sama untuk
tiap unit pembangkitan. Masing-masing baterai unit bank A dan baterai unit bank
B akan menyuplai beban 125 VDC serta apabila dalam kondisi emergency
baterai unit bank A dan baterai unit bank B akan saling dihubungkan untuk
menyuplai beban 220 VDC. Baterai tersebut tersusun secara seri-paralel dimana
hal tersebut memiliki tujuan untuk mendapatkan keandalan pasokan arus searah
yang disuplai dari baterai ke beban sehingga apabila salah satu grup baterai
mengalami gangguan, maka grup lain akan mem-backup satu sama lain.
Larutan elektrolit yang digunakan pada baterai Unit 6 PT. Indonesia
Power Suralaya PGU yaitu Potasium Hydroxide (KOH) dan air (H2O). Yang mana
jenis baterai berdasarkan tipe pemakaiannya merupakan tipe baterai Stationary
(tetap) dan baterai sekunder sehingga dapat membalikan proses konversi energi
dan dapat digunakan secara berulang untuk discharging dan charging. Karena
elektrolitnya menggunakan Potasium Hydroxide maka jenis baterainya adalah
Gambar 4. 1 Skema Baterai Bank
A1
A2
Paralel
Seri
30
baterai alkali (basa) Nickel Cadmium. Prinsip kerja suatu baterai memiliki tiga
langkah antara lain persiapan pengisian baterai, pengisian baterai dan
pengosongan baterai. Baterai Alkali menggunakan Potasium Hydroxide (KOH)
sebagai elektrolit, selama proses pengosongan (discharging) dan pengisian
(charging) dari sel baterai alkali secara praktis tidak ada perubahan berat jenis
cairan elektrolit. Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkali adalah
bertindak sebagai konduktor untuk memindahkan ion-ion hydroxide dari satu
elektroda ke elektroda lainnya tergantung pada prosesnya, pengosongan atau
pengisian. Sedangkan selama proses pengisian dan pengosongan komposisi
kimia material aktif plat-plat baterai akan berubah. Proses reaksi kimia saat
pengosongan dan pengisian pada elektroda-elektroda sel baterai adalah sebagai
berikut.
Dimana: 2 NiOOH = Incomplate nickelic-hydroxide (Plat positif atau anoda)
Cd = Cadmium (Plat negatif atau katoda)
2 Ni(OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)
Cd(OH)2 = Cadmium hydroxide (Plat negatif)
Gambar 4. 2 Proses Pengosongan Baterai (Discharge)
Pengosongan
2 NiOOH + Cd + 2H2O 2 Ni(OH)2 + Cd(OH)2
Pengisian
31
Ketika sel dihubungkan dengan rangkaian eksternal atau beban maka
aliran elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion
negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda. Dalam sistem
baterai NiCd, yang menggunakan Nickel dan Cadmium sebagai elektroda,
elektroda Nickel akan mengalami reduksi (katoda) sedangkan elektroda
Cadmium mengalami oksidasi (anoda), selama reaksi spontan yang
menghasilkan listrik. Dan elektroda Nickel akan disebut sebagai elektroda positif,
sementara elektroda Cadmium disebut sebagai elektroda negatif. Reaksi kimia
yang berlangsung di dalam baterai NiCd melibatkan air dan zat elektrolit
Potasium Hydroxide (KOH), serta bersifat dapat balik (reversible). Oleh karena
itu, baterai dapat diisi ulang (rechargeable) dengan membalik reaksi yang semula
mengubah energi kimia menjadi energi listrik, kepada reaksi balikan yakni,
mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Pada reaksi balikan, elektroda
yang semula mengalami reduksi akan mengalami oksidasi, begitupun sebaliknya
untuk elektroda yang semua mengalami oksidasi akan mengalami reduksi.
Gambar 4. 3 Proses Pengisian Baterai (Charge)
Pada saat proses pengisian, aliran elektron dipaksa berbalik arah
sehingga elektron akan mengalir dari katoda melewati rangkaian eksternal atau
beban menuju anoda. Kemudian, ion negatif dari katoda akan mengalir ke anoda
melalui elektrolit. Sehingga, terjadi reaksi yang berbalik dari reaksi pengosongan.
Salah satu karakteristik baterai NiCd adalah zat elektrolitnya tidak berperan
32
secara langsung, tetapi berperan dalam transportasi OH-. Sementara itu, apabila
seluruh NiOOH telah diubah menjadi Ni(OH)2 dan atau seluruh Cd telah menjadi
Cd(OH)2 maka diperlukan pengisian ulang baterai agar baterai dapat
dipergunakan kembali. Hal tersebut dilakukan dengan dengan membalik reaksi
melalui pemberian arus sehingga sesuai dengan prinsip elektrolisis yang mana
mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
4.2 Analisa Berdasarkan Pengujian Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai menunjukan kemampuan baterai untuk mengeluarkan
arus (discharging) selama waktu tertentu. Untuk mengetahui apakah baterai
sudah terisi penuh dan dapat menyimpannya dengan baik maka perlu dilakukan
pengukuran kondisi baterai dengan cara menguji secara simulasi beban yang
dapat diatur sehingga arusnya pun dapat diatur pada arus yang tetap maka
tegangan baterai akan turun dari nominalnya. Sehingga, untuk mengetahui
baterai dalam kondisi baik atau tidaknya dilakukan pengujian kapasitas baterai
dengan dummy load. Dummy load sendiri berfungsi sebagai pengganti important
load pada saat uji coba untuk memeriksa dan memastikan kualitas daya yang
dihasilkan sebelum dihubungkan ke important load sebenarnya. Berikut
merupakan tabel pengujian kapasitas baterai menggunakan dummy load baik
bank A maupun bank B pada saat pemasangan awal baterai pada tahun 2018
yaitu:
Tabel 4. 1 Pengujian Kapasitas Baterai Bank A Unit 6
Kapasitas: 1420 Ah Arus Discharge: 140 A
NO SEL
Jam
ke 1
17:30
Jam
ke 2
18:30
Jam
ke 3
19:30
Jam
ke 4
20:30
Jam
ke 5
21:30
Jam
ke 6
22:30
Jam
ke 7
23:30
Jam
ke 8
00:30
Jam
ke 9
01:30
Jam
ke 10
02:30
1 2.04 2.02 2.01 2.00 1.98 1.96 1.95 1.93 1.89 1.86
2 2.04 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.95 1.92 1.89 1.85
3 2.04 2.02 2.01 2.00 1.98 1.96 1.95 1.92 1.89 1.84
4 2.04 2.02 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.93 1.90 1.85
5 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.86
6 2.04 2.03 2.03 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.86
7 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.87
8 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.86
Pengukuran Tegangan (Volt)
33
NO SEL
Jam
ke 1
17:30
Jam
ke 2
18:30
Jam
ke 3
19:30
Jam
ke 4
20:30
Jam
ke 5
21:30
Jam
ke 6
22:30
Jam
ke 7
23:30
Jam
ke 8
00:30
Jam
ke 9
01:30
Jam
ke 10
02:30
9 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.86
10 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
11 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.97 1.95 1.93 1.90 1.86
12 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.92 1.89 1.85
13 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
14 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
15 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.93 1.90 1.86
16 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.93 1.90 1.85
17 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
18 2.04 2.03 2.01 2.01 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
19 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
20 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.96 1.92 1.90 1.86
21 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.93 1.90 1.85
22 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.96 1.92 1.90 1.85
23 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
24 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
25 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
26 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.92 1.89 1.86
27 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
28 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
29 2.03 2.03 2.01 2.00 1.98 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
30 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.95 1.93 1.90 1.86
31 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
32 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.91 1.88
33 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
34 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
35 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
36 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
37 2.04 2.04 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.94 1.90 1.86
38 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
39 2.05 2.03 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.92 1.89 1.84
40 2.05 2.02 2.01 1.99 1.98 1.97 1.95 1.92 1.89 1.85
41 2.05 2.02 2.01 1.99 1.98 1.97 1.95 1.92 1.89 1.84
42 2.05 2.02 2.01 2.00 1.99 1.98 1.96 1.92 1.89 1.85
43 2.05 2.02 2.01 2.00 1.98 1.98 1.95 1.92 1.89 1.85
44 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
45 2.05 2.03 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
46 2.05 2.03 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.93 1.91 1.87
47 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
48 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.87
49 2.05 2.02 2.02 2.00 1.98 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
50 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
Pengukuran Tegangan (Volt)
34
NO SEL
Jam
ke 1
17:30
Jam
ke 2
18:30
Jam
ke 3
19:30
Jam
ke 4
20:30
Jam
ke 5
21:30
Jam
ke 6
22:30
Jam
ke 7
23:30
Jam
ke 8
00:30
Jam
ke 9
01:30
Jam
ke 10
02:30
51 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
52 2.05 2.03 2.02 2.01 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.87
53 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
54 2.05 2.02 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.94 1.91 1.88
55 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
56 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
57 2.05 2.03 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.93 1.91 1.88
58 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.86
59 2.05 2.02 2.01 2.00 1.99 1.98 1.95 1.92 1.89 1.85
60 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.85
61 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.85
62 2.04 2.02 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.85
63 2.04 2.02 2.02 2.00 1.99 1.98 1.95 1.92 1.90 1.86
64 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
65 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.86
66 2.05 2.02 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.93 1.91 1.87
67 2.05 2.02 2.01 2.00 1.99 1.98 1.95 1.93 1.90 1.86
68 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.86
69 2.05 2.02 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.92 1.89 1.85
70 2.05 2.02 2.01 2.00 1.98 1.98 1.95 1.92 1.89 1.85
71 2.05 2.02 2.02 2.00 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
72 2.04 2.02 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.93 1.90 1.87
73 2.05 2.02 2.01 2.00 1.99 1.97 1.96 1.93 1.90 1.86
74 2.04 2.02 2.01 2.00 1.99 1.98 1.95 1.92 1.90 1.85
75 2.04 2.02 2.02 2.00 1.99 1.97 1.95 1.93 1.90 1.85
76 2.05 2.02 2.01 2.00 1.99 1.97 1.96 1.92 1.90 1.86
77 2.05 2.02 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.92 1.90 1.84
78 2.04 2.02 2.01 2.00 1.99 1.97 1.95 1.92 1.89 1.85
79 2.04 2.02 2.01 2.00 1.98 1.97 1.95 1.92 1.89 1.85
80 2.05 2.02 2.01 2.00 1.98 1.96 1.95 1.92 1.89 1.85
81 2.05 2.02 2.01 2.00 1.98 1.96 1.94 1.93 1.90 1.87
82 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.87
83 2.05 2.02 2.01 1.99 1.98 1.95 1.94 1.92 1.90 1.85
84 2.04 2.03 2.01 2.00 1.98 1.96 1.94 1.92 1.89 1.86
85 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.88
86 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.87
87 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.88
88 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.87
89 2.05 2.02 2.01 1.99 1.98 1.96 1.94 1.93 1.90 1.87
90 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.87
91 2.04 2.03 2.01 1.99 1.98 1.96 1.94 1.92 1.89 1.86
92 2.05 2.03 2.01 1.99 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.87
Pengukuran Tegangan (Volt)
35
NO SEL
Jam
ke 1
17:30
Jam
ke 2
18:30
Jam
ke 3
19:30
Jam
ke 4
20:30
Jam
ke 5
21:30
Jam
ke 6
22:30
Jam
ke 7
23:30
Jam
ke 8
00:30
Jam
ke 9
01:30
Jam
ke 10
02:30
93 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.87
94 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
95 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
96 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.87
97 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.87
98 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
99 2.05 2.03 2.01 1.99 1.98 1.95 1.94 1.93 1.89 1.87
100 2.05 2.03 2.01 1.99 1.98 1.96 1.94 1.91 1.89 1.88
101 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.95 1.93 1.90 1.88
102 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.96 1.94 1.92 1.90 1.87
103 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
104 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
105 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.87
106 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
107 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.87
108 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
109 2.05 2.03 2.01 1.99 1.98 1.95 1.94 1.92 1.89 1.86
110 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.87
111 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.92 1.90 1.87
112 2.05 2.03 2.01 1.99 1.98 1.95 1.94 1.92 1.89 1.87
113 2.05 2.03 2.01 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
114 2.04 2.03 2.01 1.99 1.99 1.96 1.94 1.93 1.90 1.88
115 2.05 2.04 2.02 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.91 1.88
116 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.96 1.95 1.93 1.90 1.86
117 2.04 2.03 2.02 2.00 1.99 1.95 1.94 1.93 1.90 1.88
118 2.04 2.03 2.01 1.99 1.98 1.95 1.94 1.93 1.90 1.87
119 2.04 2.03 2.01 1.99 1.99 1.95 1.94 1.92 1.89 1.86
120 2.05 2.02 2.01 1.99 1.98 1.95 1.94 1.92 1.89 1.86
V total 244.7 242.9 241.5 239.7 237.8 235.7 233.5 230.9 227.5 223.3
Temp.
rata2
34OC 34OC 35OC 34OC 35OC 34OC 34OC 34OC 34OC 34OC
Density
rata2
1.23 1.22 1.21 1.20 1.18 1.17 1.16 1.15 1.14 1.11
Berdasarkan hasil pengujian kapasitas baterai Tabel 4.1 dengan
menggunakan dummy load pada baterai Bank A Unit 6 yang berlangsung
selama 10 jam dengan beban yang diberikan sebesar 140 Ampere, dengan
kapasitas baterai yang disetting sebesar 1420 Ampere Hour. Dimana dalam
pengujiannya total tegangan awal yang terukur untuk baterai Bank A Unit 6 yaitu
sebesar 245,2 Volt atau bernilai 2,04 Volt per sel baterainya yang telah dibebani
Pengukuran Tegangan (Volt)
36
untuk pengujian dummy load. Dapat dilihat dari data yang diperoleh untuk baterai
Bank A Unit 6 saat dilakukan pengujian dummy load selama 10 jam terjadi
penurunan tegangan secara drastis dimana pada 1 jam pertama baterai dibebani
bernilai 244,7 Volt atau bernilai 2,039 Volt per sel dan berakhir pada jam ke-10
dengan nilai tegangan total sebesar 223,3 Volt atau bernilai 1,86 Volt per sel
tegangan baterai tersebut. Dengan nilai per sel tegangan baterai akhir yang
dilakukan pengujian dummy load yang mencapai 1,86 Volt per sel baterai ini,
dapat dikatakan bahwa baterai masih dalam keadaan normal dikarenakan
tegangan minimum per sel baterai sebesar 1,8 Volt per sel baterainya.
Tabel 4. 2 Pengujian Kapasitas Baterai Bank B Unit 6
Kapasitas: 1420 Ah Arus discharge: 140 A
NO SEL
Jam
ke 1
10:40
Jam
ke 2
11:40
Jam
ke 3
12:40
Jam
ke 4
13:40
Jam
ke 5
14:40
Jam
ke 6
15:40
Jam
ke 7
16:40
Jam
ke 8
17:40
Jam
ke 9
18:40
Jam
ke 10
19:40
1 2.053 2.041 2.029 2.014 1.996 1.985 1.966 1.941 1.939 1.900
2 2.053 2.040 2.028 2.015 1.997 1.985 1.977 1.943 1.940 1.902
3 2.054 2.038 2.029 2.014 1.998 1.984 1.966 1.942 1.938 1.901
4 2.055 2.042 2.030 2.014 1.996 1.985 1.966 1.941 1.939 1.900
5 2.054 2.041 2.029 2.014 1.996 1.984 1.966 1.942 1.939 1.900
6 2.054 2.040 2.028 2.014 1.996 1.983 1.966 1.941 1.935 1.897
7 2.056 2.043 2.030 2.013 1.993 1.986 1.967 1.941 1.939 1.899
8 2.059 2.046 2.034 2.015 1.995 1.989 1.971 1.940 1.939 1.901
9 2.057 2.047 2.032 2.014 1.996 1.992 1.971 1.941 1.942 1.905
10 2.054 2.040 2.030 2.012 1.995 1.981 1.937 1.942 1.932 1.895
11 2.054 2.041 2.029 2.014 1.996 1.973 1.954 1.943 1.938 1.900
12 2.054 2.042 2.029 2.011 1.995 1.985 1.966 1.942 1.938 1.900
13 2.054 2.041 2.029 2.011 1.994 1.985 1.967 1.941 1.940 1.903
14 2.053 2.041 2.029 2.014 1.995 1.985 1.964 1.942 1.940 1.904
15 2.053 2.041 2.029 2.014 1.995 1.985 1.967 1.941 1.939 1.900
16 2.055 2.042 2.026 2.013 1.996 1.985 1.967 1.942 1.939 1.900
17 2.057 2.041 2.029 2.014 1.995 1.985 1.965 1.941 1.944 1.901
18 2.055 2.042 2.030 2.011 1.995 1.987 1.968 1.942 1.941 1.904
19 2.054 2.042 2.039 2.011 1.994 1.985 1.967 1.942 1.939 1.902
20 2.055 2.042 2.030 2.012 1.995 1.986 1.968 1.941 1.941 1.904
21 2.054 2.042 2.039 2.011 1.994 1.985 1.967 1.942 1.939 1.902
22 2.053 2.043 2.028 2.011 1.996 1.981 1.931 1.941 1.934 1.901
23 2.055 2.042 2.030 2.011 1.997 1.986 1.968 1.942 1.939 1.903
24 2.054 2.042 2.030 2.014 1.997 1.985 1.967 1.942 1.938 1.901
25 2.054 2.041 2.029 2.014 1.998 1.984 1.966 1.942 1.938 1.901
Pengukuran Tegangan (Volt)
37
NO SEL
Jam
ke 1
10:40
Jam
ke 2
11:40
Jam
ke 3
12:40
Jam
ke 4
13:40
Jam
ke 5
14:40
Jam
ke 6
15:40
Jam
ke 7
16:40
Jam
ke 8
17:40
Jam
ke 9
18:40
Jam
ke 10
19:40
26 2.052 2.041 2.028 2.014 1.995 1.984 1.966 1.940 1.938 1.902
27 2.053 2.041 2.028 2.014 1.996 1.984 1.967 1.942 1.938 1.904
28 2.056 2.043 2.032 2.013 1.996 1.987 1.969 1.941 1.942 1.906
29 2.056 2.043 2.031 2.011 1.995 1.987 1.969 1.943 1.941 1.905
30 2.055 2.044 2.030 2.014 1.996 1.986 1.967 1.942 1.939 1.903
31 2.052 2.045 2.032 2.014 1.996 1.988 1.969 1.941 1.940 1.904
32 2.057 2.043 2.033 2.011 1.997 1.998 1.969 1.943 1.943 1.909
33 2.055 2.040 2.031 2.012 1.997 1.987 1.971 1.941 1.942 1.907
34 2.052 2.042 2.028 2.014 1.996 1.984 1.969 1.942 1.937 1.901
35 2.054 2.040 2.026 2.014 1.996 1.985 1.965 1.941 1.938 1.901
36 2.053 2.042 2.029 2.011 1.998 1.984 1.941 1.942 1.936 1.892
37 2.054 2.042 2.026 2.014 1.997 1.985 1.965 1.941 1.937 1.897
38 2.055 2.041 2.029 2.012 1.998 1.983 1.966 1.942 1.934 1.892
39 2.054 2.039 2.029 2.012 1.997 1.983 1.964 1.941 1.935 1.896
40 2.054 2.040 2.029 2.011 1.996 1.983 1.964 1.940 1.935 1.899
41 2.052 2.043 2.027 2.014 1.997 1.981 1.964 1.941 1.934 1.900
42 2.055 2.043 2.030 2.014 1.996 1.983 1.961 1.940 1.937 1.900
43 2.055 2.043 2.030 2.011 1.995 1.985 1.966 1.941 1.938 1.902
44 2.055 2.042 2.030 2.011 1.996 1.984 1.967 1.942 1.939 1.895
45 2.053 2.040 2.029 2.014 1.995 1.985 1.965 1.941 1.938 1.902
46 2.052 2.041 2.026 2.014 1.996 1.984 1.967 1.942 1.936 1.900
47 2.053 2.041 2.027 2.011 1.995 1.985 1.966 1.942 1.937 1.901
48 2.053 2.041 2.027 2.016 1.996 1.985 1.967 1.942 1.938 1.901
49 2.054 2.040 2.029 2.014 1.996 1.986 1.967 1.941 1.939 1.905
50 2.052 2.041 2.028 2.014 1.996 1.985 1.968 1.942 1.939 1.905
51 2.053 2.043 2.029 2.013 1.996 1.985 1.967 1.942 1.936 1.900
52 2.055 2.045 2.030 2.014 1.996 1.985 1.966 1.941 1.937 1.900
53 2.057 2.042 2.031 2.012 1.996 1.985 1.967 1.942 1.938 1.900
54 2.054 2.043 2.033 2.014 1.997 1.986 1.967 1.941 1.939 1.907
55 2.054 2.042 2.031 2.013 1.997 1.986 1.968 1.942 1.939 1.904
56 2.054 2.042 2.030 2.014 1.997 1.987 1.968 1.941 1.941 1.907
57 2.054 2.042 2.030 2.014 1.997 1.986 1.969 1.942 1.939 1.905
58 2.055 2.042 2.030 2.014 1.996 1.986 1.968 1.941 1.939 1.906
59 2.054 2.039 2.030 2.011 1.996 1.986 1.968 1.942 1.941 1.908
60 2.052 2.041 2.027 2.014 1.997 1.983 1.969 1.941 1.936 1.902
61 2.054 2.042 2.028 2.011 1.996 1.984 1.964 1.940 1.936 1.897
62 2.054 2.044 2.029 2.014 1.997 1.984 1.966 1.942 1.936 1.899
63 2.056 2.043 2.031 2.012 1.997 1.987 1.966 1.942 1.938 1.902
64 2.055 2.043 2.031 2.014 1.996 1.986 1.968 1.941 1.938 1.903
65 2.055 2.040 2.030 2.012 1.997 1.986 1.968 1.942 1.937 1.901
66 2.052 2.041 2.027 2.014 1.996 1.983 1.967 1.941 1.935 1.901
67 2.053 2.042 2.029 2.014 1.995 1.985 1.965 1.942 1.938 1.903
Pengukuran Tegangan (Volt)
38
NO SEL
Jam
ke 1
10:40
Jam
ke 2
11:40
Jam
ke 3
12:40
Jam
ke 4
13:40
Jam
ke 5
14:40
Jam
ke 6
15:40
Jam
ke 7
16:40
Jam
ke 8
17:40
Jam
ke 9
18:40
Jam
ke 10
19:40
68 2.054 2.041 2.020 2.014 1.996 1.985 1.967 1.941 1.939 1.905
69 2.054 2.040 2.029 2.013 1.996 1.985 1.968 1.942 1.938 1.904
70 2.052 2.040 2.028 2.014 1.995 1.985 1.965 1.941 1.938 1.905
71 2.052 2.041 2.037 2.014 1.996 1.984 1.967 1.946 1.937 1.902
72 2.054 2.042 2.029 2.013 1.996 1.984 1.966 1.942 1.936 1.901
73 2.055 2.041 2.029 2.014 1.994 1.985 1.966 1.941 1.936 1.900
74 2.054 2.042 2.029 2.014 1.996 1.985 1.966 1.942 1.937 1.903
75 2.054 2.043 2.030 2.014 1.994 1.986 1.967 1.945 1.938 1.903
76 2.055 2.047 2.031 2.015 1.996 1.987 1.968 1.942 1.929 1.904
77 2.059 2.037 2.025 2.014 1.993 1.978 1.968 1.941 1.934 1.901
78 2.059 2.042 2.025 2.011 1.995 1.980 1.964 1.942 1.932 1.907
79 2.055 2.040 2.030 2.014 1.996 1.985 1.962 1.941 1.935 1.897
80 2.053 2.040 2.027 2.013 1.998 1.982 1.966 1.942 1.933 1.880
81 2.052 2.041 2.028 2.014 1.996 1.983 1.964 1.942 1.936 1.900
82 2.053 2.041 2.029 2.012 1.997 1.985 1.965 1.941 1.939 1.905
83 2.054 2.040 2.029 2.014 1.996 1.984 1.967 1.940 1.935 1.899
84 2.053 2.039 2.029 2.014 1.997 1.984 1.963 1.941 1.935 1.897
85 2.052 2.041 2.027 2.012 1.997 1.982 1.965 1.942 1.933 1.896
86 2.053 2.044 2.029 2.014 1.996 1.984 1.963 1.942 1.935 1.900
87 2.056 2.042 2.031 2.012 1.997 1.987 1.965 1.942 1.940 1.905
88 2.054 2.042 2.030 2.013 1.997 1.985 1.969 1.942 1.937 1.901
89 2.053 2.040 2.029 2.014 1.997 1.986 1.967 1.943 1.938 1.901
90 2.052 2.038 2.027 2.014 1.998 1.983 1.965 1.941 1.935 1.896
91 2.051 2.039 2.026 2.015 1.995 1.981 1.964 1.942 1.933 1.897
92 2.052 2.040 2.027 2.013 1.996 1.982 1.963 1.940 1.934 1.898
93 2.053 2.040 2.028 2.014 1.996 1.983 1.964 1.941 1.933 1.895
94 2.052 2.039 2.028 2.014 1.995 1.983 1.964 1.943 1.933 1.894
95 2.052 2.040 2.027 2.013 1.996 1.982 1.964 1.941 1.931 1.891
96 2.053 2.041 2.028 2.014 1.997 1.983 1.963 1.942 1.933 1.895
97 2.054 2.041 2.028 2.010 1.996 1.982 1.964 1.942 1.931 1.891
98 2.054 2.041 2.028 2.018 1.997 1.983 1.962 1.943 1.933 1.895
99 2.054 2.041 2.029 2.014 1.996 1.983 1.964 1.942 1.933 1.894
100 2.057 2.045 2.032 2.014 1.997 1.987 1.968 1.941 1.937 1.900
101 2.047 2.039 2.034 2.014 2.003 1.988 1.971 1.941 1.942 1.907
102 2.052 2.043 2.035 2.015 2.004 1.992 1.975 1.942 1.947 1.919
103 2.041 2.043 2.034 2.014 2.005 1.992 1.975 1.940 1.946 1.914
104 2.048 2.043 2.034 2.014 2.003 1.992 1.976 1.941 1.948 1.916
105 2.053 2.042 2.034 2.014 2.004 1.990 1.973 1.943 1.944 1.910
106 2.053 2.041 2.034 2.014 2.003 1.988 1.970 1.941 1.940 1.904
107 2.054 2.043 2.033 2.013 2.004 1.990 1.973 1.940 1.943 1.908
108 2.043 2.043 2.035 2.015 2.003 1.990 1.972 1.941 1.943 1.908
109 2.052 2.041 2.034 2.014 2.003 1.990 1.972 1.940 1.945 1.900
Pengukuran Tegangan (Volt)
39
NO SEL
Jam
ke 1
10:40
Jam
ke 2
11:40
Jam
ke 3
12:40
Jam
ke 4
13:40
Jam
ke 5
14:40
Jam
ke 6
15:40
Jam
ke 7
16:40
Jam
ke 8
17:40
Jam
ke 9
18:40
Jam
ke 10
19:40
110 2.037 2.029 2.032 2.012 2.005 1.990 1.973 1.941 1.944 1.919
111 2.038 2.037 2.034 2.014 2.003 1.987 1.969 1.940 1.938 1.902
112 2.034 2.041 2.031 2.011 2.006 1.989 1.972 1.941 1.942 1.907
113 2.034 2.042 2.031 2.011 2.003 1.986 1.972 1.943 1.941 1.905
114 2.035 2.042 2.034 2.014 2.004 1.988 1.970 1.945 1.938 1.904
115 2.028 2.041 2.034 2.014 2.003 1.989 1.972 1.941 1.943 1.904
116 2.029 2.040 2.033 2.013 1.994 1.990 1.973 1.943 1.943 1.910
117 2.036 2.039 2.034 2.014 1.993 1.990 1.973 1.943 1.944 1.910
118 2.052 2.042 2.031 2.011 1.994 1.991 1.974 1.941 1.945 1.913
119 2.051 2.040 2.031 2.011 1.993 1.990 1.973 1.943 1.944 1.912
120 2.050 2.040 2.032 2.012 1.994 1.989 1.972 1.940 1.943 1.910
V total 245.5 244.1 242.7 241 239.4 237 235.4 232.8 231.5 227.1
Temp.
rata2
34OC 34OC 34OC 34OC 34OC 34OC 34OC 34OC 34OC 34OC
Density
rata2
1.26 1.25 1.24 1.23 1.21 1.19 1.17 1.15 1.13 1.11
Untuk hasil pengujian kapasitas baterai Tabel 4.2 dengan menggunakan
dummy load pada baterai Bank B Unit 6 yang berlangsung selama 10 jam dengan
beban yang diberikan sebesar 140 Ampere, dengan kapasitas baterai yang
disetting sebesar 1420 Ampere Hour. Dimana dalam pengujiannya, total
tegangan awal yang terukur untuk baterai Bank B Unit 6 yaitu sebesar 246,2 Volt
atau bernilai 2,05 Volt per sel baterainya yang telah dibebani untuk pengujian
dummy load. Dapat dilihat dari data yang diperoleh untuk baterai Bank B Unit 6
saat dilakukan pengujian dummy load selama 10 jam terjadi penurunan tegangan
secara drastis dimana pada 1 jam pertama baterai yang bernilai 245,5 Volt atau
bernilai 2,045 Volt per sel dan pada jam ke-10 nilai tegangan totalnya hanya
sebesar 227,1 Volt atau bernilai sama dengan 1,89 Volt per sel tegangan baterai
tersebut. Dengan nilai per sel tegangan baterai akhir yang dilakukan pengujian
dummy load yang mencapai 1,89 Volt per sel baterai ini, dapat dikatakan bahwa
baterai masih dalam keadaan normal dikarenakan tegangan minimum per sel
baterai sebesar 1,8 Volt per sel baterainya. Sehingga, ketika baterai dilakukan
pengujian kapasitas selama 10 jam dan dapat bertahan dengan nilai tegangan
akhir discharge masih diatas nilai tegangan minimum baterai, maka dapat
dikatakan baterai dalam kondisi baik. Dan sebaliknya, ketika nilai tegangan akhir
Pengukuran Tegangan (Volt)
40
discharge baterai dibawah nilai tegangan minimum baterai yang diperbolehkan
maka kemampuan kapasitas baterai telah menurun atau tidak baik.
4.3 Analisa Perhitungan Kapasitas Baterai
Dalam pengujian kapasitas baterai menggunakan dummy load, kapasitas
dari baterai Bank A Unit 6 yaitu sebesar 1420 Ah namun sebenarnya untuk
baterai Bank A Unit 6 sendiri memiliki kapasitas apabila sesuai nameplate baterai
sebesar 1440 Ah sedangkan untuk baterai Bank B Unit 6 kapasitas sesuai
nameplate sebesar 1435 Ah. Untuk baterai unit di PT. Indonesia Power Suralaya
PGU sendiri kapasitas nya disetting sama yaitu sebesar 1420 Ah. Sehingga pada
baterai Bank A Unit 6 yang dilakukan dummy load selama 10 jam dengan
kapasitas 1420 Ah berdasarkan perhitungan dapat menyuplai beban selama:
Bank A Unit 6
Diketahui :
Kapasitas baterai = 1420 Ah
Beban (Arus discharge) = 140 Ampere
Penyelesaian :
π‘ =πΆ
πΌ
π‘ =1420 π΄β
140 π΄
π‘ = 10,14 βππ’ππ
Dari hasil perhitungan kapasitas baterai, baterai Bank A Unit 6 yang
memiliki kapasitas sebesar 1420 Ah dengan menyuplai beban sebesar 140
Ampere dapat menyuplai beban selama 10,14 jam. Dimana pengujian dummy
load yang dilakukan mendekati batas setting kapasitas baterainya. Perhitungan
diatas belum berdasarkan penurunan tegangan, yang mana pada saat pengujian
dummy load yang dilakukan selama 10 jam pada baterai Bank A Unit 6 tegangan
pada 10 jam pengujian jumlah tegangan akhir totalnya sebesar 223,3 Volt atau
bernilai 1,86 Volt per sel baterainya. Yang mana sebenarnya baterai masih dapat
41
digunakan untuk mencapai batas tegangan minimum baterai yaitu sebesar 1,8
Volt per selnya atau total tegangan minimumnya sebesar 216 Volt.
Tabel 4. 3 Penurunan Tegangan Kapasitas Baterai Bank A Unit 6
No. Waktu (Jam) Tegangan (Volt)
1 00.00.00 245,2
2 01.00.00 244,7
3 02.00.00 242,9
4 03.00.00 241,5
5 04.00.00 239,7
6 05.00.00 237,8
7 06.00.00 235,7
8 07.00.00 233,5
9 08.00.00 230,9
10 09.00.00 227,5
11 10.00.00 223,3
Dari tabel 4.3 dapat dibuat grafik penurunan tegangan dengan total
tegangan awal baterai sebesar 245,2 Volt dengan total tegangan akhir sebesar
223,3 Volt yang telah dilakukan pengujian dummy load selama 10 jam yaitu:
Gambar 4. 4 Grafik Penurunan Tegangan Baterai Bank A Unit 6
Berdasarkan grafik penurunan tegangan baterai Bank A Unit 6 dimana
dengan diberikan tegangan awal sebesar 245,2 Volt dan diakhiri dengan
y = -51.12x + 247.26
220.00
225.00
230.00
235.00
240.00
245.00
250.00
0 : 0 0 : 0 0 1 : 1 2 : 0 0 2 : 2 4 : 0 0 3 : 3 6 : 0 0 4 : 4 8 : 0 0 6 : 0 0 : 0 0 7 : 1 2 : 0 0 8 : 2 4 : 0 0 9 : 3 6 : 0 0 1 0 : 4 8 : 0 0
TEG
AN
GA
N (
VO
LT)
WAKTU (JAM)
GRAFIK PENURUNAN TEGANGAN BATERAI BANK A UNIT 6
42
tegangan sebesar 223,3 Volt yang telah dilakukan pengujian kapasitas baterai
selama 10 jam, untuk mendapatkan penurunan tegangan yang mencapai batas
minimum tegangan baterai dilakukan dengan metode pendekatan regresi linier.
Metode regresi linier digunakan untuk memperoleh suatu nilai yang mendekati
dari data minimum yang didapatkan. Sehingga, dari grafik penurunan tegangan
baterai Bank A Unit 6 dengan menggunakan metode regresi linier didapatkan
rumus π¦ = β51,12π₯ + 247,26. Dimana dari rumus tersebut, dapat diolah untuk
menentukan penurunan tegangan baterai hingga nilai minimum yang ingin
dicapai yaitu ketika mencapai batas nilai tegangan minimum baterai sebesar 1,8
Volt per selnya atau total tegangan minimumnya sebesar 216 Volt. Sehingga
diperoleh penurunan tegangan baterai hingga batas nilai tegangan minimum
yaitu:
Tabel 4. 4 Penurunan Tegangan Mencapai Batas Tegangan Minimum Bank A
No. Waktu (Jam) Tegangan (Volt)
1. 0:00:00 247.26
2. 1:00:00 245.13
3. 2:00:00 243.00
4. 3:00:00 240.87
5. 4:00:00 238.74
6. 5:00:00 236.61
7. 6:00:00 234.48
8. 7:00:00 232.35
9. 8:00:00 230.22
10. 9:00:00 228.09
11. 10:00:00 225.96
12. 11:00:00 223.83
13. 12:00:00 221.70
14. 13:00:00 219.57
15. 14:00:00 217.44
16. 15:00:00 215.31
Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan metode regresi linier,
penurunan tegangan suatu baterai mencapai batas tegangan minimum yaitu
dapat bertahan selama kurang lebih 15 jam untuk baterai Bank A Unit 6. Dimana
43
pada jam ke-15 total tegangan baterai yang diperoleh yaitu sebesar 215,31 Volt
mendekati batas total tegangan minimum baterai yaitu 216 Volt.
Sedangkan untuk baterai Bank B Unit 6 yang dilakukan dummy load
selama 10 jam dengan kapasitas 1420 Ah berdasarkan perhitungan dapat
menyuplai beban selama:
Bank B Unit 6
Diketahui :
Kapasitas baterai = 1420 Ah
Beban (Arus discharge) = 140 Ampere
Penyelesaian :
π‘ =πΆ
πΌ
π‘ =1420 π΄β
140 π΄
π‘ = 10,14 βππ’ππ
Dari hasil perhitungan kapasitas baterai, baterai Bank B Unit 6 yang
memiliki kapasitas sebesar 1420 Ah dengan menyuplai beban sebesar 140
Ampere dapat menyuplai beban selama 10,14 jam yang nilainya sama seperti
baterai Bank A Unit 6. Dimana pengujian dummy load yang dilakukan telah
mendekati batas setting kapasitas baterainya. Perhitungan diatas belum
berdasarkan penurunan tegangan, yang mana pada saat pengujian dummy load
yang dilakukan selama 10 jam pada baterai Bank B Unit 6 tegangan pada 10 jam
pengujian jumlah tegangan akhir totalnya sebesar 227,1 Volt atau bernilai 1,89
Volt per sel baterainya. Yang mana sebenarnya baterai masih dapat digunakan
untuk mencapai batas tegangan minimum baterai yaitu sebesar 1,8 Volt per
selnya atau total tegangan minimumnya sebesar 216 Volt. Berdasarkan data
yang diperoleh pada tabel 4.2 untuk penurunan tegangan baterai Bank B Unit 6
dalam pengujian kapasitas baterai yaitu:
44
Tabel 4. 5 Penurunan Tegangan Kapasitas Baterai Bank B Unit 6
No. Waktu (Jam) Tegangan (Volt)
1 00.00.00 246,2
2 01.00.00 245,5
3 02.00.00 244,1
4 03.00.00 242,7
5 04.00.00 241
6 05.00.00 239,4
7 06.00.00 237
8 07.00.00 235,4
9 08.00.00 232,8
10 09.00.00 231,5
11 10.00.00 227,1
Dari tabel 4.5 dapat dibuat grafik penurunan tegangan dengan total
tegangan awal baterai sebesar 246,2 Volt dengan total tegangan akhir sebesar
227,1 Volt yang telah dilakukan pengujian dummy load selama 10 jam yaitu:
Gambar 4. 5 Grafik Penurunan Tegangan Baterai Bank B Unit 6
Berdasarkan grafik penurunan tegangan baterai Bank B Unit 6 dimana
dengan diberikan tegangan awal sebesar 246,2 Volt dan diakhiri dengan
tegangan sebesar 227,1 Volt yang telah dilakukan pengujian kapasitas baterai
selama 10 jam, untuk mendapatkan penurunan tegangan yang mencapai batas
y = -44.509x + 247.7
225.00
230.00
235.00
240.00
245.00
250.00
0:00:00 1:12:00 2:24:00 3:36:00 4:48:00 6:00:00 7:12:00 8:24:00 9:36:00 10:48:00
TEG
AN
GA
N (
VO
LT)
WAKTU (JAM)
GRAFIK PENURUNAN TEGANGAN BATERAI BANK B UNIT 6
45
minimum tegangan baterai dilakukan dengan metode pendekatan regresi linier.
Metode regresi linier digunakan untuk memperoleh suatu nilai yang mendekati
dari data minimum yang didapatkan. Sehingga, dari grafik penurunan tegangan
baterai Bank B Unit 6 dengan menggunakan metode regresi linier didapatkan
rumus π¦ = β44,509π₯ + 247,7. Dimana dari rumus tersebut, dapat diolah untuk
menentukan penurunan tegangan baterai hingga nilai minimum yang ingin
dicapai yaitu ketika mencapai batas nilai tegangan minimum baterai sebesar 1,8
Volt per selnya atau total tegangan minimumnya sebesar 216 Volt. Sehingga
diperoleh penurunan tegangan baterai hingga batas nilai tegangan minimum
yaitu:
Tabel 4. 6 Penurunan Tegangan Mencapai Batas Tegangan Minimum Bank B
No. Waktu (Jam) Tegangan (Volt)
1. 0:00:00 247.70
2. 1:00:00 245.85
3. 2:00:00 243.99
4. 3:00:00 242.14
5. 4:00:00 240.28
6. 5:00:00 238.43
7. 6:00:00 236.57
8. 7:00:00 234.72
9. 8:00:00 232.86
10. 9:00:00 231.01
11. 10:00:00 229.15
12. 11:00:00 227.30
13. 12:00:00 225.45
14. 13:00:00 223.59
15. 14:00:00 221.74
16. 15:00:00 219.88
17. 16:00:00 218.03
18. 17:00:00 216.17
Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan metode regresi linier,
penurunan tegangan suatu baterai mencapai batas tegangan minimum yaitu
dapat bertahan selama kurang lebih 17 jam untuk baterai Bank B Unit 6. Dimana
46
pada jam ke-17 total tegangan baterai yang diperoleh yaitu sebesar 216,17 Volt
mendekati batas total tegangan minimum baterai yaitu 216 Volt.
Sehingga, berdasarkan penurunan tegangan baterai pada saat pengujian
dummy load yang dilakukan selama 10 jam total tegangan baterai masih dapat
dilakukan hingga mencapai tegangan minimumnya dengan menggunakan
metode regresi linier. Dimana untuk penurunan tegangan baterai Bank A Unit 6
mencapai tegangan minimumnya membutuhkan waktu selama 15 jam
sedangkan baterai Bank B Unit 6 membutuhkan waktu selama 17 jam. Hal ini
dapat dinyatakan bahwa ketika suatu baterai dilakukan pengujian kapasitas
baterai dengan dummy load selama 10 jam dan tegangan per sel nya masih
diatas standar tegangan minimumnya maka baterai tersebut dalam kondisi baik.
Apabila dilakukan perhitungan kapasitas baterai berdasarkan kapasitas
baterai yang di-setting dan juga total beban essential. Untuk menyuplai beban
essential dalam 1 unit baterai membutuhkan waktu yaitu:
Dimana diketahui :
Kapasitas baterai di-setting = 1420 Ah
Total Beban essential = 392 Ampere
Penyelesaian :
π‘ =πΆ
πΌ
π‘ =1420 π΄β
392 π΄
π‘ = 3,62 βππ’ππ
Sehingga, berdasarkan perhitungan ketika kapasitas baterai yang di-
setting sebesar 1420 Ah dengan menyuplai beban essential sebesar 392 Ampere
dalam 1 unit baterai dapat bertahan selama 3,62 jam atau 3 jam 37 menit.
Apabila dilakukan pendekatan menggunakan perbandingan berbalik nilai
baik bank A maupun bank B pada saat pengujian dummy load, dimana bank A
dan bank B ketika diberi arus 140 A dalam waktu 10 jam mengalami penurunan
tegangan kedua bank rata-rata bernilai 0,15 V. Maka, ketika arus yang diserap
sesuai beban essential sebesar 392 A mengalami penurunan tegangan 0,15 V
membutuhkan waktu 3,59 jam atau 3 jam 35 menit.
47
4.4 Analisa Standar Tegangan Pada Pengujian Kapasitas Baterai
Berdasarkan pengujian kapasitas baterai didapatkan tegangan start
discharge dan tegangan final discharge yang dapat digunakan untuk
menganalisa standar kapasitas baterainya yaitu:
Tabel 4. 7 Nilai Tegangan Pada Pengujian Kapasitas Baterai
Tegangan Maksimum/ sel 2,40 Volt
Tegangan Minimum/ sel 1,80 Volt
Bank A
Total Tegangan Awal Discharge 245,2 Volt
Total Tegangan Akhir Discharge 223,3 Volt
Bank B
Total Tegangan Awal Discharge 246,2 Volt
Total Tegangan Akhir Discharge 227,1 Volt
Sehingga untuk membuktikan pengujian kapasitas suatu baterai
berdasarkan standar tegangannya dalam kondisi baik atau tidaknya
menggunakan perhitungan tegangan maksimum baterai per bank dan tegangan
minimum baterai per bank yaitu:
Perhitungan tegangan maksimum per bank:
ππ‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππ πππ’π Γ ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππ
Dimana :
π ππππ πππ’π/π ππ = 2,40 ππππ‘
ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππ = 120 πππ‘ππππ
Penyelesaian:
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππ πππ’π Γ ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππ
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = 2,40 ππππ‘ Γ 120 πππ‘ππππ
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = 288 ππππ‘
48
Perhitungan tegangan minimum per bank:
ππ‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππππ’π Γ ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππ
Dimana :
π ππππππ’π/π ππ = 1,80 ππππ‘
ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππ = 120 πππ‘ππππ
Penyelesaian:
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = πππππππ’π Γ ππ’πππβ πππ‘ππππ 1 ππππ
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = 1,80 ππππ‘ Γ 120 πππ‘ππππ
π π‘ππ‘ππ 1 ππππ = 216 ππππ‘
Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan bahwa untuk baterai
memiliki tegangan maksimum 2,40 Volt per sel dan tegangan minimum sebesar
1,80 Volt per sel, dimana pada saat pengujian kapasitas baterai Bank A Unit 6
memiliki total tegangan awal discharge 245,2 Volt dengan total tegangan akhir
discharge 223,3 Volt. Sedangkan untuk baterai Bank B Unit 6 memiliki total
tegangan awal discharge 246,2 Volt dengan total tegangan akhir discharge 227,1
Volt. Berdasarkan perhitungan tegangan maksimum total sebesar 288 Volt
dengan tegangan minimum total 216 Volt, sehingga dari kedua bank tersebut
nilai dari tegangan maksimum masih berada dibawah standar dan berada diatas
nilai tegangan minimum 1 bank baterai yang dapat dinyatakan baterai dalam
kondisi bagus.
4.5 Peralatan/ Beban yang di Suplai Baterai
Masing-masing baterai unit bank A dan baterai unit bank B akan
menyuplai beban 125 VDC serta apabila dalam kondisi emergency baterai unit
bank A dan baterai unit bank B akan saling dihubungkan untuk menyuplai beban
220 VDC. Peralatan yang disuplai oleh baterai yaitu:
49
Tabel 4. 8 Beban 125 V DC Bank A
125 V DC DISTRIBUTION PANEL A
NAMA PERALATAN ARUS
SPARE 30 A
SPARE 15 A
GENERATOR RELAY PANEL 1 (LINE 3) 2 A
SPARE 15 A
STATION SERVICE TRANSFORMER A RELAY PANEL 2 A
STATION SERVICE TRANSFORMER B RELAY PANEL 2 A
EMERGENCY LIGHTNING PANEL 30 A
400 V TURB/BOP LVS A 12 A
3,3 KV UNIT SWITCHGEAR A 12 A
10,5 KV UNIT SWITCHGEAR A 12 A
GENERATOR RELAY PANEL 1 (LINE 1) 2 A
GENERATOR RELAY PANEL 2 (LINE 1) 2 A
400 V STATION LVS A 12 A
10,5 KV STATION SWITCHGEAR A 12 A
UNIT TRANSFORMER RELAY PANEL (LINE 1) 2 A
DC DISTRIBUTION PANEL A 24 A
SPARE 12 A
Tabel 4. 9 Beban 125 V DC Bank B
125 V DC DISTRIBUTION PANEL B
NAMA PERALATAN ARUS
EMERGENCY LIGHTNING PANEL 30 A
UNIT TRANSFORMERS RELAY PANEL (LINE 2) 2 A
SPARE 30 A
SPARE 15 A
SPARE 15 A
EMERGENCY DIESEL CONTROL PANEL 8 A
EMERGENCY LVS 12 A
STATION SERVICE TRANSFORMER A RELAY PANEL 2 A
STATION SERVICE TRANSFORMER B RELAY PANEL 2 A
400 V TURB/BOP LVS B 12 A
3,3 KV UNIT SWITCHGEAR B 12 A
10,5 KV UNIT SWITCHGEAR B 12 A
GENERATOR RELAY PANEL 1 (LINE 2) 2 A
GENERATOR RELAY PANEL 2 (LINE 2) 2 A
UNIT METERING PANEL 2 A
400 V STATION LVS A 12 A
10,5 KV STATION SWITCHGEAR B 12 A
DC DISTRIBUTION PANEL B 24 A
SPARE 12 A
Tabel 4. 10 Beban 220 V DC
220V DC DISTRIBUTION
NAMA PERALATAN ARUS
EMERGENCY MOTOR BFPT A 38 A
EMERGENCY MOTOR BFPT B 38 A
EMERGENCY MOTOR OIL PUMP TURBIN 180 A
EMERGENCY MOTOR SEAL OIL 56 A
50
Pada kondisi emergency baterai bank A dan bank B akan secara otomatis
menyuplai beban-beban essential. Dimana beban essential merupakan beban-
beban yang tidak boleh shutdown (mati) dalam keadaan apapun. Oleh karena
itu, beban-beban essential yang disuplai baterai pada kondisi emergency yaitu:
Tabel 4. 11 Beban Essential
NAMA PERALATAN ARUS
EMERGENCY MOTOR BFPT A 38 A
EMERGENCY MOTOR BFPT B 38 A
EMERGENCY MOTOR OIL PUMP TURBIN 180 A
EMERGENCY MOTOR SEAL OIL 56 A
EMERGENCY LIGHTNING PANEL A 30 A
EMERGENCY LIGHTNING PANEL B 30 A
EMERGENCY DIESEL CONTROL PANEL 8 A
EMERGENCY LVS 12 A
TOTAL ARUS 392 A
4.6 Spesifikasi Penggunaan Baterai Pada Unit 6
Tabel 4. 12 Spesifikasi Baterai Unit 6
System 125 V DC Bank A Bank B
Jenis Baterai Alkali (Basa) Nickel Cadmium
Merk BAE Hoppecke
Type 18 OGi 1440 Ah 16 OSP HC 1435 Ah
Capacity 1420 Ah 1420 Ah
V float 2,23 V/Cell 2,23 V/Cell
Tegangan Baterai 2 Volt (single cell)
C10 Proses discharge selama 10 jam
Temperature 20Β°C/ 68 F
Berat Jenis Baterai 1,24 Kg/I
Penggunaan baterai pada Unit 6 sendiri memiliki perbedaan merk di
antara kedua banknya, yang mana baterai bank A menggunakan merk BAE yang
dilakukan pemasangan pada tahun 2018 sedangkan untuk baterai bank B
menggunakan merk Hoppecke yang dilakukan pemasangan pada tahun 2016.
Walaupun memiliki merk yang berbeda antar bank-nya namun tidak berpengaruh
terhadap kinerja baterai unit yang digunakan. Karena kedua merk tersebut
51
memiliki kualitas baterai yang sama-sama bagus dengan kapasitas baterai yang
disetting sama sebesar 1420 Ah.
4.7 Penggunaan Rectifier/ Baterai Charger
Tabel 4. 13 Spesifikasi Baterai Charger
Type 400 G 125/ 600 BWru-Dt
Order
470646
Serial-no 1.140.409-1.140.416
Dimensions HΓWΓD (mm) 2200Γ1200Γ800
INPUT
Voltage 400 V + 6%, -15%, 3 phase
Frequency
50 Hz Β± 5%
Current 193 A
Ambient temperature 40 Β°C
Coolingmod
self-cooling
OUTPUT
Boost charging 144 V, 600 A
Float charging 134 V, 600 A
Battery 60 cells, nominal voltage: 120 V
Penggunaan baterai charger dalam Unit 6 sendiri menyuplai tegangan 400
V dimana dalam setiap unit di PT. Indonesia Power Suralaya PGU terdapat 2
buah tiap unitnya. Dalam menyuplai beban 125 V DC rectifier dan baterai akan
terhubung secara paralel sedangkan ketika baterai menyuplai beban essential
koneksinya akan terhubung seri antar banknya. Rectifier dapat bekerja secara
maksimal dalam mengisi baterai 220 V DC yaitu dengan menjaga suplai sumber
tegangan AC dari suplai AC 400 V dari Unit Auxiliary Transformer.
Pengoperasian rectifier ini dipasang secara parallel yaitu keluaran tegangan DC
rectifier diparalelkan dengan baterai dan beban pada terminal-terminal yang
tersedia. Saat kondisi normal, rectifier akan memberikan suplai ke baterai dan
beban.
52
Gambar 4. 6 Penggunaan rectifier
Dimana nilai tegangan keduanya berbeda, hal ini dikarenakan mode
pengisiannya dilakukan secara floating charging dan boosting charging di PT.
Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6. Pengisian dengan cara floating charging,
dimana baterai secara terus-menerus tersambung dengan rangkaian luar (AC),
alat pengisi baterai (battery charge) dan beban. Alat pengisi baterai ini
direncanakan untuk menjaga tegangan dari baterai yang tersambung ke beban
tetap konstan. Besarnya tegangan yang diberikan untuk mengatasi kerugian
dalam baterai dan menjaga baterai selalu dalam keadaan pengisian penuh (full
charge) adalah tetap. Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar
mengalir ke baterai untuk mengembalikan keadaan pengisian penuh. Oleh
karena itu tegangan dari alat pengisi baterai harus dijaga, harus mempunyai total
tegangan out-put yang cukup untuk pengisian arus tinggi sebesar 134 V.
Tegangan keluaran pada rectifier diperoleh dengan melakukan
setting/pengaturan tegangan pada rectifier yang disesuaikan dengan metode
pengisian floating untuk baterai yaitu 2,23 Volt/sel. Pengisian floating merupakan
pengisian kompensasi yang dimaksudkan untuk menjaga kapasitas baterai agar
selalu dalam kondisi penuh akibat adanya pengosongan diri (self discharge) yang
besarnya 1% dari kapasitas.
Pengisian dengan cara boost yaitu untuk pengisian baterai memerlukan
tambahan pengisian dalam periode yang singkat misalnya pada jam-jam
53
istirahat. Pengisian cara ini cukup untuk pelayanan satu hari. Cara ini juga
digunakan pada baterai mobil yang tersambung dengan dinamo pengisi baterai
sehingga selalu pengisian penuh. Arus yang diberikan ke baterai tidak boleh
melebihi harga ampere jamnya. Untuk menjaga pengisian yang berlebihan dan
arus yang terlalu besar, biasanya alat pengisi ini dilengkapi dengan automatic
out - off, yang dapat menghentikan pengisian pada waktu baterai mencapai suhu
tinggi. Tegangan yang diberikan oleh rectifier pada pengisian boost atau
pengisian khusus untuk memulihkan baterai secara cepat setelah adanya
pengosongan yang banyak, misalnya pada sistem operasi charge discharge
sehingga tegangan yang digunakan sebesar 2,35 Volt/sel. Sehingga apabila
baterai dalam kondisi tidak penuh maka rectifier akan secara otomatis (setting
pada rectifier) akan memberikan tegangan sesuai dengan tegangan boost-nya.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada penelitian
mengenai analisis kemampuan baterai untuk memenuhi kebutuhan peralatan
pada kondisi emergency di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Unit 6 adalah
sebagai berikut:
1. Dalam kinerjanya, baterai di PLTU Suralaya terbagi menjadi 2 bank yaitu
bank A dan B yang secara optimal akan menyuplai beban 125 V DC pada
kondisi normal dan menyuplai beban 220 V DC pada kondisi emergency.
2. Pada saat dilakukan pengujian kapasitas baterai dengan dummy load
pada baterai Bank A dan Bank B Unit 6 yang berlangsung selama 10 jam,
nilai tegangan per sel nya masih diatas standar tegangan minimumnya
maka baterai dapat dikatakan dalam kondisi baik. Sesuai dengan standar
yang digunakan bahwa untuk baterai memiliki tegangan maksimum 2,40
Volt per sel dan tegangan minimum sebesar 1,80 Volt per sel.
3. Beban essential yang disuplai sumber DC oleh baterai yaitu emergency
motor Boiler Feed Pump Turbin (BFPT) A dan B, emergency lightning
panel A dan B, emergency diesel control panel, emergency LVS,
emergency motor oil pump turbin, dan emergency motor seal oil dengan
total beban sebesar 392 A. Berdasarkan pengujian kapasitas baterai
dengan dummy load baterai antar banknya selalu dilakukan pengujian
dengan diberikan tegangan 220 Volt DC dengan konfigurasi koneksinya
dihubungan secara seri, sehingga untuk menyuplai beban essential dalam
1 unit baterai membutuhkan waktu selama 3,62 jam atau 3 jam 37 menit.
55
5.2 Saran
Setelah dilakukan pengamatan dan pengambilan data di PT. Indonesia
Power Suralaya PGU, maka penulis memberikan beberapa saran yang mungkin
dapat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini, antara lain:
1. Perlunya dilakukan pengadaan material seperti baterai cadangan agar
apabila terjadi gangguan pada baterai tidak membutuhkan waktu yang
lama dalam pergantiannya.
2. Meningkatkan pemeliharaan dalam keadaan operasi saat kegiatan
mingguan agar dapat menjaga kinerja sistem baterai dalam menyuplai
peralatan.
3. Meningkatkan kestabilan pengisian rectifier ke baterai dengan suplai
tegangan AC yang stabil dari pembangkit
56
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Kadir. (Ed). (2010). Pembangkit Tenaga Listrik (Edisi Revisi), Jakarta:
Universitas Indonesia.
Agned, R. (2016). Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 KV
Bangkinang. Riau University.
Andri, H. (2010). Rancang Bangun System Battery Charging Automatic. Skripsi
Jurusan Teknik Elektro. Depok. Universitas Indonesia.
Marsudi, Djiteng. (Ed). (2011). Pembangkitan Energi Listrik (Edisi Kedua),
Jakarta:Lemeda-Ade.
Direksi PT.PLN (Persero). (2014). Buku Pedoman Pemeliharaan System Suplai
AC/DC. Jakarta: Penulis.
Haryono, Ariefta. (2016). DC System. PJB-PJBS. Penulis.
Nugroho, I. (2012). Baterai Sebagai Suplai Tegangan DC Pada Gardu Induk 150
KV Kalisari. Jurnal, Universitas Diponegoro.
PT. PLN (Persero) PUSDIKLAT. (2010). Buku Petunjuk Batasan Operasi dan
Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik: Pemeliharaan Baterai
& Essential. Jakarta: Author.
PT. PLN (Persero) PUSDIKLAT (2010). Pengoperasian PLTU. Jakarta: Author.
Ricky Agned, Nurhalim. (2016). Studi Kapasitas Baterai 110 VDC Pada Gardu
Induk 150 KV Bangkiang. Jurnal, Universitas Riau.
Samhan, M.S. (2018). Teknologi Baterai. Jakarta:Annalyce.
57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 201611260
Nama : Irnando Febrian
Tempat / Tanggal Lahir : Tegal / 27 Februari 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Alamat : Jalan Serayu RT. 005 RW. 001 No. 07
Kelurahan Mejasem Barat Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal
Nomor Telepon : 087825484427
Email : [email protected]
JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN LULUS
SD SDN MANGKUKUSUMAN 02 2010
SMP SMPN 2 KOTA TEGAL 2013
SMA SMAN 1 KOTA TEGAL IPA 2016
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 25 Juli 2020
Mahasiswa Ybs.
Irnando Febrian
58
Lampiran 1. Single Line Diagram Station Switchgear Unit 6
59
Lampiran 2. Three Line Diagram 125 V & 250 V DC System
60
Lampiran 3. Nameplate Baterai Unit 6
Baterai Bank A Merk BAE
Baterai Bank B Merk Hoppecke
61
Lampiran 4. Nameplate Baterai Charger Unit 6
62
Lampiran 5. Nameplate Beban- Beban 220 VDC
Emergency Motor Boiler Feed Pump Turbin (BFPT) A
Emergency Motor Boiler Feed Pump Turbin (BFPT) B
63
Emergency Motor Oil Pump Turbin
Emergency Motor Seal Oil
64
Lampiran 6. Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Utama
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Irnando Febrian
NIM : 201611260
Program Studi : Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana
Pembimbing Utama (Materi) : Ir. Ishvandono Yunaini Adnyana, M.M.
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Baterai Untuk
Memenuhi Kebutuhan Peralatan Pada
Kondisi Emergency di PT Indonesia Power
Suralaya PGU Unit 6
Tanggal Materi Bimbingan Paraf
Pembimbing
26-12-2019 Konsultasi Judul Skripsi
26-12-2019 Konsultasi Proposal Skripsi
09-01-2020 Revisi Proposal Skripsi
16-01-2020 Pengesahan Proposal Skripsi
05-02-2020 Konsultasi Materi Presentasi Proposal
Skripsi
12-02-2020 Konsultasi Kesesuaian Data Skripsi
05-03-2020 Konsultasi Latar Belakang dan
Rumusan Masalah
65
06-03-2020 Konsultasi Landasan Teori
07-03-2020 Konsultasi Kesesuaian Kelengkapan
Data Skripsi
29-04-2020 Konsultasi Metodologi Penelitian
14-05-2020 Konsultasi Pengolahan Data Skripsi
22-05-2020 Konsultasi Perhitungan Data Skripsi
17-06-2020 Revisi Perhitungan Data Skripsi
19-06-2020 Konsultasi Materi Pendukung Data
Skripsi
20-06-2020 Konsultasi Hasil
21-06-2020 Revisi Hasil
06-07-2020 Konsultasi Pembahasan
20-07-2020 Revisi Pembahasan
22-07-2020 Konsultasi Akhir Skripsi
23-07-2020 Pengesahan Skripsi
66
Lampiran 7. Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Kedua
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Irnando Febrian
NIM : 201611260
Program Studi : Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana
Pembimbing Kedua : Tri Wahyu Oktaviana Putri, S.T., M.T.
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Baterai Untuk
Memenuhi Kebutuhan Peralatan Pada
Kondisi Emergency di PT. Indonesia Power
Suralaya PGU Unit 6
Tanggal Materi Bimbingan Paraf
Pembimbing
04-05-2020 Konsultasi Penulisan Judul Skripsi
18-05-2020 Revisi Tata Letak Judul Skripsi
20-05-2020 Konsultasi Penulisan Latar Belakang
05-06-2020 Konsultasi Mengenai Teori Pendukung
11-06-2020 Konsultasi Penulisan Teknik Analisis
14-06-2020 Revisi Diagram Alir
28-06-2020 Konsultasi Penulisan Pembahasan
16-07-2020 Revisi Penulisan Pembahasan
67
22-07-2020 Konsultasi Penulisan Kutipan
Menggunakan Aplikasi Mendeley
23-07-2020 Konsultasi Penulisan Abstrak
24-07-2020 Konsultasi Penulisan Lampiran
25-07-2020 Pengesahan Skripsi